PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAYA ANALGESIK SARI BUAH JERUK LEMON (Citrus limon (L.) Burm. F.) PADA MENCIT PUTIH BETINA
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan oleh : Yohanes Andi Wijaya NIM : 028114035
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
i
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dedicated to My Jesus My Family My Love
iv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Yohanes Andi Wijaya
Nomor Mahasiswa
: 028114035
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Daya Analgesik Sari Buah Jeruk Lemon (Citrus limon L.) pada Mencit Putih Betina Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 21 November 2008
Yang menyatakan
(Yohanes Andi Wijaya)
vi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
INTISARI
Jeruk lemon merupakan salah satu tanaman yang potensial untuk dikembangkan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khasiat sari buah jeruk lemon (Citrus limon L.) sebagai analgetika dan mengetahui besarnya khasiat tersebut. Penelitian ini juga bertujuan untuk membandingkan profil geliat sari buah jeruk lemon dengan parasetamol. Penelitian ini termasuk uji penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak pola searah. Metode efek analgesik yang digunakan adalah rangsang kimia. Empat puluh lima ekor mencit dikelompokkan secara acak menjadi delapan kelompok, kelompok I merupakan kelompok kontrol negatif dengan pemberian akuades, kelompok II merupakan kelompok kontrol negatif dengan pemberian CMC Na, kelompok III merupakan kelompok kontrol positif dengan pemberian parasetamol dosis 91 mg/kg BB, kelompok IV–VIII merupakan kelompok perlakuan dengan pemberian sari buah jeruk lemon dengan dosis 2; 3,33; 6,67; 13,33; 26,67 ml/kg BB. Pemberian bahan uji dilakukan 10 menit sebelum disuntikkan asam asetat sebagai rangsang nyeri secara peritonial. Waktu pengamatannya 60 menit dengan mencatat jumlah geliat setiap 5 menit. Data yang diperoleh dari pengamatan geliat pada masing–masing kelompok dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov, dilanjutkan dengan analisis variasi searah dengan taraf kepercayaan 95 % untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antarkelompok. Selanjutnya dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari buah jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm. f.) mempunyai daya analgesik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan untuk mengurangi nyeri pada kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon. Persentase proteksi terhadap geliat dosis 2; 3,33; 6,67; 13,33; 26,67 ml/kg BB berturut–turut adalah 60,91%; 51,77%; 70,55%; 69,03%; 74,11%. Dari data tersebut diketahui bahwa daya analgesik kelompok sari buah jeruk lemon berbeda tidak bermakna dengan parasetamol. Perbedaan profil geliat yang paling nyata terjadi antara parasetamol dengan sari buah jeruk lemon dosis 26,67 ml/kg BB. Kata kunci : analgesik, jeruk lemon, rangsang kimia, mencit putih betina
vii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
Lemon (Citrus limon L.) were one of plant which potentially for developed into traditional medicine. This research has a purpose to know the effect of lemon juice (Citrus limon L.) as an analgesic and to know how far its capability to relieve pain sensation. This research also has a purpose to compare the profile of lemon juice and parasetamol. This research was a pure experiment research type with one-way randomized design. This research used a method called writhing test method. Forty two white mice was randomized into seven groups. The first group was negative control group, the second group was positive control, and the rest was treatment groups. The negative control used aquadest, which was the solvent of lemon juice, and the positive control used paracetamol with dose 91 mg/kg BW. The treatment groups used lemon juice. The samples were given ten minutes before acetic acid injection, which was the chemical agent induced writhing on mice. Acetic acid, as the pain stimulator, was interperitonially injected. The observation time was sixty minutes with writhing reflects recorded every five minutes. The result was analyzed with Kolmogorov-Smirnov, continued with oneway ANOVA with 95 % significance level to know if there was a difference between groups. Then continued with Scheffe test to know that difference was valueable or not. The result of this research shows that lemon juice has analgesic effects. It was proven with capability to relieve pain in treatment groups. The protection percentage from writhing reflects in dose 2; 3,33; 6,67; 13,33; 26,67 ml/kg BW were 60,91%; 51,77%; 70,55%; 69,03%; 74,11%. The siginificant profile`s differences happens between parasetamol and lemon juice dose 26,67 ml/kg BW. Key word : analgesic, lemon, writhing test method, female white mouse
viii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
PRAKATA
Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Daya Analgesik Sari Buah Jeruk Lemon (Citrus limon L.) pada Mencit Putih Betina” ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Rita Suhadi, M.Si, Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Yosef Wijoyo, M.Si, Apt, selaku pembimbing utama skripsi ini, atas segala masukan yang diberikan kepada penulis, kesabaran dan dukungannya dalam membimbing penulis menyusun skripsi ini. 3. Ipang Djunarko S.Si, Apt, selaku penguji skripsi atas kritik dan masukkan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 4. dr. Fenty, M.Kes, Sp.PK, selaku penguji skripsi atas kritik dan masukkan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 5. dr. Luciana Kuswibawati selaku pembimbing akademik penulis, atas segala pendampingan dan bimbingannya selama penulis masih kuliah
ix
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
6. Ign. Kristio Budiasmoro, M.Si selaku pembimbing skripsi penulis terdahulu, atas segala bimbingan dan dukungan semangatnya selama masa penyusunan skripsi, juga dalam mendeterminasi tanaman, maafkan penulis bila tidak mampu mewujudkan harapan Bapak. 7. Romo Sunu, atas bantuannya dan penjelasannya dalam mengolah data secara statistik dengan menggunakan SPSS. 8. Mas Sigit dan mas Andre, atas bantuannya dalam pembuatan herbarium dan mendeterminasi tanaman. 9. Mas Parjiman, mas Heru dan mas Kayat selaku laboran di bagian farmakologi, atas segala bantuannya selama penulis melakukan penelitian di laboratorium. 10. Bpk Fredy Handoko dan Ibu Sulastri, Orangtuaku yang melahirkanku, atas segala
doa,
yang
selalu
mendukung
dalam
segala
keadaan,
menyemangatiku dikala aku jatuh dengan kasih sayangnya, yang memberikan bantuan baik material maupun immaterial. 11. Kedua kakakku tercinta, terima kasih atas dukungannya selama ini. 12. Natalia Dwi Hartono, yang selalu disampingku untuk mendukungku dengan semangat dan kasih sayangnya, yang menyadarkan penulis atas kemalasannya dan membangkitkan penulis saat kegagalannya. 13. Teman–teman di kos penulis, Yogi, Chris, Ari, Supri, Hendra, Bambang, dan Heru, atas segala bantuannya. 14. Kelas A dan kelompok praktikum B angkatan 2002, atas persahabatan, suka dan duka selama masa kuliah.
x
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
15. Christin, Agnes, dan Riasa, terima kasih atas persahabatannya selama kuliah, dan juga dorongan semangatnya. 16. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam segala aspek dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kemajuan penulis dan para pembaca sekalian. Sekian dan terima kasih.
Penulis
xi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.......................................................
v
PUBLIKASI.................................................................................................
vi
INTISARI.....................................................................................................
vii
ABSTRACT...................................................................................................
viii
PRAKATA...................................................................................................
ix
DAFTAR ISI................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
xvii
BAB I. PENGANTAR...................................................................................
1
A. Latar Belakang...................................................................................
1
1. Permasalahan penelitian......................................................................
3
2. Keaslian penelitian..............................................................................
3
3. Manfaat penelitian...............................................................................
4
B. Tujuan Penelitian..............................................................................
4
BAB II. PENELAHAAN PUSTAKA..........................................................
5
A. Jeruk Lemon.....................................................................................
5
xii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
B. Vitamin C.........................................................................................
9
C. Nyeri.................................................................................................
10
D. Analgetika.........................................................................................
17
E. Parasetamol......................................................................................
19
F. Metode Pengujian Analgesik...........................................................
20
G. Landasan Teori.................................................................................
24
H. Hipotesis...........................................................................................
25
BAB III. METODE PENELITIAN..............................................................
26
A. Jenis dan Rancangan Penelitian.........................................................
26
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional....................................
26
C. Alat....................................................................................................
27
D. Bahan.................................................................................................
27
E. Tata Cara Penelitian............................................................................
28
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................
33
A. Determinasi Tanaman.......................................................................
33
B. Uji Pendahuluan................................................................................
33
C. Pengujian Daya Analgesik................................................................
40
D. Perbandingan Daya Analgesik Sari Buah Jeruk Lemon Dengan Parasetamol.......................................................................................
44
E. Perbandingan Profil Parasetamol Dengan Sari Buah Jeruk Lemon....................................................................
48
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................
51
A. Kesimpulan.......................................................................................
51
xiii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
B. Saran.................................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
53
LAMPIRAN.................................................................................................
55
BIOGRAFI PENULIS..................................................................................
95
xiv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I.
Rata–rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam asetat...............................................................
Tabel II.
Hasil analisis variansi satu arah penetapan dosis asam asetat...............................................................
Tabel III.
35
Rata–rata geliat orientasi selang waktu pemberian asam asetat......................................................
Tabel IV.
34
36
Hasil analisis variansi satu arah penetapan selang waktu....................................................
37
Tabel V.
Rata–rata geliat pada penetapan dosis parasetamol.......
38
Tabel VI.
Hasil analisis variansi satu arah penetapan dosis parasetamol.............................................................
39
Tabel VII.
Rata–rata kumulatif geliat pada kelompok perlakuan...
40
Tabel VIII.
Persen proteksi nyeri kelompok perlakuan......................
42
Tabel IX.
Hasil analisis variansi satu arah persen proteksi nyeri....
43
Tabel X.
Hasil uji Scheffe persen proteksi nyeri
Tabel XI.
kelompok perlakuan........................................................
44
Perubahan persen penghambatan nyeri...........................
47
xv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Struktur vitamin C dan dehydro vitamin C........................
9
Gambar 2.
Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi..................................
11
Gambar 3.
Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri setelah kerusakan jaringan.............................................................
Gambar 4.
Diagram perombakan asam arakhidonat menjadi prostaglandin dan leukotrien....................................................................
Gambar 5.
13
14
Bagan kemungkinan pengaruh macam–macam obat terhadap nyeri....................................................................
18
Gambar 6.
Struktur kimia dari parasetamol........................................
20
Gambar 7.
Grafik rata–rata geliat pada orientasi dosis asam asetat.
35
Gambar 8.
Grafik penetapan selang waktu pemberian asam asetat....
37
Gambar 9.
Grafik orientasi penetapan dosis parasetamol...................
39
Gambar 10.
Rata–rata kumulatif jumlah geliat kelompok perlakuan...
41
Gambar 11.
Grafik persen proteksi nyeri..............................................
42
Gambar 12.
Grafik perubahan persen proteksi nyeri............................
47
Gambar 13.
Grafik perbandingan profil parasetamol dengan sari buah jeruk lemon........................................................
xvi
49
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Pengesahan Determinasi..........................................
55
Lampiran 2.
Foto buah jeruk lemon......................................................
56
Lampiran 3.
Foto buah jeruk lemon yang sudah dipotong....................
56
Lampiran 4.
Gambar buah jeruk lemon dari internet.............................
56
Lampiran 5.
Gambar buah jeruk lemon beserta daun dan bunganya yang berasal dari internet...........................................................
57
Lampiran 6.
Foto larutan sari buah jeruk lemon tanpa pengenceran.....
57
Lampiran 7.
Foto geliat mencit yang dipakai........................................
58
Lampiran 8.
Foto geliat mencit yang tidak dipakai...............................
58
Lampiran 9.
Penetapan peringkat dosis sari buah jeruk lemon pada kelompok perlakuan...........................................................................
60
Lampiran 10.
Data orientasi penetapan dosis asam asetat.......................
61
Lampiran 11.
Data geliat penetapan selang waktu pemberian asam asetat……………………………………………………..
61
Lampiran 12.
Data orientasi penetapan dosis parasetamol......................
62
Lampiran 13.
Data penetapan daya analgesik..........................................
62
Lampiran 14.
Data analisis statistik penetapan dosis asam asetat............
64
Lampiran 15.
Analisis statistik data penetapan selang waktu pemberian asam asetat..................................................................................
xvii
65
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 16.
Analisis statistik data penetapan dosis parasetamol..........
67
Lampiran 17.
Analisis statistik data persen penghambatan nyeri............
69
Lampiran 18.
Analisis statistik data perubahan persen penghambatan nyeri...............................................
71
Lampiran 19.
Analisis statistik data perbandingan profil geliat..............
74
Lampiran 20.
Analisis statistik geliat per menit......................................
83
xviii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
1
BAB I. PENGANTAR
A. Latar Belakang Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri semasa hidupnya. Nyeri sebenarnya memberikan pertanda bahwa terdapat kerusakan di suatu tempat di tubuh kita, baik itu kita sadar atau tidak. Nyeri berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi, dan sering kali memudahkan diagnosis penyakit (Mutschler, 1991). Walaupun banyak orang sudah mengetahui fungsi–fungsi tersebut, tetap saja orang lebih memilih untuk tidak mengalaminya atau mengenyahkannya secepat mungkin, yang salah satu caranya adalah dengan memakai obat yang biasa kita sebut analgetika. Hal ini menyebabkan obat pengurang rasa nyeri atau biasa disebut analgetika menjadi salah satu obat yang paling banyak digunakan di masyarakat. Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan tumbuhan obat. Bahkan dari 40.000 spesies tanaman obat yang ada di dunia, Indonesia menyumbang 30.000 spesies. Sejak ratusan tahun lalu nenek moyang bangsa kita menggunakan tumbuhan sebagai obat tradisional. Konsep back to nature atau pengobatan dengan menggunakan bahan yang berasal dari alam seperti contohnya tumbuhan, saat ini sedang diminati kembali. Pengobatan dengan menggunakan bahan alam atau obat tradisional mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan obat kimiawi. Selain harganya relatif lebih murah, obat tradisional juga mempunyai efek samping yang relatif lebih aman.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
2
Saat ini banyak tumbuhan obat yang dikembangkan industri farmasi menjadi obat tradisional. Berbagai jenis tumbuhan bisa dimanfaatkan untuk pembuatan obat. Salah satu tanaman yang potensial dimanfaatkan untuk obat tradisional adalah jeruk lemon (Citrus limon L.). Jenis jeruk ini memang belum populer di Indonesia sebagai obat tradisional karena memang jeruk lemon bukan tanaman asli Indonesia. Asal usul dari jeruk lemon sendiri masih belum diketahui secara pasti, namun jeruk lemon sudah digunakan untuk kesehatan sejak jaman dahulu, yaitu untuk mengobati para pelaut yang kekurangan vitamin pada tahun 1600 di dataran Eropa. Jeruk lemon kemudian mulai diproduksi pada skala industri pada tahun 1849 di California, USA. Jeruk lemon sebenarnya mempunyai banyak kegunaan tetapi masyarakat Indonesia belum banyak mengetahuinya. Jeruk lemon merupakan sumber vitamin C dan kalsium yang sangat baik. Jeruk lemon juga bisa digunakan sebagai cooling drink jika mengalami demam, serta jusnya digunakan dalam kasus diaphoretic dan diuretic draughts. Jus jeruk lemon sangat dianjurkan dalam pengobatan acute rheumatism. Lemon juga merupakan astringent yang bagus dan bisa digunakan untuk lotion dalam kasus sunburn. Minyak dari kulit jeruk lemon dapat digunakan untuk perasa dan aroma, seperti pada deterjen, shampoo, sabun, dan parfum. Minyak atsiri jeruk lemon diketahui mempunyai nilai impor yang paling tinggi dibandingkan semua minyak atsiri yang diimpor oleh Amerika Serikat (Anonim (c), 2008). Dari sekian banyak manfaat yang disediakan oleh jeruk lemon, masyarakat Indonesia hanya mengenal jeruk lemon sebagai penyedap masakan dan pembuatan minuman penyegar.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
3
Belum ada data empiris tentang penggunaan jeruk lemon sebagai obat tradisional di Indonesia. Buah jeruk lemon secara garis besar mengandung gula, polisakarida, asam organik, lemak, karotenoid, vitamin dan mineral, flavonoid, limonoid dan komponen yang bersifat volatile (Anonim (a), 2007). Salah satu kandungan kimia yang terdapat dalam sari buah jeruk lemon adalah vitamin C. Vitamin C sudah dikenal sebagai antioksidan yang baik. Vitamin C inilah yang diduga bertanggung jawab atas efek farmakologis dari sari buah jeruk lemon. 1. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut : 1. apakah sari buah jeruk lemon mempunyai daya analgesik ? 2. seberapa besar daya analgesik sari buah jeruk lemon jika dibandingkan dengan parasetamol ? 3. bagaimana perbandingan profil geliat antara parasetamol dengan kelompok perlakuan ? 2. Keaslian penelitian Setelah dilakukan penelusuran oleh penulis, belum ditemukan penelitian mengenai efek analgesik dari sari buah jeruk lemon (Citrus limon L.). Penelitian yang pernah dilakukan antara lain :
a. Effectiveness of lemon juice, vinegar and their mixture in the elimination of Salmonella typhimurium on carrots (Daucus carota L.) (Sengun, Karapinar, 2004)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
4
b. The effect of lemon juice on atherogenic factors (Mika, Chika, Harumi, Mariko, Toshimi, Thu, Masanori, Kazuhiro, Yoshiaki, 2004) c. Pharmacological properties of citrus and their ancient and medieval uses in the Mediterranean region (Ramón-Laca & Arias, 2004) 3. Manfaat penelitian a. manfaat teoritis
: menambah informasi terutama dalam bidang pengobatan
tradisional mengenai bukti ilmiah khasiat sari buah jeruk lemon b. manfaat praktis
: sebagai sumbangan dalam pengobatan tradisional, yaitu
dengan memberikan informasi pada masyarakat tentang khasiat jeruk lemon, terutama sebagai salah satu alternatif obat pengurang rasa nyeri
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
: secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah
informasi mengenai sari buah jeruk lemon yang dapat digunakan sebagai obat pengurang rasa nyeri 2. Tujuan khusus
:
a. membuktikan daya analgetika sari buah jeruk lemon b. mengetahui besarnya daya analgetika sari buah jeruk lemon jika dibandingkan dengan parasetamol c. mengetahui perbandingan profil geliat parasetamol dengan sari buah jeruk lemon
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA
A. Jeruk Lemon (Citrus limon L.) 1. Taksonomi Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub-divisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rutales
Famili
: Rutaceae
Genus
: Citrus
Species
: Citrus medica varietas limon Burn sinonim Citrus limonium Risso sinonim Citrus limonia disebut pula True Citroen (Rukmana, 2001)
2. Daerah asal dan penyebaran Jeruk lemon bukanlah merupakan tanaman asli Indonesia. Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa daerah asal tanaman jeruk lemon adalah daerah Asia, tepatnya Birma Utara dan Cina Selatan. Pada abad ke-11 sampai dengan 13, tanaman jeruk lemon dibawa oleh orang–orang Arab ke Afrika dan Eropa. Dalam perkembangan selanjutnya, jeruk lemon dibudidayakan di Spanyol, Portugal, Italia, Sisilia, dan Siprus, dan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
6
kemudian dikembangkan pula di California (Amerika Serikat), Kepulauan Hindia Barat, dan Argentina. Saat ini, jeruk lemon telah banyak ditanam di berbagai negara di dunia. Di Indonesia jeruk lemon dikenal oleh masyarakat pecinta tanaman pada sekitar tahun 1980-an. (Rukmana, 2001) Jeruk lemon termasuk dalam kelompok jeruk sitrun atau Citroen (Citrus medica). Dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa jeruk sitrun mempunyai dua varietas sebagai berikut : a. jeruk lemon (Citrus medica varietas limon sinonim Citrus limonium / True Citroen) b. jeruk sukade (Citrus medica varietas proper sinonim Citrus odorata Rouseel sinonim Citrus cedar Link.) Jeruk lemon menghasilkan jenis jeruk baru setelah dikawin silangkan dengan beberapa jenis jeruk lain, yaitu sebagai berikut : a. Rough lemon (RL), merupakan hasil persilangan antara Citrus medica var.limon x Citrus aurantium sub-species sinensis (jeruk manis). b. Lemonime, merupakan hasil persilangan antara jeruk lemon (Citrus limonium) x jeruk nipis sinonim (Citrus aurantifolia Swingle). (Rukmana, 2001) 3. Jenis (Varietas) a. Lemon tea Lemon tea mempunyai batang yang kokoh dan terkesan kaku, percabangannya banyak dan tidak berduri. Daunnya berwarna hijau tua
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
7
yang bergerigi, dengan panjang 10–11 cm dan lebar 4–4,5 cm. Lemon tea berbuah setelah berumur 4 tahun dan selanjutnya akan berbuah terus menerus tanpa mengenal musim. Bentuk buah lemon tea agak lonjong, mirip dengan jeruk nipis, diameternya 3 cm dan panjangnya 3,5 cm. Buah yang masih muda berwarna hijau kekuning–kuningan, namun setelah matang menjadi kekuning–kuningan dengan permukaan yang halus. Daging buahnya cukup berair. Rasanya tidak terlalu masam, serta beraroma kurang tajam. Biasanya lemon tea dimanfaatkan untuk minuman teh, bumbu penyedap masakan ikan dan daging (Rukmana, 2001). b. lemon squash Batang lemon squash berduri tajam dengan panjang duri 1,5–2 cm. percabangannya banyak dan sangat lentur. Lemon squash berbuah terus menerus tanpa mengenal musim, terutama bila pengairannya cukup. Daun lemon squash berwarna hijau tua dengan ujung runcing dan tepi daun yang bergerigi. Panjang daun antara 10–12 cm dan lebarnya 4–5 cm. Buah lemon squash berukurang besar, sehingga sering tergeletak di tanah. Buah lemon squash berbentuk lonjong menyerupai labu siam, dengan panjang 15 cm dan diameter 5–7 cm. Kulit buahnya tebal, berwarna hijau tua dan akan menguning bila sudah matang. Daging buahnya berair banyak dengan rasa yang sangat masam dan aroma yang tajam. Lemon squash ini banyak dimanfaatkan untuk minuman (Rukmana, 2001).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
8
c. lemon cui Batang lemon cui berwarna gelap, mempunyai banyak cabang dan ranting, namun tidak berduri. Daunnya berukuran kecil, dengan panjang 2–3 cm dan lebar 2 cm. Daunnya berwarna hijau tua, berbentuk agak bulat, tepi daun rata dan cenderung menghadap ke atas. Buah lemon cui, atau yang biasa disebut jeruk manado, berbentuk bulat sebesar ibu jari tangan dengan ujung agak rata. Warna kulit buahnya hijau tua, dan menjadi kuning kemerahan setelah matang. Daging buahnya berair banyak, rasanya masam dan aromanya tajam. Buah lemon cui biasanya dimanfaatkan sebagai bumbu masakan (Rukmana, 2001). d. lemon eureka Tanaman lemon eureka berupa perdu dengan tinggi 1–6 m. Daunnya menyerupai daun jeruk lemon tea. Buahnya tumbuh tunggal atau berkelompok, berbentuk oval dengan ujung berputing yang agak meruncing. Buahnya mempunyai panjang 5–10 cm dengan diameter 4,5–5,5 cm, kulit buah muda berwarna kuning. Lemon eureka ini banyak dimanfaatkan sebagi penyegar minuman teh dan sari buah (Rukmana, 2001). 4. Manfaat Jeruk lemon dimanfaatkan di hampir semua rumah tangga di Asia Tengara terutama sebagai penyedap masakan, pembuatan minuman, dan berbagai macam obat tradisional. Kualitasnya sebagai penyegar sangat menonjol pada sari buah, teh jeruk, atau saat dicampurkan pada buah–buahan lainnya (Sarwono, 2005).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
9
B. Vitamin C Mulai dikenal pada tahun 1928, yaitu setelah dilakukan pemisahan vitamin C dari air jeruk. Vitamin C merupakan suatu asam organik yang berbentuk kristal putih, terasa asam, tetapi tidak berbau. Dalam larutan, vitamin C mudah rusak karena oksidasi oleh oksigen dari udara, tetapi lebih stabil bila terdapat dalam bentuk kristal kering (Sediaoetama, 2004).
C2 O
O
OH
HO C3
C1
OH
OH
C4 O
O
O
O
OH
Vitamin C
OH
Dehydro Vitamin C
Gambar 1. Struktur kimia dari vitamin C dan dehydro vitamin C. (Sediaoetama, 2004) Gugus hidroksil pada C2 dan C3 mudah dioksidasi, sehingga menjadi dehydro vitamin C. Reaksi ini bersifat reversible dan menyebabkan vitamin C mudah dioksidasi dan direduksi. Dengan demikian, vitamin C bersifat mudah mereduksi ikatan organik lain (Sediaoetama, 2004). Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung memberikan elektron ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi, dan bekerja sebagai kofaktor untuk prolil dan lisil hidroksilase dalam biosintesis kolagen. Asam askorbat meningkatkan aktivitas enzim amidase yang berperan dalam pembentukan hormone oksitosin. Vitamin C dapat meningkatkan absorbsi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
10
besi dan juga berperan pada pembentukan steroid adrenal. Fungsi utama vitamin C adalah berperan dalam sintesis kolagen, proteoglikan, dan zat organik lainnya misalnya pada tulang, gigi, dan endotel kapiler (Rosmiati, 1995). Sumber vitamin C yaitu di dalam bahan makanan terutama buah-buahan segar dan terdapat juga dalam sayuran segar dengan kadar yang lebih rendah. Di dalam buah, vitamin C terdapat dengan konsentrasi tinggi di bagian kulit buah, agak lebih rendah terdapat dalam daging buah dan lebih rendah lagi dalam bijinya (Sediaoetama, 2004). Vitamin C juga terdapat dalam berbagai preparat, baik dalam bentuk tablet yang mengandung 50-1500 mg maupun dalam bentuk larutan. Sebagian besar sediaan multivitamin mengandung vitamin C. Air jeruk mengandung vitamin C yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk terapi menggantikan sediaan vitamin C. Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut. Vitamin C juga digunakan untuk berbagai penyakit yang tidak ada hubungannya dengan defisiensi vitamin C dan sering kali digunakan dalam dosis besar, akan tetapi efektifitasnya tidak jelas atau tidak terbukti (Rosmiati, 1995).
C. Nyeri Adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering dialami. Walaupun nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering memudahkan
diagnosis,
pasien
merasakannya
sebagai
hal
yang
tidak
mengenakan, kebanyakan menyiksa dan karena itu berusaha untuk bebas darinya. Pada beberapa penyakit, misalnya pada tumor ganas dalam fase akhir,
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
11
meringankan nyeri kadang–kadang merupakan satu–satunya tindakan yang berharga (Mutschler, 1991). Menurut terjadinya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri somatik dan nyeri dalam (visceral). Nyeri somatik dibagi lagi berdasarkan kualitasnya menjadi nyeri permukaan dan nyeri dalam. Rangsang pada nyeri permukaan bertempat di kulit sedangkan pada nyeri dalam rangsangnya bertempat di otot persendian, tulang dan jaringan ikat (Mutschler, 1991).
Nyeri permukaan
Nyeri kesatu Kulit
Nyeri kedua Nyeri Somatik
Otot, jaringan ikat, tulang dan sendi
Nyeri dalaman
Nyeri Visceral
Perut
Contoh nyeri permukaan Contoh nyeri dalaman Contoh nyeri visceral
: tusukan jarum : kejang otot, sakit kepala : kolik empedu, nyeri lambung, appendikitis
Gambar 2. Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi (Mutschler, 1991) Nyeri
permukaan
mempunyai
karakter
ringan,
sehingga
dapat
dilokalisasikan dengan baik dan hilang dengan cepat setelah berakhirnya rangsang. Nyeri permukaan yang juga disebut nyeri pertama ini menyebabkan refleks menghindar dan dengan demikian dapat menglindungi dari kerusakan lebih lanjut. Nyeri pertama ini sering diikuti nyeri kedua yang bersifat seperti
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
12
menekan dan membakar. Nyeri kedua ini yang sukar untuk dilokalisasikan dan kebanyakan menyebar ke sekitarnya. Nyeri kedua atau nyeri dalam sering kali diikuti oleh reaksi afektif dan vegetatif seperti tidak bergairah, mual, berkeringat, dan penurunan tekanan darah. Nyeri visceral juga memiliki sifat menekan dan reaksi vegetatif yang menyertai nyeri dalam. Nyeri visceral terjadi antara lain pada tegangan organ perut, kurangnya aliran darah, dan penyakit yang disertai radang (Mutschler, 1991). Mediator nyeri adalah senyawa dalam tubuh yang dibebaskan dari sel – sel tubuh yang mengalami kerusakan yang menyebabkan perangsangan reseptor nyeri. Mediator nyeri yang penting adalah histamin, serotonin (5-HT), plasmakinin (bradikinin), prostaglandin, ion kalium, asam dan enzim proteolitik (Tjay dan Rahardja, 2002; Guyton, 1996). Mediator yang memiliki potensi kecil dalam perangsangan reseptor nyeri adalah ion hidrogen dan ion kalium. Pada kenaikan konsentrasi ion H+ dan penurunan pH dibawah 6 akan menyebabkan terjadinya nyeri. Demikian juga pada keluarnya ion kalium dari ruang intrasel dengan konsentrasi lebih dari 20 mmol/L setelah terjadi kerusakan sel. Bradikinin dan prostaglandin dapat menyebabkan stimulasi pada ujung serat saraf nyeri tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada serat saraf, sedangkan enzim proteolitik menimbulkan nyeri karena menyebabkan kerusakan pada ujung saraf nyeri (Mutschler, 1991; Guyton, 1996).
13
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Noksius
Kerusakan jaringan
Pembebasan : H+ (pH < 6) K+ (> 20 mmol/L) Asetilkolin Serotonin Histamin
Pembentukan : Kinin (Bradikinin) Prostaglandin
Sensibilitas reseptor
Nyeri pertama
Nyeri lama
Gambar 3. Mediator yang dapat menimbulkan rangsang nyeri setelah kerusakan jaringan. (Mutschler, 1991)
Pelepasan mediator nyeri ini dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, dapat berupa rangsangan mekanis, fisis (kalor dan listrik), atau kimiawi. Setelah mediator–mediator nyeri dilepaskan, maka mediator ini akan diterima oleh reseptor nyeri yang spesifik (Mustchler, 1991; Tjay dan Rahardja, 2002). Bila membran sel mengalami kerusakan karena suatu rangsangan fisik, mekanis atau kimiawi, maka enzim fosfolipase A2 akan dilepaskan dan bereaksi dengan fosfolipida yang ada disitu, membentuk asam arakhidonat. Asam arakhidonat kemudian akan dimetabolisme melalui dua jalur, yaitu jalur siklooksigenase dan jalur lipooksigenase. Enzim siklooksigenase mempunyai dua isoenzim
yang
terlibat
pada
metabolisme
asam
arakhidonat,
yaitu
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
14
siklooksigenase-1 (COX-1) dan siklooksigenase-2 (COX-2) (Tjay dan Rahardja, 2002).
Fosfolipida (membran sel)
kortikosteroida
Fosfolipase A2
Asam Arakhidonat
Cyclooxygenase
NSAID`s
Endoperoksida
Lipooxygenase
O2Radikal bebas
Asam Hidroperoksida
COX-1 COX-2
Tromboksan TXA2
Prostasiklin PGI2
Prostaglandin PGE2/F2
Leukotrien LTA
LTB2
LTC4-LTF4-LTE4
Gambar 4. Diagram perombakan asam arakhidonat menjadi prostaglandin dan leukotrien (Tjay dan Rahardja, 2002). Enzim COX-1 terdapat di kebanyakan jaringan antara lain di pelat–pelat darah, ginjal dan saluran cerna (Tjay dan Rahardja, 2002). Enzim ini bersifat konstitutif (pokok dan selalu ada) dan cenderung menjadi homeostatis dalam
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
15
fungsinya. Enzim COX-2 normalnya tidak terdapat di jaringan, namun terbentuk selama proses peradangan (Tjay dan Rahardja, 2002). Asam
arakhidonat
diubah
oleh
enzim
siklooksigenase
menjadi
endoperoksida, dan seterusnya menjadi prostaglandin. Peroksida melepaskan radikal bebas oksigen yang juga memegang peranan dalam timbulnya rasa nyeri. Prostaglandin yang dibentuk dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu prostaglandin (PG), prostasiklin (PGI2), dan tromboksan (TXA2, TXB2). Prostaglandin dapat dibentuk oleh seluruh jaringan. Prostaglandin yang paling penting adalah PGE2 dan PGF2, yang mempunyai daya vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh dan membran sinovial, yang menyebabkan terjadinya radang dan nyeri. Prostasiklin, yang dibentuk terutama di dinding pembuluh, mempunyai daya vasodilatasi (bronchi, lambung, rahim, dan lain–lain), antitrombotis dan juga efek protektif terhadap mukosa lambung. Tromboksan, yang khusus dibentuk dalam trombosit, mempunyai daya vasokonstriksi (antara lain di jantung) dan dapat menstimulasi agregasi pelat darah (trombotis) (Tjay dan Rahardja, 2002). Sebagian dari asam arakhidonat dimetabolisme oleh enzim lipooksigenase menjadi leukotrien (LT). LTC4, LTD4 dan LTE4 dibentuk dalam granulosit eusinofil dan mempunyai daya vasokonstriksi di bronchi dan mukosa lambung, selain itu juga menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskuler. LTB4, yang B
khusus dibentuk di makrofag dan neutrofil alveoler, bekerja secara kemotaksis, yaitu merangsang migrasi leukosit dengan cara meningkatkan mobilitas dan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
16
fungsinya. Penghambatan COX dapat secara tidak langsung meningkatkan sintesis leukotrien (Tjay dan Rahardja, 2002). Reseptor nyeri (nosiseptor) merupakan ujung saraf bebas yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Reseptor ini tersebar luas dalam lapisan interstitial kulit dan juga dalam jaringan dalam tertentu, seperti dinding arteri dan permukaan sendi. Reseptor nyeri dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu mekanoreseptor, termoreseptor, dan kemoreseptor (Mutschler, 1991). Nyeri timbul apabila suatu rangsang, apakah itu fisik, termal, ataupun kimiawi, melampui suatu nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri) dan karena itu menyebabkan kerusakan pada jaringan dengan disertai pembebasan mediator nyeri. Terdapat
beberapa
kemungkinan
mekanisme
suatu
obat
dalam
mempengaruhi rasa nyeri, antara lain : 1. mencegah sensibilitas reseptor nyeri dengan cara penghambatan sintesis prostaglandin dengan analgetika yang bekerja perifer 2. mencegah pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri dengan memakai anestetika permukaan atau anestetika infiltrasi 3. menghambat penerusan rangsang dalam serabut saraf sensorik dengan anestetika konduksi 4. mempengaruhi pengalaman nyeri dengan psikofarmaka (transkuilansia, neuroleptika, antidepresif) (Mustschler, 1991) D. Analgetika
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
17
Adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik dapat meringankan atau menekan rasa nyeri, tanpa memiliki efek anastesi umum. Berdasarkan potensi kerja, mekanisme kerja dan efek sampingnya, analgetika dibedakan menjadi dua kelompok : 1. Analgesik opioid (narkotik) Analgesik narkotik adalah kelompok obat analgesik yang memiliki sifat – sifat seperti opium dan morfin. Walaupun golongan obat ini memperlihatkan berbagai efek farmakodinamik lain, analgesik narkotik digunakan terutama untuk meringankan atau menghilangkan rasa nyeri. Akan tetapi semua analgesik narkotik (sesuai namanya) menimbulkan gejala adiksi/ketergantungan, maka usaha untuk mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan dengan tujuan mendapatkan analgesik yang sama kuat dengan morfin namun tidak menimbulkan ketergantungan (Anonim, 1995). 2. Analgesik non narkotik Kebanyakan analgesik non narkotik mempunyai aktivitas antipiretik, antirematik dan antiinfalamasi disamping meringankan rasa nyeri (Mutschler, 1991). Obat–obatan golongan ini sudah terbukti mempengaruhi metabolisme atau kerja sejumlah mediator pada proses peradangan. Mekanisme kerjanya yaitu menghambat atau menghalangi pembentukan prostaglandin dan metabolisme yang bersangkutan yang menyebabkan terjadinya nyeri, demam dan radang. Analgesik non narkotik mempunyai mekanisme perifer maupun sentral dalam meredakan rasa nyeri (Hite, 1981).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
18
Analgesik golongan ini diabsorbsi dengan baik dan cepat. Kebanyakan berdaya antipiretik dan atau antiinflamasi. Oleh karena itu obat ini tidak hanya digunakan sebagai anti nyeri saja tetapi juga pada gangguan demam dan peradangan. Obat ini banyak digunakan pada kasus nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, otot, perut, masalah menstruasi, dan lain-lain (Tjay dan Rahardja, 2002). Menurut Tjay dan Rahardja (2002), terdapat beberapa cara mengurangi rasa nyeri dengan menggunakan obat, yaitu : a. merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer dengan analgetika perifer b. merintangi penyaluran rangsangan di saraf–saraf sensoris, misalnya dengan anestetika lokal c. blokade pusat di sistem saraf pusat (SSP) dengan analgetika sentral (narkotika) atau dengan anastetika umum.
Psikofarmaka
Otak
Anastetika Analgetika yang bekerja sentral
Sumsum tulang belakang
Saraf
Anastetika konduksi
Reseptor nyeri
Anastetika permukaan Analgetika yang bekerja perifer
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
19
Gambar 5. Bagan kemungkinan pengaruh macam–macam obat terhadap nyeri (Mutschler, 1991)
E. Parasetamol Mempunyai
efek
analgesik
yang
serupa dengan salisilat, yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol juga dapat menurunkan suhu dengan mekanisme yanbg diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Parasetamol tidak digunakan sebagai antireumatik karena efek antiinflamasi dari parasetamol sangat lemah. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin yang lemah, oleh karena itu efek samping seperti
iritasi,
erosi,
perdarahan
lambung,
gangguan
pernapasan
dan
keseimbangan asam basa tidak terlihat (Wilmana, 1995). Parasetamol diabsorpsi dengan cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu setengah jam dan masa paruh plasma antara 1–3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh, 25% terikat protein plasma, dan dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagaian parasetamol (80%) dikonjugasi oleh asam glukorunat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat. Selain itu parasetamol dapat mengalami hidroksilasi. Parasetamol diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil dalam bentuk parasetamol utuh (3%) dan lainnya dalam bentuk parasetamol terkonjugasi (Wilmana, 1995). Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan dapat menimbulkan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
20
nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak memberikan manfaat, biasanya pemberian dengan dosis besar tidak lebih menolong. Penggunaannya sebagai antipiretik tidak seluas penggunaannya sebagai analgesik (Wilmana, 1995). Parasetamol tersedia sebagai obat tunggal, berbentuk tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 120 mg/5 ml. Dosis parasetamol untuk dewasa adalah 300 mg sampai 1 gram setiap kali pemberian, dengan maksimum 4 gram per hari; untuk anak 6 sampai 12 tahun : 150-300 mg/kali dan bayi dibawah 1 tahun : 60 mg/kali; pada keduanya diberikan maksimum 6 kali sehari. Reaksi alergi terhadapat derivat para-aminofenol jarang terjadi. Manifestasinya berupa eritema atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa. Akibat dosis toksik yang paling serius adalah nekrosis hati, yang terjadi pada pemberian 10 sampai 15 gram (200-250 mg/kg BB) (Wilmana, 1995).
H3COCHN
OH
Gambar 6. Struktur kimia dari parasetamol (Anonim, 1995)
F. Metode Pengujian Analgesik Metode pengujian daya analgesik dibagi menjadi 2, yaitu berdasarkan jenis analgesiknya sebagai berikut : 1. Golongan analgetik narkotik a. Metode jepitan ekor Sekelompok mencit disuntik dengan larutan yang akan di uji dengan dosis tertentu secara s.c atau i.v. Tiga puluh menit kemudian
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
21
dijepit, yang dibuat dengan mengatupkan lengan di klip arteri dalam karet yang tipis, diletakkan/dijepitkan pada ekor tikus selama 80 detik. Mencit yang telah disuntik akan membuat tingkah laku mencoba melepaskan klip itu. Obat analgetik akan menyebabkan perlakuan yang berbeda terhadap yang tidak disuntik terhadap klip. b.
Metode pengukuran tekanan Tekanan pada akar adalah penting untuk membuat mencit meronta. Test dilakukan dengan menyuntikkan substansi secara s.c 0,2 ml saline per 20 g BB. Tekanan akan terjadi dalam 6 kali dalam interval 10 menit. Rata-rata dari 6 indikasi digunakan untuk perbandingan. Tekanan yang paling tinggi digunakan 3 kali sebagai nilai kontrol rata-rata.
c.
Metode rangsang panas Mencit albino jantan dengan berat tubuh antara 20–30 gram diletakkan diatas plat panas. Plat panas bersuhu antara 55°-55,5° C dengan wadah air mengandung larutan yang mendidih yang merupakan aseton dan metil format. Waktu reaksi diambil pada interval saat hewan uji mencapai plat panas sampai mencit itu menjilat kakinya atau melompat keluar. Test ini potensial/efektif untuk morfin hidroklorid 0,5mg/kgBB.
d.
Metode potensi petidin Tidak cocok untuk pemilihan acak mencit. 20 mencit dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 10. masing-masing dibagi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
22
menjadi 3 dosid petidin 2, 4, 8 mg/kgBB. Setengah kelompok lainnya diberik senyawa uji dengan dosis 25 % dari LD50. Persen daya analgesik dihitung dengan metode rangsang panas. e.
Metode antagonis nalorfin Mencit, tikus, atau anjing diberikan dosis toksik dari obat, diikuti dengan 0,5–10 mg/kgBB nalorfin secara i.v sesegera setelah efek terlihat. Obat vizpirinitramide dapat menyebebkan hewan uji kehilangan wrighting reflex, corneal reflex, dan pinna reflex sebaik bradypnea, efek antagonis akan ditunjukkan dalam 1 menit dengan menginjeksikan 1,25 mg/kgBB nalorfin.
f.
Metode kejang oksitosin Tikus betina dengan berat 120-140 gram diterapi dengan estrogen dengan menanamkan 15 mg pellet dari dietilscilbestrol s.c , selama 15 menit sebelum i.p. 2 unit dosis dari oksitosin (ED
50
dosis).
Responnya berupa konstraksi abdominal, sehingga menarik pinggang dan kaki ke belakang. Penurunan jumlah kejang diamati dan ED50 dapat diperkirakan. g.
Metode pencelupan pada air panas Setelah disuntik dengan i.p dengan substansi yang mau diuji, 10 ekor tikus diletakkan sendiri-sendiri. Amati ekor dari satu sisi. Pada interval tertentu tikus akan merasa kepanasan pada suhu 58° C. Pada waktu tertentu ekor tikus akan berubah warna menjadi biru keunguan. Respon tikus terlihat dari hentakan ekornya menghindari panas.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
23
2. Metode non narkotik a. Metode Rangsang Kimia Dalam metode ini, rangsang nyeri yang timbul berasal dari rangsangan kimia yang disebabkan zat kimia yang diberikan secara i.p pada hewan uji. Beberapa zat yang sering digunakan untuk metode ini yaitu asam asetat dan fenil kuinon. Metode ini cukup peka untuk pengujian senyawa yang mengandung daya analgesik lemah. Pemberian analgesik akan mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan jumlah geliat berkurang sampai hilang sama sekali tergantung pada senyawa yang digunakan. Hewan uji yang digunakan pada metode ini bermacam–macam, antara lain : anjing, marmut, tikus, merpati, dan mencit. Untuk mencit, yang sering digunakan adalah mencit betina. Hal ini dikarenakan kepekaan terhadap rangsang lebih besar jika dibandingkan dengan yang jantan. Respon mencit yang biasa diamati adalah lompatan dan kontraksi perut dengan disertai tarikan kaki belakang (rentangan) yang disebut geliat. b. Metode pododolorimetri Metode ini menggunakan aliran listrik untuk mengukur besarnya daya analgetik. Alas kandang tikus terbuat dari metal yang bisa mengalirkan listrik. Tikus diletakkan pada kandang tersebut
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
24
kemudian dialiri listrik. Respon ditandai dengan teriakan tikus tersebut.
c. Metode rektodolorimetri Tikus diletakan dalam sebuah kandang yang dibuat khusus dengan alat tembaga yang dihubungkan dengan sebuah penginduksi yang berupa gulungan. Ujung lain dari gulungan tersebut kemudian dihubungkan dengan silinder elektroda tembaga. Sebuah voltameter yang sensitif untuk mengubah 0,1 volt dihubungkan dengan konduktor yang berada pada gulungan diatas. Tegangan yang sering digunakan untuk menimbulkan teriakan menjerit adalah 1-2 volt. (Turner, 1965) G. Landasan Teori Jeruk lemon merupakan sumber vitamin C dan kalsium yang sangat baik. Selain itu jeruk lemon juga bisa digunakan sebagai cooling drink jika mengalami demam, serta jusnya digunakan dalam kasus diaphoretic dan diuretic draughts. Jeruk lemon sangat dianjurkan dalam pengobatan acute rheumatism. Lemon juga merupakan astringent yang bagus dan bisa digunakan untuk lotion dalam kasus sunburn. Selain digunakan untuk kesehatan, minyak dari kulit jeruk lemon dapat digunakan untuk perasa dan aroma, seperti pada deterjen, shampoo, sabun, dan parfum (Anonim (c), 2008). Buah jeruk lemon mengandung gula, polisakarida, asam organik, lemak, karotenoid, vitamin dan mineral, flavonoid, limonoid dan komponen yang bersifat
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
25
mudah menguap (Anonim (a), 2007). Buah jeruk lemon banyak mengandung vitamin C, yang juga terdapat dalam sari buahnya. Vitamin C dikenal sebagai suatu antioksidan yang baik dan juga mempunyai aktivitas sebagai analgesik. Dengan demikian sari buah jeruk lemon yang mengandung vitamin C, yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan dan analgesik, diduga dapat mengurangi nyeri atau mempunyai aktivitas sebagai analgesik. H. Hipotesis Sari buah jeruk lemon (Citrus limon L.) mempunyai efek analgesik terhadap mencit putih betina yang terinduksi asam asetat.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang daya analgesik sari buah jeruk lemon (Citrus limon L.) pada mencit betina ini termasuk dalam penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak pola searah.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel utama a. Variabel bebas
: dosis dari sari buah jeruk lemon
Dosis sari buah jeruk lemon adalah jumlah milliliter sari buah jeruk lemon tiap kilogram berat badan hewan uji. b. Variabel tergantung
: jumlah geliat mencit tiap 1 jam
Daya analgesik sari buah jeruk lemon adalah kemampuan sari buah jeruk lemon dalam mengurangi rasa nyeri dengan ditandai adanya penurunan jumlah geliat pada hewan uji. 2. Variabel pengacau terkendali
:
a. galur mencit (galur Swiss) b. Berat badan mencit (20–30 gram) c. Jenis kelamin mencit (betina) d. Umur mencit (2–3 bulan)
26
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
3. Variabel pengacau tidak terkendali a. kondisi patologis mencit
C. Alat a. Alat pembuat sari buah : pisau dan penyaring b. Stopwatch c. Spuit injeksi ukuran 1 ml dan spuit per oral ukuran 1 ml d. Alat gelas : labu takar, beker glass, pengaduk, Erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes e. Neraca analitik merek Mettler Toledo f. Bejana g. Kamera digital merek Canon
D. Bahan a. Mencit betina galur Swiss, usia 2–3 bulan dengan berat badan 20-30 gram, yang diperoleh dari Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta b. Jeruk lemon USA, didapatkan dari Carrefour Ambarukmo Plaza Yogyakarta pada bulan April sampai dengan bulan Agustus 2008. c. Asam asetat glasial kualitas teknis dengan merek Asia Lab d. Parasetamol dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
27
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
E. Tata Cara Penelitian 1. Pengumpulan dan determinasi tanaman Buah jeruk lemon penulis dapat dari Carrefour Ambarukmo Plaza Yogyakarta, yang didatangkan dari luar negeri. Buah jeruk lemon dipilih yang berwarna kuning cerah dan tidak mempunyai bercak. Determinasi tanaman dilakukan dengan membandingkan foto buah jeruk lemon yang penulis beli dengan gambar jeruk lemon yang penulis dapat dari internet. 2. Pembuatan sari buah jeruk lemon Buah jeruk lemon dipilih yang berwarna kuning cerah dan permukaan kulitnya bersih. Buah jeruk lemon segar dengan berat sekitar 141 gram dibelah dua, dan kemudian diperas sarinya. Sarinya sebanyak kira-kira 60 ml kemudian disaring sehingga tidak mengandung ampas. Air perasan ini kemudian diencerkan dengan variasi konsentrasi yang didapat dari hasil orientasi. 3. Penentuan dosis sari buah jeruk lemon Dosis sari jeruk lemon ditentukan pada saat orientasi, dengan perbandingan dosis terbesar dan terkecil ± 1 : 100. Perhitungan dosis sari buah jeruk lemon dapat dilihat pada lampiran 9. 4. Pemilihan dosis asam asetat Pemilihan konsentrasi asam asetat dilakukan dengan menguji tiga variasi dosis yaitu 25 mg/kg BB; 50 mg/kg BB; 100 mg/kg BB. Larutan ini dibuat dengan cara mengencerkan asam asetat glasial. Konsentrasi
28
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
yang digunakan sebesar 1%. Berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, pada dosis ini sudah dapat menimbulkan respon nyeri berupa geliat yang tidak terlalu banyak sehingga lebih mudah dalam pengamatan selama satu jam. 5. Penetapan kriteria geliat Respon geliat merupakan hal yang sangat subyektif. Penilaian krteria geliat berbeda pada setiap orang. Oleh karena itu dilakukan penentuan kriteria geliat agar kriteria geliat dalam penelitian ini lebih spesifik. Respon geliat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gerakan 2 kaki belakang mencit yang tertarik memanjang ke belakang dan disertai perut mencit menempel ke alas/dasar. Foto geliat yang sah dan yang tidak sah terlampir pada lampiran 7 dan 8. Respon geliat timbul setelah mencit diberi asam asetat secara intraperitonial (i.p), asam asetat ini akan menimbulkan rasa sakit pada perut mencit sehingga mencit akan menyesuaikan keadaan dengan menggeliat. Banyaknya geliat pada tiaptiap mencit berbeda, karena perbedaan ketahanan dari mencit itu sendiri dan faktor patologis mencit. 6. Penentuan waktu pemberian rangsang Diharapkan pada selang waktu pemberian bahan uji dengan asam asetat telah terjadi absorbsi, sehingga dapat segera menimbulkan efek. Selang waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 5; 10; dan 15 menit. Efek yang timbul berupa geliat setelah pemberian asam asetat dalam selang waktu yang ditentukan setelah orientasi. Pada uji ini
29
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
digunakan Parasetamol dengan dosis terapi sebagai zat aktif yang berdaya analgesik. 7. Pembuatan larutan CMC Na 1% Larutan CMC Na 1% dibuat dengan cara melarutkan serbuk CMC Na sebanyak 1 gram dalam air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga mengembang kemudian ditambahkan air sampai 100 ml. 8. Pembuatan suspensi parasetamol 1% Suspensi parasetamol 1% dibuat dengan cara menimbang 1 gram parasetamol kemudian digerus dan ditambahkan CMC Na 1% sedikit demi sedikit hingga volume 100 ml di labu takar. 9. Penentuan dosis parasetamol Dosis parasetamol yang biasa digunakan sebesar 500 mg/50 kg BB. Dosis ini kemudian dikonversikan ke mencit, sehingga diperoleh dosis 91 mg/kg BB. Perhitungan konversi dosis yaitu : (70/50) x 500 = 700 mg Konversi manusia 70 kg ke mencit 20 g : 0,0026 x 700 = 1,82 mg/20 g BB Dosis untuk per kg BB : 1000/20 x 1,82 = 91,00 mg/kg BB Kedua dosis lainnya diperoleh dengan menaikkan dosis 91 mg/kg BB sebesar satu setengah dan dua kalinya. Hasil orientasi dosis parasetamol ini digunakan sebagai kontrol positif.
30
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
10. Perlakuan pada hewan uji Mencit sebelum diperlakukan terlebih dahulu dipuasakan selama 18 jam tetapi tetap diberi minum. Mencit sebanyak 45 ekor dalam keadaan sehat dibagi menjadi 8 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 6 ekor dengan pembagian secara acak. Kelompok I dan II merupakan kelompok kontrol negatif dengan pemberian akuadest dan CMC Na 1%, sedangkan kelompok III merupakan kelompok kontrol positif dengan pemberian suspensi parasetamol 1% dalam CMC Na dengan dosis orientasi. Kelompok IV–VIII merupakan kelompok perlakuan dengan pemberian sari jeruk lemon secara oral. Beberapa menit kemudian diberi asam asetat 1% dengan dosis orientasi secara i.p. kemudian respon geliat diamati selang waktu 5 menit selama 1 jam. 11. Perhitungan proteksi geliat Besarnya
penghambatan
jumlah
geliat
dihitung
dengan
menggunakan persamaan Handerson dan Forsaith, yaitu : % proteksi geliat = (100 – ( P/K x 100 ) % Keterangan : P = Jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian sari jeruk lemon K = Jumlah rata–rata kumulatif geliat hewan kontrol negatif Data kuantitatif prosentase proteksi geliat dianalisis menggunakan analisis variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95 %.
31
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Perubahan % proteksi geliat terhadap kontrol positif dihitung menggunakan rumus : Perubahan % proteksi geliat = ( Kp – P ) x 100% Kp Keterangan : P = % proteksi geliat pada tiap kelompok perlakuan Kp = rata–rata % proteksi kontrol positif
(Utami, 2002) 12. Analisis data Data yang diperoleh dari pengamatan geliat selama 1 jam pada masing–masing kelompok dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi data. Apabila setelah menganalisis diketahui distribusi data tidak normal maka data tersebut tidak digunakan dan dilakukan pengambilan data kembali. Setelah diketahui data terdistribusi normal maka analisis dilanjutkan dengan anova satu arah dengan taraf kepercayaan 95 % untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antar kelompok. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak, dilakukan uji Scheffe. Untuk mengetahui perbedaan profil geliat antara parasetamol dan kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon, dilakukan analisis statistik geliat per menit dengan menggunakan General Linear Model (GLM) Repeated Measure. Setelah diketahui adanya perbedaan, analisis dilanjutkan dengan anova satu arah untuk mengetahui di menit berapa terdapat perbedaan tersebut.
32
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman Dilakukan untuk memastikan tanaman dan bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian memang benar dan sesuai yang dirujuk dalam penelahaan pustaka. Determinasi dari jeruk lemon tidak bisa dilakukan dengan menggunakan buku kunci determinasi, karena tanaman ini tidak tercantum di dalam buku kunci determinasi (Flora of Java). Hal itu dikarenakan jeruk lemon merupakan bukan tanaman asli Indonesia, dan karena hal itu pula penulis memutuskan untuk tidak memakai jeruk lemon yang berasal dari Indonesia. Determinasi dilakukan dengan membandingkan foto/gambar jeruk lemon yang digunakan dengan foto/gambar jeruk lemon yang penulis dapatkan dari internet. Foto terlampir pada lampiran 2 sampai lampiran 5, sedangkan alamat website terlampir pada daftar pustaka.
B. Uji Pendahuluan Orientasi dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang nantinya diperlukan dalam pengambilan data sebenarnya. Uji ini meliputi : penentuan kriteria geliat, pemilihan dosis asam asetat, penentuan selang waktu pemberian asam asetat dan pemilihan dosis parasetamol (kontrol positif).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
34
1. Pemilihan dosis asam asetat Orientasi ini dilakukan untuk mendapatkan dosis asam asetat yang memberikan respon geliat dalam jumlah yang optimal. Asam asetat sendiri merupakan suatu iritan yang akan merusak jaringan secara lokal yang apabila di injeksikan secara intraperitonial akan memberikan rasa nyeri pada perut. Rasa nyeri tersebut timbul karena kenaikan ion H+ atau penurunan pH yang mengakibatkan luka pada membran sel. Rasa nyeri ini ditanggapi oleh mencit dengan menggeliatkan badan. Konsentrasi asam asetat yang digunakan adalah konsentrasi yang biasa digunakan di penelitian–penelitian sebelumnya, yaitu 1%. Dosis yang digunakan dalam orientasi adalah 25; 50; dan 75 mg/kg BB. Hasil orientasi berupa rata–rata geliat pada ketiga peringkat dosis adalah sebagai berikut : Tabel I. Rata–rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam asetat Kelompok perlakuan (mg/kg BB)
Rata – rata geliat ( X ± SE)
25
70 ± 22,87
50
81 ± 7,23
75
92,7 ± 15,86
Keterangan : X = Mean (rata–rata) SE = Standard Error
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
35
Grafik orientasi penetapan dosis asam asetat 92,7
rata - rata jumlah geliat
100
81
70
80 60 40 20 0 1
2
3
kelompok
Gambar 7. Grafik rata–rata geliat pada orientasi dosis asam asetat Keterangan : 1 = kelompok perlakuan asam asetat dosis 25 mg/kg BB 2 = kelompok perlakuan asam asetat dosis 50 mg/kg BB 3 = kelompok perlakuan asam asetat dosis 75 mg/kg BB Tabel II. Hasil analisis variansi satu arah penetapan dosis asam asetat ANOVA geliat
Between Groups
Sum of Squares 770,889
Within Groups Total
df 2
Mean Square 385,444
4960,667
6
826,778
5731,556
8
F ,466
Sig. ,648
Dari data analisis satu arah diketahui bahwa nilai probabilitasnya 0,648 (> 0,05), ini menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok berbeda tidak bermakna. Dosis ini juga dipakai pada penelitian lain (Mardiani, 2005). Penulis memutuskan untuk memakai dosis 50 mg/kg BB.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
36
2. Penentuan selang waktu pemberian asam asetat Setelah dilakukan pemberian sari jeruk lemon secara per oral dilakukan pemberian asam asetat secara i.p. Di antara keduanya terdapat selang waktu, yang memberikan kesempatan untuk mengabsorbsi zat aktif yang ada dalam sari buah jeruk lemon. Selang waktu ini perlu diorientasi untuk mengetahui waktu yang paling tepat di mana zat aktif dapat diabsorbsi dengan optimal. Orientasi ini dilakukan dengan menyuntikkan parasetamol secara per oral dan kemudian selang beberapa menit kemudian mencit disuntik dengan asam asetat secara i.p. Dosis parasetamol yang digunakan adalah dosis terapi dari parasetamol (500 mg) yang apabila dikonversikan ke mencit menjadi 91 mg/kg BB. Selang waktu yang digunakan dalam orientasi ini yaitu 5, 10, dan 15 menit. Berikut merupakan hasil geliat dari orientasi tersebut : Tabel III. Rata–Rata geliat orientasi selang waktu pemberian asam asetat Selang waktu (menit)
Rata – Rata geliat ( X ± SE )
5
25,7 ± 4,63
10
25 ± 4,58
15
32,7 ± 1,20
Keterangan : X = Mean (rata–rata) SE = Standard Error
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
37
Grafik penetapan selang waktu pemberian asam asetat 32,7
rata - rata jumlah geliat
40
25
25,7
30 20 10 0
1
2
3
kelompok
Gambar 8. Grafik penetapan selang waktu pemberian asam asetat Keterangan 1 = selang waktu 5 menit 2 = selang waktu 10 menit 3 = selang waktu 15 menit Dari data di atas diketahui bahwa rata–rata geliat kelompok 2 lebih sedikit daripada kelompok 1 dan 3. Untuk melihat adanya perbedaan pada ketiga kelompok tersebut maka dilakukan analisis variansi satu arah. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut : Tabel IV. Hasil analisis variansi satu arah penetapan selang waktu pemberian asam asetat ANOVA geliat
Between Groups
Sum of Squares 97,556
df 2
Mean Square 48,778 43,889
Within Groups
263,333
6
Total
360,889
8
F 1,111
Sig. ,389
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansinya lebih besar daripada 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok tersebut
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
38
berbeda tidak bermakna, sehingga tidak perlu dilakukan uji Scheffe. Pada penelitian terdahulu (Widhianata, 2007) juga dipilih selang waktu 10 menit, maka penulis memutuskan untuk memakai 10 menit sebagai selang waktu. 3. Pemilihan dosis parasetamol Parasetamol di sini digunakan sebagai kontrol positif karena sudah terbukti mempunyai daya analgesik sehingga digunakan sebagai pembanding. Dosis parasetamol perlu diorientasi guna mengetahui dosis mana yang menghasilkan geliat yang optimal, tidak terlalu banyak namun juga tidak terlalu sedikit, untuk memudahkan pengamatan. Parasetamol di sini digunakan dalam bentuk suspensinya dengan menggunakan pelarut CMC Na. Dosis yang digunakan adalah 91; 136,75;
dan 182,5 mg/kg BB. Ketiga dosis tersebut
merupakan dosis yang sudah dikonversikan dari dosis terapi pada manusia. Data geliat yang dihasilkan ketiga peringkat dosis dapat dilihat sebagai berikut : Tabel V. Rata–rata jumlah geliat pada penetapan dosis parasetamol Dosis Parasetamol (mg/kg BB)
Rata – Rata geliat ( X ± SE )
91
25 ± 4,58
136,5
14,3 ± 1,45
182
13,7 ± 2,67
Keterangan : X = Mean (rata–rata) SE = Standard Error
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
39
Grafik penetapan dosis parasetamol 25
rata - rata jumlah geliat
25 20
14,3
15
13,7
10 5 0 1
2
3
kelompok
Gambar 9. Grafik rata-rata jumlah geliat pada orientasi penetapan dosis parasetamol Keterangan : 1 = kelompok dosis parasetamol 91 mg/kg BB 2 = kelompok dosis parasetamol 136.5 mg/kg BB 3 = kelompok dosis parasetamol 182 mg/kg BB Dari data di atas dapat dilihat bahwa kelompok dosis parasetamol 91 mg/kg BB mempunyai rata–rata geliat yang paling banyak dibandingkan dua kelompok yang lainnya. Untuk mengetahui perbedaan tersebut maka dilakukan analisis variansi satu arah. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut : Tabel VI. Hasil analisis variansi satu arah penetapan dosis parasetamol ANOVA geliat
Between Groups
Sum of Squares 242,667
df 2
Mean Square 121,333 30,222
Within Groups
181,333
6
Total
424,000
8
F 4,015
Sig. ,078
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansinya lebih besar daripada 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa berbeda tidak bermakna pada ketiga
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
40
kelompok tersebut. Dosis 91 mg/kg BB juga dipakai pada penelitian terdahulu (Mardiani, 2005). Penulis memutuskan untuk memakai dosis 91 mg/kg BB. C. Pengujian Daya Analgesik Dari hasil orientasi diperoleh bahwa zat perangsang nyeri yang digunakan adalah asam asetat konsentrasi 1% dengan dosis 50 mg/kg BB, kontrol positif adalah suspensi parasetamol dosis 91 mg/kg BB. Dengan menggunakan hasil orientasi tersebut, diperoleh data kumulatif pada kelompok perlakuan dengan sari buah jeruk lemon beserta kelompok kontrol negatif dan kontrol positif. Dosis sari buah jeruk lemon yang diuji adalah 26,67; 13,33; 6,67; 3,33; dan 2 ml/kg BB. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut : Tabel VII. Rata–rata kumulatif geliat pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon (SBJL) Jumlah
Rata- rata jumlah
subyek uji
geliat (X ± SE )
Kontrol negatif CMC Na 1%
3
32,7 ± 1,67
Kontrol negatif akuades 0,03 ml/g BB
6
32,8 ± 3,93
Kontrol positif (parasetamol) 91 mg/kg BB
6
18 ± 0.73
SBJL dosis 2 ml/kg BB
6
12,8 ± 2,90
SBJL dosis 3,33 ml/kg BB
6
15,8 ± 2,21
SBJL dosis 6,67 ml/kg BB
6
9,7 ± 1,17
SBJL dosis 13,33 ml/kg BB
6
10,1 ± 0,83
SBJL dosis 26,667 ml/kg BB
6
8,5 ± 0,62
Kelompok uji
Keterangan : X = Mean (rata–rata) SE = Standard Error SBJL = sari buah jeruk lemon
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
41
Grafik penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon
rata - rata geliat
35 30 25 20 15 10 5 0
32,7 32,8 18
1
2
3
12,8 15,8
4
5
9,7 10,1 8,5
6
7
8
kelompok
Gambar 10. rata–rata kumulatif jumlah geliat penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon Keterangan : 1 = kelompok kontrol negatif CMC Na 1% 2 = kelompok kontrol negatif akuades dosis 0,03 ml/g BB 3 = kelompok kontrol positif parasetamol dosis 91 mg/kg BB 4 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 2 ml/kg BB 5 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 3,33 ml/kg BB 6 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 6,67 ml/kg BB 7 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 13,33 ml/kg BB 8 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 26,67 ml/kg BB Setelah didapatkan jumlah kumulatif geliat tiap–tiap kelompok perlakuan, maka data tersebut diolah secara statistik, dan didapatkan persen proteksi terhadap nyeri yang dibandingkan dengan kontrol negatif, dan perubahan persen daya analgesik terhadap kontrol positif. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
42
Tabel VIII. Persen proteksi nyeri pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon Kelompok uji
Jumlah subyek uji
Kontrol negatif (akuades 0,03 ml/g BB)
6
Persen proteksi nyeri ( X ± SE ) -0,01 ± 11,963
Kontrol negatif (CMC Na 1%)
3
0,10 ± 5,097
Kontrol positif (parasetamol 91 mg/kg BB)
6
45,18 ± 2,224
SBJL dosis 26,67 ml/kg BB
6
74,11 ± 1,885
SBJL dosis 13,33 ml/kg BB
6
69,03 ± 2,538
SBJL dosis 6,67 ml/kg BB
6
70,56 ± 3,575
SBJL dosis 3,33 ml/kg BB
6
51,77 ± 6,738
SBJL dosis 2 ml/kg BB
6
60,91 ± 8,842
Keterangan : X = Mean (rata–rata) SE = Standard Error SBJL = sari buah jeruk lemon Grafik persen proteksi nyeri 80 70 60 50 persen 40 proteksi 30 20 10 0 -10
74,11
69,03 70,56
60,91
51,77
45,18
0,1 -0,01 1
2
3
4
5
6
7
8
kelompok perlakuan
Gambar 11. Grafik persen proteksi nyeri pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon Keterangan : 1 = kelompok kontrol negatif CMC Na 1% 2 = kelompok kontrol negatif akuades 0,3 ml/g BB 3 = kelompok kontrol positif parasetamol 91 mg/kg BB 4 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 26,67 ml/kg BB 5 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 13,33 ml/kg BB 6 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 6,67 ml/kg BB 7 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 3,33 ml/kg BB 8 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 2 ml/kg BB
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
43
Persen proteksi dari masing–masing kelompok kemudian dianalisis menggunakan analisis variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95 % dan dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut : Tabel IX. Hasil analisis variansi satu arah persen proteksi nyeri pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon ANOVA persen
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 31531,582 8988,515 40520,097
df 7 37 44
Mean Square 4504,512 242,933
F 18,542
Sig. ,000
Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai signifikansinya 0,000 yang berarti lebih kecil daripada 0,05, sehingga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada kelompok uji perlakuan. Untuk melihat perbedaan tesebut bermakna atau tidak, dilakukan uji Scheffe. Hasilnya dapat dilihat pada tabel X. Dari tabel X dapat dilihat bahwa kelompok kontrol negatif mempunyai perbedaan yang bermakna terhadap kontrol positif dan semua kelompok sari buah jeruk lemon. Hal ini dikarenakan perbedaan jumlah geliat yang terlalu besar dengan semua kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan tidak adanya daya analgesik pada kontrol negatif, dan sebaliknya, menunjukkan adanya daya analgesik pada kelompok kontrol positif dan semua kelompok sari buah jeruk lemon.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
44
Tabel X. Hasil uji Scheffe persen proteksi nyeri pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8
1 TB B B B B B B
2 TB B B B B B B
3 B B TB TB TB TB TB
4 B B TB TB TB TB TB
5 B B TB TB TB TB TB
6 B B TB TB TB TB TB
7 B B TB TB TB TB TB
8 B B TB TB TB TB TB -
Keterangan : B = Berbeda bermakna ( P ≤ 0,05 ) TB = Berbeda tidak bermakna ( P > 0,05 ) 1 = kelompok kontrol negatif CMC Na 1% 2 = kelompok kontrol negatif akuades dosis 0,03 ml/g BB 3 = kelompok kontrol positif parasetamol dosis 91 mg/kg BB 4 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 26,67 ml/kg BB 5 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 13,33 ml/kg BB 6 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 6,67 ml/kg BB 7 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 3,33 ml/kg BB 8 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 2 ml/kg BB D. Perbandingan Daya Analgesik Sari Buah Jeruk Lemon Dengan Parasetamol Kelompok kontrol positif (parasetamol) memang mempunyai daya analgesik dengan mekanisme penghambatan sintesis prostaglandin. Dari tabel X juga dapat dilihat bahwa semua kelompok dosis sari buah jeruk lemon memiliki perbedaan yang tidak bermakna terhadap kelompok kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa semua kelompok dosis sari buah jeruk lemon memiliki daya analgesik yang hampir sama dengan kontrol positif, yaitu parasetamol, atau bahkan lebih besar. Bisa dikatakan daya analgesik sari buah jeruk lemon lebih besar dibandingkan kontrol positif karena semua kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon memiliki persen proteksi yang lebih besar dibandingkan persen
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
45
proteksi yang dimiliki kelompok kontrol positif, yaitu 45,177 %. Persen proteksi terbesar dimiliki oleh kelompok dosis 26,67 ml/kg BB (74,111 %) dan persen proteksi terkecil dimiliki oleh kelompok dosis 3,33 ml/kg BB (51,776 %). Apabila dilihat persen proteksi dari semua kelompok dosis sari buah jeruk lemon, semakin kecil dosis maka semakin kecil pula persen proteksi yang dihasilkan, kecuali pada dosis 3,33 ml/kg BB yang lebih kecil persen proteksinya dibandingkan dosis 2 ml/kg BB. Hal ini terjadi karena faktor kesalahan peneliti atau faktor keadaan patologis mencit, di mana dapat dilihat bahwa kedua kelompok ini (dosis 3,33 dan 2 ml/kg BB) mempunyai SE (Standard Error) yang paling besar dibandingkan kelompok yang lain. Dari data yang ditunjukkan oleh tabel VIII juga dapat dilihat bahwa persen proteksi dari sari buah jeruk lemon belum mencapai dosis optimal. Persen proteksi yang paling kecil masih lebih besar daripada persen proteksi dari kontrol positif (parasetamol). Peneliti tidak menggunakan dosis yang lebih kecil karena rentang dosisnya nanti akan terlalu besar. Selain itu dipakai dosis maksimum yang bisa diinjeksikan secara per oral ke mencit (dosis 26,67 ml/kg BB) karena sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian mengenai daya analgesik dari jeruk lemon sehingga belum diketahui dosis terapi dari sari buah jeruk lemon sebagai analgetika. Pada penelitian ini terbukti bahwa sari buah jeruk lemon mempunyai daya analgesik, yang mungkin lebih besar daripada parasetamol. Zat aktif yang dipercaya bertanggung jawab terhadap efek farmakologis tersebut adalah vitamin C. Vitamin C diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Dengan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
adanya
antioksidan
ini,
maka
radikal-radikal
bebas,
yaitu
46
peroksida
(endoperoksida dan asam hidroperoksida), yang dibebaskan setelah terjadi kerusakan sel akan diikat oleh vitamin C sehingga prostaglandin dan leukotrien tidak terbentuk. Hal ini menyebabkan sari buah jeruk lemon dapat mengurangi rasa nyeri karena dapat menghambat pembentukan mediator-mediator nyeri seperti prostaglandin dan leukotrien. Selain itu dimungkinkan ada senyawasenyawa lain yang terdapat dalam sari buah jeruk lemon yang dapat mendukung efek analgesik dari vitamin C. Perubahan persen penghambatan rangsang nyeri terhadap kontrol positif dapat dilihat sebagai berikut : Tabel XI. Perubahan persen penghambatan nyeri pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon
Kelompok uji
Jumlah subyek uji
Perubahan persen penghambatan nyeri ( X ± SE )
Kontrol negatif (CMC Na 1%)
3
99,7 ± 11,27
Kontrol negatif (akuades 0,03 ml/g BB)
6
100,0 ± 25,36
Kontrol positif (parasetamol 91 mg/kg BB)
6
3,5 ± 4,76
SBJL dosis 26,67 ml/kg BB
6
-57,1 ± 3,99
SBJL dosis 13,33 ml/kg BB
6
-46,3 ± 5,38
SBJL dosis 6,67 ml/kg BB
6
-49,5 ± 7,58
SBJL dosis 3,33 ml/kg BB
6
-9,7 ± 14,28
SBJL dosis 2 ml/kg BB
6
-26,9 ± 18,14
Keterangan : X = Mean (rata–rata) SE = Standard Error SBJL = sari buah jeruk lemon
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
47
Grafik perubahan persen proteksi nyeri pada perbandingan daya analgesik sari buah jeruk lemon dengan parasetamol 100 80 60 perubahan 40 20 persen 0 proteksi -20 -40 -60
99,7 100
3,5 -57,1 -46,3 -49,5 -9,7 -26,9
1
2
3
4
5
6
7
8
kelompok
Gambar 12. Grafik perubahan persen proteksi nyeri pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon Keterangan : 1 = kelompok kontrol negatif CMC Na 1% 2 = kelompok kontrol negatif akuades 0,3 ml/g BB 3 = kelompok kontrol positif parasetamol 91 mg/kg BB 4 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 26,67 ml/kg BB 5 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 13,33 ml/kg BB 6 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 6,67 ml/kg BB 7 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 3,33 ml/kg BB 8 = kelompok perlakuan sari buah jeruk lemon dosis 2 ml/kg BB Berdasarkan data di atas, kontrol negatif (CMC Na) dengan perubahan persen penghambatan nyeri sebesar 99,7 ± 11,27 mempunyai perbedaan 100% dengan kontrol positif (parasetamol). Hal ini dikarenakan dalam kontrol negatif tidak terjadi penghambatan rangsang nyeri, sehingga bisa dikatakan kontrol negatif tidak mempunyai daya analgesik. Selain itu, bisa dilihat pada data di atas bahwa semua kelompok dosis sari buah jeruk lemon mempunyai nilai perubahan persen proteksi yang negatif. Setelah dianalisis, maka diketahui bahwa daya analgesik dari parasetamol berbeda tidak bermakna dengan semua kelompok dosis sari buah jeruk lemon. Nilai perubahan proteksi yang paling mendekati kontrol
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
48
positif adalah -9,746 yang dimiliki kelompok dosis 3,33 ml/kg BB, sedangkan yang paling besar yaitu -57,0921 yang dimiliki kelompok dosis 26,67 ml/kg BB. Berdasarkan data–data di atas, maka dosis yang dipilih oleh penulis sebagai dosis terapi adalah 6,67 ml/kg BB. Penulis tidak memilih dosis 26,67 ml/kg BB yang memiliki daya analgesik terkuat dibandingkan dosis sari buah jeruk lemon yang lain karena belum pernah dilakukan penelitian mengenai toksisitas dari sari buah jeruk lemon. Sebagai tambahan informasi, ketika penulis mengadakan uji di laboratorium dengan menggunakan dosis 26,67 ml/kg BB, ada 2 ekor mencit yang mengalami kematian, dan kematian tersebut penulis yakin bukan karena kesalahan menyuntik. Sebelumnya penulis juga sempat mencoba dosis maksimal dari jeruk lemon, yaitu 1 ml sari buah jeruk lemon (tanpa mengalami pengenceran) untuk 30 gram BB mencit, dan hasilnya 5 dari 6 mencit mengalami kematian yang sama. Namun pada dosis lainnya tidak ada mencit yang mengalami kematian yang serupa. Pengalaman ini yang menyebabkan penulis tidak memilih dosis 26,67 ml/kg BB sebagai dosis terapi, melainkan memilih dosis 6,67 ml/kg BB yang memiliki daya analgesik yang paling mendekati daya analgesik yang dimiliki dosis 26,67 ml/kg BB. E. Perbandingan Profil Geliat Parasetamol Dengan Sari Buah Jeruk Lemon. Dari hasil penelitian di atas diketahui bahwa parasetamol dan sari buah jeruk lemon sama–sama memiliki daya analgesik, yang ditunjukkan dengan adanya persen penghambatan nyeri. Perbandingan profil keduanya dapat dilihat sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
49
Grafik perbandingan profil geliat pada penetapan daya analgesik sari buah jeruk lemon 3,5
parasetamol 91 mg/kg BB SBJL 26,67 ml/kg BB
3 2,5 rata - rata 2 geliat 1,5 1 0,5 0 5
10
15
20
25
30
35
menit
40
45
50
55
60
SBJL 13,33 ml/kg BB SBJL 6,67 ml/kg BB SBJL 3,33 ml/kg BB SBJL 2 ml/kg BB
Gambar 13. Grafik perbandingan profil geliat parasetamol dengan sari buah jeruk lemon Dari grafik di atas dan juga pada lampiran (lampiran 20 dan 21) dapat dilihat adanya perbedaan antara profil parasetamol dengan profil sari buah jeruk lemon. Setelah dianalisis diketahui bahwa profil geliat dari parasetamol berbeda bermakna dengan 2 profil geliat sari buah jeruk lemon, yaitu dosis 26,67 dan 6,67 ml/kg BB. Bila dilihat pada profil parasetamol, geliat terbanyak terdapat pada menit ke 15 dan terus menurun sampai menit ke 60. Hal ini menunjukkan bahwa onset dari parasetamol terjadi pada menit ke-15, begitu juga pada kelompok sari buah jeruk lemon dosis 3,33 dan 2 ml/kg BB. Kelompok sari buah jeruk lemon dosis 13,33 memiliki onset yang lebih cepat, yaitu pada menit ke-10, walaupun profilnya berbeda tidak bermakna dengan parasetamol. Sedangkan pada kelompok sari buah jeruk lemon dosis 6,67; onsetnya sudah terjadi pada menit-menit pertama, karena langsung menunjukkan penurunan geliat. Kelompok sari buah
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
50
jeruk lemon dosis 26,67 bisa dikatakan tidak memiliki onset, karena grafiknya terus naik. Pada kelompok dosis sari buah jeruk lemon terdapat 3 kelompok yang profilnya menyerupai profil dari parasetamol, kedua kelompok tersebut adalah kelompok dosis 13,33; 3,33 dan 2 ml/kg BB. Namun pada kelompok dosis sari buah jeruk lemon yang lain (dosis 26,67 dan 6,67 ml/kg BB) mempunyai profil yang berbeda. Profil geliat dari parasetamol berbeda dengan profil geliat dari dosis 6,67 ml/kg BB pada menit ke 0. Sedangkan dengan dosis 26,67 ml/kg BB, profil geliat dari parasetamol berbeda pada menit ke 20, 25, dan 60. Perbedaan profil yang paling nyata terjadi pada dosis 26,67 ml/kg BB. Hal ini menunjukkan bahwa sari buah jeruk lemon pada dosis tinggi memiliki mekanisme ikatan dengan reseptor yang berbeda dengan parasetamol, yang menyebabkan puncak kurva yang berbeda pada profilnya. Hal ini dimungkinkan dengan adanya perbedaan sifat fisika kimia antara struktur vitamin C dan parasetamol ataupun titik tangkap reseptor yang berbeda, sehingga mempengaruhi hubungannya dengan reseptor. Pada umumnya geliat akan mencapai puncak kurva pada menit tertentu dan kemudian akan menurun sampai menit ke 60, namun tidak demikian pada kelompok dosis 26,67 ml/kg BB. Pada profil kelompok ini grafik terus naik dan mencapai puncak kurva justru pada menit terakhir, dan mungkin akan terus naik sampai menit tertentu. Hal ini mungkin bisa terjadi karena pada dosis ini sari buah jeruk lemon tidak dapat diabsorbsi secara optimal (absorbsinya lambat dan Cp-nya tinggi) oleh mencit sehingga hanya mampu mengurangi rasa nyeri pada menit–menit awal saja.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. sari buah jeruk lemon terbukti mempunyai daya analgesik dengan menggunakan metode uji rangsang kimia pada mencit putih betina. 2. daya analgesik sari buah jeruk lemon dosis 26,67 ml/kg BB; 13,33 ml/kg BB; 6,67 ml/kg BB; 3,33 ml/kg BB; 2 ml/kg BB berturut–turut adalah 74,111 % ; 69,035 % ; 70,558 % ; 51,776 % ; dan 60,913 %. 3. parasetamol memiliki profil geliat yang mirip dengan sari buah jeruk lemon, kecuali pada dosis 26,67 dan 6,67 ml/kg BB
B. Saran Setelah melakukan penelitian mengenai daya analgesik sari buah jeruk lemon, penulis mempunyai saran untuk melanjutkan penelitian ini dengan mengadakan penelitian tentang : 1. penelitian tentang daya analgesik vitamin C yang terkandung dalam jeruk lemon untuk membuktikan apakah vitamin C yang bertanggung jawab atas daya analgesik yang dimiliki sari buah jeruk lemon. 2. penelitian tentang daya analgesik dari sari buah jeruk lemon dengan menggunakan metode yang lain atau zat pembanding yang berbeda.
51
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
3. penelitian tentang daya analgesik sari buah jeruk lemon dengan dosis yang lebih kecil. 4. penelitian tentang daya analgesik dari campuran sari buah jeruk lemon dengan sari buah yang lain, seperti apel, wortel dan tomat. 5. penelitian tentang toksisitas akut dari sari buah jeruk lemon pada dosis tinggi, yaitu dosis 26,67 ml/kg BB dan dosis diatasnya.
52
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
53
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 649, Depkes RI, Jakarta. Anonim (a), 2007, Complete Lemon information, www.Drugs.com, diakses pada tanggal 10 Mei 2007. Anonim (b), 2007, Species Information Limon, www.ars-grin.gov/duk, diakses tanggal 10 Mei 2007. Anonim (a), 2008, Bottom Line`s Daily Health www.bottomlinesecrets.com, diakses pada tanggal 1 Maret 2008.
News,
Anonim (b), 2008, Lemon, www_botanical_com., diakses pada tanggal 16 Februari 2008. Anonim (c), 2008, Lemon, www.hort.purdue.edu, diakses pada tanggal 1 Maret 2008. Guyton, A.C., 1996, Textbook of Medical Physiology, 4th edition, 141, 142, diterjemahkan oleh Dharma dan Lukmanto, Buku Kedokteran EGC, Jakarta Hite, G.J., 1981, Principles of Medical Chemistry, diterjemahkan oleh Rasyid, R., Firma, K., Haryanto, Suwarno, T., dan Mursadad, A., Edisi II, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Mardiani, I.G.A.I., 2005, Pengaruh kombinasi jus wortel [daucus carota, L.] dan apel hijau [Pyrus malus , L.] terhadap daya analgesik parasetamol pada mencit jantan, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Mika, U., Chika S., Harumi U., Mariko T., Toshimi K., Thu N N., Masanori H., Kazuhiro S., Yoshiaki M., 2004, The effect of lemon juice on atherogenic factors, Associate Journal of Japanese Society for Medical Use of Functional Foods, VOL.2;NO.1;PAGE.7-10(2004), Japan, diakses tanggal 25 Agustus 2008. Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, 177-182; 193; 194,penerbit ITB, Bandung Nishikawa & Nakamura, 1992, Analgesic and anti-inflammatory medicine, diakses tanggal 2 September 2008.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
54
Ramón-Laca L. & Arias B.A., 2004, Pharmacological properties of citrus and their ancient and medieval uses in the Mediterranean region, Journal of Ethnopharmacology, volume 97, issue 1, diakses tanggal 25 Agustus 2008. Rosmiati, H.D., dan Wardhini, S., 1995, Vitamin dan Mineral, dalam Ganiswarna, S.G., Setiabudy, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti, Nafrialdi (Editor), Farmakologi dan Terapi, 714-737, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta Rukmana, H.R., 2001, Jeruk Lemon, Cetakan ke – 5, 15 – 22, Penerbit Kanisius Yogyakarta Sarwono, B, 2005, Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis, Cetakan ke – 6, hal 7 – 8, Agromedia Pustaka, Jakarta. Sediaoetama A.D. M.Sc., 2004, Ilmu Gizi : untuk mahasiswa dan profesi, jilid I, hal 131-134, penerbit Dian Rakyat, Jakarta Sengun I.Y & Karapinar M., 2004, Effectiveness of lemon juice, vinegar and their mixture in the elimination of Salmonella typhimurium on carrots (Daucus carota L.), International Journal of Food Microbiology, volume 96, issue 3, diakses tanggal 25 Agustus 2008. Tjay, T.H. dan Rahardja, K., 2002, Obat – Obat Penting, edisi V, 295 – 298, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Turner, R.A., 1965, Screening Method in Pharmacology, 100 – 107, Academic Press, New York. Utami E.B., 2002, Daya Analgesik Ekstrak Daun Sere (Cymbopogon nardus (L) Rendle) Pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Widhianata, A.B., 2007, Efek Analgesik Jus Umbi Wortel (Daucus carota L.) Pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Wilmana, P.F., 1995, Analgesik-Antipiretik Analgesik-Antiinflamasi Nonsteroid dan Obat Piral, dalam Ganiswarna, S.G., Setiabudy, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti, Nafrialdi (Editor), Farmakologi dan Terapi, 214, 215, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 1. Surat Pengesahan Determinasi
55
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
56
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 2. Foto buah jeruk lemon
Lampiran 3. Foto buah jeruk lemon yang sudah dipotong
Lampiran 4. Gambar buah jeruk lemon dari internet
57
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 5. Gambar buah jeruk lemon beserta daun dan bunganya yang berasal dari internet
Lampiran 6. Foto larutan sari buah jeruk lemon tanpa pengenceran
58
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 7. Foto geliat mencit yang dipakai
Lampiran 8. Foto geliat mencit yang tidak dipakai
59
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
60
Lampiran 9. Penetapan peringkat dosis sari buah jeruk lemon pada kelompok perlakuan Dasar penetapan : Bobot tertinggi mencit = 30 gram Konsentrasi sari buah jeruk lemon yang dapat masuk ke spuit per oral = 80 % Pemberian maksimal cairan per oral pada mencit yaitu sebesar 1 ml Rumus : V x C = BB x D Keterangan V
= volume pemberian (ml)
C
= konsentrasi sari buah jeruk lemon (%)
BB
= berat badan mencit (gram)
D
= dosis sari buah jeruk lemon (ml/gram)
Dengan ketentuan tersebut maka dapat ditetapkan dosis tertinggi sari buah jeruk lemon : V x C = BB x D 1 ml x 80 % = 30 gram x D D
= 8/300 ml/g BB = 0,026667 ml/g BB = 26,67 ml/kg BB
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
61
Untuk 4 peringkat dosis, dosis ini dibagi 2 terus menerus, kecuali pada dosis terakhir yaitu 2 ml/kg BB. Sehingga didapatkan 5 peringkat dosis yaitu : 26,67 ; 13,33 ; 6,67 ; 3,33 dan 2 ml/kg BB. Lampiran 10. Data orientasi penetapan dosis asam asetat menit 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 Σ
25 mg/kg BB I II 3 5 4 15 6 7 4 5 3 6 3 5 1 3 0 1 3 3 5 3 2 5 1 4 35 62
III 5 7 17 13 15 10 11 11 7 5 6 6 113
50 mg/kg BB I II 8 10 4 14 10 13 7 9 9 7 7 7 5 8 4 7 6 6 5 2 3 5 1 6 69 94
III 5 7 8 9 7 9 6 8 10 3 4 4 80
75 mg/kg BB I II 3 3 5 10 10 16 7 14 9 19 6 12 6 8 6 9 4 7 2 10 2 4 2 3 62 115
III 2 8 15 6 14 10 12 7 9 8 6 4 101
Lampiran 11. Data geliat penetapan selang waktu pemberian asam asetat
menit 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 Σ
I 0 7 5 7 4 3 2 3 1 2 1 0 35
5 menit II 0 2 1 6 4 3 0 2 0 1 0 0 19
III 0 3 3 5 1 2 3 1 1 1 2 1 23
I 0 6 1 4 3 5 1 4 1 3 0 0 28
10 menit II 0 1 4 4 3 3 2 7 3 2 1 1 31
III 0 2 3 3 2 2 1 1 1 1 0 0 16
I 0 3 9 4 5 3 4 1 2 3 1 0 35
15 menit II 0 5 5 7 3 4 2 1 2 1 1 0 31
III 0 2 2 9 5 1 3 2 3 2 2 1 32
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
62
Lampiran 12. Data orientasi penetapan dosis Parasetamol menit
I 0 6 1 4 3 5 1 4 1 3 0 0 28
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 Σ
91 mg/kg BB II 0 1 4 4 3 3 2 7 3 2 1 1 31
136,5 mg/kg BB I II III 0 0 0 1 4 0 5 3 4 1 2 1 2 2 0 0 0 2 1 1 1 0 0 0 0 2 1 2 0 2 1 2 0 1 1 1 14 17 12
III 0 2 3 3 2 2 1 1 1 1 0 0 16
182 mg/kg BB I II III 0 0 0 1 1 1 3 3 4 3 1 2 0 2 0 1 1 1 1 0 1 2 1 0 0 0 1 6 0 0 1 2 1 1 0 0 19 11 11
Lampiran 13. Data penetapan daya analgesik menit 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 Σ X
I 3 1 6 6 6 7 4 3 3 5 2 5 51
II 0 2 3 5 6 4 0 5 3 2 2 0 32
aquades III IV 0 0 1 0 5 5 3 7 2 2 5 4 4 4 5 1 5 1 3 0 2 1 0 2 35 27 33
V 3 3 2 3 4 2 3 4 1 0 1 0 26
VI 0 4 2 7 0 6 4 0 2 1 0 0 26
CMC Na I II III 2 3 3 2 3 4 5 7 2 7 3 7 2 4 2 4 3 6 4 3 4 1 4 0 1 3 2 0 2 1 1 1 0 2 0 0 31 36 31 33
I 0 1 3 4 2 2 2 1 2 0 1 1 19
kontrol positif II III IV V 0 0 0 0 2 1 1 1 5 1 1 4 2 3 2 0 3 2 3 2 2 2 2 1 3 3 1 2 1 3 2 1 1 2 1 3 1 1 3 2 0 0 0 1 1 0 0 0 21 18 16 17 18
VI 0 2 3 3 2 2 1 1 1 1 1 0 17
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
menit 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 Σ X
menit 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 Σ X
dosis 26,67 ml/kg BB I II III IV V VI 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 3 1 1 0 2 2 2 2 0 2 1 1 1 1 2 0 2 1 1 1 0 0 3 3 2 2 1 7 9 8 11 9 7 8,5
I 0 3 4 3 1 3 2 0 4 2 0 0 22
dosis 13,33 ml/kg BB I II III IV V VI 0 0 1 0 0 0 4 2 1 0 0 3 4 1 2 0 0 1 1 1 2 0 1 1 1 1 3 2 1 1 1 0 1 1 2 1 0 0 1 2 1 2 0 0 0 2 2 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 2 0 0 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 12 8 13 8 10 10 10
dosis 3,33 ml/kg BB II III IV V VI 0 0 0 0 0 3 1 4 2 2 0 2 4 4 4 1 5 4 1 1 0 1 1 1 1 0 0 2 1 2 1 2 0 1 1 2 1 1 0 1 1 3 1 0 2 0 5 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 9 21 17 10 16 16
I 0 0 1 0 0 1 4 2 0 0 0 0 8
dosis 2 ml/kg BB II III IV V 0 0 0 0 3 0 5 0 5 2 5 0 2 3 2 1 4 1 3 2 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 2 1 0 0 1 2 0 0 3 0 0 0 2 0 14 6 25 8 13
I 0 0 1 0 2 0 1 0 0 1 0 0 5
VI 0 2 3 2 1 1 2 0 0 2 3 0 16
63
dosis 6,67 ml/kg BB II III IV V VI 0 3 6 2 1 1 3 1 1 2 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 2 2 1 0 1 1 0 0 3 1 0 2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 3 0 1 0 0 0 0 0 10 9 14 10 10 9,7
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
64
Lampiran 14. data analisis statistik penetapan dosis asam asetat
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test geliat N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
9 81,22 26,766 ,128 ,120 -,128 ,384 ,999
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Oneway Descriptives geliat
N 25 mg/kg BB 50 mg/kg BB 75 mg/kg BB Total
3 3 3 9
Mean Std. Deviation Std. Error 70,00 39,611 22,869 81,00 12,530 7,234 92,67 27,465 15,857 81,22 26,766 8,922
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound -28,40 168,40 49,87 112,13 24,44 160,89 60,65 101,80
Minimum 35 69 62 35
Test of Homogeneity of Variances geliat Levene Statistic 1,790
df1
df2 2
Sig. ,246
6
ANOVA geliat
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 770,889 4960,667 5731,556
Post Hoc Tests
df 2 6 8
Mean Square 385,444 826,778
F ,466
Sig. ,648
Maximum 113 94 115 115
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
65
Multiple Comparisons Dependent Variable: geliat Scheffe
(I) dosis 25 mg/kg BB 50 mg/kg BB 75 mg/kg BB
Mean Difference (I-J) -11,000 -22,667 11,000 -11,667 22,667 11,667
(J) dosis 50 mg/kg BB 75 mg/kg BB 25 mg/kg BB 75 mg/kg BB 25 mg/kg BB 50 mg/kg BB
Std. Error 23,477 23,477 23,477 23,477 23,477 23,477
Sig. ,898 ,648 ,898 ,886 ,648 ,886
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -86,30 64,30 -97,96 52,63 -64,30 86,30 -86,96 63,63 -52,63 97,96 -63,63 86,96
Homogeneous Subsets geliat Scheffe
a
dosis 25 mg/kg BB 50 mg/kg BB 75 mg/kg BB Sig.
N 3 3 3
Subset for alpha = .05 1 70,00 81,00 92,67 ,648
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
Lampiran 15. analisis satistik data penetapan selang waktu pemberian asam asetat
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test waktu N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
9 Mean
2,0000
Std. Deviation
,86603
Absolute
,209
Positive
,209
Negative
-,209
Kolmogorov-Smirnov Z
,628
Asymp. Sig. (2-tailed)
,826
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Oneway
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
66
Descriptives geliat
N 5 menit 10 menit 15 menit Total
Mean 26,6667 25,0000 32,6667 28,1111
3 3 3 9
95% Confidence Interval for Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum 8,02081 4,63081 6,7419 46,5915 19,00 35,00 7,93725 4,58258 5,2828 44,7172 16,00 31,00 2,08167 1,20185 27,4955 37,8378 31,00 35,00 6,71648 2,23883 22,9484 33,2739 16,00 35,00
Test of Homogeneity of Variances geliat Levene Statistic 1,944
df1
df2 2
Sig. ,223
6
ANOVA geliat
Between Groups
Sum of Squares 97,556
df 2
Mean Square 48,778 43,889
Within Groups
263,333
6
Total
360,889
8
F 1,111
Sig. ,389
Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: geliat Scheffe
(I) waktu 5 menit 10 menit 15 menit
(J) waktu 10 menit 15 menit 5 menit 15 menit 5 menit 10 menit
Mean Difference (I-J) 1,66667 -6,00000 -1,66667 -7,66667 6,00000 7,66667
Std. Error 5,40918 5,40918 5,40918 5,40918 5,40918 5,40918
Sig. ,954 ,571 ,954 ,420 ,571 ,420
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -15,6820 19,0153 -23,3486 11,3486 -19,0153 15,6820 -25,0153 9,6820 -11,3486 23,3486 -9,6820 25,0153
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
67
Homogeneous Subsets geliat Scheffe Subset for alpha = .05 waktu 10 menit
N 3
1 25,0000
5 menit
3
26,6667
15 menit
3
32,6667
Sig.
,420 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
Lampiran 16. analisis statistic data penetapan dosis Parasetamol
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test geliat N
9
Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean
17,6667
Std. Deviation
7,28011
Absolute
,205
Positive
,205
Negative
-,180
Kolmogorov-Smirnov Z
,615
Asymp. Sig. (2-tailed)
,843
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Oneway Descriptives geliat
N 91 mg/kg BB 136,5 mg/kg B 182 mg/kg BB Total
3 3 3 9
Mean 25,0000 14,3333 13,6667 17,6667
95% Confidence Interval fo Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound Minimum Maximum 7,93725 4,58258 5,2828 44,7172 16,00 31,00 2,51661 1,45297 8,0817 20,5849 12,00 17,00 4,61880 2,66667 2,1929 25,1404 11,00 19,00 7,28011 2,42670 12,0707 23,2627 11,00 31,00
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
68
Test of Homogeneity of Variances geliat Levene Statistic 3,120
df1
df2 2
Sig. ,118
6
ANOVA geliat
Between Groups
Sum of Squares 242,667
df 2
Mean Square 121,333 30,222
Within Groups
181,333
6
Total
424,000
8
F 4,015
Sig. ,078
Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: geliat Scheffe Mean Difference (I-J) (I) dosis (J) dosis Std. Error 91 mg/kg BB 136,5 mg/kg BB 10,66667 4,48867 182 mg/kg BB 11,33333 4,48867 136,5 mg/kg BB91 mg/kg BB -10,66667 4,48867 182 mg/kg BB ,66667 4,48867 182 mg/kg BB 91 mg/kg BB -11,33333 4,48867 136,5 mg/kg BB -,66667 4,48867
Homogeneous Subsets geliat Scheffe Subset for alpha = .05 dosis 182 mg/kg BB
N 3
1 13,6667
136,5 mg/kg BB
3
14,3333
91 mg/kg BB
3
25,0000
Sig.
,114
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
95% Confidence Interval Sig. Lower Bound Upper Bound ,137 -3,7297 25,0630 ,114 -3,0630 25,7297 ,137 -25,0630 3,7297 ,989 -13,7297 15,0630 ,114 -25,7297 3,0630 ,989 -15,0630 13,7297
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
69
Lampiran 17. analisis statistik data persen penghambatan nyeri
NPar Tests Descriptive Statistics N persen
Mean 49,549547
45
Std. Deviation 30,3465202
Minimum -55,3315
Maximum 84,7714
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
persen 45 49,549547 30,34652 ,167 ,124 -,167 1,122 ,161
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Oneway Descriptives persen
N 3 6 6 6 6 6 6 6 45
CMC Na aquades kontrol positif dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/300 dosis 1/500 Total
Mean ,103333 -,001050 45,177067 74,111350 69,035167 70,558033 51,776117 60,913250 49,549547
Std. Deviation 8,8276856 29,3032702 5,4483585 4,6190327 6,2170369 8,7570018 16,5050476 21,6581808 30,3465202
Test of Homogeneity of Variances persen Levene Statistic 2,997
df1
df2 7
Post Hoc Tests
37
Sig. ,013
Std. Error 5,096667 11,96301 2,224283 1,885712 2,538095 3,575031 6,738157 8,841915 4,523792
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound -21,825853 22,032520 -30,752946 30,750846 39,459365 50,894768 69,263972 78,958728 62,510787 75,559547 61,368123 79,747943 34,455131 69,097102 38,184383 83,642117 40,432443 58,666651
Minimum -10,0900 -55,3315 36,0399 66,4971 60,4056 57,3599 32,9942 23,8570 -55,3315
Maximum 5,2000 20,8113 51,2685 78,6799 75,6342 84,7714 72,5885 81,7257 84,7714
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Dependent Variable: persen Scheffe
(I) kelompok CMC Na
aquades
kontrol positif
dosis 8/300
dosis 4/300
dosis 2/300
dosis 1/300
dosis 1/500
(J) kelompok aquades kontrol positif dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/300 dosis 1/500 CMC Na kontrol positif dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/300 dosis 1/500 CMC Na aquades dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/300 dosis 1/500 CMC Na aquades kontrol positif dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/300 dosis 1/500 CMC Na aquades kontrol positif dosis 8/300 dosis 2/300 dosis 1/300 dosis 1/500 CMC Na aquades kontrol positif dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 1/300 dosis 1/500 CMC Na aquades kontrol positif dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/500 CMC Na aquades kontrol positif dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/300
Mean Difference (I-J) ,1043833 -45,073733* -74,008017* -68,931833* -70,454700* -51,672783* -60,809917* -,1043833 -45,178117* -74,112400* -69,036217* -70,559083* -51,777167* -60,914300* 45,0737333* 45,1781167* -28,934283 -23,858100 -25,380967 -6,5990500 -15,736183 74,0080167* 74,1124000* 28,9342833 5,0761833 3,5533167 22,3352333 13,1981000 68,9318333* 69,0362167* 23,8581000 -5,0761833 -1,5228667 17,2590500 8,1219167 70,4547000* 70,5590833* 25,3809667 -3,5533167 1,5228667 18,7819167 9,6447833 51,6727833* 51,7771667* 6,5990500 -22,335233 -17,259050 -18,781917 -9,1371333 60,8099167* 60,9143000* 15,7361833 -13,198100 -8,1219167 -9,6447833 9,1371333
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Std. Error 11,0212 11,0212 11,0212 11,0212 11,0212 11,0212 11,0212 11,0212 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 11,0212 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 11,0212 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 11,0212 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 11,0212 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 11,0212 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 11,0212 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876 8,99876
Sig. 1,000 ,040 ,000 ,000 ,000 ,010 ,001 1,000 ,005 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,040 ,005 ,206 ,444 ,362 ,999 ,873 ,000 ,000 ,206 1,000 1,000 ,531 ,946 ,000 ,000 ,444 1,000 1,000 ,809 ,997 ,000 ,000 ,362 1,000 1,000 ,734 ,991 ,010 ,001 ,999 ,531 ,809 ,734 ,993 ,001 ,000 ,873 ,946 ,997 ,991 ,993
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -43,823811 44,032578 -89,001928 -1,145539 -117,936211 -30,079822 -112,860028 -25,003639 -114,382895 -26,526505 -95,600978 -7,744589 -104,738111 -16,881722 -44,032578 43,823811 -81,045338 -9,310896 -109,979621 -38,245179 -104,903438 -33,168996 -106,426304 -34,691862 -87,644388 -15,909946 -96,781521 -25,047079 1,145539 89,001928 9,310896 81,045338 -64,801504 6,932938 -59,725321 12,009121 -61,248188 10,486254 -42,466271 29,268171 -51,603404 20,131038 30,079822 117,936211 38,245179 109,979621 -6,932938 64,801504 -30,791038 40,943404 -32,313904 39,420538 -13,531988 58,202454 -22,669121 49,065321 25,003639 112,860028 33,168996 104,903438 -12,009121 59,725321 -40,943404 30,791038 -37,390088 34,344354 -18,608171 53,126271 -27,745304 43,989138 26,526505 114,382895 34,691862 106,426304 -10,486254 61,248188 -39,420538 32,313904 -34,344354 37,390088 -17,085304 54,649138 -26,222438 45,512004 7,744589 95,600978 15,909946 87,644388 -29,268171 42,466271 -58,202454 13,531988 -53,126271 18,608171 -54,649138 17,085304 -45,004354 26,730088 16,881722 104,738111 25,047079 96,781521 -20,131038 51,603404 -49,065321 22,669121 -43,989138 27,745304 -45,512004 26,222438 -26,730088 45,004354
70
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Homogeneous Subsets persen a,b
Scheffe
kelompok kontrol negatif aquades kontrol negatif CMC Na kontrol positif dosis 1/300 dosis 1/500 dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 8/300 Sig.
N 6 3 6 6 6 6 6 6
Subset for alpha = .05 1 2 -,001050 ,103333 45,177067 51,776117 60,913250 69,035167 70,558033 74,111350 1,000 ,272
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,333. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
Lampiran 18. analisis statistic data perubahan persen proteksi
NPar Tests Descriptive Statistics N persenperubahan
45
Mean -4,837673
Std. Deviation 64,0991884
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Oneway
persenpe rubahan 45 -4,837673 64,09919 ,169 ,169 -,123 1,133 ,153
Minimum -79,6879
Maximum 217,2849
71
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
72
Descriptives persenperubahan
CMC Na aquades kontrol positif dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/300 dosis 1/500 Total
Std. Deviation 19,520213 62,113490 11,677666 9,7908571 13,178106 18,562007 34,985316 44,431963 64,099188
N Mean 3 99,760000 6 100,0022 6 3,532700 6 -57,0921 6 -46,3322 6 -49,5602 6 -9,748617 6 -26,9644 45 -4,837673
95% Confidence Interval for Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound 11,27000 51,269104 148,250896 25,35773 34,818057 165,186277 4,7673873 -8,722259 15,787659 3,9971007 -67,366924 -46,817176 5,3799393 -60,161758 -32,502609 7,5779077 -69,039799 -30,080535 14,28270 -46,463454 26,966221 18,13927 -73,592886 19,664086 9,5553428 -24,095201 14,419855
Minimum 88,4900 55,8867 -8,6726 -66,7759 -60,3200 -79,6879 -53,8641 -73,2320 -79,6879
Test of Homogeneity of Variances persenperubahan Levene Statistic 2,788
df1
df2 7
Sig. ,020
37
ANOVA persenperubahan
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 140987,5 39795,561 180783,1
Post Hoc Tests
df 7 37 44
Mean Square 20141,072 1075,556
F 18,726
Sig. ,000
Maximum 122,3000 217,2849 23,6070 -40,9523 -28,0403 -21,5844 30,0629 49,4308 217,2849
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Dependent Variable: persenperubahan Scheffe
(I) kelompok CMC Na
aquades
kontrol positif
dosis 8/300
dosis 4/300
dosis 2/300
dosis 1/300
dosis 1/500
(J) kelompok aquades kontrol positif dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/300 dosis 1/500 CMC Na kontrol positif dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/300 dosis 1/500 CMC Na aquades dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/300 dosis 1/500 CMC Na aquades kontrol positif dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/300 dosis 1/500 CMC Na aquades kontrol positif dosis 8/300 dosis 2/300 dosis 1/300 dosis 1/500 CMC Na aquades kontrol positif dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 1/300 dosis 1/500 CMC Na aquades kontrol positif dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/500 CMC Na aquades kontrol positif dosis 8/300 dosis 4/300 dosis 2/300 dosis 1/300
Mean Difference (I-J) -,2421667 96,2273000* 156,85205* 146,09218* 149,32017* 109,50862* 126,72440* ,2421667 96,4694667* 157,09422* 146,33435* 149,56233* 109,75078* 126,96657* -96,227300* -96,469467* 60,6247500 49,8648833 53,0928667 13,2813167 30,4971000 -156,85205* -157,09422* -60,624750 -10,759867 -7,5318833 -47,343433 -30,127650 -146,09218* -146,33435* -49,864883 10,7598667 3,2279833 -36,583567 -19,367783 -149,32017* -149,56233* -53,092867 7,5318833 -3,2279833 -39,811550 -22,595767 -109,50862* -109,75078* -13,281317 47,3434333 36,5835667 39,8115500 17,2157833 -126,72440* -126,96657* -30,497100 30,1276500 19,3677833 22,5957667 -17,215783
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Std. Error 23,19004 23,19004 23,19004 23,19004 23,19004 23,19004 23,19004 23,19004 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 23,19004 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 23,19004 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 23,19004 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 23,19004 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 23,19004 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 23,19004 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459 18,93459
Sig. 1,000 ,035 ,000 ,000 ,000 ,010 ,002 1,000 ,004 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,035 ,004 ,210 ,453 ,370 ,999 ,914 ,000 ,000 ,210 1,000 1,000 ,522 ,919 ,000 ,000 ,453 1,000 1,000 ,804 ,993 ,000 ,000 ,370 1,000 1,000 ,727 ,983 ,010 ,001 ,999 ,522 ,804 ,727 ,997 ,002 ,000 ,914 ,919 ,993 ,983 ,997
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -92,672965 92,188632 3,796502 188,658098 64,421252 249,282848 53,661385 238,522982 56,889368 241,750965 17,077818 201,939415 34,293602 219,155198 -92,188632 92,672965 21,000036 171,938897 81,624786 232,563647 70,864919 221,803781 74,092903 225,031764 34,281353 185,220214 51,497136 202,435997 -188,658098 -3,796502 -171,938897 -21,000036 -14,844681 136,094181 -25,604547 125,334314 -22,376564 128,562297 -62,188114 88,750747 -44,972331 105,966531 -249,282848 -64,421252 -232,563647 -81,624786 -136,094181 14,844681 -86,229297 64,709564 -83,001314 67,937547 -122,812864 28,125997 -105,597081 45,341781 -238,522982 -53,661385 -221,803781 -70,864919 -125,334314 25,604547 -64,709564 86,229297 -72,241447 78,697414 -112,052997 38,885864 -94,837214 56,101647 -241,750965 -56,889368 -225,031764 -74,092903 -128,562297 22,376564 -67,937547 83,001314 -78,697414 72,241447 -115,280981 35,657881 -98,065197 52,873664 -201,939415 -17,077818 -185,220214 -34,281353 -88,750747 62,188114 -28,125997 122,812864 -38,885864 112,052997 -35,657881 115,280981 -58,253647 92,685214 -219,155198 -34,293602 -202,435997 -51,497136 -105,966531 44,972331 -45,341781 105,597081 -56,101647 94,837214 -52,873664 98,065197 -92,685214 58,253647
73
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Homogeneous Subsets persenperubahan a,b
Scheffe
kelompok dosis 8/300 dosis 2/300 dosis 4/300 dosis 1/500 dosis 1/300 kontrol positif kontrol negatif CMC Na kontrol negatif aquades Sig.
N 6 6 6 6 6 6 3 6
Subset for alpha = .05 1 2 -57,0921 -49,5602 -46,3322 -26,9644 -9,748617 3,532700 99,760000 100,0022 ,277 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,333. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
Lampiran 19. analisis data perbandingan profil geliat
General Linear Model Within-Subjects Factors Measure: geliat menit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dependent Variable menit5 menit10 menit15 menit20 menit25 menit30 menit35 menit40 menit45 menit50 menit55 menit60
74
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Between-Subjects Factors kelompok
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
Value Label kontrol positif parasetam ol kelompok perlakuan dosis 26,67 kelompok perlakuan dosis 13,33 kelompok perlakuan dosis 6,67 kelompok perlakuan dosis 3,33 kelompok perlakuan dosis 2
N 6
6
6
6
6
6
Descriptive Statistics
kelompok menit5 kontrol positif parasetamol
Mean ,000
Std. Deviation ,0000
kelompok perlakuan dosis 26,67 kelompok perlakuan dosis 13,33
,000
,0000
6
,167
,4082
6
kelompok perlakuan dosis 6,67
2,000
2,2804
6
kelompok perlakuan dosis 3,33
,000
,0000
6
kelompok perlakuan dosis 2
,000
,0000
6
Total menit10
menit15
6
,361
1,1502
36
kelompok perlakuan dosis 26,67 kelompok perlakuan dosis 13,33 kelompok perlakuan dosis 6,67
1,333 ,333 1,667 1,333
,5164 ,5164 1,6330 1,0328
6 6 6 6
kelompok perlakuan dosis 3,33
2,500
1,0488
6
kelompok perlakuan dosis 2
1,667
2,0656
6
Total
1,472
1,3413
36
kontrol positif parasetamol
2,833 ,167 1,333
1,6021 ,4082 1,5055
6 6 6
kontrol positif parasetamol
kelompok perlakuan dosis 26,67 kelompok perlakuan dosis 13,33 kelompok perlakuan dosis 6,67
menit20
N
,667
,5164
6
kelompok perlakuan dosis 3,33
3,000
1,6733
6
kelompok perlakuan dosis 2
2,667
2,0656
6
Total
1,778
1,7421
36
kontrol positif parasetamol
2,333
1,3663
6
75
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
menit25
menit30
kelompok perlakuan dosis 26,67
,000
,0000
6
kelompok perlakuan dosis 13,33 kelompok perlakuan dosis 6,67
1,000 ,667
,6325 ,5164
6 6
kelompok perlakuan dosis 3,33
2,500
1,7607
6
kelompok perlakuan dosis 2
1,667
1,0328
6
Total
1,361
1,3342
36
kontrol positif parasetamol kelompok perlakuan dosis 26,67 kelompok perlakuan dosis 13,33 kelompok perlakuan dosis 6,67
2,333 ,167 1,500 1,000
,5164 ,4082 ,8367 ,8944
6 6 6 6
kelompok perlakuan dosis 3,33
6
,833
,4082
kelompok perlakuan dosis 2
1,833
1,4720
6
Total
1,278
1,0586
36
kontrol positif parasetamol
1,833
,4082
6
kelompok perlakuan dosis 26,67 kelompok perlakuan dosis 13,33 kelompok perlakuan dosis 6,67
,833 1,000 ,833
,7528 ,6325 ,7528
6 6 6
kelompok perlakuan dosis 3,33
1,333
1,2111
6
kelompok perlakuan dosis 2 menit35
menit40
menit45
,500
,5477
6
Total
1,056
,8262
36
kontrol positif parasetamol kelompok perlakuan dosis 26,67 kelompok perlakuan dosis 13,33 kelompok perlakuan dosis 6,67
2,000 ,500 1,000 ,833
,8944 ,5477 ,8944 1,1690
6 6 6 6
kelompok perlakuan dosis 3,33
1,167
,7528
6
kelompok perlakuan dosis 2
1,167
1,6021
6
Total
1,111
1,0631
36
kontrol positif parasetamol
1,500
,8367
6
kelompok perlakuan dosis 26,67
1,167
,9832
6
kelompok perlakuan dosis 13,33
,833
,9832
6
kelompok perlakuan dosis 6,67
,833
,7528
6
kelompok perlakuan dosis 3,33
,833
,7528
6
kelompok perlakuan dosis 2
,667
,8165
6
Total
,972
,8447
36
kontrol positif parasetamol
1,667
,8165
6
kelompok perlakuan dosis 26,67
1,333
1,0328
6
kelompok perlakuan dosis 13,33 kelompok perlakuan dosis 6,67
,333 ,333
,5164 ,5164
6 6
kelompok perlakuan dosis 3,33
1,833
1,4720
6
kelompok perlakuan dosis 2 menit50
,500
,8367
6
Total
1,000
1,0690
36
kontrol positif parasetamol kelompok perlakuan dosis 26,67 kelompok perlakuan dosis 13,33 kelompok perlakuan dosis 6,67
1,333 1,333 ,667 ,500
1,0328 ,5164 ,8165 ,5477
6 6 6 6
kelompok perlakuan dosis 3,33
1,333
1,9664
6
76
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
kelompok perlakuan dosis 2 Total menit55
,9832
6
1,000
1,0690
36
kontrol positif parasetamol
,500
,5477
6
kelompok perlakuan dosis 26,67
,833
,7528
6
kelompok perlakuan dosis 13,33
,667
,8165
6
kelompok perlakuan dosis 6,67
,667
1,2111
6
kelompok perlakuan dosis 3,33
,333
,5164
6
1,000
1,5492
6
,667
,9258
36
kelompok perlakuan dosis 26,67 kelompok perlakuan dosis 13,33 kelompok perlakuan dosis 6,67
,333 1,833 ,000 ,000
,5164 1,1690 ,0000 ,0000
6 6 6 6
kelompok perlakuan dosis 3,33
,167
,4082
6
kelompok perlakuan dosis 2
,333
,8165
6
Total
,444
,8765
36
kelompok perlakuan dosis 2 Total menit60
,833
kontrol positif parasetamol
77
c Multivariate Tests
Effect menit
Pillai's Trace Wilks' Lambda Hotelling's Trace Roy's Largest Ro menit * kelompo Pillai's Trace Wilks' Lambda Hotelling's Trace Roy's Largest Ro
Value ,793 ,207 3,823 3,823 2,303 ,023 7,668 4,634
F Hypothesis df Error df 6,951a 11,000 20,000 a 6,951 11,000 20,000 6,951a 11,000 20,000 6,951a 11,000 20,000 1,863 55,000 120,000 2,205 55,000 96,162 2,565 55,000 92,000 10,110b 11,000 24,000
Sig. ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000
a. Exact statistic b. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level. c. Design: Intercept+kelompok Within Subjects Design: menit
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
78
b Mauchly's Test of Sphericity
Measure: geliat a
Epsilon Approx. Within Subjects EffecMauchly's W Chi-Square menit ,017 105,995
df 65
Sig. ,001
Greenhous e-Geisser Huynh-Feldt Lower-bound ,562 ,842 ,091
Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent proportional to an identity matrix. a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected test displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table. b. Design: Intercept+kelompok Within Subjects Design: menit Tests of Within-Subjects Effects Measure: geliat Source menit
menit * kelompok
Error(menit)
Sphericity Assumed Greenhouse-Geisser Huynh-Feldt Lower-bound Sphericity Assumed Greenhouse-Geisser Huynh-Feldt Lower-bound Sphericity Assumed Greenhouse-Geisser Huynh-Feldt Lower-bound
Type III Sum of Squares 66,917 66,917 66,917 66,917 141,861 141,861 141,861 141,861 324,056 324,056 324,056 324,056
df 11 6,182 9,260 1,000 55 30,91 46,30 5,000 330 185,5 277,8 30,00
Mean Square 6,083 10,824 7,226 66,917 2,579 4,589 3,064 28,372 ,982 1,747 1,166 10,802
F 6,195 6,195 6,195 6,195 2,627 2,627 2,627 2,627
Tests of Within-Subjects Contrasts Measure: geliat Source menit
menit Linear
13,131
df 1
Mean Square 13,131
F 9,144
Sig. ,005
19,502
1
19,502
18,324
,000
9,035
1
9,035
6,596
,015
Order 4
19,500
1
19,500
13,639
,001
Order 5
4,028
1
4,028
4,997
,033
Order 6
,039
1
,039
,047
,829
Order 7
,022
1
,022
,029
,865
Order 8
,912
1
,912
1,059
,312
Order 9
,043
1
,043
,042
,838
Order 10
,187
1
,187
,308
,583
Order 11
,518
1
,518
,822
,372
41,833
5
8,367
5,826
,001
Quadratic Cubic
menit * kelompok
Type III Sum of Squares
Linear
Sig. ,000 ,000 ,000 ,019 ,000 ,000 ,000 ,044
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Error(menit)
Quadratic
26,367
5
5,273
4,955
,002
Cubic
18,908
5
3,782
2,761
,036
Order 4
24,556
5
4,911
3,435
,014
Order 5
7,508
5
1,502
1,863
,131
Order 6
6,427
5
1,285
1,572
,198
Order 7
2,245
5
,449
,586
,710
Order 8
2,022
5
,404
,469
,796
Order 9
,564
5
,113
,111
,989
Order 10
6,934
5
1,387
2,286
,071
Order 11
4,497
5
,899
1,428
,243
Linear
43,082
30
1,436
Quadratic
31,929
30
1,064
Cubic
41,093
30
1,370
Order 4
42,893
30
1,430
Order 5
24,181
30
,806
Order 6
24,534
30
,818
Order 7
22,978
30
,766
Order 8
25,838
30
,861
Order 9
30,438
30
1,015
Order 10
18,195
30
,607
Order 11
18,894
30
,630
a Levene's Test of Equality of Error Variances
menit5 menit10 menit15 menit20 menit25 menit30 menit35 menit40 menit45 menit50 menit55 menit60
F 8,254 4,078 3,193 6,011 3,524 2,341 1,215 ,287 2,744 2,333 3,511 5,199
df1
df2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Sig. ,000 ,006 ,020 ,001 ,013 ,066 ,326 ,917 ,037 ,067 ,013 ,001
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept+kelompok Within Subjects Design: menit
79
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tests of Between-Subjects Effects Measure: geliat Transformed Variable: Average Source Intercept
Type III Sum of Squares 468,750
1
Mean Square 468,750
kelompok
35,472
5
7,094
Error
40,944
30
1,365
Post Hoc Tests kelompok
df
F 343,453
Sig. ,000
5,198
,001
80
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Measure: geliat Scheffe
(I) kelompok parasetamol
dosis 26,67
dosis 13,33
dosis 6,67
dosis 3,33
dosis 2
(J) kelompok dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33
Mean Difference (I-J) ,792* ,653 ,694* ,181 ,431 -,792* -,139 -,097 -,611 -,361 -,653 ,139 ,042 -,472 -,222 -,694* ,097 -,042 -,514 -,264 -,181 ,611 ,472 ,514 ,250 -,431 ,361 ,222 ,264 -,250
Std. Error ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947 ,1947
Sig. ,017 ,075 ,049 ,971 ,447 ,017 ,991 ,998 ,112 ,636 ,075 ,991 1,0 ,344 ,931 ,049 ,998 1,0 ,255 ,867 ,971 ,112 ,344 ,255 ,891 ,447 ,636 ,931 ,867 ,891
Based on observed means. *. The mean difference is significant at the ,05 level.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound ,099 1,485 -,040 1,346 ,001 1,387 -,512 ,874 -,262 1,124 -1,485 -,099 -,832 ,554 -,790 ,596 -1,304 ,082 -1,054 ,332 -1,346 ,040 -,554 ,832 -,651 ,735 -1,165 ,221 -,915 ,471 -1,387 -,001 -,596 ,790 -,735 ,651 -1,207 ,179 -,957 ,429 -,874 ,512 -,082 1,304 -,221 1,165 -,179 1,207 -,443 ,943 -1,124 ,262 -,332 1,054 -,471 ,915 -,429 ,957 -,943 ,443
81
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Homogeneous Subsets geliat a,b,c
Scheffe
Subset kelompok kelompok perlakuan dosis 26,67 kelompok perlakuan dosis 6,67 kelompok perlakuan dosis 13,33 kelompok perlakuan dosis 2 kelompok perlakuan dosis 3,33 kontrol positif parasetamol Sig.
N
1
2
6
,708
6
,806
6
,847
,847
6
1,069
1,069
6
1,319
1,319
6
1,500 ,112
,075
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = ,114. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = ,05.
Profile Plots Estimated Marginal Means of geliat
kelompok
3.0
kontrol positif parasetamol
Estimated Marginal Means
kelompok perlakuan dosis 26,67 kelompok perlakuan dosis 13,33
2.0
kelompok perlakuan dosis 6,67 kelompok perlakuan dosis 3,33 kelompok perlakuan dosis 2
1.0
0.0
1
2
3
4
5
6
7
menit
8
9
10
11
12
82
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 20. analisis statistik geliat per menit Multiple Comparisons Dependent Variable: menit5 Scheffe Mean Difference (I-J) ,0000 -,1667 -2,0000* ,0000 ,0000
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -1,943 1,943 -2,110 1,777 -3,943 -,057 -1,943 1,943 -1,943 1,943
dosis 26,67
(J) kelompok dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol
-,1667 -2,0000* ,0000 ,0000
,5460 ,5460 ,5460 ,5460
1,00 ,040 1,00 1,00
-2,110 -3,943 -1,943 -1,943
1,777 -,057 1,943 1,943
dosis 13,33
dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol
,1667
,5460
1,00
-1,777
2,110
,1667 -1,8333 ,1667 ,1667
,5460 ,5460 ,5460 ,5460
1,00 ,074 1,00 1,00
-1,777 -3,777 -1,777 -1,777
2,110 ,110 2,110 2,110
dosis 6,67
dosis 26,67 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol
2,0000*
,5460
,040
,057
3,943
2,0000* 1,8333 2,0000* 2,0000*
,5460 ,5460 ,5460 ,5460
,040 ,074 ,040 ,040
,057 -,110 ,057 ,057
3,943 3,777 3,943 3,943
dosis 3,33
dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol
,0000
,5460
1,00
-1,943
1,943
,0000 -,1667 -2,0000* ,0000
,5460 ,5460 ,5460 ,5460
1,00 1,00 ,040 1,00
-1,943 -2,110 -3,943 -1,943
1,943 1,777 -,057 1,943
dosis 2
dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 2 parasetamol
,0000
,5460
1,00
-1,943
1,943
dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33
,0000 -,1667 -2,0000* ,0000
,5460 ,5460 ,5460 ,5460
1,00 1,00 ,040 1,00
-1,943 -2,110 -3,943 -1,943
1,943 1,777 -,057 1,943
(I) kelompok parasetamol
Std. Error ,5460 ,5460 ,5460 ,5460 ,5460
Sig. 1,00 1,00 ,040 1,00 1,00
,0000
,5460
1,00
-1,943
1,943
*. The mean difference is significant at the .05 level.
83
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Dependent Variable: menit10 Scheffe
(I) kelompok parasetamol
dosis 26,67
dosis 13,33
dosis 6,67
dosis 3,33
dosis 2
(J) kelompok dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33
Mean Difference (I-J) 1,0000 -,3333 ,0000 -1,1667 -,3333 -1,0000 -1,3333 -1,0000 -2,1667 -1,3333 ,3333 1,3333 ,3333 -,8333 ,0000 ,0000 1,0000 -,3333 -1,1667 -,3333 1,1667 2,1667 ,8333 1,1667 ,8333 ,3333 1,3333 ,0000 ,3333 -,8333
Std. Error ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316 ,7316
Sig. ,863 ,999 1,0 ,767 ,999 ,863 ,653 ,863 ,153 ,653 ,999 ,653 ,999 ,932 1,0 1,0 ,863 ,999 ,767 ,999 ,767 ,153 ,932 ,767 ,932 ,999 ,653 1,0 ,999 ,932
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -1,604 3,604 -2,937 2,270 -2,604 2,604 -3,770 1,437 -2,937 2,270 -3,604 1,604 -3,937 1,270 -3,604 1,604 -4,770 ,437 -3,937 1,270 -2,270 2,937 -1,270 3,937 -2,270 2,937 -3,437 1,770 -2,604 2,604 -2,604 2,604 -1,604 3,604 -2,937 2,270 -3,770 1,437 -2,937 2,270 -1,437 3,770 -,437 4,770 -1,770 3,437 -1,437 3,770 -1,770 3,437 -2,270 2,937 -1,270 3,937 -2,604 2,604 -2,270 2,937 -3,437 1,770
84
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Dependent Variable: menit15 Scheffe
(I) kelompok parasetamol
dosis 26,67
dosis 13,33
dosis 6,67
dosis 3,33
dosis 2
(J) kelompok dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33
Mean Difference (I-J) 2,6667 1,5000 2,1667 -,1667 ,1667 -2,6667 -1,1667 -,5000 -2,8333 -2,5000 -1,5000 1,1667 ,6667 -1,6667 -1,3333 -2,1667 ,5000 -,6667 -2,3333 -2,0000 ,1667 2,8333 1,6667 2,3333 ,3333 -,1667 2,5000 1,3333 2,0000 -,3333
Std. Error ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278 ,8278
Sig. ,096 ,659 ,263 1,000 1,000 ,096 ,847 ,996 ,066 ,138 ,659 ,847 ,984 ,551 ,760 ,263 ,996 ,984 ,193 ,348 1,000 ,066 ,551 ,193 ,999 1,000 ,138 ,760 ,348 ,999
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -,279 5,613 -1,446 4,446 -,779 5,113 -3,113 2,779 -2,779 3,113 -5,613 ,279 -4,113 1,779 -3,446 2,446 -5,779 ,113 -5,446 ,446 -4,446 1,446 -1,779 4,113 -2,279 3,613 -4,613 1,279 -4,279 1,613 -5,113 ,779 -2,446 3,446 -3,613 2,279 -5,279 ,613 -4,946 ,946 -2,779 3,113 -,113 5,779 -1,279 4,613 -,613 5,279 -2,613 3,279 -3,113 2,779 -,446 5,446 -1,613 4,279 -,946 4,946 -3,279 2,613
85
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Dependent Variable: menit20 Scheffe
(I) kelompok parasetamol
dosis 26,67
dosis 13,33
dosis 6,67
dosis 3,33
dosis 2
(J) kelompok dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33
Mean Difference (I-J) 2,3333* 1,3333 1,6667 -,1667 ,6667 -2,3333* -1,0000 -,6667 -2,5000* -1,6667 -1,3333 1,0000 ,3333 -1,5000 -,6667 -1,6667 ,6667 -,3333 -1,8333 -1,0000 ,1667 2,5000* 1,5000 1,8333 ,8333 -,6667 1,6667 ,6667 1,0000 -,8333
Std. Error ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101 ,6101
Sig. ,029 ,460 ,222 1,000 ,942 ,029 ,746 ,942 ,016 ,222 ,460 ,746 ,997 ,329 ,942 ,222 ,942 ,997 ,142 ,746 1,000 ,016 ,329 ,142 ,863 ,942 ,222 ,942 ,746 ,863
*. The mean difference is significant at the .05 level.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound ,162 4,505 -,838 3,505 -,505 3,838 -2,338 2,005 -1,505 2,838 -4,505 -,162 -3,171 1,171 -2,838 1,505 -4,671 -,329 -3,838 ,505 -3,505 ,838 -1,171 3,171 -1,838 2,505 -3,671 ,671 -2,838 1,505 -3,838 ,505 -1,505 2,838 -2,505 1,838 -4,005 ,338 -3,171 1,171 -2,005 2,338 ,329 4,671 -,671 3,671 -,338 4,005 -1,338 3,005 -2,838 1,505 -,505 3,838 -1,505 2,838 -1,171 3,171 -3,005 1,338
86
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Dependent Variable: menit25 Scheffe
(I) kelompok parasetamol
dosis 26,67
dosis 13,33
dosis 6,67
dosis 3,33
dosis 2
(J) kelompok dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33
Mean Difference (I-J) 2,1667* ,8333 1,3333 1,5000 ,5000 -2,1667* -1,3333 -,8333 -,6667 -1,6667 -,8333 1,3333 ,5000 ,6667 -,3333 -1,3333 ,8333 -,5000 ,1667 -,8333 -1,5000 ,6667 -,6667 -,1667 -1,0000 -,5000 1,6667 ,3333 ,8333 1,0000
Std. Error Sig. ,4869 ,007 ,4869 ,711 ,4869 ,219 ,4869 ,124 ,4869 ,955 ,4869 ,007 ,4869 ,219 ,4869 ,711 ,4869 ,862 ,4869 ,066 ,4869 ,711 ,4869 ,219 ,4869 ,955 ,4869 ,862 ,4869 ,993 ,4869 ,219 ,4869 ,711 ,4869 ,955 ,4869 1,000 ,4869 ,711 ,4869 ,124 ,4869 ,862 ,4869 ,862 ,4869 1,000 ,4869 ,530 ,4869 ,955 ,4869 ,066 ,4869 ,993 ,4869 ,711 ,4869 ,530
*. The mean difference is significant at the .05 level.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound ,434 3,900 -,900 2,566 -,400 3,066 -,233 3,233 -1,233 2,233 -3,900 -,434 -3,066 ,400 -2,566 ,900 -2,400 1,066 -3,400 ,066 -2,566 ,900 -,400 3,066 -1,233 2,233 -1,066 2,400 -2,066 1,400 -3,066 ,400 -,900 2,566 -2,233 1,233 -1,566 1,900 -2,566 ,900 -3,233 ,233 -1,066 2,400 -2,400 1,066 -1,900 1,566 -2,733 ,733 -2,233 1,233 -,066 3,400 -1,400 2,066 -,900 2,566 -,733 2,733
87
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Dependent Variable: menit30 Scheffe
(I) kelompok parasetamol
dosis 26,67
dosis 13,33
dosis 6,67
dosis 3,33
dosis 2
(J) kelompok dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33
Mean Difference (I-J) 1,0000 ,8333 1,0000 ,5000 1,3333 -1,0000 -,1667 ,0000 -,5000 ,3333 -,8333 ,1667 ,1667 -,3333 ,5000 -1,0000 ,0000 -,1667 -,5000 ,3333 -,5000 ,5000 ,3333 ,5000 ,8333 -1,3333 -,3333 -,5000 -,3333 -,8333
Std. Error ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389 ,4389
Sig. ,413 ,613 ,413 ,932 ,134 ,413 1,000 1,000 ,932 ,988 ,613 1,000 1,000 ,988 ,932 ,413 1,000 1,000 ,932 ,988 ,932 ,932 ,988 ,932 ,613 ,134 ,988 ,932 ,988 ,613
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -,562 2,562 -,729 2,395 -,562 2,562 -1,062 2,062 -,229 2,895 -2,562 ,562 -1,729 1,395 -1,562 1,562 -2,062 1,062 -1,229 1,895 -2,395 ,729 -1,395 1,729 -1,395 1,729 -1,895 1,229 -1,062 2,062 -2,562 ,562 -1,562 1,562 -1,729 1,395 -2,062 1,062 -1,229 1,895 -2,062 1,062 -1,062 2,062 -1,229 1,895 -1,062 2,062 -,729 2,395 -2,895 ,229 -1,895 1,229 -2,062 1,062 -1,895 1,229 -2,395 ,729
88
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Dependent Variable: menit35 Scheffe
(I) kelompok parasetamol
dosis 26,67
dosis 13,33
dosis 6,67
dosis 3,33
dosis 2
(J) kelompok dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33
Mean Difference (I-J) 1,5000 1,0000 1,1667 ,8333 ,8333 -1,5000 -,5000 -,3333 -,6667 -,6667 -1,0000 ,5000 ,1667 -,1667 -,1667 -1,1667 ,3333 -,1667 -,3333 -,3333 -,8333 ,6667 ,1667 ,3333 ,0000 -,8333 ,6667 ,1667 ,3333 ,0000
Std. Error ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963 ,5963
Sig. ,304 ,728 ,582 ,851 ,851 ,304 ,981 ,997 ,937 ,937 ,728 ,981 1,0 1,0 1,0 ,582 ,997 1,0 ,997 ,997 ,851 ,937 1,0 ,997 1,0 ,851 ,937 1,0 ,997 1,0
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -,622 3,622 -1,122 3,122 -,956 3,289 -1,289 2,956 -1,289 2,956 -3,622 ,622 -2,622 1,622 -2,456 1,789 -2,789 1,456 -2,789 1,456 -3,122 1,122 -1,622 2,622 -1,956 2,289 -2,289 1,956 -2,289 1,956 -3,289 ,956 -1,789 2,456 -2,289 1,956 -2,456 1,789 -2,456 1,789 -2,956 1,289 -1,456 2,789 -1,956 2,289 -1,789 2,456 -2,122 2,122 -2,956 1,289 -1,456 2,789 -1,956 2,289 -1,789 2,456 -2,122 2,122
89
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Dependent Variable: menit40 Scheffe
(I) kelompok parasetamol
dosis 26,67
dosis 13,33
dosis 6,67
dosis 3,33
dosis 2
(J) kelompok dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33
Mean Difference (I-J) ,3333 ,6667 ,6667 ,6667 ,8333 -,3333 ,3333 ,3333 ,3333 ,5000 -,6667 -,3333 ,0000 ,0000 ,1667 -,6667 -,3333 ,0000 ,0000 ,1667 -,6667 -,3333 ,0000 ,0000 ,1667 -,8333 -,5000 -,1667 -,1667 -,1667
Std. Error ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963 ,4963
Sig. ,993 ,871 ,871 ,871 ,727 ,993 ,993 ,993 ,993 ,959 ,871 ,993 1,000 1,000 1,000 ,871 ,993 1,000 1,000 1,000 ,871 ,993 1,000 1,000 1,000 ,727 ,959 1,000 1,000 1,000
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -1,433 2,100 -1,100 2,433 -1,100 2,433 -1,100 2,433 -,933 2,600 -2,100 1,433 -1,433 2,100 -1,433 2,100 -1,433 2,100 -1,266 2,266 -2,433 1,100 -2,100 1,433 -1,766 1,766 -1,766 1,766 -1,600 1,933 -2,433 1,100 -2,100 1,433 -1,766 1,766 -1,766 1,766 -1,600 1,933 -2,433 1,100 -2,100 1,433 -1,766 1,766 -1,766 1,766 -1,600 1,933 -2,600 ,933 -2,266 1,266 -1,933 1,600 -1,933 1,600 -1,933 1,600
90
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Dependent Variable: menit45 Scheffe
(I) kelompok parasetamol
dosis 26,67
dosis 13,33
dosis 6,67
dosis 3,33
dosis 2
(J) kelompok dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33
Mean Difference (I-J) ,3333 1,3333 1,3333 -,1667 1,1667 -,3333 1,0000 1,0000 -,5000 ,8333 -1,3333 -1,0000 ,0000 -1,5000 -,1667 -1,3333 -1,0000 ,0000 -1,5000 -,1667 ,1667 ,5000 1,5000 1,5000 1,3333 -1,1667 -,8333 ,1667 ,1667 -1,3333
Std. Error ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340 ,5340
Sig. ,995 ,312 ,312 1,000 ,461 ,995 ,627 ,627 ,970 ,783 ,312 ,627 1,000 ,196 1,000 ,312 ,627 1,000 ,196 1,000 1,000 ,970 ,196 ,196 ,312 ,461 ,783 1,000 1,000 ,312
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -1,567 2,234 -,567 3,234 -,567 3,234 -2,067 1,734 -,734 3,067 -2,234 1,567 -,901 2,901 -,901 2,901 -2,401 1,401 -1,067 2,734 -3,234 ,567 -2,901 ,901 -1,901 1,901 -3,401 ,401 -2,067 1,734 -3,234 ,567 -2,901 ,901 -1,901 1,901 -3,401 ,401 -2,067 1,734 -1,734 2,067 -1,401 2,401 -,401 3,401 -,401 3,401 -,567 3,234 -3,067 ,734 -2,734 1,067 -1,734 2,067 -1,734 2,067 -3,234 ,567
91
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Dependent Variable: menit50 Scheffe
(I) kelompok parasetamol
dosis 26,67
dosis 13,33
dosis 6,67
dosis 3,33
dosis 2
(J) kelompok dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33
Mean Difference (I-J) ,0000 ,6667 ,8333 ,0000 ,5000 ,0000 ,6667 ,8333 ,0000 ,5000 -,6667 -,6667 ,1667 -,6667 -,1667 -,8333 -,8333 -,1667 -,8333 -,3333 ,0000 ,0000 ,6667 ,8333 ,5000 -,5000 -,5000 ,1667 ,3333 -,5000
Std. Error ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295 ,6295
Sig. 1,000 ,949 ,878 1,000 ,985 1,000 ,949 ,878 1,000 ,985 ,949 ,949 1,000 ,949 1,000 ,878 ,878 1,000 ,878 ,998 1,000 1,000 ,949 ,878 ,985 ,985 ,985 1,000 ,998 ,985
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -2,241 2,241 -1,574 2,907 -1,407 3,074 -2,241 2,241 -1,741 2,741 -2,241 2,241 -1,574 2,907 -1,407 3,074 -2,241 2,241 -1,741 2,741 -2,907 1,574 -2,907 1,574 -2,074 2,407 -2,907 1,574 -2,407 2,074 -3,074 1,407 -3,074 1,407 -2,407 2,074 -3,074 1,407 -2,574 1,907 -2,241 2,241 -2,241 2,241 -1,574 2,907 -1,407 3,074 -1,741 2,741 -2,741 1,741 -2,741 1,741 -2,074 2,407 -1,907 2,574 -2,741 1,741
92
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Dependent Variable: menit55 Scheffe
(I) kelompok parasetamol
dosis 26,67
dosis 13,33
dosis 6,67
dosis 3,33
dosis 2
(J) kelompok dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 6,67 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 3,33 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 2 parasetamol dosis 26,67 dosis 13,33 dosis 6,67 dosis 3,33
Mean Difference (I-J) -,3333 -,1667 -,1667 ,1667 -,5000 ,3333 ,1667 ,1667 ,5000 -,1667 ,1667 -,1667 ,0000 ,3333 -,3333 ,1667 -,1667 ,0000 ,3333 -,3333 -,1667 -,5000 -,3333 -,3333 -,6667 ,5000 ,1667 ,3333 ,3333 ,6667
Std. Error ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611 ,5611
Sig. ,996 1,000 1,000 1,000 ,976 ,996 1,000 1,000 ,976 1,000 1,000 1,000 1,000 ,996 ,996 1,000 1,000 1,000 ,996 ,996 1,000 ,976 ,996 ,996 ,919 ,976 1,000 ,996 ,996 ,919
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -2,330 1,664 -2,164 1,830 -2,164 1,830 -1,830 2,164 -2,497 1,497 -1,664 2,330 -1,830 2,164 -1,830 2,164 -1,497 2,497 -2,164 1,830 -1,830 2,164 -2,164 1,830 -1,997 1,997 -1,664 2,330 -2,330 1,664 -1,830 2,164 -2,164 1,830 -1,997 1,997 -1,664 2,330 -2,330 1,664 -2,164 1,830 -2,497 1,497 -2,330 1,664 -2,330 1,664 -2,664 1,330 -1,497 2,497 -1,830 2,164 -1,664 2,330 -1,664 2,330 -1,330 2,664
93
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Multiple Comparisons Dependent Variable: menit60 Scheffe
(I) kelompok parasetamol
dosis 26,67
dosis 13,33
dosis 6,67
dosis 3,33
dosis 2
Mean Difference (I-J) (J) kelompok dosis 26,67 -1,5000* dosis 13,33 ,3333 dosis 6,67 ,3333 dosis 3,33 ,1667 dosis 2 ,0000 parasetamol 1,5000* dosis 13,33 1,8333* dosis 6,67 1,8333* dosis 3,33 1,6667* dosis 2 1,5000* parasetamol -,3333 dosis 26,67 -1,8333* dosis 6,67 ,0000 dosis 3,33 -,1667 dosis 2 -,3333 parasetamol -,3333 dosis 26,67 -1,8333* dosis 13,33 ,0000 dosis 3,33 -,1667 dosis 2 -,3333 parasetamol -,1667 dosis 26,67 -1,6667* dosis 13,33 ,1667 dosis 6,67 ,1667 dosis 2 -,1667 parasetamol ,0000 dosis 26,67 -1,5000* dosis 13,33 ,3333 dosis 6,67 ,3333 dosis 3,33 ,1667
Std. Error ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702 ,3702
Sig. ,018 ,974 ,974 ,999 1,000 ,018 ,002 ,002 ,006 ,018 ,974 ,002 1,000 ,999 ,974 ,974 ,002 1,000 ,999 ,974 ,999 ,006 ,999 ,999 ,999 1,000 ,018 ,974 ,974 ,999
*. The mean difference is significant at the .05 level.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -2,818 -,182 -,984 1,651 -,984 1,651 -1,151 1,484 -1,318 1,318 ,182 2,818 ,516 3,151 ,516 3,151 ,349 2,984 ,182 2,818 -1,651 ,984 -3,151 -,516 -1,318 1,318 -1,484 1,151 -1,651 ,984 -1,651 ,984 -3,151 -,516 -1,318 1,318 -1,484 1,151 -1,651 ,984 -1,484 1,151 -2,984 -,349 -1,151 1,484 -1,151 1,484 -1,484 1,151 -1,318 1,318 -2,818 -,182 -,984 1,651 -,984 1,651 -1,151 1,484
94
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
95
BIOGRAFI PENULIS
Penulis yang bernama lengkap Yohanes Andi Wijaya merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Freddy Handoko dan Sulastri. Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 20 Januari 1984 sebagai satusatunya anak laki-laki, dan anak bungsu dari tiga bersaudara. Penulis pernah mengenyam pendidikan
di
SD
Santo
Antonius
II
(1990–1996). Penulis kemudian melanjutkan menimba ilmu di SMP Domenico Savio (1996-1999) dan SMU PL Van Lith (1999-2002). Setelah lulus, penulis melanjutkan studi di fakultas farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2008. Selama masa kuliah, penulis aktif diberbagai kepanitiaan dan organisasi kemahasiswaan. Penulis bergabung dengan HGT (Herbal Garden Team) dan paduan suara kebanggaan Fakultas Farmasi USD yaitu PSF Veronica. Selain itu penulis juga aktif berolahraga bersama UKF Voli Farmasi. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Botani Dasar dan Kimia Organik pada tahun 2005.