PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG DEKOKTA KULIT Persea americana Mill. TERHADAP KADAR ALBUMIN PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi
Oleh : Angeline Syahputri Fransiskus NIM : 118114028
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG DEKOKTA KULIT Persea americana Mill. TERHADAP KADAR ALBUMIN PADA TIKUS JANTAN TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi
Oleh : Angeline Syahputri Fransiskus NIM : 118114028
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tuhan Yesus yang ku puji dan ku sembah Tiada manusia yang sempurna Hanya Dia yang sempurna
“Bersabarlah dengan segala hal, tapi terutama bersabarlah terhadap dirimu. Jangan hilangkan keberanian dalam mempertimbangkan ketidaksempurnaanmu, tapi mulailah untuk memperbaikinya, mulailah setiap hari dengan tugas yang baru.” (St. Fransiskus dari Sales)
Kupersembahkan tulisan ini untuk Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria sumber pengharapanku, yang selalu memberkati dan menyertai jalanku, Mama, Papa, Ko Roy, Ko ii yang mencintaiku, Almamater Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Bapa atas segala berkat, kasih dan karunia, serta anugerah yang setiap hari diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG DEKOKTA KULIT Persea americana Mill. TERHADAP KADAR ALBUMIN
PADA
TIKUS
JANTAN
TERINDUKSI
KARBON
TETRAKLORIDA” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi (S.Farm) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini ada banyak pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mengijinkan penulis menjalankan pembelajaran selama masa studi. 2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah setia membimbing, mendampingi, memberikan saran dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc. selaku Dosen Penguji pada skripsi ini yang telah memberikan saran kepada penulis. 4. Ibu Damiana Sapta Candarasari, M.Sc. selaku Dosen Penguji pada skripsi ini, atas saran dan dukungannya kepada penulis.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin dalam penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan dan keberlangsungan skripsi. 6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., yang telah memberikan bantuan dalam determinasi Persea americana Mill. 7. Bapak Heru, Bapak Suparjiman, Bapak Kayat, Mas Andi, Mas Sigit, Mas Otok selaku Laboran Laboratorium Fakultas Farmasi atas bantuan dan dukungannya kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi. 8. Keluargaku Mama Dewi Chandrawati, Papa Fransiskus Xaverius Ham, Koko Roy Syahputra, dan Koko Leslie Syahputra, atas segala cinta, doa, nasihat, dukungan, dan bantuan yang selalu mengiringiku. 9. Irvan
Hasan
sebagai
teman,
sahabat,
dan
kekasih
yang
selalu
mendampingiku, membantu dalam banyak hal, dan selalu mendengarkan keluh kesahku. 10. Rekan-rekan Tim Persea americana Mill.: Vivo, Gemah, Site, Uci, Wina, Jolin, Risa, Berle, Ester, Evi, Puput, Novel, dan Mita, atas kerjasama dan bantuannya. 11. Para anggota Mendes Sejati Maria Desita, Jolinna Michelia Bitti, dan Marcellina Avistya yang banyak memberikan semangat dan cerita. 12. Teman-teman FKK A 2011, FSM A 2011, dan seluruh teman-teman angkatan 2011 atas kebersamaan selama masa studi.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13. Semua pihak yang tidak dapat pernulis sebutkan satu per satu oleh penulis yang telah membantu, baik dalam doa, motivasi, saran, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan benar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis juga berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama pada bidang farmasi maupun masyarakat.
Yogyakarta, 4 Desember 2014
Penulis
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.............................
vi
PRAKATA ...........................................................................................
vii
DAFTAR ISI .......................................................................................
x
DAFTAR TABEL ................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
xvi
INTISARI ............................................................................................
xvii
ABSTRACT ...........................................................................................
xviii
BAB I. PENGANTAR .........................................................................
1
A. Latar Belakang ................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
3
C. Keaslian Penelitian ..........................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................
5
1. Manfaat teoritis .........................................................................
5
2. Manfaat praktis ..........................................................................
5
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Tujuan Penelitian .............................................................................
5
1. Tujuan umum ...........................................................................
5
2. Tujuan khusus ..........................................................................
5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ..................................................
7
A. Hati ..................................................................................................
7
B. Hepatotoksisitas ...............................................................................
8
C. Karbon Tetraklorida .........................................................................
10
D. Albumin ...........................................................................................
11
E. Dekokta ...........................................................................................
12
F. Tanaman Persea americana Mill. ...................................................
13
1. Sinonim .....................................................................................
13
2. Nama lain ..................................................................................
13
3. Taksonomi .................................................................................
13
4. Morfologi ..................................................................................
14
5. Kandungan kimia ......................................................................
14
6. Khasiat dan kegunaan ...............................................................
15
G. Antioksidan .....................................................................................
15
H. Landasan Teori ................................................................................
16
I. Hipotesis .........................................................................................
17
BAB III. METODE PENELITIAN .....................................................
18
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................
18
B. Variabel dan Definisi Operasional ..................................................
18
1. Variabel utama ...........................................................................
18
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Variabel pengacau .....................................................................
18
3. Definisi operasional ..................................................................
19
C. Bahan Penelitian .............................................................................
19
1. Bahan utama ..............................................................................
19
2. Bahan kimia ..............................................................................
20
D. Alat Penelitian .................................................................................
21
E. Tata Cara Penelitian ........................................................................
21
1. Pengumpulan bahan uji .............................................................
21
2. Determinasi Persea americana Mill. ........................................
22
3. Pembuatan serbuk kulit Persea americana Mill. ......................
22
4. Penetapan kadar air pada serbuk kering kulit Persea americana Mill. ...........................................................................................
22
5. Pembuatan dekokta kulit Persea americana Mill. ....................
23
6. Pembuatan larutan hepatotoksin................................................
23
7. Uji pendahuluan ........................................................................
23
8. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji .................................
25
9. Pembuatan serum untuk pengukuran ALT saat orientasi ..........
26
10. Pengukuran ALT untuk data orientasi .......................................
26
11. Pengukuran albumin ..................................................................
27
F. Tata Cara Analisis Hasil ..................................................................
27
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................
29
A. Penyiapan Bahan .............................................................................
29
1. Hasil determinasi .......................................................................
29
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Penetapan Kadar Air ..................................................................
30
3. Pembuatan dekokta kulit Persea americana Mill. ....................
30
B. Uji Pendahuluan ..............................................................................
31
1. Penentuan dosis hepatotoksin ....................................................
31
2. Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji .........................
32
C. Hasil Uji Pengaruh Pemberian Dekokta Kulit Persea americana Mill. 34 1. Kontrol negatif (olive oil 2 mL/KgBB) ......................................
37
2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/KgBB ..............
38
3. Kontrol dekokta kulit Persea americana Mill. 363 mg/KgBB ..
39
4. Kelompok perlakuan jangka panjang dekokta kulit Persea americana Mill. dosis 363; 762; dan 1600 mg/KgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB .......................................................................
39
D. Rangkuman Pembahasan .................................................................
42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................
44
A. Kesimpulan.......................................................................................
44
B. Saran ................................................................................................
44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ ...
45
LAMPIRAN .......................................................................... ..............
49
BIOGRAFI PENULIS ...................................................................... ...
64
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I.
Komposisi dan konsentrasi reagen albumin BCG ....
20
Tabel II.
Komposisi dan konsentrasi reagen ALT ....................
20
Tabel III.
Rata-rata aktivitas ALT tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dengan dosis 2 mL/KgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam ................................. .
Tabel IV.
32
Hasil uji Scheffe aktivitas ALT tikus pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB pada selang waktu ke-0, 24, dan 48 jam ...................................
Tabel V.
Rata-rata ± SE kadar albumin serum tikus pada kelompok Perlakuan .............................................................
Tabel VI.
34
35
Hasil uji Scheffe kadar albumin serum tikus pada kelompok perlakuan ..................................................
xiv
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Diagram batang orientasi aktivitas ALT tikus setelah pemberian karbon tetraklorida pada selang waktu ke-0, 24, dan 48 jam ..........................................
Gambar 2.
33
Diagram batang rata-rata pengaruh dosis pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari kadar albumin .......................................................
xv
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Foto kulit Persea americana Mill. ...........................
50
Lampiran 2.
Foto serbuk kulit Persea americana Mill. ................
50
Lampiran 3.
Foto dekokta kulit Persea americana Mill. ..............
51
Lampiran 4.
Hasil uji determinasi Persea americana Mill. ..........
52
Lampiran 5.
Surat Ethical Clearance ...........................................
53
Lampiran 6.
Hasil uji kadar air serbuk kering kulit Persea americana Mill. ........................................................
Lampiran 7.
54
Analisis statistik data aktivitas ALT uji pendahuluan waktu pencuplikan darah hewan uji setelah diinduksi karbon tetraklorida 2 mL/KgBB .................
Lampiran 8.
Analisis statistik data kadar albumin kelompok perlakuan ...................................................
Lampiran 9.
55
58
Perhitungan penetapan peringkat dosis dekokta kulit Persea americana Mill. pada kelompok perlakuan ...............
62
Lampiran 10. Perhitungan konversi dosis untuk manusia ...............
63
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
INTISARI Penyakit hati merupakan masalah kesehatan yang cukup serius di masa kini, salah satu penyakit hati yaitu perlemakan hati (steatosis). Karbon tetraklorida digunakan sebagai senyawa model hepatotoksin. Karbon tetraklorida dimetabolisme di hati menjadi radikal bebas triklorometil yang dapat menyebabkan peroksidasi lipid. Salah satu tanaman yang dimanfaatkan dalam pengobatan penyakit hati adalah Persea americana Mill. yang kaya antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. jangka panjang terhadap kenaikan kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida, serta kekerabatan antara dosis dengan kadar albumin. Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah, yang menggunakan 30 ekor tikus jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan, dan berat ± 150-250 g. Tikus dibagi menjadi enam kelompok perlakuan secara acak. Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diberi karbon tetraklorida 2 mL/KgBB secara i.p. Kelompok II (kontrol negatif) diberi olive oil 2 mL/KgBB. Kelompok III (kontrol dekokta) diberi dekokta kulit Persea americana Mill. 1600 mg/KgBB. Kelompok IV,V, dan VI (perlakuan) berturut-turut diberikan dekokta kulit Persea americana Mill. dosis 363; 762; dan 1600 mg/KgBB secara oral sekali sehari selama enam hari berturut-turut dan pada hari ke tujuh semua perlakuan diberi karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB secara i.p. Darah diambil setelah 24 jam dari sinus orbitalis mata untuk diukur kadar albumin serum. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan One Way ANOVA. Berdasarkan hasil penelitian, dekokta kulit Persea americana Mill. tidak memberikan pengaruh terhadap kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Tidak adanya kekerabatan dosis dengan respon yang muncul terlihat dari semakin besar dosis praperlakuan dekokta kulit Persea americana Mill. yang diberikan.
Kata kunci : kulit Persea americana Mill., karbon tetraklorida, dekokta, albumin
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Liver disease is a serious health problem in the present, one of the liver disease is fatty liver. Carbon tetrachloride is used as hepatotoxins model compound. Carbon tetrachloride is metabolized in the liver into trichloromethyl radicals which can cause lipid peroxidation. Persea americana Mill. has many antioxidants that used in the treatment of liver disease. The aim of study research were to get information about the effect of Persea americana Mill. peel decoction long term toward the level increase of albumin in rats induced by carbon tetrachloride, and the relation between the dose and albumin. This research was an experimental research with direct sampling design. This research use 30 Wistar male rats, attain the age 2-3 months, and 150-250 gram weight. The rats was divide into six treatment groups. The first group (hepatotoxin control) was given carbon tetrachloride 2 mL/KgBW intraperitoneally. Then, the second group (negative control) was given olive oil 2 mL/KgBW. Third group (decoction control) was given Persea americana Mill. decoction peel 1600 mg/KgBW. The fourth until seventh group (treatment) were given decoction Persea americana Mill. peel dose 363; 762; and 1600 mg/KgBW orally once a day for six days successively and then in the seventh day all of the treatments group were given carbon tetrachloride 2 ml/KgBW by i.p. Twenty-four hours later, blood was collected from the orbital sinus eye to be measured albumin serum. It was analyzed statistically by one way ANOVA. Based on the result of the research, Persea americana Mill. decoction peel not gave effects to albumin levels in Wistar male rats induced by carbon tetrachloride. There was no relation between dose and response which were seen from the greater pretreatment dose Persea americana Mill. decoction peel given. Keywords : Persea americana Mill. peel, carbon tetrachloride, decoction, albumin
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Penelitian Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan berperan penting dalam proses metabolisme. Hati juga mengubah zat buangan dan bahan racun agar mudah untuk dikeluarkan ke dalam empedu dan urin (Pearce and Evelyn, 2009). Gangguan metabolisme tubuh dapat menyebabkan komplikasi hati, dengan adanya zat-zat kimia yang bersifat racun masuk dan dimetabolisme di hati akan menyebabkan kerusakan sel hati (Sari, Indrawati, and Djing, 2008). Akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan sel hati dapat bersifat reversibel (disfungsi hati) atau ireversibel (kerusakan menetap). Reversibel diakibatkan langsung dari kerusakan akut sel fungsional hati, terutama hepatosit, tanpa gangguan kemampuan hati untuk melakukan regenerasi. Ireversibel bisa dijumpai pada pasien dengan sirosis, yang diakibatkan penggunaan alkohol atau pejanan obat (McPhee dan Ganong, 2011). Penyakit hati merupakan masalah kesehatan yang cukup serius di masa kini, salah satu penyakit hati yaitu perlemakan hati (steatosis). Perlemakan hati nonalkoholik merupakan bentuk penyakit yang terjadi lebih dari 20 % dari populasi. Perubahan patologis yang paling umum dan awal terjadi pada penyakit hati adalah steatosis (akumulasi lemak dalam hati) diikuti oleh steatohepatitis yaitu peradangan hati bersamaan dengan akumulasi lemak. Perlemakan hati ini disebabkan oleh senyawa kimia yang bersifat racun, atau dengan kata lain
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
pemberian senyawa kimia yang melebihi dosis terapi yang dapat memicu terjadiya toksisitas, salah satu senyawa yang dapat menyebabkan steatosis adalah karbon tetraklorida (Kaiser, Lipscomb, and Wesselkamper, 2012). Pemberian dosis rendah karbon tetraklorida dapat menyebabkan perlemakan hati dan kerusakan sitokrom P450, sehingga dalam penelitian ini karbon tetraklorida digunakan sebagai senyawa model hepatotoksin. Karbon tetraklorida dimetabolisme oleh sitokrom P450 2E1 (CYP2E1) menjadi radikal bebas triklorometil, radikal ini dapat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal triklorometilperoksidasi yang sangat reaktif. Radikal ini dapat menyerang lipid membran retikulum endoplasma dan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hati (Tiimbrell, 2009). Untuk menilai fungsi hati, dapat dilakukan sejumlah pemeriksaan antara lain aspartat aminotransferase (AST), alanin aminotransferase (ALT) serum, kadar albumin, faktor pembekuan, dan bilirubin dalam sampel darah. Albumin merupakan sumber utama protein yang diproduksi oleh hati, dan menurut Lopa, Rusli, Arif, dan Hardjoeno (2007) perubahan fraksi protein yang paling banyak terjadi pada penyakit hati adalah penurunan kadar albumin. Hipoalbuminemia mencerminkan pasokan asam amino yang tidak memadai dari protein, sehingga mengganggu sintesis albumin serta protein lain oleh hati (Lee, 2012). Oleh sebab itu, peneliti menggunakan albumin sebagai parameter untuk menilai fungsi hati pada hewan uji. Di Indonesia banyak tanaman yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan penyakit hati, salah satunya adalah Persea americana Mill. yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
kaya antioksidan dan zat gizi seperti lemak (Afrianti, 2010). Sebagian besar masyarakat memanfaatkan Persea americana Mill. pada daging buahnya saja, sedangkan bagian lain seperti biji dan kulit kurang dimanfaatkan dan hanya menjadi limbah. Biji Persea americana Mill. mengandung flavonoid, sama hal nya kulit juga mengandung flavonoid (Vinha, Moreira, and Barreira, 2013). Menurut Malangngi, Sangi, dan Paendong (2012) kandungan flavonoid yang ada dalam biji dan kulit Persea americana Mill. menunjukkan adanya aktivitas antioksidan. Antioksidan ini dapat berperan sebagai hepatoprotektor. Penelitian Arukwe, Amandi, Duru, Agumo, Odika, et al., (2012) menyebutkan bahwa kandungan flavonoid pada Persea americana Mill. bersifat larut air dan merupakan antioksidan yang sangat kuat. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosari (2013) mengenai efek hepatoprotektif jangka panjang dekokta biji Persea americana Mill. dengan menggunakan hepatotoksin karbon tetraklorida, dan penulis menggunakannya sebagai acuan untuk melakukan penelitian mengetahui pengaruh pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi karbon tetraklorida. B. Rumusan Masalah 1.
Apakah pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. dalam penggunaan jangka panjang dapat memberikan pengaruh pada kenaikan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
4
Apakah ada kekerabatan antara dosis pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. dengan kenaikan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida? C. Keaslian Penelitian Penelitian Persea americana Mill. pernah dilakukan oleh Arukwe, et al.
(2012) menyebutkan bahwa kandungan flavonoid pada Persea americana Mill. bersifat larut air dan merupakan antioksidan yang sangat kuat. Penelitian Vinha, et al., (2013) menyebutkan bahwa biji Persea americana Mill. mengandung flavonoid, sama halnya kulit juga mengandung flavonoid. Selain itu, penelitian yang mendukung dilakukan pula oleh Kosinska, Karamac, Estrella, Hernandez, Bartolome, dan Dykes, (2012) menyebutkan bahwa ekstrak kulit memiliki total kandungan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan ekstrak biji. Penelitian Rosari (2013) menggunakan karbon tetraklorida sebagai senyawa hepatotoksin dengan dosis 2 mL/KgBB. Bersamaan dengan penelitian ini dilakukan pula penelitian oleh Permatasari (2013) mengenai pengaruh pemberian Persea americana Mill. terhadap tikus putih jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida. Penelitian Kumalasari (2013) menyebutkan bahwa pemberian dekokta biji Persea americana Mill. jangka panjang memiliki pengaruh hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida. Sepanjang penelusuran pustaka, penelitian terkait dengan pengaruh pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap peningkatan kadar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
serum albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida belum pernah dilakukan. D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru bagi
masyarakat, khususnya dalam bidang kefarmasian mengenai pengaruh pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. yang memiliki pengaruh terhadap kenaikan albumin. 2.
Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai manfaat kulit Persea americana Mill. yang dapat menaikkan kadar albumin. E. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan umum Mengetahui pengaruh dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap
kenaikan albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. 2.
Tujuan khusus a.
Mengetahui pengaruh pemberian jangka panjang dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
b. Mengetahui adanya kekerabatan dosis pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. dengan kenaikan albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Hati Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen sebelah kanan di bawah diafragma. Hati berperan penting dalam mempertahankan homeostatis metabolik tubuh. Hal ini mencakup pengolahan asam amino, karbohidrat, lemak, dan vitamin; pembersihan mikroba dan toksin dalam sirkulasi splanknik sebelum mencapai sirkulasi sitemik; serta detoksifikasi dan ekskresi produk sisa endogen dan xenobiotik polutan ke dalam empedu. Dengan demikian, gangguan hati memiliki dampak yang sangat luas (Pearce dan Evelyn, 2009; Robbins and Cotran 2010). Fungsi lain dari hati, yaitu: 1. Menghancurkan sel-sel darah merah tua; mengeluarkan bilirubin, produk pemecahan hemoglobin dalam empedu 2. Menyimpan besi, tembaga, dan glikogen 3. Sintesis bermacam-macam protein plasma, seperti albumin dan fibrinogen 4. Membantu mengatur tingkat kolesterol darah, dan mengubah beberapa untuk garam empedu (Mader, 2010). Hati memiliki berat 1400 sampai dengan 1600 gram pada orang dewasa normal, yang merupakan kira-kira 2,5% dari berat badan. Darah yang masuk sekitar 25% dari curah jantung lalu masuk ke hati melalui vena porta dan arteri hepatika. Secara klasik, hati dibagi menjadi dua lobulus heksagonal yang mengelilingi percabangan terminal vena hepatika, dengan saluran porta di perifer 7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
setiap lobulus (Robbins et al., 2010). Hati menerima darah yang tidak mengandung oksigen dan kaya akan nutrisi dari vena porta hepatika, dan hati juga menerima darah dari arteri hepatika yang mengandung oksigen. Darah masuk ke hati 80% melalui aorta, dan darah ini mempunyai kejenuhan 95 - 100% masuk ke hati lalu akan membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan vena kapiler, yang pada akhirnya keluar sebagai vena hepatika. Vena porta, yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrika superoir menghantarkan 20% darah ke hati, dan memiliki kejenuhan 70% karena beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan usus. Darah ini berfungsi untuk membawa zat makanan ke hati yang telah di absorbsi oleh mukosa dan usus halus (Setiadi, 2007). Sel-sel hepar mendapatkan suplai darah yang relatif kurang oksigen yang mengakibatkan hepar memiliki potensi besar untuk mengalami kerusakan dan juga penyakit (Wibowo dan Paryana, 2009). B. Hepatotoksisitas Hati memiliki peran sentral dalam mengubah dan membersihkan zat-zat kimia yang berbahaya dalam tubuh, sehingga seringkali sel-sel hati rentan terhadap toksisitas dari zat-zat tersebut. Hepatotoksisitas merupakan akibat dari adanya pemejanan toksin yang berasal dari alam maupun senyawa kimia buatan. Beberapa obat-obatan maupun produk-produk metabolitnya dapat mengakibatkan kerusakan dari sel hati dalam berbagai macam tipe serta melalui beberapa jenis mekanisme. Jenis kerusakan hati, antara lain: 1.
Sirosis, sebagai pengembangan histologis nodul regeneratif yang dikelilingi oleh band-band fibrosa dalam menanggapi cedera hati kronis, yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
menyebabkan hipertensi portal dan penyakit hati stadium akhir (Schuppan and Afdhal, 2009). Sirosis sebagai stadium akhir penyakit hati kronik ditandai oleh tiga gambaran yaitu bridging fibrous septa, nodus parenkim, dan kerusakan arsitektur seluruh hati (Kumar, Abbas, dan Fausto, 2010). 2.
Nekrosis, merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau trauma. Misalnya kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis, dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius (Golstein and Kroemer, 2006).
3.
Perlemakan (Steatosis), merupakan penumpukan trigliserida di hepatosit. Hal ini terjadi karena ketidak seimbangan dalam metabolisme lemak dan karbohidrat, maka lemak tertimbum dalam hati. Hati berperan penting dalam metabolisme lipid dan sintesis trigliserida, sehingga perlemakan hati merupakan respon keracunan. Diabetes mellitus yang resisiten terhadap insulin, hipertrigliseridemia, obesitas, keracunan fosfor kuning, konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan perlemakan hati. Timbunan lemak dalam sel hati akan memperberat beban kerja sel-sel hati sehingga sel-sel tersebut mudah mengalami kerusakan (Richard and Lingvay, 2011). Asupan alkohol dalam jumlah sedang dapat menyebabkan akumulasi butiran lemak kecil di hepatosit. Pada asupan alkohol kronik, lemak menumpuk hingga tahap yang menyebabkan pembentukan globulus-globulus makrovesikel besar jernih yang menekan dan menggeser nukleus ke perifer hepatosit (Kumar, et
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
al., 2010). Selain itu, perlemakan hati juga dapat terjadi akibat terpapar hidrazin, ethionine, dan tetrasiklin, atau mungkin terjadi dalam kombinasi dengan nekrosis seperti paparan karbon tetraklorida. Namun, paparan dari senyawa ini bersifat reversible, umumnya tidak menyebabkan kematian, meskipun bisa menjadi serius seperti halnya dengan pemberian tetrasiklin terhadap perlemakan hati manusia. Paparan senyawa secara berulang, yang menyebabkan perlemakan hati seperti alkohol, dapat menyebabkan terjadinya sirosis hati (Timbrell, 2009). C. Karbon Tetraklorida (CCl4) Karbon tetraklorida merupakan senyawa yang sederhana yang bila mana diberikan pada beberapa spesies dapat menyebabkan nekrosis hati sentrilobular dan perlemakan hati. Karbon tetraklorida merupakan senyawa yang larut lemak yang didistribusikan ke seluruh tubuh. Karbon tetraklorida memiliki efek utama sebagai racun. Hati menjadi target utama dari ketoksikan karbon tetraklorida karena senyawa ini tergantung pada metabolisme aktivitas oleh sitokrom P450 (CYP2E1). Dalam retikulum endoplasma, karbon tetraklorida dimetabolisme oleh sitokrom P450 2E1 (CYP2E1) menjadi radikal bebas triklorometil. Kerusakan CYP2E1 dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Triklorometil (•CCl3) dengan oksigen akan membentuk radikal triklorometilperoksi (CCl3O2•) yang sangat reaktif, radikal ini dapat menyerang lipid membran retikulm endoplasma dengan kecepatan triklorometilperoxi menyebabkan peroksidasi lipid sehingga mengganggu homeostasis Ca2+, dan akhirnya menyebabkan kematian sel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Pemberian dosis rendah karbon tetraklorida dapat menyebabkan perlemakan hati dan kerusakan sitokrom P450. Pada keadaan perlemakan hati (steatosis), struktur retikulum endoplasma rusak sehingga menyebabkan sintesis protein menjadi terhambat, hal ini memicu terjadinya penurunan kadar albumin. Selain itu pemejanan
senyawa
karbon
tetraklorida
dalam
jangka
panjang
akan
mengakibatkan terjadinya sirosis dan tumor hati, serta kerusakan ginjal (Timbrell, 2009). Karbon tetraklorida dapat meningkatkan kerusakan hati yang ditandai dengan kenaikan aktivitas serum alkaline phosphatase (ALP), alanine aminotransferase (ALT) dan aspartate aminotransferase (AST) (Arhoghro, Ekpo, and Ibeh, 2009). Selain itu, paparan karbon tetraklorida dengan dosis tertentu juga dapat menurunkan protein total dan bilirubin total (Panjaitan, Handharyani, Chairul, Masrianti, Zakiah, dan Manalu, 2007). D. Albumin Untuk menilai fungsi hati, dapat dilakukan sejumlah pemeriksaan antara lain aspartat aminotransferase (AST), alanin aminotransferase (ALT), kadar albumin, faktor pembekuan, dan bilirubin dalam sampel darah. Albumin merupakan sumber utama protein yang disintesis oleh hati. Albumin, protein yang larut dalam air, membentuk lebih dari 50% protein plasma yang ditemukan hampir pada tiap jaringan. Protein ini berfungsi menjaga tekanan koloid osmotik darah sehingga cairan intravaskuler dapat dipertahankan. Kerusakan hati mengakibatkan hipoalbuminemia karena hati merupakan tempat sintesa albumin (Lee, 2012).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Menurut Lopa, et al. (2007) perubahan fraksi protein yang paling banyak terjadi pada penyakit hati adalah penurunan kadar albumin. Nilai normal albumin pada dewasa berkisar 3,8-5,1 g/dL (biuret) atau 5268% protein total, untuk anak-anak 4,0-5,8 g/dL, lalu untuk bayi 4,4-5,4 g/dL, dan bayi baru lahir berkisar 2,9-5,4 g/dL. Penurunan albumin mengakibatkan keluarnya cairan vaskular menuju ke jaringan sehingga terjadi oedema. Penyakit atau kondisi yang sering menyebabkan hipoalbuminemia, antara lain : a. Berkurangnya sintesis albumin, seperti malnutrisi, sindrom malabsorpsi, radang menahun, penyakit hati menahun, dan kelainan genetik. b. Peningkatan akskresi (kehilangan), yaitu nefrotik sindrom, luka bakar yang luas, dan penyakit usus. c. Katabolisme meningkat, anatara lain luka bakar luas, keganasan yang meluas faktor berganda misalnya sirosis hati, kehamilan dan gagal jantung kongesti (Sutedjo, 2006). Penurunan albumin dapat dilihat bersamaan dengan pemeriksaan lain yaitu kenaikan ALT. Seiring dengan kenaikan ALT pada kondisi hati yang tidak normal, albumin juga mengalami penurunan (Sivakrishnan dan Kottaimuthu 2014). E. Dekokta Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstrak sediaan herbal dengan air pada suhu 90oC selama 30 menit. Dekokta dapat dibuat dengan mencampur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 30 menit terhitung mulai suhu 90oC sambil sekali-sekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, dan tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekok yang dikehendaki (Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010). F. Tanaman Persea americana Mill. 1. Sinonim Laurus persea L, Persea drymifolia Schlecht. and cham, Persea gratissima Gaertn.f., Persea nubigena L.O.Williams, Persea persea (L.) Cockerel. 2. Nama lain Avocado (Amerika), Adpukat, Avokad (Indonesia), Apukado, Avokado (Malaysia), Alligator Pear, Avocado, Avocado-Pear, Butter Fruit (Inggris), Alligatorbirne, Avocadobirne (Jerman), Awokado (Thailand), Avocado (Filipina). 3. Taksonomi Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Subkelas
: Magnoliidae
Ordo
: Laurales
Famili
: Lauraceae
Genus
: Persea
Spesies
: Persea americana Mill (USDA, 2014).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
4. Morfologi Persea americana Mill. merupakan pohon yang tingginya mencapai 20 m. Daun tunggal, tersusun spiral, tepi daun rata, panjang tangkai daun mencapai 1,5-5 cm. Daun banyak menumpuk di ujung ranting, berbentuk eplips hingga lanset, bulat telur hingga bulat telur sungsang. Panjang daun sekitar 5-40 cm dan lebar 3-15 cm. Permukaan atas daun Persea americana Mill. diselaputi lilin. Perbungaan berupa tongkol majemuk (malai) yang muncul di ujung cabang bunga banci tersusun atas 3 daun mahkota, memiliki bau harum, perhiasan bunga tersusun atas dua lingkaran, dan benang sari 9 di dalam 3 lingkaran. Kumpulan benang sari di bagian dalam mengeluarkan 2 nektar di bagian dasarnya. Putik terdiri atas satu ruang bakal buah, tangkai kepala putik ramping dengan kepala putik tunggal. Persea americana Mill. memiliki buah besar berdaging dan berair, berbiji tunggal, permukaan buah halus, panjang sekitar 7-20 cm. Buah besar dan bulat, dilapisi dua lapisan dan dua kotiledon besar yang melindungi embrio kecil (Proseanet, 2014). 5. Kandungan kimia Menurut penelitian Vinha, et al., (2013) kulit Persea americana Mill. mengandung flavonoid 44,3±3,1 mg/100g, karotenoid 2,585±0,117 mg/100g, Vitamin C 4,1±2,7 mg/100g, dan Vitamin E 2,13±1,03 mg/100g. Flavonoid yang terdeteksi mengindikasikan sebagai antioksidan seperti yang dinyatakan oleh Arukwe, et al. (2012) bahwa kandungan flavonoid pada Persea americana Mill. bersifat larut air dan merupakan antioksidan yang sangat kuat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
6. Khasiat dan kegunaan Kulit Persea americana Mill. memiliki kandungan flavonoid yang menunjukkan adanya aktivitas antioksidan (Arukwe, et al. 2012). Selain itu, penelitian Servillon, Dingal, Lusica, Yamson, dan Balonebro (2014) menyebutkan bahwa ekstrak kulit Persea americana Mill. dapat juga sebagai agen antibakteri efektif . G. Antioksidan Antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam. Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terbentuknya reaksi radikal bebas dalam oksidasi lipid. Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami), antioksidan sintetik umumnya digunakan untuk makanan yaitu butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), profil galat dan tokoferol sedangkan antioksidan alami yang berasal dari tumbuhan adalah senyawa fenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan asam organik polifungsional (Isnindar, Wahyuono, dan Setyowati, 2011).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
H. Landasan Teori Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan berperan penting dalam proses metabolisme. Hati menerima darah yang tidak mengandung oksigen dan kaya akan nutrisi dari vena porta hepatika, dan hati juga menerima darah dari arteri hepatika yang mengandung oksigen (Setiadi, 2007). Salah satu kerusakan hati yang dapat terjadi adalah perlemakan (Steatosis) yang merupakan penumpukan trigliserida di hepatosit. Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan dalam metabolisme lemak dan karbohidrat, maka lemak tertimbun dalam hati. (Richard and Lingvay, 2011). Perlemakan hati dapat disebabkan oleh paparan karbon tetraklorida dengan dosis rendah sebagai senyawa model hepatotoksik. Karbon tetraklorida dimetabolisme oleh sitokrom P450 2E1 (CYP2E1) menjadi radikal bebas triklorometil. Kerusakan CYP2E1 dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Triklorometil
(•CCl3)
dengan
oksigen
akan
membentuk
radikal
triklorometilperoksi (CCl3O2•) yang sangat reaktif, radikal ini dapat menyerang lipid membran endoplasmik retikulum dengan kecepatan triklorometilperoksi menyebabkan peroksidasi lipid sehingga mengganggu homeostasis Ca 2+, dan akhirnya menyebabkan kematian sel (Timbrell, 2009). Perubahan fraksi protein yang paling banyak terjadi pada penyakit hati adalah penurunan albumin (Lopa, et al., 2007). Senyawa antioksidan diperlukan untuk menghambat terjadinya oksidasi lemak dari pejanan senyawa karbon tetraklorida. Penelitian Vinha, et al. (2013) menyebutkan bahwa kulit dan biji Persea americana Mill. mengandung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
flavonoid. Menurut penelitian Kosinska, et al. (2012) ekstrak kulit memiliki total kandungan senyawa fenolik yang lebih tinggi dan aktivitas antioksidan bila dibandingkan dengan ekstrak biji. Pemberian dekokta kulit Persea americana Mill.
diharapkan dapat
memberikan aktivitas antioksidan, karena menurut Arukwe et al. (2012) kandungan flavonoid pada Persea americana Mill. bersifat larut air. Melalui penelitian ini akan diketahui apakah dengan pemberian dekokta kulit Persea americana Mill., kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dapat dinaikkan. I.
Hipotesis
Pemberian oral dekokta kulit Persea americana Mill. secara jangka panjang dapat meningkatkan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap dengan pola searah. B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel utama a. Variabel bebas. Variasi dosis pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. jangka panjang pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. b. Variabel tergantung. Kadar albumin tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida setelah pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. secara jangka panjang. 2. Variabel pengacau a. Variabel pengacau terkendali. Hewan uji yang digunakan yaitu tikus jantan galur Wistar dengan berat badan 150-250 g dan berumur 2-3 bulan, cara pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. secara per oral dan karbon tetraklorida juga secara intraperitoneal. Frekuensi pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. yaitu satu kali sehari selama enam hari berturut-turut dengan waktu pemberian yang sama.
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
b. Variabel pengacau tak terkendali. Kondisi patologis dari tikus jantan galur Wistar yang digunakan sebagai hewan uji. 3. Definisi operasional a. Dekokta Persea americana Mill. Dekokta kulit Persea americana Mill. didapatkan dengan menginfudasi 8,0 gram serbuk kering kulit Persea americana Mill. dalam 100,0 mL air pada suhu 90oC selama 30 menit. Pembuatan dekokta Persea americana Mill. ini mengacu pada penelitian Rosari (2013). b. Kenaikan albumin. Kenaikan albumin adalah kadar albumin yang diharapkan tidak kurang dari kadar albumin kelompok kontrol hepatotoksin setelah pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. jangka panjang dengan dosis tertentu pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. c. Jangka panjang. Penelitian jangka panjang dilakukan dengan memberikan dekokta kulit Persea americana Mill. pada hewan uji satu kali sehari selama enam hari berturut-turut dengan waktu pemberian yang sama, pemberian jangka panjang ini mengacu pada penelitian Rosari (2013). C. Bahan Penelitian 1.
Bahan utama a. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus jantan galur Wistar dengan berat badan 150-250 g dan berumur 2-3 bulan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
yang diperoleh dari Laboratorium Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. b. Bahan uji yang digunakan adalah kulit Persea americana Mill. yang diperoleh dari depot es Yogyakarta. 2.
Bahan kimia a. Bahan hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. b. Kontrol negatif yang digunakan adalah olive oil (Bertolli®). c. Pelarut hepatotoksin digunakan olive oil (Bertolli®). d. Pelarut untuk dekokta digunakan aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. e. Reagen serum Albumin BCG (Abbott)
Komposisi dan konsentrasi dari reagen Albumin BCG (Abbott) yang digunakan adalah sebagai berikut. Tabel I. Komposisi dan konsentrasi reagen Albumin BCG Komposisi Konsentrasi Brom Cresol Green 0,27 mmol/L TRIS 55 mmol/L Succinic Acid 100 mmol/L
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
f. Reagen serum ALT diasys Komposisi dan konsentrasi dari reagen ALT diasys yang digunakan adalah sebagai berikut. Tabel II. Komposisi dan konsentrasi reagen ALT diasys Komposisi pH Konsentrasi R1: TRIS 7,15 140 mmol/L L-alanine 700 mmol/L LDH (lactate dehydrogease) ≥2300 mmol/L R2: 2-oxogultarate 85 mmol/L NADH 1 mmol/L Pyridoxal-5phosphate 100 mmol/L FS: Good's buffer 9,6 13mmol/L Pyridoxal-5-phosphate D. Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven, mesin penyerbuk, ayakan, panci lapis aluminium, termometer, stopwatch, beaker glass, gelas ukur, cawan porselen, batang pengaduk, timbangan analitik, penangas air, waterbath, kain flannel, labu ukur, tabung reaksi, pipet tetes, pipet volume, tabung Eppendorf, Microlab 200 Merck® spuit injeksi per oral, syringe 3 cc Terumo®, syringe 1 cc Terumo®, syringe 6 cc Terumo®, dan pipa kapiler. E. Tata Cara Peneltian 1. Pengumpulan bahan uji Bahan uji yang digunakan adalah kulit Persea americana Mill. yang masih segar dan tidak busuk. Kulit Persea americana Mill. diperoleh dari salah satu depot es Yogyakarta. Pengumpulan kulit dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2014, dengan pengambilan jadwal kulit setiap hari. Kulit segar yang diperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
setiap harinya langsung diproses mulai dari pemisahan kulit dengan isi, pencucian dengan air mengalir, dan pengeringan. 2. Determinasi Persea americana Mill. Determinasi dilakukan dengan mencocokkan buah Persea americana Mill. yang diperoleh dari salah satu depot es Yogyakarta dengan buah yang diketahui secara pasti merupakan buah Persea americana Mill. yang dilakukan secara makroskopis dan disesuaikan dengan literatur “Suplement to Avocado Information Kit“ (Agrilink, 2001). 3. Pembuatan serbuk kulit Persea americana Mill. Kulit Persea americana Mill. dicuci bersih dan dipisahkan dari daging buah. Setelah itu, ukuran kulit diperkecil dengan menyobek kulit lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 50oC selama 24 jam. Setelah kulit benar-benar kering, kulit dihaluskan dan diayak ukuran 40. 4. Penetapan kadar air pada serbuk kering kulit Persea americana Mill. Penetapan kadar air pada serbuk kering kulit Persea americana Mill. menggunakan metode gravimetri. Serbuk kering kulit Persea americana Mill. yang sudah diayak, dimasukkan ke dalam alat moisture balance sebanyak ± 5 g kemudian diratakan. Bobot serbuk kering kulit tersebut ditetapkan sebagai bobot sebelum pemanasan (bobot A), setelah itu dipanaskan pada suhu 110 oC. Serbuk kering kulit Persea americana Mill. yang sudah dipanaskan ditimbang kembali dan dihitung sebagai bobot setelah pemanasan (bobot B). Kemudian dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
perhitungan terhadap selisih bobot A terhadap bobot B yang merupakan kadar air serbuk kulit Persea americana Mill. 5. Pembuatan dekokta kulit Persea americana Mill. Serbuk kering kulit Persea americana Mill. ditimbang 8,0 g dan dimasukkan ke dalam 16,0 mL pelarut aquadest, kemudian ditambahkan lagi aquadest sebanyak 100,0 mL, lalu dipanaskan pada suhu 90oC dan dijaga tetap dalam suhu tersebut selama 30 menit. Waktu 30 menit dihitung ketika suhu campuran mencapai 90oC. Setelah 30 menit, campuran tersebut diambil dan diperas menggunakan kain flanel kemudian tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekokta kulit Persea americana Mill. yang dikehendaki (Badan Pengawas Obat dan Maknaan RI, 2010). Menurut Arukwe, et al. (2012) kandungan flavonoid pada Persea americana Mill. bersifat larut air, oleh sebab itu digunakan pelarut aquadest. 6. Pembuatan larutan hepatotoksin Larutan hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida, dibuat dalam konsentrasi 50 % dengan perbandingan karbon tetraklorida dan olive oil sebagai pelarut 1 : 1 (Janakat dan Al-Merie, 2002). 7. Uji pendahuluan a. Penetapan dosis hepatotoksik Karbon tetraklorida. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rosari (2013), dosis karbon tetraklorida yang digunakan untuk dapat menyebabkan hepatotoksik adalah 2 mL/KgBB.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
b. Penetapan dosis dekokta kulit Persea americana Mill. Meninjau dari penelitian Rosari (2013), peringkat dosis didasarkan pada pengobatan yang biasa digunakan pada masyarakat yaitu ± 2 sendok makan (4 g) serbuk kulit Persea americana Mill. yang direbus dengan 250 mL air. Maka dosis perlakuan yang digunakan adalah 4 g/70 KgBB manusia. Konversi dosis tikus (manusia 70 Kg ke tikus 200g) = 0,018. Dosis untuk 200 g tikus = 0,018 x 4g = 0,072 g/200 g BB = 360 mg/KgBB sebagai dosis rendah. Konsentrasi maksimal dekokta kulit Persea americana Mill.
yang dibuat
adalah 8 g/ 100 mL, dengan asumsi berat badan hewan uji maksimal adalah 200 g, dan volume maksimal pemberian dekokta secara per oral (p.o) = 4 mL. Berdasarkan perhitungan, D x 200 g = 8 g/ 100 mL x 4 mL D = 1600 mg/KgBB, dosis ini disebut dosis tinggi perlakuan. Untuk mendapatkan dosis tengah perlakuan, terlebih dahulu dihitung faktor kelipatan dari dosis rendah dan dosis tinggi yang sudah diperoleh. Perhitungan faktor kelipatan adalah sebagai berikut :
𝑛−1
√
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
N = Jumlah peringkat dosis yang digunakan. Penelitian ini menggunakan 3 peringkat dosis maka n = 3, sehingga perhitungannya sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3−1
√
1600 360
25
= 2,1 (Faktor kelipatan)
Berdasarkan faktor kelipatan yang diperoleh maka dosis tengah dan dosis rendah perlakuan ditentukan sebagai berikut, D = 1600 mg/ KgBB : 2,1 = 761,90 mg/ KgBB =762 mg/KgBB (dosis tengah) D = 762 mg/ KgBB : 2,1 = 362,81 mg/KgBB = 363 mg/KgBB (dosis rendah) d. Penetapan waktu pencuplikan darah. Penetapan waktu pencuplikan darah ditentukan melalui orientasi dengan tiga kelompok perlakuan waktu, yaitu pada jam ke–0, 24, dan 48 setelah pemejanan karbon tetraklorida. Setiap kelompok perlakuan terdiri dari 5 hewan uji yang pengambilan darahnya dilakukan melalui pembuluh sinus orbitalis mata. Kemudian aktivitas ALT serum tikus yang terinduksi karbon tetraklorida diukur. 8. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji Hewan uji yang dibutuhkan sebanyak 30 ekor tikus jantan galur Wistar yang dibagi secara acak dalam 6 kelompok sama banyak. a.
Kelompok I (kelompok kontrol hepatotoksin) diberi karbon tetraklorida yang dilarutkan dalam olive oil dengan dosis 2 mL/KgBB secara per oral, pada jam ke-24 setelah pemberian diambil darahnya pada daerah sinus orbitalis mata untuk penetapan kadar albumin.
b. Kelompok II (kelompok kontrol negatif) diberi olive oil dengan sebanyak 2 mL/KgBB, pada jam ke-24 setelah pemberian diambil darahnya pada daerah sinus orbitalis mata untuk penetapan kadar albumin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
c. Kelompok III (kelompok kontrol dekokta) diberi dekokta kulit Persea americana Mill. dosis tinggi yaitu 1600 mg/KgBB selama enam hari berturutturut, dan setelah 24 jam pemberian hari ke-6 diambil darahnya pada daerah sinus orbitalis mata untuk penetapan kadar albumin. d. Kelompok IV, V, dan VI (kelompok perlakuan) diberi dekokta kulit Persea americana Mill. dengan dosis 363; 762; dan 1600 mg/KgBB pada 6 hari berturut-turut dengan waktu yang sama, setelah itu dilakukan pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB pada hari ke-7. Pada jam ke-24 setelah pemberian karbon tetraklorida, semua kelompok diambil darahnya pada daerah sinus orbitalis mata untuk penetapan kadar albumin. 9. Pembuatan serum untuk pengukuran ALT saat orientasi Darah diambil melalui sinus orbitalis mata hewan uji dan ditampung dalam tabung 1,5 mL dan didiamkan selama 15 menit, lalu disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 4000 rpm. Supernatan dimasukkan ke dalam tabung 1,5 mL, lalu dilakukan sentrifugasi kembali dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit dan siap untuk di uji. 10. Pengukuran ALT untuk data orientasi Alat yang digunakan untuk menganalisis aktivitas ALT serum adalah Mikrolab 200 Merck®. Kadar enzim dinyatakan dengan satuan U/L. Pengukuran ALT serum dilakukan di Laboratorium Biokimia Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Analisis serum ALT dilakukan dengan cara mencampur 1000 μL reagen I, kemudian dicampur dengan 50 μL serum, divortex selama 5 detik, dan didiamkan selama dua menit. Setelah itu, ditambahkan 250 μL reagen II, divortex selama 5 detik, dan resapan dibaca setelah satu menit. 11. Pengukuran albumin Pengukuran albumin dilakukan di Laboratorium Parahita Yogyakarta dengan menggunakan metode Brom Cresol Green (BCG), dan reagen albumin BCG (Abbott). Alat yang digunakan untuk mengukur kadar albumin adalah Architect c8000. Prinsip pengukuran kadar albumin dengan metode BCG ini adalah penambahan serum dengan reagen albumin akan menghasilkan pembentukan komplek warna dan kemudian dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 628 nm. F. Tata Cara Analisis Hasil Data kadar serum albumin dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui normalitas data pada masing-masing kelompok perlakuan. Nilai normal suatu data ditunjukkan dengan nilai p>0,05. Apabila hasil analisis statistik Kolmogorov-Smirnov kadar serum albumin menunjukkan distribusi data normal (p>0,05), dilanjutkan dengan analisis One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk melihat perbedaan masing-masing antar kelompok bermakna (signifikan) (p<0,05) atau tidak bermakna (tidak signifikan)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
(p>0,05). Jika didapatkan distribusi tidak normal, maka dilakukan analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis untuk melihat homogenitasnya, dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk melihat perbedaan antar kelompok bermakna.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap kenaikan albumin pada tikus putih jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida (CCl 4). Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang sudah menguji mengenai efek hepatoprotektif biji Persea americana Mill. pada tikus putih jantan galur Wistar terinduksi CCl4. Peneliti menggunakan parameter albumin untuk menunjukkan kerusakan hati. A. Penyiapan Bahan 1. Hasil determinasi Proses determinasi dilakukan untuk menjamin kebenaran buah yang digunakan dalam penelitian ini merupakan buah Persea americana Mill. Proses determinasi dilakukan di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Determinasi
buah
Persea
americana
Mill.
dilakukan
dengan
mencocokkan ciri-ciri makroskopis dari bagian-bagian buah yang digunakan mulai dari bentuk dan warna kulit, biji dan daging buah yang dibandingkan dengan acuan Suplement to Avocado Information Kit (Agrilink, 2001) sampai ke tingkat spesies. Dari determinasi ini diperoleh bukti bahwa buah Persea americana Mill. yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah benar buah Persea americana Mill. (Lampiran.4).
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
2. Penetapan kadar air serbuk kering kulit Persea americana Mill. Penetapan kadar air bertujuan untuk mengetahui apakah serbuk kering kulit Persea americana Mill. yang digunakan dalam penelitian merupakan serbuk yang baik atau tidak. Penetapan kadar air ini dilakukan dengan menggunakan metode Gravimetri dengan menggunakan alat moisture balance, mula-mula serbuk dipanaskan pada suhu 110oC selama 15 menit di dalam alat. Pemanasan ini bertujuan agar kandungan air menguap dalam batas 15 menit, sehingga dapat memenuhi persyaratan serbuk yang baik. Kadar air serbuk kering kulit Persea americana Mill. yang digunakan adalah 7,1% b/b nilai ini dapat disimpulkan bahwa serbuk kering kulit Persea americana Mill. yang digunakan sudah memenuhi persyaratan serbuk yang baik, dimana menurut Direktorat Jenderal Pangawasan Obat dan Makanan (1995) syarat serbuk yang baik yaitu memiliki kandungan air kurang dari 10%. 3. Pembuatan dekokta kulit Persea americana Mill. Pembuatan dekokta kulit Persea americana Mill. dengan menimbang serbuk kering kulit Persea americana Mill. sebanyak 8,0 gram dan dimasukkan ke dalam 16,0 mL pelarut aquadest dalam panci lapis aluminium dan kemudian ditambahkan lagi aquadest sebanyak 100,0 mL, lalu dipanaskan pada suhu 90 oC dan dijaga tetap dalam suhu tersebut selama 30 menit dengan sesekali diaduk. Waktu 30 menit dihitung ketika suhu campuran mencapai 90 oC. Setelah 30 menit, panci dekokta diangkat dari penangas dan hasil disaring menggunakan kain flanel. Untuk mengganti kehilangan air akibat penguapan, ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga
diperoleh volume dekokta kulit Persea
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
americana Mill. dalam labu takar 100 mL. Hal ini bertujuan agar air panas yang melewati ampas dapat mengekstrak kandungan dalam ampas yang masih tersisa pada kain flanel. Pemilihan metode dekokta ini berdasarkan penelitian Arukwe, et al. (2012) yang menyebutkan bahwa flavonoid pada Persea americana Mill. bersifat larut air, sehingga dengan metode dekokta ini diharapkan flavonoid yang terkandung pada Persea americana Mill. dapat larut pada pelarut air yang digunakan dalam penelitian. B. Uji Pendahuluan 1. Penentuan dosis hepatotoksin Penelitian ini menggunakan karbon tetraklorida sebagai senyawa model hepatotoksin. Tujuan dari penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida adalah untuk menentukan dosis karbon tetraklorida yang menyebabkan kerusakan hati pada tikus. Peneliti mengacu pada penelitian Rosari (2013) yang menggunakan karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB dengan pemberian secara intraperitoneal. Pemberian secara intraperitoneal diharapkan hepatotoksin memberikan efek hepatotoksik lebih cepat. Menurut Trimbell (2008) pemberian dosis rendah karbon tetraklorida hanya menyebabkan kerusakan ringan berupa perlemakan hati (steatosis). Sivakrishman et al. (2014) menyebutkan bahwa kerusakan hati ditandai dengan kenaikan kadar ALT serum dua hingga tiga kali nilai normal. Selain itu, kerusakan hati juga ditandai dengan penurunan kadar albumin, seiring dengan kenaikan kadar ALT serum, kadar albumin juga mengalami penurunan 15% dari normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
2. Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji bertujuan untuk mengetahui jangka waktu yang dibutuhkan karbon tetraklorida dengan dosis 2 mL/KgBB memberikan efek hepatotoksik yang maksimal dengan ditandai peningkatan aktivitas ALT tertinggi pada waktu tertentu. Karbon tetraklorida di injeksikan pada tikus jantan, dan dilakukan pencuplikan darah pada sinus orbitalis hewan uji pada jam ke-0, 24, dan 48. Berdasarkan uji tersebut diperoleh data aktivitas ALT pada Tabel. III dan Gambar.1. Tabel.III. Rata-rata aktivitas ALT tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dengan dosis 2 mL/KgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam (n=3) Selang waktu (jam)
Purata Aktivitas serum ALT ± SE (U/L)
0
72,3 ± 4,5
24
217,3 ± 2,1
48
90,3 ± 2,9 Keterangan : SE = Standar Error
Dari Tabel. III terlihat bahwa aktivitas serum ALT yang paling besar ditunjukkan pada selang waktu ke 24 jam (217,3 ± 2,1 U/L). Dapat dilihat bahwa aktivitas serum ALT pada jam ke-0 dan 24 mengalami peningkatan 3 kali. Pada jam ke-48 aktivitas serum ALT kembali menurun mendekati normal. Hal ini dapat diperjelas lagi pada diagram batang Gambar.1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Gambar.1. Diagram batang orientasi aktivitas ALT tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dengan dosis 2 mL/KgBB pada selang waktu ke-0, 24, dan 48 jam Hasil uji statistik menggunakan uji Kolmogorov Smirnov pada tiap kelompok perlakuan jam ke-0, 24, dan 48 yang diperoleh hasil signifikan masingmasing 0,999 (p>0,05), 0,944 (p>0,05), dan 1,000 (p>0,05). Hal ini menunjukan bahwa data memiliki distribusi normal sehingga dapat dilanjutkan dengan uji pola searah (One Way ANOVA) untuk mengetahui apakah variansi data tersebut homogen atau tidak. Hasil yang diperoleh dari uji pola searah ini memiliki signifikan 0,515 (p>0,05) yang berarti variansi data yang diperoleh homogen. Setelah itu dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk melihat kebermaknaan data. Hasil uji Scheffe menunjukan bahwa aktivitas serum ALT pada jam ke-24 dengan jam ke-0 dan 48 berbeda bermakna (p<0,05). Hal ini berarti pada jam ke-24 terjadi peningkatan ALT terlihat pada aktivitas serum ALT pada jam ke-0 dengan jam ke48 (p=0,067) karena aktivitas serum ALT pada jam ke-48 sudah normal kembali
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
seperti pada aktivitas serum ALT jam ke-0. Hasil uji Scheffe aktivitas serum ALT pada berbagai jam pencuplikan dapat dilihat di Tabel.IV. Tabel.IV. Hasil uji Scheffe aktivitas ALT tikus pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB pada selang waktu ke-0, 24, dan 48 jam Jam 0 Jam 24 Jam 48 Jam 0
BB
Jam 24
BB
Jam 48
BTB
BTB BB
BB
BB = Berbeda bermakna (p<0,05) ; BTB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05) Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat bahwa pada jam ke-24 efek hepatotoksik yang dimiliki karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB menunjukkan efek yang maksimal. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan waktu pencuplikan darah hewan uji ke-24 jam untuk dosis karbon tetraklorida 2 mL/KgBB. C. Hasil Uji Pengaruh Pemberian Dekokta Kulit Persea americana Mill. Secara Jangka Panjang Pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. secara jangka panjang terhadap peningkatan kadar albumin pada tikus terinduksi tetraklorida dengan tiga tingkatan dosis yang berbeda. Pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. diberikan secara per oral dengan tingkat dosis terkecil 363; 762 mg/KgBB untuk dosis tengah; dan 1600 mg/KgBB dosis tertinggi. Waktu pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. pada tikus adalah enam hari berturut-turut dengan waktu yang sama. Pada hari ketujuh dilakukan pemejanan hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB secara i.p., dimana setelah 24 jam pemejanan karbon tetraklorida 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
mL/KgBB terjadi kerusakan sel-sel hati dengan ditandai dengan penurunan kadar albumin, yang nantinya akan digunakan sebagai parameter untuk melihat adanya kerusakan hati pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/KgBB. Data purata kadar albumin tikus dengan pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. secara jangka panjang terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB dapat dilihat pada Tabel.V. Tabel.V. Purata ± SE kadar albumin pemberian kulit Persea americana Mill. secara jangka panjang pada tikus terinduksi tetraklorida dosis 2 mL/KgBB Kelompok Perlakuan
Purata Kadar Albumin ± SE (mg/dL)
Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/KgBB
2,92 ± 0,07
Kontrol negatif olive oil 2 mL/KgBB
3,63 ± 0,06
Kontrol sediaan ( DKPA 1600 mg/KgBB)
3,85 ± 0,08
DKPA 363 mg/KgBB + karbon tetraklorida 2 mL/KgBB
3,28 ± 0,09
DKPA 762 mg/KgBB + karbon tetraklorida 2 mL/KgBB
3,01 ± 0,07
DKPA 1600 mg/KgBB + karbon tetraklorida 2 mL/KgBB
2,92 ± 0,08
Keterangan: DKPA = Dekokta Kulit Persea americana Mill. SE = Strandar Error
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Tabel.VI. Hasil uji Scheffe kadar albumin tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB pada kelompok perlakuan
Kelompok perlakuan
Kontrol hepatotoksin CCl4 2 mL/KgBB
Kontrol negatif olive oil 2 mL/KgBB
Kontrol sediaan (DKPA 1600 mg/Kg BB)
DKPA 363 mg/KgBB + CCl4 2 mL/KgBB
DKPA 762 mg/KgBB + CCl4 2 mL/KgBB
DKPA 1600 mg/KgBB + CCl4 2 mL/KgBB
Kontrol hepatotoksin CCl4 2 mL/KgBB
-
BB
BB
BTB
BTB
BTB
Kontrol negatif olive oil 2 mL/KgBB
BB
-
BTB
BTB
BB
BB
Kontrol sediaan (DKPA 1600 mg/KgBB)
BB
BTB
-
BB
BB
BB
DKPA 363 mg/KgBB + CCl4 2 mL/KgBB
BTB
BTB
BB
-
BTB
BTB
DKPA 762 mg/KgBB + CCl4 2 mL/KgBB
BTB
BB
BB
BTB
-
BTB
DKPA 1600 mg/KgBB + CCl4 2 mL/KgBB
BTB
BB
BB
BTB
BTB
-
Keterangan: B = Berbeda bermakna (p < 0,05) BTB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05) DKPA = Dekokta Kulit Persea americana Mill.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Gambar.2. Diagram batang rata-rata pengaruh dosis pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari kadar albumin Kontrol ccl4 Kontrol olive oil Kontrol sediaan Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3
1.
: kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/KgBB : kontrol negatif olive oil 2 mL/KgBB : kontrol dekoktasi kulit Persea americana Mill. 1600 mg/KgBB : dekoktasi kulit Persea americana Mill. 363 mg/KgBB + karbon tetraklorida 2 mL/KgBB : dekoktasi kulit Persea americana Mill. 762 mg/KgBB + karbon tetraklorida 2 mL/KgBB : dekoktasi kulit Persea americana Mill. 1600 mg/KgBB + karbon tetraklorida 2 mL/KgBB
Kontrol negatif (olive oil 2 mL/KgBB) Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pada kelompok kontrol negatif
dengan tujuan untuk memastikan bahwa penurunan kadar albumin pada hewan uji hanya disebabkan oleh pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida, dan bukan karena pemberian pelarut yang digunakan yaitu olive oil. Dosis olive oil yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan dosis karbon tetraklorida yaitu 2 mL/KgBB. Hal ini dilakukan agar dapat melihat apakah dengan dosis yang sama dengan karbon tetraklorida, olive oil memberikan efek hepatotoksin pada hewan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
uji. Pada penelitian Wijaya 2013) menyebutkan bahwa olive oil yang digunakan sebagai pelarut hepatotoksin karbon tetraklorida tidak memberikan pengaruh terhadap kenaikan serum ALT. Menurut Sivakrishnan dan Kottaimuthu (2014) kenaikan kadar ALT serum diikuti dengan penurunan kadar albumin, sehingga dapat diasumsikan bahwa olive oil juga tidak memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar albumin pada tikus. 2.
Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/KgBB Pembuatan kontrol hepatotoksin dilakukan untuk mengetahui pemberian
karbon tetraklorida 2 mL/KgBB terhadap sel hepar pada hewan uji dengan ditunjukkannya penurunan kadar albumin. Pemejanan karbon tetraklorida 2 mL/KgBB pada hewan uji dilakukan secara intraperitonial. Pencuplikan darah dilakukan pada jam ke-24 untuk diukur kadar albumin dan dibandingkan dengan kontrol olive oil. Berdasarkan penelitian Sivakrishnan dan Kottaimuthu (2014) yang melaporkan bahwa kadar albumin mengalami penurunan 15 % nilai normal jika terjadi kerusakan, sama hal nya dengan penelitian ini yang dilakukan dengan pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/KgBB mengakibatkan kadar albumin turun hingga 19,6 % nilai normal yang dapat dilihat pada Tabel.V. Pada uji Scheffe kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/KgBB dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil 2 mL/KgBB memiliki perbedaan yang bermakna dengan nilai signifikan 0,000 (p<0,05). Berdasarkan uji tersebut, dapat diketahui bahwa karbon tetraklorida 2 mL/KgBB yang diberikan pada hewan uji dalam penelitian ini memiliki efek hepatotoksin dengan ditandai penurunan kadar albumin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
39
Kontrol dekokta kulit Persea americana Mill. 1600 mg/KgBB Tujuan pembuatan kontrol dekokta kulit Persea americana Mill. adalah
untuk melihat apakah pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. 1600 mg/KgBB memberikan pengaruh terhadap kadar albumin. Pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. dilakukan secara oral dan pada jam ke-24 dilakukan pencuplikan darah melalui sinus orbitalis. Berdasarkan hasil pengukuran, kontrol dekokta kulit Persea americana Mill. 1600 mg/KgBB memberikan purata kadar albumin sebesar 3,85 ± 0,08 mg/dL yang memiliki perbedaan tidak bermakna dengan olive oil, dengan signifikan 0,526 (p>0,05). Hal ini dapat diketahui bahwa pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. 1600 mg/KgBB tidak memiliki pengaruh terhadap kadar albumin yang berarti tidak terjadi kerusakan hati pada hewan uji. 4.
Kelompok perlakuan jangka panjang dekokta kulit Persea americana Mill. dosis 363; 762; dan 1600 mg/KgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB Tujuan dilakukan kelompok praperlakuan adalah untuk melihat pengaruh
praperlakuan jangka panjang dekokta kulit Persea americana Mill. pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida terhadap peningkatan kadar albumin. Dari hasil yang diperoleh, terlihat kadar albumin pada kelompok perlakuan dekokta kulit Persea americana Mill. dosis 363 mg/KgBB sebesar 3,28 ± 0,09 mg/dL. Bila dibandingkan dengan kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/KgBB ditemukan perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
berarti pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. dosis 363 mg/KgBB tidak memiliki pengaruh terhadap kenaikan kadar albumin pada tikus diinduksi karbon tetraklorida. Kelompok perlakuan dekokta kulit Persea americana Mill. dosis 363 mg/KgBB terhadap kontrol olive oil 2 mL/KgBB memberikan perbedaan tidak bermakna, yang artinya penurunan kadar albumin pada kelompok perlakuan dekokta kulit Persea americana Mill. dosis 363 mg/KgBB pada tikus terinduksi karbon tetraklorida relatif sama dengan kelompok perlakuan olive oil. Hal ini kemungkinan terjadi karena kandungan antioksidan yang masih belum cukup menaikkan kadar albumin akibat induksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB. Kadar albumin pada kelompok perlakuan dekokta kulit Persea americana Mill. dosis 762 mg/KgBB sebesar 3,01 ± 0,07 mg/dL, bila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/KgBB terdapat perbedaan yang tidak bermakna. Kadar albumin pada kelompok perlakuan dekokta kulit Persea americana Mill. dosis 762 mg/KgBB memberikan perbedaan bermakna terhadap kontrol olive oil 2 mL/KgBB, yang berarti pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. dosis 762 mg/KgBB tidak memiliki pengaruh terhadap kenaikan kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/KgBB. Hal ini kemungkinan terjadi karena dengan antioksidan yang semakin banyak dapat menjadi pro oksidan yaitu senyawa kimia dan reaksi yang dapat menghasilkan spesies oksigen yang potensial bersifat toksik. Kelompok perlakuan dekokta kulit Persea americana Mill. dosis 1600 mg/KgBB memiliki kadar albumin sebesar 2,92 ± 0,08 mg/dL, jika dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/KgBB terdapat perbedaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
yang tidak bermakna. Kelompok perlakuan dekokta kulit Persea americana Mill. dosis 1600 mg/KgBB memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kontrol olive oil 2 mL/KgBB. Dengan hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. dosis 1600 mg/KgBB tidak memiliki pengaruh terhadap kenaikan kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida. Kekerabatan dosis dengan respon tidak terlihat pada ketiga dosis dekokta kulit Persea americana Mill., dari kadar albumin dekokta kulit Persea americana Mill. kelompok praperlakuan dosis 363 mg/KgBB dibandingkan dengan kelompok praperlakuan dosis 762 mg/KgBB memiliki perbedaan tidak bermakna, begitu pula kadar albumin kelompok praperlakuan dosis 363 mg/KgBB dibandingkan dengan kelompok praperlakuan dosis 1600 mg/KgBB memiliki perbedaan tidak bermakna. Pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. kelompok praperlakuan dosis 762 mg/KgBB memiliki perbedaan yang tidak bermakna dibandingkan dengan kelompok praperlakuan dosis 1600 mg/KgBB pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida. Hal ini berarti tidak ada kekerabatan dosis pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. dengan kenaikan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/KgBB. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang bersifat eksploratif untuk mengetahui pengaruh pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap kenaikan kadar albumin, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
dengan menggunakan dosis lebih rendah dari 363 mg/KgBB untuk mempertegas hasil yang didapatkan dari penelitian ini. D. Rangkuman Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. dengan tiga peringkat dosis yang berbeda terhadap kenaikan albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/KgBB. Pemberian dekokta dilakukan secara oral dengan peringkat dosis rendah, dosis tengah, dan dosis tinggi berturut-turut sebesar 363; 762; 1600 mg/KgBB. Selama enam hari berturut-turut diberikan dekokta, dan hari ke tujuh diberikan hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/KgBB secara intraperitoneal, kemudian diambil darah tikus pada jam ke-24 setelah pemejanan karbon tetraklorida, dan dilakukan pemeriksaan kadar albumin. Kadar albumin pada kelompok kontrol dekokta kulit Persea americana Mill. 1600 mg/KgBB memiliki perbedaan tidak berkmakna terhadap kelompok kontrol negatif olive oil 2 mL/KgBB. Hal ini berarti pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. tidak memberikan pengaruh terhadap sel hati tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/KgBB. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa praperlakuan dekokta kulit Persea americana Mill. kelompok dosis 363; 762; dan 1600 mg/KgBB tidak memiliki pengaruh terhadap kenaikan albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Pada penelitian ini tidak ditemukan kekerabatan dosis dengan respon kadar albumin yang diperoleh, yaitu semakin besar dosis praperlakuan dekokta kulit Persea americana Mill. yang diberikan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
tidak diikuti dengan semakin besar kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar. Hal ini terbukti dari perolehan hasil purata ± SE kadar albumin dari dosis rendah hingga dosis tinggi berturut-turut sebesar 3,28 ± 0,09; 3,01 ± 0,01; dan 2,92 ± 0,08 mg/dL. Hasil ini menjawab permasalahan pertama dalam penelitian ini bahwa pemberian jangka panjang dekokta kulit Persea americana Mill. tidak memiliki pengaruh terhadap kenaikan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis statistik yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. tidak memberikan pengaruh terhadap kenaikan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/KgBB.
2.
Tidak ada kekerabatan dosis pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. dengan kenaikan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/KgBB. B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai : 1.
Pengaruh pemberian dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap peningkatan kadar albumin dengan variasi dosis dibawah 363 mg/KgBB agar dapat diperoleh dosis efektif.
2.
Pengaruh pemberian ekstrak kulit Persea americana Mill. dengan jenis ekstrak yang berbeda untuk mendapatkan kandungan antioksidan yang cukup sehingga dapat menaikkan kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 mL/kgBB.
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
DAFTAR PUSTAKA Afrianti, L., 2010, Macam Buah-Buahan untuk Kesehatan, Alfabeta, Bandung, hal.33. Agrilink, 2001, Suplement to Avocado Information Kit, Queensland Horticulture Institute, Departement of Primary Industry, Queensland. Arhoghro, E.M., Ekpo, K.E., and Ibeh, G.O., 2009, Effect of Aqueous Extract of Scent Leaf (Ocimum Gratissimum) on Carbon Tetrachloride (CCL4) Induced Liver Damage in Albino Wister Rats, African Journal of Pharmacy and Pharmacology, Vol. 3(11). pp. 562-567. Arukwe, U., Amandi, B.A., Duru, M.K.C., Agumo, E.N., Odika, P.C., et al., 2012, Chemical Composition of Persea Americana Leaf, Fruit And Seed, IJRRAS, 11(2). Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Direktorat Obat Asli Indonesia, Jakarta, hal. 3-4. Direktorat Jenderal Pangawasan Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal. 7. Golstein, P. and Kroemer, G., 2006, Cell Death by Necrosis: Towards A Molecular Definition, Biochemical Sciences, Vol.32 No.1, 37-40. Isnindar, Wahyuono, S., dan Setyowati, E.P., 2011, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antioksidan Daun Kesemek (Diospyros Kaki Thunb.) dengan Metodedpph (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil), Majalah Obat Tradisional, 16(3), 157-164. Janakat, S. Dan Al-Merie, H., 2002, Optimization of The Dose And Route of Injection, And Characterisation of The Time Course of Carbon Tetrachloride-Induced Hepatotoxicity in The Rat, J.Pharm. Tox. Methods, 48, 41-44. Kaiser, J.P., Lipscomb, J.C., and Wesselkamper, S.C., 2012, Putative Mechanisms of Environmental Chemical–Induced Steatosis, International Journal of Toxicology, 1-13. Kosinska, A., Karamac, M., Estrella, I., Hernandez, T., Bartolome, B., and Dykes, G.A., 2012, Phenolic Compound Profiles And Antioxidant Capacity of Persea americana Mill. Peels And Seeds of Two Varieties, J agric Food Chem, 60(18):4613-9. Kumalasari, I.A., 2013, Efek Hepatoprotektor Jangka Panjang Dekokta Biji Persea americana Mill. Terhadap Aktivitas ALT-AST Pada Tikus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi, 78, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Kumar, Abbas, dan Fausto, 2010, Dasar Patologis Penyakit, Edisi 7, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 900-912. Lee, J.S., 2012, Albumin for End-Stage Liver Disease, Korean J Intern Medicine, 13-19. Lopa, A.T., Rusli, B., Arif, M., dan Hardjoeno, 2007, Analisis Kadar Albumin Serum Dengan Rasio De Ritis Pada Penderita Hepatitis B, Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol.13 No.2, 6062. Mader, S.S., 2010, Human Biology, 11th ed., McGraw-Hill, New York, pp. 166168. Malangngi, L.P., Sangi, M.S., dan Paendong, J.J.E., 2012, Penentuan Kandungan Tanin dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill. ), Jurnal MIPA UNSRAT, 1 (1), 5-10. McPhee, S.J. dan Ganong, W., 2011, Patofisiologi Penyakit: Pengantar Menuju Kedokteran Klinis, Edisi kelima, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 419-427. Panjaitan,R.G.P., Handharyani, E., Chairul, Masrianti, Zakiah, Z., dan Manalu, W., 2007, Pengaruh Pemberian Karbon Tetraklorida Terhadap Fungsi Hati Dan Ginjal Tikus, Makara, Vol. 11: 11-16. Pearce dan Evelyn C., 2009, Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis, Gramedia, Jakarta, hal. 243, 247. Permatasari, I.D., 2013, Pengaruh Waktu Pemberian Infusa Biji Alpukat (Persea americana Mill. ) Secara Akut Sebagai Hepatoprotektif Terhadap Aktivitas ALT-AST Serum Pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida, Tesis, 46, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Proseanet, 2014, Persea americana Mill., http://www.proseanet.org/prohati4/browser.php?keywords=persea+ameri cana&do_search=Search+Now&pcategory=0, diakses tanggal 12 September 2014. Richard, J. and Lingvay, I., 2011, Hepatic Steatosis and Type 2 Diabetes: Current and Future Treatment Considerations, Expert Rev Cardiovasc Ther., 9 (3), 321-328. Robbins and Cotran, 2010, Phatologic Basic of Disease, 8th ed, Elsevier Inc., New York, p. 834.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Rosari, A., 2013, Efek Hepatoprotektor Jangka Pendek Dekokta Biji Persea americana Mill. Terhadap Aktivitas ALT-AST Pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi, 47, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sari, W., Indrawati, L., and Djing, O.G., 2008, Care Yourself : Hepatitis, Penebar Plus, Jakarta, pp.14-16. Schuppan, D. and Afdhal, N.H., 2009, Liver Cirrhosis, Lancet, 371 (9615), 838851. Setiadi, 2007, Anatomi & Fisiologi Manusia, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 77-81. Servillon, R.J.T., Dingal, M.C.C., Lusica,M.C., Yamson, M.A.K., and Balonebro, M.J.B., 2014, Antibacterial Activity of Persea americana Mill. (Avocado) Peel Extract Against Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) and MultiDrug Resistant Clinical Isolates, Iamure Multidisciplinary Research, Vol. 5 No. 1. Singh, A., Bhat, T.K., and Sharma, O.P., 2011, Clinical Biochemistry, of Hepatotoxicity, J Clinic Toxicol, S4:001, 1-19. Sivakrishnan, S. and Kottaimuthu, A., 2014, Hepatoprotective Activity of Ethanolic Extract of Aerial Parts of Albizia Procera Roxb (Benth.) Against Paracetamol Induced Liver Toxicity on Wistar Rats, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science, Vol 6, Issu 1. Sutedjo, A.Y., 2006, Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Amara Books, Yogyakarta, hal. 97. Timbrell, J.A., 2009, Principles of Biochemical Toxicology, Informa Healthcare, USA, New York, pp. 193-311. USDA,
2014, Persea americana Mill. , last modified, http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=PEAM3, diakses tanggal 30 Agustus 2014.
Vinha, A.F., Moreira, J., and Barreira, S.V.P., 2013, Physicochemical Parameters, Phytochemical Composition and Antioxidant Activity of the Algarvian Avocado (Persea americana Mill. ), Journal of Agricultural Science, Vol. 5, No. 12. Wibowo, D.S. dan Paryana, 2009, Anatomi Tubuh Manusia, Graha Ilmu, Indonesia, hal. 347.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Wijaya, L.S., 2013, Efek Antihepatotoksik Infusa Herba Mimosa Pigra L. Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi, 55, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1. Foto kulit Persea americana Mill.
Lampiran 2. Foto serbuk kulit Persea americana Mill.
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2. Foto dekokta kulit Persea americana Mill.
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Hasil uji determinasi Persea americana Mill.
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5. Surat Ethical Clearance
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Lampiran 6. Hasil uji kadar air serbuk kering kulit Persea americana Mill.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Lampiran 7. Analisis statistik data aktivitas ALT uji pendahuluan waktu pencuplikan darah hewan uji setelah diinduksi karbon tetraklorida 2 ml/KgBB
NPar Tests Descriptives
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
ALT 0
3
72.3333
10.06645
63.00
83.00
ALT 24
3
2.1733E2
4.72582
212.00
221.00
ALT 48
3
90.3333
6.50641
84.00
97.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT_0 N
ALT_24
ALT_48
3
3
3
72.3333
2.1733E2
90.3333
1.00664E1
4.72582
6.50641
Absolute
.219
.304
.187
Positive
.219
.219
.187
Negative
-.189
-.304
-.181
Kolmogorov-Smirnov Z
.380
.527
.324
Asymp. Sig. (2-tailed)
.999
.944
1.000
Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
Oneway Descriptives 95% Confidence Interval for Mean Std. N
Mean
Deviation
Std. Error
Lower
Upper
Bound
Bound
Minimum Maximum
ALT 0
3
72.3333
10.06645
5.81187
47.3269
97.3398
63.00
83.00
ALT 24
3
2.1733E2
4.72582
2.72845
205.5938
229.0729
212.00
221.00
ALT 48
3
90.3333
6.50641
3.75648
74.1705
106.4961
84.00
97.00
Total
9
1.2667E2
68.74773
22.91591
73.8225
179.5108
63.00
221.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Test of Homogeneity of Variances ALT Levene Statistic
df1
.742
df2 2
Sig. 6
.515
ANOVA ALT Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
Df
Mean Square
37478.000
2
18739.000
332.000
6
55.333
37810.000
8
F
Sig.
338.657
.000
Post Hoc Tests Multiple Comparisons ALT Scheffe 95% Confidence Interval
Mean Difference (I) perlakuan
(J) perlakuan
ALT 0 jam
ALT 24 jam
-145.00000*
6.07362
.000
-164.4797
-125.5203
ALT 48 jam
-18.00000
6.07362
.067
-37.4797
1.4797
ALT 0 jam
145.00000*
6.07362
.000
125.5203
164.4797
ALT 48 jam
127.00000*
6.07362
.000
107.5203
146.4797
18.00000
6.07362
.067
-1.4797
37.4797
-127.00000*
6.07362
.000
-146.4797
-107.5203
ALT 24 jam
ALT 48 jam
ALT 0 jam ALT 24 jam
(I-J)
Std. Error
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Homogeneous Subsets ALT Scheffe Subset for alpha = 0.05 perlakuan
N
1
2
ALT 0 jam
3
72.3333
ALT 48 jam
3
90.3333
ALT 24 jam
3
Sig.
217.3333 .067
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Lampiran 8. Analisis statistik data kadar albumin kelompok perlakuan
NPar Tests Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
kontrol_hepatotoksin
5
2.9160
.16319
2.76
3.17
kontrol_olive_oil
5
3.6280
.14025
3.44
3.77
kontrol_DKPA
5
3.8480
.17740
3.68
4.07
DKPA_363
5
3.2840
.19360
3.03
3.51
DKPA_762
5
3.0140
.16072
2.85
3.23
DKPA_1600
5
2.9160
.17038
2.70
3.14
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test kontrol_hep kontrol_oliv kontrol_DK DKPA_36 DKPA_76 DKPA_16 atotoksin N
e_oil
PA
3
2
00
5
5
5
5
5
5
Mean
2.9160
3.6280
3.8480
3.2840
3.0140
2.9160
Std. Deviation
.16319
.14025
.17740
.19360
.16072
.17038
Absolute
.187
.190
.228
.190
.198
.224
Positive
.187
.158
.228
.170
.198
.176
Negative
-.170
-.190
-.204
-.190
-.154
-.224
Kolmogorov-Smirnov Z
.419
.425
.510
.424
.442
.502
Asymp. Sig. (2-tailed)
.995
.994
.957
.994
.990
.963
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Oneway Descriptives Albumin 95% Confidence Interval for Mean
N Kontrol
Mean
Std.
Std.
Lower
Deviation
Error
Bound
Minimu Maximu Upper Bound
m
m
5
2.9160
.16319
.07298
2.7134
3.1186
2.76
3.17
5
3.6280
.14025
.06272
3.4539
3.8021
3.44
3.77
5
3.8480
.17740
.07933
3.6277
4.0683
3.68
4.07
DKPA 363
5
3.2840
.19360
.08658
3.0436
3.5244
3.03
3.51
DKPA 762
5
3.0140
.16072
.07187
2.8144
3.2136
2.85
3.23
DKPA 1600
5
2.9160
.17038
.07620
2.7044
3.1276
2.70
3.14
30
3.2677
.39712
.07250
3.1194
3.4160
2.70
4.07
hepatotoksin kontrol olive oil kontrol DKPA 1600
Total
Test of Homogeneity of Variances albumin Levene Statistic .194
df1
df2 5
Sig. 24
.962
ANOVA albumin Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
Df
Mean Square
3.893
5
.779
.680
24
.028
4.573
29
F 27.462
Sig. .000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Post Hoc Tests Multiple Comparisons Albumin Scheffe Mean 95% Confidence Interval
Difference (I(I) perlakuan
(J) perlakuan
Kontrol hepatotoksin kontrol olive oil
Sig.
Lower Bound Upper Bound
.10649
.000
-1.0975
-.3265
-.93200*
.10649
.000
-1.3175
-.5465
DKPA 363
-.36800
.10649
.068
-.7535
.0175
DKPA 762
-.09800
.10649
.971
-.4835
.2875
DKPA 1600
.00000
.10649
1.000
-.3855
.3855
.71200*
.10649
.000
.3265
1.0975
-.22000
.10649
.526
-.6055
.1655
DKPA 363
.34400
.10649
.102
-.0415
.7295
DKPA 762
.61400*
.10649
.001
.2285
.9995
DKPA 1600
.71200*
.10649
.000
.3265
1.0975
.93200*
.10649
.000
.5465
1.3175
.22000
.10649
.526
-.1655
.6055
DKPA 363
.56400*
.10649
.001
.1785
.9495
DKPA 762
.83400*
.10649
.000
.4485
1.2195
DKPA 1600
.93200*
.10649
.000
.5465
1.3175
.36800
.10649
.068
-.0175
.7535
-.34400
.10649
.102
-.7295
.0415
-.56400*
.10649
.001
-.9495
-.1785
DKPA 762
.27000
.10649
.303
-.1155
.6555
DKPA 1600
.36800
.10649
.068
-.0175
.7535
Kontrol hepatotoksin
kontrol DKPA 1600
kontrol DKPA 1600 Kontrol hepatotoksin
kontrol olive oil
DKPA 363
Std. Error
-.71200*
kontrol DKPA 1600
kontrol olive oil
J)
Kontrol hepatotoksin
kontrol olive oil kontrol DKPA 1600
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DKPA 762
DKPA 1600
Kontrol hepatotoksin .09800
.10649
.971
-.2875
.4835
kontrol olive oil
-.61400*
.10649
.001
-.9995
-.2285
kontrol DKPA 1600
-.83400*
.10649
.000
-1.2195
-.4485
DKPA 363
-.27000
.10649
.303
-.6555
.1155
DKPA 1600
.09800
.10649
.971
-.2875
.4835
.00000
.10649
1.000
-.3855
.3855
kontrol olive oil
-.71200*
.10649
.000
-1.0975
-.3265
kontrol DKPA 1600
-.93200*
.10649
.000
-1.3175
-.5465
DKPA 363
-.36800
.10649
.068
-.7535
.0175
DKPA 762
-.09800
.10649
.971
-.4835
.2875
Kontrol hepatotoksin
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogeneous Subsets albumin Scheffe Subset for alpha = 0.05 Perlakuan
61
N
1
2
Kontrol hepatotoksin
5
2.9160
DKPA 1600
5
2.9160
DKPA 762
5
3.0140
DKPA 363
5
3.2840
kontrol olive oil
5
kontrol DKPA 1600
5
Sig. Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
3
3.2840 3.6280
3.6280 3.8480
.068
.102
.526
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Lampiran 9. Perhitungan penetapan peringkat dosis dekokta kulit Persea americana Mill. pada kelompok perlakuan Penetapan peringkat dosis : Konsentrasi dekokta kulit Persea americana Mill. sebesar 8% (Rosari, 2013) Bobot tikus yaitu 200 g Pemberian dekokta secara per oral pada tikus yaitu 4 mL Penentuan dosis rendah dekokta kulit Persea americana Mill. didasarkan pada penggunaan rebusan kulit Persea americana Mill. di masyarakat sebesar 4 g/hari. Dosis manusia 70 KgBB = 4 g Konversi dosis manusia 70 Kg ke tikus 200 g = 0,018
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Dosis untuk tikus 200 gBB = 0,018 x 4 g = 0,072 g/200 gBB = 360 mg/KgBB Penetapan dosis tertinggi dekokta kulit Persea americana Mill. D X BB = C X V dosis x berat badan tikus = konsentrasi dekokta x volume pemberian D x 200 g = 8 g/100 mL x 4 mL Dosis = 1600 mg/KgBB Penetapan dosis tengah di dasarkan pada faktor kelipatan dari kedua dosis, dengan nilai n = 3 Faktor kelipatan =
n-1
dosis tinggi dosis rendah
√
2
1600
= √ 360 = 2,1
Dosis tengah = 1600 mg/KgBB : 2,1 = 761,9 mg/KgBB = 762 mg/KgBB Dosis rendah = 761,9 mg/KgBB : 2,1 = 362,8 mg/KgBB = 363 mg/KgBB Lampiran 10. Perhitungan konversi dosis untuk manusia
Konversi tikus 200 g ke manusia 70 KgBB = 56,0
Penetapan Dosis dekokta Kulit Persea americana Mill. : Dosis manusia = dosis tikus 200 gBB x angka konversi ke manusia 1. Dekokta Kulit Persea americana Mill. dosis 363 mg/KgBB 363 mg/KgBB = 0,363 g/1000 gBB = 0,0726 g/200 gBB 0,0726 g/200 gBB x 56,0 = 4,0656 g/70 KgBB Jadi, dosis dekokta kulit Persea americana Mill. pada manusia adalah 4,0656 g/70 KgBB 2. Dekokta Kulit Persea americana Mill. dosis 762 mg/KgBB 3. Dekokta Kulit Persea americana Mill. dosis 1600 mg/KgBB
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
BIOGRAFI PENULIS Penulis skripsi berjudul “Pengaruh Pemberian Jangka Panjang Dekokta Kulit Persea americana Mill. terhadap Kadar Albumin pada Tikus Jantan Terinduksi Karbon Tetraklorida” yang memiliki nama lengkap Angeline Syahputri Fransiskus, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari Bapak Fransiskus Xaverius dan Ibu Dewi Chandrawati. Penulis dilahirkan di Pulau Bunyu pada tanggal 7 Desember 1993 silam. Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu TK Kuncup Mekar, Pulau Bunyu (1998-1999), kemudian melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD Patra Dharma, Pulau Bunyu (1999-2005), tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 03, Pulau Bunyu (2005-2008), tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Katolik Santo Yusup Karangpilang, Surabaya (2008-2011). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2011. Semasa kuliah, penulis aktif dalam mengikuti kegiatan kepanitiaan dan organisasi, di antaranya sebagai anggota Divisi Publikasi dan Informasi DPMF (2012-2013), seksi acara dalam kegiatan Desa Mitra (2012), anggota Pengabdian Masyarakat dalam kepengurusan ISMAFARSI KOMISARIAT SANATA DHARMA (2012-2013), anggota UKF Basket Putri (2012-2013), dan Koordinator Sie Liturgi Tim-2 dalam Perayaan Ekaristi Pekan Suci 2012. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Farmasi Komunitas, dan penulis mengikuti beberapa perlombaan non akademik yaitu basket putri dan mendapat Juara III pada event “Farmasi Cup Se-DIY” tahun 2011, Juara III di “Farmasi UGM Cup Se-DIY” (2012), dan JUARA II Kompetisi Basket Putri: “Potensi MIPA FAIR UII 2012 Se-DIY.