Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Laporan Auditor Independen 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Mata Uang Indonesia)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 31 DESEMBER 2002 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2001
Daftar Isi
Halaman Laporan Auditor Independen Neraca Konsolidasi…….………………………………………………………………………………………... 1-3 Laporan Laba Rugi Konsolidasi …………..…………………………………………………………………… 4-5 Laporan Perubahan Defisiensi Modal Konsolidasi…....…………………………………………….............
6
Laporan Arus Kas Konsolidasi …………………………………………………………………….…............. 7-8 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi …..……………………………………………………….….. 9-49
***************************
Laporan Auditor Independen
Laporan No. RPC-0167/02
Direksi dan Pemegang Saham PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Prasidha Aneka Niaga Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2002, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan defisiensi modal konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan PT Aneka Widya Graha (AWG) dan Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina (SAFD), Anak Perusahaan tertentu, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002, yang laporan keuangannya mencerminkan jumlah aktiva masing-masing sebesar 22% dan 3% dari jumlah konsolidasi tahun 2002. Laporan keuangan SAFD diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang laporannya telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sepanjang yang berkaitan dengan jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan Anak Perusahaan tersebut, semata-mata hanya didasarkan atas laporan auditor independen lain tersebut. Laporan keuangan konsolidasi PT Prasidha Aneka Niaga Tbk dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2001 diaudit oleh auditor independen lain yang laporannya tertanggal 26 Maret 2002 tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan konsolidasi tersebut karena adanya keraguan yang besar tentang kemampuan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kecuali seperti yang diuraikan dalam paragraf berikut ini, kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan auditor independen lain tersebut memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Kami tidak dapat memperoleh bukti yang memadai untuk menyatakan pendapat atas jumlah-jumlah dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2002 yang berasal dari AWG. Jumlah-jumlah tersebut terutama terdiri dari penyertaan saham, serta tanah dalam pengembangan dan tanah untuk dijual, masing-masing dengan nilai tercatat sekitar Rp 20 milyar dan Rp 57 milyar pada tanggal 31 Desember 2002. Tidak terdapat dasar yang tersedia dan dapat diterima untuk melakukan verifikasi atas nilai aktiva-aktiva tersebut. Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak penyesuaian tersebut, jika ada, yang seharusnya dilakukan jika kami dapat memperoleh bukti yang memadai atas jumlah-jumlah yang berasal dari AWG seperti dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain, laporan keuangan konsolidasi tahun 2002 yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2002, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Catatan 26 atas laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan dampak kondisi ekonomi Indonesia terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan dan tindakan yang ditempuh serta rencana yang dibuat oleh manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk menghadapi kondisi ekonomi saat ini. Kondisi perekonomian tersebut, yang terutama diakibatkan oleh labilnya kurs tukar mata uang asing dan ketatnya likuiditas, telah mempengaruhi kegiatan operasi Perusahaan dan Anak Perusahaan. Perusahaan dan Anak Perusahaan masih mengalami rugi bersih konsolidasi, terutama karena beban bunga yang signifikan pada tahun 2002 (beban bunga dan rugi selisih kurs pada tahun 2001), yang menyebabkan defisiensi modal sebesar Rp 1.452 milyar pada tanggal 31 Desember 2002 (Rp 1.065 milyar pada tanggal 31 Desember 2001). Kewajiban lancar konsolidasi melebihi aktiva lancar konsolidasi sebesar Rp 1.602 milyar pada tanggal 31 Desember 2002 (Rp 1.231 milyar pada tanggal 31 Desember 2001). Pada tanggal 31 Desember 2002, pokok pinjaman sebesar Rp 482 milyar (Rp 521 milyar pada tanggal 31 Desember 2001) dan hutang bunga (termasuk denda) sebesar Rp 1.141 milyar (Rp 777 milyar pada tanggal 31 Desember 2001) belum dapat dilunasi sampai dengan tanggal laporan ini. Perusahaan dan Anak Perusahaan tertentu masih dalam proses negosiasi restrukturisasi dengan kreditur utama mereka. Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 10, di tahun 2002, dana “escrow” pelunasan pinjaman sebesar Rp 51 milyar digunakan untuk melunasi pinjaman PT Aneka Bumi Lestari Pelleting Factory, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan sebagian pinjaman Perusahaan dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Sebagai bagian dari negosiasi restrukturisasi dengan BPPN, pada tahun 2002, PT Aneka Bumi Kencana (ABK), Anak Perusahaan, menjual seluruh penyertaan sahamnya di PT Aneka Tuna Indonesia kepada Itochu Corporation, Jepang (ITC), pemegang saham minoritas (lihat Catatan 6 dan 8) dan hasil penjualan bersih, setelah dikurangi kewajiban Perusahaan dan Anak Perusahaan tertentu kepada ITC, digunakan sebagai modal kerja. Berdasarkan surat BPPN tanggal 5 Maret 2003, kewajiban Perusahaan dan Anak Perusahaan telah dijual dan dialihkan kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon). Bank Danamon, dalam suratnya kepada Perusahaan dan Anak Perusahaan, menyatakan, antara lain, bahwa efektif tanggal 5 Februari 2003, Bank Danamon mengambil hak BPPN atas kewajiban Perusahaan dan Anak Perusahaan; dan, surat perjanjian kredit sehubungan dengan restrukturisasi pinjaman Perusahaan dan Anak Perusahaan pada saat ini sedang dalam proses dan akan diselesaikan paling lambat pada bulan April 2003. Pada aspek operasional, karena keterbatasan modal kerja akibat dari restrukturisasi pinjaman yang belum ada penyelesaiannya dan kondisi pasar saat ini, produksi kopi dan karet Perusahaan tetap dalam tingkat yang tidak optimal. Namun, jumlah penjualan bersih konsolidasi mengalami peningkatan dari Rp 327 milyar pada tahun 2001 menjadi Rp 385 milyar pada tahun 2002 sehubungan dengan adanya peningkatan harga karet remah. Selain itu, ketatnya pendanaan yang masih dialami Perusahaan dan Anak Perusahaan, telah mempengaruhi dan akan terus mempengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan pembelian bahan baku pada harga yang terbaik, yang akibatnya mempengaruhi beban pokok penjualan mereka. Sebagai akibat dari hal-hal tersebut di atas, bersamaan dengan hal-hal yang dijelaskan dalam Catatan 26, terdapat keraguan yang besar tentang kemampuan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan oleh karena itu, terdapat ketidakpastian yang signifikan tentang apakah Perusahaan dan Anak Perusahaan akan dapat merealisasikan aktiva dan menyelesaikan kewajiban dalam bisnis normal Perusahaan dan Anak Perusahaan dan pada nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan konsolidasi terlampir tidak mencakup penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut. PRASETIO, SARWOKO & SANDJAJA
Indrajuwana Komala Widjaja NIAP 98.1.0511 18 Maret 2003
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan
2002
2001
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2e, 2n, 4, 6, 25 Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang usaha 2d, 2e, 2n, 5, 6, 14, 25 Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 228.906.080) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang lain-lain 3, 25 Piutang forward bersih 2q, 24 Persediaan 2f, 2m, 7, 11, 14 Uang muka kepada pemasok dan lain-lain - bersih Pajak dan biaya dibayar di muka 2g Jumlah Aktiva Lancar
47.995.704.468
20.226.463.961
2.446.044
1.083.941
2.258.858.971 21.153.000.425 1.322.823.288 505.530.235 110.680.415.849
12.210.445.932 10.851.284.184 11.460.866.405 100.054.675.811
786.305.512 1.148.975.597
581.780.115 1.030.179.521
185.854.060.389
156.416.779.870
AKTIVA TIDAK LANCAR Aktiva pajak tangguhan - bersih 2o, 13 Piutang hubungan istimewa 2e, 6 Penyertaan saham 2h, 8 Aktiva tetap 2i, 2j, 9, 11, 14 (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi sebesar Rp 87.962.222.646 pada tahun 2002 dan Rp 75.458.175.086 pada tahun 2001) Taksiran tagihan pajak 2o, 13 Uang jaminan 2n, 25 Pinjaman karyawan 2e, 2n, 6, 25 Uang muka pembelian aktiva tetap Dana “escrow” pelunasan pinjaman 3, 6, 10, 14
1.913.370.003 5.528.011.642 21.156.400.000
8.797.102.692 367.713.061 108.724.163.924
135.916.390.500 2.720.006.703 264.176.352 152.057.106 52.890.000 -
146.088.141.594 2.455.971.770 266.000.712 201.951.888 51.176.009.874
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
167.703.302.306
318.077.055.515
JUMLAH AKTIVA
353.557.362.695
474.493.835.385
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
1
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan
2002
2001
KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL KEWAJIBAN LANCAR Hutang jangka pendek Hutang usaha Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Hutang pajak Uang muka pelanggan Pendapatan diterima di muka Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman Hutang sewa guna usaha Pembiayaan konsumen
2n, 2p, 11, 25 2n, 25 2n, 25 2n, 12, 25, 27 2o, 13 2e, 2n, 6, 25
56.852.000.000 1.065.935.119 191.248.486 1.147.236.570.286 3.570.907.951 112.518.240 60.861.999
57.370.000.000 1.388.799.023 1.635.614.550 782.570.258.181 10.399.949.719 8.820.873.800 60.861.999
2n, 2p, 14, 25 2j
578.961.099.018 37.589.079 -
525.493.047.445 97.643.195 24.543.170
1.788.088.730.178
1.387.861.591.082
5.341.725.214
115.031.306
-
120.640.065.104
-
17.742.970.190 37.589.079
5.341.725.214
138.535.655.679
1.793.430.455.392
1.526.397.246.761
2.538.179.139
2.768.922.697
Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2o, 13 Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman 2n, 2p, 14, 25 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2e, 2n, 6, 25 Hutang sewa guna usaha 2j Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban KELEBIHAN NILAI BUKU ATAS BIAYA PEROLEHAN ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI - Bersih
2b, 15
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI DEFISIENSI MODAL Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar - 1.440.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 360.000.000 saham Modal disetor lainnya Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih penilaian kembali aktiva tetap Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Defisit
2002
2001
2b
9.458.797.132
10.418.482.023
16, 17 17
180.000.000.000 2.127.486.218
180.000.000.000 2.127.486.218
2k 2i 2b, 2n
Defisiensi Modal JUMLAH KEWAJIBAN SETELAH DIKURANGI DEFISIENSI MODAL
306.881.638 422.302.197 5.340.095.973 (1.640.066.834.994)
306.881.638 422.302.197 4.581.692.953 (1.252.529.179.102)
(1.451.870.068.968)
(1.065.090.816.096)
353.557.362.695
474.493.835.385
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
3
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan PENJUALAN BERSIH
2002
2001
2e, 2l, 6, 18
384.708.928.441
326.990.937.404
2l, 19
363.787.049.056
276.766.947.338
20.921.879.385
50.223.990.066
27.670.869.762 4.803.557.624
33.326.167.127 4.965.786.851
Jumlah Beban Usaha
32.474.427.386
38.291.953.978
LABA (RUGI) USAHA
(11.552.548.001)
11.932.036.088
28.123.058.638 24.492.266.738 1.818.187.201 570.504.740 370.856.909 (374.754.650.372)
(14.438.882.412) 817.330.701 1.235.976.400 (6.635.547.050) (300.251.888.079)
(36.279.621.162) (1.130.192.500) -
8.997.982.480 (513.283.333) (1.446.895.183)
BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA Umum dan administrasi Penjualan
2l, 7, 20, 27
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba (rugi) selisih kurs - bersih 2n, 2q, 11, 14, 24, 25 Laba penjualan penyertaan saham 8 Penghasilan bunga 2e, 4, 6 Penghasilan sewa Laba (rugi) pelepasan aktiva tetap - bersih 2i, 9 Beban bunga 2e, 6, 11, 14 Bagian laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi - bersih 2h, 8 Beban penjaminan 2e, 6 Klaim 23 Laba penjualan operasi dalam penghentian - bersih 3, 14 Laba dari penggantian biaya atas penjualan operasi dalam penghentian, tanah dan bangunan 3, 9 Lain-lain - bersih
-
19.923.406.694
1.243.007.022
11.529.500.964 2.469.386.957
Beban Lain-lain - Bersih
(355.546.582.786)
(278.312.911.861)
RUGI SEBELUM BEBAN PAJAK
(367.099.130.787)
(266.380.875.773)
(4.720.267.700) (12.110.426.597)
(6.544.693.400) (12.630.245.699)
(16.830.694.297)
(19.174.939.099)
BEBAN PAJAK Tahun berjalan Tangguhan
2o, 13
Jumlah Beban Pajak
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
4
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan RUGI DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI - BERSIH
2b
RUGI DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN
LABA DARI OPERASI DALAM PENGHENTIAN Setelah dikurangi beban pajak - bersih
3
RUGI SEBELUM POS LUAR BIASA POS LUAR BIASA
2002
2001
(383.929.825.084)
(285.555.814.872)
(3.607.830.808)
(2.266.871.439)
(387.537.655.892)
(287.822.686.311)
(387.537.655.892)
2p, 14, 22
RUGI BERSIH RUGI PER SAHAM DASAR Rugi bersih
-
361.025.137 (287.461.661.174) 42.125.960.745
(387.537.655.892)
(245.335.700.429)
(1.076)
(681)
2s
Laba dari operasi dalam penghentian
-
Rugi dari operasi yang dilanjutkan setelah dikurangi pos luar biasa untuk tahun 2001
(1.076)
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
5
1
(682)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN DEFISIENSI MODAL KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan Saldo per 31 Desember 2000 Rugi bersih Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
2b, 2n
Saldo per 31 Desember 2001 Rugi bersih Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Saldo per 31 Desember 2002
2b, 2n
Modal Saham
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Modal Disetor Lainnya
Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan
Defisit
Defisiensi Modal
180.000.000.000
2.127.486.218
306.881.638
422.302.197
4.573.248.685
(1.007.193.478.673 )
(819.763.559.935 )
-
-
-
-
-
(245.335.700.429 )
(245.335.700.429 )
-
-
-
-
8.444.268
180.000.000.000
2.127.486.218
306.881.638
422.302.197
4.581.692.953
(1.252.529.179.102 )
(1.065.090.816.096 )
-
-
-
-
-
(387.537.655.892 )
(387.537.655.892 )
-
-
-
-
758.403.020
180.000.000.000
2.127.486.218
306.881.638
422.302.197
5.340.095.973
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
6
-
(1.640.066.834.994 )
8.444.268
758.403.020 (1.451.870.068.968 )
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Penerimaan kas dari: Restitusi pajak Penghasilan bunga Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran kas untuk: Gaji dan upah (termasuk penyelesaian atas pengurangan karyawan) Beban usaha (di luar biaya gaji dan upah) Pajak penghasilan badan dan pajak lainnya Beban bunga Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan penyertaan saham Penerimaan dividen Hasil penjualan aktiva tetap Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Pembelian aktiva tetap Kenaikan uang muka pembelian aktiva tetap Hasil penjualan operasi dalam penghentian Penggantian biaya pengosongan atas penjualan tanah dan bangunan
8 8 9 9 3
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penambahan hutang jangka pendek Pembayaran hutang jangka pendek Pembayaran pinjaman jangka panjang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pembayaran pinjaman jangka panjang Pembayaran hutang sewa guna usaha Pembayaran bersih pinjaman pembiayaan konsumen Kenaikan dana “escrow” pelunasan pinjaman
10
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
2002
2001
373.952.388.929
333.238.098.549
82.944.303 1.818.187.201 (330.786.721.279)
706.452.694 817.330.701 (238.173.220.260)
(37.625.504.597) (16.470.128.505) (11.896.288.704) (9.752.706.120)
(26.734.820.218) (22.930.569.182) (4.362.330.287) (16.525.556.372)
(30.677.828.772)
26.035.385.625
69.755.689.500 6.024.720.000 467.996.086
6.839.040.000 30.293.370.094
366.942.875 (3.258.374.012) (52.890.000) -
8.444.268 (6.783.505.380) 64.000.000.000
-
1.400.000.000
73.304.084.449
95.757.348.982
83.580.000.000 (78.148.000.000)
66.107.500.000 (97.471.169.200)
(17.742.970.190) (2.422.496.512) (97.643.195)
(6.839.040.000) (35.495.912.612) (78.467.447)
(24.543.170)
(42.779.340)
(14.855.653.067)
(51.176.009.874) (124.995.878.473)
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
7
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
2002
2001
27.770.602.610
(3.203.143.866)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
4
20.227.547.902
23.430.691.768
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
4
47.998.150.512
20.227.547.902
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
8
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Aneka Bumi Asih berdasarkan akta Notaris Paul Tamara No. 7 tanggal 16 April 1974. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/358/23 tanggal 3 Oktober 1974 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2488 dari Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1994. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 38 dan akta Perubahan No. 39 tanggal 29 Desember 1993 mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan, perubahan pemegang saham dan penggantian nama Perusahaan menjadi PT Prasidha Aneka Niaga telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3792.HT.01.04.TH.94 tanggal 1 Maret 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2678 dari Berita Negara No. 40 tanggal 20 Mei 1994. Akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 127 tanggal 10 Mei 1994 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penawaran umum saham telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-10.238.HT.01.04.TH.94 tanggal 5 Juli 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 6079 dari Berita Negara No. 58 tanggal 21 Juli 1995, dan yang terakhir dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 7 tanggal 10 April 1997 mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 1 tahun 1995 dan Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 berikut peraturan-peraturan pelaksanaannya serta perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham, yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3797.HT.01.04.TH.97 tanggal 15 Mei 1997 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2135 dari Berita Negara No. 43 tanggal 30 Mei 1997. Perusahaan berdomisili di Jalan Ki Kemas Rindho, Kertapati, Palembang dan bergerak di bidang industri, pertanian, perdagangan, pemborong, pengangkutan, percetakan, jasa dan real estat. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Atas persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), pada tahun 1994, Perusahaan melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya menjual 30.000.000 lembar sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada masyarakat dengan harga jual Rp 3.000 per saham. Perbedaan antara jumlah nilai nominal dengan jumlah harga jual saham (agio saham) tersebut sebesar Rp 60.000.000.000. Pada tahun 1997, Perusahaan membagikan saham bonus (untuk setiap pemegang 2 saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham tanggal 8 Juli 1997, berhak atas 1 saham bonus). Pada tanggal 31 Desember 2001, Perusahaan telah mencatatkan seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 2001, Perusahaan tidak lagi mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Surabaya (BES) karena minimnya aktivitas perdagangan saham Perusahaan di BES tersebut (lihat Catatan 16). Pada tanggal 4 Juli 2000, Perusahaan menerima Surat No. S-1966/BEJ-PEM/07-2000 dari PT Bursa Efek Jakarta (BEJ). Surat tersebut menyatakan bahwa mulai tanggal 1 Juli 2000, BEJ akan mencatatkan saham Perusahaan pada papan pengembangan.
9
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
1. UMUM (lanjutan) c. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan Struktur pemilikan atas Anak Perusahaan yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut:
Anak Perusahaan
Domisili dan Tahun Usaha Komersial Dimulai
Bidang Usaha
PT Aneka Bumi Kencana PT Aneka Widya Graha PT Aneka Sumber Kencana PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory PT Surabaya Pelleting Company PT Tirtha Harapan Bali PT Aneka Coffee Industry (termasuk Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina dan PT Prasidha Mitra Sarana) PT Aneka Bumi Pratama
Jumlah Aktiva (dalam jutaan Rupiah) Persentase Pemilikan (%)
2002
2001
Pengolahan dan perdagangan hasil bumi Real estat Pengolahan dan perdagangan hasil bumi Pengolahan dan perdagangan hasil bumi Pengolahan dan perdagangan hasil bumi Pengolahan dan perdagangan hasil bumi Pabrik kopi bubuk dan instan
Surabaya, 1984
99,99
11.822
95.133
Jakarta, 1986 Bandar Lampung, 1984
99,99 99,90
78.388 6.540
78.264 7.503
Bandar Lampung, 1986
99,88
4.799
4.943
Sidoarjo, 1970
99,90
2.466
2.695
Singaraja, 1973
99,90
510
551
Sidoarjo, 1996
65,00
98.461
118.459
Pengolahan dan perdagangan karet remah
Palembang, 1987
51,00
94.502
91.264
d. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris Berdasarkan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 7 tanggal 26 Juni 2002, susunan anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan, dan komite audit adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris 1. 2. 3. 4.
Djukardi Odang * Mansjur Tandiono Made Sudharta Widyono Lianto
-
Dewan Direksi
Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris Komisaris Komisaris
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jeffry Sanusi Soedargo Didik Tandiono H. Sjamsul Bachri Uding Budi Pringgosusanto Lie Sukiantono Budinarta Moenardji Soedargo
-
Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur
* Pada tanggal 5 Februari 2003, Bapak Djukardi Odang telah meninggal dunia.
Komite Audit 1. Fery Yennoto 2. Henryanto Handoko Petrus 3. Kasmita Wijaya
-
Ketua Anggota Anggota
Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki 703 dan 956 karyawan tetap (tidak diaudit) masing-masing pada tahun 2002 dan 2001. Beban remunerasi yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan berjumlah Rp 2.300.000.000 dan Rp 1.763.000.000 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001.
10
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi terlampir telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) tentang pedoman penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih, penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan metode ekuitas dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi. Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan dan Anak Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah. b. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dimiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung. Laporan keuangan konsolidasi PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, meliputi laporan keuangan Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina (SAFD), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh ACI dan PT Prasidha Mitra Sarana (PMS) yang 99% sahamnya dimiliki oleh ACI sejak tanggal 4 Oktober 2000. ACI mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 1 Januari 1996, sedangkan SAFD mulai beroperasi secara komersial pada bulan April 1998 dan PMS mulai beroperasi secara komersial pada bulan Januari 1996. Akun-akun dari SAFD dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada tanggal neraca untuk akun-akun neraca, kecuali untuk persediaan dan aktiva tetap, dimana dijabarkan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya (kurs historis), dan kurs rata-rata selama tahun berjalan untuk akun-akun laba rugi. Selisih kurs karena penjabaran neraca dan laporan laba rugi dilaporkan secara terpisah pada komponen Defisiensi Modal dalam akun “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan” pada neraca konsolidasi. Dalam rapat umum tahunan pemegang saham ACI pada tanggal 16 Maret 1999, para pemegang saham dan dewan direksi menyetujui bahwa mulai tanggal 1 Mei 1999, Anak Perusahaan yang berdomisili di Shanghai, Cina, akan menghentikan produksi hingga ada keputusan dewan direksi untuk beroperasi kembali. Saat ini, aktivitas utama dari Anak Perusahaan tersebut adalah menjual produk-produk ACI di Cina. Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi diamortisasi selama dua puluh (20) tahun dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). Laporan keuangan PAN Impex International Pte., Ltd., Singapura, Anak Perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki Perusahaan, tidak dikonsolidasi dalam laporan keuangan Perusahaan karena Anak Perusahaan ini belum memulai operasi komersialnya dan jumlah-jumlah laporan keuangannya tidak material. Penyertaan saham ini dicatat sebesar biaya perolehannya.
11
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasi (lanjutan) Pada tahun 2001, Perusahaan dan PT Tirtha Harapan Bali, Anak Perusahaan, menjual seluruh penyertaan saham mereka di PT Hotel Ramapalace Cottage (lihat Catatan 3). c. Setara Kas Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang pada saat ditempatkan dan tidak dijaminkan atas hutang diklasifikasikan sebagai setara kas. d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. e. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam jumlah signifikan, yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi. f.
Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Sebelum tahun 2002, Perusahaan dan Anak Perusahaan menghitung persediaannya dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Pada tahun 2002, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengubah metode perhitungan persediaannya menjadi metode rata-rata bergerak (moving-average method). Penyisihan persediaan usang dan penurunan harga pasar disajikan untuk membawa nilai persediaan ke nilai realisasi bersihnya. Persediaan tanah dari PT Aneka Widya Graha, Anak Perusahaan, merupakan tanah dalam pengembangan dan tanah untuk dijual yang dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya-biaya untuk pematangan dan pengembangan tanah, jika ada, dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan tanah.
g. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya. h. Penyertaan Saham Penyertaan saham dimana Anak Perusahaan memiliki pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas (equity method). Dengan metode ini, penyertaan dinyatakan sebesar biaya perolehannya dan ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi bersih dari Anak Perusahaan pada perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan. Dividen yang diterima akan dikurangkan pada nilai tercatat penyertaan tersebut. Bagian laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan amortisasi secara garis lurus selama dua puluh (20) tahun atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dan proporsi pemilikan Anak Perusahaan atas nilai wajar aktiva bersih pada tanggal perolehan (goodwill).
12
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Penyertaan Saham (lanjutan) Penyertaan saham di mana Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki pemilikan kurang dari 20% dicatat berdasarkan biaya perolehan (metode biaya) dan disesuaikan dengan penurunan permanen, jika ada. i.
Aktiva Tetap Aktiva tetap, kecuali hak atas tanah tertentu, dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali aktiva tetap tertentu yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi. Penyusutan bangunan dan prasarana dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sedangkan penyusutan aktiva tetap lainnya, kecuali untuk mesin dan peralatan PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining balance method) berdasarkan persentase sebagai berikut: Persentase Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan
5 - 10% 10 - 50 25 - 50
Penyusutan mesin dan peralatan ACI dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sesuai masa manfaat mesin dan peralatan selama lima (5) sampai dua puluh (20) tahun dan kendaraan selama lima (5) tahun. Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi, kecuali hak atas tanah untuk Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina, diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama lima puluh (50) tahun. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Aktiva dalam penyelesaian disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari aktiva tetap dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan ini akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada usaha pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan dan amortisasi dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Nilai aktiva disesuaikan dengan nilai wajarnya pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali. j.
Sewa Guna Usaha Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha yang dapat dikapitalisasi (capital lease) apabila memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan dalam PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease).
13
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j.
Sewa Guna Usaha (lanjutan) Aktiva sewa guna usaha yang dapat dikapitalisasi disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari aktiva tetap dan dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining balance method), kecuali aktiva sewa guna usaha pada PT Aneka Coffee Industry, Anak Perusahaan, yang dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aktiva tetap yang diperoleh dengan pemilikan langsung. Hutang sewa guna usaha dinyatakan berdasarkan nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha.
k. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Selisih antara biaya perolehan dengan nilai buku setiap transaksi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai bagian dari Defisiensi Modal di dalam neraca konsolidasi. l.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengiriman (f.o.b. shipping point). Pendapatan penjualan lokal diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan dari PT Aneka Widya Graha, Anak Perusahaan, diakui pada saat pembuatan faktur. Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).
m. Kapitalisasi Beban Bunga Beban bunga yang diperoleh dari pinjaman bank untuk membiayai pembelian, pengembangan dan pembangunan tanah dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan persediaan tanah sampai dengan pembangunan tersebut selesai. n. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah sesuai dengan kurs tengah pada tanggal terakhir transaksi bank untuk tahun tersebut yang dikeluarkan Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk laba atau rugi kurs yang terjadi akibat penjabaran akun-akun Anak Perusahaan yang berkedudukan di luar negeri yang dicatat dalam Defisiensi Modal. Kurs tengah yang digunakan adalah Rp 8.940,00 untuk US$ 1, Rp 207,26 untuk THB 1 dan Rp 1.261,56 untuk DKK 1 pada tanggal 31 Desember 2002, dan Rp 10.400,00 untuk US$ 1 dan Rp 5.620,88 untuk Sin$ 1 pada tanggal 31 Desember 2001. Kurs tengah yang dikeluarkan oleh Bank of China (yang digunakan untuk menjabarkan akun-akun Anak Perusahaan yang berkedudukan di luar negeri) adalah RMB 8,2770 untuk US$ 1 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001.
14
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Beban atau Penghasilan Pajak Beban pajak Perusahaan dan Anak Perusahaan tahun berjalan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam tahun yang bersangkutan. Penangguhan pajak dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda waktu antara pelaporan komersial dan fiskal, dan akumulasi kompensasi rugi fiskal. p. Restrukturisasi Hutang Berdasarkan PSAK No. 54, “Akuntansi Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah”, Perusahaan mengakui laba penyelesaian hutang yang dihitung dari selisih lebih antara nilai tercatat hutang yang dilunasi (jumlah nominal, bunga dan denda yang terhutang) dengan pembayaran kas sebagai penyelesaiannya. Laba restrukturisasi hutang setelah beban pajak terkait, bila ada, diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun terjadinya restrukturisasi, dan diklasifikasikan sebagai akun “Pos Luar Biasa” jika material. q. Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai Semua instrumen derivatif dicatat sebagai aktiva atau kewajiban dalam neraca dan diakui sebesar nilai wajar. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif diakui secara periodik dalam pendapatan atau ekuitas, sesuai dengan tujuan penggunaan instrumen tersebut. Perubahan penilaian untuk derivatif yang diperlakukan sebagai lindung nilai atas nilai wajar diakui sebagai pendapatan dalam periode perubahan, bersama dengan perubahan nilai dari variabel pokok yang dilindungi. Laba atau rugi dari derivatif yang dirancang sebagai lindung nilai arus kas dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan lain-lain dan kemudian direklasifikasi ke pendapatan dalam periode yang dipengaruhi oleh variabel pokok yang dilindungi. Perubahan nilai dari derivatif yang tidak diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai dan jumlah dari instrumen lindung nilai yang dianggap tidak efektif dicatat dalam pendapatan pada periode perubahan. r.
Pelaporan Segmen Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”, segmen usaha menyajikan informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka menjadi lima jenis industri yaitu pengolahan hasil bumi, pabrik kopi bubuk dan instan, pengembangan produk kopi, distribusi produk kopi dan real estat untuk pelaporan segmen utama mereka. Untuk pelaporan segmen sekunder, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka berdasarkan area geografis, yaitu Sumatera, Jawa dan Bali, dan Shanghai, Cina.
s. Rugi atau Laba per Saham Dasar Rugi atau laba per saham dasar dihitung dengan membagi rugi bersih, laba dari operasi dalam penghentian dan rugi dari operasi yang dilanjutkan (setelah dikurangi pos luar biasa untuk tahun 2001) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan, sejumlah 360.000.000 lembar saham pada tahun 2002 dan 2001.
15
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
3. OPERASI DALAM PENGHENTIAN Berdasarkan perjanjian pengalihan saham yang diaktakan dengan akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., No. 146 dan No. 147 tanggal 26 Juni 2001, PT Hotel Ramapalace Cottage (Operasi dalam Penghentian) (HRPC) mengalihkan seluruh pemilikan sahamnya di PT Aneka Widya Graha sebesar 52.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 kepada Perusahaan sebanyak 52.799.500 saham dan PT Tirtha Harapan Bali (THB) sebanyak 500 saham. Nilai pengalihan saham tersebut akan dikompensasi dengan nilai penyertaan saham Perusahaan dan THB di HRPC masing-masing sebesar Rp 49.268.944.420 dan Rp 466.566, dan sisanya akan dibayar dengan uang tunai. Berdasarkan Surat Perjanjian tanggal 31 Agustus 2001, Perusahaan dan PT Bali Budi Darma (BBD), pihak ketiga, sepakat bahwa jual beli HRPC tersebut dilakukan berdasarkan saldo pada laporan keuangan HRPC pada tanggal 31 Juli 2001. Penjualan HRPC tersebut telah mendapat persetujuan dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) melalui Surat No. S-5211/LWO/BPPN/0701 tanggal 20 Juli 2001 dan Surat No. S-6530/LWO/BPPN/0901 tanggal 25 September 2001. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham yang diaktakan dengan akta Notaris Imas Fatimah, S.H. No. 33 dan No. 34 tanggal 15 November 2001, Perusahaan dan THB menjual seluruh penyertaan saham mereka di HRPC masing-masing sebanyak 39.999.555 saham dan 445 saham kepada BBD sebesar Rp 63.999.555.000 dan Rp 445.000 (atau seluruhnya berjumlah Rp 64.000.000.000). Atas penjualan penyertaan saham tersebut, Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 19.923.406.694 dan dicatat sebagai Laba Penjualan Operasi Dalam Penghentian dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2001. Selain Perjanjian Jual Beli Saham, pada tanggal 15 November 2001, Perusahaan dan BBD juga menandatangani Perjanjian Pelepasan Hak Pemilikan dimana BBD setuju untuk memberikan penggantian kepada Perusahaan sehubungan dengan pelepasan hak pemilikan atas HRPC sebesar Rp 8.500.000.000. Nilai kompensasi tersebut dikurangi dengan: •
Biaya pesangon atas pemutusan hubungan kerja karyawan HRPC sebesar Rp 2.748.786.350 yang wajib dibayar oleh Perusahaan.
•
Dividen tahun 2000 sebesar Rp 585.000.000 yang telah dibagikan kepada Perusahaan dan THB selaku pemegang saham HRPC.
•
Biaya dan pengeluaran lain sebesar Rp 124.212.686 yang wajib dibayar kembali oleh Perusahaan.
•
Penempatan dana ke dalam suatu “escrow account” pada PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 600.000.000 yang akan digunakan untuk “tax clearance” HRPC sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Ayat 1 dari Surat Perjanjian tanggal 31 Agustus 2001.
•
Penempatan dana ke dalam suatu “escrow account” pada PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 300.000.000 untuk menutupi kemungkinan klaim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Ayat 3 dari Surat Perjanjian tanggal 31 Agustus 2001.
BBD akan melunasi pembayaran kompensasi bersih yang timbul sehubungan dengan pelepasan hak pemilikan Perusahaan di HRPC sebesar Rp 4.142.000.964 selambat-lambatnya pada tanggal 10 Januari 2002. Jumlah kompensasi bersih tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Piutang Lain-lain” dalam neraca konsolidasi tahun 2001. Pada tanggal 11 Januari 2002, Perusahaan menerima pembayaran dari BBD atas kompensasi tersebut sebesar Rp 3.839.480.964. Selanjutnya, pada bulan Mei dan Agustus 2002, Perusahaan menerima sisa pembayaran kompensasi dari BBD sebesar Rp 302.520.000 dan kelebihan atas dana yang disediakan untuk “tax clearance” di dalam “escrow account” sebesar Rp 557.701.318.
16
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
3. OPERASI DALAM PENGHENTIAN (lanjutan) Pada tahun 2001, BPPN melalui Surat No. S-5211/LWO/BPPN/0701 tanggal 20 Juli 2001, antara lain, menyetujui bahwa hasil dari penjualan HRPC akan digunakan untuk melunasi pinjaman PT Aneka Bumi Kencana (ABK), PT Aneka Widya Graha (AWG), PT Surabaya Pelleting Company (SPC), PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory (LSK) dan PT Tirtha Harapan Bali (THB), Anak Perusahaan, dari BPPN. Seluruh hutang bunga dan denda Anak Perusahaan tersebut sebesar Rp 37.319.857.387 dan pokok pinjaman sebesar Rp 3.830.000.000, disetujui untuk dihapuskan dan sisa pokok pinjaman sebesar Rp 43.223.990.126 telah dilunasi oleh Perusahaan pada tanggal 1 dan 22 Oktober 2001 melalui hasil penjualan HRPC (lihat Catatan 14). Keuntungan dari penghapusan hutang bunga, denda dan sebagian pokok pinjaman disajikan sebagai bagian dari akun “Pos Luar Biasa” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2001 (lihat Catatan 22). Sisa hasil dari penjualan HRPC sebesar Rp 20.776.009.874 telah disetorkan ke rekening BPPN/Mandiri dan disajikan sebagai bagian dari akun “Dana “Escrow” Pelunasan Pinjaman” dalam neraca konsolidasi tahun 2001 (lihat Catatan 10). Perhitungan laba penjualan operasi dalam penghentian adalah sebagai berikut: 2001 Hasil penjualan Nilai tercatat dari investasi per tanggal 31 Juli 2001
64.000.000.000 44.076.593.306
Laba penjualan operasi dalam penghentian - bersih
19.923.406.694
4. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari:
Pihak Ketiga Kas Dalam Rupiah Dalam Dolar Amerika Serikat (US$ 101 pada tahun 2002 dan US$ 2.888 pada tahun 2001) Dalam RMB (RMB 2.005) Dalam Dolar Singapura (Sin$ 274) Bank Rekening Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Surabaya The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 54 juta) Rekening Dolar Amerika Serikat PT Bank Central Asia Tbk (US$ 461.381 pada tahun 2002 dan US$ 253.457 pada tahun 2001) 17
2002
2001
831.963.278
866.515.316
902.940 -
29.949.920 2.519.270 1.540.146
4.143.660.054 722.496.964 329.506.784 89.182.404
8.231.498.538 1.455.602 58.413.152 278.794.527
86.066.586 3.216.492 17.474.503
80.426.424 1.956.811.427 111.804.108
4.124.748.642
2.635.955.712
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Surabaya (US$ 57.683 pada tahun 2002 dan US$ 61.764 pada tahun 2001) PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta (US$ 39.694 pada tahun 2002 dan US$ 49.518 pada tahun 2001) PT Bank Mizuho Indonesia (US$ 21.853 pada tahun 2002 dan US$ 165.022 pada tahun 2001) Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 135 juta) Rekening RMB (RMB 89.486 pada tahun 2002 dan RMB 40.484 pada tahun 2001) Deposito berjangka Rekening Rupiah PT Bank Mandiri (Persero)
2002
2001
515.684.858
642.341.440
354.860.784
514.985.224
195.367.519
1.716.224.224
287.886.775
376.088.856
92.685.885
50.867.899
36.200.000.000
-
-
2.143.457.472
-
526.814.704
47.995.704.468
20.226.463.961
2.446.044
1.083.941
47.998.150.512
20.227.547.902
Rekening Dolar Amerika Serikat PT Bank Central Asia Tbk (US$ 206.102) PT Bank Pan Indonesia Tbk (US$ 50.655) Jumlah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 6) Bank PT Bank Desa Sukasada Jumlah Kas dan Setara Kas
Deposito berjangka dalam Rupiah memperoleh bunga dengan suku bunga tahunan berkisar antara 11,25% sampai 13,00% pada tahun 2002. Deposito berjangka dalam Dolar Amerika Serikat memperoleh bunga dengan suku bunga tahunan berkisar antara 2,0% sampai 4,5% pada tahun 2002 dan 3% sampai 6% pada tahun 2001. 5. PIUTANG USAHA Piutang usaha terdiri dari: 2002 Pihak ketiga Perdagangan hasil bumi
2.327.948.051
18
2001 12.279.535.012
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
5. PIUTANG USAHA (lanjutan)
Real estat Penyisihan piutang ragu-ragu Piutang Usaha dari Pihak Ketiga - Bersih
2002
2001
159.817.000 (228.906.080)
159.817.000 (228.906.080)
2.258.858.971
12.210.445.932
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 6) Perdagangan hasil bumi
21.153.000.425
10.851.284.184
Jumlah Piutang Usaha
23.411.859.396
23.061.730.116
Saldo piutang usaha dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar kurang lebih 6% dan 2% dari jumlah aktiva konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. Analisa umur dari piutang usaha tersebut adalah sebagai berikut: Jumlah
Persentase terhadap Jumlah (%)
2002
2001
2002
2001
Belum jatuh tempo Jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari Lebih dari 60 hari
22.392.480.287
21.835.941.280
94,72
93,75
840.143.939 16.156.969 391.984.281
989.720.596 21.061.002 443.913.318
3,55 0,07 1,66
4,25 0,09 1,91
Jumlah
23.640.765.476
23.290.636.196
100,00
100,00
Perusahaan dan Anak Perusahaan, kecuali PT Aneka Sumber Kencana, tidak melakukan penyisihan atas piutang usaha karena manajemen berkeyakinan bahwa piutang usaha tersebut dapat ditagih seluruhnya dan berdasarkan pengalaman, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai kesulitan dalam menagih piutang usahanya. Piutang usaha dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dahulu PT Bank Mandiri (Persero)), PT Bank Mizuho Indonesia, PT Bank Daiwa Perdania dan PT Bank UFJ Indonesia (lihat Catatan 11 dan 14). 6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai transaksi usaha dan non-usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Sifat Hubungan dengan Perusahaan dan Anak Perusahaan (i) Pemegang saham Perusahaan
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa PT Aneka Bumi Prasidha dan Itochu Corporation, Jepang
19
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Sifat Hubungan dengan Perusahaan dan Anak Perusahaan (ii) Memiliki pemegang saham dan/atau direksi yang sama
(iii) Perusahaan asosiasi
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa PT Bank Desa Sukasada, PT Bank Prasidha Utama (Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU)), PSD Associates (S) Pte., Ltd., Singapura, PT Aneka Graha Wisesa, PT Global Metropolitan Development, PT Asenda Bangun Persada, PT Aneka Tuna Indonesia, PT Indo Arabica Mangkuraja dan PT Aneka Bumi Lestari Pelleting Factory RubberNet (Asia) Pte., Ltd., Singapura, dan Itochu Hongkong, Ltd., Hongkong
Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: a. Dalam kegiatan sehari-hari, Perusahaan dan Anak Perusahaan menjual dan membeli barang dagangan tertentu pada tingkat harga yang normal kepada dan dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Penjualan kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan penjualan kepada RubberNet (Asia) Pte., Ltd., Singapura (RNA) dan Grup Itochu sebesar Rp 278.704.826.660 atau 72% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2002 dan kepada RNA, Grup Itochu dan PSD Associates (S) Pte., Ltd., Singapura sebesar Rp 208.145.914.459 atau 64% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2001. Saldo piutang usaha dari transaksi tersebut pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 disajikan dalam akun “Piutang Usaha - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” (lihat Catatan 5). Pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan pembelian dari Grup Itochu sebesar Rp 477.006.451 atau 0,1440% dari jumlah pembelian pada tahun 2002 dan dari PT Indo Arabica Mangkuraja sebesar Rp 944.000 atau 0,0004% dari jumlah pembelian pada tahun 2001. Tidak terdapat saldo hutang usaha dari transaksi tersebut pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. Saldo piutang usaha dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2002 RubberNet (Asia) Pte., Ltd., Singapura (US$ 2.268.403 pada tahun 2002 dan US$ 911.774 pada tahun 2001) Itochu Hongkong, Ltd., Hongkong (US$ 97.704 pada tahun 2002 dan US$ 131.618 pada tahun 2001) Jumlah
2001
20.279.524.161
9.482.452.824
873.476.264
1.368.831.360
21.153.000.425
10.851.284.184
b. Perusahaan mempunyai rekening pada bank yang mempunyai hubungan istimewa dengan saldo sebesar 0,005% dari jumlah kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. Penempatan ini memperoleh suku bunga tahunan berkisar antara 9% - 11% pada tahun 2002 dan sebesar 9% pada tahun 2001 (lihat Catatan 4).
20
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) c.
Pada tanggal 20 Oktober 2000, Bank Indonesia mengumumkan pembekuan usaha PT Bank Prasidha Utama (BBKU), bank yang mempunyai hubungan istimewa. Hal ini menyebabkan rekening Perusahaan dan Anak Perusahaan sebesar Rp 840.613.368 yang ditempatkan pada bank tersebut tidak dapat dicairkan untuk periode yang belum ditentukan. Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mencadangkan kerugian sebesar 100% atas kemungkinan tak tertagihnya rekening tersebut di atas.
d. Pada tahun 2002, Perusahaan membayar hutang yang diperoleh dari PSD Associates (S) Pte., Ltd., Singapura, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sebesar US$ 54.000. e. PT Aneka Bumi Kencana (ABK), Anak Perusahaan, memperoleh pinjaman dari PT Aneka Tuna Indonesia (ATI), perusahaan asosiasi, dengan jumlah maksimum sebesar US$ 2.400.000. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 0,5% di atas SIBOR. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2006 dan dijamin dengan saham ABK di ATI. Dividen kas yang diterima oleh ABK dari ATI diterapkan sebagai pelunasan atas pinjaman tersebut. Saldo pinjaman tersebut adalah sebesar US$ 1.296.000 (setara dengan Rp 13.478.400.000) atau 0,9% dari jumlah kewajiban konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2001. Jumlah beban bunga masing-masing sebesar Rp 86.364.618 dan Rp 679.109.737 pada tahun 2002 dan 2001. Pada tanggal 31 Desember 2001, hutang bunga sehubungan dengan transaksi pinjaman tersebut sebesar US$ 8.394 (setara dengan Rp 87.301.344) dan disajikan sebagai bagian dari akun “Biaya Masih Harus Dibayar” pada neraca konsolidasi tahun 2001. Seluruh pinjaman tersebut telah diselesaikan pada tahun 2002 (lihat Catatan 8). f.
Pada tahun 2002, PT Aneka Bumi Kencana, Anak Perusahaan, menjual seluruh penyertaan sahamnya di PT Aneka Tuna Indonesia kepada Itochu Corporation, Jepang (lihat Catatan 8).
g. Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi pinjaman antar perusahaan tanpa jaminan dengan dan uang muka dari/ke beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Piutang dari dan hutang ke pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak memperoleh atau dikenakan bunga. Saldo piutang dari dan hutang ke pihak yang mempunyai hubungan istimewa dari transaksi tersebut dan pinjaman yang diperoleh dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa disajikan dalam akun “Aktiva Tidak Lancar - Piutang Hubungan Istimewa” atau “Pinjaman Jangka Panjang - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” pada kelompok Kewajiban Tidak Lancar, dengan rincian sebagai berikut: 2002
2001
Piutang Hubungan Istimewa PT Aneka Bumi Lestari Pelleting Factory (lihat Catatan 10) PT Global Metropolitan Development PT Aneka Graha Wisesa Lain-lain
5.156.153.760 189.570.552 177.495.508 4.791.822
189.570.552 176.743.058 1.399.451
Jumlah
5.528.011.642
367.713.061
21
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) 2001 Pinjaman Jangka Panjang - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa PT Aneka Tuna Indonesia PT Aneka Bumi Prasidha PSD Associates (S) Pte., Ltd., Singapura (US$ 54.000)
13.478.400.000 3.702.970.190 561.600.000
Jumlah
17.742.970.190
Saldo piutang hubungan istimewa masing-masing sebesar kurang lebih 1,56% dan 0,08% dari jumlah aktiva konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. Saldo hutang hubungan istimewa sebesar kurang lebih 1,16% dari jumlah kewajiban konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2001. h. Perusahaan dan Anak Perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan dengan kriteria tertentu sesuai dengan masing-masing jenjang kepegawaian. Pinjaman ini dilunasi melalui pemotongan gaji tiap bulan. i.
Berdasarkan perjanjian tertanggal 1 Maret 1999 antara PT Aneka Bumi Pratama (ABP), Anak Perusahaan, dan Itochu Corporation, Jepang (ITC), pemegang saham, ABP setuju untuk membayar sebesar 0,5% dari jumlah maksimum atas fasilitas kredit yang diperoleh dari The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta, Mizuho Corporation Bank, Ltd., Singapura dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta (Bank) sebagai pengganti atas dikeluarkannya jaminan Perusahaan (letter of guarantee) oleh ITC kepada bank-bank tersebut. Perjanjian ini akan terus berlaku sepenuhnya, selama dan, sampai dengan, ITC memberitahukan secara tertulis kepada Bank bahwa kewajiban ITC sehubungan dengan jaminan Perusahaan tersebut sepenuhnya tidak berlaku lagi. Perubahan dari perjanjian tersebut, yang ditandatangani pada tanggal 1 Januari 2002, menyatakan bahwa ABP setuju untuk membayar sebesar 1,5% dari jumlah maksimum atas fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank. Beban penjaminan yang dibebankan ke usaha sebesar Rp 1.130.192.500 dan Rp 513.283.333 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001.
j.
Sehubungan dengan transaksi di atas (lihat i), pada tanggal 31 Maret 1999, Perusahaan mengadakan Perjanjian Penggantian dengan ITC dimana Perusahaan menyetujui untuk mengganti 51% dari jumlah yang akan dibayar oleh ITC sehubungan dengan jaminan yang diberikan kepada Bank tersebut. Selanjutnya, pada tanggal yang sama, Perusahaan mengadakan Perjanjian Jaminan Saham dengan ITC dimana Perusahaan setuju untuk menjaminkan seluruh penyertaan sahamnya di ABP kepada ITC sebagai jaminan atas kewajiban Perusahaan kepada ITC berdasarkan Perjanjian Penggantian tersebut. Sehubungan dengan jaminan yang dikeluarkan ITC kepada Bank tersebut, pada tanggal 31 Maret 1999, ITC mengadakan Perjanjian Opsi yang tidak dapat dibatalkan dengan Perusahaan untuk membeli seluruh saham ABP yang dimiliki oleh Perusahaan (termasuk saham-saham ABP lainnya yang akan dimiliki oleh Perusahaan melalui pemesanan saham).
k.
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama tertanggal 30 Mei 1996 antara Perusahaan, ABP dan ITC, ITC memiliki hak eksklusif atas dasar keagenan (agency basis) dan atas nama ABP untuk menjual seluruh produk yang diekspor oleh ABP ke negara-negara tertentu. Untuk kegiatan tersebut, ITC mendapatkan komisi berdasarkan persentase tertentu seperti yang tercantum di dalam Perjanjian Kerjasama tersebut. Tidak terdapat transaksi penjualan ke negara-negara tertentu seperti yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama pada tahun 2002 dan 2001.
22
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Perusahaan, dengan persetujuan tertulis dari ITC, dapat memasarkan produk ABP kepada pelanggan potensial di Cina. Komisi atas penjualan tersebut akan dibayarkan oleh ABP sesuai dengan persentase tertentu seperti yang tercantum di dalam Perjanjian Kerjasama dan dibagi bersama antara Perusahaan dan ITC. Tidak terdapat transaksi penjualan yang dilakukan ke Cina pada tahun 2002 dan 2001. l.
Pada tanggal 31 Desember 2001, saldo uang muka pelanggan untuk pembelian kopi terutama merupakan uang muka dari Grup Itochu dan PSD Associates (S) Pte., Ltd., Singapura sebesar US$ 843.471,51 (setara dengan Rp 8.772.124.400). Pada tahun 2002, Grup Itochu membebankan bunga atas uang muka tersebut sebesar US$ 97.712 (setara dengan Rp 911.653.800). Perusahaan telah menyelesaikan seluruh uang muka dan beban bunga tersebut pada tahun 2002 (lihat Catatan 8).
m. ABP mempunyai perjanjian kerjasama jasa konsultasi manajemen dengan PT Itochu Management Service Indonesia, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sebagai kompensasi, ABP wajib membayar jasa konsultan sebesar US$ 500 setiap bulan. Beban jasa konsultasi manajemen yang dibebankan ke usaha sebesar Rp 57.852.400 dan Rp 59.625.000 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001. Perjanjian ini diperpanjang secara otomatis setiap tahun kecuali kedua belah pihak tidak setuju. n. Pada tanggal 6 Agustus 2001, Perusahaan menandatangani perjanjian secara terpisah masing-masing dengan PT Aneka Bumi Kencana (ABK), PT Aneka Widya Graha (AWG), PT Surabaya Pelleting Company (SPC), PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory (LSK) dan PT Tirtha Harapan Bali (THB), Anak Perusahaan, mengenai pengalihan seluruh pokok pinjaman Anak Perusahaan tersebut beserta bunga dan denda yang terhutang kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) kepada Perusahaan. Saldo hutang kepada BPPN yang dialihkan kepada Perusahaan terdiri dari ABK sebesar Rp 26.862.410.113, AWG sebesar Rp 21.699.813.039, SPC sebesar Rp 14.445.343.701, LSK sebesar Rp 10.754.163.204 dan THB sebesar Rp 10.612.117.456 (lihat Catatan 14). 7. PERSEDIAAN Persediaan terdiri dari: 2002 Hasil bumi: Bahan baku Karet Kopi
2001
3.554.739.775 1.153.559.889
8.542.685.017 2.843.175.549
Bahan olahan Karet
15.395.532.326
9.172.639.604
Barang jadi Karet Kopi
20.464.117.364 7.894.021.778
7.657.067.163 8.980.116.349
Jumlah
48.461.971.132
37.195.683.682
4.672.150.927
5.281.448.675
352.762
31.602.426
53.134.474.821
42.508.734.783
Bahan pembantu Barang dalam perjalanan Hasil bumi 23
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
7. PERSEDIAAN (lanjutan) 2002 Real estat: Tanah dalam pengembangan dan tanah untuk dijual Jumlah Persediaan
2001
57.545.941.028
57.545.941.028
110.680.415.849
100.054.675.811
Pada tanggal 31 Desember 2002, harga pasar kopi yang dimiliki oleh PT Aneka Bumi Kencana (ABK), Anak Perusahaan, lebih rendah dibandingkan biaya perolehannya. Oleh karena itu, ABK menghapuskan nilai persediaan kopi sebesar Rp 627.273.987. Selain itu, PT Surabaya Pelleting Company (SPC), Anak Perusahaan, juga menghapus nilai persediaan bahan pembantu sebesar Rp 211.860.100 pada tahun 2002 akibat keusangan. Beban penghapusan persediaan disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Umum dan Administrasi” dalam laporan laba rugi konsolidasi (lihat Catatan 20). Di lain pihak, pada tahun 2002 dan 2001, biaya perolehan bahan baku, bahan olahan dan barang jadi karet lebih rendah dibandingkan harga pasarnya, sehingga tidak diperlukan penghapusan nilai persediaan. Pada tahun 2001, PT Aneka Sumber Kencana (ASK), Anak Perusahaan, menghapus nilai persediaan lada sebesar Rp 96.340.912 karena kondisinya sudah rusak dan tidak memungkinkan untuk dijual. Selain itu, ASK, SPC dan PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory, Anak Perusahaan, juga menghapus nilai persediaan bahan pembantu sebesar Rp 1.515.515.336 pada tahun 2001 akibat keusangan. Beban penghapusan persediaan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Umum dan Administrasi” dalam laporan laba rugi konsolidasi (lihat Catatan 20). Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi persediaan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa penyisihan untuk persediaan yang usang tidak diperlukan. Persediaan, kecuali bahan pembantu, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dahulu PT Bank Umum Servitia Tbk (Bank Beku Kegiatan Usaha) dan PT Bank Mandiri (Persero)), PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta, PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta dan PT Bank UFJ Indonesia, Surabaya (lihat Catatan 11 dan 14). Persediaan, kecuali untuk real estat, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran atau pencurian berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 40.000.000.000 dan US$ 2.406.000, yang berdasarkan pendapat manajemen adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan. Pada tahun 2002, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengubah metode perhitungan persediaannya dari metode rata-rata tertimbang (weighted-average method) menjadi metode rata-rata bergerak (moving-average method). Untuk kepentingan konsolidasi, dampak atas perubahan metode perhitungan tersebut diakui pada tahun berjalan karena jumlahnya tidak material.
24
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
8. PENYERTAAN SAHAM Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut: 2002
Nama Perusahaan Metode Ekuitas (Equity Method) PT Aneka Tuna Indonesia Metode Biaya (Cost Method) PT Global Metropolitan Development PAN Impex International Pte., Ltd., Singapura PT Bursa Berjangka Jakarta PT Sarana Aceh Ventura PT Sarana Sumsel Ventura PT Sarana Bengkulu Ventura RubberNet (Asia) Pte., Ltd., Singapura
Persentase Kepemilikan
-
2001 Biaya Perolehan/ Nilai Tercatat
Persentase Kepemilikan
-
20,600% 99,999 3,448 3,790 0,280 0,260 -
20.000.000.000 516.400.000 400.000.000 200.000.000 30.000.000 10.000.000 -
Jumlah Penyertaan Saham
Biaya Perolehan/ Nilai Tercatat
30,000%
85,065,763,924
20,600 99,999 3,448 3,790 0,280 0,260 9,000
20.000.000.000 516.400.000 400.000.000 200.000.000 30.000.000 10.000.000 2.502.000.000
21.156.400.000
108.724.163.924
Rincian laba penjualan penyertaan saham pada tahun 2002 dan investasi yang dicatat dengan metode ekuitas pada tanggal 31 Desember 2001 adalah sebagai berikut: 2002 Biaya perolehan
2001
70.213.600.000
70.213.600.000
Akumulasi bagian laba bersih Saldo awal Bagian laba bersih selama tahun berjalan Amortisasi selisih lebih biaya perolehan atas nilai aktiva bersih dari perusahaan asosiasi Dividen kas
14.852.163.924 3.002.680.030
12.693.221.444 11.354.920.551
(39.282.301.192) (6.024.720.000)
(2.356.938.071) (6.839.040.000)
Saldo akhir
(27.452.177.238)
14.852.163.924
Jumlah Nilai Tercatat
42.761.422.762
85.065.763.924
Harga jual
65.310.000.000
Laba penjualan penyertaan saham
22.548.577.238
Pada tahun 2002, PT Aneka Bumi Kencana (ABK), Anak Perusahaan, menjual seluruh penyertaan sahamnya di PT Aneka Tuna Indonesia (ATI) dengan harga penjualan sebesar US$ 7.000.000 atau setara dengan Rp 65.310.000.000 kepada Itochu Corporation, Jepang (ITC). Hasil penjualan bersih sebesar US$ 6.210.287, setelah diperhitungkan dengan pinjaman ABK kepada ATI sebesar US$ 672.000 dan klaim kualitas kepada ITC sebesar US$ 117.713. Sebagai tambahan, hasil penjualan bersih di atas kemudian dikurangi dengan uang muka dari ITC sebesar US$ 512.868 dan bunga yang dikenakan atas uang muka tersebut sebesar US$ 97.712. Sisa hasil penjualan bersih tersebut telah dibayarkan kepada Perusahaan (lihat Catatan 6 dan 23). Berdasarkan risalah Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 26 Juni 2002 yang diaktakan dengan Akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 8 tanggal 26 Juni 2002, para pemegang saham Perusahaan menyetujui, antara lain, untuk mengadakan penurunan penyertaan saham di ABK dari Rp 49.999.000.000 menjadi Rp 24.999.000.000.
25
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
8. PENYERTAAN SAHAM (lanjutan) Berdasarkan akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi No. 53 tanggal 5 Juli 2002, para pemegang saham ABK menyetujui penurunan modal dasar dan modal ditempatkan dan disetor ABK dari Rp 50.000.000.000 menjadi sebesar Rp 25.000.000.000. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Nomor Keputusan C-22717.HT.01.04.TH.2002 tanggal 19 November 2002. Dividen kas yang diterima oleh ABK dari ATI pada tahun 2002 dan 2001 masing-masing sebesar US$ 624.000 (setara dengan Rp 6.024.720.000 pada tahun 2002 dan Rp 6.839.040.000 pada tahun 2001) diterapkan sebagai pembayaran atas pinjaman ABK dari ATI (lihat Catatan 6). Berdasarkan risalah Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham PT Aneka Bumi Pratama (ABP), Anak Perusahaan, pada tanggal 4 Juni 2002 yang diaktakan dengan akta Notaris Janti Gunardi, S.H. No. 5 tanggal 6 Agustus 2002, para pemegang saham memutuskan, antara lain, menyetujui pembagian dividen kas sebesar Rp 5.119.058.808 yang merupakan 30% dari laba bersih tahun 2001 dan penjualan penyertaan saham ABP di RubberNet (Asia) Pte., Ltd., Singapura. Dividen kas tersebut telah dibayarkan pada tahun 2002. Pada bulan Oktober 2002, ABP menjual seluruh penyertaan sahamnya di RubberNet (Asia) Pte., Ltd., Singapura sebesar Rp 4.445.689.500 (US$ 481.500). Penjualan penyertaan saham tersebut menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1.943.689.500 dan dicatat sebagai bagian dari “Laba Penjualan Penyertaan Saham” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. Berdasarkan risalah Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham ABP pada tanggal 19 Desember 2002 yang diaktakan dengan akta Notaris Janti Gunardi, S.H. No. 5 tanggal 19 Desember 2002, para pemegang saham menyetujui pembagian interim dividen kas untuk tahun 2002 sebesar Rp 4.204.890.316. Interim dividen kas tersebut telah dibayarkan pada tahun 2002. Berdasarkan risalah Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham ABP pada tanggal 31 Januari 2001 yang diaktakan dengan akta Notaris Janti Gunardi, S.H. No. 5 tanggal 2 Maret 2001, para pemegang saham menyetujui pembayaran interim dividen kas untuk tahun 2000 sebesar Rp 4.000.000.000 atau Rp 500.000 per saham. Dividen kas tersebut telah dibayarkan pada tahun 2001.
9. AKTIVA TETAP Aktiva tetap terdiri dari:
2002
Penambahan/ Reklasifikasi
Saldo Awal
Pengurangan/ Reklasifikasi
Saldo Akhir
Nilai Tercatat Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan
25.354.309.946 64.747.612.050 123.224.062.380 6.570.846.132
1.971.139.919 1.696.540.546 395.954.545
21.797.000 423.113.970 436.414.111
25.354.309.946 66.696.954.969 124.497.488.956 6.530.386.566
Jumlah Kendaraan sewa guna usaha Aktiva dalam penyelesaian
219.896.830.508 367.500.000 1.281.986.172
4.063.635.010 2.802.000
881.325.081 852.815.463
223.079.140.437 367.500.000 431.972.709
Jumlah Nilai Tercatat
221.546.316.680
4.066.437.010
1.734.140.544
223.878.613.146
308.164.871 19.903.198.485
19.657.846 3.464.977.221
5.449.250
327.822.717 23.362.726.456
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana
26
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan) 2002 Mesin dan peralatan Kendaraan
Penambahan/ Reklasifikasi
Saldo Awal
Pengurangan/ Reklasifikasi
Saldo Akhir
48.860.383.687 6.141.428.043
9.329.176.801 849.384.206
542.431.319 672.517.945
57.647.129.169 6.318.294.304
Jumlah Kendaraan sewa guna usaha
75.213.175.086 245.000.000
13.663.196.074 61.250.000
1.220.398.514 -
87.655.972.646 306.250.000
Jumlah Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi
75.458.175.086
13.724.446.074
1.220.398.514
87.962.222.646
Nilai Buku
2001
146.088.141.594
135.916.390.500
Penambahan/ Reklasifikasi
Saldo Awal
Pengurangan/ Reklasifikasi
Saldo Akhir
Nilai Tercatat Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan
40.584.309.946 84.883.498.448 121.253.032.513 7.986.112.253
4.541.145.585 3.504.145.757 1.013.240.205
15.230.000.000 24.677.031.983 1.533.115.890 2.428.506.326
25.354.309.946 64.747.612.050 123.224.062.380 6.570.846.132
Jumlah Kendaraan sewa guna usaha Aktiva dalam penyelesaian
254.706.953.160 367.500.000 2.981.185.829
9.058.531.547 2.594.305.928
43.868.654.199 4.293.505.585
219.896.830.508 367.500.000 1.281.986.172
Jumlah Nilai Tercatat
258.055.638.989
11.652.837.475
48.162.159.784
221.546.316.680
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan
224.647.034 19.322.306.793 38.875.470.799 6.654.528.636
83.517.837 4.732.048.564 10.883.063.409 1.377.329.069
4.151.156.872 898.150.521 1.890.429.662
308.164.871 19.903.198.485 48.860.383.687 6.141.428.043
Jumlah Kendaraan sewa guna usaha
65.076.953.262 122.500.000
17.075.958.879 122.500.000
6.939.737.055 -
75.213.175.086 245.000.000
Jumlah Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi
65.199.453.262
17.198.458.879
6.939.737.055
75.458.175.086
Nilai Buku
192.856.185.727
146.088.141.594
Penambahan pada tahun 2001 termasuk reklasifikasi dari bangunan yang telah selesai dikerjakan sebesar Rp 4.293.505.585 dan reklasifikasi dari uang muka pembelian aktiva tetap sebesar Rp 575.826.510. Pada tahun 2001, Perusahaan menjual tanah dan bangunan (Graha Prasidha) kepada PT Graha Indah Perkasa, pihak ketiga (lihat Catatan 14). Hasil pelepasan aktiva tetap dengan nilai buku dan harga penjualan masing-masing sebesar Rp 97.139.177 dan Rp 467.996.086 pada tahun 2002, dan sebesar Rp 36.928.917.144 dan Rp 30.293.370.094 pada tahun 2001, menghasilkan laba bersih sebesar Rp 370.856.909 dan rugi bersih sebesar Rp 6.635.547.050 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001. Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan pada beban pokok penjualan sebesar Rp 10.440.092.926 dan Rp 11.719.260.816 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001. Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan pada beban umum dan administrasi sebesar Rp 3.284.353.148 dan Rp 5.479.198.063 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001 (lihat Catatan 19 dan 20).
27
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan) Hak atas tanah seluas 63.065 meter persegi masih dalam proses pengalihan menjadi atas nama Perusahaan dan Anak Perusahaan. Selain itu, Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki Hak Guna Bangunan atas tanah di berbagai lokasi untuk periode yang berkisar dari 20 sampai 30 tahun. Hak-hak tersebut akan berakhir pada berbagai tanggal mulai dari tahun 2004 sampai 2029 namun dapat diperpanjang. Pada tahun 2002, aktiva dalam penyelesaian merupakan proyek pembangunan kantor dan gudang milik PT Aneka Bumi Kencana (ABK), Anak Perusahaan. Pada tahun 2002, ABK membebankan sebagian aktiva dalam penyelesaiannya sebesar Rp 44.752.465 ke usaha tahun berjalan. Sampai dengan tanggal 18 Maret 2003, aktiva dalam penyelesaian tersebut masih dalam proses. Pada tahun 2001, aktiva dalam penyelesaian terutama merupakan proyek pembuatan pengolahan limbah milik PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan. Pada tahun 2002, aktiva dalam penyelesaian tersebut sebesar Rp 808.062.998 telah selesai dan sudah direklasifikasikan ke mesin. Aktiva tetap dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dahulu PT Bank Umum Servitia Tbk (Bank Beku Kegiatan Usaha) dan PT Bank Mandiri (Persero)), PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta, PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta dan PT Bank UFJ Indonesia, Surabaya (lihat Catatan 11 dan 14). Aktiva tetap, kecuali hak atas tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 52.278.815.000 dan US$ 21.567.500, yang berdasarkan pendapat manajemen adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aktiva yang dipertanggungkan. Berdasarkan pertimbangan manajemen, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aktiva tetap pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. 10. DANA “ESCROW” PELUNASAN PINJAMAN Akun ini merupakan dana “escrow” pelunasan pinjaman kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang berasal dari sisa hasil penjualan PT Hotel Ramapalace Cottage, Anak Perusahaan, sebesar Rp 20.776.009.874 (lihat Catatan 3) dan dari penjualan tanah dan bangunan (Graha Prasidha) yang terletak di Jakarta sebesar Rp 30.400.000.000 pada tahun 2001. Berdasarkan Surat BPPN No. S-968/LWO/BPPN/0402 tanggal 9 April 2002, dana “escrow” pelunasan pinjaman tersebut digunakan untuk melunasi pinjaman PT Aneka Bumi Lestari Pelleting Factory, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sebesar Rp 5.000.000.000 dan sebagian pinjaman Perusahaan dari BPPN sebesar Rp 46.176.009.874 (lihat Catatan 6 dan 14). 11. HUTANG JANGKA PENDEK Hutang jangka pendek terdiri dari pinjaman modal kerja yang diperoleh dari: 2002 Dalam Dolar Amerika Serikat The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta (US$ 3.500.000 pada tahun 2002 dan US$ 2.500.000 pada tahun 2001) PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta (US$ 1.000.000)
28
2001
31.290.000.000
26.000.000.000
8.940.000.000
-
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
11. HUTANG JANGKA PENDEK (lanjutan) 2002 Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dahulu PT Bank Umum Servitia Tbk (Bank Beku Kegiatan Usaha)) (US$ 800.000) Mizuho Corporate Bank, Ltd., Singapura (US$ 500.000)
7.152.000.000
8.320.000.000
4.470.000.000
5.200.000.000
5.000.000.000 -
15.000.000.000 2.850.000.000
56.852.000.000
57.370.000.000
Dalam Rupiah PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta Pinjaman lainnya Jumlah Hutang Jangka Pendek
2001
Hutang jangka pendek ini dikenakan bunga tahunan yang berkisar antara: 2002 % 2,035 - 30,000 14,400 - 18,900
Dalam Dolar Amerika Serikat Dalam Rupiah
2001 % 2,565 - 30,000 15,525 - 18,900
Jumlah maksimum dan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: Jumlah Maksimum 2002
2001
Jaminan
Dalam Dolar Amerika Serikat The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta
3.500.000
4.000.000
Jaminan Perusahaan dari pemegang saham minoritas
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta
3.500.000
4.000.000
Jaminan Perusahaan dari pemegang saham minoritas
Mizuho Corporate Bank Ltd., Singapura
1.000.000
2.000.000
Jaminan Perusahaan dari pemegang saham minoritas
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) (dahulu PT Bank Umum Servitia Tbk (Bank Beku Kegiatan Usaha))
900.000
900.000
Persediaan dan tanah
29
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
11. HUTANG JANGKA PENDEK (lanjutan) Fasilitas kredit yang diperoleh PT Aneka Bumi Pratama (ABP), Anak Perusahaan, dari The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta akan berakhir pada tanggal 31 Maret 2003. Fasilitas kredit yang diperoleh ABP dari Mizuho Corporation Bank, Ltd., Singapura dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia akan berakhir masing-masing pada tanggal 30 Maret 2003 dan bulan Desember 2003. Pinjaman yang diperoleh PT Aneka Sumber Kencana (ASK), Anak Perusahaan, dari PT Bank Umum Servitia Tbk (Bank Beku Kegiatan Usaha) (BUS) telah jatuh tempo pada tanggal 20 Oktober 1999. Berdasarkan Surat No. 006.10.006/TPS/BUS/VI/99 tanggal 4 Juni 1999 dari BUS, yang menyatakan bahwa efektif sejak tanggal 19 April 1999, seluruh pembayaran kredit untuk penyetoran maupun pelunasan pinjaman kepada BUS harus ditujukan kepada rekening atas nama BPPN/BUS pada PT Bank Central Asia Tbk. Pada bulan Juni dan Juli 1999, ASK telah menyetor sebesar US$ 100.000 pada rekening tersebut. ASK tidak dapat melakukan pembayaran pokok pinjaman dan bunga yang ditagih pada saat jatuh tempo. Pokok pinjaman dan bunga yang telah jatuh tempo dan belum dilunasi masing-masing sebesar Rp 7.152.000.000 (US$ 800.000) dan Rp 5.792.449.142 (US$ 647.927) pada tanggal 31 Desember 2002 dan Rp 8.320.000.000 (US$ 800.000) dan Rp 5.643.559.896 (US$ 542.652) pada tanggal 31 Desember 2001. Pada tanggal 13 Desember 2001, Perusahaan memperoleh pinjaman jangka pendek tanpa jaminan dari H. Soegeng Santoso, pihak ketiga, sebesar Rp 2.850.000.000, yang akan digunakan untuk kegiatan usaha. Pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 12% per tahun. Pinjaman tersebut telah dilunasi pada berbagai tanggal dari bulan Januari sampai dengan tanggal 12 Februari 2002. 12. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terutama merupakan bunga masih harus dibayar (termasuk denda) atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dahulu PT Bank Mandiri (Persero) dan PT Bank Umum Servitia Tbk (Bank Beku Kegiatan Usaha)), masing-masing sebesar Rp 1.141.042.285.940 dan Rp 776.674.296.923 pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 (lihat Catatan 11 dan 14). 13. HUTANG PAJAK Hutang pajak terdiri dari: 2002
2001
Perusahaan Taksiran hutang pajak penghasilan (dikurangi dengan pembayaran pajak di muka sebesar Rp 6.315.857 pada tahun 2002 dan Rp 1.450.156.483 pada tahun 2001)
-
-
Anak Perusahaan Taksiran hutang pajak penghasilan (dikurangi dengan pembayaran pajak di muka sebesar Rp 1.926.068.570 pada tahun 2002 dan Rp 431.350.952 pada tahun 2001)
2.794.199.130
6.113.342.448
408.596.596 106.132.836
318.241.442 103.250.701
Hutang pajak lainnya Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 22
30
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
13. HUTANG PAJAK (lanjutan)
Pasal 23 Pasal 25 Pajak Pertambahan Nilai Jumlah Hutang Pajak
2002
2001
214.171.438 35.101.580
53.620.875 131.607.635
12.706.371
3.679.886.618
3.570.907.951
10.399.949.719
Rekonsiliasi antara rugi komersial sebelum beban pajak, sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi, dan taksiran rugi fiskal adalah sebagai berikut: 2002 Rugi sebelum beban pajak setelah dikurangi pos luar biasa untuk tahun 2001 sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi Transaksi lain-lain dengan Anak Perusahaan Amortisasi kelebihan nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi Rugi Anak Perusahaan sebelum beban pajak - bersih
2001
(367.099.130.787) (1.453.201.841)
(224.254.915.028) (1.520.471.691)
(230.743.558)
(230.743.558)
143.302.118.260
118.290.540.195
(225.480.957.926)
(107.715.590.082)
Beda waktu: Penyusutan aktiva tetap Amortisasi biaya dibayar di muka Amortisasi biaya emisi saham ditangguhkan Transaksi sewa guna usaha Laba penjualan penyertaan saham Laba pelepasan aktiva tetap Penyisihan uang muka kepada pemasok Penyisihan kesejahteraan karyawan Penyisihan uang muka kepada pemasok
151.655.710 4.053.600 (168.011.715) (97.643.195) -
1.165.577.444 156.610.308 (224.015.620) (78.467.447) 5.923.296.694 4.428.533.340 228.274.800 (3.128.768.425) (40.511.276)
Sub-jumlah
(109.945.600)
8.430.529.818
Rugi sebelum beban pajak - Perusahaan
Beda tetap: Jamuan, sumbangan dan representasi Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Perbaikan dan pemeliharaan Sewa Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak bersifat final Penghasilan sewa yang telah dikenakan pajak bersifat final
920.790.644 352.316.465 156.499.325 117.996.000
31
464.937.877 368.721.232 109.262.361 117.996.000
(1.306.982.134)
(19.684.895)
(95.325.800)
(1.174.492.400)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
13. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2002 Pajak dan perizinan Lain-lain
(1.440.526)
Sub-jumlah
143.853.974
Taksiran rugi fiskal - Perusahaan
(225.447.049.552)
2001 78.794.940 (9.878.256) (64.343.141) (99.349.403.405)
Perhitungan beban pajak tahun berjalan dan taksiran hutang pajak penghasilan (tagihan pajak) adalah sebagai berikut: 2002 Taksiran penghasilan kena pajak (dibulatkan) Anak Perusahaan
2001
15.792.559.000
21.873.978.000
Beban pajak - tahun berjalan Anak Perusahaan
4.720.267.700
6.544.693.400
Beban pajak dalam laporan laba rugi konsolidasi
4.720.267.700
6.544.693.400
Pajak penghasilan dibayar di muka Perusahaan Pasal 23 Pajak atas pengalihan tanah dan bangunan Anak Perusahaan
6.315.857 1.926.068.570
156.483 1.450.000.000 431.350.952
Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka
1.932.384.427
1.881.507.435
Taksiran tagihan pajak Perusahaan
1.456.472.340
1.503.761.647
197.849.370
169.992.184
2.794.199.130
6.113.342.448
Anak Perusahaan Taksiran hutang pajak penghasilan Pasal 29 Anak Perusahaan
Rekonsiliasi antara beban pajak yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku dengan rugi sebelum beban pajak, dan beban pajak sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi adalah sebagai berikut: 2002 Rugi sebelum beban pajak setelah dikurangi pos luar biasa untuk tahun 2001 sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi
(367.099.130.787)
32
2001
(224.254.915.028)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
13. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2002
2001
Beban pajak berdasarkan tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak atas beda tetap Taksiran rugi fiskal yang tidak terpulihkan Bagian laba (rugi) perusahaan asosiasi - bersih Penyisihan aktiva pajak tangguhan tidak terpulihkan Laba penjualan penyertaan saham Penghapusan aktiva pajak tangguhan Lain-lain
(110.129.739.236) 405.454.110 114.344.375.150 10.883.886.349 9.256.505.393 (8.235.653.171) 305.865.702
(67.276.474.508) 605.323.137 71.456.776.476 (2.699.394.744) 3.787.791.111 1.776.989.008 10.132.211.848 1.391.716.771
Beban pajak sesuai laporan laba rugi konsolidasi
16.830.694.297
19.174.939.099
Rincian beban pajak tangguhan adalah sebagai berikut: 2002 Pengaruh beda waktu pada tarif pajak maksimum (30%) Perusahaan Amortisasi biaya emisi saham ditangguhkan Transaksi sewa guna usaha Penyusutan aktiva tetap Amortisasi biaya dibayar di muka Penyisihan kesejahteraan karyawan Penghapusan uang muka kepada pemasok Bagian laba (rugi) bersih Anak Perusahaan Rugi pelepasan aktiva tetap Penyisihan uang muka kepada pemasok Anak Perusahaan Penyisihan aktiva pajak tangguhan tidak terpulihkan Rugi fiskal yang dikompensasikan Penyusutan aktiva tetap Penghapusan nilai persediaan Penyisihan kesejahteraan karyawan Laba (rugi) pelepasan aktiva tetap Amortisasi biaya dibayar di muka Bagian laba bersih Anak Perusahaan Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan uang muka kepada pemasok Jumlah beban pajak tangguhan
50.403.514 29.292.959 (45.496.713) (1.216.080) -
67.204.686 (53.634.766) (349.673.233) (46.983.092) 938.630.528 12.153.383 (1.504.786.693) (1.328.560.002) (68.482.440)
9.256.505.393 3.578.536.916 (482.812.429) (155.989.860) (112.921.666) (3.142.440) (2.732.997) -
3.787.791.111 11.819.324.987 (657.848.987) 285.519.253 (564.814.163) 78.371.199 (10.511.990) 287.494.271 (60.348.353) (600.000)
12.110.426.597
33
2001
12.630.245.699
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
13. HUTANG PAJAK (lanjutan) Pengaruh pajak yang signifikan atas beda waktu antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut: 2002
2001
218.329.208 151.210.544 119.603.930 16.252.896 11.276.723 1.376.595
218.329.208 201.614.058 119.603.930 40.569.682 1.376.595
20.840.805.467 677.735.829 662.427.682 188.182.196 132.579.789 68.671.824 19.007.530 1.220.155
24.419.342.383 564.814.163 662.427.682 32.192.336 132.579.789 68.671.824 19.007.530 1.059.685
(13.044.296.504)
(3.787.791.111)
10.064.383.864
22.693.797.754
Kewajiban pajak tangguhan Perusahaan Biaya dibayar di muka Aktiva tetap
20.816.710 -
22.032.790 29.243.817
Anak Perusahaan Aktiva tetap Biaya dibayar di muka
13.471.922.365 -
13.957.716.764 2.732.997
13.492.739.075
14.011.726.368
Aktiva pajak tangguhan konsolidasi - bersih
1.913.370.003
8.797.102.692
Kewajiban pajak tangguhan konsolidasi - bersih
5.341.725.214
115.031.306
Aktiva pajak tangguhan Perusahaan Uang muka kepada pemasok Biaya emisi saham ditangguhkan Dana pada bank beku kegiatan usaha Aktiva tetap Aktiva sewa guna usaha Piutang usaha Anak Perusahaan Akumulasi rugi fiskal Biaya masih harus dibayar Biaya ditangguhkan Persediaan Dana pada bank beku kegiatan usaha Piutang usaha Uang muka kepada pemasok Aktiva tetap Penyisihan aktiva pajak tangguhan tidak terpulihkan Jumlah aktiva pajak tangguhan
Jumlah kewajiban pajak tangguhan
Rugi fiskal PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, yang pengaruh pajaknya diakui sebagai aktiva pajak tangguhan, merupakan jumlah yang dapat dikompensasi dengan penghasilan kena pajak selama periode lima tahun sejak tanggal terjadinya. Berdasarkan analisa atas kecukupan dari penyisihan penilaian pada akhir tahun, manajemen ACI berpendapat bahwa penyisihan penilaian pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah cukup untuk menutupi penghasilan yang tidak dapat direalisasikan. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa aktiva dan kewajiban pajak tangguhan dapat dipulihkan kembali.
34
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
13. HUTANG PAJAK (lanjutan) Rincian taksiran tagihan pajak adalah sebagai berikut: 2002
2001
Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Pajak penghasilan atas penjualan tanah dan bangunan Pajak Pertambahan Nilai
6.472.340 1.450.000.000 133.929.037
3.509.081 272.036 49.980.530 1.450.000.000 -
Sub-jumlah
1.590.401.377
1.503.761.647
76.833.101 11.101.669 109.914.600 931.755.956
53.735.341 342.243 115.914.600 782.217.939
Sub-jumlah
1.129.605.326
952.210.123
Jumlah Taksiran Tagihan Pajak
2.720.006.703
2.455.971.770
Anak Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Pajak Pertambahan Nilai
Taksiran rugi fiskal tahun 2001 sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang dilaporkan oleh Perusahaan kepada Kantor Pajak. Sampai dengan tanggal 18 Maret 2003, Perusahaan belum melaporkan SPT tahun 2002 kepada Kantor Pajak. Namun, SPT tahun 2002 yang akan dilaporkan Perusahaan kepada Kantor Pajak sesuai dengan taksiran rugi fiskal tahun 2002 di atas. 14. PINJAMAN JANGKA PANJANG Pinjaman jangka panjang terdiri dari: 2002 Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dahulu PT Bank Mandiri (Persero))
2001
466.317.053.067
512.493.062.941
PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta (US$ 7.967.647 pada tahun 2002 dan US$ 8.125.735 pada tahun 2001)
71.230.764.895
84.507.647.120
PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta (US$ 2.779.411 pada tahun 2002 dan US$ 2.834.558 pada tahun 2001)
24.847.934.876
29.479.408.088
PT Bank UFJ Indonesia, Surabaya (US$ 1.852.947 pada tahun 2002 dan US$ 1.889.711 pada tahun 2001)
16.565.346.180
19.652.994.400
578.961.099.018
646.133.112.549
Jumlah
35
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
14. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 2002 Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (Rp 466.317.053.067 dan US$ 12.600.005 pada tahun 2002 dan Rp 512.493.062.941 dan US$ 1.249.998 pada tahun 2001) Jumlah pinjaman jangka panjang
2001
578.961.099.018
525.493.047.445
-
120.640.065.104
Pinjaman jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) (Bank Mandiri) terdiri dari fasilitas pinjaman modal kerja ekspor, fasilitas pinjaman modal kerja investasi dan fasilitas letter of credit. Pinjaman modal kerja ekspor sebenarnya merupakan hutang bank jangka pendek yang ditinjau ulang pada tahun 1998. Fasilitas modal kerja ekspor dalam Rupiah mempunyai jumlah maksimum sebesar Rp 413.995.000.000, sedangkan fasilitas “letter of credit” mempunyai jumlah maksimum sebesar Rp 73.139.350.500. Fasilitas-fasilitas tersebut terutama dijamin dengan piutang usaha, persediaan, aktiva tetap Perusahaan, PT Aneka Sumber Kencana (ASK), PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory (LSK), PT Aneka Bumi Kencana (ABK), PT Surabaya Pelleting Company (SPC) dan PT Tirtha Harapan Bali (THB), Anak Perusahaan, dan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, serta jaminan pribadi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pinjaman modal kerja investasi mempunyai jumlah maksimum sebesar Rp 56.323.600.000. Pinjaman tersebut diperoleh untuk membiayai pembangunan gedung perkantoran yang juga dijadikan sebagai jaminan bersama dengan jaminan lainnya yang telah diberikan oleh Perusahaan. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 36,5% dan akan dilunasi dalam sembilan puluh enam angsuran dimulai dari tanggal 30 April 1998. Pinjaman tersebut secara resmi akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2006. Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Mandiri, Perusahaan dan ASK, LSK, ABK, SPC dan THB tidak diperbolehkan untuk, antara lain, membagikan dividen, melakukan penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan lain, melakukan penggabungan usaha atau konsolidasi, mengubah Anggaran Dasar, pemegang saham atau manajemen, modal saham, memberikan jaminan untuk pihak-pihak lain dan menjual aktiva tetap, kecuali dalam kegiatan usaha. Perusahaan tidak dapat melakukan pembayaran angsuran pokok pinjaman modal kerja investasi dan bunga pada saat jatuh tempo, dan juga pokok pinjaman modal kerja ekspor dan bunganya dan fasilitas letter of credit dari Bank Mandiri. Berdasarkan persyaratan dalam perjanjian pinjaman, pinjaman tersebut langsung menjadi jatuh tempo dan dapat ditagih. Oleh karena itu, pokok pinjaman dan hutang bunga ditangguhkan dalam “Pinjaman Jangka Panjang” telah direklasifikasikan sebagai hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan biaya masih harus dibayar di dalam neraca konsolidasi. Pada tanggal 28 Maret 2000, Perusahaan dan ASK, LSK, ABK, SPC dan THB bersama dengan PT Aneka Widya Graha (AWG), Anak Perusahaan, menandatangani “Memorandum of Understanding” (MoU) dengan Bank Mandiri mengenai restrukturisasi pinjaman mereka. Surat Persetujuan sehubungan dengan MoU tersebut, kemudian ditandatangani pada tanggal 27 April 2000. Perjanjian tersebut menyatakan bahwa keseluruhan pokok dan bunga yang terhutang akan direstrukturisasi menjadi beberapa fasilitas dengan berbagai tanggal jatuh tempo dan sejumlah Rp 400 milyar akan dikonversi menjadi saham Perusahaan; kelompok aktiva tertentu akan dijual, yang hasil penjualannya akan digunakan untuk melunasi kewajiban Perusahaan dan Anak Perusahaan
36
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
14. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) tersebut bersama dengan AWG kepada Bank Mandiri; Perusahaan harus mengambil alih seluruh kewajiban atas fasilitas pinjaman yang diperoleh Anak Perusahaan tersebut bersama dengan AWG dari Bank Mandiri, dan penambahan jaminan yang harus disediakan. Restrukturisasi pinjaman dengan Bank Mandiri tersebut telah disetujui oleh para pemegang saham Perusahaan di dalam Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 14 Juni 2000. Berdasarkan Surat Bank Mandiri No. LWO-I/04/2001 tanggal 4 Januari 2001, semua fasilitas kredit yang diperoleh Perusahaan dari Bank Mandiri telah dialihkan kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Pada tanggal yang sama, Bank Mandiri juga mengeluarkan surat kepada Anak Perusahaan tertentu yang menyatakan bahwa pada tanggal 4 Januari 2001, semua fasilitas kredit yang diperoleh Anak Perusahaan tertentu tersebut dari Bank Mandiri telah dialihkan kepada BPPN. Akibatnya, semua fasilitas pinjaman tersebut harus dinegosiasikan lagi dengan BPPN. Pada tanggal 6 Agustus 2001, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan ABK, AWG, SPC, LSK dan THB, Anak Perusahaan, yang menyatakan bahwa, seluruh pokok pinjaman Anak Perusahaan tersebut, beserta bunga dan denda, yang terhutang kepada BPPN masing-masing sebesar Rp 47.053.990.126, Rp 30.172.249.158 dan Rp 7.147.608.229 (atau seluruhnya berjumlah Rp 84.373.847.513) dialihkan kepada Perusahaan. Oleh karena itu, Anak Perusahaan tersebut saat ini menjadi berhutang kepada Perusahaan dan seluruh hak yang dimiliki BPPN sehubungan dengan hutang Anak Perusahaan tersebut, seluruhnya beralih kepada Perusahaan. Hutang kepada Anak Perusahaan tersebut tidak dikenakan bunga dan terhutang selama dua (2) tahun sejak Perusahaan melakukan pembayaran hutang tersebut kepada BPPN. Jangka waktu hutang tersebut, dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan antara Anak Perusahaan tersebut dan Perusahaan (lihat Catatan 6). Pada tahun 2001, BPPN melalui Surat No. S-5211/LWO/BPPN/0701 tanggal 20 Juli 2001, antara lain, menyetujui bahwa hasil dari penjualan PT Hotel Ramapalace Cottage (HRPC) akan digunakan untuk melunasi pinjaman ABK, AWG, SPC, LSK dan THB, Anak Perusahaan, kepada BPPN. Seluruh hutang bunga dan denda Anak Perusahaan tersebut sebesar Rp 37.319.857.387 dan pokok pinjaman sebesar Rp 3.830.000.000, disetujui untuk dihapuskan dan sisa pokok pinjaman sebesar Rp 43.223.990.126 telah dilunasi oleh Perusahaan pada tanggal 1 dan 22 Oktober 2001 melalui hasil penjualan HRPC. Keuntungan dari penghapusan hutang bunga, denda dan sebagian pokok pinjaman disajikan sebagai bagian dari akun “Pos Luar Biasa” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2001 (lihat Catatan 22). Sisa hasil dari penjualan HRPC sebesar Rp 20.776.009.874 telah disetorkan ke rekening BPPN/Mandiri dan disajikan sebagai bagian dari akun “Dana “Escrow” Pelunasan Pinjaman” dalam neraca konsolidasi tahun 2001 (lihat Catatan 10). Pada tahun 2001, BPPN melalui Surat No. S-7635/LWO/BPPN/1101 tanggal 26 Oktober 2001 juga menyetujui penjualan tanah dan bangunan Perusahaan (Graha Prasidha) dengan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 619 dengan nilai penjualan minimal sebesar Rp 30.400.000.000. Hasil penjualan tersebut akan digunakan untuk melunasi sebagian hutang Perusahaan dari BPPN. Berdasarkan Akta Jual Beli No. 88/2001, yang diaktakan oleh Merryana Suryana, S.H. tanggal 28 Desember 2001, Perusahaan menjual aktiva yang disebutkan di atas kepada PT Graha Indah Perkasa (GIP), pihak ketiga. Nilai penjualan yang disepakati sebesar Rp 29.000.000.000. Selain itu, Perusahaan dan GIP juga menandatangani perjanjian pengosongan, yang diaktakan dengan akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H. No. 27 tanggal 13 Desember 2001, di mana selain harga jual beli tanah dan bangunan tersebut, GIP mempunyai kewajiban untuk membayar kepada Perusahaan biaya pengosongan atas tanah dan bangunan tersebut sebesar Rp 7.000.000.000. Dari jumlah tersebut, digunakan masing-masing untuk pelunasan pajak penghasilan atas penjualan tanah dan bangunan sebesar Rp 1.450.000.000, pembayaran komisi kepada Century 21 Pertiwi, agen penjual, sebesar Rp 1.025.000.000 dan pelunasan sebagian hutang Perusahaan dari BPPN sebesar Rp 1.400.000.000, sisanya sebesar Rp. 3.125.000.000 digunakan sebagai modal kerja.
37
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
14. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) Hasil dari penjualan tanah dan bangunan, dan penggantian biaya pengosongan yang digunakan sebagai pelunasan sebagian hutang Perusahaan dari BPPN berjumlah Rp 30.400.000.000. Jumlah tersebut telah disetorkan ke rekening BPPN/Mandiri dan disajikan sebagai bagian dari akun “Dana “Escrow” Pelunasan Pinjaman” dalam neraca konsolidasi tahun 2001 (lihat Catatan 10). Pada tahun 2002, seluruh dana “escrow” pelunasan pinjaman tersebut telah digunakan untuk melunasi pinjaman PT Aneka Bumi Lestari Pelleting Factory, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sebesar Rp 5.000.000.000 dan sebagian pinjaman Perusahaan sebesar Rp 46.176.009.874 (lihat Catatan 6 dan 10). Berdasarkan Surat BPPN No. S-0354/AMC-AD/BPPN/0302 tanggal 26 Maret 2002, kewajiban Perusahaan termasuk dalam portofolio hutang BPPN yang akan dijual kepada pihak ketiga. Pada tanggal yang sama, BPPN juga mengeluarkan Surat No. S-0353/AMC-AD/BPPN/0302 kepada PT Aneka Sumber Kencana (ASK), Anak Perusahaan, yang menyatakan bahwa kewajiban ASK juga termasuk dalam portofolio hutang tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2002, pokok pinjaman dan bunga (termasuk denda) yang terhutang dari Bank Mandiri masing-masing sebesar Rp 466.317.053.067 dan Rp 1.135.249.836.798, dan pada tanggal 31 Desember 2001 masing-masing sebesar Rp 512.493.062.941 dan Rp 771.030.737.027. Pada tanggal 18 Desember 2000, PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, mengadakan perubahan perjanjian pinjaman mengenai fasilitas kredit ACI dengan PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta. Berdasarkan perjanjian ini, pinjaman tersebut dibagi atas Tranche A sebesar US$ 1.644.118 dan Tranche B sebesar US$ 6.955.882. Tranche A akan jatuh tempo pada tanggal 18 Desember 2003 dalam satu pembayaran, sedangkan Tranche B akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2004 dalam lima belas angsuran dimulai dari bulan September 2000. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 2% di atas SIBOR dan dijamin dengan Hak Tanggungan pertama atas tanah dan bangunan, pemindahan hak fidusier atas pemilikan ACI pada mesin-mesin dan peralatan pabrik kopi instan, persediaan, piutang, polis asuransi, dan jaminan dari Perusahaan. Pada tanggal 2 Oktober 2000, ACI mengadakan perubahan perjanjian pinjaman mengenai fasilitas kredit ACI dengan PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta. Berdasarkan perjanjian ini, pinjaman tersebut dibagi atas Tranche A sebesar US$ 573.529 dan Tranche B sebesar US$ 2.426.471. Tranche A akan jatuh tempo pada tanggal 2 Oktober 2003 dalam satu pembayaran, sedangkan Tranche B akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2004 dalam lima belas angsuran dimulai dari bulan Oktober 2000. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 2% di atas SIBOR dan dijamin dengan jaminan dari Perusahaan, Hak Tanggungan pertama atas aktiva tetap dengan dasar pari-pasu prorata, pemindahan hak fidusier atas pemilikan ACI pada persediaan, piutang dan klaim asuransi, dan mesin-mesin pabrik kopi instan. Pada tanggal 21 Juli 2000, ACI mengadakan perubahan perjanjian pinjaman mengenai fasilitas kredit ACI dengan PT Bank UFJ Indonesia, Surabaya. Berdasarkan perjanjian ini, pinjaman tersebut dibagi atas Tranche A sebesar US$ 382.353 dan Tranche B sebesar US$ 1.617.647. Tranche A akan jatuh tempo pada tanggal 21 Juli 2003 dalam satu pembayaran, sedangkan Tranche B akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2004 dalam lima belas angsuran dimulai dari bulan September 2000. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 2% di atas SIBOR dan dijamin dengan jaminan dari Perusahaan, Hak Tanggungan pertama atas aktiva tetap dengan dasar pari-pasu prorata, pemindahan hak fidusier atas pemilikan ACI pada persediaan, piutang dan klaim asuransi, dan mesin-mesin pabrik kopi instan.
38
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
14. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2002, ACI belum membayar pokok pinjaman yang jatuh tempo sebesar US$ 999.997. Berdasarkan persyaratan dalam perjanjian pinjaman, pinjaman tersebut langsung menjadi jatuh tempo dan dapat ditagih. Oleh karena itu, pokok pinjaman dalam “Pinjaman Jangka Panjang” telah direklasifikasikan sebagai hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dalam neraca konsolidasi tahun 2002. Saat ini ACI sedang melakukan negosiasi dengan PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta, PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta, dan PT Bank UFJ Indonesia, Surabaya, (Bank) untuk restrukturisasi. Fasilitas-fasilitas kredit yang diperoleh ACI dari Bank termasuk batasan-batasan tertentu sehubungan dengan, antara lain, pembagian dividen, penggabungan usaha atau konsolidasi, perubahan dalam pemegang saham atau manajemen, perolehan pinjaman bank dari pihak ketiga dan penjualan aktiva tetap, kecuali dalam kegiatan usaha. 15. KELEBIHAN NILAI BUKU DIKONSOLIDASI - BERSIH
ATAS
BIAYA
PEROLEHAN
ANAK
PERUSAHAAN
YANG
Kelebihan nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi terdiri dari: 2002
2001
PT Aneka Sumber Kencana PT Aneka Bumi Kencana PT Tirtha Harapan Bali PT Surabaya Pelleting Company PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory PT Aneka Bumi Pratama
2.099.456.076 783.414.230 583.458.153 554.523.372 439.666.240 154.353.091
2.099.456.076 783.414.230 583.458.153 554.523.372 439.666.240 154.353.091
Jumlah Dikurangi akumulasi amortisasi
4.614.871.162 2.076.692.023
4.614.871.162 1.845.948.465
Bersih
2.538.179.139
2.768.922.697
Amortisasi yang dibebankan pada usaha sebesar Rp 230.743.558 pada tahun 2002 dan 2001. 16. MODAL SAHAM Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, rincian pemilikan saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 500 per saham adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Pemilikan
Jumlah
PT Aneka Bumi Prasidha PT Aneka Agroprasidha Itochu Corporation, Jepang H. Sjamsul Bachri Moenardji Soedargo Didik Tandiono Jeffry Sanusi Soedargo Djukardi Odang (almarhum) Widyono Lianto Masyarakat
136.500.000 114.000.000 21.375.000 2.157.000 645.000 600.000 450.000 300.000 78.000 83.895.000
37,92% 31,67 5,94 0,60 0,18 0,17 0,12 0,08 0,02 23,30
68.250.000.000 57.000.000.000 10.687.500.000 1.078.500.000 322.500.000 300.000.000 225.000.000 150.000.000 39.000.000 41.947.500.000
Jumlah
360.000.000
100,00%
180.000.000.000
39
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
16. MODAL SAHAM (lanjutan) Berdasarkan risalah Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham pada tanggal 26 Juni 2002, yang diaktakan dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 8 tanggal 26 Juni 2002, para pemegang saham menyetujui sebagai berikut: a. Pembatalan keputusan untuk meningkatkan modal dasar Perusahaan yang sebelumnya telah disetujui dalam Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham pada tanggal 14 Juni 2000. b. Persetujuan untuk menurunkan penyertaan saham Perusahaan dalam PT Aneka Bumi Kencana, Anak Perusahaan, sebesar Rp 25.000.000.000. Berdasarkan risalah Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham pada tanggal 27 Juni 2001, yang diaktakan dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 6, para pemegang saham menyetujui, antara lain, sebagai berikut: a. Pengunduran diri dari pencatatan saham Perusahaan dengan kode PSDN di PT Bursa Efek Surabaya terhitung mulai periode tahun 2001. b. Pemberian wewenang kepada direksi Perusahaan untuk mengadakan perundingan dengan BPPN dalam rangka restrukturisasi pinjaman. c.
Pemberian wewenang kepada direksi Perusahaan untuk menjual kelompok aktiva tertentu sehubungan dengan restrukturisasi pinjaman dengan BPPN.
17. MODAL DISETOR LAINNYA Akun ini merupakan selisih lebih antara nilai tercatat penyertaan saham Perusahaan dan bagian Perusahaan atas nilai aktiva bersih PT Aneka Bumi Pratama pada tahun 1997 sebagai akibat dari penurunan dalam bagian pemilikan Perusahaan. 18. PENJUALAN BERSIH Penjualan bersih terdiri dari: 2002
2001
Hasil Bumi Ekspor Lokal
368.904.265.706 15.804.662.735
312.413.775.873 14.577.161.531
Jumlah Penjualan Bersih
384.708.928.441
326.990.937.404
Selain penjualan kepada RubberNet (Asia) Pte., Ltd., Singapura sebesar Rp 269.490.720.202 atau 70% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2002 dan Rp 186.879.826.902 atau 57% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2001, tidak terdapat penjualan kepada pihak lain yang mencapai 10% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2002 dan 2001. Penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 278.704.826.660 atau 72% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2002 dan Rp 208.145.914.459 atau 64% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2001.
40
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
19. BEBAN POKOK PENJUALAN Beban pokok penjualan terdiri dari: 2002
2001
Hasil Bumi Perusahaan Persediaan awal Pembelian Beban produksi (lihat Catatan 9)
101.408.871 2.580.238.464 -
1.985.432.315 5.691.838.044 883.260.003
Barang tersedia untuk dijual Persediaan akhir
2.681.647.335 (119.116.730)
8.560.530.362 (101.408.871)
Beban Pokok Penjualan - Hasil Bumi
2.562.530.605
8.459.121.491
37.094.274.811 328.741.357.917 44.511.198.276
38.127.825.308 226.866.809.537 40.623.240.347
Barang tersedia untuk dijual Persediaan akhir Penghapusan persediaan Pemakaian untuk produk promosi, penelitian dan pengembangan, laboratorium dan lain-lain
410.346.831.004 (48.342.854.402) (627.273.987)
305.617.875.192 (37.094.274.811) (96.340.912)
(152.184.164)
(119.433.622)
Beban Pokok Penjualan - Hasil Bumi
361.224.518.451
268.307.825.847
Beban Pokok Penjualan Konsolidasi Hasil Bumi
363.787.049.056
276.766.947.338
Anak Perusahaan Persediaan awal Pembelian Beban produksi (lihat Catatan 9 dan 27)
Tidak terdapat pembelian dari suatu pihak yang mencapai 10% dari jumlah pembelian pada tahun 2002 dan 2001. 20. BEBAN USAHA Beban usaha terdiri dari: 2002 Beban Umum dan Administrasi Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Penyusutan dan amortisasi (lihat Catatan 9) Listrik dan air Jamuan, sumbangan dan representasi Perjalanan dan transportasi Perbaikan dan pemeliharaan Jasa tenaga ahli Komunikasi
13.173.263.984 3.284.353.148 1.787.753.359 1.360.518.392 1.343.606.624 1.299.808.514 1.132.656.623 1.036.457.957
41
2001 13.802.717.333 5.479.198.063 1.847.614.963 1.194.469.529 1.662.117.143 1.351.003.208 1.422.266.766 1.165.091.123
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
20. BEBAN USAHA (lanjutan) 2002 Penghapusan persediaan (lihat Catatan 7) Pajak dan perizinan Asuransi Sewa Penyisihan kesejahteraan karyawan (lihat Catatan 27) Lain-lain
2001
839.134.087 670.962.548 364.558.093 14.482.840 1.363.313.593
1.611.856.248 314.814.413 623.852.263 125.171.890 1.133.317.907 1.592.676.278
27.670.869.762
33.326.167.127
Beban Penjualan Pengangkutan Pengurusan ekspor Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Perjalanan dan transportasi Komisi penjualan (lihat Catatan 6 dan 23) Iuran keanggotaan Iklan dan promosi Supervisi Lain-lain
1.531.479.953 1.351.437.001 492.532.419 439.274.926 269.044.676 185.024.800 159.600.217 3.656.800 371.506.832
993.845.244 1.379.163.133 344.187.764 636.498.118 459.596.016 166.804.100 382.286.306 235.256.926 368.149.244
Jumlah
4.803.557.624
4.965.786.851
32.474.427.386
38.291.953.978
Jumlah
Jumlah Beban Usaha
21. PELAPORAN SEGMEN Pelaporan segmen usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Bidang Usaha Bidang Usaha
Nama Perusahaan
Pengolahan dan perdagangan hasil bumi
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (Perusahaan) PT Aneka Bumi Pratama PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory PT Aneka Sumber Kencana PT Surabaya Pelleting Company PT Aneka Bumi Kencana PT Tirtha Harapan Bali
Pabrik kopi bubuk dan instan
PT Aneka Coffee Industry
Pengembangan produk kopi
Shanghai Aneka Food Development Co., Ltd., Cina
Distribusi produk kopi
PT Prasidha Mitra Sarana
Real estat
PT Aneka Widya Graha
42
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
21. PELAPORAN SEGMEN (lanjutan) b. Pelaporan Segmen Utama - Segmen Usaha (dalam jutaan Rupiah)
Keterangan PENDAPATAN Penjualan ke pihak luar Penjualan antar segmen
Pengolahan dan Perdagangan Hasil Bumi 2002 2001
Pabrik Kopi Bubuk dan Instan 2002 2001
Pengembangan Produk Kopi 2002 2001
Distribusi Produk Kopi 2002 2001
Real Estat 2002
Eliminasi 2002 2001
2001
Konsolidasi 2002 2001
352.504
285.547
29.633
39.738
-
-
2.572
1.706
-
-
-
-
384.709
326.991
3.017
4.732
2.063
1.282
-
-
-
-
-
-
(5.080)
(6.014)
-
-
(8.597)
8.018
(3.009)
6.128
(1.346)
(2.081)
128
(100)
(319)
(423)
1.590
390
(11.553)
11.932
(370.192)
(291.288)
(4.585)
(9.017)
-
-
-
-
-
-
22
53
(374.755)
(300.252)
1.749
571
87
293
1
-
3
6
-
-
(22)
(53)
1.818
817
(198.303)
(132.477)
(1.309)
(1.522)
-
-
-
-
-
-
163.332
142.997
(36.280)
8.998
Lain-lain - bersih
36.622
19.344
16.892
(9.318)
(7)
458
(9)
271
80
8
93
1.361
53.671
12.124
Beban pajak
(4.249)
(15.225)
(12.564)
(3.979)
-
-
(77)
(76)
59
105
-
-
(16.831)
(19.175)
Laba dari operasi dalam penghentian
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
361
-
361
Pos luar biasa
-
42.126
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
42.126
Laba (rugi) usaha
Beban bunga
Penghasilan bunga
Bagian laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi - bersih
43
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
21. PELAPORAN SEGMEN (lanjutan) b. Pelaporan Segmen Utama - Segmen Usaha (dalam jutaan Rupiah) (lanjutan)
Keterangan Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan yang dikonsolidasi bersih
Pengolahan dan Perdagangan Hasil Bumi 2002 2001
Pabrik Kopi Bubuk dan Instan 2002 2001
Pengembangan Produk Kopi 2002 2001
Distribusi Produk Kopi 2002 2001
Real Estat 2002
Eliminasi 2002 2001
2001
Konsolidasi 2002 2001
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(3.608)
(2.267)
(3.608)
(2.267)
(542.970)
(368.931)
(4.488)
(17.415)
(1.352)
(1.623)
45
101
(180)
(310)
161.407
142.842
(387.538)
(245.336)
275.964
309.239
89.141
109.647
10.959
11.532
1.095
1.162
58.388
58.264
(103.146)
(124.074)
332.401
365.770
Penyertaan saham
79.769
206.030
3.973
4.271
-
-
-
-
20.000
20.000
(82.586)
(121.577)
21.156
108.724
Jumlah aktiva yang dikonsolidasi
355.733
515.269
93.114
113.918
10.959
11.532
1.095
1.162
78.388
78.264
(185.732)
(245.651)
353.557
474.494
Kewajiban segmen
2.544.420
2.127.165
119.738
136.054
1.762
2.814
1.172
1.284
29.844
29.540
(903.506)
(770.460)
1.793.430
1.526.397
6.939
9.227
6.062
6.235
698
1.716
14
19
11
1
-
-
13.724
17.198
3.059
5.060
115
1.723
-
-
-
1
84
-
-
-
3.258
6.784
Laba (rugi) bersih INFORMASI TAMBAHAN Aktiva segmen
Penyusutan amortisasi
Pengeluaran modal
dan
44
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
21. PELAPORAN SEGMEN (lanjutan) c.
Pelaporan Segmen Sekunder - Segmen Geografis (dalam jutaan Rupiah) Keterangan PENDAPATAN Penjualan ke pihak luar Penjualan antar segmen
Sumatera 2002 2001
Jawa dan Bali 2002 2001
Shanghai, Cina 2002 2001
Eliminasi 2002
Konsolidasi 2002 2001
2001
352.504
285.547
32.205
41.444
-
-
-
-
384.709
326.991
3.017
4.732
2.063
1.282
-
-
(5.080)
(6.014)
-
-
261.170
295.929
163.418
182.383
10.959
11.532
(103.146)
(124.074)
332.401
365.770
Penyertaan saham
80.717
120.961
23.977
109.340
-
-
(83.538)
(121.577)
21.156
108.724
Jumlah aktiva yang dikonsolidasi
341.887
416.890
187.395
291.723
10.959
11.532
(186.684)
(245.651)
353.557
474.494
3.059
5.042
199
1.742
-
-
-
-
3.258
6.784
INFORMASI TAMBAHAN Aktiva segmen
Pengeluaran modal
22. POS LUAR BIASA Akun ini terutama merupakan keuntungan yang timbul atas penghapusan seluruh hutang bunga dan denda sebesar Rp 37.319.857.387 dan penghapusan pokok pinjaman sebesar Rp 3.830.000.000 sehubungan dengan pelunasan pinjaman PT Aneka Bumi Kencana, PT Aneka Widya Graha, PT Surabaya Pelleting Company, PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory dan PT Tirtha Harapan Bali, Anak Perusahaan, kepada BPPN dari hasil dari penjualan penyertaan saham PT Hotel Ramapalace Cottage pada tahun 2001 (lihat Catatan 14). 23. IKATAN DAN PERJANJIAN Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai ikatan dan perjanjian yang signifikan sebagai berikut: a. Berdasarkan perjanjian pembayaran komisi tertanggal 1 April 1999 antara PT Aneka Bumi Pratama (ABP), Anak Perusahaan, dan W&M Miller Co. Inc. (Miller), Amerika Serikat, ABP akan membayar komisi kepada Miller atas setiap penjualan karet SIR 20, yang dijual kepada pihak ketiga melalui Miller. Komisi penjualan tersebut akan dibayarkan oleh ABP sesuai dengan persentase tertentu seperti yang tercantum di dalam perjanjian pembayaran komisi penjualan. Tidak terdapat transaksi penjualan yang dilakukan melalui Miller pada tahun 2002 dan 2001. b. PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, mengadakan penjanjian biaya komisi dengan Itochu Corporation, Jepang (Itochu), dimana ACI akan membayar beban komisi sebesar 1% dari nilai faktur penjualan komersial kepada pelanggan tertentu. Sebaliknya, Itochu sebagai agen komisi, menjamin pembayaran pelanggan. Komisi penjualan yang dibayarkan kepada Itochu sebesar Rp 160.436.844 dan Rp 253.162.992 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001, dan disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Penjualan - Komisi Penjualan” dalam laporan laba rugi konsolidasi (lihat Catatan 20).
45
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
23. IKATAN DAN PERJANJIAN (lanjutan) c.
PT Aneka Bumi Kencana (ABK), Anak Perusahaan, menerima klaim sebesar US$ 235.427 dari Itochu International Inc., Amerika Serikat (Itochu) yang terutama atas kegagalan ABK memenuhi kewajibannya dalam ikatan penjualan dan atas klaim kualitas, setelah dikurangi penyesuaian harga. Jumlah klaim akhir yang akan dibayar ABK setelah melakukan negosiasi dengan Itochu adalah sebesar US$ 117.713 (setara Rp 1.224.219.152) atau merupakan 50% dari jumlah bagian keseluruhan klaim. Pada tanggal 31 Desember 2001, beban klaim tersebut disajikan sebagai dari akun “Beban Lain-lain - Klaim” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2001. Klaim kualitas tersebut telah diselesaikan pada tahun 2002 (lihat Catatan 8).
24. INSTRUMEN DERIVATIF - KONTRAK FORWARD PT Aneka Bumi Pratama (ABP), Anak Perusahaan, mengidentifikasi risiko mata uang yang timbul dari kegiatan usaha, baik transaksi spesifik maupun risiko penjabaran. ABP menggunakan kontrak forward untuk melindungi risiko fluktuasi dari piutang usaha dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Kontrak forward tersebut diadakan antara ABP dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta. Kontrak forward tersebut dipertimbangkan sebagai lindung nilai ekonomis atas piutang tersebut. Namun, kontrak tersebut tidak memerlukan perlakuan akuntansi lindung nilai dan hasil atas perubahan nilai dicatat pada pendapatan saat ini. Kontrak-kontrak forward tersebut berlaku selama tiga (3) bulan dan akan berakhir pada berbagai tanggal di bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2003. Kontrak-kontrak forward ABP pada tanggal 31 Desember 2002 adalah sebagai berikut: Jumlah Nosional (US$)
Nilai Wajar Bersih
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta
800.000 1.000.000
252.873.656 252.656.579
Jumlah
1.800.000
505.530.235
Pada tanggal 31 Desember 2002, nilai wajar piutang yang timbul dari kontrak-kontrak forward sebesar Rp 505.530.235, dan dicatat sebagai “Piutang Forward Bersih” pada neraca konsolidasi tahun 2002 dan sebagai bagian dari “Laba (Rugi) Selisih Kurs - bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. 25. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Aktiva dan kewajiban Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 disajikan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tukar yang berlaku pada tanggal-tanggal tersebut seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2n: 2002 Akun Aktiva Aktiva Lancar
Jumlah dalam Mata Uang Asing US$ THB RMB Sin$
3.133.247 2.811.750 89.486 -
28.012.839.616 582.763.305 92.685.885 -
Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tidak Lancar
2001 Setara Rupiah
Jumlah dalam Mata Uang Asing US$ THB RMB Sin$
Setara Rupiah
3.058.911 86.413 274
28.688.288.806 US$
7.166
64.064.040
Jumlah Aktiva
28.752.352.846
46
31.366.515.677 108.577.407 1.540.146 31.476.633.230
US$
-
31.476.633.230
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
25. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING (lanjutan) 2002 Akun Kewajiban Kewajiban Lancar
Jumlah dalam Mata Uang Asing US$ DKK RMB
Setara Rupiah
19.161.351 25.413 -
Jumlah dalam Mata Uang Asing
171.302.474.006 32.060.024 -
Jumlah Kewajiban Lancar
Kewajiban Tidak Lancar
2001
US$ DKK RMB
6.601.595 61.708
171.334.534.030
US$
-
-
Setara Rupiah 68.655.162.522 77.535.725 68.732.698.247
US$
12.950.006
134.680.065.104
Jumlah Kewajiban
171.334.534.030
203.412.763.351
Kewajiban Bersih dalam Mata Uang AsingSetara dalam Rupiah
142.582.181.184
171.936.130.121
Pada tanggal 18 Maret 2003, kurs tengah uang kertas asing yang dikeluarkan Bank Indonesia adalah Rp 8.990,00 untuk US$ 1, Rp 210,03 untuk THB 1 dan Rp 1.289,43 untuk DKK 1, sedangkan kurs tengah yang dikeluarkan oleh Bank of China adalah RMB 8,2770 untuk US$ 1. Jika aktiva dan kewajiban bersih dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2002 dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah tersebut, jumlah kewajiban bersih akan meningkat sebesar lebih kurang Rp 796 juta. 26. KONDISI EKONOMI Indonesia terus mengalami kesulitan ekonomi terutama karena sangat langkanya likuiditas dan pengetatan penyediaan kredit. Kondisi ekonomi masih akan tetap terpengaruh oleh ketidakpastian dalam sektor sosial dan politik. Tidak diketahui secara pasti bagaimana perkembangan sektor ekonomi dan sektor non-ekonomi di Indonesia pada masa depan akan berdampak terhadap kegiatan usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan. Penjualan bersih Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tahun 2002 meningkat sebesar Rp 57,7 milyar atau 18% dibandingkan penjualan bersih tahun 2001. Peningkatan ini terutama disebabkan kenaikan kuantitas penjualan karet remah dan kenaikan harga karet remah pada tahun 2002. Namun, harga pokok penjualan pada tahun 2002 juga meningkat sebesar 31% dibandingkan tahun 2001, yang terutama disebabkan kenaikan atas harga pembelian bahan baku (slabs) karena persaingan yang ketat dalam memperoleh bahan baku tersebut masih berlanjut. Sebagai tambahan, dengan menguatnya Rupiah pada tahun 2002, pendapatan Perusahaan dan Anak Perusahaan telah menurun dalam satuan Rupiah. Sebagai akibat dari faktor-faktor di atas, laba kotor Perusahaan dan Anak Perusahaan mengalami penurunan sebesar 58%. Pada akhir tahun 2001, Indonesia, Thailand dan Malaysia memutuskan untuk mendirikan International Tripartite Rubber Organization (ITRO) dalam upaya untuk meningkatkan harga karet remah di pasaran internasional. Ketiga negara tersebut setuju untuk mengurangi ekspor dan produksi mereka. Dampak dari program-program tersebut terhadap kegiatan usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan belum dapat ditentukan pada saat ini.
47
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
26. KONDISI EKONOMI (lanjutan) Disamping itu, sejak tahun 2001, akibat ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran kopi di pasaran internasional berdampak pada semakin merosotnya harga kopi internasional. Selain itu, program retensi yang dijalankan oleh beberapa negara produsen kopi yang diharapkan dapat menaikkan harga kopi internasional tidak menunjukkan hasil yang positif. Keterbatasan modal kerja yang masih dialami Perusahaan dan Anak Perusahaan mempengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan pembelian pada harga yang terbaik dan akibatnya mempengaruhi harga pokoknya. Perubahan kurs valuta asing terus mempengaruhi biaya dana Anak Perusahaan untuk melunasi hutang dalam mata uang asing. Rugi bersih konsolidasi terutama disebabkan oleh beban bunga yang signifikan pada tahun 2002 dan 2001 dan rugi selisih kurs pada tahun 2001, yang menyebabkan defisiensi modal sebesar Rp 1.451.870.068.968 dan Rp 1.065.090.816.096 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. Dalam memberikan respon terhadap kondisi ekonomi tersebut, pada tahun 2002, PT Aneka Bumi Kencana (ABK), Anak Perusahaan, telah menjual seluruh penyertaan sahamnya pada PT Aneka Tuna Indonesia dan hasil penjualannya digunakan untuk menyelesaikan kewajiban Perusahaan, ABK dan PT Aneka Sumber Kencana, Anak Perusahaan, kepada Itochu Corporation, Jepang. Sisa hasil penjualan tersebut digunakan untuk kebutuhan modal kerja (lihat Catatan 6). Perusahaan berencana untuk menjual Anak Perusahaan tertentu dan kelompok aktiva lainnya dan hasil penjualannya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan membayar kewajiban Perusahaan dan Anak Perusahaan kepada kreditur. Selain itu, Perusahaan dan Anak Perusahaan juga meneruskan program-program yang telah dilakukan pada tahun 2002. Untuk meningkatkan likuiditas, uang muka penjualan diterapkan, dan uang muka kepada pemasok untuk pembelian bahan baku dikurangi seminimal mungkin. Investasi ditangguhkan untuk sementara waktu dan aktiva tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasi dan kelompok aktiva tertentu, terutama bukan bisnis utama, akan dijual. Perusahaan dan Anak Perusahaan juga menekankan pada produk-produk yang memberikan keuntungan (margin) yang tinggi serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Selain itu, Perusahaan dan Anak Perusahaan menangguhkan penerimaan karyawan baru dan melaksanakan program pengurangan biaya. Perusahaan dan Anak Perusahaan (kecuali Perusahaan Patungan) telah mengurangi aktivitasnya. Kebijakan tersebut seperti halnya dengan pengawasan yang ketat atas penagihan piutang dan pemilihan pelanggan secara selektif akan terus berlanjut pada tahun 2003. Hasil atas tindakan yang diambil oleh manajemen belum dapat diperkirakan pada saat ini. Penyehatan ekonomi tergantung kepada kebijakan fiskal, moneter dan lainnya yang sedang diterapkan dan akan diambil oleh Pemerintah Indonesia, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan dan Anak Perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan dari kondisi ekonomi saat ini terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan Anak Perusahaan, termasuk dampak mengalirnya dana pemegang saham, pelanggan dan pemasok. 27. KESEJAHTERAAN KARYAWAN Pada tanggal 20 Juni 2000, Menteri Tenaga Kerja menerbitkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-150/Men/2000 sebagai pengganti Surat Keputusan sebelumnya No. Per.03/Men/1996, mengenai Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan. Surat Keputusan tersebut mewajibkan perusahaan untuk membayar uang pesangon, uang jasa dan ganti kerugian sehubungan dengan pengurangan karyawan berdasarkan lamanya masa kerja karyawan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, akrual yang dicatat sebagai bagian dari akun “Biaya Masih Harus Dibayar” untuk kesejahteraan karyawan tersebut masing-masing sebesar Rp 1.232.554.682 dan Rp 1.882.713.878. Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah tersebut cukup untuk memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam Surat Keputusan tersebut pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001.
48
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah)
27. KESEJAHTERAAN KARYAWAN (lanjutan) Pada tahun 2001, karena keterbatasan modal kerja sebagai akibat dari restrukturisasi hutang yang belum ada penyelesaiannya, Perusahaan mengurangi secara signifikan produksi karetnya untuk sementara waktu sehingga menyebabkan karyawannya mengalami pengurangan dalam jumlah yang signifikan. Pada tahun yang sama, akibat lesunya penjualan kopi, Anak Perusahaan tertentu mengurangi secara signifikan produksi kopi mereka untuk sementara waktu sehingga menyebabkan jumlah karyawan mereka mengalami pengurangan. Namun, karyawan tersebut telah dipekerjakan kembali atas dasar kontrak. 28. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA Peristiwa yang signifikan setelah tanggal 31 Desember 2002 adalah sebagai berikut: a.
Berdasarkan Surat dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional No. Prog-1647/AMK/PAK1/BPPN/0303 tanggal 5 Maret 2003, kewajiban Perusahaan telah dijual dan dialihkan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon). Pada tanggal yang sama, BPPN juga mengeluarkan Surat No. Prog-1649/AMK/PAK1/BPPN/0303 kepada PT Aneka Sumber Kencana (ASK), Anak Perusahaan, yang menyatakan bahwa kewajiban ASK juga dijual dan dialihkan kepada Bank Danamon.
b.
Pada tanggal 18 Maret 2003, Bank Danamon, dalam Surat No. B. 512-S-CBD dan B. 513-S-CBD masing-masing bertanggal 18 Maret 2003 menyatakan bahwa:
c.
-
Efektif tanggal 5 Februari 2003, Bank Danamon memiliki hak atas kewajiban Perusahaan sebesar Rp 445.322.259.373 dan ASK sebesar Rp 421.863.795.477 dan US$ 909.000, masing-masing kepada BPPN.
-
Surat Perjanjian Kredit sehubungan dengan restrukturisasi pinjaman Perusahaan pada saat ini sedang dalam proses dan akan ditandatangani paling lambat pada bulan April 2003.
-
Bank Danamon tidak mempunyai rencana untuk mempailitkan Perusahaan sehubungan dengan pinjaman Perusahaan dan ASK.
Berdasarkan Surat Ketetapan Lebih Bayar No. 00052/406/01/054/03 tanggal 18 Maret 2003, Kantor Pelayanan Pajak telah menyetujui pembayaran tagihan pajak penghasilan tahun 2001 sebesar Rp 1.450.156.483.
49