PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Agnes Lirinanda Sudarto NIM. 121134032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Agnes Lirinanda Sudarto NIM. 121134032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKコLIPSI
PENGARUH PENERAPAN DEIETODE INKUIRIPADA MATA PELAJARAN PA TERHADAP KEMApIIPuAN MENGINGAT DAN MEMAHAMIKELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA
G Ari Nugrahanta,SJ,SS,BST,MA
Tanggal. 29 Desember 20i5
¨5 Kintan Limiallsih.S Pd.M Pd
Tanggal: 29 Desember 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN METODEINKUIRIPADA PIATA PELAJARAN IPA TERIADAP KEMApIIPUAN PIENGINGAT DAN PIIEMAⅡ AMI KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA E)ipersiapkan dan ditulis olehi Agnes Lil・ inallda Sudalto
121134032
a Penguli
夕″
Nama Ketua S Anggota
I
Anggota
II
Anggota
III
G
Yogyakart4 l8 Jarruan 2A16 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah sederhana ini Peneliti persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus. 2. Kedua orang tuaku yang selalu mendukungku. 3. Kedua kakakku dan adikku yang selalu membuatku tersenyum. 4. Sahabat-sahabatku yang baik. 5. Universitas Sanata Dharma almamaterku yang aku banggakan.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. -Confusius-
Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya. -Alexander Pope-
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Januari 2016 Penulis,
Agnes Lirinanda Sudarto
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Nama
: Agnes Lirinanda Sudarto
Nomor Mahasiswa
: 121134032
demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI PADA MATA
PELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan memplubikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantukan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 18 Januari 2016 Yang menyatakan,
Agnes Lirinanda Sudarto
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Sudarto, Agnes Lirinanda. (2016). Pengaruh penerapan metode inkuiri pada pelajaran IPA terhadap kemampuan mengingat dan memahami kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, mata pelajaran IPA. Latar belakang penelitian ini adalah adanya keprihatinan terhadap rendahnya prestasi belajar IPA di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan PISA pada tahun 2009 dan 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan 2) kemampuan memahami. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental design tipe nonequivalent control group design. penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta, tanggal 15 September sampai dengan tanggal 10 Oktober 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan sebanyak 53 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VA sebagai kelas eksperimen sebanyak 26 siswa, dan kelas VB sebagai kelompok kontrol sebanyak 27 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Rerata skor yang diperoleh pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol df = 51; t = -8,68. Harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,01 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 1,16; SD = 0,79; SE = 0,15 untuk kelompok kontrol, dan M = 1,75; SD = 0,41; SE = 0,07 untuk kelompok eksperimen. Besar effect size adalah r = 0,53 atau 28% setara dengan efek besar. 2) Penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Rerata skor yang diperoleh pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol df = 51; t = -6,11. Harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 0,67; SD = 0,58; SE = 0,110 untuk kelompok kontrol, dan M = 1,61; SD = 0,54; SE = 0,107 untuk kelompok eksperimen. Besar effect size adalah r = 0,65 atau 42% setara dengan efek besar.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Sudarto , Agnes Lirinanda .(2016) . The Effect of the Using Inquiry Method Towards the Ability of Remember and Understand in Science Subject Class V at Kanisius Elementary School Yogyakarta. Thesis .Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University Keywords: inquiry methods, ability to remember, ability to understand, and science. The background of this research is the concern in the low Science Education achievements in Indonesia based on study conducted pisa in 2009 and 2012 .This research aims to investigate the use of inquiry based learning method on 1) the ability to remember and 2 ) of the ability understand. The research is a quasi design research experimental type nonequivalent control group design . The study is done in primary kanisius sorowajan yogyakarta , on 15 september until the date of 10 october 2015 .The population of the research is grade school students kanisius sorowajan about 53 students .The sample this is a student va as a class experiment about 26 students , and class vb as the control group about 27 students. The result showed that 1 ) usage method of inkuiri exert influence over the capacity of. Mean score obtained in the experiment higher than the control group df = 51; t = -8,68 .The price of Sig .( 2-tailed ) is 0,01 ( or P < 0,05 ) with M = 1,16; SD = 0,79; SE = 0,15 to the control group, and M = 1,75; SD = 0,41; SE = 0,07 for the experiment group.The effect size is r = 0,53 or 28 % equivalent with large effect.. 2 ) usage method of inkuiri impact on the ability to see the .Rerata score obtained in the experiment higher than the control group df = 51; t = -6,11 .The price of Sig .( 2-tailed ) is 0,00 ( or p < 0,05 ) with M = 0,67; SD = 0,58; SE = 0,110 to the control group, and M = 1,61; SD = 0,54; SE = 0,107 for the experiment group.The effect size is r = 0,65 or 42 % equivalent with large effect.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih, dan rahmat-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA kelas V SD”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis. 5. Segenap dosen dan staf Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan pengetahuan dan dukungan dalam menyelesaikan studi strata I. 6. Suwardi, S.Pd. Kepala Sekolah SD Kanisius Sorowajan yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SD tersebut. 7. Vitus Gading Sasongko, S.Pd. Guru kelas VA yang telah menjadi guru mitra dalam pelaksanaan pembelajaran selama penelitian. 8. Siswa-siswi kelas VA dan VB SD Kanisius Sorowajan yang telah ikut berpartisipasi sebagai subjek penelitian. 9. Teman-teman PPL (Mira, Stepani, dan Andan) SD Kanisius Sorowajan atas kerjasamanya di sekolah. 10. Teman-teman satu payung skripsi (Stepani, Andan, Desty, Vega, Ami, Wikan, Dewi, Nindya, Tira, Adi, Bayu, dan Dea) yang banyak membantuku agar skripsi ini dapat selesai tepat waktu.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. Papa dan mama yang selalu mendoakan, memberi dukungan dan semangat. 12. Clara dan Dictus selaku kakak yang selalu memberikan semangat dan dukungan, serta deus selaku adek yang selalu memberiku semangat. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan. Oleh karena itu, peneliti terbuka terhadap masukan, kritik dari semua pihak yang membaca. Peneliti juga berharap semoga karya ilmiah ini berguna bagi semua pihak yang membacanya.
Penulis
Agnes Lirinanda Sudarto
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix PRAKATA ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 1.5 Definisi Operasional .....................................................................................
1 5 5 5 6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori .................................................................................................. 8 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung................................................................... 8 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak................................................................. 8 2.1.1.2 Teori Pembelajaran Vygotsky.......................................................... 10 2.1.1.3 Proses Kognitif Mengingat dan Memahami .................................... 12 1. Proses Kognitif Benjamin S. ............................................................... 12 2. Proses Kognitif Mengingat dan Memahami ........................................ 14 2.1.1.4 Metode Inkuiri ................................................................................. 17 2.1.1.5 Pembelajaran .................................................................................... 23 2.1.1.6 Hakikat Pembelajaran KTSP ........................................................... 24 2.1.1.7 Ilmu Pengetahuan Alam ................................................................... 26 2.1.2 Materi KTSP.......................................................................................... 27 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan .................................................................. 31 2.2.1 Penelitian-penelitian tentang Metode Inkuiri ........................................ 31 2.2.2 Penelitian-penelitian tentang Proses Kognitif ....................................... 33 2.3 Literature Map ............................................................................................ 35 2.4 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 35 2.5 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 37 3.2 Setting Penelitian ........................................................................................ 39
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.2.1 Lokasi Penelitian ................................................................................... 39 3.2.2 Waktu Pengambilan Data ...................................................................... 40 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 40 3.4 Variabel Penelitian...................................................................................... 42 3.4.1 Variabel Independen.............................................................................. 42 3.4.2 Variabel Dependen ................................................................................ 42 3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................... 43 3.6 Teknik Pengujian Data ............................................................................... 46 3.6.1 Validitas Instrumen ............................................................................... 46 3.6.2 Reliabilitas Instrumen............................................................................ 47 3.7 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 48 3.8 Teknik Analisis Data .................................................................................. 49 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data .............................................................. 50 3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan ......................................................................... 50 3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................... 51 3.8.2.2 Uji Perbedaan Skor Pretest ke Posttest ........................................... 52 3.8.2.3 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri ................................................. 53 3.8.2.4 Analisis Lebih Lanjut ....................................................................... 54 1. Uji Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ........................... 54 2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ......................... 55 3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I .................................. 56 4. Uji Retensi Pengaruh Metode Inkuiri .................................................... 56 3.8.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ................................................................ 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 59 4.1.1 Implementasi Penelitian ........................................................................ 59 4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian .......................................................... 60 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ............................................. 60 4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ............................................................. 65 4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data ........................................................ 66 4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................... 67 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................... 67 4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ......................................................... 70 4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut ....................................................................... 70 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ............. 70 2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ......................... 72 3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I .................................. 74 4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ............................................................ 75 4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ............................................................ 77 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data ........................................................ 78 4.1.3.2 Uji Perbedaan Rerata Pretest ........................................................... 79 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................... 80 4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ......................................................... 82 4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ....................................................................... 83 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ............. 83 2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ......................... 85 3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I .................................. 87
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ............................................................ 87 5. Dampak Lebih Lanjut ............................................................................ 89 4.2 Pembahasan ................................................................................................ 93 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat ................ 93 4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Memahami................ 96 4.2.3 Pembahasan Lebih Lanjut ..................................................................... 98 BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 5.3 Saran ........................................................................................................ DAFTAR REFERENSI ................................................................................. LAMPIRAN .................................................................................................. CURRICULUM VITAE ..................................................................................
101 102 102 103 107 161
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Materi Pembelajaran .......................................................... 28 Gambar 2.2 (a) Serat Wol, (b) Serat Kapas, (c) Serat Baja .............................. 29 Gambar 2.3 (a) Benang Jahit, (b) Benang Wol ................................................ 29 Gambar 2.4 (a) Tali Rafia, (b) Tambang Baja, (c) Tambang Plastik ............... 30 Gambar 2.5 Bagan Penelitian yang Relevan .................................................... 35 Gambar 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 38 Gambar 3.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 43 Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal......................................... 53 Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal .............................. 53 Gambar 3.5 Rumus Persentase Uji Peningkatan .............................................. 54 Gambar 3.6 Rumus Gain Score ........................................................................ 54 Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Postest I Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................................................. 69 Gambar 4.2 Grafik perbedaan rerata pretest ke posttest I ................................ 72 Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengingat ......................................................................................................... 77 Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Postest I Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................................................. 82 Gambar 4.5 Grafik Perbedaan Rerata Pretest ke Posttest I .............................. 85 Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami ........................................................................................................ 89
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ................................................................. 40 Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen ................................................... 44 Tabel 3.3 Rubrik Penilaian ............................................................................... 44 Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Mengingat dan Memahami ........................... 47 Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Reliabilitas .......................................................... 47 Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Semua Variabel Kemampuan Mengingat Dan Memahami ................................................................................................. 47 Tabel 3.7 Pengumpulan Data Pretest dan Posttest ........................................... 49 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengingat ................................. 66 Tabel 4.2 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengingat ........ 67 Tabel 4.3 Hasil Levene’s test............................................................................ 68 Tabel 4.4 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ...................................... 69 Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat ......... 70 Tabel 4.6 Tabel Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Postest .................................................................................................. 71 Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest ............. 73 Tabel 4.8 Hasil Uji Besar Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Kemampuan Mengingat.................................................................................... 73 Tabel 4.9 Uji Korelasi Pretest-Posttest I Kemampuan Mengingat .................. 74 Tabel 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat ......................................................................................................... 75 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Memahami .............................. 78 Tabel 4.12 Hasil Levene’s test.......................................................................... 79 Tabel 4.13 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Memahami ........................................................................................................ 80 Tabel 4.14 Hasil Levene’s test.......................................................................... 81 Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................... 81 Tabel 4.16 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami ........................................................................................................ 83 Tabel 4.17 Tabel Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Postest .................................................................................................. 83 Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest ........... 86 Tabel 4.19 Hasil Uji Besar Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Kemampuan Memahami ................................................................................... 86 Tabel 4.20 Uji Korelasi Pretest-Posttest I Kemampuan Memahami................ 87 Tabel 4.21 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami ........................................................................................................ 88
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ................................................................... Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrimen .................................................... Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen ................................................. Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ........................................................ Lampiran 2.3 RPP Kelompok Eksperimen ...................................................... Lampiran 2.4 RPP Kelompok Kontrol ............................................................. Lampiran 3.1 Soal Uraian ................................................................................ Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ........................................................................... Lampiran 3.3. Hasil Rekap Nilai Expert Judgement........................................ Lampiran 3.4 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Semua Kemampuan ............ Lampiran 3.5 Hasil Analisis Spss Uji Reliabilitas Semua Kemampuan .......... Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, Selisih dan Posttest II Kemampuan Mengingat ................................................................................... Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami ........................................................................................................ Lampiran 4.3 Hasil Spss Uji Normalitas Data ................................................. Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal .......................... Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ..................... Lampiran 4.6 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............. Lampiran 4.7 Hasil Uji Persentase Peningkatan Skor Pretest ke Postttest I ... Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Skor Pretest ke Postttest I ................................................................................ Lampiran 4.9 Hasil Uji Korelasi Skor Pretest ke Postttest I ........................... Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan..................................... Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara .............................................................. Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran .............................................. Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian .......................................................
107 108 109 117 122 128 132 136 139 140 141 142 144 146 147 148 149 150 150 152 153 154 158 160
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Pada BAB I ini akan dikemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah cara yang sering berguna sekali untuk mengajarkan pengertian sebuah konsep ialah belajar melalui pengalaman langsung yang terjadi dalam kenyataankenyataan yang ada. Sebuah proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan kognitif siswa dari level paling rendah yaitu mengingat dan memahami sampai level paling tinggi. Mengingat adalah proses menerima, menyerap, menyimpan, dan mengeluarkan kembali informasi yang telah diterima melalui pengamatan. Mengingat juga dapat dipahami sebagai proses seseorang mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Memahami adalah sebuah kondisi di mana seseorang mengerti akan maksud dari sebuah informasi yang telah diterima (Anderson & Krathwohl, 2010: 106). Pembelajaran IPA adalah suatu aktivitas manusia di mana manusia melakukan observasi, menggunakan metode ilmiah dan memperoleh pengetahuan (Amien, 1987: 4). Oleh karena itu, proses pembelajaran IPA yang diinginkan seorang siswa yaitu guru yang tidak hanya menggunakan metode ceramah namun juga mengajak siswanya untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat tercipta pembelajaran yang nyata dan bermakna, sehingga materi yang disampaikan guru bisa dengan tepat dipahami siswa. Perkembangan zaman semakin pesat. Sudah banyak sekali siswa yang juga mengikuti perkembangan zaman. Namun masih banyak pembelajaran di kelas yang kurang mengikuti perkembangan zaman. Dari pengamatan yang dilakukan di SD Kanisius Sorowajan pada tanggal 4 Agustus 2015 dalam pembelajaran IPA, selama kegiatan pembelajaran aktivitas siswa terbatas pada tempat duduknya dan interaksi dengan teman sebangku. Guru cenderung menggunakan metode ceramah pada saat mengajar di dalam kelas. Siswa cenderung takut menjawab pertanyaan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dari guru terkait mata pelajaran IPA karena mereka takut salah. Siswa kurang mau untuk berusaha menafsirkan sebuah data, mencari contoh tentang materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa siswa yang masih kurang mampu untuk membuat kesimpulan dan merangkum sebuah materi menjadi lebih mudah dalam membuat sebuah catatan sehingga para siswa cenderung hanya terpaku dengan buku pegangan yang mereka punya (buku LKS dan buku cetak). Kekurangan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam mengingat dan memahami, karena ketika siswa kurang mampu merangkum dan membuat catatan sendiri sesuai pemahamannya maka siswa belum dapat dikatakan tentu sudah mengingat dan memahami materi yang telah diajarkan guru. Padahal dengan digunakannya metode pembelajaran yang mendukung pasti pembelajaran akan terasa menyenangkan bagi siswa. Data PISA (Programme For International Student Asessment) tahun 2009 yang dikeluarkan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) menunjukkan bahwa kemampuan anak-anak Indonesia dalam pelajaran membaca, matematika dan IPA berada pada peringkat 57 dari 65 negara yang diteliti oleh OECD. Seiring berjalannya waktu pendidikan di Indonesia tidak semakin meningkat tetapi semakin menurun. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang tertera pada PISA tahun 2012 yang dikeluarkan oleh OECD menunjukkan bahwa peringkat Indonesia turun menjadi peringkat ke dua dari bawah. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam pelajaran membaca, matematika dan IPA mengalami penurunan dalam kurun waktu 3 tahun belakangan ini. Dari kenyataan di atas kita dapat melihat adanya kesenjangan antara pembelajaran yang harusnya tercipta dengan kenyataan yang ada saat ini, sehingga menimbulkan beberapa masalah yang terkadang mempengaruhi pemahaman materi yang diajarkan oleh guru kepada siswa. Beberapa masalah yang kadang muncul dalam pembelajaran yaitu siswa lebih memilih mengobrol dengan temannya dari pada memperhatikan gurunya dan siswa yang mengalami kebinggungan selama pembelajaran berlangsung. Dari beberapa masalah yang ditemukan dalam pembelajaran maka dapat menimbulkan masalah baru yaitu rendahnya tingkat kemampuan mengingat dan memahami seorang anak SD dalam mata pelajaran IPA.
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teori perkembangan Jean Piaget mengemukakan bahwa anak usia sekolah dasar masuk dalam tahap operasi konkret di mana seorang anak mulai memiliki kemampuan untuk berpikir secara logis dan melakukan sebuah pengamatan (Trianto, 2013: 71). Teori tersebut mengatakan pada anak usia SD membutuhkan pembelajaran dengan pengalaman langsung, karena dengan demikian seorang anak dapat mengamati secara langsung apa yang mereka pelajari secara jelas dan nyata. Terkait dengan siswa yang membutuhkan pengalaman langsung dalam pembelajaran hendaknya seorang guru dapat melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar yang terjadi baik di dalam maupun di luar kelas. Hal ini dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang umumnya dapat berisi tentang konsep pemahaman materi melalui pengamatan langsung yang dilakukan oleh siswa. Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metode inkuiri untuk dapat meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami. Siswa dikatakan memahami apabila mereka dapat membangun sendiri makna dari pesan-pesan pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan maupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau komputer. Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan “baru” dan pengetahuan lama mereka (Anderson & Krathwohl, 2010: 106). Lebih tepatnya pengetahuan yang baru masuk dihubungkan dengan pengetahuan yang pernah didapat terkait materi yang dibahas. Metode inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentatif (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan (Usman, 1993: 124). Metode inkuiri sangat sesuai untuk mengajarkan mata pelajaran IPA karena pembelajaran yang menggunakan metode ini dapat mengembangkan bakat kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu, dapat menghindarkan siswa dari cara belajar tradisional yang hanya menghafal tanpa memahami materi, memberikan waktu kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi yang didapat (Amien, 1987: 135-136), siswa dapat memperoleh pengalaman belajar seumur hidup, melatih siswa untuk menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya,
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan pelajaran, selain itu mengurangi ketergantungan siswa dalam mendapatkan sebuah pelajaran (Mulyani & Johan, 2000: 114). Beberapa
jurnal
mengemukakan
bahwa
metode
inkuri
mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Wahyuni dan Isa (2010) membuktikan bahwa metode inkuiri mampu meningkatkan minat dan pemahaman siswa dalam pembelajaran fisika. Maryani, Asmayani, dan Tahmid (2014) melakukan penelitian yang membuktikan bahwa metode inkuiri mampu meningkatkan aktivitas siswa SD kelas III dalam pembelajaran matematika. Metode inkuiri juga berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan mengingat dan memahami siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan (Marvialista,2013). Beberapa penelitian yang relevan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode inkuiri mampu meningkatkan aktivitas siswa, minat, serta pemahaman siswa ketika belajar. Belajar dari masalah di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap
kemampuan mengingat dan memahami.
Peneliti tertarik meneliti kemampuan mengingat dan memahami karena kedua kemampuan tersebut mendasari empat proses kognitif taksonomi bloom yang lebih tinggi, sehingga peneliti memulai meneliti dari hal yang paling dasar kemudian baru ke proses kognitif yang semakin komplek. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dalam mata Pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan tali-temali dengan bahan penyusunnya, misalnya tali bahan serat, benang, tali rafia, nilon dan tambang”. Penelitian ini dilakukan di kelas VA sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 26 anak dan kelas VB sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 27 anak. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi experimental design tipe nonequivalent control group design. Peneliti memilih SD Kanisius Sorowajan karena sekolah ini cukup baik dengan kelas paralel sesuai kebutuhan penelitian kuasi eksperimental. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi peneliti karena peneliti menggunakan KTSP sebagai acuan dalam merumuskan instrumen penelitian. Selain itu, metode inkuiri belum pernah diterapkan di SD
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sehingga peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA. Karakteristik siswa yang aktif juga menjadi salah satu pertimbangan penulis untuk memilih SD Kanisius Sorowajan sebagai tempat penelitian.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016? 1.2.2 Apakah penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan memahami siswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. 1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan memahami siswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut : 1.4.1 Bagi siswa Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, siswa mendapat pemahaman
yang
bermakna
dalam
pembelajaran,
dan
siswa
mampu
mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami suatu materi dalam pembelajaran IPA. 1.4.2 Bagi Guru Guru menjadi lebih kreatif dalam menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa dan guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif bagi siswa
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.4.3 Bagi Sekolah Pihak sekolah memiliki wawasan yang baru tentang model pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa saat pembelajaran dan meningkatkan prestasi sekolah dalam pembelajaran IPA. 1.4.4 Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dalam menggunakan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa.
1.5 Definisi Operasional 1.5.1 Proses kognitif adalah proses berpikir yang dialami oleh manusia untuk mendapatkan pengetahuan menggunakan kemampuan berpikir dari tahap rendah sampai tinggi. 1.5.2 Mengingat adalah proses menerima,
menyerap, menyimpan, dan
mengeluarkan kembali informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak). 1.5.3 Kemampuan mengingat adalah kemampuan seseorang untuk mengalami proses mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang yang sudah pernah seseorang dapatkan. 1.5.4 Memahami adalah mengetahui benar dan mengetahui akan materi pelajaran yang telah diajarkan. 1.5.5 Kemampuan memahami adalah proses membuat makna atau menafsirkan materi pelajaran yang sudah didapatkan. 1.5.6 Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk memecahkan sebuah masalah dengan melakukan percobaan atau eksperimen, dengan langkah-langkah yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan hasil penelitian yang didapatkan. 1.5.7 Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri di mana guru memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung. 1.5.8 Siswa SD adalah siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan, kelas VA sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 26 dan siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 26.
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.5.9 Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran inti yang diajarkan di SD dan membahas tentang pengetahuan alam sekitar untuk tingkat SD kelas V.
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian teori membahas teori-teori yang mendukung dan beberapa kajian penelitian yang relevan. Kerangka berpikir berisi pemikiran dan hipotesis yang berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian. 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Teori-teori Yang Mendukung 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Manusia dilahirkan di dunia dimulai dari bayi hingga dewasa. Setiap manusia pasti pernah mengalami dimana mereka menjadi seorang anak. Dari seorang bayi maka akan tumbuh menjadi seorang anak. Seseorang yang bertumbuh menjadi anak-anak pasti mengalami proses perkembangan baik secara kognitif maupun psikomotorik. Ketika di sekolah anak-anak lebih banyak belajar untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya. Para guru sebaiknya mengetahui sampai manakah tahap perkembangan kognitif para siswa sehingga seorang guru mampu menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan tahap kemampuan seorang anak sesuai dengan masa perkembangannya. Jean Piaget (1896-1980) memiliki pendapat bahwa seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, dari mulai lahir dan dewasa, yaitu tahap sendorimotor, pra operasional, operasi konkret, dan operasi formal (Trianto, 2013: 70). Setiap tahap perkembangan selalu dialami oleh setiap individu secara berurutan dan tidak ada individu yang melompati salah satu tahap. Setiap tahap ditandai dengan munculnya kemampuan intelektual baru yang memungkinkan orang untuk lebih memahami pengetahuan baru dengan cara yang lebih lengkap. Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget (Trianto, 2013: 71) : 1. Sensorimotor (0-2 tahun), pada tahap ini mulai Terbentuk konsep “kepermanenan obyek” dan kemajuan gradual dari perilaku refleksif ke perilaku yang mengarah kepada tujuan. 2. Praoperasional (2-7 tahun), pada tahap ini perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan obyek-obyek dunia mulai
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
terlihat. Selain itu anak memiliki masih pemikiran yang egosentris dan sentrasi. 3. Operasonal Kongkret (7-11 tahun) merupakan tahap dimana seorang anak mengalami perbaikan dalam hal kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-kemampuan baru termasuk menggunakan operasi-operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentarsi tetapi desentarsi dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan. 4. Operasional Formal (11 tahun sampai dewasa), anak mulai memiliki pemikiran yang abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalahmasalah dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis. Berdasarkan teori kognitif Piaget, perkembangan intelektual anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkret (7-11 tahun). Anak pada masa ini memiliki
kemampuan
berpikir
konkret
dan
mendalam,
mampu
mengklasifikasikan dan mengontrol persepsinya (Muhibin, dalam Majid, 2014: 8). Namun, dalam pembelajaran dibutuhkan metode pembelajaran yang dapat merangsang pemikiran anak terhadap hal-hal kritis agar kemampuan berpikir tingkat tinggi anak dapat dimaksimalkan. Piaget mengutarakan Proses penghubungan antara informasi-informasi lama dan pengalaman baru disebut ekuilibrasi. Guru dapat mengambil keuntungan ekuilibrasi dengan menciptakan situasi yang mengakibatkan ketidakseimbangan, oleh karena itu menimbulkan keingintahuan siswa (Moshman, dalam Slavin, 1994: 33). Kemampuan untuk bergaul dengan hal-hal yang bersifat lebih abstrak yang diperlukan untuk mencerna gagasan-gagasan dalam berbagai mata pelajaran akademik umumnya baru terbentuk ketika siswa duduk di kelas-kelas terakhir sekolah dasar dan berkembang lebih lanjut dengan meningkatnya usia (Trianto, 2013: 72). Piaget mengemukakan bahwa anak membangun sendiri konsep-konsep dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan bukan pemberi informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para siswanya (Hadisubroto, 2000: 11). Pada anak usia SD kelas 4 dan 5, mereka sedang memasuki tahap operasional konkrit, yang pada saat ini anak mulai memandang pengetahuan secara objektif dan berorientasi secara
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
konseptual. Tahap operasional konkrit dapat juga dikatakan tahap awal bagi seorang anak untuk mulai berfikir secara ilmiah. Oleh karena itu, pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk bersentuhan langsung dengan benda-benda konkrit dalam pembelajaran sains, dapat membantu siswa pada tahap operasional konkrit untuk memulai kerja kelompok dalam melakukan praktikum, mengukur variabel secara bermakna, dapat memahami dan mencatat data dalam tabel, membentuk dan memahami hubungan sederhana dari dua variabel, menggunakan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya untuk membuat kesimpulan dan memprediksi serta mengeneralisasi suatu pengalaman yang sering mereka alami.
2.1.1.2 Teori Pembelajaran Vygotsky Teori Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif seseorang dibagi menjadi empat tahap yaitu tahap sensorimotor, praoperasional, operasional konkrit
dan
operasional
formal.
Piaget
mengemukakan
teori
tentang
perkembangan kognitif, sedangkan Vygotsky mengemukakan tentang teori tentang psikologi perkembangan. Kedua teori tersebut saling mendukung karena setiap orang pasti akan berkembang baik secara kognitif maupun secara psikologinya, perkembangan tersebut diharapkan saling seimbang jadi ketika kognitif seseorang berkembang diharapkan pula psikologi seseorang itu semakin matang/berkembang. Interaksi-interaksi sosial itu penting, karena pengetahuan dibangun di antara dua orang atau lebih yang saling berinteraksi (Schunk, 2012: 341). Tucdge & Scrimsher (2003) (dalam Schunk, 2012: 339) mengemukakan bahwa teori Vygotsky menitikberatkan interaksi dari faktor-faktor interpersonal (sosial), kultural-historis, dan individual sebagai kunci dari perkembangan manusia. Teori Vygotsky sangat penting dalam teori perkembangan psikologi. Teori ini menekankan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran, menurut Vygotsky pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugastugas yang belum pernah dikerjakan/dipelajari namun tugas-tugas itu masih dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-tugas tersebut dalam zone of proximal development (Trianto, 2013: 76). Zone of proximal development adalah perbedaan
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
antara apa yang dapat dilakukan sendiri oleh anak-anak dan apa yang dapat mereka lakukan dengan bantuan orang lain (Schunk, 2012: 341). Interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya dalam Zone of proximal development dapat meningkatkan perkembangan kognitif. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu (Slavin, 1994: 49). Hal penting yang perlu diterapkan pada teori Vygotsky yaitu scaffolding. Scaffolding berarti memberikan sejumlah bantuan sementara yang diberikan kepada seorang anak selama tahap-tahap awal pembelajaran kemudian anak diberi kepercayaan untuk mengambil alih tanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya setelah ia dapat melakukannya sendiri, bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, memberi contoh, dan menjelaskan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah (Slavin, dalam Trianto, 2013: 7677). Teori Vygotsky memiliki dua implikasi dalam pembelajaran sains, pertama, suasana kelas pembelajaran kooperatif antarsiswa, sehingga siswa dapat berinteraksi dengan tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan masalah. Kedua, pembelajaran menekankan pada scaffolding sehingga siswa semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajaran sendiri (Susanto, 2013: 97). Teori dari vygotsky ini mendukung pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri secara berkelompok sehingga selama pembelajaran dapat saling bertukar pikiran dan menemukan jawabannya bersama-sama dengan kelompok melalui kegiatan praktik. Melalui kerjasama antar teman maka siswa dapat melompati tahapan dari zone of actual development ke zone of potential development yang melalui proses yang disebut sebagai
Zone of proximal
development. Jadi, teori Piaget dan teori Vygotsky saling mendukung untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman langsung secara berkelompok. Selain itu Piaget mengemukakan bahwa seorang anak usia SD sudah mulai dapat memecahkan masalah secara berkelompok, sehingga sebaiknya guru menerapkan metode pembelajaran yang mampu mendukung siswa untuk menemukan jawabannya sendiri melalui pengalaman langsung dan dilakukan secara berkelompok.
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.1.3 Proses Kognitif Mengingat dan Memahami 1. Proses Kognitif Benjamin S. Bloom
Kategori-kategori
pada
dimensi
kognitif
merupakan
pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat dalam tujuantujuan pendidikan. Kategori-kategori ini merentang dari proses kognitif yang paling banyak dijumpai dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Proses-proses kognitif tersebut akan dijabarkan secara rinci sebagai berikut (Anderson & Krathwohl, 2010: 99-133). a. Mengingat berarti mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka panjang. Mengingat berisikan dua proses kognitif yang lebih spesifik, yakni mengenali dan mengingat kembali. Kata lain untuk menggantikan mengenali adalah mengidentifikasi, yaitu menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut. Mengingat kembali dapat diganti dengan kata mengambil, yaitu mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Untuk melaksanakan pembelajaran dalam kategori proses kognitif mengingat, guru memberikan pertanyaan mengenali atau mengingat kembali dalam kondisi yang sama persis dengan kondisi ketika siswa belajar materi yang diujikan. Kemampuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah dalam tugas-tugas yang lebih kompleks. b. Memahami mengajak siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang menumbuhkan kemampuan transfer. Fokusnya ialah lima proses kognitif dari memahami sampai mencipta. Siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksikan makna dari pesan-pesan pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan, atau grafis yang disampaikan melalui pengajaran, buku, komputer, dan sebagainya. Kategori yang termasuk dalam memahami adalah kata kerja menafsirkan,
memberi
contoh,
mengklasifikasikan,
meringkas,
menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. Kata-kata kerja menafsirkan nama lainnya adalah mengklarifikasi, memparafrasakan,
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mempresentasi, atau menerjemahkan. Kata kerja mencontohkan kata lainnya adalah mengilustrasikan atau memberikan contoh. Kata kerja mengklasifikasikan
kata
lainnya
adalah
mengkategorikan
atau
mengkelompokkan. Kata kerja meringkas kata lainnya adalah mengabstraksi atau mengeneralisasi. Kata kerja menyimpulkan kata lainnya adalah menyarikan, mengekstrapolasi, menginterpolasi, dan memprediksi. Kata kerja membandingkan kata lainnya adalah mengontraskan, memetakan, mencocokkan. Kata kerja menjelaskan kata lainnya adalah membuat model. c. Mengaplikasikan yaitu menggunakan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi yaitu menerapkan suatu prosedur terhadap masalah yang familier dan mengimplementasikan yaitu menerapkan suatu prosedur terhadap masalah yang tidak familier. Kata kerja mengeksekusi dapat diganti dengan kata melaksanakan. Kata kerja mengimplementasikan dapat diganti dengan kata menggunakan. d. Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagianbagian kecil yang menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dari struktur keseluruhannya. Menganalisis meliputi proses membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. Menganalisis mencakup belajar untuk menentukan potongan-potongan informasi yang relevan (membedakan), menentukan cara-cara untuk menata potongan-potongan informasi tersebut (mengorganisasikan), dan menentukan tujuan di balik informasi tersebut (mengatribusikan). e. Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kategori mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa dan mengkritik. Memeriksa memiliki kata lain mengkoordinasi, mendeteksi, memonitor dan menguji. Sedangkan mengkritik memiliki kata lain menilai.
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
f. Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Mencipta mengandung tiga proses
kognitif,
yaitu
merumuskan
atau
membuat
hipotesis,
merencanakan atau mendesain dan memproduksi atau mengkonstruksi.
2. Proses Kognitif Mengingat dan Memahami a. Mengingat Proses mengingat adalah proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang (Anderson dan Krathwohl, 2010: 99). Pengetahuan yang dibutuhkan oleh seorang siswa beraneka macam seperti pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Pengetahuan mengingat penting sabagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan yang sudah diketahui dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang lain. Adapun beberapa kategori dan proses kognitif (Anderson dan Krathwohl, 2010: 103-105) yaitu: 1) Mengenali Proses mengenali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang untuk membandingkannya dengan informasi yang baru saja diterima. Mengenali juga sering disebut dengan mengidentifikasi. Ketika mengenali siswa mencari informasi di memori jangka panjang yang indentik dengan informasi yang baru didapatkan. Setelah menemukan informasi yang identik maka siswa akan mencari hubungan atau keterkaitan kesesuaian di antara kedua informasi tersebut. 2) Mengingat kembali Proses mengingat kembali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang ketika soal menghendaki demikian. Soal yang diberikan sering berupa pertanyaan. Siswa mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya ketika diberi soal. Istilah mengingat kembali sering disebut mengambil.
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Memahami Proses kognitif yang berpijak pada kemampuan transfer dan ditekankan di sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi ialah memahami (Anderson dan Krathwohl, 2010: 105-106). Siswa dikatakan “memahami” bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar komputer. Siswa memahami ketika mereka memadukan antara pengetahuan yang baru dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada. Proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan,
mengklasifikasikan,
merangkum,
menyimpulkan,
membandingkan dan menjelaskan (Anderson dan Krathwohl, 2010: 106115). 1) Menafsirkan Menafsirkan terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain yang berupa pengubahan kata-kata menjadi kata-kata lain (misalnya, memparafrasakan), gambar dari kata-kata, kata-kata jadi angka, not balok jadi suara musik, dan semacamnya. Siswa dapat dikatakan sudah mampu menafsirkan, ketika ia diberi informasi dalam bentuk tertentu dan ia dapat mengubahnya menjadi bentuk lain. Format tes untuk mengukur kemampuan menafsirkan yang tepat adalah jawaban singkat dan pilihan ganda. 2) Mencontohkan Proses kognitif mencontohkan terjadi ketika siswa memberikan contoh tentang konsep atau prinsip umum (misalnya, siswa dapat memilih segitiga sama kaki dari tiga segitiga yang ditunjukkan). Siswa diberi sebuah konsep atau prinsip dan mereka harus memilih atau membuat contohnya yang belum pernah mereka jumpai dalam pembelajaran. Tugas mencontohkan dapat berupa jawaban singkat, siswa harus membuat contoh, atau pilihan ganda. Nama lain untuk mencontohkan adalah mengilustrasikan dan memberi contoh.
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3) Mengklasifikasikan Proses kognitif mengklasifikasikan terjadi ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu (misalnya, suatu contoh) termasuk dalam kategori tertentu (misalnya, konsep atau prinsip). 4) Merangkum Proses konitif merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang merepresentasikan informasi yang diterima atau mengabstraksikan sebuah tema. Merangkum melibatkan proses membuat ringkasan informasi, misalnya makna suatu adegan drama, dan proses mengabstraksikan ringkasannya, misalnya menentukan tema atau poin-poin pokoknya. Ketika merangkum siswa diberi informasi kemudian mereka membuat rangkuman atau catatan singkat tentang informasi tersebut. Tugas asesmennya dapat berupa tes jawaban singkat dan pilihan ganda, yang berkenaan dengan penentuan tema atau pembuatan rangkuman. 5) Menyimpulkan Proses kognitif menyimpulkan menyertakan proses menemukan pola dalam sejumlah contoh, misalnya ketika siswa diberi angkaangka 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, mereka dapat membedakan pola dalam susunan angka tersebut (yakni setelah dua angka pertama, setiap angkanya merupakan jumlah dari dua angka sebelumnya). Proses menyimpulkan
melibatkan
kognitif
membandingkan
seluruh
contohnya. Tiga tes asesmen yang sering digunakan untuk menyimpulkan adalah tes
melengkapi,
tes
analogi
dan tes
pengecualian. 6) Membandingkan Proses kognitif membandingkan melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi, seperti menentukan bagaimana suatu peristiwa terkenal
(misalnya,
skandal
politik
terdahulu).
Pada
saat
membandingkan siswa mendeteksi keterkaitan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang lama.
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7) Menjelaskan Proses kognitif menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab-akibat dalam sebuah sistem. Model ini dapat diturunkan dari teori (sebagaimana seringkali terjadi dalam sains) atau didasarkan pada hasil penelitian atau pengalaman (sebagaimana kerap kali terjadi dalam ilmu sosial dan humaniora).
2.1.1.4 Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri Menurut Scmidt (dalam Putra, 2013: 85) mengemukakan bahwa inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen guna
mencari jawaban maupun
memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Sedangkan National Science Education Standarts (NRC, 1996) mendefinisikan inkuiri sebagai aktivitas yang beraneka ragam yang meliputi observasi, membuat pertanyaan, dan mencari sumber informasi lain untuk menganalisis data, menginterpretasikan data, mengajukan jawaban, menjelaskan, memprediksi, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil eksperimen atau observasi. Piaget mengemukakan bahwa metode inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang dipersiapkan bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas dalam melihat sesuatu yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, menggunakan simbolsimbol
dan
mencari
tahu
jawaban
atas
pertanyaan
mereka
sendiri,
menghubungkan menemuan yang satu dengan penemuan yang lain, serta membandingkan sesuatu yang ditemukan oleh diri sendiri dengan yang ditemukan oleh orang lain (Putra, 2013: 87). Trowbridge & Bybee (Putra, 2013: 87) mengemukakan bahwa inquiry is the process of defining and investigating problems formulating hypotheses, designing experiments, gathering data, and drawing calculations about problems. Secara umum metode inkuiri adalah metode yang berpusat kepada siswa. Metode ini dapat dimulai dengan pertanyaan yang dapat membuat siswa penasaran dan ingin tahu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, sehingga
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
siswa tertarik untuk mau mencoba menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan tersebut. Ketika siswa mau mencari tahu sendiri jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan, siswa akan berusaha untuk mencari sumber-sumber lain agar dapat menganalisis data, menjelaskan, memprediksi, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil observasi atau eksperimen yang telah mereka lakukan. Setelah siswa mampu mengomunikasikan hasil kerjanya maka secara tidak langsung siswa tidak hanya mengingat namun juga memahami jawaban yang mereka temukan itu. Melalui metode inkuiri siswa diajak untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung dengan cara menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah diajukan melalui observasi maupun eksperimen (Sanjaya, 2006: 193).
2. Prinsip-prinsip Metode Inkuiri Metode inkuiri menekankan kepada pengembangan inteklektual anak. Menurut Piaget perkembangan intelektual dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu kematangan
(maturation),
physical
experience,
social
experience,
dan
equilibration. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru dalam menggunakan metode inkuiri (Sanjaya, 2006: 197-199) : 1) Berorientasi pada pengembangan intelektual. Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Oleh karena itu metode pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses selama pembelajaran. 2) Prinsip interaksi adalah menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi guru sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Guru hanya perlu mengarahkan agar siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikirnya melalu proses interaksi. 3) Prinsip bertanya yaitu guru berperan sebagai penanya. Kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan, berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh guru. Kemampuan guru untuk bertanya digunakan untuk memancing siswa agar mengeluarkan pendapatnya dalam merumuskan masalah.
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4) Prinsip belajar untuk berpikir, belajar bukan hanya untuk mengingat fakta tetapi juga mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan sehingga anak dapat belajar menggunakan otak kiri dan kanan secara seimbang. 5) Prinsip keterbukaan, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Beberapa prinsip penggunaan model inkuiri yang lain yaitu (Majid, 2014: 174) : 1) Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama metode inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Jadi, metode ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. 2) Prinsip interaksi Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menepatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. 3) Prinsip bertanya Guru harus mengembangkan kemampuan bertanya kepada siswa. karena, dengan menjawab pertanyaan guru siswa sudah melewati proses berpikir. 4) Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukan berarti hanya mengingat fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan potensi otak. 5) Prinsip keterbukaan Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
3. Macam-macam Metode Inkuiri Metode inkuiri dibedakan menjadi tiga yaitu (Hanafiah dan Suhana 2010: 77) : 1) Inkuiri terbimbing yaitu kegiatan inkuiri dimana pelaksanaan atas dasar arahan dari guru berupa seperangkat pertanyaan inti dan pertanyaan melacak yang mengarahkan siswa pada kesimpulan yang diharapkan. Guru
19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
membimbing dengan rumusan masalah yang dimulai dengan kata tanya “Apakah…” yang hanya jawaban ya atau tidak. 2) Inkuiri bebas yaitu kegiatan inkuiri dimana peserta didik melakukan penyelidikan secara bebas, siswa merumuskan masalah, melakukan penyelidikan dan menarik kesimpulan secara mandiri. 3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi yaitu kegiatan inkuiri yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu teori dimana guru mengajukan masalah berdasarkan teori yang sudah dimengerti siswa. Sund and Trowbridge (dalam Sanjaya, 2006: 199-201) mengemukakan tiga macam metode inkuiri sebagai berikut: 1) Inkuiri terbimbing (guided inquiry); peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. 2) Inkuiri bebas (free inquiry), metode ini digunakan bagi peserta didik yang telah berpengalaman dengan pendekatan inkuiri (Putra, 2013: 97). Peserta didik bebas melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan, sehingga peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. 3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry), metode ini merupakan gabungan dari dua metode sebelumnya yaitu metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas (Putra, 2013: 99). Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Peran guru untuk membimbing hanya terbatas sehingga siswa diajarkan untuk mandiri dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
4. Metode Inkuiri Terbimbing Pendekatan inkuiri terbimbing adalah pendekatan inkuiri saat guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberikan pertanyaan awal sebagai tuntunan kepada siswa untuk mengarahkan kepada suatu diskusi (Putra, 2013: 96). Pendekatan ini biasanya digunakan untuk siswa yang belum terbiasa
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan pembelajaran inkuiri. Guru berperan sebagai pembimbing yang memberi petunjuk atau bimbingan kepada siswa dalam melakukan suatu tugas agar siswa mampu memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan mengerjakan tugas-tugas yang sesuai dengan masa perkembangan, baik melalui tugas kelompok maupun tugas individu, agar dapat menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan. Metode inkuiri juga bisa disebut dengan istilah “guided discovery-inquiry”. Guided discovery-inquiry digunakan apabila dalam pembelajaran guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa (Amin, 1987: 137).
5. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Inkuiri Sanjaya (2006: 199-203) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode inkuiri sebagai berikut : 1) Orientasi adalah langkah untuk mempersiapkan suasana pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan siswa untuk siap melaksanakan proses pembelajaran. 2) Merumuskan masalah merupakan langkah untuk mengajak siswa masuk pada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang diberikan kepada siswa haruslah persoalan yang menantang mereka untuk mau memecahkan masalah itu. 3) Mengajukan atau merumuskan hipotesis adalah mengajukan jawaban sementara yang akan diuji kebenarannya melalui sebuah ekspeimen atau observasi. 4) Mengumpulkan data yaitu aktivitas memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis. 5) Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. 6) Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan 7 langkah metode inkuiri yaitu:
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1) Orientasi adalah langkah untuk mempersiapkan suasana pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan siswa untuk siap melaksanakan proses pembelajaran. 2) Merumuskan masalah merupakan langkah untuk mengajak siswa masuk pada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang diberikan kepada siswa haruslah persoalan yang menantang mereka untuk mau memecahkan masalah itu. 3) Mengajukan atau merumuskan hipotesis adalah mengajukan jawaban sementara yang akan diuji kebenarannya melalui sebuah ekspeimen atau observasi. 4) Melakukan
eksperimen
adalah
proses
melakukan
percobaan
untuk
mengumpulkan data dalam rangka menguji hipotesis. 5) Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. 6) Mempresentasikan hasil adalah proses mengemukakan hasil kesimpulan yang telah didapat dari eksperimen yang telah dilakukan. 7) Melakukan evaluasi adalah proses pembenaran jawaban bagi kelompok yang jawabannya kurang tepat dan melakukan penguatan terhadap jawaban siswa dalam kelompok yang sudah benar dan tepat.
6. Keunggulan Metode Inkuiri Metode inkuiri merupakan metode yang banyak dianjurkan dalam pembelajaran IPA. Hal ini dikarenakan metode inkuiri memiliki beberapa keunggulan, yaitu 1) metode inkuiri merupakan metode yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran menggunakan metode inkuiri dianggap lebih bermakna, 2) metode inkuiri memberikan ruang yang bebas kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya, 3) metode inkuiri dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman langsung (Sanjaya, 2006: 206).
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.1.5 Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Slavin
(dalam
Putra,
2013:
15)
berpendapat
bahwa
pembelajaran
didefinisikan sebagai perubahan tingkah lagu individu yang disebabkan oleh adanya pengalaman. Corey (dalam putra, 2013: 16) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi yang menunjukkan bahwa lingkungan seseorang sengaja dibuat untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu
dalam
kondisi-kondisi
khusus.
Woolfolk
mengatakan
bahwa
pembelajaran berlaku apabila suatu pengalaman secara relatif menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku (putra, 2013: 16). Dari beberapa pengertian tentang pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah upaya menyampaikan materi antara guru dan siswa dalam bentuk teori maupun praktik yang dilakukan dengan memperhatikan unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
2. Pengajaran dan Mengajar Tujuan-tujuan pengertian mengajar yang dimaksudkan (Putra, 2013: 18) sebagai berikut : a. Mengajar merupakan upaya menyampaikan pengetahuan kepada siswa di sekolah. Dalam tujuan ini terdapat konsep bahwa pendidikan mementingkan mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa. adapun beberapa konsep pembelajaran yang terkandung dalam tujuan mengajar ini yaitu pembelajar merupakan persiapan di masa depan, pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, pembelajaran adalah penguasaan pengetahuan oleh siswa, siswa bersikap dan bertindak pasif, dan kegiatan hanya berlangsung di dalam kelas. b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan. Menurut teori ini pembelajaran bertujuan untuk membentuk manusia berbudaya dan materi pembelajarannya bersumber dari kebudayaan yang turun temurun.
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Teori tersebut memiliki arti bahwa pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan dan mengubah tingkah laku siswa. Selain itu kegiatan pembelajaran berupa pengaturan lingkungan, maksudnya sekolah berfungsi
untuk
menyediakan
lingkungan
yang
dibutuhkan
bagi
perkembangan tingkah laku siswa, seperti menyiapkan bahan ajar, metode mengajar, alat peraga, dan lain-lain. Dalam hal ini lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa. Teori ini juga mengakui bahwa setiap siswa memiliki potensi, kebutuhan, minat, intelegensi, dan tingkat emosi yang berbeda-beda. d. Pembelajaran adalah upaya untuk mempersiapkan siswa menjadi warga masyarakat yang baik. Pembelajaran berlangsung dalam suasana yang konkrit dan sesungguhnya. Para siswa mengerjakan hal-hal yang menarik minat dan sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.
3. Ciri-ciri Pembelajaran Ciri-ciri pembelajaran terletak pada unsur-unsur yang saling berkaitan dalam proses belajar yaitu motivasi, bahan belajar, media belajar, suasana belajar dan kondisi siswa saat belajar. Walker (dalam Ahmad Rohani, 1995: 10) mengemukakan bahwa suatu aktivitas belajar sangat berhubungan dengan motivasi, perubahan motivasi akan turut mengubah wujud, bentuk dan hasil belajar. Ada atau tidaknya motivasi dalam belajar sangat mempengaruhi seseorang dalam proses belajar itu sendiri. Oleh karena itu sebaiknya guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan berbagai macam metode mengajar, bahan ajar, media belajar dan lain-lain yang dapat menarik siswa untuk mau belajar.
2.1.1.6 Hakikat Pembelajaran KTSP 1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pendidikan/sekolah
(Muslich,
2007).
KTSP
adalah
suatu
ide
tentang
pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Penyusunan KTSP yang dipercayakan pada setiap satuan pendidikan hampir senada dengan prinsip implementasi KBK (kurikulum 2004) disebut Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka (Muslich, 2007). Dengan adanya pengelolaan KBS, banyak pihak/instansi yang akan berperan dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas di sekolah, yaitu sekolah, kepala sekolah, guru, dinas pendidikan kabupaten atau kota, dinas pendidikan provinsi dan Depdiknas. Pada KTSP kewenangan untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum lebih dibesarkan diberikan kepada sekolah.
2. Karakteristik Nasution (dalam Jumari 2007) menjelaskan bahwa KTSP memiliki beberapa kharakteristik yaitu: a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual, maupun klasikal. b. Berorientasi pada hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman. c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsure edukatif. e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
3. Ciri-ciri KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada dasarnya merupakan aplikasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004) di tingkat satuan pendidikan, sebagai suatu konsep dan sekaligus sebagai sebuah program, memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Siskandar, 2003):
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. Menekankan pada ketercapaian siswa baik secara individual maupun klasikal b. Berorientasi pada hasil dan keberagaman c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi d. Sumber belajar bukan hanya guru tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan suatu kompetensi.
4. Prinsip-prinsip KTSP Prinsip-prinsip yang ada pada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yaitu (Muslich, 2007: 18): a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik dan lingkungannya b. Beragam dan terpadu c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan e. Menyeluruh dan berkesinambungan f. Belajar sepanjang hayat g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
2.1.1.7 Ilmu Pengetahuan Alam 1. Hakikat IPA Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, produk, dan sebagai prosedur (Donosepoetro dalam Trianto, 2013: 137). Hakikat IPA semata-mata tidak hanya pada dimensi pengetahuan, tetapi lebih dari itu, IPA menekankan pada keteraturan di alam sekitar agar semakin meningkat.
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Tujuan IPA Fungsi dan tujuan IPA menurut Depdiknas tahun 2003 (dalam Trianto 2013:138) adalah sebagai berikut: 1) menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 2) mengembangkan ketrampilan, sikap, dan nilai ilmiah; 3) mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi; 4) menguasai konsep sains untuk bekal hidup masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Laksmi (dalam Trianto, 2010: 142) mengungkapkan pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut : 1) Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap. 2) Menanamkan sikap hidup ilmiah. 3) Memberikan ketrampilan untuk melakukan pengamatan. 4) Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya. 5) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.
2.1.2 Materi KTSP Standar Kompetensi yang diambil oleh peneliti adalah SK 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses. Kompetensi dasar yang diambil oleh peneliti yaitu KD 4.1 mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan tali-temali dengan bahan penyusunnya, misalnya tali bahan serat, benang, tali rafia, nilon dan tambang. Materi dalam pembelajaran ini yaitu hubungan antara jenis bahan dan kekuatannya. Pada penelitian ini materi yang akan diajarkan lebih dikhususkan pada sifat bahan benang terhadap penyerapan air dan kekuatan bahan benang dan tali berdasarkan struktur penyusunnya. Materi dibatasi pada sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya, berikut bagan materi
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sifat Bahan Tali-temali Berdasarkan Bahan Penyusunnya
Bahan Talitemali: Pengertian Serat, Benang, Tali dan Tambang
Sifat Bahan Benang terhadap Penyerapan Air
Kekuatan Bahan Benang dan Tali Berdasarkan Struktur Penyusunnya
Gambar 2.1 Bagan Materi Pembelajaran
1. Bahan Tali - temali: Serat, Benang, Tali dan Tambang Terdapat banyak jenis tali yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti tali sepatu, tali tambang, benang layangan, dan benang jahit. Bendabenda tersebut biasa kita gunakan untuk mengikat, menggantung, menarik, maupun menyambung benda lain. Berdasarkan bahan penyusunnya, terdapat tiga tingkatan bahan tali-temali yaitu serat, benang, tali. Serat berasal dari tumbuhan atau buatan pabrik. Serat dipintal menjadi benang, benang digabung dan dipilin menjadi tali (Yousnelly, dkk, 2010: 56). a. Serat Serat merupakan bagian dasar benang dan tali. Serat merupakan untaian-untaian bahan yang tidak dapat dipisahkan lagi dengan tangan. Terdapat dua macam serat yaitu serat alam dan serat sintesis. Serat alam merupakan serat yang berasal dari tumbuhan atau hewan. Contoh serat alam adalah serat kapas, serat ijuk, serat wol, dan serat sutra. Serat kapas diperoleh dari bunga tanaman kapas. Serat ijuk diperoleh dari pangkal pelepah pohon enau. Serat wol diperoleh dari bulu-bulu domba. Serat sutra diperoleh dari kepompong ulat sutra. Sedangkan serat sintesis berasal dari pengolahan minyak bumi, logam, dan lain-lain. Contoh serat sintesis adalah serat nilon, serat baja, dan berbagai jenis serat plastik lainnya (Yousnelly, dkk, 2010: 57).
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(a)
(b)
Sumber: www.merdeka.com
Sumber: www.caramenjahit.com
(c) Sumber: www.findotek.indonetwork.co,id
Gambar 2.2: (a) serat wol, (b) serat kapas, (c) serat baja
b. Benang Benang adalah gabungan dari serat serat-serat. Serat-serat disatukan dengan cara tertentu sehingga dihasilkan benang. Benang jauh lebih kuat dibandingkan dengan serat karena tersusun dari banyak serat. Benang jahit tersusun dari serat kapas, benang sutra tersusun dari serat sutra, benang wol tersusun dari serat bulu domba, sedangkan benang nilon tersusun dari serat nilon. Contoh-contoh benang diantaranya, benang jahit, benang sutra, dan benang nilon (Yousnelly, dkk, 2010: 57).
(a)
(b)
Sumber: https://butikkaffah.wordpress.com
Sumber: http://yoanzidan42.blogspot.co.id
Gambar 2.3: (a) benang jahit, (b)benang wol
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Tali Tali adalah gabungan dari beberapa benang. Bentuk susunan tali menunjukkan cara penggabungan benang-benangnya. Bentuk pilinan pada tali tambang, bentuk anyaman pada tali sepatu, dan bentuk lurus pada tali rafia menunjukkan cara penggabungannya (Yousnelly, dkk, 2010: 57). Tambang berbentuk tali yang sangat besar. Tambang banyak sekali digunakan untuk berbagai keperluan, seperti menambat kapal agar tidak lepas ke laut. Adapun tambang plastik digunakan untuk tali jemuran, mendirikan tenda, menaikkan bendera, dan lain sebagainya. Tambang baja untuk menambat kapal laut dan benda-benda berat lainnya harus kuat dan besar (Hermana, 2009: 88).
(a) Sumber: https://belajar.kemdikbud.go.id
(b)
(c)
Sumber: www.talibesi.com
Sumber: http://supadmobama.blogspot.co.id
Gambar 2.4: (a) tali rafia, (b) tambang baja, (c) tambang plastik
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Sifat Bahan Benang terhadap Penyerapan Air Benang nilon atau bahan plastik bersifat tidak menyerap air. Bahan yang menyerap air umumnya berasal dari bahan kapas, bulu domba, dan rami. Benang dari bahan plastik digunakan sebagai benang layang-layang, senar gitar, tali pancing, dan lain sebagainya (Hermana, 2009: 88). 3. Kekuatan Bahan Benang dan Tali Berdasarkan Struktur Penyusunnya Benang dan tali memiliki kemampuan dan kekuatannya sendiri-sendiri. Kekuatan ini bergantung pada faktor jenis bahan dan ukurannya. Kekuatan benang atau tali juga ditentukan oleh berat maksimum benda yang sanggup ditahannya (Hermana, 2009: 89). Selengkapnya silabus dapat dilihat pada lampiran 2.1 dan 2.2 sedangkan RPP dapat dilihat pada lampiran 2.3 dan 2.4.
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan 2.2.1 Penelitian-penelitian tentang Metode Inkuiri Dewi, Sujana, dan Putra (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis lingkungan terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari kemampuan berpikir divergen. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan secara signifikan hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis lingkungan dengan pembelajaran konvensional dan mengetahui perbedaan secara signifikan hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis lingkungan dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan berpikir divergen. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus Ir. Soekarno Pedungan. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA baik dengan pengendalian kemampuan berpikir divergen maupun tanpa pengendalian kemampuan berpikir divergen. Wahyudin & Isa (2010) melakukan penelitian dengan judul keefektifan pembelajaran berbantuan multimedia menggunakan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat dan pemahaman siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-1
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SMA N 14 Semarang. Sebagai obyek dalam penelitian ini adalah kelas X-1 dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 orang siswa putra dan 21 orang siswa putri. Peneliti memilih kelas X-1 karena dari tujuh kelas yang ada, melalui observasi awal didapatkan nilai hasil belajar rendah dan minat belajar fisika rendah. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, masingmasing siklus meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data hasil belajar kognitif diperoleh melalui tes, sedangkan minat belajar siswa diperoleh melalui lembar kuesioner. Peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus II cukup signifikan karena secara individu siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari 13 siswa menjadi 38 siswa. Pemahaman siswa meningkat dari 60% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I menjadi 5% siswa yang dinyatakan tidak paham untuk siklus II. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran diperoleh rata-rata tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90%. Setelah tindakan, nilai rata-rata tanggapan siswa meningkat menjadi 76,81%. Maryani, Asmayani dan Tahmid (2014) melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul peningkatan aktivitas murid dalam pembelajaran matematika menggunakan metode inkuiri di kelas III Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas fisik, aktivitas mental, dan aktivitas emosional. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan bersifat kolaborasi dengan teman sejawat. Setting dan subjek penelitian dilakukan di dalam kelas dengan subjek penelitian adalah guru dan murid yang berjumlah 30 murid dengan komposisi 22 murid laki-laki dan 8 murid perempuan. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi langsung dan alat pengumpulan. Data yang diperoleh dari setiap siklus adalah: 1. Peningkatan aktivitas fisik murid dari pengamatan awal ke siklus III adalah 47,78%. 2. Peningkatan aktivitas mental murid dari pengamatan awal ke siklus III adalah 48,66%. 3. Peningkatan aktivitas emosional murid dari pengamatan awal ke siklus III adalah 51,14%.
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2.2 Penelitian-penelitian tentang Proses Kognitif Rokhati (2010) melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Peningkatan kemampuan siswa memahami konsep pengurangan bilangan bulat melalui model pembelajaran konstruktivisme di kelas IV SDN 03 Simpur tahun 2010”. Tujuan penelitian adalah: (1) Untuk meningkatkan pemahaman konsep pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 03 Simpur Belik Pemalang melalui penerapan model pembelajaran konstruktivisme. (2) Untuk mengetahui faktorfaktor yang mendukung dan menghambat penerapan model pembelajaran konstruktivisme. Prosedur penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus. Kegiatan yang dilaksanakan dalam setiap siklus meliputi: Perencanaan (planing), Pelaksanaan Tindakan (acting), Observasi (observing), dan Refleksi (reflecting). Data penelitian berupa hasil tes formatif, hasil observasi, dan hasil angket pendapat siswa. Pada siklus I, hasil tes formatif siswa sudah mengalami peningkatan dari rata-rata 53,33 menjadi 70,88 dan siswa yang tuntas belajar bertambah dari 14 siswa atau 42 % menjadi 24 siswa atau 73 %. Pada proses pembelajaran siklus I siswa sudah diberi kesempatan untuk mengkonstruksi sendiri tentang pengurangan bilangan bulat, namun belum semua siswa aktif, karena siswa yang pandai masih mendominasi pembelajaran. Siklus II, hasil tes formatif meningkat dari rata-rata 70,88 menjadi 84,95 dan siswa yang tuntas belajar meningkat dari 24 siswa atau 73 % menjadi 30 siswa atau 91 % dari 33 siswa. Marvialista (2013) meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasiexperimental design tipe nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan. Sampel dalam penelitian adalah untuk kelompok eksperimen adalah siswa kelas IV A dan kelompok kontrol adalah siswa kelas IV B. Hasil penelitian menunjukkan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) untuk kemampuan mengingat < 0,05 yaitu 0,034.
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Retensi pengaruh kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,645 pada kelompok kontrol dan 0,13 pada kelompok eksperimen. Begitu juga pada kemampuan memahami, hasil analisis statistik menunjukkan signifikasi dengan harga Sig. (2-tailed) untuk kemampuan memahami <0,05. Retensi pengaruh kelompok kontrol menunjukkan harga Sig . (2-tailed) sebesar 0,829 dan pada kelompok eksperimen 0,001. Putantri (2013) meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya terhadap kemampuan
kognitif
mengingat dan memahami. Metode penelitian
ini
menggunakan jenis penelitian quasi-experimental design tipe nonequivalent control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas V SDN Tamanan I. Sampel penelitian adalah siswa kelas VA sebanyak 29 anak sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VB sebanyak 25 anak sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian adalah untuk kemampuan mengingat menunjukkan bahwa metode
inkuiri
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kemampuan
mengingat. Hal ini ditunjukkan dengan data skor rata-rata siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dengan nilai M = -1,48, SE = 0,26, Sig.(2-tailed) = 0,000 , t(52) = -5,80 dibandingkan dengan kelompok kontroldengan nilai M = -0,47 , SE = 0,25, Sig.(2-tailed) = 0,072 , t(52) = 1,87. Pada kemampuan memahami rata-rata siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dengan nilai M = -1,18, SE = 0,20, Sig.(2-tailed) = 0,000 , t(52) = -5,90 dibandingkan kelompok kontrol dengan nilai M = -0,45 , SE = 0,22, Sig.(2-tailed) = 0,056 , t(52) = -1,2. Penelitian-penelitian yang relevan di atas menggunakan populasi siswa SMA dan SD. Jenis penelitian tentang metode inkuiri dan kemampuan kognitif (mengingat & memahami) di atas adalah penelitian ekperimen dan penelitian tindakan kelas. Setelah hasil penelitian-penelitian yang relevan dikaji, diperoleh kesimpulan belum ada yang meneliti tentang variabel kemampuan mengingat dan memahami di sekolah yang akan diteliti.
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Variabel yang akan diteliti adalah metode inkuiri sebagai variabel independen yang diuji pengaruhnya terhadap kemampuan mengingat dan memahami sebagai variabel dependen. Jenis penelitian yang digunakan quasi experimental. Populasi penelitian adalah siswa Sekolah Dasar (SD) Kanisius Sorowajan.
2.3 Literature Map Literature map yang dapat saya sajikan dalam penelitian-penelitian sebelumnya : Metode Inkuiri
Proses Kognitif
M Dewi, Sujana, dan Putra (2013) Metode inkuiri-hasil belajar IPA
Rokhati (2010) Model pembelajaran kontruktivisme-kemampuan memahami
Wahyudin & Isa (2010) Metode inkuiri-pemahaman dan minat belajar fisika
Maryani, Asmayani dan Tahmid (2014) Metode inkuiri- meningkatkan aktivitas fisik, aktivitas mental, dan aktivitas emosional
Marvialista (2013) Metode inkuiri-kemampuan mengingat dan memahami
Putantri (2013) Metode inkuiri-kemampuan mengingat dan memahami
Yang perlu diteliti: Metode inkuiri-kemampuan mengingat & memahami
Gambar 2.5: Bagan Penelitian yang Relevan
2.4 Kerangka Berpikir Siswa SD kelas V berada pada tahap operasional konkret pada tahap ini anak sudah harus mampu berpikir logis, misalnya berpikir dengan logis tentang materi yang disampaikan oleh guru. Kemampuan anak untuk mengingat dan memahami sangat penting sebelum anak melanjutkan pembelajaran selanjutnya. Kemampuan mengingat adalah kemampuan seseorang dalam mengambil
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Memahami adalah kemampuan mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang di ucapkan, ditulis dan digambar oleh guru. Metode inkuiri merupakan salah satu metode yang cocok untuk diterapkan pada anak usia sekolah dasar, karena pada tahap ini, anak senang sekali jika diajak untuk melakukan eksperimen maupun observasi. Jadi metode ini sangat cocok digunakan untuk siswa kelas V SD yang ada pada tahap operasional konkret. Metode inkuiri adalah metode yang mengambil dua teori yaitu teori perkembangan kognitif Piaget dan teori perkembangan psikologis Vygotsky sebagai landasan dalam melaksanakan pembelajaran. Melalui metode inkuiri ini anak diajak untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Ketika siswa sudah terlibat aktif maka dengan mudah siswa akan mampu mengingat dan memahami materi yang diajarkan selama proses pembelajaran, sehingga siswa dapat melanjutkan ke pembelajaran yang berikutnya tanpa melupakan pelajaran yang sebelumnya. Penggunaan metode inkuiri ini akan diterapkan pada pembelajaran di kelas V dengan Standar Kompetensi : 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses. Kompetensi dasar yang diambil yaitu KD 4.2 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya bahan serat, benang, tali rafia, nilon dan tambang. Jika metode inkuiri diterapkan pada pembelajaran untuk siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta, penerapan metode inkuiri akan berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami.
2.5 Hipotesis Penelitian 2.5.1 Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. 2.5.2 Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan memahami siswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Pada BAB III akan diuraikan tentang jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode penelitian quasi experimental tipe nonequivalent control group design (Creswell, 2009: 242). Ada empat jenis penelitian eksperimental yang dapat digunakan untuk penelitian yaitu Pre-Experimental Design, True-Experimental Design, Factorial Design dan Quasi Experimental Design (Sugiyono, 2014: 108109). Bentuk desain quasi experimental mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak sepenuhnya berfungsi untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2014: 114). Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian quasi experimental design tipe nonequivalent control group design dengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diseleksi tanpa prosedur penempatan acak (without random assigment or have not been equated by randomization) (Cohen, 2011: 323). Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random karena peneliti tidak memiliki wewenang untuk merubah kelas, sehingga kelompok yang digunakan sesuai dengan kelas yang sudah ada. Pada kedua kelompok tersebut, sama-sama diberikan pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal masing-masing siswa di dalam kelas. Pretest juga dapat digunakan menjadi tolok ukur yang bisa digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Hanya kelompok eksperimen saja yang diberi treatment. Guru melakukan posttest kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pengaruh pemberian treatment dihitung dengan menggunakan tiga langkah: (1) rata-rata skor posttest dikurangi dengan rata-rata skor pretest untuk kelompok eksperimen agar menghasilkan skor I; (2) skor rata-rata posttest dikurangi dengan skor rata-
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
rata pretest pada kelompok kontrol untuk menghasilkan skor II; (3) kurangi skor I dan II (Campbell & Cohen, 2007: 276-277). Pengaruh dari perlakuan (treatment) tersebut dihitung dengan cara sebagai berikut (
)
(
) (Sugiyono,
2012: 79). Jika hasilnya negatif maka tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya positif (lebih besar dari nol) maka terdapat pengaruh. Berdasarkan penjelasan mengenai rancangan penelitian dengan tipe nonequivalent control group design mengenai pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami konsep sifat-sifat benda berdasarkan bahan penyusunnya dalam pelajaran IPA kelas V SD dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Sugiyono: 2012: 79): Experimental :
O1
X
O2
-------------------------------------------Kontrol
:
O3
O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan : O1 : Rerata skor pretest pada kelompok eksperimental O2 : Rerata skor posttest pada kelompok eksperimental O3 : Rerata skor pretest pada kelompok kontrol O4 : Rerata skor posttest pada kelompok kontrol X : Perlakuan (treatment)
Garis putus-putus yang ada ada gambar menunjukkan bahwa cara penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak menggunakan cara random atau dengan kata lain peneliti menggunakan kelas klasikal yang sudah ada (Cohen, 2007: 283). Garis putus-putus tersebut juga berfungsi untuk memperjelas pemisahan antara kelompok ekperimen dengan kelompok kontrol (Cohen, 2007: 283).
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Sorowajan yang beralamatkan di Jln. Sorowajan, No 111 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Sekolah ini terletak kira-kira terletak sekitar ± 1 km selatan Ambarukmo Plaza. SD Kanisius Sorowajan menjadi salah satu pilihan sekolah favorit yang diberikan untuk warga sekitar dengan suasana yang asri, sejuk, dan bersih. SD Kanisius Sorowajan memiliki visi yaitu: “Cerdas, berkarakter, unggul, peduli sesama, dan lingkungan”. Sedangkan misi SD Kanisius Sorowajan yaitu: (1) melaksanakan pembelajaran Pakem berpola PPR, (2) melaksanakan Pembelajaran Berbasis IT, (3) mengoptimalkan pengembangan diri berbasis kearifan lokal, (4) unggul dalam akademik dan berdaya saing, (4) mewujudkan kepedulian terhadap sesama, dan (5) mewujudkan lingkungan yang sehat dan beriman (bersih, rindang, nyaman). SD Kanisius Sorowajan merupakan sekolah swasta Katolik di daerah Banguntapan Bantul dibawah naungan Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta. SD Kanisius Sorowajan terletak di daerah perumahan, tempat cukup strategis di tengah perkotaan. Predikat sekolah favorit banyak diberikan pada sekolah ini mulai dari akreditasi A, menyandang gelar sekolah Adiwiyata dan yang terakhir memenangkan juara III lomba gugus. SD Kanisius Sorowajan memiliki 1 Kepala sekolah, 14 guru, 1 TU, jumlah siswa keseluruhan 324 siswa. Sekolah ini memiliki 12 kelas yang terdiri dari 2 kelas pararel yaitu A dan B di setiap tingkatnya. Siswa yang masuk ke kelas A dan B tidak ditentukan berdasarkan prestasi sehingga sekolah ini mendukung penelitian eksperimen. Fasilitas yang dimiliki SD Kanisius Sorowajan adalah 1 ruang Kepala Sekolah dan TU, 1 ruang guru, 6 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 laboratorium Komputer, 1 ruang kegiatan, 1 ruang UKS, 1 ruang BK, 1 ruang olahraga, 2 kamar mandi guru, 6 kamar mandi siswa, 1 kantin sekolah, dan 1 pos satpam. Peneliti memilih SD Kanisius Sorowajan karena sekolah ini cukup baik dengan kelas paralel sesuai kebutuhan penelitian kuasi eksperimental. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi peneliti karena peneliti menggunakan KTSP sebagai acuan dalam merumuskan
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
instrumen penelitian. Selain itu, metode inkuiri belum pernah diterapkan di SD sehingga peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA. Karakteristik siswa yang aktif juga menjadi salah satu pertimbangan penulis untuk memilih SD Kanisius Sorowajan sebagai tempat penelitian.
3.2.2 Waktu Pengambilan Data Penelitian dilakukan pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Pengambilan data dimulai pada tanggal 15 September 2015 sampai 10 Oktober 2015. Pengambilan data eksperimen dilakukan dalam waktu yang relatif singkat untuk menghindari adanya efek seleksi, mortalitas, maturitas, dan biaya yang mahal (Krathwohl, 2004: 547). Berikut adalah jadwal pengambilan data kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (lihat Tabel 3.1 halaman 37)
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Kelompok Kontrol Hari, tanggal
Pertemuan
Kegiatan
Alokasi waktu
15 September 2015
I
Pretest
2x35 menit
16 September 2015
II
Pembelajaran ceramah
2x35 menit
17 September 2015
III
Pembelajaran ceramah
2x35 menit
23 September 2015
IV
Pembelajaran ceramah
2x35 menit
26 September 2015
V
Posttest I
2x35 menit
10 Oktober 2015
VI
Posttest II
2x35 menit
Kelompok Esperimen Hari, tanggal
Pertemuan
Kegiatan
Alokasi waktu
15 September 2015
I
Pretest
2x35 menit
18 September 2015
II
Pembelajaran inkuiri
2x35 menit
19 September 2015
III
Pembelajaran inkuiri
2x35 menit
25 September 2015
IV
Pembelajaran inkuiri
2x35 menit
26 September 2015
V
Posttest I
2x35 menit
10 Oktober 2015
VI
Posttest II
2x35 menit
3.3 Populasi dan Sampel Sugiyono (2014: 117) menuliskan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 173). Jadi, populasi bukan hanya orang atau subjeknya saja namun juga seluruh objek maupun sikap yang dimiliki oleh subjek. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V di SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 53 siswa. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono (2014: 118). Sedangkan Arikunto (2010: 174) memaparkan, sampel atau contoh adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan desain non probability sampling tipe convenience sampling, yaitu memilih sampel berdasarkan kelas yang sudah ada karena peneliti tidak memiliki hak untuk mengacak kelas (Best & Kahn, 2006: 18-19). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah kelas VA yang berjumlah 26 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas VB sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 27 siswa. Guru mitra merupakan guru kelas yang mengampu mata pelajaran IPA kelas VA dan kelas VB. Guru mitra tersebut yang akan memberikan pembelajaran bagi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal ini dilakukan untuk mengurangi faktor bias dalam penelitian ini. Hasil pengundian untuk menentukan kelompok eksperimen jatuh pada kelas VA dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan siswa laki-laki. Sedangkan yang menjadi kelompok kontrol adalah kelas VB dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan siswa laki-laki sebanyak 11. Sistem pengundian dilakukan karena dalam penentuan kelas, peneliti tidak membuat kelas yang baru melainkan menggunakan kelas yang sudah ada. Pembelajaran yang diajarkan pada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol akan dilakukan langsung oleh guru mitra yang sama karena guru lebih mengenal kondisi dan karakteristik siswa masing-masing kelas dibandingkan dengan peneliti. Selama pembelajaran berlangsung peneliti berperan sebagai observer yang akan mengamati jalannya pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Sebelum proses penelitian dilakukan, peneliti mempersiapkan semua
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
media dan kelengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan pembelajaran. Peneliti juga bertugas untuk mendokumentasikan seluruh proses pembelajaran yang diterapkan selama penelitian.
3.4 Variabel Penelitian Variabel secara umum adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian (Setyosari, 2010:108). Terdapat 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Kedua variabel tersebut dapat dibedakan menjadi (Sugiyono, 2014:61) : 3.4.1 Variabel Independen Variabel independen biasanya sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Pada bahasa Indonesia variabel independen disebut juga variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi terjadinya sebuah perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini yaitu metode inkuiri. Metode inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini ada tujuh langkah yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis,
melakukan
eksperimen,
menarik
kesimpulan,
mempresentasikan hasil, refleksi, dan evaluasi.
3.4.2 Variabel Dependen Variabel ini sering disebut juga variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kemampuan mengingat dan kemampuan memahami. Kemampuan mengingat terdiri dari dua aspek kegiatan yaitu mengenali dan mengingat kembali (Anderson dan Krathwohl, 2010: 103-105). Kemampuan memahami terdiri dari tiga aspek kegiatan yaitu menafsirkan, mencontohkan, dan mengklasifikasikan (Anderson dan Krathwohl, 2010: 106-115).
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Variabel independen
Variabel dependen Kemampuan Kognitif Mengingat
Metode Inkuiri Kemampuan Kognitif Memahami
Gambar 3.2 Variabel Penelitian
3.5 Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis intrumen penelitian bentuk tes. Intrumen soal tes berisi pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian subjek (Arikunto, 2010: 193). Tes berisi himpunan pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana siswa telah memahami dan menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan (Jihad dan Haris, 2012: 67). Dari pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Peneliti membuat instrumen penelitian dengan menggunakan 12 soal essai/uraian untuk mengukur enam kemampuan kognitif yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Essai atau uraian adalah bentuk tes subjektif yang memerlukan jawaban bersifat uraian kata atau pembahasan (Arikunto, 2012: 177). Dari 12 butir soal tersebut, hanya ada empat soal yang digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kemampuan mengingat dan memahami yaitu soal nomer 1a, 1b, 2a, dan 2b. Empat butir soal tersebut dibatasi pada KD. 4.1 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan talitemali dengan bahan penyusunnya, misalnya tali bahan serat, benang, tali rafia, nilon dan tambang. Matriks pengembangan instrumen soal sebagai pedoman validitas isi dapat dilihat pada tabel berikut.
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen No Variabel Aspek Mengingat
1
Mengingat kembali Mengenali Menerjemahkan
2
Memahami
Mencontohkan Mengklasifikasikan
Indikator Mengingat kembali nama tali berdasarkan kekuatannya. Mengenali bahan-bahan penyusun sebuah benang. Menerjemahkan bahan benang penyusun benda. Menyebutkan contoh bahan benang penyusun benda. Mengkelompokkan beberapa jenis benang berdasarkan kekuatannya.
No soal 1a 1b
2a
2b
Berikut adalah rubrik penilaian yang digunakan Tabel 3.3 Rubrik Penilaian No Variabel Indikator
Mengingat kembali nama tali berdasarkan kekuatannya.
1.
Mengingat
Mengenali jenis bahan yang digunakan untuk membuat sebuah tali
Kriteria Jika menyebutkan 5 nama tali sesuai gambar dengan tepat dan benar. Jika menyebutkan 5 nama tali sesuai gambar dan hanya ada 4 yang tepat. Jika menyebutkan 5 nama tali sesuai gambar dan hanya ada 3 yang tepat. Jika menyebutkan 5 nama tali sesuai gambar dan hanya ada 2 yang tepat. Jika menyebutkan 5 nama tali sesuai gambar dan hanya ada 1 yang tepat. Jika menyebutkan 5 jenis bahan yang digunakan untuk membuat sebuah tali sesuai gambar pada soal 1b dengan tepat dan benar. Jika menyebutkan 5 bahan yang digunakan untuk membuat sebuah tali sesuai gambar pada soal 1b dan hanya ada 4 yang tepat. Jika menyebutkan 5 bahan yang digunakan untuk membuat sebuah tali sesuai gambar pada soal 1b dan hanya ada 3 yang tepat. Jika menyebutkan 5 bahan yang digunakan untuk membuat sebuah tali sesuai gambar pada soal 1b dan hanya ada 2 yang tepat. Jika menyebutkan 5 bahan yang digunakan untuk membuat sebuah tali sesuai gambar pada soal 1b dan
Skor 5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Menerjemahkan bahan tali penyusun benda.
2.
Memahami
Menyebutkan contoh bahan benang penyusun benda.
Mengkelompokkan beberapa jenis benang berdasarkan kekuatannya.
hanya ada 1 yang tepat. Jika menyebutkan 4 bahan tali penyusun benda dengan tepat. Jika menyebutkan 4 bahan tali penyusun benda dan ada 3 yang tepat. Jika menyebutkan 4 bahan tali penyusun benda dan ada 2 yang tepat. Jika menyebutkan 4 bahan tali penyusun benda dan ada 1 yang tepat. Jika menyebutkan 4 bahan tali penyusun benda namun tidak tepat. Jika mampu menyebutkan minimal 8 contoh nama tali berdasarkan bahan tali penyusun suatu benda dengan tepat. Jika mampu menyebutkan minimal 6 contoh nama tali berdasarkan bahan tali penyusun suatu benda dengan tepat. Jika mampu menyebutkan minimal 4 contoh nama tali berdasarkan bahan tali penyusun suatu benda dengan tepat. Jika mampu menyebutkan minimal 2 contoh nama tali berdasarkan bahan tali penyusun suatu benda dengan tepat. Jika mampu menyebutkan minimal 1 contoh nama tali berdasarkan bahan tali penyusun suatu benda dengan tepat.. Jika mampu mengelompokkan 5 jenis benang berdasarkan kekuatannya dengan tepat. Jika mampu mengelompokkan 5 jenis benang berdasarkan kekuatannya namun hanya 4 jenis benang saja yang tepat. Jika mampu mengelompokkan 5 jenis benang berdasarkan kekuatannya namun hanya 3 jenis benang saja yang tepat. Jika mampu mengelompokkan 5 jenis
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
benang berdasarkan kekuatannya namun hanya 2 jenis benang saja yang tepat. Jika mampu mengelompokkan 5 jenis benang berdasarkan kekuatannya namun hanya 1 jenis benang saja yang tepat.
1
3.6 Teknik Pengujian Instrumen 3.6.1 Validitas Instrumen Materi tes yang diambil dari materi IPA kelas V dengan materi hubungan sifat bahan dengan bahan penyusunnya. Tes disusun dalam bentuk tes subjektif yaitu 12 soal essai. Soal yang digunakan untuk instrumen penelitian ini sudah diujikan sehingga memenuhi syarat instrumen yang valid dan reliabel. Validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi validitas konstruk (construct validity) dan validitas isi (content validity). Validitas isi dilakukan oleh para ahli (expert judgment) secara lisan yaitu kepada 2 dosen IPA fisika dan 2 guru kelas V. Validitas konstrak dilakukan dengan uji empiris untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas dari item tes (Cohen, 2007: 163). Validitas kontrak dilakukan melalui uji empiris. Peneliti mengujikan soal tes kepada siswa kelas V SD Kanisius Sengkan yang beralamatkan di jalan Kaliurang Km. 7 RT 002/10, Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 42 siswa. Peneliti memilih SD Kanisius Sengkan karena memiliki kelas paralel dua untuk setiap tingkatnya. Sekolah ini juga memiliki siswa yang prestasinya kurang lebih sama dengan SD Kanisius Sorowajan. Selain itu latar belakang ekonomi keluarga siswa yang kurang lebih sama, yaitu menengah keatas. Jumlah responden adalah 42 siswa. Uji empiris dilakukan minimal pada 30 responden agar mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009: 42). Setelah diujikan, soal dihitung validitasnya dengan menggunakan rumus Pearson Correlation karena data berupa interval yang diberi skor 1 sampai 5 (Field, 2009: 177). Uji validitas konstrak dilakukan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows untuk mempermudah perhitungan. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan adalah Jika harga signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid, sedangkan jika harga
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid (Priyanto, 2012:101). Hasil uji validitas dari dua variabel dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 3.4).
Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Mengingat dan Memahami No Pearson Variabel Aspek Soal Correlation Mengenali 0,378 1 Mengingat Mengingat kembali 0,574 Menerjemahkan 0,662 2 Memahami Mencontohkan 0,664 Mengklasifikasikan 0,370
Sig (2tailed) 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 3.4 menunjukkan hasil uji validitas mengingat dan memahami yang diperoleh dari uji validitas semua variabel kemampuan kognitif. Variabel kemampuan kognitif terdiri dari enam kemampuan yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, sehingga peneliti hanya mencantumkan hasil uji validitas dari dua kemampuan yang diteliti.
3.6.2 Reliabilitas Instrumen Penelitian ini menggunakan soal berbentuk uraian sebagai instrumen pengumpulan data. Pemberian skor untuk setiap jawaban soal uraian dengan menggunakan rentang 1 sampai dengan 5 berdasarkan pada kriteria yang sudah ditentukan. Berikut ini adalah kriteria koefisien reliabilitas.
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Reliabilitas KoefisienKorelasi 0,91 - 1,00 0,71 - 0,90 0,41 - 0,70 0,21 - 0,40 0 - 0,20
Kualifikasi SangatTinggi Tinggi Cukup Rendah SangatRendah
Perhitungan reliabilitas pada instrument ini dilakukan dengan program komputer IBM SPSS statistics 20 dengan rumus Alpha Cronbach, hasilnya sebagai berikut (lihat Lampiran 3.5): Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Semua Variabel Kemampuan Mengingat dan Memahami Cronbach’s Alpha N of Items N Siswa 0,73 5 42
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.6 menunjukkan hasil uji reliabilitas semua variabel mengingat dan memahami. Jumlah soal yang diuji reliabilitasnya berjumlah 5 soal. Soal tersebut mencakup semua variabel kemampuan mengingat dan memahami. Berdasarkan tabel 3.6 diketahui bahwa semua nomer soal yang valid memiliki harga Alpha antara 0,71-0,90 maka semua soal dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi.
3.7 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mengukur seberapa besar kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA materi sifat benang berdasarkan
bahan
penyusunnya
menggunakan
metode
inkuiri.
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan diawal sebelum adanya perlakuan dan dilakukan sesudah diberikan perlakuan. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah teknik tes. Tes merupakan salah satu cara untuk mengukur tingkat kinerja individu (Sedarmayanti & Hidayat, 2002: 88). Tes adalah rangkaian pertanyaan atau pernyataan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, inteligensi, pengetahuan, kemampuan dan bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Mahmud, 2011: 185). Tes adalah himpunan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa telah memahami dan menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan (Jihad dan Haris, 2012: 67). Dari pendapat ketiga ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah rangkaian pertanyaan atau pernyataan yang digunakan untuk mengukur tingkat kinerja individu yang meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan dalam memahami dan menguasai pelajaran. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes essai. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest yang sama pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sebagai langkah awal peneliti memberikan prestest untuk mengukur kemampuan awal baik kelas control maupun kelas eksperimen. Setelah mendapatkan hasil pretest, kemudian dilakukan perlakuan (treatment) pada kelas eksperimen menggunakan metode inkuiri, sedangkan pada kelompok kontrol dilakukan pembelajaran seperti biasa. Selanjutnya kedua kelompok diberikan soal yang sama dalam posttest. Posttest dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa akan materi yang telah diajarkan (Sudijono, 2011: 70).
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang telah dipilih oleh peneliti. Guru mitra yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri agar penelitian tidak bias dan tetap objektif. Peneliti berperan sebagai observer selama pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk menambahkan pemahaman peneliti tentang kondisi populasi penelitian. Semua intrumen dan alat peraga yang digunakan telah disiapkan oleh peneliti. Proses pengumpulan data dilakukan oleh peneliti tidak lebih dari dua minggu untuk menghindari efek bias yang bisa terjadi selama pelaksanaan penelitian (Krathwohl, 2004: 547). Pengumpulan data pretest dan posttest dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 3.7 Pengumpulan Data Pretest dan Posttest Kelompok
Variabel
Data
Instrumen
Skor pretest Mengingat
Skor posttest I
Soal uraian (nomor 1a, 1b)
Skor posttest II
Eksperimen
Skor pretest Memahami
Skor posttest I
Soal uraian (nomor 2a, 2b)
Skor posttest II Skor pretest Mengingat
Skor posttest I Skor posttest II
Kontrol
Skor pretest Memahami
Skor posttest I Skor posttest II
Soal uraian (nomor 1a, 1b)
Soal uraian (nomor 2a, 2b)
3.8 Teknik Analisis Data Analisis
data
menggunakan
analisis
non
parametrik
yang
mempertimbangkan distribusi data untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak (Priyatno, 2013: 11). Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 20 for Windows. Teknik analisis data dilakukan dengan cara berikut:
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data yang diperoleh tersebut normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov test yang termasuk uji nonparametris, karena dalam penelitian ini belum diketahui data berdistribusi normal atau tidak. Apabila distribusi data normal, maka teknik uji statistik berikutnya menggunakan statistik parametrik yaitu Independen sample t-test atau Paired Samples T-test, sedangkan untuk distribusi data tidak normal, maka akan digunakan statistik non parametrik yaitu Wilcoxon dan Mann-Whitney U-test (Field, 2009: 345). Perhitungan uji normalitas dihitung dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis hipotesis statistik adalah sebagai berikut: Hi
: Ada deviasi dari normalitas
Hnull
: Tidak ada deviasi dari normalitas
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut (Field: 2009: 147): 1. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima artinya berdistribusi tidak normal. 2. Jika harga sig (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak artinya data berdistribusi normal.
3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan Uji pengaruh perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi, uji perbedaan kemampuan awal, uji skor pretest ke posttest I, uji besar effect size dan analisis lebih lanjut. Uji skor pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Peneliti akan menggunakan statistik parametrik yaitu Independent sample t-test apabila data yang didapat terdistribusi secara normal melalui uji normalitas. Namun jika data terdistribusi tidak normal maka yang digunakan adalah statistik non parametrik, yaitu Mann-Whitney U test.
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menganalisis hasil pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Priyatno, 2008: 31). Uji perbedaan kemampuan awal ini dilakukan untuk memastikan apakah kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok dapat dibandingkan. Kondisi ideal yang diharapkan adalah kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. Data pretest yang digunakan berasal dari dua kelompok yang berbeda, sehingga menggunakan uji statistik sebagai berikut (Field, 2009: 326). 1) Jika distribusi data normal maka uji kemampuan awal kedua kelompok menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test. 2) Jika distribusi data tidak normal maka uji kemampuan awal kedua kelompok menggunakan statistik non parametrik
Mann-Whitney U-test (Field, 2009: 345). Sebelum melakukan
analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua kelompok. Sedangkan jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua kelompok (Field, 2009: 150). Uji asumsi dilakukan apabila data terdistribusi normal dan analisis menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik, yaitu: Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor prestest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut (Santoso, 2014: 82). 1. Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05, maka Hi diterima dan Hnull ditolak, maka dapat diartikan kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang berbeda. 2. Jika harga Sig.(2-tailed) > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak atau dapat dikatakan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kondisi yang ideal untuk dilakukan penelitian eksperimen adalah jika kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. Artinya kedua kelompok memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan perbandingan.
3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Uji besar pengaruh ini dilakukan dengan cara menghitung rata-rata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rata-rata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol, sesuai dengan rumus (O2-O1) – (O4-O3) (Cohen, 2007: 276-277). Uji statistik yang digunakan yaitu (1) Independent sample t-test apabila data yang didapat terdistribusi secara normal melalui uji normalitas. (2) Mann-Whitney U test jika distribusi data tidak normal (Field, 2007: 345). Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua kelompok. Sedangkan jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua kelompok (Field, 2009: 150). Uji asumsi dilakukan apabila data terdistribusi normal dan analisis menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test. Teknik analisis data pada kedua kelompok tersebut menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan untuk analisis data sebagai berikut (Priyatno, 2010: 99). Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. 1. Jika harga Sig.(2- tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami. 2. Jika harga Sig.(2- tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami.
3.8.2.3 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri Uji besar pengaruh metode inkuiri dapat dilihat dengan mencari effect size. An effect size adalah suatu ukuran objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan (Field, 2009: 56-57). Pada penelitian ini kriteria koefisien korelasi Pearson yang digunakan yaitu: Tabel 3.8 Kriteria koefisien korelasi Pearson R
Besar Efek
Besar Efek (%)
0,10
Kecil
1
0,30
Menengah
9
0,50
Besar
25
Untuk mengetahui persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami digunakan koefisien determinasi atau R2 (Field, 2009: 57 & 179). Cara untuk mengetahui koefisien korelasi yaitu dengan mengubah harga t menjadi harga r dengan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 550).
𝑟=
𝑡 𝑡 + 𝑑𝑓
Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal
𝑟=
𝑧 𝑁
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Keterangan: r = effect size dengan menggunakan korelasi Pearson t = harga uji t df = harga derajad kebebasan z = harga konversi dari standar deviasi (uji statistik Wilcoxon) N = Jumlah total observasi (dalam hal ini 2 x jumlah siswa) Cara untuk menghitung persentase dilakukan dengan mengkuadratkan harga r atau R2 x 100% (Field, 2009: 179).
3.8.2.4 Analisis Lebih Lanjut 1. Uji Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui berapa persen kenaikan skor rerata pretest ke posttest I di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest-posttest dilakukan dengan mengambil data mean dari hasil uji normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test. Persentase kenaikan skor pretest ke posttest I dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575). Peningkatan =
𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑋 100% 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Gambar 3.5 Rumus Persentase Uji Peningkatan Skor
Untuk mengetahui persentase selisih skor posttest I-pretest (gain score) dapat dilakukan penghitungan manual sebagai berikut: 𝐺𝑎𝑖𝑛 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 =
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑋 100% 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Gambar 3.6 Rumus Gain Score
Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi selisih posttest I-pretest kedua kelompok yaitu dari kelompok eksperimen dan
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelompok kontrol. Grafik poligon pada gain score menunjukkan perbandingan yang tepat pada rerata antara kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol (Fraenkel, 2012: 250).
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Uji peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data yang diuji berasal dari kelompok yang sama, sehingga menggunakan uji statistik berikut (Field, 2009: 345). 1) Jika data terdistribusi normal maka uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test. 2) Jika data terdistribusi tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon (Field, 2009: 345). Teknik analisis data pada kedua kelompok tersebut menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan untuk analisis data sebagai berikut (Priyatno, 2010: 99). Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan/ atau kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan/ atau kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut (Field, 2009: 53). 1. Jika harga Sig.(2- tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan/ atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat penurunan/ peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan/ atau kelompok eksperimen. 2. Jika harga Sig.(2- tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan/ atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terdapat penurunan/ peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan/ atau kelompok eksperimen.
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif berarti, semakin tinggi skor pretest maka skor posttest I juga tinggi. Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I menggunakan analisis korelasi Pearson untuk data yang normal. Sedangkan untuk data tidak terdistribusi normal uji korelasi menggunakan analisis korelasi Spearman. Priyatno (2012: 44) memaparkan pedoman untuk analisis korelasi, jika nilai koefisien korelasi mendekati 1 atau -1 maka hubungannya semakin erat atau kuat, jika mendekati 0 maka korelasinya semakin lemah. Hipotesis statistik yang digunakan untuk analisis data sebagai berikut (Priyatno, 2010: 99). Hi
: Ada korelasi yang positif dan signifikan antara rerata pretest dan posttest I.
Hnull : Tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara rerata pretest dan posttest I. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu: 1. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05 dan harga r positif, Hnull ditolak dan Hi diterima. 2. Jika harga Jika harga sig.(2-tailed) > 0,05 dan harga r negatif, Hnull diterima dan Hi ditolak.
4. Uji Retensi Pengaruh Metode Inkuiri Pada sebuah penelitian pembelajaran untuk meningkatkan ketelitian analisis dianjurkan untuk melakukan posttest kedua setelah beberapa waktu dari posttest yang pertama (Krathwohl, 1998: 546). Uji retensi pengaruh dilakukan untuk melihat apakah pengaruh penggunaan metode inkuiri masih sekuat pada posttest I setelah dua minggu pembelajaran berlangsung. Untuk itu posttest II dilakukan setelah dua minggu diujikan posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data yang diuji berasal dari kelompok yang sama, sehingga menggunakan dua uji statistik berikut (Field, 2009: 345). 1) Jika data terdistribusi normal maka uji statistik yang digunakan adalah Paired samples ttest. 2) Jika data terdistribusi tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon (Field, 2009: 345).
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan untuk analisis data sebagai berikut. Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen dan/ atau kelompok kontrol.
Hnull
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen dan/ atau kelompok kontrol.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno, 2010: 102) adalah sebagai berikut: 1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain, tidak terjadi penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II. 2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain terjadi penurunan/peningkatan yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Untuk mengetahui persentase penurunan/peningkatan skor posttest I dan posttest II digunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575): Peningkatan =
𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼𝐼 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼 𝑋 100% 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼
Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi
3.8.3 Dampak Pengaruh Perlakuan Penelitian eksperimen perlu digunakan elemen penelitian kualitatif untuk menyingkapkan penilaian atau persepsi subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian terhadap proses pembelajaran yang dilakukan (Krathwohl, 2004: 546). Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk mendapatkan data. Triangulasi
menggunakan
tiga
cara,
yaitu
observasi,
wawancara,
dan
dokumentasi. Observasi dilakukan bila penelitian berkenaan dengan perilaku
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan apabila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2014: 203). Pada penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengetahu kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi diperoleh dengan memfoto beberapa kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol dan eksperimen. Wawancara adalah pertemuan antara dua orang atau lebih (subjek yang diteliti) untuk bertukar informasi dan ide malelui tanya jawab secara lisan (Sugiyono, 2014: 317). Wawancara dilakukan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah reponden yang sedikit atau kecil (Sugiyono, 2014: 194). Wawancara dilakukan secara terstruktur kepada gur dan 3 siswa dari kelompok eksperimen. Ketiga siswa yang diwawancara terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan kognitif paling tinggi, menengah dan paling rendah. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dan dapat berbentuk tulisan gambar atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2014: 329). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil nilai siswa dan foto-foto kegiatan siswa saat pembelajaran berlangsung. Nilai-nilai siswa didapat dari hasil pretest, posttest I, dan posttest II.
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi hasil penelitian penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan penggunaan meode inkuiri terhadap kemampuan memahami. Hasil penelitian akan menjelaskan deskripsi data dan analisis data yang dilakukan.
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Implementasi Penelitian Penelitian ini difokuskan pada pembahasan mengenai kemampuan mengingat dan kemampuan memahami siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental, dimana kelompok yang digunakan untuk penelitian ada dua yaitu satu kelompok kontrol dan satu kelompok eksperumen. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan atau dengan kata selama pembelajaran kelompok kontrol hanya menggukan metode ceramah. Sedangkan kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan metode inkuiri. Penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ditentukan oleh peneliti dengan cara mengundi. Hasil undian yang dilakukan oleh peneliti maka diputuskan bahwa kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebagai kelompok kontrol. Implementasi
pembelajaran di
kelompok
kontrol dan
kelompok
eksperimen dilakukan selama 5 kali pertemuan yang sudah termasuk pretest dan posttest. Guru melaksanakan pembelajaran 2 x 35 menit setiap pertemuannya. Guru yang mengajar di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen merupakan guru yang sama. Jika di kelompok kontrol maka guru berperan sebagai pengajar, namun ketika di kelompok eksperimen guru berperan sebagai fasilitator selama proses pembelajaran. Peneliti berperan sebagai observer selama pembelajaran di kelompok kontrol, sedangkan di kelompok eksperimen peneliti berperan sebagai observer dan membantu guru untuk mempersiapkan segala alat-alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian.
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.1.1. Deskripsi Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan dengan jumlah siswa sebanyak 53 siswa. Pada penelitian ini seluruh populasi juga dijadikan sebagai sampel, yaitu seluruh siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan. Kedua kelas yang dijadikan populasi memiliki prestasi akademik sejajar. Prestasi akademik yang sejajar karena pembagian kelas paralel dari awal diacak baik dari segi prestasi maupun latar belakang keluarga. Sampel pertama penelitian adalah Kelas VA sebagai kelas eksperimen. Kelompok ini memiliki jumlah siswa sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Siswa yang berada di kelas eksperimen memiliki latar belakang keluarga ekonomi menengah dan berpendidikan. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa di kelas ini anatar lain karyawan swasta, guru, dosen, PNS, jaksa, dan wiraswasta. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SMA sampai S2. Sampel kedua penelitian adalah Kelas VB sebagai kelas kontrol. Kelompok ini memiliki jumlah siswa sebanyak 27 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Siswa yang berada di kelas kontrol memiliki latar belakang keluarga ekonomi menengah dan berpendidikan. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa di kelas ini anatar lain karyawan swasta, guru, dosen, PNS, dan wiraswasta. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SMA sampai S2.
4.1.1.2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Penelitian dilaksanakan dengan melakukan pretest di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada hari Selasa, 15 September 2015. Pretest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Siswa mengerjakan soal pada lembar soal sekaligus lembar jawaban yang telah disediakan. Soal yang diberikan kepada siswa berupa soal uraian yang berjumlah 12 butir. Waktu mengerjakan pretest adalah 2 x 35 menit. Siswa mendengarkan pejelasan dari guru tentang cara atau langkah-langkah mengerjakan soal dan maksud dari
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
setiap butir soal. Selain itu, siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru tentang soal yang belum dipahami. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru yang sama baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Ketika melakukan treatment peneliti hanya bertindak sebagai pengamat dalam kegiatan pembelajaran, membantu menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran da mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. Deskripsi lengkap implementasi pembelajaran di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut.
1.
Kelompok Kontrol Pretest dilakukan sebelum siswa mendapatkan perlakuan, pretest di kelompok kontrol dilakukan pada tanggal 15 September 2015. Pada kelompok kontrol pembelajaran tentang sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya dimulai pada tanggal 16 September 2015 sampai tanggal 23 september 2015. Posttest II dilakukan pada tanggal 26 September 2015. Setting kelas untuk kelompok kontrol adalah konvensional, tempat duduk siswa tidak diubah yaitu tetap berbanjar seperti sebelumnya. Pertemuan pertama membahas tentang sifat bahan benang terhadap penyerapan air. Pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai benang-benang apa saja yang sudah mereka ketahui beserta dengan bahan pembuat benang tersebut. Pada kegiatan inti guru mulai menjelaskan beberapa benang yang terbuat dari bahan-bahan yang mampu menyerap air. Pembelajaran pada pertemuan pertama diakhiri dengan kegiatan guru bersama dengan siswa menyimpulkan benang-benang apa saja yang mampu menyerap air. Setting kelas untuk kelompok kontrol pada pertemuan kedua ini masih tetap sama, tempat duduk siswa tidak diubah yaitu tetap berbanjar seperti sebelumnya. Pertemuan kedua membahas tentang kekuatan bahan benang dan tali berdasarkan struktur penyusunnya. Pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran IPA yang dilakukan pada pertemuan yang kemarin. Pada kegiatan inti guru mulai menjelaskan tentang kekuatan benang atau tali berdasarkan struktur penyusunnya. Pada kegiatan penutup, siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan. Selain itu siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya jika ada penjelasan dari guru yang tidak jelas tentang materi yang diajarkan pada pertemuan kedua ini. Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggl 25 September 2015. Pada pertemuan ini dibahas mengenai kekuatan benang dan tali berdasarkan struktur penyusunnya. Pada kegiatan awal, siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai pembelajaran IPA yang dilakukan pada pertemuan yang kemarin. Pada kegiatan inti guru mulai menjelaskan tentang kekuatan benang atau tali berdasarkan struktur penyusunnya. Saat pembelajaran di kelompok kontrol, guru tidak menggunakan alat peraga apapun dan hanya menggunakan metode ceramah. Pada kegiatan penutup, guru merangkum pembelajaran yang telah dilaksanakan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada penjelasan dari guru yang kurang jelas tentang materi yang diajarkan pada pertemuan kedua ini. Setelah tiga kali pertemuan siswa medapatkan materi tentang kekuatan benang atau tali berdasarkan struktur penyusunnya, siswa diberi posttest I. Soal posttest I yang diberikan sama dengan soal pretest yang sudah dikerjakan oleh siswa sebelum mendapatkan materi pembelajaran. Posttest I dilakukan pada tanggl 26 September 2015 setelah guru menjelaskan tentang
materi
kekuatan
benang
atau
tali
berdasarkan
struktur
penyusunnya. Pemberian posttest II dilakukan 2 minggu setelah posttest I yaitu hari Sabtu, 10 Oktober 2015. Soal posttest II merupakan soal yang sama dengan soal pretest dan posttest I.
2.
Kelompok Eksperimen Pretest pada kelompok eksperimen dilakukan pada hari Selasa 15
September 2015. Pretest dilakukan sebelum siswa mendapat perlakuan dan materi tentang kekuatan benang atau tali berdasarkan struktur penyusunnya.
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pembelajaran di kelompok eksperimen dilakukan mulai tanggal 18 September 2015 sampai tanggal 25 September 2015. Setelah dilakukan pembelajaran sebanyak tiga kali, kemudian siswa mengerjakan soal posttest I pada tanggal 26 September 2015. Posttest II dilakukan setelah dua minggu dari posttest I yaitu pada tanggak 10 Oktober 2015. Setting kelas untuk kelompok eksperimen adalah berkelompok. Mulai dari awal pembelajaran siswa sudah dikondisikan belajar dalam kelompok. Siswa dibagi menjadi lima kelompok, sehingga masing-masing kelompok terdiri dari lima sampai enam siswa. Pemberian treatment dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Kegiatan pada setiap pertemuan dibagi menjadi tiga yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup. Pada kegiatan inti dilakukan langkah-langkah metode inkuiri. Adapun langkah-langkah metode inkuiri yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, mengambil kesimpulan, mempresentasikan hasil dan melakukan evaluasi. Langkah-langkah tersebut mencerminkan pada setiap pertemuan di kelompok eksperimen. Pada pertemuan pertama ini materi yang dibahas adalah sifat benang terhadap penyerapan air berdasarkan bahan penyusunnya. Pembelajaran pertama dilakukan pada hari Jumat, 18 September 2015. Pada kegiatan awal guru mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Pada kegiatan inti, guru memberikan petunjuk awal untuk menulis rumusan masalah dan hipotesis. Secara satu persatu guru membimbing siswa dalam membuat rumusan masalah dan hipotesis karena siswa belum pernah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri sehingga perlu adanya bimbingan dari guru. Setelah siswa mampu menuliskan rumusan masalah dan hipotesis, siswa bersama dengan kelompok melakukan percobaan. Langkah selanjutnya, siswa menuliskan laporan dan menarik kesimpulan percobaan dengan bimbingan guru. Kemudian siswa maju ke depan untuk mempresentasikan hasil percobaannya dan mengevaluasi seluruh proses saat melakukan percobaan. Pada kegiatan penutup, siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 19 September 2015. Pada pertemuan ini dibahas materi tentang kekuatan benang atau tali berdasarkan struktur penyusunnya. Percobaan yang dilakukan pada hari ini yaitu menguji kekuatan benang dan tali ketika digunakan untuk menggantung beban. Pada kegiatan awal guru mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Pada kegiatan inti, siswa langsung menuliskan rumusan masalah dan hipotesis. Pertemuan kedua ini guru tidak terlalu membimbing siswa dalam menuliskan rumusan masalah dan hipotesis karena siswa sudah bisa menuliskan rumusan masalah dan hipotesis sendiri. Setelah siswa menuliskan rumusan masalah dan hipotesis, siswa bersama dengan kelompok melakukan percobaan. Siswa kemudian menuliskan laporan dan menarik kesimpulan percobaan dengan bimbingan guru. Siswa maju ke depan untuk mempresentasikan hasil percobaannya dan mengevaluasi seluruh proses saat melakukan percobaan. Pada kegiatan penutup, siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Pada pertemuan ketiga ini materi yang dibahas adalah kekuatan benang atau tali berdasarkan struktur penyusunnya. Pembelajaran ketiga dilakukan pada hari Sabtu, 26 September 2015. Percobaan yang dilakukan pada hari ini yaitu menguji kekuatan benang dan tali ketika digunakan untuk menarik meja. Pada kegiatan awal guru mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Pada kegiatan inti, siswa langsung menuliskan rumusan masalah dan hipotesis. Pertemuan kedua ini guru tidak terlalu membimbing siswa dalam menuliskan rumusan masalah dan hipotesis karena siswa sudah bisa menuliskan rumusan masalah dan hipotisis sendiri. Setelah siswa menuliskan rumusan masalah dan hipotesis, siswa bersama dengan kelompok melakukan percobaan. Siswa kemudian menuliskan laporan dan menarik kesimpulan percobaan dengan bimbingan guru. Siswa maju
ke
depan
untuk
mempresentasikan
hasil
percobaannya
dan
mengevaluasi seluruh proses saat melakukan percobaan. Pada kegiatan
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penutup, siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.
4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I Uji Hipotesis Penelitian I adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat bahan tali-temali dengan bahan penyusunnya kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Variabel dependen pada hipotesis
tersebut
yaitu
kemampuan
mengingat,
sedangkan
variabel
independennya yaitu penggunaan metode inkuiri. Instrumen pertanyaan yang digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah dua item soal uraian yaitu soal nomer 1a dan 1b. Masing-masing soal mengandung satu aspek. Adapun aspek yang dicakup pada soal nomer 1a dan 1b adalah mengenali dan mengingat kembali. Pada berikut ini akan dipaparkan hasil analisis statistik yang menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan sebagai berikut. 1) Uji normalitas data yang beguna untuk mengetahui apakah persebaran data yang didapatkan normal atau tidak, selain itu uji normalitas juga digunakan untuk mengetahui uji statistik yang akan digunakan apakah parametrik atau non parametrik. 2) Uji beda kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh kedua kelompok. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan postest I. 4) Uji Effect Size signifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode inkuiri. 5) Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest-posttest I untuk mengetahui berapa persen pengaruh peningkatan penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah. 6) Uji signifikansi peningkatan rerata pretest-postest I bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan rerata pretest ke postest I pada setiap kelompok. 7) Uji korelasi antara rerata pretest-postest I dilakukan untuk mengetahui hubungan antara rerata skor pretest dengan postest I. 8) Uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahu apakah pengaruh perlakuan pada postest II masih sekuat postest I atau tidak.
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat oleh peneliti normal atau tidak. Selain itu uji normalitas ini juga digunakan peneliti untuk menentukan uji statistik yang akan digunakan selanjutnya.
Normalistas
data
kemampuan
mengingat
diujikan
dengan
menganalisis hasil pretest, postest I, selisih pretest ke postest I dan postest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kemudian, data dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Data dikatakan normal jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05. Tingkat kepercayaan yang digunakan 95%. Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut (lihat Lampiran 4.3.1). Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengingat No Aspek Sig. (2-tailed) 1 Pretest kelompok control 0,087 2 Posttest I kelompok control 0,107 3 Posttest II kelompok control 0,072 4 Selisih pretest-posttest kelompok 0,288 control 5 Pretest kelompok eksperimen 0,003 6 Posttest I kelompok eksperimen 0,056 7 Posttest II kelompok eksperimen 0,109 8 Selisih pretest-posttest kelompok 0,311 eksperimen
Keterangan Normal Normal Normal Normal Tidak Normal Normal Normal Normal
Dari data di atas diketahui bahwa harga Sig. (2-tailed) aspek pretest untuk kelompok kontrol sebesar 0,087 dan kelompok eksperimen adalah 0,003. Harga Sig. (2-tailed) pada aspek posttest I di kelompok kontrol adalah 0,107 dan di kelompok eksperimen adalah 0,056. Sedangkan harga Sig. (2-tailed) untuk aspek selisih pretest-postest pada kelompok kontrol yaitu 0,072 dan kelompok eksperimen adalah 0,109. Harga Sig.(2-tailed) untuk aspek posttest II kelompok kontrol adalah 0,288 dan untuk kelompok eksperimen adalah 0,311. Dari data yang didapat, dapat dilihat bahwa pada aspek pretest I kelompok eksperimen distribusi data tidak normal. Oleh karena itu untuk uji perbedaan rerata pretest digunakan uji statistik non parametrik, sedangkan untuk uji signifikansi pengaruh perlakuan dan uji besar pengaruh perlakuan dapat menggunakan uji statistik parametrik.
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan rerata pretest dilakukan untuk mengetahui apakah antara kelompok kontrol dan kelompok ekperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak. Langkah ini dilakukan karena pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan secara random. Uji perbedaan rerata pretest pada kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan menggunakan uji Mann-Whitney Test. Uji perbedaan rerata pretest dilakukan menggunakan uji statistik non parametrik karena pada hasil pretest I kelompok ekperimental distribusi data tidak normal. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Berikut adalah tabel hasil uji perbandingan skor pretest kemampuan mengingat. Tabel 4.2 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengingat Hasil Pretest
Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,26
Tidak ada perbedaan
Kelompok kontrol dan kelompok ekperimen
Analisis menggunakan Mann-whitney test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) adalah 0,26. Harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka dapat diartikan H null diterima dan Hi ditolak. Sehingga dapat diambil kesimpulan tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest I kelompok kontrol dan skor pretest I kelompok eksperimen atau dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Langkah ketiga yang dilakukan yaitu melakukan uji signifikansi pengaruh perlakuan pada masing-masing kelompok. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan yang diterapkan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pengaruh dari perlakuan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (O2-O1)-(O4-O5) yaitu dengan mengurangkan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol (Sugiyono, 2012: 79). Uji ini dilakukan dengan membandingkan selisih rerata skor posttest I – pretest kelompok kontrol dan
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelompok eksperimen. Selisih rerata skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol sebesar 1,16 sedangkan selisih rerata skor posttest I – pretest sebesar 1,76 sehingga apabila 1,76 – 1,16 maka akan diperoleh hasil sebesar 0,60. Perhitungan dari pengaruh metode inkuiri menunjukkan hasil yang positif sehingga dapat dikatakan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametrik Independent Sample Ttest karena data berasal dari kelompok yang berbeda dan hasil skor selisih rerata skor posttest I – pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal(Field, 2009: 326). Uji statistik ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan untuk menguji homogenitas varians dengan Levene’s test. Kriteria yang digunakan adalah jika harga Sig. > 0,05 maka ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Tabel 4.3 Hasil Levene’s test Hasil Uji Homogenitas Varians
F
Sig.
Selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
4,93
0,03
Hasil uji asumsi menggunakan analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 4,93 dan harga sig. 0,03. Dengan demikian tidak terdapat homogenitas varians sehingga perhitungan uji besar pengaruh perlakuan dilakukan dengan menggunakan Equal variances not assumed. Kriteria yang digunakan untuk menolak H null dari hasil Independent Sample t-test yaitu jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke postest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan (lihat Lampiran 4.5.1).
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.4 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Hasil Uji Selisih Selisih skor kelompok kontrol dan kelompok
Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,001
Ada perbedaan
eksperimen
Hasil selisih skor yang diperoleh menunjukkan bahwa mean pada kelompok ekperimen M = 1,76; N = 26; SE = 0,15; SD = 0,41 lebih besar dari kelompok kontrol yaitu M = 1,16; N = 27; SE = 0,08; SD = 0,79. Pada kelompok eksperimen skor yang diperoleh yaitu Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa t = -3,460; df = 39,191; harga Sig.(2-tailed) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 0,001 sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal itu berarti ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretestpostest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dengan kata lain metode inkuiri bepengaruh terhadap kemampuan mengingat. Diagram berikut menunjukkan hasil perbandingan rerata selisih pretest ke postest I kemampuan mengingat antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Postest I Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Setelah dilakukan uji signifikansi pengaruh perlakuan,
langkah
selanjutnya yaitu dilakukan pengukuran besar pengaruh perlakuan (effect size). Uji besar pengaruh ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode yang digunakan baik metode ceramah maupun metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat. Pengujian ini dilakukan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan menggunakan rumus effect size diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat (data diambil dari independent sample t-test) r No
Kelompok
t
Df
(effect
R2
size) 1
Kontrol & eksperimen
-3,46
11,97
39,191
0,53
0,28
Effect
Besar
size %
Efek
28%
Efek besar
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kemampuan mengingat pada kedua kelompok. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa besarnya efek keseluruhan dengan nilai r sebesar 0,53. Berdasarkan kriteria yang digunakan, besar effect size keseluruhan yang diperoleh menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan mengingat pada siswa mengalami peningkatan sebesar 28% yang setara dengan efek besar (Field, 2009: 57).
4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Postest I Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui persentase peningkatan kemampuan mencipta dilihat dari rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Penghitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan penghitungan secara manual dengan menggunakan rumus sebagaimana yang sudah disebutkan pada bab III, halaman 59. Berikut merupakan tabel hasil penghitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kemampuan mencipta (lihat lampiran 4.6). 70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.6 Tabel Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Postest No
Kelompok
1
Kontrol
No
Kelompok
2
Eksperimen
Mean
Peningkatan
Pretest
Postest
(%)
2,35
3,66
46,52%
Mean
Peningkatan
Pretest
Postest
(%)
2,35
4,10
74,9%
Pada kelompok kontrol nilai mean pretest 2,35 sedangkan nilai mean posttest I adalah 3,66. Persentase peningkatan rerata pretest-posttest I kelompok kontrol sebesar 46,52%. Kelompok eksperimen dengan nilai mean pretest 2,35 dan nilai mean posttest I adalah 4,10, maka penghitungan persentase peningkatan rerata pretest-posttest I kelompok eksperimen sebesar 74,9%. Seperti yang telah dijelaskan pada tabel 4.4 bahwa ada peningkatan rerata antara pretest ke posttest I baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Jumlah siswa yang mengalami peningkatan rerata skor yang signifikan dapat diketahui dengan menggunakan selisih skor gain score. Uji gain score dilakukan dengan menggunakan selisih skor posttest I dan pretest. Kemudian dihitung frekuensi banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di atas gain score yang telah ditentukan. Frekuensi gain score diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi dari selisih posttest I-pretest kedua kelompok yaitu dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti menggunakan gain score ≥ 2 untuk menentukan persentase siswa yang memperoleh kenaikan skor secara signifikan. Kemudian dilakukan penghitungan dengan rumus sebagai berikut: 𝐺𝑎𝑖𝑛 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 =
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑋 100% 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Gambar 3.6 Rumus Gain Score
Pembuatan grafik poligon menunjukkan perbandingan yang tepat pada rerata antara kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol (Fraenkel, 2012: 250). Dominasi skor selisih posttest I-pretest dari kelompok kontrol lebih kecil daripada
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelompok eksperimen, hal tersebut ditunjukkan pada grafik gain score sebagai berikut.
12 10
f
8 6
Kelompok Kontrol
4
Kelompok Ekperimen
2 0
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
Gain Gambar 4.2 Grafik perbedaan rerata pretest ke posttest I
Frekuensi nilai gain score yang paling tinggi pada kelompok kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik diatas bahwa frekuensi gain score yang paling banyak pada kelompok eksperimen terletak di sebelah kanan dari frekuensi gain score paling sedikit pada kelompok kontrol. Pada kelompok ekperimen siswa yang mendapatkan gain score ≥ 1,50 sebanyak 13 siswa atau 50% dari seluruh jumlah siswa di kelompok eksperimen. Sedangkan untuk kelompok kontrol siswa yang mendapatkan gain score ≥ 1,50 sebanyak 21 siswa atau setara dengan 77%. Nilai gain score yang dijadikan sebagai pijakan didapatkan dari nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dari kedua kelompok kemudian dari hasil pengurangan tersebut diambil 50%. Hal ini dapat diartikan bahwa selisih pretest ke posttest I kelompok eksperimen yang dominan lebih besar daripada selisih pretest ke posttest pada kelompok kontrol.
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Postest I Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan antara hasil pretest I ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pengujian signifikansi peningkatan dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired samples t-test karena berdasarkan uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov, data yang akan diuji adalah data berdistribusi normal. Selain itu data yang diuji merupakan data dalam kelompok yang sama. Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke postest I dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan antara hasil pretest ke postest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi peningkatan rerata nilai pretest ke postest kemampuan mengingat. Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest Aspek Kelompok Sig. (2-tailed) Kontrol
0,000
Eksperimen
0,000
Postest 1 – Pretest
Keterangan Ada peningkatan yang signifikan Ada peningkatan yang signifikan
Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest yang diperoleh kelompok kontrol yaitu M = 1,16, SE = 0,15, SD = 0,79, t = 7,64, df = 26. Pada kelompok eksperimen skor yang diperoleh yaitu Z = -4,51, N = 26. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest yang dilakukan menggunakan paired samples t-test menunjukkan harga Sig.(2-tailed) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 0,000 sehingga H null ditolak dan Hi diterima. Hal itu berarti ada peningkatan yang signifikan antara selisih skor pretest-postest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tabel 4.8 Hasil Uji Besar Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol Aspek t t2 df R R2 % Efek Pretest-Posttest I 7,64 58,36 26 0,83 0,69 69% Besar Kelompok Eksperimen Aspek Z n R R2 % Efek Pretest-Posttest I 4,51 26 0,88 0,77 77% Besar
Walaupun peningkatan yang signifikan terjadi pada kedua kelompok, namun dari persentase peningkatan, mean, standart deviation dan standart error pada masing-masing kelompok menunjukkan bahwa metode inkuiri bepengaruh terhadap kemampuan mengingat. Besar pengaruh penerapan metode ceramah 73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat adalah 0,83 atau 69% yang setara dengan efek besar. Sedangkan pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat sebesar 0,88 atau 77% yang setara dengan efek besar. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok eksperimen yang menggunakan metode inkuiri lebih besar daripada skor rerata pretest ke posttest I kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Uji Korelasi antara rerata pretes dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen bertujuan untuk mengetahui korelasi yang terjadi antara nilai pretest dan posttest I pada masing-masing kelompok itu bersifat negatif atau positif. Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol menggunakan Pearson correlations. Sedangkan untuk kelompok eksperimen uji korelasi rerata pretest ke posttest I menggunakan Spearman’s pada program IBM SPSS Statistic 20 for Windows. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji korelasi pretest dam postest pada masing-masing kelompok.
Tabel 4.9 Uji Korelasi antara Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol Aspek Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Korelasi negatif & Pretest dan Posttest I -0,268 0,18 tidak signifikan Kelompok Eksperimen Correlation Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan Coefficient Korelasi positif & Pretest dan Posttest I O,540* 0,004 signifikan
Dari data pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa pada kelompok kontrol korelasi antara pretest dan posttest I bersifat negatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai pretest yang baik belum tentu nilai posttestnya juga baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Pearson Correlation sebesar -0,268 dan bertanda negatif. Sedangkan untuk kelompok eksperimen juga memiliki korelasi yang
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
positif dengan tingkat korelasi sedang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan Spearman’s sebesar O,540*.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan pada posttest II masih sekuat pada posttest I. Pengujian ini dilakukan 2 minggu setelah posttest I. Sebelum melakukan uji retensi posttest I dan posttest II dilakukan uji normalitas terhadap skor posttest I dan posttest II. Dari data uji normalitas yang didapat, diketahui bahwa distribusi data skor posttest II terdistribusi secara normal yaitu 0,646 atau < 0,05 untuk kelompok kontrol dan 0,786 atau < 0,05 untuk kelompok eksperimen, sehingga dapat dikatakan bahwa data pada posttest II di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen memiliki distribusi data normal. Uji retensi pengaruh perlakuan bisa dilakukan dengan menggunakan Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan memahami dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol Aspek
Variabel mengingat
Rerata Post I
Peningkatan
Post II
(%)
Sig. (2-tailed)
Keterangan Tidak ada
3,44
3,66
-6,39
0,053
Penurunan dan tidak signifikan
Kelompok Eksperimen Aspek Variabel mengingat
Rerata
Peningkatan
Post I
Post II
(%)
3,91
3,05
-21,99
Sig. (2-tailed)
0,00
Keterangan Ada Penurunan & signifikan
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu M = -0,22; SD = 0,57; SE = 0,11; t = -2,03; N = 27; df = 26 ,sedangkan
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hasil kelompok eksperimen yaitu M = -1,01; SD = 0,91; SE = 0,18; t = -5,62; N = 26; df = 25. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan memahami pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,053 (p > 0,05), maka Hnul diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II kemampuan mengingat di kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan mengingat pada kelompok kontrol. Sedangkan harga Sig. (2-tailed) kemampuan mengingat pada kelompok eksperimen sebesar 0,00 (p < 0,05), maka Hnul ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kemampuan mengingat di kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan akor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan mengingat pada kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen mengalami penurunan yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Kelompok ekperimen mengalami penurunan sebesar 21,99%, sedangkan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol mengalami penurunan sebesar 6,39%. Perhitungan persentase penurunan rerata skor posttest I ke posttest II semakin memperkuat hasil uji retensi menggunakan Paired samples t-test yang menyatakan bahwa tidak ada penurunan yang signifikan pada kelompok kontrol dan ada penurunan yang signifikan pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Peningkatan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut.
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Grafik Pretest Posttest I dan Posttest II Kemampuan Mengingat 5 4,1 3,66
4 3 2
3,44 3,09
Kelompok Kontrol
2,5 2,35 Kelompok Eksperimen
1 0 Pretest
Posttest I
Posttest II
Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengingat
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II Uji Hipotesis Penelitian I adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat bahan tali-temali dengan bahan penyusunnya kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Variabel dependen pada hipotesis
tersebut
yaitu
kemampuan
memahami,
sedangkan
variabel
independennya yaitu penggunaan metode inkuiri. Instrumen soal yang digunakan untuk mengukur variabel dependen adalah 2 soal uraian pada nomer 2a dan 2b. Dua
soal
tersebut
mengandung
tiga
indikator,
yaitu
menerjemahkan,
mencontohkan dan mengklasifikasikan. Berikut ini akan dipaparkan hasil analisis statistik yang menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan sebagai berikut. 1) Uji normalitas data yang beguna untuk mengetahui apakah persebaran data yang didapatkan normal atau tidak, selain itu uji normalitas juga digunakan untuk mengetahui uji statistik yang akan digunakan apakah parametrik atau non parametrik. 2) Uji beda kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh kedua kelompok. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest ke posttest I. 4) Uji Effect Size signifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode inkuiri. 5) Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I untuk mengetahui berapa persen pengaruh peningkatan penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah. 6)
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan rerata pretest ke posttest I pada setiap kelompok. 7) Uji korelasi dan rerata pretest dan posttest I dilakukan untuk mengetahui hubungan antara rerata skor pretest dengan posttest I. 8) Uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan pada posttest II masih sekuat posttest I atau tidak.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat oleh peneliti normal atau tidak. Selain itu uji normalitas ini juga digunakan peneliti untuk menentukan uji statistik yang akan digunakan selanjutnya.
Normalistas
data kemampuan
memahami
diujikan dengan
menganalisis hasil pretest, postest I, selisih pretest ke postest I dan postest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Data dikatakan normal jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05. Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut. Kesimpulan uji normalitas dapat diperoleh dengan menggunakan keriteria sebagai berikut. 1) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka dapat dikatakan distribusi data tidak normal sehingga uji statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka dapat dikatakan distribusi data normal sehingga uji statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Hasil uji normalitas kemampuan memahami dari kedua kelompok dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.3.2). Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Memahami No Aspek Sig. (2-tailed) 1 Pretest kelompok control 0,24 2 Postest I kelompok control 0,25 3 Postest II kelompok control 0,73 4 Selisih pretest-postest kelompok 0,22 control 5 Pretest kelompok eksperimen 0,19 6 Postest I kelompok eksperimen 0,63 7 Postest II kelompok eksperimen 0,96 8 Selisih pretest-postest kelompok 0,39 eksperimen
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dari data di atas diketahui bahwa harga Sig. (2-tailed) > 0,05 untuk semua aspek, maka distribusi data dikatakan normal. Data yang dimaksud adalah pretest, postest I, selisih pretest-postest I, dan postest II kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selanjutnya uji statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Statistik parametrik yang digunakan yaitu Independent samples t-test untuk menganalisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan menggunakan Paires samples t-test jika dilakukan analisis data dari satu kelompok.
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan rerata pretest dilakukan untuk mengatahui apakah antara kelompok kontrol dan kelompok ekperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak, sehingga kedua kelompok dapat dibandingkan. Langkah ini dilakukan karena pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan secara random. Uji perbedaan rerata pretest pada kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test karena distribusi data normal dan berasal dari kelompok yang berbeda. Sebelum melakukan analisis dengan Independent samples t-test, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Berikut hasil uji asumsi homogenitas varians menggunakan levene’s test. Tabel 4.12 Hasil Levene’s test Hasil Uji Homogenitas Varians
F
Sig.
Selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
0,13
0,72
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 0,13 dan harga Sig. = 0,72. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat homogenitas varians data. Jika variansnya homogen, data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk 79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Berikut adalah tabel hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.4.2). Tabel 4.13 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Memahami Hasil Pretest
Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,24
Tidak ada perbedaan
Kelompok kontrol dan kelompok ekperimen
Hasil skor dari kelompok kontrol yaitu M = 2,12; SD = 0,57; SE = 0,109; N = 27; dan df = 53, sedangkan hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = 2,30; SD = 0,55; SE = 0,107; N = 26; dan df = 53. Analisis mengguakan Independent sample t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) adalah 0,24 dan t = -1,196. Harga Sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga dapat diartikan Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest I kelompok kontrol dan skor pretest I kelompok eksperimen atau dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan memahami. Kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan.
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest ke posttest I kedua kelompok, sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh perlakuan yang diterapkan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pengaruh dari perlakuan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (O2-O1)-(O4-O5) yaitu dengan mengurangkan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol (Sugiyono, 2012: 79). Uji ini dilakukan dengan membandingkan selisih rerata skor posttest I – pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selisih rerata skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol sebesar 0,67 sedangkan selisih rerata skor posttest I – pretest sebesar 1,61 sehingga apabila 1,61 – 0,67 maka akan diperoleh hasil sebesar 0,94. Perhitungan dari pengaruh metode inkuiri menunjukkan hasil yang positif sehingga dapat dikatakan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami.
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametrik Independent Sample T-test karena data berasal dari kelompok yang berbeda dan hasil skor selisih rerata skor posttest I – pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal (Field, 2009: 326). Uji statistik ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan pengujian homogenitas varians dengan Levene’s test. Kriteria yang digunakan adalah jika harga Sig. > 0,05 maka ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Tabel 4.14 Hasil Levene’s test Hasil Uji Homogenitas Varians
F
Sig.
Selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
0,11
0,745
Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 0,11 dan harga sig. 0,745. Dengan demikian terdapat homogenitas varians sehingga bisa dilakukan Independent sample t-test untuk analisis selanjutnya. Data uji statistik Independent sample t-test yang diambil adalah data pada baris pertama karena ada homogenitas varian. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil Independent sample t-test yaitu jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05. Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke postest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan. Berikut ini adalah tabel hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan (lihat Lampiran 4.5.2). Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Memahami Hasil Uji Selisih Selisih skor kelompok kontrol dan kelompok
Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,00
Ada perbedaan
eksperimen
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rerata kelompok kontrol. Hasil selisih skor yang diperoleh kelompok kontrol yaitu M = 0,67; N = 27; SE = 0,110; SD = 0,58. Pada kelompok eksperimen skor yang diperoleh yaitu M = 1,61; N = 26; SE = 0,106; SD = 0,54. Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa t = -6,11; df = 51; harga sig.(2-tailed) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 0,000 sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-postest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dengan kata lain metode inkuiri bepengaruh terhadap kemampuan memahami. Diagram berikut menunjukkan hasil perbandingan rerata selisih pretest ke postest I kemampuan memahami antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Postest I Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode inkuiri yang digunakan terhadap kemampuan mengingat. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
& 179). Penghitungan effect size mengambil data dari uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan Independent sample t-test. Besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan memahami adalah r = 0,65 atau 42% yang setara dengan efek besar (Field, 2009: 57). Tabel di bawah ini menunjukkan hasil perhitungan besar pengaruh perlakuan kemampuan memahami (effect size). Tabel 4.16 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami (data diambil dari independent sample t-test) Effect Besar No Kelompok T df R R2 size % Efek Kontrol & 1 -6,11 37,34 51 0,65 0,42 42% Efek besar eksperimen
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui berapa persen peningkatan yang terjadi pada masing-masing kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Uji peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan statistik parametrik Paired sample t-test karena data yang diuji terdistribusi normas dan data berasal dari kelas yang sama. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest dan postest dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.17 Tabel Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Postest No
Kelompok
1 2
Mean
Peningkatan
Pretest
Postest
(%)
Kontrol
2,12
2,79
31%
Eksperimen
2,31
3,92
70%
Pada kelompok kontrol nilai mean pretest 2,12sedangkan nilai mean posttest I adalah 2,79. Persentase peningkatan rerata pretest-posttest I kelompok kontrol sebesar 31%. Kelompok eksperimen dengan nilai mean pretest 2,31 dan nilai
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mean posttest I adalah 3,92, maka penghitungan persentase peningkatan rerata pretest-posttest I kelompok eksperimen sebesar 70%. Seperti yang telah dijelaskan pada tabel 4.15 bahwa ada peningkatan rerata antara pretest ke posttest I baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Jumlah siswa yang mengalami peningkatan rerata skor yang signifikan dapat diketahui dengan menggunakan selisih skor gain score. Uji gain score dilakukan dengan menggunakan selisih skor posttest I dan pretest. Kemudian dihitung frekuensi banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di atas gain score yang telah ditentukan. Frekuensi gain score diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi dari selisih posttest I-pretest kedua kelompok yaitu dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti menggunakan gain score ≥ 2 untuk menentukan persentase siswa yang memperoleh kenaikan skor secara signifikan. Kemudian dilakukan penghitungan dengan rumus sebagai berikut: 𝐺𝑎𝑖𝑛 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 =
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑋 100% 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Gambar 3.6 Rumus Gain Score
Pembuatan grafik poligon menunjukkan perbandingan yang tepat pada rerata antara kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol (Fraenkel, 2012: 250). Dominasi skor selisih posttest I-pretest dari kelompok kontrol lebih kecil daripada kelompok eksperimen, hal tersebut ditunjukkan pada grafik gain score sebagai berikut. Seperti yang dijelaskan pada tabel 4.14 bahwa ada perbedaan rerata pretest ke posttest I baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selisih pretest ke posttest I yang dominan dari kelompok kontrol lebih kecil daripada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan pada grafik dibawah ini.
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7 6 5 f
4 3
Kontrol
2
Eksperimen
1 0 0,00
1,00
2,00
3,00
gain Gambar 4.5 Grafik Perbedaan Rerata Pretest ke Posttest I
Frekuensi nilai gain score yang paling tinggi pada kelompok kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik diatas bahwa frekuensi gain score yang paling banyak pada kelompok eksperimen terletak di sebelah kanan dari frekuensi gain score paling sedikit pada kelompok kontrol. Pada kelompok ekperimen siswa yang mendapatkan gain score ≥ 1,33 sebanyak 18 siswa atau 69,2% dari seluruh jumlah siswa di kelompok eksperimen. Sedangkan untuk kelompok kontrol siswa yang mendapatkan gain score ≥ 1,33 sebanyak 4 siswa atau setara dengan 14,8%. Nilai gain score yang dijadikan sebagai pijakan didapatkan dari nilai tertinnggi dikurangi nilai terendah dari kedua kelompok kemudian dari hasil pengurangan tersebut diambil 50%. Hal ini dapat diartikan bahwa selisih pretest ke posttest I kelompok eksperimen yang dominan lebih besar daripada selisih pretest ke posttest pada kelompok kontrol.
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan antara hasil pretest
ke
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke postest I dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik Paired sample t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) <
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
0,05. Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi peningkatan rerata nilai pretest ke postest kemampuan memahami. Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Postest Aspek Kelompok Sig. (2-tailed) Kontrol
0,00
Eksperimen
0,00
Postest 1 - Pretest
Keterangan Ada peningkatan yang signifikan Ada peningkatan yang signifikan
Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest yang diperoleh menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki rerata yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu M = 0,67; SE = 0,11; SD = 0,58; t = 6,02; df = 26. Pada kelompok eksperimen skor yang diperoleh yaitu M = 1,61 SE = 0,11; SD = 0,54; t = 15,10; dan df = 25. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke postest yang dilakukan menggunakan paired samples t-test menunjukkan harga sig.(2-tailed) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 0,000 sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Maka dapat disimpulkan ada peningkatan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Walaupun peningkatan yang signifikan terjadi pada kedua kelompok, namun dari mean, standart deviation dan standart error menunjukkan bahwa metode inkuiri bepengaruh lebih besar terhadap kemampuan memahami. Tabel 4.19 Hasil Uji Besar Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Kemampuan Memahami Kelompok t t2 df r R2 % Efek Kontrol 6,02 36,24 26 0,76 0,58 58% Besar Eksperimen 15,10 228,01 25 0,95 0,90 90% Besar
Walaupun peningkatan yang signifikan terjadi pada kedua kelompok, namun dari persentase peningkatan, mean, standart deviation dan standart error pada masing-masing kelompok menunjukkan bahwa metode inkuiri bepengaruh terhadap kemampuan memahami. Besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami adalah 0,58 atau 58% yang setara dengan efek besar. Sedangkan pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami sebesar 0,90 atau
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90% yang setara dengan efek besar. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok eksperimen yang menggunakan metode inkuiri lebih besar daripada skor rerata pretest ke posttest I kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Uji Korelasi antara rerata pretes dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen bertujuan untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara nilai pretest dan postest pada masing-masing kelompok itu bersifat negatif atau positif. Ketika melakukan uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I peneliti menggunakan Pearson Correlations pada program IBM SPSS Statistic 20 for Windows. Kriteria untuk menolak Hnull yaitu jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji korelasi pretest dam postest pada masingmasing kelompok. Tabel 4.20 Uji Korelasi antara Pretest dan Postest I Kemampuan Memahami Aspek Pearson Sig. (2-tailed) Keterangan Correlation Kelompok Pretest dan Korelasi positif & 0,385* 0,048 Kontrol Posttest I signifikan Kelompok Pretest dan Korelasi positif & O,401* 0,043 Eksperimen Posttest I signifikan
Dari data pada tabel di atas dapat kita lihat bahwa pretest dan posttest I pada kelompok kontrol memiliki korelasi yang positif dan signifikan. Sedangkan untuk kelompok eksperimen juga memiliki korelasi yang positif dan signifikan. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa jika nilai pretest tinggi maka nilai posttest I juga tinggi.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selain itu uji retensi juga bisa digunakan untuk mencari tahu apakah perlakuan yang diberikan membawa pengaruh yang kuat atau tidak. Pengujian ini dilakukan 2
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
minggu setelah posttest I. Sebelum melakukan uji retensi posttest I dan posttest II dilakukan uji normalitas terhadap skor posttest I dan posttest II. Dari data uji normalitas yang didapat, diketahui bahwa distribusi data normal, sehingga dapat dikatakan bahwa data pada posttest II baik di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki distribusi data normal. Oleh karena itu, uji retensi pengaruh perlakuan bisa dilakukan dengan menggunakan Paired samples t-test. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan memahami dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.21 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami Kelompok Kontrol Eksperimen Peningkatan Aspek Sig. (2-tailed) (%) Post I Post II Variabel memahami 2,79 2,28 -18,27 0,000 Kelompok Eksperimen Eksperimen Peningkatan (%) Aspek Post I Post Sig. (2-tailed) II Variabel memahami 3,92 3,05 -22,19 0,000
Keterangan Ada Perbedaan
Keterangan Ada Perbedaan
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu M = -0,51; SD = 0,52; SE = 0,10; t = -5,09; N = 27; df = 26 ,sedangkan hasil kelompok eksperimen yaitu M = -0,87; SD = 0,66; SE = 0,13; t = -6,65; N = 26; df = 25. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan memahami pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (p < 0,05), maka H nul diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kemampuan memahami di kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan akor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan memahami pada kelompok kontrol. Sedangkan harga Sig. (2-tailed) kemampuan memahami pada kelompok eksperimen sebesar 0,00 (p < 0,05), maka H nul diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kemampuan memahami di kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan akor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan memahami pada kelompok eksperimen. 88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Peningkatan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik Pretest Posttest I dan Posttest II Kemampuan Memahami 5 4
3,92
3
2,79
2,31 2,12
2
3,05 2,28
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
1
0 Pretest
Posttest I
Posttest II
Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami
5.
Dampak Pengaruh Perlakuan Peneliti melakukan analisis dampak pengaruh perlakuan dengan dua
teknik pengumpulan data. Teknik yang pertama adalah test. Teknik test menjadi teknik utama yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik yang kedua yaitu teknik non test dengan cara triangulasi sebagai metode kualitatif yang sederhana untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif. Triangulasi dilaksanakan dengan melakukan observasi ketika pembelajaran, wawancara dengan guru dan siswa, serta dokumentasi berupa foto-foto selama kegiatan pembelajaran. Analisis dampak pengaruh perlakuan menggunakan triangulasi bertujuan melihat pandangan subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian selama proses pembelajaran (Krathwohl, 2004: 546). Pada pembahasan ini akan dipaparkan analisis dampak pengaruh perlakuan pada hasil observasi dan wawancara. Observasi
dilakukan
selama
pelaksanaan
pembelajaran
di
kelas
eksperimen 18 September 2015. Siswa terlihat senang dan aktif ketika mendengar penjelasan dari guru bahwa hari ini mereka akan melakukan percobaan tentang sifat bahan benang atau tali terhadap penyerapan air berdasarkan struktur penyusunnya. Siswa mendengarkan penjelasan awal dari guru tentang macammacam benang yang telah dibawa oleh guru. Siswa secara berebutan menjawab
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pertanyaan tentang nama benang yang ditunjukkan oleh guru. Setelah itu, guru menuntun siswa untuk membuat pertanyaan yang akan ditemukan jawabannya ketika eksperimen, yaitu “Apakah benang jahit dan benang kasur dapat menyerap air?” (Komunikasi pribadi, 18 September 2015). Kemudian ada siswa yang menambahkan “Apakah tali senar dapat menyerap air?” (Komunikasi pribadi, 18 September 2015). Siswa tampak aktif berdiskusi untuk merumuskan hipotesis. Awalnya memang siswa sempat kebingungan untuk merumuskan hipotesis karena mereka belum paham apa itu hipotesis. Namun, setelah dijelaskan oleh guru maka mereka mampu merumuskan hipotesis bersama-sama dengan kelompok masing-masing. Begitu alat dan bahan eksperimen dibagikan siswa langsung melakukan eksperimen sesuai dengan petunjuk yang sudah dituliskan pada lembar kerja siswa. Selama eksperimen siswa aktif berkomunikasi dengan guru dan teman satu kelompoknya maupun kelompok yang berbeda. Peneliti mendengar salah satu berkata pada teman sekelompok “Kayaknya nanti senarnya tetap kering deh” (Komunikasi pribadi, 18 September 2015). Setelah eksperimen, siswa juga aktif terlibat dalam merumuskan kesimpulan eksperimen dengan berdiskusi bersama kelompok masing-masing. Siswa juga aktif saat melakukan presentasi di depan kelas. Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 15 Oktober 2015. Peneliti melakukan wawancara dengan tiga siswa yang berasal dari kelompok eksperimen. Hasil wawancara dengan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa siswa terbantu ketika belajar dengan melakukan percobaan karena yang dimaksud dalam buku mudah dipahami. Hal ini diungkapkan salah satu siswa dengan menjawab “Ya, karena apa yang dimaksudkan dalam buku dapat lebih mudah dipahami” (W SA 18-19). Siswa juga mengungkapkan bahwa metode inkuiri sangat membantu dalam belajar IPA karena menggunakan media. Ungkapan dari siswa tersebut yaitu ” Ya sangat membantu karena ada media”(W SB 16). Melalui metode inkuiri siswa juga mudah memahami materi. Berikut ini ungkapan dari siswa “Ya, karena mudah dimengerti” (W SC 11). Metode inkuiri membuat siswa tidak mudah bosan saat pembelajaran karena mereka melakukan praktek langsung. Hal ini dibuktikan dengan adanya
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pernyataan siswa “Tidak terlalu, karena disitu kita tidak hanya mendengarkan penjelasan tetapi juga ikut mempraktekkan” (W SA 21-22) dan “Tidak, karena melakukan percobaan menyenangkan” (W SC 19). Selain tidak membosankan, metode inkuiri juga terasa menyenangkan karena siswa bisa bekerjasama dengan teman-temannya. Berikut adalah ungkapan siswa “Senang karena bisa bekerjasama dengan teman sekelompok” (W SA 29). Melalui metode inkuiri, siswa juga mendapatkan pengetahuan baru. Hal ini sesuai dengan pernyataan siswa “Ya, saya mendapatkan pengetahuan baru” (W SB 22). Metode inkuiri juga mudah dipahami siswa, berikut ini adalah pernyataan siswa “Senang, karena mudah dilakukan” (W SC 25). Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengingat dengan metode inkuiri. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa mampu menyebutkan nama-nama benang yang ada pada soal nomer 1a. Berikut ungkapan dari para siswa tentang soal nomer 1a, “Ya, karena gambar pada soal sangat jelas” (W SA 32). Namun ada juga siswa yang kebingungan saat menyebutkan nama benang yang ditunjukkan pada gambar. Berikut merupakan ungkapan dari salah satu siswa “Tidak, agak karena bingung” (W SC 27). Siswa merasa bisa, ragu-ragu dan bingung saat mengerjakan soal nomer 1b yaitu tentang menyebutkan bahan penyusun benang dan tali yang ditunjukkan pada gambar soal sebelumnya. Berikut ungkapan ketiga siswa “Bisa, karena saya sudah menguasai materi” (W SA 35). “Tidak terlalu, karena masih ada jawaban yang ragu-ragu” (W SB 31) dan “Tidak, karena agak bingung” (W SC 30). Wawancara yang selanjutnya tentang kemampuan memahami siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri. Hasil wawancara mengungkapkan bahwa siswa merasa ragu-ragu dan lumayan bisa dalam mengerjakan soal nomer 2a tentang menyebutkan bahan-bahan benang atau tali beserta contohnya.” Tidak terlalu karena masih ada jawaban yang ragu-ragu” (W SA 38) dan “Lumayan, karena ada beberapa contoh benang yang terbuat dari bahan-bahan benang yang ada” (W SB 34-35). Untuk soal nomer 2b siswa rata-rata bisa mengerjakannya karena soal yang diberikan langsung mereka alami selama percobaan. Berikut merupakan ungkapan dari siswa A “Dapat karena saya sudah tahu kekuatan dari masing-masing benang dari percobaan yang
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sudah dilakukan” (W SA 41-42) dan siswa B mengungkapkan “Dapat, karena cukup mudah” (W SB 38). Wawancara dilakukan juga kepada siswa yang sama untuk mengetahui tanggapan mereka ketika diberikan posttest II. Hal ini dilakukan karena pada posttest II nilai rata-rata yang didapatkan siswa cenderung menurun. Hal ini terjadi karena siswa merasa bosan dengan soal yang sudah diulang-ulang sebanyak tiga kali. Selain itu jarak waktu 2 minggu dari perlakuan membuat siswa sudah lumayan lupa. Berikut ini ungkapan siswa “Sudah sangat bosan” (W SA 46). Walaupun soal sudah diulang sebanyak tiga kali namun tetap saja ada anak yang menganggap soal yang diberikan susah. Hal ini diungkapkan oleh siswa C “Soal yang dikerjakan susah” (W SC 34). Ada satu siswa yang merasa senang karena soal yang sama diulang kembali sehingga mempermudah siswa tersebut dalam mengerjakan soal. Berikut ungkapannya “Senang, karena diulangi lagi” (W SB 42). Selain wawancara dengan tiga siswa, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru yang mengajar baik di kelas ekperimen dan di kelas kontrol. Wawancara dengan guru yang bersangkutan dilakukan pada hari Sabtu, 17 Oktober 2015. Guru berpendapat bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri sangat diminati siswa, memudahkan siswa untuk memahami materi, dan membutuhkan alokasi waktu yang banyak dalam pelaksanaannya. Berikut ungkapan guru, “Sangat diminati siswa, memudahkan siswa memahami materi, dan butuh alokasi waktu yang banyak” (W G 14-15). Selain itu, pembelajaran menggunakan metode inkuiri yang dilakukan di kelas eksperimen membuat siswa tertarik, siswa mampu memahami materi dengan cepat, dan guru harus mampu menguasai kondisi kelas dengan baik agar langkah dan tujuan pembelajaran sesuai dengan rencana. Hal ini terbukti dari ungkapan guru yang mengatakan “Pembelajaran menarik bagi anak, anak memahami materi dengan cepat, butuh penguasaan kelas yang baik agar langkah dan tujuan pembelajaran sesuai rencana” (W G 18-20). Metode inkuiri sangat berbeda dengan metode ceramah yang terkesan membuat siswa kurang bersemangat dan pemahaman siswa terhadap materi kurang dan mudah membuat siswa mudah lupa dengan materi yang telah diajarkan. Beikut merupakan ungkapan dari guru yang berkaitan
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan metode ceramah “Anak kurang bersemangat dan pemahaman anak terhadap materi dangkal atau mudah lupa” (W G 23-24).
4.2. Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang memiliki tujuan sebagai berikut. 1) Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan tali-temali dengan bahan penyusunnya, misalnya tali bahan serat, benang, tali rafia, nilon dan tambang”. 2) Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami siswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan tali-temali dengan bahan penyusunnya, misalnya tali bahan serat, benang, tali rafia, nilon dan tambang”. Implementasi dilakukan oleh guru mitra di kelas kontrol dan kelas ekperimen. Ketika di kelas kontrol guru memberikan materi dengan menggunakan metode ceramah. Sedangkan pada kelompok eksperimen guru mitra memberikan materi dengan menggunakan metode inkuri. Pembelajaran dilakukan selama dua minggu dengan pertemuan sebanyak 5x. Masing-masing pertemuan memiliki alokasi waktu sebesar 2 x 35 menit. Hasil penelitian yang diperoleh dari perhitungan yang sudah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Berikut ini dipaparkan hasil pembahasan masing-masing variabel kemampuan mengingat dan kemampuan memahami.
4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat Hipotesis I pada penelitian ini adalah Penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat benang atau tali berdasarkan struktur penyusunnya berpengaruh terhadap kemampuan mengingat kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Hasil penelitian mengafirmasi hipotesis I. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan menggunakan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Hal ini dibuktikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 artinya Hnull ditolak dan Hi diterima. Dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Maka dapat ditarik kesimpulan penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Metode inkuiri memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan mengingat yaitu dengan harga r = 0,77 atau 60%. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 60% terhadap kemampuan mengingat, sedangkan yang 40% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Pengaruh perlakuan pada masing-masing kelompok adalah sebagai berikut, 1) Metode ceramah pada kelompok kontrol memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan mengingat yaitu dengan harga r = 0,72 atau 52%. Hal ini berarti metode ceramah memberikan sebesar 52% terhadap kemampuan mengingat, sedangkan yang 48% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. 2) Metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan mengingat yaitu dengan harga r = 0,88 atau 77%. Hal ini berarti metode ceramah memberikan sebesar 77% terhadap kemampuan mengingat, sedangkan yang 23% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa sendiri dan lingkungan. Faktor-faktor dari dalam diri siswa misalnya konsentrasi, minat, motivasi, dan kesehatan tubuh. Faktor-faktor dari lingkungan misalnya latar belakang keluarga siswa. Metode inkuiri dianggap sebagai metode yang efektif dalam pembelajaran IPA. IPA sering dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur (Trianto, 2013: 137). IPA juga dapat dijelaskan sebagai usaha manusia untuk memahami alam semesta melalui pengamatan, prosedur, dan penalaran sehingga mendapatkan kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Kegiatan dalam pembelajaran IPA memiliki kesesuaian dengan tujuh langkah metode inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, melakukan refleksi dan evaluasi.
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen berbeda dengan kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol. Kegiatan pembelajaran di kelompok eksperimen menggunakan metode inkuiri, sedangkan kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Siswa pada kelas kontrol mengikuti pembelajaran dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah yang lebih di dominasi komunikasi lisan dari guru ke siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah menempatkan guru sebagai sumber belajar satu arah (Sani, 2013: 159). Siswa pada kelas eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif melakukan proses berpikir melalui kegiaan percobaan dan interasi dengan guru, teman serta lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199). Siswa
pada
kelompok
eksperimen
memiliki
kesempatan
untuk
mengambangkan kemampuan mengingat lebih banyak daripada kelompok kontrol ketika pembelajaran. Siswa mengasah kemampuan mengingat mereka melalui kegiatan eksperimen yang dilakukan selama proses pembelajaran. Ketika siswa melakukan eksperimen maka mereka secara langsung mengamati beberapa jenis benang dan tali yang terbuat dari berbagai macam bahan. Siswa mengembangkan kemampuan mengingat melalui kegiatan membuat rumusan masalah, mengajukan hipotesis, dan berusaha menjawab pertanyaan pada rumusan masalah dengan cara melakukan percobaan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang sudah dibuat oleh siswa. selain itu siswa juga mengembangkan kemampuan mengingat melalui kegiatan presentasi atas hasil jawaban mereka setelah melakukan percobaan. Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan mengingat pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar tersebut adalah sebuah diagram yang menunjukkan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Peningkatan rerata pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelopok kontrol. Peningkatan skor pada kelompok eksperimen sebesar 1,57 atau 67%, sedangkan pada kelompok kontrol peningkatan yang terjadi sebesar 0,46 atau 19%. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami peningatan yang signifikan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,00. Meskipun kedua
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelompok menunjukkan peningkatan yang signifikan namun peningkatan yang terjadi pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen mengalami penigkatan skor yang signifikan dan positif. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji korelasi rerata pretest ke posttest I dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 atau (p ˂ 0,05) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Penggaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah tidak sekuat posttest I sesudah dua minggu dilakukan perlakuan. Hal ini dibuktikan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,00 (P < 0,05) untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Memahami Hipotesis I pada penelitian ini adalah Penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat benang atau tali berdasarkan struktur penyusunnya berpengaruh terhadap kemampuan mengingat kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Hasil penelitian mengafirmasi hipotesis II. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami. Hal ini dibuktikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 artinya Hnull ditolak dan Hi diterima. Dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Maka dapat ditarik kesimpulan penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami. Metode inkuiri memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan memahami yaitu dengan harga r = 0,65 atau 42%. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 42% terhadap kemampuan mengingat, sedangkan yang 58% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Pengaruh perlakuan pada masing-masing kelompok adalah sebagai berikut, 1) Metode ceramah pada kelompok kontrol memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan memahami yaitu dengan harga r = 0,76 atau 58%. Hal ini berarti metode ceramah memberikan sebesar 58% terhadap kemampuan memahami, sedangkan yang 42% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. 2) Metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh besar
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
terhadap kemampuan memahami yaitu dengan harga r = 0,95 atau 90%. Hal ini berarti metode inkuiri memberikan sebesar 90% terhadap kemampuan memahami, sedangkan yang 10% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa sendiri dan lingkungan. Faktor-faktor dari dalam diri siswa misalnya konsentrasi, minat, motivasi, dan kesehatan tubuh. Faktor-faktor dari lingkungan misalnya latar belakang keluarga siswa. Metode inkuiri dianggap sebagai metode yang efektif dalam pembelajaran IPA. IPA sering dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur (Trianto, 2013: 137). IPA juga dapat dijelaskan sebagai usaha manusia untuk memahami alam semesta melalui pengamatan, prosedur, dan penalaran sehingga mendapatkan kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Kegiatan dalam pembelajaran IPA memiliki kesesuaian dengan tujuh langkah metode inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, melakukan refleksi dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen berbeda dengan kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol. Kegiatan pembelajaran di kelompok eksperimen menggunakan metode inkuiri, sedangkan kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Siswa pada kelas kontrol mengikuti pembelajaran dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah yang lebih di dominasi komunikasi lisan dari guru ke siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah menempatkan guru sebagai sumber belajar satu arah (Sani, 2013: 159). Siswa pada kelas eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif melakukan proses berpikir melalui kegiaan percobaan dan interasi dengan guru, teman serta lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199). Siswa
pada
kelompok
eksperimen
memiliki
kesempatan
untuk
mengambangkan kemampuan memahami lebih banyak daripada kelompok kontrol ketika pembelajaran. Siswa mengasah kemampuan memahami mereka melalui kegiatan eksperimen yang dilakukan selama proses pembelajaran. Ketika siswa melakukan eksperimen maka mereka secara langsung mengamati beberapa jenis benang dan tali yang terbuat dari berbagai macam bahan. Siswa
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengembangkan kemampuan memahami melalui kegiatan membuat rumusan masalah, mengajukan hipotesis, dan berusaha menjawab pertanyaan pada rumusan masalah dengan cara melakukan percobaan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang sudah dibuat oleh siswa. selain itu siswa juga mengembangkan kemampuan memahami melalui kegiatan presentasi atas hasil jawaban mereka setelah melakukan percobaan. Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan memahami pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar 4.4. Gambar tersebut adalah sebuah diagram yang menunjukkan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Peningkatan rerata pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelopok kontrol. Peningkatan skor pada kelompok eksperimen sebesar 1,61 atau 70%, sedangkan pada kelompok kontrol peningkatan yang terjadi sebesar 0,67 atau 31%. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami peningatan yang signifikan dengan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,00. Walaupun kedua kelompok menunjukkan peningkatan yang signifikan namun peningkatan yang terjadi pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen mengalami penigkatan skor yang signifikan dan positif. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji korelasi rerata pretest ke posttest I dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 atau (p ˂ 0,05) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.Penggaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah tidak sekuat posttest I sesudah dua minggu dilakukan perlakuan. Hal ini dibuktikan dengan harga sig.(2-tailed) sebesar 0,00 (P < 0,05) untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
4.2.3 Pembahasan Lebih lanjut Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa metode inkuiri sama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Pada penelitian relevan terdapat hasil penelitian yang melaporkan penggunaan metode inkuiri terbimbing berbasis lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA (Dewi, Sujana, & Putra, 2013). Metode inkuiri juga bisa digunakan meningkatkan minat dan pemahaman siswa ketika belajar di kelas (Wahyudin & Isa, 2010).
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penelitian ini juga semakin didukung dengan adanya penelitian relevan yang hasil penelitiannya melaporkan penggunaan metode inkuiri bepengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami (Putranti, 2013). Hasil PISA (Program for International Student Assesment) yang dikeluarkan
oleh
Organisasi
Kerjasama
Ekonomi
dan
Pembangunan
(Organization for Economic Cooperation and Development atau OECD) pada tahun 2009 Indonesia menduduki peringkat 57 dari 65 negara, namun pada tahun 2012 peringkat Indonesia menjadi peringkat kedua dari bawah yang artinya Indonesia mengalami penurunan dalam bidang matematika, membaca, dan sains. Banyak sekali usaha yang dilakukan oleh pemerintah mulai dari memberikan sertifikasi dan gaji yang besar bagi para guru, namun pada kenyataannya usahausaha pemerintah itu tidak berpengaruh terhadap peningkatan pembelajaran di kelas (Chang, dkk, 2014: 117). Hal tersebut terjadi karena besarnya penghasilan guru tidak diimbangi dengan kinerja yang baik pula. Salah satu upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan adalah dengan memperluas pengetahuan guru mengenai dunia pendidikan, karena guru adalah orang yang paling dekat dengan siswa ketika berada di sekolah. Hal yang perlu diperhatikan oleh para guru yaitu penggunaan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi yang akan diajarkan. Hal ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, khususnya dalam mata pelajaran IPA pada materi sifat bahan benang atau tali berdasarkan struktur penyusunnya. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengajar mata pelajaran IPA yaitu metode inkuiri. Melalui metode inkuiri siswa mampu menemukan pengetahuannya sendiri melalui percobaan-percobaan yang meraka lakukan. Piaget (dalam Mulyasa, 2006: 108) menjelaskan bahwa metode inkuiri menyiapkan siswa untuk mampu belajar dengan percobaan dan eksperimen sendiri. Metode inkuiri juga mengajarkan kepada siswa untuk dapat merumuskan masalah, membuat hipotesis, melakukan penelitian, menarik kesimpulan dari penelitian, berani mempresentasikan jawaban kelompok di depan kelas dan melakukan evaluasi atas hasil percobaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA materi sifat
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bahan benang atau tali berdasarkan struktur penyusunnya. Pada penelitian ini, peneliti khusus meneliti tentang pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami materi sifat bahan benang atau tali berdasarkan struktur penyusunnya siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kemampuan mengingat harga sig,(2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00 dengan nilai z = 4,47 dan n = 26, sedangkan pada kemampuan memahami harga harga sig,(2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00 dengan nilai t = 15,10 dan df = 25. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H null ditolah dan Hi diterima atau dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami.
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab ini membahasa kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. Kesimpulan berisi hasil penelitian yang menjawab dari hipotesis penelitian. Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada
selama penelitian
dilaksanakan. Saran berisi saran peneliti untuk peneliti berikutnya.
5.1. Kesimpulan 5.1.1 Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis terhadap data penelitian mengafirmasi hipotesis penelitian. Hasil dari uji statistik menggunakan Independent samples t-test terhadap selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 (atau P< 0,05), maka H null ditolak dan Hi diterima. Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu M = 1,16; N = 27; SE = 0,15; SD = 0,79; df = 51. Sedangkan kelompok eksperimen skor yang diperoleh yaitu M = 1,75; N = 26; SE = 0,07; SD = 0,41; df = 51. Besar pengaruh perlakuan adalah 0,53 atau 28% yang setara dengan efek besar. 5.1.2 Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan memahami siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis terhadap data penelitian mengafirmasi hipotesis penelitian. Hasil dari uji statistik menggunakan Independent samples t-test terhadap selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau P< 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu M = 0,67; N = 27; SE = 0,110; SD = 0,58; df = 51. Pada kelompok eksperimen skor yang diperoleh yaitu M = 1,61; N = 26; SE =
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
0,106; SD = 0,54; df = 51. Besar pengaruh perlakuan adalah 0,65 atau 42% yang setara dengan efek besar.
5.2. Keterbatasan Penelitian 5.2.1 Waktu pelaksanaan pembelajaran yang hanya terbatas 2 x 35 menit dalam satu hari, sehingga materi yang diberikan belum tersampaikan dengan baik pada siswa. 5.2.2 Siswa merasakan bosan dengan soal yang sama dari pretest sampai posttest II. 5.2.3 Hasil penelitian bisa bisa diambil kesimpulan yang mutlak karena penelitian hanya terbatas di SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.
5.3. Saran 5.3.1 Peneliti sebaiknya sering melakukan koordinasi dengan guru mitra penelitian untuk menyesuaikan waktu pelaksanaan penelitian dan materi pembelajaran. 5.3.2 Peneliti sebaiknya membuat soal yang lebih menarik lagi untuk mengurangi rasa bosan pada siswa terhadap soal. 5.3.3 Penelitian sebaiknya merencanakan penelitian dengan pelaksanaan yang lebih dari satu tempat agar dapat menemukan kesimpulan yang lebih mutlak.
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Amin, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan metode “Discovery” dan “Inquiry”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan asesmen.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik (edisi revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta. Chang, M. C., Shaeffer, S., Al-Samarrai, S., & Andrew B. Ragatz. (2014). Teacher reform in indonesia the role of politics and evidence in policy making. Washington DC: The World Bank. Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research method in education (sixth edition). New York: Routledge. Creswell, John W. 2009. Research Design Pendekatan Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dewi, S & Putra (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari kemampuan berpikir divergen siswa kelas V SD. Mimbar PGSD, 1. Diunduh pada 1 Mei 2015 dari http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/1433 Dimyati & Mujiono. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS (third edition). Los Angeles: SAGE. Fraenkel, J., R., Wallen, N., E., & Hyun H., H. (2012). How to design and evaluate research in Education. New York: Mc Graw-Hill. Gunawan, A. (2006). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang. Hadisubroto, T. (2000). Pembelajaran terpadu materi pokok PGSD 203.Jakarta: Universitas Terbuka. Hanafiah & Suhana. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama: Bandung. Jihat, A & Haris, A. (2012). Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research, an integreted approach (second edition). Illinois: Waveland Press. Majid, A. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Maryani, Asmayani & Tahmid (2014). Peningkatan aktivitas murid dalam pembelajaran matematika menggunakan metode inkuiri di kelas III Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 3(7), 1-10. Diunduh pada 1 Mei 2015 dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/6188/6318 Marvialista (2013). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Muslich, M. (2007). KTSP pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual panduan bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Putra, R. S. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta: Diva Press. OECD. (2010). PISA 2009 results. Jerusalem: PISA, OECD Publishing. OECD. (2013). PISA 2012 results: what students know and can do-student performance in mathematics,reading and science (Volume I),. Turkey: PISA, OECD Publishing. Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis: simple, praktis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah. Yogyakarta: Gava Media. Putantri (2013). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Rokhati, S. (2010). Peningkatan kemampuan siswa memahami konsep pengurangan bilangan bulat melalui model pembelajaran konstruktivisme di kelas IV SDN 03 Simpur tahun 2010. Diunduh pada 1 Mei 2015 dari http://eprints.uns.ac.id/9091/1/149751708201011521.pdf Sani, R. A. (2013). Inovasi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana.
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Schunk, D. (2012). Learning theories an educational perpective. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sedarmayanti & Hidayat, S. (2002). Metodologi penelitian. Bandung: Mandar Maju. Setyosari, P. (2010). Metode penelitian pendidikan dan pengembangannya. Jakarta: Kencana. Singgih, S. (2014). SPSS 22 for Essensial to Expert Skills. Jakarta: Gramedia. Slavin, R.E. (1994). Educational psychology theory. Theoryand practice fouth edition. Massachusetts: Allyn and Bacon Publishers. Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sumantri, Mi & Johan, P. (2000). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sunarto, H. & Hartono, A. (2008) Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Renika Cipta. Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Susanto, A. (2013). Teori belajar & pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran: Teori dan konsep dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inofatif-progresif. Jakarta: Kencana Paramedia Group. Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Wahyudin & Isa (2010). Keefektifan pembelajaran berbantuan multimedia menggunakan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 6(1), 58-62. Diunduh pada 1 Mei 2015 dari http://journal.unesa.ac.id Mahmud, H. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Yousnelly, P., dkk. (2010). Ilmu Pengetahuan Alam SD kelas VI. Jakarta: Yudhistira.
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrimen
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.3 RPP Kelompok Eksperimen
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.4 RPP Kelompok Kontrol
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.1 Soal Uraian KASUS Di hari Minggu pagi, Tifani sedang membereskan kamar tidurnya yang berantakan. Ketika membereskan kamar Tifani ingin menggantungkan beberapa barang kesukaannya dengan sebuah tali. Dengan cepat Tifani bertanya kepada ayahnya, tali apa saja yang dipunyai di lemari perkakas. Ayahnyapun mengeluarkan bermacam-macam tali seperti senar, tali tambang, benang wol, benang jahit dan tali rafia. Tifani memilih tali yang kira-kira kuat untuk menggantungkan barang kesukaannya sehingga kamar Tifani tampak lebih rapi dan nyaman untuk tidur.
Jawablah soal di bawah ini berdasarkan kasus di atas pada tempat jawaban yang telah disediakan! 1a. Berilah keterangan pada gambar sesuai dengan nama talinya!
.....................................................
.................................................
......................................................
.................................................
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
............................................. 1b. Tuliskan bahan penyusun masing-masing tali temali pada soal 1a? ........................................................................................................................ ....................................................................................................................... 2a. Tuliskan 4 bahan penyusun tali-temali yang telah kamu ketahui beserta 2 contohnya! a. ........................................................................................................................ Contoh:................................................................................................................. b. ........................................................................................................................ Contoh:................................................................................................................. c. ........................................................................................................................ Contoh:................................................................................................................. d. ........................................................................................................................ Contoh:.................................................................................................................
2b. Kelompokkanlah contoh-contoh tali-temali pada kolom sebelah kiri sesuai dengan tingkat kekuatannya pada kolom sebelah kanan dengan cara menarik garis sesuai jawaban yang tepat ! Benang Wol Benang Jahit Tali Rafia Tali Tampar
Lemah
Kuat
Sangat Kuat
Nilon Layang-layang
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3a Jelaskanlah dua hal yang mempengaruhi kekuatan tali! Jawab: …………………………………….………………………………………... ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3b. Sebutkanlah masing-masing 3 kegunaan dari benang dan tali yang terbuat dari bahan plastik! Jawab: …………………………………….………………………………………... ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 4.
Apabila saat bermain layang-layang kamu membawa benang wol, benang nilon, dan benang jahit. Benang manakah yang paling baik digunakan untuk menerbangkan layang-layang? Jawab: ………………………………………………………………………………… Jelaskan alasanmu! …………………………………….…………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
5. Lebih kuat mana, menggantung benda menggunakan tali-temali yang berbahan serat, benang, atau tali? Jawab: ………………………………………………………………………………… Jelaskan alasanmu! …………………………………….…………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Buatlah rancangan percobaan yang membuktikan kekuatan benang wol, benang jahit, tali rafia, benang nilon dan tali tambang dalam mengikat benda dengan menuliskan pertanyaan, jawaban sementara, 4 jenis alat dan bahan, serta langkah percobaannya dengan jawaban yang benar dan tepat! a.
Buatlah 1 pertanyaan menggunakan kata tanya “Manakah”! 1) ………………………………………………………………………… …………………………………………………………….……………
b. Tuliskan 1 jawaban dari pertanyaan yang kamu buat! 1) ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… c. Tuliskan alat dan bahan yang diperlukan! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… d. Buatlah langkah percobaan! ……………………………………………………………………………… ………………….……..…………………………………………………… …………………………………………………..…………………………. ……………………………………………….……………………………..
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban 1a
Berilah keterangan pada gambar sesuai dengan nama talinya! benang wol
tali tambang
tali rafia
benang nilon benang jahit (Yousnelly, 2010: 56-57) 1b
Tuliskan bahan penyusun masing-masing tali temali pada soal 1a?
Benang wol => serat bulu domba, tali tambang => serat plastik, tali rafia => serat plastik, benang nilon => serat nilin/ plastik, dan benang jahit => serat kapas (Yousnelly, 2010: 57).
2a
Tuliskan 4 bahan penyusun tali-temali yang telah kamu ketahui beserta 2 contohnya!
a. Bahan serat, contohnya serat wol, serat bulu domba, serat sutra. b. Bahan benang, contohnya benang jahit, benang wol, benang nilon. c. Bahan tali, contohnya tali rafia, tali tambang d. Bahan tambang, contohnya tambang plastik dan tambang baja
2b
Kelompokkanlah contoh contoh tali-temali pada kolom sebelah kiri sesuai dengan tingkat kekuatannya pada kolom sebelah kanan dengan cara menarik garis sesuai jawaban yang tepat!
Benang jahit termasuk lemah; benang wol, tali rafia dan nilon layang-layang termasuk kuat; dan tali tampar atau tali tambang tergolong tali yang paling kuat.
3a
Jelaskanlah dua hal yang mempengaruhi tali!
(Hermana, 2009: 88-89) Kekuatan tali dipengaruhi oleh bahan baku penyusun tali, ukuran tali serta tegangan maksimum yang sanggup ditahannya.
3b
Sebutkanlah masing-masing 3 kegunaan dari benang dan tali yang terbuat dari bahan plastik!
Salah satu benang yang terbuat dari plastik adalah benang nilon. Kegunaan benang yang terbuat dari plastik/ nilon adalah sebagai benang layangan, benang pancing, senar gitar, selain itu juga digunakan untuk merangkai atau membuat aksesoris. Sedangkan tali yang terbuat dari plastik yaitu tali rafia dan tali tambang. Tali yang terbuat dari plastik biasanya digunakan untuk mengikat dan menggantung barang, mendirikan tenda, menaikan bendera, tali jemuran (Hermana, 2009: 88-89).
4
Apabila saat bermain layang-layang kamu membawa benang wol, benang nilon, dan benang jahit. Benang manakah yang paling baik digunakan untuk
Benang nilon merupakan benang yang terbuat dari serat sintetis yaitu serat plastik yang salah satu kegunaannya yaitu sebagai benang layang-layang. Benang nilon bersifat tidak menyerap air, sehingga tidak mudah rapuh. Sedangkan benang wol dan benang jahit merupakan benang yang terbuat dari
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
menerbangkan layanglayang?
serat alam yaitu serat bulu domba dan serat kapas. Serat alam mudah menyerap air, dan pada umumnya kurang kuat atau mudah putus jika digunakan untuk menerbangkan layang-layang (Hermana, 2009: 8889).
Lebih kuat mana, menggantung benda menggunakan tali-temali yang berbahan serat, benang atau tali? Jelaskan alasanmu!
Percobaan menggantung plastik berisi batu dengan berbagai tali-temali. Lebih kuat menggantung benda menggunakan tali yang berbahan tambang. Alasan: Karena tambang terbuat dari beberapa tali yang digabungkan. Percobaan menarik meja dengan berbagai tali-temali. Lebih kuat menarik meja menggunakan tali yang berbahan tambang. Alasan: Karena tambang terbuat dari beberapa tali yang digabungkan.
6
Buatlah rancangan percobaan yang membuktikan kekuatan bahan wol, benang jahit, tali rafia, nilon, dan tambang dalam menggantung benda dengan menuliskan pertanyaan, jawaban sementara, alat dan bahan, serta langkah percobaan dengan jawaban yang lengkap dan tepat! a. Buatlah 1 pertanyaan menggunakan kata tanya “manakah”! b. Tuliskan 1 jawaban dari pertanyaan yang kamu buat! c. Tuliskan alat dan bahan yang diperukan! d. Buatlah rancangan percobaan!
Percobaan menggantung plastik berisi batu dengan berbagai tali-temali. a. Manakah diantara tali-temali berbahan serat, benang, tali, atau tambang yang paling kuat untuk menggantungkan benda? b. Tali yang paling kuat untuk menggantung benda adalah tali yang berbahan tambang. c. Benang wol, benang jahit, tali rafia, tali nilon, tali tambang, kantung plastik kresek, pulpen, beberapa batu/beban,alat tulis, LKS. d. Langkah-langkah percobaan: 1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2) Mengikatkan salah satu ujung tali pada plastik kresek. 3) Mengikatkan ujung tali yang satunya pada pulpen. 4) Mengisi plastik kresek dengan beberapa batu. 5) Batu terus dimasukkan hingga tali sudah tidak kuat menahan beban. 6) Mencatat banyak batu yang dimasukkan dalam plastik kresek pada LKS. 7) Mengulangi langkah 2-6 dengan tali yang berbeda. 8) Setelah semua tali dicoba, lalu membandingkan banyak batu yang dapat digantung pada setiap tali. 9) Menuliskan kesimpulan tentang tali yang paling kuat dalam menggantung batu/beban. Percobaan menarik meja dengan berbagai tali-temali. a. Manakah diantara tali-temali berbahan serat, benang, tali, atau tambang yang paling kuat untuk menarik meja? b. Tali yang paling kuat untuk menarik meja adalah tali yang berbahan tambang. c. Benang wol, benang jahit, tali rafia, tali nilon,
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d.
tali tambang, meja, penggaris, alat tulis, LKS. Langkah-langkah percobaan: 1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2) Mengikatkan salah satu ujung tali pada meja. 3) Memegang ujung tali yang satunya lagi. 4) Menarik tali hingga meja dapat bergerak dari tempat semula. 5) Menarik meja dan merasakan seberapa kuat tali dapat menggerakkan meja tersebut. 6) Mengukur jarak pergerakan meja dengan penggaris. 7) Mencatat jarak pergerakan tali pada LKS. 8) Mengulangi langkah 2-7 dengan tali yang berbeda. 9) Setelah semua tali dicoba, lalu membandingkan jarak pergerakan meja pada setiap tali yang juga dengan perasaan. 10) Menuliskan kesimpulan tentang tanli yang paling kuat dalam menarik meja.
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.3. Hasil Rekap Nilai Expert Judgement No. Soal 1a
3
4
1b
4
5
5
2a 2b
5 5
5 5
5 5
1
2
Validator 3 Rerata 1
Komentar Validator 1 Sinkronkan antara uraian (bacaan) dengan soal “Bahan pembuat baju” yang tiba-tiba muncul pada soal. Validator 2 Jenis bahan masih bersifat umum, yang dimaksud harus jelas, seperti: kancing baju (logam) atau plastik. Validator 3 Kurang relevan (soalnya) Validator 1 Pada matriks instrument tertulis “bedasar kekuatan”, namun pada soal “berdasar jenis bahan”. Validator 2 Sudah baik Validator 3 Kalimat harus diperbaiki
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.4 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Semua Kemampuan Correlations
Correlations total
total
Item1a
Item1b
Item2a1
Item2a2
Item2b
Item3a
Item3b
Item4a
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Total 1
Item4b
42 ,378*
Item4c
,014 42 ,574
**
Item5a
,000 42 ,662
**
Item5b
,000 42 ,664
**
Item6a
,000 42 ,370*
Item6b
,016 42 ,678
**
Item6c
,000 42 ,363
*
,018 42 ,678
Item6d
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,479** ,001 42 ,584** ,000 42 ,391* ,011 42 ,352* ,022 42 ,355* ,021 42 ,405** ,008 42 ,584** ,000 42 ,459** ,002 42
**
,000 42
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.4.1 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Mengingat dan Memahami Correlations total Pearson
item1a item1b item2a1 1
Correlation Sig. (2-tailed)
42
N
item2a2 item2b
,378*
,574**
,662**
,664**
,370*
,014
,000
,000
,000
,016
42
42
42
42
42
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 3.5 Hasil Analisis Spss Uji Reliabilitas Semua Kemampuan Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,804
,803
16
Lampiran 3.5.1 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas Kemampuan Mengingat dan Memahami
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,730
,730
5
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, Selisih dan Posttest II Kemampuan Mengingat 4.1.1 Kelompok Eksperimen No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Pretest Eksperimen
4 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1
Rerata
Posttest I Eksperimen
2,50 2,50 1,50 1,50 1,50 2,50 2,50 2,50 3,00 2,50 2,50 1,50 1,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 3,00 3,00 2,00 2,00 2,50 3,00 2,50 2,50
5 5 4 3 5 4 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5
4 3 4 4 3 4 3 4 5 5 4 3 3 4 3 4 3
5 5 4
3 3 3
5 5 5 5
4 4 3 3
Rerata
Selisih
4,50 4,00 4,00 3,50 4,00 4,00 4,00 4,50 5,00 5,00 4,50 3,00 3,00 4,50 4,00 4,50 4,00 4,10 4,00 4,00 3,50 4,10 4,50 4,50 4,00 4,00
2,00 1,50 2,50 2,00 2,50 1,50 1,50 2,00 2,00 2,50 2,00 1,50 1,50 2,00 1,50 2,00 1,50 1,60 1,00 1,00 1,50 2,10 2,00 1,50 1,50 1,50
Posttest II Eksperimen
5 5 2 3 4 4 4 5 3 5 5 5 3 5 5 5 0 5 4 5 5 5 4 4 5 5
4 4 2 2 2 2 1 3 2 2 3 1 1 2 3 2 0 1 2 2 1 2 1 2 2 2
Rerata
4,50 4,50 2,00 2,50 3,00 3,00 2,50 4,00 2,50 3,50 4,00 3,00 2,00 3,50 4,00 3,50 0,00 3,00 3,00 3,50 3,00 3,50 2,50 3,00 3,50 3,50
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2 Kelompok Kontrol No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Pretest Eksperimen
4 4 3 4 5 1 3 5 5 5 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3
1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1
Rerata
Posttest I Eksperimen
2,50 2,50 2,00 3,00 3,00 1,00 2,00 3,50 3,00 3,00 2,50 3,00 2,50 2,50 1,50 2,50 2,50 2,50 3,00 2,50 2,50 2,00 2,50 2,00 3,00 3,00 2,00
5 4
1 4
5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4
2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 4 3 3 4 3
4 5 5
2 1 5
Rerata
Selisih
3,00 4,00 3,70 3,50 4,00 4,00 3,50 3,50 4,00 3,50 3,50 4,00 3,50 3,50 4,00 3,50 3,00 3,50 4,50 3,50 3,50 4,00 3,50 3,70 3,00 3,00 5,00
0,50 1,50 1,70 0,50 1,00 3,00 1,50 0,00 1,00 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 2,50 1,00 0,50 1,00 1,50 1,00 1,00 2,00 1,00 1,70 0,00 0,00 3,00
Posttest II Eksperimen
4 0 4 5 5 4 5 4 5 0 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5
2 0 2 3 2 2 1 3 3 0 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 3 3 4
Rerata
3,00 3,20 3,00 4,00 3,50 3,00 3,00 3,50 4,00 3,20 3,00 3,50 3,50 3,00 3,00 3,50 4,00 3,00 4,00 3,00 2,50 4,00 3,50 3,50 4,00 4,00 4,50
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami 4.2.1 Kelompok Eksperimen No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Pretest Eksperimen
2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 1 1 2 2 1 3 2 4 1 1 2 2 2 2
2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1
2 4 3 4 2 4 3 5 4 4 4 1 2 3 3 4 2 4 4 5 5 5 3 4 4 3
Posttest I Eksperimen
Rerata
Selisih
2,00 5 4 5 2,67 5 3 3 2,33 5 3 4 2,33 5 3 5 2,00 3 3 4 2,33 3 3 4 2,33 5 3 2 3,00 5 3 4 3,00 5 4 3 2,00 5 4 3 2,33 3 3 5 1,00 3 3 4 1,33 2 3 5 1,67 5 3 3 2,33 5 3 5 2,67 5 3 5 1,67 5 3 4 3,00 2,67 5 3 5 3,67 5 3 5 2,33 3 3 4 2,33 2,33 5 3 4 2,33 5 4 5 2,33 5 3 5 2,00 5 3 3
4,67 3,67 4,00 4,33 3,33 3,33 3,33 4,00 4,00 4,00 3,67 3,33 3,33 3,67 4,33 4,33 4,00 3,92 4,33 4,33 3,33 3,92 4,00 4,67 4,33 3,67
2,67 1,00 1,67 2,00 1,33 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,34 2,33 2,00 2,00 2,00 1,66 2,33 0,92 1,66 0,66 1,00 1,59 1,67 2,34 2,00 1,67
Rerata
Posttest II Eksperimen
5 3 2 3 2 3 2 5 1 5 3 1 2 5 3 5 3 3 2 4 3 1 5 4 4 2
4 3 2 2 2 2 2 3 1 3 3 1 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2
5 2 4 5 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 5 5 2 2 5 5 4 4 5 4 4 3
Rerata
4,67 2,67 2,67 3,33 2,00 2,67 2,83 4,00 1,67 3,67 3,00 1,67 2,33 3,67 3,33 4,33 2,83 2,33 3,33 4,00 3,00 2,00 4,33 3,33 3,33 2,33
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.2 Kelompok Kontrol No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Pretest Eksperimen
2 2 2 2 2 1 1 3 1 1 2 1 3 2 3 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 1
1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1
3 4 5 3 4 2 1 2 5 1 2 2 1 2 1 3 3 4 3 3 4 5 4 4 3 4 2
Rerata
2,00 2,33 2,67 2,33 2,33 1,33 1,00 2,33 2,33 1,00 1,67 1,33 2,00 2,00 2,00 1,67 2,00 3,00 2,33 2,33 3,00 2,67 2,33 3,00 2,33 2,67 1,33
Posttest I Eksperimen
2 3 2 3 2 1 2 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3
3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
3 5 4 5 5 5 4 5 5 1 2 5 3 5 4 4 3 4 4 5 5 4 4 3 5 4
Rerata
Selisih
2,67 3,33 2,68 2,67 3,33 3,00 2,33 2,67 3,33 3,33 1,67 2,00 3,00 2,00 2,67 2,33 2,67 3,00 2,67 3,00 3,33 3,00 3,00 3,33 2,33 3,00 3,00
0,67 1,00 0,01 0,34 1,00 1,67 1,33 0,34 1,00 2,33 0,00 0,67 1,00 0,00 0,67 0,66 0,67 0,00 0,34 0,67 0,33 0,33 0,67 0,33 0,00 0,33 1,67
Posttest II Eksperimen
1 3 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3
1
2
- 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2
3 1 4 2 4 3 4 2 3 4 4 5 4 3 4 3 4 5 5 2 3 2 4 3
Rerata
1,33 2,12 3,00 1,33 2,67 1,67 2,00 2,00 2,00 2,12 1,67 1,67 2,67 2,00 2,33 2,33 2,67 2,33 2,33 2,67 3,00 3,33 2,33 2,33 2,33 2,67 2,67
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.3 Hasil Spss Uji Normalitas Data 4.3.1 Kemampuan Mengingat One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PreKon
PreEks
Meng
Meng
N Mean
Normal Parametersa,b
Std. Deviation
PostKon PostEks Meng
SelKon
SelEks
Post2
Post2
Meng
Meng
Kon
Eks
Meng
Meng
Meng
27
26
27
26
27
26
27
26
2,5000
2,3462
3,6630
4,1038
1,1630 1,7577 3,4407 3,0962
,53709
,48516
,45417
,48947
,79088 ,40711 ,48378 ,91672
Most
Absolute
,241
,355
,233
,262
,248
,237
,189
,189
Extreme
Positive
,167
,222
,233
,161
,248
,237
,189
,137
Differences
Negative
-,241
-,355
-,212
-,262
-,159
-,186
-,172
-,189
1,251
1,811
1,209
1,337
1,290
1,207
,983
,964
,087
,003
,107
,056
,072
,109
,288
,311
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
4.3.2 Kemampuan Memahami One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Parameters
a,b
Most Extreme Differences
PreEks
Mem
Mem
PostKon PostEks Mem
Mem
SelKon
SelEksM
Post2
Post2
Mem
em
Kon
Eks
Mem
Mem
27
26
27
26
27
2,1226
2,3069
2,7904
3,9162
,6678
1,6092 2,2804 3,0508
,57128
,54958
,45312
,42475
,57670
,54349 ,49441 ,82392
Absolute
,197
,214
,197
,147
,202
,177
,133
,098
Positive
,136
,214
,117
,147
,202
,177
,127
,098
Negative
-,197
-,209
-,197
-,143
-,123
-,149
-,133
-,094
1,025
1,091
1,022
,749
1,050
,900
,689
,500
,244
,185
,247
,628
,220
,392
,730
,964
Mean
Normal
PreKon
Std. Deviation
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
26
27
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
146
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal 4.4.1 Kemampuan Mengingat Mann-Whitney Test Ranks Kelompok
N
Kelompok Kontrol Mengingat PreKonEksMeng
Kelompok Eksperimen Mengingat Total
Mean Rank
Sum of Ranks
27
29,19
788,00
26
24,73
643,00
53
Test Statistics
a
PreKonEksMen g Mann-Whitney U
292,000
Wilcoxon W
643,000
Z
-1,127
Asymp. Sig. (2-tailed)
,260
a. Grouping Variable: Kelompok
4.4.2 Kemampuan Memahami
Group Statistics Kelompok Kelompok Kontrol Memahami
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
27
2,1226
,57128
,10994
26
2,3069
,54958
,10778
PreKonEksMem Kelompok Eksperimen Memahami
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Independent Samples Test Levene's
t-test for Equality of Means
Test for Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig.
Mean
Std.
95% Confidence
(2-
Differen
Error
Interval of the
taile
ce
Differen
Difference
d)
ce
Lower
Upper
Equal PreKo
variances
,735
n
assumed
Eks
Equal
Mem
variances not
,395
-1,196
51
,237
-,18433
,15408
-,49365
,12499
-1,197 51,000
,237
-,18433
,15396
-,49342
,12476
assumed
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan 4.5.1 Kemampuan Mengingat Group Statistics Kelompok
N
Kelompok Kontrol Mengingat
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
27
1,1630
,79088
,15221
26
1,7577
,40711
,07984
SelKonEksMeng Kelompok Eksperimen Mengingat
Independent Samples Test Levene's Test
t-test for Equality of Means
for Equality of Variances F
Sig.
T
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
Difference Difference
95% Confidence Interval of the
taile
Difference
d)
Lower
Upper
Equal variances SelKon
assumed
EksMeng
Equal variances not assumed
4,928
,031
-3,422
-3,460
51
39,1 91
,001
-,59473
,17381
-,94366
-,24580
,001
-,59473
,17188
-,94233
-,24713
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.5.2 Kemampuan Memahami Group Statistics Kelompok
N
Kelompok Kontrol Memahami
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
27
,6678
,57670
,11099
26
1,6092
,54349
,10659
SelKonEksMem Kelompok Eksperimen Memahami
Independent Samples Test Levene's
t-test for Equality of Means
Test for Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig.
Mean
Std.
95% Confidence
(2-
Differe
Error
Interval of the
tailed)
nce
Differen
Difference
ce Equal variances SelKon
,107
,745
-6,111
51
,000
-6,118 50,978
,000
assumed
EksMem Equal variances not assumed
,94145
,94145
Lower
Upper
,15405
-1,25073
-,63218
,15388
-1,25038
-,63253
Lampiran 4.6 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan 4.6.1 Kemampuan Mengingat √
√
0,530036
x 100% = 0,280938 x 100% = 28% 4.6.2 Kemampuan Memahami √
√
x 100% = 0,42 x 100% = 42 % 149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.7 Hasil Uji Persentase Peningkatan Skor Pretest ke Postttest I 4.7.1 Kemampuan Mengingat 4.7.1.1 Kelompok Eksperimen
4.7.1.2 Kelompok Kontrol
4.7.2 Kemampuan Memahami 4.7.2.1 Kelompok Eksperimen
4.7.2.2 Kelompok Kontrol
Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Skor Pretest ke Postttest I 4.8.1 Kemampuan Mengingat 4.8.1.1 Kelompok Eksperimen Ranks N Negative Ranks PreEksMeng PostIEksMeng
Positive Ranks
Mean Rank
Sum of Ranks
a
13,50
351,00
0b
,00
,00
26
c
Ties
0
Total
26
a. PreEksMeng < PostIEksMeng b. PreEksMeng > PostIEksMeng c. PreEksMeng = PostIEksMeng
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Test Statisticsa PreEksMeng PostIEksMeng b
Z
-4,514
Asymp. Sig. (2-tailed)
,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks.
4.8.1.2 Kelompok Kontrol Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PostIKonMeng
3,6630
27
,45417
,08740
PreKonMeng
2,5000
27
,53709
,10336
Pair 1
Paired Samples Correlations N Pair 1
PostIKonMeng &
Correlation 27
PreKonMeng
Sig.
-,268
,176
Paired Samples Test Paired Differences Mean
t
Std.
Std. Error
95% Confidence Interval
Deviation
Mean
of the Difference Lower
Pair 1
PostIKonMeng - PreKonMeng
1,16296
,79088
,15221
df
Sig. (2tailed)
Upper
,85010
1,47583
7,641
t
df
26
4.8.2 Kemampuan Memahami Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std.
Std.
95% Confidence
(2-
Deviation
Error
Interval of the
tailed)
Mean
Difference Lower
Pair 1
Pair 2
PostKonMem PreKonMem PostEksMem PreEksMem
Sig.
,66778
,57670
,11099
,43964
1,60923
,54349
,10659
1,38971
Upper ,89591
6,017
26
,000
1,82875 15,098
25
,000
151
,000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.9 Hasil Uji Korelasi Skor Pretest ke Postttest I 4.9.1 Kemampuan Mengingat 4.9.1.1 Kelompok Eksperimen Correlations PreEksMeng Correlation Coefficient PreEksMeng
1,000
,540**
.
,004
26
26
**
1,000
,004
.
26
26
Sig. (2-tailed) N
Spearman's rho Correlation Coefficient PostIEksMeng
PostIEksMeng
,540
Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4.9.1.2 Kelompok Kontrol Correlations PreKonMeng Pearson Correlation PreKonMeng
1
Sig. (2-tailed)
-,268 ,176
N Pearson Correlation PostIKonMeng
PostIKonMeng
Sig. (2-tailed)
27
27
-,268
1
,176
N
27
27
4.9.2 Kemampuan Memahami 4.9.2.1 Kelompok Eksperimen Correlations PreEksMem Pearson Correlation PreEksMem
1
Sig. (2-tailed)
,401* ,043
N
PostEksMem
PostEksMem
26
26
*
1
Pearson Correlation
,401
Sig. (2-tailed)
,043
N
26
26
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.9.2.2 Kelompok Kontrol Correlations PreKonMem Pearson Correlation PreKonMem
*
1
,385
Sig. (2-tailed)
,048
N
PostKonMem
PostKonMem
27
27
*
1
Pearson Correlation
,385
Sig. (2-tailed)
,048
N
27
27
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan 4.10.1 Kemampuan Mengingat Paired Samples Test Paired Differences Mean
T
Std.
Std. Error
95% Confidence
Deviation
Mean
Interval of the
df
Sig. (2tailed)
Difference Lower Pair 1
Pair 2
Post2KonMeng PostIKonMeng
-,22222
Post2EksMeng PostIEksMeng
1,00769
Upper
,56930
,10956
-,44743
,00299
-2,028
26
,053
,91473
,17939 -1,37716
-,63822
-5,617
25
,000
Df
Sig.
4.10.2 Kemampuan Memahami Paired Samples Test Paired Differences Mean
t
Std.
Std.
95% Confidence
(2-
Deviati
Error
Interval of the
tailed)
on
Mean
Difference Lower
Pair 1
Pair 2
Post2KonMem - PostKonMem Post2EksMem - PostEksMem
Upper
-,51000 ,51967
,10001
-,71558
-,30442
-5,099
26
,000
-,86538 ,66320
,13006
-1,13326
-,59751
-6,654
25
,000
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara 4.11.1 Wawancara Siswa A Transkrip Wawancara Wawancara Siswa A Sesudah Perlakuan : SA1-SA46 Hari/Tanggal : Kamis, 15 Oktober 2015 Wawancara I P : Apakah kamu senang belajar IPA? S1 : Lumayan, karena materinya tidak terlalu susah untuk dihafal. P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? S1 : Dengan ceramah P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? Sebutkan! S1 : Belum pernah. P : Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? S1 : Tidak terlalu, karena jika ceramah terlalu lama bisa membosankan. P : Materi apa yang paling kamu sukai di pelajaran IPA? S1 : Pernafasan. Karena tidak serumit materi pencernaan yang banyak istilah-istilah yang sulit dihafalkan. P : Apakah dengan menggunakan dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan dapat membantu kamu dalam belajar IPA? S1 : Ya, karena apa yang dimaksudkan dalam buku dapat lebih mudah dipahami. P : Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan percobaan? S1 : Tidak terlalu bosan, karena disitu kita tidak hanya mendengarkan penjelasan tetapi juga ikut mempraktekkan. P : Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam mengenal kekuatan benang berdasarkan jenis bahannya dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan? S1 : Ya P : Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran menggunakan metode inkuiri/percobaan? S1 : Senang karena bisa bekerjasama dengan teman sekelompok. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 1a dengan mudah? S1 : Ya, karena gambar pada soal sangat jelas. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 1b dengan mudah? S1 : Bisa, karena saya sudah menguasai materi. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 2a dengan mudah? S1 : Tidak terlalu karena masih ada jawaban yang ragu-ragu. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 2b dengan mudah? S1 : Dapat karena saya sudah tahu kekuatan dari masing-masing benang dari percobaan yang sudah dilakukan. P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest 1? S1 : Sedikit bosan. P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest 2? S1 : Sudah sangat bosan.
Keterangan Lumayan senang
Tidak terlalu bosan
Senang
Menguasai materi
Masih ragu-ragu
Sedikit bosan Sangat bosan
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.11.2 Wawancara Siswa B Transkrip Wawancara Kelompok Eksperimen Siswa B Sesudah Perlakuan : SB1-SB42 Hari/ Tanggal : Kamis, 15 Oktober 2015 Wawancara P : Apakah kamu senang belajar IPA? SB : Senang, karena mudah sekali P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? SB : Dengan menggunakan ceramah. P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? SB : Belum pernah, hanya terpaku pada buku pelajaran. P : Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? SB : Ya, pelajaran IPA menyenangkan karena mudah dimengerti. P : Materi apa yang paling kamu sukai di pelajaran IPA? SB : Hewan, karena mudah pahami. P : Apakah dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan dapat membantu kamu dalam belajar IPA? SB : Ya sangat membantu karena ada media. P : Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan percobaan? SB : Tidak, karena ada bercandanya. P : Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam mengenal kekuatan benang berdasarkan jenis bahannya dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan? SB : Ya, saya mendapatkan pengetahuan baru. P : Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran menggunakan metode inkuiri/percobaan? SB : Pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak bosan. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 1a dengan mudah? SB : Tidak terlalu, karena masih ada jawaban yang ragu-ragu. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 1b dengan mudah? SB : Tidak terlalu, karena masih ada jawaban yang ragu-ragu. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 2a dengan mudah? SB : Lumayan, karena ada beberapa contoh benang yang terbuat dari bahan-bahan benang yang ada. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 2b dengan mudah? SB : Dapat, karena cukup mudah. P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest 1? SB : Senang, karena mudah. P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest 2? SB : Senang, karena diulangi lagi.
Keterangan
Tidak bosan
Menyenangkan
Cukup mudah Senang
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.11.3 Wawancara Siswa C Transkrip Wawancara Kelompok Eksperimen Siswa C Sesudah Perlakuan : SC1-SC42 Hari/ Tanggal : Kamis, 15 Oktober 2015 Wawancara P : Apakah kamu senang dengan pelajaran IPA? S3 : Senang. P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? S3 : Menggunakan metode ceramah. P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? Sebutkan! S3 : Jarang. P : Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu? S3 : Ya, karena mudah dimengerti. P : Materi apa yang paling kamu sukai di pelajaran IPA? Apa alasanmu? S3 : Organ tubuh manusia, benda dan sifatnya. P : Apakah dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan dapat membantu kamu dalam belajar IPA? Apa alasanmu? S3 : Ya, karena mudah dimengerti P : Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan percobaan? Apa alasanmu? S3 : Tidak bosan, karena melakukan percobaan menyenangkan. P : Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam mengenal kekuatan benang berdasarkan jenis bahannya dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan? S3 : Ya. P : Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran menggunakan metode inkuiri/percobaan? S3 : Senang, karena mudah dilakukan. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 1a dengan mudah? S3 : Tidak, agak karena bingung. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 1b dengan mudah? S3 : Tidak, karena agak bingung. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 2a dengan mudah? S3 : Tidak, karena agak bingung. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 2b dengan mudah? S3 : Tidak, karena agak bingung. P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest I? S3 : Soal yang dikerjakan susah. P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest 2? S3 : Soal yang dikerjakan susah.
Keterangan
Tidak bosan
Pengetahuan baru
Menyenangkan
Soal yang susah
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.11.4 Wawancara Guru Transkrip Wawancara Wawancara Guru : G1 – G24 Hari/Tanggal : Rabu, 14 Oktober 2015 Wawancara I P : Apakah metode yang digunakan pernah digunakan oleh bapak dalam pembelajaran IPA sebelum penerapan metode inkuiri? G : Diskusi, pengamatan, mencongak, dan ceramah. P : Bagaimana sikap / respon siswa selama pembelajaran? G : Siswa aktif dalam berdiskusi, mengamati dan menjawab pertanyaan. Sedangkan jika menggunakan metode ceramah siswa cenderung bosan. P : Apakah Bapak pernah menerapkan / mengamati pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri? G : Pernah. P : Bagaimana pendapat Bapak mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri? G : Sangat diminati siswa, memudahkan siswa memahami materi, dan butuh alokasi waktu yang banyak. P : Bagaimana pendapat Bapak mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri di kelas eksperimen? G : Pembelajaran menarik bagi anak, anak memahami materi dengan cepat, butuh penguasaan kelas yang baik agar langkah dan tujuan pembelajaran sesuai rencana. P : Bagaimana pendapat Bapak dengan pembelajaran di kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah? G : Anak kurang bersemangat dan pemahaman anak terhadap materi dangkal atau mudah lupa.
Keterangan
Aktif
Pengalaman sebelumnya
Berminat
Menarik
Metode ceramah yang membosankan
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran 5.1.1 Kelompok Eksperimen
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.1.2 Kelompok Kontrol
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
CURRICULUM VITAE
Agnes Lirinanda Sudarto merupakan anak ketiga dari pasangan Yohanes Sudarto dan Theresia Dina Ari Anugerahwati. Lahir di Sidoarjo pada tanggal 1 Juli 1994. Pendidikan awal dimulai TK Santo Yusuf, Karang Pilang, Surabaya tahun 1999-2001. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Santo Yosef, Joyoboyo, Surabaya pada tahun 2000-2006. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Santo Yosef Surabaya pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Stella Duce I pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma pada tahun 2012. Berikut ini daftar kegiatan yang pernah diikuti penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Sanata Dharma. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Kegiatan Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II Penguasaan Bahasa Inggris Aktif English Club Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) Inisiasi Fakultas (Infisa) Studium Generale “Family Problems and Children’s Motivation to Learn” Parade Gamelan Anak 2014 Malam Kreativitas PGSD 2013 HMPS
Tahun 2013 2015 2012 2013 2012
Peran Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta
2014
Peserta
2014 2013
10 11 12 13
Parade Gamelan Anak 2013 Week-end Moral Inisiasi Sanata Dharma Malam Kreativitas PGSD 2014
2013 2013 2012
14 15
CSL Kuliah Umum: “Diseminasi Hasil Magang Dosen : Curriculum Cambridge”
2014
Co-Dokumentasi Ketua Koordinator Bidang Kesenian Co-Humas Peserta Peserta Ketua Bidang Acara Fasilitator
2014
Peserta
2013
2014
161