PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD PADA SUBTEMA “KEGIATAN MALAM HARI” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Erlin Novitasari NIM : 111134245
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD PADA SUBTEMA “KEGIATAN MALAM HARI” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Erlin Novitasari NIM : 111134245
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran untuk skripsi yang peneliti lakukan. 2. Orang tuaku tercinta, Subardi dan Yantiningsih yang selalu setia menemanikku dan memberikan dukungan dalam mengerjakan skripsi ini. 3. Saudara-saudaraku tesayang, Ari Nur Widayat beserta istri, Bayu, Rizky, Reza dan Bagus yang selalu memberiku semangat dan doa setiap hari. 4. Sahabat saya Danan dan Eka yang telah bersedia membantuku dan mendukungku dalam skripsi ini.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. -Schopenhauer-
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. -Andrew Jackson.
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah. -Lossing-
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Januari 2015 Penelit,
Erlin Novitasari
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Erlin Novitasari
Nomor Mahasiswa : 111134245 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS I SD PADA SUBTEMA “KEGIATAN MALAM HARI” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 15 Januari 2015
Yang Menyatakan,
Erlin Novitasari
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS 1 SD PADA SUBTEMA “KEGIATAN MALAM HARI”
Erlin Novitasari Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini berawal dari penerapan kurikulum 2013. Peneliti melakukan wawancara kepada 12 guru di 5 Sekolah Dasar dan mendapatkan data jika guru memerlukan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Peneliti juga melakukan wawancara kepada 5 siswa di 5 Sekolah Dasar dan mendapatkan data jika siswa memerlukan kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi metode permainan. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan yang berjudul Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Tradisional Kelas I SD pada Subtema “Kegiatan Malam Hari”. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau R&D yang mengadopsi model pengembangan menurut Borg & Gall dan model pengembangan menurut Sugiyono yang dimodifikasi menjadi lima tahapan. Lima tahapan tersebut meliputi: (1) Studi pendahuluan yaitu kajian kepustakaan dan analisis data. (2) Pembuatan produk yaitu pembuatan RPPH berbasis permainan tradisional kelas 1 subtema gemar menggambar. (3) Validasi poduk dilakukan oleh 12 validator. Hasil validasi mendapatkan skor rata-rata produk sebesar 90,14 dari skala 100 yang menunjukkan kualitas “Amat Baik”. (4) Instrumentasi uji coba terbatas yaitu menyusun pengembangan instrumen kuesioner tanggapan siswa, instrumen pedoman wawancara terhadap guru, dan instrumen tes sebagai pretest dan posttest. (5) Uji coba terbatas yaitu mengujicobakan RPPH secara terbatas yang dilakukan di SDN SB. Hasil ujicoba terbatas menunjukkan bahwa penerapan RPPH berbasis permainan tradisional berdampak pada naiknya hasil belajar peserta didik dengan persentase sebesar 62%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berupa RPPH berbasis permainan tradisional dapat membuat guru terbantu dalam menyusun RPPH. Siswa juga tertarik dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan tradisional.
Kata kunci : Research and Development, RPPH, Permainan Anak, Subtema “Kegiatan Malam Hari”.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE CONSTRUCTION OF DAILY LESSON PLAN (RPPH) BASED ON CHILDREN GAMES FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL ON “NIGHT ACTIVITY” SUBTHEME
Erlin Novitasari Sanata Dharma University 2015 This study started with the implementation of 2013 curriculum. The author interviewed 12 teachers in 5 elementary schools and discovered that teachers required Daily lesson Plan (RPPH). The author also interviewed 5 students in 5 elementary schools and discovered that students required lessons which accommodate game method. Therefore, the author was compelled to conduct a development research titled The Construction Of Daily Lesson Plan (RPPH) Based on Children Games for The First Grade of Elementary School on “Night Activity” Subtheme. This study was a development research or R&D which adopted Borg & Gall’s development model and Sugiyono’s development model which were modified into five stages. The five stages were: (1) Preliminary study which was literature study and data analysis. (2) Product making which was Construction Of Daily Lesson Plan (RPPH) based on children games for the first grade on “night activity” subtheme. (3) Product validation by 12 validators and produced a average score of 90,14 out of 100 which showed “Very Good” quality. (4) Instrumentation of limited trial which was making student questionnaire instrument, interview guide instrument for teachers, and pretest and posttest instruments. (5) Limited trial by conducting limited Daily Lesson Plan (RPPH) test in SDN J. The result of limited trial showed that the implementation of Daily Lesson Plan (RPPH) based on children games increase students’ learning outcome by 62%. Research result showed that RPPH based on children games helped teachers in Daily Lesson Plan (RPPH). Students were also interested and excited to follow lessons which used children games method.
Keywords : Research and Development, RPPH, Children Games, “Night Activity” Subtheme.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayatnya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENYUSUNAN
RENCANA
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD PADA SUBTEMA “KEGIATAN MALAM HARI”. Skripsi disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Sarjana Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka ucapan terimakasih pantas peneliti ucapkan kepada : 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3. Christiyanti Aprinatusti, S.Si., M.Pd. Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing I yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran, dan mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi ini. 5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen pembimbing II yang membimbing dan mendukung peneliti dalam menyelesaikan skripsi. 6. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D, selaku dosen yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga peneliti dapa menyelesaikan skripsi ini. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Kepala Sekolah SDN J yang telah membantu pelaksanaan penelitian. 8. Wali kelas IB SDN J yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu dalam pelaksanaan penelitian. 9. Keluarga SDN J yang telah banyak membantu berproses untuk menjadi seorang guru. 10. Para ahli yang telah melakukan uji keterbacaan dan uji validitas terhadap penelitian yang tidak dapat saya sebut satu per satu. 11. Dosen dan para ahli yang telah menjadi validator ahli terhadap RPP-H yang saya kembangkan. 12. Teman-teman penelitian kolaboratif: Cornel, Boni, Eka, Rini, Vita, Dias, Evan, Cahya, Mentari, Tere, Lely, Vian, Frida, dan Ari. 13. Teman-teman PGSD angkatan 2011. 14. Semua pihak yang telah banyak berjasa yang tidak dapat peneliti sebut satu per satu. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan. Terima Kasih.
Yogyakarta, 23 Januari 2015 Peneliti,
Erlin Novitasari
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ...............................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..........................................
vii
ABSTRAK… .................................................................................................
viii
ASTRACT.. .....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................
xi
DAFTAR ISI..................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL..........................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
xix
BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang................................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalalah..................................................................................... 8 C. Batasan Masalah ............................................................................................. 8 D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 9 E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9 F. Manfaat penelitian........................................................................................... 9 G. Spesifikasi Produk yang diharapakan........................................................... 10 H. Definisi Operasional ................................................................................... 101
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Halaman BAB II................................................................................................................. 144 LANDASAN TEORI .......................................................................................... 144 A. Teori yang Mendukung .................................................................. ..........144 1. Belajar ................................................................................................... 144 2. Belajar Konstruktivisme ....................................................................... 155 3. Prestasi Belajar........................................................................................ 18 4. Kurikulum ............................................................................................... 18 5. Sejarah Perkembangan Kurikulum ......................................................... 19 6. Kurikulum 2013 ...................................................................................... 25 7. Perangkat Pembelajaran.......................................................................... 36 8. Pembagian Materi ................................................................................... 43 9. Permainan ............................................................................................... 44 B. Hasil Penlitian yang Relevan ..................................................................... 49 C. Kerangka Berfikir....................................................................................... 57 D. Pertanyaan penelitian ................................................................................. 59 BAB III ................................................................................................................. 60 METODE PENELITIAN...................................................................................... 60 A. Jenis penelitian........................................................................................... 60 B. Setting penelitan......................................................................................... 61 1. Objek Penelitian...................................................................................... 61 2. Subjek Penelitian .................................................................................... 61 3. Lokasi Penelitian..................................................................................... 62 4. Waktu Penelitian..................................................................................... 62 C. Prosedur Pengembangan ............................................................................ 62 xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Halaman D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 70 1. Kuesioner ................................................................................................ 70 2. Wawancara.............................................................................................. 71 3. Observasi................................................................................................. 72 4. Dokumentasi ........................................................................................... 73 E. Instrumen Penelitian................................................................................... 73 1. Lembar Kuesioner................................................................................... 73 F.
Pedoman wawancara.................................................................................. 77
G. Pedoman Observasi.................................................................................... 80 H. Dokumentasi .............................................................................................. 81 1. Kajian Literatur....................................................................................... 81 2. Dokumentasi Nilai Siswa........................................................................ 81 I.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................................... 83 1. Validitas Instrumen................................................................................. 83 2. Reliabilitas Instrumen ............................................................................. 86
J.
Ringkasan Instrumen Penelitian................................................................. 88
K. Teknik Analisis Data.................................................................................. 88 1. Hasil Kuesioner....................................................................................... 89 2. Hasil Wawancara .................................................................................... 92 3. Hasil Observasi ....................................................................................... 93 4. Hasil Dokumentasi.................................................................................. 93 L. Jadwal Penelitian........................................................................................ 95 BAB IV ................................................................................................................. 96 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 96 xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Halaman A. HASIL PENELITIAN................................................................................ 96 1. Rumusan Masalah Penelitian.................................................................. 96 2. Pertanyaan Penelitian.............................................................................. 96 3. Prosedur Penyusunan RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas 1 SD Subtema “kegiatan malam hari” ........................................................... 110 4. Penyusunan Instrumen Validasi............................................................ 132 5. Validasi soal Pretest dan Posttest ......................................................... 133 6. Uji Coba Produk ................................................................................... 137 B. PEMBAHASAN ...................................................................................... 146 BAB V................................................................................................................. 155 PENUTUP........................................................................................................... 155 A. Kesimpulan .............................................................................................. 155 B.
Keterbatasan Penelitian............................................................................ 157
C.
Saran ........................................................................................................ 157
DAFTAR REEFERENSI.................................................................................... 159 LAMPIRAN ....................................................................................................... 164
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman 1.1 Masalah guru kelas 1 terkait Implementasi Kurikulum 2013 ....................... 4 1.2 Analisis kebutuhan siswa kelas 1 SD............................................................ 5 3.1 Kisi-kisi penilaian RPPH .............................................................................. 74 3.2 Kisi-kisi penilaian Silabus ............................................................................ 75 3.3 Kisi-kisi kuesioner tanggapan siswa ............................................................ 77 3.4 Kisi-kisi wawancara kepada guru ................................................................ 78 3.5 Kisi-kisi wawancara siswa ........................................................................... 78 3.6 Kisi-kisi wawancara guru terhadap uji coba terbatas ................................... 79 3.7 Kisi-kisi topik diskusi dalam FGD ............................................................... 79 3.8 Kisi-kisi observasi kemampuan melaksanakan pembelajaran ..................... 80 3.9 Kisi-kisi soal untuk pretest dan posttest ....................................................... 82 3.10 Penjelasan instrumen yang digunakan dalam penelitian ............................ 85 3.11 Kriteria Koefisien Reliabilitas .................................................................... 87 3.12 Ringkasan Instrumen Penelitian ................................................................. 88 3.13 Tabel Kriteria Peringkat Kualitas RPPH ................................................... 91 3.14 Jadwal penelitian ........................................................................................ 95 4.1 Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian silabus ................................... 100 4.2 Kriteria Penilaian Silabus ............................................................................. 100 4.3 Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian RPPH .................................... 101 4.4 Kriteria Penilaian RPPH .............................................................................. 101 4.5 Hasil wawancara guru .................................................................................. 102 4.6 Hasil wawancara siswa ................................................................................ 104 4.7 Hasil observasi ............................................................................................. 105 4.8 Tabel Kriteria Penilaian Silabus ................................................................... 105 4.9 Nilai hasil observasi 5 SD di Yogyakarta .................................................... 106 4.10 Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian silabus, RPPH dan .............. 108 4.11 Kriteria peringkat kualitas RPPH ............................................................... 108 4.12 Hasil Focus Group Disscussion ................................................................. 110 4.13 Kriteria penilaian kuesioner ....................................................................... 117 xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Halaman 4.14 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 1 ....................................... 118 4.15 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 1 ......................................... 119 4.16 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 2 ....................................... 120 4.17 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 2 ......................................... 121 4.18 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 3 ....................................... 122 4.19 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 3 ......................................... 123 4.20 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 4 ....................................... 124 4.21 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 4 ......................................... 125 4.22 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 5 ....................................... 126 4.23 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 5 ......................................... 127 4.24 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 6 ....................................... 128 4.25 Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 6 ......................................... 129 4.26 Rekapitulasi nilai RPPH ............................................................................. 130 4.27 Hasil kuesioner siswa ................................................................................. 132 4.28 Kualifikasi nilai RPPH .............................................................................. 132 4.29 Rekapitulasi Hasil uji coba Instrumen tes .................................................. 134 4.30 Kisi-kisi pretest dan posttest ...................................................................... 135 4.31 Uji reliabilitas ............................................................................................. 137 4.32 Kriteria koefisien reliabilitas ...................................................................... 137 4.33 Pelaksanaan uji coba terbatas ..................................................................... 138 4.34 Daftar nilai presentase kenaikan pretest dan posttesr ................................ 142 4.35 Wawancara guru ......................................................................................... 145
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1 Bagan Literature Map ................................................................................... 55 3.1 Bagan langkah-langkah penelitian R&D menurut Sugiyono 2014............... 63 3.2 Bagan langkah pengembangan produk menurut Borg&Gall 2013 ............... 65 3.3 Bagan tahap penelitian pengembangan......................................................... 67 3.4 Rumus korelasi point biserial ....................................................................... 86 3.5 Rumus Uji Reliabilitas ................................................................................. 87 3.6 Rumus penskoran validasi RPPH ................................................................ 90 3.7 Rumus penskoran validasi silabus ................................................................ 90 3.8 Rumus penskoran kuesioner siswa ............................................................... 92 3.9 Rumus penghitungan observasi ................................................................... 93 3.10 Rumus telaah RPPH ................................................................................... 94 3.11 Rumus penskoran tes ................................................................................. 94 3.12 Rumus rata-rata .......................................................................................... 94 3.13 Rumus peningkatan nilai pretest dan posttest............................................. 95 4.1 Rumus penilaian RPPH ................................................................................ 116 4.2 Presentase kenaikan peningkatan nilai pretest dan posttest.......................... 142 4.3 Diagram presentase kenaikan pretest dan posttest........................................ 143 4.4 Diagram Rerata nilai siswa ........................................................................... 143 4.5 Kegiatan permainan dhakon ......................................................................... 150 4.6 Kegiatan permainan dhakon ......................................................................... 151 4.7 Kegiatan permainan kucing-kucingan .......................................................... 153
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Ijin sebelum dan sesudah penelitian.................................... 165 Lampiran 2. Hasil Observasi............................................................................. 170 Lampiran 3. Hasil Dokumentasi ....................................................................... 181 Lampiran 4. Hasil Validasi ............................................................................... 188 Lampiran 5. Soal Sebelum Validasi.................................................................. 242 Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas........................................................ 249 Lampiran 7. Soal Sesudah Validasi .................................................................. 252 Lampiran 8. Hasil Pretest.................................................................................. 256 Lampiran 9. Hasil Posttest ................................................................................ 260 Lampiran 10. Hasil Kuesioner siswa ............................................................... 264 Lampiran 11. Foto-foto Uji Coba Terbatas....................................................... 266 Lampiran 12. Biodata Peneliti .......................................................................... 268
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bagian ini akan membahas
beberapa hal yang berkaitan dengan
pendahuluan. Pendahuluan tersebut terdiri dari: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan definisi operasional. A.
Latar Belakang Pendidikan dibutuhkan untuk menentukan keberhasilan dan kesuksesan
seseorang dimasa depan, begitu pula dengan keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Siswa secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kedalaman atau kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, pasal 1 ayat 1). Pendidikan merupakan instrumen penting dalam pembangunan bangsa, baik sebagai pengembang dan peningkatan poduktivitas nasional, maupun sebagai pembentuk karakter bangsa. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa
pendidikan adalah
upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran dan jasmani anak-anak sesuai dengan alam dan masyarakat (Ki Hajar Dewantara, 1977 dalam Wibowo, 2013). Artinya, pendidikan yang baik adalah usaha yang dilakukan untuk membawa manusia keluar dari kebodohan dan memahami perannya di masa yang akan datang. Dengan kata lain pendidikan yang baik merupakan pendidikan yang mampu mempersiapkan siswa melalui proses pembelajaran, agar siswa mampu 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
memahami perannya di masa yang akan datang. Pendidikan harus membekali Siswa dengan aneka keterampilan yang sangat dibutuhkan sesuai tuntutan zaman. Untuk mencapai pendidikan yang baik, tak lepas dari peran suatu kurikulum. Daniel Tanner dan Laurekl Tanner, 1975 (dalam Sanjaya, 2010) menyatakan bahwa “kurikulum adalah suatu perencanaan yang berisi tentang petunjuk belajar dan hasil belajar yang diharapkan”. Pendapat ini juga sejalan dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan aturan tentang isi dan bahan pengajaran dan cara yang digunakan sebagai pedoman dalam suatu kegiatan pembelajaran. Isi dan bahan pengajaran yang dimaksud adalah susunan dan bahan ajar untuk mencapai tujuan penyelenggaraan suatu pendidikan. Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu mempersiapkan siswa agar mereka dapat hidup di masyarakat luas berupa nilai-nilai, akhlak mulia dan pengalam yang dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan bakat dan minatnya. Pada dasarnya kurikulum merupakan komponen penting bagi penunjang tercapainya tujuan pendidikan. Di Indonesia telah mengalami banyak pergantian kurikulum demi memajukan pendidikan di Indonesia. Dari tahun 1945 sampai 2012, Indonesia sudah mengalami sepuluh kali pergantian kurikulum menurut Suparlan (2011). Perubahan tersebut bertujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan pada kurikulum yang berlaku sebelumnya. Saat ini kurikulum juga mengalami perubahan yakni dengan menggunakan kurikulum baru, kurikulum 2013. Kurikulum
2013
berlaku
mulai
tahun
ajaran
2013/2014
berdasarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Permendikbud No.57 Tahun 2014. Kurikulum 2013 menurut (Fadillah, 2014) merupakan suatu kurikulum yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skill dan hard skill. Siswa berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ciri utama dalam kurikulum ini adalah mengembangkan pendidikan karakter, menggunakan pendekatan saintifik, pendekatan tematik terpadu dan penilaian otentik. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengharapkan siswa memiliki hubungan baik dengan Tuhan, manusia, dan lingkungannya Akbar (2013). Pendekatan dalam pembelajaran yang digunakan adalah saintifik dan tematik. Pendekatan saintifik merupakan sebuah proses pembelajaran yang didalamnya memenuhi metode ilmiah Kemendikbud (2014). Pernyataan tersebut diperjelas oleh Prastowo (2014) yang menyatakan kegiatan pembelajaran tematik disebut juga pendekatan tematik terpadu yaitu di dalam satu pembelajaran berisi beberapa muatan pembelajaran yang digabungkan. Tematik terpadu adalah menyatukan wujud menjadi suatu tema tertentu. Ciri lain dari kurikulum 2013 adalah menggunakan model penilaian otentik. Penilaian autentik merupakan kegiatan penilaian terhadap siswa yang berfokus pada nilai hasil dan nilai proses dengan menggunakan instrumen penilaian sesuai kompetensi yang akan dicapai (Kunandar: 2014). Pentingnya kurikulum 2013 ini terlihat dari ciri-ciri yang ada pada kurikulum, untuk itu keberhasilan dari kurikulum ini tak lepas dari peran guru memahami ciri dan elememn perubahan dari kurikulum tersebut. Pemerintah mengadakan pelatihan kepada guru demi keberlangsungan dari penerapan kurikulum 2013, karena guru merupakan ujung tombak terlaksananya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
pendidikan. Data yang diperoleh dari Kemendikbud (2013), sebanyak 61.074 guru telah menerima pelatihan. Jumlah itu terdiri atas 572 orang struktur nasional, 4.740 orang guru inti dan 55.762 guru sasaran. Namun kenyataannya para guru masih merasa kebingunan akan implementasi kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini masih sangat perlu untuk diadakan pelatihan- pelatihan intensif terhadap guru atau semua guru dan pemerintah harus berani mengeluarkan dana yang besar untuk pelaksanaan kegiatan pelatihan ini (kompasiana, 30 Desember 2013) Permasalahan yang muncul dari kurangnya pemahaman guru terhadap kurikulum 2013 pada saat pelatihan, berdampak pada implementasi kurikulum 2013 di sekolah. Masalah ditemukan peneliti pada saat melakukan penggalian data pada lima sekolah dasar di kota Yogyakarta, yaitu SDN N, SD KG, SDN SB, SDN J, dan SDK BJB. Penggalian data tersebut berupa wawancara yang dilakukan pada guru dan siswa kelas satu Sekolah Dasar. Peneliti memilih guru kelas satu karena pada saat melaksanakan kegiatan PPL sebagian guru kelas satu banyak bertanya kepada peneliti mengenai RPPH kurikulum 2013, sehingga peneliti tertarik untuk mendalami masalah pada guru kelas 1. Lima sekolah dasar tersebut dipilih melalui Focus Group Disscussion (FGD). Masalah yang ditemukan peneliti terkait dengan implementasi kurikulum 2013 dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1. Masalah terkait implementasi kurikulum 2013 SD N N Guru kelas 1 meminta tolong dibuatkan RPPH
SD K G Kedatangan buku pegangan guru dan siswa.
SDN J Guru kelas 1 belum bisa membuat RPPH kurikulum 2013, masih terpaku dengan RPPH KTSP
SDN SB Guru kelas 1 tidak bisa membuat RPPH
SDK BJB Guru mengalami kesulitan dalam menyusun rubrik penilaian RPPH
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Tabel 1.1 menjelaskan tentang penemuan awal yang ditemukan di lapangan. Hasil penemuan awal menunjukkan bahwa terdapat permasalahan yang paling krusial terkait penerapan kurikulum 2013 yaitu terletak pada Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Hal ini nampak pada hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas I dari kelima SD tersebut. Hasil wawancara menunjukkan bahwa guru telah menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2014/2015. Guru-guru tersebut merasa masih bingung dengan implementasi kurikulum 2013. Kebingungan yang dirasakan oleh guru disebabkan kurangya sosialisasi yang diberikan oleh pemerintah. Sosialisasi yang diberikan hanya berupa diklat yang dilaksanakan selama 10 hari. Permasalahan terkait RPPH ini menjadi sangat penting karena RPPH memuat metode dan tujuan yang digunakan guru sebagai pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pentingnya suatu RPPH juga dinyatakan oleh Husanah&Yanur (2013) bahwa perencanaan pembelajaran menjadi penting karena hal tersebut memuat berbagai kegiatan yaitu memilih, menetapkan dan mengembangkan metode agar hasil pengajaran yang diinginkan dapat tercapai. Permasalahan lain juga muncul dari siswa itu sendiri. Masalah tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara siswa pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Masalah yang Dialami Siswa dalam Pembelajaran Siswa Kelas 1
Siswa Kelas 1 SD
Siswa Kelas 1
Siswa Kelas 1
SD N N
KG
SDN J
SDN SB
Mengalami kebosanan ketika pembelajaran di kelas
Ingin bermain dengan teman
Tidak konsentrasi ketika pembelajaran karena banyak teman yang mengganggu
Ingin belajar sambil bermain
Siswa Kelas 1 SDK BJB
Mengalami kebingungan ketika pembelajaran di kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa siswa memiliki rasa senang untuk bermain, sedangkan guru belum dapat mengakomodasi pembelajaran dengan tahap perkembangan siswa. Peneliti memperkuat hasil wawancara dengan melakukan observasi kelas di SDN N, SD KG, SDN SB, SDN J, dan SDK BJB. terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas I. Peneliti menemukan permasalahan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru kelas I terkait implementasi Kurikulum 2013. Permasalahan tersebut
nampak pada metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru yaitu masih pada ceramah, diskusi, penugasan. Metode tersebut berdampak pada aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Data mengenai kesulitan guru tersebut didukung dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dari lima SD. Hasil Observasi pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa guru dari kelima SD tersebut cenderung mengajar dengan cara tradisional, metode yang digunakan yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab dan pemberian tugas. Hal tersebut berakibat pada aktivitas siswa, yaitu siswa cenderung lebih cepat bosan ketika pembelajaran sedang berlangsung, sehingga siswa kurang aktif dan memilih untuk mengalihkan perhatian agar tidak bosan dengan cara bermain bersama teman sebangkunya. Aktivitas bermain siswa pada saat pelajaran berlangsung merupakan hal wajar dan tidak dapat disalahkan begitu saja. Bermain dikatakan wajar sebab siswa kelas I berada pada masa dimana kegiatan bermain sangat dominan. Menurut Peraturan mendikbud No.81A Tahun (2014) guru dapat melakukan pengembangan dalam penyusunan RPPH demi tercapainya tujuan belajar dengan melihat kemampuan Siswa, minat, motivasi belajar, bakat dan kebutuhan siswa. Kesimpulan dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
kebutuhan siswa tersebut dapat dijadikan pengembangan dari permasalahn guru untuk menyusun RPPH berbasis permainan anak. Permasalahan yang ditemukan menunjukkan bahwa kebutuhan akan penyusunan RPPH diharapkan oleh guru sedangkan kebutuhan akan permainan diharapkan oleh siswa. Permainan merupakan suatu alat bagi anak yang dijadikan cara untuk menjelajahi dunianya, dari hal yang tidak diketahui sampai yang diketahui dan dari yang tidak bisa apa-apa menjadi mampu melakukan (Semiawan, 2002). Permainan itu sendiri sesuai dengan tahap perkembangan siswa kelas satu yaitu pada tahap operasional konkret. Tahap operasioanal konkret terjadi pada usia tujuh sampai dua belas tahun dengan aspek utama yang dilihat adalah keterampilan berfikir dan pemecahan masalah yang dapat membantu mereka dalam memaknai pengalaman (Aunurrahman, 2011). Hal ini akan mempengaruhi pada peningkatan prestasi belajar siswa. Permainan juga dapat membantu dalam pembentukan karakter siswa, seperti yang dinyatakan Sumintarsih (2005) bahwa permainan berperan dalam proses pembentukan kepribadian seorang anak. Hal tersebut menunjukkan bahwa permainan dapat digunakan sebagai pengembangan dalam pembuatan rencana pembelajaran. Melihat pada hasil analisis masalah yang telah dilakukan oleh peneliti, mengindikasikan bahwa hal krusial yang dibutuhkan guru dan siswa adalah RPPH berbasis permainan anak. Peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Anak Kelas 1 SD pada Subtema “kegiatan malam hari””.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
8
Identifikasi Masalalah Peneliti menemukan adanya masalah dalam pelaksanaan pembelajaran
menggunakan kurikulum 2013. Identifikasi masalah yang dihadapi oleh guru dari kelima SD yang diteliti menunjukkan bahwa guru mengalami kesulitan dalam penerapan kurikulum 2013 pada kegiatan belajar mengajar. Perangkat pembelajaran yang digunakan banyak yang belum dimengerti salah satunya yaitu pada penyusunan RPPH. Penyusunan RPPH yang dirasa sulit bagi guru adalah pada bagian penyusunan rubrik penilaian RPPH. Kesulitan lain juga ditemukan oleh peneliti yaitu terletak pada metode pembelajaran. Guru mengalami kesulitan pada metode pembelajaran yang akan digunakan terkait dengan pendekatan tematik dan saintifik, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru menjadi kurang menarik. C.
Batasan Masalah Fokus pengembangan ini adalah pada Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH). Peneliti hanya akan membatasi masalah pada: 1.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) untuk kelas I, tema kegiatanku, subtema “kegiatan malam hari”.
2.
Permainan yang dipakai dalam pembelajaran dibatasi pada 3 pembelajaran, yaitu pada pembelajaran dua, empat dan lima. Pembelajaran dua menggunakan permainan “dhakon”, pembelajaran empat menggunakan permainan “kucing-kucingan”, dan pembelajaran lima menggunakan permainan “puzzle”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D.
9
Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah dari pengembangan ini adalah bagaimana model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas 1 SD pada subtema “kegiatan malam hari”? E.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas 1 SD pada subtema “kegiatan malam hari”. F.
Manfaat penelitian Pengembangan dengan menggunakan R & D memiliki banyak manfaat yang
cukup besar, baik bagi guru, siswa, sekolah, maupun peneliti. 1.
Guru Membantu guru dalam menyusun RPPH yang lebih kreatif, salah satunya dengan memberikan unsur permainan didalamnya.
2.
Siswa Membantu siswa dalam memahami suatu materi yang diberikan oleh guru, dan memberikan semangat belajar bagi siswa.
3.
Sekolah Menambah referensi bagi sekolah dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
10
Peneliti Memperoleh pengalaman baru dalam menyusun RPP-H berbasis permainan anak sebagai salah satu perangkat pembelajaran pada Tema “Kegiatanku” SubTema “kegiatan malam hari” kelas 1 sekolah dasar.
G.
Spesifikasi Produk yang diharapakan Adapun spesifikasi produk yang dikembangkan peneliti meliputi: 1. Perangkat pembelajaran berupa RPPH pada subtema “Kegiatan Malam Hari” sebanyak 6 pembelajaran. 2. RPPH disusun berdasarkan kurikulum 2013. 3. Indikator pembelajaran pada RPPH disusun dengan menggunakan kata kerja operasional. 4. Tujuan pembelajaran pada RPPH memuat unsure A,B,C,D (Audience, Behavior, Condition, Degree). 5. Penelitian ini mengembangkan produk berupa RPPH berbasis permainan anak yang mengakomodasikan 3 permainan pada pembelajaran 2, pembelajaran 4, dan pembelajaran 5. 6. Produk yang dikembangkan bertujuan untuk memfasilitasi guru agar mudah dalam mendesain perangkat pembelajaran kurikulum 2013, khususnya RPPH berbasis permainan. 7. RPPH
disusun dengan menggunakan pendekatan tematik integrative,
saintifik, dan pendidikan karakter dalam prosesnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
8. Produk yang dikembangkan memuat proses ilmiah 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan) sebagai ciri dari pendekatan saintifik. 9. Rubrik penilaian disusun dengan memuat diskriptor yang memudahkan guru dalam menilai sikap spiritual, sosial, dan keterampilan. 10. RPPH menggunakan mudel pembelajaran inovatif yaitu model discovery learning dan contextual learning. 11. RPPH yang disusun berdasarkan teori konstruktivisme, teori Vygotsky, dan teori Piaget. 12. RPPH menggunakan Bahasa Indonesia sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) H.
Definisi Operasional Istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam penyusunan desain RPPH
berbasis permainan anak kelas 1 sekolah dasar pada subtema Anggota Keluargaku adalah: 1.
Perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran merupakan pendukung keberhasilan suatu kurikulum. Perangkat pembelajaran juga digunakan dalam mengelola pembelajaran di kelas.
2.
Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari KTSP dan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
tahun 2004, dan dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diterapkan secara terpadu. 3.
Pendekatan saintifik Pendekatan saintifik adalah pendekatan dalam pembelajaran yang memiliki 5 pengalaman belajar didalamnya. Lima pengalaman belajar tersebut adalah mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi
/
eksperimen,
mengasosiasikan / mengolah informasi dan mengkomunikasikan. 4.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Rencana pelaksanaan pembelajaran harian adalah suatu pedoman yang dirancang dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.
5.
Tema Kegiatanku Tema kegiatanku merupakan tema ke tiga dalam semester ganjil di kelas satu SD. Tema ini menggunakan topik kegiatan di pagi hari sampai malam hari yang di hubungkan dengan materi pelajaran.
6.
Permainan Anak Permainan anak adalah suatu kegiatan yang menyenangkan, biasanya dilakukan anak-anak tanpa paksaan dan dengan perasaan senang.
7.
Permainan “dhakon” “dhakon” adalah permainan yang dimainkan oleh 2 orang, menggunakan papan yang memiliki 14 kubangan yang saling berhadapan dan 2 kubangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
berukuran lebih besar. Permainan ini menggunakan biji-bijian untuk bermain. 8.
Permainan “Kucing – kucingan” Permainan “kucing-kucingan” ini menirukan gerakan kucing ketika sedang berebut suatu benda, dan diakhiri dengan menyanyikan “Dha guwang kucing gering”. Permainan ini dapat melatih ketangkasan dan kecekatan anak dalam olah fisik. Permainan ini membutuhkan lima orang pemain. Permainan ini dilakukan dengan cara membuat garis sepanjang 2,5 meter saling bersilang tegak lurus.
9.
Permainan “puzzle” Permainan ini mengajak anak untuk menyusun suatu gambar yang isebut dengan “puzzle”. Permainan ini dapat digunakan kapan saja dengan kelompok tak terbatas. Peralatan yang digunakan hanyalah amplop yang berisikan potongan “puzzle” dan papan untuk menata “puzzle” tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas tentang landasan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Pemahasan tentang landasan teori terdiri dari empat bagian yaitu teori yang mendukung, hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitan. A.
Kajian Teori Teori yang mendukung memaparkan tentang belajar, prestasi belajar, teori
belajar konstruktivisme, kurikulum, perkembangan kurikulum di Indonesia, kurikulum 2013, pendekatan saintifik, pendekatan tematik terpadu, pembagian materi, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, lembar kerja siswa, dan permainan anak 1.
Belajar Belajar diperlukan bagi perkembangan seorang anak. Seseorang yang
belajar berarti ia melakukan suatu usaha sadar untuk memenuhi kebutuhannya (Mulyasa, 2013). Burton dalam Anurrahman (2012) merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan perilaku individu melalui komunikasi antar individu yang diperoleh dari pengalaman dilingkungannya. Sejalan dengan pendapat Aunurrahman, Belajar juga dapat dikatakan suatu aktivitas atau proses yang dilakukan
seseorang
untuk
memperoleh
pengetahuan,
meningkatkan
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian (Suyono & Hariyanto, 2012). Pengertian belajar yang telah dipaparkan oleh para ahli memiliki titik kesamaan yaitu bahwa belajar merupakan kegiatan untuk 14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
memperoleh pengetahuan. Peneliti menyimpulkan pengertian belajar menurut beberapa ahli yaitu bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan memperbaiki perilaku yang diperoleh dari pengalaman di lingkungannya. Belajar tidak hanya sekedar aktivitas untuk memperoleh pengetahuan, sebab belajar memiliki teori-teori yang mendasarinya. 2.
Belajar Konstruktivisme Konstruksivisme merupakan pandangan terhadap indivudu bahwa masing-
masing individu membentuk atau membangun sebagian besar dari apa yang mereka pelajari dan pahami dengan sendirinya. (Bruning, dkk dalam Schunk, 2012). Pengertian tersebut didukung oleh Suyono & Hariyanto (2012) yang menganggap konstruksivisme merupakan sebuah filosofi pembelajaran bahwa melalui
pengalaman,
seseorang
dapat
membangun
dan
mengkostruksi
pengetahuan serta pemahaman tentang dunia tempat tinggal mereka. Menurut Tugde & Scrimsher dalam (Schunk, 2012) kegiatan pembelajaran pada teori konstruktivisme lebih banyak menempatkan penekanan pada kegiatan di lingkungan sosial sebagai fasilitator perkembangan. Siswa mampu mempelajari, membentuk dan mengkonstruksikan pemahaman mereka sendiri melalui pengalaman pada dunia sekitar mereka. Teori kosntruksivisme sangat didukung oleh teori Piaget dan teori Vygotsky. Teori belajar Piaget menekankan pada struktur kognitif anak. Piaget mengungkapkan bahwa perkembangan anak yang baik akan membangun kognitifnya dalam memahami dan menanggapi pengalaman dalam lingkungannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Kognitif anak akan meningkat sesuai dengan perkembangan usia anak. Menurut Piaget, setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahapan yang teratur. Piaget dalam (Suryono & Hariyanto, 2012) mengelompokkan empat tahap perkembangan kognitif seorang anak, yaitu tahap sensormotorik (berlangsung sejak lahir sampai sekitar usia 2 tahun), praoperasional (sekitar usia 2 – 7 tahun), operasi konkrit (berlangsung sekitar 7 – 11 tahun), dan operasi formal (mulai usia 11 tahun dan seterusnya). Belajar akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif anak. Perkembanngan kognitif anak akan berjalan melalui serangkaian tahapan tetap. Masing-masing tahapan tersebut ditentukan oleh sebagaimana besar anak melihat dunia luar mereka (Schunk, 2012). Teori Piaget dapat membantu guru dalam pengajaran di kelas. Guru dapat memahami level atau tahapan perkembangan kognitif siswa, untuk menemukan cara dalam memberikan pengajaran kepada siswa. Kegiatan pembelajaran yang memberikan interaksi sosial akan berrmanfaat. Menurut Tudge & Scrimsher (2003) dalam Schunk (2012), Perkembangan kognitif siswa dapat berlangsung melalui interaksi sosial, berupa lingkungan sosial sebagai sumber utamanya. Penekanan pada lingkungan sosial sebagai fasilitator perkembangan kognitif anak, didukung oleh teori Vygotsky. Schunk (2012) mengungkapkan Vygotsky dianggap sebagai seorang yang pionir dalam teori konstruktivisme. Vygotsky menekankan lingkungan sosial sebagai penentu perkembangan individu. Interaksi dengan lingkungan dan teman sebaya akan meningkatkan perkembangan intelektual. Sesuai dengan konsep ZPD (Zone of Proximal Develompment) yang menyatakan adanya perbedaan antara apa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
yang dilakuakan siswa sendiri dengan apa yang dapat dilakukan siswa dengan bantuan orang lain (Sitepu, 2012). Teori konstruktivisme, Piget, dan Vygotsky tersebut mengembangkan adanya model- model dalam
pembelajaran. Sitepu
(2012) berpendapat bahwa model pembelajaran seperti discovery learning, problem based learning, experiential learning, contextual learning, cooperative learning, dan colaboratif learning dikembangkan atas dasar pemikiran dari teori konstruktivisme dan teori pendukung konstruktivisme (teori Piaget dan Vygotsky).
Peneliti
menyimpulkan
bahwa
teori
belajar
Piaget
adalah
perkembangan anak yang lebih ditekankan pada kognitif anak melalui pengalaman
lingkungannya,
sedangkan
teori
belajar
Vygotsky
adalah
perkembangan anak yang lebih ditekankan pada lingkungan sosial. Pendapat tersebut mendukung peneliti untuk memilih teori
belajar
konstruktivisme. Teori konstruksivisme dipilih karena sesuai dengan kurikulum 2013 yang dipakai oleh pendidikan saat ini. Konstruksivisme berasumsi bahwa guru sebaiknya tidak mengajar, dalam aratian guru dituntut untuk membangun situasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat terlibat aktif didalamnya. Siswa perlu diarahkan untuk dapat mengatur diri sendiri dan berperan aktif di dalam pelajaran dengan menentukan tujuan, perkembangan belajar siswa, dan mengevaluasi siswa (Schunk, 2012), sehingga model- model pembelajaran yang dikembangkan oleh konstruktivisme merupakan bagian dari kurikulum 2013. Teori belajar konstruktivisme sangat mendukung produk penelitian yang dibuat oleh peneliti. Produk akan dikembangkan dengan menciptakan suatu metode yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
tepat dan menggunakan benda- benda yang nyata, serta materi dalam produk lebih ditekankan dari kehidupan sehari- hari di lingkungan sosial mereka. 3.
Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan rangkaian hasil usaha yang telah dilatih dalam
suatu rangkaian kegiatan pendidikan yang dinyatakan dengan
nilai menurut
Chosiyah (dalam Nurcahya: 2013). Muhibbin (2003) juga berpendapat bahwa“aspek untuk menilai prestasi belajar ada 3 yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor”. Aspek kognitif merupakan aspek aspek yang berkaitan dengan tingkat intelegensi (IQ), dapat dilihat dari kemampuan berpikir seseorang. Aspek kedua adalah afektif berkaitan dengan tingkat kecerdasan emosi seseorang, dapat dilihat dari ketelitian siswa, tanggung jawab siswa, kerjasama siswa dan lain-lain. Aspek yang terakhir merupakan aspek psikomotor yang lebih menekankan pada aktifitas atau gerak fisik yang dilakukan sesorang. Aspek ini ditunjukkan oleh siswa dengan keterampilan atau unjuk kerja siswa ketika proses pembelajaran berlangsung (Azwar, 2013). Berdasarkan pendapat diatas diartikan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh individu melalui serangkaian kegiatan dinyatakan dalam bentuk nilai yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 4.
Kurikulum Elemen terpenting dalam dunia pendidikan salah satunya adalah kurikulum.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh bagi komponen- komponen lain (Sitepu, 2012). Kurikulum merupakan sebuah dokumen yang tidak hanya berisi tujuan, isi materi, dan pengalaman belajar,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
melainkan juga berisi evaluasi untuk pencapapaian tujuan, dan implementasi dokumen yang nyata (Sanjaya, 2008). Dokumen perencanaan dalam kurikulum merupakan usaha sekolah untuk memberikan konstribusi dalam mewujudkan berkembangnya potensi dari siswa (Kemendikbud, 2014). Kegiatan- kegiatan dalam perencanaan kurikulum yang dilaksanakan baik di dalam kelas, di halaman, di luar sekolah atau semua kegiatan dapat mempengaruhi perkembangan kepribvadian siswa yang diharapkan oleh pendidikan (Trianto, 2009). Adanya kurikulum akan membantu proses perkembangan pendidikan di Indonesia agar terwujud suatu kehidupan bangsa yang cerdas. Dari beberapa teori daitas, peneliti menyimpulkan bahwa kurikulum adalah komponen penting bagi dunia pendidikan yang berisi tujuan, materi, strategi, serta dokumen nyata untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, pendidikan di Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum. 5.
Sejarah Perkembangan Kurikulum Pendidikan Sekolah Dasar di Indonesia telah mengalami sepuluh kali
perubahan kurikulum dari tahun 1945 sampai tahun 2014. Pertama, Rencana Pelajaran 1947 merupakan kurikulum pertama di Indonesia dengan mengunakan istilah “Rencana Pelajaran”. Kurikulum hanya memuat 2 hal pokok yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis- garis besar pengajarannya. Pembelajaran yang diajarkan lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan bermasyarakat daripada pendidikan pikiran. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari- hari, namun perhatian lebih terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
kesenian, dan pendidikan jasmani (Trianto, 2009). Produk yang peneliti kembangkan hampir sama muatannya dengan kurikulum 1947, bedanya produk ini lebih menekankan pada kebiasaan atu kejadian sehari-hari. Kesenian dan pendidikan jasmani hanyan sebaai tambahan pembelajaran. Produk yang dikembangkan juga mengutamakan pendidikan watak atau sekarang disebut dengan pendidikan karakter. Kedua, Rencana Pelajaran 1950. Kurikulum ini lahir karena adanya UU Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar- Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah. Kurikulum ini masih relative sama dengan Rencana Pelajaran 1947. Kurikulum ini termasuk kurikulum dengan mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated curriculum) (Suparlan, 2011). Berbeda dari kurikulum ini, produk yang peneliti kembangkan menggunakan pembelajaran terpadu atau mata pelajaran yang tidak terpisah- pisah. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara bersama- sama (terpadu) dalam satu tema yang didalmnya berisi beberapa subtema dan didalam satu subtema berisi enam muatan pembelajaran yang dipadukan. Agama tidak termasuk dalam muatan pembelajaran yang dipadukan. Ketiga, kurikulum 1952 merupakan rencana pelajaran lebih rinci lagi pada setiap pelajarannya, yang dikenal dengan istilah “Rencana Pelajaran Terurai 1952”. Rencana Pelajaran 1958 merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1950. Kurikulum ini di setiap mata pelajaran diajarkan oleh satu orang guru dan silabus untuk mata pelajarannya sangat jelas sekali (Trianto, 2009). Produk yang peneliti kembangkan juga akan memakai satu guru kelas, bedanya guru harus menguasai seluruh muatan pembelajaran kecuali Pendidikan Jasmani
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
(PJOK) dan Agama. Silabus sudah dibuat oleh Pemerintah, sehingga guru tinggal mengembangkan dari yang sudah ada sebagai acuan pembuatan RPP. Keempat, Rencana Pelajaran 1964 merupakan penyempurnaan dari kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952, dalam kurikulum ini terdapat pembagian kelompok cipta, rasa, karsa, dan krida (Suparlan, 2011). Produk yang peneliti kembangkan juga mengacu pada kurikulum ini yaitu pada pembagian kelompok tersebut, bedanya kelompok tersebut dimasukkan dalam kompetensi untuk mengukur tingkat kemampuan siswa. Kompetensi yang dipakai oleh peneliti adalah Kompetensi Inti berupa spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kelima, Kurikulum 1968. Kurikulum ini, untuk pertama kali istilah “Kurikulum” digunakan di Indonesia (Suparlan, 2011). Adanya kurikulum 1968 bertujuan untuk menciptakan masyarakat sosialis Indonesia diberangus, pendidikan pada masa ini lebih ditekankan untuk membentuk manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 bersifat correlate subject curriculum, yang artinya materi tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan. Bidang studi pada kurikulum ini dikelompokkan pada 3 kelompok besar yaitu pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Materi pelajarannya hanya teoritis tidak mengkaitkan hal-hal faktual di lingkungan. (Trianto, 2009). Produk yang peneliti kembangkan lebih menekankan pada hal-hal faktual di lingkungan atau kebiasaan pada kehidupan sehari- hari, beda halnya pada kurikulum ini yang lebih menekankan pembelajaran secara teori. Kesimpulannya bahwa pada kurikulum 1968 guru terlihat lebih aktif dari siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Keenam, Kurikulum 1975. Kurikulum ini lahir sebagai tuntutan ketetapan MPR Nomor IV/ MPR/ 1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan “membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang”. Kurikulum ini juga dikenal dengan format yang rinci (Suparlan, 2011:90). Kurikulum 1975 terdiri dari 7 unsur pokok yaitu dasar, tujuan, dan prisip; struktur program kurikulum; GBPP (Garis Besar Pokok Pembelajaran); sistem penyajian; sistem penilaian; sistem bimbingan dan penyuluhan; serta pedoman supervisi dan administrasi. Metode, materi, dan tujuan pelajarannya tertuang secara gamblang dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang kemudian lahir rencana pelajaran setiap satuan bahasan (Trianto, 2009). Produk penelitian yang akan dikembangkan adalah berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPH). Rencana pelajaran pertama kali dilakukan pada kurikulum 1975. Bedanya dengan produk penelitian yang dikembangkan, pada kurikulum 1975 rencana pelaksanaan disusun pada setiap muatan pembelajaran sedangkan pada produk cukup satu RPPH yang
yang
digunakan untuk semua muatan pembelajaran terkecuali Agama. Ketujuh, Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. Kurikulum ini berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 0461/ U/ 1983 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Perbaikan Kurikulum. Kurikulum 1984 memiliki 4 aspek yang disempurnakan, yaitu: (1) pelaksanaan PSPB, (2) penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum, (3) pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, (4) pelaksanaan pelajaran berdasarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
keruntutan belajar yang disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing siswa (Suparlan, 2011:90). Posisi siswa pada kurikulum ini sebagai subyek belajar dan mulai menerapkan sistem Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yaitu mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan (Trianto, 2009). Aspek yang digunakan oleh peneliti hampir sama dengan aspek kurikulum 1984. Peneliti juga memperhatikan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, hanya saja pada ranah afektif dikembangkan menjadi 2 yaitu aspek spiritual dan sosial. Cara belajar siswa pada produk penelti hampir sama dengan kurikulum ini pada aspek empat, hanya saja produk peneliti menggunakan metode ilmiah yaitu berupa mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mengasosiasikan,
dan
mengkomunikasikan. Secara umum hampir sama kurikulum 1984 dengan produk penelti, hanya saja ada sedikit pengembangan. Kedelapan, Kurikulum 1994. Pendidikan dasar pada kurikulum ini dipatok menjadi 9 tahun (SD dan SMP). Berdasarkan struktur kurikulum, kurikulum 1994 berusaha menyatukan kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1984 dengan tujuan pendekatan proses. Zahara Idris dan Lisma Jamal berpendapat bahwa kurikulum ini memberlakukan muatan lokal serta penyempurnaan tiga kemampuan dasar, membaca, menulis, dan menghitung yang fungsional (Trianto, 2009). Produk peneliti tidak lagi menggunakan pembelajaran muatan lokal, tetapi muatan nasional. Tiga kemampuan dasar (membaca, menulis, menghitung) sudah tertuang dalam setiap muatan pembelajaran namun ditekankan pada beberapa muatan pembelajaran agar dapat memahami konsep lebih mendalam. Pendekatan yang digunakan peneliti lebih menekankan pada pendekatan scientifik dan tematik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
integratif atau pendekatan berbasis tema. Pendekatan ini siswa aktif, dan guru hanya sebagai fasilitator. Kesembilan, Kurikulum 2004. Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Kurikulum 2004 biasanya dipanggil menjadi kurikulum “Kurikulum Berbasis Kompetensi” (KBK), sehingga pada kurikulum sudah berbasis kompetensi. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap dalam kebiasaan ketika berpikir dan bersikap (Trianto, 2009). Kurikulum KBK memiliki empat komponen yaitu Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB), Penilaian Berbasis Kelas (PBK), Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (PKBS) (Trianto, 2009). Produk yang dikembangkan juga menggunakan berbasis kompetensi, hampir sama dengan kurikulum ini. Perbedaannya kompetensi yang digunakan adalah terpadu, yaitu kegiatan pembelajaran menggunakan beberapa kompetensi dari beberapa muatan pembelajaran yang dipadukan. Pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan saintifik atau metode ilmiah, pendekatan tematik integrative atau berbasis tema, sedangkan penialaian yang digunakan adalah penilaian auntentik atau penilaian aspek yang dikembangkan. Kesepuluh, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2006 adalah penyempurnaan dari KBK yang telah diuji coba kelayakannya secara publik, melalui beberapa sekolah yang menjadi sasaran proyek.. Kurikulum ini biasa dikenal dengan nama Kurikulum KTSP, yang mana tujuan pada pendidikan dasar meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut (Trianto,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2009). Standar kompetensi dan kompetensi dasar
25
digunakan sebagai acuan
dalam penyusunan kurikulum ini yang dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) (Sanjaya, 2010). Komponen produk yang peneliti kembangkan hampir sama dengan kurikulum ini hanya saja ada sedikit perubahan, yaitu produk
menggunakan pembelajaran terpadu untuk semua mata
pelajarannya. Paparan diatas menunjukkan bahwa perubahan kurikulum dari tahun ke tahun dapat menjadi tolak ukur kekurangan dari kurikulum sebelumnya. Perkembangan kurikulum diperlukan untuk menjawab tantangan masa depan yang dihadapi bangsa yaitu terkait arus globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan budaya, dan perkembagan pendidikan di tingkat internasional. Adanya penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dimaksudkan agar terwujudnya tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. 6.
Kurikulum 2013 Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun
2013 mengimplementasikan kurikulum baru sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya (KTSP) yang diberi nama Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 termasuk kurikulum terbaru yang mana masih menjadi perhatian para guru untuk mendidik siswa. Peran guru sangat penting terkait pengajaran menggunakan kurikulum 2013 ini. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memahami kurikulum 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a.
26
Pengertian kurikulum 2013 Kurikulum yang berlaku di dunia pendidikan saat ini adalah kurikulum
2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan pada kemampuan sikap dan pengetahuan (soft skill), serta keterampilan (hard skill) (Fadlilah, 2014). Kompetensi yang dikembangkan dari kurikulum 2013 ini mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketemapilan yang diaplikasikan secara terpadu (Kemdikbud, 2014). Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari KTSP dan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan di tahun 2004, sehingga kurikulum 2013 tetap berbasis pada kompetensi (Mulyasa, 2013). Kurikulum berbasis kompetensi diperlukan sebagai arahan siswa untuk menjadi (1) manusia berkualitas yang mampu menjawab tantangan zaman yang berubah; (2) manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandir; (3) menjadi warga negara yang bertanggung jawab (Kemendikbud (2014:2). Ketiga hal tersebut merupakan poin penting yang mendukung dalam tercapainya tujuan pendidikan nasional. Pengembangan kurikulum yang berdasarkan potensi dari siswa sehingga dapat menghasilkan manusia yang berkualitas akan mendukung terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 2013 menganut pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan di masyarakat. Tak hanya itu kurikulum 2013 juga menganut pengalaman belajar langsung oleh siswa sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan siswa (Kunandar, 2013). Kedua hal tersebut erat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
kaitannya pada pola pikir yang dikembangkan dari Kurikulum 2013 yaitu: (1) pembelajaran berpusat pada siswa; (2) pembelajaran interaktif dari guru-siswasumber belajar; (3) pembelajaran secara jejaring; (4) pembelajaran aktif; (5) pola belajar berbasis kelompok (tim); (6) pembelajaran berbasis multimedia; (7) pola pembelajaran berbasis pengembang potensi khusus yang dimiliki siswa; (8) pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan (9) pembelajaran kritis (Kunandar, 2014). Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang pada tahun 2014 baru diterapkan
secara
serempak
di
Indonesia.
Kurikulum
2013
sebagai
penyempurnaan dari KTSP dan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan di tahun 2004. Mengacu pada penjelasan diatas produk yang peneliti kembangkan menggunakan pedoman pada kurikulum ini, dikarenakan kurikulum yang digunakann saat ini adalah kurikulum 2013, dan para guru juga perlu mempelajari serta memahami lebih dalam mengenai kurikulum 2013 ini. b.
Karakteristik Kurikulum 2013 Perkembangan kurikulum di Indonesia bukan tanpa dasar tertentu,
kurikulum yang dikembangkan tersebut mempunyai karakteristik-karakteristik tersendiri yang berbeda-beda tak terkecuali pada kurikulum 2013. Kemendikbud (2014:4) berpendapat karakteristik dalam kurikulum 2013 dapat dilihat pada kompetensinya yaitu: (1) Isi atau konten kurikulum yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) dan dirinci pada Kompetensi Dasar (KD). KI merupakan kompetensi dalam setiap aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
kualitas yang harus dimiliki oleh siswa. KD merupakan kompetensi yang harus dipelajari untuk satu tema. (2) KI dan KD pada pendidikan jenjang menengah diutamakan pada aspek sikap; (3) KI sebagai organisasi untama untuk kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan dalam kompetensi pada kompetensi inti; (4) KD dikembangkan untuk saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran; (5) silabus dikembangkan untuk satu tema dan RPP dikembangkan untuk setiap KD. Selain kelima karakteristik tersebut, terdapat pula dua aspek pada kurikulum 2013 sebagai penyempurna yaitu pendekatan dan penilaian. c.
Pendekatan Saintifik Pendekatan
saintifik
menerapkan
kegiatan
pembelajaran
melalui
pemahaman kepada siswa untuk mengenal, dan memahami materi melalui pendekatan ilmiah (Nirgiyantoro, 2011). Pendekatan saintifik merupakan sebuah proses pembelajaran yang didalamnya memenuhi metode ilmiah Kemendikbud (2014).
Metode ilmiah adalah metode yang menggunakan teknik-teknik
investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik (Kemendikbud, 2014). Pendekatan saintifik bertujuan untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2014 lampiran IV menyatakan bahwa pendekatan saintifik memiliki langkah-langkah pembelajaran yang memuat lima pengalaman belajar pokok,yaitu: (1) mengamati, yaitu proses kegiatan belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
yang memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan atau observasi melalui kegiatan membaca, mendengar, menyimak, atau melihat; (2) Menanya, yaitu proses kegiatan belajar yang memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai apa yang mereka tidak atau belum diketahui; (3) Mengumpulkan informasi, yaitu proses kegiatan siswa dalam mencari dan mengumpulkan sumber informai untuk mendukung jawaban dari pertanyaan yang diajukan; (4) Mengasosiasi, yaitu proses kegiatan menarik kesimpulan dari sumber-sumber yang sudah ditemukan; (5) Mengkomunikasikan, yaitu proses menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan ketika mencari sumbersumber, mengolah informasi yang didapat, hingga menemukan kesimpulan. Pengalaman belajar yang telah disebutkan tersebut dapat membantu siswa dalam megembangkan kemampuannya dalam hal untuk mencari tahu, berani, jujur, bekerjasama, aktif, dan lain- lain. Keterangan diatas menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik membantu siswa belajar secara aktif dan mengembangkan kemampuan siswa untuk melatih bertanya, jujur, disiplin, danlain-lain. Siswa dituntut untuk mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi kemudian mengkomunikasikan apa yang sudah dipelajari. Siswa dapat menemukan suatu pengetahuan dari dirinya sendiri dan guru hanya sebagai fasilitator. Pernyataan tersebut berarti menunjukkan bahwa pendekatan saintifik sangat membantu dalam proses pembelajaran terutama agar siswa terlibat aktif dalam mengkontruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri. Proses pembelajaran yang terdapat dalam pendekatan saintifik memuat materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan melalui logika atau penalaran (Hosnan, 2014). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa materi yang diterapkan pada pendekatan saintifik memiliki kesamaan dengan materi yang termuat dalam pembelajaran kontekstual yaitu berbasis pada fakta atau nyata. Nurhadi (2003) mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata serta mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka. Pengetahuan baru dibangun sendiri oleh siswa sendiri ketika ia belajar. Menurut Johnson (2002), CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh komponen berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, berpikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik. Berdasarkan definisi-definisi dari kedua ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran CTL adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan isi atau materi pelajaran dengan keadaan dunia nyata siswa. Pembelajaran kontekstual (CTL)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
memiliki beberapa karakteristik. Komalasari (2008) mengatakan bahwa karakteristik pembelajaran kontekstual meliputi pembelajaran yang menerapkan: 1) Keterkaitan (relating) Pembelajaran yang menerapkan keterkaitan (relating) adalah proses pembelajaran
yang
memiliki
keterkaitan
(relevansi)
dengan
bekal
pengetahuan (prerequisite knowledge) yang telah ada pada diri siswa dan dengan konteks pengalaman dalam kehidupan dunia nyata siswa. 2) Pengalaman langsung (experiencing) Pembalajaran yang menerapkan konsep pengalaman langsung (experiencing) adalah proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontruksi pengetahuan dengan cara menemukan dan mengalami sendiri secara langsung. 3) Aplikasi (applying) Proses pembalajaran yang menerapkan konsep aplikasi (applying) adalah proses pembelajaran yang menekankan pada penerapan fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang dipelajari dalam situasi dan konteks lain yang berbeda sehingga bermanfaat bagi kehidupan siswa. 4) Kerja sama (cooperating) Pembalajaran yang menerapkan konsep kerja sama (cooperating) adalah pembelajaran yang mendorong kerjasama diantara siswa, antara siswa dengan guru dan sumber belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
5) Pengaturan diri (self-regulating) Pembalajaran yang menerapkan konsep pengaturn diri (self-regulating) adalah pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengatur diri dan pembelajarnnya secara mandiri. 6) Asesmen autentik (authentic assessment) Pembelajaran yang menerapkan konsep asesmen autentik adalah pembelajaran yang mengukur, memonitor dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran di dalam kelas ataupun diluar kelas. Denan demikian penilaian pembelajaran utuh menyeluruh dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, serta dalam keseluruhan tahapan proses pembelajaran (di awal, tengah dan akhir). Disamping itu, penilaian tidak hanya diserahkan pada guru, tetapi siswa pun menilai siswa lain dan dirinya sendiri (self-evaluation) dalam aktivitas pembelajaran dan pemahaman materi. Penilaian guru dilakukan dalam bentuk penilaian tertulis (pencil and paper test) dan penilaian berdasarkan perbuatan (performance based assessment), penugasan (project), produk (product), atau portofolio. d.
Pendekatan Tematik Pendekatan tematik integratif di dalam kurikulum 2013 juga disebut
pendekatan tematik terpadu. Dikatakan terpadu karena didalam satu pembelajaran berisi beberapa muatan pembelajaran yang digabungkan. Tematik terpadu adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
menyatukan wujud menjadi suatu tema tertentu (Prastowo, 2014). Trianto menyatakan bahwa pendekatan tematik merupakan model pembelajaran yang memungkinkan siswa baik sendiri atau berkelompok untuk belajar aktif dalam mencari, menggali, dan menemukan konsep dari proses pembelajaran (Trianto, 2011). Pendekatan ini sangat efektif untuk dijadikan model pembelajaran siswa karena mampu menyatukan emosi, fisik, dan akademik siswa di dalam kelas atau lingkungan sekolah menjadi lebih baik (Kemendikbud, 2014). Adapun ciri- ciri dalam pendekatan tematik terpadu yaitu (1) berpusat pada siswa; (2) memberikan pengalaman langsung pada siswa; (3) pemisahan antar muatan pelajaran tidak begitu jelas; (4) antar muatan pelajaran saling terkait; (5) bersifat luwes (fleksibel); (6) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak (penilaian proses dan hasil belajar) (Kemendikbud, 2014:16). Paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik terpadu merupakan suatu kegiatan pembelajaran
dalam
menggabungkan
bentuk
beberapa
tema,
muatan
artinya pelajaran
pembelajaran di
dalam
dengan satu
cara
kegiatana
pembelajaran. Pendekatan tematik juga mampu membuat guru lebih aktif dan kreatif dalam menyajikan setiap pembelajarannya. Berdasarkan deskripsi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan tematik terpadu merupakan pendekatan yang menyajikan didalam satu pembelajaran
berisi
beberapa
muatan
pembelajaran
yang
digabungkan.
Pendekatan ini mampu membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran karena mampu menyatukan emosi, fisik, dan akademik siswa di dalam kelas atau lingkungan sekolah menjadi lebih baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e.
34
Penilaian Otentik Penilaian dalam kurikulum 2013 yaitu penilaian hasil dan proses yang biasa
disebut dengan penilaian autentik. Artinya, penilaian autentik tidak hanya menilai hasil yang ingin dicapai siswa, melainkan juga proses ketika mengikuti pembelajaran. Penilaian autentik merupakan kegiatan penilaian terhadap siswa yang berfokus pada nilai hasil dan nilai proses dengan menggunakan instrumen penilaian sesuai kompetensi yang akan dicapai (Kunandar, 2014). Kemendikbud (2014) juga menyatakan bahwa penilaian autentik bertujuan untuk memberikan prestasi terhadap siswa tidak hanya dari hasil saja, melainkan juga proses yang dijalani. Penilaian autentik meliputi tiga jenis, yaitu: (1) penilaian sikap berupa observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal catatan guru; (2) penilaian pengetahuan berupa tes tertulis, tes lisan, dan penugasan; (3) Penilaian keterampilan berupa penilaian kinerja, proyek, dan portofolio (Kemendikbud, 2014:36). Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang tidak hanya menilai dari haasil saja namun juga melihat pada setiap prosesnya. Penilaian ini betujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dari proses dan hasil. f. Model Discovery Learning Model pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013 salah satunya adalah discovery learning. Mulyasa (2007) menjelaskan model discovery learning atau penemuan merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung. Model pembelajaran ini lebih mengutamakn proses dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
pada hasil belajar. Discovery learning adalah proses pembelajaran yang tidak menyajikan bahan ajar dalam bentuk akhir, namun siswa dapat mengorganisasi sendiri pembelajaran tersebut dengan melakukan berbagai kegiatan meliputi mengkategorikan, menganalisis serta membuat kesimpulan (Kemedikbud, 2014). Model discovery learning menuntut siswa untuk melakukan berbagai kegiatan yaitu menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mengorganisasikan dan menyimpulkan. Model discovery learning dapat disimpulkan bahwa model ini merupakan pembelajaran yang lebih menekankan pada proses belajar. g.
Pendidikan Karakter Pendidikan
karakter
merupakan
pendidikan
yang
bertujuan
untuk
menanamkan sikap atau perilaku baik antara sesama dan Tuhan. Perilaku yang baik tersebut diperkuat oleh Retno (2012) bahwa pendidikan karakter bukan hanya sekedar mendidik benar dan salah, namun juga proses pembiasaan perilaku yang baik sehingga siswa dapat memahami, merasakan dan mau berperilaku baik agar terbentuk tabiat yang baik. Pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan kecerdasan berpikir bagi siswa. Pendidikan karakter merupakan upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dengan perilaku yang sesuai nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya menurut Zubaedi (2012). Pendapat para ahli tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa pendidikan karakter bukan hanya membahas mengenai perilaku yang benar dan salah, melainkan tentang pembiasaan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
kebaikan. Pendidikan karakter bertujuan agar siswa mampu berfikir dengan cerdas dengan memiliki perilaku yang baik. 7. Perangkat Pembelajaran Semakin berkembangnya kemajuan pendidikan saat ini, tak lepas dari sauatu perangkat pembelajaran yang digunakan pula untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Hal tersebut diungkapkan oleh Akbar (2013) bahwa terlaksananya kurikulum bergantung pada pengembangan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan salah satu hal yang wajib diketahi oleh guru di dalam pelaksanaan implementasi kurikulum 2013. Trianto (2010) mengungkapkan bahwa perangkat pembelajaran merupakan perangkat yang digunakan dalam pengelolaan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang disusun oleh guru dapat dijadikan acuan untuk melihat keberhasilan guru dalam mengajar di kelas. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, buku ajar, sumber, dan media pembelajaran, instrumen asesmen, dan RPP menurut Akbar (2013). Pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan peneliti bahwa perangkat pembelajaran merupakan pendukung keberhasilan suatu kurikulum.
Perangkat
pembelajaran
juga
digunakan
dalam
mengelola
pembelajaran di kelas. a.
Silabus Komponen
penunjang
terbentuknya
suatu
rencana
pelaksanaan
pembelajaran adalah silabus. Silabus merupakan sebuah rencana pembelajaran pada satu tema tertentu yang di dalamnya mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
alokasi waktu dan juga sumber belajar Departemen Pendidikan Nasional,2008 dalam (Akbar, 2013). Komponen tersebut lebih rinci akan dijelaskan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Saat ini silabus kurikulum 2013 telah dibuat oleh pemerintah pusat (Akbar, 2013), namun dapat dilakukan pengembangan dengan memperhatikan unsur-unsur dari silabus itu sendiri. Unsur-unsur tersebut kurang lebih mencakup tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan, sasaran mata pelajaran, keterampilan yang diperlukan, urutan topiktopik yang diajarkan, aktivitas dan sumber-sumber belajar, serta teknik evaluasi yang digunakan (Majid, 2009). Disimpulkan bahwa silabus merupakan rencana pembelajaran yang mencakup satu tema dan didalamnya berisi komponen berupa standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan juga sumber belajar yang berguna dalam menyususn perangkat pelaksanaan pembelajaran. Silabus yang baik akan memberi kemudahan
kemudahan
bagi
guru
dalam
menyusun
RPP
dan
dalam
pelaksanaannya di lapangan. b.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Pedoman yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran
adalah
berupa
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) merupakan pengembangan dari silabus. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 menyatakan bahwa RPP adalah rencana pembelajaran dari suatu materi atau tema tertentu yang dikembangkan lebih rinci dari silabus (Kemendikbud, 214). Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mengacu pada silabus dan meliputi beberapa komponen yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
(1) identitas sekolah atau nama satuan pendidikan; (2) identitas tema/ subtema; (3) kelas/ semester; (4) materi pokok; (5) Alokasi waktu (melihat pertimbangan beban belajar yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai. (6) Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari oleh sekolah atau kelas; (7) Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator. Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang lebih spesifik dari KI mengenai aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator merupakan pengembangan dari KD untuk mengukur pencapaian siswa dari kompetensi dasar yang meliputi pula aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (8) Tujuan pembelajaran yaitu dirumuskan dari KD dengan melihat kata kerja operasional dan harus ada unsure Audience (siswa atau kepada siapa tujuan dimaksudkan), Behavior (kemampuan yang harus dilakukan), Condition (perilaku yang akan diamati), Degree (standar penilaian untuk kemampuan). (9) Materi pembelajaran yaitu materi pokok yang memuat konsep, prinsip, maupun prosedur yang ditulis sesuai indikator yang telah ditulis; (10) Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mencapai kompetensi dasar sesuai karakteristik siswa. (11) Media, alat, dan sumber pembelajaran Kemendikbud (2014:108). Guru diwajibkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelas dimana ia mengajar, karena pengembangan RPP merupakan hal penting untuk meningkatkan kompetensi dari siswa (Mulyasa, 2007).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran sehingga mempermudah guru ketika mengejar di lapangan. Disimpulkan dari pendapat tersebut bahwa RPP adalah pengembangan rencana pembelajaran yang dilakukan oleh guru dari suatu tema atau subtema dalam silabus, yang dikembangkan lebih rinci dan sistematis dengan melihat komponen-komponen yang berlaku dalam penyusunannya. Penyusunan RPP dilakukan untuk mempermudah guru ketika mengajar sekaligus untuk melihat keberhasilan guru mengajar di lapangan. c.
Prinsip Pengembangan RPPH RPPH menjadi suatu acuan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan dapat dikembangkan dengan memperhatikan minat serta perhatian siswa terhadap materi pembelajaran (Mulyasa, 2008).
RPPH dapat
dikembangkan guru dengan memperhatikan silabus dan menyesuaikan kondisi pendidikan, meliputi kemampuan awal siswa, minat, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai dan/ atau lingkungan siswa yang mampu mendorong partisipasi aktif sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 81A (2013) . Langkah -langkah pengembangan RPPH menurut Akbar (2013) adalah, (1) identifikasi masalah pembelajaran di kelas melalui review literature,observasi kelas, dan telaah dokumen terkait dengan RPPH yang digunakan guru di lapangan; (2) analisi kurikulum dengan melakukan analisis standar isi meliputi kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran; (3)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
menyusun draft RPPH berdasarkan landasan teoritik dan standar proses; (4) validasiahli untuk mengetahui kesesuaian draft RPPH dengan landasan teoritik penyusunan RPPH menggunakan instrument validasi; (5) merevisi draft RPPH berdasarkan
validasi
ahli;
(6)
melakukan
ujicoba
RPPH
dalampraktik
pembelajaran di kelas. Kemudian guru melakuakn validasi untukmengetahiu keterterapan RPPH. Bersamaan dengan hal tersebut, dilakukan validasi audience oleh siswa untuk mengetahui keefektifan RPPH dalam mencapai target pembelajaran; (7) melakukan revisi berdasarkan uji coba terbatas. analisis efek pembelajaran dan keterbatasan RPPH, melakukan revisi berdasarkan uji coba terbatas untuk menghasilkan RPPH yang lebih baik dan efektif. Paparan di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan kondisi pendidikan, meliputi kemampuan awal siswa, minat, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai dan/ atau lingkungan siswa. Langkahlangkah pengembangan RPPH secara garis besar dibagi menjadi 4, yaitu analisis kebutuhan, penyusunan produk termasuk didalamnya melakukan analisis KI, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran,
melakukan validasi ahli, dan uji coba
terbatas. d.
Bahan Ajar Pelaksanaan pembelajaran akan berlangsung dengan baik dengan bantuan
suatu bahan ajar. Bahan ajar adalah materi yang disusun secara lebih terperinci terstruktur dalam kegiatan belajar-mengajar guna membantu guru dalam memberikan pembelajaran. Bahan ajar dapat dijadikan sebagai informasi, alat dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
teks yang dibutuhkan guru untuk merencanakan pembelajaran (Majid, 2009). Bahan ajar tersebut dapat berupa tertulis (koran, majalah, brosur, dan lain-lain) tidak tertulis (internet). Bahan ajar yang digunakan dalam kurikulum 2013 disebut juga dengan bahan ajar tematik, yaitu semua muatan pembelajaran yang saling berkaitan dijadikan kedalam satu tema. Prastowo (2014) berpendapat bahwa bahan ajar tematik adalah bahan ajar dari gabungan beberapa muatan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk membantu guru pada jalannya pembelajaran. Tujuannya adalah selain untuk mempermudah guru dan siswa dalam mengikuti prosses belajar, juga untuk menyediakan bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa. Tujuan tersebut bisa dijadikan bahan untuk mengembangkan bahan ajar. Adapun pengembangan bahan ajar tematik dapat dilakukan dengan melihat karakteristik dari bahan ajar menurut Prastowo (2014), yaitu (1) Aktif, bahan ajar dibuat harus memuat materi yang dapat mengaktifkan siswa, aktif pada fisik, mental,
intelektual
serta
emosional
dengan
mempertimbangkan
minat,
kemampuan dan motivasi belajar; (2) Menarik dan menyenangkan. Bahan ajar yang dibuat harus menarik minat siswa dan tidak membosankan; (3) Holistik. Bahan ajar sebisa mungkin dibuat untuk membantu siswa memahami suatu fenomena di lingkungan yang dialami; dan (4) Autentik. Bahan ajar yang dibuat harus memuat pengetahuan yang mengacu pada pengalaman langsung yang sesuai dengan kenyataan. Karakteristik tersebut digunakan sebagai dasar membuat bahan ajar yang tidak pasif. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan suatu alat berisi materi yang disusun secara terstruktur guna
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
membantu guru dalam memberikan pembelajaran di kelas. Bahan ajar berfungsi untuk membantu siswa dalam pemahaman materi sekaligus membantu guru dalam menyampaikan materi pada pelaksanakan proses belajar. e.
Lembar Kerja Siswa Perkembangan pemahaman siswa dapat dilihat dengan menggunakan
lembar kerja siswa. Guru diwajibkan untuk membuat lembar kerja siswa di tiap pertemuan. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu materi ajar cetak berupa lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. LKS bersifat teoritis dan praktis yang mengacu pada pencapaian kompetensi serta penggunaannya tergantung pada bahan ajar lain yang digunakan (Prastowo, 2014). Guru harus berhati-hati dalam membuat lembar kerja siswa karena lembar kerja siswa menjadi salah satu kriteria untuk menilai tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi. Lembar kerja siswa mempunyai fungsi yang sangat penting bagi berjalannya pembelajaran dan perkembangan siswa. Fungsi dari lembar kerja siswa juga diungkapkan menurut Prastowo (2014) meliputi: (1)LKS berfungsi untuk mengaktifkan siswa; (2) LKS membantu memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan; (3) LKS berfungsi untuk melatih kemampuan siswa; serta (4) LKS dapat mempermudah penyampaian materi kepada siswa. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa lembar kerja siswa merupakan suatu materi ajar cetak yang berisi petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Lembar kerja siswa selain berfungsi sebagai alat untuk membantu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
jalannya
proses
belajar juga sebagai
alat
untuk
mengaktifkan
43
siswa,
mempermudah penyampaian materi dan untuk mengetahui tingkat perkembangan siswa. 8.
Pembagian Materi Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang terdiri dari 15 peneliti.
Penelitian ini memilih siswa kelas satu sekolah dasar sebagai subyek penelitian. Pemilihan ini didasarkan pada beberapa asumsi yaitu (1) ujicoba kurikulum 2013 dilakukan di kelas 1 dan 4; (2) bahan ajar yang pertama dibuat oleh pemerintah yaitu kelas 1 dan 4; (3) bahan ajar sudah dilakukan revisi berdasarkan ujicoba; dan (4) siswa kelas 1 merupakan masa awal belajar di sekolah dasar. Asumsi tersebut yang dijadikan peneliti untuk memilih kelas satu dan berdasarkan asumsi nomor empat dijadikan salah satu faktor peneliti untuk mengembangkan produk dengan memasukkan unsur permainan anak didalamnya. Peneliti melakukan pembagian materi secara diundi. Pembagian dimulai dengan menentukan tema dari seluruh tema yang ada pada tema satu. Tema yang telah ditentukan yaitu tema satu (diriku), dua (kegemaranku), tiga (kegiatanku), dan empat (keluargaku). Empat tema
dipilih karena penelitian akan dilaksanakan saat Program
Pengalaman Lingkungan (PPL) yang dilakukan pada semester ganjil dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah. Hasil pengundian tema, peneliti mendapatkan tema ke tiga yaitu “Kegiatanku”. Tema Kegiatanku merupakan tema ketiga dari 8 tema yang diaplikasikan pada kelas satu. Tema ini terdiri dari empat subtema yaitu (1) Kegiatan pagi hari, (2) Kegiatan siang hari, (3) Kegiatan sore hari, dan (4)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
“kegiatan malam hari”. Tema ini menekankan materi yang berisi tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukan. Keempat subtema tersebut selanjutnya dibagi untuk empat peneliti, sehingga satu peneliti mendapatkan satu sub tema untuk diolah. Peneliti mendapatkan subtema ke empat yaitu “kegiatan malam hari”. Subtema ini mencakup 5 muatan pembelajaran yaitu Bahasa Indonesia, PPKn, PJOK, SBDP, dan Matematika. Garis besar materi pada subtema ini mengenai kegiatan yang biasa dilakukan di malam hari. Satu sub tema terdiri dari enam pembelajaran, sehingga peneliti akan membuat produk berupa RPPH sebanyak enam pembelajaran yang diakomodasikan dengan unsur permainan anak. 9.
Permainan Kegiatan yang akrab dengan kehidupan manusia terutama anak usia sekolah
dasar adalah bermain. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Muchlisin, 2009). Bermain adalah dunianya anak karena melalui bermain anak dapat meningkatkan perkembangan fisik, kecerdasan, emosi, dan sosial (Prasetyo, 2008). Kegiatan bermain merupakan kegiatan yang bersifat fungsional untuk proses kulturasi dan sosialisasi, maksudnya ekulturasi sebagai proses penanaman nilai untuk berprilaku sedangkan sosialisasi proses memperkenalkan diri dengan berbagai kedudukan sosial, peran, dan norma yang berlaku dalam berintetaksi. Oleh karenanya kegiatan bermain dapat membangun karakter anak untuk belajar membayangkan peran dan kedudukannya (Dharmamulya, 2005).
Kegiatan
bermain akan terasa menyenangkan jika dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan permainan itu sendiri. Permainan merupakan suatu alat bagi anak yang dijadikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
cara untuk menjelajahi dunianya, dari hal yang tidak diketahui sampai yang diketahui dan dari yang tidak bisa apa-apa menjadi mampu melakukan (Semiawan, 2002). Permainan sangat penting karena permainan memiliki makna dari nilai kebudayaan, maksudnya permainan ini mengandung nilai-nilai kebudayaan
yang
turun-temurun
dari
nenek
monyang
jaman
dahulu
(Dharmamulya, 2005). Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan kegiatan dari suatu permainan yang mampu meningkatkan perkembangan karakter individu dan peran dalam kedudukannya di masyarakat. Erat kaitannya dengan produk yang peneliti kembangkan, didalamnya mengandung unsur permainan dengan harapan untuk membantu guru dalam membangun proses belajar mengajar yang menyenangkan dan sesuai dengan karakter perkembangan siswa serta memudahkan siswa dalam pemahaman materi dan pembentukan karakternya. Peneliti akan mengembangkan produk dengan metode permainan berupa, “dhakon”, “kucing-kucingan”, serta “puzzle”. a.
Permainan “dhakon” Permainan pertama yang digunakan oleh peneliti adalah “dhakon” yaitu
terletak pada pembelajaran kedua. “dhakon” berasal dari kata Dhaku dan mendapatkan akhiran –an. Dhaku artinya milikku, artinya permainan ini berusaha mengaku bahwa sesuatu itu miliknya, Dharmamulya (2005). Pemain “dhakon” berjumlah dua orang. Permainan ini melatih anak untuk belajar ulet, hemat dan teliti. Alat dalam permainan ini dinamakan “dhakon”. “Dhakon” terbuat dari papan yang didalamnya terdapat beberapa lubang. Lubang tersebut dinamakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
sawah dan lumbung. Lubang untuk lumbung terletak diujung kanan dan kiri, sedangkan lubang untuk sawah terdiri dari dua baris dengan lubang yang lebih kecil dan jumlah masing-masing baris berisi tujuh lubang. Untuk mengisi lubang tersebut dapat menggunakan kancing baju, kerikil, atau kecik (biji sawo). Langkah-langkah permainan “dhakon”, pertama pemain mengisi lubang sawah dengan masing-masing lubang berjumlah tujuh biji, kemudian pemain menentukan siapa yang akan jalan dahulu dengan cara suit. Kedua, pemain yang menang akan maju dahulu dengan mengambil biji miliknya (lubang sawah miliknya) dan mengisikannya ke lubang-lubang sawah seterusnya. Begitu seterusnya hingga biji yang digunakan habis. Jika biji terakhir masuk kedalam lubang lumbung musuh, maka seluruh biji tersebut akan menjadi milik si pemain, begitu seterusnya. Ketiga, jika biji berhenti pada lubang sawah yang kosong, maka pemain tidak akan mendapatkan biji. Akan tetapi jika biji tersebut berhenti di sawah lawan yang kosong namun lubang kanan dan kiri berisi biji, maka pemain berhak mengambil biji yang berada di kanan kiri tersebut, begitu sebaliknya. Permainan ini dipilih karena sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai pada pembelajaran kedua tersebut yaitu untuk membantu siswa berhitung secara konkret. Peneliti
melakukan modifikasi pada permainan “dhakon” ini yaitu
pertama, ketika anak berhenti pada lumbung lawan maka anak diminta menghitung lumbung tersebut, begitu seterusnya hingga siswa paham. Setelah siswa paham, dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu satu tingkat lebih sulit. Ketika siswa berhenti pada lumbung lawan, siswa diminta menghitung dan diminta untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
menambahkan hasilnya dengan lumbung miliknya sendiri, begitu juga dengan pengurangannya. Ketiga, jika biji yang dimainkan berhenti di sawah lawan dan dikiri serta kanan terdapat biji, maka siswa diminta untuk menghitung jumlah biji yang berada dikir dan kanan tersebut. Begitu seterusnya. Dan diakhir permainan, siswa diminta untuk mengerjakan tugas kelompok, yaitu berhitung dengan menggunakan “dhakon” tersebut. Muatan pembelajaran yang ada pada permainan “dhakon” adalah Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika. Dengan cakupan secara garis besar adalah belajar bersikap jujur ketika bermain, bersikap percaya diri, dan belajar berhitung secara konkret. b.
Permainan Kucing – kucingan. Permainan kedua yang dipakai oleh peneliti adalah permainan “kucing-
kucingan”. Dahrmamulya (2005) permainan “kucing-kucingan” ini menirukan gerakan kucing ketika sedang berebutn suatu benda, dan diakhiri dengan menyanyikan “Dha guwang kucing gering”. Permainan ini dapat melatih ketangkasan dan kecekatan anak dalam olah fisik. Permainan ini membutuhkan lima orang pemain. Langkah-langkah permainan kucing – kucingan adalah pertama, lima anak berkumpul dan mengundi siapa yang akan menjadi dadi bisa dilakukan dengan hompimpah dan sisanya menjadi mentas. Kedua, sebelum permainan dimulai dibicarakan dahulu aturan mainnya, yaitu (1) apaabila pemain mentas meninggalkan tempat, dan berhasil ditempati oleh pemain dadi maka matilah pemain mentas tadi, (2) apabila pemain dadi lebih cepat menempati tempat yang kosong, maka matilah pemain mentas, dan (3) apabila pemain mentas telah lima
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
kali berpindah, dan pemain dadi gagal menempati tempat, maka pemain dadi dibuang dengan cara diseret keluar tempat bermain sambil bernyanyi “dha guwang kucing gering”. Langkah ketiga, setelah pemain ditentukan maka pemain mentas membuat garis sepanjang 2,5 meter saling bersilang tegak lurus. Kelima, setelah gambar dibuat pemain mentas tadi menempati ujung garis yang telah dibuat, kemudian pemain dadi berada ditengah-tengah dan bertugas untuk menempati ruangan seperti pada peraturan diatas. Peneliti menggunakan permainan ini pada pembelajarn ke empat. Alasan peneliti menggunakan permainan ini yaitu karena permainan ini sesuai dengan kompetensi yang diharapkan pada pembelajaran keempat. Peneliti melakukan modifikasi pada permaian ini yaitu: (1) setelah ditentukan pemain dadi, guru memberikan pertanyaan kepada pemain dadi, dan tugas pemain dadi adalah mencari jawabannya yang telah dibawa pemain mentas (jawaban ditempel pada dada; (2) tugas pemain dadi adalah mencari jawaban dengan cara mengincar ruangan yang ditempati oleh pemain mentas;(3) jika pemain dadi berhasil menempati ruangan pemain mentas, maka matilah pemain mentas dan dia menjadi pemain dadi, begitu seterusnya. Permainan ini akan melatih keaktifan siswa karena didalam permainan ini dibutuhkan kerjasama, selain itu siswa juga akan belajar berhitung melalui permainan ini. Materi yang peneliti masukan pada permainan ini yaitu Matematika, PJOK, PKn, dan Bahasa Indonesia. c.
Permainan “puzzle”. Permainan ketiga yang akan dipakai peneliti yaitu permainan “puzzle”.
Permainan ini mengajak anak untuk menyusun suatu gambar yang isebut dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
“puzzle” (Handoko dan Riyanto, 2012:102). Permainan ini dapat digunakan kapan saja dengan kelompok tak terbatas. Peralatan yang digunakan hanyalah amplop yang berisikan potongan puzle dan papan untuk menata “puzzle” tersebut. Langkah-langkah permainan ini adalah (1) pemain dibagi kedalam beberpa kelompok dengan anggota masing-masing kelompok ± 5 orang; (2) fasilitator meminta salah satu anggota kelompok maju kedepan untuk menerima amplop yang berisikan potongan “puzzle” tersebut; (3) setelah semua mendapatkan potongan “puzzle”, fasilitator memberi aba-aba agar pemain segera bermain “puzzle”, dan (4) kegiatan berlangsung hingga semua kelompok mampu menyusun “puzzle”, dan yang pertama kali selesai dinyatakan sebagai pemenang. Peneliti akan menggunakan permainan “puzzle” pada pembelajaran kelima. Alasan peneliti menggunakan permainan ini yaitu permainan sesuai kompetensi yang diharapkan pada pembelajaran kelima. Peneliti tidak melakukan modifikasi hanya saja gambar yang digunakan untuk “puzzle” merupaka gambar kegiatan yang ada pada pembelajaran kelima. Materi yang dimasukan dalam permaiinan ini adalah PPKn dan Bahasa Indonesia, dengan tujuan agar siswa mampu percaya diri dan bekerja sama ketika bermain, serta mampu menuliskan kegiatan baik dan tidak baik yang dilakukan siswa sebelum tidur. B.
Hasil Penlitian yang Relevan Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Hyungsung Park (2012) dengan
judul “Relationship betweed Motivation and Student Activity on Educational Game”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat aktifitas dari pendidikan berbasis permainan terhadap motivasi belajar dari peserta didik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Penelitian menggunakan prosedur eksperimen, dengan menggunakan empat kelas dari kelas matematika. Dua kelas menggunakan permainan Zoombini dan Mountain Rescue, dua kelas lainnya tidak diterapkan permainan. Hasil dari penelitia ini berupa adanya perbedaan berarti dari motivasi antara siswa yang menggunakan permainan pada tingkat atas dengan siswa pada tingkat bawah dari aktifitas pendidikan berbasis permainan. Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada unsur permainan di dalam pembelajaran. Dengan demikian peneliti mendapatkan gambaran tentang mengakomodasikan unsur permainan didalam produk yang peneliti kembangkan yaitu berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Handayani, dkk (2013) dengan judul “Penerapan permainan tradisional meong-meongan untuk perkembangan sikap sosial anak kelompok B Taman kanak-kanak Sstiti Dharma Penatih Denpasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sikap sosial anak pada kelompok B TK Astiti Dharma Penatih Denpasar Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam penerapan permainan tradisional meongmeongan sebagai metode pembelajaran. Sikap sosial terdiri dari aspek percaya diri, disiplin dan sikap kooperatif anak. Penelitian ini didasarkan pada hasil observasi awal yang menunjukkan bahwa sikap sosial anak masih rendah, dari 20 anak baru 25% anak dengan klasifikasi baik, 35% dengan klasifikasi cukup, dan 40% dengan klasifikasi kurang. Pengolahan data dilakukan dengan teknik deskripsi analitis. Penelitian tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus yang menunjukkan bahwa kualitas sikap sosial anak melalui
penerapan
permainan
tradisional
meong-meongan
mengalami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
peningkatan. Awal penelitian, hasil belajar anak mendapatkan nilai ketuntasan sebesar 48,221 dengan klasifikasi cukup, akhir siklus I sebesar 60,524 dengan klasifikasi baik, dan akhir siklus II sebesar 76,088 dengan klasifikasi sangat baik. Persentasenya dari pra Penelitian Tindakan, hasil belajar anak sebesar 25% dan meningkat di akhir siklus II menjadi 90%. Aspek percaya diri, disiplin dan sikap kooperatif anak secara signifikan mengalami peningkatan. Penerapan permainan tradisional meongmeongan digunakan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang menarik, karena anakanak belajar berinteraksi dengan teman, guru maupun yang lainnya. Kendalanya memerlukan persiapan yang matang dalam menyiapkan lagu dan cara bermain. Relevansi penelitian terebut denga penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada permainan dan pengaruhnya terhadap sikap anak. Penelitian ini memberikan gambaran kepada penulis untuk mengembangkan
produk
dengan
menerapkan
permainan
yang
mampu
mempengaruhi sikap anak. Melihat kurikulum yang dipakai saat ini juga menerapkan penilaian sikap terhadap anak untuk dikembangkan. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Janawati (2013), dkk dengan judul “pengaruh implementasi pembelajaran kartu kata dalam permainan domino terhadap peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi kartu kata dalam permainan domino terhadap peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
eksperimen semu menggunakan the posttest-only control group design (Dantes, 2012). Desain eksperimen semu ini dilakukan mengingat penulis tidak mungkin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
melakukan proses randomisasi baik dalam pemilihan subjek maupun dalam pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penulis memilih subjek dan kelas sesuai dengan kondisi kelas yang sudah ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat perbedaan secara signifikan kemampuan membaca permulaan antara siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kartu kata dalam permainan domino dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional, 2) terdapat perbedaan secara signifikan kemampuan menulis permulaan antara siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kartu kata dalam permainan domino dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional, 3) secara simultan terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan membaca dan menulis permulaan antara siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kartu kata dalam permainan domino dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada permainan anak yang digunakan, yaitu domino serta pengaruhnya terhadap siswa. Hal tersebut memberikan inspirasi kepada peneliti untuk mengimplementasikan pada produk yang dikembangkan. Keempat, penelitian yang ditulis oleh Saptaningrum,dkk (2011) dengan judul “model pembelajaran aktif kreatif efektif menyenangkan melalui pendekatan tematik untuk pembelajaran sains” Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut; 1) pengembangan materi sains SD dengan pendekatan tematik; 2) pengembangan strategi pembelajaran pakem dengan pendekatan tematik sains SD; 3) pengembangan instrumen evaluasi pembelajaran tematik sains SD. Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
ini adalah Research and Development yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran sains SD dengan model PAKEM melalui pendekatan tematik. Subjek penelitian ini adalah siswa sekolah dasar I dan II dari kelompok SD negeri, kelompok SD swasta Favorite dan kelompok SD swasta, dan 2 guru kelas I dan kelas II. Penelitian ini di lakukan di kota Semarang. Berdasarkan kegiatan penelitian tahiun pertama, secara keseluruhan penelitian ini telah terlaksana 70%. Berikutnya yang akan dilaksanakan uji ahli dan revisi sehingga mendapatkan draft materi sains SD, perangkat pembelajaran yang meliputi SKH, SKM, dan RPP, serta alat evaluasi pada pembejaran PAKEM sains SD. Relevansi penelitian tersebut terhadap penelitian yang peneliti lakukan terletak pada model pembelajaran tematik yang digunakan serta pada perangkat pembelajaran yang divalidasi untuk mengetahui uji kelayakan di lapangan. Dengan demikian peneliti mendapatkan inspirasi untuk mengembangkan produk sebaik mungkin agar dapat dipergunakan secara layak di lapangan serta diterapkannya unsur pembelajaran tematik didalam produk yang dikembangkan, berhubung kurikulum yang digunakan saat ini merupakan kurikulum 2013 yang juga menggunakan pembelajaran tematik didalamnya. Kelima, penelitian yang ditulis oleh Muslimin,dkk (2012) dengan judul penelitian “Desain Pembelajaran Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Permainan Tradisional Congklak Berbasis Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pada materi pengurangan bilangan bulat melalui HLT, yang didesain dengan permainan tradisional congklak. Penelitian ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
dilaksanakan di SDIT Al Furqon Palembang yang merupakan salah satu sekolah mitra PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian desain (design research). Penelitian didesain melalui pembelajaran materi pengurangan bilangan bulat menggunakan konteks permainan tradisional congklak. Tahapan penelitian dengan persiapan percobaan (preparing for the experiment), percobaan desain (design experiment), dan analisis retrospektif (retrospective analysis). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman siswa mengenai konsep pengurangan bilangan bulat dapat dipicu dengan menggunakan permainan tradisional congklak sebagai konteks dalam pembelajaran. Lintasan pembelajaran terdiri dari empat aktivitas untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu bermain congklak, bermain kartu congklak, bermain kartu bilangan, dan bermain dadu pengurangan untuk menyelesaikan masalah kontekstual pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan simbol pengurangan secara formal. Relevansi penelitian tersebut terhadap penelitian yang peneliti lakukan terletak pada permainan yang digunakan dan pengaruhnya terhadap pemahaman siswa. Penelitian
tersebut
memberikan
inspirasi
kepada
peneliti
yaitu
untuk
mengembangkan produk dengan memasukkan unsur permainan didalamnya sebagai salah satu ciri khas produk. Paparan kelima penelitian yang relevan mengenai pengembangan perangkat pembelajaran dan penggunaan permainan dalam pembelajaran, peneliti memberikan sumbangan pada penyusunan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPP-H) berbasis permaianan anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
untuk kelas 1 SD. Pemetaan penelitian-penelitian terdahulu ditunjukkan dalam bagan 2.1. Bagan 2.1 Literature Map
Hyungsung Park (2012) Relationship betweed Motivation and Student Activity on Educational Game
Janawati, dkk (2013) Pengaruh implementasi pembelajaran kartu kata dalam permainan domino terhadap peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa
Handayani, dkk (2013) Penerapan permainan tradisional meongmeongan untuk perkembangan sikap sosial anak kelompok B Taman kanak-kanak Sstiti Dharma Penatih Denpasa
Yang perlu diteliti: Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas 1 sd pada subtema “kegiatan malam hari”
Muslimin,dkk (2012) Desain Pembelajaran Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Permainan Tradisional Congklak Berbasis Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar”.
Saptaningrum,dkk (2011) Model pembelajaran aktif kreatif efektif menyenangkan melalui pendekatan tematik untuk pembelajaran sains
Bagan 2.1 menjelaskan bahwa peneliti mengambil lima sumber untuk penelitian yang relevan. Lima sumber tersebut berisi dua tentang desain dan perangkat pembelajaran, dan tiga mengenai permainan anak. Penelitian tersebut nantinya akan dijadikan acuan peneliti dalam pembuatan produk. Kelima peneliti yang relevan akan ditarik relevansinya dengan penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian pertama
ditulis oleh Hyungsung Park (2012) dengan judul
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
“Relationship betweed Motivation and Student Activity on Educational Game”. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh tingkat aktifitas dari pendidikan berbasis permainan terhadap motivasi belajar dari peserta didik. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Handayani, dkk (2013) dengan judul “Penerapan permainan tradisional meong-meongan untuk perkembangan sikap sosial anak kelompok B Taman kanak-kanak Sstiti Dharma Penatih Denpasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sikap sosial anak pada kelompok B TK Astiti Dharma melaui permainan tradisional meongmeongan sebagai metode pembelajaran. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Janawati (2013), dkk dengan judul “pengaruh implementasi pembelajaran kartu kata dalam permainan domino terhadap peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi kartu kata dalam permainan domino terhadap peningkatan kemampuan membaca dan menulis
permulaan
siswa.
Keempat,
penelitian
yang
ditulis
oleh
Saptaningrum,dkk (2011) dengan judul “model pembelajaran aktif kreatif efektif menyenangkan melalui pendekatan tematik untuk pembelajaran sains” Tujuannya untuk mengembangkan materi, strategi, dan instrumen evaluasi pembelajaran sains SD dengan pendekatan tematik. Kelima, penelitian yang ditulis oleh Muslimin,dkk (2012) dengan judul penelitian “Desain Pembelajaran Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Permainan Tradisional Congklak Berbasis Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pada materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
pengurangan bilangan bulat melalui HLT, yang didesain dengan permainan tradisional congklak. C.
Kerangka Berfikir Desain pembelajaran merupakan suatu tata cara yang dipergunakan guru
ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran. Desain pembelajaran, guru dapat melakukan
proses pemecahan masalah di kelas. Desain pembelajaran ini
bertujuan untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran dan guru akan berupaya untuk membantu memenuhi kebutuhan tersebut. Terdapat beberapa aspek didalam Desain pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) termasuk didalamnya. Rencana pelaksanaan pembelajaran harian adalah rencana pembelajaran yang menggambaran prosedur dan pengorganisasian kegiatan pembelajaran agar mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPPH memuat indikator,tujuan, metode, model, kegiatan, hingga penilaian kegiatan pembelajaran. Guru diharuskan untuk menyusun RPPH pada tiap pembelajaran agar setiap pembelajaran dapat
terorganisir dengan baik.
Dengan penyusunan RPPH ini guru akan lebig mudah dalam melaksanakan setiap kegiatan pembelajaran. Guru dituntut membuat kegiatan pembelajran yang mengaktifkan siswa, sehingga guru hanya sebatas fasilitator saja. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang diterapkan saat ini yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diimplementasikan pada tahun 2014. Terdapat perbedaan antara kurikulum sebelumnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan kurikulum 2013 ini, salah satunya adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
dalam penyusunan RPPH. Jika pada KTSP, RPPH dibuat pada setiap satuan pembelajaran, sedangkan pada kurikulum 2013 RPP dibuat secara terpadu. Artinya didalam satu RPPH memuat beberapa muatan pembelajaran. Namun implementasi kurikulum 2013 ini masih dirasa sulit bagi guru yang menjalankannya. Peneliti menemukan permasalah yang terjadi ketika melakukan Program Pengalaman Lingkungan (PPL) di SD Negeri Jongkang. Masalah tersebut ditemukan pada guru kelas satu sekolah dasar. Adapun permasalahannya yaitu guru kurang paham dalam penyusunan RPPH kurikulum 2013, serta guru kurang paham dalam memanfaatkan
teknologi sebagai media dan alat peraga yang
digunakan agar pembelajaran menjadi aktif seperti permainan. Diperoleh bahwa guru kelas kurang memberikan pembelajaran yang aktif, sebagaimana dikatakan siswa bahwa siswa mengharapkan adanya unsur permainan didalam kegiatan pembelajaran. Permainan merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, sehingga akan memberikan daya tarik khusus kepada siswa terhadap suatu pembelajaran. . Melalui permainan, anak juga belajar untuk mengembangkan keterampilan sosial, fisik dan pengetahuan. Keterampilan sosial didapat saat anak bermain bersama teman sebayanya, keterampilan fisik diperoleh saat anak melakukan gerakan dalam permainan, dan pengetahuan diperoleh anak saat mengingat aturan permainan atau melakuakan permainan yang membutuhkan strategi atau pemikiran.Tujuan permainan adalah mendapatkan kesenangan dan kepuasan saat bermain, namun bagi anak bermain adalah suatu aktifitas belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Melihat permasalahan tersebut, peneliti bermaksud untuk mengembangkan suatu rencana pembelajaran untuk membantu permasalahan yang dialami guru. Peneliti merancang rencana pelaksanaan pembelajara dengan menambahkan unsur permainan didalamnya. RPP-H yang dikembangkan berdasarkan permainan anak, dikatakan baik, karena salah satu kriteria penyusunan (RPP-H) yang baik adalah menyesuaikan dengan perkembangan siswa. Pada usia 7-12 (usia anak SD) masih ada dalam dunia bermain. Dengan demikian siswa akan lebih tertarik dengan pembelajaran yang diberikan guru dan siswa akan lebih cepat dalam hal pemahaman materi. D.
Pertanyaan penelitian Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1.
Bagaimana situasi di SD Negeri Jongkang berkaitan dengan Implementasi kurikulum 2013 khususnya pada bagian RPPH?
2.
Bagaimana prosedur penyusunan RPPH berbasis permainan anak kelas 1 SD pada subtema “kegiatan malam hari”?
3.
Bagaimana kualitas RPPH berbasis permainan anak kelas 1 SD pada subtema “kegiatan malam hari”?
4.
Bagaimana dampak RPPH berbasis permainan anak kelas 1 pada subtema kegiatan sore hari terhadap prestasi belajar siswa?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini mengemukakan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan metode pengembangan,
meliputi
jenis
penelitian,
setting
penelitian,
prosedur
pengembangan, uji validasi produk, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian. A.
Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and
Development (R & D). Menurut Sugiyono (2014) Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan / kelayakan produk tersebut. Menurut Gall & Borg (2003) dalam (Setyosari, 2010) langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan dicapai, kemudian melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. Sugiyono (2014) menyatakan bahwa untuk dapat menghasilkan suatu produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan. Kemudian untuk menguji keefektifan produk terebut supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini menyusun produk yaitu berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian yang di kembangkan dengan memberikan unsur permainan 60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
di setiap perangkat pembelajaran. Penelitian ini dibatasi sampai dengan uji coba terbatas untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. Produk yang dihasilkan adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak kelas 1 SD pada sub tema “kegiatan malam hari”. B.
Setting penelitan Setting penelitian menjelaskan tentang objek penelitian, subjek penelitian,
lokasi penelitian dan waktu penelitian. a.
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perangkat pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). RPPH ini dikembangkan dengan unsur permainan pada tiap pembelajaran. permainan anak tersebut antara lain, permainan “dhakon”, “kucing-kucingan”, dan “puzzle” yang sudah dimodifikasi untuk
menjelaskan
materi
dalam
pembelajaran.
Permainan
tersebut
diakomodasikan pada pembelajaran ke 2, 4 dan 5. b.
Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini dilakukan di 5 SD Yogyakarta. Sekolah Dasar
tersebut meliputi SDN N, SDK G, SDN J, SDK BJB, SDN S. Fokus penelitian untuk uji coba terbatas dilakukan di SDN J yang terdiri dari sekelompok siswa kelas I SD yang berjumlah enam anak. Siswa tersebut dipilih atas rekomendasi guru kelas I. Guru memilih siswa yang memiliki kemampuan menengah ke atas agar dapat mudah menerima materi sebagai bekal pada saat mencobakan RPPH. Jumlah seluruh siswa kelas I ada 35 siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
62
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di 5 SD di Yogyakarta meliputi SDN N, SDK G,
SDN J, SDK BJB, SDN S. Khususnya di lakukan di SDN J sebagai tempat penelitian uji coba terbatas yang beralamat di Dusun Sedan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Alasan peniliti memilihan lokasi tersebut karena sekaligus peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL). d.
Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan untuk penelitian ini yaitu pada semester ganjil tahun
ajaran 2014/2015, tepatnya selama empat bulan yaitu pada bulan Juli sampai dengan bulan November. C.
Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan produk yang digunakan dalam penelitian Research
and Development menurut (Sugiyono:2012) memuat 10 langkah, yang terdiri atas (1)analisis potensi dan masalah, (2)pengumpulan data, (3)desain produk, (4)validasi desain, (5)revisi desain, (6)uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9)revisi produk, dan (10)produksi masal. Adapun langkahlangkah menurut Sugiyono dapat dilihat pada bagan 3.1:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Gambar 3.1 Bagan Prosedure Pengembangan Produk menurut Sugiyono
Potensi dan Masalah
Pengumpulan data
Ujicoba Pemakaian
Revisi Produk
Desain Produk
Validasi Desain
Ujicoba Produk
Revisi Desain
Produksi Masal
Revisi Produk
Sumber: Sugiyono (2014) Bagan 3.1 menunjukkan
peneliti melakukan penelitian berangkat dari
adanya potensi atau masalah. Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan uptode, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi untuk penelitian pengembangan. Informasi digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan
produk
yang
dikembangkan.
Sebelum
melakukan
pengembangan, produk tersebut perlu di desain terlebih dahulu. Melalui desain produk, produk-produk yang dihasilkan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas baru. Desain produk masih bersifat hipotetik. Dikatakan hipotetik karena efektivitasnya belum terbutki, dan akan dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian. Pengujian ini dinamakan validasi desai. Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Tiap pakar diminta untuk menilai produk untuk selanjutnya diketahui kelemahan dan kekuatannya. Setelah desain produk divalidasi, perlu adanya perbaikan desain untuk memperbaiki kekurangan produk yang dikembangkan. Tahap selanjutnya adalah uji coba produk. Uji coba produk dapat langsung dilakukan jika produk sudah divalidasi dan direvisi atau perbaikan desain. Uji coba produk ini digunakan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan layak dgunakan atau masih memerlukan
perbaikan.
Tahap
berikutnya
adalah
revisi
produk
untuk
memperbaiki kekurangan produk. Kemudian dilakukan uji coba pemaikain pada kelas yang lebih besar. Apabila ditemukan kekurangan dan kelemahan pada produk yang dihasilkan, perlu adanya perbaikan atau revisi produk kemudian produk tersebut dapat diproduksi secara masal. Model yang kedua diambil dari Borg dan Gall (Sanjaya: 2013). Bagan prosedur pengembangan menurut Borg&Gall dapat dilihat pada bagan 3.2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Gambar 3.2 Bagan Prosedure Research and Development (R&D) menurut Borg and Gall Penelitian dan Pengumpulan data (research and collecting)
Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product)
Perencanaan (planning)
Uji coba lapangan (main field testing)
Uji coba lapangan awal (preliminary field testing)
Merevisi hasil uji coba (main porduct revision)
Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Lapangan (operational product revision)
Penyempurnaan Produk Akhir (final product revision)
Uji Pelaksanaan Lapangan (operational field testing)
Diseminasi dan Impelementasi (Dissemination and Implementation)
Sumber: Sanjaya (2013) Prosedure pengembangan pada bagan 3.2 menunjukkan bahwa terapat sepuluh tahap dalam pengembangan produk. Tahap tersebut meliputi langkahlangkah sebagai berikut (1) riset dan pengumpulan informasi. Tahap ini dapat dilakukan pengumpulan informasi melakukan melalui studi literature dan observasi kelas. (2) Perencanaan yang meliputi merumuskan tujuan, menetapkan skuen pelajaran serta pengujian dalam skala terbatas. Pada tahap ini, peneliti dapat merumuskan tujuan dan mengujikan desain dala m skala yang terbatas. (3) Pengembangan
produk
awal
(preliminary
form
of
product)
termasuk
mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan, dan perangkat penilaian. (4) Uji lapangan produk awal yang melibatkan satu sampai tiga sekolah dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek dan menggunakan teknik wawancara, observasi dan angket dan hasilnya dianalisis untuk menemukan kelemahankelemahannya. Pada tahap uji lapangan ini lebih banyak menekankan pada proses disamping hasil belajar. (5) Berdasarkan hasil analisis, produk awal tersebut direvisi sehingga menjadi produk yang lebih baik, (6) Uji lapangan terhadap produk yang diperbaiki dalam skala yang lebih luas. Pada tahap ini selain data kualitatif untuk menilai proses, juga dikumpulkan data kuantitatif hasil pre dan postes, (7) Revisi produk berdasarkan hasil uji produk tersebut, (8) Uji lapangan pada skala yang lebih luas lagi dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan angket, selanjutnya data tersebut dianalisis, (9) Revisi akhir produk berdasarkan hasil analisis data pada uji lapangan terakhir, (10) Desiminasi dan melaporkan produk akhir hasil penelitian dan pengembangan melalui seminar dan jurnal. Kedua model penelitian dan pengembangan
yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2014) dan Borg dan Gall merupakan dasar dari model yang akan digunakan dalam prosedur pengembangan penelitian ini. Dari dua model tersebut tahapan dimodifikasi sampai dengan tahap uji coba terbatas karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan biaya. Uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui apakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang diakomodasikan menggunakan permainan dapat membantu siswa dalam memahami materi serta mengetahui kualitas RRPH yang dihasilkan. Adapun tahap yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada bagan 3.3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3 Gambar Bagan Penelitian Pengembangan
TAHAP 1 STUDI PENDAHULUAN Kajian Literatur Analisis Potensi Masalah
Penyusunan Instrumen
Instrumen Pengumpulan Data Awal Instrumen Siap Digunakan
Pengumpulan Data Awal
Validasi Instrumen
Deskripsi Temuan Data Awal Revisi
TAHAP 2 PEMBUATAN PRODUK Identitas, Tema, Subtema, KD, Indikator, & Tujuan Pembelajaran
Analisis KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran
Penulisan, Indikator, Tujuan
Analisis Konteks Siswa Mengembangkan Materi Penilaian
Mengembangkan Proses Pembelajaran
TAHAP 3 VALIDASI PRODUK Instrumen
Validasi Ahli Analisis Data Kuatitatif & Kualitatif
Revisi Produk
TAHAP 4 INSTRUMEN UJI COBA Pengembangan
Kuesioner Siswa Wawancara Guru
Istrumen Observasi Validas
Revisi
Test Instrumen Siap Digunakan
TAHAP 5 UJI COBA TERBATAS
Pretest
Uji Coba Lapangan Terbatas (Pembelajaran Menggunakan
Posttest
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Bagan 3.3 menjelaskan tentang bagan penelitian dan pengembangan. Tahap pertama adalah tahap pendahuluan yang merupakan hasil modifikasi dari Sugiyono dan Borg&Gall pada pengumpulan data awal. Tahap awal diawali dengan menemukan adanya potensi masalah terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 melalui kajian literatur. Potensi masalah ditemukan pada guru terkait belum optimalnya implementasi kurikulum 2013. Langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis potensi masalah serta masalah yang ditemukan pada beberapa sumber di Koran (kajian literatur). Peneliti kemudian melakukan pengumpulan data awal yang didapatkan dari koran, data lapangan, serta analisis kebutuhan. Langkah berikutnya peneliti menyusun deskripsi awal temuan masalah, kemudian menyusun instrument demi terlaksananya penelitian. Instrumen yang telah disusun kemudian divalidasi oleh ahli. Tahap revisi dilakukan setelah proses validasi instumen selesai. Instrumen siap digunakan ketika proses revisi selesai. Tahap kedua, merupakan penyusunan produk berdasarkan temuan awal yang telah diperoleh. Tahap ini menggunakan langkah dari Borg&Gall yaitu perencanaan dan pengembangan draf produk. Produk yang disusun berupa RPPH yang diakomodasikan dengan permainan anak. Langkah yang dilakukan pada tahap ini diawali dengan identifikasi yang dilakukan untuk menganalisis kompetensi dasar, kemudian dilakukan analisis kebutuhan siswa. Analisis tersebut mengembangkan indikator dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Materi dan kegiatan pembelajaran kemudian disusun, selanjutnya guru menyusun penilaian berdasarkan indikator yang telah dianalisis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Tahap ketiga, yaitu validasi produk yang mengambil dari Sugiyono. Produk ini menggunakan instrumen yang telah terstandar. Validasi produk dilakukan oleh 12 ahli, yang dilanjutkann dengan melakukan analisis data baik kuantitatif dan kualitatif. Keduabelas pakar tersebut meliputi bidang studi bahasa Indonesia, Matematika, SBdP, PPKn, IPA, IPS, PJOK, kurikulum, pakar pembelajaran, permainan anak, kepala sekolah dan guru. Hasil dari analisis tersebut menghasilkan kualitas dan kelayakan produk yang disusun untuk uji coba terbatas. Revisi dapat dilakukan dengen melihat hasil analisis data kuantitatif dan kualitatif. Tahap keempat, pengembangan instrumentasi yang digunakan dalam uji coba terbatas yang merupakan tambahan dari peneliti. Uji coba terbatas dalam penelitian ini menggunakan instrument yang sudah terstandar dan belum terstandar. Instrumen terstandar yang digunakan adalah lembar observasi pembelajaran dari buku materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun 2014 (Kemendikbud, 2014), sedangkan instrument yang belum terstandar perlu dilakukan validasi. Tahap ini diawali dengan pengembangan instrument yang meliputi kuesioner tanggapan siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis permainan anak dan pedoman wawancara terhadap guru mengenai pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti serta instrumen tes sebagai pretest dan posttest. Ketiga jenis instrumen tersebut divalidasi dan dilakukan revisi sehingga siap untuk digunakan. Tahap kelima, dilakukan uji coba terbatas yang menggunakan langkah dari Sugiyono dan Borg&Gall. Tahap ini dilakukan jika produk RPPH telah selesai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
direvisi dan seluruh instrumen uji coba terbatas siap digunakan berdasarkan hasil validasi dan revisi. Tahap uji coba terbatas ini diawali dengan pemberian soal pretest terlebih dahulu untuk mengukur keadaan awal siswa dan diakhiri dengan posttest sehingga dapat diketahui perbedaannya setelah penerapan permainan anak dalam pembelajaran. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan siswa antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Wawancara kepada guru dan kuesioner kepada siswa dilakukan untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap uji coba terbatas. Peneliti juga memberikan kuesioner tanggapan siswa dan melakukan wawancara dengan guru terkait pelaksanaan ujicoba terbatas. Uji coba terbatas dilakukan pada 5 siswa kelas I SDN J. D.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1)
kuesioner; (2) observasi; (3) wawancara; dan (4) dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan secara lebih rinci adalah: a.
Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Sugiyono: 2014). Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner tertutup dimana responden diharapkan untuk memberikan jawaban singkat atau memilih salah satu alternatif jawaban yang telah tersedia (Sugiyono, 2014). Kuesioner digunakan peneliti pada tahap pendahuluan, validasi dan uji coba terbatas. Tahap pendahuluan, kuesioner digunakan untuk menilai silabus dan RPPH guru. Tahap validasi ahli, digunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
untuk menilai produk RPPH peneliti, dan terakhir pada tahap uji coba terbatas yaitu digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran. b.
Wawancara Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono: 2014). Penelitian ini menggunakan 2 jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan peneliti dengan menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Wawancara tidak terstruktur dilakukan secara bebas dimana pedoman yang digunakan tidak tersusun secara sistematis dan lengkap dan pedoman yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono:2013). Wawancara dilakukan pada tahap pendahuluan, pengembangan serta uji coba terbatas. Peneliti menggunakan wawancara dalam analisis kebutuhan guru dan siswa pada tahap pendahuluan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa berkaitan dengan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 dan sesuai dengan karakteristik siswa. Wawancara selanjutnya dilakukan pada tahap uji coba terbatas untuk mengetahui pendapat guru dan siswa. Peneliti juga menggunakan Focus Group Discussions (FGD) ketika tahap pengembangan. Forum group discussion menurut Patton: “A focus group interview is an interview with a small group of people or a specific topic. Group are typically 6 to 10 people with similar backgrounds
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
who participated in interview for one to two hours. Focus group interviewing was developed in recognition that many consumer decision are made in a social context”. Patton menjelaskan bahwa wawancara grup dapat fokus apabila wawancara terdiri dari kelompok kecil untuk topik yang spesifik. Kelompok tersebut biasanya terdiri dari 6 sampai 10 orang dengan persamaan latar belakang yang berpartisipasi dalam wawancara untuk satu sampai dengan dua jam. Fokus wawancara grup dikembangkan untuk mengenali keputusan yang dibuat dari konteks sosial. c.
Observasi Pengamatan atau obervasi merupakan kegiatan yang meliputi pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2005). Penelitian ini menggunakan 2 jenis observasi yaitu terstruktur dan tidak terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis
mengenai apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya
(Sugiyono, 2014). Observasi terstruktur digunakan pada tahap pendahuluan. Bentuk observasi yang dibuat adalah checklist, yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal membubuhkan tanda check (centang) pada kolom yang tersedia (Trianto, 2010). Peneliti melaksanakan pengamatan atau observasi terhadap proses pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru kelas I. Pengamatan tersebut dilakukan mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran,
hingga
kegiatan
penutup.
Observasi
terhadap
kegiatan
pembelajaran dilakukan dalam kelas dan diluar kelas sesuai dengan tempat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi tidak terstruktur merupakan observasi tidak sistematis mengenai apa yang akan diamati (Sugiyono: 2014). Observasi ini digunakan pada tahap uji coba terbatas. d.
Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu catatan atau peistiwa penting yang sudah
berlalu, dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental seseorang Sugiyono (2014). Dokumentasi dilakukan pada tahap uji coba terbatas yaitu pada penilaian hasil tes siswa yang merupakan dokumen nilai siswa. Tes adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran (Masidjo, 1995). Intrumen tes tersebut berupa soal pilihan ganda sejumlah 19 soal. Soal tersebut telah disesuaikan dengan indikator pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Sebelum diberikan kepada siswa saat uji coba terbatas, soal tersebut telah diuji baik validitas maupun reliabilitasnya, sehingga diharapkan hasil dari pemberian instrumen ini akan menghasilkan data yang relevan dan mampu mengukur tingkat keberhasilan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh peneliti. E.
Instrumen Penelitian Sebuah
penelitian
memerlukan
suatu
alat
atau
instrumen
untuk
pengumpulan data. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010) yang mengatakan bahwa instrumen adalah alat ukur dalam penelitian. a.
Lembar Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
informasi dari responden (Sugiyono, 2014). Penelitian ini menggunakan tiga kuesioner untuk tiga tahap, yaitu (1) tahap studi pendahuluan berupa kuesioner untuk menilai Silabus dan RPPH guru, (2) tahap kedua penyusunan produk berupa kuesioner untuk mengetahui kualitas dan kelayakan produk melalui validasi oleh para ahli dan (3) tahap ketiga pada tahap uji coba produk untuk mengetahui pendapat siswa tentang kegiatan saat uji coba terbatas. Tahap pendahuluan, kuesioner yang digunakan untuk menilai RPP guru diambil dari Kemendikbud (2014). Alasan peneliti menggunakan format dari kemendikbud dikarenakan tabel pengamatan tersebut yang dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelatihan guru oleh pemerintah. Tabel penilaian RPP ini diisi dengan melihat kelengkapan komponen yang ada didalam RPP guru. Penilaian RPP dilakukan dengan memberi nilai pada setiap komponen yang ada. Pemberian nilai dengan cara memberi checklist (√) pada kolom yang sudah tersedia. Rentang nilai yang diberikan antara 1-3. Nilai 1 menunjukkan bahwa komponen tersebut tidak ada didalam RPP guru. Nilai 2 menunjukkan bahwa komponen tersebut dianggap kurang lengkap. Nilai 3 menunjukkan bahwa komponen tersebut dianggap sudah lengkap. Kisi-kisi pedoman penilaian RPP yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Kisi-kisi penilaian RPPH No 1 2 3 4 5 6 7
Indikator Identitas Mata Pelajaran Perumusan Indikator Perumusan Tujuan Pembelajaran Pemilihan Materi Ajar Pemilihan Sumber Belajar Pemilihan Media Belajar Metode Pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8 9
75
Skenario Pembelajaran Rancangan Penilaian Autentik
Tabel 3.1 merupakan komponen RPPH yang dinilai oleh para pakar. (1) Identitas Mata Pelajaran, yang menganalisis: satuan pendidikan kelas, semester, program/program keahlian, tema pelajaran, subtema, jumlah pertemuan. (2) Perumusan Indikator yang mengarah mengenai; (3) Perumusan Tujuan Pembelajaran dengan penilaian; (4) Pemilihan Materi Ajar; (5) Pemilihan Sumber Belajar; (6) Pemilihan Media Pembelajaran yang digunakan dan nampak pada penyusunan RPPH; (7) Metode Pembelajaran menjadi salah satu fokus peneliti dimana permainan anak yang dikembangkan terdapat pada metode pembelajaran. Penilaian yang mencakup permainan terdapat pada pembelajaran 2, 4, dan 5, dengan menganalisa: (a) kesesuaian permainan dengan tujuan pembelajaran, (b) kesesuaian permainan dengan pendekatan saintifik, (c) kesesuaian permainan dengan karakteristik peserta didik. (8) Skenario Pembelajaran; dan (9) Rancangan Penilaian Autentik. Selanjutnya Instrumen penilaian silabus menggunakan kuesioner yang sudah divalidasi oleh ahli.
Penilaian ini bertujuan untuk
mengetahui kualitas silabus yang digunakan oleh guru. Berikut kisi-kisi penilaian silabus dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Kisi-kisi penilaian silabus Aspek yang Dinilai
Kelengkapan Unsur – unsur Silabus
Indikator Satuan Pendidikan Kelas / Semester Tema / Subtema Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aspek yang Dinilai
Keterkaitan antar komponen silabus.
76
Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Kesistematisan kegiatan pembelajaran Kualitas perumusan pengalaman belajar Ketetapan pilihan perilaku esensial dalam indikator Kualitas perilaku yang dituntut dalam indikator mencerminkan keutuhan perkembangan siswa Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan Ketepatan dalam memilih media Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indikator Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku Kesesuaian antar KI, KD, dan indikator
Tabel 3.2 menunjukkan kriteria penilaian pada silabus yang dapat dilihat pada indikator penilaian. Penilaian silabus dilakukan untuk mengetahui rancangan silabus yang digunakan di SD tempat penelitian dan untuk mengetahui kesesuaian antara penyusunan silabus dan RPPH. Penelitian ini juga menggunakan kuesioner untuk validasi produk yang dilakukan oleh para ahli atau pakar. Kuesioner validasi ahli digunakan untuk menilai kualitas dan kelayakan produk RPPH sebelum diujicobakan. Instumen kuesioner validasi menggunakan instrumen yang sama untuk menilai RPPH guru yaitu terstandar dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) untuk pemantauan dan evaluasi sertifikasi guru tahun 2014. Validasi produk dilakukan dengan memberi nilai pada setiap komponen yang ada dilembar kuisioner. Penilaian dengan cara memberi checklist (√) pada kolom yang sudah tersedia. Rentang nilai yang diberikan antara 0-3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Tahap uji coba terbatas juga menggunakan kuesioner. Lembar kuesioner ini diberikan kepada siswa setelah melakukan uji coba terbatas. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa setelah dilakukan uji coba terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian berbasis permainan anak. Kuesioner tersebut telah melalui tahap validasi oleh ahli. Kisi-kisi kuesioner untuk siswa dapat dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner tanggapan siswa No 1 2 3
Kisi –kisi kuesioner Pemahan terhadap materi yang diajarkan Perasn terhadap kegiatan permainan Pemahaman materi melalui permainan
Tabel 3.3 merupakan kisi-kisi kuesioner yang digunakan untuk mengetahui komentar siswa setelah dilakukan uji coba RPPH berbasis permainan anak yang telah melalui tahap validasi oleh ahli. F.
Pedoman wawancara Wawanncara
dilakukan
sebanyak
dua
kali.
Pertama,
pada
tahap
pendahuluan yang digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru dan siswa serta untuk mengetahui komentar guru terhadap keefektifan produk pada tahap uji coba terbatas. Instrumen yang digunakan peneliti ketika melakukan wawancara terstruktur pada tahap satu penelitian (studi pendahuluan) yaitu berupa pedoman wawancara. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa kelas satu. Kisi-kisi pedoman wawancara dengan guru dapat dilihat pada tabel 3.4.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Tabel. 3.4. Kisi-kisi wawancara kepada guru No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kisi-kisi Pertanyaan Informasi yang berkaitan dengan kurikulum 2013 yang dilaksanakan di sekolah Pemahaman guru terhadap perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013 Persiapan guru mengajar berdasarkan kurikulum 2013 Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 oleh guru Kesulitan yang dialami guru dengan adanya kurikulum 2013 di sekolah Kebutuhan guru terhadap perangkat pembelajaran terkait dengan kurikulum 2013 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyampaikan materi pada kurikulum 2013
Tabel 3.4 merupakan kisi-kisi wawancara kepada guru yang telah divalidasi oleh ahli sehingga siap untuk digunakan. Wawancara kepada guru betujuan untuk mengetahui pemahaman guru terhadap kurikulum 2013 baik perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah dasar. Selain itu wawancara juga digunakan untuk menemukan kebutuhan guru terkait kurikulum 2013. Peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa kelas satu. Hal tersebut bertujuan mengetahui kebutuhan dan keinginan siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pedoman wawancara siswa dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5. Kisi kisi wawancara siswa No
Kisi-Kisi pertanyaan
1.
Suasana belajar di kelas
2.
Kegiatan belajar di kelas yang diinginkan
3.
Media yang digunakan guru untuk mengajar
4.
Cara mengajar guru
Tabel 3.5 merupakan kisi-kisi wawancara kepada siswa yang telah divalidasi oleh ahli sehingga siap untuk digunakan. Wawancara juga dilakukan pada tahap kedua yaitu tahap uji coba terbatas. Wawancara tahap kedua ini dilakukan kepada guru untuk mengetahui komentar terhadap keefektifan produk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
selama kegiatan uji coba terbatas. Wawancara yang digunakan berupa pedoman wawancara yang telah melalui tahap validasi ahli. Kisi-kisi pedoman wawancara guru terhadap uji coba terbatas dapat dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Kisi-kisi wawancara guru terhadap uji coba terbatas No A. B. C. D.
Kisi-kisi Kuesioner Permainan membantu siswa dalam memahami materi Permainan meningkatkan minat siswa Permainan meningkatkan hasil belajar siswa Kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPPH
Tabel 3.6 merupakan kisi-kisi yang digunakan sebagai pedoman wawancara kepada guru dan telah melalui validasi ahli. Tujuanya untuk mengetahui komentar terhadap keefektifan produk RPPH berbasis permainan anak. Peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data berupa FGD (Focus Group Discussions). FGD bertujuan untuk mengumpulkan data dari kelompok kolaboratif terkait dengan implementasi kurikulum 2013. Kisi-kisi topik dikusi dalam FGD dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Kisi-kisi topik dikusi dalam FGD No 1. 2. 3 4 5 6 7 8 9
Tanggal Pertemuan 2 September 2014 5 September 2014 12 September2014 16 September 2014 19 September2014 24 September 2014 27 September 2014 29 September 2014 2 Oktober 2014
Topik Studi literatur dan potensi masalah Instrumen studi pendahuluan Analisis kebutuhan Pembagian kelompok Focus objek penelitian kelas 1 & 4 Mendaftar permainan Revisi objek penelitian menjadi kelas 1 Pembagian Tema dan subtema Sharing format penyusunan produk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang terdiri dari 15 anggota dalam penelitian tersebut, yang membedakan yaitu SD yang menjadi fokus tempat penelitian dan subtema kelas I pada semester ganjil. Setiap minggu kelompok penelitian berkumpul untuk membahas topik penelitan yang disebut dalam Foccus Group Disscusion. Pada minggu-minggu pertama FGD membahas potensi masalah yang terjadi pada setiap fokus SD masing-masing. Setiap pembahasan dalam FGD didiskusikan dan dimusyawarahkan bersama sehingga menghasilkan keputusan bersama. Pada tabel 3.8 menunjukkan 9 kali pertemuan dalam FGD yang dilakukan sehingga proses dalam penelitan dan pengembangan penyusunan RPPH sebagai produk telah disepakati bersama. G.
Pedoman Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran serta melihat
kesesuaian antara rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pelaksanaan di kelas. Peneliti menggunakan pedoman observasi dari Kemendikbud (2014) mengenai pengamatan pelaksanaan pembelajaran. Alasan peneliti menggunakan format dari kemendikbud dikarenakan tabel pengamatan tersebut yang dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelatihan guru oleh pemerintah. Pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.8. Tabel 3.8 Kisi-kisi observasi kemampuan melaksanakan pembelajaran No Aspek yang diamati Kegiatan Pendahuluan 1 Apersepsi dan motivasi 2 Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan Kegiatan Inti 4 Penguasaan Materi 5 Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
No Aspek yang diamati 6 Penerapan pendekatan saintifik 7 Penerapan proses pembelajaran tematik terpadu 8 Pemanfaatan sumber belajar / media dalam pembelajaran 9 Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran 10 Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran Kegiatan Penutup 11 Penutup pembelajaran
Tabel 3.8 menjelaskan penilaian yang terkait pada observasi pelaksanaan pembelajarn. Observasi digunakan peneliti pada menganaliasa kebutuhan siswa pada tahap pengumpulan data, observasi juga digunakan peneliti ketika peneliti melakukan uji coba terbatas. H.
Dokumentasi Data yang didokumentasikan dalam penelitian ini berupa kajian literatur
dan dokumentasi tes yang diberikan kepada siswa dari hasil uji coba terbatas. a.
Kajian Literatur Dokumentasi digunakan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen.
Pada tahapan pertama peneliti melakukan kajian literatur. Kajian literature dilakukan dengan mengkaji media masa/sumber informasi terkait implementasi Kurikulum 2013. b.
Dokumentasi Nilai Siswa Instrumen penelitian dari dokumentasi nilai siswa berupa soal pretest dan
posttest untuk melihat peningkatan nilai siswa sebelum dan sesudah melakukan uji coba terbatas. Peneliti membuat 40 soal untuk pretest dan posttest berdasarkan kompetensi dasar pada aspek pengetahuan. Soal tersebut terdiri dari muatan Matematika, PPKn, Bahasa Indonesia, SBdP dan PJOK. Soal dibuat dalam bentuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
pilihan ganda yang memiliki 3 alternatif jawaban. Kisi-kisi soal yang dibuat oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Kisi-kisi soal untuk pretest dan Posttest. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah. Nomor Muatan Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Soal
SBdP
Bahasa Indonesia
Muatan
PPKn
3.1 Mengenal cara dan hasil karya seni ekspresi 3.4 Mengenal teks cerita diri/personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman 3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman Kompetensi Dasar
3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah 3.3 Mengenal keberagaman karakteristik individu di rumah dan di sekolah
Matematika
3.2 Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat
3.1.1 Mengidentifikasi gambar bintang dengan cermat 3.1.2 Mengidentifikasi gambar suasana malam hari. 3.4.1 Menjelaskan hasil pengamatan teks bergambar dengan menjawab pertanyaan
19, 21 20, 36 4, 5, 6
3.4.1 Menyebutkan kegiatan temannya pada malam hari
7, 8
3.1.1 Menjawab pertanyaan sesuai isi teks dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar baik lisan maupun tulis.
1, 3
3.1.1 Menjawab pertanyaan berdasarkan cerita yang dibacakan guru
9, 10
Indikator Pembelajaran 3.2.1 Menjelaskan sikap-sikap yang baik dala kehidupan sehari-hari berdasarkan gambar.
Nomor Soal 11, 14, 16, 17
3.2.1 Mengidentifikasi aturan yang berlaku sebelum tidur
12, 15
3.3.1 Menjelaskan kembali aturan yang berlaku dirumah pada malam hari
13, 18
3.2.1 Menghitung biangan asli sampai 99 dengan bantuan benda-benda sekitar
24, 26, 28, 30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bermain
3.2.1 Mengidentifikasi jumlah benda dari gambargambar yang disediakan.
83
22, 25, 29
3.12 Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya benda, tinggi rendahnya tinggi badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya
3.12.1 Mengidentifikasi benda dari yang jumlahnya paling banyak atau paling sedikit
Muatan
Kompetensi Dasar
Indikator Pembelajaran
Nomor Soal
3.1.1 Mengidentifikasi gerak dasar lari dalam permainan tradisional
38, 40
PJOK
3.1 Mengetahui konsep gerak dasar lokomotor sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah, ruang gerak, hubungan, dan usaha, dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional 3.4 Mengetahui konsep bergerak secara seimbang dan cepat dalam rangka pengembangan kebugaran jasmani melalui permainan sederhana dan atau tradisional
3.4.1 Mengidentifikasi gerakan secara seimbang dan cepat dalam permainan tradisional
33, 34, 35, 37
23, 27, 31, 32
Tabel 3.9 merupakan uji validitas yang dilakukan kepada 30 siswa kelas II Sekolah Dasar yang menghasilkan 19 soal valid. Perhitungan terhadap soal Pretest dan Posttes menggunakan aplikasi SPSS 16. I.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Data yang baik adalah data yang sesuai dengan kenyataan dan bersifat tetap
serta dapat dipercaya. Data yang sesuai dengan kenyataan sebenarnya disebut data yang valid. Sedangkan data yang dapat dipercaya disebut data yang reliabel. Agar dapat diperoleh data yang valid dan reliabel, maka instrumen penilaian yang digunakan harus memiliki data validitas dan reliabilitas (Widoyoko: 2013). a.
Validitas Instrumen Validitas berhubungan erat dengan tingkat ketepatan dan kecermatan
instrument pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Azwar (2013) mengungkapkan bahwa suatu tes yang memiliki validitas tinggi berarti mampu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat serta dengan kecermatan yang tinggi. Kecermatan yang dimaksud disini yaitu dalam hal mendeteksi perbedaan kecil pada atribut yang diukurnya. Penelitian ini akan menggunakan validitas yang meliputi construct validity, content validity, dan face validity. Construct validity (validitas konstrak) menunjukkan sejauhmana suatu tes mengukur trait atau kontrak teoritik yang hendak diukurnya (Azwar: 2013). Construct validity hampir sama dengan konsep, keduanya merupakan abstraksi dan generalisasi yang perlu diberi deinisi sedemikian rupa sehingga dapat diamati dan diukur. Content validity (validitas isi) menunjukkan sejauhmana item dalam tes dapat mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur (Azwar: 2013). Maksudnya yaitu tes haruslah, relevan, komprehensif dan tidak menyimpang dari tujuan pengukuran. Uji validitas isi terhadap instrument dillakukan dengan menggunakan analisis rasional. Instrument soal dianggap baik apabila item yang dibuat sesuai dengan Blue Print atau indikator perilaku yang hendak diungkapkan. Face validity (validitas muka) berkaitan dengan pengukuran atribut yang konkret dan penilaian para ahli serta pengguna alat ukur tersebut (Arifin: 2009). Uji validitas muka dilakukan dengan menilai kelayakan instrument berdasarkan penampilan bukan kriteria objektif. Validitas muka dikatakan terpenuhi apabila isi alat ukur telah sesuai dengan apa yang ingin diukur. Validitas yang dimaksudkan disini adalah komentar dari pengguna alat ukur mengenai kesesuaian dari konsep namun komentar. Penjelasan validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.10.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Tabel 3.10 Penjelasan validitas instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini Teknik Pengumpulan Data
Wawancara
Instrumen
Tahapan
Jenis Validitas
Cara Pengujian Instrumen
Pedoman wawancara analisis kebutuhan guru Pedoman wawancara anlisis kebutuhan siswa Pedoman Forum Group Discussion (FGD) Pedoman wawancara pendapat guru terhadap uji coba lapangan terbatas
Studi Pendahuluam
Validitas isi / Content Validity
Studi Pendahuluan
Validitas isi / Content Validity
Pengembangan Produk
Validitas isi / Content Validity
Uji Coba Terbatas
Validitas isi / Content Validity
Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen)
Validasi Produk Observasi
Lembar obeservasi
Kuesioner Penilaian RPPH
Kuesioner
Dokumentasi
Kuesioner Penilaian Silabus
Uji Coba Lapangan Terbatas Studi Pendahuluan Validasi Produk
-
Studi Pendahuluan Validitas isi / Content Validity
Kuesioner pendapat siswa sesudah uji coba lapangan terbatas
Uji coba lapangan terbatas
Tes (Pretest & Posttest)
Uji coba lapangan terbatas
Validitas permukaan / Face Validity Validitas isi / Content Validity Validitas permukaan / Face Validity Validitas konstruk / construct validity
Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 128) Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 128) Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 125) Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 125) Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan lewat pendapat / komentar siswa terhadap kuesioner. Dilakukan oleh validator yang ahli dalam pembelajaran (dosen) dan Guru Kelas I SD Dilakukan lewat pendapat / komentar guru terhadap soal yang disusun Dilakukan melalui uji validitas di lapangan
Peneliti melakukan uji validitas konstruk soal evaluasi pada tahap instrumentasi uji coba terbatas dalam penelitian ini. Uji validitas ini bertujuan untuk memperoleh soal-soal pretest dan posttest yang dapat memberikan hasil ukur secara tepat dan akurat. Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan secara empiris. Peneliti mengujikan 40 soal uraian yang telah dibuat oleh peneliti. Uji validitas tersebut dilakukan pada 31 siswa kelas II SDN J. Validitas soal dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dihitung menggunakan rumus korelasi point biserial (
86
) menurut Mundir (2013:
132). 3.4 Rumus korelasi point biserial
Keterangan: = koefisien korelasi point biserial yang dicari = rata-rata hitung data interval dari subjek berkategori 1 = rata-rata hitung data interval dari subjek berkategori 0 s
= simpangan baku dari keseluruhan data interval
p
= proporsi kasus berkategori 1
q
= proporsi kasus berkategori 0
Validitas soal evaluasi dapat dihitung dengan cara manual, yaitu dengan membandingkan rpbi hitung dalam hal ini korelasi point biserial dengan rpbi tabel. Suatu soal dapat dikatakan valid yaitu apabila rpbi hitung ≥ rpbi tabel, sebaliknya jika rpbi hitung < rpbi tabel maka dikatakan tidak valid (Priyatno, 2012: 110). b.
Reliabilitas Instrumen Reliabilitas merupakan hasil suatu pengukuran yang dapat menghasilkan
data yang ajeg, konsisten, stabil, dan dapat dipercaya. Hal tersebut menandakan kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan menunjukkan hasil yang relatif sama (Azwar: 2013). Cara mencari reliabilitas soal evaluasi dapat menggunakan metode Alpha Cronbach (Purwanto: 2009). Rumus uji reliabilitas terdapat pada gambar 3.5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Gambar 3.5 Rumus uji reliabilitas
Keterangan: n = Jumlah butir = Varians butir = Varians total Hasil perhitungan tersebut kemudian menjadi dasar penentuan kualitas soal evaluasi yang berpedoman pada tabel kriteria koefisien reliabilitas menurut Sugiyono (2011). Tabel koefisien reliabilitas menurut menurut Sugiyono (2013) dapat dilihat pada tabel 3.11. Tabel 3.11 Kriteria Koefisien Reliabilitas Interval koefisien reliabilitas
Kualitatif
0,91 – 1,00
Sangat tinggi
0,71 – 0,90
Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup
0,21 – 0,40
Rendah
Negatif – 0,20
Sangat rendah
Uji reliabilitas soal evaluasi dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0. Penggunaan program SPSS 16.0 memudahkan peneliti dalam menghitung reliabilitas soal evaluasi. Hasil yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan program SPSS 16.0 kemudian oleh peneliti digunakan untuk melihat kualitas soal berdasarkan tabel criteria koefisien reliabilitas menurut Sugiyono tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
J.
88
Ringkasan Instrumen Penelitian Peneliti membuat tabel berisi ringkasan instrumen penelitian yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi selama melakukan penelitian. Ringkasan instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 3.12. Tabel 3.12 Ringkasan Instrumentasi Penelitian TPD
Wawancara
Observasi
Kuesioner
Dokumentasi
Instrumen
Tahap
Data
Subjek
Studi rendah
Analisis kebutuhan
Guru
Pedoman wawancara
Pedoman observasi
Uji coba Terbatas
Komentar guru
Guru
Studi rendah
Analisis kebutuhan
Guru dan siswa Guru dan siswa
Uji coba terbatas Penilaian produk Uji coba terbatas
Lembar kuesioner Panduan Penilaian dokumentasi
Studi rendah
Soal Tes
Uji coba terbatas
Situasi kelas Kualitas RPPH Komentar siswa Kualitas perangkat pembelajaran Dampak produk
Validasi Isi (Expert Judgement) Face (interview) Isi (Expert Judgement) Face (interview) Terstruktur Terstruktur
Validator
Terstruktur
Siswa
Terstruktur
Silabus RPPH
Terstruktur
Siswa
Isi, face, konstruk
Tabel 3.12 menunjunjukkan bahwa ada empat instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen tersebut sudah ada yang melalui langkah validasi dan ada yang sudah terstandar. K.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua
teknik. Menurut Setyosari (2010) Analisis data dibagi menjadi dua, yaitu analisis statistik dan analisis non-statistik. Analisis statistik digunakan apabila data yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
di olah peneliti berupa angka-angka (kuantitatif) atau data yang dikuantifikasi. Sedangkan analisis non-statistik digunakan pada data kualitatif atau data tekstular, artinya data yang diolah peniliti bersifat verbal (ungkapan-ungkapan). Peneliti menggunakan analisis data statistik (kuantitatif) dan non-statistik (kualitatif) berdasarkan desain yang dipilih. Data kuantitatif dalam bentuk kuesioner diperoleh melalui validasi desain produk. Data tersebut berasal dari penilaian yang dilakukan oleh ahli kurikulum, ahli pembelajaran, ahli matematika, ahli bahasa Indonesia, ahli PKN, ahli SBdP, ahli PJOK, ahli IPS, ahli IPA, ahli permainan anak, kepala sekolah, serta guru. Data kuantitatif juga diperoleh dari hasil pre test dan post test siswa setelah tahap uji coba terbatas. Data kualitatif diperoleh dari analisis wawancara dan dokumentasi dengan guru dan siswa serta tanggapan dan saran oleh 12 Pakar/ahli. Dua belas pakar/ahli tersebut meliputi ahli kurikulum, ahli pembelajaran, ahli matematika, ahli bahasa Indonesia, ahli PKN, ahli SBdP, ahli PJOK, ahli IPS, ahli IPA, ahli permainan anak, kepala sekolah dan guru. a.
Hasil Kuesioner Kuesioner digunakan peneliti untuk mengumpulkan data berupa penilaian
para ahli terhadap produk yang dibuat dan untuk mrngetahui pendapat siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi permainan anak dalam uji coba terbatas. 1)
Hasil Kuesioner Silabus dan RPPH Peneliti menggunakan kuesioner untuk menilai produk yang dikembangkan
dan dinilai oleh ahli dan juga untuk menilai RPPH yang dibuat oleh guru. Validasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
poduk dilakukan menggunakan instrumen kuesioner penilaian RPPH yang telah terstandar dari dikti untuk PLPG tahun 2014. Kuesioner tersebut memuat penilaian dengan skala 0-3. Item yang dinilai dalam RPP berjumlah 30. Perolehan skor akan diperoleh melalui rumus yang terlihat pada gambar 3.6. Gambar 3.6. Rumus perskoran validasi RPPH Nilai =
Sumber: Kemendikbud 2014 Kuesioner juga digunakan untuk menilai silabus. Kuesioner silabus digunakan untuk menilai silabus guru. Kuesioner tersebut telah melalui tahap validasi ahli. Ada 20 item dalam penilaian silabus. Perolehan skor akan diperoleh melalui rumus yang terlihat pada gambar 3.7. Gambar 3.7 Rumus perskoran validasi silabus Nilai = Sumber: Kemendikbud 2014 Skor yang diperoleh dari penilaian para ahli, selanjutnya akan ditentukan kriteria peringkat kualitas RPPH. Kriteria tersebut diambil pada sumber yang sama yaitu diambil dari Kemendikbud 2014. Kriteria peringkat kualitas RPPH dan silabus tersebut dapat dilihat pada tabel 3.13.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Tabel 3.13 Tabel Kriteria Peringkat Kualitas RPPH Peringkat Nilai Amat Baik (AB) 90
Hasil Kuesioner Uji Coba Terbatas Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui keefektifan produk
RPPH berbasis permainan anak melalui uji coba terbatas. Kuesioner tersebut diberikan kepada siswa dan telah melalui tahap validasi ahli. Perhitungan kuesioner siswa akan dihitung menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk menghubungkan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata (Widoyoko:2013). Skala yang diguanakan memuat 3 pilihan dengan kriteria sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
= Puas
3
= Cukup
2
= Tidak Puas
1
92
Skala tersebut kemudian dihitung dengan cara menjumlahkan perolehan nilai yang selanjutnya di bagi dengan jumlah item dalam kuesioner. Total item kuesioner adalah 4. Maka rumus perhitungan kuesioner guru dapat dilihat pada gambar 3.8. Gambar 3.8 Rumus Penskoran Kuesioner Siswa Nilai = jumlah Perolehan Nilai
b.
Hasil Wawancara Hasil wawacara dengan guru dan siswa akan dianalisis secara kualitatif
yaitu dengan mendeskripsikan hasil wawancara untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa terkait dengan implementasi kurikulum 2013. Analisis guru menunjukkan guru memerlukan RPPH, sedangkan siswa membutukan permainan sebagai metode pembelajaran. Wawancara pada tahap ujicoba terbatas dilakukan oleh guru untuk mengetahui tanggapan terhadap efektifitas produk RPPH berbasis permainan tradisional.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
93
Hasil Observasi Hasil observasi dianalisis dengan cara kuantitatif yaitu diperoleh
berdasarkan skala yang sudah terdapat pada instrument penilaian kegiatan pembelajaran. Penilaian memuat skala 1-4. Skor maksimal yang dapat dicapai adalah 136. Rumus pedoman penskoran hasil observasi dapat dilihat pada gambar 3.9. Gambar 3.9. Rumus perhitungan observasi Nilai = Sumber: Kemendikbud 2014 Gambar 3.9 merupakan rumus untuk menghitung hasil observasi yang dilakukan di kelas. Perhitungan observasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. d.
Hasil Dokumentasi Hasil dokumentasi diperoleh dari penilaian RPPH serta perolehan nilai
pretest dan posttest siswa. Ketiganya diolah secara kuantitatif. Berikut merupakan pedoman penilaian dokumen dalam penelitian ini. 1)
Dokumetasi RPPH Jumlah instrumen yang dinilai dalam RPPH ada 30 item. Penilaian
menggunakan pedoman skala 1-3. Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 90. Rumus untuk memproleh nilai dapat dilihat pada gambar 3.10.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Gambar 3.10 Rumus penilaian telaah RPP Nilai = Sumber: Kemendikbud 2014 Langkah selanjutnya yaitu menentukan interval yang sesuai sehingga dapat diketahui peringkat kualitas RPPH yang digunakan oleh guru. Kriteria yang digunakan bersumber pada pelatihan Kemendikbud (2014). Kriteria peringkat kualitas RPP tersebut dapat dilihat pada tabel 3.13. 2)
Dokumentasi Nilai Pretest dan Posttest Jumlah soal untuk pretest dan posttest adalah 19 item berupa pilihan ganda.
Jumlah skor maksimal adalah 18. Maka pedoman penghitungan skor dengan cara: Gambar 3.11 Rumus pensekoran tes Nilai =
Sumber: Kemendikbud 2014 Selanjutnya skor diperoleh kemudian skor siswa akan dirata-rata. Rumus penghitungan rata-rata dengan cara: Gambar 3.112 Rumus rata-rata Nilai =
Sumber: Kemendikbud 2014 Setelah diperoleh rerata nilai seluruh siswa, semua rerata akan dibandingkan antara nilai pretest dan posttest dan dilihat apakah terjadi peningkatan atau tidak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Rumus perhitungan peningkatan nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada gambar 3.13. Gambar 3.13 Rumus peningkatan nilai pretest dan posttest
Nilai =
X 100%
Sumber: Kemendikbud 2014
L.
Jadwal Penelitian Penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan selama 5 bulan yaitu dari
bulan Juli-November 2014. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.14. Tabel 3.14 Jadwal penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kegiatan Pengumpulan data Pembuatan produk Validasi produk Revisi produk Validitas soal Uji coba terbatas Pengolahan data Penyusunan laporan Ujian skripsi
Jul
Agst
Sept
Bulan Okto
Nov
Des
Jan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan. Uraian pada bab IV meliputi jawaban dari rumusan masalah yaitu model RPPH dan pertanyaan penelitian yaitu situasi di lapangan, prosedur penyusunan RPPH, kualitas RPPH, dan dampak RPPH. A.
HASIL PENELITIAN Bagian ini mendeskripsikan hasil yang diperoleh peneliti selama melakukan
penelitian di lapangan. 1. Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah penelitian adalah “bagaimana model RPPH berbasis permainan anak
kelas 1 SD pada subtema “kegiatan malam hari”” dan
“bagaimana kelayakan pengenyusunan RPPH berbasis permainan anak kelas 1 SD pada subtema “kegiatan malam hari””. Model penyusunan RPPH yang digunakan oleh peneliti diambil dari Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Kelas 1 SD (Kemendikbud, 2014). RPPH juga disusun berdasarkan kebutuhan guru dan siswa yang membutuhkan adanya permainan untuk diakomodasikan dalam pembelajaran. 2. Pertanyaan Penelitian Bagian ini akan menjawab pertanyan penelitian berkaitan dengan penyusunan produk RPPH. Pertanyaan penelitian tersebut adalah situasi
di
lapangan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013, penyusunan RPPH
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
berbasis permainan anak di kelas 1, dampak RPPH terhadap prestasi belajar siswa, dan Kualitas RPPH berdasarkan validasi ahli dan uji coba terbatas. a.
Situasi di SD Berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013 Bagian ini menjelaskan tentang tahap pertama pendahuluan berupa potensi
masalah, penyusunan instrumentasi analisis kebutuhan dan pengumpulan data awal. Tahap ini juga menjelaskan tentang situasi atau keadaan yang ada di 5 SD terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 khususnya pada bagian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Situasi tersebut ditunjukkan melalui potensi masalah dan pengumpulan data yang selanjutnya akan dianalisis. Berikut merupakan uraian uraian dari potensi masalah dan pengumpulan data. 1)
Potensi Masalah Potensi merupakan sesuatu yang bisa digunakan sebagai kekuatan. Masalah
adalah penyimpangan antara harapan dengan apa yang terjadi. Masalah dapat menjadi potensi jika didayagunakan (Sugiyono:2013). Melihat fenomena yang terjadi pada dunia pendidikan, Indonesia telah banyak mengalami pasang surut untuk memperbaiki kemajuan pendidikan. Situasi tersebut tak lantas membuat pemerintah tinggal diam. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kemajuan pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan mengganti kurikulum KTSP (Kurikulum tingkat satuanPendidikan) dengan Kurikulum 2013. Pergantian kurikulum bukan berarti permasalahan terkait pendidikan sudah selesai, tindakan ini memicu permasalahan baru di masyarakat. Permasalahan yang muncul terjadi pada guru karena guru kurangnya pemahaman 97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
guru terkait kurikulum 2013. Untuk mengurangi permasalahn tersebut, pemerintah dibantu kemendikbud memberikan diklat untuk para guru di seluruh Indonesia. Meskipun demikian, penerapan kurikulum baru ini belum terlaksana secara maksimal. Para guru justru tidak dipacu untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi karena semua materi disiapkan melalui buku pegangan guru yang dibuat satu jenis untuk seluruh Indonesia (KOMPAS, Kamis 11 April 2013). Pemererintah juga membuatkan silabus dan buku guru yang didalamnya telah berisi rangkaian kegiatan pembelajaran, hal ini akan menghasilkan para guru yang tidak kreatif, yang berhenti berpikir, dan malas beriovasi. Ini akan berdampak buruk pada anak didik dan kualitas pendidikan (Kompas, 6 April 2014). Keadaan tersebut juga peneliti temukan pada lima SD di Yogyakarta. Potensi masalah dilakukan melalui analisis kebutuhan lapangan secara langsung. Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami guru dalam implementasi kurikulum 2013 di sekolah. 2)
Instrumentasi Analisis Kebutuhan Instrumen yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan dalam penelitian
ini adalah
wawancara, kuesioner, dan observasi. Analisis kebutuhan berupa
wawancara kepada guru dan siswa menggunakan pedoman wawancara dalam studi pendahuluan dan telah melalui tahap validasi ahli. Hasil validasi menunjukkan bahwa beberapa kriteria tidak sesuai dengan pedoman pertanyaan, maka peneliti melakukan perbaikan sehingga pedoman yang digunakan hanya yang valid saja. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap efektifitas uji coba RPPH berbasis permainan anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Instrumen analisis kebutuhan berupa kuesioner digunakan untuk menilai silabus dan RPPH. Instrumen penilaian silabus menggunakan kuesioner yang juga melalui tahap validasi ahli. Ahli memberikan komentar terhadap beberapa kriteria penilaian agar diperbaiki, sedangkan instrumen kuesioner penilaian RPPH menggunakan instrumen yang sudah terstandar dari BPSDM oleh karena itu peneliti tidak melakukan validasi. Pedoman observasi kemampuan menyampaikan kegiatan pembelajaran juga menggunakan instrumen yang sudah terstandar yaitu dari Kemendikbud (2014), oleh karena itu peneliti tidak melakukan validasi ahli. Peneliti
memodifikasi
penilaian
kemampuan
menyampaikan
kegiatan
pembelajaran pada bagian kemampuan menyampaikan mata pelajaran tertentu diganti dengan kemampuan menyampaiakan kegiatan secara terpadu. 3)
Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk melihat lebih jelas potensi masalah yang
ditemukan di lapangan. Pengumpulan data berasal dari 5 SD di Yogyakarta yaitu antara lain SDN N, SD K G, SDN J, SD K BJB, dan SDN S. Hasil pengumpulan data meliputi hasil kuesioner penilaian silabus dan RPPH, wawancara, observasi, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di lapangan terkait
implementasi kurikulum 2013 serta persiapan untuk
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Peneliti melakukan penilaian terhadap silabus dan RPPH yaitu dengan menggunakan kuesioner. Penilaian kuesioner silabus menghasilkan data kuantitatif yang dapat dilihat pada tabel 4.1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Tabel 4.1. Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian silabus Aspek yang diamati
Kelengkapan unsur - unsur silabus
Keterkaitan antar komponen silabus
No Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah Nilai
SD N N
SD K G
Sekolah SD N J
SKJB
SDN SB
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 17 85
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 18 90
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 95
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 18 90
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 95
Tabel 4.2 Tabel Kriteria Penilaian Silabus PERINGKAT Amat Baik (AB) Baik(B) Cukup (C) Kurang (K)
NILAI 90
Sumber: Kemendikbud 2014 Tabel 4.2 merupakan tabel hasil penilaian silabus terhadap kegiatan. Hasil penilaian silabus menunjukan nilai 95. Nilai 95 menurut kriteria penilaian silabus pada tabel 4.6 termasuk dalam kriteria “baik”. Sedangkan penilaian kuesioner untuk RPPH menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel tabel 4.3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Tabel 4.3. Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian RPPH NO.
SDN SB
Aspek
A Identitas Mata Pelajaran B Perumusan Indikator C Kesesuaian rumusan dengan aspek keterampilan D Pemilihan Materi Ajar E Pemilihan Sumber Belajar F Pemilihan Media Belajar G Metode Pembelajaran H Skenario Pembelajaran I Rancangan Penilaian Autentik Jumlah Nilai Peringkat
3 9 3 5 5 4 3 9 5 46 51.1 K
SDN J 2 7 4 6 7 5 3 7 7 48 53.3 K
SDN N 4 2 3 3 6 7 5 9 5 44 48.8 K
SD K G 3 9 2 5 5 9 6 10 6 55 61.1 K
SD KJB 3 12 4 6 8 9 5 11 4 62 68.8 K
Rata2 3 7.8 3.2 5 6.2 6.8 4.6 9.2 5.4 51 56.6 K
Tabel 4.4 Tabel Kriteria Penilaian RPPH PERINGKAT Amat Baik (AB) Baik(B) Cukup (C) Kurang (K)
NILAI 90
Sumber: Kemendikbud 2014 Tabel 4.4 merupakan hasil perhitungan kuesioner RPPH yang bertujuan untuk menilai kualitas perangkat pembelajaran RPP yang dibuat oleh guru. Hasil penilaian RPPH menunjukan pada nilai 56.6. Menurut kriteria penilaian yang terdapat pada tabel 4.8, nilai 56.6 termasuk dalam kriteria “kurang”. Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas dan siswa. Hasil wawancara menghasilkan informasi tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di 5 Sekolah Dasar Yogyakarta. Hasil wawancara ditunjukkan oleh tabel 4.5.
oleh guru dan siswa akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Tabel 4.5. Hasil Wawancara guru Nama
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013
SD
Pemahaman
pelaksanaan
Kesulitan
pendekatan
penilaian
Rpp yang baik
SDN N
“yang saya tahu gitu ya, ya kalau kurikulum ini perbandinganny a dulu ya. Kalau memakai kurikulum KTSP itu per bidang studi, tetapi kalau kurikulum 2013 inikan sudah diimplementasik an, jadi tidak ada apa namanya bidang studi sudah di tematik.
“La kurikulum sekarang hari ini belajar membilang belum selesai besok udah ganti penjumlahan. Tapi ya diusahakan lah”
“Ya cara itu pembuatan rpp, belum begitu mahir masih tanya sana sini”
“Ya menggunakan tematik, tapi kan belum tahu betul benar apa salah”
“penilaian, betul sampai sekarang saya masih bingung. soalnya kalau itu diterapkan betul itu kan memalui beberapa tahapan beberapa proses begitu”
“kalau setahu saya ya yang seperti saat penataran di kaliurang sama dari LPMP di kalasan itu. Karena jujur saya juga masih tanya sana sini juga. Saya kalau buat RPP itu pokoknya seperti di buku guru itu pegangannya”
SD KG
“bagus untuk siswa, tapi berat di administrasi gurunya”
“sulit dalam membuat indikator dan tujuan pembelajarannya dan penilaiannya”
“RPP mbak, jelas itu saya belum bisa membuat. Bingung juga bikinnya pie.
“saintifik dan tematik mbak, tapi pelaksanaannya dikelas ki ya saya gak tau kui bener po salah’
“rubrik penilaiannya itu belum bisa saya buat,susah mbak”
“pembelajaran di kelas akan efektif jika didukung dengan rpp Yang baik.kegiatanberm ain, mendongng, bernyanyiharus ada di rpp
SDN J
“kurikulum yang dicanangkan atau dilaunchingkan pada tahun 2013 itu maka disebut kurikulum 2013”
“sudah di kelas saya”
“masih sering keliru sama RPP KTSP,kurikulu m baru masih gratul-gratul buat RPPnya”
“ya tematik, saya tau bagaimana pelajaran tematik”
Saya mengacu pada buku panduan itu saja
“RPP yangs esuai sama situasi dan kondisi di lapangan”
SD K BJB
“Kurikulum 2013 itu.... lebih rinci, mungkin rincinya karena memuat itu kan,,, apa itu namanya..? sikap apa namanya? Itu lho saintifik”
inikan sudah taun kedua melaksanakan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013 sendiri, ya namanya baru mencoba menggunakan kurikulum 2013, ya harus banyak
“wah itu sangat sulit administrasinya , penilainnya itu diambil dari kurikulum 2013 ki akeh banget”
mengikuti pada buku panduan dari pemerintah. Kegiatankegiatan yang harus dilakukan oleh siswa sama dengan petunjuk buku.
“masih sulit buat rubtk dan kriterianya, ribet”
“la itu yang detail lengkap kaya permintaan kemendikbud”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama SD
103
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Pemahaman
pelaksanaan
Kesulitan
pendekatan
penilaian
Rpp yang baik
yang dipersiapkan.” SDN SB
”Kurikulum 2013 itu pendekatannya saintific, jadi anak-anak itu diajak untuk memecahkan masalah, pokoknya diajak untuk aktif
Saya dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus itu ya melihat dari yang diberikan pemerintah mas. Tapi untuk RPP saya belum pernah membuatnya. Sekarang
kan menggunakan kurikulum 2013 ya, dan itu masih terbilang baru. Formatnya RPP saja saya belum punya, kemarin saya melihat format dari internet tapi saya bingung”.
menggunakan pendekatan saintifik dengan mengaktifkan siswa itu dan mencari solusi sendiri dari masalah yang ditemukannya.
“ah saya masih bingung itu, saya aja Cuma bikin nilai di kertas per pekerjaan siswa”
“RPP yang baik itu ya yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini mas. Sekarang kan menggunakan kurikulum 2013 jadi RPP yang dibuat ya sesuai dengan ketentuan yang ada pada kurikulum 2013”.
Tema Sentral
Tematik
Sudah diterapkan
Administrasi sulit
Saintifik
Sulit
Sesuai kebutuhan siswa
Kurang persiapan
Tematik terpadu
Rubrik
Masih sulit
Belum paham
Mengacu buku guru
Sesuai ketentuan pemerintah
Hasil wawancara di 5 SD Yogyakarta, menunjukkan bahwa ada beberapa kesulitan yang dialami guru dalam melaksanakan kurikulum 2013, antara lain kesulitan menyususn RPPH, penilaian, dan pendekatannya. Namun masalah yang paling krusial terletak pada penyusunan RPPH. Penyusunan RPPH didalmnya memuat sutau kegiatan pembelajaran yang harus didasrkan pada kebutuhan siswa. Wawancara dengan siswa ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan siswa. Hasil wawancara kepada siswa ditunjukkan pada tabel 4.6.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Tabel 4.6 Hasil Wawancara siswa Nama SD
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013
SD NP
Suasana belajar “Senang”
SD KG
“senang”
SD JK
“seneng, temennya baik baik” “Senang miss banyak temen”
SD KB
SD SB
“menyenangkan mas”
Tema Sentral
Menyenangkan karena banyak teman
Cara guru mengajar “nggak pernah marahin, sabar, udah” sering jewer
Media yang digunakan guru “nggak ada”
Kegiaatan yang diinginkan Jalan – jalan aja mbak!
menggeleng”
Ngerjain LKS mas
Nggak tau
Memberi tugas, seperti mewarnai, menggambar, menempel, bermain “puzzle”. “baik dan sabar”
“ bu guru suka pakai gambar, dan pernah diberi koin untuk belajar” “Nggak tau, media itu apa mas?”
Capek e mbak, klo belajar terus! Main aja mas, nggak cuma di kelas terus Pake gambar aja, nempel – nempel sama main “puzzle”
Penugasan
Belum pernah menggunakan media pembelajaran
Nggak Cuma ngerjain tugas terus, bosen! Pembelajaran yang variatif (bermain, menempel, dll)
Hasil wawancara siswa menunjukkan bahwa siswa senang dengan kegiatan belajar
bersama
guru.
Siswa
juga
menginginkan
kegiatan
yang
mengakomodasikan permainan. Peneliti juga melakukan observasi untuk menilaian kegiatan pembelajaran guru di kelas. Observasi guru bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam melaksana kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil observasi cara mengajar guru dapat dilihat pada tabel 4.7.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Tabel 4.7 Hasil Observasi NO. 1 2
Aspek Apersepsi dan Motivasi Penyampaian Kompetensi dan Rencana kegiatan
3
Penguasaan Materi Penerapan Strategi Pembelajaran yang 4 mendidik 5 Penerapan Pendekatan Saintifik Penerapan Proses Pembelajaran Tematik 6 Terpadu Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media 7 dalam pembelajaran Pelibatan peserta Didik dalam 8 Pembelajaran Penggunaan Bahasa yang Benar dan 9 tepat dalam Pembelajaran 10 Penutup Pembelajaran Jumlah Nilai Peringkat
SDN SB 3
SDN J 3
SDN N 4
SD K G 3
SD KJB 3
Rata2
1
1
2
2
2
1,6
2
4
3
4
3
3,6
3
4
4
4
4
4,2
4
5
5
4
5
4,8
3
4
4
4
4
3,8
1
3
4
3
3
3,2
3
4
4
4
3
3,8
1
2
1
1
2
1,6
2 34 77,28 C
3 33 75 C
2 33 75 C
2 31 70,50 C
3 32 72,73 C
2,6 32,6 74,10 C
3,4
Tabel 4.8 Tabel Kriteria Penilaian PERINGKAT Amat Baik (AB) Baik(B) Cukup (C) Kurang (K)
NILAI 90
Sumber: Kemendikbud 2014 Tabel 4.7 merupakan tabel hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru di kelas. Hasil observasi menunjukan nilai 74.10. Menurut kriteria penilaian pada tabel 4.7, nilai 74.10 termasuk dalam kriteria “cukup”. Observasi yang dilakukan pada 5 SD yang ada di sekitar kota Yogyakarta. Mendapatkan hasil berupa data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Tabel 4.9 Nilai Hasil Observasi 5 SD di Yogyakarta Sekolah Aspek yang diamati
Item Ke
SDN N
SDK G
SDN J
SD KJB
SDN SB
1
1
0
1
0
1
2
1
0
1
1
1
3
1
1
1
1
0
4
1
1
0
1
1
5
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
2
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
2
1
1
1
1
1
3
0
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
2
1
1
0
0
0
3
0
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
5
1
0
1
1
1
6
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
3
1
1
1
0
1
4
1
1
1
1
1
5
1
0
1
1
1
6
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
0
3
1
0
0
0
0
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan Kegiatan Inti
Penguasaan Materi
Penerapan Strategi Pembelajaran yang mendidik
Penerapan Pendekatan Saintifik
Penerapan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu
Pemanfaatan Sumber Belajar / Media dalam Pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Sekolah Aspek yang diamati
Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran
Penggunaan Bahasa yang Benar dan tepat dalam Pembelajaran Kegiatan Penutup
Penutup Pembelajaran
Item Ke
SDN N
SDK G
SDN J
SD KJB
SDN SB
4
0
1
0
1
1
5
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
2
1
1
1
1
1
3
0
0
1
1
1
4
0
1
1
0
1
5
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
2
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
2
0
1
1
1
1
3
1
0
1
1
0
4
1
1 33
0 32
0 31
Jumlah
33
0 31
Nilai
75,00
70,45
75,00
72,73
70,45
Peringkat
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Tabel 4.9 hasil penilaian terhadap pembelajaran guru di kelas dari lima SD di Yogyakarta menunjukkan semuanya memenuhi criteria “cukup”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu ditingkatkan pada beberapa bagian misalnya dalam menghasilkan pesan yang menarik terkait dengan media dan menumbuhkan partisipasi aktif siswa yang dapat dilakukan dengan mengakomodasikan permainan anak didalamnya. Akumulasi hasil penilaian RPP, silabus, dan observasi praktik mengajar guru menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.10.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
Tabel 4.10 Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian silabus RPPH dan obsevasi Nama SD
Kuesioner
observasi
RPPH
Silabus
SDN N
69,0
85
75,0
SDK G
72,2
90
70,4
SDN J
62,2
95
75,0
SD KJB
77,7
90
72,7
SDN SB
0,00
96
70,4
Rerata
56,22
91,2
72,7
Kualitas
Kurang
Amat Baik
Cukup
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa silabus yang digunakan guru sudah “amat baik”, pembelajaran yang dilakukan sudah “cukup” namun RPPH tergolong masih “kurang”. Kategori penggolongan kualitas tersebut sesuai dengan tabel 4.11. Tabel 4.11 Tabel Kriteria Peringkat Kualitas RPPH Peringkat Amat Baik (AB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
Nilai 90
Sumber: Kemendikbud 2014 Peneliti melihat bahwa dokumentasi yang dilakukan terhadap RPPH menunjukkan bahwa terdapat masalah terkait implementasi kurikulum 2013 di beberapa SD di kota Yogyakarta. Peneliti juga melihat bahwa RPPH belum sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013. Ketidaksesuaian tersebut terlihat pada tujuan pembelajaran yang belum memuat A, B, C, D (Audience, Behaviour, Condition, Degree), model pembelajaran belum terlihat dalam kegiatan pembelajaran,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
metode belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran, penulisan sumber belum sesuai EYD, kegiatan pembelajaran tidak mengembangkan materi pembelajaran dengan pendekatan saintifik atau 5M (mencoba, menalar, mengomunikasikan, menanya, dan mengamati), penilaian belum sesuai indikator, dan perangkat penilaian (soal, kunci jawaban dan rubrik penilaian) belum lengkap. Berdasarkan penilaian dokumentasi, dapat diketahui bahwa guru belum memahami komponen RPPH sesuai kurikulum 2013. Hasil wawancara, observasi dan dokumentasi menunjukkan bahwa kurikulum 2013 belum terlaksana secara optimal, baik perencanaan maupun penerapannya. Terlihat dari kurangnya pengetahuan guru tentang penyusunan RPPH, guru kesulitan melakukan penilaian dalam kegiatan pembelajaran, terbatasnya kemampuan guru dalam menyampaikan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti menyimpulkan bahwa hal yang paling krusial dalam penerapan kurikulum adalah penyusunan RPPH. Penyusunan RPPH hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan
bahwa
kegitan
pembelajaran
yang
di
inginkan
adalah
mengakomodasikan permainan. Pertanyaan juga disetujui oleh guru yang mengungkapkan bahwa permainan baik jika diterapkan untuk anak. oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah RPPH berbasis permainan anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
3. Prosedur Penyusunan RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas 1 SD Subtema “kegiatan malam hari” Prosedur penelitian yang dilakukan dengan metode penelitian Research and Development diadopsi dari teori Borg&Gall (Sanjaya: 2010) dan teori Sugiyono (Sugiyono: 2013). Secara garis besar, prosedur penyusunan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap analis data, penyusunan produk, validasi produk dan uji coba terbatas. Bagian ini akan menjelaskan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa melalui analisis data studi pendahuluan. 1)
Pengembangan Produk Pengembangan produk diawali dengan melakukan studi literature untuk
menentukan
kompetensi
inti,
kompetensi
dasar,
tema
dan
subtema.
Pengembangan produk dilakukan berdasarkan focus grup discussion, peneliti berkumpul bersama dengan kelompok kolaboratif. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam pengembangan produk. Desain produk ini diawali dengan menentukan tema. Tema dilakukan dengan cara pengundian bersama kelompok kolaboratif melalui Focus Group Disscusion (FGB). Hasil dari Focus Group Disscusion (FGB) dari awal perencanaan hingga penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan anak secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Hasil Focus Group Disscussion No
1.
Tanggal Pertemuan 2September 2014
Topik Studi literature dan potensi masalah
Hasil Pembahasan Berdasarkan kajian literature dan potensi masalah dari anggota kelompok kolaratif di PLL menemukan adanya
Tema/ sentral Implemantasi kurikulum 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Tanggal Pertemuan
2.
5September 2014
3
12 September2014
Topik
Instrumen studi pendahuluan
Analisis kebutuhan
Pembagian kelompok 4
16 September 2014
Focus objek penelitian kelas 1 & 4 5
19 September2014
6
24 September 2014
Mendaftar permainan
Revisi objek penelitian 7
27 September 2014
8
29 September 2014
Pembagian Tema dan subtema Sharing format penyusunan produk
9
2Oktober 2014
Hasil Pembahasan permasalahan terkait implementasi kurikulum 2013 Membuat pedoman wawancara, observasi, dan kuesioner penilaian silabus dan RPPH Pengumpulan data dari anggota kelompok yang menghasilkan kesimpulan bahwa guru kesulitan dalam menyusun RPP Objek penelitian diajukan kelas 1-5 SD, dari 15 anggota group disscus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu setiap kelas terdiri dari 3 orang peneliti. Terdapat 2 usulan untuk fokus penelitian pada kelas I dan kelas kelas 4 dengan asumsi buku pegangan sudah direvisi. Mendaftar permainan dan pertemuan yang akan diberi permainan. Mengkaji Kompetensi Dasar dan indikator, berdasarkan hal tersebut maka objek difokuskan untuk kelas satu. Dengan alasan indikator sesuai diakomodasikan dengan permainan Pembagian tema dan subtema dilakukan melalui undian. Hasil analisis kebutuahan masing-masing guru menunjukkan perbedaan kebutuhan format penyusunan. Mempertimbangkan hal tersebut maka diputuskan pembuatan produk disesuaikan dengan guru yang akan dijadikan subyek ujicoba terbatas
111
Tema/ sentral
Penyusunan Instrumen Penelitian
Objek penelitian
Focus objek penelitian
Daftar permainan Objek penelitian
Pembagian Tema Produk
Tabel 4.11 menunjukkan tentang literatur penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan tradisional yang dilakukan di dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Focus Groub Disscousion (FGB). Peneliti bersama Focus Groub Disscousion (FGB) membahas tentang penentuan objek dan subjek penelitian dengan menghasilkan produk yang akan dikembangkan berupa RPPH serta pembagian kelas untuk setiap kelompok. Peneliti mendapatkan tema tiga yaitu “Kegiatan Sehari-hari” dan subtema keempat yaitu “kegiatan malam hari” yang terdapat di semester ganjil. Satu subtema terdiri dari 6 pertemuan dan di setiap pertemuan mencakup dua penggalan didalamnya. Alokasi waktu untuk satu pertemuan adalah 5 x 35 menit. Penyusunan produk yang peneliti kembangkan yaitu berupa RPPH mengikuti petunjuk dari buku panduan PLPG untuk sertifikasi guru tahun 2014. Langkah selanjutnya adalah melihat materi yang ada pada subtema. Peneliti mencari jenis permainan yang bisa diterapkan kedalam materi pembelajaran. Peneliti menggunakan tiga jenis permainan untuk dimasukkan kedalam tiga pertemuan yaitu “dhakon” pada pertemuan dua, kucing – kucingan
pada
pertemuan empat dan “puzzle” pada pertemuan ke lima. Permainan tersebut dipilih karena sesuai dengan indikator yang terdapat dalam subtema anggota keluargaku. Permainan “dhakon” digunkan untuk membantu siswa didalam berhitung bilangan asli sampai 99, melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap operasi hitung, dan untuk melihat tingkat sikap siswa ketika melakukan kerja kelompok atau berdiskusi. Kucing – kucingan digunakan untuk melatih belajar berhitung secara abstrak, dan yang terakhir adalah permainan “puzzle”. “puzzle” digunakan untuk menambah pengetahuan siswa terkait “kegiatan malam hari” yang dilakukan sebelum tidur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Produk RPPH didesain dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Mengakomodasikan permainan anak Permainan anak dipilih karena sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
kelas 1 SD. Pada usia 6-11 tahun anak memiliki dunia bermain dan memasuki tahap operasional konkrit (Piaget dalam Ainurrahman, 2012:80). Maksudnya siswa jika dihadapkan dengan masalah verbal, abstrak, tanpa bahan yang konkrit, siswa akan kesulitan dalam pemecahannya secara baik. Hal tersebut menjadi salah satu alasan peneliti mengakomodasikan permainan didalam produk. Terdapat tiga jenis permainan dalam tiga pertemuan yang peneliti masukkan kedalam produk pada satu subtema. Dibatasi hanya tiga permainan karena untuk mengurangi tingkat kebosanan siswa dalam pembelajaran, dan permainan tersebut sudah dimodifikasi oleh peneliti sehingga dapat digunakan untuk menyampaikan materi. 2.
Menggunakan pendekatan saintifik Pendekatan saintifik merupakan salah satu ciri dari kurikulum 2013.
Pendekatan
saintifik
digunakan
agar
siswa
dapat
menemukan
sendiri
pengetahuannya (method of inquiri) yang menuntut siswa aktif. Kegiatan pembelajarannya harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat dionservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik (Kemendikbud:2014). Kegiatan dalam RPPH dibuat sesuai dengan pendekatan saintifik
dengan
memunculkan
5
M
(mengamati,
mencoba,
menalar,
mengumpulkan informasi, dan mengomunikasikan) pada tiap langkah-langkah pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
114
Menggunakan pendekatan tematik terpadu Dikatakan tematik karena pendekatan ini menggabungkan atau menyatu
padukan materi pembelajaran dalam satu tema besar. Penyusunan RPPH ini didasarkan oleh tema “Keluargaku”. peneliti menyusun materinya agar saling tumpang tindih dengan materi lain dalam satu Tema. Sesuai Sutrijo dan Mamik, pendekatan tematik adalah pendekatan yang mengintegrasikan materi pelajaran dalam satu tema pembahasan. Pendekatan tematik akan memiu kreatifitas siswa karena memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi pengetahuan dalam kegiatan pembelajarannya (Mulyoto: 2013). 4.
Menggunakan penilaian autentik Penilaian yang digunakan dalam produk ini sudah berupa penilaian autentik
(authentic assessment). Penialaian adalah proses pengumpulan data dan autentik adalah keadaan yang sebenarnya, sehingga dalam penilaian autentik siswa diminta untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Penilaian autentik mempertimbangkan keseimbangan antara kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik siswa dengan menggunakan instrumen penilaian yang disesuaikan dengan kompetensi yang ada pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Penilaian autentik juga memperhatikan input, proses, dan output siswa selama kegiatan pembelajaran (Kunandar, 2013:35-47). Desain produk yang dihasilkan dengan memperhatikan hal-hal di atas, dapat membuat pembelajaran di dalam atau di luar kelas membuat siswa aktif, kreatif, interaktif dan meningkatkan kemampuan sosial siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
115
Menggunakan model Discovery Learning Model Discovery Learning adalah proses pembelajaran yang tidak
menyajikan bahan ajar dalam bentuk akhir, namun siswa dapat mengorganisasi sendiri pembelajaran tersebut dengan melakukan berbagai kegiatan meliputi mengkategorikan, menganalisis serta membuat kesimpulan (Kemedikbud, 2014:30). Model pembelajaran ini menekankan pada pengalaman langsung. Dan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar (Mulyasa: 2007). Kegiatan pembelajaran dalam RPPH menuntut siswa untuk menemukan pemecahan masalah melalui permainan yang sudah dirancang oleh guru. sesuai dengan model discovery, kegiatan dalam RPPH ini juga menilai proses belajar. 6.
Mengintegrasikan pendidikan karakter Karakter identik dengan kepribadian dan akhlak seseorang. Tujuan
pendidikan karakter menurut heritage foundation (Arismantoro: 2008) adalah membentuk siswa yang utuh dengan mengembangkan aspek fisik, sosial, emosional, kreatifitas, spiritual dan intelektual secara optimal. Pendidikan karakter dapat ditanamkan melalui kegiatan pembelajaran yang aktif, interaktif, dan sesuai dengan perkembangan siswa. Desain produk yang dihasilkan dengan memperhatikan hal-hal di atas, dapat membuat pembelajaran di dalam atau di luar kelas membuat siswa aktif, kreatif, dan meningkatkan kemampuan sosial.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
116
Kualitas Penyusunan RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema “kegiatan malam hari” Kualitas produk diperoleh melalui validasi produk oleh ahli. Bagian ini akan
menjelaskan kualitas produk RPPH berdasarkan validasi produk , hasil validasi ahli, dan revisi produk. 1)
Validasi Produk Validasi desain dilakukan sebelum produk digunakan untuk uji coba
terbatas. validasi dilakukan oleh pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang oleh peneliti. Validasi dilakukan oleh 12 pakar yang kompeten dalam bidangnya yaitu pakar bidang studi bahasa Indonesia, Matematika, SBdP, PPKn, IPA, IPS, PJOK, pakar kurikulum, pakar pembelaran, pakar permainan anak, kepala sekolah dan guru. Kuesioner yang digunakan untuk validasi ahli menggunakan kuesioner yang sudah terstarndar dari BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Pendidikan
Manusia). Kuesioner tersebut
menghasilkan penskoran secara kuantitatif dan kualitatif. Nilai kuantitatif diperoleh dari perolehan nilai dan kualitatif diperoleh dari komentar dan saran ahli Kuesioner penilaian produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) memuat 30 item penilaian. Jumlah skor maksimal yang diperoleh peneliti adalah 90. Perhitungan kuesioner penilaian RPPH menggunakan rumus pada gambar 4.1 Gambar 4.1 Rumus Penilaian RPPH Nilai =
X 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Hasil penskoran yang telah dilakukan kemudian dikelompokkan kedalam beberapa kriteria untuk mengetahui tingkat kualitas produk yang dihasilkan. Kriteria penilaian diambil dari kuesioner instrument penilaian RPPH oleh BPSDM. Kriteria penskoran dalam kuesioner dapat dituntukkan pada tabel 4.13. Tabel 4.13. Kriteria Penilaian kuesioner PERINGKAT Amat Baik (AB) Baik(B) Cukup (C) Kurang (K)
NILAI 90
Sumber: Kemendikbud 2014 Validasi produk dilakukan oleh 12 ahli dengan tujuan mengetahui kelayakan dan kualitas produk sebelum di uji cobakan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran akan direvisi jika perolehan rerata penilaian keseluruhan dari para ahli ≤80. Ahli juga memberikan komentar dan saran secara langsung maupun dalam bentuk tulisan pada saat memvalidasi produk. Revisi juga dilakukan dari hasil komentar dan saran dalam penilaiannya. Rekapitulasi penilaian para ahli secara kuantitatif dan kualitatif dapat dilihat pada tabel 4.14- 4.25.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Tabel 4.14 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 1 No.
Butir Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Ahli / Pakar 6 7 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3
Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26
1 3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3
2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3
5 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
27
Item27
2
2
3
3
2
3
28 29 30
Item28 Item29 Item30
1 2 2
3 2 3
3 3 3
2 3 2
3 3 3
3 3 3
81
64
76
79
78
86
Skor Ahli
Nilai =
RataRata
8 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3
3
3
3
2
3
2,66
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
2 2 2
3 3 3
87
84
89
90
90
69
2,66 2,75 2,75 2,72 81,83
2,91 2,83 2,66 2,91 2,91 2,75 2,75 2,66 2,75 2,5 2,66 2,75 2,66 2,66 2,75 2,66 2,66 2,58 2,66 2,66 2,66 3 2,66 2,66 2,66 2,91
X 100 = 90,92
Tabel 4.14 menunjukkan hasil rekapitulasi validasi ahli pada pembelajaran 1. Penilaian menunjukkan jumlah skor ahli dengan jumlah rerata 81,83 dan rerata per item berjumlah 2,72. Dari skor ahli dilakukan perhitungan dengan rumus dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 1 sebanyak 90,92. Menurut kriteria penilaian, skor 90,92 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Tabel 4.15. Rekapitulasi validasi kualitatif pembelajaran 1 No
Ahli
1
PPKn
2
Matemati ka
3
Bahasa Indonesia
4
Kepala sekolah
Saran dan Komonetar Pengembangan berdasarkan acuan buku guru mengenai kedalaman materi Pengembangan penilaian autentik Penggunakan aspekk saintifik diperlengkap Instrumen penilaian Disiplin dan Kerja sama belum nampak Penulisan tujuan pembelajaran belum tepat Bahan ajar perlu disajikan berwarna Kisi-kisi penialaian perlu dilengkapi Untuk menggambarkan kegiatan dimalam hari sebaiknya diganti dengan mencari gambar “kegiatan malam hari” yang disediakan guru, anak tinggal mewarnai gambar pilihannya.
Tindak Lanjut Melakukan revisi sesuai dengan saran ahli Melakukan revisi sesuai dengan saran ahli Melengkapi penialain Mengganti “kegiatan malam hari” dari menggambar diganti dengan mewarnai.
Tabel 4.15 menunjukanbahwa ada beberaa bagian RPPH yang perlu diperbaiki. peneliti melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.15.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
Tabel 4.16. Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 2 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Butir Item Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30
Skor Ahli
Nilai =
Ahli / Pakar 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 3 1 3 3 2 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 2 2 3 1 3 3
4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3
5 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
8 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
79
79
78
87
90
84
89
77
90
69
57
79
RataRata 2,91 2,91 2,58 2,83 2,75 2,75 2,58 2,5 2,66 2,66 2,66 2,75 2,66 2,58 2,5 2,66 2,66 2,75 2,75 2,66 2,66 2,83 2,66 2,75 2,58 2,75 2,58 2,58 2,75 2,75 2,69 80,75
X 100 = 89,72
Tabel 4.16 menunjukkan hasil rekapitulasi validasi ahli pada pembelajaran 2 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah skor ahli dengan jumlah rata-rata 80,75 dan rata-rata per item berjumlah 2,69. Dari skor ahli dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
penilaian pembelajaran 2 sebanyak 89,72. Menurut kriteria penilaian, skor 89,72 termasuk dalam kategori “Baik” (B) dengan rentang nilai 80 < AB < 90. Tabel 4.17. Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 2 No
Ahli
1
PPKn
2
Matematika
3
Bahasa Indonesia
4
Kepala Sekolah
Saran dan Komonetar a. Gunakan acuan buku guru b. Pengembangan hanya kedalaman dan keluasan materi sedangkan KD harus sesuai pedoman c. Pengembangan langkah-langkah dan penilaian autentuk a. Metode: diskusi, tanya jawab, demonstrais “dhakon”? b. Motivasi RPPH 2 = RPPH 1 c. Aktivias dengan buku guru tidak sama d. Permainan “dhakon” cara dan langkah dilampirkan Lengkapi kisi-kisi penilaian!
Kurang teliti dalam pengetikan.
Tindak Lanjut Melakukan revisi sesuai saran ahli
a. b.
Melakukan revisi sesuai saran ahli Menyesuaikan metode dengan permainan “dhakon”.
Melengkapi kisi-kisi penilaian. Membenahi kesalahan ketik
Peneliti juga melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.17. Tabel tersebut menunjukan bahwa ada beberaa bagian RPPH yang perlu diperbaiki. peneliti melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.17.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Tabel 4.18 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 3 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Butir Item Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30
Skor Ahli
Nilai =
Ahli / Pakar 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 3 1 3 3 2 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 2 2 3 1 3 3
4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3
5 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
8 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
79
79
78
87
90
84
89
77
90
69
57
79
RataRata 2,91 2,91 2,58 2,83 2,75 2,75 2,58 2,5 2,66 2,66 2,66 2,75 2,66 2,58 2,5 2,66 2,66 2,75 2,75 2,66 2,66 2,83 2,66 2,75 2,58 2,75 2,58 2,58 2,75 2,75 2,69 80,75
X 100 = 89,72
Tabel 4.17 menunjukkan hasil rekapitulasi validasi ahli pada pembelajaran 2 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah skor ahli dengan jumlah rata-rata 80,75 dan rata-rata per item berjumlah 2,69. Dari skor ahli dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
penilaian pembelajaran 2 sebanyak 89,72. Menurut kriteria penilaian, skor 89,72 termasuk dalam kategori “Baik” (B) dengan rentang nilai 80 < AB < 90. Tabel 4.19 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 3 No
Ahli
1
PPKn
2
Matematika
3
Bahasa Indonesia
4
Kepala Sekolah
Saran dan Komonetar a. Gunakan acuan buku guru b. Pengembangan hanya kedalaman dan keluasan materi sedangkan KD harus sesuai pedoman c. Pengembangan langkah-langkah dan penilaian autentuk a. Metode: diskusi, tanya jawab, demonstrais “dhakon”? b. Motivasi RPPH 2 = RPPH 1 c. Aktivias dengan buku guru tidak sama d. Permainan “dhakon” cara dan langkah dilampirkan Lengkapi kisi-kisi penilaian!
Kurang teliti dalam pengetikan.
Tindak Lanjut Melakukan revisi sesuai saran ahli
c. d.
Melakukan revisi sesuai saran ahli Menyesuaikan metode dengan permainan “dhakon”.
Melengkapi kisi-kisi penilaian. Membenahi kesalahan ketik
Peneliti juga melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.19..Tabel tersebut menunjukan bahwa ada beberaa bagian RPPH yang perlu diperbaiki. peneliti melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.19.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Tabel 4.20 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 4 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Butir Item Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30
Skor Ahli
Nilai =
Ahli / Pakar 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 3 2 2 3 2 2 3 1 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2
4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3
5 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
6 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
7 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
8 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
90
83
73
87
84
85
89
88
90
69
62
76
RataRata 2,91 2,91 2,58 2,83 2,91 2,75 2,5 2,66 2,5 2,5 2,91 2,83 2,66 2,75 2,83 2,75 2,58 2,75 2,58 2,66 2,75 2,75 2,83 2,66 2,66 2,75 2,58 2,5 2,66 2,66 2,70 81,25
X 100 = 90,27
Tabel 4.19 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 3 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 81,25 dan rata-rata per item berjumlah 2,70. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 3 sebanyak 90,27.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Menurut kriteria penilaian, skor 90,27 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Tabel 4.21 Rekapitulasi validasi kualiitatif pembelajaran 4 No
Ahli
1
PPKn
2
Matematika
3
Kepala Sekolah
Saran dan Komonetar
Tindak Lanjut
a. RPP dikembangkan berdasarkan keluasan materi b. RPP dikembangkan dengan merujuk buku guru yang digunakan sebagai acuan c. Penilaian autentik perlu dikembangkan d. Buat rubrik instrumen penilaian yang lebih lengkap a. Metode permainan “kucing-kucingan” belum dituliskan di metode pembelajaran b. Beberapa tujuan pembeljaran belum masuk pada aktivitas
Melakukan revisi sesuai dengan saran ahli Membuat penilaian autentik yang lebih lengkap Melakukan revisi sesuai dengan saran ahli
Kurang teliti dalam penulisan.
Membenahi kesalahan pengetikan
Peneliti juga melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.21.Tabel tersebut menunjukan bahwa ada beberaa bagian RPPH yang perlu diperbaiki. peneliti melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.21.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
Tabel 4.22 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 5 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Butir Item Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30
Skor Ahli
Nilai =
1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3
2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
75
64
79
82
74
Ahli / Pakar 6 7 8 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 90
81
84
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
89
86
90
69
RataRata 2,91 2,75 2,75 2,91 2,91 2,83 2,58 2,75 2,58 2,66 2,83 2,75 2,75 2,75 2,83 2,66 2,66 2,58 2,58 2,66 2,75 2,83 2,66 2,75 2,75 2,83 2,41 2,41 2,58 2,66 2,71 81,41
X 100 = 90,45
Tabel 4.21 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 3 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 81,41 dan rata-rata per item berjumlah 2,71. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 3 sebanyak 90,45. Menurut kriteria penilaian, skor 90,45 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Tabel 4.23 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 5 No
1
Ahli
PPKn
2
Matematika
3
Kepala Sekolah
Saran dan Komonetar
Tindak Lanjut
a. RPP dikembangkan berdasarkan keluasan materi dengan merujuk buku guru yang digunakan sebagai acuan b. Yang perlu dikembangkan hanya langkahlangkah pembelajaran, penilaian autentik, media dan alat pembelajaran. c. Buat rubrik instrumen yang representatif a. Selalu mengulang kegiatan awal b. Beberapa tujuan pembelajaran belum nampak pada aktivitas pembelajaran
Melakukan revisi sesuai dengan saran ahli
Kurang teliti dalam penulisan.
Melakukan revisi sesuai dengan saran ahli Membuat tujuan pembelajaran yang nampak pada kegiatan pembelajaran Mezbenahi kesalahan pengetikan
Peneliti juga melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.23..Tabel tersebut menunjukan bahwa ada beberapa bagian RPPH yang perlu diperbaiki. peneliti melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.23.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
Tabel 4.24 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 6 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Butir Item Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30
Skor Ahli
Nilai =
1 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3
2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3
4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2
90
64
72
76
78
Ahli / Pakar 6 7 8 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 84
86
83
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
89
90
90
69
RataRata 2,91 2,83 2,75 2,83 2,91 2,83 2,66 2,5 2,5 2,5 2,83 2,66 2,66 2,66 2,58 2,66 2,5 2,41 2,66 2,75 2,66 2,83 2,75 2,66 2,58 2,75 2,66 2,66 2,75 2,83 2,69 80,83
X 100 = 89,81
Tabel 4.23 menunjukkan hasil rekapitulasi pada pembelajaran 3 yang telah di lakukan oleh para ahli menunjukkan jumlah rata-rata 80,83 dan rata-rata per item berjumlah 2,69. Dari skor tersebut dilakukan perhitungan dengan rumus dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
menghasilkan nilai akhir untuk penilaian pembelajaran 3 sebanyak 89,81. Menurut kriteria penilaian, skor 89,81 termasuk dalam kategori “Baik” (B) dengan rentang nilai 80 < AB < 90. Tabel 4.25 Rekapitulasi validasi kuantitatif pembelajaran 6 No
1
Ahli
PPKn
2
Matematika
3
Kepala Sekolah
4
Pembelaran
Saran dan Komonetar
Tindak Lanjut
a. Pemetaan indikator pembelajaran harus mengacu buku guru b. Pengembangan boleh pada materi, media, langkah-langkah pelajaran, penilaian autentik c. Buat rubrik yang lengkap dan representatif.
Melakukan revisi sesuai dengan saran ahli Membuat penilaian autentik yang lebih lengkap
a. Bermain peran/kartu kata belum masuk pada point E b. Kegiatan awal selalu diulang c. Beberapa tujuan pembelajaran belum nampak pada aktivitas pembelajaran.
Melakukan revisi sesuai dengan saran ahli
Kurang teliti dalam penulisan.
a. Revisi pada lampiran b. Perhatikan kompetensi membaca yang dicapai siswa kelas atu semester satu c. Tata tulis masih perlu diperhatikan
Membenahi kesalahan pengetikan Melakukan revisi sesuai dengan saran ahli Membenahi tata tulis dan menyesuaikan kompetensi dengan kemampuan membaca siswa.
Peneliti juga melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.25..Tabel tersebut menunjukan bahwa ada beberapa bagian RPPH yang perlu diperbaiki. peneliti melakukan revisi sesuai saran dan komentar para ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.25.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Ahli IPS, IPA, PJOK, SBdP, Kurikulum dan guru tidak memberikan komentar dan saran dalam bentuk tulisan, namun mereka memberikan tanggapan secara langsung bahwa produk RPPH sudah baik dan memiliki komponen yang lengkap. 2)
Hasil Validasi Ahli Hasil penialain dari 12 ahli menunjukkan bahwa produk RPPH memiliki
peringkat “Baik dan Amat Baik”. RPPH yang memiliki peringkat tersebut sudah layak untuk melakukan uji coba lapangan. Kualitas produk secara keseluruhan akan dinilai dengan mencari rerata dari perolehan nilai masing-masing pertemuan pembelajaran. Hasil rerata perolehan nilai RPPH pada setian penilaian adalah “90,14”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa produk RPPH yang disusun memiliki kualitas “Amat Baik”. Rekapitulasi nilai dan peringkat RPPH secara lebih jelas dapat ddilihat dalam tabel 4.25. Tabel 4.26 Rekapitulasi nilai dan peringkat RPPH Pertemuan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6 Rerata
Nilai 90,92 89,72 89,72 90,27 90,45 89,81 90.14
Peringkat Amat Baik Baik Baik Amat Baik Amat Baik Baik Amat Baik
Tabel 4.26 menunjukkan bahwa rerata perolehan nilai produk RPPH adalah 90,14. Rerata tersebut menunjukkan bahwa RPPH mendapatkan peringkat “Amat Baik”. Namun perlu melakukan revisi produk di beberapa bagian RPPH sesuai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan komentar dan saran para ahli. Revisi yang dilakuan
131
sebagian besar
terletak pada penulisan kalimat yang rumpang dan pada kriteri penilaian yang tidak bisa mengukur kemampuan siswa. 3)
Revisi Produk Revisi desain dilakukan dengan melihat penilaian ahli baik secara
kuantitatif dan kualitatif. Rerata jumlah penilaian yangg diperoleh dari 12 ahli pada setiap pembelajaran lebih dari 80. Pembelajara 1, 4, 5 berada para peringkat “Amat Baik” dan pembelajaran 2, 3, 6 berada pada peringkat “Baik”. Revisi produk dilakukan jika hasil jumlah nilai kurang dari 80. Dari hasil penilaian secara kuantitaif, maka peneliti tidak perlu melakuakan revisi. Namun, hasil data kualitatif yang diambil dari komentar dan saran dari para ahli dalam validasi RPPH tersebut, menunjukkan bahwa ada beberapa bangian yang perlu di revisi. Maka, peneliti melakukan revisi sesuai dengan komentar dan saran dari ahli. Secara garis besar, revisi dilakukan pada penulisan kalimat yang masih rumpang. Peneliti juga melakukan revisi pada kriteri penilaian yang tidak bisa mengukur kemampuan siswadan melengkapi soal khususnya dalam hal bacaan sehingga sesuai dengan degree pada tujuan pembelajaran. c.
Dampak RPPH Berbasis Permainan Anak Kelas I SD Subema “kegiatan malam hari” Bagian ini menjelaskan dampak RPPH berbasis permainan anak kelas 1 SD
subtema “kegiatan malam hari” terhadap prestasi belajar siswa. Dampak tersebut diketahui melalui uji coba produk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
4. Penyusunan Instrumen Validasi Uji coba produk dilakukan secara terbatas di SDN Jongkang dengan subjek 5 orang siswa kelas I SD. Peneliti menyusun instrumen yang digunakan dalam tahap uji coba terbatas, antara lain kuesioner siswa dan wawancara guru terhadap uji coba RPPH berbasis permainan. a.
Validasi kuesioner pendapat siswa dan wawancara guru Kuesioner siswa dan wawancara guru yang digunakan untuk mengetahui
tanggapan terhadap efektifitas kegiatan uji coba terbatas. Kuesioner ini telah melalui tahap validasi oleh ahli. Kuesioner tanggapan siswa akan dihitung menggunakan skala likert. Hasil perolehan kuesioner siswa dapat dilihat pada tabel 4.27. Tabel 4.27 Hasil kuesioner siswa Nomer 1 2 3 4 5 Rerata
Nama A B C D E
Hasil 12 10 12 12 12 11.6
Kualifikasi Puas Puas Puas Puas Puas Puas
Tabel 4.27 menunjukan perolehan nilai hasil kuesioner tanggapan siswa terhadap uji coba produk RPPH berbasis permainan anak. Nilai tersebut selanjutnya dilihat kualifikasi untuk melihat tingkat tanggapan siswa. Kualifikasi dapat dilihat pada tabel 4.28. Tabel 4.28 Kulifikasi nilai Rentang Nilai 6 – 12 3- 6 ≤3
Kualifikasi Puas Cukup Tidak Puas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
5. Validasi soal Pretest dan Posttest Peneliti membuat 40 soal untuk pretest dan posttest berdasarkan kompetensi dasar pada aspek pengetahuan. Soal tersebut terdiri dari muatan Matematika, PPKn, Bahasa Indonesia, SBdP dan PJOK. Soal dibuat dalam bentuk pilihan ganda yang memiliki 3 alternatif jawaban. a.
Uji Validitas instrumen tes Soal pretest dan postest yang digunakan telah melalui tiga tahap validasi,
yaitu content validity, construct validity,dan face validity. Content validity dilakukan oleh ahli dengan melihat kesesuaian indikator dengan soal. Ahli tidak memberikan penilaian dalam bentuk angka, namun memberikan komentar dan saran pada beberapa soal. Peneliti memperbaiki soal sesuai dengan saran ahli agar sesuai dengan indikator. Uji validitas instrumen soal tes secara empirik dilakukan di SDN Jongkang. Pengujian dilakukan terhadap 31 siswa di kelas II SD. Soal yang digunakan untuk uji validitas sebanyak 40 soal. Tipe soal yang digunakan dalam tes ini adalah pilihan ganda. Uji soal validitas dilakukan dengan melakukan korelasi point biserial. Nilai rpbi tabel dalam Sugiyono (2011) dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,355 dan 1% adalah 0,456 dengan n=31. Priyatno (2012) menjelaskan soal dikatakan valid apabila rpbi hitung > rpbi tabel, sebaliknya jika rpbi hitung < rpbi tabel maka dikatakan tidak valid. Penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 dalam menghitung validitas soal untuk meminimalisir kesalahan perhitungan yang disebabkan ketidaktelitian. Hasil pengujian soal dapat dilihat pada tabel 4.29.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Tabel 4.29. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Tes No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
rpbihitung 0,209 0 0 0,053 0,339 0,410* 0,335 0,453* 0,260 0,626** 0,627** 0,621** 0,409* 0,669** 0 0,291 0,486** 0,042 0,305 0,687** 0,054 0,626** 0,596** 0,639** 0,129 0,567** 0,630** 0,635** 0,-034 0,286 0,426* 0,697** 0,535** 0,248 0,653** 0,042 0 0,209 0,291 0,260
rpbi-tabel 5% 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355
rpbi-tabel 1% 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456 0,456
Sig 2-tailed 0,259 0,778 0,062 0,022 0,65 0,010 0,157 0,000 0,000 0,000 0,023 0,000 0,113 0,006 0,824 0,095 0,000 0,773 0,000 0,000 0,000 0,489 0,001 0,000 0,000 0,858 0,118 0,017 0,000 0,002 0,178 0,000 0,824 0,259 0,113 0,157
Hasil Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid
Pada tabel 4.24 didapatkan 19 soal yang valid. Peneliti memilih soal yang memiliki rpbi hitung besar dari setiap indikator. Kisi-kisi indikator yang digunakan dalam membuat soal dapat dilihat pada tabel 2.5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
Berdasarkan uji empirik diperoleh 19 soal yang valid nomor 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 20, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 31, 32, 33 dan 35. Peneliti menggunakan semua soal yang valid tersebut untuk dijadikan pre-test dan post-test. Kisi – kisi soal yang digunakan untuk instrumen pretest dan posttes dapat dilihat pada tabel 4.29. Tabel 4.30 Kisi-kisi soal Pre-test dan Post-test 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. Muatan No Soal No Soal Kompetensi Dasar Indikator Pelajaran Valid Jadi SBdP
Bahasa Indonesia
Muatan Pelajaran
3.1 Mengenal cara dan hasil karya seni ekspresi
3.1.1Mengidentifikasi gambar bintang dengan cermat.
3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman 3.4 Mengenal teks cerita diri/personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman
3.1.1 Menjawab pertanyaan berdasarkan cerita yang dibacakan guru
Kompetensi Dasar
3.4.1 Menjelaskan hasil pengamatan teks bergambar dengan menjawab pertanyaan 3.4.1 Menyebutkan kegiatan temannya pada malam hari
Indikator
20
1
10
2
6
3
8
4
No Soal Valid
No Soal Jadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PPKn
3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah
3.2.1 Menjelaskan sikap-sikap yang baik dala kehidupan seharihari berdasarkan gambar. 3.2.1 Mengidentifikasi aturan yang berlaku sebelum tidur
Matematika
3.3 Mengenal keberagaman karakteristik individu di rumah dan di sekolah
3.3.1 Menjelaskan kembali aturan yang berlaku dirumah pada malam hari
3.2 Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan bendabenda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain
3.2.1 Menghitung biangan asli sampai 99 dengan bantuan bendabenda sekitar
3.2.1 Mengidentifikasi jumlah benda dari gambar-gambar yang disediakan.
PJOK
3.12 Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya benda, tinggi rendahnya tinggi badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya
3.12.1 Mengidentifikasi benda dari yang jumlahnya paling banyak atau paling sedikit
3.4 Mengetahui konsep bergerak secara seimbang dan cepat dalam rangka pengembangan kebugaran jasmani melalui permainan sederhana dan atau tradisional
3.4.1 Mengidentifikasi gerakan secara seimbang dan cepat dalam permainan tradisional
136
11, 14, 17
5, 6, 7
12
8
13
9
24, 26, 28
10, 11, 12
22
13
23, 27, 31, 32
14, 15, 16, 17
33, 35
18, 19
Setelah soal tersebut di uji kevalidasnya, maka peneliti melakukan uji reliabilitas. Reliabiitas 19 soal yang untuk instrumen pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
Tabel 4.31 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
N of Items
Alpha
Alpha Based on Standardized Items ,895
,905
19
Tabel 4.32 Kriteria Koefisien Reliabilitas Interval koefisien reliabilitas
Kualitatif
0,91 – 1,00
Sangat tinggi
0,71 – 0,90
Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup
0,21 – 0,40
Rendah
Negatif – 0,20
Sangat rendah
Sumber: Sugiyono (2011: 131) Hasil uji reliabilitas pada tabel 4.31 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha Instrumen pretest dan postest adalah 0,895. Hasil ini menunjukkan bahwa soal pretest dan posttest yang dibuat peneliti mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi. 6. Uji Coba Produk Uji coba terbatas dilakukan di SD Negeri Jongakang pada kelas 1B semester ganjil tahun ajar 2014/2015 dengan mengambil sampel sebanyak 5 siswa. SD tersebut dipilih karena jaraknya yang dekat dengan tempat tinggal peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
sekaligus merupakan tempat Program Pengalaman Lingkungan dulunya. Uji coba terbatas dilakukan selama 6 kali pertemuan yaitu pada tanggal 17-22 November 2014. Alokasi setiap pertemuan 60 menit. Sebelum dan sesudah uji coba peneliti memberikan Pre-Test dan Post-Test untuk mengetahui keberhasilan produk. Soal pretest dan posttest terdiri dari 15 soal pilihan ganda. Kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel 4.30 Adapun pelaksanaan Uji coba terbatas ditunjukkan pada tabel 4.33. Tabel 4.33 Pelaksanaan uji coba terbatas No
Hari/tanggal
Waktu
Materi
1
Senin, 17 November 2014
08.30-09.00 09.00-10.00
Pretest Pengantar Terampil menggambar dan bernyanyi terkait “kegiatan malam hari” Bercerita “kegiatan malam hari”. Teks Deskriptif Sikap-sikap baik dalam kehidupan Bilangan asli sampai 99.
2
Selasa, 18 November 2014
09.00-10.00
3
Rabu, 19 November 2014
09.00-10.00
Mengurutkan suatu benda Menggambar dan mewarnai.
4
Kamis, 20 November 2014
09.00-10.00
5
Jumat, 21 November 2014
08.30-09.30
6
Sabtu, 22 November 2014
09.00-10.00
Bermain Peran Aturan Permainan Gerakan dalam permainan ““kucingkucingan”” Pengurangan bilangan asli sampai 99 Terampil menggambar dan bernyanyi terkait “kegiatan malam hari” Bercerita “kegiatan malam hari” Aturan sebelum tidur Percobaan Post-test
Sebelum dilaksanakan uji coba terbatas, keenam siswa mengerjakan soal pretest yang berjumlah 19 soal pilihan ganda. Soal yang diberikan kepada siswa terkait dalam muatan pelajaran yang ada pada subtema “kegiatan malam hari”,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
yaitu Matematika, PKn, Bahasa Indonesia, PJOK, SBdP. Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan selama 30 menit. Awalnya siswa masih serius dalam mengerjakan soal pretest, namun setelah mencapai pertengahan banyak siswa yang meminta jawaban kepada peneliti. Peneliti menasehati dan meminta kepada siswa untuk mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Setelah peneliti selesai melakukan pendampingan (uji coba terbatas) selama enam kali pertemuan, siswa diminta mengerjakan posttest untuk melihat keberhasilan produk diakhir kegiatan. Aitem soal siswa yang dikerjakan oleh siswa sama dengan soal pretest yang pernah dikerjakan. Soal dikerjakan secara mandiri dan tidak boleh mencontek. Waktu untuk mengerjakan siswa diberi kesempatan selama 30 menit. Pemberian soal post test digunakan untuk mengetahui keberhasilan produk uji coba. Hasil dari pelaksanaan uji coba terbatas dari produk RPPH berbasis permainan anak pada siswa kelas I secara lebih jelas adalah sebagai berikut. a.
Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 1 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 1 dilakukan pada
hari Senin tanggal 17 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 1. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. b.
Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 2 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 2 dilakukan pada
hari Selasa tanggal 18 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 3 dengan mengakomodasikan permainan “dhakon”. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Permainan “dhakon” digunakan untuk memudahkan siswa dalam berhitung. Siswa bermain dengan cara memasukkan biji “dhakon” dengan jumlah yang sesuai pada soal yang diberikan guru, sehingga dari kegiatan tersebut siswa secara nyata akan tahu jumlah bilangan yang berulang tersebut. c.
Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 3 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 3 dilakukan pada
hari Rabu tanggal 19 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 3. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. d.
Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 4 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 4 dilakukan pada
hari Kamis tanggal 20 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 4 dengan mengakomodasikan permainan “kucing-kucingan”. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di luar ruangan. Berikut foto siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan akomodasi permainan “kucing-kucingan” didalamnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
Permainan “kucing-kucingan” digunakan untuk membantu berhitung baik penjumlahan dan pengurangan. Siswa menjawab soal yang diberikan uru dan menjawab dengan memamfaat pemain didalmnya. Melalui kegiatan bermain “kucing-kucingan” siswa akan mampu menghitung dengan cara yang lebih abstrak. e.
Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 5 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 5 dilakukan pada
hari Jumat tanggal 21 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 5 yang mengakomodasikan permainan “puzzle”. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Permainan “puzzle” digunakan untuk mempelajari kegiatan yang dilakukan dimalam hari, baik kegiatan baik maupun kegiatan yang tidak baik untuk dilakukan. Setelah melakukan kegiatan
yang mengakomodasikan
permainan “puzzle” siswa akan mengetahui perbandingan antara perbuatan yang baik dan yang tidak dimalam hari. f.
Hasil Uji Coba Terbatas RPPH Pembelajaran 6 Uji coba terbatas untuk produk RPPH pada pembelajaran 6 dilakukan pada
hari Sabtu tanggal 22 November 2014 selama 1 jam. Kegiatan uji coba ini dimulai pada pukul 08.30-09.30 WIB dengan siswa kelas I SDN J. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang ada pada RPPH pembelajaran 6.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di dalam ruangan. Pembelajaran 6 ini lebih terfokus pada evaluasi akhir sub tema. Pembelajaran 6 ini mengajak siswa untuk mempelajari materi mengenai permainan kasti dan penjumlahan. Kegiatan uji coba produk RPPH pada pembelajaran 6 ini diakhiri dengan pemberian posttest kepada siswa. Hasil prestest dan posttest yang telah dikerjakan oleh siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui peningkatannya terhadap pemahaman materi dengan menggunakan permainan anak didalamnya. Rerata hasil tes kelima siswa dihitung untuk mengetahui peningkatan keseluruhan yang dicapai oleh lima siswa yang mengikuti pendampingan. Presentase kenaikan hasil belajar siswa dapat dihitung sesuai dengan rumus pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Presentase kenaikan pretest dan posttest Presentase kenaikan =
Adapun perhitungan nilai dan presentase kenaikan pretest dan posttes dapat dilihat pada tabel 4.34. Tabel 4.34 Daftar Nilai Siswa hasil dan presentase kenaikan pretest dan postest Nama
Nilai Pretest
Nilai Posttest
Presentase Kenaikan
A B C D E Rerata
45 52 61 57 49 52,8
78 88 90 84 85 85
72% 69% 47% 47% 73% 62%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
Hasil pretest dan postest siswa pada tabel 4.33 menunjukkan bahwa hasil tes siswa mengalami peningkatan. Siswa yang memiliki nilai 45 ada satu siswa, siswa yang memiliki nilai 52 ada satu siswa, siswa yang memiliki nilai 61 ada satu siswa, siswa yang mendapat nilai 57 ada satu siswa, siswa yang mendapat nilai 49 ada satu siswa. Rerata nilai pretest yang diperoleh siswa adalah 52,8. Presentase kenaikan rerata kelima siswa dalah 62%. Presentase kenaikan terendah adalah 47% dan presentase kenaikan tertinggi adalah 73%. Jawaban siswa dalam tiap soal memiliki variasi jawaban yang berbeda. Peningkatan nilai pretest dan posttest ditunjukkan oleh diagram 4.3. Gambar 4.3. Diagram Presentase kenaikan pretest dan posttest
Hasil posttest kelima siswa berdasarkan diagram 4.1 menunjukan rerata 85. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 78. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90. Kenaikan rerata nilai kelima siswa ditunjukan oleh diagram 4.4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
Diagram 4.4. Diagram Peningkatan Rerata Siswa
Presentase kenaikan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Presentase kenaikan =
Presentase kenaikan =
Presentase kenaikan =
= 61 %
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh presentase kenaikan nilai siswa yaitu sebesar 61%. Kenaikan tersebut merupakan kenaikan hasil belajar siswa dari pretest ke posttest. Perolehan nilai kenaikan di atas menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode permainan dapat membantu siswa dalam memahami materi. Pemahaman siswa yang diperoleh dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar, sehingga RPPH berbasis permainan anak ini efektif untuk diterapkan pada pembelajaran di sekolah dasar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
Peneliti selanjutnya melakukan wawancara kepada guru terhadap hasil uji coba terbatas. Wawancara terstruktur dilakukan pada guru kelas 1 SD setelah pemberian posttest pada Senin, 17 November 2014. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak dari penerapan RPPH berbasis permainan anak. Hasil wawancara guru dapat dilihat pada tabel 4.34. Tabel 4.35 Wawancara guru No.
Daftar Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan Sudah ada kesesuaian antara RPP dan pelaksanaan. Kegiatan belajar berbasis permainan anak sudah sesuai untuk siswa kelas I.
Tema Sentral
1
Kesesuaian pembelajaran berbasis permainan tradisional dengan keadaan guru dan siswa.
2
Dampak pembelajaran Saya udah berbasis permainan bagi guru. mempunyai gambaran untuk membuat RPP berbasis permainan dengan mengacu RPP yang telah mbak buat.
Guru sudah mempunyai gambaran model penyusunan RPPH berbasis permainan tradisional.
3
Kesulitan yang dialami guru dengan melaksanakan pembelajaran berbasis permainan anak.
RPPH berbasis permainan anak mudah untuk dilaksanakan oleh guru.
4
Dampak
Mudah mbak, tidak ada kesulitan karena sudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Media tidak sulit untuk disiapkan.
pembelajaran Siswa semangat dan
RPPH berbasis permainan anak sesuai dengan kebutuhan lapangan.
-
Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berbasis siswa.
5
B.
permainan
bagi senang dalam belajar. Siswa mengatakan belajar menjadi tidak membosankan dan mempunyai pengalaman yang banyak melalui permainan kemarin.
Pendapat atau komentar siswa Siswa mengharapkan dengan pembelajaran berbasis kedatangan mbakpermainan mbak PPL. Siswa merasa senang dengan adanya permainan. Siswa meminta agar saya bisa mengajar dengan memasukkan metode permainan.
-
-
-
146
semangat dalam belajar Siswa memiliki pengalaman baru melalui RPPH berbasis permainan anak Siswa antusias dalam pembelajaran Siswa menginginkan guru menyajikan pembelajaran berbasis permainan.
PEMBAHASAN Peneliti menyusun RPPH berbasis permainan anak pada subtema “kegiatan
malam hari”. Penyusunan RPPH didasari oleh kebutuhan siswa yang menginginkan belajar dengan bermain dan kesulitan guru dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada kurikulum 2013. Kesulitan tersebut dipengaruhi oleh kurang optimalnya pembekalan dari pemerintah yang diterima guru. Kurangnya pembekalan tersebut berdampak pada pengajaran yang akan diperoleh siswa, sehingga mengakibatkan tujuan dari kurikulum 2013 tidak tercapai sesuai harapan. Kurikulum 2013 mengharapkan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, maka dari itu guru perlu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
menyusun RPPH dengan metode yang sesuai kebutuhan siswa agar mampu mendorong siswa untuk aktif, kreatif, dan inovatif. Analisis dari kebutuhan siswa menunjukkan bahwa siswa menginginkan pembelajaran yang menarik karena siswa masih mengalami kebosanan dengan metode yang dipakai oleh guru. Metode yang selama ini dipakai oleh guru yaitu ceramah, diskusi dan penugasan. Metode tersebut berdampak pada aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Siswa cenderung mengalami kesulitan dalam hal pemahaman materi pelajaran dan siswa sering bermain dengan teman untuk mengalihkan perhatian karena siswa mengalami kebosanan. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi permasalahan guru dan siswa adalah dengan menerapkannya metode permainan dalam kegiatan pembelajaran. Permainan merupakan suatu alat bagi anak yang dijadikan cara untuk menjelajahi dunianya, dari hal yang tidak diketahui sampai yang diketahui dan dari yang tidak bisa apaapa menjadi mampu melakukan (Semiawan: 2002). Prastowo (2008) menjelaskan bahwa siswa sekolah dassr sebenarnya memasuki dunia yang senang bermain, karena dengan bermain anak dapat meningkatkan perkembangan fisik, kecerdasan, emosi, dan social. Bermain dapat membantu siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif sesuai dengan harapan dari kurikulum 2013. Hal tersebut menunjukkan bahwa permainan dapat digunakan sebagai pengembangan dalam pembuatan rencana pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan aspek kemampuan sikap dan pengetahuan (soft skill), serta keterampilan (hard
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
skill) (Fadlilah: 2014). Aspek tersebut termuat pada RPPH yang disusun peneliti dengan melihat karakteristik pada kurikulum 2013. Kurikulum 2013 mempunyai 3 karakteristik yang meliputi pendekatan tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik. Pendekatan tematik terpadu merupakan suatu kegiatan pembelajaran dalam bentuk tema, artinya pembelajaran dengan cara menggabungkan beberapa muatan pelajaran di dalam satu kegiatana pembelajaran dan mampu mengajarkan siswa untuk aktif dalam menggali pengetahuan secara kelompok maupun individu. Pendekatan tematik terpadu dapat dijadikan model pembelajaran yang efektif untuk siswa karena mampu menyatukan emosi, fisik, dan akademik siswa di dalam kelas atau lingkungan sekolah sehingga menjadi lebih baik (Kemendikbud: 2014). Sedangkan pendekatan saintifik memuat unsur 5M atau pembelajaran ilmiah yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Selain pendekatan tematik integratif dan saintifik, kurikulum 2013 juga menggunakan penilaian autenik. Penilaian otentik memuat 3 aspek pada setiap indikator, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Ketiga karakteristik kurikulum 2013 dapat membantu mengembangkan pembelajaran sehingga siswa aktif untuk menemukan pengetahuannya sendiri seperti yang diharapkan oleh tujuan pendidikan nasional. Karakteristik ini juga mampu membantu siswa dalam mengolah aspek sikap (afekif) pada siswa. Pengertian dan karakeristik yang dimiliki kurikulum 2013 menunjukkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang baik dan lengkap untuk menciptakan siswa yang aktif, kreatif, dan inovatif. Hal tersebut mendorong
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
peneliti melakukan penelitian untuk menyusun RPPH berbasis permainan anak. Penelitian ini dilakukan dengan mengadopsi langkah dari Sugiyono (2014) dan Borg&Gall (dalam Sanjaya: 2013). Langkah penelitian tersebut dimodifikasi menjadi 5 langkah yang terdiri dari (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumen ujicoba, dan (5) ujicoba terbatas. Produk RPPH yang disusun dalam penelitian ini memperoleh nilai “amat baik” dari 12 validator dengan rerata sebesar 90,14. Perolehan nilai “amat baik” tersebut menunjukkan bahwa produk RPPH layak untuk diujicobakan. Selain melihat perolehan nilai dari 12 validator tersebut, produk RPPH juga layak diujicobakan karena memuat komponen-komponen yang meliputi : a. Pendekatan saintifik, pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang didalamnya menggunakan proses ilmiah. Proses ilmiah yang digunakan meliputi
5M
yaitu
menanya,
mengamati,
mencoba,
menalar,
dan
mengkomunikasikan (Kemendikbud: 2014). Sebagai contoh, kegiatan mengamati nampak ketika siswa melakukan permainan dhakon, siswa mengamati cara bermain yang telah disusun oleh guru. Kegiatan menanya muncul ketika siswa bertanya cara kerja permainan tersebut. Mencoba terlihat ketika siswa mau mencoba permainan dhakon, dan kegiatan menalar yaitu ketika siswa menghitung soal yang diberikan guru dengan menggunakan biji dhakon
tersebut
serta
kegiatan
mengkomunikasikan
adalah
siswa
mempresentasikan hasil menghitung siswa didepan teman lainnya dan guru. Foto dari kegiatan saintifik pada permainan dhakon dapat dilihat pada gambar 4.5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
Gambar 4.5 Foto kegiatan permainan dhakon.
Produk RPPH ini selain menggunakan pendekatan saintifik juga menerapkan pembelajaran kontekstual di dalamnya. Pembelajaran kontekstual yaitu konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata serta mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan (Nurhadi: 2003). Metode kontekstual mampu mengembangkan siswa untuk lebih peka dengan masalah yang ada dalam kehidupan seharihari. b. Menggunakan metode permainan. Perkembangan siswa sekolah dasar memasuki fase senang bermain, sehingga siswa akan lebih tertarik pada permainan daripada belajar. Permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dan yang tidak ia kenali sampai pada yang ia ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukannya (Semiawan: 2002). Teori tersebut menjelaskan bahwa permainan mampu mendorong siswa untuk menggali pengalamannya melalui bermain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
Pembelajaran yang berbasis permainan dapat menjadikan siswa untuk lebih tertarik
dengan
pembelajaran
yang
diajarkan,
sehingga
mampu
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest siswa ketika melakukan uji coba. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode permainan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan mampu membuat siswa tertarik serta membuat siswa senang terhadap pembelajaran. Peneliti mengadopsi tiga permainan yaitu “dhakon”, “kucing-kucingan”, dan “puzzle”. Hasil dari proses permainan “dhakon” dapat dilihat pada gambar 4.6. Gambar 4.6 Kegiatan pembelajaran dengan permainan “dhakon”.
Permainan pertama yaitu
“dhakon” yang diakomodasi pada RPPH
pembelajaran 2. Pembelajaran 2 berkaitan dengan pelajaran tematik Bahasa Indonesia, PKn dan Matematika. Ketiga materi tersebut dijelaskan dengna menggunakan permainan dhakon, khususnya pada materi pelajaran matematika tentang menghitung bilangan asli sampai 99. Permainan dhakon mampu mendorong sikap ingin tahu dan kerjasama siswa. Permainan ini mampu membantu siswa terutama dalam hal berhitung secara konkret sampai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
bilangan asli 99. Permainan ini juga mampu mengajarkan siswa untuk menghargai lingkungan sekitar. Sebagai contoh permaian “dhakon” ini dapat dilakukan dengan menggunakan biji-bijian dari tumbuhan disekitar sebagai pengganti biji “dhakon”. RPPH dengan menggunakan metode permainan dhakon dapat dilihat pada produk halaman 19. Permainan kedua yaitu “kucing-kucingan”, yang diakomodasikan pada RPPH pembelajaran 4. Pembelajaran 4 berkaitan dengan pelajaran tematik Bahasa Indonesia, PKn PJOK dan Matematika, khususnya pada materi pelajaran matematika tentang melakukan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan asli sampai 99. Permainan kucing-lucingan ini digunakan untuk melatih keterampilan berhitung siswa secara abstrak. Permainan ini membutuhkan konsentrasi dan kerjasama yang tinggi untuk memilih tempat dan menjawab soal. Hal ini sejalan dengan teori yang dipakai peneliti yaitu kooperatif learning. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara langsung mengembangkan interaksi dalam kelompok, untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang akan menimbulkan permusuhan (Sugiyanto: 2010). Permainan ini baik untuk dikembangkan dalam RPPH dalam meningkatkan kerjasama. RPPH dengan menggunakan metode permainan kucing-kucingan dapat dilihat pada produk halaman 60. Permainan ini dapat dilihat pada gambar 4.7.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
Gambar 4.7 Permainan “kucing-kucingan”
Permainan terakhir yaitu “puzzle” yang diakomodasikan pada RPPH pembelajaran 5. Pembelajaran 5 menjelaskan materi yang berkaitan dengan PKn dan Bahasa Indonesia. Materi PKn menjelaskan tentang sikap berinteraksi dengan
guru dan teman, sedangkan mata pelajaran Bahasa
Indonesia menjelaskan tentang kegiatan baik yang dilakukan dimalam hari. Permainan puzzle ini mampu melatih siswa untuk bekerjasama, berfikir aktif dan melatih daya ingat yang dihubungkan dengan kegiatan yang dilakukan pada malam hari. Permainan ini siswa diminta untuk menata ulang kegiatan pada malam hari dalam bentuk “puzzle”. RPPH dengan menggunakan metode permainan puzzle dapat dilihat pada produk halaman 85. c. Menggunakan pembelajaran konstruktivisme. Konstruktivisme adalah proses membangun pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dari pengalamanpengalaman di lingkungannya (Suyono&Hariyanto, 2012). Pengalaman yang diperoleh dapat melalui metode permainan. Metode permainan yang secara langsung mengajak siswa untuk berinteraksi secara langsung menggali apa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
yang siswa temukan dan pelajari dari lingkungan sosialnya. Hal itu sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Vygotsky yang berpendapat jika perkembangan kognitif anak lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya Tudge dan Scrimsher (dalam Schunk, 2012). Perkembangan anak usia sekolah dasar menurut teori Piaget termasuk perkembangan kognitif tahap operasional konkret, sehingga pemahaman belajar anak usia tersebut lebih cepat dengan benda-benda yang nyata.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP Bab V berisi tentang kesimpulan, keterbatasan Penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya A. Kesimpulan Penelitian yang dilakukan adalah research and development dengan tujuan untuk mengetahui penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas I Sekolah Dasar subtema “kegiatan malam hari”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut: 1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang digunakan guru belum sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013. Hal ini terlihat pada Condition dan Degree yang tidak nampak pada perumusan tujuan pembelajaran. Didalam kegiatan pembelajaran, guru masih menggunakan metode ceramah dan penugasan. Guru juga belum menggunakan media maupun alat peraga dalam pengajarannya. Kendala yang dialami guru selama ini dalam penyusunan RPPH juga dikarenakan guru hanya mendapatkan pengarahan atau diklat Kurikulum 2013 selama satu minggu, sehingga guru kurang memahami kurikulum 2013.
2.
Prosedur penyusunan RPPH berbasis permainan anak kelas 1 SD pada subtema “kegiatan malam hari” sesuai panduan pengembangan dari sugiyono (2013) dan Borg&Gall (Sanjaya: 2013) yang dimulai dari penemuan potensi masalah di SDN Jongkang, dilanjutkan dengan 155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
melakukan
anak
analisis
kebutuhan
menggunakan
156
teknik
wawancara,observasi,dan kuesioner kepada guru kelas satu, setelah menemukan masalah, peneliti menyusun produk RPPH dengan melakukan analisis terhadap KD, Indikator, Tujuan, dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa, selanjutnya melakukan validasi ahli yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk RPPH, kemudian dilakukan uji coba terbatas untuk mengetahui kualitas RPPH dan keefektifan terhadap prestasi belajar siswa. 3.
Kualitas RPPH berbasis permainan anak pada subtema “kegiatan malam hari” diambil dari validasi para ahli. Validasi dilakukan kepada 12 ahli yaitu ahli bidang studi bahasa Indonesia, Matematika, SBdP, PPKn, IPA, IPS, PJOK, ahli kurikulum, ahli pembelajaran, ahli permainan anak, kepala sekolah dan guru. Hasil validasi secara kuantitatif menunjukkan RPPH mendapatkan peringkat “amat baik” dengan nilai rerata “90,14”, sehingga peneliti tidak melakukan revisi. Validasi ahli juga menghasilkan penilaian secara kualitatif berdasarkan komentar dan saran dari para ahli. Peneliti melakukan revisi dari saran dan komentar ahli untuk penyempurnaan dari produk yang disusun.
4.
Dampak RPPH berbasis permainan anak kelas 1 SD pada “kegiatan malam hari” terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahi melalui uji coba terbatas yang dilakuakan di SDN Jongkang. Hasil ujicoba menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa. Terlihat dari presentase kenaikan nilai hasil
pretest
dan
posttest
sebanyak
62%.
Keefektifan
kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran
berdasarakan
permainan
ditunjukkan
dari
157
kuesioner
tanggapan guru dan siswa. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa permainan efektif dalam meningkatkan prestasi dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. B.
Keterbatasan Penelitian
1.
Kurikulum 2013 masih merupakan kontroversi. Dan hal ini berimplikasi secraa teknis, misalnya format penulisan RPPH ada yang menggunakan satu kolom dan dua kolom pada langkah kegiatan; urutan penulisan Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran; istilah RPP dan RPPH; sebutan siswa/peserta didik dan guru/pendidik; pemasukan KI 1 dan 2 disetiap muatan pembelajaran; dan pemakaian istilah media, alat, dan sumber.
2.
Beberapa instrumen tidak melalui validasi karena diambil dari institusi lembaga pendidikan dengan asumsi instrument tersebut sudah melalui proses validasi dari institusi yang terkait dan merupakan produk yang terstandar.
3.
Uji coba produk dilakukan pada jumlah responden yang terbatas. Hal ini dikarenakan produk masih dalam tahap uji terbatas.
C.
Saran Berdasarkan keterbatasan pada penelitian ini, peneliti memiliki saran untuk
penelitian selanjutnya yaitu 1.
Peneliti perlu menyesuaikan penyusunan RPPH atau perangkat lain dari kurikulum 2013 sebisa mungkin mengikuti
peraturan permendikbud
sekaligus menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
158
Peneliti juga perlu untuk melakukan validasi ulang pada instrument yang terstandart.
3.
Uji coba lapangan dapat dilakukan dengan responden yang lebih banyak, dengan asumsi semakin banyak revisi dari responden maka produk akan memiliki kualitas yang lebih baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
DAFTAR REFERENSI Akbar, Sa’adun. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arifin, Zainal. (2011). Bagaimana Menyiasati PTK Anda agar Sukses? Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, Apriani Dwi. (2014). “Penerapan Pendekatan Student Center Learning dengan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPA Kelas IV B”. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Atwi, M. (2014). Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga. Aulina, Choirun Nisak. (2012). “Pengaruh Permainan dan Penguasaan kosa kata terhadap kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun. Sidoarjo: Universitas Mohammadiyah Sidoarjo”. Jurnal Pedagogia, 1 (No): 131-143. Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Azwar, Saifuddin. (2013). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Beaty, J.Janice. (2013). Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenamedia Group. Dharmamulya, Sukirman. (2005). Permainan Tradisional Jawa Sebuah Upaya Pelestarian. Purwanggan: Kepel Press. Fadlillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz. Husamah, Setyaningrum Yanuar. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustaka Karya. Hyungsung Park. (2012). Relationship between Motivation and Student’s Activity on Educational Game. Jurnal ilmiah volume 5 nomor 1 Maret 2012.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kemendikbud. (2014). Depdikbud.
Kegemaranku: Buku
160
Guru-Edisi Revisi. Jakarta:
Kemendikbud. (2014). Kegemaranku: Buku Siswa-Edisi Revisi. Jakarta: Depdikbud. Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 SD Kelas I. Jakarta: Depdikbud. Kunandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Majid, Abdul. (2009). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyani, Sri. (2013). 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta: Langensari Publishing. Mulyasa, H. E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mundir. (2013). Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muslich, Masnur. (2011). Autentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta : Kencana. Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Priyatno, Duwi. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Roslinda,Nani. (2013). Pelaksanaan Kurikulum KOMPASIANA, 30 November 2013.
2013
dan
Kendala.
Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
Schunk. D. H. (2012). Learning Theories: an Educational (Terj). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Semiawan, Conny, Yufiarti. (2002). Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Pendidikan Usia Dini: Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Prenhallindo. Setyosari, Punaji. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Siregar, Eveline, Hartini Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Sitepu, B.P. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujarno. (2013). Pemanfaatan Permainan Tradisional dalam Pembentukan Karakter Anak. Yogyakarta: BPNB. Sujiono, Bambang dan Yuliani Nurani Sujiono. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
Suparlan. (2011). Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran (Curriculum and Learning Material Development). Jakarta: Bumi Aksara. Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suyono dan Haryanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Taniredja, Tukiran, Hidayati Mustafidah. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: Alfabeta. Trianto. (2009). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep Strategi, dan Implementasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana. Trianto. (2012). Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Triharso, Agung. (2013). Permainan Kreatif & Edukatif untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Andi Offset. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Wibowo, Agus. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah (Konsep dan Praktik Implementasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko, Eko Putro. (2013). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiyani, Novan Ardy. (2014). Desain Pembelajaran.Yogyakarta: Ar-Ruzz media. Khasanah, Ismatul, Agung Prasetyo, Ellya Rakhmawati. (2011). “Permainan Tradisional Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini”. Jurnal Ilmiah Volume 1 Nomor 1. Sumber elektronik: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=6984&val=530
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
Muslimin, dkk. (2012). “Desain Pembelajaran Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Permainan Tradisional Congklak Berbasis Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar”. Diakses 1 Desember 2014. Sumber elektronik : http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/download/2642/2710
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 Surat Ijin Sebelum dan Setelah Penelitian
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 Hasil Observasi
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 Hasil Dokumentasi
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4 Hasil Validasi
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Ahli Matematika
189
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
201
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kepala sekolah
206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
207
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
208
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
209
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
211
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
212
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
215
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
216
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
217
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
219
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
220
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Ahli Permainan Anak
224
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
225
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
228
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
229
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
230
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
231
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
232
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
233
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
235
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
236
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
237
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
238
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
239
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
240
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
241
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 Soal Sebelum Validasi
242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
243
Soal Latihan Nama Nomor
: :
Kelas : Hari/tanggal :
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b atau c pada jawaban yang benar ! Ini Mina Mina murid yang cerdas Setiap malam Mina selalu belajar Tak lupa Mina juga merapikan meja belajar sebelum tidur Mina selalu bersikap tertib di rumah bacalah bacaan diatas untuk menjawab soal nomor 1 -3 1. Mina merupakan murid yang ... a. Rajin c. Malas b. Cerdas 2. Apa yang dilakukan Mina setiap malam ... a. Belajar c. Menonton TV b. Tidur 3. Apa yang dilakukan Mina sebelum tidur ... a. Membersihkan kamar c. Bermain boneka b. Merapikan meja belajar 4. Dari gambar disamping terlihat hewan... a. Burung hantu dan katak b. Tikus dan kucing c. Tikus dan burung hantu
5.
6.
Gambar disamping menceritakan tentang kegiatan Dani di malam hari, yaitu ... a. Makan malam b. Membersihkan tempat tidur c. Mendongeng sebelum tidur
Apa yang kamu lihat dari gambar disamping ? a. Andi menulis di buku b. Andi sedang belajar
c. Andi menonton TV
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Ketika Dody jalan-jalan bersama keluarga ia melihat burung hantu. Burung hantu merupakan hewan yang keluar di ... a. Pagi hari
c. Siang hari
b. Malam hari 8. Faris akan tidur malam. Apa yang sebaiknya dilakukan Faris sebelum tidur? a. Menggosok gigi b. Bermain game
c. Menonton TV hingga larut malam
Bacalah cerita gurumu! Malam ini Fira ingin tidur Ia selalu dibacakan cerita oleh ayahnya Sebelum tidur ayah berpsesan agar selalu berdoa dahulu Fira sayang kepada ayahnya 9. Siapa yang selalu membacakan cerita kepada Fira? a. Ibunya
c. Pamannya
b. Ayahnya 10. Apa pesan ayah kepada Fira? a. Untuk mencuci tangan
c. Mengosok gigi
b. Selalu berdoa sebelum tidur 11. Berikut adalah sikap baik yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu ... a. Bertengkar dengan teman
c. Berbicara ketika mak
b. Membantu Ibu memasak 12. Ketika akan tidur, keluarga Dody selalu menerapkan pertaturan. Peraturan yang sebaiknya dilakukan sebelum tidur adalah ... a. Mengganggu adik yang sudah tidur
b. Menggosok gigi c. Bermain hingga larut
244
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13. Setiap malam Nino selalu menonton TV hingga larut. Ia selalu dinasehati oleh ayahnya. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh Nino... a. Tetap menonton TV hingga larut
c. Membiarkan nasehat ayah
b. Mematuhi ayah dan tidak menonton TV hingga larut 14. Gambar yang merupakan sikap tidak baik dalam kehidupan sehari-hari adalah...
a.
b.
c.
15. Yang bukan merupakan kegiatan sebelum tidur adalah ... a. Berdo’a
c. Main game
b. Belajar 16. Andi sedang bermain sepak bola di lapangan. Ia melihat temannya jatuh. Apa yang sebaiknya dilakukan oelh Andi? a. Membiarkan
c. Hanya melihat
b. Menolong 17. Keluarga Rudi selalu makan malam bersama. Setiap makam malam Rudi dan adiknya selalu bertengkar. Termasuk sikap apa yang dilakukan Rudi? a. Sikap baik dalam kehidupan b. Menyanyangi adiknya
c. Sikap tidak baik dalam kehidupan sehari-hari
18. Sikap yang tidak termasuk ke dalam aturan pada malam hari adalah ... a. Membantu ibu memasak untuk makan malam b. Membantu ibu menjaga adik
c. Bermain game hingga larut malam
245
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19.
246
Gambar disamping merupakan gambar suasana pada ... a. Pagi hari b. Siang hari c. Malam hari
20. Malam ini keluarga Nagita berkumpul bersama di depan rumah. Nagita melihat benda yang berkerlip dilangit. Benda apakah itu? a. Burung
b. Bintang
c. Matahari
21. Apa yang kamu lihat pada malam hari ... a. Kalelawar yang terbang
c. Matahari yang bersinar
b. Anak kecil yang bermain di luar 22.
Benda yang paling banyak adalah ... a. Buku
23.
b. Pensil
c. Bola
B A
C
Urutan dari yang paling sedikit adalah ... a. ABC
b. CBA
c. BCA
24. Ayah membeli 15 kelereng di warung. Kemudian diberikan Adi sebanyak 5 kelereng. Berapa sisa kelereng ayah ? a. 15 25.
b. 10
c. 5 Banyak sendok ada... a. 14
b. 16
c. 18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
247
26. 25 + 5 = ... a. 20
b. 25
c. 30
27. Andi mempunyai 10 batu, dan Vita mempunyai 5 batu. Batu siapa yang paling banyak? a. Andi
b. Vita
c. Sama
28.
Yang menempati urutan kelima adalah ... a. Durian 29.
b. Burung
c. Kelinci
Berapa jumlah apel disamping ... a. 6
b. 7
c. 8
30. Lambang bilangan dua belas adalah ... a. 11
b. 12
c. 14
31. Urutkan benda dibawah dari yang terbesar! a. BCA
b. BAC
c. CBA
32. 8 + 6 = . . . . Bilangan yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah . . . . a. 12
b. 14
c. 16
33. Gerakan melompat-lompat akan menguatkan otot … a. Tangan b. Kaki c. Pinggang 34. Tujuan berolahraga adalah agar badan menjadi … a. Sehat b. Sakit c. Lemah 35. Untuk melatih otot bagian kaki yang harus dilakukan adalah... a. Berlari b. Push up c. Mendorong geroba 36. Gambar disamping merupakan gambar ... a. Matahari
b. Bulan
c. Bintang
37. Gerakan yang sering dilakukan dalam permainan kucing dan tikus adalah ... a. Melompat
b. Berlari
c. Menendang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38. Saat bermain kucing dan tikus, bagian tubuh yang sering digunakan adalah ... a. Kaki
b. Tangan
c. Telinga
39. Ketika bermain sikap yang tidak seharusnya kita lakukan adalah ... a. Curang
b. Membantu teman
c. Melindungi teman
40. Ketika kita melihat teman kita jatuh saat bermain, sikap kita sebaiknya ... a. Membiarkan b. Membantu c. Melihat saja
248
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
249
Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Validitas40 soal
A3
250
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Case Processing Summary N Cases
%
Valid
31
96.9
1
3.1
32
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,895
,905
19
251
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7 Soal Sesudah Validasi
252
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SOAL TEMA KEGIATANKU SUBTEMA KEGIATAN MALAM HARI KELAS I SEMESTER I
Nama :____________________ No
:____________________
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b atau c pada jawaban yang benar ! 41.
Apa yang kamu lihat dari gambar disamping ? c. Andi menulis di buku
c. Andi menonton TV
d. Andi sedang belajar
42. Faris akan tidur malam. Apa yang sebaiknya dilakukan Faris sebelum tidur? d. Menggosok gigi e. Bermain game f. Menonton TV hingga larut malam Bacalah cerita gurumu! Malam ini Fira ingin tidur Ia selalu dibacakan cerita oleh ayahnya Sebelum tidur ayah berpsesan agar selalu berdoa dahulu Fira sayang kepada ayahnya 43. Apa pesan ayah kepada Fira? d. Untuk mencuci tangan
f. Mengosok gigi
e. Selalu berdoa sebelum tidur 44. Berikut adalah sikap baik yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu ... d. Bertengkar dengan teman e. Membantu Ibu memasak
f. Berbicara ketika mak
253
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45. Ketika akan tidur, keluarga Dody selalu menerapkan pertaturan. Peraturan yang sebaiknya dilakukan sebelum tidur adalah ... d. Mengganggu adik yang sudah tidur
e. Menggosok gigi f. Bermain hingga larut
46. Setiap malam Nino selalu menonton TV hingga larut. Ia selalu dinasehati oleh ayahnya. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh Nino... d. Tetap menonton TV hingga larut
f. Membiarkan nasehat ayah
e. Mematuhi ayah dan tidak menonton TV hingga larut 47. Gambar yang merupakan sikap tidak baik dalam kehidupan sehari-hari adalah...
d.
e.
f.
48. Keluarga Rudi selalu makan malam bersama. Setiap makam malam Rudi dan adiknya selalu bertengkar. Termasuk sikap apa yang dilakukan Rudi? f. Sikap tidak baik dalam kehidupan sehari-hari
d. Sikap baik dalam kehidupan e. Menyanyangi adiknya
49. Malam ini keluarga Nagita berkumpul bersama di depan rumah. Nagita melihat benda yang berkerlip dilangit. Benda apakah itu? d. Burung
e. Bintang
f. Matahari
50.
Benda yang paling banyak adalah ... b. Buku
b. Pensil
c. Bola
254
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51.
255
B A
C
Urutan dari yang paling sedikit adalah ... d. ABC
e. CBA
f. BCA
52. Ayah membeli 15 kelereng di warung. Kemudian diberikan Adi sebanyak 5 kelereng. Berapa sisa kelereng ayah ? d. 15
e. 10
f. 5
e. 25
f. 30
53. 25 + 5 = ... d. 20
54. Andi mempunyai 10 batu, dan Vita mempunyai 5 batu. Batu siapa yang paling banyak? d. Andi
e. Vita
f. Sama
55.
Yang menempati urutan kelima adalah ... d. Durian
e. Burung
f. Kelinci
56. Urutkan benda dibawah dari yang terbesar! b. BCA
b. BAC
c. CBA
57. 8 + 6 = . . . . Bilangan yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah . . . . d. 12
e. 14
58. Gerakan melompat-lompat akan menguatkan otot … a. Tangan b. Kaki 59. Untuk melatih otot bagian kaki yang harus dilakukan adalah... a. Berlari b. Push up
Selamat mengerjakan
f. 16 c. Pinggang
c. Mendorong gerobak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8 Hasil Pretest
256
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
257
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
258
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
259
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9 Hasil Posttest
260
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
261
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
262
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
\
263
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 10 Hasil Kuesioner Siswa
264
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
265
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11 Foto dokumen uji coba terbatas
266
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
267
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 12 Biodata peneliti
268
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
269
BIODATA PENELITI Erlin Novitasari adalah kedua dari enam bersaudara. Lahir di Yogyakarta, 13 November 1992. Peneliti telah menyelesaikan pendidikan taman kanak pada tahun 1999 di TK Pertiwi Gondanglegi. Peneliti menempuh jenjang Sekolah Dasar selama enam tahun di SD Negeri Ledoknongko dan dinyatakan lulus pada tahun 2005. Jenjang Sekolah Menengah Pertama diselesaikan selama tiga tahun dan dinyatakan lulus pada tahun 2008 di MTs N 1 Tempel. Tahun 2011 peneliti dinyatakan lulus setelah menempuh selama tiga tahun di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMK Negeri 1 Godean. Pada tahun 2011 peneliti menempuh pendidikan tinggi dengan mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh bangku perkuliahan, peneliti mengikuti berbagai kegiatan untuk mengembangkan soft skill. Tahun 2011 peneliti mengikuti kegiatan yang Inisiasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma (INFISA). Pada tahun 2012, peneliti mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II. Peneliti telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka pada tahun yang sama. Peneliti juga telah lulus mengikuti tes penguasan Bahasa Inggris Aktif dengan predikat baik.