PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH TATO TERHADAP PENINGKATAN KONSEP DIRI PADA WANITA DEWASA AWAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Theresia NurWidy Irmayani NIM : 109114128
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Hari ini ya hari ini. Esok biarlah menjadi misterinya sendiri- Irma
Ketika saya mengetahui proses saya lebih lambat dari beberapa yang lain, saya tidak menyalahkan diri saya ataupun bersyukur karena masih ada yang dibawah saya, melainkan memotivasi diri akan kenyataan saya butuh persiapan lebih, tenaga lebih, ya saya harus mulai lebih awal. Ambil start pertama & hargailah waktu, no slow, no delay- Wulan Safitri
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Karya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang Maha Keren… Bapak di Surga ... Mamak tersayang… Sahabat-sabahat yang selalu mendampingi… Orang-orang selalu menanyakan, KAPAN LULUS? Dan teman – teman Psikologi 2010.. INI BUAT KALIAN
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH TATO TERHADAP PENINGKATAN KONSEP DIRI PADA WANITA DEWASA AWAL
Theresia NurWidy Irmayani
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh tato terhadap peningkatan konsep diri pada wanita dewasa awal. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi Experimental dengan pendekatan kuantitatif. Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh tato terhadap peningkatan konsep diri pada wanita dewasa awal. Subjek dalam penelitian ini adalah 24 orang. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Terdiri dari 12 orang dikelompok eksperimen yang diberikan tato dan 12 orang kelompok kontrol yang tidak diberikan tato. Data diperoleh dengan menggunakan skala konsep diri. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji NonParametrik Two Related Samples Tes- uji Wilcoxon. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan konsep diri secara signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (Asym Sig: 0,002 ≤ 0,05 dan Asym Sig :0,317 ≤ 0,05). Selisih nilai peningkatan konsep diri kelompok eksperimen berada pada positif differences ialah 6,5 sedangkan untuk kelompok kontrol pada negative differences ialah 1, sehingga disimpulkan bahwa tato dapat meningkatkan konsep diri pada wanita dewasa awal.
Kata kunci : tato, konsep diri
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE EFFECT OF TATTO ON THE ENHANCEMENT OF SELF-CONCEPT IN EARLY ADULT WOMEN Theresia NurWidy Irmayani
ABSTRACT This research aims to determine the effect of tattoo toward the self-concept enhancement in early adult women. This research used Quasi Experimental design with quantitative approach. The hypothesis of this research is the tattoo effect on the improvement of self-concept in early adult women. The subjects in this research were 24 people. The subjects were divided into two groups; they were experiment group control group. Consist of 12 people in experiment group who given tattoo and 12 people in control group who were not given tattoo. The data gained by using self-concept scale. The data of this research were analyzed by using Nonparametric tests Two Related Samples Wilcoxon test. The Wilcoxon test result showed that there were significant differences on self-concept between the experimental group and control group (Asym Sig: 0,002 ≤ 0,05 dan Asym Sig :0,317≤0,05). The value difference enhancement of elf-concept in experiment group were 6.5, while in the control group on negative difference were 1, therefore it was concluded that the tattoo can improve the self-concept on early adult women. Keywords: the tattoo, self-concept
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas pernyertaan dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Pengaruh Tato Terhadap Peningkatan Konsep Diri pada Wanita Dewasa Awal”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan banyak pihak. Maka daripada itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku dekan dan dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas bantuannya dalam kelancaran proses pembuatan skripsi ini. 2. Bapak Carolus Wijoyo Adinugroho M.Psi, dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas kesedian Bapak dalam mendampingi ,membimbing juga mendiskusikan perihal skripsi ini dengan penuh kesabaran. Terimakasih atas tiga semester ini. 3. Bapak di Surga, skripsi ini buat bapak. Berbahagialah di Surga ya,pak. Terima kasih yang tak terhingga juga buat Mamak yang selalu sabar, kuat dan tangguh untuk membimbing, menerima curhatan tentang sulitnya meraih ini, masalah dana dan semuanya. 4. Mas, Mbak serta ke enam keponakan yang lucu dan menyebalkan. Terima kasih buat omelan, semangat, dan hiburannya dimasa-masa sulit ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Seluruh staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih karena telah membimbing dan membagikan ilmunya. 6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi, Bu Nanik, Mas Gandung, Pak Gi, Mas Muji, dan Mas Donny yang senantiasa membantu saya ketika memerlukan bantuan serta memberikan suasana kekeluargaan dengan canda tawanya. 7. Teman – teman Psikologi angkatan 2010 yang luar biasa keren terutama kelas D. Aku sangat sayang kalian. Terima kasih atas semuanya dan saya merasa beruntung menjadi bagian dari kalian. Kalian adalah bagian terhebat di masa perkuliahanku. 8. Sahabat – sahabat terbaikku The RAINBOWIE yang SUPER. Kalian yang selalu ada mendampingi dalam senang maupun kere. Maaf terkadang aku berlebihan mengganggu kalian. Aku sayang kalian : Tyas, Silvia, Nani, Tirsa, dan Nova. Dan teman lainnya; Gerri, Yoga, Abi, Aldo, Petrus, Topel dan Erik. Kemudian satu lagi, Engger untuk pencerahan mengenai SPSS yang aku buta sekali. Kalian terbaik. 9. Teman, sahabat, kerabat, dan orang-orang yang mungkin saya lupa dan tidak sempat saya sebutkan satu per satu yang selalu menayakan, Kapan Lulus? Ini buat kalian. Terima kasih atas bantuannya baik langsung mapun tidak langsung, baik besar maupun kecil, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan bagi dari segi metode maupun pelaporan penelitian. Oleh karena itu,
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………...……………..i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING…………………………ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii HALAMAN MOTTO………………………………………………………….....iv HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….......v HALAMAN KEASLIAN KARYA………………………………………………vi ABSTRAK…………………………………………………………………...…..vii ABSTRACT……………………………………………………………...……...viii HALAMAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH………………..……………...ix KATA PENGANTAR…………………………………………………………….x DAFTAR ISI…………………………………………………………………….xiii DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xvi DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………xvii BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1 A. B. C. D.
Latar Belakang Masalah……………………………………………………..1 Rumusan Masalah…………………………………………………………...8 Tujuan Penelitian……..……………………………………………………..8 Manfaat Penelitian…………..………………………………………………8 1. Manfaat Teoritis………………..………………………………………..8 2. Manfaat Praktis……………………..…………………………………...8
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………..………………9 A. Konsep Diri……………………………………………………..…………9 1. Pengertian Konsep Diri……………………………………………..…9 2. Perkembangan Konsep Diri………………………………………….10 3. Factor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri…………………..…11 4. Karakteristik Konsep Diri Positif dan negative……………………...15 5. Aspek-aspek Konsep Diri……………………………………………20 xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Dewasa Awal…………………………………………………………….21 1. Pengertian Dewasa Awal…………………………………………….21 2. Ciri-ciri Dewasa Awal……………………………………………….23 C. Tato…………………………………………………………………..…..25 1. Pengertian Tato……………………………………………………....25 2. Tato pada kaum muda……………………………………………..…26 3. Factor-faktor yang mendukung pemakaian tato…………………...…28 D. Dinamika Pengaruh Tato pada Peningkatan Konsep Diri terhadap Wanita Dewasa Awal…………………………………………………………….29 E. Hipotesa Penelitian……………………………………………………….31 F. Skema Penelitian…………………………………………………………32 BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………….33 A. B. C. D. E. F.
Jenis Penelitian…………………………………………………………...33 Identifikasi Variabel Penelitian…………………………………………..33 Definisi Operasional Variabel Penelitian……………………………...…34 Subjek Penelitian…………………………………………………………34 Metode Pengumpulan Data………………………………………………35 Desain Eksperimen………………………………………………………39 1. Analisis Data…………………………………………………………40 2. Uji Hipotesa………………………………………………………….41
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN……………………………43 A. Persiapan Penelitian……………………………………………………...43 1. Uji Coba Alat Tes……………………………………………………43 2. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas Alat Tes……………………44 a. Validitas …..……………………………………………………..44 b. Seleksi Item……...……………………………………………….45 c. Reliabilitas…..…………………………………………………...49 B. Subjek Penelitian………..……………………………………………….49 1. Kelompok Eksperimen……...………………………………………..49 2. Kelompok Kontrol…………………..……………………………….50 C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian……………………………...…………51 1. Pendekatan pada Studio Tato……..………………………………….51 2. Pengambilan data pretest………………………...…………………...52 3. Treatment……………………………………..……………………...53 4. Pengambilan data posttest……………………………………..……..58 D. Uji Hipotesa………………………………………………………..…….60 E. Pembahasan……………………………………………………...……….64
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….69 A. Kesimpulan…………………………………………………………..…..69 B. Saran ……………………………………………………………………..69 1. Saran berkaitan dengan kelanjutan penelitian………………………..69 2. Saran berkaitan dengan manfaat penelitian…………………………..69 DAFTAR PUSTAKA…..………………………………………………………..70 LAMPIRAN……………………………………………………………………...73
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Blue Print dan Distribusi Item Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba..43 Tabel 4.2 Distribusi Item Skala Konsep Diri Item yang gugur………………….47 Tabel 4.3 Final Skala Konsep Diri Setelah penyetaraan item……………………48 Tabel 4.4 Hasil Analisis Selisih Kelompok Eksperimen…..…………………….60 Tabel 4.5 Hasil Signifikansi Kelompok Eksperimen…………………………….61 Table 4.6 Hasil Selisih Kelompok Kontrol………………………………………61 Tabel 4.7 Hasil Signifikansi Kelompok Kontrol………………………………....62 Tabel 4.8 Hasil Data Konsep Diri Tinggi dan Rendah Kelompok Eksperimen…63 Tabel 4.9 Hasil Data Konsep Diri Tinggi dan Rendah Kelompok Kontrol……...63
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Konsep Diri………………...…………………………...…….73 Lampiran 2 Hasil Seleksi Item Skala Konsep Diri………………………………79 Lampiran 3 Reliabilitas Konsep Diri………………………………………….....83 Lampiran 4 Data Tambahan Analisis Aspek….………………………………...84
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penampilan fisik tentu menjadi salah satu sorotan bagi sebagian individu untuk berlomba-lomba menjadi menarik dimata masyarakat. Misalnya saja mulai dari merubah gaya rambut hingga merubah bentuk muka. Dalam kehidupan sosial, tubuh menjadi representasi diri yang pertama dan paling mudah terlihat. Hal ini menyebabkan orang kemudian menjadi terdorong untuk memiliki tubuh yang ideal (Breakey, 1997). Masyarakat memiliki harapan, stereotip dan perlakuan tertentu terhadap seseorang berdasarkan jenis kelamin ataupun kelompok tertentu. Oleh karena itu, orang tersebut akan berusaha memenuhi tuntutan masyarakat dan membentuk konsep diri sesuai yang diharapkan (Olong,2006), sebagai contoh, seorang anak wanita diharapkan untuk tampil feminin dan bersikap sopan. Maka seseorang yang berjenis kelamin wanita akan berusaha berpikir dan bertindak demikian. Namun, seiring berjalannya perkembangan, mucul adanya fenomena wanita bertato. Tato atau seni rajah merupakan gambar ataupun simbol yang menggunakan media yang runcing untuk memasukkan zat pewarna di bawah permukaan kulit. Tato mengalami pergeseran yang sebelumnya merupakan bernilai religius dan magis pada masyarakat suku bangsa pedalaman. Pergeseran
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
inilah yang kemudian menjadikan tato sebagai estetika tubuh, identitas tubuh, hingga solidaritas tubuh (Olong, 2006). Ada beberapa faktor yang mendorong wanita berbuat demikian, seperti mencari tantangan dan mencoba hal baru, mengabadikan momen yang telah terlewati dan sesuatu yang digemari, mengikuti trend yang sedang berkembang di masyarakat. Adapun dampak sosial yang muncul akibat penggunakan tato dikalangan perempuan adalah diskriminatif masyarakat yang masih menganggap tato sebagai sesuatu yang negatif (Subur,2013). Dalam soal tato, hingga saat ini masih dianggap sebagai sebuah praktik budaya yang menyimpang dan bahkan diangap sebagai sebuah kultur yang bertentangan dengan moralitas mainstream. Tato selalu dikonstruksikan sebagai kriminal dan penjahat. Bahkan pada masa Orde Baru tato bisa dianggap sebagai musuh negara seperti halnya juga fenomena “rambut gondrong” yang juga pernah dilarang dan ditabukan pada masa-masa itu sebagai berandalan dan kaum kriminal. Tato bahkan hingga hari ini masih tidak dilihat secara kritis sebagai bagian kultural seperti yang diyakini suku-suku tertentu di Indonesia. Tato juga tidak dibaca sebagai bagian kultur seni modern yang saat ini semakin digandrungi oleh masyarakat dan harus kita hargai sebagai bagian ekspresi kebudayaan. Tidak mengherankan ketika kemunculan fenomenal Susi Pudjiastuti kemudian diarahkan semata pada persoalan karena dia bertato. Jauh dari itu, sejarah politik Indonesia juga pernah memberikan contoh tragis bagaimana tato dan tubuh perempuan menjadi bagian praktik penegasan kuasa. Masih lekat dalam ingatan kita bagaimana ketika tragedi politik 1965,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
rezim Soeharto pada waktu itu menjalankan politik penangkapan dan pemenjaraan kaum perempuan yang diangap terlibat PKI menggunakan cara pendekatan politik atas tubuh perempuan bahkan sampai pada taraf yang paling harafiah. Banyak kesaksian yang pernah tercatat pada pengakuan perempuan-perempuan yang dituduh PKI dalam catatan sejarah tentang tragedi 1965 menunjukkan bahwa tato tubuh adalah sesuatu yang binal dan amoral. Pada berbagai operasi penangkapan, perempuan-perempuan diminta membuka penutup tubuhnya untuk melihat apakah dalam tubuh perempuan ada tato lambang Palu Arit atau tidak. Sebuah gambaran atas bentuk pelecehan tidak hanya pada tubuh perempuan tetapi juga pada bagaimana tato sejatinya dipahami dan dikonstruksi. Praktik serupa juga pernah diberlakukan pada peristiwa-peristiwa konflik seperti di Aceh terhadap perempuan-perempuan yang dianggap aktivis GAM (Praptiningsih,2014) Dilihat dari sisi psikis tato merupakan satu bentuk lain dari cara menampilkan diri. Beberapa anak muda mengatakan bahwa tato merupakan tanda dari show of force, sekaligus lambang dari “keras” dan “jantan”. Sebagian dari mereka membuat tato sebagai salah satu tanda untuk menyimpan ingatan akan momentum tertentu. Seorang mahasiswa, baik laki-laki maupun wanita akan merasa terbantu untuk mencapai kepercayaan diri dan konsep diri mereka dengan keberadaan tato pada tubuhnya (Krisdiyanto,2014). Tato telah menjadi sebuah fenomena yang disukai oleh sebagian masyarakat umum, termasuk wanita. Bila masyarakat mulai menerima keberadaan pria yang memiliki tato, namun lain halnya dengan wanita yang memiliki tato. Hasil dari survey yang dilakukan oleh peneliti pada 200 orang yang berada di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
tempat-tempat umum di Yogyakarta, bahwa pandangan masyarakat terhadap wanita bertato55,45 % negatif, 12,22% positif dan 32,33% netral. Kebanyakan orang menilai wanita yang menato tubuhnya identik dengan hal yang negatif (sangar, menyeramkan, preman, wanita nakal, liar). Sementara riset tahun 2007 menunjukkan bahwa wanita yang bertato diangggap kurang menarik dan kurang dianggap dalam dunia professional. Selain itu, saat ini bahkan tato menjadi aksesoris bagi penggemarnya, tidak hanya di kalangan pria, sekarang tidak aneh lagi kalau kita menemukan wanita yang memiliki tato (Wartono,2008). Bagi kaum muda tato dianggap bersifat atraktif, dinamis, sesuai dengan jiwa muda mereka yang penuh semangat, ide kreativitas yang seakan semakin meledak-ledak (Olong, 2006). Hal tersebut dilakukan karena manusia pada dasarnya melakukan evaluasi diri dalam berbagai bidang yaitu bidang akademik, atletik, penampilan fisik dan sebagainya yang disebut konsep diri (Santrock, 2010). Kesan terhadap dirinya sendiri secara keseluruhan, mencakup pendapatnya tentang diri sendiri, pendapat tentang gambaran diri dimata oranglain, dan pendapat tentang hal-hal yang dicapai ini yang disebut konsep diri ( Burns, 1993). Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus. Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya dikemudian hari (Agustiani, 2009)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Menurut Fitts (dalam Agustiani, 2009), konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dijelaskan bahwa konsep diri secara fenomenologis, mengatakan bahwa ketika individu mempersepsikan dirinya, bereaksi terhadap diriya, memberikan arti dan penilaian serta membentuk abtraksi tentang dirinya, berarti ia menunjukkan suatu kesadaran diri dan kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri untuk melihat dirinya seperti yang ia lakukan terhadap dunia di luar dirinya. Konsep diri juga berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Dengan mengetahui konsep diri seseorang, kita akan lebih mudah meramalkan dan memahami tingkah laku orang tersebut. Pada umumnya tingkah laku individu berkaitan dengan gagasan-gagasan tentang dirinya sendiri. Jika seseorang mempersepsikan dirinya sebagai orang yang cantik dibandingkan dengan oranglain, walaupun hal ini belum tentu benar, biasanya tingkah laku yang ia tampilkan akan berhubungan dengan kelebihan yang dipersepsinya secara subjektif tersebut. Konsep diri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (Agustiani, 2009) yaitu pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga. Selain itu, faktor lainnya yang juga mempengaruhi konsep diri seseorang adalah kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain dan aktualisasi diri, atau implementasi serta realisasi dari potensi pribadi yang sebenarnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Menurut Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2008), konsep diri dibagi menjadi konsep diri positif dan negatif. Konsep diri negatif adalah peka pada kritik, responsif sekali terhadap pujian, selalu suka mengeluh, mencela atau meremehkan apa pun dan siapapun dan merasa tidak disenangi orang lain. Sebaliknya, konsep diri positif adalah yakin akan kemampuannya mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orang mempunyai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat, mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya. Dari pandangan masyarakat mengenai tato tentu mempengaruhi orang tersebut untuk membentuk pandangan mengenai dirinya. Hal ini membentuk konsep seseorang mengenai dirinya yang sebagian besar ditentukan oleh peran dan hubungannya dengan orang lain serta persepsinya tentang penilaian orang lain terhadap dirinya yang disebut konsep diri ( Hurlock, 1990). Menurut Hurlock (1990) menyatakan bahwa ketika seseorang telah tumbuh menjadi dewasa mereka telah belajar untuk memperhatikan penampilan fisik mereka. Hal ini dikarenakan mereka menyadari bahwa penampilan yang menarik merupakan potensi yang kuat dalam pergaulan dan yang tidak menarik akan menghambat pergaulan. Minat untuk meningkatkan penampilan tersebut mulai berkurang menjelang umur 30-an, ketika ketegangan dalam pekerjaan dan rumah tangga mulai terasa kuat. Salah satu cara untuk meningkatkan penampilan fisik dengan memiliki tato. Hal tersebut juga ditegaskan melalui survei yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
dilakukan Armstrong (2006) , wanita yang memiliki tato berusia antara 18 sampai 30 tahun. Wanita disana yang membuat tato pada bagian tubuhnya sebanyak 45% sampai 65% dari populasi. Keunikan dan jenis kelamin tampaknya menjadi faktor dalam pembuatan tato. Penelitian ini melibatkan wanita karir yang di antaranya adalah konselor, perawat,dokter, pengacara, dan manajer bisnis. Citra diri dibentuk bisa melalui tato yang merupakan bagian dari tuntutan terhadap identitas yang diinginkan. Citra diri ini mempunyai makna self concept yang merupakan gabungan dari keseluruhan pandangan dan perasaan yang membentuk kesadaran seseorang tentang eksistensinya. Eksistensi kaum muda biasanya muncul dan terbentuk berdasarkan perkembangan hormonal, sedangkan secara gambaran psikologis lebih merupakan penilaian seseorang tentang penampilan fisik, yang karenanya setiap perubahan jasmani kaum muda selalu diikuti dengan perubahan ataupun reorganisasi terhadap citra diri mereka keseluruhan (Olong, 2006). Dikatakan bahwa individu yang memiliki tato ataupun piercing memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, sehingga ini bisa memberikan kepuasan tersendiri bagi mereka yang selama ini merasa dirinya kurang dari pada orang lain (Wibisono , 2007). Ini membuat peneliti bertanya apakah ada peningkatan konsep diri pada orang yang bertato. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan metode kuasi eksperimental. Apakah terdapat pengaruh pada saat sebelum dan sesudah penggunaan tato terhadap peningkatan konsep diri pada wanita dewasa awal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
B. Rumusan Masalah Apakah terdapat pengaruh tato pada peningkatan konsep diri pada dewasa awal? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tato pada peningkatan konsep diri pada dewasa awal. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dari hasil penelitian dapat memberikan sumbangan informasi bagi perkembangan ilmu psikologi dalam keterkaitan konsep diri pada wanita bertato serta kajian data mengenai manfaat tato bagi peningkatan konsep diri dan kontribusi tato pada konsep diri. Bagi para peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan tentang konsep diri di kalangan wanita dewasa awal, khususnya pada wanita bertato dan tidak bertato serta dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis Diharapkan dengan diperolehnya referensi kepada setiap individu tentang manfaat tato terhadap peningkatan konsep diri,
khususnya pada
kalangan wanita dewasa awal. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi orang yang memiliki masalah dengan konsep diri. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi masyarakat, tentang wanita yang bertato.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki oleh seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan factor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus. Dasar dari konsep diri individu ditanamankan pada saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya di kemudian hari (Fitts, 1971). Menurut Burns (1993) konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Seperti yang dikemukakan Hurlock (1990) memberikan pengertian tentang konsep diri sebagai gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi. Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu (Mulyana, 2000). 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Dalam Rahmat (2005) bahwa pengertian konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Sedangkan Centi (1993) mengemukakan konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan. Konsep diri didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu (Rini, 2002). Berdasarkan beberapa definisi yang dijelaskan diatas, disimpulkan bahwa konsep diri adalah pandangan, gambaran dan perasaan tentang diri kita, bagaimana kita melihat diri kita sebagaimana yang kita harapkan. 2. Perkembangan Konsep Diri Konsep diri merupakan proses yang terus berkembang selama kehidupan manusia. Menurut Symonds (dalam Fitts,1971) mengatakan bahwa persepsi tentang diri tidak langsung muncul pada saat kelahiran, tetapi mulai berkembang secara bertahap dengan munculnya kemampuan perspektif. Diri berkembang ketika individu merasakan bahwa dirinya terpisah dan berbeda dari oranglain. Pada awal periode kehidupan, menurut Taylor (1953), Comb & Snygg (dalam Agustiani,2006) konsep diri individu sepenuhnya didasari oleh persepsi tentang diri sendiri. Kemudian dengan bertambahnya usia, pandangan tentang diri menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
lebih banyak didasari oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain. Selanjutnya, masa pertengahan dan akhir, kelompok teman sebaya mulai memainkan peran yang dominan, menggantikan orangtua sebagai orang yang turut berpengaruh pada konsep diri mereka. Anak makin mengidentifikasi diri dengan anak-anak seusianya dan mengadopsi bentukbentuk dan tingkah laku dari kelompok teman sebaya dari jenis kelamin yang sama. Selama masa akhir konsep diri yang terbentuk sudah agak stabil. Tetapi dengan mulainya masa pubertas terjadi perubahan drastic pada konsep diri. Remaja yang masih muda mempersepsikan dirinya sebagai orang dewasa dalam banyak cara, namun bagi orangtua ia tetap masih seorang seorang anak-anak. Hal ini menyebabkan perubahan-perubahan dan masalah di area kehidupan. Namun, dari penyelesaian masalah dan konflik remaja inilah lahir konsep diri orang dewasa. Nilai-nilai dan sikap-sikap yang merupakan bagian dari konsep diri pada akhir masa remaja cenderung menatap dan relative merupakan pengatur tingkah laku yang bersifat permanen. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri Calhoun dan Acocella (dalam Syahputra, 2005) berpendapat bahwa konsep diri seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga yaitu orang tua yang merupakan kontak sosial yang paling awal dan paling kuat dialami oleh individu. Sehingga orang tua menjadi sangat kuat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
pengaruhnya terhadap anak karena apa yang dikomunikasikan oleh orang tua pada anak, akan cepat ditanggap oleh anak daripada informasi lain yang diterima anak sepanjang hidupnya. Sedangkan Azwar (dalam Jamaluddin, 1997) berpendapat bahwa konsep diri seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu orang lain dianggap penting dan orang yang dianggap persetujuannya bagi setiap gerak-geriknya dan pendapatnya.
Seseorang
yang
ingin
dikecewakan
akan
banyak
mempengaruhi pembentukan sikap seseorang terhadap sesuatu. Rahmat (dalam Wijaya 2000) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah: a. Orang Lain Tidak semua orang memiliki pengaruh yang sama pada masingmasing diri individu, tetapi yang paling berpengaruh pada diri individu tersebut adalah orang-orang terdekat seperti orang tua, saudara dan orang yang tinggal satu rumah dengan individu yang bersangkutan karena memiliki hubungan yang emosional. b. Kelompok Rujukan Setiap kelompok memiliki norma-norma tertentu dimana ada kelompok yang secara emosional mengikat individu dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri. Sedangkan menurut Hurlock (dalam Wijaya 2000), faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
a. Usia Kematangan Individu yang matang lebih awal yang diperlakukan seperti orang yang
hampir
dewasa,
mengembangkan
konsep
diri
yang
menyenangkan. Individu yang matang terlambat yang diperlakukan seperti
anak-anak
mengembangkan
konsep
diri
yang
tidak
menyenangkan. b. Penampilan Diri Penampilan diri yang berbeda membuat individu merasa rendah diri meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Setiap cacat fisik merupakan hal yang memalukan yang mengakibatkan perasaan rendah diri, sebaliknya daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan sosial. c. Jenis Kelamin Jenis Kelamin dalam penampilan diri, minat dan prilaku membantu individu mencapai konsep diri yang baik. Jika membuat individu sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada prilakunya. d. Nama Dan Julukan Individu merasa malu jika teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau jika mereka memberikan julukan bernada cemooh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
e. Hubungan Keluarga Seseorang yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan anggota keluarga mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis individu akan tergolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk dirinya. f. Teman Sebaya Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian individu dalam 2 cara yang pertama, konsep diri individu merupakan cerminan dari anggapan mengenai konsep teman tentang dirinya. Kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompoknya. g. Kreatifitas Individu yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatifitas dalam melakukan
tugas-tugas
akademik,
mengembangkan
perasaan
individualitas dan identitas yang mempengaruhi konsep dirinya. h. Cita-cita Bila cita-cita yang tidak realistis, ia akan mengalami kegagalan. Sedangkan individu yang memiliki cita-cita yang realistis akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar untuk memberikan konsep diri yang baik Konsep diri seseorang menurut Fitts, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut (dalam Agustiani, 2006) :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
a. Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga b. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain c. Aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang sebenarnya. Berdasarkan beberapa faktor diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri memiliki tiga faktor yaitu : a. Orang lain / significant others Orang-orang terdekat seperti orang tua, saudara dan orang yang tinggal satu rumah dengan individu yang bersangkutan karena memiliki hubungan yang emosional. b. Teman Sebaya Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian individu dalam 2 cara yang pertama, konsep diri individu merupakan cerminan dari anggapan mengenai konsep teman tentang dirinya. Kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompoknya. c. Pengalaman Pengalaman,
terutama
pengalaman
interpersonal,
memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga.
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
4. Karakteristik Konsep Diri Positif dan Negatif a. Konsep Diri Positif Menurut William D Brooks dan Philip Emmert (dalam Rahmat,2008) ada lima tanda orang yang memiliki konsep diri positif, yaitu : (i) Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah; (ii) Ia merasa setara dengan orang lain; (iii)Ia menerima pujian tanpa rasa malu; (iv) Ia menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat; (v) Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya. Selain itu, D.E. Hamachek menyebutkan sebelas karakteristik orang yang mempunyai konsep diri positif, yaitu : (i) Ia menyakini serta
betul-betul nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu
bersedia
mempertahankannya,
walaupun
menghadapi
pendapat kelompok yang kuat. Tetapi, dia juga merasa dirinya cukup
tangguh
untuk
mengubah
prinsip-prinsip
itu
bila
pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan ia salah (ii) Ia mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebih-lebihan atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
(iii)Ia tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang terjadi besok, apa yang telah terjadi waktu yang lalu, dan apa yang sedang terjadi waktu sekarang (iv) Ia memiliki kenyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan,
bahkan
ketika
ia
menghadapi
kegagalan
atau
kemunduran (v) Ia merasa sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau rendah, walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga, atau sikap orang lain terhadapnya (vi) Ia sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, paling tidak bagi orang-orang yang ia pilih sebagai sahabatnya (vii) Ia dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati, dan menerima penghargaan tanpa merasa bersalah (viii) Ia cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya (ix) Ia sanggup mengakui kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kekecewaan yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula (x) Ia mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan, atau sekedar mengisi waktu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
(xi) Ia peka pada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima, dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain. b. Konsep diri negatif Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2008) menjabarkan karakteristik individu yang memiliki konsep diri negatif, yaitu: (i) Peka terhadap kritikan Individu dengan konsep diri negatif memiliki kemampuan yang kurang untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri, sehingga mereka cenderung mudah tersinggung apabila sikap dan pemikirannya dikritik oleh orang lain. Bagi mereka,
kritik
seringkali
dipersepsi
sebagai
usaha
untuk
menjatuhkan harga diri mereka. Oleh karena itu, individu dengan konsep diri negatif cenderung menghindari komunikasi terbuka dengan orang lain dan berusaha mempertahankan pendapat mereka dengan berbagai justifiakasi yang keliru. (ii) Responsif terhadap pujian Individu dengan konsep diri negatif cenderung memiliki sikap berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan. Walaupun mereka mungkin berpura-pura menghindari pujian, mereka tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada saat menerima pujian dari orang lain. Hal ini dikarenakan mereka memiliki kebutuhan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
yang tinggi untuk mendapat penghargaan dari orang lain, yang menjadi syarat utama agar harga dirinya meningkat. (iii)Hiperkritis Individu dengan konsep diri negatif sering menunjukkan sikap bermusuhan dalam bentuk perilaku mencela, mengeluh, dan meremehkan orang lain. Selain itu, mereka kurang mampu untuk menghargai dan mengakui kelebihan orang lain. (iv) Merasa tidak disenangi orang lain Individu dengan konsep diri negatif memiliki tingkat kecemasan
yang
tinggi.
Mereka
cenderung
merasa
tidak
diperhatikan dan memiliki perasaan bahwa setiap orang lain di sekitarnya memandang dirinya secara negatif. Oleh karena itu, mereka cenderung bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan. (v) Bersikap pesimis terhadap kompetisi Individu dengan konsep diri negatif cenderung enggan untuk bersaing dengan orang lain dalam mengejar prestasi. Mereka menganggap bahwa mereka tidak akan berdaya melawan persaingan yang nantinya merugikan diri mereka. Hurlock (1990) juga mengungkapkan bahwa individu yang memiliki konsep diri negatif akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri. Individu dengan konsep diri negatif akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
menjadi individu yang ragu dan kurang percaya diri, sehingga menumbuhkan penyesuaian diri yang buruk, baik secara pribadi maupun sosial. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Rini (2002) bahwa individu yang memiliki konsep diri negatif cenderung memandang dirinya lemah, tidak berdaya dan tidak dapat berbuat apaapa, serta cenderung merasa tidak disukai orang lain. Individu dengan konsep diri negatif cenderung bersikap pesimis terhadap kehidupan yang dihadapinya.
5. Aspek-aspek Konsep Diri Menurut Fitts (1971), Konsep diri memiliki beberapa aspek pokok, yaitu : a. Diri Fisik Diri fisik menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai kesehatan dirinya, penampilan dirinya ( cantik, jelek, menarik, tidak menarik) dan keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk, kurus) b. Diri etik-moral Diri etik-moral merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungan dengan Tuhan, kepuasan seseorang akan kehidupan keagamaannya dan nilai-nilai moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan baik dan buruk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
c. Diri pribadi Diri pribadi merupakan perasaan atau persepsi seseorang tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau hubungan dengan oranglain, tetapi dipengaruhi oleh sejauh mana individu merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana ia merasa dirinya sebagai pribadi yang tepat. d. Diri keluarga Diri keluarga menunjukkan perasaan dan harga diri seseorang dalam
kedudukannya
sebagai
anggota
keluarga.
Bagian
ini
menunjukkan seberapa jauh seseorang merasa adekuat terhadap dirinya sebagai anggota keluarga, serta terhadap peran maupun fungsi yang dijalankannya sebagai anggota dari suatu keluarga. e. Diri Sosial Bagian ini merupakan penilaian individu terhadap interaksi dirinya dengan oranglain maupun lingkungan di sekitarnya.
B. Dewasa Awal 1. Pengertian Dewasa Awal Adult berasal dari kata kerja Latin, seperti juga istilah adolescene yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Akan tetapi, kata adult berasal dari bentuk lampau dari kata kerja adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapanharapan sosial baru. Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun hingga kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. (Hurlock,1990) Dewasa awal adalah masanya bekerja dan jatuh cinta, terkadang hanya menyisakan sedikit untuk hal-hal lainnya. Bagi beberapa orang, menemukan tempat kita dalam masyarakat dewasa dan berkomitmen pada kehidupan yang lebih stabil bisa membutuhkan lebih banyak waktu dari yang kita bayangkan (dalam Santrock,2012). Individu juga dianggap dewasa ketika mereka mampu menanggung diri mereka sendiri atau telah memilih sebuah karier, telah menikah, atau membentuk hubungan romantic yang signifikan atau memulai berumah tangga (dalam Feldman,2014) Berdasarkan uraian diatas maka disimpulkan bahwa dewasa awal adalah dimulai dari umur 18 hingga 40 tahun yang merupakan masa terjadinya perubahan fisik dan psikologis serta periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
2. Ciri-ciri Dewasa Awal Menurut Hurlock(1990) menguraikan ciri-ciri pada dewasa awal, yaitu: a. Masa dewasa awal sebagai Masa pengaturan Ada beberapa pandangan terdahulu jika anak laki-laki dan wanita mencapai usia dewasa secara sah, hari-hari kebebasan mereka telah berakhir dan saatnya telah tiba untuk menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa. Ini berarti bahwa pria ataupun wanita sudah menerima tanggung jawab atas apa yang mereka perbuat, misalnya dengan membuat tato dibagian tubuhnya. b. Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah Pada tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang harus
dihadapi
seseorang.
Meskipun
mereka
sekarang
dapat
memberikan suaranya, memiliki harta benda, menikah tanpa persetujuan orangtua serta dapat melakukan berbagai hal yang dapat dilakukan orang muda, maka ini dapat menimbulkan masalah-masalah yang tidak dapat diramalkan oleh orang dewasa yang masih muda itu sendiri maupun kedua orangtuanya. Sama halnya dengan keputusannya dalam membuat tato, pria ataupun wanita dapat membuat tato tanpa persetujuan orang tua terlebih dahulu, maka dapat menimbulkan masalah-masalah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
c. Masa dewasa awal sebagai masa ketegangan emosional Kemudian pada masa ini , sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan, kebanyakan individu dewasa awal telah mampu memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik, sehingga menjadi stabil dan tenang secara emosional. Pada masa ini, masalah-masalah yang ada di masa bermasalah ( tato ) mulai dapat dipecahkan. d. Masa dewasa awal sebagai masa komitmen Saat menjadi dewasa, individu mengalami perubahan tanggung jawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi orang dewasa mandiri. Oleh karena itu, mereka mulai menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru dan membuat komitmen-komitmen baru. Meskipun pola hidup, tanggung jawab dan komitmen-komitmen baru ini mungkin akan berubah juga, pola-pola ini menjadi landasan yang akan membentuk pola hidup, tanggung jawab dan komitmen-komitmen di kemudian hari. Dengan seseorang membuat tato pada bagian tubuhnya maka sudah memiliki komitmen dengan menerima konsekuensi atas apa yang telah diperbuat. e. Masa dewasa awal sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru Masa dewasa awal merupakan periode yang paling banyak mengalami perubahan. Dalam masa ini, gaya hidup baru yang paling menonjol, yaitu di bidang perkawinan dan peran orang tua.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
f. Masa dewasa awal sebagai masa kreatif Bentuk kreatifitas yang akan terlihat sesudah ia dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreatifitasnya melalui hobi, bahkan membuat tato pada bagian tubuhnya.
C. Tato 1. Pengertian Tato Tato memiliki istilah yang hampir sama digunakan di berbagai daerah. Beberapa diantaranya adalah tatoage, tatouage, tatuaggio, tatuar, tatuaje, tattoos, tattueringar, tatuagens, tatoveringer, tattoos, dan tatu. Tato yang merupakan bagian dari body painting adalah suatu produk dari kegiatan menggambar pada kulit tubuh dengan menggunakan alat sejenis jarum atau benda dipertajam yang terbuat dari flora. Gambar tersebut dihias dengan pigmen berwarna-warni.(Olong,2006) Dalam bahasa Indonesia, kata tato merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau lambang yang membentuk sebuah desain pada kulit tubuh. Di dalam Ensiklopedia Indonesia dijelaskan bahwa tato merupakan lukisan berwarna permanen pada kulit tubuh (1984:241). Konon kata “tato” berasal dari bahasa Tahiti yakni “tattau” yang berarti menandai, dalam arti bahwa tubuh ditandai dengan menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
alat berburu yang runcing untuk memasukkan zat pewarna di bawah permukaan kulit ( lihat di American Heritage Desk Dictionary). Anne Nicholas (dalam The Art of the New Zealand) menjelaskan bahwa kata tato yang berasal dari kata tattau tersebut dibawa oleh Joseph Banks yang pertama kali bersandar di Tahiti pada 1769, dan disana ia mencatat berbagai fenomena manusia Tahiti yang tubuhnya dipenuhi oleh tato. Proses penusukan jarum dengan tangan (manual) seperti yang diungkapkan di atas hingga kini masih terdapat di beberapa kebudayaan dunia seperti Samoa, Maori, Mentawai, Burma, hingga Thailand. Dalam bahasa Jawa, tato memiliki makna yang hampir sama meskipun berbeda, yakni dari kata “tatu” yang juga memiliki kesejajaran makna “luka” atau “bekas luka”, yang menjadi sebuah tanda tertentu dengan kulit lainnya baik ditubuhnya sendiri maupun perbedaan tanda dengan tubuh milik orang lain (Olong,2006). Dapat disimpulkan bahwa tato adalah suatu hasil dari kegiatan menggambar dengan cara memasukkan cairan tinta ke dalam lapisan kulit dengan menggunakan alat sejenis jarum atau benda yang dipertajam. 2. Tato pada kaum muda Dulu tato hanya menjadi konsumsi bagi kalangan tertentu, antara lain orang yang hendak masuk menjadi dewasa (pada masyarakat tradisional) dengan melalui proses ritual yang sifatnya magis, maka kini tato menjadi konsumsi bagi banyak kalangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Bagi kaum muda, tato dianggap bersifat atraktif, dinamis, sesuai dengan jiwa muda mereka yang penuh semangat, ide kreativitas yang seakan semakin meledak-ledak ketika melihat suatu tantanan sosial cultural masyarakat yang terasa mengikat kebebasan dan terasa monoton (dalam Olong,2006) Sebelum tato dianggap sebagai sesuatu yang modis, trendy, dan fashionable seperti sekarang ini, gaya tersebut memang dekat dengan budaya pemberontakan. Anggapan negative masyarakat tentang gaya diatas seakan semakin diperkuat dengan berbagai larangan agama terhadap rajah atau tato sebagai sesuatu yang dilarang, haram, dan tidak boleh. Oleh karena itu, menggunakan tato sama dengan memberontak terhadap tatanan nilai sosial yang ada dan dianggap sebagai tindakan yang menyimpang. Masa muda merupakan masa dengan cirri khas yang membedakan dengan fase lain dalam kehidupan manusia. Masa muda dapat mempengaruhi maupun dipengaruahi oleh fase lain dalam kehidupan di lingkungan sekitarnya. Disamping terjadi perubahan secara fisik berupa pematangan
biologis,
mengembangkan
dan
kaum
muda
juga
menyempurnakan
mulai
berusaha
untuk
pribadi
dalam
rangka
menunjukkan identitas mereka. 3. Faktor-faktor pendukung pemakaian tato Tato merupakan sebuah kebudayaan yang Ubiquitous (ada dimanamana) seperti halnya kebutuhan sandang, pangan dan papan, identitas merupakan bagian dari kebutuhan yang tidak dapat dielakkan. Sebab, tato
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
menjadi wahana identitas, berupa tanda pada tubuh, yang dibutuhkan sebagai eksistensi oleh setiap manusia diberbagai belahan bumi (dalam Olong,2006). Christopher Scott dalam buku Skin Deep, Art, Sex and Symbol, membagi motivasi dan stimulus tato tradisional ke dalam empat tema, yaitu : a. Tato bertujuan sebagai fungsi kamuflase selama masa perburuan. Dalam perkembangannya, tato digambarkan sebagai prestasi dari hasil berburu binatang, yang kemudian berlanjut kepada manusia sebagai objek perburuan. Dari sinilah kemudian tato mengalami perkembangan imej sebagai hasil dari pemenggalan kepala manusia. Tato ini ada pada masyarakat Dayak Kayan dan Iban. b. Tato merupakan perintah religius masyarakat yang diyakinkan dengan iming-iming surga, atau dikatakan perintah Dewa/Tuhan. Tato merupakan simbolitas kesetiaan kepada adat dan religiusitasnya. Contohnya pada masyarakat kepulauan Hawai yang bertato dimana mereka akan menghadapi kematian dengan rasa senang hati. c. Tato sebagai iniasi dalam masa-masa krisis dan fase kehidupan dari anak-anak ke remaja, dari gadis ke perempuan dewasa, perempuan dewasa ke ibu. Contohnya pada masyarakat Tibet dan India, tato digunakan sebagai bukti ketabahan mereka dalam menghadapi berbagai masa krisis seperti puber dan kehamilan. Tato juga dianggap mampu mengatasi masa-masa sakit dan duka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
d. Tato sebagai jimat mujarab, simbol kesuburan dan kekuatan dalam melawan berbagai penyakit, kecelakaan, bencana alam, dan gangguan setan. Berdasarkan penjelasan diatas pada masyarakat tradisional dapat dibuat kesimpulan bahwa kebudayaan tradisional dalam merubah tubuh atau menambahkan tato pada tubuh memiliki kemiripan tujuan. Kemiripan tujuan ini memiliki aneka tujuan dalam memaknai tato, persamaan itu, yakni membuat ekspresi diri, penangkal dari kekuatan jahat, menunjukkan status sosial seperti status perkawinan, kepemimpinan,prestasi, kekayaan, tanda kedewasaan, hingga menunjukkan kesetiaan kepada sebuah komunitas tertentu.
D. Dinamika Pengaruh Tato pada Peningkatan Konsep Diri pada Dewasa Awal Manusia menginginkan konsep diri yang lebih baik dari sebelumnya dikarenakan memiliki kebutuhan untuk diperhatikan misalnya saja individu ingin terlihat lebih menarik, istimewa, tidak seperti orang kebanyakan, menjadi pusat perhatian dan sebagainya. Hurlock (1990) mengatakan bahwa ketika seseorang telah tumbuh menjadi dewasa, maka telah belajar untuk memperhatikan penampilan fisik. Hal ini dikarenakan mereka menyadari bahwa penampilan yang menarik merupakan potensi yang kuat dalam pergaulan dan yang tidak menarik akan menghambat pergaulan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Salah satu cara untuk meningkatkan penampilan fisik adalah dengan menambahkan tato pada tubuh. Dengan adanya tato maka tampilan fisik individu menjadi berubah. Perubahan ini tentu berdampak tidak hanya bagi personal melainkan interpersonal. Misalnya pada significant others, keluarga dan sosial. Hal ini dapat diukur dengan melihat beberapa aspek dalam diri individu, yaitu, aspek diri, etik moral, pribadi, sosial dan keluarga yang memiliki karakteristik konsep diri yang positif ataupun negative. Tato menjadi sebuah fenomena yang disukai oleh sebagian masyarakat umum, termasuk wanita. Bagi kaum muda tato dianggap bersifat atraktif, dinamis, sesuai dengan jiwa muda mereka yang penuh semangat, ide kreativitas yang seakan semakin meledak-ledak ( Olong, 2006). Selain itu, menurut survey yang dilakukan peneliti, alasan seseorang menambahkan tato pada tubuhnya adalah sebagai eksistensi diri (35%), identitas diri pada suatu kelompok (25%), penikmat seni(20%) dan menambah penampilan diri(20%). Hal ini sejalan dengan faktor yang mempengaruhi konsep diri yang dikatakan oleh Hurlock (1990) dan Fitts (1971), yaitu penampilan diri, teman sebaya, kreativitas, pengalaman, kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dengan orang lain dan aktualisasi diri. Dengan memiliki tato orang akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi sehingga hal tersebut bisa memberikan kepuasan tersendiri ( Tika Wibisono,2007) serta akan merasa terbantu untuk mencapai kepercayaan diri dan
konsep
diri
dengan
keberadaan
tato
pada
tubuhnya
(
Joko
Krisdiyanto,2009). Dengan memiliki tato, individu akan menjadi pusat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
perhatian, akan mendapat perhatian lebih, tidak seperti orang kebanyakan, dan merasa terlihat lebih menarik. Hal ini akan membuat individu memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi. Maka, asumsinya adalah konsep diri individu yang memiliki kebutuhan untuk diperhatikan akan meningkat menjadi lebih positif setelah dirinya bertato. Hal ini dikarenakan setelah memiliki tato yang diharapkan tercapai yaitu kebutuhan untuk diperhatikan dan menjadi lebih menarik. Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa pemakaian tato kemungkinan dapat meningkatkan konsep diri seseorang, khususnya pada wanita dewasa awal. E. Hipotesa Penelitian Hipotesa dalam penelitian adalah ada pengaruh tato terhadap peningkatan konsep diri pada wanita dewasa awal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. Skema Penelitian
Konsep diri memiliki 5 aspek, yaitu : aspek fisik, etik moral, pribadi, sosial dan keluarga. Berdasarkan konsep diri sosial maka, manusia menginginkan konsep diri yang lebih baik dari sebelumnya karena memiliki kebutuhan untuk diperhatikan. Kebutuhan : -
Ingin terlihat lebih menarik Istimewa Tidak seperti orang kebanyakan Menjadi pusat perhatian
TATO
- Tampilan fisik berubah berdampak pada personal dan interpersonal individu - Ada keunikan
Terpenuhinya keinginan : - Menjadi lebih menarik dan percaya diri - Mendapatkan perhatian
Konsep Diri meningkat
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design dengan pendekatan kuantitatif. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelakasanaan eksperimen. Quasiexperimental design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian (dalam Sugiyono,2013). Selain itu, ekperimental-kuasi berbeda dengan penelitian eksperimental karena tidak memenuhi tiga karakteristik atau syarat utama dari suatu penelitian eksperimental, yaitu manipulasi, kontrol dan randomisasi (dalam
Seniati
dkk,2011).
B. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian perlu dilakukan untuk membantu penetapan rancangan penelitian. Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas ( independen) dan satu variabel terikat ( dependen ), yaitu : 1. Variabel bebas (independen) adalah tato. 2. Variabel terikat (dependen) adalah konsep diri.
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Konsep diri Konsep diri adalah pandangan, gambaran dan perasaan tentang diri, bagaimana individu melihat diri sendiri sebagaimana yang diharapkan. Konsep diri tersebut diungkap dengan menggunakan skala konsep diri dengan aspek-aspek, yaitu diri fisik, diri etik moral, diri pribadi dan diri keluarga. 2. Tato Tato adalah suatu hasil dari kegiatan menggambar dengan cara memasukkan cairan tinta ke dalam lapisan kulit dengan menggunakan alat sejenis jarum atau benda yang dipertajam. Variabel tato diketahui dengan cara dilihat secara langsung maupun dengan bukti lain bahwa individu memiliki tato.
D. Subjek Penelitian Peneliti memilih subjek penelitian berdasarkan teknik purpose sampling yaitu pengambilan sampel sebagai informan bukan didasarkan strata, random, atau daerah, melainkan didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2002). Peneliti memilih subjek penelitian berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu berdasarkan kesesuaian konteks teoritis pengaruh tato terhadap peningkatan konsep diri pada wanita dewasa awal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Dalam penelitian ini subjek penelitian yang dipilih memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Wanita dewasa awal dengan rentang usia 18 tahun sampai dengan 40 tahun karena biasanya pada usia tersebut wanita sedang memperhatikan penampilan fisiknya.
E. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan skala. Skala dalam ilmu psikologi biasanya digunakan sebagai alat ukur. Data yang diungkap dalam suatu skala psikologi berupa konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan suatu aspek kepribadian individu (Azwar, 2000). Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun untuk mengungkapkan pengaruh tato terhadap peningkatan konsep diri pada dewasa awal. Peneliti memilih penggunaan skala sebagai metode penelitian sebagai pertimbangan atas pelaksanaannya yang mudah, praktis, efektif, dan efisien. Skala yang telah disusun kemudian dilakukan uji coba terlebih dahulu sebelum digunakan pada penelitian yang sebenarnya. Data dari hasil uji coba akan dianalisa secara statistik untuk menentukan validitas dan reliabilitas alat ukur. Item-item skala yang telah memenuhi kualifikasi validitas dan reliabilitas inilah yang akan digunakan dalam penelitian, dengan asumsi bahwa alat ukur tersebut dapat secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkap serta ajeg dalam penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penelitian terbagi menjadi dua bagian yaitu pretest dan posttest. Sebelum pretest dilakukan, peneliti melakukan uji coba alat tes skala konsep diri terhadap wanita dewasa awal untuk mengukur validitas dan reliabilitas alat tes tersebut. Penelitian ini menggunakan satu jenis skala yaitu skala konsep diri. Item yang searah dengan pernyataan atau favorable dan item yang tidak searah dengan pernyataan atau unfavorable. 1. Skala Konsep diri Skala Konsep Diri memiliki lima aspek, yaitu: a. Diri Fisik Diri fisik menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai kesehatan dirinya, penampilan dirinya ( cantik, jelek, menarik, tidak menarik) dan keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk, kurus) b. Diri etik-moral Diri etik-moral merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungan dengan Tuhan, kepuasan seseorang akan kehidupan keagamaannya dan nilai-nilai moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan baik dan buruk. c. Diri pribadi Diri pribadi merupakan perasaan atau persepsi seseorang tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
hubungan dengan oranglain, tetapi dipengaruhi oleh sejauh mana individu merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana ia merasa dirinya sebagai pribadi yang tepat. d. Diri keluarga Diri keluarga menunjukkan perasaan dan harga diri seseorang dalam
kedudukannya
sebagai
anggota
keluarga.
Bagian
ini
menunjukkan seberapa jauh seseorang merasa adekuat terhadap dirinya sebagai anggota keluarga, serta terhadap peran maupun fungsi yang dijalankannya sebagai anggota dari suatu keluarga. e. Diri Sosial Bagian ini merupakan penilaian individu terhadap interaksi dirinya dengan oranglain maupun lingkungan di sekitarnya.
Penyajian skala konsep diri memiliki empat alternatif pilihan jawaban dengan item-item favorable dan unfavorable, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Sistem penilaian skala komunikasi interpersonal ini menggunakan penskalaan model Likert (Method of Summated Rating) dengan jenjang penilaian satu sampai empat untuk setiap jawaban. Pada pernyataan yang bersifat favorable memiliki skor empat untuk jawaban (SS), skor tiga untuk jawaban (S), skor dua untuk jawaban (TS), dan skor satu untuk jawaban (STS). Sedangkan pada pernyataan yang bersifat unfavorable memiliki skor satu untuk jawaban (SS), skor dua untuk jawaban (S), skor tiga untuk jawaban (TS), dan skor empat untuk jawaban (STS).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Empat alternatif pilihan jawaban dalam skala Likert dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala dengan lima alternatif jawaban yaitu, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Alternatif pilihan jawaban Netral (N) menimbulkan kecendrungan menjawab ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecendrungan arah jawabannya. Selain itu tujuan dari penyajian empat alternatif pilihan jawaban dengan menghilangkan pilihan netral adalah untuk melihat kecendrungan arah responden menjawab setuju atau tidak setuju.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Tabel 3.1. Blue Print dan Distribusi Item Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba
ITEM ASPEK
JUMLAH PERSENTASE
Favorable
Unfavorable
Diri Fisik
5,13,22,33,40
9,17,30,43,48
10
20%
Etik Moral
7,21,24,36,49
4,12,29,34,46
10
20%
Pribadi
6,10,26,31,39
3,14,19,37,42
10
20%
Keluarga
2,11,27,35,44
8,18,23,32,47
10
20%
Sosial
1,16,25,45,50
15,20,28,38,41
10
20%
25
25
50
100%
TOTAL
Dalam mengerjakan kedua skala tersebut, subjek diminta untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan diri subjek. Tidak ada nilai benar atau salah pada setiap jawaban. Subjek diminta mengerjakan seluruh pernyataan tanpa ada yang terlewatkan. F. Desain Eksperimen 01 X 02
( Kelompok Eksperimen )
01 ~X 02
( Kelompok Kontrol )
Keterangan : 01 : Pengisian Skala Konsep Diri I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
X : Pemberian Tato ~X : Tanpa Pemberian Tato 02 : Pengisian Skala Konsep Diri II 1. Analisa Data Analisa data yang dilakukan oleh peneliti adalah analisa statistic SPSS dengan uji analisa statistik NonParametrik. Dalam Santoso,2010 pemilihan uji NonParametrik ini didasari 3 asumsi, yaitu: a. Untuk data yang tidak didistribusikan normal atau varians tidak sama, bisa dilakukan transformasi data ke bentuk logaritma, akar dan sebagainya, lalu digunakan pengujian normalitas dan varians sekali lagi. b. Jika jumlah data terlalu sedikit, bisa diusahakan penambahan data sehingga memnuhi prosedur parametric (sekitar 30 data atau lebih), sejauh penambahan data tidak membebani biaya dan masih relevan dengan tujuan penelitian. c. Untuk data bertipe nominal atau ordinal, hal ini tidak bisa diubah, karena menyangkut ‘nature data’. Oleh sebab itu prosedur nonparametric sangat dianjurkan untuk tipe data nominal dan ordinal. Dalam tes statistik ini menggunakan uji NonParametrik Two Related Samples Tes dengan uji Wilcoxon. Two Related Samples Tests atau uji 2 sampel berhubungan, digunakan untuk mengetahui ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
tidaknya perbedaan antara dua kelompok sampel yang berpasangan. Uji ini dapat digunakan sebagai alternative pengganti dari analisis parametrik yaitu Paired sample T Test ( dalam Priyatno, 2012 ). Yang dimaksud berpasangan atau berhubungan adalah subjek yang diukur sama, namun diberi dua macam perlakuan ( dalam Santoso,2014). Analisis
non
parametrik
adalah
analisis
yang
tidak
menggunakan parameter seperti data harus terdistribusi normal, dan parameter-parameter lainnya seperti data harus homogeny, linier dan sebagainya ( Priyatno, 2012). Oleh sebab itu pada penelitian ini tidak dilakukan Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Linier. Pengontrolan eksperimen ini menggunakan apa yang disebut dengan kelompok kontrol. Dalam berbagai segi, keberadaan kelompok kontrol sarna dengan kelompok eksperimen. Satu-satunya perbedaan adalah, pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (treatment), sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perlakuan. Dengan demikian, bila muncul gejala yang berbeda antara kedua kelompok, maka itu dianggap sebagai pengaruh perlakuan atau treatment effect.
2. Uji Hipotesa a. Uji NonParametrik tes ranking bertanda wilcoxon pretest dan post test kelompok eksperimen. Pengujian hipotesa dengan menggunakan uji NonParametrik tes ranking bertanda wilcoxon dilakukan pada hasil data pretest dan post test kelompok eksperimen dengan taraf kepercayaan 95%. Hipotesis :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Ho : tidak ada perbedaan signifikan tingkat konsep diri pretest kelompok eksperimen dengan tingkat konsep diri post test kelompok eksperimen. Yang berarti tidak ada peningkatan tingkat konsep diri pada kelompok eksperimen setelah mendapatkan tato. H1 : Ada
perbedaan signifikan pada tingkat konsep diri pada
kelompok eksperimen setelah mendapatkan tato. Yang berarti tingkat konsep diri post test kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat konsep diri pretest eksperimen.
kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian 1. Uji Coba Alat Tes Uji coba alat tes dilakukan sebelum penelitian. Alat tes yang digunakan berupa kuesioner online untuk mengukur konsep diri wanita dewasa awal. Alat tes tersebut disusun sendiri oleh peneliti meliputi lima aspek, yaitu aspek diri fisik, aspek etik-moral, aspek pribadi, aspek keluarga dan aspek sosial, jumlah keseluruhan item adalah 50 buah.
Tabel 4.1. Blue Print dan Distribusi Item Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba ITEM ASPEK
JUMLAH PERSENTASE
Favorable
Unfavorable
Diri Fisik
5,13,22,33,40
9,17,30,43,48
10
20%
Etik Moral
7,21,24,36,49
4,12,29,34,46
10
20%
Pribadi
6,10,26,31,39
3,14,19,37,42
10
20%
Keluarga
2,11,27,35,44
8,18,23,32,47
10
20%
Sosial
1,16,25,45,50
15,20,28,38,41
10
20%
25
25
50
100%
TOTAL
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Pengambilan sampel dilaksanakan dilakukan pada tanggal 24 Desember 2014 sampai dengan tanggal 9 Februari 2015 terhadap 66 subjek. Subjek merupakan wanita bertato sebanyak 33 orang dan wanita tidak bertato 33 orang. Sebagian besar subjek merupakan orang yang dikenal oleh peneliti, dan sisanya merupakan kenalan dari orang yang dikenal peneliti. Uji coba skala yang dilakukan menggunakan kuesioner online berjumlah 66 buah skala. Kuesioner online tersebut diberikan kepada subjek dan kenalan peneliti yang berada di luar Yogyakarta sehingga memudahkan proses pengambilan data.
2. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas Alat Tes a. Validitas Suatu alat ukur dinyatakan valid apabila alat ukur tersebut mampu memberikan hasil ukuran yang baik, tepat, dan akurat. Alat ukur yang mampu memberikan hasil yang valid dapat disebut alat ukur yang memiliki validitas yang tinggi. Validitas sendiri memiliki pengertian sejauhmana suatu alat ukur dapat dengan tepat dan cermat dalam mengukur sesuatu yang ingin diukur. Dalam hal ini yang dimaksud dengan sejauh mana alat ukur tersebut mampu melakukan fungsi dan tugasnya sebagai suatu alat ukur (Azwar, 2007). Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang didapatkan dari uji kelayakan alat ukur. Validitas isi ditentukan dengan menguji isi alat ukur dengan rasional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
atau melalui professional judgment. Professional judgment dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing skripsi. Cara ini dilakukan untuk melihat sejauhmana item-item yang ada didalam alat ukur tersebut melingkupi seluruh bagian aspek yang hendak diukur atau sejauh mana isi alat ukur tersebut mengungkap atau mencerminkan kategori-kategori yang akan diukur (Azwar, 2009). b. Seleksi Item Seleksi item bertujuan untuk melihat item mana yang memiliki skor tinggi dan item mana yang memiliki skor rendah. Seleksi item dapat dilakukan dengan melihat daya diskriminasi setiap item yang ada. Daya diskriminasi item adalah suatu keadaan dimana item mampu membedakan subjek penelitian yang memiliki atau tidak memiliki atribut-atribut yang diukur. Daya diskriminasi dapat diperoleh dengan mengkorelasikan antar skor item dengan skor item total. Korelasi antara skor item dengan skor item total disebut koefisien korelasi item-total (rix) yang diperoleh dengan teknik komputasi product moment dari Pearson. Besar koefisien korelasi item-total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 baik itu positif maupun negatif. Skor yang semakin mendekati angka 1,00 akan memiliki daya diskriminasi yang tinggi dan apabila skor mendekat angka 0 maka item tersebut memiliki daya diskriminasi yang rendah (Azwar, 2009). Pemilihan item berdasarkan korelasi item-total memiliki batasan rix ≥ 0,30. Hal ini berarti semua item yang mencapai koefisien korelasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
item-total minimal 0,30 maka dapat dikatakan item tersebut memuaskan. Demikian sebaliknya, jika sebuah item memiliki koefisien korelasi itemtotal kurang dari 0,30 maka item tersebut berdaya diskriminasi rendah (Azwar, 2009). Penelitian ini menggunakan nilai rix 0,30 dan taraf signifikasi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa item yang digunakan memiliki skor koefisien korelasi item-total ≥ 0,30 pada taraf signifikasi 0,05. Pengujian ini menggunakan program SPSS 16 for windows. Pada skala konsep diri, terdapat 50 item dengan 25 item favorable dan 25 item unfavorable. Item-item ini kemudian diseleksi dengan melihat rix-nya. Item yang memiliki nilai rix ≥ 0,30 dikategorikan sebagai item yang baik, sedangkan item yang memiliki nilai rix ≤ 0,30 dikategorikan sebagai item yang kurang baik sehingga akan digugurkan. Hasil dari pengujian data skala konsep diri menunjukkan bahwa terdapat 41 item yang memiliki nilai rix ≥ 0,30, sedangkan item yang memiliki nilai rix ≤ 0,03 adalah item 1,2,3,5,17,21,23,29 dan 34. Dalam skala konsep diri terdapat 9 item yang gugur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Tabel 4.2. Distribusi Item Skala Konsep Diri Item yang gugur ITEM ASPEK
Favorable
Unfavorable
JUMLAH PERSENTASE
Diri Fisik
5*,13,22,33,40
9,17*,30,43,48
8
16%
Etik
7,21*,24,36,49
4,12,29*,34*,46
7
14%
Pribadi
6,10,26,31,39
3*,14,19,37,42
9
18%
Keluarga
2*,11,27,35,44
8,18,23*,32,47
8
16%
Sosial
1*,16,25,45,50
15,20,28,38,41
9
18%
21
20
41
82%
Moral
TOTAL
*item yang gugur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Tabel 4.3. Final Skala Konsep Diri Setelah penyetaraan item ITEM ASPEK
Favorable
Unfavorable
JUMLAH PERSENTASE
Diri Fisik
13,22,33,40
9,30,43,48
8
20%
Etik
7,24,36,49
4,12,34,46
8
20%
Pribadi
10,26,31,39
14,19,37,42
8
20%
Keluarga
11,27,35,44
8,18,32,47
8
20%
Sosial
16,25,45,50
15,20,38,41
8
20%
20
20
40
100%
Moral
TOTAL
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa item ditiap aspek disetarakan masing-masing sebanyak 8 item. Aspek Diri Fisik dan Keluarga tidak ada perubahan. Aspek etik moral terdapat penambahan item pada item 34 dikarenakan item 34= 0,225. Kemudian pada aspek pribadi terdapat item yang dikurangi, pada item 6 dikarenakan item 6= 0,301. Dan juga pengurangan item pada aspek sosial yaitu pada item 28= 0,377. Dengan cara ini proporsionalitas jumlah item yang direncanakan akan tercapai, komposisi aspek-aspek yang didasari konstrak pengukuran tetap terpelihara, dan kualitas item juga terjaga (Azwar,2009)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
c. Reliabilitas Reliabilitas menggambarkan konsisitensi dan keterpercayaan hasil pengukuran. Hasil pengukuran tersebut merupakan pengukuran yang dilakukan dengan cermat (Azwar, 2009). Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi merupakan pengukuran yang reliabel, sedangkan pengukuran yang memiliki reliabilitas rendah berarti pengukuran tersebut tidak reliabel atau tidak dapat dipercaya. Pengukuran akan reliabel jika skor koefisien reliabilitasnya mendekati angka 1,00 (Azwar, 2009). Pada penelitian ini reliabilitas diukur dengan melihat koefisien alpha dari Cronbach. Skala konsep diri diuji dengan menggunakan teknik Alpha Crinbach dan didapat hasil (r) = 0,915, dan koefisien Alpha Cronbach setelah seleksi item adalah (r) = 0,931. Nilai alpha Cronbach setelah seleksi menjadi lebih besar dikarenakan adanya 9 item yang kurang baik dan kemudian digugurkan sehingga meningkatkan nilai koefisien alpha Cronbach tersebut.
B. Subjek Penelitian 1. Kelompok Eksperimen Subjek penelitian pada kelompok eksperimen berjumlah 12 orang dengan rentang usia 18-40 tahun. Pada awalnya, subjek merupakan seorang wanita yang dengan sendirinya memiliki keinginan untuk membuat tato pada bagian tubuhnya untuk pertama kali.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Nama/ Inisial
50
Usia
1.
BAY
23 tahun
2.
DA
21 tahun
3.
NN
22 tahun
4.
VLP
24 tahun
5.
SWD
22 tahun
6.
GIO
25 tahun
7.
CV
21 tahun
8.
TM
24 tahun
9.
VRC
22 tahun
10.
AD
22 tahun
11.
JER
26 tahun
12.
MM
23 tahun
2. Kelompok Kontrol Subjek penelitian pada kelompok control juga berjumlah 12 orang dengan rentang usia 18-40 tahun. Subjek merupakan wanita yang tidak memiliki tato. No.
Inisial/ Nama
Usia
1.
RS
22 tahun
2.
VL
18 tahun
3.
AN
22 tahun
4.
EL
21 tahun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
HL
18 tahun
6.
WI
23 tahun
7.
ACE
23 tahun
8.
LC
22 tahun
9.
OC
20 tahun
10.
GV
24 tahun
11.
ML
21 tahun
12.
RA
23 tahun
51
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Pendekatan pada studio tato Pada penelitian ini diawali dengan mendatangi beberapa studio tato yang ada di Yogyakarta dengan asumsi akan mendapatkan raport yang baik dengan tattoo artis tersebut. Beberapa studio yang peneliti datangi kebanyakan tidak ingin nama studionya dimasukkan pada penelitian ini sehingga peneliti menuliskan inisal berserta lokasi studio, yaitu : a. CPS ( di bawah jembatan layang Janti ) b. DT ( Condong Catur ) c. PK ( Gejayan ) d. JJT ( Jalan Kusbini ) e. AG ( Ringroad Utara ) f. ITB ( Jembatan merah )
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Pengambilan data Pre-Test a. Kelompok Eksperimen No.
Nama/ Inisial
Tanggal
1.
BAY
5-02-2015
2.
DA
8-02-2015
3.
NN
13-02-2015
4.
VLP
15-02-2015
5.
SWD
17-02-2015
6.
GIO
22-02-2015
7.
CV
4-03-2015
8.
TM
9-03-2015
9.
VRC
11-03-2015
10.
AD
16-03-2015
11.
JER
21-03-2015
12.
MM
2-04-2015
b. Kelompok Kontrol No.
Inisial/ Nama
Tanggal
1.
RS
25-04-2015
2.
VL
25-04-2015
3.
AN
25-04-2015
4.
EL
25-04-2015
5.
HL
25-04-2015
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
WI
25-04-2015
7.
ACE
25-04-2015
8.
LC
25-04-2015
9.
OC
25-04-2015
10.
GV
25-04-2015
11.
ML
25-04-2015
12.
RA
25-04-2015
53
3. Treatment Treatment yang dilakukan pada setiap subjek adalah dengan memberi tambahan tato pada bagian tubuh yang dilakukan oleh tato artis. Treatment memerlukan waktu ± 2-4 jam penyelesaian tato yang diinginkan oleh subjek. Keadaan lokasi treatment hanya ada tato artis dan subjek yang berada didalam ruangan tersebut. Tata pelaksanaan kerja tato a. Tahap persiapan tato artis -
Memastikan tubuh dalam keadaan sehat dan bugar. Bila sedang dalam keadaan kurang sehat sebaiknya pelaksanaan ditunda dan dijadwalkan ulang untuk mengurangi resiko penularan penyakit kepada subjek dan kontaminasi tempat kerja. Bila sedang menderita batuk/pilek diharapkan menggunakan masker sekali pakai.
-
Menggunakan pakaian yang bersih, rapi dan kering. Apabila memungkinkan gunakan apron ( celemek ) sekali pakai buang atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
yang dapat dicuci dengan catatan harus diganti untuk setiap subjek. Melepaskan apron saat meninggalkan ruangan kerja misalnya akan istirahat atau ke toilet ditengah proses tato. -
Memastikan area kerja bersih dan rapi
-
Menyiapkan semua alat/bahan yang dibutuhkan dekat dalam jangkauan. Dan juga memastikan semua alat yang bersifat dipakai berulang dalam keadaan steril.
-
Melapisi tempat tidur/duduk subjek, botol-botol, mesin, clip cord, power supply dan tombol pengatur tegangannya, lampu kerja, kotak tissue, meja kerja dan benda-benda lainnya yanag seringkali dipegang dengan plastik yang langsung dibuang setelah proses pembuatan tato pada seorang subjek selesai, proses ini wajib dilakukan untuk setiap subjek.
-
Menyiiapkan tempat tinta pada rak pegangan tempat tinta kira-kira sejumlah yang diperlukan.
-
Menyiapkan gelas plastik berisi air
-
Membuka barang/alat-alat yang telah steril dan alat-alat yang bersifat sekali pakai tetap dalam kemasan di hadapan subjek. Kemudian menyiapkan tempat sampah berkantung kuning untuk alat-alat yang bersifat sekali pakai, termasuk wadah benda tajam padat, serta siapkan wadah untuk alat-alat kotor yang bersifat dipakai ulang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
55
Menyiapkan stik sekali pakai (biasanya stik ice cream) untuk mengoleskan vaselin. Sisa vaselin yang sudah diambil harus langsung dibuang. Bila perlu mengambil vaselin baru, gunakan stik baru, bukan yang telah dioleskan ke kulit subjek.
-
Melakukan prosedur cuci tangan yang dianjurkan, baru kemudian pakai sarung tangan.
b. Tahap Persiapan Subjek -
Memastikan subjek dalam keadaan sehat, bugar dan sudah makan ( menghindari subjek lemas/pingsan saat menahan nyeri dengan kadar gula yang rendah karena belum makan)
-
Menanyakan obat-obatan medis atau zat-zat yang dikonsumsi subjek secara rutin atau sebelum datang ke studio. Menghindari proses tato pada subjek dalam pengaruh alcohol dan narkoba karena dapat menyebabkan pendarahan yang banyak.
-
Melakukan prosedur tato hanya pada kulit yang sehat, bukan pada area yang ada luka, keloid, bekas atau baru terbakar, dll.
-
Kulit subjek harus dibersihkan dengan green soap untuk mengangkat kotoran maupun lemak yang ada dipermukaan kulit.
-
Jika area kulit perlu dicukur terlebih dahulu bulunya maka gunakan alat cukur sekali pakai dan buanglah setelah pemakaian ke wadah pembuangan jarum kotor.
-
Sebelum pelaksanaan, area kulit yang akan dikerjakan dan sekitarnya
harus
disanitasi
dengan
menggunakan
larutan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
disinfektan
sebagai
berikut
:
alcohol
70%
atau
56
95%
dituang/semprotkan pada kapas/tissue lalu diusap pada kulit atau disemprotkan langsung ke kulit dan kemudian diseka dengan tissue bersih, Povidone-lodine (betadine) diaplikasikan dengan cara yang sama seperti alcohol. Untuk area sekitar mata harus dibersihkan dengan air hangat. c. Tahap Pengerjaan -
Memeriksa ulang sarung tangan, memastikan tidak ada yang berlubang. Melakukan tahap berulang-ulang dalam proses tato sampai selesai karena ada kemungkinan sarung tangan berlubang akibat gesekan lateks dengan vaselin
-
Mengecek ulang kondisi jarum steril yang baru dibuka.
-
Saat menambahkan tinta, menggunakan
tisu untuk memegang
botol dan hindari ujung botol bersentuhan dengan tempat tinta. -
Pada saat akan akan mengganti warna,membersihkan tip dengan cara
mencelupkan
tip
kedalam
gelas
plastik
berisi
air,
menghidupkan mesin, mengangkat, menghidupkan mesin dengan menaruh tisu diujung tip, melakukannya berulang-ulang sampai bersih. Menghindari
meniup tip karena dapat memindahkan
bakteri dari saluran pernafasan ke tip. -
Menyemprotkan sprayer pada tisu baru kemudian tisu tersbut yang digunakan untuk menyeka luka tato agar bersih dari darah, cairan tubuh dan tinta berlebih.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
57
Diharapkan langsung buang sampah ke tempat sampah yang sudah disediakan dan letakkan alat-alat yang bersifat dipakai ulang pada wadah
d. Tahap Penyelesaian -
Membersihkan tato dari darah, tinta dan cairan tubuh lain menggunakan cairan disinfektan atau sabun yang mengandung disinfektan
-
Menyemprotkan alcohol atau povidone-iodine (betadine) pada tisu lalu seka luka tato tersbut.
-
Melepas dan membuang sarung tangan, subjek menunggu selama 10-15 menit.
-
Menggunakan sarung tangan baru dan oleskan salep antibiotik tipis-tipis.
-
Menutup luka tato tersebut dengan bahan penutup yang bersih dan steril agar tidak terkontaminasi bakteri/kuman/ jamur dari lingkungan/udara sekitar maupun dari pakaian yang dikenakan subjek. Sebaiknya bahan penutup merupakan bahan yang bisa menyerap cairan, dapat menjaga agar kulit tetap bernafas dan tidak melekat pada luka. Bahan yang sering digunakan yaitu plastik vling wrap sebenarnya bukan pilihan
yang baik karena
menyebabkan kulit tidak bisa bernafas, area luka menjadi lebih hangat
dan
lebih
lembab
berkembang dengan cepat.
sehingga
kuman/bakteri/jamur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
-
Memberikan penjelasan mengenai perawatan tato baru subjek
-
Dengan menggunakan sarung tangan untuk proteksi diri, buka/lepaskan trip, grip, back tube dalam wadah tersendiri
-
Membuang
beda-benda kotor/ terkontaminasi (ink cap, plastik
cling wrap pembungkus perlatan, plastik pelapis bangku/ tenpat tidur, tissue kotor, kapas, clipcord cover. -
Membawa benda-benda terkontaminasi yang dapat dipakai ulang untuk dibersihkan melalui prosedur pembersihan alat listrik.
-
Membersihkan
area kerja ( permukaan bangku/ tempat tidur,
gagang lampu kerja, kabel foot switch dll) dengan menggunakan cairan disinfektan. Biarkan kering angin sekitar 10 menit. Lalu jika perlu lap kembali dengan lap kering yang bersih untuk sedikit menghilangkan bau dan bercak. 4. Pengambilan data Post-Test a. Kelompok Eksperimen No.
Nama/ Inisial
Tanggal
1.
BAY
18-02-2015
2.
DA
22-02-2015
3.
NN
27-02-2015
4.
VLP
1-03-2015
5.
SWD
3-03-2015
6.
GIO
8-03-2015
7.
CV
18-03-2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8.
TM
23-03-2015
9.
VRC
25-03-2015
10.
AD
30-03-2015
11.
JER
4-04-2015
12.
MM
16-04-2015
59
b. Kelompok Kontrol No.
Inisial/ Nama
Tanggal
1.
RS
9-05-2015
2.
VL
9-05-2015
3.
AN
9-05-2015
4.
EL
9-05-2015
5.
HL
9-05-2015
6.
WI
9-05-2015
7.
ACE
9-05-2015
8.
LC
9-05-2015
9.
OC
9-05-2015
10.
GV
9-05-2015
11.
ML
9-05-2015
12.
RA
9-05-2015
D. Uji Hipotesa Pada penelitian ini dilakukan Uji Hipotesa dengan menggunakan metode Uji Dua Sampel Berpasangan : Uji Wilcoxon, dengan program SPSS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
16.0 for windows, dimana akan dilakukan suatu perhitungan untuk menguji signifikansi rerata satu kelompok subjek yang dikenakan perlakuan berupa pemberian tato dengan dua kali pengukuran, yaitu pretest dan posttest.
Tabel 4.4 Hasil Analisis Selisih Kelompok Eksperimen
N Setelah – Sebelum Negative Ranks Positive Ranks
Mean Rank Sum of Ranks 0a
.00
.00
12b
6.50
78.00
Ties
0c
Total
12
Pada table diatas dijelaskan bahwa Positive Differences atau selisih antara sesudah dan sebelum bernilai positif, dalam artian angka setelah lebih besar dari sebelum, yang ada 12 data pada output tersebut dengan Mean rank= 6,5 berada pada positif rank sedangkan pada negative rank = 0. Ini berarti bahwa adanya pengaruh yang positif pada sebelum dan sesudah diberikannya treatment. Kemudian, ties = 0 berarti tidak adanya data dengan nilai yang sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Tabel 4.5 Hasil Signifikansi Kelompok Eksperimen
Setelah – Sebelum -3.063a
Z Asymp. Sig. (2tailed)
.002
Pada output kedua menjelaskan hasil uji statistic dengan Two Related Samples Test yaitu dapat diketahui bahwa signifikansi (Asym Sig) sebesar 0,002 jadi H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan pada tingkat konsep diri pada kelompok eksperimen setelah mendapatkan tato. Yang berarti tingkat konsep diri post test kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat konsep diri pretest kelompok eksperimen. Tabel 4.6 Hasil Selisih Kelompok Kontrol
N Sesudah – Sebelum
Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks
1a
1.00
1.00
Positive Ranks
0b
.00
.00
Ties
11c
Total
12
Kemudian untuk menjadi pembanding adalah dengan adanya kelompok kontrol yang diuji menggunakan Two Related Samples Test dengan uji Wilcoxon dengan n = 12. Pada tabel diatas dijelaskan bahwa mean rank = 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
pada negative rank atau selisih antara sesudah dan sebelum yang bernilai negative, dalam artian angka sesudah lebih kecil dari sebelum. Disini ada satu data negative, yaitu -1. Kemudian, positif rank = 0 yang berarti tidak ada data yang memiliki selisih bernilai positif dikarenakan ties = 11 berarti data sebelum dan sesudah memiliki nilai yang sama. Karena ada 11 data yang sama dan bernilai selisih adalah 0, maka untuk perhitungan selanjutnya, 11 data tersebut dibuang, sehingga tersisa 1 data. Tabel 4.7 Hasil Signifikansi Kelompok Kontrol
Sesudah – Sebelum Z Asymp. Sig. (2tailed)
-1.000a .317
Pada tabel diatas dijelaskan bahwa signifikansi sebesar 0,317 jadi Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil yang signifikan pada kelompok yang tidak diberikan treatment. Berdasarkan hasil tersebut peneliti menyimpulkan bahwa pada kelompok eksperimen Ho ditolak dan pada kelompok kontrol Ho diterima, ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Tabel 4.8 Hasil Data Konsep Diri Tinggi dan Rendah Kelompok Eksperimen Posisi
Pretest
Posttest
Tinggi
2
8
Sedang
10
4
Rendah
-
-
Ket : Tinggi : 131-160 Sedang : 70-130 Rendah : 40-69 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok eksperimen pada saat pretest sebanyak 2 subjek yang berada pada posisi tinggi dan 10 subjek yang berada pada posisi sedang. Kemudian pada saat posttest mengalami perubahan posisi menjadi 8 subjek yang berada pada posisi tinggi dan 4 orang yang berada pada posisi sedang. Tabel 4.9 Hasil Data Konsep Diri Tinggi dan Rendah Kelompok Kontrol Posisi
Pretest
Posttest
Tinggi
8
8
Sedang
4
4
Rendah
-
-
Ket : Tinggi : 131-160 Sedang : 70-130 Rendah : 40-69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Selanjutnya, tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kontrol pada saat pretest sebanyak 8 subjek yang berada pada posisi tinggi dan 4 subjek yang berada pada posisi sedang. Namun pada saat posttest tidak terdapat perubahan posisi.
E. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang diuji dengan program SPSS, yakni Uji Dua Sampel Berpasangan uji Wilxocon terhadap selisih perbedaan skor Pre dan Post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, menunjukkan adanya perbedaan signifikan. Hasil analisis yang membandingkan antara Pre test dan Post test kelompok eksperimen menunjukkan hasil positif mean rank = 6,5 yang berarti adanya pengaruh penggunaan tato pada wanita dewasa awal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yakni pemberian tato dapat meningkatkan konsep diri. Hasil rerata skor subjek pada Pre-posttest kelompok kontrol menunjukkan kondisi yang relative sama atau tidak terjadi perbedaan yang signifikan, dengan hasil analisis positif mean rank = 0. Hasil perbandingan ini menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan konsep diri apabila tidak diberikan treatment. Hal ini terjadi karena pada kelompok kontrol tidak mendapatkan stimulasi apapun selama 14 hari tersebut, dari personal maupun interpersonal. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya indikasi pengaruh pemberian tato terhadap wanita dewasa awal kelompok eksperimen. Hasil analisis data penelitian mendukung hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang
65
mendapatkan perlakuan pemberian tato (PostTest) akan memiliki
konsep diri yang meningkat dibandingkan dengan yang belum diberikan perlakuan (PreTest). Hal ini terlihat dari skor signifikansi sebesar 0,002 yang diperoleh ketika menguji perbedaan antara hasil pretest dan posttest, maka Ho ditolak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh pemberian tato terhadap peningkatan konsep diri pada wanita dewasa awal. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen sebelum mendapatkan treatment berada pada konsep diri yang positif dan setelah mendapatkan treatment meningkat menjadi lebih tinggi. Kemudian pada kelompok kontrol sebelumnya berada pada konsep diri yang positif dan setelahnya tidak mengalami perubahan. Dilihat dari jumlah skor setelah pada kelompok eksperimen memiliki jumlah skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah skor setelah pada kelompok kontrol.
Hurlock (1990) mengatakan bahwa ketika seseorang telah tumbuh menjadi dewasa, maka telah belajar untuk memperhatikan penampilan fisik. Hal ini dikarenakan mereka menyadari bahwa penampilan yang menarik merupakan potensi yang kuat dalam pergaulan dan yang tidak menarik akan menghambat pergaulan. Pendapat lain oleh Azwar (dalam Jamaluddin, 1997) bahwa konsep diri seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu orang lain dianggap penting dan orang yang dianggap persetujuannya bagi setiap gerak-geriknya dan pendapatnya. Dengan menambahkan tato membuat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
subjek merasa menjadi lebih menarik karena tampilan fisik subjek berubah serta mendapatkan respon yang dianggap positif dari lingkungan. Konsep diri seseorang menurut Fitts (dalam Agustiani, 2006) dapat dipengaruhi oleh pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga serta aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang sebenarnya. Seseorang yang memiliki konsep diri positif akan menunjukkan perilaku yang positif serta mampu menilai dirinya secara positif. Mereka juga memiliki rasa percaya diri dan optimis dalam menghadapi masalah, sehingga memiliki pengendali diri yang lebih baik dalam berperilaku (Agung, 2008). Hal ini sejalan dengan pendapat Psikolog Tika Wibisono (News Unika Maranatha, 2007) yakni individu yang bertato memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, sehingga memberikan kepuasan tersendiri bagi mereka yang selama ini merasa dirinya kurang dibandingkan orang lain serta akan merasa terbantu untuk mencapai kepercayaan diri dan konsep diri dengan keberadaan tato pada tubuhnya (Kridiyanto,2009).
Berdasarkan hasil penelitian ini, tedapat beberapa aspek yang mempengaruhi peningkatan konsep diri pada wanita dewasa awal. Aspek yang paling tinggi adalah aspek diri sosial yang merupakan penilaian individu terhadap interaksi dirinya dengan oranglain maupun lingkungan di sekitarnya. Individu yang telah menggunakan tato tentu saja sudah melakukan interaksi sosial dan sudah mendapatkan respon dari masyarakat. Dengan memiliki tato, individu menjadi pusat perhatian, mendapat perhatian lebih, tidak seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
orang kebanyakan, dan merasa terlihat lebih menarik. Hal ini membuat individu memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi. Ini juga sejalan dengan penelitian yang mengatakan bahwa tanggapan positif dari masyarakat yang membuat individu merasa senang dengan memiliki tato. Jika yang diberikan masyarakat tanggapan negatif maka individu akan memiliki dua respon, yaitu yang pertama dengan membela diri (defensive) dan yang kedua dengan menyesali apa yang telah mereka lakukan (Sween,2008) Kemudian aspek kedua yang mempengaruhi peningkatan konsep diri adalah aspek diri. Diri fisik menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai kesehatan dirinya, penampilan dirinya ( cantik, jelek, menarik, tidak menarik) dan keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk, kurus). Subjek yang menambahkan tato pada dirinya tentu memiliki persepsi bahwa dirinya lebih menarik, terlihat berbeda dari pada orang lain. Aspek keluarga merupakan aspek selanjutnya yang mempengaruhi peningkatan konsep diri pada wanita dewasa awal. Diri keluarga menunjukkan perasaan dan harga diri seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga. Bagian ini menunjukkan seberapa jauh seseorang merasa adekuat terhadap dirinya sebagai anggota. Subjek yang memiliki tato pada bagian tubuhnya tentu lebih mengharapkan dukungan keluarganya untuk mengambil keputusan menambahkan tato. Dukungan yang baik dari keluarga tentu yang menjadi hal yang membantu dalam meningkatkan konsep diri. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang mengatakan bahwa orangtua yang memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
tato juga ikut berperan dalam pengambilan keputusan anak dalam pembuatan tato (Sween,2008). Selain itu, aspek etik moral merupakan aspek yang cukup rendah dalam mempengaruhi peningkatan konsep diri. Diri etik-moral merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi seseorang mengenai hubungan dengan Tuhan, kepuasan seseorang akan kehidupan keagamaannya dan nilainilai moral yang dipegangnya, yang meliputi batasan baik dan buruk. Aspek pribadi merupakan aspek yang paling sedikit menyumbang pengaruh terhadap peningkatan konsep diri pada wanita dewasa awal. Diri pribadi merupakan perasaan atau persepsi seseorang tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau hubungan dengan oranglain, tetapi dipengaruhi oleh sejauh mana individu merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana ia merasa dirinya sebagai pribadi yang tepat. Subjek yang menambahkan tato pada bagian tubuhnya tentu memiliki perasaan tidak puas terhadap apa yang sudah ada dengan dirinya. Individu ini akan terus mencari kepuasannya hingga apa yang diinginkannya tercapai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan Hasil perhitungan statistik dalam penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada pretest dan post test kelompok eksperimen. Posttest lebih besar dibandingkan dengan pretest kelompok eksperimen. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian tato memiliki pengaruh terhadap peningkatan konsep diri pada wanita dewasa awal yang membuat tato pada bagian tubuhnya. B. Saran 1. Saran Berkaitan dengan Kelanjutan Penelitian a.
Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas subjek sehingga mendapatkan hasil data yang lebih valid.
2. Saran berkaitan dengan Manfaat Penelitian a. Bagi wanita yang merasa memiliki konsep diri yang rendah ada salah satu alternatif pilihan untuk meningkatkan konsep diri tersebut, salah satu caranya dengan penggunaan tato pada bagian tubuh. b. Sebaiknya dipikirkan lebih matang dalam penggunaan tato, apakah konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi jika dirinya menggunakan tato dari segi fisik, etik moral, pribadi, keluarga dan sosial.
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Daftar Pustaka
Agustiani, H. 2006. Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri Pada Remaja. Bandung : PT.Refika Aditama. Agustiani, Hendriati. 2009. Psikologi Perkembangan :Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. PT Refika Aditama, Bandung. Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : PT. Rineka Cipta Armstrong, Myrna L.2006. Motivation For Contemporary Tattoo Removal. American medical Association : Texas Tech University. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2014 Azwar, Saifuddin.2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar Azwar, Saifuddin.2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar Bambang Prasetyo, Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Burns, R.B.1993. Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan dan. Prilaku. Jakarta : Arcan E.B.Hurlock.1990.Psikologi Perkembangan Edisi 5. Jakarta:Erlangga Olong, H. A. Kadir. 2006. Tato. Yogyakarta: PT LKIS Papalia, D.E., & Feldman, R. D. 2014. Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Praktis Analisis Parametrik Dan Non Parametrik Dengan SPSS. Yogyakarta : Gava Media
Rakhmat, Jalaluddin.2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin.2008. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT. RemajaRosdakarya Rini, J.F.,2002. Konsep diri. Diambil 24 September 2014, dari http://www.e_psikologi.com/artikel/individual/konsep-diri Santoso, Singgih. 2014. Aplikasi SPSS Pada Statistik Nonparametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Santrock,J.W.2010.Psikologi Pendidikan Ed.2.Jakarta:Kencana Seniati, dkk. 2011. Psikologi Eksperimen. Jakarta: Indeks Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sween, Molly Catherine. 2008. Tattoos And The Interaction Process : Managing A Tattoed Identity. Lowa: Lowa State University
Searching http://www.edisicetak.joglosemar.co/berita/tato-dilirik-kalangan-kampus33940.html ( diakses tanggal 7-4-2014)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
http://www.antaranews.com/berita/314583/fit-ubah-image-tato-jadi-kesenian ( diakses tanggal 10-4-2014) http://www.maranatha.edu/?q=media/berita/berita-maranatha (diakses tanggal 74-2014)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Lampiran 1 Skala Konsep Diri Kepada : Yth. Saudara/ Saudari Yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini Dengan ini, saya: Nama/ NIM
: Theresia NurWidy Irmayani/ 109114128
Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharna, Yogyakarta Memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi pernyataan-pernyataan dalam skala yang telah saya bagikan ini guna membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir saya. Pernyataan-pernyataan dalam skala ini terdiri dari satu bagian. Dalam merespons pernyataan-pernyataan tersebut, saya sangat berharap Saudara/i memberikan respons yang sebenar-benarnya sesuai keadaan diri Saudara/i. Jawaban yang diberikan dalam pengisian skala ini tidak ada yang benar dan salah. Selain itu, setiap data yang diberikan oleh Saudara/i akan dijaga kerahasiaanya dan hanya akan digunakan sesuai dengan kepentingan penelitian. Atas perhatian dan partisipasi Saudara/i dalam penelitian ini, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Theresia NurWidy Irmayani
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini, saya menyatakan persetujuan saya untuk ikut berpartisipasi sebagai responden dalam skala penelitian ini. Saya menyatakan bahwa keikutsertaan saya dalam skala penelitian ini dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Saya juga mengijinkan peneliti untuk menggunakan data-data yang saya berikan untuk dipergunakan sesuai kepentingan dan tujuan penelitian. Saya menyadari dan memahami bahwa semua data dan informasi yang saya berikan benar-benar berasal dari diri saya sendiri.
Yogyakarta, Januari 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Identitas Nama / Inisial
:
Usia
:
Bertato
: Ya
/
Tidak
SKALA PENELITIAN
Petunjuk Pengisian: Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Baca dan
pahamilah setiap
pernyataan dengan seksama. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi diri Anda sebenarnya dengan memberikan tanda centang () pada: a. Jawaban Sangat Setuju (SS), bila anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut. b. Jawaban Setuju (S), bila anda setuju dengan pernyataan tersebut. c. Jawaban Tidak Setuju (TS), bila anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut. d. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), bila anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Tidak ada jawaban yang salah, jadi pastikan seluruh pernyataan terjawab dan tidak ada nomor yang terlewatkan.
SELAMAT MENGERJAKAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 1
Pernyataan Saya nyaman dengan omongan negative dari orang lain mengenai saya
2
Saya merasa keluarga mendukung apa yang saya lakukan
3
Saya menghindari konsekuensi yang tidak mengenakkan bagi saya
4
Saya merasa tidak berarti dihadapan orang lain
5
Saya memiliki sesuatu yang berbeda dari orang lain
6
Saya pribadi yang menyenangkan
7
Saya berusaha untuk tidak melakukan pelanggaranpelanggaran
8
Hubungan dengan keluarga saya tidak baik
9
Saya mudah terserang penyakit
10
Saya yakin dengan kemampuan diri
11
Saya merasa diperhatikan oleh orangtua saya
12
Saya merasa Tuhan mengabaikan saya
13
Saya bersyukur dengan keadaan fisik saya
14
Saya terkadang minder
15
Terkadang teman-teman mengabaikan saya
16
Saya memiliki banyak relasi
17
Saya merasa tidak berbeda dari orang lain
18
Saya tidak mendapatkan kepercayaan dari orangtua
19
Saya kesulitan dalam memahami kelemahan diri
20
Saya hanya memiliki sedikit relasi
21
Saya rindu untuk pergi beribadah
22
Saya memiliki tubuh yang sehat
23
Saya merasa keluarga menentang apa yang saya lakukan
24
Saya merasa tubuh saya karunia dari Tuhan
25
Saya merasa diperhatikan oleh orang lain
STS
TS
76
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Saya pribadi yang mandiri
27
Keluarga saya harmonis
No 28
Pernyataan Saya tersinggung dengan omongan orang lain mengenai saya
29
Saya jarang menyesali perbuatan buruk yang saya lakukan
30
Saya merasa kecewa dengan keadaan fisik saya
31
Saya yakin dengan diri saya
32
Saya merasa tidak diperdulikan oleh orangtua saya
33
Saya memiliki penampilan yang menarik
34
Saya jarang beribadah
35
Saya mendapatkan kepercayaan dari orangtua
36
Saya merasa berharga dihadapan orang lain
37
Saya pribadi yang tidak menarik
38
Saya merasa diabaikan oleh orang lain
39
Saya menanggung konsekuensi yang telah saya lakukan
40
Saya puas dengan bentuk tubuh yang saya miliki
41
Saya merasa ditolak oleh lingkungan sekitar
42
Saya sering membutuhkan oranglain dalam menyelesaikan masalah
43
Saya merasa tidak nyaman dengan bentuk tubuh yang saya miliki
44
Saya merasa bersyukur merupakan bagian dari keluarga
45
Saya merasa diterima oleh lingkungan sekitar
46
Saya merasa tubuh saya diciptakan oleh Tuhan dengan penuh kekurangan
47
Saya tidak mampu menerima kondisi keluarga saya
48
Saya memiliki penampilan yang kurang menarik
STS
TS
77
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Saya merasa Tuhan selalu ada di kehidupan saya
50
Saya sering mendapat dukungan dari teman-teman
TERIMA KASIH
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 Hasil Seleksi Item Skala Konsep Diri
1. Hasil Seleksi Item Konsep Diri a. Sebelum seleksi item Item-Total Statistics
Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item01
152.7576
205.940
.271
.915
item02
151.9545
209.675
.075
.918
item03
152.7273
216.448
-.220
.920
item04
151.7273
200.478
.583
.912
item05
151.6818
208.528
.190
.915
item06
151.8030
206.407
.301
.914
item07
151.8788
200.908
.435
.913
item08
151.5455
202.467
.516
.912
item09
151.7121
204.393
.441
.913
item10
151.6970
204.184
.449
.913
item11
151.6515
201.954
.522
.912
item12
151.3485
203.492
.568
.912
item13
151.6061
205.135
.433
.913
item14
152.3636
199.189
.484
.913
item15
152.1212
199.524
.572
.912
item16
151.9545
203.798
.473
.913
item17
152.2273
208.763
.137
.916
item18
151.8030
202.838
.395
.914
item19
152.0152
203.061
.399
.914
item20
151.8333
201.526
.551
.912
item21
151.8636
210.766
.048
.917
item22
151.7879
201.308
.612
.912
item23
152.0152
204.692
.286
.915
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item24
151.5152
204.746
.500
.913
item25
151.9697
205.599
.445
.913
item26
151.8485
204.007
.460
.913
item27
151.8485
203.607
.332
.915
item28
152.3030
204.307
.377
.914
item29
152.0303
208.553
.134
.917
item30
151.6818
203.174
.529
.912
item31
151.7424
201.486
.604
.912
item32
151.6212
201.316
.467
.913
item33
151.9242
205.086
.469
.913
item34
152.1667
206.787
.225
.916
item35
151.6818
200.990
.584
.912
item36
151.9394
202.612
.558
.912
item37
151.8182
205.505
.358
.914
item38
151.8333
202.172
.588
.912
item39
151.8182
204.828
.397
.914
item40
151.8636
202.673
.525
.912
item41
151.7424
204.656
.488
.913
item42
152.5758
202.863
.391
.914
item43
151.7879
201.277
.588
.912
item44
151.4848
202.254
.636
.912
item45
151.8182
204.736
.535
.913
item46
151.8333
204.295
.358
.914
item47
151.6667
202.687
.506
.913
item48
151.8333
204.233
.387
.914
item49
151.4394
202.927
.591
.912
item50
151.6515
203.861
.530
.913
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Setelah Seleksi Item Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item04
126.4242
173.479
.580
.929
item06
126.5000
178.654
.319
.931
item07
126.5758
174.186
.418
.931
item08
126.2424
175.140
.525
.929
item09
126.4091
177.353
.423
.930
item10
126.3939
176.489
.474
.930
item11
126.3485
174.846
.519
.929
item12
126.0455
176.413
.556
.929
item13
126.3030
177.691
.438
.930
item14
127.0606
171.381
.521
.929
item15
126.8182
172.059
.597
.928
item16
126.6515
175.800
.520
.929
item18
126.5000
176.715
.341
.931
item19
126.7121
176.393
.369
.931
item20
126.5303
173.791
.588
.929
item22
126.4848
174.131
.617
.928
item24
126.2121
177.370
.503
.929
item25
126.6667
178.103
.453
.930
item26
126.5455
176.590
.468
.930
item27
126.5455
176.036
.345
.931
item28
127.0000
176.985
.377
.931
item30
126.3788
175.839
.536
.929
item31
126.4394
174.619
.588
.929
item32
126.3182
174.559
.449
.930
item33
126.6212
177.162
.511
.929
item35
126.3788
174.454
.551
.929
item36
126.6364
175.343
.563
.929
item37
126.5152
178.038
.362
.931
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item38
126.5303
174.807
.602
.929
item39
126.5152
177.054
.424
.930
item40
126.5606
174.989
.556
.929
item41
126.4394
177.512
.474
.930
item42
127.2727
175.524
.396
.931
item43
126.4848
173.361
.638
.928
item44
126.1818
175.105
.635
.928
item45
126.5152
177.331
.540
.929
item46
126.5303
177.422
.334
.931
item47
126.3636
175.404
.511
.929
item48
126.5303
176.130
.432
.930
item49
126.1364
175.720
.591
.929
item50
126.3485
176.507
.536
.929
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 Reliabilitas Konsep Diri 1. Reliabilitas Skala Konsep Diri Sebelum Seleksi Item
Case Processing Summary N
Cases
Valid Excludeda Total
%
66
100.0
0
.0
66
100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .915
50
2. Reliabilitas Skala Konsep Diri Setelah Seleksi Item Case Processing Summary N
Cases
Valid Excluded Total
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .931
41
%
66
100.0
0
.0
66
100.0
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Lampiran 4 Data Tambahan Analisis Aspek
Descriptives
95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
1
12
25.0000
3.61814
1.04447
22.7011
27.2989
20.00
31.00
2
12
19.8333
2.03753
.58818
18.5388
21.1279
17.00
23.00
3
12
19.2500
1.81534
.52404
18.0966
20.4034
17.00
22.00
4
12
22.2500
3.51943
1.01597
20.0139
24.4861
15.00
28.00
5
12
30.3333
2.49848
.72125
28.7459
31.9208
25.00
35.00
Total
60
23.3333
4.89436
.63186
22.0690
24.5977
15.00
35.00
Test of Homogeneity of Variances VAR00001
Levene Statistic 2.102
df1
df2 4
55
Sig. .093
ANOVA VAR00001
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
982.500
4
245.625
Within Groups
430.833
55
7.833
1413.333
59
Total
F 31.356
Sig. .000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Robust Tests of Equality of Means VAR00001
Statistica Welch
df1
42.411
df2 4
Sig.
27.049
.000
a. Asymptotically F distributed.
Multiple Comparisons Dependent Variable:VAR00001
(I) (J) VAR0 VAR0 Mean 0002 0002 Difference (I-J) Std. Error LSD
1
2
3
4
5
95% Confidence Interval Sig.
Lower Bound Upper Bound
2
5.16667*
1.14261
.000
2.8768
7.4565
3
5.75000*
1.14261
.000
3.4602
8.0398
4
2.75000*
1.14261
.019
.4602
5.0398
5
-5.33333*
1.14261
.000
-7.6232
-3.0435
1
-5.16667*
1.14261
.000
-7.4565
-2.8768
3
.58333
1.14261
.612
-1.7065
2.8732
4
-2.41667*
1.14261
.039
-4.7065
-.1268
5
-10.50000*
1.14261
.000
-12.7898
-8.2102
1
-5.75000*
1.14261
.000
-8.0398
-3.4602
2
-.58333
1.14261
.612
-2.8732
1.7065
4
-3.00000*
1.14261
.011
-5.2898
-.7102
5
-11.08333*
1.14261
.000
-13.3732
-8.7935
1
-2.75000*
1.14261
.019
-5.0398
-.4602
2
2.41667*
1.14261
.039
.1268
4.7065
3
3.00000*
1.14261
.011
.7102
5.2898
5
-8.08333*
1.14261
.000
-10.3732
-5.7935
1
5.33333*
1.14261
.000
3.0435
7.6232
2
10.50000*
1.14261
.000
8.2102
12.7898
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Games-Howell
1
2
3
4
5
86
3
11.08333*
1.14261
.000
8.7935
13.3732
4
8.08333*
1.14261
.000
5.7935
10.3732
2
5.16667*
1.19869
.004
1.5276
8.8058
3
5.75000*
1.16856
.001
2.1753
9.3247
4
2.75000
1.45709
.353
-1.5734
7.0734
5
-5.33333*
1.26930
.004
-9.1398
-1.5269
1
-5.16667*
1.19869
.004
-8.8058
-1.5276
3
.58333
.78777
.944
-1.7566
2.9233
4
-2.41667
1.17395
.280
-5.9743
1.1409
5
-10.50000*
.93068
.000
-13.2708
-7.7292
1
-5.75000*
1.16856
.001
-9.3247
-2.1753
2
-.58333
.78777
.944
-2.9233
1.7566
4
-3.00000
1.14316
.111
-6.4906
.4906
5
-11.08333*
.89153
.000
-13.7501
-8.4166
1
-2.75000
1.45709
.353
-7.0734
1.5734
2
2.41667
1.17395
.280
-1.1409
5.9743
3
3.00000
1.14316
.111
-.4906
6.4906
5
-8.08333*
1.24595
.000
-11.8145
-4.3522
1
5.33333*
1.26930
.004
1.5269
9.1398
2
10.50000*
.93068
.000
7.7292
13.2708
3
11.08333*
.89153
.000
8.4166
13.7501
4
8.08333*
1.24595
.000
4.3522
11.8145
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.