PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KONFLIK BATIN TOKOH MATA HARI DALAM NOVEL NAMAKU MATA HARI KARYA REMY SYLADO DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA (SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun oleh: Anastasia Ria Indrasworo 091224024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KONFLIK BATIN TOKOH MATA HARI DALAM NOVEL NAMAKU MATA HARI KARYA REMY SYLADO DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA (SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun oleh: Anastasia Ria Indrasworo 091224024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus Bapak Aloysius Maryanto dan Ibu Martina Hartini Adikku Stefanus Febri Yantoro Simbahku dan Pak uwoku Saudara-saudaraku Sahabatku dan yang mencintaiku.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“Mencintai angin harus menjadi siul, Mencintai air harus menjadi ricik Mencintai gunung harus menjadi terjal, Mencintai api harus menjadi jilat Mencintai cakrawala harus menebas jarak, Mencintai-Mu harus menjelma aku” (Sapardi Djoko Damono)
“Kejarlah bintang itu setinggi mungkin dan percayalah kamu pasti akan bisa menggapainya sejauh apapun itu” (Penulis)
“Jangan pernah menyerah dengan apa yang kamu lakukan, teruslah berusaha dan meminta pertolongan-Nya” (Penulis)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 September 2013 Penulis
Anastasia Ria Indrasworo
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Anastasia Ria Indrasworo NIM
: 091224024
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Konflik Batin Tokoh Mata Hari dalam Novel Namaku Mata Hari Karya Remy Sylado dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra) Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk medis lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 16 September 2013 Yang menyatakan
Anastasia Ria Indrasworo
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
Indrasworo, Anastasia Ria. 2013. Konflik Batin Tokoh Mata Hari dalam Novel Namaku Mata Hari Karya Remy Sylado dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra). Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini mengkaji konflik batin tokoh Mata Hari dalam Novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi sastra. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tokoh, penokohan, latar, alur, konflik batin yang dialami tokoh Mata Hari, dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Dengan menggunakan metode ini, peneliti membagi menjadi dua tahap. Pertama, peneliti menganalisis tokoh, penokohan, latar, dan alur dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. Kedua, peneliti menggunakan hasil analisis pertama untuk menggali konflik batin yang dialami oleh tokoh Mata Hari. Analisis struktural novel Namaku Mata Hari meliputi tokoh, penokohan, latar, dan alur. Tokoh utama yang mengalami konflik batin yaitu Mata Hari, sedangkan tokoh tambahan yang membentuk konflik batin yaitu John Rudolph MacLeod dan Heer Wybrandus Hanstra. Watak dari Mata Hari adalah memiliki rasa percaya diri, kritis, pemberontak, cerdas, dan pemberani. Latar tempat yang membuat terbentuknya konflik batin yang dialami tokoh Mata Hari adalah rumah saudara perempuan Ruud, di Batavia, dan di dapur. Latar waktu yang mempengaruhi konflik batin tokoh Mata Hari adalah di malam hari, sore hari, tanggal 27 Juli, tahun 1904, dan 24 Juni 1917. Latar sosial digambarkan bahwa Mata Hari tidak membedakan manusia dari golongan status, berfikir luas, dan memiliki pandangan mengenai kebiasaan hidup. Alur yang digunakan adalah alur kronologis atau alur maju. Dari hasil analisis psikologi sastra dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan memiliki dan cinta, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri tidak terpenuhi dari Mata Hari. Akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut menimbulkan perasaan frustasi, kesedihan, dan kebencian pada tokoh Mata Hari. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merancang silabus dan RPP yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I. Implementasi silabus dan RPP digunakan untuk mencapai Standar Kompetensi Membaca, yaitu memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel terjemahan dengan Kompetensi Dasar menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Indrasworo, Anastasia Ria. 2013. Mata Hari’s Inner Conflicts in the Novel Namaku Mata Hari Written by Remy Sylado and the Implementation in Literature Learning in Senior High Schools (A Psychological Literature Review). Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Sanata Dharma University. This research examined Mata Hari’s inner conflicts in the Novel Namaku Matahari Written by Remy Sylado. This research used a Psychological literature approach. It was aimed to describe the characters, characterizations, settings, plottings, and inner conflicts experienced by the character named Mata Hari, and the implementation in literature learning in Senior High Schools. The method used in this research was descriptive analytic method. Using this method, the researcher divided the process into two steps. First, the researcher analyzed the characters, characterizations, plottings, settings, and themes in the novel Namaku Mata Hari written by Remy Sylado. Second, the researcher used the results of the first analysis to dig up the Mata Hari’s inner conflicts. The structural analysis on the novel Namaku Mata Hari included the characters, characterizations, plottings, and settings. The main character who experienced inner conflicts was Mata Hari. The additional characters who created the inner conflicts were John Rudolph MacLeod and Heer Wybrandus Hanstra. Mata Hari was confident, critical, rebellious, smart, and brave. The place settings that formed Mata Hari’s inner conflicts were his sister’s, Ruth’s house, Batavia, and kitchen. The time settings that influenced Mata Hari’s inner conflicts were in the night, in the evening, on 27 July 1904 and 24 June 1917. The social settings described that Mata Hari did not differ people from their status. He was open-minded, and knowledgeable in viewing lives. The plotting were chronological, and moving forwards. The results of the psychological literature analysis showed that the physiological needs, the needs for feeling safe, the needs for possessing and for love, the needs for appreciations, and the needs for self actualization were not fulfilled by Mata Hari. Consequently, it created frustration, sadness, and hatred in the character named Mata Hari. Based on the results of this research, the researcher designed a syllabus and RPP that could be used as the material for literature learning at Senior High School class XI semester I. The syllabus and RPP could be implemented to reach the Reading Competency Standard such as understanding tales, Indonesian novel/ translated novel using Basic Competence analyze the elements of intrinsic and extrinsic Indonesian novel/ translated novel.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberkati dan melindungi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Konflik Batin Tokoh Mata Hari dalam Novel Namaku Matahari Karya Remy Sylado dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Penulis sungguh menyadari bahwa terselesainya skripsi ini berkat doa, dukungan, nasihat, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang memberikan dorongan dalam penulisan skripsi ini secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: 1. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Kaprodi PBSI 2. Drs. B. Rahmanto, M. Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis. 3. Drs. J. Prapta Diharja. S.J., M. Hum. selaku dosen pembimbing II yang telah mendorong dan memberi motivasi kepada penulis. 4. Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. selaku dosen penguji. 5. Para dosen PBSI yang telah mengajar dan memberikan pengetahuan di setiap mata kuliah. 6. Robertus Marsidiq yang telah membantu kelancaran penulis dalam mengurus segala keperluan yang digunakan untuk keperluan skripsi. 7. Kedua orang tuaku tercita, yaitu Bapak Aloysius Maryanto dan Ibu Martina Hartini yang sudah memberikan doa, dukungan, dan bimbingan kepada penulis. 8. Adikku Stefanus Febri Yantoro yang selalu menghibur penulis. 9. Sahabatku Fransisca Heni Lestari, Hanasih Wikani Hati, Peronika Wahyu, dan Angelina Mellissa Yuliyanto yang telah bersama-sama saling memberi semangat dan bersamasama berjuang dalam suka maupun duka. 10. Pak uwo dan simbah putri yang selalu mendoakan penulis. 11. Saudaraku Anggi Budi Federika yang selalu memberi semangat dan menemani. 12. Semua teman-teman PBSID angkatan 2009. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis
Anastasia Ria Indrasworo
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................ iv MOTTO....................................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI................................................................ vii ABSTRAK.................................................................................................................. viii ABSTRACT................................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR................................................................................................ x DAFTAR ISI............................................................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................
1
1.1 Latar Belakang Penelitian................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 6 1.5 Batasan istilah.................................................................................. 6 1.6 Sistematika Penyajian...................................................................... 9 BAB II
LANDASAN TEORI.......................................................................... 10 2.1 Penelitian yang Relevan.................................................................. 10 2.2 Hakikat Novel.................................................................................. 15 2.3 Unsur Intrinsik................................................................................. 16 2.3.1 Tokoh dan Penokohan...................................................... 17 2.3.2 Latar.................................................................................. 18 2.3.3 Alur................................................................................... 20 2.4 Psikologi Sastra............................................................................... 21 2.5 Psikologi Abraham Maslow............................................................ 23 2.6 Konflik............................................................................................. 27 xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.7 KTSP................................................................................................ 30 2.8 Silabus.............................................................................................. 33 2.9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran................................................ 40 2.10 Pembelajaran Sastra di SMA......................................................... 44 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN........................................................
48
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian...................................................... 48 3.2 Metode Penelitian............................................................................ 49 3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 49 3.4 Sumber Data.................................................................................... 49 3.5 Teknik Analisis Data....................................................................... 50 BAB IV
ANALISIS UNSUR TOKOH, PENOKOHAN, DAN LATAR YANG MEMBENTUK KONFLIK BATIN TOKOH MATA HARI....................................................................................... 51 4.1 Analisis Tokoh dan Penokohan....................................................... 51 4.1.1 Tokoh Utama................................................................... 52 4.1.2 Tokoh Tambahan............................................................. 53 4.1.3 Penokohan........................................................................ 54 4.2 Analisis Unsur Latar........................................................................ 81 4.2.1 Latar Tempat..................................................................... 81 4.2.2 Latar Waktu..................................................................... 89 4.2.3 Latar Sosial...................................................................... 93 4.3 Analisis Unsur Alur........................................................................ 101 4.3.1 Tahap Awal...................................................................... 102 4.3.2 Tahap Tengah................................................................... 105 4.3.3 Tahap Akhir..................................................................... 112
BAB V
ANALISIS KONFLIK BATIN TOKOH MATA HARI DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA................................................................................................ 115 5.1 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Fisiologis..................................... 116 5.2 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan akan Rasa Aman......................... 122 5.3 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan akan Memiliki dan Cinta............ 131 5.4 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan akan Penghargaan....................... 138 5.5 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan akan Aktualisasi Diri.................. 144 xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.6 Konflik Batin Akibat tidak Terpenuhinya KebutuhanKebutuhan Dasar............................................................................ 146 5.6.1 Frustasi............................................................................ 146 5.6.2 Kesedihan........................................................................ 147 5.6.3 Kebencian........................................................................ 147 5.7 Silabus............................................................................................ 150 5.8 RPP................................................................................................. 155
BAB VI
PENUTUP........................................................................................... 181 6.1 Kesimpulan..................................................................................... 181 6.2 Saran............................................................................................... 183
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 185 LAMPIRAN................................................................................................................ 187 BIODATA
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya dan kegiatan seni yang berhubungan dengan ekspresi
dan penciptaan. Dalam seni banyak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khususnya perasaan (Sumardjo dan Saini,1986:1). Jadi dapat disimpulkan bahwa sastra mengandung suatu unsur keindahan, di mana unsur keindahan tersebut mengandung sebuah perasaan yang dirasakan oleh setiap manusia untuk menciptakan sebuah karya seni. Sastra memberi kesenangan dan pemahaman tentang kehidupan. Sastra menurut Lukens (dalam Nurgiyantoro, 2005:3) menawarkan dua hal utama, yaitu kesenangan dan pemahaman. Sastra hadir kepada pembaca pertama-tama adalah memberikan hiburan yang menyenangkan. Sastra menampilkan cerita yang menarik, mengajak pembaca untuk memanjakan fantasi, membawa pembaca ke suatu alur kehidupan yang penuh daya suspense. Kesemuanya itu dikemas dalam bahasa yang juga tidak kalah menarik (Nurgiyantoro, 2005:3). Karya sastra merupakan hasil dari daya imajinatif yang diciptakan oleh pengarang, tetapi pengalaman dikehidupan yang nyata ini juga dapat diangkat menjadi sebuah karya satra. Para pembaca sastra dapat belajar dari pengalaman pengarang dan mengambil nilai-nilai kehidupan yang ada dalam sebuah karya sastra .
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Karya sastra juga merupakan salah satu materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di tingkat satuan pendidikan, terutama di Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat yaitu membantu ketrampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988:16). Pengajaran sastra yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) berkaitan dengan drama, puisi, dan prosa. Tentu saja, hal itu mendidik dan mengajarkan para siswa agar mencintai hasil karya sastra. Sastra dalam pembelajaran juga dapat membantu pengajaran kebahasaan karena sastra dapat meningkatkan empat keterampilan dalam berbahasa yaitu membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Untuk itu, peneliti memilih novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado karena novel ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA). Peneliti memilih novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado, karena novel ini menceritakan tentang seorang tokoh utama yang bernama Mata Hari. Mata Hari adalah orang Belanda berdarah Indonesia. Nama asli dari Mata Hari adalah Margaretha Geertruida, tetapi ia sering menyebut nama dirinya dengan sebutan Mata Hari. Ia menyebut namanya dengan sebutan Mata Hari, karena nama matahari ini ia dengar pertama kali dari Nyai Kidhal. Nyai Kidhal adalah seorang pembantu yang mengurusi rumah tangga Margaretha dan suaminya yang bernama John Rudolph MacLeod. Mata Hari adalah seorang perempuan yang kuat,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
mempunyai pandangan hidup yang luas, dan selalu tegas dalam keadaan hidup yang ia alami. Mata Hari sering mengalami konflik batin yang terjadi di dalam kehidupannya. Pemicu konflik batin yang terjadi dalam diri Mata Hari ketika ia menjadi seorang penari eksotik dan pelacur, karena ia ingin balas dendam terhadap suaminya yang suka bermain perempuan di belakangnya. Setelah bercerai dari suaminya Ruud, Mata Hari tidak diperkenankan untuk bertemu dengan anaknya Non. Walaupun hak asuh putrinya itu diserahkan ke suaminya, Ruud tetap bersikeras tidak mau mempertemukan anaknya dengan ibunya. Mata Hari sangat rindu dengan anaknya, tetapi untung saja kakak perempuan Ruud selalu memberikan kabar keadaan Non kepada Mata Hari. Sampai hari kematiannya, Mata Hari tetap tidak bertemu dengan anaknya. Konflik batin yang dialami Mata Hari, dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan yang dialami oleh tokoh utama tersebut. Untuk itu, peneliti ingin meneliti konflik batin yang dialami tokoh Mata Hari yang mengalami masalah dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. Penelitian konflik batin pada tokoh Mata Hari ini menggunakan pendekatan psikologi sastra. Pendekatan psikologi sastra ini dapat mengkaji dan menemukan watak yang dialami oleh tokoh Mata Hari yang mengalami konflik batin dalam novel Namaku Mata Hari. Aliran psikologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori psikologi menurut Abraham Maslow. Memilih aliran psikologi tersebut karena teori psikologi ini sesuai untuk memenuhi kebutuhan yang dialami Mata Hari untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Analisis psikologi terhadap karya sastra, terutama fiksi dan drama tampaknya memang tidak terlalu berlebihan karena baik sastra maupun psikologi sama-sama membicarakan manusia. Bedanya, sastra membicarakan manusia yang diciptakan oleh pengarang, sedangkan psikologi membicarakan manusia yang diciptakan Tuhan yang secara riil hidup di alam nyata. Meskipun sifat-sifat manusia dalam karya sastra bersifat imajiner, tetapi di dalam menggambarkan karakter dan jiwa pengarang menjadikan manusia yang hidup di alam nyata sebagai model di dalam penciptaannya. Dengan demikian, dalam menganalisis tokoh dalam karya sastra dan perwatakannya seorang pengkaji sastra juga harus mendasarkan pada teori dan hukum-hukum psikologi yang menjelaskan perilaku dan karakter manusia (Wiyatmi, 2006:107.) Hasil dari analisis konflik batin dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado ini akan diimplementasikan dalam pembelajaran sastra di SMA. Novel Namaku Mata Hari ini cocok digunakan dalam pembelajaran sastra di SMA, khususnya untuk kelas XI semester I. Kelas XI semester I memiliki Standar Kompetensi (SK) Membaca: Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan dan Kompetensi Dasar (KD): Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan.
1.1
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
1. Bagaimanakah unsur tokoh, penokohan, latar, dan alur yang membentuk konflik batin tokoh Mata Hari dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado? 2. Bagaimanakah konflik batin yang di alami oleh tokoh Mata Hari dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado? 3. Bagaimanakah implementasi hasil analisis konflik batin tokoh Mata Hari dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado dalam pembelajaran sastra di SMA?
1.2
Tujuan Penelitian Berdasarkan tiga rumusan masalah di atas, maka peneliti akan membuat
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini: 1. Mendeskripsikan unsur tokoh, penokohan, latar, dan alur yang membentuk konflik batin tokoh Mata Hari dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. 2. Mendeskripsikan konflik batin yang dialami oleh tokoh Mata Hari atas perbuatan yang dilakukannya dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. 3. Mendeskripsikan implementasi hasil analisis konflik batin tokoh Mata Hari
dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado dalam
pembelajaran sastra di SMA.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.3
6
Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti sastra, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi pecinta karya sastra, khususnya novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. 2. Bagi pembelajaran sastra di SMA, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi sastra Indonesia lewat bacaan novel, khususnya novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan ajar tentang sastra Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kecintaan terhadap karya sastra dan menambah informasi tentang materi novel. 3. Bagi Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan tentang hasil karya sastra yang sudah diteliti, khususnya novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. Penelitian ini juga diharapkan agar peserta didik dapat meningkatkan potensi dalam membuat hasil karya sastra dalam pembelajaran, terutama novel.
1.4
Batasan istilah Dalam penelitian ini terdapat batasan istilah yang bertujuan agar tidak ada
salah pengertian atau menghindari salah tafsir tentang istilah-istilah yang ada. Batasan istilah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Novel Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
watak dan sifat setiap pelaku (Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, 2008:969). 2. Psikologi Sastra Psikologi adalah ilmu jiwa atau ilmu yang menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia (Atkinson dalam Albertine Minderop, 2010:3). Sedangkan psikologi sastra adalah cabang ilmu sastra yang mendekati sastra dari sudut psikologi. Perhatian dapat diarahkan kepada pengarang dan pembaca (psikologi komunikasi sastra) atau kepada teks sendiri (Dick Hartoko dan Rahmanto, 1986:126). 3. Konflik Batin Konlik batin adalah konflik yang disebabkan oleh adanya dua gagasan atau lebih atau keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga memengaruhi tingkah laku (Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, 2008:723). 4. Tokoh Tokoh adalah pelaku atau aktor dalam sebuah cerita sejauh ia oleh pembaca dianggap sebagai tokoh konkret, individual. Pengertian tokoh lebih luas daripada aktor atau pelaku yang hanya berkaitan dengan fungsi seseorang dalam teks naratif atau drama (Dick Hartoko dan Rahmanto, 1986:144). 5. Latar Latar adalah elemen fiksi yang menunjukkan kepada kita di mana dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung (Suminto, 2000:126). Dalam (Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, 2008:794), latar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
adalah keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. 6. Alur Alur merupakan rangkaian peristiwa yang direka dan disajikan dengan seksama, yang menggerakkan jalan cerita melalui rumitan ke arah klimaks dan selesaian (Sudjiman, 1990: 61). 7. Kurikulum Kurikulum adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan (Zainal Arifin, 2011:1) 8. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar, 2003:57). 9. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian,
alokasi
waktu,
dan
sumber
belajar
yang
dikembangkan oleh satuan pendidikan, berdasarkan standar nasional pendidikan (Mulyasa, 2008:132).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
10. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah (Muslich, 2007:10). 11. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007:45).
1.5
Sistematika Penyajian Penelitian ini disajikan dalam enam bab. Bab I tentang pendahuluan yang
berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II berisi landasan teori yang berisikan tentang teori-teori yang relevan dan teori yang digunakan sebagai dasar penelitian. Bab III tentang metode penelitian yang berisi pendekatan dan jenis penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan sumber data. Selanjutnya pada bab IV berisi tentang analisis unsur tokoh, penokohan, latar, dan alur. Bab V berisi hasil penelitian dan analisis tentang konflik batin yang dialami oleh tokoh Mata Hari dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado beserta implementasi hasil analisis konflik batin tokoh Mata Hari dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado dalam pembelajaran sastra di SMA. Bab VI tentang penutup, yang berisikan tentang kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang dilakukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Penelitian yang Relevan Penelitian tentang konflik batin yang dialami tokoh Mata Hari dalam novel
Namaku Mata Hari karya Remy Sylado belum pernah dilakukan, karena peneliti meneliti tokoh utama yang ada dalam novel Namaku Mata Hari, yaitu Mata Hari. Dalam penelitian konflik batin dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka yang relevan. Terdapat empat penelitian yang relevan dengan topik yang akan diteliti ini. Penelitian ini dilakukan oleh (1) Maria Devy Bukit Shintawati (2010), (2) Feronika Rini Puji Lestari (2002), (3) F. Wiwin Fouwer Ningrum (2000), dan (4) Sumartingsih (2000). Penelitian pertama yang dilakukan oleh Maria Devy Bukit Shintawati dalam skripsinya yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Dimas dalam Menghadapi Kemelut Hidup pada Novel Pacarku Ibu Kosku Karya Wiwik Karyono (Suatu Tinjauan Psikologis) dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA”. Penelitian kedua yang dilakukan oleh Feronika Rini Puji Lestari dalam skripsinya yang berjudul “Sikap Pengabdian Tokoh Ara Terhadap Negara dalam Novel Larasati Karya Pramoedya Ananta Toer (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra) dan Implementasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMU”. Penelitian ketiga yang dilakukan oleh F. Wiwin Fouwer Ningrum dalam skripsi yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Hasan dalam Novel Bukan Karena Kau Karya Toha Mohtar: Tinjauan Psikologi Sastra dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
SMU”. Penelitian keempat yang dilakukan oleh Sumartiningsih dalam skripsinya yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Lasi dalam Mewujudkan Eksistensinya sebagai Seorang Wanita dalam Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra) dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMU. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Maria Devy Bukit Shintawati dalam skripsinya yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Dimas dalam Menghadapi Kemelut Hidup pada Novel Pacarku Ibu Kosku Karya Wiwik Karyono (Suatu Tinjauan Psikologis) dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA”, bertujuan untuk mendeskripsikan tokoh Dimas atas perbuatannya yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologis sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian konflik batin tokoh Dimas ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa kemampuan ego Dimas untuk melaksanakan tugas dalam menjaga keseimbangan antara dorongan yang datang dari id dan super ego, tampak pada saat Dimas mengambil keputusan untuk pindah kos. Dimas pindah kos karena kos lamanya akan direnovasi. Dimas berusaha untuk pindah karena dia melihat sosok ibu kosnya yang baru sangat berbeda dengan perempuan lainnya. Id Dimas memutuskan untuk mencari kos lain. Super Ego Dimas merasa sadar bahwa dia tetap harus tinggal di tempat perempuan itu. Tokoh utama dalam novel ini adalah Dimas. Dimas sebagai tokoh utama yang mempunyai sifat berani, rasa keingintahuan yang besar, tidak mudah putus asa, mempunyai prinsip hidup yang tinggi, penyayang, mudah kecewa, dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
dipercaya, dan bertanggung jawab. Tokoh bawahan yang kehadiran dan keberadaannya sebagai penunjang tokoh utama sangat besar antara lain Mbak Dhea, Bayu, Mbak Maya, Ari, dan Rahmi. Novel Pacarku Ibu Kosku Karya Wiwik Karyono memuat nilai-nilai kehidupan terutama kehidupan remaja untuk siswa SMA. Karya sastra novel ini sebaiknya diberikan pada siswa yang berlatar belakang kehidupan kota sehingga mereka tertarik membaca dan menganalisisnya. Penelitian kedua yang dilakukan oleh Feronika Rini Puji Lestari dalam skripsinya yang berjudul “Sikap Pengabdian Tokoh Ara Terhadap Negara dalam Novel Larasati Karya Pramoedya Ananta Toer (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra) dan Implementasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMU”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap pengabdian tokoh Ara terhadap negara dalam novel Larasati karya Pramoedya Ananta Toer. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tokoh-tokoh yang ada dalam novel Larasati ini adalah Larasati (Ara), seorang opsir, Mardjohan, Surjo Sentono, Martabat, Nenek, Kakek Mo, Lasmidjah, Jusman, dan Oding. Larasati (Ara) merupakan tokoh utama dalam novel Larasati ini. Dalam penelitian ini sikap tokoh Ara terhadap negara dapat diwujudkan dengan sikap hidup orang Jawa. Ara adalah seorang wanita yang memiliki sikap eling atau sadar, sikap percaya, sikap rela, sikap nrima, sikap jujur, sikap sabar, sikap budi luhur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Berdasarkan analisis penokohan, dapat disimpulkan bahwa secara umum penokohan tokoh-tokoh dalam novel Larasati menggunakan metode analitik dan dramatik. Dengan kedua metode itu, maka Larasati (Ara) dilukiskan sebagai seorang wanita yang memiliki profesi sebagai bintang film yang mempunyai sifat baik terhadap orang lain. Berdasarkan aspek bahasa, perkembangan psikologi, dan latar belakang budaya siswa dapat disimpulkan bahwa analisis novel Larasati khusunya sikap pengabdian tokoh Ara terhadap negara dapat digunakan sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra. Penelitian ketiga yang dilakukan oleh F. Wiwin Fouwer Ningrum dalam skripsi yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Hasan dalam Novel Bukan Karena Kau Karya Toha Mohtar: Tinjauan Psikologi Sastra dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di SMU”. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan konflik batin tokoh Hasan dalam novel Bukan Karena Kau. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tokoh utama dalam novel ini adalah Hasan. Hasan sebagai tokoh utama yang mempunyai sifat berani, tidak materialistis, tidak suka berpamrih dan tidak silau dengan kekayaan, mudah putus asa dan tidak mempunyai kepercayaan diri yang besar, mudah kecewa, sifat pasrah dan dapat dipercaya, mempunyai semangat kerja yang tinggi, mempunyai rasa cinta kepada lingkungan hidup, sebagai pemeluk agama yang taat. Tokoh bawahan yang kehadiran dan keberadaannya sebagai penunjang tokoh utama sangat besar antara lain Haji Darmawi, Hermina, Hermanto, Mang Karta, Hendrik Winata.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Nilai-nilai psikologis yang terdapat dalam novel Bukan Karena Kau. Nilainilai psikologis itu antara lain Hasan mengakui kesalahannya kepada pihak yang berwajib karena perampokan berdarah yang mengakibatkan tewasnya Mang Karta. Hasan ingin menunjukkan jati dirinya sebagai orang yang berani mengambil resiko atas perbuatannya. Penelitian keempat yang dilakukan oleh Sumartiningsih dalam skripsinya yang berjudul “Konflik Batin Tokoh Lasi dalam Mewujudkan Eksistensinya sebagai Seorang Wanita dalam Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra) dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMU. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan konflik batin tokoh Lasi dalam mewujudkan eksistensinya sebagai seorang perempuan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dorongan super ego Lasi menolak anggapan orang-orang Karangsoga yang selalu menghinanya dan berusaha ingin tahu keberadaannya itu. Di sisi lain kenyataan sikap orang-orang Karangsoga yang selalu menghinanya membuat Lasi mempercayainya dan bersikap masa bodoh serta membiarkan mereka terus menghinanya. Ego harus mengambil bagian untuk menentukan sikap Lasi diantara dua pilihan tersebut. Dorongan yang kuat dari super ego ternyata mampu mengalahkan dorongan dari id. Hati nurani Lasi dengan tegas menolak sikap orang-orang Karangsoga tersebut. Konflik-konflik itu terjadi karena ego tidak mampu menjaga keseimbangan antara id dan super ego, namun demikian dalam hal ini super ego lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
berperanan dalam diri Lasi untuk menyelesaikan berbagi konflik yang ada dalam diri Lasi. Konflik-konflik tersebut menyebabkan Lasi mengalami akibat psikis dan sosial. Akibat sosial yang harus diterima Lasi adalah terlambat menikah untuk ukuran wanita di Karangsoga dan akibat psikisnya adalah rendah diri dalam pergaulan, sedih, ragu-ragu, dan kecemasan-kecemasan. Keempat penelitian tersebut merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan psikologis sastra. Setelah meninjau hasil penelitian yang terdahulu, dapat dikatakan bahwa penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian yang sejenis. Penelitian konflik batin dengan menggunakan pendekatan psikologis sastra sudah pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan oleh penulis masih relevan dan bermanfaat untuk dikembangkan. Penelitian ini masih merupakan penelitian yang sejenis, karena sama-sama menggunakan pendekatan psikologis sastra.
Kerangka Teori 2.2
Hakikat Novel Kata novel berasal dari bahasa Latin novellas, yang terbentuk dari kata
novus yang berarti baru atau new dalam bahasa Inggris. Dikatakan baru karena novel adalah bentuk karya sastra yang datang dari karya sastra lainnya seperti puisi dan drama (Heru Santosa dan Sri Wahyuni, 2010:46). Menurut (KBBI, 2008:969) novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel juga diartikan sebagai suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
karangan atau karya sastra yang lebih daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian yang penting, menarik dari kehidupan seseorang secara singkat dan yang pokok-pokok saja (Heru Santosa dan Sri Wahyuni, 2010:46). Novel menyajikan kehidupan itu sendiri. Sebagian besar terdiri atas kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga meniru alam dan kehidupan subjektivitas manusia (Wellek dan Warren, dalam Heru Santosa dan Sri Wahyuni). Sumarjo (dalam Heru Santosa dan Sri Wahyuni) mengatakan bahwa novel adalah produk masyarakat. Novel berada di masyarakat karena novel dibentuk oleh anggota masyarakat berdasarkan desakan-desakan emosional atau rasional dalam masyarakat. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa novel merupakan ceritaan rekaan atau tidak nyata yang menceritakan tentang kehidupan manusia dan segala tingkah laku manusia. Penceritaan di dalam karya fiksi ini biasanya menceritakan seputar kehidupan sosial, politik, religiusitas, ekonomi, dan lain sebagainya.
2.3 Unsur Intrinsik (Tokoh, Penokohan,Latar, dan Alur) Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun dari dalam suatu karya sastra. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan unsur intrinsik yaitu tokoh, penokohan, latar, dan alur dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.3.1
17
Tokoh dan Penokohan Tokoh adalah pelaku atau aktor dalam sebuah cerita sejauh ia oleh
pembaca dianggap sebagai tokoh konkret, individual (Dick Hartoko dan Rahmanto, 1986:144). Menurut Sudjiman (1990:79), tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Sedangkan tokoh cerita menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2007:165), adalah orang (-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Menurut Sayuti (dalam Wiyatmi, 2006:30) tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga merupakan gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. Oleh karena itu, dalam sebuah fiksi tokoh hendaknya dihadirkan secara alamiah. Dalam arti tokoh-tokoh itu memiliki “kehidupan” atau berciri “hidup” atau memiliki derajat lifelikeness (keseperti hidupan). Berdasarkan segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita menurut Nurgiyantoro (2007:176), tokoh dibagi menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita, sedang yang kedua adalah tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai jadian. Tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung. Menurut Sudjiman (1990:79), tokoh tambahan adalah tokoh-tokoh dalam lakon yang tidak mengucapkan sepatah kata pun. Mereka tidak memegang peranan, bahkan tidak penting sebagai individu. Hampir sama seperti manusia nyata, tokoh dalam fiksi pun memiliki watak. Ada dua cara menggambarkan watak tokoh yaitu secara langsung (telling, analitik) dan tak langsung (showing, dramatik). Selanjutnya secara tak langsung watak tokoh digambarkan melalui beberapa cara: (1) penamaan tokoh (naming), (2) cakapan, (3) penggambaran pikiran tokoh, (4) arus kesadaran, (5) pelukisan perasaan tokoh, (6) perbuatan tokoh, (7) sikap tokoh, (8) pandangan seseorang atau banyak tokoh terhadap tokoh tertentu, (9) pelukisan fisik, dan (10) pelukisan latar (Sayuti dalam Wiyatmi, 2006:32). Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2007:165). Sedangkan menurut Sudjiman (1988:23), penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Dapat disimpulkan bahwa pengertian dari tokoh adalah orang yang memainkan suatu adegan dalam cerita, sedangkan penokohan adalah watak atau karakter yang ada dalam setiap tokoh.
2.3.2
Latar Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007:216).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Menurut Sudjiman (1990:48), latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. Menurut Zaidan (1988:33), latar ialah segera keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana yang diceritakan dalam karya sastra atau sebuah novel. Latar dalam sebuah karya cukup penting, diantaranya untuk: 1. Memperjelas bila di mana dan bagaimana terjadinya peristiwa yang dikisahkan. 2. Memperjelas alur dan tokoh cerita. 3. Memperjelaskan suasana dan peristiwa dalam cerita. Menurut Nurgiyantoro (2007:227), unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur itu walau masingmasing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. 1. Latar Tempat Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Akhirnya perlu dikemukakan bahwa latar tempat dalam sebuah novel biasanya meliputi berbagai lokasi. Ia akan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain sejalan dengan perkembangan plot dan tokoh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
2. Latar Waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. 3. Latar Sosial Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas.
2.3.3 Alur Alur merupakan rangkaian peristiwa yang direka dan disajikan dengan seksama, yang menggerakkan jalan cerita melalui rumitan ke arah klimaks dan selesaian (Sudjiman, 1990: 61). Menurut Nurgiyantoro (2000: 110), plot/ alur adalah rangkaian peristiwa yang tersaji secara berurutan sehingga membentuk sebuah cerita. Plot atau alur merupakan cerminan atau perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berpikir dan bersikap dalam menghadapi berbagai masalah dalam suatu cerita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Alur dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu alur kronologis dan alur tidak kronologis (Nurgiyantoro, 2007: 153-156). Alur kronologis disebut juga alur lurus atau alur maju, yaitu struktur yang peristiwa-peristiwanya disusun secara kronologis; peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang kemudian atau secara runtut cerita dimulai dari tahap awal (penyituasian, pengenalan, pemunculan, konflik), tahap tengah (konflik meningkat, klimaks), dan tahap akhir (penyelesaian). Alur tidak kronologis disebut sebagai alur sorot balik (flash back) atau alur mundur, yaitu urutan kejadian tidak tersusun atau dimulai dari tahap awal, melainkan disusun dari akhir atau tengah cerita, baru kemudian ke tahap awal cerita. Dengan demikian, dapat disimpulkan alur adalah rangkaian peristiwa yang terdapat di dalam sebuah cerita. Dengan adanya alur ini, pembaca dapat lebih mengerti jalannya cerita yang disampaikan oleh pengarang.
2.4
Psikologi Sastra Psikologi berasal dari kata Yunani psyche, yang berarti jiwa , dan logos
yang berarti ilmu. Jadi psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia (Atkinson dalam Albertine Minderop, 2011:3). Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Dalam menelaah suatu karya psikologis hal penting yang perlu dipahami adalah sejauh mana keterlibatan psikologi pengarang dan kemampuan pengarang menampilkan para tokoh rekaan yang terlibat dengan masalah kejiwaan (Albertine Minderop, 2011:55).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Psikologi sastra dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, karya sastra merupakan kreasi dari suatu proses kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar (subconscious) yang selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk conscious (Endraswara, dalam Albertine Minderop). Kedua, telaah psikologi sastra adalah kajian yang menelaah cerminan psikologis dalam diri para tokoh yang disajikan sedemikian rupa oleh pengarang sehingga pembaca merasa terbuai oleh problema psikologis kisahan yang kadang kala merasakan dirinya terlibat dalam cerita (Albertine Minderop, 2011:55). Rene Wellek dan Austin Warren (dalam Kutha Ratna, 2009:41) menunjukkan empat model pendekatan psiokologis yang dikaitkan dengan pengarang, proses kreatif, karya sastra, dan pembaca. Meskipun demikian, pendekatan psikologis pada dasarnya berhubungan dengan pengarang dan karya sastra, dan pembaca dengan pertimbangan bahwa pendekatan psikologis lebih banyak berhubungan dengan pengarang dan karya sastra. Berdasarkan pendapat-pendapat para tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala tingkah laku dan kejiwaan yang terdapat pada manusia. Psikologi sastra sendiri dapat disimpulkan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan kejiwaan yang terdapat pada suatu karya sastra. Psikologi sastra ini dapat dilihat dari aspek pengarang, pembaca, dan tokoh dalam karya sastra.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.5
23
Psikologi Abraham Maslow Abraham Harold (Abe) Maslow lahir di Manhattan, New York, pada 1
April 1908. Abraham Maslow menemukan teori psikologi yang disebut dengan nama teori holistik-dinamis, karena teori ini menganggap bahwa keseluruhan dari seseorang terus menerus termotivasi oleh satu atau lebih kebutuhan dan bahwa orang mempunyai potensi untuk tumbuh menuju kesehatan psikologis (Jess Feist & Gregory J. Feist, 2010:325). Maslow percaya bahwa untuk menyelidiki kesehatan psikologis, satusatunya tipe orang yang dipelajari ialah orang yang sehat. Maslow berkesimpulan bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan-kebutuhan instinktif. Kebutuhan-kebutuhan universal yang mendorong kita untuk bertumbuh dan berkembang, untuk mengaktualisasikan diri, untuk menjadi semuanya sejauh kemampuan kita. Jadi, potensi untuk pertumbuhan dan kesehatan psikologis ada sejak lahir (Schults dalam Albertine Minderop, 2011:278). Menurut
Maslow
tingkah
laku
manusia
lebih
ditentukan
oleh
kecenderungan individu untuk mencapai tujuan agar kehidupan si individu lebih berbahagia dan sekaligus memuaskan. Maslow menyampaikan teorinya tentang kebutuhan bertingkat (Albertine Minderop, 2011:280). Konsep hierarki kebutuhan yang diungkapkan Maslow beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di level rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di level tinggi menjadi hal yang memotivasi. Lima kebutuhan yang membentuk hierarki ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
adalah kebutuhan konatif, yang berarti bahwa kebutuhan-kebutuhan ini memiliki karakter mendorong atau memotivasi (Jess Feist & Gregory J. Feist, 2010:331). Maslow (dalam Jess Feist & Gregory J. Feist, 2010:332) menyampaikan teorinya tentang kebutuhan bertingkat yang tersusun dalam lima tingkatan: fisiologis (physiological), keamanan (safety), cinta dan keberadaan (love and belongingness), penghargaan (esteem), dan aktualisasi diri ( self actualization). Adapun kebutuhan-kebutuhan yang dialami oleh tokoh Mata Hari, dengan menggunakan kebutuhan: a. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan fisiologis adalah sekelompok kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasannya karena terkait dengan kebutuhan biologis manusia. Kebutuhan fisiologis, misalnya kebutuhan: pangan, sandang, papan, oksigen, seks, dan sebagainya, demi kelangsungan hidup manusia. Karena kebutuhan paling mendesak, maka sebelum ini tercapai, tidak akan bergerak menuju kebutuhan di atasnya. Kebutuhan ini sangat berpengaruh terhadap tingkah laku manusia dan ia selalu berusaha memenuhinya (Albertine Minderop, 2011:286). Kebutuhan fisiologis berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya setidaknya dalam dua hal penting. Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang dapat terpenuhi atau bahkan selalu terpenuhi. Karakteristik berbeda yang kedua dari kebutuhan fisiologis adalah kemampuannya untuk muncul kembali (Jess Feist & Gregory J. Feist, 2010:333).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
b. Kebutuhan akan Keamanan Ketika orang telah memenuhi kebutuhan fisiologis mereka, mereka menjadi termotivasi dengan kebutuhan akan keamanan. Yang termasuk di dalam kebutuhan akan keamanan adalah keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang mengancam. Kebutuhan akan hukum, ketenteraman, dan keteraturan juga merupakan bagian dari kebutuhan akan keamanan (Maslow dalam Jess Feist & Gregory J. Feist, 2010:333). Ketidakpastian yang dihadapi manusia membuat manusia harus mencapai sebanyak mungkin jaminan, perlindungan, ketertiban menurut kemampuan kita. Apabila kita mencapai suatu tingkat tertentu dari rasa aman dan jaminan, maka kita akan digerakkan untuk memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta (Albertine Minderop, 2011:283). c. Kebutuhan akan Rasa Memiliki dan Cinta Setelah orang memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanan, mereka menjadi termotivasi oleh kebutuhan akan cinta dan keberadaan, seperti keinginan untuk berteman; keinginan untuk mempunyai pasangan dan anak; kebutuhan untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga, sebuah perkumpulan, lingkungan masyarakat, atau negara. Cinta dan keberadaan juga mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan hubungan dengan manusia lain dan juga kebutuhan untuk memberi dan mendapatkan cinta (Maslow dalam Jess Feist & Gregory J. Feist, 2010:334).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Kebutuhan rasa memiliki dan cinta dapat dipenuhi dengan cara menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau perkupulan, menerima nilai-nilai dan sifat-sifat atau memakai pakaian seragam dengan maksud agar merasakan perasaan memiliki. Untuk memuaskan kebutuhan akan cinta kita dapat membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain atau dengan orang-orang pada umumnya, dalam hubungan ini memberi dan menerima cinta adalah sama penting. Menurut Maslow, sulit bagi kita memenuhi kebutuhan cinta dewasa ini sehingga menimbulkan rasa kesepian dan keterasingan. Oleh karena itu, banyak tumbuh berbagai kelompok untuk melepaskan diri dari perasaan terisolasi karena kegagalan mencapai cinta dan memiliki (Albertine Minderop, 2011:283). d. Kebutuhan akan Penghargaan Menurut Maslow (dalam Albertine Minderop, 2011:284) setiap orang memiliki dua penghargaan yang berasal dari orang lain dan penghargaan terhadap diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari orang lain adalah yang utama. Penghargaan yang berasal dari orang lain berdasarkan reputasi, kekaguman, status, popularitas, keberhasilan dalam masyarakat, dan semua sikap bagaimana pandangan orang lain terhadap kita. Apabila kita merasakan suatu perasaan penghargaan dari dalam atau penghargaan diri, kita merasa yakin dan aman akan diri kita; kita merasa berharga dan adekuat (serasi, seimbang).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
e. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri Kebutuhan akan aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Kita harus menjadi menurut potensi kita untuk menjadi. Walaupun kita telah mencapai kebutuhan dalam tingkat rendah, merasa aman secara fisik dan emosional, mempunyai rasa memiliki, dan cinta, merasa berharga, namun kita akan merasa kecewa, tidak tenang dan tidak puas kalau kita gagal berusaha memuaskan kebutuhan akan aktualisasi diri. Bila kondisi ini terjadi, maka kita tidak berada dalam damai dengan diri kita dan tidak bisa dikatakan sehat secara psikologis (Schultz dalam Albertine Minderop, 2011:284). Kebutuhan akan aktualisasi diri adalah kebutuhan manusia tertinggi. Kebutuhan ini tercapai apabila kebutuhan-kebutuhan di bawahnya telah terpenuhi dan terpuaskan. Menurut Maslow, seseorang akan mampu mencapai kebutuhan ini apabila ia mampu melewati masamasa sulit yang berasal dari diri sendiri maupun dari luar. Hambatan dari diri sendiri misalnya timbul rasa ragu-ragu, takut, malu, dan sebagainya. Kendala dari luar misalnya, tidak adanya kesempatan atau diskriminasi dari lingkungannya (Albertine Minderop, 2011:307).
2.6
Konflik Menurut Soeitoe (1971:21) konflik adalah aspek-aspek pada aktivitas
manusia yang dapat timbul dalam kehidupan sehari-hari tiap-tiap orang. Konflik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
terjadi karena kegagalan dalam penyesuaian diri. Konflik batiniah berakar pada rintangan terhadap pada pemuasan diri dan penolakan dari ambisi sosial. Konflik terjadi dalam: a. Pemilihan mana yang tepat b. Pemilihan antara dua jalan atau cara untuk mencapai suatu tujuan yang vital c. Pemilihan antara dua tujuan yang sama pentingnya d. Merasakan adanya ancaman yang seakan-akan mengepung dan mengikat seseorang, sehingga ia tidak dapat mengadakan pemilihan sama sekali. Menurut Heerdjan (1987:31), konflik adalah keadaan pertentangan antara dorongan-dorongan yang berlawanan, tetapi ada sekaligus bersama-sama dalam diri seseorang. Konflik timbul pada saat ego menghadapi dorongan kuat dari id yang tidak dapat diterimanya dan dihayati sebagai berbahaya. Bila kekuatan naluri melebihi kemampuan ego untuk mengendalikan dan menyalurkannya, muncullah gejala rasa cemas. Ini tanda bahaya, yang menyatakan bahwa ego berhasil menyelesaikan konflik. Robert (2005:194), konflik menekankan adanya kepentingan yang bertentangan dan kesadaran mengenai hal dari pihak-pihak yang terkait. Konflik merupakan suatu proses di mana individu atau kelompok mempersepsikan bahwa orang lain telah atau akan segera melakukan tindakan yang tidak sejalan dengan kepentingan pribadi mereka. Jadi dapat disimpulkan, bahwa konflik merupakan suatu hal yang bertentangan antar individu atau suatu kelompok karena adanya perbedaan pendapat atau kesalah pahaman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Konlik batin adalah konflik yang disebabkan oleh adanya dua gagasan atau lebih atau keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga memengaruhi tingkah laku (Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, 2008:723). Konflik terjadi karena manusia harus memilih. Konflik bisa pula terjadi karena masalah internal seseorang. Singkatnya, konflik terjadi karena: 1. Adanya kebebasan versus ketidakbebasan Manusia kerap kali ingin melakukan sesuatu di masa kecil, namun kita diberi pelajaran bahwa yang kita lakukan harus diikuti dengan sikap bertanggung jawab. 2. Adanya kerja sama versus persaingan Kompetisi telah diajarkan sejak masa kecil hingga dewasa, sejak di sekolah dasar hingga terjuan ke masyarakat, dalam bidang pekerjaan. Di saat bersamaan kita harus pula bekerja sama dan menolong orang lain. Kontradiksi semacam ini berpotensi melahirkan konflik. 3. Adanya ekspresi impuls versus standar moral Suatu masyarakat menganut sistem moral yang mengatur tingkah laku anggota masyarakat sebagai individu dan sebagai warga masyarakat. Misalnya, naluri agresif seksual kerap kali berkonflik dengan standar moral yang bilamana dilanggar akan melahirkan frustasi (Minderop, 2011:230).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.7
30
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Hamalik (dalam Joko Susilo, 2008:78) memberikan tafsiran kurikulum
dalam tiga hal, yaitu: (1) Kurikulum memuat Isi dan Materi Pembelajaran Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. (2) Kurikulum sebagai Rencana Pembelajaran Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. (3) Kurikulum sebagai Pengalaman Belajar. Kurikulum
merupakan
serangkaian
pengalaman
belajar.
Kegiatan
kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Menurut Muslich (2007:10), KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah. Departemen Pendidikan Nasional mengharapkan paling lambat tahun 2009/2010, semua sekolah telah melaksanakan KTSP. KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Muslich, 2007:1). KTSP memiliki empat komponen, yaitu (1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2) struktur dan muatan KTSP, (3) Kalender Pendidikan, dan (4) Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran ((Muslich, 2007:12). Komponen 1: Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan a. Tujuan
pendidikan
dasar
adalah
meletakkan
dasar
kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. b. Tujuan
pendidikan
menengah
adalah
meningkatkan
kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejujuran. Komponen 2: Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran berikut: 1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. 2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4) Kelompok mata pelajaran estetika.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Sedangkan untuk muatan tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu, materi muatan lokal dan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Komponen 3: Kalender Pendidikan Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi. Komponen 4: Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk
penilaian.
Berdasarkan
silabus
inilah
guru
bisa
mengembangkannya menjadi Rancangan Pelaksanaan Pengajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran sastra, khususnya novel dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas XI semester I dengan aspek membaca. Kelas XI semester I memiliki standar kompetensi: Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel terjemahan dan kompetensi dasar: Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan. Pembelajaran sastra tentang novel ini akan diimplementasikan kepada siswa dalam bentuk Silabus dan RPP dengan menggunakan pedoman KTSP. Selain itu, terdapat nilai pendidikan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
terdapat dalam novel sehingga siswa dapat mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.8
Silabus Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar
ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian (Depdiknas, 2006:344). Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berisikan garis-garis besar materi pembelajaran (Muslich, 2007, 25-26). Dalam KTSP, pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan diberi kebebasan dan keluasan dalam mengembangkan silabus
sesuai
dengan
kondisi
dan
kebutuhan
masing-masing.
Agar
pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum, maka perlu memperhatikan prinsipprinsip pengembangan silabus (Mulyasa, 2007:191). Silabus merupakan uraian yang lebih rinci mengenai kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan suatu mata pelajaran. Menurut (Mulyasa, 2007:203-206), di dalam penyusunan silabus terdapat langkah-langkah pengembangan silabus, yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
1) Mengisi Kolom Identitas SILABUS Nama Sekolah
: SDN Karang Sari
Mata Pelajaran
: B. Indonesia
Kelas/ Semester
: IV/2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
2) Mengkaji dan Menganalisis Standar Kompetensi Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut. a. Urutan tidak harus sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi, melainkan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan bahan. b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran. c. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. 3) Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi. b. Keterkaitan antar kompetensi dasar dalam mata pelajaran. c. Keterkaitan kompetensi dasar dengan standar kompetensi. 4) Mengidentifikasi Materi Standar Mengidentifikasi
materi
standar
yang
menunjang
standar
kompetensi dan kompetensi dasar, dengan mempertimbangkan halhal sebagai berikut. a. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik. b. Kebermanfaatan bagi peserta didik. c. Struktur keilmuan. d. Ke dalaman dan ke luasan materi. e. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan. f. Alokasi waktu. 5) Mengembangkan Pengalaman Belajar (Standar Proses) Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan peserta didik dalam proses pembentukkan kompetensi, dengan
berinteraksi
aktif
dengan
sumber
belajar
melalui
pendekatan, metode, dan metode pembelajaran yang bervariasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
6) Merumuskan Indikator Keberhasilan a. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan, dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. c. Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang dapat diukur dan dapat diobservasi, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat penilaian. 7) Menentukan Penilaian (Standar Penilaian) Penilaian pencapain kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator, dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan porofolio, dan penilaian diri. 8) Alokasi Waktu Alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar dilakukan dengan memperhatikan jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran
perminggu
dengan
mempertimbnagkan
jumlah
kompetensi dasar, keluasan, ke dalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingannya. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh rata-rata peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
9) Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial,
dan
budaya.
Penentuan
sumber
belajar
dilakukan
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, indikator kompetensi, serta materi pokok, dan kegiatan pembelajaran. Format Silabus Berbasis KTSP Format silabus berbasis KTSP minimal mencakup: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi standar, (3) indikator, (4) materi standar, (5) standar proses (kegiatan belajar mengajar), dan (6) standar penilaian (Mulyasa, 2007: 191-195). Format tersebut dapat dilukiskan sebagai berikut. Format Silabus Nama Sekolah
:.........................................
Mata Pelajaran
:.........................................
Kelas/Semester
:........................................
Alokasi Waktu
:........................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Standar
Standar Proses (KBM)
38
Standar Penilaian
Menurut Muslich (2007:39), pengembangan silabus dapat dikemas ke dalam tiga jenis format. Pengembangan silabus dapat memilih satu diantara jenis berikut: Silabus Format 1 Nama Sekolah
:...................................................................................
Mata Pelajaran
:...................................................................................
Kelas/ Semester
:...................................................................................
Standar Kompetensi :....................................................................................
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pengalaman Indikator Belajar
Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Silabus Format 2 Nama Sekolah
:...................................................................................
Mata Pelajaran
:...................................................................................
Kelas/ Semester
:...................................................................................
Standar Kompetensi :....................................................................................
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pengalaman Belajar
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Silabus Format 3 Nama Sekolah
:...................................................................................
Mata Pelajaran
:...................................................................................
Kelas/ Semester
:...................................................................................
I. II.
Standar Kompetensi :......................................................... Kompetensi Dasar
:.........................................................
III.
Materi Pokok
:.........................................................
IV.
Pengalaman Belajar :.........................................................
V.
Indikator
:.........................................................
Sumber/ Bahan/ Alat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VI. VII. VIII.
2.9
Penilaian
:..........................................................
Alokasi Waktu
:..........................................................
40
Sumber/ Bahan/ Alat :..........................................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran
mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich,
2007:45).
Dengan
demikian,
RPP
merupakan
upaya
untuk
memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yakni: kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian (Mulyasa, 2007:213). Pengembangan RPP harus diawali dengan pemahaman terhadap arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Ada dua fungsi RPP dalam KTSP, yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan. Fungsi perencanaan RPP adalah bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Sedangkan secara pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistemik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual (Mulyasa, 2007:217). Menurut Muslich (2007:46), terdapat langkah-langkah yang patut dilakukan guru dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1) Ambillah
satu
unit
pembelajaran
yang
akan
diterapkan
41
dalam
pembelajaran. 2) Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit tersebut. 3) Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut. 4) Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator tersebut. 5) Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. 6) Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan atau dikenakan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. 7) Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran. 8) Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan tujuan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 9) Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari dua jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi menjadi lebih dari satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan tujuan pembelajaran atau sifat/ tipe/ jenis materi pembelajaran. 10) Sebutkan sumber / media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran secara konkret dan untuk setiap bagian/ unit pertemuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
11) Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Contoh Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan
:........................................................................
Mata Pelajaran
:........................................................................
Kelas/ Semester
:........................................................................
Standar Kompetensi :........................................................................ Indikator
:.........................................................................
Alokasi Waktu
:............ x .............(.....pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran ........................................................................................................................ B. Materi Pembelajaran ........................................................................................................................ C. Metode Pembelajaran ........................................................................................................................ D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Kegiatan Awal: (Dilengkapi dengan alokasi waktu) ........................................................................................................................ Kegiatan Inti: (Dilengkapi dengan alokasi waktu) ........................................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Kegiatan Penutup: (Dilengkapi dengan alokasi waktu) ........................................................................................................................ Pertemuan 2 ........................................................................................................................ Dan seterusnya E. Sumber Belajar (Disebutkan secara konkret) ........................................................................................................................ F. Penilaian Teknik ........................................................................................................................ Bentuk Instrumen ........................................................................................................................ Contoh Instrumen (Soal/ Tugas): (Ditambah Kunci Jawaban atau Pedoman Penilaian ........................................................................................................................ ........................., ............ Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
.......................
.............................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.10
44
Pembelajaran Sastra di SMA Menurut Rahmanto (1988:16) pengajaran sastra dapat membantu
pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat yaitu membantu
keterampilan
berbahasa,
meningkatkan
pengetahuan
budaya,
mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. Agar dapat memilih bahan pengajaran sastra dengan tepat, beberapa aspek perlu dipertimbangkan. Ada tiga aspek penting yang tidak boleh dilupakan jika ingin memilih bahan pengajaran sastra (Rahmanto, 1988:27): 1. Bahasa Perkembangan karya sastra melewati tahap-tahap yang meliputi banyak aspek kebahasaan. Aspek kebahasaan dalam sastra ini tidak hanya ditentukan oleh masalah-masalah yang dibahas, tapi juga faktor-faktor lain seperti: cara penulisan yang dipakai si pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan karya itu, dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang. Agar pengajaran sastra dapat lebih berhasil, guru kiranya perlu mengembangkan ketrampilan khusus untuk memilih bahan pengajaran sastra yang bahasanya sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswanya. 2. Psikologi Dalam memilih bahan pengajaran sastra , tahap-tahap perkembangan psikologis ini hendaknya diperhatikan karena tahp-tahap ini sangat besar pengaruhnya terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak hal. Tahap perkembangan psikologis ini juga sangat besar pengaruhnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
terhadap daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan problem yang dihadapi. Untuk membantu guru lebih memahami tingkatan perkembangan psikologi anak-anak sekolah dasar dan menengah, Rahmanto (1988:30) menyajikan tentang perkembangan psikologi anak: i.
Tahap pengkhayal (8 sampai 9 tahun) Pada tahap ini imajinasi anak belum banyak diisi hal-hal nyata, tetapi masih penuh dengan berbagai macam fantasi kekanakan.
ii.
Tahap romantik (10 sampai 12 tahun) Pada tahap ini anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan mengarah ke realitas. Pada tahap ini anak telah menyenangi ceritera kepahlawanan, petualangan, dan bahkan kejahatan.
iii.
Tahap realistik (13 sampai 16 tahun) Sampai tahap ini anak-anak sudah benar-benar terlepas dari dunia fantasi, dan sangat berminat pada realitas atau apa yang benar-benar terjadi.
iv.
Tahap generalisasi ( umur 16 tahun dan selanjutnya) Pada tahap ini anak sudah tidak lagi hanya berminat pada hal yang praktis saja tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan menganalisis suatu fenomena. Dengan menganalisis fenomena, mereka berusaha menemukan dan merumuskan penyebab utama fenomena itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
3. Latar belakang budaya Latar belakang karya sastra ini meliputi hampir semua faktor kehidupan manusia dan lingkungannya, seperti: geografi, sejarah, topografi, iklim, mitologi, legenda, pekerjaan, kepercayaan, cara berfikir, nilai-nilai masyarakat, seni, olahraga, hiburan, moral, etika, dan sebagainya. Biasanya siswa akan mudah tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang kehidupan mereka. Dengan demikian, secara umum guru sastra hendaknya memilih
bahan
pengajarannya
dengan
menggunakan
prinsip
mengutamakan karya-karya sastra yang latar ceritanya dikenal oleh para siswa. Belajar sastra pada dasarnya adalah belajar bahasa dalam praktek. Belajar sastra harus selalu berpangkal pada realisasi bahwa setiap karya pada pokoknya merupakan kumpulan kata yang bagi siswa harus diteliti, ditelusuri, dianalisis, dan diintegrasikan. Kita sadar bahwa tak ada informasi dari luar baik itu berupa pengantar, komentar guru, cara membaca, gambar maupun kritik yang sebelumnya lebih dapat menuntut perhatian siswa kecuali pengalaman siswa itu sendiri. Pengalaman dari karya sastra bagaimanapun hanya dapat dimulai dan dilanjutkan dengan mempelajari analisis verbal. Karena kita banyak membaca, kita merasa mudah sekali menerima isi suatu bacaan (Rahmanto, 1988:38).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Berdasarkan standar kompetensi (Depdiknas), pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) diharapkan:
1. Peserta
didik
dapat
mengembangkan
potensinya
sesuai
dengan
kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri; 2. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar; 3. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya 4. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah; 5. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia; 6. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi sastra. Yang perlu diperhatikan dalam penerapan pendekatan psikologi sastra menurut Wellek dan Warren (dalam Wiyatmi, 2006:108) adalah bahwa seandainya pun seorang pengarang berhasil membuat tokoh-tokohnya berlaku sesuai dengan “kebenaran psikologis” perlu dipertanyakan apakah kebenaran semacam itu bernilai artistik. Kebenaran psikologi yang terdapat dalam karya sastra baru mempunyai nilai artistik, jika menambah koherensi dan kompleksitas karya. Psikologi sastra ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis aspek kejiwaan para tokoh dalam suatu karya sastra. Dalam analisis, pada umumnya yang menjadi tujuan adalah tokoh utama, tokoh kedua, tokoh ketiga, dan seterusnya (Ratna, 2009:343). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Tylor (dalam Moleong, 2006:4) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Moleong, 2006:6). Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif ini
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
bertujuan untuk menemukan sesuatu yang bermanfaat berdasarkan fakta yang ada, dengan menghasilkan data deskriptif.
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis.
Metode
deskriptif
analitik
dilakukan
dengan
cara
mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis berarti menguraikan (Kutha Ratna, 2009:53). Berdasarkan metode yang digunakan, peneliti akan menganalis konflik batin yang dialami oleh tokoh Mata Hari yang ada dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado ini. Peneliti akan menganalis setiap kejadian yang dialami tokoh Mata Hari untuk menemukan konflik batin yang dialaminya.
3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik adalah cara melaksanakan metode, sedangkan metode sendiri adalah cara yang harus dilaksanakan (Sudaryanto, 1993:9). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat. Teknik catat ini digunakan untuk mencatat dan mengumpulkan data-data yang ada dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado.
3.4 Sumber Data Menurut Lofland dan Lofland (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:169) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Judul Buku
: Namaku Mata Hari
Pengarang
: Remy Sylado
Penerbit
: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit
: 2010
Jumlah Halaman
: 560 halaman
Ukuran
: 20 cm
3.6 Teknik Analisis Data Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado ini: 1) Peneliti membaca terlebih dahulu novel yang berjudul Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. 2) Peneliti menganalisis unsur tokoh dan latar yang membentuk konflik batin tokoh Mata Hari dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. 3) Peneliti menganalisis tokoh Mata Hari dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra yang berkaitan dengan konflik batin. 4) Peneliti mengimplementasikan novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado ke dalam pembelajaran sastra di SMA.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV ANALISIS UNSUR TOKOH, PENOKOHAN, LATAR, DAN ALUR
Dalam bab ini akan dianalisis empat unsur intrinsik yaitu tokoh, penokohan, latar, dan alur dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. Peneliti menganalisis tokoh utama yang mengalami konflik batin dan tokoh tambahan yang membentuk konflik batin tokoh Mata Hari. Setelah itu peneliti menganalisis penokohan yang terjadi pada tokoh utama dan tokoh tambahan. Selanjutnya, peneliti menganalisis latar yang membentuk konflik batin tokoh Mata Hari. Latar yang dianalisis adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Setelah itu peneliti menganalisis alur yang terjadi di dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado.
4.1 Analisis Tokoh dan Penokohan Sayuti (dalam Wiyatmi, 2006:30) menjelaskan tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga merupakan gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. Menurut Nurgiyantoro (2007:176), tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita, sedang yang kedua adalah tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
utama, secara langsung ataupun tak langsung. Menurut Sudjiman (1988:23), penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. 4.1.1 Tokoh Utama Tokoh utama yang terdapat dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado adalah Mata Hari. Mata Hari merupakan tokoh yang paling diutamakan dan yang mengalami banyak masalah dalam kehidupannya, sehingga tokoh Mata Hari selalu mengalami konflik batin yang terjadi di dalam dirinya. Semula nama asli dari Mata Hari adalah Margaretha Geertruida, itu merupakan nama pemberian dari ayahnya. Mata Hari merupakan wanita IndoBelanda, karena ibunya berasal dari Indonesia dan ayahnya berasal dari Belanda. Mata Hari mengganti namanya setelah berada di Indonesia, tepatnya di daerah Ambarawa. Nama „matahari‟ pertama kali dia dengar dari babunya yang bernama Nyai Kidhal. Mata Hari mendengar nama itu ketika Nyai Kidhal menyanyikan lagu nina bobo untuk anaknya Norman John. Mata Hari digambarkan tokoh yang mengalami konflik batin karena ulah dari suaminya MacLeod yang sering dipanggil Ruud. Selain itu, perbuatan yang dibuat oleh suaminya ini membuat Mata Hari frustasi sehingga dia menjadi seorang vrijdenker. Rasa sakit batin yang dialami oleh Mata Hari, membuat dirinya nekat membuka celana serta mengangkang untuk senang-senang dengan sejumlah lelaki dari kalangan perwira dan pejabat tinggi. Sampai akhirnya Mata Hari menjadi seorang sundal kelas tinggi dan terus menari dengan telanjang. Mata Hari juga digambarkan sebagai sosok perempuan yang mempunyai pengalaman yang luas, pemberontak, dan dia selalu percaya diri dengan keadaannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
4.1.2 Tokoh Tambahan Tokoh tambahan yang terdapat dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado adalah John Rudolph MacLeod, Heer Wybrandus Hanstra, kakak perempuan Ruud, Cremer, Nyai Kidhal, Mamah, Norman John, Clockener Brousson, Jeane Louisa, adik Nyai Kidhal, Luypen SJ, Suster Kepala, Meneer Breda dan istrinya, Pangeran Haryo Sosroningrat, Mbah Kung, Didik dan istrinya, Astri, Wiggers, Van de Bers, Clunet, Von Kalle, Von Bayerling, Ladoux, Astruc, Bouchardon, Maslow, Lintjens, Pere, Soeur. Akan tetapi, peneliti hanya meneliti tokoh tambahan John Rudolph MacLeod dan Heer Wybrandus Hanstra yang menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari.
4.1.2.1 John Rudolph MacLeod (Ruud) John Rudolph MacLeod atau yang sering dipanggil Ruud merupakan tokoh tambahan yang paling menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari. John Rudolph MacLeod adalah suami Mata Hari . John Rudolph MacLeod berasal dari Skotland dan seorang perwira ketentaraan Belanda yang bertugas di Indonesia. Kegemaran dari John Rudolph MacLeod ini adalah melacur, sehingga menyebabkan kedua anaknya yang bernama Norman John dan Jeanne Louisa mengalami penyakit sifilis yang berasal dari John Rudolph MacLeod. John Rudolph MacLeod digambarkan sebagai orang yang suka bohong, menyakiti hati istrinya dengan cara main perempuan, mudah marah, dan suka ngotot dengan pendapatnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
4.1.2.2 Heer Wybrandus Hanstra Heer
Wybrandus
Hanstra
merupakan
tokoh
tambahan
yang
kemunculannya sangat sedikit dan penceritaannya sangat pendek. Heer Wybrandus Hanstra adalah guru di sekolahannya Mata Hari yang bertempat di Bewaarschool. Gurunya ini digambarkan memiliki penampilan yang norak, tetapi dia cinta kepada Mata Hari. Heer Wybrandus Hanstra inilah yang pertama kali membuat Mata Hari menjadi tidak perawan lagi. Setelah membuat Mata Hari tidak perawan, gurunya ini langsung menghilang tanpa diketahui keberadaannya. Hal inilah yang membuat Ruud kecewa kepada Mata Hari yang sudah tidak perawan lagi karena telah diperawani oleh gurunya sendiri.
4.1.3 Penokohan 4.1.3.1 Tokoh Utama 4.1.3.1.1 Mata Hari Mata Hari merupakan wanita Indo-Belanda, karena ibunya berasal dari Indonesia dan ayahnya berasal dari Belanda. Mata hari bekerja sebagai seorang penari dan pelacur, itu semua dilakukan oleh Mata Hari karena bakat. Mata Hari pun tidak suka, jika ada orang yang mencibiri atau mengejek bakat yang dimilikinya itu. Mata Hari justru bangga menjadi wanita yang bekerja seperti itu. Mata Hari pun mengakui kejujurannya menjadi seorang pelacur karena bakat. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung (1), (3), dan metode tidak langsung (2) melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
(1)
Aku Mata Hari Aku minta dengan hormat kepada kalian, Pere dan Soeur, sebagai orang yang memilih selibat di Prancis sini, janganlah segampangnya mencibiri bakat jalang-sundal-lacur. Aku pelacur tulen. Tapi aku penari sejati. Dan aku Belanda berdarah Indonesia (hlm. 9).
(2)
Aku tidak boleh menyangkal pada suara hatiku, bahwa alasan yang mendorong kemauanku untuk menjadi pelacur adalah bakat (hlm. 9).
(3)
Lebih dulu, aku harus menandaskan, bahwa aku bangga menjadi diriku seperti ini, adalah dasarnya karena keputusan hati itu (hlm. 10).
Matahari memang sudah mempunyai suami bernama MacLeod yang sering dipanggil Ruud. Mata Hari menikah dengan Ruud sejak berumur 18 tahun. Dalam pernikahannya dengan Ruud, Mata Hari selalu berfikir cemar atau buruk kepada suaminya. Sebenarnya, pikiran cemar itu pertama kali berasal dari fikiran orang lain saja. Kejadian ini membuat Mata Hari kecewa akan perbuatan suaminya itu dan dia tidak pernah munafik. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (4)
Aku menjadi begini karena suamiku MacLeod yang aku panggil Ruud. Dialah yang mendorong aku berpikir cemar. Dan, setelah itu, aku membuktikan, bahwa tidak ada lelaki yang begitu tangguh untuk sanggup bertahan terhadap godaan wanita, ketika mereka harus menerima arti kehidupan nyata, bahwa tidak akan ada keindahan paripurna atas naluri lelaki selain di dalam vagina. Di situ aku mencatat dalam ingatan, sejumlah pejabat tinggi negara dan para perwira militer yang biasa berdiri di depan rakyat dengan memasang muka-muka kudus tapi di dalam otaknya tersembunyi pikiran-pikiran kudis atas semata-mata sensasi ranjang (hlm. 11).
Hari pertama setelah menikah dengan Ruud, Matahari mulai merasa tersinggung dengan suaminya itu. Saat pertama kali mereka bercinta, Mata Hari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
merasa tersiksa dan merasa jengkel. Ruud saat bercinta dengan Mata Hari melakukannya tidak dengan rasa cinta, tetapi seperti singa lapar. Setelah mereka melakukan hubungan intim, Ruud pun merasa kecewa terhadap Mata Hari karena Mata Hari sudah tidak perawan lagi. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung (5) dan tidak langsung (6), (7) melalui kutipan berikut: (5)
Aku mulai tersinggung pada Ruud sejak hari pertama perkawinanku. Selain cerewet pikirannya jadul. Mula-mula aku tersiksa pada kali pertama kami bercinta, dan itu akan menjadi gangguan konsentrasi setiap kami bersenggama. Aku kewalahan, karena dia berlaku seperti singa lapar (hlm. 29).
(6)
Kemudian yang paling menjengkelkan, dalam relaksasi sehabis senggama untuk pertama kalinya, dia duduk merengut di atas sofa, tak mau bicara, wajahnya seperti tersiram cuka (hlm. 29).
(7)
“Aku mau bertanya,” kata dia. “Aku menunggu,” jawabku. Dia bukan bertanya, tapi menyelidik, dan aku benci caranya ini. “Kamu tidak perawan,” katanya (hlm. 31).
Mata Hari mengalami tekanan batin selama pernikahannya dengan Ruud. Mata Hari tidak terima, karena dia disamakan dengan monyet oleh Ruud. Hal itu dikatakan oleh Ruud, karena Mata Hari sudah tidak perawan lagi. Mata Hari merasa tidak terima disamakan dengan monyet. Dia marah, kemudian saudara Ruud muncul. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (8)
“Silahkan bilang, mumpung ada kakakmu di sini, bahwa kamu mau menceraikan perempuan 18 tahun yang sama dengan monyet karena tidak perawa,” kataku, rasanya aku benar-benar terserang bludrek. “Kalau ya, sekarang juga aku tinggalkan rumah kakakmu ini.” (hlm. 32).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Sebagai seorang wanita, Mata Hari pun mempunyai sifat iba kepada ibunya. Ibunya sering diperlakukan kasar oleh ayahnya, karena perusahaan topi milik ayahnya bangkrut. Ayahnya yang mudah marah dan dia selalu menyakiti istrinya atau Antje van der Meulen, ibu dari Mata Hari. Mata Hari tidak terima dengan perlakuan ayahnya kepada ibunya dan Mata Hari ingin ibunya bisa tegas untuk melawan itu. Perlakuan ayahnya terhadap ibunya itu, membuat Mata Hari gregetan dan ingin mengajak ayahnya berkelahi. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung (9) dan metode langsung (10) melalui kutipan berikut: (9)
Ibuku wafat ketika aku berusia 14 tahun, bersamaan dengan saat getaran badani mendambakan lelaki dalam imajinasi sekitar wortel atau kentang. Ibu tidak tahan didera geram oleh tenahak ayah. Ayah merasa sangat terhina karena usahanya membuat topi sudah di tepian bangkrut, terkalahkan oleh saingan topi-topi pabrikan yang diimpor dari Jerman, Prancis, bahkan Amerika yang lebih bagus. Dan apabila bangkit rasa marah karena getirnya, Ayah memilih mabuk, lantas ujungnya gampang main tangan terhadap Ibu. Ibu sendiri terlalu nrimo-ini sifat-sifat Jawa dalam kepribadiannya, sehingga dia kurang berani untuk menjadi tegas terhadap Ayah. Mauku, kalau Ibu bisa tegas, maka Ibu harus melawan Ayah, yang selain karena seenak udel, juga lembek menghadapi nasibnya (hlm. 19).
(10) Aku sering gregetan melihat Ibu mengalah. Rasanya kalau aku jadi Ibu, dan berhadapan dengan suami seperti Ayah, aku akan ajak dia berkelahi di atas ring tinju, lantas sebelum aba-aba aku akan langsung memukulnya tanpa jeda, lalu menendang selangkangannya, kena wortelnya atau kentangnya, biar dia nyaho, biar dia kapok (hlm. 19).
Mata Hari pun juga mendapatkan kekerasan fisik dari Ruud suaminya itu. Ruud main tangan kepada Mata Hari dengan cara menamparnya, sehingga Mata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Hari terpelanting dan akhirnya pingsan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (11) Tiba-tiba aku terpelanting. Mata berkunang-kunang. Ruud telah main tangan. Dia tampar aku. Kuat sekali. Aku terhuyung ke dinding. Jatuh. Terjerembab di lantai. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa. Aku pingsan (hlm. 33).
Kemudian Mata Hari balas dendam gara-gara perbuatan suaminya itu. Maka dari itu, Mata Hari selalu berhubungan dengan pejabat tinggi negara dan perwira militer. Mata Hari Cuma ingin membuktikan, bahwa tidak ada lelaki yang tahan dengan godaan wanita. Akhirnya Mata Hari benci dengan Ruud, karena dia lelaki yang tidak pernah jujur dan selalu mempermainkan perasaan Mata Hari. Ketika dia mengandung anak yang pertama, Mata Hari mendengar desas desus berita tentang Ruud. Sikap suaminya ini, membuat Mata Hari jengkel. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung (12) dan (13) melalui kutipan berikut:
(12) .....Dan, sumpah demi ibuku, aku benci MacLeod karena dia lelaki yang paling tidak jujur di dunia (hlm. 9). (13) Apabila dia pulang pada larut malam, langkahnya terseret baunya alkohol, dan dalam sadar tak sadar dia bukan mengajak tapi memaksa aku bersetubuh dengan caranya yang macam singa lapar. Sampai usia kehamilanku tiga bulan, dia masih melakukan ini. Setelah kakaknya mengatakan itu tidak baik bagi kesehatan, dia lebih sering ke luar rumah, pergi sepanjang malam, dan pulang pada pagi harinya. Desas desus yang sampai di telingaku itu, adalah dia pergi ke suatu tempat di mana selama ratusan tahun ini orang biasanya menjual dan membeli cinta (hlm. 40). Mata Hari mempunyai bakat menjadi seorang penari sejak kecil. Dia bilang seperti itu kepada kakak iparnya, sewaktu berjalan-jalan di Alun-alun Dam.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Mata Hari dan kakak iparnya melihat tarian itu. Mata Hari senang dan membayangkan jika menjadi seorang penari. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: (14) Aku jawab, “Sejak kecil aku suka menari.” Malahan aku membayangkan, jika aku menjadi penari dan aku kira bisa memperoleh nafkah darinya kalau itu dilakukan di tempattempat khusus, maka aku ingin tarianku mampu menyihir penonton. Dalam anganku, mungkin tarian yang bisa menyihir orang itu mesti dilakukan dengan tubuh-roh-jiwa yang menyatu. Kira-kira idealnya, menari dengan dua tangan, tapi tampak bagai empat tangan, seperti empat tangan dalam patung Dewa Siwa di Rijksmuseum itu yang selalu menggoda perhatianku (hlm. 38).
Akhirnya, Mata Hari pun menjadi seorang ibu dan dia pun harus menyusui anaknya. Dia melahirkan anaknya yang pertama dan diberi nama Norman John. Mata Hari sangat terharu dan gembira melahirkan anaknya yang pertama pada bulan yang kesembilan tepat. Mata Hari melahirkan anaknya dengan selamat, walaupun ada desas desus bahwa kelahiran anaknya yang pertama ini tidak sehat. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung (15) dan metode langsung (16) melalui kutipan berikut: (15) Sumpah demi ibuku, aku tidak dapat dengan mudah mengungkapkan perasaan yang sebenarnya melihat kenyataan aku telah menjadi ibu (hlm. 45.) (16) Mestinya sebagai perempuan, aku bangga bisa melahirkan dengan selamat. Dengan bisa melahirkan, maka aku merasa telah sampai pada ancangan perdana dari naluri keinsanian wanita, yaitu menjadi ibu dan meneteki anak. Namun, di saat bangga, tak urung aku tawarhati juga. Ada bisikbisik orang yang sampai pula di telingaku, bahwa anakku lahir tidak sehat, dibayang-bayangi jejak kelakuan ayah anak itu yang nakal (hlm. 46).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Mata Hari merasa sangat senang, karena Ruud akan dipindah tugaskan di Indonesia. Ruud ditugaskan di Jawa Tengah, tepatnya di daerah Ambarawa. Mata Hari merasa senang, karena Indonesia merupakan negara asal ibunya dulu yang kini sudah diambil oleh Tuhan. Dia berkeinginan menggali dan menemukan budaya-budaya yang ada di pulau Jawa. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langung melalui kutipan berikut: (17) Aku senang sekali akan segera berangkat ke Indonesia. Sudah keluar besluit dari pemerintah untuk penugasan Ruud ke indonesia. Dia ditugaskan bukan di Jawa Timur, melainkan Jawa Tengah, ditempatkan di Ambarawa. Aku bilang senang bisa ke Indonesia, ke daerah pusat tamadun Jawa, karena itulah saatnya aku menggali dan menemukan roh budaya moyang ibuku yang tulen, yang akan menjadi modal ilham bagi sebuah cita-cita yang tak pernah aku katakan kepada Ruud kecuali di depan patung Siwa di Rijksmuseum (hlm. 46).
Mata Hari, setelah berada di Indonesia tepatnya di daerah Ambarawa juga mempelajari bahasa Jawa dan ilmu tentang pawestren atau kewanitaan. Dia mempelajari itu semua dari babunya yang bernama Nyai Kidhal. Salah satu ilmu tentang pawestren yang diajari oleh Nyai Kidhal bahwa sebagai wanita itu tidak boleh makan nanas. Itu semua harus dihindari agar tidak becek. Mata Hari sangat senang mendapat ilmu dari Nyai Kidhal, karena itu ilmunya raja-raja di Surakarta dan Yogyakarta yang menganggap pawestren becek itu musibah. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (18) Di tempat mandi terbuka dan bebas ini, tak sengaja aku mendapatkan ilmu tentang seks Jawa dari Nyai Kidhal. Asalnya aku tertarik melihat buah nanas yang merah merangsang, tumbuh liar di bawah pohon pisang. Aku menyuruh Nyai Kidhal mengambilnya untukku, dan Nyai Kidhal melarang (hlm. 61).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Mata Hari merupakan sosok wanita yang jujur dan tidak suka bertele-tele. Dia tidak pernah munafik atau berpura-pura pada dirinya sendiri, apalagi masalah seks. Dia memang membutuhkan lelaki untuk diajak bercinta dan dia tidak dapat menahan nafsu yang terjadi pada dirinya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (19) Kenapa harus pura-pura menahan nafsu kalau nafsu merupakan bagian dari keindahan kodrati manusia? (hlm. 64).
Seiring berjalannya waktu, Mata Hari mengandung anak yang kedua buah cintanya dengan suaminya Ruud. Di saat kehamilan anaknya yang kedua Mata Hari bingung, pikirannya mulai terganggu gara-gara sifat suaminya Ruud. Ruud bukannya bersuka cita atau bangga atas kehamilan anaknya yang kedua. Ruud justru meminta kepada Mata Hari, agar dapat berhubungan intim dengan pembantunya Nyai Kidhal. Hal ini sungguh di luar dugaan Mata Hari, mengapa Ruud bisa berfikiran seperti itu. Seharusnya Ruud sebagai seorang ayah harus dapat bertanggung jawab dan selalu menjaga Mata Hari, karena Mata Hari sedang mengandung anaknya yang kedua. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: (20) Di luar akal sehat, di saat harusnya Ruud sukacita karena akan punya anak lagi dari istri yang mencintainya, malah tanpa rasa kagok atau canggung, bisa-bisanya dia mengajukan kemauannyabukan usul, bukan juga minta izin, tapi maklumat-bahwa dia ingin memanfaatkan Nyai Kidhal untuk semata-mata bisa bersetubuh dalam masa berpantang supaya tidak mengganggu kehamilanku. Bukan alang kepalang marahku sampai-sampai cangkir kopi yang baru aku aduk gula terpaksa aku taruh di atas meja dengan cara melepasnya. “Apa kamu sudah gila?” kataku. “Hei! Kamu sendiri yang pernah minta supaya aku jujur. Nah sekarang aku jujur.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
“Tapi itu gila,” kataku berang. “Kenapa gila?” katanya naif. “Aku pikir ini realistis.” Sesaat mulutku terkatup. Aku tidak bisa bicara. Aku tidak bisa terima. Mana mungkin aku menerima ide anjing begini? Anjingnya pun anjing gila (hlm. 65)
Mata Hari dulunya berasal dari keluarga Katolik, karena pengalaman hidupnya yang terjadi saat ini ia menjadi seorang vrijdenker. Vrijdenker ini mempunyai arti pemikir bebas. Mata Hari percaya, bahwa orang-orang vrijdenker ini sepertinya lebih disukai Tuhan. Untuk itu, Mata Hari tidak pernah ke gereja dan tidak lagi mengingat adanya Tuhan. Ketika ada masalah dalam keluarganya, Mata Hari mengingat tradisi Barat. Mata Hari percaya bahwa pertolongan yang paling ampuh adalah nasihat dari pihak gereja, yaitu dari gembalanya. Tetapi Mata Hari ragu-ragu, apakah pastor bisa menolong Mata Hari yang kini hanya sebagai vrijdenker. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (21) Tapi, pertanyaanku berikut, adakah „pastoor‟ di Semarang yang bisa menolongku sebagai orang yang berlatar Katolik dan sekarang ikut-ikutan jadi vrijdenker? (hlm. 69).
Ketika Norman John meninggal dunia, Mata Hari bercakap-cakap kepada pastor dengan menggunakan bahasa Belanda dialek Limburg. Pastor itu datang saat anak Mata Hari ini meninggal. Pastor ingin mendoakan Norman John, tetapi pastor bertanya kepada Mata Hari, apakah Mata Hari Katolik? Jika Mata Hari katolik, pastor akan mendoakan jenazah Norman John. Mata Hari terasa terpojokan dengan pertanyaan dari pastor tersebut. Padahal kalau ikhlas mendoakan arwah yang sudah meninggal tidak perlu bertanya seperti itu. Mata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Hari menganggap bahwa pastor tersebut melihat sisi kemanusiaan dengan cara sempit. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (22) Sebelum Nyo dikuburkan, datang seorang pastor, barangkali diminta oleh seorang tetangga bercakap dengan bahasa Belanda dialek Limburg bertanya, apakah aku katolik, dan kalau aku Katolik dia bermaksud mendoakan jenazah anakku. Maka aku bilang padanya, “Ya, dulu aku Katolik, tapi sekarang aku tidak peduli lagi pada gereja. Aku sekarang vrijdenker” (hlm. 229).
Saat itu Mata Hari sedang ada masalah dengan suaminya yang bernama Ruud. Masalah dalam rumah tangga itu terjadi, karena Mata Hari menyuruh Nyai Kidhal pergi dari rumahnya agar jauh dari Ruud. Kemudian datanglah Didik yang mengurusi rumah-rumah opsir Belanda di Ambarawa. Ketika Didik datang, Mata Hari sedang cemburu melihat burung prenjak yang sedang berkicau di tanaman kembang sepatu depan rumah. Lalu Didik dapat menyimpulkan bahwa Mata Hari ingin bernyanyi dan menari. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: (23) “Saya cemburu melihat burung-burung prenjak berkicau di rantingranting kembang sepatu, seolah-olah girang menyanyi dan menari di situ” Didik dapat menyimpulkan omonganku secara sederhana. Katanya lugu, “Apa Mevrouw ingin menyanyi dan menari?” (hlm. 85).
Mata Hari kemudian pergi meninggalkan rumahnya dan menuju ke Magelang, tempat yang ditunjukkan oleh Didik. Didik menunjukkan tempat Magelang itu kepada Mata Hari, karena istri Didik mempunyai keluarga yang sering menari Jawa di kraton Yogyakarta. Sebelum pergi meninggalkan rumahnya itu, Mata Hari mempunyai pikiran supaya Ruud kebingungan mencari dirinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Walaupun secara sadar diri Mata Hari pun mengakui bahwa meninggalkan rumah dengan cara begini ini bukanlah ide yang baik. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: (24) Aku rasa meninggalkan rumah dengan cara begini bukanlah ide yang baik. Tapi aku rasa juga ini bukan waktu yang tepat untuk menimbang-nimbang perkara baik dan buruk istri meninggalkan rumah, jika istri berada dalam keadaan marah karena kesalahan suami yang keterlaluan (hlm. 87).
Setelah tiba di sanggar kesenian di pedalaman pinggir kali Elo yang dipimpin oleh Mbah Kung, Mata Hari kemudian memakai sarung goyor yang biasa membalut tubuhnya. Di sana Mata Hari melihat orang-orang yang menabuh gamelan dan memainkan beberapa gending. Dia pun melihat empat lelaki yang menggotong perempuan di atas tandu. Mata Hari saat tertarik dan terpikat melihat hal itu, lalu ia mencoba menari sampai putaran kedua dan sampai badannya terasa letih. Orang-orang yang menyaksikan tarian itu terlihat suka cita dan Mata Hari pun merasa senang. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (25) Pada putaran kedua, aku mencoba menari lagi dengan lebih bebas. Orang-orang yang menyaksikan tarianku itu kelihatannya suka cita. Mereka pun memuji, mengatakan bagus. Untuk itu aku belajar juga, bahwa jika orang Jawa bilang bagus, haruslah pula aku memiliki reserve untuk kosok balinya. Sebab, aku tahu, dari pengalaman, bahwa manusia Jawa adalah orang-orang yang pandai, jika bukan arif, untuk menjaga kerukunan dan keselarasan alami dalam bermasyarakat. Bahwa, supaya orang bisa hidup rukun dan laras, seyogyanya orang menjaga mulut untuk tidak perlu mengucapkan secara verbal pendapatnya yang berbeda (hlm. 89).
Mata Hari kesulitan untuk memahami bahasa Jawa kromo deso saat dijelaskan oleh Astri tentang relief di candi Borobudur. Walaupun Mata Hari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
merasa kesulitan, dia tetap menyukai bahasa itu. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: (26) Agak sulit aku memahaminya, karena dia menerangkan dengan bahasa Jawa kromo-deso, dan meskipun aku sangat suka belajar bahasa, memang aku mengakui kali ini repot. Masih untung dia bicara sambil menunjuk-nunjuk ciri busana yang dikenakan oleh sosok-sosok dalam relief itu. Ketika menunjuk-nunjuk sosok kedua penari, dia menyebut-nyebut kata „Buddha‟ dan ketika dia menunjuk-nunjuk sosok pemimpin tari, dia menyebut-nyebut „Hindhu‟ (hlm. 95).
Mata Hari dapat dengan kritisnya menyimpulkan pernyataan yang diutarakan oleh mbah Kung, bahwa wanita gampang tergoda oleh harta. Jadi tidak heran bahwa pejabat tinggi selalu dua- ta yang difikirkan. Tetapi Mata Hari menyimpulkan, mudah-mudahan apa yang dikatakan Mbah Kung tidak keliru. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (27) Menarik nian Aku menyimpulkan mudah-mudahan tidak keliru bahwa harta pejabat tinggi itu diperoleh dari korupsi, demikian aku baca runtuhnya VOC sebelum menjadi Nederlandsch Indie itu karena korupsi dan dengan harta hasil korupsi itu mereka berpesta pora dengan wanita-wanita (hlm. 96).
Setelah menidurkan Norman John, Mata Hari dan Ruud duduk berdua. Ruud merangkul Mata hari sambil memandang ke langit yang sebentar akan dikunjungi bulan purnama. Mata Hari merasa sangat senang kepada suaminya, dia merangkul dan mencium Ruud. Mata Hari suka dan sangat senang, karena Ruud mengucapkan kata sorry kepada Mata Hari. Ruud tidak pernah mengatakan kata sorry, padahal kata ini mempunyai makna sosial dan kata ini ada bahasa ibunya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
(28) Saking suka, aku rangkul Ruud, menciumnya, sekilas lupa semua kerikil yang pernah menyandung ketenangan hatiku. Sekilas aku tidak berpikir bahwa untuk semua kebenaran yang ada di kulit bumi ini takarannya sementara: ada saatnya manusia menilmati ketawa karena senang, ada pula saatnya manusia mesti membiarkan airmatanya tumpah sampai cadangannya habis karena susah (hlm. 113).
Sebagai seorang ibu, Mata Hari menjaga anaknya yang kedua di dalam kandungannya. Memasuki bulan keempat, Mata Hari tidak berani coba-coba untuk merokok dan minum bir. Dia tidak mau terjadi apa-apa dalam kandungannya, karena sebagai seorang ibu hamil kegiatan merokok dan minum bir itu sangat dilarang. Untuk itu, Mata Hari sangat melindungi bayinya dalam kandungan agar tidak terjadi apa-apa. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (29) Demi menjaga bayi kandunganku, memasuki bulan keempat, aku tidak berani coba-coba merokok, dan tidak mau pula coba-coba minum bir. Apalagi bir yang dibawa oleh Didik pada tiap akhir bulan, adalah bir yang aneh. Namanya Beck‟s Koentji Bier. Di kertas etiket yang tertempel di botol tampak gambar kunci di dalam perisai bertuliskan “Een Sleutel” (hlm. 116).
Mata Hari memiliki sifat pemberontak, apalagi terhadap suaminya Ruud. Perselisihan dan perbedaan pendapat di dalam rumah tangganya selalu saja terjadi. Sehingga di dalam rumah tangganya seperti kandang tikus, yang selalu ramai. Mata Hari dan Ruud selalu saling ngotot, saling berteriak, saling cerca, sehingga menimbulkan kegaduhan. Di sisi lain, Mata Hari menyadari kekurangannya yang mengarah kepala batu. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
(30) Lebih rinci aku hendak berkata dengan gambaran yang dramatis, bahwa selama waktu-waktu yang telah berlalu menurut mestinya, memang puguh terjadi beberapa kali perselisihan pendapat yang menyebabkan aku bludrek, harus menghardik, kemudian dibalas hardik pula oleh Ruud, sehingga rumah sempat menjadi seperti kandang tikus, rame tidak karuan, dilengkapi pula kegaduhan suara tangis Norman John yang terganggu oleh suara tengkar orangtuanya, namun sejauh itu aku masih harus menganggapnya wajar, sebab setelah reda, ketika aku diam tercenung seorang diri, aku menyadari sisi-sisi kekuranganku, yaitu kadang-kadang sikapku memang mengarah kepala batu: maklum hari lahirku 8 Agustus, dan kata orang yang rajin membaca bualan-bualan astrologi, konon menyatakan perempuan yang lahir di zodiak ini umumnya degil, atau bahasa antero Nederland: „kopig‟ (hlm. 119).
Sebagai seorang istri, Mata Hari tidak sepenuhnya bahagia. Perasaan Mata Hari selalu curiga karena dia selalu dipermainkan oleh suaminya yang selalu bermain serong dengan wanita lain. Mata Hari merasa dibohongi dan ditipu oleh Ruud, karena Ruud kalau ditanya setiap pergi ke Semarang alasannya tugas. Padahal Ruud bermain wanita lain, Ruud tidak pernah jujur kepada istrinya. Mata Hari mengetahui hal itu dari si Cina yang bekerja sebagai resepsionis, ketika Mata Hari diajak oleh Ruud ke Semarang. Mata Hari marah akan kelakuan suaminya itu, dia bertanya hal ini kepada Ruud. Tetapi Ruud tidak mau jujur dan masih saja mengelak tentang perbuatan yang dilakukannya itu. Akhirnya, Mata Hari bersikap tegas untuk minta cerai dari Ruud. Perceraian itu akan diminta Mata Hari ketika sudah sampai di Batavia, karena Ruud akan dipindah tugaskan di Batavia. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (31) “Tunggu, Ruud. Bukan itu yang aku tanyakan. Pertanyaanku ada dua. Pertanyaan yang pertama, belum terjawab, ke mana sebenarnya kamu pada lima akhir pekan selama ini. Jawab dulu itu. Nanti, kalau itu sudah terjawab, pertanyaanku yang kedua, dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
siapa kamu pergi selama ini. Nah, jawablah secara jantan kedua pertanyaanku itu.” (hlm. 143). (32) “Nah, dengar baik-baik Ruud. Sesampai di Batavia nanti, di depan Tuan Cremer aku minta cerai dengan kamu. Kamu hanya sampah. Bukan manusia.” (hlm. 144).
Mata Hari juga merupakan sosok wanita yang luas pengetahuannya. Dia merupakan wanita yang cerdas. Mata Hari tidak ingin menjadi seorang wanita yang mempunyai pengalaman sempit. Mata Hari mempunyai hobi membaca buku. Dia selalu membaca buku di perpustakaan untuk menambah wawasannya, apalagi sejak kepergian anaknya Nyo. Mata Hari pun juga mempelajari filsafat Jawa dalam makna aksara-aksaranya. Mata Hari belajar itu semua dari Mbah Kung. Selain itu, Mata Hari hafal nama-nama pelukis Belanda terpandang dan salah satu pelukis Indonesia. Ini semua membuktikan bahwa Mata Hari memiliki pengetahuan yang luas dan cerdas dalam berfikir. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (33) Dari pada melamun sedih karena kepergian Nyo, ditambah marah yang membara di dalam hati, dan itu bisa membuat mukaku kelihatan tua, lebih baik aku melanjutkan hobiku sejak kecil: membaca diperpustakaan (hlm. 231). (34) Dari Mbah Kung aku belajar tentang filsafat Jawa dalam makna aksara-aksaranya, yaitu istilah “huruf Jawa jangan dipangku, kalau dipangku mati”. Maksudnya, manusia Jawa jangan dikasari, sebab kalau dikasari pasti melawan, sementara kalau dihalusi pasti mengalah (hlm. 148). (35) Karya-karya senirupa, patung dan lukisan, terlihat di beberapa bagian. Ada empat lukisan yang menarik perhatianku, karya pelukis-pelukis Belanda terpandang, semuanya pemandangan, masing-masing karya Aelbert Cuyp, Meindert Hobbema, Jacob van Strij, Pieter Rudolph Kleyn. Satu-satunya lukisan yang tadinya aku kira karya pelukis Prancis Delacroix, setelah aku baca, ternyata pelukis Indonesia Raden Saleh. Ini semua meyakinkan, bahwa gedung ini luar biasa, tempat pertemuan paling eksklusif di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Batavia. Makanya, sangatlah bedebah kalau sampai pada masa datang, karena selera penguasa yang bebal dan kelakuan yang vandal, gedung ini dihancurkan lantas diganti bangunan lain, sebagaimana kerap terjadi selama dua ratus tahun belakangan di Batavia (hlm. 190). Hobi membaca yang dilakukan Mata Hari ini membuat dirinya menjadi kritis, cerdas, dan luas akan wawasan yang diperolehnya dari membaca buku. Mata Hari pun memiliki pandangan dan pendapat, bahwa wanita itu otaknya harus bagus bukan hanya karena pakaian yang bagus. Pikiran itu harus diasah, jangan hanya mementingkan fisik saja. Orang yang hobi membaca buku, otomatis jalan pikiran yang didapatnya pun akan lebih maju. Hal ini dibuktikan melalui tokoh Mata Hari, karena dia yakin perempuan menjadi manusia berharkat, bukan hanya cerdik saja tapi juga cendekia. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (36) Dulu aku berpikir, dan sekarang aku harus membenarkannya, bahwa seorang perempuan modern bukan melulu bisa berpakaian bagus dan karenanya penampilannya akan selalu dilirik orangseperti yang sudah sejak kecil aku dibiasakan oleh marhum ibukutapi yang penting sekali adalah otaknya harus bagus juga, yang diperolehya dari kemauannya membaca buku di perpustakaan. Dengan membaca, aku percaya perempuan menjadi manusia berharkat, bukan hanya cerdik saja tapi juga cendekia (hlm. 231).
Mata Hari senang sekali setelah dia melahirkan anaknya yang ke dua. Dia senang karena anaknya kedua lahir dengan selamat dan anaknya perempuan. Mata Hari terkejut karena Hoedt memberi ucapan selamat kepada dirinya. Hoedt merupakan dokter orang Belgia beristri orang Cina, yang membantu persalinan Mata Hari. Mata Hari penasaran dengan kata „selamat‟ yang diucapkan oleh Hoedt karena pemberian kata selamat itu bukan mengarah kepada Mata Hari,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
tetapi lebih ke anaknya yang baru lahir. Ternyata, anaknya kedua tidak seperti kakaknya. Mata Hari sebagai seorang ibu merasa tercengang dan sedih, karena Norman John cacat. Norman John cacat karena terjangkit kenakalan ayahnya yang terjangkit darah kotor. Dari keadaan ini, Mata Hari tidak terima akan nasib yang menyerang anaknya yang pertama ini. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (37) “Apa maksud Anda mengatakan anak kedua saya ini selamat, tidak sama seperti kakaknya?” Jawab Hoedth tanpa segan-segan, tanpa pura-pura, tanpa basa-basi, “Harusnya Anda bisa melihat, bahwa anak Anda yang pertama itu cacat.” Aku tercengang. Cacat apa? Tega-teganya Hoedth berkata begitu. “Apanya yang cacat?” “Ya Tuhan. Apa Anda tidak sadar, bahwa anak Anda ini selain pengkor, juga rabun, tidak bisa melihat.” (hlm. 166). (38) “Maaf sekali lagi. Ayah anak Anda yang pertama ini tertular sifilis, penyakit yang dibawa dari pelacur-pelacur.” (hlm. 167).
Sebagai seorang penari, Mata Hari harus dapat semaksimal mungkin menghibur para penontonnya. Mata Hari sudah menari dengan jiwanya, walaupun dia tidak tahu apakah para penontonnya menyukainya atau tidak. Yang penting, dia tetap percaya diri dengan apa yang sudah ditampilkannya. Selain itu, Mata Hari harus dapat berpikir profesional. Karena orang yang memiliki jalan pikiran yang profesional dalam dunia seni pertunjukkan, harus mau menerima dan siap mendengarkan kritik para penontonnya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (39) Sehabis itu, aku tidak tahu, apakah tuan-tuan dan nyonya-nyonya itu suka atau tidak pada tarianku. Yang aku tahu, aku telah menari dengan jiwa, jiwa meminjam raga, dan raga mewujudkannya menjadi seni. Menurutku, seorang peraga seni pertunjukan mesti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
percaya, bahwa dirinya dapat berbuat indah, dan selanjutnya terserah penonton, apakah mereka suka atau tidak (hlm. 192).
Mata Hari ingin membalas perbuatan yang pernah dilakukan oleh suaminya itu yang selalu bermain dengan perempuan-perempuan lain. Dia menjadi seorang pelacur pertama kali dengan Cremer. Mata Hari melakukan itu semua bukan berdasarkan cinta, tetapi karena bakatnya menjadi seorang pelacur demi mendapatkan kesenangan dan uang. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (40) Buktinya, dengan berani datang ke sini jauh-jauh meninggalkan rumah, cukup jelas untuk disimpulkan kesiapan diriku menghadapi semua kemungkinan secara betina. Lebih lugas aku mesti berkata, ya, aku sudah memindahkan perhatian dari Ruud yang pukimak itu, ke sosok lain, yaitu sekarang Cremer, dan entah siapa lagi besokbesok, yang bisa menjadi jembatan ke arah pembebasan diri dan keterjajahan jiwa. Melalui pikiran ini, jika kemungkinan itu memang terjadi, aku tidak perlu mengatakannya sebagai „selingkuh‟, „nyeleweng‟ atau „serong‟, sebab secara asasi dan ini berhubungan dengan kasad roh dan jiwa aku sudah cerai. Melalui pernyataan ini, karuan aku menyadari bakatku sebagai sundal. Aku sedang membenarkan pikiran lacur (hlm. 212). (41) Aku menjadi peka terhadap berbagai masalah rumit-politik, ekonomi, sosial, budaya-namun tetap peka juga pasal menjalankan kesenangan akan bakat jalang-sundal-lacur yang memberi penghasilan (hlm. 392).
Mata Hari merasa kecewa ketika sudah cerai dengan suaminya Ruud. Mata Hari kecewa karena hak asuh putrinya Non, jatuh pada Ruud suaminya itu. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: (42) Dengan kata-kata yang membuat aku kecewa, alasan pengasuhan Non tidak diberikan kepadaku, sebab konon orang-orang yang hidup dalam ambisi untuk menjadi populer di dunia pertunjukkan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
tidak sanggup mengurus orang lain selain dirinya sendiri (hlm. 343)
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa tokoh utama dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado adalah Mata Hari. Mata Hari merupakan wanita Indo-Belanda. Sebagai seorang wanita Mata Hari juga memiliki peran menjadi seorang istri, menjadi seorang ibu, menjadi seorang penari, dan menjadi seorang pelacur di kalangan para perwira maupun pejabat tinggi. Dalam novel ini pula tokoh Mata Hari digambarkan sebagai wanita yang cerdas, mempunyai pengetahuan yang luas, percaya diri, pemberontak, pemberani, senang, kecewa, penghibur, dan tidak percaya dengan adanya Tuhan. Metode penokohan yang digunakan dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado adalah metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dapat dilihat melalui kutipan (1), (3), (5), (10), (14), (16), (17), (20), (23), (24), (26), (28), dan (42). Metode tidak langsung dapat dilihat melalui kutipan (2), (4), (6), (7), (8), (9), (11), (12), (13), (15), (18), (19), (21), (22), (25), (27), (29), (30), (31), (32), (33), (34), (35), (36), (37), (38), (39), (40), dan (41).
4.1.3.2 Tokoh Tambahan 4.1.3.2.1 John Rudolph MacLeod (Ruud) John Rudolph MacLeod atau yang sering akrab disapa Ruud oleh Mata Hari adalah suami Mata Hari. Dia bekerja sebagai opsir berkebangsaan Skot yang bekerja untuk ketentaraan Kerajaan Belanda. Umurnya dua kali lebih tua dari usianya Mata Hari. Ruud mempunyai sifat yang mudah marah, apalagi setelah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
berhubungan pertama kali dengan Mata Hari. Dia lalu menyamakan Mata Hari dengan monyet. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: (1)
Katanya ketus, muka merah padam, mata melotot, “Apa kamu kira itu lucu?” (hlm. 30).
(2)
Dia geram. “Kamu tidak paham?” Saking jengkel, aku menghardik, “Tidak”. “Nah biar aku terangkan,” katanya, berdiri dari sofa, lalu menuding dengan cara yang lazim untuk menekan. “Sejak 40 tahun lalu peradaban manusia sudah membedakan antara monyet dengan manusia. manusia dibedakan dengan monyet karena hymen, selaput daranya. Monyet yang diantarai „missing link‟ dengan manusia tidak punya hymen. Hanya manusialah yang punya hymen. Manusia punya sejarah, monyet tidak. Maka, atas dasar itu, kalau ada manusia yang tidak punya hymen, pantaslah manusia itu disamakan dengan monyet” (hlm. 31)
Ruud merasa jengkel karena Mata Hari sudah tidak perawan lagi. Akan tetapi, sejak awal Ruud tidak pernah bertanya kepada Mata Hari apakah ia masih perawan atau tidak. Akhirnya, Ruud mengaku kecewa sudah mengawini Mata Hari. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung (3) dan metode langsung (4) melalui kutipan berikut: (3)
“Kenapa kamu tidak bilang: kamu tidak perawan?” “Kenapa kamu tidak bertanya.” (hlm. 31).
(4)
Jawabnya keras, “Aku kecewa sudah mengawini perempuan 18 tahun yang bukan perawan.” (hlm. 32).
Ruud pun bersikap acuh tak acuh, padahal istrinya hamil berjalan tujuh bulan. Ruud malah mementingkan kesenangan pribadinya daripada memikirkan istri dan anaknya yang masih ada di dalam kandungan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(5)
74
Aneh dan selungkang, dia menjawab, “Aku ingin bersenang diri dari rasa penat menunggu-nunggu keberangkatan kapal dari Genoa ke Indonesia.” “Bersenang-senang?” tanya saudara perempuannya, tak acuh sambil berjalan ke meja makan, menuang air di cangkir (hlm. 40).
Ruud menghina dan berlaku kasar terhadap Mata Hari, saat berada di kapal yang memasuki Terusan Suez. Padahal saat itu Mata Hari sedang menari diiringi oleh ketiga orang gypsy. Setelah Mata Hari selesai menari, orang-orang yang berada di sekitarnya bertepuk tangan. Mata Hari sangat senang, akan tetapi Ruud tidak memuji Mata Hari. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (6)
“Wat „n schandaal, “ katanya sembari menyeret aku dari arena langsung ke bawah (hlm. 50).
Selain itu, Ruud juga memiliki sikap egois. Sikap egois ini ditunjukkan ketika kakak perempuan Ruud berkata kepada Ruud, agar dia bersyukur memiliki istri secantik Mata Hari. Ruud tidak boleh egois karena Ruud lebih banyak berhubungan dengan wanita lain sebelum menikah dengan Mata Hari. Jadi, Ruud tidak boleh memikirkan kepentingannya sendiri saja dan jangan selalu menyalahkan Mata Hari yang dikarenakan sudah tidak perawan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (7)
“Aku Cuma tanya siapa lelaki yang sudah mendahului aku.” “Itu egois.” “Kenapa?” “Dia kan tidak bertanya padamu, berapa belas perempuan yang sudah kamu perkosa sejak kamu jadi tentara, dan berapa puluh pelacur Zeedijk yang sudah berzina dengan kamu selama ini.” (hlm. 37).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Secara tidak langsung, Ruud juga memiliki sikap bohong. Sikap bohong yang ada dalam diri Ruud ini, tidak membuat percaya kakak perempuannya. Kakak perempuan Ruud ini sudah sejak lama mengenal sikap Ruud yang suka berbohong. Sehingga kakak perempuan Ruud ini memberitahu kepada Mata Hari, agar tidak percaya kepada Ruud. Ruud pun juga mencoba mengelak, ketika Mata Hari berkata bohong kepada Ruud. Keadaan seperti itu semakin membuat diri Mata Hari percaya dengan kebohongan yang disembunyikan Ruud. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (8)
(9)
“Ya,” sahut Ruud. “Teman lamaku, kamu ingat Charles Pears, kapalnya sedang bersandar di kanal Noord Zee.” Saudaranya mendehem sebelum meminum air di cangkirnya itu. Dia tidak percaya pada omongan Ruud. Setelah Ruud pergi dengan meninggalkan sun basabasi di pipiku, iparku ini berkata serius: “Aku minta kamu jangan percaya omongan John. Dia pasti bohong.” (hlm. 41). Kataku, “Ruud, dengan bersikap begitu, semakin kentara kamu sulit menyembunyikan sesuatu dariku. Aku semakin percaya pada diriku, kamu berbohong.” “Tidak!” serunya membela diri dengan sia-sia. “Buat apa bohong?” “Ha-ha, kamu memang benar, tidak ada gunanya berbohong. Ya, aku hampir lupa itu. Tapi, orang yang mengerti bahwa tidak ada gunanya berbohong, toh melakukannya. Kenapa?” (hlm. 123).
Sebagai seorang ayah, Ruud pun mempunyai sikap ngotot untuk memberikan nama untuk anak pertamanya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (10) Anak ini diberi dua nama. Yang satu pilihan Ruud dengan sedikit ngotot: Norman, dan yang satunya lagi pilihanku dengan masabodoh John. Jadi, nama anak ini dicatat dalam daftar lahir sebagai Norman John MacLeod (hlm. 45).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Ruud juga memiliki sikap menyindir dan mengejek. Ruud melakukan sikap seperti itu terhadap Mata Hari karena Ruud tidak percaya tentang alasan kepergian Nyai Kidhal, pembantunya itu. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (11) “Wah, kasihan,” katanya. “Kenapa adiknya tidak bilang sekalian bahwa dukunnya bukan sakit, tapi dukunnya itu dipatuk ular lantas mati?” (hlm. 77).
Ruud juga merasa girang dan senang ketika Mata Hari kembali ke rumahnya Ambarawa. Ruud langsung memeluk istrinya dan Norman John. Ruud juga mencium Mata Hari dan Norman karena Ruud juga menguatirkan keadaan istri dan anaknya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (12) Sehabis membaca ini, aku mengambil lembar kertas yang lainnya untuk membacanya, dan bersamaan dengan itu Ruud muncul, mengejutkan aku, lantaran suara girangnya mirip seperti ringkik kuda. “Margaretha darling!” serunya, dan langsung memeluk aku dan Norman John. “Dari mana saja kamu?” Aku diam. Aku belum bisa berkata apa-apa. Ceritanya terlalu panjang. Dan, dalam keadaan tak disangka-sangka begini, aku malah seperti orang linglung, bahkan satu huruf hidup pun, seperti taruhlah “O”, “A”, “U”, tak muncul di mulutku. Malahan Ruud yang sumoreh mencium-cium aku dari pipi sampai ujung jari tangan. “Oh, darling, aku begitu menguatirkan dirimu dan Norman,” katanya (hlm. 107).
Ruud juga berwajah tegang saat ditanyai Mata Hari, di akhir pekan setiap minggunya. Setelah itu Ruud juga bersuara keras saat sedang marah. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
(13) Wajahnya tegang. Dia mengelak. “Ah! Dengan siapa?” “Ya, tidak tahu.” “Ah! Bicara onzin apa ini?” “Ya, ayo, kamu kasih tahu aku, biar aku mengerti onzin macam apa yang kelihatan ini.” “Tidak,” kata Ruud, keras tampaknya dia mulai tidak bisa mengendalikan diri, terpancing gusar. Aku cuek, pura-pura bloon. “Benarkah?”kataku. Pertanyaan yang sederhana ini membuatnya berteriak, bukan gusar lagi, melainkan berang. “Ya!” serunya keras, lantang, mukanya kaku, mata dilotot-lototkan (hlm. 121).
Ruud juga memiliki sifat pemarah dan suka memaki-maki Mata Hari. Ruud melakukan hal seperti itu kepada Mata Hari karena Norman John meninggal memakan dodol dan menuduh Mata Hari sebagai ibu yang tidak becus mengurus anak. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: (14) Mengetahui bahwa Norman John mati karena memakan dodol, dia pun marah, memaki-maki, mencela, menista, mengatakan aku tidak becus mengurus anak, dan seterusnya, dan seterusnya, dengan suara yang tinggi seperti bunyi gergaji mesin (hlm. 239).
Ruud merupakan lelaki yang cerewet dan tiada hentinya menindas Mata Hari. Ruud ingin selalu menyalahkan Mata Hari, padahal dia sendiri yang salah dalam peristiwa kematian anaknya yang pertama itu. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (15) Aku kira, dan dengannya aku berharap, bahwa setelah bangun pagi pada keesokan harinya, Ruud akan berhenti cerewetnya. Ternyata dia makin menjadi-jadi. Tak lain, dengan cerewetnya, dia mengalirkan frustasinya untuk menekan dan menindas aku (hlm. 240).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Ruud pun memilki sifat yang suka membentak. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode langsung melalui kutipan berikut: (16) Dalam keadaan bingung, Ruud membentak, menyuruhku diam. “Diaaam!” (hlm. 242).
Ruud pun memiliki watak yang kasar, dia buktikan saat menarik rambut Mata Hari. Ruud tidak bisa menahan emosi pada dirinya, dia selalu menggunakan kekerasan fisik. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (17) Ruud menarik rambutku dengan kasar. Saking kuatnya tangan itu menjambak rambutku, aku terjengkolet (hlm. 246).
Ruud juga merupakan lelaki yang mempunyai watak yang bersikeras dan memiliki sikap yang semena-mena. Ruud mempunyai watak bersikeras karena dia tidak mau mengijinkan Non tinggal bersama Mata Hari. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan metode tidak langsung melalui kutipan berikut: (18) Dalam empat bulan terakhir ini aku sudah lima kali berusaha mendekati Ruud, meminta Non tinggal bersamaku, dan Non sendiri pun menangis, karena katanya, itu keputusan pengadilan. Padahal dia tidak bersungguh-sungguh menjadi ayah yang pantas bagi Non. Dia hanya ingin menjadi Caligula kampungan, menunjukkan betapa lelaki merupakan penguasa terhadap perempuan. Terusterang aku makin benci dan makin muak pada sikap kelelakian Ruud yang semena-mena (hlm. 345).
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Ruud memiliki watak yang keras kepala, mudah marah, egois, berlaku kasar kepada istrinya, dan suka bermain perempuan. Metode yang digunakan dalam penokohan Ruud adalah metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung dapat dilihat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
melalui kutipan (1), (2), (4), (13), (14), dan (16). Metode tidak langsung dapat dilihat melalui kutipan (3), (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), (12), (15), (17) dan (18).
4.1.3.2.2 Heer Wybrandus Hanstra Heer Wybrandus Hanstra adalah seorang guru yang memiliki penampilan yang norak dalam menyatakan cinta di pandangan Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (1)
(2)
Oleh alasan itu, maka katakan saja lelaki yang aku bilang norak dalam menyatakan cintanya padaku tersebut, tergolong lelaki apkiran, tak berguna (hlm. 21). Di samping itu, malangnya, lelaki yang norak ini adalah guruku. Wagu rasanya aku membalas cinta seorang guru (hlm. 22).
Heer Wybrandus Hanstra pun memiliki sikap bangga ketika dipuji oleh Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (3)
Katanya bangga menanggapi pujianku, “Beberapa tahun lalu aku sempat belajar musik dari Van‟t Kruys.” (hlm. 24).
Guru sekolah Mata Hari ini pun yang pertama kali membuat Mata Hari menjadi tidak perawan. Hal ini terjadi ketika mereka berada di pinggiran pantai. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (4)
Sebelum aku sanggup berpikir apa-apa, ketika gugupku itu berubah menjadi gemetar, dia pun telah memeluk aku dengan gemetar yang sama, lantas mencium bibirku. Ya ampun, tiba-tiba aku telah masuk dalam suatu keasyikan yang ajaib. Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku, dan aku merespon dengan cara otomatis mengulum lidahnya itu (hlm. 25).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Heer Wybrandus Hanstra adalah gurunya Mata Hari. Guru ini sangat norak sekali dalam menyatakan cinta. Guru inilah yang membuat Mata Hari tidak perawan, sehingga menyebabkan masalah dengan Ruud saat sedang berhubungan intim di malam pertamanya. Metode yang digunakan dalam penokohan Heer Wybrandus Hanstra adalah metode langsung karena pengarang memaparkan watak tokoh secara langsung, sehingga tidak merangsang imajinasi pembaca untuk menggambarkan tokoh tersebut. Dari uraian di atas dapat dilihat watak dan keadaan tokoh Mata Hari. Mata Hari seorang wanita yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, kritis, dan suka memberontak. Dia merupakan seorang wanita berdarah Belanda Indonesia. Mata Hari bekerja sebagai seorang penari dan pelacur, setelah mengetahui bahwa Ruud suaminya itu sering bermain perempuan di belakangnya. Kenyataan inilah yang membuat Mata Hari berpikir bahwa lelaki bisa bermain serong di belakang istrinya, kenapa Mata Hari tidak bisa melakukan seperti yang dilakukan suaminya. Akhirnya Mata Hari pun cerai dengan Ruud, tetapi hak asuh anaknya Non diserahkan kepada suaminya. Ruud juga tidak memperkenankan Mata Hari untuk bertemu dengan anaknya Non. Hal-hal itulah yang nantinya akan menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari. Penokohan juga dapat dilihat dari watak dan keadaan tokoh John Rudolph MacLeod (Ruud) dan Heer Wybrandus Hanstra. Ruud yang memiliki sifat egois, keras kepala, mudah marah, suka berbohong, dan bermain perempuan ini yang membuat Mata Hari berpikir untuk balas dendam. Heer Wybrandus Hanstra
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
merupakan seorang guru norak yang telah membuat tidak perawan Mata Hari dan kini dia hilang entah kemana. Kedua tokoh tambahan inilah yang mendukung dan menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari, terutama John Rudolph MacLeod (Ruud).
4.2 Analisis Unsur Latar Menurut Sudjiman (1990:48), latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. Menurut Nurgiyantoro (2007:227), unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Ketiga latar ini akan dikaitkan dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado, yang membentuk konflik batin dalam diri Mata Hari. 4.2.1 Latar Tempat Latar tempat merupakan tempat di mana terjadinya suatu peristiwa. Penggambaran latar tempat di dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado terjadi di rumah saudara perempuan Ruud. Hal ini ditunjukkan bahwa latar tempat ini dapat mempengaruhi terbentuknya konflik batin melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(1)
82
Satu hal di luar mauku, di rumah saudara perempuan Ruud ini aku harus mengaku, merupakan tempat awal mulanya timbul pikiran cemar terhadap sembarang lelaki (hlm. 28).
Dari kutipan di atas dapat di ketahui, bahwa di rumah saudara Ruud pertama kalinya Mata Hari berpikiran cemar kepada suaminya. Di rumah saudara perempuan Ruud ini juga, Ruud main tangan kepada Mata Hari. Sehingga Mata Hari terhuyung ke dinding dan terjerembat jatuh di lantai. Hal ini ditunjukkan bahwa latar tempat ini dapat mempengaruhi terbentuknya konflik batin melalui kutipan berikut: (2)
Tiba-tiba aku terpelanting. Mata berkunang-kunang. Ruud telah main tangan. Dia tampar aku. Kuat sekali. Aku terhuyung ke dinding. Terjerembab di lantai (hlm. 33).
Latar tempat juga terjadi di dalam kamar kapal, ketika itu Ruud meminta bersetubuh dengan Mata Hari. Ruud melakukan hubungan pasangan suami-istri kepada Mata Hari itu dengan cara paksa dan kelakuannya seperti singa lapar. Hal ini ditunjukkan bahwa latar tempat ini dapat mempengaruhi terbentuknya konflik batin melalui kutipan berikut: (3)
Di dalam kamar kapal yang oleh di atas Laut Mediterania sebelum memasuki Port Said di mulut Terusan Suez, Ruud meminta bersetubuh, padahal aku masih meneteki Norman John. Aku kewalahan, sebab selalu kata „minta‟ baginya adalah „paksa‟ dan kelakuannya awet seperti singa lapar. Kayaknya untuk urusan seks, dia harus dibilang sakit jiwa (hlm. 48).
Latar tempat terjadi di Magelang, di Mendut dan di pedalaman pinggir Kali Elo. Ketika di sanggar seni Kali Elo ini, Mata Hari pun merasa dikajeni dan dia merasa senang. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
(4)
Dengan keretaapi yang berangkat pada jam 09.00 kami ke Magelang dulu, ke rumah Didik, dan dari situ kami ke desa asal istri Didik di Mendut, dan kemudian ke sanggar kesenian di pedalaman pinggir Kali Elo yang dipimpin oleh Mbah Kung (hlm. 88).
(5)
Aku merasa dikajeni di sanggar seni pinggir Kali Elo ini. Pemimpinnya sendiri merasa senang karena aku ikut-ikutan memanggilnya Mbah Kung (hlm. 93).
Latar tempat juga terjadi ke gedung Societeit de Harmonie, hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (6)
Aku masuk ke gedung Societeit de Harmonie atau orang Belanda menyingkatnya „soos‟ dan pribumi menyebutnya „harmoni‟ dengan perasaan takjub. Terasa benar kemewahan gedung ini. Aku kagum melihat interior gedung yang dulu, 80 tahun lalu, diarsiteki oleh Schultze dan diresmikan oleh Raffles (hlm. 189).
(7)
Kereta ini meluncur di Rijkswijk menuju ke Barat, ke gedung Harmonie yang lazim disebut soos itu (hlm. 259).
Latar tempat terjadi di Grand National Hotel dan hotel Preanger, hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (8)
Dua malam kami menginap di Grand National Hotel, lantas Cremer mengajak pindah diatur oleh pejabat kota ke hotel yang masih baru, berusia hampir dua tahun, terletak di jalan pos Daendels, sebelah tempat ditancapkannya patok angka nol. Hotel yang aku maksudkan ini adalah Preanger, sebuah bangunan indah gaya klasik dengan pilar-pilar model ionic, dilengkapi tympanon berhias frieze datar, serta di depannya tumbuh pohonpohon pinang yang mengelokkan halaman. Di hotel ini kami menginap tiga hari, dan tak lupa saban malam senggama. Agaknya ini babak latihan memantapkan bakat jalangsundal-lacur yang wujud dalam kodratku, ke babak selanjutnya, babak tekateki tentang nasib yang kabur dalam takdirku (hlm. 215).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Latar tempat juga terjadi di kota Bandung ketika Cremer ditugaskan di sana. Cremer mengajak Mata Hari, Mamah, dan kedua anaknya. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (9)
(10) (11)
Cremer ditugaskan ke Bandung. Dia mengajak aku. Aku senang, sebab penasaran ingin melihat kota yang dibangun, dan awalnya disebut-sebut sebagai “De Bloem van Indische Bergsteden” artinya Kembangnya Kota Pegunungan Indonesia dan kemudian disebut-sebut pula sebagai De Stad van Bloemen artinya “Kota Kembang” (hlm. 207). Aku krasan di Bandung. Anak-anakku juga. Buktinya Nyo tidak banyak menangis (hlm. 215). Aku tidak pernah menyangka, bahwa kesenangan yang aku alami di kota sejuk Bandung sebagai bagian pengalaman menempa bakat untuk menjadi jalang-sundal-lacur akan begitu segera berakhir setelah kami pulang ke Batavia (hlm. 223).
Latar tempat terjadi di jembatan kanal Ciliwung dan di ceruk pintu rumah orang Brabant. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (12)
Aku sudah sampai di jembatan kanal Ciliwung pinggir Rijswijk, tapi karena Non terus menangis kedinginan dibasahi hujan yang kian deras, terpaksa membuatku mundur, kembali ke belakang, dan berteduh di ceruk pintu rumah orang Brabant yang selalu menunjukkan pedulinya padaku (hlm. 283).
Latar tempat juga terjadi di jalan ketika masih tinggal di Batavia, hal ini ditunjukkan bahwa latar tempat ini dapat mempengaruhi terbentuknya konflik batin melalui kutipan berikut: (13)
(14)
Tetangga yang makin banyak menonton kami di jalan, ditambah lagi dengan orang-orang yang kebetulan lewat di jalan ini (hlm. 246). Dan inilah saatnya aku merasa menang, membuat „tontonan perangah‟ di jalan, disaksikan tetangga-tetangga dan siapapun yang Lewat di situ (hlm. 249).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Latar tempat juga terjadi di dapur, ketika itu Mata hari memeriksa air panas di dalam teko. Hal ini ditunjukkan bahwa latar tempat ini dapat mempengaruhi terbentuknya konflik batin melalui kutipan berikut: (15)
Mendengar suara yang menyakitkan kupingku itu, aku bangun, meloncat dari ranjangku, lalu keluar pelan-pelan dari kamar, sebolehnya tidak mengeluarkan suara, menuju ke dapur, memeriksa air panas dalam teko. Kalau ada air panas, aku ingin sadis seperti istri Meneer Breda. Sungguh-sungguh aku akan menyiram air panas dari dalam teko itu ke kepala Ruud (hlm. 290).
Latar tempat juga terjadi di gereja, hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (16)
Tapi, aneh, tiba-tiba aku merasa seperti dibisiki Setan, supaya masuk ke gereja, menemui pastor yang waktu itu berdoa dalam penguburan Norman John (hlm. 297).
(17)
Inilah pertama kali selama sekian tahun di Indonesia, aku menginjakkan kaki di depan gereja, dan kayaknya sebentar lagi akan masuk ke dalam: bukan mencari Tuhan, tapi mencari pastor yang dulu berdoa pada hari kematian putraku dan ternyata namanya Mgr. Edmundus Sybrandus Luypen SJ, vikaris di sini sejak 1898 (hlm. 298).
Dari kutipan di atas, Mata Hari dibisiki oleh Setan untuk masuk ke dalam gereja. Mata Hari mengatakan dibisiki oleh Setan karena dia sudah menjadi vrijdenker. Di dalam gereja Mata Hari bukannya mencari Tuhan, tetapi mencari seorang pastor yang pada waktu itu berdoa pada kematian putranya. Latar tempat juga terjadi di biara tempat tinggalnya zuster Ursulin yang sudah menolong Mata Hari untuk menginap di biara itu. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (18)
O, ya, aku baru sadar, kamar berhias salib di dinding ini adalah kamar dalam biara tempat tinggalnya para zuster Ursulin (hlm. 306).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Latar tempat juga terjadi di kota kelahiran Mata Hari, Leuuwarden. Di sini Mata Hari berjumpa dengan ayahnya, tetapi dia langsung meninggalkan ayahnya. Mata Hari juga kecewa di rumahnya karena ayahnya seperti tidak menganggap cucunya sendiri. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (19)
Di Belanda aku langsung ke kota kelahiranku, Leuuwarden, jumpa ayahku yang masih setia pada satu-satunya kesombongannya sebagai pengusaha topi yang bangkrut. Karenanya aku tidak tahan lama-lama dengan orang yang berusaha mengalirkan mimpi dan frustasinya padaku. Aku meninggalkannya. Juga aku kecewa, dia tidak melihat anakku sebagai semestinya seorang kakek kepada cucunya (hlm. 341).
Latar tempat juga terjadi di Paris, di tempat itu Mata Hari dapat mewujudkan impiannya menjadi penari yang eksotik. Publikasi Mata Hari menjadi mulai populer melalui foto-foto kartu pos. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (20) (21)
(22)
Merasa jangar terus-terusan menunggu kesempatan untuk bisa menari eksotik di Paris (hlm. 349). Apa yang aku lakukan hari ini, di sini, Paris, kota yang telah aku damba-dambakan dalam mimpi-mimpiku selama sekian tahun, dengan tepuktangan penonton yang gemuruh, barulah merupakan awal dari cerita perjuangan menjadi diri sendiri: sosok Barat dengan jiwa Timur (hlm. 379). Publikasi atas diriku makin meluas melalui foto-foto kartupos yang dijual di beberapa tempat ramai di Paris (hlm. 381)
Latar tempat juga terjadi di kantor Clunet, dengan bertemu Clunet di kantor ini Mata Hari juga menyadari sensasi pacaran dengan lelaki yang sudah tua. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (23)
Kemudian Astruc membawa aku ke kantor Clunet. Aku baru tahu, Clunet yang disebut-sebutnya ini tidak muda (hlm. 362).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Latar tempat juga terjadi di Belanda, ketika itu Mata Hari ingin bertemu dengan anaknya Non karena kangen. Tetapi perteman dengan putrinya itu selalu tidak membuahkan hasil, karena Ruud tidak selalu mengijinkan Mata Hari untuk bertemu dengan Non. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (24)
Bukankah aku ke Belanda semata-mata untuk bisa bertemu kangen dengan Non? (hlm. 385).
Latar tempat juga terjadi di penjara Saint-Lazare yang merupakan tempat Mata Hari dipenjara. Mata Hari di penjara karena ketahuan telah menjadi matamata negara Prancis dan negara Jerman. Di tempat penjara ini pula Mata Hari kekurangan air untuk mandi, karena tidak tersedia air yang cukup. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (25)
Belakangan aku dipindahkan ke penjara Saint-Lazare. Yang terakhir ini, sudah aku ceritakan, adalah penjara busuk yang sangat menyiksa diriku, karena tidak tersedia cukup air untuk mandi (hlm. 525).
Latar tempat juga terjadi di Bois de Vincennes yang merupakan hutan di pinggiran Paris. Di tempat ini Mata Hari dieksekusi untuk ditembak mati. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (26)
Akhirnya Mata Hari dibawa ke Bois de Vincennes, hutan pinggiran Paris untuk dieksekusi oleh sebuah squad, regu tembak yang terlatik menembak titis (hlm. 557).
Dari penjelasan tentang latar tempat yang digambarkan dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado, dapat disimpulkan bahwa penggambaran latar tempat terjadi di rumah saudara perempuan Ruud, di dalam kamar kapal, di Magelang, di Mendut, di pedalaman pinggir Kali Elo, di gedung Societeit de
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Harmonie, di Grand National Hotel dan hotel Preanger, di kota Bandung, di jembatan kanal Ciliwung, di ceruk pintu rumah orang Brabant, di jalan, di dapur,di gereja, di biara tempat tinggalnya zuster Ursulin , di Paris, di kantor Clunet,di Belanda, di penjara Saint-Lazare , dan di Bois de Vincennes. Dari beberapa latar tempat yang telah disebutkan di atas ada beberapa latar tempat yang mendominasi terbentuknya konflik batin yang di alami oleh tokoh Mata Hari. Latar itu terjadi ketika di Rumah saudara perempuan Ruud (1) dan (2) karena saat di rumah saudara perempuan Ruud, pertama kalinya Ruud memperlakukan semena-mena kepada Mata Hari. Ruud menampar Mata Hari, hingga dia terpelanting dan pingsan. Ruud pun menyamakan Mata Hari dengan monyet yang tidak memiliki selaput dara karena Mata Hari sudah tidak perawan lagi. Sehingga di tempat itu pula Mata Hari pertama kalinya berpikiran cemar tentang suaminya itu. Latar tempat yang selanjutnya terletak di jalan dekat rumahnya ketika mereka masih tinggal di Batavia (13) dan (14). Mata Hari dan Ruud bertengkar sampai jalan karena Mata Hari dituduh tidak becus mengurus anaknya Nyo yang meninggal dunia. Padahal yang tidak tahu diri dan tidak becus itu adalah Ruud. Nyo mati gara-gara Ruud yang tidak tanggung jawab telah menghamili Nyai Kidhal. Sehingga adik Nyai Kidhal tidak terima lalu memberikan dodol yang diberi racun untuk Ruud. Karena Ruud tidak ada di rumah dan dia sedang tugas di Aceh, dodol tersebut dimakan oleh Nyo. Padahal Mamah sudah melarang Nyo memakannya, akhirnya Nyo makan dan meninggal. Selain itu Ruud sudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
menularkan virus sifilis dari para pelacur ke anaknya sendiri Nyo dan Non. Latar tempat juga terjadi di dapur, lihat (15). 4.2.2 Latar Waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Penggambaran latar waktu ini dapat diceritakan kapan saja yang terkait dengan penceritaan yang dialami oleh tokoh. Latar waktu yang terjadi ketika Mata Hari lahir pada tahun masehi, yaitu 1876. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (1)
Leeuwarden anno 1876 Itu tahun Masehi di mana aku lahir dari rahim Antje van der Meulen yang berdarah Indonesia (hlm. 15).
Latar waktu juga terjadi pada hari Minggu, ketika hampir sore. Di sini terlihat bahwa Mata Hari diajak oleh gurunya yang memohon-mohon menunggu sampai matahari terbenam. Padahal Mata Hari sudah nampak gelisah dan gusar. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (2)
Minggu hari ini, ketika hampir sore, dia masih sibuk memohonmohon padaku supaya mau duduk di pasir pantai menunggu matahari terbenam di garis laut depan sana. Aku gelisah dan gusar, sebab pada musim zomer, matahari masih akan nampak sampai jam 21.00 (hlm. 23).
Latar waktu juga terjadi pada tahun 1985, ketika Mata Hari kawin dengan suaminya. Bagi Mata Hari hari perkawinannya dengan John Rudolph MacLeod merupakan hari bagus. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (3)
Aku kawin dengan John Rudolph MacLeod pada hari bagus anno 1895 (hlm. 27).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Latar waktu terjadi pada pagi hari, ketika kakak Ruud mengajak Mata Hari jalan-jalan. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (4)
Beberapa kali, pada pagi hari dia menemani aku berjalan ke Dam, sambil membawa roti untuk burung-burung camar (hlm. 37).
Latar waktu terjadi pada bulan kesembilan, ketika Mata hari melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Norman John. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (5)
Bulan kesembilan, tak kurang tak lebih dari masa mengandung antara dipacu rasa bimbang dan geram serta cemburu dan girang, akhirnya aku melahirkan seorang anak lelaki (hlm. 45).
Latar waktu juga menunjukkan jam 17.00 dan 20.00, hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (6) (7)
Sejak jam 17.00 sudah ada orang-orang yang menabuh gamelan, memainkan beberapa gending (hlm. 88). Sekitar jam 20.00 ada empat lelaki mengggotong perempuan di atas tandu, membawanya ke tengah pelataran. Itulah pertunjukkan yang sedang dilatihkan (hlm. 88).
Dari kutipan di atas, merupakan waktu di mana Mata Hari melihat pertunjukkan yang sedang dilatihkan dan Mata Hari tertarik melihat adegan itu semua. Latar waktu juga terjadi pada malam hari, ketika Mata Hari duduk di depan rumah dan dirangkul Ruud. Pada malam hari ini, Mata Hari merasakan kemenangan bukan kedamaian. Hal ini ditunjukkan bahwa latar waktu ini dapat mempengaruhi terbentuknya konflik batin melalui kutipan berikut: (8)
Malam ini, setelah menidurkan Norman John, aku duduk di depan rumah, dirangkul Ruud, memandang ke langit yang sebentar lagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
akan dikunjungi purnama. Dalam keadaan begini, rasanya hatiku dirasuki kemenangan, tapi bukan kedamaian, dan entah bagaimana mengubahnya, lalu memeliharanya sebagai kebun bunga di ceruk sanubari (hlm. 111).
Latar waktu juga terjadi pada sore hari, ketika Mata hari ingin mengajak Ruud bicara. Hal ini ditunjukkan bahwa latar waktu ini dapat mempengaruhi terbentuknya konflik batin melalui kutipan berikut: (9)
Pada sore hari, setelah mandi yang kedua, aku minta Ruud duduk berhadap-hadapan dengan aku di serambi tengah. “Ruud, silakan duduk,” kataku sambil duduk juga. “Kita harus bicara. Aku sudah menunda-nunda ini. Dan aku rasa, kalau hari ini kita tidak bicara, aku akan meledak, dan tidak pernah ada orang yang akan memujimu sebagai perwira (hlm. 141).
Latar waktu terjadi pada tanggal 27 Juli 1899, merupakan hari penting bagi Mata Hari. Hal ini ditunjukkan bahwa latar waktu ini dapat mempengaruhi terbentuknya konflik batin melalui kutipan berikut: (10) Ketika aku mencarinya, itu terjadi pada tanggal 27 Juli. Ada alasan khusus, mengapa aku harus serius mencatat tanggal ini. Inilah tanggal dalam ingatan sejarah hidupku yang membuat aku sangat terpukul, sedih, meradang, seperti gila. Muasalnya, pada tanggal 27 Juli tahun ini, 1899, seseorang datang ke rumahku mencari Ruud untuk suatu urusan balas dendam, ketika di saat yang sama aku mencari Cremer untuk urusan balas jasa (hlm. 224)
Latar waktu terjadi sebelum tahun 1904 yang berakhir di ujung Desember, ketika Mata Hari menemui Ruud bekas suaminya itu. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (11)
Sekali lagi ini, sebelum tahun 1904 berakhir di ujung Desember, aku coba menemui bekas suamiku itu, meminta Non ikut bersamaku jalan-jalan ke Prancis (hlm. 357).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Latar waktu juga terjadi dalam sepuluh tahun ini, hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (12)
Dalam sepuluh tahun ini aku tidak merasa perlu menghitung-hitung berapa jumlah pejabat tinggi negara dari Prancis dan Jerman serta Spanyol dan Italia, mulai dari menteri, jenderal, kolonel, bahkan kapten dan letnan, yang sudah bersetubuh denganku dalam rangka bersenang-senang dengan kemewahan (hlm. 387)
Latar waktu juga terjadi ketika pertambahan usia yang dialami oleh Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (13)
Dalam pertambahan usia sampai sepuluh tahun ini, pada tahun sekarang, 1914, umurku 38 tahun. Sampai usia 38 tahun ini aku tidak ingat berapa lelaki dari kelas perwira tinggi dan pejabatpejabat teras atas yang sudah bersenggama denganku (hlm. 397).
Latar waktu juga terjadi tanggal 15 Juni 1917, ketika Mata Hari dibawa ke pengadilan kota. Pada hari ini pula, para hakim memutuskan Mata Hari untuk dihukum mati. Hal ini ditunjukkan bahwa latar waktu ini dapat mempengaruhi terbentuknya konflik batin melalui kutipan berikut: (14)
Setelah berkas perkaraku diserahkan oleh Bouchardon kepada Jaksa andre Mornet, letnan dalam ketentaraan Prancis, maka pada hari ini, 24 Juni 1917, aku dibawa ke pengadilan kota yang disebut Istana Keadilan (hlm. 551).
Dari penjelasan tentang latar waktu yang digambarkan dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado, dapat disimpulkan bahwa ada latar waktu yang mempengaruhi terbentuknya konflik batin dalam tokoh Mata Hari, lihat kutipan (8), (9), (10), (11), dan (14).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
4.2.3 Latar Sosial Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado, dijelaskan bahwa Mata Hari tidak suka merendahkan babu. Dia tidak ingin memperlakukan babu seperti hewan yang terhina, karena babu itu juga manusia. Mata Hari tidak mempunyai pandangan seperti orang Belanda yang menganggap babu itu seperti mesin. Jadi, bagi Mata Hari tidak ada perbedaan kelas sosial buat Babu. Hal ini ditunjukkan bahwa latar sosial ini berhubungan dengan status sosial melalui kutipan berikut: (1)
Dia memang babuku dan di masa ini, akhir abad ke-19, orangorang Belanda di Indonesia memperlakukannya sebagai mesin, tapi bagiku dia tetap manusia. Aku tidak mau seperti Belanda-Belanda kolonialis umumnya yang sengaja menajamkan perbedaan rasiall sebagai hukum alam dan memperlakukan babu seperti hewan terhina. Mana mungkin aku bersikap rasis seperti penguasa-penguasa Belanda itu, sementara dalam sadarku aku tahu ibuku berdarah Jawa (hlm. 73).
(2)
“Itu pertimbangan hukum yang bijak,” kataku. “Bagaimanapun babu adalah manusia, dan anaknya adalah anak manusia juga.” (hlm. 256).
Latar sosial ini juga terjadi ketika Mata Hari menghargai orang Brabant yang telah melerai perkelahiannya dengan Ruud. Mata hari pun membandingkan kebiasaan orang Brabant dengan orang Indonesia mengenai disiplinnya tentang waktu. Mata Hari mempunyai pandangan perbedaan mengenai disiplinnya waktu orang Indonesia dan Brabant, karena Mata Hari selalu geli mengingat kebiasaan orang Brabant soal waktu. Orang Belanda selatan yang berdialek Brabant ini pun selalu memberikan senyum kepada Mata Hari. Ini menandakan, bahwa hubungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Mata Hari dengan orang Brabant memiliki jiwa sosial yang baik. Hal ini ditunjukkan bahwa latar sosial ini berhubungan dengan pandangan hidup melalui kutipan berikut: (3)
Aku diam saja. Dalam diam begini toh aku merasa bersyukur karena perhatiannya padaku. Selama ini dia memang bisa memberi senyum padaku, senyum yang ramah khas orang Belanda selatan yang berdialek Brabant. Dan, apabila aku membalas ramah kepadanya, aku sering geli mengingat kebiasaan orang Brabant pada soal waktu. Ya, orang Brabant hampir sama dengan orang Indonesia mengenai disiplinnya waktu. Di Indonesia, orang yang tidak disiplin terhadap waktu disebut „jam karet‟, sementara orang Belanda yang juga mengabaikan disiplin waktu disebut „een half uurtje Brabant‟, harafiahnya berarti „setengah jamnya Brabant‟ (hlm. 250).
Latar sosial juga terjadi ketika Mata hari diberi kesempatan untuk menari dengan putrinya. Mata Hari pun dapat menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat yang ada disekitarnya. Dari sini, Mata Hari dianggap sebagai manusia bukan bangsa. Menurut Mata Hari, itu semua pas dengan pandangannya selama ini. Hal ini ditunjukkan bahwa latar sosial ini berhubungan dengan pandangan hidup melalui kutipan berikut: (4)
Mbah Kung memberi kesempatan kepadaku mudah-mudahan aku sanggup melaksanakannya menari berdua dengan Astri putrinya. Semua anggota mendukung. Itu membuat aku semakin percaya, bisa menyesuaikan diri sebagai bagian dari masyarakatnya. Di sini aku merasa benar-benar menjadi manusia, bukan bangsa. Kira-kira dengan perasaan ini, hubungannya pas dengan pandanganku sendiri selama ini, tentang keutamaan maknawi atas kata „kemanusiaan‟ ketimbang „kebangsaan‟ (hlm. 94).
Dalam novel ini juga terdapat latar sosial yang menggambarkan tingkatan pemerolehan tunjangan per bulan di luar gaji yang di peroleh opsir, berdasarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
golongan suku. Hal ini ditunjukkan bahwa latar sosial ini berhubungan dengan status sosial melalui kutipan berikut: (5)
Yang aku ketahui adalah gaji kopral. Didik yang mengatakan itu kepadaku. Dia memperoleh tunjangan per bulan di luar gaji, yang ditentukan oleh pemerintahan kolonial berdasarkan golongan suku. Hanya tiga golongan saja yang diatur. Pertama Europeanen dengan tunjangan 31 sen, kedua golongan Ambonezen dan Menadonezen dengan tunjangan 27 sen, dan ketiga Javanen dengan tunjangan 20 sen (hlm. 115).
Latar sosial ini menggunakan kelas sosial yang menunjukkan kalangan militer dan sipil. Hal ini ditunjukkan pengarang bahwa latar sosial ini berhubungan dengan status sosial melalui kutipan berikut: (6)
Samar-samar aku melihat penonton di bawah sana penuh. Mereka orang-orang penting di kalangan militer dan sipil (hlm. 418).
Latar sosial juga terjadi ketika Mata Hari dituduh berkhianat kepada Prancis karena Mata Hari lebih mementingkan Jerman. Mata Hari pun akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh mahkamah militer. Latar sosial ini dapat menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (7)
(8)
Aku sekarang berada di penjara Saint-Lazare karena tuduhan berkhianat kepada Prancis untuk kepentingan Jerman. Padahal aku tidak peduli soal kebangsaan mereka. Yang aku lakukan selama ini, menurut kata hatiku adalah kiprah kemanusiaan. Artinya, kalau aku memilih kata „kemanusiaan‟, maka yang mukim dalam pikiranku adalah suatu pengertian asasi tindakan etis tentang menjunjung fitrah manusia lebih dari sekadar mempersoalkan batas negara dengan penduduknya yang disebut bangsa, dan semangatnya yang disebut „kebangsaan‟ (hlm. 11). Tidak ada harapan buatku bisa bebas dari tuntutan jaksa. Malahan aku menganggap telah terjadi kong-kali-kong antara jaksa dan hakim untuk tetap memberlakukan penalti terhadapku.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Di mahkamah militer tempat aku diadili, telah tersedia kalimat pamungkas yang berkekuatan hukum tetap, bahwa aku dinyatakan bersalah sebagai pengkhianat, dan karenanya harus mati (555)
Latar sosial juga terjadi ketika Mata Hari mengalami rasa sakit batin terhadap suaminya Ruud. Mata Hari kemudian membalas dendam perbuatan suaminya itu dengan cara bersenang-senang dan menjalin suatu hubungan dengan perwira dan pejabat tinggi negara. Latar sosial ini dapat menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (9)
Rasa sakit batin itu pula yang mendorongnya balas dendam pada suaminya dengan nekat membuka celana dan mengangkang untuk senang-senang dengan sejumlah lelaki terutama dari kalangan perwira dan pejabat tinggi negara sampai akhirnya dia menjadi sundal kelas tinggi, sembari terus menari telanjang, dan terus pula memata-mata dengan cara mengadu domba, yang berujung dengan penangkapannya ini (hlm. 7).
Latar sosial juga terjadi tentang pandangan hidup mengenai para pejabat tinggi negara yang berkecenderungan terhadap istilah kata dua- ta. Hal ini ditunjukkan bahwa latar sosial ini berhubungan dengan pandangan hidup melalui kutipan berikut: (10) Kiranya sebentar lagi aku akan bertemu dengan pejabat tinggi seperti itu. Gambaran yang diberikan Mbah Kung kepadaku cukup menggelitikkan perasaanku. Kata Mbah Kung, “Semua pejabat tinggi berkecenderungan terhadap dua-ta, yaitu wani- ta dan har- ta.” Aku bertanya, “Bagaimana itu?” Dan jawab Mbah Kung sangat cerdas, “Wanita gampang tergoda oleh harta. Jadi tidak heran, di otak pejabat tinggi selalu dua- ta itu yang dipikir.” (hlm. 96).
Latar sosial juga terjadi tentang kebiasaan hidup yang ada di Indonesia dan di penjara Prancis. Kebiasaan hidup ini tentang kebiasaan mandi yang dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
oleh bangsa Indonesia sehari dua kali. Hal ini ditunjukkan bahwa latar sosial ini berhubungan dengan kebiasaan hidup melalui kutipan berikut: (11) Perasaan paling menyiksa dalam diriku sebagai wanita berdarah Indonesia, adalah kebiasaan Indonesia mandi dua kali sehari yang tidak terpenuhi di penjara Prancis ini. Di penjara ini tidak ada kamar mandi. Air untuk basuh-basuh hanya tersedia satu mangkok dalam seminggu, dan harus dicukup-cukupkan untuk menyeka muka dan badan lainnya. Aku kuatir dengan ini aku telah menjadi tua sebelum waktunya (hlm. 12).
Latar sosial terjadi mengenai cara berpikir dan sikap yang dialami oleh Mata Hari kepada Ruud suaminya. Mata Hari berpikir mengenai pengetahuannya mengenai peribahasa “habis gelap terbitlah terang”. Hal ini pula yang membuat sikap Mata Hari dapat membangun kembali hubungannya dengan Ruud menjadi baik. Hal ini ditunjukkan bahwa latar sosial ini berhubungan dengan cara berpikir dan sikap melalui kutipan berikut: (12) Lagi aku mendapat pengetahuan dari pengalaman, yaitu peribahasa “habis gelap terbitlah terang”. Maksudku, perasaan tentang batin yang tadinya kepalang terjauhkan karena perilaku-perilaku fiil Ruud dilatari oleh gagasan-gagasan gilanya itu, barangkali kini bisa dibangun kembali-katakanlah semacam restorasi terhadap bangunan yang rusak-dengan gairah yang baru (hlm. 109). Latar sosial juga terjadi mengenai tradisi pengucapan kata “sorry”. Kata “sorry” ini harus menjadi tradisi yang tidak boleh dihilangkan dan harus diucapkan ketika seseorang mempunyai salah kepada orang lain. Begitupun dengan Ruud yang tidak pernah mengatakan kata “sorry”, padahal kata “sorry” ini merupakan bahasa ibunya. Menurut pemikiran Mata Hari, kesungguhan menyatakan kata “sorry” merupakan kejantanan seorang suami yang menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
opsir. Latar sosial ini dapat menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (13) Masalahnya, Ruud tidak pernah mengatakan “sorry”, padahal dia tahu betul makna sosial perkataan ini, sebab kata ini adalah bahasa ibunya (hlm. 109). (14) Pokok soalnya, sekali lagi, aku belum dengar lewat telingaku Ruud mengucapkan kata “sorry”. Sementara, aku kira ukuran kejantanan seorang suami yang seorang opsir, justru ditimbang dari kesungguhannya menyatakan “sorry” kepada mitranya di ranjang yang diikat oleh perkawinan resmi secara militer (hlm. 111).
Latar sosial juga terjadi akan keyakinan Mata Hari akan sifatnya yang mengarah ke kepala batu karena dia lahir pada tanggal 8 Agustus. Sifat yang dimiliki Mata Hari inipun menyebabkan gambaran dramatis yang terjadi di dalam keluarganya yaitu sering adanya perselisihan, pendapat yang berbeda, dan sebagainya. Hal ini ditunjukkan bahwa latar sosial ini berhubungan dengan pandangan hidup melalui kutipan berikut: (15) Lebih rinci aku hendak berkata dengan gambaran yang dramatis, bahwa selama waktu-waktu yang telah berlalu menurut mestinya, memang puguh terjadi beberapa kali perselisihan pendapat yang menyebabkan aku bludrek, harus menghardik, kemudian dibalas hardik pula oleh Ruud, sehingga rumah sempat menjadi seperti kandang tikus, rame tidak karuan, dilengkapi pula gaduhnya suara tangis Norman John yang terganggu oleh suara tengkar orangtuanya, namun sejauh itu aku masih harus menganggapnya wajar, sebab setelah reda, ketika aku diam tercenung seorang diri, aku menyadari sisi kekuranganku, yaitu, kadang-kadang sikapku memang mengarah kepala batu: maklum hari lahirku 8 Agustus, dan kata orang yang rajin membaca bualan-bualan astrologi, konon menyatakan perempuan yang lahir di zodiak ini umumnya degil, atau bahasa antero Nederland: „koppig‟ (hlm. 119).
Latar sosial yang selanjutnya terjadi adalah mengenai adat istiadat orang Jawa. Mata Hari melakukan upacara tujuh bulanan untuk anaknya yang pertama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Akan tetapi, disisi lain Mata Hari menaruh wasangka pada Ruud suaminya itu. Latar sosial ini dapat menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (16) Tapi mengapa tiba-tiba memasuki usia kandunganku tujuh bulan, masa kehamilan yang punya arti khusus dalam istiadat Jawa untuk diupacarakan –dipitoni– aku menaruh wasangka pada Ruud, dan aku kuatir keadaan rumah yang tadinya hanya mirip kandang tikus, sekonyong berubah menjadi kandang kucing (hlm. 120).
Latar sosial yang terjadi selanjutnya adalah mengenai kebiasaan hidup yang dilakukan oleh Ruud yang sering membawa perempuan-perempuan lain ke dalam rumahnya. Ruud selalu berhubungan intim dengan perempuan lain di dalam rumahnya. Walaupun Mata Hari selalu main lelaki, dia tidak pernah membawa lelaki lain masuk ke dalam rumahnya. Sehingga rumah yang di tempatinya itu menjadi sial. Hal ini ditunjukkan bahwa latar sosial ini berhubungan dengan kebiasaan hidup (17) dan dapat menyebabkan konflik batin pada tokoh Mata Hari (18) melalui kutipan berikut: (17) Ruud sudah membuat rumah ini sial. Dia sudah menjadikannya tempat maksiat. Padahal aku sendiri, dalam bertualang, sebagai cara membalas dendam pada perlakuannya, tidak pernah membawa lelaki-lelaki ke dalam rumah ini (hlm. 293). (18) Mula-mula aku dorong pintu ini untuk yakin bahwa ada orang di dalam yang mengunci diri. Pintu tak bergerak. Kesimpulannya benar ada orang di dalam. Maka, aku tendang dengan sekuat tenaga. Pintu terbuka dengan bunyi daunnya membentur dinding. Sumpah demi ibuku, aku kaget banget. Di dalam kamar, di atas ranjang, Ruud sedang menyetubuhi seorang perempuan, dan perempuan yang satunya menyaksikannya dengan sekakak-cekikik (hlm. 281).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Latar sosial juga terjadi ketika cara berpikir manusia tentang uang. Perlu kita ketahui, bahwa uang memang dapat membeli segalanya. Dalam novel Namaku Mata Hari, seorang pastor memberikan pernyataan kepada Mata Hari mengenai manfaat uang yang dipunyai Mata Hari. Memang dalam kehidupannya, Mata Hari mempunyai banyak uang. Tetapi menurut pastor, uang tidak dapat membeli ketenangan yang dimiliki manusia. Hal ini ditunjukkan bahwa latar sosial ini berhubungan dengan pandangan hidup melalui kutipan berikut: (19) Tapi Luypen SJ kelihatan tidak peduli akan pernyataanku. “Ini bukan soal kau punya uang tidak untuk membayar hotel”, katanya. “Ini soal gembala berbicara pada domba yang hilang. Maksudku, jika toh kau punya uang, uangmu pun tidak sertamerta bisa membeli ketenangan. Uang bisa membeli semua, tapi tidak berarti uang bisa membeli segalanya. Kalau kau bisa tinggal satudua hari di biara itu, moga-moga kau menemukan hakikat martabat yang tidak pernah kau bayangkan, melalui cara belajar merenung dalam keheningan, dan memperoleh kebenaran dari ketenangan. Ketahuilah, anakku, uang bisa membeli kesenangan, tapi percayalah uang tidak bisa membeli ketenangan. Ketenangan bisa kau peroleh dengan Cuma-Cuma, gratis, tanpa biaya, hanya dalam kemauan berdoa dengan khusyuk: menyatukan rohmu dengan roh yang paling roh. Doa harus dipahami oleh hati adalah dialog dirimu dengan Deo, bukan monolog dirimu dengan ego. Kalau kau percaya kekuatan doa, kau bahkan bisa memindahkan gunung.” (hlm. 302).
Latar sosial juga ada mengenai pandangan hidup tentang istri yang meninggalkan rumah. Menurut tetangga Mata Hari yang bernama Elsa saat mengunjungi Mata Hari di biara, bahwa istri yang meninggalkan rumah pasti suami akan berbuat semena-mena. Hal ini ditunjukkan bahwa latar sosial ini berhubungan dengan pandangan hidup melalui kutipan berikut: (20) Katanya, “Sekarang, ayo pulang kembali ke rumahmu. Rumah itu hakmu. Jangan kau tinggalkan. Kalau istri meninggalkan rumah, suami merajalela, semena-mena, dan itu artinya istri kalh pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
suaminya. Dengar, istri tidak boleh kalah pada suami. Dosa paling besar dalam kehidupan ini adalah kalau istri kalah pada suaminya. Apalagi kita sudah berada di abad ke-20.” (hlm. 309).
Dari penjelasan latar sosial yang digambarkan dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado, dapat disimpulkan bahwa Mata Hari tidak pernah membeda-bedakan sesama manusia dari golongan status sosial. Hal ini dapat dilihat pada kutipan (1), (2), (5), dan (6). Dengan adanya kondisi seperti ini, membuat Mata Hari menjadi orang yang memiliki jiwa perasa dengan lingkungan sosialnya tanpa memandang status yang ada. Selain itu Mata Hari juga selalu memiliki cara berpikir yang luas dan sikap positif, bahwa hubungannya dengan Ruud akan menjadi baik, lihat (4). Latar sosial di atas pun ada yang menyebabkan konflik batin tokoh Mata Hari, hal ini dapat dilihat pada kutipan (7), (8), (9), (13), (14), (16), dan (18). Latar sosial juga terdapat mengenai pandangan hidup yang ada dalam novel Namaku Mata Hari, hal ini dapat dilihat pada kutipan (3), (4), (10), (15), (19), dan (20). Latar sosial juga terjadi mengenai kebiasaan hidup, hal ini dapat dilihat pada kutipan (11) dan (17).
4.3 Analisis Unsur Alur Menurut Nurgiyantoro (2000: 110), plot/ alur adalah rangkaian peristiwa yang tersaji secara berurutan sehingga membentuk sebuah cerita. Alur dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu alur kronologis dan alur tidak kronologis (Nurgiyantoro, 2007: 153-156).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Alur kronologis disebut juga alur lurus atau alur maju, yaitu struktur yang peristiwa-peristiwanya disusun secara kronologis; peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang kemudian atau secara runtut cerita dimulai dari tahap awal (penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tahap tengah (konflik meningkat, klimaks), dan tahap akhir (penyelesaian). Dengan demikian, peneliti menganalisis alur cerita dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado berdasarkan tiga tahapan di atas (tahap awal, tengah, dan akhir). 4.3.1 Tahap Awal Tahap awal merupakan tahap perkenalan dalam sebuah cerita. Tahap awal terdiri dari penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik. Fungsi pokok tahap awal (pembuka) sebuah cerita adalah untuk memberikan informasi dan penjelasan seperlunya khususnya yang berkaitan dengan pelataran dan penokohan (Nurgiyantoro, 2007: 142). Alur cerita dalam novel Namaku Mata Hari diawali dengan peristiwa tahun kelahiran Mata Hari. Mata Hari lahir dari rahim dari seorang ibu yang berdarah Indonesia. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (1)
Leeuwarden anno 1876 Itu tahun Masehi di mana aku lahir dari rahim Antje van der Meulen yang berdarah Indonesia (hlm. 15).
Pada umur 14 tahun setelah datang bulan, Mata Hari menemukan sesuatu yang ajaib dalam kelaminnya. Dia selalu meraba-raba alat kelaminnya dan selalu membayangkan jarinya membesar seperti wortel atau kentang. Akhirnya pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
umur 18 tahun Mata Hari kawin dengan seorang opsir karena dia tidak tahan lagi untuk terus menerus menikmati apa yang dipikirkannya sebagai wortel maupun kentang. Mata hari kawin dengan lelaki yang lebih tua dari usianya. Mata Hari menikah dengan suaminya yang bernama John Rudolph MacLeod tahun 1895. Pernikahan Mata Hari dengan suaminya yang bernama John Rudolph MacLeod dengan upacara resmi kemiliteran. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (2)
(3)
Aku kawin dengan lelaki berumur dua kali lebih tua dari usiaku yang mencari jodoh lewat iklan di surat kabar „s-Gravenhage. Isi iklannya memukau perhatianku: seorang opsir berkebangsaan Skot yang bekerja untuk ketentaraan Kerajaan Belanda mencari istri yang segera dibawanya ke negeri jajahan Belanda, Indonesia (hlm. 16). Aku kawin dengan John Rudolph MacLeod pada hari bagus anno 1895 (hlm. 27).
Ruud dipindah tugaskan di Indonesia, Mata Hari merasa senang dengan penugasan Ruud di Indonesia. Ruud ditugaskan di Jawa Tengah, tepatnya di daerah Ambarawa. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (4)
Aku senang sekali akan segera berangkat ke Indonesia. Sudah keluar besluit dari pemerintahan untuk penugasan Ruud ke Indonesia. Dia ditugaskan bukan di Jawa Timur, melainkan Jawa Tengah, ditempatkan di Ambarawa (hlm. 46).
Mata Hari dan Ruud tiba di Indonesia pada hari Minggu, tepatnya di daerah Batavia. Sebelum meneruskan perjalanan ke Ambarawa, mereka menginap di perumahan tentara. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (5)
Kami tiba di Batavia pada hari Minggu. Di sini kami menginap dua malam di perumahan tentara di Beierlaan tak terlalu jauh dari Meester Cornelis, lantas pada hari Selasa dengan kapal kami ke Semarang dan terus ke Ambarawa (hlm. 53).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Setiba di Ambarawa mereka tinggal di perumahan tentara yang tidak jauh dari Stasion Kereta Api Willem I. Di Ambarawa mereka juga mempunyai babu yang bernama Nyai Kidhal. Selain Nyai Kidhal, Mata Hari juga mempunyai pembantu laki-laki yang mengurus keperluan-keperluan yang dibutuhkan setiap bulannya. Nama lelaki itu adalah Didik, dia adalah pribumi asal Minahasa dan dia bekas kopral yang dipulangkan dari perang di Aceh. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (6)
(7) (8)
Di Ambarawa kami tinggal di perumahan tentara tak seberapa jauh dari Stasion Kereta Api Willem I di mana angin sejuk dari Gunung Ungaran di Barat serasa seperti udara musim semi di Eropa (hlm. 53). Nama asli babu kami ini Kinanti. Tapi karena tangan kirinya yang aktif, maka orang-orang memanggilnya Nyai Kidhal (hlm. 54). Orang yang disebut ini panggil-panggilannya Didik dari nama asli Hendrik yang berubah menjadi Endik adalah pribumi asal Minahasa, salah satu suku dari bangsa Indonesia yang oleh alasanalasan tertentu pemerintah kolonial antara lain warna kulit yang kuning dan keyakinannya yang sama dengan orang Belanda menjadi ujung tombak pemerintahan kolonial untuk tidak mengatakan „antek‟ yang mengurus pelbagai keperluan tuantuannya (hlm. 84).
Sebagai istrinya John Rudolph MacLeod, Mata Hari pun mengalami ketidaknyamanan saat melakukan hubungan intim. Suaminya selalu melakukan hubungan dengan cara liar seperti singa. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (9)
Mula-mula aku tersiksa pada kali pertama kami bercinta, dan itu akan menjadi gangguan konsentrasi setiap kami bersenggama. Aku kewalahan, karena dia berlaku seperti singa lapar (hlm. 29). (10) Di dalam kamar kapal yang oleng di atas Laut Mediterania sebelum memasuki Port Said di mulut Terusan Suez, Ruud meminta bersetubuh, padahal aku masih meneteki Norman John. Aku kewalahan, sebab selalu kata „minta‟ baginya adalah „paksa‟, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
kelakuannya awet seperti singa lapar. Kayaknya untuk urusan seks, dia harus dibilang sakit jiwa (hlm. 48).
4.3.2 Tahap Tengah Tahap tengah cerita yang dapat juga disebut sebagai tahap pertikaian, menampilkan pertentangan atau konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi semakin meningkat,
semakin menegangkan
(Nurgiyantoro, 2007: 145). Tahap pertikaian yang dialami Mata Hari ketika ia diperlakukan kasar oleh suaminya yang bernama Ruud. Ruud melakukan tindakan seperti itu karena istrinya sudah tidak perawan lagi. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (11) Tiba-tiba aku terpelanting. Mata berkunang-kunang. Ruud telah main tangan. Dia tampar aku. Kuat sekali. Aku terhuyung ke dinding. Jatuh. Terjerembab di lantai. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa. Aku pingsan (33).
Kenyataan pahit pun dirasakan Mata Hari, saat dia mengandung anaknya yang kedua buah cintanya dengan suaminya. Di masa kehamilannya itu, Ruud meminta ingin bersetubuh dengan babunya yang bernama Nyai Kidhal. Secara tidak langsung Ruud memanfaatkan Nyai Kidhal, ini dilakukan oleh Ruud dengan alasan supaya tidak mengganggu masa kehamilannya Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (12) Di luar akal sehat, di saat harusnya Ruud suka cita karena akan punya anak lagi dari istri yang mencintainya, malah tanpa rasa kagok atau canggung, bisa-bisanya dia mengajukan kemauannya bukan usul bahwa dia ingin memanfaatkan Nyai Kidhal untuk semata-mata bisa bersetubuh dalam masa berpantang supaya tidak mengganggu kehamilanku (65).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Dengan sikap Ruud yang ingin berhubungan intim dengan Nyai Kidhal seperti itu membuat Mata Hari memutuskan meninggalkan rumah. Walaupun meninggalkan rumah seperti ini, ide yang tidak baik. Mata Hari tidak akan peduli, jika suaminya mencari. Mata Hari akan kembali ke rumahnya lagi, jika merasa mau. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (13) Aku rasa meninggalkan rumah dengan cara begini bukanlah ide yang baik. Tapi aku rasa juga ini bukan waktu yang tepat untuk menimbang-nimbang perkara baik dan buruk istri meninggalkan rumah, jika istri berada dalam keadaan marah karena kesalahan suami yang keterlaluan (hlm. 87). (14) Jadi, tidak peduli nanti senja, kalau Ruud ke rumah, dia akan kaget Mrs MacLeod tidak ada di rumah (hlm. 87). (15) Aku sengaja tidak pulang ke Ambarawa sampai aku merasa mau. Maksudku, nanti aku pulang ke Ambarawa kalau aku mau, bukan karena aku ingin (hlm. 105).
Mata Hari pulang ke rumahnya karena Ruud bingung mencari istrinya. Ruud senang akan kedatangan istri dan anaknya yang pulang ke rumah. Beberapa hari kemudian masalah di dalam rumah tangganya terjadi lagi. Di setiap akhir pekan, Ruud selalu pergi ke Semarang. Ini semua membuat Mata Hari merasa curiga, walaupun alasannya suaminya adalah tugas. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (16) Asal-muasalnya, karena pada bulan terakhir ini, di setiap akhir pekan Ruud ke Semarang: berangkat Sabtu pulang Minggu dengan membawa oleh-oleh dodol. Aku tanya tugas apa dia di Semarang, astaga jawabnya merengut, terbata-bata (hlm. 120).
Keadaan ini membuat Mata Hari merasa curiga jangan-jangan menemui seorang Nyai untuk dimanfaatkan sebagai pelampiasan nafsu. Mata Hari akhirnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
memutuskan ingin ikut ke Semarang. Ruud pun akhirnya tersentak dan kelihatan bingung. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (17) Pada akhir pekan berikut ini aku bilang harus ikut dengannya ke Semarang. Aku mengajukan ini pagi-pagi di meja sarapan. Semua yang ada di atas meja, aku sendiri yang menyiapkannya, karena aku menolak babu yang mau bekerja di rumahku. Mendengar permintaanku, Ruud tersentak, menampik. “Untuk apa ikut ke sana?” katanya. “Aku bertugas di sana.” “Aku tahu kamu bertugas,” kataku. “Makanya, kamu pergi ke tempat tugasmu, aku pergi jalan-jalan, ke toko-toko, cuci-mata.” Dia kelihatan bingung. Tapi dia cerdik membuat alasan (hlm. 120).
Ruud mengabulkan permintaan Mata Hari untuk ikut ke Semarang. Setibanya di Semarang Mata Hari bukannya merasa bahagia dan senang. Mata Hari justru merasa dan kaget mendengar informasi dari resepsionis hotel. Resepsionis hotel itu memberitahukan kepada Mata Haru, bahwa Ruud sering ke hotel ini bersama dengan seorang wanita yang menginap di kamar 11. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (18) Mula-mula dia bertanya padaku, “Nyonya baru pertama menginap di sini?” “Ya,” jawabku pendek, tak minat bersosial-sosial. “Tuan MacLeod biasa ke sini, menginap di kamar 11,” katanya. Aku kaget, seperti tersengat, dan percakapan yang tadinya aku hindari, justru sekarang aku lanjutkan dengan senang sekaligus dengan deg-degan (hlm. 135).
Kejadian yang terjadi pada suaminya dengan wanita lain tanpa Mata Hari tahu, membuat dirinya menahan diri untuk tidak marah. Mata Hari akan melampiaskan kemarahan ini setelah tiba di Ambarawa. Sesampainya di Ambarawa, pada sore hari Mata Hari mengajak Ruud untuk berbicara secara jantan. Mata Hari bertanya kepada Ruud, tentang wanita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
yang selalu diajak ke kamar 11 saat berada di Semarang. Ruud hanya nampak bingung. Akhirnya Mata Hari marah, dia memaki-maki suaminya itu. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (19) “Mengaku saja, siapa perempuan pribumi yang setiap akhir pekan tidur bersamamu di kamar hotel nomer 11 Hotel Swatow.” Sekonyong pula wajah Ruud putih seperti tersiram kapur, jelek, dan menjijikkan. Baru kali ini aku melihat seorang opsir dengan kumis melintang, berwajah busuk, lebih dari tai. Aku tendang kursi ke hadapannya. Dia loyo sebagai sontoloyo. Giliranku menghujatnya habis-habisan. Sampai-sampai aku lupa, kata-kata jelek apa saja yang sudah muncrat dari mulutku (hlm. 144).
Ruud dipindah tugaskan di Batavia, itu semua permintaan tuan Cremer. Tuan Cremer adalah seorang pejabat yang kenal dengan Mata Hari saat dia menari di daerah candi Borobudur. Dari situlah Mata Hari memohon kepada tuan Cremer agar Ruud dipindah tugaskan di Batavia. Setelah bertugas di Batavia, Ruud dipindah tugaskan di Aceh. Mata Hari dan kedua anaknya tinggal di Batavia. Saat tinggal di Batavia, ada seorang tamu laki-laki yang memberikan dodol untuk Ruud. Tetapi Ruud sudah menjalankan tugasnya di Aceh, dodol tersebut akhirnya diterima oleh pembantunya yang bernama Mamah. Akan tetapi, Nyo merengek ingin memakan dodol tersebut. Ternyata dodol itu ada racunnya, Nyo memakan dodol itu. Akhirnya Nyo meninggal karena telah makan dodol tersebut. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (20) “Nyo mati,” jawabnya, diiringi lagi jeritan histeris. Sejam kemudian, setelah teduh, dan aku pun lemas, Mamah bercerita kejadiannya. Katanya, ada seorang lelaki pribumi, yang digambarkannya berbadan kecil, datang ke rumah menanyakan apakah ini benar rumah opsir Rudolph MacLeod.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Orang itu menitip dodol kesukaan Ruud. Melihat dodol itu, Nyo merengek memintanya (hlm. 228).
Enam hari setelah kematian Nyo, datanglah seorang tamu. Ternyata tamu yang datang itu adalah Nyai Kidhal. Nyai Kidhal kemudian sujud kepada Mata Hari. ini semua membuat diri Mata Hari menjadi heran. Nyai Kidhal kemudian menceritakan bahwa yang membawa dodol itu adalah adiknya Nyai Kidhal. Dia ingin balas dendam kepada Ruud karena tidak bertanggung jawab telah menghamili Nyai Kidhal. Ternyata wanita pribumi yang berada bersama Ruud saat di hotel kamar 11 itu adalah Nyai Kidhal. Mata Hari syok dan lemas mendengar cerita dari Nyai Kidhal tersebut. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (21) Demi melihat aku berdiri tertegun begini, buru-buru Nyai Kidhal sujud, mencium kakiku, dan menangis sedu sedan. “Ampun saya, Ndoro Mevrouw, ampun,” katanya. “Saya sudah larang adik saya supaya jangan melakukan itu, tapi dia nekat membawanya ke sini. Ampun saya, Ndoro Mevrouw, ampun” (hlm. 234). (22) “Ya, Ndoro Mevrouw, saya minta ampun. Adik saya yang menaruh racun dalam dodol itu. Maunya supaya dimakan Ndoro Tuan. Tapi, demi Tuhan, Gusti, Sanghyang Widhi, saya merasa berdosa, sebab yang makan dodol itu Sinyo” (hlm. 235). (23) Pertanyaan sekarang, kenapa adiknya ingin membunuh Ruud, dan Nyai Kidhal merasa bersalah? Cepat aku melisankannya. “Kenapa adikmu ingin membunuh?” tanyaku. “Adik saya marah pada Ndoro Tuan,” jawab Nyai Kidhal. “Kenapa dia marah?” “Ampun, Ndoro Mevrouw. Saya susah bicara. Saya sedang hamil empat bulan” (hlm. 235).
Setelah dua belas hari kematian Nyo, Ruud tiba di Batavia. Mengetahui Norman John mati, dia memaki-maki Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
(24) Mengetahui bahwa Norman John mati karena memakan dodol, dia pun marah, memaki-maki, mencela, menista, mengatakan aku tidak becus mengurus anak, dan seterusnya, dengan suara yang tinggi seperti bunyi gergaji besi (hlm. 239).
Ruud tidak puas hanya dengan memaki-maki Mata Hari saja, dia pun melakukan kekerasan fisik dan mengancam Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (25) Ruud masih nekat Dia kejar aku di jalan. Menangkap. Aku melepas diri. Lari. Dia kejar lagi. Dan dia berhasil menangkap aku. Lantas, sambil memegang dengan kuat kedua lenganku, dia mengguncang-guncang badanku (hlm. 245). (26) Ruud menarik rambutku dengan kasar. Saking kuatnya tangan itu menjambak rambutku, aku terjengkolet. Aku menjerit lebih keras. Tapi dia terus menyeret, lalu memuntir tanganku, sampai-sampai aku merasa kesakitan, dan untuk sementara gampang dibawanya sampai ke depan pintu. Di depan pintu aku meronta. Maka dia mengancam. “Jangan macam-macam kalau kamu ingin tetap hidup,” katanya (hlm. 246).
Mata Hari pun tidak ingin kalah dari suaminya yang melakukan kekerasan fisik kepadanya. Akhirnya, Mata Hari memberontak dengan memaki-maki Ruud di depan banyak orang. Mata Hari secara langsung membongkar semua kesalahan dan perbuatan yang dilakukan oleh Ruud. Anaknya itu mati karena perbuatan suaminya yang telah membuntingi seorang babu. Selain itu, anaknya cacat karena tertular penyakit sifilis pada ayahnya. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
(27) “Omonganmu tidak bermutu,” kataku, dan aku senang bisa leluasa berbicara, sebab ketiga lelaki itu menahan badan Ruud. “Di mana otakmu? Seandainya Norman John tidak cacat, tentu dia mengerti apa yang dikatakan kepadanya. Dia sudah dilarang untuk tidak boleh makan dodol itu, tapi dia tidak mengerti, sebab dia cacat: tidak bisa jalan, tidak bisa bicara. Kamu tahu kenapa dia cacat? Dia cacat sebab terbawa penyakit kotormu, penyakit darah kotor yang kamu bawa dari Zeedijk, penyakit sifilismu. Apa kamu tidak tahu itu?” (hlm. 247). (28) “Tidak benar?” kataku, mencibir, mengejek, dan aku benar-benar merasa sedang memenangkan pertikaian ini. “Kalau kamu kira ini tidak benar, tanya saja Dokter Hoedt, orang Belgia itu. Tanya sana! Kesalahan berasal dari kamu. Kamu menularkan sifilis pada anakku” (hlm. 248).
Perlakuan kasar Ruud terhadap istrinya, membuat Mata Hari berfikir untuk meminta cerai. Mata Hari sebagai seorang wanita tidak terima dirinya diperlakukan seperti itu oleh Ruud. Di hadapan anggota PM (Polisi Militer), Mata Hari meminta cerai dari suaminya itu. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (29) Jawabku tanpa tedeng aling-aling, “Cerai.” PM pemeriksa itu bertanya untuk yakin, “Apa Anda yakin?” Maka jawabku tegar, “Yakin sekali. Cerai. Ini hargamati (hlm 252).
Untuk membalas perbuatan suaminya itu, Mata Hari menjadi seorang pelacur. Dia makin pandai bermain seks dengan lelaki yang bukan suaminya sendiri. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (30) Aku makin pandai -melebihi tupai yang meloncat di sembarang ranting pohon- dalam bermain seks dengan lelaki bukan suamiku (hlm. 269).
Akhirnya, Mata Hari sudah resmi bercerai dengan Ruud saat berada di Belanda. Menurut Mata Hari bercerai adalah salah satu cara agar dirinya tidak tersiksa lagi. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
(31) Karuan aku merasa plong. Kami mengurus perceraian kami hari ini juga. Tidak sulit, sebab tuntutanku semua tidak dibantah Ruud, dan akhirnya kami bercerai resmi (hlm. 343).
Konflik pun terjadi saat Mata Hari diketahui telah menjadi mata-mata bagi negara Prancis dan Jerman. Mata Hari dituduh berkhianat terhadap negara Prancis. Itu semua dilakukan Mata Hari semata-mata karena ingin mendapatkan uang yang banyak sebagai bayarannya. Akan tetapi, perbuatan yang dilakukan Mata Hari tidak membuahkan hasil yang membuatnya bahagia. Mata Hari malah di penjara karena telah mengkhianati kedua negara tersebut. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (32) Namun, ini benar-benar absurd, dari orang-orang yang aku benci pandangannya, aku justru mencari dan menemukan yang aku maui: uang. Dari Jerman aku memperoleh mark, dan dari Prancis aku memperoleh franc (hlm. 448). (33) Dari situ aku dibawa lagi ke rutan Fauborg Saint-Denis. Belakangan aku dipindahkan ke penjara Saint-Lazare (hlm. 525).
4.3.3 Tahap Akhir Tahap akhir sebuah cerita, atau dapat juga disebut sebagai tahap peleraian, menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks (Nurgiyantoro, 2007: 145). Tahap akhir merupakan tahap penyelesaian dari masalah yang terjadi dalam cerita tersebut. Mata Hari saat di dalam penjara menjalaninya dengan penuh keikhlasan. Di dalam penjara Mata Hari hanya ditemani oleh Lintjens yang datang menjenguknya. Setelah itu datanglah Pere dan Soeur, yang selalu memberikan semangat kepada Mata Hari. Mata Hari merasakan kedamaian saat melihat Pere dan soeur. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
(34) Sedang dalam kemauan merenung, terdiam, tertegun, datanglah pula Pere dan Soeur. “Terimakasih kalian datang,” kataku. Aku merasa damai melihat mereka. Aku melihat mereka seperti ayah rohani dan ibu rohani (hlm. 544).
Mata Hari melewati masa-masa di penjara dengan pasrah. Pada tanggal 24 Juni 1917, Mata Hari dibawa ke pengadilan kota untuk disidang. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (35) Setelah berkas perkaraku diserahkan oleh Bouchardon kepada Jaksa Andre Mornet, letnan dalam ketentaraan Prancis, maka pada hari ini, 24 Juni 1917, aku dibawa ke pengadilan kota yang disebut Istana Keadilan (hlm. 551).
Penalti yang diputuskan oleh pengadilan bahwa Mata Hari harus dihukum mati karena sudah berkhianat. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (36) Di mahkamah militer tempat aku diadili, telah tersedia kalimat pamungkas yang berkekuatan hukum tetap, bahwa aku dinyatakan bersalah sebagai pengkhianat, dan karenanya harus mati (hlm. 555).
Cerita dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado diakhiri dengan hal yang menegangkan dan menyedihkan, tetapi disisi lain ada rasa salut untuk Mata Hari. Walaupun dia mati dengan cara ditembak, dia tidak ingin matanya ditutup dan tanpa memakai pakaian. Dia ingin telanjang bulat karena dia mempunyai filosofi “Dengan telanjang aku keluar dari rahim ibuku, dengan telanjang pula aku akan kembali ke dalamnya.” Mata Hari ikhlas menerima hukuman mati dengan cara ditembak, ia pun menjalaninya secara betina. Rasa salut yang perlu dipatuti adalah saat dia menyebut nama Tuhan untuk terakhir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
kalinya, walaupun dia seorang vrijdenker. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (37) “Saya justru ingin melihat bagaimana saya ditembak mati. Saya tidak mau mata ditutup dengan kain hitam apapun. Saya malah ingin mencopot semua kain yang menjadi pakaian saya, supaya tubuh saya bisa bebas dari segala beban peradaban Barat yang seluruhnya palsu.” Tanpa sungkan, tanpa kagok, tanpa peduli, Mata Hari pun melepaskan pakaiannya, sampai tubuhnya telanjang (hlm. 558). (38) “Sudah selesai, Tuan-tuan. Silakan tembak. Saya sudah milih mati dengan cara betina seperti ini. Terimakasih, Tuhan” (hlm. 559). (39) Mata Hari mati hari ini, 15 Oktober 1917, dengan menyebut nama Tuhan (hlm. 559).
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan alur yang terdapat dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado adalah alur kronologis atau alur maju. Pengarang menceritakan dari awal hingga akhir secara jelas. Mulai dari tahun Mata Hari dilahirkan, berkenalan dengan suaminya lewat koran, tahun Mata Hari menikah, saat tinggal di Ambarawa, di Batavia, saat Mata Hari diperlakukan dengan menggunakan kekerasan oleh Ruud, saat anaknya yang pertama meninggal karena ulah Ruud, saat cerai, saat di dalam penjara, dan saat Mata Hari mati dengan cara ditembak. Alur yang terdapat dalam novel Namaku Mata Hari begitu jelas dan ceritanya mengalir dari awal hingga akhir.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V ANALISIS KONFLIK BATIN TOKOH MATA HARI DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
Dalam Bab IV telah dianalisis unsur tokoh, penokohan, latar, dan alur dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. Hasil analisis tersebut akan digunakan untuk analisis konflik batin pada tokoh Mata Hari. Dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado, Mata Hari merupakan seorang tokoh yang cerdas dan tegar dalam menghadapi kehidupan yang terjadi. Mata Hari juga ingin kebutuhan-kebutuhan dalam kehidupannya itu terpenuhi dan tercapai. Mata Hari ingin kebutuhan fisiologisnya terpenuhi, merasa aman, ingin memiliki dan dicinta, ingin dihargai, dan mengaktualisasikan dirinya. Untuk mencapai semuanya itu, Mata Hari harus menghadapi konflik yang terjadi pada dirinya. Menurut Maslow tingkah laku manusia itu lebih ditentukan oleh kecenderungan individu, dengan tujuan agar si individu dapat mencapai kebahagiaan
dan
kepuasan
dalam
kehidupannya.
Untuk
itu,
Maslow
menyampaikan lima kebutuhan dasar yang tersusun dalam lima tingkatan yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasannya karena terkait dengan kebutuhan biologis manusia. Kebutuhan akan keamanan sangat dibutuhkan oleh setiap orang karena dengan terpenuhinya
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
kebutuhan akan rasa aman, manusia dapat hidup damai dan tentram. Kebutuhan rasa memiliki dan cinta dapat dipenuhi dengan cara menggabungkan diri orang lain. Tercapainya kebutuhan rasa memiliki dan cinta ini akan membuat seseorang merasa diakui keberadaannya. Kebutuhan penghargaan berasal dari diri sendiri dan orang lain. Kebutuhan penghargaan merupakan hal yang utama karena membuat setiap manusia menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi kehidupan. Kebutuhan aktualisasi diri akan tercapai apabila seseorang mampu melewati masa-masa sulit yang berasal dari diri sendiri maupun luar. Pada bab ini, peneliti akan menganalisis konflik batin pada tokoh Mata Hari dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. Analisis konflik batin pada tokoh Mata Hari ini menggunakan pendekatan psikologi Abraham Maslow, selanjutnya akan direlevansikan ke dalam pembelajaran sastra di SMA. Peneliti menganalisis novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado menggunakan lima kebutuhan dasar manusia ini karena teori psikologi ini sesuai untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh tokoh Mata Hari untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasan dalam kehidupannya. 5.1 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Fisiologis Setiap orang pasti memerlukan kebutuhan fisiologis, karena kebutuhan ini paling mendesak. Jika kebutuhan ini belum tercapai, tidak akan bergerak menuju kebetuhan yang selanjutnya. Kebutuhan fisiologis ini meliputi pangan, sandang, papan, oksigen, seks, dan sebagainya. Waktu umur 14 tahun, setelah datang bulan Mata Hari merasakan kebutuhan fisiologis yang belum dapat dia penuhi. Dia selalu menemukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
kesenangannya dengan meraba-raba dan mengorek-orek alat kelaminnya. Selain itu, dia membayangkan jarinya seperti wortel atau kentang. Keadaan ini menunjukkan bahwa Mata Hari kurang terpenuhinya kebutuhan fisiologis berupa seks dalam dirinya, sehingga membuat Mata Hari melakukan perbuatan seperti itu. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (1)
Umur 14, setelah datang bulan, aku merasa terjadi sesuatu yang ajaib dalam kelaminku. Tiba-tiba aku merasa menemukan kesenangan meraba-raba dan mengorek-orek kelaminku dengan jariku. Kemudian, aku lena, aku membayangkan jariku itu membesar seperti entah wortel entah kentang, yang masuk-keluar di situ dengan irama tertentu (hlm. 16).
Mata Hari sejak berada di Indonesia, dia selalu melupakan baju bagusnya yang selalu dia pakai waktu di negaranya Belanda. Di Indonesia, Mata Hari menanggalkan Bh-nya. Mata Hari harus melupakan kebiasaan-kebiasaan yang berada di Barat karena saat ini dia berada di Timur. Mata Hari di Indonesia hanya memakai sarung goyor Pekalongan atau batik Lasem. Ini menunjukkan bahwa di Indonesia kebutuhan fisiologis akan sandangan bagus-bagus tidak terpenuhi karena Mata Hari harus mengikuti tradisi Timur. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (2)
(3)
(4)
Barangkali aku pun harus melupakan kebiasaan-kebiasaan Barat. Aku sekarang di Timur. Dan aku lihat banyak perempuan desa di perkampungan yang sengaja melanjutkan leluri-leluri lama: tidak memakai BH (hlm. 59). Kalau begitu, selama aku di sini, apa salahnya aku pun melupakan cerita tentang baju bagus, lantas menanggalkan BH dan cukup menutupi bagian tubuh yang tidak boleh digigit semut, memakai sarung goyor Pekalongan atau batik Lasem yang mentabir pinggang, pantat, paha, sampai betis (hlm. 59). Aku mulai terbiasa menanggalkan BH-ku. Rasanya dengan begitu aku menjadi manusia merdeka dari kain peradaban Barat (hlm. 61).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Mata Hari pergi meninggalkan suaminya yang bernama Ruud, kemudian dia pergi ke sanggar seni pinggir Kali Elo. Mata Hari meninggalkan rumah karena dia marah kepada suaminya yang selalu berbuat semena-mena terhadapnya. Untung saja, Mbah Kung memberikan penginapan kepada Mata Hari di rumahnya, walaupun hanya sampai lusa. Mata Hari juga berpikir setelah itu dia akan pergi ke mana, untuk mendapatkan papan sebagai tempat tinggalnya lagi. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (5)
Rencana yang sudah ada dalam pikiranku, adalah aku masih akan tinggal di sini sampai lusa, dan setelah itu aku belum menentukan ke mana arah langkahku. Satu dan lain hal, karena rasa-rasanya aku masih berminat memelihara marahku pada Ruud (hlm. 93).
Ruud mengajak Mata Hari berjalan-jalan ke daerah Semarang. Mata Hari pergi ke Semarang dengan tujuan ingin jalan-jalan dan cucimata dengan suaminya. Akan tetapi, di luar dugaan Mata Hari menggerutu karena di Semarang dia gigit jari disertai bara di jantung yang berasap di kepala. Ini menunjukkan kebutuhan fisiologis Mata Hari belum terpenuhi untuk mencapai kebahagiaan dengan jalan-jalan dan cucimata. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (6)
Aku menggerutu tanpa mengucapkannya, sebab maksud hati ke sini untuk jalan-jalan dan cucimata, nyatanya hanya gigitjari disertai bara di jantung yang berasap di kepala (hlm. 132).
Mata Hari di Batavia menjadi seorang penari Jawa yang eksotik. Ini dilakukan Mata Hari saat pertama kali tampil menari di gedung Societeit de Harmonie. Keesokan harinya, Mata Hari menantikan kedatangan Cremer di rumahnya. Akan tetapi, Cremer tidak kunjung datang ke rumahnya Mata Hari. Padahal Mata Hari menunggu Cremer dengan hati yang deg-degan karena Mata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
Hari ingin Cremer membawa uang. Ini menandakan bahwa kebutuhan fisiologis pada diri Mata Hari belum terpenuhi karena Cremer tak kunjung datang membawakan uang. Menurut Mata Hari yang namanya kerjasama adalah samasama menguntungkan. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (7) (8)
Jika begitu, apakah deg-degan menunggu Cremer ini sebab aku ingin dia membawa uang sebagai honorariumku? (hlm. 197). Yang aku lakukan tadi malam, tak ayal adalah memenuhi permintaannya untuk bekerja dengannya. Yang namanya kerjasama adalah, aku melakukan hal-hal yang menguntungkan baginya, dan dia pun melakukan hal-hal yang menguntungkan bagiku. Aku melakukan secara jasa, dia harus mengimbal secara upah. Itulah arti hakikat dari kerjasama (hlm. 197).
Mata Hari mengakui bahwa menjadi seorang penari yang berada di Batavia itu tidak berkembang. Ini berarti penghasilan dan ketenaran di Batavia tidak terpenuhi, padahal yang dicari Mata Hari adalah penghasilan dalam jumlah yang besar. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (9)
“Di Batavia sini kan kau bisa juga menari. Kau sendiri sudah berhasil melahirkan sensasi di sini. “Tapi aku tidak berkembang di sini. Maksudku berkembang dalam hal penghasilan dan ketenaran.” (hlm. 321).
Bagi Mata Hari uang adalah segalanya, dia tidak ingin kekurangan uang. untuk itu Mata Hari bermimpi ingin mandi uang, kutipan (10). Mata Hari sangat optimis bahwa di Paris dia akan menghasilkan penghasilan uang yang banyak. Dengan uang dia akan membeli kemewahan, kesenangan, dan kenikmatan. Selain itu, uang yang dimiliki Mata Hari akan digunakan sebagai modal membuat rumah bersama kekasihnya Maslov. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
(10) Namun, ini benar-benar absurd, dari orang-orang yang aku benci pandangannya, aku justru mencari dan menemukan yang aku maui: uang. Di atas orang-orang itu, aku bersumpah demi nama ibuku, tidak mau hidup berkekurangan. Aku ingin mandi uang (hlm. 448). (11) Dengan begitu, di kota-kota itu, aku ingin memperoleh uang yang bisa membeli kemewahan dari bakat tariku. Aku yakin, hanya orang-orang dengan bakat yang terlatih dan tidak gampang puas pada keberhasilan di debut pertama, yang boleh berharap dari bakatnya itu untuk memperoleh penghasilan lebih, membeli kemewahan, kesenangan, kenikmatan (hlm. 382) (12) Dalam pekerjaan inilah aku melakukan „dialog bantal‟ untuk mendapatkan keuntungan yang menyenangkan mimpi-mimpiku. Semuanya aku lakukan untuk modal membangun rumah dan rumahtangga di Borobudur dengan satu-satunya lelaki yang sungguh-sungguh aku cintai Vadim Maslov, atau orang lain menyebutnya Vladimir de Masloff. Makanya aku ingin perang ini segera usai supaya aku bisa cepat mewujudkan mimpi-mimpi itu (hlm. 512).
Kutipan (10) dan (11) merupakan sebuah angan-angan Mata Hari untuk ke depannya. Dia mempunyai angan-angan seperti itu karena penghasilan Mata Hari saat di Paris memang sangat banyak. Akan tetapi, itu semua hanyalah mimpi yang tidak bisa menjadi nyata. Uang yang dimiliki Mata Hari sudah disita bank. Mata Hari mengetahui uang disita bank saat ingin membiayai kekasihnya Maslov yang sedang sakit. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (13) “Tidak benar!” kataku berteriak senyaringnya. “Kalau betul dia cacat, dan tidak ada biaya untuk menolong kesembuhannya, biarkan saya mencari uang untuk menutup seluruh ongkos perawatannya. Uang yang saya punya sekarang pun akan saya pakai untuk pengobatannya.” “Sia-sia”. “Kenapa sia-sia?” “Pertama uangmu sudah disita di bank.” (hlm. 541).
Saat Mata Hari berada di dalam penjara, dia kekurangan air. Padahal air merupakan kebutuhan yang sangat penting buat kehidupan manusia. tidak adanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
air dalam penjara itu membuat Mata Hari sangat menderita. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (14) Yang terakhir ini, sudah aku ceritakan, adalah penjara busuk yang sangat menyiksa diriku, karena tidak tersedia cukup air untuk mandi (hlm. 525).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis yang menimpa tokoh Mata Hari. Ini membuktikan bahwa tokoh Mata Hari belum mapan untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Mata Hari merasa belum adanya penyaluran seks ketika dia mulai beranjak dewasa. Sehingga dia hanya membayangkan barang milik kaum lelaki itu seperti kentang ataupun wortel, hal ini dapat dilihat dalam kutipan (1). Tradisi di Indonesia seolah-olah merubah cara pandang Mata Hari untuk berpenampilan memakai sandangan. Di Belanda Mata Hari selalu membeli dan memakai baju yang bagus-bagus. Di Indonesia Mata Hari mau tidak mau harus menerapkan kebiasaan berpakaian orang Indonesia. Dia harus menanggalkan BHnya. Ini membuktikan bahwa tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis berupa bajubaju yang bagus. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan (2-4). Mata hari meninggalkan rumahnya, dia pergi ke daerah sanggar tari milik Mbah Kung. Mbah Kung mengijinkan sementara waktu tinggal di sanggar tarinya. Akan tetapi tidak selamanya Mata hari harus menetap di sana, dia lalu bingung memikirkan ke mana selanjutnya dia akan pergi untuk mencari tempat menginap. Ini membuktikan tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis berupa papan. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan (5).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Jalan-jalan dan cuci mata memang suatu kebutuhan fisiologis yang harus terpenuhi untuk mencapai suatu kebahagiaan. Tetapi tidak dengan Mata hari, dia malah menggerutu. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan (6). Mata Hari menantikan Cremer untuk membawakan uang. Cremer tak kunjung datang, padahal Mata Hari menantikan honorarium hasil menarinya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan (78). Jadi, yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis pada tokoh Mata Hari adalah Mata Hari tidak punya papan saat dia ada masalah dengan Ruud, uang yang akan digunakan untuk membangun rumah di dekat Borobudur dan membangun rumah tangga dengan Maslov hanyalah sebuah impian yang tak bisa terwujud (10-12) karena uang Mata Hari disita bank (13). Selain itu, air juga merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi. Tetapi tidak dengan Mata Hari, saat di penjara air sangat begitu sulit di dapat (14).
5.2 Tidak terpenuhinya Kebutuhan akan Rasa Aman Setiap orang membutuhkan rasa aman dalam kehidupannya untuk mencapai kebahagiaan. Kebutuhan rasa aman ini meliputi keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan yang mengancam. Kebutuhan akan hukum, ketenteraman, dan keteraturan juga merupakan bagian dari kebutuhan akan keamanan (Maslow dalam Jess Feist & Gregory J. Feist, 2010:333).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Mata Hari merasakan ketidaknyamanan di dalam keluarga, karena ayahnya selalu berlaku kasar terhadap ibunya. Ayahnya merasa sangat terhina, setelah usahanya membuat topi itu bangkrut. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (15) Ibu tidak tahan didera geram oleh tenahak ayahnya. Ayah merasa sangat terhina karena usahanya membuat topi sudah di tepian bangkrut, terkalahkan oleh saingan topi-topi pabrikan yang diimpor dari Jerman, Prancis, bahkan Amerika yang lebih bagus. Dan, apabila bangkit rasa marah karena getirnya, ayah memilih mabuk, lantas ujungnya gampang main tangan terhadap ibu. Ibu sendiri terlalu nrimo ini sifat-sifat Jawa dalam kepribadiannya sehingga dia kurang berani untuk menjadi tegas terhadap Ayah (hlm. 19).
Desas-desus yang terjadi pada Ruud, membuat Mata Hari merasakan rasa tidak aman dalam hidupnya. Desas-desus itu menceritakan di mana keberadaan Ruud. Mata Hari pun mengaku bahwa pikirannya terusik dan membuat perasaan Mata Hari menjadi terganjal. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (16) Ada desasdesus yang sampai di telingaku tentang di mana Ruud, tapi seperti semua desasdesus itu biasa disebarkan oleh orang yang iri dan benci kepada seseorang, maka aku merasa tidak perlu memberi telinga terhadap omongkosong penganggur, walaupun di balik itu semuanya aku harus mengaku, bahwa nyata pikiranku terusik dan perasaanku terganjal (hlm. 39).
Selain desasdesus tentang suaminya Ruud, Mata Hari juga mendengar bisik-bisik dari orang-orang bahwa anakku lahir tidak sehat. Hal ini membuat Mata Hari sangat terganggu dan tawar hati dengan adanya berita seperti itu. Untuk sementara ini, Mata Hari tidak akan peduli dengan adanya bisik-bisik itu. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (17) Namun, di saat bangga, tak urung aku tawar hati juga. Ada bisikbisik orang yang sampai pula di telingaku, bahwa anakku lahir tidak sehat, dibayang-bayangi jejak kelakuan ayah anak itu yang nakal (hlm. 46).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Saat melakukan perjalanan ke Indonesia, Mata Hari merasakan ketidaknyamanan yang terjadi pada dirinya. Memasuki Terusan Suez, Mata Hari dan suaminya selalu mengalami perselisihan. Padahal perselisihan yang terjadi antara Mata Hari dan Ruud sangat sepele, tetapi dibuat besar. Masalahnya yang terjadi ketika Mata Hari ikut menari dengan kelompok gypsy yang menghibur penumpang di dalam kapal. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (18) Memasuki Terusan Suez yang panjangnya 190 kilometer ini, terjadi benih perselisihan antara pendiriannya dengan pendirianku yang nyata tidak laras. Asalnya sepele buatku tapi jangak buatnya (hlm. 48).
Di dalam kapal Ruud masih tidak terima, Ruud malah memaki-maki Mata Hari. Akhirnya Mata Hari berteriak, menghardik, dan menyuruhnya memakimaki. Secara tidak langsung batin Mata Hari sangat terganggu, dia merasa sangat capek apalagi anaknya menangis terus. Keadaan seperti ini menunjukkan tidak terpenuhinya rasa aman yang ada pada diri Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (19) Akhirnya, tiba di Laut Merah kira-kira di tempat dulu kala Nabi Musa menyeberangkan Yahudi-Yahudi kepalabatu dari Mesir ke Arabia aku berteriak, menghardik, menyuruhnya berhenti memakimaki. Aku capek mendengar mulutnya meleter seperti bebek. Di samping itu aku pusing karena anakku terus menangis. Teriakanku yang histeris, sepanjang rentang suara yang berpusat di perut, karuan membuatnya tercengang. Dengan sendirinya dia terdiam (hlm. 51).
Mata Hari kewalahan ketika bersetubuh dengan Ruud saat berada di dalam kamar kapal. Dia kewalahan karena Ruud selalu meminta dengan paksa, padahal posisi Mata Hari masih meneteki anaknya Norman John. Ini semua membuat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Mata Hari merasa gelisah dan cemas. Ruud tidak pernah mengerti akan keadaan istrinya yang sedang repot meneteki anaknya sendiri. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (20) Di dalam kamar kapal yang oleng di atas Laut Mediterania sebelum memasuki Port Said di mulut Terusan Suez, Ruud meminta bersetubuh, padahal aku masih meneteki Norman John. Aku kewalahan, sebab selalu kata „minta‟ baginya adalah „paksa‟, dan kelakuannya awet seperti singa lapar. Kayaknya, untuk urusan seks, dia harus dibilang sakit jiwa (hlm. 48).
Di sisi lain Mata Hari pun merasa gugup saat bertemu dengan Cremer. Mata Hari merasa gugup karena sifat Cremer hanya pura-pura polos dan tentu saja ini akting. Cremer bersifat ingin menunjukkan kesan seorang ayah kepada anaknya, padahal dia ingin melihat payudara Mata Hari. Secara tidak langsung keadaan ini membuat Mata Hari merasa terganggu. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (21) Cremer memegang kedua tanganku. Sepintas kelihatannya dia hendak menunjukkan kesan seorang ayah kepada anak. Tapi aku tidak yakin sikap ini polos. Aku malah yakin itu akting. Alasannya, dia melakukan ini sembari makin penasaran mau melihat payudaraku. Bersamaaan dengan itu terasa juga getaran tertentu di tangannya yang membuatku gugup (hlm. 101).
Secara tidak langsung Mata Hari merasa takut karena anaknya yang pertama cacat terjangkit virus sifilis gara-gara kenakalan ayahnya. Hati Mata Hari serasa terbakar, dia sangat kaget akan keadaan yang menimpa anaknya itu. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (22) “Maaf. Anak Anda cacat terjangkit kenakalan ayahnya. Suami Anda itu terjangkit darah kotor. “Apa?”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
“Maaf sekali lagi. Ayah anak Anda yang pertama ini tertular sifilis, penyakit yang dibawa dari pelacur-pelacur.” Hatiku terbakar. Dalam keadaan begini tidak ada satu pun huruf yang bisa keluar dari mulutku (hlm. 167).
Pikiran Mata Hari merasa tidak tenang karena tidak ada kabar dari Cremer. Biasanya Cremer selalu datang ke rumahnya, tetapi kali ini Cremer tidak pernah datang lagi ke rumahnya. Ini semua membuat Mata Hari kuatir, di manakah Cremer saat ini. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (23) Sekembali di Batavia, seminggu, sampai jalan dua minggu, tidak ada kabar dari Cremer. Kenapa Cremer tidak datang lagi di rumahku? (hlm. 223).
Sampai di depan rumahnya Mata Hari kaget banyak tetangga datang ke rumahnya. Ternyata di dalam rumahnya, Norman John sudah tergeletak kaku dengan mata mendelik. Mata Hari merasa takut dan kaget akan kejadian yang dilihatnya. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (24) Sesampai di dekat rumah, aku syak, jantung berdebar. Terlihat di depan rumahku, dua-tiga orang tetangga berdiri memandangku dengan wajah prihatin (hlm. 227). (25) Karuan dadaku terguncang seperti ditumbuk ulu. Aku segera masuk ke dalam rumah. Di dalam aku lihat Mamah sedang ngelokro di lantai, ketakutan, menghadap ke sofa di mana Norman John tergeletak kaku dengan mata mendelik (hlm. 227).
Nyai Kidhal adalah babu Mata Hari dulu saat di Ambarawa. Dia datang ke tempat Mata Hari untuk memberi tahu dan meminta maaf atas kematian Norman John. Nyai kidhal mengatakan sejujurnya kepada Mata Hari, bahwa Norman John mati karena adiknya Nyai Kidhal yang memberi racun di dodol. Dodol tersebut seharusnya buat Ruud, tetapi malah dimakan Norman John. Mata Hari sangat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
kaget dengan adanya kejadian tersebut. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (26) Aku kaget, seperti terhenti nafasku, tapi aku tidak bisa berkata apaapa. Aku termangu beberapa saat. Badanku berkeringat. Padahal rasanya tangan dan kakiku dingin (hlm. 235).
Kejadian pada kutipan (26) membuat Mata Hari merasa tidak terima dengan kejadian yang telah menimpa Norman John. Hal ini membuat Mata Hari merasa tidak nyaman karena harus kehilangan anaknya. Apalagi setelah mendengar pengakuan Nyai Kidhal, bahwa saat ini dia sedang hamil buah cintanya dengan Ruud. Secara tidak langsung dengan adanya peristiwa ini , Mata Hari merasa tidak aman dengan kehidupannya. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (27) “Adik saya marah, dan adik saya bermaksud membunuh Ndoro Tuan, sebab Ndoro Tuan menghamili saya, dan Ndoro tidak mau tanggungjawab.” Aku lemas. Kelenger. Lama aku seperti orang ombak. Pening, penat, bagai di dalam kapal yang berpusing oleh badai angin-lembubu (hlm. 236).
Mata Hari ingin cerai dari Ruud suaminya itu. Dia sudah trauma dengan kejadian-kejadian kekerasan yang dilakukan oleh Ruud. Selain itu, Mata hari takut tertular sifilis. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (28) Diamku ini membuat PM yang memeriksa mengajukan pertanyaan yang mengarah sebagai jembatan. “Jadi Anda ingin cerai?” katanya kepadaku. Sekalian jawabanku menutup celah bagi alternatif-alternatif omongkosong. Kataku, “Aku sudah trauma. Aku takut kalau nanti aku tertular lagi sifilis.” (hlm. 252)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
Tiba di rumah Mata Hari deg-degan karena anaknya Non tidak berada di dalam kamarnya. Akhirnya Mata Hari pergi ke loteng, ternyata Non dan Mamah di kunci di kamar. Secara tidang langsung keadaan ini membuat Mata Hari merasa kuatir dan cemas. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (29) Buru-buru aku masuk kembali ke dalam rumah, melihat keadaan kamar Non, apakah anakku aman di ranjangnya. Aku deg-degan. Ternyata Non tidak di situ. Segera aku naik ke loteng, menggedor pintu kamar Mamah di situ. Aku pot-potan. Ternyata kamar Mamah terkunci. “Pintu ini dikunci dari luar, Nyonya,” kata Mamah di dalamnya (hlm. 280).
Saat berada di kantor redaksi Bandera Wolanda, Mata Hari bertemu dengan Perkins. Perkins adalah orang Inggris dan ia seorang pengusaha. Tetapi berpacaran dengan Perkins, Mata Hari merasakan ketidaknyamanan. Perkins merupakan orang yang senang ke gereja, padahal Mata Hari merupakan vrijdenker. Mata Hari tidak suka dipaksa-paksa untuk ke gereja. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (30) Alasan yang terakhir ini membuatku sumpeg. Karena aku merasa dipaksa-paksa. Aku bilang, “Jangan minta aku mengubah keyakinan. Gereja bukan tempatku.” (hlm. 315).
Secara resmi Mata Hari memang belum cerai dari Ruud suaminya. Untuk itu, keadaan ini membuat Mata Hari tertekan dan membuat hidup tidak bebas. Secara tidak langsung Mata Hari mempunyai rasa takut dan ragu. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
(31) “Bukankah selama ini kau sudah bebas juga melakukan apa yang kau mau?” “Belum. Belum sepenuhnya bebas. Mana bisa aku bilang bebas tapi keadaanku tertekan? Dengan cerai resmi, aku bebas dalam arti tidak dibebani rasa ragu dan rasa takut-takut. Rasa ragu dan takuttakut itu membunuh dorongan kreatif.” (hlm. 320).
Tiba di Jerman, Mata Hari ditangkap oleh polisi karena diduga membunuh lelaki yang tidak dikenal di dalam kereta. Padahal Mata Hari tidak tahu tentang kejadian yang menimpa lelaki itu. Akhirnya, Mata Hari dibawa ke kantor polisi. Mata Hari dibawa paksa oleh polisi itu dengan cara ditarik lengan. Perlakuan polisi ini membuat Mata Hari merasa tidak nyaman atas perbuatan yang dilakukannya. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (32) Polisi yang pertama menarik lenganku, supaya aku cepat meloncat dari keretaapi ke peron. Dan polisi yang satunya lagi mendorong aku dari punggungku. “Cepat turun,” katanya. Aku mengempas tangan polisi itu sambil menghardiknya. “Jangan tarik tanganku,” kataku. Dia tidak peduli. Dia malah menarik kuat-kuat supaya aku cepat meloncat dari atas keretaapi ke bawah (hlm. 404).
Mata Hari sudah berada di Paris karena dia mengaku takut di Berlin dalam keadaan perang. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (33) “Aku tidak tahu kau sudah kembali di Paris,” katanya. “Aku takut berada di Berlin dalam keadaan perang.” (hlm. 443).
Mata Hari merasa kuatir akan mimpinya yang terjadi karena mimpinya itu bermakna buruk. Mata Hari bermimpi bertemu dengan Maslov kekasih yang dicintai. Selain itu, saat perjalanan dari Spanyol ke Prancis Mata Hari juga merasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
kuatir akan keadaan Maslov karena kekasihnya itu tertembak. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (34) Sepanjang perjalanan dari Spanyol ke Prancis pikiranku tegang. Pertanyaan demi pertanyaan yang tak terjawab, semua dalam bingkai rasa kuatir akan keadaan Maslov, terus berpusing di kepalaku (hlm. 522). (35) Aku kuatir, tidak berani mengaku, jangan-jangan mimpiku yang terakhir itu –berjalan turun dari puncak candi- mengandung makna buruk yang sekarang aku hadapi ini (hlm. 522).
Semua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kejadian dan permasalahan yang menimpa tokoh Mata Hari, membuat dirinya merasa tidak aman dalam kehidupannya. Banyak masalah yang harus dihadapi oleh Mata Hari. Saat masih tinggal dengan ayah dan ibunya, Mata Hari sudah merasakan ketidaknyamanan dalam keluarganya. Hal ini terjadi karena perlakuan kasar ayahnya terhadap ibunya, hal ini dapat dilihat pada kutipan (15). Rasa tidak aman juga terjadi ketika adanya desas desus tentang keberadaan suaminya, lihat kutipan (16). Selain itu, ada berita yang mengabarkan anaknya yang pertama itu cacat. Ini membuat pikiran Mata Hari sangat terganggu, lihat kutipan (17). Mata Hari dan Ruud pergi ke Indonesia, tetapi di dalam perjalanan mereka berdua selalu berselisih. Ini sangat mengganggu ketidaknyamanan dalam perjalanan, lihat (18-20). Selain rasa tidak aman, perasaan gelisah dan cemas juga terjadi pada diri Mata Hari dalam menghadapi sikap Ruud. Perasaan takut juga dihadapi Mata Hari, apalagi dia mengetahui bahwa anaknya yang pertama terkena penyakit sifilis (22). Di hadapan PM (Polisi Militer) Mata Hari memutuskan untuk cerai dengan Ruud dengan alasan takut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
tertular sifilis lagi, seperti anaknya yang pertama. Hal ini dapat dilihat pada kutipan (28). Mata hari juga merasa kuatir karena sudah seminggu Cremer tidak ada kabar, lihat kutipan (23). Selain itu, mimpi membuat Mata hari merasa sangat kuatir. Mata Hari meyakini bahwa mimpinya itu merupakan pertanda buruk. Mimpi itu memang benar membawa dampak buruk, ternyata kekasihnya yang bernama Maslov tertembak. Hal ini dapat dilihat pada kutipan (34) dan (35). Mata Hari banyak mengalami ketidaknyamanan, hidupnya selalu terganggu, gelisah, takut, kuatir, dan rasa kaget. Perasaan-perasaan demikian membuktikan bahwa tidak terpenuhinya rasa aman pada diri Mata Hari. Ini semua akan menimbulkan suatu konflik karena adanya dorongan-dorongan yang saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga memengaruhi tingkah laku.
5.3 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan akan Memiliki dan Cinta Setiap orang pasti membutuhkan rasa memiliki dan cinta. Kebutuhan rasa memiliki dan cinta dapat dipenuhi dengan cara menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau perkumpulan. Mereka menjadi termotivasi oleh kebutuhan akan cinta dan keberadaan, seperti keinginan untuk berteman; keinginan untuk mempunyai pasangan dan anak; kebutuhan untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga, sebuah perkumpulan, lingkungan masyarakat, atau negara. Cinta dan keberadaan juga mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan hubungan dengan manusia lain dan juga kebutuhan untuk memberi dan mendapatkan cinta (Maslow dalam Jess Feist & Gregory J. Feist, 2010:334).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
Sebelum memasuki hari-hari yang menjadikan dirinya matang dan tegar melalui peristiwa pahit, luka, dan pilu karena suaminya. Mata Hari sudah kehilangan ibunya, sejak dia berusia 14 tahun. Mata Hari sangat sedih dan meratapi itu semua. Walaupun dia sudah tidak mendapatkan kasih sayang dari ibunya, Mata Hari harus tegar menghadapi kenyataan ini. Air mata yang dia teteskan pun tidak pernah akan dapat menolong manusia. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (36) Ibuku wafat ketika aku berusia 14 tahun (hlm. 18). (37) Tapi, wai, sebelum aku memasuki hari-hari matang yang membentuk diriku menjadi tegar melalui peristiwa-peristiwa pahit, luka, dan pilu karena suami bernama John Rudolph MacLeod, ibuku keburu pulang. Aku sedih, meratap, tapi aku sadar airmata tidak pernah menolong manusia bebas dari benci ataupun cinta. Pengetahuan ini akan menjadi cendramata ketegaran pada hari-hari mendatang yang entah bagaimana wujudnya, namun yang mesti aku hadapi dengan pandai, melebihi cekatannya tupai meloncat di sembarang dahan dan ranting (hlm. 20).
Pertama kali bercinta dengan suaminya Ruud, Mata Hari tersiksa karena Ruud dalam memberikan cinta kepada istrinya seperti singa kelaparan. Mata Hari tidak pernah mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang yang tulus saat berhubungan intim dengan suaminya itu. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (38) Mula-mula aku tersiksa pada kali pertama kami bercinta, dan itu akan menjadi gangguan konsentrasi setiap kami bersenggama. Aku kewalahan, karena dia berlaku seperti singa lapar. Selalu, menjelang ejakulasi dia pasti memagut puting payudaraku dengan cara yang amat liar, sehingga maksud hati hendak lebur dalam kerjasama cinta yang harmonis sampai mencapai orgasme, apa daya konsentrasiku buyar dan harapanku berantakan. Dia bermain sendiri tanpa menghiraukan lawan mainnya. Sudah begitu, dia melakukannya dengan cepat pula. Jadi, ketika aku berpikir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
tentang „lanjutkan‟ dia malah berpikir tentang „lebih cepat lebih baik‟ (hlm. 29).
Selama menikah dengan Ruud, Mata Hari tidak pernah mendapatkan kasih sayang yang tulus dari suaminya. Mereka memang saling memiliki, tetapi rasa cinta dan sayang di antara mereka tidak ada. Ruud selalu memperlakukan mata Hari dengan sangat kasar, sehingga kekerasan dalam rumah tangga mereka selalu terjadi. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (39) Tiba-tiba aku terpelanting. Mata berkunang-kunang. Ruud telah main tangan. Dia tampar aku. Kuat sekali. Aku terhuyung ke dinding. Jatuh. Terjerembab di lantai. Selain itu aku tidak ingat apa-apa. Aku pingsan (hlm. 33). (40) Dalam keadaan bingung, Ruud membentak, menyuruhku diam. “Diaaam!” Aku tak hirau. Aku terus menjerit-jerit. Dia menyeret tanganku dan mengempas ke pintu (hlm. 242). (41) Ruud masih nekat. Dia kejar aku di jalan. Menangkap, Aku melepas diri. Lari. Dia kejar lagi. Dan dia berhasil menangkap aku. Lantas, sambil memegang dengan kuat kedua lenganku, dia mengguncang-guncangkan badanku (hlm. 245) (42) Selekasnya Ruud mengimbangi reaksi dan aksi. Dia menerjang dan menampar pipiku. Saking kuatnya, dan niscaya itu dirasuki oleh marah yang makin menyala dan dengki yang makin mendidih, maka tamparannya membuat aku terhuyung lantas jatuh di lantai (hlm. 242)
Mata Hari tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang dari suaminya saat mengandung anaknya yang kedua. Suaminya Ruud, memanfaatkan Nyai Kidhal untuk bisa bersetubuh dengan pembantunya itu dengan alasan supaya tidak mengganggu kehamilan Mata Hari. Mata Hari sangat kecewa, seharusnya Ruud
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
suka cita atas kehamilan Mata Hari dan menjaganya, bukan berbuat seperti ini. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (43) Di luar akal sehat, di saat harusnya Ruud sukacita karena akan punya anak lagi dari istri yang mencintainya, malah tanpa rasa kagok atau canggung, bisa-bisanya dia mengajukan kemauannyabukan usul, bukan juga minta izin, tapi maklumat-bahwa dia ingin memanfaatkan Nyai Kidhal untuk semata-mata bisa bersetubuh dalam masa berpantang supaya tidak mengganggu kehamilanku (hlm. 65).
Mata Hari merasa gelisah, sehingga di dalam menjalani masa kehamilannya dia merasa tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari suaminya. Mata Hari merasakan hal seperti itu karena Ruud tidak selalu berada di samping istrinya, saat Mata Hari mengidam. Ruud selalu pergi tanpa memberi kabar, sehingga Mata Hari tidak pernah mengerti kemana Ruud pergi. Padahal di saat Mata Hari ngidam, dia sangat ingin ada Ruud. Secara tidak langsung, Mata Hari menginginkan Ruud berada di sisinya agar membuat dirinya merasa bahagia. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (44) Di mana Ruud ketika aku ngidam? Hanya Ruud sendiri dan Tuhan yang tahu di mana dia pada waktuwaktu aku sangat membutuhkannya. Diingat-ingat, selama ini belum pernah satu kali pun Ruud berjalan bersamaku dalam gerak-gerak badan di alun-alun Dam. Dalam keadaan ngidam, aku gelisah dan gelagap, ingin misalnya melabraknya, mencubitnya, menjewernya, bersamaan dengan itu aku ingin juga misalnya dibelai-belai, dielus-elus, ditimang-timang (hlm. 39).
Mata Hari tidak pernah mendapatkan kasih sayang dan cinta dari Ruud. Kehidupan keluarga mereka sudah tidak ada dengan istilahnya tanggungjawab untuk hidup bersama. Mereka dulu memang merasa saling memiliki, tetapi rasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
memiliki sudah tidak ada rasa di antara mereka. Untuk itu, kata cerai merupakan jalan terbaik yang harus ditempuh. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (45) Seharusnya aku berkata, bahwa dalam melamun begini, endapan pikiran tentang kemungkinan-kemiungkinan yang telah siap aku hadapi itu, laras dihubungkan pada kemauanku yang paling mendasar, bahwa aku harus membuang nama Ruud dari dalam hatiku. Jadi, kalau kemungkinan-kemungkinan yang aku maksudkan ini harus aku hadapi, maka biarlah itu menjadi senjata ampuh untuk memperjelas kemauanku untuk cerai dengannya. Bahwa arti cerai harus ditakar dari tidak adanya lagi rasa tanggungjawab untuk hidup bersama (hlm. 211).
Mata Hari saat bermain seks tidak pernah mendapatkan kepuasan dari suaminya, dia malah puas dengan lelaki-lelaki lain. Untuk itu, cinta dan kepuasan Mata Hari tidak pernah terletak pada suaminya. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (46) Aku biasa bermain seks dengan tuan-tuan pejabat Belanda dari berbagai kedudukan di hotel-hotel itu. Dengannya aku hendak bilang, dalam mencari kesenangan, aku menemukan kepuasan. Dengannya aku lupakan semua gambaran kebahagiaan masa silam demi kepuasan yang maujud pada masa kini. Dengannya aku percaya diriku perempuan karena ada sejumlah lelaki bukan suamiku yang menyempurnakan naluriku (hlm. 272).
Mata Hari tiba di Belanda di kota kelahirannya langsung berjumpa dengan ayahnya. Mata Hari kecewa karena ayahnya tidak menganggap Non sebagai cucunya. Ini menunjukkan bahwa tidak terpenuhinya kebutuhan memiliki antara ayahnya dengan cucunya. Mata Hari menjadi tidak tahan akan sifat ayahnya itu karena ayahnya tidak memberikan perhatian sedikit pun kepada Mata Hari dan cucunya. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
(47) Di Belanda aku langsung ke kota kelahiranku, Leuuwarden, jumpa ayahku yang masih setia pada satu-satunya kesombongannya sebagai pengusaha topi yang bangkrut. Karenanya aku tidak tahan berlama-lama dengan orang yang berusaha mengalirkan mimpi dan frustasinya padaku. Aku meninggalkanny. Juga aku kecewa, dia tidak melihat anakku sebagai semestinya seorang kakek kepada cucunya (hlm. 341).
Sebagai seorang penari yang terkenal, Mata Hari merasakan tidak adanya kebutuhan memiliki dalam dirinya. Ini dikarenakan anaknya Non tidak bersamanya lagi. Saat sidang perceraian, hakim memutuskan Non dipercayakan kepada ayahnya Rudolph John MacLeod. Mata Hari tidak terima dengan semua dan ini semua sangat mengganggu pikiran Mata Hari. Untuk itu, Mata Hari ingin bagaimana caranya merebut anaknya kembali. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (48) Perhatianku untuk bisa segera ke Paris, mengadu untung di sana sebagai penari eksotik yang erotik, tertunda gara-gara perhatianku di Amsterdam sini terganggu oleh kemauan merebut kembali Non (hlm. 345).
Mata Hari sebagai seorang ibu memiliki anak yang sangat dia sayang. Akan tetapi, rasa memiliki anaknya itu tidak dirasakannya lagi. Hal ini terjadi karena Ruud selalu melarang Mata Hari bertemu dengan Non. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (49) Selama ini aku bolak-balik ke Nederland untuk mencoba bertemu dengan Non, dan selalu tidak berhasil (hlm. 385).
Di antara banyak lelaki yang tidur dengan Mata Hari, hanyalah kapten Maslov yang sangat dia cintai. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
(50) Tapi, hanya satu nama saja di antara sekian puluh nama yang membuat hatiku benar-benar cinta, yaitu kapten pilot Rusia yang bekerja untuk Prancis, Vadim Maslow (hlm. 389). (51) Rasanya, di antara sekian banyak lelaki yang pernah tidur dengan aku, Maslov inilah satu-satunya yang telah membuat hatiku betulbetul percaya akan saktinya cinta. Aku baru merasakan cinta yang tulus dengannya (hlm. 452)
Kutipan (50) dan (51) merupakan bukti bahwa Mata Hari memang sangat sayang kepada kekasihnya Maslov. Mata Hari berkeinginan hidup berumah tangga dengan Maslov. Mata Hari ingin memiliki Maslov sebagai pendamping hidupnya sampai tua nanti. Akan tetapi takdir berkata lain, Mata Hari tidak bisa memiliki Maslov. Mata Hari dan Maslov berpisah dan tidak pernah ketemu ketika perang telah terjadi. Saat Mata Hari berada di penjara, Mata Hari pun mengetahui bahwa kekasihnya itu tertembak. Sebelum Mata Hari divonis mati, dia memang tidak akan pernah bisa bertemu dengan orang-orang yang disayanginya seperti Non dan Maslov. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (52) “Aku merasa seperti terkutuk,” jawabku. “Tidak ada harapan lagi untuk bertemu dengan orang-orang tercinta, putriku, dan kekasihku.” (hlm. 544).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tokoh Mata Hari kurang mendapatkan kasih sayang. Sebelum Mata Hari menikah dengan Ruud, ibunya sudah pergi meninggalkan dia selama-lamanya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan (36-37). Setelah Mata Hari menikah dengan suaminya Ruud, Mata Hari kurang mendapatkan kasih sayang yang tulus dan besar dari suaminya itu. Ruud selalu menyiksa Mata Hari dengan kekerasan, lihat kutipan (39-42). Selain menyiksa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
Mata Hari, Ruud selalu bermain belakang tanpa sepengetahuan Mata Hari. Hal ini dapat dilihat pada kutipan (43). Mata Hari merasa tidak diperhatikan saat dia menjalani masa kehamilannya, Ruud tidak memperhatikan Mata Hari saat dia lagi ngidam (44). Mata Hari memiliki suami, tetapi rasa-rasanya secara tidak langsung itu hanya sebagai status saja. Untuk itu, Mata Hari minta cerai dari Ruud karena rasa memiliki sudah tidak terasa lagi (45). Mata Hari pun akhirnya nekat bermain seks dengan lelaki-lelaki lain untuk bisa mendapatkan kepuasan. Itu dilakukan Mata Hari karena dia tidak pernah mendapatkan kepuasan dan cinta dari suaminya sendiri, lihat kutipan (46). Mata Hari pun memiliki seorang anak, tetapi setiap ingin berjumpa dengan anaknya Non pasti tidak pernah bisa. Padahal berbagai usaha sudah Mata Hari untuk bisa bertemu dengan anaknya Non, pasti selalu tidak berhasil (49). Tidak adanya rasa memiliki dan kurangnya rasa kasih sayang yang di dapat Mata Hari membuat tidak terpenuhinya rasa memiliki dan cinta.
5.4 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan akan Penghargaan Menurut Maslow (dalam Albertine Minderop, 2011:284) setiap orang memiliki dua penghargaan yang berasal dari orang lain dan penghargaan terhadap diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari orang lain adalah yang utama. Penghargaan yang berasal dari orang lain berdasarkan reputasi, kekaguman, status, popularitas, keberhasilan dalam masyarakat, dan semua sikap bagaimana pandangan orang lain terhadap kita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
Mata Hari merasa bahwa harga dirinya itu sudah hilang, sehingga membuat dirinya merana. Mata Hari sudah diperawani oleh gurunya yang norak terlebih dahulu, sebelum dia menikah dengan suaminya yang bernama Ruud. Gurunya yang norak itu memerawani Mata Hari ketika mereka berada di pantai. Setelah kejadian itu, Mata Hari merasa sakit hati karena gurunya yang norak meninggalkan Mata Hari. Gurunya itu hilang entah kemana, tanpa Mata Hari tahu. Secara tidak langsung harga diri Mata Hari untuk menjaga keperawanannya sudah hilang. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (53) Sebelum aku sanggup berpikir apa-apa, ketika gugupku itu berubah menjadi gemetar, dia pun telah memeluk aku dengan gemetar yang sama, lantas mencium bibirku (hlm. 25). (54) Setelah itu, satu bulan dari sekarang, ketika kesenangan ini menjadi kebiasaan dan kebiasaan menjadi keharusan, menjelang usia 16 tahun aku merasa tidak bisa lagi mempertahankan hymen di vaginaku untuk tetap bernama perawan. Aku sudah melakukan sesuatu yang harus dikatakan sebagai ikhtiar kerjasama kemanusiaan lahir-batin. Lantas bagaimana? Dia hilang. Aku merana (hlm. 25).
Mata Hari merasa bahwa suaminya yang bernama Ruud itu tidak pernah menaruh hormat kepada istrinya. Itu dilakukan oleh Ruud, karena dia selalu berbuat semena-mena terhadap Mata Hari. Ruud juga sudah membandingbandingkan Mata Hari dengan hewan monyet. Ini membuat Mata Hari merasa harga dirinya dilecehkan. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (55) Itu membuatku kesal. Aku tak suka. Berkembang simpul dalam pikiranku, bahwa dia tidak menaruh hormat kepadaku sebagai istrinya (hlm. 30). (56) “Silakan bilang, mumpung ada kakakmu di sini, bahwa kamu mau menceraikan perempuan 18 tahun yang sama dengan monyet karena tidak perawan,” kataku, rasanya aku benar-benar terserang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
bludrek, “Kalau ya, sekarang juga aku tinggalkan rumah kakakmu ini.” (hlm. 32).
Mata Hari saat itu mengandung anaknya ke-dua buah cintanya dengan suaminya Ruud. Di kehamilan Mata Hari yang kedua ini, Mata Hari direndahkan harga dirinya oleh suaminya. Ruud secara tidak langsung melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap Mata Hari dan Nyai Kidhal. Lelaki selalu merendahkan harga diri dan martabat perempuan ketika lelaki memilki kuasa, wewenang, dan uang. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (57) Ruud telah melecehkan dua perempuan sekaligus, aku dan Nyai Kidhal. Pelecehan selalu terjadi ketika lelaki merasa punya kuasa, punya wewenang, punya uang, dan dengan itu menekan wanita untuk takluk padanya. Karenanya, untuk melawannya, perempuan harus menjadi betina, mengambilalih garizah yang melengket dalam tindaktanduk lelaki (hlm. 80).
Ruud tidak memberikan pujian kepada Mata Hari saat dia menari di dalam kapal, padahal orang-orang yang berada di dalam kapal memujinya. Ruud malah menghina Mata Hari sembari menyeretnya. Ini membuktikan bahwa Mata Hari tidak mendapatkan penghargaan dari suaminya. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (58) Dalam keadaan begini Ruud muncul. Dia tidak memuji aku. Dia menghina aku. “Wat „n schandaal,” katanya sembari menyeret aku dari arena langsung ke bawah (hlm. 50).
Sebagai seorang perempuan, Mata Hari merasa harga dirinya dilecehkan oleh gurunya sendiri yang disebut si norak. Gurunya yang norak itu memegang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
payudara Mata Hari, saat sedang melihat lukisan. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (59) Aku terkejut seakan tersihir, sebab manakala aku sedang melihat lukisan itu, tahu-tahu si norak sudah memegang payudaraku sambil berkata: “oh, payudaramu tipis seperti Rebeka.” (hlm. 58).
Mata Hari juga merasakan tidak puas dengan keadaan dirinya sendiri. Mata Hari menyamakan ukuran payudaranya yang tidak terlalu besar dengan perempuan yang ada di atas tandu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya penghargaan atas dirinya sendiri. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (60) Aku tertarik sekali melihat adegan itu. Menurutku, perempuan di atas tandu itu lumayan cantik dalam memainkan perannya. Dia turun dari tandu, kemudian menari di tengah lelaki-lelaki, melepaskan baju yang menutup dada, sehingga payudaranya yang tidak terlalu besar kira-kira sama idealnya dengan payudaraku, bebas merdeka diterpa sepoi angin malam (hlm. 88).
Mata Hari juga berpikiran bahwa dirinya sebagai perempuan desa yang pasif, saat dia sedang melamun. Ini menandakan bahwa tidak adanya penghargaan atas dirinya sendiri. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (61) Kedengarannya pernyataan ini mentah, dan terlalu berbelit. Seakan-akan dengan melamun saja, aku menampilkan diriku sebagai perempuan desa yang pasif (hlm. 211).
Mata Hari merasa sangat dilecehkan oleh Ruud karena tidak bisa menjaga anak-anaknya, apalagi setelah kematian Norman John. Ruud tidak pernah menghargai Mata Hari sebagai seorang ibu yang sudah mengandung dan melahirkan anaknya. Ruud malah menyepelekan dan menyalahkan semuanya kepada Mata Hari. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
(62) Kata Ruud, “Kalau kamu seorang ibu yang baik, harusnya kamu tahu, anak seusia Norman John selalu dijaga. Fungsi babu hanya untuk memandikan anak, mengganti baju, menyuapkan makanan, menunggunya berak. Itu saja. Selebihnya, urusan keselamatan anak adalah tanggungjawab ibu. Sekarang lihat, ini semua kesalahan kamu sebagai ibu. Kamu tidak bisa menjaganya. Bisanya Cuma mengurus dirimu sendiri, bersolek, berdandan. Dasar kamu perempuan murahan. Hanya perempuan murahan yang mau bikin skandal dengan gurunya.” (hlm. 240).
Sebagai seorang istri, Mata Hari selalu diinjak harga dirinya oleh suaminya sendiri. Ruud selalu mengejek Mata Hari dengan sebutan pelacur. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (63) “Jangan terlalu yakin, pelacur,” ejek Ruud. “Kalau aku busuk di Ngawi, kamu pun membusuk di Bubakan.” (hlm. 292).
Mata Hari marah kepada Ruud karena mantan suaminya itu sudah mencemarkan nama baiknya di koran Belanda. Secara tidak langsung Mata Hari takut nama baiknya tercemar gara-gara Ruud. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (64) Aku marah tapi aku tidak tahu harus berbuat apa. Yang sempat terpikir: apakah aku bisa menuntut kembali Ruud di pengadilan untuk kasus pencemaran nama baik? (hlm. 385).
Profesi sebagai seorang pelacur membuat dirinya senang dan bangga karena dengan menjadi pelacur Mata Hari mendapatkan banyak uang. Tetapi Mata Hari merasa harga dirinya dilecehkan begitu saja. Walaupun dia pelacur, hanyalah pejabat tinggi dan perwira yang boleh tidur dengannya. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (65) Setelah itu mereka menyeret aku ke luar dengan cara yang samasekali tidak senonoh. Seorang dari antara mereka, yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
mukanya hanya beda tipis dengan patung setan di atas Katedral Notre Dame, memanfaatkan kekuasaan dengan meremak tetekku. Itulah arti sebenarnya dari tindakan pelecehan seks (hlm. 523). (66) Dia pun memeluk aku tanpa bicara; mencium dengan gelora nafsu yang hebat tanpa bicara; membaringkan aku di kursi tanpa bicara; membuka bajuku sampai payudaraku bebas dari kain penutup tanpa bicara; setelah itu dia meremak dan mengisap payudaraku tanpa bicara; dan akhirnya kami melakukan senggama tanpa bicara (hlm. 401). (67) Aku diam juga dalam arti membiarkan tangan Schragmuller membelai rambut dan mengusap pipi, lalu kini tangannya itu turun ke bawah, mula-mula mengelus payudaraku tapi setelah itu meremak-remak seperti lazimnya yang dilakukan lelaki untuk membangkitkan gairah seks (hlm. 430).
Mata Hari memang bekerja sebagai pelacur dan penari yang erotik. Di sisi lain Mata Hari tidak ingin reputasinya dilecehkan sebagai seorang pengkhianat. Mata hari tidak terima dibilang sebagi seorang pengkhianat. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut: (68) Aku tidak terima itu. Aku meronta meraung-raung. Aku mengaku diriku memang pelacur. Aku mengaku diriku memang penari erotik. Aku mengaku diriku memang mata-mata. Tapi aku tidak mengaku diriku pengkhianat. Tidak ada alasan untuk mengatakan diriku pengkhianat (hlm. 555).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Mata Hari belum bisa menghargai dirinya sendiri dan juga belum mendapatkan penghargaan dari orang lain. Mata Hari dilecehkan oleh gurunya yang norak dengan cara membuat Mata Hari menjadi tidak perawan, setelah itu gurunya yang norak itu hilang entah ke mana. Hal ini dapat dilihat pada kutipan (53-54). Mata Hari juga merasa dilecehkan dan diejek oleh Ruud, lihat pada kutipan (62) dan (63). Ruud juga merendahkan harga diri Mata Hari dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
membanding-bandingkannya dengan hewan monyet, lihat kutipan (55-56). Ruud juga melecehkan dua orang sekaligus yaitu Mata Hari dan Nyai Kidhal. Saat Mata Hari mengandung anaknya yang ke dua, Ruud ingin melakukan hubungan intim dengan Nyai Kidhal (57). Mata Hari memang seorang pelacur, tetapi dia tidak terima kalau tiba-tiba ada meremas dan memegang payudaranya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan (59), (65), (66), dan (67). Mata Hari juga belum bisa menerima dan menghargai dirinya, hal ini dapat dilihat pada kutipan (60) dan (61). Sebagai seorang perempuan yang bekerja sebagi pelacur dan penari yang eksotik, Mata Hari tidak terima jika dirinya disebut sebagai pengkhianat. Mata Hari memang menjadi mata-mata bagi Jerman dan Paris, tetapi dia tidak terima disebut seperti pengkhianat. Hal ini dapat dilihat pada kutipan (68). Tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan ini membuat Mata Hari mengalami konflik yang terjadi pada dirinya.
5.5 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan akan Aktualisasi Diri Kebutuhan aktualisasi diri ini merupakan kebutuhan manusia tertinggi. Kebutuhan aktualisasi diri ini akan tercapai apabila kebutuhan bawahnya telah terpenuhi dan terpuaskan. Orang yang mampu mencapai kebutuhan ini adalah orang yang mampu melewati masa-masa sulit yang berasal dari diri sendiri maupun dari luar. Orang yang mengaktualisasikan dirinya pasti orang itu tidak akan ragu-ragu, takut, malu, dan sebagainya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
Tokoh Mata Hari secara tidak langsung selalu merasa sedih dan benci atas perilaku suaminya yang bernama Ruud. Perbuatan Ruud menimbulkan konflik yang mendalam pada diri Mata Hari, sehingga Mata Hari selalu ingin balas dendam kepada Ruud. Orang yang mengaktualisasikan dirinya tidak pernah benci terhadap sesamanya. Perbuatan yang dilakukan Ruud kepada Mata Hari ini memang sudah sangat kelewatan, sehingga membuat Mata Hari selalu mempunyai sifat benci terhadap Ruud. Ruud selalu berlaku kasar terhadap Mata Hari dan dia pun selalu bermain belakang dengan perempuan lain. Banyak sekali kesalahan yang sudah diperbuat Ruud kepada Mata Hari. Hal ini dapat dilihat pada kutipan (39-42) dan (16). Kesedihan juga membuat Mata Hari mengalami konflik dalam kehidupannya. Mau tidak mau dia harus kehilangan anaknya bernama Norman John yang sudah meninggal, tidak bisa bertemu dengan Jeane Louisa setelah perceraiannya dengan Ruud, sampai saat ajal kematiannya Mata Hari pun tidak bisa bertemu denga kekasihnya yang bernama Vadim Maslov. Hal ini dapat dilihat pada kutipan (52) dan (49). Kehidupan Mata Hari penuh dengan banyak masalah, apalagi setelah dia menjadi mata-mata Jerman dan Paris. Hingga akhirnya Mata Hari disebut sebagai seorang pengkhianat, dia pun dimasukkan ke dalam penjara yang sangat sedikit air. Hal ini dapat terlihat pada kutipan (14) dan (68). Semua impian yang sudah direncanakan Mata Haripun gagal karena uang Mata Hari sudah disita oleh bank. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan (13). Selain itu, Mata Hari pun mempunyai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
masalah besar dan dia pun akhirnya divonis mati. Padahal orang yang kebutuhan akan aktualisasinya terpenuhi, orang itu pasti akan memiliki sedikit masalah. Orang yang sudah mengaktualisasikan dirinya pasti orang itu akan menghargai dirinya sendiri. Mata Hari terkadang selalu merasa kurang menghargai dirinya. Dia selalu merasa payudaranya kecil dan melamun menganggap dirinya sebagai perempuan desa, seperti terlihat dalam kutipan (6061). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualisasi diri pada tokoh Mata Hari, karena Mata Hari tidak memiliki ciriciri akan kebutuhan aktualisasi yang sudah terpenuhi.
5.6 Konflik Batin Akibat Tidak Terpenuhinya Kebutuhan-Kebutuhan Dasar Berdasarkan analisis tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar yang terdapat pada tokoh Mata Hari, maka timbullah perasaan yang mengakibatkan konflik batin pada Mata Hari. Perasaan itu berupa frustasi, kesedihan, dan kebencian. 5.6.1 Frustasi Frustasi merupakan suatu tekanan yang terjadi pada diri seseorang karena kebutuhannya tidak terpenuhi. Dengan demikian, tidak terpenuhinya kebutuhan kebutuhan fisiologis, tidak terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman, tidak terpenuhinya kebutuhan akan memiliki dan cinta, tidak terpenuhinya kebutuhan akan penghargaan, dan tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualisasi diri mengakibatkan frustasi pada tokoh Mata Hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
5.6.2 Kesedihan Kesedihan atau dukacita berhubungan dengan kehilangan sesuatu yang penting dan bernilai. Intensitas kesedihan tergantung pada nilai, biasanya kesedihan yang teramat sangat bila kehilangan orang yang dicintai (Albertine Minderop, 2011:43). Parkes (dalam (Albertine Minderop, 2011:45) menemukan bukti bahwa kesedihan yang berlarut-larut dapat mengakibatkan depresi dan putus asa yang menjurus pada kecemasan; akibatnya bisa menimbulkan insomnia, tidak memiliki nafsu makan, timbul perasaan jengkel dan menjadi pemarah. Hal yang membuat Mata Hari mengalami kesedihan adalah saat kematian Norman John gara-gara makan dodol yang diberi racun. Padahal dodol itu harusnya dimakan oleh Ruud karena tidak bertanggung jawab telah menghamili babunya dulu yang bernama Nyai Kidhal. Selanjutnya, Mata Hari merasa kehilangan anaknya kedua yang bernama Jeane Louisa. Setelah perceraiannya dengan Ruud, Mata Hari tidak diperbolehkan bertemu dengan anaknya lagi. Padahal rasa kangen untuk berjumpa dengan Non sangat besar. Mata Hari pun merasakan kesedihan karena saat dirinya di penjara tidak pernah berjumpa dengan Vadim Maslov kekasihnya itu. Padahal kabar terakhir yang Mata Hari dengar, kekasihnya itu tertembak. Hal ini membuat Mata Hari sedih dan dia ingin sekali bertemu dengan kekasihnya itu. Impian ingin hidup bersama Maslov ternyata tidak dapat terwujud, itu semua hanya angan-angan. 5.6.3 Kebencian Kebencian atau perasaan benci berhubungan erat dengan perasaan marah, cemburu dan iri hati. Ciri khas yang menandai perasaan benci adalah timbulnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
nafsu atau keinginan untuk menghancurkan objek yang menjadi sasaran kebencian (Albertine Minderop, 2011:44). Rasa benci ini dilakukan oleh Mata Hari karena perbuatan suaminya yang selalu berlaku kasar terhadap Mata Hari dan selalu bermain di belakang Mata Hari. Mata Hari tidak terima dengan perbuatan yang dilakukan oleh suaminya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan (39) dan (42). Untuk itu, Mata Hari membalas kebenciannya itu dengan menjadi seorang penari yang eksotik dan pelacur. Mata Hari pun berpikir jika lelaki bisa melakukan perbuatan demikian, maka sebagai perempuan pun Mata Hari juga dapat melakukannya. Sebagai seorang pelacur, Mata Hari pun hanya ingin tidur dengan lelakilelaki yang memiliki jabatan tinggi dan perwira. Semuanya itu dia lakukan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan yang tidak pernah ia dapat dari suaminya. Mata Hari melakukan perbuatan seperti itu juga karena ingin balas dendam terhadap suaminya dan tentu saja ingin mendapatkan uang yang berlimpah, lihat kutipan (10). Saat Mata Hari mengandung, Ruud tidak pernah memberikan perhatian dan cinta kasih yang lebih kepada Mata Hari. Hal ini juga dapat memicu rasa kebencian yang terdapat dalam diri Mata Hari. Secara tidak langsung Ruud sebagai seorang ayah itu tidak mempunyai tanggung jawab sekali. Ruud hanya bisa bermain perempuan dan bersikap semena-mena terhadap Mata Hari. Dengan demikian Mata Hari adalah seseorang yang memiliki kekalutan mental dan jiwa yang tidak sehat. Itu disebabkan Mata Hari memiliki rasa benci di dalam dirinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa frustasi, kesedihan, dan kebencian yang dialami oleh Mata Hari mengakibatkan konflik batin. Itu semua membuat permasalahan yang selalu dipikirkan oleh Mata Hari dalam batinnya. Hingga akhirnya Mata Hari meninggal dengan perasaan menanggung konflik di dalam batinnya karena tanpa adanya orang-orang yang dicintainya pula.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 150
SILABUS
Nama Sekolah
: SMA
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: XI / I
Standar Kompetensi
: Membaca 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel terjemahan
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
7.2 Menganalisis unsur-
Unsur
unsur
(tokoh,
intrinsik
ekstrinsik
dan novel
Indonesia/ terjemahan
latar,
Indikator
intrinsik
amanat,
dan
mampu Jenis Tagihan
Siswa
Alokasi Waktu 4 x 45 menit
Sumber Novel
“Namaku
Pendidikan Karakter Kerja
menjelaskan pengertian
Tugas kelompok
Mata Hari” karya
sama
tema,
unsur-unsur
Tugas Individu
Remy Sylado.
Saling
sudut
(tokoh,
Nurgiantoro,
mengharg
Burhan. 2007. Teori
ai
Pengkajian
Kritis
penokohan, alur,
Penilaian
intrinsik penokohan,
pandang).
latar,
alur,
tema,
Unsur ekstrinsik
amanat,
dan
sudut
pandang)
dan
unsur
Bentuk Instrumen Uraian
Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah
Kreatif
ekstrinsik dalam novel
Mada
Sopan
“Namaku Mata Hari”
Press.
University
santun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 151
karya Remy Sylado. Siswa
Contoh Instrumen
unsur-
“Namaku
Mata
Sastra. Yogyakarta:
Sylado.
amanat,
dan
sudut pandang) dalam novel “Namaku Mata karya
Remy
Sylado. mampu
menganalisis
unsur-
unsur intrinsik (tokoh, penokohan, latar, alur, amanat,
dan
sudut pandang) dalam novel “Namaku Mata Hari” Sylado.
karya
Terbuka
Pengantar
penokohan, latar, alur,
tema,
Kajian
novel
Hari” karya Remy
Siswa
Perhatian
Penggalan
unsur intrinsik (tokoh,
Hari”
2006.
mampu
menemukan
tema,
Wiyatmi.
Remy
Pustaka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 152
Siswa mampu berpikir cermat dan teliti dalam menganalisis
unsur-
unsur intrinsik (tokoh, penokohan, latar, alur, tema,
amanat,
dan
sudut pandang) dalam novel “Namaku Mata Hari”
karya
Remy
Sylado. Siswa
mampu
menganalisis
hal-hal
yang dapat diteladani dan hal-hal yang buruk tokoh
utama
dalam
novel “Namaku Mata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 153
Hari”
karya
Remy
Sylado. Siswa mampu berpikir apresiatif, kerja sama, dan saling menghargai. Siswa
mampu
mengaitkan
nilai-nilai
tersebut
dalam
kehidupan sehari-hari. Siswa
mampu
memberikan tanggapan dengan santun. Siswa
mampu
menyampaikan secara lisan hasil analisisnya tentang intrinsik
unsur-unsur dan
unsur-
unsur ekstrinsik dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 154
novel “Namaku Mata Hari” Sylado.
karya
Remy
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah
: SMA
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: XI / I
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
A. Standar Kompetensi : Membaca 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel terjemahan
B. Kompetensi Dasar : 7.2 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan
C. Indikator 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian unsur-unsur intrinsik (tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang) dan unsur ekstrinsik dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 2. Siswa mampu menemukan unsur-unsur intrinsik (tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang) dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 3. Siswa mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang) dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
4. Siswa mampu berpikir cermat dan teliti dalam menganalisis unsurunsur intrinsik (tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang) dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 5. Siswa mampu menganalisis hal-hal yang dapat diteladani dan hal-hal yang buruk tokoh utama dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 6. Siswa mampu berpikir apresiatif, kerja sama, dan saling menghargai. 7. Siswa mampu mengaitkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan seharihari. 8. Siswa mampu memberikan tanggapan dengan santun. 9. Siswa mampu menyampaikan secara lisan hasil analisisnya tentang unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian unsur-unsur intrinsik (tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang) dan unsur ekstrinsik dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 2. Siswa dapat menemukan unsur-unsur intrinsik (tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang) dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
3. Siswa dapat menganalisis unsur-unsur intrinsik (tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang) dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 4. Siswa dapat berpikir cermat dan teliti dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik (tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang) dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 5. Siswa dapat menganalisis hal-hal yang dapat diteladani dan hal-hal yang buruk tokoh utama dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. 6. Siswa dapat berpikir apresiatif, kerja sama, dan saling menghargai. 7. Siswa dapat mengaitkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan seharihari. 8. Siswa dapat memberikan tanggapan dengan santun. 9. Siswa dapat menyampaikan secara lisan hasil analisisnya tentang unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado.
E. Materi Pokok Pembelajaran Novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado. Menurut (KBBI, 2008:969) novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel merupakan suatu karya sastra yang mempunyai dua unsur (intrinsik dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
ekstrinsik). Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun dari dalam, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun dari luar karya sastra yang turut membangun terbentuknya karya sastra. Yang termasuk dalam unsur intrinsik: a. Tokoh Menurut Sayuti (dalam Wiyatmi, 2006:30) tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga merupakan gambaran dari orangorang yang hidup di alam nyata. Oleh karena itu, dalam sebuah fiksi tokoh hendaknya dihadirkan secara alamiah. Dalam arti tokoh-tokoh itu memiliki “kehidupan” atau berciri “hidup” atau memiliki derajat lifelikeness (keseperti hidupan). Berdasarkan segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita menurut Nurgiyantoro (2007:176), tokoh dibagi menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita, sedang yang kedua adalah tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai jadian. Tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
b. Penokohan Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang
yang ditampilkan dalam sebuah
cerita (Nurgiyantoro,
2007:165). Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita. c. Latar Menurut Nurgiyantoro (2007:227), unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. 1.
Latar tempat Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
2.
Latar waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
3.
Latar sosial Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
d. Alur Alur menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1995: 113), adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Alur merupakan segala keterangan dan petunjuk yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra. Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung.
e. Tema Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema dapat berarti ide dasar, ide pokok atau gagasan yang menjiwai seluruh karangan yang disampaikan. Jadi, tema merupakan pokok permasalahan yang ada dalam sebah cerita. f. Amanat Amanat adalah (1) sesuatu yang dipercayakan atau dititipkan kepada orang lain, (2) pesan, (3) nasihat yang baik dan berguna; petuah, dan (4) wejangan. g. Sudut Pandang Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang dalam bercerita:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
a. Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakanakan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita. b. Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita. c. Sudut pandang pengamat serba tahu, dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh. d. Sudut pandang campuran (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu), pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba tahu dan bagian akhir kembali ke orang pertama.
Unsur ekstrinsik: Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra tersebut, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik terdiri dari psikologi pengarang, biografi pengarang dan lain-lain yang berkaitan dengan pengarang.
F. Metode Pembelajaran Tanya jawab Diskusi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
Presentasi Penugasan
G. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan pertama (2 x 45 menit) 1. Langkah awal (15 menit) Apersepsi Salam pembuka. Mengaitkan
dengan
pelajaran
yang
diajarkan
pada
pertemuan
sebelumnya
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang informasi kegiatan pembelajaran
dan materi yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran di kelas. 2. Langkah inti (55 menit) Eksplorasi Menanyakan tentang novel yang pernah dibaca oleh siswa. Meminta informasi kepada siswa tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik. Menanyakan dan memberikan penjelasan kepada siswa tentang pengertian unsur intrinsik dan ekstrinsik. Meminta siswa untuk membentuk kelompok (3-5 orang).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
Membagikan teks penggalan novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. Elaborasi Siswa membaca dengan seksama teks penggalan novel yang diberikan guru selama 15 menit di dalam kelompok. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menganalisis unsur-unsur intrinsik (tokoh, penokohan, latar, alur, tema, amanat, dan sudut pandang) yang terdapat dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado. Siswa mencatat hasil diskusi dalam kelompok tersebut. Siswa membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas secara santun dan penuh perhatian. Konfirmasi Siswa lain memberikan tanggapan dan komentar terhadap teman yang mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara kritis dan terbuka. 3. Langkah akhir (20 menit) Siswa memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari secara singkat dan jelas. Siswa diberi tugas rumah untuk membaca novel Indonesia/ terjemahan yang disukainya kemudian menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam novel itu. Pengumpulan kertas kerja siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
Memberikan peneguhan materi yang diajarkan. Memberi motivasi kepada siswa.
Pertemuan kedua (2 x 45 menit) 1. Langkah awal (15 menit) Apersepsi Guru menanyakan tentang materi dan kegiatan belajar yang dibahas di pertemuan sebelumnya. Guru dan siswa bertanya jawab tentang novel, unsur intrinsik, dan unsur ekstrinsik. 2. Kegiatan Inti (55 menit) Eksplorasi Siswa maju ke depan kelas untuk menceritakan secara singkat novel yang telah dibacanya di rumah. Siswa menjelaskan hasil dari analisis unsur intrinsik dalam novel yang telah dibacanya dirumah. Elaborasi Siswa membentuk kelompok untuk berdiskusi (3-5 orang) Siswa berdiskusi untuk menemukan hal-hal yang dapat diteladani dan hal-hal yang buruk dari tokoh utama dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
Konfirmasi Siswa memberikan tanggapan dan komentar terhadap temannya yang sudah berani tampil ke depan untuk bercerita. Memberikan peneguhan terhadap jawaban siswa atas pertanyaan guru. Memberikan rangkuman tentang bahan yang diajarkan. Menghimbau siswa untuk dapat menjadi seorang pembicara dan pendengar yang santun. 3. Langkah akhir (20 menit) Siswa memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari. Siswa diberikan kesempatan bertanya apabila masih ada yang belum jelas. Memberikan peneguhan materi yang diajarkan. Pengumpulan tugas siswa. Memberikan motivasi.
H. Sumber Belajar Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sylado, Remy. 2010. Namaku Mata Hari. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
I. Bahan dan Alat
Bahan : majalah, surat kabar, dan buku Alat
: spidol, LCD, dan papan tulis
J. Penilaian Bentuk tes: tes tertulis Tes kinerja: kegiatan diskusi, laporan tugas kelompok (lisan dan tertulis), dan penilaian sikap.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
LEMBAR KERJA SISWA
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan jelas! 1. Jelaskan pengertian dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik! 2. Analisislah unsur-unsur intrinsik dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado! 3. Sebutkanlah hal-hal yang dapat diteladani dan hal-hal yang buruk tokoh utama dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
Kunci Jawaban 1. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun dari dalam, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun dari luar karya sastra yang turut membangun terbentuknya karya sastra. 2. Unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado adalah Tokoh Tokoh Utama Mata Hari
Tokoh Tambahan John Rudolph MacLeod Heer Wybrandus Hanstra Kakak perempuan Ruud Cremer Nyai Kidhal Mamah Norman John Clockener Brousson Jeane Louisa Adik Nyai Kidhal Luypen SJ Suster Kepala Meneer Breda dan istrinya Pangeran Haryo Sosroningrat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
Mbah Kung Didik dan istrinya Astri Wiggers Van de Bers Clunet Von Kalle Von Bayerling Ladoux Astruc Bouchardon Maslow Litjens Pere Soeur
Penokohan Tokoh Utama Mata Hari
Penokohan Wanita keturunan Indo-Belanda, wanita yang cerdas, mempunyai jiwa seorang ibu, pengetahuan luas, pemberontak, percaya diri, pemberani, senang, tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
percaya
dengan
adanya
170
Tuhan,
penghibur John
Rudolph
MacLeod Kasar, keras kepala, egois
(Ruud) Heer Wybrandus Hanstra
Tidak bertanggung jawab
Kakak perempuan Ruud
Adil, bijaksana, dewasa
Cremer
Suka menepati janji, dewasa, penyayang, bijaksana
Nyai Kidhal
Baik, keibuan, jujur, pengkhianat
Mamah
Suka menjaga, bertanggung jawab, jujur
Norman John
Polos, cacat
Brousson
Kebapakan, penyayang
Jeane Louisa
Polos, cantik, penurut
Adik Nyai Kidhal
pendendam
Luypen SJ
Penolong, suka menasihati
Suster Kepala
Baik hati, penolong
Maneer Breda
Baik, penolong
Istri Maneer Breda
Suka salah paham, pemaaf
Pangeran Hary Sosroningrat
Pengetahuannya luas, ningrat
Mbah kung
Penyabar, penyayang, suka menolong, baik hati, rendah hati
Didik dan istrinya
Suka membantu, baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Astri
Mudah bergaul, penyayang
Wiggers
Tulus, penyayang, baik
Van de Bers
Baik hati, penyayang
Clunet
Ingin untung saja, penolong
Von Kalle
Baik, rendah hati
Von Bayerling
Pengkhianat, baik, penyayang
Ladoux
Pengkhianat, baik, sabar
Astruc
Jahat, pura-pura baik
Bouchardon
Egois,
keras
kepala,
171
teguh
pada
penyayang,
tulus,
pendiriannya Maslow
Sabar,
romantis,
berwibawa Litjens
Setia, tanggung jawab, sabar
Pere
Tulus, setia, baik, penyayang, sabar
Soeur
Tulus, setia, baik, penyayang, sabar
Latar Latar tempat
Di rumah saudara perempuan Ruud, di dalam kamar kapal, di Magelang, di mendut, di pedalam pinggir Kali Elo, di gedung Societeit de Harmonie, di Grand National Hotel, hotel Preanger, di kota Bandung, di jembatan kanal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
Ciliwung, di Ambarawa, di ceruk pintu rumah orang Brabant, di jalan, di dapur, di gereja, di biara tempat tinggalnya zuster Ursulin, di Paris, di kantor Clunet, di Belanda, di penjara SaintLazare. Di Bois de Vincennes. Latar waktu
Di malam hari, sore hari, tanggal 27 Juli, 24 Juni 1917.
Latar sosial
Golongan status sosial, cara berpikir, penyebab konflik batin, pandangan hidup, kebiasaan hidup.
Alur Alur yang terdapat dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado adalah alur maju. Menggunakan alur maju karena pengarang menceritakan dari awal sampai akhir secara jelas. Tema Tema yang terdapat dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado adalah kekecewaan, konflik batin yang dialami tokoh utama dalam menjalani kehidupannya. Amanat Amanat yang terdapat dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado adalah jangan pernah merendahkan orang yang berada di bawah
kita,
setialah
terhadap
pasangan
hidup
kita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
Sudut pandang Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang campuran (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu), pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba tahu dan bagian akhir kembali ke orang pertama. Pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Pengarang juga dapat menggambarkan semua tingkah laku dan mengetahui perasaan tokohnya. 3. Hal-hal yang dapat diteladani dan hal-hal yang buruk tokoh utama dalam novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado adalah Tokoh Utama Mata Hari
Hal yang dapat diteladani Berjiwa keibuan, pengetahuannya luas, cerdas, kritis, percaya diri.
Tokoh Utama Mata Hari
Hal yang buruk Menjadi pelacur, pemberontak, menjadi penari erotik, gila akan uang, pengkhianat, keras kepala.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
Rubrik Penilaian apek Kognitif No 1.
Kriteria a. Siswa
mampu
Skor menganalisis
Bobot
Skor x Bobot
3
9
3
pengertian unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik
dengan
lengkap, benar, dan dengan bahasa yang formal. b. Siswa
mampu
menganalisis
pengertian unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik
2
dengan
lengkap, benar, tetapi bahasanya tidak formal. c. Siswa
mampu
menganalisis
pengertian unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dengan benar, tidak
lengkap,
menggunakan
dan
tidak
bahasa
yang
1
formal. 2.
a. Siswa
mampu
unsur-unsur
menganalisis
intrinsik
dengan
lengkap, benar, dan dengan bahasa yang formal.
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Siswa
mampu
unsur-unsur
menganalisis
intrinsik
2
3
9
3
9
dengan
lengkap, benar, tetapi bahasanya tidak formal. c. Siswa
mampu
unsur-unsur
menganalisis
intrinsik
1
dengan
benar, tidak lengkap, dan tidak menggunakan
bahasa
yang
formal. 3.
a. Siswa mampu menganalisis hal-
3
hal yang dapat diteladani dan hal buruk dari tokoh utama dengan lengkap, benar, dan dengan bahasa yang formal. b. Siswa mampu menganalisis halhal yang dapat diteladani dan
2
hal buruk dari tokoh utama dengan lengkap, benar, tetapi bahasanya tidak formal. c. Siswa mampu menganalisis halhal yang dapat diteladani dan hal buruk dari tokoh utama dengan benar, tidak lengkap,
1
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan tidak menggunakan bahasa yang formal.
Skor yang diperoleh Nilai akhir:______________ x 100 Skor maksimal
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rubrik Penilaian Aspek Afektif
No
Aspek yang Dinilai
Skor
1.
Keaktifan
4 : sangat baik
2.
Minat Belajar
3 : baik
3.
Kesiapan menerima pelajaran
2 : cukup
4.
Ketepatan mengerjakan tugas
1 : kurang
5.
etika
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
Format Penilaian Kinerja Psikomotor
No.
Rincian Tugas Kinerja
Skor
Skor
maksimum
Menyampaikan presentasinya 1
di depan kelas
dengan
10
menggunakan lafal, tempo, jeda,
dan
dinamika
yang
kurang jelas dan kurang tepat. Menyampaikan presentasinya 2
di
depan
kelas
dengan
15
menggunakan lafal, tempo, jeda,
dan
dinamika
yang
tepat. Menyampaikan presentasinya 3
di
depan
kelas
dengan
25
menggunakan lafal, tempo, jeda, dan dinamika yang tepat dan sangat jelas.
Total Hari, Tanggal : ...........
50
Oleh
Oleh
Siswa
Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
Format Pengamatan Perilaku Berkarakter
No.
Rincian
Memerlukan
Menunjukkan
Memuaskan
Sangat
Tugas
perbaikan
Kemajuan (C)
(B)
Baik
Kinerja
(D)
(A)
(RTK)
1
Kerja sama
2
Jujur
3
Bertanggung jawab
4
Berani
5.
Percaya diri
Jumlah
Berikan penilaian atas setiap perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut: A = sangat baik
C = Menunjukkan kemajuan
B = memuaskan
D = memerlukan perbaikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
Catatan: .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Yogyakarta,............2013 Mengetahui, Kepala Sekolah,
Guru,
_______________
_______________
(NIP.
(NIP.
)
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian novel “Namaku Mata Hari” karya Remy Sylado, tokoh utama yang terdapat novel tersebut adalah Mata Hari. Mata Hari sebagai tokoh utama yang mempunyai sifat cerdas, percaya diri, pemberani, penghibur, perasa, pemberontak, mudah kecewa, dan tidak percaya dengan adanya Tuhan. Tokoh tambahan yang berkaitan dengan konflik batin tokoh utama adalah John Rudolph MacLeod dan Heer Wybrandus Hanstra. John Rudolph MacLeod memiliki sifat egois, keras kepala, mudah marah, suka berbohong, dan bermain perempuan ini yang membuat Mata Hari berpikir untuk balas dendam. Heer Wybrandus Hanstra adalah guru di sekolahannya Mata Hari yang bertempat di Bewaarschool. Heer Wybrandus Hanstra merupakan seorang guru norak yang telah membuat tidak perawan Mata Hari. Latar tempat yang membuat terbentuknya konflik batin yang dialami tokoh Mata Hari adalah rumah saudara perempuan Ruud, ketika masih tinggal di Batavia, dan di dapur. Ada bagian tempat-tempat lainnya yang digunakan yaitu di dalam kamar kapal, di Magelang, di Mendut, di pedalaman pinggir Kali Elo, di gedung Societeit de Harmonie, di Grand National Hotel dan hotel Preanger, di kota Bandung, di jembatan kanal Ciliwung, di ceruk pintu rumah orang Brabant, di jalan, di gereja, di biara tempat tinggalnya zuster Ursulin, di Paris, di kantor
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
Clunet, di Belanda, di penjara Saint-Lazare ,dan di Bois de Vincennes. Penggunaan latar tersebut tidak terlalu dominan, hanya sebagai pelengkap dan pendukung jalan cerita tokoh Mata Hari. Latar waktu yang mempengaruhi konflik batin tokoh Mata Hari adalah di malam hari, sore hari, tanggal 27 Juli, tahun 1904, dan tanggal 24 Juni 1917. Latar sosial digambarkan bahwa Mata Hari tidak membedakan manusia dari golongan status. Dengan adanya latar sosial seperti ini membuat Mata Hari memiliki jiwa perasa dengan lingkungan sosialnya tanpa memandang status yang ada. Mata Hari juga selalu berfikir luas, dan memiliki pandangan mengenai kebiasaan hidup. Alur yang terdapat dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado adalah alur kronologis atau alur maju. Pengarang menceritakan dari awal hingga akhir secara jelas. Mulai dari tahun Mata Hari dilahirkan, berkenalan dengan suaminya lewat koran, tahun Mata Hari menikah, saat tinggal di Ambarawa, di Batavia, saat Mata Hari diperlakukan dengan menggunakan kekerasan oleh Ruud, saat anaknya yang pertama meninggal karena ulah Ruud, saat cerai, saat di dalam penjara, dan saat Mata Hari mati dengan cara ditembak. Dalam novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado menceritakan konflik batin yang dialami tokoh Mata Hari. Mata Hari mengalami konflik batin dalam dirinya karena ingin membalas perbuatan suaminya. Suaminya selalu bermain belakang dengan wanita-wanita lain tanpa sepengetahuan dari Mata Hari. Selain itu, suaminya juga selalu bermain fisik dengan cara kekerasan terhadap Mata Hari. Akhirnya, Mata Hari bertekad untuk menjadi seorang penari dan pelacur untuk balas dendam.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
Peneliti menganalisis konflik batin tokoh Mata Hari dengan menggunakan teori psikologi Abraham Maslow. Tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan memiliki dan cinta, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri menyebabkan Mata Hari kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari suaminya, tidak dihargai sebagai seorang perempuan, kuatir, cemas, dan sedih. Permasalahan itu semua menimbulkan konflik batin yang berupa rasa frustasi, kesedihan, dan kebencian. Hasil penelitian ini dapat diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester I. Kelas XI semester I memiliki Standar Kompetensi (SK) Membaca: Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan dan Kompetensi Dasar (KD): Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan.
6.2 Saran Peneliti berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada guru bahasa Indonesia, mahasiswa calon guru bahasa Indonesia, dan peneliti lain. Hasil penelitian tentang konflik batin yang dialami tokoh Mata Hari karya Remy Sylado dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra ini dapat dijadikan sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA khususnya kelas XI. Bagi para guru bahasa Indonesia yang membaca hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas, menambah referensi, dan menambah pengetahuan tentang
karya satra. Bagi para mahasiswa calon guru bahasa Indonesia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
diharapkan membaca novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado ini, agar dapat memperkaya pemahaman tentang kajian sastra. Mahasiswa juga disarankan membaca lebih kritis lagi novel tersebut agar dapat mengetahui kelemahan dan kelebihannya. Bagi para peneliti lain diharapkan dapat meneliti novel tersebut, dari sudut pandang yang berbeda. Novel Namaku Mata Hari ini masih memiliki banyak permasalahan yang dapat diteliti lebih dalam lagi. Silabus dan RPP yang dibuat oleh peneliti hanya untuk kelas XI semester II. Peneliti berharap agar guru, mahasiswa calon guru bahasa Indonesia, dan peneliti lain dapat lebih mengembangkan bahan pembelajaran sastra secara lebih sempurna. Peneliti juga berharap semoga bahan pembelajaran sastra dapat memberikan sesuatu hal yang menarik dan menyenangkan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi penelitian selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zainal. 2011. Konsep dan Bandung:Remaja Rosdakarya.
Model
Pengembangan
Kurikulum.
Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat. Jakarta: Balai Pustaka. __________. 2006. Pedoman Model Penilaian Kelas: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Cipta Jaya. Donn Byrne, Robert. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. Feist, Jess., & Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika. Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara. Heerdjan, Soeharto. 1987. Apa itu Kesehatan Jiwa. Jakarta: FKUI. J. Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Joko Susilo, Muhammad. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yoyakarta: Pustaka Pelajar. Kutha Ratna, Nyoman.2007. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. ________. 2008. Implementasi Jakarta:Bumi Aksara.
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan.
Muslich, Mansur. 2007. KTSP: Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
_________. 2007. KTSP: DasarPembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. ___________________. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rahmanto & Dick Hartoko. 1985. Pemandu di Dunia Sastra.Yogyakarta: Kanisius. Rahmanto. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: CV Gunung Larang. Sayuti, Suminto. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media. Soeitoe. 1971. Kesehatan Mental. Djakarta: IKIP Djakarta. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta wacana University Press. Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. ______________. 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Universitas Indonesia. Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Sumarjo, Yakob. 1979. Masyarakat dan Sastra Indonesia.Yogyakarta:C.V Nur Cahaya. Sylado, Remy. 2010. Namaku Mata Hari. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sinopsis Namaku Mata Hari
Mata Hari adalah perempuan Belanda berdarah Indonesia. Dia dilahirkan pada tahun masehi 1876. Ibunya bernama Antje van der Meulen yang berdarah Indonesia, sedangkan ayahnya bernama Adam Zelle yang berasal dari Belanda. Nama asli dari Mata Hari ini adalah Magaretha Geertruida. Ayahnya selalu memanggil namanya dengan sebutan Margriet, sedangkan ibunya memanggil namanya denga sebutan Rietje. Mata Hari tumbuh besar dalam keluarga Katolik. Mata Hari kawin dengan seorang opsir berkebangsaan Skot yang umurnya dua kali lebih tua dari usianya. Suami Mata Hari bernama John Rudolph MacLeod atau lebih akrab disapa Ruud, dia bekerja untuk ketentaraan Kerajaan Belanda. Mata Hari kenal dengan Ruud, saat Ruud mencari jodoh lewat iklan di surat kabar ‘s-Graven-hage. Sebelum kawin dengan John Rudolph MacLeod, sudah ada lelaki yang pernah menyatakan cinta pada Mata Hari. Lelaki yang menyatakan cintanya itu adalah gurunya sendiri. Mata Hari sering menyebut gurunya dengan nama guru yang norak. Bersama dengan gurunya yang norak inilah, Mata Hari melakukan hubungan intim untuk yang pertama kali. Mata
Hari
mulai
tersinggung
pada
Ruud
sejak
hari
pertama
perkawinannya. Masalah timbul ketika Ruud dan Mata Hari melakukan hubungan suami-istri untuk yang pertama kalinya. Ruud seperti singa lapar saat melakukan hubungan itu, sehingga membuat Mata Hari kewalahan menghadapi suaminya itu. Setelah selesai melakukan hubungan intim tersebut, Ruud merasa sangat marah
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
dan kecewa terhadap istrinya. Ternyata, istrinya sudah tidak perawan. Kemarahan dan kekecewaan Ruud dilampiaskan dengan cara bermain fisik terhadap Mata Hari. Ruud menampar Mata Hari, hingga Mata Hari terpelanting di lantai dan pingsan. Mata Hari akhirnya mengandung anak yang pertama, buah cintanya dengan suaminya Ruud. Akan tetapi, disaat Mata Hari ingin ngidam Ruud selalu pergi entah kemana. Banyak desas desus yang sampai pada telinga Mata Hari tentang keberadaan Ruud. Tetapi Mata Hari selalu berfikir positif, desas desus tersebut hanya disebarkan oleh orang yang iri dan benci kepada seseorang. Akhirnya, pada bulan kesembilan Mata Hari melahirkan seorang anak lelaki yang diberi nama Norman John. Ruud ditugaskan di Indonesia, tepatnya di daerah Ambarawa. Di Ambarawa mereka tinggal di perumahan tentara. Mereka mempunyai seorang babu yang bernama Nyai Kidhal. Nyai Kidhal ini bernama asli Kinanti, dia pandai berbahasa Belanda, khas Indo-Indo, yaitu bahasa Belanda argot. Mata Hari selalu mendapatkan ilmu tentang seks Jawa dari Nyai Kidhal. Di Ambarawa Mata Hari mengandung lagi anaknya yang kedua. Ruud seharusnya suka cita karena istrinya mengandung lagi anaknya yang kedua. Akan tetapi, tanpa rasa bersalah dan berdosa Ruud ingin memanfaatkan Nyai Kidhal untuk semata-mata bisa bersetubuh dengan alasan supaya tidak menganggu kehamilan Mata Hari. Mata sangat kecewa dengan sikap suaminya itu, akhirnya dia menyuruh Nyai Kidhal untuk kembali ke rumahnya yang bernama dusun Mojosongo. Suatu hari, Didik datang ke rumah Mata Hari untuk mencatat keperluan-keperluan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
dibutuhkan. Didik adalah pribumi asli Minahasa, dia bekas kopral yang dipulangkan dari perang di Aceh dua tahun lalu sebab matanya picek. Saat itu Mata Hari sedang duduk termenung melihat burung-burung perenjak yang berkicau, ia cemburu seolah-olah girang dan menyanyi di situ. Akhirnya, Didik dapat menyimpulkan Mata Hari suka dengan kegiatan menyanyi dan menari. Didik kemudian mengajak Mata Hari ke Magelang karena istrinya Didik mempunyai keluarga yang sering menari di Kraton Yogyakarta. Keluarganya itu sering dipanggil dengan nama Mbah Kung, Mata Hari pun tertarik dengan ajakan Didik. Di padepokan Mbah Kung, Mata Hari merasa sangat dihargai dan dikajeni. Pemimpinnya pun merasa senang karena Mata Hari memanggil pemimpinnya dengan sebutan Mbah Kung juga. Di sana Mata Hari berlatih menari, hingga akhirnya rombongan kesenian pimpinan Mbah Kung mengisi acara pertunjukkan di bawah Candi Borobudur untuk menyambut Sri Sultan Hamengkubuwono. Mbah Kung pun memberi kesempatan kepada Mata Hari untuk menari berdua dengan Astri putrinya. Bakat menari yang dimiliki Mata Hari membuat dirinya menjadi makin populer. Hingga akhirnya Mata Hari mendapat kesempatan untuk menari di gedung Societeit de Harmonie. Mata Hari dalam menari tidak hanya menggunakan tubuhnya saja, tetapi roh dan jiwanya pun membuat suatu keindahan dalam menari. Mata Hari menari di gedung tersebut setelah melahirkan anaknya yang kedua yang diberi nama Jeanne Louisa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
Mata Hari sangat benci dengan suaminya Ruud yang suka bermain dengan banyak wanita. Kebiasaan Ruud yang suka bermain wanita, menyebabkan anaknya Norman John mengalami kebutaan dan kelumpuhan. Hal ini dibuktikan karena penyakit sifilis yang ditularkan dari ayahnya. Mata Hari pun menceraikan Ruud karena sifat Ruud yang selalu semena-mena terhadap istrinya. Bakat menjadi seorang pelacur pun dilakukan oleh Mata Hari untuk membalas perbuatan suaminya yang selalu bermain wanita lain. Hal ini dilakukan oleh Mata Hari karena ia ingin membuktikan bahwa lelaki bisa, perempuan juga bisa melakukan seperti apa yang dilakukan oleh lelaki. Melalui Cremer dan Brousson, Mata Hari mulai belajar untuk menjadi seorang pelacur tanpa rasa bersalah. Hingga akhirnya, perbuatan tersebut dilakukan dengan laki-laki lain kalangan perwira dan pejabat tinggi saja. Mata Hari melakukan hubungan seks dengan lelaki lain hanya untuk sekedar mencari kesenangan dan uang. Menurut Mata Hari permainan seks sebagai permainan keindahan yang memberikan kesenangan dan kepuasaan. Mata Hari kembali ke Belanda bersama anaknya yang bernama Jeanne Louisa, lalu berjumpa dengan ayahnya. Kemudian Mata Hari ke Amsterdam menemui saudara perempuan Ruud untuk menceritakan semua tentang yang terjadi antara dirinya dan Ruud. Akan tetapi, Mata Hari getun karena kakaknya tidak seperti dulu. Dua hari setelah Ruud tiba di Belanda, Ruud langsung mencari alamat tinggal Mata Hari. Rencana perceraian itu pun akhirnya terjadi, Ruud dan Mata Hari sudah resmi bercerai. Hak asuh Jeanne Louisa berada di tangan Ruud, Mata Hari tidak mendapatkan hak asuh anaknya karena orang-orang yang populer
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
di dunia pertunjukkan tidak sanggup mengurusi orang lain bahkan anaknya sendiri. Mata Hari merasa kecewa dan marah terhadap keputusan pengadilan. Keinginan Mata Hari sebagai seorang penari berawal dari Paris karena jika Mata Hari tampil di Paris dengan baik maka otomatis dia akan menjadi terkenal di seluruh Eropa. Mata Hari juga bertemu dengan kedua perwira yang bernama Von Bayerling dan Ladoux. Von Bayerling ini berasal dari Jerman dan Ladoux berasal dari Prancis. Secara tidak langsung, Mata Hari menjadi mata-mata kedua negara tersebut antara Jerman dan Prancis yang akan melakukan tindakan perang. Mata Hari disuruh untuk mencari dan mengorek informasi dengan cara “dialog bantal”. Mata Hari pun juga mempunyai kekasih yang bernama Vadim Maslov. Diantara sekian banyak lelaki yang pernah tidur dengan Mata Hari, Maslov inilah satu-satunya yang telah membuat hati Mata Hari betul-betul percaya akan saktinya cinta. Mata Hari pun mempunyai keinginan hidup dengan Maslov sampai akhir hidupnya dan membangun rumah di daerah Borobudur. Takdir berkata lain, Mata Hari dipenjara karena telah menjadi seorang pengkhianat dan mata-mata dua kenegaraan. Di sisi lain Maslov juga tertembak saat perang terjadi. Saat berada di penjara Mata Hari tidak dipertemukan dengan kekasihnya. Akhirnya Mata Hari di bawa ke pengadilan kota yang disebut Istana Keadilan. Di luar ruang pengadilan banyak khalayak yang ingin melihat Mata Hari karena disebut oleh pers sebagai simbol seks di masa-masa tegang Perang Dunia 1. Tidak ada harapan Mata Hari untuk bebas dari tuntutan jaksa. Di mahkamah militer, telah tersedia kalimat pamungkas yang berkekuatan hukum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
tetap, bahwa Mata Hari dinyatakan bersalah sebagai pengkhianat sehingga harus mati. Di dalam penjara hanya Pere, Soeur, Clunet, dan Lintjens yang selalu memberikan kekuatan dan simpati terhadap Mata Hari. Akhirnya Mata Hari di bawa ke Bois de Vincennes, hutan pinggiran Paris untuk dieksekusi oleh regu tembak. Mata Hari mati dengan cara ditembak, tetapi dia tidak mau matanya ditutup dengan kain hitam dan mencopot pakaian yang digunakannya. Mata Hari mati tanggal 15 Oktober 1917. Mata Hari mati dengan menyebut nama Tuhan, walaupun dia seorang vrijdenker.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BIODATA PENULIS
Anastasia Ria Indrasworo lahir di Jakarta, tanggal 27 Juli 1991. Anak pertama dari pasangan Aloysius Maryanto dan Martina Hartini ini menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-kanak Santa Theresia Boro tahun 1997. Ia kemudian melanjutkan studinya di SD Marsudirini Boro pada tahun 1997-2003. Setelah tamat Sekolah Dasar, ia melanjutkan studinya di SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang pada tahun 2003-2006. Setamatnya SMP, ia melanjutkan studinya di SMA Pangudi Luhur Sedayu dan lulus pada tahun 2009. Pada
tahun
2009-2013,
Anastasia
Ria
Indrasworo
meneruskan
pendidikannya di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Ia mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma, di akhiri dengan menulis skripsi dengan judul Konflik Batin Tokoh Mata Hari dalam Novel Namaku Mata Hari Karya Remy Sylado dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra).