HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN, MANAJEMEN ADMINISTRASI AKADEMIK DENGAN MUTU LULUSAN AKADEMI KEBIDANAN BUSTANUL ULUM LANGSA TAHUN 2004-2005
TESIS OLEH
SOFJAN, A.R 037 012 022/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN, MANAJEMEN ADMINISTRASI AKADEMIK DENGAN MUTU LULUSAN AKADEMI KEBIDANAN BUSTANUL ULUM LANGSA TAHUN 2004-2005
TESIS Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
SOFJAN, A.R 037012022
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Judul Tesis
: HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN, MANAJEMEN ADMINISTRASI AKADEMIK DENGAN MUTU LULUSAN AKADEMI KEBIDANAN BUSTANUL ULUM LANGSA TAHUN 2004-2005.
Nama Mahsiswa
: SOFJAN, A.R
Nomor Induk Mahasiswa : 037 012 022 Program Magister
: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi
: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
Prof.Dr. Jurmaini Mainuddin, M.A Ketua
Drs. Marwan Harahap, M.Eng Anggota
dr. Dayeng S, Sp.OG Anggota
Ketua Program Magister
Direktur SPs USU
DR. Drs. Surya Utama, M.S
Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc
Tanggal Lulus:
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Telah di uji
:
Pada Tanggal :
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Anggota
: Prof. Dr. Jurmaini Mainuddin, M.A : Drs. Marwan Harahap, M.Eng dr. Dayeng S, Sp.OG Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt Prof. dr. Delfi Lutan, Sp,.OG.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
PERNYATAAN
HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN, MANAJEMEN ADMINISTRASI AKADEMIK DENGAN MUTU LULUSAN AKADEMI KEBIDANAN BUSTANUL ULUM LANGSA TAHUN 2004-2005
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Medan,
Agustus 2007
S O F J A N, A.R
037 012 022
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN, MANAJEMEN ADMINISTRASI AKADEMIK DENGAN MUTU LULUSAN AKADEMI KEBIDANAN BUSTANUL ULUM LANGSA TAHUN 2004-2005 SOFJAN, A.R ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan proses pembelajaran, manajemen administrasi akademik dan hubungan bersama-sama antara proses pembelajaran dan manajemen akademik dengan mutu lulusan di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa. Jenis penelitian studi korelasional (corelational researh) dengan rancangan penelitian studi sekat silang (cross sectional). Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa tahun ajaran 2004-2005, yang duduk di tingkat III dan masih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar yang berada pada semester V yang berjumlah 50 mahasiswi. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder, dengan Instrumen penelitian wawancara, kuesioner dan analisis dokumen. Analisa data dengan univariat, bivariat dengan menggunakan korelasi pearson product momen dengan tingkat kemaknaan 95% dan analisis Multivariat dengan menggunakan analisis regresi Linier. Dari hasil Penelitian disimpulkan bahwa, ada hubungan yang signifikan antara proses pembelajaran dengan mutu lulusan (r = 0,726 dan P < 0,05), Ada hubungan yang signifikan antara manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan (r = 0,473 dan P < 0,05) dan Ada hubungan bersama-sama yang signifikan, baik antara proses pembelajaran maupun manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa (F = 34,540 dan P = 0,000). Disarankan agar dapat meningkatkan komitmen, kompetensi pengajar atau murid, mengembangkan kemampuan manajemen administrasi akademik, kepercayaan diri, kreatifitas, kebebasan berfikir terhadap pengajar dan peserta didik dan dapat meningkatkan peran serta masyarakat atau alumni, baik moral maupun finansial dalam upaya peningkatan mutu lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa. Kata Kunci
: Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik dengan Mutu Lulusan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
RELATION OF STUDY PROCESS, MANAGEMENT ADMINISTRATION OF ACADEMIC WITH QUALITY GRADUATE IN MIDWIFERY ACADEMY OF BUSTANUL ULUM LANGSA 2004-2005 SOFJAN, A.R ABSTRACT This research aim to to know relation process study, administration management of academic relation and together between study process and management of academic with quality of graduate in Midwifery Academy of Bustanul Ulum Langsa. Type research of correlation study (correlation research) with device research of crossed partition study (cross sectional). Sample and population in this research is Midwifery Academy student of Bustanul Ulum Langsa school year 2004-2005, what sit in level of III and still active in following learning process taught residing at V semester amounting to 50 students. Data obtained from primary and secondary data, with Instrument research of interview, document analysis and questioner. Data analysis with univariat, bivariate by using pearson correlation of product moment with 95% meaning level and Multivariat analysis by using Linear regression analysis. The result show that study process variable and administration management of academic variable have an effect by together onto improvement of student grad quality, where most influencing variable is study process variable equal to 59,5 % (R 2 = 0,595), and rest influenced by other factor. Thereby can be concluded that, There is relation which isn't it between study process with grad quality (r = 0,726 and P < 0,05), there is relation which isn't it administration management of academic with grad quality (r = 0,473 and P < 0,05) and there is significant of together relation, which isn't it for study process and administration management of academic with grad quality in Midwifery Academy of Bustanul Ulum Langsa (F = 34,540 and P = 0,000). Is suggested that can improve commitment, instructor interest or pupil, developing ability of administration management of academic, self confidence, creativity, freedom of thinking to educative participant and instructor that can improve role and also collegiate or society, good of moral or financial in the effort improvement of grad quality of Midwifery Academy of Bustanul Ulum Langsa. Keyword
: Study Process, Administration Academic of Management with Quality Graduate.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesisi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada orang-orang yang selama ini telah banyak berjasa dan senantiasa setia tak henti-hentinya memberikan dorongan, bantuan, dukungan dan bimbingan diantaranya kepada : 1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc., selaku Direktur SPs USU 2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S., selaku Ketua Program Magister AKK SPs USU 3. Bunda Prof. Dr. Jurmaini Mainuddin, M.A., selaku ketua pembimbing. 4. Bapak Drs. Marwan Harahap, M.Eng., sebagai anggota pembimbing 5. Bapak dr. Dayeng S, Sp.OG., sebagai anggota pembimbing 6. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., sebagai anggota pembanding. 7. Bapak Prof. dr. Delfi Lutan, Sp.OG., sebagai anggota pembanding. 8. Ketua Yayasan Dayah Bustanul Ulum Langsa, yang telah memberikan kesempatan kepapa penulis berupa berbagai kemudahan, baik dari aspek pendanaan maupun lokasi penelitian. 9. Almarhum Ayahanda A.R Syami dan Ibunda Hj. Fatimah Sulaiman serta adik-adik yang telah banyak memberikan inspirasi dan doa kepada penulis.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
10. Istimewa dan sangat spesial kepada istriku Hj. Sjukriah Mard dan anakanakku Nora Esa, Vazlon Muda, Soraya Masyithah, Maulana Akbar dan Iqbal Mukmin yang telah dengan sabar dan penuh perhatian terus menggugahku untuk sesegera mungkin menyelesaikan tesis ini. 11. Alma Ata Gank sebagai kelompok belajar yang terus membantu aktifitas penulisan tesis ini. 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah menerima amal baiknya. Penulis menyadari, bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun bahasanya, oleh karena itu dengan senang hati penulis menerima kritikan dan saran dari semua pihak. Akhirnya, semoga tesis ini dapat dijadikan rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan inspirasi dalam pemecahan masalah praktis di berbagai organisasi terutama institusi pendidikan.
Medan,
Agustus 2007 Penulis
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Tempat / Tanggal Lahir Agama Jenis Kelamin Status Alamat Telepon / Hp
: : : : : : :
Sofjan AR. Simpang Ulim, 5 Juli 1944 Islam Laki-laki Kawin Jl. TM.Bachrum No.5 Kel.GP Jawa Kec.Langsa Kota 064121214, 0811670445
RIWAYAT PENDIDIKAN : 1. SR Simpang Ulim : Tamat Tahun 1958 2. SMP Bandung : Tamat Tahun 1970 3. SPR Bandung : Tamat Tahun 1972 4. SMA Medan : Tamat Tahun 1975 5. Akademi Anestesi Jakarta : Tamat Tahun 1981 6. S1 MIPA UNSAM Langsa : Tamat Tahun 1995 RIWAYAT PEKERJAAN
:
1. Tahun 1967 – 1978 2. Tahun 1978 – 1981 3. Tahun 1981 – 1985 4. Tahun 1985 – 2000 5. Tahun 2000 – sekarang
: : : : :
Kepala Puskesmas Kuta Binjai Aceh Timur Tugas Belajar di Akademi Anestesi Jakarta Kepala Kamar Operasi dan ICU RSUD Langsa Kepala Keperawatan RSUD Langsa Direktur Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa
RIWAYAT ORGANISASI : 1. Tahun 1972 – 2000 2. Tahun 2000 – 2003 3. Tahun 1995 – sekarang 4. Tahun 1997 – sekarang 5. Tahun 1999 – sekarang 6. Tahun 2001 – sekarang 7. Tahun 2001 – sekarang
: : : : : : :
Anggota Golkar Kabupaten Aceh Timur Anggota Partai Golkar Kota Langsa Pengurus ICMI Orsat Kabupaten Aceh Timur Sekretaris WJI Kabupaten Aceh Timur Ketua DPD MKGR Kabupaten Aceh Timur Pengurus IPHI Kabupaten Aceh Timur Waket DPD II Partai Golkar Pemko Langsa.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN................................................................................................... PENETAPAN PANITIA PENGUJI................................................................... PERNYATAAN.................................................................................................... ABSTRAK .......................................................................................................... KATA PENGANTAR......................................................................................... RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ DAFTAR ISI ....................................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................................. DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... BAB I
BAB II
i ii iii iv vi viii ix xi xii xiii
: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1.2. Identifikasi Masalah ................................................................ 1.3. Perumusan Masalah ............................................................... 1.4. Tujuan Penelitian ................................................................... 1.4.1. Tujuan Umum ............................................................ 1.4.2. Tujuan Khusus .......................................................... 1.5. Manfaat Penelitian ................................................................. 1.6. Landasan Teori........................................................................ 1.7. Hipotesis Penelitian ................................................................
1 5 6 6 6 7 7 8 10
: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................... 2.2. Proses dan komponen Pembelajaran ..................................... 2.2.1. Tujuan Pembelajaran ............................................... 2.2.2. Kegiatan belajar mengajar ....................................... 2.2.3. Metode Pembelajaran .............................................. 2.2.4. Alat Bantu Belajar Mengajar ................................... 2.2.5. Evaluasi Pembelajaran …………………………. ... 2.3. Manajemen Administrasi akademik ……………………...... 2.3.1. Perencanaan Akademik …………………………….. 2.3.2. Pengorganisasian Akademik ……………………… .. 2.3.3. Pelaksanaan Akademik …………………………… .. 2.3.4. Pengawasan akademik ……………………………. .. 2.3.5. Pelaporan Akademik ……………………………….. 2.4. Mutu Lulusan (prestasi belajar) Mahasiswa ........................ 2.4.1. Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa ………………....
11 13 14 15 17 19 20 22 24 24 24 25 26 26 27
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
2.4.2. Pelaksanaan Tugas ………………………………... .. 2.4.3. Karakteristik Profesi Bidan …………………………. BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian …………………………………………...... 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 3.3. Rancangan Penelitian ............................................................ 3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 3.5. Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................... 3.7. Sumber dan Metode Pengumpulan Data ............................... 3.8. Instrumen Penelitian …………………………………….. ... 3.9. Tehnik Analisa Data .............................................................. 3.10.Jadwal Penelitian ................................................................... BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN 4.1. Hasil Penelitian ………………………………………….. ... 4.1.1. Gambaran Umum Akbid Bustanul Ulum Langsa ……… .. 4.1.2. Analisis Univariat ……………………………………….. 4.1.3. Analisis Bivariat …………………………………………. 4.1.4. Analisis Multivariat………………………………….. ….. 4.2. Pembahasan………………………………………………..... 4.2.1. Hubungan Proses Pembelajaran dengan Mutu Lulusan ..... 4.2.2. Hubungan Manajemen Administrasi Akademik dengan Mutu Lulusan ……………………………………………. 4.2.3. Hubungan Bersama-sama, proses pembelajaran dan manajemen Administrasi Akademik dengan Mutu Lulusan ............................................................................................. BAB V : PENUTUP 5.1. Kesimpulan ………………………………………………… 5.2. Saran-saran ……………………………………………….... DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... .. LAMPIRAN …………………………………………………………………….
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
27 28 34 34 34 34 35 36 44 45 45 46 47 47 50 58 59 60 60 62
63 65 65 67 70
DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Daftar Nama Dosen DPK, Dosen Tetap Yayasan, Dosen Tidak Tetap Yayasan dan Dosen Kontrak Akademi Kebidanan Yayasan Dayah Bustanul Ulum Tahun Ajaran 2005 – 2006 .......................... Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Proses Pembelajaran Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2005 ................................................
Tabel 4.3.
50
Distribusi Frekuensi Manajemen administrasi Akademik Akbid Bustanul Ulum Langsa Tahun 2005 .................................................
Tabel 4.4.
48
54
Distribusi Frekuensi Mutu Lulusan Akbid Bustanul Ulum Langsa Tahun 2005 ......................................................................................
Tabel 4.5. Uji
Korelasi
Antara
Proses
Pembelajaran,
56
Manajemen
Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan .............................
58
Tabel 4.6. Statistik Regresi Linier Berganda ....................................................
59
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 3.5 Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik denngan Mutu Lulusan ......
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
35
DAFTAR LAMPIRAN Hal 1. Frequency Table/ Regression .........................................................................
70
2. Kuesioner Penilaian Mahasiswa Terhadap Proses Pembelajaran Dosen Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005. .................
73
3. Kuesioner Penilaian Peneliti Terhadap Manajemen Administrasi Akademik Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005 ...............................
76
4. Kuesioner Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005 ...........................................................................................
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
78
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kehidupan umat manusia dalam milenium baru tentang pendidikan tinggi mempunya dimensi, tidak hanya domestik tetapi global, dalam bentuk persaingan, mutu dan jaringan kerjasama (Tilaar, 2004). Abad XXI yang di tandai dengan kemajuan tekhnologi, telekomunikasi, tranportasi dan berbagai karakteristik, tentunya membawa perubahan termasuk lembaga pendidikan bidang kesehatan. The World Summit pada tanggal 8 – 12 Agustus 1993 yang dikutip oleh Yordan (2001) telah menetapkan kriteria tenaga kesehatan (dokter, perawat dan bidan) yang ideal menuntut lembaga pendidikan yang berkualitas, yaitu pendidikan yang memberikan ketrampilan yang berkelanjutan, efisien dan praktis serta mampu memecahkan persoalan yang ada di masyarakat. Di Indonesia lembaga pendidikan kesehatan masih dihadapkan pada sejumlah masalah yang secara umum menyangkut masalah pemerataan, kualitas, relevansi, efisiensi dan efektivitas (Depkes RI, 2003), termasuk pendidikan dosen. Pada
hakikatnya
lembaga
pendidikan
merupakan
suatu
wadah
yang
bertanggungjawab untuk mendidik dan mempersiapkan sumber daya manusia, termasuk pendidikan bidang kesehatan khususnya tenaga bidan, guna mendukung terlaksananya visi pembangunan kesehatan Nasional menuju Indonesia Sehat 2010. Institusi pendidikan yang berkualitas akan bertahan keberlangsungannya bila berorientasi pada mutu, karena akan menghasilkan tenaga kesehatan sesuai
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
kebutuhan masyarakat dan profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hasil survey The Political and Economic Risk Cosultancy (PERC) pada tahun 2001 dalam (Djumiati, 2004), menyatakan bahwa kualitas pendidikan Indonesia menempati peringkat ke dua belas dari dua belas negara Asean dengan nilai 6,56, hal ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia sangat rendah, sehingga menjadi permasalahan nasional. Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang mempunyai tujuan, kegiatan belajar mengajar, mempunyai metode, memiliki alat bantu belajar dan melakukan evaluasi belajar, di mana materinya relevan dengan kebutuhan masyarakat yang berorientasi pada hasil (output) dengan melakukan supervisi, monitoring yang terus menerus, sehingga berdampak terhadap peningkatan
mutu
pembelajaran
secara
berkelanjutan
(continue
quality
improvement) (Widawati, 2002). Untuk mendukung kegiatan pembelajaran diperlukan sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan standar yang dibutuhkan, penyusunan rencana program pengajaran, dan melakukan evaluasi belajar, tentunya dengan pengelolaan yang professional, karena proses atau kegiatan pembelajaran sangat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa/kemampuan lulusan. Kegiatan pembelajaran hendaknya dapat memberikan pengalaman belajar menumbuhkan rasa percaya diri, rasa harga diri dan rasa kemandirian dalam melaksanakan tugas. Hal
ini dapat terwujud apabila kegiatan-kegiatan
pembelajaran menerapkan empat pilar cara belajar, yaitu (1) Learning to know (belajar untuk mengetahui) (2). Learning to do (belajar untuk berbuat) (3).
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Learning to Live (belajar untuk hidup) (4). Learning to be (belajar untuk diri sendiri), sehingga bila diterapkan secara bersama–sama oleh mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa kebidanan mampu berkembang secara integral, diperolehnya “Behaviour objective” atau perilaku nyata yang diharapkan dalam pendidikan kebidanan (Widyawati, 2002). Pada era globalisasi saat ini, sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk dapat memenangkan persaingan, institusi pendidikan dituntut untuk melakukan peningkatan mutu berdasarkan pertimbangan potensi, kendala, peluang, ancaman, efektivitas dan efesien dalam bertindak, yang salah satu upaya menciptakannya melalui pengelolaan administrasi akademik yang berkualitas, yang dimulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan kegiatan evaluasi. Sebuah institusi pendidikan akan bertahan bila mempunyai keunggulan kompetitif yaitu memenuhi visi, misi, tujuan, cara kerja yang efisien, tenaga pendidik yang profesional dan mempunyai integritas tinggi, sehingga dihasilkan produk jasa yang berkualitas, akuntabel, transparan, memiliki kemampuan dan ketrampilan sesuai bidangnya masing–masing, yang dapat di ukur dari hasil ujian, pelaksanaan tugas sesuai dengan karakteristik pendidikan bidan. Demikian juga dalam penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan pendidikan bidan
yang bermutu, merupakan bagian integral pembangunan
kesehatan yang diharapkan dapat berperan sebagai pemikir, perencana, pelaksana serta penggerak menyangkut tugas dalam kehidupan sehari–hari.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Beberapa upaya pendidikan yang lebih bermutu harus memperhatikan komponen–komponen berikut ini: 1). Kurikulum yang berbasis kompetensi (competency based approach), 2). Dukungan terhadap pengembangan staf akademik dan 3). Kegiatan pembelajaran yang baik, sehingga prestasi belajar atau mutu lulusan akan lebih baik (Depkes RI, 2003). Hasil sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) TAP MPR No.IV/MPR/2002 tanggal 07 – 18 Agustus 2002 tentang Arah Kebijakan Pendidikan, diputuskan antara lain di bidang pendidikan butir 6; “Meningkatkan Kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta dengan memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efIsien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”. Hasil surveI awal yang dilakukan, menunjukkan bahwa tidak semua dosen pada akademi kebidanan Bustanul Ulum Langsa dalam proses pembelajaran membuat tujuan instruksional khusus menyangkut kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor mahasiswa, rencana program pembelajaran yang belum baik, menilai perubahan tingkah laku, jarang menggunakan sarana penunjang dan evaluasi yang memadai. Begitu juga dengan sistem adminsitrasi di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum belum mempunyai manajemen administrasi akademik yang memadai, hal ini ditandai dengan tidak adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan, sehingga berdampak terhadap proses belajar mengajar.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Dari catatan administrasi akademik di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa (2004) dari jumlah mahasiwa selama kurun waktu 2001-2004 jumlah yang lulus sebanyak 161 orang (100%), di antaranya 86 mahasiswa (54%) lulus dengan predikat sangat memuaskan, sedangkan lulusan dengan predikat memuaskan sebanyak 40 mahasiwa (25%), 35 mahasiswa lulus dengan kategori cukup (21,%). Data di atas menunjukkan secara umum mutu lulusan mahasiswa Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa masih rendah, di mana tingkat kelulusan mahasiswa selama kurun waktu 2001-2004 yang lulus dengan predikat sangat memuaskan hanya 54%, dari 60%-80% target yang direncanakan. Oleh karena permasalahan sebagaimana tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti, tentang hubungan proses pembelajaran dan manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan mahasiswa, sehingga akan memunculkan
beberapa
kebijakan
dari
fenomena
proses
pembelajaran,
manajemen administrasi akademik, yang akhirnya dapat meningkat mutu lulusan mahasiswa yang belajar atau kuliah pada Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa. 1.2. Identifikasi Permasalahan Setelah dilakukan identifikasi, terdapat beberapa permasalahan yaitu: 1.2.1. Apakah terdapat atau adanya dugaan hubungan proses pembelajaran dengan mutu lulusan di Akademi Kibidanan Bustanul Ulum Langsa. 1.2.2. Apakah terdapat atau adanya dugaan hubungan manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan di Akademi Kibidanan Bustanul Ulum Langsa.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
1.2.3. Apakah terdapat atau adanya dugaan hubungan bersama-sama, baik proses pembelajaran maupun manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan di Akademi Kibidanan Bustanul Ulum Langsa. 1.3. Perumusan Masalah Proses pembelajaran belum berjalan sebagaimana mestinya, belum terdapat pengelolaan yang baik menyangkut administrasi akademik, dan masih banyak mahasiswa dengan peringkat kelulusan nilai cukup, hanya sedikit yang mendapatkan peringkat sangat memuaskan dan tidak ada yang mendapatkan peringkat terpuji. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan antara lain: 1.3.1. Apakah ada hubungan bermakna antara proses pembelajaran dengan mutu lulusan di Akademi Kibidanan Bustanul Ulum Langsa. 1.3.2. Apakah ada hubungan bermakna antara manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan di Akademi Kibidanan Bustanul Ulum Langsa. 1.3.3. Apakah
ada
hubungan
bermakna
secara
bersama-sama,
proses
pembelajaran dan manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan di Akademi Kibidanan Bustanul Ulum Langsa. 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan proses pembelajaran dan manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan Akademi Kibidanan Bustanul Ulum Langsa.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
1.4.2. Tujuan Khusus (1) Untuk mengetahui hubungan proses pembelajaran dengan mutu lulusan di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa. (2) Untuk mengetahui hubungan manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan mahasiswa Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa. (3) Untuk mengetahui hubungan bersama-sama antara proses pembelajaran dan manajemen akademik dengan mutu lulusan di Akademi Kibidanan Bustanul Ulum Langsa. 1.5. Manfaat Penelitian (1) Bagi direktur Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa diperolehnya informasi tentang proses pembelajaran dan prestasi belajar mahasiswa, sebagai masukan untuk rencana perbaikan. (2) Bagi dosen, staf dan tenaga akademik, sebagai bahan masukan dalam perencanaan, pengembangan SDM, peningkatan Sistem Mutu Kendali kegiatan pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan tenaga kesehatan. (3) Bagi penelitian selanjutnya dalam hal ini riset pengembangan tenaga kesehatan institusi Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa sebagai bahan masukan untuk penelitian, faktor-faktor lain, misalnya tingkat kemampuan dosen, partisipasi stakeholder, orang tua, motivasi mahasiswa dalam memilih pendidikan di Bustanul Ulum Langsa dan hubungannya dengan prestasi belajar mahasiswa.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
1.6. Landasan Teori Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dari batasan ini tersirat unsur–unsur pendidikan, yakni: a). Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat), dan pendidik (pelaku pendidikan), b). Proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain), c). Out put (perilaku yang diharapkan). Prinsip utama dalam proses pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok, keluarga dan masyarakat, apabila proses pendidikan dilihat sebagai sistem, proses belajar dalam kegiatannya menyangkut aspek masukan, proses dan hasil (Suhila, dkk, 2002). Sedangkan kegiatan pembelajaran menurut Gagne dan Briggs (1978), dalam (Suhila, 2002) adalah cara yang dipakai pengajar, ahli kurikulum, perancang bahan dan lain-lain yang bertujuan untuk mengembangkan rencana yang terorganisasi guna keperluan belajar. Hakekat pembelajaran adalah merencanakan dan mengelola komponen pembelajaran secara sistematis dalam merancang, mengembangkan, mengimplementasikan pengajaran dan melakukan penilaian. Menurut Natoatmodjo (2003), dalam kegiatan belajar ada tiga persoalan pokok, yaitu masukan (input), proses dan keluaran. Persoalan masukan menyangkut subjek atau sasaran belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya, persoalan proses adalah mekanisme atau proses terjadinya
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
perubahan kemampuan pada diri subjek belajar melalui kemampuan menyerap pengetahuan dan aplikasi sehingga terjadi perubahan perilaku serta terjadi hubungan timbal balik berbagai faktor antara lain subjek belajar, pengajar atau fasilitator belajar, metode yang digunakan, alat bantu belajar dan materi atau bahan yang dipelajari, sedangkan keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri yang terdiri dari kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar (perubahan perilaku). Franco (1987) dalam (Widyawati, 2002), ada empat kata kunci yang terkait dengan pendidikan dan pelatihan: belajar, perilaku, orang dan pekerjaan. Keempat kata tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait, tidak dapat dipisahkan dan harus dapat dipahami oleh para pengelola lembaga pendidikan atau pelatihan. Untuk menghasilkan tenaga bidan yang berkualitas, haruslah memiliki kemampuan komprehensif dan profesional hanya dapat dilakukan melalui institusi pendidikan yang berkualitas pula. Pendidikan bidan saat ini sudah termasuk pendidikan tinggi, dalam rangka peningkatan mutu institusi pendidikan yang dapat menghasilkan bidan yang bermutu diperlukan tenaga dosen yang berkualitas, sarana dan prasarana yang memadai, kurikulum, tempat praktek, mempunyai tujuan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, memahami konsep dan pelaksanaan metode, alat bantu pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran. Selanjutnya mahasiswa harus memiliki kesehatan yang prima dan mempunyai kepribadian yang baik dan semuanya ini di dukung dengan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
manajemen administrasi akademik, administrasi umum dan administrasi mahasiswa. 1.7. Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diuraikan sebelumnya dan berdasarkan teori, maka hipotesisi dirumuskan sebagai berikut: 1.7.1. Ada hubungan proses pembelajaran dengan mutu lulusan di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa. 1.7.2. Ada hubungan manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa. 1.7.3. Ada hubungan bersama-sama, baik proses pembelajaran maupun manajemen akademik dengan mutu lulusan di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu Hasil pengamatan Djumiati (1999), pada karya ilmiah peningkatan kinerja dosen dalam proses belajar mengajar di Akademi Kebidanan Depkes.Medan dinyatakan bahwa, kemampuan dosen kurang terutama dalam membuat rencana pembelajaran, menyusun instrumen evaluasi dan keterampilan pembelajaran klinik. Berdasarkan hasil penelitian Nazaruddin (2002), yang menyatakan bahwa Pendidikan Profesional Keperawatan berbasis kompetisi dipengaruhi oleh efektivitas manajemen, kurangnya sikap profesional, gaya mengajar dosen yang kurang variatif dan inovatif. Penelitian lain yang di lakukan oleh Mardapi (1984) dalam (Djumiati, 1999), menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara pengetahuan awal mahasiswa melalui tes masuk dengan prestasi belajar mahasiswa FPTK IKIP Yogyakarta (1981-1982). Di samping itu, penelitian yang dilakukan oleh Harinti (1992), terhadap mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah IKIP se-Daerah Istimewa Yogyakarta menyimpulkan bahwa ada hubungan antara prestasi Akademik dengan latar belakang sosial. Hasil penelitian Yordan (2001),
yang menyatakan bahwa dalam
menciptakan sumber daya manusia kesehatan (dokter, tenaga medis) yang berkualitas dibutuhkan metode pendidikan yang non konvensional, dengan metode SPESIES, yaitu Student Centre Learning, Problem Based Learning Integrated Teaching, Community Based Education dan Elective, Systematic.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Metode Student Centre Learning, pendekatan yang digunakan adalah melalui belajar mandiri yang mengacu kepada kurikulum, misalnya dengan diskusi atau membuat pola–pola belajar sendiri. 2). Problem Based Learning, yaitu belajar membuat permasalahan dan pemecahannya yang berkaitan dengan kesehatan dan pengobatan serta kesehatan masyarakat lainnya, 3). Integrated Learning, yaitu pola belajar yang memadukan kurikulum dengan problem solving, baik bersifat horizontal maupun vertikal, artinya ada keterkaitan antara dosen, pelajar dan masyarakat, 4). Community Based Education, adalah pendidikan berbasis masyarakat, di mana anak didik melakukan kajian–kajian tentang masalah kesehatan masyrakat atau penyakit – penyakit yang terjadi di masyarakat, dengan tetap mengacu pada kurikulum, 5), Elective, yaitu pendekatan di mana anak didik memilih sub–sub topik yang ditetapkan, artinya memilih objek-objek kajian pendidikan yang sesuai dengan disiplin ilmunya, misalnya mengkaji tentang kebidanan, penyakit dalam, diluar program rutinitas akademi atau universitas dan 6) systematic, artinya mata ajaran dan kajian–kajian pengetahuan yang telah ditetapkan, dilakukan secara sistematis dan mengarah pada kurikulum yang ditetapkan, serta pengaturan waktu yang sistematis diluar waktu rutinitas kuliah atau pengajaran.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
2.2. Proses dan Komponen Pembelajaran Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan dengan dosen pemegang peranan utama yang harus dilaksanakan sesuai tuntutan kurikulum. Menurut Djamrah (1995) dalam (Depkes RI, 2002) bahwa kegiatan pembelajaran adalah sebagai kegiatan antara pendidik dan anak didik dalam mewujudkan kegiatan transfer ilmu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Roestiyah (1998) mengemukakan pembelajaran adalah suatu bimbingan kepada anak dalam kegiatan pembelajaran. Ini berarti yang aktif adalah yang mengalami kegiatan belajar, sedangkan dosen membimbing dengan memperhitungkan kepribadian mahasiswa. Menurut Gagne dan Briggs (1978), dalam ( Suhila, 2002) kegiatan pembelajaran adalah cara yang dipakai pengajar, ahli kurikulum, perancang bahan dan lain-lain yang bertujuan untuk mengembangkan rencana yang terorganisasi guna keperluan belajar. Suryosubroto (2005), menyatakan bahwa kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar meliputi: penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program berdasarkan satuan waktu, pengisian daftar kemajuan murid, penyelenggaraan hasil belajar, laporan hasil evaluasi dan kegiatan bimbingan penyuluhan. James
Finn
(1997)
dalam
(Yordan,
2001)
memberikan
rumusan
pembelajaran dengan titik tolak yang berbeda, yaitu sebagai kombinasi yang unik dan pengaturan unsur-unsur dalam proses instruksional yang dirancang untuk suatu tujuan yang disepakati bersama, guna memecahkan masalah-masalah belajar. Unsur proses instruksional ini adalah: (a) teknik presentasi massa, (b)
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
pengajaran individual yang otomatis, (c) interaksi manusiawi, (d) studi individual, (e) kegiatan kreatif. Hakekat pembelajaran adalah perencana dan pengelolaan komponen pembelajaran secara sistematis di dalam merancang, mengembangkan menilai dan mengimplimentasikan
pengajaran.
Dengan
demikian
penjelasan
di
atas
menunjukkan bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong,
membimbing
seseorang
untuk
mendapatkan,
mengubah
dan
membangkitkan kemampuan, sikap dan ketrampilan. 2.2.1. Tujuan Pembelajaran Belajar merupakan proses yang terjadi dalam diri manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses ini manusia menggunakan pikirannya, perasaannya, kemampuannya dan budi nuraninya untuk tujuan mengubah perilaku dari kegiatan belajar. Hasil belajar dapat diukur sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Untuk itu dosen harus mampu merumuskan tujuan instruksional yang dikelommpokkan dalam 3 (tiga) kategori yakni: domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor (Natoatmodjo, 2003). Menurut Bloom (1956), dalam (Natoatmodjo, 2003) mengemukakan bahwa domain kognitif terdiri dari: ingatan/recall , pemahaman, penerapan analisis, sintesis, dan evaluasi. Menurut Krathwohl (1964), domain afektif terdiri dari penerimaan, pemberian respons, penilaian, pengorganisasian, karakteristik. Sunaryo (1984) mengatakan bahwa pada domain psikomotor meliputi, menirukan, manipulasi, menseksamakan, mengartikulasikan dan menaturalisasi.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
2.2.2. Kegiatan Belajar Mengajar Belajar adalah usaha untuk menguasai sesuatu yang berguna untuk hidup. Pendidikan kesehatan adalah proses yang dinamis dan interaktif yang melibatkan partispasi dari pendidik dengan subjek belajar. Ganda (2004) menyatakan bawa kelengkapan belajar terdiri dari sarana, ruang belajar dan literatur. Dalam menyenggarakan sebuah proses pembelajaran secara umum mencakup beberapa hal yaitu (1) penyusunan rencana program pembelajaran, (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran, (3) evaluasi pembelajaran melalui hasil belajar. 1) Penyusunan Rencana Program Pembelajaran. Dalam penyusunan rencana pembelajaran, disusun berdasarkan tujuan pengadaan sebuah lembaga pendidikan kesehatan, dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : Memahami garis – garis besar program pembelajaran (GBPP), Analisa Materi Pembelajaran (AMP) dan Membuat Program Tahunan Program Semester, Silabus dan Satuan Pembelajaran; serta Membuat rencana pembelajaran. 2) Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang termasuk didalamnya yaitu 1) Mengelola kelas dengan mendayagunakan segala fasilitas yang ada, 2) menciptakan suasana belajar yang kondusif baik sebagai kelompok belajar maupun individual yang memungkinkan subjek belajar dapat mengembangkan potensinya (Anwar, 2003). Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan subjek belajar yang diinginkan, selain itu dalam pengelolaan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
kelas juga dapat diartikan sebagai kegiatan menciptakan, memelihara, memperbaiki dan mengembalikan kondisi belajar yang memungkinkan kegiatan pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien (Abdurrahman, 2000). Sedangkan dalam pelaksanaan proses belajar, diawali oleh pembukaan pelajaran yang komponen kegiatannya antara lain: menarik perhatian, membuat kaitan dengan materi yang disajikan, menimbulkan motivasi dan memberi acuan melalui berbagai usaha seperti mengemukakan tujuan, dan masalah pokok yang dibahas. Kegiatan selanjutnya adalah menjelaskan,
yang mencakup: a)
merencanakan, menganalisa secara sistematis bahan ajar yang disampaikan, b) menyajikan dengan jelas dan menggunakan ilustrasi yang secara induktif dan deduktif dan memberi tekanan pada hal yang kritikal atau mendasari serta adanya umpan balik (Depkes RI, 2002). Dalam proses kegiatan belajar berlangsung, sebaiknya dilakukan diskusi, tanya jawab atau metode pembelajaran lain, dimana pada tahap akhir pembelajaran diberikan gambaran umum terhadap materi yang dibahas sebagai pembulatan. 3) Tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah evaluasi. Evaluasi pada dasarnya adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan (Moekidjat, 2000). Dalam proses pendidikan, evaluasi yang dimaksud adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu yang berhubungan dengan dunia pendidikan, dalam konteks ini diartikan sebagai out put (hasil belajar). Kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan adalah, kegiatan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
pembelajaran, tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan serta hasil yang telah diperoleh oleh subjek belajar, yaitu adanya perubahan perilaku baru. 2.2.3. Metode Pembelajaran Didalam proses belajar mengajar, seorang dosen sebaiknya memiliki strategi, agar smahasiswa dapat belajar secara efektif , efisien dan mengena sesuai dengan tujuan, untuk itu diperlukan penguasaan teknik penyajian metode mengajar (Roestiyah, 2001). Ada empat strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran yaitu: mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian mahasiswa sebagaimana yang diharapkan, memiliki sistem pendekatan kegiatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik kegiatan pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif, menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh dosen dalam melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran. Kualitas kegiatan pembelajaran adalah kondisi yang dengan sengaja diciptakan untuk mencapai cara yang terbaik dan efisien dalam menstransfer ilmu dari seorang dosen kepada mahasiswa (Pasurowati, 2000). Menurut UNESCO (1994) dalam (Widyawati, 2002) mengemukakan bahwa abad ke-21 memperkenalkan empat pilar belajar: learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar melakukan), learning to live together (belajar hidup dalam kebersamaan), learning to be (belajar menjadi diri sendiri). Learning to know adalah kegiatan pembelajaran yang memungkinkan para mahasiswa menguasai teknik memperoleh pengetahuan dan penerapan pilar learning to know
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
pada tingkat pendidikan tinggi adalah penerapan paradigma penelitian ilmiah. Problem solving dalam pelaksanaan pilar kedua learning to do sasarannya adalah kemampuan untuk mendukung dan memasuki ekonomi industri masyarakat, yang menuntut tidak hanya kemampuan penguasaan keterampilan motorik, tapi juga kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan. Pekerjaan seperti: controlling, monitoring,
maintaining,
designing,
organizing.
Kegiatan
pembelajaran
melakukan sesuatu yang konkrit, tidak terbatas kepada pengasahan keterampilan motorik melainkan meliputi kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain, mengelola dan mengatasi masalah menjadi penting . Pada tingkat pendidikan tinggi learning to do mengundang makna atau implikasi tentang perlunya pendidikan profesional secara konsekuentif bermuara pada paradigma pemecahan
masalah
yang
memungkinkan
mahasiswa
berkesempatan
mengintegrasikan pemahaman konsep, penguasaan keterampilan teknik dan intelektual, untuk memecahkan masalah dan dapat berlanjut kepada inovasi dan improvisasi (Widyawati, dkk, 2002). Dengan demikian learning to live togheter sangat bermanfaat bagi bidan, karena dengan itu bidan, bisa bersosialisasi dan dapat membaur dengan masyarakat serta bekerjasama, sehingga berusaha untuk mencapai tujuan kelompok, mengunakan ketrampilam interpersonal dengan efektif dan berusaha untuk memelihara kekompakan bidan. Pilar ketiga, yaitu Learning to live together adalah membekali mahasiswa tidak hanya untuk menguasai IPTEK dan kemampuan motorik serta memecah masalah tetapi juga membekali kemampuan untuk hidup bersama dengan orang
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
lain yang berbeda dengan penuh toleransi, pengertian dan tanpa prasangka dan dalam keragaman terdapat persamaan, hal ini didapatkan dalam suasana belajar secara “inherently” mengandung nilai-nilai toleransi, saling ketergantungan, bekerjasama dan tenggang rasa untuk mencapai tujuan bersama. Pilar keempat learning to be merupakan muara akhir dari tiga pilar belajar berhasil, learning to know, learning to do, laerning to live together akan menimbulkan adanya rasa percaya diri pada mahasiswa akhirnya menjadi manusia yang berkepribadian mantap dan mandiri, manusia yang memiliki kemampuan emosional. Inilah makna dari belajar melakukan. Pendidikan yang berlangsung selama ini pada umumnya tidak mampu membantu mahasiswa mencapai tingkatan kepribadian yang mantap dan mandiri karena kegiatan pembelajaran pada saat ini jarang tercapai pada tingkat internalisasi. (Widyawati, dkk, 2002). 2.2.4. Alat Bantu Bejalar Mengajar Depkes RI (2001) bahwa dalam peningkatan kualitas institusi pendidikan, keberadaan alat bantu belajar mengajar merupakan salah satu komponen yang penting bagi intitusi pendidikan kesehatan. Alat Bantu Belajar Mengajar (ABBM) di Akademi Kebidanan yang dimaksud adalah agar proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efesien. ABBM adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar dapat berlangsung dengan teratur, tertib, efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat dipakai. Alat bantu pandang dengar (AVA) adalah suatu alat untuk menyalurkan pesan atau materi pelajaran dari pengajar/dosen ke peserta didik sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
minat dan perhatian peserta didik seperti yang diharapkan, agar proses belajar mengajar dapat terlaksana lebih efektif. Beberapa media pandang dengar (AVA) yang umum adalah OHP (Over Head Projector), Slide Projector, Radio, Tape Recorder dan VCD, TV dll. Alat peraga adalah alat bantu yang diperagakan dalam pembelajaran yang berfungsi untuk memperjelas dan memvisualkan konsep, ide atau pengertian, sehingga lebih konkrit. Alat peraga, meliputi gambar peraga, model dan benda sesungguhnya. Peralatan laboratorium adalah alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang berfungsi sebagai sarana untuk berlatih guna mencapai ketrampilan tertentu, sedangkan bahan habis pakai adalah bahan-bahan yang digunakan dalam praktik. 2.2.5. Evaluasi Pembelajaran Pengertian evaluasi menurut Perkumpulan Ahli Kesehatan Masyarakat Amerika (Mantra, 1997) mendefinisikan secara konseptual dan operasional sebagai berikut : “Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya”. Proses ini paling sedikit mencakup langkah-langkah: 1) memformulasikan tujuan, 2) mengidentifikasikan kriteria yang tepat yang akan dapat dipakai mengukur sukses. 3) menentukan dan menjelaskan besarnya sukses. 4) merekomendasikan untuk kegiatan program selanjutnya. Tujuan
evaluasi
adalah
untuk
memperbaiki
program-program
kesehatan dan infrastruktur pelaksanaannya serta mengarahkan alokasi sumbersumbernya untuk program-program yang sedang berjalan dan akan datang. Dengan demikian evaluasi merupakan proses yang berlanjut dengan tujuan agar
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
kegiatan-kegiatan kesehatan menjadi lebih relevan, lebih efisien dan lebih efektif. Penerapannya menghendaki pikiran yang terbuka dan mampu memberi kritik yang membangun menuju kepada pemikiran pendapat yang sehat (WHO, 1990). Dalam evaluasi ada beberapa istilah (terminologi) yang sering dipergunakan, antara lain : a. Evaluasi pada tahap awal program (formatif evaluation) Evaluasi yang dilakukan pada tahap pengembangan program. Jadi sebelum program dimulai. Evaluasi formatif ini menghasilkan informasi yang akan dipergunakan untuk mengembangkan program, agar program dapat lebih sesuai dengan situasi kondisi sasaran. Tujuan utamanya adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam arti dapat menyelesaikan masalah tersebut. b. Evaluasi proses (process evaluation) Suatu proses yang memberikan gambaran tentang apa yang sedang berlangsung dalam suatu program dan memastikan ada dan terjangkaunya elemenelemen fisik dan struktural daripada program. Evaluasi proses ini menilai apakah elemen-elemen spesifik seperti fasilitas, staf, tempat atau pelayanan sedang dikembangkan atau diberikan sesuai rencana. Evaluasi proses mencakup pencatatan dan penggambaran kegiatan-kegiatan program tertentu yaitu tentang apa, seberapa banyak, untuk siapa, kapan dan oleh siapa. Evaluasi proses juga mencakup monitoring frekuensi partisipasi target, sasaran dan dipergunakan untuk memastikan frekuensi luasnya implementasi program atau elemen program tertentu.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
c. Evaluasi pada akhir program (summative evaluation) Evaluasi
yang memberikan pernyataan efektif suatu program selama
kurun waktu tertentu. Ini memungkinkan pengambilan keputusan merencanakan dan mengalokasikan resources. d. Evaluasi dampak program Suatu evaluasi yang menilai keseluruhan efektivitas program dalam menghasilkan perubahan, sikap dan perilaku pada target sasaran. Evaluasi yang mengukur efektivitas relatif dari berbagai tipe program dalam mencapai tujuan.
2.3.Manajemen Administrasi Akademik Administrasi berlangsung
dalam
pendidikan proses
adalah
suatu
perencanaan,
keseluruhan
aktivitas
pengorganisasian,
yang
pengarahan,
pengawasan yang dilakukan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Menurut Edgar (1982) yang dikutip oleh Fachruddin (2003) menyatakan bahwa Adminsitrasi pendidikan tidak hanya mencakup masalah pendidikan dalam upaya perubahan menjadi anggota masyarakat, penyerapan nilai-nilai dan latihan-latihan bagi pengembangan kemampuan anak didik tetapi juga mencakup para pengelola (tenaga, pengajar, guru dan pegawai serta masyarakat sekolah) dalam masalah wewenang, membentuk kredibilitas yang baik dalam mengambil keputusan membangun proses yang tepat dalam pelayanan pendidikan. Kegiatan administrasi pendidikan terutama bertujuan untuk tercapainya efisiensi dan efektivitas proses pencapaian tujuan pendidikan. Adapun tujuan administrasi pendidikan adalah sebagai berikut: Mempermudah perumusan tujuan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
dan menetapkan dasar – dasar kebijakan yang telah digariskan pada rencana pendidikan, mendorong dan mendukung serta memfasilitasi pengembangan program secara efektif dan efisien, meningkatkan kemampuan personal serta segenap potensi yang dimiliki untuk mempermudah dan mempercepat serta memaksimalisasikan pencapaian tujuan, mengawasi segenap kegiatan dan mengarahkannya pada pencapaian tujuan yang tepat dan konkrit, mengkoordinasi semua data dan keterangan serta volume pekerjaan sehingga dapat menjadi bahan pengkajian dan evaluasi pengembangan dan menyusun dan menetapkan serta mengusahakan dan terjaminnya kelangsungan penyelenggaraan program dan pencapaian tujuan dengan baik. Penataan Administrasi Pendidikan adalah salah satu fungsi pokok adminsitrasi
pendidikan.
Fungsi
ini
adalah
seluruh
upaya
menyusun,
mengembangkan, membina suatu kualitas atau kondisi yang kondusif sehingga semua menjadi lancar, sempurna dan indah. Berdasarkan pendapat para ahli ada beberapa fungsi administrasi yang bersifat manajerial (penataan), antara lain menurut George Terry dan Henry Fayol dalam (Notoadmojdo) yaitu: 2.3.1. Perencanaan (Planning) dalam pembelajaran dan manajemen akademik. Perencanaan berfungsi sebagai penentu awal dari apa saja yang akan dilakukan. Selain itu perencanaan untuk mengelola usaha, menyediakan segala sesuatu yang berguna untuk jalannya suatu kegiatan dalam waktu tertentu, menggariskan kegiatan –kegiatan dan langkah–langkah berikutnya untuk mencapai tujuan dengan penggunaan konsep–konsep yang matang dan metode serta tenaga yang terampil (Hawari, 1975).
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Dalam administrasi pendidikan, untuk merealisasikan tujuan pendidikan hendaklah perencanaan tentang pengorganisasian materi pelajaran, dan proses belajar mengajar, pembaharuan dan pengembangan metode, pembiayaan pendidikan dan kegiatan–kegiatan lainnya yang mendukung pelaksanaan pengajaran termasuk penyediaan sarana dan fasilitas yang diperlukan. 2.3.2. Pengorganisasian (Organizing) dalam pembelajaran dan manajemen akademik Pengorganisasian adalah kegiatan membangun struktur, penempatan tenaga kerja (pendidik), pemberian tugas, menetapkan hak dan kewajiban agar terdapat kesesuaian tindakan dalam usaha kerja sama itu disamping menentukan metode kerja, menyusun alat–alat dan menggerakkan tenaga kerja atau pembahagian tanggung jawab dan wewenang. Demikian juga dalam mencapai tujuan administrasi pendidikan, maka diperlukan pengorganisasian terhadap kegiatan pembelajaran maupun aspek yang mendukung proses pembelajaran tersebut (Fachruddin, 2003). 2.3.3. Pelaksanaan yang terdiri dari pengarahan (directing) dalam pembelajaran dan manajemen akademik dan koordinasi. Pengarahan (directing) merupakan usaha yang sistimatis untuk mengarahkan mekanisme organisasi. Kegiatan pengarahan berbentuk tugas pemimpin yang dilakukan terus menerus berjenjang ke bawah, tanpa pengarahan kemungkinan kegiatan akan menyimpang dari garis yang ditentukan. Bentuk pengarahan antara lain : 1) Pengarahan berbentuk lisan dan 2) Pengarahan berbentuk tulisan (nota dinas, surat teguran dan lain sebagainya).
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Koordinasi (Coordinating) dalam pembelajaran dan manajemen akademik. adalah usaha untuk menyatukan arah dan upaya ini semua bidang dapat dibawa dalam hubungan kerja sama yang harmonis dan saling mendukung sehingga tidak terjadi duplikasi atau determintatition minded. Melalui koordinasi setiap unit kerja yang ada harus memiliki job description yang jelas untuk mencegah agar tidak terjadi duplikasi kegiatan ataupun keterlambatan dan saling tunggu menunggu dalam menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan pada unit–unit kerja dengan klasifikasi kerja masing-masing. 2.3.4. Pengawasan (controling) dalam pembelajaran dan manajemen akademik. Pengawasan adalah kegiatan untuk meneliti jalannya program dan melihat apakah segala kegiatan yang dilaksanakan sesuai atau belum dengan rencana yang digariskan. Pengawasan sangat penting dilakukan dalam rangka menemukan faktor– faktor penghambat atau kelemahan dan faktor pendorong; potensi, kekuatan yang ada untuk selanjutnya memberikan masukan untuk melihat pelung– peluang bagi pengembangan atau rencana kerja yang akan datang sehingga potensi dapat lebih dikembangkan dan kelemahan –kelemahan dapat dihilangkan atau tidak terulang lagi sehingga pada tahap berikutnya memiliki kesiapan menghadapi tantangan. Kegiatan pengawasan administrasi akademik meliputi : Mengukur prestasi yan telah dicapai institus, membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya dan memperbaiki kelemahan sesuai penyebabnya. 2.3.5. Pelaporan (Reporting) dalam pembelajaran dan manajemen akademik.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Pelaporan adalah himpunan dari seluruh kegiatan dan pengalaman dalam pelaksanaan yang tersusun secara sistematis. Tentunya catatan untuk laporan yang baik tidak hanya merekam hal–hal yang baik dan menunjuk keberhasilan saja (Moekidjat, 2000). Agar laporan itu lengkap, maka perlu diagendakan. Dalam dunia pendidikan maka pelaporan yang dimaksud adalah laporan–laporan mengenai proses pendidikan, antara lain absensi, laporan prestasi belajar dan kegiatan subjek belajar serta laporan institusi pendidikan. 2.4. Mutu Lulusan (Prestasi Belajar) Mahasiswa (Student Achievement) Prestasi belajar atau Student Achievement mahasiswa pada umumnya dihubungkan dengan kemungkinan prestasi kerja yang nantinya akan dicapai setelah mereka memasuki dunia kerja. Oleh karena itu sering kali diprediksi bahwa mahasiswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi, akan memiliki prestasi kerja yang tinggi pula.
Namun demikian bagi seorang profesional,
prestasi hasil belajar yang tinggi saja dianggap belum cukup. Faktor-faktor psikologis lain seperti kematangan atau emotional intelligence menurut istilah Goleman (1999) dan lingkungan manajemen dunia kerjanya memiliki peranan yang lebih besar terhadap keberhasilan seseorang (Widodo,1999). Prestasi belajar yang merupakan ukuran kemajuan belajar mahasiswa menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2002, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi terdiri dari: 2.4.1. Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Dilaksanakan secara berkala melalui ujian-ujian oleh dosen dan pembimbing. Ujian diselenggarakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
semester, ujian akhir program studi dan ujian karya tulis. Dilihat dari pengelompokkan lain, ada ujian yang bersifat pengetahuan (akademik, kognitif) melalui ujian tertulis, ujian yang bersifat psikomotorik (profesional, vokasional) melalui ujian praktikum di laboratorium dan ujian praktek di tatanan nyata. 2.4.2. Pelaksanaan Tugas. Hasil belajar dari pelaksanaan tugas dapat berupa penulisan makalah, diskudi, seminar, pembuatan laporan dan pembuatan rancangan. Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan menggunakan huruf A, B, C, D dan E yang masingmasing bernilai 4, 3, 2, 1, dan 0. Masing-masing perguruan tinggi dapat menetapkan mahasiswa putus kuliah berdasarkan kriteria yang diatur dalam keputusan masing-masing perguruan tinggi (Depdiknas, 2002). Pasal 14 Kepmendiknas 232/U/2002 menjalaskan pula bahwa syarat kelulusan program pendidikan ditetapkan atas pemenuhan jumlah sistem kredit semester (SKS) yang disyaratkan dan indeks prestasi kumulatif (IPK) minimum, pengamatan oleh dosen. Indeks prestasi kumulatif minimum, ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi, sama atau lebih tinggi dari 2, 0 untuk program Sarjana dan Program Diploma. Selanjutnya pasal 15 dari Keputusan Menteri tersebut disebutkan bahwa predikat kelulusan atas tiga tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan, dan cumlaude yang dinyatakan pada transkip akademik. Indeks prestasi kumulatif sebagai dasar penentuan predikat kelulusan Program Sarjana dan Diploma adalah: (1) IPK 2,0-2,75 = Cukup, (2) IPK 2,76-2,99 = Memuaskan, (3) 3,00-3,50 = Sangat memuaskan, (4) IPK 3,51-4,00 = cumlaude (terpuji) (Depdiknas, 2002).
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
2.4.3. Karakteristik profesi. Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan di dalam bidang kesehatan. Metode konvensional seperti pemusatan pengajaran oleh dosen (tenaga pengajar) dan pemberian infomasi ilmu pengetahuan satu arah tidak akan mampu menciptakan tenaga medis yang memiliki kemampuan pendidikan berkelanjutan (Yordan, 2001). Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai peran pemberi pelayanan kebidanan, pengelola pelayanan kebidanan, pendidik dan peneliti. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes) No. 572/Menkes/VI/ 1996 bahwa bidan di dalam menjalankan prakteknya, berwenang untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana dan Pelayanan Kesehatan masyarakat sehingga ia merupakan tenaga yang berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan guna menurunkan angka kematian bayi, balita dan Ibu. Kurikulum yang dipergunakan pada pendidikan di jurusan kebidanan maupun di program studi kebidanan adalah kurikulum berdasarkan paradima competent-based
approach
yaitu
kemampuan
komprehensif
profesional
menggantikan paradigma content based approach yaitu penguasaan kognitif, afektif
dan
psikomotor
(IBI,1999).
Berdasarkan
Kepmenkes
RI
No.H.K.00.064.302863, bahwa dalam pelaksanaan program pendidikan bidan diperlukan sarana dan peralatan yang memadai meliputi, bangunan akademik (ruang kuliah, ruang diskusi, dan lain sebagainya), bangunan asrama, bila diperlukan yang di sesuaikan dengan sifat dan jenis pendidikan, serta bangunan perumahan pimpinan dan tenaga pelaksana. Selain itu dibutuhkan peralatan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
penyelenggara pendidikan yang terdiri dari :1) peralatan laboratorium, 2) alat bantu termasuk perangkat keras dan lunak, 3)perangkat administrasi sistem kredit, 4) peralatan ruangan/gedung dan asrama, 5) kendaraan, serta 6) tempat praktek (Pusdiknakes, 2003). Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidikan keahlian dan profesi bidan, seperti praktikum praktek klinik, praktek lapangan yang berbasis kemampuan. Kegiatan pembelajaran praktikum, praktek klinik dan lapangan termasuk penilaian keterampilannya yang harus diberikan prioritas lebih tinggi,
dibandingkan
dengan
kegiatan
pembelajaran
akademik
yang
menitikberatkan pada penguasaan ilmu pengetahuan (knowledge). Kecendrungan yang mungkin terjadi dan sangat penting dihindari ialah penyelenggaraan pendidikan profesional tanpa kegiatan pembelajaran praktikum, praktek klinik dan praktek kerja lapangan yang dikelola secara efisien dan efektif (Depkdiknas, 2002) Bagi para pendidik dosen, prestasi hasil belajar mahasiswa harus merupakan data yang memberikan informasi tentang efisien dan efektivitas kegiatan pembelajaran yang menjadi tanggug jawabnya. Untuk mengoptimalkan prestasi hasil belajar mahasiswa antara lain dapat digunakan beberapa prinsip sebagai berikut: prinsip umpan balik, prinsip pendayagunaan hadiah sebagai penguat positif, prinsip sikap belajar yang positif, prinsip belajar melalui proses, prinsip perhatian pada perbedaan individual, prinsip guru atau dosen dan pembanding praktek sebagai model belajar atau model peran, prinsip transfer
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
belajar positif, sehingga dapat menghasilkan mahasiswa yang bermutu dan mempunyai kemampuan. Kemampuan merupakan suatu kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Komponen suatu kemampuan performance (Makmun, 1998) adalah unsur kemampuan kinerja yang nampak sesuai dengan bidang keprofesiannya, “subject” yaitu unsur kemampuan penguasaan subtansi pengetahuan bidang keprofesiannya, sebagai prasyarat (enabling competencies) bagi kinerjanya. Ada 3 kemampuan yang diharapkan mampu dikuasai oleh mahsiswa yaitu, kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik. Sunaryo (1984), mengemukakan jenjang kemampuan kognitif meliputi: mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Ada lima kemampuan sikap yang harus dikuasai mahasiswa yaitu, kemampuan menerima, merespon, menghargai, mengorganisasikan dan mewatak, sedangkan kemampuan psikomotor yang harus dimiliki mahasiswa berupa, kemampuan menirukan, manipulasi, menyeksamakan, mengartikulasi dan menaturalisasi. Kemampuan proses yaitu unsur kemampuan penguasaan proses mental (intelektual), mencakup proses berpikir logis, sitematis, kritis, rasional dan kreatif dalam memecahkan masalah, membuat keputusan, dan sebagainya, sebagai prasyarat bagi knerjanya. Komponen “adjusment”, yaitu unsur kemampuan bersikap, berkomitmen, nilai, ciri-ciri kepribadian, dan perilaku sebagai prasyarat fundamental untuk keseluruhan perangkat komponen kemampuan lainnya bagi terwujudnya kinerja sebagai profesi.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Komponen-komponen kemampuan yang secara utuh untuk membentuk keprofesian itu pada dasarnya dapat diklasifikasikan sebagai kemampuan, yaitu “generic” atau “performance” dan kemampuan “enabling”. Kemampuan “generic” merupakan kemampuan yang seharusnya ada pada suatu bidang pekerjaan profesional tertentu, yang sekaligus dapat dibedakan dari pekerjaan keprofesian lainnya. Kemampuan “generic” bagi pekerjaan guru misalnya, akan berbeda dari pekerjaan konselor sekolah, bagi pekerjaan seorang bidan akan berbeda dengan pekerjaan seorang dokter, pekerja sosial dan sebagainya. Rincian dan jumlah perangkat kemampuan itu juga akan bervariasi secara kontekstual dan gradual, walaupun terdapat kesamaan dan persamaan mendasar (“coommon competencies”) misalnya kemampuan Bidan profesional pemula (lulusan pendidikan D-III) berbeda dari Bidan pra profesional/vokasional (lulusan SPK+bidan 1 tahun) dan Bidan profesional (lulusan D-IV, S-1 Kebidanan) atau spesialis Kebidanan “enabling” merupakan prasyarat bagi terbentuknya kemampuan “generic”. Dengan kata lain, seseorang tidak akan mengusai dengan baik suatu kemampuan “generic”, tanpa didukung oleh kemampuan “enabling”. Pada dasarnya hal itu akan diperoleh,terbina, tumbuh dan berkembang melalui pengalaman belajar praktek klinik dan lapangan (“field practice, field traning, clinical practice”) yang terstuktur dan terawasi (“supervised) secara memadai dalam jangka waktu tertentu, sekitar satu sampai dua tahun (Makmun, 1998). Untuk memperoleh pengalaman belajar klinik dan lapangan seperti itu, hanya dimungkinkan setelah kemampuan “enabling” terselesaikan terlebih dahulu, yang lazimnya dilaksanakan melalui perkuliahan biasa dan praktikum di
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
laboratorium terkait (pengalaman belajar melalui ceramah, diskusi, seminar, praktikum dan sebagainya). Namun demikian, patut untuk dicatat bahwa beberapa perangkat komponen prasyarat tertentu seperti proses, “adjusment” dan “attitude”, lazimnya tidak merupakan program perkuliahan sendiri, melainkan terbentuk melalui “built in, by product” dari pengalaman belajar ceramah, diskusi, praktikum dan praktek klinik serta praktek lapangan dari berbagai kegiatan lainnya termasuk “model peran” dari masyarakat akademik dan budaya profesi yang bersangkutan. Bentuk pendidikan tinggi kebidanan ini diharapkan akan menghasilkan Bidan profesional pemula yang lebih bermutu di masa datang, mampu bersaing di pasaran tenaga kerja internasional dengan bidan-bidan dari negara-negara lain di era globalisasi. Penilaian dan pengukuran kemampuan keprofesian, dirasakan semakin penting artinya dalam setiap profesi, karena penilaian dan pengukuran merupakan upaya sistematik untuk mengumpulkan, menyusun, mengolah, dan menafsirkan data, fakta, dan informasi dengan tujuan menyimpulkan nilai atau peringkat kemampuan seseorang dalam suatu jenis atau bidang keprofesian berdasarkan kriteria atau norma
tertentu. Kesimpulan tersebut digunakan dalam proses
pengambilan keputusan tentang status atau kedudukan orang yang bersangkutan berikut rekomendasi tindaklanjutnya. Fokus pengukuran adalah pada proses pengumpulan, penyusunan, pengolahan, dan penafsiran data, fakta, dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, sedangkan fokus kegiatan penilaiannya adalah pada proses upaya pemberian nilai serta peringkat kemampuan seseorang,
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
berdasarkan hasil pengukuran dalam bidang pekerjaan keprofesian berdasarkan kriteria tertentu. Hasil penilaian dan pengukuran, merupakan hal yang sangat penting untuk keperluan sertifikasi, surat izin kerja, surat izin praktek, pengangkatan promosi karier dan jabatan, sistem penghargaan dan penggajian dan lain-lainnya. Adapun karakteristik kemampuan
yang harus dimiliki bidan mempunyai persyaratan
pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar bagi asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya, kemampuan tersebut meliputi: (Depkes RI, 2003), yaitu: 1)
Pra Konsepsi, KB, dan Ginekologi.
2)
Asuhan dan Konseling Selama Kehamilan.
3)
Asuhan Selama Persalinan dan Kelahiran.
4)
Asuhan pada Nifas dan Menyusui.
5)
Asuhan pada Bayi Baru Lahir.
6)
Asuhan pada Bayi dan Balita.
7)
Kebidanan Komunitas.
8)
Asuhan pada Ibu/Wanita dengan Gangguan Reproduksi.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian studi korelasional (corelational researh) untuk mengetahui gambaran hubungan proses pembelajaran dan manajemen akademik dengan mutu kelulusan mahasiswa Akademik Kebidanan Bustanul Ulum Langsa.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa, terhadap mahasiswa tingkat III semester V, yang dimulai dengan melakukan penelusuran kepustakaan, penyusunan proposal, seminar proposal, penelitian dan analisa data, serta penyusunan laporan akhir yang membutuhkan waktu 6 (enam) bulan dari bulan September 2005 sampai Februari 2006. 3.3. Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ini adalah penelitian studi sekat silang (cross sectional) yang sifatnya sesaat pada waktu tertentu untuk menjelaskan tentang hubungan proses pembelajaran, manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan melalui pengujuan hipotesis. 3.4. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa tahun ajaran 2004-2005, yang duduk di tingkat III dan masih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar yang berada pada semester V yang berjumlah 50 mahasiswa. 3.5. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian diturunkan dari kerangka konsep teori, yang tujuannya untuk mengetahui proses pembelajaran, manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa. Dari kerangka konsep proses pembelajaran dan manajemen administrasi akademik berhubungan dengan mutu lulusan. Sedangkan nilai ujian akhir nasional (UAN), jumlah dan kualitas pengajar, interaksi, kurikulum, karakteristik dan kesehatan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
mahasiswa, sarana dan prasarana, manajemen administrasi umum dan manajemen administrasi mahasiswa merupakan confounding variable yang tidak diteliti, yang dapat dibahas melalui penelitian selanjutnya.
Proses pembelajaran - Tujuan pembelajaran - Kegiatan belajar mengajar - Metode pembelajaran - Alat bantu belajar - Evaluasi pembelajaran
Mutu Lulusan -Hasil ujian -Pelaksanaan tugas -Karakteristik bidan
Manajemen administrasi akademik - Perencanaan akademik - Pengorganisasian akademik - Pelaksanaan akademik - Pengawasan akademik - Evaluasi akademik
Gambar 3.5. Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik dengan Mutu Lulusan
3.6. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 3.6.1. Variabel Proses Pembelajaran, memiliki 5 dimensi yaitu: a. Tujuan Pembelajaran adalah, hasil belajar sesuai yang telah ditetapkan dosen berdasarkan tujuan instruksional khusus yang mencakup dalam 3 (tiga) kategori yakni: Kognitif, afektif dan psiokomotor, dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari: Sangat Mampu = 5, Mampu = 4, Cukup Mampu = 3, Kurang Mampu = 2, dan Tidak Mampu = 1. kemudian dengan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
menjumlahkan skor dari jawaban responden dan dikatagorikan menjadi Mampu (4, 5) dan kelompok tidak Mampu (3, 2 , 1). Alat ukur
: Panduan observasi dengan menggunakan daftar conteng yang dikuantifikasikan.
Cara ukur
: Observasi Satuan Acara Pembelajaran (SAP) dosen.
Hasil ukur
: 1. Baik. 2. Tidak Baik.
Skala ukur
: Ordinal
b. Kegiatan belajar mengajar adalah usaha untuk menguasai sesuatu melalui proses pendidikan yang dinamis dan interaktif yang melibatkan partispasi dari pendidik dengan subjek belajar meliputi
:
Penyusunan
rencana
program
pembelajaran,
melaksanakan kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran melalui hasil belajar, dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari: Sangat Paham = 5, Paham = 4, Cukup Paham = 3, Kurang Paham = 2, dan Tidak Paham = 1. kemudian dengan menjumlahkan skor dari jawaban responden dan dikatagorikan menjadi Paham (4, 5) dan kelompok Tidak Paham (3, 2, 1). Alat ukur
: Panduan observasi dengan menggunakan daftar conteng yang dikuantifikasikan.
Cara ukur Hasil ukur
: Observasi kegiatan belajar mengajar. : 1. Baik.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
2. Tidak Baik. Skala ukur : Ordinal c. Metode, yaitu tata cara yang digunakan dalam proses belajarmengajar sebagai bagian dari pelaksanaan proses pembelajaran meliputi: mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian mahasiswa sebagaimana yang diharapkan, memiliki sistem pendekatan kegiatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat dan memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik kegiatan pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif serta menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh dosen dalam melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran, dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari : Sangat Mampu = 5, Mampu = 4, Cukup Mampu = 3, Kurang Mampu = 2, dan Tidak Mampu = 1. kemudian dengan menjumlahkan skor dari jawaban responden dan dikatagorikan menjadi Mampu (4, 5) dan kelompok Tidak Mampu (3, 2, 1). Alat ukur
: Panduan observasi dengan menggunakan daftar conteng yang dikuantifikasikan
Cara ukur
: Observasi
pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar. Hasil ukur
: 1. Baik.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
2. Tidak Baik. Skala ukur
: Ordinal
d. Alat bantu, yaitu segala sesuatu media atau bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran meliputi: Alat bantu pandang dengar (AVA), peralatan laboratorium dan bahan habis pakai, dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari : Sangat Lengkap = 5, Lengkap = 4, Cukup Lengkap = 3, Kurang Lengkap = 24, dan Tidak Lengkap = 1. kemudian dengan menjumlahkan skor dari jawaban responden dan dikatagorikan menjadi lengkap (4, 5) dan kelompok tidak lengkap (3, 2, 1). Alat ukur
: Panduan observasi dengan menggunakan daftar conteng yang dikuantifikasikan
Cara ukur
: Observasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Hasil ukur
: 1. Baik. 2. Tidak Baik.
Skala ukur
: Ordinal
e. Evaluasi Pembelajaran adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya meliputi : Evaluasi awal program, proses, akhir program dan dampak program, dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari : Sangat Mampu = 5, Mampu = 4, Cukup Mampu = 3, Kurang Mampu = 2, dan Tidak Mampu = 1. kemudian dengan menjumlahkan skor dari jawaban responden dan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
dikatagorikan menjadi Mampu (4, 5) dan kelompok Tidak Mampu (3, 2, 1). Alat ukur
: Panduan observasi dengan menggunakan daftar conteng yang dikuantifikasikan
Cara ukur
: Observasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Hasil ukur
: 1. Baik. 2. Tidak Baik.
Skala ukur
: Ordinal
3.6.2. Manajemen Administrasi Akademik, yaitu proses manajemen yang dilakukan guna mendukung pelaksanaan proses pembelajaran, yang meliputi: a. Perencanaan
yang
terdiri
dari
:
perencanaan
tentang
pengorganisasian materi pelajaran, belajar mengajar, pembaharuan dan pengembangan metode, pembiayaan pendidikan, kegiatan – kegiatan lainnya yang mendukung pelaksanaan pengajaran dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari : Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-kadang = 3, Pernah = 2, dan Tidak Pernah = 1. kemudian dengan
menjumlahkan
skor
dari
jawaban
responden
dan
dikatagorikan menjadi Selalu (4, 5) dan kelompok Tidak Pernah (3, 2, 1). Alat ukur
: Panduan observasi dengan menggunakan daftar conteng yang dikuantifikasikan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Cara ukur Hasil ukur
: Observasi dokumentasi administrasi akademik. : 1. Baik. 2. Tidak Baik.
Skala ukur
: Ordinal
b. Pengorganisasian
yang
terdiri
dari:
Pembuatan
struktur,
penempatan tenaga pendidik, pemberian tugas, menetapkan hak dan kewajiban agar terdapat kesesuaian tindakan dalam usaha kerja sama dan menentukan metode kerja serta menyusun alat–alat dan menggerakkan tenaga kerja atau pembahagian tanggung jawab dan wewenang, dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari : Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-kadang = 3, Pernah = 2, dan Tidak Pernah = 1. kemudian dengan menjumlahkan skor dari jawaban responden dan dikatagorikan menjadi Selalu (4, 5) dan kelompok Tidak Pernah (3, 2, 1). Alat ukur
: Panduan observasi dengan menggunakan daftar conteng yang dikuantifikasikan
Cara ukur Hasil ukur
: Observasi dokumentasi administrasi akademik. : 1. Baik. 2. Tidak Baik.
Skala ukur
: Ordinal
c. Pelaksanaan adalah suatu kegiatan yang terdiri dari: Pengarahan lisan dan tulisan dan Koordinasi sesui dengan uraian kegiatan, dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari : Selalu = 5,
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Sering = 4, Kadang-kadang = 3, Pernah = 2, dan Tidak Pernah = 1. kemudian dengan menjumlahkan skor dari jawaban responden dan dikatagorikan menjadi Selalu ( 4, 5) dan kelompok Tidak Pernah (3, 2, 1). Alat ukur
: Panduan observasi dengan menggunakan daftar conteng yang dikuantifikasikan
Cara ukur Hasil ukur
: Observasi dokumentasi administrasi akademik. : 1. Baik. 2. Tidak Baik.
Skala ukur
: Ordinal
d. Pengawasan adalah suatu kegiatan yang terdiri dari: Mengukur prestasi yan telah dicapai institusi, membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya dan memperbaiki
kelemahan
sesuai
penyebabnya,
dengan
menggunakan skala Likert yang terdiri dari : Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-kadang = 3, Pernah = 2, dan Tidak Pernah = 1. kemudian dengan
menjumlahkan
skor
dari
jawaban
responden
dan
dikatagorikan menjadi Selalu (4, 5) dan kelompok Tidak Pernah (3, 2, 1). Alat ukur
: Panduan observasi dengan menggunakan daftar conteng yang dikuantifikasikan
Cara ukur Hasil ukur
: Observasi dokumentasi administrasi akademik. : 1. Baik.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
2. Tidak Baik. Skala ukur e.
: Ordinal
Laporan atau evaluasi adalah suatu kegiatan yang terdiri dari : Absensi, laporan prestasi belajar, kegiatan subjec belajar dan laporani institusi pendidikan, dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari : Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-kadang = 3, Pernah = 2, dan Tidak Pernah = 1. kemudian dengan menjumlahkan skor dari jawaban responden dan dikatagorikan menjadi Selalu (4, 5) dan kelompok Tidak Pernah (3, 2 , 1). Alat ukur
: Panduan observasi dengan menggunakan daftar conteng yang dikuantifikasikan
Cara ukur
: Observasi dokumentasi administrasi akademik.
Hasil ukur
: 1. Baik. 2. Tidak Baik.
Skala Ukur
: Ordinal.
3.6.3. Mutu Lulusan, yaitu tingkat prestasi belajar mahasiswa tahun ajaran 2004 sampai dengan 2005, berdasarkan: a. Hasil ujian, meliputi hasil yang diperoleh mahasiswa dari ujian formatif, ujian tengah smester dan ujian akhir semester, yang di ukur dengan menjumlahkan setiap nilai hasil ujian dengan menggunakan skala Likert terdiri dari Sangat Baik= 90 -100(A), Baik=80-89(B), Cukup Baik=6579(C), Kurang Baik=55-64(D) dan Tidak Baik= <55 (E), demgan katagori A,B,C,D=Lulus dan E=Tidak Lulus.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Alat ukur
:
Lembar daftar nilai.
Cara ukur
:
Observasi dokumentasi hasil/skor ujian
Hasil ukur
:
65-79=2,0-2,7(C), 80-89=2,76-2,99(B), dan 90100=3,0-3,5(A), 3,51-4,0(Terpuji).
Skala ukur
:
Ordinal
b. Pelaksanaan tugas meliputi: penulisan makalah, mengikuti diskusi dan seminar, pembuatan laporan dan rancangan tugas lain, oleh mahasiswa tingkat III, yang di ukur dengan menjumlahkan setiap nilai hasil pelaksanaan tugas dengan menggunakan skala Likert terdiri dari Sangat Baik=
90
-100(A),
Baik=80-89(B),
Cukup
Baik=65-79(C),
KurangBaik=55-64(D) dan Tidak Baik= <55 (E), dengan kategori A,B,C, D=Lulus dan E= Tidak Lulus, Alat ukur
: Daftar panduan tugas.
Cara ukur
: Penerimaan hasil pelaksanaan tugas
Hasil ukur
: 65-79=2,0-2,7(C), 80-89=2,76-2,99(B), dan 90100=3,0-3,5(A), 3,51-4,0(Terpuji).
Skala ukur
: Ordinal.
c. Karakteritik profesi bidan. Karakteristik profesi yang harus dimiliki bidan yaitu, kemampuan tentang: Pra konsepsi, KB, dan Ginekologi, Asuhan dan Konseling selama kehamilan, asuhan selama persalinan dan kelahiran, asuhan pada nifas dan menyusui, asuhan pada bayi baru lahir, asuhan pada bayi dan balita, kebidanan komunitas dan asuhan pada ibu/wanita dengan gangguan reproduksi, yang di ukur dengan menjumlahkan setiap nilai hasil
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
pelaksanan praktek lapangan dengan menggunakan skala Likert terdiri dari Sangat Baik = 90 -100 (A), Baik =80-89 (B), Cukup Baik =65-79 (C), KurangBaik =55-64(D) dan Tidak Baik = < 55 (E), dengan kategori A,B,C,D = Lulus dan E = Tidak Lulus. Alat ukur
: Panduan observasi.
Cara ukur
: Obsevasi pelaksanaan praktek lapangan
Hasil ukur
: 65-79=2,0-2,7(C), 80-89=2,76-2,99(B), dan 90100=3,0-3,5(A), 3,51-4,0(Terpuji).
Skala ukur
: Ordinal
3.7. Sumber dan Metode Pengumpulan Data 3.7.1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi langsung mahasiswa terhadap pengelola administrasi akademik dan dosen yang berpedoman pada kuesioner yang telah diuji coba dan dianalisis validitas dan reliabilitas instrument. 3.7.2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan atau arsip Akademi Kebidanan Bustanul Ulum, terutama hasil belajar (prestasi belajar), , yang dikumpulkan dari bagian pendidikan dan sumber lain yang relevan dengan tujuan penelitian. 3.8. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah wawancara, kuesioner, analisis dokumen. 3.9. Teknik Analisa Data 3.9.1. Analisis Univariat
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Analisa univariat dilakukan secara deskriptif menggambarkan proses belajar mengajar, manajemen akademik dan mutu lulusan akademi kebidanan Bustanul Ulum Langsa kemudian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi frekuensi. 3.9.2. Analisis Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel proses pembelajaran dan manajemen akademik dengan mutu lulusan. Prosedur dipilih berdasarkan skala ukur dari variabel bebas yang akan dianalisis dengan menggunakan korelasi pearson product momen dengan tingkat kemaknaan 95%, dengan menggunakan rumus sebagai berikut : rxy = V rxy =
∑ xy (∑ x )(∑ y 2
2
)
3.9.3. Analisis Multivariat. Analisis Multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variable dependent proses pembelajaran, dan manajemen administrasi akademik dengan variable dependen dengan mutu lulusan yang menggunakan analisis regresi linier. 3.10. Jadwal Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kegiatan
Bulan Pelaksanaan Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Penelusuran Pustaka Studi Pendahuluan Pengurusan Adminitrasi penelitian Konsultasi Menyusun Proposal Penelitian Kolokium Persiapan Penelitian Pengumpulan Data
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
9 10 11
Pengolahan dan Analisa Data Seminar Hasil Komprehensif
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Penyelenggaraan pendidikan Akbid Bustanul Ulum Langsa telah mendapat izin Menteri Pendidikan Nasional dengan surat keputusan bernomor: 182/D/O/2005 tertanggal 29 Desember 2005 Pemberian Izin Pengalihan Pembinaan Akbid Bustanul Ulum Langsa dari Departemen Kesehatan ke Departemen Pendidikan Nasional diselenggarakan oleh Yayasan Dayah Bustanul Ulum Langsa di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Izin operasional Akbid Bustanul Ulum Langsa diawali dengan diterbitkannya surat dari Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI Nomor : HK.00.06.1.1.016 tertanggal 10 Januari 2001 yang berlaku untuk masa 2 tahun dan dilanjutkan dengan izin operasional kedua melalui Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor: HK.00.06.1.4.2711 tertanggal 3 Juli 2003 berlaku untuk masa 2 tahun, kemudian dilanjutkan dengan izin operasional ketiga melalui Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor :HK.003.2.4.1.04266 tertanggal 31 Oktober 2005 berlaku untuk masa 4 tahun dan Akbid Bustanul Ulum Langsa telah terakreditasi pada Depkes RI dengan strata B nilai 83,40 berlaku untuk masa 5 tahun terhitung mulai tanggal 3 Agustus 2004. Akbid Bustanul Ulum Langsa didirikan atas pemikiran sebagai berikut: 1. Angka kematian ibu dan anak masih tinggi.
47 Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
2. Pengetahuan ibu tentang kehamilan dan perawatan anak masih rendah. 3. Minat lulusan SMA/sederajat yang berada di wilayah Kabupaten Aceh Timur yang telah dimekarkan menjadi 3 wilayah (Kota langsa, Kab. Aceh Tamiang dan Kab. Aceh Timur sendiri) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan sangat tinggi. Adapun nama-nama dosen pengajar pada Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa adalah sebagai berikut : Tabel 4.1. Daftar Nama Dosen DPK, Dosen Tetap Yayasan, Dosen Tidak Tetap Yayasan dan Dosen Kontrak Akademi Kebidanan Yayasan Dayah Bustanul Ulum Tahun Ajar 2005 - 2006
Status Dosen N0
Nama Lengkap
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Yusria, S SiT Harmayani, SST Marlina, SST Yusriati,SKM Endang Andriani, SKM Susanti, SKM Mayasari,SST Rahmisyah,SST Umrashita,SST Nova Safrida, SST Nelly Malahayati, SST Safa, AMK Nurzaitun, AMK Nuraswadi, S. Ag Yuli Novita Sari, S. Kep, Ns Risnati Malinda, SST Hernalinda, SST Dr. Bukhari, SpOG
16 17 18
D P K 3
D T Y 4
D TT Y 5
Kontrak
6
Jenjang Ijazah Yang Dimiliki D S S S III 1 2 3 7
8
9
10
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √ √
√
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
1 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
2 3 4 5 6 Dr. Dayeng, SpOG √ Dr. Alam Siregar Sp.R √ Dr. H. Eddy, M.Kes √ Dr. M. Umar Rusydi √ Dr. Soraya Masyitah √ Dr. Rulli Rosandi √ Dr. Maulida Devi Yanti √ Dr. Nelly Alamsyah √ Dr. Misriani √ Junaidi, SKM, M.Kes √ Mardaleta, SKM, √ M.Kes 30 Djamaludin Sulaiman, √ SH, MSc 31 Rita Syintia, ST, MM √ 32 Drs. Bustami, MM √ 33 Zainuddin, SH, M.Hum √ 34 Agus Kemala Devi, √ S.Psi 35 Yulia Direzkia, S.Psi √ 36 Kemalahayai, S.Kep, Ns √ 37 Murjanusdi, S.Kep, Ns √ 38 Fatmawati, AMK, SPd √ 39 Darwati Koto, AMK, √ SPd 40 Mansyur Husin, AMK, √ SPd 41 Fadzria, AMK, SPd √ 42 Sutiyah, Amd, Keb, SPd √ 43 Drs. Sukirno √ 44 BambangIrawan, SKM √ 45 Yeni Samila, SKM √ 46 Suryani, SKM √ 47 Yuni Manthovani, SKM √ 48 Murhaban, SKM √ 49 Irani Idris, SKM √ 50 Emilda, SST √ 51 Rohani, Amd. Keb √ 52 Dina Ramasarie, Amd. √ Keb 53 Fikriah, AMK √ 54 Drs. Ahmadsyah, APT √ 55 M. Yahya, SKp, MARS √ 56 Drg. Zulkumar, MARS √ Sumber : Akbid Yayasan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2006
7
8
9 √ √ √
10
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
4.1.2. Analisis Univariat Analisis univariat pada penelitian ini akan melihat distribusi frekuensi proses pembelajaran, kegiatan administrasi akademik, dan mutu lulusan. a. Proses Pembelajaran Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Proses Pembelajaran Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2005 Variabel Proses Pembelajaran Tujuan Pembelajaran - Baik - Tidak Baik Total Kegiatan Belajar Mengajar - Baik - Tidak baik Total Metode Pembelajaran - Baik - Tidak baik Total Alat Bantu Pembelajaran - Baik - Tidak Baik Total Evaluasi Pembelajaran - Baik - Tidak baik Total
Jumlah
Persentase (%)
5 45 50
10 90 100
19 31 50
38 62 100
15 35 50
30 70 100
29 21 50
58 42 100
19 31 50
38 62 100
Berdasarkan hasil penelitian dari 50 responden terhadap proses pembelajaran didapatkan bahwa tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar sesuai yang telah ditetapkan dosen berdasarkan tujuan instruksional khusus adalah baik sebanyak 5 responden (10 %), sedangkan tidak baik sebanyak 45 responden (90 %). Hal ini berarti bahwa tujuan pembelajaran yang diharapkan melalui tujuan instruksional yang telah ditetapkan oleh tenaga pengajar di Akademi Kebidanan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Yayasan Bustanul Ulum Langsa tidak tercapai. Keadaan ini dapat disebabkan karena rumusan tujuan instruksional yang dibuat oleh dosen dalam proses pembelajaran pada Akbid Yayasan Bustanul Ulum Langsa belum sepenuhnya mengandung kategori domain kognitif, afektif dan psikomotor yaitu dengan memperhatikan perubahan kognitif internal yang terjadi selama pengajaran di dalam kelas, juga dengan pengalaman belajar yang memungkinkan mahasiswa memperoleh informasi dan keterampilan baru dengan memperhatian informasi dan keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya berdasarkan pada prinsipprinsip yang membuat mahasiswa mau dan mampu belajar. Kegiatan belajar mengajar adalah usaha untuk menguasai sesuatu melalui proses pendidikan yang dinamis dan interaktif yang melibatkan partisipasi dari pendidik dengan subjek belajar.
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa
kegiatan belajar mengajar yang baik sebanyak 19 responden (38 %), sedangkan kegiatan belajar mengajar tidak baik sebanyak 31 responden (62 %). Hal ini berarti Dosen pengajar Akbid Bustanul Ulum dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang meliputi penyusunan rencana program pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran melalui hasil belajar masih tidak baik.
Keadaan ini disebabkan karena Mayoritas tenaga
pengajar pada Akbid Bustanul Ulum Langsa yang memenuhi kualifikasi sebagai tenaga pengajar akademik adalah sebagai dosen tidak tetap. Metode pembelajaran adalah tata cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai bagian dari pelaksanaan proses pembelajaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode pembelajaran baik sebanyak 15 responden
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
(30 %), sedangkan metode pembelajaran tidak baik sebanyak 35 responden (70 %). Hal ini berarti metode pembelajaran yang digunakan terhadap mahasiswa Akbid Bustanul Ulum Langsa dengan mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku, melakukan pendekatan berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat, memilih dan menetapkan prosedur, dan menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan masih kurang tepat. Keadaan ini disebabkan karena metode pembelajaran yang dipilih oleh tenaga pengajar pada Akbid Bustanul Ulum Langsa dalam mentransfer ilmu dari seorang dosen kepada mahasiswa tidak menarik bagi mahasiswa, sehingga tidak dapat menimbulkan motivasi bagi mahasiswa untuk mau dan mampu dalam mengikuti proses pembelajaran. Alat bantu pembelajaran yaitu segala sesuatu media atau bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan Tabel 4.2, alat bantu
pembelajaran baik sebanyak 29 responden (58 %), sedangkan alat Bantu pembelajaran tidak baik sebanyak 21 responden (42 %). Hal ini berarti Alat Bantu pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran terhadap mahasiswa Akbid Bustanul Ulum Langsa meliputi Alat bantu pandang dengar, peralatan laboratorium dan bahan habis pakai sudah baik. Keadaan ini disebabkan karena pihak yayasan menyadari tentang pentingnya alat bantu pembelajaran, karena keberadaan alat bantu belajar mengajar merupakan salah satu komponen yang penting bagi peningkatan kualitas institusi pendidikan kesehatan. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.2, evaluasi pembelajaran baik sebanyak 19 responden (38 %), sedangkan evaluasi pembelajaran tidak baik sebanyak 31 responden (62 %). Hal ini berarti evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan terhadap mahasiswa Akbid Bustanul Ulum Langsa yang meliputi Evaluasi awal program, Evaluasi proses, Evaluasi akhir program, dan evaluasi dampak program belum terlaksana dengan baik. Keadaan ini disebabkan masih terdapatnya perbedaan masing-masing dosen dalam menetukan kriteria yang tepat dalam cara mengukur sukses yang disampaikan kepada mahasiswa. b. Manajemen Administrasi Akademik Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Manajemen administrasi Akademik Akbid Bustanul Ulum Langsa Tahun 2005 Variabel Manajemen Administrasi Akademik Perencanaan Akademik - Baik - Tidak Baik Total Pengorganisasian Akademik - Baik - Tidak Baik Total Pelaksanaan Akademik - Baik - Tidak Baik Total Pengawasan Akademik - Baik - Tidak Baik Total Laporan/Evaluasi Akademik - Baik - Tidak Baik Total
Jumlah
Persentase (%)
41 9 50
82 18 100
40 10 50
80 20 100
42 8 50
84 16 100
38 12 50
76 24 100
44 6 50
88 12 100
Berdasarkan Tabel 4.3, perencanaan akademik baik sebanyak 41 responden (82 %), sedangkan perencanaan tidak baik sebanyak 9 responden (18
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
%). Hal ini berarti bahwa perencanaan akademik yang dilaksanakan terhadap mahasiswa Akbid Bustanul Ulum langsa yang meliputi perencanaan tentang pengorganisasian materi pelajaran, belajar mengajar, pembaharuan, pembiayaan, kegiatan-kegiatan yang mendukung pelaksanaan pengajaran, dan penyediaan sarana dan fasilitas yang diperlukan mahasiswa sudah baik.
Keadaan ini
disebabkan karena tenaga administrasi akademik pada Akbib Yayasan Bustanul Ulum Langsa telah mengikuti pelatihan tentang perencanaan akademik yang diselenggarakan oleh bidang Nakes Dinkes Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Pengorganisasian Akademik berdasarkan Tabel 4.3, diperoleh baik sebanyak 40 responden (80 %), sedangkan pengorganisasian akademik tidak baik sebanyak 10 responden (20 %). Hal ini menunjukkan bahwa pengorganisasian akademik Akbid Bustanul Ulum Langsa yang terdiri dari pembuatan struktur, penempatan tenaga pendidik, pemberian tugas, menetapkan hak dan kewajiban, dan menentukan metode kerja sudah baik. Keadaan ini disebabkan karena Akbid Yayasan Bustanul Ulum Langsa telah mempersiapkan pengorganisasian akademik secara baik sejak awal pembukaan institusi ini, dimana hal ini merupakan hal yang penting dalam persyaratan penilaian pembukaan suatu institusi pendidikan kesehatan. Pelaksanaan akademik adalah suatu kegiatan yang terdiri dari pengarahan lisan dan tulisan dan koordinasi sesuai kegiatan. Berdasarkan data pada Tabel 4.3, pelaksanaan Akademik baik sebanyak 42 responden (84 %). pelaksanaan akademik tidak baik sebanyak 8 responden (16 %).
Sedangkan Hal ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan akademik yang dilaksanakan pihak pendidikan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Akbid Bustanul Ulum Langsa terhadap kegiatan belajar mengajar mahasiwa sudah baik. Keadaan ini disebabkan karena kerjasama yang baik dari pihak manajemen dalam pengelolaan Yayasan Bustanul Ulum Langsa terutama dalam mengarahkan mekanisme organisasi dan koordinasi setiap unit kerja dengan job description yang jelas. Pengawasan akademik merupakan kegiatan yang terdiri atas mengukur prestasi yang telah dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, dan memperbaiki kelemahan sesuai penyebabnya. Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh pengawasan akademik baik sebanyak 38 responden (76 %), sedangkan pengawasan akademik tidak baik sebanyak 12 responden (24 %).
Hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan pengawasan akademik terhadap mahasiswa Akbid Bustanul Ulum Langsa sudah terlaksana dengan baik. Hal ini disebabkan karena dalam menjalankan pengawasan akademik, manajemen Akbid Bustanul Ulum Langsa juga melibatkan partisipasi wali mahasiswa dalam memberikan masukan untuk peningkatan kualitas institusi secara berkelanjutan. Berdasarkan analisis laporan/evaluasi akademik pada Tabel 4.3 diperoleh laporan/evaluasi akademik baik sebanyak 44 responden (88 %), sedangkan laporan/evaluasi akademik tidak baik sebanyak 6 responden (12 %). Hal ini berarti bahwa laporan/evaluasi yang dilaksanakan pihak pendidikan terhadap mahasiswa Akbid Bustanul Ulum Langsa sudah baik. Keadaan ini disebabkan karena mnajemen wajib memberikan laporan kepada pihak yayasan dan nakes bidang Nakes Dinkes Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
c. Mutu lulusan Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Mutu Lulusan Akbid Bustanul Ulum Langsa Tahun 2005 Variabel Mutu Lulusan Hasil Ujian - Lulus - Tidak Lulus Total Pelaksanaan Tugas - Lulus - Tidak Lulus Total Karakteristik Profesi Bidan - Lulus - Tidak Lulus Total
Jumlah
Persentase (%)
22 28 50
44 56 100
24 26 50
48 52 100
20 30 50
40 60 100
Berdasarkan Tabel 4.4, hasil ujian lulus sebanyak 22 responden (44 %), sedangkan hasil ujian tidak lulus sebanyak 28 responden (56 %). Hal ini berarti hasil ujian yang diperoleh dari mahasiswa melalui ujian formatif, tengah semester, dan ujian akhir lebih banyak yang tidak lulus, sehingga dapat dikatakan mutu lulusan kurang baik. Keadaan ini mungkin disebabkan karena mahasiswa harus mengikuti ujian ulang kembali untuk memperoleh kelulusannya. Keadaan ini dapat menggambarkan bahwa mutu lulusan mahasiswa Akbid bustanul ulum Langsa masih kurang baik. Pelaksanaan tugas, yaitu kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa meliputi penulisan makalah, mengikuti diskusi dan seminar, pembuatan laporan dan rancangan tugas lainnya. Bedasarkan hasil analisis diperoleh bahwa pelaksanaan tugas yang lulus sebanyak 24 responden ( 48 %), sedangkan pelaksanaan tugas tidak lulus sebanyak 26 responden ( 52 %).
Hal ini menunjukkan masih
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
banyaknya mahasiswa yang melaksanakan tugas yang diberikan oleh pihak pendidikan, tidak diselesaikan dengan baik. Keadaan ini disebabkan karena masih rendahnya kreatifitas dan inovasi mahasiswa dan tidak terlaksananya secara jelas sistem reward and punishment terhadap mahasiswa oleh manajemen Akbid Yayasan Bustanul Ulum Langsa. Karakteristik profesi bidan merupakan penilaian mutu lulusan terhadap profesionalnya, yaitu kemampuan tentang pra konsepsi, KB dan ginekologi, Asuhan dan konseling selama kehamilan, asuhan selama persalinan dan nifas, asuhan pada bayi baru lahir, serta asuhan pada bayi dan balita. Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh bahwa karakteristik profesi bidan lulus sebanyak 20 responden (40 %), sedangkan yang tidak lulus sebanyak 30 responden (60 %).
Hal ini
menunjukkan bahwa mutu lulusan melalui penilaian terhadap karakteristik profesi bidan masih kurang baik. Keadaan ini dapat disebabkan karena kurikulum yang dijalankan masih belum mengarah kepada proses pembelajaran berbasis kompetensi.
4.1.3. Analisis Bivariat Analisis bivariat pada penelitian ini digunakan untuk menguji hubungan variabel proses pembelajaran dan manajemen akademik dengan mutu lulusan, dengan menggunakan korelasi
pearson product momen dengan tingkat
kemaknaan 95 %.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.5 Uji Korelasi Antara Proses Pembelajaran,
Manajemen
Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Variabel Independen Koefisien Korelasi ( r ) 0,726 Proses Pembelajaran 0,473 Manajemen Administrasi Akademik * p ≤ 0,05 Sumber : Hasil Pengolahan Data (SPSS)
Signifikan ( p ) 0,000 0,001
a. Hubungan Proses Pembelajaran dengan Mutu Lulusan Berdasarakan Tabel 4.5 dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara proses pembelajaran dengan mutu lulusan Akbid Bustanul Ulum Langsa (p ≤ 0,05).
Hasil analisis data hubungan proses pembelajaran
dengan mutu lulusan menunjukkan hubungan yang tinggi (r = 0.726) dan bersifat positif. Artinya semakin tinggi atau semakin baik kemampuan pihak pengajar dalam membuat tujuan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, penggunaan metode pembelajaran dan alat bantu pembelajaran, serta pelaksanaan evaluasi pembelajaran, maka semakin tinggi mutu lulusan Akbid Bustanul Ulum Langsa. b. Hubungan Manajemen Administrasi Akademik dengan Mutu Lulusan Berdasarkan Tabel 4.5 dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan signifikan antara Manajemen administrasi akademik dengan Mutu lulusan Akbid Bustanul Ulum Langsa (p ≤ 0,05).
Hasil analisis data hubungan manajemen
administrasi akademik dengan mutu lulusan menunjukkan hubungan yang sedang (r = 0,473) dan bersifat positif.
Artinya semakin meningkat kemampuan
akademik dalam perencanan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
evaluasi, maka akan dapat meningkatkan mutu lulusan Akbid Bustanul Ulum Langsa. 4.1.4. Analisis Multivariat Pada bagian ini akan dianalisis hubungan antara variabel independen proses pembelajaran, dan manajemen administrasi akademik dengan variabel dependen yaitu mutu lulusan dengan menggunakan analisis regresi linear. Tabel 4.6. Statistik Regresi Linier Berganda Variabel Independen
Koefisien Regresi (b)
Signifikan ( p )
Konstanta
9,208
0,008
Proses Pembelajaran
0,640
0,000
Manajemen Administrasi
0,373
0,007
Akademik R2 : 0,595 F : 34,540
Sig. = 0,000
DF : 2 ; 47 Sumber : Hasil Pengolahan Data (SPSS) Berdasarkan Tabel 4.6 maka didapatkan model regresi linier berganda dalam bentuk persamaan sebagai berikut : Mutu lulusan = 9,208 + 0,640 (proses pembelajaran) + 0,373 (Manajemen administrasi akademik) + e Dengan model persamaan ini, dapat diperkirakan tingkat mutu lulusan mahasiswa Akbid Bustanul Ulum Langsa dengan menggunakan variabel proses pembelajaran dan manajemen administrasi akademik. Bila dalam kegiatan proses pembelajaran
terus
menerus
ditingkatkan
dan
peningkatan
kemampuan
manajemen administrasi akademik maka mutu lulusan akan dapat ditingkatkan.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Nilai beta digunakan untuk mengetahui variabel mana yang paling besar peranannya dalam meningkatkan variabel mutu lulusan. Pada tabel terlihat nilai beta terbesar adalah proses pembelajaran (b = 0,640), sedangkan manajemen administrasi akademik (b = 0,373) walaupun kecil tetapi masih memberikan pengaruh untuk meningkatkan mutu lulusan.
4.2 Pembahasan 4.2.1. Hubungan Proses Pembelajaran dengan Mutu Lulusan Berdasarkan hasil pengujian statistik melalui analisis bivariat pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara proses pembelajaran dengan mutu lulusan (p=0,000). Hasil uji regresi menunjukkan bahwa proses pembelajaran merupakan faktor yang sangat berperan dalam pencapaian mutu lulusan (p ≤ 0,05). Hal ini berarti semakin baik proses pembelajaran yang dilaksanakan pada Akbid Bustanul Ulum Langsa, maka akan semakin baik pula mutu lulusannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Djumiati (1999), bahwa kegiatan pembelajaran berkorelasi positif dan signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu lulusan. Penelitian ini juga didukung oleh Djamarah (1995), bahwa proses pembelajaran adalah sebagai kegiatan antara pendidik dan anak didik dalam mewujudkan kegiatan transfer ilmu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran meliputi mengelola kelas dan menciptakan suasana
belajar
yang
kondusif,
memungkinkan
subjek
belajar
dapat
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
mengembangkan potensinya Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki siswa. Proses pembelajaran yang tepat akan dapat memacu mahasiswa untuk belajar lebih giat, lebih aktif dan termotivasi dalam belajar, sehingga dapat menghasilkan lulusan dengan mutu yang baik, karena lulusan dengan nilai yang baik diperoleh dari proses pembelajaran yang berkualitas, baik teori di kelas, di laboratorium/praktek dan praktek klinik. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Keberhasilan seorang pengajar akan terjamin, jika pengajar itu dapat mengajak para muridnya mengerti suatu masalah melalui semua tahap proses belajar . hasil belajar dapat diukur sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam proses pembelajaran. Agar mahasiswa dapat belajar secara efektif dan efisien dan mengena sesuai dengan tujuan diperlukan penguasaan teknik penyajian metode mengajar. Proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa saat ini sedang dipersiapkan pada proses pembelajaran berbasis kompetensi yaitu proses pembelajaran dengan hasil berdasarkan kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa.
Sistem penyampaian dan indikator pencapaian harus
dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai maka diperlukan adanya rumusan kompetensi yang ingin dicapai secara spesifik, jelas dan terukur. Penguasaan kompetensi merupakan hal yang pokok, sehingga penyampaian ditekankan pada keaktifan mahasiswa dengan penggunaan metode yang
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
kolaboratif, manajemen waktu yang tepat serta sistem evaluasi yang tidak hanya mengukur daya ingat tetapi juga pada daya nalar dan keterampilan, karena Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa sebagai Pendidikan Tinggi profesi berfungsi menyiapkan tenaga-tenaga yang mempunyai tingkat profesionalisme yang tinggi dengan tujuan untuk melahirkan para sarjana yang bukan hanya menguasai ilmu tetapi juga yang dapat menerapkannya dengan baik.
4.2.2. Hubungan Manajemen Administrasi Akademik dengan Mutu Lulusan Berdasarkan hasil uji statistik melalui analisis bivariat pada penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan Akbid Bustanul Ulum Langsa (p ≤ 0,05). Hasil uji regresi menunjukkan bahwa manajemen administrasi akademik juga berperan dalam pencapaian dan peningkatan mutu lulusan (p ≤ 0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Edgar (1982), yang menyatakan bahwa administrasi pendidikan tidak hanya mencakup masalah pendidikan dalam upaya perubahan menjadi anggota masyarakat, penyerapan nilai-nilai dan latihanlatihan bagi pengembangan
kemampuan anak didik tetapi juga mencakup
pengelola (guru dan pegawai serta masyarakat sekolah) dalam masalah wewenang, membentuk kredibilitas yang baik dalam mengambil keputusan membangun proses yang tepat dalam pelayanan pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman yang baik dari mahasiswa tentang pentingnya manajemen administrasi akademik dan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan manajemen administrasi akademik untuk mendukung peningkatan mutu lulusan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Manajemen administrasi akademik merupakan kemampuan akademik dalam perencanan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Kegiatan administrasi pendidikan terutama bertujuan untuk tercapainya efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan pendidikan. Manajemen administrasi akademik akan sangat menunjang dalam meningkatkan mutu lulusan apabila dapat menghadapi hambatan dan tantangan lingkungan dan kemampuan dalam membuat keputusan. Oleh karena itu pihak manajemen pendidikan memerlukan strategi yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.
4.2.3. Hubungan bersama-sama, proses pembelajaran dan manajemen akademik dengan mutu lulusan Berdasarkan hasil uji statistik melalui analis multivariat, dapat diketahui bahwa nilai F adalah 34,540 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai F ini menunjukkan pengujian serentak tentang pengaruh variabel proses pembelajaran dan manajemen administrasi akademik terhadap peningkatan mutu lulusan mahasiswa Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa.
Selanjutnya bila
dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) yaitu 2,58 maka nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel. Hal ini berarti bahwa variabel proses pembelajaran dan variabel manajemen administrasi akademik berpengaruh secara bersama-sama terhadap peningkatan mutu lulusan mahasiswa akademi kebidanan Bustanul Ulum Langsa. Variabel yang paling mempengaruhi adalah variabel proses pembelajaran yang diikuti dengan variabel administrasi akademik. Proses pembelajaran dan manajemen admistrasi akademik secara bersama-sama dapat
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
memberikan pengaruh untuk meningkatkan mutu lulusan mahasiswa Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa sebesar 59,5 % (R 2 = 0,595), dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor yang lain (komponen e pada persamaan mutu lulusan) Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Depdikbud (1997) dalam Anwar (2003), bahwa mutu lulusan pendidikan dapat ditelaah dengan indikator keberhasilan sekolah antara lain dalam mengelola organisasi dan manajeman, dan kegiatan belajar mengajar, tercapainya tujuan pendidikan, lingkungan sekolah, pengembangan sarana dan prasarana, kesiswaan dan hubungan kerjasama sekolah.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan 5.1.1. Ada hubungan yang signifikan antara proses pembelajaran dengan mutu lulusan di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa (r = 0,726 dan P < 0,05) 5.1.2. Ada hubungan yang signifikan manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa (r = 0,473 dan P < 0,05) 5.1.3. Ada hubungan bersama-sama yang signifikan , baik proses pembelajaran maupun manajemen administrasi akademik dengan mutu lulusan di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa (F = 34,540 dan
P = 0,000).
5.2. Saran-saran 5.2.1. Proses pembelajaran harus diperbaiki dan ditingkatkan, dengan memiliki komitmen dan peningkatan kompetensi dari pengajar atau murid, sehingga materi yang disampaikan sesuai kaedah, kreatif, memiliki improvisasi, menyegarkan dan alami (Authentic learning) yang akhirnya dapat meningkatkan mutu lulusan di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa. 5.2.2. Manajemen
Administrasi
Akademik
hendaknya
terus
dipertahankan peningkatannya, dengan mengembangkan suatu
62
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
sistem manajemen administrasi akademik untuk berpikir kritis, inovatif dan restruktif dalam meningkatkan mutu lulusan yang mengacu kepada deregulasi pendidikan, dengan demikian muncul iklim demokratis, sehingga menimbulkan efek keingintahuan, kepercayaan diri, kreatifitas dan kebebasan berfikir
terhadap
pengajar dan peserta didik. 5.2.3. Lakukan pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat dan alumni untuk mendapatkan dukungan moral dan finansial dalam upaya peningkatan mutu lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Lampiran 2 KUESIONER PENELITIAN PROSES PEMBELAJARAN AKADEMI KEBIDANAN BUSTANUL ULUM LANGSA TAHUN 2004-2005.
Nama Responden
:
Tgl Pelaksanaan Ujian
:
Semester
:
PETUNJUK 1. Pertanyaan – pertanyaan dibawah ini menanyakan proses pembelajaran dan manajemen administrasi akademik 2. Isilah kuesioner dibawah ini dengan memberi tanda (√) jika sesuai dengan pernyataan yang menurut saudara(i )paling sesuai.
Pernyataan
5 Sangat Tangap
4 Tanggap
Jawaban 3 Cukup Tanggap
2
1
Kurang Tanggap
Tidak Tanggap
KOMPONEN PROSES PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran 1) Tercapainya TIK menyangkut
kemampuan kognitif meliputi: mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. 2)
Tercapainya TIK menyangkut kemampuan afektif yaitu, kemampuan menerima, merespon, menghargai, mengorganisasikan dan mewatak.
3)
Tercapainya TIK menyangkut kemampuan psikomotor berupa, kemampuan menirukan, manipulasi, menyeksamakan, mengartikulasi dan menaturalisasi.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
B.Kegiatan Belajar mengajar 1) Penyusunan rencana
program pembelajaran meliputi: Memahami garis – garis besar program pembelajaran (GBPP), Analisa Materi Pembelajaran (AMP) dan Membuat Program Tahunan Program Semester, Silabus dan Satuan Pembelajaran; serta Membuat rencana pembelajaran.
2)
3)
Melaksanakan kegiatan pembelajaran meliputi: 1) Mengelola kelas dengan mendayagunakan segala fasilitas yang ada, 2) menciptakan suasana belajar yang kondusif baik sebagai kelompok belajar maupun individual yang memungkinkan subjek belajar dapat mengembangkan potensinya Evaluasi Pembelajaran melalui hasil belajar yaitu: kegiatan pembelajaran, tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan serta hasil yang telah diperoleh oleh subjek belajar, yaitu adanya perubahan perilaku baru.
C. Metode pembelajaran 1) Mengidentifikasi serta
2)
3)
4)
menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian mahasiswa sebagaimana yang diharapkan Memiliki sistem pendekatan kegiatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik kegiatan pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh dosen dalam melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
D. Alat Bantu Pembelajaran 1) Alat Bantu pandang dengar(AVA 2) Laboratorium 3) Bahan Habis pakai E. Evaluasi Pembelajaran 1) Awal program 2) Proses 3) Akhir program 4) Dampak program
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN ADMINISTRASI AKADEMIK AKADEMI KEBIDANAN BUSTANUL ULUM LANGSA TAHUN 2004-2005.
Nama Responden
:
Tgl observasi
:
Semester
:
PETUNJUK 3. Pertanyaan – pertanyaan dibawah ini menanyakan situasi manajemen administrasi akademik 4. Isilah kuesioner dibawah ini dengan memberi tanda (√) jika sesuai dengan pernyataan yang menurut saudara(i )paling sesuai. Pernyataan
5 SANGAT SERING
4 SERING
Jawaban 3 CUKUP SERING
2
1
TIDAK SERING
SANGAT TIDAK SERING
Manajemen Administrasi Akademik A. Perencanaan Akademik 1) Pengorganisasian materi pelajaran. 2) Perencanaan tentang proses belajar 3) 4) 5)
6)
mengajar. Perencanaan tentang pembaharuan dan pengembangan metode. Perencanaan tentang pembiayaan pendidikan. Perencanaan tentang kegiatan – kegiatan lainnya yang mendukung pelaksanaan pengajaran. termasuk penyediaan sarana dan fasilitas yang diperlukan Perencanaan tentang penyediaan sarana dan fasilitas yang diperlukan.
50 Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
B.Pengorganisasian akademik 1) Pembuatan struktur. 2) Penempatan tenaga kerja (pendidik). 3) Pemberian tugas. 4) Menetapkan hak dan kewajiban agar
5) 6)
terdapat kesesuaian tindakan dalam usaha kerja sama. Menentukan metode kerja. Menyusun alat–alat dan menggerakkan tenaga kerja atau pembahagian tanggung jawab dan wewenang
C. Pelaksanaan Akademik 1) Pengarahan lisan dan tulisan 2) Koordinasi sesui dengan
uraian
kegiatan.
D. Pengawasan Akademik 1) Mengukur prestasi yang telah dicapai 2)
3)
institusi Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya Memperbaiki kelemahan sesuai penyebabnya
E. Laporan / evaluasi akademik 1) Absensi 2) Laporan prestasi belajar 3) Kegiatan subjek belajar 4) Laporani institusi pendidikan
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Lampiran 4 KUESIONER PENELITIAN MUTU LULUSAN AKADEMI KEBIDANAN BUSTANUL ULUM LANGSA TAHUN 2004-2005.
Nama Responden
:
Mata Kuliah
:
Tingkat III / semester
:
PETUNJUK 1. 1.
Pertanyaan – pertanyaan dibawah ini menanyakan lulusan berdasarkan hasil belajar pada akademi kebidanan Bustanul Ulum Langsa tahun 2004-2005. Isilah kuesioner dibawah ini dengan memberi tanda (√) jika sesuai dengan klasifikasi hasil ujian yang menurut saudara(i )paling sesuai.
Pernyataan
5
4
Sangat Baik
Baik
Jawaban 3 Cukup Baik
2
1
Kurang Baik
Tidak Lulus
Mutu Lulusan A. Hasil ujian (Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan menggunakan huruf A, B, C,
D dan E. 1) Ujian formatif 2) Ujian tengah semester. 3) Ujian akhir semester. 4) Ujian akhir program. B. Pelaksanaan tugas 1) Penulisan makalah. 2) Diskusi 3) Seminar 4) Pembuatan laporan 5) Pembuatan rancangan
52 Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
C. Karakteristik profesi Bidan 1) Pra konsepsi, KB, dan Ginekologi. 2) Asuhan dan Konseling selama 3) 4) 5) 6) 7) 8)
kehamilan. Asuhan selama persalinan dan kelahiran Asuhan pada nifas dan menyusui Asuhan pada bayi baru lahir Asuhan pada bayi dan balita Kebidanan n asuhan pada ibu/wanita dengan gangguan reproduksi
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
KATA – KATA PEMBUKAAN
Bismillahirrahmannirrahim, Assalammualaikum wr.wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Yang saya hormati, Bunda Prof. Dr. Jurmaini Mainuddin, MA selaku ketua komisi pembimbing, Bapak Drs. Marwan Harahap, M.Eng dan Bapak dr. Dayeng.S. Sp.OG selaku anggota komisi pembimbing. Yang saya hormati, Bapak prof. Dr. Sumadio Hadisyahputra,Apt dan Bapak Prof.dr. Delfi luthan Sp.OG selaku komisi pembanding Yang saya hormati, Bapak dan Ibu para dosen dan tamu undangan Dan yang saya muliakan, teman – teman mahasiswa PM-IKM Sps USU
Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak dan Ibu komisi pembimbing dan komisi pembanding, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat mempresentasekan proposal penelitian saya., dengan judul ..........................................
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
KATA-KATA PENUTUP Demikian penyampaian proposal penelitian saya, meskipun saya sudak sangat maksimal mendapatkan bimbingan, saya yakin dan percaya proposal penelitian saya ini masih sangat banyak kelemahannya, semuanya itu semata-mata karena keterbatasan dan kekurangan saya.
Karenanya dengan segala kerendahan hati, mohon kiranya kepada Bapak dan ibu-ibu terutama komisi pembanding, sudilah kiranya memberikan masukan dan saran, sehingga proposal penelitian ini menjadi lebih baik adanya.
Demikian yang dapat saya sampaikan, atas kesediaan Bapak,
saya
ucapkan banyak terima kasih.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
sehingga dapat digunakan untuk : a. Pemilihan media dan alat pengajaran bagi tenaga pengajar dalam mempersiapkan dan mengembangkan proses belajar mengajar. b. Penilaian akan ketersediaan ABBM di institusi pendidikan tenaga kesehatan penilaian ini dapat digunakan dalam Pengelolaan Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan (SIPTK). c. Perencanaan dalam pengadaan dan pemenuhan kebutuhan ABBM bagi institusi pendidikan tenaga kesehatan. d. Penilaian akreditasi institusi pendidikan kesehatan. Ruang lingkup Standar ABBM Diploma III kebidanan ini meliputi alat bantu pandang dengar /Audio Visual Aids (AVA), peralatan laboratorium dan bahan habis pakai.
Sedangkan dalam pelaksanaan proses belajar, diawali oleh pembukaan pelajaran yang diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk menciptakan suasana belajar yang dapat membuat mental mahasiswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran dan dapat memusatkan perhatiannya selama
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
berlangsung kegiatan. Komponen kegiatan antara lain : menarik perhatian, membuat kaitan dengan materi yang disajikan, menimbulkan motivasi dan memberi acuan melalui berbagai usaha seperti mengemukakan tujuan, dan masalah pokok yang dibahas (Depkes RI, 2002). Kegiatan selanjutnya adalah menjelaskan, yang dapat diartikan sebagai usaha menyampaikan informasi atau bahan ajar, yang mencakup : a) merencanakan, menganalisa secara sistematis bahan ajar yang disampaikan, b) menyajikan dengan jelas dan menggunakan ilustrasi yang secara induktif dan deduktif dan memberi tekanan pada hal yang kritikal atau mendasari serta adanya umpan balik (Depkes RI, 2002). Dalam proses kegiatan belajar berlangsung, maka tidak terlepas dari diskusi, tanya jawab atau metode pembelajaran lain yang digunakan, dan pada tahap akhir pembelajaran adalah penutupan pelajaran, yaitu sebagai upaya yang dilakukan pendidik untuk memberikan gambaran umum terhadap materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran.
Untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum pendidikan Diploma III Kebidanan, harus ditunjang dengan 3 (tiga) jenis ABBM, yang terdiri dari : 3.
Alat Bantu Pandang Dengar (AVA)
4.
Peralatan Laboratorium
5.
Bahan Habis Pakai.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Beberapa komponen yang harus dipenuhi dalam menciptakan bidan yang berkualitas dan profesional adalah tenaga dosen, kurikulum, sarana dan prasarana. Tenaga dosen (SDM) dari segi kualifikasi, strata dan jumlahnya harus memadai. Pendidikan Tinggi Depdiknas menetapkan tenaga pengajar (dosen) yang mengajar pada Program Diploma III harus memiliki pendidikan minimal satu tingkat di atasnya dengan pendidikan minimal Strata I dibidang kebidanan di setiap institusi.
Sedangkan jumlah tenaga dosen di Akademi Kebidanan Bustanul Ulum sebanyak 70 orang, dengan perincian 17 orang sebagai dosen tetap, dengan kualifikasi pendidikan 5 orang (29,4%) pendidikan dasar kebidanan, 4 orang (23,5%) pendidikan DIV Bidan Pendidik, 3 orang (17,6%) pendidikan Kesehatan Masyarakat dan sisanya
sarjana agama (IAIN), sedangkan jumlah dosen tidak
tetap sebanyak 53 orang dengan kualifikasi pendidikan 8 (22,85%) pendidikan dasar
kebidanan,
selebihnya
pendidikan
Kesehatan
Masyarakat,
D-III
keperawatan, ekonomi, D-III gizi, D-III analis dan manajemen. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa ratio dosen tetap dengan mahasiswa hanya 1: 14 (15 dosen mengajarkan 220 mahasiswa), seyogyanya berdasarkan Kepmenkes RI No.H.K.00.064.302863, perbandingan dosen tetap adalah 1:7, ini menunjukkan bahwa kualifikasi dan jumlah dosen tetap di Akademi Kebidanan masih kurang, sehingga berdampak terhadap mutu lulusanya.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Ciri-Ciri Pembelajaran Menurut Roestiyah (1989) Widyawati (2002) menyatakan ciri-ciri pembelajaran adalah aktivitas utama dalam belajar: a.
Peserta didik dapat belajar tanpa kehadiran guru melalui berbagai sumber belajar lainnya.
b.
Perhatian dan motivasi belajar peserta didik berkembang dengan baik
karena aktivitas belajar dapat disesuikan dengan tingkat
kemampuan dan perkembangannya. c.
Belajar tidak dibatasi oleh ruang dan waktu karena kegiatan belajar dapat berlangsung di luar kelas, di sekolah maupun di luar sekolah dengan atau melalui berbagai media atau sumber yang ada.
Demikian percepatan perkembangan kemajuan peserta didik akan dipengaruhi oleh belajar yang dilakukan, minat dan motivasi peserta didik tersebut.
Orang-orang yang berprestasi tidak bersikap untung-untungan, mereka lebih menyukai untuk memecahkan masalah daripada sekedar memperoleh hasil kerja secara untung-untungan. Orang yang bermotif prestasi, menyukai pada kadar resiko moderat (berada diantara orang-orang yang gemar mengambil resiko kegagalan yang terlalu tinggi dan orang-orang konservatif yang tidak suka mengambil resiko dalam sesuatu usaha) karena mereka memprediksi bahwa upaya dan kemampuannya memungkinkan untuk berhasil, ketimbang ganjaran keberhasilan. Perguruan tingi menetapkan jumlah SKS yang harus ditempuh dengan berpedoman pada kisaran beban studi bagi masing-masing program sebagaimana yang ditetapkan.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Menurut Makmun (1998) dalam Suhila (2002) menyebutkan 9 langkah dalam prosedur penilaian dan pengukuran kemampuan keprofesian yaitu:
1)
Identifikasi alternatif keputusan yang akan diambil.
2)
Rumusan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
3)
Penetapan metode dan teknik yang akan dicapai.
4)
Pengecekan ada tidaknya instrumen, dan bila tidak ada, maka
pengembangan instrumen yang diperlukan menguji cobakan kehandalan instrument. 5)
Pengukuran, pengumpulan data dan informasi yang diperlukan.
6)
Pencatatan, penyusunan, penganalisaan, dan interpretasi data.
7)
Penetapan kriteria dan acuan norma.
8)
Penilaian dan penyimpulan hasil analisis data.
9)
Penetapan keputusan yang terbaik atau menguntungkan
Penilaian dan pengukuran kemampuan keprofesiannya diadakan untuk keperluan pembuatan keputusan apakah yang bersangkutan dapat diusulkan untuk diterima atau ditolak bagi promosi dalam jenjang keprofesiannya. Dalam rangka pengembangan dan pembinaan kualifikasi kemampuan keprofesian, juga diperlukan penilaian dan pengukuran kemampuan keprofesian, yang terutama disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan kebutuhan yang berubah, yang menuntut peningkatan mutu keprofesiannya secara terusmenerus.
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Adapun kemampuan yang harus dimiliki Bidan yaitu: Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar bagi asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya, kemampuan tersebut meliputi : (Depkes RI, 2003). 1)
Pra Konsepsi, KB, dan Ginekologi
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan, penyakit kandungan dan kesiapan menjadi orang tua. 2)
Asuhan dan Konseling Selama Kehamilan
Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini dari kelainan pada kehamilan, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tersebut. 3)
Asuhan Selama Persalinan dan Kelahiran
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap budaya setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangan situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir. 4)
Asuhan pada Nifas dan Menyusui
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi pada ibu nifas dan menyusui dan tanggap terhadap budaya setempat, serta mengenal komplikasi pada masa nifas. 5)
Asuhan pada Bayi Baru Lahir
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru
lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
6) Asuhan pada Bayi dan Balita Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan
balita sehat (1 bulan-5 tahun).
7) Kebidanan Komunitas Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat. 8) Asuhan pada Ibu/Wanita dengan Gangguan Reproduksi Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi. a. yang diformulasikan menjadi indeks prestasi kumulatif (IPK), dengan kategori: Terpuji, jika IPK 3,51- 4 (A), Sangat Memuaskan, jika IPK 3 – 3,50 (B), Memuaskan, jika IPK 2,76 – 2,99 (C), Cukup Memuaskan, jika IPK 2,0 – 2,75 (D) dan Tidak Memuaskan, jika IPK < 2,0 (E).
Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008