PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN MINAT MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MELALUI PENERAPAN STORYTELLING DENGAN MEDIA WAYANG PADA SISWA KELAS VIII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh: Fransiska Wening Panitis 091114012
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4:6)
Orang yang menyerah sebelum mencoba dan berusaha adalah orang yang gagal.
Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu mendampingiku 2. Kedua orangtuaku tercinta (Bapak A. Bambang Sasongko, S.E., M.Pd dan Ibu V. Rina Herawati) 3. Adikku tersayang (Victoria Gilangsih Kinanthi) 4. Dosen Pembimbing (Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si) 5. Sahabat-sahabatku terkasih 6. Teman-teman Prodi BK USD angkatan 2009 Terimakasih atas semangat, dorongan, bantuan dan doa dalam penyelesaian skripsiku ini.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya buat ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 September 2013 Penulis
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Fransiska Wening Panitis
NIM
: 091114012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN PENGEMBANGAN
MINAT
MENGIKUTI
KEPRIBADIAN
EKSTRAKURIKULER
MELALUI
PENERAPAN
STORYTELLING DENGAN MEDIA WAYANG PADA SISWA KELAS VIII SMP
JOANNES
BOSCO
YOGYAKARTA
TAHUN
PELAJARAN
2012/2013 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti selama tetap tercantum nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 13 September 2013 Yang menyatakan,
Fransiska Wening Panitis vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MELALUI PENERAPAN STORYTELLING DENGAN MEDIA WAYANG SISWA KELAS VIII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Fransiska Wening Panitis Universitas Sanata Dharma 2013 Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif dalam upaya memperbaiki praktik pendidikan dan meningkatkan mutu pembelajaran yang ada. Penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus. Setiap siklus hanya satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 1x50 menit. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan observasi, skala minat, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco dengan jumlah 34 siswa. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pengembangan kepribadian melalui pelaksanaan metode storytelling dengan media wayang. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah minat siswa. Minat siswa pada kondisi awal, skor minat siswa adalah 72,09. Pada siklus I skor minat siswa menjadi 75,20, pada siklus II menjadi 74,55 dan pada siklus III menjadi 77,81. Dari hasil uji t, peningkatan minat dari kondisi awal dan siklus I menunjukkan signifikasi 0,024<0,05 yang berarti bahwa minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pengembangan Kepribadian melalui penerapan storytelling dengan media wayang mengalami peningkatan secara signifikan. Pada uji t minat siswa siklus I dan siklus II menunjukkan signifikasi 0,377>0,05 yang berarti bahwa minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pengembangan Kepribadian melalui penerapan storytelling dengan media wayang tidak mengalami peningkatan secara signifikan. Pada siklus II dan siklus III menunjukkan signifikasi 0,038<0,05 yang berarti bahwa minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pengembangan Kepribadian melalui penerapan storytelling dengan media wayang sudah. mengalami peningkatan secara signifikan. Kata kunci: minat, storytelling, dan media wayang.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
INCREASE OF LEARNING INTEREST IN JOINNING EXTRACURRICULAR ACTIVITIES OF PERSONALITY BEHAVIOUR DEVELOPMENT BY IMPLEMENTING STORYTELLING METHODE USING WAYANG PERFORMING MEDIA FOR STUDENTS GRADE VIII OF SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2012/2013
Fransiska Wening Panitis Sanata Dharma University 2013 This research is an action research of guidance and counceling implementation. The research is a reflective research aimed to enrich practical application of education and increase the quality of existing learning process. The research was done in three cycles inwhere each cycle had only one meeting time and needed 50 minutes. Every cycle consisted of planning, implementation, observation and reflection. The technique of getting data in this research were observation, interest clasification, and interview. The data which were collected then analyzed by descriptive and quantitative methode. The research was done in SMP Joannes Bosco Yogyakarta. The population of this research were 34 students of grade VIII. The research aimed to increase learning interest of students in joinning the activity of behaviour development program by implementing story telling methode using wayang performing media.The result of this research were improvement of learning interest. The score of learning interest at previous condition for 34 students was 72,09. The score of learning interest at the first cycle became 75,20. Then score of learning interest at second cycle was 74,55 and became 77,81 at the third cycle condition. The result of t test methode from previous condition to the first cycle indicated significant increase in learning interest for about 0,024<0,05, it meant that the students interest were significant increased to join school extracurricular activities for developing personality behaviour. Result of t test methode from the first cycle to second cycle condition indicated that learning interest of students were about 0,377>0,05, it meant that students interest were not significant increased. The next result of t test methode from the second cycle to the third cycle condition indicated significant increase in learning interest for about 0,038<0,05, this meant the interest to join extracurricular activities for developing personality behaviour were more significant increased. Key words : interest, storytelling, wayang performing media
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Penulis mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas rahmat dan karuniaNya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling) ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini berjudul “Peningkatan
Minat
Mengikuti
Ekstrakurikuler
Pengembangan
Kepribadian Melalui Penerapan Storytelling Dengan Media Wayang Pada Siswa Kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan tidak hanya dari usaha dan kerja keras penulis sendiri, melainkan berkat adanya dukungan, bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Kepala Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan juga selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan kritik, saran, masukan, dorongan, semangat, serta membantu, membimbing, dan mendampingi penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. 3. Ag. Noranisah Safriatun, S. Ag selaku Kepala Sekolah SMP Joannes Bosco Yogyakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 4. Laurentia Vonny Tunjung Sari, S.Pd selaku guru Bimbingan dan Konseling SMP Joannes Bosco Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Siswa-siswi kelas VIII SMP Joannes Bosco Yoyakarta tahun pelajaran 2012/2013 yang telah bersedia menjadi subjek dan membantu penulis dalam proses pengumpulan data yang digunakan untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Orangtua dan keluarga yang selalu memberikan semangat, motivasi, dorongan dan doa kepada penulis. 7. Stefanus Pryatmoko selaku petugas di sekretariat BK yang banyak membantu peneliti mengurus berbagai administrasi dan persyaratan untuk menyelesaikan skripsi. 8. Partner yang setia membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini (Agil Baroto Sutji). 9. Sahabat-sahabatku (Aldian Putranto, Clara Iyud, Agnes Lis Aviani, Desak Made, Arista Abria, Marianus Doni, Henricus Dimas Frandy, Aris Dharma, Teresia Astyatika) yang selalu memberikan dukungan, bantuan dan motivasi kepada penulis. 10. Teman-temanku (Dendy Setyadi, Stefanus Sadtya, Florentina, Andreas Rian, Dedy Setiawan, Wiratama Rahman, Ediana Prima) yang telah bersedia membantu dan memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Semua teman-teman prodi BK USD angkatan 2009 yang telah memberikan kontribusi positif bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling) ini. Oleh karena itu, sumbang saran dari pembaca, sangat penulis harapkan. Akhirnya, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca. Yogyakarta, 13 September 2013 Penulis
Fransiska Wening Panitis
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………..
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………….
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………... vi ABSTRAK……………………………………………………………….. vii ABSTRACT……………………………………………………………… viii KATA PENGANTAR……………………………………………………
ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………... xi DAFTAR TABEL………………………………………………………... xiv DAFTAR GRAFIK………………………………………………………. xv DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. xvi DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah………………………………………………... 5 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………
5
D. Manfaat Penelitian………………………………………………..
5
E. Definisi Operasional……………………………………………...
7
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat a. Pengertian Minat…………………………………………. 8 b. Macam-Macam Minat……………………………………
9
c. Ciri-ciri Minat……………………………………………. 11 d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat……………….
13
e. Aspek-Aspek Minat……………………………………… 13 2. Bercerita (Storytelling) a. Pengertian Storytelling…………………………………...
17
b. Manfaat Penggunaan Metode Storytelling……………….
18
c. Teknik Penggunaan Metode Storytelling………………...
20
d. Efektivitas Metode Storytelling…………………………..
24
3. Media Wayang a. Pengertian Wayang………………………………………. 27 b. Jenis-jenis Wayang……………………………………….
28
c. Kelebihan-kelebihan Penggunaan Media Wayang………. 29 d. Storytelling dengan Media Wayang……………………...
30
B. Kerangka Pikir Penelitian………………………………………... 31 C. Hipotesis Tindakan……………………………………………….
33
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian…………………………………...........................
34
B. Subjek Penelitian…………………………………………………
34
C. Setting Penelitian…………………………………………………
35
D. Prosedur Penelitian……………………………………………….
35
E. Langkah/Tahapan Penelitian……………………………………..
37
F. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….
40
G. Instrumen Penelitian……………………………………………...
41
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
H. Teknik Analisa Data……………………………………………...
44
I. Indikator Keberhasilan…………………………………………...
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Proses Pelaksanaan Penelitian………………………………..
49
2. Hasil Observasi Perilaku Siswa………………………………
61
3. Hasil Pengolahan Skala Minat Siswa………………………...
65
B. Pembahasan…………………………………….…………………
80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………………………………………………………..
85
B. Saran………………………………………………………………
85
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….
87
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1 Kisi-kisi Panduan Observasi Perilaku Siswa……………………… 42 Tabel 2 Kisi-kisi Skala Minat Siswa………………………………….……
43
Tabel 3 Pertanyaan Wawancara Tidak Terstruktur………………………...
44
Tabel 4 Kriteria Kategori Subjek dan Butir-butir Minat…………………...
45
Tabel 5 Kriteria Keberhasilan……………………………………………… 48 Tabel 6 Penggolongan Minat Subjek pada Data Awal…………………….. 66 Tabel 7 Penggolongan Butir-butir Minat pada Data Awal………………… 67 Tabel 8 Penggolongan Minat Subjek pada Siklus 1………………………..
68
Tabel 9 Penggolongan Butir-butir Minat pada Siklus 1……………………
69
Tabel 10 Penggolongan Minat Subjek pada Siklus 2………………………
71
Tabel 11 Penggolongan Butir-butir Minat pada Siklus 2…………………..
72
Tabel 12 Penggolongan Minat Subjek pada Siklus 3………………………
74
Tabel 13 Penggolongan Butir-butir Minat pada Siklus 3…………………..
75
Tabel 14 Capaian Skor Minat Antarsiklus…………………………………
78
Tabel 15 Hasil Uji t Minat Siswa…………………………………………..
78
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Hasil Observasi Perilaku Siswa Kurang Berminat……………………..
61
Grafik 2 Hasil Observasi Perilaku Siswa Berminat……………………………...
62
Grafik 3 Persentase Hasil Observasi Perilaku Siswa Data Awal………………...
63
Grafik 4 Persentase Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus 1…………………...
64
Grafik 5 Persentase Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus 2…………………...
64
Grafik 6 Persentase Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus 3…………………...
65
Grafik 7 Hasil Pengolahan Data Skala Minat Siswa Data Awal………………… 67 Grafik 8 Hasil Pengolahan Data Skala Minat Siswa Siklus 1…………………… 69 Grafik 9 Hasil Pengolahan Data Skala Minat Siswa Siklus 2…………………… 73 Grafik 10 Hasil Pengolahan Data Skala Minat Siswa Siklus 3………………….. 76 Grafik 11 Perkembangan Butir Minat Siswa Antarsiklus………………………..
77
Grafik 12 Perkembangan Jumlah Rata-rata Skor Minat Siswa Antarsiklus……..
77
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins…………... 36
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus………………………………………………………….
88
Lampiran 2 Satuan Pelayanan Bimbingan…………………………………..
89
Lampiran 3 Pedoman Observasi…………………………………………….
111
Lampiran 4 Kuesioner Minat Siswa ………………………………………... 112 Lampiran 5 Tabulasi Pengolahan Data Kuesioner………………………….
115
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Kuesioner………………………………….
119
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian…………………………………………….
123
Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian……………………………………
124
Lampiran 9 Foto-foto……………………………………………………….
125
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kepribadian anak sangat ditentukan oleh pendidikan yang diterima dari orang-orang dewasa di sekitarnya. Sekolah merupakan lembaga kedua selain rumah, yang memberikan andil besar dalam perkembangan kepribadian mereka. Guru di sekolah memiliki peran yang strategis dalam pengembangan kepribadian anak karena guru mengambil peran orang tua untuk melakukan transfer of knowledge, value, and attitude Hurlock (1980) memaparkan beberapa alasan tentang pentingnya lembaga pendidikan dalam pengembangan kepribadian. Pertama, semua anak harus bersekolah, terlepas dari pilihan pribadi mereka masing-masing. Kedua, pengaruh sekolah sangat signifikan pada tahap awal pembentukan konsep diri pada anak. Ketiga, selain di rumah, anak menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah daripada di tempat lainnya. Keempat, sekolah memberikan kesempatan kepada anak untuk mendapatkan perkembangan dalam kehidupan, dan sekolah akan mempengaruhi kepribadian dengan menawarkan mereka kesempatan untuk meraih kesuksesan. Sekolah mengajarkan kemandirian kepada siswa agar tidak bergantung kepada orang lain, karena selama di sekolah orang tua tidak diperkenankan untuk mengatur kehidupan anaknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Kegiatan pengembangan kepribadian di sekolah merupakan salah satu kegiatan yang penting bagi para peserta didik. Peserta didik tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja selama di sekolah tetapi juga diharapkan mampu mengembangkan kepribadiannya agar lebih matang dan berkarakter. Dengan demikian diharapkan selain memiliki kecerdasan intelektual, peserta didik juga memiliki kematangan karakter yang bersinergi dengan kecerdasan intelektual yang dimilikinya sehingga menjadi pribadi yang matang seutuhnya dan dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Joannes Bosco merupakan salah satu
sekolah
menengah
pertama
swasta
di
Yogyakarta
yang
menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian dan kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pendampingan pengembangan kepribadian siswa secara lebih mendalam dan intensif. Keikutsertaan siswa secara aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi para siswa, secara khusus dalam hal pengembangan kepribadian mereka. Namun, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti setelah beberapa kali melakukan pendampingan kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian kepada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta,
siswa
nampak
kurang
berminat
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler pengembangan kepribadian tersebut. Siswa yang kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
berminat mengikuti kegiatan pengembangan kepribadian ini menunjukkan perilaku-perilaku seperti sering membolos, sering izin keluar kelas, tidak memperhatikan pembimbing saat menyampaikan materi, mengobrol dengan teman-teman yang lain, bermain telepon genggam, pasif ketika ditanya oleh pembimbing, enggan mengerjakan tugas yang diberikan, dan lain-lain. Banyak metode yang sudah diterapkan dalam upaya meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pengembangan kepribadian di sekolah. Metode-metode tersebut misalnya menyampaikan materi melalui berbagai permainan yang menarik, menonton film singkat, mengajak sharing, membacakan cerita, bahkan juga dengan memberikan punishment. Namun, penggunaan metode-metode tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan
untuk
meningkatkan
minat
siswa
mengikuti
kegiatan
pengembangan kepribadian. Metode lain yang dapat diterapkan yaitu melalui metode bercerita atau storytelling dengan menggunakan media wayang. Metode bercerita atau storytelling dengan menggunakan media wayang, selain menjadi kegiatan yang menyenangkan dan berbeda dari yang biasanya, ternyata juga memiliki banyak manfaat dalam mengembangkan berbagai aspek dan potensi anak, yaitu kemampuan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca), kognitif, sosial, emosional, moral serta imajinasi anak berkembang melalui cerita. Metode bercerita atau storytelling ini bisa menjadi salah satu metode yang efektif dan menarik bagi siswa dalam menyampaikan materi saat kegiatan pengembangan kepribadian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Penggunaan media wayang dalam penerapan metode storytelling ini juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk menarik minat siswa dalam menyimak cerita yang disampaikan oleh pembimbing. Fungsi media wayang dalam penerapan metode storytelling adalah menghidupkan suasana dan menimbulkan daya tarik tersendiri bagi para siswa. Selain itu, para siswa juga akan lebih mudah menangkap isi materi yang disampaikan melalui penokohan-penokohan pada wayang tersebut. Selain menjadi media yang menarik bagi anak-anak, penggunaan media wayang juga bertujuan untuk menumbuhkan kembali rasa cinta akan kebudayaan tanah air dalam diri anak-anak. Banyak anak muda saat ini merasa kurang tertarik dengan pementasan wayang yang menurut mereka membosankan dan monoton. Penggunaan media wayang dalam penelitian ini diharapkan selain dapat menumbuhkan rasa cinta akan kebudayaan tanah air, juga
dapat
dijadikan
media
untuk
menyajikan
cerita
yang
tidak
membosankan dan variatif. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling mengenai peningkatan minat mengikuti ekstrakurikuler pengembangan kepribadian melalui penerapan storytelling dengan media wayang pada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah Berangkat dari beberapa kondisi yang melatarbelakangi penelitian ini, dirumuskan
permasalahan yang menjadi fokus sorot PTBK ini sebagai
berikut: 1. Apakah
minat
siswa
dalam
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
pengembangan kepribadian dapat ditingkatkan melalui penerapan metode storytelling dengan media wayang? 2. Seberapa
baik
ekstrakurikuriler
peningkatan
minat
pengembangan
siswa
kepribadian
mengikuti melalui
kegiatan penerapan
storytelling dengan media wayang antar siklus?
C. Tujuan Penelitian Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendapatkan
gambaran
dan
mengoptimalkan peningkatan minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian melalui pelaksanaan metode storytelling dengan media wayang.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam menggunakan metode untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
2. Manfaat Praktis a. Bagi guru BK Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru BK sebagai dasar untuk memberikan bimbingan klasikal dengan menerapkan metode storytelling. b. Bagi peneliti Prosedur penelitian ini memberi kesempatan kepada peneliti untuk berlatih
mengaplikasikan
prosedur
penelitian
tindakan
dalam
Bimbingan dan Konseling guna meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian melalui penerapan metode storytelling dengan menggunakan media wayang. c. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan minat dan antusias
siswa
dalam
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
pengembangan kepribadian di sekolah. d. Bagi peneliti lain Prosedur penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain untuk mengaplikasikan metode storytelling dengan media wayang untuk meningkatkan minat siswa mengikuti suatu kegiatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
E. Definisi Operasional 1. Minat mengikuti kegiatan pengembangan kepribadian dalam penelitian ini menunjuk pada ketertarikan dari dalam diri siswa SMP yang menjadi daya penggerak untuk mengikuti segala aktivitas dalam kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian dengan penuh ketekunan, penuh kesadaran, dan mendatangkan perasaan senang/suka pada diri siswa. 2. Metode storytelling adalah suatu cara untuk bercerita atau menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain. 3. Wayang adalah boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu. Wayang dalam penelitian ini digunakan untuk memerankan tokoh dari sebuah cerita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Bab ini memuat tentang kajian teori, kerangka pikir penelitian, dan hipotesis tindakan.
A. Kajian Teori Pada bagian ini dipaparkan secara singkat mengenai hakikat minat, metode storytelling, dan media wayang.
1. Hakikat Minat a.
Pengertian Minat Djamarah
(2011:166)
menjelaskan
bahwa
minat
adalah
kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Slameto (2010:180) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Menurut Ahmadi (2003:151) minat adalah sikap jiwa orang seorang termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, emosi),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
yang tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat. Hurlock (1993:113) menjelaskan bahwa: Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka ia akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah. Berdasarkan beberapa pengertian minat menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan psikologis yang berlangsung secara terus menerus dan didasari rasa senang, suka atau tertarik terhadap suatu objek atau aktivitas yang mendatangkan suatu kepuasan bagi dirinya.
b.
Macam-macam Minat Menurut Surya (dalam Siva, 2012:2) macam-macam minat adalah sebagai berikut: 1) Minat volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa adanya pengaruh dari luar. 2) Minat involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru. 3) Minat nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara paksa atau diharuskan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Sedangkan secara konseptual, menurut Krap (dalam Siva, 2012:2) mengkategorikan minat siswa menjadi tiga dimensi: 1) Minat personal Minat personal terkait erat dengan sikap dan motivasi siswa atas mata pelajaran tertentu, apakah dia tertarik atau tidak, apakah dia senang atau tidak senang dan apakah dia memiliki dorongan yang keras dari dalam dirinya untuk menguasai mata pelajaran tersebut. Minat personal menjurus kepada minat siswa yang lebih permanen dan stabil serta dapat dikategorikan sebagai karakteristik khas dari diri siswa. Minat personal identik dengan minat intrinsik siswa yang mengarah kepada minat khusus pada mata pelajaran seperti: olahraga, sains, musik, kesusateraan, komputer, akuntansi, ekonomi, dan lain sebagainya. 2) Minat Situasional Minat situasional menjurus kepada minat siswa yang tidak stabil dan relatif berubah-ubah tergantung pada faktor rangsangan dari luar dirinya. Misalnya, suasana kelas, cara mengajar guru, dorongan keluarga. Jika berkelanjutan secara jangka panjang, minat situasional akan berubah menjadi minat personal atau minat psikologis, tergantung kepada dorongan dan rangsangan yang ada. 3) Minat Psikologikal Minat psikologikal erat kaitannya dengan adanya sebuah interaksi antara minat personal dan minat situasional yang terus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
menerus dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu mata pelajaran, dan mempunyai peluang untuk mendalaminya dalam aktivitas yang terstruktur (di kelas), atau pribadi (di luar kelas) serta punya penilaian yang tinggi atas mata pelajaran tersebut maka dapat dinyatakan bahwa siswa memiliki minat psikologikal.
c. Ciri-ciri Minat Menurut Hurlock (1978:115) ciri-ciri minat adalah sebagai berikut. 1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Mereka yang lambat matang akan menghadapi masalah sosial karena minat mereka masih berupa minat anak, sedangkan minat teman sebaya mereka sudah termasuk dalam minat remaja. 2) Minat bergantung pada kesiapan belajar. Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental. 3)
Minat bergantung pada kesempatan belajar Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan, baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
4) Perkembangan minat mungkin terbatas Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas akan membatasi minat anak. Misalnya, pada anak yang memiliki cacat fisik, anak tersebut tidak mungkin mempunyai minat yang sama seperti dengan teman sebayanya yang memiliki perkembangan fisik normal. 5) Minat dipengaruhi budaya Kelompok
budaya
di
sekitar
anak-anak
memberikan
kesempatan kepada anak untuk menekuni minat yang sesuai bagi mereka dan tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka. 6) Minat berbobot emosional Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang menentukan
kekuatannya.
Bobot
emosional
yang
tidak
menyenangkan akan melemahkan minat seorang siswa. dan sebaliknya, jika bobot emosional seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat seorang siswa tersebut. 7) Minat egosentris Minat itu egosentris. Minat akan menuntun anak ke arah tujuannya. Misalnya, minat anak pada kegiatan ekstrakurikuler, kemampuan mereka dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan yang baik dan menguntungkan dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Slameto (2010:54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa yaitu: 1) Faktor Intern a) Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh. b) Faktor psikologis, seperti intelegensi, perhatian, bakat, kematangan, dan kesiapan. 2) Faktor Ekstern a) Faktor keluarga, seperti cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan. b) Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian di atas ukuran, keadaan gedung, dan tugas rumah.
e. Aspek-aspek Minat Menurut Hurlock (1978:116) aspek-aspek minat adalah sebagai berikut. 1) Aspek kognitif Konsep yang dikembangkan siswa mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Misalnya, aspek kognitif dari minat anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
terhadap sekolah. Mereka menganggap sekolah sebagai tempat mereka dapat belajar tentang hal-hal yang telah menimbulkan rasa ingin tahu mereka dan tempat mereka mendapat kesempatan untuk bergaul dengan teman sebaya yang tidak didapat pada masa prasekolah. Minat mereka terhadap sekolah akan sangat berbeda dibandingkan bila minat itu didasarkan atas konsep sekolah yang menekankan frustasi dan pengekangan oleh peraturan sekolah dan kerja keras untuk menghafal pelajaran. Konsep yang membangun aspek kognitif minat didasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari di rumah, di sekolah, dan di masyarakat, serta dari berbagai jenis media massa. Dari sumber tersebut anak belajar apa saja yang akan memuaskan kebutuhan mereka dan yang tidak. 2) Aspek afektif Bobot emosional konsep yang membangun aspek kognitif minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan oleh minat. Seperti halnya apek kognitif, aspek afektif berkembang dari pengalaman pribadi, dari sikap orang yang penting (yaitu orangtua, guru, dan teman sebaya) terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut, dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu. Walaupun kedua aspek, yang kognitif dan yang afektif, penting perannya dalam menentukan apa yang akan dan yang tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
dikerjakan oleh anak, dan jenis penyesuaian pribadi dan sosial mereka, aspek afektif lebih penting daripada aspek kognitif karena dua alasan. Pertama, aspek afektif mempunyai peran yang lebih besar dalam memotivasi tindakan daripada aspek kognitif. Suatu bobot emosional positif dari minat memperkuat minat itu dalam tindakan. Kedua, aspek afektif minat, sekali terbentuk, cenderung lebih tahan terhadap perubahan dibanding dengan aspek kognitif. Oleh sebab itu, mengingat pengaruh minat pada perilaku dan pada penyesuaian pribadi
dan sosial dalam perkembangan minat,
perhatian yang lebih besar harus diberikan pada pengembangan bobot emosional positif dari minat ini, ketimbang pada aspek kognitifnya. Minat adalah sebuah aspek psikologis yang dipengaruhi oleh pengalaman afektif yang berasal dari minat itu sendiri. Aspek-aspek minat dijelaskan oleh Pintrich dan Schunk (1996:304) sebagai berikut: 1) Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity), yaitu perasaan suka tidak suka, setuju tidak setuju dengan aktivitas, umumnya terhadap sikap positif atau menyukai aktivitas. 2) Kesadaran spesifik untuk menyukai aktivitas (specific conciused for or living the activity), yaitu memutuskan untuk menyukai suatu aktivitas atau objek.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
3) Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the activity), yaitu individu merasa senang dengan segala hal yang berhubungan dengan aktivitas yang diminatinya. 4) Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu (personal importence or significance of the activity to the individual). 5) Adanya minat intrinsik dalam isi aktivitas (intrinsic interes in the content of the activity), yaitu emosi yang menyenangkan yang berpusat pada aktivitas itu sendiri. 6) Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or participant in the activity) yaitu individu memilih atau berpartisipasi dalam aktivitas. Aspek-aspek minat menimbulkan daya ketertarikan dibentuk oleh dua aspek yaitu kognitif dan afektif berupa sikap, kesadaran individual, perasaan senang, arah kepentingan individu, adanya ketertarikan yang muncul dari dalam diri, dan berpartisipasi terhadap apa yang diminati. Hal di atas sesuai dengan apa yang dikemukakan Slameto (2010:180) bahwa: Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
cenderung untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Dari berbagai aspek yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek minat terdiri dari adanya kesadaran dalam diri individu, adanya kemauan, adanya ketertarikan, dan adanya perhatian terhadap objek yang diminati.
2. Bercerita (Storytelling) a. Pengertian Storytelling Menurut Echols dalam (Suwangsih, 2011:7), storytelling terdiri atas dua kata yaitu story berarti cerita dan telling berarti penceritaan. Gabungan kedua kata storytelling berarti penceritaan cerita atau perihal menceritakan cerita. Fisher
dalam
(Suwangsih,
2011:7),
menyatakan
bahwa
storytelling adalah bentuk kreativitas yang menyenangkan yang terbentuk dalam lintas negara dan budaya. Cerita-cerita yang lahir dari masyarakat mengkomunikasikan apa yang ada dalam cerita dan memperluas wawasan anak tentang berbagai ragam budaya. Menurut Bachri dalam (Suwangsih, 2011:7), kegiatan bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
b. Manfaat Penggunaan Metode Storytelling Metode storytelling dimaknai sebagai metode yang dapat mengembangkan berbagai hal: sosial, moral, emosional, bahasa dan sebagainya. Musfiroh (2008: 20) menyebutkan manfaat bercerita adalah sebagai berikut: 1) Bercerita merupakan alat pendidikan budi pekerti yang paling mudah dicerna anak di samping teladan yang dilihat anak setiap hari. 2) Bercerita
merupakan
metode
dan
materi
yang
dapat
diintegrasikan dengan dasar keterampilan lain, yakni berbicara, menulis, dan menyimak. 3) Bercerita memberi ruang lingkup yang bebas pada anak untuk mengembangkan kemampuan bersimpati dan berempati terhadap peristiwa yang menimpa orang lain. Hal tersebut mendasari anak untuk memiliki kepekaan sosial. 4) Bercerita memberi contoh pada anak bagaimana menyikapi suatu permasalahan dengan baik, bagaimana melakukan pembicaraan yang baik, sekaligus memberi pelajaran pada anak bagaimana mengendalikan keinginan-keinginan yang dinilai negatif oleh masyarakat. 5) Bercerita memberikan barometer sosial pada anak, nilai-nilai apa saja yang diterima oleh masyarakat sekitar, seperti menghargai orang lain, bersikap baik kepada teman, dan selalu bersikap jujur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
6) Bercerita memberikan pelajaran budaya dan budi pekerti yang memiliki retensi lebih kuat daripada pelajaran budi pekerti yang diberikan melalui penuturan dan perintah langsung. 7) Bercerita memberikan ruang gerak pada anak, kapan sesuatu nilai yang berhasil ditangkap akan diaplikasikan. 8) Bercerita memberikan efek psikologis yang positif bagi anak dan guru sebagai pencerita, seperti kedekatan emosional sebagai pengganti figur lekat orang tua. 9) Bercerita membangkitkan rasa tahu anak akan peristiwa atau cerita, alur, plot, dan demikian itu menumbuhkan kemampuan merangkai hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa dan memberikan peluang bagi anak untuk belajar menelaah kejadiankejadian sekelilingnya. 10) Bercerita mendorong anak memberikan makna bagi proses belajar terutama mengenai empati sehingga anak dapat mengkonkretkan
rabaan
psikologis
mereka
bagaimana
seharusnya memandang sesuatu masalah dari sudut pandang orang lain. Nasution (dalam Musfiroh 2008: 82), menjelaskan bahwa: Cerita mendorong perkembangan moral pada anak karena beberapa sebab. Pertama, menghadapkan anak pada situasi yang mengandung “konsiderasi” yang sedapat mungkin mirip yang dihadapi anak dalam kehidupan. Kedua, cerita dapat memancing anak menganalisis situasi, dengan melihat bukan hanya yang nampak tetapi juga sesuatu yang tersirat di dalamnya, untuk menemukan isyarat-isyarat halus yang tersembunyi tentang perasaan, kebutuhan dan kepentingan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
orang lain. Ketiga, cerita mendorong anak untuk menelaah perasaannya sendiri sebelum ia mendengar respon orang lain untuk dibandingkan. Keempat, cerita mengembangkan rasa konsiderasi atau tepa selira yaitu pemahaman dan penghargaan atas yang diucapkan atau dirasakan tokoh nyata hingga akhirnya anak memiliki konsiderasi terhadap orang lain dalam alam nyata. Kegiatan bercerita ternyata disadari ataupun tidak dapat mempengaruhi
anak
dalam
berkembangnya
perasaan
cara
terhadap
berpikir orang
dan
lain,
bertindak, serta
dapat
mempertimbangkan perasaannya sendiri, sehingga lebih berhati-hati dalam bertindak serta peduli pada yang lain. Betapa berharganya cerita bagi perkembangan anak, dengan situasi yang menyenangkan ternyata banyak fungsinya yang mungkin tidak disadari, bahkan tidak menutup kemungkinan dari sebuah imajinasi menjadi sebuah kenyataan yang akan mereka alami. c. Teknik Penggunaan Metode Storytelling Menurut Majid (2008:47) ada beberapa metode penyampaian cerita yang penting untuk diketahui dan dipahami oleh para pencerita. Metode penyampaian cerita dijabarkan sebagai berikut. 1) Tempat bercerita Bercerita tidak harus selalu dilakukan di dalam kelas, tetapi boleh juga di luar kelas yang dianggap baik oleh guru agar para siswa bisa duduk dan mendengarkan cerita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
2) Posisi duduk Sebelum guru memulai bercerita, sebaiknya ia memposisikan para siswa dengan posisi yang baik untuk mendengarkan cerita. Kemudian guru duduk di tempat yang sesuai dan mulai bercerita. Sebaiknya, guru tidak langsung duduk pada awal bercerita tetapi memulainya dengan berdiri. Selama bercerita, guru hendaknya tidak duduk terus, tetapi juga berdiri, bergerak, dan mengubah posisi gerakan sesuai jalannya cerita. 3) Bahasa cerita Bahasa dalam bercerita hendaknya menggunakan gaya bahasa yang lebih tinggi dari gaya bahasa siswa sehari-hari, tetapi lebih ringan dibandingkan gaya bahasa cerita dalam buku. Dengan catatan, tetap dipahami oleh siswa. 4) Intonasi guru Cerita itu mencakup pengantar, rangkaian peristiwa, konflik yang muncul dalam cerita, dan klimaks. Pada permulaan cerita, guru hendaknya memulai dengan suara tenang. Kemudian mengeraskan sedikit demi sedikit. Perubahan naik-turunnya cerita harus sesuai dengan peristiwa dalam cerita. Ketika guru sampai pada puncak konflik ia harus menyampaikannya dengan suara ditekan dengan maksud menarik perhatian para siswa. Para ahli pendidikan berpendapat bahwa besarnya perhatian para siswa akan bertambah ketika
konflik mulai berkembang dan mereka akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
merasa lega dari ketegangannya, jika telah sampai pada klimaks. Maka guru hendaknya menyampaikan peristiwa-peristiwa dalam cerita dengan suara yang meyakinkan yang dapat membuat siswa penasaran hingga tiba saat klimaks. Ketika guru menyampaikan klimaks, ia harus menjiwai setiap ungkapan dan intonasi suara sampai akhir cerita. 5) Pemunculan tokoh-tokoh Ketika mempersiapkan cerita, seorang guru harus mempelajari terlebih dahulu tokoh-tokohnya, agar dapat memunculkan secara hidup di depan para siswa. Dalam bercerita guru juga harus dapat menggambarkan sesungguhnya dan
setiap
tokoh
dengan
gambaran
yang
memperlihatkan karakternya seperti dalam
cerita. 6) Penampakan emosi Saat bercerita guru harus dapat menampakkan keadaan jiwa dan emosi para tokohnya dengan memberi gambaran kepada pendengar bahwa seolah-olah hal itu adalah emosi si guru sendiri. jika situasinya menunjukkan rasa kasihan, protes, marah atau mengejek, maka intonasi dan kerut wajah harus menunjukkan hal tersebut. 7) Peniruan suara Sebagian orang ada yang mampu meniru suara-suara binatang dan peristiwa tertentu. Seorang guru dalam bercerita dituntut untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
dapat melakukan peniruan suara ini sesuai dengan yang diinginkan dalam cerita. Peniruan suara ini dapat menciptakan penjiwaan dalam cerita dan memberi kesan yang lebih dalam di hati para siswa. 8) Penguasaan terhadap siswa yang tidak serius Perhatian siswa di tengah cerita haruslah dibangkitkan sehingga mereka bisa mendengarkan cerita dengan senang hati dan berkesan. Apabila guru melihat siswa mulai bosan, jenuh dan banyak bercanda, maka ia harus mencari penyebabnya. Ketika proses cerita berlangsung, guru mungkin menemukan salah seorang murid yang mengabaikan cerita dan menyepelekannya. Dalam hal ini guru tidak boleh memotong penyampaian cerita untuk
memperingatkan
anak
tersebut,
tetapi
dapat
menghampirinya, menarik tangannya dan mendudukkan kembali si anak di tempat duduknya atau membiarkannya berdiri di samping si guru. Bisa juga dengan menyebut nama siswa dan menatapnya. Biasanya, tindakan ini bisa mengembalikan perhatian siswa. 9) Menghindari ucapan spontan Guru
acapkali
mengucapkan
ungkapan
spontan
setiap
menceritakan suatu peristiwa. Ucapan spontan yang dimaksud adalah ucapan spontan yang merupakan kebiasaan sehari-hari si guru atau bisa dikatakan latah. Kebiasaan tersebut tidak baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
karena dapat memutuskan rangkaian peristiwa dalam cerita. Guru sebaiknya bercerita dengan ucapan yang jelas dan lancar. Kesembilan hal di atas sangat penting untuk diketahui dan diperhatikan guru ketika bercerita. Memang, membaca petunjukpetunjuk yang tertulis saja tidak cukup. Harus ditambah pula dengan praktek dan melampaui pengalaman dalam waktu yang tidak singkat.
d. Efektivitas Metode Storytelling Penelitian tentang penerapan efektivitas metode bercerita (storytelling) telah dilakukan oleh beberapa orang, salah satu diantaranya adalah Sobarna (Jurnal Mimbar, 2010: 71-80) dengan judul penelitian “Efektivitas Metode Storytelling Bermedia Boneka untuk Pengembangan Kemampuan Berkomunikasi”. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimental. Hasil yang diperoleh adalah sebelum memperoleh perlakuan berupa cerita dengan media boneka, untuk kemampuan berkomunikasi verbal, anak memperoleh skor 341, setelah memperoleh perlakuan berupa cerita dengan media boneka, untuk kemampuan berkomunikasi verbal, anak meperoleh skor 423. Maka efektivitas metode cerita dengan media boneka untuk pengembangan kemampuan komunikasi verbal anak adalah 19,3%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Penelitian yang lainnya dilakukan oleh Ahyani (Jurnal Psikologi, 2010: 24-32) dengan judul “Metode Dongeng dalam Meningkatkan Perkembangan Kecerdasan Moral Anak Usia Prasekolah”. Hasil analisis deskriptif dari penelitian ini menjabarkan skor empirik pada pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen dengan melihat rerata pada pre-test 11,18 terjadi kenaikan rerata pada post-test menjadi 17,47. Pada kelompok kontrol juga terjadi kenaikan dengan melihat rerata pada kelompok pre-test 11,82 menjadi 14,41. Hal ini menunjukkan tingkat kecerdasan moral sebelum mendapatkan penyampaian nilai moral melalui metode dongeng lebih rendah dibandingkan tingkat kecerdasan moral setelah mendapatkan penyampaian nilai moral melalui metode dongeng. Kedua penelitian di atas membuktikan bahwa penggunaan metode storytelling efektif untuk meningkatkan suatu
variabel tertentu.
Metode storytelling ini dapat berjalan efektif apabila siswa dapat menyimak cerita yang diberikan. Menurut Majid (2008:35-36), keinginan dan perhatian siswa saat menyimak cerita akan ditentukan oleh kemahiran guru dalam bercerita selain adanya perbedaan kemampuan mereka dalam mengabadikan gambaran para tokoh dan peristiwa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Untuk itu, sebaiknya guru memperhatikan beberapa faktor berikut: 1) Perhatian siswa timbul karena pengaruh cerita, rangkaian peristiwa, dan cara penyampaiannya. Penting bagi guru untuk menjaga sinkronisasi hal-hal tersebut. 2) Posisi duduk siswa yang kurang strategis dan situasi ruangan yang kurang kondusif membuat siswa tidak dapat menyimak cerita dengan baik. Untuk itu, guru boleh menyesuaikan posisi duduk siswa dan menata ruangan sebaik mungkin. 3) Berbagai peristiwa dalam cerita haruslah merupakan satu rangkaian yang tidak terputus agar menjadi satu cerita yang utuh dan mudah untuk dipahami. 4) Dalam proses penyimakan, guru sebaiknya dapat membuat siswa membayangkan keadaan, situasi dan perasaan yang sedang dialami tokoh dalam cerita. Dari pembahasan di atas, disimpulkan bahwa efektivitas metode storytelling sudah teruji dengan baik. Berangkat dari hal tersebut, maka metode storytelling dapat digunakan untuk meningkatkan minat siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian. Selain sebagai metode dalam pemberian layanan bimbingan, storytelling juga dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan dalam dirinya seperti kemampuan berbicara, menyimak, imajinasi, dan menarik kesimpulan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
3. Media Wayang a. Pengertian Wayang Menurut Guritno (1988:11), arti harfiah dari wayang adalah bayangan, tetapi dalam perjalanan waktu pengertian wayang itu berubah, dan kini wayang dapat berarti pertunjukan panggung atau teater atau dapat pula berarti aktor atau aktris. Istilah wayang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Yasasusastra (2011:1), diartikan: 1) Boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan drama tradisonal (Bali, Jawa, Sunda, dan sebagainya), biasanya dimainkan oleh seseorang yang disebut dalang; 2) Pertunjukan wayang (selengkapnya); 3) Bayang-bayang. Sedangkan pengertian wayang menurut Bausatra Jawi dalam Yasasusastra (2011:1) adalah: 1) Bentuk atau rupa yang terjadi disebabkan dari barang yang terkena sorot; 2) Perwujudan orang atau barang lainnya yang dibuat dari kulit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
b. Jenis-jenis Wayang Yasasusastra (2011:11) menerangkan beberapa jenis wayang sebagai berikut. 1) Wayang Gedhog, jenis wayang ini berupa boneka-boneka wayang yang terbuat dari kulit, tipis, dan juga ditatah. 2) Wayang Golek, jenis wayang yang wujudnya berupa boneka terbuat dari kayu dalam bentuk tiga dimensi. 3) Wayang Klithik, jenis wayang ini terbuat dari kayu pipih, dan ada bagian yang terbuat dari kulit. 4) Wayang Beber, jenis wayang ini tidak memperlihatkan tokoh ceritanya satu persatu, melainkan pagelarannya berupa lembaran kain yang dilukisi dengan gambar-gambar berupa jalannya cerita atau adegan-adegan. 5) Wayang wong (Orang), yaitu jenis wayang yang mempergelarkan cerita yang diperankan oleh orang dengan syarat para pemainnya dapat menari, karena semua gerakannya harus mengikuti pokokpokok aturan seni tari. 6) Wayang Suluh, yaitu pertunjukan yang diadakan sebagai kelanjutan dari apa yang disebut “Wayang Wahana” yang diciptakan oleh R.M. Sularta Harjawahana. 7) Wayang Krucil, dibuat dari bahan kulit dan berukuran kecil. 8) Wayang Kulit, merupakan boneka wayang yang dibuat dari kulit (biasanya kulit kerbau), yang dimainkan oleh seorang seniman wayang yang disebut dalang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
c. Kelebihan-kelebihan Media Wayang Guritno (1988:7) mengatakan: Wayang sebagai hasil prestasi puncak masa lalu para leluhur yang bertempat tinggal di pulau Jawa dengan demikian dapat dianggap sebagai warisan budaya Indonesia yang patut dijadikan milik bersama karena isi kandungannya, baik etika maupun estetikanya, tahan uji selama berabad-abad, dan tak henti-hentinya memukau perhatian orang-orang di dalam maupun di luar negeri. Ajaran yang terkandung dalam seni budaya wayang yang tersebar paling luas itu tidak pula bertentangan dengan filsafat dasar yang mempersatukan bangsa kita, yaitu Pancasila. Kelebihan-kelebihan penggunaan media wayang sebagai media dalam kegiatan ekstrakurikuler Pengembangan kepribadian yaitu dapat membangkitkan kembali semangat nasionalisme siswa, menyadarkan siswa bahwa Negara Indonesia memiliki kebudayaan khas yang harus dijaga dan dipertahankan eksistensinya.
Keterlibatan siswa dalam
menggunakan media wayang sebagai media pembelajaran akan semakin meningkatkan pengetahuan dan kecintaan siswa terhadap kebudayaan negaranya sendiri. Menurut Wardani (2011), ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh wayang sebagai media dalam penerapan metode storytelling. Pertama, wayang bersifat acceptable, artinya wayang sendiri merupakan bagian dari khasanah kebudayaan bangsa sehingga bisa diterima oleh semua kalangan, baik oleh guru maupun siswa. Kedua, wayang bersifat timeless yang berarti tak lekang oleh waktu. Ketiga, media wayang ini tidak membutuhkan banyak biaya seperti media lain serta praktis dan efisien.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
d. Storytelling dengan Menggunakan Media Wayang Metode storytelling dengan media wayang merupakan salah satu metode yang sangat efektif dalam meningkatkan minat siswa mengikuti suatu kegiatan. Anak-anak akan sangat tertarik pada sesuatu yang baru dan yang lebih kreatif. Media wayang dalam penyampaian suatu materi merupakan hal baru bagi para siswa. Media
wayang
sebagai
suatu
media,
tidak
mudah
pelaksanaannya. Guru perlu terus melatih diri agar terampil dan ekpresif dalam menggunakan media wayang sebagai tokoh tertentu. Secara khusus, penggunaaan media wayang dalam storytelling bertujuan untuk melatih konsentrasi siswa, daya tangkap, kreativitas, membuat kesimpulan, menarik inti cerita, mengembangkan fantasi dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Bentuk pelaksanaan storytelling dengan media wayang adalah percakapan yang dilakukan antarwayang, sementara para siswa menyimak cerita yang dibawakan oleh guru. Wayang dipegang oleh guru dan dapat juga siswa yang diminta untuk memainkan wayang. Storytelling dengan media wayang menggunakan beberapa buah wayang yang memerankan tokoh-tokoh tertentu dengan karakter yang berbeda-beda. Guru menyiapkan media wayang yang akan digunakan dengan atau tanpa panggung. Sebelum cerita dimulai, guru memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
pendahuluan (prolog) berupa perkenalan dengan tokoh-tokoh dalam cerita. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah untuk menjelaskan jalannya suatu cerita serta untuk menciptakan suasana cerita yang menyenangkan adalah cara mengucapkan kata-kata pendahuluan, pengiring dan penutup dilakukan dengan nada dan suara yang berbeda sewaktu melakukan dialog wayang, sehingga para siswa dapat membedakan kata-kata guru dan percakapan tokoh. Hal tersebut akan memudahkan siswa untuk menarik inti cerita yang dibawakan. Dalam pelaksanaan kegiatan storytelling dengan media wayang, guru dapat meminta siswa untuk menceritakan kembali apa yang diceritakan tadi. Siswa pun dapat membawakan ceritanya sendiri dengan menggunakan media wayang. Hal ini untuk melatih kemampuan berbicara dan meningkatkan kepercayaan diri para siswa. Way B. Kerangka Pikir Penelitian Peneliti memilih penggunaan metode storytelling dengan media wayang sebagai upaya meningkatkan minat siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian, dengan asumsi bahwa kegiatan ekstrakurikuler bukan merupakan kegiatan pokok seperti halnya kegiatan belajar mengajar lainnya. Nilai yang diberikan untuk kegiatan ekstrakurikuler tidak mempengaruhi nilai raport yang menentukan naik kelas atau tidaknya siswa yang bersangkutan tersebut. Oleh sebab itu, agar siswa
berminat/tertarik dan terlibat/termotivasi dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian ini, harus ada upaya perbaikan strategi/metode penyajian, yaitu dengan mengajak siswa untuk memahami serta menyimak suatu nilai moral di dalam sebuah cerita yang disajikan dengan menggunakan media wayang. Penyajian materi kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian dengan strategi/metode ceramah yang tidak efektif dan tidak variatif menyebabkan siswa bosan, jenuh, dan lelah. Akibatnya, implementasi kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian menjadi kurang berkualitas; tidak mampu menggugah minat, aktivitas, responsi, ubahan sikap, sinkronisasi dengan kebutuhan siswa; dan muncul asumsi kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian menjadi tidak bermanfaat, sia-sia, dan buang-buang waktu saja. Bertolak dari masalah ini, perlu diupayakan penerapan metode storytelling sebagai salah satu strategi dalam pemberian materi kegiatan ektrakurikuler pengembangan kepribadian. Metode storytelling mengajak siswa untuk mengasah kepekaan dan imajinasi melalui sebuah cerita. Dalam cerita terdapat ide, tujuan, imajinasi, bahasa dan gaya bahasa. Unsur-unsur tersebut berpengaruh dalam pembentukan kepribadian anak. Usaha siswa untuk menyampaikan kembali cerita yang telah didengarnya dari guru atau menjawab
soal
yang
diajukan
kepadanya
adalah
latihan
untuk
mengungkapkan ide-ide dengan bahasanya sendiri. Sehingga keberhasilan penanaman nilai-nilai moral melalui metode storytelling dimungkinkan kalau siswa menyimak serta mampu menceritakan kembali atau menangkap inti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
cerita kemanusiaan yang mengasah nurani, mendidik/membelajarkan sikap, nilai, perilaku dalam berinteraksi dengan orang lain. Metode storytelling memiliki keunggulan untuk membangkitkan gairah siswa dalam mengikuti kegiatan dengan metode yang berbeda, selain itu penggunaan media wayang akan menambah daya tarik tersendiri bagi para siswa. Cara ini diharapkan minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian akan meningkat.
C. Hipotesis Tindakan Minat siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode storytelling dengan media wayang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat tentang jenis penelitian, subjek penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK). Penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pemberian layanan bimbingan di dalam kelas dan upaya memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang sesuai. Penelitian ini tergolong dalam PTBK karena penelitian ini mengkaji masalah minat siswa yang masih rendah dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pengembangan kepribadian. Kemudian diberikan tindakan berupa penerapan metode storytelling dengan media wayang dalam upaya meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pengembangan kepribadian di sekolah.
B. Subjek Penelitian Siswa kelas VIII Responsibility dan VIII Simplicity SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun 2012/2013, peserta berjumlah 34 orang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
C. Setting Penelitian 1. Tempat : Ruang kelas dan ruang aula SMP Joannes Bosco Yogyakarta. 2. Waktu : Bulan Maret-Mei 2013.
D. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling yang dilakukan untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pengembangan kepribadian di sekolah. Proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan secara bertahap sebanyak 3 siklus. Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti mengadakan kegiatan sebagai berikut. a. Mengamati proses penyajian layanan kegiatan ekstrakurikuler Pengembangan kepribadian terutama pada aspek teknik atau metode yang digunakan dalam menyampaikan materi sebelumnya. b. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul, yaitu kurangnya minat
siswa
dalam
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
Pengembangan kepribadian. c. Merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian yaitu penggunaan metode storytelling dengan media wayang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
d. Menyusun rancangan pelaksanaan metode storytelling dengan media wayang. Rancangan pelaksanaan metode storytelling dengan media wayang ini meliputi : 1) Pemilihan tokoh-tokoh wayang yang akan dimainkan. Tokohtokoh tersebut memiliki karakter yang baik dan patut dijadikan panutan serta mudah diingat oleh siswa. 2) Pemilihan cerita yang menarik, mengandung nilai-nilai yang membangun karakter dan mudah dipahami. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas menurut Hopkins (1993) yang pelaksanaan tindakannya terdiri atas beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/monitoring, dan refleksi. Tahap-tahap dalam penelitian tersebut membentuk spiral. Tindakan penelitian yang membentuk spiral tersebut dengan jelas digambarkan oleh Hopkins (1993) sebagai berikut.
Gambar ar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Jika tidak ada peningkatan kualitas, cari penyebab, rumuskan alternatif pemecahan, lakukan tindakan baru (revisi dari tindakan I), observasi hasil, analisis data, refleksi, dan seterusnya sampai ditemukan peningkatan kualitas yang berarti (signifikan). E. Langkah/Tahapan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam tiga siklus. Siklus I 1. Tahap Perencanaan a. Mempersiapkan materi pengembangan kepribadian dengan topik “Menghargai Diri Sendiri” b. Mempersiapkan cerita dan media wayang yang akan digunakan. c. Mempersiapkan instrumen penelitian
(lembar observasi, kuesioner
minat siswa), menetapkan waktu dan cara pelaksanaan.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan a. Introduksi pokok bahasan. b. Menyampaikan panduan instruksi pelaksanaan kegiatan. c. Melaksanakan metode storytelling dengan media wayang sesuai tahapan. 3. Tahap Monitoring Pada tahap ini mitra kolaborator melakukan pengamatan proses selama kegiatan pelayanan ini berlangsung sebagai data rekam proses tindakan untuk mengukur tingkat efektifitas tindakan yang dilaksanakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
4. Tahap Refleksi dan Evaluasi Pada tahap ini peneliti dan mitra kolaborator melaksanakan diskusi reflektif untuk menganalisis data hasil observasi untuk mengetahui efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi dari tindakan pada siklus 1 digunakan untuk menentukan langkah-langkah pada siklus berikutnya.
Siklus II 1. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil observasi, refleksi dan penilaian pada siklus I maka pada siklus II direncanakan upaya perbaikan penyajian layanan dan proses kegiatan untuk diintensifkan pelaksanaannya, meningkatkan keterlibatan siswa untuk lebih berperan aktif. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan metode storytelling dengan media wayang dengan materi layanan “Menghargai Orang Lain”dan sejenisnya (dengan cerita yang lebih variatif). 3. Tahap Monitoring Pada tahap ini pelaksanaan sama pada siklus I. Mitra kolaborator melakukan pengamatan dengan cermat terhadap proses layanan, aktivitas siswa dan peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
4. Tahap Refleksi dan Evaluasi Pada tahap ini peneliti dan mitra kolaborator melaksanakan diskusi reflektif untuk menganalisis data hasil observasi untuk mengetahui efektivitas tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II. Siklus III 1. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil observasi, refleksi dan penilaian pada siklus II maka pada siklus III direncanakan upaya perbaikan penyajian layanan dan proses kegiatan untuk diintensifkan pelaksanaannya, meningkatkan keterlibatan siswa untuk lebih berperan aktif. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan metode storytelling dengan media wayang dengan materi layanan “Menjaga Cinta dan Persahabatan” (dengan cerita yang lebih variatif). 3. Tahap Monitoring Pada tahap ini pelaksanaan sama pada siklus II. Mitra kolaborator melakukan pengamatan dengan cermat terhadap proses layanan, aktivitas siswa dan peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
4. Tahap Refleksi dan Evaluasi Pada tahap ini peneliti dan mitra kolaborator melaksanakan diskusi reflektif untuk menganalisis data hasil observasi untuk mengetahui efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus III. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Observasi oleh mitra kolaboratif Penelitian ini menggunakan satu pedoman observasi yaitu observasi pelaksanaan metode storytelling dengan media wayang. Observasi pelaksanaan metode storytelling dengan media wayang dilakukan oleh mitra kolaboratif dan difokuskan pada pengamatan aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan pengembangan kepribadian berlangsung. Pengamatan yang belum terdapat pada pedoman observasi dituliskan pada lembar catatan lapangan. 2. Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara
tidak
terstruktur
digunakan
untuk
memperoleh
informasi dari siswa tentang penggunaan metode storytelling dengan media wayang. Wawancara tidak terstruktur ini dilakukan kepada siswa di akhir kegiatan. 3. Skala Minat Siswa (Kuesioner) Skala minat dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui
minat
siswa
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
pengembangan kepribadian pre-test (dari salah satu penyajian layanan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
sebelum menggunakan metode storytelling dengan media wayang) dan post-test (setiap akhir pemberian layanan) pada setiap siklus. 4.
Dokumentasi Dokumentasi diperoleh dari foto-foto selama proses pembelajaran.
G. Instrumen Penelitian 1. Peneliti Peneliti merupakan instrumen karena peneliti sekaligus sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelapor penelitiannya (Moleong 2007:168). 2. Lembar Observasi Untuk mengamati perubahan-perubahan langsung menyangkut ada tidaknya indikasi perubahan perilaku minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian, maka dalam penelitian ini digunakan satu lembar observasi yaitu lembar observasi perilaku siswa selama pelaksanaan metode storytelling di kelas. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman peneliti dalam melakukan observasi pelaksanaan metode tersebut termasuk di dalamnya aktivitas siswa pada saat kegiatan berlangsung sehingga kegiatan tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Tabel 1 Kisi-Kisi Panduan Observasi Perilaku Siswa No 1.
Aspek
Indikator
Responsi a. Perilaku siswa siswa yang menunjukan kurang berminat
Item
Jumlah
1) Mengobrol. 15 butir 2) Bercanda. 3) Membuat keributan. 4) Sering izin keluar kelas. 5) Tiduran. 6) Main handphone. 7) Melamun. 8) Menganggu teman. 9) Sering melihat keluar kelas. 10) Berteriak/mengeluh minta pulang. 11) Mondar-mandir di dalam kelas. 12) Terlambat masuk kelas. 13) Tidak terlibat. 14) Mengerjakan hal lain (gambar, kerjakan tugas lain). 15) Berkemas-kemas sebelum jam pulang.
b. Perilaku siswa yang menunjukan berminat
1) Terlibat aktif. 2) Antusias. 3) Memperhatikan. 4) Berpartisipasi. 5) Tampak gembira. 6) Tenang. 7) Fokus/konsentrasi. 8) Semangat. 9) Mendengarkan. 10) Bertanya. 11) Mengerjakan tugas yang diberikan. 12) Menanggapi. 13) Menjalankan perintah. 14) Sharing. 15) Tampak serius.
15 butir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
3. Skala Minat Skala yang akan digunakan adalah kuesioner tertutup dengan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS). Berikut kisi-kisi Kuesioner minat siswa: Tabel 2 Kisi-Kisi Skala Minat Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Pengembangan kepribadian No. Aspek Indikator Item Item Jumlah Favorable Unfavorable 1. Kesadaran a. Mengetahui 1,2,3 3 yang timbul tujuan yang pada diri siswa ingin dicapai saat mengikuti b. Mengetahui 4,5,6 3 kegiatan manfaat pengembangan mengikuti kegiatan kepribadian 2. Kemauan yang a. Niat yang 7,8 2 dimiliki siswa mendasari dalam perilaku mengikuti b. Keinginan 9,10,11 3 kegiatan untuk pengembangan mengikuti kepribadian kegiatan 3. Perhatian a. Pemahaman 12,13,14 3 siswa selama terhadap mengikuti materi yang kegiatan diberikan pengembangan b. Partisipasi 15,16 2 kepribadian pada saat kegiatan berlangsung c. Keaktifan 17,18,19 3 dalam mengikuti kegiatan 4. Ketertarikan a. Kesukaan 20,21 22 3 siswa dalam terhadap mengikuti kegiatan kegiatan b. Antusias 23,24,25 3 pengembangan dalam kepribadian mengikuti kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
4. Wawancara tidak terstruktur Tabel 3 Pertanyaan Wawancara Tidak Terstruktur untuk Siswa No. Pertanyaan 1 Bagaimana menurut pendapatmu tentang kegiatan bercerita dengan menggunakan wayang hari ini? 2 Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti kegiatan hari ini? 3 Apakah kamu menangkap pesan-pesan yang ada dalam cerita yang dibawakan tadi? 4 Apa saranmu untuk kegiatan berikutnya? 5. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto-foto selama proses kegiatan berlangsung. H. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini teknik yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan kelompok data dari populasi yang diamati. Berikut rincian teknik analisa data dalam penelitian ini. 1. Data observasi perilaku siswa pada saat pelaksanaan metode storytelling dalam kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian, dihitung jumlah turusnya kemudian dipersentasekan. Jumlah siswa (%) = (Jumlah turus/Jumlah seluruh siswa)x100% 2. Analisis Kuesioner Minat Siswa Kuesioner minat siswa terdiri dari 25 butir pernyataan. Penskoran Kuesioner untuk butir (+) adalah 4 untuk jawaban sangat setuju, 3 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban kurang setuju dan 1 untuk jawaban tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
setuju. Untuk butir (-) adalah 1 untuk jawaban sangat setuju, 2 untuk jawaban setuju, 3 untuk jawaban kurang setuju dan 4 untuk jawaban tidak setuju. Mengkategorikan subjek dan butir item berdasarkan pada kriteria kategori (Azwar, 2010: 106). Dengan demikian, rentang minimumnya diambil dari rata-rata skor total terendah yaitu 25/25 = 1 dan sampai rentang maksimumnya diambil dari rata-rata skor total tertinggi yaitu 100/25 = 4. Luas jarak sebarannya adalah 4-1 = 3. Satuan deviasi standarnya (σ) adalah (skor maksimal teoritis – skor minimal teoritis)/6= (4-1)/6= 0,5. Mean teoritisnya (µ) adalah (skor maksimal + skor minimal)/2= (4+1)/2= 2,5. Penggolongan subjek dimasukan ke dalam 3 kategori diagnosis minat siswa. Keenam satuan deviasi standar dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut : Tabel 4 Kriteria Kategori Subjek dan Butir-butir Minat No
Formula Kriteria
Rerata Skor
Kategori
1.
X < [µ-1,0. σ ]
0-1,99
Rendah
2.
[µ-1,0. σ ] < X < [µ+1,0. σ ]
2,00-2,99
Sedang
3.
[µ+1,0. σ ] < X
3,00-4,00
Tinggi
Keterangan : X : Skor Butir Minat dan Skor Subjek µ : Mean Teoritis σ : Standar Deviasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
3. Uji Validitas Menurut Wina (2009:41), pada penelitian tindakan kelas, validitas itu adalah keajekan alat ukur sebagai instrumen dalam proses penelitian. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada kuesioner minat. Pengujian validitas dilakukan dengan uji coba terpakai. Teknik uji yang digunakan melalui pendekatan analisis korelasi Pearson Product moment.
Formula; rXY =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
Keterangan :
rXY = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir N = jumlah subyek X = skor sub total kuesioner Y = skor total butir-butir kuesioner XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y Tahap pelaksanaannya menggunakan program komputer SPSS 15. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,300 (Sugiyono, 2010: 188). Bila harga korelasi di bawah 0,300 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2010: 179).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Pelaksanaan uji coba terhadap instrumen (uji empirik) dilakukan pada tanggal 01 Maret 2013. Hasil uji coba kemudian dihitung menggunakan rumus Pearson Product Moment dengan jumlah subjek (N) 34 siswa. Dari hasil pemeriksaan konsistensi butir yang terdiri dari 25 butir item diperoleh 3 butir item yang dinyatakan tidak valid. Butir item yang tidak valid kemudian diperbaiki, karena jika dibuang akan mengurangi butir indikatornya. Penelaah
butir-butir
pada
instrumen
(expert
judgment)
dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi yaitu, Dr. Gendon Barus, M.Si. Hasil yang diperoleh setelah ditelaah ahli yaitu perlu dilakukan perbaikan pada butir-butir instrumen agar setiap butir instrumen menjadi kalimat yang efektif sehingga mudah dipahami dan butir instrumen juga secara logis sesuai dengan kisi-kisi kuesioner. Dari hasil penelaah ahli, berdasarkan kesesuaian butir pernyataan dengan kisi-kisi instrumen maka kuesioner dinyatakan siap untuk digunakan dalam penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling ini. Data hasil uji validitas dan tabel perbaikan item disajikan pada lampiran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
I. Indikator Keberhasilan Penyusunan indikator keberhasilan yang digunakan peneliti ini adalah pencapaian kriteria keberhasilan yang peneliti tentukan pada setiap akhir siklus. Kriteria keberhasilan ini dikatakan berhasil jika hasil yang dicapai oleh siswa melebihi kriteria yang dihasilkan pada data awal. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 5 Kriteria Keberhasilan Kriteria Keberhasilan Siklus Pre- Siklus Siklus No Peubah Indikator I II III test 1 Minat a. Rata-rata skor 72,09 73,00 74,00 75,00 mengikuti total skala kegiatan minat siswa ekstrakurikuler b. Persentase 30% 50% 70% 90% pengembangan observasi kepribadian perilaku siswa melalui metode yang menunjukkan storytelling dengan media berminat wayang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil dari penelitian dan pembahasan.
A. Hasil Penelitian 1. Proses
Pelaksanaan
Penelitian
Tindakan
Bimbingan
dan
Konseling a. Data Awal Penelitian (Pre-test) Sebelum tindakan dilaksanakan, peneliti mengumpulkan data awal (pre-test) pada hari Jum’at tanggal 1 Maret 2013, pukul 11.30-12.30 WIB. Subjek yang digunakan adalah siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Jumlah siswa yang hadir pada saat itu sebanyak 34 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi perilaku siswa yang dilakukan oleh dua orang mitra kolaboratif sebagai observer dan skala minat siswa yang diisi oleh siswa. Topik yang diberikan pada saat pre-test yaitu “Menolong Sesama”. Metode yang digunakan oleh guru pembimbing (peneliti) adalah ceramah dan tanya jawab. Siswa diberi tugas untuk membuat sebuah gambar komik yang menceritakan pengalaman pribadinya dalam menolong sesama. Beberapa siswa diminta maju ke depan kelas untuk mempresentasikan gambar komiknya kepada teman-teman lainnya. Suasana kelas pada saat kegiatan nampak kurang kondusif dan ada beberapa siswa yang menunjukkan
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
perilaku kurang berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian, misalnya membolos, sering izin keluar kelas, tidak memperhatikan pembimbing saat menyampaikan materi, mengobrol dengan teman-teman yang lain, bermain telepon genggam, pasif ketika ditanya oleh pembimbing, enggan mengerjakan tugas yang diberikan, dan lain-lain. Setelah materi selesai diberikan, peneliti membagikan skala minat
mengikuti
kegiatan
ektrakurikuler
pengembangan
kepribadian kepada siswa. Kemudian peneliti melakukan evaluasi dan refleksi dengan dua orang mitra kolaboratif yang bertindak sebagai observer untuk mencari penyebab siswa kurang berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian.
b. Siklus I 1) Tahap Perencanaan Sebelum melaksanakan tindakan siklus I, terlebih dahulu disusun rencana kegiatan berupa Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB). Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi bimbingan yaitu storytelling dengan menggunakan media wayang. Peneliti yang juga bertindak sebagai guru dalam kelas menyiapkan cerita beserta media yang dibutuhkan. Topik yang diberikan yaitu “Menghargai Diri Sendiri”. Topik ini diberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
karena sesuai dengan kebutuhan siswa yang diungkapkan oleh siswa pada saat wawancara dengan peneliti. Selain menyiapkan SPB dan media, peneliti juga menyiapkan pedoman observasi perilaku siswa yang akan diisi oleh dua orang observer dan juga menyiapkan skala minat siswa yang akan diisi oleh para siswa. Pedoman observasi dan skala
minat
siswa
akan
digunakan
selama
kegiatan
ekstrakurikuler pengembangan kepribadian berlangsung. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung pada hari Jum’at, tanggal 15 Maret 2013, pukul 11.30-12.20 WIB di ruang kelas VIII Responsibility. Jumlah siswa yang hadir pada saat siklus I sebanyak 30 orang. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti membuat rincian kegiatan sebagai berikut: a) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal, peneliti membuka kegiatan dengan salam pembuka dan memberikan pengantar tentang metode serta materi yang akan diberikan. Peneliti juga menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa selama kegiatan berlangsung. b) Kegiatan Inti Peneliti bercerita tentang kisah tiga sahabat yang mampu memaknai sebuah peristiwa dalam hidupnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
sehingga mereka menjadi bisa lebih menghargai diri sendiri dengan menerima kekurangan diri sendiri serta tidak
merasa
rendah
diri.
Penyampaian
cerita
menggunakan media berupa 3 wayang punakawan yaitu Petruk, Semar dan Gareng. Siswa diberi tugas untuk memberikan judul pada cerita yang disajikan oleh peneliti. c) Kegiatan Penutup Peneliti
menyimpulkan
keseluruhan
kegiatan,
melakukan presensi, meminta siswa menuliskan refleksi pribadi dan mengisi skala minat siswa. 3) Tahap Monitoring Observasi perilaku siswa dilakukan oleh mitra kolaboratif yaitu 2 orang rekan peneliti. Kedua observer ini bertugas mengamati dan menuliskan hasil observasi terhadap perilaku siswa selama proses penelitian di dalam kelas berlangsung. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa yang masih menunjukkan indikasi perilaku kurang
berminat
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
pengembangan kepribadian. Beberapa siswa masih ada yang mengobrol, membuat keributan, terlambat masuk kelas dan enggan mengerjakan tugas yang diberikan. Namun, sebagian siswa lainnya nampak antusias, bersemangat dan menyimak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
cerita yang diberikan dengan penuh konsentrasi. Jumlah siswa yang menunjukkan perilaku kurang berminat ini berkurang dibandingkan dengan perilaku siswa sebelum diberikan tindakan. 4) Tahap Refleksi dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan pengolahan data hasil observasi perilaku siswa dan skala minat siswa untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian tindakan siklus selanjutnya. Hasil refleksi dan evaluasi dengan mitra kolaboratif pada siklus I ini adalah peneliti kesulitan mengelola siswa yang membuat keributan ketika peneliti memberikan tindakan, maka untuk siklus berikutnya peneliti sebaiknya mengajak siswa ikut terlibat langsung dalam penyajian cerita dengan menggunakan media wayang. Ada beberapa butir item minat siswa yang terindikasi rendah, yaitu butir pada indikator keaktifan siswa dan antusias siswa, maka untuk siklus berikutnya peneliti akan memberikan layanan yang melibatkan siswa secara langsung.
c. Siklus II 1) Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pada penelitian tindakan siklus I yaitu kurangnya siswa terlibat secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
langsung sehingga menimbulkan suasana yang kurang kondusif di dalam kelas, peneliti mengadakan pemantapan kembali pada penelitian tindakan siklus II. Peneliti menyusun Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) yang berisi materi dengan topik “Menghargai Orang Lain”. Topik ini diberikan berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan hasil observasi yang dilakukan peneliti selama memberikan tindakan di siklus I, masih ada beberapa siswa yang membuat keributan sehinga mengganggu teman lain yang sedang berkonsentrasi
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
pengembangan kepribadian. Peneliti menyiapkan media yang dibutuhkan yaitu wayang. Pada penelitian tindakan siklus II ini, peneliti melibatkan beberapa siswa untuk ikut memainkan wayang di depan kelas, sehingga dapat meningkatkan butir-butir item yang menurun pada hasil pengolahan data skala minat siswa pada penelitian tindakan siklus I. Selain menyiapkan SPB dan media, peneliti juga menyiapkan pedoman observasi perilaku siswa yang akan diisi oleh dua orang observer dan juga menyiapkan skala minat siswa yang akan diisi oleh para siswa. Pedoman observasi dan skala siswa akan digunakan selama kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian berlangsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung pada hari Jum’at, tanggal 10 Mei 2013, pukul 11.30-12.20 WIB di ruang kelas IX Unity. Jumlah siswa yang hadir pada saat siklus II sebanyak 29 orang. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti membuat rincian kegiatan sebagai berikut: a) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal peneliti membuka kegiatan dengan salam pembuka dan memberikan pengantar tentang metode serta materi yang akan diberikan. Peneliti juga menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa selama kegiatan berlangsung. b) Kegiatan Inti Peneliti bercerita tentang kisah tiga sahabat yang sering bertengkar karena tidak dapat menghargai satu sama lain. Kemudian ketiga sahabat ini menyadari kesalahan mereka dan mulai belajar untuk menghargai orang lain agar tidak terjadi keretakan dalam menjalin relasi dengan orang lain. Penyampaian cerita juga menggunakan media berupa 3 wayang punakawan yaitu Petruk, Semar dan Gareng. Tiga orang siswa diberi tugas untuk memainkan wayang di depan kelas saat peneliti membacakan cerita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
c) Kegiatan Penutup Peneliti
menyimpulkan
keseluruhan
kegiatan,
melakukan presensi, meminta siswa menuliskan refleksi pribadi dan mengisi skala. 3) Tahap Monitoring Observasi perilaku siswa dilakukan oleh mitra kolaboratif yaitu 2 orang rekan peneliti. Kedua observer ini bertugas mengamati dan menuliskan hasil observasi terhadap perilaku siswa selama proses penelitian di dalam kelas berlangsung. Hasil observasi pada siklus II menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menunjukkan indikasi perilaku kurang berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian sudah berkurang. Sebagian besar siswa nampak antusias, bersemangat dan menyimak cerita yang diberikan dengan penuh konsentrasi. Namun, masih ada beberapa siswa yang datang terlambat dan main handphone di dalam kelas saat kegiatan sudah dimulai. 4) Tahap Refleksi dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan pengolahan data hasil observasi perilaku siswa dan skala minat siswa untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian tindakan siklus selanjutnya. Hasil refleksi dan evaluasi dengan mitra kolaboratif pada siklus II ini adalah cerita yang diberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
menjadi kurang jelas karena 3 orang siswa yang bertugas memainkan wayang belum tahu jalan ceritanya secara detail sehingga ketiga siswa tersebut nampak sedikit bingung meskipun
mereka
sangat
atraktif
dan
antusias
dalam
memainkan wayang. Ada 17 butir item minat siswa mengalami penurunan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah karena jeda waktu antara siklus I dan siklus II ini terlalu lama sehingga minat siswa kembali mengalami penurunan. Peneliti kemudian menyiapkan layanan yang melibatkan siswa secara langsung dan memberikan naskah cerita kepada siswa yang bertugas memerankan tokoh dalam cerita untuk siklus selanjutnya. Peneliti juga menyiapkan cerita yang menarik dan sedang hangat diperbincangkan sehingga dapat membangkitkan kembali minat siswa.
d. Siklus III 1) Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pada penelitian tindakan siklus II yaitu hampir seluruh aspek minat siswa mengalami penurunan, peneliti mengadakan pemantapan kembali pada penelitian tindakan siklus III. Peneliti menyusun Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) yang berisi materi tentang “Menjaga Cinta dan Persahabatan”. Topik ini diberikan berdasarkan hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
wawancara dengan siswa mengenai topik apa yang sedang mereka ingin diskusikan di kelas dan terkait dengan permasalahan yang mereka alami dalam kehidupan sebagai seorang remaja. Peneliti juga menyiapkan media yang dibutuhkan yaitu wayang. Pada penelitian tindakan siklus III ini, peneliti memberikan naskah cerita kepada 3 orang siswa yang bertugas memerankan tokoh dalam cerita pada siklus III. Naskah cerita diberikan kepada mereka beberapa hari sebelum siklus III dilaksanakan dengan tujuan agar siswa yang diberi tugas memahami jalan cerita dengan baik sehingga lebih mampu menghayati tokoh yang akan dimainkan. Selain menyiapkan SPB dan media, peneliti juga menyiapkan pedoman observasi perilaku siswa yang akan diisi oleh dua orang observer dan juga menyiapkan skala minat siswa yang akan diisi oleh para siswa. Pedoman observasi dan skala minat siswa akan digunakan
selama
kegiatan
ekstrakurikuler
pengembangan
kepribadian berlangsung. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus III berlangsung pada hari Jum’at, tanggal 16 Mei 2013, pukul 11.30-12.20 WIB di ruang aula. Jumlah siswa yang hadir pada saat siklus III sebanyak 27 orang. Beberapa siswa tidak hadir dikarenakan sedang mengikuti pelajaran tambahan dan juga ada yang sedang mengikuti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
pertandingan futsal. Pada pelaksanan tindakan siklus III, peneliti membuat rincian kegiatan sebagai berikut: a)
Kegiatan Awal Pada kegiatan awal peneliti membuka kegiatan dengan salam pembuka dan memberikan pengantar tentang metode serta materi yang akan diberikan. Peneliti juga menjelaskan tugas
yang
harus
dikerjakan
siswa
selama
kegiatan
berlangsung. b) Kegiatan Inti Peneliti meminta 3 orang siswa yang sudah diberi naskah cerita pada minggu lalu untuk memerankan tokoh dalam kisah dua sahabat yang hampir saja mempertaruhkan persahabatan mereka demi mengejar cinta seorang gadis. Namun akhirnya mereka memilih untuk mempertahankan persahabatan mereka karena mereka menyadari ikatan persahabatan jauh lebih penting dan berharga. Penyampaian cerita juga menggunakan media berupa 2 wayang punakawan yaitu Petruk dan Gareng, serta 1 buah wayang buatan sendiri berupa seorang Putri. Peneliti berperan sebagai narator dan mengarahkan jalannya cerita sedangkan tiga orang siswa diberi tugas untuk memerankan tokoh dengan berdialog sambil memainkan wayang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Setelah cerita disampaikan, peneliti yang bertindak sebagai guru
kelas
mengajak
siswa
untuk
sharing
mengenai
permasalahan sejenis yang mereka alami dan saling bertukar pendapat
dengan
teman-teman
sekelas.
Peneliti
juga
mengajukan beberapa pertanyaan diskusi kepada siswa dan siswa menjawab secara lisan. c) Kegiatan Penutup Peneliti menyimpulkan keseluruhan kegiatan, melakukan presensi, meminta siswa menuliskan refleksi pribadi dan mengisi skala. 3) Tahap Monitoring Observasi perilaku siswa dilakukan oleh mitra kolaboratif yaitu 2 orang rekan peneliti. Kedua observer ini bertugas mengamati dan menuliskan hasil observasi terhadap perilaku siswa selama proses penelitian di dalam kelas berlangsung. Hasil observasi pada siklus III menunjukkan bahwa hampir semua siswa sudah menunjukan indikasi perilaku berminat. Jumlah siswa yang menunjukan perilaku berminat ini mencapai 90% dari jumlah siswa dalam kelas. Siswa nampak antusias dan aktif ketika diadakan diskusi terbuka mengenai topik yang diberikan. 4) Tahap Refleksi dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan pengolahan data hasil observasi perilaku siswa dan skala minat siswa untuk memperoleh data yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
akurat. Hasil evaluasi dan refleksi pada siklus III ini adalah siswa nampak senang dan bersemangat karena topik yang diberikan sangat menarik apalagi teman-teman yang bertugas memerankan tokoh dalam cerita juga sangat menjiwai dan atraktif.
2. Hasil Observasi Perilaku Siswa Peneliti meminta dua orang mitra kolaboratif sebagai observer untuk mengobservasi
perilaku
siswa
selama
kegiatan
ekstrakurikuler
pengembangan kepribadian berlangsung. Hasil observasi perilaku siswa tersebut kemudian dihitung dan dianalisis. Hasil analisis antarsiklus digunakan untuk melihat perkembangan perilaku siswa selama diberi tindakan. Berikut ini disajikan grafik observasi perkembangan perilaku siswa selama penelitian berlangsung.
Jumlah Siswa
Grafik 1.Hasil Observasi Perilaku Siswa yang Menunjukkan Kurang Minat 35 30 25 20 15 10 5 0
PreTest Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Grafik 1 menunjukkan indikator-indikator perilaku siswa yang menunjukkan kurang berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian. Perilaku-perilaku tersebut diamati oleh observer. Pada grafik 1 nampak jelas menggambarkan jumlah siswa yang kurang berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian menjadi semakin berkurang pada setiap siklusnya. Grafik 2. Hasil Observasi Perilaku Siswa yang Menunjukkan Berminat 35
Jumlah Siswa
30 25 20
Pre Test
15
Siklus 1
10
Siklus 2
5
Siklus 3
0
Grafik 2 menunjukkan indikator-indikator perilaku siswa yang menunjukkan
keberminatan
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
pengembangan kepribadian. Perilaku-perilaku yang diamati oleh observer tersebut kemudian dicatat dan dianalisis hasilnya. Grafik 2 menggambarkan jumlah siswa yang menunjukkan perilaku berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian semakin meningkat pada setiap siklusnya. Berikut ini disajikan pemaparan secara rinci hasil observasi perilaku siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
a. Data Awal Penelitian (Pre-test) Hasil observasi sebelum dilaksanakan penelitian menunjukkan bahwa siswa kurang berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian. Siswa menunjukkan perilaku-perilaku seperti mengobrol dengan teman saat guru sedang menyampaikan materi, sering melihat keluar kelas, mondar-mandir di dalam kelas, dan sebagainya. Hasil
observasi
perilaku
siswa
menunjukkan
70%
siswa
menunjukkan perilaku kurang berminat pada kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian dan hanya 30% siswa yang menunjukkan berminat
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
pengembangan
kepribadian. Berikut disajikan grafik hasil observasi perilaku siswa pada saat pengumpulan data awal penelitian (pre-test). Grafik 3. Persentase Hasil Observasi Perilaku Siswa pada Data Awal (Pre-test) Berminat 30%
Tidak minat 70%
b. Siklus I Pada penelitian tindakan siklus I, perilaku siswa menunjukkan adanya peningkatan minat dari data awal (pre-test). Jumlah siswa yang menunjukkan perilaku berminat meningkat menjadi 66% dan jumlah siswa yang menunjukkan perilaku tidak berminat menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
34%. Berikut disajikan grafik hasil observasi perilaku siswa selama penelitian berlangsung. Grafik 4. Persentase Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus 1 Tidak Minat 34% Berminat 66%
c. Siklus II Pada penelitian tindakan siklus II, perilaku siswa menunjukkan adanya peningkatan minat dari data penelitian tindakan siklus I. Jumlah siswa yang menunjukkan perilaku berminat meningkat menjadi 74% dan jumlah siswa yang menunjukkan perilaku tidak berminat menjadi 26%. Berikut disajikan grafik hasil observasi perilaku siswa selama penelitian berlangsung.
Grafik 5. Persentase Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus 2 Tidak Minat 26%
Berminat 74%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
d. Siklus III Pada penelitian tindakan siklus III, perilaku siswa menunjukkan adanya peningkatan minat dari data penelitian tindakan siklus II. Jumlah siswa yang menunjukkan perilaku berminat meningkat menjadi 91% dan jumlah siswa yang menunjukkan perilaku tidak berminat menjadi 9%. Berikut disajikan grafik hasil observasi perilaku siswa selama penelitian berlangsung. Grafik 6. Persentase Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus 3 Tidak Minat 9% Berminat 91%
3. Hasil Pengolahan Skala Minat Siswa Peneliti menyebarkan
mengumpulkan skala
minat
data siswa
skala dalam
minat
siswa
mengikuti
dengan kegiatan
ekstrakurikuler pengembangan kepribadian yang diisi oleh siswa yang berjumlah kurang lebih 34 siswa. Data yang diperoleh kemudian dianalisis
hasilnya
sehingga
dapat
memaparkan
secara
jelas
peningkatan minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian dengan menggunakan metode storytelling dengan media wayang. Hasil analisis data menunjukan bahwa minat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan. Berikut ini dipaparkan secara rinci perkembangan minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pengembangan kepribadian. a. Data Awal Penelitian (Pre-test) Penelitian ini menggunakan tiga (3) kategori penggolongan minat siswa dan butir-butir minat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian berdasarkan dari jumlah skor total, yaitu kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah.
No 1. 2. 3.
Rentang Skor 0-1,99 2,002,99 3,004,00
Tabel 6 Penggolongan Minat Subjek pada Data Awal dalam tiga (3) Kategori Kategori No Subjek Jumlah Persentase Subjek Rendah 17 1 2,9% Sedang 2,3,4,5,9,11,12,13,14,18,19,21,23, 22 64,7% 24,25,27,29,30,31,32,34. Tinggi 1,6,7,8,10,16,20,22,26,28,33 11 32,4% Jumlah
34
100%
Berdasarkan dari perhitungan rata-rata skor tersebut dapat disimpulkan bahwa minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian sebagian besar termasuk pada kategori sedang yaitu 2,00-2,99 dengan jumlah sebanyak 22 siswa, sesuai dengan kategori yang dirumuskan oleh Azwar (2010:107). Selain pengkategorian terhadap skor minat siswa, peneliti juga melakukan pengkategorian terhadap butir-butir item skala minat siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Berikut ini disajikan tabel penggolongan butir-butir item skala minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian. Tabel 7 Penggolongan Butir-butir Minat pada Data Awal dalam tiga (3) Kategori No Rentang Kategori No Item Jumlah Persentase Skor Item 1. 0-1,99 Rendah 2. 2,00Sedang 7,8,9,11,12,15,18,19,20,21,22,23 14 56% 2,99 24,25 3. 3,00Tinggi 1,2,3,4,5,6,10,13,14,16,17 11 44% 4,00 Jumlah 25 100% Berdasarkan dari perhitungan rata-rata skor tersebut dapat disimpulkan
bahwa
butir-butir
minat
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler pengembangan kepribadian sebagian besar termasuk pada kategori sedang yaitu 2,00-2,99 dengan jumlah 14 item, sesuai dengan kategori yang dirumuskan oleh Azwar (2010:107). Hasil pengolahan item skala minat siswa mengikuti kegiatan ektrakurikuler pengembangan kepribadian yang diisi oleh siswa menunjukkan jumlah rata-rata sebesar 72,09. Berikut disajikan grafik line untuk mengetahui hasil pengolahan data skala skala minat siswa.
4,4 4,1 3,8 3,5 3,2 2,9 2,6 2,3 2
Pretest
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item 23 Item 24 Item 25
Skor rata‐rata
Grafik 7. Hasil Pengolahan Data Skala Minat Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
b. Siklus I Pada penelitian tindakan siklus I ini ada 4 orang siswa tidak dapat hadir dikarenakan berbagai hal, sehingga jumlah siswa menjadi 30 orang. Berikut ini disajikan tabel penggolongan minat subjek pada saat penelitian tindakan siklus I dalam tiga (3) kategori. Tabel 8 Penggolongan Minat Subjek pada Siklus I dalam tiga (3) Kategori No Rentang Kategori No Subjek Jumlah Persentase Skor Subjek 1. 0-1,99 Rendah 0 0% 2. 2,00Sedang 2,3,5,8,12,13,15,17,21,25,29,31,3 14 46,7% 2,99 2,33 3. 3,00Tinggi 1,4,6,7,10,11,16,18,19,22,23,24,2 16 53,3% 4,00 7,28,30,34 Jumlah 30 100%
Berdasarkan dari perhitungan rata-rata skor tersebut dapat disimpulkan bahwa minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian pada penelitian tindakan siklus I sebagian besar termasuk pada kategori tinggi yaitu 3,00-4,00 dengan jumlah 16 siswa, sesuai dengan kategori yang dirumuskan oleh Azwar (2010:107). Selain pengkategorian terhadap skor minat siswa, peneliti juga melakukan pengkategorian terhadap butir-butir item skala minat siswa. Berikut ini disajikan tabel penggolongan butir-butir item skala minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Tabel 9 Penggolongan Butir-butir Minat pada Siklus I dalam tiga (3) Kategori No Rentang Kategori No Item Jumlah Persentase Skor Item 1. 0-1,99 Rendah 2. 2,00Sedang 7,8,17,18,19,22,23,24 8 32% 2,99 3. 3,00Tinggi 1,2,3,4,5,6,9,10,11,12,13,14,15, 17 68% 4,00 16 20,21,25 Jumlah 25 100% Berdasarkan dari perhitungan rata-rata skor tersebut dapat disimpulkan
bahwa
butir-butir
minat
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler pengembangan kepribadian pada penelitian tindakan siklus I sebgaian besar termasuk pada kategori tinggi yaitu 3,00-4,00 dengan jumlah 17 item, sesuai dengan kategori yang dirumuskan oleh Azwar (2010:107). Skala skala minat siswa yang diisi oleh siswa menunjukkan adanya peningkatan dari data awal (pre-test). Jika data sebelumnya menunjukkan jumlah rata-rata 72,09, pada penelitian tindakan siklus I rata-rata meningkat menjadi 75,20. Berikut disajikan grafik line untuk mengetahui hasil pengolahan item skala minat siswa.
4,4 4,1 3,8 3,5 3,2 2,9 2,6 2,3 2
Pretest Siklus 1
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item 23 Item 24 Item 25
SKor rata‐rata
Grafik 8. Hasil Pengolahan Data SkalaMinat Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Pada grafik menunjukkan bahwa ada 3 butir item yang mengalami penurunan yaitu item nomor 17, 18 dan 23. Item nomor 17 dan item nomor 18 merupakan butir item dari indikator keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan, sedangkan item nomor 23 merupakan butir item dari indikator antusias siswa dalam mengikuti kegiatan. Hasil pengolahan data diatas, dijadikan acuan untuk penelitian berikutnya, yaitu dengan memperbaiki butir-butir item yang masih belum ada peningkatan atau bahkan menurun. Butir-butir item tersebut antara lain: 1) Item nomor 17: Aku berusaha untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini. 2) Item nomor 18: Aku sering bertanya tentang hal yang belum aku pahami. 3) Item nomor 23: Aku selalu merasa tertantang jika diberikan tugas, sehingga segera ingin menyelesaikannya. Untuk memperbaiki penurunan pada tiga item nomor 17, 18 dan 23 maka peneliti mengajak siswa untuk ikut aktif dalam memainkan wayang dalam storytelling. Penelitian tindakan pada siklus I menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.
c. Siklus II Pada penelitian tindakan siklus II ini ada 5 orang siswa tidak dapat hadir dikarenakan berbagai hal, sehingga jumlah siswa menjadi 29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
orang. Berikut ini disajikan tabel penggolongan minat subjek pada saat penelitian tindakan siklus II dalam tiga (3) kategori. Tabel 10 Penggolongan Minat Subjek pada Siklus II dalam tiga (3) Kategori No Rentang Kategori No Subjek Jumlah Persentase Skor Subjek 1. 0-1,99 Rendah 17 1 3,4% 2. 2,00Sedang 2,3,12,13,16,18,25,31,34 9 31,1% 2,99 3. 3,00Tinggi 1,5,6,7,8,9,10,14,15,20,21,22,24 19 65,5% 4,00 ,26,27, 28,30,32,33 Jumlah 29 100%
Berdasarkan dari perhitungan skor total tersebut dapat disimpulkan bahwa meskipun mengalami penurunan jumlah rata-rata skor item, tetapi minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian pada penelitian tindakan siklus II masih termasuk pada kategori tinggi yaitu 3,00-4,00 dengan jumlah 19 siswa, sesuai dengan kategori yang dirumuskan oleh Azwar (2010:107). Selain pengkategorian terhadap skor minat siswa, peneliti juga melakukan pengkategorian terhadap butir-butir item skala minat siswa. Berikut ini disajikan tabel penggolongan butir-butir item skala minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Tabel 11 Penggolongan Butir-butir Minat pada Siklus II dalam tiga (3) Kategori No Rentang Kategori No Item Jumlah Persentase Skor Item 1. 0-1,99 Rendah 2. 2,00Sedang 5,7,8,12,17,18,19,20,23,24 10 40% 2,99 3. 3,00Tinggi 1,2,3,4,6,9,10,11,13,14,15,16,21 15 60% 4,00 22,25 Jumlah 25 100% Berdasarkan dari perhitungan skor total tersebut dapat disimpulkan bahwa meskipun mengalami penurunan jumlah rata-rata tetapi butirbutir minat
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan
kepribadian pada penelitian tindakan siklus II masih termasuk pada kategori tinggi yaitu 3,00-4,00 dengan jumlah 15 item, sesuai dengan kategori yang dirumuskan oleh Azwar (2010:107-109). Skala minat siswa yang diisi oleh siswa menunjukkan adanya penurunan dari data pada penelitian tindakan siklus I. Jika data sebelumnya menunjukkan jumlah rata-rata 75,20, pada penelitian tindakan siklus II rata-rata menjadi 74,55. Meskipun mengalami penurunan dari siklus sebelumnya, skor rata-rata di siklus II ini masih tetap berada diatas skor data awal sebelum dilakukan penelitian tindakan (pre-test). Berikut disajikan grafik line untuk mengetahui hasil pengolahan item skala minat siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Grafik 9. Hasil Pengolahan Data Skala Minat Siswa 4,4
Skor rata‐rata
4,1 3,8 3,5 3,2
Siklus 1
2,9
Siklus 2
2,6 2,3 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item 23 Item 24 Item 25
2
Pada grafik menunjukkan bahwa ada 18 butir item yang mengalami
penurunan
yaitu
item
nomor
1,2,3,4,5,6,10,
11,12,13,14,15,16,18,19,20,21, dan 25. Hasil pengolahan data diatas, dijadikan acuan untuk penelitian berikutnya, yaitu dengan memperbaiki butir-butir item yang masih belum ada peningkatan atau bahkan menurun. Berdasarkan hasil pengolahan skala minat siswa, pada penelitian tindakan siklus II terjadi penurunan minat siswa. Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, peneliti kemudian melakukan evaluasi dan menyusun kembali rancangan penelitian siklus selanjutnya dengan lebih baik sehingga dapat memperbaiki penurunan yang terjadi pada siklus II. Perbaikan tersebut yaitu dengan mengajak siswa ikut andil dalam memainkan wayang dengan naskah dialog yang sudah diberikan kepada siswa. Penyusunan rancangan kegiatan penelitian tindakan siklus II mengacu pada butir-butir item yang teridentifikasi mengalami penurunan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
d. Siklus III Pada penelitian tindakan siklus III ini ada 8 orang siswa tidak dapat hadir dikarenakan mengikuti pelajaran tambahan, sehingga jumlah siswa menjadi 26 orang. Berikut ini disajikan tabel penggolongan minat subjek pada saat penelitian tindakan siklus I dalam tiga (3) kategori. Tabel 12 Penggolongan Minat Subjek pada Siklus III dalam tiga (3) Kategori No Rentang Kategori No Subjek Jumlah Persentase Skor Subjek 1. 0-1,99 Rendah 0 0% 2. 2,00Sedang 2,4,5,12,17,18 6 23,1% 2,99 3. 3,00Tinggi 1,7,8,9,11,13,14,15,19,20,23, 20 76,9% 4,00 24,26,27, 28,29,31,32,33,34 Jumlah 26 100%
Berdasarkan dari perhitungan skor total tersebut dapat disimpulkan bahwa minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pengembangan kepribadian pada penelitian tindakan siklus III sebagian besar termasuk pada kategori tinggi yaitu 3,00-4,00 dengan jumlah 20 siswa, sesuai dengan kategori yang dirumuskan oleh Azwar (2010:107). Selain pengkategorian terhadap skor minat siswa, peneliti juga melakukan pengkategorian terhadap butir-butir item skala minat siswa. Berikut ini disajikan tabel penggolongan butir-butir item skala minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Tabel 13 Penggolongan Butir-butir Minat pada Siklus III dalam tiga (3) Kategori No Rentang Kategori Skor 1. 0-1,99 Rendah 2. 2,00Sedang 2,99 3. 3,00Tinggi 4,00
No Item 7,8,18,19,23
Persentase
20
80%
25
100%
1,2,3,4,5,6,9,10,11,12,13,14,1 5,16,17,20,21,22,24,25 Jumlah
Berdasarkan disimpulkan
Jumlah Item 5
dari
bahwa
perhitungan butir-butir
skor
minat
total
20%
tersebut
mengikuti
dapat
kegiatan
ekstrakurikuler pengembangan kepribadian pada penelitian tindakan siklus III masih termasuk pada kategori tinggi yaitu 3,00-4,00 dengan jumlah 20 item, sesuai dengan kategori yang dirumuskan oleh Azwar (2010:107-109). Skala minat siswa yang berupa kuesioner diisi oleh siswa, menunjukkan adanya peningkatan dari data pada penelitian tindakan siklus II. Jika data sebelumnya menunjukkan jumlah rata-rata 74,55 pada penelitian tindakan siklus III rata-rata meningkat menjadi 77,81. Berikut disajikan grafik hasil pengolahan item skala minat siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
3,3 3,2 3,1 3 2,9 2,8 2,7 2,6 2,5 2,4 2,3 2,2 2,1 2
Siklus 2 Siklus 3
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item 23 Item 24 Item 25
Skor rata‐rata
Grafik 10. Hasil Pengolahan Data Skala Minat Siswa
Pada grafik menunjukkan bahwa ada 6 butir item yang mengalami penurunan yaitu item nomor 2,3,13,15,17 dan 23. Hasil pengolahan data diatas menunjukkan bahwa ada peningkatan dari siklus sebelumnya. Penelitian berakhir pada siklus III dengan pertimbangan bahwa dari hasil skor rata-rata keseluruhan penelitian tindakan siklus I hingga siklus III sudah menunjukkan berada diatas skor rata-rata data pre-test atau data awal sebelum dilakukan penelitian. Untuk memperoleh gambaran jelas secara keseluruhan mengenai perkembangan minat siswa, berikut disajikan grafik perkembangan minat siswa antarsiklus dan juga grafik perkembangan jumlah rata-rata skor minat siswa antar siklus.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
4,5 4,4 4,3 4,2 4,1 4 3,9 3,8 3,7 3,6 3,5 3,4 3,3 3,2 3,1 3 2,9 2,8 2,7 2,6 2,5 2,4 2,3 2,2 2,1 2
Pretest Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item 23 Item 24 Item 25
Rata‐rata
Grafik 11. Perkembangan Butir Minat Siswa Antarsiklus
Grafik 12. Perkembangan Jumlah Rata‐rata Skor Minat Siswa Antarsiklus 78,5 78 77,5 77 76,5 76 75,5 75 74,5 74 73,5 73 72,5 72 71,5 71 70,5 70 69,5 69
Pretest Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Pada grafik diatas dapat terlihat peningkatan minat siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian dengan menggunakan metode storytelling dengan media wayang. Meskipun mengalami penurunan pada siklus II, namun jumlah rata-rata minat siswa setelah diberi tindakan masih lebih besar dibandingkan jumlah rata-rata minat siswa sebelum diberi tindakan. Berikut ini disajikan tabel ketercapaian skor minat siswa berdasarkan kriteria keberhasilan yang ditentukan sebelumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Tabel 14 Capaian Skor Minat Antarsiklus N o Peubah 1 Minat
72,09
Target Siklus I 73,00
Kriteria Keberhasilan Capaian Target Capaian Siklus II 75,20 74,00 74,55
Target Siklus III 75,00
77,81
30%
50%
66%
90%
91%
Pretest Indikator a. Rata-rata skor total skala minat siswa b. Persentase observasi perilaku siswa yang menunjukan berminat
70%
74%
Capaian
e. Hasil Uji t Minat Siswa Tabel 15 Hasil Uji t Minat Pre-test hingga Siklus III Paired Samples Test Paired Differences
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5
Pretest - siklus1 Pretest - siklus2 Pretest - siklus3 siklus1 - siklus2 siklus2 - siklus3
Mean Std. Deviation -5.000 8.292 -2.647 5.326 -6.765 4.603 2.353 10.671 -4.118 7.499
Std. Error Mean 2.011 1.292 1.116 2.588 1.819
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -9.263 -.737 -5.386 .091 -9.132 -4.398 -3.134 7.839 -7.973 -.262
t -2.486 -2.049 -6.059 .909 -2.264
df 16 16 16 16 16
Sig. (2-tailed) .024 .057 .000 .377 .038
Jika dilihat dari tabel diatas, nilai uji-t berpasangan berbeda ratarata minat pre-test dengan minat siklus I adalah sebesar -5,000. Artinya ada peningkatan minat siswa sesudah diberi tindakan dengan rata-rata peningkatan sebesar 5,000. Nilai t hitung sebesar -2,486 dengan Sig 0,024. Karena Sig < 0,05 maka dapat disimpulkan rata-rata minat siswa pada pre-test dan siklus I terdapat perbedaan. Dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
demikian, dapat dinyatakan bahwa perlakuan memengaruhi minat siswa secara signifikan. Nilai uji-t berpasangan berbeda rata-rata minat siklus I dengan minat siklus II adalah sebesar 2,353. Nilai t hitung sebesar 0,909 dengan Sig 0,377. Karena Sig > 0,05 maka dapat disimpulkan rata-rata minat siswa pada siklus I dan siklus II tidak terdapat perbedaan. Dengan
demikian,
dapat
dinyatakan
bahwa
perlakuan
tidak
memengaruhi minat siswa secara signifikan. Nilai uji-t berpasangan berbeda rata-rata minat siklus II dengan minat siklus III adalah sebesar -4,118. Artinya ada peningkatan minat siswa sesudah diberi tindakan dengan rata-rata peningkatan sebesar 4,118. Nilai t hitung sebesar -2,264 dengan Sig 0,038. Karena Sig < 0,05 maka dapat disimpulkan rata-rata minat siswa pada siklus II dan siklus III terdapat perbedaan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa perlakuan memengaruhi minat siswa secara signifikan. Pada akhir siklus, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur mengenai penggunaan metode storytelling dengan media wayang. Peneliti kemudian menyimpulkan dan mencantumkan pendapat beberapa siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Pendapat siswa tersebut adalah: Siswa 1: “Pesan dalam cerita mudah dimengerti. Saya senang karena seru bisa memainkan wayang di depan kelas. Ceritanya jadi lebih menarik untuk disimak.” Siswa 2: “Senang karena ceritanya menarik dan mudah dipahami. Ceritanya seru tentang kisah-kisah persahabatan dalam kehidupan sehari-hari .” Siswa 3: “Pesannya mudah dipahami kalau memperhatikan cerita dengan sungguh-sungguh. Ceritanya bermanfaat di kemudian hari. Saya senang kegiatan ini menggunakan wayang jadi lebih seru karena belum pernah sebelumnya.”
B. Pembahasan Pengumpulan
data
dilakukan
pada
awal
sebelum
penelitian
dilaksanakan yaitu pada tanggal 1 Maret 2013. Pada pengumpulan data awal (pre-test) ini dilakukan pengamatan minat siswa dengan observasi dan menyebarkan skala minat kepada siswa. Ketika kegiatan berlangsung, ada beberapa siswa yang aktif berinteraksi dengan guru di dalam kelas, namun sebagian besar siswa terlihat bosan, mengantuk, malas, pasif , dan ada juga yang mengobrol dengan teman yang lain. Keadaan tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
disebabkan karena guru dalam menyampaikan materi tidak menggunakan metode yang variatif, sehingga sebagian siswa merasa bosan. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan minat siswa, diperoleh rata-rata minat seluruh siswa pada keadaan awal adalah 72,09 dan jumlah siswa yang menunjukkan perilaku berminat sebesar 30%. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2013. Pada siklus I, minat siswa sudah mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada saat kegiatan berlangsung, siswa memperhatikan dengan seksama, siswa nampak antusias dan aktif maju ke depan kelas untuk sharing. Siswa juga lebih tertarik pada penggunaan metode storytelling dengan menggunakan media wayang. Siswa terlihat sangat menyimak cerita dan memperhatikan gerakan-gerakan wayang yang disajikan oleh peneliti. Sebagian besar siswa juga menuliskan refleksi bahwa merasa sangat senang, terhibur dan lebih dapat menyerap materi yang diberikan dengan menggunakan cerita dan media wayang. Pada siklus I ini, rata-rata minat siswa meningkat menjadi 75,20 dan jumlah siswa yang menunjukkan perilaku berminat meningkat menjadi 66%. Pada siklus II yang dilaksanakan tanggal 10 Mei 2013, terjadi penurunan jumlah rata-rata minat siswa menjadi 74,55 tetapi jumlah siswa yang menunjukkan perilaku berminat meningkat menjadi 74%. Penurunan rata-rata tersebut disebabkan oleh jeda waktu yang cukup lama antara penelitian tindakan siklus I dengan penelitian tindakan siklus II. Jeda waktu yang cukup lama tersebut karena peneliti melaksanakan PPL
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Komunitas di luar kota selama satu bulan (16 Maret 2013-16 April 2013), kemudian dua minggu libur kegiatan ekstrakurikuler karena siswa melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS). Peneliti baru dapat melanjutkan penelitian pada tanggal 10 Mei 2013. Jeda waktu antarsiklus yang terlalu lama sangat mempengaruhi minat siswa dan menyebabkan terjadinya penurunan rata-rata minat siswa. Penurunan rata-rata minat siswa pada siklus II menghantar peneliti untuk kembali melanjutkan penelitian tindakan siklus III. Tujuan penelitian tindakan siklus III ini adalah untuk meningkatkan kembali ratarata minat yang menurun di siklus sebelumnya. Pada siklus III, peneliti menyajikan cerita tentang kisah remaja yang sedang jatuh cinta. Beberapa siswa ikut dilibatkan untuk memainkan wayang dalam penyajian cerita ini. Dalam wawancara tak terstruktur yang dilakukan peneliti seusai kegiatan dengan siswa-siswa yang ikut dilibatkan dalam memainkan wayang dan membawakan cerita, mereka mengaku merasa sangat senang dan sangat antusias karena hal tersebut merupakan hal baru baginya dan teman-teman yang lain. Rata-rata minat seluruh siswa pada siklus III ini kembali meningkat menjadi 77,81 dan jumlah siswa yang menunjukkan perilaku berminat meningkat menjadi 91%. Minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti yang telah dikemukakan oleh Slameto (2010:54) pada bab II yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, faktor keluarga dan faktor sekolah. Faktor jasmaniah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
meliputi keadaan fisik siswa saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian. Kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian ini dilaksanakan setiap hari Jum’at sekitar pukul 11.30-12.30 WIB atau seusai pelajaran pada hari itu, tentu saja siswa sudah merasa lelah,
mengantuk,
ekstrakurikuler
ini.
lapar
dan
Selanjutnya
jenuh
ketika
faktor
mengikuti
psikologis
yang
kegiatan meliputi
intelegensi, perhatian, bakat, kematangan dan kesiapan siswa. Siswa akan memberikan perhatian dan ketertarikan terhadap metode storytelling dengan media wayang ini apabila siswa memiliki kemampuan yang baik dalam membayangkan situasi dan kondisi cerita yang dibawakan. Selain itu suasana hati atau mood yang sedang dirasakan oleh tiap siswa juga dapat mempengaruhi keberminatannya dalam mengikuti suatu kegiatan. Faktor selanjutnya adalah faktor sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian ini adalah kegiatan yang wajib diiikuti oleh seluruh siswa kelas VIII dan akan ada sanksi tertentu jika ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi minat siswa, karena tidak adanya kerelaan dari dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini. Faktor berikutnya yang tidak kalah penting adalah faktor keluarga seperti cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh yang cukup besar tehadap
minat
siswa
dalam
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
pengembangan
diri
sehingga
mempengaruhi
jumlah
skor
siswa
antarsiklusnya. Tentu tidak hanya faktor-faktor yang telah disebutkan di atas yang dapat mempengaruhi skor minat siswa, ada beberapa faktor lainnya yang juga dapat mempengaruhi naik-turunnya minat siswa seperti waktu jeda antarsiklus, tema cerita, cara penyajian cerita, dan variasi kegiatan. Peneliti juga melakukan pengkategorian minat siswa dan butir-butir minat mulai dari pengumpulan data awal (pre-test) hingga pada siklus III. Pada keadaan awal, terdapat 11 siswa termasuk kategori memiliki minat tinggi. Pada siklus I meningkat menjadi 16 orang, pada siklus II menjadi 19 orang dan pada siklus III menjadi 20 orang. Pada siklus terakhir, sebagian besar minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian sudah termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan untuk pengkategorian butir-butir minat mengukuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian, pada data awal terdapat 11 item termasuk kategori tinggi. Pada siklus I meningkat menjadi 17 item, pada siklus II menjadi 15 item dan pada siklus III menjadi 20 item. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan metode storytelling dengan media wayang dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memuat kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian.
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa: 1.
Penerapan metode storytelling dengan menggunakan media wayang dapat meningkatkan minat mengikuti kegiatan ektrakurikuler pengembangan kepribadian pada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.
2.
Peningkatan
minat
siswa
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuriler
pengembangan kepribadian melalui penerapan storytelling dengan media wayang antar siklus sudah cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan skor minat siswa antar siklus.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran-saran untuk beberapa pihak : 1. Bagi guru pembimbing Guru
pembimbing
dapat
memberikan
bimbingan
dengan
mempertimbangkan hasil penelitian ini, sehingga dapat menyampaikan materi bimbingan di kelas dengan lebih variatif dan menyenangkan.
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Bagi siswa Siswa dapat lebih memahami penyampaian materi dengan menggunakan metode
storytelling
dengan
media
wayang
dan
siswa
dapat
mengembangkan kreativitasnya dengan ikut memainkan wayang. 3. Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain untuk mengaplikasikan metode storytelling dengan media wayang untuk meningkatkan minat siswa mengikuti suatu kegiatan.
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Daftar Pustaka Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Ahyani, Latifah Nur. 2010. Metode Dongeng dalam Meningkatkan Perkembangan Kecerdasan Moral Anak Usia Prasekolah. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus. Vol. I No. 1, halaman 24-32. Azwar, Saifuddin. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Guritno, Pandam. 1988. Wayang, Kebudayaan Indonesia dan Pancasila. Jakarta: Universitas Indonesia Press Hurlock, Elizabeth B. 1989. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hurlock, Elisabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. Majid, Abdul Aziz. 2008. Mendidik dengan Cerita. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Musfiroh, T. 2008. Cerita Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana. Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara. Pintrich, R. P dan Schunk. D. H. 1996. Motivation in Education, Theory Research and Application. New Jesney: Prentice Hall. Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Bandung: Alfabeta.
Variabel-variabel
Penelitian.
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kencana.
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siva, Putri Tiara. 2012. Bab II Minat. (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pea_0705631_chapter 2.pdf). Diunduh pada 01 November 2012 pukul 20:47 WIB Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sobarna, Ayi. 2010. Efektivitas Metode “Storytelling” Bermedia Boneka untuk Pengembangan Kemampuan Berkomunikasi. Jurnal Mimbar, Vol. XXVI, NO. 1 (Januari-Juni 2010), halaman 71-80. Suwangsih, Dede . 2011. Membentuk Moralitas Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Storytelling Dengan Media Wayang (Kelompok B Tk Hati Mekar Kabupaten Sumedang). http://repository.upi.edu/operator/upload/pro_2011_iecs_dede_met ode_storytelling_dengan_media_wayangx(1).pdf . Diunduh pada 26 September 2012 pukul 21:00 WIB Tillman, Diane. 2004. Living Values Activities for Children Ages 8-14. Jakarta: Grasindo. Wardani, Hilmia. 2011. Wayang Media Pendidik Karakter Bangsa. http://kompasiana.com/post/edukasi/2011/12/16/wayang-mediapendidik-karakter-bangsa/ . Diunduh pada 27 September 2012 pukul 19:00 WIB Wuryani Djiwandono, Sri Esti. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan. Yasasusastra, Syahban. 2011. Mengenal Tokoh Pewayangan. Yogyakarta: Pustaka Mahardika. Yusuf L.N, Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
88
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
Lampiran 1 Silabus
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT SILABUS
Satuan Pendidikan
: SMP Joannes Bosco Yogyakarta
Kelas/ Semester
: VIII/2
Waktu : 1x50 menit
No
Tugas Perkembangan
Bidang Bimb
Kompetensi Dasar
Materi Pengembangan
Layanan
Penilaian
Sumber Belajar
1
Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
Pribadi
Siswa mampu menghargai keunikan dirinya,
Menghargai Diri
Bimb. klasikal
Laiseg Laijapen
Media: Wayang, Lembar Kerja Sumber: 1. Tillman, Diane. 2004. Living Values Activities for Children Ages 8-14. Jakarta: Grasindo. 2. Buku Panduan Peserta PPKM 1 Universitas Sanata Dharma, 2010.
Pribadi Sosial
1. Siswa mampu
1. Menghargai
Bimb. Klasikal
Laiseg Laijapen
Media: Wayang, Lembar Kerja Sumber: Majid, Abdul Aziz. 2008. Mendidik dengan Cerita. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2
mengembangkan
Orang Lain
sikap menghargai terhadap teman sebaya 2. Siswa mampu menjaga relasi dengan teman lawan
2. Cinta dan Persahabatan
Bimb. Klasikal
Laiseg
Media: Wayang, Lembar Kerja Sumber: Majid, Abdul Aziz. 2008. Mendidik dengan Cerita. Bandung: Remaja Rosdakarya.
jenis
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2: Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN SIKLUS I
A. Pokok Bahasan
: Menghargai Diri Sendiri
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi C. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman dan pengembangan E. Tugas Perkembangan: Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat. F. Standart Kompetensi: Siswa memiliki pemahaman tentang dirinya sehingga bisa menghargai dirinya sebagai pribadi yang berharga. G. Kompetensi Dasar: Siswa mampu menghargai keunikan dirinya, H. Indikator
: a. Siswa dapat menyebutkan kelebihan dirinya b. Siswa dapat menyebutkan cara-cara menghargai diri sendiri.
I. Sasaran
: Siswa kelas VIII
J. Materi Pelayanan
: a. Mengenal kelebihan diri b. Menghargai diri sendiri
K. Metode
: Storytelling, sharing
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI L. Kegiatan dan Langkah Kegiatan Sesi
Waktu Guru Pembimbing
1
Siswa
a. Membuka kegiatan dengan salam b. Memberikan
pengantar
materi
a. Mendengarkan
10 menit
dan
b. Mendengarkan
a. Bercerita dengan menggunakan media
a. Mendengarkan
20 Menit
b. Sharing
10 Menit
a. Memberikan soal evaluasi dan refleksi
a. Mengerjakan
10 menit
b. Menutup kegiatan
b. Presensi, doa
pengantar cerita.
wayang tentang menghargai diri sendiri.
2
b. Meminta siswa untuk menuliskan judul yang tepat dan alasannya. 3 Total
50 menit
M. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas N. Waktu
: 1 x 50 menit
O. Penyelenggara Pelayanan : Praktikan P. Alat dan bahan
: wayang, kertas evaluasi.
Q. Evaluasi
: a. Pesan apa yang kamu dapatkan setelah menyimak cerita yang diberikan? b. Tuliskan 3 hal konkret yang akan kamu lakukan untuk lebih bisa menghargai dirimu sendiri.
R. Rencana tindak lanjut S. Daftar Pustaka
: Konseling bagi yang membutuhkan. : Tillman, Diane. 2004. Living Values Activities for Children Ages 8-14. Jakarta: Grasindo.
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lembar Evaluasi dan Refleksi Nama
:
Kelas
:
Gambar mood kamu hari ini di sini.
•
Judul cerita yang tepat menurutmu adalah :
•
Pesan apa yang kamu dapatkan setelah menyimak cerita yang diberikan?
•
Tuliskan kelebihan yang kamu miliki dan 3 hal nyata yang akan kamu lakukan untuk lebih bisa menghargai dirimu sendiri.
Refleksi hari ini: …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI CERITA TENTANG MENGHARGAI DIRI SENDIRI “……………………” Alkisah ada 3 orang sahabat bernama Semar, Gareng dan Petruk yang tinggal di sebuah pedesaan. Setiap hari mereka bekerja dengan mengangkat air dari desa untuk dijual ke kota karena di kota sedang krisis air. Mereka berangkat pukul 4 pagi dan tiba di kota setengah jam kemudian. Mereka bekerja bolak-balik dari desa ke kota mengangkut air pesanan orangorang kota. Mereka memikul 4 gentong kendi untuk mengangkut air. Namun ternyata gentong milik Gareng sudah mulai retak karena sudah rapuh dan tua sehingga air yang dibawanya pun menjadi berkurang selama perjalanan. Sehingga sesampainya di kota, gentong si Gareng tidak penuh terisi air seperti milik Semar dan Petruk tetapi menjadi berkurang hingga seperempat gentong. Pada suatu hari ketiga sahabat ini sedang beristirahat di sebuah warung es dawet di kota….. Semar : hei sohibku Gareng… kenapa kok kamu cemberut saja dari tadi? Gareng : iya nih, aku lagi sedih… Petruk : kenapa kamu sedih? Gareng : ini lho, akhir-akhir ini pendapatanku dari mengangkut air menjadi berkurang karena gentongku retak sehingga airnya merembes dan setibanya aku di kota gentongku tidak terisi penuh lagi… Semar : sebaiknya kamu perbaiki saja atau kamu beli baru.. Gareng : tapi uangku tidak cukup, tabunganku juga baru sedikit…. Semar : hmmm… saya juga lagi tidak punya uang untuk dipinjamkan.. yaudah kamu perbaiki saja sendiri dulu sebelum menjadi semakin rusak… Gareng : iyaa sebaiknya aku mencoba perbaiki dulu yaa… Seminggu kemudian……. Petruk : gimana sob Gareng, apakah sudah kau perbaiki gentongmu ?
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gareng : Sudah sih, tapi beberapa hari kemudian mulai retak lagi.. hhhh.. aku jadi sedih ni… pendapatanku tidak maksimal… Petruk : Yaudahh tidak apa-apa yang penting kan dapat gaji walaupun sedikit berkurang hehehee.. Gareng : iya sih.. tapi aku masih merasa bersalah ni sama ibuku… aku tidak bisa membantu membeli kebutuhan dapur lebih banyak… aku merasa bodoh dan tidak berguna… Semar : Wah, kamu jangan sedih… sudahlah yang penting usahamu sudah dinilai positif kan oleh orangtuamu… Gareng : iya sih… Ketiga sahabat itu masih tetap melakukan pekerjaannya hingga beberapa bulan dan si Gareng tetap bekerja dengan gentongnya yang retak. Gareng berusaha tidak mengeluhkan keadaannya dengan gentong retak yang belum bisa dia perbaiki. Dia tetap semangat mengangkut air dari desa ke kota untuk membantu kedua orangtuanya. Beberapa bulan kemudian ternyata jalanan yang biasanya dilalui ioleh ketiga sahabat ini menjadi ditumbuhi bunga-bunga dan beberapa tanaman hijau lainnya. Jalanan yang menghubungkan desa dan kota ini tidak lagi gersang dan berdebu tetapi sudah menjadi lebih sejuk dan enak dipandang mata. Gareng : eh Semar, Petruk… lihatlah kemari.. Aku baru sadar, jalanan ini sekarang lebih indah ya.. bunga-bunga dan tanaman hijau tumbuh di sepanjang jalan ini… sekarang kita jadi lebih bersemangat ke kota karena pemandangannya menjadi indah dan tidak berdebu lagi… Petruk : iyaa yaa.. sekarang udaranya juga jadi lebih segar dan harum bunga-bunga. Siapa ya orang baik yang sudah menanam dan merawat bunga-bunga serta tanaman ini? Semar : heeiii tidak kah kalian sadari? Selama ini ketika kita mengangkut air aku selalu berjalan di belakang Semar. Aku melihat dia memikul gentong yang retak dan airnya merembes keluar sehingga membasahi jalanan ini setiap harinya. Dan akhirnya bunga-bunga pun menjadi bisa tumbuh dijalanan ini.. 93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gareng : haaahh ??? wah kenapa aku tidak menyadarinya yaaa.. ternyata ada berkah dibalik gentongku yang retak.. hehehe… Semar : yaaa, kamu selama ini tidak menyadari bahwa dengan kekuranganmu itu kamu justru membawa berkat untuk makhluk hidup lain di sekitarmu.. nah, maka sangat penting kan untuk selalu berpikir positif dan pantang menyerah.. Gareng : yaa benar sekali.. nah, adik-adik, jangan sekali-sekali kekuranganmu menjadi hambatan bagimu untuk meraih cita-cita atau impian-impianmu.. kalian harus tetap berpikir positif bahwa kalian adalah pribadi yang unik dan membawa berkat bagi orang lain.. maka jangan biarkan kekuranganmu menjadi hambatanmu untuk maju…tetap semangat dan pantang menyerah yaaa!!!!
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN SIKLUS II
A. Pokok Bahasan
: Menghargai Orang Lain
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi-Sosial C. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman dan pengembangan E. Tugas Perkembangan: Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya F. Standart Kompetensi : Siswa memiliki hubungan yang baik dengan teman sebaya G. Kompetensi Dasar : Siswa mampu mengembangkan sikap menghargai terhadap teman sebaya H. Indikator
: Setelah mengikuti kegiatan ini, siswa mampu: 1. Menjelaskan pengertian menghargai teman 2. Menyebutkan cara-cara menghargai teman
I. Sasaran
: Siswa kelas VIII
J. Materi Pelayanan
: Menghargai Teman
K. Metode
: Storytelling, sharing
L. Kegiatan dan Langkah 95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kegiatan Sesi
Waktu Guru Pembimbing
1
a. Membuka kegiatan dengan salam
a. Mendengarkan
b. Memberikan pengantar materi
b. Mendengarkan
a. Bercerita dengan menggunakan media
a. Mendengarkan
20 Menit
b. Berperan aktif
10 menit
a. Memberikan soal evaluasi dan refleksi.
a. Berperan aktif
15 menit
b. Menutup kegiatan.
b. Mendengarkan
wayang 2
Siswa
tentang
(meminta
siswa
menghargai yang
5 menit
teman
memainkan
wayang). b. Meminta siswa untuk menceritakan kembali cerita yang disampaikan. 3 Total
50 menit
M. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas N. Waktu
: 1 x 50 menit
O. Penyelenggara Pelayanan : Praktikan P. Alat dan bahan
: Wayang, lembar evaluasi.
Q. Evaluasi
: a.
Pesan apa yang kamu dapatkan setelah menyimak cerita
yang diberikan? b.
Cara-cara apa yang akan kamu lakukan untuk lebih
menghargai temanmu? R. Rencana tindak lanjut
S. Daftar Pustaka
: Konseling bagi yang membutuhkan.
: Majid, Abdul Aziz. 2008. Mendidik dengan Cerita. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lembar Evaluasi dan Refleksi Nama
:
Kelas
:
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
♥ Pesan apa yang kamu dapatkan setelah menyimak cerita yang diberikan?
♥ Apa definisi menghargai orang lain menurutmu? Apakah selama ini kamu sudah dapat menghargai orang lain? Berikan contoh konkretnya.
♥ Cara-cara apa yang akan kamu lakukan untuk lebih menghargai temanmu?
Refleksi hari ini: Kotak mood :
CERITA TENTANG MENGHARGAI ORANG LAIN “SEKOTAK KUE” Alkisah ada 2 orang sahabat yang bernama Gareng dan Petruk. Mereka bersahabat sejak kelas VII. Selama menjalin pertemanan, tak jarang mereka merasa kesal satu sama lain. Pada suatu hari Gareng membawa sekotak kue untuk bekal ke sekolah, Gareng kesal kepada 97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Petruk karena ia menganggap Petruk tidak tahu diri, suka meminta makanan miliknya tanpa bilang kepada Gareng terlebih dahulu. Pada saat jam istirahat….. Gareng : (datang dan duduk di sebelah Petruk) Hai Petruk, kok kamu nggak jajan? Petruk : Ahh nggak, aku lagi bokek ni. Semalem habis nonton Iron Man sama gebetanku si Vivi. Tapi aku bawa bekal kok. Gareng : ohh sama dongg aku juga bawa bekal… eh iyaa gimana ceritanya kamu bisa nonton bareng sama si Vivi? (sambil membuka kotak kue yang ada di sebelahnya dan kemudian memakannya) Petruk : (menatap Gareng sejenak, kemudian mengambil kue yang ada dalam kotak) iyaaa yaa pas aku smsan gitu, iseng-iseng aku ajak nonton eehhh dia mau.. yauda deh nonton bareng hehehe.. sori ya Reng, kamu nggak aku ajak, takut ganggu.. hahahaha.. Gareng : haaahhh dasarrr… (Gareng menatap Petruk yang terus-terusan mengambil kue dalam kotak yang dibawanya) Mereka terus mengobrol dan Petruk tetap terus-terusan mengambil kue dalam kotak hingga kue tersebut hampir habis. Gareng bergumam dalam hati “Petruk ni kok nggak sopan sih, ngambil kue ku tidak ijin dulu sama aku, dihabiskannuya pula, aku kan masih lapar.” Gareng hanya memendam kekesalannya hingga pulang sekolah.
Keesokan harinya kejadian serupa terulang lagi. Gareng : Hai Petruk, masih bokek aja ni? Nggak jajan lagi yaaa hehehe Petruk : iya nih Reng.. tapi aku bawa bekal kok.
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gareng : (dengan sedikit kesal karena mengetahui Petruk juga membawa bekal) iyaaa aku juga bawaa kok.. Lagi-lagi Petruk tetap mengambil kue dari kotak dan dihabiskannya sendiri, ketika hanya tersisa satu, Petruk embaginya dengan Gareng. Petruk : Nih Reng, aku bagi buat kamu, kasian kamu daritadi belum makan hehehe… bokek juga yaaa, habis ngajakin si Ceca nonton yaaa hahahaha Gareng : ahhh apaan sih, nggak kok (Gareng kesal kemudian pergi meninggalkan Petruk) Lagi-lagi Gareng memendam kekesalannya itu sampai pulang sekolah.. Setibanya di rumah, Gareng menggerutu di depan Semar,kakaknya.. Kak Semar : kamu kenapa sih kok pulang sekolah marah-marah, ngomel-ngomel nggak jelas gitu? Gareng : iyalah kak, gimana nggak kesalllllll, si Petruk tu nyebelin… Kak Semar : Nyebelin gimana maksudmu? Gareng : iya kak, kan aku setiap hari ke sekolah membawa sekotak kue yang ibu siapkan buat aku, nahh sesampainya di sekolah selalu selalu dan selalu di Petruk yang ngabisin, bahkan dia nggak minta ijin dulu sama aku Kak. Parahnya lagi kak, tadi dia habiskan semua kueku, lalu dia membagi kue terakhir sambil bilang “nihh aku bagi kueku buat kamu, kasian kamu daritadi belum makan” gitu kak.. gimana aku nggak kesal coba?!! Kak Semar : hmmm… Kamu yakin Petruk makan kue milikmu? Gareng : 100% yakin banget lah kak.. jelas-jelas kotak kue itu ada diantara kami duduk, tautau dia yang menghabiskan.. huuhh sebel!! Kak Semar : hahahahahaha.. Gareng : lhooo, kakak kok malah ketawa sih??? Apa yang lucu???
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kak Semar : Adikku yang paling ganteng se Jogjakarta, nih yaa kakak kasih tau… selama beberapa hari ini kamu selalu meninggalkan kotak kuemu di rumah, kamu selalu lupa membawanya. Kan kalau berangkat sekolah kamu pasti terburu-buru karena takut terlambat.. nah, kamu tu selalu lupa membawa kotak kuemu… Gareng : haaahhh?? Lalu kotak kue ituuuu……… Kak Semar: Ya, itu kotak kue yang kamu makan di sekolah adalah milik Petruk. Justru kamu yang mengambil kuenya tanpa seijin dia.. justru seharusnya kamu berterimakasih kepadanya karena dia rela membagi kue terakhirnya untukmu. Gareng : wahhh kak, jadi selama ini aku salah sangka terhadap Petruk ya kak… Kak Semar : yaa begitulah, nahh sebaiknya besok kamu minta maaf sama Petruk daaaaaannnnnnn sebaiknya kamu minum obat dehhh biar nggak pikunnnn hahahhaha Gareng : aahhh kakak ni malah godain aku.. hmmm iya ya kak, besok aku mau minta maaf sama Petruk sahabatku.. Kak Semar : nah Gareng, hikmah apa yang bisa kamu ambil dari peristiwa ini? Gareng : hmmm… iya kak sebaiknya kita jangan salah sangka dulu terhadap orang lain sebelum tau kebenarannya dan sebaiknya kita juga bisa menghargai apa yang orang lain alkukan danberikan kepada kita kak..
Kak Semar : yaaa bagus sekali pemikiranmu itu.. nahhh adik-adik ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengankacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya. Orang lainlah yang selalu salah, orang lainlah yang patut disingkirkan, orang lainlah yang tak tahu diri, Orang lainlah yang berdosa, orang lainlah yang selalu bikin masalah, orang lainlah yang pantas diberi pelajaran. Padahal kita sendiri yang mencuri kue tadi, padahal kita sendiri yang tidak tahu terima kasih. Kita sering mempengaruhi, mengomentari, mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.. Maka seringseringlah mengaca pada diri sendiri dahulu sebelum kita menilai orang lain… okeee adik-adik sekian cerita hari iniii, sampai jumpa di cerita berikutnyaaa ☺
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN SIKLUS III
A. Pokok Bahasan
: Cinta dan Persahabatan
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi-Sosial C. Jenis Layanan
: Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Bimbingan : Pemahaman dan pengembangan E. Tugas Perkembangan: Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya F. Standart Kompetensi : Siswa memiliki hubungan yang baik dengan teman sebaya G. Kompetensi Dasar : Siswa mampu menjaga relasi dengan teman lawan jenis H. Indikator
: Setelah mengikuti kegiatan ini, siswa mampu: 1. Menyebutkan cara-cara menjalin hubungan yang positif dengan sahabat sesama jenis 2. Menyebutkan cara-cara menjalin hubungan yang positif dengan teman lawan jenis
I. Sasaran
: Siswa kelas VIII
J. Materi Pelayanan
: Antara Cinta dan Sahabat
K. Metode
: Storytelling, sharing, tanya jawab, diskusi.
L. Kegiatan dan Langkah
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kegiatan Sesi
Waktu Guru Pembimbing
1
Siswa
c. Membuka kegiatan dengan salam
c. Mendengarkan
d. Memberikan pengantar materi
d. Mendengarkan
c. Membacakan narasi cerita dan meminta
c. Mendengarkan,
3 siswa memainkan wayang smabil
5 menit
20 menit
berperan aktif
berdialog cerita tentang kisah cinta dan persahabatan.
2
d. Memberikan ringkasan dan kesimpulan.
d. Mendengarkan,
5 menit
tanya jawab e. Memandu tanya jawab dan sharing
e. Berperan aktif
15 menit
pengalaman siswa. 3
c. Memberikan soal evaluasi dan refleksi.
c. Berperan aktif
d. Menutup kegiatan.
d. Mendengarkan
Total
5 menit
50 menit
M. Tempat Penyelenggaraan : Ruang aula N. Waktu
: 1 x 50 menit
O. Penyelenggara Pelayanan : Praktikan P. Alat dan bahan
: Wayang
Q. Evaluasi
: a.
Pesan apa yang kamu dapatkan setelah menyimak cerita
yang diberikan? b.
Sebutkan cara-cara yang akan kamu lakukan untuk
menjaga relasimu dengan teman maupun dengan pacar. R. Rencana tindak lanjut
: Konseling bagi yang membutuhkan.
S. Daftar Pustaka
: Majid, Abdul Aziz. 2008. Mendidik dengan Cerita. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lembar Evaluasi dan Refleksi
Kotak mood:
Nama : 103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kelas :
•
Pesan apa yang kamu dapatkan setelah menyimak cerita yang diberikan?
•
Hal-hal positif apa saja yang kamu peroleh selama menjalin relasi dengan teman maupun pacar?
•
Sebutkan cara-cara yang akan kamu lakukan untuk menjaga relasimu dengan teman maupun dengan pacar.
Refleksi hari ini: …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………… ………………
CERITA TENTANG PERSAHABATAN DAN CINTA “GARENG DAN RATNA”
Kisah ini berawal dari pertemuan 2 remaja SMP, saat sedang telat. Pertemuan singkat tersebut, menjadi sebuah awal kisah cinta Ratna dan 104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gareng yang indah. Namun tak abadi. Kisah ini terhalangi oleh Petruk, sahabat Gareng yang sudah lama jatuh cinta pada Ratna. Siapakah yang akan dipilih Ratna? Apakah Gareng akan mengorbankan persahabatannya demi cintanya pada Ratna? Ikuti kisahnya berikut ini….
Adegan I
Disuatu siang yang tidak terlalu terik, ditemani cahaya matahari yang malumalu, di pinggir sebuah kolam lele di samping sekolah, Gareng merencanakan sesuatu. Gareng : (bolak-balik dihadapan Petruk) Petruk : duduk donk Reng ! kamu merusak pemandangan tuh ! liat tuh, ikanikannya pada kabur ! Gareng : kira-kira Ratna mau datang kesini nggak ya?? Gimana kalo dia ngga datang? aku gelisah Truk ! Petruk : dari pada kamu pusing-pusing, mendingan aku telpon si Ratna dulu! (sibuk membongkar-bongkar tas, dan kantongnya)… ngeliat BB baru aku ngga lih? Kok aku ngga ngeliat yah? BB baru tuh, papa aku baru beli di singapur!(panik) Gareng : (Gareng lalu ngangkat tangan kanan Petruk) ni apaan? Kamu pegang dari tadi ! (Petruk tersenyum, Gareng geleng-geleng kepala. Lalu Petruk mencari nomor ratna) Petruk
: hallooooooooo!!, orang kaya nelpon nih, kok ngga diangkat-angkat
yah?....... lama banget diangkatnya sih ! udah dimana sekarang? Kita udah nungguin nih…… okke, see you ! (menutup hpnya. Dan memasukkannya ke kantongnya)
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gareng : gimana? Petruk : on the way bro ! Gareng : kira-kira aku diterima ngga yah sama Ratna yo? Petruk : Haaa? Ehh Reng, sebenernya aku nggak ngerti deh daritadi tu kamu nungguin Ratna tu buat apa ya? (garuk2 kepala) Gareng : Yaelah Truk, jelas buat nembak Ratna lah, aku kan suka sama dia.. Petruk : (terkejut) emmmm… Ehh Reng, sebenernya ada yang mau aku omongin… Kamu masih inget aku sering cerita kalo aku suka sama seorang cewek? Gareng : Iyaa.. kenapa? Ehhh itu Ratna datang.. (Tak lama kemudian, Ratna tiba) Ratna : kamu mau ngomong apa ma aku Reng ? (Petruk mundur, duduk disisi yang lain, sambil melihat Ratna dan Gareng) Gareng : eemmm.. hehehe aku mau kasih kamu ini…(menyodorkan setangkai bunga mawar) Ratna : ohhh (tersenyum) terimakasih Reng! Gareng : Ratnaaa, sebenarnya aku suka sama kamu… mau nggak jadi pacarku? Ratna : (sedikit kaget) apaaahh??? Aku nggak salah denger nih??? Gareng : Nggak kok hehehe… (Ratna ingin pergi, namun tangannya dipegang oleh Gareng) Gareng
: Jawab dulu dong…
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Ratna
: Emmm maaf ya Gareng, aku belum bisa jawab sekarang.. Tunggu 3 hari lagi yaaa… yaudah aku pulang dulu ya, dah dijemput tu..
Adegan II
Keesokan harinyaa, di kantin sekolah, Gareng menghampiri Petruk yang sedang makan… Gareng : Truk, kemarin kamu kemana pas aku ngomong sm Ratna, kok kamu ngilang? Petruk : ohh iya sori aku pulang duluan.. Gareng : oiyaa… kemarin kamu mau cerita apa ya? Tentang cewek yang kamu suka itu lho.. Petruk: iyaaa, kamu masih inget kan? Cewek yang aku suka dari SD.. kamu mau tau nggak siapa cewek itu? Gareng : iyaa siapa? Petruk
: Cewek itu yang kamu tembak kemaren.
Gareng
: (terkejut) haaaa? Ciyusss miapahh?
Petruk
: Demi Tuuuu..haaaannnnn!!!!
Gareng
: Jadi selama ini kamu suka sama Ratna? Kenapa nggak kamu
tembak? Petruk
: Aku mau nembak, tapi keduluan kamu, sahabatku sendiri.
Gareng
: (diam sejenak) Petruk, kita bersahabat sudah sejak kelas
VII.. aku emang suka banget sama Ratna dan aku nggak tau kalau 107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ternyata kamu yang lebih lama suka sama Ratna.. Lebih baik kamu tembak Ratna aja dan biar Ratna yang milih.. Petruk
: Okee!! Siapa takut!!!
Adegan III
Petruk mendatangi Ratna di kelas…dan mengutarakan isi hatinya… Petruk
: Ratna, aku mau ngomong sama kamu…
Ratna
: iyaahh mau ngomong apa Pet??
Petruk
: Aku suka sama kamu dah lama, dari SD, mau gak jadi pacarku?
Ratna
: (terkejut) ciyuuusss??? Miapaahhh???
Petruk
: Demi Tuuuu…..haaaaannnnnn!!!!
Ratna
: maaf Pet… aku belum bisa jawab sekarang.. Besok aja, kamu dan Gareng menemuiku di angkringan depan sekolah…
Ratna tampak senang dan berbunga-bunga karena ia merasa diperebutkan oleh dua orang lelaki… dia tersenyum dan tertawa sendiri sepanjang perjalanan pulang sekolah.. sembari berpikir siapa yang akan dipilihnya… Gareng yang pintar dan aktif di kegiatan OSIS atau Petruk yang keren dan tampan??? Hmmmm…
Adegan IV
Keesokan harinya sepulang sekolah, di angkringan depan sekolah.. Ratna sudah menantikan kedatangan Gareng dan Petruk sambil mempersiapkan 108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI jawaban untuk mereka berdua… Tak lama kemudian, datanglah Gareng dan Petruk… Ratna
: Hai.. Reng.. Hai Pet…
Petruk dan Gareng : Haiiii Ratnaaa.. Ratna : Baiklah, apakah kalian sudah siap mendengar jawabanku? Jadi gini Reng, Pet.. Kau sudah memikirkan mau milih siapa.. semaleman aku sampe nggak bisa tidur… Jujur sih, aku bingung.. kalian berdua samasama punya kelebihan, tapi aku bisa memutuskan kalo aku mau milihh……. Gareng
: (memotong kata-kata Ratna) Sssstttt… Nggak usah dilanjutkan
deh Na.. Ratna
: lho, kenapaahh?
Petruk
: Karena kami yang sudah membuat keputusan.. Aku dan Gareng
sudah bersahabat sejak kelas VII, kami selalu bersama dalam suka dan duka.. Sorry Ratna, kami tidak ingin mengorbankan persahabatan kami demi cinta… Sahabat susah didapat tetapi kalo pacar bisa kapan aja.. maaf ya Ratna.. Gareng
: Benar sekali apa kata Petruk.. kami lebih menghargai persahabatan
kami, kami nggak mau persahabatan kami diwarnai konflik gara-gara rebutan cewek.. maaf ya Ratna, kamu masih mau kan jadi teman kami? Ratna
: nggak apa2 kok, aku malah senang kalo kalian lebih memilih persahabatan kalian.. Tentu saja aku sangat mau jadi teman kalian malah kalo boleh, aku mau jadi sahabat kalian.. (saling berjabat tangan). *SELESAI*
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Nah, teman-teman semua, kisah cinta dan persahabatan mewarnai kehidupan kalian saat ini. Berbagai perasaan
pasti sedang baik yang
menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan pasti kalian rasakan. Hal yang penting dari cerita yang dibawakan tadi adalah bagaimana kalian untuk tetap dapat bersikap bijaksana dan berpikir dewasa dalam membuat keputusan khususnya dalam menjalin relasi dengan orang lain. Jangan sampai ada salah satu pihak yang merasa dirugikan. Kalian boleh berpacaran akan tetapi kalian juga tidak boleh melupakan kewajiban kalian sebagai pelajar. Jadikanlah relasi yang sedang kalian jalani ini menjadi penyemangat bagi belajar kalian.
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3: Pedoman Observasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR OBSERVASI Tanggal : ASPEK : RESPONSI SISWA Indikator 1 : Aktivitas siswa yang menunjukkan kurang berminat. Perilaku siswa 10’ 20’
Observer :
Waktu 30’
40’
50’
40’
50’
1. Mengobrol. 2. Bercanda. 3. Membuat keributan. 4. 5. 6. 7. 8.
Sering izin keluar kelas. Tiduran. Memainkan handphone. Melamun. Menganggu teman.
9. Sering melihat keluar kelas. 10. Berteriak/mengeluh minta pulang. 11. 12. 13. 14.
Mondar-mandir di dalam kelas. Terlambat masuk kelas. Tidak terlibat. Mengerjakan hal lain (gambar, kerjakan tugas lain). 15. Berkemas-kemas sebelum jam pulang. Indikator 2 : Aktivitas siswa yang menunjukkan berminat. Perilaku siswa 10’ 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
20’
Waktu 30’
Terlibat aktif. Antusias. Memperhatikan. Berpartisipasi. Tampak gembira. Tenang. Fokus/konsentrasi.
8. Semangat. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Mendengarkan. Bertanya. Mengerjakan tugas yang diberikan. Menanggapi. Menjalankan perintah. Sharing. Tampak serius.
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4: Kuesioner Minat Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Angket Minat Siswa Kelas VIII SMP Joannes Bosco dalam Mengikuti Kegiatan Pengembangan Kepribadian Nama :…………………………………… :…………………….
No. Absen
Petunjuk Pengisian: Teman-teman, kegiatan pengembangan kepribadian yang sedang atau baru saja kalian ikuti ini tentu menimbulkan berbagai perasaan dalam diri kalian. Ada yang merasa suka dengan kegiatan ini, senang, puas, tetapi ada juga yang merasa biasa-biasa saja, bahkan mungkin juga ada yang merasa bosan. Nyatakanlah sikap/persetujuanmu secara jujur dengan memberi penilaian pada setiap butir pernyataan dalam daftar ini dengan cara memberi tanda √ pada kolom bergambar.
Bila kamu : SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
Isilah seluruhnya, jangan ada yang terlewatkan, ya... ! Terima kasih atas ketulusanmu. NO.
PERNYATAAN
1.
Kegiatan ini sangat kubutuhkan.
2.
Dengan mengikuti kegiatan ini, aku ingin sekali memperbaiki diri.
3.
Seusai kegiatan ini, aku akan lebih memperbaiki sikap-sikapku.
4.
Kegiatan ini membantuku untuk lebih mengenal diriku sendiri.
5.
Aku berniat untuk mempraktekkan pengalaman yang kudapat melalui kegiatan ini dalam hidupku.
6.
Pengetahuanku menjadi bertambah setelah mengikuti kegiatan ini.
7.
Aku ikut kegiatan ini karena ingin berkumpul dengan teman-teman.
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI NO.
8.
BUTIR-BUTIR PERNYATAAN
Aku takut tidak mendapat nilai jika tidak mengikuti kegiatan ini.
9.
Jika ada kesempatan, aku ingin sekali mengikuti kegiatan ini lagi di lain waktu.
10.
Kegiatan ini sangat menarik bagiku.
11.
Aku tidak ingin sekalipun membolos dari kegiatan ini.
12.
Materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhanku.
13.
Isi/kandungan materi yang diberikan sangat bermanfaat.
14.
Materi yang diberikan mudah dipahami.
15.
Aku selalu memperhatikan guru saat menyampaikan materi.
16.
Aku mengerjakan tugas/soal yang diberikan dengan baik.
17.
Aku berusaha untuk terlibat aktif di dalam kegiatan ini.
18.
Aku sering bertanya tentang hal yang belum aku pahami.
19.
Aku sering menjawab pertanyaan lisan guru pembimbing.
20.
Hatiku senang sekali saat mengikuti kegiatan ini.
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI NO.
BUTIR-BUTIR PERNYATAAN
21.
Aku merasa puas setelah mengikuti kegiatan ini.
22.
Aku merasa bosan saat kegiatan berlangsung.
23.
Aku selalu merasa tertantang jika diberikan tugas, sehingga segera ingin menyelesaikannya.
24.
Aku selalu menyimak materi yang diberikan dengan penuh semangat.
25.
Aku selalu bersemangat mengikuti kegiatan ini dari awal sampai selesai.
114
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
Lampiran 5: Tabulasi Pengolahan Data Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 115
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
116
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
117
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6: Uji Validitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hasil Uji Validitas Kuesioner Minat
Correlations
VAR00001
Nomor Item Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00002
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00003
Sig. (2-tailed)
.164
Pearson Correlation
Pearson Correlation
34 .457(*) .013 34
Pearson Correlation
.127
Sig. (2-tailed)
.511
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00014
34 .056
N
VAR00013
.002 .359
Sig. (2-tailed)
VAR00012
.555(**)
Sig. (2-tailed)
N
VAR00011
34
Pearson Correlation
N
VAR00010
34 .265
Sig. (2-tailed)
VAR00009
34
Pearson Correlation
N
VAR00008
.010
.285
N
VAR00007
.471(**)
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed) VAR00006
34
.206
N VAR00005
.043
Pearson Correlation N
VAR00004
Total .379(*)
Pearson Correlation
34 .702(**) .000 34 .722(**) .000 34 .577(**) .001 34 .398(*) .032 34 .534(**) .003 34 .442(*)
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sig. (2-tailed) N VAR00015
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00016
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00017
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00018
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00019
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00020
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00021
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00022
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00023
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00024
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00025
Pearson Correlation
.016 34 .604(**) .001 34 .528(**) .003 34 .625(**) .000 34 .422(*) .022 34 .524(**) .004 34 .694(**) .000 34 .625(**) .000 34 .537(**) .003 34 .561(**) .002 34 .732(**) .000 34 1
Sig. (2-tailed) N
34 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL KEPUTUSAN PENGUJIAN VALIDITAS KONSTRUK
Nomor item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
r hitung
r tabel
Keterangan
0,379 0,471 0,206 0,265 0,555 0,359 0,475 0,127 0,702 0,722 0,577 0,398 0,534 0,442 0,604 0,528 0,625 0,422 0,524 0,694 0,625 0,537 0,561 0,732 1,000
0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300
Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan bantuan SPSS 15, diperoleh 3 item yang tidak valid dari total 25 item.
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Perbaikan item berdasarkan hasil telaah ahli (expert judgment).
No 3.
Item
Sikapku jadi lebih baik setelah Seusai kegiatan ini, aku akan lebih mengikuti kegiatan ini.
4.
memperbaiki sikap-sikapku.
Kegiatan ini membuatku memahami Kegiatan ini membantuku untuk lebih diriku.
8.
Perbaikan
mengenal diriku sendiri.
Jika aku tidak ikut kegiatan ini, aku Aku takut tidak mendapat nilai jika tidak mendapat nilai.
tidak mengikuti kegiatan ini..
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7: Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8: Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SURAT KETERANGAN PENELITIAN Yang bertandatangan di bawah ini. Nama
: Ag. Noranisah Safriatun, S.Ag
Jabatan
: Kepala Sekolah
Unit Kerja
: SMP Joannes Bosco Yogyakarta
Nama
: Laurentia Vonny Tunjung Sari, S. Pd
Jabatan
: Guru BK
Unit Kerja
: SMP Joannes Bosco Yogyakarta
Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa di bawah ini. Nama
: Fransiska Wening Panitis
NIM
: 091114012
Prodi
: Bimbingan dan Konseling
Jurusan
: Ilmu Pendidikan
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
: Sanata Dharma Yogyakarta
Telah melakukan penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling di SMP Joannes Bosco Yogyakarta dalam rangka menyelesaikan tugas akhir/skripsi, pada bulan Maret-Mei 2013. Skripsi tersebut berjudul: PENINGKATAN MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MELALUI PENERAPAN STORYTELLING DENGAN MEDIA WAYANG PADA SISWA KELAS VIII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Demikian surat keterangan ini dibuat, agar digunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui, Kepala Sekolah SMP Joannes Bosco
Yogyakarta, 26 Agustus 2013 Mengetahui, Guru BK SMP Joannes Bosco
(Ag. Noranisah Safriatun, S.Ag)
(Laurentia Vonny Tunjung Sari, S. Pd) 124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9: FOTO-FOTO
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI FOTO-FOTO SIKLUS I Peneliti memberikan pengantar dan instruksi tugas selama kegiatan.
Peneliti melakukan storytelling dengan menggunakan media wayang.
Siswa mengerjakan soal evaluasi dan refleksi, beberapa siswa sharing di depan kelas.
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SIKLUS II Siswa mendengarkan pengantar kegiatan dari peneliti.
Peneliti memberikan arahan dan intruksi kepada siswa yang bertugas memainkan wayang.
Siswa memainkan wayang sementara peneliti melakukan storytelling.
P
Siswa mengerjakan soal evaluasi dan refleksi.
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SIKLUS III Peneliti membuka kegiatan dan memberikan instruksi kegiatan yang akan dijalankan.
Peneliti melakukan storytelling menggunakan wayang bersama dengan siswa.
Peneliti memandu sharing dan tanya jawab siswa.
127