Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Laporan Auditor Independen Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2003 DAN 2002
Daftar Isi
Halaman Laporan Auditor Independen Neraca Konsolidasi…….………………………………………………………………………………………... 1-3 Laporan Laba Rugi Konsolidasi …………..…………………………………………………………………… 4-5 Laporan Perubahan Defisiensi Modal Konsolidasi…....…………………………………………….............
6
Laporan Arus Kas Konsolidasi …………………………………………………………………….…............. 7-8 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi …..……………………………………………………….….. 9-55
***************************
Laporan Auditor Independen
Laporan No. RPC-1987 Dewan Direksi dan Pemegang Saham PT Prasidha Aneka Niaga Tbk Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Prasidha Aneka Niaga Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan defisiensi modal konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan PT Aneka Widya Graha (AWG), Anak Perusahaan, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003, yang laporan keuangannya mencerminkan jumlah aktiva sebesar 8% dari jumlah konsolidasi tahun 2003, dan AWG dan Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina (SAFD), Anak Perusahaan, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002, yang laporan keuangannya mencerminkan jumlah aktiva masing-masing sebesar 23% dan 3% (disajikan kembali) dari jumlah konsolidasi tahun 2002. Laporan keuangan SAFD untuk tahun 2002 diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang laporannya telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sepanjang yang berkaitan dengan jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan Anak Perusahaan tersebut, semata-mata hanya didasarkan atas laporan auditor independen lain tersebut. Kecuali seperti yang diuraikan dalam paragraf berikut ini, kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan auditor independen lain tersebut memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Kami tidak dapat memperoleh bukti yang memadai untuk menyatakan pendapat atas jumlah-jumlah dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2002 yang berasal dari AWG. Jumlah-jumlah tersebut terutama terdiri dari penyertaan saham, serta tanah dalam pengembangan dan tanah untuk dijual, masing-masing dengan nilai tercatat sekitar Rp20 milyar dan Rp57 milyar pada tanggal 31 Desember 2002. Tidak terdapat dasar yang tersedia dan dapat diterima untuk melakukan verifikasi atas nilai aktiva-aktiva tersebut pada tahun 2002. Untuk memenuhi persyaratan dalam perjanjian pinjaman antara Perusahaan dan krediturnya, pada tahun 2003, AWG menjual hampir semua tanah dalam pengembangan dan tanah untuk dijual (Catatan 7, 13 dan 21). Lebih lanjut, AWG juga telah membentuk penyisihan atas penurunan nilai penyertaan saham (Catatan 8). Pada bulan Maret 2004, AWG telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas penyertaan saham tersebut dan telah menerima uang muka (Catatan 27). Karena adanya penjualan tanah dan penyisihan atas penurunan nilai penyertaan saham tersebut, AWG mengakui kerugian sebesar Rp52 miliar pada laporan laba rugi tahun 2003. Jika bukti yang memadai untuk mendukung nilai aktiva-aktiva tersebut ada pada tahun 2002, sebagian atas kerugian tersebut seharusnya sudah diakui di tahun sebelumnya.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak penyesuaian tersebut atas laporan laba rugi konsolidasi tahun 2003 dan laporan keuangan konsolidasi tahun 2002, jika ada, yang seharusnya dilakukan jika kami dapat memperoleh bukti yang memadai atas jumlah-jumlah yang berasal dari AWG seperti dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Seperti yang dijelaskan pada Catatan 3a atas laporan keuangan konsolidasi, pada tahun 2003, PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, dan krediturnya setuju untuk menyelesaikan fasilitas Tranche A milik ACI melalui pengalihan atas seluruh saham ACI di SAFD. Dengan pengalihan SAFD tersebut, laporan keuangan konsolidasi tahun 2002 telah disajikan kembali untuk mencerminkan aktiva bersih dan hasil usaha SAFD sebagai “Operasi dalam Penghentian”, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 58, mengenai “Operasi dalam Penghentian”. Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Catatan 26 atas laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan dampak kondisi ekonomi di Indonesia terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan dan tindakan yang ditempuh serta rencana yang dibuat oleh manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk menghadapi kondisi ekonomi saat ini. Kondisi perekonomian tersebut, yang terutama diakibatkan oleh labilnya kurs tukar mata uang asing dan ketatnya likuiditas, telah mempengaruhi kegiatan operasi Perusahaan dan Anak Perusahaan. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengalami rugi bersih konsolidasi pada tahun 2002, terutama karena beban bunga yang signifikan, yang menyebabkan defisiensi modal sebesar Rp1.457 milyar (disajikan kembali) pada tanggal 31 Desember 2002. Namun, karena pos luar biasa yang sebagian besar berasal dari laba atas restrukturisasi hutang pada tahun 2003, Perusahaan dan Anak Perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp820 milyar, yang menyebabkan penurunan atas saldo defisit. Kewajiban lancar konsolidasi melebihi aktiva lancar konsolidasi masing-masing sebesar Rp40 milyar dan Rp1.601 milyar (disajikan kembali) pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002. Pada tahun 2003, restrukturisasi hutang antara Perusahaan dan krediturnya telah selesai (Catatan 13). Untuk memenuhi persyaratan dalam perjanjian pinjaman dengan krediturnya, Perusahaan menjual penyertaan sahamnya di PT Aneka Bumi Pratama kepada Itochu Corporation, Jepang (Catatan 3b). Lebih lanjut, pada berbagai tanggal di tahun 2003, ACI menyelesaikan restrukturisasi atas pinjaman jangka panjangnya yang menghasilkan, antara lain, pengalihan seluruh penyertaan sahamnya di SAFD kepada krediturnya. Pada bulan Maret 2004, ACI telah menyelesaikan seluruh pinjamannya kepada para krediturnya (Catatan 27). Pada aspek operasional, sejak bulan Oktober 2003, Perusahaan telah meningkatkan operasi dan produksinya, terutama produksi karet. Namun, ketatnya pendanaan yang masih dialami Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mempengaruhi dan akan terus mempengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan pembelian bahan baku pada harga
yang terbaik, yang akibatnya mempengaruhi harga pokok mereka. Sebagai akibat dari hal-hal tersebut di atas, bersamaan dengan hal-hal yang dijelaskan dalam Catatan 26, terdapat keraguan yang besar tentang kemampuan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan oleh karena itu, terdapat ketidakpastian yang signifikan tentang apakah Perusahaan dan Anak Perusahaan akan dapat merealisasikan aktiva dan menyelesaikan kewajiban dalam bisnis normal Perusahaan dan Anak Perusahaan dan pada nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan konsolidasi terlampir tidak mencakup penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut. Prasetio, Sarwoko & Sandjaja
Indrajuwana Komala Widjaja NIAP 98.1.0511 7 April 2004
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a)
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang usaha Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp228.906.080) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang lain-lain - bersih Piutang forward bersih Persediaan Uang muka kepada pemasok dan lain-lain - bersih Pajak dan biaya dibayar di muka Aktiva lancar dari operasi dalam penghentian - bersih
2c,2m,4,24 11.247.812.145
47.899.053.415
164.815
2.446.044
10.911.907.676
2.258.858.971
2p,23 2f,7,10,13
1.665.112.566 599.636.711 33.336.942.027
21.347.713.625 1.322.823.288 505.530.235 110.321.854.962
2e,6 2g
1.388.521.476 597.086.323
786.305.512 1.148.975.597
3a
-
384.963.260
59.747.183.739
185.978.524.909
560.141.269 4.234.347.010 12.574.150.000
6.909.322.638 1.913.370.003 21.156.400.000
2n,12 2e,6
96.273.930.561 790.819.259 789.080.476
125.412.495.885 2.720.006.703 468.822.369
3a
-
3.588.075.535
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
115.222.468.575
162.168.493.133
JUMLAH AKTIVA
174.969.652.314
348.147.018.042
2e,6 2d,2m,5,10,13,24
2e,6
Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang hubungan istimewa Aktiva pajak tangguhan - bersih Penyertaan saham - bersih Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp70.452.744.958 pada tahun 2003 dan Rp82.075.877.720 pada tahun 2002) Taksiran tagihan pajak Lain-lain Aktiva tidak lancar dari operasi dalam penghentian - bersih
2e,6 2n,12 2h,8,27 2i,2j,9,10,13
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
1
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a)
KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL KEWAJIBAN LANCAR Hutang jangka pendek 2m,2o,10,13,24 Hutang usaha 2m,24 Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar 2m,10,11,13,24,28 Hutang pajak 2n,12 Uang muka pelanggan Pendapatan diterima di muka Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman 2m,2o,10,13,24,27 Hutang sewa guna usaha 2j
23.278.750.000 2.027.095.056 627.275.107 2.156.897.481 126.926.838 62.750.400 60.861.999
56.852.000.000 1.064.716.906 128.091.692 1.146.002.796.233 3.566.253.649 112.518.240 60.861.999
71.755.898.601 -
578.961.099.018 37.589.079
100.096.455.482
1.786.785.926.816
2n,12
5.094.316.561
5.341.725.214
2m,2o,10,13,24,27
154.911.937.085
-
2e,6 2q,25,28
8.614.971 1.765.860.088
1.232.554.682
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
161.780.728.705
6.574.279.896
Jumlah Kewajiban
261.877.184.187
1.793.360.206.712
2b,14
2.230.259.037
2.538.179.139
2b
10.566.944.169
9.458.797.132
Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan - bersih Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban tidak lancar lainnya
KELEBIHAN NILAI BUKU ATAS BIAYA PEROLEHAN ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI - Bersih HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan DEFISIENSI MODAL Modal saham - nilai nominal Rp500 per saham Modal dasar - 1.440.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 360.000.000 saham 15 Modal disetor lainnya 3b,13,15,16 Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 2k Selisih penilaian kembali aktiva tetap 2i Defisit
2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a)
180.000.000.000 540.000.000.000
180.000.000.000 2.127.486.218
306.881.638 422.302.197 (820.433.918.914)
306.881.638 422.302.197 (1.640.066.834.994)
Defisiensi Modal
(99.704.735.079)
(1.457.210.164.941)
JUMLAH KEWAJIBAN SETELAH DIKURANGI DEFISIENSI MODAL
174.969.652.314
348.147.018.042
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
3
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan PENJUALAN BERSIH
2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a)
2e,2l,6,17
90.050.728.365
384.708.928.441
2e,2l,6,7,9,18
76.361.175.426
363.787.049.056
13.689.552.939
20.921.879.385
23.174.261.549 4.596.068.567
26.324.426.309 4.803.557.624
27.770.330.116
31.127.983.933
(14.080.777.177)
(10.206.104.548)
2i,9 2e,6,10,13
26.858.207.536 7.738.946.725 1.347.688.289 525.571.759 390.502.336 155.420.045 (53.936.942.702)
24.492.266.738 28.124.121.199 1.816.761.820 570.504.740 370.976.939 (374.754.650.372)
8
(8.572.250.000)
2h,8 2e,6 14
(653.374.148) (7.937.020.509)
(36.279.621.162) (1.130.192.500) 1.250.207.896
Beban Lain-lain - Bersih
(34.083.250.669)
(355.539.624.702)
RUGI SEBELUM PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
(48.164.027.846)
(365.745.729.250)
4.764.711.664
(4.720.267.700) (12.110.426.597)
4.764.711.664
(16.830.694.297)
BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA Umum dan administrasi Penjualan
2e,2l,2q,6,7,9,19,22,25
Jumlah Beban Usaha RUGI USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba penjualan penyertaan saham Laba atas pengalihan aktiva Laba selisih kurs - bersih Penghasilan bunga Penghasilan sewa Laba pelepasan aktiva tetap - bersih Beban bunga Penyisihan atas penurunan nilai penyertaan saham Bagian rugi bersih perusahaan asosiasi - bersih Beban penjaminan Lain-lain - bersih
3b 3a,13 2m,2p,10,13,23,24 2e,4,6
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK Tahun berjalan Tangguhan
-
2n,12
Penghasilan (Beban) Pajak - Bersih
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
4
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan RUGI DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI - BERSIH
2b
RUGI DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN SEBELUM RUGI DARI OPERASI DALAM PENGHENTIAN DAN POS LUAR BIASA RUGI DARI OPERASI DALAM PENGHENTIAN
3a
RUGI SEBELUM POS LUAR BIASA POS LUAR BIASA - Bersih
2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a)
(43.399.316.182)
(382.576.423.547)
(19.885.250.366)
(3.607.830.808)
(63.284.566.548)
(386.184.254.355)
(63.284.566.548)
2o,13,21
LABA (RUGI) BERSIH LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR Laba (rugi) bersih
(1.353.401.537) (387.537.655.892)
882.917.482.628
-
819.632.916.080
(387.537.655.892)
2.277
(1.076)
-
(4)
2.277
(1.072)
2s
Rugi dari operasi dalam penghentian Laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan setelah dikurangi pos luar biasa untuk tahun 2003
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
5
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN DEFISIENSI MODAL KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan Saldo per 1 Januari 2002 Rugi bersih
Modal saham
Modal disetor lainnya
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Selisih penilaian kembali aktiva tetap
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
180.000.000.000
2.127.486.218
306.881.638
422.302.197
4.581.692.953
(1.252.529.179.102)
(1.065.090.816.096)
-
-
-
-
-
(387.537.655.892)
(387.537.655.892)
758.403.020
Defisit
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
2b,2m
-
-
-
-
Penyajian kembali sehubungan dengan pengalihan aktiva
2b,2m,3a,13
-
-
-
-
180.000.000.000
2.127.486.218
306.881.638
422.302.197
-
-
-
-
-
-
819.632.916.080
-
-
-
-
-
Saldo per 31 Desember 2002 (Disajikan kembali - Catatan 3a) Laba bersih Pengurangan modal disetor lainnya
3b,16
-
Kontribusi modal yang berasal dari konversi Pinjaman Investor
13,15
-
540.000.000.000
-
-
-
180.000.000.000
540.000.000.000
306.881.638
422.302.197
-
Saldo per 31 Desember 2003
(2.127.486.218)
(5.340.095.973)
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
6
-
(1.640.066.834.994)
(820.433.918.914)
Defisiensi modal
758.403.020
(5.340.095.973) (1.457.210.164.941) 819.632.916.080 (2.127.486.218)
540.000.000.000 (99.704.735.079)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Penerimaan kas dari penjualan tanah dalam pengembangan dan tanah untuk dijual Penerimaan kas dari: Restitusi pajak Penghasilan bunga Penempatan dana ke dalam suatu “Escrow Account” untuk menutupi kemungkinan klaim dan “tax clearance” Kompensasi sehubungan dengan pelepasan hak pemilikan di Anak Perusahaan Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran kas untuk: Beban usaha (di luar gaji dan upah) Beban bunga Gaji dan upah Pajak penghasilan badan dan pajak lainnya
7
13.650.000.000
-
3.212.874.597 525.571.759
82.944.303 1.816.761.820
300.000.000
557.701.318
(41.347.132.282) (23.487.421.313) (18.313.038.345) (1.578.327.678)
(31.835.344.264) (9.752.706.120) (37.461.695.684) (8.300.943.006)
(56.700.105.536)
(35.405.733.279)
3b,8
46.606.350.000
69.755.689.500
3a
3.588.075.535
42.220.070
Kas bersih diperoleh dari aktivitas investasi
Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan
376.304.253.075
4.142.000.964 (330.958.705.685)
3a 9 3b,8 9
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan hutang jangka pendek Penambahan (pembayaran) pinjaman jangka panjang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pembayaran pinjaman jangka panjang Pembayaran biaya restrukturisasi dan pendanaan Pembayaran hutang sewa guna usaha Pembayaran hutang jangka pendek Pembayaran bersih pinjaman pembiayaan konsumen
80.340.818.108
(70.003.450.382)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan penyertaan saham Penurunan aktiva tidak lancar dari operasi dalam penghentian - bersih Penurunan aktiva lancar dari operasi dalam penghentian - bersih Hasil penjualan aktiva tetap Penerimaan dividen Pembelian aktiva tetap Kenaikan uang muka pembelian aktiva tetap
2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a)
13
384.963.260 157.775.000 34.815.022 (2.368.075.616) -
255.909.936 464.794.999 10.781.374.579 (3.258.374.012) (52.890.000)
48.403.903.201
77.988.725.072
23.231.800.000
83.580.000.000
8.614.971 (32.080.905.183) (19.479.240.873) (37.589.079) -
(17.742.970.190) (2.422.496.512) (97.643.195) (78.148.000.000) (24.543.170)
(28.357.320.164)
(14.855.653.067)
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
7
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a) (36.653.522.499)
27.727.338.726
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
4
47.901.499.459
20.174.160.733
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
4
11.247.976.960
47.901.499.459
13,15
540.000.000.000
-
Penyelesaian pinjaman jangka panjang melalui pengalihan aktiva
3a
11.058.611.372
-
Pengurangan modal disetor lainnya sehubungan dengan penjualan atas penyertaan saham
16
(2.127.486.218)
-
INFORMASI TAMBAHAN ARUS KAS Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas Penambahan modal disetor lainnya sehubungan dengan konversi atas Pinjaman Investor
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
8
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Aneka Bumi Asih berdasarkan akta Notaris Paul Tamara No. 7 tanggal 16 April 1974. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/358/23 tanggal 3 Oktober 1974 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2488 dari Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1994. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No. 38 dan akta Perubahan No. 39 tanggal 29 Desember 1993 mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan, perubahan pemegang saham dan penggantian nama Perusahaan menjadi PT Prasidha Aneka Niaga telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3792.HT.01.04.TH.94 tanggal 1 Maret 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2678 dari Berita Negara No. 40 tanggal 20 Mei 1994. Akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., No. 127 tanggal 10 Mei 1994 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penawaran umum saham telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-10.238.HT.01.04.TH.94 tanggal 5 Juli 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 6079 dari Berita Negara No. 58 tanggal 21 Juli 1995. Akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No. 7 tanggal 10 April 1997 mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 1 tahun 1995 dan Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 berikut peraturan-peraturan pelaksanaannya, serta perubahan nilai nominal saham dari Rp1.000 per saham menjadi Rp500 per saham. Perubahan-perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3797.HT.01.04.TH.97 tanggal 15 Mei 1997 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2135 dari Berita Negara No. 43 tanggal 30 Mei 1997. Perubahan terakhir dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No. 2 tanggal 3 Desember 2003 mengenai perubahan status Perusahaan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan status Perusahaan saat ini. Pada tanggal laporan auditor independen (7 April 2004), persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal masih dalam proses (Catatan 15). Perusahaan berdomisili di Jalan Ki Kemas Rindho, Kertapati, Palembang dan bergerak di bidang industri, pertanian, perdagangan, pemborong, pengangkutan, percetakan, jasa dan real estat. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. b. Penawaran umum efek Perusahaan Atas persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), pada tahun 1994, Perusahaan melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya menjual 30.000.000 lembar sahamnya dengan nilai nominal Rp1.000 per saham kepada masyarakat dengan harga jual Rp3.000 per saham. Perbedaan antara jumlah nilai nominal dengan jumlah harga jual saham (agio saham) tersebut sebesar Rp60.000.000.000. Pada tahun 1997, Perusahaan membagikan saham bonus (untuk setiap pemegang 2 saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham tanggal 8 Juli 1997, berhak atas 1 saham bonus). Pada tanggal 31 Desember 2001, Perusahaan telah mencatatkan seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 2001, Perusahaan tidak lagi mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Surabaya (BES) karena minimnya aktivitas perdagangan saham Perusahaan di BES tersebut. Saham Perusahaan pada saat ini masih tercatat di Papan Pengembangan di Bursa Efek Jakarta karena saham tersebut tidak aktif diperdagangkan dan jumlah pemegang saham di bawah jumlah minimal.
9
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
1. UMUM (lanjutan) c. Struktur Anak Perusahaan yang dikonsolidasi Rincian mengenai Anak Perusahaan yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut: Jumlah aktiva (dalam jutaan Rupiah) Anak Perusahaan
Bidang usaha
PT Aneka Bumi Kencana
Pengolahan dan perdagangan hasil bumi Real estat Pengolahan dan perdagangan hasil bumi Pengolahan dan perdagangan hasil bumi Pengolahan dan perdagangan hasil bumi Pengolahan dan perdagangan hasil bumi Pabrik kopi bubuk dan instan
PT Aneka Widya Graha PT Aneka Sumber Kencana PT Surabaya Pelleting Company PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory PT Tirtha Harapan Bali PT Aneka Coffee Industry (termasuk PT Prasidha Mitra Sarana (Catatan 1b)) PT Aneka Bumi Pratama (dijual pada tahun 2003) (Catatan 3b)
Pengolahan dan perdagangan karet remah
Domisili dan tahun usaha komersial dimulai
Persentase pemilikan (%)
2003
2002
Surabaya, 1984
99,99
10.587
11.822
Jakarta, 1986 Bandar Lampung, 1984
99,99 99,90
14.808 6.015
78.388 6.540
Sidoarjo, 1970
99,90
5.572
2.466
Bandar Lampung, 1986
99,88
4.663
4.799
Singaraja, 1973
99,90
2.278
510
Sidoarjo, 1996
65,00
81.896
93.050
Palembang, 1987
51,00
-
94.502
d. Karyawan, Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Komite Audit Berdasarkan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No. 6 tanggal 10 Juni 2003, susunan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan, dan Komite Audit adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris 1. 2. 3. 4.
Mansjur Tandiono Widyono Lianto Made Sudharta Fery Yennoto
Dewan Direksi -
Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen
1. Jeffry Sanusi Soedargo 2. Didik Tandiono 3. H. Sjamsul Bachri Uding 4. Budi Pringgosusanto 5. Lie Sukiantono Budinarta 6. Moenardji Soedargo
-
Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur
Komite Audit 1. Fery Yennoto 2. Henryanto Handoko Petrus 3. Kasmita Wijaya
-
Ketua Anggota Anggota
Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki 530 dan 703 karyawan tetap (tidak diaudit) masing-masing pada tahun 2003 dan 2002. Beban remunerasi yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan berjumlah Rp2.160.000.000 dan Rp2.300.000.000 masing-masing pada tahun 2003 dan 2002. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi terlampir disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan pedoman penyajian laporan keuangan konsolidasi.
10
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasi (lanjutan) Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk instrumen derivatif yang dinyatakan sebesar nilai wajar, persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih, penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan metode ekuitas atau dinyatakan pada nilai wajar dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi. Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan menggunakan metode langsung. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah. b. Prinsip-prinsip konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dimiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung. Laporan keuangan konsolidasi PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, meliputi laporan keuangan PT Prasidha Mitra Sarana (PMS) yang 99% sahamnya dimiliki oleh ACI sejak tanggal 4 Oktober 2000. ACI mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 1 Januari 1996 dan PMS mulai beroperasi secara komersial pada bulan Januari 1996. Pada tahun 2003, ACI mengalihkan seluruh sahamnya di Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina (SAFD) kepada Innovest Offshore Ventures Ltd., British Virgin Islands (Catatan 3a dan 13). Sehubungan dengan pengalihan tersebut, laporan keuangan konsolidasi tahun 2002 telah disajikan kembali untuk mencerminkan aktiva bersih dan hasil usaha SAFD sebagai “Operasi dalam Penghentian”, sesuai dengan PSAK No. 58, “Operasi dalam Penghentian” (Catatan 3a). Akun-akun dari SAFD dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada tanggal neraca untuk akun-akun neraca, kecuali untuk persediaan dan aktiva tetap, dimana dijabarkan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya (kurs historis), dan kurs rata-rata selama tahun berjalan untuk akun-akun laba rugi. Selisih kurs karena penjabaran neraca dan laporan laba rugi sebelumnya disajikan sebagai “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan” pada komponen Defisiensi Modal (Catatan 3a). Bagian hak minoritas atas ekuitas dari Anak Perusahaan yang dikonsolidasi disajikan dalam akun “Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi” dalam neraca konsolidasi. Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi diamortisasi selama dua puluh (20) tahun dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). Laporan keuangan PAN Impex International Pte., Ltd., Singapura, Anak Perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki Perusahaan, tidak dikonsolidasi dalam laporan keuangan Perusahaan karena Anak Perusahaan ini belum memulai operasi komersialnya dan Perusahaan belum menentukan kelanjutan penyertaan di Anak Perusahaan tersebut. Penyertaan saham ini dicatat sebesar biaya perolehannya.
11
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) Pada tahun 2003, Perusahaan menjual penyertaan sahamnya di PT Aneka Bumi Pratama, Anak Perusahaan (Catatan 3b). c. Setara kas Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang pada saat ditempatkan dan tidak dijaminkan atas hutang diklasifikasikan sebagai setara kas. d. Penyisihan piutang ragu-ragu Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. e. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam jumlah signifikan, yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi. f.
Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak (moving-average method). Penyisihan persediaan usang dan penurunan harga pasar disajikan untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersihnya. Persediaan tanah dari PT Aneka Widya Graha, Anak Perusahaan, merupakan tanah dalam pengembangan dan tanah untuk dijual yang dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya-biaya untuk pematangan dan pengembangan tanah termasuk biaya pinjaman, jika ada, dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan tanah.
g. Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya. h. Penyertaan saham Penyertaan saham dimana Anak Perusahaan memiliki pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas (equity method), dimana biaya perolehan penyertaan saham dinyatakan sebesar biaya perolehannya dan ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi bersih dari Anak Perusahaan pada perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan. Dividen yang diterima akan dikurangkan pada nilai tercatat penyertaan tersebut. Bagian laba (rugi) bersih disesuaikan dengan amortisasi secara garis lurus selama dua puluh (20) tahun atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dan proporsi pemilikan Anak Perusahaan atas nilai wajar aktiva bersih perusahaan asosiasi pada tanggal perolehan (goodwill).
12
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Penyertaan saham (lanjutan) Penyertaan saham dimana Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki pemilikan kurang dari 20% dicatat berdasarkan biaya perolehan (metode biaya) dan disesuaikan dengan penurunan permanen, jika ada. PT Aneka Widya Graha (AWG), Anak Perusahaan, mencatat penyertaan sahamnya di PT Global Metropolitan Development (GMD) dengan kepemilikan 20,6% sebesar biaya perolehan karena AWG tidak memiliki pengaruh signifikan di GMD. Penyertaan saham tersebut dimaksudkan untuk dijual. i.
Aktiva tetap Aktiva tetap, kecuali hak atas tanah tertentu, dinyatakan sebesar biaya perolehan atau jumlah yang dinilai kembali untuk aktiva tetap tertentu yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan bangunan dan prasarana dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method), sedangkan penyusutan aktiva tetap lainnya, kecuali untuk aktiva tetap PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining balance method) berdasarkan persentase sebagai berikut: Persentase Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan kantor Kendaraan
5 - 10% 10 25 - 50 25 - 50
Penyusutan mesin dan peralatan ACI dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sesuai masa manfaat mesin dan peralatan selama lima (5) sampai dua puluh (20) tahun, dan kendaraan selama lima (5) tahun. Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Aktiva dalam penyelesaian disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari aktiva tetap dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan ini akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada usaha pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan, yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam PSAK No. 16, “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain”, dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutan dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Nilai aktiva disesuaikan dengan nilai wajarnya pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali.
13
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j.
Sewa guna usaha Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha yang dapat dikapitalisasi (capital lease) apabila memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan dalam PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha yang dapat dikapitalisasi disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari aktiva tetap dan dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining balance method). Hutang sewa guna usaha dinyatakan berdasarkan nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha.
k. Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih antara biaya perolehan dengan nilai buku setiap transaksi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai bagian dari Defisiensi Modal di dalam neraca konsolidasi. l.
Pengakuan pendapatan dan beban Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengiriman (f.o.b. shipping point). Pendapatan penjualan lokal diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan dari PT Aneka Widya Graha, Anak Perusahaan, diakui berdasarkan persyaratan pada kontrak. Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).
m. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah sesuai dengan kurs tengah pada tanggal terakhir transaksi bank untuk tahun tersebut yang dikeluarkan Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk laba atau rugi kurs yang terjadi akibat penjabaran akun-akun Anak Perusahaan yang berkedudukan di luar negeri yang sebelumnya disajikan pada komponen Defisiensi Modal (Catatan 3a). Kurs tengah yang digunakan adalah Rp8.465,00 untuk US$1, Rp4.976,50 untuk SGD1 dan Rp79,17 untuk JP¥1 pada tanggal 31 Desember 2003 dan Rp8.940,00 untuk US$1, Rp207,26 untuk THB1 dan Rp1.261,56 untuk DKK1 pada tanggal 31 Desember 2002. n. Beban atau penghasilan pajak Beban pajak Perusahaan dan Anak Perusahaan tahun berjalan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam tahun yang bersangkutan. Penangguhan pajak dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda waktu antara pelaporan komersial dan fiskal, dan akumulasi kompensasi rugi fiskal.
14
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Restrukturisasi hutang Berdasarkan PSAK No. 54, “Akuntansi Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah”, dalam restrukturisasi dimana nilai tercatat (pokok dan biaya pendanaan) melebihi jumlah pembayaran kas masa depan, maka nilai tercatat hutang dikurangi agar sesuai dengan jumlah pembayaran kas masa depan (pokok dan biaya pendanaan) dan laba atas restrukturisasi pinjaman diakui sesuai dengan jumlah pengurangan tersebut. Setelah itu, seluruh pembayaran kas berdasarkan persyaratan pinjaman diperhitungkan sebagai pengurang atas nilai tercatat pinjaman. Tidak ada beban bunga yang diakui atas pinjaman tersebut kecuali untuk bunga yang berasal dari selisih tingkat bunga aktual dibandingkan dengan tingkat bunga yang digunakan dalam perhitungan pembayaran kas masa depan. Restrukturisasi untuk tiap pinjaman dihitung secara terpisah, walaupun dinegosiasikan dan direstrukturisasi secara bersamaan. p. Instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai Semua instrumen derivatif dicatat sebagai aktiva atau kewajiban dalam neraca dan diakui sebesar nilai wajar. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif diakui secara periodik dalam laporan laba rugi atau ekuitas, sesuai dengan tujuan penggunaan instrumen tersebut. Perubahan penilaian untuk derivatif yang diperlakukan sebagai lindung nilai atas nilai wajar diakui pada laporan laba rugi pada periode terjadinya, bersama dengan perubahan nilai dari variabel pokok yang dilindungi. Laba atau rugi dari derivatif yang dirancang sebagai lindung nilai arus kas dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan lain-lain dan kemudian direklasifikasi ke pendapatan dalam periode yang dipengaruhi oleh variabel pokok yang dilindungi. Perubahan nilai dari derivatif yang tidak diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai dan jumlah dari instrumen lindung nilai yang dianggap tidak efektif dicatat pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Berdasarkan kriteria yang disyaratkan PSAK No. 55, “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai’’, nilai instrumen derivatif PT Aneka Bumi Pratama, Anak Perusahaan, tidak dapat digolongkan sebagai instrumen lindung nilai untuk pencatatan akuntansi. Dengan demikian, perubahan atas nilai wajar yang terjadi langsung dicatat pada laporan laba rugi. q. Kesejahteraan karyawan Sehubungan dengan penerapan PSAK No. 57, “Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi dan Aktiva Kontijensi”, pada tanggal 31 Desember 2002, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan akrual atas kewajiban estimasi untuk pesangon, uang penghargaan dan ganti rugi sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-150/Men/2000 mengenai Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Rugi di Perusahaan-perusahaan (Kep-150). Pada tanggal 31 Desember 2003, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan akrual atas kewajiban estimasi untuk pesangon, uang penghargaan dan ganti rugi sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (UU No. 13/2003). Berdasarkan Kep-150 dan UU No. 13/2003, Perusahaan dan Anak Perusahaan diwajibkan untuk membayar pesangon, uang penghargaan dan ganti rugi jika memenuhi beberapa kriteria dalam Kep-150 dan UU No. 13/2003. r.
Pelaporan segmen Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”, segmen usaha menyajikan informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain. 15
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
Pelaporan segmen (lanjutan) Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka menjadi empat jenis industri yaitu pengolahan dan perdagangan hasil bumi, pabrik kopi bubuk dan instan, distribusi produk kopi dan real estat untuk pelaporan segmen utama mereka. Untuk pelaporan segmen sekunder, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka berdasarkan area geografis, yaitu Sumatera, dan Jawa dan Bali. Sehubungan dengan pengalihan Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina (Catatan 3a), kelompok aktiva dari pengembangan produk kopi pada tahun 2002 telah disajikan sebagai operasi dalam penghentian.
s. Rugi atau laba per saham dasar Rugi atau laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih, rugi dari operasi dalam penghentian dan laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan (setelah dikurangi pos luar biasa untuk tahun 2003) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan, sebanyak 360.000.000 lembar saham pada tahun 2003 dan 2002. t.
Penggunaan estimasi Dalam menyiapkan laporan keuangan konsolidasi agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, manajemen harus membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sesungguhnya yang dilaporkan pada masa-masa mendatang mungkin didasarkan pada jumlah yang berbeda dengan estimasi yang dibuat.
3. OPERASI DALAM PENGHENTIAN DAN PENJUALAN PENYERTAAN SAHAM a. Operasi dalam penghentian Berdasarkan perjanjian restrukturisasi tanggal 30 Juni 2003 antara PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, dan Innovest Offshore Ventures Ltd., British Virgin Islands (Innovest), kedua belah pihak setuju bahwa fasilitas Tranche A sebesar US$1.522.064 akan diselesaikan melalui pengalihan seluruh penyertaan saham ACI di Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina (SAFD) berdasarkan laporan keuangan untuk periode enam (6) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2003 (Catatan 13). Sehubungan dengan pengalihan SAFD, laporan keuangan konsolidasi tahun 2002 telah disajikan kembali untuk mencerminkan aktiva bersih dan hasil usaha SAFD sebagai “Operasi dalam Penghentian”, sesuai dengan PSAK No. 58, “Operasi dalam Penghentian”. Rincian operasi dalam penghentian adalah sebagai berikut: •
Neraca tanggal 31 Desember 2002 Jumlah aktiva lancar Jumlah kewajiban lancar
455.211.940 70.248.680
Aktiva lancar - bersih
384.963.260
16
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
3. OPERASI DALAM PENGHENTIAN DAN PENJUALAN PENYERTAAN SAHAM (lanjutan) a. Operasi dalam penghentian (lanjutan) •
Neraca tanggal 31 Desember 2002 (lanjutan) Jumlah aktiva tidak lancar Jumlah kewajiban tidak lancar
•
14.477.234.499 10.889.158.964
Aktiva tidak lancar - bersih
3.588.075.535
Aktiva - bersih
3.973.038.795
Laporan Laba Rugi Untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2003
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002
-
-
Penjualan bersih Beban pokok penjualan
•
Laba kotor Beban usaha
(654.873.746)
(1.346.443.453)
Rugi usaha Penghasilan (beban) lain-lain - bersih
(654.873.746) 1.499.598
(1.346.443.453) (6.958.084)
Rugi bersih
(653.374.148)
(1.353.401.537)
Laporan Perubahan Defisiensi Modal Konsolidasi tanggal 31 Desember 2002 Disajikan kembali
Dilaporkan sebelumnya
180.000.000.000 2.127.486.218
180.000.000.000 2.127.486.218
306.881.638 422.302.197
306.881.638 422.302.197
Saldo pada tanggal 1 Januari 2002 Modal disetor lainnya Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih penilaian kembali aktiva tetap Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Defisit
(1.640.066.834.994)
5.340.095.973 (1.640.066.834.994)
Defisiensi modal
(1.457.210.164.941)
(1.451.870.068.968)
ACI mencatat laba sebesar Rp7.738.946.725 yang disajikan sebagai “Laba atas Pengalihan Aktiva” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2003 (Catatan 13).
17
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
3. OPERASI DALAM PENGHENTIAN DAN PENJUALAN PENYERTAAN SAHAM (lanjutan) b. Penjualan penyertaan saham Pada tahun 2003 dan 2002, Perusahaan menerima dividen kas atas penyertaannya pada PT Aneka Bumi Pratama (ABP), Anak Perusahaan, masing-masing sebesar Rp31.254.260 dan Rp4.755.214.053. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Bersyarat tanggal 5 Juni 2003 antara Perusahaan dan Itochu Corporation, Jepang (ITC), Perusahaan mengalihkan seluruh 4.080 sahamnya di ABP kepada ITC sebanyak 4.079 lembar saham dan kepada Hisakazu Takeuchi sebanyak 1 lembar saham. Harga pengalihan tersebut adalah sebesar US$5.550.000 (setara dengan Rp46.606.350.000) dan didasarkan pada posisi neraca ABP tanggal 31 Desember 2002. Penjualan penyertaan saham tersebut menghasilkan keuntungan sebesar Rp26.858.207.536 dan dicatat sebagai akun “Laba Penjualan Penyertaan Saham” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2003. Saldo laba ditahan yang tercantum dalam neraca ABP tanggal 31 Desember 2002 tersebut akan dikurangkan sebesar 5% dari laba setelah pajak kuartal keempat tahun 2002 sebagai pengganti atas dividen yang dibagikan pada tanggal 16 April 2003. Pengalihan seluruh kepemilikan saham Perusahaan di ABP telah disetujui oleh para pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham pada tanggal 10 Juni 2003, yang diaktakan dalam akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No. 6 tanggal 10 Juni 2003 (Catatan 15). Pengalihan tersebut di atas merupakan bagian dari persyaratan dalam perjanjian pinjaman antara Perusahaan dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Catatan 13). Rincian laba penjualan penyertaan saham ABP pada tahun 2003 adalah sebagai berikut: Nilai tercatat pada tanggal 31 Desember 2002 Bagian laba bersih sampai dengan 31 Mei 2003 Kelebihan nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi - bersih Modal disetor lainnya Dividen kas
19.458.621.511 2.363.367.232
Saldo akhir
19.748.142.464
Harga jual
46.606.350.000
Laba penjualan penyertaan saham
26.858.207.536
84.894.199 (2.127.486.218) (31.254.260)
4. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari: 2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a) Pihak Ketiga Kas Dalam Rupiah Dalam Dolar Amerika Serikat (US$12.591 pada tahun 2003 dan US$101 pada tahun 2002) Dalam Dolar Singapura (SGD565) Dalam Yen Jepang (JP¥18.000)
18
142.041.479
827.998.110
106.582.815 2.811.722 1.425.019
902.940 -
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a) Bank Rekening Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Surabaya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta Lain-lain (masing-masing di bawah Rp8 juta) Rekening Dolar Amerika Serikat PT Bank Danamon Indonesia Tbk (US$989.293) PT Bank Central Asia Tbk (US$78.374 pada tahun 2003 dan US$461.381 pada tahun 2002) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Surabaya (US$44.622 pada tahun 2003 dan US$57.683 pada tahun 2002) PT Bank Mizuho Indonesia (US$6.575 pada tahun 2003 dan US$21.853 pada tahun 2002) PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta (US$39.694) Lain-lain (masing-masing di bawah Rp102 juta) Deposito berjangka Rekening Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Jumlah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 6) Bank PT Bank Desa Sukasada Jumlah Kas dan Setara Kas
862.271.708 470.379.599 91.456.103
4.143.660.054 722.496.964
26.551.550 1.234.328 4.943.119
86.066.586 329.506.784 89.182.404 20.690.995
8.392.298.652
-
663.427.021
4.124.748.642
377.726.415
515.684.858
55.654.581
195.367.519
-
354.860.784
49.008.034
287.886.775
-
36.200.000.000
11.247.812.145
47.899.053.415
164.815
2.446.044
11.247.976.960
47.901.499.459
Deposito berjangka dalam Rupiah memperoleh bunga dengan suku bunga tahunan berkisar antara 11% sampai 12% pada tahun 2003 dan antara 11,25% sampai 13,00% pada tahun 2002.
19
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
5. PIUTANG USAHA Piutang usaha terdiri dari: 2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a) Pihak ketiga Perdagangan hasil bumi (US$1.245.703 dan Rp595.932.274 pada tahun 2003, dan US$155.455, THB2.811.750 dan Rp355.417.761 pada tahun 2002) Real estat Penyisihan piutang ragu-ragu
11.140.813.756 (228.906.080)
2.327.948.051 159.817.000 (228.906.080)
Piutang Usaha dari Pihak Ketiga - Bersih
10.911.907.676
2.258.858.971
1.665.112.566
21.347.713.625
12.577.020.242
23.606.572.596
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 6) Perdagangan hasil bumi (US$196.706 pada tahun 2003 dan US$2.387.887 pada tahun 2002) Jumlah Piutang Usaha
Saldo piutang usaha dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar kurang lebih 1% dan 6% dari jumlah aktiva konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002. Analisa umur dari piutang usaha tersebut adalah sebagai berikut: Jumlah
Belum jatuh tempo Jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari Lebih dari 60 hari Jumlah
Persentase terhadap jumlah (%)
2003
2002 (Disajikan kembali Catatan 3a)
2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a)
10.153.134.234
22.392.480.287
79,28
93,95
1.700.724.029 326.060.399 626.007.660
840.143.939 16.156.969 586.697.481
13,28 2,55 4,89
3,52 0,07 2,46
12.805.926.322
23.835.478.676
100,00
100,00
Perusahaan dan Anak Perusahaan, kecuali PT Aneka Sumber Kencana, tidak melakukan penyisihan atas piutang usaha karena manajemen berkeyakinan bahwa piutang usaha tersebut dapat ditagih seluruhnya dan berdasarkan pengalaman, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai kesulitan dalam menagih piutang usahanya. Pada tahun 2003, piutang usaha Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry, Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Resona Perdania Bank, Jakarta (dahulu PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta), PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta, dan Innovest Offshore Ventures Ltd., British Virgin Islands (Catatan 10 dan 13).
20
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
5. PIUTANG USAHA (lanjutan) Pada tahun 2002, piutang usaha dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dahulu PT Bank Mandiri (Persero)), PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta, PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta, dan PT Bank UFJ Indonesia, Surabaya (Catatan 13). 6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai transaksi usaha dan non-usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Sifat Hubungan dengan Perusahaan dan Anak Perusahaan (i) Pemegang saham Perusahaan
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa PT Aneka Bumi Prasidha, PT Aneka Agroprasidha dan Itochu Corporation, Jepang
(ii) Memiliki pemegang saham dan/atau direksi yang sama
PT Bank Desa Sukasada, PT Bank Prasidha Utama (Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU)), PSD Associates (S) Pte., Ltd., Singapura, PT Aneka Graha Wisesa, PT Global Metropolitan Development, PT Asenda Bangun Persada, PT Aneka Tuna Indonesia, PT Indoarabica Mangkuraja, PT Aneka Bumi Lestari Pelleting Factory dan Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina
(iii) Perusahaan asosiasi
RubberNet (Asia) Pte., Ltd., Singapura dan Itochu Hongkong, Ltd., Hongkong
Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: a. Dalam kegiatan sehari-hari, Perusahaan dan Anak Perusahaan menjual dan membeli barang dagangan tertentu pada tingkat harga yang normal kepada dan dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Penjualan kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan penjualan kepada Grup Itochu sebesar Rp16.187.405.522 atau 18% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2003, dan kepada RubberNet (Asia) Pte., Ltd., Singapura dan Grup Itochu sebesar Rp278.704.826.660 atau 72% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2002. Saldo piutang usaha dari transaksi tersebut pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 disajikan dalam akun “Piutang Usaha - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” (Catatan 5). Pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan pembelian dari Grup Itochu sebesar Rp1.183.946.627 atau 1,69% dari jumlah pembelian pada tahun 2003, dan sebesar Rp477.006.451 atau 0,14% dari jumlah pembelian pada tahun 2002. Tidak terdapat saldo hutang usaha dari transaksi tersebut pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002. Saldo piutang usaha dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a) Itochu Hongkong, Ltd., Hongkong (US$129.221 pada tahun 2003 dan US$97.704 pada tahun 2002) Itochu Corporation, Jepang (US$67.485)
1.093.852.041 571.260.525
21
873.476.264 -
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) 2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a) RubberNet (Asia) Pte., Ltd., Singapura (US$2.268.403) Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina (US$21.780) Jumlah
-
20.279.524.161
-
194.713.200
1.665.112.566
21.347.713.625
b. Perusahaan mempunyai rekening pada bank yang mempunyai hubungan istimewa dengan saldo sebesar 0,001% dan 0,005% dari jumlah kas dan setara kas masing-masing pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002. Penempatan ini memperoleh suku bunga tahunan berkisar antara 2% - 3% pada tahun 2003 dan antara 9% - 11% pada tahun 2002 (Catatan 4). c.
Pada tanggal 20 Oktober 2000, Bank Indonesia mengumumkan pembekuan usaha PT Bank Prasidha Utama (BBKU), bank yang mempunyai hubungan istimewa. Hal ini menyebabkan rekening Perusahaan dan Anak Perusahaan masing-masing sebesar Rp840.409.048 dan Rp840.613.368 pada tahun 2003 dan 2002 yang ditempatkan pada bank tersebut tidak dapat dicairkan untuk periode yang belum ditentukan. Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mencadangkan kerugian sebesar 100% atas kemungkinan tak tertagihnya rekening tersebut di atas.
d. Pada tahun 2002, Perusahaan membayar hutang yang diperoleh dari PSD Associates (S) Pte., Ltd., Singapura, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sebesar US$54.000. e. PT Aneka Bumi Kencana (ABK), Anak Perusahaan, memperoleh pinjaman dari PT Aneka Tuna Indonesia (ATI), perusahaan asosiasi, dengan jumlah maksimum sebesar US$2.400.000. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 0,5% di atas SIBOR dengan jumlah beban bunga sebesar Rp86.364.618 pada tahun 2002. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2006 dan dijamin dengan saham ABK di ATI. Dividen kas yang diterima oleh ABK dari ATI diterapkan sebagai pelunasan atas pinjaman tersebut. Seluruh pinjaman tersebut telah diselesaikan pada tahun 2002 (Catatan 8). f.
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi pinjaman antar perusahaan tanpa jaminan dengan dan uang muka dari/ke beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Piutang dari dan hutang ke pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa berikut ini tidak memperoleh atau dikenakan bunga serta tidak mempunyai jangka waktu pelunasan. Saldo piutang dari dan hutang ke pihak yang mempunyai hubungan istimewa dari transaksi tersebut dan pinjaman yang diperoleh dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa disajikan dalam akun “Piutang Hubungan Istimewa” pada kelompok Aktiva Tidak Lancar atau “Pinjaman Jangka Panjang - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” pada kelompok Kewajiban Tidak Lancar, dengan rincian sebagai berikut:
Piutang Hubungan Istimewa PT Aneka Bumi Prasidha PT Global Metropolitan Development PT Aneka Bumi Lestari Pelleting Factory
22
2003
2002 (Disajikan kembali Catatan 3a)
362.475.438 189.570.552 -
189.570.552 5.156.153.760
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina (US$154.509) PT Aneka Graha Wisesa Lain-lain Jumlah
Pinjaman Jangka Panjang - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Aneka Agroprasidha
2003
2002 (Disajikan kembali Catatan 3a)
8.095.279
1.381.310.996 177.495.508 4.791.822
560.141.269
6.909.322.638
8.614.971
-
Saldo piutang hubungan istimewa masing-masing sebesar kurang lebih 0,32% dan 1,98% dari jumlah aktiva konsolidasi masing-masing pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002. Saldo hutang hubungan istimewa sebesar kurang lebih 0,003% dari jumlah kewajiban konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2003. g. Perusahaan dan Anak Perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan dengan kriteria tertentu sesuai dengan masing-masing jenjang kepegawaian. Pinjaman ini dilunasi melalui pemotongan gaji tiap bulan. h. Berdasarkan perjanjian yang telah diperbaharui tanggal 1 Januari 2002 antara PT Aneka Bumi Pratama (ABP), Anak Perusahaan, dan Itochu Corporation, Jepang (ITC), pemegang saham, ABP setuju untuk membayar sebesar 1,5% dari jumlah maksimum atas fasilitas kredit yang diperoleh dari The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta, Mizuho Corporate Bank, Ltd., Singapura dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta (Bank) sebagai pengganti atas dikeluarkannya Jaminan Perusahaan (Letter of Guarantee) oleh ITC kepada bank-bank tersebut. Perjanjian ini akan terus berlaku sepenuhnya, selama dan, sampai dengan, ITC memberitahukan secara tertulis kepada Bank bahwa kewajiban ITC sehubungan dengan jaminan Perusahaan tersebut sepenuhnya tidak berlaku lagi. Beban penjaminan yang dibebankan ke usaha sebesar Rp1.130.192.500 pada tahun 2002. Pada tahun 2003, Perusahaan menjual penyertaan sahamnya di ABP (Catatan 3b). i.
Sehubungan dengan transaksi di atas (lihat h), pada tanggal 31 Maret 1999, Perusahaan mengadakan Perjanjian Penggantian dengan ITC dimana Perusahaan menyetujui untuk mengganti 51% dari jumlah yang akan dibayar oleh ITC sehubungan dengan jaminan yang diberikan kepada Bank tersebut. Selanjutnya, pada tanggal yang sama, Perusahaan mengadakan Perjanjian Jaminan Saham dengan ITC dimana Perusahaan setuju untuk menjaminkan seluruh penyertaan sahamnya di ABP kepada ITC sebagai jaminan atas kewajiban Perusahaan kepada ITC berdasarkan Perjanjian Penggantian tersebut. Sehubungan dengan jaminan yang dikeluarkan ITC kepada Bank tersebut, pada tanggal 31 Maret 1999, ITC mengadakan Perjanjian Opsi yang tidak dapat dibatalkan dengan Perusahaan untuk membeli seluruh saham ABP yang dimiliki oleh Perusahaan (termasuk saham-saham ABP lainnya yang akan dimiliki oleh Perusahaan melalui pemesanan saham). Pada tahun 2003, perjanjian ini tidak berlaku lagi karena Perusahaan menjual penyertaan sahamnya di ABP (Catatan 3b).
23
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) j.
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama tertanggal 30 Mei 1996 antara Perusahaan, ABP dan ITC, ITC memiliki hak eksklusif atas dasar keagenan (agency basis) dan atas nama ABP untuk menjual seluruh produk yang diekspor oleh ABP ke negara-negara tertentu. Untuk kegiatan tersebut, ITC mendapatkan komisi berdasarkan persentase tertentu seperti yang tercantum di dalam Perjanjian Kerjasama tersebut. Tidak terdapat transaksi penjualan ke negara-negara tertentu seperti yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama pada tahun 2002. Perusahaan, dengan persetujuan tertulis dari ITC, dapat memasarkan produk ABP kepada pelanggan potensial di Cina. Komisi atas penjualan tersebut akan dibayarkan oleh ABP sesuai dengan persentase tertentu seperti yang tercantum di dalam Perjanjian Kerjasama. Komisi tersebut akan dibagi bersama antara Perusahaan dan ITC. Tidak terdapat transaksi penjualan yang dilakukan ke Cina pada tahun 2002. Pada tahun 2003, perjanjian ini tidak berlaku lagi karena Perusahaan menjual penyertaan sahamnya di ABP (Catatan 3b).
k.
ABP mempunyai perjanjian kerjasama jasa konsultasi manajemen dengan PT Itochu Management Service Indonesia, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sebagai kompensasi, ABP wajib membayar jasa konsultan sebesar US$500 setiap bulan. Beban jasa konsultasi manajemen yang dibebankan ke usaha sebesar Rp57.852.400 pada tahun 2002. ABP telah dijual pada tahun 2003.
l.
Pada tanggal 6 Agustus 2001, Perusahaan menandatangani perjanjian secara terpisah masing-masing dengan PT Aneka Bumi Kencana (ABK), PT Aneka Widya Graha (AWG), PT Surabaya Pelleting Company (SPC), PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory (LSK) dan PT Tirtha Harapan Bali (THB), Anak Perusahaan, mengenai pengalihan seluruh pokok pinjaman Anak Perusahaan tersebut beserta bunga dan denda yang terhutang kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) kepada Perusahaan. Saldo hutang kepada BPPN yang dialihkan kepada Perusahaan terdiri dari ABK sebesar Rp26.862.410.113, AWG sebesar Rp21.699.813.039, SPC sebesar Rp14.445.343.701, LSK sebesar Rp10.754.163.204 dan THB sebesar Rp10.612.117.456 (Catatan 13). Pada tanggal 11 Juni 2003, kewajiban PT Aneka Sumber Kencana (ASK), Anak Perusahaan, kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk masing-masing sebesar Rp421.863.795.477 dan US$909.000 telah dialihkan kepada Perusahaan (Catatan 13). Sehubungan dengan pinjaman di atas, pada tanggal 3 Desember 2003, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman secara terpisah, masing-masing dengan SPC, LSK, THB dan ASK, Anak Perusahaan, mengenai konversi pinjaman Perusahaan kepada Anak Perusahaan tersebut menjadi modal saham mereka. Saldo pinjaman yang dikonversikan ke modal saham terdiri dari SPC sebesar Rp14.000.000.000, LSK sebesar Rp16.000.000.000, THB sebesar Rp10.000.000.000 dan ASK sebesar Rp198.999.000.000. Jumlah yang tersisa sebesar Rp263.374.539.636 disajikan sebagai bagian dari komponen ekuitas mereka. Pada tanggal laporan auditor independen (7 April 2004), peningkatan modal dasar dan modal disetor mereka sedang menunggu persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.
m. Perusahaan mempunyai kontrak jual dan beli tertanggal 9 September 2003 dengan PT Indoarabica Mangkuraja (IAM), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana Perusahaan setuju untuk membeli dari IAM sebanyak kurang lebih seratus (100) ton kopi dengan kualitas Kopi IAM Tingkat 1. Harga yang dibayarkan ke IAM akan ditentukan pada saat pengiriman barang, yang tergantung pada ketersediaan barang pada waktu panen di tahun 2004. Pada tahun 2003, Perusahaan telah membayar uang muka kepada IAM sehubungan dengan transaksi di atas sebesar Rp1.066.000.200 dan disajikan sebagai bagian dari akun “Uang Muka kepada Pemasok dan Lain-lain - Bersih” dalam neraca konsolidasi tahun 2003.
24
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
7. PERSEDIAAN Persediaan terdiri dari: 2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a) Hasil bumi: Bahan baku Karet Kopi
12.617.020.823 1.716.120.339
3.554.739.775 1.048.077.331
Bahan olahan Karet
5.414.315.093
15.395.532.326
Barang jadi Karet Kopi
2.651.478.443 6.718.262.133
20.464.117.364 7.900.124.337
29.117.196.831
48.362.591.133
4.118.667.427
4.412.970.039
175.000
352.762
33.236.039.258
52.775.913.934
100.902.769
57.545.941.028
33.336.942.027
110.321.854.962
Jumlah Bahan pembantu dan pembungkus Barang dalam perjalanan Hasil bumi Real estat: Tanah dalam pengembangan dan tanah untuk dijual Jumlah Persediaan
Pada tahun 2003, PT Aneka Widya Graha, Anak Perusahaan, menjual tanah dalam pengembangan dan tanah untuk dijual seluas 77.650 meter persegi kepada PT Tjakra Multi Strategi, pihak ketiga, dengan harga bersih sebesar Rp13.650.000.000, menghasilkan rugi bersih sebesar Rp43.795.038.259 (Catatan 21). Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, harga pasar atas persediaan kopi yang dimiliki oleh PT Aneka Bumi Kencana (ABK), Anak Perusahaan, lebih rendah dibandingkan biaya perolehannya. Oleh karena itu, ABK menghapusbukukan persediaan kopi sebesar Rp360.509.726 dan Rp627.273.987 masing-masing pada tahun 2003 dan 2002. Selain itu, PT Surabaya Pelleting Company, Anak Perusahaan, juga menghapusbukukan persediaan bahan pembantu dan pembungkus sebesar Rp211.860.100 pada tahun 2002 akibat keusangan. Beban penghapusan persediaan disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Umum dan Administrasi” dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 19). Di lain pihak, pada tahun 2003 dan 2002, biaya perolehan bahan baku, bahan olahan dan barang jadi karet lebih rendah dibandingkan harga pasarnya, sehingga tidak diperlukan penghapusan nilai persediaan. Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi persediaan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa penyisihan untuk persediaan yang usang tidak diperlukan. Pada tahun 2003, persediaan, kecuali bahan pembantu dan pembungkus, milik Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry, Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Resona Perdania Bank, Jakarta (dahulu PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta), PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta, dan Innovest Offshore Ventures Ltd., British Virgin Islands (Catatan 10 dan 13). 25
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
7. PERSEDIAAN (lanjutan) Pada tahun 2002, persediaan, kecuali bahan pembantu dan pembungkus, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dahulu PT Bank Umum Servitia Tbk (Bank Beku Kegiatan Usaha) dan PT Bank Mandiri (Persero)), PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta, PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta, dan PT Bank UFJ Indonesia, Surabaya (Catatan 10 dan 13). Persediaan, kecuali untuk real estat, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran atau pencurian berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar US$1.956.000, yang berdasarkan pendapat manajemen adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan. 8. PENYERTAAN SAHAM Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut: 2003
Nama Perusahaan Metode Biaya (Cost Method) PT Global Metropolitan Development Penyisihan atas penurunan nilai penyertaan saham
Persentase kepemilikan
Biaya perolehan/ nilai tercatat
Persentase kepemilikan
Biaya perolehan/ nilai tercatat
20,600%
20.000.000.000 (8.572.250.000)
20,600%
20.000.000.000 -
Bersih PAN Impex International Pte., Ltd., Singapura PT Bursa Berjangka Jakarta PT Sarana Aceh Ventura PT Sarana Sumsel Ventura PT Sarana Bengkulu Ventura
2002
11.427.750.000 99,999 3,448 3,790 0,260 0,260
Jumlah Penyertaan Saham
516.400.000 400.000.000 200.000.000 20.000.000 10.000.000 12.574.150.000
20.000.000.000 99,999 3,448 3,790 0,280 0,260
516.400.000 400.000.000 200.000.000 30.000.000 10.000.000 21.156.400.000
Pada tahun 2003, PT Aneka Widya Graha, Anak Perusahaan, membentuk penyisihan atas penurunan nilai penyertaan saham pada PT Global Metropolitan Development sebesar Rp8.572.250.000 dan disajikan sebagai “Pendapatan (Beban) Lain-lain” dalam akun “Penyisihan atas Penurunan Nilai Penyertaan Saham” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2003 (Catatan 27). Perusahaan menerima dividen kas atas penyertaannya pada PT Sarana Bengkulu Ventura dan PT Sarana Sumsel Ventura (SSV) sebesar Rp3.560.762 pada tahun 2003 dan dari SSV sebesar Rp1.440.526 pada tahun 2002. Pada bulan Oktober 2002, ABP menjual seluruh penyertaan sahamnya di RubberNet (Asia) Pte., Ltd., Singapura sebesar Rp4.445.689.500 (US$481.500). Penjualan penyertaan saham tersebut menghasilkan keuntungan sebesar Rp1.943.689.500 dan dicatat sebagai bagian dari “Laba Penjualan Penyertaan Saham” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. Berdasarkan risalah Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 26 Juni 2002 yang diaktakan dalam akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No. 8 tanggal 26 Juni 2002, para pemegang saham Perusahaan menyetujui, antara lain, untuk mengadakan penurunan penyertaan saham di PT Aneka Bumi Kencana (ABK), Anak Perusahaan, dari Rp49.999.000.000 menjadi Rp24.999.000.000. Berdasarkan akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., No. 53 tanggal 5 Juli 2002, para pemegang saham ABK menyetujui penurunan modal dasar dan modal ditempatkan dan disetor ABK dari Rp50.000.000.000 menjadi sebesar Rp25.000.000.000. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C-22717.HT.01.04.TH.2002 tanggal 19 November 2002.
26
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
8. PENYERTAAN SAHAM (lanjutan) Pada tahun 2002, ABK menjual seluruh penyertaan sahamnya di PT Aneka Tuna Indonesia (ATI) dengan harga penjualan sebesar US$7.000.000 atau setara dengan Rp65.310.000.000 kepada Itochu Corporation, Jepang (ITC). Hasil penjualan bersih sebesar US$6.210.287, setelah diperhitungkan dengan pinjaman ABK kepada ATI sebesar US$672.000 dan klaim kualitas kepada ITC sebesar US$117.713. Sebagai tambahan, hasil penjualan bersih di atas kemudian dikurangi dengan uang muka dari ITC sebesar US$512.868 dan bunga yang dikenakan atas uang muka tersebut sebesar US$97.712. Sisa hasil penjualan bersih tersebut telah dibayarkan kepada Perusahaan (Catatan 6). Dividen kas yang diterima oleh ABK dari ATI pada tahun 2002 sebesar US$624.000 atau setara dengan Rp6.024.720.000 diterapkan sebagai pembayaran atas pinjaman ABK dari ATI (Catatan 6). Rincian laba penjualan penyertaan saham ATI pada tahun 2002 adalah sebagai berikut: Biaya perolehan
70.213.600.000
Akumulasi bagian laba bersih Saldo awal Bagian laba bersih selama tahun berjalan Amortisasi selisih lebih biaya perolehan atas nilai aktiva bersih dari perusahaan asosiasi Dividen kas
(39.282.301.192) (6.024.720.000)
Saldo akhir
(27.452.177.238)
14.852.163.924 3.002.680.030
Jumlah Nilai Tercatat
42.761.422.762
Harga jual
65.310.000.000
Laba penjualan penyertaan saham
22.548.577.238
9. AKTIVA TETAP Aktiva tetap terdiri dari: Saldo awal
Penambahan/ reklasifikasi
Pengurangan/ reklasifikasi
Saldo akhir
Nilai Tercatat Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan kantor Kendaraan
24.371.417.057 58.799.874.981 113.374.173.546 3.622.026.307 6.521.409.005
862.348.663 1.185.025.493 89.274.460 598.927.000
1.067.079.850 17.880.141.202 21.029.180.745 616.061.028 2.105.338.168
23.304.337.207 41.782.082.442 93.530.018.294 3.095.239.739 5.014.997.837
Jumlah Kendaraan sewa guna usaha Aktiva dalam penyelesaian
206.688.900.896 367.500.000 431.972.709
2.735.575.616 -
42.697.800.993 367.500.000 431.972.709
166.726.675.519 -
Jumlah Nilai Tercatat
207.488.373.605
2.735.575.616
43.497.273.702
166.726.675.519
21.465.577.686 50.892.101.638
2.202.846.428 5.456.861.851
4.839.555.065 11.970.224.307
18.828.869.049 44.378.739.182
2003
Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan
27
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan) Saldo awal
Penambahan/ reklasifikasi
Pengurangan/ reklasifikasi
Saldo akhir
3.102.631.653 6.309.316.743
112.929.671 487.890.075
388.107.400 2.379.524.015
2.827.453.924 4.417.682.803
Jumlah Kendaraan sewa guna usaha
81.769.627.720 306.250.000
8.260.528.025 15.312.500
19.577.410.787 321.562.500
70.452.744.958 -
Jumlah Akumulasi Penyusutan
82.075.877.720
8.275.840.525
19.898.973.287
70.452.744.958
2003 Peralatan kantor Kendaraan
Nilai Buku
125.412.495.885
96.273.930.561
Saldo awal
Penambahan/ reklasifikasi
Pengurangan/ reklasifikasi
Saldo akhir
Nilai Tercatat Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan kantor Kendaraan
24.371.417.057 56.850.532.062 111.911.716.834 3.792.106.543 6.561.868.571
1.971.139.919 1.636.833.766 59.706.780 395.954.545
21.797.000 174.377.054 229.787.016 436.414.111
24.371.417.057 58.799.874.981 113.374.173.546 3.622.026.307 6.521.409.005
Jumlah Kendaraan sewa guna usaha Aktiva dalam penyelesaian
203.487.641.067 367.500.000 1.281.986.172
4.063.635.010 2.802.000
862.375.181 852.815.463
206.688.900.896 367.500.000 431.972.709
Jumlah Nilai Tercatat
205.137.127.239
4.066.437.010
1.715.190.644
207.488.373.605
Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Peralatan kantor Kendaraan
18.183.734.021 42.527.117.002 3.017.666.511 5.889.224.252
3.287.292.915 8.544.054.677 284.463.722 849.384.206
5.449.250 179.070.041 199.498.580 429.291.715
21.465.577.686 50.892.101.638 3.102.631.653 6.309.316.743
Jumlah Kendaraan sewa guna usaha
69.617.741.786 245.000.000
12.965.195.520 61.250.000
813.309.586 -
81.769.627.720 306.250.000
Jumlah Akumulasi Penyusutan
69.862.741.786
13.026.445.520
813.309.586
82.075.877.720
2002 (Disajikan kembali - Catatan 3a)
Nilai Buku
135.274.385.453
125.412.495.885
Penambahan pada tahun 2003 termasuk reklasifikasi dari kendaraan sewa guna usaha Perusahaan dengan biaya dan akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp367.500.000 dan Rp321.562.500. Pengurangan pada tahun 2003 termasuk aktiva tetap milik PT Aneka Bumi Pratama (ABP), Anak Perusahaan, dengan harga perolehan dan akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp42.512.264.464 dan Rp19.394.229.213, karena Perusahaan menjual seluruh penyertaan sahamnya di ABP di tahun 2003 (Catatan 3b). Penambahan pada tahun 2002 termasuk reklasifikasi dari bangunan yang telah selesai dikerjakan milik PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, sebesar Rp808.062.998. Hasil pelepasan aktiva tetap dengan nilai buku dan harga penjualan masing-masing sebesar Rp2.354.955 dan Rp157.775.000 pada tahun 2003, dan sebesar Rp93.818.060 (disajikan kembali) dan Rp464.794.999 (disajikan kembali) pada tahun 2002, menghasilkan laba bersih sebesar Rp155.420.045 dan Rp370.976.939 (disajikan kembali) masing-masing pada tahun 2003 dan 2002. Penyusutan yang dibebankan pada beban pokok penjualan sebesar Rp5.890.157.021 dan Rp10.440.092.926 masing-masing pada tahun 2003 dan 2002. Penyusutan yang dibebankan pada beban umum dan administrasi sebesar Rp2.064.121.004 dan Rp2.586.352.594 (disajikan kembali) masing-masing pada tahun 2003 dan 2002 (Catatan 18 dan 19).
28
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan) Hak atas tanah seluas 63.065 meter persegi masih dalam proses pengalihan menjadi atas nama Perusahaan dan Anak Perusahaan. Selain itu, Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki Hak Guna Bangunan atas tanah di berbagai lokasi untuk periode yang berkisar dari 20 sampai 30 tahun. Hak-hak tersebut akan berakhir pada berbagai tanggal mulai dari tahun 2004 sampai 2029. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa Hak Guna Bangunan tersebut dapat diperpanjang pada saat tanggal masa berlakunya berakhir. Pada tahun 2002, aktiva dalam penyelesaian merupakan proyek pembangunan kantor dan gudang milik PT Aneka Bumi Kencana (ABK), Anak Perusahaan. Pada tahun 2003 dan 2002, ABK membebankan aktiva dalam penyelesaian sebesar Rp431.972.709 dan Rp44.725.465 ke usaha tahun berjalan, karena berdasarkan pertimbangan manajemen ABK, aktiva dalam penyelesaian tersebut tidak mempunyai keuntungan di masa yang akan datang. Pada tahun 2003, aktiva tetap Perusahaan dan ACI dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon), PT Resona Perdania Bank, Jakarta (dahulu PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta), PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta, dan Innovest Offshore Ventures Ltd., British Virgin Islands. Sebagai tambahan, mesin dan peralatan milik PT Aneka Sumber Kencana dan PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory, Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh Perusahaan dari Bank Danamon (Catatan 10 dan 13). Pada tahun 2002, aktiva tetap dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dahulu PT Bank Umum Servitia Tbk (Bank Beku Kegiatan Usaha) dan PT Bank Mandiri (Persero)), PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta, PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta, dan PT Bank UFJ Indonesia, Surabaya (Catatan 10 dan 13). Aktiva tetap, kecuali hak atas tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp2.188.100.000 dan US$22.527.500, yang berdasarkan pendapat manajemen adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aktiva yang dipertanggungkan. Berdasarkan pertimbangan manajemen, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aktiva tetap pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002. 10. HUTANG JANGKA PENDEK Hutang jangka pendek terdiri dari pinjaman modal kerja yang diperoleh dari:
Dalam Dolar Amerika Serikat PT Bank Danamon Indonesia Tbk (US$2.750.000) The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta (US$3.500.000) PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta (US$1.000.000) Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dahulu PT Bank Umum Servitia Tbk (Bank Beku Kegiatan Usaha)) (US$800.000) Mizuho Corporate Bank, Ltd., Singapura (US$500.000)
29
2003
2002
23.278.750.000
-
-
31.290.000.000
-
8.940.000.000
-
7.152.000.000
-
4.470.000.000
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
10. HUTANG JANGKA PENDEK (lanjutan) 2003
2002
-
5.000.000.000
23.278.750.000
56.852.000.000
Dalam Rupiah PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta Jumlah Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek ini dikenakan bunga tahunan yang berkisar antara: 2003 % 10 (mengambang) -
Dalam Dolar Amerika Serikat Dalam Rupiah
2002 % 2,035 - 30,000 14,400 - 18,900
Jumlah maksimum dan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: Jumlah Maksimum 2003
2002
5.500.000
-
Jaminan yang sama seperti hutang jangka panjang yang diperoleh Perusahaan dari bank yang sama (Catatan 13)
-
3.500.000
Jaminan Perusahaan dari pemegang saham minoritas
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta
-
3.500.000
Jaminan Perusahaan dari pemegang saham minoritas
Mizuho Corporate Bank Ltd., Singapura
-
1.000.000
Jaminan Perusahaan dari pemegang saham minoritas
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) (dahulu PT Bank Umum Servitia Tbk (Bank Beku Kegiatan Usaha))
-
900.000
Dalam Dolar Amerika Serikat PT Bank Danamon Indonesia Tbk
The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta
Jaminan
Persediaan dan tanah
Pada tahun 2003, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk untuk periode satu (1) tahun. Fasilitas tersebut akan berakhir pada tanggal 11 Juni 2004 (Catatan 13). Pembatasan atas fasilitas pinjaman jangka pendek tersebut adalah sama dengan fasilitas pinjaman jangka panjang yang diperoleh dari bank yang sama. Pada tahun 2003, Perusahaan menjual penyertaan sahamnya di PT Aneka Bumi Pratama (ABP), Anak Perusahaan (Catatan 3b). Dengan demikian, fasilitas kredit yang diperoleh ABP dari The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta, Mizuho Corporate Bank, Ltd., Singapura dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta, tidak lagi disajikan dalam neraca konsolidasi tahun 2003.
30
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
10. HUTANG JANGKA PENDEK (lanjutan) Pinjaman yang diperoleh PT Aneka Sumber Kencana (ASK), Anak Perusahaan, dari PT Bank Umum Servitia Tbk (Bank Beku Kegiatan Usaha) (BUS) telah jatuh tempo pada tanggal 20 Oktober 1999. Berdasarkan Surat No. 006.10.006/TPS/BUS/VI/99 tanggal 4 Juni 1999 dari BUS, yang menyatakan bahwa efektif sejak tanggal 19 April 1999, seluruh pembayaran kredit untuk penyetoran maupun pelunasan pinjaman kepada BUS harus ditujukan kepada rekening atas nama BPPN/BUS pada PT Bank Central Asia Tbk. Pada bulan Juni dan Juli 1999, ASK telah menyetor sebesar US$100.000 pada rekening tersebut. ASK tidak dapat melakukan pembayaran pokok pinjaman dan bunga yang ditagih pada saat jatuh tempo. Pokok pinjaman dan bunga yang telah jatuh tempo dan belum dilunasi masing-masing sebesar Rp7.152.000.000 (US$800.000) dan Rp5.792.449.142 (US$647.927) pada tanggal 31 Desember 2002. Pada tahun 2003, pinjaman ASK tersebut dialihkan kepada Perusahaan (Catatan 6 dan 13). 11. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terutama merupakan bunga masih harus dibayar, jasa tenaga ahli, listrik, air dan telepon pada tahun 2003 dan bunga masih harus dibayar (termasuk denda) atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dahulu PT Bank Mandiri (Persero) dan PT Bank Umum Servitia Tbk (Bank Beku Kegiatan Usaha)), sebesar Rp1.141.042.285.940 pada tahun 2002 (Catatan 10 dan 13). 12. HUTANG PAJAK Hutang pajak terdiri dari:
2003
2002 (Disajikan kembali Catatan 3a)
Perusahaan Taksiran hutang pajak penghasilan (dikurangi dengan pembayaran pajak di muka sebesar Rp3.347.215 pada tahun 2003 dan Rp6.315.857 pada tahun 2002)
-
-
Anak Perusahaan Taksiran hutang pajak penghasilan (dikurangi dengan pembayaran pajak di muka sebesar Rp86.294.149 pada tahun 2003 dan Rp1.926.068.570 pada tahun 2002)
-
2.794.199.130
Hutang pajak lainnya Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25
49.211.184 56.209.869 7.094.427 -
408.596.596 106.132.836 214.171.438 35.101.580
Pajak Pertambahan Nilai
14.411.358
8.052.069
126.926.838
3.566.253.649
Jumlah Hutang Pajak
31
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) Rekonsiliasi antara rugi komersial sebelum beban pajak, sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi, dan taksiran laba (rugi) fiskal adalah sebagai berikut:
2003 Rugi sebelum beban pajak sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi Transaksi lain-lain dengan Anak Perusahaan Amortisasi kelebihan nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi Laba luar biasa Perusahaan Rugi Anak Perusahaan sebelum beban pajak - bersih Laba (rugi) sebelum beban pajak - Perusahaan
2002 (Disajikan kembali Catatan 3a)
(48.164.027.846) (3.439.221.054)
(365.745.729.250) (1.453.201.841)
(307.920.102) 563.639.079.346
(230.743.558) -
23.096.554.412
141.948.716.723
534.824.464.756
(225.480.957.926)
Beda waktu: Laba penjualan penyertaan saham Penyisihan kesejahteraan karyawan Penyusutan aktiva tetap Amortisasi biaya dibayar di muka Amortisasi biaya emisi saham ditangguhkan Transaksi sewa guna usaha
20.855.628.682 847.406.217 156.487.267 69.389.029 (126.008.786) (37.589.079)
151.655.710 4.053.600 (168.011.715) (97.643.195)
Jumlah
21.765.313.330
(109.945.600)
12.360.273.573 566.086.038 240.976.343 160.456.438 111.842.117 39.332.000
920.790.644 352.316.465 156.499.325 117.996.000
Beda tetap: Jamuan, sumbangan dan representasi Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Biaya pajak Perbaikan dan pemeliharaan Komunikasi Sewa Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak bersifat final Penghasilan sewa yang telah dikenakan pajak bersifat final Lain-lain Jumlah
(482.474.591)
(1.306.982.134)
(140.479.920) (3.560.762)
(95.325.800) (1.440.526)
12.852.451.236
Taksiran laba (rugi) fiskal - Perusahaan
569.442.229.322
143.853.974 (225.447.049.552)
Tidak terdapat penyisihan atas pajak penghasilan untuk tahun 2003 karena Perusahaan memiliki rugi fiskal yang dapat dikompensasikan dari tahun-tahun sebelumnya. Perusahaan mengalami rugi fiskal pada tahun 2002.
32
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) Perhitungan beban pajak tahun berjalan dan taksiran hutang pajak penghasilan (tagihan pajak) adalah sebagai berikut: 2003
2002
Taksiran penghasilan kena pajak (dibulatkan) Anak Perusahaan
-
15.792.559.000
Beban pajak - tahun berjalan Anak Perusahaan
-
4.720.267.700
Beban pajak dalam laporan laba rugi konsolidasi
-
4.720.267.700
Pajak penghasilan dibayar di muka Perusahaan Pasal 23 Anak Perusahaan
3.347.215 86.294.149
6.315.857 1.926.068.570
Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka
89.641.364
1.932.384.427
3.347.215
1.456.472.340
157.120.423
197.849.370
-
2.794.199.130
Taksiran tagihan pajak Perusahaan Anak Perusahaan Taksiran hutang pajak penghasilan Pasal 29 Anak Perusahaan
Rekonsiliasi antara beban pajak yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku dengan rugi sebelum beban (penghasilan) pajak, dan beban (penghasilan) pajak sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi adalah sebagai berikut:
2003
2002 (Disajikan kembali Catatan 3a)
Rugi sebelum beban pajak sesuai dengan laporan laporan laba rugi konsolidasi
(48.164.027.846)
(365.745.729.250)
Beban pajak berdasarkan tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak atas beda tetap Laba penjualan penyertaan saham Taksiran rugi fiskal yang tidak terpulihkan Bagian laba (rugi) perusahaan asosiasi - bersih Laba atas pengalihan aktiva Penyisihan aktiva pajak tangguhan tidak terpulihkan Lain-lain
(14.449.208.354) 5.033.215.653 6.256.688.605 4.584.906.994 17.366.713 (5.083.538.927) (1.124.142.348)
(109.723.718.775) (566.351) (8.235.653.171) 114.344.375.150 10.883.886.349 9.256.505.393 305.865.702
(4.764.711.664)
16.830.694.297
Beban (penghasilan) pajak sesuai laporan laba rugi konsolidasi
33
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) Rincian penghasilan (beban) pajak tangguhan adalah sebagai berikut: 2003 Pengaruh beda waktu pada tarif pajak maksimum (30%) Perusahaan Penyisihan kesejahteraan karyawan Penyusutan aktiva tetap Amortisasi biaya dibayar di muka Amortisasi biaya emisi saham ditangguhkan Transaksi sewa guna usaha Anak Perusahaan Penyisihan atas penurunan nilai penyertaan saham Kerugian pajak kini Penyisihan kesejahteraan karyawan Penyusutan aktiva tetap Penghapusan nilai persediaan Penyisihan piutang ragu-ragu Rugi fiskal yang dikompensasikan Pembayaran kesejahteraan karyawan Penyisihan dana pada bank beku kegiatan usaha Laba (rugi) pelepasan aktiva tetap Amortisasi biaya dibayar di muka Penyisihan aktiva pajak tangguhan tidak terpulihkan
254.221.865 46.946.180 20.816.710 (37.802.636) (11.276.723)
45.496.713 1.216.080 (50.403.514) (29.292.959)
2.571.675.000 2.495.948.682 216.477.986 130.319.137 108.152.918 47.945.100 (765.441.020) (307.969.425)
112.921.666 482.812.429 155.989.860 (3.578.536.916) -
(4.820.650) (481.460) -
Jumlah penghasilan (beban) pajak tangguhan
2002
3.142.440 2.732.997
-
(9.256.505.393)
4.764.711.664
(12.110.426.597)
Pengaruh pajak yang signifikan atas beda waktu antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut:
Aktiva pajak tangguhan Perusahaan Biaya masih harus dibayar Uang muka kepada pemasok Dana pada bank beku kegiatan usaha Biaya emisi saham ditangguhkan Aktiva tetap Piutang usaha Aktiva sewa guna usaha Anak Perusahaan Akumulasi rugi fiskal Penyertaan saham Biaya ditangguhkan Persediaan
34
2003
2002
254.221.865 218.329.208 119.603.930 113.407.908 63.199.076 1.376.595 -
218.329.208 119.603.930 151.210.544 16.252.896 1.376.595 11.276.723
7.576.592.527 2.571.675.000 662.427.682 296.335.114
20.840.805.467 662.427.682 188.182.196
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan)
Biaya masih harus dibayar Dana pada bank beku kegiatan usaha Piutang usaha Piutang lain-lain Aktiva tetap Uang muka kepada pemasok Penyisihan aktiva pajak tangguhan tidak terpulihkan Jumlah aktiva pajak tangguhan
2003
2002
275.536.162 127.697.843 68.671.824 47.945.100 2.421.607 -
677.735.829 132.579.789 68.671.824 1.220.155 19.007.530
-
(13.044.296.504)
12.399.441.441
10.064.383.864
-
20.816.710
13.259.410.992
13.471.922.365
13.259.410.992
13.492.739.075
Aktiva pajak tangguhan konsolidasi - bersih
4.234.347.010
1.913.370.003
Kewajiban pajak tangguhan konsolidasi - bersih
5.094.316.561
5.341.725.214
Kewajiban pajak tangguhan Perusahaan Biaya dibayar di muka Anak Perusahaan Aktiva tetap Jumlah kewajiban pajak tangguhan
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan Anak Perusahaan pada tahun 2002 termasuk bagian dari PT Aneka Bumi Pratama (ABP), Anak Perusahaan, masing-masing sebesar Rp329.777.054 dan Rp83.875.148. Pada tahun 2003, Perusahaan menjual penyertaan sahamnya di ABP (Catatan 3b). Rugi fiskal PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, yang pengaruh pajaknya diakui sebagai aktiva pajak tangguhan, merupakan jumlah yang dapat dikompensasi dengan penghasilan kena pajak selama periode lima tahun sejak tanggal terjadinya. Berdasarkan analisa atas kecukupan dari penyisihan penilaian pada akhir tahun, manajemen ACI berpendapat bahwa penyisihan penilaian pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 adalah cukup untuk menutupi penghasilan yang tidak dapat direalisasikan. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa aktiva dan kewajiban pajak tangguhan dapat dipulihkan kembali. Rincian taksiran tagihan pajak adalah sebagai berikut: 2003
2002
Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 23 Pajak Pertambahan Nilai Pajak penghasilan atas penjualan tanah dan bangunan
3.347.215 102.478.522
6.472.340 133.929.037
-
1.450.000.000
Jumlah
105.825.737
1.590.401.377
35
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2003
2002
Anak Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Pajak Pertambahan Nilai
99.018.754 11.101.669 47.000.000 527.873.099
76.833.101 11.101.669 109.914.600 931.755.956
Jumlah
684.993.522
1.129.605.326
Jumlah Taksiran Tagihan Pajak
790.819.259
2.720.006.703
Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar No. 00052/406/01/054/03 tanggal 18 Maret 2003, Kantor Pajak menyetujui pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan Perusahaan tahun 2001 sebesar Rp1.450.156.483. Atas tagihan yang disetujui tersebut, sebesar Rp1.426.557.583 dibayar tunai dan telah diterima oleh Perusahaan pada tanggal 11 April 2003, sementara sisanya dikompensasikan dengan pajak badan Perusahaan (tahun 1997), pajak penghasilan pasal 21 (tahun 1995) dan pasal 23 (tahun 2001). Taksiran rugi fiskal tahun 2002 sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang dilaporkan oleh Perusahaan kepada Kantor Pajak. Sampai dengan tanggal 7 April 2004, Perusahaan belum melaporkan SPT tahun 2003 kepada Kantor Pajak. Namun, SPT tahun 2003 yang akan dilaporkan Perusahaan kepada Kantor Pajak sesuai dengan taksiran laba fiskal tahun 2003 di atas. 13. PINJAMAN JANGKA PANJANG Pinjaman jangka panjang terdiri dari: 2003
2002
140.025.250.940
-
44.119.966.020
-
PT Resona Perdania Bank, Jakarta (dahulu PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta) (US$2.746.323 pada tahun 2003 dan US$2.779.411 pada tahun 2002)
23.247.622.672
24.847.934.876
PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta (US$1.968.199 pada tahun 2003 dan US$7.967.647 pada tahun 2002)
16.660.800.641
71.230.764.895
2.614.195.413
-
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dahulu PT Bank Mandiri (Persero))
-
466.317.053.067
PT Bank UFJ Indonesia, Surabaya (US$1.852.947)
-
16.565.346.180
226.667.835.686
578.961.099.018
PT Bank Danamon Indonesia Tbk Pinjaman (US$16.541.672) Biaya pendanaan ditangguhkan (US$5.210.628 dan Rp12.000.000)
Innovest Offshore Ventures Ltd., British Virgin Islands (US$308.824)
Jumlah
36
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
13. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan)
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman (US$6.677.513 pada tahun 2003 dan Rp466.317.053.067 dan US$12.600.005 pada tahun 2002) Biaya pendanaan ditangguhkan (US$1.798.908 dan Rp3.000.000) Jumlah pinjaman jangka panjang
2003
2002
56.525.142.381
578.961.099.018
15.230.756.220
-
154.911.937.085
-
a. Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan adalah sebagai berikut: PT Bank Danamon Indonesia Tbk Pinjaman jangka panjang dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) sebenarnya merupakan pinjaman jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) (Bank Mandiri) yang terdiri dari fasilitas pinjaman modal kerja ekspor, fasilitas modal kerja investasi dan fasilitas letter of credit. Berdasarkan Surat Bank Mandiri No. LWO-I/04/2001 tanggal 4 Januari 2001, semua pinjaman yang diperoleh dari Bank Mandiri telah dialihkan kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Pada tanggal yang sama, Bank Mandiri juga mengeluarkan surat-surat kepada PT Aneka Sumber Kencana (ASK), PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory (LSK), PT Aneka Bumi Kencana (ABK), PT Surabaya Pelleting Company (SPC), PT Tirtha Harapan Bali (THB) dan PT Aneka Widya Graha (AWG), Anak Perusahaan, yang menyatakan bahwa pada tanggal 4 Januari 2001, semua fasilitas kredit yang diperoleh Anak Perusahaan tersebut dari Bank Mandiri telah dialihkan kepada BPPN. Oleh karena itu, semua fasilitas pinjaman tersebut harus dinegosiasikan dengan BPPN. Pada tanggal 6 Agustus 2001, Perusahaan menandatangani perjanjian terpisah dengan ABK, AWG, SPC, LSK dan THB, yang menyatakan bahwa seluruh pokok pinjaman Anak Perusahaan tersebut, termasuk bunga dan denda yang terhutang kepada BPPN masing-masing sebesar Rp47.053.990.126, Rp30.172.249.158 dan Rp7.147.608.229 (atau seluruhnya berjumlah Rp84.373.847.513), telah dialihkan kepada Perusahaan. Oleh karena itu, Anak Perusahaan tersebut saat ini menjadi berhutang kepada Perusahaan dan seluruh hak yang dimiliki BPPN sehubungan dengan pinjaman Anak Perusahaan tersebut, seluruhnya beralih kepada Perusahaan. Pinjaman kepada Anak Perusahaan tersebut tidak dikenakan bunga dan terhutang selama dua (2) tahun sejak Perusahaan melakukan pembayaran pinjaman tersebut kepada BPPN. Jangka waktu hutang tersebut dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan antara Anak Perusahaan tersebut dan Perusahaan (Catatan 6). Berdasarkan Surat BPPN No. S-0354/AMC-AD/BPPN/0302 tanggal 26 Maret 2002, kewajiban Perusahaan termasuk dalam portofolio pinjaman BPPN yang akan dijual kepada pihak ketiga. Pada tanggal yang sama, BPPN juga mengeluarkan Surat No. S-0353/AMC-AD/BPPN/0302 kepada ASK yang menyatakan bahwa kewajiban ASK juga termasuk dalam portofolio pinjaman tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2002, pokok pinjaman, bunga (termasuk denda) dan provisi bank yang terhutang atas pinjaman dari BPPN masing-masing sebesar Rp466.317.053.067, Rp1.135.249.836.798 dan Rp2.651.368.505.
37
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
13. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (lanjutan) Berdasarkan Surat BPPN No. Prog-1647/AMK/PAK1/BPPN/0303 tanggal 5 Maret 2003, kewajiban Perusahaan dijual dan dialihkan oleh BPPN ke Bank Danamon. Pada tanggal yang sama, BPPN mengeluarkan Surat No. Prog-1649/AMK/PAK1/BPPN/0303 kepada ASK yang menyatakan bahwa kewajiban ASK juga dijual dan dialihkan ke Bank Danamon. Pada tanggal 18 Maret 2003, Bank Danamon, dalam Surat No. B. 512-S-CBD dan B. 513-S-CBD, keduanya bertanggal 18 Maret 2003, menyatakan bahwa efektif tanggal 5 Februari 2003, Bank Danamon memiliki hak atas kewajiban Perusahaan sebesar Rp445.322.259.373 dan kewajiban ASK sebesar Rp421.863.795.477 dan US$909.000, masing-masing kepada BPPN. Berdasarkan Perjanjian Pembaharuan Pinjaman, yang diaktakan dalam akta Notaris E. Betty Budiyanti Moesigit, S.H., No. 26 tanggal 11 Juni 2003, antara Bank Danamon, Perusahaan dan ASK, Perusahaan menggantikan Bank Danamon sebagai kreditur atas kewajiban ASK sebesar Rp421.863.795.477 dan US$909.000 (Catatan 6). ASK harus mengkonversikan kewajibannya kepada Perusahaan menjadi modal saham ASK. Konversi tersebut harus sudah dilakukan efektif tanggal 31 Desember 2003 dan/atau setelah ASK menerima persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Pada tanggal laporan auditor independen (7 April 2004), persetujuan tersebut masih dalam proses. ASK mencatat selisih antara nilai tercatat sebesar Rp745.002.631.108 dan pinjaman yang dialihkan kepada Perusahaan sebagai laba sebesar Rp315.041.463.631, dan disajikan sebagai bagian dari “Pos Luar Biasa - Bersih” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2003 (Catatan 21). Pada tanggal yang sama, Perusahaan juga menandatangani perjanjian pinjaman dengan Bank Danamon, dimana jumlah pinjaman pada tanggal tersebut sebesar Rp867.186.054.850 dan US$909.000 yang terdiri dari pinjaman Perusahaan sendiri sebesar Rp445.322.259.373 dan eks pinjaman ASK sebesar Rp421.863.795.477 dan US$909.000. Berdasarkan perjanjian ini juga, yang diaktakan dalam akta Notaris E. Betty Budiyanti Moesigit, S.H., No. 28 tanggal 11 Juni 2003, Bank Danamon mengalihkan sebagian pinjaman menjadi fasilitas pinjaman jangka panjang dengan batas maksimum sebesar Rp166.157.265.572 untuk periode selama lima (5) tahun (termasuk tenggang waktu (grace period) 12 bulan dimulai dari tanggal penandatanganan restrukturisasi). Pada saat penandatanganan restrukturisasi pinjaman, Perusahaan membayar angsuran pertama atas pinjaman jangka panjang sebesar Rp6.557.265.572. Sebaliknya, Bank Danamon setuju untuk memberikan fasilitas pinjaman jangka pendek dengan batas maksimum sebesar US$5.500.000 (Catatan 10). Sisa saldo pinjaman jangka panjang tersebut menjadi sebesar Rp159.600.000.000. Berdasarkan surat Bank Danamon tanggal 7 Juli 2003, efektif tanggal 30 Juni 2003, pinjaman jangka panjang ini dikonversikan menjadi US$19.291.672. Berdasarkan Perjanjian Pengalihan Piutang, yang diaktakan dalam akta Notaris E. Betty Budiyanti Moesigit, S.H., No. 27 tanggal 11 Juni 2003, Bank Danamon mengalihkan sisa saldo pinjaman sebesar Rp709.119.034.715 kepada Innovest Offshore Ventures Ltd., British Virgin Islands (Innovest). Penyelesaian Pinjaman Investor dinyatakan dalam Perjanjian Pinjaman Subordinasi antara Perusahaan, Innovest dan Bank Danamon. Pada tanggal 8 Agustus 2003, Perusahaan melakukan pembayaran angsuran tambahan sebesar US$2.750.000 kepada Bank Danamon. Oleh karena itu, sisa saldo pinjaman jangka panjang menjadi sebesar US$16.541.672. Pembayaran angsuran atas pinjaman jangka panjang dari Bank Danamon berasal dari hasil penjualan atas penyertaan di ABP (Catatan 3b). Perhitungan laba atas restrukturisasi pinjaman Perusahaan adalah sebagai berikut: Nilai tercatat pinjaman pada tanggal 31 Desember 2002 Beban bunga sampai dengan tanggal 11 Juni 2003
38
889.004.394.752 33.565.550.534
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
13. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (lanjutan) Novasi pinjaman ASK kepada Perusahaan
429.954.040.914
Nilai tercatat pinjaman pada tanggal 11 Juni 2003
1.352.523.986.200
Dikurangi dengan pinjaman yang dikonversikan menjadi Pinjaman Investor dan pembayaran kas masa depan atas sisa pinjaman - Pinjaman Investor - Pembayaran angsuran atas pinjaman jangka panjang - Pembayaran biaya pendanaan - Pembayaran kas masa depan lainnya (terdiri dari pokok, bunga, biaya fasilitas dan biaya administrasi)
186.963.820.937
Jumlah
939.358.487.024
Laba atas restrukturisasi
413.165.499.176
709.119.034.715 29.272.265.572 14.003.365.800
Sesuai dengan PSAK No. 54, karena nilai tercatat pinjaman melebihi jumlah pembayaran kas masa depan, maka nilai tercatat pinjaman dikurangi agar sesuai dengan jumlah pembayaran kas masa depan dan Perusahaan mengakui laba atas restrukturisasi pinjaman tersebut sebesar Rp394.520.044.631 setelah dikurangi biaya restrukturisasi sebesar Rp18.645.454.545, yang dicatat sebagai bagian dari “Pos Luar Biasa - Bersih” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2003 (Catatan 21). Perbedaan antara nilai tercatat pinjaman yang disesuaikan dan pokok pinjaman yang direstrukturisasi, yang berasal dari biaya pendanaan, disajikan sebagai “Biaya Pendanaan Ditangguhkan”. Biaya ditangguhkan tersebut dikurangi dengan jumlah aktual pembayaran biaya pendanaan pada setiap periode angsuran. Fasilitas pinjaman jangka panjang dikenakan suku bunga tahunan sebesar 10% (suku bunga mengambang) dengan biaya fasilitas pada tahun pertama sebesar 0,5% dan selanjutnya sebesar 1% dari saldo pinjaman. Perusahaan juga telah membayar beban bunga tercatat (“carrying cost”) sebesar Rp13.169.579.472, biaya fasilitas sebesar Rp830.786.328, biaya administrasi sebesar Rp3.000.000 dan biaya restrukturisasi sebesar Rp18.645.454.545. Fasilitas pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang ini dijaminkan dengan hak atas tanah Perusahaan, bangunan dan prasarana, mesin dan peralatan, piutang usaha, persediaan, saham Perusahaan yang dimiliki oleh PT Aneka Bumi Prasidha dan PT Aneka Agroprasidha dan jaminan pribadi oleh Mansjur Tandiono, Made Sudharta, Jeffry Sanusi Soedargo dan H. Sjamsul Bachri Uding, masing-masing sebagai komisaris dan direksi Perusahaan. Sebagai tambahan, mesin dan peralatan ASK dan LSK juga dijadikan sebagai jaminan untuk fasilitas pinjaman tersebut (Catatan 5, 7 dan 9). Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Danamon, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk, antara lain, melakukan penggabungan usaha atau konsolidasi, membagikan dividen, menjaminkan aktivanya kepada pihak ketiga, mengubah Anggaran Dasar, pemegang saham atau manajemen, modal saham, memberikan jaminan untuk pihak-pihak lain dan menjual aktiva tetap, kecuali dalam kegiatan usaha. Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut di atas, Perusahaan juga berkewajiban untuk mengadakan rapat para pemegang saham mengenai konversi pinjaman Perusahaan ke ASK menjadi penyertaan saham di ASK, perubahan status Perusahaan menjadi perusahaan asing dan pembayaran beban bunga tercatat (“carrying cost”), konversi Pinjaman Investor sesuai perjanjian pinjaman subordinasi dengan nilai minimum sebesar Rp540 milyar sebelum tanggal 31 Desember 2003, dan menjual tanah dalam pengembangan dan tanah untuk dijual milik AWG (Catatan 7). Jumlah ekuitas Perusahaan harus positif pada akhir tahun 2003. 39
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
13. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (lanjutan) Perusahaan juga berkewajiban, antara lain, mempertahankan saldo minimum atas Debt Service Reserve Account (DSRA) sebesar empat kali saldo bunga, mempertahankan persediaan barang dagang sebesar delapan kali saldo bunga, mempertahankan rasio lancar minimum satu kali, 3,5 kali rasio leverage pada tahun 2005 dan seterusnya, rasio Debt Service Coverage (atau rasio Cash Operating Profit After Tax (COPAT) atas Jumlah Pembayaran Pendanaan) minimum satu kali, dan rasio persediaan barang dagang dan piutang usaha atas pinjaman modal kerja minimum satu. Pada tanggal 31 Desember 2003, Perusahaan dapat memenuhi persyaratan dalam perjanjian pinjaman dengan Bank Danamon mengenai rasio debt service coverage, namun Perusahaan tidak dapat mempertahankan rasio keuangan lainnya yang disyaratkan dan jumlah ekuitas yang positif. Berdasarkan perjanjian pinjaman dengan Bank Danamon, apabila terdapat kondisi ketidakpatuhan, Bank Danamon mempunyai hak untuk menyatakan pokok pinjaman dan biaya pendanaan ditangguhkan menjadi jatuh tempo seketika dan dapat ditagih dalam jangka waktu tigapuluh (30) hari, setelah mengeluarkan pemberitahuan ketidakpatuhan tertulis kepada Perusahaan. Namun, pada tanggal laporan auditor independen (7 April 2004), Perusahaan belum menerima surat pemberitahuan formal atas pelanggaran tersebut dari Bank Danamon mengenai kegagalan Perusahaan memenuhi persyaratan rasio-rasio di atas. Innovest Offshore Ventures Ltd. Pada tanggal 11 Juni 2003, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman subordinasi dengan Innovest dan Bank Danamon sebagai bagian dari perjanjian pinjaman yang ditandatangani antara Perusahaan dan Bank Danamon pada tanggal yang sama. Pada tanggal 3 Desember 2003, Innovest mengkonversikan sebagian pinjamannya sebesar Rp540.000.000.000 menjadi 1.080.000.000 lembar saham Perusahaan. Sisa saldo pinjaman dari Innovest sebesar Rp169.119.034.715 dihapuskan oleh Innovest dalam suratnya tertanggal 9 Juli 2003. Dengan demikian, Perusahaan mencatat laba sebesar Rp169.119.034.715 dan disajikan sebagai bagian dari “Pos Luar Biasa - Bersih” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2003 (Catatan 21). Pada tanggal 3 Desember 2003, pemegang saham Perusahaan menyetujui konversi pinjaman tersebut dengan meningkatkan modal saham disetor (Catatan 15). b. Fasilitas pinjaman yang diperoleh PT Aneka Coffee Industry, Anak Perusahaan, adalah sebagai berikut: PT Bank UFJ Indonesia, PT Resona Perdania Bank, PT Bank Mizuho Indonesia dan Innovest Offshore Ventures Ltd. Pada tanggal 21 Juli 2000, PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, mengadakan perubahan perjanjian pinjaman mengenai fasilitas kredit ACI dengan PT Bank UFJ Indonesia, Surabaya (UFJ). Berdasarkan perjanjian ini, pinjaman tersebut dibagi atas Tranche A sebesar US$382.353 dan Tranche B sebesar US$1.617.647. Tranche A akan jatuh tempo pada tanggal 21 Juli 2003 dalam satu pembayaran, sedangkan Tranche B akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2004 dalam lima belas angsuran dimulai dari bulan September 2000. Pada tanggal 2 Oktober 2000, ACI mengadakan perubahan perjanjian pinjaman mengenai fasilitas kredit dengan PT Bank Resona Perdania Bank, Jakarta (Resona Perdania) (dahulu PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta), berkaitan dengan fasilitas pinjamannya. Berdasarkan perjanjian ini, pinjaman tersebut dibagi atas Tranche A sebesar US$573.529 dan Tranche B sebesar US$2.426.471. Tranche A akan jatuh tempo pada tanggal 2 Oktober 2003 dalam satu pembayaran, sedangkan Tranche B akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2004 dalam lima belas angsuran dimulai dari bulan Oktober 2000. 40
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
13. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank UFJ Indonesia, PT Resona Perdania Bank, PT Bank Mizuho Indonesia dan Innovest Offshore Ventures Ltd. (lanjutan) Pada tanggal 18 Desember 2000, ACI mengadakan perubahan perjanjian pinjaman mengenai fasilitas kredit dengan PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta (Mizuho). Berdasarkan perjanjian ini, pinjaman tersebut dibagi atas Tranche A sebesar US$1.644.118 dan Tranche B sebesar US$6.955.882. Tranche A akan jatuh tempo pada tanggal 18 Desember 2003 dalam satu pembayaran, sedangkan Tranche B akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2004 dalam lima belas angsuran dimulai dari bulan September 2000. Pinjaman-pinjaman di atas dari UFJ, Resona Perdania dan Mizuho, dikenakan suku bunga tahunan sebesar 2% di atas SIBOR dan dijaminkan dengan jaminan dari Perusahaan, Hak Tanggungan (Sertifikat Tanah No. 588 milik ACI yang berlokasi di Trosobo, Sidoarjo dengan semua bangunan, penambahan dan perbaikan yang termasuk dalam aktiva tidak bergerak) dengan dasar pari-pasu prorata, pemindahan hak pemilikannya atas persediaan, piutang dan klaim asuransi, dan mesin-mesin pabrik kopi instan. Dalam upaya mengelola pengeluaran kas untuk angsuran pinjaman di tahun-tahun yang akan datang, pada bulan April 2002, ACI mulai melakukan negosiasi dengan kreditur bank untuk menjadwalkan kembali pinjamannya. Sebagai tambahan, pembayaran angsuran pokok pinjaman sebesar US$999.997 yang jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2002 telah ditunda. Berdasarkan persyaratan dalam perjanjian pinjaman, pinjaman tersebut langsung menjadi jatuh tempo dan dapat ditagih. Oleh karena itu, pinjaman ACI dalam “Pinjaman Jangka Panjang” telah direklasifikasikan sebagai hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dalam neraca konsolidasi tahun 2003. Pada tanggal 31 Maret 2003, ACI dan Mizuho mengadakan perjanjian perubahan dan penyajian kembali sehubungan dengan jadwal pembayaran pinjaman. Pada tanggal yang sama, ACI dan Resona Perdania juga mengadakan perjanjian yang sama sehubungan dengan jadwal pembayaran. Fasilitas Tranche A dan Tranche B disetujui untuk digabung menjadi satu fasilitas dengan jadwal pembayaran sebagai berikut: Tahun
Mizuho
Resona Perdania
2003 2004 2005 2006 2007 Jatuh tempo (31 Desember 2007)
US$
94.853 347.794 379.412 916.911 1.106.617 5.122.060
US$
33.088 121.324 132.353 319.853 386.029 1.786.764
Jumlah
US$
7.967.647
US$
2.779.411
Pada tanggal 30 Desember 2003, ACI dan Mizuho mengadakan perjanjian penyelesaian pinjaman, dimana Mizuho menyetujui untuk mengurangi saldo pinjaman pada tanggal 30 Desember 2003 dari US$7.872.794 menjadi US$1.968.199. ACI harus menyelesaikan seluruh jumlah yang telah disetujui tersebut paling lambat pada tanggal 31 Maret 2004. Jika ACI gagal untuk membayar kepada Mizuho pada tanggal jatuh tempo dengan alasan apapun, maka tanpa membutuhkan tindakan dan/atau pemberitahuan apapun dari Mizuho, perjanjian penyelesaian pinjaman tersebut akan dibatalkan/diakhiri atas keputusan Mizuho secara sepihak dan seluruh syarat dan kondisi termasuk kewajiban pembayaran ACI berdasarkan perjanjian pinjaman terdahulu akan secara otomatis berlaku kembali tanpa membutuhkan tindakan lebih lanjut. Pada tanggal 29 Maret 2004, ACI telah membayar sebesar US$1.968.199 kepada Mizuho (Catatan 27). Perusahaan mencatat pengurangan hutang sebesar US$5.904.595 (setara dengan Rp48.031.977.910, setelah dikurangi dampak pajak) dari ACI sebagai bagian dari “Pos Luar Biasa - Bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2003 (Catatan 21). 41
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
13. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank UFJ Indonesia, PT Resona Perdania Bank, PT Bank Mizuho Indonesia dan Innovest Offshore Ventures Ltd. (lanjutan) Pada bulan Maret 2003, ACI mendapat pemberitahuan bahwa UFJ telah mengalihkan seluruh hak, kepemilikan, kepentingan dan kewajiban ACI berdasarkan perjanjian fasilitas pinjaman dengan jumlah pokok sebesar US$1.852.947 kepada Innovest Offshore Ventures Ltd., British Virgin Islands (Innovest). Pada tanggal 30 Juni 2003, ACI dan Innovest mengadakan perjanjian restrukturisasi, dimana kedua belah pihak menyetujui hal-hal berikut ini: • Jumlah yang terhutang direkstrukturisasi dan dibagi menjadi 2 tranche (A dan B). Fasilitas Tranche A sebesar US$1.522.064 dan fasilitas Tranche B sebesar US$330.883 dengan tanggal jatuh tempo pada tanggal 30 September 2006. • Fasilitas Tranche A telah diselesaikan melalui pengalihan seluruh saham ACI di Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina (SAFD) kepada Innovest. • Jadwal pembayaran fasilitas Tranche B adalah sebagai berikut: Tahun
Jumlah (US$)
2003 2004 2005 2006
22.059 80.882 88.236 139.706
Jumlah
330.883
Atas pengalihan saham ACI di SAFD kepada Innovest untuk penyelesaian fasilitas Tranche A, ACI mencatat laba atas pengalihan aktiva sebesar Rp7.738.946.725 yang disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan (Beban) Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2003. Perhitungan laba atas pengalihan aktiva tersebut adalah sebagai berikut: Nilai tercatat penyertaan saham di SAFD pada tanggal 31 Desember 2002 Bagian rugi bersih SAFD sampai tanggal 30 Juni 2003
3.973.038.795 (653.374.148)
Nilai tercatat penyertaan saham di SAFD pada tanggal 30 Juni 2003 Piutang dari SAFD
3.319.664.647 1.551.689.862
Jumlah nilai tercatat aktiva untuk penyelesaian pinjaman pada tanggal 30 Juni 2003 Saldo Tranche A (US$1.522.064 pada kurs Rp8.285 untuk US$1) pada tanggal 30 Juni 2003 Laba atas pengalihan aktiva
4.871.354.509 12.610.301.234 7.738.946.725
Fasilitas pinjaman yang telah diperbaharui tersebut dikenakan suku bunga tahunan sebesar 2,25% di atas SIBOR dan memiliki jaminan yang sama seperti sebelum perubahan. Pada tanggal 31 Desember 2003, ACI telah membayar seluruh pokok pinjaman yang jatuh tempo kepada Resona Perdania, Mizuho dan Innovest (Kreditur). Namun, bunga yang jatuh tempo dari bulan September sampai Desember 2003 sebesar US$97.067 (setara dengan Rp821.674.356) belum dibayar pada tanggal jatuh tempo tersebut. Berdasarkan persyaratan dalam perjanjian pinjaman, pinjaman tersebut langsung menjadi jatuh tempo dan dapat ditagih sebagai akibat dari tidak adanya pembayaran. Oleh karena itu, pokok pinjaman dalam “Pinjaman Jangka Panjang” telah direklasifikasikan sebagai hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dalam neraca konsolidasi tahun 2003. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2004, ACI telah membayar seluruh bunga yang telah jatuh tempo tersebut (Catatan 27).
42
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
13. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank UFJ Indonesia, PT Resona Perdania Bank, PT Bank Mizuho Indonesia dan Innovest Offshore Ventures Ltd. (lanjutan) Fasilitas-fasilitas kredit yang diperoleh ACI dari Kreditur termasuk batasan-batasan tertentu sehubungan dengan, antara lain, pembagian dividen, penggabungan usaha atau konsolidasi, perubahan dalam pemegang saham atau manajemen, perolehan pinjaman bank dari pihak ketiga dan penjualan aktiva tetap, kecuali dalam kegiatan usaha. 14. KELEBIHAN NILAI BUKU DIKONSOLIDASI - BERSIH
ATAS
BIAYA
PEROLEHAN
ANAK
PERUSAHAAN
YANG
Kelebihan nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi terdiri dari: 2003
2002
PT Aneka Sumber Kencana PT Aneka Bumi Kencana PT Tirtha Harapan Bali PT Surabaya Pelleting Company PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory PT Aneka Bumi Pratama
2.099.456.076 783.414.230 583.458.153 554.523.372 439.666.240 -
2.099.456.076 783.414.230 583.458.153 554.523.372 439.666.240 154.353.091
Jumlah Dikurangi akumulasi amortisasi
4.460.518.071 2.230.259.034
4.614.871.162 2.076.692.023
Bersih
2.230.259.037
2.538.179.139
Amortisasi yang dibebankan pada usaha sebesar Rp307.920.102 dan Rp230.743.558 pada tahun 2003 dan 2002. Pada tahun 2003, Perusahaan menjual penyertaan sahamnya di PT Aneka Bumi Pratama, Anak Perusahaan (Catatan 3b). Oleh karena itu, saldo kelebihan nilai buku atas biaya perolehan bagian ABP dibebankan pada usaha tahun 2003. 15. MODAL SAHAM Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, rincian pemilikan saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp500 per saham adalah sebagai berikut: Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh
Persentase pemilikan
Jumlah
PT Aneka Bumi Prasidha PT Aneka Agroprasidha Itochu Corporation, Jepang H. Sjamsul Bachri Uding Moenardji Soedargo Didik Tandiono Jeffry Sanusi Soedargo Widyono Lianto Masyarakat
136.500.000 114.000.000 21.375.000 2.157.000 645.000 600.000 450.000 78.000 84.195.000
37,92% 31,67 5,94 0,60 0,18 0,17 0,12 0,02 23,38
68.250.000.000 57.000.000.000 10.687.500.000 1.078.500.000 322.500.000 300.000.000 225.000.000 39.000.000 42.097.500.000
Jumlah
360.000.000
100,00%
180.000.000.000
Pemegang saham
43
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
15. MODAL SAHAM (lanjutan) Berdasarkan risalah Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 26 Juni 2002, yang diaktakan dalam akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No. 8 tanggal 26 Juni 2002, para pemegang saham menyetujui sebagai berikut: a. Pembatalan keputusan untuk meningkatkan modal dasar Perusahaan yang sebelumnya telah disetujui dalam Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham pada tanggal 14 Juni 2000. b. Penurunan penyertaan saham Perusahaan dalam PT Aneka Bumi Kencana, Anak Perusahaan, sebesar Rp25.000.000.000. Berdasarkan risalah Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham Perusahaan tanggal 10 Juni 2003, yang diaktakan dalam akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No. 6 tanggal 10 Juni 2003, para pemegang saham menyetujui, antara lain, sebagai berikut: a. Pembatalan keputusan penawaran terbatas tanpa hak memesan efek terlebih dahulu yang sebelumnya telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 14 Juni 2000. b. Penjualan saham Perusahaan sebanyak 4.080 lembar saham di PT Aneka Bumi Pratama, Anak Perusahaan, kepada Itochu Corporation, Jepang, sebanyak 4.079 lembar saham dan kepada Hisakazu Takeuchi sebanyak 1 lembar saham (Catatan 3b). c.
Dewan Direksi Perusahaan untuk menandatangani perjanjian restrukturisasi pinjaman dan dokumen-dokumen terkait lainnya dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon).
d. Dewan Direksi Perusahaan untuk menjaminkan aset Perusahaan kepada Bank Danamon dan menandatangani dokumen-dokumen penjaminan yang bersangkutan. e. Wewenang kepada Dewan Direksi Perusahaan untuk menyetujui Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham PT Aneka Sumber Kencana (ASK) dan PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory (LSK), Anak Perusahaan, sehubungan dengan pemberian jaminan aktiva ASK dan LSK kepada Bank Danamon untuk kepentingan Perusahaan. Berdasarkan risalah Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 3 Desember 2003, yang diaktakan dalam akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No. 2 tanggal 3 Desember 2003, para pemegang saham menyetujui sebagai berikut: a. Meningkatkan modal disetor melalui penawaran terbatas tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 1.080.000.000 lembar saham atau setara dengan Rp540.000.000.000. Seluruh saham tersebut akan diambil bagian oleh Innovest Offshore Ventures Ltd., British Virgin Islands berdasarkan konversi Pinjaman Investor. b. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan status Perusahaan saat ini. c.
Wewenang kepada Dewan Direksi Perusahaan untuk mengubah status Perusahaan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan untuk memperoleh persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
d. Wewenang kepada Dewan Direksi Perusahaan untuk menyetujui Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham ASK, PT Tirtha Harapan Bali (THB), PT Surabaya Pelleting Company (SPC) dan LSK, Anak Perusahaan, untuk menyiapkan dan menandatangani dokumen-dokumen sehubungan dengan penyelesaian piutang Perusahaan kepada ASK, THB, SPC dan LSK dengan cara mengkonversi piutang mereka menjadi modal saham mereka.
44
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
15. MODAL SAHAM (lanjutan) Pada bulan Desember 2003, Perusahaan melalui mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (Rights Issues) sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. IX.D.4, Lampiran dari Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998, telah mengkonversikan Pinjaman Investornya sebesar Rp540.000.000.000 dari jumlah keseluruhan pinjaman sebesar Rp709.119.034.715 menjadi saham Perusahaan sebanyak 1.080.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp500 per saham. Jumlah tersebut disajikan sebagai bagian dari “Modal Disetor Lainnya” dalam neraca konsolidasi tahun 2003 dan akan segera dialihkan menjadi modal disetor setelah Perusahaan menerima persetujuan dari BKPM dan selanjutnya persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Pada tanggal laporan auditor independen (7 April 2004), persetujuan dari BKPM masih dalam proses. Dengan pengalihan konversi atas Pinjaman Investor, susunan pemegang saham yang baru akan menjadi sebagai berikut: Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh
Persentase pemilikan
Jumlah
Innovest Offshore Ventures Ltd., British Virgin Islands PT Aneka Bumi Prasidha PT Aneka Agroprasidha Itochu Corporation, Jepang H. Sjamsul Bachri Uding Moenardji Soedargo Didik Tandiono Jeffry Sanusi Soedargo Widyono Lianto Masyarakat
1.080.000.000 136.500.000 114.000.000 21.375.000 2.157.000 645.000 600.000 450.000 78.000 84.195.000
75,000% 9,479 7,917 1,484 0,150 0,045 0,042 0,031 0,005 5,847
540.000.000.000 68.250.000.000 57.000.000.000 10.687.500.000 1.078.500.000 322.500.000 300.000.000 225.000.000 39.000.000 42.097.500.000
Jumlah
1.440.000.000
100,000%
720.000.000.000
Pemegang saham
16. MODAL DISETOR LAINNYA Akun ini terdiri dari Pinjaman Investor yang dikonversi menjadi modal (Catatan 15) dan selisih lebih antara nilai tercatat penyertaan saham Perusahaan dan bagian Perusahaan atas nilai aktiva bersih PT Aneka Bumi Pratama (ABP), Anak Perusahaan, pada tahun 1997 sebagai akibat dari penurunan dalam bagian pemilikan Perusahaan. Pada tahun 2003, Perusahaan menjual penyertaan sahamnya di ABP (Catatan 3b). Dengan demikian, modal disetor lainnya sebesar Rp2.127.486.218 diakui sebagai laba dan dicatat sebagai bagian dari “Laba Penjualan Penyertaan Saham” pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2003. 17. PENJUALAN BERSIH Penjualan bersih terdiri dari: 2003
2002
Hasil Bumi Ekspor Lokal
82.310.875.544 7.739.852.821
368.904.265.706 15.804.662.735
Jumlah Penjualan Bersih
90.050.728.365
384.708.928.441
45
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
17. PENJUALAN BERSIH (lanjutan) Selain penjualan hasil bumi kepada Grup Itochu sebesar Rp16.187.405.522 atau 18% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2003, dan kepada RubberNet (Asia) Pte., Ltd., Singapura sebesar Rp269.490.720.202 atau 70% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2002, tidak terdapat penjualan kepada pihak lain yang mencapai 10% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2003 dan 2002. Penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp16.187.405.522 atau 18% dari penjualan bersih tahun 2003 dan Rp278.704.826.660 atau 72% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2002. 18. BEBAN POKOK PENJUALAN Beban pokok penjualan terdiri dari: 2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a) Hasil Bumi Perusahaan Bahan baku yang digunakan Upah buruh langsung Beban pabrikasi (Catatan 9)
40.799.134.072 261.849.100 1.651.591.545
Jumlah Beban Produksi
42.712.574.717
Persediaan barang dalam proses: Awal tahun Akhir tahun
(5.414.315.093)
-
Beban Pokok Produksi
37.298.259.624
-
Persediaan barang jadi: Awal tahun Pembelian Akhir tahun
119.116.730 (2.651.478.443)
101.408.871 2.580.238.464 (119.116.730)
Beban Pokok Penjualan - Hasil Bumi
34.765.897.911
2.562.530.605
Anak Perusahaan Bahan baku yang digunakan Upah buruh langsung Beban pabrikasi (Catatan 9)
13.262.009.487 3.907.625.612 20.949.774.766
329.299.120.421 6.667.794.488 37.843.403.788
Jumlah Beban Produksi
38.119.409.865
373.810.318.697
Persediaan barang dalam proses: Awal tahun (setelah dikurangi dengan bagian ABP sebesar Rp15.395.532.326 pada tahun 2003) Akhir tahun Beban Pokok Produksi
38.119.409.865
46
-
9.746.507.059 (15.395.532.326) 368.161.293.430
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
18. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan) 2002 (Disajikan kembali 2003 Catatan 3a) Persediaan barang jadi: Awal tahun (setelah dikurangi dengan bagian ABP sebesar Rp20.345.000.634 pada tahun 2003) Pembelian Akhir tahun Penghapusan persediaan (Catatan 7) Pemakaian untuk produk promosi, penelitian dan pengembangan, laboratorium dan lain-lain
7.900.124.337 2.926.446.244 (6.718.262.133)
17.484.806.655 4.603.001.488 (28.245.124.971)
(360.509.726)
(627.273.987)
(271.931.072)
(152.184.164)
Beban Pokok Penjualan - Hasil Bumi
41.595.277.515
361.224.518.451
Beban Pokok Penjualan Konsolidasi
76.361.175.426
363.787.049.056
Tidak terdapat pembelian dari suatu pihak yang mencapai 10% dari jumlah pembelian pada tahun 2003 dan 2002. 19. BEBAN USAHA Beban usaha terdiri dari:
Beban Umum dan Administrasi Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Penyusutan (Catatan 9) Listrik dan air Jamuan, sumbangan dan representasi Penyisihan kesejahteraan karyawan (Catatan 25) Jasa tenaga ahli Perbaikan dan pemeliharaan Komunikasi Perjalanan dan transportasi Penghapusan persediaan (Catatan 7) Asuransi Pajak dan perizinan Lain-lain Jumlah
47
2003
2002 (Disajikan kembali Catatan 3a)
9.836.052.668 2.064.121.004 1.822.938.293 1.643.127.895 1.568.999.502 1.359.603.819 1.172.904.491 915.871.797 898.041.045 360.509.726 345.828.261 338.188.493 848.074.555
12.656.478.736 2.586.352.594 1.726.021.064 1.360.518.392 376.405.554 1.119.805.564 1.252.401.540 1.028.165.519 1.333.818.790 839.134.087 364.558.093 670.962.548 1.009.803.828
23.174.261.549
26.324.426.309
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
19. BEBAN USAHA (lanjutan)
2003
2002 (Disajikan kembali Catatan 3a)
Beban Penjualan Pengurusan ekspor Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Komisi penjualan (Catatan 6 dan 22) Perjalanan dan transportasi Pengangkutan Iklan dan promosi Iuran keanggotaan Lain-lain
1.781.876.967 613.036.425 513.878.047 416.278.267 320.616.179 285.668.348 17.420.000 647.294.334
1.351.437.001 492.532.419 269.044.676 439.274.926 1.531.479.953 159.600.217 185.024.800 375.163.632
Jumlah
4.596.068.567
4.803.557.624
27.770.330.116
31.127.983.933
Jumlah Beban Usaha
20. PELAPORAN SEGMEN Pelaporan segmen usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Bidang Usaha Bidang Usaha
Nama Perusahaan
Pengolahan dan perdagangan hasil bumi
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (Perusahaan) PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory PT Aneka Sumber Kencana PT Surabaya Pelleting Company PT Aneka Bumi Kencana PT Tirtha Harapan Bali PT Aneka Bumi Pratama (dijual pada tahun 2003) (Catatan 3b)
Pabrik kopi bubuk dan instan
PT Aneka Coffee Industry
Distribusi produk kopi
PT Prasidha Mitra Sarana
Real estat
PT Aneka Widya Graha
48
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
20. PELAPORAN SEGMEN (lanjutan) b. Pelaporan Segmen Utama - Segmen Usaha (dalam jutaan Rupiah) Pengolahan dan perdagangan hasil bumi
Pabrik kopi bubuk dan instan
Distribusi produk kopi
Operasi dalam penghentian (Catatan 3a)
Real estat
Eliminasi
Keterangan 2002
2003
2002
2003
2002
2003
7.549 -
2.572 -
-
-
-
-
(9.003)
(5.080)
90.051 -
384.709 -
(3.009)
903
128
(578)
(319)
-
(1.346)
-
2.937
(14.081)
(10.206)
(3.525)
(4.585)
-
-
-
-
-
-
-
22
(53.937)
(374.755)
1.749
27
87
5
3
5
-
-
1
-
(23)
526
1.817
283.460
(198.303)
(653)
(1.309)
-
-
-
-
-
-
(283.460)
163.332
(653)
(36.280)
11.812
36.622
13.765
16.892
(26)
(9)
(8.721)
80
-
(7)
3.151
100
19.981
53.678
232
(4.249)
2.200
(12.564)
(287)
(77)
2.620
59
-
-
-
-
4.765
(16.831)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(1.353)
-
(1.353)
878.680
-
48.032
-
-
-
(43.795)
-
-
-
-
-
882.917
-
2003
2002
2003
2002
42.551 2.844
352.504 3.017
39.951 6.159
29.633 2.063
Laba (rugi) usaha
(11.375)
(8.597)
(3.031)
Beban bunga
(50.412)
(370.192)
489
PENDAPATAN Penjualan ke pihak luar Penjualan antar segmen
Penghasilan bunga Bagian laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi - bersih
Lain-lain - bersih
Penghasilan (beban) pajak
Rugi dari operasi penghentian Pos luar biasa - bersih
Konsolidasi 2002 (Disajikan 2003 kembali)
2002 (Disajikan kembali)
2003
dalam
49
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
20. PELAPORAN SEGMEN (lanjutan) b. Pelaporan Segmen Utama - Segmen Usaha (dalam jutaan Rupiah) (lanjutan) Pengolahan dan perdagangan hasil bumi
Pabrik kopi bubuk dan instan
Distribusi produk kopi
Operasi dalam penghentian (Catatan 3a)
Real estat
Eliminasi
Keterangan
Konsolidasi
2003
2002
2003
2002
2003
2002
2003
2002
2003
2002
2003
2002 (Disajikan kembali)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(19.885)
(3.608)
(19.885)
(3.608)
1.112.886
(542.970)
56.815
(4.488)
595
45
(50.469)
(180)
-
(1.352)
(300.194)
161.407
819.633
(387.538)
341.206
275.964
81.282
89.141
1.942
1.095
3.381
58.388
-
10.959
(265.415)
(108.556)
162.396
326.991
30.873
80.721
-
3.973
-
-
11.427
20.000
-
-
(29.726)
(83.538)
12.574
21.156
Jumlah aktiva yang dikonsolidasi
372.079
356.685
81.282
93.114
1.942
1.095
14.808
78.388
-
10.959
(295.141)
(192.094)
174.970
348.147
Kewajiban segmen
708.379
2.544.420
51.090
119.738
1.424
1.172
16.734
29.844
-
1.762
(515.750)
(903.576)
261.877
1.793.360
Penyusutan
2.035
6.939
5.890
6.062
10
14
19
11
-
698
-
(698)
7.954
13.026
Pengeluaran modal
1.163
3.059
1.200
115
5
-
-
84
-
-
-
-
2.368
3.258
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan yang dikonsolidasi - bersih
Laba (rugi) bersih INFORMASI TAMBAHAN Aktiva segmen Penyertaan saham
50
2003
2002 (Disajikan kembali)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
20. PELAPORAN SEGMEN (lanjutan) c.
Pelaporan Segmen Sekunder - Segmen Geografis (dalam jutaan Rupiah) Keterangan
Sumatera
PENDAPATAN Penjualan ke pihak luar Penjualan antar segmen
INFORMASI TAMBAHAN Aktiva segmen
Penyertaan saham Jumlah aktiva dikonsolidasi
Pengeluaran modal
Operasi dalam penghentian (Catatan 3a)
Jawa dan Bali
2003
2002
Eliminasi
Konsolidasi
2002 (Disajikan kembali)
2003
2003
2002 (Disajikan kembali)
2003
2002
2003
2002
40.724
352.504
49.327
32.205
-
-
-
-
90.051
384.709
2.844
3.017
6.159
2.063
-
-
(9.003)
(5.080)
-
-
322.773
261.170
105.038
163.418
-
10.959
(265.415)
(108.556)
162.396
326.991
30.869
80.717
11.431
23.977
-
-
(29.726)
(83.538)
12.574
21.156
353.642
341.887
116.469
187.395
-
10.959
(295.141)
(192.094)
174.970
348.147
1.135
3.059
1.233
199
-
-
-
-
2.368
3.258
yang
21. POS LUAR BIASA - BERSIH Akun ini terdiri dari: a. Laba atas restrukturisasi pinjaman (Catatan 13) Perusahaan Anak Perusahaan PT Aneka Sumber Kencana PT Aneka Coffee Industry
563.639.079.346 315.041.463.631 48.031.977.910
b. Rugi atas penjualan tanah (Catatan 7) PT Aneka Widya Graha
(43.795.038.259)
Pos luar biasa - Bersih
882.917.482.628
22. IKATAN DAN PERJANJIAN PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, mengadakan penjanjian biaya komisi dengan Itochu Corporation, Jepang (ITC), dimana ACI akan membayar beban komisi sebesar 1% dari nilai faktur penjualan komersial kepada pelanggan tertentu. Sebaliknya, ITC, sebagai agen komisi, menjamin pembayaran pelanggan. Biaya komisi yang dibayarkan kepada ITC sebesar Rp275.910.585 dan Rp160.436.844 masing-masing pada tahun 2003 dan 2002, dan disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Penjualan - Komisi Penjualan” dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 19).
51
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
23. INSTRUMEN DERIVATIF - KONTRAK FORWARD PT Aneka Bumi Pratama (ABP), Anak Perusahaan, mengidentifikasi risiko mata uang yang timbul dari kegiatan usaha, baik transaksi spesifik maupun risiko penjabaran. ABP menggunakan kontrak forward untuk melindungi risiko fluktuasi dari piutang usaha dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Kontrak forward tersebut diadakan antara ABP dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta. Kontrak forward tersebut dipertimbangkan sebagai lindung nilai ekonomis atas piutang tersebut. Namun, kontrak tersebut tidak memerlukan perlakuan akuntansi lindung nilai dan hasil atas perubahan nilai dicatat pada pendapatan saat ini. Kontrak-kontrak forward tersebut berlaku selama tiga (3) bulan dan akan berakhir pada berbagai tanggal di bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2003. Kontrak-kontrak forward ABP pada tanggal 31 Desember 2002 adalah sebagai berikut: Jumlah Nosional (US$)
Nilai Wajar Bersih
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta
800.000 1.000.000
252.873.656 252.656.579
Jumlah
1.800.000
505.530.235
Pada tanggal 31 Desember 2002, nilai wajar piutang yang timbul dari kontrak-kontrak forward sebesar Rp505.530.235, dan dicatat sebagai “Piutang Forward Bersih” pada neraca konsolidasi tahun 2002, dan sebagai bagian dari “Laba (Rugi) Selisih Kurs - bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. 24. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Aktiva dan kewajiban Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 disajikan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tukar yang berlaku pada tanggal-tanggal tersebut seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2m: 2003 Jumlah dalam mata uang asing
Akun Aktiva Aktiva lancar
US$ SGD JP¥
Setara Rupiah
2.579.653 565 18.000
21.854.688.181 2.811.722 1.425.019
Jumlah aktiva lancar Aktiva tidak lancar
-
Setara Rupiah
3.155.027 2.811.750 -
28.207.550.850 582.763.305 -
-
28.790.314.155 US$
7.166
21.858.924.922
US$ JP¥ SGD
11.365.044 141.620 1.624
96.205.090.180 11.211.730 8.080.840
Jumlah kewajiban lancar Kewajiban tidak lancar
US$ THB
Jumlah dalam mata uang asing
21.858.924.922
Jumlah aktiva Kewajiban Kewajiban lancar
2002 (Disajikan kembali - Catatan 3a)
US$ DKK
19.161.351 25.413 -
96.224.382.750 US$
18.299.195
154.902.937.085
64.064.040 28.854.378.195
171.302.474.006 32.060.024 171.334.534.030
-
-
Jumlah kewajiban
251.127.319.835
171.334.534.030
Kewajiban bersih dalam mata uang asing - setara dalam Rupiah
229.268.394.913
142.480.155.835
52
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
24. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING (lanjutan) Pada tanggal 7 April 2004, kurs tengah uang kertas asing yang dikeluarkan Bank Indonesia adalah Rp8.584 untuk US$1, Rp5.104,37 untuk SGD1 dan Rp80,95 untuk JP¥1. Jika aktiva dan kewajiban bersih dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2003 dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah tersebut, jumlah kewajiban bersih akan meningkat sebesar lebih kurang Rp3,24 milyar. 25. KESEJAHTERAAN KARYAWAN Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, akrual untuk kesejahteraan karyawan yang dicatat sebagai bagian dari akun “Kewajiban Tidak Lancar Lainnya” masing-masing sebesar Rp1.765.860.088 dan Rp1.232.554.682 (sebesar Rp1.035.694.096 pada tahun 2002 merupakan akrual PT Aneka Bumi Pratama, Anak Perusahaan). Akrual atas kewajiban Perusahaan tahun 2003 didasarkan pada perhitungan aktuaris pada tanggal 31 Desember 2003 yang dilakukan oleh PT Bumi Dharma Aktuaria, aktuaris independen, berdasarkan laporannya tanggal 4 Maret 2004, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit” dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi berikut ini: Tingkat bunga diskonto Tingkat kematian Tingkat kenaikan gaji Umur pensiun
: : : :
10% per tahun CSO - 1980 8% per tahun 55 tahun
Akrual untuk kewajiban Anak Perusahaan didasarkan pada perhitungan internal. Beban kesejahteraan karyawan berdasarkan perhitungan aktuaris untuk Perusahaan dan perhitungan internal untuk Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:
Perusahaan Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya atas jasa di masa lampau yang langsung dibebankan ke usaha Anak Perusahaan Jumlah
2003
2002
170.665.999 398.360.861
-
278.379.357 918.453.871
1.232.554.682
1.765.860.088
1.232.554.682
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah tersebut di atas cukup untuk memenuhi ketentuan yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002. 26. KONDISI EKONOMI Perekonomian Indonesia pada saat ini masih menghadapi ketidakpastian, terutama disebabkan ketidakstabilan sektor sosial dan politik dalam negeri. Mata uang Rupiah masih terus bersifat labil terhadap sejumlah besar mata uang asing dan sensitif terhadap perkembangan ekonomi dan non-ekonomi di Indonesia dan kawasan sekitarnya. Perbaikan ekonomi dan pemulihan yang berkelanjutan tergantung pada beberapa faktor seperti kebijakan fiskal dan moneter yang diambil oleh Pemerintah dan pihak lainnya, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan dan Anak Perusahaan.
53
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
26. KONDISI EKONOMI (lanjutan) Kegiatan operasi Perusahaan dan Anak Perusahaan telah terpengaruh dan akan terus terpengaruh oleh kondisi tersebut di Indonesia. Jumlah penjualan bersih Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tahun 2003 menurun sebesar Rp295 milyar atau 77% dibandingkan jumlah penjualan bersih tahun 2002. Penurunan ini terutama disebabkan pada tahun 2003, Perusahaan menjual penyertaan sahamnya di PT Aneka Bumi Pratama (ABP), Anak Perusahaan (Catatan 3b). Dengan demikian, penjualan bersih pada tahun 2003 tidak termasuk penjualan bersih ABP yang merupakan porsi yang signifikan atas penjualan bersih. Pada tahun 2003, restrukturisasi pinjaman antara Perusahaan dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) telah selesai (Catatan 13). Sejak bulan Oktober 2003, Perusahaan telah meningkatkan operasi dan produksinya, terutama produksi karet. Harga karet mentah pada tahun 2003 lebih tinggi dibandingkan harga pada tahun 2002. Namun, harga pembelian bahan baku (slabs) juga meningkat karena ketatnya persaingan dalam memperoleh bahan baku tersebut masih terus berlangsung. Keterbatasan modal kerja yang masih dialami Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mempengaruhi dan akan terus mempengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan pembelian bahan baku pada harga yang terbaik dan akibatnya mempengaruhi harga pokok mereka. Sebagai tambahan, dengan menguatnya Rupiah pada tahun 2003, pendapatan telah menurun dalam satuan Rupiah. Sebagai bagian dari usaha yang berkelanjutan dari Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk menghadapi kondisi-kondisi di atas, pada tahun 2003, Perusahaan menjual seluruh penyertaan sahamnya di ABP dan hasil dari penjualan tersebut digunakan untuk menyelesaikan kewajibannya kepada Bank Danamon. Sebagai tambahan, PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, telah menyelesaikan fasilitas Tranche A yang diperolehnya dari Innovest Offshore Ventures Ltd., British Virgin Islands dengan mengalihkan saham ACI di Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina. Perusahaan berencana untuk menjual Anak Perusahaan tertentu dan kelompok aktiva lainnya dan hasil penjualannya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja. Perusahaan dan Anak Perusahaan juga meneruskan program-program yang telah dilakukan pada tahun 2003. Untuk meningkatkan likuiditas, uang muka penjualan diterapkan, dan uang muka kepada pemasok untuk pembelian bahan baku dikurangi seminimal mungkin. Pengeluaran modal ditangguhkan untuk sementara waktu, dan aktiva tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasi dan kelompok aktiva tertentu, terutama bukan bisnis utama, akan dijual. Perusahaan dan Anak Perusahaan juga menekankan pada produk-produk yang memberikan keuntungan (margin) yang tinggi serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Lebih lanjut, penangguhan penerimaan karyawan baru dan pelaksanaan program pengurangan biaya lainnya telah diterapkan. Kebijakan tersebut seperti halnya dengan pengawasan yang ketat atas penagihan piutang dan pemilihan pelanggan secara selektif akan terus berlanjut pada tahun 2004. Hasil atas tindakan yang diambil oleh manajemen belum dapat diperkirakan pada saat ini. Tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan dari kondisi saat ini terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan Anak Perusahaan, termasuk pengaruh atas transaksi dengan para pemegang saham, pelanggan dan pemasok Perusahaan dan Anak Perusahaan. 27. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA Peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi setelah tanggal 31 Desember 2003 adalah sebagai berikut: a. Pada tanggal 25 Februari 2004, PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, dan Innovest Offshore Ventures Ltd., British Virgin Islands (Innovest) mengadakan perjanjian penyelesaian pinjaman, dimana Innovest menyetujui pengurangan saldo pinjaman dari sebesar US$308.824 menjadi sebesar US$77.206. Pada tanggal 31 Maret 2004, ACI telah menyelesaikan seluruh pinjamannya kepada Innovest (Catatan 13).
54
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
27. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA (lanjutan) b. Berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham, yang diaktakan dalam akta Notaris Fransiskus Yanto Widjaja, S.H., No. 5 tanggal 23 Maret 2004, PT Aneka Widya Graha (AWG), Anak Perusahaan, menjual seluruh penyertaan sahamnya di PT Global Metropolitan Development sebanyak 824 lembar saham kepada PT Indorealty Lestari (IL), pihak ketiga, sebesar US$1.350.000. Sehubungan dengan transaksi di atas, pada tanggal 23 Maret 2004, AWG menerima uang muka dari IL sebesar US$540.000. c.
Berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 26 Maret 2004, ACI memperoleh pinjaman dari Itochu Corporation, Jepang, pemegang saham ACI, dengan jumlah pokok sebesar US$3.000.000. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 4% di atas SIBOR. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2004.
d. Pada tanggal 29 Maret 2004, ACI telah membayar sebesar US$1.968.199 kepada PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta (Catatan 13). e. Berdasarkan perjanjian penyelesaian pinjaman yang telah diperbaharui tanggal 31 Maret 2003 antara ACI dan PT Resona Perdania Bank, Jakarta (Resona Perdania), Resona Perdania menyetujui pengurangan saldo pinjaman dari sebesar US$2.746.323 menjadi sebesar US$892.555. Pada tanggal 31 Maret 2004, ACI telah menyelesaikan seluruh pinjamannya kepada Resona Perdania (Catatan 13). 28. REKLASIFIKASI AKUN Untuk menyesuaikan dengan penyajian dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2003, sebagian dari biaya masih harus dibayar sebesar Rp1.232.554.682 pada tahun 2002 telah direklasifikasi ke kewajiban tidak lancar lainnya dalam neraca konsolidasi. 29. PENYELESAIAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Manajemen Perusahaan bertanggung jawab dalam pembuatan laporan keuangan konsolidasi yang telah diselesaikan pada tanggal 7 April 2004.
55