Road Map Menuju Kedaulatan Energi Pemikiran berlandasarkan Kerangka Pikir “Kebijakan Eerergi Nasional Menuju tahun 2050 Oleh: Tumiran. Anggota Dewan Energi Nasional Dosen Jurusan Teknik Elektro FT UGM Disampaikan pada acara
Kongres Energi Nasional Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 16 Desember 2013.
Kedaulatan Energi ???? Apa Kedaulatan Energi: Bagaimana membangun Kedaulatan Energi 3. Apa Indikator /Instrumen Kedaulatan Energi 4. Undang Undang sebagai dasar Instrumen: 5. Implementasi kebijakan apakah ??? 6. Bagaimana Kondisi Keenergian Nasional dalam Kontek Global 1. 2.
Landasan undang undang yang mendasari pengelolaan energi Undang Undang dasar 45 Undang Undang Migas Undang Undang Minerba Undang Undang Ketenaganukliran Undang Undang Energi Undang Undang ketenagalistrikan dll
PART I: ENERGY In the context of physical Sciences, several form of energy have been defined. These include:
•Thermal energy, thermal energy in transit is called heat •Chemical energy •Electric Energy •Nuclear Energy •Radiant Energy, the energy of electromagnetic radiation •Magnetic Energy •Elastic Energy •Sound Energy •Mechanical Energy •Luminuous Energy •Mas (E = mc
ENERGY SOURCES
Sources exploited from Mining : Resources are limited
Sources come from many type: continuous, recycling and sustain
Human being, environmental security, sustainability , energy security, economic consideration
Growth of Energy Demand
Factors affecting energy demand growth:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Population Growth Economic growth Industrial Growth Administration , office and Hotel Human welfare Change of Daily activities habit
World Energy Demand World economic growth is clearly linked to the increasing availability of energy sources. Three fuels, oil, coal and natural gas dominate the world’s primary energy market. According to IEA in 2011, world marketed energy consumption grows by 53 percent from 2008 to 2035. Total world energy use rises from 505 quadrillion British thermal units (Btu) in 2008 to 619 quadrillion Btu in 2020 and 770 quadrillion Btu in 2035.Much of the growth in energy consumption occurs in countries outside the Organization for Economic Cooperation and Development (non-OECD nations), where demand is driven by strong long-term economic growth. Energy use in non-OECD nations increases by 85 percent in the Reference case, as compared with an increase of 18 percent for the OECD economies
WORLD ENERGY GROWTH DEMAND
WORLD ENERGY DEMAND AND GROWTH
Indonesia: the Situation Indonesia as a developing country with a population of around 240 million people spread over a large archipelago of more than 6 000 inhabited islands, with energy consumption growth annually 7% has placed the Government to face at a difficult situation to manage its energy security and sustainability. The fact on energy reserve confirms that Indonesia is not a rich of fossil resources country anymore.
most Indonesian people still don’t aware to the situation and not many efforts have been made to explain the existing condition In contrast, Indonesia population is about 3.4% of the world population, meanwhile the share of fossil energy proven reserve in Indonesia are all below than 3.4 % (coal; 0.58%, gas: 1.7%, oil: 0.36%), it means that Indonesia proven
reserve is below from the world average and Indonesia has a huge potential for Renewable Energy (RE) resources, so for the future the RE will play a large role in the national energy mix.
TANTANGAN PENGEMBANGAN ENERGI kebutuha n energi tinggi
Akses masyarakat terhadap energi rendah
Kapasitas litbang, industri & infrastruktur belum optimal
Jaminan pasokan energi rendah
Kondisi Energi
Pemanfaatan EBT belum optimal Cadangan penyangga Harga belum belum sesuai tersedia keekonomia n
Cadangan energi fosil menurun Energi fosil masih sebagai komoditi ekspor Pengelolaan belum efisien, upaya konservasi dan kelestarian LH rendah
Kondisi geopolitik dunia dan isu lingkungan global
Kebijakan Energi Nasional
Terwujudnya Ketahanan Energi Guna Mendukung Pembangunan Nasional Berkelanjutan
Ketahanan Energi adalah suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi, akses masyarakat terhadap energi pada harga yang terjangkau dalam jangka panjang dan tidak terpengaruh oleh gejolak regional maupun internasional
PENILAIAN DUNIA INTERNASIONAL TERHADAP KETAHANAN ENERGI INDONESIA World Energy Council
Hasil Energy Sustainability Index Rankings oleh WEC:
Indonesia menempati urutan 60 (tahun 2012), melorot dari urutan 47 (tahun 2011) dan urutan 29 (tahun 2010).
Negara
Ranking
Kanada
1
Swedia
2
Denmark
3
Zimbabwe
4
Kolombia
5
….. Jepang
7
Australia
25
USA
27
Filipina
52
Thailand
58
Indonesia
60
KETAHANAN ENERGI
Ketahanan Energi
• Tersedia dengan cukup untuk kurun waktu tertentu • Harga terjangkau oleh kemampuan masyarakat • Tahan/Tidak mudah terpengaruh oleh gejolak lokal, regional maupun internasional, • Memiliki kemandirian di dalam pengelolaan, meliputi, managemen, teknologi, transportasi dan pendistribusion, • Memiliki kemampuan finansial setiap keadaan • Memiliki sarana infratsruktur yang cukup
Instrumen Kedaulatan Energi
Cadangan Energi
Volume (jumlah dan waktu) lokasi Tidak ) mengganggu ekonomi dan sosial kemasyaraktan dan pertumbuhan
Minyak Gas Batubara Sumber energi lainnya
Pemakaian Energi: Volume, Lokasi
Cadangan Strategis
Cadangan Penyangga energi
Cadangan operasional
• Industri/feed stock, • Transportasi • Kelistrikan, • Rumah Tangga
Indonesia: The Situation Energy Mix : 2010 (%) with total amount of 159 MTOE (million of oil equivalent) Gas 20,1
Coal 24,5
Oil :49,7
Renewable Energy
Note : 1 TOE = 11,630 kilowatt hours = 41.87 gigajoules = 7.4 barrel of oil equivalent (boe)
Konsumsi Minyak dan Import
Indonesia Coal Production and export
Indonesia Coal Export
4. PRODUKSI, PENJUALAN DAN DMO BATUBARA (2008-2013)
Juta Ton
Produksi 400 350 300 250 200 150 100 50 0
Ekspor
Domestik
DMO Batubara
353 240 187
2008 Produksi Ekspor Domestik DMO Batubara
6764,9
56
2009
2010
80
63
2011
2008 2009 2010 2011 240 (100%) 254 (100%) 275(100%) 353(100%) 187 (77.9%) 198(78%) 208(75.6%) 273(77.3%) 53 (22.1%) 56(22%) 67(24.4%) 80(22.7) 0 (0%)
306
208
198
53
304
273
275
254
391
386
85 74,3
82 67,3
2012*
2013**
2012* 2013** 386(100%) 391(100%) 304(78.8%) 306(78.3%) 82(21.2%) 85(21.7%)
0(0%) 64,9(23.6%) 66,3(18.8%) 67,3(17.4%) 74,3(19.0%)
Catatan : *) realisasi tahun 2012 **) rencana tahun 2013
***) DMO batubara mulai diberlakukan pada tahun 2010
7. PENERIMAAN NEGARA MIGAS & MINERBA (2008-2013) 70,5%
63,7%
71,7%
76,5% 81,5%
77,6%
27,7% 18,5%
Catatan : *) rencana tahun 2013
22%
23,1%
28,9%
35,8%
Indonesia gas production, consumption and export
NERACA GAS BUMI INDONESIA 2013 - 2028 12.000
10.000
MMSCFD
8.000
6.000
4.000
2.000
0 2013
2014
2015
CONTRACTED DEMAND
2016
2017
2018
COMMITTED DEMAND
2019
2020
POTENTIAL DEMAND
2021
2022
2023
EXISTING SUPPLY
2024
2025
PROJECT SUPPLY
2026
2027
2028
POTENTIAL SUPPLY
INDIKATOR EKONOMI DAN ENERGI 2011
No.
INDIKATOR
INDONESIA
1
Populasi (ribu jiwa)
241.134
127.360
1.344.130
2
GDP (juta US$)
846.832
5.867.154
7.318.499
3
GDP/Kapita (Ribu US$)
3.512
46.067
5.445
119,2
334,7
2.613
0,5
2,6
1,94
34,5
287
1.073
655,2
8.746
3.488
4,05%
16%
4 5 6 7
8
Konsumsi Energi Final (juta TOE) Kebutuhan Energi/Kapita (TOE/Kapita) Kapasitas Pembangkit (GW) PLN Konsumsi Listrik/Kapita (kwh/kapita) Share EBT dalam Energi Mix
JEPANG
CHINA
24
PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK NEGARA-NEGARA ASEAN TAHUN 2010 No.
Negara
1
Brunei Darussalam
Penduduk Pembangkit (Juta Jiwa) (Miliar kWh) 0.39
GDP/ Kapita
3
54,400
Listrik per Kapita (kWh/Kapita) 8,308
41
48,500
8,185
3 Malaysia
4.66 25.72
103
14,200
3,490
4 Thailand
65.91
148
7,900
2,079
5 Vietnam
86.97
61
2,500
799
240.27
142
3,500
591
97.98
57
3,100
588
6.83
2
1,900
178
9 Kamboja
14.49
1
1,800
113
10 Myanmar
48.14
6
1,100
97
2 Singapura
6 Indonesia
7 Filipina 8 Laos
Target Rasio Elektrifikasi Akhir Tahun 2013 NAD 91,06%
Kaltim 73,69%
Kepri 84,50%
Sumut 88,69% Riau 86,10%
Gorontalo 66,03%
Sulbar 75,01%
Lampung 77,39%
Kalsel 77,71%
Bali 77,35%
Banten 80,20% Jateng 83,98%
Jatim 77,15%
DIY 81,43%
Maluku 75,92%
Sulsel 78,77%
Papua 50,20%
NTT 60,78%
NTB 62,86%
REALISASI (Tahun) 2006 Rasio Elektrif ikasi
20 - 40 %
Sultra 66,93%
Jakarta 99,99%
Jabar 77,36%
41 - 60 %
Malut 79,74%
Sulteng 70,40%
Babel 94,77%
Bengkulu 79,88%
Sulut 77,90%
Papua Barat 71,49%
Sumsel 74,50%
Jambi 75,30%
> 60 %
Kalteng 80,41%
Kalbar 76,37%
Sumbar 78,72%
Category :
63%
2007
2008
2009
2010
64,3% 65,1% 65,8% 67,2%
RENCANA 2011
2012
72,95% 76,56%
2013
2014
79,3%
81,4%
BPP PEMBANGKIT PER WILAYAH TAHUN 2013 (APBN-P 2013)
3500
3.155
3000
2.802
2.871
2.581 2500 1.996 2.043
2000 1.754 1500
2.136
1.852
1.351 1.119 1.125
1000 695
699
708
736
793
866
882
918
1.177
940
500
0
BPP pembangkitan rata-rata nasional adalah sebesar Rp. 940/kWh
Paradigma Baru Kebijakan Energi Nasional Sejalan Dengan Kebutuhan Energi Yang Terus meningkat dan mengupayakan optimalisasi pemanfaatan sumber Daya energi nasional, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Pemerintah RI secara bersama sama telah mengesahkan Undang Undang Energi no 30 tahun 2007. Undang Undang ini adalah hasil inisiatif DPR. Atas dasar Undang Undang tersebut, Indonesia memeiliki lembaga baru yang disebut Dewan Energi Nasional yang bertugas menyusun Kebijakan Energi Nasional.
STRUKTUR DEWAN ENERGI NASIONAL PIMPINAN Ketua : Presiden Wakil Ketua : Wakil Presiden Ketua Harian : Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
ANGGOTA Unsur Pemerintah 1. Menteri Keuangan 2. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas
3. Menteri Perhubungan 4. Menteri Perindustrian 5. Menteri Pertanian 6. Menteri Negara Riset dan Teknologi 7. Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Unsur Pemangku Kepentingan 1. Ir. Agusman Effendi (Konsumen) 2. Prof. Widjajono Partowidagdo, Ph.D (Teknologi) 3. Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc, Ph. D (Akademisi) 4. Ir. Eddie Widiono S, M.Sc (Industri) 5. Prof. Dr. Ir. Herman Darnel Ibrahim, M.Sc (Industri) 6. Dr. Ir. Tumiran, M.Eng (Akademisi) 7. Prof.Dr. Ir. Mukhtasor, M. Eng. Ph.D (Lingkungan Hidup) 8. Prof. Dr. Herman Agustiawan (Konsumen)
TUGAS DEWAN ENERGI NASIONAL Merancang dan Merumuskan Kebijakan Energi Nasional (KEN)
D E N
KEN meliputi antara lain : A. Ketersediaan Energi untuk Kebutuhan Nasional B. Prioritas Pengembangan Energi C. Pemanfaatan Sumber Daya Energi Nasional,dan D. Cadangan Penyangga Energi Nasional.
Menetapkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) Menetapkan Langkah-langkah Penanggulangan Kondisi Krisis dan Darurat Energi Mengawasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Energi yang Bersifat Lintas Sektor
VISI DEN Terwujudnya Ketahanan Energi Guna Mendukung Pembangunan Nasional Berkelanjutan
TUJUAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL (KEN) Tujuan dari penyusunan KEN adalah untuk mewujudkan tercapainya tujuan pengelolaan energi, yang terdiri dari: a)
tercapainya kemandirian pengelolaan energi;
b)
terjaminnya ketersediaan energi dalam negeri, baik dari sumber di dalam negeri maupun di luar negeri;
c)
tersedianya energi dari dalam negeri dan/luar negeri sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk: i) pemenuhan kebutuhan energi dalam negri; ii) pemenuhan kebutuhan bahan baku industri dalam negeri; dan iii) peningkatan devisa negara;
d)
terjaminya pengelolaan sumber daya energi secara optimal, terpadu dan berkelanjutan;
e)
termanfaatkannya energi secara efisien di semua sektor;
TUJUAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL (KEN) f)
tercapainya penigkatan akses masyarakat yang tidak mampu dan/atau yang tinggal di daerah terpencil terhadap energi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata dengan cara: i) menyediakan bantuan untuk meningkatkan ketersediaan energi kepada masyarakat tidak mampu; dan ii) membangun infrastruktur energi untuk daerah belum berkembang sehingga dapat mengurangi disparitas antar daerah;
g)
tercapainya pengembangan kemampuan industri energi dan jasa energi dalam negri agar mandiri dan meningkatkan profesionalise sumber daya manusia;
h)
terciptanya lapangan kerja; dan
i)
terjadinya kelestarian fungsi lingkungan hidup tentang Energi, pasal 3
UU 30/2007,
Legislation Process for Adopting KEN (National Energy Policy 2050)
KEN NEC Design and formulation
Goverment President The NEP 2050 Will be stated as: Govermant regulation or presidential decree
Implementation by Goverment
Parliament Adoption
Implementation: monitored by NEC
The Structure of KEN-RUEN (The National Energy Planning) and RUED (The Regional Energy Planning) and RUKN ( The National Electric Power Planning) Invite many stake holders to partipate preparing : RUEN, RUED
UU No. 30/2007 Tentang Energi
KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL (NEP)
Transition periode to ensure our Energy Security UU No. 30/2009 Tentang Ketenagalistrikan
RUED Provine
RUED
RUEN Disusun oleh pemerintah dan ditetapkan oleh DEN
RUKN
RUPTL
PROSES PENETAPAN RUEN DAN RUED KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
PEDOMAN PENYUSUNAN RUE
PROSES PENELAAHAN
1. STRATEGI DAN PROGRAM IMPLEMENTASI 2. BIAYA DAN PENDANAAN
PENYUSUNAN RUEN OLEH PEMERINTAH
PENELAAHAN RANCANGAN RUEN OLEH DEN
MELALUI RAPAT ANGGOTA DAN SIDANG ANGGOTA DEN
PEMERINTAH DAERAH MASUKAN MASYARAKAT PENETAPAN RUEN DALAM SIDANG PARIPURNA DEN
RUEN RUED
35
6.a. KEBIJAKAN UMUM ENERGI 1. Mengubah paradigma pengelolaan energi sebagai modal pembangunan nasional 2. Meningkatkan efisiensi, konservasi, dan pelestarian lingkungan hidup dalam pengelolaan energi 3. Meningkatkan pangsa sumberdaya energi baru dan terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional 4. Meningkatkan cadangan terbukti energi fosil dan mengurangi pangsanya dalam bauran energi nasional 5. Meningkatkan kemandirian pengelolaan energi, penciptaan lapangan kerja, kemampuan penelitian, pengembangan dan penerapan (litbangrap), dan peranan industri dan jasa energi dalam negeri 6. Pemerataan akses masyarakat terhadap energi 7. Pengamanan pasokan energi, khususnya listrik dan migas 8. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya energi dalam pembangunan ekonomi nasional 9. Menetapkan dan mengamankan cadangan penyangga energi nasional
R-KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL Kebijakan Energi Nasional merupakan kebijakan pengelolaan energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional
Tujuan Kebijakan Energi Nasional
Sasaran Kebijakan Energi Nasional
Langkah-Langkah Kebijakan Energi Nasional
Ketersediaan Energi untuk Kebutuhan Nasional Konservasi dan Diversifikasi Energi
Prioritas Pengembangan Energi
Lingkungan & Keselamatan
Harga, Subsidi dan Insentif Energi
Pemanfaatan Sumber Daya Energi Nasional Infrastruktur, Akses Masyarakat dan Industri Energi
Penelitian dan pengembangan Energi
Cadangan Penyangga Energi Nasional
Kelembagaan dan Pendanaan
Proyeksi Pertumbuhan keutuha Energi dan skenario energi mix (*)
2010
Oil Gas
5% 24%
Coal Renewable
(%)
2025 23%
49%
25%
22%
30% 22%
159 MTOE
2010 realization, Pusdatin, KESDM
2030
25%
30%
380
2050 22%
31% 25%
23% 480 MTOE
(*) Being prepared by NEC (DEN)
20% 24%
980 38
Proyeksi Kebutuhahan dan Skenario Energy Mix (MTOE) BAURAN ENERGI (Energy mix) Energi Total (total)
2015
2020
2025
2030
2040
2050
215
290
380
480
740
980
Minyak (oil)
84
93
95
106
155
196
Gas (Gas)
47
64
84
110
178
235
Batubara (Coal) Total EBT (new and renewable energy) Biomassa Biofuel (Bio fuel)
62
84
114
144
200
245
22
49
87
120
207
304
6
9
18
22
44
76
Biomassa Sampah (Waste)
4
7
19
25
52
63
Panas Bumi (geothermal)
9
23
27
31
36
57
Energi air (hydro)
2
5
10
12
13
20
Energi Laut (tidal wave)
0
0
0
1
2
4
Energi Surya (solar pv) ET Lainnya (Angin) (wind and others) Energi Baru (Nuklir, CBM dan lainnya) (nuclear, cbm, others(
0
0
0
1
11
17
0
0
0
0
1
1
0
5
12
27
48
67
Energy MIX Scenario (%) (%) BAURAN ENERGI (Energy mix) Energi Total (total)
2015
2020
2025
2030
2040
2050
215
290
380
480
740
980
Minyak (Oil)
39%
32%
25%
22%
21%
20%
Gas (Gas)
22%
22%
22%
23%
24%
24%
Batubara (Coal) Total EBT (total new and renwable) Biomassa Biofuel (Bio fuel)
29%
29%
30%
30%
27%
25%
10%
17%
23%
25%
28%
31%
2.8%
3.1%
4.7%
4.5%
5.9%
7.8%
Biomassa Sampah (Bio mass)
2.0%
2.3%
5.1%
5.3%
7.0%
6.4%
Panas Bumi (geothermal)
4.3%
8.1%
7.1%
6.5%
4.9%
5.8%
Energi air (hydro)
0.9%
1.7%
2.7%
2.6%
1.8%
2.0%
Energi Laut (tidal wave)
0.0%
0.1%
0.1%
0.2%
0.3%
0.4%
Energi Surya (solar pv) ET Lainnya (Angin) (wind and others) Energi Baru (Nuklir, CBM dan lainnya) (nuclear, cbm others)
0.0%
0.1%
0.1%
0.3%
1.5%
1.7%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.1%
0.1%
0.0%
1.6%
3.2%
5.6%
6.5%
6.8%
Energy Mix Scenario BAURAN ENERGI
2015
2020
2025
2030
2040
2050
Energi Total (MTOE)
215
290
380
480
740
980
39%
32%
25%
22%
21%
20%
84
93
95
106
155
196
622
688
703
784
1147
1450
22%
22%
22%
23%
24%
24%
47
64
84
110
178
235
1,84
2,51
3,29
4,31
6,98
9,21
29%
29%
30%
30%
27%
25%
Volume (MTOE)
62
84
114
144
200
245
Volume (M Ton))
186
252
342
432
600
735
Minyak (oil) share Volume (MTOE)
Volume (M Barrel)) Gas share Volume (MTOE) Volume (TCF) Batubara share
1 MTOE : • 7,4 juta barel minyak • 39,2 BCF natural gas • 3 juta ton batubara lignite Sumber konversi satuan: BP Statistical Review, 2013
Sektor Ketenagalistrikan 1 PUSAT PEMBANGKI T
0 BBM
PLTU/PLTD
GAS PLTG
BATUBARA
2
PLTU BATUBARA
PANAS BUMI
INDUSTRI
SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH SALURAN UDARA ( SUTM ) TEGANGAN TINGGI ( SUTT )
3
PLTP (PANAS BUMI)
HIDRO
PLTA
GARDU INDUK (GI)
SISTEM PEMBANGKITAN
GRID TRANSMISI
2012
Kapasitas (GW) Investment
34,5
GARDU HUBUNG (GH)
RUMAH TANGGA SALURAN UDARA PUBLIK TEGANGAN RENDAH ( SUTR ) KOMERSIAL
GRID DISTRIBUSI
2025
2050
115
430
1 G equiv to 2 B U$
= 160 B U$
= 600 BU$
47.976 (tenaga yang ada di PT PLN- 2012).
120.000 orang
600.000 orang
Teknologi/R&D
SDM
ENERGY & DEVELOPMENT
ENERGY
OTHER INPUTS
Added Value: ECONOMIC OUTPUT
Energy is a very important input for economic development
Levels of economic development influences the kinds of energy consumed Energy ladder 43
KONTRIBUSI ENERGI/LISTRIK DI SEKTOR INDUSTRI Energi Fosil dan Non Fosil
Kontribusi Energi Listrik (5-15)%
Cukup, Handal, Berkualitas Tax
Sumber Alam 1 Sumber Alam 2 Sumber Alam 3
SWASTA (85-95)% PRODUKSI PENGOLAHAN
Produk Nilai Tambah Tax
Multiplie r
Salary
PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA Teknologi
SDM Listrik Tidak Cukup,,,
Added Value Transformasi Brainware & Skill Teknologi
NOTHING
ENERGI, INFRASTRUKTUR, TEKNOLOGI, LITBANG & PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ENERGY SUPPLY
• Renewable • Oil • Gas • Coal
ENERGY TRANSFORMATI ON • Refining • Power Plant
INFRASTRUCTURE
ENERGY DEMAND
• Industry • Transportation • Commercial • Household
TECHNOLOGY
Tanpa dukungan Investasi dan kebijakan sektor energi, maka penyediaan pertumbuhan kebutuhan energi akan terganggu sehingga pembangunan berkelanjutan tidak akan tercapai
ENERGI, INFRASTRUKTUR, TEKNOLOGI, LITBANG & PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ENERGY SUPPLY •Exploitation •Exploration
ENERGY TRANSFORMATI ON •Refining •Power Plant
INFRASTRUCTURE
ENERGY DEMAND
• Industry • Transportation • Commercial • Household dan pengolahan sumber daya mineral dan sektor lain.
TECHNOLOGY
Tanpa dukungan penelitian dan pengembangan (R&D), industri komponen pendukung infratsrtuktur energi, industri hilir pemanfaatan energi tidak akan berkembang. Makaa sumber daya energi untuk memberi nilai tambah tidak akan tercapai. 46
Kesimpulan Bagaimana
UGM berperan mewujudkan kedaulatan Energi -----Sumber Daya Energi terimplementasi menjadi modal pembangunan untuk memberikan nilai tambah optimal bagi kepentingan nasional.