PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG, DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh: Christiana Tri Jatuningsih 091224004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG, DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh: Christiana Tri Jatuningsih 091224004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG, DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU TAHUN AJARAN 2012/2013
Disusun oleh Christiana Tri Jatuningsih 091224004
Telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing I
Dr. Yuliana Setiyaningsih
Tanggal 18 Juli 2013
Dosen Pembimbing II
Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.
Tanggal 18 Juli 2013
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG, DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU TAHUN AJARAN 2012/2013 Dipersiapkan dan Disusun Oleh Christiana Tri Jatuningsih 091224004 Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 24 Juli 2013 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Ketua
Tanda Tangan
: Dr. Yuliana Setiyaningsih
Sekretaris : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. Anggota 1 : Dr. Yuliana Setiyaningsih Anggota 2 : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. Anggota 3 : Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. Yogyakarta, 24 Juli 2013 Fakultas Keguruan dan Ilmu Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D.
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Kelak, di saat begitu banyak jalan terbentang di hadapanmu, janganlah memilihnya dengan asal tetapi duduklah dan tungguhlah sesaat. Lalu ketika hatimu bicara, beranjaklah, dan pergilah ke mana hati membawamu… (Susanna Tamaro)
Skripsi ini saya persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus Orang tua saya (Bapak Nicolas T. Tri Harjo Saputro (alm) dan Ibu Pudentiana Sulastri) yang selalu mendoakan, memberi dorongan, dan bekerja keras demi saya, Kakak-kakak yang tidak pernah lelah memberikan semangat agar saya dapat menyelesaikan pendidikan di Universitas Sanata Dharma ini dengan baik, Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan warna, dukungan, dan semangat
Skripsi ini saya persembahkan sebagai tanda terima kasih yang mendalam atas segala semangat dan pengorbanan yang telah diberikan kepada saya selama ini.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Juli 2013 Penulis
Christiana Tri Jatuningsih
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Christiana Tri Jatuningsih
Nomor Mahasiswa
: 091224004
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG, DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU TAHUN AJARAN 2012/2013 Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 24 Juli 2013 Yang menyatakan
Christiana Tri Jatuningsih
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, rahmat, dan perlindungan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada 1. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Kaprodi PBSID Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakaprodi PBSID Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bantuan, motivasi, kritik, dan saran selama skripsi ini dikerjakan. 3. Para dosen PBSID yang telah memberikan seluruh ilmu dan pengalamannya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma. 4. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat PBSID atas pelayanan dan kerja samanya selama ini. 5. Kedua orang tua penulis, Bapak Nicolas T. Tri Harjo Saputro (alm.) dan Ibu Pudentiana Sulastri, B.A., yang telah berjuang dengan keras, memberikan dukungan, dan doa yang tak ada hentinya agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Universitas Sanata Dharma. 6. Kakak-kakak, Yuliana Prasiwi Tri Harjanti, S.Pd. dan Bernardia Prastiwi Haryuningsih, S.Pd. yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Br. Agustinus Mujiya, S.Pd., FIC., selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih, selaku guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, atas kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. 9. Segenap guru di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang telah menerima kehadiran penulis dengan ramah sehingga penulis merasa nyaman ketika melakukan penelitian. 10. Siswa-siswi kelas XB SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang telah berpartisipasi aktif selama penelitian dilaksanakan. 11. Theresia Banik Putriana, Aurelia Rani Wijayanti, Fransisca Ayu Krisnasari, Natalia Staffiany, Gabriella Amerentiana Nurhayati, Eduardus Sateng Tanis, Reinardus Aldo, Tofan Gustyawan, Fajari Revyanto, Yohanes Rizky, Andreas Adit, Roni Prabowo, dan Mikael Jati Kurniawan yang telah banyak memberikan warna, kegembiraan, dan semangat selama pendidikan di Universitas Sanata Dharma. 12. Teman-teman PBSID angkatan 2009, atas kerjasama dan kebersamaannya selama ini. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang membantu penulis dengan berbagai hal demi kelancaran penyusunan skripsi ini. Seperti ungkapan ‘tak ada gading yang tak retak’, penulis menyadari banyak kekurangan dan kesalahan selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan
Yogyakarta, 24 Juli 2013 Penulis
Christiana Tri Jatuningsih
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Jatuningsih, Christiana Tri. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada Siswa Kelas XB Semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi S1. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD. Penelitian ini mengkaji kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan bahwa siswa kurang berminat menulis karangan bersifat ilmiah dan karangan argumentasi yang dihasilkan kurang bisa mencapai KKM yang ditetapkan (bahasa tidak baku dan banyak kesalahan ejaan). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 siswa. Data dalam penelitian ini berupa transkrip wawancara, catatan selama observasi, pendapat siswa dalam kuesioner, foto, dan skor hasil tes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik nontes dan teknik tes. Aspek kemampuan menulis karangan argumentasi dianalisis menggunakan kriteria penilaian yang mencakup (1) isi karangan, (2) organisasi karangan, (3) tata bahasa, (4) diksi, dan (5) ejaan. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa teknik PAK dapat memudahkan siswa mendapatkan inspirasi, menjadikan siswa berani dan termotivasi ketika menulis, membantu siswa untuk berpikir secara sistematis, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Terkait dengan peningkatan kemampuan menulis secara terperinci dapat dilihat dari hasil prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Nilai rata-rata siswa pada prasiklus sebesar 53.60, pada siklus 1 meningkat menjadi 70.88, dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 78.16. Tingginya peningkatan dinyatakan dalam persentase selisih nilai rata-rata siswa dari prasiklus hingga siklus 2, yaitu sebesar 24,56%. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada prasiklus hanya 11 siswa atau 44% dan pada siklus 1 meningkat menjadi 18 siswa atau 72%. Pada siklus 2, terdapat 19 siswa atau 76% siswa yang tuntas. Apabila digolongkan menurut kriteria ketuntasan belajar siswa, peningkatan ini termasuk dalam kategori tinggi, yaitu 76%. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 11.595 lebih besar dari nilai t-tabel 1.711. Artinya, teknik PAK dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini memberikan banyak manfaat bagi berbagai pihak, yaitu menjadi bahan masukan bahwa pembelajaran menulis dapat dilaksanakan dengan teknik PAK dan dapat dijadikan sebagai model serta bahan informasi untuk penelitian sejenis.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Jatuningsih, Christiana Tri. 2013. The Enhancement of Argumentative Essay Writing Ability by Using CSW (Concentrate, Set, Write, and Great) Technique for The Tenth Grade Students of SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu batch 2012/2013 semester II. Thesis S1. Yogyakarta: Indonesia Education and Art Study Program. Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University. This research is aimed to examine students' ability in argumentative essay writing. The background of this study deals with the students' less willingness to write a scientific essay and the fact that most of students' essays do not achieve completeness limit (the language used is not a standard language and the spelling is mostly incorrect). The aim of this research is to know the implementation of CSW technique in writing argumentative essays learning process and to improve the students' writing ability. This is a classroom action research which was conducted in two cycles. The subjects of this research were 25 tenth grade students of SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu batch 2012/2013 semester II. The data collection consists of five aspects, namely, the interview transcripts, notes during the observations, the students' opinion as recorded in form of questionnaires, photographs, and the results of the tests. The data gathering technique were non-test and test technique. The analysis of students' ability was based on the assessment indicators, namely, (1) the content of the essay, (2) the organization of the essay, (3) the language structure, (4) the diction, and (5) the spelling. The results of the classroom action research showed that the CSW technique could help the students get inspired easily, make the students more courageous and motivated when they were writing, help students systematize their way of thinking, and improve the students' ability in writing argumentative essays. This can be seen from the students' average score in the pre-cycle condition, which was 53.60. The score then increased up to 70.88 in the first cycle and increased again up to 78.16 in the second cycle. Height difference expressed as a percentage increase in the average value of prasiklus students to cycle 2, is equal to 24.56%. The students who passed the task in the pre-cycle condition were only 11 or 44 percent. In the first cycle, it became 18 students or 72 percent. In the second cycle, it increased and became 19 students or 76 percent. If it’s have classificated according to the criteria, the enhacement belongs to high, namely 76%. The results of hypothesis test showed that the number of t-count (11.595) is larger than the number of t-table (1.711). It’s means that the technique can increase argumentative essay writing ability for the tenth grade students of SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu batch 2012/2013 semester II. This research provides many benefits for many sides, namely provide information that writing essays can be done by using CSW technique and can be the model and an information source for future researchers who are interested in the same issue. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Hal. HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..............................................
vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii ABSTRAK ...........................................................................................................
ix
ABSTRACT ..........................................................................................................
x
DAFTAR ISI ........................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xv DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvii DAFTAR BAGAN............................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................
6
D. Manfaat Penelitian............................................................................................
6
E. Batasan Istilah...................................................................................................
7
F. Sistematika Penyajian .......................................................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10 A. Penelitian Terdahulu yang Relevan.................................................................. 10 B. Teori ................................................................................................................. 13 xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Keterampilan Menulis .................................................................................. 13 2. Karangan Argumentasi ................................................................................. 17 a. Pengertian Karangan Argumentasi .......................................................... 17 b. Ciri Karangan Argumentasi ..................................................................... 19 c. Kerangka Karangan Argumentasi ............................................................ 23 d. Contoh Karangan Argumentasi ............................................................... 25 3. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat).......................... 27 4. Teknik PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ............ 31 C. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 33 D. Hipotesis ........................................................................................................... 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 37 A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 37 B. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................................ 37 C. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 38 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 38 1. Teknik Tes .................................................................................................... 38 2. Teknik Nontes .............................................................................................. 39 E. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 40 F. Teknik Analisis Data......................................................................................... 54 G. Prosedur Penelitian ........................................................................................... 56 1. Siklus 1 ......................................................................................................... 57 2. Siklus 2 ......................................................................................................... 60 H. Indikator Keberhasilan ..................................................................................... 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 64 A. Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 64 1. Deskripsi Tempat Penelitian ........................................................................ 64 2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus 1 dan Siklus 2 .............................. 65 B. Hasil Penelitian................................................................................................. 66
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penerapan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2 ............................................................................................................. 67 a. Prasiklus........................................................................................................ 67 b. Siklus 1 ......................................................................................................... 75 c. Siklus 2 ......................................................................................................... 105 C. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................................ 132 1. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ......................... 132 a. Aspek Isi Karangan .................................................................................. 133 b. Aspek Organisasi Karangan .................................................................... 146 c. Aspek Tata Bahasa ................................................................................... 157 d. Aspek Diksi atau Pilihan Kata ................................................................. 168 e. Aspek Ejaan ............................................................................................. 177 2. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi berdasarkan Nilai Rata-rata Siswa ................................................................................... 189 3. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa berdasarkan Ketuntasan Belajar .................................................................. 191 4. Uji Hipotesis ................................................................................................. 193 a. Uji Normalitas .......................................................................................... 194 b. Uji-t .......................................................................................................... 198 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 204 A. Simpulan .......................................................................................................... 204 B. Saran ................................................................................................................. 208 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 210 LAMPIRAN ......................................................................................................... 213
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Hal. Tabel 3.1
Pedoman Penilaian Karangan Argumentasi ....................................... 40
Tabel 3.2
Rubrik Penilaian Aspek Isi Karangan ................................................ 41
Tabel 3.3
Rubrik Penilaian Aspek Organisasi Karangan ................................... 42
Tabel 3.4
Rubrik Penilaian Aspek Tata Bahasa ................................................. 42
Tabel 3.5
Rubrik Penilaian Aspek Diksi (Pilihan Kata) .................................... 43
Tabel 3.6
Rubrik Penilaian Aspek Ejaan ........................................................... 43
Tabel 3.7
Instrumen Observasi untuk Guru Aktivitas Guru di Kelas secara Umum ................................................................................................. 50
Tabel 3.8
Instrumen Observasi Situasi Kelas Aktivitas Siswa dan Situasi di Kelas ................................................................................................... 52
Tabel 3.9
Lembar Penilaian Siswa terhadap Pembelajaran ............................... 53
Tabel 3.10 Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa ..................................................... 55 Tabel 3.11 Indikator Keberhasilan ....................................................................... 63 Tabel 4.1
Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas ........................... 191
Tabel 4.2
Uji Normalitas Data Prasiklus ........................................................... 194
Tabel 4.3
Uji Normalitas Data Siklus 1 ............................................................. 195
Tabel 4.4
Uji Normalitas Data Siklus 2 ............................................................. 196
Tabel 4.5
Uji Normalitas Data Prasiklus dan Siklus 2 ....................................... 197
Tabel 4.6
Uji-T Data Prasiklus dan Siklus 2 ...................................................... 199
Tabel 4.7
Perbandingan Skor pada Prasiklus (X1) dan Siklus 2 (X2) ................ 201
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Hal. Grafik 4.1
Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Prasiklus ........... 67
Grafik 4. 2 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus 1 ............ 76 Grafik 4.3 Persentase Penilaian Siswa Berkaitan dengan Penerapan Teknik PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi.............. 91 Grafik 4.4
Persentase Penilaian Siswa Berkaitan dengan Keterlibatan Siswa dalam Aktivitas Pembelajaran ........................................................... 94
Grafik 4.5
Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus 2 ............ 106
Grafik 4.6 Persentase Penilaian Siswa terhadap Penerapan Teknik PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ................................. 119 Grafik 4.7
Persentase Keterlibatan Siswa dalam Aktivitas Pembelajaran ........... 122
Grafik 4.8
Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga Siklus 2 untuk Aspek Isi Karangan.................................................... 133
Grafik 4.9
Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga Siklus 2 untuk Aspek Organisasi Karangan ...................................... 146
Grafik 4.10 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga Siklus 2 untuk Aspek Tata Bahasa .................................................... 157 Grafik 4.11 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga Siklus 2 untuk Aspek Diksi atau Pilihan Kata ................................... 168 Grafik 4.12 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga Siklus 2 untuk Aspek Ejaan ............................................................... 177 Grafik 4.13 Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa pada Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dari Prasiklus sampai Kondisi Akhir ........... 190
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR DIAGRAM
Hal. Diagram 4.1 Persentase Ketuntasan Siswa pada Prasiklus ..................................... 191 Diagram 4.2 Persentase Ketuntasan Siswa pada Siklus 1 ....................................... 192 Diagram 4.3 Persentase Ketuntasan Siswa pada Siklus 2 ....................................... 193
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Hal. Gambar 4.1 Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran Mengenai Karangan Argumentasi ....................................................................................... 97 Gambar 4.2 Siswa Melakukan Langkah 1, yaitu Pusatkan Pikiran ....................... 98 Gambar 4.3 Siswa Melakukan Langkah 2, yaitu Atur ........................................... 100 Gambar 4.4 Siswa Melakukan Langkah 3 dan 4, yaitu Karang dan Hebat ........... 101 Gambar 4.5 Guru Mengecek Pekerjaan Siswa ....................................................... 125 Gambar 4.6 Siswa Melakukan Langkah 2, yaitu Atur ........................................... 126 Gambar 4.7 Siswa Melakukan Langkah 2 Bagian Kedua ..................................... 127 Gambar 4.8 Siswa Melakukan Langkah 3 dan 4 ................................................... 128
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Hal. Bagan 2.1 Kerangka Berpikir.................................................................................. 35 Bagan 3.1 Desain PTK Kemmis dan MC Taggart .................................................. 57
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Hal. Silabus Pembelajaran .............................................................................................. 214 RPP Siklus 1 ........................................................................................................... 218 RPP Siklus 2 ........................................................................................................... 236 Lembar Kerja Siswa Siklus 1 .................................................................................. 246 Lembar Kerja Siswa Siklus 2 .................................................................................. 252 Pedoman Dokumentasi Foto Siklus 1 dan Siklus 2 ................................................ 260 Pedoman Wawancara Guru pada Prasiklus............................................................. 261 Pedoman Wawancara Guru pada Siklus 1 dan Siklus 2 ......................................... 263 Pedoman Wawancara Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 ........................................ 264 Pedoman Pengamatan pada Siklus 1 dan Siklus 2 .................................................. 265 Pedoman Kuesioner pada Siklus 1 dan Siklus 2 ..................................................... 268 Catatan Lapangan Siklus 1 ...................................................................................... 270 Catatan Lapangan Siklus 2 ...................................................................................... 278 Hasil Kuesioner ....................................................................................................... 282 Hasil Refleksi Siklus 1 ............................................................................................ 288 Hasil Refleksi Siklus 2 ............................................................................................ 290 Hasil Wawancara Siswa pada Siklus 1 ................................................................... 293 Hasil Wawancara Siswa pada Siklus 2 ................................................................... 298 Hasil Wawancara Guru pada Prasiklus ................................................................... 303 Hasil Wawancara Guru pada Siklus 1 ..................................................................... 306 Hasil Wawancara Guru pada Siklus 2..................................................................... 308 Nilai Menulis Karangan Argumentasi pada Prasiklus ............................................ 310 Nilai Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus 1 .............................................. 312 Nilai Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus 2 .............................................. 314 Surat Ijin ................................................................................................................ 316 Hasil Kerja Siswa .................................................................................................... 320 xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Selain itu, mengembangkan kemampuan siswa menggunakan bahasa Indonesia dalam segala fungsinya, yaitu berpikir, bernalar, dan bertindak. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, maka tidak heran apabila bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang telah ditempuh mulai dari bangku pendidikan dasar. Keterampilan berbahasa bukanlah keterampilan yang mudah diraih, sehingga dalam
pencapaian
tujuannya
memerlukan
usaha
dan
proses
penataan
pembelajaran yang menarik dan kreatif. Empat keterampilan berbahasa yang dimaksud
meliputi
mendengarkan,
berbicara,
membaca,
dan
menulis.
Keterampilan mendengarkan dan membaca merupakan keterampilan yang bersifat reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan jenis keterampilan
yang
bersifat
produktif.
Menulis,
sesuai
dengan
urutan
pemerolehannya, merupakan keterampilan yang paling akhir untuk dikuasai dan merupakan tingkat tertinggi dari aspek keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini disebabkan keterampilan menulis tidak hanya dapat ditingkatkan dengan aktivitas menulis saja, tetapi keterampilan menulis juga menuntut adanya penalaran (dalam mengolah kata, kalimat, dan bahasa), pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, dan keterampilan-keterampilan khusus yang harus dimiliki penulis. 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Pada era modern saat ini, kebanyakan orang mengukur atau menilai kecendekiaan seseorang dari karya tulis yang telah dihasilkannya. Menulis merupakan suatu keterampilan yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif yang tidak akan datang secara otomatis namun memerlukan praktik atau latihan yang terkonsep atau terstruktur. Meskipun telah diketahui bahwa menulis merupakan hal penting dalam kehidupan saat ini, dalam bingkai pendidikan di sekolah terkadang ditemukan kendala atau hambatan ketika seorang siswa diberi tugas menulis sebuah karangan. Pembelajaran menulis kurang diminati oleh para siswa karena dirasa sulit dan menjadi beban bagi mereka, terlebih pada tulisan yang bersifat ilmiah atau semi ilmiah, seperti menulis karangan argumentasi. Karangan argumentasi merupakan karangan yang berusaha membuktikan kebenaran suatu pendapat. Di dalam karangan argumentasi berisi pernyataan, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti atau data yang logis. Peneliti telah melakukan wawancara dengan Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih, salah satu guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Wawancara tersebut berlangsung pada Rabu, 21 November 2012 di ruang tamu SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Wawancara dilakukan guna menganalisis kebutuhan berkaitan dengan judul skripsi yang diangkat, sehingga dapat sebagai landasan penyusunan latar belakang masalah dalam skripsi ini. Selain itu, wawancara ini juga dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa berkaitan dengan kesulitan-kesulitan dalam kegiatan menulis. Melalui wawancara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
tersebut, Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih mengatakan bahwa melihat keakademisan karangan argumentasi, siswa jelas merasa akan lebih mudah dan senang ketika diberi tugas menulis puisi atau karangan yang bersifat abstrak. Hal tersebut terbukti dengan adanya fakta bahwa siswa kelas XA, XB, dan XD yang beliau ampu kurang dapat mencapai nilai KKM bahasa Indonesia (75) apabila diminta menulis sebuah karangan argumentasi. Menulis
merupakan
rangkaian
kegiatan
seseorang
mengungkapkan
gagasannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Kesulitan yang dialami siswa dalam kegiatan menulis adalah sulitnya menemukan ide atau kalimat pertama untuk mengawali tulisan. Ketika mengadakan analisis kebutuhan di sekolah tersebut, penulis mengetahui bahwa siswa kesulitan untuk menulis tulisan yang bersifat ilmiah atau semi ilmiah; siswa kurang bisa menyampaikan gagasannya secara baku; masih ditemukan bahasa SMS yang masuk, baik dalam tulisan maupun ketika lisan dalam pembelajaran; dan dari hasil tulisan siswa diketahui bahwa kesalahan ejaan masih banyak ditemukan. Meskipun telah mengalami kesulitan tersebut, siswa tetap sulit untuk diatur atau diberi pengarahan (ngeyelan). Siswa bertindak semaunya sendiri selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kompetensi dasar “menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf (karangan) argumentatif” merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa. Penguasaan kompetensi dasar ini dapat dilihat dari hasil tes menulis karangan argumentasi siswa, yaitu nilai hasil tes berada di atas KKM bahasa Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Karena itu, peneliti memandang perlunya dilakukan perbaikan terhadap hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013. SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan salah satu sekolah swasta di Yogyakarta yang siswanya heterogen, yaitu laki-laki dan perempuan. Sekolah ini merupakan lembaga yang menggunakan kurikulum sesuai dengan standar nasional pada aktivitas akademiknya. Sekolah ini tetap mempertahankan pendidikan yang berkarakter dan dalam pembelajarannya tidak tertinggal dari perkembangan zaman serta perkembangan teknologi yang ada, meskipun letaknya tidak di tengah kota. Kemampuan guru dalam pengajaran (pemilihan teknik dan penggunaan media yang menarik) di sekolah sangatlah penting untuk disoroti karena merupakan dasar agar siswa dapat menguasai keterampilan-keterampilan yang diajarkan dan termotivasi mengikuti pembelajaran. Berdasarkan uraian situasi di atas, kegiatan menulis akan menjadi menarik, bermakna, dan kemampuan siswa akan meningkat ketika siswa diajak terlibat dalam pembelajaran yang terstruktur atau sistematis dan menarik. Pembelajaran yang terstruktur atau sistematis merupakan pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan tahapan yang telah dipersiapkan, mulai dari pemberian teori, contoh, hingga latihan yang bertahap. Salah satu contohnya adalah pembelajaran menulis karangan argumentasi. Siswa dapat menguasai keterampilan menulis, entah jenis apapun, apabila siswa mempunyai niat yang besar untuk menulis, banyak berlatih dan belajar, dan tidak boleh malu serta ragu untuk membaca bermacam tulisan yang telah ada (Wiyanto, 2004:8-9). Dengan adanya pembelajaran terstruktur atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
sistematis ini, siswa diharapkan akan merasa lebih berani dan termotivasi ketika pembelajaran menulis karangan argumentasi karena karangan ini termasuk dalam karangan yang bersifat ilmiah atau semi ilmiah. Salah satu teknik yang dekat dengan pembelajaran yang terstruktur/sistematis adalah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Peneliti tertarik menerapkan teknik ini untuk membantu meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) merupakan suatu teknik pembelajaran yang memadukan strategi-strategi untuk meningkatkan keterampilan menulis. Strategi-strategi tersebut terlihat pada langkah-langkah yang ada dalam teknik ini, meliputi Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Teknik ini tidak hanya memberi semangat kepada siswa untuk berani mengeluarkan ide tetapi juga menawarkan cara tertentu yang unik, misalnya strategi gugus untuk menuangkan ide apapun yang ada di pikiran penulis. Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada Siswa Kelas XB Semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
B. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimanakah penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013? 2. Seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah 1. Mendeskripsikan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013. 2. Mendeskripsikan seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau referensi bagi guru untuk
mengembangkan
teknik-teknik
pembelajaran
yang
kreatif,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
terstruktur/sistematis, dan inovatif, sehingga teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dapat menjadi salah satu alternatif untuk memajukan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Penerapan teknik ini diharapkan dapat sebagai perbaikan proses kegiatan belajar mengajar, serta masukan untuk menggunakan berbagai variasi teknik pembelajaran. 2. Bagi Siswa Pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dapat mengurangi kejenuhan dan membantu siswa memahami isi pembelajaran yang berlangsung, menumbuhkan suasana belajar yang variatif, efektif, efisien, dan terstruktur/sistematis. Siswa dapat termotivasi dan berani untuk menuangkan ide-idenya ke dalam tulisan sesuai dengan langkahlangkah yang ada dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 3. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan positif terhadap kemajuan sekolah dalam bidang akademik.
E. Batasan Istilah 1. Menulis adalah suatu proses menuangkan ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran dengan menggunakan bahasa tulis sehingga orang lain dapat memahami gagasannya. 2. Karangan argumentasi adalah suatu tulisan berjenis argumentasi yang berisi pendapat atau gagasan dengan disertai alasan, contoh, serta bukti-bukti yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
kuat dan meyakinkan, sehingga orang yang membacanya akan membenarkan pendapat, sikap, gagasan, dan keyakinan penulis. 3. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) adalah teknik menulis karangan argumentasi yang bertujuan untuk melatih siswa agar dapat membuat karangan argumentasi dengan baik. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) terdiri dari empat langkah, yaitu (1) penggunaan strategi gugus untuk mengumpulkan dan menemukan ide terbaik; (2) menstrukturkan apa yang ingin dituliskan dengan menggunakan strategi peta pikiran dan kerangka karangan; (3) kegiatan mengarang; dan (4) pengoptimalan tulisan, penambahan daya tarik tulisan, dan membaca kembali dengan saksama detailnya, seperti ejaan, kata sambung, dan tata bahasa.
F. Sistematika Penyajian Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu bab I pendahuluan, bab II landasan teori, bab III metodologi penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan, dan bab V penutup. Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II memuat penelitian terdahulu yang relevan, teori mengenai keterampilan menulis, karangan argumentasi, teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat), teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Bab III berisi metode penelitian yang memuat cara dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
prosedur yang akan dilakukan peneliti, yaitu jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, prosedur penelitian, dan indikator keberhasilan. Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi deskripsi data pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. Bab V merupakan penutup yang berisi simpulan dan saran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan kemampuan menulis karangan argumentasi pernah digunakan dalam penelitian-penelitian yang terdahulu. Namun, penelitian-penelitian tersebut lebih banyak berorientasi pada pembelajaran menulis karangan argumentasi. Pembelajaran menulis karangan argumentasi yang menjadi objek penelitian dikembangkan atau ditingkatkan dengan berbagai macam teknik atau metode pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Wellius Yasin (2007) dengan judul “Kemampuan Menulis Paragraf dalam Karangan Argumentasi Mahasiswa PBSID Angkatan 2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” menemukan adanya ukuran tingkatan rata-rata kemampuan mahasiswa dalam menulis karangan argumentasi, yaitu kategori cukup dengan rata-rata 71,43 dari 53 karangan mahasiswa. Pada karangan-karangan tersebut, ditemukan beberapa kesalahan yang dilakukan oleh subjek penelitian (mahasiswa PBSID angkatan 2004 Universitas Sanata Dharma), yaitu kesalahan pada penggunaan tanda baca, penggunaan huruf kapital, kesalahan penulisan kata, dan hubungan koherensi yang kurang baik. Penelitian lain yang berorientasi pada kemampuan menulis karangan argumentasi dilakukan oleh Maria Henderina Hajon (2011) dengan judul “Perbedaan Kemampuan Menulis Tulisan Argumentasi Siswa Kelas XI IPA dan
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.” Temuannya adalah tidak adanya perbedaan yang signifikan kemampuan menulis tulisan argumentasi antara siswa kelas XI IPA dan siswa kelas XI IPS. Siswa di kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan menulis tulisan argumentasi hampir sedang. Penelitian serupa dilakukan pula oleh Erika Nurhandayani (2007) dengan judul “Keefektifan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Menulis Rangkuman Karangan Argumentasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Nanggulan Kulon Progo.” Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan sebuah pendekatan dalam pembelajaran. Temuan dari penelitian ini adalah pendekatan komunikatif dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Nilai-nilai kemampuan menulis kelompok eksperimen yang menggunakan pendekatan komunikatif menunjukkan peningkatan nilai yaitu dari 60 menjadi 70. Pendekatan komunikatif dalam pengajaran keterampilan menulis siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Nanggulan Kulon Progo lebih efektif dibanding pendekatan tradisional. Hal ini dibuktikan dengan t-observasi > t-tabel pada taraf signifikan 5%, yaitu 13,36 > 1,99, dan nilai rata-rata pada kemampuan menulis kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol, yaitu 70 > 62,85. Penelitian milik Dena Silvia (2010) dengan judul “Teknik PAK! (Pusat, Atur, Karang, Hebat!) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bandung” berisi bahwa berdasarkan hasil analisis data secara deskriptif, terdapat peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi antara hasil pretes siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandung semester II tahun ajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
2009/2010 sebelum diberikan perlakuan berupa teknik PAK dengan hasil postes siswa setelah diberikan perlakuan berupa teknik PAK. Rata-rata nilai pretes adalah 63 dan postes adalah 77, ini membuktikan adanya peningkatan karena ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes. Hal ini dibuktikan pula dari hasil uji hipotesis, diperoleh t-hitung (10,68) yang lebih besar dari t-tabel (2,66), dan ini berarti hipotesis dapat diterima. Berdasarkan pengolahan angket untuk mengetahui respon siswa dalam pembelajaran, diketahui bahwa presentase rata-rata sikap siswa terhadap penggunaan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi sebanyak 81,25% siswa memberi jawaban ya dan 18,75 % menjawab tidak. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa merasa cocok dan setuju dengan penggunaan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Penelitian tersebut memiliki perbedaan masing-masing dengan penelitian yang telah dilakukan ini. Penelitian Wellius Yasin menggunakan satu kelas sebagai subjek penelitian dan mengukur tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi yang dilakukan dalam satu tahapan penelitian. Penelitian Maria Henderina Hajon menggunakan dua kelas sebagai subjek penelitian, berusaha mengetahui perbedaan kemampuan menulis karangan argumentasi dari kedua kelas tersebut, dan dilakukan dalam satu tahapan penelitian. Penelitian Erika Nurhandayani menggunakan dua kelas sebagai subjek penelitian untuk melihat keefektifan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, sedangkan penelitian Dena Silvia hanya menggunakan satu kelas untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan penelitiannya dilakukan selama dua kali, yaitu tahap prates dan postes. Perbedaan penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian ini menggunakan satu kelas, yaitu kelas XB sebagai subjek penelitian untuk mengetahui penerapan dan keefektifan penggunaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus untuk mengetahui bagaimana penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dan seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa. Penelitian yang diadakan dalam tiga tahapan, yaitu prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 ini dilakukan dengan langkah yang berbeda pada tiap tahapannya. Perbedaan ini dikarenakan adanya perbaikan langkah pembelajaran pada setiap tahap dalam penelitian yang didasarkan pada hasil refleksi setiap tahap.
B. Teori 1. Keterampilan Menulis Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Proses pengiriman dan penerimaan pesan atau komunikasi terjadi melalui sebuah media, yaitu tulisan. Tulisan adalah rekaman peristiwa, pengalaman, pengetahuan, ilmu, serta pemikiran manusia, yang artinya, tulisan dapat dibaca oleh orang yang berada di berbagai tempat pada waktu sekarang dan yang akan datang (Wiyanto,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
2004:4). Dengan adanya tulisan, masyarakat lain yang tinggal di tempat yang jauh dapat menangkap dan memahami pengetahuan serta pemikiran tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1497), menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis ialah kegiatan menggambarkan lambang-lambang grafik hingga tersusun menjadi sebuah bahasa tulis yang dapat dipahami oleh seseorang, sehingga orang tersebut dapat menerima dan mengerti maksud atau pesan dari bahasa
tulis
tersebut
(Tarigan,
2008:15).
Kegiatan
menulis
adalah
mengungkapkan gagasan atau ide melalui simbol-simbol yang berupa tulisan. Hal ini berarti bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang bersifat produktif atau menghasilkan suatu produk. Menulis merupakan salah satu kegiatan yang aktif, produktif, dan memerlukan cara berpikir secara teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman merupakan ciri suatu keterampilan berbahasa yang produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan berbahasa produktif lainnya, yaitu keterampilan berbicara dan keterampilan reseptif, yaitu keterampilan membaca, menyimak, serta pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca. Sutarno (2008:10) mengatakan bahwa pada dasarnya menulis adalah salah satu cara yang tepat untuk mewujudkan, menjabarkan, dan menuangkan ide, konsep, gagasan, dan pikiran ke dalam sebuah tulisan. Keterampilan menulis memiliki peran yang sangat penting bagi siswa karena setiap tugas yang diberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
oleh guru akan dapat ternilai dengan baik apabila hasil tulisan itu berbobot dan mempunyai substansi yang menarik. Menulis dapat dikatakan sebagai sebuah proses yang menghasilkan tulisan bermuatkan pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Keterampilan menulis telah diajarkan ketika anak masih duduk di bangku sekolah dasar, sehingga keterampilan ini dimiliki anak sejak dini. Keterampilan menulis memerlukan latihan yang konsisten agar tulisan yang dihasilkan semakin berkualitas. Kemampuan menulis yang baik kadang menjadi ukuran suatu keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia. Kegiatan menulis mengandung beberapa tujuan, tergantung pada jenis tulisan yang dihasilkan oleh penulis. Beberapa tujuan dari kegiatan menulis tersebut beraneka ragam dan sebagai seorang penulis yang masih pemula diharapkan untuk selalu memperhatikan tujuan menulis, yaitu memberitahukan, meyakinkan, menghibur, dan mengekpresikan perasaan atau emosi dalam diri penulis. Dalam semua tujuan tersebut, penulis memegang peranan penting dalam tulisannya dan mengandung nada yang sesuai dengan maksud dan tujuannya. Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang membutuhkan tahapan dalam pelaksanaannya. Zainurrahman (2011:15-28) mengatakan bahwa dalam kegiatan menulis, ada beberapa hal yang harus dijaga oleh penulis, yakni pertama, fokus, yaitu seorang penulis harus fokus terhadap ide yang ingin disampaikan agar tulisannya tidak melebar ke arah yang tidak direncanakan. Kedua, konsistensi, yaitu penulis harus konsisten dengan kata-kata yang digunakan dalam tulisan. Ketiga, pengembangan ide yang menarik, yaitu ide yang dikembangkan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
ditulis harus bisa menarik perhatian dan memancing motivasi membaca para pembaca. Tulisan yang baik harus bersifat „hidup‟ dan sarat dengan informasi yang masih segar, pilihan kata yang menarik, penggunaan sinonim yang lazim tetapi unik, ilustrasi yang menggembirakan, dan struktur yang rapi serta mudah diikuti pembaca. Keempat, pembacaan model, yaitu jika seorang penulis menulis laporan penelitian, penulis harus membaca laporan penelitian yang lain, jika menulis novel, ia harus membaca novel yang lain. Itu semua merupakan sumber inspirasi yang berharga dalam proses menulis. Kelima, pertahankan diri sebagai penulis, yaitu bahwa setiap penulis mempunyai nada tersendiri yang merupakan ciri khasnya. Jangan pernah mengubah identitas diri penulis pada penceramah dalam tulisan anda. Keenam, kejelasan, yaitu sebuah tulisan tidak meninggalkan tanda tanya bagi pembaca akibat keterbatasan informasi dan ketidaksesuaian dalam tulisan. Ketujuh, nada, yaitu sesuatu yang penulis tampilkan sesuai dengan situasi emosi yang ada. Kedelapan, pengembangan paragraf, yaitu paragraf dikembangkan dengan mendeskripsikan secara dalam entitas yang ada dalam latar ide pokok. Berkaitan dengan beberapa teori mengenai menulis di atas, secara singkat definisi menulis adalah suatu proses menuangkan ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran dengan menggunakan bahasa tulis sehingga orang lain dapat memahami gagasannya. Menulis dimaknai sebagai suatu keterampilan berbahasa yang paling unggul karena keberadaannya yang membutuhkan penalaran, praktik, dan latihan-latihan yang intensif. Hal itulah yang menjadikan sebuah tulisan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
dihasilkan dari kegiatan ini berbobot tinggi, berkualitas, dan dapat sesuai dengan kaidah kebahasaan yang benar.
2. Karangan Argumentasi a. Pengertian Karangan Argumentasi Karangan adalah suatu produk yang dihasilkan dari sebuah kegiatan menulis. Karangan merupakan bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam kesatuan tema yang utuh. Secara singkat, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:624), karangan adalah hasil mengarang, cerita, buah pena. Terdapat bermacam jenis karangan, yaitu narasi, deskripsi, persuasi, eksposisi, dan argumentasi. Setiap karangan memiliki tujuan dan ciri tersendiri. Keraf (2010:3) mengatakan bahwa argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap atau pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Tujuan penulisan karangan argumentasi adalah menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca disertai dengan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah, sehingga dapat meyakinkan pembaca bahwa yang disampaikan itu benar (Wiyanto, 2004:67). Melalui argumentasi, penulis berupaya merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Kebenaran pendapat atau suatu hal harus dapat dikuatkan oleh penulis melalui karangan argumentasi sehingga pembaca
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
akan mempunyai keyakinan yang tinggi akan kebenaran pendapat atau suatu hal tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:85), argumentasi adalah alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai karangan dan argumentasi, dapat diringkaskan bahwa karangan argumentasi adalah karangan yang berjenis argumentasi. Jenis karangan yang mengemukakan alasan, contoh, bukti-bukti yang kuat, dan meyakinkan sehingga orang akan membenarkan pendapat, sikap, gagasan, dan keyakinan penulis. Karangan argumentasi sering dikatakan sebagai jenis karangan yang sulit untuk ditulis atau dibuat karena karangan ini melibatkan semua jenis karangan atau tulisan lainnya. Karangan argumentasi kerap diintegrasikan dengan karangan persuasi, karena keduanya menampilkan adanya fakta dan pendapat. Bila seorang pengarang mempergunakan nada mendebat atau nada argumentatif, maka hasilnya adalah tulisan yang bersifat meyakinkan atau tulisan persuasif (Tarigan, 2008:108). Wiyanto (2004:68) berpendapat bahwa perbedaan mendasar antara karangan persuasi dan karangan argumentasi adalah pada sasaran yang ingin dibidik oleh karangan. Karangan argumentasi menitikberatkan sasaran pada logika pembaca, sedangkan karangan persuasi lebih pada emosi atau perasaan pembaca walaupun tidak melepaskan logika. Logika pembaca dioptimalkan ketika seseorang membaca karangan argumentasi karena keilmiahan bahasa dan isi karangan. Seorang pembaca harus bisa berpikir secara kritis ketika menghubungkan antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
pendapat atau gagasan dengan fakta yang mendukungnya, sehingga pembaca mengetahui kebenaran suatu pendapat. Berbeda dengan karangan persuasi. Dalam membaca karangan persuasi, seseorang lebih memaksimalkan emosi atau perasaannya ketika memutuskan untuk mengikuti atau menolak ajakan penulis. Hal ini tidak terlepas pula dari permainan logika. Seorang pembaca karangan persuasi menggunakan sedikit logikanya untuk mengetahui kebenaran suatu hal, sehingga pada akhirnya ia akan ikut tertarik dengan ajakan penulis. Dengan kata lain, yang dikerjakan karangan argumentasi adalah benar salahnya gagasan atau pendapat, sedangkan karangan persuasi lebih pada bagaimana mempengaruhi pembaca agar tertarik mengikuti kehendak penulis. Keduanya saling berhubungan karena pembaca tidak mudah dipengaruhi dan diajak apabila belum diyakinkan. Karangan argumentasi mempunyai daya argumentasi karena dalam karangan tersebut memuat adanya data, fakta, dan kesaksian. Bukti-bukti berupa data, fakta, dan kesaksian ini akan membantu penulis untuk menjadikan pembaca percaya pada hal yang dibicarakan dalam karangan. Begitu pula dengan karangan persuasi. Karangan persuasi merupakan karangan berdaya persuasi, tetapi di dalamnya terdapat pula daya argumentasi. Daya argumentasi dalam karangan persuasi mempengaruhi daya persuasi yang ada, sehingga karangan persuasi mengandung fakta-fakta yang berusaha meyakinkan pembaca hingga pembaca mengikuti ajakan yang ditawarkan penulis. b. Ciri karangan argumentasi Karangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan dari kegiatan menulis. The Liang Gie (2002:83-86) mengatakan bahwa ada enam asas dalam karang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
mengarang, yaitu kejelasan, keringkasan, ketepatan, kesatupaduan, pertautan, dan pengharkatan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing asas tersebut. 1) Kejelasan Suatu karangan akan dipahami oleh pembaca jika mempunyai maksud yang jelas dan tidak mungkin disalahtafsirkan oleh pembaca karena setiap gagasan dipaparkan secara jelas. Ciri karangan yang jelas adalah (a) mudah dimengerti oleh pembaca; (b) menggunakan kalimat yang sederhana; (c) karangan tidak berbelit-belit; (d) dapat melukiskan secara benar ide yang terdapat dalam pikiran penulis. 2) Keringkasan Pengarang tidak perlu mengulang-ulang ide, tidak bertele-tele dalam menyampaikan gagasannya, dan tidak berlebih-lebihan dengan kata (redundan) sehingga asas keringkasan dapat terpenuhi. 3) Ketepatan Suatu karangan dapat menyampaikan maksud kepada pembaca sesuai dengan maksud dari pengarang itu sendiri (tidak ambigu). Supaya karangan tepat, pengarang harus menaati berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman memakai bahasa tulis yang ada. 4) Kesatupaduan Sebuah karangan yang baik adalah karangan yang dibuat dari sebuah topik utama. Setiap paragraf harus saling berhubungan sehingga tidak menyimpang dari pembicaraan sebelumnya. Sebuah paragraf yang baik adalah paragraf yang hanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
memuat satu gagasan pokok yang didukung dengan beberapa penjelasan yang terpadu. 5) Pertautan Dalam suatu karangan, antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain harus saling terkait, baik dalam satu paragraf maupun antarparagraf yang lain. 6) Pengharkatan Setiap gagasan yang penting diungkapkan dengan penonjolan tertentu sehingga pembaca dapat mengingat informasi tersebut dengan baik. Berkaitan dengan keenam asas di atas, karangan argumentasi termasuk dalam jenis karangan yang memiliki beberapa ciri khas. Ciri karangan argumentasi terkandung dalam pengertian karangan argumentasi, yaitu (1) menjelaskan pendapat agar pembaca merasa yakin terhadap tulisan tersebut; (2) memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar, grafik, atau data lainnya; (3) penutup berupa simpulan yang diambil penulis dari hasil mengkaji data dan fakta yang dicantumkan; (4) data dan fakta yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan; dan (5) penjelasan yang disampaikan bersifat logis dan sesuai dengan data dan fakta yang dimiliki. Hal serupa dikatakan Keraf (2007:4-5). Menurutnya, ciri karangan argumentasi adalah (1) berusaha membuktikan kebenaran masalah; (2) mengajak dan mempengaruhi pembaca untuk mengikuti jalan pikiran penulis; (3) gaya penulisan yang meyakinkan; dan (4) adanya fakta-fakta yang digunakan untuk membuktikan kebenaran. Ciri karangan argumentasi berkaitan dengan tujuannya yaitu menerima atau menolak suatu ide. Pernyataan pendapat ini nantinya akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
dipaparkan dengan fakta yang akurat baik secara induktif maupun deduktif. Pamaparan secara induktif adalah pemaparan dari hal-hal yang khusus dan akhirnya diambil simpulan yang bersifat umum. Sementara itu, pemaparan deduktif diambil dari sebuah pernyataan yang bersifat umum dan digunakan untuk mengamati hal-hal khusus sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. Seorang penulis karangan argumentasi harus dapat membatasi persoalan yang dikemukakannya dan menetapkan di mana terletak titik atau sasaran ketidaksesuaian pendapat antara pengarang dan pembaca. Dengan demikian ia dapat mengubah keyakinan dan mempengaruhi tindakan pembaca. Keraf (2007:103-104) menjelaskan bahwa untuk membatasi persoalan dan menetapkan titik ketidaksesuaian, maka sasaran yang harus ditetapkan untuk diamankan oleh setiap pengarang argumentasi adalah (1) argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan; (2) pengarang harus berusaha untuk menghindari setiap istilah yang dapat menimbulkan prasangka tertentu; (3) tujuan argumentasi adalah menghilangkan ketidaksepakatan, maka penulis harus membatasi istilah yang digunakan pada awal penulisan; dan (4) sejak awal penulisan, penulis harus mengungkapkan dengan jelas di mana terletak perbedaan-perbedaan yang akan diargumentasikan itu. Karangan argumentasi merupakan karangan yang bersifat semi ilmiah, maka dalam tulisannya disajikan fakta atau data yang dapat teruji dari segi kosistensi (tidak ada satu evidensi yang bertentangan atau melemahkan evidensi lain) dan koherensi (semua fakta harus koheren dengan pengalaman dan pandangan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
berlaku). Seorang penulis karangan argumentasi harus menuliskan hal-hal yang tidak boleh mengandung prasangka (autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya). Baik tidaknya karangan argumentasi dinilai dari bobot argumen atau pendapat yang disajikannya, ada tidaknya fakta atau data, kebakuan bahasa yang digunakan, penggunaan ejaan yang disempurnakan, keterikatan atau relevansi antarkalimat dan paragraf, dan sistematika penyajian karangan. c. Kerangka karangan argumentasi Karangan argumentasi merupakan jenis tulisan yang mempunyai struktur atau kerangka sama dengan karangan lain pada umumnya. Struktur karangan argumentasi menurut Keraf (2007:104-107) ada tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Berikut uraian masing-masing bagian karangan argumentasi. 1) Pendahuluan Bagian pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pembaca terhadap argumen yang akan disampaikan atau dikemukakan dalam tulisan tersebut. Bagian pendahuluan juga dapat berfungsi untuk mengarahkan pembaca ke masalah yang akan disampaikan dan memberi gambaran umum mengenai masalah yang akan disampaikan penulis. Bahan-bahan untuk menarik perhatian pembaca dan fakta-fakta pendahuluan harus benar-benar diseleksi supaya pengarang tidak melakukan hal-hal yang justru bersifat argumentatif. Hal-hal yang bersifat argumentatif ini akan dikemukakan oleh penulis dalam tubuh argumentasi. Untuk menetapkan apa dan berapa banyak bahan yang diperlukan dalam bagian pendahuluan, penulis harus (1) menegaskan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
mengapa persoalan itu dibicarakan pada saat ini dan seberapa pentingnya masalah itu dibicarakan; (2) menjelaskan latar belakang historis yang mempunyai hubungan langsung dengan persoalan yang akan diargumentasikan, sehingga pembaca dapat memperoleh pengertian dasar mengenai hal tersebut; (3) menjelaskan argumen-argumen yang hendak disampaikan dan terdapat kejelasan pembedaan antara hal-hal yang berhubungan dengan selera dan hal-hal yang bertalian dengan fakta, sehingga dengan mempergunakan dasar tersebut penulis karangan dapat bergerak maju dengan mempergunakan fakta tersebut. 2) Tubuh karangan Bagian ini berisi pembuktian kebenaran pendapat yang dikemukakan penulis dan dihubungkan secara logis serta kritis dengan semua fakta yang ada. Dalam bagian ini, kekuatan argumen harus dimiliki oleh penulis agar dapat meyakinkan pembaca. Bagian tubuh karangan merupakan penjelasan mengenai masalah dan bukti-bukti yang ada, sehingga gagasan dan bukti itu perlu disampaikan sedalam dan sekonkret mungkin. Banyaknya paragraf dalam karangan berkaitan erat dengan luas sempitnya masalah yang disampaikan penulis. Apabila masalahnya cukup sederhana, jumlah paragraf yang disajikan tidak terlalu banyak, sebaliknya apabila masalah yang disampaikan cukup kompleks, jumlah paragraf dalam bagian ini akan cukup banyak. Penulis tidak perlu menyampaikan argumen dan fakta yang sekiranya tidak menunjang tulisan, artinya penulis tidak perlu berlebih-lebihan dalam menyajikan evidensi dalam bagian tubuh karangan argumentasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
3) Kesimpulan dan ringkasan Bagian ini berisi kesimpulan seperti halnya ringkasan, diberikan penekanan pada bagian-bagian tertentu, dan memberikan prediksi berkaitan dengan karangan. Pada bagian kesimpulan, penulis harus bisa meyakinkan pembaca agar melakukan apa yang ditulisnya. Penulis juga harus menjaga agar konklusi yang disampaikan tetap memelihara tujuan, menyegarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai, dan mengapa konklusi-konklusi (simpulan) itu diterima sebagai sesuatu yang logis. Sebagai bagian penutup, paragraf-paragraf yang disajikan hendaknya dibuat sedemikian rupa seolah-olah memberi isyarat kepada pembaca bahwa karangan akan segera berakhir (Wiyanto, 2004:75). d. Contoh karangan argumentasi Berikut disajikan contoh karangan argumentasi dan penjelasan bagianbagiannya. Narkotika dalam Kekelaman Kapan pemberantasan penyalahgunaan narkotika dapat menunjukkan hasil yang memuaskan, rasanya masih sulit diperkirakan. Hampir semua negara di dunia merasa khawatir dengan penyalahgunaan narkotika yang semakin merajalela ke wilayah yang lebih luas. Kehancuran hari depan bangsa dapat terjadi bila masalah ini tidak ditangani dengan sunguh-sunguh. Narkotika merupakan istilah terjemahan dari narcotic atau narcoses. Menurut Kamus Bahasa Inggris tulisan W.Y.S Poerwodarminto, Cs, narkotika diartikan sebagai obat yang menidurkan atau obat bius. Bila digunakan semestinya, sesungguhnya narkotika mempunyai banyak manfaat, seperti yang tergolong narkotika Amphetamine. Dalam bidang kedokteran, narkotika dipakai sebagai obat penghilang rasa sakit pada waktu pembedahan (operasi) serta memperbaiki kestabilan tekanan darah waktu pembedahan berlangsung. bagian pendahuluan Di dunia ini terhitung banyak jenis narkotika. Yang termasuk dalam narkotika alamiah menurut undang-undang adalah opium/candu atau madat yang diperoleh dari getah tanaman, kokain yang berasal dari tanaman koka, dan ganja yang berasal dari tanaman ganja dari semua tanaman jenis Cannabis, termasuk biji dan buahnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Bila tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, semua jenis narkotika itu akan membuat petaka. Baik catatan di buku-buku kriminalitas, berbagai surat kabar dan majalah, maupun dari informan yang dapat dipercaya, kesemuanya dapat menggambarkan bahwa akibat penyalahgunaan narkotika sangat menakutkan. Beberapa data yang dapat diketengahkan, antara lain yang dikemukakan oleh Prof. dr. G.T. Stewart dari Universitas Glasgow, Skotlandia. Beberapa pernyataan tersebut adalah 1. Narkotika mempunyai pengaruh buruk terhadap organ-organ tubuh yang ada dalam tubuh manusia, yaitu berupa kemunduran daya pikir, lemah ingatan, pelupa, menjadi dungu, dan memberi dampak besar untuk keturunannya. 2. Pengaruhnya terhadap sistem saraf, yaitu timbulnya halusinasi atau penghayatan semu. 3. Narkotika berpengaruh terhadap urat nadi dan jantung, pengotoran darah dalam pembuluh darah, meningkatkan kerja jantung, dan meningkatkan denyut jantung sebagai akibat penyempitan pembuluh darah. 4. Pengaruhnya terhadap alat-alat pencernaan terutama kerusakan fungsi hati sehingga data mengakibatkan korban menderita penyakit hati sebagai dampak pengotoran darah oleh narkotika. 5. Seseorang yang semula bersusila, sopan santun, terhormat dalam masyarakat, dan melakukan ibadat menurut agama serta keyakinannya dengan kuat akan menjadi liar dan, ganas, merampok, bahkan membunuh apabila sudah melakukan penyalahgunaan narkotika dalam dosis yang berlebihan. bagian isi/tubuh karangan Dari semua gambaran di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penyalahgunaan narkotika benar-benar telah mengganggu ketentraman masyarakat. Peranan terpenting yang diharapkan dapat mencegah penyalahgunaan narkotika justru dalam lingkungan keluarga. Banyak upaya-upaya yang dapat dilakukan agar penyalahgunaan narkotika dapat ditanggulangi. Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah rumah tangga harus dapat menciptakan situasi keakraban antara ayah, ibu, dan anak. Selain itu, dalam sebuah keluarga, orang tua harus selalu memberikan teladan yang baik, dan menciptakan situasi hidup keagamaan dengan melakukan ibadah sesuai dengan ketentuan. Demikianlah, secara ringkas telah diuraikan tentang penyalahgunaan narkotika. Dari tulisan di atas tergambar dengan jelas bahwa penyalahgunaan narkotika mempunyai akibat yang sangat fatal. Penanggulangan penyalahgunaan narkotika akan efektif bila dilakukan di tengah keluarga dan didukung oleh masyarakat. bagian penutup Sumber:http://tiaraizni.blogspot.com/2011/01/contoh-karanganargumentasi.html. diakses pada 15 Desember 2012. pk 10:56.
Karangan di atas merupakan karangan berjenis argumentasi yang mempunyai topik narkotika dalam kemajuan zaman masa ini. Struktur atau kerangka karangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
berjudul „Narkotika dalam Kekelaman‟ di atas adalah pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian pendahuluan karangan di atas berisi tentang pengertian narkotika, manfaat narkotika, dan bahaya narkotika. Bagian pendahuluan tersebut berperan menarik minat pembaca, mengarahkan pembaca, menjelaskan secara singkat ide pokok topik karangan, dan menjelaskan kapan dan bagaimana suatu hal diperbincangkan. Bagian isi atau tubuh karangan menjelaskan tentang jenis-jenis narkotika, pengaruh bagi pecandu narkotika, dan bahaya yang mengancam masyarakat berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika dalam kehidupan. Bagian
penutup
karangan
berisi
mengenai
usaha
pencegahan
adanya
penyalahgunaan narkotika di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Penulis berusaha menegaskan kembali kepada pembaca bahwa narkotika akan berakibat fatal apabila digunakan secara salah sehingga kegiatan pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin sebelum harus sampai ke lingkup hukum, yaitu mulai dari keluarga hingga masyarakat.
3. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1422), teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu. Teknik penelitian merupakan penjabaran metode penelitian, sistem atau metode penelitian dengan meneliti langsung objeknya. B. Widharyanto, dkk. (2003:20) mengatakan bahwa teknik dimaknai sebagai implementasi praktis dan terperinci berbagai kegiatan yang disarankan dalam pendekatan dan metode. Secara sederhana, teknik dalam pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
merupakan cara penyampaian informasi pembelajaran yang melibatkan, baik guru maupun siswa. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) merupakan teknik yang diperkenalkan oleh Bobbi DePorter. Teknik PAK merupakan penggabungan dari beberapa strategi yang tampak dalam langkah teknik pembelajaran, yaitu Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. a. Pusatkan Pikiran Pada langkah awal, siswa dilatih memusatkan pikiran dan tidak merasa ragu untuk menuangkan ide yang ada di pikiran mereka ke dalam bentuk tulisan. Strategi yang digunakan dalam kegiatan pusatkan pikiran adalah strategi gugus. Strategi gugus merupakan cara menuliskan ide-ide yang terlintas di benak kita dalam bentuk gugus (DePorter, 2009:18). Strategi ini dilakukan dengan cara: 1) Ambil selembar kertas kosong 2) Letakkan kertas dalam posisi horizontal dan tuliskan topik utama dalam bentuk kata kunci atau kalimat di tengah. Beri lingkaran di sekitarnya. 3) Tuliskan semua ide terkait yang terpikirkan oleh siswa, sebar disekitar pikiran utama. Buatlah lingkaran di setiap kata atau ide yang siswa tuliskan, dan gambar garis yang menghubungkan dengannya dengan pikiran utama. 4) Tuliskan ide kedua yang muncul akibat kata-kata ini dan kembali beri lingkaran, kali ini buat garis yang menghubungkannya dengan kata pemicu. Ulangi ketiga langkah pertama ini sampai siswa kehabisan ide dan lingkaran di gugus dibiarkan tersebar bebas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
b. Atur Setelah menuliskan ide-ide terbaik di atas kertas, langkah selanjutnya adalah menata tulisan agar bisa terbaca oleh pembaca dengan jelas dan akurat. Saat ini, kita perlu mundur, lihat kembali curahan gagasanmu dan strukturkan apa saja yang ingin kita tuliskan dengan menggunakan dua strategi menata, yaitu peta pikiran dan kerangka (DePorter, 2009:31). Pada langkah kedua ini, siswa dilatih untuk menuangkan dan menata ideidenya melalui dua strategi. Strategi pertama yaitu peta pikiran. Pada strategi peta pikiran ini, siswa dapat melingkari ide utama, menebalkan huruf-hurufnya, bahkan memberi gambar untuk menonjolkan maknanya. Peta pikiran akan membantu menata ide dan membuat hubungan di antara semua ide. Strategi kedua yaitu strategi kerangka. Strategi kerangka ini digunakan untuk membantu membangun sebuah paragraf yang tersusun atas ide-ide yang ada. Sebuah paragraf mengandung ide utama, detail, contoh, dan kesimpulan. c. Karang Karang merupakan langkah ketiga dari teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Pada langkah ini, siswa sudah mulai mengarang. Ada lima teknik mengedit draf dalam teknik ini, yaitu 1) Bahasa yang terkesan alami, maksudnya tuliskan seperti orang berpikir dan berbicara. Contoh: Penelitian menyebutkan banyak siswa Amerika Serikat akan berprestasi lebih baik di sekolah jika mereka menguasai keterampilan dasar membaca.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
2) Suara aktif, artinya buat tulisan “bertindak” atau mewujudkan sesuatu. Contoh: Penyanyi itu memainkan gitar. 3) Kata kerja aktif, artinya gunakan kata kerja kuat untuk menghidupkan tulisan. Contoh: Saya menargetkan belajar ke luar negeri tahun ini. 4) Bahasa spesifik, artinya tambahkan sentuhan personal dengan detail seperti nama dan angka. Contoh: Rama, Dara, dan Fifi mendapatkan hadiah masingmasing sebesar Rp 10.000.000,00 5) Jelas, singkat, sederhana, serta buat semua kata dan kalimat penting. Contoh: Berbagi file di internet, memperbaiki industri musik. d. Hebat Langkah ini merupakan langkah gabungan dari langkah sebelumnya, yaitu karang. Pada langkah terakhir ini, siswa dilatih untuk mengoptimalkan tulisannya dan menambah daya tarik tulisannya, serta membaca dengan saksama detailnya, seperti ejaan, kata sambung, dan tata bahasa. Berikut teknik membaca dengan saksama 1) Baca secara keseluruhan dari awal karangan hingga akhir karangan, sehingga siswa dapat melihat koherensi setiap kata, kalimat, dan paragraf dalam karangan tersebut. 2) Baca dari belakang, maksudnya, siswa membaca setiap kata dari akhir kalimat tanpa menyatukan semuanya menjadi kalimat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan penggunaan huruf dan tanda baca secara lebih detail. 3) Gunakan bahan referensi, seperti kamus, buku EYD, dan panduan gaya penulisan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Kelebihan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) adalah dapat membantu siswa dalam melatih kemampuan menulis, membebaskan penulis dari sugesti bahwa menulis harus langsung jadi, memusatkan gagasan-gagasan penulis, dan mampu menuangkan gagasan yang ada dalam pikiran penulis. Teknik PAK dapat membantu siswa menemukan inspirasi ide dan gagasan yang dituangkan dalam tulisan. Teknik ini dapat menambah motivasi siswa dalam pembelajaran menulis. Kekurangan teknik PAK adalah terlalu banyak tahapan yang dilakukan, banyak gagasan yang tidak sesuai dengan topik, perlu dilakukan perbaikan yang berulang-ulang, dan membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan tahapan demi tahapan.
4. Teknik PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) merupakan sebuah teknik menulis karangan argumentasi yang bertujuan untuk melatih siswa agar dapat membuat karangan argumentasi dengan baik dan mudah. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dapat digunakan pada semua jenis tulisan, entah itu narasi, persuasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, tulisan yang bersifat semi ilmiah dan dirasa banyak menimbulkan kesulitan pada diri siswa. Langkah-langkah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yang diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
a. Pusatkan pikiran Siswa diajak memusatkan pikiran untuk menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan yang bersifat argumentatif. Strategi gugus digunakan dalam langkah ini dengan cara (1) berikan kertas kosong pada masing-masing siswa; (2) letakkan kertas dalam posisi horizontal dan tuliskan topik utama dalam bentuk kalimat atau kata di tengah; (3) tuliskan semua ide terkait di sekitar topik utama tadi, beri lingkaran di setiap ide, dan beri garis yang menghubungkan dengan topik utama karangan argumentasi itu. b. Atur Pada langkah atur ini, siswa diajak mengatur ide-ide yang telah dituliskannya. Fakta yang mendukung kebenaran ide atau pendapat dalam karangan argumentasi dituliskan pula ketika langkah ini berlangsung. Strategi peta pikiran digunakan dalam langkah atur ini. Siswa melingkari ide utama, menebalkan garis penghubungnya, atau memberi gambar untuk menonjolkan maknanya, sehingga terlihat hubungkan dari setiap ide yang ada. Strategi karang mulai digunakan dengan berpedoman pada peta pikiran yang telah dibuat. Kerangka yang sederhana dibuat dengan komponen ide utama, detail, fakta, contoh, dan kesimpulan. c. Karang Siswa diminta mulai mengarang sebuah karangan argumentasi dari ide-ide yang telah dikumpulkan. Karangan yang dibuat harus memperhatikan bahasa baku, pilihan kata baku, dan sistematika karangan argumentasi yang benar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
d. Hebat Hebat merupakan langkah terakhir yang harus dilakukan siswa bersamaan dengan langkah karang. Pada langkah ini, siswa dilatih untuk mengoptimalkan tulisannya dan menambah daya tarik tulisannya, kemudian membaca dengan saksama detailnya, seperti ejaan, kata sambung, dan tata bahasa. Siswa diharapkan dapat membuat karangan argumentasi yang luar biasa dan hebat, sehingga sesuai dengan ciri-ciri karangan argumentasi.
C. Kerangka Berpikir Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Menulis mempunyai tujuan yang bermacam-macam, tergantung jenis tulisan yang dihasilkan, yaitu narasi, persuasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Menulis karangan argumentasi merupakan sebuah kegiatan yang menghasilkan sebuah produk berupa tulisan yang bersifat semi ilmiah. Keilmiahan karangan ini menjadikan gaya bahasa yang digunakan haruslah baku dan logis. Karangan ini berusaha membuktikan adanya kebenaran pendapat dan meyakinkan pembaca pada sebuah pendapat tersebut. Tulisan yang bersifat semi ilmiah dengan segala kebakuannya ini memang sulit dibuat oleh siswa sehingga dibutuhkan sebuah teknik yang dapat mempermudah kesulitan tersebut. Teknik PAK merupakan satu teknik yang menggabungkan beberapa strategi langkah yang dapat memudahkan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Langkah dalam teknik PAK yaitu Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Melalui teknik ini, siswa dapat memusatkan pikirannya untuk menemukan topik karangan, berusaha mencari ide-ide atau fakta yang terkait dengan topik, menyusun menjadi sebuah peta pikiran dan kerangka karangan, menulis karangan, dan meneliti dengan saksama detailnya, mulai dari ejaan, tata bahasa, hingga pada sistematika penulisan karangan. Teknik ini sederhana tetapi membutuhkan waktu yang relatif lama. Dengan diterapkannya teknik ini, siswa diharapkan dapat lebih berani, termotivasi, dan meningkat kemampuannya dalam menulis karangan argumentasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Siswa kurang berminat menulis karangan semi ilmiah atau ilmiah sehingga dalam karangan yang dihasilkan kurang bisa mencapai KKM yang ditetapkan (bahasa kurang baku dan banyak kesalahan ejaan)
Karangan argumentasi merupakan tulisan berjenis argumentasi yang berisi pendapat atau gagasan dengan disertai fakta berupa alasan, contoh, dan data yang konkret. Karangan argumentasi berusaha membuktikan adanya kebenaran pendapat sehingga gaya bahasa yang digunakan harus meyakinkan dan bersifat logis. Karangan ini bersifat semi ilmiah, maka bahasa yang digunakan yaitu bahasa baku yang ditulis sesuai dengan ejaan yang tepat. Penyusunan karangan ini memerlukan waktu yang cukup lama, mulai dari pemunculan topik, ide, fakta pendukung, dan penelitian secara keseluruhan terhadap susunan tata bahasa dan ejaan yang salah.
Teknik yang dapat melatih seseorang untuk dapat menulis dengan baik adalah teknik PAK. Teknik ini memadukan strategistrategi yang tampak dalam langkah teknik PAK, yaitu Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Siswa memusatkan pikirannya untuk menemukan topik karangan, berusaha mencari ide-ide atau fakta yang terkait dengan topik, menyusun menjadi sebuah peta pikiran dan kerangka karangan, menulis karangan, dan meneliti dengan saksama detailnya, seperti ejaan, tata bahasa, dan sistematika penulisan karangan.
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada Siswa Kelas XB Semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
D. Hipotesis Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas. Disebut penelitian tindakan kelas karena penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Arikunto, dkk., 2003:6). Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah melalui suatu perbuatan nyata, bukan hanya mencermati fenomena tertentu kemudian mendeskripsikan apa yang terjadi dengan fenomena yang bersangkutan. Penelitian tindakan kelas ini terlaksana dalam dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap. Tahap pertama adalah perencanaan, yaitu rencana tindakan yang dipersiapkan ketika akan memulai tindakan. Kedua, pelaksanaan (tindakan), yaitu implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. Ketiga, pengamatan, yaitu proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. Keempat, refleksi, yaitu mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan untuk membuat perbaikan pada siklus berikutnya.
B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013. Siswa kelas XB berjumlah 33 orang, terdiri dari 18 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Namun dalam penelitian
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
ini, yang termasuk dalam subjek penelitian hanya sebanyak 25 siswa. Objek penelitian ini adalah kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang kelas XB SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang beralamatkan di Jl. Wates Km 12 Sedayu Yogyakarta Telp. (0274) 4546765 Fax. (0274) 4546766. Peneliti adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Sanata Dharma. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi bahasa Indonesia kelas XB dan juga dibantu oleh rekan peneliti. Penelitian ini dilaksanakan bertepatan dengan jam pelajaran bahasa Indonesia pada bulan Maret – Mei 2013.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu teknik tes dan teknik nontes. 1. Teknik tes Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam kegiatan menulis karangan argumentasi berkenaan dengan isi karangan, organisasi karangan, tata bahasa, diksi atau pilihan kata, dan ejaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
2. Teknik nontes Data yang dikumpulkan dengan teknik nontes adalah a. Wawancara setelah pelaksanaan prasikklus, siklus 1, dan siklus 2 Wawancara dilakukan dengan guru bidang studi bahasa Indonesia kelas XB untuk mengetahui kondisi kelas (pembelajaran, materi, metode, dan media yang digunakan), kesulitan-kesulitan yang sebelumnya ditemukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, dan tanggapan terhadap aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Wawancara dengan siswa dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa dan tanggapan siswa terhadap setiap aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap prasiklus, peneliti tidak melakukan wawancara dengan siswa karena pertimbangan kebutuhan dan kondisi siswa. b. Observasi selama pelaksanaan prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 Observasi dilakukan bersama dengan dilaksanakannya tindakan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data, yaitu kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Pada prasiklus, peneliti tidak melakukan observasi dengan berpedoman pada lembar observasi yang digunakan pada siklus 1 dan siklus 2. c. Kuesioner setelah pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 Kuesioner ini merupakan lembar penilaian siswa terhadap proses pembelajaran. Kuesioner ini digunakan pada tahapan refleksi di setiap akhir siklus. Berdasarkan analisis dengan kuesioner ini, peneliti dapat menilai seberapa efektifnya teknik PAK yang diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
kelas XB. Kuesioner ini digunakan sebagai bagian dari bahan refleksi dari siswa pada setiap akhir siklus 1 dan siklus 2. d. Dokumentasi aktivitas siswa selama pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan agar semua proses yang telah dilakukan dapat didokumentasikan sebagai data.
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan nontes. Instrumen tes diberikan dalam bentuk penugasan, yaitu menulis karangan argumentasi secara individu. Tes ini untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan dalam pembelajaran. Karangan siswa akan dinilai berdasarkan aspek-aspek penilaian yang telah dipersiapkan. Berikut aspek penilaian karangan siswa. Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Karangan Argumentasi No. 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek Penilaian
Bobot
Isi karangan 10 Organisasi karangan 4 Tata bahasa 2 Diksi (pilihan kata) 2 Ejaan 2 Jumlah
Skor Maksimal 5 5 5 5 5
Total Skor (bobot x skor maksimal) 50 20 10 10 10 100
Kelima aspek di atas adalah aspek yang akan dinilai pada hasil tes menulis karangan argumentasi siswa. Kelima aspek penilaian di atas masing-masing akan diberikan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1. Skor yang diperoleh siswa adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
jumlah skor tiap aspek dikalikan dengan bobot yang ditentukan untuk masingmasing aspek. Nilai siswa = ∑ (skor tiap aspek x bobot) Dalam pengambilan skor, peneliti mengacu pada deskripsi masing-masing aspek sebagai berikut.
Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Aspek Isi Karangan
I S I K A R A N G A N
Kriteria Penilaian Mampu menyebutkan fakta berkaitan dengan topik karangan (minimal 3 fakta), isi karangan sangat meyakinkan pembaca, isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud, antara judul dan isi karangan jelas atau sesuai. Hanya mampu menyebutkan 2 fakta yang berkaitan dengan topik karangan, isi karangan sangat meyakinkan pembaca, isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud, kurang adanya kesesuaian judul dan isi karangan. Hanya mampu menyebutkan 1 fakta yang berkaitan dengan topik karangan, isi karangan kurang dapat meyakinkan pembaca, isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud, tidak ada kesesuaian judul dan isi karangan. Hanya mampu menyebutkan satu fakta namun tidak berkaitan dengan topik karangan, isi karangan kurang dapat meyakinkan pembaca, isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud tetapi banyak dicampuri dengan jenis karangan lain, tidak ada kesesuaian judul dan isi karangan. Tidak menyebutkan fakta, isi karangan tidak meyakinkan, tidak sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud, tidak ada kesesuaian judul dan isi karangan.
Skor 5
4
3
2
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Aspek Organisasi Karangan O R G A N I S A S I K A R A N G A N
Kriteria Penilaian Struktur karangan benar (pendahuluan, isi, penutup), antarparagraf mempunyai hubungan yang koheren, satu paragraf terdiri dari satu gagasan utama, satu paragraf terdiri minimal dari tiga kalimat. Struktur karangan benar (pendahuluan, isi, penutup), antarparagraf mempunyai hubungan yang koheren, satu paragraf ada yang terdiri dari dua sampai tiga gagasan utama, satu paragraf ada yang hanya terdiri dari dua atau satu kalimat. Struktur karangan (pendahuluan, isi, penutup) kurang tepat dan kurang berurutan, antarparagraf mempunyai hubungan yang cukup koheren, satu paragraf ada yang terdri dari dua sampai tiga gagasan utama, satu paragraf terdiri minimal dari tiga kalimat. Struktur karangan (pendahuluan, isi, penutup) kurang berurutan, antarparagraf kurang mempunyai hubungan yang koheren, satu paragraf ada yang terdiri dari dua sampai tiga gagasan, satu paragraf terdiri kurang dari tiga kalimat. Struktur karangan (pendahuluan, isi, penutup) tidak tepat dan tidak terlihat sama sekali, antarparagraf tidak koheren, satu paragraf terdiri lebih dari satu gagasan utama dan hanya terdiri dari satu kalimat yang ambigu.
Skor 5
4
3
2
1
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Aspek Tata Bahasa T A T A B A H A S A
Kriteria Penilaian Struktur kalimat sekurang-kurangnya terdiri dari 1 SP, antarkalimat koheren, bahasa yang digunakan baku. Struktur kalimat terdiri dari 1 SP, antarkalimat koheren, bahasa yang digunakan cukup baku. Struktur kalimat terdiri dari 1 SP, antarkalimat kurang koheren namun masih dapat dimengerti, bahasa yang digunakan lebih banyak kurang baku. Struktur kalimat kurang jelas dan berbelit-belit, antarkalimat kurang koheren, bahasa yang digunakan lebih banyak bercampur dengan bahasa tidak baku. Struktur kalimat kurang jelas dan menimbulkan makna ganda, tidak ada koherenitas antarkalimat, bahasa yang digunakan tidak baku.
Skor 5 4 3
2
1
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Aspek Diksi (Pilihan Kata) P I L I H A N K A T A
Kriteria Penilaian Pilihan kata tepat, lazim, rasional, dan denotatif.
Skor 5
Pilihan kata tepat, tidak menimbulkan keraguan, dan rasional. Pilihan kata kurang tepat tetapi masih rasional dan denotatif. Pilihan kata tidak tepat, tidak lazim, kurang rasional, tetapi bersifat denotatif.
4
Pilihan kata tidak tepat, tidak lazim, dan dapat menyinggung perasaan orang lain.
1
3 2
Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Aspek Ejaan
E J A A N
Kriteria Penilaian Menguasai aturan penulisan (tanda baca, kata ulang, kata serapan, dan huruf kapital), hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan. Kurang menguasai aturan penulisan (tanda baca, kata ulang, kata serapan, dan huruf kapital), terdapat beberapa kesalahan ejaan. Kurang menguasai aturan penulisan (tanda baca, kata ulang, kata serapan, dan huruf kapital), terdapat banyak kesalahan ejaan. Banyak penggunaan tanda baca, penulisan huruf kapital, penulisan kata ulang dan kata serapan yang tidak tepat. Penggunaan tanda baca tidak tepat, banyak kesalahan, dan sulit dimengerti.
Skor 5
4
3
2 1
Pada kolom rubrik penilaian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian terhadap hasil tes menulis karangan argumentasi siswa, yaitu 1. Aspek isi karangan Aspek isi karangan merupakan aspek dengan bobot tertinggi, karena dengan aspek ini peneliti dapat mengetahui sejauh mana siswa paham mengenai karangan argumentasi. Kriteria penilaian pada aspek ini adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
a. Mampu menyebutkan fakta berkaitan dengan topik karangan (minimal tiga fakta). Karangan argumentasi menuntut hadirnya fakta-fakta atau bukti yang kuat sehingga tujuan untuk meyakinkan pembaca dapat tercapai. b. Isi karangan sangat meyakinkan pembaca, artinya tujuan dari karangan argumentasi adalah meyakinkan pembaca dan siswa melalui tes ini harus dapat membuat karangan yang benar-benar membuat pembaca yakin akan pendapat dari penulis. c. Isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud, artinya pada tes ini siswa diminta menulis karangan argumentasi, maka tulisan yang dihasilkan haruslah argumentasi. Penulis dapat juga mengaitkan dengan jenis karangan lain, tetapi tetap dalam porsi yang berbeda. d. Antara judul dan isi karangan jelas atau sesuai, artinya ada hubungan antara judul dengan ungkapan-ungkapan yang dituliskan oleh penulis, sehingga pembaca dapat dengan jelas memahami isi tulisan tersebut dari awal hingga akhir.
2. Aspek organisasi karangan a. Struktur karangan benar, artinya karangan argumentasi yang dituliskan oleh siswa adalah karangan dengan struktur pendahuluan, isi, penutup. Pendahuluan berisi hal-hal yang menarik untuk mengetahui gambaran awal topik karangan, isi berisi fakta-fakta yang mendukung argumen yang disampaikan sehingga dapat lebih menyakinkan pembaca, dan penutup berisi kesimpulan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
b. Antarparagraf koheren, yaitu antara paragraf pertama dan paragraf selanjutnya mempunyai hubungan atau keterkaitan. c. Satu paragraf terdiri dari satu gagasan utama, artinya dalam karangan argumentasi tersebut, satu paragraf berisi satu ide pokok yang tertuang dalam satu kalimat utama dan diikuti beberapa kalimat penjelas. d. Satu paragraf minimal terdiri dari tiga kalimat, artinya sesuai dengan kaidah yang berlaku, paragraf yang baik dan efektif adalah paragraf yang minimal terdiri dari tiga paragraf yang berkaitan.
3. Aspek tata bahasa a. Struktur kalimat minimal terdiri dari 1 SP (Subyek Predikat), artinya sesuai dengan kaidah kebahasaan bahwa sebuah kalimat tunggal sekurangkurangnya terdiri dari satu SP dan lebih dari satu SP apabila berupa kalimat majemuk. b. Antarkalimat mempunyai hubungan yang koheren, artinya antara kalimat yang satu dengan kalimat selanjutnya berkaitan sehingga mudah dipahami oleh pembaca. c. Bahasa baku, artinya bahasa yang digunakan untuk menulis sebuah karangan argumentasi adalah bahasa baku yang menonjolkan ciri keilmiahannya. Bahasa baku adalah bahasa yang formal dan sesuai dengan kaidah ketatabahasaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
4. Aspek pilihan kata a. Pilihan kata yang digunakan tepat, artinya kata tersebut sesuai dengan kaidah ketatabahasaan yang berlaku. b. Pilihan kata lazim, artinya kata yang dipilih adalah kata yang umum digunakan di masyarakat luas dan familiar. c. Rasional, maksudnya kata-kata yang pilih harus masuk akal dan logis untuk dipikirkan lebih lanjut. d. Denotatif, artinya kata yang digunakan adalah kata dengan arti yang sesungguhnya.
5. Aspek ejaan a. Menguasai
aturan
penggunaan
tanda
baca,
artinya
siswa
dapat
menggunakan tanda baca secara tepat dan sesuai dengan aturan ejaan yang disempurnakan. b. Menguasai aturan penulisan kata ulang, artinya dalam menuliskan kata ulang, siswa menggunakan tanda penghubung yang tepat sesuai dengan ejaan yang ada. c. Menguasai aturan penulisan kata serapan, artinya dalam menuliskan kata serapan, siswa menggunakan cetak miring atau garis bawah sehingga dapat memperjelas kata. d. Menguasai aturan penulisan huruf kapital pada sebuah tulisan.
Instrumen nontes digunakan untuk mengamati bagaimana kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, keterlibatan, dan sikap siswa terhadap teknik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yang diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Instrumen nontes yang digunakan peneliti adalah daftar pedoman wawancara, lembar observasi, lembar kuesioner (penilaian), dan dokumentasi aktivitas siswa. 1. Wawancara setelah pelaksanaan prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 Wawancara dilakukan dengan beberapa siswa dan guru bidang studi bahasa Indonesia kelas XB untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tanggapan mereka mengenai proses pembelajaran bahasa Indonesia. Melalui wawancara ini, peneliti juga mendapatkan informasi mengenai keadaan subjek penelitian yang berhasil dan kurang berhasil dalam mengerjakan tes. Berikut pedoman wawancara terhadap guru untuk mengetahui kondisi awal kelas sebelum diadakannya penelitian atau pada tahap prasiklus. a. Bagaimana aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X? b. Apakah guru menggunakan media, metode, dan teknik yang bervariasi dalam pembelajaran? c. Bagaimana guru melihat tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung? d. Bagaimana penilaian atau evaluasi yang digunakan selama dan setelah akhir pembelajaran? e. Apakah siswa dapat mencapai nilai KKM? f. Materi apa yang kadang menjadi kesulitan siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
g. Bagaimana gambaran kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia? h. Bagaimana guru berusaha mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa selama ini? Berikut pedoman wawancara terhadap guru setelah akhir pembelajaran (akhir siklus 1 dan siklus 2) untuk mengetahui tanggapan guru. a. Bagaimana
persiapan
siswa
terhadap
kegiatan
pembelajaran
yang
berlangsung? b. Apakah siswa terlihat mempunyai motivasi untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia? c. Apakah siswa terlihat mudah memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar? d. Apakah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini dirasa bisa mengatasi masalah yang selama ini terjadi? e. Apakah materi dapat tersampaikan dengan baik melalui teknik yang diterapkan ini? f. Bagaimana kondisi kelas ketika dilakukan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)? g. Bagaimana rencana perbaikan untuk siklus 2? (pertanyaan khusus siklus 1) h. Bagaimana pengaruh perbaikan dalam siklus 2 ini? Apakah membawa dampak yang positif? (pertanyaan khusus siklus 2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Berikut pedoman wawancara terhadap siswa setelah akhir pembelajaran (akhir siklus 1 dan siklus 2) untuk mengetahui tanggapan siswa. a. Apakah anda mengalami kesulitan saat diberi tugas menulis karangan argumentasi secara individu? b. Apa yang selama ini membuat anda bosan mengikuti pelajaran bahasa Indonesia? c. Apakah anda tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)? d. Apakah anda merasa kesulitan anda selama ini bisa teratasi? e. Apakah anda masih merasa kesulitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia? f. Bagaimana kesan dan pesan anda berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini dan ke depannya?
2. Observasi selama pelaksanaan prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 Observasi merupakan langkah yang bertujuan agar peneliti mengetahui dan memperoleh data sebagai bukti hasil evaluasi. Terdapat dua instrumen observasi, yaitu instrumen untuk melakukan observasi terhadap guru dan instrumen untuk melakukan observasi terhadap situasi atau suasana kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. Instrumen untuk melakukan observasi terhadap guru pada siklus 1 dan 2 Tabel 3.7 Instrumen Observasi untuk Guru Aktivitas Guru di Kelas secara Umum Sekolah Kelas Jam ke Mata Pelajaran Hari/Tanggal Pokok Bahasan No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu : XB : : Bahasa Indonesia : : Menulis karangan argumentasi Aspek yang diobservasi Guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, media, dan kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru melakukan kegiatan apersepsi tentang karangan argumentasi. Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dengan berusaha tidak terlalu sering melihat catatan. Guru berusaha mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan lain yang relevan. Contoh yang diberikan untuk memperjelas pemahaman siswa aktual dan berkaitan dengan kehidupan nyata. Guru menjelaskan langkahlangkah yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan.
Ya
Tidak
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17. 18.
Aspek yang diobservasi Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dan memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) efektif untuk mengembangkan kompetensi siswa. Teknik yang dipilih dapat memudahkan siswa dalam mengerjakan tugasnya secara individu. Setiap langkah dalam teknik yang dipilih dapat terlaksana dengan baik dan melibatkan siswa secara maksimal. Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi. Guru menyampaikan seluruh isi pembelajaran dengan suara yang jelas. Guru melakukan refleksi dan rangkuman yang melibatkan siswa. Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
Ya
Tidak
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
b. Instrumen untuk mengobservasi situasi kelas pada siklus 1 dan 2 Tabel 3.8 Instrumen Observasi Situasi Kelas Aktivitas Siswa dan Situasi di Kelas Sekolah Kelas Jam ke Mata Pelajaran Hari/Tanggal Pokok Bahasan No. 1.
2.
3. 4. 5.
: SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu : XB : : Bahasa Indonesia : : Menulis karangan argumentasi
Aspek yang diobservasi Siswa memahami proses pelaksanaan pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Siswa memahami instruksi guru berkaitan dengan proses pembelajaran yang berlangsung. Siswa aktif menanggapi setiap pembahasan dalam pembelajaran. Tercipta suasana kelas yang serius dan santai. Tercipta hubungan yang harmonis antara guru dan siswa.
Ya
Tidak
3. Kuesioner setelah pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 Kuesioner
ini
merupakan
lembar
penilaian
siswa
terhadap
proses
pembelajaran. Instrumen ini digunakan pada tahapan refleksi di setiap akhir siklus. Berdasarkan analisis instrumen ini, peneliti dapat menilai seberapa efektifnya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yang diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB. Hasil kuesioner ini digunakan sebagai bagian dari bahan refleksi seluruh siswa setelah akhir siklus 1 dan siklus 2. Skala Likert digunakan dalam kuesioner ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
untuk mengukur pendapat siswa terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung (Riduwan, 2008:38). Tabel 3.9 Lembar Penilaian Siswa terhadap Pembelajaran Sekolah Kelas Jam ke Mata Pelajaran Hari/Tanggal Pokok Bahasan No 1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu : XB : : Bahasa Indonesia : : Menulis karangan argumentasi
Butir penilaian SS S N A. Penerapan teknik PAK dalam pembelajaran Saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Saya mengerti semua instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Saya merasa bisa menulis karangan argumentasi dengan mudah dengan diterapkannya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Saya mampu menulis karangan argumentasi dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan dan sistematika penulisan karangan yang benar. B. Keterlibatan dalam aktivitas pembelajaran Saya siap dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Saya memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru mengenai materi pembelajaran dan prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran.
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No Butir penilaian SS S N TS 3. Saya aktif menanggapi suatu topik bahasan dan menanyakan hal-hal yang menurut saya kurang jelas. 4. Saya mencatat hal-hal pokok dari materi pembelajaran. 5. Saya mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi dengan baik. Kesan saya dari pembelajaran yang telah berlangsung adalah
54
STS
Pesan saya untuk pembelajaran berikutnya adalah
Keterangan SS : Saya sangat setuju dengan pernyataan ini. S : Saya setuju dengan pernyataan ini. N : Saya bersikap netral dengan pernyataan ini. TS : Saya tidak setuju dengan pernyataan ini. STS : Saya sangat tidak setuju dengan pernyataan ini.
F. Teknik Analisis Data Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif deskriptif karena berupa hasil karya siswa dalam bentuk karangan argumentasi yang dinilai dengan angka. Peneliti menganalisis data yang terkumpul dengan langkah sebagai berikut 1. Mengumpulkan data yang berupa karangan argumentasi. 2. Memberi skor pada setiap karangan argumentasi siswa sesuai dengan pedoman penilaian yang telah dipersiapkan. Nilai = Σ(skor setiap aspek x bobot setiap aspek)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
3. Mengklasifikasikan ketuntasan belajar siswa Ketuntasan belajar siswa dilihat dari nilai karangan argumentasi siswa. Batas ketuntasan pada setiap siklus berbeda, yaitu prasiklus sebesar 60, siklus 1 sebesar 70, dan siklus 2 sebesar 75. Jumlah siswa yang tuntas pada setiap siklus diubah dalam bentuk persentase. Selanjutnya, persentase jumlah siswa yang tuntas digolongkan dalam kriteria sebagai berikut.
No. 1. 2. 3. 4.
Tabel 3.10 Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Interval Persentase Deskripsi Kriteria Nilai Siswa Ketuntasan Belajar Siswa 86 – 100 Sangat Tinggi 76 – 85 Tinggi 56 – 74 Cukup 10 – 55 Rendah (diadaptasi dari Nurgiyantoro, 2010:253)
4. Menghitung rata-rata (mean). Nilai rata-rata dilambangkan dengan x (Nurgiyantoro, 2001:361). Untuk menghitung
nilai
rata-rata
dapat
menggunakan
rumus
nilai rata-rata (mean) kelas =
Dari hasil nilai rata-rata siswa, peneliti dapat mengetahui seberapa tinggi peningkatan yang terjadi pada kemampuan menulis karangan argumentasi siswa. Tingginya peningkatan dapat dilihat dari selisih persentase nilai rata-rata siswa. Selisih persentase nilai rata-rata siswa dihitung dari tahap prasiklus ke siklus 1, siklus 1 ke siklus 2, dan prasiklus ke siklus 2. 5. Uji – t Penggunaan teknik analisis ini untuk menguji ada atau tidaknya peningkatan dalam kemampuan menulis karangan argumentasi siswa. Uji - t dilakukan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara skor yang diperoleh pada prasiklus dan siklus 2. Rumus uji - t yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Suparno, 2011:87) t
Keterangan D
: perbedaan antara skor tiap subjek = X2 – X1
N
: jumlah pasang skor
df
: derajat kebebasan = N-1
G. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus. Siklus pertama dilaksanakan dalam dua kali pertemuan (4 x 45 menit) dan siklus kedua dilaksanakan dalam satu kali pertemuan (2 x 45 menit). Pada akhir pertemuan diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Penelitian dilaksanakan dengan empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan (pelaksanaan), pengamatan (observasi), dan refleksi. Empat langkah tersebut tergabung membentuk satu siklus, yakni putaran yang beruntun dan kembali ke langkah semula. Peneliti menggunakan model spiral Kemmis dan MC Taggart secara berulang dan diharapkan hasil yang dicapai semakin meningkat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Observasi
Tindakan
Siklus 1
57
Observasi
Refleksi
Tindakan
Perencanaan
Refleksi Siklus 2
Perencanaan
Bagan 3.1 Desain PTK Kemmis dan MC Taggart (Kusumah, 2009: 21) Berikut ini dipaparkan uraian masing-masing langkah pada setiap siklus. 1. Siklus 1 a. Perencanaan Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut 1) Merancang dan mengembangkan silabus. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. 3) Menentukan materi pokok pembelajaran dan merancang media yang digunakan. 4) Menyusun instrumen dan lembar kerja siswa. b. Tindakan Setelah melakukan persiapan atau perencanaan pembelajaran, peneliti melaksanakan rencana pembelajaran tersebut di dalam kelas. Berikut uraian pelaksanaan siklus 1 yang terjadi dalam dua kali pertemuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Pertemuan pertama 1) Kegiatan awal a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengadakan diskusi berupa tanya jawab. b) Guru menginformasikan SK, KD, tujuan pembelajaran, materi, dan kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung. 2) Kegiatan inti a) Guru dan siswa mendiskusikan mengenai pengertian, ciri, struktur karangan, dan contoh-contoh karangan argumentasi. b) Siswa diminta menuliskan sebuah paragraf argumentasi dan membacakan di depan kelas secara acak. 3) Kegiatan akhir a) Guru
menginformasikan
sekilas
mengenai
kegiatan
di
pertemuan
selanjutnya dan meminta siswa membaca sebanyak mungkin informasi yang ter-update. b) Siswa dan guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. c) Siswa dan guru merefleksikan nilai-nilai yang dapat dipetik dari pembelajaran yang telah berlangsung. Pertemuan kedua 1) Kegiatan awal a) Siswa dan guru mereview materi pada pertemuan sebelumnya melalui kegiatan tanya jawab.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
b) Guru menginformasikan SK, KD, tujuan pembelajaran, dan materi pembelajaran. c) Guru menyampaikan rangkaian pembelajaran yang akan berlangsung. 2) Kegiatan inti a) Guru membagikan satu bendel lembar kerja siswa dan menjelaskan mengenai kebebasan topik karangan siswa. b) Siswa mulai memusatkan pikirannya dan menuliskan ide-ide yang ada di pikirannya ke dalam kertas HVS yang tersedia dalam lembar kerja siswa (kertas diletakkan secara horizontal). c) Jika semua ide yang terlintas di pikiran sudah dituliskan, siswa diminta menggunakan strategi peta pikiran untuk mengatur ide-ide yang ada. d) Dari klasifikasi ide-ide tadi, siswa membuat kerangka karangan. e) Siswa mulai menuliskan sebuah karangan. Apapun yang ia pikirkan dan rangkai berdasarkan gambar peta pikiran dituliskan dalam karangan ini. f) Siswa mulai membaca ulang karangan yang telah dibuat dengan saksama dan mulai memberikan koreksi atas kesalahan-kesalahan dari sudut ejaan, gaya bahasa, dan sistematikanya. 3) Kegiatan akhir a) Siswa mengumpulkan hasil tulisannya. b) Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran. c) Siswa diminta mengisi lembar kuesioner yang telah dibagikan oleh guru. d) Siswa diberi tugas untuk membaca atau mendengarkan berbagai informasi mengenai “Ekstrakurikuler di Sekolah” dan “Pendidikan Seks Masa Kini”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
e) Siswa dan guru merefleksikan nilai-nilai yang dapat dipetik dari pembelajaran yang telah berlangsung secara lisan. c. Observasi Tahap
observasi
dilaksanakan
bersamaan
dengan
tahap
tindakan
(pelaksanaan). Dalam tahap observasi ini, peneliti berperan sebagai observer, sedangkan pengajar adalah guru bidang studi bahasa Indonesia kelas XB. Hal-hal yang diamati yaitu kegiatan guru selama mengajar dan keadaan kelas selama pembelajaran. Kegiatan observasi pada siklus 1 ini dilaksanakan dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan dan menuliskan temuan-temuan selama pembelajaran berlangsung. d. Refleksi Tahap refleksi ini merupakan tahap pengevaluasian seluruh rangkaian pembelajaran yang telah berlangsung. Pada tahap refleksi ini, siswa diminta mengisi lembar kuesioner (penilaian) yang telah dipersiapkan dan menuliskan kesan serta pesannya terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Hasil analisis dari pendapat siswa ini digunakan sebagai bahan perbaikan untuk pembelajaran pada siklus berikutnya.
2. Siklus 2 a. Perencanaan Pada tahap ini, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan evaluasi yang dilakukan setelah siklus 1 berlangsung. Peneliti dibantu guru bidang studi bahasa Indonesia kelas XB merencanakan pembelajaran di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
siklus 2 yang berlangsung dalam satu kali pertemuan. Pada tahap perencanaan ini, guru dan peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi, dan media pembelajaran dengan lebih baik. b. Tindakan 1) Kegiatan awal a) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. b) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk tetap bersemangat dalam menulis sebuah karangan. c) Guru menjelaskan rangkaian pembelajaran yang akan berlangsung. d) Siswa
mempersiapkan
temuan-temuan
informasinya
mengenai
“Ekstrakurikuler di Sekolah” dan “Pendidikan Seks Masa Kini”. 2) Kegiatan inti a) Siswa secara acak menurut nomor presensi mendapatkan sebuah topik karangan, yaitu antara “Pentingnya atau pengaruh pendidikan seks bagi siswa SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu” dan “Ekstrakurikuler dalam pengembangan kepribadian siswa SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu”. b) Guru membagikan lembar kerja siswa pertama yang memuat petunjuk langkah
pertama
teknik
PAK
(Pusatkan
Pikiran)
sebagai
media
pembelajaran. c) Siswa mulai memusatkan pikirannya dan menuliskan ide-ide yang ada di pikirannya ke dalam kertas HVS yang diletakkan secara horizontal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
d) Ketika waktu sudah habis dan semua ide yang terlintas di pikiran sudah dituliskan, siswa diminta menggunakan strategi peta pikiran untuk mengatur ide-ide yang ada. Langkah ini dikerjakan pada lembar kerja siswa kedua yang dibagikan oleh guru. e) Dari klasifikasi ide-ide tadi, siswa membuat kerangka karangan. f) Ketika waktu yang ditentukan telah habis, guru membagikan lembar kerja siswa yang ketiga dan keempat. Siswa mulai menuliskan sebuah karangan. Apapun yang ia pikirkan dan rangkai berdasarkan gambar peta pikiran dituliskan dalam karangan ini. g) Siswa mulai membaca ulang karangan yang telah dibuat dengan saksama dan mulai memberikan koreksi apabila ada kesalahan-kesalahan dari sudut ejaan, gaya bahasa, dan sistematikanya. 3) Kegiatan akhir a) Siswa mengumpulkan hasil karangannya. b) Siswa dan guru menyimpulkan apa yang telah dipelajari. c) Siswa diminta mengisi lembar kuesioner yang telah dibagikan oleh guru. d) Siswa dan guru merefleksikan nilai-nilai yang didapat dari pembelajaran yang telah berlangsung secara lisan. c. Observasi Pada tahap observasi yang berlangsung bersamaan dengan tahap tindakan (pelaksanaan) ini, peneliti yang berperan sebagai observer mulai melakukan obervasi terhadap aktivitas guru dan situasi kelas selama pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
berlangsung. Observasi pada siklus 2 ini dilakukan dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dipersiapkan. d. Refleksi Refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini, peneliti, guru, dan siswa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung secara lisan. Selain itu, siswa juga diminta mengisi lembar kuesioner (penilaian) yang akan dianalisis dan dijadikan bahan refleksi oleh peneliti.
H. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan tindakan dapat dilihat dari peningkatan kualitas proses pembelajaran dan perubahan pada kemampuan menulis karangan argumentasi siswa. Indikator keberhasilan yang digunakan sebagai tolok ukur ketercapaian target ketuntasan pada setiap tindakan adalah Tabel 3.11 Indikator Keberhasilan Indikator Kemampuan menulis karangan argumentasi siswa.
Kondisi awal Empat puluh tiga persen (43%) siswa mencapai KKM (60) dalam kompetensi dasar menulis menulis karangan argumentasi.
Siklus I Enam puluh lima persen (65%) siswa mencapai KKM (70) dalam kompetensi dasar menulis karangan argumentasi.
Siklus II Tujuh puluh lima persen (75%) siswa mencapai KKM (75) dalam kompetensi dasar menulis karangan argumentasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini membahas hal-hal berkaitan dengan proses penelitian yang telah dilaksanakan, meliputi (A) deskripsi data pelaksanaan penelitian, (B) hasil penelitian, dan (C) pembahasan hasil penelitian. Deskripsi data pelaksanaan penelitian berisi penjelasan bagaimana jalan atau proses penelitian yang berlangsung, meliputi lokasi penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, dan bagaimana pembagian tugas dalam proses penelitian. Hasil penelitian memaparkan data-data yang didapatkan melalui proses penelitian, baik data tes maupun nontes, sedangkan pembahasan hasil penelitian berisi uraian penjelasan berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. A. Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian Pada bagian ini, hal-hal yang dipaparkan berkaitan dengan deskripsi pelaksanaan penelitian. Deskripsi pelaksanaan penelitian meliputi 1) deskripsi lokasi penelitian dan 2) deskripsi pelaksanaan penelitian siklus 1 dan 2. Secara lebih terperinci, deskripsi pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada paparan di bawah ini. 1. Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang berada di Jl. Wates Km 12, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Sekolah ini mempunyai empat paralel untuk setiap jenjang kelasnya, yaitu XA, XB, XC, XD, XI IPA1, XI IPA2, XI IPS1, XI IPS2, XII IPA1, XII IPA2, XII IPS1, dan
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
XII IPS2. Penelitian ini dilaksanakan untuk kelas X, khususnya XB SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Standar kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah “mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato” dengan kompetensi dasar “menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf (karangan) argumentatif”. Jumlah jam pelajaran bahasa Indonesia kelas XB di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dalam satu minggu adalah 4 jam pelajaran (4 x 45 menit) yang terbagi dalam dua kali pertemuan, yaitu pada hari Senin pada jam ke 1-2 dan hari Kamis pada jam ke 7-8. Jumlah siswa kelas XB sebanyak 33 orang, tetapi dalam penelitian ini yang resmi menjadi subjek penelitian sebanyak 25 orang. Siswa lakilaki berjumlah 11 orang, sedangkan siswa perempuan berjumlah 14 orang. 2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus 1 dan Siklus 2 Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus sesuai dengan jadwal yang telah diatur oleh guru dan peneliti. Pelaksanaan siklus 1 sebanyak dua kali pertemuan, yaitu pada pada hari Senin, tanggal 25 Maret 2013 dan hari Kamis, tanggal 4 April 2013. Jumlah siswa yang hadir dalam pelaksanaan siklus 1 adalah 29 orang, tetapi yang menjadi subjek penelitian tetaplah 25 orang. Siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 22 April 2013. Siklus 2 dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan. Jumlah siswa yang hadir adalah 32 orang, tetapi yang menjadi subjek penelitian hanyalah 25 orang siswa kelas XB SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Penelitian ini melibatkan guru bidang studi bahasa Indonesia kelas XB, yaitu Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih sebagai pelaksana pembelajaran (guru). Peneliti dan guru mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin memecahkan masalah pembelajaran menulis karangan argumentasi yang ada di kelas tersebut. Peneliti bertindak sebagai observer yang mengumpulkan temuan-temuan selama pembelajaran berlangsung. Peneliti juga dibantu rekan peneliti, Theresia Banik Putriana, yang berperan sebagai observer dalam data nontes (dokumentasi aktivitas siswa). Dari hasil pengamatan, peneliti dapat mengetahui perkembangan dan masalah yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peneliti dapat melakukan perbaikanperbaikan pada tahap atau siklus selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan.
B. Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan hasil penelitian terhadap kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013. Pada subbab hasil penelitian ini, yang dipaparkan meliputi data yang diperoleh dari instrumen tes, yaitu berupa karangan argumentasi siswa dan instrumen nontes yang berupa hasil observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi aktivitas siswa. Data tes disajikan dalam bentuk data kuantitatif, sedangkan data nontes disajikan dalam bentuk deskriptif data kualitatif. Sistem penyajian hasil penelitian berbentuk tabel, grafik, dan analisis yang berupa tafsiran terhadap isi tabel dan grafik, serta verbal untuk data nontes.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Penerapan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2 a.
Prasiklus
1) Hasil Tes Tertulis Siswa pada Prasiklus Sebelum diterapkan siklus untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi, peneliti terlebih dahulu mengadakan tes kemampuan awal yang dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 09 Maret 2013. Tes kemampuan awal (prasikklus) dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan. Jumlah siswa yang terlibat adalah 28 orang, tetapi yang disajikan sebagai subjek penelitian hanya 25 orang. Tes ini bertujuan agar peneliti mengetahui kemampuan awal siswa sebelum tindakan pada siklus 1 dan siklus 2. Berikut disajikan grafik yang merupakan gambaran hasil prasiklus yang dilakukan peneliti.
12
10
10
9
Jumlah Siswa
10 6
6
6
55
6
2
8
7
8
4
99 8
5 4
4 3
2
Baik
3
2 1
1
1
1
0
0 Isi Organisasi Tata Karangan Karangan Bahasa
Sangat Baik
Diksi (Pilihan Kata)
Ejaan
Cukup Kurang Sangat Kurang
Aspek Penilaian
Grafik 4.1 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Prasiklus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Berdasarkan pedoman penilaian yang telah ditetapkan, ada lima aspek yang dinilai pada hasil tes tertulis siswa, yaitu aspek isi karangan, organisasi karangan, tata bahasa, diksi (pilihan kata), dan ejaan. Setiap aspek diberi skor dengan menggunakan skala 1-5. Skala 1 mewakili skor terendah, sedangkan skala 5 mewakili skor tertinggi. Masing-masing aspek memiliki bobot yang berbeda-beda, yaitu aspek isi karangan memiliki bobot 10, aspek organisasi karangan memiliki bobot 4, aspek tata bahasa memiliki bobot 2, aspek diksi (pilihan kata) memiliki bobot 2, dan aspek ejaan memiliki bobot 2. Skor yang diperoleh siswa untuk masing-masing aspek akan dikalikan dengan bobot masing-masing aspek dan dijumlah keseluruhannya. Data tes kemampuan awal yang telah diperoleh menunjukkan bahwa pada aspek isi karangan terdapat 2 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 6 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 7 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 5 orang. Sebanyak 5 orang siswa mendapat skor yang termasuk dalam kategori sangat kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa dilihat dari aspek isi karangan, kemampuan siswa cukup baik tetapi masih kurang memuaskan. Pada aspek organisasi karangan, 2 orang siswa mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 4 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 6 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 10 orang, dan 3 orang siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik. Berdasarkan data tersebut, sebagian besar siswa masih kesulitan dalam mengorganisasikan karangan. Untuk aspek tata bahasa, hanya ada 1 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 4 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 9 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 8 orang, dan siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik sebanyak 3 orang. Untuk aspek diksi (pilihan kata), seorang siswa mendapat skor yang termasuk dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 5 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 8 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 10 orang, dan seorang siswa lagi mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik. Berdasarkan data tersebut, siswa masih kurang baik dalam hal memilih kata-kata yang akan digunakan untuk menyusun sebuah karangan argumentasi. Ejaan dalam karangan siswa adalah aspek yang masih sangat membutuhkan perhatian. Dalam aspek ini, tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik hanya sebanyak 1 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 6 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 9 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik sebanyak 9 orang. Berdasarkan hasil tersebut, banyak siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Berdasarkan deskripsi di atas, dapat dilihat bahwa sebelum dilakukan tindakan pada siklus 1, karangan argumentasi siswa masih dalam kategori kurang baik, bahkan beberapa berada dalam kategori sangat kurang baik. Hal seperti ini dapat dilihat dari masing-masing aspek yang dikaji dan dinilai dari karangan yang dihasilkan siswa. Rendahnya kemampuan siswa ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya siswa belum memahami apa yang disebut karangan argumentasi dan bagaimana bentuk perihal karangan tersebut. Meskipun demikian, ada sebagian kecil siswa yang sudah mampu dan termasuk dalam kategori sangat baik dan baik ketika diminta menulis sebuah karangan argumentasi. Keberagaman ini merupakan akibat dari kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan argumentasi. 2) Hasil Nontes pada Prasiklus Pada pelaksanaan prasiklus ini, peneliti berusaha mencari temuan-temuan awal berkaitan dengan suasana kelas dan pengetahuan siswa mengenai keterampilan menulis karangan argumentasi. Selain itu, peneliti juga berusaha menggali informasi dari guru berkaitan dengan kemampuan dan sikap siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hambatan, masalah, dan keadaan sebenarnya yang ditemukan dalam tahap prasiklus ini ditemukan melalui kegiatan wawancara dan observasi. a) Hasil Observasi Pembelajaran pada Prasiklus Observasi dilakukan selama kegiatan prasiklus berlangsung tanpa menggunakan pedoman yang terdapat dalam lembar observasi siklus 1 dan 2. Pada observasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
prasiklus ini, peneliti berusaha menemukan masalah-masalah dan situasi yang tergambar selama aktivitas pembelajaran. Kegiatan prasiklus berlangsung sebanyak satu kali pertemuan yang difokuskan pada kegiatan menulis karangan argumentasi. Pada pertemuan ini, guru masuk ke dalam kelas dan memberikan sedikit pengantar mengenai pengertian karangan argumentasi. Siswa kurang dapat memahami dan terlihat asing ketika guru menjelaskan pengertian karangan argumentasi, bahkan terlihat beberapa siswa yang sibuk dengan urusan pribadinya. Penjelasan hanya berlangsung selama kurang lebih lima menit. Selanjutnya, siswa diminta menuliskan satu buah karangan argumentasi dengan topik yang dibebaskan. Guru dibantu peneliti membagikan kertas sebagai lembar kerja siswa. Suasana kelas yang masih cukup ramai membuat beberapa siswa yang duduk di bangku depan merasa terganggu. Waktu yang diberikan kepada siswa untuk membuat sebuah karangan argumentasi adalah selama 70 menit. Guru bersikap tegas ketika meminta siswa untuk tenang dan berkonsentrasi mengerjakan tugas yang diberikan. Suasana kelas kembali tenang dan siswa mulai mencari topik beserta ide-ide kalimat yang akan dituliskan dalam karangan argumentasi. Pada kegiatan menulis, beberapa siswa membuka buku paket bahasa Indonesia yang di dalamnya terdapat materi dan contoh mengenai karangan argumentasi. Banyak siswa yang tidak tahu apa yang harus dikerjakannya, sehingga mereka hanya menulis sebuah karangan yang tidak jelas jenis dari karangan tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Beberapa siswa yang duduk di bangku bagian depan menyelesaikan karangan argumentasi mereka dengan lebih cepat dan tidak memakan waktu yang lama. Karangan yang telah selesai ditulis mulai dikumpulkan dan hal ini menyebabkan situasi kembali ramai. Pada situasi tersebut, guru mulai berpindah posisi, berjalan mengelilingi siswa dan memberikan motivasi kepada siswa yang masih mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi. Beberapa siswa yang telah selesai mengerjakan tugasnya mulai beralih mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Ketika waktu yang tersisa masih dua puluh menit, semua siswa telah selesai membuat karangan argumentasi. Akhirnya, guru mengakhiri pembelajaran yang berlangsung. b) Hasil Wawancara Guru pada Pelaksanaan Prasiklus Wawancara dengan guru dilakukan pada prasiklus untuk mengetahui kondisi awal siswa selama pembelajaran menulis karangan argumentasi dan kesulitan-kesulitan yang selama ini dialami oleh siswa. Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada guru (1) bagaimana aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X; (2) apakah guru menggunakan media, metode, dan teknik yang bervariasi dalam pembelajaran; (3) bagaimana guru melihat tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung; (4) bagaimana penilaian atau evaluasi yang digunakan selama dan setelah akhir pembelajaran; (5) apakah siswa dapat mencapai KKM; (6) materi apa yang kadang menjadi kesulitan siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia; (7) bagaimana gambaran kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran bahasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Indonesia; dan (8) bagaimana guru berusaha mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa selama ini. Dari analisis hasil wawancara peneliti terhadap guru bidang studi bahasa Indonesia, dapat diketahui bahwa selama ini siswa senang mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia terkadang dilakukan di luar kelas, seperti pada pembelajaran menulis karangan deskripsi. Guru berusaha menerapkan teknik yang bervariasi sehingga siswa tertarik mengikuti pelajaran tersebut. Selama ini, kesulitan yang sering dialami siswa adalah ketika diminta menulis sebuah karangan argumentasi, sebuah karangan yang bersifat semi ilmiah. Siswa akan merasa sangat senang apabila diminta menulis karangan yang bersifat abstrak, seperti puisi, cerpen, drama, dll. Siswa sulit untuk dapat melewati batas KKM (75) ketika diminta menulis karangan argumentasi. Mereka kurang bisa menyampaikan gagasannya secara baku; masih ditemukan bahasa SMS yang masuk, baik dalam tulisan maupun ketika lisan dalam pembelajaran; dan dari hasil tulisan siswa diketahui bahwa kesalahan ejaan masih banyak ditemukan. Meskipun telah mengalami kesulitan tersebut, siswa tetap sulit untuk diatur atau diberi pengarahan (ngeyelan). Siswa bertindak semaunya sendiri selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru telah berusaha mengadakan pembelajaran dengan teknik yang bervariasi dan guru berusaha menciptakan situasi pembelajaran yang harmonis sehingga siswa tidak merasakan kebosanan yang mendalam selama pembelajaran berlangsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
3) Hasil Refleksi Pelaksanaan Prasiklus Peneliti mengadakan tes tertulis pada prasiklus untuk mengetahui kemampuan awal siswa berkaitan dengan kemampuan menulis karangan argumentasi. Pada tahap prasiklus ini, peneliti dan guru menetapkan nilai 60 sebagai batas ketuntasan (KKM). Penetapan batas KKM tersebut dilakukan atas berbagai pertimbangan sudut pandang, meliputi tingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung pendidik, serta ketersediaan sarana dan prasarana (Uno, 2012:44). Selama dua jam pelajaran, siswa diminta menulis sebuah karangan argumentasi dengan topik yang dibebaskan. Kebebasan topik tersebut dilakukan untuk melihat atau menggali kemampuan siswa dalam berpikir secara luas. Dari kegiatan prasiklus ini, peneliti dan guru mendapatkan hasil sebanyak 25 karangan argumentasi. Pengolahan yang berupa pemberian nilai dilakukan oleh peneliti sesuai dengan aspek-aspek penilaian yang telah ditetapkan sebelum penelitian dilaksanakan. Dari hasil penilaian tersebut, sebanyak 11 siswa tuntas atau dapat melewati batas KKM (60) dan sebanyak 14 siswa tidak tuntas atau tidak dapat melewati batas KKM (60). Banyaknya siswa yang tidak tuntas ini disebabkan oleh beberapa faktor atau temuan, yaitu siswa belum memahami materi mengenai karangan argumentasi, siswa merasa bosan ketika diminta menulis karangan argumentasi tanpa didukung teknik pembelajaran yang menarik, siswa tidak bisa secara langsung mencurahkan gagasannya ke dalam sebuah karangan, dan siswa tidak terlalu memahami penggunaan aturan kebahasaan yang ada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, guru dan peneliti bermaksud mengadakan rancangan pembelajaran dengan sebuah teknik yang mendukung. Peneliti memilih teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) sebagai alternatif pemecahan masalah berkaitan dengan menulis karangan argumentasi. Rencana pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan langkah-langkah yang terdapat dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). b. Siklus 1 1) Hasil Tes Tertulis Siswa pada Siklus 1 Siklus 1 dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama berisi pemberian materi oleh guru mengenai pengertian karangan argumentasi, ciri karangan argumentasi, struktur karangan argumentasi, dan contoh karangan argumentasi. Pada pertemuan kedua, guru menerapkan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam kegiatan menulis karangan argumentasi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini menghasilkan produk sebuah karangan argumentasi yang dinilai berdasarkan aspek yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut grafik hasil tes menulis karangan argumentasi siswa pada siklus 1.
Jumlah Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
76
19 15 13
888 5 5 00
3
2
0
0
Sangat baik
8
Baik
5
4 1
9
8
0
Isi Organisasi Tata Bahasa Karangan Karangan
1
3
0
Diksi (Pilihan Kata)
Cukup Kurang
0
Ejaan
Sangat kurang
Aspek Penilaian
Grafik 4.2 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus 1 Grafik di atas menunjukkan bahwa terdapat 5 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik untuk aspek isi karangan. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 15 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 5 orang dan tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dilihat dari aspek isi karangan, kemampuan siswa dalam menulis sebuah karangan argumentasi dengan topik yang dibebaskan mengalami peningkatan dari hasil prasiklus. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik, yaitu dari 2 orang menjadi 5 orang. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 6 orang pada prasiklus menjadi 15 orang pada siklus 1. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik berkurang dari 7 orang pada prasiklus menjadi 5 orang pada siklus 1. Pada siklus 1 ini tidak ada lagi siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
dan sangat kurang baik, padahal pada saat prasiklus terdapat 5 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik. Dilihat dari kualitas isi karangan, karangan argumentasi yang ditulis siswa pada siklus 1 secara umum dinilai baik. Pada aspek organisasi karangan, terdapat 1 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Sebanyak 8 siswa mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 8 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 8 orang dan tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengorganisasikan ide atau gagasannya ke dalam sebuah karangan argumentasi mengalami peningkatan dan juga penurunan. Pada prasiklus, siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik sebanyak 2 orang dan pada siklus 1 turun menjadi 1 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 4 orang menjadi 8 orang. Peningkatan juga terjadi pada siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik, yaitu dari 6 orang menjadi 8 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik berkurang dari 10 orang menjadi 8 orang. Pada prasiklus, 3 orang siswa mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik, sedangkan pada siklus 1 tidak ada siswa yang masuk dalam kategori sangat kurang baik. Pada aspek tata bahasa, tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik dan sangat kurang baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 4 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
orang. Siswa yang mendapat skor yang termasuk dalam kategori kurang baik sebanyak 2 orang. Berdasarkan hasil tersebut, dilihat dari aspek tata bahasanya, siswa mengalami peningkatan skor dari prasiklus. Peningkatan yang terjadi adalah pada skor yang termasuk dalam kategori cukup baik, yaitu dari 9 siswa pada prasiklus menjadi 19 siswa pada siklus 1. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik menurun dari 8 siswa pada prasiklus menjadi 2 siswa pada siklus 1. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik juga menurun, yaitu 3 siswa pada prasiklus menjadi tidak ada siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik tidak mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 4 siswa pada prasiklus dan siklus 1. Peningkatan pada aspek diksi atau pilihan kata terjadi dalam siklus 1 ini. Untuk aspek diksi atau pilihan kata pada siklus 1 ini, siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik sebanyak 1 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 8 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 13 orang dan 3 siswa mendapat skor dalam kategori kurang baik. Tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik pada siklus 1 ini. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik tidak mengalami peningkatan, yaitu 1 siswa. Siswa yang mendapat skor baik meningkat dari 5 siswa pada prasiklus menjadi 8 siswa pada siklus 1. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik meningkat dari 9 orang pada prasiklus menjadi 13 orang pada siklus 1. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik berkurang dari 8 siswa pada saat prasiklus menjadi 3 siswa pada saat siklus 1. Pada siklus 1 tidak ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik, padahal pada saat prasiklus terdapat 3 siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik. Untuk aspek ejaan, pada siklus 1 ini tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 9 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik adalah sebanyak 8 orang. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik adalah sebanyak 5 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik adalah sebanyak 3 orang. Berkaitan dengan aspek ejaan, tidak terjadi peningkatan yang berarti pada saat prasiklus dan siklus 1 sehingga tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 1 siswa pada saat prasiklus menjadi 9 siswa pada siklus 1. Pada prasiklus, jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik adalah 6 orang dan pada siklus 1 jumlah siswa meningkat menjadi 8 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik turun dari 9 orang pada prasiklus menjadi 5 orang pada siklus 1. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik mengalami penurunan dari 9 orang pada prasiklus menjadi 3 orang pada siklus 1. Setelah siklus 1 dilaksanakan, dapat diketahui bahwa kemampuan menulis karangan argumentasi siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut disebabkan pada siklus 1 ini siswa telah mengetahui perihal karangan argumentasi dan siswa dapat lebih mudah menuliskan karangan argumentasi dengan adanya bantuan peta pikiran dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Hebat) yang diterapkan. Siswa dapat mencurahkan seluruh gagasan yang ada di pikirannya, mengatur gagasan-gagasan berkaitan dengan topik yang akan ditulis dengan strategi peta pikiran, membuat kerangka karangan, membuat karangan, dan berusaha meninjau kembali karangan yang ditulisnya untuk diadakan perbaikan apabila ditemukan kesalahan-kesalahan. Karangan argumentasi yang dihasilkan siswa sudah menunjukkan adanya usaha meyakinkan pembaca dengan menghadirkan faktafakta yang mendukung meskipun masih sederhana, antarkalimat dan antarparagraf yang dituliskannya sudah koheren sehingga tidak menimbulkan makna yang ambigu, dan mampu membuat karangan argumentasi dengan disesuaikan sistematika penulisan karangan argumentasi yang tepat. Aspek yang masih kurang dan dirasa belum mengalami peningkatan secara signifikan adalah aspek organisasi isi karangan, aspek tata bahasa, dan ejaan. Hal ini dilihat dari jumlah siswa yang tidak meningkat, namun justru turun setelah diadakannya siklus 1. Untuk aspek organisasi isi karangan, siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik berkurang dari 2 orang pada saat prasiklus menjadi 1 siswa pada saat siklus 1. Untuk aspek tata bahasa, siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik berkurang dari 1 siswa pada saat prasiklus dan tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik pada saat siklus 1. Banyak hal yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi. Siswa merasa belum menguasai mengenai tata bahasa yang baik dan benar, baik artinya sesuai dengan situasi kondisi dan benar artinya sesuai dengan kaidah atau aturan kebahasaan Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
2) Hasil Nontes pada Siklus 1 Pada penelitian ini, peneliti selain ingin meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi juga mengamati bagaimana keterlibatan dan respon siswa terhadap teknik pembelajaran yang diterapkan di kelas. Peneliti berusaha mencari temuan-temuan yang terjadi di kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Data mengenai keterlibatan dan respon siswa diperoleh dari hasil observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi aktivitas siswa. a) Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 1 Observasi dilakukan selama penelitian berlangsung dan difokuskan pada proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Dari hasil pengamatan observer (peneliti berperan sebagai observer), sebagian besar siswa mengikuti proses pembelajaran dengan semangat, serius, dan santai. Observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi aktivitas guru secara umum, aktivitas siswa, dan situasi kelas. Siklus 1 ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, guru dan siswa mempelajari materi mengenai karangan argumentasi (pengertian, ciri, struktur karangan, dan contoh paragraf argumentasi). Sebelum mengawali pembelajaran,
guru
memeriksa
kesiapan
ruang,
alat
pembelajaran,
media
pembelajaran, dan kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Pertama kali, guru mengadakan kilas balik pengumpulan tugas pertemuan yang lalu, materi sebelumnya adalah mengenai puisi dan dalam kesempatan ini guru mengingatkan kepada siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
perihal pengumpulan tugas. Guru menyampaikan topik materi yang akan dipelajari pada pertemuan kali itu yaitu mengenai menulis karangan argumentasi. Kegiatan apersepsi berkaitan dengan karangan argumentasi yang dilakukan guru adalah dengan mengadakan tanya jawab. Guru mengingatkan mengenai tugas prasiklus (tes kemampuan awal) yang telah dikerjakan siswa. Pertanyaan yang dilontarkan guru adalah seputar topik yang dipilih siswa dan hal-hal terkait topik yang dituliskan dalam karangan tersebut. Beberapa siswa mengatakan bahwa mereka lupa dengan apa yang telah mereka tulis pada saat prasiklus beberapa waktu yang lalu. Pada kegiatan apersepsi ini, ada beberapa siswa yang masih sibuk dengan pekerjaannya sendiri, ramai, sehingga tidak memperhatikan apa yang guru sampaikan di depan kelas. Dari jawaban-jawaban siswa, guru berusaha menggiring siswa untuk dapat masuk ke dalam materi mengenai argumentasi dan kegiatan inti pembelajaran. Guru kembali melakukan diskusi berupa tanya jawab mengenai pengertian karangan argumentasi. Guru menghimpun jawaban-jawaban yang disampaikan siswa berkaitan dengan pengertian karangan argumentasi dan bersama-sama dengan siswa menyimpulkan sekaligus menegaskan pengertian karangan argumentasi dan kegunaan karangan argumentasi. Kegunaan karangan argumentasi yang disampaikan oleh guru dikaitkan dengan kenyataan yang ada di sekitar siswa. Ketika masuk ke dalam manfaat dan contoh karangan argumentasi, guru menggunakan media pembelajaran yaitu buku paket bahasa Indonesia untuk kelas X. Siswa diminta untuk membuka buku paket dan memahami sekilas salah satu bab mengenai menulis karangan argumentasi. Selama kegiatan tersebut, guru berkeliling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
kelas untuk mengecek apakah siswa aktif membuka buku paket dan membacanya atau tidak. Dalam pembahasan mengenai manfaat dan contoh karangan argumentasi, guru menunjuk salah satu siswa untuk membaca manfaat karangan argumentasi dan pada setiap akhir siswa membaca nyaring, guru memberikan penjelasan dan penegasan berkaitan dengan materi yang telah dibaca oleh siswa. Penyampaian materi bisa dikatakan secara suksesif, artinya satu per satu materi disajikan langsung secara mendalam. Separuh awal pembelajaran yang berlangsung, sudah ditemukan ada seorang siswa yang mengantuk, padahal sebagian besar siswa aktif menanggapi isi pembelajaran dan aktif mencatat setiap penjelasan dari guru. Bagian inti dari apa yang guru jelaskan dituliskannya di papan tulis. Dalam pembelajaran ini, guru menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulis dengan baik, benar, dan jelas. Penjelasan mengenai ciri karangan argumentasi dikaitkan dengan adanya kejadian handphone salah satu siswa yang jatuh ke lantai, sehingga hal itu dapat lebih memperjelas penyampaian materi untuk siswa. Siswa kembali dituntut menemukan tujuan karangan argumentasi dengan cara guru menyampaikan contohcontoh paragraf argumentasi. Terkadang dalam penyampaian contoh karangan argumentasi, guru menyisipkan contoh-contoh yang bersifat santai dan jenaka, sehingga tercipta situasi kelas yang serius dan santai. Dari contoh yang disampaikan, guru mengulas satu per satu secara mendalam dan siswa menanggapi dengan serius dan antusias. Siswa dan guru juga membahas sebuah contoh paragraf yang bukan merupakan paragraf argumentasi, sehingga siswa dapat memahami perbedaan karangan argumentasi dengan jenis karangan lain. Siswa dan guru kembali
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
mendiskusikan mengenai struktur karangan argumentasi, jumlah fakta yang ideal, dan menegaskan apakah tulisan yang siswa tulis ketika prasiklus itu benar atau masih kurang benar. Dalam pembelajaran ini, posisi guru berpindah-pindah, guru berusaha menjalin interaksi yang harmonis dengan siswa, guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan secara acak dan bergilir sehingga tidak monoton. Hubungan yang santai ketika kegiatan inti berlangsung tidak mengubah posisi guru sebagai pendidik yang harus tegas menegur ketika ada siswa yang melontarkan kata-kata tidak formal dan kurang sopan. Ketika diskusi materi sudah selesai, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya seputar materi pembelajaran dan ada seorang siswa yang menanyakan apakah dalam karangan argumentasi boleh apabila hanya memaparkan sisi positifnya saja tanpa memaparkan sisi negatifnya. Guru memberikan jawaban yang tegas dan dapat meyakinkan siswa. Mendekati akhir pelajaran, situasi kelas ramai, tetapi guru mampu menghadapi hambatan tersebut dengan meminta siswa menuliskan sebuah paragraf argumentasi dengan topik bebas. Di papan tulis, guru memberikan beberapa contoh judul karangan argumentasi. Siswa mulai tenang dan mengerjakan latihan tersebut. Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa, guru sempat berhenti dan duduk di bangku kosong di samping siswa untuk menunjukkan hubungan yang dekat dengan siswa. Beberapa siswa terlihat ramai ketika mengerjakan latihan menulis paragraf argumentasi. Ketika waktu untuk mengerjakan latihan telah selesai, siswa diminta maju ke depan kelas secara bergantian untuk membacakan hasil tulisannya dan siswa lain diminta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
memberikan tanggapan serta penilaian dari tulisan topikn yang membacakan di depan kelas. Memang tidak semua siswa mendapat kesempatan maju ke depan kelas membacakan pekerjaannya, namun ketika pembelajaran berakhir, guru melakukan kegiatan akhir pembelajaran dengan bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari seluruh rangkaian pembelajaran yang telah berlangsung. Secara keseluruhan, pada pertemuan pertama ini guru berhasil mengadakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dengan berusaha tidak terlalu sering melihat ke buku acuan. Guru telah menyampaikan rangkaian aktivitas pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan dan telah melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dan memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif dari siswa. Siswa yang mengikuti pembelajaran pada pertemuan pertama ini telah berhasil pula mengikuti pembelajaran dan keramaian siswa masih bisa diatasi dengan sikap tegas dari guru. Secara keseluruhan siswa antusias mengikuti pembelajaran ini. Pada pertemuan kedua, guru mulai menerapkan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam latihan menulis karangan argumentasi. Pada awal pembelajaran, guru memeriksa kesiapan siswa, ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru menyampaikan materi bahasan yang akan dipelajari dan mengadakan kegiatan apersepsi pada awal pembelajaran. Kegiatan apersepsi yang dilakukan guru adalah mereview kegiatan pada pertemuan sebelumnya dengan teknik tanya jawab. Kegiatan apersepsi diikuti oleh siswa dengan semangat dan antusias meskipun hanya berlangsung beberapa menit. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan kepada siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
bahwa pelajaran kali itu mereka akan berpraktik menulis karangan argumentasi dengan teknik baru yang menarik. Keempat langkah dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) disatukan dalam satu bendel lembar kerja yang diberikan kepada siswa. Dalam hal ini, tugas guru adalah sebagai fasilitator yang memberikan instruksi atau penjelasan berkaitan dengan langkah apa yang harus dikerjakan siswa. Pada langkah pertama, yaitu pusatkan pikiran, siswa masih terlihat kurang konsentrasi sehingga curahan gagasan yang dituliskan siswa dalam lembaran kertas kosong kurang maksimal. Beberapa siswa masih ramai dan seenaknya sendiri dalam membuat gagasan-gagasan awal. Pada langkah kedua, yaitu atur, siswa mengerjakan dengan strategi peta pikiran. Pada langkah ini beberapa siswa bertanya kepada guru karena merasa kurang jelas dengan instruksi yang disampaikan. Guru dengan sabar menjelaskan bahwa pada langkah kedua ini siswa diminta membuat peta pikiran. Beberapa siswa belum memahami apa yang dinamakan peta pikiran, sehingga guru menjelaskan bahwa mereka diminta menuliskan topik atau judul pada tengah kertas dan menuliskan ide-ide yang terkait dengan topik atau judul tersebut. Setelah penjelasan dari guru tersebut, beberapa siswa mulai paham dan ikut membantu menjelaskan pada teman mereka yang belum paham. Pada langkah ketiga, sebagian besar siswa telah dengan mandiri dan konsentrasi membuat karangan argumentasi. Topik karangan pada siklus 1 ini adalah bebas, tetapi hal ini ternyata membuat siswa bingung karena siswa tidak tahu atau belum mempunyai gambaran topik-topik karangan pada umumnya. Guru berusaha memberikan motivasi kepada siswa ketika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
siswa mulai bermalas-malasan. Ketika berlangsungnya kegiatan ini, guru berkeliling kelas untuk mengecek, mendampingi, dan memberikan penjelasan secara personal kepada siswa yang belum memahami secara pasti langkah yang harus dikerjakannya. Terlihat beberapa siswa yang ramai dan kurang serius mengikuti aktivitas pembelajaran.
Celetukan
gurauan
beberapa
kali
muncul
selama
kegiatan
pembelajaran berlangsung, sehingga membuat konsentrasi siswa kadang terganggu dan memunculkan adanya kegaduhan di kelas. Kegiatan akhir diisi dengan bersamasama menyimpulkan isi pembelajaran dan siswa diminta merefleksikan apa yang telah mereka dapatkan selama pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan, guru berhasil melaksanakan siklus 1 ini. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Melalui pembelajaran ini, teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yang dipilih dapat memudahkan siswa dalam mengerjakan tugasnya secara individu dan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini sebagian besar dirasa efektif untuk mengembangkan kompetensi siswa. Setiap langkah dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yang dipilih dapat terlaksana dengan baik dan melibatkan siswa secara maksimal. Bahasa lisan dan tulis yang guru gunakan selama aktivitas pembelajaran sudah baik, benar, dan jelas. Dalam pembelajaran ini, siswa memahami proses pelaksanaan pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat), tetapi siswa masih kurang bisa memahami instruksi guru berkaitan dengan proses pembelajaran yang berlangsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Siswa aktif menanggapi setiap pembahasaan dalam pembelajaran, baik itu karena siswa tidak paham dengan teknik pembelajaran yang berlangsung maupun karena siswa memang aktif dan senang dengan pembelajaran yang berlangsung. Pada siklus 1 ini tercipta situasi kelas yang santai, serius, dan hubungan yang harmonis antara guru dan siswa. b) Hasil Wawancara Siswa setelah Pembelajaran Siklus 1 Pada siklus ini, wawancara dilakukan setelah akhir pelaksanakan siklus 1, yaitu setelah siswa melakukan tes menulis karangan argumentasi. Wawancara ini dilakukan terhadap siswa guna mengetahui respon dan tanggapan siswa berkaitan dengan kegiatan menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara siswa ini adalah (1) apakah Anda mengalami kesulitan saat diberi tugas menulis karangan argumentasi secara individu, (2) apa yang selama ini membuat Anda bosan mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, (3) apakah Anda tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat), (4) apakah Anda merasa kesulitan Anda selama ini bisa teratasi, (5) apakah Anda masih merasa kesulitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia, (6) bagaimana kesan dan pesan Anda berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini dan ke depannya. Berdasarkan hasil analisis jawaban wawancara yang dihimpun dari tiga orang siswa, siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah mengatakan bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
mereka merasa senang dengan adanya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yang diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Hal ini disebabkan dalam teknik tersebut ada strategi peta pikiran dan siswa bisa membuat sejenis kerangka karangan melalui gambar-gambar yang mendukung serta berstrategi peta. Siswa merasa senang karena permasalahan kebosanan selama ini dapat teratasi dengan hadirnya teknik pembelajaran yang baru, yang lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kreatif. Siswa hanya merasa waktu yang disediakan kurang jika hanya 2 jam pelajaran dan masih ada siswa yang masih kurang paham dengan langkah pusatkan pikiran dan atur (strategi peta pikiran) dari teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Berdasarkan hasil wawancara ini, peneliti dan guru akan melakukan perbaikan untuk siklus 2, sehingga siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM bisa berkurang. c) Hasil Wawancara Guru setelah Pembelajaran Siklus 1 Wawancara dengan guru dilakukan setelah akhir siklus 1 guna mengetahui tanggapan dan respon guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada guru (1) bagaimana persiapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung, (2) apakah siswa terlihat mempunyai motivasi untuk mengikuti pembelajaran bahasa indonesis, (3) apakah siswa terlihat mudah memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar, (4) apakah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Hebat) ini dirasa bisa mengatasi masalah yang selama ini terjadi, (5) apakah materi dapat tersampaikan dengan baik melalui teknik yang diterapkan ini, (6) bagaimana kondisi kelas ketika dilakukan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat), (7) bagaimana rencana perbaikan untuk siklus 2. Dari analisis hasil wawancara terhadap guru yang telah dilakukan, diketahui bahwa persiapan dan kondisi siswa pada saat pembelajaran kurang maksimal dan siswa terlihat kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Hal itu dimungkinkan karena pelaksanaan siklus pada jam terakhir (jam ke 7-8), sehingga siswa sudah merasa letih dan sudah bosan mengikuti pelajaran. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dirasa bisa mengatasi masalah yang selama ini terjadi yaitu berkaitan dengan menulis karangan argumentasi, hanya saja belum telihat 100% karena kondisi siswa yang kurang konsentrasi dan kurang bersemangat. Rencana perbaikan yang mungkin bisa dilakukan adalah topik ditentukan oleh guru, pemberian lembar kerja tidak satu bendel tetapi bertahap pada tiap-tiap langkah, sehingga waktu yang digunakan untuk mengerjakan dapat lebih teratur dan serempak, serta ada baiknya apabila siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin, saat pelajaran bahasa Indonesia berada di jam 1-2. d) Hasil Kuesioner setelah Pembelajaran Siklus 1 Kuesioner merupakan lembar penilaian siswa terhadap proses pembelajaran. Lembar penilaian ini dikerjakan siswa pada tahap refleksi di setiap akhir siklus.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Kuesioner ini digunakan untuk menilai seberapa efektif dan berhasilnya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yang diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB. Berikut grafik penilaian siswa terhadap penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siklus 1.
84
90 80 Jumlah Siswa
70 60
64
60
56
48
50
Sangat Setuju Setuju
40 30
20
24
20 16
16 4
10
8
0
44
0
4
24 12 1212
0
0
12
12 4
Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0 1
2
3
4
5
Butir Penilaian
Grafik 4.3 Persentase Penilaian Siswa Berkaitan dengan Penerapan Teknik PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi
Keterangan: 1. Saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 2. Saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 3. Saya mengerti semua instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 4. Saya merasa bisa menulis karangan argumentasi dengan mudah dengan diterapkannya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 5. Saya mampu menulis karangan argumentasi dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan dan sistematika penulisan karangan yang benar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Berdasarkan data tersebut, siswa yang menyatakan sangat tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) sebanyak 24%. Siswa yang menyatakan setuju dengan pernyataan „saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)‟ sebesar 56%. Siswa yang merasa netral dengan adanya pernyataan „saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)‟ sebesar 16%. Siswa yang tidak tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) adalah sebesar 4% dan tidak ada siswa yang sangat tidak tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Siswa yang menyatakan sangat memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) adalah 8%. Siswa yang menyatakan setuju dengan adanya pernyataan bahwa „saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)‟ adalah 84%. Siswa yang netral dengan adanya pernyataan „saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)‟ sebesar 4%. Begitu pula dengan siswa yang tidak memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) adalah sebesar 4%. Berkaitan dengan pernyataan „saya mengerti semua instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)‟, 4% siswa menyatakan sangat setuju, 60% siswa menyatakan setuju, 20%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
siswa menyatakan netral, dan 16% siswa menyatakan tidak setuju. Tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini. Siswa yang merasa sangat setuju dengan adanya pernyataan „saya merasa bisa menulis karangan argumentasi dengan mudah dengan diterapkannya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)‟ adalah sebesar 12%. Siswa yang menyatakan setuju dengan adanya pernyataan tersebut adalah 64%, siswa yang menyatakan netral sebesar 12%, dan siswa yang menyatakan tidak setuju bahwa dengan diterapkannya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) mereka bisa dengan mudah menulis karangan argumentasi sebanyak 12%. Siswa yang memberi pendapat sangat setuju dengan pernyataan bahwa mereka mampu menulis karangan argumentasi dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan dan sistematika penulisan karangan yang benar adalah adalah 12%, siswa yang setuju sebesar 48%, siswa yang netral sebesar 24%, siswa yang tidak setuju sebesar 12%, dan siswa yang sangat tidak setuju sebesar 4%. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata siswa menjawab setuju dengan adanya penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Siswa setuju bahwa dengan penerapan teknik ini dapat membantu atau mempermudah siswa dalam menulis sebuah karangan argumentasi. Rata-rata siswa memberikan kesan bahwa pembelajaran dengan teknik baru ini dapat menciptakan suasana baru sehingga pembelajaran berlangsung dengan lebih menyenangkan. Hal yang masih harus ditingkatan untuk pembelajaran pada siklus berikutnya adalah berkaitan dengan instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Dapat dilihat bahwa siswa masih kurang jelas dengan instruksi atau penjelasan pelaksanaan teknik yang benar dan siswa pun masih merasa kurang mampu menulis karangan argumentasi apabila harus memperhatikan bahasa yang baku serta sesuai dengan ejaan dan sistematika penulisan karangan yang benar. Di bawah ini akan disajikan pula grafik perhitungan data berkaitan dengan keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran.
70 60
60
Jumlah Siswa
60 50
56
52 44 40
Sangat Setuju
40 30 20
Setuju
24
20
16
12
10
Netral
16
Tidak Setuju 4
0
4
0
0
Sangat Tidak Setuju
0 1
2
3
4
5
Butir Penilaian
Grafik 4.4 Persentase Penilaian Siswa Berkaitan dengan Keterlibatan Siswa dalam Aktivitas Pembelajaran Keterangan: 1. Saya siap dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. 2. Saya memperhatikan penjelasan tentang materi pembelajaran dan prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 3. Saya aktif menanggapi suatu topik bahasan dan menanyakan hal-hal yang menurut saya kurang jelas. 4. Saya mencatat hal-hal pokok dari materi pembelajaran. 5. Saya mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi dengan baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Berdasarkan grafik di atas, dapat ditafsirkan bahwa siswa yang sangat setuju dengan adanya pernyataan „saya siap dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran‟ adalah 44%, siswa yang setuju dengan pernyataan tersebut sebesar 40%, siswa yang netral sebesar 12%, dan siswa yang sangat tidak setuju dengan penyataan tersebut sebesar 4%. Berkaitan dengan penyataan „saya memperhatikan penjelasan tentang materi pembelajaran dan prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)‟, siswa yang menyatakan sangat setuju sebesar 24%, siswa yang menyatakan setuju sebesar 60%, siswa yang menyatakan netral sebesar 12%, dan siswa yang menyatakan tidak setuju dengan penyataan itu sebesar 4%. Siswa yang sangat setuju dengan adanya pernyataan „saya aktif menanggapi suatu topik bahasan dan menanyakan hal-hal yang menurut saya kurang jelas‟ sebesar 20%, siswa yang menyatakan setuju sebesar 52%, siswa yang menyatakan netral sebesar 24%, dan siswa yang menyatakan tidak setuju sebesar 4%. Berkaitan dengan penyataan „saya mencatat hal-hal pokok dari materi pembelajaran‟, siswa yang menjawab sangat setuju sebanyak 16%, siswa yang menjawab setuju sebanyak 60%, siswa yang menjawab netral sebanyak 16%, siswa yang menjawab tidak setuju sebanyak 4%, dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4%. Siswa yang sangat setuju dengan pernyataan „saya mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi dengan baik‟ adalah 16%. Siswa yang setuju dengan pernyataan tersebut adalah 56% dan siswa yang netral mengenai pernyataan itu adalah 28%. Dari hitungan persentase tersebut, sebagian besar siswa senang dan bersemangat ketika mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Hal yang harus ditingkatkan untuk pembelajaran siklus selanjutnya adalah berkaitan dengan mencatat hal-hal pokok dalam pembelajaran dan keaktifan dalam menanggapi setiap pertanyaan atau bahasan dalam pembelajaran. Siswa dapat lebih dilibatkan lagi dalam hal perhatian terhadap penjelasan materi pembelajaran dan menanggapi suatu topik bahasan. Berdasarkan tulisan kesan dan pesan siswa, siswa mengharapkan adanya dorongan motivasi dari guru dan siswa mengharapkan kesabaran yang lebih dari guru, sehingga siswa dapat merasa lebih senang serta nyaman dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi. e) Dokumentasi Aktivitas Siswa selama Pembelajaran Siklus 1 Dokumentasi merupakan salah satu data pendukung yang penting sebagai bukti terjadinya suatu kegiatan, dalam hal ini proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain wawancara dan observasi. Pendokumentasian ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dan 2 berlangsung. Proses pendokumentasian kegiatan pembelajaran mengacu pada pedoman dokumentasi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Berikut adalah hasil dokumentasi aktivitas siswa pada siklus 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Gambar 4.1 Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran Mengenai Karangan Argumentasi Gambar 1 tersebut diambil ketika awal pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1. Gambar tersebut adalah situasi guru menjelaskan materi pembelajaran mengenai karangan argumentasi, mulai dari pengertian, ciri-ciri, struktur karangan, dan contoh karangan argumentasi. Dalam menjelaskan materi, guru menggali sebanyak-banyaknya pengetahuan siswa mengenai karangan argumentasi melalui kegiatan tanya jawab. Pembelajaran ini menuntut adanya partisipasi aktif dari siswa sehingga seluruh jawaban materi dihimpun dari siswa dan ditegaskan atau diteguhkan oleh guru. Dalam gambar tersebut, dapat terlihat pula situasi kelas yang tenang di bagian depan dan siswa yang duduk di barisan belakang seperti sedang asyik bergurau dengan temannya. Pandangan siswa ada yang fokus ke depan, tempat guru berdiri menjelaskan materi pelajaran, tetapi ada pula siswa yang kurang fokus dengan membalikkan badannya ke belakang. Aktivitas diskusi yang berupa tanya jawab ini berhasil dengan baik ditandai dengan terciptanya interaksi yang harmonis, tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
hanya guru yang aktif bertanya, dan banyak jawaban berupa pendapat yang muncul dari setiap pikiran siswa. Siswa diminta menuliskan contoh paragraf argumentasi dalam aktivitas pembelajaran ini dan diminta maju ke depan kelas untuk membacakan hasilnya. Dari aktivitas ini, guru juga melatih siswa untuk belajar memberi penilaian atas apa yang telah dikerjakan temannya.
Gambar 4.2 Siswa Melakukan Langkah 1, yaitu Pusatkan Pikiran
Gambar 2 ini diambil ketika pelaksanaan siklus 1, pertemuan yang kedua. Pada pertemuan ini, fokus perhatian guru dan peneliti adalah pada kegiatan menulis karangan argumentasi dengan diterapkannya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Gambar di atas merupakan langkah pertama teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yaitu pusatkan pikiran. Dalam langkah ini, siswa diminta memusatkan pikirannya pada topik karangan yang akan dituliskan dan mencurahkan seluruh gagasan yang ada dalam pikirannya ke dalam kertas HVS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
yang diletakkan secara horizontal. Diperlukan ketenangan yang tinggi dalam langkah ini, sehingga siswa dapat berkonsentrasi dalam memusatkan dan mencurahkan isi pikirannya. Ketika siswa diminta menentukan topik yang akan dituliskan di tengah kertas HVS, banyak siswa yang masih bingung dan tidak mengerti topik apa yang akan ditulis. Gambar tersebut memperlihatkan siswa yang sudah menentukan topik karangan dan menuliskannya pada tengah kertas, kemudian diberi lingkaran sehingga memperjelas keberadaan topik karangan. Siswa terlihat sedang menuliskan ide-ide yang terkait dengan topik yang akan ditulisnya. Pada langkah ini, ide apapun yang ada dalam pikiran siswa bisa disebar dan dituliskan pada sekitar topik karangan. Siswa tidak perlu memikirkan apakah ide tersebut penting atau tidak, mendukung atau tidak, karena yang terpenting adalah siswa mencurahkan seluruh gagasan atau idenya ke dalam kertas. Siswa yang merasa bingung tersebut hanya membiarkan kertasnya kosong tanpa satu huruf pun. Untuk menanggulangi hal tersebut, guru berkeliling dan memberikan motivasi serta penjelasan kepada masing-masing siswa secara personal. Guru juga memberikan pancingan-pancingan pilihan topik untuk membantu siswa menemukan topik karangan yang akan ditulisnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Gambar 4.3 Siswa Melakukan Langkah 2, yaitu Atur
Gambar ini diambil ketika pelaksanaan siklus 1, pertemuan kedua. Siswa melakukan langkah kedua teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat), yaitu atur. Dalam langkah ini, siswa diminta melihat kembali curahan gagasan yang dilakukan pada langkah pertama dan memperjelas tatanan gagasannya dengan strategi peta pikiran. Siswa membuat peta pikiran, seperti yang terlihat pada gambar. Pada langkah atur ini, banyak siswa yang mulai bingung dan kurang paham maksud dari langkah ini. Siswa kurang jelas akan perbedaan langkah atur ini dengan langkah pusatkan pikiran yang telah dilakukannya pertama kali. Guru dengan sabar menjelaskan bahwa peta pikiran ini merupakan hasil perbaikan atau pemadatan dari tumpahan gagasan di langkah pertama. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa siswa sudah dapat memahami mengenai peta pikiran. Siswa dapat membuat peta pikiran dengan sekreatif mungkin pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
langkah atur ini, misalnya dengan memberikan bentuk yang bervariasi, memberikan gambar yang memperjelas ide, menggunakan pensil warna untuk mempertebal tulisan, dll. Pada langkah atur ini, siswa diminta menyeleksi ide-ide yang sekiranya kurang penting atau kurang mendukung topik karangan dan menambah ide yang mendukung. Siswa membuat garis penghubung antara topik karangan, ide pokok, dan ide pendukung. Cabang garis-garis yang menghubungkan tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga peta pikiran dapat dibaca dengan jelas. Setelah peta pikiran selesai dibuat, siswa diminta membuat kerangka karangan berdasarkan peta pikiran yang ada. Pada langkah ini, siswa dapat bekerja dengan mandiri karena kerangka karangan yang dimaksud adalah kerangka karangan pada umumnya. Siswa membuat kerangka karangan dengan berpedoman pada peta pikiran yang dibuatnya, sehingga kerangka karangan seolah hanya berisi tatanan atau urutan dari ide-ide dalam peta pikiran.
Gambar 4.4 Siswa Melakukan Langkah 3 dan 4, yaitu Karang dan Hebat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Gambar ini diambil ketika pelaksanaan siklus 1 pertemuan kedua. Gambar ini merupakan gambar saat siswa melakukan langkah ketiga dan keempat dari teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat), yaitu langkah karang dan hebat. Siswa mulai membuat karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah dibuat pada langkah kedua. Dalam membuat karangan, siswa menggunakan bahasa yang sifatnya aktif, sederhana, dan efektif. Dalam gambar tersebut, terlihat siswa sedang menuliskan karangan. Hal yang kurang benar pada gambar tersebut adalah siswa tidak membuat garis batas tepi atas dan samping, sehingga tulisan yang dihasilkan kurang rapi. Pada pelaksanaan langkah 3 dan 4 ini, siswa sudah mulai konsentrasi dan bekerja secara mandiri. Hanya sedikit siswa yang gaduh dalam kegiatan ini karena waktu yang sudah hampir habis. Langkah karang dan hebat pada siklus 1 ini hanya mendapatkan waktu sedikit karena siswa sangat fokus pada langkah-langkah awal, yaitu langkah pusatkan pikiran dan atur. Pembagian waktu yang kurang baik juga mempengaruhi kinerja siswa. Hasil yang akan dinilai adalah karangan argumentasi yang dibuat siswa, bukan peta pikiran. Peta pikiran hanya sebagai bantuan untuk siswa dapat lebih mudah membuat sebuah karangan argumentasi. Akan tetapi, yang terjadi pada siklus 1 ini adalah siswa lebih memfokuskan pada peta pikiran dan dapat dikatakan sebagian besar waktu habis digunakan untuk mencurahkan gagasan dan membuat peta pikiran. Hal ini menyebabkan karangan yang dihasilkan kurang maksimal. Apabila siswa telah selesai membuat karangan, mereka diminta melihat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
kembali karangan tersebut secara keseluruhan, membaca dengan saksama, dan memperbaiki jika terdapat kesalahan-kesalahan.
3) Hasil Refleksi Pelaksanaan Siklus 1 Siklus 1 dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Siklus 1 ini merupakan pelaksanaan pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) untuk memperbaiki masalah pembelajaran berkaitan dengan menulis karangan argumentasi. Pada pertemuan pertama, guru dan siswa mengulas tuntas mengenai karangan argumentasi, mulai dari pengertian, stuktur karangan, ciri, dan contoh karangan argumentasi. Guru berusaha meyakinkan siswa dan mengajak siswa untuk lebih memahami karangan argumentasi. Pada pertemuan kedua, siswa berlatih menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Hasil karangan argumentasi siswa dinilai berdasarkan aspek penilaian yang telah dipersiapkan. Pada siklus 1 ini, peneliti dan guru menetapkan batas ketuntasan (KKM ) sebesar 70. Penetapan batas KKM dilakukan atas berbagai pertimbangan sudut pandang, meliputi tingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung pendidik, serta ketersediaan sarana dan prasarana (Uno, 2012:44). Dari penilaian yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat sebanyak 18 siswa yang memenuhi batas ketuntasan (60). Peningkatan yang terjadi dari hasil prasiklus adalah sebanyak 7 siswa. Peningkatan ini terjadi karena siswa telah mengetahui dan memahami perihal karangan argumentasi dan adanya teknik yang membantu siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
dalam mencurahkan gagasannya secara bertahap, yaitu mulai dari pemikiran topik, pencurahan gagasan, pembuatan peta pikiran, pembuatan kerangka karangan, penulisan karangan, dan perbaikan atas kesalahan-kesalahan yang ada. Secara umum, kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini lancar dan menghasilkan peningkatan yang berarti. Dari hasil refleksi guru dan siswa secara langsung pada akhir pembelajaran dan berdasarkan hasil kuesioner tanggapan siswa, secara umum siswa merasa senang dan dapat lebih mudah menulis karangan argumentasi. Siswa terlihat senang dengan adanya teknik yang baru, yaitu teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Kreativitas siswa terbangun atas adanya strategi peta pikiran dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan siklus 1 ini adalah berkaitan dengan pembagian dan penjelasan lembar kerja siswa, serta penentuan topik karangan. Pada siklus pertama ini, lembar kerja diberikan dalam satu bendel, meliputi langkah pertama hingga langkah terakhir. Siswa kurang sistematis dalam pengerjaannya dan itu menjadikan siswa merasa bingung akan perbedaan setiap langkahnya. Topik karangan pada siklus 1 ini dibebaskan, sehingga waktu pengerjaan sebagian besar habis untuk memikirkan topik apa yang hendak ditulis oleh siswa. Pada siklus 1 ini, beberapa siswa masih merasa bingung dan belum memahami langkah 1, yaitu pusatkan pikiran dan langkah 2, yaitu atur. Dari hasil refleksi dan temuan-temuan tersebut, guru dan peneliti melakukan perbaikan rancangan pelaksanaan pembelajaran untuk siklus 2. Perbaikan yang akan dilaksanakan yaitu pada siklus 2, guru akan memberikan dua topik karangan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
akan dibagi sesuai dengan nomor urut siswa. Selain itu, pembagian lembar kerja siswa akan dilakukan secara bertahap dan waktu untuk mengerjakan setiap langkah dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) akan dibatasi dan ditentukan oleh guru. Guru akan lebih menjelaskan setiap langkah yang ada dengan lebih baik dan memberikan instruksi dengan lebih jelas kepada seluruh siswa. Perbaikan ini diharapkan akan memberikan dampak yang baik bagi kegiatan pembelajaran pada siklus 2.
c.
Siklus 2
1) Hasil Tes Tertulis Siswa pada Siklus 2 Siklus 2 dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan, yang merupakan proses perbaikan terkait penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Berikut adalah grafik hasil tes kemampuan menulis karangan argumentasi siswa pada siklus 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
16
Jumlah Siswa
12 10
11 9
9
Sangat baik
7 5
Baik 3
4 2
13
11
9
8 6
14
13
14
106
0
3 0
0
2 0
0
Cukup 1
0
Kurang Sangat Kurang
Isi Organisasi Tata Karangan Karangan Bahasa
Diksi (Pilihan Kata)
Ejaan
Aspek Penilaian
Grafik 4.5 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus 2 Data dalam grafik tersebut menunjukkan bahwa pada aspek isi karangan, jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik sebanyak 9 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik adalah 11 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 5 orang. Tidak ada siswa yang mendapat skor kurang baik dan sangat kurang baik. Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus 1. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik dari 5 orang siswa pada siklus 1 menjadi 9 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik menurun dari 15 orang menjadi 11 orang siswa. Terjadi kestabilan jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik, yaitu 5 orang siswa. Pada siklus 2 ini tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik, sama seperti pada saat siklus 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Dilihat dari aspek organisasi karangan pada siklus 2 ini, terdapat 3 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 15 orang siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 7 orang siswa. Tidak ada siswa yang mendapat skor kurang baik dan sangat kurang baik. Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan yang signifikan antara data siklus 1 dan siklus 2. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik mengalami peningkatan dari 1 orang siswa pada saat siklus 1 menjadi 3 orang siswa pada saat siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 8 orang siswa pada siklus 1 menjadi 15 orang siswa pada saat siklus 2. Pada siklus 2 ini terjadi penurunan siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik, yaitu dari 8 siswa menjadi 7 orang siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik pada siklus 1 sebanyak 8 orang, sedangkan pada siklus 2 ini sudah tidak terdapat lagi siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik. Untuk aspek tata bahasa, berdasarkan data dalam grafik tersebut tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik adalah 13 siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik adalah 9 orang siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik adalah 3 orang siswa dan tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik. Paparan data tersebut menjelaskan bahwa terjadi peningkatan dan penurunan berkaitan dengan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa jika dilihat dari aspek tata bahasa. Peningkatan dan penurunan tersebut terlihat dalam hal jumlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
siswa yang mendapatkan skor di masing-masing kategori. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 4 orang siswa pada siklus 1 menjadi 13 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik mengalami penurunan dari 19 orang siswa pada siklus 1 menjadi 9 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik meningkat dari 2 orang siswa pada siklus 1 menjadi 3 orang siswa pada siklus 2. Tidak terdapat siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik, baik di siklus 1 maupun siklus 2. Pada aspek diksi atau pilihan kata, tidak terdapat siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 14 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 11 orang. Tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik. Terjadi peningkatan dan penurunan pada aspek diksi atau pilihan kata ini yang dapat terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh skor. Siswa yang memperoleh skor dalam kategori sangat baik menurun dari 1 orang siswa pada siklus 1 menjadi tidak ada siswa yang mendapat skor tersebut. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 8 orang siswa pada siklus 1 menjadi 14 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik menurun dari 13 siswa pada siklus 1 menjadi 11 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik menurun dari 3 orang siswa pada siklus 1 menjadi tidak ada siswa pada siklus 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Untuk aspek ejaan, siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik sebanyak 2 orang siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 13 orang siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik adalah 9 orang siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 1 orang siswa dan tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik. Data tersebut memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa ditinjau dari aspek ejaannya. Peningkatan ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang memperoleh skor dalam tiap kategori. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik meningkat dari tidak adanya siswa menjadi 2 siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 9 siswa pada siklus 1 menjadi 13 siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik meningkat dari 8 orang siswa menjadi 9 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik mengalami pengurangan dari 5 orang siswa pada siklus 1 menjadi 1 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik mengalami pengurangan dari 3 siswa pada siklus 1 menjadi tidak ada siswa pada siklus 2. 2) Hasil Nontes pada Siklus 2 Siklus 2 ini diadakan selain karena peneliti memperbaiki apa yang terjadi pada siklus 1 yaitu berkaitan dengan usaha meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, juga dikarenakan peneliti ingin mengamati kembali bagaimana keterlibatan dan respon siswa terhadap teknik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
pembelajaran yang diterapkan di kelas. Peneliti kembali berusaha mencari temuantemuan yang terjadi di kelas pada saat pembelajaran siklus 2 berlangsung. Data mengenai keterlibatan dan respon siswa diperoleh dari hasil observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi aktivitas siswa. a) Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 2 Observasi dilakukan selama penelitian berlangsung dan difokuskan pada proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Dari hasil pengamatan observer, sebagian besar siswa mengikuti proses pembelajaran dengan serius. Observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi aktivitas guru secara umum dan aktivitas siswa dan situasi kelas. Siklus 2 ini dilaksanakan selama satu kali pertemuan. Pada siklus 2, peneliti dan guru telah mengadakan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus 1. Perbaikan yang dimaksud adalah pada siklus 2 ini topik karangan telah ditentukan oleh guru, sehingga menghindari adanya rasa bingung pada diri siswa akan topik yang hendak dituliskannya. Guru mempersiapkan dua topik yang akan dibagikan kepada siswa, yaitu siswa no. absen 1-15 mendapat topik “Pentingnya atau pengaruh pendidikan seks bagi siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu” dan siswa no. absen 16-33 mendapat topik “Ekstrakurikuler dalam pengembangan kepribadian siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu”. Selain perbaikan topik, guru dan peneliti juga melakukan perbaikan pada pengerjaan setiap langkah dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Pada siklus 1, guru membagikan satu bendel lembar kerja siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
langkah 1,2,3, dan 4 secara serempak. Pada siklus 2 ini, guru membagikan lembar kerja siswa satu per satu sesuai dengan langkah yang harus dikerjakan, sehingga pengerjaan langkah pertama sampai langkah keempat dapat serempak dan dalam waktu yang dibatasi setiap langkahnya. Hal ini menghindari terjadinya kesalahan fokus siswa seperti pada saat siklus 1, yaitu waktu yang diberikan lebih banyak habis untuk mencurahkan gagasan dan membuat peta pikiran. Siklus 2 dilaksanakan pada pagi hari, berbeda dengan siklus 1 yang dilakukan pada jam terakhir. Pada siklus 2 ini, guru tetap berperan sebagai guru, dan peneliti berperan sebagai observer sekaligus membantu guru ketika membagikan lembar kerja siswa. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru menyampaikan mengenai materi dan tujuan kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung. Pembelajaran diawali dengan adanya kegiatan apersepsi dari guru meskipun hanya sekilas, yaitu tanya jawab guna mereview materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa pada kegiatan apersepsi ini, guru bertanya kepada siswa dan siswa dengan aktif menanggapi setiap pertanyaan ataupun sampaian guru. Pertanyaan yang disampaikan guru berkaitan dengan pengertian karangan argumentasi, tujuan karangan argumentasi, dan struktur atau sistematika karangan argumentasi. Pada kegiatan apersepsi ini, tidak ada pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa, sehingga guru dapat langsung masuk ke kegiatan ini. Guru menunjukkan penguasaan materi dengan tidak melihat catatan dan guru juga masih berusaha mengaitkan materi pembelajaran dengan aspek kehidupan lain atau pengetahuan lain yang relevan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Keterkaitan antara karangan argumentasi dengan kehidupan sehari-hari yang relevan tersebut dijelaskan pada bagian tujuan karangan argumentasi. Pada bagian ini, guru memberikan gambaran bahwa dengan menulis kita bisa mendapatkan tambahan uang saku. Hal ini tentu membuat siswa banyak berkomentar, ada yang berkomentar terkait dengan ekspresi kagum, tetapi ada juga yang berkomentar mengenai hal lain. Setelah kegiatan apersepsi dilakukan, guru menjelaskan langkah-langkah yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan membagikan lembar kerja siswa. Beberapa siswa aktif menanyakan hal-hal yang belum jelas mengenai langkah dalam teknik PAK yang akan mereka laksanakan. Guru menyampaikan perihal dua topik yang akan ditulis dan pembagian topik tersebut. Guru melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan dan waktu yang telah dialokasikan untuk pembelajaran siklus 2. Pelaksanaan pembelajaran yang bersifat kontekstual ini dibuat untuk memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif siswa. Setelah lembar kerja dan penjelasan dicukupkan, siswa mulai melakukan langkah pertama hingga langkah keempat sesuai dengan instruksi dari guru. Guru mengalokasikan waktu yang baik dalam pelaksanaan teknik PAK ini, sehingga terdapat perbedaan waktu antara langkah 1, 2, 3, dan 4. Ketika kegiatan inti sudah mulai, siswa dengan tenang mengerjakan tugasnya, meskipun ada beberapa siswa yang terlihat kebingungan dan mencoba bertanya kepada guru ataupun kepada temannya. Pertanyaan yang dilontarkan siswa masih seputar lengkah PAK, seperti apa perbedaan langkah 1 dan langkah 2, bagaimana sistematika penulisannya, apakah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
boleh menggunakan pensil, apa maksud topik itu, apakah judul harus berbeda dari topik. Pertanyaan tersebut dijawab guru secara personal, sehingga tidak mengganggu siswa lain yang sudah jelas dan tengah mengerjakan. Saat langkah pertama ini berlangsung, tampak perubahan pada siswa. Dengan langkah pertama ini, siswa tampak lebih mudah mendapatkan inspirasi dan berani menuliskan gagasangagasannya. Selain itu, muncul pula motivasi yang baik dalam diri siswa pada langkah berikutnya. Ketika waktu dicukupkan untuk mengerjakan langkah pertama dan akan dilanjutkan ke langkah berikutnya, siswa mulai ramai karena ada pekerjaan mereka yang belum selesai. Guru memberi sedikit waktu tambahan, berusaha memotivasi dan membantu siswa menyelesaikan tugasnya. Langkah demi langkah dilakukan siswa dengan serius dan pada kegiatan akhir dilakukan adanya penyimpulan secara bersama berkaitan dengan aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan. Secara keseluruhan, teknik PAK dinilai bisa mengembangkan kompetensi siswa dengan brainstorming dan memotivasi siswa bahwa kegiatan menulis karangan argumentasi itu mudah untuk dikerjakan. Setiap langkah dalam teknik yang dipilih ini dapat terlaksana dengan baik dan melibatkan siswa secara maksimal. Secara keseluruhan guru menyampaikan seluruh isi pembelajaran dengan suara yang jelas dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Siswa yang merupakan subjek penelitian ini mengikuti pembelajaran dengan lebih tenang dan berbeda dengan siklus 1. Pada siklus 2 ini siswa terlihat dapat lebih konsentrasi dan tenang memahami proses pembelajaran dengan teknik PAK. Sebagian besar siswa memahami instruksi guru berkaitan dengan proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
pembelaran yang berlangsung. Sebaliknya, sebagian kecil siswa yang duduk di belakang pojok tetap sisbuk dengan urusannya sendiri, entah itu mengerjakan tugas lain atau mengganggu temannya. Siswa aktif menanggapi setiap pembahasaan pada pembelajaran. Pada siklus 2 ini, tercipta suasana kelas yang santai, serius, dan ada hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa. Hal ini terlihat dengan aktivitas guru yang berkeliling dan mengecek hasil kerja siswa. Waktu yang terbagi dengan baik turut serta melancarkan kegiatan pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini. Pada siklus 2 ini, waktu dapat lebih banyak difokuskan pada langkah karang dan hebat, meskipun terkadang ada siswa yang masih kembali memperbaiki apa yang telah dihasilkannya pada langkah pusatkan pikiran dan atur. b) Hasil Wawancara Siswa setelah Pembelajaran Siklus 2 Pada siklus ini, wawancara dilakukan setelah akhir pelaksanakan siklus 2, yaitu setelah siswa melakukan aktivitas menulis karangan argumentasi. Wawancara ini dilakukan terhadap siswa guna mengetahui respon dan tanggapan siswa berkaitan dengan kegiatan menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara siswa ini adalah (1) apakah Anda mengalami kesulitan saat diberi tugas menulis karangan argumentasi secara individu, (2) apa yang selama ini membuat Anda bosan mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, (3) apakah Anda tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Atur, Karang, dan Hebat), (4) apakah Anda merasa kesulitan Anda selama ini bisa teratasi, (5) apakah Anda masih merasa kesulitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia, (6) bagaimana kesan dan pesan Anda berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini dan ke depannya. Berdasarkan hasil analisis jawaban wawancara yang dihimpun dari tiga orang siswa, siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah, mereka mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam belajar bahasa Indonesia. Siswa yang mendapatkan hasil tertinggi mengatakan bahwa siswa tersebut cinta bahasa Indonesia karena menyenangkan dan mudah. Berbeda dengan siswa yang mendapat nilai terendah yang mengatakan bahwa dirinya mengalami kesulitan dalam menulis karena terkadang tidak mempunyai inspirasi sama sekali. Pelajaran bahasa Indonesia kadang terlalu serius sehingga menjadikan suasana mengantuk dan materi tidak masuk ke otak. Ketiga siswa yang diwawancarai mengaku senang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Mereka berpendapat bahwa teknik ini berbeda dari teknik pembelajaran yang biasanya dan dapat memudahkan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Selama ini mereka merasa bosan karena selalu diberi tugas yang monoton, yaitu membaca dan mereka mengharapkan tugas yang lebih bervariasi. Beberapa siswa mengatakan bahwa pada awal pembelajaran mereka merasa bosan karena harus mengikuti pembelajaran yang sama dengan proses pembelajaran yang pernah dialaminya. Namun, mereka senang ketika lembar kerja diberikan satu per satu dan itu menyimpan rahasia tersendiri bagi siswa mengenai pebelajaran yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
sedang dilakukan. Penentuan topik juga berpengaruh terhadap motivasi yang ada pada diri siswa. Siswa merasa sudah tidak mengalami kesulitan dalam belajar bahasa Indonesia dan mereka merasa mungkin kesulitan yang akan terus dialami adalah kesulitan mengenai ejaan karena membutuhkan ketelitian. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa siswa senang dengan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan mereka berharap pada pertemuan-pertemuan berikutnya guru dapat mengadakan pembelajaran dengan teknik-teknik lain yang menarik dan bervariasi, misalnya permainan. Pembelajaran diharapkan bisa terjadi di luar ruangan sehingga suasana belajar juga dapat berbeda dari sebelumnya. c) Hasil Wawancara Guru setelah Pembelajaran Siklus 2 Wawancara dengan guru dilakukan setelah akhir siklus 2 guna mengetahui tanggapan dan respon guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada guru (1) bagaimana persiapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung, (2) apakah siswa terlihat mempunyai motivasi untuk mengikuti pembelajaran bahasa indonesis, (3) apakah siswa terlihat mudah memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar, (4) apakah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini dirasa bisa mengatasi masalah yang selama ini terjadi, (5) apakah materi dapat tersampaikan dengan baik melalui teknik yang diterapkan ini, (6) bagaimana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
kondisi kelas ketika dilakukan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat), (7) bagaimana pengaruh perbaikan dalam siklus 2 ini, apakah membawa dampak yang positif. Dari analisis hasil wawancara terhadap guru, diketahui bahwa dari segi persiapan dan motivasi dari diri siswa sudah menunjukkan adanya perbedaan dari siklus 1. Siswa sudah lebih siap dalam mengikuti pembelajaran ini dan mereka sudah mengetahui materi pembelajaran berdasarkan siklus 1. Siswa lebih mempunyai semangat pada siklus ini, entah karena waktu di pagi hari atau karena hal lain. Pada siklus 2 ini, siswa lebih bersemangat dalam mengerjakan setiap langkah dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan jarang sekali terjadi kebingungan pada diri siswa. Siswa sudah lebih memahami perintah-perintah berkaitan dengan langkah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yang disampaikan guru satu per satu. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan siswa lebih sedikit daripada pertanyaan dan ketidakjelasan yang terjadi pada siklus 1. Siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran dan dapat dilihat bahwa dengan adanya perbaikan akan langkah pembagian lembar kerja siswa (perbaikan yang mungkin dikatakan sepele), siswa juga dapat berubah menjadi lebih konsentrasi dan rapi dalam mengerjakan setiap tugas-tugasnya. Perbaikan akan penentuan topik juga menjadi hal penting terbaruinya kondisi pelaksanaan siklus 2 ini. Siswa terlihat mudah dalam mengerjakan dengan adanya bantuan topik yang diberikan oleh guru. Berkaitan dengan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, hal ini tergantung dari siswa. Apabila siswa mempunyai motivasi mengikuti pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat), memang mereka akan dapat lebih maju. Akan tetapi, sebagian siswa terlihat masa bodoh dengan adanya perbaikan aktivitas pembelajaran ini. Hal ini menyebabkan belum tampak jelas apakah siswa tersebut memahami dengan benar materi pembelajaran ataukah tidak. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dirasa bisa membantu kesulitan siswa dalam menulis karangan argumentasi untuk siswa-siswa tertentu. Semua itu kembali tergantung pada tipe belajar siswa. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini sangat cocok untuk siswa-siswa yang mempunyai tipikal pendiam dan juga untuk siswa-siswa perempuan karena teknik ini menuntut adanya konsentrasi dan tidak banyak bergerak. Pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada siklus 2 ini membawa perubahan dalam bentuk peningkatan dari siklus 1. Pada siklus 2 ini, kondisi kelas lebih baik dan hasilnya juga lebih baik daripada siklus 1. Hal ini dipengaruhi oleh upaya perbaikan yang telah dirancang oleh guru dan peneliti. Teknik ini cukup dapat mengaktifkan beberapa siswa dan membuat pelajaran tidak membosankan dengan hadirnya langkah kerja yang baru. d) Hasil Kuesioner setelah Pembelajaran Siklus 2 Kuesioner berupa angket yang digunakan ini adalah untuk menilai seberapa efektif dan berhasilnya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Lembar penilaian yang dikerjakan siswa dilakukan pada tahap refleksi di setiap akhir siklus. Berikut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
merupakan grafik penilaian siswa terhadap penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siklus 2.
80
72
70 56
Jumlah Siswa
60 50
44
44
40 30 20
24 12
16
24 20
16
12
8
10 00
0
8
4
4
0
Sangat Setuju
40 36
36
Setuju
24
Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0
0
0 1
2
3
4
5
Butir Penilaian
Grafik 4.6 Persentase Penilaian Siswa terhadap Penerapan Teknik PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi
Keterangan: 1. Saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 2. Saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 3. Saya mengerti semua instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 4. Saya merasa bisa menulis karangan argumentasi dengan mudah dengan diterapkannya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 5. Saya mampu menulis karangan argumentasi dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan dan sistematika penulisan karangan yang benar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
Berdasarkan data tersebut, siswa yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan „saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)‟ sebesar 12%. Siswa yang setuju dengan ketertarikannya mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) sebesar 72%. Siswa yang netral akan ketertarikannya mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) sebanyak
16%. Siswa yang menyatakan sangat memahami prosedur
pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) adalah 12% siswa. Siswa yang menyatakan setuju dengan adanya pernyataan „saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)‟ sebanyak 44%. Siswa yang netral dalam menanggapi pernyataan memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) sebanyak 36%. Begitu pula dengan siswa yang tidak memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) sebesar 8%. Berkaitan dengan pernyataan „saya mengerti semua instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)‟, 4% siswa menyatakan sangat setuju, siswa yang menyatakan setuju sebesar 56%, siswa yang menyatakan netral sebesar 24%, dan siswa yang menyatakan tidak setuju sebesar 16%. Siswa yang merasa sangat setuju dengan adanya pernyataan „saya merasa bisa menulis karangan argumentasi dengan mudah dengan diterapkannya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)‟ adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
sebesar 8%. Siswa yang menyatakan setuju dengan adanya pernyataan tersebut adalah 44%, siswa yang menyatakan netral sebesar 24%, dan siswa yang menyatakan tidak setuju bahwa dengan diterapkannya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) mereka bisa dengan mudah menulis karangan argumentasi sebesar 20%. Siswa yang menyatakan sangat tidak setuju dengan adanya pernyataan tersebut adalah 4%. Siswa yang memberi pendapat setuju dengan pernyataan mengenai siswa yang mampu menulis karangan argumentasi dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan dan sistematika penulisan karangan yang benar sebesar 40%, siswa yang netral sebesar 36%, dan siswa yang tidak setuju sebesar 24%. Berdasarkan paparan persentase di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa rata-rata setuju dengan adanya penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Tidak berbeda jauh dengan kuesioner atau penilaian pada tahap refleksi siklus 1, masih terdapat beberapa siswa yang tidak punya pendapat mengenai pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh peneliti. Hal yang kurang dapat diatasi pada siklus 2 ini adalah berkaitan dengan siswa bisa menulis karangan argumentasi dengan mudah. Keadaan seperti ini dimungkinkan karena beberapa faktor yang berasal baik dari siswa sendiri ataupun dari pembelajaran yang berlangsung. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah karena masih kurang kejelasan mengenai karangan argumentasi yang berkaitan dengan pemilihan bahasa, ejaan, dan sistematika yang berlaku.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Di bawah ini akan disajikan pula grafik kedua perhitungan data berkaitan dengan keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran.
80 70
68
64
Jumlah Siswa
60
52
50
44 40
Sangat Setuju 36
40 20
Setuju
32 28
28
30
24
20
20 10
Netral Tidak Setuju
8
8
4
8
0
8
4
4
Sangat Tidak Setuju
0 1
2
3
4
5
Butir Penilaian
Grafik 4.7 Persentase Keterlibatan Siswa dalam Aktivitas Pembelajaran Keterangan: 1. Saya siap dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. 2. Saya memperhatikan penjelasan tentang materi pembelajaran dan prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 3. Saya aktif menanggapi suatu topik bahasan dan menanyakan hal-hal yang menurut saya kurang jelas. 4. Saya mencatat hal-hal pokok dari materi pembelajaran. 5. Saya mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi dengan baik.
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa 20% siswa sangat setuju dengan adanya pernyataan „saya siap dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran‟, siswa yang setuju sebesar 68%, siswa yang netral sebesar 8%, dan siswa yang tidak setuju dengan penyataan tersebut sebesar 4%. Berkaitan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
penyataan „saya memperhatikan penjelasan tentang materi pembelajaran dan prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)‟, siswa yang menyatakan sangat setuju sebesar 20%, siswa yang menyatakan setuju sebesar 52%, siswa yang menyatakan netral dengan pernyataan itu sebanyak 28%. Siswa yang sangat setuju dengan adanya pernyataan „saya aktif menanggapi suatu topik bahasan dan menanyakan hal-hal yang menurut saya kurang jelas‟ sebesar 8%, siswa yang menyatakan setuju sebesar 40%, siswa yang menyatakan netral sebesar 44%, dan siswa yang menyatakan tidak setuju sebesar 8%. Berkaitan dengan penyataan „saya mencatat hal-hal pokok dari materi pembelajaran‟, siswa yang menjawab sangat setuju sebesar 4%, siswa yang menjawab setuju sebesar 32%, siswa yang menjawab netral sebesar 28%, dan siswa yang menjawab tidak setuju sebesar 36%. Siswa yang sangat setuju dengan pernyataan „saya mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi dengan baik‟ adalah 8%. Siswa yang setuju dengan pernyataan tersebut adalah 64%, siswa yang netral mengenai pernyataan itu sebesar 24%, dan siswa yang menyatakan tidak setuju sebesar 4%. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa setuju dan menyadari akan partisipasi mereka dalam pembelajaran. Siswa siap dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hal yang terlihat meningkat dari siklus 1 adalah berkaitan dengan perhatian siswa terhadap penjelasan tentang materi pembelajaran dan prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Siswa masih sedikit kurang terlihat perbedaannya pada hal mencatat pokok-pokok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
dalam materi pembelajaran. Namun, secara keseluruhan keterlibatan siswa pada siklus 2 ini lebih baik dan lebih terlihat dibandingkan pada siklus 1. Dilihat dari tulisan kesan dan pesan siswa pada kolom terakhir, siswa banyak mengatakan bahwa mereka terkesan senang mengikuti pembelajaran dengan teknik PAK ini. Meskipun tidak sepenuhnya dapat mengatasi kesulitan dalam hal memahami materi pembelajaran, siswa merasa senang karena hadirnya teknik pembelajaran yang baru. Siswa berharap muncul teknik-teknik lain yang lebih baik dan kreatif sehingga pembelajaran bahasa Indonesia terasa menyenangkan, tidak membosankan, dan tidak membuat mengantuk. e) Dokumentasi Aktivitas Siswa selama Pembelajaran Siklus 2 Dokumentasi aktivitas siswa merupakan salah satu data pendukung yang penting sebagai bukti terjadinya suatu kegiatan, dalam hal ini proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK. Pendokumentasian ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran pada siklus 2 berlangsung. Proses pendokumentasian kegiatan pembelajaran mengacu pada pedoman dokumentasi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Berikut adalah hasil dokumentasi kegiatan siswa pada siklus 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Gambar 4.5 Guru Mengecek Pekerjaan Siswa
Gambar 1 ini diambil ketika pelaksanaan siklus 2. Pada gambar tersebut, terlihat guru sedang berkeliling mengecek pekerjaan siswa, yaitu mengerjakan langkah pertama teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Sebagian siswa dengan posisi duduknya masing-masing sedang berkonsentrasi mencurahkan gagasan yang ada dalam pikirannya. Terlihat siswa yang masing harus kembali membuka contoh pekerjaan yang lalu untuk meyakinkan bahwa apa yang dibuatnya tersebut benar. Pada langkah ini, guru hanya memberikan waktu selama kurang lebih tujuh menit, sehingga siswa harus dapat bekerja dengan cepat tanpa bisa membuat kegaduhan di kelas. Peneliti melihat tidak ada siswa yang masih sibuk menentukan topik karangan karena topik tersebut sudah didapatkan dari guru. Siswa hanya memikirkan ide-ide apa saja yang melintas di pikirannya untuk kemudian dituliskan dalam kertas HVS. Beberapa siswa yang belum jelas dan enggan bertanya kepada guru memutuskan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
untuk melihat pekerjaan temannya dan bertanya kepada teman di sampingnya. Guru terlihat memotivasi siswa dan menunjukkan hubungan yang memang harmonis antara guru dan siswa. Guru berkeliling dan sesekali bertanya kepada siswa apakah ada hal yang kurang dimengerti ataukah tidak.
Gambar 4.6 Siswa Melakukan Langkah 2, yaitu Atur
Gambar ini diambil ketika pelaksanaan siklus 2. Siswa melakukan langkah kedua teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat), yaitu atur. Dalam langkah ini, siswa diminta melihat kembali curahan gagasan yang dilakukan pada langkah pertama dan memperjelas tatanan gagasannya dengan strategi peta pikiran. Siswa membuat peta pikiran, seperti yang terlihat pada gambar. Siswa ini sedang memperbaiki hasil dari pekerjaannya pada langkah pertama. Siswa membuat garis penghubung yang jelas antara topik, ide pokok, dan ide penunjang. Ide-ide yang sekiranya tidak terlalu mendukung tidak dicantumkan kembali pada peta pikiran ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
Suasana kelas pada langkah ini tenang dan tidak begitu gaduh karena siswa mengerjakan langkah kedua ini dalam waktu yang dibatasi. Siswa diberi waktu kurang lebih tujuh menit untuk menyelesaikan pekerjaan di langkah kedua ini.
Gambar 4.7 Siswa Melakukan Langkah 2 Bagian Kedua
Gambar ini diambil ketika pelaksanaan siklus 2. Gambar ini merupakan gambaran aktivitas langkah dua bagian kedua, yaitu siswa membuat kerangka karangan berdasarkan peta pikiran yang telah dibuatnya. Siswa membuat kerangka karangan seperti pada umumnya disesuaikan dengan struktur karangan argumentasi yang meliputi pendahuluan, isi, dan penutup. Posisi kertas yang digunakan berbeda dengan dua langkah sebelumnya, meskipun langkah membuat kerangka karangan ini menjadi satu dengan langkah atur. Pada saat membuat kerangka karangan seperti yang terlihat pada gambar di atas, siswa tidak banyak memunculkan pertanyaan karena ini merupakan hal biasa. Peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
menemukan beberapa siswa menyepelekan langkah membuat kerangka karangan ini. Waktu untuk membuat kerangka karangan ini digabung dengan waktu untuk membuat peta pikiran. Pada kerangka karangan ini, siswa hanya mengurutkan dengan baik ide-ide yang tertulis pada peta pikiran. Sebagian besar siswa membuat judul karangan sama dengan topik karangan yang diberikan oleh guru. Mereka menganggap bahwa topik sama halnya dengan judul karangan, sehingga hal seperti pada gambar inilah yang terjadi, yaitu siswa membuat judul karangan dengan sangat panjang.
Gambar 4.8 Siswa Melakukan Langkah 3 dan 4
Gambar ini diambil ketika pelaksanaan siklus 2. Gambar ini merupakan gambar aktivitas siswa mengerjakan langkah ketiga dan keempat teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat), yaitu membuat karangan dan memperbaiki karangan apabila terdapat kesalahan-kesalahan. Siswa menuliskan karangan disesuaikan dengan apa yang ada dalam lembar kerja langkah pertama dan kedua, jadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
setiap langkah yang ada dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) itu berhubungan dan tidak dapat dilakukan dalam pertemuan yang berbeda. Siswa yang ada dalam gambar tersebut terlihat sedang menulis sebuah karangan argumentasi dengan tulisan yang rapi. Lembar sebelah kiri merupakan kerangka karangan yang dibuat siswa pada langkah kedua, sedangkan lembar sebelah kanan merupakan lembar untuk menulis karangan argumentasi. Langkah ketiga dan keempat ini merupakan langkah yang mendapat alokasi waktu paling lama, yaitu 50 menit. Dari kedua langkah ini, fokus terpenting adalah pada langkah karang. Siswa telah dapat bekerja secara mandiri dalam langkah ini, sehingga kondisi kelas lebih tenang. Meskipun begitu, ditemukan beberapa siswa yang tidak serius dalam mengerjakan. Siswa tersebut memang telah mengerjakan langkah sampai pada karang, namun pada bagian atur dirinya belum menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini membuat tahapan langkah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) tidak maksimal dilakukan oleh siswa tersebut. Siswa yang duduk di pojok belakang adalah siswa yang melakukan hal tersebut, berbeda dengan siswa yang duduk di depan, yang ada dalam gambar tersebut. Siswa melakukan langkah keempat, yaitu hebat, setelah karangan dihasilkannya. Langkah hebat merupakan langkah melihat kembali karangan yang telah ditulis, membaca ulang keseluruhan secara cermat, dan memperbaiki apabila ada kesalahan-kesalahan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
3) Hasil Refleksi Setelah Pembelajaran Siklus 2 Pembelajaran pada siklus 2 merupakan upaya perbaikan dari pembelajaran yang telah berlangsung pada siklus 1. Pada siklus 2 ini, penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi berlangsung dengan lebih baik dibandingkan pembelajaran pada siklus 1. Pada siklus 2 ini, siswa dapat lebih tenang dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. Hal ini disebabkan siswa telah lebih memahami mengenai langkah-langkah dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan mengenai karangan argumentasi. Beberapa siswa mengaku dapat lebih lancar mengerjakan tugas yang diberikan karena tugas pada siklus 2 ini merupakan pengulangan dari tugas pada siklus 1. Namun, bagi beberapa siswa yang lain, pembelajaran pada siklus 2 ini diikuti dengan rasa bosan karena untuk kedua kalinya mereka dikenai teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Rasa bosan ini menjadikan siswa bermalas-malasan mengerjakan tugas. Topik karangan pada siklus 2 ini ditentukan oleh guru, sehingga pada pelaksanaannya manajemen waktu dapat diatur dengan baik dan siswa tidak kehabisan waktu karena harus memikirkan topik apa yang akan ditulis. Pada siklus 2 ini, pembagian lembar kerja siswa juga dilakukan secara berahap sesuai dengan langkah-langkah pada teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Hal ini menjadikan beberapa siswa mengaku seperti mendapat „kejutan‟ apa yang akan mereka dapatkan setelah langkah pertama, langkah kedua, dst. Hasil dari pembelajaran pada siklus 2 ini sama dengan siklus 1, yaitu karangan argumentasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
Karangan argumentasi yang dihasilkan oleh siswa dinilai oleh peneliti sesuai dengan aspek penilaian yang telah ditentukan. Pada siklus 2 ini terdapat 19 siswa yang tuntas dan ini berarti terjadi peningkatan sebanyak 1 orang siswa dari siklus 1. Peningkatan ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu siswa sudah lebih memahami mengenai karangan argumentasi, siswa lebih memahami aturan penggunaan bahasa dan ejaan dalam bahasa Indonesia, siswa menuliskan karangan dengan topik yang telah ditentukan oleh guru, dan siswa sudah lebih memahami langkah-langkah yang ada dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Peningkatan yang terjadi hanya sebanyak 1 orang karena beberapa siswa mengaku bosan diminta menulis karangan argumentasi. Penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yang dilakukan sebanyak dua kali juga membuat beberapa siswa merasa bosan. Secara umum pelaksanaan siklus 2 ini berlangsung dengan lancar, tertib, dan lebih baik. Namun, ini hanya untuk sebagian besar siswa karena sebagian kecil siswa masih ada yang kurang memahami dan ada yang merasa bosan. Dari hasil refleksi bersama dengan siswa yang diketahui dari kuesioner (penilaian), untuk topik yang dipilihkan, siswa mengaku merasa senang karena topik tersebut dekat dengan kehidupan mereka di sekolah dan mereka alami dengan sungguh-sungguh. Siswa menyukai teknik yang diterapkan oleh guru dan siswa memberikan saran agar pada pembelajaran bahasa Indonesia selanjutnya dibuat dengan teknik-teknik lain yang keratif dan menyenangkan. Berdasarkan hasil kuesioner, siswa mengaku dapat lebih bisa mengungkapkan gagasannya dengan lebih sistematis karena adanya teknik PAK
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
ini. Guru dan peneliti merasa lebih puas dari pelaksanaan siklus 2 ini. Meskipun peningkatan yang terjadi hanya minimal, 19 orang siswa telah mampu melewati batas KKM (75) dengan nilai yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan hasil pada prasiklus dan siklus 1.
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1.
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) Pada subbab ini dibahas peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan
argumentasi. Pembahasan hasil penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban permasalahan yang diangkat oleh peneliti, yaitu peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK pada siswa kelas XB SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013. Data tes menulis karangan argumentasi ini diambil dari nilai setiap aspek yang telah ditentukan dalam pedoman penilaian yang ditetapkan. Aspek-aspek yang akan dinilai pada hasil tes tertulis siswa yaitu isi karangan, organisasi karangan, tata bahasa, diksi atau pilihan kata, dan ejaan. Secara terperinci peningkatan kemampuan siswa pada setiap aspek penilaian dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 akan dijelaskan sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a.
133
Aspek Isi Karangan
15
16
Jumlah Siswa
14 11
12
9
10 8
6
6 4
Sangat Baik
7
Baik 55
5 5
5
Cukup
2
2
Kurang 00
00
Siklus 1
Siklus 2
0 Pra siklus
Sangat Kurang
Tahap Penelitian
Grafik 4.8 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga Siklus 2 untuk Aspek Isi Karangan
Data tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan siswa pada aspek isi karangan. Aspek isi karangan merupakan aspek dengan bobot tertinggi dalam pedoman penilaian yang ditetapkan karena dari aspek ini peneliti dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami mengenai menulis karangan argumentasi dengan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Kriteria penilaian pada komponen ini adalah (1) mampu menyebutkan fakta berkaitan dengan topik karangan (minimal tiga fakta). Karangan argumentasi menuntut hadirnya fakta-fakta atau bukti yang kuat sehingga tujuan untuk meyakinkan pembaca dapat tercapai; (2) isi karangan sangat meyakinkan pembaca, artinya tujuan dari karangan argumentasi adalah meyakinkan pembaca dan siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
melalui tes ini harus bisa membuat karangan yang benar-benar membuat pembaca yakin akan pendapat dari penulis; (3) isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud, artinya pada tes ini siswa diminta menulis karangan argumentasi, maka tulisan yang dihasilkan haruslah argumentasi. Penulis dapat juga mengaitkan dengan jenis karangan lain, namun dalam porsi yang tentunya berbeda; (4) antara judul dan isi karangan jelas atau sesuai, artinya ada hubungan antara judul dan ungkapanungkapan yang dituliskan penulis, sehingga pembaca dapat dengan jelas memahami isi tulisan tersebut dari awal hingga akhir. Data yang terdapat dalam grafik tersebut menunjukkan bahwa pada prasiklus, jumlah siswa yang mendapatkan skor dalam kategori sangat baik hanya 2 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 6 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 7 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 5 orang. Siswa yang mendapat skor yang termasuk dalam kategori sangat kurang baik sebanyak 5 orang. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek isi karangan, kemampuan siswa cukup baik namun masih kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan dalam karangan argumentasi yang disusun, siswa kurang bisa mengemukakan lebih banyak faktafakta yang mendukung gagasannya sehingga pembaca kurang dapat diyakinkan dengan karangan argumentasi yang dibacanya. Selain itu, karangan argumentasi yang dihasilkan dikatakan kurang baik karena masih belum terlihat ciri khas sebuah karangan argumentasi, kebanyakan karangan siswa justru menunjukkan ciri karangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
deskripsi dan persuasi, dan kurangnya kemenarikan hubungan antara judul dengan isi karangan. Faktor-faktor yang menyebabkan isi karangan siswa belum sesuai dengan harapan pada prasiklus adalah (1) siswa belum mengetahui teori-teori yang berkaitan dengan karangan argumentasi, (2) siswa belum mempersiapkan sumber yang dapat digunakan sebagai referensi untuk menuliskan sebuah karangan, (4) tingkat konsentrasi yang berhubungan dengan waktu dilaksanakannya tes prasiklus, yaitu jam terakhir (jam ke 7-8), dan (5) siswa tidak mempunyai gambaran pengertian dan berbagai teori mengenai karangan. Berikut disajikan salah satu karangan argumentasi siswa yang mendapat skor dalam katergori Sangat Baik. Dangdut (Data No. 20/I) Dangdut adalah sebuah musik melayu khas Indonesia. Dangdut digemari hampir seluruh rakyat Indonesia. Tua dan muda menyukainya. Musik ini tergolong sederhana dan berirama sederhana yang membuat orang bergoyang jika mendengarnya. Musik ini sering dibawakan dengan alat musik gitar, ketipung/gendang, dan kadang-kadang dengan piano/keyboard. Irama dari ketipung inilah yang menjadikan musik ini khas. Dengan seiring jaman berjalan, musik dangdut tergeser oleh musik-musik modern dan musik dari luar negri. Terutama musik K-POP dari Korea yang menjadi demam di kalangan remaja. Musik dangdut pun menjadi terpinggirkan. Hanya kalangan tertentu saja yang menyukai musik ini Musik dangdut adalah sejenis musik Melayu, tetapi sekarang musik dangdut sudah berbeda aliran dengan musik melayu. Musik dangdut berdiri sendiri dan mempunyai ciri khas sendiri, Terlebih di era modern ini dangdut juga dimodernisasi. Dangdut sudah memakai alat-alat musik yang modern. Tetapi, pada zaman digital ini musik dangdut sering dihubungkan dengan halhal yang negatif. Dangdut itu sering diiringi dengan goyangan. Apalagi penyanyi dangdut itu didominasi oleh kaum hawa atau kaum perempuan. Tentu semakin menguatkan bahwa penyanyi dangdut rela bergoyang dan memamerkan tubuhnya demi beberapa lembar rupiah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
Terlebih, muncul sebuah musik turunan dari musik dangdut. Yaitu Dangdut Koplo atau orang sering menyebutnya dengan Koplo saja. Koplo berarti memabukkan atau mempengaruhi orang dengan suatu hal. Hal ini sesuai karena Dangdut Koplo sering menarik dan mempengaruhi orang dengan suatu hal, yaitu penyanyinya yang juga didominasi kaum perempuan. Musik dangdut asli semakin tergusur dengan kehadiran musik dangdut koplo. Musik dangdut asli kalah esentrik dengan musik dangdut koplo, dalam hal ini, goyangan pada dangdut koplo lebih „hot‟ dari dangdut biasa. Para penyanyi dangdut koplo lebih sering bergoyang hot dan memamerkan tubuhnya, biasanya, penyanyi dangdut koplo berpakaian serba seksi dan menarik banyak penonton kaum adam. Dan penyanyi dangdut koplo bisa disawer untuk suatu adegan tertentu. Inilah yang membuat citra negatif dalam musik dangdut. Hal-hal yg negatif dan membuat citra musik dangdut menjadi negatif dan bahkan tercoreng adalah akibat dari perubahan zaman. Tinggal kita yang harus selektif dalam memilihnya. Karangan dengan data No. 20/I tersebut termasuk dalam kategori Sangat Baik jika dilihat dari keadaan umum siswa pada saat prasiklus. Dilihat dari aspek isi karangan, karangan tersebut sudah mampu menyebutkan fakta-fakta yang sederhana (ditandai dengan huruf bercetak tebal), yaitu keadaan dunia musik saat ini, kehadiran musik beraliran K-Pop yang menggeser musik dangdut, dan beberapa perbuahan pandangan masyarakat berkaitan dengan musik dangdut. Isi karangan yang ditulis dikatakan sudah bisa meyakinkan pembaca dengan bantuan adanya fakta-fakta yang mendukung. Topik yang dipilih oleh penulis merupakan topik yang sederhana dan diketahui oleh masyarakat secara umum dan hal ini turut serta memudahkan pembaca untuk dengan sendirinya melihat fakta-fakta yang ada, yang memang semuanya nyata. Data dengan No. 20/I ini merupakan karangan berjenis argumentasi yang hanya sedikit porsi kandungan jenis karangan yang lain. Judul yang dihadirkan terlampau singkat dan umum, sehingga karangan yang dihasilkan pun masih kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
mengandung hal-hal yang spesifik. Akan tetapi, dilihat dari hubungan judul dengan isi karangan, karangan ini sudah koheren dengan judul yang dihadirkan. Berikut adalah salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Sangat Kurang dilihat dari aspek isi karangannya. Curva Sud Milano (Data No. 13/I) Curva Sud Milano adalah salah satu pendukung yang sangat kreatif Disetiap pertandingan tim kebanggaannya (AC Milan) mereka selalu bisa membuat coreocoreo yang indah untuk memberi semangat pada tim kebanggaannya. Anak-anak Curva sud Milano selalu berusaha untuk tetap mendukung tim kebanggaannya walaupun pada saat ini mengalami keterpurukan di liga seri A dan kompetisi yang diikuti. Ciri khas/sesuatu yang ditunggu oleh curva sud Milano adalah saat tim AC Milan berlaga dan mereka bisa menunjukkan coreonya dan tidak ketinggalan pementasan/pemandangan flash yang selalu diperlihatkan saat tim kesayangannya berlaga. Mereka memiliki beberapa selogan yaitu diantaranya A.C.A.B (All Cops Are Bastard) mereka berselogan itu karena mereka sangat benci dengan polisi-polisi yang berusaha membubarkan kelompok mereka. Berdasarkan kondisi siswa secara umum pada prasiklus, data No. 13/I ini merupakan salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Sangat Kurang. Karangan tersebut bermaksud menyampaikan pendapat seperti pada kalimat yang dicetak tebal. Namun, karangan tersebut tidak menyebutkan adanya fakta yang mendukung dan dapat meyakinkan pembaca. Jenis karangan yang tampak dari karangan tersebut adalah karangan argumentasi, tetapi masih terlalu banyak didominasi oleh jenis karangan lain, yaitu karangan narasi. Apa yang terdapat dalam karangan No. 13/I ini hanya sedikit menunjukkan ciri-ciri karangan argumentasi, yaitu berkaitan dengan adanya pendapat. Antara judul dan isi karangan memang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
terdapat
koherensi,
namun
judul
yang
dituliskan
masih
kurang
138
spesifik
menggambarkan apa yang ada dalam karangan tersebut. Setelah tindakan pada siklus 1 dilaksanakan, jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik, yaitu dari 2 siswa menjadi 5 siswa. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 6 siswa pada prasiklus menjadi 15 siswa pada siklus 1. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik berkurang dari 7 orang pada prasiklus menjadi 5 orang pada siklus 1. Pada siklus 1 ini tidak ada lagi siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik, padahal pada prasiklus 5 siswa mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik. Dilihat dari kualitas isi karangan, karangan argumentasi yang ditulis siswa pada siklus 1 secara umum baik. Meskipun siswa baru mampu menyebutkan dua fakta yang sederhana dan berkaitan dengan topik karangannya, isi karangan sudah bisa meyakinkan pembacanya dan isi karangan sudah sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud yaitu karangan argumentasi. Siswa secara keseluruhan belum bisa dikatakan masuk dalam kategori sangat baik karena masih kurangnya fakta yang harus dipaparkan dan masih kurangnya kesesuaian judul dengan isi karangan yang ditulis. Faktor yang mempengaruhi adanya peningkatan kemampuan siswa adalah (1) siswa mulai mengetahui teori dan gambaran mengenai karangan argumentasi, (2) siswa sudah diberi contoh-contoh topik karangan argumentasi, (3) siswa dilibatkan secara aktif dalam aktivitas pembelajaran, (4) siswa menerapkan langkah-langkah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
yang bertahap ketika akan menuliskan karangan argumentasi. Berikut adalah salah satu siswa yang mendapat skor dalam kategori Sangat Baik pada aspek isi karangan. Sampah (Data No. 20/II) Sampah adalah salah satu masalah yg dihadapi Negara Indonesia. Sampah di Negara Indonesia sudah melampaui batas. Rata-rata setiap rumah tangga menghasilkan kurang lebih 4-5 kg. Bayangkan saja jika setiap rumah tangga atau setiap orang menghasilkan kurang lebih 4-5 kg sampah, coba kalikan dg 250 juta penduduk Indonesia. Sungguh masalah yg sangat besar. Apalagi ditambah dengan kurangnya rasa kebersihan di antara masyarakat, semakin menghambat pengurangan sampah di Indonesia. Terlebih lagi, masyarakat seakan tak peduli dg sampah, mereka hanya mengumpulkan di suatu tempat atau membuangnya ke sungai, itupun dapat menimbulkan bahaya yg lebih besar. Jika berbicara tentang sampah, orang bakal jijik atau bahkan menghindar. Mereka tdk tahu bahwa mereka pun menghasilkan sampah. Sampah adalah sisa atau hasil dari kegiatan manusia. Sampah terbagi menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari dedaunan, sisa makanan, dan dapat terurai dgn mudah. Sebaliknya, sampah anorganik tidak berasal dari tumbuhan dan sisa makanan, dan sampah organik tidak dapat diurai oleh tanah. Sampah organik tidak banyak menimbulkan masalah. Tetapi yg namanya sampah tetap menimbulkan masalah, entah itu organik maupun anorganik. Di balik semua akibat yang ditimbulkan, sebenarnya masih ada secercah manfaat yang bisa didapat, antara lain dapat menjadi sumber penghasilan bagi beberapa orang, yaitu pengusaha rongsokan, pemulung, dll. Dari semua akibat dari sampah tersebut, terselip cara untuk mengatasinya, yaitu dengan 3R. 3R merupakan reduce, yaitu mengurangi sampah; reuse atau menggunakan kembali; dan recycle atau istilah lainnya mendaur ulang. Dari 3R tersebut dapat membantu pemerintah dalam upaya mengurangi sampah dan mendapat penghasilan tambahan. Jadi, dibalik semua akibat yang ditimbulkan, sampah masih ada manfaat dan cara menanggulanginya. Berdasarkan hasil analisis salah satu karangan argumentasi tersebut, siswa mendapat skor 5, yaitu skor yang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori Sangat Baik adalah siswa yang mampu menyebutkan fakta berkaitan dengan topik karangan (minimal 3 fakta), isi karangan sangat meyakinkan pembaca, isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
antara judul dengan isi karangan jelas atau sesuai. Fakta yang dipaparkan dalam karangan
argumentasi
tersebut
dipaparkan
secara berkaitan dalam bagian
pendahuluan, isi, dan penutup. Fakta mengenai kapasitas sampah yang dihasilkan setiap keluarga, jenis sampah, akibat atau hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan sampah, memperkuat argumen siswa sehingga dapat lebih meyakinkan pembaca. Jenis karangan argumentasi dapat diidentifikasi melalui ciri khas karangan argumentasi, yaitu penyampaian gagasan yang diikuti paparan fakta-fakta yang mendukung. Antara judul dan isi karangan jelas atau sesuai, artinya ada hubungan antara judul dan ungkapan-ungkapan yang dituliskan penulis, yaitu perihal sampah yang menimbulkan masalah tetapi juga memberikan manfaat apabila masyarakat mengetahui cara pengelolaan sampah dengan baik. Adanya keterkaitan antara judul dan isi karangan menjadikan pembaca lebih jelas dalam memahami isi tulisan dari awal hingga akhir. Berikut adalah salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Cukup Baik dilihat dari aspek isi karangan. Tanaman (Data No. 02/II) Tanaman di indonesia sangat banyak sekali dan banyak juga ragam jenis tanaman langka di indonesia. indonesia memang negara yang kaya dengan hayatinya. tanaman merupakan mahluk hidup yang tidak dapat bergerak. ada beberapa jenis tanaman seperti tanaman obat dan tanaman hias. contoh tanaman obat yang ada di indonesia ialah jahe, jahe bermanfaat untuk menghangatkan tubuh dan mencegah masuk angin, lidah buaya berfungsi untuk memberi nutrisi pada rambut Selain tanaman obat ada juga tanaman Hias. seperti bunga mawar, bunga kamboja, tanaman hias dapat untuk menghiasi Halaman rumah kita, sedang kan tanaman obat dapat dijadikan apotik hidup. Jadi kesimpulannya indonesia kaya dgn hayatinya dan banyak kegunaan dari tanaman2 tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
Karangan No. 02/II tersebut mendapat skor dalam kategori Cukup dari aspek isi karangan pada pelaksanaan siklus 1. Dalam menulis karangan tersebut, siswa sudah berusaha menghadirkan satu fakta yang mendukung kebenaran karangan, yaitu berkaitan dengan jenis dan manfaat tanaman. Karangan tersebut hanya terbilang Cukup karena tidak jelas apa dan bagian mana pendapat yang ingin disampaikan kepada pembaca. Karangan yang sangat sederhana tersebut hanya menjelaskan mengenai tanaman yang beraneka ragam di Indonesia sehingga masih sangat kurang untuk meyakinkan pembaca dan apa yang ingin diyakinkannya pun tidak jelas. Isi karangan bisa dikatakan sudah berjenis argumentasi namun belum begitu jelas dan masih ambigu bagi pembacanya. Judul yang dituliskan siswa masih umum, sama seperti yang lain, dan kurang bisa fokus pada spesifikasi isi karangan yang ditulisnya. Setelah tindakan pada siklus 2 dilaksanakan, jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik sebanyak 9 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik adalah 11 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 5 orang. Tidak ada siswa yang mendapat skor kurang baik dan sangat kurang baik. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan yang cukup signifikan dengan data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus 1. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik dari 5 orang siswa pada siklus 1 menjadi 9 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik menurun dari 15 orang menjadi 11 orang siswa. Tidak terjadi peningkatan jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik, yaitu 5 orang siswa. Pada siklus 2 ini tidak ada siswa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik, sama seperti pada saat siklus 1. Kemampuan menulis karangan argumentasi siswa dilihat dari aspek isi karangannya mengalami peningkatan untuk jumlah yang mendapat skor kategori sangat baik. Siswa mampu menulis karangan dengan menghadirkan adanya fakta yang mendukung dan berusaha meyakinkan pembaca. Faktor yang menyebabkan adanya peningkatan yang signifikan pada siklus 2 adalah (1) materi yang sudah diulang menjadikan siswa semakin paham dan ingat, (2) perubahan pada strategi dalam mengerjakan langkah-langkah teknik PAK akibat adanya refleksi dari guru dan peneliti, (3) penentuan topik yang menjadikan siswa tidak merasa bingung mengenai topik yang akan dituliskannya. Berikut salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Sangat Baik dilihat dari aspek isi karangan pada siklus 2. Pentingnya Ekskul Dalam Pergaulan Remaja di SMA PL Sedayu (Data No.15/III) Ekstra Sekolah atau biasa disingkat “Ekskul”merupakan ekstrakurikuler yang berkegiatan di sekolah. Atau ekstra yang berdiri di bawah lindungan sekolah. Tujuan dari ekskul salah satunya mengembangkan kepribadian para remaja, yaitu keaktifan siswa dan kemandirian, juga sikap kepemimpinan seorang remaja. Manfaatnya dapat kita temukan dan sangat banyak. Contohnya, menjadikan siswa lebih percaya diri dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Melalui ekskul, siswa dapat meraih prestasi tanpa batas. Mengurangi kegiatan luar sekolah, misalnya bermain PS atau bermain bersama teman. Macam-macam ekskul di SMA Pangudi Luhur Sedayu dapat dibilang cukup banyak. Beberapa ekskul dahulu didirikan oleh kelompok siswa dengan persetujuan kepala sekolah. Contoh ekskul di SMA Pangudi Luhur Sedayu antara lain: PA, TONTI, PMR. Ketiga ekskul itu wajib diikuti oleh siswa. Ekstra sekolah yang tidak wajib adalah tari, Louis Voice (Paduan Suara), cheers, futsal, basket, jurnalistik, perfilm-an, English club, TIK, karawitan (tari modern). Jenis ekskul di SMA Pangudi Luhur Sedayu ini bukan hanya sekedar ekskul saja, namun dengan adanya ekskul tersebut dapat mengangkat nama baik sekolah ke dunia luar. Salah satu dampak positifnya adalah mengangkat nama baik sekolah dengan prestasi-prestasi yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
diraih, mengembangkan potensi siswa, menjadikan kepribadian siswa yang positif. Contoh kegiatan TONTI dapat menjadikan siswa yang bertanggung jawab, tertib, disiplin, menanamkan rasa kekeluargaan yang besar. Di kalangan siswa, mengikuti ekskul bukanlah hal mudah. Banyak hal yang harus mereka selesaikan. Dalam berbagi waktu, mengingat kembali akan penting utama bersekolah. Bagi mereka, siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu, yang mengikuti ekskul, mereka merasa bangga akan dirinya sendiri, akan segala hasil kerja yang mereka kerjakan, tanpa membebani tujuan utama mereka berekolah. Namun, banyak juga hal atau dampak negatif yang harus lebih diperhatikan oleh para siswa dalam mengikuti ekskul. Bukan hanya kesulitan dalam berbagi waktu, namun juga konsentrasinya dalam belajar, juga kesehatan yang utama harus dibaca. Ada seorang siswa yang aktif dalam mengikuti salah satu ekskul, ia mengikuti kegiatan OSIS dan yang terjadi nilainya malah turun drastis. Inilah dampak negatif yang harusnya dihindari. Dampak negatif tersebut menarik perhatian orang tua. Banyak tanggapantanggapan atau pendapat orang tua yang bertentangan dengan pendapat masing-masing anaknya. Ada siswa yang mengikuti banyak ekskul, biasanya dua. Hal tersebut memungkinkan komunikasi siswa dengan orang tua terganggu. Pendapat orang tua salah satunya tidak ingin anaknya terlalu lelah dan memungkinkan jatuh sakit. Ada yang bilang ekskul itu tidak penting, ada yang mengemukakan pendapat bahwa ekskul hanya membuang-buang uang. Berbeda jauh dengan orang tua yang memperhatikan dan melihat keseimbangan dampak positif dan negatif. Namun kebanyakan siswa di SMA Pangudi Luhur Sedayu, dampak positiflah yang sering terjadi. Banyak orang tua yang mendukung akan adanya ekskul. Sebab dengan ekskul mereka, para orang tua dapat melihajt perkembangan kepribadian anaknya menjadi lebih baik. Setuju atau tidaknya suatu ekskul adalah merupakan tanggapan yang terjawab oleh diri kita sendiri. Namun, asalakan tidak melenceng dari tujuan utama, yaitu memberntuk karakter dan mengembangkan potensi siswa, kita tidak akan merasa terbebani. Sebaliknya, kita akan berbangga akan segala prestasi yang dicapai. Kita dapat melihat ekskul di SMA Pangudi Luhur Sedayu yang banyak meraih kejuaraan, salah satunya cheers dan PMR yang tergabung dalam PMI. Hal tersebut dapat kita kembangkan agar kita mempunyai pengalaman mental yang cukup sebelum kita masuk dunia kerja, karena ekskul sangatlah penting untuk merubah karakter siswa dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Kesimpulan yang dapat kita ambil, ekskul dapat membuat diri kita lebih menemukan diri kita, mengurangi pergaulan negatif, menghindari segala maraknya pergaulan remaja zaman sekarang, dan berkarakter positif. Namun, kita juga harus memperhatikan dampak negatif yang belum terpikirkan dan memungkinkan terjadi. Dengan ekskul yang ada di SMA Pangudi Luhur Sedayu, kita dapat meniru dampak positifnya, yaitu meraih prestasi gemilang. Dan tidak lupa akan tanggung jawabnya belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
Karangan di atas mendapat skor dalam kategori Sangat Baik telah mampu menghadirkan sedikitnya tiga fakta berkaitan dengan ekstrakurikuler yang ada di SMA Pangudi Luhur Sedayu. Siswa menyebutkan jenis-jenis ekstrakurikuler yang ada dan menyampaikan dampak positif dan negatif ekstrakurikuler bagi siswa. Dampak-dampak tersebut dihubungkan pula dengan prestasi-prestasi yang selama ini diraih oleh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tertentu. Secara keseluruhan, penulis telah menuliskan gagasan-gagasannya dengan berani dan berusaha menghubungkannya dengan hal lain yang terkait. Dalam karangan ini, penulis ingin mengungkapkan pendapatnya bahwa kita bisa mendapatkan banyak manfaat dengan mengikuti ekstrakurikuler pada era pergaulan modern ini. Karangan ini telah menunjukkan jenis karangan yang dimaksud, yaitu karangan argumentasi dengan sedikit disisipi kalimat persuasi. Judul yang dipilih siswa merupakan pengembangan dari topik karangan yang diberikan oleh guru dan judul tersebut disesuaikan dengan isi karangan yang ada. Di bawah ini merupakan salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Cukup Baik pada aspek isi karangan di siklus 2. Ekstrakurikuler Dalam Pengembangan Kepribadian Siswa SMA PL Sedayu (Data No. 17/III) Kalian tau tentang “EKSTRAKURIKULER”? Ekstrakurikuler adalah sebuah kegiatan di sekolah agar talenta kita bisa berkembang. Dan agar kita bisa tau bakat kita dengan mengikuti talenta itu bisa berkembang. Ekstrakurikuler, dalam diri kita punya talenta sendiri-sendiri. Ekstrakurikuler di sekolah dapat mendidik kita dalam berbagai hal. Apalagi kalau kita mengikuti lomba-lomba yang diadakan di luar sekolah. Manfaat yang kita ambil dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, kita bisa mendapat prestasi tinggi atau nilai positif dalam mengikuti lomba yang diadakan di luar sekolah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
Cara mengolah ekstrakurikuler di sekolah kita. Dengan cara diri kita sendiri dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan disiplin, latihan yang serius, dan pasti itu sangat berhasil. Dan kegiatan ekstrakurikuler itu berjalan harus ada pengikutnya. Tetapi pengikutnya juga ikut berpartisipasi. Dan juga bersemangat dalam mengikuti ekstrakurikuler yg diikuti. Akibatnya mengikuti ekstrakurikuler dapat membuat nilai positif kita bertambah. Keberhasilan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat kita peroleh dari mengikuti lomba-lomba. Dan menang lalu dapat piagam dan piala.
Berdasarkan analisis pada aspek isi karangan, karangan dengan No. 17/III di atas mendapat skor dalam kategori Cukup pada siklus 2.
Karangan tersebut
menghadirkan kalimat-kalimat yang berbicara seputar ekstrakurikuler di SMA Pangudi Luhur Sedayu. Fakta yang berkaitan dengan topik karangan hanya disampaikan sekilas yang termuat dalam dampak positif mengikuti ekstrakurikuler. Karangan ini kurang dapat meyakinkan pembaca karena kalimat yang dituliskan tidak lengkap dan rancu. Hadirnya argumen dalam karangan ini menjadikan karangan ini dapat disebut sebagai karangan argumentasi, namun bisa dikatakan tidak sempurna. Antara judul dan isi karangan memang berkaitan, tetapi isi yang dituliskan kurang menunjuk pada kata pengembangan kepribadian yang ada pada judul karangan. Judul yang dituliskan oleh penulis sama dengan topik yang diberikan oleh guru, sehingga tampak bahwa siswa masih kurang kreatif dalam mencari judul yang berbeda dengan topik karangan, tetapi masih terkait dengan isi karangan. Isi karangan ini sangat singkat dan penulis berusaha menghadirkan dalam potongan-potongan kalimat yang tidak sempurna untuk menjadikan sebuah paragraf.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
b. Aspek Organisasi Karangan
16
15
14 Jumlah Siswa
12 10
10
Sangat Baik
888
8
7
Baik
6
6
Cukup
4
4
3
3
Kurang
2
2
Sangat Kurang
1 0
00
Siklus 1
Siklus 2
0 Pra siklus
Tahap Penelitian
Grafik 4.9 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga Siklus 2 untuk Aspek Organisasi Karangan
Data tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan siswa pada aspek organisasi karangan. Kriteria penilaian untuk aspek ini adalah (1) struktur karangan benar, artinya karangan argumentasi yang dituliskan oleh siswa adalah karangan dengan struktur pendahuluan, isi, penutup. Pendahuluan berisi hal-hal yang menarik untuk mengetahui gambaran awal topik karangan, isi berisi fakta-fakta yang mendukung argumen yang disampaikan, dan penutup berisi kesimpulan, (2) antarparagraf koheren, yaitu antara paragraf pertama dan paragraf selanjutnya mempunyai hubungan atau keterkaitan, (3) satu paragraf terdiri satu gagasan utama, artinya dalam karangan argumentasi tersebut, satu paragraf berisi satu ide pokok yang tertuang dalam satu kalimat utama dan diikuti beberapa kalimat penjelas, (4) satu paragraf
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
minimal terdiri dari tiga kalimat, artinya sesuai dengan kaidah yang berlaku, paragraf yang baik dan efektif adalah paragraf yang minimal terdiri dari tiga kalimat yang berkaitan. Ketika prasiklus dilakukan, pada aspek organisasi karangan, siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik sebanyak 2 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 4 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 6 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 10 orang, dan siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik sebanyak 3 orang. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam sebagian besar siswa masih kesulitan dalam mengorganisasikan sebuah karangan. Siswa terkesan belum bisa membuat karangan argumentasi dengan urutan atau struktur karangan yang benar (pendahuluan, isi, penutup), satu paragraf terdiri dari dua sampai tiga gagasan, dan satu paragraf hanya terdiri dari satu buah kalimat. Hal ini menyebabkan karangan mempunyai makna yang ambigu dan kurang terlihat adanya hubungan atau keterkaitan antar tiap-tiap kalimat ataupun paragraf. Faktorfaktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah (1) siswa belum mengetahui cara pengorganisasian karangan argumentasi, (2) siswa sama sekali belum paham bagaimana sistematika penyusunan karangan argumentasi, dan (3) siswa belum mengetahui kaidah atau aturan kalimat dalam paragraf dan paragraf dalam sebuah karangan. Berikut adalah salah satu karangan yang mendapat skor 5 yang termasuk dalam kategori Sangat Baik dari aspek organisasi karangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
Dampak Positif dan Dampak Negatif Internet Bagi Pelajar di Indonesia (Data No. 15/I) Internet merupakan salah satu media masa yang sering kita jumpai dan banyak digunakan oleh banyak masyarakat terutama di Indonesia. Mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa. Dengan internet, kita dapat mengakses berbagai macam informasi yang kita perlukan dari dalam negeri hingga luar negeri. Kemajuan teknologi ini sangat berperan, salah satunya bagi para pelajar. Disamping itu, internet mempunyai dampak-dampak yang harus diperhatikan secara mendalam oleh para pelajar di Indonesia. Dampak positifnya, kita dapat mudah mengakses informasi yang lebih jelas dan berbagai macam informasi sangat cepat untuk diperoleh. Selain itu dapat membantu pelajar dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Bukan hanya pelajar, namun dapat dirasakan bagi guru. Internet mempermudah pelajar untuk menerima pelajaran dari guru secara lebih maksimal. Hal tersebut sangat banyak terjadi. Namun, internet juga berdampak negatif bagi pelajar, seperti munculnya kasus penculikan melalui media atau dunia maya, kasus hamil diluar nikah. Kurangnya waktu belajar, karena sibuk di internet untuk mengakses hal-hal yang senonoh seperti pornografi. Dampak negatif tersebut sekarang ini banyak terjadi di lingkungan para pelajar dan sekitar. Apalagi sampai dengan terjadinya tawuran. Hal-hal tersebut dapat kita cegah dengan perilaku dari kita sendiri. Contohnya dengan membagi waktu, menggunakan internet dengan bijaksana dan mempunyai sikap tanggung jawab. Dampak positif yang dikembangkan dan dilestarikan daripada dampak negatif. Karena hal itu dapat merusak citra para pelajar, terutama di Indonesia yang bernegara hukum dan mempunyai norma yang harus kita patuhi. Sikap bijaksana dan bertanggung jawab untuk menggunakan internet. Berdasarkan situasi siswa secara umum pada saat prasiklus, karangan dengan No. 15/I di atas mendapat skor 5, yang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Dibandingkan dengan karangan lain, karangan ini merupakan karangan yang paling baik dari aspek organisasi karangan. Peneliti tidak mempermasalahkan kembali mengenai fakta yang ada dalam karangan, tetapi peneliti melihat kebenaran struktur karangan ini. Struktur karangan ini cukup benar, mulai dari pendahuluan, isi, dan penutup. Antarparagraf dalam karangan sudah mempunyai hubungan yang koheren tetapi itu dikarenakan percampuran ide-ide dalam satu paragraf ke beberapa paragraf.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
Satu paragraf memang terdiri dari paling sedikit tiga kalimat, tetapi dalam karangan ini masih ada pemborosan kalimat. Artinya, kalimat-kalimat tersebut sebenarnya bisa dijadikan satu kalimat yang lengkap karena ide pokok dari kalimat-kalimat tersebut sama. Masing-masing paragraf dalam kalimat tersebut mempunyai satu gagasan utama, paragraf pertama mengenai internet masa kini, paragraf kedua mengenai dampak internet, dan paragraf ketiga mengenai cara pencegahan menuju hal-hal negatif. Di bawah ini salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Sangat Kurang, yang dapat digunakan sebagai pembanding dengan karangan di atasnya. Perekonomian (Data No. 17/I) Akibat perkembangan perekonomian dan pertambahan jumlah penduduk, konsumsi di dalam negeri juga meningkat. Kebutuhan gas di pulau jawa pada tahun 2002 sebanyak 943 juta kaki kubik per hari. Tahun 2005, meningkat menjadi 1,136 MMCFD. Pada tahun 2010, kebutuhan gas di pulau jawa diperkirakan 2,525 MMCFD dan tahun 2015, sebanyak 3,441 MMCFD. Apabila dibandingkan dengan karangan sebelumnya, karangan ini pantas untuk mendapat skor 1 yang termasuk dalam kategori Sangat Kurang. Tulisan dengan data No. 27/I tersebut tidak menunjukkan bahwa itu adalah sebuah karangan argumentasi dengan struktur karangan yang tepat. Karangan tersebut hanya terdiri dari dua paragraf dan paragraf pertama hanya terdiri dari satu kalimat. Pada paragraf kedua, siswa telah menuliskan sedikitnya tiga kalimat yang saling berkaitan dan mempunyai satu gagasan utama, yaitu jumlah kebutuhan gas di pulau Jawa. Bagian pendahuluan, isi, dan penutup dalam tulisan ini kurang jelas dan kurang memunculkan ciri khas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
karangan argumentasi. Kekurangan yang ada dalam karangan ini menjadikan paragraf-paragraf tersebut tidak dapat dimaknai secara jelas. Setelah tindakan pada siklus 1 dilakukan, pada prasiklus, siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik sebanyak 2 orang dan pada siklus 1 turun menjadi 1 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 4 orang menjadi 8 orang. Peningkatan juga terjadi pada siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik, yaitu dari 6 orang menjadi 8 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik berkurang dari 10 orang menjadi 8 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik pada prasiklus sebanyak 3 orang, sedangkan pada saat siklus 1 berlangsung sudah tidak ada lagi atau tidak ada siswa yang masuk dalam kategori sangat kurang baik. Berdasarkan data peningkatan tersebut, dapat diketahui bahwa pada siklus 1 ini struktur karangan yang dituliskan sudah tepat meliputi pendahuluan, isi, penutup. Setiap kalimat maupun paragraf yang dituliskan dalam karangan telah mempunyai hubungan yang koheren satu sama lain, tetapi dalam kaidah penulisan karangan masih ada hal-hal yang belum terpenuhi, yaitu adanya dua sampai tiga gagasan utama dalam satu paragraf dan satu paragraf hanya terdiri dari dua atau satu kalimat. Faktor-faktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah (1) siswa belum mengetahui cara pengorganisasian karangan argumentasi, (2) siswa belum mengetahui kaidah atau aturan kalimat dalam paragraf dan paragraf dalam sebuah karangan. Berikut adalah karangan argumentasi seorang siswa yang mendapat skor dalam kategori Sangat Baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
Minuman Beralkohol (Data No. 23/II) Minuman beralkohol… Banyak orang yang menganggap bahwa minuman beralkohol adalah minuman yang dapat membuat orang jatuh ke dalam dosa. Kebanyakan juga menganggap bahwa minuman beralkohol bisa membuat seseorang dicap sebagai perilaku yang buruk. Minuman beralkohol adalah minuman yang memilik komposisi alkohol. Terkadang alkohol hanya sebagai pelengkap rasa saja, tapi kemudian alkohol berkembang sebagai komposisi yang dapat membuat kesadaran seseorang berkurang. Jenis-jenis alkohol dapat dilihat dari seberapa banyak menggunakannya, seperti: 25% alkohol, 45% alkohol, dan masih banyak lagi. Banyak pengaruh yang bisa didapatkan dari minuman ini, contoh pengaruh positif yang bisa kita ambil adalah: minuman beralkohol terkadang bisa menenangkan seseorang yang sedang stress karena kesehariannya, dan tentu saja dengan menggunakan dosis yang seperti biasa. Pengaruh negatifnya seperti: minuman beralkohol bisa membuat orang kehilangan kesadaran dan kontrol emosinya, sehingga menimbulkan kecelakaan seperti perkelahian dan kecelakaan saat mengendara. Minuman beralkohol memiliki wilayah persebaran yang sangat luas. Mengapa wilayah persebaran minuman beralkohol ini sangat luas adalah karena banyak yang mengimpor dan mengekspor minuman ini secara legal dan illegal. Banyak para pelajar zaman sekarang yang menyalahgunakan minuman alkohol dengan alasan hanya untuk mengikuti tren pelajar masa kini. “Hura-hura”, itulah salah satu kegiatan tren para pelajar masa kini. Cara penanggulangannya bisa dilakukan oleh pihak hokum, keluarga, dan cara berlaku atau bergaul seseorang. Sebagai pihak hokum, mereka memiliki kewajiban dan hak untuk member sanksi kepada seseorang yg sudah menyalahgunakan minum beralkohol. Keluarga sebagai tempat utama pembentuk kepribadian dan perilaku sesorang harus bisa membimbing dan mendidik seseorang dengan harus bisa membimbing dan mendidik seseorang dengan baik agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang berujung penyesalan. Dan cara berlaku atau bergaul kita harus stabil dan menaati pengaturan yang ada. Dari penggambaran ini, kita dapat menyimpulkan bahwa minuman beralkohol saat ini sangat menyesatkan para pelajar zaman sekarang. Oleh karena itu, peran keluarga, pihak hokum, masyarakat, dan cara bergaul kita sangatlah berguna untuk kehidupan kita yang lebih baik. Demikian ringkasan yang telah saya buat berdasarkan fakta yang ada di sekitar kita. Semoga unformasildn perasaan was-was kita. Karangan argumentasi tersebut mendapat skor 5, yaitu skor tertinggi yang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Skor 5 diperoleh karena struktur karangan benar, antarparagraf koheren, satu paragraf terdiri dari satu gagasan utama, dan satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
paragraf minimal terdiri dari tiga kalimat. Struktur karangan benar, artinya karangan argumentasi yang dituliskan adalah karangan dengan struktur pendahuluan, isi, dan penutup. Antarparagraf koheren, yaitu antara paragraf pertama dan paragraf selanjutnya mempunyai hubungan dan keterkaitan. Satu paragraf terdiri dari satu gagasan utama, artinya dalam karangan argumentasi tersebut, satu paragraf berisi satu ide pokok. Satu paragraf terdiri dari tiga kalimat yang berkaitan dan sesuai dengan kaidah. Karangan argumentasi di atas menunjukkan kekurangan pada hal-hal yang berhubungan dengan kaidah kebahasaan, tetapi tidak cukup banyak. Berikut adalah salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Kurang Baik dari aspek organisasi karangan. Internet dan Penggunaannya (Data No. 05/II) Di jaman yang semakin moderen ini, tentu kita pernah mendengar kata internet. Internet merupakan alat Informasi yang dapat kita gunakan untuk mencari sesuatu dengan mudah, tetapi di samping itu Internet juga dapat dimanfaatkan antara lain; kita dapat menambah wawasan dari internet, untuk media pembelajaran. tetapi selain itu Internet juga seringkali di salahgunakan. untuk membuka situssitus porno yang ada di Internet. orang tua sangat dibutuhkan dalam hal ini karena peran orang tua sangat penting. kesimpulan yang dapat kita ambil yaitu Internet dapat menambah wawasan bagi kita jika kita dapat menggunakan dengan baik. Karangan di atas mendapat skor 2 yang termasuk dalam kategori Kurang Baik. Dibandingkan dengan karangan yang dihasilkan pada prasiklus, karangan ini mengalami peningkatan meskipun hanya sedikit. Pada siklus 1 ini, karangan dengan No. 05/II mendapat skor 2 karena struktur karangan (pendahuluan, isi, penutup) kurang berurutan dan antarparagraf kurang mempunyai hubungan yang koheren. Satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
paragraf dalam karangan ini ada yang terdiri dari dua bahkan satu kalimat dan dalam karangan ini gagasan utama dalam satu paragraf kurang dapat terlihat jelas. Paragraf kedua, ketiga, dan keempat merupakan kalimat-kalimat yang tidak dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf. Dari segi penulisannya pun sudah menyalahi kaidah yang ada. Setelah siklus 2 dilaksanakan, jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik mengalami peningkatan dari 1 orang siswa pada saat siklus 1 menjadi 3 orang siswa pada saat siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 8 orang siswa pada siklus 1 menjadi 15 orang siswa pada saat siklus 2. Pada siklus 2 ini terjadi penurunan siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik, yaitu dari 8 siswa menjadi 7 orang siswa. Pada saat siklus 1, siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 8 orang, sedangkan pada siklus 2 ini sudah tidak terdapat lagi siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa dilihat dari aspek organisasi karangannya, siswa sudah bisa menulis karangan argumentasi dengan struktur karangan yang tepat, tiap paragraf mempunyai hubungan yang koheren, dan hanya sedikit kesalahan mengenai jumlah minimal kalimat tiap paragraf dan lain-lain. Faktor yang menyebabkan peningkatan yang cukup signifikan ini adalah siswa mulai memahami mengenai struktur organisasi karangan argumentasi dan memahami mengenai aturan kalimat dalam paragraf serta paragraf dalam karangan. Selain itu, pada siklus 2 ini sistematika penyusunan karangan argumentasi telah diketahui dengan pasti oleh siswa, mulai dari paragraf pendahuluan yang berisi pengantar untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
menarik pembaca, paragraf isi yang berisi gagasan dan fakta-fakta yang mendukung, dan paragraf penutup yang berisi kesimpulan serta penegasan gagasan dari penulis. Pada siklus 2 guru menentukan topik karangan yang harus ditulis oleh siswa dan dalam langkah pembelajarannya guru lebih memperjelas lagi dengan pengerjaan yang serentak. Berikut adalah salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Sangat Baik pada aspek organisasi karangan di siklus 2. Pentingkah Ekstrakurikuler dalam Pengembangan Kepribadian Siswa? (Data No. 19/III) Ekstrakurikuler, sebuah kata yang tak asing lagi di kalangan sekolah. Esktrakurikuler merupakan suatu kegiatan tambahan bagi siswa di luar jam pelajaran. Misalnya setelah pulang sekolah maupun pada sore hari, tergantung dari jenis ekskulnya. Adapun tujuan ekstrakurikuler, yaitu untuk mengembangkan kepribadian siswa. Misalnya dalam sebuah ekstrakurikuler tonti, bisa membuat siswa lebih berani dan tegas dalam hal apapun. Ekskul sangat bermanfaat bagi siswa, misalnya lebih terampil, bisa menambah wawasan, menjadi pribadi yang mandiri, tegas, berani, dan masih banyak lagi. Ekskul sangat penting bagi siswa. Dengan adanya ekskul, siswa menjadi lebih tau hal lain selain pelajaran. Hal itu telah dibuktikan di beberapa sekolah yang terdapat ekskul. Contoh ekskul di SMA Pangudi Luhur Sedayu yaitu Pecinta Alam (PA), Palang Merah Remaja (PMR), Tonti, Karawitan, LV, Tari, Basket, Futsal, Perfilman, Dance, Jurnalistik, Cheers, English Club, dan TIK. Lewat ekskul kita bisa menjadi lebih berbakat. Beberapa ekskul tersebut memang diminati siswa. Di samping itu, ekskul juga melatih siswa untuk mandiri mendapatkan uang. Misalnya ekskul jurnalistik, siswa bisa menjadi lebih terampil dalam hal tulis-menulis. Jika siswa berlatih menulis dan mencoba untuk memasukkan ke majalah bisa mendapatkan uang. Selain itu, ada ekskul yang membuat siswa mencintai dan melestarikan budaya jawa. Mungkin tadinya tidak begitu mencintai budaya, tetapi setelah mengikuti ekskul tersebut akan lebih mencintai budaya Jawa. Suasana ekskul sendiri cukup mengasyikkan. Misalnya ekskul PMR di SMA Pangudi Luhur Sedayu kadang cukup tegang, tetapi juga asyik. Suasana ekskul di SMA Pangudi Luhur Sedayu ini memang beraneka ragam, tergantung kegiatannya. Ekstrakurikuler sangat berpengaruh bagi siswa. Beberapa dampak positifnya yaitu menjadikan siswa lebih berbakat, memiliki jiwa yang tangguh, memiliki pribadi yang baik, dan menjadikan siswa lebih mandiri. Mengingat kondisi sekarang yang serba modern serta canggih, siswa biasanya lebih menghabiskan waktu untuk bermain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
menggunakan teknologi canggih. Daripada bermain lebih baik mengikuti ekskul yang bisa bermanfaat bagi siswa. Hal itu telah dibuktikan oleh siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu. Siswa menjadi pintar membagi waktu. Selain itu, ekskul juga berdampak negatif bagi siswa yaitu mengurangi jam belajar dan tidur, menambah capek, dll. Dari beberapa hal di atas, dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler sangat penting untuk mengembangkan kepribadian siswa. Karangan di atas mendapat skor 5 untuk aspek organisasi karangan. Skor ini termasuk dalam kategori Sangat Baik. Karangan dengan No. 19/III ini menghadirkan sebuah karangan yang dituliskan sesuai dengan sistematika penyajian karangan argumentasi yang tepat. Bagian pendahuluan, isi, dan penutup terlihat jelas pada karangan ini. Antarparagraf mempunyai hubungan yang koheren dan satu paragraf hanya terdiri dari satu gagasan utama sehingga pembaca dapat dengan mudah menangkap maksud penulis. Kalimat-kalimat yang ada dalam karangan di atas telah sesuai dengan aturan yang berlaku dan telah lebih baik daripada hasil pada siklus 1. Pada karangan No. 19/III ini, satu paragraf terdiri sedikitnya tiga kalimat. Penulis telah berani mengembangkan kalimat-kalimat dalam masing-masing paragraf menjadi kalimat yang lengkap dan mempunyai inti kalimat. Berbeda dengan karangan No. 19/III, di bawah ini disajikan salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Cukup pada aspek organisasi karangan. Pentingnya Pendidikan Seks Bagi Siswa di SMA Paluse (Data No. 09/III) Di era zaman sekarang ini, sangatlah penting tentang “Pendidikan Seks”, dimengerti oleh banyak orang, terutama generasi muda. Agar tidak menyebabkan hal yang tidak diinginkan, proses penyuluhan di berbagai tempat, sampai ke sekolahsekolah, wajib dilakukan. Harapannya, agar siswa-siswa mengerti dampak positif dan negatifnya tentang seks. Kegunaan pendidikan seks bagi siswa yakni, untuk menambah wawasan dan membuat siswa mempunyai pola pikir yang benar. Dengan memiliki dan mempelajari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
pendidikan seks, siswa tidak berbuat selewengan dan seenaknya. Siswa pun diharapkan untuk mengerti dari kegiatan kegunaan pendidikan seks. Akibat dari kesalahan pola pikir siswa terhadap Pedidikan Seks muncul sendirinya dari siswa itu sendiri. Akibat kecilnya seperti siswa yang salah menggunakan media internet untuk mencari informasi dan video-video porno. Akibat besarnya, sampai terjadi aborsi dan yang pasti merusak moral bangsa. Kesimpulan, Pendidikan Seks itu sangat dibutuhkan untuk orang-orang agar mereka mendapatkan pemikiran dasar tentang seks. Masalah untuk menanggapinya, itu tergantung kepada orang itu sendiri. Sebab-Akibat juga perlu menjadi bahan dasar dari Pendidikan Seks. Pada siklus 2, karangan dengan No. 09/III tersebut mendapat skor 3 dan masuk dalam kategori Cukup karena karangan dituliskan dalam stuktur yang kurang tepat (pendahuluan, isi, penutup). Pada paragraf awal, yaitu paragraf pendahuluan, penulis telah memberikan kalimat-kalimat yang seharusnya dijadikan isi karangan. Kalimat kedua dan ketiga pada paragraf pendahuluan seharusnya diletakkan pada paragraf isi dan penutup. Paragraf pendahuluan seharusnya berisi kalimat-kalimat yang menarik, menimbulkan rasa penasaran dalam diri pembaca, dan berusaha membawa pembaca masuk ke dalam bagian isi dan penutup. Antarparagraf dalam karangan di atas cukup koheren sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami gagasan penulis. Dalam karangan ini, satu paragraf ada yang terdiri dari dua sampai tiga gagasan utama, seperti pada paragraf terakhir (keempat). Penulis dalam karangan ini sudah berusaha memenuhi kaidah yang ada, yaitu satu paragraf terdiri minimal dari tiga kalimat. Namun, dalam karangan ini, kalimat-kalimat yang ada merupakan kalimat yang tidak lengkap dan tidak mempunyai inti kalimat, seperti pada kalimat ketiga paragraf kedua. Kalimat-kalimat itu tidak berbobot sehingga pembaca harus menafsirkan sendiri kelengkapan kalimat dan maksud dari kalimat tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
157
Aspek Tata Bahasa 19
Jumlah Siswa
20
15
13
9
10 4
5
Sangat Baik
9
8
Baik 4
3
1
0
Cukup
3
2 0
0
0
0
Kurang Sangat Kurang
Pra Siklus
Sikllus 1
Siklus 2
Tahap Penelitian
Grafik 4.10 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga Siklus 2 untuk Aspek Tata Bahasa Data tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan siswa pada aspek
tata
bahasa. Komponen yang dinilai dalam aspek tata bahasa adalah (1) struktur kalimat minimal terdiri dari 1 SP (Subyek Predikat), artinya sesuai dengan kaidah kebahasaan bahwa sebuah kalimat tunggal sekurang-kurangnya terdiri dari satu SP dan lebih dari satu SP apabila berupa kalimat majemuk, (2) antarkalimat mempunyai hubungan yang koheren, artinya antara kalimat yang satu dan kalimat selanjutnya berkaitan sehingga mudah dipahami oleh pembaca, (3) bahasa baku, artinya bahasa yang digunakan untuk menulis sebuah karangan argumentasi adalah bahasa baku yang menonjolkan ciri keilmiahannya. Bahasa baku adalah bahasa yang formal dan sesuai dengan kaidah ketatabahasaan. Data tersebut menunjukkan bahwa pada prasiklus hanya ada 1 siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 4 orang.
Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
sebanyak 9 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 8 orang, dan siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menggunakan tata bahasanya dapat dikatakan sebagian besar cukup baik. Siswa bisa membuat kalimat yang hanya terdiri dari 1 SP (sekurang-kurangnya) dan meskipun antarkalimatnya kurang koheren, kalimat-kalimat yang mereka tuliskan masih bisa untuk dipahami maksudnya. Hal kurang baik yang masih harus diperhatikan adalah dalam penggunaan bahasa baku. Siswa masih lebih banyak menggunakan bahasa yang kurang baku dan kurang beragam formal, padahal telah diketahui bersama bahwa karangan argumentasi merupakan jenis karangan semi ilmiah yang sewajarnya menggunakan bahasa baku dan formal. Faktor yang mungkin menyebabkan hal seperti ini adalah (1) siswa belum mengetahui aturan tata bahasa secara kompleks, (2) guru belum menjelaskan mengenai ciri karangan argumentasi yang berhubungan dengan bahasa baku yang dipergunakannya. Berikut adalah salah satu hasil karangan siswa pada prasiklus yang mendapat skor dalam kategori Sangat Baik. Narkoba (Data No. 12/I) Siapa yang tidak mengenal narkoba? Tentu saja semua orang telah mengetahuinya. Narkoba itu bentuknya bermacam-macam, bisa berupa pil, bubuk, cairan, tablet, minuman dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan narkoba, kita harus bersiap mental, karena membeli narkoba taruhannya berat. Rata-rata orang yang mengkonsumsi narkoba, baik yang sedang dalam proses atau yang ingin mencoba narkoba adalah orang-orang yang kehidupannya tidak jelas, dikarenakan mendapat masalah yang tidak bisa menemukan jalan keluar, sehingga pelariannya ke narkoba.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
Karangan di atas merupakan karangan yang mendapat skor dalam kategori Sangat Baik dilihat dari aspek tata bahasanya. Peneliti tidak menganalisis dari aspek lain selain aspek tata bahasa. Karangan No. 12/I ini berdasarkan kondisi siswa secara umum pada saat prasiklus mendapat skor 5 karena struktur kalimat yang ada dalam karangan tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari satu subyek predikat. Peneliti pada aspek ini lebih menekankan pada penggunaan bahasa baku dan penggunaan kalimat. Antarkalimat dalam masing-masing paragraf sudah koheren dan tidak menimbulkan rasa bingung bagi pembaca. Karangan ini menggunakan kalimat yang sederhana dan hanya sedikit ditemukan penggunaan kalimat yang kurang tepat, seperti pada paragraf kedua yang menghadirkan induk-induk kalimat yang mempunyai inti sendiri-sendiri. Akan lebih baik apabila pada paragraf kedua ini penulis mengembangkan kalimat yang ada dengan beberapa inti yang ada dalam paragraf tersebut. Bahasa yang digunakan dalam karangan No. 12/I ini sudah cukup baku untuk ukuran seorang anak SMA. Bahasa yang baku menjadikan karangan ini sebuah karangan yang bersifat semi ilmiah dan bernilai rasa. Berikut adalah karangan yang mendapat skor dalam kategori Sangat Kurang pada aspek tata bahasa. Global Warming (Data No. 10/I) Saat ini dunia Kita sedang mengalami pemanasan Global. banyak GunungGungung es di kutub utara dan selatan Hancur karna panasnya bumi ini. Peningkatan suhu yg sangat extreme, membuat banyak negara negara di Dunia mengalami peningkatan suhu dan percepatan masa Gravitasi bumi. Contohnya di Indonesia: pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
pukul 5 sore WIB sudah seperti pukul 7 malam. dan pada pukul 05.00 pagi di jakarta sudah seperti pukul 06.30 pagi. dan banyak kota lainnya juga yg seperti itu. Global warming/pemanasan Global juga dapat disebabkan Oleh lapisan Atmosfer di bumi yang mulai menipis adajuga yang bolong. belum tahu apa yang menyebabkan lapisan Atmosfer di bumi menipis. tapi menurut kabar yang beredar, tipisnya lapisan Atmosfer disebabkan oleh konsumsi bahan bakar yang melebihi batas sehingga udara jadi kotor dan lapisan atmosfer menipis Di Tokyo jepang sering terjadi Gempa Hampir setiap Hari Gempa. Baru baru ini di tokyo ditemukan lubang besar di tengah kota. berdiameter 32 meter dan berkedalaman 100 meter tidak ada korban jiwa namun membuat warga tokyo resah. Kejadian ini juga terjadi di Canada amerika. mari kita rawat bumi kita dengan cara mengurangi konsumsi bahan bakar kendaraan, bersepedalah di pagi yang cerah dan berjalan kakilah dimalam hari. Karangan dengan No. 10/I tersebut merupakan karangan yang mendapat skor 1 dan termasuk dalam kategori Sangat Kurang pada tes prasiklus. Dilihat dari aspek tata bahasa yang digunakan penulis, struktur kalimat yang ada kurang jelas dan akan menimbulkan makna ganda sesuai persepsi pembaca. Dalam karangan tersebut, kurang ada koherenitas antarkalimat dan bahasa yang digunakan kurang menunjukkan bahasa yang baku. Kalimat-kalimat yang disusun dalam karangan tersebut justru mencirikan penulis bukanlah seorang pelajar SMA yang menulis karangan argumentasi. Bahasa dalam kalimat-kalimat tersebut adalah bahasa seharihari yang dipaksakan untuk digunakan dalam menuliskan karangan yang bersifat semi ilmiah dan formal. Struktur kalimat yang kurang tepat terlihat pada setiap paragraf. Kalimat tersebut tidak dapat diartikan dan diketahui maknanya jika tidak dibaca berulang kali. Tata bahasa pada karangan ini dikatakan sangat kurang dan sangat kurang cocok digunakan dalam sebuah karangan argumentasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
Setelah tindakan pada siklus 1, peningkatan yang terjadi adalah pada skor yang termasuk dalam kategori cukup baik, yaitu dari 9 orang siswa pada prasiklus menjadi 19 orang siswa pada siklus 1. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik menurun dari 8 orang siswa pada prasiklus menjadi 2 orang siswa pada siklus 1. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik juga menurun, yaitu 3 orang siswa pada prasiklus menjadi tidak ada siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik stabil yaitu sebanyak 4 orang siswa pada prasiklus dan siklus 1. Faktor yang mempengaruhi adanya peningkatan ini adalah (1) guru telah menjelaskan mengenai karangan argumentasi beserta cirinya, (2) guru memberikan contoh sebuah karangan argumentasi, (3) guru menjelaskan mengenai kalimat yang efektif. Berikut adalah salah satu karangan argumentasi siswa yang mendapat skor 4, yaitu skor dalam kategori Baik untuk aspek tata bahasa. Cinta Seni jadi Awet Muda (Data No. 19/II) Kesenian, itulah sebuah kata yang taka sing didengar oleh kita. Kesenian atau lebih singkatnya seni merupakan suatu bentuk karya yang indah. Hampir semua orang tahu tentang seluk beluk kesenian. Tetapi, tak jarang pula yang tidak tahu tentang kesenian, mungkin tidak tertarik. Seni itu pula merupakan warisan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan. Tak kenal maka tak saying. Begitu kata pepatah. Kita perlu mengenal sebuah kesenian, termasuk di Indonesia. Di samping itu, kesenian juga mempunyai beberapa manfaat. Di antaranya yaitu membuat awet muda seseorang, misalnya jika kita selalu bermain musik akan selalu terhibur dan lupa segala masalah hidup kita. Selain itu, membuat seseorang lebih terampil dan dapat menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan. Salah satu contoh kesenian adalah gamelan. Gamelan memang banyak disukai oleh masyarakat Jawa. Suaranya yang khas membuat orang senang untuk mendengarnya. Gamelan yang terkenal biasanya di Jawa dan di Bali. Gamelan terdiri dari saron, gong, demung, kenong, dan masih banyak lagi. Selain itu, ada juga akustikan yang terdiri dari piano, gitar, biola, dsb. Zaman sekarang banyak anak yang sering akustikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
Jenis kesenian ada dua, yaitu tradhisional dan modern. Alat musik tradisional, misalnya angklung, kolintang, kecapi, dsb. Sedangkan alat musik modern yaitu gitar, piano, biola, dsb. Kesenian juga berpengaruh bagi kita. Dampak positifnya yaitu menjadi salah satu hiburan, sedangkan dampak negatifnya yaitu misalnya jika suasana belajar ada jam kosong kita bermain musik dan mengganggu kelas lain. Terkadang ada kesenian yang berbau mistis jadi berlebihan. Oleh karena itu, kita wajib melestarikan kesenian Indonesia dan menjaganya. Jangan sampai kesenian yang merupakan warisan budaya asli Indonesia diakui oleh Negara lain. Kalau perlu kita juga harus belajar tentang senin agar lebih terampil dalam bermusik. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kesenian itu adalah warisan budaya asli Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan. Kita juga harus belajar mengenai kesenian agar dapat diwariskan pada anak cucu kita. Berdasarkan hasil analisis melihat salah satu karangan argumentasi di atas, karangan tersebut diberi skor 4. Skor 4 adalah skor yang termasuk dalam kategori Baik. Karangan ini diberi skor 4 karena telah sesuai dengan kesepakatan aspek penilaian, yaitu antarkalimatnya mempunyai hubungan yang koheren, artinya antara kalimat yang satu dengan kalimat selanjutnya berkaitan sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Struktur kalimat yang digunakan minimal telah terdiri dari 1 subyek predikat, artinya sesuai dengan kaidah kebahasaan bahwa sebuah kalimat tunggal sekurang-kurangnya terdiri dari satu SP dan lebih dari satu SP apabila berupa kalimat majemuk. Bahasa yang digunakan cukup baku. Hal ini yang menjadi ciri tambahan karangan argumentasi, bahwa karangan ini merupakan karangan yang bersifat semi ilmiah, sehingga kata-kata yang digunakan untuk menyusun karangan argumentasi adalah kata-kata yang berbahasa baku. Berikut adalah salah satu karangan yang mendapat skor 4, yang termasuk dalam kategori Kurang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
Ketergantungan Miras (Data No. 14/II) miras menyebar luas di daerah Indonesia ini, diperkirakan dalam bulan ini mencapai 1000,25% dari orang tua, pemuda, sampai-sampai anak-anak pun banyak yang minum. taukah anda tentang miras? miras adalah minuman keras, yang untuk menambah badan seger dan fit tetapi kalau kebanyakan bisa membuat emosi yang tinggi dan merugikan orang lain. Miras memiliki jenis-jenis yang banyak, contoh dibuat dari air tape yang udah lama atau lebih dari 4 hari, atau buatan , contoh ciu, vodka, topi miring, anggur, seker, dan masih banyak jenis lain. Miras mengandung alkohol yang membuat emosi tidak terkontrol bahkan hanya itu miras bisa merusak alat pencernaan antara lain lambung dan hati, miras tersebut terpengaruh dari orang lain atau keluarga dan cara menghindari itu dapat kita lakukan dengan menganti miras dengan makanan atau permen dan minum akua. Miras dapat dihindari dengan cara mengonsumsi minuman cadangan. Berdasarkan analisis dari aspek tata bahasa, karangan dengan No. 14/II mendapat skor 2, yaitu skor yang termasuk dalam kategori Kurang. Struktur kalimat dalam karangan di atas kurang jelas dan menghadirkan kalimat-kalimat yang berbelit-belit, seperti pada kalimat ketiga paragraf pertama. Pada kalimat tersebut dikatakan bahwa miras adalah minuman keras dan peneliti berpikiran bahwa tanpa dijelaskan pun pembaca pasti sudah tahu bahwa miras adalah minuman keras, padahal yang dimaksud penulis adalah dirinya ingin menjelaskan pengertian mirasnya, bukan kepanjangan dari miras. Dalam karangan ini, antarkalimat pada masing-masing paragraf dirasa kurang koheren. Bahasa yang digunakan dalam karangan ini lebih banyak bercampur dengan bahasa tidak baku, sehingga tidak memunculkan kesan bahwa karangan ini merupakan karangan argumentasi yang bersifat semi ilmiah atau ilmiah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
Setelah tindakan pada siklus 2, peningkatan dan penurunan tersebut terlihat dalam hal jumlah siswa yang mendapatkan skor di masing-masing kategori. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 4 orang siswa pada siklus 1 menjadi 13 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik mengalami penurunan dari 19 orang siswa pada siklus 1 menjadi 9 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik meningkat dari 2 orang siswa pada siklus 1 menjadi 3 orang siswa pada siklus 2. Tidak terdapat siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik, baik di siklus 1 maupun siklus 2. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam aspek tata bahasa dikatakan baik dan cukup baik. Struktur kalimat yang digunakan sekurang-kurangnya sudah mengandung satu subyek dan predikat, sudah ada hubungan antarkalimat dalam karangan tersebut meskipun masih kurang koheren, dan bahasa yang digunakan untuk menyusun kalimat masih kurang baku padahal karangan argumentasi menuntut karangan dengan bahasa yang baku dan formal karena bersifat ilmiah. Faktor yang menyebabkan peningkatan yang cukup signifikan ini adalah (1) siswa telah memahami mengenai tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, (2) guru menegaskan kepada siswa mengenai struktur kalimat yang efektif. Berikut adalah salah satu karangan yang jika dinilai dari aspek tata bahasanya mendapat skor dalam kategori Baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
Ekstrakurikuler adalah salah satu kunci pembentuk kepribadian siswa/i SMA PANGUDI LUHUR, Sedayu (Data No. 23/III) Ekstrakurikuler pembentuk kepribadian siswa-siswi SMA PANGUDI LUHUR, Sedayu. Hal ini dibuktikan dengan sikap dan perilaku siswa/i SMA ini. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diadakan oleh pihak sekolah terhadap siswa-siswinya untuk menambah kreativitas dan pengetahuan siswa-siswinya. Untuk dapat mendalami dan mendapat manfaat dari kegiatan ini, siswa/i harus aktif dan berperan langsung dalam kegiatan ini. Pihak sekolah mengadakan kegiatan ini, bukan sekedar untuk memperlihatkan bahwa sekolah ini memiliki kegiatan wajib yang sama seperti sekolah lainnya, tetapi untuk membentuk kepribadian siswa/i menjadi lebih baik. Kegiatan ekstrakurikuler di SMA PANGUDI LUHUR, Sedayu ini sudah cukup berjalan sesuai keinginan, tetapi ada beberapa hal yang menghambat kegiatan ini seperti; fasilitas dan tempat pelatihan yang tidak memadai, alat-alat yang digunakan pun terbatas. Hal ini tidak menjadi masalah bagi siswa-siswa SMA Pangudi Luhur, terbukti dari presentasi siswa yang mengikuti kegiatan ini. Kegiatan utama seperti PMR, TONTI, PA memiliki peminat yang cukup banyak. Kegiatan PMR: 45% peminat, TONTI: 25% peminat, PA: 15% peminat, selain dari itu adalah siswa/i yang tidak mengikuti kegiatan. Adapun kegiatan tambahan yang dimiliki sekolah ini seperti: LV (Paduan Suara), Cheers, Jurnal, Karawitan, Tari, Basket, Futsal, dll. Dampak positif yang didapat oleh siswa/i dalam lingkungan masyarakat adalah bisa lebih bersosialisasi dengan masyarakat, dampak positif dalam lingkungan keluarga adalah menjadi pribadi yang disiplin terhadap waktu, sedangkan dampak positif dalam lingkungan sekolah adalah nilai keaktifan siswa/i dalam sekolah menjadi lebih baik. Adapun dampak negatif dari kegiatan ekstrakurikuler ini terhadap siswasiswi seperti gangguan kesehatan akibat kecapekan dan tertinggal banyak pelajaran sehingga nilai keakademikan siswa menurun. SMA Pangudi Luhur ini telah memiliki siswa/siswi yang memiliki mental, fisik dan perilaku yang baik, meskipun ada beberapa anak yang belum mengerti dan mendapat manfaat dari kegiatan ini. Perilaku seperti membuang sampah pada tempatnya adalah salah satu contoh pembentukan kepribadian siswa terhadap lingkungan karena salah satu kegiatan yang diadakan oleh sekolah. Banyak tanggapan yang dimiliki oleh siswa/i SMA Pangudi Luhur, Sedayu ini seperti “Mengasyikan” adalah salah satu tanggapan positif dan “melelahkan” adalah salah satu tanggapan negatif. Demikian uraian saya tentang “Ekstrakurikuler sebagai pembentuk kepribadian siswa”. Dari ringkasan di atas, dapat digambarkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler sangat berpengaruh bagi perkembangan kepribadian siswa. Proses pembentukan kepribadian akan lebih baik jika didorong oleh motivator-motivator yang ada di sekitar kita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
Karangan di atas merupakan karangan yang mendapat skor 4 dan termasuk dalam kategori Baik dari aspek tata bahasanya. Karangan ini dinilai dan dianalisis berdasarkan kondisi siswa secara umum pada siklus 2. Pada siklus 2, tingkat kemampuan siswa sudah lebih tinggi karena sudah mengetahui perihal karangan argumentasi dan teknik-teknik penulisan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, karangan di atas mendapat skor 4 dalam kategori baik karena struktur kalimat yang ada terdiri dari satu subyek predikat, antarkalimat sudah menunjukkan adanya peningkatan dalam hubungannya atau dikatakan bahwa antarkalimat sudah koheren, dan bahasa yang digunakan cukup baku serta mengalami peningkatan daripada hasil pada prasiklus dan siklus 1. Kebakuan bahasa yang digunakan dalam karangan di atas menjadikan karangan ini disebut karangan argumentasi yang bersifat semi ilmiah. Di bawah ini disajikan salah satu karangan yang mendapat skor 2, yang termasuk dalam kategori Kurang. Pengaruh / pentingnya Pendidikan Seks bagi siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu (Data No. 13/III) Pembelajaran seks merupakan pembelajaran yang wajib diketahui pembelajaran ini merupakan ilmu yang berkaitan dengan reproduksi manusia. mengapa harus dipelajari? karena agar bisa/tidak menyalah gunakan beberapa hal yang dipelajari dalam pelajaran seks. Manfaat pendidikan seks untuk mengetahui dan tidak salah dalam berkehidupan pendidikan seks juga membentuk harga diri kepada seseorang yang mempelajarinya maka dari itu pendidikan seks sangatlah penting bagi kita. Akibat seks merupakan/dibagi menjadi dua (+) dan (-) dan kita harus mengetahui keduanya karena jika kita hanya mengetahui salah satu bagian itu kita bisa salah pengertian dan kita melakukan hal yang salah. Karangan di atas mendapatkan skor 2 dan masuk dalam kategori Kurang dari aspek tata bahasanya. Hal ini terjadi karena dalam karangan tersebut penulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
menghadirkan struktur kalimat yang kurang jelas dan cenderung berbelit-belit. Kalimat yang berbelit-belit tersebut dimasukkan dalam satu tatanan kalimat dalam satu paragraf, seperti pada paragraf kedua dan ketiga. Dalam karangan No. 13/III, antarkalimat memang berhubungan, tetapi hubungan tersebut menjadikan kata-kata yang ada menjadi kurang koheren dan kurang pas, misalnya kalimat pada paragraf terakhir. Pada kalimat tersebut, kata-kata diurutkan dengan tatanan yang kurang pas dan sulit untuk diketahui intinya. Dari segi bahasa yang digunakan, karangan No. 13/III tersebut lebih banyak menggunakan bahasa tidak baku.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
d. Aspek Diksi atau Pilihan Kata
16
14
14
13
Jumlah Siswa
12
11 10
10
8
Sangat Baik
8
8
Baik
6
5
Cukup
4 2
3 1
1
Kurang
1 0
0
0 0
Sangat Kurang
0
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Tahap Penelitian
Grafik 4.11 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga Siklus 2 untuk Aspek Diksi atau Pilihan Kata
Data tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan siswa pada aspek diksi atau pilihan kata. Komponen yang dinilai dalam aspek diksi atau pilihan kata adalah (1) pilihan kata yang digunakan tepat, artinya kata tersebut sesuai dengan kaidah ketatabahasaan yang berlaku, (2) pilihan kata lazim, artinya kata yang dipilih adalah kata yang umum digunakan di masyarakat luas dan familiar, (3) rasional, maksudnya kata-kata yang pilih masuk akal dan logis untuk dipikirkan lebih lanjut, (4) denotatif, artinya kata yang digunakan adalah kata dengan arti sesungguhnya. Data tersebut menunjukkan bahwa pada prasiklus, siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 5 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
cukup baik sebanyak 8 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 10 orang, dan seorang siswa lagi mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik. Berdasarkan data tersebut, siswa kurang baik dalam hal memilih katakata yang akan digunakan untuk menyusun sebuah karangan argumentasi. Kata-kata merupakan hal pokok yang mempunyai daya fungsi sebagaimana jenis karangan yang dituliskannya, tetapi dalam hal ini pilihan kata siswa secara umum dikatakan tidak tepat, tidak lazim, kurang rasional, tetapi sudah bersifat denotatif. Faktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah siswa belum mampu membedakan kata-kata yang digunakan pada kesehariannya dan kata-kata yang digunakan dalam ragam karangan ilmiah. Berikut adalah salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Sangat Baik dari aspek diksi atau pilihan kata. Narkoba (Data No. 12/I) Siapa yang tidak mengenal narkoba? Tentu saja semua orang telah mengetahuinya. Narkoba itu bentuknya bermacam-macam, bisa berupa pil, bubuk, cairan, tablet, minuman dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan narkoba, kita harus bersiap mental, karena membeli narkoba taruhannya berat. Rata-rata orang yang mengkonsumsi narkoba, baik yang sedang dalam proses atau yang ingin mencoba narkoba adalah orang-orang yang kehidupannya tidak jelas, dikarenakan mendapat masalah yang tidak bisa menemukan jalan keluar, sehingga pelariannya ke narkoba. Karangan di atas mendapat skor 5 yang termasuk dalam kategori Sangat Baik jika dilihat dari aspek diksi atau pilihan katanya. Karangan No.12/I menggunakan pilihan kata yang tepat, lazim, rasional, dan bersifat denotatif. Kata-kata yang ada menunjukkan bahwa karangan yang ditulis adalah karangan argumentasi karena kata-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
kata tersebut bersifat formal. Penulis berusaha memilih kata yang sederhana dan umum di dengar pembaca, tetapi tidak mengurangi keformalan sebuah kalimat argumentasi. Sebaliknya, di bawah ini disajikan salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Sangat Kurang. Global Warming (Data No. 10/I) Saat ini dunia Kita sedang mengalami pemanasan Global. banyak GunungGungung es di kutub utara dan selatan Hancur karna panasnya bumi ini. Peningkatan suhu yg sangat extreme, membuat banyak negara negara di Dunia mengalami peningkatan suhu dan percepatan masa Gravitasi bumi. Contohnya di Indonesia: pada pukul 5 sore WIB sudah seperti pukul 7 malam. dan pada pukul 05.00 pagi di jakarta sudah seperti pukul 06.30 pagi. dan banyak kota lainnya juga yg seperti itu. Global warming/pemanasan Global juga dapat disebabkan Oleh lapisan Atmosfer di bumi yang mulai menipis adajuga yang bolong. belum tahu apa yang menyebabkan lapisan Atmosfer di bumi menipis. tapi menurut kabar yang beredar, tipisnya lapisan Atmosfer disebabkan oleh konsumsi bahan bakar yang melebihi batas sehingga udara jadi kotor dan lapisan atmosfer menipis Di Tokyo jepang sering terjadi Gempa Hampir setiap Hari Gempa. Baru baru ini di tokyo ditemukan lubang besar di tengah kota. berdiameter 32 meter dan berkedalaman 100 meter tidak ada korban jiwa namun membuat warga tokyo resah. Kejadian ini juga terjadi di Canada amerika. mari kita rawat bumi kita dengan cara mengurangi konsumsi bahan bakar kendaraan, bersepedalah di pagi yang cerah dan berjalan kakilah dimalam hari. Berdasarkan analisis yang dilakukan, karangan di atas mendapat skor 1 yang termasuk dalam kategori Sangat Kurang karena pilihan kata yang digunakan tidak tepat, tidak lazim, dan mungkin dapat menyinggung perasaan orang lain. Kata-kata seperti inilah yang dihindari dalam sebuah karangan. Karangan argumentasi bermaksud untuk meyakinkan pembaca akan sebuah gagasan, maka diperlukan katakata yang tidak menyinggung perasaan orang lain. Dapat dilihat bahwa pada karangan No.10/I terdapat banyak kata-kata yang tidak baku dan tidak tepat. Kata-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
kata yang dipilih oleh penulis menunjukkan kata-kata yang hanya dipakai sehari-hari dan tidak menunjukkan adanya keilmiahan karangan. Pilihan kata pada karangan ini kurang cocok untuk sebuah karangan yang bersifat semi ilmiah atau ilmiah. Setelah tindakan pada siklus 1, kemampuan menulis karangan argumentasi siswa dilihat dari aspek diksi atau pilihan katanya mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik stabil, yaitu 1 orang siswa. Siswa yang mendapat skor baik meningkat dari 5 orang siswa pada prasiklus menjadi 8 orang siswa pada siklus 1. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik meningkat dari 9 orang siswa pada prasiklus menjadi 13 orang siswa pada siklus 1. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik berkurang dari 8 orang siswa pada saat prasiklus menjadi 3 orang siswa pada saat siklus 1. Pada siklus 1 tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik, padahal pada saat prasiklus terdapat 3 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat menunjukkan bahwa meskipun kemampuan menulis karangan argumentasi siswa dilihat dari aspek diksi atau pilihan katanya meningkat dari kondisi pada saat prasiklus, namun masih dikatakan bahwa siswa secara keseluruhan masih dikatakan mempunyai kemampuan yang cukup baik. Hal ini berarti mereka sudah menggunakan pilihan kata yang rasional dan denotatif, namun kadang pilihan katanya masih kurang tepat atau kurang sesuai dengan jenis ataupun topik karangan yang ditulis. Faktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah (1) guru sudah menjelaskan mengenai karangan argumentasi dan kata-kata yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
baiknya digunakan dalam karangan argumentasi, (2) siswa mendapatkan contoh karangan argumentasi. Berikut adalah salah satu karangan siswa yang mendapat skor 4, yaitu skor yang termasuk dalam kategori Baik. Sampah (Data No. 20/II) Sampah adalah salah satu masalah yg dihadapi Negara Indonesia. Sampah di Negara Indonesia sudah melampaui batas. Rata-rata setiap rumah tangga menghasilkan kurang lebih 4-5 kg. Bayangkan saja jika setiap rumah tangga atau setiap orang menghasilkan kurang lebih 4-5 kg sampah, coba kalikan dg 250 juta penduduk Indonesia. Sungguh masalah yg sangat besar. Apalagi ditambah dengan kurangnya rasa kebersihan di antara masyarakat, semakin menghambat pengurangan sampah di Indonesia. Terlebih lagi, masyarakat seakan tak peduli dg sampah, mereka hanya mengumpulkan di suatu tempat atau membuangnya ke sungai, itupun dapat menimbulkan bahaya yg lebih besar. Jika berbicara tentang sampah, orang bakal jijik atau bahkan menghindar. Mereka tdk tahu bahwa mereka pun menghasilkan sampah. Sampah adalah sisa atau hasil dari kegiatan manusia. Sampah terbagi menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari dedaunan, sisa makanan, dan dapat terurai dgn mudah. Sebaliknya, sampah anorganik tidak berasal dari tumbuhan dan sisa makanan, dan sampah organik tidak dapat diurai oleh tanah. Sampah organik tidak banyak menimbulkan masalah. Tetapi yg namanya sampah tetap menimbulkan masalah, entah itu organik maupun anorganik. Di balik semua akibat yang ditimbulkan, sebenarnya masih ada secercah manfaat yang bisa didapat, antara lain dapat menjadi sumber penghasilan bagi beberapa orang, yaitu pengusaha rongsokan, pemulung, dll. Dari semua akibat dari sampah tersebut, terselip cara untuk mengatasinya, yaitu dengan 3R. 3R merupakan reduce, yaitu mengurangi sampah; reuse atau menggunakan kembali; dan recycle atau istilah lainnya mendaur ulang. Dari 3R tersebut dapat membantu pemerintah dalam upaya mengurangi sampah dan mendapat penghasilan tambahan. Jadi, dibalik semua akibat yang ditimbulkan, sampah masih ada manfaat dan cara menanggulanginya. Berdasarkan hasil analisis karangan di atas dari aspek diksi atau pilihan kata, karangan argumentasi di atas mendapat skor 4, yaitu skor yang termasuk dalam kategori Baik. Pilihan kata dalam karangan argumentasi tersebut tepat dan rasional. Siswa juga terlihat telah menggunakan kata-kata yang bersifat meyakinkan, sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
tidak menimbulkan keraguan pada diri pembaca saat membaca karangan argumentasinya. Berbeda dengan karangan No. 20/II, di bawah ini disajikan karangan yang mendapat skor dalam kategori Kurang. Penggunaan Internet di Kehidupan (Data No. 25/II) Dizaman yang serba moderen ini, ditelinga kita sudah tidak asing lagi dengan istilah internet. Ya internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Desearch Project Agency Network) dimana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hadware dan sofware computer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon. Didalam penggunaan internet memungkinkan kita untuk mencari informasi dan memperluas ilmu pengetahuan tetapi tidak menutup kemungkinan ada berbagai opnum yang menyalahgunakannya. Misalnya bukannya belajar atau mencari informasi yang lebih luas malah bermain game online sampai lupa waktu, malahan lebih parahnya lagi ada yang dengan sengaja membuka situs-situs porno padahal mereka masih di bawah umur sungguh itu sangat mencengangkan dan faktanya barubaru ini ada berita yang menyatakan bahwa ada 5 orang anak yang diperkosa teman sekolahnya sendiri setelah terpengaruh adegan dalam film porno itu. Oleh karena itu diperlukan pengawasan yang ketat terhadap hal itu supaya anak tidak terjerumus dalam hal yang negatif. Dan perlu diketahui orang tua sangat berperan penting dalam hal ini, tdk hanya itu kita juga harus pintar dalam memilih teman bermain pilihlah teman yang kira-kira bisa mengajak kamu melakukan halhal positif dan melarang kamu saat melakukan hal salah. Jadi hati-hatilah saat melakukan pergaulan pilihlah yang bisa membawa kamu dalam hal positif dan wajar Peneliti hanya menganalisis karangan ini berdasarkan aspek diksi atau pilihan katanya. Karangan No. 25/II ini mendapat skor 2, yang termasuk dalam kategori Kurang. Hal ini terjadi karena dalam karangan ini pilihan kata yang digunakan tidak tepat, tidak lazim, kurang rasional, tetapi bersifat denotatif. Analisis ini disesuaikan dengan kondisi kemampuan siswa secara umum pada siklus 1. Ditemukan beberapa kata yang kurang lazim digunakan dalam karangan argumentasi, seperti kata-kata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
yang kurang formal. Dalam karangan ini, penulis masih terpengaruh oleh bahasa komunikasi sehari-hari sehingga beberapa kata menggunakan bahasa yang kurang tepat. Setelah tindakan pada siklus 2, terjadi peningkatan dan penurunan pada aspek diksi atau pilihan kata ini yang dapat terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh skor. Siswa yang memperoleh skor dalam kategori sangat baik menurun dari 1 orang siswa pada siklus 1 menjadi tidak ada siswa yang mendapat skor tersebut. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 8 orang siswa pada siklus 1 menjadi 14 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik menurun dari 13 siswa pada siklus 1 menjadi 11 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik menurun dari 3 orang siswa pada siklus 1 menjadi tidak ada siswa pada siklus 2. Rata-rata kemampuan siswa pada aspek diksi atau pilihan kata adalah baik. Siswa sudah menggunakan pilihan kata yang tepat dan rasional meskipun terkadang dalam karangan masih perlu kata-kata lain yang lebih bisa meyakinkan pembacanya. Faktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah (1) berdasarkan hasil refleksi, guru memberikan peneguhan materi dan penjelasan mengenai pilihan kata yang baiknya digunakan dalam karangan argumentasi, (2) siswa memiliki konsentrasi yang tinggi dan sudah memahami mengenai pilihan kata dalam karangan argumentasi. Berikut adalah salah satu karangan yang mendapat skor 4, yang termasuk dalam kategori Baik dilihat dari aspek diksi atau pilihan katanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa SMA PL Sedayu (Data No. 18/III) Dalam kehidupan para siswa, ekstrakurikuler sangat penting untuk mengembangkan kepribadian siswa di SMA PL Sedayu ini. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang sangat membantu bagi para siswa untuk mengembangkan kepribadian para siswa karena hal itu dapat membuat mereka disiplin dan hal-hal yang positif lainnya. Manfaat ekstrakurikuler dalam kehidupan mereka sungguh sangat banyak terutama membantu dalam kedisiplinan siswa, membantu mereka lebih mengenal jati diri siswa dan hal-hal yang lain juga. Adapun jenis-jenis ekstrakurikuler di SMA Pangudi Luhur seperti PMR, TONTI, Pecinta Alam itu yang sangat diwajibkan di sekolah ini dan ekstrakurikuler yang lain banyak seperti perfilman, komputer, paduan suara, tari, dll. Para siswa sebagian besar mengikuti semua ekstrakurikuler tetapi juga ada yang tidak ikut apapun. Siswa dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler ada faktor pendorong dan faktor penghambat dari pihak manapun. Seperti faktor pendorong biasanya dari pihak orang tua, diri sendiri, teman. Faktor penghambat biasanya juga dari pihak teman dan diri sendiri. Faktor-faktor pendorong yang dari pihak orang tua seperti selalu memberikan semangat, selalu mendukung anaknya. Dari pihak diri sendiri seperti kemauan selalu ada, dalam melaksanakan kegiatan selalu semangat, dari pihak teman seperti selalu memberikan dukungan, bekerja sama. Faktor-faktor penghambat yang dialami juga dari pihak teman seperti mengajak untuk membolos kegiatan, dari pihak diri sendiri juga ada seperti kemalasan, sehingga membuat kita untuk malas melakukan dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Dampak-dampak dari kegiatan ekstrakurikuler, adapun dampak positifnya membuat siswa semakin disiplin, melatih mental untuk kuat untuk selalu menghormati yang lebih tua, melatih kesabaran, dll. Jadi dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan kepribadian siswa sangat penting sangat bermanfaat untuk para siswa dengan kegiatan ini kepribadian siswa semakin baik dan kuat dan mereka lebih rajin dan disiplin. Berdasarkan analisis, data No. 18/III tersebut mendapat skor 4, yang termasuk dalam kategori Baik dari aspek diksi atau pilihan katanya. Karangan tersebut mendapat skor 4 karena pilihan katanya tepat, tidak menimbulkan keraguan, dan rasional. Pilihan kata yang formal dan mengikuti kaidah yang ada menjadikan karangan ini menunjukkan ciri keilmiahan argumentasi. Dalam karangan ini, terjadi peningkatan penggunaan kata-kata yang sifatnya lebih kompleks, sehingga karangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
yang dihasilkannya pun meningkat dari karangan-karangan pada prasiklus dan siklus 1. Sebagai perbandingan, di bawah ini disajikan salah satu karangan yang mendapat skor Cukup. Ekstrakurikuler dalam Pengembangan Kepribadian Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu (Data No. 22/III) Di setiap sekolah pasti terdapat ekstrakurikuler dan ekstrakurikuler itu bermacam-macam jenisnya. Ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan tambahan di luar jam pelajaran dan biasanya kegiatan ini diadakan siang sehabis pulang sekolah. Ekstrakurikuler juga bermanfaat bagi siswa yang mengikutinya karena dapat menambah dan mengembangkan ketrampilan di luar pelajaran. Setiap sekolah mempunyai bermacam-macam ekstrakurikuler, salah satu sekolah yang mempunyai banyak pilihan ekstrakurikuler yaitu SMA Pangudi Luhur Sedayu. SMA Pangudi Luhur Sedayu merupakan salah satu sekolah swasta yang terletak di sebelah barat kota Jogja. Meskipun terletak di daerah pedesaan, sekolah ini menyediakan banyak pilihan ekstrakurikuler bagi siswanya. Ada dua jenis ekstrakurikuler di sekolah ini yaitu ekstra yang sifatnya wajib dan pilihan. Ekstra wajib merupakan kegiatan ekstra yang sifatnya wajib bagi semua siswa dan terdapat tiga pilihan yaitu Pleton inti (Tonti), palang merah remaja (PMR), dan pecinta alam (PA). Sedangkan yang pilihan ada banyak sesuai minat dan bakat siswa. Ada yang seni, olah raga, dan ketrampilan. Contoh dari ekstra seni ada seni tari, cheerleader, karawitan. Olah raga ada futsal dan basket. Ketrampilan ada komputer klub, perfilman, dan jurnalistik. Mengikuti ekstrakurikuler dapat berakibat positif dan negatif. Yang positif adalah menambah ketrampilan dan membuat siswa yang mengikutinya berprestasi. Dampak negatifnya adalah membuat turunnya prestasi siswa yang terlalu sering mengikuti dan ada juga ekstra yang membuat siswanya cidera. Cara mengatasi dampak negatifnya adalah dengan berhati-hati karena sebagian ekstra yang membuat cidera adalah ekstra fisik seperti futsal, basket, dan cheerleader. Jadi, ekstrakurikuler itu bermanfaat bagi yang mengikutinya karena terdapat banyak manfaat tetapi ada pula yang merugikan jika tidak berhati-hati dan pandai dalam mengatur waktu antara ekstrakurikuler dan pelajaran sehingga tidak terganggu dan tidak menurunnya prestasi. Karangan dengan nomor data 22/III tersebut mendapat skor 3 yang termasuk dalam kategori Cukup. Berdasarkan standar kemampuan siswa yang sudah mulai meningkat pada siklus 2 ini, karangan di atas menggunakan pilihan kata yang kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
tepat tetapi masih rasional dan bersifat denotatif. Terdapat beberapa kata yang diulang-ulang dalam karangan tersebut, seperti pada kata „ekstrakurikuler‟ di kalimat pertama. Pilihan kata yang digunakan penulis sudah cukup formal walaupun ada beberapa kata yang masih terpengaruh dengan kata-kata yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang digunakan dalam karangan ini sederhana dan umum, sehingga mungkin menjadikan karangan ini terkesan sepele.
e.
Aspek Ejaan 14
13
Jumlah Siswa
12
10
9 9
9
9 8
Sangat Baik
8 6
6
Baik
5
4
Cukup
3
Kurang
2
2
1 0
1 0
0
Sangat Kurang
0 Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Tahap Penelitian
Grafik 4.12 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga Siklus 2 untuk Aspek Ejaan
Data di atas menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam aspek ejaan. Kompenen penilaian untuk aspek ejaan adalah (1) menguasai aturan penggunaan tanda baca, artinya siswa dapat menggunakan tanda baca secara tepat dan sesuai dengan aturan ejaan yang disempurnakan, (2) menguasai aturan penulisan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
kata ulang, artinya dalam menuliskan kata ulang, siswa menggunakan tanda penghubung yang tepat sesuai dengan ejaan yang ada, (3) menguasai aturan penulisan kata serapan, artinya dalam menuliskan kata serapan, siswa menggunakan cetak miring atau garis bawah sehingga dapat memperjelas kata, (4) menguasai aturan penulisan huruf kapital. Data tersebut menunjukkan bahwa pada prasiklus, tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik hanya sebanyak 1 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 6 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 9 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik sebanyak 9 orang. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa karangan yang dihasilkan siswa masih banyak mengalami kesalahan dalam penggunaan tanda baca, penulisan huruf kapital, penulisan kata ulang dan serapan, dan karangan tersebut masih sangat sulit dimengerti. Hal ini disebabkan karena faktor siswa tidak memahami mengenai aturan penggunaan tanda baca, kata ulang, dan huruf kapital. Berikut adalah salah satu karangan yang mendapatkan skor dengan kategori Baik pada aspek ejaan di tahap prasiklus. Narkoba (Data No.07/I) Narkoba adalah narkotika yang sangat berbahaya. Pada saat kita menggunakan narkoba yang kita rasakan adalah kenikmatan, namun narkoba merusak tubuh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
dengan perlahan-lahan dengan racun yang dikandungnya. Narkoba juga membuat kita menjadi ketagihan. Jika kita sudah memakai narkoba, dipastikan kita akan susah memberhentikan pemakaian narkoba. Satu kali mencoba langsung membuat kita kecanduan. Jika pamakaian narkoba berlangsung terus-menerus dipastikan kita akan mati. Ciri-ciri pemakai narkoba: bertubuh kurus, sakau, berhayal tinggi, emosional, napsu makan berkurang. Tetapi dibalik itu semua narkoba memberi kepuasan, akan tetapi kepuasan itu bersifat sementara. Narkoba juga menambah stamina sehingga pengguna bertambah kuat, namun itu semua terjadi jika menggunakan narkoba terus berlangsung. Karangan di atas mendapat skor 4 untuk aspek ejaan karena dalam penulisannya penulis kurang menguasai aturan penulisan (tanda baca, kata ulang, kata serapan, dan huruf kapital) dan ditemukan beberapa kesalahan ejaan. Pada karangan No. 07/I terdapat penulisan kata yang salah, seperti kata „napsu‟ dan „berhayal‟. Sebagai perbandingan, berikut disajikan salah satu karangan yang termasuk dalam kategori Sangat Kurang dilihat dari aspek ejaannya. Global Warming (Data No. 10/I) Saat ini dunia Kita sedang mengalami pemanasan Global. banyak GunungGungung es di kutub utara dan selatan Hancur karna panasnya bumi ini. Peningkatan suhu yg sangat extreme, membuat banyak negara negara di Dunia mengalami peningkatan suhu dan percepatan masa Gravitasi bumi. Contohnya di Indonesia: pada pukul 5 sore WIB sudah seperti pukul 7 malam. dan pada pukul 05.00 pagi di jakarta sudah seperti pukul 06.30 pagi. dan banyak kota lainnya juga yg seperti itu. Global warming/pemanasan Global juga dapat disebabkan Oleh lapisan Atmosfer di bumi yang mulai menipis ada juga yang bolong. belum tahu apa yang menyebabkan lapisan Atmosfer di bumi menipis. tapi menurut kabar yang beredar, tipisnya lapisan Atmosfer disebabkan oleh konsumsi bahan bakar yang melebihi batas sehingga udara jadi kotor dan lapisan atmosfer menipis Di Tokyo jepang sering terjadi Gempa Hampir setiap Hari Gempa. Baru baru ini di tokyo ditemukan lubang besar di tengah kota. berdiameter 32 meter dan berkedalaman 100 meter tidak ada korban jiwa namun membuat warga tokyo resah. Kejadian ini juga terjadi di Canada amerika.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
mari kita rawat bumi kita dengan cara mengurangi konsumsi bahan bakar kendaraan, bersepedalah di pagi yang cerah dan berjalan kakilah di malam hari. Karangan di atas mendapat skor 1 untuk aspek ejaan. Skor 1 termasuk dalam kategori Sangat Kurang. Dalam karangan ini penggunaan tanda baca tidak tepat dan banyak kesalahan dalam penggunaan ejaan sehingga membingungkan pembaca. Banyak terjadi kesalahan penggunaan huruf kapital dalam karangan ini, seperti huruf „g‟, „h‟, „a‟, dsb. Kata yang seharusnya menggunakan huruf kecil ditulis pakai huruf kapital, sedangkan kata yang seharusnya menggunakan huruf kapital ditulis menggunakan huruf kecil. Kesalahan penggunaan tanda baca juga masih banyak ditemukan dalam karangan No. 10/I. Setelah tindakan pada siklus 1 dilaksanakan, terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi dilihat dari aspek ejaannya. Akan tetapi, terjadi pula kestabilan pada prasiklus dan siklus 1 berkaitan dengan tidak adanya siswa yang mendapat skor yang termasuk dalam kategori sangat baik. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 1 orang siswa pada saat prasiklus menjadi 9 siswa pada siklus 1. Pada prasiklus, jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik adalah 6 orang siswa dan pada siklus 1 jumlah siswa meningkat menjadi 8 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik turun dari 9 orang pada prasiklus menjadi 5 pada siklus 1. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik mengalami penurunan dari 9 orang siswa pada prasiklus menjadi 3 orang siswa pada siklus 1. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mendapat skor dalam kategori baik dan cukup baik. Siswa masih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
181
kurang bisa menguasai aturan penulisan tanda baca dan penulisan huruf. Faktor yang mempengaruhi adanya peningkatan ini adalah (1) guru menjelaskan beberapa hal yang akan dinilai berkaitan dengan aspek ejaan, (2) siswa tidak mencermati dengan sungguh-sungguh karangan argumentasi yang dibagikan kepada siswa. Berikut salah satu karangan argumentasi siswa yang mendapat skor 4 dan termasuk dalam kategori Baik untuk aspek ejaan. Maraknya Berpacaran di Kalangan Remaja (Data No. 03/II) Bagi para remaja sekarang ini, berpacaran adalah suatu hal yang wajib dilakukan. Biasanya mereka berpacaran hanya agar tidak diejek temannya “tidak gaul”. Maka dari itu, mereka dengan mudah mendapatkan laki-laki/perempuan, supaya mereka dapat berpacaran. Entah itu laki-laki/perempuan baik atau tidak. Banyak dampak positif dan negatif berpacaran. Jika dilihat dari dampak positif, berpacaran bisa memberikan semangat belajar kepada orang yang menjalaninya. Dengan berpacaran, seseorang bisa memberikan dorongan atau motivasi, kepada pacarnya itu. Tapi, jika dilihat dari dampak negatif, seseorang bisa terjerumus ke halhal yang tidak benar, seperti terjerumus ke pergaulan bebas. Contoh berpacaran dari segi positif adalah, ada satu pasangan, ya bisa dipanggil Joni dan Nana. Pada saat Joni mau melaksanakan Ujian Nasional, Nana, sang pacar memberi dorongan, supaya Joni belajar dengan rajin, berdoa, dan tidak diperbolehkan menyontek. Dan sebaliknya, pada saat Nana melaksanakan Ujian Nasional, Joni pun berbuat yang sama, seperti yang dilakukan Nana kepada Joni. Contoh berpacaran dari segi negatif adalah, ada satu pasangan, bisa disebut Rendy dan Mary. Rendy dan Mary sudah berpacaran selama 1 tahun. Pada perayaan 1 tahunannya mereka berdua, Rendy memaksa Mary untuk pergi ke rumahnya. Mary pun menurutinya. Sesampainya di rumah Rendy, Mary diajak ke kamarnya dengan alasan mengerjakan tugas bareng. Tetapi, di kamarnya itu, Rendy memaksa Mary lagi untuk tidur di kasurnya. Mary tidak mau dan berteriak sekeras-kerasnya. Rendy pun langsung memeluk Mary dan Mary pun di apa-apakannya sampai ia puas. Jadi, kita sebaiknya melakukan gaya pacaran yang dilakukan Joni dan Nana, supaya kita tidak terjerumus ke hal-hal negatif. Berdasarkan hasil analisis terhadap karangan argumentasi di atas, untuk aspek ejaan, karangan tersebut mendapat skor 4 karena masih sedikit kurang menguasai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
aturan penggunaan tanda baca, khususnya tanda baca koma, sehingga masih ditemukan beberapa kesalahan. Karangan di atas sudah tepat dalam aturan penulisan huruf dan kata ulang yang digunakan. Sebagai perbandingan, berikut disajikan salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Sangat Kurang. Penggunaan micin pada makanan (Data No. 13/II) Micin dapat mengganggu kesehatan karena micin mengandung zat merugikan bagi tubuh. Manfaat positif penggunaan micin menambah citarasa makanan yang diberi micin. yang dapat mengurangi penggunaan micin yang paling utama adalah keluarga, setelah itu baru lingkungan sekitar. Berarti jika kita menggunakan micin terlalu banyak tidak baik bagi tubuh tetapi jika tidak memakai micin citarasa berkurang, dan seseorang atau cara mengurangi dari keluarga. Karangan di atas mendapat skor 1, yang termasuk dalam kategori Sangat Kurang. Hal ini disebabkan dalam karangan tersebut banyak ditemukan penggunaan tanda baca yang tidak tepat, banyak terdapat kesalahan ejaan sehingga karangan sulit untuk dimengerti. Banyak ditemukan kurangnya kata-kata yang menjelaskan kalimat, seperti pada kalimat kedua paragraf pertama. Akan lebih baik apabila menjadi „Manfaat positif penggunaan micin adalah menambah …..‟. Dalam karangan tersebut ditemukan pula kesalahan penggunaan tanda baca koma, seperti pada kalimat terakhir sebelum kata „dan seseorang atau cara ….‟. Dalam karangan ini terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital untuk mengawali kalimat, seperti pada paragraf kedua. Setelah tindakan pada siklus 2 dilaksanakan, terjadi peningkatan jumlah siswa yang memperoleh skor dalam tiap kategori. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik meningkat dari tidak adanya siswa menjadi 2 siswa. Siswa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 9 siswa pada siklus 1 menjadi 13 siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik meningkat dari 8 orang siswa menjadi 9 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik berkurang dari 5 orang siswa pada siklus 1 menjadi 1 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang menadapat skor dalam kategori sangat kurang baik berkurang dari 3 siswa pada siklus 1 menjadi tidak ada siswa pada siklus 2. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis dilihat dari aspek ejaan siswa sudah lebih baik dari prasiklus dan siklus 1, hanya sedikit ditemukan kesalahan dalam penggunaan tanda baca dan penulisan huruf. Peningkatan yang paling signifikan terjadi pada aspek ejaan. Hal ini terjadi karena siswa banyak diajak berlatih menulis dan memperhatikan ejaan yang digunakan. Berikut disajikan sebuah karangan argumentasi yang mendapat skor dalam kategori Sangat Baik. Pentingnya Ekskul Dalam Pergaulan Remaja di SMA PL Sedayu (Data No.15/III) Ekstra Sekolah atau biasa disingkat “Ekskul”merupakan ekstrakurikuler yang berkegiatan di sekolah. Atau eksra yang berdiri di bawah lindungan sekolah. Tujuan dari ekskul salah satunya mengembangkan kepribadian para remaja, yaitu keaktifan siswa dan kemandirian, juga sikap kepemimpinan seorang remaja. Manfaatnya dapat kita temukan dan sangat banyak. Contohnya, menjadikan siswa lebih percaya diri dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Melalui ekskul, siswa dapat meraih prestasi tanpa batas. Mengurangi kegiatan luar sekolah, misalnya bermain PS atau bermain bersama teman. Macam-macam ekskul di SMA Pangudi Luhur Sedayu dapat dibilang cukup banyak. Beberapa ekskul dahulu didirikan oleh kelompok siswa dengan persetujuan kepala sekolah. Contoh ekskul di SMA Pangudi Luhur Sedayu antara lain: PA, TONTI, PMR. Ketiga ekskul itu wajib diikuti oleh siswa. Ekstra sekolah yang tidak wajib adalah tari, Louis Voice (Paduan Suara), cheers, futsal, basket, jurnalistik, perfilm-an, English club, TIK, karawitan (tari modern). Jenis ekskul di SMA Pangudi Luhur Sedayu ini bukan hanya sekedar ekskul saja, namun dengan adanya ekskul
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
tersebut dapat mengangkat nama baik sekolah ke dunia luar. Salah satu dampak positifnya adalah mengangkat nama baik sekolah dengan prestasi-prestasi yang diraih, mengembangkan potensi siswa, menjadikan kepribadian siswa yang positif. Contoh kegiatan TONTI dapat menjadikan siswa yang bertanggung jawab, tertib, disiplin, menanamkan rasa kekeluargaan yang besar. Di kalangan siswa, mengikuti ekskul bukanlah hal mudah. Banyak hal yang harus mereka selesaikan. Dalam berbagi waktu, mengingat kembali akan penting utama bersekolah. Bagi mereka, siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu, yang mengikuti ekskul, mereka merasa bangga akan dirinya sendiri, akan segala hasil kerja yang mereka kerjakan, tanpa membebani tujuan utama mereka berekolah. Namun, banyak juga hal atau dampak negatif yang harus lebih diperhatikan oleh para siswa dalam mengikuti ekskul. Bukan hanya kesulitan dalam berbagi waktu, namun juga konsentrasinya dalam belajar, juga kesehatan yang utama harus dibaca. Ada seorang siswa yang aktif dalam mengikuti salah satu ekskul, ia mengikuti kegiatan OSIS dan yang terjadi nilainya malah turun drastis. Inilah dampak negatif yang harusnya dihindari. Dampak negatif tersebut menarik perhatian orang tua. Banyak tanggapantanggapan atau pendapat orang tua yang bertentangan dengan pendapat masingmasing anaknya. Ada siswa yang mengikuti banyak ekskul, biasanya dua. Hal tersebut memungkinkan komunikasi siswa dengan orang tua terganggu. Pendapat orang tua salah satunya tidak ingin anaknya terlalu lelah dan memungkinkan jatuh sakit. Ada yang bilang ekskul itu tidak penting, ada yang mengemukakan pendapat bahwa ekskul hanya membuang-buang uang. Berbeda jauh dengan orang tua yang memperhatikan dan melihat keseimbangan dampak positif dan negatif. Namun kebanyakan siswa di SMA Pangudi Luhur Sedayu, dampak positiflah yang sering terjadi. Banyak orang tua yang mendukung akan adanya ekskul. Sebab dengan ekskul mereka, para orang tua dapat melihat perkembangan kepribadian anaknya menjadi lebih baik. Setuju atau tidaknya suatu ekskul adalah merupakan tanggapan yang terjawab oleh diri kita sendiri. Namun, asalkan tidak melenceng dari tujuan utama, yaitu memberntuk karakter dan mengembangkan potensi siswa, kita tidak akan merasa terbebani. Sebaliknya, kita akan berbangga akan segala prestasi yang dicapai. Kita dapat melihat ekskul di SMA Pangudi Luhur Sedayu yang banyak meraih kejuaraan, salah satunya cheers dan PMR yang tergabung dalam PMI. Hal tersebut dapat kita kembangkan agar kita mempunyai pengalaman mental yang cukup sebelum kita masuk dunia kerja, karena ekskul sangatlah penting untuk merubah karakter siswa dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Kesimpulan yang dapat kita ambil, ekskul dapat membuat diri kita lebih menemukan diri kita, mengurangi pergaulan negatif, menghindari segala maraknya pergaulan remaja zaman sekarang, dan berkarakter positif. Namun, kita juga harus memperhatikan dampak negatif yang belum terpikirkan dan memungkinkan terjadi. Dengan ekskul yang ada di SMA Pangudi Luhur Sedayu, kita dapat meniru dampak positifnya, yaitu meraih prestasi gemilang. Dan tidak lupa akan tanggung jawabnya belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada aspek ejaan, karangan di atas mendapat skor 5, yang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Hal ini dapat dilihat dari penguasaan penulis akan aturan penulisan (tanda baca, kata ulang, akta serapan, dan huruf kapital) dan hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan. Pada karangan No. 15/III kesalahan yang sering dimunculkan adalah pada penggunaan huruf kapital dan penggunaan tanda baca koma. Secara keseluruhan aturan penggunaan ejaan dipenuhi oleh karangan ini. Sebaliknya, di bawah ini disajikan salah satu karangan yang mendapat skor dalam kategori Kurang. Ekstrakurikuler, Kepribadian Siswa SMA PL Sedayu (Data No. 21/III) Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan organisasi yang wajib diikuti oleh siswa, semua sekolah pasti memiliki ekstrakurikuler. banyak sekali ekstrakurikuler di sma PL sedayu. Ekstrakurikuler juga berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Pengaruh ekstrakurikuler bagi kepribadian adalah bisa lebih tertib, sopan, bertanggung jawab, disiplin dan tegas. ekstrakurikuler juga memiliki dampak negatif seperti para siswa sering kelelahan karna terlalu banyak mengikuti ekstrakurikuler disekolah, kadang karna kelelahan mereka juga lupa belajar dan mengerjakan tugas. Berbagai tanggapan negatif dan positif dari orang tua siswa adalah orang tua siswa setuju dengan kegiatan ekstrakurikuler tapi tak jarang mereka protes trhdp ekstrakurikuler karena mereka sering menemui anaknya kelelahan hingga lupa belajar, dan sering mengeluh. Berdasarkan argumentasi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa ekstrakurikuler memang berpengaruh terhadap kepribadian kita tetapi jika kita terlalu banyak mengikuti ekstrakurikuler dapat menyebabkan kelelahan, jadi pergunakanlah segala sesuatu sebaik mungkin Karangan bernomor 21/III tersebut mendapat skor 2, yang termasuk dalam kategori Kurang karena banyak penggunaan tanda baca, penulisan huruf kapital, penulisan kata ulang dan kata serapan yang tidak tepat. Kesalahan tanda baca terjadi seperti pada kalimat pertama. Ada baiknya apabila tanda koma setelah kata oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
siswa diganti menjadi tanda baca titik dan penggunaan tanda baca koma sebelum kata „dan‟ dalam penyebutan beberapa kata terhubung. Dalam karangan ini terdapat beberapa kesalahan penggunaan huruf kapital dan beberapa kata dituliskan dengan singkatan, seperti kata „terhadap‟ pada paragraf ketiga. Berdasarkan data peningkatan kemampuan siswa pada setiap aspek terebut, dapat disimpulkan bahwa aspek yang mengalami peningkatan tertinggi adalah aspek ejaan jika dilihat dari jumlah siswa yang mengalami peningkatan skor dari prasiklus hingga siklus 2. Pada prasiklus tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik, tetapi pada siklus 2 terdapat 2 siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik pada prasiklus hanya 1 orang dan pada siklus 2 sebanyak 13 siswa mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik pada prasiklus sebanyak 6 orang dan pada siklus 2 sebanyak 9 orang. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik pada prasiklus sebanyak 9 orang dan pada siklus 2 menurun menjadi 1 orang. Pada prasiklus, ada 9 orang siswa mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik dan pada siklus 2 tidak ada siswa yang masuk dalam kategori sangat kurang baik. Data seperti ini menunjukkan bahwa dalam setiap siklus yang dilakukan membawa dampak berupa perubahan terhadap kemampuan siswa pada aspek ejaan secara signifikan, namun tidak terlalu signifikan untuk aspek lainnya. Dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) mendukung kegiatan menulis karangan argumentasi siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pada aktivitas siswa yang terekam dalam data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
observasi, wawancara, dan dokumentasi aktivitas siswa serta dokumen pekerjaan siswa, teknik ini dirasa dapat memudahkan siswa untuk berkreasi hingga sampai pada kegiatan menulis karangan argumentasi. Selain itu, siswa dapat mudah untuk mendapatkan inspirasi ide-ide tulisan, lebih berani, dan termotivasi untuk menulis, serta dapat membantu siswa untuk berpikir secara sistematis. Menurut teori yang disampaikan DePorter (2009:24), teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini mempunyai kelebihan membantu siswa dalam melatih kemampuan menulis, membebaskan penulis dari sugesti bahwa menulis harus langsung jadi, memusatkan gagasan-gagasan penulis, dan mampu menuangkan gagasan yang ada dalam pikiran penulis. Berdasarkan analisis kuesioner yang berupa penilaian siswa terhadap aktivitas pembelajaran, kelebihan ini ternyata dirasakan oleh siswa yang menjadi subjek penelitian. Siswa mengaku senang dan tertarik mengikuti pembelajaran dengan teknik ini karena mereka dapat membuat kreasi tersendiri untuk membuat sebuah karangan. Tidak menutup kemungkinan bahwa teknik ini tidak seratus persen dirasa memudahkan seluruh siswa dalam menulis karangan argumentasi. Berdasarkan analisis hasil wawancara dengan guru mata pelajaran setelah siklus 2 dilakukan, teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini memang cocok diterapkan pada siswa-siswa yang mempunyai motivasi tinggi, mudah berkonsentrasi, dan mempunyai tipikal diam saat mengerjakan suatu tugas. Akan tetapi, teknik ini kurang cocok diterapkan kepada siswa yang selalu bergerak saat mengerjakan tugas, tidak menyukai hal-hal yang sunyi, dan tidak mempunyai motivasi dalam belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188
Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini mempunyai beberapa kekurangan, antara lain terlalu banyak tahapan yang dilakukan, banyak gagasan yang tidak sesuai dengan topik, perlu dilakukan revisi yang berulang-ulang, dan membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan tahapan demi tahapan. Berdasarkan data hasil observasi, kekurangan ini memang terjadi pada saat penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Siswa mengalami kekurangan waktu ketika langkah ketiga dan keempat dilakukan, yaitu ketika diminta mengarang dan mengadakan perbaikan karangan yang dibuat. Siswa terlalu fokus pada strategi peta pikiran yang ada di langkah 2, namun memang senyatanya siswa mengaku terbantu dengan adanya peta pikiran tersebut. Selama ini siswa merasa pembelajaran menulis dan membaca itu monoton. Beberapa siswa berpendapat bahwa dari teknik ini, langkah yang paling menyenangkan adalah pada saat mereka diminta membuat peta pikiran. Kekhasan dari teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini adalah siswa dapat menulis mulai dari awal topik muncul hingga terbentuknya karangan yang „hebat‟. Teknik ini menjadikan siswa tidak takut untuk menuliskan seluruh gagasannya karena ada tahap selanjutnya yang merupakan tahap perbaikan untuk apa yang telah siswa tuliskan. Teknik ini tidak menggunakan sarana prasarana yang berat dan sulit untuk didapatkan karena yang dibutuhkan hanyalah lembaran kertas kosong dan alat tulis secukupnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang telah disampaikan pada bab II (landasan teori). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) memang dapat efektif meningkatkan keberanian dan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi, meskipun hanya cocok dan berpengaruh pada siswa yang mempunyai tipikal belajar tertentu. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini juga dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasi siswa berkaitan dengan ideidenya terhadap sebuah topik. Bertambahnya motivasi, keberanian menulis, inspirasi, dan cara berpikir yang sistematis merupakan hasil dari penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Seperti pada penelitian terdahulu yang menjadi dasar penelitian ini bahwa akan terjadi perbedaan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa tanpa atau sebelum diterapkannya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa dengan atau setelah diterapkannya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat).
2.
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi berdasarkan Nilai Rata-rata Siswa Peningkatan hasil tes menulis karangan argumentasi untuk setiap aspek dapat pula
dilihat dari peningkatan jumlah nilai rata-rata siswa pada prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
100
70.88
Nilai
80 60
78.16
53.6
40
Nilai Rata-Rata Siswa
20 0 Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Tahap Penelitian
Grafik 4.13 Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa pada Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dari Prasiklus sampai Kondisi Akhir
Grafik tersebut menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata siswa pada prasiklus adalah 53,60. Setelah pelaksanaan siklus 1, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 70,88. Pada pelaksanaan siklus 2, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 78,16. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK dikatakan berhasil. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dapat memberikan dampak positif pada diri siswa. Penerapan teknik PAK dapat membuat proses pembelajaran lebih efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Peningkatan
Kemampuan
Menulis
Karangan
Argumentasi
191
Siswa
berdasarkan Ketuntasan Belajar Peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi juga dapat diketahui dari banyaknya siswa yang tuntas mendapat nilai di atas KKM (75). Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas No. Siklus Jumlah Siswa Tuntas Tidak Tuntas 1. Prasiklus 11 14 2. Siklus 1 18 7 3. Siklus 2 19 6
Data yang ada pada tabel tersebut dapat digambarkan dalam diagram lingkaran seperti yang akan ditampilkan berikut. Tujuan penyajian diagram lingkaran ini adalah untuk lebih memperjelas bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi dilihat dari jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas.
Pra Siklus 11 14
Jumlah Siswa Tuntas
Jumlah Siiswa Tidak Tuntas
Diagram 4.1 Persentase Ketuntasan Siswa pada Prasiklus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
Diagram ini menunjukkan bahwa pada prasiklus jumlah siswa yang tuntas pada pembelajaran menulis karangan argumentasi hanya 11 orang atau 44% dari keseluruhan subjek penelitian yang berjumlah 25 orang. Jumlah siswa yang tidak tuntas 14 orang atau 56% dari keseluruhan jumlah siswa. Siswa tidak tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencukupi KKM yang ditetapkan yaitu 65.
Siklus 1 Jumlah Siswa Tuntas
7 18
Jumlah Siswa Tidak Tuntas
Diagram 4.2 Persentase Ketuntasan Siswa pada Siklus 1 Diagram di atas menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Pada siklus 1 ini, jumlah siswa yang tuntas adalah 18 orang atau 72% dari keseluruhan subjek penelitian yang berjumlah 25 orang. Jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 7 orang atau 28% dari keseluruhan subjek penelitian yang berjumlah 25 orang. Jumlah siswa yang tuntas pada pelaksanaan siklus 1 telah melewati target ketuntasan minimal yang ditetapkan penulis untuk siklus 1, yaitu 65% siswa harus tuntas pada siklus 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
Siklus 2 Jumlah Siswa Tuntas
6 19
Jumlah Siswa Tidak Tuntas
Diagram 4.3 Persentase Ketuntasan Siswa pada Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan karena jumlah siswa tuntas pada siklus 1 belum mencapai target minimal ketuntasan yang ditetapkan untuk siklus 2, yaitu sebesar 75%. Untuk mencapai target tersebut, peneliti bersama guru melaksanakan siklus 2 sebagai perbaikan kedua. Berdasarkan diagram tersebut, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 orang atau 76% dari jumlah keseluruhan subjek penelitian. Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 orang atau 24% dari keseluruhan jumlah subjek penelitian. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi termasuk efektif karena dapat meningkatkan kemampuan siswa.
4.
Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan setelah peneliti melakukan uji normalitas dan uji-t
terhadap sampel yang diteliti. Hasil uji hipotesis selengkapnya akan diuraikan sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a.
194
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
beretribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data berasal dari distribusi normal peneliti menggunakan α = 0,05 dengan hipotesis sebagai berikut. Hi = data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ho = data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Dalam pengujian
hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima Hi
berdasarkan P-value adalah sebagai berikut. Hi ditolak apabila P-value < α Hi diterima apabila P-value ≥ α Pada program SPSS digunakan istilah significance yang disingkat sig. untuk P-value, dengan kata lain P-value sama dengan Sig. Peneliti melakukan analisis normalitas data dengan melakukan eksplorasi data dengan program SPSS. Berdasarkan hasil analisis normalitas data yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Prasiklus Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
prasiklus 25
53.60
18.762
Minimum Maximum 24
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test prasiklus N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
25 53.60 18.762 .113 .097 -.113 .564 .908
Berdasarkan tabel uji normalitas data prasiklus di atas, dapat diketahui bahwa P-value sebesar 0.908, sedangkan nilai α sebesar 0.05. P-value lebih besar daripada nilai α, maka Hi diterima. Jadi, data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Siklus 1 Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Siklus1 25
70.88
11.344
Minimum Maximum 48
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Siklus1 N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
25 70.88 11.344 .189 .141 -.189 .945 .333
Berdasarkan tabel uji normalitas data siklus 1 di atas, dapat diketahui bahwa P-value sebesar 0.333, sedangkan nilai α sebesar 0.05. P-value lebih besar daripada nilai α, maka Hi diterima. Jadi, kesimpulan yang dapat diambil dari uji normalitas tersebut yaitu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Siklus 2 Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Siklus2 25
78.16
10.999
Minimum Maximum 56
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Siklus2 N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
25 78.16 10.999 .182 .106 -.182 .911 .378
Berdasarkan tabel uji normalitas data siklus 2 di atas, dapat diketahui bahwa P-value sebesar 0.378, sedangkan nilai α sebesar 0.05. P-value lebih besar daripada nilai α, maka Hi diterima. Jadi, kesimpulan yang dapat ditarik dari uji normalitas di atas yaitu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Prasiklus dan Siklus 2 Descriptive Statistics
prasiklus siklus2
N
Mean
Std. Deviation
25 25
53.60 78.16
18.762 10.999
Minimum Maximum 24 56
90 96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
198
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
prasiklus
siklus2
25 53.60 18.762 .113 .097 -.113 .564 .908
25 78.16 10.999 .182 .106 -.182 .911 .378
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa P-value untuk prasiklus 0.908 dan Pvalue untuk data siklus 2 0.378. Dapat diketahui bahwa data prasiklus dan data siklus 2 memiliki nilai P-value lebih besar dari nilai α sebesar 0.05. Berdasarkan data tersebut Hi diterima dan H0 ditolak sehingga dikatakan data tersebut merupakan data yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji-t Uji hipotesis dilakukan untuk menghitung korelasi antara variabel X dan variabel Y dengan menggunakan rumus uju-t (t-test) pada taraf signifikansi 5 % (0,05). Hasil perhitungan statistik digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis statistik, sedangkan pengujian t-tes dalam tabel dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Apabila
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
t-hitung ≤ t-tabel, berarti dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh penerapan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, sedangkan apabila thitung ≥ t-tabel, berarti dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, artinya teknik PAK dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi. Berikut tabel hasil uji-t dengan program SPSS. Tabel 4.6 Uji-T Data Prasiklus dan Siklus 2 Paired Samples Statistics
Pair 1 prasiklus siklus2
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
53.60
25
18.762
3.752
78.16
25
10.999
2.200
Paired Samples Correlations Pair 1
prasiklus & siklus2
N
Correlation
Sig.
25
.874
.000
Paired Samples Test Paired Differences
Std. Std. Deviatio Error Mean n Mean Pai prasiklus r 1 siklus2 24.56 10.591 0
2.118
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
-28.932 -20.188 11.59 5
df
Sig. (2tailed)
24
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
Berdasarkan perhitungan SPSS di atas, diketahui nilai t-hitung sebesar -11.595 dan nilai t-tabel pada taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan 24 adalah sebesar 1.711. Nilai t-hitung lebih besar daripada nilai t-tabel, maka Hi diterima. Jadi, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013. Selanjutnya, disajikan perhitungan uji-t dengan rumus uji-t yang digunakan secara manual. t
Keterangan: D ∑D n
: perbedaan skor rata-rata kedua tes (X1-X2) : jumlah perbedaan skor kedua tes : jumlah subjek penelitian
Untuk membuktikan apakah penerapan teknik PAK berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, peneliti akan melakukan analisis terhadap hasil perhitungan dengan rumus uji-t sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 n=25
201
Tabel 4.7 Perbandingan Skor pada Prasiklus (X1) dan Siklus 2 (X2) Prasiklus (X1) Siklus 2 (X2) D D2 66 76 -10 100 24 56 -32 1024 68 88 -20 400 48 76 -28 784 28 64 -36 1296 42 76 -34 1156 62 84 -22 484 68 80 -12 144 56 76 -20 400 44 78 -34 1156 40 76 -36 1296 54 88 -34 1156 30 58 -28 784 24 68 -44 1936 90 96 -6 36 44 76 -32 1024 42 64 -22 484 70 88 -18 324 72 96 -24 576 90 94 -4 16 66 78 -12 144 46 78 -32 1024 64 90 -26 676 68 82 -14 196 34 68 -34 1156 ΣX1=1340 ΣX2=1954 ΣD=-614 ∑D2=17772
Diketahui: Hi : Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
202
H0 : Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) tidak dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013. t
t
t
t
t
11,5945408
Dari hasil perhitungan tersebut, diperoleh harga t-hitung sebesar -11,5945408. Selanjutnya, t-hitung dikonsultasikan dengan t-tabel pada taraf signifikan 5% dan Derajat Kebebasan = n-1 (Dk=25-1=24). Setelah t-hitung dikonsultasikan dengan ttabel, maka diperoleh harga t-tabel sebesar 1,711. Berdasarkan nilai tersebut diketahui bahwa harga t-hitung lebih besar daripada harga t-tabel, sehingga H0 ditolak dan Hi diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa menulis karangan argumentasi dalam pembelajaran menulis dengan teknik PAK lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
203
baik dibandingkan dengan kemampuan siswa menulis karangan argumentasi dalam pembelajaran menulis tanpa menggunakan teknik PAK.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada bagian ini diuraikan mengenai simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, pada bagian ini juga diuraikan saran dari peneliti. Saran yang diberikan oleh peneliti diharapkan dapat berguna bagi pembaca dan semua pihak yang bersangkutan. A. SIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti, penelitian ini menjawab bagaimana penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dan seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa setelah diterapkannya teknik ini. Penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, khususnya pada kompetensi dasar “menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf (karangan) argumentatif” ini dapat dilaksanakan sesuai dengan rancangan yang disusun dari hambatan-hambatan yang ditemukan pada setiap akhir siklus. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 berlangsung kurang maksimal karena beberapa siswa masih kurang konsentrasi, kurang paham dengan instruksi dari guru, dan masih kurang baik dalam mengelola waktu untuk mengerjakan tugas. Namun, banyak siswa yang mulai tertarik untuk mengikuti pembelajaran dengan segera
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
mengerjakan tugas yang telah diberikan. Pada siklus 2, kegiatan sudah dapat berjalan dengan lebih baik. Banyak siswa yang dapat dengan mudah mengerjakan tugas yang diberikan dan hanya ada beberapa siswa yang masih belum paham dengan instruksi dari guru. Sebagian besar siswa dapat mengikuti alur dari setiap langkah dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi memberikan dampak yang positif kepada siswa. Melalui teknik ini, siswa mudah mendapatkan inspirasi untuk gagasangagasan yang akan dituliskan dalam karangan argumentasi. Inspirasi ini akan dengan mudah muncul ketika siswa melakukan langkah atur pada teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat), yaitu seiring dengan siswa membubuhkan tandatanda pendukung yang bisa menambah imajinasi dalam pikiran siswa. Adanya strategi peta pikiran yang didukung oleh tanda-tanda pendukung (macam-macam garis, gambar, tulisan dengan warna yang berbeda) menjadi inspirasi bagi siswa untuk berpikir secara unik dan kreatif mengenai ide-ide atau fakta-fakta yang ada kaitannya dengan topik karangan. Selain itu, dengan adanya penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini, siswa dapat lebih berani dan termotivasi ketika diberi tugas menulis karangan argumentasi. Ketika langkah pertama, yaitu pusatkan pikiran, siswa dituntut untuk berani dan tidak ragu-ragu mencurahkan seluruh gagasan atau ide yang ada dalam pikirannya. Dengan adanya langkah atur, siswa tanpa sengaja akan termotivasi bahwa kegiatan menulis itu tidak harus langsung jadi, namun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
206
membutuhkan langkah-langkah yang panjang. Siswa tampak bersemangat ketika diminta membuat peta pikiran pada langkah kedua teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) akan dapat membantu siswa untuk berpikir secara sistematis. Apabila dulu siswa tidak dapat menulis karangan argumentasi dengan sistematika yang benar, sekarang siswa dapat membuat karangan dengan urutan yang benar mulai dari penulisan seluruh gagasannya, pengaturan gagasan, pembuatan kerangka karangan yang lengkap, dan pembuatan karangan sesuai dengan kaidah kebahasaan yang benar. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dapat menyebabkan terjadinya peningkatan hasil tes kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Tingginya peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa dapat dilihat melalui persentase selisih nilai rata-rata siswa pada prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Pada prasiklus, jumlah nilai rata-rata siswa adalah 50,60. Setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 70,88. Nilai rata-rata siswa kembali meningkat menjadi 78,16 pada siklus 2 karena adanya perbaikan rancangan pembelajaran dari hasil refleksi guru dan siswa setelah pelaksanaan siklus 1. Persentase selisih nilai rata-rata siswa dari prasiklus hingga siklus 1 sebesar 17,28%, sedangkan persentase selisih nilai ratarata siswa dari siklus 1 hingga siklus 2 sebesar 7,28%. Dari data tersebut, dapat disimpulkan tingginya peningkatan dari prasiklus hingga siklus 2 adalah sebesar 24,56%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Peningkatan
kemampuan
siswa
dalam
pembelajaran
menulis
207
karangan
argumentasi dapat dibuktikan pula dari hasil analisis data jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran. Data tersebut menunjukkan bahwa pada prasiklus hanya 11 siswa atau 44% siswa yang tuntas dari 25 siswa yang menjadi subjek penelitian. Pada siklus 1, terjadi peningkatan yaitu 18 siswa atau 72% siswa yang tuntas dalam pembelajaran, sedangkan pada siklus 2 siswa yang tuntas mengalami kenaikan lagi, yaitu 19 siswa atau 76%. Peningkatan terjadi mulai dari prasiklus hingga siklus 2. Pada siklus 2, terdapat 76% siswa yang tuntas. Apabila digolongkan menurut kriteria ketuntasan belajar siswa, peningkatan ini termasuk dalam kategori tinggi. Selain hal-hal di atas, efektivitas teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dapat pula dilihat dari uji hipotesis yang dilakukan oleh peneliti. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar 11.595 lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1.711. Hal ini berarti Ho ditolak dan Hi diterima, artinya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu tahun ajaran 2012/2013. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini menyajikan langkahlangkah kegiatan menulis yang sistematis dan membuka wawasan siswa dalam penyajian gagasan atau ide-ide kreatifnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
208
B. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mengajukan beberapa saran bagi empat pihak yang bersangkutan. Saran-saran ini ditujukan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia, guru-guru bidang studi lain, peneliti lain, dan calon guru bahasa Indonesia. Secara rinci, saran-saran itu akan diuraikan sebagai berikut. a. Bagi guru-guru bahasa Indonesia Pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada kompetensi dasar “menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf (karangan) argumentatif” sebaiknya dilaksanakan dengan menerapkan teknik yang lebih variatif karena siswa selalu merasa bosan ketika pembelajaran menulis. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dapat dijadikan sebagai alternatif teknik dalam
pembelajaran
menulis.
Teknik
ini
dapat
membantu
siswa
dalam
mengungkapkan, menyusun, dan mengorganisasikan pemikiran yang bersifat argumentatif. Hal ini telah terbukti dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti. b. Bagi guru-guru bidang studi lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi mengenai kemampuan siswa kelas XB dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai model penelitian tindakan kelas bagi para guru di SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi inspirasi serta motivasi bagi para guru-guru bidang studi lain untuk melakukan penelitian tindakan kelas sehingga permasalahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
209
yang siswa alami dalam pembelajaran dapat teratasi dan prestasi belajar siswa dapat terus ditingkatkan. Guru bidang studi lain dapat menggunakan berbagai macam teknik yang mendukung aktivitas pembelajaran yang disesuaikan dengan materi (bahan), kebutuhan siswa, kurikulum, dan menarik perhatian siswa. c. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Berkaitan dengan hal itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian
terhadap
tiga
keterampilan
berbahasa
lainnya,
yaitu
membaca,
mendangarkan, dan berbicara dengan menggunakan teknik atau metode pembelajaran lain yang kreatif dan inovatif. d. Bagi Calon guru bahasa Indonesia Calon guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam kegiatan menulis karangan. Alasannya, teknik ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mencurahkan gagasan ke dalam sebuah tulisan. Hal ini sudah terbukti dari hasil penelitian. Namun, calon guru harus memperhitungkan waktu dan kondisi siswa. Selain itu, bahan atau media yang diberikan kepada siswa haruslah menarik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi 4). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. DePorter, Bobbi. 2009. Quantum Writer: Menulis dengan Mudah, Tanpa Stres dan dengan Hasil Lebih Baik. Bandung: Kaifa. Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Offset. Hajon,
Maria Henderina. 2011. Perbedaan Kemampuan Menulis Tulisan Argumentasi Siswa Kelas XI IPA dan XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi S1. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.
http://tiaraizni.blogspot.com/2011/01/contoh-karangan-argumentasi.html. diakses pada 15 Desember 2012. pk 10:56 Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas). Jakarta: Grasindo. Mendikbud No. 0543a Th. 1987. 2007. Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta: Bumi Aksara. Muis, Saludin. 2012. Teknik Pembelajaran Mesin Cerdas. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. . 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
211
Nurhandayani, Erika. 2007. Keefektifan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Menulis Rangkuman Karangan Argumentasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Nanggulan, Kulon Progo. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD. Riduwan. Drs., M.B.A., 2008. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran “Berorientasi Standar Proses Pendidikan”. Jakarta: Kencana. Seran, Welly Hadi Nugroho. 2012. Peningkatan Kemampuan Menyimak untuk Menanggapi Isi Laporan dengan Menggunakan Metode Kooperatif Teknik Jigsaw Siswa Kelas VIII Semester I SMP Kanisius Sleman Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi S1. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD. Silberman, Mel. 2002. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani. Silvia, Dena. 2010. Teknik PAK! (Pusat, Atur, Karang, Hebat!) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bandung. Skripsi. Bandung: UPI. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistik untuk Pendidikan dan Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sutarno. 2008: Menulis yang Efektif. Jakarta: Sagung Seto. Suwandi, Sarwiji. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka FKIP UNS. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trihendradi, Cornelius. 2009. Step by Step SPSS 16. Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Andi Offset. Uno, Hamzah B. dan Satria Koni. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. . 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik). Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
212
Waridah, Ernawati. 2008. EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta Selatan: Kawan Pustaka. Widharyanto, B., dkk. 2003. Student Active Learning. Yogyakarta: Pusat Penelitian Pembelajaran Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo. Yasin, Wellius. 2007. Kemampuan Menulis Paragraf dalam Karangan Argumentasi Mahasiswa PBSID Angkatan 2004, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Zainurrahman. 2011. Menulis: dari Teori Hingga Praktik: Penawar Racun Plagiarisme. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester
: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu : Bahasa Indonesia : X/II
Standar Kompetensi : Menulis 12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato. Kompeten si Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelaja ran
12.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf (karangan) argumenta tif.
1. Pengertian karangan argumentasi
1. Siswa Kognitif Tes mendiskusi Produk tertulis kan - Mampu pengertian menulis karangan gagasan argumenta untuk si beserta mendu ciri dan kung suatu kerangka pendapat nya dalam berdasarkan bentuk contoh karangan paragraf argumenta argumenta si. si dalam Proses
2. Ciri-ciri karangan argumentasi 3. Struktur (kerangka) karangan argumentasi 4. Contoh karangan
Indikator Teknik Penilaian
Penilaian Bentuk Instrumen
Contoh instrumen
Alokasi Waktu
Lembar soal 1. Pahami 6 x 45 berisi topik menit perintah yang akan pengerjaan anda tugas. tulis! 2. Tuangkan semua ide dan katakata yang ada dalam pikiranmu tentang topik tersebut dalam
Sumber Belajar
1. Keraf, Gorys. 2010. Argumen tasi dan Narasi. Jakarta: Grame dia. 2. Tim Edukatif. 2007. Kompe ten Berbaha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
argumentasi
permainan yang telah berlang sung. 2. Siswa diberi sebuah topik karangan dan diberi gambaran umum mengenai topik tersebut. 3. Siswa menulis karangan argumenta si dengan langkah membuat strategi gugus, peta pikiran, karang, dan editing.
- Mampu menjelas kan pengertian karangan argumenta si. - Mampu mengiden tifikasi dan menyebut kan ciri karangan argumenta si. - Mampu mengiden tifikasi dan menjelas kan struktur atau kerangka karangan argumenta si.
kertas HVS ini! 3. Buatlah peta pikiran dari seluruh idemu ini! Beri garis Penghu bung yang memperje las keterkai tan tiap ide dan buatlah sekreatif mungkin! 4. Karanglah sebuah tulisan argumen tasi dengan bahasa yang ada dalam
215
sa Indone sia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlang ga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Afektif Karakter - Mampu menulis kan gagasan untuk mendu kung suatu pendapat dalam bentuk karangan argumenta si dengan cermat, teliti, mandiri, dan bertang gung jawab. Sosial - Mampu menerima kritik dan masukan dari orang lain.
pikiran mu! 5. Baca kembali tulisanmu dan perbaiki pengguna an ejaan dan sistemati ka penulisan nya!
216
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
- Mampu menghar gai karya tulis orang lain.
217
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
218
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I
Satuan Pendidikan : SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Kelas/Semester
: XB/II
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
A. Standar Kompetensi 12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato.
B. Kompetensi Dasar 12.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf (karangan) argumentatif.
C. Indikator Kognitif Produk - Mampu menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf (karangan) argumentasi. Proses - Mampu menjelaskan pengertian karangan argumentasi. - Mampu mengidentifikasi dan menyebutkan ciri karangan argumentasi. - Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur atau kerangka karangan argumentasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
219
Afektif Karakter - Mampu menuliskan gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf (karangan) argumentasi dengan cermat, teliti, mandiri, dan bertanggung jawab. Sosial - Mampu menerima kritik dan masukan dari orang lain. - Mampu menghargai karya tulis orang lain.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan mandiri, siswa mampu menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf (karangan) argumentasi dengan cermat dan teliti. 2. Melalui kegiatan tanya jawab, siswa mampu menjelaskan pengertian karangan argumentasi dengan lancar dan benar. 3. Melalui kegiatan tanya jawab, siswa mampu mengidentifikasi dan menyebutkan ciri serta struktur (kerangka) karangan argumentasi dengan tepat. 4. Melalui kegiatan menulis karangan argumentasi, siswa mampu menerima kritik dan masukan dari orang lain, serta mampu menghargai karya tulis orang lain.
E. Materi Pembelajaran 1. Pengertian karangan argumentasi 2. Ciri-ciri karangan argumentasi 3. Struktur (kerangka) karangan argumentasi 4. Contoh karangan argumentasi Materi pembelajaran secara lengkap ada pada lampiran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. Metode Pembelajaran Pendekatan
: komunikatif
Metode
: tanya jawab, permainan, pemberian tugas
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. 1.
2.
Kegiatan Kegiatan awal Apersepsi: a. Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkenaan dengan karangan argumentasi. Guru berusaha menggali pengalaman siswa, seperti ‘apakah siswa sudah pernah menulis karangan argumentasi, apa saja yang dituliskan, bagaimana perasaannya telah bisa menulis karangan argumentasi, dll’. b. Guru menginformasikan SK, KD, tujuan pembelajaran, materi, dan kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung. Kegiatan inti Eksplorasi: a. Guru mengingatkan siswa mengenai tugas pretes yang telah berlangsung. b. Dari tugas menulis karangan argumentasi tersebut, siswa diingatkan kembali apa yang telah mereka tulis dan kembangkan. Elaborasi: a. Siswa dibantu guru berusaha mendiskusikan mengenai
Metode Tanya jawab
Tanya jawab kelompok Tugas individu
Alokasi Waktu 15 menit
60 menit
220
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221
pengertian karangan argumentasi, ciri, kerangka karangan, dan contohcontohnya. b. Siswa secara individu diminta menuliskan sebuah paragraf dengan topik yang dibebaskan. c. Siswa secara acak (undian) diminta maju ke depan kelas dan membacakan paragrafnya.
3.
Konfirmasi: a. Guru memberikan penilaian secara menyeluruh dari paragraf-paragraf yang telah dituliskan siswa. b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan mengenai materi yang belum jelas. c. Guru menegaskan kembali materi mengenai karangan argumentasi yang telah dipelajari. Kegiatan akhir a. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya. b. Guru menginformasikan sekilas kegiatan di pertemuan selanjutnya dan meminta siswa membaca atau mendengarkan informasi yang sedang update. c. Siswa dibantu guru merefleksikan nilai-nilai yang dapat dipetik dari pembelajaran.
Tanya jawab
H. Sumber Belajar 1. Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
15 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
2. Tim Edukatif. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
I. Bahan dan Alat 1. Kertas HVS 2. Buku pegangan
J. Penagihan Hasil Belajar 1. Tagihan Individu: siswa menulis sebuah paragraf argumentasi dengan topik dibebaskan dan secara acak dibacakan di depan kelas. 2. Kelengkapan lembar kegiatan siswa (terlampir)
Yogyakarta, 25 Maret 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Dra. C. Sri Purwaningsih
Peneliti
Christiana Tri Jatuningsih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223
LAMPIRAN a. Materi 1. Pengertian karangan argumentasi Karangan adalah hasil kegiatan menulis yang berisi sekumpulan paragraf yang tersusun secara padu dan koheren. Karangan argumentasi adalah karangan yang berjenis argumentasi. Jenis karangan yang mengemukakan alasan, contoh, buktibukti yang kuat, dan meyakinkan sehingga orang akan membenarkan pendapat, sikap, gagasan, dan keyakinan penulis. Dasar karangan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis. Oleh karena itu, harus berdasarkan pada fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain 1. bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar, atau internet) 2. wawancara atau angket 3. penelitian atau pengamatan langsung melalui pengamatan
2. Ciri-ciri karangan argumentasi Ciri-ciri paragraf atau karangan argumentasi antara lain a. menjelaskan pendapat agar pembaca yakin akan kebenaran mengenai topik yang dibahas. b. memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar, grafik, dan lain-lain. c. menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian. d. penjelasan dalam paragraf argumentasi disampaikan secara logis. e. penutup berisi kesimpulan.
3. Struktur (kerangka) karangan argumentasi Struktur karangan argumentasi adalah a. Pendahuluan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
224
Bagian pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pembaca terhadap argumen yang akan disampaikan atau dikemukakan dalam tulisan tersebut. Bagian awal atau pendahuluan juga dapat berfungsi untuk mengarahkan pembaca ke masalah yang akan disampaikan dan memberi gambaran umum mengenai masalah yang akan disampaikan penulis. b. Tubuh karangan Bagian ini berisi pembuktian kebenaran pendapat yang dikemukakan penulis dan dihubungkan secara logis serta kritis dengan semua fakta yang ada. Dalam bagian ini, kekuatan argumen harus dimiliki oleh penulis agar dapat meyakinkan pembaca. Bagian tubuh karangan atau bagian isi merupakan penjelasan mengenai masalah dan bukti-bukti yang ada, sehingga gagasan dan bukti itu perlu disampaikan sedalam dan sekonkret mungkin. c. Kesimpulan dan ringkasan Bagian ini berisi kesimpulan seperti halnya ringkasan, diberikan penekanan pada bagian-bagian tertentu, dan memberikan prediksi berkaitan dengan karangan. Pada bagian kesimpulan, penulis harus bisa meyakinkan pembaca agar melakukan apa yang ditulisnya.
4. Contoh karangan argumentasi Berikut contoh karangan argumentasi Narkotika dalam Kekelaman Kapan pemberantasan penyalahgunaan narkotika dapat menunjukkan hasil yang memuaskan, rasanya masih sulit diperkirakan. Hampir semua negara di dunia merasa khawatir dengan penyalahgunaan narkotika yang semakin merajalela ke wilayah yang lebih luas. Kehancuran hari depan bangsa dapat terjadi bila masalah ini tidak ditangani dengan sunguh-sunguh. Narkotika merupakan istilah terjemahan dari narcotic atau narcoses. Menurut Kamus Bahasa Inggris tulisan W.Y.S Poerwodarminto, Cs, narkotika diartikan sebagai obat yang menidurkan atau obat bius. Bila digunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
225
semestinya, sesungguhnya narkotika mempunyai banyak manfaat, seperti yang tergolong narkotika Amphetamine. Dalam bidang kedokteran, narkotika dipakai sebagai obat penghilang rasa sakit pada waktu pembedahan (operasi) serta memperbaiki kestabilan tekanan darah waktu pembedahan berlangsung. bagian pendahuluan Di dunia ini terhitung banyak jenis narkotika. Yang termasuk dalam narkotika alamiah menurut undang-undang adalah opium/candu atau madat yang diperoleh dari getah tanaman, kokain yang berasal dari tanaman koka, dan ganja yang berasal dari tanaman ganja dari semua tanaman jenis Cannabis, termasuk biji dan buahnya. Bila tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, semua jenis narkotika itu akan membuat petaka. Baik catatan di buku-buku kriminalitas, berbagai surat kabar dan majalah, maupun dari informan yang dapat dipercaya, kesemuanya dapat menggambarkan bahwa akibat penyalahgunaan narkotika sangat menakutkan. Beberapa data yang dapat diketengahkan, antara lain yang dikemukakan oleh Prof. dr. G.T. Stewart dari Universitas Glasgow, Skotlandia. Beberapa pernyataan tersebut adalah 1. Narkotika mempunyai pengaruh buruk terhadap organ-organ tubuh yang ada dalam tubuh manusia, yaitu berupa kemunduran daya pikir, lemah ingatan, pelupa, menjadi dungu, dan memberi dampak besar untuk keturunannya. 2. Pengaruhnya terhadap sistem saraf, yaitu timbulnya halusinasi atau penghayatan semu. 3. Narkotika berpengaruh terhadap urat nadi dan jantung, pengotoran darah dalam pembuluh darah, meningkatkan kerja jantung, dan meningkatkan denyut jantung sebagai akibat penyempitan pembuluh darah. 4. Pengaruhnya terhadap alat-alat pencernaan terutama kerusakan fungsi hati sehingga data mengakibatkan korban menderita penyakit hati sebagai dampak pengotoran darah oleh narkotika.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
226
5. Seseorang yang semula bersusila, sopan santun, terhormat dalam masyarakat, dan melakukan ibadat menurut agamanya dengan kuat akan menjadi liar dan, ganas, merampok, bahkan membunuh apabila sudah melakukan penyalahgunaan narkotika dalam dosis yang berlebihan. bagian isi/tubuh karangan Dari
semua gambaran di
penyalahgunaan masyarakat.
narkotika
Peranan
atas,
dapat
benar-benar
terpenting
yang
telah
diambil
kesimpulan bahwa
mengganggu
diharapkan
dapat
ketentraman mencegah
penyalahgunaan narkotika justru dalam lingkungan keluarga. Upaya yang dapat dilakukan adalah rumah tangga harus dapat menciptakan situasi keakraban antara ayah, ibu, dan anak, orang tua harus selalu memberikan teladan yang baik, dan
menciptakan situasi hidup keagamaan dengan melakukan ibadah
sesuai dengan ketentuan. Demikianlah, secara ringkas telah diuraikan tentang penyalahgunaan narkotika. Dari tulisan di atas tergambar dengan jelas bahwa penyalahgunaan narkotika mempunyai akibat yang sangat fatal. Penanggulangan penyalahgunaan narkotika akan efektif bila dilakukan di tengah keluarga dan didukung oleh masyarakat. bagian penutup
Keterangan Bagian pendahuluan berisi tentang pengertian narkotika, manfaat dan bahaya narkotika. Bagian tersebut berperan menarik minat pembaca, mengarahkan pembaca, menjelaskan secara singkat ide pokok topik karangan, dan menjelaskan kapan dan bagaimana suatu hal diperbincangkan. Bagian isi atau tubuh karangan tersebut menjelaskan tentang jenis-jenis narkotika, pengaruh bagi pecandu narkotika, dan bahaya yang mengancam masyarakat. Bagian penutup berisi tentang usaha pencegahan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I
Satuan Pendidikan : SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Kelas/Semester
: XB/II
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
A. Standar Kompetensi 12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato.
B. Kompetensi Dasar 12.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf (karangan) argumentatif.
C. Indikator Kognitif Produk - Mampu menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk karangan argumentasi. Proses - Mampu menjelaskan pengertian, ciri, dan struktur (kerangka) karangan argumentasi. - Mampu menerapkan prinsip dan langkah pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
228
Afektif Karakter - Mampu menuliskan gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk karangan argumentasi dengan cermat, teliti, mandiri, dan bertanggung jawab. Sosial - Mampu menerima kritik dan masukan dari orang lain. - Mampu menghargai karya tulis orang lain.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan mandiri, siswa mampu menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk karangan argumentasi dengan cermat dan teliti. 2. Melalui kegiatan tanya jawab, siswa mampu menjelaskan pengertian, ciri, dan struktur (kerangka) karangan argumentasi. 3. Melalui kegiatan menulis karangan argumentasi, siswa mampu menerapkan prinsip dan langkah pembelajaran dengan menggunakan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 4. Melalui kegiatan menulis karangan argumentasi, siswa mampu menerima kritik dan masukan dari orang lain, serta mampu menghargai karya tulis orang lain.
E. Materi Pembelajaran 1. Pengertian karangan argumentasi 2. Ciri-ciri karangan argumentasi 3. Struktur (kerangka) karangan argumentasi Materi pembelajaran secara lengkap ada pada lampiran.
F. Metode Pembelajaran Pendekatan
: komunikatif
Metode
: penugasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teknik
229
: PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No. Kegiatan 1. Kegiatan awal Apersepsi: a. Siswa dan guru mereview materi pada pertemuan sebelumnya. b. Guru menginformasikan SK, KD, tujuan pembelajaran, materi, dan kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung. 2. Kegiatan inti Eksplorasi: a. Guru memberikan contoh sebuah karangan argumentasi dan sebuah gambar peta pikiran. Siswa diminta mencermati gambar tersebut. b. Guru membagikan satu bendel lembar kerja untuk masingmasing siswa. Satu bendel lembar kerja tersebut berisi empat langkah teknik PAK. Elaborasi: a. Siswa diberi tugas untuk menuliskan sebuah karangan argumentasi dengan topik dibebaskan. b. Siswa meletakkan kertas dalam posisi horizontal dan menuliskan topik utama dalam bentuk kata kunci atau kalimat di tengah. Beri lingkaran di sekitarnya. c. Siswa menuliskan semua ide terkait yang terpikirkan, sebar disekitar pikiran utama. Buatlah lingkaran di setiap
Metode Tanya jawab
Alokasi Waktu 10 menit
Penugasan
70 menit
Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
kata atau ide yang siswa tuliskan, dan gambar garis yang menghubungkan dengan pikiran utama. d. Siswa menuliskan ide kedua yang muncul akibat kata-kata sebelumnya dan kembali beri lingkaran. Kali ini buat garis yang menghubungkannya dengan kata pemicu. Ulangi ketiga langkah pertama ini sampai siswa kehabisan ide. e. Siswa menata semua ide yang telah dituliskannya dengan menggunakan strategi peta pikiran (memberi gambar untuk menunjukkan maknanya, menebalkan hurufhurufnya, dan memperjelas garis yang menghubungkan). f. Siswa membuat kerangka tulisan argumentasi berdasarkan ide yang sudah dituliskannya. g. Siswa mulai mengarang sebuah karangan yang dikembangkan dari kerangka yang ada tanpa terlalu memperhatikan bahasanya. h. Siswa mulai membaca ulang karangan yang dibuatnya dan mulai membenarkan dari sudut ejaan, gaya bahasa, dan sistematikanya. Konfirmasi: Siswa dibantu guru menyimpulkan isi pembelajaran. Kegiatan akhir Tanya jawab a. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya. b. Guru menginformasikan
10 menit
230
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
231
sekilas kegiatan di pertemuan selanjutnya. c. Siswa dan guru merefleksikan nilai-nilai yang dapat dipetik dari pembelajaran. H. Sumber Belajar 1. Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. 2. Tim Edukatif. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga I. Bahan dan Alat Kertas HVS J. Penagihan Hasil Belajar 1. Tagihan Individu: siswa menulis sebuah karangan argumentasi dengan topik dibebaskan namun prosedur penulisan dengan berdasarkan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 2. Teknik dan bentuk instrumen Teknik: tes tertulis Instrumen soal: Buatlah sebuah karangan argumentasi dengan topik bebas. Perhatikan penggunaan bahasa, ejaan, dan sistematika penulisan yang benar! 3. Kelengkapan lembar kegiatan siswa (terlampir)
Yogyakarta, 4 April 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Dra. C. Sri Purwaningsih
Christiana Tri Jatuningsih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
232
LAMPIRAN a. Materi 1. Pengertian karangan argumentasi Karangan adalah hasil kegiatan menulis yang berisi sekumpulan paragraf yang tersusun secara padu dan koheren. Karangan argumentasi adalah karangan yang berjenis argumentasi. Jenis karangan yang mengemukakan alasan, contoh, buktibukti yang kuat, dan meyakinkan sehingga orang akan membenarkan pendapat, sikap, gagasan, dan keyakinan penulis. Dasar karangan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis. Oleh karena itu, harus berdasarkan pada fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain 1.bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar, atau internet); 2.wawancara atau angket; 3.penelitian atau pengamatan langsung melalui pengamatan.
2. Ciri-ciri karangan argumentasi Ciri-ciri Pargaraf atau karangan argumentasi a. Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin mengenai topik yang dibahas. b. Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain. c. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian. d. Penjelasan dalam paragraf argumentasi disampaikan secara logis. e. Penutup berisi kesimpulan.
3. Struktur (kerangka) karangan argumentasi Struktur karangan argumentasi adalah a. Pendahuluan Bagian pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pembaca terhadap argumen yang akan disampaikan atau dikemukakan dalam tulisan tersebut. Bagian awal atau pendahuluan juga dapat berfungsi untuk mengarahkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
233
pembaca ke masalah yang akan disampaikan dan memberi gambaran umum mengenai masalah yang akan disampaikan penulis b. Tubuh karangan Bagian ini berisi pembuktian kebenaran pendapat yang dikemukakan penulis dan dihubungkan secara logis serta kritis dengan semua fakta yang ada. Dalam bagian ini, kekuatan argumen harus dimiliki oleh penulis agar dapat meyakinkan pembaca. Bagian tubuh karangan atau bagian isi merupakan penjelasan mengenai masalah dan bukti-bukti yang ada, sehingga gagasan dan bukti itu perlu disampaikan sedalam dan sekonkret mungkin. c. Kesimpulan dan ringkasan Bagian ini berisi kesimpulan seperti halnya ringkasan, diberikan penekanan pada bagian-bagian tertentu, dan memberikan prediksi berkaitan dengan karangan. Pada bagian kesimpulan, penulis harus bisa meyakinkan pembaca agar melakukan apa yang ditulisnya.
b. Pedoman dan Rubrik Penilaian Karangan Argumentasi No. 1.
Komponen Penilaian Isi karangan
Bobot
Skor
Kriteria Penilaian
10
5
Mampu menyebutkan fakta berkaitan dengan topik karangan (minimal 3 fakta), isi karangan sangat meyakinkan pembaca, isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud, antara judul dan isi karangan jelas atau sesuai.
4
Hanya mampu menyebutkan 2 fakta yang berkaitan dengan topik karangan, isi karangan sangat meyakinkan pembaca, isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud, kurang adanya kesesuaian judul dan isi karangan. Hanya mampu menyebutkan 1 fakta yang berkaitan dengan topik karangan, isi karangan kurang dapat meyakinkan pembaca, isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud,
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
1
2.
Organisasi karangan
4
5
4
3
2
1
3.
Tata bahasa
2
5
234
tidak ada kesesuaian judul dan isi karangan. Hanya mampu menyebutkan satu fakta namun tidak berkaitan dengan topik karangan, isi karangan kurang dapat meyakinkan pembaca, isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud tetapi banyak dicampuri dengan jenis karangan lain, tidak ada kesesuaian judul dan isi karangan. Tidak menyebutkan fakta, isi karangan tidak meyakinkan, tidak sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud, tidak ada kesesuaian judul dan isi karangan.
Struktur karangan benar (pendahuluan, isi, penutup), antarparagraf mempunyai hubungan yang koheren, satu paragraf terdiri dari satu gagasan utama, satu paragraf terdiri minimal dari tiga kalimat. Struktur karangan benar (pendahuluan, isi, penutup), antarparagraf mempunyai hubungan yang koheren, satu paragraf ada yang terdiri dari dua sampai tiga gagasan utama, satu paragraf ada yang hanya terdiri dari dua atau satu kalimat. Struktur karangan (pendahuluan, isi, penutup) kurang tepat dan kurang berurutan, antarparagraf mempunyai hubungan yang cukup koheren, satu paragraf ada yang terdri dari dua sampai tiga gagasan utama, satu paragraf terdiri minimal dari tiga kalimat. Struktur karangan (pendahuluan, isi, penutup) kurang berurutan, antarparagraf kurang mempunyai hubungan yang koheren, satu paragraf ada yang terdiri dari dua sampai tiga gagasan, satu paragraf terdiri kurang dari tiga kalimat. Struktur karangan (pendahuluan, isi, penutup) tidak tepat dan tidak terlihat sama sekali, antarparagraf tidak koheren, satu paragraf terdiri lebih dari satu gagasan utama dan hanya terdiri dari satu kalimat yang ambigu. Struktur kalimat sekurang-kurangnya terdiri dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4 3
2
1
4.
Diksi (pilihan 2 kata)
5 4 3 2 1
5.
Ejaan
2
5
4
3
2
1 Skor maksimal: 100
235
1 SP, antarkalimat koheren, bahasa yang digunakan baku. Struktur kalimat terdiri dari 1 SP, antarkalimat koheren, bahasa yang digunakan cukup baku. Struktur kalimat terdiri dari 1 SP, antarkalimat kurang koheren namun masih dapat dimengerti, bahasa yang digunakan lebih banyak kurang baku. Struktur kalimat kurang jelas dan berbelit-belit, antarkalimat kurang koheren, bahasa yang digunakan lebih banyak bercampur dengan bahasa tidak baku. Struktur kalimat kurang jelas dan menimbulkan makna ganda, tidak ada koherenitas antarkalimat, bahasa yang digunakan tidak baku. Pilihan kata tepat, lazim, rasional, dan denotatif. Pilihan kata tepat, tidak menimbulkan keraguan, dan rasional. Pilihan kata kurang tepat tetapi masih rasional dan denotatif. Pilihan kata tidak tepat, tidak lazim, kurang rasional, tetapi bersifat denotatif. Pilihan kata tidak tepat, tidak lazim, dan dapat menyinggung perasaan orang lain. Menguasai aturan penulisan (tanda baca, kata ulang, kata serapan, dan huruf kapital), hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan. Kurang menguasai aturan penulisan (tanda baca, kata ulang, kata serapan, dan huruf kapital), terdapat beberapa kesalahan ejaan. Kurang menguasai aturan penulisan (tanda baca, kata ulang, kata serapan, dan huruf kapital), terdapat banyak kesalahan ejaan. Banyak penggunaan tanda baca, penulisan huruf kapital, penulisan kata ulang dan kata serapan yang tidak tepat. Penggunaan tanda baca tidak tepat, banyak kesalahan, dan sulit dimengerti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
236
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus II
Satuan Pendidikan : SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Kelas/Semester
: XB/II
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
A. Standar Kompetensi 12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato.
B. Kompetensi Dasar 12.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf (karangan) argumentatif.
C. Indikator Kognitif Produk - Mampu menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk karangan argumentasi. Proses - Mampu menjelaskan pengertian, ciri, dan struktur (kerangka) karangan argumentasi. - Mampu menerapkan teknik dan langkah pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
237
Afektif Karakter - Mampu menuliskan gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk karangan argumentasi dengan cermat, teliti, mandiri, dan bertanggung jawab.
Sosial - Mampu menerima kritik dan masukan dari orang lain. - Mampu menghargai karya tulis orang lain.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan mandiri, siswa mampu menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk karangan argumentasi dengan cermat dan teliti. 2. Melalui tanya jawab, siswa mampu menjelaskan pengertian, ciri, dan struktur (kerangka) karangan argumentasi. 3. Melalui kegiatan menulis secara mandiri, siswa mampu menerapkan prinsip dan langkah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 4. Melalui kegiatan menulis karangan argumentasi, siswa mampu menerima kritik dan masukan dari orang lain, serta mampu menghargai karya tulis orang lain.
E. Materi Pembelajaran 1. Pengertian karangan argumentasi 2. Ciri-ciri karangan argumentasi 3. Struktur (kerangka) karangan argumentasi Materi pembelajaran secara lengkap ada pada lampiran.
F. Metode Pembelajaran Pendekatan
: komunikatif
Metode
: penugasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teknik
238
: PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No. Kegiatan 1. Kegiatan awal Apersepsi: a. Siswa dan guru mereview materi pada pertemuan sebelumnya. b. Guru menginformasikan SK, KD, tujuan pembelajaran, materi, dan kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung. 2. Kegiatan inti Eksplorasi: a. Guru mengingatkan kembali mengenai tugas pada pertemuan sebelumnya. b. Guru memberikan dua topik yang berbeda dan siswa diminta memikirkan hal apa yang berkaitan dengan topik tersebut. Elaborasi: a. Siswa diberi tugas untuk menuliskan sebuah karangan argumentasi dengan topik ‘Ekstrakurikuler dalam Pengembangan Kepribadian Siswa SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu’ dan ‘Pendidikan Seks untuk Siswa SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu’ (penentuan topik dilakukan oleh guru secara acak). b. Guru membagikan lembar kerja untuk masing-masing siswa sesuai dengan urutan langkah teknik PAK.
Metode Tanya jawab
Alokasi Waktu 10 menit
Penugasan
70 menit
Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Siswa meletakkan kertas dalam posisi horizontal dan menuliskan topik utama dalam bentuk kata kunci atau kalimat di tengah. Beri lingkaran di sekitarnya. d. Siswa menuliskan semua ide terkait yang terpikirkan, sebar disekitar pikiran utama. Buatlah lingkaran di setiap kata atau ide yang siswa tuliskan, dan gambar garis yang menghubungkan dengan pikiran utama. e. Siswa menuliskan ide kedua yang muncul akibat kata-kata sebelumnya dan kembali beri lingkaran, kali ini buat garis yang menghubungkannya dengan kata pemicu. Ulangi ketiga langkah pertama ini sampai siswa kehabisan ide. f. Siswa menata semua ide yang telah dituliskannya dengan menggunakan strategi peta pikiran (memberi gambar untuk menunjukkan maknanya, menebalkan huruf-hurufnya, dan memperjelas garis yang menghubungkan). g. Siswa membuat kerangka tulisan argumentasi berdasarkan ide yang sudah dituliskannya. h. Siswa mulai mengarang sebuah karangan yang dikembangkan dari kerangka yang ada tanpa terlalu memperhatikan bahasanya. i. Siswa mulai membaca ulang karangan yang dibuatnya dan mulai membenarkan dari sudut
239
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
ejaan, gaya bahasa, dan sistematikanya. Konfirmasi: Siswa dan guru menyimpulkan isi pembelajaran. Kegiatan akhir a. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya. b. Siswa dibantu guru merefleksikan nilai-nilai yang dapat dipetik dari pembelajaran.
Tanya jawab
240
11 menit
H. Sumber Belajar 1. Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. 2. Tim Edukatif. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
I. Bahan dan Alat Kertas HVS
J. Penagihan Hasil Belajar 1. Tagihan Individu : siswa menulis sebuah karangan argumentasi dengan topik ‘Ekstrakurikuler dalam Pengembangan Kepribadian Siswa SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu’ atau ‘Pendidikan Seks untuk Siswa SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu’, namun prosedur penulisan dengan berdasarkan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 2. Teknik dan bentuk instrumen Teknik : tes tertulis Instrumen soal : Buatlah sebuah karangan argumentasi dengan topik pilihanmu (‘Ekstrakurikuler dalam Pengembangan Kepribadian Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
241
SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu’ dan ‘Pendidikan Seks untuk Siswa SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu’). Perhatikan penggunaan bahasa, ejaan, dan sistematika penulisan yang benar! Jangan lupa, kerjakan sesuai dengan prosedur teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)! 3. Kelengkapan lembar kegiatan siswa (terlampir)
Yogyakarta, 22 April 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Dra. C. Sri Purwaningsih
Christiana Tri Jatuningsih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
242
LAMPIRAN a. Materi 1. Pengertian karangan argumentasi Karangan adalah hasil kegiatan menulis yang berisi sekumpulan paragraf yang tersusun secara padu dan koheren. Karangan argumentasi adalah karangan yang berjenis argumentasi. Jenis karangan yang mengemukakan alasan, contoh, buktibukti yang kuat, dan meyakinkan sehingga orang akan membenarkan pendapat, sikap, gagasan, dan keyakinan penulis. Dasar karangan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis. Oleh karena itu, harus berdasarkan pada fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain 1.bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar, atau internet); 2.wawancara atau angket; 3.penelitian atau pengamatan langsung melalui pengamatan.
2. Ciri-ciri karangan argumentasi Ciri-ciri Pargaraf atau karangan argumentasi a. Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin mengenai topik yang dibahas. b. Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain. c. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian. d. Penjelasan dalam paragraf argumentasi disampaikan secara logis. e. Penutup berisi kesimpulan.
3. Struktur (kerangka) karangan argumentasi Struktur karangan argumentasi adalah a. Pendahuluan Bagian pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pembaca terhadap argumen yang akan disampaikan atau dikemukakan dalam tulisan tersebut. Bagian awal atau pendahuluan juga dapat berfungsi untuk mengarahkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
243
pembaca ke masalah yang akan disampaikan dan memberi gambaran umum mengenai masalah yang akan disampaikan penulis b. Tubuh karangan Bagian ini berisi pembuktian kebenaran pendapat yang dikemukakan penulis dan dihubungkan secara logis serta kritis dengan semua fakta yang ada. Dalam bagian ini, kekuatan argumen harus dimiliki oleh penulis agar dapat meyakinkan pembaca. Bagian tubuh karangan atau bagian isi merupakan penjelasan mengenai masalah dan bukti-bukti yang ada, sehingga gagasan dan bukti itu perlu disampaikan sedalam dan sekonkret mungkin. c. Kesimpulan dan ringkasan Bagian ini berisi kesimpulan seperti halnya ringkasan, diberikan penekanan pada bagian-bagian tertentu, dan memberikan prediksi berkaitan dengan karangan. Pada bagian kesimpulan, penulis harus bisa meyakinkan pembaca agar melakukan apa yang ditulisnya.
b. Pedoman Penilaian Karangan Argumentasi
No. 1.
Komponen Penilaian Isi karangan
Bobot
Skor
Kriteria Penilaian
10
5
Mampu menyebutkan fakta berkaitan dengan topik karangan (minimal 3 fakta), isi karangan sangat meyakinkan pembaca, isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud, antara judul dan isi karangan jelas atau sesuai.
4
Hanya mampu menyebutkan 2 fakta yang berkaitan dengan topik karangan, isi karangan sangat meyakinkan pembaca, isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud, kurang adanya kesesuaian judul dan isi karangan. Hanya mampu menyebutkan 1 fakta yang berkaitan dengan topik karangan, isi karangan kurang dapat meyakinkan pembaca, isi karangan sesuai dengan
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
1
2.
Organisasi karangan
4
5
4
3
2
1
3.
Tata bahasa
2
5
244
jenis karangan yang dimaksud, tidak ada kesesuaian judul dan isi karangan. Hanya mampu menyebutkan satu fakta namun tidak berkaitan dengan topik karangan, isi karangan kurang dapat meyakinkan pembaca, isi karangan sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud tetapi banyak dicampuri dengan jenis karangan lain, tidak ada kesesuaian judul dan isi karangan. Tidak menyebutkan fakta, isi karangan tidak meyakinkan, tidak sesuai dengan jenis karangan yang dimaksud, tidak ada kesesuaian judul dan isi karangan.
Struktur karangan benar (pendahuluan, isi, penutup), antarparagraf mempunyai hubungan yang koheren, satu paragraf terdiri dari satu gagasan utama, satu paragraf terdiri minimal dari tiga kalimat. Struktur karangan benar (pendahuluan, isi, penutup), antarparagraf mempunyai hubungan yang koheren, satu paragraf ada yang terdiri dari dua sampai tiga gagasan utama, satu paragraf ada yang hanya terdiri dari dua atau satu kalimat. Struktur karangan (pendahuluan, isi, penutup) kurang tepat dan kurang berurutan, antarparagraf mempunyai hubungan yang cukup koheren, satu paragraf ada yang terdri dari dua sampai tiga gagasan utama, satu paragraf terdiri minimal dari tiga kalimat. Struktur karangan (pendahuluan, isi, penutup) kurang berurutan, antarparagraf kurang mempunyai hubungan yang koheren, satu paragraf ada yang terdiri dari dua sampai tiga gagasan, satu paragraf terdiri kurang dari tiga kalimat. Struktur karangan (pendahuluan, isi, penutup) tidak tepat dan tidak terlihat sama sekali, antarparagraf tidak koheren, satu paragraf terdiri lebih dari satu gagasan utama dan hanya terdiri dari satu kalimat yang ambigu. Struktur kalimat sekurang-kurangnya terdiri dari 1 SP, antarkalimat koheren, bahasa yang digunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4 3
2
1
4.
Diksi (pilihan kata)
2
5 4 3 2 1
5.
Ejaan
2
5
4
3
2
1 Skor maksimal: 100
245
baku. Struktur kalimat terdiri dari 1 SP, antarkalimat koheren, bahasa yang digunakan cukup baku. Struktur kalimat terdiri dari 1 SP, antarkalimat kurang koheren namun masih dapat dimengerti, bahasa yang digunakan lebih banyak kurang baku. Struktur kalimat kurang jelas dan berbelit-belit, antarkalimat kurang koheren, bahasa yang digunakan lebih banyak bercampur dengan bahasa tidak baku. Struktur kalimat kurang jelas dan menimbulkan makna ganda, tidak ada koherenitas antarkalimat, bahasa yang digunakan tidak baku. Pilihan kata tepat, lazim, rasional, dan denotatif. Pilihan kata tepat, tidak menimbulkan keraguan, dan rasional. Pilihan kata kurang tepat tetapi masih rasional dan denotatif. Pilihan kata tidak tepat, tidak lazim, kurang rasional, tetapi bersifat denotatif. Pilihan kata tidak tepat, tidak lazim, dan dapat menyinggung perasaan orang lain. Menguasai aturan penulisan (tanda baca, kata ulang, kata serapan, dan huruf kapital), hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan. Kurang menguasai aturan penulisan (tanda baca, kata ulang, kata serapan, dan huruf kapital), terdapat beberapa kesalahan ejaan. Kurang menguasai aturan penulisan (tanda baca, kata ulang, kata serapan, dan huruf kapital), terdapat banyak kesalahan ejaan. Banyak penggunaan tanda baca, penulisan huruf kapital, penulisan kata ulang dan kata serapan yang tidak tepat. Penggunaan tanda baca tidak tepat, banyak kesalahan, dan sulit dimengerti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
246
LEMBAR KERJA SISWA (Siklus 1)
Nama : No.
:
Kelas :
Petunjuk Pengerjaan! A. Langkah Pertama 1. Pikirkan topik apa yang ingin kamu tuliskan! 2. Tuliskan topik utamamu di tengah kertas (boleh berupa kata, boleh berupa kalimat) dan beri lingkaran untuk memperjelasnya! 3. Ayo tuangkan ide apa saja yang ada dalam pikiranmu berkaitan dengan topik itu! Jangan pernah ragu dan jangan takut salah! 4. Buat lingkaran di setiap ide itu dan beri garis yang menghubungkan dengan topik utamamu! 5. Tuliskan kembali ide-ide yang berhubungan dengan ide-ide sebelumnya dan beri garis penghubung yang menjelaskan! 6. Pada langkah ini, kamu tidak perlu melihat kesesuaian yang mendalam antar tiaptiap ide yang sudah kamu tuliskan! B. Langkah Kedua 1. Lihat kembali pekerjaan pertama yang telah kamu lakukan! 2. Aturlah tiap ide yang telah kamu tuliskan dan hubungkan dengan strategi peta pikiran!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
247
3. Lingkari kembali ide utamamu dengan lebih tebal dan atur kembali garis yang menghubungkan dengan ide-ide pendukung! 4. Buanglah ide-ide yang sekiranya tidak berhubungan dan tidak penting! 5. Kamu bisa memberi gambar untuk lebih menonjolkan makna dari setiap ide tersebut! 6. Buatlah semua ide, garis, dan gambar tersebut menjadi sebuah kerangka karangan yang berhubungan! 7. Setelah gambar peta pikiran selesai, buatlah sebuah kerangka karangan! C. Langkah Ketiga 1. Mulailah mengembangkan kerangka karangan yang telah kamu buat! 2. Dalam mengarang, gunakan bahasa-bahasa yang sederhana, alami, dan aktif! D. Langkah Keempat 1. Bacalah kembali karanganmu! 2. Lihat kesalahan yang ada secara saksama, 3. Perbaikilah menjadi sebuah karangan yang indah dan sesuai dengan kaidah kebahasaan!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lembar kerja untuk langkah pertama. Kerjakan dengan posisi kertas horizontal!
248
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lembar kerja untuk langkah kedua. Kerjakan dengan posisi kertas horizontal!
249
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
250
Lembar kerja untuk langkah kedua. Kerjakan dengan posisi kertas vertikal!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
251
Lembar kerja untuk langkah ketiga dan keempat. Kerjakan dengan posisi kertas vertikal!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
252
LEMBAR KERJA SISWA (Siklus 2)
Nama : No.
:
Kelas
:
Petunjuk! A. Langkah Pertama 1. Pikirkan mengenai topik yang telah ditentukan oleh gurumu. 2. Letakkan kertas dalam posisi horizontal. 3. Tuliskan topikmu di tengah kertas dan beri lingkaran atau bentuk lain untuk memperjelasnya. 4. Ayo tuangkan ide apa saja yang muncul dalam pikiranmu berkaitan dengan topik itu. Jangan pernah takut salah dan jangan ragu. Penting tidaknya ide yang kamu pikir dan tuliskan itu urusan kedua. 5. Buat lingkaran atau bentuk lain di setiap ide yang kamu tuliskan dan berilah garis yang menghubungkan dengan topik utamamu. 6. Tuliskan kembali ide-ide yang berhubungan dengan ide-ide sebelumnya dan beri garis penghubung yang menjelaskan. 7. Pada langkah ini, kamu tidak perlu melihat kesesuaian yang mendalam antar tiap-tiap ide yang sudah kamu tuliskan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lembar kerja untuk langkah pertama. Jangan lupa lihat petunjuknya
253
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
254
Nama : No.
:
Kelas
:
Petunjuk! B. Langkah Kedua 1. Letakkan kertas dalam posisi horizontal. 2. Lihat kembali pekerjaan pertama yang telah kamu lakukan. 3. Aturlah tiap ide yang telah kamu tuliskan dan hubungkan dengan strategi peta pikiran. 4. Pada langkah kedua ini, kamu melakukan perbaikan dari tumpahan-tumpahan ide di langkah pertama. Caranya adalah tuliskan kembali topik utamamu dengan lebih tebal dan atur kembali garis yang menghubungkan dengan ideide pendukung. 5. Buanglah ide-ide yang sekiranya tidak penting dan tidak terlalu mendukung topik utamamu. 6. Kamu bisa memberi gambar untuk lebih menonjolkan makna dari setiap ide tersebut. Penggunaan pensil warna juga diperbolehkan dalam langkah ini. 7. Buatlah semua ide, garis, dan gambar tersebut menjadi sebuah kerangka karangan yang berhubungan. 8. Setelah gambar peta pikiran selesai, gunakan lembar berikutnya dan letakkan kertas dalam posisi vertikal. Buatlah sebuah kerangka karangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lembar kerja untuk langkah kedua. Jangan lupa lihat petunjuknya
255
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
256
Lembar kerja untuk langkah kedua. Jangan lupa lihat petunjuknya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
257
Nama : No.
:
Kelas
:
Petunjuk! C. Langkah Ketiga 1. Gunakan kertas folio bergaris pada langkah ini dan letakkan kertas dalam posisi vertikal. 2. Mulailah mengembangkan kerangka karangan yang telah kamu buat. 3. Dalam mengarang, gunakan bahasa-bahasa yang sederhana, alami, dan efektif. 4. Jangan pernah lupa mengenai struktur organisasi karangan argumentasi (pembuka, isi (tumpahan fakta minimal 3), penutup), jumlah kalimat dalam satu paragraf (minimal 3), jumlah paragraf dalam satu karangan (minimal 3 paragraf), ejaan (penggunaan tanda baca dan huruf), dan tata bahasa (pilihan kata).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama : No.
:
Kelas
:
Petunjuk! D. Langkah Keempat 1. Bacalah kembali karanganmu. 2. Lihat kesalahan yang ada secara saksama. 3. Perbaikilah menjadi sebuah karangan yang indah dan berbobot.
258
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
259
(folio bergaris)
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
260
PEDOMAN DOKUMENTASI FOTO (Siklus 1 dan 2)
1. Foto diambil ketika guru menyampaikan materi pembelajaran mengenai karangan argumentasi. 2. Foto diambil ketika siswa melakukan langkah pertama dalam teknik PAK, yaitu Pusatkan Pikiran. 3. Foto diambil ketika siswa melakukan langkah kedua dalam teknik PAK, yaitu Atur. 4. Foto diambil ketika siswa melakukan langkah ketiga dan keempat dalam teknik PAK, yaitu Karang dan Hebat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
261
PEDOMAN WAWANCARA GURU (Prasiklus) Hari/tanggal
:
Nama Guru
:
1.
Bagaimana aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
2.
Apakah guru menggunakan media, metode, dan teknik yang bervariasi dalam pembelajaran? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
3.
Bagaimana guru melihat tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
4.
Bagaimana penilaian atau evaluasi yang digunakan selama dan setelah akhir pembelajaran? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
5.
Apakah siswa dapat mencapai nilai KKM? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
262
Materi apa yang kadang menjadi kesulitan siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
7.
Bagaimana gambaran kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
8.
Bagaimana guru berusaha mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa selama ini? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
263
PEDOMAN WAWANCARA GURU (Siklus 1 dan 2) Hari/Tanggal : Nama Guru
1.
:
Bagaimana persiapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
2.
Apakah siswa terlihat mempunyai motivasi untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
3.
Apakah siswa terlihat mudah memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
4.
Apakah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini dirasa bisa mengatasi masalah yang selama ini terjadi? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
5.
Apakah materi dapat tersampaikan dengan baik melalui teknik yang diterapkan ini? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
6.
Bagaimana kondisi kelas ketika dilakukan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
264
PEDOMAN WAWANCARA SISWA (Siklus 1 dan 2) Hari/Tanggal : Nama Siswa :
1.
Apakah anda mengalami kesulitan saat diberi tugas menulis karangan argumentasi secara individu? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
2.
Apa yang selama ini membuat anda bosan mengikuti pelajaran bahasa Indonesia? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
3.
Apakah anda tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)? …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
4.
Apakah anda merasa kesulitan anda selama ini bisa teratasi? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
5.
Apakah anda masih merasa kesulitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
6.
Bagaimana kesan dan pesan anda berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini dan ke depannya? …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PEDOMAN PENGAMATAN (Siklus 1 dan 2)
1. Pengamatan Aktivitas Guru Instrumen Pengamatan untuk Guru Aktivitas Guru di Kelas secara Umum Sekolah : SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Kelas : XB Jam ke : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari/Tanggal : Pokok Bahasan : Menulis karangan argumentasi No Aspek yang dipengamatan Ya 1. Guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, media, dan kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. 2. Guru menyampaikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Guru melakukan kegiatan apersepsi tentang karangan argumentasi. 4. Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dengan berusaha tidak terlalu sering melihat catatan. 5. Guru berusaha mengaitkan materi pembelajaran dengan aspek kehidupan lain atau pengetahuan lain yang relevan. 6. Contoh yang diberikan untuk memperjelas pemahaman siswa aktual dan berkaitan dengan kehidupan nyata. 7. Guru menjelaskan langkah-langkah yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 8. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. 9. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.
Tidak
265
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 10.
11.
12. 13.
14. 15. 16. 17. 18.
Aspek yang dipengamatan Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dan memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) efektif untuk mengembangkan kompetensi siswa. Teknik yang dipilih dapat memudahkan siswa dalam mengerjakan tugasnya secara individu. Setiap langkah dalam teknik yang dipilih dapat terlaksana dengan baik dan melibatkan siswa secara maksimal. Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi. Guru menyampaikan seluruh isi pembelajaran dengan suara yang jelas. Guru melakukan refleksi dan rangkuman yang melibatkan siswa. Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
Ya
Tidak
266
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Pengamatan Situasi Siswa dan Kelas Instrumen Pengamatan Situasi Kelas Aktivitas Siswa dan Situasi di Kelas Sekolah Kelas Jam ke Mata Pelajaran Hari/Tanggal Pokok Bahasan No. 1.
2.
3. 4. 5.
: SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu : XB : : Bahasa Indonesia : : Menulis karangan argumentasi
Aspek yang dipengamatan Siswa memahami proses pelaksanaan pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Siswa memahami instruksi guru berkaitan dengan proses pembelajaran yang berlangsung. Siswa aktif menanggapi setiap pembahasan dalam pembelajaran. Tercipta suasana kelas yang serius dan santai. Tercipta hubungan yang harmonis antara guru dan siswa.
Ya
Tidak
267
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
268
PEDOMAN KUESIONER (Siklus 1 dan 2)
Lembar Penilaian Siswa terhadap Pembelajaran Sekolah : SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Kelas : XB Jam ke : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari/Tanggal : Pokok Bahasan : Menulis karangan argumentasi No Butir penilaian SS S N A. Penerapan teknik PAK dalam pembelajaran 1. Saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 2. Saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 3. Saya mengerti semua instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 4. Saya merasa bisa menulis karangan argumentasi dengan mudah dengan diterapkannya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). 5. Saya mampu menulis karangan argumentasi dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan dan sistematika penulisan karangan yang benar. B. Keterlibatan dalam aktivitas pembelajaran 1. Saya siap dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. 2. Saya memperhatikan penjelasan tentang materi pembelajaran dan prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat).
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 3.
Butir penilaian SS S TPP TS Saya aktif menanggapi suatu topik bahasan dan menanyakan hal-hal yang menurut saya kurang jelas. 4. Saya mencatat hal-hal pokok dari materi pembelajaran. 5. Saya mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi dengan baik. Kesan saya dari pembelajaran yang telah berlangsung adalah
Pesan saya untuk pembelajaran berikutnya adalah
Keterangan SS S N TS STS
: Saya sangat setuju dengan pernyataan ini. : Saya setuju dengan pernyataan ini. : Saya netral dengan pernyataan ini. : Saya tidak setuju dengan pernyataan ini. : Saya sangat tidak setuju dengan pernyataan ini.
269
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
270
CATATAN LAPANGAN (Siklus 1)
Hari/Tanggal : Senin, 25 Maret 2013
Pada pertemuan pertama siklus 1 ini, hal-hal yang dapat diamati selama proses pembelajaran adalah kegiatan siswa dan guru. Pengamatan dilakukan selama penelitian berlangsung dan difokuskan pada proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Pada pertemuan pertama, guru dan siswa mempelajari materi mengenai karangan argumentasi (pengertian, ciri, struktur karangan, dan contoh paragraf argumentasi). Sebelum
mengawali
pembelajaran,
guru
memeriksa
kesiapan
ruang,
alat
pembelajaran, media pembelajaran, dan kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Pertama kali, guru mengadakan kilas balik pengumpulan tugas pertemuan yang lalu, materi sebelumnya adalah mengenai puisi dan dalam kesempatan ini guru mengingatkan kepada siswa perihal pengumpulan tugas. Guru menyampaikan topik materi yang akan dipelajari pada pertemuan kali itu yaitu mengenai menulis karangan argumentasi. Kegiatan apersepsi berkaitan dengan karangan argumentasi yang dilakukan guru adalah dengan mengadakan tanya jawab. Guru mengingatkan mengenai tugas prasiklus (tes kemampuan awal) yang telah dikerjakan siswa. Pertanyaan yang dilontarkan guru adalah seputar topik yang dipilih siswa dan hal-hal terkait topik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
271
yang dituliskan dalam karangan tersebut. Beberapa siswa mengatakan bahwa mereka lupa dengan apa yang telah mereka tulis pada saat prasiklus beberapa waktu yang lalu. Pada kegiatan apersepsi ini, ada beberapa siswa yang masih sibuk dengan pekerjaannya sendiri, ramai, sehingga tidak memperhatikan apa yang guru sampaikan di depan kelas. Dari jawaban-jawaban siswa, guru berusaha menggiring siswa untuk dapat masuk ke dalam materi mengenai argumentasi dan kegiatan inti pembelajaran. Guru kembali melakukan diskusi berupa tanya jawab mengenai pengertian karangan argumentasi. Guru menghimpun jawaban-jawaban yang disampaikan siswa berkaitan dengan pengertian karangan argumentasi dan bersama-sama dengan siswa menyimpulkan sekaligus menegaskan pengertian karangan argumentasi dan kegunaan karangan argumentasi. Kegunaan karangan argumentasi yang disampaikan oleh guru dikaitkan dengan kenyataan yang ada di sekitar siswa. Ketika masuk ke dalam manfaat dan contoh karangan argumentasi, guru menggunakan media pembelajaran yaitu buku paket bahasa Indonesia untuk kelas X. Siswa diminta untuk membuka buku paket dan memahami sekilas salah satu bab mengenai menulis karangan argumentasi. Selama kegiatan tersebut, guru berkeliling kelas untuk mengecek apakah siswa aktif membuka buku paket dan membacanya atau tidak. Dalam pembahasan mengenai manfaat dan contoh karangan argumentasi, guru menunjuk salah satu siswa untuk membaca manfaat karangan argumentasi dan pada setiap akhir siswa membaca nyaring, guru memberikan penjelasan dan penegasan berkaitan dengan materi yang telah dibaca oleh siswa. Penyampaian materi bisa dikatakan secara suksesif, artinya satu per satu materi disajikan langsung secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
272
mendalam. Separuh awal pembelajaran yang berlangsung, sudah ditemukan ada seorang siswa yang mengantuk, padahal sebagian besar siswa aktif menanggapi isi pembelajaran dan aktif mencatat setiap penjelasan dari guru. Bagian inti dari apa yang guru jelaskan dituliskannya di papan tulis. Dalam pembelajaran ini, guru menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulis dengan baik, benar, dan jelas. Penjelasan mengenai ciri karangan argumentasi dikaitkan dengan adanya kejadian handphone salah satu siswa yang jatuh ke lantai, sehingga hal itu dapat lebih memperjelas penyampaian materi untuk siswa. Siswa kembali dituntut menemukan tujuan karangan argumentasi dengan cara guru menyampaikan contohcontoh paragraf argumentasi. Terkadang dalam penyampaian contoh karangan argumentasi, guru menyisipkan contoh-contoh yang bersifat santai dan jenaka, sehingga tercipta situasi kelas yang serius dan santai. Dari contoh yang disampaikan, guru mengulas satu per satu secara mendalam dan siswa menanggapi dengan serius dan antusias. Siswa dan guru juga membahas sebuah contoh paragraf yang bukan merupakan paragraf argumentasi, sehingga dari situ siswa dapat memahami perbedaan karangan argumentasi dengan jenis karangan lain. Siswa dan guru kembali mendiskusikan mengenai struktur karangan argumentasi, berapa jumlah fakta yang ideal, dan menegaskan apakah tulisan yang siswa tulis ketika prasiklus itu benar atau masih kurang benar. Dalam pembelajaran ini, posisi guru berpindah-pindah, guru berusaha menjalin interaksi yang harmonis dengan siswa, guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan secara acak dan bergilir sehingga tidak monoton. Hubungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
273
yang santai ketika kegiatan inti berlangsung tidak mengubah posisi guru sebagai pendidik yang harus tegas menegur ketika ada siswa yang melontarkan kata-kata tidak formal dan kurang sopan. Ketika diskusi materi sudah selesai, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya seputar materi pembelajaran dan ada seorang siswa yang menanyakan apakah dalam karangan argumentasi boleh apabila hanya memaparkan sisi positifnya saja tanpa memaparkan sisi negatifnya. Guru memberikan jawaban yang tegas dan dapat meyakinkan siswa. Mendekati akhir pelajaran, situasi kelas ramai, tetapi guru mampu menghadapi hambatan tersebut dengan meminta siswa menuliskan sebuah paragraf argumentasi dengan topik bebas. Di papan tulis, guru memberikan beberapa contoh judul karangan argumentasi. Siswa mulai tenang dan mengerjakan latihan tersebut. Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa, guru sempat berhenti dan duduk di bangku kosong di samping siswa untuk menunjukkan hubungan yang dekat dengan siswa. Beberapa siswa terlihat ramai ketika mengerjakan latihan menulis paragraf argumentasi. Ketika waktu untuk mengerjakan latihan telah selesai, siswa diminta maju ke depan kelas secara bergantian untuk membacakan hasil tulisannya dan siswa lain diminta memberikan tanggapan serta penilaian dari tulisan topikn yang membacakan di depan kelas. Memang tidak semua siswa mendapat kesempatan maju ke depan kelas membacakan pekerjaannya, namun ketika pembelajaran berakhir, guru melakukan kegiatan akhir pembelajaran dengan bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari seluruh rangkaian pembelajaran yang telah berlangsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
274
Secara keseluruhan, pada pertemuan pertama ini guru berhasil mengadakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dengan berusaha tidak terlalu sering melihat ke buku acuan. Guru telah menyampaikan rangkaian aktivitas pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan dan telah melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dan memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif dari siswa. Siswa yang mengikuti pembelajaran pada pertemuan pertama ini telah berhasil pula mengikuti pembelajaran dan keramaian siswa masih bisa diatasi dengan sikap tegas dari guru. Secara keseluruhan siswa antusias mengikuti pembelajaran ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
275
CATATAN LAPANGAN (Siklus 1)
Hari/Tanggal : Kamis, 4 April 2013
Bagian ini merupakan catatan lapangan siklus 1 pada pertemuan yang kedua. Pada pertemuan kedua, guru mulai menerapkan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam latihan menulis karangan argumentasi. Pada awal pembelajaran, guru memeriksa kesiapan siswa, ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru menyampaikan materi bahasan yang akan dipelajari dan mengadakan kegiatan apersepsi pada awal pembelajaran. Kegiatan apersepsi yang dilakukan guru adalah mereview kegiatan pada pertemuan sebelumnya dengan teknik tanya jawab. Kegiatan apersepsi diikuti oleh siswa dengan semangat dan antusias meskipun hanya berlangsung beberapa menit. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan kepada siswa bahwa pelajaran kali itu mereka akan berpraktik menulis karangan argumentasi dengan teknik baru yang menarik. Keempat langkah dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) disatukan dalam satu bendel lembar kerja yang diberikan kepada siswa. Dalam hal ini, tugas guru adalah sebagai fasilitator yang memberikan instruksi atau penjelasan berkaitan dengan langkah apa yang harus dikerjakan siswa. Pada langkah pertama, yaitu pusatkan pikiran, siswa masih terlihat kurang konsentrasi sehingga curahan gagasan yang dituliskan siswa dalam lembaran kertas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
276
kosong kurang maksimal. Beberapa siswa masih ramai dan seenaknya sendiri dalam membuat gagasan-gagasan awal. Pada langkah kedua, yaitu atur, siswa mengerjakan dengan strategi peta pikiran. Pada langkah ini beberapa siswa bertanya kepada guru karena merasa kurang jelas dengan instruksi yang disampaikan. Guru dengan sabar menjelaskan bahwa pada langkah kedua ini siswa diminta membuat peta pikiran. Beberapa siswa belum memahami apa yang dinamakan peta pikiran, sehingga guru menjelaskan bahwa mereka diminta menuliskan topik atau judul pada tengah kertas dan menuliskan ide-ide yang terkait dengan topik atau judul tersebut. Setelah penjelasan dari guru tersebut, beberapa siswa mulai paham dan ikut membantu menjelaskan pada topikn mereka yang belum paham. Pada langkah ketiga, sebagian besar siswa telah dengan mandiri dan konsentrasi membuat karangan argumentasi. Topik karangan pada siklus 1 ini adalah bebas, tetapi hal ini ternyata membuat siswa bingung karena siswa tidak tahu atau belum mempunyai gambaran topik-topik karangan pada umumnya. Guru berusaha memberikan motivasi kepada siswa ketika siswa mulai bermalas-malasan. Ketika berlangsungnya kegiatan ini, guru berkeliling kelas untuk mengecek, mendampingi, dan memberikan penjelasan secara personal kepada siswa yang belum memahami secara pasti langkah yang harus dikerjakannya. Terlihat beberapa siswa yang ramai dan kurang serius mengikuti aktivitas pembelajaran. Celetukan gurauan beberapa kali muncul selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga membuat konsentrasi siswa kadang terganggu dan memunculkan adanya kegaduhan di kelas. Kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
277
akhir diisi dengan bersama-sama menyimpulkan isi pembelajaran dan siswa diminta merefleksikan apa yang telah mereka dapatkan selama pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan, guru berhasil melaksanakan siklus 1 ini. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Melalui pembelajaran ini, teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yang dipilih dapat memudahkan siswa dalam mengerjakan tugasnya secara individu dan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini sebagian besar dirasa efektif untuk mengembangkan kompetensi siswa. Setiap langkah dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yang dipilih dapat terlaksana dengan baik dan melibatkan siswa secara maksimal. Bahasa lisan dan tulis yang guru gunakan selama aktivitas pembelajaran sudah baik, benar, dan jelas. Dalam pembelajaran ini, siswa memahami proses pelaksanaan pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat), namun siswa masih kurang bisa memahami instruksi guru berkaitan dengan proses pembelajaran yang berlangsung. Siswa aktif menanggapi setiap pembahasaan dalam pembelajaran, baik itu karena siswa tidak paham dengan teknik pembelajaran yang berlangsung maupun karena siswa memang aktif dan senang dengan pembelajaran yang berlangsung. Pada siklus 1 ini tercipta situasi kelas yang santai, serius, dan hubungan yang harmonis antara guru dan siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
278
CATATAN LAPANGAN (Siklus 2)
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013
Pada siklus 2 ini guru tidak lagi menjelaskan materi secara lengkap mengenai karangan argumentasi. Pengamatan dilakukan selama penelitian berlangsung dan difokuskan pada proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Pada siklus 2, peneliti dan guru telah mengadakan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus 1. Perbaikan yang dimaksud adalah pada siklus 2 ini topik karangan telah ditentukan oleh guru, sehingga menghindari adanya rasa bingung pada diri siswa akan topik yang hendak dituliskannya. Selain perbaikan pada topik, guru dan peneliti juga melakukan perbaikan pada pengerjaan setiap langkah dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Pada siklus 1, guru membagikan satu bendel lembar kerja siswa langkah 1,2,3, dan 4 secara serempak. Pada siklus 2 ini, guru membagikan lembar kerja siswa satu per satu sesuai dengan langkah yang harus dikerjakan, sehingga pengerjaan langkah pertama sampai langkah keempat dapat serempak dan dalam waktu yang dibatasi setiap langkahnya. Hal ini menghindari terjadinya kesalahan fokus siswa seperti pada saat siklus 1, yaitu waktu yang diberikan lebih banyak habis untuk mencurahkan gagasan dan membuat peta pikiran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
279
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru menyampaikan mengenai
tujuan
kegiatan
pembelajaran yang akan berlangsung. Pembelajaran diawali dengan adanya kegiatan apersepsi dari guru meskipun hanya sekilas, yaitu tanya jawab guna mereview materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa pada kegiatan apersepsi ini, guru bertanya kepada siswa dan siswa dengan aktif menanggapi setiap pertanyaan ataupun sampaian guru. Pertanyaan yang disampaikan guru berkaitan dengan pengertian karangan argumentasi, tujuan karangan argumentasi, dan struktur atau sistematika karangan argumentasi. Pada kegiatan apersepsi ini, tidak ada pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa, sehingga guru dapat langsung masuk ke kegiatan ini. Guru menunjukkan penguasaan materi dengan tidak melihat catatan dan guru juga masih berusaha mengaitkan materi pembelajaran dengan aspek kehidupan lain atau pengetahuan lain yang relevan. Keterkaitan antara karangan argumentasi dengan kehidupan sehari-hari yang relevan tersebut dijelaskan pada bagian tujuan karangan argumentasi. Pada bagian ini, guru memberikan gambaran bahwa dengan menulis kita bisa mendapatkan tambahan uang saku. Hal ini tentu membuat siswa banyak berkomentar, ada yang berkomentar terkait dengan ekspresi kagum, namun ada juga yang berkomentar mengenai hal lain. Setelah kegiatan apersepsi dilakukan, guru menjelaskan langkah-langkah yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan membagikan lembar kerja siswa. Beberapa siswa aktif menanyakan hal-hal yang belum jelas mengenai langkah dalam teknik PAK yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
280
akan mereka laksanakan. Guru menyampaikan perihal dua topik yang akan ditulis dan pembagian topik tersebut. Guru melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan dan waktu yang telah dialokasikan untuk pembelajaran siklus 2. Pelaksanaan pembelajaran yang bersifat kontekstual ini dibuat untuk memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif siswa. Setelah lembar kerja dan penjelasan dicukupkan, siswa mulai melakukan langkah pertama hingga langkah keempat sesuai dengan instruksi dari guru. Guru mengalokasikan waktu yang baik dalam pelaksanaan teknik PAK ini, sehingga terdapat perbedaan waktu antara langkah 1, 2, 3, dan 4. Ketika kegiatan inti sudah mulai, siswa dengan tenang mengerjakan tugasnya, meskipun ada beberapa siswa yang terlihat kebingungan dan mencoba bertanya kepada guru ataupun kepada temannya. Pertanyaan yang dilontarkan siswa masih seputar lengkah PAK, seperti apa perbedaan langkah 1 dan langkah 2, bagaimana sistematika penulisannya, apakah boleh menggunakan pensil, apa maksud topik itu, apakah judul harus berbeda dari topik. Pertanyaan tersebut dijawab guru secara personal, sehingga tidak mengganggu siswa lain yang sudah jelas dan tengah mengerjakan. Ketika waktu dicukupkan untuk mengerjakan langkah pertama dan akan dilanjutkan ke langkah berikutnya, siswa mulai ramai karena ada pekerjaan mereka yang belum selesai. Guru memberi sedikit waktu tambahan, berusaha memotivasi dan membantu siswa menyelesaikan tugasnya. Langkah demi langkah dilakukan siswa dengan serius dan pada kegiatan akhir dilakukan adanya penyimpulan secara bersama berkaitan dengan aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan. Secara keseluruhan, teknik PAK dinilai bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
281
mengembangkan kompetensi siswa dengan brainstorming dan memotivasi siswa bahwa kegiatan menulis karangan argumentasi itu mudah untuk dikerjakan. Setiap langkah dalam teknik yang dipilih ini dapat terlaksana dengan baik dan melibatkan siswa secara maksimal. Secara keseluruhan guru menyampaikan seluruh isi pembelajaran dengan suara yang jelas dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Siswa yang merupakan subjek penelitian ini mengikuti pembelajaran dengan lebih tenang dan berbeda dengan siklus 1. Pada siklus 2 ini siswa terlihat dapat lebih konsentrasi dan tenang memahami proses pembelajaran dengan teknik PAK. Sebagian besar siswa memahami instruksi guru berkaitan dengan proses pembelaran yang berlangsung. Sebaliknya, sebagian kecil siswa yang duduk di belakang pojok tetap sisbuk dengan urusannya sendiri, entah itu mengerjakan tugas lain atau mengganggu temannya. Siswa aktif menanggapi setiap pembahasaan pada pembelajaran. Pada siklus 2 ini, tercipta suasana kelas yang santai, serius, dan ada hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa. Hal ini terlihat dengan aktivitas guru yang berkeliling dan mengecek hasil kerja siswa. Waktu yang terbagi dengan baik turut serta melancarkan kegiatan pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini. Pada siklus 2 ini, waktu dapat lebih banyak difokuskan pada langkah karang dan hebat, meskipun terkadang ada siswa yang masih kembali memperbaiki apa yang telah dihasilkannya pada langkah pusatkan pikiran dan atur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
282
HASIL KUESIONER
Siklus
:1
Hari/Kelas
: Kamis, 4 April 2013
Kelas
: XB
No.
Pernyataan
A. Penerapan teknik PAK dalam pembelajaran 1. Saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 3. Saya mengerti semua instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 4. Saya merasa bisa menulis karangan argumentasi dengan mudah dengan diterapkannya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS)
Jumlah Siswa
Persentase
6 14 4 1 0
24% 56% 16% 4% -
2 21 1 1 0
8% 84% 4% 4% -
1 15 5 4 0
4% 60% 20% 16% -
3 16 3 3
12% 64% 12% 12%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e. Sangat Tidak Setuju (STS) Saya mampu menulis karangan argumentasi dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan dan sistematika penulisan karangan yang benar. a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) B. Keterlibatan dalam aktivitas pembelajaran 1. Saya siap dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Saya memperhatikan penjelasan tentang materi pembelajaran dan prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 3. Saya aktif menanggapi suatu topik bahasan dan menanyakan hal-hal yang menurut saya kurang jelas. a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 4. Saya mencatat hal-hal pokok dari materi pembelajaran. a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 5. Saya mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi dengan baik. a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N)
283
0
-
3 12 6 3 1
12% 48% 24% 12% 4%
11 10 3 0 1
44% 40% 12% 4%
6 15 3 1 0
24% 60% 12% 4% -
5 13 6 1 0
20% 52% 24% 4% -
4 15 4 1 1
16% 60% 16% 4% 4%
4 14 7
16% 56% 28%
5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS)
0 0
284
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
285
HASIL KUESIONER
Siklus
:2
Hari/Kelas
: Senin, 22 April 2013
Kelas
: XB
No.
Pernyataan
A. Penerapan teknik PAK dalam pembelajaran 1. Saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 3. Saya mengerti semua instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 4. Saya merasa bisa menulis karangan argumentasi dengan mudah dengan diterapkannya teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS)
Jumlah Siswa
Persentase
3 18 4 0 0
12% 72% 16% -
3 11 9 2 0
12% 44% 36% 8% -
1 14 6 4 0
4% 56% 24% 16% -
2 11 6 5
8% 44% 24% 20%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e. Sangat Tidak Setuju (STS) Saya mampu menulis karangan argumentasi dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan dan sistematika penulisan karangan yang benar. a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) B. Keterlibatan dalam aktivitas pembelajaran 1. Saya siap dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Saya memperhatikan penjelasan tentang materi pembelajaran dan prosedur pelaksanaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 3. Saya aktif menanggapi suatu topik bahasan dan menanyakan hal-hal yang menurut saya kurang jelas. a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 4. Saya mencatat hal-hal pokok dari materi pembelajaran. a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) 5. Saya mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi dengan baik. a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N)
286
1
4%
0 10 9 6 0
40% 36% 24% -
5 17 2 1 0
20% 68% 8% 4% -
5 13 7 0 0
20% 52% 28% -
2 10 11 2 0
8% 40% 44% 8% -
1 8 7 9 0
4% 32% 28% 36% -
2 16 6
8% 64% 24%
5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS)
1 0
287
4% -
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
288
HASIL REFLEKSI (Siklus 1)
Hari/Tanggal : Kamis, 4 April 2013
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus 1, secara umum, kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini cukup lancar. Dari hasil refleksi guru dan siswa secara langsung
pada akhir
pembelajaran dan berdasarkan hasil kuesioner tanggapan siswa, secara umum siswa merasa senang dan dapat lebih mudah menulis karangan argumentasi. Siswa terlihat senang dengan adanya teknik yang baru, yaitu teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Kreativitas siswa terbangun atas adanya strategi peta pikiran dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan siklus 1 ini adalah berkaitan dengan pembagian dan penjelasan lembar kerja siswa, serta penentuan topik karangan. Pada siklus pertama ini, lembar kerja diberikan dalam satu bendel, meliputi langkah pertama hingga langkah terakhir. Siswa kurang sistopiktis dalam pengerjaannya dan itu menjadikan siswa merasa bingung akan perbedaan setiap langkahnya. Topik karangan pada siklus 1 ini dibebaskan, sehingga ketika siswa mengerjakan tugas, sebagian besar habis untuk memikirkan topik apa yang hendak ditulis oleh siswa. Pada siklus 1 ini, beberapa siswa masih merasa bingung dan belum memahami langkah 1, yaitu pusatkan pikiran dan langkah 2, yaitu atur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
289
Dari hasil refleksi dan temuan-temuan tersebut, guru dan peneliti melakukan perbaikan rancangan pelaksanaan pembelajaran untuk siklus 2. Perbaikan yang akan dilaksanakan yaitu pada siklus 2, guru akan memberikan dua topik karangan yang akan dibagi sesuai dengan nomor urut siswa. Selain itu, pembagian lembar kerja siswa akan dilakukan secara bertahap dan waktu untuk mengerjakan setiap langkah dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) akan dibatasi dan ditentukan oleh guru. Alokasi waktu dalam setiap tahap pembelajaran akan diperhatikan dengan lebih baik oleh guru. Guru akan lebih menjelaskan setiap langkah yang ada dengan lebih baik dan memberikan instruksi dengan lebih jelas kepada seluruh siswa. Perbaikan ini diharapkan akan memberikan dampak yang baik bagi kegiatan pembelajaran pada siklus 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
290
HASIL REFLEKSI (Siklus 2)
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013
Pembelajaran pada siklus 2 merupakan upaya perbaikan dari pembelajaran yang telah berlangsung pada siklus 1. Pada siklus 2 ini, penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi berlangsung dengan lebih baik dibandingkan pembelajaran pada siklus 1. Pada siklus 2 ini, siswa dapat lebih tenang dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. Hal ini disebabkan siswa telah lebih memahami mengenai langkah-langkah dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan mengenai karangan argumentasi. Beberapa siswa mengaku dapat lebih lancar mengerjakan tugas yang diberikan karena tugas pada siklus 2 ini merupakan pengulangan dari tugas pada siklus 1. Namun, bagi beberapa siswa yang lain, pembelajaran pada siklus 2 ini diikuti dengan rasa bosan karena untuk kedua kalinya mereka dikenai teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Rasa bosan ini menjadikan siswa bermalas-malasan mengerjakan tugas. Topik karangan pada siklus 2 ini ditentukan oleh guru, sehingga pada pelaksanaannya manajemen waktu dapat diatur dengan baik dan siswa tidak kehabisan waktu karena harus memikirkan topik apa yang akan ditulis. Pada siklus 2 ini, pembagian lembar kerja siswa juga dilakukan secara berahap sesuai dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
291
langkah-langkah pada teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Hal ini menjadikan beberapa siswa mengaku seperti mendapat ‘kejutan’ apa yang akan mereka dapatkan setelah langkah 1, langkah 2, dst. Hasil dari pembelajara pada siklus 2 ini sama dengan siklus 1, yaitu karangan argumentasi. Karangan argumentasi yang dihasilkan oleh siswa dinilai oleh peneliti sesuai dengan aspek penilaian yang telah ditentukan. Pada siklus 2 ini terdapat 19 siswa yang tuntas dan ini berarti terjadi peningkatan sebanyak 1 orang siswa dari siklus 1. Peningkatan ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu siswa sudah lebih memahami mengenai karangan argumentasi, siswa lebih memahami aturan penggunaan bahasa dan ejaan dalam bahasa Indonesia, siswa menuliskan karangan dengan topik yang telah ditentukan oleh guru, dan siswa suda lebih memahami langkah-langkah yang ada dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Peningkatan yang terjadi hanya sebanyak 1 orang karena beberapa siswa mengaku bosan diminta menulis karangan argumentasi. Penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yang dilakukan sebanyak dua kali juga membuat beberapa siswa merasa bosan. Secara umum pelaksanaan siklus 2 ini berlangsung dengan lancar, tertib, dan lebih baik. Namun, ini hanya untuk sebagian besar siswa karena sebagian kecil siswa masih ada yang kurang memahami dan ada yang merasa bosan. Dari hasil refleksi bersama dengan siswa yang diketahui dari kuesioner (penilaian), untuk topik yang dipilihkan, siswa mengaku merasa senang karena topik tersebut dekat dengan kehidupan mereka di sekolah dan mereka alami dengan sungguh-sungguh. Siswa menyukai teknik yang diterapkan oleh guru dan siswa memberikan saran agar pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
292
pembelajaran bahasa Indonesia selanjutnya dibuat dengan teknik-teknik lain yang keratif dan menyenangkan. Berdasarkan hasil kuesioner, siswa mengaku dapat lebih bisa mengungkapkan gagasannya dengan lebih sistopiktis karena adanya teknik PAK ini. Guru dan peneliti merasa lebih puas dari pelaksanaan siklus 2 ini. Meskipun peningkatan yang terjadi hanya minimal, 19 orang siswa telah mampu melewati batas KKM (75) dengan nilai yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan hasil pada prasiklus dan siklus 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
293
HASIL WAWANCARA SISWA (Siklus 1)
Hari/Tanggal : Sabtu, 13 April 2013
A. Hasil wawancara siswa dengan nilai tertinggi No. Responden : 20 Nilai 1.
: 90
Apakah anda mengalami kesulitan saat diberi tugas menulis karangan argumentasi secara individu? Jawaban: Ya. Kesulitan yang kecil , seperti ejaan dan tata bahasa.
2.
Apa yang selama ini membuat anda bosan mengikuti pelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Kalau bosan sih tidak pernah merasa.
3.
Apakah anda tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)? Jawaban: Ya, saya merasa tertarik dan senang dengan teknik yang diterapkan kemarin karena dengan teknik itu cara mengajar guru dapat berbeda dari biasanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
294
Apakah anda merasa kesulitan anda selama ini bisa teratasi? Jawaban: Ya, saya merasa kesulitan saya bisa teratasi.
5.
Apakah anda masih merasa kesulitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Untuk saat ini tidak ada kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
6.
Bagaimana kesan dan pesan anda berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini dan ke depannya? Jawaban: Kesannya senang dan tidak mengecewakan. Untuk pesannya, mungkin lain kali pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan teknik-teknik seperti ini.
B. Hasil wawancara siswa dengan nilai sedang No. Responden : 01 Nilai 1.
: 68
Apakah anda mengalami kesulitan saat diberi tugas menulis karangan argumentasi secara individu? Jawaban: Saya merasa selama ini tidak ada kesulitan.
2.
Apa yang selama ini membuat anda bosan mengikuti pelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Iya, selama ini saya bosan tetapi sekarang sudah tidak karena guru mengajar dengan cara yang berbeda yang lebih menyenangkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
295
Apakah anda tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)? Jawaban: Ya, saya merasa senang dan tertarik ikut pelajaran karena dengan teknik ini pembelajaran dapat lebih mudah untuk dipahami.
4.
Apakah anda merasa kesulitan anda selama ini bisa teratasi? Jawaban: Ya, mungkin bisa.
5.
Apakah anda masih merasa kesulitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Sudah tidak ada lagi kesulitan untuk saat ini.
6.
Bagaimana kesan dan pesan anda berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini dan ke depannya? Jawaban: Kesannya senang karena saya dapat belajar dengan cara yang menyenangkan. Pesannya mungkin kedepannya guru bisa mengganti teknik belajar yang biasabiasa saja dengan teknik yang lain yang menarik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
296
C. Hasil wawancara siswa dengan nilai terendah No. Responden : 13 Nilai 1.
: 52
Apakah anda mengalami kesulitan saat diberi tugas menulis karangan argumentasi secara individu? Jawaban: Iya, saya kurang bisa dalam hal menulis. Selain itu karena saya orangnya moody jadi sering sekali terjadi kesulitan.
2.
Apa yang selama ini membuat anda bosan mengikuti pelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Iya selama ini saya merasa bosan karena teknik pengajaran yang ceramah saja.
3.
Apakah anda tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)? Jawaban: Iya saya tertarik dan senang karena teknik ini berbeda dari biasanya.
4.
Apakah anda merasa kesulitan anda selama ini bisa teratasi? Jawaban: Iya, bisa.
5.
Apakah anda masih merasa kesulitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Saya kurang bisa memahami dan menyukai pembelajaran bahasa Indonesia karena tugas-tugas menulis lebih banyak diberikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
297
Bagaimana kesan dan pesan anda berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini dan ke depannya? Jawaban: Kesannya selama ini pembelajaran bahasa Indonesia membuat mengantuk dan lebih banyak diminta menulis. Pesan untuk kedepannya mungkin bisa dibuat dengan teknik yang berbeda. Pengajarannya bisa dilakukan di luar kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
298
HASIL WAWANCARA SISWA (Siklus 2)
Hari/Tanggal : Sabtu, 13 April 2013
A. Hasil wawancara siswa dengan nilai tertinggi No. Responden : 19 Nilai 1.
:96
Apakah anda mengalami kesulitan saat diberi tugas menulis karangan argumentasi secara individu? Jawaban: Tidak. Menurut saya menulis karangan argumentasi dapat dengan cukup mudah dikerjakan.
2.
Apa yang selama ini membuat anda bosan mengikuti pelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Saya tidak merasa bosan. Bahasa Indonesia menurut saya cukup menyenangkan dan saya suka dengan pelajaran ini.
3.
Apakah anda tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)? Jawaban: Ya, saya tertarik dan senang. Teknik ini dapat mempermudah menulis karangan argumentasi karena ada membuat peta pikiran juga, jadi lebih menyenangkan dan mudah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
299
Apakah anda merasa kesulitan anda selama ini bisa teratasi? Jawaban: Teknik PAK bisa mengatasi kesulitan dalam bahasa Indonesia, khususnya menulis.
5.
Apakah anda masih merasa kesulitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Tidak ada kesulitan lain.
6.
Bagaimana kesan dan pesan anda berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini dan ke depannya? Jawaban: Kesannya menyenangkan, hanya kadang memang sedikit rumit. Untuk pesannya lebih ditingkatkan lagi variasi tekniknya. Membuat pembelajaran yang menarik supaya bahasa Indonesia tidak dikatakan mata pelajaran yang membosankan dan membuat mengantuk.
B. Hasil wawancara siswa dengan nilai sedang No. Responden : 08 Nilai 1.
: 80
Apakah anda mengalami kesulitan saat diberi tugas menulis karangan argumentasi secara individu? Jawaban: Tidak, ya lumayan mudah lah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
300
Apa yang selama ini membuat anda bosan mengikuti pelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Saya merasa tidak terlalu bosan karena pelajaran bahasa Indonesia itu pelajaran yang mudah dan santai.
3.
Apakah anda tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)? Jawaban: Ya saya senang dan tertarik karena bisa membuat karangan dengan urutan yang jelas.
4.
Apakah anda merasa kesulitan anda selama ini bisa teratasi? Jawaban: Ya, bisa mengatasi.
5.
Apakah anda masih merasa kesulitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Sepertinya tidak ada kesulitan. Semuanya mudah.
6.
Bagaimana kesan dan pesan anda berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini dan ke depannya? Jawaban: Kesannya menyenangkan karena ada teknik-teknik yang mengajarkan kita untuk bekerjasama. Pesannya mungkin variasi tekniknya bisa ditambah lagi yang lebih menyenangkan. Di luar kelas mungkin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
301
C. Hasil wawancara siswa dengan nilai terendah No. Responden : 02 Nilai 1.
: 56
Apakah anda mengalami kesulitan saat diberi tugas menulis karangan argumentasi secara individu? Jawaban: Tidak.
2.
Apa yang selama ini membuat anda bosan mengikuti pelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Jujur saja iya. Karena setiap kali pelajaran bahasa Indonesia diminta menulis atau membaca terus.
3.
Apakah anda tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)? Jawaban: Ya, saya tertarik dan senang karena ada seperti permainan menggambarnya.
4.
Apakah anda merasa kesulitan anda selama ini bisa teratasi? Jawaban: Ya, menurut saya bisa.
5.
Apakah anda masih merasa kesulitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Sudah tidak ada kesulitan. Semuanya saya rasa mudah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
302
Bagaimana kesan dan pesan anda berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini dan ke depannya? Jawaban: Kesannya bahasa Indonesia itu terkadang menyenangkan tetapi terkadang juga membosankan. Pesannya kalau bisa pembelajarannya tidak monoton hanya membaca tetapi bisa diperbanyak permainannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
303
HASIL WAWANCARA GURU (Prasiklus) Hari/Tanggal : Rabu, 21 November 2012 Nama Guru
1.
: Dra. C. Sri Purwaningsih
Bagaimana aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X? Jawaban: Sejauh ini aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X lancar dan minim kesulitan. Materi dalam aktivitas pembelajaran berdasarkan pada kurikulum yang sudah ada.
2.
Apakah guru menggunakan media, metode, dan teknik yang bervariasi dalam pembelajaran? Jawaban: Ya, terkadang saya berusaha menggunakan media dan teknik yang menarik dalam pembelajaran. Namun itu masih terbatas, karena setiap penggunaan teknik, metode, dan media itu harus benar-benar disesuaikan dengan karakteristik siswa dan jenis materi pembelajaran.
3.
Bagaimana guru melihat tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung? Jawaban: Siswa cukup bersemangat ya mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Mereka akan lebih senang apabila guru menggunakan teknik yang menarik. contoh yang sederhana saja, ketika saya membawa mereka keluar kelas, misalnya ketika materi menulis karangan deskripsi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
304
Bagaimana penilaian atau evaluasi yang digunakan selama dan setelah akhir pembelajaran? Jawaban: Penilaian yang saya berikan tidak hanya dari aspek kognitif saja, tetapi juga dari psikomotorik dan afektif siswa. Itu sangat penting. Jadi selama pembelajaran berlangsung, secara tidak langsung saya memberikan penilaian kepada masingmasing siswa.
5.
Apakah siswa dapat mencapai nilai KKM? Jawaban: Ya, sejauh ini siswa dapat mencapai KKM. Mungkin hanya beberapa sub materi saja yang mereka kurang dapat mencapai KKM kemudian saya berikan semacam remidi atau perbaikan.
6.
Materi apa yang kadang menjadi kesulitan siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Kesulitan yang kerap dialami siswa adalah yang berhubungan dengan materi menulis karangan.
7.
Bagaimana gambaran kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Ketika pembelajaran berlangsung, mereka masih banyak memasukkan bahasa SMS, baik dalam lisan maupun tulisan. Kemampuan menulis mereka kurang, misalnya menulis karangan argumentasi, ini yang paling sulit. Dari karangan siswa, ejaan mereka sangat buruk dan mereka akan sangat kesulitan untuk menyampaikan ide mereka secara resmi. Mereka masih sangat kesulitan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
305
dapat menulis karangan yang bersifat semi ilmiah. Meskipun begitu, mereka selalu bertindak semaunya sendiri selama pembelajaran.
8.
Bagaimana guru berusaha mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa selama ini? Jawaban: Selama ini saya berusaha mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut dengan memberikan motivasi lebih kepada siswa, berusaha memberikan contoh-contoh yang bisa membantu siswa, dan membuat pembelajaran yang menyenangkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
306
HASIL WAWANCARA GURU (Siklus 1)
Hari/Tanggal : Sabtu, 13 April 2013 Nama Guru
1.
: Dra. C. Sri Purwaningsih
Bagaimana persiapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung? Jawaban: Mereka biasanya tidak ada persiapan. Apalagi kita tahu kalau siang hari itu membuat situasi kacau. Ketika pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siang hari mungkin hanya tiga per empat saja yang siang mengikuti pembelajaran itu.
2.
Apakah siswa terlihat mempunyai motivasi untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Iya, kemarin terlihat kurang ada motivasi dalam diri siswa. Mungkin untuk bisa menambah motivasi, pada awal pembelajaran diberikan penekanan mengenai tujuan menulis karangan argumentasi.
3.
Apakah siswa terlihat mudah memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar? Jawaban: Sebagian. Saya melihat sebagian besar siswa sudah bisa memahami materi yang diajarkan. Namun memang ada beberapa anak yang pada dasarnya dalam pembelajaran apa saja kurang bisa serius ya dimaklumi. Tapi kalau anak yang punya motivasi belajar ya bisa memahami dengan baik, sedangkan yang tidak punya motivasi ya tambah tidak tahu apa-apa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
307
Apakah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini dirasa bisa mengatasi masalah yang selama ini terjadi? Jawaban: Karena baru sedikit diterapkan dan belum terlalu mengena pada diri siswa ya belum bisa mengukur semuanya. Lagi pula anak dengan petunjuk itu kurang jelas maksudnya juga. Langkah pusatkan pikiran inilah yang masih sulit diterapkan pada anak. Mungkin teknik ini tepat sekali apabila diterapkan di kelas XII ketika materi menulis atau kalau tidak diterapkan di kelas X tetapi pada saat jam pagi hari karena ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Alternatif lain, mungkin kalau ini dilaksanakan di perpustakan bisa disisipkan siswa boleh mencari buku referensi. Jadi sebelumnya diberi tahu silakan mencari buku sebagai referensi.
5.
Apakah materi dapat tersampaikan dengan baik melalui teknik yang diterapkan ini? Jawaban: Untuk pertemuan yang kemarin itu kurang bisa tersampaikan ya. Disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi kelas yang ramai dan kurang konsentrasi di siang hari.
6.
Bagaimana kondisi kelas ketika dilakukan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)? Jawaban: Kondisi kelas kemarin terlihat kurang terkendali ya meskipun teknik PAK ini sudah bisa berjalan dengan cukup lancar. Nah, terutama yang duduk dibagian belakang itu kan yang hobinya membuat gaduh kelas. Untuk yang duduk di bangku depan memang dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
308
HASIL WAWANCARA GURU (Siklus 2)
Hari/Tanggal : Jumat, 3 Mei 2013 Nama Guru
1.
: Dra. C. Sri Purwaningsih
Bagaimana persiapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung? Jawaban: Persiapannya jelas lebih baik. Mereka sudah mengerti pembelajaran itu akan dibawa kemana. Perintah untuk setiap langkahnya juga sudah lebih jelas karena diberikan satu per satu. Kalau yang siklus pertama itu kan diberikan satu bendel sehingga siswa menjadi bingung kegunaan lembar kerja itu untuk apa.
2.
Apakah siswa terlihat mempunyai motivasi untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Kalau siklus yang pertama itu sama sekali belum ada, ya. Sementara yang kedua ini tergantung anaknya. Untuk siswa-siswa yang mempunyai motivasi belajar ya bisa lebih maju, sedangkan siswa yang tidak punya motivasi belajar ya akan merasa masa bodoh.
3.
Apakah siswa terlihat mudah memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar? Jawaban: Pada siklus yang kedua ini sebenarnya belum tampak jelas mengenai pemahaman anak. Tetapi saya rasa ya sudah cukup lah, anak lebih mudah memahami materi pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
309
Apakah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ini dirasa bisa mengatasi masalah yang selama ini terjadi? Jawaban: Untuk anak tertentu memang sudah tampak jelas bisa. Tetapi sekali lagi, ini tergantung anaknya. Yang tipe belajarnya diam ya akan bisa dengan mudah berkonsentrasi. Kalau tipe belajarnya ramai ya memang sangat sulit. Perempuan biasanya lebih mudah apabila diminta konsentrasi, kalau yang putra hanya beberapa saja yang konsentrasinya bisa diseriuskan.
5.
Apakah materi dapat tersampaikan dengan baik melalui teknik yang diterapkan ini? Jawaban: Ya bisa dikatakan dapat ya karena memang beberapa siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran ini.
6.
Bagaimana kondisi kelas ketika dilakukan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)? Jawaban: Kondisi kelas sudah lebih baik daripada siklus yang pertama. Hal ini disebabkan waktu pembelajaran di pagi hari dan situasinya juga menyenangkan. Anak juga sudah mengetahui bahwa mereka akan belajar materi menulis karangan argumentasi.
7.
Apakah ada perbedaan dan peningkatan yang baik yang terjadi pada siklus kedua ini? Jawaban: Ya, banyak peningkatan. Perbedaan ada pada kondisi kelas dan instruksi yang diberikan dengan lebih baik dan jelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
310
NILAI MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI (Prasiklus) No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
No. Induk
2556 2558 2559 2560 2561 2562 2563 2564 2565 2566 2567 2568 2570 2571 2572 2573 2574 2575 2576 2577 2579
Nama
Aspek Penilaian Isi Organisasi Tata Diksi Karangan Karangan Bahasa (Pilihan Kata) Agatha Sindi N. 4 x 10 3x4 2x2 2x2 Bima Andhika 1 x 10 1x4 2x2 2x2 Christine Debora 3 x 10 4x4 4x2 4x2 Clara Fista Murti 3 x 10 2x4 1x2 2x2 Daniel Cahya P. 1 x 10 2x4 2x2 2x2 Dedy Setya Atmaji 2 x 10 2x4 2x2 3x2 Felisitas Yeni Mei T. 3 x 10 3x4 3x2 3x2 Fresco Michael A.B. 4 x 10 4x4 2x2 2x2 Hilarius Delta P.A. 3 x 10 3x4 2x2 2x2 Hugo Christ P. 3 x 10 2x4 1x2 1x2 Imacullata Joshua Ria 2 x 10 2x4 3x2 2x2 Imanuel Martua 2 x 10 2x4 5x2 5x2 Leonardus Piter M. 1 x 10 2x4 2x2 3x2 Linda Indramanto 1 x 10 1x4 2x2 2x2 Margaretha Hari N. 5 x 10 5x4 3x2 4x2 Maria Dwi Hani U. 2 x 10 2x4 4x2 3x2 Melania Chintya K. 3 x 10 1x4 1x2 2x2 Monica Oktavia G.P. 4 x 10 4x4 3x2 3x2 Nimas Larasati F. 4 x 10 4x4 3x2 3x2 Oktavianus Bagas P. 5 x 10 5x4 4x2 4x2 Priskila Caroline I. 4 x 10 2x4 3x2 4x2
Total
Keterangan
66 24 68 48 28 42 62 68 56 44 40 54 30 24 90 44 42 70 72 90 66
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Ejaan
3x2 1x2 3x2 2x2 1x2 2x2 4x2 2x2 3x2 1x2 1x2 3x2 1x2 1x2 3x2 1x2 1x2 1x2 2x2 2x2 2x2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22. 23. 24. 25.
2581 2582 2583 2585
Septapina Wahyu A. Srimunti Stefanus Suseno A. Veronika Sartika D.
2 x 10 3 x 10 4 x 10 1 x 10
3x4 3x4 3x4 2x4
3x2 4x2 3x2 3x2
2x2 4x2 3x2 3x2
2x2 3x2 2x2 2x2
311
46 64 68 34
Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
312
NILAI MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI (Siklus 1) No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
No. Induk
2556 2558 2559 2560 2561 2562 2563 2564 2565 2566 2567 2568 2570 2571 2572 2573 2574 2575 2576 2577 2579
Nama
Aspek Penilaian Isi Organisasi Tata Diksi Karangan Karangan Bahasa (Pilihan Kata) Agatha Sindi N. 4 x 10 2x4 3x2 3x2 Bima Andhika 3 x 10 2x4 3x2 3x2 Christine Debora 5 x 10 4x4 3x2 3x2 Clara Fista Murti 4 x 10 3x4 3x2 3x2 Daniel Cahya P. 3 x 10 2x4 3x2 4x2 Dedy Setya Atmaji 4 x 10 3x4 3x2 3x2 Felisitas Yeni Mei T. 4 x 10 3x4 3x2 3x2 Fresco Michael A.B. 5 x 10 4x4 3x2 2x2 Hilarius Delta P.A. 4 x 10 4x4 3x2 3x2 Hugo Christ P. 4 x 10 3x4 3x2 4x2 Imacullata Joshua Ria 4 x 10 4x4 3x2 3x2 Imanuel Martua 4 x 10 3x4 3x2 3x2 Leonardus Piter M. 3 x 10 2x4 4x2 4x2 Linda Indramanto 3 x 10 2x4 2x2 3x2 Margaretha Hari N. 5 x 10 4x4 4x2 4x2 Maria Dwi Hani U. 4 x 10 3x4 3x2 3x2 Melania Chintya K. 3 x 10 2x4 2x2 2x2 Monica Oktavia G.P. 4 x 10 4x4 3x2 3x2 Nimas Larasati F. 4 x 10 4x4 4x2 4x2 Oktavianus Bagas P. 5 x 10 4x4 4x2 5x2 Priskila Caroline I. 4 x 10 2x4 3x2 4x2
Total
Keterangan
68 54 86 70 58 72 72 78 76 70 72 70 56 52 90 70 48 74 80 90 70
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Ejaan
4x2 2x2 4x2 3x2 3x2 4x2 4x2 1x2 4x2 2x2 2x2 3x2 1x2 2x2 4x2 3x2 1x2 3x2 4x2 3x2 4x2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22. 23. 24. 25.
2581 2582 2583 2585
Septapina Wahyu A. Srimunti Stefanus Suseno A. Veronika Sartika D.
4 x 10 5 x 10 4 x 10 4 x 10
3x4 5x4 2x4 3x4
3x2 3x2 3x2 3x2
3x2 4x2 4x2 2x2
3x2 3x2 4x2 2x2
313
70 90 70 66
Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
314
NILAI MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI (Siklus 2) No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
No. Induk
2556 2558 2559 2560 2561 2562 2563 2564 2565 2566 2567 2568 2570 2571 2572 2573 2574 2575 2576 2577 2579
Nama
Aspek Penilaian Isi Organisasi Tata Diksi Karangan Karangan Bahasa (Pilihan Kata) Agatha Sindi N. 4 x 10 4x4 3x2 3x2 Bima Andhika 3 x 10 3x4 2x2 3x2 Christine Debora 5 x 10 4x4 4x2 3x2 Clara Fista Murti 4 x 10 3x4 4x2 4x2 Daniel Cahya P. 3 x 10 4x4 3x2 3x2 Dedy Setya Atmaji 4 x 10 3x4 4x2 4x2 Felisitas Yeni Mei T. 5 x 10 4x4 3x2 3x2 Fresco Michael A.B. 4 x 10 4x4 4x2 4x2 Hilarius Delta P.A. 4 x 10 3x4 4x2 4x2 Hugo Christ P. 4 x 10 4x4 3x2 4x2 Imacullata Joshua Ria 4 x 10 4x4 3x2 4x2 Imanuel Martua 5 x 10 4x4 4x2 3x2 Leonardus Piter M. 3 x 10 3x4 2x2 3x2 Linda Indramanto 3 x 10 4x4 4x2 4x2 Margaretha Hari N. 5 x 10 5x4 4x2 4x2 Maria Dwi Hani U. 4 x 10 4x4 3x2 3x2 Melania Chintya K. 3 x 10 4x4 3x2 3x2 Monica Oktavia G.P. 5 x 10 4x4 3x2 4x2 Nimas Larasati F. 5 x 10 5x4 4x2 4x2 Oktavianus Bagas P. 5 x 10 5x4 4x2 4x2 Priskila Caroline I. 4 x 10 4x4 4x2 4x2
Total
Keterangan
76 56 88 76 64 76 84 80 76 78 76 88 58 68 96 76 64 88 96 94 78
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Ejaan
4x2 2x2 4x2 4x2 3x2 4x2 3x2 4x2 4x2 4x2 3x2 4x2 3x2 3x2 5x2 4x2 3x2 4x2 5x2 4x2 3x2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22. 23. 24. 25.
2581 2582 2583 2585
Septapina Wahyu A. Srimunti Stefanus Suseno A. Veronika Sartika D.
4 x 10 5 x 10 5 x 10 4 x 10
4x4 4x4 3x4 3x4
4x2 4x2 3x2 2x2
3x2 4x2 4x2 3x2
4x2 4x2 3x2 3x2
315
78 90 82 68
Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SURAT IJIN
316
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
317
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
318
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SURAT KETERANGAN
319
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL KERJA SISWA
320
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
321
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
322
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
323
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
324
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
325
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
326
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
327
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
328
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Christiana Tri Jatuningsih lahir di Sleman pada tanggal 17 Januari 1992. Pendidikan dasar ditempuh di SD Kanisius
Klepu, Sendang Mulyo, Minggir, Sleman,
Yogyakarta
tahun
1997–2003.
Pendidikan
menengah
ditempuh di SMP Pangudi Luhur Moyudan, Sleman, Yogyakarta pada tahun 2003–2006. Pada tahun 2006–2009 melanjutkan sekolah di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Seusai menempuh jenjang SMA, tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2009. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada Siswa Kelas XB Semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi ini disusun sebagai syarat yang harus ditempuh untuk mendapatkan gelar sarjana.