PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING SEBAGAI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus di CV. X)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Cinditia Oktaviana NIM: 112114045
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING SEBAGAI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus di CV. X)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Cinditia Oktaviana NIM: 112114045
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Skripsi
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING SEBAGAI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus di CV. X)
Oleh: Cinditia Oktaviana NIM: 112114045
Telah disetujui oleh:
Pembimbing,
Ir. Drs. Hansiadi Yuli H., M.Si., Ak., QIA., C.A.
ii
Tanggal: 28 September 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Skripsi
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING SEBAGAI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus di CV. X)
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Cinditia Oktaviana NIM: 112114045 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 30 Oktober 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Akt., C.A.
……………….
Sekretaris
Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt., QIA., C.A
……………….
Anggota
Ir. Drs. Hansiadi Yuli H., M.Si., Ak., QIA., C.A.
……………….
Anggota
Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt., QIA., C.A
……………….
Anggota
Drs. Y. P. Supardiyono, Akt., M.Si., QIA., C.A.
……………….
Yogyakarta, 30 Oktober 2015 Faklultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Dekan
Dr. H. Herry Maridjo, M.Si.
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING SEBAGAI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus di CV. X)” dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 30 Oktober 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa pemberian pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian saya terbukti melakukan tindak penyalinan atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,
Cinditia Oktaviana
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama: Cinditia Oktaviana NIM: 112114045
Menyatakan bahwa demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyerahkan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING SEBAGAI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus di CV. X). Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengelola, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015 Penulis,
Cinditia Oktaviana
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“ Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yeremia 29: 11
“If you want something, work hard to get it and never settle for less” -Anonymous-
Kupersembahkan Untuk: Papah Kenedie Mamah Tinduh Kakak Salfianita Pantaleon Carnegie
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, penyertaan, dan kasih setia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang
telah
memberikan
kesempatan
untuk
belajar
dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2.
Ir. Drs. Hansiadi Yuli H., M.Si., Ak., QIA., C.A., selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Bapak Sigit Pamungkas selaku pimpinan perusahan CV. X yang telah memberikan izin serta pengarahan kepada penulis selama melakukan penelitian.
4.
Papah Kenedie dan Mamah Tinduh, serta Kakakku Salfianita untuk semangat, dukungan, dan doa yang ditujukan kepada penulis hingga skripsi ini selesai.
5.
Pantaleon Carnegie untuk motivasi, dukungan, koreksi-koreksi penulisan, dan doa untuk penulis hingga skripsi ini selesai.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
Teman-teman Kelas MPT untuk kritik dan saran yang membangun.
7.
Trinita Tampubolon, Putri Manic Salurante, dan Katerina Mayumi, untuk persahabatan dan motivasi kepada penulis.
8.
Teman-teman Kos Olive, Grup Emblo Bantat, untuk wawasan yang kalian berikan kepada penulis.
9.
Mitra Perpusatakaan Tahun 2015, untuk koreksi dan masukkan pada penulisan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015
Cinditia Oktaviana
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ............... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ...............................v HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................... vi HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................... ix HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................... xii HALAMAN DAFTAR GAMBAR ........................................................................xv ABSTRAK ........................................................................................................... xvi ABSTRACT ........................................................................................................ xvii BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................1 B. Rumusan Masalah ......................................................................2 C. Tujuan Penelitian .......................................................................2 D. Manfaat Penelitian .....................................................................3 E. Sistematika Penulisan .................................................................3
BAB II
LANDASAN TEORI .......................................................................6 A. Biaya Produksi............................................................................6 B. Harga Pokok Produksi ................................................................6 C. Metode Pengumpulan Harga Produksi .......................................7 1. Metode Harga Pokok Pesanan .............................................7 2. Metode Harga Pokok Proses .............................................12 D. Metode Penentuan Biaya Produksi ...........................................14 1. Metode Full Costing ..........................................................14 2. Metode Variable Costing ..................................................15 E. Unsur- Unsur Biaya Produksi ...................................................15 1. Biaya Bahan Baku .............................................................15
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Biaya Tenaga Kerja ...........................................................16 3. Biaya Overhead Pabrik .....................................................16 F. Harga Jual .................................................................................22 1. Pengertian Harga Jual ........................................................22 2. Metode Penentuan Harga Jual ...........................................23 G. Siklus Kegiatan Manufaktur .....................................................24 1. Pengadaan (Procurement) .................................................25 2. Produksi (Production) .......................................................25 3. Penyimpanan Produk Selesai (Wearinghouse of Finish Goods) ...............................................................................25 4. Penjualan Produk Selesai (Selling of Finish Product) ......25 BAB III
METODE PENELITIAN ...............................................................27 A. Jenis Penelitian .........................................................................27 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................27 C. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................27 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................28 E. Data Yang Diperlukan ..............................................................28 F. Teknik Analisis Data ................................................................29
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.......................................32 A. Sejarah Berdirinya CV. X.........................................................32 B. Visi dan Misi Perusahaan .........................................................33 C. Struktur Organanisasi Perusahaan ............................................33 D. Aspek Pemasaran......................................................................36 E. Produk.......................................................................................36 F. Price .........................................................................................36 G. Placement .................................................................................37 H. Mitra Usaha ..............................................................................37 I. Suplyers dan Penyedia Materia Serta Actuator .......................38 J. Pelanggan .................................................................................39
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................40 A. Analisis Data untuk Menjawab Rumusan Masalah Pertama ....41
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Analisis Data untuk Menjawab Rumusan Masalah Kedua ......64 BAB VI
PENUTUP ......................................................................................75 A. Kesimpulan ...............................................................................75 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................76 C. Saran .........................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................78
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1
Biaya Pembuatan Kerangka Lift Outdoor Menurut CV.X .............41
Tabel 5.2
Biaya Pembuatan Craine Lift Outdoor Menurut CV.X .................41
Tabel 5.3
Biaya Pembuatan Guide (Rell) Lift Outdoor Menurut CV.X ........42
Tabel 5.4
Sensor dan Kontrol Lift Outdoor Menurut CV.X ..........................42
Tabel 5.5
Motor Listrik (Motor AC) Lift Outdoor Menurut CV.X ................42
Tabel 5.6
Cover Acrylic Lift Outdoor Menurut CV.X ...................................42
Tabel 5.7
Total Biaya Keseluruhan Pembuatan Lift Barang Outdoor Menurut CV.X ..............................................................................................43
Tabel 5.8
Biaya Pembuatan Kerangka Lift Indoor Menurut CV.X ...............43
Tabel 5.9
Biaya Pembuatan Craine Lift Indoor Menurut CV.X ....................44
Tabel 5.10
Biaya Pembuatan Guide (Rell) Lift Indoor Menurut CV.X ...........44
Tabel 5.11
Sensor dan Kontrol Lift Indoor Menurut CV.X .............................44
Tabel 5.12
Motor Listrik (Motor AC) Lift Indoor Menurut CV.X...................44
Tabel 5.13
Total Biaya Keseluruhan Pembuatan Lift Barang Indoor Menurut CV.X ..............................................................................................45
Tabel 5.14
Daftar List Part Machine pada Mesin Pelet Menurut CV.X ..........45
Tabel 5.15
Daftar Aktuator pada Mesin Pelet Menurut CV.X.........................46
Tabel 5.16
Total Biaya Keseluruhan dalam Pembuatan Mesin Pelet Menurut CV.X ..............................................................................................46
Tabel 5.17
Biaya Pembuatan Kerangka Lift Outdoor Menurut Metode Job Order Costing ................................................................................48
Tabel 5.18
Biaya Pembuatan Craine Lift Outdoor Menurut Metode Job Order Costing ...........................................................................................49
Tabel 5.19
Biaya Pembuatan Guide (Rell) Lift Outdoor Menurut Metode Job Order Costing ................................................................................49
Tabel 5.20
Sensor dan Kontrol Lift Outdoor Menurut Metode Job Order Costing............................................................................................49
Tabel 5.21
Motor Listrik (Motor AC) Lift Outdoor Menurut Metode Job Order Costing ...........................................................................................49
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5.22
Cover Acrylic Lift Outdoor Menurut Metode Job Order Costing ..50
Tabel 5.23
Total Taksiran Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Lift Barang Outdoor Menurut Metode Job Order Costing ...............................50
Tabel 5.24
Perhitungan Taksiran Biaya Overhead Pabrik ...............................52
Tabel 5.25
Harga Pokok Produksi Lift Barang Outdoor Menurut Metode Job Order Costing ................................................................................52
Tabel 5.26
Biaya Pembuatan Kerangka Lift Indoor Menurut Metode Job Order Costing ................................................................................53
Tabel 5.27
Biaya Pembuatan Craine Lift Indoor Menurut Metode Job Order Costing ...........................................................................................53
Tabel 5.28
Biaya Pembuatan Guide (Rell) Lift Indoor Menurut Metode Job Order Costing ................................................................................53
Tabel 5.29
Sensor dan Kontrol Lift Indoor Menurut Metode Job Order Costing ........................................................................................................54
Tabel 5.30
Motor Listrik (Motor AC) Lift Indoor Menurut Metode Job Order Costing ...........................................................................................54
Tabel 5.31
Total Taksiran Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Lift Barang Indoor Menurut Metode Job Order Costing ..................................54
Tabel 5.32
Perhitungan Taksiran Biaya Overhead Pabrik ..............................55
Tabel 5.33
Harga Pokok Produksi Lift Barang Indoor Menurut Metode Job Order Costing ................................................................................56
Tabel 5.34
Daftar List Part Machine pada Mesin Pelet Menurut Metode Job Order Costing ................................................................................57
Tabel 5.35
Daftar Aktuator pada Mesin Pelet Menurut Metode Job Order Costing ...........................................................................................57
Tabel 5.36
Total Taksiran Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Mesin Pelet Menurut Metode Job Order Costing ..............................................58
Tabel 5.37
Perhitungan Taksiran Biaya Overhead Pabrik ...............................59
Tabel 5.38
Harga Pokok Produksi Mesin Pelet Menurut Metode Job Order Costing ...........................................................................................59
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5.39
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi untuk Lift Barang Outdoor..............................................................................60
Tabel 5.40
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi untuk Lift Barang Indoor ................................................................................61
Tabel 5.41
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi untuk Mesin Pelet ................................................................................................61
Tabel 5.42
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan dan Metode Job Order Costing ..................................61
Tabel 5.43
Mengidentifikasi Persamaan dan Perbedaan Perhitungan Harga Pokok Produksi ..............................................................................63
Tabel 5.44
Perbandingan Harga Jual Produk Pesanan Menurut Perusahaan dan Harga Jual Menurut Metode Job Order Costing............................72
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar I
Siklus Kegiatan Manufaktur Perusahaan .......................................26
Gambar II
Struktur Organisasi ........................................................................34
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING SEBAGAI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus di CV.X)
Cinditia Oktaviana NIM: 112114045 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, bagaimana pengumpulan harga pokok produksi dan harga jual produk di CV. X Yogyakarta, bila dibandingkan dengan metode job order costing. CV.X Yogyakarta adalah perusahaan manufaktur yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Perusahaan ini beroperasi bila terdapat pesanan dari konsumen. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara, mendeskripsikan harga pokok produksi dan harga jual produk CV.X, yang kemudian akan dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi dan harga jual menurut metode job order costing. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa harga pokok produksi dan harga jual untuk lift barang outdoor, lift barang indoor, dan mesin pelet yang ditetapkan oleh CV. X belum sesuai dengan metode job order costing. Ketidaksesuaian terjadi pada perhitungan harga pokok produksi dikarenakan perusahaan tidak membebankan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, sedangkan untuk harga jual produk perusahaan tidak membebankan biaya administrasi dan umum, dan biaya pemasaran.
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF PRODUCTION COST USING JOB ORDER COSTING METHOD TO DETERMINE THE SALES PRICE OF PRODUCTS (A case study at CV. X Yogyakarta)
Cinditia Oktaviana NIM: 112114045 Sanata Dharma University Yogyakarta 2015
The purpose of this research is to find out the collection the production cost and the sales price of products of the CV. X Yogyakarta compared with job order costing method. CV.X Yogyakarta is a manufacturing company that processes raw materials into finished goods. The company operates only if there are orders from customers. The method used to complete this research is job order costing. Data collection techniques in this research were interviews and documentation. Data analysis was done by describing the production cost and the sales price at CV.X, which will be compared with the calculation of the production cost and the sales price according to job order costing Method. The research concluded that production cost and the sales price of outdoor freight elevator, indoor freight elevators, and pellet machines set by CV. X do not conform with job order costing method . The mismatches occur in the calculation of the production cost because the company does not charge the direct labor and factory overhead costs, while for the sales price, the company's does not charge general and administrative costs, and marketing cost.
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi atau mengolah bahan baku mentah menjadi barang jadi. Contoh dari perusahaan manufaktur adalah perusahaan pembuat roti, perusahaan mebel, perusahaan otomotif, perusahaan otomasi mesin dan lain sebagainya. Perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia memiliki aktivitas opersasi yang berbeda-beda, ada yang beroperasi berdasarkan pesanan, dan ada yang beroperasi untuk memenuhi kegiatan produksi perusahaan. Untuk itu, penting sekali bagi perusahaan untuk memperhatikan metode pengumpulan harga pokok produksi. Pengumpulan harga pokok produksi yang tidak tepat akan mempengaruhi besarnya keuntungan yang diperoleh dalam penetapan harga jual produk. Untuk dapat menentukan harga jual yang tepat, perusahaan harus mampu mengelompokan biaya produksi sesuai dengan karekteristik perusahaan. Apabila perusahaan beroperasi untuk memenuhi kegiatan produksi, maka perusahaan menggunakan metode pengumpulan harga pokok produksi berdasarkan proses sebagai metode pengumpulan biaya produksi. Perusahaan yang menggunakan metode pengumpulan harga pokok produksi berdasarkan pesanan adalah perusahaan yang beroperasi apabila terdapar order atau pesanan dari konsumen.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
CV. X adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang otomasi perancangan dan penciptaan mesin. Perusahaan ini baru beroperasi apabila terdapat pesanan dari konsumen. Oleh karena itu, penulis ingin menganalis bagaimana pengumpulan harga pokok produksi dan penetapan harga jual produk pada CV.X guna mengetahui apakah CV.X telah memenuhi kriteria pengumpulan harga pokok produksi berdasarkan metode job order costing.
B.
Rumusan Masalah 1.
Bagaimanakah pengumpulan harga pokok produksi yang telah ditetapkan CV. X, bila dibandingkan dengan pengumpulan harga pokok produksi menurut metode job order costing?
2.
Bagimanakah perhitungan harga jual produk yang telah ditetapkan CV. X, bila dibandingkan dengan perhitungan harga jual produk menurut metode job order costing?
C.
Tujuan Penelitian 1.
Mengetahui bagaimana pengumpulan harga pokok produksi pada CV. X, bila dibandingkan dengan pengumpulan harga pokok produksi menurut metode job order costing.
2.
Mengetahui bagaimana perhitungan harga jual produk pada CV. X, bila dibandingkan dengan perhitungan harga jual produk menurut metode job order costing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
D.
Manfaat Penelitian 1.
Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini, perusahaan dapat mengetahui pengklasifikasian harga jual produk menurut teori akuntansi, serta dapat menentukan harga jual produk berdasarkan perhitungan harga pokok produksi.
2.
Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi Universitas Sanata Dharma sebagai bagian dari kepustakaan dan referensi penelitian
3.
Bagi Penulis Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui, bagaimana penerapan dan perhitungan harga pokok produksi dalam penentuan harga jual produk pada perusahaan industri. Selain itu, penelitian ini digunakan sebagai penerapan ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan.
E.
Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini berisikan landasan teori atau teori-teori yang digunakan sebagai dasar dalam mendukung proses penelitian penulis.
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data,
teknik
pengumpulan data, data yang diperlukan dan teknik analisis data. BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini membahas mengenai gambaran umum perusahaan, yang terdiri dari sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, aspek pemasaran, produk, price, placement, mitra usaha, suplyers dan penyedia material serta actuator, dan pelanggan.
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai hasil penelitian dengan cara membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi dan harga jual produk menurut perusahaan dengan metode job order costing, guna mengetahui apakah perhitungan yang telah dilakukan oleh perusahaan sudah tepat atau belum.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
BAB VI
PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh setelah mengolah dan menganalis data yang diperoleh dari perusahaan. Kesimpulan dan saran diberikan kepada perusahaan guna memajukan perusahaan, khususnya dalam perhitungan harga pokok produksi dan penetapan harga jual produk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Biaya Produksi Menurut Supriyono (2014: 19), biaya produksi, adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan kedalam tiga bagian, yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Sedangkan biaya produksi menurut Mulyadi (2014: 14), adalah biaya yang digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa: biaya produksi adalah biaya yang digunakan oleh perusahan, untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang akan dijual kepada konsumen. Biaya produksi itu sendiri meliputi tiga bagian, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
B.
Harga Pokok Produksi Menurut Hansen and Mowen (2009: 60), “Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
diselesaikan adalah biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.” Harga pokok produksi merupakan jumlah dari bahan baku yang digunakan, ditambah tenaga kerja langsung, ditambah dengan biaya overhead, ditambah persediaan barang dalam proses awal, dan dikurangi dengan persediaan barang dalam proses akhir.
C.
Metode Pengumpulan Harga Produksi Secara garis besar, terdapat dua metode yang digunakan dalam pengumpulan
harga
pokok
produksi,
yaitu
metode
harga
pokok
berdasarkan pesanan (job order costing method) dan metode harga pokok berdasarkan proses (process costing method). Metode harga pokok berdasarkan
pesanan
(job
order
costing
method)
adalah
metode
pengumpulan harga pokok produksi, di mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan berdasarkan identitasnya. Adapun metode harga pokok berdasarkan proses, (process costing method) adalah metode di mana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, triwulan, semester, dan tahun. 1.
Metode Harga Pokok Pesanan Metode harga pokok pesanan (job order costing method) adalah metode di mana biaya-biaya produksi dikumpulkan berdasarkan pesanan, dan biaya produk per satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan (Mulyadi 2014: 17). Untuk mengetahui lebih jelas mengenai metode harga pokok pesanan, berikut ini diuraikan mengenai metode harga pokok berdasarkan pesanan. a.
Pengertian Harga Pokok Pesanan Menurut Supriyono (2014: 36), “Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya.” Perusahan yang cocok menggunakan metode harga pokok pesanan adalah perusahaan yang proses pengolahan produknya dikerjakan secara terputus-putus. Dalam artian pesanan yang diterima dikerjakan sampai selesai, proses produksi dihentikan, dan memulai dengan pesanan yang baru. Produk yang dihasilkan merupakan produk yang dikerjakan berdasarkan pesanan (order) konsumen atau pemesan, sehingga setiap produk memiliki sifat yang berbeda. Produk yang diproduksi dibuat bukan untuk memenuhi persediaan, melainkan untuk memenuhi permintaan konsumen.
b.
Karakteristik Metode Harga Pesanan Metode pengumpulan biaya produk dengan harga pokok pesanan, digunakan oleh perusahaan yang memiliki sifat produksi berdasarkan pesanan (job order costing method) memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)
Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pesanan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
2)
Setiap produk yang diproduksi dihitung harga pokok produksinya dikartu pesanan masing-masing, sehingga biaya produksi relatif teliti dan adil.
3)
Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan.
4)
Pesanan yang sudah selesai dikerjakan akan langsung diserahkan kepada pemesan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
c.
Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Berdasarkan Pesanan Menurut Mulyadi (2014: 29-41), perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk: 1)
Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Harga jual yang dibebankan kepada pesanan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan. Berikut ini, akan ditampilkan formula untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Taksiran biaya produksi untuk pesanan Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pemesan Taksiran total biaya pesanan
xx+ Rpxx
Laba yang diinginkan
xx+
Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan
Rpxx
Rpxx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
2)
Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan Dalam mempertimbangkan penerimaan atau penolakan suatu produk, manajemen sangat memerlukan informasi mengenai total harga pokok pesanan. Tanpa memiliki informasi tersebut, manajemen tidak memiliki jaminan apakah harga yang diminta oleh pemesan dapat mendatangkan laba bagi perusahaan. Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya sebagai berikut: Biaya produksi pesanan: Taksiran biaya bahan baku
Rpxx
Taksiran biaya tenaga kerja
xx
Taksiran biaya overhead pabrik
xx +
Taksiran total biaya produksi
Rpxx
Biaya nonproduksi: Taksiran biaya administrasi dan umum Taksiran biaya pemasaran
Rpxx xx + xx +
Taksiran biaya nonproduksi Taksiran total harga pokok pesanan 3)
Rpxx
Memantau realisasi biaya produksi Akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi tiap pesanan yang diterima, untuk mengetahui apakah total biaya produksi pesanan telah sesuai dengan biaya yang diperhitungkan sebelumnya. Pada halaman
berikut
akan
ditampilkan
perhitungan
sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu.
biaya
produksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Formula memantau realisasi biaya produksi: Biaya bahan baku sesungguhnya
Rpxx
Biaya tenaga kerja sesungguhnya
xx
Taksiran biaya overhead pabrik
xx + *
Total biaya produksi sesungguhnya
Rpxx
*) Pesanan dibebani dengan biaya overhead pabrik menurut tarif yang ditentukan di muka (taksiran). 4)
Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan Informasi mengenai laba atau rugi bruto pesanan diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, informasi mengenai laba atau rugi bruto pesanan sangat diperlukan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya yang dikeluarkan untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi mengenai laba atau rugi bruto pesanan. Berikut formula untuk menghitung laba atau rugi bruto pesanan. Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan: Harga jual yang dibebankan kepada pemesan
Rpxx
Biaya produksi pesanan tertentu: Biaya bahan baku sesungguhnya
Rpxx
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya
xx
Taksiran biaya overhead pabrik
xx + xx -
Total biaya produksi pesanan Laba atau rugi bruto
Rpxx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
5) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. 2.
Metode Harga Pokok Proses Metode harga pokok proses (process costing method) adalah metode di mana pengumpulan harga pokok produk dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu. Pada umumnya, perusahaan yang menggunakan metode ini adalah perusahaan yang menghasilkan produk homogen. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai metode harga pokok proses, berikut diuraikan mengenai metode harga pokok berdasarkan proses. a.
Pengertian Metode Harga Pokok Proses Menurut Supriyono (2014: 37), metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertuntu, misalnya bulan, triwulan, semester, dan tahun. Metode ini cocok digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan produk sejenis atau homogen, bentuk produk bersifat standar, dan tidak tergantung pada spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Produk dibuat untuk mengisi persediaan yang selanjutnya akan dijual kepada pembeli, oleh karena itu perusahaan dapat memproduksi produk secara kontinu.
b.
Karakteristik Metode Harga Pokok Proses Pada halaman selanjutnya akan diuraikan karakteristik dari metode harga pokok proses (process costing method) menurut Supriyono (2014: 139) dan Mulyadi (2014: 63).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Karakteristik dari metode harga pokok proses: 1)
Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun dan sebagainya.
2)
Produk yang dihasilkan bersifat homogen dan bentuknya standar, tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.
3)
Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi atau schedule produksi untuk satuan waktu tertentu.
4)
Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya akan dijual.
5)
Kegiatan produksi bersifat kontinu atau terus-menerus.
6)
Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
7)
Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
8)
Kegiatan produksi dimulai dengan menerbitkan perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
c.
Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Berdasarkan Proses Menurut Mulyadi (2014: 65), manfaat informasi harga pokok produksi berdasarkan proses adalah: 1) Menentukan harga jual produk. 2) Memantau realisasi biaya produksi. 3) Menghitung laba atau rugi periodik. 4) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
D.
Metode Penentuan Biaya Produksi Selain metode pengumpulan harga pokok produksi, metode penentuan biaya produksi juga merupakan salah satu unsur terpenting dalam menghitung harga pokok produksi. Terdapat dua metode pendekatan dalam menghitung biaya produksi tersebut, yaitu: 1.
Metode Full Costing Menurut Mulyadi (2014: 17), metode full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua biaya produksi ke dalam harga pokok produksi. Perhitungan tersebut meliputi perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun tetap. Berikut akan disajikan perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing: Biaya bahan baku
Rpxx
Biaya tenaga kerja langsung
xx
Biaya overhead pabrik tetap
xx
Biaya overhead pabrik variabel
xx +
Kos produksi
Rpxx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
2.
Metode Variable Costing Menurut Mulyadi (2014: 18), Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya menghitung biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variable saja. Dengan demikian unsur perhitungannya adalah sebagai berikut ini: Biaya bahan baku
Rpxx
Biaya tenaga kerja langsung
xx
Biaya overhead pabrik variabel
xx +
Kos produksi
E.
Rpxx
Unsur-Unsur Biaya Produksi Biaya produksi adalah biaya yang terjadi pada fungsi produksi, sedangkan fungsi produksi adalah fungsi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Untuk mengolah produk tersebut diperlukan bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. 1.
Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku menurut Riwayadi (2014: 48), dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, biaya bahan baku langsung dan biaya bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung adalah bahan yang menjadi komponen utama dalam proses produksi, sehingga dapat secara mudah dan cepat ditelusuri ke barang jadi. Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang tidak dapat secara mudah dan cepat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
ditelusuri ke produk. Biaya bahan baku tidak langsung akan dibahas lebih mendalam pada overhead pabrik. Pembelian bahan baku untuk proses produksi, akan berdampak pada pesediaan bahan baku di perusahaan. Pembelian bahan baku yang terlalu banyak akan berdampak pada pemborosan keuangan perusahaan, dan apabila bahan baku dipesan terlalu sedikit akan mengakibatkan kekurangan bahan baku ketika dibutuhkan dalam produksi. Oleh karena itu perusahaan harus dapat merencanakan kebutuhan bahan baku ketika melakukan suatu produksi. 2.
Biaya Tenaga Kerja Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses pembuatan produk yang akan dijual. Sifat tenaga kerja langsung sama seperti bahan baku langsung, yaitu mudah ditelusuri pada produk. Pembayaran untuk upah tenaga kerja langsung dapat dilakukan baik secara harian maupun bulanan, tergantung dari jumlah produk yang dikerjakan oleh karyawan.
3.
Biaya Overhead Pabrik Menurut Riwayadi (2014: 76), biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik adalah biaya yang secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi. Sifat dari biaya overhead pabrik, bertolak belakang dengan biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, yaitu sulit ditelusuri di dalam produk yang diproduksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Biaya overhead pabrik menurut Mulyadi (2014: 194) merupakan biaya yang paling kompleks dalam proses produksi, untuk keadilan dan ketelitian maka pembebanan harus digunakan dalam proses produksi. Dalam perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, berikut ini adalah penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya. a.
Biaya Bahan Penolong Biaya bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok prokuksi tersebut.
b.
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan merupakan biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies), dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipment, kendaraan, dan aktivitas tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
c.
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung pada produk atau pesanan. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut. Tenaga kerja tidak langsung terdiri atas: 1) Karyawan
yang
bekerja
dalam
departemen
pembantu,
seperti
departemen-departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan departemen gudang. 2) Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala departemen produksi, karyawan administrasi pabrik, dan mandor. d.
Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap. Biaya yang timbul dalam kelompok ini adalah biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan equipment, perkakas laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.
e.
Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain, adalah biaya asuransi gedung dan emplasmen, asuransi mesin dan equipment, asuransi kendaraan, dan asuransi kecelakaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
f.
Biaya overhead pabrik yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, seperti PLN dan sebagainya.
Menurut Supriyono (2014: 294), penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi dibagi menjadi tiga golongan yaitu: a.
Biaya Overhead Tetap Biaya overhead tetap adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)
Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkat tertentu.
2)
Pada biaya overhead tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
3)
Contoh biaya overhead pabrik tetap misalnya: biaya asuransi pabrik, biaya penyusutan aktiva tetap, gaji staf pabrik dan mandor, dan biaya tetap lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
b.
Biaya Overhead Variabel Biaya overhead variabel adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Biaya yang jumlah volumenya akan berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya variabel. 2) Pada biaya overhead variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan. 3) Contoh biaya overhead variabel misalnya: biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan penolong, bahan bakar dan lain-lain.
c.
Biaya Overhead Semi Variabel Biaya overhead semi variabel adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding (not proportional). 2) Pada biaya overhead semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkatan kegiatan tertentu, semakin tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. 3) Contoh biaya overhead pabrik semi variabel misalnya: biaya pembangkit listrik, biaya reparasi dan pemeliharan, biaya pengobatan karyawan pabrik dan lain-lain.
Menurut Supriyono (2014: 304), dasar pembebanan yang biasa digunakan dalam pembebanan biaya overhead pabrik (BOP) adalah sebagai berikut: a.
Satuan Produksi Tarif biaya overhead pabrik yang didasarkan pada satuan produksi dihitung dengan rumus sebagai berikut: Tarif BOP =
b.
Budget BOP dalam periode tertentu Budget produksi dalam periode bersangkutan
Biaya Bahan Baku Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar biaya bahan baku dihitung berdasarkan persentase tertentu dari biaya bahan baku, rumus perhitungan tarif sebagai berikut: Tarif BOP =
c.
Budget BOP dalam periode tertentu X 100% Budget biaya bahan baku periode yang bersangkutan
Dasar Biaya Tenaga Kerja Langsung Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan persentase tertentu dari biaya tenaga kerja langsung, rumus perhitungan tarif adalah sebagai berikut: Tarif BOP =
Budget BOP dalam periode tertentu X 100% Budget biaya TKL periode yang bersangkutan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
d.
Dasar Jam Kerja Langsung Dasar jam kerja langsung bermanfaat untuk menghilangkan kelemahan yang disebabkan tarif upah yang berfluktuasi dari waktu ke waktu dan perbedaan tarif upah karena tingkat keahlian karyawan. Rumus perhitungan tarif atas dasar jam kerja langsung adalah: Budget BOP Budget Jam Kerja Langsung
Tarif BOP = e.
Dasar Jam Mesin Tarif overhead pabrik yang didasarkan pada jam mesin dihitung dengan rumus sebagai berikut: Tarif BOP =
Budget BOP Budget Jam Mesin
F. Harga Jual 1. Pengertian Harga Jual Menurut Samryn (2012: 348), harga merupakan salah satu jenis informasi penting yang diterima pelanggan, dari suatu produk yang dipasarkan oleh perusahaan. Harga yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen,
sangat
mempengaruhi
dalam
penentuan
pengambilan
keuntungan dari suatu produk yang ditawarkan. Dari definisi singkat di atas, dapat ditarik simpulan bahwa harga jual adalah harga yang ditawarkan perusahan kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari suatu barang dan jasa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
2.
Metode Penentuan Harga Jual a.
Penentuan Harga Jual Normal Menurut Mulyadi (2001: 348), metode penetuan harga jual normal seringkali disebut dengan istilah cost-plus pricing, karena harga jual ditentukan dengan menambahkan biaya di masa yang akan datang dengan suatu persentase mark-up (tambahan di atas jumlah biaya) yang dihitung dengan formula tertentu. Mark-up adalah selisih antara harga suatu produk atau jasa dengan harga pokoknya (Samryn, 2012: 352). Penentuan harga jual produk atau jasa dalam keadaan normal ditentukan dengan formula berikut: Harga Jual= Taksiran biaya penuh+Laba yang diharapkan
b.
Penentuan Harga Jual dalam Cost-type Contract Menurut Mulyadi (2001: 360), cost-type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembelinya setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya sesungguhnya dikeluarkan produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Penentuan harga jual dalam cost-type contract akan dibahas pada halaman berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Rumus penentuan harga jual dalam cost-type contract: Biaya langsung Biaya tidak langsung Total biaya penuh Laba yang diinginkan Harga Jual c.
Rpxxx xxx + Rpxxx xxx + Rpxxx
Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Harga jual yang dibebankan kepada pesanan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan. Berikut adalah formula untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan menurut Mulyadi (2014: 39): Taksiran biaya produksi untuk pesanan Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pemesan Taksiran total biaya pesanan
Rpxx xx + Rpxx
Laba yang diinginkan
xx +
Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan
G.
Rpxx
Siklus Kegiatan Manufaktur Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang mengubah bahan mentah (raw material) menjadi output atau barang jadi, baru kemudian dijual kepada para pelanggan. Dalam mengolah bahan baku menjadi produk jadi memerlukan tambahan biaya seperti biaya produksi, biaya tenaga kerja, serta biaya lainnya yang terjadi selama pengolahan produk berlangsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Contoh perusahaan manufaktur, diantaranya adalah: perusahaan perakit mobil, komputer, perusahaan pembuat (pabrik) obat, tas, sepatu, pabrik penghasil keramik dan sebagainya. Menurut Supriyono (2014: 56), kegiatan perusahaan manufaktur, dalam mengolah bahan baku menjadi produk selesai yang kemudian dijual kepada konsumen memiliki siklus sebagai berikut: 1.
Pengadaan (Procurement) Pengadaan adalah kegiataan untuk memperoleh atau mengadakan barang dan jasa yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi untuk diolah menjadi barang jadi.
2.
Produksi (Production) Produksi adalah kegiatan mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Pada kegiatan tersebut akan dikonsumsi bahan baku, tenaga kerja langsung, barang dan jasa yang dikelompokkan dalam overhead pabrik.
3.
Penyimpanan Produk Selesai (Wearinghouse of Finish Goods) Produk yang telah selesai diproduksi dari pabrik akan dipindahkan ke dalam gudang produk selesai, menunggu saat dijual atau diserahkan kepada pemesan.
4.
Penjualan Produk Selesai (Selling of Finish Product) Produk yang sudah laku dijual akan dikeluarkan dari gudang produk selesai untuk dikirim kepada pembeli, dan perusahaan dapat membebani rekening langganan atau pembeli. Dari pernyataan diatas, aliran kegiatan perusahaan manufaktur akan digambarkan pada halaman selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pengadaan Barang dan Jasa
Produksi
Penjualan Produk Selesai
Penyimpanan Produk Selesai
Gambar I: Siklus Kegiatan Perusahaan Manufaktur Sumber: Supriyono 2014: 58
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah studi kasus. Menurut Emzir (2014: 20), studi kasus yaitu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok, atau situasi. Penulis melakukan penelitian pada perusahaan CV. X guna memperoleh pemahaman perusahaan dalam perhitungan harga pokok produksi dan harga jual produk berdasarkan pesanan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada CV. X Yogyakarta.
2.
Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk penelitian adalah antara bulan April sampai dengan bulan Mei tahun 2015.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1.
Subjek Penelitian a.
Pimpinan Perusahaan
b.
Bagian Akuntansi
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
2.
c.
Bagian Produksi
d.
Bagian Pemasaran
e.
Bagian Administrasi dan Umum
Objek Penelitian a.
Biaya-biaya untuk menghitung harga pokok produksi dan untuk menghitung harga jual produk pada CV. X Yogyakarta pada tahun 2014.
b.
Metode penentuan harga pokok produksi dan metode penentuan harga jual produk.
D. Teknik Pengumpulan Data 1.
Wawancara Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung guna mendapat infomasi yang dibutuhkan.
2.
Dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data yang sudah ada dalam perusahaan, yang berhubungan dengan perhitungan harga pokok produksi dan harga jual produk.
E. Data yang Diperlukan 1.
Gambaran umum perusahaan
2.
Biaya produksi
3.
Biaya nonproduksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
4.
Penentuan harga pokok produksi
5.
Jumlah produk selesai yang dihasilkan
6.
Data Penjualan
7.
Laba yang diharapkan
8.
Penentuan harga jual produk pesanan
9.
Data jumlah produk yang dipesan
10. Informasi lain yang relevan dengan penelitian
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang pertama adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan, yang meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. 2. Mendeskripsikan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode job order costing dengan langkah – langkah berikut: a.
Menghitung taksiran biaya bahan baku yang digunakan.
b.
Menghitung taksiran biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi.
c.
Menghitung taksiran biaya overhead pabrik yang dibebankan kedalam proses produksi berdasarkan biaya bahan baku yang digunakan, yaitu dengan membagi taksiran biaya overhead pabrik dengan taksiran biaya bahan baku yang dipakai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Rumus persentase biaya overhead pabrik dari biaya bahan baku yang dipakai: Tarif BOP = d.
Taksiran biaya overhead pabrik x 100% Taksiran biaya bahan baku yang dipakai
Menghitung total harga pokok produksi berdasarkan pesanan (job order costing method) menurut metode full costing dengan rumus sebagai berikut: Biaya bahan baku
Rpxx
Biaya tenaga kerja langsung
xx
Biaya overhead pabrik tetap
xx
Biaya overhead pabrik variabel
xx+
Kos produksi 3.
Rpxx
Membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut kajian teori menggunakan metode job order costing.
4.
Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan perhitungan komponen harga pokok produksi menurut metode job order costing.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Mendeskripsikan penetapan harga jual produk menurut perusahaan dengan mengumpulkan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
2.
Mendeskripsikan penetapan harga jual produk dengan cara menentukan harga jual produk berdasarkan teori yang dibebankan kepada pemesan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a.
Menghitung taksiran biaya produksi dan nonproduksi.
b.
Menghitung besarnya laba yang diharapkan.
c.
Menghitung taksiran harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan dengan langkah berikut: Taksiran biaya produksi
Rpxx
Taksiran biaya nonproduksi
xx +
Taksiran total biaya pesanan
Rpxx xx +
Laba yang diharapkan Taksiran harga jual yang dibebankan 3.
Rpxx
Membandingkan penetapan harga jual produk menurut perusahaan dengan penetapan harga jual produk menurut metode job order costing.
4.
Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan penetapan harga jual produk menurut metode job order costing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya CV. X CV. X berdiri pada tanggal 5 November 2013, berlokasi di Karang Sari RT.03/23, Depok, Sleman, Maguwoharjo, Yogyakarta. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Sigit Pamungkas, pada awal usahanya Bapak Sigit hanya membuka jasa konsultasi mesin dan peningkatan kapasitas produksi mesin lama bagi perusahaan yang membutuhkan. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak perusahaan yang meminta Bapak Sigit untuk membuat mesin baru sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan perusahaan. Untuk menampung semua permintaan yang ada, maka berdirilah CV.X sebagai mitra bagi perusahaan manufaktur di regional Yogyakarta. Saat ini CV. X sudah tidak beroperasi lagi dikawasan Karang Sari, tetapi sudah pindah ke gedung baru yang beralamat di Jalan Ringroad Barat, Salakan, Yogyakarta.
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
B. Visi dan Misi Perusahaan Sebagai perusahaan yang masih berkembang CV. X memiliki visi dan misi sebagai berikut: Visi :
Menjadi Perusahaan yang mampu menciptakan produk yang dapat membantu industri, masyarakat luas, serta dapat mensejahterakan karyawan.
Misi :
1. Memberikan pelatihan dan bimbingan kepada karyawan, dalam menciptakan desain baru yang lebih kreatif dan fungsional. 2. Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan berkekeluargaan dalam lingkungan kerja.
C. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang digunakan oleh CV. X adalah struktur organisasi fungsional, di mana setiap manajer bertanggung jawab atas departemen masing-masing. Penggunaan struktur organisasi fungsional akan mempengaruhi pengambilan keputusan dari masing-masing fungsi, sehingga keputusan yang diambil akan lebih baik dan relevan dalam bidangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
Project Leader Sigit
Workshop 1 Dimas
Supplier & Subcon Kristian
Co.Welding Marjoko
Co.Operator Jatmiko
Workshop 2 Tanto
Mobile Widianto
Co.Electrical Ragil
Mobile Anto Marno
Co.Operator Agus
Gambar II: Struktur Organisasi Sumber: CV. X
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
1.
Project leader bertugas sebagai pimpinan proyek (mulai dari menyepakati order sampai dengan shapping order).
2.
Workshop satu adalah kepala bagian dari pabrikasi bertanggungjawab dalam penyediaan bahan baku dan pembuatan kompenen yang dibutuhkan dalam mengerjakan pesanan. Workshop satu membawahi empat bagian yang bertugas sebagai berikut: a.
Coordinator welding, berkaitan dengan bahan baku yang perlu dilakukan pengelasan.
b.
Coordinator operator, mengoordinir semua bagian yang berhubungan dengan mesin, seperti mesin bubut, mesin miling, mesin bur, dan lainlain.
c.
Supplier/subcon, menyediakan bahan (membuat) dan membeli bahan baku yang tidak bisa dibuat.
d. 3.
Mobile, asisten dibagian workshop satu.
Workshop dua adalah bagian akhir dalam proses produksi. Kepala bagian dalam bidang ini bertanggungjawab dalam pengecatan, dan quality control. Workshop dua dibantu oleh dua bagian yaitu: a.
Coordinator operator, mengoordonir semua pekerjaan finishing, (pengamplasan, pengecatan)
b. 4.
Mobile, asisten dibagian workshop dua.
Coordinator electrical, mengurus bagian electrical atau bagian listrik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
D. Aspek Pemasaran Segmen Pasar:
Perusahaan besar dan kecil di Indonesia.
Target Pasar:
Industri besar dan industri rumahan.
Positioning:
Perusahaan spesialis otomasi/otomatisasi.
E. Produk Produk yang dihasilkan oleh perusahaan, adalah produk yang disesuaikan dengan budget perusahaan mitra yang melakukan kerjasama dengan CV.X. Dari segi ukuran mesin, mesin yang akan dibuat disesuaikan dengan layout yang ada diperusahaan bersangkutan. Bahan yang digunakan dalam membuat mesin adalah bahan dengan kualitas di atas standar, sehingga umur pemakaian dapat lebih tahan lama.
F. Price Harga yang ditawarkan oleh CV. X adalah harga yang disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dalam melakukan transaksi pemesanan barang. Barang yang dipesan kepada CV.X terlebih dahulu akan dihitung biayanya secara keseluruhan. Apabila harga yang ditawarkan telah mencapai kesepakatan maka CV.X akan memulai pengerjaan terhadap barang dipesan oleh mitra. Pembayaran untuk pelunasan transaksi dapat dilakukan secara kontan atau angsuran. Pembayaran yang dilakukan secara angsuran, dapat diangsur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
sebanyak tiga kali. Pembayaran pertama minimal 50% untuk pembelian bahan baku barang yang akan dikerjakan.
G. Placement Sistem distribusi yang dilakukan adalah distribusi secara langsung ke pengguna, baik industri besar maupun konsumen perorangan.
H. Mitra Usaha Dalam mengerjakan suatu produk, apabila CV.X tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menyelesaikan suatu proses produksi, maka CV.X akan melakukan subcon untuk penyelesaikan proses produksi. Berikut adalah mitra usaha yang biasa digunakan oleh CV.X dalam melakukan subcon: 1.
PT. Handayani Makmur Abadi: Jln. Jambon no 3, Yogyakarta (0274-524709). Diskripsi: Penyedia Material plat MS dan stainless steel, bengkel potong, tekuk.
2.
BLPT Yogya: Jln. Kyayi Mojo no.70 Yogyakarta (0274- 513036). Diskripsi: Bengkel pengerjaan bubut, milling, CNC dan precision tools.
3.
BATAN: Jln. Babarsari, Kotak Pos 6101 (0274-488435) Diskripsi: Bengkel pengerjaan bubut, milling, CNC dan precision tools.
4.
Karya Nyata Teknik: Jln. Tempel-Turi km3, Sleman, Yogyakarta (08156804894). Diskripsi: Bengkel pengerjaan bubut, milling, sparepart.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
I.
Suplyers dan Penyedia Material Serta Actuator Berikut adalah daftar nama perusahaan yang biasa digunakan oleh CV.X dalam penyediaan bahan baku untuk proses produksi. 1.
Central Bearing (Solo):
Penyedia
Roll
konveyor,
bearing, dan lain-lain 2.
PT. Inayakalayana (Cikarang):
Penyedia komponen control panel, kabel, dan lain-lain.
3.
CV. Cakra Solo (Solo):
Penyedia belt konveyor, pulley, pillow blok, dan lain-lain.
4.
PT. Handayani (Jogja):
Penyedia material plat MS, plat stainless steel.
5.
Kencana Steel (Jogja):
Penyedia material hollo, besi siku L, UNP, dan lain-lain.
6.
UD. Mayar (Jogja):
Penyedia spare part teknik.
7.
CV.Rajawali (Jakarta):
Penyedia genset.
8.
Masa Jaya Teknik (Jogja):
Penyedia komponen elektrik.
9.
Sarana Teknik (Cikarang):
Penyedia motor penggerak.
10. Surya Motor abadi (Jakarta Barat):
Penyedia motor penggerak.
11. Pelita Teknik (Solo):
Penyedia roll, bearing, dan lain-lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
J.
Pelanggan Selama kurang lebih dua tahun berdiri, CV. X, sudah memiliki beberapa karyawan tetap khususnya di regional Yogyakarta, dan mulai memperluas relasinya di pulau Jawa. Berikut daftar nama pelanggan dari CV. X: 1.
PT. DELTA PERSISI INDUSTRI.
2.
PT. HANATEK.
3.
PT. HIT Semarang.
4.
PT. MATEL.
5.
PT. PACGING INTERGRA CENTER.
6.
PT. PAMMA.
7.
PT. SARI HUSADA.
8.
Home Industry Milkshake.
9.
Home Industry Penggilangan Obat Herbal Kulit Magis.
10. Home Industry pembuat pizza, dan 11. pesanan perorangan lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
CV. X adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur, khususnya dalam bidang teknologi perancangan mesin. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan ini melakukan produksi berdasarkan pesanan konsumen. Mesin yang diinginkan oleh konsumen akan dibuat desainnya terlebih dahulu, kemudian melakukan pengukuran layout di lapangan, dan mengaplikasikan mesin yang sudah didesain. Harga yang ditawarkan oleh CV.X dalam melakukan penjualan disesuaikan dengan kesanggupan perusahaan untuk membeli mesin yang dibuat. Kualitas yang digunakan oleh CV. X dalam membuat mesin adalah kualitas di atas standar, sehingga kualitas mesin tetap dijaga dalam melakukan negosiasi produk yang akan dikerjakan. Pada penelitian ini, penulis hanya melakukan perhitungan untuk tiga pembuatan produk yang dipesan pada CV. X. Perhitungan yang dilakukan penulis adalah perhitungan pada mesin lift barang outdoor, indoor dan mesin pembuat pelet. Dalam proses transaksi CV.X harga jual barang terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, biaya shipping, dan biaya pemasangan.
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
A. Analisis Data untuk Menjawab Rumusan Masalah Pertama 1. Mendeskripsikan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan. Untuk
menjawab
rumusan
masalah
pertama,
penulis
akan
menyajikan taksiran perhitungan biaya produksi menurut perusahaan. Perhitungan pembuatan lift barang outdoor menurut CV.X adalah sebagai berikut: a.
Pembuatan Kerangka Lift Tabel 5.1 Biaya pembuatan kerangka lift No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Material Holo 50x80 Plat MS tebal 5mm Bor lubang Ø10 x 4 lubang Jasa pengelasan Finishing Consumable part
Satuan 6 60 60
Ket* Roll Pcs Pcs
Harga Rp320.000 60.000 36.000
Total Rp1.920.000 3.600.000 2.160.000
122 1 1
Titik Set Set
7.500 400.000 1.000.000 Total
915.000 400.000 1.000.000 Rp9.995.000
Sumber: CV. X
b.
Pembuatan Craine Tabel 5.2 Biaya pembuatan craine No 1. 2. 3. 4.
Material Holo 40x30 Jasa pengelasan Finishing dan poles Consumable part
Satuan 5 100 1 1
Sumber: CV.X *) Ket (Keterangan)
Ket* Roll Titik Set Set
Harga Total Rp250.000 Rp1.250.000 7.500 750.000 400.000 400.000 1.000.000 1.000.000 Total Rp3.400.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
Jalur Guide (Rell) Tabel 5.3 Biaya pembuatan guide (rell) No 1. 2. 3. 4.
Material High beam profile steel Jasa pengelasan Finishing dan poles Consumable part
Satuan 4 20 1 1
Keterangan Roll Titik Set Set
Harga Rp400.000 7.500 400.000 1.000.000 Total
Total Rp1.600.000 150.000 400.000 1.000.000 Rp3.150.000
Harga Rp4.500.000 700.000 1.000.000 160.000 Total
Total Rp4.500.000 700.000 1.000.000 800.000 Rp7.000.000
Keterangan Set
Harga Rp2.000.000 Total
Total Rp2.000.000 Rp2.000.000
Keterangan Lembar Set
Harga Rp360.000 120.000 Total
Total Rp2.880.000 120.000 Rp3.000.000
Sumber: CV.X
d.
Sensor dan Kontrol Tabel 5.4 Biaya pembuatan sensor dan kontrol No 1. 2. 3. 4.
Material PLC dan programming Kabel dan wiring kabel Komponen elektrik Proxymity sensor
Satuan 1 1 1 5
Keterangan Set Set Set Pcs
Sumber: CV.X
e.
Motor Listrik (Motor AC) Tabel 5.5 Biaya pembuatan motor listrik (motor AC) No 1.
Material Motor listrik (motor ac)
Satuan 1
Sumber: CV.X
f.
Cover Acrylic Tabel 5.6 Biaya pembuatan cover acrylic No 1. 2.
Material Acrylic Jasa potong
Satuan 8 1
Sumber: CV.X
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Total biaya keseluruhan dalam pembuatan lift barang outdoor adalah sebagai berikut: Tabel 5.7 Total biaya keseluruhan untuk pembuatan lift barang outdoor Huruf a. b. c. d. e. f.
Keterangan Kerangka lift Craine Guide (rell) Sensor dan kontrol Motor listrik (Motor AC) Cover acrylic
Total Rp9.995.000 3.400.000 3.150.000 7.000.000 2.000.000 3.000.000 Rp28.545.000
Total Sumber: CV. X
Total biaya produksi dalam pembuatan lift barang outdoor menurut CV. X adalah sebesar Rp28.545.000. Biaya produksi pada tabel 5.7 sudah termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Berikut adalah perhitungan produksi menurut perusahaan dalam pembuatan lift barang indoor menurut CV.X. a.
Pembuatan Kerangka Lift Tabel 5.8 Biaya pembuatan kerangka lift No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Material Holo 50x80 Plat MS tebal 5mm Bor lubang Ø10 x 4 lubang Jasa pengelasan Finishing Consumable part
Satuan 6 60 60
Keterangan Roll Pcs Pcs
Harga Rp320.000 60.000 36.000
Total Rp1.920.000 3.600.000 2.160.000
122 1 1
Titik Set Set
7.500 400.000 1.000.000 Total
915.000 400.000 1.000.000 Rp9.995.000
Sumber: CV. X
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
b.
Pembuatan Craine Tabel 5.9 Biaya pembuatan craine No 1. 2. 3. 4.
Material Holo 40x30 Jasa pengelasan Finishing dan poles Consumable part
Satuan 5 100 1 1
Keterangan Roll Titik Set Set
Harga Rp250.000 7.500 400.000 1.000.000 Total
Total Rp1.250.000 750.000 400.000 1.000.000 Rp3.400.000
Keterangan Roll Titik Set Set
Harga Rp400.000 7.500 400.000 1.000.000 Total
Total Rp1.600.000 150.000 400.000 1.000.000 Rp3.150.000
Harga Rp4.500.000 700.000 1.000.000 160.000 Total
Total Rp4.500.000 700.000 1.000.000 800.000 Rp7.000.000
Harga Rp2.000.000 Total
Total Rp2.000.000 Rp2.000.000
Sumber: CV.X
c.
Jalur Guide (Rell) Tabel 5.10 Biaya pembuatan guide (rell) No 1. 2. 3. 4.
Material High beam profile steel Jasa pengelasan Finishing dan poles Consumable part
Satuan 4 20 1 1
Sumber: CV.X
d.
Sensor dan Kontrol Tabel 5.11 Biaya pembuatan sensor dan kontrol No 1. 2. 3. 4.
Material PLC dan programming Kabel dan wiring kabel Komponen elektrik Proxymity sensor
Satuan 1 1 1 5
Keterangan Set Set Set Pcs
Sumber: CV.X e.
Motor Listrik (Motor AC) Tabel 5.12 Biaya pembuatan motor listrik (motor AC) No 1.
Material Motor listrik (motor ac)
Satuan 1
Keterangan Set
Sumber: CV.X
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Total biaya keseluruhan dalam pembuatan mesin lift barang indoor adalah sebagai berikut: Tabel 5.13 Total biaya keseluruhan untuk pembuatan lift barang indoor Huruf a. b. c. d. e.
Keterangan Kerangka lift Craine Guide (rell) Sensor dan kontrol Motor listrik (Motor AC) Total
Total Rp9.995.000 3.400.000 3.150.000 7.000.000 2.000.000 Rp25.545.000
Sumber: CV. X
Total biaya produksi yang digunakan oleh CV. X dalam pembuatan lift barang indoor adalah sebesar Rp25.545.000. Biaya produksi pada tabel 5.13 adalah biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Berikut adalah perhitungan biaya produksi menurut perusahaan pada pembuatan mesin pelet a.
Daftar List Part Machine Pada Satu Mesin Pelet Tabel 5.14 Daftar harga list part machine perusahaan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Keterangan
Satuan 1 2 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1
Plt1_01 Plt1_02 Plt2_01 Plt2_02 Plt2_03 Plt2_04 Plt2_05 Plt2_06 Plt2_07 Plt2_08 Plt2_09 Plt2_10
Sumber: CV.X
Harga Rp600.000 150.000 300.000 250.000 125.000 150.000 250.000 500.000 100.000 150.000 200.000 150.000 Total
Total Rp600.000 300.000 300.000 250.000 500.000 300.000 250.000 500.000 100.000 150.000 200.000 150.000 Rp3.600.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
b.
Daftar Aktuator Pada Satu Mesin Pelet Tabel 5.15 Daftar aktuator mesin pelet No. 1. 2. 3. 4. 5.
Keterangan Motor AC Reducer Dryer Pilow, belt, pulley Finishing
Satuan 1 1 1 1 1
Harga Rp1.500.000 1.000.000 1.500.000 150.000 200.000 Total
Total Rp1.500.000 1.000.000 1.500.000 150.000 200.000 Rp4.350.000
Sumber: CV. X
Total biaya keseluruhan dalam pembuatan satu mesin pelet adalah sebagai berikut: Tabel 5.16 Total biaya keseluruhan untuk pembuatan satu mesin pelet Huruf a. b.
Keterangan List part machine Aktuator mesin pelet Total
Harga Rp3.600.000 4.350.000 Rp7.950.000
Sumber: CV.X
Total biaya produksi yang dikeluarkan oleh CV.X dalam membuat satu mesin pelet adalah sebesar Rp7.950.000. Perusahaan mendapat pesanan sebanyak tiga unit, jadi total biaya produksi yang dikeluarkan adalah sebesar Rp23.850.000. Biaya produksi yang dikeluarkan dalam pembuatan mesin pelet sudah termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. 2.
Mendeskripsikan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode job order costing. Pada
metode
pengumpulan
biaya
berdasarkan
pesanan,
biaya
dikumpulkan selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
periode tertentu, dengan jumlah produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu tertentu. Elemen-elemen biaya yang digunakan dalam penggunaan metode pesanan adalah sebagai berikut: a.
Biaya Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dalam pembuatan lift barang outdoor terdiri dari enam bagian yaitu: kerangka lift, craine, guide (rell), sensor dan kontrol, motor listrik (motor AC), cover acrylic, sedangkan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan lift barang indoor terdiri dari lima bagian yaitu: kerangka lift, craine, guide (rell), sensor dan kontrol, dan motor listrik (motor AC). Pembuatan mesin pelet terdiri part mesin yang diproduksi sendiri oleh perusahaan dan aktuator mesin pelet yang dibeli dari supplier.
b.
Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang manfaatnya dapat ditelusuri kedalam produk. Pembayaran biaya tenaga kerja langsung pada CV. X diberikan secara bulanan, yang pembayaran tersebut tidak mempengaruhi jumlah unit yang dikerjakan.
c.
Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Dalam metode pesanan jika perusahaan menggunakan metode full costing di dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
penentuan harga pokok produksinya, produk akan dibebani biaya overhead pabrik dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik variabel dan tarif biaya overhead tetap. Pembebanan overhead pabrik untuk lift barang dan mesin pelet dilakukan setelah diketahui biaya bahan baku yang digunakan.
Berikut ini akan disajikan taksiran perhitungan bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dalam pembuatan lift barang outdoor menurut metode job order costing: a.
Perhitungan harga pokok produksi pada pembuatan lift barang outdoor Perhitungan harga pokok produksi pada lift barang outdoor meliputi kerangka lift, craing, guide (rell), sensor dan kontrol, motor listrik (motor AC), dan cover acrylic. Harga yang digunakan adalah harga asli komponen berdasarkan harga pasar untuk komponen yang digunakan.
1) Biaya Bahan Baku Lift Barang Outdoor a) Kerangka Lift Tabel 5.17 Taksiran biaya bahan baku untuk pembuatan kerangka lift No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Material Holo 50x80 Plat MS tebal 5mm Bor lubang Ø10 x 4 lubang Jasa pengelasan Finishing Consumable part
Satuan 6 60 60
Keterangan Roll Pcs Pcs
Harga Rp210.000 40.000 10.000
Total Rp1.260.000 2.400.000 600.000
122 1 1
Titik Set Set
7.500 400.000 1.000.000 Total
915.000 400.000 1.000.000 Rp6.575.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
b) Pembuatan Craine Tabel 5.18 Taksiran biaya bahan baku untuk pembuatan craine No 1. 2. 3. 4.
Material Holo 40x30 Jasa pengelasan Finishing dan poles Consumable part
Satuan 5 100 1 1
Keterangan Roll Titik Set Set
Harga Total Rp190.000 Rp950.000 7.500 750.000 400.000 400.000 1.000.000 1.000.000 Total Rp3.100.000
c) Jalur Guide (Rell) Tabel 5.19 Taksiran biaya bahan baku untuk pembuatan guide (rell) No 1. 2. 3. 4.
Material High beam profile steel Jasa pengelasan Finishing dan poles Consumable part
Satuan 4
Keterangan Roll
Harga Rp350.000
Total Rp1.400.000
20 1 1
Titik Set Set
7.500 400.000 1.000.000 Total
150.000 400.000 1.000.000 Rp2.950.000
d) Sensor dan Kontrol Tabel 5.20 Taksiran biaya bahan baku untuk pembuatan sensor dan kontrol No 1. 2. 3. 4.
Material PLC dan programming Kabel dan wiring kabel Komponen elektrik Proxymity sensor
Satuan 1
Keterangan Set
Harga Rp3.900.000
Total Rp3.900.000
1
Set
300.000
300.000
1 5
Set Pcs
1.000.000 150.000 Total
1.000.000 750.000 Rp5.950.000
e) Motor Listrik (Motor AC) Tabel 5.21 Taksiran biaya pembelian bahan baku untuk motor listrik (motor AC) No 1.
Material Motor listrik (motor AC)
Satuan 1
Keterangan Set
Harga Rp2.000.000
Total Rp2.000.000
Total
Rp2.000.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
f)
Cover Acrylic Tabel 5.22 Taksiran biaya bahan baku untuk pembuatan cover acrylic No 1. 2.
Material Acrylic Jasa potong
Satuan 8 1
Keterangan Lembar Set
Harga Rp350.000 120.000 Total
Total Rp2.800.000 120.000 Rp2.920.000
Total taksiran biaya bahan baku yang digunakan oleh CV.X dengan metode job order costing untuk pembuatan lift barang outdoor dapat dilihat pada berikut: Tabel 5.23 Total bahan baku lift barang outdoor Huruf a. b. c. d. e. f.
Keterangan Kerangka lift Craine Guide (rell) Sensor dan kontrol Motor listrik (motor AC) Cover acrylic Total
2)
Total Rp6.575.000 3.100.000 2.950.000 5.950.000 2.000.000 2.920.000 Rp23.495.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Lift Barang Outdoor Kebijakan CV.X, dalam pembayaran balas jasa untuk proses produksi dilakukan secara bulanan. Karyawan bekerja selama lima hari dalam satu minggu, satu hari terdiri dari delapan jam kerja. Total pengeluaran setiap bulannya untuk membayar tenaga kerja langsung adalah sebesar Rp9.672.000 untuk 10 orang karyawan. Proses pembuatan lift barang outdoor memerlukan waktu selama setengah bulan, atau sekitar 11 hari kerja karyawan. Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan CV. X untuk pembuatan lift barang outdoor adalah Rp4.836.000.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
3)
Biaya Overhead Pabrik Lift Barang Outdoor Biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai produksi, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dibagi menadi tiga bagian, yaitu biaya variabel, biaya tetap dan biaya semi variabel. Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dan dibebankan kepada produk adalah biaya sewa gedung, dan biaya listrik. Biaya overhead produk yang dihasilkan perusahaan, dihitung berdasarkan persentase taksiran pemakaian dari bahan baku yang digunakan. Metode biaya bahan baku dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Mulyadi, 2014: 200) Persentase biaya overhead pabrik dari bahan baku yang dipakai: Taksiran biaya overhead pabrik x 100% Taksiran biaya bahan baku yang dipakai Biaya sewa gedung yang dikeluarkan perusahaan dalam satu tahun adalah Rp10.000.000, biaya ini sudah termasuk dengan biaya sewa mesin dalam memproduksi produk. Biaya listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu bulan adalah Rp500.000. Taksiran biaya overhead yang dibebankan kepada produk yang dihasilkan adalah sebesar 5% dari harga bahan baku. Perhitungan biaya overhead pabrik untuk pembuatan mesin lift barang outdoor dapat dilihat pada halaman selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Perhitungan biaya overhead pabrik pada lift barang outdoor. Tabel 5.24 Perhitungan taksiran biaya overhead No.
Keterangan
1. 2. 3.
Biaya sewa gedung Biaya listrik Bahan baku
Biaya Keseluruhan Rp10.000.000 500.000 23.495.000
Biaya yang digunakan Rp833.333 500.000 23.495.000
Penggunaan 0,5 bulan 1 bulan 5% Total
Jumlah Rp416.667 500.000 1.174.750 Rp2.091.417
4) Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Lift Barang Outdoor Berdasarkan perhitungan taksiran biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan taksiran biaya overhead pabrik menurut metode job order costing, maka perhitungan harga pokok produksi dalam pembuatan lift barang outdoor akan disajikan dalam tabel berikut: Harga Pokok Produksi Lift Barang Outdoor Tabel 5.25
Harga pokok produksi lift barang outdoor berdasarkan metode job order costing.
No 1. 2. 3.
Keterangan Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik Total
Jumlah Rp23.495.000 4.836.000 2.091.417 Rp30.422.417
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, harga pokok produksi untuk pembuatan lift barang outdoor berdasarkan metode job order costing adalah sebesar Rp30.422.417.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
Perhitungan harga pokok produksi pada pembuatan lift barang indoor 1) Taksiran Biaya Bahan Baku Lift Barang Indoor a) Kerangka Lift Tabel 5.26 Biaya bahan baku dalam pembuatan kerangka lift No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Material Holo 50x80 Plat MS tebal 5mm Bor lubang Ø10 x 4 lubang Jasa pengelasan Finishing Consumable part
Satuan 6 60 60
Ket* Roll Pcs Pcs
Harga Rp210.000 40.000 10.000
Total Rp1.260.000 2.400.000 600.000
122 1 1
Titik Set Set
7.500 400.000 1.000.000 Total
915.000 400.000 1.000.000 Rp6.575.000
b) Pembuatan Craine Tabel 5.27 Biaya bahan baku dalam pembuatan craine No 1. 2. 3. 4.
Material Holo 40x30 Jasa pengelasan Finishing dan poles Consumable part
Satuan 5 100 1 1
Ket* Roll Titik Set Set
Harga Total Rp190.000 Rp950.000 7.500 750.000 400.000 400.000 1.000.000 1.000.000 Total Rp3.100.000
c) Jalur Guide (Rell) Tabel 5.28 Biaya bahan baku dalam pembuatan guide (rell) No 1. 2. 3. 4.
Material High beam profile steel Jasa pengelasan Finishing dan poles Consumable part
Satuan 4 20 1 1
*): Ket (Keterangan)
Ket* Roll Titik Set Set
Harga Rp350.000 7.500 400.000 1.000.000 Total
Total Rp1.400.000 150.000 400.000 1.000.000 Rp2.950.000
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
d)
Sensor dan Kontrol Tabel 5.29 Biaya bahan baku untuk pembuatan sensor dan kontrol No 1. 2. 3. 4.
e)
Material PLC dan programming Kabel dan wiring kabel Komponen elektrik Proxymity sensor
Sat* 1 1 1 5
Ket* Set Set Set Pcs
Harga Rp3.900.000 300.000 1.000.000 150.000 Total
Total Rp3.900.000 300.000 1.000.000 750.000 Rp5.950.000
Motor Listrik (Motor AC) Tabel 5.30 Biaya pembelian bahan baku motor listrik (motor AC) No 1.
Material Motor listrik (motor AC)
Sat* 1
Ket* Set
Harga Rp2.000.000 Total
Total Rp2.000.000 Rp2.000.000
*): Sat (Satuan), Ket (Keterangan)
Total bahan baku yang digunakan pada pembuatan lift barang indoor dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.31 Total bahan baku lift barang indoor Huruf a. b. c. d. e.
Keterangan Kerangka lift Craine Guide (rell) Sensor dan kontrol Motor listrik (motor AC) Total
2)
Total Rp6.575.000 3.100.000 2.950.000 5.950.000 2.000.000 Rp20.575.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Lift Barang Indoor Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan lift barang indoor ini adalah sekitar 11 hari kerja karyawan, atau setengah bulan lamanya. Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan CV. X dalam pembuatan lift barang indoor adalah sebesar Rp4.836.000.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
3) Biaya Overhead Pabrik Lift Barang Indoor Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dan dibebankan kepada produk adalah biaya sewa gedung, dan biaya listrik. Taksiran biaya overhead produk yang dihasilkan perusahaan, dihitung berdasarkan taksiran biaya bahan baku yang digunakan. Metode ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Mulyadi, 2014: 200) Persentase biaya overhead pabrik dari bahan baku yang dipakai: Taksiran biaya overhead pabrik x 100% Taksiran biaya bahan baku yang dipakai Biaya sewa gedung yang dikeluarkan perusahaan dalam satu tahun adalah Rp10.000.000, biaya ini sudah termasuk dengan biaya sewa mesin dalam memproduksi produk. Biaya listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu bulan adalah Rp500.000. Biaya overhead yang dibebankan kepada produk yang dihasilkan adalah sebesar 5% dari biaya bahan baku. Taksiran perhitungan Biaya overhead pabrik untuk pembuatan mesin lift barang indoor adalah sebagai berikut: Tabel perhitungan biaya overhead pabrik untuk lift barang indoor. Tabel 5.32 Tabel perhitungan kaksiran biaya overhead No 1. 2. 3.
Keterangan Biaya sewa gedung Biaya listrik Bahan baku
Biaya Keseluruhan Rp10.000.000
Biaya yang digunakan Rp833.333
Penggunaan 0,5 bulan
Rp416.667
500.000 20.575.000
500.000 20.575.000
1 bulan 5% Total
500.000 1.028.750 Rp1.945.417
Jumlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
4) Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Lift Barang Indoor Berdasarkan taksiran perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik menurut metode job order costing, maka perhitungan harga pokok produksi dalam pembuatan lift barang indoor akan disajikan dalam tabel berikut ini: Harga Pokok Produksi Lift Barang Indoor Tabel 5.33 Harga pokok produksi lift barang indoor berdasarkan metode job order costing. No 1. 2. 3.
Keterangan Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik Total
Jumlah Rp20.575.000 4.836.000 1.945.417 Rp27.356.417
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, harga pokok produksi pada pembuatan lift barang indoor berdasarkan metode job order costing adalah sebesar Rp27.356.417.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
c.
Perhitungan harga pokok produksi pada pembuatan mesin pelet 1) Taksiran Biaya Bahan Baku Pada Satu Mesin Pelet a) Daftar List Part Machine pada Mesin Pelet Untuk daftar list part machine pada mesin pelet penulis menggunakan harga dari perusahaan, dikarenakan penggunaan part dalam pembuatan mesin pelet hanya perusahaan yang mengetahui harga komponen aslinya. Daftar harga list part machine pada mesin pelet dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.34 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
List part machine pada satu unit mesin pelet Keterangan
Satuan 1 2 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1
Plt1_01 Plt1_02 Plt2_01 Plt2_02 Plt2_03 Plt2_04 Plt2_05 Plt2_06 Plt2_07 Plt2_08 Plt2_09 Plt2_10
Harga Rp600.000 150.000 300.000 250.000 125.000 150.000 250.000 500.000 100.000 150.000 200.000 150.000 Total
Total Rp600.000 300.000 300.000 250.000 500.000 300.000 250.000 500.000 100.000 150.000 200.000 150.000 Rp3.600.000
b) Daftar Aktuator Pada Satu Mesin Pelet Berikut ini akan ditampilkan daftar taksiran aktuator mesin pelet berdasarkan harga pasar. Tabel 5.35 Daftar aktuator pada satu mesin pelet No. 1. 2. 3. 4.
Keterangan Motor AC include reducer Dryer Pilow, belt, pulley Finishing
Satuan 1 1 1 1
Harga Rp1.250.000 735.000 70.000 200.000 Total
Total Rp1.250.000 735.000 70.000 200.000 Rp2.255.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Biaya bahan baku yang digunakan dalam pembuatan satu mesin pelet akan ditampilkan pada tabel 5.36 berikut: Tabel 5.36 Total bahan baku pada pembuatan satu mesin pelet Huruf a. b.
Keterangan List part machine Aktuator mesin pelet Total
Harga Rp3.600.000 2.255.000 Rp5.855.000
Perusahaan mendapat pesan untuk mesin pelet sebanyak tiga unit, maka taksiran biaya bahan baku yang diperlukan adalah sebesar Rp17.565.000 2) Biaya Tenaga Kerja Langsung Mesin Pelet Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan mesin pelet adalah sekitar 30 hari kerja karyawan atau 1,5 bulan lamanya. Biaya yang dikeluarkan oleh CV. X untuk pembiayaan tenaga kerja dalam satu bulan adalah sebesar Rp9.672.000, maka biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan dalam pembuatan mesin pelet ini adalah sebesar Rp14.508.000 (Rp9.672.000 X 1,5 bulan). 3) Biaya Overhead Pabrik Mesin Pelet Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk adalah biaya sewa gedung, dan biaya listrik. Taksiran biaya overhead produk yang dihasilkan perusahaan, dihitung berdasarkan taksiran biaya bahan baku. Metode satuan produk dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Mulyadi, 2014: 200) Persentase biaya overhead pabrik dari bahan baku yang dipakai: Taksiran biaya overhead pabrik x 100% Taksiran biaya bahan baku yang dipakai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Biaya sewa gedung yang dikeluarkan perusahaan dalam satu tahun adalah Rp10.000.000, biaya ini sudah termasuk dengan biaya sewa mesin dalam memproduksi produk. Biaya listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu bulan adalah Rp500.000. Biaya overhead pabrik yang dibebankan pada pembuatan tiga unit mesin pelet, adalah sebesar 5% dari total penggunaan bahan baku untuk membuat tiga unit mesin pelet. Perhitungan taksiran biaya overhead pabrik untuk pembuatan mesin mesin pelet dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5.37 Biaya overhead pada tiga unit mesin pelet No 1. 2. 3.
Keterangan Biaya sewa gedung Biaya listrik Bahan baku
Biaya Keselurahan Rp10.000.000
Biaya yang digunakan Rp833.333
Penggunaan
Jumlah
1,5 bulan
Rp1.250.000*
500.000 17.565.000
500.000 17.565.000
1,5 bulan 5% Total
750.000 878.250 Rp2.878.250
*): Pembulatan
4)
Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Mesin Pelet Berdasarkan taksiran perhitungan bahan baku biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik menurut metode job order costing, maka perhitungan harga pokok produksi dalam pembuatan mesin pelet akan disajikan pada tabel 5.38. Harga Pokok Produksi Untuk Tiga Mesin Pelet Tabel 5.38 Harga pokok produksi tiga unit mesin pelet berdasarkan metode job order costing. No 1. 2. 3.
Keterangan Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik Total
Jumlah Rp17.565.000 14.508.000 2.878.250 Rp34.951.250
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, harga pokok produksi untuk pembuatan tiga unit mesin pelet menurut metode job order costing adalah sebesar Rp34.951.250, dan harga pokok produksi untuk tiap unit mesin pelet adalah sebesar Rp11.650.400* *) Pembulatan
3.
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Setelah melakukan perhitungan pada lift barang outdoor, lift barang indoor, dan mesin pelet, baik perhitungan menurut CV. X dan menurut metode job order costing, maka penulis akan menampilkan perhitungan harga pokok produksi menurut CV. X dan menurut metode pada satu tabel, sehingga perbedaan dapat dengan mudah ditemukan. a. Lift Barang Outdoor Tabel 5. 39 Perbandingan harga pokok produksi untuk pembuatan lift barang outdoor. Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan Job Order Costing
Jenis Biaya Biaya Bahan Baku: - Kerangka lift - Craine - Guide (rell) - Sensor dan kontrol - Motor listrik (motor AC) - Cover acrylic Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Total
Rp9.995.000 3.400.000 3.150.000 7.000.000 2.000.000 3.000.000 Rp0 Rp0 Rp28.545.000
Rp6.575.000 3.100.000 2.950.000 5.950.000 2.000.000 2.920.000 Rp4.836.000 Rp2.091.417 Rp30.422.417
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
b.
Lift Barang Indoor Tabel 5. 40 Perbandingan harga pokok produksi untuk pembuatan lift barang indoor. Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan Job Order Costing
Jenis Biaya Biaya Bahan Baku: - Kerangka lift - Craine - Guide (rell) - Sensor dan kontrol - Motor listrik (motor AC) Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Total
c.
Rp9.995.000 3.400.000 3.150.000 7.000.000 2.000.000 Rp0 Rp0 Rp25.545.000
Rp6.575.000 3.100.000 2.950.000 5.950.000 2.000.000 Rp4.836.000 Rp1.945.417 Rp27.356.417
Mesin Pelet Tabel 5. 41 Perbandingan harga pokok produksi untuk pembuatan tiga unit mesin pelet. Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan Job Order Costing
Jenis Biaya Biaya Bahan Baku: - List part machine - Aktuator mesin pelet Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Total
d.
Rp10.800.000 13.050.000 Rp0 Rp0 Rp23.850.000
Rp10.800.000 6.765.000 Rp14.508.000 Rp2.878.250 Rp34.951.250
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan dan Metode Job Order Costing Tabel 5.42 Perbandingan harga pokok produksi menurut perusahaan dan metode job order costing. Produk Lift Barang Outdoor Lift Barang Indoor Tiga Unit Mesin Pelet *): Pembulatan
Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan Job Order Costing Rp28.545.000 Rp30.422.417 25.545.000 27.356.417 23.850.000 34.951.250
Selisih
%*
Rp1.877.417 1.811.417 11.101.250
6,6 7,1 46,55
Setelah melakukan analisis dengan membandingkan antara perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan metode, dapat ditarik simpulan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
bahwa perhitungan yang dilakukan oleh CV. X belum tepat. Perbedaan-perbedaan dalam perhitungan disebabkan oleh hal-hal berikut ini: 1)
Terletak pada harga bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Perusahaan melakukan kenaikan harga agar dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, sedangkan menurut metode biaya bahan baku yang digunakan harus merupakan biaya sesungguhnya dari produk yang diproduksi.
2)
Terletak pada biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi. Dalam metode pengumpulan harga pokok produksi, untuk mendapatkan harga pokok produksi sesungguhnya, perusahaan harus membebankan biaya tenaga kerja langsung yang digunakan pada produk yang dihasilkan, sedangkan CV.X tidak membebankan biaya tenaga kerja langsung pada produk yang dihasilkan.
3)
Terletak
pada
perhitungan
biaya
overhead
pabrik.
CV.X
tidak
membebankan perhitungan biaya overhead pabrik seperti sewa gedung, biaya listrik, dan biaya overhead yang digunakan dalam proses produksi, sehingga harga pokok produksi menurut perusahaan terlalu rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
4.
Mengidentifikasi Persamaan dan Perbedaan Perhitungan Harga Pokok Produksi Tabel 5. 43 Perbandingan penentuan harga pokok produksi No Perusahaan 1. Pengelompokan biaya produksi Biaya produksi: a. Biaya Bahan Baku
2.
Menghitung Harga Pokok Produksi Biaya Bahan Baku (% X Biaya bahan baku) XXX
Metode Job Order Costing Pengelompokan biaya produksi Biaya produksi: a. Biaya Bahan Baku b. Biaya Tenaga Kerja Langsung c. Biaya Overhead Pabrik Menghitung Harga Pokok Produksi: BBB XXX BTKL XXX BOP XXX + HPP XXX
Kereangan Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Setelah dilakukan analisis data, pengelompokan biaya produksi dan perhitungan harga pokok produksi menurut CV.X, belum sesuai dengan metode job order costing. Perbedaan ini terjadi karena CV.X tidak membebankan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik kedalam perhitungan biaya produksi. Berdasarkan konsep tersebut, dapat disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi menurut CV.X belum tepat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
B.
Analisis Data untuk Menjawab Rumusan Masalah Kedua Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua adalah dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1.
Mendeskripsikan penetapan harga jual produk menurut perusahaan. CV. X merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi dan mendesain mesin sesuai permintaan konsumen. Kegiatan produksi yang terjadi di CV.X adalah kegiatan produksi yang terjadi karena adanya pesanan dari konsumen untuk membuat suatu produk yang diinginkan. CV. X membuat berbagai macam mesin yang dibutuhkan konsumen, diantaranya lift barang dan mesin pelet. Sebelum melakukan perhitungan harga jual produk, CV.X terlebih dahulu melakukan perhitungan taksiran total biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi. Biaya yang digunakan dalam proses produksi, dibagi menjadi beberapa bagian sesuai komponen yang digunakan dalam proses pembuat mesin. Keseluruhan biaya yang digunakan akan akumulasi menjadi satu, yang kemudian akan digunakan sebagai penetapan harga jual produk. Total biaya yang sudah diketahui akan dipakai sebagai dasar perhitungan harga jual dengan menambahkan laba yang diharapkan perusahaan sebesar 10% untuk setiap produk yang dihasilkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
2.
Mendeskripsikan perhitungan harga jual produk menurut metode job order costing a.
Biaya Bahan Baku Dalam proses produksi, bahan baku adalah bahan metah yang diolah menjadi bahan jadi. Biaya bahan baku adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh CV.X untuk membuat lift barang dan mesin pelet. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan lift barang outdoor maupun indoor dibagi menjadi beberapa kelompok diantaranya: kerangka lift, craine, guide (rell), sensor dan kontrol, motor listrik (AC), dan cover acrylic yang digunakan untuk lift barang outdoor. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan mesin pelet dibagi menjadi dua bagian yaitu, list part machine yang dibuat sendiri oleh CV.X dan aktuator mesin pelet.
b.
Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang diberikan kepada karyawan perusahaan sebagai balas jasa dari perusahaan atas penggunaan jasa karyawan. Biaya tenaga kerja langsung dapat ditelusuri jejaknya dalam proses pembuatan lift barang dan mesin pelet.
c.
Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh CV.X adalah biaya untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
sewa gedung, biaya listrik dan biaya yang digunakan untuk proses produksi sebesar 5% dari bahan baku yang digunakan. d.
Biaya Administrasi dan Umum Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya yang terjadi dalam fungsi administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Biaya administrasi dan umum yang dikeluarkan oleh CV. X untuk setiap pesanaan yang diterima adalah sebesar Rp250.000 yang digunakan untuk mencetak penawaran, dan blue print dari produk yang dikerjakan.
e.
Biaya Pemasaran Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasarkan produk. Biaya ini terdiri dari beban promosi, penjualan, dan pengiriman barang. Biaya yang dikeluarkan oleh CV. X adalah biaya pengiriman dan biaya pemasangan sebesar Rp500.000 untuk lift barang dan mesin pelet.
Berikut adalah langkah-langkah dalam penentuan harga jual produk pesanan: a.
Menghitung biaya produksi dan biaya nonproduksi Biaya produksi terdiri dari tiga elemen biaya yaitu, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Perhitungan biaya produksi pada pembuatan lift barang outdoor, lift barang indoor, dan mesin pelet dapat dilihat pada tabel 5.25, tabel 5.33, dan tabel 5.38.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Biaya nonproduksi terdiri dari biaya administrasi dan umum serta biaya pemasaran. Perhitungan biaya nonproduksi pada pembuatan lift barang outdoor, lift barang indoor, dan mesin pelet. CV. X tidak membebankan biaya administrasi dan umum, dan biaya pemasaran kedalam produk yang akan dijual, tetapi biaya tersebut sudah dibebankan kedalam laba yang diinginkan oleh perusahaan. Berdasarkan
metode
harga
pokok
pesanan,
perhitungan
biaya
nonproduksi pada pembuatan lift barang outdoor, lift barang indoor, dan mesin pelet harus dibebankan kedalam produk yang akan dipasarkan. Biaya administrasi untuk masing-masing produk (lift barang outdoor, lift barang indoor, dan mesin pelet) adalah sebesar Rp250.000 dan biaya pemasaran (biaya angkut dan biaya pemasangan) sebesar Rp500.000 untuk masingmasing produk yang dijual. Total biaya nonproduksi untuk masing-masing produk dapat dilihat sebagai berikut: Perhitungan biaya nonproduksi menurut penentuan harga jual yang dibebankan kepada pemesan. 1) Biaya Nonproduksi Untuk Pembuatan Lift Barang Outdoor Biaya Administrasi dan Umum
Rp250.000
Biaya Pemasaran
500.000 +
Biaya Nonproduksi
Rp750.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2) Biaya Nonproduksi Untuk Pembuatan Lift Barang Indoor Biaya Administrasi dan Umum
Rp250.000
Biaya Pemasaran
500.000 +
Biaya Nonproduksi
Rp750.000
3) Biaya Nonproduksi Untuk Pembuatan Tiga Unit Mesin Pelet Biaya Administrasi dan Umum
Rp250.000
Biaya Pemasaran
500.000 +
Biaya Nonproduksi b.
Rp750.000
Menghitung besarnya laba yang diharapkan 1) Laba Yang Diharapkan Pada Pembuatan Lift Barang Outdoor Menurut Perusahaan Laba Yang Diharapkan
= 10% x Rp28.545.000 = Rp2.854.500
2) Laba Yang Diharapkan Pada Pembuatan Lift Barang Indoor Menurut Perusahaan Laba Yang Diharapkan
= 10% x Rp25.545.000 = Rp2.554.500
3) Laba Yang Diharapkan Pada Pembuatan Tiga Unit Mesin Pelet Menurut Perusahaan Laba yang diharapkan
= 10% x Rp23.850.000 = Rp2.385.000
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
4) Laba Yang Diharapkan Pada Pembuatan Lift Barang Outdoor Menurut penentuan harga jual yang dibebankan kepada pemesan Laba yang diharapkan
= 10% x Rp30.422.417 = Rp3.042.242*
5) Laba Yang Diharapkan Pada Pembuatan Lift Barang Indoor Menurut penentuan harga jual yang dibebankan kepada pemesan Laba yang diharapkan
= 10% x Rp27.356.417 = Rp2.735.642*
6) Laba Yang Diharapkan Pada Pembuatan Tiga Unit Mesin Pelet Menurut penentuan harga jual yang dibebankan kepada pemesan Laba yang diharapkan
= 10% x Rp34.951.250 = Rp3.495.125
*): Pembulatan
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat disimpulkan bahwa besarnya laba yang diharapkan oleh perusahaan adalah sebesar 10%. Alasan CV.X menetapkan laba hanya sebesar 10% dikarena perusahaan baru merintis usaha, sehingga penawaran harga yang murah diharapkan dapat menarik minat konsumen. c.
Menghitung harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan Perhitungan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan, ditentukan sebesar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya yang dikeluarkan adalah biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
overhead pabrik, serta biaya nonproduksi yang terdiri dari biaya umum, dan biaya pemasaran. Harga jual yang dibebankan kepada pemasan dihitung dengan cara total biaya pesanan ditambah laba yang diinginkan. Biaya produksi pada pembuatan lift barang outdoor, lift barang indoor, dan mesin pelet menurut perusahaan berbeda dengan perhitungan secara metode, sehingga hasil perhitungan harga jual yang dibebankan kepada pemesan berbeda. Perhitungan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan dapat dilihat sebagai berikut: 1) Lift Barang Outdoor Menurut Perusahaan Biaya produksi
Rp28.545.000
Biaya nonproduksi
0+
Total biaya pesanan
Rp28.545.000
Laba yang diinginkan
2.854.500 +
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan
Rp31.399.500
Menurut penentuan harga jual yang dibebankan kepada pemesan Biaya produksi
Rp30.422.417
Biaya nonproduksi
750.000 +
Total biaya pesanan
Rp31.172.417
Laba yang diinginkan
3.042.242 +
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan
Rp34.214.659
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2)
Lift Barang Indoor Menurut Perusahaan Biaya produksi
Rp25.545.000
Biaya nonproduksi
0+
Total biaya pesanan
Rp25.545.000
Laba yang diinginkan
2.554.500 +
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan
Rp28.099.500
Menurut penentuan harga jual yang dibebankan kepada pemesan Biaya produksi
Rp27.356.417
Biaya nonproduksi
750.000 +
Total biaya pesanan
Rp28.106.417
Laba yang diinginkan
2.735.642 +
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan 3)
Rp30.842.059
Mesin Pelet Menurut Perusahaan Biaya produksi tiga unit
Rp23.850.000
Biaya nonproduksi tiga unit
0+
Total biaya pesanan
Rp23.850.000
Laba yang diinginkan
2.385.000 +
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan
Rp26.235.000
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Menurut penentuan harga jual yang dibebankan kepada pemesan Biaya produksi tiga unit
Rp34.951.250
Biaya nonproduksi tiga unit
750.000 +
Total biaya pesanan
Rp35.701.250
Laba yang diinginkan
3.495.125 +
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan 3.
Rp39.196.375
Membandingkan penetapan harga jual produk Perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik bila dijumlahkan akan menjadi harga pokok produksi. Perbandingan harga pokok produksi menurut CV.X dengan metode job order costing dapat dilihat pada tabel 5.42 halaman 61. Dalam menetapkan harga untuk penawaran, CV.X tidak membebankan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ke dalam penawaran, sehingga harga yang ditawarkan kepada konsumen lebih rendah daripada perhitungan menurut metode job order costing. Berikut akan disajikan ringkasan hasil perhitungan harga jual menurut perusahaan dan menurut metode job order costing. Tabel 5.44
Perbandingan harga jual produk pesanan pada perusahaan dan harga jual menurut metode job order costing
Jenis Produk Lift Barang Outdoor Lift Barang Indoor Tiga Unit Mesin Pelet *): Pembulatan
Harga Jual Menurut Perusahaan Job Order Costing Rp31.399.500 Rp34.214.659 28.099.500 30.842.059 26.235.000 39.196.375
Selisih
%*
Rp2.815.159 2.742.559 12.961.375
9 9,8 49,4
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, terdapat selisih harga jual menurut metode, dari harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan. Harga jual
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
untuk lift barang outdoor, perusahaan menjual sebesar Rp31.399.500, sedangkan menurut metode job order costing harga jual untuk lift barang outdoor adalah sebesar Rp34.214.659, terdapat selisih sebesar Rp2.815.159 untuk harga jual pada lift barang outdoor. Harga jual untuk lift barang indoor menurut perusahaan adalah sebesar Rp28.099.500, sedangkan menurut metode harga jual untuk lift barang indoor adalah sebesar Rp30.842.059. Terdapat selisih dalam penetapan harga jual menurut perusahaan dengan metode, yaitu sebesar Rp2.742.559. Dalam penetapan harga jual untuk mesin pelet pun terdapat selisih yang sangat signifikan, yaitu sebesar Rp12.961.375. Harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan untuk tiga unit mesin pelet adalah sebesar Rp26.235.000, sedangkan menurut perhitungan secara metode harga jual untuk mesin pelet adalah sebesar Rp39.196.375. 4.
Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan penetapan harga jual produk Hasil perhitungan harga jual menurut perusahaan dan menurut metode job order costing terdapat perbedaan dan persamaan. Penyebab perbedaan terdapat pada perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, biaya administrasi dan umum, dan biaya pemasaran yang tidak dibebankan kedalam perhitungan produksi oleh CV.X, padahal menurut metode semua biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi dalam pembuatan suatu produk, harus dibebankan kedalam produk sehingga biaya produksi sesungguhnya dapat diketahui.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Untuk persamaan didalam penetapan harga jual produk yang dibebankan kepada pemesan adalah laba yang ditetapkan, yaitu sebesar 10% dari biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Berdasarkan kesimpulan diatas dapat dikatakan CV.X belum tepat dalam menetapkan harga jual produk, khususnya didalam pembebanan biaya nonproduksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Besarnya perhitungan harga pokok produksi yang telah ditetapkan oleh CV.X pada pembuatan lift barang outdoor, lift barang indoor, dan mesin pelet, tidak sesuai dengan metode pengumpulan harga pokok produksi berdasarkan job order costing method. Perhitungan harga pokok produksi untuk lift barang outdoor menurut perusahaan adalah sebesar Rp28.545.000 sedangkan menurut metode job order costing sebesar Rp30.422.417, untuk lift barang indoor perhitungan perusahaan adalah sebesar Rp25.545.000, dan menurut metode job order costing sebesar Rp27.356.417. Perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan untuk tiga unit mesin pelet adalah sebesar Rp23.850.000 sedangkan menurut metode sebesar Rp34.951.250. Penyebab terjadinya perbedaan dalam perhitungan harga pokok produksi adalah, CV. X tidak membebankan biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap dan variabel, kedalam pengumpulan biaya produksi, sehingga harga pokok yang dihitung terlalu rendah dari biaya produksi sesungguhnya. Besarnya harga jual produk pada lift barang outdoor, lift barang indoor, dan mesin pelet yang ditetapkan oleh CV. X, juga belum sesuai dengan penentuan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan menurut job order costing method. Harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan untuk lift
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
barang outdoor adalah sebesar Rp31.399.500, sedangkan menurut metode job order costing sebesar Rp34.214.659 terdapat selisih sebesar Rp2.815.159. Lift barang indoor dijual oleh perusahaan sebesar Rp28.099.500, dan menurut metode job order costing seharusnya dijual sebesar Rp30.842.059 terdapat selisih sebesar Rp2.742.559 untuk lift barang indoor. Untuk tiga mesin pelet perusahaan menjual sebesar Rp26.235.000, sedangkan menurut metode job order costing perusahaan seharusnya menjual sebesar Rp39.196.375, terdapat selisih sebesar Rp12.961.375. Hal ini disebabkan perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh CV. X sebelumnya belum tepat, dan CV. X tidak membebankan biaya administrasi dan umum, dan biaya pemasaran ke dalam penetapan harga jual produk, sehingga harga jual yang dibebankan kepada pemesan terlalu rendah dari harga jual menurut metode job order costing.
B. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan data yang diberikan ketika awal perusahaan berdiri, sehingga kemungkinan terjadi perbaikan perhitungan telah dilakukan oleh perusahaan. Data perhitungan taksiran bahan baku yang digunakan oleh perusahaan, sudah termasuk dengan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, sehingga taksiran biaya bahan baku yang digunakan penulis dalam perhitungan metode job order costing belum tetap.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
C. Saran 1. Dalam penentuan biaya produksi sebaiknya perusahaan mulai untuk membebankan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (tetap dan variabel) kedalam produk yang dibuat, sehingga perusahaan tidak mengalami laba yang kecil (kurang dari 10%) dalam proses produksi. 2. Biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran sebaiknya dibebankan juga kedalam penetapan harga jual produk karena biaya nonproduksi tersebut tetap menambah biaya produk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2011. Sistem Pengendalian Manajemen. (Penerjemah: Dr. R. Suyoto Bakir). Edisi 12. Karisma Publishing Group, Pamulang-Tangerang Selatan. Carter, William K. 2012. Akuntansi Biaya: Cost Accounting. (Penerjemah: Krista). Edisi 14. Salemba Empat, Jakarta. Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta Utara. Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2012. Akuntansi Manajerial. (Penerjemah: Deny Arnos Kwary). Edisi delapan. Salemba Empat, Jakarta. Jogiyanto. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Edisi pertama. BPFE, Yogyakarta. Kartikasari, Dewi. 2012. “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Merode Job Order Costing Sebagai Dasar Penetapan Harga Jual Produk Studi Kasus Pada PT ATMI IGI Center Surakarta” Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. (Penerjemah: Bob Sabran). Edisi 13. Erlangga, Jakarta. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi tiga. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya. Edisi lima. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya: Pendekatan Tradisional dan Kontemporer. Salemba Empat, Jakarta. Samryn, L.M. 2012. Akuntansi Manajemen: Informasi Biaya Untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi dan Informasi. Edisi pertama. Kencana, Jakarta. Sarwono, Jonathan. 2011. Mixed Methods. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Siregar, Baldric, dkk. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi dua. Salemba Empat, Jakarta Selatan. Supriyono, R.A. 2014. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Edisi dua. BPFE, Yogyakarta.