PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA LINGKUNGAN SEKITAR RUMAHKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Nari Budi Lestari Nim : 111134062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA LINGKUNGAN SEKITAR RUMAHKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Nari Budi Lestari Nim : 111134062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk: TUHAN YESUS KRISTUS Penuntun Hidupku Papa dan Mamaku tercinta Koenari dan Sri Liana yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat. Aprilia Ayomi Putri, Renanda Christya Anggita dan Ignasia Meilina Terimakasih atas segala semangat yang diberikan saat saya mengalami berbagai masalah. Sahabat-sahabatku mahasiswa PGSD kelasA Terimakasih atas segala semangat, dukungan, hiburan, dan perhatian yang telah kalian berikan Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. (Amsal 1:7) Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapatkan; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu (Matius 7:7) Doa mengubah segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Februari 2015
Nari Budi Lestari
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Nari Budi Lestari
NomorMahasiswa
: 111134062
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Lingkungan Sekitar Rumahku Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk
media
lain,
mengelolanya
dalam
bentuk
pangkalan,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 26 Februari 2015
Yang menyatakan
Nari Budi Lestari
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA LINGKUGAN SEKITAR RUMAHKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR
Nari Budi Lestari Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan. Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013, peneliti menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, berpikir tingkat tinggi, pendidikan karakter, dan penilaian otentik. Perangkat pembelajaran ini dikembangkan sesuai prosedur pengembangan bahan ajar milik Jerold E. Kemp dan prosedur penelitian pengembangan oleh Bolg dan Gall. Prosedur pengembangan tersebut dijadikan sebuah model pengembangan yang lebih sederhana. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 langkah: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, sehingga dapat menghasilkan desain produk pengembangan yang layak digunakan. Penelitian ini menggunakan instrumen dari daftar pertanyaan analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru kelas 1 SD BOBKRI Gondolayu, sedangkan kuesioner digunakan untuk memvalidasi perangkat pembelajaran dan dilakukan oleh 2 pakar kurikulum SD 2013 serta 2 guru kelas 1 SD. Berdasarkan validasi pakar kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 4,2 (baik) dan skor 4,5 (sangat baik), serta validasi dari guru kelas 1 SD menghasilkan skor 4,6 (sangat baik) dan skor 4,7 (sangat baik). Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi tersebut memperoleh rerata skor 4,5 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek dari instrumen yaitu, (a) identitas RPPTH, (b) perumusan indikator, (c) perumusan tujuan, (d) pemilihan materi ajar, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media belajar, (g) metode pembelajaran, (h) skenario pembelajaran, (i) penilaian, (j) lembar kerja siswa, dan (k) bahasa.
Kata kunci : kurikulum SD 2013, perangkat pembelajaran.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
Learning Tools Development Subtheme: “Environment around My House” Refers to 2013 Elementary School Curriculum for First Grade of Elementary Students Nari Budi Lestari Sanata Dharma University
2015 This study is a development study type. In developing learning toolsrefer to 2013 Elementary School Curriculum, author used integrative thematic approaches, scientific and high level thinking approaches, character education and authentic assessment. The learning toolsare developed according to Jerold E. Kemp’s material development procedure and development study procedure by Bolg and Gall.The development procedures are packed into a simpler development model. There are five stages in the development procedure used in this study: (1) potential and problems, (2) data collecting, (3) product design, (4) experts validation, (5) design revision, so that these stages will make a fit development product design. The study usesinstruments from question lists of requirement analysis and questioners. Interviewsare served to analyzefirst grade BOBKRI Gondolayu elementary schoolteacher’s need while questioners are used to validate learning toolsand served by two 2013 elementary school curriculum experts and two first grade elementary school teachers. According to the validation of the 2013 elementary school curriculum experts resulted in 4.2 (good) score and 4.5 (very good) score. Validation from the first grade elementary school teachers resulted in 4.6 (very good) and 4.7 (very good) score. The validated learning toolshave a score average of 4.5 and categorized as “very good”. It can be seen from the aspects of the instruments, (a) RPPTH identity, (b) indicator formulation, (c) goal formulation, (d) learning material selection, (e) learning sources selection, (f) learning media selection, (g) learning methods, (h) learning scenarios, (i) assessment, (j) students worksheets, and (k) language. Key words: 2013 elementary school curriculum, learning tools
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa melimpahkan kasihNya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat pembelajaran Subtema Lingkungan Sekitar Rumahku Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing
dan
memberi
dukungan
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini. 4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing
dan
memberi
dukungan
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini. 5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Dosen Penguji. 6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 7. Ibu Kristin selaku guru kelas I SD BOBKRI GONDOLAYU yang telah bersedia melakukan wawancara untuk analisis kebutuhan. 8. Haryati, S.Pd. selaku guru kelas I SD yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9. Edwin Dwi Septiyanto, S.Pd. selaku guru kelas I SD yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian. 10. Triyatno, S.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 11. Hudiharsi S. C, S.Pd.SD selaku validator Pakar Kurikulum 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 12. Orang tuaku Koenari dan Sri Liana yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Gregorius Rudi Setyawan, S.T yang telah setia mendampingi dan mengantar kemanapun dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Teman-teman kelas A angkatan 2011 yang selalu mendukung dan memberikan semangat 15. Segenap pihak yang tidak bias disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 26 Februari 2015 Penulis
Nari Budi Lestari
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................ii HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................iv HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................................vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................ vii ABSTRAK .........................................................................................................viii ABSTRACT ........................................................................................................ix KATA PENGANTAR....................................................................................... x DAFTAR ISI...................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................4 1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................5 1.5 Batasan Istilah ...............................................................................................6 1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan .....................................................8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ..............................................................................................9 2.1.1 Kurikulum SD 2013 .................................................................................9 2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 .........................10 2.1.1.2 Penguatan Pendidikan Karakter dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ......................................................................................15
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Halaman 2.1.1.3 Pendekatan Tematik Integratif..............................................................20 2.1.1.4 Pendekatan Saintifik .............................................................................23 2.1.1.5 Penilaian Otentik...................................................................................28 2.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ..........................................31 2.2.1 Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan...........................................38 2.3 Penelitian yang Relevan................................................................................40 2.4 Kerangka Berpikir.........................................................................................43 2.5 Pertanyaan Penelitian ....................................................................................44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................46 3.2 Prosedur Pengembangan ..............................................................................49 3.2.1 Potensi dan Masalah................................................................................51 3.2.2 Pengumpulan Data ..................................................................................51 3.2.3 Desain Produk .........................................................................................51 3.2.4 Validasi Desain .......................................................................................52 3.2.5 Revisi Desain...........................................................................................52 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian.....................................................................53 3.4 Instrumen Penelitian ....................................................................................54 3.5 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................54 3.6 Teknik Analisis Data....................................................................................55 3.6.1 Data Kualitataif .......................................................................................55 3.6.2 Data Kuantitatif .......................................................................................55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan .......................................................................................59 4.1.1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ....................................................59 4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...............................63 4.2 Deskripsi Produk Awal .................................................................................64 4.2.1 Silabus .....................................................................................................64 4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) .............65 4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk .................................................................68
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Halaman 4.3.1 Data Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk.................68 4.3.2 Data Validasi Guru SD yang Sudah Melaksanakan Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk..................................................70 4.4 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan..........................................................71 4.4.1 Kajian Produk Akhir................................................................................71 4.4.1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) .............71 4.5 Pembahasan...................................................................................................75 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan....................................................................................................80 5.2 Keterbatasan Pengembangan.........................................................................81 5.3 Saran .............................................................................................................81 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................83 LAMPIRAN .......................................................................................................86
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum......................................................12 Tabel 2.Kategori Pengklasifikasian Proses Kognitif...........................................19 Tabel 3.Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Sciencetific....................................24 Tabel 4.Waktu Pelaksanaan Penelitian ...............................................................53 Tabel 5.Konversi Nilai Skala Lima.....................................................................55 Tabel 6. Kriteria Skor Skala Lima ......................................................................57 Tabel 7. Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi .......................................70 Tabel 8.Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas 1 ............................................................................76
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ....................................................14 Gambar 2 Taksonomi Bloom versi Revisi ............................................................18 Gambar 3.Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp ..................................32 Gambar 4, Langkah-langkah Penggunaan R&D..................................................46 Gambar 5.Prosedur Penelitian dan Pengembangan ..............................................50
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Surat Penelitian Wawancara..............................................................87 Lampiran 2 Surat Bukti Wawancara.....................................................................89 Lampiran 3 Insrtumen Analisis Kebutuhan..........................................................89 Lampiran 4 Data mentah Validator Ahli..............................................................94 Lampiran 5 Data Mentah Validator Guru...........................................................103 Lampiran 6 Biodata Peneliti...............................................................................112
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang besar dengan sumber daya alamnya
yang melimpah, dengan demikian tentu Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi salah satu bangsa yang maju, bermartabat dan lebih baik. Untuk mewujudkan itu semua, tentunya dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kreatif yang memiliki visi yang jelas dan terarah untuk kemajuan bangsa. Untuk dapat memenuhi tujuan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas tentunya pendidikan adalah faktor terpenting yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan yang sering dikenal
di masyarakat merupakan pendidikan
dalam arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh peserta didik melalui pendidik dan biasanya dilakukan pada suatu lembaga atau institusi. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan juga mempunyai kepribadian yang baik dalam hal kompetensi, keterampilan, sikap, maupun religiusitas. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap-tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenjang pendidikan (Oemar, 2011: 18). Oemar juga mengatakan bahwa pendidikan nasional berakar dari kebudayaan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
nasional, dan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan ketentuan dan konsep-konsep tersebut, pengembangan kurikulum dapat berlandaskan faktor-faktor seperti tujuan filsafat dan pendidikan nasional, sosial budaya dan agama yang berlaku, perkembangan peserta didik, keadaan lingkungan
sekitar,
kebutuhan
pembangunan,
dan
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang melakukan penyederhanaan materi dan dilakukan secara tematik integratif dan saintifik. Kurikulum 2013 juga akan menambahkan jam pelajaran dengan tujuan membantu peserta didik untuk mampu lebih baik dalam melakukan aktivitas belajar seperti observasi, bertanya, bernalar, dan mempresentasikan apa yang mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran, dan diharapkan keterampilan, dan sikap
peserta didik memiliki kompetensi,
yang jauh lebih baik.
Kurikulum 2013 juga lebih
menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif pendidikan karakter maupun budi pekerti luhur dalam Kurikulum 2013 diterapkan kesemua bidang studi. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan ketepatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya (Daryanto, 2012: 1). Sebagai aktor utama, seorang guru harus memiliki pengetahuan dalam menyusun rencana pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 (Hidayat, 2013: 113). Menjadi seorang guru yang efektif adalah sebuah proses yang tidak pernah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
berhenti. Sebagai seorang guru, komunikasi yang terampil, kemampuan memimpin kelas, gaya pengajaran, dan pengetahuan untuk merencakan dan memberikan pelajaran berkualitas tinggi merupakan aspek yang penting (Gania: 2011: 67). Penyusunan rencana pembelajaran ini diwujudkan dalam pembuatan perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu KR Guru kelas I SD BOPKRI Gondolayu, pada hari Selasa, tanggal 15 April 2014, pukul 19.00 WIB, diperoleh informasi bahwa guru membutuhkan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter mengacu Kurikulum 2013. Hal tersebut dikarenakan pendidikan karakter sangatlah penting ditanamkan pada siswa SD. Karakter belum terbentuk secara optimal pada siswa SD terutama karakter jujur, tanggung jawab, dan kerjasama. Ibu KR menyadari bahwa pemahamannya terhadap Kurikulum SD 2013 masih sangat terbatas karena kurang maksimalnya sosialisasi dari dinas pendidikan. Kesulitan yang dihadapi ibu KR terletak pada penilaian otentik, beliau
mengungkapkan
bahwa
penilaian
tersebut
sangat
rumit
dan
membingungkan. Sama halnya dengan menyusun rubrik penilaian non tes beliau menuturkan masih sangat memerlukan contoh-contoh rubrik penilaian, karena beliau masih merasa kesulitan dalam membuatnya. Pemahaman guru terhadap pendidikan karakter hanya sebatas nilai yang berkaitan dengan tingkah laku siswa, sedangkan penanamannya pada diri siswa masih sangat kurang. Guru hanya menanamkan nilai karakter pada keseharian siswa di sekolah. Guru belum mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
terutama dalam pengembangan bahan ajar karena guru masih merasa kesulitan. Guru sulit dalam menghubungkan nilai karakter yang sesuai dengan materi Bahasa Indonesia khususnya keterampilan mendengarkan. Kesulitan guru dikarenakan buku-buku penunjangnya belum menampilkan pendidikan karakter. Selain itu, tingkat pemahaman dan perkembangan siswa berbeda-beda. Faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan teman sebaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa. Berdasarkan survei kebutuhan, dapat disimpulkan bahwa guru masih sangat memerlukan reverensi perangkat pembelajaran yang lengkap dan sesuai dengan Kurikulum 2013 agar implementasi Kurikulum SD 2013 berhasil diterapkan di seluruh sekolah-sekolah. Oleh sebab itu, peneliti mencoba mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum SD 2013 pada Subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar. 1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar? 1.2.2 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
1.2.3 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut guru SD kelas 1? 1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar 1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu KurikulumSD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum. 1.3.3 Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu KurikulumSD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut guru SD kelas 1. 1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Mahasiswa Penelitian ini memberikan pengalaman dan pengetahuan yang baru terutama semakin terampil dalam membuat bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema lingkungan sekitar rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar. 1.4.2 Bagi Guru Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 subtema lingkungan sekitar rumahku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar. 1.4.3 Bagi Siswa Bahan ajar ini membantu siswa kelas I Sekolah Dasar dalam melakukan pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 subtema lingkungan sekitar rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar. 1.4.4 Bagi Sekolah Sebagai tambahan refrensi bagi sekolah dalam mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 subtema lingkungan sekitar rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar. 1.4.5 Bagi Prodi Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 subtema lingkungan sekitar rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar. 1.5
Batasan Istilah
1.5.1 Kurikulum SD 2013 merupakan salah satu instrumental input dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yang dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
1.5.2 Penguatan Pendidikan karakter memperkuat aspek karakter atau nilai-nilai kebaikan. Sekarang ini banyak terdapat fakta-fakta terjadinya kemerosotan karakter pada anak-anak. Karakter merupakan hal yang penting dan mendasar bagi manusia, karakter semesti dibentuk sejak manusia itu masih kanak-kanak. Penguatan pendidikan karakter ditanamkan melalui proses pembelajaran. 1.5.3 Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
merupakan proses kognitif yang
bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik, kemampuan tersebut tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja tetapi juga kemampuan berpikir yang lain seperti memahami, menganalisis, dan lainnya. 1.5.4 Pendekatan tematik integratif dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran tersebut dibuat pertema dengan mengacu karakteristik peserta didik dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain. 1.5.5 Pendekatan saintifik ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik secara maksimal. Kelima proses belajar secara saintifik tersebut diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan inti pembelajaran 1.5.6 Perangkat Pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
pembelajaran, instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian. 1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan 1.6.1 Komponen RPPTH yang disusun lengkap yaitu: 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) materi ajar, 5) sumber belajar, 6) media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, dan 10) lembar kerja siswa. 1.6.2 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran. 1.6.3 RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. 1.6.4 RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik. 1.6.5 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik dapat menilai kemampuan siswa dari segi pengetahuan, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual. 1.6.6 RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
Kajian Pustaka
2.1.1 Kurikulum SD 2013 Kurikulum didefinisikan sebagai suatu bahan tertulis yang berisi tentang program-program pendidikan untuk sekolah. Program-program pendidikan ini harus dilaksanakan oleh sekolah dari tahun ke tahun (Hidayat, 2013: 20). Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Terdapat dua dimensi dari pengertian kurikulum tersebut yaitu (1) rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran dan (2) cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran (UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Kini pemerintah Indonesia sedang menyusun sebuah kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013 yang dianggap dapat mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan (Ahmadi, 2014: 77). Perubahan kurikulum dalam sistem pendidikan dilakukan agar pendidikan di Indonesia tidak semakin tertinggal (Rizali, 2009: 13). Sebagian orang masih menganggap kurikulum sama dengan bahan ajar atau buku- buku pelajaran. Apabila terjadi perubahan kurikulum berarti identik dengan digantinya bahan ajar atau buku-buku pelajaran. Padahal, perubahan dari kurikulum KTSP 2006 ke kurikulum 2013 merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan capaian pendidikan. Orientasi Kurikulum 2013
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
adalah terjadinya keseimbangan antara kompentensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 2.1.1.1 Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan lima faktor yaitu tantangan internal, tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, dan penguatan materi (Permen No 67, 2013: 1). Tantangan internal ini terkait dengan kondisi pendidikan dan perkembangan penduduk Indonesia. Kondisi pendidikan mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Terkait dengan perkembangan penduduk, Indonesia saat ini memiliki penduduk usia produktif yang lebih banyak dari usia tidak produktif. Jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncak pada tahun 2020- 2035 hingga 70%. Untuk mengahadapi hal tersebut perlu dilakukan upaya untuk membuat penduduk usia produktif ini menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan. Tantangan Eksternal terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan (Permen No 67, 2013: 2).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Selain tantangan internal dan eksternal, dilakukan penyempurnaan dalam pola pikir pengembangan kurikulum 2013. Berikut adalah pola pikir pengembangan kurikulum 2013 dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya : 1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihanpilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; 2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakatlingkungan alam, sumber/ media lainnya); 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) pola
pembelajaran
pasif
menjadi
pembelajaran
aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap peserta didik;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. Penguatan tata kelola di dalam Kurikulum 2013 juga dilakukan sebagai berikut ini : 1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; 2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah
sebagai
pimpinan kependidikan
(educational leader); dan 3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. Tata kelola pelaksanaan kurikulum dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum (Suyanto dalam Husamah, 2013) Elemen
Siswa
Ukuran Tata Kelola Kewenangan Kompetensi Beban Efektivitas waktu untuk kegiatan pembelajaran Peran penerbit Variasi materi dan proses Variasi beban siswa Hasil pembelajaran
Pemantauan
Titik
Guru
Buku
KTSP 2006
Kurikulum 2013
Hampir mutlak Harust inggi Berat Rendah
Terbatas Sebaiknya tinggi. Ringan Tinggi
Besar Tinggi
Kecil Rendah
Tinggi
Rendah
Tergantung sepenuhnya Tidak sepenuhnya oleh guru tergantung oleh guru. Banyak Sedikit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penyimpangan Besar penyimpangan Pengawasan Penyusunan Silabus
Guru
Pemerintah Guru Penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran tematik harian tematik harian
Pelaksanaan pembelajaran
Guru Pemerintah daerah
Penajaminan Mutu
Pemerintah
Tinggi Sulit, hampir mungkin Hampir mutlak
13
Rendah tidak Mudah
Pengembangan dari yang sudah disiapkan. Hanya sampai SK-KD Mutlak hampir Mutlak Kecil, kecuali untuk pengembangan dari yang ada pada buku teks Supervisi penyusunan Supervisi dan pelaksanaan dan pemantauapemerintah pemantauan daerah Mutlak Hampir mutlak Pemantauan kesesuaian Pemantauan dengan rencana kesesuaian dengan buku teks Sulit, karena variasi Mudah, karena terlalu besar mengarah pada pedoman yang sama.
Faktor terakhir dalam pengembangan kurikulum 2013 adalah penguatan materi. Penguatan materi ini dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik (Permen No 67, 2013: 3). Pendalaman dan perluasan materi ini didasarkan pada materi-materi pembelajaran yang dikembangkan di negara-negara maju, namun tetap dibandingkan dengan kondisi yang ada di Indonesia (Husamah, 2013: 10). Pengembangan kurikulum 2013 turut mengubah elemen dari kurikulum yang sebelumnya. Ada empat standar kurikulum yang mengalami perubahan yaitu, standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Gambar 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 dikutip dari Press Workshop:Impementasi Kurikulum 2013
Keempat standar tersebut terdapat dalam gambar di atas. Selanjutnya keempat standar tersebut dirumuskan ke dalam tujuh elemen sebagai berikut, (1) Kompetensi Lulusan, terdapat peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetisi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. (2) Kedudukan Mata Pelajaran, kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi. (3) Pendekatan, kompentensi di sekolah dasar dikembangkan melalui tematik integratif dalam semua pelajaran. (4) Struktur Kurikulum, setiap jenjang pendidikan memiliki struktur kurikulum yang berbeda. Pada jenjang sekolah dasar menggunakan struktur kurikulum holistik berbasis sains, jumlah mata pelajaran yang semula 10 di ubah menjadi 6 dan jumlah jam bertambah 4jp/ minggu akibat dari perubahan pendekatan pembelajaran. (5) Proses Pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas, siswa tidak hanya memperoleh sumber belajar dari guru saja, sikap diajarkan melalui contoh dan teladan, pembelajaran di sekolah dasar menjadi tematik terpadu, dan dilengkapi dengan kegiatan mengamati, menanya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
mengolah, menalar, menyajikan, dan menyimpulkan, dan mencipta. (6) Penilaian dilakukan secara otentik yaitu mengukur seluruh kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. (7) Kegiatan Ekstrakurikuler di sekolah dasar antara lain Pramuka (wajib), UKS, PMR, dan Bahasa Inggris. Berdasarkan elemen perubahan di atas dapat disimpulkan bahwa dilakukannya
penataaan
ulang
Standar
Nasional
Pendidikan
untuk
menyempurnakan pendidikan Nasional di Indonesia melalui implementasi Kurikulum 2013 di sekolah dasar. 2.1.1.2 Penguatan Pendidikan karakter dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Ryan menyatakan bahwa, kata karakter berasal dari bahasa Yunani eharassein yang berarti “to engrave” (dalam Suyadi, 2013: 5). Kata “to engrave” itu sendiri dapat diterjemahkan menjadi mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan (Echols dan Shadily, 2000: 214). Arti ini sama dengan arti kata character (dalam bahasa Inggris) yang juga berarti mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan (Echols dan Shadily, 2000: 107). Karakter memiliki arti lain di dalam bahasa Indonesia, menurut Kamus Bahasa Indonesia (2011: 213), karakter adalah sifat-sifat khas yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Suyadi (2013: 5) mengkaitkan karakter kedalam diri seseorang yang diartikan sebagai orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat atau berwatak tertentu dan watak tersebut yang membedakan dirinya dengan orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Lickona (dalam Adisusilo, 2012: 81) menyatakan bahwa ada 11 prinsip untuk menerapkan pendidikan karakter secara efektif yaitu, (1) kembangkan nilainilai universal/ dasar sebagai fondasinya, (2) definisikan “karakter” secara komprehensif yang mencakup pikiran, perasaan, dan perilaku, (3) gunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja, dan proaktif, (4) ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian, (5) beri peserta didik kesempatan untuk melakukan tindakan moral, (6) buat kurikulum akademik yang bermakna dan yang menghormati semua peserta didik, mengembangkan sifat-sifat positif dan membantu peserta didik untuk berhasil, (7) mendorong motivasi peserta didik, (8) melibat seluruh civitas sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral, (9) tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral, (10) libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra, (11) evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah
sebagai
pendidik
karakter,
dan
sejauh
mana
peserta
didik
memenisfestasikan karakter yang baik. Menurut Samani (2012: 45) pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntutan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, dan serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikanwatak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Menurut Sudarminta (dalam Zubaedi 2011: 3), praktik pendidikan semestinya memperkuat aspek karakter atau nilai-nilai kebaikan. Sekarang ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
banyak terdapat fakta-fakta terjadinya kemerosotan karakter pada anak-anak. Karakter merupakan hal yang penting dan mendasar bagi manusia, karakter semesti dibentuk sejak manusia itu masih kanak-kanak. Penguatan pendidikan karakter ditanamkan melalui proses pembelajaran. Menurut Sastraprateja (dalam Mahsudin 2013: 55), Pendidikan Karakter adalah
penanaman
dan
pengembangan
nilai-nilai
pada
diri
seseorang.
Mardiatmaja dalam Mahsudin (2013: 55) menyatakan bahwa pendidikan nilai merupakan bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilainilai serta menempatkan secara integral dalam keseluruhan hidup. Menurut Daryanto (2013: 43) pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. Pendidikan karakter pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan, dam teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan rakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa
berdasarkan
pancasila.
Pendidikan
karakter
berfungsi,
(1)
mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiranbaik, dan berperilaku baik, (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultural, (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia, usaha, dan media massa (Daryanto, 2013: 44). Benyamin. S Bloom (dalam Windie 2013: 6) menjelaskan bahwa berpikir tingkat tinggi merupakan proses kognitif yang bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik. Daryanto (2012: 35) mengungkapkan bahwa tingkatan berpikir dalam Taksonomi Bloom telah digunakan lebih dari setengah abad sebagai dasar dalam penyusunan tujuan pembelajaran, penyusunan penilaian, dan kurikulum di sekolah. Kerangka pikir tersebut memudahkan guru dalam memahami, menata dan mengimplementasikan tujuan pembelajaran, sehingga taksonomi Bloom dianggap menjadi sesuatu yang penting dan mempunyai pengaruh yang luas dalam waktu yang lama. Taksonomi Bloom mendapat koreksi dari Anderson dan Krathwol. Menurut Anderson (2010: 43) Taksonomi Bloom hanya memiliki satu dimensi, sedangkan taksonomi yang telah direvisi memiliki dua dimensi yaitu kognitif dan pengetahuan. Interelasi antara keduanya disebut Tabel Taksonomi. Dimensi proses kognitif berisikan enam kategori, mengingat, memahami, dll. Berikut ini taksonomi tingkatan berpikir Bloom yang telah direvisi : Gambar 2. Taksonomi Bloom versi Revisi (Daryanto, 2012: 36)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Menurut Daryanto, (2012: 36) kategori-kategori pada taksonomi Bloom disusun menjadi sebuah hierarki kumulatif yang artinya penguasaan kategori kompleks mensyaratkan penguasaan semua kategori di bawahnya yang kurang kompleks. Hal ini sejalan dengan Anderson (2010: 43) yang mengungkapkan bahawa kontinum yang mendasari dimensi proses kognitif dianggap sebagai tingkat-tingkat kognisi yang kompleks. Memahami dianggap merupakan tingkat kognisi yang lebih kompleks mengingat; mengaplikasikan diyakini lebih kompleks secara kognitif daripada memahami, dan seterusnya. Hal demikian juga disampaikan oleh Daryanto. Anderson (2010: 43) menjelaskan setiap kategori-kategori dimensi kognitif dalam taksonomi Bloom yang telah di revisi. Kategori- kategori tersebut merupakan pengklasifikasian proses-proses kognitf secara komprehensif yang terdapat dalam tujuan-tujuan dibidang pendidikan. Setiap kategori akan ditunjukkan dalam tabel berikut : Tabel 2. Kategori pengklasifikasian proses kognitif dikutip dari Anderson (2010: 44) Kategori Proses 1. Mengingat 2. Memahami
3. Mengaplikasikan 4. Menganalisis
5. Mengevaluasi
Proses Kognitif Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang Mengkonstruk makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu Memecah-mecah materi menjadi bagianbagian penyusunannya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan Mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/ standar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Mencipta
20
Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk orosinal
2.1.1.3 Pendekatan tematik integratif Kurikulum 2013 berusaha untuk melakukan upaya penyedehanaan dengan menggunakan pendekatan tematik integratif. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada ketelibatan siswa dalam proses belajar secara akif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya (Pusat Kurikulum Balitbang: 2006: 6) Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/ jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk menggantikan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006: 5). Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan suatu pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih dan dengan beragam pengalaman siswa, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Maka pada umumnya pembelajaran tematik/ terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengkaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dan pengalaman kehidupan nyata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
sehari-hari siswa sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. (Subroto, 2003: 9) Trianto (2009: 78) mengungkapkan bahwa
pembelajaran tematik
dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Pembelajaran ini menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika pendidikan. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara ilmiah tentang dunia disekitar mereka. Yani (2014: 115) menyampaiakan filosofi pembelajaran tematik yang berbasis pada pembelajaran tentang kehidupan nyata, peserta didik didorong untuk memperoleh pengalaman langsung dan terlatih dalam menemukan pengetahuan yang dipelajarinya. Peserta didik tidak perlu dibingungkan dengan batas-batas disiplin akademik dari setiap mata pelajaran. Kurniasih (2014: 176) mengungkapkan pendekatan tematik integratif dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran tersebut dibuat pertema dengan mengacu karakteristik peserta didik dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain. Pratsowo (2013: 123) mengungkapkan pembelajaran tematik dan pembelajaran terpadu mengandung makna yang ambigu, sama namun juga berbeda. “Sama” dalam artian bahwa kedua model pembelajaran ini pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
hakikatnya sama-sama suatu pbentuk pembelajaran yang dikembangkan melalui proses pemaduan. Makna “berbeda” dari keduanya dikarenakan pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran terpadu, sehingga cakupan maknya lelebih luas pembelajaran terpadu dibandingkan pembelajaran tematik. Dengan kata lain, model pembelajaran tematik pasti merupakan model pembelajaran terpadu, namun pembelajaran terpadu belum tentu merupakan model tematik. Pembelajaran tematik sebagai bagian dari pembelajaran terpadu memiliki beberapa keuntungan yang dapat dicapai (Panduan KTSP dalam Trianto, 2009: 83) adalah : 1. Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu 2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama 3. Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan 4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa 5. Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas 6. Siswa lebih bergairah karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain 7. Guru dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
pertemuan dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan materi. Yani (2014: 118) Pembelajaran tematik integratif pada Kurikulum 2013 dipilih model spider webbed atau model jaring laba-laba. Hal ini dipilih karena paling mudah memadukan berbagai aspek dan kompetensi. Model jaring laba-laba ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema. Setelah tema disepakati, maka dikembangkanlah menjadi sub-tema dengan tetap memperlihatkan keterkaitan antarmata pelajaran lain. Setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajaran yang mendukung. 2.1.1.4 Pendekatan Saintifik Dalam Kurikulum SD 2013 pendekatan saintifik atau pendekatan sains menyebabkan semua mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh mata pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam (Kurniasih, 2014:141). Kurniasih (2014: 176) juga mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik secara maksimal. Kelima proses belajar secara saintifik tersebut diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan inti pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran pendekatan saintifik ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Tabel 3. Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Saintifik Kegiatan Mengamati Menanya
Mencoba
Menalar
Mengkomunikasikan
Aktivitas Pembelajaran Melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat). Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersifat hipotesis. Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan). Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan. Menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen). Mengumpulkan data. Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/ kategori. Menyimpulkan dari hasil analisis data. Dimulai dari unstructured-uni structure-multi structure-complicated structure. Menyampaikan hasil konseptualisasi. Dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media lainnya.
Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum dan prinsip melalui tahapantahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan: 2014: 34). Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki beberapa karakteristik yaitu, (1) berpusat kepada siswa, (2) melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, (3) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, (4) dapat mengembangkan karakter siswa. Pendekatan saintifik juga memiliki tujuan, berikut ini adalah tujuan dari pendekatan saintifik yang dikemukakan oleh Hosnan dalam bukunya yang berjudul Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Hosnan mengungkapakan bahwa pendekatan saintifik memiliki enam tujuan yaitu, (1) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, (2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3) terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, (4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, (5) untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, dan (6) untuk mengembangkan karakter siswa. Adapun prinsip dari pendekatan saintifik yaitu, (1) pembelajaran berpusat kepada siswa, (2) pembelajaran membentuk students self concept, (3) pembelajaran terhidar dari verbalisme, (4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip, (5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa, (6) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru, (7) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi, (8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Pendekatan saintifik memiliki lima langkah umum yaitu, menggali informasi melalui observing/ pengamatan, questioning/ bertanya, experimenting/ percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, associating/ menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta serta membentuk jaringan/ networking (Hosnan, 2014: 37). Yani (2014: 125) menjelaskan setiap langkah pembelajaran keterampilan proses sains dalam Kurikulum 2013 sebagai berikut: 1. Mengamati, yaitu kegiatan peserta didik diperoleh untuk memperoleh dunia nyata melalui berbagai alat indra pengelihatan, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba. Proses mengamati dapat dilakukan melalui kegiatan observasi lingkungan, menonton video, mengamati gambar, membaca tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca buku, mendengar radio, menyimak cerita, dan berselancar mencari informasi yang ada di media masa atau jejaring internet. 2. Menanya, yaitu kegiatan peserta didik untuk menyatakan secara eksplisit dan rasional apa yang ingin diketahui baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, atau kepada peserta didik lainnya. Pertanyaan dapat berupa meminta informasi, konfirmasi, menyama pendapat, atau bersifat hipotetif. 3. Mengeksperimen, kegiatannya berupa mengumpulkan data melalui kegiatan observasi, wawancara atau uji coba di laboratorium. Kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
mengumpulkan dapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan
data
seunder,
observasi
lapangan,
uji
coba,
wawancara, menyebarkan kuisioner, dan lain-lain. Data yang diperoleh memiliki sifat yang dapat dianalisis dan disimpulkan. 4. Mengasosiasi, yaitu kegiatan peserta didik untuk mengkritisi, menilai, membandingkan, interpretasi data, atau mengajukan pendapatnya berdasarkan data hasil penelitian. Secara khusus, arti mengasosiasi dapat diartikan dengan proses membandingkan antara data yang telah diperolehnya dengan teori yang telah diketahuinya sehingga dapat ditarik kesimpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting. Kegiatan mengasosiasi dapat berupa membuat kategori,menentukan hubungan antar data/ kategori, dan menyimpulkan dari hasil analisis data. Penemuan prinsip dan konsep penting diharapkan dapat menambah skema kognitif peserta didik, memperluas pengalaman dan wawasan pengetahuannya. 5. Mengkomunikasikan
yaitu
kegiatan
peserta
didik
untuk
menyampaikan hasil temuannya di hadapan orang lain. Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan yang dapat dibantu oleh perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi. Artinya, peserta didik dapat menyampaikan dalam forum diskusi kelas atau diunggah di internet.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
2.1.1.5 Penilaian Otentik Menurut Mardapi (2012: 169) asesmen otentik bertujuan untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi yang dimiliki bersifat multi dimensi, oleh karena itu semuadimensi tersebut sedapat mungkin diukur. Dimensi kemampuan pendidik yang paling sederhana adalah kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Oleh karena itu, ketiga aspek tersebut harus dilakukan asesmen. Hasilnya berupa profil peserta didik. Hasil ini digunakan menyusun strategi belajar berikutnya. Yani (2014: 145) menyampaikan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang nyata dan dibuktikan dengan kinerja dan atau hasil-hasil yang dibuat oleh peserta didik. Untuk memperoleh hasil penilaian otentik dibutuhkan proses pengumpulan data selengkap mungkin sehingga memberikan gambaran perkembangan dan hasil belajar peserta didik. Abidin (dalam Yani 2014: 146) mengemukakan bahwa penilaian otentik adalah mengukur, memonitor, dan menilai semua aspek hasil belajar, baik yang sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun berupa perubahan dan perkembangan aktifitas dan perolehan belajar selama proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Asesmen otentik ini digunakan sesuai prosedur akan memiliki kesalahan pengukuran yang kecil. Namun asesmen otentik ini memerlukan waktu yang relatif lama bagi pendidik untuk mengetahui kompetensi peserta didik, informasinya bersifat holistik, menyeluruh tentang kemampuan peserta didik. (Mardapi, 2012: 170)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Asesmen otentik dapat diterapkan pada pembelajaran aktif dan kreatif untuk mata pelajaran apa saja. Lakah pertama dalam melakukan asesmen otentik adalah menetapkan konstruk pembelajaran aktif dan pembelajaran kreatifitas. Konstruk ini bisa diambil dari buku tes, kemudian dikembangkan konstruk aspek afektif dan aspek psikomotorik . Definisi teoritis dari buku teks ini kemudian diopersionalkan sehingga bisa dijabarkan indikatornya. Hal penting dalam asesmen otentik adalah penyusunan rubrik yaitu pedoman penskroran berikut penafsirannya (Mardapi, 2012: 170). Menurut Kurniasih (2014: 179) penilaian otentik ialah penilaian secara untuh, meliputi kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional dan dampak pengiring dari pembelajaran. Dengan kata lain, penilaian otentik ini dapat lebih mudah membantu para guru dalam mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebab, untuk ketiga kompetensi tersebut ada instrumen penilaian masing-masing. Hal ini sejalan dengan Kusaeri (2014: 48) yaitu penilaian otentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input, proses, output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional dan dampak pengiring dari pembelajaran. Penilaian
otentik
merupakan
penilaian
yang
dilakukan
secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input) proses dan keluaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
(output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang meberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas seperti : membaca dan meringkasnya, ekperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multimedia, membuat karangan, dan diskusi kelas (Kusaeri, 2014: 48). Kusaeri (2014: 49) menambahkan bahwa kata lain dari penilaian otentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian otentik ada kalanya disebut penialain responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian otentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan, pengayaan, atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi SNP (Standar Nasional Pendidikan).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Penilaian otentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikansi atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Isitilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi, sedangkan istilah otentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel (Daryanto, 2014: 113). Penilaian otentik bertujuan untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata di mana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Penilaian model ini menekankan pada pengukuran kinerja, doing something, melakukan sesuatu yang merupakan penerapan dari imu pengetahuan yang telah dikuasai secara teoritis. Penilaian otentik dalam implementasi kurikulum 2103 mengacu kepada standar penilaian yang terdiri dari : (1) penilaian kompetensi sikap melalui obeservasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik dan jurnal, (2) pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan, (3) Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio (Daryanto, 2014: 114). 2.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan gurupeserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik (Ahmadi, 2014: 64). Menurut Sudjana (2001: 92), untuk melaksanakan pengembangan perangkat pengajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
diperlukan model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Bedasarkan uraian tersebut, peneliti membuat pengembangan model perangkat pembelajaran dengan menggunakan model pengembangan milik Kemp. Ahmadi mengungkapkan bahwa (2014: 68) Kemp merupakan model yang membentuk siklus. Model ini berorientasi pada pembelajaran yang menyeluruh dan dapat digunakan diseluruh jenjang pendidikan. Ada 4 unsur yang merupkan dasar dalam membuat model Kemp yaitu, (1) untuk siapa program itu dirancang, (2) apa yang harus dipelajari, (3) bagaimana isi bidang studi dapat dipelajari dengan baik, (4) bagaimana mengetahui bahwa proses belajar telah berlangsung. Gambar 3. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp yang telah direvisi (Morrison, dkk., 2011: 17)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp (dalam Trianto, 2010: 82-89) adalah sebagai berikut : 1. Instructional Problems (Masalah Pembelajaran) Pada tahap ini dilakukan identifikasi untuk melihat ada tidaknya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi dilapangan. Aspek yang dilihat antara lain menyangkut model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran. 2. Learner Characteristics (Karakteristik Siswa) Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa mulai dari ciri, kemampuan, dan pengalaman, baik individu maupun kelompok. 1) Tingkah Laku Awal Siswa Dilakukan identifikasi terhadap keterampilan-keterampilan khusus yang
dimilii
oleh
siswa
sebelum
melaksanakan
proses
pembelajaran. Keterampilan-keterampilan khusus tersebut harus dapat siswa lakukan untuk memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif. 2) Karakteristik Siswa Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik secara individu maupun sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
kelompok. Hasil dari analisis ini dapat dijadikan sebagai gambaran untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. 3. Task Analysis (Analisis Tugas) Analisis tugas atau disebut juga analisis tujuan tidak lain dari analisis isi pelajara analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk rencana pelajaran dan lember kegiatan siswa. 1) Analisis Struktur Isi Analisis ini dilakukan untuk mencermati kurikulun yang sesuai mulai dari bahan kajian, pokok bahasan, subpokok bahasan, serta garis besar perincian isi pokok bahasan. 2) Analisis Konsep Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai urutannya dan merinci konsep-konsep yang relevan. Hasil dari analisis ini berupa peta konsep. 3) Analisis Prosedural Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian, hasil dari analisis ini akan diperoleh peta tugas dan analisis prosedural. 4) Analisis Pemrosesan Informasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Analisis ini dilakukan untuk mengelompokkan tugas-tugas yang dilaksanakan
siswa
selama
pembelajaran
dengan
mempertimbangkan waktu. Hasil dari analisis ini adalah cakupan konsep/ tugas yang akan diajarkan dalam satu rencana pelajaran. 4. Instructional Objectives (Merumuskan Indikator) Tahap ini dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional. Fungsi dari merumuskan indikator yaitu sebagai alur untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan sebagai panduan siswa dalam belajar. 5. Content Sequencing (Urutan Materi Pembelajaran) Pada tahap ini, isi pokok bahasan akan diurutkan terlebuh dahulu. Pokok
bahasan
yang
diurutkan
antara
pengetahuan
prasyarat,
familiaritas, kesukaran, minat, dan perkembangan siswa. 6. Instructional Strategies (Strategi Pembelajaran) Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujian. Kegiatan dalam tahap ini adalah pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuannya. 1) Pemilihan Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran 2) Pemilihan Format 7. Designing the Message (Pemilihan Media atau Sumber Belajar)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Menurut Morrison (2011: 16), memilih alat dan bahan yang disesuaikan dengan tujuan dapat membantu keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Jika sumber-sumber pelajaran yang dipilih dan disiapkan dengan baik, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan menarik dan menstimulasi perhatian pada materi pelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan .menggambarkan isi materi dengan lebih jelas. 8. Development of Instruction (Pengembangan Instruksi) Morrison (2011: 16) menjelaskan bahwa setelah melengkapi proses analisis dan mendesain media dan sumber belajar, langkah selanjutnya adalah menyiapkan semua bahan ajar seperti halaman web, bahan cetak, dan rekaman video. 9. Evaluation Instrumens (Instrumen Penilaian) Instrumen penilaian disusun berdasarkan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Kriteria penilaiannya adalah penilaian acuan patokan sehingga hasil tes belajar yang dikembangkan harus dapat mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran khusus. 10. Revision (Revisi Perangkat) Kegiatan revisi ini dilakukan secara terus-menerus dalam pembuatan perangkat pembelajaran. Revisi ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki perangkat pembelajaran
yang
dikembangkan. Revisi dapat dilakukan setelah melalui tahap telaah oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
para pakar, hasil simulasi pembelajaran, hasil uji coba pertama, maupun hasil uji coba kedua. 11. Summative Evaluation (Penilaian Sumatif) Evaluasi ini digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuantujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan untuk pelajaran tertentu. 12. Formative Evaluation (Penilaian Formatif) Penilaian ini dilakukan untuk menemukan kelemahan dalam perencanaan pembelajaran sehingga berbagai kekurangan ini dapat dihindari sebelum perangkat pembelajaran tersebut dipakai secara luas. 13. Confirmative Evaluation (Evaluasi Penegasan) Morrison (2011: 18) menjelaskan bahwa proses evaluasi penegasan adalah proses untuk menentukan apakah desain yang telah dirancang tetap sesuai dari waktu ke waktu. 14. Planning (Perencanaan) Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus-menerus menilai kembali hubungan setiap bagaian itu dengan tata keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain. 15. Implementation (Pelaksanaan) Morrison (2011: 18) memaparkan bahwa selain mendesain instruksi, penting juga untuk merencanakan pelaksanaan. Pelaksanaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
seperti evaluasi formatif dilakukan diawal dalam proses merancang instruksional. Perencanaan dalam pelaksanaan yang dilakukan seawal mungkin,
dapat
membantu
memastikan
kelancaran
program
instruksional. 16. Project Management (Manajemen Proyek) Manajemen proyek diperlukan untuk mengelola jadwal dan anggaran untuk proyek. Upaya yang diperlukan untuk manajemen proyek ditentukan oleh lingkup proyek. 17. Support Services (Pelayanan Pendukung) Layanan
pendukung
sangat
menentukan
keberhasilan
pengembangan perangkat. Selama proses pengembangan dibutuhkaan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait. Beberapa hal lain seperti anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan juga merupakan pelayanan pendukung yang dibutuhkan. 2.2.1 Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan Peneliti mengembangkan perangkat pembelajara berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH), materi ajar, instrumen penilaian dan Lembar Kerja Siswa (LKS) mengacu Kurikulum SD 2013 yang akan dijelaskan sebagai berikut. Menurut Trianto (2010: 69) silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran/ tema tertentu mencakup kompetensi inti,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Poerwati (2013: 150) menyampaikan bahwa silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD,
materi
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
indikator
pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Sedangkan Fadillah menyampaikan bahwa silabus digunakan sebagai acuan dalam membuat dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. Terdapat tujuh ruang lingkup dalam silabus yang meliputi (1) kompetensi inti, (2) kompetensi dasar, (3) materi pembelajaran, (4) kegiatan pembelajaran, (5) penilaian, (6) alokasi waktu, dan (7) sumber belajar (Fadillah , 2014: 135-136). Rencana Pelaksanaan Tematik Harian (RPPTH) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai suatu kompentensi yang dijabarkan dalam silabus. RPPTH disusun secara lengkap dan sistematis karena akan dijadikan sebagai panduan langkah-langkah yang akan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan (Trianto, 2010: 108). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Materi ajar merupakan materi yang disampaiakan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Materi ajar mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah ditentukan (Fadillah , 2014: 136). Materi ajar dibuat dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak usia dini. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk peserta didik dalam memperoleh, menganalisis, dan menafsir data dari peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Trianto 2010: 101). Menurut Prastowo (2013: 401) penilaian dapat diartikan juga sebagai usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, serta menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan maupun perkembangannya yang telah dicapai, baik berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran. Menurut Trianto (2007: 73), Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas yang di dalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. Terdapat beberapa komponen dalam LKS seperti : judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan, serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi (Trianto, 2009: 223). 2.3
Penelitian yang Relevan Penelitian
pengembangan
perangkat
pembelajaran
yang
mengacu
Kurikulum 2013 merupakan hal yang baru sehingga sedikit yang dapat digunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut ini tiga penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran: Pertama, penelitian pengembangan berjudul “Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbassis Masalah”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Resti Fauziah, Ade Gafar Abdullah dan Dadang Lukman Hakimdi peserta didik kelas X program keahlian TEI di SMK Negeri 1 Kota Cimahi. Peneliti menggunakan metode kombinasi antara preexperimental design dengan desain penelitian one-shot case study. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, observasi dan wawancara. Penelitian ini menghasilkan RPP berbasis pendekatan saintifik melalui model problem based learning, dan mendapat tanggapan positif dari guru dan peserta didik, sehingga berdampak positif terhadap peningkatan hard dan soft skill peserta didik. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh K. Dewi pengembangan yang berjudul, “ Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu dengan Setting Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kinerja Ilmiah Siswa”. Penelitian ini menghasilkan produk perangkat pembelajaran IPA terpadu dengan setting inkuiri terbimbing yang valid, praktis, dan efektif. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi buku siswa dan buku pegangan guru. Metode penelitian dilakukan dengan analisis deskriptif tentang validitas, kepraktisan, dan efektivitas perangkat pembelajaran. Dari hasil penelitian diperoleh: (1) validitas perangkat pembelajaran berada pada kategori sangat valid dengan nilai validitas buku siswa 3,57 dan buku pegangan guru 3,63, (2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
kepraktisan perangkat pembelajaran berada pada kategori sangat praktis, dengan nilai keterlaksanaan perangkat pembelajaran pada kategori praktis dan sangat praktis, rata-rata nilai respon guru 3,87 dan respon siswa 3,66, (3) keefektivan perangkat, nilai rata-rata pemahaman konsep 85,16 dan kinerja ilmiah yang berupa penilaian unjuk kerja dan sikap berada diatas KKM, sehingga dinyatakan 100% tuntas. Hal ini berarti, perangkat pembelajaran memenuhi kriteria valid, praktis, dan efisien sehingga dapat diimplementasikan dalam lingkup yang luas. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nurul Chotimah pengembangan yang berjudul, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bervisi SETS Materi Sistem Koordinasi”. Penelitian ini menghasilkan produk perangkat pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui peran pembelajaran biologi bervisi SETS dalam peningkatan hasil belajar biologi siswa MAN Lasem Rembang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, keaktifan, keterampilan proses, respon positif dari siswa dan guru, dan hasil belajar siswa. Berdasarkan rangkuman dari ketiga penelitian di atas diketahui bahwa penelitian yang dilakukan hanya berfokus pada pengembangan perangkat pembelajaran. Penelitian pengembangan yang akan dilakukan oleh peneliti diperluas sesuai Kurikulum SD 2013 yang berlangsung pada tahun ajaran 2014/ 2015 ini. Selain itu, pengembangan perangkat pembelajaran yang meliputi Silabus, RPP, Bahan Ajar, dan LKS ini didesain sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa kelas satu (I) sekolah dasar. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
ketiga penelitian tersebut. Penelitian ini akan mengembangakan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk kelas satu (I) SD. 2.4
Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian di atas maka disusun kerangka berfikir tentang
pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa sekolah dasar kelas I. Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis yang dilakukan pemerintah untuk dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat di masa depan. Pemerintah telah menyiapkan bahan ajar berupa buku guru dan buku siswa sesuai dengan kurikulum 2013, tetapi masih perlu adanya tambahan agar perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang spesifik dibutuhkan seorang guru agar dapat mengajarkan Kurikulum SD 2013. Berdasarkan alasan tersebut peneliti berusaha mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas I. Pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik menjadi ciri utama dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013 khususnya pada perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti. Penerapan pendidikan karakter dalam setiap pembelajaran juga terdapat dalam perangkat pembelajaran. Perkembangan karakter (sikap spiritual dan sikap sosial), keterampilan, dan pengetahuan adalah tujuan dari Kurikulum 2013, Penilaian otentik digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti yaitu tema 6 dengan judul Lingkungan Bersih Sehat dan Asri pada subtema Lingkungan Sekitar Rumahku. Peneliti memilih subtema Lingkungan Sekitar Rumahku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
dikarenakan tema tersebut cukup penting bagi siswa agar siswa memahami tentang pentingnya lingkungan sekitar rumah yang bersih dan sehat. Kurikulum SD 2013 1. 2. 3. 4.
Rasional dan elemen perubahan. Pendidikan karakter. Pendekatan yang digunakan yaitu tematik integratif dan saintifik. Menggunakan penilaian otentik.
Survei Kebutuhan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kurang pelatihan Kurikulum SD 2013 bagi guru Guru memahami perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan siswa Guru sudah memiliki pemahaman yang cukup dalam pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik. Guru kesulitan dalam membuat penilaian otentik, khususnya dalam membuat penilaian nontes Guru sudah paham mengenai pendidikan karakter yang dikembangkan oleh pemerintah. Guru masih memerlukan contoh perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013.
Spesifikasi produk yang dikembangkan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Komponen RPPTH yang disusun lengkap RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD
2.5 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 2.5.1 Bagaimana langkah-langkah mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
2.5.2 Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut guru kelas I? 2.5.3 Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian dan pengembangan atau sering disebut Research and Development. Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan juga menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 297) atau suatu proses untuk mengembangkan suatu produk baru yang telah ada yang dapat dipertanggung jawabkan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Reserach and development karena penelitian ini akan menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran untuk kelas 1 SD dengan subtema Lingkungan Sekitar Rumahku. Ada 10 prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall sebagai berikut : Potensi dan Masalah
Pengumpula n data
Revisi Produk
Ujicoba Pemakaian
Revisi Produk
Desain Produk
Validasi Desain
Ujicoba Produk
Revisi Desain
Produksi Masal
Gambar 4 Langkah-Langkah penggunaan Metode R&D
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Prosedur
pengembangan
ini
melalui
10
langkah
47
prosedur
pengembangan, yaitu: 1. Potensi dan masalah Penelitian berangkat dari potensi dan masalah yang ada. Potensi merupakan segala sesuatu bila dikembangkan akan memiliki nilai tambah sedangkan masalah adalah pentimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, masalah dapat diatasi melalui R&D. 2. Pengumpulan data Setelah menemukan potensi dan masalah langkah selanjutnya adalah mengumpulkan berbagai informasi yang dapat dipergunakan untuk bahan perencanaan produk yang dapat mengatasi suatu masalah yang tersebut. 3. Desain produk Desain produk harus dibuat dalam bentuk gambar ataupun bagan, supaya dapat dipergunakan sebagai acuan dalam menilai dan membuatnya. Dalam bidang pendidikan produk yang di desain berupa desain metode yang berupa rancangan metode pembelajaran baru. Dalam desain produk sebaiknya dicantumkan gambar kerja, bagan, atau uraian ringkas sehingga mudah untuk dipahami. 4. Validasi desain Validasi desain merupakan kegiatan untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat. Validasi produk dapat dilakukan oleh beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
produk baru yang telah dirancang. Para pakar diminta untuk menilai desain tersebut sehingga selanjutnya dapat diketahui kekurangan dan kelebihannya. 5. Revisi desain setelah memperoleh saran perbaikan dari pakar,
produk tersebut
kemudian diperbaiki sesuai dengan saran yang diberikan. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut. 6. Ujicoba produk Setelah direvisi, kemudian produk diujicobakan. Ujicoba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan metode mengajar tersebut. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan informasi bahwa metode mengajar baru lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan metode yang lama. 7. Revisi produk Setelah melakukan ujicoba produk, peneliti merevisi produk yang dibuat supaya dapat diujicobakan ke kelas yang lebih luas. 8. Ujicoba pemakaian Setelah produk selesai direvisi kemudian dilakukan ujicoba produk dalam lingkup lembaga pendidikan yang lebih luas. Dalam ujicoba produk ini akan mendapat kritik dan saran yang berguna untuk perbaikan lebih lanjut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
9. Revisi produk Revisi produk dilakukan jika saat melakukan ujicoba pada lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan yang masih perlu diperbaiki. 10. Produksi masal Produksi masal dapat dilakukan jika produk yang dibuat telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka produk tersebut dapat diterapkan pada masyarakat luas. Dari 10 prosedur pengembangan tersebut, peneliti hanya melakukan penelitian sampai tahap yang ke 5 saja yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi produk. Menurut Borg and Gall (1983: 792) menyampaikan “Another way to scale down the project is to limit development to just a few steps of the R&D cycle.” Langkah-langkah dalam Borg dan Gall dapat digunakan beberapa langkah saja untuk membatasi penelitian skala kecil seperti yang dilakukan peneliti. Sedangkan
menurut
peneliti,
perangkat
pembelajaran
yang
akan
dikembangkan hanya diperuntukan pada guru kelas 1 SD saja sehingga peneliti merasa cukup jika melakukan prosedur pengembangan hanya 5 tahap saja. 3.2 Prosedur Pengembangan Peneliti akan menggunakan prosedur pengembangan perangkat milik Jerold E. Kemp dalam mengembangkan perangkat pembelajaran. Sedangkan prosedur penelitian dan pengembangan menggunakan 10 prosedur penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall, prosedur penelitian itu antara lain (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) Pembuatan produk masal. Kedua prosedur tersebut diadaptasi sebagai acuan peneliti untuk melakukan penelitian. Prosedur pengembangan ini peneliti hanya melakukan penelitian sampai tahap ke 5 yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi produk. Prosedur pengembangan tersebut dilakukan untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas 1 subtema Lingkungan Sekitar Rumahku. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 5. Prosedur penelitian dan pengembangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
3.2.1 Potensi dan Masalah Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan Ibu KR. Guru kelas I SD BOPKRI Gondolayu, pada hari Selasa, tanggal 15 April 2014, pukul 19.00 WIB. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut ketersediaan bahan ajar yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga diharapkan bahan ajar yang akan dikembangkan disusun sesuai dengan Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. 3.2.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas I Sekolah Dasar. Pengumpulan data untuk pembuatan bahan ajar dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber. 3.2.3 Desain Produk Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal bahan ajar. Desain awal dilakukan dengan menentukan tema, setelah memilih tema kemudian memilih kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai dengan tema. Peneliti kemudian memilih subtema yang akan dibuat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
berdasarkan pemetaan KI dan KD. Berdasarkan KI dan KD tersebut kemudian dilakukan pembuatan silabus berdasarkan KD. Silabus dibuat berdasarkan indikator dan tujuan sesuai subtema kemudian silabus diturunkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan RPP maka dapat dibuat krangka urutan isi untuk membuat strategi pembelajaran yang akan digunakan, lalu dilanjutkan dengan membuat kegiatan belajar harian sesuai dengan RPP. Peneliti kemudian menentukan sumber belajar yang akan digunakan dan terakhir terbentuk desain produk yang berupa prototipe. Peneliti menentukan evaluasi yang berupa instrument penilaian untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang diharapakan dalam bahan ajar. 3.2.4 Validasi Desain Peneliti menggunakan validasi pakar (expert judgment) sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan bahan ajar. Produk yang akan dikembangkan akan divalidasi oleh satu validator ahli dan dua guru SD kelas I SD. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh penliti. Kritik dan saran tersebut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang akan dikembangkan sebagai perbaikan terhadap bahan ajar. 3.2.5 Revisi Desain Peneliti melakukan revisi berdasarkan hasil validasi pakar, revisi desain dilakukan setelah mengetahui kelemahan dari produk. Hasil revisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
dari produk ini akan menjadi desain produk final yaitu perangkat pembelajaran untuk kelas 1 pada subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas I Sekolah Dasar. Peneliti hanya melakukan penelitian sampai tahap kelima saja karena produk yang dikembangkan hanya ditujukan untuk guru SD kelas 1 saja, selain itu juga adanya keterbatasan waktu dan biaya. 3.3
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian pengembangan produk bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 sebagai berikut: Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Bulan
8 9 10 11 12 13
√ √
√ √ √ √
√
Januari
7
√
Desember
6
Novemberl
5
Oktober
4
September
√ √
Agustus
Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Menentukan tema Menentukan KI-KD dan subtema Merumuskan indikator dan tujuan Menyusun silabus dan RPP Menyusun urutan isi, strategi pembelajaran, kegiatan belajar, sumber belajar, dan evaluasi Validasi ahli Analisis data validasi ahli Revisi Desain Ujian Skripsi Revisi akhir Pembuatan artikel ilmiah
Juli
April
1 2 3
Juni
Kegiatan
Mei
No
√ √ √
√ √ √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.4
54
Instrumen Penelitian Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan terhadap bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Lembar kuesioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) yang dibuat oleh peneliti. Kuesioner tersebut mengadopsi IPKG (Instrumen Penilaian Kinerja Guru) 1 dari pemerintah mengacu Kurikulum SD 2013. Lembar kuesioner tersebut diisi oleh dua validator ahli dan dua guru kelas I. Hasil validasi melalui kuesioner dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan revisi atas perangkat pemeblajaran yang dibuat.
3.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk melakukan survei kebutuhan. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas I SD BOPKRI Gondolayu. Data dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru akan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner bertujuan untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan revisi atas bahan ajar tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.6
55
Teknik Analisis Data Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif, dengan penjelasan sebagai berikut.
3.6.1 Data Kualitatif Data kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh satu validator ahli, dua guru kelas I SD, dan siswa kelas I Sekolah Dasar. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan. 3.6.2 Data Kuantitatif Data berupa skor dari penilaian oleh validator ahli dan guru kelas I SD. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian kuesioner diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap bahan ajar yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008: 101) sebagai berikut: Tabel 5. Konversi Nilai Skala Lima Interval Skor
Kategori
X > Xi + 1,80 Sbi
Sangat baik
Xi – 0,60 SBi < X ≤ Xi + 0,60Sbi
Cukup
X ≤ Xi – 1,80 Sbi
Sangat Kurang
Xi + 0,60 SBi< X ≤ Xi + 1, 80Sbi
Baik
Xi – 1,80 SBi < X ≤ Xi – 0,60Sbi
Kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Keterangan: Rerata ideal (Xi)
:
(skor maksimal ideal + skor minimal
ideal) Simpangan baku ideal (SBi)
:
(skor maksimal ideal - skor minimal
ideal) X
: Skor aktual Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data
kuantitatif
dilakukan
untuk
memperoleh
data
kualitatif
dengan
menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut. Diketahui: Skor maksimal ideal
:5
Skor minimal ideal
:1
Rerata ideal (Xi)
:
Simpangan baku ideal (SBi) :
(5+1) = 3 (5-1) = 0,67
Ditanyakan: Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Jawaban: Kategori sangat baik
= X > Xi + 1,80 SBi
= X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
= X > 4,21 = Xi + 0,60SBi < X ≤ Xi + 1,80SBi
Kategori baik
= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21) = 3,40 < X ≤ 4,21 = Xi - 0,60SBi < X≤ Xi + 0,60SBi
Kategori cukup baik
= 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 – (0,40) < X≤ 3 + (0,40) = 2,60 < X≤ 3,40 Kategori kurang baik
= Xi - 1,80SBi < X≤ Xi - 0,60SBi
= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40) = 1,79 < X ≤ 2,60 Kategori sangat kurang baik =
≤ Xi – 1,80SBi
= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79 Berdasarkan
perhitungan
tersebut,
diperoleh
konversi
kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut. Tabel 6. Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor
Kriteria
4,22 – 5,00
Sangat Baik
3,41 - 4,21
Baik
data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2,61 - 3,40
Cukup
1,78 - 2,60
Kurang
1,00 - 1,79
Sangat Kurang
58
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Analisis Kebutuhan Langkah pertama yang dilakukan peneliti untuk mengambangkan
perangkat pembelajaran ini ialah melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran yang telah diuraikan pada bab III. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan kepada guru kelas I SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta yaitu Ibu KR pada hari Selasa, 15 April 2014, pukul 19.00 WIB. Wawancara dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan yang berkaitan dengan perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Nantinya, perangkat pembelajaran akan dikembangkan oleh peneliti disesuaikan dengan hasil wawancara sebagai upaya dalam mencapai tujuan dari Kurikulum 2013. 4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas I SD BOPKRI Gondolayu pada tanggal 15 April 2014. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada 13 butir pertanyaan untuk melakukan survei kebutuhan pengembangan perangkat pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Berikut data hasil wawancara dengan,
guru kelas I SD BOBKRI Gondolayu akan
dijelaskan setiap butir.
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Butir pertanyaan yang pertama yaitu tentang pemahaman guru mengenai Kurikulum 2013. Guru memberikan jawaban bahwa beliau sudah cukup memahami Kurikulum 2013, namun pemahamnannya belum terlalu jauh. Guru juga mengatakan bahwa Kurikulum 2013 ini tidak jauh berbeda dengan KTSP, hanya saja guru akan lebih ekstra dalam mengajar dan memperhatikan siswa secara detail pada setiap sikapnya. Guru juga harus melakukan penilaian secara individu pada Kurikulum 2013 ini. Bagi guru, materi dalam Kurikulum 2013 ini kurang mendalam sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dalam merencanakan pembelajaran. Penilaian dalam Kurikulum 2013 masih terlalu rumit, guru merasa bahwa lebih mudah melakukan penilaian pada KTSP. Pelatihan Kurikulum 2013 yang diperoleh guru adalah pelatihan dari LPMP selama lima hari dan pertemuan dari UPT. Guru menyampaikan keinginannya untuk melakukan studi banding dengan sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Butir pertanyaan yang kedua yaitu tentang pemahaman guru mengenai perumusan indiktor dan tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan kebutuhan pribadi siswa. Guru memaparkan bahwa beliau melihat pada kompetensi dasarnya terlebih dahulu kemudian menentukan porsi dalam pembuatan indikator. Kompetensi dasar yang sekiranya cukup sulit akan dibuat ke dalam beberapa indikator yang lebih banyak. Guru memperhatikan dan mengukur kemampuan siswa dalam pembuatan indikator. Butir pertanyaan ketiga yaitu tentang pemahaman guru mengenai pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran. Guru mengutarakan bahwa dalam pendekatan tematik integratif muatan pelajarannya saling terkait satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
dengan yang lain dan perpindahan antarpelajaran tidak terlihat serta tidak dirasakan oleh siswa. Butir pertanyaan keempat yaitu tentang pemahaman guru terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Guru mengatakan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menerapkan langkah-langkah sains dalam pembelajarannya. Pendekatan saintifik ini membuat anak-anak menjadi kritis dengan mengutarakan berbagai pertanyaan kepada guru. Butir pertanyaan kelima yaitu pemahan guru mengenai penilaian otentik. Guru mengutarakan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang nyata. Penilaian dapat diperoleh dari ulangan harian, tes langsung, portofolio, dan unjuk kerja. Guru menyampaikan bahwa tidak setiap hari guru membuat penilaian dalam
buku
nilai.
Penilaian
otentik
dalam
Kurikulum
2013
masih
membingungkan, namun yang guru ketahui adalah dalam satu pembelajaran guru harus membuat penilaian untuk setiap anak. Butir pertanyaan keenam yaitu pendapat guru mengenai masih perlukah contoh-contoh rubrik penilaian nontes. Beliau mengatakan bahwa beliau sangat membutuhkan contoh penilaian nontes karena selama ini penilaian nontes belum nampak dalam KTSP. Butir pertanyaan ketujuh yaitu pemahaman guru mengenai penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Guru memaparkan bahwa penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran dapat membentuk sikap siswa menjadi lebih baik. Guru melakukan penguatan pendidikan karakter pada siswanya dengan membuat beberapa aturan bagi siswa melalui kegiatan sehari-hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Butir pertanyaan kedelapan yaitu pemahaman guru mengenai jenis-jenis karakter yang kan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Guru mengatakan bahwa banyak jenis karakter yang ingin dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional dalam diri siswa masih global dan umum seperti, kejujuran, percaya diri, mandiri, disiplin, tanggunjawab dan lain sebagainya. Karakter yang lebih dikedepankan oleh guru adalah karakter yang ada dalam sekolah guru mengajar yaitu kasih dan pengampunan. Butir pertanyaan kesembilan yaitu tentang kesulitan-kesulitan yang dialami dalam mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Guru mengatakan kesulitan yang dialami antara lain mengenai alokasi waktu, alat peraga dan media, pelatihan yang kurang, pemenggalan pada kegiatan pembelajaran, dan siswa yang jumlahnya banyak. Hal paling sulit yang dirasakan oleh guru adalah dalam pembuatan rubrik penilaian. Butir pertanyaan kesepuluh yaitu tentang apakah contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 tersedia di Sekolah. Guru menjawab bahwa hanya ada sebagain perangkat yang tersedia. Pihak sekolah membeli sendiri buku guru dan buku siswa dari salah satu penerbit. Pemrintah baru memberikan sampel yang menurut guru isinya terlalu berat bagi siswa. Butir pertanyaan kesebelas yaitu tentang apakah masih memerlukan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntunan Kurikulum 2013. Guru menjawab bahwa masih sangat memerlukan contoh-contoh perangkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Contoh-contoh tersebut dapat mempermudah guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Butir pertanyaan kedua belas yaitu tentang kebutuhan karakteristik RPPTH yang mengacu Kurikulum SD 2013. Guru mengatakan karakteristik RPPTH Kurikulum SD 2013 dengan KTSP tidak berbeda jauh, yang penting RPPTH tersebut sesuai tema dan subtemanya. Bagi guru bagian penting dalam RPPTH yang dibutuhkan guru adalah penilaian. Butir pertanyaan ketiga belas yaitu tentang saran yang terkait dengan penyusunan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013. Ada beberapa saran dari guru yaitu mengenai penilaian dan waktu terutama bagi guru olahraga, guru agama, guru seni. Bagi guru penilaian masih sangat membingungkan. Untuk RPPTH dan kegiatan tidak menjadi masalah dan bisa dimodifikasi sendiri oleh guru. 4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Survei Kebutuhan Berdasarkan hasil wawancara yang telah dipaparkan di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pemahaman yang dimiliki guru terkait Kurikulum SD 2013 sudah cukup untuk beliau melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013. Kesulitan yang dialami guru berkaitan dengan perangkat pembelajaran adalah pada penilaian otentik dan alat peraga pembelajaran. Guru juga sudah mampu menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik didalam pembelajaran. Kaitannya dengan perangkat pembelajaran, guru cukup menguasai dalam pembuatan perangkat pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
yang mengacu Kurikulum SD 2013 namum, dalam hal penilaian guru masih kesulitan. Kurangnya pelatihan yang diperoleh mempengaruhi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran. Sebelum menerapkan Kurikulum SD 2013 di kelasnya, guru berharap dapat melakukan studi banding dengan sekolah yang telah menerapkan Kurikulum SD 2013 terlebih dahulu. 4.2
Deskripsi Produk awal Pertama yang dilakukan peneliti dalam penelitian pengembangan ini yaitu
menentukan tema dan subtema yang dipilih. Peneliti selanjutnya menentukan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Kompetensi dasar yang telah ditentukan membantu peneliti dalam menentukan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Langkah kedua, peneliti mendesain silabus dan RPPTH berdasarkan kajian indikator serta tujuan pembelajaran dan materi setiap muatan pelajarannya. Kemudian peneliti menyusun kerangka dalam membuat pembuatan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 yang menerapkan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik, penanaman nilai karakter di dalam kegiatan pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa untuk berpikir tingkat tinggi. Peneliti menentukan sumber belajar yang akan digunakan. Langkah terakhir peneliti mendesain evaluasi berupa penilaian otentik berdasarkan kajian materi yang akan dipelajari siswa. 4.2.1 Silabus Silabus merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang harus dibuat terlebih dahulu sebelum menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Silabus ini digunakan sebagai pedoman dalam proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran
yang
dikembangkan
dalam
RPPTH
dan
produk
65
yang
dikembangkan. Pendekatan yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik. Silabus disusun secara teratur menurut sistem dari pemerintah dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target kompetensi dasar yang ingin dicapai. Isi komponen silabus ini yaitu: (1) identitas sekolah, (2) muatan pelajaran, (3) kompetensi inti dan kompetensi dasar, (4) indikator pencapaian, (5) kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan, (6) penilaian yang terdiri dari teknik penilaian dan bentuk instrumen, (7) alokasi waktu, dan (8) sumber belajar. 4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ialah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi inti yang diteapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus. RPPTH disusun secara sistematis. RPP yang dibuat peneliti terdiri dari berbagai komponen, yaitu: (1) identitas RPPTH, (2) kompetensi inti Kurikulum SD 2013, (3) kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) pendekatan dan metode pembelajaran, (8) media, alat, dan sumber pembelajaran, (9) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (10) materi ajar dan (11) penilaian . Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dibuat untuk lima mata pelajaran.Pembelajaran pertama sampai dengan kenam memiliki alokasi watu (6x35 menit) setiap harinya. Kelebihan dari RPPTH ini yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
memiliki desain yang dibuat secara terperinci dan jelas sehingga memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran dikelas. Salah satu produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun sesuai standar Kurikulum 2013. Lembar kerja siswa berisi soal-soal yang akan dikerjakan oleh siswa sesuai kompetensi dan tujuan yang telah dirancang. Soal-soal yang ada pada LKS tetap menanamkan nilai-nilai karakter, seperti kejujuran, toleransi, percaya diri, kerjasama, dan sebagainya. Lembar kerja siswa ini didalamnya juga terdapat kalimat-kalimat yang berhubungan untuk mensyukuri apa yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa (Karakter spiritual). Berikut ini akan dipaparkan isi lembar kerja siswa secara keseluruhan. Sampul lembar kerja siswa yang dibuat untuk setiap pembelajaran. Sampul dibuat Dengan menggunakan Microsoft Office 2007. Pada setiap sampul terdapat judul bertuliskan ”Lembar Kerja Siswa” kemudian ada kotak di bawah judul yang menunjukkan keterangan pembelajaran kesekian, misalnya pembelajaran pertama, pembelajaran kedua, dan seterusnya. Peneliti meletakkan gambar hasil capture dari buku siswa dibagian tengah dengan menggunakan effect mirror. Dibagian pojok kanan bawah terdapat kotak lagi yang berisikan identitas siswa yaitu, nama, kelas, dan sekolah. Cover LKS pada setiap pembelajaran dibuat dengan warna yang berbedabeda. Pembelajaran pertama bernuansa warna merah, pembelajaran kedua warna hijau muda, pembelajaran ketiga warna ungu, pembelajaran keempat warna hijau tua, pembelajaran kelima warna biru dan pembelajaran keenam warna merah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
maron. Variasi warna ini sengaja digunakan peneliti untuk menarik minat dan semangat siswa saat melihat LKS miliknya nanti. Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan Peneliti berisi komponenkomponen yang disusun secra sistematis menggunakan Microsoft Office Word 2007, isi komponen lembar kerja siswa ini adalah: Pertama, identias LKS meliputi satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran, muatan pelajatan, dan alokasi waktu. Kedua, tujuan pembelajaran setiap pembelajaran. Ketiga, petunjuk kegiatan yang digunakan sebagai petunjuk penggunaan lembar kerja siswa ini. Keempat, kegiatan-kegiatan pembelajaan serta soal-soal latihan yang diuraikan berdasarkan pendekatan tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan kata perintah yang mengandung makna pendidikan karakter. Kegiatan yang dirancang dalam LKS sesuai dengan desain kegiatan pembelajaran pada RPP. Kelima, kotak kata mutiara pada bagian lembar kerja siswa, digunakan sebagai saranan bersyukur kepaada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara mengucapakan kata syukur kata-kata yang ada pada kotak tersebut, namun tidak disetiap pembelajaran terdapat kotak kata mutiara. Keenam, posttest ini berfungsi sebagai bahan evaluasi dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam satu hari, sedangkan posttest pada pembelajaran keenam berisi soal evaluasi dari pembelajaran pertama sampai keenam. Ketujuh, refleksi pada bagian refleksi siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilalui, kemudian mengevaluasi proses pembelajaran, selanjutnya siswa mengungkapkan perasaan mereka dengan cara memberi tanda centang (√) pada gambar emoticon sesuai dengan perasaan siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Pedoman penilaian ini sesuai dengan penilaian otentik, berisi instrumen penelitian untuk setiap muatan pelajaran. Pedoman penilaian ini dicantumkan di setiap akhir pembelajaran. Setiap jenis penilaian berisi indikator, teknik penilaian, instrumen, soal, kunci jawaban, dan pedoman penskoran. Terdapat empat aspek yang dinilai yaitu penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan, sikap sosial, dan penilaian sikap spiritual. Penilaian pengetahuan menilai kemampuan siswa kognitif siswa, sehingga instrumennya berisi soal maupun penugasan. Penilaian ranah keterampilan, berisi penilaian tentang keterampilan yang terkait dengan hasil kerja siswa berupa produk-produk yang dihasilkan dan dinilai menggunakan lembar pengamatan maupun rubrik penilaian. Penilaian sikap sosial dan sikap spiritual dilakukan dengan melihat atau mengamati sikap siswa secara individu sesuai dengan rubrik yang telah sesuai. 4.3
Data Uji Coba dan Revisi Produk Produk awal yang telah disusun kemudian diberikan kepada dua pakar
Kurikulum 2013 dan dua guru Kelas I Sekolah Dasar untuk divalidasi. Validasi dilakukan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan produk yang dikembangkan oleh peneliti. Validasi ini menggunakan pedoman penskoran skala lima menurut Sukardjo (2008:101). 4.3.1 DataValidasi Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi Produk Pakar Kurikulum 2013 yang menjadi validator dalam produk penelitian ini adalah Bapak TYN dan Ibu HDS, produk divalidasi sebanyak satu kali pada tanggal 20 Desember 2014. Aspek yang dinilai dari perangkat pembelajaran adalah (1) identitas rpp, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) lembar kerja siswa dan (11) bahasa. Berdasarkan hasil validasi dari ke-11 aspek tersebut memperoleh skor rata-rata 4,5 dengan kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan/ diuji coba dengan revisi sesuai saran dari pakar. Pakar pertama bernama bapak TYN memberikan beberapa komentar umum dan saran perbaikan secara lisan dan tertulis, yaitu untuk lebih memperhatikan keterpaduan antara muatan pelajaran yang dipilih sehingga perpindahan antara muatan pelajaran tidak terlalu mencolok. Kedua, pakar juga menyampaikan untuk lebih memperhatikan alokasi waktu apakah sekenario yang telah dibuat akan sesuai dengan kenyataan di kelas. Ketiga, pakar juga mengomentari aspek penilaian beliau menyampaikan bahwa penilaian yang dibuat sudah cukup baik. Keempat, pakar memberikan komentar pada aspek LKS (Lembar Kerja Siswa), pakar menyampaikan bahwa LKS yang dibuat cukup menarik dan dapat dipergunakan. Pakar Kurikulum 2013 yang kedua bernama Ibu HDS, beliau memberikan beberapa komentar berisi masukan untuk perbaikan perangkat pembelajaran pada aspek, yaitu skenario pembelajaran, beliau meminta peneliti agar kegiatankegiatan pembelajaran menyatu dengan tujuan pembelajaran. Produk yang telah divalidasi oleh pakar Kurikulum 2013 direvisi sesuai dengan komentar dan saran. Komentar berupa saran tersebut serta revisi akan dijabarkan dalam tabel berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Tabel 7. Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi No. 5
Komentar Pakar Revisi Skenario pembelajaran Usahakan memperhatikan Dilakukan perbaikan dengan keterpaduan antara muatan menggunakan pembelajaran yang pelajaran yang dipilih sehingga cocok sehingga perpindahan antara perpindahan antara muatan muatan pelajaran tidak terlalu pelajaran tidak terlalu mencolok mencolok
4.3.2 Data Validasi Guru SD Kelas I yang Sudah Melaksanakan Kurikulum 2013 dan Revisi Produk Guru yang menjadi validator dalam produk penelitian ini adalah Bapak EDS dan Ibu HYN. Validasi yang dilakukan oleh Bapak EDS pada tanggal 29 November 2014 sedangkan Ibu HYN pada tanggal 6 Desember 2014. Aspek yang dinilai dari perangkat pembelajaran adalah (1) identitas rpp, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) lembar kerja siswa dan (11) bahasa. Berdasarkan hasil validasi oleh guru SD, Bapak EDS memberikan skor rata-rata 4,6 dengan kategori “sangat baik”. Perangkat dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba lapangan tanpa revisi, namun beliau tidak memberikan komentar ataupun saran bagi produk peneliti. Berdasarkan hasil validasi oleh guru SD Ibu HYN, dari kesebelas aspek yang dinilai diperoleh skor rata-rata 4,75 dengan kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran dinyatakan layak digunakan/ uji coba lapangan tanpa revisi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.4
71
Kajian Produk Akhir dan Pembahasan Produk akhir yang diperoleh berdasarkan masukan, saran dan komentar
dari dua pakar Kurikulum SD 2013, dua guru kelas I SD. Produk awal yang yang sebelumnya dibuat oleh peneliti direvisi sehingga menghasilkan produk akhir yang lebih baik dari pada produk awal yang belum direvisi. Berdasarkan salah satu pakar ahli peneliti harus melakukan revisi produk dikarenakan hanya ada satu pakar saja yang memberikan saran kepada peneliti untuk melakukan revisi. Produk akhir yang dihasilkan dikemas dalam bentuk buku teks berisikan perangkat pembelajaran untuk guru kelas I Sekolah Dasar. 4.4.1 Kajian Produk Akhir Berikut ini peneliti akan memaparkan kajian produk akhir berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 sebagai berikut: 4.4.1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi inti yang diteapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus. RPPTH disusun secara sistematis. RPP yang dibuat peneliti terdiri dari berbagai komponen, yaitu: (1) identitas sekolah, (2) kompetensi inti Kurikulum SD 2013, (3) kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) pendekatan dan metode pembelajaran, (8) media, alat, dan sumber pembelajaran, (9) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (10) penilaian dan (11) lampiran-lampiran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Identitas RPPTH bertujuan untuk memberi informasi mengenai satuan pendidikan, kelas/ semester, tema, subtema, mauatan pelajaran, pembelajaran ke, dan alokasi waktu. Informasi tersebut mempermudah pengguna RPPTH, terutama guru untuk mengetahui RPPTH yang digunakan. Terdapat 4 kompetensi inti yang mencakup empat sikap yang menjadi tujuan Kurikulum SD 2013 ini yaitu sikap spritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi dasar dalam RPPTH diturunkan dari kompetensi inti, kemudian dari kompetensi dasar peneliti membuat rumusan indikator. Tujuan pembelajaran dibuat munurut ketentuan ABCD (Audience, Behaviour, Condition, dan Degree) dengan mengukur kemampuan yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa kelas I. Materi pembelajaran disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik. Media, alat, bahan, dan sumber belajar disusun sesuai kebutuhan siswa. Langkah-langkah kegiatan dibuat sesuai dengan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik. Setiap langkah pembelajaran dibuat secara jelas dan rinci sesuai dengan pendekatan sintifik. Pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak, pembelajaran berpusat dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa sesuai dengan pendekatan tematik integratif. Materi ajar dibuat secara ringkas untuk tiap mata pelajaran. Penilaian otentik digunakan dalam RPPTH ini. Penilaian dibuat untuk setiap indikator pembelajaran yang memuat teknik penilaian, instrumen, soal, kunci jawaban, dan pedoman penskoran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk lima mata pelajaran.Pembelajaran pertama sampai dengan kenam memiliki alokasi waktu (6x35 menit) setiap harinya. Kelebihan dari RPPTH ini yaitu memiliki desain yang dibuat secara terperinci dan jelas sehingga memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran dikelas. Sampul lembar kerja siswa yang dibuat untuk setiap pembelajaran. Sampul dibuat Dengan menggunakan Microsoft Office 2007. Pada setiap sampul terdapat judul bertuliskan”Lembar Kerja Siswa” kemudian ada kotak di bawah judul yang menunjukkan keterangan pembelajaran kesekian, misalnya pembelajaran pertama, pembelajaran kedua, dan seterusnya. Peneliti meletakkan gambar hasil capture dari buku siswa dibagian tengah dengan menggunakan effect mirror. Dibagian pojok kanan bawah terdapat kotak lagi yang berisikan identitas siswa yaitu, nama, kelas, dan sekolah. Cover LKS pada setiap pembelajaran dibuat dengan warna yang berbedabeda. Pembelajaran pertama bernuansa warna merah, pembelajaran kedua warna hijau muda, pembelajaran ketiga warna ungu, pembelajaran keempat warna hijau tua, pembelajaran kelima warna biru dan pembelajaran keenam warna merah maron. Variasi warna ini sengaja digunakan peneliti untuk menarik minat dan semangat siswa saat melihat LKS miliknya nanti. Lembar kerja siswa (LKS) yang sudah divalidasi tidak direvisi oleh peneliti. Hal
tersebut dikarenakan komponen-komponen yang terdapat dalam
LKS menurut pakar kurikulum dan guru SD kelas 1 sudah cukup menarik dan komponen di dalamnya sudah lengkap berupa (1) identitas LKS , (2) tujuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
perpembelajaran, (3) petunjuk penggunaan, (4) kegiatan pembelajaran, (5) kotak kata mutiara, (6) posttest, dan (8) refleksi. Komponen-komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Pertama, identitas LKS ada disetiap pembelajaran untuk mempermudah dalam mengetahui satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran, muatan pelajatan,, dan alokasi waktu. Kedua, tujuan pembelajaran ada disetiap lembar kerja siswa. Ketiga, petunjuk kegiatan yang digunakan sebagai petunjuk dalam menggunakan lembar kerja siswa ini. Keempat, kegiatan-kegiatan pembelajaan serta soal-soal latihan yang diuraikan berdasarkan pendekatan tematik integratif memadukan antara 2 sampai 3 muatan pelajaran menjadi satu. Lembar kerja siswa ini pada pembelajaran 1,2,3,4 dan 5 memadukan 3 muatan pelajaran, sedangkan pembelajaran 6 memadukan 2 muatan pelajaran. Lembar kerja siswa ini disusun menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik. Kelima, kotak kata mutiara pada bagian lembar kerja siswa, digunakan sebagai saranan bersyukur kepaada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara mengucapakan kata syukur kata-kata yang ada pada kotak tersebut, namun tidak setiap pembelajaran terdapat kotak kata mutiara tersebut. Keenam, posttest ini berfungsi mengukur kemampuan siswa setelah mereka mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam satu hari, sedangkan posttest pada pembelajaran keenam berisi soal evaluasi dari pembelajaran pertama sampai keenam. Ketujuh, refleksi pada bagian refleksi siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilalui, kemudian mengevaluasi proses pembelajaran, selanjutnya siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
mengungkapkan perasaan mereka dengan cara menebalkan gambar emoticon sesuai dengan perasaan siswa. Pedoman penilaian ini sesuai dengan penilaian otentik, berisi instrumen penelitian untuk setiap muatan pelajaran. Pedoman penilaian ini dicantumkan di setiap akhir pembelajaran.Setiap jenis penilaian berisi indikator, teknik penilaian, instrumen, soal, kunci jawaban, dan pedoman penskoran. Terdapat empat aspek yang dinilai yaitu penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan, sikap sosial, dan penilaian sikap spiritual.Penilaian pengetahuan menilai kemampuan siswa kognitif siswa, sehingga instrumennya berisi soal maupun penugasan.Penilaian ranah keterampilan, berisi penilaian tentang keterampilan yang terkait dengan hasil kerja siswa berupa produk-produk yang dihasilkan dan dinilai menggunakan lembar pengamatan maupun rubrik penilaian.Penilaian sikap sosial dan sikap spiritual dilakukan dengan melihat atau mengamati sikap siswa secara individu sesuai dengan rubrik yang telah sesuai. Kunci jawaban berisi jawaban dari soal-soal evaluasi yang berupa tes tertulis dan bukan tugas. Kunci jawaban ditulis sesuai dengan jawaban benar dari soal-soal yang ditanyakan. 4.5
Pembahasan Berdasarkan pembuatan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti dan validasi oleh dua pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas I SD diperoleh hasil bahwa perangkat pembelajaran tersebut masuk dalam kategori “sangat baik” dengan skor rata-rata akhir 4,5. Hasil tersebut akan dipaparkan melalui tabel berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Tabel 8. Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 No
Validator
1 2 2 3
Pakar Kurikulum SD 2013 Pakar Kurikulum SD 2013 Guru Kelas I SD (A) Guru Kelas I SD (B) Jumlah Rerata (Jumlah total : Responden) Kategori
Perangkat Pembelajaran Skor Kategori 4,2 “ Baik” 4,5 “Sangat Baik” 4,6 “Sangat Baik” 4,7 “Sangat Baik” 18 4,5 “Sangat Baik”
Data hasil penilaian setiap validator berbeda-beda mulai dari kategori “baik” samapi “sangat baik”, setelah di rekapitulasi menjadi satu dapat diketahui bahwa kategori dalam tabel menunjukkan “sangat baik”. Kategori dapat dikatakan baik bila rata-rata yang diperoleh dari penilaian menunjukkan interval antara 3,14 pada batas minimal dan 4,21 pada batas maksimal. Dapat dikatakan maksimal rata-rata 5,00 dengan kategori “sangat baik”. Penilaian yang dilakukan oleh Ahli atau pakar Kurikulum SD 2013 petama didapatkan rata-rata 4,2 dengan kategori “baik”. Pakar kurikulum yang kedua didapatkan rata-rata perolehan skor 4,5 dengan kategori “sangat baik”. Validasi guru SD kelas 1 yang pertama memperoleh hasil rata-rata 4,6 dengan kategori “sangat baik”. Validasi yang dilakukan guru SD Kelas 1 yang kedua memperoleh hasil rata-rata 4,7 dengan kategori “sangat baik”. Dari keseluruhan hasil validasi, dapat diperoleh skor rata-rata 4,5 dengan kategori “sangat baik” karena ditinjau dari beberapa hal diantaranya komponen pertama dari pembuatan RPPTH terdapat kelengkapan unsur identitas seperti : satuan pendidikan, kelas, semester, tema,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
subtema, muatan pelajaran terkait, pembelajaran ke, dan alokasi waktu. Satuan pendidikan, yaitu SD, kelas 1, semester II, tema Lingkungan Bersih Sehat dan Asri, subtema Lingkungan Sekitar Rumahku, muatan pelajaran terkait berasal dari perpaduan antara 2 sampai dengan 3 muatan pelajaran pokok SD untuk setiap pembelajaram, dan alokasi waktu pembelajaran yaitu 6x35 menit. Hal ini nampak pada lampiran produk perangkat pembelajaran halaman 8. Komponen yang kedua adalah perumusan indikator. Benyamin. S Bloom (dalam Windie 2013: 6) menjelaskan bahwa berpikir tingkat tinggi merupakan proses kognitif yang bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik. Perumusan indikator sudah sesuai dengan SKL, KI dan KD, sesuai dengan kata kerja operasional dan dengan kompetensi yang akan diukur serta sudah menunjukkan kemampuan dalam berpikir tingkat tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dalam perumusan indikator yang tertera dalam lampiran RPPTH pembelajaran pertama halaman 8-9. Seperti yang dijelaskan oleh Majid (2012: 127), perumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator, mengandung komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition, Degree) , menggunakan kata kerja yang dapat diukur, serta perumusan tujuan pembelajaran mengandung satu jenis tingkah laku. Hal ini dapat dibuktikan dalam lampiran RPPTH pembelajaran pertama halaman 10. Pemilihan materi ajar sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran, materi ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik, dan sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan hal ini dapat dibuktikan dalam lapiran RPPTH pembelajaran pertama halaman 11.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Pemilihan sumber belajar sesuai dengan KI dan KD, sumber belajar sesuai dengan materi pembelajaran dan pendekatan saintifik, sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik, dan sumber belajar ditulis dengan tata tulisan baku hal ini dapat dibuktikan dalam lampiran RPPTH pembelajaran pertama halaman 11. Pemilihan media belajar sudah sesuai dengan indikator,
tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan saintifik dan karakteristik peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan dalam lampiran RPPTH pembelajaran 1 halaman 11. Metode pembelajaran sesuai dengan indikator/ tujuan pembelajaran dan pendekatan saintifik, hal ini dapat dibuktikan dalam lampiran RPPTH pembelajaran 1 halaman 11. Skenario pembelajaran sudah menampilkan kegiatan yang jelas dan menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan saintifik, seperti yang dijelaskan oleh Kurniasih (2014: 176) bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Hal ini dapat dibuktikan dalam lampiran RPPTH pertama halaman 13-14. Penilaian pembelajaran sudah menggunakan penilaian otentik, menurut Yani (2014: 145) penilaian otentik adalah penilaian yang nyata dan dibuktikan dengan kinerja dan atau hasil-hasil yang dibuat oleh peserta didik. Untuk memperoleh hasil penilaian otentik dibutuhkan proses pengumpulan data selengkap mungkin sehingga memberikan gambaran perkembangan dan hasil belajar peserta didik. Sesuai dengan teori tersebut penilaian otentik dapat dibuktikan dalam lampiran RPPTH.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
LKS sudah memenuhi kelengkapan seperti tujuan, petunjuk, kegiatan belajar, posttest dan refleksi hal ini dapat dibuktikan dalam lampiran produk pembelajaran. Bahasa yang digunakan dalam LKS sederhana dan mudah dipahami siswa. Dengan demikian produk yang dikembangkan memiliki kualitas sangat baik dan dapat digunakan sebagai bahan ajar mengacu kurikulum SD 2013. Produk yang dihasilkan oleh peneliti berpedoman pada 6 spesifikasi produk yang dikembangkan seperti : (1) Komponen RPPTH yang disusun lengkap, (2) RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran, (3) RPPTH disusun dengan pendekatan tematik intergratif, (4) RPPTH dususun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik, (5) Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik, dan (6) RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. 5.1.1
Perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 dikembangkan dengan prosedur penelitian dan pengembangan dari hasil modifikasi antara model pengembangan bahan ajar Kemp dan prosedur penelitian R&D Borg dan Gall. Pengembangan tersebut meliputi lima langkah pengembangan, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga dihasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 tema Lingkungan Bersih Sehat dan Asri subtema Lingkungan Sekitar Rumahku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
5.1.2
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang telah melalui tahap-tahap pengembangan, antara lain validasi oleh dua pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas I SD diperoleh skor rerata produk 4,5. Skor tersebut menunjukan bahwa kualitas bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 subtema Lingkungan Sekitar Rumahku untuk siswa kelas I SD memiliki kualitas “sangat baik” ditinjau dari (1) identitas RPPTH, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7)
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) lembar kerja siswa dan (11) bahasa. 5.2 Keterbatasan Pengembangan Produk yang dikembangkan ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya dipaparkan sebagai berikut. 5.2.1
Wawancara untuk survei kebutuhan hanya dilakukan dengan seorang guru kelas I SD, karena perangkat pembelajaran yang dibuat berdasarkan pada potensi dan masalah yang ada pada guru selaku pelaksana Kurikulum SD 2013 sehingga data yang diperoleh kurang mendalam.
5.2.2 Penelitian ini terbatas pada lima tahap pengembangan saja yaitu sampai dengan tahap revisi desain karena perangkat pembelajaran ini ditujukan untuk guru, jadi cukup sampai divalidasi oleh guru kelas I SD dan pakar Kurikulum SD 2013 5.3 Saran Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan produk perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 adalah sebagai berikut: 5.3.1
Wawancara untuk menganalisis kebutuhan sebaiknya tidak hanya dilakukan kepada guru kelas I pelaksana Kurikulum SD 2013 saja, tetapi sebaiknya dilakukan wawancara kepada kepala sekolah, siswa, dan lainlain sehingga informasi yang didapatkan lebih bervariasi.
5.3.2
Pelaksanaan penelitian alangkah lebih baik apabila dilakukan dengan menggunakan 10 (sepuluh) langkah pengembangan Borg dan Gall, agar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat lebih berkualitas dan layak digunakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: Rajawali Pers. Ahmadi, Ifif Khoiru dan Sofan Amri. 2014. Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik Integratif. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Anderson , Lorin W. Dan David R. Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ariezona, Windy. 2013. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Mendengarkan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Borg, Walter R. And Meredith Damien Gall. 1983. Educational Research. New York: Longman Inc. Chotimah, Nurul. 2010. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bervisi SETS Materi Sistem Koordinasi. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=7036&val=532. (Diunduh pada tanggal 15 Mei 2014) Daryanto, dan Mulyo Raharjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Daryanto, dan Suryati Darmiatun. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta. Penerbit Gava Media. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Mengaktifkan Siswa. Jakarta:Depdiknas.
Saintifik Strategi
Kurikulum
2013.
Pembelajaran
yang
Dewi, Kumala. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu dengan Setting Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kinerja Ilmiah Siswa. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 3. Program Studi Pendidikan IPA (Volume 3 Tahun 2013) Echols, dan Shadily. 2000. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Fadillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Gania, Gina. 2011. Panduan Manajemen Perilaku Siswa. Indonesia: Erlangga. Hamalik, Oemar.2011.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Bumi Aksara. Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Husamah, dan Yanur Setyaningrum. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri: Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Guru SD/MI Kelas 1. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri: Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Siswa SD/MI Kelas 1. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Press Workshop: Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep & Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Kusaeri. 2014. Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Majid, Abdul. (2009). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mahsudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika. Morrison, Gary, dkk. 2011. Design Effective Instruction. New Jersey: John Wiley and Sons Inc. Poerwati, Loeloek Endah dan Sofan Amri. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013 Sebuah Inovasi Struktur Kurikulum Penunjang Pendidikan Masa Depan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogjakarta : Diva Press.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pusat
85
Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Rizali, Ahmad., Satria Dharma, Indra Djati Sidi. 2009. Dari Guru Konvensional Menuju Guru Profesional. Jakarta: PT Grasindo. Subroto, Tisno Hadi dan Ida Siti Herawati. 2003. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. 2009. Alfabeta. Bandung Sukardjo. 2008. Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Prodi Teknologi Pembelajaran, Pps UNY. Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka. Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Windie, Razif Soetikno. 2013. Desain Kurikulum Digital. Yogyakarta: Smart Writing. Yani, Ahmad. 2014. Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta. Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
LAMPIRAN 1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancara
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
LAMPIRAN 3 Analisis Kebutuhan Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Instrumen Survei Kebutuhan No. 1
Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan Sejauh mana pemahaman Belum terlalu jauh, tapi sudah tahu karena masih Bapak/Ibu terhadap Kurikulum SD gelombang kedua dalam penerapan kurtilas baru pada 2013? juni 2013. Menurut bu Kr tidak jauh beda dengan kurikulum yang lama tetapi guru menjadi lebih capek karena seharian harus menunggui siswa dan memperhatikan siswa lebih detail secara individu. Namun materinya kurang mendalam dan guru di tuntut untuk lebih kreatif. Untuk penilaian dan pengamatan lebih enak kurik ktsp
2
Sejauh mana pemahaman Indikator harus lihat KI dan KDnya. Tergantung Bapak/Ibu terkait dengan Kdnya ada berap a lalu di lihat porsinya. Misalnya perumusan indikator dan tujuan KD 1 susah berati indikatornya di buat lebih banyak pembelajaran yang untuk mengukur kemampuan siswa. Bisa di mempertimbangkan keutuhan tambahkan untuk KI 1 dan 2 agar terlihat dalam pribadi siswa? pembelajaran. Pelatihan dari lpmp selama 5 hari pada november 2012 dan dri upt hanya beberapa jam pertemuan saja. Guru ingin melalukan studi banding dengan sekolah yang sudah menerapkan kurtilas.
3
Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran?
4
Sejauh mana pemahaman Pendekatan saintifik biasanya dalam IPA atau IPS. Bapak/Ibu terkait dengan penerapan Ada beberapa anak yang kritis. Cukup paham. Jarang pendekatan saintifik dalam di tulis di RPP. pembelajaran?
5
Sejauh mana pemahaman Penilaian otentik itu penilaian yang nyata biasanya Bapak/Ibu terkait dengan penilaian lewat UH, tes langsung, Portofolio, unjuk kerja. otentik? Sudah cukup paham. Guru tidak setiap hari membuat penilain dalam buku nilai. Penilaian kurtilas masih belum mantep dan paham karena belum melalukan, tapi yang di ketahui guru adalah dalam satu hari anak itu mencapai indikator dalam satu pembelajaran lalu dalam subtema, dalam satu hari ada 1 nilai untuk setiap anak.
6
Apakah Bapak/Ibu masih memerlukan contoh-contoh rubrik penilaian non tes? Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran?
7
Pendekatan integratif dilakukan guru dengan memberikan contoh pembelajaran berhitung menggunakan meja siswa tahu ttg ipa lalu anggota keluarga siswa tahu ttg ips. Sudah mengerti dan paham dalam penerapannya.
Guru sangat membutuhkan contoh-contoh penilaian nontes. Karena selama ini penilaian nontes belum Nampak Penguatan karakter, melalui kegiatan sehari hari siswa dengan membuat beberapa aturan bagi siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
9
10
11
12
13
93
Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional? Kesulitan-kesulitan apa yang Bapak/Ibu alami dalam mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013? Mengapa? Apakah contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 tersedia di Sekolah Bapak/Ibu?
Jenis2 karakter yg dikembangkan pemerintah masih global dan umum. Guru lebih menekankan ke kasih, pengampunan. Seperti percaya diri, mandiri, jujur, disiplin.
Apakah Bapak/Ibu masih memerlukan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013? Karakteristik/ciri-ciri RPPTH yang mengacu Kurikulum SD 2013 yang Bapak/Ibu butuhkan?
Sangat memerlukan perangkat pembelajaran untuk mempermudah supaya anak lebih mengena juga.
Saran apa yang dapat Bapak/Ibu berikan terkait dengan penyusunan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013?
Saran : lebih di perjelas lagi untuk penilaian dan tentang waktu terutama untuk guru olahraga, agama, sbk. RPP tidak menjadi masalah. Penilaian sangat membingungkan. Kegiatan bisa di modifikasi sendiri oleh guru.
Keuslitan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran : waktu, pemenggalan, menyediakan media, siswa yang banyak, pelatihannya. Penilaian sulit di buat terutama rubrik penilaian. Sebagain perangkat tersedia. Alat peraga jarang di pakai. Buku guru dan siswa ada di perpus ada yang beli sendiri dari penerbit erlangga. Dri pemerintah masih berupa sampel dan isi bukunya terlalu berat. Guru sangat kesulitan dalam penilaian. Tapi sangat bersemagat dalam menyambut kurtilas dan ingin mendalami lebih lagi tapi belum ada pelatihan yg memuaskan.
Karakteristtik RPPTH yang di butuhkan oleh guru yg penting sesuai dengan tema dan subtemanya. Penilaian sangat di butuhkan karena sangat sulit dan membingungkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
LAMPIRAN 4 Data Mentah Validasi Pakar Kurikulum SD 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 5 Data Mentah Validasi Guru SD
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
LAMPIRAN 6 BIODATA PENULIS
Nari Budi Lestari lahir di Magelang, 6 Juli 1992. Pendidikan dasar diperoleh di SD N Kedungsari 5, Magelang. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP N 5, Magelang. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA EL-Shadai, Magelang. Pada tahun 2011, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pada akhir studi di perguruan tinggi, penulis menyusun sebuah skripsi dengan judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Lingkungan Sekitar Rumahku Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar.