PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia, sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan martabat manusia. Melalui pendidikan itulah diharapkan dapat tercapai peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah berkaitan langsung dengan siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Keberhasilan pendidikan di sekolah dapat diketahui dari motivasi siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya dari diri siswa, orang tua, dan guru. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil yang optimal. Menurut Sugandi, dkk. (2000: 27), kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sehingga siswa harus aktif. Dengan bantuan guru, siswa harus mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dirangsang dan dengan mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat berlatih untuk berfikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Yamin, 2007: 84) faktor-faktor tersebut di antaranya:
1. Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2. Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa). 3. Meningkatkan kompetensi belajar kepada siswa. 4. Memberikan stimulus (masalah,topik, dan konsep yang akan dipelajari). 5. Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 6. Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 7. Memberi umpan balik (feed back). 8. Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur. 9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pelajaran. Prestasi belajar merupakan hasil dari usaha-usaha yang telah dilakukan. Belajar Fisika memerlukan suatu strategi yang tepat supaya hasil yang dicapai maksimal dan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Guru harus dapat memilih metode-metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
dan juga mempunyai cara-cara yang menarik sehingga peserta didik mempunyai minat yang tinggi terhadap pembelajaran fisika dan mendorong kemandirian siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru, berlatih menjelaskan hasil pekerjaannya kepada teman yang lain, serta bekerjasama dan hubungan dengan siswa lain, keaktifan siswa dalam mengajukan ide pada guru, memberikan tanggapan atau komentar terhadap siswa lain, dan bertanya kepada guru tentang materi yang disampaikan. Guru sebagai pendidik dan pengajar bertugas untuk memberi kemudahan kepada siswa dalam menerima ilmu atau materi yang telah diajarkan. Menurut Isjoni (2007: 62), seorang guru harus memiliki sikap-sikap sebagai berikut: 1. Mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan. 2. Membantu dan mendorong siswa untuk mengungkapkan dan menjelaskan keinginan dan pembicaraannya, baik secara individual maupun kelompok. 3. Membantu kegiatan-kegiatan dan menyediakan sumber atau peralatan serta membantu kelancaran belajar mereka. 4. Membina siswa agar setiap orang merupakan sumber yang manfaat bagi yang lainnya. 5. Menjelaskan tujuan kegiatan pada kelompok dan mengatur penyebaran dalam bertukar pendapat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Dalam pembelajaran di kelas, siswa tidak hanya diam, tetapi aktif melakukan kegiatan, yang berhubungan dengan pembelajaran. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengambil judul skripsi tentang “Hubungan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran dan Peningkatan Prestasi Belajar Fisika Mengenai Induksi Elektromagnetik di SMP Bunda Maria Pamanukan”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, secara umum masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan: “Apakah terdapat hubungan keaktifan belajar siswa dan peningkatan prestasi belajar fisika pada materi Induksi Elektromagnetik pada siswa kelas IX SMP Bunda Maria Pamanukan?” Adapun perumusan masalah secara khusus dapat dirinci sebagai berikut: 1. Bagaimanakah keaktifan siswa dalam proses pembelajaran fisika pada materi Induksi Elektromagnetik? 2. Bagaimanakah prestasi belajar awal siswa pada topik Induksi Elektromagnetik sebelum mengikuti pembelajaran? 3. Bagaimanakah prestasi belajar akhir siswa setelah mengikuti pembelajaran? 4. Apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
5. Adakah hubungan korelasional antara keaktifan dalam proses belajar dan prestasi belajar siswa? C. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dan menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penafsiran judul, maka masalah ini dibatasi pada: 1. Aktif dalam belajar siswa dibatasi pada keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran fisika di sekolah. 2. Prestasi belajar siswa dibatasi pada penguasaan materi terhadap pelajaran fisika yang berupa nilai pre tes dan pos tes pada pokok bahasan Induksi Elektromagnetik. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui hubungan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar fisika pada siswa kelas IX SMP Bunda Maria Pamanukan. 2. Mengetahui prestasi belajar fisika siswa kelas IX SMP Bunda maria Pamanukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh postitif yang berarti (signifikan) dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran terhadap peningkatan prestasi belajar fisika siswa kelas IX SMP Bunda maria Pamanukan. E. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya maupun masyarakat pada umumnya mengenai hubungan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan prestasi belajar fisika siswa kelas IX SMP Bunda maria Pamanukan. b. Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai keaktifan siswa dalam proses pembelajaran maupun prestasi belajar fisika kelas IX SMP Bunda Maria Pamanukan. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian yang sejenis pada waktu yang akan datang. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Menyebarluaskan informasi mengenai arti pentingnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran untuk mendukung pencapaian prestasi belajar secara optimal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
b. Sebagai calon pendidik pelajaran pendidikan fisika, pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan penelitian ini dapat diinformasikan kepada peserta didik pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II DASAR TEORI A. Pembelajaran Konstruktivistik 1. Arti Dari Pembelajaran Konstruktivistik Proses belajar konstruktivistik adalah pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutahkiran strktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas. Oleh sebab itu, pengelolaan pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan siswa dalam memproses gagasannya, bukan semata-mata pada pengelolaan siswa dan lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk kerja atau prestasi belajarnya dikaitkan dengan sistem penghargaan dari luar seperti nilai, ijasah, dan sebagainya (Sajarwo Anggai dalam http: //sajarwo87.wordpress.com). a. Peran siswa. Siswa harus aktif dalam melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari. Guru seharusnya dapat memberikan peluang optimal bagi terjadinya proses belajar. Namun, yang menentukan terwujudnya gejala
belajar
adalah
niat
belajar siswa
sendiri.
Paradigma
konstruktivistik memandang siswa sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut adalah
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu, meskipun kemampuan awal tersebut masih sangat sederhana atau tidak sesuai dengan pendapat guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan. b. Peran guru. Guru membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut memahami jalan pikiran siswa dalam belajar. Guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat adalah sama dan sesuai dengan kemauannya. c. Sarana Belajar. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan siswa dalam mengkonstruksikan pengetahuan sendiri. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya. Dengan demikian siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berfikir sendiri, memecahkan masalah
yang
dihadapinya,
mandiri,
kritis,
dan
mampu
mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional. d. Evaluasi Belajar. Lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan, serta aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan pada pengalaman. Pandangan konstruktivistik mengemukakan bahwa realitas ada pada pikiran seseorang. Manusia mengkonstruksi dan menginterprestasikannya berdasarkan pengalamannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teori
konstruktivistik
mengakui
bahwa
siswa
akan
10
dapat
menginterprestasikan informasi kedalam pikirannya, hanya pada konteks pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri, pada kebutuhan, latar belakang, dan minatnya. Bentuk-bentuk evaluasi konstruktivistik dapat diarahkan pada tugastugas autentik, mengkonstruksi pengetahuan yang menggambarkan proses berfikir yang lebih tinggi seperti tingkat “penemuan”. 2. Proses Mengkonstruksi Pengetahuan Manusia
dapat
mengetahui
sesuatu
dengan
menggunakan
inderanya. Melalui interaksinya dengan objek dan lingkungannya, misalnya dengan melihat, mendengar, menjamah, membau, atau merasakan, seseorang dapat mengetahui sesuatu. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ditentukan melainkan sesuatu proses pembentukan. Semakin banyak seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya, pengetahuan, dan pemahamannya akan objek dan lingkungan tersebut akan meningkat dan lebih rinci. Von Galserfeld (dalam Paul Suparno, 1996) mengemukakan bahwa ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan, yaitu; a. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
b. Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan. c. Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada lainnya. Faktor-faktor yang juga mempengaruhi proses mengkonstruksi pengetahuan adalah konstruksi pengetahuan yang telah ada, domain pengalaman, dan jaringan struktur kognitif yang dimilikinya. Proses dan hasil konstruksi pengetahuan yang telah dimiliki seseorang akan menjadi pembatas konstruksi pengetahuan yang akan datang. Pengalaman akan fenomena yang baru menjadi unsur penting dalam membentuk dan mengembangkan pengetahuan. Keterbatasan pengalaman seseorang pada suatu hal juga akan membatasi pengetahuannya akan hal tersebut. Pengetahuan yang telah dimiliki orang tersebut akan membentuk suatu jaringan struktur kognitif dalam dirinya. 3. Proses Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Perspektif konstruktivisme juga mempunyai pemahaman tentang belajar yang lebih menekankan pada proses dari pada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting, tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting. Dalam proses belajar, hasil belajar,
cara
belajar,
dan
strategi
belajar
akan
mempengaruhi
perkembangan tata pikir dan skema berpikir seseorang. Sebagai upaya memperoleh pemahaman atau pengetahuan, siswa ”mengkonstruksi” atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
membangun pemahamannya terhadap fenomena yang ditemui dengan menggunakan pengalaman, struktur kognitif, dan keyakinan yang dimiliki. Dengan demikian, pemahaman atau pengetahuan dapat dikatakan bersifat subyektif oleh karena sesuai dengan proses yang digunakan seseorang untuk mengkonstruksi pemahaman tersebut. Teori belajar konstruktivisme disumbangkan oleh Jean Piaget (dalam http: //wong-q-to.blog.com), yang merupakan salah seorang tokoh yang
disebut-sebut
sebagai
pelopor
konstruktivisme.
Pandangan-
pandangan Jean Piaget seorang psikolog kelahiran Swiss (1896-1980), percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari, dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran yaitu: 1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karenanya guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. 3. Bahan yang dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tapi tidak asing. 4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. 5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-teman. Belajar, menurut teori belajar konstruktivisme bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil ”pemberian” dari orang lain seperti guru, akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil dari ”pemberian” tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan memberikan makna mendalam atau lebih dikuasai dan lebih lama tersimpan/diingat dalam setiap individu (dalam http: //desyrahmawati48.blogspot.com). B. Keaktifan Siswa Pembelajaran yang baik menurut tuntutan kurikulum adalah guru harus mampu melibatkan siswa, agar keadaan cara belajar siswa aktif dapat berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk itu guru harus berupaya menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik. Namun dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
pelaksaannya, seringkali dijumpai siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar kurang kondusif. Apabila hal tersebut dibiarkan, maka hal ini akan berdampak pada kualitas hasil pembelajaran yang dicapai siswa menjadi rendah. Menurut Sardiman (2001: 98), aktifitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan Rohani (2004:
6-7)
berpendapat bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah siswa giataktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain, ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat, atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Saat siswa aktif jasmaninya, dengan sendirinya juga aktif jiwanya, begitu juga sebaliknya. Guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar si pembelajar ke arah belajar seumur hidup melalui komponen Belajar Aktif. Proses pembelajaran tidak akan terjadi dengan baik jika salah satu dari 3 hal ini tidak ada yaitu: Guru (pemberi pesan), pesan atau informasi, dan peserta didik (penerima pesan). Winarno Surahmad (1994) menjelaskan bahwa di dalam proses pembelajaran selalu ditekankan pengertian interaksi yaitu hubungan aktif multi arah antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
pendidik dan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik yang lainnya, pendidik dan peserta didik dengan sumber belajar. Keaktifan belajar siswa adalah keikutsertaan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, baik pada saat guru menerangkan maupun pada saat siswa berdiskusi. Keaktifan siswa dapat dilihat dari: 1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru. 2. Kerjasama dalam kelompok. 3. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat. 4. Saling membantu dalam memecahkan masalah. C. Perubahan Konsep Belajar adalah proses mental dan emosional atau bisa disebut juga sebagai proses berfikir dan merasakan. Ada beberapa pendapat yang dipaparkan
oleh
para
ahli
mengenai
belajar
(dalam
http:
//proskripsi.blogspot.com). Hamalik
(1995)
berpendapat,
belajar
adalah modifikasi
atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Sedangkan menurut Nana Syaodih (1970), belajar adalah segala perubahan tingkah laku baik yang berbentuk kognitif, afektif maupun psikomotor dan terjadi melalui proses pengalaman. Konsep belajar juga dikemukakan oleh Robert dan Davies (1995) bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai suatu fungsi praktis atau pengalaman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu perubahan perilaku yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dari pemahaman tentang pengertian belajar tadi, terdapat tiga atribut pokok (ciri utama) belajar, yaitu proses, perubahan perilaku, dan pengalaman. 1. Proses Belajar Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi akan terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati oleh guru ialah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut. Sebagai contoh:
siswa bertanya, siswa menjawab pertanyaan, siswa
menanggapi, siswa melakukan diskusi, siswa menjawab soal, siswa mengamati sesuatu, siswa melaporkan hasil pekerjaannya, siswa membuat rangkuman, dan sebagainya. Kegiatan-keiatan tersebut hanya akan muncul jika adanya aktifitas mental (pikiran dan perasaan). Bila siswa tersebut duduk sambil menyimak pelajaran yang kita jelaskan, maka siswa itu belajar, karena pada saat menyimak pelajaran terjadi aktifitas mental. Tetapi apabila siswa duduk sambil melamun atau pikirannya melayanglayang kepada hal di luar pelajaran yang sedang diajarkan, jelas siswa tersebut tidak mempelajari pelajaran yang diajarkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
2. Perubahan Perilaku Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau penguasaan nilainilai (sikap). Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku dapat digolongkan ke dalam hasil belajar. Perubahan perilaku karena kematangan (umpamanya seorang anak kecil dapat merangkak, duduk, atau berdiri, berjalan lebih banyak disebabkan oleh kematangan dari pada oleh belajar). Demikian pula perubahan perilaku yang tidak disadari karena meminum minuman keras, tidak digolongkan ke dalam perubahan perilaku hasil belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), dimana proses mental dan emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokkan ke dalam tiga ranah (kawasan), yaitu:
pengetahuan
(kognitif), keterampilan motorik (psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau sikap (afektif). Di dalam pembelajaran perubahan perilaku sebagai hasil belajar tersebut dirumuskan di dalam rumusan tujuan pembelajaran.
Perubahan tingkah laku tidak dapat diamati dengan cepat, tapi membutuhkan waktu yang relatif lama. Misalnya seorang anak oleh kedua orang tuanya dibiasakan berlaku santun, bersikap jujur, terbuka, mampu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
berkomunikasi, memiliki tanggung jawab, semua perilaku ini perubahannya memakan waktu yang relatif lama, namun perubahan tersebut akan relatif permanen menerap pada diri seorang anak. Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berfikir. Untuk itu seorang guru harus mampu mengembangkan proses pembelajaran yang melatih kemampuan berfikir kritis, misalnya biasa mengembangkan kemampuan memecahkan masalah melalui model pembelajaran problem solving dan masih banyak lagi model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis. Oleh karena perubahan perilaku siswa dalam proses pembelajaran sebagai sasaran satu tujuan yang harus dicapai, maka perubahan perilaku harus dirumuskan lebih dulu dalam suatu rumusan tujuan pembelajaran, sehingga dalam suatu proses pembelajaran akan lebih terukur pencapaian perubahan perilaku yang diharapkan. 3. Pengalaman Belajar adalah mengalami, artinya belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial.
Lingkungan
fisik,
contohnya:
buku,
media,
perpustakaan, alam sekitar. Lingkungan sosial contohnya: guru, siswa, pustakawan, kepala sekolah. Lingkungan pembelajaran yang baik adalah lingkungan yang dapat menstimulasi dan menantang siswa untuk belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
D. Induksi Elektromagnetik 1. Terjadinya GGL Induksi Michael Faraday (1991–1867), seorang ilmuwan dari Jerman mengacu pada penemuan Oersted bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnet. Karena termotivasi oleh gagasan tersebut kemudian pada tahun 1822, Faraday memulai melakukan percobaan-percobaan. Pada tahun 1831 Faraday berhasil membangkitkan arus listrik dengan menggunakan medan magnet. Hasil percobaan Faraday adalah sebagai berikut.
a. Arus listrik terjadi ketika magnet bergerak mendekat atau menjauh dan tidak terjadi ketika magnet dalam keadaan diam. b. Gerakan magnet mendekat dan menjauh menimbulkan perubahan medan magnet. Dengan demikian arus listrik yang terjadi karena adanya perubahan medan magnet. c. Semakin cepat perubahan medan magnet terjadi, arus yang timbul semakin besar. Ini artinya kecepatan perubahan fluks magnetik mempengaruhi besar kecil arus listrik. d. Arus dan beda potensial akibat perubahan fluks magnetik dinamikan arus dan tegangan induksi. e. Gejala timbulnya arus dan tegangan akibat perubahan fluks magnetik dikenal dengan induksi elektromagnetik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
2. Prinsip Kerja Dinamo dan Generator Terjadinya arus induksi dan GGL induksi antara lain dengan cara kutub magnet digerakkan di dekat kumparan atau kumparan digerakkan di dekat kutub magnet. Karena kita menggerakkan kutub magnet berarti terdapat energi gerak atau energi kinetik. Jadi, dalam proses terjadinya arus induksi terdapat perubahan energi gerak menjadi energi listrik. Akibat gerakan magnet di dalam suatu kumparan menimbulkan arus induksi yang secara langsung adanya energi lisrik yang ditimbulkan. dalam kehidupan seharihari berikut ini adalah peralatan yang menerapkan prinsip GGL induksi. a. Dinamo Sepeda
Gambar 1. Dinamo Sepeda.
Dinamo
sepeda
ada
yang
menerapkan magnet sebagai stator (bagian yang diam) dan kumparan sebagai rotor (bagian yang berputar), tetapi pada umumnya menggunakan magnet sebagai rotor. Magnet berputar dekat kumparan yang berinti besi sebagai stator. Akibat perputaran magnet, garis gaya magnet yang memotong kumparan berubah-ubah akibatnya timbul GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. Arus induksi akan mengalir sehingga lampu menyala, semakin cepat perputaran roda sepeda semakin terang nyala lampu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
b. Generator Arus Bolak-balik
Gambar 2. Generator Arus Bolak-balik Generator
merupakan
alat
yang
digunakan
untuk
menghasilkan energi listrik, generator terbagi menjadi generator arus bolak-balik dan generator arus searah.Generator arus bolak-balik disebut juga alternator terdiri dari magnet, kumparan yang berinti besi, cincin luncur dan sikat karbon. Pada PLTA, generator dihubungkan dengan sudu-sudu yang dapat diputar oleh aliran air terjun, putaran sudu-sudu menyebabkan kumparan berputar. Ketika kumparan berputar terjadi perubahan fluks magnet yang dilingkup oleh kumparan tersebut, akibatnya pada kumparan akan mengalir arus induksi. GGL induksi dari kumparan dihubungkan dengan cincin sikat karbon ke rangkaian di luar generator. Selanjutnya listrik yang dihasilkan generator bisa ditransmisikan ke rumah-rumah. c. Generator Arus Searah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Gambar 3. Generator Arus Searah Generator arus searah (DC) memiliki satu cincin yang dibelah sehingga dinamakan cincin belah atau komutator. Kedua sikat karbon bersentuhan dengan kedua cincin belah secara bergantian, sehingga salah satu sikat karbon selalu berpolaritas positif dan yang lain berpolaritas negatif. Hal ini menyebabkan arus listrik induksi yang mengalir ke luar generator adalah searah (DC).
3. Prinsip Kerja Transformator (Trafo) Transformator adalah sebuah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan arus bolakbalik. Transformator sering disebut trafo. Sebuah transformator terdiri atas sebuah inti besi. Pada inti besi digulung dua lilitan,
yaitu
kumparan
primer
dan
kumparan
sekunder.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Gambar 4. Transformator
Prinsip kerja tranformator adalah sebagai berikut. a. Kumparan primer dihubungkan kepada sumber tegangan yang hendak
diubah besarnya. Karena tegangan primer itu tegangan bolak-balik, maka besar dan arah tegangan itu berubah-ubah. b. Dalam inti besi timbul medan magnet yang besar dan arahnya berubah-
ubah pula. Perubahan medan magnet ini menginduksi tegangan bolakbalik pada kumparan sekunder. Dari sebuah percobaan dapat ditunjukkan, bahwa: a. Perbandingan antara tegangan primer Vp dengan tegangan sekunder
Vs sama dengan perbandingan antara jumlah lilitan primer Np dan lilitan sekunder Ns. b. Perbandingan antara kuat arus primer Ip dengan kuat arus sekunder Is sama dengan perbandingan jumlah lilitan sekunder dengan lilitan primer. Dari kedua pernyataan tersebut dapat dituliskan secara singkat dengan persamaan sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Ada dua hal perlu dipahami untuk transformator ini, yaitu: a. Transformator hanya digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan arus bolak balik (AC), tidak untuk arus searah (DC) b. Transformator tidak dapat memperbesar daya listrik yaitu tidak dapat memperbesar banyaknya daya yang masuk kedalam transformator tersebut. 4. Efisiensi Tranformator
Efisiensi tranformator, adalah persentase harga perbandingan antara besar energi yang dilepas transformator tiap sekon pada kumparan sekunder dengan energi yang diterima transformator setiap sekon pada kumparan primer. Energi tiap sekon disebut daya. Oleh karena itu, efisiensi dapat dinyatakan dalam perbandingan daya sekunder, Ps dan daya primer, Pp, kali 100 % dan dapat ditulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
5. Karakteristik Transformator dan penerapannya a. Trasformator Step-Up (Penaik tegangan) i.
Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih kecil dari jumlah lilitan kumparan sekunder, (Np < Ns)
ii.
Tegangan primer selalu lebih kecil dari tegangan sekunder, (Vp < Vs).
iii.
Kuat arus primer selalu lebih besar dari kuat arus sekunder, (Ip> Is)
b. Trafo step-down i.
Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih besar dari jumlah lilitan kumparan sekunder, (Ip> Ns)
ii.
Tegangan primer selalu lebih besar dari tegangan sekunder (Vp > Vs)
iii.
Kuat arus primer selalu lebih kecil dari kuat arus sekunder, (Ip< Is)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, karena penelitian ini menggambarkan keadaan apa adanya, tanpa adanya perlakuan atau treatment khusus yang diberikan kepada subyek. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitif. Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data keaktifan belajar dan peningkatan prestasi belajar, sedangkan metode analisis kualitatif khusus digunakan untuk menganalisis data video keaktifan siswa selama belajar Induksi Elektromagnetik di kelas. Penelitian ini terfokus pada pengukuran hubungan antara dua fenomena, yakni keaktifan siswa dan peningkatan prestasi belajar siswa kelas IX SMP Bunda Maria Pamanukan. Data yang didapat dari analisis kuantitatif keaktifan dan peningkatan prestasi belajar adalah berupa angka yang akan di analisis korelasinya dengan menggunakan korelasi pearson.
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
B. Desain Penelitian
Tahap I Penyusunan Instrumen Pengambilan Data
Analisis Data Pre Tes
Tahap II Pre Tes
Tahap III
Data Prestasi Belajar
Proses Pembelajaran
Analisis Data Pos tes
Tahap IV Pos tes
Observasi keaktifan Siswa
Data Keaktifan Siswa
Analisis Korelasi
Kesimpulan
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas IX SMP Bunda Maria Pamanukan, dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen pengambilan data sebagai berikut: a. Observasi Observasi
merupakan
metode
atau
cara-cara
yang
menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Pada penelitian ini, peneliti mengobservasi aktifitas siswa selama pembelajaran fisika di kelas pada pokok bahasan induksi elektromagnetik. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM KBM Nama sekolah
: SMP Bunda Maria Pamanukan
Mata pelajaran
: Fisika
Bahan kajian/konsep
: Induksi Elektromagnetik
Kelas/Semester
: IX / Genap
Hari/Tanggal
:
Aktivitas siswa selama KBM A. Mempersiapkan buku-buku dan perlengkapan belajar fisika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
B. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru C. Membaca buku siswa dan LKS D. Mengerjakan tugas E. Mengajukan pertanyaan F. Menanggapi pertanyaan G. Berdiskusi bersama teman Aktifitas siswa selama KBM No siswa
A
B
C
D
E
F
G
Jumlah
0 1 0 1 0 1 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2
b. Pre Tes Pre tes diberikan sebelum pembelajaran. Pre tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan. Kisi – kisi soal yang digunakan pada soal pre tes dan pos tes adalah sama, yaitu sebagai berikut. Tabel 1. Format kisi-kisi soal Pre tes dan Pos tes No. Materi
Konsep
Soal Soal
Induksi
Pengertian
Elektromagnet induksi
Menjelaskan pengertian
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
elektromagnetik
Induksi
30
2
Elektromagnetik Menjelaskan pengertian ggl induksi elektromagnetik Hubungan
ggl
Menjelaskan
dengan induksi
hubungan antara
elektromagnetik
ggl dengan medan
4
magnet Menjelaskan
7
perubahan bentuk energy Penerapan
Menerapkan
induksi
induksi
elektromagnetik
elektromagnetik 3,5 dalam kehidupan sehari-hari Mengetahui cara kerja alat yang 6 menggunakan prinsip induksi elektromagnetik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Perhitungan
Menghitung
besaran induksi
besaran-besaran
elektromagnetik
pada
31
8
transformator Menghitung
9,10
efisiensi trafo
c. Pos tes Soal pos tes merupakan soal yang diberikan kepada siswa setelah proses pengajaran berakhir (Sudjana, 1987: 117). Dalam penelitian ini, pos tes dilakukan setelah materi yang diberikan telah selesai. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar yang diperoleh siswa. d. Video Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan, dan menata ulang gambar bergerak. Video juga bisa dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati (frame) yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan
tertentu
(frame
rate)
http://putraarifxmmb.blogspot.com).
(Arif
Pratama
dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan video sebagai alat bantu untuk mengambil data pembelajaran, terutama data keaktifan siswa di kelas. E. Validitas Validitas dapat menentukan apakah suatu tes dapat mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, berguna kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Kesimpulanya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian (Suparno, 2000).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi, yaitu derajat dimana sebuah tes evaluasi mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Untuk mendapatkan validitas isi memerlukan dua aspek penting, yaitu validitas isi dan validitas teknik sampling.Validitas isi mencakup khususnya, hal-hal yang berkaitan dengan apakah item-item evaluasi menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang ingin diukur. Sedangkan validitas teknik sampling pada umumnya berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suatu sampel tes mempresentasikan total cakupan isi (Sukardi, 2008).
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keaktifan siswa pre tes dan pos tes dibuat berdasarkan kisi-kisi soal. Soal pre tes dan pos tes untuk mengukur prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Induksi Elektromagnetik. Soal pre tes dan pos tes terdiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
dari 10 soal uraian yang sama, tetapi pada soal perhitungan angka diubah. Soal pre tes, pos tes, dan lembar observasi dikatakan telah valid, karena telah dikonsultasikan dan disetujui oleh dosen pembimbing.
Uji normalitas dilakukan kepada data keaktifan dan data prestasi belajar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data tersebut sudah terdistribusi dengan normal ataukah belum, karena untuk melakukan uji korelasi data keaktifan dan prestasi belajar, kedua datanya harus terdistribusi secara normal.
F. Metode Analisis Data
Langkah-langkah dalam menganalisis data dapat dilakukan sebagai berikut. 1. Analisis Lembar Observasi Data keaktifan siswa didapat dengan menganalisis lembar pengamatan siswa. Aktifitas yang diamati terdiri dari 7 (tujuh) kegiatan, dimana masing-masing kegiatan mempunyai tingkat gradasi yang berbeda. Data keaktifan siswa adalah berupa skor ordinal. Agar data keaktifan tersebut dapat dikorelasikan dengan prestasi belajar, maka data tersebut diubah menjadi data skor. Penskoran keaktifan siswa dapat dilakukan dengan: Tabel 2. Tabel untuk skor keaktifan siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Aktifitas siswa selama KBM No siswa
A
B
C
D
E
F
G
0 1 0 1 0 1 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2
Untuk aktifitas A,B, dan C, gradasi nya adalah 0 dan 1, dimana 0 adalah YA dan 1 adalah TIDAK. Sedangkan untuk aktifitas D, E, F, dan G, gradasinya adalah 0, 1, 2. Untuk aktifitas D: 0 = Tidak melakukan tugas. 1 = Mengerjakan tugas, tetapi tidak semua tugas dikerjakan. 2 = Mengerjakan semua tugas yang diberikan. Untuk aktifitas E: 0 = Tidak mengajukan pertanyaan. 1 = Mengajukan pertanyaan hanya satu kali. 2 = Mengajukan pertanyaan lebih dari satu kali. Untuk aktifitas F: 0 = Tidak menanggapi pertanyaan. 1 = menanggapi pertanyaan hanya satu kali. 2 = menanggapi pertanyaan lebih dari satu kali. Untuk aktifitas G: 0 = Tidak berdiskusi dengan teman. 1 = Hanya sekali berdiskusi dengan teman.
Jumlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
2 = Lebih dari sekali berdiskusi dengan teman. Skor akhir keaktifan setiap siswa didapat dengan menjumlahkan skor tiap-tiap aktifitas. Jumlah = skorA+skorB+skorC+skorD+skorE+skorF+skorG
2. Analisis pemahaman awal sebelum pembelajaran dan pemahaman akhir setelah pembelajaran. Data hasil pre tes dan pos tes menggunakan teknik weight system, yaitu pemberian angka untuk setiap nomor soal tidaklah sama, bergantung pada tingkat kesukaran yang dimiliki oleh setiap soal (Sudjana, 1987: 119). Berdasarkan bobot soal yang digunakan, maka data hasil penelitiannya dianalisis dengan cara sebagai berikut. a. Memberi skor berdasarkan kebenaran jawaban yang diberikan siswa untuk setiap soal. Tabel 3. Pemberian Skor untuk masing – masing Kriteria
Kriteria
Rentang Skor
Skor
Setiap Soal
Maksimum
2
0 – 10
20
2
0 – 10
20
Jumlah Soal
Pengertian induksi elektromagnetik Hubungan dengan
ggl
induksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
elektromagnetik Penerapan induksi
3
0 – 10
30
3
0 – 20
60
elektromagnetik Perhitungan besaran
induksi
elektromagnetik Jumlah Skor
130
Pemberian rentang skor pada soal perhitungan besaran induksi elektromagnetik lebih besar dibandingkan dengan soal lain, karena soal ini mempunyai tingkat kesukaran yang lebih tinggi. Sedangkan soal lainnya mempunyai tingkat kesukaran yang sepadan, yakni dengan rentang skor 0 – 10. b. Menjumlahkan skor dari jawaban yang diperoleh siswa dalam setiap soal. c. Mengkonversikan jumlah skor pre tes dan pos tes dalam bentuk persentase. Skor yang diperoleh setiap siswa (%):
Keterangan:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
S
= Skor setiap siswa (%)
Ss
= Jumlah skor yang diperoleh siswa
Sm
= Skor maksimum = 130
37
Prestasi belajar adalah selisih dari skor pos tes dengan pre tes dengan rumus sebagai berikut: Prestasi belajar = nilai pos tes –nilai pre tes 3. Koefisien korelasi Pearson Untuk mencari apakah ada hubungan atau kaitan antara variabel X (keaktifan siswa) dan variabel Y (prestasi belajar), kita menggunakan alat dalam statistik yang disebut korelasi (Suparno, 2006: 45). Korelasi diukur dengan koefisien korelasi, yang nilai terbesarnya adalah 1. Koefisien korelasi Pearson dicari dengan rumusan matematis berikut:
Dimana,
rxy = koefisien korelasi pearson xi = variabel X (Keaktifan Siswa) = rata-rata variabel X yi = variabel Y (Prestasi Belajar) = rata-rata variabel Y
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi ρ tidak sama dengan nol dan apakah memang ada korelasi antara keaktifan belajar dengan prestasi belajar, maka dilakukan tes sebagai berikut (Suparno, 2006). 1) Ho: ρxy = 0 (hipotesa nol), ada korelasi antara keaktifan siswa dengan prestasi belajar siswa. 2) Hi: ρxy ≠ 0 (hipotesa alternatif), tidak ada korelasi antara keaktifan siswa dengan prestasi belajar siswa. 3) Significant level α = 0.05 4) Df = derajat kebebasan N – 2 (N = jumlah pasangan) 5) rcrit (koefisien critical) dicari dari tabel korelasi dan daerah rejeksi. 6) Menghitung koefisien korelasi (robs) dengan rumus perhitungan di atas. 7) Kesimpulan: jika robs (koefisien korelasi perhitugan) jatuh dalam daerah rejeksi, maka hipotesa nol di tolak. Bila tidak, maka diterima. Bila |robs| > |rcrit| maka signifikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data penelitian dilakukan selama 2 hari, dimana hari pertama adalah pengambilan data pos tes dan observasi keaktifan siswa dan hari kedua pengambilan data pos tes. Pre tes dilakukan sebelum siswa menjalankan kegiatan belajar, dilakukan selama 30 menit. Kemudian kegiatan pembelajaran dilakukan selama 2x40 menit (2 jam pelajaran). Pos tes dilakukan di pertemuan berikutnya, dengan lama pos tes adalah 1 jam pelajaran (40 menit). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 dan 10 Januari 2013. Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan selama penelitian: Pre tes, observasi siswa
: Selasa, 8 Januari 2013
Pos tes
: Kamis, 10 Januari 2013
B. Data 1. Data keaktifan siswa selama pembelajaran di kelas Dari hasil penelitian, berikut adalah skor keaktifan yang diperoleh oleh masing-masing siswa selama proses pembelajaran dengan materi induksi elektromagnetik.
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4. Skor keaktifan siswa. No Siswa Skor Keaktifan 1
3
2
4
3
4
4
4
5
5
6
6
8
4
9
2
10
3
11
7
12
5
13
5
14
3
15
4
16
5
17
5
18
4
19
4
20
6
21
4
22
3
23
5
24
7
25
5
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
2. Data Prestasi Belajar Siswa Data prestasi belajar siswa didapat dari selisih skor data pre tes dan pos tes. Data tersebut disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 5. Skor pre tes dan pos tes siswa No Siswa
Skor Pre Tes
Skor Pos tes
1
45
75
2
42
86
3
35
79
4
24
65
5
45
93
6
35
90
8
35
50
9
34
55
10
46
48
11
22
85
12
47
86
13
45
97
14
25
36
15
21
38
16
60
80
17
83
88
18
60
76
19
42
58
20
50
70
21
47
63
22
50
85
23
41
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
29
76
25
75
105
42
C. Pembahasan Proses pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (80 menit). Pada awal pembelajaran, guru bertanya kepada siswa mengenai apa yang siswa ketahui tentang elektromagnetik. Kemudian ada beberapa siswa mencoba menjawab. Kemudian guru menjelaskan materi induksi elektromagnetik dengan mengunakan laptop viewer. Guru menjelaskan dengan memperlihatkan slide-slide powerpoint yang berisi materi induksi elektromagnetik yang telah dibuat sebelum pembelajaran berlangsung. Dalam memberikan materi, gsesekali guru melakukan tanya
jawab dengan siswa, ada siswa yang menjawab
pertanyaan dari guru, ada yang mengajukan pertanyaan, ada juga yang bridam diri. Guru selesai menjelaskan semua materi induksi elektromagnetik, kemudian masih ada waktu sekitar 15 menit, gurupun menggunakan waktu tersebut untuk member kesempatan kepada siswa untuk berlatih soal mengenai induksi elektromagnetik. (Gambar kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 13). 1. Analisis Data Kualitatif Analisis Video Keaktifan Siswa di Kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Dari hasil observasi selama pembelajaran, didapat hasil keaktifan siswa selama pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut. a. Setiap siswa membawa dan mempersiapkan buku-buku dan perlengkapan belajar fisika. Tidak ada satu siswa pun yang tidak membawa buku paket dan buku tulis fisika. Meskipun semua siswa membawa buku paket fisika, tetapi tidak semua siswa membaca buku. Hanya ada 9 siswa saja yang membaca buku siswa. Hal ini dikarenakan pada awal proses pembelajaran hingga pertengahan jam pembelajaran (1 jam pelajaran),
guru
asyik
menjelaskan
materi
Induksi
Elektromagnetik kepada siswa. Meskipun demikian, siswa tetap memperhatikan penjelasan guru. b.Semua siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Hal ini di buktikan bahwa pada saat guru menerangkan, tidak ada siswa yang mengobrol sendiri, kecuali pada saat guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan berpikir dengan teman sebangku / teman dekat tempat duduk. c. Pada saat pembelajaran, guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada para siswa. Dari pertanyaan- pertanyaan yang diajukan guru tersebut, ada siswa yang beramai-ramai menjawab
pertanyaan
guru,
ada
juga
siswa
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
bergantian/satu persatu menjawabnya. Selain menjawab pertanyaan dari guru, ada siswa yang juga menanggapi jawaban atau pertanyaan yang diajukan oleh siswa lainnya. d.Dari hasil penelitian peneliti, didapat hanya ada 50% dari keseluruhan jumlah siswa yang aktif berdiskusi dengan temannya. Sedangkan 50% lainnya ada yang hanya berdiam saja,
memperhatikan
guru
tanpa
bertanya,
maupun
berdiskusi dengan temannya. Analisis keaktifan siswa selama proses pembelajaran di kelas secara rinci adalah sebagai berikut. Tabel 6. Rincian keaktifan siswa No Rincian Keaktifan Siswa Siswa Siswa ini mendapat skor keaktifan sebanyak 3. Selama kegiatan pembelajaran, siswa mempersiapkan buku-buku dan 1
peralatan fisika. Siswa juga membaca buku pelajaran fisika. Siswa juga mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa ini mendapat skor keaktifan sebanyak 4. Selama kegiatan pembelajaran, membawa buku fisika, dan membaca
2 buku fisika. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Siswa menanggapi pertanyaan dari temannya, yaitu pada saat temannya bertanya “Dalam contoh sehari – hari, dinamo ada dimana, Pak?” Siswa ini menjawab “Ada di ban.” Siswa ini mendapat skor keaktifan 4. Siswa ini mempersiapkan buku dan perlengkapan belajar fisika. Siswa ini mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa ini bertanya kepada guru “Contoh penggunaan 3
transformator dan dinamo dimana, Pak”. Selain mengajukan pertanyaan, siswa ini juga menanggap pertanyaan dari guru pada saat guru bertanya “Bagaimana cara menimbulkan induksi elektromagnet?” Siswa menjawab “dengan didekatkan, Pak.” Siswa ini mendapat skor 4. Siswa mempersiapkan buku dan perlengkapan belajar fisika. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Pada saat guru bertanya
4 “Bagaimana cara menimbulkan induksi elektromagnet?” siswa menjawab “Dengan mendekatkan itu,Pak”. Siswa hanya sekali saja berdiskusi dengan temannya. Siswa ini mendapat skor 5. Siswa mempersiapkan buku dan perlengkapan belajar fisika. Siswa mendengarkan dan 5 memperhatikan penjelasan dari guru. Pada saat guru bertanya “Bagaimana cara menimbulkan induksi elektromagnet?” siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
menjawab “Dengan listrik,Pak”. Siswa juga berdiskusi lebih dari sekali dengan temannya. Siswa mendapat skor kektifan 6. Siswa mempersiapan buku dan perlengkapan belajar fisika. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru saat guru bertanya “Ada beberapa 6
cara membuat magnet, yaitu dengan?”, Siswa menjawab “Dengan digosok”, beberapa saat kemudian siswa menjawab “Dengan dilistrik”. Siswa berdiskusi dengan teman lebih dari sekali. Siswa mendapat skor keaktifan 4. Siswa mempersiapkan buku dan perlengkapan belajar fisika. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Pada saat guru bertanya
8 “Bagaimana cara menimbulkan induksi elektromagnet?” siswa menjawab “Menggosok arus listrik, mendekatkan arus lisrik”. Siswa juga berdiskusi dengan temannya. Siswa mendapat skor 2. Siswa hanya mempersiapkan buku 9
dan peralatan belajar fisika dan memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa mendapat skor keaktifan 3. Siswa ini mempersiapkan
10
peralatan belajar dan membawa buku fisika. Siswa membaca buku pelajaran fisika yang dibawanya. Siswa ini mendapat skor keaktifan sebanyak 7. Selama
11 kegiatan pembelajaran, siswa mempersiapkan buku-buku dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
peralatan fisika. Siswa juga membaca buku pelajaran fisika. Siswa juga mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru saat guru bertanya “Ada beberapa cara membuat magnet, yaitu dengan?”, siswa menjawab “Dengan digosok - gosok” ,“Dengan didekatkan”. Siswa berdiskusi dengan teman lebih dari sekali. Siswa mendapat skor keaktifan sebanyak 5. Siswa membawa dan mempersiapkan peralatan belajar fisika. Siswa membaca 12 buku fisika. Siswa sekali mengerjakan soal yang didiktekan oleh guru di papan tulis. Siswa berdiskusi dengan temannya. Siswa mendapat skor keaktifan 5. Siswa membawa buku dan perlengkapan belajar fisika. Siswa juga memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa juga bertanya, “Contohnya transformator apa, Pak?” 13
Siswa menjawab saat guru bertanya, “Bagaimana cara membuat magnet?”, siswa menjawab “Itu pak didekat dekatkan”. Saat ada teman yang bertanya “Dalam kehidupan sehari – hari dinamo ada dimana,Pak?”, siswa menjawab “Di mobil.”. Siswa mendapat skor keaktifan 3. Siswa mempersiapkan
14
perlengkapan dan membawa buku fisika. Siswa juga berdiskusi dengan teman sebangku.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Siswa mendapat skor keaktifan 4. Siswa mempersiapkan 15
perlengkapan dan membawa buku fisika. Siswa juga berdiskusi dengan teman sebangku lebih dari sekali. Siswa mendapat skor keaktifan 5. Siswa membawa dan mempersiapkan perlengkapan belajar fisika. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru. Pada saat guru bertanya “Kenapa berkebalikan antara beda
16 potensial dengan arus listrik?”. Siswa menjawab, “Karena rangkaiannya itu seri dan paralel.” Siswa juga mengajukan pertanyaan “Dalam contoh sehari – hari, dinamo dimana, Pak?” Siswa mendapat skor keaktifan 5. Siswa membawa buku dan perlengkapan belajar fisika. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa bertanya pada guru, “soal termasuk trafo apa,Pak?”. 17 Selain bertanya, siswa juga menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru, saat guru bertanya “Medan magnet mengalir dari mana kemana?” siswa menjawab “Dari utara ke selatan.” Siswa mendapat skor kektifan 4. Siswa mempersiapkan buku dan perlengkapan belajar fisika. Siswa juga memperhatikan 18 dan mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa bertanya kepada guru, “Kalau lilitan primer
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
berhubungan dengan apa, pak?” Siswa juga menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru saat guru bertanya “Bagaimana cara menimbulkannya?” siswa menjawab, “Dengan menggosoknya.” Siswa mendapat skor keaktifan 4. Siswa mempersiapkan perlengkapan dan membawa buku fisika. Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru saat guru bertanya 19
“Bagaimana cara menimbulkannya?” siswa menjawab, “Dengan digosok.”. Siswa nenanggapi jawaban teman saat teman menjawab “Dengan dikasih listrik”, siswa menanggapi “Bukan, tapi dialiri listrik”. Siswa mendapat skor keaktifan 6. Siswa mempersiapkan perlengkapan dan membawa buku fisika, dan membaca buku tersebut. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru di
20 papan tulis. Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru saap guru bertanya “Bagaimana cara menimbulkan medan magnet?”. Siswa menjawab “Diberi listrik”. Siswa berdiskusi dengan teman sekali. Siswa mendapat skor keaktifan 4. Siswa mempersiapkan dan membawa buku fisika. Siswa memperhatikan dan 21 mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru saat guru bertanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
“Bagaimana cara menimbulkan medan magnet?”. Siswa menjawab “Diberi listrik”. Siswa berdiskusi dengan temannya. Siswa mendapat skor keaktifan sebanyak 3. Siswa mempersiapkan peralatan dan buku fisika. Siswa membaca 22 buku fisika. Siswa juga memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa mendapat skor keaktifan 5. Siswa mempersiapkan dan membawa buku fisika. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dipapan tulis. Siswa menanggapi 23 pernyataan yang diajukan oleh temannya dengan menjawab “Bukan, tetapi cara membuat arus listrik.” Siswa juga berdiskusi dengan teman sebangkunya. Siswa mendapat skor keaktifan 7. Siswa mempersiapkan perlengkapan dan membawa buku fisika, dan membaca buku tersebut. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru di 24
papan tulis. Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru saat guru bertanya “Bagaimana caranya?” siswa menjawab “Diberi tegangan”. Selain itu siswa juga menjawab saat guru bertanya “Kenapa I sekunder lebih kecil dari I primer?”. Siswa menjawab “Teganngannya.”. Siswa mendapat skor kektifan 5. Siswa mempersiapkan
25 perlengkapan dan membawa buku fisika, dan membaca buku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
tersebut. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru saat guru bertanya “Bagaimana cara menimbulkan medan magnet?”. Siswa menjawab “Dengan didekat-dekatkan,Pak.”. Siswa berdiskusi dengan temannya.
2. Analisis Data Kuantitatif a. Analisis Data Keaktifan siswa Data keaktifan siswa terdapat pada lampiran 12. Data keaktifan tersebut nantinya akan dikorelasikan dengan peningkatan prestasi belajar siswa. b. Analisis Data Prestasi Belajar i.
Analisis data pre tes Pre tes dilaksanakan sebelum siswa mengikut pembelajaran di kelas. Pada pre tes ini, sebanyak 24 siswa mengikuti pre tes. Hal ini dikarenakan ada satu siswa yang tidak masuk. Data skor pre tes siswa dikonversikan dalam persentase sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 7. Data konversi nilai pre tes No Siswa Skor Pre Tes Persentase Skor Pre Tes (%) 1
45
34.6
2
42
32.3
3
35
26.9
4
24
18.5
5
45
34.6
6
35
26.9
8
35
26.9
9
34
26.2
10
46
35.4
11
22
16.9
12
47
36.2
13
45
34.6
14
25
19.2
15
21
16.2
16
60
46.2
17
83
63.8
18
60
46.2
19
42
32.3
20
50
38.5
21
47
36.2
22
50
38.5
23
41
31.5
24
29
22.3
25
75
57.7
Data skor pre tes yang diperoleh oleh masing – masing siswa dapat dilihat pada lampiran 3.
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Skor pre tes tertinggi yang di peroleh adalah 75 dengan persentase skor 57,7%. Sedangkan skor terendah adalah 21 dengan skor persentase 16,2%. Hanya ada 2 siswa yang persentase nilainya di atas 50 persen, yaitu siswa dengan nomor siswa 17 dan 25. ii.
Analisis Data Pos tes Pelaksanaan pos tes dilaksanakan pada pertemuan berikutnya, dimana ada 25 siswa mengikuti pos tes ini. Akan tetapi siswa dengan nomor 7 tidak dimasukkan dalam perhitungan pemahaman siswa, karena siswa ini tidak mengikuti pre tes dan pemberian materi oleh guru yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Soal pos tes dikerjakan siswa selama satu jam pelajaran (40 menit). Data hasil pos tes yang diperoleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4. Konversi skor pos tes siswa dalam persentase disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 8. Konversi skor pos tes No Siswa Skor Pos tes Persentase Skor Pos tes (%) 1
75
57.7
2
86
66.2
3
79
60.8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
65
50.0
5
93
71.5
6
90
69.2
8
50
38.5
9
55
42.3
10
48
36.9
11
85
65.4
12
86
66.2
13
97
74.6
14
36
27.7
15
38
29.2
16
80
61.5
17
88
67.7
18
76
58.5
19
58
44.6
20
70
53.8
21
63
48.5
22
85
65.4
23
78
60.0
24
76
58.5
25
105
80.8
Secara
keseluruhan,
setiap
siswa
54
mendapat
peningkatan skor setelah pembelajaran. Skor pos tes tertinggi adalah 105 dengan persentase skor sebesar 80,8%, sedangkan skor terendah adalah 36 dengan persentase skor 27,7%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
c. Analisis peningkatan prestasi belajar siswa Dari hasil analisis data pre tes dan pos tes, didapat hasil dari prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dapat dihitung dari selisih nilai pos tes dan pre tes. Berikut adalah selisih dari nilai pes tes dan nilai pre tes yang diperoleh oleh masing – masing siswa. Tabel 9. Selisih nilai pre tes dan pos tes No Pre tes Pos tes Selisih pos tes – pre tes 1
34.6
57.7
23.1
2
32.3
66.2
33.8
3
26.9
60.8
33.8
4
18.5
50.0
31.5
5
34.6
71.5
36.9
6
26.9
69.2
42.3
8
26.9
38.5
11.5
9
26.2
42.3
16.2
10
35.4
36.9
1.5
11
16.9
65.4
48.5
12
36.2
66.2
30.0
13
34.6
74.6
40.0
14
19.2
27.7
8.5
15
16.2
29.2
13.1
16
46.2
61.5
15.4
17
63.8
67.7
3.8
18
46.2
58.5
12.3
19
32.3
44.6
12.3
20
38.5
53.8
15.4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
36.2
48.5
12.3
22
38.5
65.4
26.9
23
31.5
60.0
28.5
24
22.3
58.5
36.2
25
57.7
80.8
23.1
56
Secara keseluruhan, skor pos tes lebih besar dari pada nilai pre tes. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan skor
yang didapat
oleh seluruh siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung. Kenaikan skor tertinggi diproleh oleh nomor siswa 11 dengan selisih pos tes dengan pre tes adalah 48,5%. Sedangkan selisih pre tes dan pos tes terendah diperoleh oleh nomor siswa 10 dengan selisih 1,5%.
3. Analisis Korelasi Pearson a. Analisis uji normalitas data Sebelum mengorelasikan antara keaktifan siswa dengan prestasi belajar siswa, masing – masing datanya di uji normalitas, untuk mengetahui apakah kedua data terdistribusi secara normal atau tidak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Uji
Normalitas
Kolmogorov-Smirnov.
bisa Data
dilakukan yang
dengan
normal
57
teknik
adalah
Sig.
Kolmogorov-Smirnov hitung > Sig. Penelitian (0,05). Data yang didapat dari uji normalitas adalah sebagai berikut. Tabel 10. Hasil uji normalitas.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test VAR0000 VAR0000 1 2 N Normal Parameters
a
24
24
4.4583
23.2042
1.25036
12.94609
Absolute
.185
.164
Postitive
.185
.164
Negative
-.149
-.085
.905
.804
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed) .386 .538 Dari tabel di atas, didapat koefisien kolmogorov-Smirnov Z adalah lebih dari 0,05 maka kedua data, yakni keaktifan dan prestasi belajar terdistribusi secara normal. b. Koefisien Korelasi Pearson Data keaktifan siswa (x) dan prestasi belajar (y) disajikan dalam tabel dibawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 11. Analisis data keaktifan dan prestasi belajar. xi xi 3 4 4 4 5 6 4 2 3 7 5 5 3 4 5 5 4 4 6 4 3 5 7 5
-1.45 -0.45 -0.45 -0.45 0.55 1.55 -0.45 -2.45 -1.45 2.55 0.55 0.55 -1.45 -0.45 0.55 0.55 -0.45 -0.45 1.55 -0.45 -1.45 0.55 2.55 0.55
(xi -
2
2.10 0.20 0.20 0.20 0.30 2.40 0.20 6.00 2.10 6.50 0.30 0.30 2.10 0.20 0.30 0.30 0.20 0.20 2.40 0.20 2.10 0.30 6.50 0.30
yi
yi -
23.1 33.8 33.8 31.5 36.9 42.3 11.5 16.2 1.5 48.5 30.0 40.0 8.5 13.1 15.4 3.8 12.3 12.3 15.4 12.3 26.9 28.5 36.2 23.1
-0.12 10.65 10.65 8.34 13.72 19.11 -11.66 -7.05 -21.66 25.26 6.80 16.80 -14.74 -10.12 -7.82 -19.35 -10.89 -10.89 -7.82 -10.89 3.72 5.26 12.95 -0.12
(yi -
2
(xi -
0.02 113.34 113.34 69.53 188.32 365.10 135.99 49.65 469.22 638.15 46.24 282.24 217.22 102.48 61.08 374.57 118.64 118.64 61.08 118.64 13.86 27.68 167.80 0.02
(yi -
0.18 -4.79 -4.79 -3.75 7.55 29.62 5.25 17.26 31.41 64.42 3.74 9.24 21.37 4.56 -4.30 -10.64 4.90 4.90 -12.11 4.90 -5.40 2.89 33.03 -0.07
= 199.36/372.22 =0.536 Tabel 12. SPSS koefisien korelasi Pearson Correlations keaktifan prestasi Keaktifan Pearson Correlation
1
.536
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sig. (1-tailed) Prestasi
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
Txy
: 0.536
Tcrit
:
0.381
df
:
24
59
.003 24 .536 .003 24
24 1 24
Daerah Rejection: ± 0.381 Kesimpulan: Karena | Txy | = 0.536 lebih besar dari Tcrit dengan α =0.05,
maka data tersebut signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa Ho (hipotesis awal), yaitu ada hubungan antara keaktifan belajar dan peningkatan prestasi belajar diterima. Berarti ada hubungan antara keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan analisis data penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Secara umum, terdapat hubungan yang positif antara keaktifan belajar siswa dan peningkatan prestasi belajar siswa. Hubungan korelasi positif ini adalah hubungan dimana apabila siswa aktif, maka siswa juga mengalami peningkatan prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi pearson yang didapat adalah 0,536, lebih besar dari nilai tcrit. 2. Prestasi belajar awal mengenai Induksi Elektromagnetik yang diperoleh siswa, sebanyak 2 orang mendapat nilai lebih dari 50%, sisanya mendapat nilai dibawah 50. Rata-rata nilai pre tes yang diperoleh siswa adalah 33,3%. 3. Setelah pembelajaran, hanya ada 5 siswa mendapat nilai dibawah 50%, dengan rata-rata pos tes seluruh siswa adalah 56,5%. 4. Nilai dari pos tes yang diperoleh siswa secara keseluruhan lebih tinggi dibanding nilai pre tes (ada peningkatan prestasi belajar). Selisih skor pos tes dan pre tes yang tertinggi adalah 48,5%. Sedangkan selisih pre tes dan pos tes terendah adalah dengan selisih 1,5%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa saran yang berguna antara lain: Bagi Guru: Dengan membangkitkan minat siswa untuk berperilaku aktif di kelas akan meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas. Untuk itu guru diharapkan menggunakan menggunakan metode yang sesuai dengan situasi dan materi yang akan diajarkan. Bagi Calon Guru: Bagi calon guru sebaiknya lebih mendalami metode-metode pengajaran, agar dapat membangkitkan minat siswa untuk aktif di kelas dan memberikan variasi dalam mengajar agar tidak monoton, membuat siswa bosan. Bagi Calon Peneliti Untuk meningkatkan kualitas pengambilan data, calon peneliti dapat juga menggunakan materi yang lain dan menggunakan populasi dan jangka penelitian yang lebih banyak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Aamprogresif .http: //id.shvoong.com/social-sciences/education/2112253-metodetanya-jawab/#ixzz27RQ450en Arif Pratama Hadi.http: //putraarifxmmb.blogspot.com/2011/02/pengertianvideo.html Bambang Riadi.http: //wong-q-to.blog.com/2010/12/03/teori-belajarkonstruktivisme-dari-jean-piaget/ Budi, Kartika.2007.Evaluasi Proses dan Hasil Belajar fisika.Yogyakarta: USD. Desy rahmawati.http: //desyrahmawati48.blogspot.com/2012/06/teori-belajarkonstruktivistik.html Evania Yafie.http: //proskripsi.blogspot.com/2011/12/konsep-belajar-danpembelajaran-1.html Irfanyudhistira.http: //irfanyudhistira.wordpress.com/2012/02/21/metode-tanyajawab-dalam-proses-belajar-mengajar/ Isjoni. 2007.Cooperatif Learning.Bandung: Alfabeta Kurniawati,Dhida D.2010. Skripsi.Surakarta: UMS Nasruddin,Toha. http: //www.kelas-sains.com/2013/02/Induksi-elektromagnetikmateri-ipa-ix.html Paul Suparno.1996.. Konstruktivisme dan Dampaknya terhadap Pendidikan. Jakarta: Kompas Paul Suparno.2006.Diktat Statistik UUntuk Mahasiswa Pendidikan Fisika.Yogyakarta: USD. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Sajarwo Anggai. http: //sajarwo87.wordpress.com/2012/02/27/teori-belajarkonstruktivistik-dan-penerapannya-dalam-pembelajaran/ Sardiman, A. M, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugandi, Achmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK
[email protected]: //theresiaheti.blogspot.com/2011/12/penelitian-tindakan-kelasmeningkatkan.html Yamin,Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press dan Center for Learning Innovation (CLI).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Lampiran 1 Soal Pre Tes
Nama
:
No. Absen
:
Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Apa yang dimaksud dengan induksi elektromagnetik? 2. Apa yang dimaksud dengan ggl induksi? 3. Sebutkan 2 contoh alat yang menggunakan prinsip induksi elektromagnet! 4. Sebutkan 3 faktor yang dapat memperbesar ggl induksi yang dihasilkan generator atau dinamo! 5. Apakah perbedaan antara generator AC dan DC? 6. Sebutkan perbedaan transformator step up dan transformator step down? 7. Apakah perubahan bentuk energi yang terjadi pada peristiwa induksi elektromagnetik? 8. Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 100 V menyebabkan kuat arus pada kumparan primer 10 A. Jika perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder 1: 25, hitunglah: a. tegangan pada kumparan sekunder b. kuat arus pada kumparan sekunder 9. Sebuah trafo arus primer dan sekundernya masing-masing 0,8 A dan 0,5A. Jika jumlah lilitan primer dan sekunder masing-masing 1000 dan 800, berapakah efisiensi trafo? 10. Sebuah transformator step down dengan efisiensi 75% mengubah tegangan 1000 volt menjadi 220 volt. Transformator tersebut digunakan untuk menyalakan lampu 220 volt; 100 watt. Berapa besar arus pada bagian primer?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Lampiran 2 Soal Pos tes
Nama
:
No. Absen
:
Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar! 1. Apa yang dimaksud dengan induksi elektromagnetik? 2. Apa yang dimaksud dengan ggl induksi? 3. Sebutkan 2 contoh alat yang menggunakan prinsip induksi elektromagnet! 4. Sebutkan 3 faktor yang dapat memperbesar ggl induksi yang dihasilkan generator atau dinamo! 5. Apakah perbedaan antara generator AC dan DC? 6. Sebutkan perbedaan transformator step up dan transformator step down? 7. Apakah perubahan bentuk energi yang terjadi pada peristiwa induksi elektromagnetik? 8. Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 100 V menyebabkan kuat arus pada kumparan primer 10 A. Jika perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder 1: 20, hitunglah: a. tegangan pada kumparan sekunder b. kuat arus pada kumparan sekunder 9. Sebuah trafo arus primer dan sekundernya masing-masing 0,8 A dan 0,5A. Jika jumlah lilitan primer dan sekunder masing-masing 500 dan 300, berapakah efisiensi trafo? 10. Sebuah transformator step down dengan efisiensi 80% mengubah tegangan 1000 volt menjadi 220 volt. Transformator tersebut digunakan untuk menyalakan lampu 220 volt; 100 watt. Berapa besar arus pada bagian primer?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Lampiran 3 Tabel Data Hasil Pre Tes No Siswa
Skor soal ke-
Jumlah Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
10
0
10
0
0
5
0
15
5
0
45
2
10
0
10
2
0
10
0
10
0
0
42
3
5
0
10
5
0
0
5
10
0
0
35
4
0
2
2
0
0
10
5
0
0
5
24
5
10
0
10
5
5
5
0
10
0
0
45
6
5
0
10
5
0
5
0
5
5
0
35
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
5
5
10
5
0
10
0
0
0
0
35
9
0
5
10
5
2
10
2
0
0
0
34
10
2
2
10
5
2
10 10
0
5
0
46
11
0
0
10
0
0
10
0
0
2
0
22
12
2
5
0
5
5
10
0
10 10
0
47
13
5
0
10
5
5
10
0
10
0
0
45
14
10
0
10
5
0
0
0
0
0
0
25
15
2
2
10
2
0
5
0
0
0
0
21
16
5
10 10
8
5
10 10 10 10
5
83
17
5
10 10
5
5
10
0
10
5
0
60
18
5
5
2
0
0
10 10
0
5
5
42
19
5
5
10
5
0
5
0
10 10
10
60
20
10
5
10
5
10
5
5
0
0
0
50
21
5
2
5
0
10
0
0
10
5
10
47
22
10
0
10
5
0
5
5
5
5
5
50
23
5
2
10
2
10 10
2
0
0
0
41
24
0
0
2
2
0
5
0
10 10
0
29
25
10 10 10
8
10
5
10
5
5
75
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Lampiran 4 Tabel Data Hasil Pos Tes
No siswa
Skor soal ke1
2
Jumlah Skor
3
4
5
6
7
8
9
10
1
10 10 10
5
10 10
0
15
0
5
75
2
10
8
8
10
5
15 10
0
86
3
8
10 10
8
8
10
5
10
5
5
79
4
5
5
10
0
10 10
5
15
5
0
65
5
8
10
5
5
5
10
5
15 20
10
93
6
10
2
10
8
5
5
5
15 20
10
90
7
2
2
10
8
8
5
5
0
5
0
45
8
5
5
10
5
5
10 10
0
0
0
50
9
10
2
10
8
10 10
5
0
0
0
55
10
0
5
10
8
5
10 10
0
0
0
48
11
10
2
10
8
10
5
0
20 10
10
85
12
8
8
10
5
5
10
5
15 10
10
86
13
10 10 10 10 10 10
2
15 10
10
97
14
8
5
10
5
5
3
0
0
0
0
36
15
5
2
10
8
5
8
0
0
0
0
38
16
10
8
10 10
5
10
0
15 10
2
80
17
5
10 10
8
10 10
0
15 10
10
88
18
8
2
10
8
0
10
5
5
5
5
58
19
8
10 10
5
5
10
0
18 10
0
76
20
10
0
10
5
10 10
5
18
2
0
70
21
10
8
10 10
5
0
10
0
0
63
22
10
5
10
5
10 10 10 10
5
10
85
23
10 10 10
8
10 10
5
5
78
24
5
8
0
10 10 15 10
8
76
25
10 10 10 10 10 10 10 10 20
5
105
8
10 10
2
10
5
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Lampiran 5 Pedoman Penskoran Soal Pre Tes Dan Pos Tes
No 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Keterangan Benar dan lengkap Benar tidak lengkap Benar sebagian Salah Benar dan lengkap Benar tidak lengkap Benar sebagian Salah Benar dan lengkap Benar tidak lengkap Benar sebagian Salah Benar dan lengkap Benar tidak lengkap Benar sebagian Salah Benar dan lengkap Benar tidak lengkap Benar sebagian Salah Benar dan lengkap Benar tidak lengkap Benar sebagian Salah Benar dan lengkap Benar tidak lengkap Benar sebagian Salah Benar dan lengkap Benar hitungan, salah satuan Benar rumus salah perhitungan Benar sebagian Salah Benar dan lengkap Benar hitungan, salah satuan Benar rumus salah perhitungan
Skor 10 8 5 2 10 8 5 2 10 8 5 2 10 8 5 2 10 8 5 2 10 8 5 2 10 8 5 2 20 18 10 10 5 20 18 10
Skor penuh 10
10
10
10
10
10
10
20
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Benar sebagian Salah Benar dan lengkap Benar hitungan, salah satuan Benar rumus salah perhitungan Benar sebagian Salah Skor Total
10 5 20 18 10 10 5
20
130
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Lampiran 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Lampiran 7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Lampiran 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Lampiran 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Lampiran 10 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM KBM Nama sekolah : Mata pelajaran : Bahan kajian/konsep : Kelas/Semester : Hari/Tanggal :
SMP Bunda Maria Pamanukan Fisika Induksi Elektromagnetik IX / Genap 8 Januari 2013
Aktivitas siswa selama KBM A. Mempersiapkan buku-buku dan perlengkapan belajar fisika B. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru C. Membaca buku siswa dan LKS D. Mengerjakan tugas E. Mengajukan pertanyaan F. Menanggapi pertanyaan G. Berdiskusi bersama teman No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Aktifitas Siswa Selama KBM siswa 1 2 3 4 5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah 6
7 √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √
√
√
√ √ √
√ √ √ √
√
√
3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 6 4 3 3 5 5 4 3 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21 22 23 24 25
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√
√
√ √ √
√ √
√ √
√ √
78
4 3 5 6 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Lampiran 11 Panduan Jawaban Pre Tes 1. Apa yang dimaksud dengan induksi elektromagnetik? Jawab : Induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya arus listrik dan tegangan yang disebabkan oleh perubahan garis gaya magnet (perubahan fluks magnet) 2. Apa yang dimaksud dengan ggl induksi? Jawab
: GGL induksi adalah beda potensial yang timbul pada ujungujung kumparan ketika magnet digerakkan masuk keluar kumparan.
3. Sebutkan 2 contoh alat yang menggunakan prinsip induksi elektromagnet! Jawab: Dinamo sepeda, Generator, Transformator. 4. Sebutkan 3 faktor yang dapat memperbesar ggl induksi yang dihasilkan generator atau dinamo! Jawab: 1. Jumlah lilitan pada kumparan 2. Kecepatan gerak magnet keluar masuk kumparan 3. Kekuatan magnet batang yang digunakan 5. Apakah perbedaan antara generator AC dan DC? AC
DC
Jumlah cincin
2
1
Keadaan Cincin
utuh
Belah
Jumlah Cincin dan sikat 1 cincin, 1 sikat 1 cincin, 2 sikat karbon
karbon
karbon
6. Sebutkan perbedaan transformator step up dan transformator step down? Jawab:
Trasformator Step-Up (Penaik tegangan) 1.
Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih kecil dari jumlah lilitan kumparan sekunder, (Np < Ns)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
2. Tegangan primer selalu lebih kecil dari tegangan
sekunder, (Vp < Vs). 3. Kuat arus primer selalu lebih besar dari kuat arus
sekunder, (Ip> Is) Trafo step-down 1. Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih besar dari
jumlah lilitan kumparan sekunder, (Ip> Ns) 2. Tegangan primer selalu lebih besar dari tegangan
sekunder (Vp > Vs) 3. Kuat arus primer selalu lebih kecil dari kuat arus sekunder, (Ip< Is) 7. Apakah perubahan bentuk energi yang terjadi pada peristiwa induksi elektromagnetik? Jawab: Perubahan energi gerak menjadi energi listrik. 8. Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 100 V menyebabkan kuat arus pada kumparan primer 10 A. Jika perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder 1: 25, hitunglah: a. tegangan pada kumparan sekunder b. kuat arus pada kumparan sekunder Jawab:
Dik: Vp = 100 V Ip = 10 A Np: Ns = 1: 25
Vp/Vs=Np/Ns 100 V/Vs = 1/25 Vs = 2500 V
Np/Ns=Is/Ip 1/25 = Is/10A
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Is=0,4A 9. Sebuah trafo arus primer dan sekundernya masing-masing 0,8 A dan 0,5A. Jika jumlah lilitan primer dan sekunder masing-masing 1000 dan 800, berapakah efisiensi trafo? Jawab:
Dik: Ip=0,8A Is =0,5A Np=1000 Ns=800
η=(Ns.Is)/(Np.Ip)x100% = (800.0,5A)/(1000.0,8A)x100% = 50% 10. Sebuah transformator step down dengan efisiensi 75% mengubah tegangan 1000 volt menjadi 220 volt. Transformator tersebut digunakan untuk menyalakan lampu 220 volt; 100 watt. Berapa besar arus pada bagian primer? Jawab:
Dik: η=75% Vp=1000V Vs=220V Ps=100 W
η=Ps/Ppx100% 75%=100W/Ppx100% ¾=100W/Pp Pp=133,3 W Pp=Vp.Ip 133,3 W=1000V.Ip Ip=0,133A
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Panduan Jawaban Soal Pos tes Soal No. 1 sampai No. 7 jawaban sama dengan soal pre tes. 8. Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 220 V menyebabkan kuat arus pada kumparan primer 10 A. Jika perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder 1: 20, hitunglah: a. tegangan pada kumparan sekunder b. kuat arus pada kumparan sekunder Jawab:
Dik: Vp = 220 V Ip = 10 A Np: Ns = 1: 20
Vp/Vs=Np/Ns 220 V/Vs = 1/20 Vs = 4400 V
Np/Ns=Is/Ip 1/20 = Is/10A Is=0,5A 9. Sebuah trafo arus primer dan sekundernya masing-masing 0,8 A dan 0,5A. Jika jumlah lilitan primer dan sekunder masing-masing 500 dan 300, berapakah efisiensi trafo? Jawab:
Dik: Ip=0,8A Is =0,5A Np=500 Ns=300
η=(Ns.Is)/(Np.Ip)x100% = (300.0,5A)/(500.0,8A)x100% = 37,5% 10. Sebuah transformator step down dengan efisiensi 80% mengubah tegangan 1000 volt menjadi 220 volt. Transformator tersebut digunakan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
menyalakan lampu 220 volt; 100 watt. Berapa besar arus pada bagian primer? Jawab:
Dik: η=80% Vp=1000V Vs=220V Ps=100 W
η=Ps/Ppx100% 80%=100W/Ppx100% 4/5=100W/Pp Pp=125 W Pp=Vp.Ip 125 W=1000V.Ip Ip=0,125A
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Lampiran 12 Rincian aktifitas Siswa Selama KBM No siswa 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
A 0
B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Aktifitas siswa selama KBM C D E 0 1 0 1 2 0 1 2 0 1 1 1
F 1 2 1 1 1 1 2 1
1 1 1
2 1 1
1
1 1 1
2
1 1 1 2
1
1
1 1
1 1
1
1 1
2 1
G Jumlah 0 1 2 3 4 4 1 4 2 5 2 6 1 4 2 3 2 7 1 5 5 1 3 2 4 5 1 5 4 4 1 6 1 4 3 1 5 1 7 2 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Lampiran 13 Foto Penelitian