PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU KABUPATEN BANTUL PADA MATERI ANIMALIA MELALUI METODE JOYFUL LEARNING SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Diajukan oleh: YUNI FRISKIVALESTA NIM : 091434049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU KABUPATEN BANTUL PADA MATERI ANIMALIA MELALUI METODE JOYFUL LEARNING SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Diajukan oleh: YUNI FRISKIVALESTA NIM : 091434049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI



PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

ORANGTUA TERCINTA KELUARGA KU TERCINTA TEMAN-TEMAN PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI ALMAMATER KU UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

iv


MOTTO “JANGAN TUNGGU SESEORANG MEMOTIVASI DIRI ANDA BARU ANDA AKAN TERMOTIVASI TETAPI MOTIVASILAH DIRI ANDA SENDIRI SUPAYA ANDA DAPAT MENJADI MOTIVATOR BAGI DIRI ANDA MAUPUN ORANG LAIN”

“JIKA ANDA TELAH SUKSES, JANGAN LUPA KEPADA ORANG-ORANG DIBALIK KESUKSESAN ANDA, INGATLAH BAHWA SUKSES ANDA BUKAN KARENA DIRI ANDA SENDIRI”

v



PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar dan peningkatan hasil belajar siswa kelas XSMA Pangudi Luhur Sedayu pada materi Animalia melalui Metode Joyful Learning. Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas X B, SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2012-2013. Komponen pengumpulan data yang digunakan berasal dari hasil penilaian pre-test, post-test, lembar observasi, dan kuisioner. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc. Taggart, yang terdiri atas tindakan berulang dimulai dari kajian suatu masalah secara sistematis, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, refleksi, perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, disimpulkan metode Joyful learning dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa secara kognitif. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I untuk motivasi belajar siswa pada kategori minimal tinggi mencapai 17,2% dan persentase meningkat pada siklus II yaitu menjadi 78,1%. Seiring dengan peningkatan motivasi belajar siswa, hasil belajar siswa pada aspek kognitif juga meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil post-test pada siklus I dimana rerata nilai yang diperoleh 70 dan siswa yang tuntas KKM ialah 46,9%, setelah melakukan refleksi proses belajar dan perencanaan ulang kegiatan belajar dengan metode joyful learning pada siklus II, menunjukkan adanya peningkatan rerata nilai menjadi 76,1 dan yang siswa tuntas KKM mencapai 71,9%.

Kata kunci : Motivasi, Kognitif, Animalia, dan Joyful Learning

viii

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT

The purpose of this research is to know the learning motivation and improvement the learning outcome of the Pangudi Luhur Sedayu Bantul high schoolstudent grade X through Joyful Learning method in the chapter Animalia. The research chooses as its target group the student of Pangudi Luhur Sedayu Bantul High School grade X B, 2012-2013 periods. The data were collected from the evaluation of pre-test, post-test, observation sheets, and questioner. This research used Kemmis and Mc. Taggart method consisting of stages: a systematic study of the problem, planning, action, observation, evaluation, reflection, enhancement and completion action. Based on the result of this research, it can be concluded that Joyful Learning method could increase the learning motivation and the student's learning outcome of the cognitive aspect. Based on the result in the first cycle for the student’s motivation in high minimum category reached 17,2% and the percentage increased to 78,1% in the second cycle. Along with the increased students motivation, the student's learning outcome of the cognitive aspect also increased. It showed from the result of the post-test on the first cycle which average 70 and 46,9% of the students reached the minimum standard score. After reflection and re-planning the learning activities used the joyful learning method in the second cycle, it showed an improvement in average being 76,1 and 71,9% of the students reached the minimum standard score.

Keywords: Motivation, Cognitive, Animalia, and Joyful Learning

ix

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih-Nya yang limpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul Pada Materi Animalia Melalui Metode Joyful Learning ”. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Biologi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

Bapak A. Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi yang telah memberikan ijin dalam melaksanakan penelitian dan yang telah membari saran dalam penulisan skripsi ini.

2.

Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah berkenan memberikan waktu untuk memberikan pengarahan dan dengan sabar membimbing penulisan skripsi.

3.

Segenap dosen Pendidikan Biologi dan staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung penulis secara tidak langsung.

4.

Br. Agustinus Mujiya, S.Pd., FIC., selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur SedayuBantul yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

5.

Ibu Yuliana Eni Purwaningsih, S.Si., selaku guru Biologi Kelas X yang telah membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

6.

Siswa-siswi kelas X B SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul tahun ajaran 2012-2013 yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.

7.

Seluruh keluarga yang selalu mengingatkan dan memberi dorongan pada penulis untuk segera menyelesaikan studi.

x

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8.

Teman-teman yang telah membantu dalam observasi dan membantu dalam menyemangati penulis Ina, Yani, Rini, Mano, dan Weli.

9.

Teman-teman angkatan 2009 tercinta yang memberikan pengalaman luar biasa bagi penulis sehingga ini menjadi kenangan pembelajaran yang istimewa.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Manusia jauh dari kesempurnaan, demikian pula dalam penulisan skripsi. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat menjadi inspirasi dan alat bantu bagi pendidik yang membacanya dan menerapkannya.

Penulis

xi

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................

iv

HALAMAN MOTTO.....................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..........................................................

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................

vii

ABSTRAK......................................................................................................

viii

ABTRACT........................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR.....................................................................................

x

DAFTAR ISI...................................................................................................

xii

DAFTAR TABEL...........................................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

xvii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN......................................................................

1

A. LATAR BELAKANG..........................................................

1

B. RUMUSAN MASALAH......................................................

4

C. BATASAN MASALAH.......................................................

5

D. TUJUAN PENELITIAN.......................................................

6

E. MANFAAT PENELITIAN..................................................

6

F. HIPOTESA...........................................................................

7

DASAR TEORI.........................................................................

8

A. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN (LEARN AND LEARNING)..........................................................................

8

B. MOTIVASI BELAJAR........................................................

9

1. Definisi............................................................................

9

2. Jenis Motivasi..................................................................

10

3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi..............................

10

4. Cara Memotivasi Siswa....................................................

12

xii


BAB III

BAB IV

C. HASIL BELAJAR................................................................

14

D. JOYFUL LEARNING............................................................

16

1. Pengertian Joyful Learning..............................................

16

2. Langkah-Langkah Joyful Learning..................................

18

3. Kelebihan Joyful Learning...............................................

22

4. Kelemahan Joyful Learning.............................................

25

E. MATERI ANIMALIA..........................................................

25

F. PENELITIAN YANG RELEVAN.......................................

25

G. KERANGKA BERPIKIR.....................................................

26

METODOLOGI PENELITIAN.................................................

30

A. MODEL PENELITIAN........................................................

30

B. JENIS PENELITIAN............................................................

30

C. SETTING PENELITIAN......................................................

31

1. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................

31

2. Subjek Penelitian..............................................................

31

3. Obyek Penelitian..............................................................

31

4. Sumber Data.....................................................................

32

5. Jenis Data.........................................................................

32

D. DESAIN PENELITIAN........................................................

32

1. Siklus I.............................................................................

32

2. Siklus II............................................................................

37

E. INSTRUMEN PENELITIAN...............................................

41

1. Instrumen Pembelajaran...................................................

41

2. Instrumen Pengumpulan Data..........................................

42

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA....................................

43

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................

47

A. HASIL PENELITIAN..........................................................

47

B. ANALISIS DATA................................................................

67

1. Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif......................

67

2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa................................

68

C. PEMBAHASAN...................................................................

69

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif...........................................

71

2. Motivasi Siswa.................................................................

71

xiii

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN..................................................

76

A. Kesimpulan............................................................................

76

B. Saran......................................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

78

LAMPIRAN....................................................................................................

82

xiv

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1

Instrumen Pengumpulan Data.......................................................

42

Tabel 3.2

Skala Pengkategorian Motivasi.....................................................

45

Tabel 3.3

Indikator Pencapaian Penelitian....................................................

46

Tabel 4.1

Analisis Kuisioner Motivasi Siswa Siklus I..................................

54

Tabel 4.2

Hasil Analisis Lembar Observasi Kegiatan Diskusi dan Pengamatan (Praktikum) Siswa Pertemuan I................................

Tabel 4.3

55

Hasil Analisis Lembar Observasi Kegiatan Observasi dan Presentasi Siswa Pertemuan II......................................................

55

Tabel 4.4

Hasil Analisis Lembar Observasi Pada Siklus I...........................

56

Tabel 4.5

Hasil Post-test Siklus I..................................................................

57

Tabel 4.6

Analisis Kuisioner Motivasi Siswa Siklus II................................

63

Tabel 4.7

Hasil Analisis Lembar Observasi Kegiatan Diskusi dan Presentasi Siswa Pertemuan I Siklus II.....................

Tabel 4.8

63

Hasil Analisis Lembar Observasi Kegiatan Diskusi dan Presentasi Siswa Pertemuan II......................................................

64

Hasil Analisis Lembar Observasi Siklus II..................................

65

Tabel 4.10 Hasil Post-Test Siklus II...............................................................

66

Tabel 4.11 Data Ketuntasan Post-test I, dan Post-test II................................

67

Tabel 4.12 Motivasi Siswa Berdasarkan Hasil Analisis Lembar Observasi....

68

Tabel 4.13 Hasil Analisis Questioner Motivasi Siswa...................................

69

Tabel 4.14 Peningkatan Motivasi Siswa.........................................................

74

Tabel 4.9

xv

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1

Kerangka Berpikir Penerapan Metode Joyful Learning pada Materi Animalia ................................................................

29

Gambar 3.1

Siklus Penelitian dengan Model Kemmis dan Mc. Taggart....... 31

Gambar 4.1

Grafik Perkembangan Kognitif Siswa........................................ 71

Gambar 4.2

Peningkatan Pencapaian Kategori Minimal Tinggi Motivasi Siswa..........................................................................................

xvi

74

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1.

Silabus.......................................................................................................... 82

2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)................................................

86

3.

Lembar Kerja Siswa (LKS)........................................................................

96

4.

Kisi-kisi....................................................................................................... 106

5.

Soal Pre-Test dan Post-test.......................................................................... 108

6.

Rubrik Penilaian LKS................................................................................. 122

7.

Lembar Observasi Kelas............................................................................. 123

8.

Lembar Questioner..................................................................................... 126

9.

Lembar Wawancara.................................................................................... 127

10. Surat Ijin Penelitian..................................................................................... 128 11. Data Nilai Pre-test, Post-test I, dan Post-test II.........................................

129

12. Data Perhitungan Lembar Observasi.......................................................... 130 A. Data Kuantitatif....................................................................................

130

B. Data Kualitatif......................................................................................

136

13. Data Perhitungan Questioner...................................................................... 142 14. Data Wawancara......................................................................................... 144 15. Data Pre-test, Post-test I, dan Post-test II Tertinggi dan Terendah............ 145 16. Data Lembar Observasi…........................................................................... 176 17. Data Lembar Questioner…........................................................................

180

18. Surat Pernyataan Selesai Melakukan Penelitian......................................... 181

xvii

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Pendidikan di Indonesia saat ini kian memprihatinkan. Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: Di Balik Krisis: Konflik Militer dan Pendidikan yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Amerika Serikat, Senin (1/3) waktu setempat, indeks pembangunan pendidikan (education development index/EDI) menurut data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai ini menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. Dari data tersebut, Indonesia menempati posisi yang lebih rendah dari tahun sebelumnya 2010 yaitu peringkat ke-65. Hal ini bukan merupakan suatu prestasi bagi pendidikan di Indonesia, melainkan suatu permasalahan yang perlu diperhatikan dan diselesaikan (Kompas, 2011). Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia disebabkan antara lain oleh masalah efektifitas, efisiensi, dan standarisasi pengajaran. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

1


2

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003). Hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Menurut Nasution dalam Septiawan (2012) prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan dan keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran yang lazimnya diperoleh dari nilai tes/angka yang diberikan guru. Hasil belajar yang dicapai siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal (Slameto, 2003). Penyebab utama kesulitan belajar (learning disability) adalah faktor internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis; sedangkan penyebab utama problema belajar (learning problem) adalah faktor eksternal, yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar siswa, dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat (Abdurrahman, 2003). Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Menurut Sardiman (2000) dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Adanya motivasi dalam belajar akan meningkatkan keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Faktanya


3

dalam praktik pengajaran selama ini, tatkala guru menjadi pusat kegiatan pembelajaran, guru menjadi dominan, siswa seolah gelas kosong yang selalu diisi air tanpa diberi motivasi dan kesempatan belajar. Menurut Paulo Freire, penganut

sosialisme

(dari

Brasilia),

salah

satu

pionir

paham

rekonstruksionisme sosial, model pengajaran ini merupakan aktivitas pengajaran gaya bank, atau model deposito. Di sini guru sebagai deposan selalu mendepositokan pengetahuan kepada siswa, sementara siswa pasif dan reseptif, pembelajaran berlangsung tanpa ada demokratisasi, memasung keaktifan dan mengabaikan hak asasi siswa sebagai pembelajar. Model pengajaran ini oleh Muska Mosston disebut pengajaran gaya komando (Rosyada, 2004). Permasalahan lain yang sering muncul adalah penggunaan metode pembelajaran oleh guru yang kurang tepat. Guru kurang bervariasi dalam menerapkan metode dalam mengajarkan pelajaran biologi di sekolah. Menurut Uno dan Nurdin Mohamad (2011) seiring dengan tanggung jawab profesional pengajar dalam proses pembelajaran, maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap guru dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung. Tujuannya adalah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, yaitu tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan di SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul kelas X khususnya pada mata pelajaran Biologi, menunjukkan siswa-siswi kurang motivasi dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan hanya menjadi pendengar saja dan


4

terlihat kurang menikmati pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini tentu saja akan menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sehingga secara langsung akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Hal ini ditunjukkan dari pencapaian nilai siswa yang belum mencapai KKM yang diharapkan yaitu 75, dengan jumlah siswa yang belum mencapai KKM yaitu 71,86% orang dan yang telah mencapai KKM yaitu 28,13% orang. Maka dari itu untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar yang baik guru perlu mengaktifkan siswa dalam belajar. Salah satu cara mengatasi masalah yang ada adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan metode joyful learning. Metode joyful learning merupakan metode yang sangat baik sebagai alternatif dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Dengan metode ini, kegiatan pembelajaran yang umumnya monoton dan menjenuhkan tidak lagi monoton dan bahkan akan lebih menyenangkan. Selain itu, siswa dapat meningkatkan motivasi dalam belajar karena siswa akan lebih banyak terlibat dalam proses pembelajaran. Penerapan metode joyful learning ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dalam belajar serta hasil belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul pada mata pelajaran Biologi materi Animalia. B. RUMUSAN MASALAH Apakah

metode

joyful

learning

pada

materi

animalia

dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul?


5

C. BATASAN MASALAH Permasalahan yang diteliti terkait judul di atas masih terlalu luas, sehingga perlu adanya pembatasan masalah supaya apa yang hendak diteliti juga jelas dan kesalahpahaman dapat dihindari. Untuk itu perlu dibatasi ruang lingkup dan fokus masalah yang diteliti, yaitu : 1. Hasil belajar yang akan diukur adalah : a. Ranah kognitif meliputi hasil penilaian belajar materi Animalia pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul. 2. Motivasi belajar terkait ranah afektif siswa dalam proses belajar. 3. Subjek : Kelas X B SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul. 4. Materi a. Standar Kompetensi : 3.

Siswa mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup untuk mempelajari keanekaragaman dan peran keanekaragaman hayati bagi kehidupan.

b. Kompetensi Dasar : 3.9 Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri kingdom animalia dan perannya bagi kehidupan Sub KD : Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri Platyhelminthes dan Nemathelminthes serta perannya bagi kehidupan.


6

D. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk: 1.

Mengetahui motivasi belajar siswa kelas X B SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi Animalia melalui metode joyful learning.

2.

Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas X B SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul pada materi Animalia melalui metode joyful learning.

E. MANFAAT PENELITIAN Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1.

Peserta Didik: Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi Animalia.

2.

Guru: Guru dapat memperoleh variasi strategi dan metode pengajaran yang efektif menggunakan metode Joyful learning dalam mengajar materi Animalia.

3.

Sekolah: Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam memperbaiki kualitas dan mutu pendidikan di sekolah serta untuk memperbaiki proses pembelajaran menyenangkan.

menuju

pembelajaran

yang

efektif,

efisien,

dan


7

Peneliti: Sebagai sarana untuk mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh di bangku kuliah, serta sebagai upaya meningkatkan pengalaman peneliti untuk mendukung profesi peneliti dalam dunia pendidikan.

F. HIPOTESA Metode joyful learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul pada materi Animalia. Dengan variable sebagai berikut : 1. Variabel Bebas

: Metode joyful learning melalui teknik bernyanyi pada siklus I dan dengan teknik membuat puisi/pantun pada siklus II.

2. Variabel Terikat

: Motivasi dan hasil belajar siswa

3. Variabel Kontrol

: Jumlah siswa dalam satu kelas

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II DASAR TEORI

A. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN (LEARN AND LEARNING) Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge), atau a body of knowledge. Definisi ini merupakan definisi umum dalam pembelajaran

sains

secara

konvensional,

dan

beranggapan

bahwa

pengetahuan sudah terserak di alam, tinggal bagaimana siswa atau pembelajar bereksplorasi, menggali dan menemukan kemudian memungutnya, untuk memperoleh pengetahuan (Suyono dan Haryanto, 2011). Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dan lingkungannya. Sementara itu, agar proses belajar berlangsung efektif, semua faktor internal (dari dalam diri peserta didik) dan faktor eksternal (dari luar diri peserta didik) harus diperhatikan oleh setiap guru. Faktor-faktor internal meliputi antara lain bakat, kecerdasan (intelektual, emosional, dan spiritual), minat, motivasi, sikap, dan latar belakang sosial ekonomi dan budaya. Adapun faktor-faktor eksternal meliputi tujuan pembelajaran, materi pelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, reinforcement 8


9

(penguatan) yang digunakan guru, iklim sosial dalam kelas, waktu yang tersedia, sistem dan teknik evaluasi, pandangan dan sikap guru terhadap peserta didik, dan upaya guru untuk menangani kesulitan belajar peserta didik (Depdiknas, 2003). B. MOTIVASI BELAJAR 1. Definisi Motivasi berasal dari bahasa latin “movere”, yang berarti menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, yang akan memberikan arah serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Sedangkan Imron (1996) dalam Siregar menjelaskan, bahwa motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation, yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi (Siregar, 2010). Motivasi adalah suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy) atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu (Uno, 2011). Mengenai peranan motivasi dalam proses belajar dikemukakan oleh Slavin (1990) yang mengatakan bahwa motivasi merupakan salah satu prasyarat yang paling penting dalam belajar. Bila tidak ada motivasi, maka proses pembelajaran tidak akan terjadi dan motivasi dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar (Uno, 2011).


10

2. Jenis Motivasi Menurut Eggen (2012) motivasi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu : a. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik menunjuk pada motivasi untuk terlibat di dalam satu kegiatan sebagai sarana mencapai tujuan. Sebagai contoh, murid yang termotivasi secara ekstrinsik belajar keras untuk menghadapi satu tes karena mereka yakin belajar akan membuat skor tes yang tinggi atau pujian dari guru. b. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi untuk terlibat di dalam kegiatan untuk kegiatan itu sendiri. Motivasi intrinsik menunjuk pada motivasi seseorang di dalam suatu kegiatan karena mengganggap bahwa kegiatan tersebut bernilai terhadap kehidupannya. Sebagai contoh, murid yang termotivasi secara intrinsik belajar karena mereka ingin memahami isi pelajaran dan memandang pembelajaran itu bernilai pada dirinya sendiri. 3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Dalam buku belajar dan pembelajaran, Ali Imron (1996) mengemukakan enam unsur atau faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran. Menurut Siregar (2010), keenam faktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Cita-cita/aspirasi pembelajar. Hal ini dapat diamati dari banyaknya kenyataan, bahwa motivasi seorang pembelajar menjadi begitu tinggi ketika ia sebelumnya sudah memiliki cita-cita.

Implikasinya

dapat

terlihat

dalam

proses


11

pembelajaran misalnya seseorang yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter, maka akan terlihat motivasi yang begitu kuat untuk sungguh-sungguh belajar, bahkan untuk menguasai lebih sempurna mata pelajaran yang berhubungan dengan kepentingan menjadi dokter. b. Kemampuan pembelajar. Manusia mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Karena itu, seseorang yang memiliki kemampuan di bidang tertentu, sehingga ia akan termotivasi dengan kuat untuk terus menguasai dan mengembangkan kemampuannya di bidang tersebut. Misalnya, ia lebih mampu di bidang ekonomi maka motivasi untuk menguasai bidang ekonomi akan lebih besar. c. Kondisi pembelajar. Hal ini dapat dilihat dari kondisi fisik dan psikis siswa. Kondisi fisik, hubungannya dengan motivasi dapat dilihat dari keadaan fisik seseorang. Jika kondisi fisik sedang kelelahan, maka akan cenderung memiliki motivasi yang rendah untuk belajar atau melakukan berbagai aktivitas. Sementara, jika kondisi fisik sehat dan segar bugar maka akan cenderung memiliki motivasi yang tinggi. Pada kondisi psikis jika seseorang sedang stres maka motivasi juga akan menurun tetapi sebaliknya jika kondisi psikologis seseorang dalam keadaan bagus, gembira, atau menyenangkan maka kecenderungan motivasinya akan tinggi. d. Kondisi lingkungan pembelajar. Lingkungan fisik yang tidak nyaman untuk belajar akan berdampak pada menurunnya motivasi belajar. Selain itu, lingkungan


12

keluarganya, atau teman sekelasnya juga perlu diperhitungkan dalam memberi dampak terhadap menurunnya motivasi belajar. Lingkungan sosial yang tidak menunjukkan kebiasaan belajar dan mendukung kegiatan belajar akan berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar,

tetapi jika sebaliknya, maka akan berdampak pada

meningkatnya motivasi belajar. e. Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran. Hal ini dapat diamati pada sejauh mana upaya motivasi tersebut dilakukan dan bagaimana bahan pelajaran, alat bantu belajar, suasana belajar,

dan

unsur-unsur

lain

dapat

mendinamisasi

proses

pembelajaran. Makin dinamis suasana belajar, maka cenderung akan semakin memberi motivasi yang kuat dalam proses pembelajaran. f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar akan berdampak pada menurun atau meningkatnya motivasi. Penerapan strategi yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar, maupun pemberian ulangan penguatan yang tidak tepat dapat mengakibatkan menurunnya motivasi. Sebaliknya apabila penerapan strategi yang diberikan guru tepat, kegiatan belajar yang dapat

membangkitkan

motivasi,

maupun

pemberian

ulangan

penguatan yang tepat maka akan mampu meningkatkan motivasi. 4. Cara Memotivasi Siswa Hanya dengan motivasilah anak didik dapat tergerak hatinya untuk belajar bersama-sama teman-temannya yang lain. Bila tidak, maka siasialah bahan pelajaran yang guru sampaikan ketika itu. Menurut


13

Djamarah (2010) dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu: a. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. b. Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pelajaran. c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di kemudian hari. d. Membentuk kebiasaan belajar yang baik. e. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. f. Menggunakan metode yang bervariasi. Menurut Uno (2011) indikator siswa yang termotivasi dalam belajar : a.

Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai).

b.

Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

c.

Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi.

d.

Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan.

e.

Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasinya).

f.

Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah orang dewasa (misalnya, sebagainya).

terhadap

pembangunan

korupsi,

keadilan,

dan

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI g.

14

Senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugastugas rutin, serta dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini tersebut).

h.

Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian).

i.

Senang mencari dan memecahkan soal-soal.

C. HASIL BELAJAR Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark dalam Sudjana (1990) bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Adapun pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadari. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran yaitu tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Hasil belajar dikelompokkan dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Ranah kognitif terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, melakukan sintesis, dan mengevaluasi. Kemampuan mengetahui artinya kemampuan mengetaui fakta, konsep, prinsip, dan skill. Kemampuan memahami, artinya kemampuan


15

mengerti tentang hubungan antar faktor, antar konsep, antar psinsip, antar data, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan. Kemampuan mengaplikasikan

sesuatu,

artinya

menggunakan

pengetahuan

untuk

memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan seharihari. Kemampuan menganalisis, berarti menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, dan penyelesaian atau gagasan serta menunjukkan hubungan antar bagian itu. Kemampuan melakukan sintesis, artinya menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau konsep, meramu atau merangkai berbagai gagasan menjadi sesuatu hal yang baru. Kemampuan melakukan evaluasi, artinya mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk, barmanfaat tak bermanfaat (Kunandar, 2007). Ranah psikomotorik berorientasi pada keterampilan motorik fisik yaitu keterampilan yang berhubungan dengan anggota badan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot yang didukung oleh perasaan dan mental. Ranah psikomotorik meliputi enam aspek yaitu gerakan reflex, gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan ekspresif dan interpretatif. Ranah afektif berkaitan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi (Munthe, 2009). Menurut Slameto (2010) hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: a. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Faktor internal terdiri dari aspek jasmani dan psikologis.


16

b. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar yang mempengaruhi diri individu. Faktor eksternal dibagi menjadi tiga faktor utama yaitu latar belakang keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat. D. JOYFUL LEARNING Pembelajaran menyenangkan atau joyful learning diterapkan dan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para siswa sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi siswa. Selain itu Catharina Catur (2008) berpendapat bahwa joyful learning dapat mempercepat penguasaan dan pemahaman materi pelajaran yang dipelajari, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk belajar lebih cepat. Berikut akan diuraikan definisi, langkah-langkah, kelebihan, dan kelemahan dari metode joyful learning. 1.

Pengertian Joyful Learning Pembelajaran menyenangkan (joyful learning) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure) (Mulyasa, 2006). Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran (Sholikhah, 2012). Menyenangkan adalah istilah yang digunakan oleh Peter Kline dalam bukunya Everyday Genius. Dalam buku tersebut Kline


17

melontarkan pernyataan bahwa belajar menjadi efektif apabila belajar itu menyenangkan. Lebih lanjut Kline mengemukakan bahwa sekolah harus menjadi ajang kegiatan yang paling menyenangkan dan anak-peserta didik akan sangat cepat belajar jika mereka dibimbing untuk menemukan prinsip-prinsip belajar itu. Meier mengemukakan bahwa menyenangkan dapat ditunjukkan oleh 5 (lima) komponen, yaitu: (i) bangkitnya minat, (ii) keterlibatan penuh, (iii) terciptanya makna, (iv) pemahaman, dan (v) nilai yang membahagiakan pada diri anak (Hernowo, 2006). Menurut Depdiknas pembelajaran menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Sedangkan menurut hasil penelitian Zuroidah, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran yang dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Pembelajaran menyenangkan merupakan pembelajaran yang tidak membosankan. Jika terlibat langsung sebagai subjek belajar, mereka selalu senang dalam belajar (Septiawan, 2012). Pembelajaran menyenangkan (joyful learning) adalah pembelajaran yang membuat anak didik tidak takut salah, ditertawakan, diremehkan, tertekan, tetapi sebaliknya anak didik berani berbuat dan mencoba, bertanya, mengemukakan pendapat/gagasan, dan mempertanyakan


18

gagasan orang lain. Dalam belajar, pendidik harus menyadari bahwa otak manusia bukanlah mesin yang dapat disuruh berpikir tanpa henti, sehingga perlu pelemasan dan relaksasi (Salirawati, 2012). Pembelajaran menyenangkan (joyful learning) merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk mengatasi kejenuhan dan ketidakmenarikan ketika proses pembelajaran berlangsung.

Suasana yang

menyenangkan

mendatangkan

dalam

proses

pembelajaran

dapat

kebahagiaan bagi peserta didik. Menurut Dr. Mary Bennett, peneliti dari Universitas Indiana State, AS, pemakaian humor dalam berbagai kesempatan dan suasana (termasuk suasana pembelajaran) dapat menjadi terapi efektif menurunkan stres dan memperbaiki bad mood. Stres dan bad mood merupakan dua masalah yang sering dihadapi mahasiswa yang dapat menghambat kelancaran belajar mereka. Oleh karena itu penting bagi

seorang

dosen

(guru)

menciptakan

pembelajaran

yang

menyenangkan (joyful learning) sebagai strategi membantu mahasiswa (siswa) menghilangkan hambatan tersebut (Salirawati, 2012). 2.

Langkah-Langkah Joyful Learning Joyful

learning

menggunakan

proses

pembelajaran

yang

diaplikasikan kepada siswa dengan menggunakan pendekatan riang melalui game, quiz, dan aktivitas-aktivitas fisik lain. Joyful learning menggunakan pendekatan-pendekatan pemainan, rekreasi, dan menarik minat yang menimbulkan perasaan senang, segar, aktif, dan kreatif yang tak pelak lagi sangat dibutuhkan untuk mereduksi kebosanan dan ketegangan belajar yang hari demi hari dialami siswa. Menurut


19

Sholikhah (2012) tahapan pelaksanaan pembelajaran dengan metode joyful learning yaitu : a. Tahap persiapan Tahap persiapan berkaitan dengan persiapan siswa untuk belajar. Tanpa itu siswa akan lambat dan bahkan bisa berhenti begitu saja. Tujuan dari persiapan pembelajaran adalah untuk: 1) Mengajak siswa keluar dari keadaan mental yang pasif. 2) Menyingkirkan rintangan belajar. 3) Merangsang minat dan rasa ingin tahu siswa. 4) Memberi siswa perasaan positif mengenai pelajaran, dan hubungan yang bermakna dengan topik pelajaran. 5) Menjadikan siswa

aktif,

tergugah untuk berpikir, belajar,

menciptakan, dan tumbuh. 6) Mengajak orang keluar dari keterasingan dan masuk ke dalam komunitas belajar. Dengan

adanya

tahap

ini

maka

perkembangan

psikis

kepercayaan diri siswa akan berkembang dengan baik. Pada tahap ini guru memberikan motivasi berupa kata-kata dan lagu-lagu yang dapat membuat siswa keluar dari tekanan dan menjadi tertarik untuk belajar. Adapun komponen dalam persiapan belajar antara lain : 1) Sugesti positif. Banyak siswa mempunyai perasaan negatif tentang belajar. Kenangan belajar mereka mengaitkan belajar dengan rasa sakit, terhina, terkurung dan lain-lain sehingga pembelajaran mereka


20

terhalang. Oleh karena itu sugesti positif sangatlah diperlukan agar dalam

persiapan belajar

merasa

gembira

sehingga sangat

berpengaruh pada hasil belajar. 2) Lingkungan fisik yang positif. Sugesti, baik positif maupun negatif, tercipta oleh lingkungan belajar itu sendiri. Jika lingkungan dibuat terkesan menyenangkan dengan sendirinya siswa akan tergugah untuk semangat belajar, memberikan asumsi positif dan menyenangkan. Sebaliknya jika lingkungan fisik mengilhami timbulnya perasaan negatif yang tidak manusiawi, maka pastilah lingkungan itu akan memberi pengaruh negatif pada pembelajaran. 3) Tujuan yang jelas dan bermakna. Siswa

memerlukan

gambaran

yang

jelas

tentang

tujuan

pembelajaran dan apa yang akan dapat mereka lakukan sebagai hasilnya. Hal ini dapat dijelaskan dengan kata-kata, gambar, contoh atau apa saja yang dapat membuat tujuan itu tampak nyata dan kongkrit bagi siswa atau dapat juga memberi kesempatan kepada siswa untuk menuliskan apa yang mereka harapkan dari pembelajaran. 4) Manfaat bagi pembelajar. Siswa dapat belajar dengan baik apabila siswa tahu mengapa mereka belajar dan dapat menghargai bahwa pembelajaran mereka mempunyai relevansi, nilai dan hasil bagi diri mereka sendiri.


21

5) Sarana persiapan siswa dalam belajar. Sarana persiapan pembelajaran dipersiapkan sebelum dimulainya progam pembelajaran, yang berisi aneka pilihan peralatan untuk membantu mereka agar siap untuk belajar. Adanya sarana ini bertujuan untuk membantu menyingkirkan rasa takut, menentukan tujuan, menjelaskan manfaat, meningkatkan rasa ingin tahu dan minat serta menciptakan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang (Finasurya, 2011). b. Tahap penyampaian Tahap penyampaian dalam siklus pembelajaran dimaksudkan untuk mempertemukan pembelajaran dengan materi belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Pada tahap ini guru menyampaikan materi belajar yang dikaitkan dengan hal-hal nyata yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari dan diasosiasikan dengan apa yang sudah diketahui dan diingat siswa sebelumnya. c. Tahap pelatihan Tahap pelatihan dilakukan dengan meminta siswa berulang-ulang mempraktikkan suatu keterampilan, memberikan umpan balik, dan mempraktikkan keterampilan tersebut kembali. Siswa diminta untuk membicarakan apa yang mereka alami, perasaan mereka mengenai proses pembelajaran, dan apa lagi yang mereka butuhkan untuk meningkatkan prestasinya. Pembelajaran dibuat seolah-olah siswa sedang bermain dalam hal ini dengan memberikan kuis. Untuk


22

meningkatkan aktivitas siswa guru dapat memberikan humor dalam proses belajar. d. Tahap penutup Guru memberikan penguatan pada materi yang telah diterima siswa dengan memusatkan perhatian siswa. Penguatan dapat dilakukan dengan meminta siswa membuat simpulan belajar yang berupa lagu, kata-kata, ataupun pantun yang menyenangkan bagi siswa. 3.

Kelebihan Joyful Learning Kelebihan dari metode joyful learning menurut Chatarina catur (2008) yaitu: -

Metode joyful learning dapat diterapkan langsung ke semua mata pelajaran yang ada, sehingga membuat belajar yang dulunya sulit menjadi mudah. Metode ini dapat diterapkan langsung saat mempelajari suatu materi pelajaran, sehingga materi yang dipelajari akan lebih cepat selesai.

-

Dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan TK hingga Kuliah.

-

Suasana belajar yang rileks dan menyenangkan dapat menjadikan murid lebih ringan dan tidak stres dalam belajar.

-

Metode ini mempercepat proses belajar. Pada umumnya murid mulai jenjang Sekolah Dasar sampai dengan mahasiswa bahkan kita sendiri tidak pernah dibekali atau dilatih belajar bagaimana caranya untuk belajar agar dalam belajar tersebut kita dapat memahami apa yang sebenarnya kita pelajari. Hal ini mengakibatkan banyak murid yang mengalami kesulitan

dalam belajar sehingga waktu yang


23

dibutuhkan untuk belajar lebih banyak. Lain halnya jika murid diberikan pembekalan metode belajar yang baik, maka kendalakendala belajar dapat diatasi dan anak tidak perlu mengulang-ulang materi sehingga waktu yang dipakai belajar lebih cepat. -

Merangsang kreativitas dan aktivitas. Kreativitas terjadi jika kita dapat menggunakan informasi yang sudah ada di dalam otak kita dan mengkombinasikan dengan informasi yang lain sehingga tercipta hal

baru yang bernilai tambah. Demikian juga jika kita

menggunakan metode joyful learning kita akan menghubungkan informasi yang sudah ada di memori kita untuk dikombinasikan dan dipadukan antara informasi yang satu dengan yang lain sehingga tercipta sesuatu yang baru. -

Lebih efektif dalam pembelajaran di kelas. Dengan penguasaan metode joyful learning menjadikan guru lebih bertambah rasa percaya diri dalam penguasaan materi pelajaran yang diembannya. Sehingga guru lebih fokus dan lebih besar dalam memberikan perhatian kepada muridnya, hal ini akan menjadikan proses pembelajaran di kelas lebih efektif.

-

Lebih bervariasi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan penguasaan materi yang mantap guru dapat mendesain atau membungkus suatu penyajian materi kegiatan belajar mengajar lebih menarik dengan berbagai variasi agar para murid mengikuti dengan suasana hati yang gembira dan semangat yang tinggi.

-

Menjadi lebih katalis. Penguasaan materi pelajaran yang mantap didukung dengan metode joyful learning menjadikan materi


24

pelajaran akan lebih mudah dan cepat diserap oleh para murid. Hal yang sulit menjadi lebih mudah, bukan hal yang mudah justru dipersulit karena bukan merupakan sikap yang professional dari seorang guru. Kecepatan murid dalam penyerapan materi pelajaran yang di berikan oleh guru akan menyisakan waktu yang cukup banyak, waktu yang tersisa itu dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain yang bermanfaat. -

Dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar murid. Metode joyful learning yang sudah dikuasai oleh guru dapat dimanfaatkan dalam penanganan murid yang mengalami kesulitan belajar. Semua guru harus bisa membantu murid yang mengalami kesulitan belajar. Jadi tidak ada lagi istilah masalah kesulitan belajar murid semua diserahkan ke petugas Bimbingan Konseling (BK) yang jumlahnya terkadang tidak seimbang dengan jumlah murid yang ada.

-

Mampu menghadapi banyak tipe murid di kelas. Dalam satu kelas dapat dipastikan banyak tipe murid yang dihadapi oleh guru. Untuk itu guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah menggunakan berbagai cara yang dapat menyentuh semua aspek visual, auditori dan kinestetik.

-

Materi pelajaran lebih berkesan. Materi yang disajikan dengan cara yang menarik akan berkesan dalam ingatan murid. Semua hal yang berkesan tidak akan mudah untuk dilupakan oleh otak . Sesuatu yang berkesan bisa berupa hal-hal yang menyenangkan, menakutkan, menjijikkan, menyedihkan, dll.


25

Kelemahan Joyful Learning Hampir tidak ada kekurangan dalam pelaksanaan metode joyful learning. Peserta didik akan terasah kreatifitas secara alami dan tidak dibuat-buat. Hal tersebut dikarenakan anak diasah potensinya dengan perlahan-lahan dan tidak terkesan terpaksa. Kekurangannya bersumber pada guru atau tenaga pendidik itu sendiri, jika guru tidak aktif atau pintar memilih metode yang tepat seperti dalam mengkombinasikan metode dan teknik pembelajaran yang tepat, maka anak didik bukannya paham malahan menjadi bigung. Selain itu siswa akan cenderung menghafal dalam proses belajar sehingga siswa tidak mendalami ilmu yang dimiliki (Makalah, 2013).

E. MATERI ANIMALIA Sesuai dengan SK dan KD yang disebutkan sebelumnya materi yang akan dibahas meliputi Platyhelminthes dan Nemanthelminthes terutama mengenai: a.

Ciri-ciri Platyhelminthes dan Nemanthelminthes

b.

Klasifikasi Platyhelminthes dan Nemanthelminthes

c.

Peranan Platyhelminthes dan Nemanthelminthes

F. PENELITIAN YANG RELEVAN Penelitian yang dilakukan oleh Uud Hudaya, S.Pd., Guru Matematika SMAN 2 Pelepat Ilir Kabupaten Bungo-Provinsi Jambi dalam judul penelitian Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Joyful Learning Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diperoleh hasil bahwa pembelajaran joyful learning terbukti dapat meningkatkan


26

ketuntasan belajar sebesar 54,6% dari 35% ketuntasan hasil belajar yang diperoleh pada tahun sebelumnya. Sedangkan untuk motivasi belajar siswa sebesar 53% siswa sangat setuju dan 33% setuju bahwa joyful learning membuat siswa lebih antusias dan senang belajar matematika, 59% siswa sangat setuju dan 37% setuju bahwa penerapan joyful learning membuat siswa lebih mudah memahami konsep Matematika. Sesuai dengan keberhasilan pada penelitian di atas penelitian yang sama dengan mata pelajaran yang berbeda juga dilakukan oleh Hendika Septiawan tahun 2012 dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Joyful Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN Salatiga 01 Kota Salatiga”. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Hasil belajar Hasil belajar pada pra perlakuan menunjukkan 71% siswa memiliki nilai di atas 70 setelah perlakuan pada siklus I meningkat menjadi 90,19% dan siklus II meningkat menjadi 94,12%. b. Motivasi Berdasarkan hasil analisis angket yang diberikan motivasi belajar pada siklus I mencapai skor baik dengan persentase sebesar 86,3% setelah perlakuan pada siklus II motivasi belajar meningat pada skor ketercapaian baik dengan persentase 94,1%. G. KERANGKA BERPIKIR Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan permasalahan yang dialami di SMA Pangudi Luhur, Sedayu Bantul ialah siswa tampak bosan dalam


27

belajar dan cenderung cuek karena pembelajaran di kelas tidak dinamis dan tidak menyenangkan. Efek dari kebosanan siswa menyebabkan rendahnya nilai yang diperoleh siswa hal ini ditunjukkan data nilai yang diperoleh yaitu hanya 28,13% orang yang tuntas mencapai nilai KKM 75. Untuk mengatasi permasalahan ini maka kelas perlu lebih dinamis dalam belajar dan guru perlu menerapkan metode baru yang menyenangkan pada materi selanjutnya yaitu materi Animalia khususnya pada sub pokok Platyhelminthes dan Nemathelminthes. Salah satu metode belajar yang dikembangkan adalah metode joyful learning. Metode joyful learning yang memiliki kelebihan dapat diterapkan langsung pada semua pelajaran, suasana belajar yang rileks-menyenangkan, mempercepat proses belajar, merangsang kreativitas, lebih efektif dalam pembelajaran di kelas, bervariasi, dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar murid, mampu menghadapi banyak tipe murid di kelas, dan akhirnya dapat membuat materi pelajaran lebih berkesan. Penerapan metode joyful learning diharapkan dapat menyenangkan siswa sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi yang efeknya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Uud Hudaya (2009) dan Hendika Septiawan (2012) yang mengkaji peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar dengan penerapan metode joyful learning menunjukkan bahwa metode joyful learning dapat meningkatkan hasil belajar hingga mencapai di atas 90% dan motivasi belajar siswa terkait antusias belajar dan senang belajar mencapai 86%. Berdasarkan hasil permasalahan pada siswa kelas XB SMA Pengudi Luhur Sedayu Bantul, kecocokan SK-KD materi Animalia (Platyhelminthes


28

dan Nemathelminthes), kelebihan penerapan metode joyful learning, dan hasil penelitian yang relevan maka peneliti menerapkan metode joyful learning dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XB SMA Pengudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul pada materi Animalia. Berikut bagan kerangka berpikir :


Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penerapan Metode Joyful Learning pada Materi Animalia 29


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. MODEL PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Model ini merupakan pengembangan model Kurt Lewis. Akan tetapi, model Kemmis dan Mc. Taggart dalam melakukan akting dan observasi dilakukan secara bersama-sama. Penelitian tindakan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kajian ini dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan evaluasi digunakan sebagai masukan dalam melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk menentukan perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya. B. JENIS PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari minimal dua siklus atau lebih. Langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing) dan Refleksi (Reflecting). Siklus dari penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

30


31

Gambar 3.1. Siklus Penelitian dengan Model Kemmis dan Mc. Taggart

C. SETTING PENELITIAN 1.

Tempat dan Waktu Penelitian a.

Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

b. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April - Mei 2013. 2.

Subjek Penelitian Subyek penelitiannya adalah siswa kelas X B SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul, Yogyakarta yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 17 anak laki-laki dan 15 anak perempuan.

3.

Obyek Penelitian Obyek penelitiannya adalah motivasi dan hasil belajar siswa kelas XB SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul.


32

Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Sumber data primer diambil dari kognitif siswa yang berupa nilai tes yang telah dikerjakan oleh siswa. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari hasil pengamatan yang dikumpulkan oleh teman sejawat selama tindakan berlangsung dan kuisioner.

5.

Jenis Data Jenis data dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes formatif dan penilaian aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran.

D. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian tindakan kelas yang direncanakan sesuai dengan model Kemmis dan Mc Taggart dilaksanakan pada dua siklus. Masingmasing siklus dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu; tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan-observasi, dan tahap refleksi. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam pada setiap siklus ialah sebagai berikut: 1.

Siklus I a.

Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan langkah-langkah pembelajaran joyful learning. 2) Peneliti menentukan instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar


33

observasi tersebut digunakan untuk mengetahui penerapan joyful learning dalam meningkatkan hasil belajar dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung baik pada siklus I maupun siklus II. 3) Peneliti menyusun dan menyiapkan pedoman lembar observasi pengamatan peserta didik, serta pedoman kuisioner motivasi siswa, serta pedoman wawancara. 4) Penetapan indikator ketercapaian. Indikator kinerja ketercapaian ditentukan berdasarkan hasil observasi awal peneliti, dengan tujuan untuk melihat perbedaan kondisi awal dengan kondisi setelah dilaksanakan tindakan. Selain itu untuk membatasi kapan tindakan akan berakhir dilaksanakan, yaitu setelah mencapai indikator ketercapaian yang telah ditetapkan. 5) Pada siklus satu metode joyful learning akan menggunakan teknik bernyanyi, dimana siswa diminta untuk membuat lagu dari materi yang dipersiapkan guru kemudian menyanyikannya di depan kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1)

Guru memberikan pre-test.

2)

Guru membuka proses belajar mengajar.

3)

Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat peserta didik dengan memberikan apersepsi.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4)

34

Guru menyampaikan bahwa metode pembelajaran yang akan digunakan pada materi Platyhelminthes ini adalah metode Joyful Learning melalui teknik bernyanyi. Rancangan strategi dan skenario penerapan metode Joyful

Learning dengan teknik bernyanyi adalah sebagai berikut: 1)

Tahap persiapan a) Guru memastikan kondisi kelas siap menerima pelajaran yang akan diberikan dengan memberikan cuplikan lagu terkait materi Plathyhelminthes. b) Guru menyanyikan lirik lagu yang ditampilkan.

2)

Tahap penyampaian a) Guru menyampaikan garis besar materi untuk informasi awal siswa tentang materi-materi yang telah disusun dalam bentuk lagu yang harus dinyanyikan oleh peserta didik. b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. c) Guru mengajak siswa untuk melakukan praktikum terkait pengamatan cacing dari filum Platyhelminthes.

3)

Tahap pelatihan a) Guru melakukan presentasi materi secara singkat mengenai materi Platyhelminthes. b) Guru membagi kelompok secara acak (heterogen) agar siswa dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan

harapan

melengkapi.

kerjasama

kelompok

dapat

saling


35

c) Siswa diminta untuk duduk bergabung bersama kelompok mereka masing-masing. d) Guru membagikan LKS I kepada masing-masing kelompok. e) Guru memberi petunjuk kepada setiap kelompok bahwa setiap kelompok wajib membuat sebuah lagu yang diaransemen ulang dari lagu-lagu populer yang sudah ada. Soal-soal pada LKS akan membantu menyusun lagu. Lagu yang dibuat harus berisikan kata-kata penting dari materi Platyhelminthes. f) Guru menjelaskan alokasi waktu yang diberikan untuk mengisi LKS dan menyelesaikan lagu adalah 45 menit (1 jam pelajaran). g) Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil karya mereka pada setiap kelompok (pertemuan II siklus I). h) Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan aktif di kelas, siswa diminta untuk memberikan tanggapan terhadap karya teman mereka. 4)

Tahap penutup a) Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari nyanyian yang mereka susun untuk materi Platyhelminthes. b) Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi pelajaran selama siklus I. c) Guru memberikan post-test I. d) Akhir siklus I guru memberikan angket motivasi dan membagikan LKS II untuk siklus ke-II.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Observasi dilakukan pada setiap

36

kegiatan pelaksanaan

pembelajaran di siklus I. Pada tahap observasi, peneliti dan observer mengadakan pemantauan apakah tindakan yang telah dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada dalam pembelajaran di kelas di mana tahapan ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan pelaksanaan observasi. Observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Observasi dan interpretasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran biologi dengan penerapan metode joyful learning melalui teknik bernyanyi. Hal-hal yang diobservasi meliputi: a) Kondisi atau suasana belajar pada saat proses belajar mengajar. b) Minat peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. c) Tingkat pemahaman peserta didik saat proses belajar mengajar. Penelitian

ini

menggunakan

observasi

terstruktur

yaitu

melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan catatan lapangan untuk memperoleh data secara obyektif, yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas peserta didik selama penelitian tindakan berlangsung, reaksi dan petunjukpetunjuk lain yang dapat digunakan sebagai bahan menganalisis dan refleksi. c.

Refleksi Refleksi dilakukan dengan menganalisis atau mengolah data hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang memerlukan perbaikan dan bagian mana yang


37

sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setelah melakukan refleksi, peneliti kemudian menyusun langkah-langkah untuk memperbaiki permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan. Setelah itu, ditarik kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak sehingga dapat menentukan langkah pada siklus II. 2.

Siklus II a.

Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1)

Guru mempelajari kembali RPP yang telah disusun dan mengingat kembali hasil refleksi yang diperoleh di siklus I untuk diperbaiki pada siklus II.

2)

Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman-pedoman wawancara, lembar observasi, dan lembar kuisioner motivasi siswa.

3)

Pada siklus II metode joyful learning akan menggunakan teknik pembuatan pantun atau puisi terkait materi Nemanthelminthes.

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1)

Guru membuka proses belajar mengajar dengan memberikan pantun gombalan pada siswa untuk mengunggah semangat belajar siswa.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2)

38

Guru menyampaikan bahwa metode pembelajaran yang akan digunakan pada materi Nemanthelminthes adalah metode Joyful Learning melalui teknik pantun dan berpuisi. Rancangan strategi dan skenario penerapan metode Joyful

Learning dengan teknik berpantun dan berpuisi adalah sebagai berikut: 1)

Tahap persiapan a) Guru memastikan kondisi kelas siap menerima pelajaran yang akan diberikan dengan memberikan pantun terkait materi Nemanthelminthes. b) Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan pantun dengan ekspresi.

2)

Tahap penyampaian a) Guru menyampaikan garis besar materi Nemanthelminthes yang akan dipelajari. b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada materi Nemanthelminthes dengan berpantun. c) Siswa diminta untuk melakukan observasi terhadap gambar Nemanthelminthes yang ditampilkan guru pada setiap kelompok baru yang dibentuk menjadi 8 kelompok masingmasing terdiri dari 4 siswa untuk setiap kelompok. d) Setelah melakukan observasi terhadap gambar siswa diminta untuk bercerita mengenai kesan/pendapat mereka terhadap gambar tersebut.


39

e) Guru melakukan presentasi materi secara singkat terkait Nemathelminthes. 3)

Tahap pelatihan a) Guru menanyakan LKS II yang telah dibagikan pada akhir siklus I kepada setiap kelompok apakah telah diselesaikan atau belum. b) Guru memberikan waktu 10 menit untuk menyelesaikan LKS II serta menyelesaikan pantun atau puisinya. c) Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil

kerja

kelompoknya

beserta

hasil

pembuatan

pantun/puisinya terkait materi Nemathelminthes. d) Agar suasana belajar lebih menyenangkan, guru meminta kelompok

lain

mengomentari

puisi/pantun

yang

disampaikan. e) Siswa melakukan aksi sebagai pengajar lapangan, untuk itu siswa diberikan selembar kertas yang berisi lembar penilaian dari pendengar pantun dan puisi yang dibacakan siswa. Siswa menyampaikan hasil karya mereka dengan menceritakan pantun-puisi mereka pada siswa lain dan guru lainnya. (Tugas tidak terstruktur). f) Siswa mengumpulkan hasil karya dan lembar nilai mereka. (Pertemuan II siklus II) g) Guru meminta 3-5 kelompok siswa untuk melakukan presentasi

akan

pengalaman

mengajar

mereka

dan

kelompok lain dapat menanggapi dengan memberikan


40

pertanyaan ataupun pendapat, terkait kegiatan dan terutama terkait materi Nemanthelminthes yang disampaikan dalam pantun dan puisi presentator. h) Guru mengarahkan siswa jika masih terdapat miskonsepsi pelajaran. 4)

Tahap penutup a) Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari pantun/puisi

yang

mereka

susun

untuk

materi

Nemanthelminthes. b) Guru menutup pelajaran dengan meminta beberapa siswa memberikan pantun yang singkat dan mudah diingat. c) Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi pelajaran selama siklus II. d) Guru melakukan post-test II. e) Akhir siklus II guru memberikan kuisioner motivasi dan memilih 5 siswa berdasarkan nilai tertinggi hingga terendah untuk diwawancarai terkait motivasi siswa. Observasi dilakukan pada setiap

kegiatan pelaksanaan

pembelajaran di siklus II. Pada tahap observasi, peneliti dan observer mengadakan pemantauan apakah tindakan yang telah dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada dalam pembelajaran di kelas. Hal-hal yang diobservasi meliputi : a) Kondisi atau suasana belajar pada saat proses belajar mengajar. b) Motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. c) Tingkat pemahaman peserta didik saat proses belajar mengajar.


41

Penelitian ini menggunakan observasi terstruktur yaitu melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan catatan lapangan untuk memperoleh data secara obyektif, yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas peserta didik selama penelitian tindakan berlangsung, reaksi dan petunjukpetunjuk lain yang dapat digunakan sebagai bahan menganalisis dan refleksi. c. Refleksi Refleksi dilakukan dengan menganalisis atau mengolah data hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang mengalami peningkatan dan menjadi keunggulan dari penerapan metode joyful learning pada materi animalia khususnya

Platyhelminthes

dan

Nemanthelminthes.

Setelah

melakukan refleksi, peneliti menarik kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak. E. INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen pembelajaran yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. 1. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah: a. Silabus b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


42

c. Lembar Kerja Siswa (LKS) 2. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yakni teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes dengan memberikan pre-test pada awal sebelum siklus dimulai dan post-test I dan post-test II pada setiap akhir siklus. Teknik non tes yang digunakan adalah teknik observasi, kuisioner, dan wawancara. Observasi digunakan untuk mengetahui proses perkembangan motivasi belajar siswa secara klasikal dari hasil pengamatan

observer,

wawancara

untuk

mengetahui

bagaimana

perkembangan motivasi belajar siswa secara kualitatif dan tanggapan siswa terhadap metode yang digunakan, dan kuisioner untuk mengetahui penilaian siswa terhadap tingkat motivasi mereka pada setiap siklus. Di dalam penelitian yang dilakukan, penggunaan instrumen yang berkaitan dengan prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisis data diuraikan pada tabel berikut: Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data No. 1.

Menganalisis

Alat/ Metode Lembar

motivasi

observasi,

belajar siswa

video, foto.

Prosedur

Kuisioner

Pelaku Observer

Sumber Cara Analisis Informasi Siswa Analisis kualitatif

Siswa

Siswa

Analisis kualitiatifkuantitatif

Wawancara,

Pelaksana

Siswa

Analisis


No.

2.

Alat/ Metode rekaman.

tindakan

Menganalisis

Test (Post-test

Siswa

hasil belajar

I, dan Post-test

kuantitatif dan

siswa

II).

kualitatif

Prosedur

Pelaku

Sumber Informasi

43

Cara Analisis kualitatif

Siswa

Analisis

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Data yang diperoleh dari proses dan hasil pembelajaran dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa angka hasil belajar siswa (meliputi penentuan rata-rata kelas, ketuntasan belajar individual dan ketuntasan belajar secara klasikal dari hasil test). Data kualitatif berupa prosentase hasil observasi dan kuisioner yang juga dideskripsikan dengan kata-kata. Menurut Slameto (2001) data tentang nilai hasil belajar (kognitif) siswa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai Akhir =

Jumlah jawaban benar × 100 Jumlah seluruh soal

Hasil penelitian dianalisis 3 kali yaitu analisis untuk menghitung rata-rata kelas, menentukan ketuntasan belajar secara individual dan menentukan ketuntasan belajar secara klasikal. a. Menentukan rata-rata kelas Menurut Sudjana (1990) untuk mengetahui nilai rata-rata kelas pada masing-masing siklus sebagai berikut: =

∑


44

Keterangan : = Nilai rata-rata (mean) ΣX

= Jumlah nilai seluruh siswa

N

= Banyaknya siswa yang mengikuti test

b. Menentukan ketuntasan belajar secara klasikal Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal menurut Ali (1993) sebagai berikut: P=

∑

x 100%

Keterangan: P

= nilai ketuntasan belajar

Σn1

= jumlah siswa tuntas belajar secara klasikal

n

= jumlah total siswa

c. Penilaian pada lembar kuisioner yang diberikan Kuisioner berjumlah 10 pernyataan terkait motivasi belajar siswa. 5 butir kuisioner berupa kuisioner negatif dan 5 butir lainnya merupakan kuisioner postif. Tiap soal dinilai dari angka 1 hingga 4, dengan ketentuan semakin tinggi semakin baik hasil yang diperoleh pada kuisioner positif dan semakin rendah yang dinilai pada kuisioner negatif maka semakin baik hasil yang diperoleh. Penilaian dilakukan dengan perhitungan: %motivasi siswa =

x 100%

Berdasarkan perbandingan hasil persentase yang diperoleh pada aspek

motivasi

dan

indikator

yang

ditetapkan

pada

siklus

I dan siklus II, peneliti dapat mengemukakan berhasil tidaknya tindakan.


45

d. Lembar observasi siswa Menurut Daryanto (2011), lembar observasi berfungsi untuk mengetahui perkembangan aspek motivasi dan psikomotorik siswa secara klasikal. Untuk menghitung lembar observasi pengolahan pembelajaran dengan metode joyful learning digunakan rumus berikut: %=

x 100%

dengan,

X=

(

)

Keterangan: %

= Persentase lembar observasi

X

= Rerata

Σx = Jumlah rerata nilai pada setiap aspek P1 = Pengamat1 P2 = Pengamat 2 Penilaian lembar observasi dan kuisioner untuk mengetahui tingkatan motivasi menggunakan skala berikut: Tabel 3.2 Skala Pengkategorian Motivasi

KATEGORI Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

SKALA Lembar observasi Kuisioner 5 4 4 3 3 2 2 1 1 0


46

G. INDIKATOR KETERCAPAIAN Indikator peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dalam penelitian ini akan diuraikan pada tabel berikut: Tabel 3.3 Indikator Pencapaian Penelitian

Indikator

Data

Kondisi Awal

Target Akhir

Skor rata-rata kelas

Nilai Post-test

Nilai rata-rata 56,65

Nilai rata-rata 75

Persentase yang

Nilai Post-test

28,13% anak tuntas

70% anak tuntas

KKM

KKM

mencapai KKM (75) Motivasi

Hasil analisis

70% dari kelas

lembar observasi,

memiliki motivasi

lembar kuisioner, dan hasil wawancara siswa.

-

belajar dengan kategori baik.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tujuan dari penelitian dengan menggunakan metode joyful learning ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar ranah kognitif siswa. Peningkatan motivasi dapat diukur dari perubahan sikap siswa dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran serta bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif dapat diukur dari hasil post test di setiap akhir siklus. A. HASIL PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di kelas X B SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul. Penelitian ini menggunakan metode joyful learning yang dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik bernyanyi dan teknik pantun/puisi. Teknik bernyanyi diterapkan pada siklus I dan teknik pantun/puisi diterapkan pada siklus II. Siklus I dan siklus II masing-masing terdiri dari dua kali pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing siklus yaitu 3x45 menit. Siklus I pertemuan I dengan alokasi waktu 2x45 menit, siklus I pertemuan II dengan alokasi waktu 1x45 menit, demikian juga dengan alokasi waktu pada siklus II. Berikut merupakan uraian mengenai proses pelaksanaan penelitian dan hasil penelitian.

47


48

Siklus I 1. Planning Pada tahap planning peneliti menyiapkan instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian siklus I. Peneliti berkoordinasi dengan guru biologi dan 1 rekan mahasiswa sebagai observer yang akan mengamati dan mengobservasi proses pembelajaran dengan metode joyful learning. Selain itu pada tahap ini peneliti terlebih dahulu menyiapkan spesies hidup yaitu Planaria yang di masukkan ke dalam cawan petri yang nanti akan digunakan pada proses praktikum. 2. Acting Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 30 April 2013, dimulai pada pukul 07:00 – 08:30 WIB yang diikuti oleh 32 siswa. Sebelum memulai proses pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai penyaji pembelajaran memberikan salam pembuka, mempresensi siswa-siswi kemudian memberikan pre-test. Pre-test diberikan guna mengetahui pemahaman awal siswa mengenai materi pokok Filum Platyhelminthes dan Filum Nemathelmintes. Setelah mengerjakan soal pre-test, siswa dan peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode joyful learning dengan teknik bernyanyi. Proses pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan I dijelaskan sebagai berikut.


49

a. Motivasi Motivasi dilakukan setelah peneliti menyampaikan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu metode joyful learning melalui teknik bernyanyi. Jenis musik yang dipilih oleh peneliti yaitu jenis musik yang di aransemen dari musik India, alasannya adalah supaya siswa menjadi tertarik. Musik india adalah musik yang dikategori dalam jenis musik yang lucu dengan suara khas dari penyanyi yang sering ditiru oleh siswa di kehidupan sehari-hari. Dalam melakukan motivasi, peneliti menyajikan sebuah penggalan lirik lagu yang berkaitan dengan materi pembelajaran kemudian menyanyikannya di depan siswa. Motivasi ini dilakukan supaya siswa menjadi tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. b. Presentasi Guru Peneliti menyampaikan materi secara singkat melalui power point dengan menampilkan gambar serta siklus hidup spesies pada Filum Platyhelminthes. Melalui gambar siswa diminta untuk mendeskripsikan gambar dan menjelaskan pendapat mereka tentang gambar tersebut yang meliputi ciri-ciri spesies, serta bagaimana siklus hidup spesies tersebut. Selain menampilkan gambar, peneliti juga memberikan poin-poin penting materi pembelajaran pada Filum Platyhelminthes. c. Pembagian Kelompok Peneliti membagi siswa ke dalam 5 kelompok dengan jumlah anggota kelompok adalah 6-7 siswa. Pembagian kelompok dilakukan


50

secara acak supaya suasana kelas lebih heterogen, namun pada awalnya siswa tidak mau bergabung dengan kelompoknya dan meminta supaya kelompok sebaiknya dipilih sendiri oleh siswa sehingga memperlambat proses pembentukan kelompok. Untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi kondisi tersebut peneliti menghitung mundur 10 hingga 1 apabila ada siswa yang belum bergabung dalam kelompok maka proses pembelajaran tidak akan berjalan. Pada akhirnya siswa dengan keadaan terpaksa mau bergabung ke dalam kelompoknya masing-masing. d. Praktikum Tiap-tiap kelompok di beri contoh spesies pada kelas Trematoda yaitu Planaria. Siswa diminta untuk mengamati contoh spesies tersebut dan menjelaskan bagaimana ciri-cirinya. Tiap kelompok terlihat sangat tertarik dalam mengamati spesies tersebut dan mengajukan beberapa pertanyaan seperti apa peran Planaria dalam kehidupan. Peneliti menjawab pertanyaan siswa dan memberikan sedikit cerita pada saat mencari Planaria. Siswa kemudian memperhatikan dan mendengar cerita yang disampaikan oleh peneliti dimana peneliti memberitahukan lokasi pengambilan Planaria kemudian cara-cara pengambilan Planaria. Peneliti juga menjelaskan bahwa peran Planaria adalah sebagai indikator tingkat kebersihan air sehingga siswa menjadi sangat tertarik.


51

e. Pembagian LKS Setelah melakukan praktikum, peneliti kemudian membagikan LKS I dan menjelaskan cara pengerjaan LKS I tersebut. Setiap siswa masing-masing mendapatkan LKS I, peneliti mempersilahkan tiaptiap kelompok untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas dalam pengisian LKS I. LKS I berisi soal-soal yang meliputi gambar dan kata-kata penting yang harus diisi oleh tiap-tiap kelompok. Namun sebelum siswa mengisi LKS, guru memberitahukan bahwa masing-masing kelompok wajib membuat lagu dari materi yang ada yaitu Filum Platyhelminthes. Siswa diminta untuk membuat lagu sebaik mungkin dengan kreatifitas yang mereka miliki dan lagu tersebut harus meliputi beberapa kata penting. f. Diskusi Kelompok Selama pengerjaan LKS I, siswa diminta untuk bekerja sama dalam bentuk diskusi kelompok. Namun terlihat bahwa ada beberapa anggota kelompok yang tidak bekerja sama dengan baik, ada sebagian yang mengerjakan LKS I dan ada sebagian yang asik melamun dan mengobrol dengan temannya bahkan dengan anggota kelompok lain. Untuk mengatasi kondisi tersebut peneliti mengawasi tiap-tiap kelompok dan menegur siswa yang mengobrol serta memberitahukan agar setiap kelompok mengerjakan LKS I dengan baik dan serius. Setelah diskusi kelas berjalan dalam waktu beberapa menit akhirnya waktu habis dan peneliti meminta agar pengerjaan LKS I dilanjutkan di rumah sebagai tugas kelompok. Pada pertemuan


52

selanjutnya peneliti meminta siswa untuk mempersiapkan masingmasing kelompoknya untuk melakukan presentasi hasil kerja kelompoknya masing-masing. Peneliti menutup pelajaran. Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2013, dimulai pada pukul 08:30 – 09:15 WIB yang diikuti oleh 32 siswa. Sebelum memulai proses pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai penyaji pembelajaran memberikan salam pembuka dan mempresensi kehadiran siswa-siswi. Pada pertemuan kedua ini siswa sudah duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini adalah presentasi dan tanya jawab, penguatan dan review materi sebelumnya. Adapun langkah-langkah kegiatan pertemuan II diuraikan sebagai berikut: a. Presentasi Kelompok dan Tanya Jawab Peneliti

memilih

secara

acak

kelompok

yang

akan

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Kelompok 3 diminta untuk

presentasi

di depan

kelas

sedangkan

kelompok lain

memperhatikan sembari memperhatikan LKS-nya masing-masing, apabila ada yang berbeda dan salah maka kelompok lain diminta untuk membuat pertanyaan dan tanggapan. Kelompok 3 dengan rasa sedikit malu-malu akhirnya maju ke depan kelas dan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Presentasi dimulai dari menjawab beberapa pertanyaan pada LKS I, setelah itu kelompok 3 diminta untuk menyanyikan hasil karya kelompoknya yang berupa lagu. Karena lagu yang dibawakan cukup


53

menarik dan membuat kelompok lain tertawa akhirnya suasana kelas menjadi ramai, hal tersebut menunjukan ketertarikan siswa-siswi dalam mengikuti pelajaran biologi yang disampaikan melalui metode joyful learning ini. Setelah kelompok 3 selesai presentasi, kelompok lain bertanya. Peneliti mempersilahkan kelompok 3 untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. Pertanyaan yang tidak bisa dijawab akhirnya dijawab oleh peneliti sambil memberi penguatan. Presentasi dilanjutkan oleh kelompok 5, namun mereka hanya diberi waktu untuk menyanyikan hasil karyanya. Awalnya kelompok 5 malu-malu dan menghabiskan waktu yang cukup lama untuk maju ke depan kelas. Pada saat menyanyikan lagunya di depan kelompok lain terlihat bahwa kelompok 5 tidak percaya diri menyampaikan lagunya sehingga peneliti meminta kelompok ini untuk mengulangnya hampir sebanyak 4 kali. Setelah presentasi selesai, peneliti meminta agar masing-masing kelompok mengumpulkan LKS I. b. Review Peneliti menggunakan waktu yang singkat sekitar 5 menit untuk me-review kembali apa yang telah dipelajari selama 2 kali pertemuan tersebut. Guru menampilkan rangkuman dalam bentuk power point dan memberikan penjelasan serta penguatan. c. Post-test I Peneliti memberikan post-test I kepada siswa-siswi. Post-test I terdiri dari materi Filum Platyhelminthes. Post test yang diberikan


54

merupakan tes objektif (multiple choice) sebanyak 20 soal dengan waktu pengerjaan 10 menit. Dalam mengerjakan post-test peneliti menekankan sikap kejujuran pada siswa-siswa agar bekerja secara individu dengan tidak bekerja sama atau mencontek. d. Questioner Siswa diberi questioner yang berisi 10 pernyataan dan siswa dipersilahkan mengisi questioner tersebut. Peneliti meminta siswa agar mengisi questioner tersebut dengan jujur berdasarkan fakta yang mereka rasakan selama mengikuti proses pembelajaran. Berikut analisis kuisioner motivasi siswa pada siklus I: Tabel 4.1 Analisis Kuisioner Motivasi Siswa Siklus I

Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Frekuensi % Pencapaian 0 0 11 34,375 21 65,625 0 0 0 0

Kategori yang dicapai pada siklus I mencakup kategori tinggi, dan cukup. Dimana untuk kategori tinggi mencapai 34,375% sedang untuk kategori cukup 65,625%. Hal ini menunjukkan motivasi belajar siswa pada siklus I belum mencapai batas indikator yang ditentukan. e. Penugasan Sebelum menutup pelajaran, peneliti membagikan LKS II sebagai tugas kelompok pada pertemuan berikutnya. Guru membentuk kelompok baru berdasarkan nomor urut presensi. Kelompok dibagi menjadi 8 yang terdiri dari 4 siswa setiap kelompok.


55

3. Observing dan Hasil Belajar Siklus I a. Hasil Analisis Lembar Observasi Hasil observasi dari siklus I dilihat dari rangkuman lembar observasi dan hasil diskusi dengan rekan observer serta guru biologi yang menjadi observer. Peneliti juga menganalisa hasil observasi melalui rekaman video selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut uraian hasil observasi Siklus I pertemuan I dan pertemuan II: Pertemuan I Tabel 4.2 Hasil Analisis Lembar Observasi Kegiatan Diskusi dan Pengamatan (Praktikum) Siswa Pertemuan I

Kelompok 1 2 3 4 5

Keseriusan 3,75 2,75 2,75 3,5 3,75

Aspek Afektif Kategori Kemampuan Kerja Rata- Cukup Rendah Keterbukaan Menghargai sama Rata (%) (%) 3,75 2,75 3 3,3125 18,75 3 2,5 3 2,8125 18,75 3,25 3,5 3 3,125 18,75 3,75 3,25 3,5 3,5 21,875 3,75 3,5 4 3,75 21,875 Total 81,25 18,75

Pertemuan pertama siklus I ini belum mencapai indikator baik, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis aktivitas siswa dalam kelompok, dimana terdapat empat kelompok yang berada pada kategori motivasi belajar cukup yaitu kelompok 1, 3, 4, dan 5 dengan persentase 81,25%. Pertemuan II Tabel 4.3 Hasil Analisis Lembar Observasi Kegiatan Diskusi dan Presentasi Siswa Pertemuan II Kelompok

Keseriusan

Aspek Afektif Kemampuan Kerja Keterbukaan Menghargai sama

RataRata

Kategori CUKUP RENDAH (%) (%)


Kelompok 1 2 3 4 5

Keseriusan 3,25 3 3,25 3 3,25

Aspek Afektif Kemampuan Kerja Keterbukaan Menghargai sama 2,75 2,75 2,75 3,25 3,25 3 3,5 3,75 3 2,75 2,5 2,75 3,25 3,75 3,5 TOTAL

RataRata 2,88 3,13 3,38 2,75 3,44

56

Kategori CUKUP RENDAH (%) (%) 18,75 18,75 18,75 21,88 21,88 59,38 40,63

Berdasarkan tabel 4.3, kelompok yang memperoleh nilai kategori rendah bertambah satu kelompok dibandingkan dengan pertemuan I, hal ini terjadi karena siswa masih belum dapat menjaga aktivitas kelas tetap kondusif sewaktu mendengarkan presentasi dari teman lainnya, kemampuan bertanya di depan umum cukup baik hal ini tampak dari siswa-siswi yang tidak malu bertanya jika ada yang tidak di pahami. Pada pertemuan II, indikator baik belum tercapai. Secara keseluruhan pada siklus I hasil yang diperoleh untuk lembar observasi ialah sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Analisis Lembar Observasi Pada Siklus I

Kelompok 1 2 3 4 5

Keseriusan 3,5 2,875 3 3,25 3,5

Aspek Afektif Kemampuan Kerja Menghargai sama 3,25 2,75 3,13 2,88 3,38 3,63 3,25 2,88 3,5 3,63 TOTAL

Keterbukaan 2,88 3 3 3,125 3,75

RataRata 3,09 2,97 3,25 3,13 3,59

Kategori CUKUP RENDAH (%) (%) 18,75 18,75 18,75 21,88 21,88 81,25 18,75

Berdasarkan tabel 4.4, Motivasi pencapaian keseluruhan pada siklus I berada pada kategori cukup, dengan persentase pencapaian


57

81,25%. Sedangkan untuk kategori rendah diperoleh satu kelompok yaitu kelompok dua dengan persentase pencapaian di kelas 18,75% atau 6 siswa. b. Hasil Belajar Siklus I Pada akhir siklus I, peneliti mengadakan post-test guna mengetahui tingkat pencapaian indikator pembelajaran dengan metode joyful learning melalui teknik bernyanyi. Hasil belajar dari post-test yang diberikan dapat diuraikan dalam tabel berikut : Tabel 4.5 Hasil Post-Test Siklus I Aspek Kognitif Nilai Tertinggi Nilai Terendah ∑ Siswa Tuntas ≥75 ∑ Siswa Tidak Tuntas ≤75 Rerata % KKM

Pencapaian Hasil Belajar 100 40 15 17 70 46,9%

Dari hasil post-test yang diberikan pada akhir siklus I seperti yang diuraikan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 100 sedangkan nilai terendah 40. Terdapat 15 siswa tuntas KKM dan 17 siswa tidak tuntas KKM, hal ini menunjukan persentase siswa yang tuntas KKM hanya 46,9 % sehingga belum mencapai indikator yaitu 70 %. Rata-rata hasil belajar yaitu 70 yang artinya belum mencapai rata-rata yang diinginkan yaitu 75. 4. Reflecting Dari hasil observasi siklus I, diketahui bahwa hasil analisis aktivitas diskusi dan pengamatan pada pertemuan I hanya mencapai 66 %


58

sedangkan pada pertemuan II aktivitas diskusi dan presentasi siswa sedikit menurun yaitu 62,25 %. Sehingga belum mencapai indikator yang diharapkan peneliti yaitu 70 %. Sedangkan dari segi nilai kognitif siswa yang mencapai ketuntasan dengan nilai 75 atau di atas 75 mencapai 46,9%, hal ini menunjukkan belum dicapainya indikator yang diharapkan yaitu 70%. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan siklus II yang diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ranah kognitif siswa kelas X B SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul. Siklus II 1. Planning Pada tahap planning peneliti menyiapkan instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian siklus II. Peneliti berkoordinasi dengan guru biologi dan 1 rekan mahasiswa sebagai observer yang akan mengamati dan mengobservasi proses pembelajaran dengan metode joyful learning. 2. Acting Pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2013, dimulai pada pukul 07:00 – 08:30 WIB yang diikuti oleh 32 siswa. Sebelum memulai proses pembelajaran, peneliti memberikan salam pembuka, mempresensi kehadiran siswa-siswi. Peneliti juga menjelaskan bahwa metode pembelajaran pada pertemuan selanjutnya menggunakan metode joyful learning dengan teknik berpantun/puisi. Proses pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan I dijelaskan sebagai berikut:


59

Pertemuan I a. Presentasi guru Peneliti membuka pelajaran dan memberitahukan kepada siswa bahwa hasil post-test I kurang memuaskan dengan nilai rata-rata kelas yaitu 70, sedangkan presentase ketuntasan belajar siswa adalah 46,875%. Siswa merasa kurang puas karena nilai 70 tersebut belum mencapai KKM yaitu 75, serta masih banyak siswa yang belum tuntas dengan persentase ketuntasan siswa yaitu 46,875%. Oleh sebab itu peneliti memotivasi siswa agar lebih serius dalam belajar supaya nilai rata-rata kelas bisa mencapai KKM, sedangkan presentase ketuntasan siswa mencapai 75% atau bahkan lebih tinggi. Peneliti kemudian memberikan presentasi materi secara singkat dengan menunjukkan gambar-gambar mengenai Nemathelminthes. Siswa diminta untuk mengamati gambar-gambar tersebut dan memberikan gambaran mengenai gambar-gambar yang ditunjukkan oleh peneliti. b. Diskusi kelompok Pada akhir pertemuan II, peneliti telah membagikan kelompok baru sesuai nomor urut presensi dimana ketua kelas diminta untuk mengatur tiap-tiap kelompok dan membagikan LKS kepada tiap-tiap siswa. Pembagian kelompok pada akhir pertemuan ke-2 ini dimaksudkan agar lebih efisiensi waktu. Sehingga pada pertemuan ke3 ini siswa sudah duduk sesuai kelompok masing-masing dari awal pelajaran dan siswa juga mendapat gambaran tentang materi yang diajarkan melalui LKS.


60

Kelompok dibagi menjadi 8 kelompok dengan jumlah anggota 4 orang. Hal ini dimaksudkan agar proses diskusi pada tiap kelompok lebih efektif, masing-masing siswa akan bekerja dengan baik sehingga tidak ada siswa yang tidak mendapat tugas. Pembagian tugas dalam tiap-tiap kelompok menjadi lebih mudah sehingga siswa lebih aktif dalam berdiskusi. Diskusi kelompok pada pertemuan ini berjalan dengan tenang, masing-masing kelompok diberi waktu untuk menyelesaikan LKS nya masing-masing dengan waktu yang telah ditentukan oleh peneliti. c. Presentasi kelompok dan tanya jawab Dengan sisa waktu yang ada, peneliti meminta kelompok yang telah

menyelesaikan

puisi/pantun

untuk

mempresentasikan

puisi/pantunnya di depan kelas, namun karena masing-masing kelompok terlihat tidak percaya diri sehingga peneliti menggunakan strategi penambahan poin untuk kelompok yang mau maju pertama. Strategi penambahan poin ini pun berhasil dimana setiap kelompok berlomba-lomba untuk maju ke depan kelas membawa puisinya masing-masing. Melihat hal tersebut peneliti menunjuk kelompok 5 untuk mempresentasikan

hasil

puisi/pantunnya

karena

kelompok

5

merupakan kelompok yang pertama-tama maju ke depan kelas. Peneliti meminta agar siswa yang lain memperhatikan dan mengomentari isi puisi/pantun apabila ada kata-kata yang kurang tepat. Suasana kelas menjadi ramai ketika salah satu anggota kelompok

5

menyampaikan

pantun/puisinya,

namun

peneliti


61

memberikan arahan supaya tetap tenang dan memperhatikan dengan serius. Setelah itu presentasi dilanjutkan dengan kelompok 3, kelompok 7, dan kelompok 8. Peneliti memberikan penghargaan berupa poin tambahan untuk setiap kelompok yang maju ke depan membacakan pantun/puisinya. Berhubung waktu sudah hampir habis, peneliti memberitahukan kepada kelompok yang belum presentasi untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di pertemuan selanjutnya. d. Kesimpulan dan refleksi Peneliti

mengajak

siswa

untuk

merangkum

butir-butir

kesimpulan atas apa yang telah dipelajari. Peneliti juga meminta beberapa siswa untuk memberikan refleksi secara lisan. e. Penugasan Di akhir pelajaran, peneliti memberi tugas kepada siswa untuk mengisi lembar “ekspresikan biologimu” dimana siswa diminta untuk mempresentasikan pantun/puisinya di depan teman-temannya di kelas lain, boleh siapa saja yang ada di lingkungan sekolah tersebut termasuk guru. Kemudian setiap kelompok harus mendapat minimal 10 paraf dari teman-teman atau guru yang telah mereka minta untuk mendengarkan pantun/puisi mereka. Pertemuan II a. Presentasi dan tanya jawab Setelah membuka pelajaran, peneliti meminta kelompok yang belum presentasi untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Kelompok lain diminta untuk menanggapi dan memberikan


62

pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. Supaya setiap kelompok ikut berperan serta dalam tanya jawab, peneliti memberikan kesempatan untuk tiap-tiap kelompok menyiapkan masing-masing 1 pertanyaan. Berhubung waktu kurang cukup untuk presentasi selanjutnya, peneliti mengakhiri presentasi dan meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan LKS nya masing-masing. b. Review dan penguatan Sebelum melakukan post-test II, peneliti menyampaikan rangkuman dari materi Nemathelminthes yang telah dipelajari dari pertemuan ke-3 sampai pertemuan ke-4. Peneliti juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang kurang jelas. c. Post-test Peneliti membagikan post-test II yang akan dikerjakan oleh masing-masing siswa secara individu. Waktu untuk mengerjakan soalsoal post-test adalah maksimal 15 menit. d. Questioner Siswa yang telah mengumpulkan hasil post-test diminta untuk mengisi questioner.Akan tetapi waktu pelajaran telah habis sehingga peneliti meminta waktu 5 menit kepada siswa untuk mengisi quistioner. Berikut hasil analisis kuisioner motivasi siswa pada siklus I:


63

Tabel 4.6 Analisis Kuisioner Motivasi Siswa Siklus II Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Frekuensi 1 29 2 0 0

% Pencapaian 3,1 90,6 6,3 0 0

Kategori yang dicapai pada siklus II mencakup kategori sangat tinggi, tinggi, dan cukup. Dimana untuk kategori minimal tinggi mencapai 93,7% sedangkan, untuk kategori cukup 6,3%. Hal ini menunjukkan motivasi belajar siswa pada siklus II telah mencapai batas indikator yang ditentukan. e. Wawancara Peneliti memilih 5 orang siswa untuk melakukan wawancara, pemilihan ke-5 orang siswa ini berdasarkan nilai tertinggi hingga terendah. Wawancara dilakukan di luar kelas agar suasana saat wawancara lebih fokus dan tidak ribut. 3. Observing dan Hasil Belajar Siklus II a. Hasil Analisis Lembar Observasi Pertemuan I Hasil analisis kedelapan kelompok dirangkum dalam tabel berikut : Tabel 4.7 Hasil Analisis Lembar Observasi Kegiatan Diskusi dan Presentasi Siswa Pertemuan I Siklus II

Kelompok 1 2

Keseriusan 4 4,5

Aspek Afektif Kemampuan Kerja Menghargai sama 3,75 3,25 4 3,5

Keterbukaan

RataRata

4,25 4

3,81 4

Kategori TINGGI CUKUP (%) (%) 12,5 12,5


Kelompok 3 4 5 6 7 8

Keseriusan 4 3,5 3,75 3,5 4,5 4,25

Aspek Afektif Kemampuan Kerja Menghargai sama 4 4 4 4 3,75 4 3,5 3,25 4 4,5 4 4 TOTAL

Keterbukaan

RataRata

3,75 4 3,75 3,25 4,25 3,5

3,94 3,88 3,81 3,38 4,31 3,94

64

Kategori TINGGI CUKUP (%) (%) 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 25 75

Pada data tabel 4.5 kegiatan diskusi dan presentasi siswa pada pertemuan I siklus II semakin membaik dibanding dengan siklus I. kegiatan diskusi dan presentasi yang baik ditunjukkan dengan pencapaian 75% siswa cukup aktif, serius, menghargai, kerja sama, dan terbuka dalam belajar. Motivasi belajar siswa pada kategori minimal tinggi mencapai 25% atau meningkat dari siklus I yang belum mencapai kategori tinggi. Tidak adanya kategori rendah dan sangat rendah pada siklus II pertemuan I ini menunjukkan siswa mulai aktif dan termotivasi lebih untuk belajar. Pertemuan II Tabel 4.8 Hasil Analisis Lembar Observasi Kegiatan Diskusi dan Presentasi Siswa Pertemuan II

Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8

Keseriusan 4 3,5 4,25 2,75 4,5 4,25 4,75 4,25

Aspek Afektif Kemampuan Kerja Menghargai sama 4 4,25 3,75 3,75 4 4,25 3,25 3,5 4,25 4 3,75 3,75 4,5 4,25 4 3,75 TOTAL

Keterbukaan

RataRata

4,25 4 4 3,5 4,5 3,75 4,5 4,25

4,13 3,75 4,13 3,25 4,31 3,88 4,5 4,06

Kategori TINGGI CUKUP (%) (%) 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 62,5 37,5


65

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dua observer, motivasi belajar siswa meningkat sebanyak tiga kelompok pada kategori tinggi dari pertemuan I. Pada pertemuan ini siswa mempresentasikan hasil kerja mereka berupa pantun/puisi yang telah disusun. Motivasi belajar siswa meningkat dapat dilihat dari keempat aspek (keseriusan, kemampuan menghargai, kerja sama, dan keterbukaan) yang dinilai memperoleh rerata angka 4. Sebagai hasil keseluruhan yang diperoleh pada siklus II ialah sebagi berikut: Tabel 4.9 Hasil Analisis Lembar Observasi Siklus II

Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8

Keseriusan 4 4 4,13 3,13 4,13 3,88 4,63 4,25

Aspek Afektif Kemampuan Kerja Menghargai sama 3,88 3,75 3,88 3,63 4 4,13 3,63 3,75 4 4 3,63 3,5 4,25 4,38 4 3,88 TOTAL

Keterbukaan

RataRata

4,25 4 3,88 3,75 4,13 3,5 4,38 3,88

4 3,89 4,03 3,56 4,06 3,63 4,41 4

Kategori TINGGI CUKUP (%) (%) 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 62,5 37,5

Pada tabel di atas menunjukkan aspek afektif siswa pada kegiatan siklus II mencapai 62,5% untuk kategori tinggi, sedangkan kategori cukup adalah 37,5%. Peningkatan aktivitas siswa ini menunjukkan kegiatan pada siklus II telah mencapai kemajuan yang baik walaupun belum memenuhi batas indikator.


66

b. Hasil Belajar Siklus II Peneliti mengadakan Post-test II guna mengetahui pencapaian indikator pembelajaran dengan metode joyful learning melalui teknik pantun/puisi. Hasil belajar dari post-test II yang diberikan dapat diuraikan dalam tabel berikut : Tabel 4.10 Hasil Post-Test Siklus II Aspek Kognitif Nilai Tertinggi Nilai Terendah ∑ Siswa Tuntas ≥75 ∑ Siswa Tidak Tuntas ≤75 Rerata % KKM

Pencapaian Hasil Belajar 100 30 23 9 76,1 71,9%

Dari hasil post-test yang diberikan pada akhir siklus II seperti yang diuraikan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100 sedangkan terendah yaitu 30.Terdapat 23 siswa tuntas KKM dan 9 siswa tidak tuntas KKM, hal ini menunjukan persentase siswa yang tuntas KKM 71,9 % sehingga telah mencapai indikator. Rata-rata hasil belajar yaitu 76,1 yang artinya telah mencapai indikator. 4.

Reflecting Dari hasil observasi proses pembelajaran siklus II dan diskusi dengan rekan observer, aktivitas selama proses pembelajaran sudah sangat baik. Dari segi kognitif juga terjadi peningkatan dan telah memenuhi indikator yang diharapkan sehingga penelitian dilakukan sampai pada siklus II.


67

B. ANALISA DATA 1. Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif a. Analisis Ketuntasan Hasil belajar ranah kognitif yang diperoleh dari post-test I siklus I dan post-test II siklus II disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.11 Data Ketuntasan Post-test I, dan Post-test II Keterangan Post-test I 100 Nilai tertinggi 40 Nilai terendah 70 Rerata % Siswa yang 46,9% mencapai KKM 75 % Siswa yang tidak 53,1% mencapai KKM 75 (untuk rincian data terdapat pada lampiran)

Post-test II 100 30 76,1 71,9% 28,1%

Dari tabel analisis ketuntasan belajar di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang dicapai baik pada post-test I dan post-test II mencapai nilai 100. Sedangkan pada nilai terendah pada post-test I ialah 40 lebih tinggi 10 poin dari post-tes II yaitu 30, hal ini dapat terjadi karena kondisi fisik siswa yang tidak sehat sewaktu mengerjakan soal dan selain itu siswa tersebut kurang berkonsentrasi dalam mengerjakan soal hal ini tampak dari gerak-gerik siswa dan pernyataan siswa (siswa yang mendapat nilai terendah pada siklus I berbeda dengan siswa yang mendapat nilai terendah pada siklus II). Hasil post-test I siklus I rata-rata hasil belajar yaitu 70, sedangkan dari hasil post-test II siklus II rata-rata hasil belajar yaitu 76,1. Persentase siswa yang mencapai KKM yaitu sebanyak 15 siswa atau 46,875 % siswa memenuhi KKM pada post-test I siklus I. Pada post-test II


68

siklus II, diketahui sebanyak 23 siswa atau 76,1 % siswa memenuhi KKM. 2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa a. Observasi Siswa Observasi siswa dilakukan oleh dua observer, yang mana observer pertama ialah guru Biologi kelas X dan observer kedua adalah teman sejawat yang berasal dari mahasiswa. Observer mengisi angket dari rentang nilai 1-5 pada 4-5 aspek yang diberikan (dapat dilihat di lampiran). Berikut adalah uraian data hasil observasi observer pada siklus I dan siklus II: Tabel 4.12 Motivasi Siswa Berdasarkan Hasil Analisis Lembar Observasi B

Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Siklus I 0% 0% 81,25% 18,75% 0%

Siklus II 0% 62,5 % 37,5 % 0% 0%

Pada siklus I kategori minimal tinggi belum ada dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 62,5%. Peningkatan motivasi ini terjadi karena siswa mulai aktif belajar, tidak bermalas-malasan, dan siswa juga mulai bisa menghargai orang lain hal ini ditunjukkan dari sikap siswa

yang tenang sewaktu guru dan siswa lainnya

menyampaikan pendapat.


69

b. Questioner Questioner diberikan pada setiap siklus untuk mengetahui bagaimana peningkatan motivasi belajar dari diri siswa. Questioner terdiri dari 10 pernyataan dengan 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Siswa mengisi questioner dengan memilih pilihan SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Poin tertinggi dari angket adalah 4 dan yang terendah 1. Berikut hasil rerata yang diperoleh dari tiap pengisian kuisioner: Tabel 4. 13 Hasil Analisis Questioner Motivasi siswa Kategori Motivasi Siklus I Sangat Tinggi 0% Tinggi 34,4 % Cukup 65,6 % Rendah 0% Sangat Rendah 0% (untuk rincian data terdapat pada lampiran)

Motivasi Siklus II 3,1 % 90,6 % 6,3 % 0% 0%

Pada tabel 4.13 menunjukkan adanya peningkatan motivasi siswa dalam belajar hal ini dapat diketahui dari meningkatnya kategori motivasi tinggi dari siklus I yaitu 34,4% menjadi 93,7% pada siklus II, hal ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar dari siswa akan metode joyful learning yang diterapkan. Sesuai dengan peningkatan kategori yang dialami peningkatan rerata motivasi siswa juga mengalami peningkatan menjadi 75,23% pada siklus II dari 72,19% pada siklus I. Peningkatan ini menjadi indikator, perlakuan pada siklus II meningkatkan motivasi siswa menjadi dominan kategori tinggi.


70

c. Wawancara Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada akhir siklus II menunjukkan secara garis besar siswa sangat senang belajar Biologi, hal ini dikarenakan Biologi pelajaran yang gampang dan metode pengajaran dengan Joyful learning lebih asik, fun, dan tidak membosankan. Pembelajaran dengan metode Joyful learning yang menyenangkan, mengasikkan, dan tidak membosankan membantu siswa dalam belajar sehingga mereka tidak mengalami kesulitan belajar, seperti yang dikatakan siswa B materi yang diajarkan dengan metode Joyful learning “gak susah sih, gampang malah, kan metodenya ditambah nyanyi, jadi kadang kalau ingat lagu itu jadi flash back.” Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan lima orang siswa (terlampir) dapat diketahui bahwa motivasi siswa terhadap pelajaran biologi sangat baik ditunjukkan dari siswa yang mengatakan bahwa pelajaran biologi lebih gampang dari pelajaran lain, dan ada juga siswa yang senang dengan pelajaran biologi itu sendiri. Motivasi belajar dengan metode joyful learning juga baik terbukti dengan siswa senang mengikuti pelajaran biologi dengan metode joyful learning, selain itu siswa beranggapan bahwa metode joyful learning adalah metode yang mengasikkan dan tidak membosankan. Sebagian siswa tidak perlu belajar keras untuk memahami

materi

biologi

dengan

metode

joyful

learning

membuktikan bahwa motivasi belajar siswa dengan metode joyful learning cukup baik.


71

Motivasi belajar siswa dalam hubungannya dengan kognitif siswa dapat diketahui dari tidak adanya kesulitan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran dengan metode joyful learning. Selain itu proses pembelajaran menggunakan metode ini tidak menjadi ingatan yang abstrak (sulit dipahami) bagi siswa, terbukti dari hasil wawancara siswa ada beberapa yang tidak mengalami kesulitan namun beberapa yang sulit pada bagian bahasa latin. Secara keseluruhan motivasi belajar siswa dalam hubungannya dengan kognitif siswa cukup baik. C. PEMBAHASAN 1.

Hasil Belajar Ranah Kognitif Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.11 maka grafik perkembangan kognitif siswa dapat digambarkan sebagai berikut: 80 70

76.1

70

71.9

60 50

46.9

40

Rata-rata

30

%KKM Tuntas

20 10 0 Siklus I

Siklus II

Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Kognitif Siswa Berdasarkan grafik 4.1 hasil belajar ranah kognitif pada post-test I dan post-test II yang diperoleh siswa selama siklus I dan siklus II mengalami peningkatan 6,1 untuk rerata kelas dan persentase ketuntasan mencapai meningkat 25% pada siklus II.


72

Setelah pelaksanaan siklus I, hasil belajar ranah kognitif siswa mencapaian rata-rata kelas yaitu 70 dan 46,9 % siswa yang tuntas. Dari hasil yang diperoleh siswa pada siklus I dapat dikatakan belum mencapai target KKM 75 dan belum mencapai target ketuntasanan yaitu 70%. Penelitian siklus II nilai rata-rata dari hasil post-test II yaitu 76,1 sedangkan jumlah siswa yang tuntas KKM yaitu 71,9%. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai rata-rata kelas serta peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan. Hasil akhir dari siklus II ini telah memenuhi target akhir dimana lebih dari 70% siswa tuntas KKM 75 dengan rata-rata kelas lebih dari 75 (yaitu 76,1). Hasil belajar ranah kognitif siswa mengalami peningkatan dan telah memenuhi target indikator yang ditetapkan oleh peneliti. Peningkatan hasil belajar siswa dikarenakan adanya perubahan motivasi siswa terhadap hasil tes yang mereka peroleh dari siklus I. Di akhir siklus I, peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa belum mencapai KKM, peneliti juga memberitahukan bahwa ada beberapa yang mencapai nilai sempurna yaitu 100 tetapi ada beberapa yang masih rendah dibawah KKM yaitu hanya memperoleh nilai 40. Peneliti juga menyampaikan bahwa pertemuan selanjutnya siswa-siswi harus menyusun pantun dan puisi yang harus diekspresikan pada orang lain (anggota sekolah lain baik guru maupun siswa lain). Hal tersebut membuat siswa merasa tertantang dan semakin termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, peningkatan motivasi ini ditunjukkan dari aktivitas dan sikap siswa selama proses pembelajaran dimana siswa lebih serius mendengarkan materi yang disampaikan oleh


73

peneliti dengan mencatat hal-hal penting dan menanyakan materi-materi yang kurang jelas. Perubahan aktivitas dan sikap siswa selama proses pelajaran di siklus II ini menghasilkan peningkatan pada hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari nilai-nilai yang diperoleh siswa pada posttest akhir siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar siswa hingga mencapai indikator yang diharapkan peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode joyful learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X B SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul. 2. Motivasi Siswa Motivasi adalah suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy) atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu (Uno, 2011). Mengenai peranan motivasi dalam proses belajar dikemukakan oleh Slavin (1990) yang mengatakan bahwa motivasi merupakan salah satu prasyarat yang paling penting dalam belajar. Bila tidak ada motivasi, maka proses pembelajaran tidak akan terjadi dan motivasi dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar (Uno, 2011). Dalam penelitian ini, perubahan motivasi siswa diharapkan dapat meningkat secara khusus dapat dilihat dari perubahan minat siswa selama mengikuti pelajaran biologi serta aktivitas dan tanggung jawab siswa terhadap diri sendiri maupun kelompoknya. Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.12 dan tabel 4.13, maka diperoleh hasil perkembangan motivasi siswa yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


74

Tabel 4.14 Peningkatan Motivasi Siswa Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Motivasi Siklus I 0% 17,2 % 73,43 % 9,37 % 0%

Motivasi Siklus II 1,55 % 76,55 % 21,9 % 0% 0%

78.1 80 60 40

17.2

20 0 Kategori minimal tinggi (%) Siklus I

Siklus II

Gambar 4.2 Peningkatan Pencapaian Kategori Minimal Tinggi Motivasi Siswa Tabel 4.14 merupakan nilai rerata yang diperoleh dari hasil analisis pada tabel 4.12 (lembar observasi) dan tabel 4.13 (lembar questioner). Hasil yang diperoleh pada tingkat kategori minimal tinggi pada siklus I mencapai 17,2% dan 78,1% pada siklus II. Pencapaian motivasi yang tinggi pada siswa meningkat setelah siswa diberi perlakuan baru pada siklus II yaitu, dengan adanya diskusi kelompok yang lebih kecil, dan dorongan motivasi dari guru serta dorongan dari diri siswa untuk memperbaiki nilai yang diperoleh. Berdasarkan data yang berasal dari hasil wawancara siswa juga menunjukkan adanya perkembangan motivasi belajar siswa dimana siswa lebih menunjukkan rasa tanggung jawab dalam belajar seperti siswa


75

mengakui bahwa mereka mengulangi kembali apa yang telah mereka pelajari selain itu siswa juga sangat termotivasi belajar karena metode Joyful learning yang sangat menyenangkan, mengasyikkan, dan tidak membosankan. Dari hasil penilaian lembar observasi, kuestioner, dan wawancara dapat dikatakan bahwa siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul, termotivasi dengan baik selama pembelajaran Biologi dengan metode Joyful learning.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode joyful learning pada materi Animalia dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X B SMA Pangudi Luhur Sedayu Kabupaten Bantul tahun ajaran 2012/2013. Peningkatan hasil belajar dan motivasi siswa diketahui dari: 1.

Peningkatan skor rata-rata kelas dari nilai rata-rata 70 pada siklus I meningalami peningkatan di siklus II yaitu menjadi 76,1 dan telah memenuhi indikator yang diharapkan yaitu 75.

2.

Peningkatan jumlah siswa yang tuntas KKM dari 0% siswa menjadi 46,875% di akhir siklus I dan kemudian meningkat menjadi 71,875% di akhir siklus II. Hal ini telah memenuhi indikator yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu jumlah siswa yang tuntas KKM sebesar 70%.

3.

Adanya peningkatan motivasi yang ditunjukkan dari perubahan minat, sikap, dan tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran biologi dengan metode joyful learning. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan prosentase motivasi kategori minimal tinggi dari 17,2 % pada siklus I menjadi 78,1 % pada siklus II. Perubahan sikap dan tanggapan siswa yang terlihat selama proses pembelajaran berlangsung menunjukkan pembelajaran dengan metode joyful learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

76


77

B. SARAN Saran yang perlu dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah: 1. Metode joyful learning merupakan metode yang cocok bagi hampir semua karakter dan tipe siswa. Oleh sebab itu, metode ini dapat digunakan pada materi pembelajaran Biologi. 2. Metode joyful learning merupakan metode yang diterapkan sebagai alternatif agar suasana belajar tidak membosankan, sehingga guru dituntut harus bisa sekreatif mungkin dalam menyusun materi pembelajaran yang akan diajarkan. Misalkan dengan membuat lagu yang mudah dimengerti siswa, membuat pantun atau puisi yang menarik, menyuguhkan gambargambar terkait materi dengan tampilan dan bentuk yang menarik, hal tersebut dapat membuat kelas menjadi hidup tanpa tekanan yang dapat membuat siswa merasa bosan. 3. Pembelajaran dengan metode joyful learning dapat diterapkan sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) dan proses pembelajaran di kelas. 4. Perlu adanya persiapan yang lebih baik dalam menyiapkan materi serta lembar kegiatan siswa (LKS). Sebaiknya dalam proses pembelajaran, harus lebih banyak diselingi humor untuk menjaga suasana kelas agar tetap senang dan tidak bosan. 5. Penelitian ini masih perlu diteliti lebih lanjut supaya penelitian ini dapat lebih disempurnakan lagi.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Cetakan kedua. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Ali. Muhamad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa. Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima-Jilid 2.Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Catur, Catharina. 2008. Joyful Learning. http://catharinacatur.wordpress.com/2008/10/15/joyfultanggal 12 Februari 2013.

learning/

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta Contoh-contohnya. Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. www.inherentdikti.net/files/sisdiknas.pdf. Diakses tanggal 13 November 2012.

Depdiknas. 2003. UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah. Bhari Syaiful. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Eggen. Paul. 2012. Strategi dan Model Pembelajara Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: PT. Indeks Permata Puri Media.

Finasurya. 2011. Langkah-Langkah Penyajian Joyfull Learning. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2181762-langkahlangkah-penyajian-joyfull-learning/#ixzz2KhIQ7zCB. Diakses tanggal 12 Februari 2013.

78


79

Hernowo. 2006. Quantum Writing Cara Cepat nan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Menulis. Bandung: Penerbit MLC.

Hudaya. Uud. 2009. Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Joyful Learning Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Provinsi Jambi: SMAN 2 Pelepat Ilir. http://uudhudaya.blogspot.com/2009_08_30_archive.html. Diakses tanggal 16 Februari 2013.

Imron. Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Kompas. 2011. Peringkat Pendidikan Indonesia Turun. www.edukasi.kompas.com/read/2013/03/004463819/Peringkat.Pendind ikan.Indonesia.Turun. Diakses tanggal 13 November 2012.

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkt Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Makalah. 2013. Tujuan dan Manfaat Joyful Learning. www.refrensimakalah.com/2013/01/tujuan-manfaat-joyful Diakses tanggal 15 Oktober 2012.

learning.html.

Mulyasa. E. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Munthe. Bermawi. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Rosyada. Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis (Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan). Jakarta: Kencana.

Salirawati. Das. 2012. Pentingnya Penerapan Joyful Learning Dalam Penciptaan Suasana Belajar Yang Menyenangkan. FMIPA UNY: Jurdik Kimia FMIPA UNY.

Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.


80

Sardiman. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Septiawan. Hendika. 2012. Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Joyful Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN Salatiga 01 Kota Salatiga. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. http://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/912. Diakses tanggal 13 Desember 2013.

Sholikhah. Aini. 2012. Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Joyful Learning Untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pembelajaran Matematika. Surakarta: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Siregar. Eveline. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rosdakarya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bandung: PT. Rineka Cipta.

Sudjana. Nana. 1990. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Romadja Rosda Karya.

Suyono dan Haryanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Rosda Karya.

Uno. Hamzah. 2011. Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno. Hamzah dan Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta:Bumi Aksara.


81

Widayati. Sri. 2009. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pustaka Insan Madani.

Wlodkowski. R.J. 1985. Enchanging Adult Motivation to Learn: A Guide to Improving Instruction and Increasing Learner Achievement, 1st edition, San Fransisco. California: Jossey-Bass.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 1.

Silabus Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program Semester Standar Kompetensi

: SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL : Biologi :XB :2 : 3. Siswa mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip pengelompokkan mempelajari

makhluk

keanekaragaman

hidup

untuk

dan

peran

keanekaragaman hayati bagi kehidupan. Kompetensi Dasar

: 3.9 Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciriciri kingdom animalia

dan perannya

bagi

kehidupan Sub KD

: Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri Platyhelminthes dan Nemathelminthes perannya bagi kehidupan.

Indikator : A. Kognitif : 1. Kognitif Produk a. Menjelaskan ciri-ciri kingdom animalia khususnya filum Platyhelminthes dan Nemathelminthes. b. Mendeskripsikan pengelompokkan kingdom animalia khususnya filum Platyhelminthes dan Nemathelminthes. c. Menjelaskan peran kingdom animalia khususnya filum Platyhelminthes dan Nemathelminthes. 2. Kognitif Proses a. Mengidentifikasi pengelompokkan kingdom animalia khususnya filum Platyhelminthes dan Nemathelminthes berdasarkan sumber belajar seperti buku dan LKS. b. Melakukan pengamatan terhadap ciri-ciri dan peran kingdom animalia khususnya filum Platyhelminthes dan Nemathelminthes. B. Afektif : 1. Afektif Karakter a. Keseriusan dalam berdiskusi untuk menyusun lirik dan pantunpuisi. b. Kemandirian dalam menyusun lirik dan pantun-puisi. 2. Afektif Sosial a. Menghargai dalam memberikan pendapat, pertanyaan, dan berdiskusi.

82

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83 b. Bekerja sama dalam berdiskusi dan mengerjakan tugas. c. Terbuka pada satu dengan lainnya dalam memberikan pertanyaan dan jawaban. C. Psikomotorik 1. Mendemonstrasikan susunan lirik lagu dan pantun/puisi terkait Platyhelmintes dan Nemathelminthes. Tujuan

:

A. Kognitif : 1. Kognitif Produk a. Setelah melakukan pengkajian literatur dan mengamati jenis cacing Platyhelminthes dan Nemanthelminthes siswa dapat menjelaskan ciri-ciri kingdom animalia khususnya filum Platyhelminthes dan Nemathelminthes. b. Setelah mengkaji literatur dan menyusun lisik lagu dan puisi/pantun siswa dapat menjelaskan peran kingdom animalia khususnya filum Platyhelminthes dan Nemathelminthes. c. Setelah mendengarkan diskusi kelas, pengkajian literatur, dan penyusunan lagu dan puisi/pantun siswa dapat mendeskripsikan pengelompokkan kingdom animalia khususnya filum Platyhelminthes dan Nemathelminthes. 2. Kognitif Proses a. Setelah melakukan pengkajian literatur seperti buku dan LKS siswa dapat mengidentifikasi pengelompokkan kingdom animalia khususnya filum Platyhelminthes dan Nemathelminthes. b. Melalui kegiatan pengamatan siswa dapat menceritakan ciri-ciri dan peran kingdom animalia khususnya filum Platyhelminthes dan Nemathelminthes. B. Afektif : 1. Afektif Karakter a. Melalui kegiatan yang dirancang guru siswa dapat mengembangkan keseriusan dalam berdiskusi untuk menyusun lirik dan pantun-puisi. b. Melalui kegiatan yang dirancang guru siswa dapat bersikap mandiri dalam menyusun lirik dan pantun-puisi. 2. Afektif Sosial a. Melalui kegiatan presentasi dan diskusi kelompok siswa dapat menghargai dalam memberikan pendapat, pertanyaan, dan berdiskusi. b. Melalui kegiatan dalam kelas dan luar kelas siswa dapat mengembangkan kemampuan bekerja sama dalam berdiskusi dan mengerjakan tugas. c. Melalui kegiatan yang dirancang guru siswa dapat terbuka pada satu dengan lainnya dalam memberikan pertanyaan dan jawaban. C. Psikomotorik 1. Melalui kegiatan diskusi dan presentasi siswa dapat mendemonstrasikan susunan lirik lagu dan pantun/puisi terkait Platyhelmintes dan Nemathelminthes.


Materi pembelajaran - Platyhelminthes mencakup: a. ciri-ciri b. klasifikasi c. peran

Kegiatan pembelajaran

Penilaian

- Bentuk penilaian: Pertemuan Pertama: a. Guru menyampaikan garis besar kegiatan pembelajaran Tes dan non-tes yang akan dilakukan. - Instrumen b. Siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok dengan penilaian: jumlah anggota kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Berupa pre-test c. Siswa melakukan praktikum pengamatan pada spesies dan post-test, Platyhelminthes yang telah dipersapkan. dan non-tes berupa d. Guru membagikan LKS I yang berisikan potongan lirik lembar observasi, lagu dan soal-soal yang akan dikerjakan oleh siswa. kuestioner, dan e. Guru menyanyikan contoh potongan lagu yang ada guna wawancara. membantu siswa mengerjakan LKS I dan menyusun aransemen lagu dari materi yang telah dipersiapkan. f. Siswa diminta untuk menyusun potongan lirik lagu dan mempelajari kata penting pada lirik lagu sesuai dengan apa yang mereka pelajari dan amati sewaktu praktikum. Pertemuan kedua: a. Siswa mempresentasikan hasil kegiatan penyusunan lagu yang mereka susun sesuai dengan kreatifitas kelompok. b. Siswa memberi tanggapan dan memberikan perbaikan. c. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dan refleksi. d. Guru membagikan LKS II kepada 8 kelompok baru dengan masing-masing 4 siswa. LKS II diberikan terlebih dahulu sebagai gambaran materi pada pertemuan berikutnya.

Alokasi waktu 3 x 45 menit siklus I

Sumber bahan Sumber bacaan dari buku: Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama Widayati. sri. 2009. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pustaka Insan Madani Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima-Jilid 2.Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

84


- Nemanthelminthes mencakup: a. ciri-ciri b. klasifikasi c. peran

- Bentuk penilaian: 3 x 45 Pertemuan pertama: a. Guru menyampaikan garis besar pembelajaran yang menit Tes dan non-tes akan dilakukan siklus II - Instrumen b. Salah satu siswa diminta untuk membacakan pantun penilaian: yang diberikan dengan ekspresi. Berupa post-test, c. Siswa diminta untuk mengamati contoh spesies dan non-tes berupa Nemanthelminthes melalui gambar yang diberikan guru. lembar observasi, d. Guru memberikan waktu 10 menit untuk menyelesaikan kuestioner, dan LKS II beserta pantun/puisi. wawancara. e. Setiap kelompok diberi waktu untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, kelompok lain menanggapi. f. Siswa melakukan aksi “Ekspresikan Biologimu” Pertemuan kedua: a. Siswa mempresentasikan hasil “Ekspresikan Biologimu” b. Siswa memberikan tanggapan terhadap kegiatan yang telah dilakukan c. Siswa diminta untuk menyimpulkan dan merefleksi kegiatan yang telah dilakukan

Sumber bahan bacaan lain: - Internet - Majalah - Koran

85


86

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran : Biologi Pokok bahasan : Kingdom Animalia Kelas/Semester : XB/II Pertemuan Ke : 1-2 siklus I Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Standar Kompetensi : 3. Siswa mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup untuk mempelajari keanekaragaman dan peran keanekaragaman hayati bagi kehidupan. Kompetensi Dasar

:

3.9 Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri kingdom animalia dan perannya bagi kehidupan Sub KD Mendeskripsikan

: dan

mengkomunikasikan

ciri-ciri

Platyhelminthes

dan

Nemathelminthes perannya bagi kehidupan. A. Indikator : 1. Kognitif : a. Kognitif Produk 1) Menjelaskan ciri-ciri filum Platyhelminthes. 2) Mendeskripsikan pengklasifikasian filum Platyhelminthes. 3) Menjelaskan peran filum Platyhelminthes dalam kehidupan. b. Kognitif Proses 1) Mengindentifikasi pengelompokkan filum Platyhelminthes. 2) Melakukan pengamatan terhadap ciri-ciri dan peranan filum Platyhelminthes. 2. Afektif : a. Afektif Karakter 1) Serius dalam berdiskusi dan menyusun lirik lagu yang sesuai untuk meteri filum Platyhelminthes. 2) Mandiri dalam memberikan pertanyaan dan pendapat dalam berdiskusi pada materi filum Platyhelminthes. b. Afektif Sosial 1) Menghargai dalam berdiskusi dan bertanya jawab. 2) Bekerja sama dalam berdiskusi menyusun lirik lagu dan prensentasi. 3) Terbuka pada satu dengan lainnya dalam memberikan ide dan pendapat. 3. Psikomotorik a. Mendemonstrasikan susunan lirik lagu terkait Platyhelmintes. B. Tujuan : 1. Kognitif : a. Kognitif Produk 1) Melalui literatur dan mengamati cacing yang diberikan siswa dapat menjelaskan ciri-ciri filum Platyhelminthes. 2) Melalui diskusi, pengkajian literatur, dan penyusunan lagu dan puisi/pantun siswa dapat mendeskripsikan dan menjelaskan pengelompokkan kingdom animalia khususnya filum Platyhelminthes.


87

3) Setelah melakukan pengkajian literatur dan penyusunan lirik lagu siswa mampu menjelaskan peran filum Platyhelminthes dalam kehidupan. b. Kognitif Proses 1) Melalui sumber bacaan seperti buku paket, LKS, dan sumber lain diinternet siswa dapat mengidentifikasi klasifikasi pada filum Platyhelminthes dalam bentuk power point. 2) Melalui gambar/cacing yang didemonstrasikan siswa dapat melakukan pengamatan terhadap ciri-ciri dan peranan filum Platyhelminthes. 2. Afektif : a. Afektif Karakter 1) Melalui kegiatan yang dirancang siswa dapat mengembangkan sikap serius dalam berdiskusi dan menyusun lirik lagu yang sesuai untuk meteri filum Platyhelminthes. 2) Melalui kegiatan yang dirancang siswa dapat mengembangkan sikap mandiri dalam memberikan pertanyaan dan pendapat dalam berdiskusi pada materi filum Platyhelminthes. b. Afektif Sosial 1) Melalui kegiatan presentasi dan pengamatan siswa dapat mengembangkan sikap menghargai dalam berdiskusi dan bertanya jawab. 2) Melalui kegiatan belajar dan berdiskusi siswa dapat bekerja sama dalam berdiskusi menyusun lirik lagu dan prensentasi. 3) Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa dapat bersikap terbuka pada satu dengan lainnya dalam memberikan ide dan pendapat. 3. Psikomotorik a. Melalui kegiatan presentasi siswa dapat mendemonstrasikan susunan lirik lagu terkait Platyhelmintes. C. Materi Pokok Pembelajaran Sub Materi yang akan dipelajari dari kingdom Animalia (filum Platyhelminthes) ialah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri filum Platyhelminthes. 2. Peranan filum Platyhelminthes. 3. Klasifikasi filum Platyhelminthes. D. Metode Pembelajaran : Metode Joyful Learning dengan teknik bernyanyi dan berdiskusi. E. Media Pembelajaran : Buku Biologi SMA Kelas X dan Buku Biologi yang relavan dari : - Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. - Widayati. sri. 2009. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pustaka Insan Madani. - Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima-Jilid 2.Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.


F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama (siklus I) Materi : Filum Platyhelminthes. Alokasi waktu : 3 x 45 menit

No 1

2

Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan a. Salam pembuka. b. Pre-test c. Mempresensi kehadiran siswa-siswi. d. Apersepsi, guru menampilkan lirik lagu dan menyanyikan lagu dengan lirik yang ditampilkan. Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari. b. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, 2 kelompok masing-masing terdiri dari 6 orang siswa dan 3 kelompok masing-masing terdiri dari 7 orang siswa. c. Guru meminta siswa untuk melakukan praktikum pengamatan contoh spesies yang diberikan. d. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. e. Guru memberikan contoh lirik lagu dan menyanyikan

Alokasi Waktu 20 menit 15 menit

5 menit 65 menit

65 menit

Metode Pembelajaran Metode ceramah, diskusi, dan joyful learning

Media Pembelajaran 1. Refrensi bacaan Internet. 2. Buku Biologi SMA Kelas XB semester II

Contoh: - Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. - Widayati. sri. 2009. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pustaka Insan Madani. - Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima-Jilid 2.Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

88


3.

contoh lagu tersebut kepada semua kelompok sebagai petunjuk untuk tiap-tiap kelompok dalam melaksanakan proses pembelajaran. f. Guru memberikan tugas (LKS I) kepada setiap kelompok untuk untuk membuat lagu dari materi yang telah ditentukan. g. Guru mendampingi tiap-tiap kelompok. Kegiatan Penutup a. Siswa dibimbing oleh guru untuk merangkum butirbutir kesimpulan. b. Salam penutup

5 menit 5 menit

89


2.

Pertemuan Kedua (siklus I) No 1

2.

Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan a. Salam pembuka. b. Mempresensi kehadiran siswa-siswi. c. Motivasi dan apersepsi: Guru menanyakan bagaimana dengan tugas diskusi aransemen lagu siswa.

Alokasi Waktu 5 menit

5 menit

Kegiatan inti a. Siswa diminta untuk mempresentasikan lagu yang telah diaransemen dengan gaya yang mereka tentukan (kelompok dipilih secara acak).

20 menit

b. Guru meminta siswa lain untuk menanggapi.

20 menit

c. Guru melakukan evaluasi jawaban atas pertanyaan siswasiswi. 1.

Kegiatan Penutup a. Guru membimbing dan mengarahkan dalam mengambil kesimpulan (rangkuman). b. Refleksi. c. Post-test-kuestioner d. Guru membagi kelompok baru untuk pertemuan selanjutnya berdasarkan nomor presensi siswa sebanyak 8 kelompok dengan anggota masing-masing 4 orang siswa.

20 menit

Metode Pembelajaran Metode ceramah, diskusi, dan joyful learning

Media Pembelajaran 1. Refrensi bacaan Internet. 2. Buku Biologi SMA Kelas XB semester II

Contoh: - Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. - Widayati. sri. 2009. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pustaka Insan Madani. - Campbell. 2000. Biologi Edisi KelimaJilid 2.Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

20 menit

e. Guru membagikan LKS II untuk dikerjakan di rumah sebagai gambaran materi pertemuan berikutnya. f. Salam penutup. 90


91

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran : Biologi Pokok bahasan : Kingdom Animalia, Filum Nemanthelminthes Kelas/Semester : XB/II Pertemuan Ke : 3-4 siklus II Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Standar Kompetensi : 3.

Siswa mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup untuk mempelajari keanekaragaman dan peran keanekaragaman hayati bagi kehidupan.

Kompetensi Dasar

:

3.9 Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri kingdom animalia dan perannya bagi kehidupan Sub KD

:

Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri Platyhelminthes dan Nemathelminthes perannya bagi kehidupan. A. Indikator : 1. Kognitif : a. Kognitif Produk 1) Menjelaskan ciri-ciri filum Nemanthelminthesi. 2) Mendeskripsikan pengklasifikasian filum Nemanthelminthes. 3) Menjelaskan peran filum Nemanthelminthes dalam kehidupan. a. Kognitif Proses 1) Mengidentifikasi ciri, peranan, dan klasifisikasi dari filum Nemanthelminthes. 2) Melakukan pengamatan terhadap ciri-ciri dari filum Nemanthelminthes. 3) Siswa memberi informasi terkait ciri, peranan, dan klasifisikasi dari filum Nemanthelminthes pada siswa lain, guru, dan karyawan sekolah. 2. Afektif : a. Afektif Karakter 1) Ketangguhan dalam memberikan penjelasan pada umum terkait materi dan karya yang telah disusun. 2) Kepercayaan diri dalam memberikan pertanyaan dan pendapat selama memaparkan karya dan materi yang dipelajari di depan umum dan di kelas. 3) Kemandirian dalam mengerjakan tugas. 4) Keseriusan dalam mengekspresikan karya yang dipresentasikan. b. Afektif Sosial 1) Menghargai karya orang lain dan mampu memberikan apresiasi dalam setiap karya yang telah disusun. 2) Bekerja sama dan kompak dalam melaksanakan tugas “ekspresikan Biologimu”.


92

3) Terbuka dalam menerima setiap masukan dari luar, terkait kritik dan saran yang diberikan. 3. Psikomotorik a. Mendemonstrasikan pantun atau puisi. B. Tujuan : 1. Kognitif : a. Kognitif Produk 1) Melalui kajian literatur dan pengamatan siswa dapat menjelaskan ciri-ciri filum Nemanthelminthesi. 2) Melalui kajian literatur siswa dapat mendeskripsikan pengklasifikasian filum Nemanthelminthes. 3) Melalui kajian literatur dan pengalaman dalam kegiatan “ekspresikan Biologimu” siswa dapat menjelaskan peran filum Nemanthelminthes dalam kehidupan. b. Kognitif Proses 1) Melalui gambar siswa dapat mengidentifikasi ciri, peranan, dan klasifisikasi dari filum Nemanthelminthes. 2) Melalui gambar/cacing yang didemonstrasikan siswa dapat melakukan pengamatan terhadap ciri-ciri dari filum Nemanthelminthes. 3) Melalui kegiatan “ekspresikan Biologimu” siswa dapat memberikan informasi terkait ciri, peranan, dan klasifisikasi dari filum Nemanthelminthes pada siswa lain, guru, dan karyawan sekolah melalui kegiatan 2. Afektif : a. Afektif Karakter 1) Melalui kegiatan “ekspresikan Biologimu” siswa dapat bersikap tangguh dalam memberikan penjelasan pada umum terkait materi dan karya yang telah disusun. 2) Melalui kegiatan “ekspresikan Biologimu” siswa dapat bersikap percaya diri dalam memberikan pertanyaan dan pendapat selama memaparkan karya dan materi yang dipelajari di depan umum dan di kelas. 3) Melalui pemberian LKS II siswa dapat bersikap mandiri dalam mengerjakan tugas. 4) Melalui presentasi siswa mampu bersikap serius dalam mengekspresikan karya yang dipresentasikan. b. Afektif Sosial 1) Melalui kegiatan diskusi dan presentasi siswa dapat menghargai karya orang lain dan dapat memberikan apresiasi dalam setiap karya yang telah disusun. 2) Melalui kegiatan tidak terstruktur siswa dapat bekerja sama dan kompak dalam melaksanakan tugas “ekspresikan Biologimu”. 3) Melalui presentasi siswa mampu bersikap terbuka dalam menerima setiap masukan dari luar, terkait kritik dan saran yang diberikan. 3. Psikomotorik a. Melalui tugas “Ekspresikan Biologimu” (LKS II) siswa mampu aktif mendemonstrasikan pantun atau puisi yang telah disusun.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI G. Materi Pokok Pembelajaran Submateri pokok dari pembelajaran Nemanthelminthes ) ialah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri filum Nemanthelminthes. 2. Peranan filum Nemanthelminthes. 3. Klasifikasi filum Nemanthelminthes.

kingdom

Animalia

93

(filum

H. Metode Pembelajaran : Metode Joyful Learning dengan teknik mendemonstrasikan pantun atau puisi. I.

Media Pembelajaran : Buku Biologi SMA Kelas X dan Buku Biologi yang relavan dari : - Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. - Widayati. sri. 2009. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pustaka Insan Madani. - Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.


C.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama (siklus II) Materi : Kingdom Animalia, Filum Nemanthelminthes Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu 1 Pendahuluan 15 Menit a. Salam Pembuka b. Mempresensi kehadiran siswa-siswi. 15 menit c. Motivasi dan apersepsi: Guru memberikan beberapa patah pantun untuk membuka pelajaran. 2 Kegiatan Inti 65 Menit a. Guru memberikan garis besar kegiatan pembelajaran. b. Guru menyampaikan materi pembelajaran dan memberikan beberapa contoh gambar spesies dari filum Nemathelminthes, siswa diminta untuk mengamati gambar tersebut dan memberi tanggapan c. Guru memberikan waktu 10 menit kepada semua kelompok 65 menit untuk menyelesaikan LKS II dan pantun/puisinya. d. Untuk membantu siswa dalam belajar siswa diminta untuk mencari sumber informasi yang relavan dari sumber belajar seperti buku dan internet. e. Beberapa kelompok diminta untuk melakukan presentasi. f. Kelompok lain diminta untuk menanggapi dan memberi pertanyaan. 3. Penutup 10 Menit a. Guru meminta siswa untuk membagikan hasil informasi yang mereka peroleh dan mereka susun dalam pantun/puisi melalui 10 menit kegiatan “ekspresikan Biologimu”. b. Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran.

Metode Media Pelajaran Pelajaran Metode 1. Refrensi bacaan ceramah, Internet. diskusi, dan 2. Buku Biologi SMA Kelas joyful XB semester II learning Contoh: - Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. - Widayati. sri. 2009. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pustaka Insan Madani. - Campbell. 2000. Biologi Edisi KelimaJilid 2.Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

94


2.

Pertemuan Kedua (siklus II) No 1

2

3.

Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan a. Salam Pembuka b. Mempresensi kehadiran siswa-siswi. c. Motivasi dan apersepsi: Guru menanyakan perihal tugas yang diberikan. Kegiatan Inti a. Guru melanjutkan presentasi kelompok yang belum melakukan presentasi pada pertemuan sebelumnya. b. Kelompok lain diminta untuk menanggapi dan memberikan pertanyaan apabila lirik pantun/puisi kurang tepat. c. Kelompok yang melakukan presentasi diminta untuk membagikan cerita dan menangggapi cerita mengenai kegiatan “ekspresikan Biologimu”. d. Guru memberikan apresiasi kepada setiap kelompok yang melakukan tugasnya dengan baik Penutup a. Guru membingbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari b. Siswa melakukan kegiatan refleksi c. Post-test-kuestioner d. Guru memilih 5 orang siswa untuk wawancara setelah usai jam pelajaran.

Alokasi Waktu 5 Menit 5 menit 20 Menit

20 menit

20 Menit

Metode Pelajaran Metode ceramah, diskusi, dan joyful learning

Media Pelajaran 1. Refrensi bacaan Internet. 2. Buku Biologi SMA Kelas XB semester II

Contoh: - Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. - Widayati. sri. 2009. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pustaka Insan Madani. - Campbell. 2000. Biologi Edisi KelimaJilid 2.Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

20 Menit

95


96

3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) siklus I pertemuan ke-I LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) I BERNYANYI BERSAMA PLATYHELMINTHES

Nama

:

Tanggal/Hari

:

Nama Anggota Kelompok

:

No. Presensi:

1.

(.............)

2.

(.............)

3.

(.............)

4.

(.............)

5.

(.............)

6.

(.............)

7.

(.............)

Kelompok:............

A. Tujuan 1. Siswa mampu menjelaskan dan mendeskripsikan ciri-ciri, peranan, dan klasifikasi filum Platyhelminthes dalam sebuah lagu. 2. Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri, peranan, dan klasifikasi filum Platyhelminthes dalam presentasi sebuah lagu. B. Alat dan Bahan 1. Alat musik yang mendukung seperti gitar. 2. Kertas HVS. C. Langkah Kerja 1. Carilah beberapa lagu yang sedang populer dan anda sukai. 2. Dengarkan lagu tersebut dan hayati nadanya. 3. Bacalah buku paket dan sumber informasi lain terkait ciri-ciri, peranan, dan klasifikasi filum Platyhelminthes. 4. Pahami sumber informasi yang telah anda baca dan rangkumlah hal-hal penting yang menurut anda harus anda ingat. 5. Susunlah hasil rangkuman anda dalam kata-kata yang dapat dijadikan sebagai lirik pengganti lagu yang anda sukai.


97

6. Setelah selesai, coba nyanyikan lirik tersebut dan jika tidak cocok silahkan mencari kata yang cocok yang mengantikan kata tersebut. D. Lembar Kegiatan a. Untuk memandu kegiatan menyusun lirik lagu anda lengkapilah jawaban dari soalsoal dibawah ini: 1. Sebutkan maksimal 10 ciri penting dari filum Platyhelminthes. (Point 10) 2. Apakah yang dimaksud dengan : (point 10) a. Gastrovaskuler b. Flame cell c. Difusi d. Sistem protonefridia e. Planaria f. Hermafodit g. Cilia (rambut getar) h. Lapisan kutikula i. Skoleks j. Proglotid 3. Lengkapi bagan klasifikasi di bawah ini: (Point 10) Kingdom Animalia Salah satunya

Berdasarkan......................

Kelas.................................

Filum Platyhelminthes

Kelas.................................

Kelas.................................

Contoh Spesiesnya di bawah ini

..........................................

..........................................

..........................................

.......................................... .......................................... .......................................... . . . .......................................... .......................................... .......................................... . . . 4. Berdasarkan gambar di bawah ini sebut nama kelas dan spesies cicing: (Point 5) Kelas: Nama:

Kelas: Nama:


98

5. Lengkapilah gambar siklus kehidupan cacing di bawah ini, kemudian identifikasilah peranan cacing tersebut dalam kehidupan manusia. (Point 15)

Gambar 1 Siklus Hidup......................................................................................................... Peranan................................................................................................................................. ..



99



PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b. c.

100

Susunlah lirik lagu anda dan berilah informasi lagu anda harus dinyanyikan bagaimana. (Kerjakan pada lembar kertas lain). Jelaskan alasan pemilihan kata-kata pada lirik lagu anda, seperti contoh dibawah ini: Platy-Platyhelminthes (dinyanyikan seperti Kuch-kuch hota hai) Ku punya cacing Berbentuk pipih.....tubuhnya lunak, Simetri bilateral... ia triploblastik..... tak punya sirkulasi itulah dia platy-platyhelminthes. Gastrovaskuler, pencernaannya Alat ekskresinya....berupa sel api... iapun bernapas dengan difusi.... itulah dia..... platy-Platyhelminthes

Pemilihan kata Penting pada ciri Platyhelminthes ialah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.

Platyhelminthes : cacing pipih. Simetri bilateral : bentuk pembelahan hewan yang dapat dibagi dua sama besar. Triploblastik : memiliki 3 lapisan yaitu, ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Gastrovaskuler : usus pencernaan yang mengedarkan makanan keseluruh tubuh. Sel api : berada pada semua permukaan tubuh.

E. Kesimpulan

F. Refleksi

“GOOD LUCK”


101

Siklus II pertemuan I LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) II EKSPRESIKAN BIOLOGIMU BERSAMA NEMANTHELMINTHES

Nama

:

Tanggal/Hari

:

Nama Anggota Kelompok

:

No. Presensi:

1.

(.............)

2.

(.............)

3.

(.............)

Kelompok:............

A. Tujuan 1. Siswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan ciri-ciri, peranan, dan klasifikasi dari filum Nemanthelminthes. 2. Siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri, peranan, dan klasifikasi dari filum Nemanthelminthes dalam sebuah pantun atau puisi. 3. Siswa mampu mendemonstrasikan dan mengekspresikan pantun dan puisi tersebut pada umum (siswa lain, guru, dan karyawan sekolah). B. Alat dan bahan 1. Lembar pengerjaan pantun. 2. Bacaan terkait filum Nemanthelminthes. 3. Lembar penilaian ekspresikan karyamu. C. Langkah kerja 1. Bacalah bahan bacaan terkait filum Nemanthelminthes. 2. Carilah kata-kata penting yang ingin anda ketahui dari filum Nemanthelminthes dan carilah arti dari kata tersebut. 3. Rangkumlah (dapat berupa mind map) pada satu lembar HVS materi filum Nemanthelminthes dengan mengurutkannya dari ciri-ciri, peranan, dan klasifikasi. 4. Berdasarkan kata-kata penting dan rangkuman di atas susunlah pantun atau puisi terkait ciri-ciri, peranan, dan klasifikasi dari filum Nemanthelminthes. 5. Pantun dan puisi yang telah jadi silahkan informasikan dan ekspresikan pada orangorang yang ada disekolah dan mintalah mereka untuk menolong anda dalam mendengarkan anda dan memberi nilai pada kelompok anda. 6. Nilai kegiatan ini diambi 80% dari penilaian umum terhadap ekspresi kelompok anda.


102

7. Pelaksanaan kegiatan berlangsung satu minggu, pada pertemuan selanjutnya silahkan presentasikan karya anda dengan mengumpulkan power point (yang berisi kata-kata penting, rangkuman, dan karya anda) dan lembar penilaian dari umum. 8. Selamat bekerja, silahkan ekspresikan dirimu dan pengetahuanmu. D. Lembar Kegiatan a. Untuk membantu kelangsungan kegiatan anda carilah informasi di bawah ini dengan baik! 1. Sebutkan 5 ciri-ciri dari filum Nemanthelminthes? (Point 5) 2. Isilah bagan di bawah ini: (point 10) Kingdom Animalia Salah satunya

Kelas

Filum Nemanthelminthes

Contoh Spesies

Contoh Spesies

3. Gambarkan siklus hidup dari cacing tambang dan cacing Wuchererria bancrofti! (point 10) Cacing Tambang

Urutan siklus hidup cacing tambang


103

Cacing Wucherrerria boncrofti

Urutan siklus hidup cacing Wucherrerria boncrofti

4. Isilah tabel dibawah ini dengan menyusun rangkaian kata-kata penting dan definisi dari kata tersebut! (point 20) NO KATA PENTING KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 5. Sebutkan peran dari : (point 20) a. Ascaris lumbricoides b. Cacing filarial (Wucherrerria boncrofti) c. Ancylostoma duodenale d. Nyamuk Culex e. Zat antikoagulan

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI f. g. h. i.

104

Necator amaericanus Enterobius vermicuaris Gordius Sp. Larva filariform j. Nectonema Sp. 6. Jelaskanlah istilah dibawah ini: (point 5) a. Triploblastik pseudoselomata b. Filariasis c. Autoinfeksi d. Dioceous e. Anemia b. Susunlah pantun atau puisi sesuai dengan materi yang telah ditentukan oleh kelompokmu sesuai dengan kata penting dan rangkuman yang anda kerja! (Point 50)

E. Kesimpulan

F. Refleksi


105

LEMBAR PENILAIAN EKSPRESIKAN BIOLOGIMU A. Lembar Penilaian NO PERNYATAAN 1. Saya menyukai pantun/puisi yang disusun. 2. Saya dibantu kelompok x untuk mengerti isi pantu/puisi yang saya dengar. 3. Kelompok dapat menjawab pertanyaan saya terkait materi pantun dan puisi yang mereka tulis. 4. Kelompok mengekspresikan pantun dengan baik dan kompak. 5. Keanggotaan kelompok sangat kompak dan percaya diri dalam mengutarakan pantun dan puisi yang disusun.

POINT PENILAIAN 1 2 3 4 5 1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

Keterangan: 1: Sangat tidak setuju 2: Tidak setuju 3: Cukup Setuju 4: Setuju 5: Sangat Setuju B. Lembar persetujuan penilaian NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst..

PARAF

PENDAPAT


106

4. Kisi-kisi a. Pre-test Siklus I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Kurikulum Acuan Alokasi Waktu Jumlah Soal Kompetensi Dasar Sub KD

: SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul : Biologi : XB/II : KTSP : 15 Menit : 20 Soal : 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dunia hewan : Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri Platyhelminthes dan Nemathelminthes perannya bagi kehidupan. Jenis Tes dan Jenis Soal : Objektif (Pilihan Ganda) Sub Konsep : Filum Platyhelminthes dan Filum Nemanthelminthes No Indikator 1 Menjelaskan ciri-ciri Platyhelminthes dan Nemathelminthes

2

Mendeskripsikan klasifikasi Platyhelminthes dan Nemathelminthes

3

Menjelaskan peranan Platyhelminthes dan Nemathelminthes

No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Tipe Soal C3 C4 C1 C2 C2 C2 C2 C2 C1 C1 C4 C1 C4 C1 C3 C2 C4 C3 C1 C3

Kunci Jawaban C E A A A A C D D C D E D E C A B D C D


107

b. Post-test I Siklus I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Kurikulum Acuan Alokasi Waktu Jumlah Soal Kompetensi Dasar Sub KD

: SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul : Biologi : XB/II : KTSP : 15 Menit : 20 Soal : 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dunia hewan : Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri Platyhelminthes dan Nemathelminthes perannya bagi kehidupan. Jenis Tes dan Jenis Soal : Objektif (Pilihan Ganda) Sub Konsep : Filum Platyhelminthes No Indikator 1 Menjelaskan ciri-ciri Platyhelminthes

2

Mendeskripsikan klasifikasi Platyhelminthes

3

Menjelaskan peranan Platyhelminthes

No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Tipe Soal C3 C4 C1 C2 C1 C1 C1 C1 C1 C4 C2 C2 C4 C3 C2 C4 C2 C2 C4 C4

Kunci Jawaban A B C D E E B D C E A B C D E A B C D E


108

c. Post-test II Siklus II Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Kurikulum Acuan Alokasi Waktu Jumlah Soal Kompetensi Dasar

: SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul : Biologi : XB/II : KTSP : 15 Menit : 10 Soal : 3.9 Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri kingdom animalia dan perannya bagi kehidupan Sub KD : Mendeskripsikan dan mengkomunikasikan ciri-ciri Platyhelminthes dan Nemathelminthes perannya bagi kehidupan. Jenis Tes dan Jenis Soal : Objektif (Pilihan Ganda 5) dan Essai 5 Sub Konsep : Filum Nemanthelminthes No Indikator No Soal Tipe Soal Kunci Jawaban 1 Menjelaskan ciri-ciri 1 C2 A Nemanthelminthes 2 C1 D 3 C2 A 4 C2 C 5 C1 D 6 C1 E 7 C1 B 2 Mendeskripsikan klasifikasi 8 C1 E Nemanthelminthes 9 C4 D 10 C1 E 11 C4 A 12 C1 D 15 C3 A 3 Menjelaskan peranan 13 C4 D Nemanthelminthes 14 C1 C 16 C2 C 17 C4 B 18 C2 E 19 C1 C 20 C3 D

5. Soal Pre-test, Post-test I, dan Post test-II A. Pre-test Pilihlah jawaban yang tepat pada soal di bawah ini dengan menyilang (X) jawaban yang tepat! 1. Infeksi cacing pita pada tubuh manusia disebabkan memakan daging babi yang tidak dimasak dengan sempurna. Hal ini karena daging babi mengandung....(C3) a. Heksakant d. Strobila b. Proglotid e. Skoleks c. Sistiserkus

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Pencernaan pada Platyhelminthes disebut sistem gastrovaskuler karena....(C4) a. Merupakan alat pencernaan sekaligus alat ekskresi b. Merupakan alat pencernaan sekaligus pernapasan c. Ususnya bercabang-cabang ke pori-pori ekskresi d. Ususnya mencerna sekaligus mengeluarkan sisa makanan e. Ususnya mencerna sekaligus mengedarkan sari makanan 3. System ekskresi planaria dilakukan oleh....(C1) a. Sel api b. Nefrosto c. Ginjal d. Kulit e. Nefridia 4. System protonefridia pada Platyhelminthes berfungsi untuk....(C2) a. Menjaga keseimbangan osmosis dengan lingkungannya b. Mengatur reproduksi dengan perkawinan silang c. Memelihara keseimbangan gas-gas pernapasan di dalam tubuh d. Mengendalikan proses regenerasi dengan fragmentasi e. Sebagai alat transportasi dan ekskresi 5. Berikut adalah susunan ciri-ciri dari suatu cacing: 1. Memiliki pseudoselomata 2. Tidak memiliki sistem pembuluh darah dan jantung 3. Ekskresi dilakukan melalui nefridium 4. Bereproduksi secara seksual 5. Memiliki sel api 6. Dapat melakukan fargmentasi 7. Memiliki gastrovaskuler Berdasarkan ciri-ciri di atas, ciri-ciri yang tepat untuk kelompok Nemanthelminthes adalah...(C2) d. 1-2-6-7 a. 1-2-3-4 b. 5-6-7-1 e. 3-4-6-7 c. 1-2-4-5 6. Untuk membedakan jenis kelamin cacing jantan dan betina pada Ascaris lumbricoides adalah dapat dilihat pada...(C2) a. Ukuran tubuh jantan lebih kecil daripada ukuran tubuh betina b. Cacing jantan lebih panjang yang betina pendek c. Cacing jantan bersegmen dan betina tidak bersegmen d. Kepala cacing jantan pipih dan kepala betina lonjong e. Cacing jantan memiliki kait dan betina tidak memiliki kait 7. Cacing filarial hidup parasit pada tubuh manusia, yaitu pada bagian…(C2) a. Pembuluh darah d. Di dalam otot b. Saluran pencernaan e. Di dalam hati c. Pembuluh limfa kaki

109


110

8. Cacing Nemanthelminthes tergolong triploblastik pseudoselomata, yang dimaksud dengan pseudoselomata.......(C1) a. Cairan semu pada tubuh b. Memiliki gerak seperti amuba c. Memiliki sistem pencernaan yang semu d. Memiliki rongga tubuh semu e. Memiliki lapisan otot semu 9. Di bawah ini tercantum 5 cacing: 1. Fasciola hepatica 2. Taenia saginata 3. Taenia solium 4. Clonorchis sinensis 5. Schistosoma Diantara kelima cacing tersebut yang hidup pada sapi adalah cacing pipih nomor....(C1) a. 5 b. 4 c. 3 10. Perhatikan skema di bawah ini:

d. 2 e. 1

Kingdom Salah

Filum

Kelas.........................

Kelas.........................

Kelas.........................

Berdasarkan skema di atas, kelas yang dimiliki filum Platyhelminthes adalah...(C1) a. Turbellaria, Fasciola hepatica, cestoda b. Turbellaria, Fasciola hepatica, Taenia solium c. Turbellaria, trematoda, cestoda d. Turbellaria, Ascaris, trematoda e. Turbellaria, Fasciola hepatica, ascaris 11. Ditemukan cacing parasit yang hidup di hati manusia dengan memiliki dua hospes yaitu ikan dan keong. Cacing parasit tersebut adalah....(C4) a. Schistosoma mansoni b. Taenia solium c. Taenia saginata d. Clonorchis sinensis e. Planaria


111

12. Di bawah ini adalah golongan Nemanthelminthes yang bersifat parasit: 1. Ascaris lumbricoides 4. Ascaris suillae 5. Heterodera radicicola 2. Ancylostoma duodenale 3. Trichinella spiralis Spesies yang termasuk parasit pada manusia adalah...(C1) a. 3,4,5 d. 2,4,5 b. 1,2,4 e. 1,2,3 c. 1,3,5 13. Perhatikan gambar siklus hidup cacing di bawah ini:

Berdasarkan siklus hidup cacing di atas, apakah golongan dan jenis cacing di atas? (C4) a. Platyhelminthes, Taenia saginata’ b. Platyhelminthes, Wuchereria bancrofti c. Nemanthelminthes, Taenia saginata d. Nemanthelminthes, Wuchereria bancrofti e. Nemanthelminthes, Ancylostoma duodenale 14. Cacing yang dapat menghasilkan zat antikoagulan yang mencegah pembekuan darah pada inang yang dihisapnya ialah...(C1) a. Brugia malayi b. Enterobius vermicularis c. Ascaris lumbricoides d. Metaginimus yokogawai e. Necator americanus 15. Peranan Planaria dalam ekosistem perairan adalah sebagai....(C3) a. Pencemar ekosistem perairan b. Indikator kurangnya pencahayaan matahari di air c. Indikator tingkat kebersihan air (tingkat pencemaran air) d. Penyebab eutrofikasi e. Parasit


112

16. Jika metaserkaria atau sista Faciola hepatica termakan oleh ternak maka yang akan terjadi adalah...(C2) a. Menetas menjadi cacing di usus dan bermigrasi ke hati menjadi dewasa. b. Menetas menjadi cacing dihati c. Membentuk telur dan menetas di hati. d. Melakukan perkawinan dan menghasilkan telur yang akan menetas menjadi cacing di hati. e. Melakukan perkawinan di usus dan menghasilkan telur yang akan menetas menjadi cacing di hati. 17. Berikut adalah siklus hidup dari cacing x dari filum Platyhelminthes. Berdasarkan gambar di bawah ini apakah jenis dan peranan cacing x.... (C4)

a. Taenia saginata, parasit di usus manusia b. Taenia solium, parasit pada manusia dengan inang babi c. Taenia saginata, parasit pada manusia dengan inang babi d. Taenia solium, parasit di usus manusia e. Taenia solium, parasit pada hati manusia 18. Wuchereria bancrofti merupakan cacing dari filum Nemanthelminthes yang memiliki peran.......(C3) a. Membantu menyuburkan tanah b. Mengidentifikasi pencemaran air c. Menyebabkan anemia d. Menyebabkan filariasis e. Menyebabkan autoinfeksi 19. Cacing tertentu pada filum Nemanthelmintes dapat mengakibatkan proses autoinfeksi, yang dimaksud dengan autoinfeksi adalah proses infeksi........(C1) a. Pada anak-anak b. Berulang yang dilakukan cacing c. Berulang yang sering dilakukan diri sendiri


113

d. Di dalam tubuh e. Dalam organ tubuh 20. Salah satu cara mencegah infeksi dari cacing Nemanthelminthes adalah....(C3) a. Memasak daging ikan dengan setengah matang b. Berjalan dengan tanpa alas kaki di pertambangan c. Membeli makanan tanpa memperhatikan kebersihan tangan d. Memutus siklus hidup cacing, dengan memberantas nyamuk e. Membuang feses manusia sesuai kondisi tempat pembuangan. B. Post-test I Pilihlah jawaban yang tepat pada soal di bawah ini dengan menyilang (X) jawaban yang tepat! 1. Infeksi cacing pita pada tubuh manusia disebabkan memakan daging babi yang tidak dimasak dengan sempurna. Hal ini karena daging babi mengandung....(C3) a. Sistiserkus b. Heksakant c. Proglotid d. Strobila e. Skoleks 2. Pencernaan pada Platyhelminthes disebut sistem gastrovaskuler karena....(C4) a. Merupakan alat pencernaan sekaligus alat ekskresi b. Ususnya mencerna sekaligus mengedarkan sari makanan c. Merupakan alat pencernaan sekaligus pernapasan d. Ususnya bercabang-cabang ke pori-pori ekskresi e. Ususnya mencerna sekaligus mengeluarkan sisa makanan 3. System ekskresi planaria dilakukan oleh....(C1) a. Nefrosto b. Ginjal c. Sel api d. Kulit e. Nefridia 4. Urutan tahapan daur hidup Taenia sp.yang benar adalah....(C2) a. Proglotid berembrio-heksakan-mirasidium-dewasa b. Heksakan-telur fertile-mirasidium-sistiserkus c. Telur fertile-dewasa-sporokis-serkaria d. Proglotid berembrio-heksakan-sistiserkus-dewasa e. Proglotid berembrio-heksakan-telur fertile-mirasidium 5. Pernapasan pada Platyhelminthes berlangsung dengan cara...(C1) a. Melalui system pernapasan sederhana b. Menggunakan trakea c. Melalui faring dan kerongkongan d. Menggunkan lengkung insang e. Difusi melalui permukaan tubuh


114

6. Cacing Turbellaria bergerak dengan menggunakan...(C1) a. Rambut getar pada permukaan ventral tubuhnya b. Rambut getar pada permukaan dorseal tubuhnya c. Flagella pada permukaan dorsal tubuhnya d. Flagella pada permukaan ventral tubuhnya e. Rambut getar pada seluruh permukaan tubuhnya 7. Untuk menjaga agar tidak tercerna oleh inangnya, tubuh cacing parasit pada umumnya dilapisi oleh…(C1) a. Zat tanduk b. Lapisan kutikula c. Zat kitin d. Lapisan mineral e. Lapisan lendir 8. Di bawah ini tercantum 5 cacing: 1. Fasciola hepatica 3. Taenia solium 2. Taenia saginata 4. Clonorchis sinensis 5. Schistosoma Diantara kelima cacing tersebut yang hidup pada sapi adalah cacing pipih nomor....(C1) a. 5 b. 4 c. 3 9. Perhatikan skema di bawah ini:

d. 2 e. 1

Kingdom

Filum

Kelas.........................

Kelas.........................

Kelas.........................

Berdasarkan skema di atas, kelas yang dimiliki filum Platyhelminthes adalah...(C1) a. b. c. d. e.

Turbellaria, Fasciola hepatica, cestoda Turbellaria, Fasciola hepatica, Taenia solium Turbellaria, trematoda, cestoda Turbellaria, Ascaris, trematoda Turbellaria, Fasciola hepatica, ascaris


115

10. Ditemukan cacing parasit yang hidup di hati manusia dengan memiliki dua hospes yaitu ikan dan keong. Cacing parasit tersebut adalah....(C4) a. Schistosoma mansoni b. Taenia solium c. Clonorchis sinensis d. Taenia saginata e. Planaria 11. Berikut adalah karakter dari cacing x. 1. Memiliki proglotid dewasa yang mengandung embrio keluar dari usus inang bersama tinja 2. Memiliki heksakant yang dapat menembus usus babi 3. Memiliki sisterserkus yang akan menjadi cacing dewasa dalam usus halus manusia Termasuk jenis cacing apakah cacing x dengan ciri-ciri di atas...(C2) a. Taenia solium b. Schistosoma mansoni c. Taenia saginata d. Clonorchis sinensis e. Planaria 12. Perhatikan gambar di bawah ini!

Apakah nama kelas dan spesies cacing di atas? (C2) a. Trematoda, Planaria b. Turbellaria, Planaria c. Ascaris, Heterodera radicicola d. Fasciola hepatica, Ascaris suillae e. Taenia solium, Ascaris 13. Berikut adalah gambar siklus hidup cacing x: Berdasarkan gambar di samping, cacing x merupakan jenis cacing dari kelas....(C4) a. Taenia saginata, Cestoda b. Hymenoppplepis nana, Ascaris c. Clonorchis sinensis, Trematoda d. Fasciola hepatica, Turbelaria e. Taenia solium, Cestoda


116

14. Peranan Planaria dalam ekosistem perairan adalah....(C3) a. Pencemar ekosistem perairan b. Indikator kurangnya pencahayaan matahari di air c. Penyebab eutrofikasi d. Indikator tingkat kebersihan air (tingkat pencemaran air) e. Parasit 15. Jika metaserkaria atau sista Faciola hepatica termakan oleh ternak maka akan terjadi...(C2) a. Perkawinan di usus dan menghasilkan telur yang akan menetas menjadi cacing di hati. b. Penetasan telur menjadi cacing dihati c. Pembentukan telur dan menetas di hati. d. Perkawinan dan menghasilkan telur yang akan menetas menjadi cacing di hati. e. Penetasan menjadi cacing di usus dan bermingrasi ke hati menjadi dewasa. 16. Berikut adalah siklus hidup dari cacing x dari filum Platyhelminthes. Berdasarkan gambar di bawah ini apakah jenis dan peranan cacing x.... (C4)

a. Taenia solium, parasit pada manusia dengan inang babi b. Taenia saginata, parasit di usus manusia c. Taenia saginata, parasit pada manusia dengan inang babi d. Taenia solium, parasit di usus manusia e. Taenia solium, parasit pada hati manusia 17. Paragonimus westermani menjadi cacing parasit di.......(C2) a. Lambung manusia d. Vena usus manusia e. Hati manusia b. Paru-paru manusia c. Usus halus manusia 18. Peran skoleks pada cestoda ialah membantu....(C2) a. Mengaitkan diri dengan inang b. Mengkaitkan diri dengan cestoda lainnya c. Menghisap darah inang


117

d. Bergerak e. Dalam bernapas 19. Berikut adalah siklus hidup dari cacing x: Berdasarkan gambar di samping termasuk jenis cacing apakah cacing x dan bagian A, B, dan C merupakah bagian dari....(C4) a. Paragonimus westermani; Mirasidium, Redia, dan Serkaria b. Paragonimus westermani ; Mirasidium, Serkaria, dan Redia c. Fasciola hepatica ; Redia Mirasidium, dan Serkaria d. Fasciola hepatica ; Mirasidium, Redia, dan Serkaria e. Fasciola hepatica ; Serkaria, Mirasidium, dan Redia 20. Kita perlu memasak daging hingga matang dengan tujuan untuk..... (C4) a. Menghindari kemungkinan adanya kotoran pada makanan. b. Menghindari kemungkinan kerusakan pada daging. c. Agar lebih enak d. Menghindari kebusukan daging e. Menghindari kemungkinan adanya parasit seperti Taenia solium dan Taenia saginata yang dapat menyebabkan penyakit yang tidak diinginkan. C. Post-test II Pilihlah jawaban yang tepat pada soal di bawah ini dengan menyilang (X) jawaban yang tepat! 1. Berikut adalah ciri-ciri dari suatu cacing: 1. Memiliki pseudoselomata 2. Tidak memiliki sistem pembuluh darah dan jantung 3. Ekskresi dilakukan melalui nefridium 4. Bereproduksi secara seksual 5. Memiliki sel api 6. Dapat melakukan fragmentasi 7. Memiliki gastrovaskuler Berdasarkan ciri-ciri di atas, ciri-ciri yang tepat untuk Filum Nemanthelminthes adalah...(C2) a. 1-2-3-4 b. 5-6-7-1


2.

3.

4.

5.

6.

7.

118

c. 1-2-4-5 d. 1-2-6-7 e. 3-4-6-7 Sistem respirasi dan ekskresi Nemanthelminthes dibantu dengan....(C1) a. Trakea dan nefridium b. Trakea dan sel api c. Difusi pada permukaan tubuh dan sel api d. Difusi pada permukaan tubuh dan nefridium e. Difusi pada trakea dan nefridium Untuk membedakan jenis kelamin cacing jantan dan betina pada Ascaris lumbricoides adalah dapat dilihat pada...(C2) a. Ukuran tubuh jantan lebih kecil daripada ukuran tubuh betina b. Cacing jantan lebih panjang yang betina pendek c. Cacing jantan bersegmen dan betina tidak bersegmen d. Kepala cacing jantan pipih dan kepala betina lonjong e. Cacing jantan memiliki kait dan betina tidak memiliki kait Cacing filarial hidup parasit pada tubuh manusia, yaitu pada bagian…(C2) a. Pembuluh darah b. Saluran pencernaan c. Pembuluh limfa kaki d. Di dalam otot e. Di dalam hati Cacing Nemanthelminthes tergolong triploblastik pseudoselomata, yang dimaksud dengan pseudoselomata.......(C1) a. Cairan semu pada tubuh b. Memiliki gerak seperti amuba c. Memiliki sistem pencernaan yang semu d. Memiliki rongga tubuh semu e. Memiliki lapisan otot semu Cacing Ancylostoma duodenale dapat menginfeksi tubuh manusia dengan cara larva…(C1) a. Termakan bersama tumbuhan air b. Terbawa oleh siput air c. Termakan bersama ikan air tawar d. Termakan bersama daging sapi yang kurang matang e. Menembus kulit kaki Cara penularan cacing Wuchererria bancrofti yang menyebabkan penyakit kaki gajah adalah…(C1) a. Larva ditularkan melalui nyamuk Culex b. Mikrofilaria ditularkan melalui nyamuk Culex c. Mikrofilaria menebus kulit kaki d. Larva menebus kulit kaki e. Telur masuk ke pembuluh darah limfa kaki


9.

119

Di bawah ini adalah golongan Nemanthelminthes yang bersifat parasit: 1. Ascaris lumbricoides 4. Ascaris suillae 5. Heterodera radicicola 2. Ancylostoma duodenale 3. Trichinella spiralis Spesies yang termasuk parasit pada manusia adalah...(C1) a. 3,4,5 c. 1,3,5 b. 1,2,4 d. 2,4,5 Perhatikan gambar siklus hidup cacing di bawah:

e. 1,2,3

Berdasarkan siklus hidup cacing di atas, apakah golongan dan jenis cacing di atas? (C4) a. Platyhelminthes, Taenia saginata’ b. Platyhelminthes, Wuchereria bancrofti c. Nemanthelminthes, Taenia saginata d. Nemanthelminthes, Wuchereria bancrofti e. Nemanthelminthes, Ancylostoma duodenale 10. Cacing yang dapat menghasilkan zat antikoagulan yang mencegah pembekuan darah pada inang yang diisapnya ialah...(C1) a. Brugia malayi b. Enterobius vermicularis c. Ascaris lumbricoides d. Metaginimus yokogawai e. Necator americanus 11. Cacing nemanthelminthes dapat dikelompokkan menjadi dua kelas yaitu...(C1) a. Kelas Nematoda dan Kelas Nematophora b. Kelas Nematoda dan Kelas Lumbricoides c. Kelas Ascaris dan Kelas Nematophora d. Kelas Ascaris dan Kelas Necator e. Kelas Necator dan Kelas Nematophora


120

12. Berikut ditemukan beberapa jenis cacing: 1. Ascaris lumbricoides 2. Wuchereria bancrofti 3. Gordius Sp. 4. Nectonema Sp. Diantara keempat cacing di atas yang merupakan cacing kelompok nematoda adalah...(C1)

13.

14.

15.

16.

a. 2 dan 3 b. 3 dan 4 c. 1 dan 3 d. 1 dan 2 e. 1 dan 4 Wuchereria bancrofti merupakan cacing dari filum Nemanthelminthes yang memiliki peran.......(C3) a. Membantu menyuburkan tanah b. Mengidentifikasi pencemaran air c. Menyebabkan anemia d. Menyebabkan filariasis e. Menyebabkan autoinfeksi Cacing tertentu pada filum Nemanthelmintes dapat mengakibatkan proses autoinfeksi, yang dimaksud dengan autoinfeksi adalah proses infeksi... (C1) a. Pada anak-anak b. Berulang yang dilakukan cacing c. Berulang yang sering dilakukan diri sendiri d. Di dalam tubuh e. Di dalam organ tubuh Dalam organ tubuh Cacing yang dapat menyebabkan terjadi autoinfeksi pada tubuh manusia adalah....(C2) a. Enterobius vermicularis b. Wuchereria bancrofti c. Brugia malayi d. Ancylostoma duodanale e. Ascaris lumbricoides Peranan dari Gordius Sp. adalah...(C1) a. Indikator kebersihan air tawar b. Indikator kotornya makanan c. Parasit dalam tubuh manusia dan antropoda d. Parasit pada tubuh manusia dan ikan e. Parasit pada cacing lain dan ikan


121

17. Berikut ditemukan cacing x dengan gambar seperti di bawah ini... Apakah jenis cacing x dan bagaimana peran dari cacing ini...(C4) a. Wuchereria bancrofti, menyebabkan sakit perut b. Ascaris lumbricoides, menyebabkan penyakit cacingan c. Gordius Sp. menyebabkan kerusakan usus d. Nectonema Sp. menyebabkan sakit perut e. Necator amaricanus, menyebabkan mencret 18. Peranan nyamuk culex dalam siklus hidup Brugia malayi ialah membawa.....(C2) a. Serkaria yang akan ditularkan ke manusia b. Redia yang akan ditularkan ke manusia c. Metaserkaria yang akan ditularkan ke manusia d. Filaria yang akan ditularkan ke manusia e. Mikrofilaria yang akan ditularkan ke manusia 19. Peranan dari Ancylostoma duodanale dalam kehidupan manusia ialah menyebabkan...(C1) a. Sakit perut b. Kerusakan usus c. Anemia d. Filariasis e. Sakit mata 20. Salah satu cara mencegah infeksi dari cacing Nemanthelminthes adalah....(C3) a. Memasak daging ikan dengan setengah matang b. Berjalan tanpa alas kaki di pertambangan c. Membeli makanan tanpa memperhatikan kebersihan tangan d. Memutus siklus hidup cacing, dengan memberantas nyamuk Culex e. Membuang feses manusia sesuai kondisi tempat pembuangan.


Rubrik Penilaian LKS A. Rubrik Penilaian LKS I No Keterangan a Siswa mampu menjawab dengan benar lembar kegiatan a dengan tepat b Penyusunan lirik lagu - Siswa mampu menyusun lirik lagu yang sesuai dengan materi yang diberikan dan menarik - Siswa mampu menyusun lirik lagu yang sesuai tapi kurang menarik - Siswa kurang mampu menyusun lirik lagu yang sesuai dan menarik - Siswa kurang mampu menyusun lirik lagu yang sesuai dan tidak menarik - Siswa tidak dapat menyusun lirik lagu yang sesuai dan tidak menarik c Pemilihan kata dan penjelasan kata - Pemilihan kata tepat dan definisi kata tepat - Pemilihan kata tepat dan definisi kata kurang tepat - Pemilihan kata dan definisi kata tidak tepat d Kesimpulan e Refleksi Total Penilaian =

122

Point 50 50 50 40 30 20 5 25 25 20 5 15 10 150

x100

B. Rubrik Penilaian LKS II No Keterangan A Kemampuan menjawab soal 1. Siswa mampu menyebutkan 5 ciri-ciri Nemanthelminthes dengan baik. Tiap ciri @ pointnya 1 2. Siswa mampu mengisi bangan contoh dan peranan Nemanthelminthes dengan tepat. Tiap contoh dan peranan bernilai 1 jika terisi penuh akan mendapat +2 3. Gambaran siklus jelas dan sistematis, mudah dipahami 4. Tiap kata penting memiliki point dan keterangan memiliki point 1 5. Rangkuman mencakup tigas aspek (ciri, peran, dan klasifikasi) materi Nemanthelminthes. b. Penyusunan pantun/ puisi 1. Penyusunan pantun/puisi jelas dan penilaian ekspresi biologimu ≥ 80 2. Susunan pantun/puisi jelas dan penilaian ekspresikan biologimu ≤ 70 3. Susunan pantun/puisi kurang jelas dan dan penilaian ekspresi biologimu ≥ 80 4. Susunan pantu/puisi kurang jelas dan dan penilaian ekspresi biologimu 71-79 c. Kesimpulan d. Refleksi Total

Point 80 5 10 20 20 25 50 50 40 30 20 10 10 150


Penilaian =

123

x100

Prosedur penilaian lembar “ekspresikan Biologimu”: Tabel penilaian: Rentang Point Point 1 10 2 20 3 30 4 40 5 50 Nilai Ekspresikan Biologimu diambil dengan: Penilaian =

x100

Nilai LKS II diambil dengan: Penilaian = 7.

Lembar Observasi Kelas A. Siklus I Nama : Siklus/Pertemuan : Kelas/Semester :

No

Kelompok

x100

Mata Pelajaran Materi Hari/Tanggal

: : :

Lembar Observasi Diskusi Pertemuan I *) Aspek RataKeseriusan Kemampuan Kerja Keterbukaan rata Menghargai sama


124

Lembar Observasi Pengamatan Pertemuan I *) No

Kelompok Keseriusan

No

Kelompok

Aspek Kemandirian Keterbukaan

Kerja sama

Lembar Observasi Presentasi Pertemuan II *) Aspek Penguasaan Kemampuan Kemampuan Menghargai materi berpendapat menjawab/ber tanya

Ratarata

Kerja sama

*)Penilaian dilakukan dengan memberi nilai 1 hingga 5 dimana: Keterangan: 1: Sangat Kurang 3: Cukup 5: Sangat Baik 2:Kurang 4: Baik B. Siklus II Nama : Mata Pelajaran : Siklus/Pertemuan : Materi : Kelas/Semester : Hari/Tanggal : Lembar Observasi Pengamatan Pertemuan I *) No Kelompok Aspek Kemandirian Percaya diri Kerja Keseriusan Ratarata sama

Ratarata


No

No

Kelompok

Kelompok

125

Lembar Observasi Diskusi Pertemuan I *) Aspek RataKemandirian Keseriusan Kerja Keterbukaan rata sama

Lembar Observasi Presentasi Pertemuan II *) Aspek Penguasaan Kemampuan Kemampuan Menghargai materi Percaya diri menjawab/ber tanya

Kerja sama

*)Penilaian dilakukan dengan memberi nilai 1 hingga 5 dimana: Keterangan: 1: Sangat Kurang 3: Cukup 5: Sangat Baik 2:Kurang 4: Baik

Ratarata


126

Lembar Questioner KUISIONER MOTIVASI SISWA Nama/No. Presensi : Kelas :

Hari/Tanggal Siklus

: :

Petunjuk Pengisian: 1. Isilah kuisioner berikut dengan tanda centang (√) pada kolom yang tersedia. 2. Isilah kuisioner berikut dengan sejujurnya dan teliti. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pernyataan

SS

Jawaban Anda S TS STS

Saya tidak memperhatikan penjelasan guru dengan baik pada saat pelajaran Biologi. Saya selalu memberikan pertanyaan jika saya kurang paham. Saya senang mengerjakan tugas yang diberikan. Saya belajar keras untuk memahami materi yang dipelajari. Saya senang mengikuti pelajaran Biologi dengan metode joyful learning. Saya merasa tertekan belajar di kelas. Saya sulit menyusun lirik lagu dan pantun/puisi. Saya serius mengikuti kegiatan belajar dengan metode joyful learning. Saya memperhatikan pendapat teman dengan baik. Saya bosan melakukan kegiatan belajar dengan berkelompok.

Keterangan: SS

: Sangat Seteju

TS

: Tidak Setuju

S

: Setuju

STS

: Sangat Tidak Setuju


127

Kisi-Kisi Kuisioner Biologi Materi Platyhelminthes dan Nemanthelminthes Siswa Dengan Menggunakan Metode Joyful Learning No

9.

Indikator

Jumlah Butir 2

1

Interaksi dengan guru

2

Mengerjakan tugas

2

3

Motivasi mengikuti pelajaran

2

4

Motivasi dalam berkegiatan

2

5

Interaksi dengan siswa

2

No. Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pernyataan Negatif Positif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Lembar Wawancara A. Apakah kamu senang mengikuti pelajaran Biologi? Apa alasan anda? B. Bagaimana perasaanmu selama mengikuti proses diskusi, pengamatan, dan presentasi yang telah dilakukan? C. Apakah kamu perlu bekerja keras dalam memahami tugas dan materi Biologi yang diajarkan? D. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar dengan metode Joyful learning? E. Apakah materi Biologi yang diajarkan menjadi ingatan yang abstrak (sulit dipahami) anda setelah mengikuti proses belajar dengan metode Joyful learning?

Aspek Motivasi siswa

Keterlibatan kognitif

Kisi-kisi Wawancara Tujuan Pertanyaan - Mengetahui motivasi - Apakah kamu senang mengikuti pelajaran siswa terhadap Biologi? Apa alasan anda? pelajaran Biologi - Mengetahui motivasi - Bagaimana perasaanmu selama mengikuti belajar dengan metode proses diskusi, pengamatan, dan presentasi Joyful learning yang telah dilakukan?

- Mengetahui motivasi belajar siswa dalam hubungannya dengan kognitif siswa

- Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar dengan metode Joyful learning? - Apakah kamu perlu bekerja keras dalam memahami tugas dan materi Biologi yang diajarkan? - Apakah materi Biologi yang diajarkan menjadi ingatan yang abstrak (sulit dipahami) anda setelah mengikuti proses belajar dengan metode Joyful learning?

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10. Surat Ijin Penelitian

128


129

11. Data Nilai Pre-test, Post-test I, dan Post-test II Tabel 1. Data Nilai Siswa Pada Pelaksanaan Pre- test, Post-test I, dan Post-test II Pre-test Post-test I Post-test II No. Presensi Tuntas Tuntas Tuntas Siswa Nilai Nilai Nilai KKM 75 KKM 75 KKM 75 1 25 80  75  2 15 80  85  3 40 45 45 4 10 100  85  5 10 100  90  6 5 90  80  7 20 60 60 8 10 50 40 9 25 60 35 10 5 70 90  11 0 60 85  12 20 70 70 13 15 75  100 14 0 65 80  15 0 50 75  16 20 50 30 17 20 100  95  18 20 95  70 19 20 55 75 20 30 75  95  21 20 70 85  22 5 40 75  23 5 80  70 24 10 75  80  25 20 80  85  26 10 55 90  27 20 85  100  28 0 60 60 29 0 40 85  30 20 80  80  31 30 75  85  32 20 70 80  14,7 Rerata 70 76,1 Jumlah siswa 0 15 23 tuntas KKM 75 Prosentase 0% 46,9% 76,1%


12. Data Perhitungan Lembar Observasi A. Data kuantitatif a. Siklus I pertemuan I

Nama Obsever

Yuliana Eni P

Ina Lisnawati Rerata

Kelompok 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 -

Nama Obsever

Kelompok

Yuliana Eni P

1 2 3 4 5

Keseriusan 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3,6

Keseriusan 3 3 3 3 3

Tabel 2. Data Observasi Diskusi siklus I pertemuan I Aspek Kemampuan Kerja Keterbukaan Rata-Rata Menghargai Sama 4 3 3 3,5 2 2 3 2,25 3 4 3 3,25 4 4 4 4 4 3 4 3,75 4 2 3 3,25 4 2 3 3,25 2 3 3 2,75 3 2 3 3 3 4 4 3,75 3,3 2,9 3,3

Rerata MotivasiPsikomotorik Kelas

Rerata Pengamatan

3,35

3,275 3,2

Tabel 3. Data Observasi Pengamatan siklus I pertemuan I Aspek Rerata motivasiRata-Rata Kemampuan Kerja psikomotorik kelas Keterbukaan Menghargai sama 3 3 3 3 2 3 3 2,75 4 4 3 3,5 3,3 4 4 4 3,75 4 3 4 3,5

Rerata pengamatan

3,325

130


Ina Lisnawati Rerata

1 2 3 4 5 -

4 2 2 3 4 3

4 4 4 4 4 3,7

3 3 3 3 4 3,3

3 3 3 3 4 3,3

3,5 3 3 3,25 4 -

3,35

b. Siklus I Pertemuan II Nama Obsever

Yuliana Eni P

Yani

Rerata

Kelompok 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 -

Keseriuasan 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3,2

Tabel 4. Data Observasi Diskusi siklus I pertemuan II Aspek Kemampuan Kerja Keterbukaan Rata-Rata Menghargai sama 3 3 3 3 3 3 4 3,25 4 4 4 4 3 2 2 2,5 4 4 4 4 3 2 2 2,5 3 3 2 2,75 3 3 3 3 2 2 2 2,25 3 3 3 3 3,1 2,9 2,9

Rerata motivasipsikomotorik kelas

Rerata Pengamatan

3,35

3,025 2,7

131


Nama Obsever

Yuliana Eni P

Yani

Rerata

Kelompok 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 -

Tabel 5. Data Observasi Presentasi siklus I pertemuan II Aspek Rata-Rata Kemampuan Kerja Keseriuasan Keterbukaan Menghargai sama 4 3 3 3 3,25 3 4 3 4 3,5 3 4 4 2 3,25 2 3 4 4 3,25 3 3 4 4 3,5 3 2 3 3 2,75 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3,25 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3,25 3,1 3,1 3,5 3,1 -

Rerata motivasipsikomotorik kelas

Rerata pengamatan

3,35

3,2 3,05

c. Siklus II Pertemuan I Nama Obsever

Kelompok

Yuliana Eni P

1 2 3 4 5 6 7 8

Tabel 6. Data Observasi Diskusi siklus II pertemuan I Aspek Rerata motivasiRata-Rata Kemampuan Kerja psikomotorik kelas Keseriuasan Keterbukaan Menghargai sama 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4,25 4 4 4 4 4 3 4 3 5 3,75 3,96875 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3,25 5 4 5 5 4,75 4 4 4 3 3,75

Rerata pengamatan

3,84375

132


Monika Adelia

Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8 -

4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 3 3 3 4 3,75

4 4 3 4 3 4 4 4 3,75

4 4 3 4 3 4 4 3 3,875

3,75 4 3,5 4 3,25 3,75 3,75 3,75 -

3,71875

-

Tabel 7. Data Observasi Pengamatan siklus II pertemuan I Aspek Nama Obsever

Yuliana Eni P

Monika Adelia

Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6

Keseriuasan 4 5 4 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4

Kemampuan Menghargai 4 4 5 4 4 3 5 4 3 4 3 4 4 4

Kerja sama 3 3 5 5 5 3 5 5 3 3 4 4 4 3

Rata-Rata Keterbukaan 4 5 5 4 5 3 5 4 4 3 3 3 3 3

3,75 4,25 4,75 4 4,25 3 5 4,5 3,5 3,5 3,5 3,75 3,75 3,5

-

Rerata motivasiRerata psikomotorik pengamatan kelas

4,1875

3,90625

3,625

133


Rerata

7 8 -

4 4 4

4 4 3,94

4 3 3,88

3 4 3,81

3,75 3,75 -

-

-

d. Siklus II Pertemuan II Tabel 8. Data Observasi Diskusi Siklus II Pertemuan II Aspek Nama Obsever

Yuliana Eni P

Yani

Rerata

Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 -

Keseriuasan

Kemampuan Menghargai

Kerja sama

Keterbukaan

4 4 5 3 5 5 5 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3,9375

4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 3 5 3 4 3 4

5 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 3 5 3 3 4 4

5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 3 3 4 3 4 4 4,1875

Rata-Rata 4,5 4,25 4,75 3,75 4,75 4,25 5 4,5 4 3,25 3,5 2,75 4,5 3,25 3,75 3,75 -


4,46875

4,03125

3,59375

-

-

134


Tabel 9. Data Observasi Presentasi Siklus II Pertemuan II Aspek Nama Obsever

Yuliana Eni P

Yani

Rerata

Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 -

Keseriuasan

Kemampuan Menghargai

4 3 5 3 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4,13

4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3,89

Kerja sama Keterbukaan 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3,89

5 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 5 4 4 4 4

Rata-Rata 4,25 4 4,25 3,5 4,25 4 5 4,25 3,75 3,5 4 3 3,75 4 4,25 3,75 -


4,1875

3,96875

3,75

-

-

135


136

B. Data Kualitatif a. Siklus I pertemuan I No

Kelompok

1

Satu

Nilai rerata observer 3,3

2

Dua

2,8

3

Tiga

3,1

4

Empat

3,5

5

Lima

3,75

Rata-rata

3,3 (66 %)

Keterangan Siswa dalam kelompok ini serius sewaktu mengikuti diskusi kelas dan hal ini ditunjukkan dari kemampuan siswa dalam menanyakan pertanyaan terkait Planaria dan juga kelompok Platyhelminthes lain yang menarik bagi mereka. Kemampuan menghargai, kerja sama, dan keterbukaan juga tampak dari kemauan kelompok bersifat tenang selama diskusi dan mulai berdiskusi kelompok jika ada hal yang masih membingungkan. Siswa pada kelompok ini cukup antusias dan nilai point terendah dalam aktivitas kelompok ini ialah keseriusan kelompok masih belum terbentuk hal ini tampak dari masih ada yang bermalas-malasan ketika diskusi. Siswa kelompok ini dapat mengikuti proses diskusi dengan baik hanya saja kurang serius dalam belajar. Tingkat keseriusan, kemampuan menghargai, kerja sama, dan keterbukaan siswa tinggi hal ini ditunjukkan dari kemampuan siswa dalam berdiskusi dengan baik. Kelompok ini merupakan kelompok yang aktif selama diskusi dan kelompok ini dapat dengan sempurna memperlihatkan kerja sama yang baik satu dengan lainnya. Secara umum aktivitas diskusi pada siklus I pertemuan I berjalan dengan baik dan siswa dapat dengan cepat beradaptasi walaupun terkadang masih sulit diatur.

b. Siklus I pertemuan II No

Kelompok

1

Satu

Nilai rerata observer 2,9

Keterangan Point terendah pada kelompok ini adalah kerja sama kelompok yang kurang dan juga sifat keterbukaan, hal ini tampak dari suasana kelompok yang tidak tenang sewaktu diskusi

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No

Kelompok

Nilai rerata observer

2

Dua

3,1

3

Tiga

3,4

4

Empat

2,8

5

Lima

3,4

Rata-rata

3,1 (62,25 %)

137

Keterangan dan teman kelompok lain sedang melakukan presentasi. Kelompok cukup baik kerja samanya hanya saya kelompok terkadang mengabaikan teman yang sedang presentasi dengan berdiskusi dengan teman lain sehingga menimbulkan suasana kelas yang cukup tidak tenang. Kelompok ini cukup antusias dan kemampuan presentasinya cukup kompak. Point yang masih kurang dalam kelompok ini adalah nilai kerja sama yang masih kurang. Kelompok ini sangat aktif sewaktu berdiskusi mengenai data presentasi dan sewaktu mempresentasikan karya mereka cukup antusias. Secara umum aktivitas diskusi pada siklus I pertemuan II mengalami sedikit penurunan dibanding pada pertemuan I, hal ini dikarenakan siswa masih belum siap dalam melakukan presentasi dan berdiskusi besar (kelas).

c. Siklus II pertemuan I No

Kelompok

Nilai

1

Satu

3,75

2

Dua

4

3

Tiga

3,94

4

Empat

3,87

5

Lima

3,81

Keterangan Siswa dalam kelompok ini memiliki keseriusan yang cukup tinggi dalam berdiskusi dan presentasi, kemampuan menghargai baik dan saling terbuka satu sama lain, serta kemampuan kerja samanya cukup. 1 orang siswa kurang aktif namun tetap memperhatikan. Kelompok ini sangat serius dalam berdiskusi dan presentasi, kemampuan menghargai yang baik dan saling terbuka, serta kemampuan kerja sama yang baik. Siswa dalam kelompok ini cukup aktif dalam bertanya dan menanggapi, terdapat 1 orang siswa yang kurang aktif dalam bekerja sama, namun secara keseluruhan kelompok ini memiliki tingkat keseriusan yang cukup tinggi serta keterbukaan dan kemampuan menghargai yang baik. Keseriusan dan kemampuan menghargai cukup, namun kerja sama dan keterbukaan sangat baik. Hanya 1 orang siswa yang kurang aktif namun tetap memperhatikan. Terdapat 1 orang siswa yang kurang serius, namun secara keseluruhan kemampuan menghargai, keterbukaan dan kerja sama cukup baik.


6

Enam

3,37

7

Tujuh

4,31

8

Delapan

3,94

Rata-rata

3, 9 (77,5 %)

138

Terdapat 2 orang siswa yang mengobrol dan tidak serius memperhatikan, lebih cenderung mengalihkan perhatian 2 orang lainnya sehingga kelompok ini terlihat kurang serius. Kerjasama, keterbukaan dan kemampuan menghargai cukup. Kelompok ini sangat baik dalam hal keseriusan. Sering bertanya dan menjawab pertanyaan. Mampu menghargai dan baik dalam hal keterbukaan antar kelompok. Kerjasama sangat baik. Terdapat 1 orang siswa yang kurang memperhatikan namun tidak mengganggu siswa dalam kelompoknya. Keseriusan secara umum baik, kerjasama cukup baik, saling terbuka dan menghargai. Secara umum aktivitas diskusi dan presentasi berjalan dengan baik dan kelompok yang di bentuk dalam jumlah anggota yang lebih kecil menghasilkan kerja sama dan kondisi yang kondusif dalam belajar.

d. Siklus II pertemuan II

No

Kelompok

Nilai

1

Satu

4,12

2

Dua

3,75

3

Tiga

4,12

4

Empat

3,25

5

Lima

4,31

6

Enam

3,88

Keterangan Dalam berdiskusi kelompok ini cukup serius, mampu bekerjasama dengan baik, saling menghargai dan mau terbuka. Lebih mandiri dalam mengerjakan LKS. Terdapat 1 orang yang sibuk sendiri dan tidak memperhatikan maupun ikut berdiskusi. Namun 3 orang lainnya dapat bekerjasama dengan baik, serius, dan terbuka satu sama lain, serta lebih mandiri. Siswa dalam kelompok ini mampu bekerjasama dengan baik, serius, saling tebuka, mampu menghargai dan mau bertanya apabila ada hal yang kurang jelas. Sering menanggapi hal-hal yang kurang jelas pada saat presentasi. Terdapat 2 orang siswa yang asik mengobrol tanpa memperhatikan dengan baik, sehingga hanya 2 orang siswa yang bekerjasama dan berdiskusi dengan baik. Kelompok ini cukup sering bertanya kepada guru apabila ada yang kurang jelas. Keseriusan, kerjasama, keterbukaan, dan sikap saling menghargai dalam kelompok ini dikategorikan baik. Seluruh siswa berpartisipasi dalam diskusi, adanya pembagian tugas dalam mengisi LKS. Lebih mandiri. Mau menanggapi dan bertanya. Terdapat 1 orang siswa yang asik mengobrol


7

Tujuh

4,5

8

Delapan

4,1

Rata-rata

4 (80%)

139

dengan siswa pada kelompok lain, kurang memperhatikan. 3 orang siswa yang lain mampu bekerjasama dengan baik, namun keseriusan sedikit terganggu karena 1 orang siswa yang sering mengalihkan perhatian. Keterbukaan dan mengargai pendapat sudah cukup baik. Siswa dalam kelompok ini memiliki tingkat keseriusan yang sangat baik, mau memperhatikan, sering bertanya dan menjawab pertanyaan. Mau berperan aktif dalam proses pembelajaran. Saling bekerjasama, menghargai dan mandiri. Kelompok ini memiliki keseriusan yang baik dan mampu bekerjasama dengan baik, saling menghargai dan terbuka. Namun ada 1 orang siswa yang terlihat berbaring dan sama sekali tidak memperhatikan, hal tersebut karena siswa tersebut sedang sakit perut sehingga tidak fokus dalam mengikuti proses belajar. Aktivitas diskusi dan presentasi berjalan dengan sangat baik dimana nilai rerata aspek yang dinilai pada tiap kelompok mencapai angka 4.

e. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian Foto siklus I pertemuan I

Gambar 1: Siswa mengisi pre-test

Gambar 3: Siswa mengisi LKS dalam kelompok

Gambar 2: Siswa melakukan pengamatan

Gambar 4: Guru memberikan pekerjaan rumah


140

Foto siklus I pertemuan II

Gambar 1: Siswa melakukan presentasi

Gambar 3: Guru memberikan post-test

Gambar 2: Siswa menyimak review yang disampaikan guru

I

Gambar 4: Guru memberikan kuesioner

Foto siklus II pertemuan I

Gambar 1: Siswa mengisi LKS dalam kelompok

Gambar2: Guru menanggapi pertanyaan dari kelompok


Gambar 3 dan 4: Siswa mempresentasikan pantun

Foto siklus II pertemuan II

Gambar 1: Siswa melakukan presentasi dari LKS yang telah diisi

Gambar 3: Siswa mengisi post-test II

Gambar 2: Guru melakukan review

Gambar 4: Siswa mengisi kuesioner

141


142

13. Data Perhitungan Questioner Data rerata dan kategori

No.Presensi Siswa

Rerata Siklus I

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3,1 2,1 2,6 2,8 2,9 2,7 2,5 2,7 2,7 3,4

11

2,9

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 32 33 Rerata

2,8 3,8 3,3 2,5 3,1 3,1 2,8 2,7 3,1 2,9 2,4 2,8 2,8 3 2,6 3,4 2,7 2,4 2,9 3,3 3,6 2,8875

% Yang Kategori dicapai TINGGI 77,5 CUKUP 52,5 CUKUP 65 CUKUP 70 CUKUP 72,5 CUKUP 67,5 CUKUP 62,5 CUKUP 67,5 CUKUP 67,5 TINGGI 85 72,5

CUKUP

CUKUP 70 TINGGI 95 TINGGI 82,5 CUKUP 62,5 TINGGI 77,5 TINGGI 77,5 CUKUP 70 CUKUP 67,5 TINGGI 77,5 CUKUP 72,5 CUKUP 60 CUKUP 70 CUKUP 70 TINGGI 75 CUKUP 65 TINGGI 85 CUKUP 67,5 CUKUP 60 CUKUP 72,5 TINGGI 82,5 TINGGI 90 72,1875 CUKUP

Rerata Siklus II

% Yang dicapai

3,1 3,1 3 3 3,2 3 3 3,1 3,1 3

77,5 77,5 75 75 80 75 75 77,5 77,5 75

4

100

3,1 3,2 3,1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,1 3 3 3 2,1 2 3,1 3 3 3,01

77,5 80 77,5 75 75 75 75 75 75 75 75 75 77,5 75 75 75 52,5 50 77,5 75 75 75,23438

Kategori TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI SANGAT TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI CUKUP CUKUP TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI


143

14. Data Wawancara No Pertanyaan Jawaban 1 C. Apakah kamu Siswa A: Senang, karena gampanglah dari pelajaran senang mengikuti yang lain trus metode belajarnya juga lebih pelajaran asik. Biologi? Apa Siswa B: iya seneng banget, apalagi metode alasan anda? pembelajaran sebelumnya kan gitu-gitu aja trus emang didongkrak sama suka sama pelajarannya. Ditambah sama metode pembelajarannya kan beda, dicampur funfun gitu, makin masuk otak. Siswa C: ya senang, trus metode pembelajarannya juga asik, gampang gitu dipelajarinya. Siswa D: Kalo aku seneng, karna gak ngebosenin, trus metodenya itu menyenangkan, trus gampang dipahami juga. Siswa E: senang, karna metodenya itu mudah dipahami. 2 B. Bagaimana Siswa A: senang, jadi lebih gampang masuk perasaanmu pelajarannya, trus ya lebih have fun gak selama mengikuti bikin bosan. proses diskusi, Siswa B: perasaannya ya senang, kan lebih fun gak pengamatan, dan ngebosenin. presentasi yang Siswa C: ya seneng sih, kalo belajar sama temen itu telah dilakukan? lebih enak gitu mudah dipelajarinya. Siswa D: Senang, lebih senang belajar dengan cara berdiskusi jadi lebih asik. Siswa E: senang, karna ada pengamatannya juga. 3

C. Apakah kamu Siswa A: tidak begitu sih, lebih gampang dari pada perlu bekerja keras metode sebelumnya, trus penjelasannya kan dalam memahami juga jelas. tugas dan materi Siswa B: biasanya evaluasi di rumah, baca-baca yang Biologi yang sebelumnya apalagi kemarin itu kan diajarkan? langsung dikasih soal gitu, jadi belajar dari pengalaman gitu. Siswa C: ya bekerja keras, evaluasi di rumah bukabuka buku lagi. Siswa D: gak begitu susah, trus diulang-ulang lagi dirumah jadi gak begitu sulit. Siswa E: gak terlalu, karna sekali dijelasin langsung dikasih soal jadinya nyaman.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4

D. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar dengan metode Joyful learning?

5

E. Apakah materi Biologi yang diajarkan menjadi ingatan yang abstrak (sulit dipahami) anda setelah mengikuti proses belajar dengan metode Joyful learning?

144

Siswa A: gak begitu sih dibanding metode sebelumnya. Siswa B: sampai sekarang belum dapat kesulitannya. Siswa C: ya gak sih biasa aja. Siswa D: gak ada kesulitan karena menyenangkan dan gak membosankan Siswa E: gak ada karna menyenangkan. Siswa A: gak juga, tapi ya itu tergantung kitanya kalau gak ngulang di rumah besoknya pasti lupa. Siswa B: gak susah sih, gampang malah, kan metodenya ditambah nyanyi, jadi kadang kalau ingat lagu itu jadi flash back. Siswa C: enggak sih, metodenya itu gampang dipelajari. Siswa D: kalo aku kadang susah kadang enggak tergantung kata-katanya itu loh, kadang susah dibaca susah diingat seperti bahasa latinnya. Siswa E: kalo aku sih bahasa latinnya, susah dihafal.

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15. Data Pre-test, Post-test I, dan Post-test II Tertinggi dan Terendah a. Pre-test Tertinggi

145


146


147


148


149


150

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b. Pre-test Terendah

151


152


153


154


155

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI c.

Post-test I Tertinggi

156


157


158


159


160

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI d. Post-test I Terendah

161


162


163


164


165

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI e.

Post-test II Tertinggi

166


167


168


169


170

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI f.

Post-test II Terendah

171


172


173


174


175

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16. Data Lembar Observasi a. Siklus I

176


177

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b. Siklus II

178


179

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17. Data Lembar Questioner

180

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18. Surat Pernyataan Selesai Melakukan Penelitian

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Recommend Documents