PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
STRUKTUR PENYAJIAN DAN KARAKTERISTIK FEATURE SOSOK DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI 2 JANUARI-29 MARET 2014 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh: Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu 101224095
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
STRUKTUR PENYAJIAN DAN KARAKTERISTIK FEATURE SOSOK DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI 2 JANUARI-29 MARET 2014 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh: Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu 101224095
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO Pendidikan adalah perbekalan terbaik saat lanjut usia. (Aristoteles)
Kecerdasan tanpa ambisi bagaikan seekor burung tak bersayap. (Salvador Dali)
Pers adalah instrumen paling baik dalam pencerahan dan meningkatkan kualitas manusia sebagai makhluk rasional, moral, dan sosial. (Thomas Jefferson)
Jangan lelah untuk menapaki anak tangga. Sebab, ia akan mengantarkan ke gerbang kesuksesan. Setapak demi setapak dilalui dan akhirnya sampai pada puncaknya. (Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Untuk Bapa yang di surga Untuk bapak dan ibu di rumah Untuk adik laki-lakiku satu-satunya Untuk kakek dan nenek yang sudah lanjut usia Untuk segenap keluarga Untuk sahabat-sahabatku Untuk para kolegaku Untuk calon pendamping hidupku yang kutunggu di ruang rindu Untuk saudara-saudaraku yang tidak mampu menempuh pendidikan karena keterbatasan
Keberhasilan ini kupersembahkan…
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Oktober 2014 Penulis,
Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu
Nomor Mahasiswa
: 101224095
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: STRUKTUR PENYAJIAN DAN KARAKTERISTIK FEATURE SOSOK DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI 2 JANUARI-29 MARET 2014 Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 10 Desember 2014 Yang menyatakan,
(Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu) vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Rahayu, Fransiska Isti Ningsih Puji. 2014. Struktur Penyajian dan Karakteristik Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dan (2) karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Data penelitian ini adalah wacana feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber tertulis dari dokumen resmi yang berupa dokumen eksternal, yakni media cetak berupa Surat Kabar Kompas. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dilengkapi dengan instrumen pengumpulan data berupa kartu data utama yang berisi struktur penyajian feature sosok dan karakteristik feature sosok. Metode pengumpulan datanya dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada kajian analisis deskriptif. Teknik analisis data tersebut melalui beberapa tahap, yaitu (1) mengklasifikasi data feature sosok ke dalam kartu data sesuai dengan kriteria (terlampir), (2) mengidentifikasi data feature sosok berdasarkan struktur penyajian feature (Mappatoto, 1999) dan karakteristik feature (Sumadiria, 2008), (3) menginterpretasi struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014, dan (4) mendeskripsikan hasil penelitian sesuai permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Pertama, secara transparan, struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 terdiri dari (1) judul, (2) teras, dan (3) tubuh. Berdasarkan teori Mappatoto (1999), struktur feature terdiri dari (1) judul, (2) teras, (3) peralihan, (4) tubuh, dan (5) penutup. Akan tetapi, peralihan dan penutup feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 terdapat di dalam tubuh feature sosok. Jadi, secara tersirat struktur feature menurut Mappatoto (1999) terdapat pada feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Kedua, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 memenuhi 15 dari 16 karakteristik feature menurut Sumadiria (2008). Satu karakteristik feature yang tidak terpenuhi adalah judul dicetak normal tipis atau miring. Judul feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dicetak tebal sehingga mengesankan formal dan maskulin seperti judul berita (hard news).
Kata kunci: jurnalistik, struktur, karakteristik, dan feature.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Rahayu, Fransiska Isti Ningsih Puji. 2014. The Figure Feature’s Presentation and Characteristic Structure on Kompas Newspaper January 2nd-March 29th, 2014 edition. Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma. This research is aimed to describe (1) the figure feature’s presentation structure on Kompas newspaper January 2nd-March 29th, 2014 edition and (2) the feature’s characteristic structure on Kompas newspaper January 2nd-March 29th, 2014 edition. This research is classified as qualitative research. The data of this research is the discourse of the figure feature’s on Kompas newspaper, January 2ndMarch 29th, 2014 edition. The data source of this research is written source from the public document in form of an external document, which is Kompas newspaper. The instrument of this research is the writer it self who is equipped with data collecting instrument in a form of main data card which contains of figure feature’s presentation and figure feature’s characteristic. The data collecting method was use documentation technique. The data analysis technique that has done in this research is to cast on descriptive analysis study. This technique consisted of some steps, those steps were, (1) classifying the figure feature’s on the observation checklist (attached) (2) identifying the figure feature’s based on layouting theory (Mappatoto, 1999) and characteristic of feature (Sumadiria, 2008), (3) interpreting the layouting form and characteristic of figure feature’s on Kompas newspaper January 2nd-March 29th, 2014 edition, and (4) describing the result of data analysis based on problem formulation of the research. The conclusion of this research are: First, transparently, presentation structure of figure feature on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition consists of (1) title, (2) essence, and (3) body. Based on Mappatoto (1999) theory, feature structure consists of (1) title, (2) essence, (3) transition, (4) body, and (5) closing. However, figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition shows the transition and the closing in the feature’s body. Therefore, the layouting form based on Mappatoto (1999) is found in figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition. Second, the figure feature’s on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition fulfill 15 of 16 characteristic of feature based on Sumadiria (2008). One feature characteristic that has not been fulfill is that the title must be printed fine normal or italic. Figure feature’s title on Kompas newspaper, January 2nd-March 29th, 2014 edition was printed bold therefore shows formality and masculine as hard news. Keywords: journalism, structure, characteristic, and feature.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berjudul Struktur Penyajian dan Karakteristik Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dengan lancar dan baik. Tugas akhir dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan meraih gelar sarjana pendidikan sesuai kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Praktikan dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan baik berkat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, praktikan mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, sebagai Ketua Program Studi PBSI yang mendampingi, menyemangati, dan mendukung penulis secara akademis selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi PBSI. 3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., sebagai Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan profesional.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Drs. J. Prapta Diharja, SJ., M.Hum., sebagai Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan teliti dan sabar. 5. Drs. St. Kartono, M.Hum., selaku dosen dalam bidang Jurnalistik yang bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, sekaligus menjadi triangulator dalam penelitian ini. 6. Segenap dosen Program Studi PBSI yang telah mendidik, membimbing, mengarahkan, dan menuntun penulis selama masa studi dan berproses bersama dalam usaha mendalami berbagai ilmu pendidikan dan kebahasaan, khususnya bahasa dan sastra Indonesia, sebagai bekal dan harta berharga bagi penulis untuk terjun ke dunia pendidikan yang sesungguhnya sebagai guru dan pendidik yang cerdas, humanis, dan profesional. 7. Robertus Marsidiq, selaku karyawan Sekretariat Program Studi PBSI yang sabar memberikan pelayanan kepada mahasiswa, khususnya penulis dalam menyelesaikan berbagai urusan administratif. 8. Drs. Paulus Suparmo, S.S., M.Hum., selaku Kepala Perpustakaan USD Yogyakarta dan segenap staf yang memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengumpulkan data penelitian dan mengerjakan tugas akhir ini di ruang perpustakaan USD. 9. Rm. Lukas Heri Purnawan, MSF. (Rm. Ipeng), yang senantiasa mendukung dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Bernadus Tube, saudara jauh dari NTT yang tulus membantu penulis demi kelancaran penyelesaian tugas akhir ini. 11. Fransisca Dike DDS, sahabat di kala suka dan duka, yang selalu memberi semangat dan mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 12. Devi Pusawati, sahabat sekaligus kolega jurnalis yang selalu menyemangati dan mendukung penulis. 13. Ibu Tri Suwartanto di Pringwulung yang menjadi tempat naungan penulis selama berdomisili di Yogyakarta 14. Teman-teman PPL Jurnalistik di Lembaga Majalah UTUSAN, Yogyakarta. 15. Teman-teman UKM GRISADHA (Grup Tari Sanata Dharma). 16. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Angkatan 2010. 17. Kedua orang tua tersayang, Bapak Yohanes Sunaryo dan Ibu Christina Ngatirah yang selalu mendukung, mendoakan, dan membantu baik nasihat maupun finansial. 18. Ignatius Asep Astriadi, adik laki-laki satu-satunya yang selalu memberi semangat. 19. Tedi Nugroho yang selalu mendukung, mengarahkan, memberi semangat, dan membantu sepenuh hati. 20. Wahyu Indarto, teman lama yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada penulis.
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21. Dessiana Adityawati, Yosevin Winda Christiana, Brigitta Swaselia Kasita, Hendrianus Ndori, Christian Adven Saputra, dan Yohanes Danang Mahardhika Dwitama yang memberi semangat dan dukungan kepada penulis. 22. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa masih ada kekeliruan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi inspirasi bagi para jurnalis dalam menulis karya jurnalistik.
Yogyakarta, 29 Oktober 2014 Penulis
Fransiska Isti Ningsih Puji R. 101224095
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii MOTTO ......................................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ vii ABSTRAK ..................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv DAFTAR TABEL ......................................................................................... xviii DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xx DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6 1.5 Batasan Istilah ........................................................................................... 7 1.6 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 8 1.7 Sistematika Penelitian ............................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 10 2.1 Penelitian yang Relevan ............................................................................ 10 2.2 Teori Feature ............................................................................................ 12 2.2.1 Pengertian Feature .......................................................................... 12
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2.2 Struktur Penyajian Feature ............................................................. 14 2.2.2.1 Judul ................................................................................... 14 2.2.2.2 Teras ................................................................................... 18 2.2.2.3 Peralihan .............................................................................. 25 2.2.2.4 Tubuh ................................................................................... 26 2.2.2.5 Penutup ................................................................................ 28 2.2.3 Gaya Bangunan (Struktur) ............................................................... 30 2.2.4 Karakteristik Feature ...................................................................... 32 2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 40 3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 40 3.2 Data dan Sumber Data .............................................................................. 41 3.3 Instrumen Penelitian .................................................................................. 41 3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 43 3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................. 44 3.6 Triangulasi Data ........................................................................................ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 47 4.1 Deskripsi Data ........................................................................................... 47 4.2 Pembahasan ............................................................................................... 50 4.2.1 Struktur Penyajian Feature Sosok .................................................. 50 4.2.1.1 Judul ................................................................................... 51 4.2.1.2 Teras ................................................................................... 65 4.2.1.2.1 Deskripsi .............................................................. 75 4.2.1.2.2 Kutipan ................................................................ 78 4.2.1.2.3 Penggoda .............................................................. 79 4.2.1.2.4 Gabungan ............................................................. 80 4.2.1.3 Peralihan ............................................................................. 84 4.2.1.4 Tubuh .................................................................................. 90 4.2.1.4.1 Paragraf Tematik ................................................. 92
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.1.2.2 Paragraf Spiral ..................................................... 95 4.2.1.2.3 Paragraf Blok ....................................................... 101 4.2.1.5 Penutup ............................................................................... 104 4.2.1.5.1 Klimaks ................................................................ 105 4.2.1.5.2 Penyengat ............................................................. 106 4.2.2 Karakteristik Feature Sosok ............................................................ 109 4.2.2.1 Ditulis dengan Teknik Mengisahkan (To Story) ................. 109 4.2.2.2 Berisi Aspek Kehidupan ...................................................... 115 4.2.2.3 Hasil Liputan Jurnalistik...................................................... 122 4.2.2.4 Informatif dan Rekreatif ...................................................... 130 4.2.2.5 Informal ............................................................................... 144 4.2.2.6 Tidak Terikat oleh Aktualitas .............................................. 153 4.2.2.7 Nama Lengkap Wartawan Dicantumkan ............................. 160 4.2.2.8 Karya Kreatif Individual ...................................................... 162 4.2.2.9 Tidak Mencantumkan Baris Tanggal .................................. 164 4.2.2.10 Bagian Bawah Tidak Bisa Dipotong ................................. 166 4.2.2.11 Membawa Pesan Moral ..................................................... 167 4.2.2.12 Judul Dicetak Normal Tipis atau Miring ........................... 173 4.2.2.13 Tidak Menggunakan Pola Piramida Terbalik .................... 175 4.2.2.14 Menggunakan Gaya Bahasa Jurnalistik Sastra .................. 176 4.2.2.15 Mengadopsi Teknik Penulisan Cerita Pendek ................... 182 4.2.2.16 Cerminan Kreativitas Individual ....................................... 188
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 191 5.1 Simpulan ................................................................................................... 191 5.2 Saran .......................................................................................................... 193
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 195 LAMPIRAN ................................................................................................... 197 Kartu Data Utama Feature Sosok ................................................................... 198 Kartu Data Utama Struktur Penyajian Feature Sosok .................................... 201
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kartu Data Judul Feature Sosok ...................................................................... 203 Kartu Data Teras Feature Sosok ...................................................................... 205 Kartu Data Peralihan Feature Sosok ............................................................... 208 Kartu Data Tubuh Feature Sosok .................................................................... 212 Kartu Data Penutup Feature Sosok ................................................................. 229 Kriteria Struktur Penyajian Feature Sosok ...................................................... 231 Kriteria Klasifikasi Feature Sosok dalam Lima Bidang .................................. 234 Kartu Data Utama Karakteristik Feature Sosok .............................................. 236 Kartu Data Karakteristik Feature Sosok .......................................................... 238 Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014 ............................................................. 258
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 270
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Matriks Karakteristik Berita dan Feature ........................................... 34 Tabel 2 Kartu Data Utama Feature Sosok ....................................................... 42 Tabel 3 Kartu Data Utama Struktur Penyajian Feature Sosok ........................ 43 Tabel 4 Kartu Data Utama Karakteristik Feature Sosok ................................. 43 Tabel 5 Jumlah Data Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014 ........................................................... 49 Tabel 6 Klasifikasi Data dalam Lima Bidang .................................................. 50 Tabel 7 Judul Feature Sosok ........................................................................... 52 Tabel 8 Kata Penanda Klasifikasi Judul Feature Sosok .................................. 59 Tabel 9 Unsur-unsur Teras Feature Sosok ...................................................... 68 Tabel 10 Teras Feature Sosok ......................................................................... 74 Tabel 11 Peralihan Feature Sosok ................................................................... 85 Tabel 12 Karakteristik Tubuh Feature Sosok ................................................. 91 Tabel 13 Jenis-jenis Penutup Feature Sosok ................................................... 105 Tabel 14 Karakteristik Feature Sosok Menggunakan Teknik Mengisahkan ......................................................................... 115 Tabel 15 Unsur Aspek Kehidupan ................................................................... 116 Tabel 16 Karakteristik Feature Sosok Hasil Liputan Jurnalistik ..................... 123 Tabel 17 Karakteristik Feature Sosok yang Informatif dan Rekreatif ............ 133 Tabel 18 Karakter Informal .............................................................................. 145 Tabel 19 Keterangan Waktu sebagai Penanda Ketidakaktualan ...................... 160 Tabel 20 Nama Lengkap Wartawan Feature Sosok ........................................ 162 Tabel 21 Karakteristik Feature Sosok Tidak Mencantumkan Baris Tanggal .................................................................................... 166 Tabel 22 Karakteristik Feature Sosok Membawa Pesan Moral ..................... 167 Tabel 23 Pesan Moral dalam Feature Sosok .................................................. 173 Tabel 24 Karakteristik Feature Sosok Menggunakan Gaya Bahasa Jurnalistik Sastra .......................................................... 181
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 25 Teknik Penulisan Cerita Pendek ....................................................... 188
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 39
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Piramida Terbalik ........................................................................... 30 Gambar 2 Piramida Biasa ................................................................................ 31 Gambar 3 Piramida Segi Empat ...................................................................... 31 Gambar 4 Piramida Kronologis ...................................................................... 32 Gambar 5 Anatomi Feature ............................................................................ 176
xxi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tujuh hal, yaitu (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) definisi istilah, (6) ruang lingkup penelitian, dan (7) sistematika penyajian.
1.1 Latar Belakang Jurnalistik berkembang pesat di tanah air, baik dalam hal teori maupun praktik. Sebagian merupakan cermin dari perkembangan teknologi maju sehingga memberikan dampak perubahan dalam ilmu itu sendiri. Maka sedikit banyak ilmu jurnalistik dalam praktik di negeri ini mempunyai ciri yang khas. Ilmu jurnalistik tersebut dituangkan ke dalam karya-karya jurnalistik yang terdapat dalam media massa cetak, seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan buku atau media massa elektronik, seperti radio, televisi, dan internet. Media cetak, khususnya surat kabar adalah bentuk komunikasi massa. Surat kabar atau yang lebih dikenal dengan koran merupakan salah satu media informasi bagi masyarakat. Surat kabar dianggap sebagai media informasi yang efisien, di samping televisi dan radio. Selain harganya yang terjangkau, surat kabar juga mudah didapatkan. Tidak hanya kalangan pejabat atau pengusaha saja yang membaca surat kabar, tetapi tukang becak, para pedagang, sopir angkot, tukang parkir, pelajar, mahasiswa, dan lain sebagainya. Membaca surat kabar dapat memberikan 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
pengetahuan bagi kita, kita bisa terus mengikuti perkembangan-perkembangan aktual dan faktual, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Para jurnalis menuangkan ilmu jurnalistik ke dalam tulisan berita, opini, tajuk rencana, feature, dan lain sebagainya. Tulisan tersebut tersaji dalam surat kabar dengan berbagai topik, tujuan, dan maksud tertentu. Misalnya, tulisan berita kecelakaan; tulisan ini bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat luas kapan kecelakaan itu terjadi, di mana, siapa, mengapa, dan bagaimana. Berbeda dengan tulisan yang bersifat menghibur, seperti laporan perjalanan, pojok, cerita bergambar, dan lain sebagainya yang tujuannya menghibur pembaca. Selain itu, ada tulisan yang bertujuan menginspirasi para pembaca, seperti feature. Dalam Surat Kabar Kompas terdapat feature berupa sosok. Tulisan sosok ini berisi tentang cerita kehidupan seseorang; mulai dari latar belakang, pekerjaan, kepribadian, keunikan, dan lain-lain. Feature sosok bisa membuat pembaca tersentuh hatinya, tergugah untuk bertindak, terinspirasi oleh sosok yang telah diceritakan di dalam tulisan tersebut. Akan tetapi, tidak semua orang tertarik dengan tulisan feature sosok dalam surat kabar. Ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan demikian. Faktor tersebut bisa berasal dari diri pembaca atau dari tulisan feature sosok itu sendiri. Dengan demikian, para penulis feature sosok berusaha mengemas tulisannya sedemikian rupa sehingga menjadi tulisan yang utuh dan menarik minat para pembaca.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Penulis memerlukan daya kreativitas yang tinggi dalam menulis feature sosok. Hal ini supaya tulisan feature sosok mereka mempunyai nilai tersendiri di mata pembaca. Setiap penulis memang mempunyai ciri khas yang berbeda dalam menulis feature sosok, tetapi menulis feature bukan karena bakat. Penulis feature bisa diciptakan, asal ada kemauan, kecintaan, dan latihan menulis secara terus-menerus. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh penulis feature setelah mengenal dan melatih sense perasaan untuk mencari dan mengangkat topik apa yang akan disuguhkan kepada pembaca, penulis feature harus latihan menulis berdasarkan struktur penyajian feature yang ada. Struktur saja tidak cukup. Penulis feature juga harus memanfaatkan berbagai unsur yang menarik perhatian pembaca, memilih dan memoles tulisan feature dalam penyajiannya. Feature ditulis dengan bahasa yang baik dan benar. Penuturan harus lancar, penuh isi, dan suasana yang digambarkan harus hidup. Feature berbeda dengan berita. Berita adalah laporan tentang fakta peristiwa (news report). Tulisan berita bertolak dari kenyataan peristiwa yang baru terjadi, dekat, dan menarik perhatian pembaca, serta ditulis dengan memperhatikan unsur 5W dan 1H dengan gaya yang lugas dan formal (Isnawijayani, 2013:8). Teknik yang digunakan: melaporkan (to report). Sedangkan, feature adalah cerita atau kisah mengenai fakta peristiwa (news story). Berita hanya untuk mengisi kepala pembaca (kognitif), sedangkan feature dimaksudkan juga untuk menyemaikan benih-benih kebajikan dalam dada pembaca (afektif). Pembaca lebih banyak menangisi tragedi gempa bumi di Bantul bukan karena berita yang hanya melaporkan fakta, angka-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
angka, statistik, kuantitatif, sesuatu yang kaku, kering, formal, dan tembak langsung. Pembaca teriris-iris, tersedu-sedan, dan banjir air mata duka, karena sajian feature yang menusuk hati, perasaan, dan aspek-aspek terdalam dari kalbu pembaca. Pembaca dapat tersentuh hatinya karena sebuah feature. Feature lebih mendalam (more detailed) dalam menyajikan fakta dan menekankan unsur daya pikat manusia (human interest). Oleh karena itu, feature mempunyai pola penulisan tersendiri. Feature dan berita memiliki struktur penyajian yang hampir sama, tetapi berbeda karakteristiknya. Feature dan berita juga mempunyai tujuan yang hampir sama pula, yakni memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian dan keadaan. Feature lebih memberi informasi kepada pembaca tentang aspek kehidupan (Mohamad, 1997:9). Berita bersifat aktual; sedangkan feature tidak akan pernah basi atau tidak aktual lagi (Syamsul, 2006:21). Berita biasanya hanya memuat atau mengutarakan fakta apa adanya, walaupun kadang-kadang ditambah tafsiran penulis atau penyusunnya jika fakta yang terkumpul itu belum memberikan gambaran yang cukup jelas. Feature lebih memberikan kesempatan kepada pembuatnya untuk melakukan penafsiran sehingga isinya lebih subjektif (Suhandang, 2004:109). Feature sosok merupakan salah satu tulisan jurnalistik yang diminati oleh pembaca. Feature sosok dapat memberikan dampak yang positif bagi yang membacanya. Pembaca dapat termotivasi oleh sosok dalam cerita, seperti termotivasi untuk gigih dalam bekerja, pantang menyerah untuk meraih cita-cita, membantu saudara yang tidak mampu, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, penulis fetaure sosok perlu memperhatikan struktur penyajian dan karakteristik feature dalam menulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
feature sosok. Hal ini dilakukan agar nilai-nilai kehidupan dalam feature sosok dapat dipahami pembaca. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisis feature sosok dalam Surat Kabar Kompas dengan menggunakan teori struktur penyajian feature Mappatoto dan karakteristik feature Sumadiria. Keberadaan struktur penyajian feature Mappatoto dan karakteristik feature Sumadiria sebagai teori utama (grand theory) akan mengarahkan peneliti untuk mengetahui struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas. Penerapan teori ini sangat membantu peneliti dalam menganalisis feature sosok tersebut untuk membedakan struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dengan tulisan jurnalistik yang lain. Peneliti memilih judul “Struktur Penyajian dan Karakteristik Feature dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014”. Peneliti menyadari bahwa dalam menulis feature sosok perlu memperhatikan struktur penyajian dan karakteristiknya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, disusun rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014? 2. Bagaimana karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. 2. Mendeskripsikan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, antara lain sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan bidang jurnalistik, khususnya penulisan feature sosok; sekaligus menjadi masukan bagi para jurnalis tentang penulisan feature sosok yang benar. 2. Manfaat Praktis a.
Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran menulis jurnalistik.
b.
Hasil penelitian ini dapat membantu pembaca dalam menulis feature sosok.
c.
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti yang berkecimpung dalam bidang jurnalistik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
1.5 Batasan Istilah Pembahasan dalam penelitian ini hanya mencakup beberapa hal saja. Oleh karena itu, penulis mencantumkan definisi istilah yang dipakai supaya pembahasan dalam penelitian ini tidak lebar dan luas sehingga dapat dimengerti para pembaca. 1. Struktur Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata struktur berarti susunan atau bangunan. Struktur berarti gaya bangunan (Mappatoto, 1999:56). Dalam menulis feature perlu memperhatikan struktur penulisannya supaya hasil tulisan sesuai dengan pedoman yang benar. 2. Penyajian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata penyajian berarti proses atau cara. 3. Karakteristik Karakteristik merupakan kata lain dari ciri-ciri, yakni tanda khas yang membedakan sesuatu dari yang lain. 4. Feature Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, feature adalah karangan yang melukiskan suatu pernyataan dengan lebih terinci sehingga apa yang dilaporkan hidup dan tergambar dalam imajinasi pembaca (Balai Pustaka, 1990:350). Ada beberapa pengertian mengenai feature. Feature adalah sebuah tulisan jurnalistik (Romli, 2009:22). Selain itu, feature diartikan sebagai cerita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik (Sumadiria, 2005:150).
1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Feature sosok yang diteliti adalah feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Feature sosok yang diteliti terdiri dari 73 feature sosok. Feature-feature tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam lima bidang, yaitu bidang seni dan budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah. Setiap bidang terdiri dari dua feature sosok sesuai hasil analisis dan klasifikasi. Pemilihan sumber data penelitian ini dari surat kabar nasional, yaitu Kompas yang didasarkan pada alasan bahwa surat kabar nasional ini memiliki oplah terbesar di Indonesia dan memiliki jangkauan pembaca luas di seluruh Indonesia (Wikan, 2005 dalam Yusuf, 2013). Pada catatan Media Directory Pers Indonesia 2006 berdasarkan penelitian Nielsen Media Research (2004) dan Media Scene (20042005), Surat Kabar Kompas termasuk surat kabar nasional yang menduduki sepuluh surat kabar dengan jumlah pembaca terbanyak di Indonesia. Selain itu, Surat Kabar Kompas dikenal sebagai koran yang berwawasan nasional dengan visi humanisme yang membangun komunitas Indonesia yang lebih harmonis, toleran, aman, dan sejahtera sesuai dengan cita-cita pendirinya (Sularto, 2007:66).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang berisi (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) definisi istilah, (6) ruang lingkup penelitian, dan (7) sistematika penulisan. Bab II berisi landasan teori, yang terdiri dari (1) penelitian yang relevan, (2) teori feature, dan (3) kerangka berpikir. Bab III berisi metodologi penelitian yang memuat cara dan prosedur kerja yang akan ditempuh peneliti. Hal-hal yang dibahas adalah (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) instrumen penelitian, (4) metode pengumpulan data, (5) teknik analisis data, dan (6) triangulasi data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari (1) deskripsi data dan (2) pembahasan. Bab V berisi penutup yang terdiri dari (1) simpulan dan (2) saran untuk penelitian selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang (1) penelitian yang relevan, (2) teori feature, dan (3) kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis, dilakukan oleh peneliti lain. Teori feature menjadi landasan teori dalam penelitian ini, berisi tentang teori-teori feature. Kemudian, kerangka berpikir memudahkan peneliti dalam penelitian karena dapat melihat alur penelitian dengan jelas.
2.1 Penelitian yang Relevan Ada dua penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Suryadi (2005) dengan judul Struktur dan Gaya Bahasa dalam Wacana Personality Feature pada Harian Kompas Terbitan Tahun 2003. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan struktur dan gaya bahasa wacana personality feature pada Harian Kompas terbitan tahun 2003. Hasil yang diperoleh ada dua macam, yaitu struktur wacana dan gaya bahasa. Struktur wacana yang diteliti ada empat hal, yaitu (1) judul atau title; (2) pembuka atau intro; (3) isi atau body; dan (4) penutup atau punch. Sedangkan gaya bahasa yang ditemukan mencakup empat macam, yaitu (1) gaya bahasa perbandingan; (2) gaya bahasa pertentangan; (3) gaya bahasa pertautan; dan (4) gaya bahasa perulangan.
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Selain Suryadi, ada penelitian lain yang berkaitan dengan makalah ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Paramita (2007) dengan judul Struktur, Diksi, Majas, dan Karakteristik Feature Pendidikan: Studi Kasus Surat Kabar Kompas dan Kedaulatan Rakyat Bulan Maret-Agustus 2006. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengertian-pengertian dari feature pendidikan, pemerolehan struktur, diksi, majas, dan karakteristik feature pendidikan di Kompas dan Kedaulatan Rakyat bulan Maret-Agustus 2006. Hasil yang diperoleh dari yaitu (1) struktur yang diteliti mencakup judul, intro, body, dan penutup; (2) diksi yang dikaji mencakup istilah pendidikan dan bahasa, kata serapan, kata popular dan kajian, makna baru, serta kata baku dan nonbaku; (3) gaya bahasa; dan (4) karakteristik feature pendidikan yang diperoleh adalah secara teknis penulisannya tidak didahului dengan date line, paragraf awal menggunakan pemantik yang disebut intro yang bertujuan menggugah minat pembaca mengikuti alur cerita, tema berupa segala aspek kehidupan yang berupa fakta dan boleh tidak aktual, mengandung pesan moral, menggunakan bahasa jurnalistik sastra, dan secara khusus membedakan feature umum dengan feature pendidikan, yakni diksi yang digunakan. Dua jenis penelitian tersebut dianggap relevan dan berhubungan dengan makalah ini. Penelitian struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
2.2 Teori Feature Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua teori feature untuk menganalisis struktur penyajian dan karakteristik feature. Pertama, peneliti menggunakan teori struktur penyajian feature dari Mappatoto (1999). Kedua, peneliti menggunakan teori karakteristik feature dari Sumadiria (2008). Peneliti juga menggunakan teori feature dari berbagai sumber sebagai pendukung dalam penelitian ini.
2.2.1 Pengertian Feature Feature disebut juga dengan karangan-khas (karkhas). Feature memiliki arti dan definisi yang luas. Beberapa pakar jurnalistik mengartikan dan mendefinikan feature bermacam-macam. Rivers dalam The Mass Media: Reporting, Writing, Editing (1967) menunjukkan, kita mempunyai kisah atas fakta-fakta yang telanjang, dan itu kita sebut sebagai berita. Selain berita kita jumpai lagi tajuk rencana, kolom, dan tinjauan yang kita sebut artikel atau opinion pieces. Sisanya yang terdapat dalam lembaran surat kabar, itulah yang disebut sebagai karangan khas (feature). Selain itu, Mc. Kinney menyampaikan feature adalah suatu tulisan yang berada di luar tulisan yang bersifat berita langsung. Dalam tulisan ini pegangan utama 5W1H dapat diabaikan. Sedangkan, Wolseley dan Campbell dalam Exploring Journalism (1957) memasukkan feature pada surat kabar ke dalam segi hiburan (entertainment) (Sumadiria, 2005:150).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Feature adalah tulisan yang khas yang sifatnya bisa menghibur, mendidik, memberi informasi, dan sebagainya mengenai aspek kehidupan dengan gaya yang bervariasi (Zain, 1992:19). Feature berdasarkan fakta, sebagai nilai jurnalistik. Cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan (Mohamad, 1997:9). Menurut Mappatoto (1999:5), feature (karkhas) adalah karangan lengkap nonfiksi bukan berita-lempang dalam media massa yang tak tentu panjangnya, dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreativitas kadang-kadang dengan sentuhan subyektivitas pengarang terhadap peristiwa, situasi, aspek kehidupan dengan tekanan pada daya pikat manusiawi untuk mencapai tujuan memberitahu, menghibur, mendidik, dan meyakinkan pembaca. Berita-lempang adalah laporan tentang peristiwa fisik dan intelektual, misalnya bencana alam dan pendapat seseorang, yang terjadi atau diucapkan pada saat itu dan ditulis menurut rumus 5W1H, dan laporan itu disusun menurut gaya bangunan atau struktur piramida terbalik. Feature merupakan sebuah karangan khas yang menuturkan fakta, peristiwa, atau proses disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses pembentukannya, dan cara kerjanya. Sebuah feature umumnya mengedepankan unsur why dan how sebuah peristiwa (Romli, 2006:22). Feature adalah karangan lengkap nonfiksi yang tidak tentu panjangnya, dipaparkan secara hidup dengan sentuhan subjektivitas pengarang terhadap peristiwa kehidupan yang menekankan pada daya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
pikat manusiawi untuk memberitahu, menghibur, mendidik, dan meyakinkan pembaca (Mappatoto,1992).
2.2.2 Struktur Penyajian Feature Struktur penyajian (penulisan) feature memang berbeda dengan tulisan biasa. Banyak ahli berpendapat bahwa struktur penyajian feature meliputi judul, intro, tubuh, dan penutup. Sumadiria (2008:195-222) seperti dalam buku Seandainya Saya Wartawan Tempo (1996:34-56) memaparkan struktur penyajian feature yang terdiri dari (1) judul (head), (2) intro (lead), (3) perangkai (bridge), (4) tubuh (body), dan (5) penutup (ending). Menurut Romli (2009:25-26), struktur feature terdiri dari (1) judul (head), (2) teras (lead), (3) bridge (jembatan antara lead dan body), (4) tubuh (body), dan (5) penutup (ending). Struktur feature menurut Mappatoto (1999:30-58) hampir sama dengan pendapat Sumadiria dan Romli, yakni terdiri dari (1) judul, (2) teras, (3) peralihan, (4) tubuh, dan (5) penutup.
2.2.2.1 Judul Penulisan sebuah judul feature memerlukan kecermatan penulis, agar menarik perhatian para pembaca. Dengan kata lain, judul feature tidak berupa ringkasan, tetapi dibuat semenarik mungkin dan dapat menggugah pembaca. Oleh karena itu, judul feature dibuat lebih kreatif dibandingkan dengan judul berita atau artikel biasa. Selain faktor subyektivitas penulisan, judul feature harus bersifat orisinal dalam gaya dan susunan kata-katanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Judul feature disebut juga dengan title. Title tidak harus sebuah ringkasan atau perasan dari teras. Fungsi title untuk menggugah perhatian pembaca. Ada dua acuan kalimat yang dapat digunakan untuk judul feature, yaitu (1) kalimat lengkap dan (2) kalimat tak lengkap/ kalimat fragmenter. Dalam kalimat lengkap, ada pokok dan ada sebutan. Sedangkan, dalam kalimat tak lengkap/ kalimat fragmenter judul disusun dalam satu atau dua baris saja (Mappatoto, 1993:117). Selain itu, tanda baca titik (.) tidak digunakan pada akhir kalimat (Mappatoto, 1993: 98-99). Zain (1992:68) juga mempunyai pendapat yang sama dengan Mappatoto (1993:117), yakni judul terkadang terdiri dari satu baris saja, kadang juga terdiri dari dua baris, tergantung tujuannya. Judul pendek biasanya membuat pembaca cepat mengambil keputusan, apakah ia harus membaca atau tidak feature tersebut. Judul pendek dapat memancing pembaca menebak atau berteka-teki mengenai isi feature tersebut. Judul panjang menjanjikan banyak hal-hal menarik dalam tulisan tersebut, seperti tersaji dalam judulnya. Judul feature, sangat mendasar dilihat dari dua sisi kepentingan. Pertama, bagi feature itu sendiri. Dengan diberi judul, feature memiliki identitas sehingga feature tersebut mempunyai nama dan karakter. Kedua, bagi khalayak pembaca, pendengar, dan pemirsa, untuk segera mengetahui kisah peristiwa menarik, atau justru segera melewatkan dan melupakannya (Sumadiria, 2008:195). Syarat judul feature hampir sama dengan syarat judul berita. Perbedaannya terletak pada sifat tulisan. Berita bersifat formal (resmi dan kaku), sedangkan feature
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
bersifat informal (lentur, fleksibel, lincah, menarik, atraktif, dan ekspresif). Ada delapan syarat judul feature, yaitu sebagai berikut. 1. Provokatif Provokatif berarti judul feature mampu membangkitkan minat dan perhatian sehingga khalayak pembaca tergoda seketika untuk membaca feature, minimal sampai intro dan perangkainya (bridge). 2. Singkat dan padat Singkat dan padat berarti langsung menusuk jantung, tegas, lugas, terfokus, menukik pada pokok intisari feature, tidak bertele-tele (to the point). Bagi pers, judul yang singkat sangat diperlukan, karena waktu dan situasi yang dimiliki pembaca sangat terbatas dan bergegas. Secara teknis, judul feature yang baik tidak lebih dari 4-7 kata. 3. Relevan Relevan artinya berkaitan atau sesuai dengan pokok susunan pesan terpenting yang ingin disampaikan. Tidak menyimpang dari intro feature. Judul yang baik harus diambil dari intro feature. Sedangkan intro feature yang baik harus mencerminkan keseluruhan uraian feature. Dalam media massa, judul berpijak pada intro. Apabila tidak sesuai, media divonis tidak berbobot. 4. Fungsional Fungsional artinya setiap kata yang terdapat pada judul bersifat mandiri, berdiri sendiri, tidak bergantung pada kata yang lain, serta memiliki arti yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
tegas dan jelas. Jika kata-kata mandiri tersebut digabungkan, maka dapat melahirkan satu kesatuan pengertian dan makna yang utuh. 5. Informal Judul feature bersifat informal. Informal berarti judul tersebut lentur, fleksibel, lincah, menarik, atraktif, dan ekspresif. 6. Representatif Representatif berarti judul feature yang ditetapkan sudah mewakili dan mencerminkan intro feature. 7. Merujuk kepada etika dan bahasa baku Judul adalah identitas terpenting sebuah feature. Sebagai identitas, tentu posisi dan reputasi media yang memuat, menyiarkan, atau yang menayangkannya. Bahkan, karakter dan profesionalitas media sedikit-banyak tercermin pada judul-judul feature yang ditulisnya. 8. Spesifik Spesifik berarti judul berarti tidak saja harus mewakili dan mencerminkan intro feature, tetapi sekaligus juga harus mengandung kata-kata khusus. Spesifik berarti judul feature jangan menggunakan kata-kata umum. Menurut para pakar bahasa, kata-kata umum ialah kata-kata yang sempit ruang lingkupnya. Kata-kata khusus ialah kata-kata yang sempit ruang lingkupnya. Soedjito (1988:5-6) dalam buku Sumadiria (2008:125) mengungkapkan, semakin umum, semakin kabur gambarannya dalam angan-angan. Sebaliknya, semakin khusus, semakin jelas dan tepat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
2.2.2.2 Teras Dalam penulisan feature, paragraf pertama lazim disebut teras atau intro. Penamaan teras untuk paragraf pertama feature (soft news) sekaligus untuk membedakan dengan lead pada berita (hard news). Teras mempunyai dua fungsi umum sekaligus khusus. Pertama, fungsi untuk menarik perhatian pembaca kepada tulisan itu. Kedua, fungsi untuk membuat ancang-ancang dalam penulisan bahan yang sudah diperoleh. Fungsi khusus teras adalah untuk mencengangkan atau mengejutkan pembaca, menggelitik rasa ingin tahu pembaca, menggugah khayalan pembaca, atau untuk secara singkat memberitahukan pembaca tentang keadaan peristiwa (Mappatoto, 1999:41-42). Teras feature yang baik adalah bisa menarik perhatian pembaca (Mappatoto, 1999:34). Ada enam unsur feature yang bisa menarik perhatian pembaca. Unsurunsur tersebut adalah (1) kebaruan (timerliness), (2) kedekatan (proximity), (3) cuatan (prominence), (4) keanehan (unusualness), (5) daya-pikat manusiawi (human interest), dan (6) konsekuensi (consequence). 1. Kebaruan (timerliness) Dari segi jurnalistik, istilah baru berarti keadaan yang mempunyai keterkaitan antara peristiwa, gagasan atau masalah, dan waktu. Sedangkan, dari segi inovasi, istilah baru berarti keadaan yang mempunyai keterkaitan antara gagasan, praktek atau benda, dan sikap seseorang (Mappatoto, 1999:36). Sesuatu yang baru adalah sesuatu yang masih menjadi buah bibir, setidaknya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
menurut pengamatan wartawan atau reporter sekaligus yang menjadi penulis feature sosok. 2. Kedekatan (proximity) kedekatan dapat menarik perhatian mengingat watak manusia yang mementingkan dirinya sendiri (egoistis). Jika sesuatu menimpa dunianya, maka orang akan terhentak memberikan reaksi. Begitu juga dengan benda, gagasan, masalah, dan praktek yang melibatkan diri seseorang akan menarik perhatiannya. 3. Cuatan (prominence) Cuatan adalah siapa dan apa saja yang dikenal luas. Cuatan mengacu kepada orang besar atau orang penting. Akan tetapi, cuatan juga bisa mengacu pada lembaga dan perusahaan. Misalnya, presiden, menteri, inspektur jenderal, direktur, yayasan, dan sekolah. Cuatan juga tidak terbatas hanya kepada orang besar, lembaga, dan perusahaan ternama saja, tetapi bisa orang kecil, rakyat biasa, lembaga, dan perusahaan kecil pun dapat mencuat atau dicuatkan. Hal ini bisa bisa dicuatkan, apabila keadaan yang dihadapi orang kecil tersebut relevan dengan masalah sosial-politik, sosial-ekonomi yang mencuat, yang menjadi buah bibir masyarakat. 4. Keanehan (unusualness) Keanehan adalah keadaan, sifat, atau sesuatu yang aneh, hal yang tidak seperti biasa dilihat atau didengar. Keanehan menunjukkan hal yang aneh, berbeda dengan yang lain. Keanehan dapat memicu perhatian pembaca. Contoh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
keanehan seperti, orang lumpuh dari pinggul ke bawah memimpin beberapa perusahaan, orang yang loncat dari tingkat enam sebuha gedung hanya cidera patah satu tulang rusuknya, sopir taksi yang mahir berkomunikasi dalam sepuluh bahasa daerah, dan lain sebagainya. 5. Daya-pikat manusiawi (human interest) Setiap orang tidak memberikan pengertian yang sama mengenai daya pikat. Sesuatu yang memikat seseorang belum tentu memikat orang lain. wartawan dan penulis dituntut memiliki kepekaan intuisi dalam mendeteksi sesuatu yang dapat dijadikan daya-pikat manusiawi. Ada tiga hal yang dapat dijadikan pemantik intuisi, yaitu drama, emosi, dan latar belakang. Peristiwa yang mengandung unsur daya-pikat manusiawi biasanya bersumber dari peristiwa yang berniali berita. 6. Konsekuensi (consequence) Konsekuensi adalah akibat dari suatu perbuatan, pendirian, dan lain sebagainya. suatu peristiwa, gagasan, atau masalah akan mempunyai daya tarik yang besar jika ketiga hal tersebut berdampak luas dan fundamental bagi kehidupan manusia dan habitatnya.
Teras atau intro feature, berisi hal terpenting untuk menarik perhatian pembaca pada suatu hal yang akan dijadikan sudut pandang (angel) dimulainya penulisan (Romli, 2006:26). Pada prinsipnya, lead mempunyai dua unsur penting.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Pertama, membawa pembaca masuk ke dalam cerita. Kedua, memasang kerangka material untuk dikembangkan selanjutnya (Zain, 1992:70). Mappatoto (1999:42-46) mengemukakan 10 jenis teras feature yaitu sebagai berikut. 1. Ringkasan Pada dasarnya teras ini sama dengan teras berita-lempang yang merangkum 5W+H seperti: Menteri Tenaga Kerja Ahmad Husen (who) di Jakarta (where) Senin (when) menghimbau rakyat untuk menghargai pekerjaan (what) tanpa pembedaan jenis pekerjaan asalkan hahal (how) demi berkurangnya pengangguran (why). Imbauan menteri disampaikan saat kesenjangan semakin menguak antara tenaga kerja dan kesempatan kerja (uraian lebih lanjut what).
Akan tetapi, jangan sampai terkecoh bahwa unsur who mutlak selalu muncul dalam teras ringkasan baik untuk berita-lempang maupun karkhas. Tidak selalu, karena ada peristiwa, bencana alam misalnya, yang disaksikan pewarta sendiri tidak melibatkan who. Bahwa ada 10 orang meninggal dalam bencana itu menurut kesaksian sendiri tidak ada unsur who, melainkan unsur what. Lain halnya kalau fakta 10 orang meninggal itu diucapkan oleh saksi mata atau petugas. Maka, petugas yang memberi keterangan itu adalah who. Unsur how tidak selalu tampil dalam teras ringkasan, khususnya dalam beritalempang, Pada pelaporan pertama. Sementara pewarta dapat menulis why (mengapa) pesawat terbang jatuh, dalam teras ringkasan pada pelaporan pertama karena memperoleh keterangan dari petugas humas bahwa matinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
satu mesin pesawat bermesin ganda menjadi penyebab musibah. Unsur how sulit diinformasikan segera pada pelaporan pertama karena diperlukan penyelidikan lebih jauh tentang how (bagaimana) sampai mesin tersebut gagal berfungsi. Pertanyaan how itu mungkin dapat dijawab selang beberapa waktu, yang informasinya dapat dijadikan berita-lempang tindak lanjut (follow-up story) dengan isi teras yang diperbarui (updated). Dengan demikian, teras ringkasan menjawab hanya what, when, where, dan why, seperti: Sejumlah 10 orang meninggal dan 20 luka berat dan ringan (what) akibat tanah longsor (why) di Desa Suka Maju (where), Senin (when).
2. Narasi (Narrative) Menceritakan suatu keadaan sedemikian rupa, seolah-olah pembaca berada dalam situasi yang digambarkan, seperti di bawah ini. Contoh: Sersan (Pol.) Rusli menarik picu pistolnya, meloncat ke balik pohon secepat kilat, melepaskan tembakan kea rah sosok tubuh di antara semak-semak di bawah cahaya lampu remang-remang, lalu terdengar teriakan, “Aduh, mati aku.”
3. Deskripsi (Descriptive) Menggambarkan suatu keadaan sedemikian rupa, seolah-olah pembaca berada beberapa jarak dari peristiwa yang digambarkan. Seolah-olah pembaca disuruh mengkhayalkan tentang apa yang digambarkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Contoh: Massa air terhempas bergemuruh 60 meter/ detik dari ketinggian 30 meter, menjadi pertanda awal berfungsinya Bendungan Anu yang dapat mengairi 30.000 ha sawah yang menghidupi 200 kepala keluarga petani penggarap di Desa Suka Maju. Teras deskripsi juga jerap digunakan untuk tulisan sosok pribadi (personality profile), seperti di bawah ini. Gelembur pada mukanya petunjuk dimakan zaman, tetapi semangatnya member kekuatan orang tua renta, Abdullah, 75, untuk mengantungi $US 1 juta/ tahun dari hasil guratannya pada potongan kayu menjadi benda seni yang laris terjual di mancanegara.
4. Kutipan (Quotation) Pernyataan sebagaimana diucapkan seorang tokoh yang ditulis di antara tanda petik. Biasanya ucapan sang tokoh yang akan dijadikan teras adalah yang dinilai mewakili wataknya, integritasnya, atau filsafat hidupnya. Selain itu, kutipan syair atau lagu, dan kutipan-kutipan yang lain juga dapat dijadikan sebagai teras kutipan. Contoh: “Wartawan, penulis, guru, nasibnya sama,” kata wartawan kawakan Utama.
5. Pertanyaan (Question) Kalimat tanya sekaligus jawabannya dengan tujuan untuk memberi pengetahuan atau untuk menjawab rasa ingin tahu pembaca. Contoh:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Apa cara terbaik untuk menjadikan kita tetap bersih? Usahakan rumah sendiri bersih terlebih dahulu.
6. Sapaan Akrab (Direct Address) Sapaan seperti “Anda”, “Saudara”, “Bung” dengan tujuan untuk mengajak pembaca memainkan peranan dalam kegiatan yang digambarkan dalam tulisan. Contoh: Jadi, Anda piker Anda sudah menaati hukum? Mungkin. Tetapi mungkin juga Anda hari ini sudah berkali-kali melanggarnya.
7. Penggoda (Teaser) Kalimat yang akan menggoda pikiran pembaca dengan cara yang agak aneh, seakan-akan teka-teki agar pembaca tertarik kepada tulisan tersebut. Contoh: Sepuluh sisir bagi juru rias rambut berarti uang kontan. Tetapi 10 sisir bagi petani berartun kertas saham.
8. Gabungan (Combination) Teras gabungan adalah teras yang mengombinasikan atau menggabungkan beberapa jenis teras menjadi satu. Misalnya, teras kutipan digabung dengan teras deskripsi. Contoh: “Saya tidak mengambil uang negara sesen pun,” bantah Walikota Surabaya sambil mengusap air matanya dan menyeka keringatnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
yang menetas dari sudut keningnya dalam siding Pengadilan Negeri Anu, Selasa.
9. Aneh (Freak) Teras ini berisi pesan bergaya puitis, berirama sajak, bernuansa pantun, menyatakan moto hidup, analogi, peribahasa, dan kata-kata mutiara. Contoh: Langit bertepi cakrawala Laut berbibir pantai Harga naik merajalela Barang tak tergapai Harga kebutuhan pokok sehari-hari beranjak naik. Tetapi kedatangan Hari Raya Idul Fitri, hari kemenangan, menjadi kepastian Ilahi dua pecan lagi dan kaum ibu berakrobatik mengatur anggaran.
10. Tiruan Bunyi Teras feature diawali atau terdapat tiruan bunyi di dalamnya. Contoh: Cucut… cucut! Pesawat Morse yang menggegerkan dunia karena memancarkan pengumuman lahirnya bangsa Indonesia merdeka di belahan bumi selatan 46 tahun lalu, mengisyaratkan kembali pekan lalu untuk menandai usainya pemugaran Gedung Antara yang pernah menjadi ajang menyambung nyawa.
2.2.2.3 Peralihan Selain ketentuan tentang keharusan adanya bagian ancang-ancang yang disebut teras dan cara penjabaran ancang-ancang itu sebelum sampai ke bagian penutup dari karangan, ketentuan lain adalah bahwa suatu karangan harus mempunyai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
bagian yang memberi aba-aba akan munculnya bahan baru tetapi masih berkaitan dengan tema karangan. Aba-aba yang dimaksud adalah peralihan yang dapat berbentuk kata, frasa, kalimat, maupun paragraf. Peralihan ini terletak di dalam tubuh tulisan. Syarat yang harus dipenuhi bagian peralihan dari karangan adalah singkatpadat dan samar-samar. Dengan kata lain, setiap akan menuturkan sisi baru atau sudut pandang baru dalam karangan, peralihan harus digunakan (Mappatoto, 1999:53-54). Peralihan juga bisa berada setelah teras atau sebelum penutup (Santana, 2005:47). Fungsi peralihan adalah pertama, untuk memberi tahu pembaca bahwa penuturan sekarang beralih ke bahan baru; kedua, untuk menyusun bahan baru dalam perspektif atau sudut pandang yang tepat. Isyarat peralihan antara lain: kemudian, di dekat, tetapi, beberapa meter dari tempat ini, dalam perkembangan lainnya, dan juru bicara membantah. Jika kembali melihat contoh karangan yang ditulis secara tematik, spiral, maupun blok di atas, kata atau frasa yang dapat diidentifikasikan sebagai peralihan adalah sisi hidup yang manis itu, lebih dari itu, dan sesudah penerbangan tertunda 23 menit karena keadaan darurat itu.
2.2.2.4 Tubuh Tubuh atau body tulisan adalah tempat menguraikan apa yang diancangancangkan dalam teras. Tubuh feature berada sesudah teras. Tubuh feature menurut Mappatoto memperhatikan pola paragraf. Sesudah teras dirumuskan sesuai dengan pokok cerita atau tema yang diinginkan, dan sesudah mempertimbangkan faktor menarik, tubuh ditulis sejalan dengan arahan yang tersirat dalam teras. Mappatoto
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
menjelaskan beberapa pola paragraf yang dapat digunakan untuk menjaga ketertiban susunan sebuah karangan. Pola paragraf yang terpokok adalah sebagai berikut (Mappatoto, 1999:47-49). a. Tematik Setiap paragraf memberikan penegasan kembali kepada apa yang telah diutarakan dalam teras. Contoh: Cinta bersemi dalam kalbu setiap insane, siapa pun ia dan di mana pun ia berada. Kata lain, cinta bersifat universal. Tetapi cinta yang bersemi dalam kalbu setiap insane di Pakistan berciri khusus karena cinta menyatu dengan awan, musim dan hujan. Sisi hidup yang paling manis itu diterjemahkan dalam sendratari dengan nama Balado Barishane … dst. b. Spiral Setiap paragraf merinci apa yang ditulis dalam paragraf sebelumnya, ibarat spiral mengulir ke bawah. Contoh: Siapa bilang Arabian Nights alias 1001 Malam sudah sirna? Malahan 1001 Malam dating kembali menantang di sini, di Kairo. Penyebabnya bulan Ramadan. Ramadan bukan saja bulan suci Islam, masa kaum muslimin dan muslimat menjalankan ibadah puasa. Lebih dari itu yang dilakukan khususnya di Mesir. Pesta berjalan seiring dengan ibadah puasa, …dst.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
c. Blok Setiap paragraf berisi bahan yang pada dasarnya berdiri sendiri, tetapi paragraf-paragraf yang mandiri itu pada akhirnya menyulam satu cerita yang bulat. Contoh: Pesawat terbang Delta Airlines dengan nomor penerbangan 743 sedang dalam penerbangan dari Chicago ke Atlanta. Pramugari memberitahukan pilot pesawat, seorang penumpang wanita sakit dengan tanda-tanda kuat serangan penyakit usus buntu. Sang pilot ,mengetukn kawat ke Atlanta dan doketr memeriksa penumpang wanita itu di lapangan terbang. Sesudah penerbangan tertunda 23 menit karena keadaan darurat itu, peswat tinggal landas menuju Miami dan sang dokter mengatakan dalam laporannya: belitan korset sang penumpang kelewat kencang.
Tubuh atau body feature meliki karakteristik tertentu. Setiap paragraf bersifat unity (saling menyatu), koheren (saling berhubungan), dan mengandung emphasis (penekanan
tertentu).
Ketiga
hal
itu
melancarkan
pengisahan.
Ketiganya
mengarahkan tema pokok laporan, mengemas materi penting, menjembatani perpindahan paragraf dengan enak, mengalir, dan menjauhi kekakuan (Santana, 2005:47).
2.2.2.5 Penutup Penutup merupakan bagian akhir dari struktur penyajian atau penulisan feature. Suatu feature memerlukan penutup (ending). Ending menjadi penguat tulisan, yakni disusun dengan cermat dan berhubungan dengan keseluruhan laporan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
(Santana, 2005:47). Penutup tulisan ibarat gong, berisi bagian yang penting, menunjukkan watak cerita. Penutup juga mempunyai daya pengaruh yang bisa mengacu emosi pembaca, seperti senyuman, tertawa, bahkan menangis karena terharu. Secara keseluruhan, karangan khas mutlak mempunyai bagian penutup, yaitu akhir dari suatu karangan menurut logika. Akan tetapi, pada umumnya karangan khas yang ditulis secara piramida terbalik tidak selalu harus mempunyai bagian penutup, Sedangkan, karangan khas yang dikarang secara kronologis atau menggunakan piramida kronologis, penutup adalah mutlak. Ada empat bentuk penutup feature. Bentuk penutup tersebut adalah sebagai berikut. a. Ringkasan Penutup ringkasan adalah penutup yang mengacu kembali kepada teras. b. Klimaks Penutup klimaks adalah penutup yang menimbulkan kejutan, kenangan, kengerian, dan sebagainya. c. Tanpa-akhir Penutup tanpa-akhir adalah penutup yang mengajukan pertanyaan tanpa jawaban. d. Penyengat Penutup penyengat adalah penutup berupa pernyataan yang di luar dugaan kuat pembaca.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
2.2.3 Gaya Bangunan (Struktur) Semua unsur feature menekankan teknik story-telling (pengisahan cerita). Pengisahan feature melukiskan gambaran peristiwa dengan kata-kata (Santana. 2005:48). Ada empat gaya bangunan suatu karangan khas atau feature, yaitu gaya bangunan piramida terbalik, piramida biasa, segi empat, dan pola piramida kronologis (Mappatoto, 1999:56-58). Bentuk visualisasi gaya bangunan feature dapat dilihat seperti di bawah ini. a. Piramida terbalik Pola piramida terbalik menggambarkan feature yang dimulai dengan teras TPM (titik perhatian maksimal, yang juga disebut teras ringkasan dan penuturannya agak panjang.
Gambar 1 Piramida Terbalik
b. Piramida biasa Pola piramida biasa merupakan gaya bangunan feature yang tidak menggunakan ringkasan dan penuturannya panjang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Gambar 2 Piramida Biasa
c. Piramida Segi empat Pola bangunan segi empat merupakan struktur bangunan feature yang hanya terdiri dari empat atau lima paragraf saja.
Gambar 3 Piramida Segi Empat
d. Piramida kronologis Pola piramida terbalik merupakan struktur bangunan penuturannya secara kronologis.
feature
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Gambar Piramida Kronologis
2.2.4 Karakteristik Feature Karakteristik merupakan kata lain dari ciri-ciri, yakni tanda khas yang membedakan sesuatu dari yang lain. Romli (2009:22-23) berpendapat bahwa ciri khas tulisan feature antara lain (1) mengandung segi human interest dan (2) mengandung unsur sastra. Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi―menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Sebuah feature juga mengandung segi human interest atau human touch―menyentuh rasa manusiawi. Oleh karena itu, feature termasuk kategori soft news (berita lunak atau ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras) yang pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran. Selain itu, feature mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Dengan demikian, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen (cerita pendek) atau novel―namun tetap informatif dan faktual. Maka, seorang penulis feature pada dasarnya adalah seorang yang bercerita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Isnawijayani
(2013:10-11)
juga
berpendapat
bahwa
tulisan
33
feature
berdasarkan fakta, sebagai nilai yang dikehendaki dalam jurnalistik. Sedangkan, cerita pendek lebih condong pada khayalan dan fiksi. Ada enam perbedaan feature dengan fiksi, antara lain adalah sebagai berikut. 1) Feature berisi tentang peristiwa kehidupan manusia atau tentang benda dan alam semesta, sedangkan fiksi berakar pada cerita tentang peristiwa kehidupan manusia saja. 2) Situasi bahasa teks feature homogen, sedangkan situasi bahasa teks fiksi tidak homogen. 3) Feature menyajikan peristiwa nyata, sedangkan fiksi menyajikan peristiwa yang bersifat rekaan. 4) Feature menggunakan pola kronologis, sedangkan fiksi lebih menekankan pola penataan gagasan pada cara kronologis. 5) Feature tidak mementingkan konflik, sedangkan fiksi mementingkan adanya konflik. 6) Feature lebih bersifat karya objektif, sedangkan fiksi lebih bersifat karya tulis subjektif. Tulisan feature juga berbeda dengan tulisan berita. Tabel di bawah ini merupakan matriks (pola acuan) karakteristik berita dan feature (Sumadiria, 2005:153-156).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Tabel 1 Matriks Karakteristik Berita dan Feature No. Berita 1. Ditulis dengan menggunakan teknik melaporkan (to report) suatu peristiwa secara faktual.
Feature Ditulis dengan teknik mengisahkan (to story) suatu situasi, peristiwa, atau keadaan secara faktual.
2.
Berisi laporan peristiwa yang sifatnya aktual, faktual, objektif, benar, dan akurat.
Berisi tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan yang sifatnya faktual, objektif, benar, dan akurat.
3.
Hasil karya liputan jurnalistik melalui proses proyeksi, observasi, investigasi, komunikasi, dan konfirmasi dengan pihak narasumber.
Hasil karya liputan jurnalistik melalui proses proyeksi, observasi, investigasi, komunikasi, dan konfirmasi dengan pihak narasumber.
4.
Bertujuan hanya untuk memberi tahu atau menyampaikan informasi kepada khalayak (informatif).
Bertujuan untuk memberi tahu atau menyampaikan informasi tetapi sekaligus menghibur khalayak (informatif dan rekreatif).
5.
Rangkaian fakta atau informasi disajikan secara resmi (formal).
Rangkaian fakta atau informasi disajikan secara tidak resmi (informal).
Keterangan Berita ditulis dengan gaya laporan yang sifatnya kaku, ringkas, dan tegas. Feature ditulis dengan gaya menulis cerita pendek (cerpen) yang sifatnya lentur, hidup, dan memikat. Laporan fakta atau peristiwa pada berita bersifat tembak langsung (to the point). Cerita faktual pada feature menggunakan alur dan pemantik. Liputan jurnalistik untuk berita sering dilakukan secara tiba-tiba, tidak terduga, tanpa perencanaan, dan singkat. Liputan jurnalistik untuk feature lebih banyak direncanakan sebelumnya dan cukup lama. Laporan berita hanya menyentuh wilayah kognitif khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Feature tak hanya menyentuh kognitif tetapi juga wilayah efektif khalayak. Laporan berita hanya memaparkan peristiwa secara singkat dan lugas. Feature melukiskan peristiwa secara naratif memikat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
Sangat terikat kepada aktualitas. Berita adalah laporan tercepat peristiwa faktual terkini, cepat tetapi mudah basi (out of date).
Tidak terikat kepada aktualitas. Feature bisa dipersiapkan, diliput, ditulis, dan disajikan kapan saja sesuai dengan kebutuhan; tahan lama (awet).
7.
Nama lengkap wartawan atau reporter peliput biasanya tidak dicantumkan, cukup dengan nama inisial (singkatan atau akronim). Berita mencerminkan karya kolektif institusional suatu media massa.
Nama lengkap wartawan atau reporter penulis cerita feature biasanya dicantumkan lengkap.
9.
Selalu mencantumkan baris tanggal (date line) pada awal teras berita (lead).
Tidak mencantumkan baris tanggal (date line) pada awal intro cerita atau paragraf pertama.
10.
Karena disajikan dengan pola piramida terbalik, maka berita dapat dipotong pada bagian bawah sesuai dengan keperluan tanpa mengubah dan mengganggu isinya.
Karena ditulis dengan teknik mengisahkan di luar pola piramida terbalik, maka setiap bagian cerita feature sama pentingnya satu sama lain sehingga pada bagian bawah tidak bisa dipotong begitu saja.
8.
Feature dicitrakan sebagai cerminan karya kreatif individual seorang reporter atau wartawan.
35
Hanya feature news yang peliputan dan penyajiannya sangat terikat kepada konsep aktualitas. Pemuatan atau penyajian feature news (soft news) biasanya digabungkan dengan straight news (hard news). Pada berita, nama lengkap wartawan tidak dicantumkan lebih banyak karena pertimbangan teknis jurnalistik dan alasan politis keamanan. Karena berita dianggap sebagai karya kolektif institusional, maka pada berita tidak terdapat hak cipta. Pada cerita feature, hak cipta penulisnya itu ada, dihargai, dan dihormati. Sebagian media cetak, hanya mencantumkan nama tempat cerita feature terjadi (setting atau lokasi peristiwa) Berita disusun dengan skala prioritas dimulai dari urutan pesan sangat penting (lead, teras berita), penting (bridge, perangkai), cukup penting (body, tubuh berita), dan kurang penting (leg, kaki). Feature ditulis dengan urutan pesan sebagian awal-atas (intro) dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11.
Tidak menyampaikan pesan moral tertentu, kecuali informasi atau laporan fakta peristiwa semata.
12.
Ditulis dengan menggunakan judul yang dicetak tebal, tegak-lurus, mengesankan formal dan maskulin (hard news).
13.
Disusun dengan menggunakan pola piramida terbalik dan rumus 5W1H(1S).
14.
Ditulis dengan menggunakan gaya bahasa jurnalistik berita yang sifatnya lurus, lugas, ringkas, tembak langsung (to the point), formal, sederhana, dan demokratis.
Selalu membawa pesan moral tertentu yang ingin disampaikan kepada khalayak seperti nilai-nilai kejujuran, kesetiaan, sikap tulus tanpa pamrih, pengorbanan, kegigihan suatu perjuangan, kebersihan hati, keluhuran budi, pengabdian, dan cinta kasih. Ditulis dengan menggunakan judul yang dicetak normal tipis, miring (italic), mengesankan informal dan feminine (soft news).
Ditulis dengan tidak perlu menggunakan pola piramida terbalik. Bisa juga dengan pola induktif, kronologis, logis, topikal, atau spasial. Ditulis dengan menggunakan gaya bahasa jurnalistik sastra, merujuk pada gaya penulisan fiksi cerita pendek yang hidup, menarik, lincah, segar, terpilih, memikat, dan mampu
36
bagian akhir-bawah (penutup) tetap sama penting. Laporan berita hanya untuk mengisi laporan kepala (pengetahuan atau dimensi kognitif) khalayak. Feature lebih banyak bersifat menusuk dada dan hati (emosi, perasaan, empati) khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.
Dalam tradisi luhur dan konvensi jurnalistik, judul tegak-lurus formal hanya untuk berita yang bersifat keras (hard news). Sebaliknya judul miring (italic) dan ramping hanya untuk yang bersifat ringan (soft news, feature). Meski tidak menggunakan pola piramida terbalik, setiap unsur 5W1H(1S) harus terdapat dalam karya feature. Feature ditulis dengan teknik mengisahkan (to story), yakni teknik menulis cerita pendek, maka karya cerita feature bersifat naratif ekspresif. Sedangkan berita lebih banyak bersifat eksplanatif dan produktif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15.
Sangat terikat pada kaidah jurnalistik seperti pola piramida terbalik, rumus 5W1H(1S), dan penempatan teras berita yang harus selalu pada awal paragraf.
16.
Setiap reporter atau wartawan diasumsikan mampu meliput dan menyusun berita sesuai dengan kaidah pokok jurnalistik konvensional.
37
membangun imajinasi khalayak pembaca, pendengar, dan pemirsa. Cerita feature cukup banyak mengadopsi teknik penulisan fiksi terutama cerita pendek.
Cerita feature mencerminkan karya jurnalistik sastra yang harus selalu dibangun di atas landasan kreativitas dan kepiawaian reporter tidak hanya sebagai wartawan tetapi juga sebagai seniman (cerpenis dan sastrawan). Tidak setiap reporter Penyusunan berita mampu, tertarik, dan bersifat teknis, rutin, dan gemar meliput, menulis, menekankan dan menyajikan cerita keterampilan, yakni feature. cermin kreativitas intitusional. Penulisan feature lebih banyak menekankan jiwa seniman dan sastrawan, yakni cermin kreativitas individual.
2.3 Kerangka Berpikir Penelitian ini terfokus pada dua hal pokok, yaitu (1) struktur penyajian feature sosok dan (2) karakteristik feature sosok. Penulis menggunakan teori feature Mappatoto (1999), khususnya yang berkenaan dengan struktur penyajian feature untuk menjawab rumusan masalah struktur penyajian feature sosok. Sedangkan, untuk menjawab rumusan masalah karakteristik feature sosok digunakan teori feature Sumadiria (2008), khususnya yang berkenaan dengan karakteristik feature. Peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
juga melengkapi teori struktur penyajian dan karakteristik feature dengan pendapat dari para ahli lain, seperti (1) karakteristik tubuh feature (Santana, 2005:47), (2) teori kohesi (Moeliono, 1988:34 dan Kartono, 2013:43-61, dalam buku Bahasa Indonesia sebagai Pembentuk Sikap dan Perilaku Bangsa untuk Menyongsong Generasi Emas), dan (3) karakteristik feature (Nasir, 2010; Kurnia, 2002; Isnawijayani, 2013; dan Barus, 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
WACANA FEATURE SOSOK DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI 2 JANUARI-29 MARET 2014
TEORI JURNALISTIK
METODE PENELITIAN KUALITATIF DESKRIPTIF
METODE PENGUMPULAN DATA: METODE STUDI DOKUMENTASI
TEKNIK ANALISIS DATA: DESKRIPSI
HASIL PENELITIAN
STRUKTUR PENYAJIAN FEATURE SOSOK
KARAKTERISTIK FEATURE SOSOK
Bagan 1 Kerangka Berpikir
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi enam hal, yaitu (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) instrumen penelitian, (4) metode pengumpulan data, (5) teknik analisis data, dan (6) triangulasi data.
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Kualitatif sebagai suatu jenis penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian secara holistik; dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa; pada suatu konteks khusus yang alamiah; serta memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6). Bogdant dan Taylor (1975) dalam Moleong (2002:3), mengatakan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Objek yang dikaji dari penelitian ini adalah bahasa tertulis, dalam hal ini wacana feature sosok dalam Surat Kabar Kompas, dengan data berupa kata-kata. Penelitian ini bersifat deskriptif, yakni melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yakni mendeskripsikan struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014.
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Berdasarkan horizon waktu, penelitian ini tergolong ke dalam penelitian cross sectional atau one-shot. Penelitian cross sectional adalah penelitian yang dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, yakni bulanan; dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian (Noor, 2011:111).
3.2 Data dan Sumber Data Data merupakan hasil pencatatan peneliti tentang objek penelitian (Soewandi, 2007:16). Data penelitian ini adalah wacana feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Data penelitian ini merupakan data kualitatif, yakni bahan tertulis seperti petikan atau keseluruhan dokumen, surat-menyurat, rekaman, dan kasus sejarah (Patton, 1990). Proses pengumpulan data dapat terjadi melalui berbagai setting, sumber, dan cara (Sugiyono, 2011:224-225). Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh (Arikunto, 2010:172). Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber tertulis dari dokumen resmi yang berupa dokumen eksternal, yakni media cetak berupa Surat Kabar Kompas.
3.3 Instrumen Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena itu instrumen utamanya adalah peneliti sendiri. Hal ini sependapat dengan Sugiyono (2011:22) bahwa “dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.” Peneliti menjadi instrumen kunci untuk menetapkan fokus penelitian,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
memilih sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menganalisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya itu. Instrumen penelitian sesungguhnya adalah alat pengumpulan data, atau alat pemerolehan data (Soewandi, 2008:1). Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan teknik dokumentasi dalam pengumpulan data, maka penelitian ini menggunakan dokumen atau catatan sebagai instrumen pengumpulan data. Suharsini Arikunto (2010:203) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah. Oleh karena itu, instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kartu data utama yang berisi data feature sosok yang terdiri dari lima bidang, yaitu bidang seni dan budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah yang dibuat langsung pada file di komputer sehingga setiap kali data feature sosok ditemukan, peneliti mencatatnya/mengetiknya pada format kartu data yang tersedia pada file data. Berikut ini adalah kartu data utama yang disiapkan peneliti untuk mencatat dan menginventarisasi keseluruhan data feature sosok. Tabel 2 Kartu Data Utama Feature Sosok No.
Kode Data
Bidang
Tanggal
Judul
Sinopsis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Setelah semua data feature sosok tercatat pada kartu data utama ini, peneliti membuat identifikasi data feature sosok atas struktur penyajian dan karakteristik feature. Kemudian, data tersebut diberi kode dan dimatrikulasi pada kartu data seperti tergambar dalam tabel 3 berikut. Tabel 3 Kartu Data Utama Struktur Penyajian Feature Sosok No.
Kode Data
Struktur Penyajian Feature Sosok Teras Peralihan Tubuh
Judul
Penutup
Tabel 4 Kartu Data Utama Karakteristik Feature Sosok
No.
Kode Data
Karakteristik Feature Sosok K K 1 2
K 3
K 4
K 5
K 6
K 7
K 8
K 9
K1 10
K 11
K 12
K 13
K 14
K 15
3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode studi dokumentasi. Berdasarkan metode studi dokumentasi, prosedur pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan. Tiga tahapan tersebut, yaitu (1) menginventarisasi Surat Kabar Kompas edisi
K 16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
2 Januari-29 Maret 2014; (2) memilih wacana feature sosok yang terletak dalam rubrik Sosok pada halaman 12 atau 16; dan (3) mengklasifikasi feature sosok ke dalam lima bidang, yaitu bidang seni dan budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah, sesuai dengan kriteria (terlampir) dan kebutuhan penelitian. Feature sosok yang dipilih sebagai data penelitian sebanyak 10 wacana. Setiap bidang terdiri dari dua feature sosok.
3.5 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi data dan mengolah data menjadi informasi, sehingga data tersebut dapat dipahami dan menjawab masalah-masalah penelitian. Bogdan dan Biklen (1982 dalam Moleong, 2008:248) menjelaskan analisis data kualitatif sebagai upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada kajian analisis deskriptif. Analisis deskriptif yang dimaksud adalah analisis dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian dalam bentuk kalimat (Nurastuti, 2007:103). Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap, yaitu (1) mengklasifikasi data feature sosok ke dalam kartu data sesuai dengan kriteria (terlampir), (2) mengidentifikasi data feature sosok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
berdasarkan struktur penyajian feature (Mappatoto, 1999) dan karakteristik feature (Sumadiria, 2008), (3) menginterpretasi struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014, dan (4) mendeskripsikan hasil penelitian sesuai permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.
3.6 Triangulasi Data Penelitian ilmiah selalu membutuhkan proses triangulasi agar keabsahan data dan temuan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006:330). Peneliti melakukan penelitian ini dengan tiga proses triangulasi, yaitu triangulasi teori, triangulasi logis, dan triangulasi penyidik. Melalui triangulasi teori, peneliti memanfaatkan dan membandingkan teori-teori jurnalistik tentang feature untuk mendeskripsikan dan menjelaskan struktur penyajian dan karakteristik feature sosok. Selain itu, peneliti juga melakukan triangulasi logis, yaitu melakukan bimbingan bersama dosen pembimbing, yakni Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., sebagai pembimbing 1 dan Drs. J. Prapta Diharja, SJ. M.Hum., sebagai pembimbing II dalam konsultasi dan diskusi demi perbaikan dan penyempurnaan sejak awal hingga akhir penelitian. Peneliti juga melakukan triangulasi penyidik. Peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
menentukan Drs. St. Kartono, M.Hum., sebagai penyidik atau triangulator. Peneliti menganggap beliau adalah seorang pakar jurnalistik, khususnya feature.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan dua hal, yaitu (1) deskripsi data dan (2) pembahasan temuan. Deskripsi data berisi penjelasan mengenai data yang digunakan dalam penelitian. Pembahasan berisi hasil temuan dari penelitian struktur penyajian dan karakteristik feature sosok.
4.1 Deskripsi Data Feature dapat ditemukan pada rubrik Sosok dalam Surat Kabar Kompas. Secara khusus, rubrik ini berisi kisah tentang kehidupan tokoh atau sosok seseorang dengan berbagai keunikan. Rubrik Sosok merupakan salah satu bentuk feature dalam Surat Kabar Kompas selain berita dan tulisan lainnya. Rubrik ini tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai salah satu hiburan yang mengandung nilai kemanusiaan. Rubrik Sosok dalam Surat Kabar Kompas biasanya terletak pada halaman 16. Namun, tidak jarang juga terletak pada halaman 12, berdasarkan ketebalan atau jumlah halaman yang diterbitkan. Rubrik ini terbit setiap hari, kecuali hari Minggu dan hari libur nasional. Sejak Kompas berganti „wajah‟ tanggal 28 Juni 1985, tokohtokoh yang ditampilkan dalam rubik ini terseleksi dan menampilkan inspirasi baru bagi pembaca (Nugraha, 2013). Inspirasi tersebut biasanya menyangkut kreativitas, orisinalitas, keberhasilan, dan keunikan seseorang sebagai teladan dan anutan bagi masyarakat luas. 47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Sebagai bagian integral dengan halaman-halaman Kompas yang lain, halaman ini menjadi bumbu penyedap yang menggugah, menyengat, menawarkan inspirasi dan menyodorkan rasa perasaan plus kesan kemanusiaan (humanitas)―Bdk. pemerian tentang Sosok dalam Buku Panduan Kompas (St. Sularto, editor, Penerbit Buku Kompas, 2008)―“menampilkan sosok seseorang, baik dari segi pengalaman dan pencapaian maupun ketokohan.” Seluruh tulisan sosok yang lebih dalam dan lebih komprehensif terdapat dalam rubrik persona di Kompas Minggu, ditulis oleh wartawan Kompas atau mantan wartawan Kompas (status kekaryawanannya berhenti karena usia) (Nugraha, 2013). Tokoh-tokoh yang disosokkan tidak hanya tokoh dalam negeri saja, tetapi juga tokoh dari luar negeri. Tokoh-tokoh yang disosokkan tidak asal diterbitkan dalam rubrik Sosok ini. Tokoh-tokoh tersebut benar-benar pantas sebagi sosok yang menginspirasi pembaca. Rubrik Sosok menampilkan foto tokoh yang disosokkan sehingga pembaca dapat mengetahui tokoh yang menginspirasi tersebut. Menulis feature sosok tidak sekadar menceritakan sosok, tetapi perlu memperhatikan struktur penyajian dan karakteristiknya. Para ahli mendefinisikan feature secara berbeda-beda. Ada yang mendefinisikan sebagai karangan khas. Ada yang mendistingsikan feature sebagai softnews, berbeda dengan berita sebagai hardnews. Akan tetapi, feature dapat disimpulkan sebagai tulisan yang lebih rinci dan lebih mendalam, lebih memberi latar belakang serta nuansa dibanding berita. Walaupun demikian, obyek, fokus, dan sumber bahannya sama, yakni fakta manusia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
berikut kegiatan dan tali-temalinya (Nugraha, 2013). Feature sosok merupakan tulisan yang menyangkut manusia dengan karakter dan kepribadian yang khas. Data yang diambil untuk penelitian ini adalah wacana feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Jumlah data yang terkumpul untuk dianalisis adalah 73 tulisan dengan rincian sebagai betikut. Tabel 5 Jumlah Data Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014 No. Edisi 1 Januari 2 Februari 3 Maret Jumlah Data
Jumlah Data 24 24 25 73
Jumlah data feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 sebanyak 73 feature tersebut dianalisis dan diklasifikasikan ke dalam lima bidang, yaitu bidang seni dan budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah. Setiap bidang dipilih dua feature sosok. Jadi, jumlah feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 yang diteliti ada sepuluh feature sosok. Sepuluh feature sosok ini merupakan hasil pemilihan dari klasifikasi ke dalam lima bidang tersebut. Sepuluh feature sosok sudah dapat dijadikan data penelitian struktur penyajian dan karakteristik feature sosok. Data tersebut adalah sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Tabel 6 Klasifikasi Data dalam Lima Bidang No . 1.
Bidang Seni dan budaya
Tanggal 28 Februari 2014 20 Maret 2014
2.
Ekonomi
3.
Sosial
27 Januari 2014 25 Februari 2014 25 Januari 2014 13 Maret 2014
4.
Pendidikan
23 Januari 2014 15 Februari 2014
5.
Sejarah
27 Februari 2014 22 Maret 2014
Judul Menjaga Budaya Lewat Seni yang Populer Perawat, Pelestari Budaya, dan Hutan Adat Berbagi Ilmu dan Rezeki dari Lele Sekali Menenun Pantang Menyerah Layanan Pendidikan sebagai Gerakan Sosial “Manajemen Malu” dalam Perberdayaan Masyarakat Guru yang Menginspirasi Siswa Cinta Penelitian Boyong Keceriaan Literasi dari Balik Gunung Sumber Sejarah Stasiun Samarang Penjaga Sejarah Kerajaan Koepang
4.2 Pembahasan Data atau feature yang terkumpul, kemudian diidentifikasi, diklasifikasi, dan dikodifikasi berdasarkan lima bidang, yaitu bidang seni dan budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah. Aspek-aspek yang diidentifikasi adalah struktur penyajian dan karakteristik feature. Pembahasan feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret adalah sebagai berikut.
4.2.1
Struktur Penyajian Feature Sosok Struktur penyajian feature berdasarkan teori Mappatoto terdiri dari judul,
teras, peralihan, tubuh, dan penutup. Ada sepuluh jenis teras feature, yaitu ringkasan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
narasi (narrative), deskripsi (descriptive), kutipan (quotation), pertanyaan (question), sapaan akrab (direct address), penggoda (teaser), gabungan (combination), aneh (freak), dan tiruan bunyi. Tubuh feature mengandung peralihan; pola paragraf tematik, spiral, dan blok. Sedangkan, penutup feature terdiri dari empat jenis, yaitu ringkasan, klimaks, tanpa-akhir, dan penyengat.
4.2.1.1 Judul Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (kamus versi online/ daring), judul adalah nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu. Selain itu, judul adalah kepala karangan (cerita, drama, dsb.). Judul sangat mempengaruhi sebuah tulisan, khususnya feature. Judul merupakan bagian yang penting dalam sebuah tulisan itu sendiri. Hal yang dilakukan pembaca sebelum menikmati sebuah tulisan atau cerita adalah membaca judul tulisan itu terlebih dahulu. Judul yang baik adalah judul yang mampu menarik daya pikat pembaca untuk membaca secara menyeluruh sebuah tulisan atau cerita. Judul harus dibuat semenarik mungkin dan dapat menggugah pembaca. Oleh karena itu, judul feature dibuat lebih kreatif dibandingkan dengan judul berita atau artikel biasa. Selain faktor subyektivitas penulisan, judul feature harus bersifat orisinal dalam gaya dan susunan kata-katanya. Judul feature yang menarik tidak hanya ditentukan berdasarkan panjang atau pendek (banyak kata) yang digunakan, tetapi diksi yang digunakan. Judul yang baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
dan efektif adalah memenuhi syarat penulisan judul, yaitu provokatif, singkat dan padat, relevan, fungsional, informal, representatif, merujuk kepada etika dan bahasa baku, serta spesifik (Sumadiria, 2008:195). Selain itu, jumlah kata yang digunakan juga dapat memengaruhi judul tersebut. Penggunaan kata yang sedikit (minimal empat kata) bertujuan untuk meminimalisirkan kata supaya tidak berlebihan, tetapi dapat menyampaikan isi tulisan atau cerita secara keseluruhan dengan singkat dan padat. Sebaliknya, penggunaan kata yang banyak (maksimal tujuh kata) bertujuan untuk memperjelas isi (maksud) tulisan atau cerita secara menyeluruh tanpa berteletele, tetapi singkat dan padat. Secara keseluruhan, judul feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 memenuhi syarat penulisan judul feature. Agar lebih mudah dipahami, judul feature sosok yang memenuhi syarat penulisan judul dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7 Judul Feature Sosok
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Syarat Judul Feature Provokatif Singkat dan padat Relevan Fungsional Informal Representatif
Judul Feature Sosok J1
J2
J3
J4
J5
J6
J7
J8
J8
J10
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ -
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ -
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ -
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
7.
Merujuk pada bahasa baku
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8.
Spesifik
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
J1 termasuk judul feature sosok dalam bidang seni dan budaya. Judul ini memenuhi syarat penulisan judul. Judul tersebut dapat membangkitkan minat dan perhatian pembaca (provokatif). Pembaca dapat bertanya dalam hati bagaimana menjaga budaya lewat seni yang populer itu? Menggunakan cara apa dan bagaimana? Oleh karena itu, pembaca dapat tergoda seketika untuk membaca feature sosok secara sekilas atau sampai pada teras feature. Judul feature yang singkat dan padat terdiri dari 4-7 kata. J1 juga termasuk judul yang singkat dan padat, terdiri dari enam kata. Jumlah kata ini termasuk jumlah kata yang sedang untuk penulisan judul, karena dapat menunjukkan pokok intisari cerita. J1 relevan dengan teras atau bersifat representatif. Pada teras berisi mengenai Kamsul pencipta lagu “Ya Saman” di Palembang yang tidak mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas, walaupun demikian ia tetap menjaga budaya Palembang melalui syair lagu. Isi teras tersebut dijadikan judul seperti J1 dan tidak ada kata-kata yang mubazir dalam penulisannya (fungsional). Selain fungsional, J1 juga bersifat informal, tidak kaku. Akan tetapi, menarik dan ekspresif. Walaupun tidak kaku, penulisannya tetap menggunakan bahasa yang baku dan spesifik. Artinya, kata-kata yang digunakan merujuk pada bahasa baku dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
bersifat khusus. Penggunaan kata-kata khusus dapat memudahkan pemahaman pembaca. Semakin umum, semakin kabur gambarannya dalam angan-angan. Sebaliknya, semakin khusus, semakin jelas dan tepat (Soedjito, 1985:5-6). J2 juga termasuk judul feature sosok dalam bidang seni dan budaya. J2 dapat memprovokasi pembaca untuk menelusuri membaca sampai akhir cerita. Pada benak pembaca dapat muncul pertanyaan siapa atau sosok seperti apa yang merawat, melestarikan budaya, dan hutan adat. Jumlah kata yang digunakan dalam penulisan judul tersebut juga sedang, yakni enam kata. enam kata tersebut relevan dengan teras dan bersifat representatif. Pada teras berisi tentang dampak dari seisi bumi yang rusak. Kata-kata yang digunakan juga bersifat fungsional, yakni menggunakan katakata yang diperlukan saja dan mencakup isi cerita secara keseluruhan (spesifik), tetapi tetap memperhatikan bentuk bahasanya yang baku. Selanjutnya, J3 adalah judul feature sosok dalam bidang ekonomi. Pembaca membaca secara sekilas dapat langsung mengetahui bahwa isi cerita tersebut mengenai perekonomian. Kata rezeki dapat dijadikan penanda bahwa judul tersebut dapat dikategorikan dalam bidang ekonomi. Pembaca dapat terprovokasi untuk melanjutkan membaca demi menjawab pertanyaan yang timbul di benak mereka, seperti siapa yang melakukan, bagaimana cara melakukannya, dan bagaimana bisa lele menjadi sumber rezeki. Enam kata dalam penulisan judul tersebut (singkat dan padat) menimbulkan kesan informal dan menunjukkan penggunaan bahasa baku. Tidak ada kata-kata yang mubazir dan kata-kata umum. Kata-kata yang digunakan bersifat fungsional, yakni khusus sehingga tidak menimbulkan pengertian ganda di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
benak pembaca. Secara spesifik, judul tersebut juga mencerminkan keseluruhan isi cerita. Akan tetapi, J3 tidak relevan dengan teras, tidak mewakili dan mencerminkan teras feature. Teras feature berisi mengenai Suyitno (38) menjadikan sawah dan kolam ikannya sebagai laboratorium alam. Sedangkan, J3 tidak menunjukkan adanya keterkaitan dengan teras tersebut. J4 juga termasuk judul feature sosok dalam bidang ekonomi. Judul tersebut terdiri dari empat kata (singkat dan padat). Kata-kata yang digunakan tidak kaku, memberikan kesan informal, dan menggunakan bahasa yang baku. Selain itu, pemilihan katanya juga yang benar-benar diperlukan, tidak ada kata yang mubazir. Judul tersebut menarik (provokatif), relevan, dan representatif dengan teras. Teras feature berisi mengenai Wignyo (53) yang menekuni tenun dan masuk dalam industri busana berbasis tenun. Oleh karena itu, pada judul digunakan kata pantang surut sebagai kata lain dari menekuni. Kata surut juga bisa diartikan menyerah. J5 termasuk judul feature dalam bidang sosial. Judul ini terdiri dari lima kata dan tergolong dalam judul singkat dan padat. Walaupun hanya terdiri dari lima kata, tetapi judul tersebut fungsional; tidak ada kata mubazir. Kata-kata yang digunakan bersifat informal, tetapi memperhatikan penulisan dengan bahasa baku. Selain itu, kata-kata yan digunakan menunjukkan bahwa cerita berisi tentang kegiatan sosial dalam bentuk layanan pendidikan. Hal ini terlihat pada teras feature yang berisi tentang Yulius Yuwana (55) memberikan layanan pendidikan gratis bagi anak-anak pedesaan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kata gratis pada teras menunjukkan bahwa cerita berisi tentang kegiatan sosial atau gerakan sosial. Kata-kata yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
digunakan spesifik, fokus pada layanan pendidikan sebagai gerakan sosial saja. Atinya, judul langsung mengena pada teras. Judul ini juga relevan dengan teras dan bersifat representatif karena mencerminkan teras feature. Secara keseluruhan, judul ini provokatif. Pembaca dapat tergoda untuk menelusuri cerita; layanan pendidikan seperti apa yang dimaksud dan siapa dalang dibalik gerakan sosial ini. Judul feature yang tergolong dalam bidang sosial yang lain adalah J6. Judul ini dapat menimbulkan rasa ingin tahu pembaca mengenai isi cerita, khususnya mengenai manajemen malu. Apa yang dimaksud dengan manajemen malu dan seperti apakah wujud manajemen malu itu sendiri. Judul ini juga termasuk dalam judul yang singkat dan padat karena terdiri dari lima kata saja. Selain itu, bersifat informal, yakni menggunakan kata-kata yang tidak kaku. Walaupun bersifat informal, tetapi tetap menggunakan bahasa baku dalam penulisannya. Kata-kata yang dipilih juga fungsional, tidak bertele-tele langsung menuju pada pokok cerita yang berhubungan dengan kegiatan sosial. Hal ini terlihat pada penggunaan kata pemberdayaan masyarakat yang bisa dikaitkan dengan kegiatan sosial. Akan tetapi, kata-kata yang digunakan tidak spesifik, seperti kata manajemen malu. Kata tersebut bisa menimbulkan banyak arti dan maksud. Memang kata itu menarik, tetapi masih mengandung arti ganda dan belum spesifik pada pokok cerita. Selain itu, antara judul dan teras tidak relevan sehingga tidak menunjukkan sifat representatif, yakni judul tidak mewakili atau mencerminkan teras feature. Judul yang lain adalah judul feature dalam bidang pendidikan, seperti J7. Judul ini menunjukkan bahwa isi cerita mengenai pendidikan. Hal ini terlihat pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
kata-kata yang terkandung di dalamnya, seperti kata guru dan siswa. Judul ini juga termasuk judul yang singkat dan padat karena terdiri dari enam kata; tidak kurang dan tidak lebih dari syarat penulisan judul. Kata-kata yang digunakan bersifat fungsional; berdiri sendiri, tidak bergantung dengan kata-kata yang lain. Selain itu, judul ini juga bersifat informal, tidak kaku. Namun, tetap memperhatikan penggunaan bahasa baku dalam penulisannya. Judul ini juga berkaitan dengan teras feature. Hal ini menunjukkan bahwa judul dengn teras relevan dan representatif karena judul mencerminkan isi teras, yakni mengenai guru yang mengisnpirasi dan mengantarkan siswa berprestasi hingga ke tingkat internasional berkat sebuah penelitian. Tidak hanya itu, judul ini juga spesifik, mewakili isi cerita secara keseluruhan. Dengan demikian, J7 dapat dikatakan provokatif, yakni bisa memprovokasi pembaca untuk menelurusi sosok guru yang menginspirasi siswa tersebut. J8 juga termasuk judul feature dalam bidang pendidikan. Terlihat dari katakata yang digunakan, judul tersebut bersifat informal, tetapi tetap memperhatikan penulisan dengan bahasa baku. Kata-kata yang digunakan adalah enam kata sehingga judul ini termasuk dalam judul yang singkat dan padat. Tidak ada penggunaan katakata yang mubazir (bersifat fungsional). Kata satu dengan yang lain saling mendukung. Judul ini bisa dikatakan relevan dengan teras yang berisi kutipan dari “Sajak
Seonggok
Jagung”
karya
WS
Rendra
mengenai
pendidikan
dan
mencerminkan isi dari sajak tersebut (representatif). Apabila dilihat dari pemilihan katanya, judul ini spesifik. Artinya, sudah mewakili isi cerita secara keseluruhan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
mengenai literasi dalam bidan pendidikan. Oleh karena itu, pembaca dapat tergelitik atau terprovokasi untuk menyelami cerita. Selanjutnya, J9 yang merupakan judul feature dalam bidang sejarah. Judul ini memenuhi syarat penulisan judul, yakni singkat dan padat; terdiri dari empat kata. Setiap kata yang terdapat pada judul bersifat mandiri, berdiri sendiri, tidak bergantung pada kata yang lain, serta memiliki arti yang tegas dan jelas (fungsional). Judul tersebut bersifat informal, tetapi tetap memperhatikan bahasa baku dalam penulisannya.
Selain
itu,
relevan
dengan
teras
feature
dan
representatif
mencerminkan isi teras. Pada teras berisi tentang sosok Ramelan (80) yang memiliki ingatan tajam mengenai keberadaan Stasiun Samarang di Jawa Tengah. Sesuai dengan isi teras tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai judul, yakni Ramelan adalah sumber sejarah Stasiun Samarang. Secara keseluruhan, judul tersebut juga mencerminkan isi cerita mengenai sejarah Stasiun Samarang. Judul ini bisa menarik perhatian pembaca, karena dari membaca judulnya saja pembaca sudah tergoda dengan info mengenai Stasiun Samarang. Judul feature dalam bidang sejarah yang lain adalah J10. Judul ini termasuk judul yang singkat dan padat, yakni hanya terdiri dari empat kata saja, tetapi bersifat fungsional. Selain itu, bersifat informal (tidak kaku) dan merujuk pada bahasa baku. Judul ini sudah mewakili isi cerita secara keseluruhan, yakni menceritakan Nisnoni sebagai ahli waris Kerajaan Koepang (spesifik). Akan tetapi, judul ini tidak relevan dengan teras dan tidak mencerminkan teras secara keseluruhan (representatif). Teras feature berisi tentang lokasi rumah tua. Sedangkan, judul mengenai penjaga sejarah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Seharusnya, dalam teras berisi sosok orang yang menjaga Kerajaan Koepang tersebut sehingga judul dengan teras bisa relevan. Sebenarnya judul ini menarik, pembaca dapat tertarik dengan judul tersebut. Pembaca dapat bertanya-tanya dalam hati siapa yang menjadi penjaga sejarah Kerajaan Koepang. Kata-kata yang digunakan pada judul feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dapat dijadikan penanda klasifikasi feature sosok dalam lima bidang, yaitu bidang seni dan budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah. Kata-kata penanda tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8 Kata Penanda Klasifikasi Judul Feature Sosok
1.
Kode Data SB
2.
E
3.
SO
4.
P
5.
SE
No.
Kata Penanda budaya seni rezeki menenun layanan gerakan sosial pemberdayaan masyarakat guru siswa penelitian literasi sumber sejarah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Judul feature sosok dalam bidang seni dan budaya, yakni J1 dan J2. Kata–kata penanda bahwa judul itu menunjukkan bidang seni dan budaya adalah kata budaya (J1 dan J2), dan seni (J1). Kata budaya berarti adat istiadat atau sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju). Kata budaya juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Sedangkan, kata seni sesuai dengan konteks judul tersebut berarti karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti lagu atau kesanggupan akal untuk menciptakan
sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa). Penanda tersebut dapat
menunjukkan tulisan atau cerita feature sosok berisi tentang seni dan budaya. Judul feature sosok dalam bidang ekonomi, yakni J3 dan J4. Kedua judul ini memiliki penanda yang menunjukkan bahwa judul tersebut mewakili keseluruhan isi cerita dalam bidang ekonomi. Kata-kata penanda yang mendukung adalah kata rezeki (J2) dan menenun (J4). Kata rezeki identik dengan penghasilan. Bidang ekonomi juga identik dengan penghasilan berupa uang atau nominal rupiah. Oleh karena itu, kata rezeki dapat mewakili sebagai kata penanda judul feature dalam bidang ekonomi. Selain itu, kata menenun dalam konteks judul feature dalam bidang ekonomi juga dapat menunjukkan adanya aktivitas membuat kain tenun. Aktivitas ini juga bisa diartikan sebagai salah satu kegiatan ekonomi. Judul feature sosok dalam bidang sosial, yakni J5 dan J6. Kedua judul ini juga menunjukkan adanya penanda bidang sosial. Penanda tersebut adalah kata layanan (J5), gerakan (J5), sosial (J5), pemberdayaan (J6), dan masyarakat (J6). Kata layanan berasal dari kata dasar layan dan mendapat akhiran –an. Kata layanan dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perihal atau cara melayani. Kata melayani menunjukkan adanya kegiatan pelayanan kepada orang lain. Penanda yang lain adalah kata gerakan dan kata sosial. Kata gerakan berasal dari kata dasar gerak dan mendapat akhiran –an yang berarti perbuatan, usaha, atau kegiatan. Kegiatan tersebut berupa kegiatan sosial, politik, dan lain sebagainya. Frasa gerakan sosial dapat diartikan sebagai tindakan terencana yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat disertai program terencana dan ditujukan pada suatu perubahan atau sebagai gerakan perlawanan untuk melestarikan pola-pola dan lembaga-lembaga masyarakat yang ada. Kata sosial itu sendiri berkenaan dengan masyarakat. Selain itu, kata pemberdayaan dan kata masyarakat. Kata pemberdayaan menunjukkan suatu proses, cara, atau perbuatan memberdayakan. Sedangkan kata masyarakat dapat berarti sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Jadi, kata layanan, gerakan, sosial, pemberdayaan, dan kata masyarakat dapat dijadikan sebagai penanda bahwa J5 dan J6 termasuk feature dalam bidang sosial. Judul feature sosok dalam bidang pendidikan, yakni J7 dan J8. Kedua judul ini juga mengandung penanda bidang pendidikan. Penanda tersebut adalah kata guru (J7), siswa (J7), penelitian (J7), dan literasi (J8). Kata guru berarti orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Kata guru dalam J7 adalah guru yang mengajar di sekolah karena terdapat kata siswa dalam penulisan judul tersebut, sehingga lebih mendukung. Kata siswa berarti murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah) atau pelajar (SMU).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Siswa yang dimaksud pada J7 adalah pelajar SMU. Kata guru dan siswa dapat menunjukkan suatu kegiatan belajar-mengajar di sekolah yang termasuk ke dalam bidang pendidikan. J7 juga terdapat kata penelitian. Kata penelitian berarti kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. J7 tersebut sudah mewakili isi feature secara keseluruhan, yakni seorang guru telah menginspirasi siswanya untuk mencintai atau menyukai sebuah penelitian. Selain itu, terdapat kata literasi dalam J8. Kata literasi tentu sudah tidak asing lagi. literasi yang dalam bahasa Inggrisnya Literacy berasal dari bahasa Latin littera (huruf) yang pengertiannya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya. Meskipun demikian, literasi utamanya berhubungan dengan bahasa dan bagaimana bahasa itu digunakan. Kata literasi dalam arti yang lain merupakan kemampuan membaca dan menulis (7th Edition Oxford Advanced Learner’s Dictionary, 2005:898). Istilah literasi jarang dipakai dalam konteks pembelajaran di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya kata literasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Masyarakat di Indonesia nampaknya lebih senang menggunakan istilah pengajaran bahasa atau pelajaran bahasa daripada menggunakan istilah literasi. Kata literasi dalam J8 tersebut bisa menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran yang identik dengan pendidikan. Jadi, kata guru, siswa, penelitian, dan literasi dapat dijadikan sebagai penanda bahwa J7 dan J8 termasuk feature sosok dalam bidang pendidikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Judul feature sosok dalam bidang sejarah, yakni J9 dan J10. Judul feature ini tidak berbeda dengan judul-judul feature bidang sosial dan budaya, ekonomi, sosial, dan pendidikan, yakni sama-sama memiliki penanda yang menunjukkan bidangbidang tersebut. Judul-judul tersebut memiliki penanda, yaitu kata sumber (J9), dan kata sejarah (J9 dan J10). Kata sumber berarti asal (dalam berbagai arti). Sedangkan, kata sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau pengetahuan/ uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Kata-kata tersebut dapat dijadikan penanda J9 dan J10 sebagai judul feature dalam bidang sejarah. Tentu saja pembahasan selanjutnya mengenai hal-hal sejarah. Secara keseluruhan, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari29 Maret 2014 memiliki sub-judul. Keberadaan sub-judul ini untuk menegaskan atau memperjelas judul utama. Sub-judul tersebut merupakan bagian dari judul utama. Isi cerita dalam sub-judul bersangkutan dengan judul utama. Oleh karena itu, sub-judul dapat menjadi penanda bahwa isi cerita mengenai sub-judul tersebut. Selain itu, subjudul dapat menarik perhatian dan rasa ingin tahu pembaca. Secara sepintas, pembaca mendapatkan gambaran mengenai isi dalam tubuh cerita. SB1 memiliki dua sub-judul, yakni (1) Melestarikan dan (2) Panggilan jiwa. Sub-judul Melestarikan berisi cerita mengenai cara Kamsul melestarikan budaya Palembang, yakni melaui seni yang populer. Sedangkan, sub-judul Panggilan jiwa berisi latar belakang Kamsul melestarikan dan menjaga budaya Palembang. Begitu juga dengan SB2 juga memiliki dua sub-judul, yakni (1) Mendampingi masyarakat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
dan (2) Lestarikan kearifan lokal. sub-judul Mendampingi masyarakat berisi kegiatan Mardiana selain memberikan pelayanan kesehatan, yakni memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam memperjuangkan kembali hutan adat. Sub-judul Lestarikan kearifan lokal berisi cara Mardiana melestarikan budaya, yakni dengan mendirikan sanggar tari serta membuat miniature perlengkapan tradisional masyarakat Dayak. E3 memiliki dua sub-judul, yakni (1) Terus uji coba dan (2) Virus usaha. Subjudul Terus uji coba berisi usaha Suyitno dalam budidaya lele. Sub-judul Virus usaha berisi Suyitno menularkan ilmu budidaya lele kepada masyarakat Desa Kedungwangi dan sekitarnya secara gratis. Sedangkan, Feature sosok E4 juga memiliki dua sub-judul, yakni (1) Mewujudkan impian dan (2) Dari tradisional ke modern. Sub-judul Mewujudkan impian berisi kerja keras Wignyo dalam membangu usaha tenunnya. Sub-judul Dari tradisional ke modern berisi proses Wignyo dalam menekuni usaha tenunnya. SO5 memiliki tiga sub-judul, yakni (1) “Opo tumon”, (2) Target dan motivasi, dan (3) Tanpa uang. Tiga sub-judul ini berisi cerita yang berbeda-beda, tetapi metangkai cerita menjadi utuh. Sub-judul “Opo tumon” berisi nama metode belajar Yulius dan cara kerja metode belajar tersebut. Sub-judul Target dan motivasi berisi target yang ingin dicapai Yulius dalam gerakan sosial yang ia lakukan dan motivasi Yulius dalam melakukan gerakan sosial tersebut. Sedangkan, SO6 memiliki sub-judul dua, yakni (1) Hati nurani dan (2) Nikmat. Sub-judul Hati nurani berisi cara Marsam membangun kesadaran kolektif warga mengubah kondisi desa mereka. Sub-judul Nikmat berisi hasil kerja keras Marsam dalam pemberdayaan masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Selain itu, P7 hanya memiliki satu sub-judul saja, yakni Memberikan contoh. Sub-judul tersebut berisi cara Rudy menginspirasi siswanya supaya cinta penelitian. Sedangkan, feature sosok P8 memiliki dua sub-judul, yakni (1) Menjadi pemikat dan (2) Percaya diri. Sub-judul Menjadi pemikat berisi perjuangan Opik meraih mimpi. Latar belakang Opik yang berasal dari keluarga kurang mampu, seperti mayoritas warga Singajaya dan latar belakang pendidikan Opik yang memikat warga. Sub-judul Percaya diri berisi dampak yang timbul pada anak-anak Ngejah selama mengikuti kegiatan belajar bersama. SE9 memiliki dua sub-judul, yakni (1) Agresi militer dan (2) Tukang kayu. Sub-judul Agresi militer berisi peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Agresi Militer Belanda I dan Agresi Militer Belanda II. Selain itu, berisi peristiwa-peristiwa yang dialami Ramelan. Sub-judul Tukang kayu berisi pekerjaan Ramelan yang pernah ia tekuni. Sedangkan SE10 juga memiliki dua sub-judul, yakni (1) Informasi lisan dan (2) Penduduk asli. Sub-judul Informasi lisan berisi Nisnoni sebagai sumber informasi lisan sejarah Kerajaan Koepang bagi pengunjung museum. Sub-judul Penduduk asli berisi mengenai penduduk asli Kupang.
4.2.1.2 Teras Secara luas, kata teras memiliki arti yang beragam. Teras bisa diartikan sebagai serambi atau emper, yakni seperti teras (serambi atau emper) rumah atau toko. Letak teras (serambi atau emper) berada di depan rumah atau toko. Akan tetapi, teras yang dimaksud dalam feature adalah paragraf pertama feature. Teras ini terletak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
di depan atau di awal tulisan, tepatnya sesudah tulisan judul atau pada paragraf pertama. Para pakar jurnalistik menyebut paragraf pertama dengan nama yang berbedabeda. Ada yang menyebut paragraf pertama sebagai teras (Mappatoto, 1999), ada juga yang menyebut sebagai intro (Sumadiria, 2008). Selain itu, ada yang menyebut teras sebagai lead (Zain, 1992). Akan tetapi, penamaan intro dan lead memiliki maksud yang berbeda. Para pakar jurnalistik menggunakan istilah intro sebagai teras feature (soft news), sedangkan istilah lead banyak digunakan dalam penulisan teras berita. Ada beberapa persamaan dan perbedaan teras berita (lead) dan teras feature (intro). Persamaan tersebut adalah (1) keduanya dimaksudkan untuk membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa terhadap materi persoalan yang dilaporkan dalam berita atau feature; (2) keduanya ditempatkan pada paragraf pertama setelah tulisan judul dan titimangsa (date line); (3) keduanya ditulis dengan tujuan untuk mengantarkan pokok bahasan atau topik yang dikupas sehingga khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa dapat segera mengenali dan merumuskannya dengan mudah; dan (4) keduanya ditulis sebagai perintis dalam membuka jalan bagi kalimat dan paragraf berikutnya secara terpadu. Sedangkan, perbedaannya adalah (1) teras berita merupakan ringkasan dari keseluruhan fakta atau informasi terpenting dengan menggunakan pola penulisan deduktif secara permanen, teras pada feature tidak merupakan ringkasan informasi dengan pola penulisan deduktif, tetapi hanya sebagai pemantik atau pintu masuk ke
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
dalam bangunan cerita; (2) teras berita ditulis dengan teknik melaporkan, menggunakan pola piramida terbalik dan merujuk kepada rumus 5W1H yang sudah baku, teras feature ditulis dengan teknik mengisahkan seperti pada penulisan cerita pendek, menggunakan pola berimbang, dan hanya memasukkan dua-tiga unsur saja dari rumus 5W1H dalam paragraf pertama; dan (3) teras berita ditulis dengan menggunakan bahasa jurnalistik konvensional yang ringkas, lugas, jelas, dan sederhana, teras feature ditulis dengan menggunakan bahasa jurnalistik sastra yang berona, penuh warna, lincah, segar, menggugah, memikat, dan enak dibaca (Sumadiria, 2008:195-197). Menurut Mappatoto (1999:30), teras adalah salah satu sisi dari berita maupun karangan-khas yang diakui sebagai pemicu perhatian pembaca. Ada sepuluh jenis teras feature, yaitu ringkasan, narasi (narrative), deskripsi (descriptive), kutipan (quotation), pertanyaan (question), sapaan akrab (direct address), penggoda (teaser), gabungan (combination), aneh (freak), dan tiruan bunyi (Mappatoto, 1999:41-46). Teras berfungsi sebagai pembuka tulisan yang isinya mencakup inti cerita secara keseluruhan. Tujuan penulisan teras adalah supaya menarik dan menimbulkan rasa keingintahuan pembaca supaya melanjutkan membaca cerita feature sampai selesai. Secara keseluruhan, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari29 Maret 2014 memiliki teras feature. Teras feature yang baik adalah bisa menarik perhatian pembaca (Mappatoto, 1999:34). Ada enam unsur feature yang bisa menarik perhatian pembaca. Unsur-unsur tersebut adalah (1) kebaruan (timerliness), (2) kedekatan (proximity), (3) cuatan (prominence), (4) keanehan (unusualness), (5)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
daya-pikat manusiawi (human interest), dan (6) konsekuensi (consequence). Enam unsur ini terlihat pada teras feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari29 Maret 2014. Teras feature sosok yang memenuhi keenam unsur di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9 Unsur-unsur Teras Feature Sosok
No.
Unsur-unsur Feature Sosok
Teras Feature Sosok Ts1
Ts2
Ts3
Ts4
Ts5
Ts6
Ts7
Ts8
Ts9
Ts10
1.
Kebaruan
√
-
√
√
√
√
√
-
√
√
2.
Kedekatan
√
√
√
-
√
√
-
-
√
-
3.
Cuatan
√
-
√
√
√
√
√
-
√
-
4.
Keanehan
√
√
√
-
-
-
-
-
√
-
5.
Daya-pikat manusiawi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6.
konsekuensi
√
√
-
√
√
√
√
-
-
-
Ts1 mengandung unsur kebaruan. Sesuatu yang baru adalah sesuatu yang masih menjadi buah bibir (Mappatoto, 1999:37). Unsur kebaruan Ts1 terlihat pada lagu “Ya Saman” yang populer di Palembang, Sumatera Selatan. Setting atau tempat dimana lagu itu menjadi populer dapat mempengaruhi kedekatan para pembaca dengan lagu tersebut. Penduduk atau orang Palembang akan lebih merasa dekat dengan cerita tersebut dibandingkan dengan penduduk atau orang dari luar daerah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Palembang, Sumatera Selatan. Hal ini disebabkan oleh lagu itu populer di Palembang, bukan di daerah lainnya. Faktor asal-usul mempengaruhi sebuah kedekatan, tetapi penulis dapat mengolah tulisan dengan memperhatikan unsur kedekatan yang sifatnya menyeluruh. Unsur teras yang lain adalah cuatan, yaitu siapa dan apa saja yang dikenal luas. Cuatan biasanya mengacu kepada orang besar atau orang penting, lembaga, dan perusahaan. Misalnya, presiden, menteri, inspektur jenderal, direktur jenderal, dan lain-lain. Akan tetapi, cuatan tidak terbatas hanya pada orang besar, lembaga, dan perusahaan ternama saja. Orang kecil, rakyat biasa, lembaga atau perusahaan kecil pun dapat mencuat atau lebih tepatnya dicuatkan. Orang atau sosok yang dicuatkan pada T1 adalah Kamsul Arifuddin Harla. Sosok yang dicuatkan relevan dengan masalah budaya yang mencuat di Palembang. Unsur keanehan juga terlihat pada kalimat terakhir mengenai Kamsul yang terus menjaga budaya Palembang lewat syair, walaupun ia kurang dikenal dan namanya tidak dicantumkan saat lagu ciptaannya “Ya Saman” dinyanyikan. Sosok Kamsul dapat menjadi daya pikat tersendiri bagi pembaca. Tentu saja hal yang dilakukan Kamsul ini mengandung konsekuensi bagi kebudayaan Palembang, yakni sebuah pelestarian bahasa Palembang melalui syair lagu. Ts2 tidak mengandung unsur kebaruan, karena teras tersebut berisi kalimat konotasi. Walaupun tidak mengandung unsur kebaruan, tetapi Ts2 mengandung unsur kedekatan yang terlihat pada kalimat Bumi adalah ibu kita. Kata kita berarti makhluk hidup, khususnya manusia. Pembaca adalah manusia yang menempati bumi sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
tempat tinggalnya. Pembaca dapat memposisikan dirinya sebagai anak, jikalau bumi itu diibaratkan sebagai ibu. Seorang anak mempunyi kewajiban menjaga ibunya. Begitu juga dengan hutan yang diibaratkan dengan napas kita. Bagi pembaca yang tinggal di dekat hutan akan lebih merasa dekat perumpamaan tersebut, karena ia bisa menghirup udara yang segar jika hutan tersebut hijau. Kalimat Air adalah darah kita juga bisa menimbulkan kedekatan pembaca, karena setiap hari manusia membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Ts2 tidak mengandung unsur cuatan, tetapi mengandung unsur keanehan. Unsur keanehan terlihat pada kalimat-kalimat yang ada pada teras tersebut. Kalimatkalimatnya bermakna konotasi yang tidak bermakna sebenarnya, tetapi apabila dipahami kalimat konotasi tersebut seperti hidup. Kalimat-kalimat itu bisa menjadi daya pikat pembaca. Pada akhir paragraf, pembaca dihadapkan dengan teka-teki akibat apa yang akan terjadi jika bumi dikeruk dan hutan dibabat. Konsekuensi yang bisa terjadi adalah rakyatnya melarat, adat lenyap, dan masa depan gelap. Ts3 mengandung unsur kebaruan, yakni sosok Suyitno yang menjadikan sawah dan kolam ikannya di Desa Kedungwangi, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, sebagai laboratorium alam. Isi teras tersebut merupakan hal yang baru, karena benar-benar terjadi dan ada di Jawa Timur. Pembaca yang ada di Jawa Timur, khususnya Desa Kedungwangi, akan terasa dekat jika membaca teras tersebut. Begitu juga dengan pembaca yang ada di luar daerah, tetapi berasal dari Jawa Timur. Mereka bisa merasakan kedekatan karena merasa dirinya satu rumpun atau satu asal yang sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Tidak menutup kemungkinan bagi pembaca yang lain untuk merasakan kedekatan. Kedekatan itu bisa timbul dari diri masing-masing pembaca. Sosok yang dicuatkan adalah Suyitno. Sosok Suyitno ini dapat menjadi daya pikat pembaca karena prinsip yang ia yakini, yaitu pengalaman adalah guru terbaik dan alam adalah sekolah yang baik. Unsur keanehan juga terlihat pada teras tersebut, seperti pada kalimat terakhir yang berisi tentang Suyitno menjadikan sawah dan kolamnya sebagai laboratorium alam. Pembaca dapat membayangkan seperti apa laboratorium yang dimaksud. Sayangnya, Ts3 tidak mengandung unsur konsekuensi. Ts4 termasuk teras yang mengandung unsur kebaruan, yakni berisi sosok Wignyo Rahardi (53) yang menekuni tenun. Walaupun tidak dicantumkan waktu (kapan) terjadi, tetapi teras tersebut mengandung unsur kebaruan, karena benar-benar terjadi. Ts4 tidak mencantumkan latar tempat kejadian, sehingga pembaca tidak mengetahui di mana ia tinggal. Hal seperti ini bisa mengurangi bahkan menghapuskan unsur kedekatan pembaca dengan isi cerita, karena pembaca tidak dapat memposisikan dirinya dalam cerita tersebut. Unsur yang lain adalah unsur cuatan. Ts4 mencuatkan sosok Wignyo sebagai pelaku dalam cerita. Sosok Wignyo dapat menjadi daya pikat tersendiri bagi pembaca. Latar belakang pendidikan akunting tidak menjadi penghalang baginya untuk menekuni tenun. Berkat ketekunannya pada menenun, ia masuk dalam industri busana berbasis tenun (konsekuensi). Ts5 mengandung unsur kebaruan. Hal ini terlihat pada teras yang berisi keterangan waktu, yakni selama enam tahun terkahir. Keterangan waktu selama enam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
tahun terakhir tersebut dapat dipahami bahwa sampai saat ini masih terjadi. Unsur kedekatan juga terlihat pada kalimat ketiga yang berisi tempat kejadian, yakni di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pembaca dapat memposisikan dirinya dalam cerita tersebut, khususnya pembaca yang berasal dari daerah itu. Sosok yang dicuatkan adalah Yulius Yuwana (55). Sosok Yulius dapat menjadi daya pikat bagi pembaca karena perannya dalam bidang sosial, yakni konsisten memberikan layanan pendidikan gratis bagi anak-anak di daerahnya. Dampak atau konsekuensi yang ia lakukan adalah 400 anak merasakan sentuhan tangannya. Ts6 menunjukkan adanya unsur kebaruan dalam penulisannya. Hal ini terlihat pada kalimat pertama, Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, acap kali menjadi pembicaraan karena masuk kategori desa miskin. Kata acap kali diartikan sering. Kata acap kali bisa menunjukkan bahwa sampai sekarang masih ada orang yang membicarakan hal tersebut. Unsur kedekatan juga terlihat dari latar tempat tersebut. Pembaca di luar daerah itu juga bisa merasakan kedekatan melalui info yang ada, seperti warga desa yang ikut demonstrasi ke sejumlah daerah di Lombok Barat. Demonstrasi tidak hanya terjadi di Lombok Barat saja, tetapi juga di luar daerah tersebut. Selain itu, cuatan mengacu kepada warga Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Kondisi warga desa yang miskin tersebut membawa dampak atau konsekuensi pada pola dan gaya hidupnya, seperti sekolah hanya tamat SD, penyumbang anak balita gizi buruk, membuang air besar di sembarang tempat, dan mudah dimanfaatkan kalangan tertentu untuk demonstrasi. Kondisi warga desa itu dapat menjadi daya pikat pembaca. Pada benak pembaca
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
dapat timbul rasa keingintahuan mengenai kondisi warga desa sekarang. Selain itu, dapat memancing emosi pembaca. Ts7 juga menunjukkan adanya unsur kebaruan. Unsur ini terlihat pada kalimat pertama yang berisi tentang Rudy Prakanto (45) yang dikenal mengantarkan siswa berprestasi hingga ke tingkat internasional. Bisa dikatakan baru, karena ditandai dengan kata dikenal. Kata tersebut menandakan bahwa saat ini sosok Rudy telah dikenal banyak orang. Rudy Prakanto merupakan sosok yang dicuatkan. Ia merupakan peraih penghargaan penelitian terkait metode pendidikan yang efektif bagi siswa. Prestasinya bisa memikat pembaca untuk menyelami ceritanya. Penelitian yang dia lakukan dapat memberikan dampak atau konsekuensi bagi siswanya, antara lain merangsang siswa berinovasi dan berkreasi, serta membangun karakter mereka. Ts8 tidak menunjukkan unsur kebaruan. Teras tersebut berupa cuplikan yang ditandai dengan penggunaan tanda petik dua. Unsur kedekatan juga tidak bisa dirasakan oleh pembaca. Hanya orang-orang tertentu saja yang merasa dekat dengan teras tersebut, jika orang itu telah mengetahui cuplikan apa yang digunakan penulis. Oleh karena itu, tidak ada unsur cuatan pada teras ini. akan tetapi, cuplikan tersebut dapat menjadi daya pikat tersendiri bagi pembaca. Cuplikan tersebut dapat memancing emosi pembaca dan rasa keingintahuan pembaca. Ts9 mengandung unsur kebaruan. Unsur ini terlihat pada kalimat pertama, Fisik Ramelan (80) memang tak sekuat dulu. Kalimat pertama menunjukkan bahwa Ramelan sudah berusia senja dan sekarang kekuatan fisiknya telah berubah. Keterangan tempat yang ada pada teras itu dapat menimbulkan unsur kedekatan bagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
pembaca, karena pembaca bisa mengetahui tempat kejadian. Sosok yang dicuatkan adalah Ramelan yang berusia 80 tahun. Walaupun Ramelan sudah tua, tetapi ingatannya masih tajam. Hal ini merupakan hal yang aneh. Kebanyakan, orang yang sudah berusia senja daya ingatnya semakin menurun, tetapi hal ini tidak terjadi kepada Ramelan. Keanehan tersebut bisa menjadi daya pikat bagi pembaca. Ts10 hanya mengandung unsur kebaruan dan daya pikat manusiawi saja. Unsur kebaruan terlihat pada kalimat pertama, Area berukuran sekitar 4 hektar dengan empat rumah tua di dalamnya itu terkesan angker. Kalimat itu berupa deskripsi lokasi atau tempat. Pembaca dapat menafsirkan bahwa tempat itu merupakan tempat bersejarah dan sekarang masih ada. Isi teras tersebut dapat memikat pembaca untuk membaca cerita selanjutnya. Selain memperhatikan unsur-unsur teras, penulis feature juga perlu memperhatikan jenis-jenis teras feature yang akan digunakan. Tabel di bawah ini merupakan pengelompokan jenis-jenis feature sosok. Tabel 10 Teras Feature Sosok No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Jenis Teras Feature Ringkasan Narasi Deskripsi Kutipan Pertanyaan Sapaan Akrab Penggoda Gabungan Aneh
Cuplikan Teras Feature Ts1 Ts2 Ts3 Ts4 Ts5 Ts6 Ts7 Ts8 Ts9 √
√
√
√ √
√ √
√
√
Ts10 √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10.
75
Tiruan Bunyi
4.2.1.2.1 Deskripsi Tidak semua jenis teras digunakan untuk menulis feature sosok. Jenis teras yang sering digunakan dalam menulis feature sosok adalah teras deskripsi (Mappatoto, 1999:44). Teras deskripsi adalah teras yang menggambarkan suatu keadaan sedemikian rupa, seolah-olah pembaca berada beberapa jarak dari peristiwa yang digambarkan. Seolah-olah pembaca disuruh mengkhayalkan tentang apa yang digambarkan. Teras deskripsi (D) dapat dilihat pada Ts1 pada SB1. Ts1 mendeskripsikan lagu “Ya Saman” ciptaan Kamsul Arifuddin Harla. Lagu “Ya Saman” merupakan lagu yang populer di Palembang, Sumatera Selatan. Akan tetapi, Kamsul Arifuddin Harla sebagai penciptanya tidak begitu dikenal. Meskipun demikian, Kamsul Arifuddin Harla tetap semangat menciptakan lagu-lagu lain sebagai bentuk melestarikan atau menjaga budaya Palembang. Pendeskripsian tersebut menggambarkan suatu keadaan dimana sosok Kamsul Arifuddin Harla seorang pencipta lagu di Palembang tidak mendapatkan apresiasi dari penikmat lagunya. Pembaca diajak untuk berada dalam keadaan itu dan merasakan posisi sebagai Kamsul Arifuddin Harla. Akan tetapi, pembaca tidak berada dalam keadaan itu secara langsung. Pembaca hanya membayangkan atau dalam angan ikut mengalami apa yang dialami oleh sosok yang diceritakan. Pembaca
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
dihanyutkan dalam imajinasi sendiri hingga masuk dan menyelami suatu keadaan yang benar-benar terjadi tetapi berada di tempat yang jauh. Bentuk teras deskripsi yang lain, seperti Ts6 pada SO6. Ts6 menggambarkan suatu keadaan Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat yang memprihatinkan, yakni masuk ke dalam kategori desa miskin. Pembaca bisa membayangkan seperti apakah desa yang masuk ke dalam desa miskin itu. Warga desa yang rata-rata hanya tamat SD dan merupakan anak balita gizi buruk. Minimnya warga yang berpendidikan di desa itu tentu saja sangat sedikit warga yang berpengetahuan dan berwawasan luas sehingga pemikiran warga desa kurang berkembang. Hal yang paling memprihatinkan lagi adalah sebagian warga desa juga masih membuang air besar di sembarang tempat. Pembaca bisa membayangkan betapa kotor lingkungan desa itu karena warga belum beretika baik dalam membuang air besar pada era itu (tahun 1990). Pembaca juga bisa mempunyai perasaan heran kepada warga yang dengan mudah dimanfaatkan kalangan tertentu untuk ikut demonstrasi ke sejumlah tempat di Lombok Barat. Apakah semudah itu mereka dapat dijadikan sebagai alat bagi para kalangan tertentu yang mempunyai keperluan tertentu. Pembaca dapat memberikan penilaian sendiri mengenai keadaan warga Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Teras deskripsi tersebut dapat mengantarkan pembaca masuk ke dalam tubuh cerita. Selain itu, Ts7 pada P7 juga menggunakan teras deskripsi. Ts7 mendeskripsikan sosok Rudy Prakanto yang berusia 45 tahun berlatar pendidikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Biologi berkiprah dalam dunia pendidikan, khususnya berperan aktif dalam membangkitkan semangat siswanya untuk berinovasi dan berkreasi melalui sebuah penelitian serta membangun karakter siswanya. Pembaca dapat membayangkan betapa hebat sosok Rudy Prakanto ini karena dapat mengantarkan siswanya berprestasi hingga ke tingkat internasional. Tidak hanya itu, ia juga meraih penghargaan penelitian terkait metode pendidikan yang efektif bagi siswa. Pembaca diajak untuk masuk ke dalam suatu keadaan di mana sosok Rudy Prakanto merasakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri karena kiprahnya dalam dunia pendidikan bisa dikatakan telah berhasil dilihat dari prestasinya sebagai guru (pendidik). Ts9 pada SE9 menggambarkan keadaan sosok Ramelan yang berusia 80 tahun. Melihat usianya yang sudah berkepala delapan, sosok Ramelan sudah tidak sekuat dulu, tetapi usia senja ini tidak menyurutkan ingatannya. Ia masih mempunyai daya ingat yang tinggi. Apabila dilihat dari kalimat Namun, ingatannya masih tajam, apalagi jika mengisahkan keberadaan Stasiun Samarang, Jawa Tengah, stasiun pertama kali di Tanah Air, dapat diduga bahwa Ramelan mengatahui seluk beluk Stasiun Samarang. Pembaca dapat membayangkan sosok Ramelan. Bagaimana kondisi fisiknya yang sudah tidak sekuat dulu, apakah ia sudah tidak kuat berjalan jauh atau lain sebagainya. Pembaca juga membayangkan atau berkhayal kondisi fisik Ramelan yang seperti itu masih bisa mengingat semua kejadian di masa lalu dengan baik. Teras deskripsi tersebut juga berisi tentang riwayat Ramelan sebagai seorang mantan pegawai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Kemudian, Ts10 pada SE10 juga menggugah khayalan pembaca. Sesuai dengan apa yang dideskripsikan dalam teras tersebut, pembaca dapat membayangkan area berukuran sekitar 4 hektar dengan empat rumah tua di dalamnya itu seluas apa dan bagaimana keadaan fisik bangunan rumah tersebut hingga terkesan angker. Tidak hanya itu, pembaca bisa membayangkan tata letak ruangan pada bangunan rumah yang terkesan angker itu. Ada teras dan ada ruang tamu yang di dalamnya terdapat sejumlah patung tua yang diyakini sebagai leluhur masyarakat Timor masa lalu. Patung yang dimaksud adalah patung yang bagaimana dan seperti apa, pembaca hanya bisa berangan-angan. Kalimat Sejumlah tradisi peninggalan Kerajaan Koepang dari masa Raja Sonbai sampai Sonbai-Nosnani dapat dipelajari di sini, dapat memberi pengetahuan bagi pembaca di mana informasi mengenai sejumlah tradisi Kerajaan Koepang dari Raja Sonbai sampai Sonbai-Nosnani dapat diperoleh.
4.2.1.2.2 Kutipan Feature sosok bidang pendidikan juga tidak hanya menggunakan jenis teras deskripsi (D), tetapi menggunakan jenis teras kutipan (K). Teras kutipan berupa pernyataan sebagaimana diucapkan seorang tokoh yang ditulis di antara tanda petik. Biasanya ucapan sang tokoh yang akan dijadikan teras adalah yang dinilai mewakili wataknya, integritasnya, atau filsafat hidupnya. Selain itu, kutipan syair atau lagu, dan kutipan-kutipan yang lain juga dapat dijadikan sebagai teras kutipan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Ts8 pada P8 menunjukkan teras kutipan. Ts8 berisi kutipan dari “Sajak Seonggok Jagung” karya WS Rendra. Penggunaan kutipan tersebut sudah dapat menunjukkan bahwa Ts8 merupakan feature sosok dalam bidang pendidikan. Hal ini terlihat pada kata-kata yang ada pada “Sajak Seonggok Jagung” di atas. Kutipan seperti itu dapat menimbulkan rasa keingintahuan pembaca mengenai cerita feature sosok. Tentu saja, harapan penulis pembaca segera melanjutkan membaca pada paragraf selanjutnya demi mencari jawaban rasa keingintahuannya mengenai maksud penulisan kutipan sajak tersebut.
4.2.1.2.3 Penggoda Penulisan teras feature sosok dalam bidang seni dan budaya tidak hanya menggunakan jenis teras deskripsi saja, tetapi menggunakan jenis teras penggoda (Pa). Teras penggoda (Pa) adalah teras berupa kalimat yang dapat menggoda pikiran pembaca dengan cara yang agak aneh, seakan-akan teka-teki agar pembaca tertarik kepada tulisan tersebut. Ts2 pada SB2 menunjukkan penggunaan teras penggoda. Teras tersebut terdiri dari lima kalimat penggoda. Pembaca dapat tergoda dengan kata-kata yang digunakan dalam kalimat tersebut, seperti kata bumi, hutan, dan air yang dapat diibaratkan. Kata bumi diibaratkan seperti manusia (makhluk hidup) sebagai orang tua, yakni sosok ibu yang memiliki anak. Padahal, bumi adalah planet tempat manusia hidup. Kata hutan diibaratkan sebagai napas manusia. Walaupun sebenarnya hutan adalah tanah luas yang ditumbuhi pohon-pohon dan biasanya tidak dipelihara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
orang. Selanjutnya, kata air diibaratkan sebagai darah manusia; dalam arti sebenarnya air adalah cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen. Selain itu, kalimat keempat juga unik dan menarik, Tuhan hanya satu kali menciptakan bumi, sedangkan makhluk hidup lahir siang dan malam. Pembaca dapat tergelitik membaca kalimat tersebut. Kemudian, kalimat yang kelima juga unik karena terdapat bunyi yang sama, seperti pengucapan kata dibabat, melarat, lenyap, dan gelap. Secara keseluruhan, teras penggoda tersebut mengandung pesan tersirat, yaitu hendaknya manusia menjaga dan melestarikan seisi bumi supaya anak-cucu mereka dapat menikmati hasil bumi.
4.2.1.2.4 Gabungan Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas menunjukkan adanya penggunaan jenis teras yang lain dalam penulisannya. Jenis teras yang digunakan penulis adalah teras gabungan (G). Teras gabungan berarti mengombinasikan atau menggabungkan beberapa jenis teras (dua-tiga jenis) menjadi satu, seperti Ts3 dan Ts4 yang termasuk feature sosok dalam bidang ekonomi. Ts3 pada E3 merupakan teras gabungan dari dua jenis teras, yaitu teras penggoda dan teras deskripsi. Teras penggoda dapat dilihat pada kalimat pertama, yakni, Pengalaman adalah guru terbaik dan alam adalah sekolah yang baik. Sedangkan, teras deskripsi dapat dilihat pada kalimat selanjutnya, yakni Prinsip itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
diyakini dan dijalankan Suyitno (38). Dia menjadikan sawah dan kolam ikannya di Desa Kedungwangi, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, sebagai laboratorium alam. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa ada tujuan penulisan oleh penulis di balik kalimat itu. Penulis ingin menimbulkan pertanyaan di benak pembaca dengan cara menggoda dengan kata yang seakan-akan hidup padahal sebenarnya kata itu adalah kata benda. Kata-kata yang dimaksud adalah kata pengalaman dan alam. Kata pengalaman diibaratkan seorang manusia (makhluk hidup) seperti guru. Sedangkan, kata alam diibaratkan sebuah tempat menuntut ilmu, yakni seperti sekolah. Kata-kata tersebut dapat menggoda keingintahuan pembaca tentang pengalaman seperti apa yang disebut sebagai guru terbaik dan alam yang bagaimana yang disebut sebagai sekolah yang baik. Ts3 juga menggunakan jenis teras deskripsi. Teras deskripsi yakni mendeskripsikan sosok pribadi Suyitno yang berusia 38 tahun yang menjadikan sawah dan kolam ikannya sebagai laboratorium alam dengan menyakini prinsip yang terdapat pada teras penggoda di atas. Selain itu, Ts4 pada E4 diawali dengan teras penggoda pada kalimat pertama dan kalimat berikutnya menggunakan teras deskripsi. Teras penggoda yang dimaksud terlihat pada kalimat Orang dapat berkembang ke arah yang tidak direncanakan dan meraih sukses. Sedangkan, teras deskripsi terlihat pada kalimat selanjutnya, yaitu Salah satunya adalah Wignyo Rahadi (53). Latar belakang pendidikan akunting tak mengahalangi dia menekuni tenun dan masuk dalam industri busana berbasis tenun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Pembaca dapat tergoda dengan teras penggoda dalam bentuk kalimat yang penuh dengan teka-teki. Penulis ingin menimbulkan rasa ingin tahu pembaca dengan memancing pembaca supaya melanjutkan membaca cerita setelah membaca kalimat pertama, yakni kalimat yang menggoda keingintahuannya. Apa yang dimaksud dengan orang dapat berkembang ke arah yang tidak direncanakan dan meraih sukses? Apakah orang yang tidak memiliki cita-cita, tetapi dapat meraih kesuksesan? Apakah orang yang malas, tetapi dapat meraih kesuksesan? Pembaca dapat bertanya dalam hati dan segera ingin menemukan jawabannya dengan melanjutkan membaca kalimat berikutnya. Kalimat selanjutnya adalah bentuk teras deskripsi. kalimat tersebut berisi tentang sosok Wignyo Rahadi yang berusia 53 tahun yang menekuni tenun dan masuk dalam industri busana berbasis tenun. Padahal, latar belakang pendidikannya adalah akunting. Latar belakang pendidikan yang sama sekali tidak sejalur dengan apa yang ia tekuni sekarang tidak menjadi penghambat baginya untuk masuk dalam industri busana berbasis tenun. Pembaca dapat membayangkan sosok Wignyo Rahadi yang menekuni tenun tanpa berpikir latar belakang pendidikannya akan menghalanginya. Feature sosok dalam bidang sosial (SO) juga menggunakan teras gabungan (G), seperti Ts5 pada SO5. Pada kalimat pertama menunjukkan teras penggoda dan kalimat berikutnya menunjukkan teras deskripsi. Kalimat pertama tersebut adalah Beban hidup dan tekanan ekonomi bisa membuat orang berorientasi pada materi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Kemudian, kalimat selanjutnya adalah Namun, hal itu tidak berlaku pada Yulius Yuwana (55). Selama enam tahun terakhir, dia terus bertahan, konsisten memberikan layanan pendidikan gratis bagi anak-anak pedesaan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kini 400 anak merasakan sentuhan tangannya. Kalimat pertama pada Ts5 merupakan teras penggoda. Kalimat tersebut dapat menggoda pembaca. Pembaca dapat merenungkan arti atau maksud dari kalimat itu. Beban hidup dan tekanan ekonomi yang seperti apa yang bisa membuat orang berorientasi pada materi? Apakah yang dimaksud adalah orang tidak merasa berkecukupan, padahal mempunyai harta yang melimpah? Pembaca dapat melanjutkan membaca kalimat selanjutnya untuk menjawab rasa keingintahuannya. Kalimat selanjutnya berisi tentang teras deskripsi yang mendeskripsikan sosok Yulius Yuwana. Pembaca dapat membayangkan kondisi fisik sosok Yulius Yuwana yang sudah berusia 55 tahun. Teras deskripsi ini menentang pernyataan pada kalimat pertama (teras penggoda). Beban hidup dan tekanan ekonomi tidak membuat Yulius Yuwana berorientasi pada teori. Sudah enam tahun ia konsisten memberikan layanan pendidikan gratis bagi anak-anak pedesaan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Yulius yuwana sudah memberikan pendidikan gratis kepada 400 anak. Pembaca dapat membayangkan betapa banyak anak-anak yang sudah mendapatkan layanan pendidikan tanpa membayar. Bisa diperhitungkan hasilnya, apabila anakanak tersebut dipungut biaya sekian rupiah. Akan tetapi, Yulius Yuwana tidak demikian. Teras deskripsi ini dapat memberi gambaran tentang sosok yang diceritakan kepada pembaca.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa jenis teras yang digunakan dalam feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 adalah deskripsi, kutipan, penggoda, dan gabungan. Akan tetapi, jenis teras yang sering digunakan dalam penulisan teras feature sosok adalah jenis teras deskripsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Mappatoto (1999), bahwa teras deskripsi merupakan teras yang digunakan untuk menulis feature sosok. Lima dari sepuluh feature sosok tersebut menggunakan jenis teras deskripsi, satu jenis teras kutipan, satu jenis teras penggoda, dan tiga jenis teras gabungan. Jenis teras deskripsi digunakan pada feature sosok dalam bidang seni dan budaya, sosial, pendidikan, dan sejarah. Jenis teras kutipan hanya digunakan pada feature sosok dalam bidang pendidikan. Jenis teras penggoda juga hanya digunakan pada feature sosok bidang seni dan budaya. Sedangkan, jenis teras gabungan digunakan pada feature sosok dalam bidang ekonomi dan sosial.
4.2.1.3 Peralihan Peralihan merupakan bagian yang memberi aba-aba akan munculnya bahan baru atau pergantian bahan baru, tetapi masih berkaitan dengan tema karangan yang dapat berbentuk kata, frasa, kalimat, atau paragraf. Syarat peralihan adalah singkatpadat dan samar-samar (Mappatoto, 1999:53:54). Peralihan ini terletak dalam tubuh tulisan feature sosok. Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 menunjukkan adanya peralihan dalam tubuh feature. Tabel di bawah ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
berisi pemilahan peralihan feature sosok dalam bidang seni dan budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah.
Tabel 11 Peralihan Feature Sosok Karakteristik Peralihan Feature Kata Frasa Bentuk Kalimat Paragraf Singkatpadat Syarat Samarsamar
Peralihan Feature Sosok PN1 PN2 PN3 PN4 PN5 PN6 PN7 PN8 PN9 PN10 √ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
PN1 ditandai dengan frasa selain “Ya Saman”. Frasa tersebut menunjukkan adanya peralihan atau pergantian bahan baru dari paragraf sebelumnya yang berisi tentang lagu “Ya Saman” ciptaan Kamsul. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni penciptaan lagu-lagu yang lain karya Kamsul sebagai bentuk melestarikan budaya Palembang. Selain menciptakan lagu “Ya Saman”, Kamsul juga menulis naskah teater dan puisi. Kalimat-kalimat selanjutnya berisi tentang rincian lagu-lagu yang lain ciptaan Kamsul, seperti lagu “Tembang Tepian Musi”, “Cindonyo Dunia”, “Sunrise on Musi River”, dan “Bari”. Bentuk peralihan tersebut memenuhi syarat, yakni singkat-padat dan samar-samar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
PN2 juga ditandai dengan kalimat dalam paragraf 8. Cuplikan kalimat penanda peralihan tersebut terletak pada kalimat pertama, yaitu Selain memberikan pelayanan kesehatan. Kemudian, dilanjutkan dengan kalimat langsung yang berisi penjelasan Mardiana mengenai latar belakang dia memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam memperjuangkan kembali hutan adat. Bentuk kalimat penanda tersebut singkat-padat dan samar-samar, tetapi menandakan bahwa cerita sudah berganti bahan baru. Pada paragraf-paragraf sebelumnya membahas keprihatinan Mardiana mengenai hutan adat di Desa Sarapat, Kecamatan Dusun Timur, Barito Timur, Kalimantan Tengah. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni pendampingan kepada masyarakat yang dilakukan Mardiana dalam memperjuangkan kembali hutan adat. PN3 menunjukkan adanya peralihan yang terlihat pada kata awalnya yang terdapat pada kalimat pertama paragraf 12. Kemudian, dilanjutkan dengan kalimatkalimat penjelasan yang masih berhubungan dengan kalimat pertama sebagai penanda adanya peralihan dari paragraf-paragraf sebelumnya. Pada paragraf-paragraf sebelumnya membahas sosok Suyitno yang membuat formulasi pupuk cair organik dan sebagai pelopor budidaya lele di Desa Kedungwangi, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni usahanya yang pantang menyerah dalam membudidayakan lele dengan membuat formulasi sendiri (flash back). PN4 berbeda dengan peralihan PN3. PN3 terlihat pada kalimat pertama paragraf 12. Sedangkan, PN4 terlihat pada keseluruhan isi paragraf 8. PN4 tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
menunjukkan adanya penulisan peralihan yang singkat-padat, karena bentuk peralihan terlalu panjang. Akan tetapi, peralihan tersebut sudah samar-samar. Artinya, secara tidak langsung menunjukkan adanya bahan bahasan yang baru. Pada paragrafparagraf sebelumnya membahas sosok Wignyo yang meraih sukses dalam usaha tenun. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni latar belakang Wignyo mewujudkan mimpi menjadi pengusaha tenun sukses. Orang tua Wignyo tidak mendukungnya dalam mendalami seni rupa. Akan tetapi, Wignyo bisa membuktikan bahwa ia bisa hidup dari keahlian di bidang seni rupa melalui hasil corak tenun yang ia gambar atau desain. PN5 terletak pada paragraf 13. Kalimat pertama dalam paragraf 13 sebagai penanda peralihan dapat dilihat pada kalimat Metode belajar Yulius itu diberi nama Opo 2mon. Paragraf-paragraf sebelumnya membahas sosok Yulius yang memberikan layanan pendidikan gratis di lima desa tiga kecamatan, wilayah selatan Kabupaten Purworejo. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni metode belajar “Opo tumon” yang digunakannya dalam layanan pendidikan gratis seperti yang terdapat pada kalimat pertama dalam paragraf di atas. Kalimat-kalimat selanjutnya berisi tentang penjelasan mengenai nama Opo 2mon itu sendiri. PN6 terletak pada kalimat pertama dalam paragraf 9, yaitu Semangat penendak digabung tradisi gotong royong digunakan Marsam membangun kesadaran kolektif warga mengubah kondisi desa mereka. Peralihan tersebut terlihat panjang dan tidak singkat-padat. Paragraf-paragraf sebelumnya membahas sosok Marsam yang ingin menggerakan warga Desa Kuripan untuk membuat jamban. Kemudian,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
beralih ke bahan baru yakni alat yang digunakan Marsam dalam membangun kesadaran kolektif warga mengubah kondisi desa, yaitu
semangat penendak
digabung tradisi gotong royong. Setelah kalimat pertama, dilanjutkan dengan kalimat penjelas mengenai kesadaran kolektif yang dimaksud. Kesadaran kolektif yang dimaksud adalah cara Marsam menggerakkan warga dengan pendekatan persuasif dengan hati nurani. PN7 terdapat pada paragraf 11 yang berisi mantra MPC WJB yang dipercayai siswa dalam membuat penelitian. Paragraf-paragraf sebelumnya berisi sosok Rudy dengan “mantra” Mbuh Piye Carane, Wajib (MPC WJB) dalam penelitian. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni wujud atau aksi nyata Rudy memberikan contoh membuat penelitian, sehingga para siswa mempercayai mantra MPC WJB tersebut berkat Rudy yang memberi teladan. PN8 terdapat pada paragraf 12. Peralihan tersebut terlihat dalam kalimat pertama, yakni Bagi warga dan anak-anak Singajaya. Paragraf-paragraf sebelumnya membahas sosok Opik yang menawarkan pendidikan literasi, membaca, menulis, hingga pelatihan multimedia kepada masyarakat di Garut. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni Opik dapat menjadi pemikat masyarakat untuk belajar karena latar belakang yang sama. PN9 merupakan peralihan antarparagraf. Peralihan tersebut terletak pada kalimat pertama paragraf 10. Kalimat yang dimaksud dalam paragraf 10 tersebut adalah Peristiwa pembunuhan di Blora itu diperkirakan terjadi pada masa Agresi Militer Belanda I, yaitu 21 Juli 1947-5 Agustus 1947. Kemudian, kalimat selanjutnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
dalam paragraf 10 berisi tentang penjelasan lanjut mengenai kalimat pertama sebagai penanda adanya peralihan dari paragraf-paragraf sebelumnya, yakni penjelasan mengenai peristiwa atau kejadian yang terjadi pada masa itu. Pada paragraf-paragraf sebelumnya membahas sosok Ramelan yang mengenyam pendidikan dasar Vervolgschool pada masa Hindia Belanda dan pada masa itu terjadi peristiwa pembunuhan warga di Blora oleh tentara Belanda. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni agresi militer. Selain itu, PN10 terdapat pada kalimat pertama paragraf 9. Kalimat yang dimaksud adalah Peneliti, sejarahwan, dosen, mahasiswa, pelajar, dan ilmuwan dari sejumlah negara mengunjungi perpustakaan dan museum kerajaan yang dikelola Nisnoni tersebut. Kalimat tersebut berisi orang-orang (pengunjung) atau siapa saja yang mengunjungi museum. Kemudian, kalimat-kalimat selanjutnya berisi tentang penjelasan mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan para pengujung tersebut ketika mengunjungi museum. Peralihan tersebut dapat terlihat apabila melihat paragraf-pargraf sebelumnya, yakni
membahas sosok Nisnoni yang merupakan
penjaga dan ahli waris Kerajaan Koepang. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni mengenai informasi lisan yang dapat diperoleh langsung dari Nisnoni mengenai Kerajaan Koepang. Kalimat penanda peralihan tersebut terlihat panjang, tidak singkat-padat. Bentuk kalimat peralihan itu bisa seperti ini, Banyak yang datang mengunjungi perpustakaan dan museum. Kemudian, dilanjutkan dengan kalimat yang berisi penjelasan mengenai siapa saja pengunjung yang dimaksud.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Secara keseluruhan, peralihan feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 menunjukkan karakteristik atau ciri-ciri peralihan feature. Karakteristik atau ciri-ciri peralihan feature tersebut, yaitu berbentuk kata, frasa, kalimat, atau paragraf. Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas banyak menggunakan peralihan berupa kalimat. Tujuh dari sepuluh bentuk peralihan berupa kalimat. Peralihan tersebut terdapat pada feature dalam bidang seni dan budaya, sosial, pendidikan, dan sejarah. Sedangkan, peralihan berupa kata, frasa, dan paragraf hanya terlihat pada satu feature sosok saja, yaitu feature sosok dalam bidang seni dan budaya (frasa) dan ekonomi (kata dan paragraf). Selain itu, memenuhi syarat peralihan, yaitu singkat-padat dan samar-samar. Tujuh dari sepuluh bentuk peralihan memenuhi syarat singkat-padat, kecuali E4, SO6, dan SE10.
4.2.1.4 Tubuh Arti kata tubuh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1) keseluruhan jasad manusia atau binatang yang kelihatan dari ujung kaki sampai ujung rambut, (2) bagian badan yang terutama (tidak dengan anggota dan kepala), dan (3) bagian yang terpenting. Kata tubuh merupakan kata benda. Kata benda ialah kata-kata yang menyatakan benda (Tardjan Hadidjaja dalam Buku Tata Bahasa Indonesia Penggolongan Kata, 1985). Kata tubuh digolongkan ke dalam kata benda nama jenis. Tidak hanya makhluk hidup (manusia dan binatang) saja yang memiliki tubuh, tetapi sebuah tulisan juga memiliki tubuh. Tubuh tulisan berfungsi sebagai tempat penguraian bahan cerita secara detail atau rinci. Tubuh tulisan terletak sesudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
judul dan teras tulisan, khususnya tulisan feature. Tubuh feature memiliki karakteristik, yakni bersifat unity (saling menyatu), koheren (saling berhubungan, dan mengandung emphasis (penekanan tertentu pada tiap paragrafnya (Santana, 2005:47). Karakteristik tubuh tersebut terlihat pada bentuk-bentuk atau pola paragraf tubuh feature. Tubuh feature menurut Mappatoto memperhatikan pola paragraf dalam penulisannya. Pola paragraf yang dimaksud adalah pola paragraf tematik, spiral, dan blok. Pola paragraf ini membuat tubuh tulisan terstruktur sehingga tulisan feature dapat dikemas dengan menarik. Karakteristik tubuh yang terlihat pada paragraf dapat dilihat dalam tabel berikut Tabel 12 Karakteristik Tubuh Feature Sosok Karakteristik Tubuh Feature Unity (saling menyatu) Koheren (saling berhubungan) Mengandung emphasis (penekanan tertentu)
Pola Paragraf Tubuh Feature Tematik Spiral Blok √ √ √
Setiap pola paragraf tubuh feature mengandung karakteristik yang berbeda. Paragraf tematik menunjukkan karakteristik tubuh feature, yaitu mengandung emphasis atau penekanan tertentu. Paragraf spiral menunjukkan karakteristik koheren atau saling berhubungan. Sedangkan, paragraf blok menunjukkan karakteristik unity atau saling menyatu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Paragraf tematik merupakan paragraf yang memberi penegasan kembali kepada apa yang telah diuraikan dalam teras. Penegasan kembali ini menunjukkan bahwa terdapat penekanan tertentu terhadap objek atau subyek yang terdapat pada teras atau paragraf pertama. Begitu juga dengan paragraf spiral menunjukkan adanya pertalian pikiran antara paragraf sebelumnya dengan paragraf selanjutnya. Pertalian ini sebagai bentuk karakteristik koheren, yakni paragraf satu dengan yang lain saling berhubungan.
Sedangkan,
paragraf
blok
menunjukkan
karakteristik
unity.
Karakteristik unity terlihat pada paragraf-paragraf mandiri yang berdiri sendiri, tetapi masih dalam cerita yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa paragraf-paragraf yang mandiri tersebut saling menyatu sehingga merajut cerita menjadi utuh. Tubuh feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dapat dicermati seperti di bawah ini sesuai dengan pola paragraf tematik, spiral, dan blok.
4.2.1.4.1 Paragraf Tematik Paragraf tematik adalah paragraf yang memberikan penegasan kembali kepada apa yang telah diuraikan dalam teras. Paragraf ini terletak sesudah penulisan teras feature. Penulisan paragraf tematik juga menggunakan penanda kohesi. Kohesi berkenaan dengan hubungan bentuk antara bagian-bagian suatu wacana. Kohesi merujuk keterpautan bentuk (Anton M. Moeliono, 1988:34). Pada umumnya tulisan yang baik memiliki keterpautan bentuk dan makna. Karakteristik tubuh, yakni mengandung emphasis (penekanan tertentu) dapat dilihat pada paragraf tematik ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Tk1 menggunakan penanda kohesi demikian pada kalimat lima. Penanda kohesi demikian merupakan referensi kataforis yang mengacu konstituen sebelumnya, yakni menunjuk pada lagu “Ya Saman” yang populer di Palembang ciptaan Kamsul. Sedangkan, Tk2 menggunakan penanda kohesi itulah yang terletak di awal kalimat. Penanda kohesi itulah dimaknai penunjukan anaforis yang menunjukan adanya kaitan dengan paragraf sebelumnya, yakni keprihatinan Mardiana (54) mengenai hutan adat. Tk3 menunjukkan adanya pemakaian penanda kohesi dia di awal kalimat. Kata dia merupakan kohesi penggatian atau substitusi berupa pronomina persona ketiga yang menunjuk Suyitno (38) pada paragraf sebelumnya. Paragraf ini masih berkaitan dengan paragraf sebelumnya. Selain itu, Tk4 menggunakan penanda kohesi ini yang terletak pada kalimat pertama. Penanda kohesi ini menunjuk pada pernyataan sebelumnya, yakni merambah ke pembuatan busana. Oleh karena itu, penanda kohesi ini dimaknai sebagai penanda kohesi penunjukan anaforis. Tk5 menggunakan penanda kohesi selain itu. Penanda kohesi referensi kataforis selain itu mengacu konstituen sebelumnya kemudian menunjukkan hal lain sesudahnya secara rinci, untuk melengkapi objek yang dimaksud sebelumnya, yakni keberhasilan Yulius yang lain, tidak hanya konsisten memberikan layanan pendidikan gratis bagi anak-anak pedesaan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tetapi ia juga berhasil “menggiring” orang lain untuk membantunya mengajar anak-anak. Tk6 juga menggunakan penanda kohesi kataforis, yakni penanda kohesi kondisi itu. Penanda kohesi kondisi itu dimaknai penunjukan kataforis pada paragraf sebelumnya, yakni
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
menunjuk pada warga Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat yang masih membuang air besar di sembarang tempat. Tk7 menunjukkan adanya penggunaan penanda kohesi. Akan tetapi, penanda kohesi tersebut berbeda dengan penanda kohesi dalam paragraf tematik yang lain. Tk7 terdapat bentuk terikat –nya. Bentuk terikat –nya pada kata dibimbingnya merupakan acuan penanda kohesi yang bersifat anaforis yang mengganti pronominal persona ketiga untuk mengganti ia atau dia yang menunjuk pada Rudy Prakanto (45) pada paragraf sebelumnya (teras). Sedangkan, Tk8 hampir sama dengan Tk2, yakni menggunakan penanda kohesi penunjukan anaforis pada paragraf tematik. Penanda kohesi yang dimaksud adalah penanda kohesi itu. Penanda kohesi itu menunjuk pada pernyataan sebelumnya, yakni menunjuk pada kutipan “Sajak Seonggok Jagung” karya WS Rendra, “Yang tidak berlatih dalam metode, dan hanya penuh hafalan kesimpulan, yang hanya terlatih sebagai pemakai, tetapi kurang latihan bebas berkarya. Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupannya!” Banyak sekali macam-macam penanda kohesi yang digunakan dalam penulisan paragraf tematik. Selain penanda kohesi anaforis dan kataforis, ada juga penanda kohesi leksikal yang berupa pengulangan (reiteration), seperti pengulangan konstituen yang telah disebut pada paragraf sebelumnya. Penanda kohesi seperti ini terlihat pada Tk9. Kata Asrama Spoorland dalam paragraf tematik pada Tk9 merupakan penanda kohesi leksikal, yakni menunjukkan adanya pengulangan kata dan pembahasan lanjut mengenai Asrama Spoorland pada paragraf sebelumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Selain itu, ada penanda kohesi anaforis yang lain. Penanda kohesi tersebut terlihat pada Tk10. Penanda kohesi tersebut terletak pada kalimat pertama dan dimaknai sebagai referensi atau penunjukan anaforis, menunjuk objek pada paragraf sebelumnya, yakni rumah tua yang lokasinya pada area berukuran sekitar 4 hektar. Paragraf tematik pada tubuh feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 ditandai dengan penanda kohesi. Penanda kohesi yang dimaksud adalah penanda kohesi anaforis, kataforis, penggatian (substitusi), dan pengulangan (leksikal). Penanda kohesi anaforis, seperti kata itulah (Tk2), ini (Tk4), bentuk terikat –nya pada kata dibimbingnya (Tk7), itu (Tk8), dan tersebut (Tk10). Penanda kohesi kataforis, seperti kata demikian (Tk1), selain itu (Tk5), dan kondisi itu (Tk6). Penanda kohesi penggantian (substitusi), seperti kata dia (Tk3); dan penanda kohesi pengulangan (leksikal), seperti Asrama Spoorland (Tk9).
4.2.1.4.2 Paragraf Spiral Paragraf spiral adalah paragraf yang merinci apa yang ditulis dalam paragraf sebelumnya, ibarat spiral mengulir ke bawah. Paragraf spiral menunjukkan adanya pertalian pikiran antara paragraf sebelumnya dengan paragraf selanjutnya. Karakteristik tubuh, yakni koheren (saling berhubungan) dapat dilihat pada paragraf spiral ini. paragraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Artinya, isi paragraf tidak melenceng dari isi pokok paragraf sebelumnya dan masih merupakan kelanjutan dari paragraf tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Sl1 yang terdapat pada paragraf 7 menunjukkan bahan bahasan secara umum, yakni bahan bahasan mengenai lagu Ya Saman. Kemudian pada paragraf selanjutnya (paragraf 8, 9, dan 10) berisi tentang penjelasan lanjut mengenai lagu Ya Saman sehingga paragraf 7-10 saling berkaitan. Secara keseluruhan, paragraf spiral tersebut berisi tentang lagu “Ya Saman” yang populer di Palembang, Sumatera Selatan, ciptaan Kamsul Arifuddin Harla. Sl2 yang terdapat pada paragraf 12 juga menunjukkan bahan bahasan secara umum, yakni bahan bahasan mengenai sanggar tari dan miniatur perlengkapan tradisional masyarakat Dayak. Kemudian, pada paragraf selanjutnya (paragraf 13 dan 14) berisi penjelasan secara khusus mengenai sanggar tari dan miniatur perlengkapan tradisional masyarakat Dayak. Paragraf 13 berisi rincian tarian yang diciptakan Oleh Mardiana, seperti tari Jaku, Nerau Amirue, Wadian Bawu, Wadian Dadas, Ruang Wundrung Nandrik, Nampak atau Giring-giring, Wadian Maharun, dan Tampak Ehek. Sedangkan, paragraf 14 berisi rincian mengenai miniatur perlengkapan tradisional masyarakat Dayak, seperti jenis-jenis perlengkapan yang digunakan nenek moyang untuk keperluan sehari-hari, baik di ladang, sungai, maupun dapur. Secara keseluruhan, Sl2 berisi tentang tarian dan miniatur perkakas tradisional Dayak karya Mardiana (54). Sl3 yang terdapat pada paragraf 21 berisi bahan bahasan secara umum, yakni virus usaha budidaya lele yang disebarkan oleh Suyitno. Paragraf selanjutnya (paragraf 22, 23, dan 24) berisi tentang rincian bahan bahasan secara umum tersebut. Paragraf 22 berupa kalimat langsung, Suyitno mengajak pemuda di Desa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Kedungwangi, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur untuk menebar ikan sebagai usaha budidaya lele. Paragraf 23 menunjukkan virus usaha Suyitno berhasil disebarkan. Buktinya, tidak hanya pemuda di desanya yang terkena virus usaha budidaya lele, tetapi mereka yang berasal dari desa-desa tetangga dan kabupaten lain pun juga terkena virus usaha budidaya lele Suyitno. Kemudian, paragraf 24 berisi penjelasan mengenai kerja keras Suyitno dalam menularkan virus usaha budidaya lele dengan mengawal dan mendampingi warga tanpa memungut biaya dengan tujuan mengubah hidup warga dan berpenghasilan cukup. Secara keseluruhan, Sl3 berisi tentang virus usaha budidaya lele Suyitno kepada pemuda Lamongan maupun dari desa-desa tetangga dan kabupaten lain. Sl4 terdapat pada paragraf 11 berupa kalimat langsung mengenai minat Wignyo pada usaha tenun. Kalimat langsung tersebut bisa dikatakan sebagai bahan bahasan secara umum, karena pada paragraf selanjutnya dijelaskan secara rinci mengenai minat Wignyo pada usaha tenun tersebut. Paragraf 12 menunjukkan bahwa Wignyo merealisasikan minatnya pada usaha tenun. Hal ini terlihat pada keseriusan Wignyo dalam belajar menenun hingga ia mendirikan usaha tenun di Desa Padaasih, Cisaat, Sukabumi. Kemudian, dilanjutkan dengan paragraf 13 yang berisi siapa saja yang menjadi pegawai usaha tenun milik Wignyo tersebut. Secara keseluruhan, paragraf 11, 12, dan 13 saling berkaitan, yakni berisi tentang usaha tenun milik Wignyo. Sl5 terdapat pada paragraf 13 yang berisi bahan bahasan secara umum, yakni metode belajar Opo 2mon milik Yulius. Paragraf selanjutnya (paragraf 14, 15, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
16) masih berkaitan dengan paragraf 13. Artinya, isi paragraf 14, 15, dan 16 tidak melenceng dari bahan bahasan umum yang ada pada paragraf 13. Paragraf-paragraf tersebut berisi tentang penjelasan secara rinci mengenai metode Opo 2mon milik Yulius. Paragraf 14 berisi tentang pengemasan metode Opo 2mon itu sendiri, yakni dikemas unik dan menyenangkan bagi anak-anak dengan trik dan permainan. Paragraf 15 masih berkaitan dengan paragraf sebelumnya (paragraf 13 dan 14) mengenai contoh penggunaan trik dalam metode Opo 2mon. Kemudian, dilanjutkan dengan paragraf 16 yang berisi kalimat langsung mengenai pernyataan Yulius yang mempunyai banyak trik dalam memecahkan soal-soal. Secara keseluruhan, empat paragraf tersebut berisi tentang metode Opo 2mon yang merupakan metode belajar milik Yulius. Sl6 terdapat pada paragraf 12. Sl6 berisi tentang sanitasi dan lingkungan. Pokok pembahasan mengenai sanitasi dan lingkungan tersebut dijelaskan pada paragraf-paragraf selanjutnya (paragraf 13, 14, 15, dan 16). Penjelasan lanjut mengenai sanitasi dan lingkungan dimulai pada paragraf 13 yang berisi tentang pembuatan jamban permanen. Pembuatan jamban permanen oleh warga dengan dananya sendiri dan kerja kerasnya sendiri itu mencerminkan adanya kaitan antara paragraf 12 dan paragraf 13 mengenai sumber dana yang digunakan untuk membuat jamban. Kemudian, paragraf 14 berisi tentang hasil pembuatan jamban dengan mencantumkan pernyataan langsung dari Marsam mengenai perilaku masyarakat ketika belum ada jamban. Lalu, lebih diterangkan lagi mengenai perilaku tersebut ketika sudah ada jamban (paragraf 15). Paragraf 16 lebih melengkapi penjelasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
bagaimana jamban tersebut bisa terwujud. Secara keseluruhan, paragraf spiral ini berisi tentang sanitasi dan lingkungan dengan cara pembuatan jamban yang dipelopori oleh Marsam. Paragraf spiral yang lain, seperti Sl7 yang terdapat pada paragraf 4. Paragraf tersebut berisi tentang sosok Rudy seorang guru yang menjadikan sekolah riset di Yogyakarta. Paragraf selanjutnya (paragraf 5 dan 6) merupakan paragraf yang berisi kelanjutan dari isi pokok paragraf 4 yang masih umum tersebut. Kemudian, pada paragraf 5 dan 6 dijelaskan secara khusus atau rinci. Paragraf 5 dijelaskan mengenai sekolah di Yogyakarta yang dijadikan Rudy sebagai sekolah riset, yaitu SMAN 6 Yogyakarta. Selain itu, dijelaskan juga mengenai misi Rudy menjadikan SMAN 6 Yogyakarta sebagai sekolah riset. Kemudian, dilanjutkan dengan paragraf 6 yang isinya masih berkaitan dengan paragraf sebelumnya (paragraf 5), yakni mengenai cara Rudy untuk mewujudkan misinya. Paragarf spiral tersebut ditandai dengan kata sekolah riset (paragraf 4 dan 5) dan kata penelitian (paragraf 6) sebagai tanda bahwa paragraf tersebut saling berkaitan. Secara keseluruhan, paragraf spiral ini berisi tentang Rudy yang berhasil menjadikan SMAN 6 Yogyakarta menjadi sekolah riset. Sl8 yang terdapat pada paragraf 7 berisi tentang 50 relawan yang bertanggung jawab memastikan anak-anak mendapatkan akses pendidikan selain di bangku sekolah (kalimat 2). Kata kunci dalam paragraf tersebut adalah anak-anak, karena pada paragraf selanjutnya (paragraf 8, 9, dan 10) masih berisi tentang anak-anak. Paragraf 8 dijelaskan secara rinci mengenai anak-anak yang dimaksud pada paragraf sebelumnya (paragraf 7), yakni ada 500 anak dari Kecamatan Singajaya, Garut, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Kecamatan Taraju, Tasikmalaya mendapatkan akses pendidikan selain di bangku sekolah dengan berbagai kegiatan, seperti membaca literatur baru, mendengarkan dongeng anak-anak, dan melatih kebersamaan melalui lagu. Kegiatan lain anak-anak tersebut dijelaskan secara rinci lagi pada paragraf 9, seperti pelatihan mengoperasikan komputer dan mengaktifkan internet, merasakan pengalaman menjadi fotografer, dan sutradara film. Supaya lebih jelas, pada paragraf 10 dicantumkan pernyataan langsung dari Opik, yakni sosok yang menjadi penggiring kegiatan tersebut. Pernyataan langsung itu lebih menguatkan mengenai kegiatan-kegiatan yang berlangsung karena benar-benar dilaksanakan oleh Opik dan rekannya. Secara keseluruhan paragraf spiral ini berisi tentang anak-anak dari Kecamatan Singajaya, Garut, dan Kecamatan Taraju, Tasikmalaya dapat belajar bersama. Sl9 terdapat pada paragraf 12. Paragraf tersebut berisi informasi di mana tempat tinggal Ramelan ketika keluarganya menjadi incaran tentara Belanda, yakni di Kudus di rumah kakaknya selama sebulan. Pada paragraf 13 berisi kalimat langsung yang merupakan pernyataan Ramelan mengenai kegiatannya selama di Kudus. kegiatannya yang lain dijelaskan lagi pada paragraf 14. Ketiga paragraf itu (paragraf spiral) ditandai dengan kata Kudus yang menunjukkan bahwa ketiga paragraf tersebut saling berkaitan, berisi tentang Ramelan ketika di Kudus. Secara keseluruhan, Sl9 berisi tentang aktivitas Ramelan ketika di Kudus. Kemudian, Sl10 terdapat pada paragraf 12 yang berisi tentang liurai atau raja yang menguasai Pulau Timor di Kupang pada abad ke-16. Setelah itu, dilanjutkan dengan paragraf 13 yang berisi tentang penjelasan siapa saja liurai atau raja yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
dimaksud yang menguasai wilayah itu. Pada paragraf 12 dan 13 menggunakan penanda kohesi leksikal yang berupa pengulangan (reiteration), seperti pengulangan konstituen yang telah disebut pada kalimat sebelumnya. Penanda tersebut adalah kata liurai. Secara keseluruhan, paragraf spiral tersebut berisi tentang liurai yang menguasai Pulau Timor di Kupang pada abad ke-16.
4.2.1.4.3 Paragraf Blok Paragraf blok adalah paragraf yang berisi bahan yang pada dasarnya berdiri sendiri, tetapi paragraf-paragraf yang mandiri itu pada akhirnya menyulam satu cerita yang bulat. Karakteristik tubuh, yakni unity (saling menyatu) dapat dilihat pada paragraf blok ini. Setiap paragraf yang tersusun menjadi suatu paragraf blok dapat saling menyatu menjadi satu pokok cerita. Artinya, setiap paragraf mengandung isi yang berbeda, tetapi dari beberapa paragraf yang isinya berbeda tersebut dapat menyatu menjadi kesatuan cerita yang utuh sesuai dengan topik cerita. Tubuh feature sosok dalam bidang seni dan budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah di bawah ini menggunakan pola paragraf blok dalam tulisannya. Paragraf blok yang bertama dapat dilihat pada Bk1. Paragraf 13 dan 14 berisi tentang hal yang berbeda, tetapi masih dalam satu pokok cerita mengenai lagu Ya Saman. Paragraf 13 berisi tentang karya lagu, naskah teater, dan puisi karya Kamsul. Sedangkan, paragraf 14 berisi tentang tujuan Kamsul melestarikan bahasa daerah dan nilai-nilai dalam budaya Palembang karena ia prihatin dengan kehidupan kota saat ini. Secara keseluruhan, paragraf blok tersebut berisi dua bahasan, yakni naskah teater
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
dan puisi karya Kamsul serta perjuangan Kamsul melestarikan bahasa daerah dan nilai-nilai dalam budaya Palembang. Paragraf blok yang lain adalah Bk2. Paragraf 9 berisi tentang pendampingan dan arahan Mardiana kepada masyarakat mengenai permasalahan yang terjadi dalam masyarakat untuk disampaikan kepada DPR, Komnas HAM, dan Kementerian Kehutanan. Paragraf 10 berisi kalimat langsung, yakni sebuah pernyataan langsung dari Mardiana yang pernah mendapatkan terror dan intimidasi, baik berupa SMS maupun telepon ancaman, diikuti dengan profil Mardiana yang pernah mengikuti pelatihan paralegal yang diselenggarakan Forum Keadilan dan Perdamaian PapuaKalimantan dan Konferensi Waligereja Indonesia pada 2011 sebagai tambahan penjelasaan mengenai sosok Mardiana. Kemudian, paragraf 11 menunjukkan adanya bahan bahasan yang berbeda, yakni berisi tentang profil Mardiana yang lain. secara keseluruhan, paragraf blok ini berisi tiga bahasan, yakni peran Mardiana dalam masyarakat, tantangan Mardiana, dan eksistensi Mardiana. Bk3 berisi tiga bahasan, yakni hasil panen lele (paragraf 7), keuntungan panen lele (paragraf 8), dan usaha Suyitno diikuti sejumlah warga di Desa Kedungwangi, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur (paragraf 9). Ketiga paragraf tersebut berbeda-beda isinya, tetapi tetap dalam satu runtutan cerita mengenai sosok Suyitno yang sukses dalam usahanya berbudidaya lele. Kemudian, Bk4 berisi dua bahasan, yakni pegangan Wignyo dalam mengembangkan usaha tenun (paragraf 19) dan Wognyo membagi pengetahuan kepada perajin tenun tradisional (paragraf 20). Dua paragraf tersebut termasuk dalam paragraf blok, karena masing-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
masing paragraf mengandung isi cerita yang berbeda, tetapi dapat menyusun cerita mengenai sosok Wignyo yang sukses dalam usaha tenunnya dengan utuh. Kemudian, Bk5 berisi tiga bahasan, yakni harapan Yulius mengenai gerakan sosial dapat menjadi gerakan sosial (paragraf 3), layanan pendidikan gratis Yulius (paragraf 4), dan materi pelajaran utama (paragraf 5). Ketiga paragraf tersebut menyusun cerita mengenai sosok Yulius yang memberikan layanan pendidikan sebagai gerakan sosial. Bk6 berisi dua bahasan, yakni Marsam sebagai pelopor penghijauan di sekitar Gunung Sasak (paragraf 17) dan penemuan sumber mata air di sekitar Gunung Sasak (paragraf 18). Dua paragraf tersebut berisi bahasan yang berbeda, tetapi masih dalam rentetan cerita mengenai sosok Marsam. Selain itu, Bk7 terdiri dari empat paragraf yang masing-masing berisi tentang bahasan yang berbeda-beda. Isi paragraf tersebut adalah minat siswa untuk meneliti berkembang (paragraf 7), siswa membuat penelitian (paragraf 8), prestasi siswa (paragraf 9), dan SMAN 6 Yogyakarta sebagai sekolah riset (paragraf 10). Keempat paragraf tersebut dapat melengkapi cerita mengenai sosok Rudy yang menginspirasi siswa mencintai penelitian. Bk8 terdiri dari tiga paragraf. Isi bahasan masing-masing paragraf adalah radio komunitas (paragraf 17), program Guru Rantau Bicara (paragraf 18), dan acara favorit (paragraf 19). Sama seperti Bk7, paragraf-paragraf ini juga masih dalam rentetan cerita mengenai sosok Opik yang berkiprah dalam bidang pendidikan. Paragraf blok yang lain adalah Bk9 yang terdiri dari tiga paragraf. Isi dari masing-masing paragraf tersebut adalah kondisi rumah Ramelan (paragraf 6), tanggal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
lahir Ramelan (paragraf 7), dan Vervolgschool, yaitu pendidikan dasar untuk orang pribumi pada masa Hindia Belanda (paragraf 8). Ketiga paragraf itu saling berkaitan, walaupun masing-masing paragraf berbeda isinya. Begitu juga Bk10 yang terdiri dari tiga paragraf dengan isi yang berbeda-beda, tetapi masih dalam satu topik. Paragrafparagraf tersebut berisi mengenai penyusunan buku tentang kerajaan Koepang oleh Nisnoni (paragraf 21), jasa Alfons Nisnoni (ayah Nisnoni) (paragraf 22), dan Nisnoni sebagai ahli waris (paragraf 23).
4.2.1.5 Penutup Kata penutup berasal dari kata dasar tutup yang berarti alat untuk menutup. Akan tetapi, penutup yang dimaksud dalam struktur penyajian (penulisan) feature sosok adalah bagian akhir dari suatu karangan atau cerita. Bisa dikatakan, penutup merupakan ending atau penyelesaian sebuah cerita. Sesuai dengan struktur penyajian feature, letak penutup berada paling akhir atau paling bawah sesudah judul, teras, dan tubuh. Ada jenis-jenis penutup yang dapat digunakan dalam menulis feature sosok, di antaranya adalah (1) penutup ringkasan, (2) penutup klimaks, (3) penutup tanpaakhir, dan (4) penutup penyengat (Mappatoto, 1999:54-56). Para penulis feature sosok dapat menggunakan salah satu jenis penutup tersebut sesuai dengan kebutuhan. Jenis-jenis penutup yang sering digunakan penulis feature sosok dalam Surat Kabar Kompas adalah jenis penutup klimaks dan penutup penyengat. Jenis-jenis penutup dapat dilihat seperti tabel di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Tabel 13 Jenis-jenis Penutup Feature Sosok Jenisjenis Penutup Feature Ringkasan Klimaks Tanpaakhir Penyengat
4.2.1.5.1
Penutup Feature Sosok Pp1
√
Pp2
√
Pp3
Pp4
Pp5
Pp6
Pp7
Pp8
√
√
√
√
√
√
Pp9
Pp10
√
√
Klimaks
Penutup klimaks adalah penutup yang menimbulkan kejutan, kenangan, kengerian, dan sebagainya. Bentuk penutup klimaks terdapat pada E4. Pp4 pada E4 berupa kalimat langsung atau pernyataan Wignyo mengenai harapannya. Pada paragraf-paragraf sebelumnya, berisi tentang perjuangan Wignyo dalam mendirikan usaha tenun. Kemudian, pada paragraf akhir tulisan berisi mengenai puncak perjuangan Wignyo, yakni sebuah harapan atau impian yang mulia membawa citra modern pada tenun Indonesia di dalam negeri dan dunia internasional. Pp5 pada SO5 juga menunjukkan sebuah puncak cerita dimana Yulius yang disosokkan sebagai inspirator belajar anak-anak dengan metode yang ia miliki mempunyai sebuah harapan. Harapan Yulius adalah komunitasnya dalam memberikan layanan pendidikan semakin berkembang dan menjadikan anak-anak semakin pintar. Pp6 pada SO6 berupa kalimat langsung. Kalimat langsung tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
merupakan pernyataan Marsam mengenai pengalaman yang pernah didapatkan. Pp6 merupakan puncak keberhasilannya berkiprah menerapkan “manajemen rasa malu” dalam pemberdayaan masyarakat, yakni Marsam dapat menjadi narasumber dalam sejumlah kesempatan sehingga ia mendapatkan imbalan yang sesuai dengan kerja kerasnya. Pp7 pada P7 berupa kalimat langsung dari narasumber, yaitu Rudy. Rudy menyampaikan kunci dari keberhasilannya menginspirasi siswa mencintai penelitian, yakni kreatif untuk menciptakan pembelajaran yang terarah, terstruktur, dan menyenangkan. Pernyataan Rudy tersebut merupakan kesimpulan secara keseluruhan cerita dari awal sampai akhir sesuai dengan riwayat Rudy sebagai pendidik dengan tujuan memberikan motivasi bagi para pendidik (guru). Pp8 pada P8 juga menunjukkan sebuah pernyataan dari penulis itu sendiri. Sesuai dengan cerita sosok Opik, penulis menyampaikan kesimpulan sendiri mengenai perjuangan Opik membesarkan tempat kelahirannya melalui pendidikan. Penulis berpendapat, tidak ada gunanya menjadi orang yang pandai jika ia tidak bisa membangun tempat kelahirannya sendiri seperti Opik. Jadi, Pp8 merupakan klimaks atau puncak cerita.
4.2.1.5.2
Penyengat
Jenis penutup lain yang digunakan pada feature sosok dalam Surat Kabar Kompas adalah penyengat. Penutup penyengat adalah penutup berupa pernyataan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
yang di luar dugaan kuat pembaca. Penutup penyengat terdapat pada feature sosok dalam bidang seni dan budaya, ekonomi, dan sejarah. Pp1 pada SB1 menunjukkan suatu hal yang tidak terduga oleh pembaca. Hal yang tidak terduga tersebut adalah Kamsul tidak berhenti dan menyerah begitu saja dalam melestarikan budaya Palembang melalui pembuatan lagu, walaupun ia tidak dihargai oleh orang-orang yang menyanyikan lagunya. Paragraf ini dapat menjadi penyegat para pembaca, menimbulkan motivasi dengan hal yang tidak terduga dari sosok yang diceritakan. Begitu juga Pp2 pada SB2 menunjukkan hal yang tidak terduga, yakni ternyata Mardiana tidak memungut biaya dalam melatih tari maupun mengajarkan membuat suvenir. Padahal, Mardiana mengeluarkan modal biaya, tenaga, dan waktu untuk melakukannya. Hal ini dapat membuat kaget para pembaca dengan kondisi Mardiana yang sebenarnya. Selanjutnya, Pp3 juga menunjukkan hal yang tidak terduga oleh pembaca. Pembaca bisa tidak menduga bahwa memelihara lele lebih menguntungkan daripada menanam tebu. Hal ini terlihat pada penjelasan paragraf penutup tersebut, yakni lahan (area) dan waktu yang diperlukan untuk memelihara lele dan menanam tebu berbeda. Memelihara lele tidak memerlukan lahan yang luas seperti menanam tebu, tetapi hasilnya sudah sebanding dengan menanam tebu. Memelihara lele selama dua bulan juga sudah bisa mengembalikan modal, tetapi tidak demikian jika menanam tebu. Menanam tebu memerlukan waktu yang lama untuk bisa mengembalikan modal. Paragraf penutup seperti ini bisa mencengangkan pembaca.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
Pp9 pada SE9 dan Pp10 pada SE10 sama-sama berupa kalimat langsung atau pernyataan langsung dari orang yang disosokkan. Pp9 menunjukkan hal yang tidak terduga bahwa di dalam tanah terdapat rel kereta api dari Stasiun Samarang ke timur arah ke Tanggung. Pembaca dapat mengetahui hal ini melalui pernyataan langsung Ramelan, yakni sosok yang menjadi ahli sejarah Stasiun Samarang. Ia mengatakan bahwa pernah melihat rel kereta api dari Stasiun Samarang ke timur arah ke Tanggung, tetapi sekarang semua itu terkubur tanah. Hal tidak terduga ini dapat menjadi pengetahuan bagi para pembaca. Begitu juga dengan Pp10 yang memberitahu pembaca bahwa ada 10 lokasi peninggalan sejarah yang tidak terawat. Secara keseluruhan, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari29 Maret 2014 menggunakan jenis penutup klimaks dan penyengat. Jenis penutup klimaks digunakan pada feature sosok dalam bidang ekonomi, sosial, dan pendidikan. Sedangkan, jenis penutup penyengat digunakan pada feature sosok dalam bidang seni dan budaya, ekonomi, dan sejarah. Jenis penutup klimaks dan penyengat dapat berupa kalimat langsung atau berisi pernyataan langsung dari narasumber. Jenis penutup klimaks dapat berisi sebuah harapan narasumber (Pp4 dan Pp5), puncak keberhasilan narasumber (Pp6), dan kesimpulan cerita secara keseluruhan menurut sudut pandang penulis (Pp7 dan Pp8). Jenis penutup penyengat berisi suatu hal yang tidak terduga oleh pembaca.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.2
109
Karakteristik Feature Sosok Karakteristik merupakan kata lain dari ciri-ciri, yakni tanda khas yang
membedakan sesuatu dari yang lain. Tulisan feature juga memiliki karakter atau ciriciri yang membedakan dengan tulisan yang lain, seperti tulisan feature dengan cerpen dan tulisan feature dengan berita. Menurut Sumadiria (2008:153-156), ada enam belas karakteristik feature. Karakteristik ini membedakan tulisan feature dengan berita. Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 juga menunjukkan adanya karakteristik atau ciri-ciri yang membedakan dengan tulisan yang lain, khususnya berita.
4.2.2.1 Ditulis dengan Teknik Mengisahkan (To Story) Karakteristik pertama (K1), yaitu feature ditulis dengan teknik mengisahkan (to story) suatu situasi, peristiwa, atau keadaan secara faktual (nyata atau benar-benar terjadi). Situasi berarti suatu keadaan, seperti mencekam, tegang, ramai, dan sebagainya; peristiwa berarti suatu kejadian yang luar biasa (menarik perhatian, dsb.); dan keadaan berarti sifat, perihal suatu benda. Berbeda dengan cerita pendek yang bersifat rekaan. Teknik mengisahkan tersebut dapat dicermati pada feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Feature-feature sosok itu dikategorikan ke dalam lima bidang, yaitu bidang seni dan budaya (SB), ekonomi (E), sosial (SO), pendidikan (P), dan sejarah (SE). Penulis feature sosok dalam bidang seni dan budaya edisi 28 Februari 2014 (SB1) menggunakan teknik mengisahkan dalam penulisan ceritanya. SB1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
mengisahkan Kamsul Arifudin Harla seorang penjaga budaya Palembang dengan melestarikan bahasa Melayu melalui syair. Teknik mengisahkan ini terlihat pada beberapa paragraf yang berisi situasi, peristiwa, dan keadaan. Paragraf 11 pada SO1 menunjukkan sebuah keadaan yang memprihatinkan, dimana nama Kamsul tidak dicantumkan sebagai pencipta lagu Ya Saman. Selain keadaan yang nampak pada cerita tersebut, sebuah peristiwa juga terlihat dalam cerita feature sosok. Misalnya, suatu peristiwa ketika lagu Ya Saman mengalun di hadapan ribuan orang pada penutupan SEA Games 2011 di Palembang (paragraf 1). Sebuah peristiwa berisi mengenai apa yang terjadi, kapan, dan dimana peristiwa itu terjadi. Isi paragraf tersebut menunjukkan situasi yang ramai. SB2 mengisahkan Mardiana D. Dana (54) seorang perawat, pelestari budaya, dan hutan adat melalui pendampingan kepada masyarakat dan melestarikan kearifan lokal. SB2 juga menunjukkan suatu keadaan yang memprihatinkan, dimana sebagian besar masyarakat di Desa Sarapat bekerja menjadi buruh perkebunan dengan jaminan kesehatan yang minim dan pendapatan yang terbatas (paragraf 6). Pada cerita juga terlihat ada peristiwa. Sosok dalam cerita mendapat teror dan intimidasi, baik berupa SMS maupun telepon ancaman ketika memperjuangkan hutan adat (paragraf 10). Peristiwa tersebut diungkapkan langsung oleh tokoh cerita. Situasi yang terlihat pada paragraf 10 menegangkan. Sosok Mardiana merasa was-was dengan adanya teror dan intimidasi itu. Kemudian, E3 mengisahkan Suyitno (38) yang sukses karena usaha budidaya lele dari Desa Kedungwangi, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
Timur. Pada paragraf 19 berisi sebuah peristiwa dimana sosok Suyitno mendapatkan sertifikat hasil riset analisis secara laboratorium pada 8-25 April 2011. Peristiwa tersebut sudah terjadi beberapa tahun yang lalu. Peristiwa itu menunjukkan situasi yang membahagiakan keadaan Suyitno benar-benar layak mendapatkan sertifikat tersebut karena temuannya yang luar biasa mengenai ilmu budidaya lele. E4 mengisahkan Wignyo Rahadi (53) seorang pengusaha tenun yang sukses dari Solo, Jawa Tengah. Paragraf 3 pada E4 menunjukkan sebuah peristiwa dimana Wignyo mendapatkan sejumlah penghargaan dari dalam maupun luar negeri pada tahun 2012, setelah 10 tahun ia bekerja keras dalam menekuni usaha tenunnya. Peristiwa tersebut menunjukkan situasi yang menyenangkan atau membahagiakan bagi Wignyo pribadi. Keadaan Suyitno waktu itu memprihatinkan, karena ia banyak berkorban untuk mengembangkan usaha tenunnya (paragraf 4). SO5 mengisahkan Yulius Yuwana (55) orang yang berkiprah dalam bidang sosial, yakni memberikan pelayanan dalam bidang pendidikan. Paragraf 11 pada feature sosok edisi tersebut menunjukkan sebuah peristiwa yang tidak terduga dimana siswa SMA yang biasanya meraih nilai 6-7 pada pelajaran Matematika, sekarang mereka bisa meraih nilai 8-9,9. Peristiwa tersebut menunjukkan situasi yang menyenangkan atau membahagiakan. Pemerolehan nilai yang bagus membuat semua pihak yang bersangkutan merasa senang atau bahagia. Tentu saja keadaan siswanya memang berusaha keras dalam belajar dan para pembimbing belajarnya juga demikian, memberikan yang terbaik untuk siswanya. Keadaan siswa terlihat pandai dan gurunya berkualitas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Kemudian, SO6 mengisahkan Marsam Suma sebagai pekerja sosial masyarakat. Paragraf 6 berisi mengenai keadaan yang memprihatinkan, yakni dari 150 keluarga, hanya dua keluarga yang memilki jamban keluarga. Sedangkan, Paragraf 18 pada SO6 menunjukkan sebuah peristiwa ditemukannya sebuah penemuan 22 sumber mata air dari 35 sumber pada tahun 1997. Peristiwa tersebut menunjukkan situasi yang mengejutkan, karena tidak disangka di sekitar Gunung Sasak yang dulunya gundul menjadi hijau kembali ternyata ada sumber mata airnya. Selanjutnya, P7 mengisahkan Rudy Prakanto, provokator SMAN 6 Yogyakarta menjadi sekolah riset. Ia menginspirasi siswa SMAN 6 Yogyakarta mencintai penelitian dengan mantra “Mbuh Piye Carane, Wajib” (MPC WJB). Pada paragraf 2 terlihat sebuah peristiwa yang menarik, yakni sejak tahun 2003, sebanyak 37 siswa yang dibimbing Rudy selalu menjadi juara di tingkat nasional maupun internasional. Peristiwa tersebut menunjukkan situasi yang membahagiakan bagi pihak yang bersangkutan, khususnya Rudy selaku guru pembimbing siswa dalam penelitian. Hal ini terlihat keadaan Rudy yang pandai dalam menginspirasi siswanya untuk mencintai penelitian. Begitu juga dengan siswanya yang merespon Rudy dengan baik. Keadaan siswa yang siap dan mau menerima bimbingan dari Rudy akhirnya membuahkan hasil juga, sungguh membanggakan. P8 mengisahkan Opik (31) yang memberikan pendidikan literasi, membaca, menulis, dan pelatihan multimedia kepada anak-anak di Kampung Sukawangi, Desa Sukawangi. Pada paragraf 5 terlihat adanya peristiwa penting dimana sosok Opik memulai dan menamakan komunitasnya pada tahun 2010. Peristiwa ini menunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
suatu situasi yang membahagiakan karena akhirnya Opik dapat mendirikan sebuah komunitas. Keadaan Rudy memang sudah siap ketika memulai dan menamakan komunitas tersebut karena ia memiliki keyakinan, ada banyak ilmu yang bisa didapat di luar bangku sekolah bagi anak-anak. SE9 mengisahkan Ramelan (80) sebagai sumber sejarah Stasiun Samarang, Jawa Tengah yang merupakan stasiun pertama kali di Indonesia. Pada paragraf 10 terlihat sebuah peristiwa yang sudah lama terjadi, yakni peristiwa pembunuhan di Blora pada masa Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947-5 Agustus 1947). Selain itu, menunjukkan sebuah situasi yang mencekam, yakni pasukan Belanda menyerang sejumlah daerah di Pulau Jawa. Pembaca dapat membayangkan situasi pada saat itu. Situasi tersebut menunjukkan sebuah keadaan dimana rakyat di Pulau Jawa merasa ketakutan dan tertekan. SE10 mengisahkan Leopold Nisnoni (78), penjaga sejarah Kerajaan Koepang. Pada paragraf 14 berisi mengenai peristiwa dimana bangsa Portugis dan Belanda merusak seluruh tanaman kerajaan di Timor. Peristiwa tersebut menunjukkan situasi yang mencekam. Hal ini memperlihatkan keadaan orang-orang (masyarakat) di sana pada waktu itu. Masyarakat di Timor terlihat pasrah dan tidak melakukan perlawanan. Keadaan ini memprihatinkan. Secara keseluruhan, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari29 Maret 2014 menggunakan teknik mengisahkan suatu situasi, peristiwa, dan keadaan. Situasi yang terlihat pada feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 adalah menyenangkan atau membahagiakan, seperti E3, E4,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
SO5, P7, dan P8. Situasi yang ramai juga terlihat pada SB1. Tidak hanya situasi menyenangkan atau membahagiakan dan ramai, situasi menegangkan juga terlihat pada SB2. Selain itu, ada juga situasi mengejutkan, seperti SO6. Situasi mencekam terlihat pada feature sosok dalam bidang sejarah, yakni SE9 dan SE10. Sepuluh feature sosok tersebut berisi peristiwa yang menarik. Peristiwa tersebut benar-benar terjadi. Hal ini ditunjukkan dengan waktu peristiwa itu terjadi, seperti SB1 dan E3 pada tahun 2011, dan E4 pada tahun 2012. Ada peristiwa yang kejadiannya tidak terduga, seperti SO5. Tidak hanya itu, SE9 dan SE10 menunjukkan peristiwa yang sudah terjadi lama dan tidak bisa terjadi lagi, seperti peristiwa pembunuhan di Blora pada masa Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947-5 Agustus 1947) (SE9); bangsa Portugis dan Belanda merusak seluruh tanaman kerajaan di Timor (SE10). Suatu keadaan juga terlihat pada feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Feature sosok ini mengisahkan suatu keadaan yang memprihatinkan, seperti SB1, SB2, E4, SO6, dan SE10. SE10 juga menunjukkan keadaan pasrah. E3 menunjukkan keadaan yang layak. Kemudian, SO5 dan P7 menunjukkan keadaan seseorang yang pandai. Keadaan yang siap juga terlihat pada P8. Selain itu, keadaan ketakutan dan tertekan terlihat pada SE9. Jadi, teknik mengisahkan (to story) suatu situasi, peristiwa, atau keadaan secara faktual (nyata atau benar-benar terjadi) digunakan dalam penulisan feature sosok. Ketiga teknik pengisahan yang terdapat pada feature sosok dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Tabel 14 Karakteristik Feature Sosok Menggunakan Teknik Mengisahkan No.
Feature Sosok
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
SB1 SB2 E3 E4 SO5 SO6 P7 P8 SE9 SE10
Situasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Teknik Mengisahkan Peristiwa Keadaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4.2.2.2 Berisi Aspek Kehidupan Karakteristik feature kedua (K2), yaitu berisi tentang aspek kehidupan yang faktual, objektif, dan akurat. Faktual artinya berdasarkan kenyataan dan mengandung kebenaran, objektif artinya mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi, dan akurat artinya teliti (tepat benar). Akurat berarti tepat, yakni menuliskan hal-hal yang rawan secara akurat atau tepat, baik huruf maupun ejaannya, seperti nama orang, tempat, dan istilah yang menentukan (Sumadiria, 2008:241). Karakteristik feature ini terdapat pada 10 feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Tabel di bawah ini menunjukkan aspek kehidupan yang faktual, objektif, dan akurat pada feature sosok tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
Tabel 15 Unsur Aspek Kehidupan Feature Sosok SB1 SB2 E3 E4 SO5 SO6 P7 P8 SE9 SE10
Unsur Aspek Kehidupan Faktual Objektif Akurat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
SB1 berisi aspek kehidupan sosok Kamsul Arifuddin Harla dalam bidang seni dan budaya. Aspek kehidupan itu berdasarkan kenyataan yang sosok alami dan mengandung kebenaran sesuai dengan apa yang terjadi. Tidak ada yang dibuat-buat oleh reporter atau penulis cerita. Paragraf 10 pada SB1 menunjukkan unsur faktual dan objektif. Hal ini terlihat pada kata kini di awal paragraf. Cuplikan Kini, lagu “Ya Saman” tersebar dalam berbagai bentuk bajakan (kalimat 1, paragraf 10) membuktikan bahwa benar sekarang ini lagu Ya Saman tersebar dalam berbagai bentuk bajakan. Kemudian, kalimat kedua Lagu ini dinyanyikan pada berbagai acara di Palembang hingga festival ataupun perlombaan di mancanegara, termasuk saat penutupan SEA Games 2011, menunjukkan unsur objektif, yakni menceritakan keadaan yang sebenarnya dimana lagu Ya Saman selalu dinyanyikan pada berbagai acara di Palembang maupun di luar Palembang (mancanegara). Keakuratan juga terlihat pada paragraf tersebut. Nama lagu Ya Saman, nama tempat Palembang, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
acara SEA Games 2011 dituliskan secara benar sesuai dengan ketentuan penggunaan huruf kapital. Kemudian, paragraf 4 pada SB2 berisi keadaan dimana masyarakat di Desa Sarapat, Barito Timur, Kalimantan Tengah menggantungkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari hutan adat. Kebutuhan itu seperti makanan, minuman, obat-obatan, hingga keperluan kayu untuk bahan membangun rumah. Hal ini menunjukkan bahwa cerita bersifat faktual, yakni berdasarkan kenyataan bahwa hidup masyarakat di Desa Sarapat bergantung pada hutan adat. Bentuk dari menggantungkan hidup tersebut, seperti makanan, minuman, obat-obatan, hingga keperluan kayu untuk bahan membangun rumah dapat menunjukkan objektifitas cerita, yakni memperlihatkan keadaan masyarakat yang sebenarnya di Desa Sarapat, Barito Timur, Kalimantan Tengah. Sedangkan, keakuratan cerita dapat dilihat pada kalimat pertama, yakni nama tempat dituliskan secara benar diawali dengan huruf kapital. Nama tempat yang dimaksud adalah Sarapat (kalimat 1 dan 3). E3 berisi mengenai aspek kehidupan Suyitno bersama warga di desanya, warga di desa tetangga, dan warga di kecamatan lain yang mempunyai penghasilan utama maupun sambilan dari usaha budidaya lelenya (paragraf 9). Aspek kehidupan tersebut bersifat faktual. Hal ini terlihat kata kini pada kalimat ketiga. Kalimat ketiga itu berdasarkan kenyataan, bahwa usaha Suyitno dalam usaha budidaya lele telah berhasil. Aspek kehidupan Suyitno mencarikan modal untuk warga menunjukkan objektifitas, yakni keadaan sebenarnya mengenai usaha Suyitno. Informasi tersebut tidak dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi penulis, tetapi sesuai dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
keadaan yang sebenarnya. Keakuratan juga terlihat pada nama sosok cerita yang dituliskan dengan benar. Faktualitas juga terlihat pada paragraf 6 yang terdapat pada E4. Isi paragraf tersebut sesuai dengan kejadian yang nyata dialami oleh sosok cerita. Paragraf tersebut berisi keadaan Wignyo ketika mempertahankan kelanjutan usaha tenunnya di Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat. Ia melegokan mobilnya dan mencairkan tabungannya demi usaha tenunnya itu. Keadaan tersebut menunjukkan aspek kehidupan yang objektif, yakni mengenai keadaan yang sebenarnya, penulis tidak mengurangi dan menambah isi paragraf tersebut. Keterangan tempat pada cuplikan paragraf tersebut juga membuktikan bahwa cerita bersifat akurat. Sosok cerita mengalami kejadian itu demi mempertahankan kelanjutan usaha tenunnya di Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat. Kemudian, SO5 berisi mengenai keadaan di Desa Jrakah, Kecamatan Bayan. Siswa SMA di sana berhasil meraih nilai 8 dan 9,9 dalam mata pelajaran Matematika (paragraf 11). Hal itu terjadi setelah kegiatan bimbingan belajar oleh Yulius berlangsung di sana. Faktualitas terlihat dari fenomena yang nyata, yakni perolehan nilai 8 dan 9,9 oleh siswa dalam pelajaran Matematika. Keadaan itu menunjukkan objektivitas aspek kehidupan di sana. Penulis tidak bisa menambahkan atau mengurangi informasi karena akan berpengaruh pada isi cerita dan tentunya tidak akurat lagi jika dibuktikan. Keakuratan informasi mengenai aspek kehidupan ini dapat dibuktikan pada kalimat kedua yang berisi tempat atau lokasi kejadian, yakni di Desa Jrakah, Kecamatan Bayan. Pembaca dapat meyakini keadaan tersebut karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
benar-benar terjadi di sana. Jika pembaca ingin membuktikan mengenai informasi ini, maka pembaca dapat datang langsung atau berkunjung ke tempat tersebut. Paragraf 6 pada SO6 berisi mengenai keadaan warga di Dusun Embung, hanya dua dari 150 keluarga yang memiliki jamban. Keadaan tersebut sangat memprihatinkan karena keluarga yang tidak memiliki jamban biasa membuang hajat di kebun atau sawah. Melihat kondisi ini, pembaca dapat membayangkan betapa memprihatinkan kondisi sanitasi dan lingkungannya. Kondisi ini benar-benar terjadi di Dusun Embung. Paragraf tersebut dapat dikatakan faktual, karena sesuai dengan kenyataan. Penulis tidak bisa memanipulasi informasi. Jika isi cerita tidak sesuai dengan informasi dari narasumber, maka dapat menimbulkan informasi yang tidak objektif. Selain itu, cerita juga tidak akurat, karena keakuratan itu tepat-benar. Penulis harus menulis cerita dengan teliti, jangan sampai informasi tidak dituliskan secara lengkap, seperti nama tempat atau lokasi, nama pelaku, waktu, dan lain sebagainya. Keakuratan SO6 terlihat pada penulisan tempat (Dusun Embung) yang dituliskan secara benar. Selanjutnya, paragraf 2 pada P7 berisi mengenai keadaan dimana sejak tahun 2003, anak didik atau siswa Rudy menjadi juara dalam lomba karya ilmiah atau inovasi tingkat nasional maupun internasional. Siswa yang telah mendapatkan juara tersebut sebanyak 37 orang. Kejadian tersebut menunjukkan faktualitas aspek kehidupan sosok Rudy. Kejadian itu juga menggambarkan suatu keadaan yang membahagiakan karena sosok Rudy berusaha untuk mencerdaskan anak bangsa melalui penelitian dan merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi sosok Rudy.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
Keadaan ini menunjukkan unsur objektif. Pencantuman waktu seperti tahun 2003, jumlah siswa sebanyak 37 siswa, dan nama tempat Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa-Bali, menunjukkan keakuratan informasi karena dapat dijadikan sebagai bukti bahwa aspek kehidupan tersebut mencakup unsur when, who, dan where. Lalu, P8 berisi mengenai aspek kehidupan Opik dalam bidang pendidikan. Aspek kehidupan Opik ini bersifat faktual, objektif, dan akurat. Isi cerita berdasarkan kenyataan (faktual), dimana Opik benar-benar mengalaminya. Ia menyelesaikan strata 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia (PGSD UPI) Kampus Tasikmalaya pada tahun 2008. Lima tahun kemudian, ia menyelesaikan strata 2 Jurusan PGSD UPI Bandung. Isi cerita ini juga menunjukkan bahwa tulisan objektif. Artinya, penulis menulis apa adanya sesuai dengan informasi yang ia peroleh dari narasumber. Keakuratan juga terlihat pada cuplikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia (PGSD UPI) Kampus Tasikmalaya. Pencantuman nama tempat atau lokasi ini dapat menjadi bukti bahwa memang benar kampus tersebut ada di sana. Selanjutnya, cuplikan paragraf 6 pada SE9 di bawah ini berisi mengenai keadaan rumah Ramelan, yakni Asrama Spoorland, RT 002 RW 003, Kelurahan Kemijen. Rumahnya berlantai dua. Kondisi pintu rumah lantai pertamanya kecil karena terus ditinggikan akibat rob (limpasan air laut). Oleh karena itu, Ramelan harus membungkukkan badan setiap masuk-keluar rumah. Pembaca dapat membayangkan keadaan itu. Betapa sudah tua rumahnya, karena bangunan asrama itu sudah ada sejak dulu. Penulis menuliskan cerita tersebut secara objektif, yakni
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
mengenai keadaan sebenarnya sampai mendetail. Cuplikan pada kalimat pertama juga memperlihatkan faktualitas, yakni berdasarkan kenyataan. Penulis menuliskan nama sosok dengan benar, yakni Ramelan. Hal ini akurat karena benar adanya. Sedangkan, paragraf 9 pada SE10 berisi mengenai keadaan dimana perpustakaan dan museum kerajaan yang dikelola Nisnoni selalu ada yang mengunjungi. Pengunjung itu antara lain, peneliti, sejarahwan, dosen, mahasiswa, pelajar, dan ilmuwan dari sejumlah negara. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan dan museum tersebut dikenal luas dan ada yang menarik sehingga banyak orang yang berkunjung. Tentu saja mereka tidak sekadar berkunjung, tetapi mempunyai tujuan dan keperluan tertentu. cerita tersebut bersifat faktual, yakni sesuai dengan kenyataan. Bakhan, mungkin sekarang ini semakin banyak orang yang mengunjungi perpustakaan dan museum itu. Penulis menulis cerita secara objektif keadaan di sana. Selain itu, keakuratan mengenai cerita tersebut juga terlihat pada penulisan nama orang yang sesuai dengan fungsi penggunaan huruf kapital. Secara keseluruhan, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari29 Maret 2014 berisi tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan yang sifatnya faktual, objektif, dan akurat. Reporter atau penulis membuat feature sosok berdasarkan kenyataan, berisi keadaan yang sebenarnya tanpa menambahkan isi cerita dengan pendapat atau pandangan pribadi dan mengurangi informasi, serta menuliskannya dengan teliti, tepat, dan benar. Ketiga sifat ini, yakni faktual, objektif, dan akurat dalam sebuah tulisan feature sosok akan membuat tulisan semakin hidup karena berdasarkan kisah nyata.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
4.2.2.3 Hasil Liputan Jurnalistik Karakteristik feature ketiga (K3), yaitu isi feature benar-benar murni sesuai dengan hasil liputan jurnalistik yang dikembangkan dalam penulisannya. Liputan jurnalistik tersebut dapat melalui proses proyeksi, observasi, investigasi, komunikasi, dan konfirmasi dengan pihak narasumber. Proyeksi, yaitu perkiraan tentang keadaan masa yang akan datang dengan menggunakan data yang ada (sekarang). Observasi, yaitu peninjauan secara cermat. Investigasi, yaitu penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta melakukan peninjauan, percobaan, dsb., dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan (tentang peristiwa, sifat, dsb.). Komunikasi, yaitu pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sedangkan, konfirmasi yaitu penegasan, pengesahan, atau pembenaran. Liputan jurnalistik untuk tulisan feature lebih banyak direncanakan sebelumnya. Terkadang memerlukan waktu yang lama dalam perencanaannya. Berbeda dengan tulisan berita, yakni liputan jurnalistik sering dilakukan secara tibatiba, tidak terduga, tanpa perencanaan, dan singkat. Hal ini disebabkan oleh isi tulisan yang berbeda walaupun sama-sama merupakan hasil liputan jurnalistik melalui proses proyeksi, observasi, investigasi, komunikasi, dan konfirmasi. Bukti tulisan feature tersebut adalah hasil liputan jurnalistik dapat berupa kalimat langsung atau pernyataan langsung dari narasumber dalam tulisan dengan diberi keterangan seperlunya, pencantuman waktu pelaksanaan liputan, dan lain sebagainya. Cara penulis dalam mengemas tulisan juga dapat menunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
tulisannya merupakan hasil liputan jurnalistik. Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 menunjukkan isi cerita merupakan hasil dari proses liputan jurnalistik. Feature-feature sosok yang dimaksud dapat dicermati pada tabel di bawah ini. Tabel 16 Karakteristik Feature Sosok Hasil Liputan Jurnalistik Feature Sosok SB1 SB2 E3 E4 SO5 SO6 P7 P8 SE9 SE10
Proyeksi -
Hasil Liputan Jurnalistik Observasi Investigasi Komunikasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Konfirmasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Cuplikan kalimat langsung pada paragraf 6 pada SB1, yaitu Saya menciptakannya tahun
2005 untuk pementasan
teater
Festival
Sriwijaya,
menunjukkan feature sosok tersebut merupakan hasil liputan jurnalistik melalui proses investigasi, yakni penyelidikan berupa wawancara dengan mencatat atau merekam fakta peninjauan dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan kapan lagu Ya Saman diciptakan Kamsul. Setelah kalimat langsung, dilanjutkan dengan penjelasan seperlunya mengenai sosok Kamsul ketika dilakukannya investigasi tersebut. Keterangan tersebut berisi tempat atau lokasi di mana dilakukannya investigasi, yaitu di studio
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
tempat merekam lagu-lagu berbahasa daerah di Palembang. Hal ini menunjukkan bahwa reporter (penulis) juga melakukan observasi mengenai sosok Kamsul. Observasi dilakukan di tempat yang berhubungan dengan seluk-beluk sosok. Selain itu, penulis bertatap muka atau bertemu langsung dengan narasumber dan terjadi komunikasi di antara keduanya. Artinya, penulis juga melakukan konfirmasi langsung dengan narasumber. Kalimat langsung pada paragraf 3 pada SB2 menunjukkan bahwa penulis melakukan investigasi terlebih dahulu dengan narasumber. Kalimat langsung tersebut mengenai peristiwa yang sudah berlalu, yakni orang tua Mardiana yang selalu mengajari untuk menjaga hutan adat demi keberlangsungan hidup anak cucu. Setelah itu, dilanjutkan dengan keterangan mengenai profesi sosok yang diceritakan, yakni berprofesi sebagai perawat sejak 1979. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa penulis melakukan komunikasi langsung dengan narasumber, sekaligus konfirmasi mengenai biografi narasumber. Pada kalimat langsung terdapat informasi mengenai sosok secara samarsamar. Informasi yang dimaksud mengenai biografi dan biodata yang sosok Mardiana. Informasi mengenai biografinya terlihat pada cuplikan kalimat dalam paragraf 3, yaitu kata Mardiana yang berprofesi sebagai perawat sejak 1979. Selain itu, terlihat juga pada cuplikan kalimat dalam paragraf 10, yaitu kata Mardiana, yang pernah mengikuti pelatihan paralegal yang diselenggarakan Forum Keadilan dan Perdamaian Papua-Kalimantan dan Konferensi Waligereja Indonesia pada 2011.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Sedangkan, mengenai biodatanya terlihat pada cuplikan kalimat dalam paragraf 16, yaitu kata nenek dari dua cucu itu. Tidak hanya feature sosok dalam bidang seni dan budaya saja yang menunjukkan bahwa feature sosok tersebut merupakan hasil liputan jurnalistik, tetapi pada feature sosok dalam bidang ekonomi juga ditemukan bukti bahwa feature sosok tersebut juga menunjukkan hasil liputan jurnalistik. Hal ini terlihat pada beberapa kalimat langsung yang ada pada E3. Kalimat langsung paragraf 10 pada E3 menunjukkan bahwa penulis melakukan investigasi sebelum menulis feature sosok. Penulis melakukan penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta yang disampaikan narasumber. Pada liputan jurnalistik melalui investasi itu, ada komunikasi antara penulis dengan narasumber. E3 tidak menunjukkan bahwa penulis melakukan konfirmasi secara langsung atau tidak dengan narasumber, karena tidak ada keterangan atau penjelasan yang menunjukkan terjadinya pertemuan antara kedua belah pihak. Selain itu, E4 merupakan hasil liputan jurnalistik oleh reporter (penulis). Hal ini terlihat pada beberapa kalimat langsung yang ada pada E4. Setiap kalimat langsung pada E4 selalu diikuti dengan penjelasan seperlunya mengenai sosok yang diceritakan, seperti cuplikan kalimat dalam paragraf 2, yakni kalimat kata ayah dua putri ini. Selain itu, ada penjelasan yang lain terdapat di akhir kalimat langsung, seperti kata Wignyo di sela-sela melatih perempuan penenun di Nagari Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Januari lalu (paragraf 5); kata Wignyo (paragraf
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
11, 23, dan 25); kata Wignyo, penerima penghargaan kain tenun terbaik pada Adiwastra Nusantara (paragraf 13), tuturnya (paragraf 16); katanya saat ditemui dalam pameran kain di Balai Sidang Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu (paragraf 18); dan tutur Wignyo yang kemudian membuat busana berbahan tenun sebagai hilir dari kreativitasnya (paragraf 21). Informasi tertentu mengenai sosok yang diceritakan terselip di dalam penjelasan tersebut. Secara tidak langsung, penulis juga menyampaikan biografi sosok seperti pada paragraf 2 dan 13. Selain itu, paragraf 5 dan 18 menunjukkan bahwa penulis melakukan investigasi, komunikasi, dan konfirmasi secara langsung karena penulis bertemu dengan narasumber di dua tempat atau lokasi, yakni di Nagari Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, dan di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Paragraf 5 dan 18 juga menunjukkan bahwa penulis melakukan observasi. Sedangkan, paragraf 21 menunjukkan berisi mengenai aktivitas Wignyo. Selanjutnya, SO5 feature sosok dalam bidang sosial menunjukkan bahwa isi cerita merupakan hasil liputan jurnalistik oleh reporter (penulis). Liputan jurnalistik tersebut melalui proses investigasi, yakni menyelidiki atau wawancara narasumber dengan mencatat atau merekam fakta yang disampaikan oleh narasumber. Ketika kegiatan wawancara berlangsung pasti terjadi proses komunikasi antara reporter (penulis) dan narasumber, dimana narasumber menyampaikan pertanyaan dan narasumber berusaha menjawab sesuai dengan fakta yang ada. Supaya informasi benar-benar akurat, reporter melakukan konfirmasi ulang kepada narasumber. Hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
investigasi, komunikasi, dan konfirmasi terdapat pada paragraf 3 berupa kalimat langsung atau pernyataan langsung dari narasumber. Feature sosok dalam bidang sosial yang lain adalah SO6. SO6 juga menunjukkan cerita feature sosok merupakan hasil liputan jurnalistik yang dikembangkan dalam penulisannya. Liputan jurnalistik tersebut melalui proses investigasi, komunikasi, dan konfirmasi. Beberapa kalimat langsung dalam SO6 selalu diikuti dengan penjelasan seperlunya mengenai sosok yang diceritakan, seperti kata anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Arifin-Inaq Ayuni ini (paragraf 8) dan lanjut Marsam, Kepala Urusan Pemerintah Desa Kuripan Selatan (paragraf 15. Pada paragraf 8, terselip informasi mengenai biodata sosok yang diceritakan oleh penulis. Kemudian, paragraf 15 berisi tentang biografi sosok. Feature sosok dalam bidang pendidikan yang menunjukkan hasil dari liputan jurnalistik adalah P7 dan P8. P7 menunjukkan bahwa penulis melakukan liputan jurnalistik melalui proses investigasi dengan narasumber. Pada saat melakukan investigasi, tentu saja penulis dengan narasumber saling berkomunikasi dua arah. Liputan jurnalistik ini melalui proses komunikasi. Penulis juga dapat melakukan proses konfirmasi dengan tujuan menegaskan atau membenarkan informasi (fakta) dari narasumber. Hasil liputan jurnalistik tersebut terdapat pada kalimat langsung dalam tulisan feature sosok. Pada kalimat langsung (paragraf 12) terlihat penulis mencantumkan informasi mengenai biografi sosok yang diceritakan, yakni menjadi guru sejak 1995.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
Kemudian, paragraf 3 pada P8 di bawah ini juga menunjukkan sebagai hasil liputan jurnalistik melalui proses investigasi, komunikasi, dan konfirmasi. Proses investigasi terlihat pada kalimat langsung dalam tulisan, sebagai contoh paragraf 3. Adanya kalimat langsung atau pernyataan langsung dari narasumber dalam tulisan menunjukkan reporter (penulis) melakukan penyelidikan dengan wawancara. Penulis dapat mencatat atau merekam informasi yang bersifat faktual dari narasumber. Melalui proses investigasi, secara tidak langsung penulis juga telah melalui proses komunikasi. Penulis menyampaikan pertanyaan kepada narasumber, sedangkan narasumber menjawabnya. Penulis juga dapat melakukan konfirmasi kepada narasumber mengenai informasi yang telah ia dapatkan supaya lebih yakin bahwa informasi yang ia dapatkan benar-benar akurat. Feature sosok dalam bidang sejarah, seperti SE9 dan SE10 menunjukkan sebagai hasil liputan jurnalistik oleh reporter (penulis) melalui beberapa proses. Proses liputan jurnalistik tersebut, seperti investigasi, observasi, komunikasi, dan konfirmasi. Pada SE9 terdapat kalimat langsung dalam tulisan feature sosok. Penulis terlihat melakukan investigasi dengan narasumber. Hasil berupa informasi yang faktual mengenai kehidupan narasumber kemudian diolah sesuai dengan catatan atau rekaman yang telah dilakukan. Penulis dengan narasumber saling berkomunikasi. Penulis berusaha menangkap apa yang disampaikan narasumber. Supaya lebih jelas dan benar, penulis dapat melakukan konfirmasi dengan narasumber. Selain penulis melakukan liputan jurnalistik melalui proses investigasi, komunikasi, dan konfirmasi, penulis juga terlihat melakukan liputan jurnalistik melalui proses observasi. Proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
observasi adalah peninjauan secara cermat. Observasi ini bisa dilakukan penulis dengan cara berkunjung ke rumah atau kantor narasumber. Bisa juga mengunjungi tempat-tempat yang berhubungan dengan sosok yang akan diceritakan. Proses observasi tersebut terlihat pada cuplikan kalimat langsung paragraf 5, yaitu ujar Ramelan saat ditemui di rumahnya, Asrama Spoorland, RT 002 RW 003, Kelurahan Kemijen, Kamis (20/2). Cuplikan tersebut menunjukkan bahwa penulis melakukan observasi ke rumah narasumber untuk memastikan apakah benar keadaan narasumber tersebut sesuai dengan informasi yang ada. Selanjutnya, SE10 merupakan tulisan hasil liputan jurnalistik oleh penulis. Liputan jurnalistik tersebut melalui investigasi, komunikasi, dan konfirmasi antara penulis dengan narasumber. Kalimat langsung pada paragraf 6 dapat menjadi bukti bahwa penulis melakukan wawancara dengan narasumber. Kalimat langsung tersebut merupakan pernyataan langsung dari narasumber, sehingga disajikan apa adanya tanpa dikurangi atau ditambahi kata-kata yang lain. Oleh karena itu, informasi tetap faktual sesuai dengan yang disampaikan narasumber ketika dilakukan proses konfirmasi dengan penulis. Secara keseluruhan, isi feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 benar-benar murni sesuai dengan hasil liputan jurnalistik yang dilakukan reporter (penulis) melaui proses observasi, investigasi, komunikasi, dan konfirmasi dengan narasumber. Proses observasi hanya terlihat pada feature sosok SB1, E4, SE9, dan SE10. Sedangkan, proses investigasi, komunikasi, dan konfirmasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
terlihat pada seluruh feature sosok dalam bidang seni dan budaya (SB), ekonomi (E), sosial (SO), pendidikan (P), dan sejarah (SE). Keempat proses liputan jurnalistik tersebut saling berhubungan. Seorang reporter (penulis) perlu melakukan observasi mengenai hal yang berhubungan dengan narasumber yang akan dijadikan feature sosok. Proses observasi ini sangat bermanfaat bagi penulis karena dapat mengetahui latar belakang keadaan narasumber atau calon sosok, apakah pantas dan layak untuk dijadikan sosok yang menginspirasi dan menonjolkan nilai-nilai positif. Hal ini merupakan sebuah perencanaan awal dimana reporter mempersiapkan liputan jurnalistik selanjutnya. Kemudian, penulis melakukan investigasi, yakni menyelidiki narasumber dengan cara wawancara. Pada kegiatan wawancara tersebut, penulis dapat mencatat atau merekam informasi yang disampaikan narasumber. Penulis juga dapat mengkomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan narasumber dengan baik. Supaya hasil investigasi benar-benar akurat, penulis dapat konfirmasi lagi dengan narasumber walaupun sudah melakukan investigasi. Proses liputan jurnalistik ini tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali saja, tetapi bisa berulang kali sampai penulis mendapatkan informasi yang lebih lengkap faktual, dan akurat.
4.2.2.4 Informatif dan Rekreatif Karakteristik feature keempat (K4), yaitu bertujuan untuk memberi tahu atau menyampaikan informasi tetapi sekaligus menghibur pembaca (informatif dan rekreatif). Informatif artinya bersifat memberi informasi, yakni informasi yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
menarik tentang suatu situasi, keadaan, atau peristiwa yang terjadi. Informasi dalam feature sosok dikatakan menarik karena mengandung keunikan, sifat yang melekat dalam suatu peristiwa seperti kemalangan atau musibah, dan asumsi efek yang diharapkan muncul dari pembaca setelah fakta atau peristiwa tersebut diterbitkan. Informasi yang terkandung di dalam tulisan feature sosok tentu saja berbeda dengan informasi yang ada di dalam tulisan-tulisan yang lain, seperti berita. Feature sosok berisi informasi yang bersifat faktual, tetapi belum tentu aktual. Informasi pada berita bersifat aktual dan faktual. Berita adalah laporan tercepat tentang suatu peristiwa yang disampaikan media massa. Berita dikatakan aktual, karena laporan tersebut masih dalam kurun waktu 24 jam. Jika sudah melebihi waktu tersebut, maka berita sudah basi atau tidak aktual lagi. Sedangkan, feature tidak mengenal waktu. Feature dapat disajikan kapan saja. Informasi yang disajikan dalam tulisan feature lebih detail atau mendalam. Informasi-informasi yang dianggap kurang penting atau sering dilewatkan dalam bangunan cerita, diolah dan dimasukkan dalam kerangka cerita sehingga tulisan menjadi lengkap. Lengkap, maksudnya isi tulisan lebih rinci, ringan, dan menyentuh. Semua hal yang dapat dicatat secara rinci, yaitu perilaku, adat istiadat, kebiasaan, gaya hidup, pakaian, dekorasi rumah, perjalanan wisata, makanan, cara merawat rumah; hubungan dengan anak-anak. Pembantu, teman sebaya, atasan, bawahan, dan pandangan-pandangan lain yang bersifat sekilas seperti pose, gaya jalan, dan berbagai simbol lainnya (Sumadiria, 2008:182). Berbagai tanda sosial tersebut memberikan status sosial di masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
Wolfe berpendapat, hal itu merepresentasikan dasar pikiran dari perilaku, ekspresi, sampai harapan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan sosialnya. Perekaman detail-detail amatan jurnalis akan memberi kekuatan literer dalam pelaoran mereka. Jurnalis harus mencatat semua itu. Setiap detail laporan yang baik melambangkan setting komunitas sosial tertentu, menyangkut status dan prestise, meliputi pola perilaku dan ekspresi di berbagai posisi, juga pemikiran dan harapan sosial mereka (Kurnia, 2002:45-77). Hal ini membuat tulisan feature semakin berbobot. Berbeda dengan tulisan berita yang disajikan secara formal dan hanya menunjuk pada hal-hal yang penting saja, sehingga isi tulisan tidak unik dan menyentuh. Selain itu, informasi yang terkandung dalam feature sosok bersifat personal, yaitu bersifat pribadi atau perseorangan. Feature sosok juga mengandung nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan tersebut berhubungan dengan kehidupan seseorang. Selain informasi yang disajikan, feature sosok juga mengandung nilai hiburan. Nilai hiburan ini bersifat rekreatif. Rekreatif maksudnya menghibur hati pembaca. Feature sebagai sarana penghibur atau sarana rekreasi dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan. Tidak hanya sekadar menghibur hati pembaca, tetapi memberi penyegaran pikiran. Selain mendapatkan informasi yang faktual, pembaca bisa mendapatkan pengetahuan lain yang belum pernah didapatkan. Rekreatif, artinya membuat senang. Membuat senang tidak selalu berarti bercerita tentang kesukacitaan. Membuat senang berarti menimbulkan inspirasi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
kelegaan, menambah wawasan, dan panorama tentang suatu subjek dalam benak pembaca (Nasir, 2010:51). Cerita feature tidak hanya menyentuh kognitif tetapi juga wilayah afektif pembaca. Berbeda dengan tulisan yang lain, seperti berita. Berita bertujuan hanya untuk memberi tahu atau menyampaikan informasi kepada pembaca dan hanya menyentuh wilayah kognitif pembaca. Tabel di bawah ini berisi feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 yang mengandung karakteristik informatif dan rekreatif.
Tabel 17 Karakteristik Feature Sosok yang Informatif dan Rekreatif No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Feature Sosok SB1 SB2 E3 E4 SO5 SO6 P7 P8 SE9 SE10
Karakteristik Feature Sosok Informatif Rekreatif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Paragraf feature sosok yang menunjukkan karakteristik feature yang informatif dan rekreatif akan dijelaskan satu per satu sebagai berikut. Pertama, feature sosok dalam bidang seni dan budaya. SB1 berisi informasi (informatif)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
faktual mengenai kegiatan Kamsul, yakni melestarikan bahasa daerah dan nilai-nilai dalam budaya Palembang melalui seni yang populer, seperti menciptakan lagu Ya Saman dalam bahasa daerah Palembang. Informasi juga bisa dalam bentuk definisi atau pengertian kata. Misalnya, definisi Ya Saman dan apa pengertiannya. Pembaca tidak sekadar mendapat mengetahuan suatu kejadian yang terkini saja, tetapi bisa mendapatkan informasi yang sudah berlalu. Lagu Ya Saman mengalun di hadapan ribuan orang pada penutupan SEA Games 2011 (paragraf 1). Informasi tersebut bersifat faktual, tetapi sudah tidak aktual lagi untuk diberitakan sekarang. Hal ini tidak berpengaruh pada isi cerita dan tetap menjadi sebuah informasi bagi pembaca. Secara keseluruhan, informasi dalam cerita bersifat personal, yakni mengenai selukbeluk kehidupan Kamsul. Pembaca dapat mengetahui kegiatan Kamsul yang positif. Tujuan penulisan feature selain memberi tahu atau penyampaikan informasi, yakni mengibur pembaca. Pembaca dapat terhibur (rekreatif) dengan informasi yang ada dalam tulisan. Pembaca dapat merasakan kebanggaan tersendiri dengan sosok Kamsul yang berperan dalam melestarikan budaya Palembang, seperti menciptakan lagu daerah, membuat sejumlah kelompok teater dan grup musik modern yang bernapaskan budaya Palembang (paragraf 28). Hal ini menunjukkan adanya kerja sama dengan semua pihak untuk melestarikan budaya. Pembaca dapat terhibur dengan kegiatan positif Kamsul. Selanjutnya, SB2 berisi informasi (informatif) mengenai Mardiana, sosok perempuan yang berusai 54 tahun dari Kalimantan Tengah. Mardiana adalah sosok yang merawat, melestarikan budaya dan hutan adat di Desa Sarapat, Kecamatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
Dusun Timur, Barito Timur, Kalimantan Tengah. Informasi yang terkandung dalam feature sosok tersebut bersifat faktual, sesuai dengan kenyataan atau apa adanya sesuai dengan hasil liputan Jurnalistik wartawan atau penulis. Pada feature tersebut terdapat informasi mengenai peristiwa yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Akan tetapi, informasi yang dikemas dalam tulisan feature tidak mengenal kebasian. Artinya, tetap aktual walaupun peristiwa tersebut sudah berlalu. Misalnya, peristiwa hutan adat di Desa Sarapat pada tahun 2008 yang dijadikan perkebunan sawit (paragraf 8). Peristiwa itu sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, tetapi pembaca dapat mengetahuinya sekarang. Selain mendapatkan informasi mengenai sosok Mardiana, secara tidak langsung pembaca juga terhibur (rekreatif). Banyak peristiwa yang terjadi di Desa Sarapat Kecamatan Dusun Timur, Barito Timur, Kalimantan Tengah, yang bisa diketahui oleh pembaca. Bagi pembaca yang berada di luar daerah tersebut bisa merasakan kedekatan dengan sosok Mardiana, walaupun berbeda daerah tempat tinggal. Pembaca tidak harus datang ke tempat kejadian untuk mendapatkan informasi tersebut. Pembaca dapat mengetahuinya melalui membaca Surat Kabar Kompas dengan duduk-duduk santai di serambi depan rumahnya sambil minum teh hangat di pagi hari. Pembaca tidak hanya mendapatkan informasi saja, tetapi terhibur melalui sosok yang diceritakan. Misalnya, Mardiana yang berencana membuat suvenir berupa miniatur perkakas tradisional Dayak (paragraf 14). Pembaca tidak hanya mendapatkan informasi tersebut, tetapi pembaca juga terhibur (rekreatif) dengan rencana Mardiana yang dapat memudahkan anak-anak muda mengenali jenis-jenis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
perlengkapan yang digunakan nenek moyang pada zaman dahulu. Harapan pembaca, rencana Mardiana itu dapat direalisasikan karena berdampak positif bagi anak-anak bangsa. Secara keseluruhan, feature sosok dalam bidang seni dan budaya berisi informasi mengenai kesenian dan kebudayaan di suatu daerah. SB1 berisi informasi kesenian dan kebudayaan yang ada di Palembang, sedangkan SB2 berisi informasi kesenian dan kebudayaan di Desa Sarapat, Kecamatan Dusun Timur, Barito Timur, Kalimantan Tengah. Kedua feature sosok ini berisi tentang sosok seseorang yang memperjuangkan kesenian atau kebudayaan di daerahnya masing-masing yang hampir punah. Feature sosok dalam bidang ekonomi juga menunjukkan karakteristik feature yang informatif dan rekreatif. Informatif berarti memberi informasi. Feature sosok tidak sekadar memberi informasi saja, tetapi sekaligus menghibur. Karakteristik informatif ini terlihat pada E3 yang berisi informasi mengenai sosok Suyitno (38), warga Desa Kedungwangi, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, yang sukses dalam usaha budidaya lele. Informasi yang terkandung di dalam feature sosok tersebut bermacam-macam. Mulai dari informasi mengenai latar belakang Suyitno usaha budidaya lele, cara Suyitno usaha budidaya lele, dan hasil yang diperoleh Suyitno dari usaha budidaya lele tersebut. Secara keseluruhan, informasi yang terkandung bersifat personal, yakni mengenai kehidupan seseorang secara dekat. Berbeda dengan informasi yang ada dalam berita. Biasanya berisi informasi mengenai kecelakaan lalu lintas, korupsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
(politik), kesehatan dan lain sebagainya. Selain itu, informasi dalam feature sosok tidak bersifat aktual. Artinya tidak harus terjadi dekat-dekat ini, tetapi bisa saja berisi informasi yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Seperti paragaraf 19 yang berisi informasi mengenai Suyitno mendapatkan sertifikat hasil riset analisis secara laboratorium pada 8-25 April 2011. Peristiwa tersebut terjadi tiga tahun yang lalu, tetapi bisa menjadi sebuah informasi bagi pembaca bersangkutan dengan informasi sosok Suyitno secara keseluruhan. E3 tidak hanya bersifat informatif, tetapi sekaligus rekreatif. Pembaca memperoleh informasi mengenai hasil dan untung dari budidaya lele (paragraf 7). Pembaca mendapatkan informasi mengenai hal tersebut, sekaligus bisa menimbulkan ketertarikan pembaca untuk mengikuti usaha budidaya lele melihat hasil dan untung yang didapatkan Suyitno. Pembaca bisa saja ikut merasakan senang dengan hasil dan untung yang didapatkan oleh sosok dalam cerita. Secara tidak langsung, pembaca memperoleh ilmu bagaimana cara budidaya lele. Seperti peribahasa “Sambil menyelam minum air”. Pembaca tidak hanya melakukan kegiatan membaca saja, tetapi sekaligus mendapatkan pengetahuan baru yang bermanfaat dan menginspirasi. Setidaknya, pembaca bisa mengetahui cara budidaya lele tanpa harus membeli buku khusus mengenai budidaya lele. E4 hampir sama dengan E3, pembaca dapat merasakan sebuah perjuangan dan kerja keras yang dilakukan oleh sosok Wignyo dalam cerita. E4 berisi informasi mengenai usaha tenun Wignyo. Secara detail, pembaca dapat memperoleh informasi mengenai biografi Wignyo dan perjalanan kariernya, latar belakang Wignyo
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
bagaimana ia bisa menjadi pengusaha tenun yang sukses. Pembaca juga memperoleh informasi tempat di mana bisa membeli kain tenun milik Wignyo, yakni di Jakarta (paragraf 22). Pembaca tidak hanya mendapatkan informasi mengenai sebuah perjuangan, tetapi juga termotivasi untuk lebih semangat dalam berkarya. Hal ini menunjukkan bahwa feature sosok Wignyo bersifat rekreatif. Rekreatif berarti menghibur hati pembaca. Misalnya, pembaca dapat merasa bangga dengan sosok Wignyo karena perjuangannya dalam usaha tenun tidak sia-sia. Ia meraih beberapa penghargaan dari luar maupun dalam negeri (paragraf 3). Secara keseluruhan, feature sosok dalam bidang ekonomi berisi informasi mengenai dunia bisnis atau dunia usaha, seperti E3 dan E4. Informasi-informasi tersebut berupa latar belakang mendirikan bisnis atau usaha, siapa yang ikut serta dalam pelaksanaannya, modal yang dibutuhkan, hasil atau laba yang diperoleh dari bisnis atau usaha tersebut, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan bidang ekonomi. Feature sosok dalam bidang sosial juga menunjukkan karakteristik feature yang informatif dan rekreatif. SO5 berisi informasi mengenai kegiatan sosial yang ada di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Secara detail, informasi yang terkandung dalam feature sosok ini seputar layanan pendidikan gratis di lima desa tiga kecamatan, wilayah selatan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Layanan pendidikan tersebut sebagai bentuk gerakan sosial (paragraf 4). Gerakan sosial ini dipelopori oleh Yulius. Pembaca dapat memperoleh informasi yang menarik, seperti informasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
mengenai metode belajar Yulius (paragraf 13). Informasi tersebut bersifat personal, artinya berisi hal-hal yang berhubungan dengan pribadi seseorang, yakni Yulius. Selain itu, SO5 berisi informasi yang dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca, bahwa ada banyak cara positif yang bisa dilakukan untuk memotivasi anakanak dalam belajar. Yulius juga menerapkan sikap disiplin dalam belajar (paragraf 22). Hal ini menunjukkan bahwa SO5 tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga rekreatif. Rekreatif berarti menghibur hati pembaca. Maksudnya, feature sosok Yulius tidak sekadar memberi informasi saja, tetapi dapat memotivasi pembaca dalam kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, pembaca ikut merasakan senang ketika mengetahui kegiatan belajar Yulius membuahkan hasil, yakni para siswa mendapatkan nilai Matematika 8-9,9 dari 6-7 (paragraf 11). SO6 juga memberikan informasi mengenai kondisi Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat sebelum dan sesudah Marsam bergerak dalam bidang sosial. Dulu desa ini masuk kategori desa miskin (paragraf 1). Warganya ratarata hanya tamat SD dan merupakan penyumbang gizi buruk. Sebagian mereka masih membuang air besar di sembarang tempat. Mereka juga dengan mudah dimanfaatkan kalangan tertentu untuk ikut demonstrasi ke sejumlah tempat di Lombok. Kini, desa ini berubah menjadi desa yang tertata. Hal ini terlihat pada aktivitas ekonomi yang sudah berjalan dan kondisi sanitasi dan lingkungannya sudah baik (paragraf 12). Pada tahun 2012, semua warga desa memiliki jamban keluarga (paragraf 14). Kemudian, SO6 juga bersifat rekreatif. Pembaca dapat merasa terhibur dengan keberhasilan yang diraih oleh sosok Marsam. Artinya, cerita feature tersebut bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
memberikan kesan yang positif bagi pembaca. Melihat kondisi Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat sekarang ini, pembaca dapat ikut merasakan kepuasan tersendiri. Selain mendapatkan informasi mengenai kondisi di desa tersebut, pembaca dapat membandingkan dengan kondisi di daerahmasing-masing. Lebih baik atau lebih buruk, pembaca dapat menilai sendiri. Secara tidak langsung, cerita feature sosok ini membuat pembaca tersentuh hatinya. Tersentuh hatinya untuk selalu bersyukur dengan kondisi yang ada, karena masih ada kondisi yang lebih memprihatinkan di sekitar mereka seperti di Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (paragraf 1). Secara keseluruhan, feature sosok dalam bidang sosial mengandung karakteristik informatif dan rekreatif. informatif, artinya berisi informasi yang faktual, sesuai dengan kenyataan dan berhubungan dengan kehidupan seseorang (personal). Informatif, artinya menghibur hati pembaca. Maksud dari menghibur adalah membuat senang pembaca. Senang dalam artian terhanyut dalam cerita dan seakan-akan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh sosok dalam cerita. Feature sosok dalam bidang pendidikan bersifat informatif dan rekreatif. P7 berisi informasi mengenai sosok Rudy Prakanto 45 tahun, seorang guru di SMAN 6 Yogyakarta. Informasi yang berhubungan dengan sosok Rudy ini antara lain, informasi mengenai biografi Rudy, peran Rudy dalam dunia pendidikan, latar belakang Rudy menumbuhkan kecintaan siswa pada penelitian (paragraf 1), cara Rudy menumbuhkannya dengan mantra yang unik (paragraf 3), dan lain sebagainya. Informasi tersebut bersifat personal, yakni berisi kehidupan Rudy.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
Selain mendapatkan informasi, pembaca juga merasa terhibur. Melihat respon siswa yang tidak menyerah dan terus berusaha dalam penelitian (paragraf 17), pembaca dapat merasakan senang karena usaha Rudy bisa dikatakan berhasil dalam menginspirasi siswa. Pembaca juga dapat mengetahui kondisi siswa dan kualitas guru di SMAN 6 Yogyakarta, khususnya kualitas Rudy Prakanto yang sudah tidak diragukan lagi keahliannya dalam penelitian. Sosok Rudy ini juga dapat menginspirasi pembaca melalui tindakannya. Jadi, secara tidak langsung feature sosok ini menghibur pembaca dengan prestasi siswa yang membanggakan. P8 berisi informasi mengenai hasil kerja keras Opik dalam bidang pendidikan. Pembaca dapat mengetahui biografi Opik dan perjalanan kariernya. Hal ini menunjukkan bahwa feature sosok tersebut bersifat personal. Pembaca juga memperoleh informasi mengenai kejadian atau peristiwa yang sudah berlalu, seperti pada tahun 2010 Opik memulai dan menamakan komunitasnya “Ngejah” (paragraf 5). Jadi, informasi yang terkandung tidak hanya informasi yang terkini saja, seperti kini setidaknya ada 500 anak dari Kecamatan Singajaya, Garut, dan Kecamatan Taraju, Tasikmalaya, merasakan nikmatnya belajar bersama; melainkan informasiinformasi yang sudah berlalu juga dapat ditemukan. Akan tetapi, informasi yang sudah berlalu tersebut tidak menimbulkan kesan bagi bagi cerita feature sosok. Adanya informasi yang sudah berlalu menjadikan cerita sosok semakin lengkap dan menarik, sehingga cerita menjadi runtut. Selain mengandung informasi, P8 juga dapat menghibur hati pembaca. Pembaca dapat ikut merasakan senang karena sudah banyak anak-anak dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
Kecamatan Singajaya, Garut, dan Kecamatan Taraju, Tasikmalaya bisa mendapatkan hak mereka, yakni dapat belajar bersama (paragraf 8). Informasi sosok ini mulai dari kejadian yang memprihatinkan sampai dengan yang menyenangkan, membanggakan, dan sebagainya. Berbeda dengan tulisan berita yang berisi kejadian yang mengerikan, seperti kecelakaan, bencana alam, tawuran, dan sebagainya. perbedaan isi mempengarungi hati pembaca. Feature sosok Opik dapat menyegarkan pikiran pembaca dari kepenatan atau kebosanan karena tulisan bersifat informal, sedangkan tulisan berita bisa membuat pembaca berpikir serius karena tulisan bersifat formal. Selanjutnya, feature sosok dalam bidang sejarah mengandung karakteristik feature yang informatif dan rekreatif. SE9 berisi sumber informasi sejarah Stasiun Samarang di Jawa Tengah (paragraf 4). Informasi tersebut bisa diperoleh dari sosok Ramelan yang dijadikan pelaku dalam cerita. Penulisan feature sosok memang seperti cerita pendek (cerpen), ada tokoh di dalam cerita. Akan tetapi, dalam cerita feature, tokoh menjadi sumber informasi mengenai kehidupannya. Cerita mengenai kehidupan tokoh ini menunjukkan bahwa feature sosok bersifat personal; sesuai dengan kehidupan nyata seseorang. Informasi dalam cerita feature sosok Ramelan bersifat faktual, berbeda dengan informasi dalam cerita pendek (cerpen) yang bersifat rekaan atau tidak nyata. Selain bersifat informatif, SE9 juga bersifat rekreatif. Tidak hanya menambah pengetahuan saja mengenai keberadaan Stasiun Samarang di Jawa Tengah melalui sosok Ramelan, tetapi dapat terhibur dengan cerita sosok Ramelan. Misalnya, Ramelan yang naik pangkat berkat keterampilan yang ia miliki dalam soal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
perkeretaapian (paragraf 25). Keberhasilan Ramelan tersebut dapat menarik perhatian pembaca. Pembaca bisa ikut merasakan senang seperti yang dialami sosok Ramelan. Selain itu, pembaca seakan-akan berkunjung ke Stasiun Samarang. Padahal, pembaca hanya duduk manis membaca Surat Kabar Kompas di rumah atau di kantor. Hal ini juga menunjukkan bahwa feature sosok Ramelan bersifat rekreatif. SE10 juga berisi informasi mengenai sejarah Kerajaan Koepang. Pembaca dapat mengetahui informasi sejarah Kerajaan Koepang melalui sosok Nisnoni yang berperan sebagai penjaga dan ahli waris Kerajaan Koepang (paragraf 6). Selain mendapatkan informasi mengenai sejarah Kerajaan Koepang, pembaca juga memperoleh informasi mengenai sosok pribadi Nisnoni. Informasi tersebut, seperti biografi
Nisnoni.
Pembaca
dapat
mengetahui
kegitannya
sehari-hari
dan
hubungannya dengan sejarah Kerajaan Koepang. Informasi yang terkandung tidak sekadar informasi belaka, tetapi informasi yang sangat bermanfaat bagi pembaca. Pembaca yang berada jauh dari lokasi Nisnoni tinggal dapat merasakan dekat. Kedekatan ini terbangun berkat cerita Nisnoni yang bersifat personal. Karakteristik feature yang rekreatif juga terlihat pada SE10. Teknik penulisan yang mengadopsi cerita pendek ini mempermudah pembaca memahami karakter Nisnoni. Selain itu, pembaca dapat berimajinasi mengani lokasi perpustakaan dan museum Kerajaan Koepang (paragraf 1). Penulisan cerita yang berbentuk deskripsi, seperti deskripsi sosok Nisnoni, deskrispsi tempat, dan deskripsi suatu kejadian atau peristiwa membuat hati pembaca terhibur karena mendapatkan informasi yang baru yang belum pernah pembaca dapatkan secara detail. Selain itu, pembaca dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
merasakan kepuasan tersendiri setelah membaca feature sosok Nisnoni. Pembaca dapat merasakan senang (rekreatif) karena sejarah Kerajaan Koepang tidak akan hilang berkat Nisnoni telah menyususn buku tentang Kerajaan Koepang (paragraf 21), sehingga orang dapat belajar sejarah darinya. Secara keseluruhan, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari29 Maret 2014 mengandung karakteristik informatif dan rekreatif. Karakteristik ini bisa terdapat dalam satu paragraf saja. Tidak menutup kemungkinan, karakteristik ini terdapat pada beberapa paragraf dalam sebuah tulisan feature sosok secara keseluruhan. Biasanya sifat informatif dan rekreatif ini terlihat samar di dalam tulisan feature sosok. Penulis feature sosok mengemas tulisan dengan menarik agar pembaca mendapatkan informasi yang faktual, objektif, dan akurat. Selain mendapatkan informasi tertentu, pembaca juga disuguhi dengan informasi-informasi yang menghibur. Maksudnya, pembaca seakan-akan ikut merasakan situasi dalam cerita tersebut dan memposisikan dirinya seperti sosok yang diceritakan. Sifat rekreatif cerita feature sosok dengan tulisan yang lain berbeda, seperti berita. Cerita feature sosok dapat menimbulkan kesan positif bagi pembaca. Artinya, pembaca bisa termotivasi dan terinspirasi. Sedangkan, berita tidak demikian. Tulisan berita tidak bersifat personal seperti feature sosok.
4.2.2.5. Informal Karakteristik feature kelima (K5), yaitu rangkaian fakta atau informasi disajikan secara tidak resmi atau informal. Artinya, penulis tidak hanya memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
kemampuan melaporkan fakta, tetapi memiliki kemampuan yang lebih tinggi, seperti menulis akrab, informal, dan manusiawi (Sumadiria, 2008:175). Akrab berarti dekat atau tidak menjaga jarak dengan pembaca. Informal, berarti disajikan dalam gaya yang jauh dari kesan resmi, tidak kaku, luwes, lentur, pekat dengan nuansa personal. Manusiswai, berarti mampu mengangkat segi-segi humant interest atau sisi yang paling dasar dan naluriah dari sifat, sikap, dan perilaku manusia di mana pun. Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 memenuhi karakteristik feature yang bersifat informal, yakni luwes, lentur, dan pekat dengan nuansa personal. Luwes, artinya cerita disajikan secara menarik. lentur, artinya tidak kaku atau mudah disesuaikan dengan keadaan (kebutuhan). Lentur juga berarti mengalir. Penulis tidak hanya menyajikan cerita yang terfokus pada satu bahan bahasan saja, tetapi dapat menyajikan sosok feature secara luas dan mendetail. Personal, artinya bersifat pribadi atau perseorangan. Penulis secara bebas bercerita mengenai sosok yang ia angkat. Sifat personal ini merupakan karakter atau sifat yang menunjukkan gaya selingkung penulis. Tulisan jurnalistik yang memiliki gaya selingkung, yakni gaya penulisan fiksi hanya feature. Karakteristik tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 18 Karakteristik Informal No. 1. 2. 3.
Feature Sosok SB1 SB2 E3
Luwes √ √ √
Karakter Informal Lentur Personal √ √ √ √ √ √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
E4 SO5 SO5 P7 P8 SE9 SE10
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
146
√ √ √ √ √ √ √
Penulisan feature berbeda dengan tulisan-tulisan jurnalistik lainnya, misalnya berita yang menyajikan informasi secara resmi atau formal (memiliki kriteria rumus 5W1H). Secara tidak resmi (informal) berarti penulis bisa mengolah feature dengan berbagai gaya, seperti penggunaan kata-kata yang bemakna kiasan (makna yang tidak sebenarnya) dan penggunaan kata tidak baku, serta menggambarkan peristiwa secara naratif memikat. Pada SB1 terdapat kata yang tidak baku seperti kata wong (paragraf 15). Jika dikaitkan dengan karakteristik informal, maka tulisan tersebut terlihat luwes. Kata wong pantas atau cocok digunakan dalam kalimat Dia juga ingin wong Palembang bangga dengan identitas budayanya. Kata wong merupakan kata yang tidak baku dalam bahasa Indonesia, karena kata wong merupakan bahasa daerah, yakni bahasa Jawa. Kata wong berarti orang. Kata wong sama dengan orang. Kata wong lebih menarik daripada kata orang yang digunakan dalam kalimat tersebut. Selain itu, pada SB1 terdapat kata kiasan, yaitu gulung tikar (paragraf 23). Kata kiasan ini berarti bangkrut. Kata gulung tikar lebih unik dan menarik digunakan dalam penulisan cerita dibandingkan dengan kata bangkrut. Kata bangkrut sudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
biasa digunakan dalam sebuah tulisan. Oleh sebab itu, paragraf menunjukkan sifat informal, yakni luwes. Tidak hanya luwes, tetapi juga lentur. Lentur, artinya sesuai dalam penggunaannya. Penulis melanjutkan cerita mengenai sosok Kamsul yang tidak mendapatkan apresiasi yang layak ia dapatkan dari pembajak (paragraf 16). Penulis juga menceritakan usaha Kamsul dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (paragraf 19). Penggunaan kata yang tidak baku, kata kiasan, dan isi cerita yang beragam dapat menunjukkan sifat personal penulis dalam mengisahkan sosok Kamsul. Paragraf 6 pada SB2 juga menunjukkan karakteristik informal, yaitu luwes. Keluwesan pada paragraf 6 terlihat pada penggunaan kata tergerak. Kata tergerak pada paragraf tersebut tidak bermakna sebenarnya. Kata tergerak berarti tersentuh atau memiliki kemauan. Kata tergerak tidak berarti hati Mardiana tergeser ke kanan atau ke kiri, tetapi timbul perasaan manusiawi dari hati Mardiana untuk memberikan pelayanan kesehatan secara sukarela bagi mereka yang membutuhkan bantuan. Kata tergerak lebih unik dan menarik digunakan daripada Mardiana yang memiliki kemauan. Penulis tidak hanya menceritakan Mardiana yang memberikan pelayanan kesehatan (paragraf 6), tetapi penulis juga menceritakan Mardiana yang memberikan pendampingan kepada masyarakat (paragraf 8). Isi cerita dari dua cuplikan paragraf tersebut menandakan bahwa penulis secara personal mengisahkan sosok Mardiana dengan mengalir begitu saja, tetapi tetap mengikuti alur cerita. Penulis juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
menggunakan gaya penulisannya sendiri. Penulis menggunakan kata kiasan untuk menarik perhatian pembaca. Kata virus (paragraf 3) yang terdapat dalam E3 dapat dijadikan bukti bahwa E3 mengandung karakteristik informal. Kata virus merupakan kata kiasan, yakni kata yang tidak bermakna sebenarnya. Kata virus berarti usaha. Kata virus terlihat luwes digunakan pada kalimat Ia menyebarkan virus membudidayakan lele di lingkungan petani padi. Kalimat tersebut lebih menarik dibandingkan dengan penggunaan kata usaha. Kata usaha menunjukkan hal yang sudah biasa, tetapi kata virus dapat menimbulkan ketertarikan sendiri bagi pembaca. Selain itu, E3 juga terdapat kata kiasan yan lain, yaitu kata surut langkah. Kata surut langkah berarti menyerah. Kata menyerah sudah biasa digunakan dalam sebuah tulisan atau karangan. Pembaca akan mengalami ketertarikan yang berbeda ketika membaca tulisan yang menggunakan kata menyerah dengan kata surut langkah. Kata surut langkah lebih menarik, walaupun keduanya sama-sama pantas digunakan. Kalimat Usahanya tak berjalan mulus, tetapi ia tak surut langkah, terlihat lentur. Sifat lentur juga ditunjukkan penulis dalam mengisahkan sosok Suyitno (E3) secara mengalir begitu saja. Banyak hal yang bisa diceritakan penulis mengenai sosok Suyitno, seperti usaha keras Suyitno dalam budidaya lele (paragraf 6), hasil usaha budidaya lele (paragraf 7), dan cara Suyitno membudidayakan lele (paragraf 12). Keluwesan dan kelenturan dalam penulisan feature sosok Suyitno tersebut dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
menunjukkan sifat personal penulis yang menggunakan gaya selingkung dalam pengisahannya. E4 juga memperlihatkan karakteristik informal. Penggunaan kata berbuah manis (paragraf 7) terlihat menarik. Kata berbuah manis berarti berhasil. Kata tersebut merupakan kata kiasan. Penggunaan kata kiasan dapat membuat tulisan unik dan menarik. Estetika sebuah tulisan lebih terlihat. Kata berbuah manis menunjukkan keluwesan dalam penggunaannya. E4 tidak hanya berisi cerita mengenai hasil kerja keras Wignyo dalam menekuni usaha tenunnya (paragraf 7), tetapi berisi juga hal-hal lain dari sosok Wignyo. Hal-hal lain tersebut, seperti perjalanan Wignyo mewujudkan mimpi (paragraf 8), kunci Wignyo dalam meraih sukses (paragraf 19), dan jumlah karyawan Wignyo dalam usaha tenunnya (paragraf 22). Cuplikan-cuplikan paragraf tersebut menunjukkan sifat lentur. Penulis bercerita secara mengalir sesuai dengan hasil liputan jurnalistik yang ia lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa sifat personal penulis terlihat pada E4. Penulis juga mengemas tulisan dengan bahasa kiasan yang dapat menarik perhatian pembaca karena tulisan tidak terkesan kaku. Kata menggiring (paragraf 2) pada SO5 merupakan kata kiasan. Kata menggiring berarti mengajak. Kata menggiring luwes digunakan dalam kalimat Selain itu, Yulius juga berhasil menggiring banyak orang lain untuk membantunya mengajar anak-anak. Kata menggiring kepada kalimat tersebut terlihat tidak kaku. Biasanya, kata menggiring ditujukan untuk hewan ternak. Misalnya, menggiring bebek, kambing, dan sebagainya. Akan tetapi, pada paragraf 2 kata menggiring
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
ditujukan kepada manusia, yakni orang. Walaupun demikian, kata menggiring tetap terlihat pantas saja (luwes) jika digunakan. Selain itu, kata kiasan mogok (paragraf 25) juga terdapat pada SO5. Kata mogok berarti berhenti. Kata mogok biasanya ditujukan untuk kendaraan, seperti mobil, motor, dan sebagainya. Akan tetapi, kata mogok ditujukan pada orang. Tidak hanya kendaraan saja yang mengalami mogok, tetapi orang pun dapat mengalami mogok. Hal ini terlihat pada sosok Yulius yang pernah mengancam mogok mengajar jika siswa gagal meraih nilai 8 atau 9. Kata mogok terlihat luwes digunakan. Walaupun tidak seharusnya digunakan pada tulisan tersebut, tetapi tidak mengesankan aneh atau tidak pantas. S05 juga berisi latar belakang sosok Yulius (paragraf 6), metode belajar Yulius (paragraf 13), trik-trik dalam memecahkan soal (paragraf 15 dan 16), dan harapan Yulius kegiatan bimbingan belajarnya tetap berjalan (paragraf 29). Cuplikan beberapa paragraf ini menunjukkan bahwa SO5 berisi cerita mengenai sosok Yulius yang beragam. Sifat personal penulis dapat terlihat dari penggunaan bahasanya dalam bercerita, seperti menggunakan kata kiasan dan kelenturan penulis dalam bercerita. Kemudian, kata kiasan seperti kata menjual (paragraf 4) pada SO6 menunjukkan karakteristik informal. Kata menjual berarti menawarkan. Keluwesan dapat terlihat pada paragraf tersebut. Kata menjual terlihat menarik digunakan. Kata menjual identik dengan menghasilkan uang. Paragraf 4 tersebut membahas tentang subsidi. Subsidi bersangkutan dengan uang atau peringanan biaya dari pemerintah. Selain itu, penulis juga membahas kondisi Desa Kuripan Selatan tahun 2007
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
(paragraf 5), cara Marsam membangun kesadaran kolektif warga (paragraf 9), dan hasil kerja keras Marsam dalam pemberdayaan masyarakat (Paragraf 19). Penulis mengisahkan sosok Marsam sesuai dengan hasil liputan Jurnalistik, tetapi ia dapat memoles cerita dengan ide dan gagasannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa sifat personal terlihat pada penulis yang secara bebas mengemas cerita sosok dengan sedemikian rupa. P7 juga menunjukkan karakteristik informal. Penggunaan kata gila pada paragraf 13 dapat menimbulkan kesan menarik bagi pembaca. Kata gila merupakan kata kiasan dalam paragraf tersebut. Kata gila berarti suka. Sosok dalam cerita diibaratkan menggilai penelitian. Kata gila memang terlihat aneh, tetapi menjadi lentur jika sesuai dengan kebutuhan dalam penggunaannya. Artinya, sesuai dengan konteks cerita. Penggunaan kata kiasan ini menunjukkan sifat personal penulis dalam mengisahkan sosok Rudy. Sifat personal juga terlihat pada isi cerita yang lentur. Lentur, artinya mengalir begitu saja, tidak terpatok pada satu ide cerita saja. Hal ini terlihat pada paragraf 3 yang berisi mantra Rudy dalam menginspirasi siswanya agar cinta penelitian. Kemudian, paragraf 11 yang berisi cara Rudy menginspirasi siswanya. Kata kiasan juga terdapat pada P8. Penulis feature menggunakan kata kiasan jurang (paragraf 4). Kata jurang berarti jarak. Kata ini pantas atau cocok digunakan. Kata jurang identik dengan kedalaman dan kecuraman. Orang dapat merasakan ketakutan atau kengerian jika mendengar kata jurang karena kedalamannya yang curam. Kata jurang diartikan sebagai jarak, yakni jarak pendidikan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
masyarakat yang masih menganga. Kata menganga juga identik dengan lebar. Jadi, kata jurang cocok digunakan dengan kata menganga. Penggunaan kata kiasan tersebut juga menunjukkan bahwa penulis mengisahkan sosok Opik secara personal. Ia menggunakan gaya bahasa sesuai dengan yang ia inginkan. Penulis juga menceritakan sosok Opik secara mengalir, seperti pengorbanan yang ia lakukan (paragraf 6), hasil dari kerja keras Opik (paragraf 8), dan latar belakang Opik (paragraf 12). Hal ini menunjukkan adanya sifat lentur dalam pengisahan cerita oleh penulis. Jika dikaitkan dengan karakteristik informal, maka SE9 juga bersifat luwes. Keluwesan ini terlihat pada penggunaan kata kiasan pada paragraf 4, yakni kata penunjuk. Kata penunjuk berarti sumber sejarah. Kata penunjuk pada paragraf tersebut bukan berarti sosok Ramelan menunjukkan ke sana dan ke sini tentang suatu hal, tetapi Ramelan merupakan orang yang mengetahui keseluruhan cerita atau sejarah Stasiun Samarang di Jawa Tengah. Selain itu, SE9 bersifat lentur. Penulis mengisahkan sosok Ramelan secara lengkap, seperti deskripsi sosok Ramelan (paragraf 1), kondisi tempat tinggal Ramelan (paragraf 6), dan peristiwa-peristiwa yang dialami Ramelan (paragraf 10-17). Cuplikan beberapa inti paragraf tersebut menunjukkan bahwa penulis bercerita secara mengalir dengan tetap memerhatikan alur cerita. Keluwesan dan kelenturan ini menunjukkan bahwa terlihat sifat personal pada SE9. SE10 juga bersifat luwes. Keluwesan terlihat pada paragraf 19. Penulisan cerita menggunakan kata kiasan akar. Kata akar berarti sumber. Akar yang dimaksud
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
bukan akar tanaman yang ada di dalam tanah, tetapi sebuah sumber yang pasti. Kata akar lebih menarik perhatian pembaca. Selain itu, penulis juga mengisahkan sosok Nisnoni secara lentur. Penulis menceritakan fisik rumah yang dijadikan museum sejarah Kerajaan Koepang (paragraf 1), usia Nisnoni (paragraf 4), dan pengunjung museum kerajaan (paragraf 9). Keluwesan dan kelenturan ini menunjukkan sifat personal, yakni penulis mengemas tulisannya dengan gaya bahasanya sendiri dan kelengkapan cerita yang ia tulis sesuai dengan hasil liputan jurnalistik yang dikembangkan dengan ide sendiri.
4.2.2.6 Tidak Terikat oleh Aktualitas Karakterisitik feature keenam (K6), yaitu tidak terikat oleh aktualitas. Cerita feature bisa disiapkan, diliput, ditulis, dan disajikan kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Artinya, tahan lama atau awet, tidak mudah basi seperti berita. Berita dalam surat kabar hanya memiliki nilai berita yang lamanya hanya 24 jam, apabila sudah lewat dari 24 jam sukar sekali peristiwa itu disebut berita (Isnawijayani, 2013:18). Menurut Isnawijayani (2013:19), ada beberapa alasan yang menyebabkan dan mendorong penulisan feature, yaitu sebagai berikut. (1) Ada pembaca yang memerlukan aspek pengetahuan, pendidikan, serta hiburan sewaktu membaca Koran atau majalah. Dengan adanya feature, kebutuhan pembaca semacam itu terpenuhi, setidak-tidaknya sebagian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
(2) Ada saatnya sebuah bahan berita yang berupa peristiwa itu terlambat diketahui dan disajikan. Bila tetap disajikan dalam bentuk berita, tentu saja nilainya sebagai berita rendah karena sudah basi. (3) Adakalanya sebuah bahan berita terdapat aspek-aspek penting yang ada di dalamnya, entah menyangkut latar belakang peristiwa, riwayat salah seorang subjek berita, kelanjutan peristiwa, tokoh lain yang ada sangkutpautnya dengan bahan berita utama, dan lain-lain yang dirasakan menarik untuk disajikan kepada pembaca. (4) Karya tulis yang berupa feature merupakan variasi yang dapat menyelingi tulisan berita yang berkecenderungan disajikan dengan cara yang tepat, ringkas, bergegas, dan bergaya kaku. Dengan penulisan feature, para pengumpul berita, reporter atau wartawan, mempunyai keleluasaan menambah informasi, memberikan pendalaman dan menajaman, pada aspek-aspek tertentu dari suatu peristiwa yang tidak dapat dimuatkan dalam tulisan berita yang menuntut tulisan pendek, dan terkait dengan batas waktu akhir jadwal penerbita. Dengan demikian, dapat dikatakan feature mengabaikan soal waktu, tidak cepat basi seperti berita. Segi aktual atau nilai basi sebuah berita ditentukan oleh faktor: (1) karena suatu peristiwa/ keadaan yang baru terjadi, (2) karena adanya suatu kepentingan, (3) karena adanya suatu peristiwa/ kejadian yang perlu diperhatikan, dan (4) karena mengandung suatu keuntungan (Isnawijayani, 2013:19). Pengertian aktual, basi atau tidak basinya suatu berita akan menjadi relatif sifatnya. Pagi ini suatu berita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
aktual bagi orang di kota, tetapi hari esok baru aktual bagi orang yang tinggal di daerah pelosok. Ada suatu berita yang penting bagi seseorang, tetapi tidak penting bagi orang lain. Cerita feature juga tidak harus menunjukkan keaktualitasnya, tetapi tetap faktual. Maksudnya, kejadian yang sudah berlalu tidak terkesan basi apabila baru diterbitkan. pada penulisan feature sosok, penulis feature dapat mencantumkan keterangan waktu peliputannya dengan narasumber pada tulisan secara samar-samar. Artinya, penulis dapat memasukkan keterangan atau penjelasan mengenai waktu liputan jurnalistik dengan narasumber pada paragraf-paragraf tertentu yang sekiranya tepat dan sesuai dengan alur cerita. Karakterisitk keenam ini dapat dicermati pada beberapa cuplikan pada feature sosok dalam bidang seni dan budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah. SB1 dan SB2 merupakan feature sosok dalam bidang seni dan budaya. Kedua feature sosok tersebut mengandung karakteristik keenam, yaitu tidak terikat oleh aktualitas. Hal ini dapat dilihat pada isi cerita feature sosok yang berisi unsur when. Unsur when ini terlihat pada paragraf-paragraf tertentu. Unsur when dapat menunjukkan keterangan waktu kapan suatu situasi, peristiwa, atau keadaan yang dialami sosok itu terjadi dan kapan reporter melakukan liputan jurnalistik. Pada SB1 terlihat keterangan waktu kejadian atau peristiwa yang dialami sosok beberapa waktu yang lalu, yakni tahun 2006 dan tahun 2009 (paragraf 9). Waktu ini sudah berlalu, sedangkan penulis mencantumkannya dalam tulisan sebagai bagian dari perjuangan sosok Kamsul dalam melestarikan budaya Palembang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
SB2 juga menunjukkan hal yang sama dengan SB1. Hal itu terdapat pada paragraf 8 yang berisi keterangan waktu mengenai kapan Mardiana mulai memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam memperjuangkan kembali hutan adat, yakni sekitar tahun 2008 sejak hutan adat digantikan perkebunan sawit. Peristiwa
tersebut
sudah
terjadi
enam
tahun
yang
lalu,
tetapi
penulis
mencantumkannya dalam cerita sehingga alur cerita menjadi jelas. Selain itu, SB2 juga menunjukkan keterangan waktu, kapan penulis melakukan liputan jurnalistik. Penanda keterangan waktu tersebut adalah kata akhir pekan lalu. Hasil liputannya ini terbit pada Kamis, 20 Maret 2014. Jadi, dapat diperkirakan penulis melakukan liputan jurnalistik lima hari sebelum tulisan diterbitkan, yakni hari Sabtu atau Minggu yang lalu. Kemudian, feature sosok yang menunjukkan karakteristik keenam adalah feature sosok dalam bidang ekonomi, seperti E3 dan E4. E3 menunjukkan keterangan waktu kapan suatu situasi, peristiwa, atau keadaan yang dialami sosok. Penanda keterangan waktu pada E3 berupa tanggal kejadian suatu peristiwa, yakni pada 8-25 April 2011 (paragraf 19). Peristiwa Suyitno mendapatkan sertifikat hasil riset analisis secara laboratorium sudah berlalu, tetapi dapat dimasukkan dalam cerita sebagai pelengkap isi cerita supaya menjadi utuh. E4 juga menunjukkan keterangan waktu kapan sosok mengalami suatu peristiwa. Keterangan waktu tersebut terletak pada paragraf 12, yakni terlihat pada tahun-tahun kejadian, seperti tahun 1997 Wignyo serius belajar menenun dan tahun 1999 Wignyo membeli sebidang tanah untuk lokasi usaha menenunnya. Peristiwa itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
sudah lama terjadi, tetapi perlu dicantumkan dalam cerita feature sosok Wignyo. Informasi tersebut dapat melengkapi isi cerita. Sedangkan, E4 menunjukkan waktu reporter melakukan liputan jurnalistik. Paragraf 5 menunjukkan bahwa penulis melakukan wawancara dengan narasumber pada bulan Januari 2014 yang lalu dan tulisannya terbit pada tanggal 25 Februari 2014. Jarak antara kegiatan liputan jurnalistik penulis dengan penerbitan tulisan sekitar satu bulan. Waktu ini tidak memengaruhi isi cerita. Bahkan, cerita tidak basi atau awet. Berbeda dengan feature sosok dalam bidang sosial yang hanya menunjukkan keterangan waktu kapan suatu situasi, peristiwa, atau keadaan yang dialami sosok. Feature sosok yang dimaksud adalah SO5 dan SO6. Paragraf 1 pada SO5 berisi waktu suatu situasi, peristiwa, atau keadaan. Sosok Yulius memberikan layanan pendidikan gratis bagi anak-anak pedesaan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah sejak enam tahun yang lalu. Peristiwa ini sudah terjadi enam tahun yang lalu, tetapi tetap terkesan hangat dan baru untuk diterbitkan. Hal ini dikarenakan cerita feature sosok berisi mengenai hal-hal yang faktual dan mengandung berbagai pesan moral. Begitu juga dengan SO6. SO6 berisi peristiwa yang terjadi pada tahun 2007 (paragraf 5). Peristiwa tersebut merupakan bagian cerita sosok Marsam. Peristiwa itu sudah berlalu, tetapi dapat memberi informasi bagi pembaca mengenai keadaan keluarga di Desa Kuripan Selatan pada tahun 2007. Selanjutnya, feature sosok dalam bidang pendidikan. Paragraf pada feature sosok dalam bidang pendidikan yang menunjukkan keterangan waktu kapan suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
situasi, peristiwa, atau keadaan terjadi adalah paragraf 9 pada P7 dan paragraf 5 pada P8. Paragraf 9 pada P7 berisi informasi waktu mengenai kapan siswa SMAN 6 mulai membangun sebuah prestasi. Pada paragraf tersebut dituliskan bahwa siswa SMAN 6 mulai membangun sebuah prestasi sejak tahun 2003. Keterangan waktu tersebut tidak menimbulkan kesan basi pada tulisan, karena keterangan waktu itu digunakan sebagai pelengkap cerita. Sedangkan, paragraf 5 pada P8 diterangkan kapan Opik memulai dan menamakan komunitasnya, yaitu pada tahun 2010. Pemulaian dan penamaan komunitasnya memang sudah lama, tetapi tidak mengesankan informasi tentang Opik menjadi basi. Hal ini disebabkan, keterangan waktu peristiwa tersebut bersifat faktual, yakni benar-benar terjadi, sesuai dengan kenyataan. Dengan penjelasan waktu terjadinya peristiwa itu, cerita mengenai sosok Opik menjadi utuh. Feature sosok dalam bidang sejarah juga menunjukkan adanya keterangan waktu kapan suatu situasi, peristiwa, atau keadaan yang dialami sosok itu terjadi dan kapan reporter melakukan liputan jurnalistik. Paragraf 10 pada SE9 berisi sebuah peristiwa yang sudah terjadi di masa lampau, yakni peristiwa pembunuhan di Blora pada masa Agresi Militer Belanda I, yaitu 21 Juli 1947-5 Agustus 1947. Peristiwa ini tidak aktual lagi, karena sudah terjadi beberapa puluh tahun yang lalu. Akan tetapi, peristiwa tersebut bersifat aktual, sesuai dengan kenyataan. Penulis memasukkan informasi mengenai peristiwa tersebut sesuai dengan hasil liputan jurnalistik dengan narasumber, sehingga isi cerita menjadi lengkap. Sedangkan, paragraf 5 pada SE9 tercantum waktu kegiatan wawancara atau liputan jurnalitik yang dilakukan penulis dengan narasumber. Liputan jurnalistik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
tersebut dilakukan pada tanggal 20 Februari 2014 dan tulisan hasil wawancara tersebut diterbitkan pada tanggal 27 Februari 2014. Hal ini terlihat pada keterangan waktu yang samar-samar, terletak di akhir kalimat yang ditulis dalam bentuk angka, yakni (20/2). SE9 diterbitkan seminggu sesudah penulis melakukan wawancara atau konfirmasi dengan narasumber. Selang waktu seminggu ini tidak menimbulkan kesan basi, karena feature tidak mengutamakan keaktualitasnya tetapi tetap faktual. Kemudian, SE10 juga menunjukkan adanya keterangan waktu kapan suatu situasi, peristiwa, atau keadaan yang dialami sosok itu terjadi. Keterangan waktu tersebut terdapat pada paragraf 15. Paragraf tersebut berisi mengenai peristiwa perang sang raja melawan Portugis dan Belanda yang terjadi pada tahun 1765-1832. Peristiwa itu sudah terjadi bertahun-tahun, tetapi tidak menimbulkan kesan basi jika dicantumkan dalam cerita feature karena bersifat faktual. SO10 juga menunjukkan keterangan waktu, kapan reporter melakukan liputan jurnalistik. Keterangan waktu ini terlihat pada paragraf 4. Isi paragraf 4 menunjukkan bahwa penulis melakukan kegiatan wawancara dengan narasumber pada akhir Januari 2014. Kemudian, feature sosok diterbitkan pada tanggal 22 Maret 2014. Hal ini menunjukkan bahwa penulis mempersiapkan dan melakukan liputan sudah dua bulan yang lalu, tetapi tulisan tidak menimbulkan kesan basi walaupun baru diterbitkan sekarang. Secara keseluruhan, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari29 Maret 2014 mencerminkan karakteristik keenam, yaitu tidak terikat oleh aktualitas. Feature sosok yang tergolong ke dalam lima bidang, yaitu bidang seni dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
budaya, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sejarah terlihat disiapkan, diliput, ditulis, dan disajikan kapan saja sesuai dengan kebutuhan penulis. Persiapan, peliputan, dan penyajian feature sosok tersebut dapat dilihat pada keterangan waktu yang terdapat dalam isi cerita. Keterangan waktu tersebut berupa keterangan waktu suatu peristiwa dan keterangan waktu liputan jurnalistik yang dilakukan oleh penulis. Keterangan waktu suatu peristiwa terlihat pada keseluruhan feature sosok dalam Surat Kabar Kompas. Sedangkan, keterangan waktu liputan jurnalistik yang dilakukan oleh penulis hanya terlihat pada beberapa feature sosok saja, seperti SB2, E4, SE9, dan SE10. Feature-feature sosok tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 19 Keterangan Waktu sebagai Penanda Ketidakaktualan
Feature Sosok SB1 SB2 E3 E4 SO5 SO6 P7 P8 SE9 SE10
Keterangan Waktu Waktu Liputan Waktu Peristiwa Jurnalistik √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4.2.2.7 Nama Lengkap Wartawan Dicantumkan Karakteristik feature ketujuh (K7), yaitu nama lengkap wartawan atau reporter penulis cerita feature dicantumkan lengkap pada tulisan. Pada Undang-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
undang tentang pers, Bab I Pasal 1 berisi tentang ketentuan umum. Ketentuan umum tersebut menjelaskan pengertian wartawan, yakni orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Undang-undang pers mengenai wartawan terdapat pada Bab III Pasal 7, yakni (1) wartawan bebas memilih organisasi wartawan dan (2) wartawan memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik. Sedangkan, Bab III Pasal 8, berbunyi: Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum. Tidak semua tulisan jurnalistik terdapat nama wartawan atau reporter peliput di dalamnya. Misalnya, pada berita, nama lengkap wartawan atau peliput tidak dicantumkan lebih banyak karena pertimbangan teknis jurnalistik dan alasan politis keamanan. Pada tulisan tersebut hanya dengan nama inisial (singkatan atau akronim), seperti berita dengan judul SBY Bicara Century dalam Surat Kabar Kompas edisi 11 Maret 2014. Nama wartawan pada berita tersebut hanya ditulis inisial saja, yaitu (IAS/NWO). Feature sosok pada Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 menunjukkan bahwa nama lengkap penulis dicantumkan dalam tulisan. Letaknya berada di awal tulisan. Penulis-penulis feature sosok tersebut, seperti Irene Sarwindaningrum (SB1), Megandika Wicaksono (SB2), Adi Sucipto Kisswara (E3), Ninuk Mardiana Pambudy (E4), Regina Rukmorini (SO5), Khaerul Anwar (SO6), Ester Lince Napitupulu (P7), Cornelius Helmy Herlambang (P8), Nawa Tunggal (SE9), dan Kornelis Kewa Ama (SE10). Pada tabel di bawah ini berisi nama-nama wartawan yang sekaligus menjadi penulis feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 beserta hasil karyanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
Tabel 20 Nama Lengkap Wartawan Feature Sosok
1.
Nama Lengkap Wartawan Kamsul Arifuddin Harla
2.
Mardiana D. Dana
3.
Suyitno
4.
Wignyo Rahadi
5.
Yulius Yuwana
6.
Marsam Suma
7.
Rudy Prakanto
8.
Opik
9.
Ramelan
10.
Leopold Nisnoni
No.
Judul Menjaga Budaya Lewat Seni yang Populer Perawat, Pelestari Budaya, dan Hutan Adat Berbagi Ilmu dan Rezeki dari Lele Sekali Menenun Pantang Surut Layanan Pendidikan sebagai Gerakan Sosial “Manajemen Malu” dalam Pemberdayaan Masyarakat Guru yang Menginspirasi Siswa Cinta Penelitian Boyong Keceriaan Literasi dari Balik Gunung Sumber Sejarah Stasiun Samarang Penjaga Sejarah Kerajaan Koepang
Tanggal Terbit 28 Februari 2014 20 Maret 2014 27 Januari 2014 25 Februari 2014 25 Januari 2014 13 Maret 2014 23 Januari 2014 15 Februari 2014 27 Februari 2014 22 Maret 2014
4.2.2.8 Karya Kreatif Individual Karakteristik feature kedelapan (K8), yaitu cerita feature dicitrakan sebagai cerminan karya kreatif individual seorang reporter atau wartawan. Pencantuman nama lengkap wartawan atau reporter penulis cerita feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 menunjukkan bahwa tulisan tersebut merupakan hasil karya kreatif wartawan atau reporter penulis cerita feature itu sendiri. Pada cerita feature terdapat hak cipta penulis yang dihargai dan dihormati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
Berbeda dengan tulisan berita. Pada berita tidak terdapat hak cipta, karena berita dianggap sebagai karya kolektif institusional suatu media massa. Pada Kode Etik Jurnalistik Pasal 2 dijelaskan, wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik (Barus, 2010). Caracara profesional tersebut ditafsirkan sebagai berikut. a. Menunjukkan identitas diri kepada narasumber. b. Menghormati hak privasi. c. Tidak menyuap. d. Menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya. e. Rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara seimbang. f. Menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara. g. Tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri. h. Penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan investigasi bagi kepentingan publik. Salah satu cara profesional yang berhubungan dengan karakteristik feature yang keenam, yaitu (g) tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri. Plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. pelaku plagiat disebut sebagai plagiator. Sebuah feature dicitrakan sebagai cerminan karya kreatif individual seorang reporter atau wartawan. Reporter atau wartawan sekaligus menjadi penulis feature hendaknya menulis feature sesuai dengan hasil karya sendiri. Penulis yang baik adalah tidak melakukan plagiarism. Feature juga merupakan hasil cipta penulis sendiri. Artinya, sebuah feature bukan hasil curian dari gagasan orang lain, tetapi merupakan kreasi dari hasil pemikiran, perenungan, pengalaman, pengetahuan, latar belakang, pencermatan seseorang pada satu hal dalam bentuk tulisan (Nazir, 2010:48). Feature sosok menjadi sebuah kreasi penulis karena telah melalui proses internal diri penulis dan tentu saja hasilnya tidak sama dengan penulis yang lain. Masing-masing penulis memiliki pengalaman, pengetahuan, pencermatan, dan latar belakang yang berbeda, sehingga masing-masing penulis memiliki persepsi dan sudut pandang yang berbeda yang kemudian tertuang dalam hasil ciptanya dalam sebuah tulisan.
4.2.2.9 Tidak Mencantumkan Baris Tanggal Karakteristik feature kesembilan (K9), yaitu tidak mencantumkan baris tanggal (date line) pada awal intro (teras) cerita atau paragraf pertama. Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 menunjukkan tidak ada pencantuman tanggal seperti pada awal teras berita (lead). Feature sosok pada surat kabar tersebut hanya mencantumkan nama tempat cerita feature terjadi (setting atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
lokasi peristiwa), seperti SO6 di Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Selain itu, nama pelaku (yang disosokkan) juga bisa dicantumkan. Karakteristik ini dapat dilihat pada SB1 yang mencantumkan nama pelaku (yang disosokkan), yaitu Kamsul Arifuddin Harla. E4 juga hanya mencamtumkan nama yang disosokkan, yaitu Wignyo Rahadi (53). P7 hanya mencantumkan nama pelaku, yaitu Rudy Prakanto (45). Begitu juga dengan SE9 yang hanya mencantumkan nama pelaku, yaitu Ramelan (80). Ada juga yang mencantumkan nama tempat dan nama pelaku pada teras, seperti E3. Nama tempatnya adalah Desa Kedungwangi, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dan nama pelaku (yang disosokkan) adalah Suyitno (38). SO5 juga berisi nama tempat, yaitu di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, dan nama pelakunya adalah Yulius Yuwana. Akan tetapi, ada yang sama sekali tidak mencantumkan nama tempat dan nama pelaku (yang disosokkan), seperti SB2, P8, dan SE10. Teras SB2 hanya berisi mengenai kata-kata yang menggoda pembaca. Teras TP8 hanya berisi mengenai kutipan dari “Sajak Seonggok Jagung” karya WS Rendra. Sedangkan, Teras SE10 hanya berisi deskripsi tempat (lokasi). Karakteristik feature sosok K9 dapat dicermati bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
Tabel 21 Karakteristik Feature Sosok Tidak Mencantumkan Baris Tanggal Feature Sosok SB1 SB2 E3 E4 SO5 SO6 P7 P8 SE9 SE10
Karakteristik Feature Sosok (K9) Nama tempat kejadian (setting) Nama pelaku (sosok) √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
4.2.2.10 Bagian Bawah Tidak Bisa Dipotong Karakteristik feature kesepuluh (K10), yaitu pada bagian bawah tulisan tidak bisa dipotong begitu saja. Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari29 Maret 2014 menunjukkan bahwa paragraf satu dengan yang lain saling berkaitan dan berkesinambungan. Bagian penutup sama pentingnya dengan teras. Maksudnya, cerita feature ditulis dengan urutan pesan bagian awal-atas (intro atau teras) dan bagian akhir-bawah (penutup) tetap sama penting. Hal ini dikarenakan feature ditulis dengan teknik mengisahkan di luar pola piramida terbalik. Berita juga disusun dengan skala prioritas dimulai dari urutan pesan sangat penting (lead, teras berita), penting (bridge, perangkai), cukup penting (body, tubuh cerita), dan kurang penting (leg, kaki). Jadi, feature berbeda dengan berita. Berita disajikan dengan pola piramida terbalik, sehingga berita dapat dipotong pada bagian bawah sesuai dengan keperluan tanpa mengubah dan mengganggu isinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
4.2.2.11 Membawa Pesan Moral Karakteristik feature kesebelas (K11), yaitu selalu membawa pesan moral tertentu yang ingin disampaikan kepada khalayak seperti nilai-nilai kejujuran, kesetiaan, sikap tulus tanpa pamrih, pengorbanan, kegigihan suatu perjuangan, kebersihan hati, keluhuran budi, pengabdian, dan cinta kasih. Cerita feature lebih bersifat menusuk dada dan hati (emosi, perasaan, dan empati) pembaca. Berbeda dengan berita yang tidak menyampaikan pesan moral tertentu, kecuali informasi atau laporan fakta peristiwa semata. Cerita feature harus membawa atau dapat melahirkan pesan moral tertentu (Sumadiria, 2008:190). Oleh sebab itu, pembaca dapat memetik pengalaman dan pelajaran berharga tentang kehidupan. Pesan moral feature disampaikan dalam dua cara. Pertama, dinyatakan secara tersurat melalui penuturan reporter secara langsung (manifest message). Kedua, dinyatakan secara tersirat melalui jalan cerita, tokoh, karakter, plot, suasana, dan setting atau lokasi peristiwa (hiden message). Pesan moral menyatu dalam keseluruhan materi dan jalan cerita. Pesan moral pada feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini sesuai dengan cara penyampaian pesan moral di atas. Tabel 22 Karakteristik Feature Sosok Membawa Pesan Moral No. 1.
Feature Sosok SB1
Pesan Moral Tersurat Tersirat √ √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
SB2 E3 E4 SO5 SO6 P7 P8 SE9 SE10
√ √ √ √ √ -
168
√ √ √ √ √ √
Pada tabel terlihat, bahwa SB1 membawa pesan moral secara tersurat dan tersirat. Pesan moral yang dibawakan secara tersurat dan tersirat itu melalui tokoh atau sosok yang diceritakan. Pesan moral tersebut terdapat pada paragraf 14. Pada paragraf tersebut terdapat kata berjuang. Kata berjuang digunakan penulis untuk menyampaikan pesan moral kepada pembaca. Penulis mengungkapkan secara langsung mengenai sikap Kamsul yang berjuang untuk melestarikan bahasa daerah dan nilai-nilai dalam budaya Palembang. Pengungkapan langsung tersebut menunjukkan bahwa pesan moral disampaikan secara tersurat oleh penulis. Selain itu, secara tersirat pesan moral tersebut memperlihatkan sikap Kamsul yang terus berusaha sekuat tenaga dan tidak mudah menyerah. Dengan demikian, SB1 mengandung pesan moral kegigihan suatu perjuangan. Kemudian, SB2 menunjukkan adanya pesan moral kegigihan suatu perjuangan yang disampaikan penulis secara tersurat dan pesan moral sikap tulus tanpa pamrih yang disampaikan penulis secara tersirat. Pesan moral yang disampaikan penulis secara tersurat terlihat pada cuplikan menempuh berbagai upaya perjuangan (paragraf 8). Penulis secara langsung menyampaikan pesan moral
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
kegigihan suatu perjuangan yang dilakukan sosok dalam cerita. Sedangkan, pesan moral yang disampaikan secara tersirat terlihat pada paragraf 16. Cuplikan tidak memungut biaya pada paragraf tersebut menandakan bahwa orang-orang dapat belajar tari dan membuat suvenir pada Mardiana (sosok yang diceritakan) secara gratis. Artinya, sosok Mardiana memiliki sikap yang tulus tanpa pamrih. Ia tidak mengharapkan imbalan atas kegiatannya melatih tari ataupun membuat suvenir. Selain itu, E3 menunjukkan adanya pesan moral di dalam tulisan. Pesan moral tersebut terlihat pada paragraf 6, 13, dan 24. Paragraf 6 menunjukkan pesan moral yang disampaikan secara tersurat oleh penulis. Penulis menyampaikan pesan secara langsung kepada pembaca bahwa sosok yang diceritakan tidak surut langkah atau tidak berhenti dan tidak menyerah walaupun usahanya tidak berjalan mulus. Hal ini terlihat bahwa tulisan mengandung pesan moral kegigihan suatu perjuangan yang dilakukan oleh sosok dalam cerita. Kemudian, pesan moral yang disampaikan secara tersirat terlihat pada paragraf 13 dan 24. Pada paragraf 13, terdapat cuplikan tetap belajar. Cuplikan tersebut mengandung pesan tersirat bahwa sosok dalam cerita tidak mudah menyerah walaupun usaha lelenya belum berhasil. Hal ini menunjukkan sikap sosok cerita, yakbi Suyitno yang berjuang dan tidak menyerah. Ia terlihat gigih dalam berjuang mencapai sesuatu yang ia inginkan. Berbeda dengan paragraf 24. Paragraf 24 mengandung pesan moral sikap tulus tanpa pamrih. Pesan moral ini ditandai dengan cuplikan tanpa memungut biaya. Suyitno tidak memungut biaya dalam menularkan ilmunya berbudidaya lele. Ia memberikan ilmunya kepada orang-orang secara gratis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
Pesan moral kegigihan suatu perjuangan dan pengorbanan juga terdapat pada E4. Pesan moral kegigihan suatu perjuangan terlihat pada paragraf 24. Pada paragraf tersebut terdapat kata pantang putus asa. Pesan moral ini disampaikan secara tersurat oleh penulis. Penulis menyampaikan secara langsung bahwa sosok dalam cerita tidak mudah putus asa. Selain itu, pesan moral suatu pengorbanan juga terlihat pada paragraf 4. Paragraf ini ditandai dengan kata pengorbanan. Penulis menyampaikan secara langsung bahwa sosok yang diceritakan banyak berkorban dalam kelangsungan usaha tenunnya. Selanjutnya, SO5 mengandung pesan moral yang disampaikan penulis secara tersirat. Pesan moral tersebut terdapat pada paragraf 2 yang ditandai dengan kata beruapaya. Kata tersebut menunjukkan bahwa sosok dalam cerita berusaha membuat gerakan mengajarnya dapat berkembang dengan berbagai cara. Pesan moral tersebut berupa kegigihan suatu perjuangan. SO6 juga mengandung pesan moral kegigihan suatu perjuangan. Pesan moral ini disampaikan secara tersurat oleh penulis. Artinya, penulis menyampaikan langsung bahwa sosok dalam cerita giat membangun jaringan dengan sejumlah pihak yang diharapkan mau menggulirkan program pemberdayaan di Desa Kuripan Selatan. Pesan moral tersebut ditandai dengan kata giat pada paragraf 2. Kata giat dapat diartikan rajin dan terus berusaha. Begitu juga dengan P7 yang mengandung pesan moral secara tersurat. Pesan moral tersebut terdapat pada paragraf 13. Pesan moral pada paragraf tersebut ditandai dengan kata mengabdikan diri. Penulis menyampaikan pesan moral secara langsung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
bahwa sosok dalam cerita bertekad mengabdikan diri menjadi pembimbing siswa. Pesan moral berupa sebuah pengabdian. Selain itu, pesan moral berupa sebuah pengorbanan juga terlihat pada P8. Pesan moral ini terdapat pada paragraf 6. Paragraf tersebut berisi sosok cerita yang harus menyisihkan penghasilannya sebagai guru SD untuk membeli buku. Kata menyisihkan penghasilannya menunjukkan bahwa sosok dalam cerita harus prihatin dan mengorbankan dirinya sendiri supaya ia bisa mencapai apa yang ia inginkan. Penulis menyampaikan pesan moral ini secara tersirat, yakni melalui tindakan yang dilakukan tokoh atau sosok dalam cerita. Selanjutnya, pesan moral yang terdapat pada SE9 dan SE10. Kedua feature sosok ini mengandung pesan moral sikap tulus tanpa pamrih. Pesan moral tersebut disampaikan secara tersirat oleh penulis. Paragraf 14 pada SE9 berisi sosok yang membantu memelihara ternak sapi dan gerobak milik mertua kakaknya. Kata membantu menunjukkan bahwa SE9 mengandung pesan moral sikap tulus tanpa pamrih. Penulis menyampaikan pesan moral ini secara tersirat melalui tindakan sosok dalam cerita. Begitu juga dengan paragraf 22 pada SE10 yang mengandung pesan moral tersebut. Paragraf 22 berisi tentang Alfons Nisnoni yang menghibahkan sebagian tanah di Kota Kupang untuk permukiman penduduk, perkantoran, dan fasilitas umum. Kata menghibahkan dapat digunakan sebagai kata penanda bahwa paragraf tersebut berisi pesan moral sikap tulus tanpa pamrih. Pesan moral ini juga disampaikan penulis secara tersirat melalui tindakan yang dilakukan oleh sosok dalam cerita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
Secara keseluruhan, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari29 Maret 2014 mengandung pesan moral. Pesan moral tersebut berupa kegigihan suatu perjuangan, sikap tulus tanpa pamrih, pengorbanan, dan pengabdian. Pesan moral kegigihan suatu perjuangan terdapat pada SB1, SB2, E3, E4, SO5, dan SO6. Pesan moral sikap tulus tanpa pamrih terdapat pada SB2, E3, SE9, dan SE10. Pesan moral pengorbanan terdapat pada E4 dan P8. Sedangkan, pesan moral pengabdian terdapat pada P7. Kata-kata pada feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 digunakan sebagai penanda bahwa feature sosok tersebut mengandung pesan moral secara tersurat maupun tersirat. Pesan moral kegigihan suatu perjuangan ditandai dengan kata berjuang (SB1), menempuh berbagai upaya perjuangan (SB2), tak surut langkah; terus belajar (E3), pantang putus asa (E4), berupaya (SO5), dan giat (SO6). Pesan moral sikap tulus tanpa pamrih ditandai dengan kata tidak memungut biaya (SB2), tanpa memungut biaya (E3), membantu (SE9), dan menghibahkan (SE10). Pesan moral pengorbanan ditandai dengan kata pengorbanan (E4) dan menyisihkan penghasilannya (P8). Sedangkan, pesan moral pengabdian ditandai dengan kata mengabdikan diri (P7). Beberapa pesan moral tersebut disampaikan secara tersurat dan tersirat. Pesan moral yang disampaikan secara tersurat dan tersirat adalah SB1, SB2, dan E3. Pesan moral yang disampaikan secara tersurat saja adalah E4, SO6, dan P7. Sedangkan, pesan moral yang hanya disampaikan secara tersirat adalah SO5, P8, SE9, dan SE10. Supaya lebih mudah dipahami dapat dicermati tabel di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
Tabel 23 Pesan Moral dalam Feature Sosok
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Feature Sosok SB1 SB2 E3 E4 SO5 SO6 P7 P8 SE9 SE10
Kegigihan suatu perjuangan √ √ √ √ √ √ -
Pesan Moral Sikap tulus Pengorbanan tanpa pamrih √ √ √ √ √ √ -
Pengabdian √ -
4.2.2.12 Judul Dicetak Normal Tipis atau Miring Karakteristik feature kedua belas (K12), yaitu judul feature dicetak normal tipis, miring (italic), mengesankan informal dan feminin (soft news). Tradisi luhur dan konvensi jurnalistik menunjukkan bahwa judul tegak-lurus formal hanya untuk berita yang bersifat keras (hard news). Sebaliknya, judul miring (italic) dan ramping hanya untuk yang bersifat ringan (soft news, feature). Judul yang dicetak tebal, tegaklurus, mengesankan formal dan maskulin (hard news). Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 menunjukkan bahwa judul tidak dicetak normal tipis atau miring (italic), tetapi judul dicetak tebal sehingga mengesankan formal dan maskulin seperti judul berita (hard news).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
Zain (1992:68) mempunyai pendapat yang sama dengan Mappatoto (1993:117), yakni judul terkadang terdiri dari satu baris saja, kadang juga terdiri dari dua baris, tergantung tujuannya. Judul pendek biasanya membuat pembaca cepat mengambil keputusan, apakah ia harus membaca atau tidak feature tersebut. Judul pendek mencoba juga memancing pembacanya berteka-teki apakah sebetulnya isi feature tersebut. Sedangkan, judul panjang menjanjikan banyak hal-hal menarik dalam tulisan tersebut, seperti tersaji dalam judulnya. Judul feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 menunjukkan bahwa penulisan judul yang pendek dan panjang. Judul pendek terlihat pada E4, SE9, dan SE10. Judul pendek ini terdiri dari empat kata. Penulisan judul E4 dan SE9 secara horisontal, yakni empat baris ke bawah. Sedangkan, SE10 hanya terdiri dari satu baris saja. Ada juga judul feature yang terdiri dari lima kata, seperti SO5 dan SO6. Kedua judul tersebut ditulis dua baris. Selain itu, ada juga judul feature yang terdiri dari enam kata, seperti SB1, SB2, E3, P7, dan P8. Judul ini termasuk ke dalam judul yang panjang. SB1 terdiri dari satu baris saja. P7 terdiri dari dua baris. E3 terdiri dari tiga baris. Sedangkan, SB2 dan P8 ditulis secara horizontal empat baris ke bawah. Judul feature, sangat mendasar dilihat dari dua sisi kepentingan. Pertama, bagi feature itu sendiri. Dengan diberi judul, feature memiliki identitas sehingga feature tersebut mempunyai nama dan karakter. Kedua, bagi khalayak pembaca, pendengar, dan pemirsa, untuk segera mengetahui kisah peristiwa menarik, atau justru segera melewatkan dan melupakannya (Sumadiria, 2008:195).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
4.2.1.13 Tidak Menggunakan Pola Piramida Terbalik Karakteristik feature ketiga belas (K13), yaitu feature ditulis dengan tidak perlu menggunakan pola piramida terbalik, bisa juga dengan pola induktif, kronologis, logis, topikal, atau spasial. Meskipun tidak menggunakan pola piramida terbalik, setiap unsur 5W1H(1S) harus terdapat dalam karya feature. Jika salah satu unsur tersebut tidak ditemui dalam tulisan, maka feature tersebut dinamakan cacat teknis. Pada perspektif jurnalistik, setiap karya cacat teknis yang sifatnya elementer, tidak boleh diturunkan untuk dimuat, disiarkan, atau ditayangkan (Sumadiria, 2008:191). Sedangkan, pola piramida terbalik biasanya digunakan dalam penulisan berita (hard news). Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 menunjukkan bahwa penulisannya menggunakan pola piramida kronologis atau pola bejana seimbang. Menurut Sumadiria (2008), dalam teori jurnalistik sastra, sebagai sebuah cerita kreatif yang berpijak kepada fakta objektif, feature tidak dapat ditulis dengan menggunakan pola piramida terbalik. Asumsinya jelas dan tegas, bahwa pada bagian bawah feature tidak berarti tidak penting dan bisa dibuang kapan saja, tetapi pada bagian penutup sama pentingnya dengan bagian intro atau teras. Jadi, bagian penutup atau bagian bawah tulisan tidak bisa dipenggal atau dipotong begitu saja. Pola piramida kronologis atau pola bejana seimbang yang dimaksud seperti pada gambar di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
Gambar 1
Gambar 5 Anatomi Feature
4.2.2.14 Menggunakan Gaya Bahasa Jurnalistik Sastra Karakteristik feature keempat belas (K14), yaitu ditulis dengan menggunakan gaya bahasa jurnalistik sastra, merujuk pada gaya penulisan fiksi cerita pendek yang hidup, menarik, lincah, segar, terpilih, memikat, dan mampu membangun imajinasi pembaca. Hidup, berarti tulisan seakan-akan bernyawa atau benar-benar tampak seperti keadaan sesungguhnya. Menarik, artinya tulisan dapat mempengaruhi atau membangkitkan hasrat pembaca untuk memperhatikan tulisan atau cerita. Lincah, artinya tulisan dapat dikemas dengan berbagai bentuk variasi. Segar, berarti tulisan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
bersifat baru dan ringan. Terpilih, artinya sesuai dengan kesukaan. Memikat, artinya menarik, membujuk, atau memancing hati pembaca. Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum (Tarigan, 2009:4). Sedangkan, menurut Slamet Muljana, gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca. Gaya bahasa disebut juga majas. Penggunaan majas banyak ditemui dalam karya-karya sastra, seperti puisi, cerita pendek, novel, dan drama. Penulis atau penyair memiliki diksi atau kata-kata tertentu untuk mengungkapkan suatu maksud sesuai apa yang dirasakannya. Dalam hal bahasa, jurnalisme sastra menggunakan bahasa yang efesien, individual, informal, sederhana, penuh gaya, terkontrol, dan elegan (Sumadiria, 2008:175). Gaya penulisan yang sederhana, maksudnya gaya yang mudah diikuti dan dipahami oleh pembaca. Gaya yang selaras dengan logika dan pola berpikir khalayak awam di mana pun. Sederhana kata-katanya, sederhana susunan kalimatnya, dan sederhana susunan paragraf yang dirangkainya. Pemakaian kalimat majemuk bertingkat sangat dihindari. Hal ini dikarenakan dalam pedoman penulisan jurnalistik, penggunaan kalimat majemuk bertingkat dapat membingungkan pembaca. Walaupun demikian, gaya bahasa yang sederhana itu, memiliki daya pikat yang luar biasa. Feature ditulis dengan teknik mengisahkan (to story), yakni teknik menulis cerita pendek, maka karya cerita feature bersifat naratif ekspresif. Berbeda dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
tulisan berita yang bersifat eksplanatif dan produktif. Selain itu, berita ditulis dengan menggunakan gaya bahasa jurnalistik berita yang sifatnya lurus, lugas, ringkas, tembak langsung (to the point), formal, sederhana, dan demokratis. Perbedaan tersebut dapat menunjukkan bahwa feature mempunyai kekhasan dalam penulisan. SB1 menunjukkan bahwa tulisan menggunakan gaya bahasa jurnalistik sastra. Hal ini terlihat pada penggunaan kata-kata dalam penulisannya. Gaya bahasa yang dimaksud seperti cuplikan lagu itu seolah ingin membawa pendengarnya menyusuri Kota Palembang dengan sejumlah tempat dan kekhasannya (paragraf 5). Gaya bahasa tersebut dapat dikategorikan ke dalam majas personifikasi, yaitu majas yang memberikan sifat-sifat manusia pada benda mati. Penggunaan gaya bahasa jurnalistik sastra
tersebut
mampu
membangun
imajinasi
pembaca.
Pembaca
dapat
mengumpamakan sebuah lagu seperti makhluk hidup (manusia). Lagu itu seakanakan hidup dan melakukan hal yang dilakukan oleh manusia. Penggunaan majas personifikasi menunjukkan bahwa SB1 menggunakan gaya bahasa jurnalistik sastra yang hidup, menarik, lincah, segar, terpilih, memikat, dan mampu membangun imajinasi pembaca. SB2 juga menunjukkan adanya penggunaan gaya bahasa jurnalistik sastra. Cuplikan Pintu rumah yang siap diketuk kapan saja untuk pelayanan kesehatan (paragraf 6), menggambarkan sosok Mardiana yang selalu memberikan pelayanan kesehatan. Sosok Mardiana diibaratkan sebuah pintu yang bisa diketuk dan dibuka kapanpun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
Gaya bahasa jurnalistik sastra yang hidup dan menarik juga terlihat pada E3. Kata langkahnya pada cuplikan Langkahnya pun diikuti sejumlah warga (paragraf 9), seakan hidup seperti tingkah laku manusia yang bisa dianut atau ditiru. Kata langkahnya pada E3 bukan berarti langkah Suyitno yang diikuti sejumlah warga dari belakang, tetapi bermakna kegiatan atau tindakan yang bisa dicontoh, ditiru, dan diikuti oleh sejumlah warga. Begitu juga E4 mengibaratkan tangan mempunyai suratan atau takdir. Maksud penulis sebenarnya adalah Wignyo mempunyai keahlian khusus dalam bidang seni kriya. Gaya bahasa jurnalistik sastra tersebut terlihat pada paragraf 10. Penggunaan gaya bahasa jurnalistik seperti itu membuat tulisan lebih menarik. pembaca dapat berimajinasi. Sedangkan, paragraf 27 pada SO5 terlihat menggunakan gaya bahasa jurnalistik sastra dalam penulisan ceritanya. Tulisan menjadi menarik dan dapat memikat hati pembaca. Pembaca dapat berimajinasi mengenai sebuah metode pembelajaran yang diterapkan Yulius menancap erat pada pikiran siswa. Sebuah metode diibaratkan dapat menancap serti pisau atau anak panah pada pikiran. Akan tetapi, kata menancap pada paragraf 27 tidak berarti demikian. Kata menancap pada paragraf tersebut diartikan dapat dipahami. SO6 juga mampu membangun imajinasi pembaca mengenai tindakan yang dilakukan sosok Marsam mengunjungi warga dari pintu ke pintu. Maksudnya, Marsam mengunjungi warga satu per satu di rumahnya masing-masing. Gaya bahasa jurnalistik tersebut terlihat pada paragraf 9.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
Kemudian, paragraf 18 pada P7 menunjukkan penggunaan gaya bahasa jurnalistik sastra. Paragraf 18 berisi tentang Rudy yang mengembuskan dorongan untuk berprestasi dalam penelitian kepada siswa SMAN 1 Yogyakarta. Kata embuskan pada paragraf tersebut berarti memberikan. Kata embuskan pada paragraf 18 bukan berarti meniupkan atau mengeluarkan napas, udara, asap, dan lain sebagainya. Penggunaan kata ini menunjukkan tulisan bersifat informal. sifat informal ini dapat memikat pembaca. P8 juga menunjukkan penggunaan gaya bahasa jurnalistik sastra yang merujuk pada gaya penulisan fiksi cerita pendek yang hidup, menarik, lincah, memikat, dan mampu membangun imajinasi pembaca. Pembaca dapat berimajinasi tentang hujan yang mengguyur itu seperti apa (paragraf 21). Pembaca bisa berimajinasi banyaknya guyuran dari hujan itu. Guyuran bisa diartikan sebanyak satu gayung atau satu ember, seperti orang yang sedang mandi mengguyur badannya sebanyak lima gayung atau orang yang sedang mencuci motor dengan mengguyur air sebanyak lima ember. Selain itu, pembaca dapat membayangkan tanah merah basah meninggalkan jejak di puluhan pasang sandal dan sepatu anak-anak. Maksudnya, pada tanah yang berwarna merah terlihat bekas jejakan sandal dan sepatu dan tanah merah yang basah karena guyuran hujan tersebut dapat lengket atau menempel pada sandal dan sepatu anak-anak yang melewatinya. Selanjutnya, paragraf 1 pada SE9 menggunakan gaya bahasa jurnalistik sastra. Pembaca dapat berimajinasi mengenai kata tajam pada paragraf tersebut. Kata tajam identik dengan pisau dan pedang yang bermata tipis, halus, dan mudah mengiris.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
181
Akan tetapi, pada paragraf 1, kata tajam berarti mudah menangkap atau mengerti. Selain itu kata tajam tersebut bisa diartikan cerdas. SE10 juga terlihat mengunakan gaya bahasa jurnalistik sastra. Gaya bahasa jurnalistik sastra tersebut terlihat pada paragraf 1. Paragraf 1 berisi tentang deskripsi suatu tempat atau lokasi. Pendeskripsian yang detail tersebut dapat membuat imajinasi pembaca semakin hidup. Gaya penulisan seperti ini bisa menarik perhatian pembaca. Secara keseluruhan, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari29 Maret 2014 mengandung karakteristik feature keempat belas (K14) ini. Penulisan cerita feature sosok menggunakan gaya bahasa jurnalistik sastra yang hidup, menarik, lincah, segar, terpilih, memikat, dan mampu membangun imajinasi pembaca. Feature sosok yang menggunakan gaya bahasa jurnalistik sastra dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 24 Karakteristik Feature Sosok Menggunakan Gaya Bahasa Jurnalistik Sastra No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Feature Sosok SB1 SB2 E3 E4 SO5 SO6 P7 P8 SE9 SE10
Gaya Bahasa Jurnalistik Sastra √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
4.2.2.15 Mengadopsi Teknik Penulisan Cerita Pendek Karakteristik feature kelima belas (K15), yaitu cerita feature cukup banyak mengadopsi teknik penulisan fiksi terutama cerita pendek. Sumadiria (2008) berpendapat, cerita feature mencerminkan karya jurnalistik sastra yang harus selalu dibangun di atas landasan kreativitas dan kepiawaian reporter tidak hanya sebagai wartawan, tetapi juga sebagai seniman (cerpenis, sastrawan). Feature berbeda dengan cerita pendek (cerpen). Cerita pendek bukanlah realitas objektif atau suatu peristiwa yang benar-benar terjadi. Jika memang benarbenar terjadi dan dapat dicek kebenarannya, maka itu bukan cerita pendek (cerpen), melainkan laporan jurnalistik. Sebuah laporan jurnalistik bersifat faktual. Sedangkan, cerpen tidak melukiskan kenyataan, tetapi menampilkan segala macam yang berhubungan dan berkaitan dengan hal-hal yang kita kenal kembali berdasarkan pengalaman sendiri, secara langsung atau tidak langsung. Pada cerpen selalu ada tokoh, karena cerpen menceritakan peristiwa-peristiwa, nasib yang menimpa manusia (Thahar, 1999:55). Feature adalah cerita pendek yang diangkat dari realitas objektif. Sedangkan, cerpen diangkat dari realitas fiktif. Realitas objektif, yakni sesuatu yang faktual, benar, dan nyata. Rangkaian informasi dibangun dari hasil liputan jurnalistik, yaitu observasi, investigasi, komunikasi, dan konfirmasi. Realitas fiktif, yakni tidak sesuatu yang tidak benar-benar terjadi dan merupakan hasil imajinasi. Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 merupakan feature sosok yang mengadopsi teknik penulisan cerita pendek dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
penulisannya. Cerita feature dituliskan dengan menggabungkan naratif primer dan naratif simpangan. Menurut Echols dan Hassan Shadily (1990:182) dalam buku Sumadiria (2008:177), naratif berarti kisah atau pengisahan, primer berarti utama, dan simpangan berarti digression: melantur, menyimpang dari pokok pembicaraan. Dalam konsep jurnalistik sastra, penyimpangan berarti menunjuk kepada kisah pendukung. Sesuatu yang bersifat melengkapi sekaligus memperkaya kisah utama. Menurut Kurnia, struktur naratif kisah terjalin melalui perbagai sekuen adegan naratif primer atau kisah utama, yang merupakan inti laporan, dan naratif simpangan atau digression, yang merupakan kisah-kisah pendukung yang akan melengkapi laporan. Penulis, secara mobile, memutar adegan masa kini dan masa lalu yang dilengkapi dengan simpangan-simpangan seperti itu. Pelbagai sekuen adegan naratif primer dan naratif simpangan, dari masa lalu dan masa sekarang, didukung setiap mobile penulis, dijalin menjadi struktur naratif yang solid. Kramer berpendapat bahwa para jurnalis sastra mengembangkan genre yang mengizinkan mereka memahat kisah-kisah utama dan kisah pendukung serumit yang biasa dilakukan para novelis (Kurnia, 2004:133). Penggabungan naratif primer dan naratif simpangan terlihat pada SB1. Naratif primer seperti terdapat pada paragraf 14 yang berisi cerita utama, yakni Kamsul yang berjuang melestarikan bahasa daerah dan nilai-nilai dalam budaya Palembang lewat seni yang populer. Kemudian, dilengkapi dengan kisah pendukung, yakni naratif simpangan. Naratif simpangan seperti terdapat pada paragraf 16 yang berisi keterangan mengenai prestasi Kamsul, yakni meraih anugrah Dewan Kesenian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
Sumatera Selatan bidang Seni Musik tahun 2012. Paragraf 16 dapat melengkapi paragraf yang lain, seperti paragraf sebelumnya, yakni paragraf 14. Paragraf naratif simpangan ini dapat memperkaya informasi mengenai kisah utama feature sosok. Naratif primer juga terlihat pada SB2 yang terdapat pada paragraf 9. Paragraf 9 berisi cerita utama mengenai sosok feature, yakni Mardiana mendampingi masyarakat dalam memperjuangkan hutan adat. Aksi pendampingan Mardiana ini merupakan bentuk dari pelestarian budaya dan hutan adat. Supaya kisah utama feature sosok ini lengkap, kemudian isi cerita dilanjutkan dengan paragraf naratif simpangan. Naratif simpangan terdapat pada paragraf 11 yang berisi keterangan mengenai beberapa kegiatan Mardiana. Kegiatan tersebut, seperti menjadi anggota Dewan Nasional Perempuan Adat pada tahun 2012, mewakili Indonesia untuk memberikan pemaparan tentang perjuangan perempuan adat melawan perkebunan kelapa sawit dan pertambangan dalam pertemuan internasional yang digelar Asia Indigenous Peoples Pact (AIPP) di Chiang Mai, Thailand pada November 2012. Informasi ini dapat melengkapi cerita feature sosok Mardiana. Naratif primer dan naratif sekunder juga terlihat pada feature sosok dalam bidang ekonomi, seperti E3 dan E4. Pada E3, naratif primer terdapat pada paragraf 3, yakni berisi mengenai Suyitno yang memelopori cara beternak lele sesuai kondisi lahan. Cerita utama feature sosok ini kemudian dilengkapi dengan penjelasan yang berisi kegiatan awal Suyitno dalam budidaya lele dicibir warga (paragraf 5). Keterangan tersebut merupakan paragraf naratif simpangan yang dapat memperkaya informasi cerita feature sosok Suyitno. Pembaca tidak sekadar mengetahui sosok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
Suyitno yang berperan dalam bidang ekonomi, tetapi juga mengetahui pengalaman lamanya yang pernah Suyitno alami. E4 juga menunjukkan adanya paragraf naratif primer dan naratif simpangan. Naratif primer terdapat pada paragraf 1 yang berisi informasi mengenai Wignyo yang berlatar belakang akunting menekuni tenun dan masuk dalam industri busana berbasis tenun. Informasni utama ini dapat dilengkapi dengan informasi mengenai Wignyo ketika masih remaja, yakni senang menggambar sehingga bercita-cita belajar seni rupa di Institut Teknologi Bandung (paragraf 8). Kejadian lama tersebut dapat melengkapi cerita feature. Hal ini menunjukkan bahwa E4 mengandung naratif simpangan, yakni suatu informasi yang menyimpang dari informasi utama tetapi dapat mendukung informasi tersebut sehingga informasi menjadi lengkap. Naratif primer juga terlihat pada SO5. Naratif primer ini terdapat pada paragraf 4 yang berisi informassi mengenai Yulius yang memberikan layanan pendidikan gratis di lima desa tiga kecamatan, wilayah selatan Kabupaten Purworejo. Layanan ini sebagai bentuk gerakan sosial oleh Yulius. Informasi mengenai Yulius itu menjadi lengkap karena terdapat paragraf naratif simpangan yang berisi mengenai latar belakang gerakan sosial Yulius dimulai. Paragraf simpangan tersebut terdapat pada paragraf 6. Informasi dalam cerita menjadi lengkap. Selain itu, naratif primer terlihat pada SO6. Naratif primer terdapat pada paragraf 2 yang berisi informasi mengenai sosok Marsam yang menjadi motor penggerak sekaligus pendorong diri sendiri untuk menjadi pekerja sosial masyarakat. Informasi tersebut sudah menunjukkan bahwa feature sosok tersebut berisi informasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
mengenai bidang sosial. Kemudian, informasi dilengkapi dengan cerita simpangan. Cerita simpangan ini yang disebut dengan naratif simpangan. Naratif simpangan terdapat pada paragraf 3 yang berisi informasi mengenai kegiatan awal Marsam untuk menjadi pekerja sosial masyarakat. Ia masuk ke sejumlah lembaga swadaya masyarakat untuk menimba ilmu menyusun dan memetakan persoalan dan potensi desa berikut strategi penangan dan program aksi lapangan guna diintegritaskan dalam rencana pembangunan jangka menengah desa. Penggabungan naratif primer dan naratif simpangan ini menjadikan informasi dalam cerita feature sosok lengkap. P7 juga menunjukkan naratif primer, yakni terletak pada paragraf 1. Paragraf tersebut berisi sosok Rudy yang mengantarkan siswa berprestasi hingga ke tingkat internasional. Informasi tersebut menunjukkan bahwa cerita sosok mengenai bidang pendidikan. Informasi menjadi lengkap karena dilanjutkan dengan paragraf naratif simpangan. Naratif simpangan terdapat pada paragraf 2 yang berisi mengenai waktu kapan ia memulai membimbing siswanya berprestasi hingga ke tingkat internasional, yaitu pada tahun 2003. Informasi yang sudah lama terjadi tersebut dapat melengkapi informasi feature sosok Rudy sekarang. P8 juga menunjukkan penggabungan naratif primer dan naratif simpangan. Naratif primer terdapat pada paragraf 4 yang berisi informasi mengenai Opik yang menawarkan pendidikan literasi, membaca, menulis, hingga pelatihan multimedia kepada masyarakat di daerah berjarak sekitar 90 kilometer dari pusat kota Kabupaten Garut. Informasi tersebut kemudian dilengkapi dengan naratif simpangan. Naratif simpangan terdapat pada paragraf 13 yang berisi informasi mengenai biografi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
pendidikan sosok Rudy. Rudy lulus strata 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia (PGSD UPI) Kampus Tasikmalaya tahun 2008, Opik juga menyelasaikan program strata 2 Jurusan PGSD UPI Bandung lima tahun kemudian. Informasi simpangan ini dapat melengkapi cerita feature sosok Rudy sehingga pembaca dapat mengenal sosok Rudy secara dekat. Naratif primer dapat dlihat pada SE9. Paragraf 4 pada SE9 berisi informasi mengenai sosok Ramelan sebagai penunjuk bukti keberadaan Stasiun Samarang bagi kelompok pencinta kereta api Indonesia Railway Preservation Society Koordinator Wilayah Semarang. Kemudian, paragraf 6 berisi informasi mengenai deskripsi rumah sosok Ramelan. Informasi tersebut bersifat naratif simpangan, yakni sebagai pelengkap yang dapat menjadikan cerita feature semakin lengkap isinya. Naratif primer juga terlihat pada SE10. Paragraf 2 pada SE10 berisi informasi utama mengenai sosok Nisnoni yang menjadi ahli waris dan penutur setia Kerajaan Koepang, salah satu dari empat rumah tersebut difungsikan sebagai perpustakaan sekaligus museum. Cerita sosok Nisnoni tidak hanya dikemas dengan naratif primer saja, tetapi dikemas dengan naratif simpangan. Naratif simpangan ini terdapat pada paragraf 4 yang berisi informasi mengenai biodata Nisnoni, yakni berusia 78 tahun. Informasi seperti ini disebut dengan informasi simpangan yang dapat melengkapi informasi utama feature sosok. Secara keseluruhan, feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari29 Maret 2014 mengadopsi teknik penulisan cerita pendek, yakni menggabungkan naratif primer dan naratif simpangan. Penggabungan naratif primer dan naratif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188
simpangan menjadikan informasi dalam feature sosok semakin lengkap. Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 dapat dilihat seperti tabel di bawah ini.
Tabel 25 Feature Sosok Mengadopsi Teknik Penulisan Cerita Pendek No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Feature Sosok SB1 SB2 E3 E4 SO5 SO6 P7 P8 SE9 SE10
Teknik Penulisan Cerita Pendek Naratif Primer Naratif Simpangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4.2.2.16 Cerminan Kreativitas Individual Karakteristik feature keenam belas (K16), yaitu tidak setiap reporter mampu, tertarik, dan gemar meliput, menulis, serta menyajikan cerita feature. Penulisan feature lebih menekankan jiwa seniman dan sastrawan dan merupakan cermin kreativitas individual. Berbeda dengan penyusunan berita yang bersifat teknis, rutin, dan menekankan keterampilan. Hal itu mencerminkan kreativitas intitusional. Setiap reporter atau wartawan diasumsikan mampu meliput dan menyusun berita sesuai dengan kaidah pokok jurnalistik konvensional. Feature sosok dalam Surat Kabar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 menunjukkan bahwa reporter (penulis) mampu, tertarik, gemar meliput, menulis, dan menyajikan cerita feature sosok. Liptutan jurnalistik tersebut, seperti observasi, investigasi, komunikasi, dan konfirmasi. Sebagai bukti, dapat dilihat nama-nama reporter (penulis) yang tercantum dalam tulisan feature sosok seperti bi bawah ini. (SB1)
Irene Sarwindaningrum mampu, tertarik, gemar meliput, menulis, dan menyajikan cerita sosok Kamsul menjadi feature sosok dalam bidang seni dan budaya sebagai cermin kreativitas individual.
(SB2)
Megandika Wicaksono mampu, tertarik, gemar meliput, menulis, dan menyajikan cerita sosok Mardiana (54) menjadi feature sosok dalam bidang seni dan budaya sebagai cermin kreativitas individual.
(E3)
Adi Sucipto Kisswara mampu, tertarik, gemar meliput, menulis, dan menyajikan cerita sosok Suyitno (38) menjadi feature sosok dalam bidang ekonomi sebagai cermin kreativitas individual.
(E4)
Ninuk Mardiana Pambudy mampu, tertarik, gemar meliput, menulis, dan menyajikan cerita sosok Wignyo Rahadi (53) menjadi feature sosok dalam bidang ekonomi sebagai cermin kreativitas individual.
(SO5)
Regina Rukmorini mampu, tertarik, gemar meliput, menulis, dan menyajikan cerita sosok Yulius Yuwana (55) menjadi feature sosok dalam bidang sosial sebagai cermin kreativitas individual.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(SO6)
190
Khaerul Anwar mampu, tertarik, gemar meliput, menulis, dan menyajikan cerita sosok Marsam Suma (46) menjadi feature sosok dalam bidang sosial sebagai cermin kreativitas individual.
(P7)
Ester Lince Napitupulu mampu, tertarik, gemar meliput (wawancara), menulis, dan menyajikan cerita sosok Rudy (45) menjadi feature sosok dalam bidang pendidikan sebagai cermin kreativitas individual.
(P8)
Cornelius Helmy Herlambang mampu, tertarik, gemar meliput (wawancara), menulis, dan menyajikan cerita sosok Opik (31) menjadi feature sosok dalam bidang pendidikan sebagai cermin kreativitas individual.
(SE9)
Nawa Tunggal mampu, tertarik, gemar meliput (wawancara), menulis, dan menyajikan cerita sosok Ramelan (80) menjadi feature sosok dalam bidang sejarah sebagai cermin kreativitas individual.
(SE10) Kornelis Kewa Ama mampu, tertarik, gemar meliput (wawancara), menulis, dan menyajikan cerita sosok Nisnoni (78) menjadi feature sosok dalam bidang sejarah sebagai cermin kreativitas individual. Setiap penulis feature sosok memiliki kemampuan dan daya kreativitas yang berbeda-beda. Penulis satu dengan yang lain pasti memiliki ide yang tidak sama. Cara penulisannya pun berbeda, walaupun menggunakan struktur penyajian yang sama. Perbedaan tersebut terletak pada penyusunan informasi sesuai hasil liputan jurnalistik, dan penggunaan gaya bahasa dalam penulisannya yang merupakan gaya selingkung penulis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab ini menguraikan dua hal, yaitu (1) simpulan dan (2) saran. Simpulan berisi rangkuman atau keseluruhan penelitian ini. Saran berisi hal-hal yang perlu demi penelitian selanjutnya.
5.1 Simpulan Penelitian ini telah membahas dua masalah pokok, yaitu (1) struktur penyajian feature sosok dan (2) karakteristik feature sosok. Simpulan yang dapat diambil dari temuan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Secara transparan, struktur penyajian feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 terdiri dari (1) judul, (2) teras, dan (3) tubuh. Berdasarkan teori Mappatoto (1999), struktur feature terdiri dari (1) judul, (2) teras, (3) peralihan, (4) tubuh, dan (5) penutup. Akan tetapi, peralihan dan penutup feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 terdapat di dalam tubuh feature sosok. Jadi, secara tersirat struktur feature menurut Mappatoto (1999) terdapat pada feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Judul feature sosok memenuhi syarat penulisan, yaitu provokatif, singkat dan padat, relevan, fungsional, informal, representatif, merujuk kepada etika dan bahasa baku, serta spesifik. Jenis teras yang sering digunakan penulis adalah deskripsi 191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
(descriptive). Tubuh berisi peralihan dan penutup. Tubuh feature sosok terdiri dari tiga pola paragraf, yaitu tematik, spiral, dan blok. Peralihan berupa kalimat yang singkat-padat dan samar-samar. Kemudian, jenis penutup yang sering digunakan penulis adalah klimaks dan penyengat. b. Feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 memenuhi 15 dari 16 karakteristik feature menurut Sumadiria (2008). Satu karakteristik feature yang tidak terpenuhi adalah judul dicetak normal tipis atau miring. Karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 tersebut, meliputi (1) penggunaan teknik mengisahkan (to story) suatu situasi, peristiwa, dan keadaan; (2) berisi aspek kehidupan yang faktual, objektif, dan akurat; (3) hasil liputan jurnalistik (observasi, investigasi, komunikasi, dan konfirmasi); (4) informatif dan rekreatif; (5) informal (luwes, lentur, dan personal); (6) tidak terikat oleh aktualitas (tidak basi); (7) mencantumkan nama lengkap wartawan di awal tulisan; (8) karya kreatif individual; (9) tidak mencantumkan baris tanggal (date line) atau timeliness pada teras; (10) setiap paragraf sama penting; (11) berisi pesan moral secara tersurat dan tersirat, seperti kegigihan suatu perjuangan, sikap tulus tanpa pamrih, pengorbanan, dan pengabdian; (12) judul dicetak tebal (bold) dan tegak-lurus; (13) menggunakan pola piramida kronologis atau pola bejana seimbang; (14) menggunakan gaya bahasa jurnalistik sastra (puisi, cerita pendek, dan novel); dan (15) mengadopsi teknik penulisan cerita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
pendek (naratif primer dan naratif simpangan), dan (16) cerminan kreativitas individual. 5.2 Saran Penelitian ini tentu memiliki banyak keterbatasan. Oleh karena itu, peneliti memberikan tiga saran, yaitu (1) untuk penelitian selanjutnya, (2) untuk guru, dan (3) untuk pelajar dan mahasiswa. Ketiga saran tersebut adalah sebagai berikut.
5.2.1
Penelitian Lanjutan a. Penelitian ini membahas struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Peneliti lain dapat
mengembangkan
topik-topik
tersebut
secara
khusus
yang
menguraikan struktur penyajian dan karakteristik feature dalam surat kabar nasional yang lain. b. Penelitian ini mendeskripsikan struktur penyajian dan karakteristik feature sosok dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014. Peneliti lain dapat meneliti jenis-jenis feature yang lain, seperti feature sejarah (historical), perayaan (seasonal), daya pikat manusiawi (human interest), dan lain sebagainya pada surat kabar nasional.
5.2.2
Guru Para guru dapat menjadikan contoh-contoh dalam penelitian ini sebagai
referensi dalam pembelajaran tentang wacana yang sesuai dengan materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
pembelajaran di sekolah menengah. Wacana feature sosok dapat dijadikan contoh untuk menjelaskan struktur penyajian dan karakteristik feature sosok kepada siswa sesuai dengan konteks pembelajaran. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan guru dalam melakukan kegiatan jurnalistik di sekolah, khususnya kegiatan jurnalistik membuat karya feature sosok.
5.2.3 Pelajar dan Mahasiswa Para pelajar dan mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai insan terdidik dapat mengenal dan memahami betapa menyenangkan membuat karya jurnalistik, khususnya feature sosok yang melalui proses liputan jurnalistik, seperti observasi, investigasi, komunikasi, dan konfirmasi. Struktur penyajian dan karakteristik feature dalam Surat Kabar Kompas edisi 2 Januari-29 Maret 2014 yang terdapat dalam penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pelajar dan mahasiswa dalam menulis feature sosok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga. Ishwara, Luwi. 2005. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas. Isnawijayani. 2013. Pengantar Penulisan Feature. Bandung: Widya Padjadjaran. Kartono, ST. 2013. Bahasa Indonesia sebagai Pembentuk Sikap dan Perilaku Bangsa untuk Menyongsong Generasi Emas. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Mappatoto, Andi Baso. 1999. Teknik Penulisan Feature (Karangan Khas). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. . 1993. Siaran Pers Suatu Kiat Penulisan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Mohamad, Gunawan. 1997. Seandainya Saya Wartawan Tempo. Jakarta: PT Midas Surya Grafindo. Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya CV. Nasir, Zulhasril. 2010. Menulis untuk Dibaca: Feature & Kolom. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana. Nugraha, Pepih. 2013. Menulis Sosok. Jakarta: Kompas. Paramita, Intan. 2007. Struktur, Diksi, Majas, dan Karakteristik Feature Pendidikan: Studi Kasus Surat Kabar Kompas dan Kedaulatan Rakyat Bulan MaretAgustus 2006. Skripsi S1. Yogyakarta: PBSID, JPBS, FKIP, USD. PT Kompas. 2013. “Surat Kabar Kompas”. Januari 2014. Yogyakarta. . 2013. “Surat Kabar Kompas”. Februari 2014. Yogyakarta. . 2013. “Surat Kabar Kompas”. Maret 2014. Yogyakarta. Rahardi, Kunjana. 2010. Dasar-dasar Penyuntingan Bahasa Media. Depok: Gramata Publishing. Ramlan, M. 1985. Tata Bahasa Indonesia Penggolongan Kata. Yogyakarta: Andi Offset. Romli, Asep Shamsul. 2006. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
195
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
Santana, K. Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Soewandi, A.M. Slamet. 2007. “Handout Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia”. Yogyakarta: PBSID-FKIP Universitas Sanata Dharma. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk, & Kode Etik. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia. Sumadiria, AS Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Zain, Umar Nur. 1992. Penulisan Feature. Jakarta: CV Muliasari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
197
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KARTU DATA UTAMA FEATURE SOSOK
No.
Kode Data
Bidang
SB1
Judul
28 Februari 2014
Menjaga Budaya Lewat Seni yang Populer
20 Maret 2014
Perawat, Pelestari Budaya, dan Hutan Adat
27 Januari 2014
Berbagi Ilmu dan Rezeki dari Lele
Seni dan Budaya
1
SB2
2
Tanggal
E3
Ekonomi
198
Sinopsis Kamsul Arifudin Harla adalah penjaga budaya Palembang dengan melestarikan bahasa Melayu melalui syair lagu. Salah satu lagu ciptaannya adalah “Ya Saman”. Walaupun minim tanda jasa baginya, ia tetap berusaha menjaga budaya Palembang karena panggilan jiwa. Mardiana D. Dana (54) adalah seorang perawat, pelestari budaya, dan hutan adat melalui pendampingan kepada masyarakat dan melestarikan kearifan lokal. Ia mendirikan sanggar tari dan membuat miniatur perlengkapan tradisional masyarakat Dayak tanpa. Ia tidak memungut biaya untuk melatih tari atau mengajarkan membuat suvenir kepada generasi muda. Suyitno adalah seorang pengusaha yang sukses dari Desa Kedungwangi, Kecamatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E4
25 Februari 2014
Sekali Menenun Pantang Surut
SO5
25 Januari 2014
Layanan Pendidikan sebagai Gerakan Sosial
13 Maret 2014
“Manajemen Malu” dalam Pemberdayaan Masyarakat
23 Januari 2014
Guru yang Menginspirasi Siswa Cinta Penelitian
3
Sosial
SO6
4
P7
Pendidikan
199
Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Usaha Suyitno adalah budidaya lele. Ia menyebarkan virus usaha kepada para pemuda dan hasilnya luar biasa. Wignyo Rahadi adalah seorang pengusaha tenun yang sukses dari Solo, Jawa Tengah. Latar belakang pendidikan tidak menghalanginya meraih sukses. Tekun, teliti, dan sabar menjadi kunci keberhasilan Wignyo Rahadi. Yulius Yuwana (55) adalah orang yang menciptakan metode belajar “Opo tumon”. Ia memberikan layanan pendidikan gratis sebagai gerakan sosial dengan tujuan mencerdaskan anak-anak bangsa. Marsam Suma adalah pekerja sosial masyarakat. Ia menggugah warga Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat dengan hati nurani untuk mengubah kondisi desanya yang memprihatinkan. Rudy Prakanto adalah provokator SMAN 6 Yogyakarta menjadi sekolah riset. Ia menginspirasi siswa SMAN 6 Yogyakarta mencintai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
P8
15 Februari 2014
Boyong Keceriaan Literasi dari Balik Gunung
SE9
27 Februari 2014
Sumber Sejarah Stasiun Samarang
22 Maret 2014
Penjaga Sejarah Kerajaan Koepang
5
Sejarah
SE10
200
penelitian dengan mantra “Mbuh Piye Carane, Wajib” (MPC WJB). Opik (31) adalah orang yang memberikan pendidikan literasi, membaca, menulis, dan pelatihan multimedia kepada anak-anak di Kampung Sukawangi, Desa Sukawangi, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat sebagai tempat kelahirannya. Ia ingin anak-anak di sana mendapatkan akses pendidikan selain di bangku sekolah. Ramelan (80) adalah sumber sejarah Stasiun Samarang, Jawa Tengah yang merupakan stasiun pertama kali di Indonesia. Walaupun fisik Ramelan tidak sekuat dulu, tetapi ingatannya mengenai sejarah Stasiun Samarang masih tajam. Leopold Nisnoni (78) adalah penjaga sejarah Kerajaan Koepang. Ia adalah ahli waris dan penutur setia Kerajaan Koepang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KARTU DATA UTAMA STRUKTUR PENYAJIAN FEATURE SOSOK Keterangan Kode J Judul Ts Teras R Ringkasan N Narasi (Narrative) D Deskripsi (Descriptive) K Kutipan (Quotation) Pn Pertanyaan (Question) S Sapaan Akrab (Direct Address) Pa Penggoda (Teaser) G Gabungan (Combination) A Aneh (Freak) T Tiruan Bunyi PN Peralihan Th Tubuh PP Pola Paragraf Tk Tematik Sl Spiral Bk Blok Pp Penutup r Ringkasan k Klimaks ta Tanpa-Akhir p Penyengat
201
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Struktur Penyajian Feature Sosok No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kode Data SB1 SB2 E3 E4 SO5 SO6 P7 P8 SE9 SE10
Ts J √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
R
N
D
K
Pn
S
Pa
G
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
202
A
T
Th PP
PN √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pp
Tk
Sl
Bk
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
r
k
ta
p √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KARTU DATA JUDUL FEATURE SOSOK Kode Tanggal Data Bidang Seni dan Budaya 1 J1 28 Februari 2014
Menjaga Budaya Lewat Seni yang Populer
2
Perawat, Pelestari Budaya, dan Hutan Adat
No.
J2
20 Maret 2014
Judul
Bidang Ekonomi 3 J3 27 Januari 2014
Berbagi Ilmu dan Rezeki dari Lele
4
Sekali Menenun Pantang Menyerah
J4
25 Februari 2014
Bidang Sosial 5 J5 25 Januari 2014
6
J6
13 Maret 2014
Layanan Pendidikan sebagai Gerakan Sosial
“Manajemen Malu” dalam Pemberdayaan Masyarakat
Sub-judul Melestarikan Panggilan jiwa Mendampingi masyarakat Lestarikan kearifan lokal Terus uji coba Virus usaha Mewujudkan impian Dari tradisional ke modern “Opo tumon” Target dan motivasi Tanpa uang Hati nurani Nikmat
Bidang Pendidikan 7 J7 23 Januari 2014 8 J8 15 Februari 2014
Guru yang Menginspirasi Siswa Cinta Penelitian Boyong Keceriaan Literasi dari Balik Gunung
Memberikan contoh Menjadi pemikat Percaya diri
Bidang Sejarah 9 J9 27 Februari 2014
Sumber Sejarah Stasiun Samarang
Agresi militer
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
J10
22 Maret 2014
Penjaga Sejarah Kerajaan Kepang
204
Tukang kayu Informasi lisan Penduduk asli
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KARTU DATA TERAS FEATURE SOSOK Kode Tanggal Data Bidang Seni dan Budaya 1 Ts1 28 Februari 2014 No.
2
Ts2
20 Maret 2014
Bidang Ekonomi 3 Ts3 27 Januari 2014
4
Ts4
25 Februari 2014
Teras
Jenis Teras
Lagu ciptaannya, “Ya Saman”, begitu populer di Palembang, Sumatera Selatan. Bahkan, “Ya Saman” mengalun di hadapan ribuan orang pada penutupan SEA Games 2011. Namun, nama Kamsul Arifuddin Harla kurang dikenal, bahkan sering tak dicantumkan saat lagu itu dinyanyikan. Meski demikian, hal itu tak memupus panggilan jiwa Kamsul untuk terus menjaga budaya Palembang lewat syair. Bumi adalah ibu kita. Hutan adalah napas kita. Air adalah darah kita. Tuhan hanya satu kali menciptakan bumi, sedangkan makhluk hidup lahir siang dan malam. Akan makan apa mereka saat bumi dikeruk hutan dibabat, rakyat melarat, adat lenyap, dan masa depan gelap.
Deskripsi
(teras penggoda) Pengalaman adalah guru terbaik dan alam adalah sekolah yang baik. (teras deskripsi) Prinsip itu diyakini dan dijalankan Suyitno (38). Dia menjadikan sawah dan kolam ikannya di Desa Kedungwangi, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, sebagai laboratorium alam.
Gabungan
Penggoda
(teras penggoda) Orang Gabungan dapat berkembang ke arah yang tidak direncanakan dan meraih sukses. (teras deskripsi) Salah satunya adalah Wignyo Rahadi (53). Latar belakang pendidikan 205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
akunting tak mengahalangi dia menekuni tenun dan masuk dalam industri busana berbasis tenun. Bidang Sosial 5 Ts5 25 Januari 2014
6
Ts6
13 Maret 2014
Bidang Pendidikan 7 Ts7 23 Januari 2014
8
Ts8
15 Februari 2014
(teras penggoda) Beban hidup dan tekanan ekonomi bisa membuat orang berorientasi pada materi. (teras deskripsi) Namun, hal itu tidak berlaku pada Yulius Yuwana (55). Selama enam tahun terakhir, dia terus bertahan, konsisten memberikan layanan pendidikan gratis bagi anak-anak pedesaan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kini 400 anak merasakan sentuhan tangannya. Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, acap kali menjadi pembicaraan karena masuk kategori desa miskin. Warga desa ini rata-rata hanya tamat SD dan merupakan penyumbang anak balita gizi buruk. Sebagian mereka juga masih membuang air besar di sembarang tempat. Di sisi lain, mereka dengan mudah dimanfaatkan kalangan tertentu untuk ikut demonstrasi ke sejumlah tempat di Lombok Barat.
Gabungan
Deskripsi
Tak hanya meraih Deskripsi penghargaan penelitian terkait metode pendidikan yang efektif bagi siswa, Rudy Prakanto (45) yang berlatar belakang pendidikan Biologi juga dikenal mengantarkan siswa berprestasi hingga ke tingkat internasional. Bagi dia, penelitian tak sekadar merangsang siswa berinovasi dan berkreasi, tetapi juga membangun karakter mereka. “Yang tidak terlatih dalam Kutipan metode, dan hanya penuh hafalan kesimpulan, yang hanya terlatih sebagai pemakai, tetapi kurang 206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
latihan bebas berkarya. Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupannya!” Bidang Sejarah 9 Ts9 27 Februari 2014
10
Ts10
22 Maret 2014
Fisik Ramelan (80) memang tak sekuat dulu. Namun, ingatannya masih tajam, apalagi jika mengisahkan keberadaan Stasiun Samarang, Jawa Tengah, stasiun pertama kali di Tanah Air. Dia tak hanya mantan pegawai, tetapi juga mendiami bekas peron stasiun atau disebut Asrama Spoorland, yang setiap tahun dia uruk karena rob. Area berukuran sekitar 4 hektar dengan empat rumah tua di dalamnya itu terkesan angker. Di teras dan ruang tamu rumah itu tampak sejumlah patung tua yang diyakini sebagai leluhur masyarakat Timor masa lalu. Mereka yang berjasa membangun Kerajaan Koepang. Sejumlah tradisis peninggalan Kerajaan Koepang dari masa Raja Sonbai sampai SonbaiNisnoni dapat dipelajari di sini.
207
Deskripsi
Deskripsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KARTU DATA PERALIHAN FEATURE SOSOK Kode Tanggal Data Bidang Seni dan Budaya 1 PN1 28 Februari 2014 No.
2
PN2
Bidang Ekonomi 3 PN3
Paragraf
Keterangan
Selain “ Ya Saman”, Kamsul juga mengubah 16 lagu yang 10 di antaranya berbahasa Melayu Palembang. Dia juga menulis naskah teater dan puisi. Karyanya kental dengan nuansa dan budaya Palembang, seperti lagu “Tembang Tepian Musi”, “Cindonyo Dunia”, “Sunrise on Musi River”, dan “Bari” yang berkisah tentang Palembang dalam balutan musik modern. (paragraf 13)
Pada paragraf-paragraf sebelumnya membahas lagu “ Ya Saman” ciptaan Kamsul. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni penciptaan lagu-lagu yang lain karya Kamsul sebagai bentuk melestarikan budaya Palembang. Pada paragraf-paragraf sebelumnya membahas keprihatinan Mardiana mengenai hutan adat di Desa Sarapat, Kecamatan Dusun Timur, Barito Timur, Kalimantan Tengah. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni pendampingan kepada masyarakat yang dilakukan Mardiana dalam memperjuangkan kembali hutan adat.
20 Maret 2014
Selain memberikan pelayanan kesehatan, sejak hutan adat digantikan perkebunan sawit sekitar 2008, Mardiana juga memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam memperjuangkan kembali hutan adat itu. “Dengan hilangnya hutan adat itu, konflik antaranggota keluarga, antartetangga, antarmasyarakat, terus bermunculan. Saya tidak ingin konflik itu berubah menjadi benturan fisik yang menimbulkan pertumpahan darah. Saya hanya memotivasi dan mendampingi agar aspirasi disampaikan secara damai,” ucapnya. Dia telah menempuh berbagai upaya perjuangan mengembalikan hutan adat itu. (paragraf 8)
27 Januari 2014
Awalnya Suyitno membudidayakan lele dengan Pada paragraf-paragraf antibiotik dan pupuk kimia. Penyakit yang menyerang lele sebelumnya membahas sosok
208
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
nisa hilang dalam dua hari, tetapi seminggu kemudian ikannya mati. Lalu, dia pun mengamati, lele sakit karena kotorannya menumpuk tak terurai dan kolamnya bau. (paragraf 12)
4
PN4
Bidang Sosial 5 PN5
25 Februari 2014
Jika dunia hitung-menghitung keuangan terlihat seperti jauh berbeda dari kerja menenun, bagi Wignyo yang saat remaja senang menggambar sehingga bercita-cita belajar seni rupa di Institut Teknologi Bandung, kedua pengetahuan itu saling melengkapi. Niat mendalami seni rupa tak bersambut karena orang tua tidak setuju. Mereka khawatir Wignyo tidak bisa “hidup” dari keahlian di bidang seni rupa. (paragraf 8)
Suyitno yang membuat formulasi pupuk cair organik dan sebagai pelopor budidaya lele di Desa Kedungwangi, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni usahanya yang pantang menyerah dalam membudidayakan lele dengan membuat formulasi sendiri (flash back). Pada paragraf-paragraf sebelumnya membahas sosok Wignyo yang meraih sukses dalam usaha tenun. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni latar belakang Wignyo mewujudkan mimpi menjadi pengusaha tenun sukses.
25 Januari 2014
Metode belajar Yulius itu diberi nama Opo 2mon. Opo 2mon berasal dari bahasa Jawa, opo tumon, sebagai ungkapan ketidakpercayaan, bagaimana mungkin atau bagaimana bisa. Istilah ini dipakai untuk menggugah semangat anak-anak agar terus mencari tahu, mau memahami ilmu, dan tidak hanya menghafal rumus-rumus. (paragraf 13)
Pada paragraf-paragraf sebelumnya membahas sosok Yulius yang memberikan layanan pendidikan gratis di lima desa tiga kecamatan, wilayah selatan Kabupaten Purworejo. Kemudian, beralih
209
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
PN6
13 Maret 2014
Bidang Pendidikan 7 PN7 23 Januari 2014
8
PN8
Semangat penendak digabung tradisi gotong royong digunakan Marsam membangun kesadaran kolektif warga mengubah kondisi desa mereka. Kesadaran kolektif ia sentuh lewat pendekatan persuasif. Ia mengunjungi warga dari pintu ke pintu dan berdialog seputar upaya mengatasi persoalan desa. (paragraf 9)
Siswa percaya pada mantra MPC WJB karena Rudy mencontohkan dirinya sendiri. Ia tidak hanya mendorong siswa, tetapi juga rajin membuat penelitian. Rudy meneliti metode pendidikan untuk mengembangkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. (paragraf 11)
ke bahan baru yakni metode belajar “Opo tumon” yang digunakannya dalam layanan pendidikan gratis tersebut. Pada paragraf-paragraf sebelumnya membahas sosok Marsam yang ingin menggerakan warga Desa Kuripan untuk membuat jamban. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni cara Marsam menggerakkan warga dengan pendekatan persuasif dengan hati nurani.
Pada paragraf-paragraf sebelumnya membahas sosok Rudy dengan “mantra” Mbuh Piye Carane, Wajib (MPC WJB) dalam penelitian. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni wujud atau aksi nyata Rudy memberikan contoh membuat penelitian. 15 Februari 2014 Bagi warga dan anak-anak Singajaya, perjuangan Pada paragraf-paragraf Opik mudah menjadi pemikat. Sama seperti mayoritas warga sebelumnya membahas sosok Singajaya. Opik juga berasal dari keluarga kurang mampu. Opik yang menawarkan Namun, dia berhasil meraih mimpinya. (paragraf 12) pendidikan literasi, membaca,
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menulis,, hingga pelatihan multimedia kepada masyarakat di Garut. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni Opik dapat menjadi pemikat masyarakat untuk belajar karena latar belakang yang sama. Bidang Sejarah 9 PN9
27 Februari 2014
Peristiwa pembunuhan di Blora itu diperkirakan terjadi pada masa Agresi Militer Belanda I, yaitu 21 Juli 1947-5 Agustus 1947. Pasukan Belanda menyerang sejumlah daerah di Pulau Jawa untuk menguasai kembali daerah perkebunan penting, termasuk Blora yang menyimpan kayu jati. (paragraf 10)
10
22 Maret 2014
Peneliti, sejarahwan, dosen, mahasiswa, pelajar, dan ilmuwan dari sejumlah negara mengunjungi perpustakaan dan museum kerajaan yang dikelola Nisnoni tersebut. Sebagian dari mereka menulis skripsi dan disertasi. Ada juga sejumlah mahasiswa yang memerlukan informasi dari museum ini untuk memenuhi tugas-tugas dari dosen mereka. (paragraf 9)
PN10
211
Pada paragraf-paragraf sebelumnya membahas sosok Ramelan yang mengenyam pendidikan dasar Vervolgschool pada masa Hindia Belanda dan pada masa itu terjadi peristiwa pembunuhan warga di Blora oleh tentara Belanda. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni agresi militer. Pada paragraf-pargraf sebelumnya membahas sosok Nisnoni yang merupakan penjaga dan ahli waris Kerajaan Koepang. Kemudian, beralih ke bahan baru yakni mengenai informasi lisan yang dapat diperoleh langsung dari Nisnoni mengenai Kerajaan Koepang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KARTU DATA TUBUH FEATURE SOSOK Pola Paragraf Tematik Kode Tanggal Data Bidang Seni dan Budaya 1 Tk1 28 Februari 2014 No.
2
Tk2
Bidang Ekonomi 3 Tk3
4
Tk4
20 Maret 2014
Paragraf
Keterangan
Nyelek belumban perahu bidar di Sungai Musi. Janganlah lupo beli telok abang. Cantik rupo penyabar dan baek ati. Adek manis berambut panjang dikuncit kepang. Demikian lirik awal “Ya Saman”.
Penanda kohesi demikian merupakan referensi kataforis yang mengacu konstituen sebelumnya, yakni menunjuk pada lagu “Ya Saman” yang populer di Palembang ciptaan Kamsul. Penanda kohesi itulah dimaknai penunjukan anaforis yang menunjukan adanya kaitan dengan paragraf sebelumnya, yakni keprihatinan Mardiana (54) mengenai hutan adat.
Itulah keprihatinan Mardiana (54), perempuan Dayak Ma‟anyam, bersama sekitar 200 warga lainnya yang kehilanagn hutan adat seluas 685 hektar di Desa Sarapat, Kecamatan Dusun Timur, Barito Timur, Kalimantan Tengah, akibat ekspansi perkebunan sawit.
27 Januari 2014
Dia meracik dan meramu formulasi pupuk cair organik, probiotik untuk kolam ikan yang diberi nama BMG (Bio Multi Guna). Formulasinya itu bisa mengatasi penyakit bulai pada jagung. Saat digunakan di kolam ikan lele, tingkat hidupnya mencapai 85-95 persen dan berhasil memulihkan mikroba di dasar kolam. 25 Februari 2014 Merambah ke pembuatan busana, menurut laki-laki kelahiran Solo, Jawa Tengah, ini adalah konsekuensi logis 212
Kata dia merupakan kohesi penggatian atau substitusi berupa pronomina persona ketiga yang menunjuk Suyitno (38) pada paragraf sebelumnya. Penanda kohesi ini yang dimaknai penunjukan anaforis,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelanjutan usaha tenunnya. Tenun dan busana, demikian menunjuk pada pernyataan Wignyo, saling memengaruhi dan memberi nilai tambah. sebelumnya, yakni merambah ke Tak jarang corak tenun lahir saat Wignyo sedang mencoret- pembuatan busana. coret di atas kertas merancang pakaian. “Justru membuat pakaian mendorong kreativitas saya menciptakan corak tenun baru”, kata ayah dua putri ini. Bidang Sosial 5 Tk5
25 Januari 2014
Selain itu, Yulius juga berhasil “menggiring” banyak orang lain untuk membantunya mengajar anak-anak. Mereka berasal dari beragam pekerjaan, mulai dari sopir, buruh bangunan, ibu rumah tangga, rohaniwan, pedagang, sampai siswa SMA. Ia terus berupaya agar gerakan mengajar ini berkembang.
6
13 Maret 2014
Kondisi itu disadari serta membuat risau dan malu salah seorang warga, Marsam Suma (46). Ia kemudian tampil sebagai motor penggerak sekaligus mendorong diri sendiri untuk menjadi pekerja sosial masyarakat tahun 1990. Sejak saat itulah, ia giat membangun jaringan dengan
Tk6
213
Penanda kohesi referensi kataforis selain itu mengacu konstituen sebelumnya kemudian menunjukkan hal lain sesudahnya secara rinci, untuk melengkapi objek yang dimaksud sebelumnya, yakni keberhasilan Yulius yang lain, tidak hanya konsisten memberikan layanan pendidikan gratis bagi anak-anak pedesaan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tetapi ia juga berhasil “menggiring” orang lain untuk membantunya mengajar anakanak. Penanda kohesi kondisi itu dimaknai penunjukan kataforis pada paragraf sebelumnya, yakni menunjuk pada warga Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sejumlah pihak yang diharapkan mau menggulirkan program Nusa Tenggara Barat yang pemberdayaan di Desa Kuripan Selatan. masih membuang air besar di sembarang tempat. Bidang Pendidikan 7 Tk7 23 Januari 2014
8
Tk8
Bidang Sejarah 9 Tk9
Sejak tahun 2003, sebanyak 37 siswa yang dibimbingnya dalam lomba karya ilmiah atau inovasi tembus sebagai juara, dari dari tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa-Bali, nasional, hingga internasional.
15 Februari 2014
Kutipan dari “Sajak Seonggok Jagung” karya WS Rendra itu tetap menjadi semangat bagi Opik (30) untuk membesarkan tempat kelahirannya di Kampung Sukawangi, Desa Sukawangi, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Meski mampu mewujudkan mimpi menempuh pendidikan hingga jenjang strata 2, Opik harus menerima kenyataan bahwa tidak semua kaum muda di kampungnya bisa meraih hal yang sama.
27 Februari 2014
Asrama Spoorland berada di sisi kanan Jalan 214
Bentuk terikat –nya pada kata dibimbingnya merupakan acuan penanda kohesi yang bersifat anaforis yang mengganti pronominal persona ketiga untuk mengganti ia atau dia yang menunjuk pada Rudy Prakanto (45) . Penanda kohesi itu dimaknai penunjukan anaforis, menunjuk pada pernyataan sebelumnya, yakni menunjuk pada kutipan “Sajak Seonggok Jagung” karya WS Rendra, “Yang tidak berlatih dalam metode, dan hanya penuh hafalan kesimpulan, yang hanya terlatih sebagai pemakai, tetapi kurang latihan bebas berkarya. Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupannya!” Kata
Asrama
Spoorland
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ronggowarsito menuju gerbang Pelabuhan Emas, Semarang. Bangunan itu merupakan sisa Stasiun Samarang sayap selatang yang dibangun pada 1864.
10
Tk10
22 Maret 2014
Oleh Leopold Nisnoni, ahli waris dan penutur setia Kerajaan Koepang, salah satu dari empat rumah tersebut difungsikan sebagai perpustakaan sekaligus museum. Sekitar 5.460 buku, majalah berbahasa Belanda, manuskrip berisikan sejarah, ekonomi, politik, dan asal-usul kerajaan di Timor tersusun rapi.
215
merupakan penanda kohesi leksikal yang berupa pengulangan (reiteration), seperti pengulangan konstituen yang telah disebut pada paragraf sebelumnya, yakni menunjukkan adanya pembahasan lanjut mengenai Asrama Spoorland pada paragraf sebelumnya. Penanda kohesi tersebut dimaknai referensi atau penunjukan anaforis, menunjuk objek pada paragraf sebelumnya, yakni rumah tua yang lokasinya pada area berukuran sekitar 4 hektar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pola Paragraf Spiral Kode Tanggal Data Bidang Seni dan Budaya 1 Sl1 28 Februari 2014 No.
2
Sl2
20 Maret 2014
Paragraf
Keterangan
Ya Saman berarti „ya ampun‟ atau frasa Palembang yang menyatakan ketakjuban pada sesuatu. Lagu ini tercipta sebagai bentuk kerinduan Kamsul pada bahasa daerah Palembang yang semakin jarang terdengar. (paragraf 7) Dia mengatakan, kata saman juga mempunyai akar sejarah dan budaya kuat di Palembang. Kata ini diduga berasal dari nama Syekh Muhammad Saman, ulama asal Madinah, Arab Saudi, yang ajarannya, Samanniyah, berkembang di Palembang dan menjadi Tarekat Samanniyah sejak abad ke-18. (paragraf 8) Lagu itu kian populer setelah direkam dalam album kompilasi yang dibuat Dewan Kesenian Palembang tahun 2006 dan album Visit Musi yang didanai Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada 2009. (paragraf 9) Kini, lagu “Ya Saman” tersebar dalam berbagai bentuk bajakan. Lagu ini dinyanyikan pada berbagai acara di Palembang hingga festival ataupun perlombaan di mancanegara, termasuk saat penutupan SEA Games 2001. (paragraf 10) Mardiana melengkapi karya pelayanan kesehatan dan pendampingan masyarakat itu dengan mendirikan sanggar tari serta membuat miniatur perlengkapan tradisional masyarakat Dayak untuk melestarikan kearifan lokal yang terancam punah. “Melalui sanggar tari, generasi
Berisi tentang penjelasan lagu “Ya Saman” yang populer di Palembang, Sumatera Selatan, ciptaan Kamsul Arifuddin Harla.
216
Berisi tentang tarian dan miniatur perkakas tradisional Dayak karya Mardiana (54).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
muda dapat mengenali kekayaan budaya dan kearifan lokal yang dihidupi para pendahulu,” ucap pendiri Sanggar Tari Tamiang Miraputut dan Sanggar Riung Munge itu. (paragraf 12) Dalam melestarikan kebudayaan lokal itu, dia menciptakan sejumlah tarian, yaitu tari Jaku, Nerau Amirue, Wadian Bawu, Wadian Dadas, Ruang Wundrung Nandrik, Nampak atau Giring-giring, Wadian Maharun, dan Tampak Ehek. (paragraf 13) Mardiana juga membuat miniatur perkakas tradisional Dayak yang menurut rencana akan dijadikan suvenir. Hal itu dilakukan agar generasi muda mengenali jenis-jenis perlengkapan yang digunakan nenek moyang untuk keperluan sehari-hari, baik di ladang, sungai, maupun dapur. (paragraf 14) Bidang Ekonomi 3 Sl3
27 Januari 2014
Lewat berkali-kali uji coba, Suyitno membuktikan budidaya lele lebih menguntungkan daripada lahan ditanami padi atau tebu. Dia terus berupaya menyebarkan virus usaha. (paragraf 21) “Ayo nandur iwak (tebar ikan) nanti saya bantu mencari duit (untuk modal), begitu pesan saya kepada mereka yang muda-muda,” tuturnya. (paragraf 22) Mereka yang berguru kepada Suyitno berasal dari desa-desa tetangga dan kabupaten lain. Budidaya lele pun menjadi bagian Program Gerakan Membangun Ekonomi Masyarakat Pedesaan (Gemerlap) Kabupaten Lamongan. (paragraf 23)
217
Berisi tentang virus usaha budidaya lele oleh Suyitno kepada orang-orang muda Lamongan maupun dari desadesa tetangga dan kabupaten lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Sl4
Bidang Sosial 5 Sl5
Dia memantau binaannya tanpa memungut biaya. Suyitno menularkan ilmunya gratis. Bagi dia, yang penting mereka bersemangat mengubah hidup dan berpenghasilan cukup. Dia mengawal dan mendampingi budidaya lele warga di Desa Nogojatisari selama 15 bulan. (paragraf 24) 25 Februari 2014 “Minat saya pada tenun muncul tahun 1995. Saat Berisi tentang usaha tenun milik itu sebagai manajer pemasaran di Indo Yado, yang Wignyo. memproduksi benang dari ulat sutra, menuntut saya bertemu pebatik dan petenun untuk sosialisasi benang sutra,” kata Wignyo. (paragraf 11) Tekad untuk mandiri berwirausaha membuat Wignyo serius belajar menenun pada 1997 sambil terus bekerja sebagai profesional. Merasa sudah punya bekal pengetahuan cukup mengenai tenun, tahun 1999 Wignyo membeli sebidang tanah di Desa Padaasih, Cisaat, Sukabumi. Lokasi itu berada di lingkungan pabrik bata yang pekerjanya mayoritas perempuan. (paragraf 12) “Waktu itu saya memberi kesempatan kerja kepada para ibu di sana yang lebih sesuai dengan keadaan fisik mereka. Bekerja di pabrik batu bata berat secara fisik,” kata Wignyo, penerima penghargaan kain tenun terbaik pada Adiwastra Nusantara. (paragraf 13) 25 Januari 2014
Metode belajar Yulius itu diberi nama Opo 2mon. Berisi tentang metode Opo Opo 2mon berasal dari bahasa Jawa, opo tumon, sebagai 2mon yang merupakan metode ungkapan ketidakpercayaan, bagaimana mungkin atau belajar milik Yulius. bagaimana bisa. Istilah ini dipakai untuk menggugah
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Sl6
13 Maret 2014
semangat anak-anak agar terus mencari tahu, mau memahami ilmu, dan tidak hanya menghafal rumus-rumus. (paragraf 13) Metode ini dikemas unik dan menyenangkan bagi anak-anak. Mereka dilatih memecahkan setiap soal dengan trik tertentu atau menggunakan permainan. (paragraf 14) Untuk memecahkan soal perkalian, misalnya, Yulius memiliki trik menggunakan batang korek api. (paragraf 15) Untuk setiap jenis soal, Yulius tak hanya punya satu trik. “Pada soal perkalian, saya punya 20 trik untuk memecahkannya,” ujarnya. (paragraf 16). Setelah aktivitas ekonomi berjalan, ia menyasar bidang kesehatan, terutama sanitasi dan lingkungan. Lewat kelompok warga pula, para anggota diminta menyisihkan hasil berjualan Rp 50.000 per orang. (paragraf 12) Dana itu untuk membuat jamban permanen guna menopang subsidi pemerintah. Dana digunakan untuk membeli material, seperti kloset, pipa, dan semen. Warga yang bersedia membuat jamban diharuskan membuat lubang sedalam 2 meter dengan lebar 1,5 meter di rumahnya. (paragraf 13) Alhasil, tahun 2012, semua warga desa memiliki jamban keluarga. “Sebelum tahun 2012, orang enggan ke desa kami karena tak tahan bau kotoran manusia,” kata Marsam menggambarkan perilaku warga waktu itu. (paragraf 14) “Kini, kalau ada warga yang buang hajat di sembarang tempat akan disoraki warga lainnya,” lanjut
219
Berisi tentang sanitasi dan lingkungan dengan cara pembuatan jamban yang dipelopori oleh Marsam.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Marsam, Kepala Urusan Pemerintah Desa Kuripan Selatan. (paragraf 15) Ketersediaan jamban tersebut terwujud menyusul masuknya instalasi pipa air bersih ke desa yang biasanya krisis air pada musim kemarau ini. (paragraf 16) Bidang Pendidikan 7 Sl7 23 Januari 2014
8
Sl8
Sebelum menjadi Kepala SMAN 1 Yogyakarta, salah satu sekolah unggulan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rudy mengajar Biologi di SMAN 6 Yogyakarta. Dia termasuk salah satu guru yang berperan menjadikan sekolah riset di Yogyakarta. (paragraf 4) Uniknya, misi Rudy menjadikan SMAN 6 sebagai sekolah riset bukan karena siswanya pintar dan unggul dalam pelajaran sains. Namun, justru karena SMAN 6 kala itu dikenal sebagai salah satu sekolah yang doyan tawuran. Solusi yang dia tawarkan serasa „tak nyambung”. (paragraf 5) Akan tetapi, jiwa pendidik dalam diri Rudy mendorongnya menemukan cara yang kreatif dan menyenangkan siswa. Dia memahami, remaja membutuhkan penyaluran energi yang pas. Dia meyakini, menyalurkan energi anak muda pada penelitian dapat membuat siswa punya kesibukan sehingga tak ada waktu untuk tawuran. (paragraf 6) 15 Februari 2014 Karena dia pernah aktif di Karang Taruna Desa Sukawangi, pemuda setempat tidak sulit diajak ikut serta menjadi relawan. Memiliki pandangan yang sama, ada 50 relawan yang bertanggungjawab memastikan anak-anak
220
Berisi tentang Rudy yang berhasil menjadikan SMAN 6 Yogyakarta menjadi sekolah riset.
Berisi tentang anak-anak dari Kecamatan Singajaya, Garut, DAN Kecamatan Taraju, Tasikmalaya dapat belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mendapatkan akses pendidikan selain di bangku sekolah. bersama. (paragraf 7) Hasilnya terasa manis. Kini, setidaknya 500 anak dari Kecamatan Singajaya, Garut, dan Kecamatan Taraju, Tasikmalaya, merasakan nikmatnya belajar bersama. Mereka tekun banyak mebaca literatur baru, mendengarkan dongeng anak-anak, dan melatih kebersamaan lewat lagu. (paragraf 8) Mereka juga ikut pelatihan mengoperasikan komputer dan mengaktifkan internet, merakan pengalaman menjadi fotografer, dan sutradara film. (paragraf 9) “Anak-anak di pelosok, terpencil, yang tinggal jauh dari tempat ini, juga mendapatkan kesempatan belajar. Setiap akhir pekan, kami mengadakan Gerakan Kampung Membaca. Kami boyong buku dan keceriaan melintasi jalan rusak dan berbukit,” katanya. (paragraf 10) Bidang Sejarah 9 Sl9
27 Februari 2014
Suparlan, adik Ramelan, waktu itu bekerja di kantor Berisi tentang aktivitas Ramelan kepala desa. Keluarganya menjadi incaran tentara Belanda. ketika di Kudus. Ramelan menetap di rumah kakak perempuannya di Kudus sekitar sebulan. (paragraf 12) “Saya meminta kakak membuatkan surat keterangan kelurahan untuk mencari pekerjaan di Semarang. Waktu itu, kantor kelurahan ada di selatan Pasar Kudus,” ujarnya. (paragraf 13) Selama di Kudus, dia membantu memelihara ternak sapi dan gerobak milik mertua kakaknya. Ramelan sempat pula ditawari menjadi menantu, tetapi dia tolak dengan alasan ingin ke Semarang mencari pekerjaan. (paragraf 14)
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Sl10
22 Maret 2014
Dia kemudian bercerita, sebelum kedatangan Berisi tentang liurai yang Portugis di Kupang pada abad ke-16, Pulau Timor dikuasai menguasai Pulau Timor di tiga raja besar yang disebut liurai atau raja. Pertama, liurai Kupang pada abad ke-16. dari Kerajaan Wehali yang menguasai wilayah berbahasa Tetun, yakni Belu dan sebagian besar wilayah Timor Leste sekarang. (paragraf 12) Kedua, liurai dari Likuisa yang menguasai wilayah Timor Portugis yang tersisa, mulai dari Maubara sampai Tutuala atau populer disebut Lospalos. Ketiga adalah liurai dari Sonbai yang memerintah seluruh wilayah barat Timor dan berbahasa Dawan, termasuk Kupang. (paragraf 13)
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pola Paragraf Blok Kode Tanggal Data Bidang Seni dan Budaya 1 Bk1 28 Februari 2014 No.
2
Bk2
20 Maret 2014
Paragraf
Keterangan
Selain “Ya Saman”, Kamsul juga menggugah 16 lagu yang 10 di antaranya berbahasa Melayu Palembang. Dia juga menulis naskah teater dan puisi. Karyanya kental dengan nuansa dan budaya Palembang, seperti lagu “Tembang Tepian Musi”, “Cindonyo Dunia”, “Sunrise on Musi River”, dan “Bari” yang berkisah tentang Palembang dalam balutan musik modern. (paragraf 13) Lewat seni populer, Kamsul berjuang untuk melestarikan bahasa daerah dan nilai-nilai dalam budaya Palembang. Dia prihatin melihat kehidupan kota yang kian lupa akan jati diri dan akar budayanya. (paragraf 14) Mardiana mendampingi masyarakat untuk mengumpulkan data dan fakta di lapangan terkait ketidakadilan yang terjadi. Dia juga memberikan arahan bagaimana menyusun laporan dan menyampaikan kasuskasus sengketa kepada pemerintah daerah, provinsi, hingga mengajukan tuntutan kepada DPR, Komnas HAM, dan Kementerian Kehutanan. (paragraf 9) “Dalam memperjuangkan hutan itu kembali, tidak jarang saya mendapatkan terror dan intimidasi, baik berupa SMS maupun telepon ancaman,” kata Mardiana, yang pernah mengikuti pelatihan paralegal yang diselenggarakan Forum Keadilan dan Perdamaian Papua-Kalimantan dan Konferensi Waligereja Indonesia pada 2011. (paragraf 10)
Berisi dua bahasan, yakni naskah teater dan puisi karya Kamsul sertaperjuangan Kamsul melestarikan bahasa daerah dan nilai-nilai dalam budaya Palembang.
223
Berisi tiga bahasan, yakni peran Mardiana dalam masyarakat, tantangan Mardiana, dan eksistensi Mardiana.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selain itu, Mardiana juga bergabung menjadi anggota Dewan Nasional Perempuan Adat pada 2012. Dia pun pernah ditunjuk mewakili Indonesia untuk memberikan pemaparan tentang perjuangan perempuan adat melawan perkebunan kelapa sawit dan pertambangan internasional yang digelar Asia Indigenousn Peoples Pact (AIPP) dia Chiang Mai, Thailand, November 2012. (paragraf 11) Bidang Ekonomi 3 Bk3
4
Bk4
27 Januari 2014
Setiap satu meter persegi padatan tebar lele, hasilnya mencapai 20-35 kilogram. Sekali panen lele, untung bersih per meter persegi sekitar Rp 35.000. setahun ia bisa lima kali panen. (paragraf 7) Idealnya setiap keluarga memiliki 50.000 ekor lele agar bisa panen 5 ton per dua bulan dengan keuntungan Rp 3 juta per ton. “ Saya untung rata-rata Rp 6 juta-Rp 8 juta per bulan.” Dia juga mendapat penghasilan dari probiotik formulanya yang dijual Rp 15.000 per 1,5 liter. Dalam sebulan, ia memproduksi sekitar 500 liter. (paragraf 8) Ia berhasil membuktikan keyakinannya. Langkahnya pun diikuti sejumlah warga. Suyitno tidak hanya berbagi ilmu dengan mereka, tetapi juga mencarikan modal. Kini budidaya lele menyebar sampai desa tetangga, bahkan dikembangkan di kecamatan lain sebagai penghasilan utama ataupun usaha sambilan. (paragraf 9) 25 Februari 2014 Tekun, teliti, dan sabar menjadi pegangan Wignyo mengembangkan usaha tenun yang dimulai resmi tahun 2000. Tiga hal itu dia tekankan benar kepada para perempuan petenun dari Nagari Halaban, yang menjadi
224
Berisi tiga bahasan, yakni hasil panen lele, keuntungan panen lele, dan usaha Suyitno diikuti sejumlah warga di Desa Kedungwangi, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Berisi dua bahasan, yakni pegangan Wignyo dalam mengembangkan usaha tenun dan Wignyo membagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
binaan Cita Tenun Indonesia dan Garuda Indonesia. pengetahuan kepada (paragraf 19) tenun tradisional. Berbagi pengetahuan kepada perajin tenun tradisional biasa dilakukan Wignyo. Pertanyaan yang datang mulai dari cara menenun, struktur alat tenun, hingga memilih dan mendapatkan benang. Dengan membagi ilmu, dia juga mendapat ilmu baru. Semua lalu dia olah dan kembangkan lagi menjadi corak-corak tenun baru. (paragraf 20) Bidang Sosial 5 Bk5
25 Januari 2014
6
13 Maret 2014
Bk6
“Saya berharap gerakan mengajar ini menjadi gerakan sosial yang tumbuh di berbagai daerah, melibatkan banyak orang sehingga nantinya semakin banyak anak dapat merasakan manfaatnya,” ujarnya. (paragraf 3) Layanan pendidikan gratis Yulius diberikan di lima di desa tiga kecamatan, wilayah selatan Kabupaten Purworejo. Permintaan mengajar yang dating kepadanya terus bermunculan dari desa-desa lain. (paragraf 4) Materi pelajaran utama yang diajarkan Yulius dan rekan-rekan adalah Matematika. Untuk siswa tingkat SD, materi ditambah pelajaran IPA, siswa SMP pelajaran Fisika, dan siswa SMA mendapatkan materi Kimia dan Fisika. (paragraf 5) Agar tak bergantung pada satu sumber air, Marsam pun memelopori penghijauan di sekitar Gunung Sasak yang gundul karena populasi pohon habis ditebang. Dua tahun terakhir, area sekitar 490 hektar itu dihijaukan dengan tanaman konservasi dan buah-buahan. (paragraf 17) Di sini ditemukan 22 sumber air dari 35 sumber pada
225
perajin
Berisi tiga bahasan, yakni harapan Yulius mengenai gerakan sosial dapat menjadi gerakan sosial, layanan pendidikan gratis Yulius, dan materi pelajaran utama.
Berisi dua bahasan, yakni Marsam sebagai pelopor penghijauan di sekitar Gunung Sasak dan penemuan sumber mata air di sekitar Gunung Sasak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tahun 1997. Dari sumber air itu, penduduk Desa kuripan Selatan dan tiga desa lain di Gunung Sasak mendapatkan pasokan air. (paragraf 18) Bidang Pendidikan 7 Bk7 23 Januari 2014
8
Bk8
Di bawah bimbingan Rudy dan tim guru lain, minat siswa untuk meneliti berkembang. Di SMAN 6, siswa diberi pelajaran muatan lokal soal dasar-dasar penelitian sehingga mereka memahami teorinya. (paragraf 7) Setiap siswa, baik perseorangan maupun kelompok, wajib membuat penelitian yang layak diikutkan dalam lomba. Tak masalah berhasil juara atau tidak, siswa merasa tertantang untuk berkarya. (paragraf 8) Citra SMAN 6 yang doyan tawuran perlahan pupus. Sejak tahun 2003, siswa SMAN 6 ada yang menjadi juara nasional dalam kompetisi penelitian di tingkat daerah dan nasional. Bahkan, ada siswa yang meraih inventor muda di Brunei. (paragraf 9) Prestasi penelitian dengan kemunculan beragam inovasi yang layak paten membuat SMAN 6 diperhitungkan. Pihak sekolah pun berani memproklamasikan diri sebagai sekolah riset layaknya universitas berbasis riset. (paragraf 10) 15 Februari 2014 Semangat Opik juga menyebar di Culamega, tempatnya mengajar. Bersama empat guru lainnya yang berasal dari luar Culamega, mereka mendirikan radio komunitas yang diberi nama “Guru Rantau”, empat tahun lalu. (paragraf 17) Sesuai dengan keahliannya, Opik dipercaya
226
Berisi empat bahasan, yakni minat siswa untuk meneliti berkembang, siswa membuat penelitian, prestasi siswa, dan SMAN 6 Yogyakarta sebagai sekolah riset.
Berisi tiga bahasan, yakni radio komunitas, program Guru Rantau Bicara, dan acara favorit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengasuh program Guru Rantau Bicara setiap hari pukul 19.00-20.30. Beragam permasalahan dibicarakan, mulai dari persoalan sehari-hari di kampong hingga ibu kota. (paragraf 18) Diskusi buku dan pembacaan karya sastra pelanpelan menjadi acara favorit warga. Dari jumlah pendengar interaktif, radio tersebut didengarkan sedikitnya 100 warga Culamega per hari. (paragraf 19) Bidang Sejarah 9 Bk9
27 Februari 2014
10
22 Maret 2014
Bk10
Rumah Ramelan berlantai dua. Dia harus membungkukkan badan setiap masuk-keluar pintu rumah lantai pertamanya yang terus ditinggikan karena rob (limpasan air laut). (paragraf 6) Seingat Ramelan, ia lahir tahun 1928. Namun, angka itu berbeda dengan tahun kelahiran pada surat pensiunnya sebagai pegawai Perusahaan Jawatan Kereta Api Daerah Operasi IV Semarang, yakni tahun 1934. “Itu dibuat lebih muda supaya bisa mengikuti ujian masuk pegawai.” (paragraf 7) Vervolgschool adalah pendidikan dasar untuk orang pribumi pada masa Hindia Belanda. Ramelan mengeyam pendidikan SD hingga kelas V. Beberapa tahun dia berhenti sekolah sampai terjadi peristiwa pembunuhan warga di Blora oleh tentara Belanda. (paragraf 8) Nisnoni kini telah menyusun buku tentang Kerajaan Koepang. Ayahnya, Alfons Nisnoni, adalah Raja Koepang terakhir, 1945-1956. Sementara Raja Koepang yang dikenal sebagai pejuang dan pencetus NKRI dan pendiri Gereja
227
Berisi tiga bahasan, yakni kondisi rumah Ramelan, tanggal lahir Ramelan, dan Vervolgschool.
Berisi tiga bahasan, yakni penyususnan buku tentang kerajaan Koepang oleh Nisnoni, jasa Alfons Nisnoni (ayah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Masehi Injil di Timor adalah Nicolaas Nisnoni (1918-1945). (paragraf 21) Alfons Nisnoni menghibahkan sebagian tanah di Kota Kupang untuk permukiman penduduk, perkantoran, dan fasilitas umum. Mengenang jasa Kerajaan Sombai, Pemerintah Kota Kupang membangun patung yang disebut patung Raja Sonbai di depan Gereja Katedral Kupang. Namanya juga diabadikan untuk ruas jalan di Kota Kupang. (paragraf 22) Sebagai ahli waris, Nisnoni merasa harus peduli pada peninggalan sejarah di Kupang. Tempat-tempat bersejarah itu dituliskan dalam manuskrip sejarah Kerajaan Koepang. Namun, dia menambahkan, tanggung jawab pelestarian benda dan situs bersejarah sebenarnya juga ada pada Pemerintah Kota Kupang. (paragraf 23)
228
Nisnoni), dan Nisnoni sebagai ahli waris.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KARTU DATA PENUTUP FEATURE SOSOK Kode Tanggal Data Bidang Seni dan Budaya 1 Pp1 28 Februari 2014 No.
2
Pp2
20 Maret 2014
Bidang Ekonomi 3 Pp3 27 Januari 2014
4
Pp4
Bidang Sosial 5 Pp5
25 Februari 2014
25 Januari 2014
Penutup
Jenis Penutup
Meski minim tanda jasa, Penyengat Kamsul tetap berusaha menjaga budaya Palembang. Walaupun seni daerah belum mampu menghidupi, dia bertekad tak akan menyerah menghidupkan seni. Mardianan sama sekali Penyengat tidak memungut biaya untuk melatih tari ataupun mengajarkan membuat suvenir. “Tekad saya hanya ingin agar kekayaan budaya tradisional Dayak tidak punah. Yang penting generasi muda mengenal kesenian itu,” kata nenek dari dua cucu itu. Setelah tahu ilmu Penyengat memelihara lele, Suyitno bisa membandingkan memelihara ikan di lahan 1.000 meter persegi hasilnya sama dengan menanam tebu 10 hektar. Ketika menanam tebu, petani baru balik modal setelah dua tahun. Sementara memelihara lele, dalam dua bulan mereka bisa balik modal. “Mudah-mudahan saya Klimaks bisa membawa citra modern pada tenun Indonesia di dalam negeri dan dunia internasional,” kata Wignyo. Dia pun berharap Klimaks komunitas ini terus tumbuh menjadi kekuatan massa yang dapat saling membantu dan membuat lebih banyak anak semakin pintar. 229
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Pp6
13 Maret 2014
Bidang Pendidikan 7 Pp7 23 Januari 2014
8
Pp8
15 Februari 2014
Bidang Sejarah 9 Pp9 27 Februari 2014
10
Pp10
22 Maret 2014
“Honor (sebagai narasumber) ada, uang transportasi saya biasanya juga ditanggung pengundang. Saya juga dapat merasakan tidur di hotel, he-he-he,” ucap Marsam tanpa menyebut nominalnya.
Klimaks
“Guru harus kreatif Klimaks untuk menciptakan pembelajaran yang terarah, terstruktur, dan menyenangkan,” ujarnya. Apakah gunanya Klimaks seseorang belajar teknik, kedokteran, filsafat, sastra, atau apa saja, ketika dia pulang ke rumahnya lalu berkata, “Di sini aku merasa asing dan sepi!” “Saya pernah melihat rel Penyengat kereta api dari Stasiun Samarang ke timur, arah ke Tanggung, tetapi sekarang semua itu terkubur tanah,” katanya. “Saya merasa prihatin, Penyengat dari sejumlah situs dan peninggalan sejarah di Kupang, setidaknya ada 10 lokasi peninggalan sejarah yang tidak terawat, seperti goa Jepang peninggalan Perang Dunia II di Liliba dan Benteng Concorda peninggalan Portugis,” kata dia.
230
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KRITERIA STRUKTUR PENYAJIAN FEATURE SOSOK No Struktur 1. Judul 2.
Teras
Kriteria Jenis Sebagai title dan penulisannya tidak diakhiri dengan tanda baca titik (.). Terletak pada paragraf pertama dan Ringkasan menggunakan gaya penulisan yang bebas dan Narasi santai. Bertujuan untuk menarik perhatian pembaca; untuk mencengangkan atau mengejutkan pembaca, menggelitik rasa ingin Deskripsi tahu pembaca, menggugah khayalan pembaca, atau untuk secara singkat memberitahukan pembaca tentang keadaan peristiwa Kutipan
Pertanyaan
Sapaan akrab
Penggoda
Gabungan 231
Keterangan
Menyimpulkan isi tulisan (merangkum 5W1H). Menceritakan suatu keadaan sedemikian rupa, seolah-olah pembaca berada dalam situasi yang digambarkan. Menggambarkan suatu keadaan sedemikian rupa, seolah-olah pembaca berada beberapa jarak dari peristiwa yang digambarkan. Seolah-olah pembaca mengkhayalkan tentang apa yang digambarkan. Berupa pernyataan sebagaimana diucapkan seorang tokoh dan berbagai kutipan lainnya yang ditulis di antara tanda petik. Kalimat tanya sekaligus jawabannya dengan tujuan untuk memberi pengetahuan atau untuk menjawab rasa ingin tahu pembaca. Sapaan seperti “Anda”, “Saudara”, dan “Bung” dengan tujuan untuk mengajak pembaca memainkan peranan dalam kegiatan yang digambarkan dalam tulisan. Kalimat yang menggoda pikiran pembaca dengan cara yang aneh, seakan-akan teka-teki agar pembaca tertarik kepada tulisan tersebut. Mengombinasikan atau menggabungkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aneh
Tiruan bunyi 3.
Peralihan
4.
Tubuh
5.
Penutup
Terletak dalam tubuh tulisan dan merupakan bagian yang memberi aba-aba akan munculnya bahan baru tetapi masih berkaitan dengan tema karangan yang dapat berbentuk kata, frasa, kalimat, maupun paragraf. Syarat yang harus dipenuhi bagian peralihan dari karangan adalah singkat-padat dan samarsamar. Memerhatikan pola paragraf dan peralihan. Sesudah teras dirumuskan sesuai dengan pokok cerita atau tema yang diinginkan, dan sesudah mempertimbangkan faktor menarik, tubuh ditulis sejalan dengan arahan yang tersirat dalam teras.
Akhir dari suatu karangan atau cerita.
beberapa jenis teras (dua-tiga jenis) menjadi satu. Misalnya, teras kutipan digabung dengan teras deskripsi. Berisi pesan bergaya puitis, berirama sajak, bernuansa pantun, menyatakan moto hidup, analogi, peribahasa, dan kata-kata mutiara. Diawali atau terdapat tiruan bunyi di dalamnya.
Pola paragraf tematik Pola paragraf spiral Pola blok
Setiap paragraf memberikan penegasan kembali kepada apa yang telah diutarakan dalam teras. Setiap paragraf merinci apa yang ditulis dalam paragraf sebelumnya, ibarat spiral mengulir ke bawah. paragraf Setiap paragraf berisi bahan yang pada dasarnya berdiri sendiri, tetapi paragraf-paragraf yang mandiri itu pada akhirnya menyulam satu cerita yang bulat.
Ringkasan Klimaks
232
Mengacu kembali kepada teras. Menimbulkan kejutan, kenangan, kengerian, dan sebagainya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tanpa-akhir Penyengat
233
Mengajukan pertanyaan tanpa jawaban. Berupa pernyataan yang di luar dugaan kuat pembaca.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KRITERIA KLASIFIKASI FEATURE SOSOK DALAM LIMA BIDANG No. Bidang 1. Seni dan budaya
2.
Ekonomi
3.
Sosial
4.
Pendidikan
Kriteria Tulisan berisi tentang kesenian dan kebudayaan. Ditandai dengan kata-kata yang berhubungan dengan kesenian dan kebudayaan, seperti kata budaya, seni, seniman, tradisional, adat, keindahan, pementasan, melestarikan, pelestari, perawat, lagu, musik, teater, drama, tari, sanggar, dan lain sebagainya. Judul tulisan dapat menjadi penanda bahwa tulisan tersebut masuk kategori bidang seni dan budaya. Tulisan berisi tentang kegiatan ekonomi masyarakat, seperti perdagangan (jual-beli), pekerjaan (wirausaha, petani, peternak, nelayan, dan lain-lain), profesi, dan lain sebagainya yang menyangkut modal dan penghasilan (laba), yakni masalah keuangan. Ditandai dengan kata-kata yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi, seperti kata rezeki, beternak, petani, panen, usaha, penjual, menjual, pembeli, membeli, menanam, pekerjaan, lahan, lapangan kerja, budidaya, ekonomi, biaya, penghasilan, keuntungan,industri, tabungan, keuangan, karyawan, dan lain sebagainya. Judul tulisan dapat menjadi penanda bahwa tulisan tersebut masuk kategori bidang ekonomi. Tulisan berisi tentang kegiatan sosial, seperti dalam bentuk pelayanan, pemberdayaan, dan lain sebagainya yang dapat menimbulkan dampak positif bagi semua orang. Ditandai dengan kata-kata yang berhubungan dengan kegiatan sosial, seperti layanan, pelayanan, gerakan sosial, imbalan, membantu, pemberdayaan, penanganan, masyarakat, warga, anak-anak, program, aksi, fasilitas, hati nurani, Judul tulisan dapat menjadi penanda bahwa tulisan tersebut masuk kategori bidang sosial. Tulisan berisi tentang kegiatan belajar-mengajar, prestasi , dan lain sebagainya. Ditandai dengan kata-kata yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan, seperti kata guru, siswa, penghargaan, penelitian, metode, pendidikan, prestasi, karakter, lomba, sekolah,
234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
Sejarah
riset, pendidik, juara, kompetisi, inovasi, pembimbing, literasi, buku, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), buku, belajar, dan lain sebagainya. Judul tulisan dapat menjadi penanda bahwa tulisan tersebut masuk kategori bidang pendidikan. Tulisan berisi tentang cerita sejarah, seperti sejarah suatu tempat, sejarah kejadian-kejadian tertentu, sejarah kerajaan-kerajaan, sejarah kesenian-kesenian, dan lain sebagainya. Ditandai dengan kata-kata yang berhubungan dengan sejarah, seperti kata sejarah, bukti, waktu itu, peristiwa, penyerangan, peninggalan, kesaksian, penjaga, kerajaan, leluhur, museum, dokumen, buku, catatan, peneliti, sejarahwan, Belanda, Portugis, Raja, penjajahan, mengenang, dan lain sebagainya. Judul tulisan dapat menjadi penanda bahwa tulisan tersebut masuk kategori bidang sejarah.
235
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KARTU DATA UTAMA KARAKTERISTIK FEATURE SOSOK Keterangan Kode Ditulis dengan teknik mengisahkan (to story) suatu situasi, peristiwa, atau K1 keadaan secara faktual. Berisi tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan yang sifatnya K2 faktual, objektif, benar, dan akurat. Hasil karya liputan jurnalistik melalui proses proyeksi, observasi, K3 investigasi, komunikasi dan konfirmasi dengan pihak nara sumber. Bertujuan untuk memberi tahu atau menyampaikan informasi tetapi K4 sekaligus juga menghibur khalayak (informative dan rekreatif). K5 Rangkaian fakta atau informasi disajikan secara tidak resmi, informal. Tidak terikat kepada aktualitas. Cerita feature bisa dipersiapkan, diliput, K6 ditulis, dan disajikan kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Tahan lama, awet. Nama lengkap wartawan atau reporter penulis cerita feature biasanya K7 dicantumkan lengkap. Cerita feature dicitrakan sebagai cerminan karya kreatif individual K8 seorang reporter atau wartawan. Tidak mencantumkan baris tanggal (date line) pada awal intro cerita atau K9 paragraf pertama. Karena ditulis dengan teknik mengisahkan di luar pola piramida terbalik, K10 maka setiap bagian cerita feature sama pentingnya satu sama lain sehingga pada bagian bawah tidak bisa dipotong begitu saja. Selalu membawa pesan moral tertentu yang ingin disampaikan kepada khalayak seperti nilai-nilai kejujuran, kesetiaan, sikap tulus tanpa pamrih, K11 pengorbanan, kegigihan suatu perjuangan, kebersihan hati, keluhuran budi, pengabdian, dan cinta kasih. Ditulis dengan menggunakan judul yang dicetak normal tipis, miring K12 (italic), mengesankan informal dan feminine (soft news). Ditulis dengan tidak perlu menggunakan pola piramida terbalik. Bisa juga K13 dengan pola induktif, kronologis, logis, topical, atau spasial. Ditulis dengan menggunakan gaya bahasa jurnalistik sastra, merujuk pada gaya penulisan fiksi cerita pendek yang hidup, menarik, lincah, segar, K14 terpilih, memikat, dan mampu membangun imajinasi khalayak pembaca, pendengar, dan pemirsa. Cerita feature cukup banyak mengadopsi teknik penulisan fiksi terutama K15 cerita pendek. Tidak setiap reporter mampu, tertarik, dan gemar meliput, menulis, dan K16 menyajikan cerita feature.
236
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kode Data SB1 SB2 E3 E4 SO5 SO6 P7 P8 SE9 SE10
K1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
K2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
K3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
K4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
K5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Karakteristik Feature Sosok K6 K7 K8 K9 K10 K11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
237
K12 -
K13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
K14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
K15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
K16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KARTU DATA KARAKTERISTIK FEATURE SOSOK Bidang Seni dan Budaya
Karakteristik Feature Sosok
Kode Data
K1
K2
K3
SB1
SB2
Lagu ciptaannya, “Ya Saman”, begitu populer di Palembang, Sumatera Selatan. Bahkan, “ Ya Saman” mengalun di hadapan ribuan orang pada penutupan SEA Games 2011. Namun, nama Kamsul Arifuddin Harla kurang dikenal, bahkan sering tak dicantumkan saat lagu itu dinyanyikan. Meski demikian, hal itu tak memupus panggilan jiwa Kamsul untuk terus menjaga budaya Palembang lewat syair. (paragraf 1)
Dia melihat betapa menderitanya masyarakat setempat karena kini sebagian besar bekerja menjadi buruh perkebunan dengan jaminan kesehatan yang minim dan pendapatan yang terbatas. Hatinya tergerak untuk memberikan pelayanan kesehatan secara sukarela bagi mereka yang membutuhkan bantuan. “Saya bahagia jika pasien yang datang menjadi sembuh,” ucap Mardiana. (paragraf 6) “Dalam memperjuangkan hutan itu kembali, tidak jarang saya mendapatkan terror dan intimidasi, baik berupa SMS maupun telepon ancaman,” kata Mardiana, yang pernah mengikuti pelatihan paralegal yang diselenggarakan Forum Keadilan dan Perdamaian Papua-Kalimantan dan Koferensi Waligereja Indonesia pada 2011. (paragraf 10) Dari hutan adat di Sarapat itulah masyarakat menggantungkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan makanan, minuman, obat-obatan, hingga keperluan kayu untuk bahan membangun rumah. (paragraf 4)
Kini, lagu “Ya Saman” tersebar dalam berbagai bentuk bajakan. Lagu ini dinyanyikan pada berbagai acara di Palembang hingga festival ataupun perlombaan di mancanegara, termasuk saat penutupan SEA Games 2011. (paragraf 10) “Saya menciptakannya tahun 2005 untuk pementasan teater “Dulu orang tua selalu mengajari untuk melestarikan Festival Sriwijaya,” kata Kamsul di studio tempatnya hutan adat demi keberlangsungan hidup anak cucu. Hutan
238
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
merekam lagu-lagu berbahasa daerah di (paragraf 6)
K4
K5
K6
Palembang. menjadi sumber kehidupan sehari-hari dan sangat disakralkan,” kata Mardiana yang berprofesi sebagai perawat sejak 1979. (paragraf 3) Lagu ciptaannya, “Ya Saman”, begitu populer di Palembang, Selain memberikan pelayanan kesehatan, sejak hutan adat Sumatera Selatan. Bahkan, “ Ya Saman” mengalun di digantikan perkebunan kelapa sawit sekitar 2008, hadapan ribuan orang pada penutupan SEA Games 2011. Mardiana juga memberikan pendampingan kepada (paragraf 1) masyarakat dalam memperjuangkan kembali hutan adat itu. (paragraf 8) Kini, Kamsul tengah menggarap album lagu berbahasa daerah Palembang. Dia juga berusaha merangkul para Mardiana juga membuat miniatur perkakas tradisional seniman dengan menggali karya seniman Palembang dari era Dayak yang menurut rencana akan dijadikan suvenir. Hal 1950-an. Dari tangan dia lahir pula sejumlah kelompok teater itu dilakukan agar generasi muda mengenali jenis-jenis dan grup musik modern yang bernapaskan budaya perlengkapan yang digunakan nenek moyang untuk Palembang. (Paragraf 28) keperluan sehari-hari, baik di lading, sungai, maupun dapur. (paragraf 14) Dia juga ingin wong Palembang bangga dengan identitas Hatinya tergerak untuk memberikan pelayanan budayanya. (paragraf 15) kesehatan secara sukarela bagi mereka yang Kata wong berarti orang. membutuhkan bantuan. (paragraf 6) Kata hatinya tergerak berarti memiliki kemauan. Tahun 1997, Kamsul sempat putus asa dengan dunia seni saat usaha rumah produksinya di Jakarta gulung tikar. (paragraf 23) Kata gulung tikar artinya bangkrut. Isi cerita tidak terikat kepada aktualitas. Hal ini terlihat pada Isi cerita tidak terikat kepada aktualitas. Hal ini terlihat cuplikan berikut. pada cuplikan berikut. Lagu itu kian populer setelah direkam dalam album Selain itu, Mardiana juga bergabung menjadi anggota kompilasi yang dibuat Dewan Kesenian Palembang tahun Dewan Nasional Perempuan Adat pada 2012. (paragraf 2006 dan Visit Musi yang didanai Pemerintah Provinsi 11)
239
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
K7 K8 K9
K10
K11
K12 K13
K14
K15
Sumatera Selatan pada 2009. (paragraf 9) Irene Sarwindaningrum. Karya kreatif individual Irene Sarwindaningrum. Tidak tercantum baris tanggal (date line) pada awal intro cerita atau paragraf pertama, tetapi mencantumkan nama pelaku (yang disosokkan), yaitu Kamsul. Paragraf satu dengan yang lain saling berkaitan dan berkesinambungan. Bagian penutup sama pentingnya dengan teras. Pesan moral kegigihan suatu perjuangan. Lewat seni populer, Kamsul berjuang untuk melestarikan bahasa daerah dan nilai-nilai dalam budaya Palembang. (paragraf 14)
Megandika Wicaksono. Karya kreatif individual Megandika Wicaksono. Tidak tercantum baris tanggal (date line) pada awal intro cerita atau paragraf pertama. Paragraf satu dengan yang lain saling berkaitan dan berkesinambungan. Bagian penutup sama pentingnya dengan teras. Pesan moral kegigihan suatu perjuangan. Dia telah menempuh berbagai upaya perjuangan mengembalikan hutan adat itu. (paragraf 8) Pesan moral sikap tulus tanpa pamrih. Mardiana sama sekali tidak memungut biaya untuk melatih tari ataupun mengajarkan membuat suvenir. (paragraf 16) Judul dicetak tebal, tetapi tidak miring sehingga tidak mengesankan informal dan feminine (soft news). Menggunakan pola piramida kronologis (pola bejana seimbang). Pintu rumahnya siap diketuk kapan saja untuk pelayanan kesehatan. (paragraf 6)
Judul dicetak tebal, tetapi tidak miring sehingga tidak mengesankan informal dan feminine (soft news). Menggunakan pola piramida kronologis (pola bejana seimbang). Dibawakan dengan jenaka dan berirama riang, lagu itu seolah ingin membawa pendengarnya menyusuri Kota Palembang dengan sejumlah tempat dan kekhasannya. (paragraf 5) Naratif primer: Naratif pimer: Lewat seni populer, Kamsul berjuang untuk melestarikan Mardiana mendampigi masyarakat untuk mengumpulkan bahasa daerah dan nilai-nilai dalam budaya Palembang. Dia data dan fakta di lapangan terkait ketidakadilan yang 240
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
K16
prihatin melihat kehidupan kota yang kian lupa akan jati diri terjadi. Dia juga emmberikan arahan bagaimana dan akar budayanya. (paragraf 14) menyusun laporan dan menyampaikan kasus-kasus sengketa kepada pemerintah daerah, provinsi, hingga Naratif simpangan: mengajukan tuntuntan kepada DPR, Komnas HAM, dan Peraih anugrah Dewan Kesenian Sumatera Selatan bidang Kementerian Kehutanan. (paragraf 9) Seni Musik tahun 2012 itu tak meraih ketenaran ataupun limpahan harta. Padahal, bajakan karyanya bisa begitu Naratif simpangan: mudah diperolehdi Palembang dan telah berulang kali Selain itu, Mardiana juga bergabung menjadi anggota dipentaskan di luar negeri. (paragraf 6) Dewan Nasional Perempuan Adat pada 2010. Dia pun pernah ditunjuk mewakili Indonesia untuk memberikan pemaparan tentang perjuangan perempuan adat melawan perkebunan kelapa sawit dan pertambangan dalam pertemuan internasional Peoples Pact (AIPP) di Chiang Mai, Thailand, November 2012. (paragraf 11) Reporter (penulis) mampu, tertarik, gemar meliput, menulis, Reporter (penulis) mampu, tertarik, gemar meliput, dan menyajikan cerita sosok Kamsul menjadi feature sosok menulis, dan menyajikan cerita sosok Mardiana (54) dalam bidang seni dan budaya sebagai cermin kreativitas menjadi feature sosok dalam bidang seni dan budaya individual. sebagai cermin kreativitas individual.
241
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bidang Ekonomi
Karakteristik Feature Sosok
Kode Data
E3
E4
Dia kemudian membawa sampel formulanya ke Sucofindo di Surabaya. Suyitno pun mendapatkan sertifikat hasil riset analisis secara laboratorium pada 8-25 April 2011. (paragraf 19)
Pengakuan dari kalangan atas dan menengah Tanah Air terhadap tenun Gaya, merek yang dia gunakan, perlu waktu 10 tahun. Kerja kerasnya menghasilkan sejumlah penghargaan, antara lain Award of Excellence for Handicrafts South-East Asia and South Asia 2012 dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Di dalam negeri, dia mendapat penghargaan, antara lain, dari Kementerian Perdagangan. (paragraf 3)
K1
K2
K3
Tidak sedikit pengorbanan dia berikan, termasuk dari istri dan dua putrinya. Seperti laiknya siapa saja yang mengembangkan industri apa pun, selalu ada risiko produk tidak sesuai dengan yang diinginkan. Ada waktu, tenaga, dan uang yang harus dikeluarkan untuk berbagai percobaan. (paragraf 4) Mobil pun pernah dia ego dan tabungan selama bekerja sebagai professional audit keuangan juga dia cairkan demi kelanjutan usaha tenunnya di Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat. (paragraf 6)
Ia berhasil membuktikan keyakinannya. Langkahnya pun diikuti sejumlah warga. Suyitno tidak hanya berbagi ilmu dengan mereka, tetapi juga mencarikan modal. Kini budidaya lele menyebar sampai desa tetangga, bahkan dikembangkan di kecamatan lain sebagai penghasilan utama ataupun usaha sambilan. (paragraf 9) “Kalau orang lain baru menjadikan budidaya lele sebagai “Justru membuat pakaian mendorong kreativitas saya pekerjaan sampingan, saya menjadikannya sumber menciptakan corak tenun baru,” kata ayah dua putri ini. 242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penghasilan utama,” kata Suyitno. (paragraf 10) Setiap satu meter persegi padatan tebar lele, hasilnya mencapai 20-35 kilogram. Sekali panen lele, untung bersih per meter persegi sekitar Rp 35.000. setahun ia bisa lima kali panen. (paragraf 7)
K4
K5
K6
(paragraf 2) Pengakuan dari kalangan atas dan menengah Tanah Air terhadap tenun Gaya, merek yang dia gunakan, perlu waktu 10 tahun. Kerja kerasnya menghasilkan sejumlah penghargaan, antara lain Award of Excellence for Handicrafts South-East Asia and South Asia 2012 dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Di dalam negeri, dia mendapat penghargaan, antara lain, dari Kementerian Perdagangan. (paragraf 3)
Dengan 160 karyawan tersebar di Pekalongan untuk batik, Jakarta sebagai pusat pemasaran, dan Sukabumi untuk penenunan, tantangan yang dia hadapi semakin dinamis sementara peluang juga terbuka lebar. (paragraf 22) Ia menyebarkan “virus” membudidayakan lele di Semua itu berbuah manis. Tenun Gaya semakin lingkungan petani padi. (paragraf 3) meningkat kualitasnya dari segi corak, kekuatan tenunan, Kata virus berarti menularkan atau mengajak. ataupun kehalusan pekerjaan. (paragraf 7) Usahanya tak berjalan mulus, tetapi ia tak surut langkah. Kata berbuah manis artinya berhasil. (paragraf 6) Kata surut langkah artinya usaha. Isi cerita tidak terikat kepada aktualitas. Hal ini terlihat pada “Tumpukan kain tenun yang „salah‟ lebih banyak dari cuplikan berikut. yang bisa saya jual,” kata Wignyo di sela-sela melatih Suyitno pun mendapatkan sertifikat hasil riset analisis secara perempuan penenun di Nagari Halaban, Kabupaten Lima laboratorium pada 8-25 April 2011. (paragraf 19) Puluh Kota, Sumatera Barat, Januari lalu. (paragraf 5) Kegiatan wawancara penulis dengan narasumber dilakukan pada Januari 2014.
243
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Feature sosok terbit pada tanggal 25 Februari 2014.
K7 K8
K9
K10
K11
Tekad untuk mandiri berwirausaha membuat Wignyo serius belajar menenun pada 1997 sambil terus bekerja sebagai professional. Merasa sudah punya bekal pengetahuan cukup mengenai tenun, tahun 1999 Wignyo membeli sebidang tanah di Desa Padaasih, Cisaat, Sukabumi. Lokasi itu berada di lingkungan pabrik bata yang pekerjanya mayoritas perempuan. (pargraf 12) Adi Sucipto Kisswara Ninuk Mardiana Pambudy Karya kreatif individual Adi Sucipto Kisswara. Karya kreatif individual Ninuk Mardiana Pambudy. Tidak tercantum baris tanggal (date line) pada awal intro Tidak tercantum baris tanggal (date line) pada awal intro cerita atau paragraf pertama, tetapi mencantumkan nama cerita atau paragraf pertama, tetapi mencantumkan nama pelaku (yang disosokkan) dan nama tempat, yaitu Suyitno pelaku (yang disosokkan), yaitu Wignyo Rahadi (53). (38) di Desa Kedungwangi, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Paragraf satu dengan yang lain saling berkaitan dan Paragraf satu dengan yang lain saling berkaitan dan berkesinambungan. Bagian penutup sama pentingnya dengan berkesinambungan. Bagian penutup sama pentingnya teras. dengan teras. Pesan moral kegigihan suatu perjuangan: Pesan moral pengorbanan: 1) Usahanya tak berjalan mulus, tetapi ia tak surut Tidak sedikit pengorbanan dia berikan, termasuk dari langkah. (paragraf 6) istri dan dua putrinya. (paragraf 4) 2) Ia terus belajar dari buku tentang pemeliharaan lele di daerah lain. (paragraf 13) Pesan moral kegigihan suatu perjuangan: Meski begitu, dia pantang putus asa. (paragraf 24) Pesan moral sikap tulus tanpa pamrih: Dia memantau binaannya tanpa memungut biaya. Suyitno menularkan ilmunya gratis. (paragraf 24) 244
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
K12 K13 K14
Judul dicetak tebal, tetapi tidak miring sehingga tidak mengesankan informal dan feminine (soft news). Menggunakan pola piramida kronologis (pola bejana seimbang). Langkahnya pun diikuti sejumlah warga. (paragraf 9) Naratif primer: Dia juga memelopori cara beternak lele sesuai kondisi lahan. Ia menyebarkan “virus” membudidayakan lele di lingkungan petani padi. Ia tak pelit menularkan ilmu dan mendampingi pembudidayaan lele di daerah lain. ia tak canggung menghadapi mahasiswa yang praktik kerja lapangan di kolamnya. (paragraf 3)
K15
K16
Judul dicetak tebal, tetapi tidak miring sehingga mengesankan informal dan feminine (soft news). Menggunakan pola piramida kronologis (pola bejana seimbang). Rupanya memang sudah suratan tangan Wignyo untuk berkembang di bidang seni kriya. (paragraf 10) Naratif primer: Orang dapat berkembang kea rah yang tidak direncanakan dan meraih sukses. salah satunya adalah Wignyo Rahadi (53). Latar belakang pendidikan akunting tak menghalangi dia menekuni tenun dan masuk dalam industri busana berbasis tenun. (paragraf 1)
Naratif simpangan: Jika dunia hitung-menghitung keuangan terlihat seperti jauh berbeda dari kerja keras menenun, bagi Wignyo yang saat remaja senang menggambar sehingga bercitacita belajar seni rupa di Institut Teknologi Bandung, kedua pengetahuan itu saling melengkapi. Niat mendalami seni rupa tak bersambut karena orang tua tidak setuju. Mereka khawatir Wignyo tidak bisa “hidup” dari keahlian di bidang seni rupa. (paragraf 8) Reporter (penulis) mampu, tertarik, gemar meliput, menulis, Reporter (penulis) mampu, tertarik, gemar meliput, dan menyajikan cerita sosok Suyitno (38) menjadi feature menulis, dan menyajikan cerita sosok Wignyo Rahadi sosok dalam bidang ekonomi sebagai cermin kreativitas (53) menjadi feature sosok dalam bidang ekonomi individual. sebagai cermin kreativitas individual. Naratif simpangan: Suyitno bercerita, awalnya ide budidaya lele yang dia lakukan dicibir warga lain. bahkan, dia sempat kena marah istri dan mertuanya. Dia dianggap “gila” karena desanya termasuk wilayah produksi padi, tetapi ia malah mau membudidayakan lele. (paragraf 5)
245
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bidang Sosial
Karakteristik Feature Sosok
Kode Data
K1
K2
K3
SO5
SO6
Kegiatan belajar itu membuahkan prestasi. Di Desa Jrakah, Kecamatan Bayan, nilai tertinggi Matematika yang diraih siswa SMA biasanya berkisar 6-7. Namun, setelah kegiatan bimbingan belajar ini berjalan, banyak siswa meraih nilai 8 atau lebih. Bahkan, seorang siswa memperoleh nilai 9,9. (paragraf 11)
Selain itu, kondisi sanitasi dan lingkungannya pun memprihatinkan. Di Dusun Embung, misalnya, dari 150 keluarga, hanya dua keluarga yang memiliki jamban keluarga. Warga lain yang tak punya jamban biasa membuanh hajat di kebun atau sawah. (paragraf 6)
Kegiatan belajar itu membuahkan prestasi. Di desa Jrakah, kecamatan Bayan, nilai tertinggi Matematika yang diraih siswa SMA biasanya berkisar 6-7. Namun, setelah kegiatan bimbingan belajar ini berjalan, banyak siswa meraih nilai 8 atau lebih. Bahkan, seorang siswa memperoleh nilai 9,9. (paragraf 11) “Saya berharap gerakan mengajar ini menjadi gerakan sosial yang tumbuh di berbagai daerah, melibatkan banyak orang sehingga nantinya semakin banyak anak dapat merasakan manfaatnya,” ujarnya. (paragraf 3)
Di sini ditemukan 22 sumber air dari 35 sumber pada tahun 1997. Dari sumber air itu, penduduk Desa Kuripan Selatan dan tiga desa lain di Gunung Sasak mendapatkan pasokan air. (paragraf 18) Selain itu, kondisi sanitasi dan lingkungannya pun memprihatinkan. Di Dusun Embung, misalnya, dari 150 keluarga, hanya dua keluarga yang memiliki jamban keluarga. Warga lain yang tak punya jamban biasa membuang hajat di kebun atau sawah. (paragraf 6) “Warga desa kami unik; lahan pertanian sempit, tetapi dikenal sebagai pemasok produl sayuran, pangan, dan batu bata. Produk komoditas itu serta tanahb sebagai lahan batu bata dibeli warga dari luar desa dan dikerjakan di sini,” kata anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Arifin-Inaq Ayuni ini. (paragraf 8) “Saya sentuh hati nurani dan gugah rasa malu warga.
246
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Layanan pendidikan gratis Yulius diberikan di lima desa tiga kecamatan, wilayah selatan Kabupaten Purworejo. (paragraf 4)
K4
K5
Kegiatan belajar itu membuahkan prestasi. Di desa Jrakah, kecamatan Bayan, nilai tertinggi Matematika yang diraih siswa SMA biasanya berkisar 6-7. Namun, setelah kegiatan bimbingan belajar ini berjalan, banyak siswa meraih nilai 8 atau lebih. Bahkan, seorang siswa memperoleh nilai 9,9. (paragraf 11) Metode belajar Yulius itu diberi nama Opo 2mon. opo 2mon berasal dari bahasa Jawa, opo tumon, sebagai ungkapan ketidakpercayaan, bagaimana mungkin atau bagaimana bisa. Istilah ini dipakai untuk menggugah semangat anak-anak agar terus mencari tahu, mau memahami ilmu, dan tidak hanya menghafal rumus-rumus. (paragraf 13)
Artinya, kami malu dicap sebagai desa miskin, pendemo bayaran, dan suka membuang hajat di sembarang tempat,” ucap dia. (paragraf 10) Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, acap kali menjadi pembicaraan karena masuk kategori desa miskin. Warga desa ini rata-rata hanya tamat SD dan merupakan penyumbang anak balita gizi buruk. Sebagian mereka juga masih membuang air besar di sembarang tempat. Di sisi lain, mereka dengan mudah dimanfaatkan kalangan tertentu untuk ikut demonstrasi ke sejumlah tempat di Lombok Barat. (paragraf 1) Setelah aktivitas ekonomi berjalan, ia menyasar bidang kesehatan, terutama sanitasi dan lingkungan. Lewat kelompok warga pula, para anggota diminta menyisihkan hasil berjualan Rp 50.000 per orang. (paragraf 12) Alhasil, tahun 2002, semua warga desa memiliki jamban keluarga. (paragraf 14)
Kepada setiap muridnya, baik yang les privat maupun bimbingan belajar, dia menanamkan hal yang sama, yaitu pentingnya disiplin dalam belajar. (paragraf 22) Selain itu, Yulius juga berhasil “menggiring” banyak orang Adanya kelompok itu menjadi modal Marsam “menjual” lain untuk membantunya mengajar anak-anak. (paragraf 2) program di desanya sekaligus dasar hukum pemerintah Kata menggiring berarti mengajak. menggulirkan subsidi. (paragraf 4) Kata menjual berarti menawarkan. Yulius bercerita, dia pernah mengancam mogok mengajar
247
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
K6
K7 K8 K9
K10
K11
K12 K13 K14
jika siswa gagal meraih nilai 8 atau 9. (paragraf 25) Kata mogok berarti berhenti. Isi cerita tidak terikat kepada aktualitas. Hal ini terlihat pada cuplikan berikut. Selama enam tahun terakhir, dia terus bertahan, konsisten memberikan layanan pendidikan gratis bagi anak-anak pedesaan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. (paragraf 1) Regina Rukmorini. Karya kreatif individual Regina Rukmorini. Tidak tercantum baris tanggal (date line) pada awal intro cerita atau paragraf pertama, tetapi mencantumkan nama pelaku dan tempat (setting), yaitu Yulius Yuwana dan terjadi di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Paragraf satu dengan yang lain saling berkaitan dan berkesinambungan. Bagian penutup sama pentingnya dengan teras. Pesan moral kegigihan suatu perjuangan: Ia terus berupaya agar gerakan mengajar ini berkembang. (paragraf 2)
Judul dicetak tebal, tetapi tidak miring sehingga tidak mengesankan informal dan feminine (soft news). Menggunakan pola piramida kronologis (pola bejana seimbang). Metode pembelajaran yang diterapkan Yulius menancap erat pada pikiran siswa. Tak jarang, setelah mereka melanjutkan 248
Isi cerita tidak terikat kepada aktualitas. Hal ini terlihat pada cuplikan berikut. Tahun 2007, dari 2.225 keluarga, 85 persen merupakan keluarga miskin, 5 anak balita bergizi buruk, dan 55 anak balita kurang gizi. (paragraf 5) Khaerul Anwar. Karya kreatif individual Khaerul Anwar. Tidak tercantum baris tanggal (date line) pada awal intro cerita atau paragraf pertama, tetapi mencantumkan nama tempat (setting), yaitu di Desa Kuripan Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Paragraf satu dengan yang lain saling berkaitan dan berkesinambungan. Bagian penutup sama pentingnya dengan teras. Pesan moral kegigihan suatu perjuangan: Sejak saat itulah, ia giat membangun jaringan dengan sejumlah pihak yang diharapkan mau menggulirkan program pemberdayaan di Desa Kuripan Selatan. (paragraf 2) Judul dicetak tebal, tetapi tidak miring sehingga tidak mengesankan informal dan feminine (soft news). Menggunakan pola piramida kronologis (pola bejana seimbang). Ia mengunjungi warga dari pintu ke pintu dan berdialog seputar upaya mengatasi persoalan desa. (paragraf 9)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pendidikan di luar kota pun, mantan muridnya tetap datang meminta trik-trik guna menyerap materi pelajaran mereka pada semester berikutnya. (paragraf 27) Naratif primer: Layanan pendidikan gratis Yulius diberikan di lima di desa tiga kecamatan, wilayah selatan Kabupaten Purworejo. Permintaan mengajar yang datang kepadanya terus bermunculan dari desa-desa lain. (paragraf 4)
K15
K16
Naratif primer: Kondisi itu disadri serta membuat risau dan malu salah seorang warga, Marsam Suma (46). Ia kemudian tampil sebagai motor penggerak sekaligus mendorong diri sendiri untuk menjadi pekerja sosial masyarakat tahun 1990. Sejak saat itulah, ia giat membangun jaringan Naratif simpangan: dengan sejumlah pihak yang diharapkan mau Berlatar belakang sebagai programmer komputer selama menggulirkan program pemberdayaan di Desa Kuripan tujuh tahun, ia beranggapan otak manusia bisa diibaratkan Selatan. (paragraf 2) sebagai mesin yang bisa menerjemahkan, memecahkan masalah atau rumusan yang sulit dipahami dengan metode Naratif simpangan: sederhana. (paragraf 6) Ia masuk ke sejumlah lembaga swadaya masyarakat untuk menimba ilmu menyusun dan memetakan persoalan dan potensi desa berikut strategi penanganan dan program aksi lapangan guna diintegrasikan dalam renaca pembangunan jangka menengah desa. (paragraf 3) Reporter (penulis) mampu, tertarik, gemar meliput, menulis, Reporter (penulis) mampu, tertarik, gemar meliput, dan menyajikan cerita sosok Yulius Yuwana (55) menjadi menulis, dan menyajikan cerita sosok Marsam Suma (46) feature sosok dalam bidang sosial sebagai cermin kreativitas menjadi feature sosok dalam bidang sosial sebagai cermin individual. kreativitas individual.
249
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bidang Pendidikan Kode Data
Karakteristik Feature Sosok
K1
K2
K3
K4
P7
P8
Sejak tahun 2003, sebanyak 37 siswa yang dibimbingnya dalam lomba karya ilmiah atau inovasi tembus sebagai juara, mulai dari tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa-Bali, nasional, hingga internasional. (paragraf 2)
Opik yakin, ada banyak ilmu yang bisa didapat di luar bangku sekolah. Tahun 2010 dia memulai dan menamakan komunitas itu “Ngejah”, suatu proses awal yang dilakukan anak-anak saat belajar mengaji. (paragraf 5) Lulus strata 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia (PGSD UPI) Kampus Tasikmalaya tahun 2008, Opik menyelesaikan program strata 2 Jurusan PGSD UPI Bandung, lima tahun kemudian. (paragraf 13) “Permasalahn ekonomi memang menjadi masalah di sini. namun, lama dibuai keterbatasan akses pendidikan, masyarakat kerap menganggap menuntut ilmu itu tidak penting lagi,” ujar Opik. (paragraf 3) Opik yakin, ada banyak ilmu yang bisa didapat di luar bangku sekolah. Tahun 2010 dia memulai dan menamakan komunitas itu “Ngejah”, suatu proses awal yang dilakukan anak-anak saat belajar mengaji. (paragraf 5)
Sejak tahun 2003, sebanyak 37 siswa yang dibimbingnya dalam lomba karya ilmiah atau inovasi tembus sebagai juara, mulai dari tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa-Bali, nasional, hingga internasional. (paragraf 2)
“Saya beri penguatan kepada siswa, tak ada orang bodoh. Jika mau belajar sesuatu, kita harus jatuh bangun kayak belajar sepeda. Itu juga yang terjadi jika siswa mau sukses,” ujar Rudy yang menjadi guru sejak 1995. (paragraf 12) Tak hanya meraih penghargaan penelitian terkait metode pendidikan yang efektif bagi siswa, Rudy Prakanto (45) yang berlatar belakang pendidikan Biologi juga dikenal mengantarkan siswa berprestasi hingga ke tingkat internasional. Bagi dia, penelitian tak sekadar merangsang siswa berinovasi dan berkreasi, tetapi jua membangun karakter mereka. (paragraf 1) Hasilnya terasa manis. Kini, setidaknya 500 anak dari Kecamatan Singajaya, Garut, dan Kecamatan Taraju, Dengan “mantra” Mbuh Piye Carane, Wajib (MPC WJB). Tasikmalaya, merasakan nikmatnya belajar bersama. Yang maknanya entah seperti apa usaha kerasmu, wajib (paragraf 8) 250
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
membuat penelitian, siswa seakan tersihir untuk tidak menyerah. (paragraf 3) Gairah berinovasi dan meneliti pun muncul di kalangan siswa karena bermimpi menjadi juara. (paragraf 17) Dengan “mantra” Mbuh Piye Carane, Wajib (MPC WJB), yang maknanya entah seperti apa usaha kerasmu, wajib membuat penelitian, siswa seakan tersihir untuk tidak menyerah. (paragraf 3) Kata tersihir berarti termotivasi. K5
K6
K7 K8 K9 K10
Bersama guru yang “gila” penelitian, ia mengembangkan jaringan dan asosiasi agar guru bisa mengembangkan diri dalam penelitian dan menjadi guru inspirasi bagi siswa agar cinta penelitian/ inovasi. (paragraf 13) Kata gila berarti suka. Isi cerita tidak terikat kepada aktualitas. Hal ini terlihat pada cuplikan berikut. Sejak tahun 2003, siswa SMAN 6ada yang menjadi juara nasional dalam kompetisi penelitian di tingkat daerah dan nasional. (paragraf 9) Ester Lince Napitupulu. Karya kreatif individual Ester Lince Napitupulu. Tidak tercantum baris tanggal (date line) pada awal intro cerita atau paragraf pertama, tetapi mencantumkan nama pelaku (yang disosokkan), yaitu Rudy Prakanto (45). Paragraf satu dengan yang lain saling berkaitan dan berkesinambungan. Bagian penutup sama pentingnya dengan 251
Atas dasar itulah, Opik ingin menjembatani jurang pendidikan dengan masyarakat yang masih menganga di daerah berjarak sekitar 90 kilometer dari pusat kota Kabupaten Garut itu. (paragraf 4) Maksud dari kata yang dicetak miring adalah Opik ingin masyarakat bisa mendapatkan pendidikan.
Isi cerita tidak terikat kepada aktualitas. Hal ini terlihat pada cuplikan berikut. Tahun 2010 dia memulai dan menamakan komunitas itu “Ngejah”, suatu proses awal yang dilakukan anak-anak saat belajar mengaji. (paragraf 5) Cornelius Helmy Herlambang. Karya kreatif individual Cornelius Helmy Herlambang. Tidak tercantum baris tanggal (date line) pada awal intro cerita atau paragraf pertama. Paragraf satu dengan yang lain saling berkaitan dan berkesinambungan. Bagian penutup sama pentingnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
K11
K12 K13
K14
K15
teras. dengan teras. Pesan moral pengabdian: Pesan moral pengorbanan: Dia bertekad mengabdikan diri menjadi pembimbing siswa. Semua mimpi jelas membutuhkan pengorbanan. Dia (paragraf 13) harus menyisihkan penghasilannya sebagai guru SD untuk membeli buku. (paragraf 6) Judul dicetak tebal, tetapi tidak miring sehingga tidak Judul dicetak tebal, tetapi tidak miring sehingga tidak mengesankan informal dan feminine (soft news). mengesankan informal dan feminine (soft news). Menggunakan pola piramida kronologis (pola bejana Menggunakan pola piramida kronologis (pola bejana seimbang). seimbang). Dorongan untuk berprestasi, termasuk di penelitian, juga dia Hujan baru saja berhenti mengguyur Kampung embuskan bagi siswa SMAN 1 Yogyakarta. (paragraf 18) Sukawangi, Kecamatan Singajaya. Tanah merah basah meninggalkan jejak di puluhan pasang sandal dan sepatu anak-anak yang sore itu berkumpul di Saung Bambu Ngejah. (paragraf 21) Naratif primer: Naratif primer: Tak hanya meraih penghargaan penelitian terkait metode Sebelum menjadi Kepala SMAN 1 Yogyakarta, salah satu pendidikan yang efektif bagi siswa, Rudy Prakanto (45) yang sekolah unggulan di Provinsi Daerah Yogyakarta (DIY), berlatar belakang pendidikan Biologi juga dikenal Rudy mengajar Biologi di SMAN 6 Yogyakarta. Dia mengantarkan siswa berprestasi hingga ke tingkat termasuk salah satu guru yang berperan menjadikan internasional. (paragraf 1) sekolah riset di Yogyakarta. (paragraf 4) Naratif simpangan: Sejak tahun 2003, sebanyak 37 siswa yang dibimbingnya dalam lomba karya ilmiah atau inovasi tembus sebagai juara, mulai dari tngkat Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa-Bali, nasional, hingga internasional. (paragraf 2)
252
Naratif simpangan: Dia bertekad mengabdikan diri menjadi pembimbing siswa. Bersama guru yang „gila‟ penelitian, ia mengembangkan jaringan dan asosiasi agar guru bisa mengembangkan diri dalam penelitian dan menjadi inspirasi bagi siswa agar cinta penelitian/ inovasi. (paragraf 13)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
K16
Reporter (penulis) mampu, tertarik, gemar meliput (wawancara), menulis, dan menyajikan cerita sosok Rudy (45) menjadi feature sosok dalam bidang pendidikan sebagai cermin kreativitas individual.
253
Reporter (penulis) mampu, tertarik, gemar meliput (wawancara), menulis, dan menyajikan cerita sosok Opik (31) menjadi feature sosok dalam bidang pendidikan sebagai cermin kreativitas individual.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bidang Sejarah Kode Data
Karakteristik Feature Sosok
K1
K2
K3
K4
SE9
SE10
Peristiwa pembunuhan di Blora itu diperkirakan terjadi pada masa Agresi Militer Belanda I, yaitu 21 Juli 1947-5 Agustus 1947. Pasukan Belanda menyerang sejumlah daerah di Pulau Jawa untuk menguasai kembali daerah perkebunan penting termasuk Blora yang menyimpan kayu jati. (paragraf 10)
Kehadiran bangsa Portugis dan Belanda di Timor dengan politik adu dombanya telah merusak seluruh tatanan kerajaan di Timor. Raja Sonbai (1589-1671) yang memerintah wilayah Timor sebelah barat mengalami kesulitan setelah kedatangan Belanda dan Portugis di wilayah pemerintahannya. (paragraf 14) Peneliti, sejarahwan, dosen, mahasiswa, pelajar, dan ilmuwan dari sejumlah negara mengunjungi perpustakaan dan museum kerajaan yang dikelola Nisnoni tersebut. (paragraf 9) “Saya masih berstatus penjaga dan ahli waris Kerajaan Koepang. Saya terhitung cicit dari Raja Sonbai. Kerajaan Koepang adalah bagian dari tanah Timor dan yang berkuasa di Timor adalah Sonbai bersama keturunannya,” kata Nisnoni. (paragraf 6)
Rumah Ramelan berlantai dua. Dia harus membungkukkan badan setiap masuk-keluar pintu rumah lantai pertamanya yang terus ditinggikan karena rob (limpasan air laut). (paragraf 6) “Saya belajar di Vervolgschool di Blora sampai kelas V. Ceritanya panjang sampai saya menjadi pegawai di Stasiun Semarang Gudang, juga sebagai teknisi gerbong kayu, sebelum menetap di Asrama Spoorland sejak tahun 1950an,” ujar Ramelan saat ditemui di rumahnya, Asrama Spoorland, RT 002 RW 003, Kelurahan Kemijen, Kamis (20/2). (paragraf 5)
“Adik saya, Suparlan, menjadi korban pembunuhan itu. Saya menyelamatkan diri dan kabur dengan berjalan kaki ke Kudus. Selama empat hari saya melintasi hutan,” katanya. (paragraf 9) Ramelan adalah penunjuk bukti keberadaan Stasiun Area berukuran sekitar 4 hektar dengan emapt rumah tua Samarang bagi kelompok pecinta kereta api Indonesia di dalamnya itu terkesan angker. Di teras dan ruang tamu 254
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Railway Preservation Semarang. (paragraf 4)
Society
Koordinator
Wilayah rumah itu tampak sejumlah patung tua yang diyakini sebagai leluhur masyarakat Timor masa lalu. mereka yang berjasa membangun Kerajaan Koepang. Sejumlah Berbekal keterampilan itu, Ramelan kembali ke Stasiun tradisi peninggalan Kerajaan Koepang dari masa Raja Semarang Gudang dengan jenjang kepangkatan naik menjadi Sonbai sampai Sonbai-Nisnoni dapat dipelajari di sini. pengatur muda. Berbekal keterampilan dan pengalaman (paragraf 1) sehari-hari, Ramelan semakin memahami soal perkeretaapian. (paragraf 25) “ Saya masih berstatus penjaga dan ahli waris Kerajaan Koepang. Saya terhitung cicit dari Raja Sonbai. Kerajaan Koepang adalah bagian dari tanah Timor dan yang berkuasa di Timor adalah Sonbai bersama keturunannya,” kata Nisnoni. (paragraf 6) Nisnoni kini telah menyususn buku tentang Kerajaan Koepang. (paragraf 21) Ramelan adalah penunjuk bukti keberadaan Stasiun Nisnoni, pria berusia 78 tahun ini, ditemui di Istana Samarang bagi kelompok pencinta kereta api Indonesia Songketa Bakunase, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Railway Preservation Society Koordinator Wilayah akhir Januari lalu. dia mengaku sebagai ahli waris Semarang. (paragraf 4) Kerajaan Koepang (kini disebut Kupang), tetapi bukan Kata penunjuk berarti sumber sejarah. sang raja. (paragraf 4) K5
Rumah Ramelan berlantai dua. Dia harus membungkukkan badan setiap masuk-keluar pintu rumah lantai pertamanya yang terus ditinggikan karena rob (limpasan air laut). (Paragraf 6)
Peneliti, sejarahwan, dosen, mahasiswa, pelajar, dan ilmuwan dari sejumlah negara mengunjugi perpustakaan dan museum kerajaan yang dikelola Nisnoni tersebut. (paragraf 9) Bagi Nisnoni, sebuah kota dan penduduknya harus tetap memiliki akar pada asal-usul nenek moyang dan cerita
255
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
K6
K7 K8 K9
K10
K11
K12 K13
“Saya belajar di Vervogschool di Blora sampai kelas V. Ceritanya panjang sampai saya menjadi pegawai di Stasiun Samarang Gudang, juga sebagai teknisi gerbong kayu, sebelum menetap di Asrama Spoorland sejak tahun 1950an,” ujar Ramelan saat ditemui di rumahnya, Asrama Spoorland, RT 002 RW 003, Kelurahan Kemijen, Kamis (20/2). (paragraf 5) Kegiatan wawancara penulis dengan narasumber dilakukan pada tanggal 20 Februari 2014. Feature sosok terbit pada tanggal 27 Februari 2014. Nawa Tunggal. Karya kreatif individual Nawa Tunggal. Tidak tercantum baris tanggal (date line) pada awal intro cerita atau paragraf pertama, tetapi mencantumkan nama pelaku (yang disosokkan), yaitu Ramelan (80). Paragraf satu dengan yang lain saling berkaitan dan berkesinambungan. Bagian penutup sama pentingnya dengan teras. Pesan moral sikap tulus tanpa pamrih: Selama di Kudus, dia membantu memelihara ternak sapi dan gerobak milik mertua kakaknya. (paragraf 14)
sejarah peradaban dari suku aslinya. (paragraf 19) Kata akar berarti sumber. Nisnoni, pria berusia 78 tahun ini, ditemui di Istana Songketa Bakunase, Kupang, Nusa Tenggara Timur, akhir Januari lalu. (paragraf 4) Kegiatan wawancara penulis dengan narasumber dilakukan pada akhir Januari 2014. Feature sosok terbit pada tanggal 22 Maret 2014.
Kornelis Kewa Ama. Karya kreatif individual Kornelis Kewa Ama. Tidak tercantum baris tanggal (date line) pada awal intro cerita atau paragraf pertama, tetapi berisi deskripsi tempat (lokasi). Paragraf satu dengan yang lain saling berkaitan dan berkesinambungan. Bagian penutup sama pentingnya dengan teras. Pesan moral sikap tulus tanpa pamrih: Alfons Nisnoni menghibahkan sebagian tanah di Kota Kupang untuk permukiman penduduk, perkantoran, dan fasilitas umum. (paragraf 22) Judul dicetak tebal, tetapi tidak miring sehingga tidak Judul dicetak tebal, tetapi tidak miring sehingga tidak mengesankan informal dan feminine (soft news). mengesankan informal dan feminine (soft news). Menggunakan pola piramida kronologis (pola bejana Menggunakan pola piramida kronologis (pola bejana seimbang). seimbang). 256
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
K14
K15
K16
Fisik Ramelan (80) memang tak sekuat dulu. Namun, ingatannya masih tajam, apalagi jika mengisahkan keberadaan Stasiun Samarang, Jawa Tengah, stasiun pertama di Tanah Air. (paragraf 1) Naratif primer: Ramelan adalah penunjuk bukti keberadaan Stasiun Samarang bagi kelompok pencinta kereta api Indonesia Railway Preservation Society Koordinator Wilayah Semarang. (paragraf 4)
Area berukuran sekitar 4 hektar dengan empat rumah tua di dalamnya itu terkesan angker. Di teras dan ruang tamu rumah itu tampak sejumlah patung tua yang diyakini sebagai leluhur masyarakat Timor masa lalu. (paragraf 1) Naratif primer: Oleh Leopold Nisnoni, ahli waris dan penutur setia Kerajaan Koepang salah satu dari empat rumah tersebut difungsikan sebagai perpustakaan sekaligus museum.
Naratif simpangan: Rumah Ramelan berlantai dua. Dia harus membungkukkan badan setiap masuk-keluar pintu rumah lantai pertamanya yang terus ditinggikan karena rob (limpasan air laut). (Paragraf 6)
Naratif simpangan: Nisnoni, pria berusia 78 tahun ini, ditemui di Istana Songketa Bakunase, Kupang, Nusa Tenggara Timur, akhir Januari lalu. Dia mengaku sebagai ahli waris Kerajaan Koepang (kini disebut Kupang), tetapi bukan sang raja. (paragraf 4)
Reporter (penulis) mampu, tertarik, gemar meliput (wawancara), menulis, dan menyajikan cerita sosok Ramelan (80) menjadi feature sosok dalam bidang sejarah sebagai cermin kreativitas individual.
Reporter (penulis) mampu, tertarik, gemar meliput (wawancara), menulis, dan menyajikan cerita sosok Nisnoni (78) menjadi feature sosok dalam bidang sejarah sebagai cermin kreativitas individual.
257
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
FEATURE SOSOK DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI 2 JANUARI -29 MARET 2014
258
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
KOMPAS,.JUMAT, 28 FEBRUARI 2014 ,
••
•
•
H.·.HH •••••••• _ _H'
_
SOSOK Kamsul Arifuddin HarIa
Menjaga Bud~ya Lewat, Seniy~g:Populer nya bt:~ Melayu P8Jembang. Dia
Lagu ciptaannya, "Va $aman", ~itu populer diPalembang, SUmatera selata~'Bahkan, "Va· samali' mengaiup di hadapan ribuan. otang pacia penutu~n SEA Games 20U. Namun, nama
aJdif daWn Teater KcmblU4l, teater .meiihatdUnia sem Palembang Idan tak ·modem·pp..rtima di PaIembang. ,pun~ruangdi teilgahwarganyasendiDl sana, dia' beIajar- membuat has- i i ' . -nm- leah, seniperan,meqiildiSUtradara,dan ': ~ budaya digusur dan dijadibangTepian Musil', "Cindonyo I)unia",. JIlencipta Jagu.. 'lahun 1980, dia.kuIiah ,Ian mal Seniinan lolcal' justru makin . "Swuise on Musl' Rivel:", dan "Bari,~" eli, Akademi.· SeW Drama c:lan Film, tersisib breDa pen~nggara'acara yang berkisah tentang PaIembang da- Indonesia, Yogyakarta, tetapi talc fa- ~ebih ~ mengundang artis 'Ibti lam balutan musik modem.. '. mat. Tahun1986-l988. KamsuJJremba- Kota. SeDi PalembangkekUrangan me-' Lew;lt seni pop., icamsul beiju- . Ub ~ dan rriembintangi ~- dia dan nwlg'tampi!." ujamya. . ang'untuk JDelestarilcan bahasa daerah 'WDIah fibn dan drama te1evisi.. ' D3ri berbagai keprihatirwl itulab, , dan I\ilai-.,Dai daIam budaya PaIeni- 1..flwa seniJiya idan terasah.dijaJan8n KamsiJI kembali menggeluti seni budaban& Dia prihatin melib8t kehidupan seJama dia berkebma d1ri leota ke,kota. 18 PaIembani ~ ini.:dia menggako~ yang kian lupa akan jati diri dan dad Yo&Ya1wta sanipai ~akarta. ,Kehi- raPnYa dengan pendekatan populer, akar b,*yanya. , . dupall itu diajalani·sejak tahun 1989. agar.m~.eliterima riIasyarakat. Dia· Juga ingin wong ~ TahWll99'1, Kamsul ~t puNs'asa, IqDi, 'Kamsul tengah menggarap .at'. bangga dengan identibls ~ dengari duma seni saat ~.~ btun Iagu berbahasa daerah Palem"'Wong PalemJ>ang itu meWariIi kebu- produltsinya,di Jakarta gUlUDg tikar. bang. Dia juga: berosaha. ~ etayaan besar, dari Sriwijaya hingga Selama bampir deJapail tahun'dia para seniman ciengan mei;agpli karya . t.felayu. Tetap~ selcarang talc ~ talc j)erkecimpung eli dunia sent Frus- ~ PaJ-o..mb:lng'~ era 19so-an.. wqi\ldnya," katanya. trasi deupn kegaga1m, dia memiUh Dad tingan dia Iahir pula sejumJah' Peraih anugerah Dawail ~ meqiadi sa:iltri di sebuah Pf3I8~ eli kelompok teater dan £rup ~usik'mo SWlUitera Selatan biclang sP.ni M~ Bekasj, Jawa Barat, dan membuka wa- demyangberr.apaskan budaya PalemtahWl 2012 itu tak meraih· ketenaran nmg pempek. bang.. . ataupWl. Umpahan haria. PadabaJ, ba-. TahWl aoos. Kamsul ~ Jearn- . Meski minim tanda jasa, ~, Jakan ~ bisa begibt mudah eli- . (JUDI. Di'Palembang, ~unia seDi ~- tetap berusaha n1enjaga budaya Paper.oJeh df Palembang dan te1ah ber- . bali memanggilnya. Bertahun-tahun l~ WaJaupun senid3eralibelwn ulang kaU diPen~ ~ luar negeri. talc p~ ~ Idan pril:Jatin. dengan 'ntampu menghidupi, clia ~ tak m ..J1A1/1..... WlWlNIWIINGIU.. . . "Pibak yang Iebih banyak meadapat budaya yaIlg kian tergerus. Dia 1I)iris, akan ~yerah mengbidupkan S4;ili. keuntwigan. Yilt para pembajak itO;' Uju: ~ KAMSUL ARIFUDDIN HARLA MesJq begitu, ayah sabi' anak· itu tetap'r;Vin Ilergeriiya IIleID8inkan . musiknya.di tengah masyarabt. Seka· dar contoh, fa membawakan ~ "Ya saman- df setiuah teater kampuDg eli
i . men~ naskah teater, dan puisi. , Kiryanya' kenw dengan nuansa dan budaya PnIe~ seperti Iagu
Kamsul Arifud(tin H~rta kurang dikenal, ~hkan sering tak dicantumJcan saat lagu Itu dinyanyibn. MesJd demlklan, hal itu t:ak memu~ panggllan jiwa Kainsul untuk terus menja9a bUdayaPalem~ng lewat syalr•.
''. M
OLEH IRENE SARWlNDANINGRUM 'ek.. belumbanperahu bidar Ji . Sungi Mus/..kmganIah lupo be- . Ii telok QIxmg. Cantik,Tupo pe-
nyabar dan batiJc ati Adek 'man;s berambut Pfllliang dikundt kepang. Demikian lirik awal "Ya Saman-. frasa Palembang me~t3kan IceArtinya, jika menonton loniba pera-tak;juban pada sesuatu. Lagu ini terdphu bidar (perahlJ. tradision3l berhias)· ta sebagai bentuk· brinduan KamSuI eli Sungai Musi, jangaD ·lupa lllembeU. pada bahasa daerah Pal~ yang ielok QliaJ1g (telur merah.yang populer semaJdnjarang terdengar. pada . perayaan. keme.rdeJcaan eli PaDia .mengatakan. ICBm 'lQlnan juga
yang
~1f=': a~~ ~1i~S~~!::' bait itu 'elitulis da1am babasa MeJayu
Palembang. Lagu itu berc:erita tcntang seo~ peni~ yang gan\p8ng-~'pang susah mencarf istri. • . Dibawakan dengan jenaka danberirama riang, lagu itu seolah ingin,membawa pendeogainya menyusuri Kota. Palembang dengari sejwnJah tempat· dan ·kekhasannyi MuJai dari Sungai. MiJsi hiDgga ariak-anaknya.' ,Batang Hari Sembilan· hingga PuJ;!u'KeIlW'Os '. temtgkai daIam bait-baitnya.· ... -saya menciptakannya tahun 2005 untuk peinentasan teater Festival Sriwijaya."kata Kamsul eli studio tempatnYa inerekam lagu-bgU berbahasa cia- ' .erah 'di Palembang. ,Ya 1tJ!7IQIt. berarti "ya ampun' atau
':5:;?:='-:;
~ yang ~ SanwmiYah, ~rbidang SenrMuslk,.2012· ha serab~tan. Dia ~adi perantm kembang
gong
259
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
KOMPAS, KAMIS, 20 MARET 2014
SOSOK Mardiana D Daria
Maidiana mendampmi; maiyarakat untuk ,niengwnpuJkan data 4an fakta eli J8paogaI:l terlcait lcetidakadiJan. yang teJ.jadi. Dia juga memberikan arahaIi bapimaDa rnenyusun ~ dan meaiyampaibn ~sseugketi bpada pemel'iI:ltah d.1efaJi. 'pm-
Perawat, Pelestari Budaya, dan HutanAdat Burni adalah ibu kita. Hutan adalah napas IOta. Air ~dalah darah kIta. Tuhan hanya satu
kall menclptakan buml, sedarigkan makhluk hidup lahir siang. dan 'malam. Akan inakan apa saat buml dlkeruk, hutan ditiabat, rakYat melarat,· adatlenyap, dan depan
mereka
.nasa
gelap. OLEH JilE~DI~ WICAKSONO
I
tuJah keprihlitiIwl.Mardiana (54). perempuan Dayak Ma'anyam. berslmIa sekitar 200 warp lainnya
}'aJlg kehi1ang:an hutan adat seluas 685
hektar eli Desa Sarapat. Keaunatan Dusun Timur, Barito Thnur, Kallman. tan Tengah. akihat ekspansi perkebunan sawit
'.
ngun nunah. "Dulu ada sekitar enam
Orang-prangjuga terbiasa rriencari ha- , . sil bulan hanya untuk memenUhi Icebutuhan satu hari." papamy3.' ' Oia melihat betapa menderitanya masyarakat setempat karena kini sebagian besar bekerja menjadi bUlUh perkebunan dengan j~ kesehatan yang minim dan pendapatan yang terbatas. Hatinya tergerak untuk· melnberikan peJayBIWl kesehatan secara sukarela bagi mereka yang membutUhkan bantuan. .Saya bahagia jika pasien yang datang meJ\jadi sembuh,"
masyarakat ~enggantungkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan rnake~~
kayu.W1tuk bahan memba-
Mardiana j~ membuat min.iatur peQgIkaS wdisional Dayak yaDg menUrut rencana akan dijadikan suvenir. H8l itu. diIakukan agar generasi muda .
'menCenaJi
jeuis-jenis perleagJmpan
' yang cliguDakan. neneJc nioyang untuk kepeduan eehari-~ baik eli Jadang.
,sUngai, maupun dapur. " . PeiIengkapan. itu, ~tara ~ ada-DaJaJD mempelj~hutanitu Jab . ~ .)'8i~ ~mnjaDg rolaJl Ice.mbaIi. tidak ]arang sa,a' tDmda- yang ~ digluIakan ibu-ibu 1Ul~ patkan tel'Or daD intimidasi. bait be- membawa ibn, sayur, atau padi. Ada npSMS JIUWPlU"teIepon aacaman: pula ~'lesung sebagai .tempat kataMardiana,yangpemah~tf . menwnbuk beras'. IGsaran Wltuk mepdatihan par8legal yang diseIeDgpra- ngelupaskan kulit padi. Oahwu untuk lean FOrum KeadiIan dan Perdamaian menampi' beras; Dahuru kaJang sePapua-~tan ,dan Konfaensi' bagai tempat memilih hens ~ber. Waligerij8lJ1donesia pacl;i 20lt . . sib. Kalaya ete untuk menyaring dedak . Selain itu, ~ardi.anajugaberpbung halus dan bersih untuk p~ teniak. men,;adi angg~ Dewan Nasjorial Pe-: ~ pare untuk menyaring padi rem~uan Adat, pada 2012.-Dia pun. ~ tangk.ainya.Ansiding adaIabjaring pemah 'dituDjuk mewaIdli Indooesia penangkap ikan yang terbuat dari untuk memberikan pemap;iran b;n- .rotan. Panuk panikepan adalah tempat tang pe..juangan perempUan adat me- menaruh, ikan JtasiJ tangkapan.. Pa· lawan., perkebunan kelapa sawit dan muawan adala,h temiJat membawa be- . pertambangan d:Wuit pertemuan in- nih padi, dan panuk papukan untuk temasional yang digeJar Asia Iildige- tempat mencuci beras. nous Peoples Pact (AIPP) di QUang Mardiana sarna selWi tidak me, Mai, Thailand, Nt3VeJ1iber 2012. . inwigut biaya untuk ~elatih tari atau. pun mengajarkan membuat suvenir. , Lestartlean kearifan 'olea" "Tekad sayclhanya ingin agar kekayaan Mal'Cfiana meJengkapi JauYa pela- . budaya. tnldisionaJ Dayak tidak punah. yanan kesehatan.dan pe.odampiDgan . Yangpenting ge~rasi muda mengenal' rlJaSy8l'8kat itu cIengan meridirikan kesenian· ,tu," kata nenek dari dua sanggar tali serta ~ miDiatur cucu itu.· , perlengkapan tradisional masJ-akat Dayak ~ me1estarikan ~ loql yang teraDaun J"DUIh. "MeJal!Ji sanggar tad, ~ mudadapatme. ngenali b1cayaan budayadan Irearifan HARDIANA 0 DANA lokaJ yang dihidllpi, para peadaIwlU:'ucap peDdiri 'Sangpr '1m 'l'Moiang Miraputut dan Sangpr'lwuugltfu.nge i~" ' :' ~ melestarilqm. ~ 10kal itu,. dia ~ sejumJah' pada DPR;' Komoas HAM, _ . menterian Kehutanan.·,
mata air yang sangat jernih di hutan itu. Bennacarn-macarn ikan dan hewan buruan juga mudah ditemukan. ' Kini semuanya sudah tiada Iagi," Icenang ibu dua anak itu, akhir pekan lalu. . di area hutan adat ~t yang telah bel11bah jadi kebun sawit Mardiana merasakan bahwa kearifan lokal pun perlahan nWlai punah seiling hilangnya hutan itu. Hutan adat sangat mjaga dan dihonnati. -se-' tiap ka1i hendak menebang pahon.untuk m ~ rwnah, ada upacara adat dan kayu elipilih sec:ara selektit:
i>ulu orangtua selalu mengajari untuk ~ butan adat demi, ucap Mardiana. Pintu Iumahnya siap , keberlangsungan hidup ariak cucu. diketuk kapan saja untuk pelayanan Hutan menjadi sumber kehidupan Ie:- kesehatan. . hari-bari dan sangat disakralkan.OO kata·· Oia juga slap dipanggil untuk meritMardiana }'ani ,berprofesi sebagai berikan perawatan bagi warga di deperawat sejak 19?9.' sa-desa. Dia mengombinasikan peng-' Dari hutan adat di.Sarapat itulah obatan modem. yaitu penyembuhan
kanan. minuman. obat-ooatan, hingga
~hiDggameogaJWqm~b";
Yan& Barito Timur.
-!.,
.
Mardia~ D Dana (54) dan Iriw::id Bangg3r, Oktavia Sari (16).
Mendampingl masyarakat
Selain mem~rikan Pelayanan keselultan; sejak hutan adat digantikan perlcebunan sawit Sekitar 2008, Mardiana juga.·memberiJcan pendampingmeJalui obat modem, dan pengobatan. an· kepada masyarakat dalam memtradisional'yang menggunakan ramu- perjuangkim, kembali ftutan adat itu. . an ~ dari olahan dedawian, akar, OODengan hiJAngnya hutan adat. itu, dan umbi-wnbian hutan. . konflik antaranggota keluarga;. antar-
260
tetangga, antarmasyaraka~ terus ber.a:nunculan. Saya tidak ingin koiUlik itu berobah menjadi bentUran fisik yang menimbulkan pertun)pahan darah. 5.iya hanya memotivasi dan mendampingi 'agar aspirasi disampaikan secara damai,~ ucapnya. Dia telah'menempub berbaiai upaya, ,peljuangari mengembalikan hutan adat itn.
~
tarian; yaitu ~ JaJcu. Nerau ~ . Wadian Bawu.· Wadian Dadu, Bumg , Wundrong, ~Nainpakalau Gi- . ring-giring. Wadian ~ dan Tampak ~ Tari,01a1aJ.. ~ menggambalkan peperang:an nenek ,. '.- A.nggot~:Staf~watan di RSU ', .. moyang dtiam ,merebut suatu·cJaerah . dan membanp kampUng. 'Dad Jain. . ':.:~=~~~~9~!: wnpam.anya tad Wadian M.aharun.' .: :. Tanda. Kei)Qnnatan·Satyalancana ' menggambarkan' nenek IDD)'8Dg, yang .', Kaiya'Sapta 20,Tahurntari Presideh Megawati Soekar:noputrii 'memanggil ro~ .sebagai ucapan sYUkllf (l2/12I2002). ' . ab.ls kebt-.rhasilan dan. bsubesan. - Sanggar (1lend~t JuaraFavor:it Tari-tarian itu ~arkan Mudiana keSanggar Tan se-8a.rito Tiinur cia. pada 93 murid yang berusja 5 tahun lam aUlra Pangundraun Festival' hi3gga 20 tahun. Mereka.biasaberlatih Tarian Daerah Barito Timur pada setiap hari MiDgguIO~ eli teras ~ah .' 2011 . M~ eli kawasan. ~ La-.
\~!.~.~~1f'; .:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KQMPAS, SENIN, 27 JAN-UARI 2014
16
SOSOK Suyitno
Berbagi Ilmu dan Rezeki dari Lele ,
SUYITNO • lahfr. Lamongan, Jawa'nmur, . 8 Oktober 1976 • .lstri: Trlsml • -Anak: '. Elinda Godistya
• Muharrvnad Ibrahim • "-Pendklikan: SO Kedungwangi ~ Kabupaten larnongan • • SMP Negerl Sarnbeng, Lamongan
"
tanami pacli atau tebu. Dia terus 00'upaya menyebarkan virus usaha. . ..Ayo 1IQTldur iwak (tebar ika,n) ~ saya bantu mencari duit (uptuk DIOdaJ);begitu pesan saya kepada me~ yang muda-muda.- tutilrnya. Mereka yang berguAl kepada Su. yitno b'erasal dari desa-desa tebulgga dan kab\lpaten lain.. BlJdidaya lele pun merVadi bagian PrQgraJn Gerabn Membangun· EkollQmi M ~ t Pedesaan (Gemerlap) Kabupaten LaMOngan.
'
~
Dia memantau t;linaannya taupa kali-kali \Vi cOba' selama tiga tahun memWlgUt biaya,. Suyitno men~ sebelwn mantap dengan fonnulasi Jean UmWlya gratis. Bagi ella. yaD.g ,terakhir. ' . penting mereka bersemangat ~eng. Suyitno mengaku terkejut. hasilnya ubah hidup dan berpengbasUap c:uPengalaman adalah guru ·terbaik ia meracik dan meramu fortalc Iwlya bagus Wltuk lele; tetapi saat . kuIX Dia mengawal diUl menda.m~ mulasi pupuk air organik. , dan alam adalah sekolah yang " probiotik WltWc kolam ikan ditaburdi tanamaD cabal pUn hasi1nya budidaya lele warga 'cU Desa Nogobagus. Formula im juga bisa meoJadi jatisari selama 15 bulan. baik. Prinsip itu diyaklnl dan ~ yang diberi nama BMG (Bio Multi campunm peJ!1huatan kom~ dan "MuJai dari cam mereka meineU~ Guna). Fonnulasinya itu bisa mengdijaljAnkan Suyitno (38). Dla ~ atasi penyakit bubu pada jagung. Saat makanan hewan temak. lW-a Jele hingga menjualnya agar" • Sampel formulanya dibawa Ice Unit . ~ barga -yang sarna. Barga Iele mel)jadikan sawah dan' kolam ~ dig\makan di kolam ikan ltie. tiDgkat Pelaksana ,TekDiS (UPT) Dinas Perta- untUk pab~ sekitar Rp 12.SQO per ' . J hidup~ menc:apai 85-95 penen dan lkannya di Desa Kedungwangi, ~ berhasll memuUhkan mikroba di cIaDian eli IKecamatan Kembangbahu. leg, sedanglqm lele konsumsi Rp Tem~ eli'-Vi coba eli laban perlal3.5OO per kg.- katanya. Keeamatan sambeng, Kabupateil·l. sal" kolam. . .' Dian Ke$bangbahu. Dinas Pertanian. Kelompok Dwnbo 1an.i
D
I
'
koJmD
sam-,
261
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
KOMPAS,.SE~ASA,
SOSOK Wignyo Rabadi
S·ekaIi Menenun P~tang
Surut
. Rupamya ~ sudah IW'B~' tangan Wignyo untuk berkembang di bidang sen!· kriya. .Perjalalwl Ice sejumJah kota. Wltuk memeriksa ke· uangan penwahaan membawa dia 'ke sentra-sentra ke~i.rwl. '"M.inat saya pada tenun muncul
262
251"EBRUARI 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
.~OMPAS. S:ABTU. 25 JA~UAJlI2014
80S.0K·
====::::::::::===============~==::.i:l~=====i::::::::=:::::i:i======'=':==ll~~':":
YuliUs.·yu~a.·
i
·L···
.'. . . . . p....
. ayanan··
..;. .'A:..;....:;.1 . .:.];~; '. .;,:.....'..;"..
'
e·nLrltl~an,·
.seb:aga) ··.Ge~;akan:,'.8~:6.~~(Al. 8eban hJdUP'dan:~'''' ekonomJ blsa ri'tembUat orang
PiKta
berorientasl materL N.mun, halltU tidak·~rtaku.~y.,llus· . 'Yuwana-(SS). SeIama enam terakhir. dia·~.~bertahal\' . konslsteft.~ klYanan
tabun
:gratls
.pendldikan bagl anak-a~k pedesaan.dl Kitbupaten .
PUrworej~ JaWa :Teilgah. Klnl .. .400 anak ·rnerUakan.s8ntu~n ~nnYa-
....•
263
.,-' .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ,
16
====:;E====::c:====:::::=====------...-.----.-.--.. . . ._.. .
_~_Ho ....
,
KOMPAS, KAMIS, 'l~ ~ARET ~Oi4
.:..
,S'OSO,·K,' .'.
.
"M'.. . ,' ,. . ... . ... . , ",: '. ' M .' . :' '. . ;' ,}.-:., ,,'. d'·.....:. "1",'.::: , .. " ,'"an·aJelllen.':"a:"4(: ··a·am ~
.~.
• AnaIc:....
. ,..,
,k8Ji PeriJaku waraa,waktu ita.
. . -.. WahYu Razak Fahmf· . .
~
.~S~-=
Hilman Maulana Fahml
"·,,:~i'".
Kepala Urusan·Pemerintah·DeSa Ku- :
.$I)N l·r.uripan" lulus 1980 • • -PendIdikan: - Madrasah Tsanawlyah Negeri 1
·.=;~~~eri'l
, Mataram, lulUs-1986 .
.
.
, .ripan SeJBt!m.
.~,'
'," ''.'
I.,
'
"
',:
•.
. ~ pmban ter&ebUt terwujud' m ~ maSukDya. i,DstaJaSi piPa ~ bersih;ke.~ yang biasailya .
.
.,-PeIcefjaan: Penyuluh swadaya' bidarig per:tania~ kehutanan, .
· dan.keIautan
. .
=~~~~~;:~
. :"~'~~at~'iUhrO
:·Pefilberdayaan··'lY1flsYar~at~·.,. . Desa KUripan Selatan, Lombok Barat" N&:i:sa Teng9ara. Barat. . acap kall menjadl:pe~blcaraan. karena masuk kategori desa miskin. Warga desa Ini ~t~-rata hanya tiunat, SO d~n meruPakan penyurobang anak balita gizi buruk. 5ebagian mer~ka juga masih membuang air besar di . seti1barang tempat. 'Oi slsl lain, mere~ den$'an. mudah dimanfaatkan kalangan. tertentu untuk ikut demo~1 ke sejumlah temPat di ,Lombok Bara~ .
'. ,
. . .";"M':"'A" "'· RSAM~·,'~·.' ''-_-S=U:MA=========--':. ~5 meter di,~ .. " ..•\~.~ ' AJbasiJ. tahun 2012, aemua~,warga desa memilikij3inbankeluarga. -Sebe.'.~I: oesa .KUrtpan Selatan! lwn tahlin 20l2, onmg eiqpD ke,desa :'. ilJ:JinbQk ~'Nusa Tenggara '
Marsani SUDla
. '
'
;"Pend&npirig Gabungan KelomJ)Ok . : Tanl Terbalk Nasional 2Oll.
.
.
. ,krisis"_ pada muSim 1ceJJJarau inL . .,' Agartak~tungpaaasatJ1,~ her air_ MaiBaJD.·~. meine1opOri
y'
~~~~~=.
habis ,~bang.' l)ua tahUJl·terakh:ir; area ~ekitar 490 h.ektai" itU dibij;q:ikan deogail: tanaJDan konservaSi·dan buah-buaIuin. " : . '.. . Di Bini" ditemukan" 22 swnber, air warga dad ~ desa dan dikeIjakah·di d.ari 35 sumber pada tahun 1997; Dad' .....- - _ sini.-kata,anak ~npat dad delapan', &umber m :'itu:, penduduk Desa Ku'bersaudarii' pasangan "Arifin':'lnaq' 4ipan ~biii dan tigi' desa lain, di .~ iirl. GunWlg"S8sak mend.ap~tkan PaSokan . ,HatJ nuranl , , ,.air. " .
- Pendamping' Temaik Oesa F!anga1l 2010
.
'
Mand~r'
.
~tpenendak digab~ tradi- "Nikmat
'st'gotong"roYoDg digunakan ~ , .' Upa~. i~ MaIsam '~rap' : membaJ.agun kesad3ran ·kolektif Warga menjadf naraswnber .. di .sejwnlah mengubah kondisi desa.:mereJca. KesasenUn8r dan diskusi tent,ang pember-
Mas·
ondisi itu ~ seria mept- . buat risau da,n. inalu salah se.-
K oang
~ Marsam Swna ' (4$.' Ia kemUdian tampil sePagai'mo·tOr ~ . ~ mendorong' . .
,
~~~~·~1iri~Sela.~·.
..
tuk~~~~~:::~Jaliaridesa ~l'~9~~ in!
Ia masuk lee sejumlah lembap swa.;. warga,. me~buat','1,reloinpOk'~ ", ;'atau setiap. leeluarP .haQya·keb~i daya ~t Wltukmeili,mpa ilmu . .menyusun.dan memetalcan, persOalan =~~~=~~~.' :.~ ~~~. 1m. ~ndiSi s8nitilsi ~ 'Iing:dan potensi desa berikut strategi penanganan ~ program aksi laPangan
~yong~~~tmerekaberwir8-
,:ia ~.&~kesehatan,~rUta-·,
seJdtar·~ 800000 perbuJan. Nam~
~,. ~ ~ ~'penoane~ ~ ~~onOr. ~ j~ DaenO~
guM . diintegrasikan dalam" rencana : pembangwian jaqgka menengah d~ Progriun utarna yang kemu~ di,5eyang tak PunYa bl8sa It\embu- bUruh. bangunan danbURJh ,tani. gun. subsidi.Pe- . . (sebagld:'DaraSUmber) .ada. pakati adalah memberdayakan ekonoDesa 'Kuripa..'"1 Selatan memang meang lu\jat di kebun atau sawall: . ' . - ~arga 'desa kam1 unik; laban Perta-: merintah. .:·.·Dana·· :.diguD8kan . untuk-· wmg tranBpo~i: .&aya. biasanya juga:· mi m.asyarakat. menelau1 angka anak ·m~rl~ dukungan; ~u:ii"2007,dari. .Meski PahBrn.tak m~dah mengajak niansempit, q,tapi :'·~nal· sebagai' ~ ~ ~Perti~oset,.pipa, :~~~yajuga da.~ . ~ta gizi buruk. dan memperbaiki sanitasi lingkungan. . 'Den.gan prinsip dari, oleh,' dan unburuk. dan ss anak balita kuriuig gizi . ~ud Al~ dia. .ada· mod~ s,osial. t:an.ah seba~ bahan ·batu bam dWell at 1~ ~ 2 meter 'd~~ . n~b~~, ~()~. - ' . . .". n·., -
.~~=.~~.~e~:..
I,
;e~~l:'8~=~:aN= "'=~~~~='k~bU:~= :~":~~~=~se~ :m~=~~~ ';"~he-~~~~~<;4~~~=~,' 264
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
KOMPAS. KAMIS. 23 JANUARI 2014
..._-.._-,----
SO.SOK RUDY PRAKANTO
Rudy Prakanto
.' Tengah;23 Maret.'19~ :.., ..
Guru yang. Menginspirasi Siswa Cinta Penelitian meraJh pengha~" penelitJan terkalt metode
Tak hanya
pendidikan yang efektif bagl . slsw~ Rudy Prakanto (45) yang
t>ertatar belakang pendidikan 81010g1
Juga ~ikenal
mengantarkan slswa berprestasi
hingga ke ti"gkat Intemasional. Bagi dla, penelitian tak
~ekadar
merangsang siswa berinovasl' dan berkreasl, tetapl juga membangun karakter mereka.
.
. ;..··~k:.~bu~n,j~wa;.:.·!.:·'·:: :.:'. • Isbi: Tut~~ Suna~ ~44)
• Male··.·..
. "berpijak pada ·b~ dan· bisa diselesaikan. Ide yang dijontadc;an siswa Iianaa bisa diselesaikan secam i1miah. Gah'ah berincMud dan mehe1iti pun inWlad eli lc.aIaIipn siSwa.Jcarena- bermimpi lIlCtDjadi j~ ~ ada sis';' wa yangputus asa karenagagaJ. c:urha~ . mereka aaya JadiJdui kesemPatan Wlb,Ik fl\enpjarkan tentang realitas hi-:dup. Menang dan kaIah itu'biaSa. yang penling kita tidak p~tus asa.- tutuJ":-
atau tidak. siswa merasa tertantang untuk berkarya. Citra SMAN 6 yang doyan tawuran . OLEH ESTER UNCE N~PITUPULU Perlahan pup~ Sejak tahun 2003, . siswa SMAN 6 ada yang me$di juara . nasion&! dalam kompetis~ penelitian .. ejak tahWl. 2003. sebanyak~. di tingkat daerah dan nasiorual. Bah· siswa yang dibimbingnya da1am .Iean. ada siswa yang meraihinventor lomba Icarya Umiah atau inoYasi muda di Bnmei tembus -bIcai juan. mWal dari ting. . Prestasi penelitian' dengari kemun-
'S
culan beragam inovasi yang ~ pa_ membuat SMAN 6 diperhitUng' . kaD.. Pihak sekoUah pun berani. mem-mantra-. Mbuh Pi;ye Q.r- proklamasikaJi ~ aebagai Hkolah .~ Wqfib (MPC W..JB). ya,ng mak;na.. riset· Jayaknya' universitas berbasU; 1l)'a entah seperti 8pa usaha k.erasmu. 'liset. .. ~ membuat peaelitian. aiawa ... akan tersihir Wltuk tidak menyenh. Memberikan cC!ntoh Sebelum menj,adi ~pala SMAN l' Si.swa perCaya pada manti'll MPC Yogyakana. Salah atu sekolah uag. . WJB karena Rudy mencontehkan cU- • . gu1aD di Provinsi Dacnh Iatilnowa riDya 88Dditi. 1& tidak hanya men:'· Yogyakarbi (DIY). 1\)ld:y' menga.jar-' . dorong aiswa. tetapi juga rajin mem': Biologi d.i SMAN 6. y ~ Pia buat peneli~Rudy meneJiti metode .. tennasuk &a1ah satu guru yang her- . pendidilwl ~tuk ; inengembangkan peran m e ~ sekolah riSet di pembebUaran ~ bennakna bagf' Yo~ .' siswa. . Un.i.knya. 'misi RU
Dawn
265
. .
(li> - ~Ildan • Pendidikan:' . .' .":'. ;.. 5-1 Pendidikan Blol091 ~ni- . versftas Neg~ri' YogyaJ.GilJta · • S·2 Teknik Mesln Jurusan Pengolahan Sampah dan. Umbah Perkotaan . • Pekerjaan: . - Guru SMPN 3 Ngaweni DIY,'
Akbar'Brillan
Ia .menantang siswa watuk teru.s , berpikir dan membumi. Mereka di-. bebaskan berplki,r apa PWl asal idenya
siswL Dia memahami, l'erruVa membutuhkan penyaluran energi yang pas. Dia . meyakini. mellyalurkan enerli 8n:ak muda pada penelitian dapat membuat aiswa punya kesibukan - hingga tak ada waktu untuk tawuran. Di bawah bimbingan Rudy dan tim guru lain. minat siswa Wltuk meneliti berlc.eJnbang. Di SMAN 6. siswa diberi .peh\jaran muatan lok8l 808\ dasar-da. sar peneijtian sehingga mereka me· mah.ami teorinya. .Setiap siswa. baik perseorangan maupWl kelompok. wajib m~mbuat penelitian yang layak diikutkan dalam lomba. Thk masalah berhasil juara
....: .:
.' ,.tShafi~ ~II~ .~'.~bila
'- ~~~=N 6yogy~~rta;
. 2001-2013···. . .'. - Kepala SMAN 1 Yogyakarta, 2Ol3-kinl ... , • Ptestasi, antarcJ.l.ain: · -.Guru Berprestasi Nasional · dad Kemdikbud; 2013. _·Guru Berprestasi 1 Prcwinsi, DI~2013 . - Juara'l Lomba Karya Umiah Guru dart Dinas ·Pendidikan Kota Yogyakarta, 20ll. · • Juara III Guru Award Se-Indonesia dari Universi·tas Negeri Yogyakarta, 2010 .. Juara II Lomba Perbaikan Ungkungan Hidup Se-Indonesla, 2008-2009
nya,. . Derongan untuk berprestasi. ter·· . masuk eli penelitian- jup dia emb~kar&bagi siswaSMAN 1Yogyakarta. Di salah satu sekoJah terbaik ini. siswa pWlya catatan prestasi eli sejwnlab kompetisi aains tingkat nasional dan intemasionaL . "Saya.yakin, ketika me~rjkankeaempatan berlcembaitg kepada tiap • aDak. mereka b~a mengbasilkan pres. ta,i luar.biasa: Jeatanya. . 14enwut Rud~ keCin~ aiswa pada penelitian ~ menguat jika . .ada.~ Di Sl4AN 6 didiri· . leall semacam pusat risetWltuk me",:, nuVang hun penelitian siswa .,ang meraih prestasL Adapun eli 8MAN"1 dia alatn t:Mllyedia]Can ruaDg untuk' . menuQaDg plUta8i siSwa. . Rudy yaJdn. .proses meneliti bisa •. • . ~ membangun karakter positif aiswa. Di 8ini8iswaclituntUtuntuk~jqjur.
~.~tang. nie~yeraIL Di· sttli ada
=,:,::u:nge~~'1:nilah mimpi say&, seD;lua sekoJah . 'haruS membi~ anak UDt1.IkJaeatif . seh1ngga ~ u memecahkan 'masaJab.- qjar Rudy.. . ~ Kuncl utama. ~berbasUan pendi.dikan ~ . menerapkan proses. I*Jlbelajaran ~' melayani siswa untuk mepgemb8iigk.an ~tensi 4i-
riJIYB. .
. '.
. , .' .
.
.
-GuN ~ kreatif untuk menciptakan pembelajaran yang tera:ra,h.
terstruktur. uiamva.
dan
menye~·
.. Juara IU Lomba Karya IImiah
Guru Kota Yogyakarta, 2002 - Juara I Lomba Kreativitas . Guru dart UPI, 1997
Penelitian, ·antara·lain: • Strategi' Tematik'dalam Proses Pemb.inaan 'KIR' di SMAN 6 Yogyakarta, 2006 . : .• Meningkatkan Hasll Belajar dan ·Kompetensi MeReliti SisWa Melalul Pembelajaran Berbasis Research pada' . .Mata PeiaJaran BioJogi KeJas XI di SMAN 6 Yogyakarta, 2012 : . ~ tuli~ antara lain: - Dati Zeolit, Umbah lahu, sampal Bong9Ol Pisang, . Usaha Pe!Juli Ungkungan pada Siswa SMA Melalui '. Metode Mimikri, 2005 ·- Reformast Pendidikan Melalui The Research School \ of Yogya di'SMAN 6 :.' Yogyal@rta (Sebagai Aplikasl Pe"didikan . Karaktei'), 2013' ~ Organlsasi: • Jaringan Penelitian '. . P~ldlkan Kota Yogyakarta' - Musyawarah·Guru Perilbim-·· '. ~m~~jtian.Yogyakarta; .;. A$osJasl Pinlbimblng Penell~;an Indonesia, 2013 .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
KO~PAS. S~B.TtJ; '1~ FEBR~.A:~I.201~
=====================-------,-_.._ "-_.. ,~~~_.~~:...--:.:..:....,...~=~~:::.=;::==~~==
SO·S·O·K .
.
.'
.
Op~
.Boyong
·.:KeceriaaD.. · · .,Literasl:·dari.
:B·alik:.~Gnrilnig .:·
-Yang. tJdak teriatih dalam m~tode, dan ~Ya pel)'uh hafalan . . kes1mpulan,..y ang .~ya tei1atlh sebagal Peitja.kal, tetapl kur.ang latihan' bebas ,l?efkary~. Pendldika~ telah memlsahkarinya. dart . kehldu~nyal"' . OLEH 'CORNaJUS HELHv
.-.. -.,~'.
266
~
...
'.'
:~
,
..... '
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
·16
'
, · JS"O'K' SQ .;. ~.
.,
.
.Ram.elan
Sufuber.···· .....: ..... .,". .S·.:eJ·~.·: "~'
':;"ah~"
'Stasiurt
,.samaratIg
.I ,
.
,.e
I..
.••~., .:~• . '. 1 1 0 . .
~
.
. .:'
.
.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
KOMPAS. SABTU. 22 MARET 2014 .
Leopold Nisnoni
Penjaga Sej.arah Kerajaan Koepang •
•
.'.
.
•
1"
~
netap dan beranak pinak di Kupang sampai haii ini. Warga dari Rote bah';' ~ diakui sebagaf penduduk asIi Ku· p~ . .. . . . Bagi NisllQm, sebuah kQta dan pen.. .duduJmya haros tetap memiliki akar . pacta asal..usul nenek moyang d3n cerita sejarah peradaban dari suku asHyang diyal9nl sebagalleluhur nya. MenUrut dia, sum Timor·di KOta . . - PegaWai negeri. sJpiI Pemerintah Ku 'ustru se rti 'talc" ~ masyarakat TImor masa lalu. .; .' '. PnMnsi NTr,.1963-1992 : . . m=~i lain. ~ , . ..Istri: Fridrika 'Margaretha Nisnoni .' Mereka yang berjasa mereka bila disebut sebagai peoduduk Uno .. tariah hii. . membangun Kerajaan Koepang. • AnaIC Doma KoOI (50), DOn Alfons .asli"Ket:iIQl tamu dari luar menau;yakan '(48), Don Carlos (48), Donna Esther SejUmJah tradJsl penlnggalan (47)' . suku. asli Kupan&' baIJyak orang me.: nyebut sukiJ Rote. .Itu tidak ~ .CUcu:ll~ Kerajaan Koepang dari masa .Orang·Rote.memang'ri1engUasai' Kota· Raja. SonbaI sampai Kupang, tetapi tidak berarti 'mereb pendudukaslL Sejarah pen~ahan BeSonbal-Nisnoni dapat diPelajari landa dan Portugis mengubah per:di sinl. . adaban di Kota Kupang sehingp suku . Kehadiran bangSa rortugis dan Be- . asli Timof tersisihkan di kota ini,- kata . .. landa eli Timor politik adu dia. . OLEH KORNEUS KEWA AHA dombanya telah merosak·seluruh taNisnoni kini tengah menyusun b~. tanan kerajaan eli Timor. Raja Sonbai leu tentang Kerajaan Koepang. Ayahleh Leopold Nisnoni. ahli waris (1589-1671) yang memerintah wilayah. ny;i, Alfons Nisnom, adaJah Raja Koedan penutur setia Kerajaan . Timor~ barat mengalami kesupang terakhir, 1945-1956. sementara . Koepang. salah satu dari empat litan ~teI3h kedatangan Belanda dan Raja Koepang yang dikenal sebagaj rumah tersebut difungsikan sebagai. .. PortugiB di Wilayah .pem~~ya. . pejuang dan pellcetus NKRI dan penperpustakaan sekaligus musewn. SekiPerang sang nVa melawan Portugis diri Gereja Maseru· Injili .di Timor ~ 5.-460 buku. majaJah berbahasa dan .Belanda berJantwrig hampir 40 adaJah Nicolaas Nisnom (l9J.8.1945). Belanda. manuskrip berisikan sejarah. .'tahun. SabJl satU putranya kemudian . Alfons Nisn~mi menghib~ se- . ekonomi. poli~ dan asa}-usuJ kepindah lee Kupang dan' me~ bagiail tanah di Kota Kupang ~ rajaaIi eli Timor, iampai kisah tentang Kerajaan Sonbai-N"ISDC?ni yang berarti pennukiman pen~dUk, perkantoran, raja-raja.Timor tersusun rapi. 'Sonbai KedI' 0-165-1832). dan fasilitas umum. Meilgenang jasa Dokwnen-dokwnen' kerajaan itu Sonbai-Nisnonijuga me"ngalami ~- . Keraj~ Sonbai. Pemerintah Kota tertulis daJam bahaSa Me1ayu, Indonesulitan ~ Be~ yang Kupang membangun patun.g yang disia. I.nggris, dan BeJ.anca Sebagian waktu itu raendapat dukungan dua sebut patung Raja Sonbai di depan. beAr dokumen eliterbitkan tahun runannya: kataNisnoni. . dart muSeum kerajaan yang .dikelola mendapatkan infonnasi yang bisa eIi~· pembantu Raja Sonbaj-N"lSnom, yakni Gereja Katedral Kupan,g. N8manyaju': :. 11OG-an. . Bukti sejarah itu nternang tersim- .Nisnoni tersebut. Sebagian dari me- katabri akurat: dari. temp~~ ini," kata Kpoo'dan OP..mataiL .' ga diabadikan untuk rUas jalan eli ~ta . N'1SDOm. pria berusia 78 tahWl ini, 'pan in Istana Songbta Bakunase, Ku·, reb menuliS akripsi dan .disertasL Ada Nisnom. . '. BeJanda' pun semakin ~ mela- Kupang. . ditelDuidi IstanaSongketa Bakunase, . pang.Semua~:erit-1~jug8lite~ juga sejumlah .rn.ahasiswa ~g .meDia kemudian:' Pe~.ta, sebelunl" . wan~SonbiU.Merekabekeljasama Sebagai ahli wariS. NisporJ merasa' . 1Wpan&. N~ 'l\mgpra Timur. akhir dati Belanda. dan PortUgis. mengenai merlukan iiuonnasi dari museum ini kedatangan ~ortugis ~ KIipaDg pada d~ Raja Ba'. di Pulau Bote untuk Iwus peduli pada peni.ngplan se~ . . Januari 1alu. Dia nwq;aku sebagai ahli kerajaan Timor. dan .i'aja yang.' untuk memenuhi tugas-tugas dad do- . abad: ke-16, PuJau;Tim~.~ d.ikuasai tiP meJawan lbV~~~-N'lSnon.L Ribuan eli Kupang. Tempat-tenipat be~ . waris ~ KDepang. (kini disebut· memerintah di daerah ito, t'ersimpan . sen merl!ka. .' ~a besar yang ~~~·H~·a4aU raja. .warp Data ~ ppD didatangkan Beitu dituliskan dalam manuskrip seja- . . ~. tetapi bukan Sang raja. .' di sini. . ' ... Tidak hanya buku dan· Catatan tee- Pe~liuTai. dari.. K'en\j~ ·Wehali·. 'landa .untuk menetap. eli Kupang dan .' rah ~aari KOepang. Nam~ dia . I N'JSIlODi ~~ dirinya meNisnoni juga menyimpan sej~ tu1is yang menjadi sumber infonnasi' yang. menguasai:· ~yah . bemahasa sekitam,ya: So~-Nisnoni blah dan . mena.mbahJcan, tanggung~w3b pelesIIWlg belum. dilantik mel\iadi Raja . majalah berbahasa Belanda terbitan .pm pengunjung. Akah tetapi. sebagi- .. Tetwl,.yakni ~u dan sebagian besar warga Rote tetaP bekerja sarnadengan tarian ~da dan situs beoejar3h seKoepanglJl~~yangtelah tahun 16O().1909-~ yang berkisah an dari mereka juga mt:merlukan in- wiJaYah 1'imor.IP.st.e.sekarang. ·Beland&.·· . . . . benamya juga ada pada Pemerint3h Wafat,· yakDi ~yah kandungnya. Alfons ten~ perang Belanda-Timor. ~ fonnasi.lisan .dari Nis~oni. . Ked!J3;·liuroi -dari Likuisa..yang me- P Rd" d' .k' Ii Kola Kupang.· .' . . N'1SnDDi. . tentang-raja-raja Timor yang bePtua"Saya menguasai empat bahasa n~. WibiY&h. Timor Portugis yang .e. u u. as . . "Saya merasa prihatin, dari sejlUll-saya masih berstatus penjaga dan sa. aslng, yakni baba.sa I~ ~ tersisa, l1lulai· dati. :Maubara sampai Ketika teljadi peig~rakan leemerde-' lab situs dan peninggalan sej!H3h
Area berukuran sekitar 4 hektar
. LEOPOLD.NISNQNI·
.~!~:
dengan empat rumah tua dl dalamnya ,Itu terkeSan angker. DI teras dan ruang tamu rumah Itu taJnpak s.eJumlah patung tua
~;~~. ~=Atn=~~~··
..'= : . de.
O
268
suku.:m
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS Fransiska Isti Ningsih Puji Rahayu lahir di Gunungkidul, DIY, 23 Oktober 1991. Pendidikan dasar ditempuh di SDN Ngeposari, Semanu, Gunungkidul tahun 1998-2004. Pada tahun 2004-2007, ia melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Semanu, Gunungkidul. Selanjutnya, pada tahun 2007-2010, ia melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Karangmojo, Gunungkidul. Pada
tahun
2010-2014,
tercatat
sebagai
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain aktif dalam bidang akademik, ia juga aktif dalam bidang non-akademik. Ia aktif dalam UKM GRISADHA dari tahun 2010-2014. Pada tahun 2012, ia menjadi Ketua UKM GRISADHA Periode 2012-2013. Ia mewakili USD mengikuti Lomba Tari Seleksi Daerah (SELEKDA) tahun 2012 dan meraih Juara Harapan II. Ia juga mewakili USD lomba tari tingkat nasional di Jakarta Selatan tahun 2013 dan meraih Juara III. Selain itu, ia juga meraih Juara I Lomba Tari tahun 2011, Juara I Lomba Mini Drama tahun 2011, dan Juara I Lomba Mading tahun 2013 dalam kegiatan Bulan Bahasa yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul Struktur Penyajian dan Karakteristik Feature Sosok dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2 Januari-29 Maret 2014.
270