No. 07/01/62/Th. VIII, 2 Januari 2014
PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013
RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Kalimantan Tengah pada September 2013 mencapai 145.355 orang (6,23 persen), bertambah 3.454 orang (0,04 persen) dibandingkan September 2012 yang berjumlah 141.901 orang (6,19 persen). Selama periode September 2012 – September 2013 penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sekitar 13.447 orang (dari 32.308 orang pada September 2012 menjadi 45.755 orang pada September 2013), sementara di daerah perdesaan berkurang 9.993 orang (dari 109.593 orang pada September 2012 menjadi 99.600 orang pada September 2013).
Penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2012 sebesar 4,21 persen, meningkat menjadi 5,80 persen pada September 2013. Sedangkan penduduk miskin di daerah perdesaan menurun dari 7,19 persen pada September 2012 menjadi 6,45 persen pada September 2013.
Garis Kemiskinan pada September 2013 yaitu sebesar Rp 307.698,- mengalami kenaikan dari September 2012 yang hanya sebesar Rp 277.407,- (naik 10,92 persen). Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September 2013, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 80,84 persen, tidak jauh berbeda dengan September 2012 yang sebesar 80,88 persen. Pada periode September 2012 – September 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami penurunan sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami peningkatan. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menurun dari 1,078 menjadi 1,017. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) meningkat dari 0,266 menjadi 0,305. Angka ini menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin melebar. Jika dibandingkan antar provinsi yang ada di Pulau Kalimantan pada September 2013 angka kemiskinan tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 8,74 persen, sedangkan terendah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 4,76 persen. Berita Resmi Statistik No. 07/01/62/Th. VIII, 2 Januari 2014
1
1.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan September 2012 – September 2013 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Tengah pada September 2013 mencapai 145.355 orang (6,23 persen), bertambah 3.454 orang (0,04 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 yang berjumlah 141.901 orang (6,19 persen). Berdasarkan daerah tempat tinggal, selama periode September 2012 – September 2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah 13.447 orang (1,59 persen) sedangkan daerah perdesaan berkurang 9.993 orang (0,74 persen). Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan Tengah Menurut Daerah, Maret 2007 – September 2013 Jumlah Penduduk Miskin
Tahun
Persentase Penduduk Miskin
Kota
Desa
Kota+ Desa
Kota
Desa
Kota+ Desa
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Maret 2007 Maret 2008 Maret 2009 Maret 2010 Maret 2011 Sept 2011 Maret 2012 Sept 2012 Maret 2013 Sept 2013
51.200 45.345 35.775 33.229 29.361 28.288 32.386 32.308 33.232 45.755
159.100 154.646 130.079 130.992 117.544 121.733 115.661 109.593 103.721 99.600
210.300 199.991 165.854 164.221 146.905 150.021 148.047 141.901 136.953 145.355
6,72 5,81 4,45 4,03 3,91 3,74 4,26 4,21 4,30 5,80
10,76 10,20 8,34 8,19 7,89 8,10 7,64 7,19 6,75 6,45
9,38 8,71 7,02 6,77 6,56 6,64 6,51 6,19 5,93 6,23
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Gambar 1. Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah, 2007-2013 210.300 199.991 165.854
9,38
Mar 07
8,71
Mar 08
164.221
7,02
6,77
Mar 09
Mar 10
146.905
150.021
148.047
6,56
6,64
6,51
141.901
136.953
145.355
6,19
5,93
6,23
Mar 11 Sept 11 Mar 12 Sept 12 Mar 13 Sept 13
Penduduk Miskin
% Penduduk Miskin
Berita Resmi Statistik No. 07/01/62/Th. VIII, 2 Januari 2014
2
2.
Perubahan Garis Kemiskinan September 2012 – September 2013 Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Jadi besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan. Selama September 2012 – September 2013, Garis Kemiskinan naik sebesar 10,92 persen, yaitu dari Rp 277.407,- per kapita per bulan pada September 2012 menjadi Rp 307.698,- per kapita per bulan pada September 2013 (Tabel 2). Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi non makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September 2013, sumbangan GKM terhadap GK cukup besar, yaitu 80,84 persen, sedangkan GKBM hanya sebesar 19,16 persen saja. Tabel 2. Garis Kemiskinan dan Perubahannya Menurut Daerah di Provinsi Kalimantan Tengah, September 2012 - September 2013
Daerah/Tahun
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Makanan
Bukan Makanan
Total
(2)
(3)
(4)
September 2012
212.108
62.114
274.222
September 2013
232.091
67.879
299.970
9,42
9,28
9,39
September 2012
230.532
48.476
279.008
September 2013
257.268
54.380
311.647
11,60
12,18
11,70
September 2012
224.367
53.039
277.407
September 2013
248.753
58.945
307.698
10,87
11,14
10,92
(1)
Perkotaan
Perubahan (%) Perdesaan
Perubahan (%) Kota+Desa
Perubahan (%)
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Pada September 2013, komoditi makanan yang memberi sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan adalah beras, yaitu sebesar 28,61 persen di perkotaan dan 31,06 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua Berita Resmi Statistik No. 07/01/62/Th. VIII, 2 Januari 2014
3
kepada Garis Kemiskinan (11,71 persen di perkotaan dan 10,36 persen di perdesaan). Jika kita lihat secara berurutan sepuluh komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan terdiri dari beras, rokok kretek filter, gula pasir, daging ayam ras, telur ayam ras, mie instan, bawang merah, cabe rawit, kue basah, dan tahu. Sedangkan di perdesaan terdiri dari beras, rokok kretek filter, gula pasir, daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, mie instan, kue basah, ikan kembung, dan ikan tongkol/tuna/cakalang. Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar untuk Garis Kemiskinan adalah perumahan (8,05 persen di perkotaan dan 7,26 persen di perdesaan). Kemudian jika kita lihat secara berurutan lima komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan terdiri dari perumahan, listrik, bensin, pakaian jadi anak-anak, dan minyak tanah. Sedangkan di perdesaan terdiri dari perumahan, bensin, listrik, perlengkapan mandi, dan pakaian jadi anak-anak. Tabel 3. Daftar Komoditi yang Memberi Pengaruh Besar pada Kenaikan Garis Kemiskinan, September 2013 Perkotaan
Perdesaan
Komoditi
%
Komoditi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
Makanan Beras
28,61
Beras
31,06
Rokok kretek filter
11,71
Rokok kretek filter
10,36
Gula pasir
4,34
Gula pasir
5,87
Daging ayam ras
4,24
Daging ayam ras
3,96
Telur ayam ras
3,47
Bawang merah
3,54
Mie instan
2,97
Telur ayam ras
3,33
Bawang merah
2,47
Mie instan
3,16
Cabe rawit
1,69
Kue basah
2,07
Kue basah
1,59
Ikan kembung
1,65
Tahu
1,50
Ikan tongkol/tuna/cakalang
1,41
Perumahan
8,05
Perumahan
7,26
Listrik
2,26
Bensin
1,59
Bensin
2,02
Listrik
1,01
Pakaian jadi anak-anak
1,50
Perlengkapan mandi
0,93
Minyak tanah
1,20
Pakaian jadi anak-anak
0,93
Bukan Makanan
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Berita Resmi Statistik No. 07/01/62/Th. VIII, 2 Januari 2014
4
3.
Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan tentang program kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Pada periode September 2012 – September 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami penurunan sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami peningkatan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 1,078 menjadi 1,017. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) naik dari 0,266 menjadi 0,305 pada periode yang sama (Tabel 4). Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan namun ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin melebar. Tabel 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Provinsi Kalimantan Tengah Menurut Daerah, Maret 2007–September 2013 Tahun
Perkotaan
Perdesaan
Kota + Desa
(1)
(2)
(3)
(4)
Maret 2007
0,980
2,040
1,680
Maret 2008 Maret 2009
0,898 0,616
1,760 1,238
1,467 1,027
Maret 2010 Maret 2011
0,861 0,823
1,098 1,071
1,018 0,988
September 2011
0,666
1,309
1,094
Maret 2012 September 2012
0,572 0,920
1,286 1,158
1,047 1,078
Maret 2013
0,631
0,982
0,865
September 2013
0,380
1,342
1,017
0,380
0,570
0,510
Maret 2008
0,186
0,462
0,368
Maret 2009 Maret 2010
0,130 0,236
0,270 0,238
0,222 0,238
Maret 2011
0,264
0,231
0,242
September 2011 Maret 2012
0,184 0,128
0,335 0,322
0,285 0,257
September 2012 Maret 2013
0,251 0,135
0,273 0,219
0,266 0,191
September 2013
0,037
0,441
0,305
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Maret 2007
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Berita Resmi Statistik No. 07/01/62/Th. VIII, 2 Januari 2014
5
Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan masih tetap lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Pada September 2013, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,380 sementara di daerah perdesaan mencapai 1,342. Begitu juga nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan hanya 0,037 sementara di daerah perdesaan mencapai 0,441. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perdesaan lebih buruk dari daerah perkotaan. 4.
Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, September 2013 Tabel 5 menunjukkan jumlah dan persentase penduduk miskin menurut provinsi di Pulau Kalimantan pada September 2013. Dari tabel tersebut tampak bahwa persentase penduduk miskin tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 8,74 persen, sementara persentase penduduk miskin terendah di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu sebesar 4,76 persen. Dilihat dari jumlah penduduk, sebagian besar penduduk miskin berada di Provinsi Kalimantan Barat yang mencapai 394.167 orang, sementara jumlah penduduk miskin terkecil berada di Provinsi Kalimantan Tengah hanya berjumlah 145.355 orang. Tabel 5. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, September 2013
Provinsi
Jumlah Penduduk Miskin
Persentase Penduduk Miskin
Kota
Desa
Kota+ Desa
Kota
Desa
Kota+ Desa
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kalimantan Barat
77.770
316.397
394.167
5,68
10,07
8,74
Kalimantan Tengah
45.755
99.600
145.355
5,80
6,45
6,23
Kalimantan Selatan
60.966
122.307
183.273
3,75
5,50
4,76
Kalimantan Timur
98.880
157.030
255.910
3,99
10,24
6,38
(1)
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 5.
Penjelasan Teknis dan Sumber Data a.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. b. Metode yang digunakan yaitu dengan menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan Berita Resmi Statistik No. 07/01/62/Th. VIII, 2 Januari 2014
6
secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. c. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buahbuahan, minyak dan lemak, dll). d. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah rata-rata pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. e. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan adalah data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi September 2013. Jumlah sampel secara nasional sebesar 75.000 rumah tangga, dimana untuk Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 1.730 rumah tangga. Sebagai informasi tambahan, juga digunakan hasil survei SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan.
Berita Resmi Statistik No. 07/01/62/Th. VIII, 2 Januari 2014
7