PROGRAM PRIORITAS TA.2006
SUB SEKTOR PERSAMPAHAN & DRAINASE 1.
PENINGKATAN KUALITAS TPA (11 KOTA & 3 KAB. YANG TERDIRI DARI 7 PAKET DAN 6 UNIT PEKERJAAN/KEGIATAN DENGAN TOTAL ANGGARAN SEBESAR Rp. 9,431 MILIYAR) a.
c.
d.
Promosi penerapan TPA regional melalui penyiapan lokasi TPA regional di wilayah kota besar dan metropolitan di kota Jogja dan Bontang dengan anggaran dana sebesar Rp. 1,35 miliar Mendukung inovasi teknologi pengolahan leachate dengan metode kimia di TPA Benowo Surabaya dengan anggaran sebesar Rp. 1 miliar. Mendukung penanganan sampah akibat terjadinya bencana TPA Leuwigajah – Bandung serta Kota Cimahi dengan penambahan alat berat untuk pengoperasian TPA di kawasan (3 unit buldozer & 1 unit excavator dengan alokasi dana sebesar Rp. 7 miliar)
SUB SEKTOR PERSAMPAHAN & DRAINASE 2.
PENINGKATAN PS PERSAMPAHAN DI DAERAH PEMEKARAN (23 KOTA & 19 KAB. DENGAN ALOKASI DANA Rp. 20,254 MILIAR) a. Peningkatan cakupan pelayanan PS sampah untuk mencapai standar pelayanan minimal dengan anggaran sebesar Rp. 17,368 milyar. b. Replikasi best practice pengelolaan sampah terpadu skala kawasan di 2 lokasi permukiman baru. c. Pembangunan TPA di Kota Jailolo, Maluku Utara dengan anggran sebesar 2,886 milyar.
SUB SEKTOR PERSAMPAHAN & DRAINASE 3.
a. b.
c.
PENINGKATAN PS PERSAMPAHAN DI DAERAH DENGAN KINERJA RENDAH (31 KAB.& 31 KOTA DENGAN ANGGARAN SEBESAR Rp. 36,354 MILYAR) Peningkatan pelayanan sampah melalui penyediaan alat berat dengan anggaran sebesar Rp. 32,331 milyar Peningkatan kualitas TPA di 5 kab./kota dengan anggaran sebesar Rp. 2,427 milyar dan pembangunan 3 unit TPS di Kota Palu dengan anggaran sebesar Rp. 300 juta Promosi program 3 R melalui ujicoba pembuatan kompos skala kawasan dengan metode windrow system di 4 kab./kota dengan anggaran sebesar Rp. 1,594 milyar
SUB SEKTOR PERSAMPAHAN & DRAINASE 4.
PENANGGULANGAN GENANGAN DI KWS STRATEGIS METROPOLITAN, BESAR DAN SEDANG (113 KAWASAN DENGAN ALOKASI DANA Rp. 106,585 MILIAR)
a. b. c.
Peningkatan/normalisasi sistem saluran primer Peningkatan/normalisasi sistem sekunder Pembuatan/rehabilitasi polder
5.
PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE PRIMER/SEKUNDER UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN RUMAH SIAP HUNI (RSH) DI 13 KOTA & 7 KAB. DENGAN ALOKASI DANA SEBESAR Rp. 18,100 MILIAR.
6.
REHABILITASI PRASARANA DAN SARANA PERSAMPAHAN DAN DRAINASE UNTUK DAERAH PASCA BENCANA ALAM
SUB SEKTOR PERSAMPAHAN & DRAINASE 6. KEGIATAN NON FISIK a. PENINGKATAN KUALITAS PERSONIL MELALUI KEGIATAN PELATIHAN DAN DISEMINASI NSPM PERSAMPAHAN DAN DRAINASE DI 33 PROPINSI DENGAN ALOKASI ANGGARAN SEBESAR Rp. 5,610 MILIAR b. PENYEDIAAN PERENCANAAN TEKNIS PERSAMPAHAN DAN DRAINASE YANG MEMADAI DI DENGAN TOTAL ANGGARAN SEBESAR Rp. 27,58 MILYAR c. PENINGKATAN NSPM PERSAMPAHAN DAN DRAINASE (3 PAKET DENGAN ANGGARAN DANA SEBESAR Rp. 1,38 MILYAR)
SUB SEKTOR PERSAMPAHAN & DRAINASE Outcome
Persampahan: Timbulan sampah tertangani sebanyak 1,2 juta M3/hari dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 3.050.993 jiwa dan tenaga kerja terserap sebanyak 4.152 jiwa Drainase : Genangan tertangani seluas 155.700 ha dengan penerima manfaat sebanyak 486.600 jiwa dan tenaga kerja terserap sebanyak 13.201 jiwa
SUB SEKTOR AIR LIMBAH I. PEMBANGUNAN SARANA PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT MENUNJANG KAWASAN RSH (RP. 600JUTA/PAKET) a. Menangani 31 lokasi RSH di 15 propinsi (total alokasi dana Rp. 18,003 miliar) b. Lokasi RSH adalah komplek perumahan PNS/KORPRI/ABRI yang sudah dihuni atau siap dihuni berdasarkan ketersediaan prasarana penunjang (jalan masuk, penyediaan air minum). c. Target pelayanan sebesar 100 KK atau ± 500 jiwa (asumsi biaya Rp. 6 juta/KK)
SUB SEKTOR AIR LIMBAH
d. Sistem pengolahan terpusat skala kawasan dan secara bertahap diintegrasikan dengan kawasan lain menjadi sistem terpusat skala kota. e. Sistem berupa IPAL dengan sistem jaringan perpipaan, penyediaan lahan oleh Pemerintah Kab./Kota atau Developer ybs.
SUB SEKTOR AIR LIMBAH II. PEMBANGUNAN SARANA PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL BERBASIS MASYARAKAT (SANIMAS) 1. Bantuan Fisik a. Program akan dilaksanakan di 103 lokasi di 23 Propinsi dengan alokasi dana APBN Rp. 10,7 milyar (Rp. 100 juta/lokasi). b. Tahap Persiapan: Inventarisasi LSM yang berminat melakukan kerjasama di masing-masing propinsi. Seleksi Kab./Kota melalui Multi-City seminar. Pendataan/pemetaan sanitasi untuk menyusun Long-list kampung kumuh oleh kab. (kepadatan > 700jiwa/km2), kota (kepadatan > 300 jiwa/ha) Pre-survey oleh Pemkab./Kota bersama LSM pendamping untuk menyusun short-list dengan kriteria: (1)willingness to pay, (2) status lahan untuk infrastruktur SANIMAS
SUB SEKTOR AIR LIMBAH c.
Tahap pendampingan oleh LSM mulai dari pembentukan kelompok masyarakat, pemilihan teknologi, penandatanganan MOU antara masyarakat dan proyek, penyusunan rencana kerja, Perencanaan Teknis dan RAB, pelaksanaan konstruksi serta O&M oleh masyarakat.
d.
Pendanaan berasal dari pemerintah pusat (27 %), Pemkab./Kota (55 %), Donor/Swasta (16 %) dan Masyarakat (2 %), pembiayaan O&M sepenuhnya oleh masyarakat.
SUB SEKTOR AIR LIMBAH 2. Program Penunjang SANIMAS a. MONEV SANIMAS (Rp. 100 juta/paket) Dialokasikan di 22 propinsi, jumlah dana Rp. 2,337 milyar. Kegiatan pemantauan mulai dari proses persiapan, penyiapan masyarakat, pendampingan masyarakat. b. PELATIHAN FASILITATOR AIR LIMBAH (Rp. 180 juta/paket) Dialokasikan di 23 propinsi, jumlah dana Rp. 3,849 milyar. Target grup adalah pejabat instansi terkait seluruh kab./kota. Tokoh masyarakat di calon lokasi SANIMAS.
SUB SEKTOR AIR LIMBAH III. PEMBANGUNAN PRASARANA & SARANA AIR LIMBAH TERPUSAT DI DENPASAR (2002 – 2008) UNTUK 250 RIBU JIWA, DENGAN IPAL BERKAPASITAS 50.000 M3/HARI DENGAN DANA ± Rp. 500 MILYAR T.A. 2006 dialokasikan dana sebesar 95,4 Milyar untuk: Pembuatan sistem jaringan pipa air limbah. Pembangunan rumah pompa Pembangunan sewerage
SUB SEKTOR AIR LIMBAH IV. PENGEMBANGAN/PERLUASAN PELAYANAN AIR LIMBAH TERPUSAT SKALA KOTA DI 7 KOTA a. Program ini dialokasikan di 7 kota (Medan, Parapat, Surakarta, Bandung, Yogya, Banjarmasin) dengan jumlah alokasi dana Rp. 113,308 Milyar (termasuk pembangunan baru skala kecil di 3 kota: Kota Tarakan, Ambon dan Ternate) serta di Denpasar (DSDP) b. Lingkup kegiatan meliputi : rehabilitasi unit IPAL dan peralatannya dalam rangka membantu pemulihan atau meningkatkan kinerja pelayanan. pengembangan jaringan perpipaan untuk mendukung perluasan kemampuan pelayanannya dalam rangka pemanfaatan kapasitas ideal (sedangkan peningkatan jumlah cakupan pelayanan melalui penambahan sambungan rumah akan ditangani oleh Pemerintah setempat).
SUB SEKTOR AIR LIMBAH V.
BANTUAN TRUCK TINJA DAN REHABILITASI IPLT
a.
Pengadaan truck tinja 23 unit senilai Rp. 6,78 milyar untuk peningkatan pelayanan IPLT di 15 kab/kota
b.
Bantuan fisik dengan alokasi dana sebesar Rp. 14,212 Milyar untuk:
Rehabilitasi 13 unit IPLT (yang sudah terbangun namun tidak berfungsi atau membutuhkan penanganan khusus) di 12 Propinsi dan Pembangunan 3 unit IPLT di 3 Propinsi.
SUB SEKTOR AIR LIMBAH VI. PENANGANAN KAWASAN KUMUH/RAWAN SANITASI a.
Bantuan fisik berupa Septik Tank/ MCK komunal dalam rangka meningkatkan aksesibilitas terhadap sarana sanitasi khususnya pencegahan terulangnya kejadian luar biasa penyebaran penyakit di daerah endemi.
b.
Program ini tersebar di 27 lokasi ( 12 Propinsi) dengan alokasi dana sebesar Rp. 8,766 milyar.
SUB SEKTOR AIR LIMBAH VII. KEGIATAN NON FISIK 1. EVALUASI KINERJA IPLT (alokasi dana 1,4 miliar) Lingkup kegiatan meliputi: identifikasi lokasi, unit/sarana dan kelengkapannya tinjauan sistem operasional dan pemeliharaan, kelembagaan dan manajemen melakukan kajian evaluasi pemanfaatan sarana IPLT merumuskan rekomendasi tindak lanjut pemanfaatan sarana IPLT
SUB SEKTOR AIR LIMBAH 2. DED DAN SUPERVISI
Alokasi dana sebesar Rp 5,74 milyar di 22 Propinsi Untuk penyiapan DED dan dokumen tender serta pengawasan pelaksanaan pembangunannya termasuk pelaporan semua kegiatan fisik di masing-masing Propinsi.
3. STUDI KEBUTUHAN AIR LIMBAH Dalam rangka penyiapan rencana penyediaan prasarana dan sarana penanganan air limbah di 9 Propinsi telah dialokasikan dana sebesar Rp. 2,2 milyar.
SUB SEKTOR AIR LIMBAH Outcome Sasaran air limbah yang tertangani sebanyak 23.542 m3/hari, dengan penerima manfaat sebanyak 598.031 jiwa dan tenaga kerja terserap sebanyak 19.021 jiwa.