PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH KARBOPOL 940 DAN SORBITOL DALAM FORMULASI GEL HAND SANITIZER MINYAK DAUN SIRIH HIJAU (Oleum Piper betle L.) DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi
Oleh : Gita Mentari NIM : 118114160
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH KARBOPOL 940 DAN SORBITOL DALAM FORMULASI GEL HAND SANITIZER MINYAK DAUN SIRIH HIJAU (Oleum Piper betle L.) DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi
Oleh : Gita Mentari NIM : 118114160
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kepersembahkan karya Ini untuk: Bapak dan Ibu, adik-adikku, dan sahabatsahabatku, sebagai ungkapan terima kasihku.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Karbopol 940 dan Sorbitol Dalam Formulasi Gel Hand Sanitizer Minyak Daun Sirih (Oleum Piper betle L.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri” ini dengan baik. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat mendapat gelar sarjana Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi. Skripsi ini dapat terlaksana dan diselesaikan tanpa lepas dari peran, dukungan, bantuan, bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Orang tua penulis tercinta, Bapak Soegino dan Ibu Mudji Lestari, yang selalu memberikan doa, cinta, dukungan, dan semangat selama proses skripsi hingga selesai.
2.
Ibu Aris Widayati M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
3.
Bapak Dr. Teuku Nanda Saifullah Sulaiman, S.Si., M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, dukungan, semangat, kritik dan masukan kepada penulis mulai dari proposal, penelitian, penyusunan, hingga penyelesaian skripsi ini.
4.
Ibu Melania Perwitasari, M.Sc., Apt, selaku dosen pembimbing pendamping skripsi yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, dukungan, semangat, kritik dan masukan kepada penulis mulai dari proposal, penelitian, penyusunan, hingga penyelesaian skripsi ini. vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
Tim dosen penguji atas kesediaannya memberikan waktu, masukan, kritik, dan saran kepada penulis.
6.
Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu, pengalaman dan membimbing selama perkuliahan.
7.
Pak Musrifin, Mas Agung, Pak Mukminin, Pak Parlan, Bapak Satpam, serta laboran-laboran lain atas segala bantuan dan semangat yang diberikan kepada penulis selama penelitian.
8.
Adik-adik penulis, Adik Ruth Kristaufiyani dan Adik Wahyu Pranyoto yang selalu memberikan doa, semangat, keceriaan, dan dukungan selama proses skripsi hingga selesai.
9.
Rekan skripsi sekaligus sahabat penulis, Yolanda Angnes atas kebersamaan, kerjasama, bantuan, dan berbagi suka duka selama proses skripsi ini.
10.
Sahabat-sahabat penulis, Yolanda Novia Widyawati, Aditya Christian Firmanto, Vincentius Henry Susanto, Paramita Liong, dan Villia Nova atas kebersamaan, keceriaan, semangat, dukungan, doa, kritik, saran, dan berbagi suka duka selama proses skripsi hingga selesai.
11.
Geng Bestcosd (Desty Isniati, Apria Sari, Eko Prastia, Sherly Dwi Putri, An Nissa Ridviania, Mutiara) selaku sahabat terbaik penulis atas kebersamaan, keceriaan, canda tawa, semangat, doa, dukungan, dan berbagi suka duka selama proses skripsi hingga selesai.
12.
Teman-teman skripsi laboratorium lantai 1 (Dara, Ella, Lauren, Henra, Ardha, Deni, Sheila, Tia, Dea, Lisa, Rio, Gia, Galih, Regi, Dian, Yosua,
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nino, Henry, Andre) dan laboratorium lantai 3 (Nia, Surya, Elyn, Utin, Fera) untuk kebersamaan, bantuan, dan keceriaan selama di laboratorium. 13.
Teman–teman FST-B dan FSM-D, serta teman-teman Farmasi 2011 lainnya untuk kebersamaan yang luar biasa selama masa perkuliahan dan kegiatan lain.
14.
Seluruh pihak yang telah mendoakan, membantu, dan mendukung selama proses skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis sangat menyadari bahwa penulis memiliki keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan, serta masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam laporan akhir skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap laporan akhir skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak dalam bidang akademik, terutama dalam bidang kefarmasian.
Yogyakarta, 05 Desember 2015
Penulis
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi PRAKATA ............................................................................................................ vii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv INTISARI............................................................................................................. xvi ABSTRACT .......................................................................................................... xvii BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1 A. Latar Belakang ..........................................................................................1 B. Rumusan Masalah .....................................................................................4 C. Keaslian Penelitian ....................................................................................4 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................5 E. Tujuan Penelitian ......................................................................................6 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .....................................................................7 A. Gel .............................................................................................................7 x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Hand Sanitizer ..........................................................................................8 C. Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau...............................................................12 D. Monografi Bahan-Bahan ..........................................................................13 E. Desain Faktorial .......................................................................................16 F. Escherichia coli .......................................................................................17 G. Uji Aktivitas Antibakteri..........................................................................18 H. Landasan Teori.........................................................................................18 I. Hipotesis ..................................................................................................20 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................................21 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...............................................................21 B. Variabel dan Definisi Operasional ...........................................................21 C. Bahan dan Alat Penelitian ........................................................................24 D. Tata Cara Penelitian .................................................................................25 E. Analisis Hasil ...........................................................................................31 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................33 A. Karakterisasi Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau.........................................33 B. Uji Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau .....................................34 C. Sifat Fisik Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau .............37 D. Optimasi Formula ....................................................................................45 E. Pengujian Sifat Fisik Formula Optimum .................................................47 F. Stabilitas Fisik Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau ..... 48 G. Uji Antibakteri Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau .....52
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................55 A. Kesimpulan ..............................................................................................55 B. Saran ........................................................................................................56 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................57 LAMPIRAN ..........................................................................................................61 BIOGRAFI PENULIS ..........................................................................................80
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL TABEL I.
Desain faktorial dengan dua faktor dan dua level .........................17
TABEL II.
Formula gel hand sanitizer .............................................................28
TABEL III.
Modifikasi formula gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau ................................................................................................28
TABEL IV.
Hasil karakterisasi minyak atsiri daun sirih hijau...........................32
TABEL V.
Hasi uji organoleptis dan pH gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau ........................................................................................36
TABEL VI.
Nilai efek karbopol 940, sorbitol, dan interaksi terhadap respon viskositas ........................................................................................40
TABEL VII. Nilai efek karbopol 940, sorbitol, dan interaksi keduanya terhadap respon daya sebar ...........................................................................43 TABEL VIII. Nilai batasan viskositas dan daya sebar gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau ......................................................................45 TABEL IX.
Hasil perbandingan teoritis dan verifikasi formula optimum .........46
TABEL X.
Hasil pengukuran diameter zona hambat gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau ......................................................................52
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
Struktur umum karbopol 940 ............................................................13
Gambar 2.
Struktur umum sorbitol .....................................................................14
Gambar 3.
Hasil pengukuran diameter zona hambat minyak atsiri daun sirih hijau ...................................................................................................34
Gambar 4.
Diagram hasil pengukuran diameter zona hambat minyak atsiri daun sirih hijau...........................................................................................34
Gambar 5.
Contourplot respon viskositas ..........................................................38
Gambar 6.
Karbopol dalam bentuk coiled ..........................................................39
Gambar 7.
Grafik residual viskositas terhadap probabilitas normal ...................39
Gambar 8.
Grafik hubungan karbopol 940 terhadap viskositas .........................40
Gambar 9.
Contourplot respon daya sebar .........................................................41
Gambar 10. Grafik residual daya sebar terhadap probabilitas normal .................43 Gambar 11. Grafik hubungan karbopol 940 terhadap daya sebar ........................44 Gambar 12. Contourplot superimposed gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau ..........................................................................................45 Gambar 13. Grafik stabilitas viskositas gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau selama penyimpanan 30 hari....................................................48 Gambar 14. Grafik stabilitas daya sebar gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau selama penyimpanan 30 hari ..........................................50
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Certificate of Analysis Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau ................59
Lampiran 2.
Surat keterangan bakteri Escherichia coli ......................................60
Lampiran 3.
Surat hasil uji bobot jenis minyak atsiri daun sirih hijau ...............61
Lampiran 4.
Data verifikasi minyak atsiri daun sirih hijau.................................62
Lampiran 5.
Data pengujian daya antibakteri .....................................................62
Lampiran 6.
Data pengujian sifat fisik dan stabilitas fisik gel ............................67
Lampiran 7.
Analisis statistik pengaruh faktor pada gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau terhadap respon dengan software Design Expert 9.0.4 trial .............................................................................69
Lampiran 8.
Pengujian formula optimum gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau ........................................................................................72
Lampiran 9.
Analisis statistik kestabilan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau dengan software R.3.1.1 ................................................74
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
INTISARI Minyak atsiri daun sirih hijau diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang dapat menyebabkan diare. Penggunaan minyak atsiri secara langsung minyak daun sirih kurang efektif sehingga diformulasikan dalam bentuk gel hand sanitizer. Karbopol 940 sebagai gelling agent memiliki sifat pengental yang baik. Sorbitol sebagai humektan dapat menjaga kandungan air dalam sediaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh karbopol 940 dan sorbitol maupun interaksi keduanya terhadap sifat fisik gel, mengetahui jumlah komposisi karbopol 940 dan sorbitol pada area optimum, mengetahui stabilitas gel selama masa penyimpanan 30 hari, dan mengetahui efek antibakteri dari sediaan gel terhadap Escherichia coli. Rancangan penelitian menggunakan desain faktorial dengan faktor karbopol 940 dan sorbitol pada level rendah dan tinggi. Sifat dan stabilitas fisik gel yang diuji meliputi organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar serta uji aktivitas terhadap Escherichia coli. Data viskositas dan daya sebar dianalisis menggunakan Design Expert 9.0.4 dengan taraf kepercayaan 95% untuk mencari efek dan area optimum karbopol 940 dan sorbitol. Analisis t-test pada perangkat lunak R Studio digunakan untuk mengetahui stabilitas fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karbopol 940 berpengaruh signifikan terhadap peningkatan viskositas dan penurunan daya sebar, sedangkan sorbitol dan interaksi keduanya berpengaruh signifikan terhadap peningkatan viskositas gel. Area komposisi optimum diperoleh pada jumlah karbopol 940 dan sorbitol dengan persamaan tertentu yang memenuhi kriteria respon yang diinginkan. Gel stabil secara organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar selama penyimpanan 30 hari. Gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau dapat menghasilkan aktivitas Escherichia coli.
Kata kunci : gel hand sanitizer, minyak atsiri daun sirih hijau, karbopol 940, sorbitol, desain faktorial
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Oleum Piper betle L. has known could inhibit the growth of bacteria Escherichia coli that caused diarhea, so that was formulated in the form of a hand sanitizer gel. Carbopol 940 is a good thickener as a gelling agent. Sorbitol as a humectan to maintain the water content in the gel. This aims of the study was to determine the influence of composition of carbopol 940, sorbitol, and interaction of them on the physical properties, determine the composition of carbopol 940 and sorbitol on the optimum area, determine stability of gel for 30 days, and determine the antibacteria effect of gel to Escherichia coli. The study were used a factorial design with carbopol 940 and sorbitol as a factor at low and high levels. The physical properties and stability of the gel that were evaluated include of organoleptic, pH, viscosity, spreadability and antimicrobial activity test. Viscosity and spreadability data were analyzed using Design Expert 9.0.4 with a level of 95% to determine effects and optimum area of carbopol 940 and sorbitol. T-test analysis on R Studio software was used to determine stability. The results showed that carbopol 940 was significantly influence on the increasing of viscosity and decreasing of spreadability, while sorbitol and their interactions were significantly influence on the increasing of viscosity of the gel. Optimum composition area was obtained on the amount of carbopol 940 and sorbitol by the equation that reached the criteria. Gel was stable in organoleptic, pH, viscosity, and spreadability during 30 days storage. Oleum Piper betle L. hand sanitizer gel could bring out the antibacteria activity.
Key words: hand sanitizer gel, Oleum Piper betle L., carbopol 940, sorbitol, physical properties, stability, factorial design, t-test
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Salah satu hal yang sangat penting diperhatikan dalam menjaga kesehatan tubuh adalah kebersihan tangan. Terkadang masyarakat tidak terlalu memperdulikan kebersihan tangan saat beraktivitas sehingga berpotensi besar untuk terkontaminasi mikroorganisme lalu menimbulkan penyakit. Salah satu penyakit yang disebabkan karena tidak menjaga kebersihan tangan adalah diare. Hasil survey menunjukkan angka penderita diare semua umur pada tahun 2000 adalah 301/1000 penduduk, tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk, tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk (Depkes RI, 2001). Menurut Kemenkes RI 2011, mencuci tangan dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%. Kebiasaan mencuci tangan menjadi hal yang penting dalam usaha menjaga kebersihan tangan. Namun, sulitnya keberadaan air dan sabun terkadang menjadi kendala utama dalam mencuci tangan sehingga menimbulkan rasa malas untuk mencuci tangan. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan gel antiseptik tangan (hand sanitizer) sebagai alternatif karena penggunaannya praktis dan mudah dibawa ke mana-mana. Hand sanitizer merupakan sediaan gel dengan berbagai kandungan yang cepat membunuh organisme yang ada di kulit tangan (Benjamin, 2010). Menurut FDA, hand sanitizer dapat membunuh kuman dalam waktu relatif cepat. Hand sanitizer yang beredar di pasaran banyak yang mengandung alkohol dalam formulanya sebagai bahan antiseptik atau desinfektan. Penggunaan alkohol ini 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
memiliki keterbatasan diantaranya tidak boleh digunakan pada bagian kulit yang terluka dan pemakaian berulang dapat menimbulkan kekeringan dan iritasi kulit (Dyer, Gerenraich and Wadhams 1998). Sedangkan hand sanitizer selalu diperlukan setiap saat dan dalam pemakaian berulang. Peneliti ingin mengganti alkohol dengan minyak daun sirih hijau. Daun sirih mengandung 1-4,2% minyak atsiri yang mengandung senyawa hidroksikavikol, kavikol, kavibetol, estradiol, eugenol, metal-eugenol, karvakrol, terpeneba, seskuiterpena, fenil propan, dan tannin (Moeljanto, 2003). Derivat fenol yaitu eugenol dan kavikol berkhasiat antiseptik dan khususnya kavikol diketahui mempunyai daya pembunuh bakteri lima kali dari fenol (Sastrohamidjojo, 2004). Pada penelitian ini digunakan minyak atsiri daun sirih hijau karena memiliki aktivitas antibakteri yang kuat terhadap beberapa jenis bakteri, termasuk salah satu bakteri penyebab diare yaitu Escherichia coli. Berdasarkan penelitian Arambawela, Kumaratunga, and Kalyani (2005), minyak atsiri daun sirih hijau mempunyai nilai KHM sebesar 3,12 x 102 μg/ml terhadap bakteri Escherichia coli. Penggunaan secara langsung minyak atsiri daun sirih kurang efektif karena minyak atsirinya mudah menguap saat berada di udara pada temperatur kamar (Robbers, Speedie, and Tayler, 1996). Oleh karena itu, pada penelitian ini minyak atsiri daun sirih diformulasikan dalam bentuk sediaan gel agar zat aktif lebih stabil dan nyaman digunakan. Hand sanitizer banyak dibuat dalam bentuk sediaan gel karena nyaman digunakan, memberikan sensasi dingin pada kulit, mudah dicuci dengan air karena tidak mengandung minyak sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
meningkatkan acceptability, serta memiliki kemampuan menjebak zat aktif dalam matriks sehingga kestabilan zat aktif dapat terjaga (Garg, Aggarwal, Garg, and Singla, 2002). Kualitas gel antiseptik minyak atsiri daun sirih hijau dapat dilihat dari komponen sifat fisik dan stabilitas fisik gel yaitu viskositas dan daya sebar. Viskositas berperan penting dalam meningkatkan stabilitas fisik gel antiseptik minyak daun sirih hijau. Viskositas dan daya sebar dipengaruhi oleh komposisi bahan yang digunakan dalam formula gel, khususnya gelling agent dan humektan. Pada penelitian ini digunakan karbopol 940 sebagai gelling agent karena bersifat inert, aman, dan tidak menyebabkan iritasi, sensitivitas, atau alergi, dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam formula (Zatz and Kushla, 1996). Selain itu, karbopol memiliki viskositas tinggi yaitu 40.000 – 60.000 cP sehingga dapat sebagai bahan pengental yang baik dan menghasilkan sediaan gel yang bening (Rowe, Sheskey, and Quinn, 2009). Humektan berfungsi untuk menjaga statibilitas fisik sediaan gel dengan cara menjaga kelembaban sediaan gel di mana akan mencegah penguapan air dan mengikat lembab. Pengunaan sobitol sebagai humektan karena bersifat inert, aman, kompatibel dengan banyak eksipien, dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit (Loden, 2001). Peningkatan jumlah konsentrasi gelling agent dapat meningkatkan viskositas dan mengakibatkan struktur sediaan gel menjadi semakin kaku sehingga daya sebar akan semakin berkurang. Namun, peningkatan konsentrasi humektan dapat menurunkan viskositas karena kelembaban sediaan akan semakin tinggi. Pengaruh viskositas dan daya sebar perlu dipertimbangkan dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
formulasi gel antiseptik minyak daun sirih hijau yaitu dengan memperhatikan komposisi bahan yang digunakan. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gelling agent dan humektan terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau. B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana pengaruh karbopol 940 dan sorbitol maupun interaksi keduanya terhadap sifat fisik (viskositas dan daya sebar) gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau?
2.
Berapa komposisi karbopol 940 dan sorbitol pada area optimum yang diperkirakan sebagai formula optimum?
3.
Apakah gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau stabil selama masa penyimpanan 30 hari?
4.
Apakah gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau mampu menghasilkan aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli ? C. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, penelitian
mengenai Formulasi Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper betle L.) : Pengaruh Karbopol 940 dan Sorbitol Terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas, belum pernah dilakukan. Penelitian terkait yang pernah dilakukan antara lain : a.
Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer dengan Bahan Aktif Triklosan 0,5% dan 1% yang dilakukan oleh Shu (2013).
b.
Optimasi Kombinasi Karbopol 940 dan Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) terhadap Efektivitas Gel Antiseptik Fraksi Etil Asetat Daun Kesum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
(Polygonum minus Huds.) dengan Metode Simplex Lattice Design yang dilakukan oleh Natasya (2013). c.
Pengaruh Konsentrasi Karbopol 940 sebagai Gelling Agent terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Gel Hand Sanitizer Minyak Daun Mint (Oleum Mentapiperita) yang dilakukan oleh Verica Septi Permatasari (2014). D. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat teoritis Menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kefarmasian mengenai pengaruh geling agent dan humektan dalam pembuatan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau terhadap sifat fisik dan stabilitas.
2.
Manfaat praktis Menghasilkan bentuk sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik dengan karbopol 940 sebagai gelling agent dan sorbitol sebagai humektan, serta memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Escherichia coli sehingga memberikan produk
berkualitas dan efisien serta dapat diterima masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
E. Tujuan Penelitian 1.
Mengetahui pengaruh karbopol 940 dan sorbitol maupun interaksi keduanya terhadap sifat fisik (viskositas dan daya sebar) gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau.
2.
Mengetahui jumlah komposisi karbopol 940 dan sorbitol pada area optimum yang diperkirakan sebagai formula optimum.
3.
Mengetahui stabilitas gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau selama masa penyimpanan 30 hari.
4.
Mengetahui aktivitas antibakteri dari sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau terhadap Escherichia coli.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Gel Gel adalah sediaan semisolid yang tersusun dari suspensi yang terbuat dari partikel anorganik kecil dan molekul organik besar yang terpenetrasi baik dalam suatu cairan. Gel mempunyai sistem semi kaku di mana pergerakan medium dispersnya terbatas karena adanya struktur matriks tiga dimensi dari partikel atau molekul terdispersi (Allen, 2002). Struktur matriks tiga dimensi ini menjaga kestabilan konsistensi gel terhadap deformasi dan mempengaruhi sifat viskoelastisitasnya (Osborne, 1990). Gel merupakan sistem penghantaran obat yang baik dengan cara pemberian yang beragam dan kompatibel dengan banyak bahan obat yang berbeda (Allen, 2002). Gel untuk penggunaan topikal tidak boleh kasar dan lengket (Zatz and Kushla, 1996). Beberapa sistem gel jernih karena tampilan dari air, lainnya keruh karena bahan-bahannya tidak terdispersi molekuler atau membentuk agregat yang bersinar (Allen, 2002). Gel memiliki kandungan air yang cukup tinggi sehingga dapat memberikan kelembaban yang bersifat mendinginkan dan memberikan rasa nyaman pada kulit (Mitzui, 1997). Hidrogel merupakan sediaan semisolid yang mengandung material polimer yang mempunyai kemampuan untuk mengembang dalam air tanpa larut dan bisa menyimpan air dalam strukturnya. Polimer yang digunakan dalam hidrogel terhidrolisis lambat dan secara bertahap dapat melepaskan obat bebas (Zatz and Kushla, 1996), umumnya digunakan polimer organik seperti golongan 7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
asam poliakrilat (karbopol), natrium metilselulosa, atau selulosa organik lainnya (Barel and Paye, 2001). Hidrogel bersifat hidrofilik yang terdiri dari 85-95% air atau campuran aqueous-alcoholic dan gelling agent. Salah satu alasan disukainya hidrogel sebagai komponen dari sistem penghantaran dan pelepasan obat dikarenakan kompatibilitas yang relatif baik dengan jaringan biologi (Zatz and Kushla, 1996). Hidrogel mudah diaplikasikan serta memberi kelembaban secara instan namun dalam penggunaan jangka panjang akan membuat kulit kering, oleh karena itu diperlukan humektan seperti sorbitol (Buchmann, 2001). B. Hand Sanitizer 1.
Definisi Hand sanitizer adalah sediaan gel dengan berbagai kandungan yang cepat
membunuh organisme yang ada di kulit tangan (Benjamin, 2010). Menurut FDA (Food and Drug Administration), hand sanitizer banyak digunakan karena alasan kepraktisan yaitu mudah dibawa dan bisa cepat digunakan tanpa perlu menggunakan air. Hand sanitizer sering digunakan dalam keadaan darurat di mana kita tidak bisa menemukan air dan sabun. Hand sanitizer ini dapat membunuh kuman dalam waktu yang relatif cepat (Benjamin, 2010). 2.
Bahan formula a. Gelling agent. Gelling agent merupakan basis sediaan gel yang memiliki bobot molekul yang tinggi. Gelling agent digunakan untuk membentuk gel, terdispersi dalam air dan bisa mengembang serta meningkatkan viskositas (Mahalingam and Jasti, 2008).
dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
b. Humektan. Humektan adalah bahan dalam produk kosmetik yang berfungsi untuk mencegah hilangnya lembab dari produk dan meningkatkan jumlah air (kelembaban) pada lapisan kulit terluar saat produk digunakan (Loden, 2001). Humektan merupakan senyawa higroskopis yang umumya larut dalam air, tidak menutup kulit, dan mudah hilang saat dicuci (Zocchi, 2001). Humektan membantu menjaga kelembaban kulit dengan cara menjaga kandungan air pada lapisan stratum corneum serta mengikat air dari lingkungan ke kulit (Leyden and Rawlings, 2002). c.
Agen penetralisasi. Agen ini merupakan penetralisasi/pembasa untuk gelling agent yang digunakan khususnya karbopol. Penggunaan agen ini tidak menimbulkan netralisasi berlebihan yang menyebabkan hilangnya viskositas (Noveon, 2002).
d. Pengawet. Pengawet merupakan bahan aditif untuk mempertahankan sediaan sabun agar tahan terhadap jamur (Ghaim and Volz, 2001). Penambahan pengawet khususnya pada sediaan gel sangat penting untuk mencegah degradasi mikrobial (Zatz and Kushla, 1996). e.
Pengharum. Pengharum digunakan untuk menambah penerimaan sediaan oleh konsumen. Pengharum yang digunakan tidak boleh mengganggu stabilitas produk akhir (Ertel, 2006).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
3. Evaluasi kualitas a.
Karakteristik fisik gel Terdapat beberapa uji untuk mengetahui karakteristik sifat fisik gel, antara lain: 1) Organoleptis: uji ini dilakukan untuk melihat fisik gel secara visual. Aspek yang diamati antara lain warna, bau, homogenitas, dan tekstur (Muzzafar, Singh, and Chauhan, 2013). 2) Pengukuran pH: pengukuran pH dilakukan untuk melihat perubahan pH saat awal dan akhir uji stabilitas. Kulit manusia memiiki pH asam antara 4,5-6,5. Jika sediaan topikal memiliki pH di atas pH kulit manusia maka kulit menjadi kering sedangkan di bawah pH kulit manusia maka akan iritasi (Muzzafar, Singh, and Chauhan, 2013). 3) Daya
sebar:
merupakan
kemampuan
suatu
sediaan
yang
diaplikasikan pada area tertentu untuk menyebar di tempat aplikasi dan merupakan aspek yang bertanggung jawab terhadap keefektifan, penerimaan pasien dalam penggunaan sediaan, dan ketepatan transfer dosis atau melepaskan zat aktifnya. Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara sediaan dengan tempat aplikasinya yang menunjukkan kelicinan sediaan, yang berhubungan dengan koefisien gesekan (Garg et al., 2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi daya sebar yaitu rigiditas sediaan, lama tekanan, suhu tempat target, viskositas, dan laju penguapan pelarut. Acceptability tergantung dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mudah
tidaknya
gel
tersebut
dikeluarkan
dari
11
tempatnya,
kemampuan gel menyebar rata, dan menghasilkan efek yang optimal terjaga (Garg et al., 2002). 4) Viskositas: merupakan tahanan bagi cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanannya (Sinko, 2006). Pengukuran viskositas dilakukan untuk mengetahui sifat alir dan deformasi, sehingga produk dapat diaplikasikan dan diterima oleh pasien dengan baik (Herh, Tkachuk, Wu, Bernzen, and Rudolph, 1998). Semakin kental suatu cairan, semakin besar tahanannya sehingga butuh energi yang lebih besar untuk membuat cairan tersebut mengalir pada kecepatan tertentu (Sinko, 2006). Evaluasi viskositas merupakan karakteristik formulasi sediaan semisolid yang sangat penting karena viskositas menentukan lama tinggal sediaan di kulit sehingga obat dapat terpenetrasi dengan baik. Viskositas dapat diukur dengan menggunakan berbagai jenis viskometer berdasarkan kebutuhan vormulator (Garg et al., 2002). b. Stabilitas gel Tujuan uji stabilitas adalah untuk mengetahui bagaimana perubahan kualitas sediaan dalam jangka waktu tertentu di bawah pengaruh berbagai faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan cahaya untuk menentukan masa dan kondisi penyimpanan suatu sediaan (ICH Guideline, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas produk adalah waktu penyimpanan, suhu, cahaya, bahan pengemas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
produk,
mikroorganisme,
getaran,
inkompatibilitas
fisik,
12
dan
inkompatibilitas kimia (National Health Surveilance, 2005). Semakin lama waktu penyimpanan suatu sediaan maka sediaan tersebut dapat mengalami perubahan organoleptis, perubahan fisikakimia, mikrobiologi, dan toksisitas. Suhu yang tinggi dapat mempercepat reaksi fisika dan kimia yang akan menghasilkan perubahan pada komponen, viskositas, dan organoleptis. Sedangkan suhu rendah dapat mempercepat reaksi fisika seperti kekeruhan, presipitasi, dan kristalisasi. Permasalahan yang ditimbulkan oleh suhu sangat tinggi atau rendah dapat berasal berasal dari proses pembuatan, penyimpanan, atau distribusi produk yang tidak sesuai. Sediaan yang sensitif dan tidak stabil terhadap
cahaya
sebaiknya
dihindarkan
dari
cahaya
dengan
menggunakan wadah kedap cahaya dan ditambah antioksidan pada formulasinya untuk memperlambat proses oksidasi (National Health Surveilance, 2005). C. Minyak Daun Sirih Minyak atsiri merupakan minyak yang menimbulkan bau, menguap pada suhu kamar dan didapatkan pada berbagai bagian tumbuhan. Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara destilasi. Destilasi adalah cara mendidihkan bahan baku yang dimasukkan ke dalam ketel hingga terdapat uap yang diperlukan atau dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih air ke dalam ketel penyulingan (Agusta, 2000).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Salah satu tanaman yang menghasilkan minyak atsiri adalah daun sirih. Daun sirih mengandung 1-4,2% minyak atsiri. Minyak atsiri daun sirih terdiri senyawa kavikol, kavibetol, estragol, eugenol, metileugenol, karbakrol, terpen, seskuiterpen, fenilpropan, dan tannin (Moeljanto and Mulyono, 2003). Minyak atsiri dari daun sirih mengandung 30% fenol dan beberapa derivatnya termasuk kavikol. Persenyawaan fenol ini diketahui memiliki aktivitas antibakteri dan minyak atsiri dari daun sirih juga dapat digunakan sebagai antijamur dan antioksidan (Depkes RI, 2000). Kavikol memiliki daya bunuh bakteri lima kali lebih besar dari fenol (Sastrohamidjojo, 2004). Minyak atsiri daun sirih hijau mengandung fenol dan senyawa turunannya. Salah satu senyawa turunannya adalah kavikol yang memiliki aktivitas
bakterisida.
Senyawa
fenol
berinteraksi
dengan
dinding
sel
mikroorganisme akan terjadi perubahan struktur protein pada dinding sel bakteri dan meningkatkan permeabilitas sel sehingga pertumbuhan sel terhambat dan menjadi rusak (Moeljanto and Mulyono, 2003). D. Monografi Bahan-Bahan 1.
Karbopol 940 Karbopol atau carbomer (gambar 1) adalah polimer sintetik asam akrilat yang memiliki berat molekul besar, berupa serbuk putih halus, berbau khas, asam, dan higroskopis. Karbopol yang terdispersi dalam air akan membentuk larutan asam keruh dengan pH 2,8-3,2 tetapi tidak larut. Gel karbopol yang tidak dinetralkan akan menurunkan viskositas karena ikatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
hidrogen pada struktur gel yang tidak dinetralkan mudah putus (Rowe, Sheskey, and Quinn, 2009).
Gambar 1. Struktur umum karbopol 940 (Rowe et al., 2009) Di dalam gel, karbopol dapat digunakan untuk mengontrol dan meningkatkan viskositas pada pH 3,5 sampai 11. Dispersi karbopol akan meningkatkan viskositasnya seiring dengan peningkatan konsentrasi polimer (Weiner and Bernstein, 1989). Karbopol yang digunakan dalam penelitian ini adalah karbopol 940 karena memiliki viskositas 40.000 – 60.000 cP pada 0,5% larutan dengan pH 7,5. Hal ini menunjukkan sifat karbopol 940 yaitu sebagai pengental yang baik dengan viskositas yang tinggi serta dapat menghasilkan gel yang jernih (Allen, 2002). Karbopol 940 digunakan sebagai bahan pembentuk gel pada konsentrasi 0,5 – 2,0% (Rowe et al., 2009). 2.
Sorbitol Humektan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sorbitol. Sorbitol (gambar 2) merupakan cairan bening, bersifat higroskopis, berasa manis, biasanya meleleh pada suhu sekitar 96˚C. Sorbitol mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, metanol, dan asam asetat (Depkes RI, 1995).
Gambar 2. Struktur umum sorbitol (Depkes RI, 1995)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Sorbitol sangat tidak larut dalam pelarut organik. Sorbitol bersifat inert, tidak mengiritasi kulit, dan dapat bercampur dengan bahan tambahan lainnya (Loden, 2001). Range konsentrasi sorbitol sebagai humektan yaitu 0,5–15 % . Sifat higroskopis sorbitol lebih rendah dari gliserol (Barel, Paye, and Maibach, 2009). Viskositas sorbitol pada 25˚C adalah 190cP (Smith and Hong, 2003). 3.
Trietanolamin (TEA) Trietanolamin yang memiliki nama kimia 2,2‟,2”-nitrilotrietanol merupakan cairan kental jernih, tidak berwarna sampai kuning muda, berbau amonia, dan dapat bercampur dengan air dan etanol. Trietanolamin adalah campuran basa yang terdiri dari sebagian besar trietanolamin, dietanolamin, dan monoetanolamin (Depkes RI, 1995). Titik leleh trietanolamin adalah 2021˚C dan pH 10,5 (Rowe et al, 2009). Penambahan trietanolamin pada karbopol akan membentuk garam yang tak terion pada pH sekitar 3. Pada pH ini, polimer sangat fleksibel sehingga akan menggeser kesetimbangan ionik membentuk garam yang larut. Akibatnya, ion tolak menolak dari gugus karboksilat dan polimer menjadi kaku dan rigid sehingga akan meningkatkan viskositas (Osbone, 1990).
4.
Natrium metabisulfit Natrium metabisulfit merupakan serbuk hablur putih kekuningan, berbau
balerang dioksida, mudah larut dalam air dan gliserin, sukar larut etanol (Depkes RI, 1995). Natrium metabisulfit digunakan sebagai antioksidan dan pengawet antimikroba (Rowe et al, 2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
5. Aquadest Aquadest merupakan air yang dimurnikan yang diperoleh melalui destilasi, osmosis balik, atau proses lain yang sesuai. Dibuat dari air yang memenuhi persyaratan minum. Tidak mengandung zat tambahan lain. Aquadest merupakan cairan jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau (Depkes RI, 1995). E. Desain Faktorial Desain faktorial merupakan aplikasi sistem regresi yang membandingkan antara respon dengan variabel bebas. Dalam desain faktorial dapat dilihat hubungan antara variabel bebas yang digunakan untuk menentukan efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang berpengaruh secara signifikan. Faktor dan level faktor yang akan diteliti, serta respon yang akan diukur pada desain faktorial harus diketahui dan didapatkan (Kurniawan dan Sulaiman, 2009). Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor (misal A dan B) yang masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda, yaitu level rendah dan level tinggi (Bolton, 2005). Notasi dalam faktorial desain yang sering dipakai adalah dua level (level tinggi dan level rendah). Faktor yang berada di level tinggi dilambangkan dengan „+‟, sedangkan yang berada di level rendah dilambangkan dengan „-„. Hal ini penting untuk penentuan interaksi antar faktor (Armstrong and James, 1996). Tabel I. Desain faktorial dengan dua faktor dan dua level Percobaan 1 a b ab
Faktor A + +
Faktor B + +
Interaksi + +
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Keterangan : + : level tinggi : level rendah Faktor A dan B : faktor A (karbopol) dan faktor B (sorbitol) Formula 1 : formula dengan level rendah karbopol dan sorbitol Formula a : formula dengan level tinggi karbopol dan level rendah sorbitol Formula b : formula dengan level rendah karbopol dan level tinggi sorbitol Formula ab : formula dengan level tinggi karbopol dan sorbitol (Kurniawan dan Sulaiman, 2009).
Secara umum, persamaan yang digunakan dalam desain faktorial yaitu: Y = b0 + b1(XA) + b2(XB) + b12(XA)(XB)...............................................................(1) Keterangan: Y = respon yang diamati XA, XB = level faktor A dan faktor B B0, b1, b2 = koefisien, didapat hasil percobaan (Bolton, 2005). F. Escherichia coli Escherichia coli yaitu bakteri anaerob gram negatif berbentuk batang yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Selain berkembang biak di lingkungan sekitar manusia, bakteri ini merupakan penghuni normal usus. (Arisman, 2009). Bakteri Escherichia coli merupakan jasad indikator dalam substrat air dan bahan makanan yang mampu memfermentasikan laktosa pada temperatur 37°C dengan membentuk asam dan gas di dalam waktu jam. Bakteri ini berpotensi patogen karena pada keadaan tertentu dapat menyebabkan diare (Suriawiria, 1996).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
G. Uji Aktivitas Antibakteri Uji aktivitas antibakteri dilakukan untuk mengetahui kemampuan senyawa uji dalam mengahambat pertumbuhan bakteri dengan mengukur respon pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap agen bakteri (Setiabudi and Gan, 2007). Metode yang paling umum digunakan untuk melihat aktivitas antibakteri adalah metode difusi. Metode difusi merupakan metode untuk melihat aktivitas antibakteri suatu senyawa uji dengan pengamatan diameter daerah hambatan bakteri atau zona jernih (Jawetz, Melnick, and Adelberg, 1996). Zona jernih yang dihasilkan menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan media agar (Pratiwi, 2008). Terdapat tiga cara metode difusi yaitu silinder, sumuran, dan cakram kertas. Metode paper disk menggunakan suatu cakram kertas saring (paper disk) yang berfungsi sebagai tempat menampung zat antimikroba. Kertas saring tersebut diletakkan pada lempeng agar yang telah diinokulasi mikroba uji, kemudian diinkubasi pada waktu tertentu dan suhu tertentu, sesuai dengan kondisi optimum dari mikroba uji (Pelczar and Chan, 1988). H. Landasan Teori Menurut Mahalingam and Jasti (2008) penambahan gelling agent dalam sediaan gel dapat meningkatkan viskositas. Karbopol 940 merupakan gelling agent
yang memiliki viskositas 40.000 – 60.000 cP, dapat mengontrol atau
meningkatkan viskositas pada pH 3,5-11. Humektan digunakan untuk mempertahankan kelembaban dalam sediaan gel (Loden, 2001). Semakin besar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
jumlah humektan yang ditambahkan maka kemampuan untuk mempertahankan kelembaban dalam sediaan gel akan semakin tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi viskositas sediaan. Sorbitol merupakan humektan yang memiliki higroskopis sangat rendah. Sorbitol dapat menjaga statibilitas sediaan gel dengan cara menjaga kelembaban sediaan gel dimana akan mencegah penguapan air dan mengikat lembab (Loden, 2001). Kombinasi karbopol 940 dan sorbitol mampu membentuk gel dengan sifat fisik yang baik dan stabil. Komposisi karbopol 940 dan sorbitol optimum yang digunakan dalam gel minyak daun sirih diperoleh dengan menggunakan metode desain faktorial. Desain faktorial menunjukkan hubungan antara variabel bebas yang diteliti untuk menentukan efek dari beberapa faktor dan interaksinya. Salah satu bakteri penyebab diare adalah Escherichia coli. Minyak atsiri daun sirih hijau diketahui mengandung 30% senyawa fenol dan derivatnya yang mampu menghasilkan aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli. Kavikol merupakan derivat fenol yang memiliki daya bunuh bakteri lima kali lebih besar dari fenol (Sastrohamidjojo, 2004). Selain itu, minyak daun sirih hijau memiliki kandungan eugenol sebesar 9,72-13,41 dan kavibetol sebesar 2,12-12,55 yang dapat memberikan aktivitas sebagai antibakteri (Arambawela et al., 2005). Oleh karena itu, dalam penelitian ini minyak atsiri daun sirih hijau ditambahkan dalam sediaan gel hand sanitizer. Pengujian aktivitas antibakteri gel minyak atsiri daun sirih hijau bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri minyak atsiri daun sirih hijau terhadap bakteri Escherichia coli jika diformulasikan dalam sediaan gel yang dibuat. Metode uji yang digunakan adalah difusi paper disk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
I. Hipotesis 1. Karbopol 940 dan sorbitol dapat meningkatkan viskositas dan menurunkan daya sebar secara signifikan pada sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau. 2. Area komposisi optimum yang diperkirakan sebagai formula optimum gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau dapat diperoleh. 3. Gel minyak atsiri daun sirih hijau stabil secara fisik pada penyimpanan selama 30 hari. 4. Sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau mampu menghasilkan aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan pola dua arah untuk membandingkan sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan. B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian a.
Variabel bebas. Variabel bebas adalah konsentrasi karbopol 940 dan sorbitol.
b. Variabel tergantung. Variabel tergantung adalah sifat fisik gel yaitu viskositas dan daya sebar, stabilitas gel yaitu pergeseran viskositas setelah 30 hari penyimpanan, dan diameter zona hambat. c.
Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali adalah kualitas daun sirih hijau, kualitas bahan-bahan yang digunakan, kecepatan putar mixer, kondisi penyimpanan gel hand sanitizer, kepadatan suspensi bakteri Escherichia coli, diameter lubang sumuran, suhu dan lama inkubasi, serta jumlah bahan dalam formula selain karbopol 940 dan sorbitol.
d. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali adalah suhu dan kelembaban ruangan percobaan, dan kecepatan penguapan minyak atsiri daun sirih hijau.
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
2. Definisi operasional a.
Gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau adalah sediaan semi solid yang terbuat dari minyak atsiri daun sirih hijau menggunakan karbopol 940 sebagai gelling agent dan sorbitol sebagai humektan, berfungsi untuk menghilangkan bakteri di tangan.
b. Minyak atsiri daun sirih hijau adalah minyak atsiri dari tanaman daun sirih hijau yang diperoleh dari CV. Nusa Aroma Tangerang. c.
Gelling agent adalah pembentuk gel sebagai pengental, dan untuk menstabilkan. Pada penelitian ini digunakan karbopol 940 pada level rendah 1 gram dan level tinggi 4 gram.
d. Humektan adalah bahan untuk memberikan kelembaban. Pada penelitian ini digunakan sorbitol pada level rendah 2 gram dan level tinggi 10 gram. e.
Sifat fisik gel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas fisik gel yang meliputi viskositas dan daya sebar.
f.
Stabilitas fisik gel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan gel dalam penyimpanan yaitu pergeseran viskositas dan daya sebar selama penyimpanan 30 hari pada suhu kamar.
g. Daya sebar adalah kemampuan sediaan untuk menyebar pada permukaan kulit setelah pemberian tekanan. Pada penelitian ini, nilai daya sebar yang memenuhi kriteria adalah 4-7 cm. h. Viskositas adalah besarnya tahanan suatu cairan yang ada pada gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau untuk mengalir. Pada penelitian ini, nilai viskositas yang memenuhi kriteria adalah 30-90 dPa.s.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
i.
23
Pergeseran viskositas adalah persentase dari selisih viskositas gel dalam penyimpanan selama 30 hari dengan viskositas gel setelah dibuat. Pada penelitian ini, sediaan gel stabil jika pergeseran viskositas tidak lebih dari 10% dari nilai viskositas sediaan gel 48 jam setelah pembuatan.
j.
Pergeseran daya sebar adalah persentase dari selisih daya sebar gel dalam penyimpanan selama 30 hari dengan daya sebar gel setelah dibuat. Pada penelitian ini, sediaan gel stabil jika pergeseran daya sebar tidak lebih dari 10% dari nilai viskositas sediaan gel 48 jam setelah pembuatan.
k. Desain faktorial adalah metode optimasi untuk mencari efek dari berbagai faktor atau kondisi terhadap hasil penelitian. Desain faktorial juga digunakan untuk mengetahui efek dominan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas sediaan gel. l.
Faktor adalah besaran yang berefek pada respon yang dihasilkan. Dalam penelitian ini digunakan dua faktor yaitu komposisi gelling agent (karbopol) dan humektan (sorbitol).
m. Level adalah nilai atau tetapan untuk faktor. Dalam penelitian ini digunakan dua level untuk masing-masing faktor, yaitu level tinggi dan level rendah. n. Respon adalah perubahan yang dapat diamati dan dinyatakan sebagai besaran yang dapat dikuantitasikan. Dalam penelitian ini, respon adalah hasil uji sifat fisik gel yang meliputi viskositas dan daya sebar serta hasil uji stabilitas gel yang meliputi pergeseran viskositas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
o. Efek adalah perubahan respon sebagai akibat dari adanya variasi level dan faktor. Nilainya dihitung dari selisih antara rata-rata respon yang timbul pada level tinggi dan rata-rata respon pada level rendah. p. Daya antibakteri gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau adalah kemampuan dari gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau untuk menghambat atau membunuh bakteri Escherichia coli yang ditunjukkan dengan diameter zona hambat yang dihasilkan. q. Zona hambat adalah zona jernih disekeliling paper disk di mana tidak terdapat pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang menunjukkan adanya aktivitas antibakteri. C. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak atsiri daun sirih hijau (CV. Nusa Aroma Tangerang), karbopol 940 (kualitas farmasetis), sorbitol (kualitas farmasetis), trietanolamin (kualitas farmasetis), natrium metabisulfit (kualitas farmasetis). Semua bahan tersebut diperoleh dari PT. Brataco Yogyakarta. Media Mueller Hinton Agar (MHA), media Mueller Hinton Broth (MHB), bakteri uji Escherichia coli yang diperoleh dari Balai Kesehatan Yogyakarta. D. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca digital (Ohaus®), mixer (Miyako®), alat-alat gelas (Pyrex), cawan petri, viscometer seri VT 04
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
(RION-Japan), indikator pH (Merck), alat pengukur daya sebar, jarum ose, alat pembuat sumuran, inkubator, dan autoklaf E. Tata Cara Penelitian 1. Verifikasi identitas minyak atsiri daun sirih hijau a.
Penentuan bobot jenis Piknometer dicuci dengan air lalu dicuci lagi dengan etanol, setelah itu dikeringkan dan ditimbang untuk mendapatkan bobot piknometer kosong. Piknometer yang telah ditimbang, diisi air secara perlahan hingga penuh lalu ditutup, piknometer dimasukkan dalam baskom es pada suhu 23˚C lalu dikeluarkan dari baskom dan suhu dikembalikan menjadi 25˚C. Piknometer dilap hingga kering dan ditimbang untuk mendapatkan bobot piknometer yang ditambah bobot air. Volume air dihitung dengan cara bobot air dibagi kerapatan air. Bobot jenis minyak atsiri daun sirih hijau diukur dengan menggunakan piknometer yang telah dikalibrasi. Piknometer diisi minyak atsiri daun sirih hijau hijau hingga penuh lalu ditutup, piknometer dimasukkan dalam baskom es pada suhu 23˚C lalu dikeluarkan dari baskom dan suhu dikembalikan menjadi 25˚C. Piknometer dilap hingga kering dan ditimbang untuk mendapatkan minyak atsiri daun sirih hijau. Bobot minyak atsiri daun sirih hijau diperoleh dari bobot piknometer minyak atsiri daun sirih hijau dikurangi bobot piknometer kosong. Kerapatan minyak atsiri daun sirih hijau diperoleh dari bobot minyak atsiri daun sirih hijau dibagi volume air. Bobot jenis minyak atsiri daun sirih hijau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
diperoleh dengan dilakukan perbandingan antara bobot minyak atsiri daun sirih hijau dengan kerapatan minyak atsiri daun sirih hijau. Replikasi pengujian dilakukan 3 kali (Depkes RI, 1995). b. Penentuan indeks bias Indeks bias minyak atsiri daun sirih hijau diukur menggunakan refraktometer. Minyak atsiri daun sirih hijau diteteskan pada prisma utama lalu prisma ditutup dan arahkan refraktometer ke cahaya terang sehingga dapat terlihat jelas nilai indeks biasnya. Suhu refraktometer diatur 20˚C dengan cara air dialirkan melalui refraktometer. Suhu harus dijaga dengan toleransi ± 0,2. Nilai indeks bias ditunjukkan oleh skala dimana terdapat garis batas yang memisahkan sisi terang dan gelap pada bagian atas dan bawah. Replikasi pengujian dilakukan 3 kali (Depkes RI, 1995). 2. Uji daya antibakteri minyak atsiri daun sirih hijau a.
Pembuatan suspensi Escherichia coli Sebanyak satu ose koloni bakteri Escherichia coli diambil dari stok bakteri, bakteri dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi media Muller Hinton Broth (MHB) steril dan diinkubasi. Kekeruhan suspensi bakteri Escherichia coli disesuaikan dengan standar 0,5 Mac Farland (Gupte, 2006).
b. Pembuatan kontrol media Media Muller Hinton Agar (MHA) steril dituang ke dalam cawan petri dan ditunggu hingga memadat. Setelah memadat, cawan petri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
diinkubasi. Setelah inkubasi, cawan kontrol diamati dan dibandingkan dengan perlakuan. c.
Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri Suspensi bakteri dituang dalam cawan petri. Media MHA steril ditambahkan, cawan petri digoyang sehingga pertumbuhan bakteri dapat merata. Cawan petri diinkubasi. Selanjutnya, pertumbuhan bakteri uji diamati melalui kekeruhan media dan dibandingkan dengan perlakuan.
d. Uji daya antibakteri gel terhadap Escherichia coli Suspensi bakteri dituang dalam cawan petri. Media MHA steril ditambahkan, cawan petri digoyang sehingga pertumbuhan bakteri merata. Media dibiarkan memadat lalu diletakkan paper disk berukuran 6 mm yang sebelumnya telah dicelupkan dalam formula gel atau basis. Sebanyak 6 paper disk dalam satu cawan petri mengandung minyak atsiri daun sirih hijau dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, dan kontrol pelarut. Sebanyak 5 paper disk dalam satu cawan petri lainnya mengandung minyak atsiri daun sirih hijau dengan konsentrasi 6%, 7%, 8%, 9%, 10%. Cawan petri diinkubasi. Selanjutnya, diameter zona hambat diukur. Replikasi pengujian dilakukan tiga kali (Kusmiyati, 2006). 3. Formulasi gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau a.
Formula gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau Formula yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Sari and Isadiartuti (2006), seperti tersaji pada tabel II berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Tabel II. Formula gel hand sanitizer Bahan Minyak atsiri daun sirih hijau Karbopol 940 TEA Gliserin Corigen odoris (melon) Natrium metabisulfit Aquadest
Komposisi 25% b/v 0,5% b/v 0,5% b/v 1% b/v 8 tetes 0,2% b/v ad 200 ml (Sari and Isadiartuti, 2006).
Dilakukan modifikasi dan optimasi terhadap formula di atas sehingga dihasilkan formula sebagai berikut : Tabel III. Modifikasi formula gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau Bahan Minyak atsiri daun sirih hijau (g) Karbopol 940 (g) Sorbitol (g) TEA (g) Natrium metabisulfit (g) Aquadest (mL)
F1 10 1 2 2 0,4 200
Komposisi Fa Fb 10 10 4 1 2 10 2 2 0,4 0,4 200 200
Fab 10 4 10 2 0,4 200
Keterangan : F1 : formula dengan karbopol 940 level rendah dan sorbitol level rendah Fa : formula dengan karbopol 940 level tinggi dan sorbitol level rendah Fb : formula dengan karbopol 940 level rendah dan sorbitol level tinggi Fab : formula dengan karbopol 940 level tinggi dan sorbitol level tinggi b. Pembuatan gel Karbopol 940 dikembangkan dengan aquadest pada suhu kamar selama 24 jam dengan cara menaburkan karbopol 940 diatas aquadest 200 mL. Natrium metabisulfit yang telah dilarutkan dalam air dan sorbitol dimasukkan ke dalam campuran dan dilakukan pengadukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
dengan menggunakan mixer pada skala 1 selama 1 menit. TEA ditambahkan hingga terbentuk gel dengan diaduk menggunakan mixer dengan skala 1 selama 1 menit, pH yang terbentuk disesuaikan dengan pH kulit manusia. Minyak atsiri daun sirih hijau ditambahkan ke dalam campuran dengan diaduk menggunakan mixer dengan skala 1 selama 1 menit. 4. Uji sifat fisik dan stabilitas gel a.
Uji organoleptis Uji organoleptis dilakukan dengan diamati bau, warna, konsistensi dan homogenitas gel pada 48 jam setelah pembuatan.
b. Uji pH Uji pH dilakukan dengan bantuan indikator pH dengan dimasukkan ke dalam sediaan gel dan dibandingkan dengan standar. c.
Uji daya sebar Uji daya sebar sediaan gel dilakukan 48 jam setelah pembuatan. Uji daya sebar dilakukan dengan cara 0,5 gram gel ditimbang lalu gel diletakkan ditengah lempeng kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lainnya dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit, dan dicatat diameter sebarnya (Garg et al, 2002). Uji daya sebar dilakukan dua kali, yaitu dua hari setelah pembuatan gel dan setelah gel disimpan selama 30 hari pada suhu kamar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
d. Uji viskositas Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan alat Viscotester Rion seri VT 04 dengan cara gel dimasukkan ke dalam wadah viscotester hingga hampir penuh. Rotor dibenamkan ke dalam sediaan hingga batas tertentu. Alat viscotester dihidupkan, rotor berputar, jarum penunjuk skala akan bergerak dan menunjukkan besaran nilai viskositas. Nilai viskositas diketahui dengan membaca angka pada skala yang sesuai dengan rotor yang digunakan. Sediaan gel dianggap memiliki stabilitas yang baik jika memiliki persentase pergeseran viskositas kurang dari 10% (Zatz et al, 1996). Uji viskositas dilakukan dua kali, yaitu dua hari setelah pembuatan gel dan setelah gel disimpan selama 30 hari pada suhu kamar (Voight, 1994). 5. Uji daya antibakteri gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau a.
Pembuatan suspensi Escherichia coli Sebanyak satu ose koloni bakteri Escherichia coli diambil dari stok bakteri, bakteri dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi media Muller Hinton Broth (MHB) steril dan diinkubasi. Kekeruhan suspensi bakteri Escherichia coli disesuaikan dengan standar 0,5 Mac Farland (Gupte, 2006).
b. Pembuatan kontrol media Media Muller Hinton Agar (MHA) steril dituang ke dalam cawan petri dan ditunggu hingga memadat. Setelah memadat, cawan petri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
diinkubasi. Setelah inkubasi, cawan kontrol diamati dan dibandingkan dengan perlakuan. c.
Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri Suspensi bakteri dituang dalam cawan petri. Media MHA steril ditambahkan, cawan petri digoyang sehingga pertumbuhan bakteri dapat merata. Cawan petri diinkubasi. Selanjutnya, pertumbuhan bakteri uji diamati melalui kekeruhan media dan dibandingkan dengan perlakuan.
d. Uji daya antibakteri gel terhadap Escherichia coli Suspensi bakteri dituang dalam cawan petri. Media MHA steril ditambahkan, cawan petri digoyang sehingga pertumbuhan bakteri merata. Media dibiarkan memadat lalu diletakkan paper disk berukuran 6 mm yang sebelumnya telah dicelupkan dalam formula gel (perlakuan) atau basis (kontrol negatif). Sebanyak 5 paper disk diletakkan dalam cawan petri. Setiap paper disk mengandung gel formula F1, formula Fa, formula Fb, formula Fab, dan basis. Cawan petri diinkubasi. Selanjutnya, diameter zona hambat diukur dan dibandingkan dengan kontrol positif. Kontrol positif yang digunakan adalah minyak daun sirih hijau dengan konsentrasi 5% yang sebelumnya telah dilakukan uji aktivitas antibakteri. Replikasi pengujian dilakukan tiga kali (Kusmiyati, 2006). F. Analisis Hasil Data yang diperoleh adalah data organoleptis, uji pH, uji viskositas dan uji daya sebar 48 jam setelah pembuatan, pergeseran viskositas selama masa penyimpanan 30 hari, pergeseran daya sebar selama masa penyimpanan 30 hari,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
dan uji daya antibakteri. Data sifat fisik yaitu viskosistas dan daya sebar, dianalisis menggunakan Design Expert 9.0.4 dengan taraf kepercayaan 95%. Formula pada area optimum dipilih dan diuji kembali sifat fisiknya lalu dibandingkan dengan nilai respon teoretisnya menggunakan uji T tidak berpasangan pada perangkat lunak R Studio dengan taraf kepercayaan 95 % sebagai hasil verifikasi komposisi area optimum yang diperoleh. Data stabilitas fisik berupa pergeseran viskositas dan daya sebar. Data pergeseran viskositas dan daya sebar yang memiliki sebaran data normal dan homogen diuji dengan menggunakan uji T berpasangan (t-test) pada perangkat lunak R Studio. Nilai p-value > 0,05 menunjukkan adanya perbedaan tidak signifikan. Pada data uji daya antibakteri, dilakukan penghitungan rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk dari ketiga replikasi yang dilakukan. Ratarata diameter zona hambat sediaan dibandingkan dengan diameter zona hambat kontrol positif menggunakan Wilcoxon test untuk mengetahui signifikansi perbedaannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakterisasi Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau Pada penelitian ini menggunakan minyak atsiri daun sirih hijau (Oleum Piper betle L.) diperoleh dari CV. Nusa Aroma Tangerang. Identifikasi minyak atsiri daun sirih hijau dapat dibuktikan dengan membandingkan hasil karakterisasi dengan Certificate of Analysis (COA) (Lampiran 1). Verifikasi dilakukan oleh penulis untuk uji organoleptis dan indeks bias, sedangkan uji bobot jenis dilakukan oleh LPPT UGM Yogyakarta. Tujuan pengujian ini untuk memastikan kualitas identitas dari minyak atsiri daun sirih hijau yang diperoleh. Hasil karakterisasi minyak atsiri daun sirih hijau dijabarkan dalam tabel IV. Tabel IV. Hasil karakterisasi minyak atsiri daun sirih hijau Uji
Organoleptis Bobot jenis Indeks bias
Hasil Karakterisasi Kuning kecoklatan Khas aromatik minyak daun sirih Cair 0,97 ± 0,00 1,514 ± 0,0005
COA Kuning kecoklatan Aromatik minyak daun sirih Cair 1,044-1,054 1,514
Berdasarkan tabel IV, menunjukkan bahwa organoleptis dan indeks bias minyak atsiri daun sirih hijau telah sesuai dengan COA, sedangkan nilai bobot jenis minyak atsiri daun sirih hijau pada hasil karakterisasi tidak masuk dalam COA. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya perubahan stabilitas fisik minyak atsiri daun sirih hijau yang digunakan. Perubahan warna terlihat pada minyak atsiri daun sirih hijau, ini terjadi karena terdapat paparan udara pada 33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
minyak atsiri daun sirih hijau yang digunakan. Minyak atsiri bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahari, dan panas karena terdiri dari berbagai macam komponen penyusun (Gunawan and Mulyani, 2004). Minyak atsiri daun sirih hijau yang diperoleh dari CV. Nusa Aroma Tangerang tetap digunakan pada penelitian ini. Hal ini karena minyak atsiri daun sirih hijau yang diperoleh dari CV. Nusa Aroma Tangerang mengandung eugenol sebesar 14,8% dan kavibetol sebesar 11,4% untuk dapat menghasilkan aktivitas antibakteri (lampiran 1). Menurut hasil penelitian Arambawela et al. (2005) bahwa minyak atsiri daun sirih hijau memiliki kandungan eugenol sebesar 9,72%13,41% dan kavibetol sebesar 2,12%-12,55% untuk menghasilkan aktivitas antibakteri. B. Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau terhadap Escherichia coli Pengujian aktivitas antibakteri terhadap minyak atsiri daun sirih hijau pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi minyak atsiri daun sirih hijau dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Uji ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan seberapa banyak minyak atsiri daun sirih hijau yang akan ditambahkan ke dalam sediaan. Hasil uji diameter zona hambat ditunjukkan pada gambar 3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
35
Keterangan : Hasil uji antibakteri minyak atsiri daun sirih hijau. (a) replikasi 1 konsentrasi 6-10%, (b) replikasi 2 konsentrasi 6-10%, (c) replikasi 3 konsentrasi 6-
10%. Gambar 3. Hasil pengukuran diameter zona hambat minyak atsiri daun sirih hijau terhadap Escherichia coli
Gambar 4. Diagram hasil pengukuran diameter zona hambat minyak atsiri daun sirih hijau terhadap Escherichia coli
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Pada gambar 4, menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi minyak atsiri daun sirih hijau, maka semakin besar diameter zona hambat yang dihasilkan. Dalam penelitian ini digunakan konsentrasi 1-10%, pada konsentrasi minyak atsiri daun sirih hijau 1% - 3% tidak menghasilkan aktivitas antibakteri. Pada konsentrasi minyak atsiri daun sirih hijau 4% mulai menunjukkan aktivitas antibakteri dan kontrol pelarut tidak menunjukkan adanya zona hambat yang berarti bahwa pelarut etanol 96% yang digunakan tidak memiliki aktivitas antibakteri. Hal ini sesuai dengan penelitian Arambewela et al., (2005) bahwa minyak atsiri daun sirih hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Analisis statistik ANOVA dilakukan dengan membandingkan diameter zona hambat pada setiap konsentrasi. Berdasarkan hasil analisis statistik, konsentrasi minyak atsiri 4% memiliki diameter zona hambat yang berbeda signifikan dengan konsentrasi minyak atsiri 5%, sedangkan konsentrasi 5% berbeda tidak signifikan dibandingkan dengan diameter zona hambat pada konsentrasi minyak atsiri 6% dan 7% (p-value > 0,05). Konsentrasi minyak atsiri daun sirih hijau 5% dipilih agar menghasilkan aktivitas antibakteri yang lebih besar ketika diformulasikan dalam gel. Oleh karena itu, sebanyak 5 gram minyak atsiri daun sirih hijau ditambahkan dalam formula gel dengan volume 100 ml. Namun pada penelitian ini, dilakukan penambahan minyak atsiri daun sirih hijau sebanyak 10 gram pada setiap formula gel karena volume yang digunakan sebanyak 200 ml.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
C. Sifat Fisik Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau Pengujian sifat fisik penting dilakukan untuk mengetahui kualitas sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau yang dibuat. Sifat fisik sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau yang dievaluasi meliputi organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar. Dalam penelitian ini, pengujian sifat fisik dilakukan 48 jam setelah pembuatan untuk memberi waktu pada sediaan agar dapat membentuk sistem gel setelah proses pembuatan, sehingga hasil pengukuran tidak terpengaruh oleh gaya gesekan dan energi saat pencampuran bahan. 1.
Uji organoleptis dan pH Gel
perlu
dievaluasi
secara
organoleptis
dan
pH
karena
mempengaruhi kualitas visual dan acceptability. Organoleptis yang diamati meliputi warna, konsistensi, bau, dan homogenitas. Hasil uji sifat fisik gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau disajikan pada tabel V. Tabel V. Hasil organoleptis dan pH gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau Kriteria Warna
Konsistensi Bau Homogenitas pH
Formula F1 Putih bening keruh Semisolid Khas daun sirih Homogen 6
Fa Putih bening keruh Semisolid Khas daun sirih Homogen 6
Fb Putih bening keruh Semisolid Khas daun sirih Homogen 6
Fab Putih bening keruh Semisolid Khas daun sirih Homogen 6
Berdasarkan tabel V, hasil pengujian organoleptis dan pH menunjukkan bahwa setiap formula gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau memiliki warna tekstur, bau, homogenitas, dan pH yang sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Warna putih bening yang keruh disebabkan karena warna kuning pekat dari minyak atsiri yang dicampurkan dalam sediaan. Bau yang dimiliki sediaan yaitu berbau khas daun sirih yang menyengat. Hal ini menunjukkan bahwa sebaiknya perlu ditambahkan parfum ke dalam sediaan untuk memperbaiki wangi sediaan, sehingga akan meningkatkan acceptability terhadap sediaan. Sediaan topikal gel yang menggunakan karbopol sebagai gelling agent harus memiliki pH basa, yaitu range pH 5-10 agar terbentuk polimer gel (Zatz and Kushla, 1996). Gel dengan pH 6 dihasilkan setelah penambahan trietanolamin (TEA). TEA yang bersifat basa digunakan untuk menetralisasi karbopol 940. Sebelum penambahan TEA, karbopol 940 dalam air berbentuk tak terion pada pH 3. Pada pH ini, polimer sangat fleksibel. Penambahan TEA akan menggeser kesetimbangan ionik dan membentuk garam yang larut. Terbentuk ion yang tolak menolak dan polimer menjadi kaku dan rigid sehingga terbentuk gel dan meningkatkan pH sediaan. Sediaan gel dalam penelitian ini memiliki nilai pH 6 di mana sediaan telah terbentuk polimer gel dalam pH yang sesuai range yang ditentukan. Selain itu telah sesuai dengan keadaan fisiologis kulit manusia, yaitu pH 4,57 (Buchmann, 2001). 2.
Uji viskositas Viskositas merupakan salah satu parameter sifat fisik suatu sediaan yang mempengaruhi kemudahan sediaan untuk mengalir. Viskositas berfungsi untuk mengetahui sifat alir suatu sediaan (Herh et al., 1998). Viskositas yang semakin tinggi akan meningkatkan ketahanan sediaan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
mengalir sehingga sediaan sulit dituang, sedangkan apabila viskositas yang semakin rendah maka sediaan mudah mengalir. Hasil pengukuran viskositas gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau disajikan pada gambar 5. Design-Expert® Software Factor Coding: Actual viskositas (dpa.s) Design Points 360
10
viskositas (dpa.s)
3
3
X1 = A: carbopol X2 = B: sorbitol
B : s o r b ito l ( g r a m )
28
8
200
100
6
300
4
2
3
3 1
1.6
2.2
2.8
A: carbopol (gram)
3.4
4
Design-Expert® Software Factor Coding: Actual viskositas (dpa.s) Design Points 360 28
Gambar 5. Contourplot respon viskositasX1 = A: carbopol X2 = B: sorbitol
Contourplot di atas menunjukkan gambaran hasil pengukuran viskositas gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau. Berdasarkan hasil contourplot, menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi karbopol 940 dan sorbitol maka viskositas gel akan meningkat. Semakin tinggi jumlah karbopol maka jumlah polimer yang akan membentuk gel semakin banyak. Polimer-polimer tersebut akan terhubung (coiled) membentuk cross link secara acak ketika langsung kontak dengan molekul air. Ketika dilakukan penambahan TEA maka bentuk polimer cross link akan semakin rigid yang membuat konsistensi gel menjadi stabil karena molekul air terjebak dalam polimer cross link yang rigid. Semakin tinggi konsentrasi karbopol 940 maka struktur polimer cross link akan semakin kuat dan rigid (Kim, Song, Lee, and Park, 2003), sehingga konsistensi gel meningkat yang ditandai dengan peningkatan viskositas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Gambar 6. Karbopol dalam bentuk coiled (Noveon, 2002). Persamaan desain faktorial didapatkan untuk mengetahui efek karbopol 940 dan sorbitol terhadap viskositas. Berdasarkan program Design Expert 9.0.4 trial, persamaan desain faktorial untuk viskositas adalah sebagai berikut: Y = -72,222 + 100,556(X1) – 0,389(X2) + 0,722(X1)(X2)...............(2) dengan Y sebagai respon viskositas, X1 adalah karbopol 940, X2 adalah sorbitol, dan X1X2 adalah interaksi antara karbopol 940 dan sorbitol. Analisis statistik ANOVA menunjukkan bahwa model regresi persamaan respon viskositas gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau signifikan (p-value < 0,05) sehingga dapat digunakan untuk optimasi. Hal ini dapat dibuktikan dari grafik normal probabilitas dan residual (gambar 7) yang menunjukkan bahwa sebaran residual cukup linier sehingga model regresi linier cukup baik.
Gambar 7. Grafik residual viskositas terhadap probabilitas normal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Efek merupakan suatu perubahan respon yang disebabkan adanya variasi level faktor. Berdasarkan persamaan faktorial Design Expert 9.0.4 trial, nilai efek karbopol 940, sorbitol, dan interaksinya dalam menentukan respon viskositas dapat dilihat pada tabel VI. Tabel VI. Nilai efek karbopol 940, sorbitol, dan interaksinya terhadap respon viskositas Faktor Karbopol 940 Sorbitol Interaksi
Efek 314,67 11,33 8,67
p-value < 0,0001 0,0007 0,0034
Berdasarkan tabel VI, karbopol 940, sorbitol, dan interaksi kedua faktor memiliki efek bernilai positif. Hal ini menunjukkan karbopol 940, sorbitol, dan interaksi kedua faktor memiliki efek meningkatkan viskositas gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau. Karbopol 940, sorbitol, dan interaksi kedua faktor merupakan faktor yang mempengaruhi viskositas gel secara signifikan (p-value > 0,05), namun faktor yang mempengaruhi viskositas gel secara dominan adalah karbopol 940. Hal ini ditunjukkan dengan nilai efek yang paling besar dibandingkan sorbitol dan interaksi kedua faktor. Design-Expert® Software Factor Coding: Actual viskositas (dpa.s) Design Points
Interaction B: sorbitol (gram)
400
B- 2 B+ 10
v is k o s ita s ( d p a .s )
X1 = A: carbopol X2 = B: sorbitol
300
200
100
2 4 5 4 0
1
1.6
2.2
2.8
3.4
4
A: carbopol (gram)
Gambar 8. Grafik hubungan karbopol 940 terhadap viskositas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Gambar 8 menunjukkan adanya peningkatan penggunaan karbopol 940 yang dapat mempengaruhi viskositas gel. Berdasarkan gambar 8, peningkatan karbopol 940 dapat meningkatkan viskositas gel pada sorbitol level rendah maupun tinggi. Grafik peningkatan viskositas naik secara signifikan, menunjukkan bahwa karbopol 940 berpengaruh dominan terhadap respon viskositas. 3.
Uji daya sebar Tujuan pengujian daya sebar terhadap gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau untuk mengetahui kemampuan sediaan gel dapat menyebar saat diaplikasikan di kulit. Daya sebar bertanggung jawab terhadap kemudahan pengaplikasian, penghantaran obat ke tempat aksi, dan penerimaan konsumen (Garg et al., 2002). Daya sebar dipengaruhi viskositas. Semakin tinggi viskositas sediaan maka semakin kecil kemampuan sediaan menyebar (Garg et al., 2002). Hasil pengukuran daya sebar gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau disajikan pada gambar 9.
Gambar 9. Contourplot respon daya sebar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Contourplot di atas menunjukkan gambaran hasil pengukuran daya sebar gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau. Berdasarkan hasil contourplot (gambar 9), menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan karbopol 940 maka daya sebar gel akan semakin menurun. Penurunan daya sebar dengan adanya penambahan karbopol 940 disebabkan karena polimer semakin rigid sehingga viskositas akan semakin tinggi. Viskositas yang semakin tinggi ini akan mengakibatkan kemampuan gel untuk menyebar di kulit semakin rendah. Persamaan desain faktorial didapatkan untuk mengetahui efek dari karbopol 940 dan sorbitol terhadap daya sebar. Berdasarkan program Design Expert 9.0.4 trial, persamaan desain faktorial yang diperoleh untuk respon daya sebar adalah sebagai berikut: Y = 6,867 – 0,979(X1) + 1,389e-003(X2) – 3,472e-003(X1)(X2)....................(3) dengan Y sebagai respon daya sebar, X1 adalah karbopol 940, X2 adalah sorbitol, dan X1X2 adalah interaksi antara karbopol 940 dan sorbitol. Analisis statistik ANOVA menunjukkan bahwa model persamaan respon daya sebar gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau signifikan (p-value < 0,05) sehingga dapat digunakan untuk optimasi. Hal ini dapat dibuktikan dari grafik normal probabilitas dan residual (gambar 10) yang menunjukkan bahwa sebaran residual cukup linier sehingga model regresi linier cukup baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Gambar 10. Grafik residual daya sebar terhadap probabilitas normal Berdasarkan persamaan design faktorial Design Expert 9.0.4 trial, nilai efek karbopol 940, sorbitol, dan interaksinya dalam menentukan respon daya sebar dilihat pada tabel VII. Tabel VII. Nilai efek karbopol 940, sorbitol, dan interaksi keduanya terhadap respon daya sebar Faktor Karbopol 940 Sorbitol Interaksi
Efek -3,000 -0,058 -0,042
p-value < 0,0001 0,3778 0,5236
Berdasarkan tabel VII, karbopol 940, sorbitol, dan interaksi kedua faktor memiliki efek bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa karbopol 940, sorbitol, dan interaksi kedua faktor memiliki efek menurunkan daya sebar gel hand sanitizer minyak atsiri aun sirih hijau. Karbopol 940 merupakan faktor yang mempengaruhi daya sebar gel secara dominan dan signifikan (p-value > 0,05). Hal ini ditunjukkan dengan nilai efek yang paling besar dibandingkan sorbitol dan interaksi kedua faktor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Gambar 11. Grafik hubungan karbopol 940 terhadap daya sebar Gambar 11 menunjukkan adanya peningkatan penggunaan karbopol 940 yang dapat mempengaruhi daya sebar gel. Berdasarkan gambar 11, peningkatan karbopol 940 dapat menurunkan daya sebar gel pada sorbitol level rendah maupun tinggi. Grafik penurunan daya sebar turun secara signifikan, menunjukkan bahwa karbopol 940 berpengaruh dominan terhadap respon daya sebar. Hasil ini sudah sesuai bahwa nilai viskositas berbanding terbalik dengan nilai daya sebar. Penambahan jumlah karbopol 940 dan sorbitol mampu meningkatkan viskositas dan menurunkan daya sebar gel karena tahanan gel untuk mengalir semakin besar sehingga kemampuan gel untuk menyebar di kulit semakin rendah. D. Optimasi Formula Optimasi komposisi faktor karbopol 940 dan sorbitol dilakukan menggunakan Design Expert 9.0.4 trial. Optimasi dilakukan dengan menentukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
kriteria, yaitu menentukan batasan viskositas dan daya sebar gel. Batasan ditentukan berdasarkan pengujian sifat fisik pada produk pasaran dan orientasi yang telah dilakukan sebelumnya. Batasan viskositas dan daya sebar dapat dilihat pada tabel VIII. Tabel VIII. Nilai batasan viskositas dan daya sebar gel hand sanitizer minyak daun sirih hijau Kriteria Viskositas (dPa.s) Daya Sebar (cm)
Nilai Batasan Batas Rendah Batas Tinggi 30 90 4 7
Berdasarkan tabel VIII, kriteria nilai batasan viskositas ditentukan dalam rentang 30-90 dPa.s karena dalam rentang tersebut menghasilkan sediaan gel yang tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental. Kriteria nilai batasan daya sebar ditentukan dalam rentang 4-7 cm karena dalam rentang tersebut menghasilkan gel yang mudah menyebar dan nyaman saat diaplikasikan.
Gambar 12. Contourplot superimposed gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih Titik X1 merupakan jumlah karbopol 940 dan X2 merupakan jumlah sorbitol yang harus digunakan agar didapatkan viskositas dan daya sebar gel
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
sesuai yang ditentukan. Pada gambar 12, area berwarna kuning diprediksi sebagai area komposisi optimum dari karbopol 940 dan sorbitol untuk mendapatkan sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih yang sesuai dengan kriteria diinginkan. Area berwarna kuning perlu diverifikasi agar persamaan contourplot superimposed yang diperoleh valid. E. Pengujian Sifat Fisik Sabun Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau Formula Optimum Formula optimum yang didapatkan dari metode desain faktorial menggunakan Design Expert 9.0.4 trial ini perlu diverifikasi untuk mengetahui nilai viskositas dan daya sebar dari contourplot superimposed valid atau tidak. Verifikasi formula optimum dilakukan dengan mengambil dua titik secara acak dari beberapa solusi formula yang diberikan. Titik pertama (F1) yang diambil yaitu jumlah komposisi karbopol 940 sebanyak 1 gram dan sorbitol sebanyak 10 gram. Titik kedua (F2) yang diambil yaitu jumlah komposisi karbopol 940 sebanyak 1,215 gram dan sorbitol sebanyak 5,348 gram. Data yang diperoleh dibandingkan secara statistik menggunakan uji T tidak berpasangan untuk mengetahui signifikansi perbedaan nilai teoritis dan hasil pengujian. Tabel IX. Hasil perbandingan teoritis dan verifikasi formula optimum Respon Viskositas (dPa.s) Daya Sebar (cm)
Formula F1 F2 F1 F2
Teoritis 31,667 52,542 5,867 5,662
Hasil Verifikasi 31,333 52,666 5,807 5,613
p-value 0,6369 0,7804 0,5367 0,6369
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Berdasarkan tabel IX, perbedaan antara viskositas teoritis dengan hasil verifikasi berbeda tidak signifikan (p-value > 0,05) dan daya sebar teoritis dengan hasil verifikasi memiliki perbedaan tidak signifikan (p-value > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau yang dibuat telah sesuai dengan teoritis yang dihasilkan dari contourplot superimposed. Hal ini membuktikan bahwa formula optimum contourplot superimposed yang diperoleh dari persamaan desain faktorial menggunakan Design Expert 9.0.4 telah valid. F. Stabilitas Fisik Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau Stabilitas fisik gel terkait dengan keamanan dan penerimaan konsumen sehingga perlu dilakukan pengujian stabilitas fisik gel. Parameter stabilitas fisik gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau dilihat dari organoleptis, pH, viskositas, dan daya sebar. Parameter tersebut diamati dan diukur perubahannya selama 30 hari setelah pembuatan gel, yaitu setiap periode waktu 48 jam, 9 hari, 16 hari, 23 hari, dan 30 hari. 1.
Organoleptis dan pH Selama masa penyimpanan 30 hari tidak menunjukkan adanya perubahan warna tekstur, dan bau. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan karbopol 940 dan sorbitol mampu menghasilkan sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau yang stabil secara organoleptis. Sediaan gel yang dibuat juga tidak terdapat pertumbuhan mikroba selama penyimpanan 30 hari. Hal ini menunjukkan bahwa antimikroba natrium metabisulfit, mampu mencegah pertumbuhan mikroba.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Pengujian stabilitas pH dilakukan untuk mengetahui pergeseran pH selama 30 hari. Apabila pH sediaan tidak masuk dalam range kulit manusia maka akan menimbulkan sifat iritatif. Hasil menunjukkan tidak terdapat pergeseran pH selama masa penyimpanan 30 hari (lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan karbopol 940 dan sorbitol mampu menghasilkan sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau yang stabil secara pH. 2. Pergeseran viskositas Stabilitas viskositas perlu diamati untuk mengetahui penurunan nilai viskositas selama masa penyimpanan 30 hari. Penurunan viskositas ini terkait dengan kemudahan gel mengalir pada saat diaplikasikan.
Gambar 13. Grafik stabilitas viskositas gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau selama penyimpanan 30 hari Berdasarkan gambar 13, menunjukkan bahwa semakin lama waktu penyimpanan
maka
viskositas
semakin
menurun.
Grafik
tersebut
menunjukkan setiap formula memiliki penurunan viskositas yang relatif konstan pada setiap waktu pengukuran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Penurunan ini terjadi disebabkan oleh faktor pH pada penelitian ini. Karbopol 940 dapat membentuk struktur matriks gel yang sempurna pada pH 7,7 (Rowe, dkk., 2009), sedangkan pada penelitian ini pH sediaan 6 sehingga dapat terjadi sineresis yaitu molekul air yang terjebak dalam matriks dapat keluar dari matriks karena matriks gel belum terbentuk sempurna. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan viskositas. Uji analisis dilakukan menggunakan t-test, yaitu membandingkan penurunan viskositas pada jam ke-48 dengan penurunan viskositas pada setiap minggu. Hasil menunjukan bahwa sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau stabil selama masa penyimpanan 30 hari karena data memiliki penurunan viskositas yang berbeda tidak signifikan (p-value > 0,05) pada setiap perbandingan hingga minggu ke-4 (lampiran 9). Kestabilan viskositas sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau disebabkan karena adanya penggunaan karbopol 940 yang dinetralkan dengan trietanolamin. Karbopol yang telah dinetralkan lebih dapat mengontrol dan menjaga viskositas gel karena ikatan hidrogen pada struktur polimer karbopol yang telah dinetralkan lebih kuat dan tidak mudah putus (Barry, 1983). Struktur polimer tersebut akan menjaga viskositas gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau agar tetap stabil. Penggunaan karbopol 940 dan sorbitol pada gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau mampu menghasilkan sediaan gel yang stabil secara viskositas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
51
Pergeseran daya sebar Stabilitas daya sebar perlu diukur untuk mengetahui peningkatan daya sebar gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau selama penyimpanan 30 hari karena terkait dengan kemudahan saat pengaplikasian dan jumlah zat aktif di dalamnya.
Gambar 14. Grafik stabilitas daya sebar gel hand sanitizer minyak daun sirih hijau selama penyimpanan 30 hari Berdasarkan gambar 14, menunjukkan bahwa semakin lama waktu penyimpanan maka daya sebar semakin meningkat. Grafik menunjukkan setiap formula memiliki peningkatan daya sebar yang relatif konstan pada setiap waktu pengukuran. Analisis dilakukan menggunakan t-test, yaitu membandingkan peningkatan daya sebar pada jam ke-48 dengan peningkatan daya sebar pada setiap minggu. Hasil menunjukan bahwa sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau stabil selama masa penyimpanan 30 hari karena data memiliki peningkatan daya sebar yang berbeda tidak signifikan (p-value > 0,05) pada setiap perbandingan hingga minggu ke-4 (lampiran 9).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Kestabilan daya sebar sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau disebabkan karena viskositas gel yang stabil. Viskositas sediaan yang stabil akan membuat tahanan sediaan yang stabil sehingga sudut kontak sediaan dengan kulit stabil saat diaplikasikan. Penggunaan karbopol 940 dan sorbitol pada gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau mampu menghasilkan sediaan gel yang stabil saat diaplikasikan. G. Uji Aktivitas Antibakteri Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau terhadap Escherichia coli Uji daya antibakteri gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau bertujuan untuk mengetahui kemampuan minyak atsiri daun sirih hijau yang ditambahkan ke dalam formula gel dalam menghambat bakteri Escherichia coli. Kontrol basis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat komponen lain selain dalam formula selain zat aktif yang dapat menghasilkan aktivitas antibakteri. Kontrol positif digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui kemampuan aktivitas antibakteri minyak atsiri daun sirih hijau yang diformulasikan dalam gel. Kontrol positif yang digunakan adalah minyak atsiri daun sirih hijau dengan konsentrasi 5%, yang sebelumnya telah dilakukan uji aktivitas antibakteri pada konsentrasi minyak atsiri daun sirih hijau tersebut. Uji dilakukan dengan membandingkan daya antibakteri sediaan dengan kontrol positif untuk mengetahui efektivitas pemilihan sediaan gel dalam memformulasikan minyak atsiri daun sirih hijau.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Tabel X. Hasil pengukuran diameter zona hambat gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau Formula F1 Fa Fb Fab Kontrol positif Kontrol basis
Diameter zona hambat ( ) 3,00±0,20 mm 1,23±0,25 mm 3,10±0,36 mm 1,57±0,51 mm 10,08±0,38 mm 0,00±0,00 mm
Berdasarkan hasil pada tabel X, menunjukkan bahwa setiap formula memiliki nilai zona hambat yang berbeda-beda. Selain itu, tabel X menunjukkan bahwa kemampuan minyak atsiri daun sirih hijau dalam menghasilkan aktivitas antibakteri lebih kecil setelah diformulasikan dalam sediaan gel dibandingkan sebelum diformulasikan. Formula yang digunakan memiliki variasi jumlah karbopol 940. Semakin banyak jumlah karbopol 940 yang ditambahkan dalam formula maka semakin kecil zona hambat yang dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi karbopol 940 maka struktur polimer cross link akan semakin kuat dan rigid (Kim, Song, Lee, and Park, 2003), sehingga semakin mengikat minyak atsiri daun sirih hijau dalam rantai polimer tersebut. Hal ini mengakibatkan minyak atsiri daun sirih hijau susah keluar dari basis untuk memberikan aktivitas antibakteri. Analisis statistik Wilcoxon-two sample digunakan untuk membandingkan hasil aktivitas antibakteri sediaan dengan kontrol positif. Berdasarkan analisis statistik, menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau berbeda tidak signifikan dibandingkan dengan kontrol positif (pvalue > 0,05) (lampiran 5). Berdasarkan hasil ini, menunjukkan bahwa minyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
atsiri daun sirih hijau yang diformulasikan dalam bentuk gel menghasilkan aktivitas antibakteri yang tidak jauh berbeda dengan minyak atsiri daun sirih hijau sebelum diformulasikan dalam bentuk gel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Karbopol 940 berpengaruh signifikan terhadap peningkatan viskositas dan penurunan daya sebar, sedangkan sorbitol dan interaksi keduanya berpengaruh signifikan hanya terhadap peningkatan viskositas sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau. 2. Area komposisi optimum yang menghasilkan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau dengan sifat fisik yang diinginkan adalah komposisi yang memberikan persamaan respon viskositas sebesar Y = -72,222 + 100,556(X1) – 0,389(X2) + 0,722(X1)(X2) dan respon daya sebar sebesar Y = 6,867 – 0,979(X1) + 1,389e-003(X2) – 3,472e-003(X1)(X2) dengan X1 adalah karbopol 940 dan X2 adalah sorbitol. 3. Sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau stabil secara organoleptis, pH, viskositas dan daya sebar selama masa penyimpanan 30 hari. 4. Gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau mampu menghasilkan aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli.
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
B. Saran 1. Optimasi komposisi formula lebih lanjut khususnya komposisi gelling agent dan humektan untuk menghasilkan aktivitas antibakteri yang lebih efektif. 2. Validasi formula optimum contourplot superimposed dilakukan pada banyak titik agar dapat menggambarkan secara jelas sifat fisik pada formula optimum. 3. Pengujian iritasi sediaan dilakukan untuk mengetahui tingkat keamanan gel hand sanitizer minyak atsiri daun sirih hijau.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
DAFTAR PUSTAKA Agusta A, 2000, Minyak Atsiri Tumbuhan Tropikal Indonesia, ITB Press, Bandung Allen, L.V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding, 2nd ed, American Pharmaceutical Association, United State of America, pp. 301-324. Arambawela, L., Kumaratunga, K. G. A., Kalyani, D., 2005, Studies on Piper betle of Sri Lanka, J. Natn. Sci. Foundation, Sri Lanka, 33 (2), pp. 133139. Armstrong, N.A., and James, K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design and Interpretation, Taylor and Francis Ltd., London, pp.132-137. Arisman, 2009, Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan, EGC, Jakarta, hal. 93. Barel, A.O., and Paye, M., 2001, Handbook of Cosmetic and Technology, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 166, 166. Barel, A. O., Paye, M., and Maibach, H.I., 2009, Handbook of Cosmetic Science and Technology, 3rd ed, Informa Healthcare, USA, pp. 115, 126, 358. Barry, B.W., 1983, Dermatological Formulation, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 300-304. Benjamin, D.T., 2010, Introduction to Hand Sanitizer, http://www.antimicrobialtestlaboratories.com/information_about_hand_s anitizer.htm, diakses tanggal 5 November 2014. Block, S., 2001, Disinfection, Sterrilization, and Preservation, 4th ed, Williams and Wilkins, Philadelphia. Bolton, S., 2005, Pharmaceutical Statistics Practical and Clinical Application, 3th ed, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 595-596. Buchmann, S., 2001, Main Cosmetic Vehicles, in Barel, A.O., Paye, M., and Maibach, H.I., Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcell Dekker Inc., New York, pp. 150-152, 155. Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia IV, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan I, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2001, Survei Kesehatan Rumah Tangga, Jakarta. 57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Dyer, D.L., Gerenraich, B.K., and Wadhams, S.P, 1998, Testing A New AlcoholFree Hand Sanitizer to Combat Infection, AOR Jurnal, 68 (4), pp. 239251. Ertel, K., 2006, Cosmetic Formulation of Skin Care Product, Taylor & Francis Group, New York, pp. 35-36. Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid Formulation, Pharmaceutical Technology, pp. 84-102, www.pharmtech.com, diakses tanggal 20 oktober 2014. Gennaro, A.R., 1995, Remington: The Science and Practice of Pharmacy, Mack Publishing Company, Pennsylvania, pp. 1262-1270. Gupte, J., 2006, The Short Textbook of Medicinal Microbiology, 9th ed, Jaypee Brother Medical Publisher Ltd., New Delhi, pp. 161, 223. Ghaim, J.B., and Volz, E.D., 2001, Skin Cleansing Bars, in Barel, A.O., Paye, M., Maibach., H.I., 3rd ed, Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcell Dekker, Inc., New York, pp. 485-491. Gunawan, D., and Mulyani, S., 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi), Jilid 1, Penebar Swadaya, Jakarta. International Conference on Harmonisation of Technical Requirements for Registration of Pharmaceuticals for Human Use (ICH), 2003, ICH Harminized Tripartite Guidelines: Stability Testing Of New Product Substances And Product, 4th ed, ICH Expert Working Group, USA. Hariana, A., 2007, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 3, Penebar Swadaya, Jakarta, pp. 86-87 Hermawan, A., 2007, Pengaruh ekstrak daun sirih (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Dengan Metode Difusi Disk, Arikel Ilmiah, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya. Herh, P., Tkachuk, J., Wu, S., Bernzen, M., and Rudolph, B., 1998, Rheology of Pharmaceutical and Cosmetic Semisolid, http://www.atsrheosystems.com/PDF%20files/ Pharmacy%20Paper.pdf, diakses tanggal 6 November 2014. Jawetz, E., Melnick, J.L., and Adelberg, E., 1996, Mikrobiologi Kedokteran, EGC, Jakarta, hal. 239-241. Kementerian Kesehatan RI, 2011, Situasi Diare di Indonesia, ISSN 2088-270X, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Jakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Kim, J. Y., Song, J. Y., Lee, J. E., and Park, K. S., 2003, Rheological Properties and Microstructures of Carbopol Gel Network System, Colloid Polym. Sci., 281 Kurniawan, D.W., and Sulaiman, T.N., 2009, Teknologi Sediaan Farmasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal 97-99. Leyden, J.J., and Rawlings, A.V., 2002, Skin Moisturization, Marcel Dekker Inc, New York, pp. 245-249. Loden, M., 2001, Hydrating Substances, in Barel, A.O., Paye, M., and Maibach, H.I., Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcel Dekker Inc., New York. Mahalingam, R.Li.X., and Jasti, B.R., 2008, Semisolid Dosages: Ointments, Creams, and Gels, in Gad, S. C., Pharmaceutical Manufactering Handbook: Production and Processes, Wiley-Interscience, New Jersey, p. 279. Martin, A., Swarbrick, J., and Cammareta, A., 1993, Physical Pharmacy, 3rd ed diterjemahkan oleh Yoshita, Universitas Indonesia Press, Jakarta, hal. 1019-1053, 1077. Mitzui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier, Amsterdam, pp. 351-352. Moeljianto, R.D., and Mulyono, 2003, Khasiat dan Manfaat Daun Sirih, Agromedia Pustaka, Jakarta. Muzzafar, F., Singh, U.K., and Chauhan, L., 2013, Review On Microemulsion As Futuristic Drug Delivery, Int J Pharm Sci, 5 (3), p. 39. National Health Surveilance, 2005, Cosmetic Product Stability Guide, National Health Surveillance Agency Press, Brasilia, pp. 13-16, 34-35. Noveon, 2002, Neutralizing Carbopol® and Pemulen® Polymers in Aqueous and Hydroalcoholic System, Noveon Inc., pp. 1-2. Osborne, D.W., 1990, Topical Drug Delivery Formulation, Marcell Dekker Inc., New York, pp. 13-16, 34, 35. Pelczar, M.J., Chan, E., S., 1988, Dasar-dasar Mikrobiologi, 2nd ed, Universitas Indonesia, Jakarta. Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta, hal. 22-24, 188-191. Robbers, J.E., Speedie, M.K., & Tyer, V.E., 1996, Pharmacognosy and Pharmacobiotechnology, Williams & Wilkins, Pennsylvania, pp. 140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, Washington DC, pp. 110-113, 312-314, 654-655. Sari, R., and Isadiartuti, D., 2006, Studi Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.), Majalah Farmasi Indonesia, 17 (4), pp. 163-169. Sastrohamidjojo, H., 2004, Kimia Minyak Atsiri, Cetakan ke-1, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Setiabudi, R., and Gan, V.H., 2007, Pengantar Antimikroba Dalam Farmakologi dan Terapi, 5th ed, Gaya Baru, Jakarta, hal. 571-578. Sinko, P.J., 2006, Martin: Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika, 5th ed, EGC, Jakarta, hal. 5, 706-708. Smith, J., and Hong, L., 2003, Food Additives Data Book, Blacwell Science Ltd., USA, pp. 971. Suriawiria, U., 1996, Mikrobiologi Air, Alumni, Bandung, hal. 74. Tjiang, B.J., 1978, Kriteria dan Penetapan Stabilitas Obat, Proceeding Kongres Ilmiah Farmasi III, Yogyakarta, hal. 47-50. Weiner, M., and Bernstein, I.L., 1989, Adverse Reaction to Drug Formulation Agent: A Handbook of Excipient, Marcell Dekker Inc., New York, pp. 125 Zatz, J.L., and Kushla, G.P., 1996, Gels, in Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse System, 2nd ed, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 399-421. Zocchi, G., 2001, Skin-Feel Agents, in Barel, A.O., and Paye, M., 2001, Handbook of Cosmetic and Technology, Marcel Dekker Inc., New York.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran 1. Certificate of Analysis Minyak Daun Sirih Hijau
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2. Surat keterangan bakteri Escherichia coli
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3. Surat hasil uji bobot jenis minyak daun sirih hijau
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Data verifikasi minyak daun sirih hijau a. Bobot jenis Replikasi I II III
Bobot Jenis 0,97 0,97 0,97 0,97 ± 0,00
b. Indeks bias Replikasi I II III
Indek Bias 1,514 1,513 1,514 1,514 ± 0,0005
Lampiran 5. Data pengujian daya antibakteri 1. Pengujian daya antibakteri minyak daun sirih hijau a. Pengukuran diameter zona hambat Konsentrasi Ekstrak (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kontrol (-)
Replikasi 1 0,00 0,00 0,00 8,75 10,00 10,75 12,25 16,25 17,00 17,50 0,00
Diameter zona hambat (mm) Replikasi 2 Replikasi 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,50 9,75 12,00 8,00 14,75 14,70 15,25 15,50 15,75 15,75 16,25 17,00 0,00 0,00
0,00±0,00 0,00±0,00 0,00±0,00 2,92±5,05 10,08±0,38 10,25±2,05 13,90±1,43 15,67±0,52 16,17±0,72 16,92±0,63 0,00±0,00
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(a)
(d)
(b)
(e)
65
(c)
(f)
Keterangan : Hasil uji antibakteri minyak daun sirih hijau. (a) replikasi 1 konsentrasi 610%, (b) replikasi 2 konsentrasi 6-10%, (c) replikasi 3 konsentrasi 6-10%.
b. Analisis statistik diameter zona hambat Uji normalitas
Konsentrasi Ekstrak p-value (%) 4 0,1101* 5 0,6369* 6 0,5928* 7 0,3341* 8 0,4833* 9 0,2983* 10 0,7804* Bila * p-value > 0,05 maka sebaran data normal, ** p-value < 0,05 maka sebaran data tidak normal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Uji Levene’s
p-value > 0,05 → data homogen Uji ANOVA
p-value < 0,05 → data berbeda signifikan Uji post-hoc Tukey HSD
p-value < 0,05 → data berbeda signifikan
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
2. Pengujian daya antibakteri gel hand sanitizer minyak daun sirih hijau a. Pengukuran diameter zona hambat Formula F1 Fa Fb Fab Kontrol basis
Replikasi 1 2,8 1,2 3,0 1,7 0,0
(a)
Diameter zona hambat (mm) Replikasi 2 Replikasi 3 3,0 3,2 1,5 1,0 2,8 3,5 1,0 2,0 0,0 0,0
(b)
3,00±0,20 1,23±0,25 3,1±0,36 1,57±0,51 0,00±0,00
(c)
Keterangan : Hasil uji antibakteri gel hand sanitizer minyak daun sirih hijau. (a) replikasi 1, (b) replikasi 2, (c) replikasi 3
b. Analisis statistik diameter zona hambat Uji normalitas
Formula p-value F1 1* Fa 0,7804* Fb 0,5367* Fab 0,5665* Bila * p-value > 0,05 maka sebaran data normal, ** p-value < 0,05 maka sebaran data tidak normal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Uji homogenitas
Formula p-value F1 < 2,2e-16 ** Fa < 2,2e-16 ** Fb < 2,2e-16 ** Fab < 2,2e-16 ** Bila * p-value > 0,05 maka data homogen, ** p-value < 0,05 maka data tidak homogen Uji wilcoxon
Formula p-value F1 0,1** Fa 0,1** Fb 0,1** Fab 0,1** Bila * p-value < 0,05 maka berbeda signifikan, ** p-value > 0,05 maka tidak berbeda signifikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6. Data pengujian sifat fisik dan stabilitas fisik gel a. Organoleptis dan pH
Formula
F1
Fa
Fb
Fab
Sifat Fisik Warna Tekstur Bau Homogenitas pH Warna Tekstur Bau Homogenitas pH Warna Tekstur Bau Homogenitas pH Warna Tekstur Bau Homogenitas pH
Waktu Pengujian Hari Hari Hari Hari ke-2 ke-9 ke-16 ke-23 Putih Kental Khas daun sirih Homogen 6 Putih Kental Khas daun sirih Homogen 6 Putih Kental Khas daun sirih Homogen 6 Putih Kental Khas daun sirih Homogen 6
Hari ke-30
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
b. Viskositas (dPa.s) Formula
Rep
F1
1 2 3
Fa
Fb
Fab
Waktu Pengujian Minggu 2 Minggu 3 28 26 27 27 26 25 27,00 ± 1,00 26,00±1,00
Jam 48 30 28 29 29,00±1,00
Minggu1 29 28 27 28,00±1,00
Minggu 4 26 27 25 26,00±1,00
1 2 3
340 335 330 335,00±5,00
337 333 330 333,33±3,51
337 333 330 330,33±3,51
335 333 325 331,00±5,29
335 333 325 331,00±5,29
1 2 3
33 32 30 31,67±1,53
33 31 30 31,33±1,53
33 31 28 30,67±2,52
32 28 27 29,00±2,65
32 28 27 29,00±2,65
1 2 3
360 350 355 355,00±5,00
358 350 352 353,00±4,16
358 350 352 353,00±4,16
355 350 352 352,33±2,52
355 350 352 352,33±2,52
c. Daya Sebar (cm) Jam 48 5,95 5,65 6,05 5,88±0,21
Waktu Pengujian Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 5,95 5,97 5,97 5,67 5,69 5,69 6,05 6,08 6,10 5,89±0,20 5,91±0,20 5,92±0,21
Minggu 4 5,97 5,69 6,10 5,92±0,21
1 2 3
2,95 2,90 2,93 2.93±0,02
2,95 2,92 2,93 2,93±0,02
2,95 2,92 2,93 2,93±0,02
2,97 2,92 2,93 2,94±0,03
2,97 2,92 2,93 2,94±0,03
1 2 3
5,85 5,83 5,92 5,86±0,05
5,85 5,86 5,92 5,88±0,04
5,85 5,86 5,92 5,88±0,04
5,87 5,86 5,92 5,88±0,03
5,87 5,86 5,92 5,88±0,03
1 2 3
2,83 2,80 2,85 2,83±0,03
2,83 2,80 2,87 2,83±0,04
2,83 2,80 2,87 2,83±0,04
2,85 2,80 2,87 2,84±0,04
2,85 2,80 2,87 2,84±0,04
Formula
Rep
F1
1 2 3
Fa
Fb
Fab
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Lampiran 7. Analisis statistik pengaruh faktor pada gel hand sanitizer minyak daun sirih hijau terhadap respon dengan software Design Expert 9.0.4 trial a. Viskositas Normal plot of residuals
Design-Expert® Software viskositas
Normal Plot of Residuals
28
N o r m a l % P r o b a b ilit y
Color points by value of viskositas: 360
99
95
Keterangan: data terdistribusi normal90 Signifikansi model persamaan
80 70 50 30 20 10 5
1
-2.00
-1.00
0.00
1.00
Externally Studentized Residuals
Model persamaan respon viskositas
Persamaan design faktorial Y = - 72,22222 + 100,55556(X1) – 0,38889(X2) + 0,72222(X1)(X2)
2.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Nilai efek
b. Daya sebar Normal plot of residuals Design-Expert® Software daya sebar
Normal Plot of Residuals 99
95 90 80 70 50 30 20 10 5
1
Design-Expert® Software daya sebar
-8.00
-6.00
-4.00
-2.00
0.00
Externally Studentized Residuals
Keterangan:data terdistribusi normal
Signifikansi model persamaan
2.00
4.00
Color points by value of daya sebar: 6.05 2.9
N o r m a l % P r o b a b ilit y
2.9
N o r m a l % P r o b a b ilit y
Color points by value of daya sebar: 6.05
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Model persamaan respon viskositas
Persamaan design faktorial Y = 6,86611 – 0,97861(X1) + 1,38889e-003(X2) – 3,47222e-003(X1)(X2) Nilai efek
Lampiran 8. Pengujian formula optimum gel hand sanitizer minyak daun sirih hijau a. Hasil pengamatan formula optimum
(a) (b) Keterangan : Formula optimum gel hand sanitizer minyak daun sirih hijau replikasi 1. (a) F1 replikasi 1, (b) F2 replikasi 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sifat Fisik Organoleptis Warna Tekstur Bau pH Viskositas Daya sebar Sifat Fisik Organoleptis Warna Tekstur Bau pH Viskositas Daya sebar
74
Replikasi 1 Putih Kental Khas daun sirih 6 33 5,80
F1 Replikasi 2 \Putih Kental Khas daun sirih 6 30 5,78
Replikasi 3 Putih Kental Khas daun sirih 6 31 5,85
Replikasi 1 Putih Kental Khas daun sirih 6 55 5,68
F2 Replikasi 2 \Putih Kental Khas daun sirih 6 50 5,63
Replikasi 3 Putih Kental Khas daun sirih 6 53 5,53
b. Hasil analisis statistik formula optimum Uji normalitas
Respon/Formula
p-value
F1 0,6369* F2 0,7804* F1 0,5367* Daya sebar F2 0,6369* Bila * p-value > 0,05 maka sebaran data normal, ** p-value < 0,05 maka sebaran data tidak normal Viskositas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Uji t tidak berpasangan
Respon/Formula
p-value
F1 0,6369* F2 0,7804* F1 0,5367* Daya sebar F2 0,6369* Bila * p-value > 0,05 berbeda tidak signifikan, ** p-value < 0,05 berbeda signifikan Viskositas
Lampiran 9. Analisis statistik kestabilan gel hand sanitizer minyak daun sirih hijau dengan software R.3.1.1 a. Viskositas Uji normalitas
p-value Minggu Minggu Minggu Minggu 48 jam 1 2 3 4 F1 1* 1* 1* 1* 1* Fa 1* 0,8428* 0,8428* 0,3631* 0,3631* Fb 0,6369* 0,6369* 0,7804* 0,3631* 0,3631* Fab 1* 0,4633* 0,4633* 0,7804* 0,7804* Bila * p-value > 0,05 maka sebaran data normal, ** p-value < 0,05 maka sebaran data tidak normal Formula /Minggu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Uji Levene’s
Formula p-value F1 1* Fa 0,9845* Fb 0,9569* Fab 0,9048* Bila * p-value > 0,05 maka data homogen, ** p-value < 0,05 maka data tidak homogen t-test
p-value 48 jam48 jam48 jam48 jamminggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 F1 0,2254* 0,7418* 0,09547* 0,09547* Fa 0,1994* 0,1994* 0,05179* 0,05179* Fb 0,4226* 0,2254* 0,09418* 0,09418* Fab 0,1994* 0,1994* 0,2079* 0,2079* Bila * p-value > 0,05 maka berbeda tidak bermakna, ** p-value < 0,05 maka berbeda bermakna Formula /Minggu
b. Daya Sebar Uji normalitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
p-value Minggu Minggu Minggu Minggu 48 jam 1 2 3 4 F1 0,4633* 0,4902* 0,5291* 0,6024* 0,5007* Fa 0,7804* 0,6369* 0,6369* 0,3631* 0,3631* Fb 0,4072* 0,2530* 0,2530* 0,2983* 0,2983* Fab 0,7804* 0,8428* 0,8428* 0,5367* 0,5367* Bila * p-value > 0,05 maka sebaran data normal, ** p-value < 0,05 maka sebaran data tidak normal Formula /Minggu
Uji Levene’s
Formula p-value F1 1* Fa 0,9569* Fb 0,9940* Fab 0,9931* Bila * p-value > 0,05 maka data homogen, ** p-value < 0,05 maka data tidak homogen t-test
p-value 48 jam48 jam48 jam48 jamminggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 F1 0,4226* 0,3051* 0,05327* 0,05327* Fa 0,4226* 0,4226* 0,1835* 0,1835* Fb 0,4226* 0,4226* 0,1994* 0,1994* Fab 0,4226* 0,4226* 0,1835* 0,1835* Bila * p-value > 0,05 maka berbeda tidak bermakna, ** p-value < 0,05 maka berbeda bermakna Formula /Minggu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Uji ANOVA
Formula p-value F1 0,9990* Fa 0,940* Fb 0,9810* Fab 0,9860* Bila * p-value > 0,05 maka berbeda tidak bermakna, ** p-value < 0,05 maka berbeda bermakna c. Dokumentasi 48 jam
F1
Fa
Fb
Fab
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Minggu ke-4
F1
Fb
Fa
Fab
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul “Pengaruh Karbopol 940 dan Sorbitol dalam Formulasi Gel Hand Sanitizer Minyak Daun Sirih Hijau (Oleum piper betle L.) dan Uji Aktivitas Antibakteri” bernama lengkap Gita Mentari lahir pada tanggal 15 Maret 1993 di Lahat, Sumatera Selatan, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Soegino dan Ibu Mudji Lestari. Penulis menempuh pendidikan di TK Santo Yosef (1998-1999), SD Santo Yosef (1999-2005), SMP Santo Yosef (2005-2008), SMA Negeri 4 Lahat (2008-2011). Pada tahun 2011, penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama perkuliahan, penulis memiliki pengalaman dalam kepanitiaan, diantaranya sebagai divisi dana dan usaha pelepasan wisuda Farmasi USD (2012), divisi humas KPU BEM Farmasi USD (2014), dan beberapa kepanitiaan lainnya.
80