PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA SOCIAL COMPARISON TUBUH DAN KECENDERUNGAN KETIDAKPUASAN TUBUH PADA ANAK PEREMPUAN USIA 8 – 11 TAHUN
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Indah Nova Susanti 109114140
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Namaste.. “Skripsi ini untuk Indonesia”
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA SOCIAL COMPARISON TUBUH DAN KECENDERUNGAN KETIDAKPUASAN TUBUH PADA ANAK PEREMPUAN USIA 8 – 11 TAHUN Indah Nova Susanti ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara social comparison tubuh dan kecenderungan ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan usia 8-11 tahun. Subjek penelitian ini adalah 127 orang anak perempuan usia 8-11 tahun. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara social comparison tubuh dan kecenderungan ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan usia 8-11 tahun. Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling dalam penelitian ini. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan dua skala dalam model skala Likert, yaitu Skala Social Comparison dan Skala Ketidakpuasan Tubuh. Reliabilitas Skala Social Comparison adalah 0.865 dari 80 item dan reliabilitas Skala Ketidakpuasan Tubuh adalah 0.873 dari 50 item. Reliabilitas kedua skala diperoleh dengan menggunakan teknik Alpha – Cronbach dari program SPSS for mac versi 21.0. Uji Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji linearitas. Hasil Uji Asumsi menunjukkan bahwa data memiliki distribusi normal dan memiliki hubungan linear antara social comparison dan kecenderungan ketidakpuasan tubuh. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson product Moment dengan program SPSS for mac versi 21.0 dan diperoleh nilai koefisien korelasi 0.296 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.01). Hasil ini berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara social comparison tubuh dan kecenderungan ketidakpuasan tubuh.
Kata kunci : Social Comparison, Ketidakpuasan Tubuh, Anak Perempuan
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE CORRELATION BETWEEN BODY SOCIAL COMPARISON AND TEDENCY OF BODY DISSATISFACTION IN GIRLS AGE 8-11 YEARS OLD Indah Nova Susanti ABSTRACT This research aimed to find out the correlation between social comparison and tendency of body dissatisfaction in children age 8-11 years old. The subjects in this research consisted of 127 girls who has 8- 11 years old. The hypothesis in this research there was a positive correlation between body social comparison and tendency of body dissatisfaction in girls age 8-11 years old. In this research, researcher used purposive sampling technique. The data in this research were obtained by using two Likerts scales, Social Comparison Scale and Body Disstisfaction Scale. Reliability of the scale were obtained by using Alpha-Cronbach technique of SPSS program for mac versi 21.0. The assumption tests that used in this research were normality and linearity test. The results showed that the data had a normal distribution and had a linear relationship between social comparison and tendency of body dissatisfaction. The data in this research were analyzed by using the Pearson Product Moment technique of SPSS program for mac versi 21.0 and were obtained coefficient correlation was 0,296 with significance level 0.000 (p < 0.01). It meant that there was a positive and significant correlation between body social comparison and tendency of body dissatisfaction. Keywords : Social comparison, Body Dissatisfaction, Girls
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan limpahan berkat dan rahmat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi yang berjudul : “Hubungan Antara Social Comparison tubuh dan Kecenderungan Ketidakpuasan Tubuh Pada Anak Perempuan Usia 8 – 11 Tahun” dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini melalui proses yang begitu panjang dan tidak terlepas dari berbagai kendala. Meskipiun demikian, kekuatan doa, dukungan dan bantuan dari orang-orang sekitar, sehingga segala hambatan menjadi mudah dan bisa terlewati dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-sebarnya kepada : 1. Allah SWT yang selalu melindungi diriku dari berbagai kesengsaraan dan kesulitan didunia. Senantiasa meridhoi dan meberkati langkahku dan segala keputusanku. 2. Almamaterku, Fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih telah mengijinkan aku untuk mendapatkan pelajaran dari berbagai sudut kehidupan. 3. Yogyakarta yang memberikan kenangan dan pelajaran yang berharga. 4. Bapak Dr. T. Priyo Widyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan Dosen Akademik. Terima kasih untuk
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
motivasi dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi. 5. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing Skripsi. Terimakasih karena mau meluangkan banyak waktu untu dengan sabar membimbing dan memberikan arahan serta masukan kepada penulis sehingga, penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Ibu Dra. L. Pratidarmanastiti, MS dan ibu Sylvia Carolina MYM., M.Si selaku dosen penguji, terimakasih atas ilmu dan masukan yang saya terima, tidak hanya saat ujian berlangsung tetapi selama saya menimba ilmu di fakultas Psikologi. Ilmu dan pengalaman yang ibu berikan tidak akan pernah saya lupakan. 7. Ibu Monica Eviandaru M, M. App. Psych,. Yang telah memotivasi saya dan memberikan inspirasi bagi saya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, memperjuangkan anti diskriminasi dan membuat saya semangat untuk mempelajari psikologi sosial dan mengaplikasikannya dalam kehidupan saya. Ibuk adalah inspirasi buat saya. 8. Kedua orang tuaku, Mama dan Papa. Kalian adalah orang tua terbaik dan angerah
Tuhan
yang
paling
indah.
Semoga
saya
selalu
bisa
membahagiakan mama dan papa. Indah sayang Mama dan Papa. 9. Indra, adikku yang aku sayang. Terimakasih selalu memberikan semangat buat aku dan selalu menghiburku.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………..………………………………………………..i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………………....ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………….....v ABSTRAK………………………………………………………………………..vi ABSTRACT……………………………………………………………………...vii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……………….viii KATA PENGANTAR…………………………………………………………....ix DAFTAR ISI…………………………………………………………………......xii DAFTAR TABEL………………………………………………………….….....xv DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xvi DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………...xvii BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………...1 B. Rumusan Masalah………………………………………………………..10 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………..…….10 D. Manfaat Penelitian………………………………………………….........10 1. Manfaat Teoritis……………………………………………………...10 2. Manfaat Praktis………………………………………………………11 BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………12
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. Tahapan Perkembangan Anak…………………………………………...12 B. Ketidakpuasan Tubuh……………………………………………………20 1. Citra Tubuh………………………………………………………......20 2. Ketidakpuasan Bentuk Tubuh………………………………………..23 2.1 Ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan……………………..25 3. Aspek-Aspek Ketidakpuasan Bentuk Tubuh…………………….......29 4. Dampak Ketidakpuasan Tubuh………………………………………30 5. Faktor-Faktor Pembentuk Ketidakpuasan tubuh anak perempuan…..32 C. Social Comparison ………………………………………………………37 1. Social Comparison pada anak usia 8- 11 tahun……………………...38 2. Aspek-aspek dari Social Comparison………………………………..43 3. Dampak Social Comparison……………………………………….....47 D. Dinamika Hubungan antara Social Comparison Tubuh dan Kecenderungan Ketidakpuasan Tubuh Anak perempuan Usia 8- 11 tahun……………….49 E. Hipotesis Penelitian………………………………………………………55 F. Kerangka Berfikir……………………………………………………......56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………...…...57 A. Jenis Penelitian…………………………………………………………...57 B. Identifikasi Variable Penelitian…………………………………………..57 C. Definisi Operasional……………………………………………………..57 1. Social Comparison Tubuh…………………………………………...57 2. Ketidakpuasan Tubuh………………………………………………..58 D. Subjek Penelitian…………………………………………………………58
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data…………………………………….59 1. Skala Social Comparison…………………………………………….59 2. Skala Ketidakpuasan tubuh…………………………………………..62 F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas……………………………………..64 1. Validitas……………………………………………………………...64 2. Seleksi Item…………………………………………………………..64 3. Reliabilitas…………………………………………………………...68 G. Metode Analisis Data…………………………………………………….69 1. Uji Asumsi…………………………………………………………..69 a. Uji Normalitas……………………………………………………69 b. Uji Linearitas…………………………………………………….70 2. Uji Hipotesis…………………………………………………………70 3. Analisis Tambahan : Uji Anova……………………………………..71 H. Pelaksanaan Uji Coba……………………………………………………71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………...73 A. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………………...73 B. Deskripsi Subjek Penelitian……………………………………………...73 C. Deskripsi Data Penelitian………………………………………………...74 D. Hasil Penelitian…………………………………………………………..76 1. Uji Asumsi…………………………………………………………...76 a. Uji Normalitas……………………………………………………76 b. Uji Linearitas…………………………………………………….77 2. Uji Hipotesis…………………………………………………………78
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Analisis Tambahan……………………………………………………….79 1. Uji One-Way Anova (Ketidakpuasan Tubuh dan Kategori IMT) ..…79 2. Uji One-Way Anova (Ketidakpuasan Tubuh dan Usia)……………..83 F. PEMBAHASAN…………………………………………………………85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….96 A. Kesimpulan………………………………………………………………96 B. Saran……………………………………………………………………...96 1. Peneliti Selanjutnya…………………………………………………..96 2. Bagi anak-anak……………………………………………………….97 3. Orang Tua……………………………………………………………98 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………99 LAMPIRAN…………………………………………………………………….107
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pemberian Skor Skala Social Comparison……………………………..60 Tabel 2 Blue Print dan Distribusi Item Skala Social Comparison Sebelum Uji Coba………………………………………………………………..61 Tabel 3 Pemberian Skor Skala Ketidakpuasan Tubuh………………………….63 Tabel 4 Blue Print dan Distribusi Item Skala Ketidakpuasan tubuh sebelum Uji Coba………………………………………………………………..63 Tabel 5 Blue Print dan Distribusi Item Skala Social Comparison Setelah Uji Coba………………………………………………………………..65 Tabel 6 Blue Print dan Distribusi Skala Social Comparison (Setelah diacak Sesuai Skala)…………………………………………………………...66 Tabel 7 Blue Print dan Distribusi Item Skala Ketidakpuasan Tubuh Setelah Uji Coba. ……………………………………………………………....67 Tabel 8 Blue Print dan Distribusi Item Skala Ketidakpuasan Tubuh (Setelah diacak sesuai skala)……………….…………………………………....68 Tabel 9 Deskripsi Subjek Penelitian……………………………………………74 Tabel 10 Deskripsi Data Penelitian………………………………………………75 Tabel 11 Hasil Uji Normalitas…………………………………………………...76 Tabel 12 Hasil Uji Linearitas…………………………………………………….77 Tabel 13 Hasil Uji Hipotesis……………………………………………………..78 Tabel 14 Tabel Kategorisasi IMT………………………………………………..80 Tabel 15 Hasil Pengakategorian IMT……………………………………………80
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 16 Hasil Uji One-way ANOVA…………………………………………...81 Tabel 17 Hasil Pengkategorian Usia……………………………………………..83 Tabel 18 Hasil Uji One-Way ANOVA…………………………………………..84
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram Hasil Uji Anova One-way kategori Ketidakpuasan Tubuh dan IMT………………………………………………………82 Gambar 2 Diagram Hasil uji Anova One-way kategori Ketidakpuasan tubuh dan Usia……………………………………………………….84
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Skala Social Comparison dan Ketidakpuasan Tubuh…………..108
Lampiran 2
Hasil Seleksi item Skala Social comparison dan Ketidakpuasan Tubuh………………………………………......119
Lampiran 3
Reliabilitas Social Comparison dan Ketidakpuasan Tubuh…….123
Lampiran 4
Uji Deskripitif Mean Empirik…………………………………..125
Lampiran 5
Uji Normalitas…………………………………………………..126
Lampiran 6
Uji Linearitas……………………………………………………127
Lampiran 7
Uji Hipotesis……………………………………………………128
Lampiran 8
Uji One-Way Anova……………………………………………129
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Plato mengatakan bahwa “ we are bound to our bodies like an oyster is to its shell”. Artinya setiap makhluk hidup memiliki keterikatan terhadap tubuhnya, tidak terpisah dan tidak dapat dilepaskan, sehingga pengalaman yang terjadi pada kehidupan sangat dipengaruhi oleh peran tubuh didalamnya (Cash, 2004). Melalui tubuhlah individu akan mengidentifikasi dan menilai individu lain, dan melalui tubuhnya pula lah seseorang akan membentuk konsep dan gambaran tentang dirinya. Jika seseorang terlalu menilai negatif keadaan tubuhnya, maka dapat mengakibatkan ketidakpuasan tubuh yang berakibat kepada gangguan psikologis yang merugikan (Neumark, Paxton, Hanan, Haines dan M Story, dalam Wade dan Tiggemann, 2013). Ketidakpuasan pada bentuk tubuh merupakan keterpakuan pikiran yang disebabkan oleh penilaian yang negatif terhadap tampilan fisik dan adanya perasaan malu dengan keadaan fisik ketika berada di lingkungan sosial (Rosen & Reiter dalam Desi (2012). Orang yang mengalami ketidakpuasan tubuh akan menghabiskan waktu untuk memikirkan penampilan dan tubuh mereka yang tidak sesuai dengan berat dan bentuk yang di inginkan (Brehm dalam Evahani, 2012). Ketidakpuasan tubuh merupakan salah satu gangguan dari citra tubuh yang dikategorikan dari bagian citra tubuh yang terganggu. Citra tubuh merupakan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
cara seseorang mempersepsikan tubuhnya dengan konsep ideal yang dimiliki pada pola kehidupan setempat dan berhubungan dengan cara orang lain menilai tubuhnya (Thompson, 1996). Citra tubuh juga hadir dari evaluasi diri seseorang terhadap respon yang didapat seseorang terhadap lingkungan. Jika terdapat ketidaksesuaian antara persepsi tubuh terhadap konsep tubuh ideal dilingkungan sekitar akan mengakibatkan ketidakpuasan tubuh. Ketidakpuasan tubuh merupakan pikiran dan perasaan yang negatif oleh seseorang terhadap tubuhnya. Seseorang akan merasakan ketidaknyamanan pada tubuhnya (Grogan, 1999), hal ini dikarenakan seseorang akan membangun gambaran negatif tentang tubuhnya secara terus menerus (Maggie, Christopher, dan Jody, 2010). Ketidakpuasan tubuh merupakan hal yang normatif terjadi pada manusia, namun dari beberapa penelitian mengungkap bahwa ketidakpuasan tubuh juga terjadi pada perempuan berusia anak-anak. Penelitian yang dilakukan Phares, Steinberg, dan Thompson (2004) terhadap 141 anak perempuan dan laki-laki usia 8-11 tahun mengungkap bahwa anak perempuan lebih peduli pada berat badan dan perilaku diet, dari pada anak laki-laki. Penelitian yang dilakukan oleh Turby dan Paxton (2008) menemukan bahwa hampir separuh anak perempuan dan tiga orang anak laki-laki berusia dari 7 hingga 11 tahun ingin memiliki tubuh yang kurus, 52% anak perempuan mengakui bahwa citra tubuh ideal bagi dirinya adalah kurus, dan 9% anak laki-laki menjawab menginginkan ukuran tubuh yang besar. Penelitian longitudinal oleh Krahnstoever, Markey, Brich (2008) menemukan bahwa anak perempuan mulai cenderung memiliki masalah berat badan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
ketidakpuasan pada usia 5 sampai 9 tahun. Pada usia 5 sampai 7 tahun anak perempuan mengkhawatirkan berat badan dengan tinggi badan. Penelitian ini juga menemukan korelasi positif antara perubahan fisik dengan kekhawatiran berat badan dan ketidakpuasan tubuh dengan berat badan yang terjadi pada usia 7 sampai 9 tahun. Kemudian, pada usia 9 tahun anak perempuan memiliki kecenderungan untuk berdiet dengan sikap makan yang lebih maladaptif. Schur, Sanders, & Steiner (2000) menemukan anak perempuan usia 8-13 tahun mulai khawatir dengan berat tubuh mereka, dan anak perempuan usia 9 tahun sudah menunjukkan ketidakpuasan pada tubuhnya (Tiggemann & Pennington dalam Grogan, 1999). Perilaku diet pada anak dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh McVey, Tweed dan Blackmore (2004) yang dilakukan di Kanada menemukan bahwa perilaku diet tidak sehat sudah ditemukan pada anak perempuan usia 10 tahun dan memiliki kemungkinan mengalami gangguan makan ketika remaja. Perilaku diet pada anak-anak mungkin lazim jika alasan diet dikarenakan anak mengalami obesitas, akan tetapi menjadi tidak lazim ketika itu karena kurangnya kepercayaan diri dan obsesi seperti seseorang. Peneliti pernah menjumpai seorang anak perempuan berusia 13 tahun meminum pil diet, dan hal ini didukung oleh orang tua dengan alasan anak mulai merasakan ketidakpercayaan diri. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas, disimpulkan bahwa ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan dapat terjadi pada rentang usia 5 tahun sampai dengan 13 tahun. Pada usia tersebut, anak mulai memasuki masa transisi menuju remaja, yang berlangsung kira-kira pada usia 6 hingga 11 tahun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
(Santrock, 2003). Hasil penelitian yang telah dijabarkan penulis menunjukan bahwa, kasus ketidakpuasan tubuh tidak hanya terjadi pada anak-anak diluar negeri, tetapi anak di Indonesia juga memiliki kecenderungan untuk mengalami ketidakpuasan tubuh. Dari hasil penelitian yang telah dijabarkan, banyak kasus ketidakpuasan tubuh pada anak terjadi pada usia pertengahan dan akhir anak-anak. Pada usia ini anak mengalami perubahan yang cukup signifikan terhadap bentuk tubuhnya, ia menjadi perduli terhadap kemampuan fisik dan membangun kemampuan kognitif yang baru (Santrock, 2011). Pada usia ini pula, anak mulai membentuk identitas diri, berdasarkan evaluasi yang dipengaruhi oleh aspek sosial dan pendapat kelompok (Harter, Ruble dalam Santrock 2002). Erikson (dalam Papalia, 2006) mengatakan bahwa pada usia ini anak memasuki tahap industry vs inferiority, dimana anak terdorong untuk bisa mempelajari nilai keterampilan yang berlaku di lingkungan sosialnya demi mendapatkan sebuah harga diri. Untuk itu anak akan membutuhkan kepercayaan diri yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Kepercayaan diri yang tinggi tidak akan diperoleh jika anak tidak mampu menerima keadaan dirinya, sehingga hal ini akan berakibat pada rasa rendah diri pada anak Pada usia 8- 10 tahun, anak juga memiliki keinginan kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok, sehingga kebanyakan anak akan merasa bahwa untuk dapat diterima, mereka harus menyesuaikan diri dengan pola kelompok. Smolak (dalam, Cash 2011) mengatakan pengaruh teman sebaya berupa komentar terkait rupa wajah dan bentuk tubuh mempengaruhi body esteem, sekalipun pada usia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
anak sekolah dasar. Jika anak mengalami ketidakpuasan tubuh pada usia ini akan berdampak kepada kehidupan anak, sebab pembentukan kepribadian individu berkaitan dengan apa yang telah dilaluinya ketika masih kecil. Ketidakpuasan tubuh yang dirasakan dari kecil, tentunya akan mengganggu proses perkembangan diri anak kedepannya. Freud (dalam Gunarsa, 1983) mengatakan bahwa usia pada tahun-tahun pertama kehidupan anak harus berlangsung dengan baik, agar tidak mengalami kesulitan
yang berkaitan dengan emosi ketika
dewasa. Erikson dan Freud menekankan bahwa pentingnya memperoleh dasardasar yang baik pada masa permulaan kehidupan anak, agar ketika dewasa tidak mengalami gangguan kepribadian dan emosi yang berarti (Gunarsa, 1983). Merujuk kepada tugas perkembangan anak usia akhir anak-anak, jika anak mengalami ketidakmampuan dan rasa rendah diri dalam menjalankan tugas-tugas perkembangan sosialnya maka, memungkinkan anak mengalami ketidakpuasan tubuh. Ketidakpuasan tubuh akan berakibat pada gangguan psikologis seseorang, sebab menurut Hurlock (1980) citra tubuh tidak hanya berkaitan dengan aspek penampilan fisik dan daya tarik maupun kecantikan saja, tetapi berkaitan pula dengan gambaran mental, pikiran, perasaan dan sikap terhadap tubuh. Jika sejak kecil anak sudah mengalami ketidakpuasan tubuh, maka dapat memungkinkan anak akan menjadi, depresi (Noles, et. al., 1985 dalam Meggie, et. al,. 2010), harga diri yang rendah (Mckinkey & Hyde , 1996), turunnya kualitas hidup (Cash dan Fleming, 2002) dan gangguan makan ketika remaja (Rodin, 1985). Selain itu, ketidakpuasan pada bentuk tubuh dapat menyebabkan seseorang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
merasa tidak percaya diri, memiliki konsep diri yang kurang baik (Asri dan Setiasih, 2004). Bahkan untuk resiko jangka panjang, menurut American Association of University Women, ketidakpuasan terhadap citra tubuh ini berhubungan dengan risiko bunuh diri pada remaja perempuan (Dittrich dalam Mukhlis, 2013). Salah satu faktor pembentuk ketidakpuasan tubuh, adalah media massa. Morisson dan Hopkins dalam Maggie (2010) mengatakan bahwa media merupakan faktor kunci dalam pembentukan gambaran ketidakpuasan bentuk tubuh, karena media mengkonsepkan sebuah tampilan yang sempurna. Penelitian Hofschire dan Greenberg (2002) menjelaskan bahwa identifikasi anak terhadap karakter di televisi berkorelasi secara positif terhadap ketidakpuasan tubuh, yang mana nantinya internalisasi konsep ideal itu akan mempengaruhi konstruksi masyarakat tentang standar ideal kelompok terkait fisik yang ideal yang mempengaruhi ketidakpuasan tubuh seseorang (Matz , Foster , Faith & Wadden, 2002). Menurut Grogan (2008) masyarakat menetapkan standar bentuk tubuh ideal bagi masing-masing jenis kelamin, karena adanya kepercayaan dan stigma tentang bentuk tubuh ideal (langsing) yang mencerminkan mencerminkan kebahagiaan, kesuksesan, awet muda dan penerimaan sosial yang baik. Konsep ideal yang diciptakan masyarakat membuat banyak orang berusaha memenuhinya, untuk memenuhi tuntutan dan mendapat penerimaan di masyarakat, banyak orang melakukan evaluasi diri melalui perbandingan sosial baik kepada individu lain maupun kepada public figure dimedia. Festinger (2011) menyebutkan bahwa perbandingan sosial merupakan proses saling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
mempengaruhi dan perilaku saling bersaing dalam interaksi sosial yang ditimbulkan oleh adanya kebutuhan untuk menilai diri sendiri (self evaluation). Pada anak, social comparison dilakukan karena adanya keinginan anak untuk mendapatkan pengakuan yang sama dengan teman-temannya yang diidolakan anak-anak yang lain, kemungkinan tipe perbandingan yang digunakan kemungkinan bisa saja upward comparison bisa saja downward comparison. Hal ini tergantung tujuan dan motivasi anak. Social comparison, yang dilakukan anak terkait kemampuan akademik, kemampuan sosial, kemampuan fisik dan penampilan fisik (Smolak dalam Cash, 2011). Smolak (dalam Cash, 2011) mengatakan social comparison terhadap penampilan fisik dan kemampuan fisik, merupakan dasar dari pembentukan citra tubuh, jika kemampuan fisik dan penampilan fisik tidak sesuai dengan standar ideal kelompok maka anak akan mulai merasakan kekhawatiran yang besar anak terhadap tubuhnya. Penelitian Blowers dkk (2003) terhadap 150 anak perempuan usia 10-13 tahun, menjelaskan hal tersebut, ia menemukan bahwa terdapat hubungan antara tekanan sosial, berupa komentar negatif, ekspresi ketidaksukaan pada tubuh yang gemuk dan tekanan terhadap tubuh langsing yang akan membentuk perilaku social comparison dan konsep anak tentang tubuh ideal. Orang tua dan media juga mempengaruhi perkembangan anak terkait kekhawatiran terhadap berat badan dan kontrol terhadap berat badan yang dilakukan anak usia menjelang remaja dan anak remaja, sehingga anak cenderung untuk membandingkan tubuh mereka dengan orang-orang bertubuh ideal, sehingga menginsprirasi mereka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
untuk terlihat seperti model realistis yang dibicarakan lingkungan sekitarnya. Proses ini kemungkinan berkaitan dengan proses kognitif anak yang berada pada tahap operasional kongkrit, anak akan mulai memahami sebuah pesan dari lingkungan sekitar, lalu membentuk konsep umum tentang pesan tersebut dalam hal ini tubuh langsing, lalu anak akan memandang diri mereka berdasarkan standar sosial yang berlaku yang dipelajarinya melalui perbandingan sosial. Dampak dari adanya perbandingan sosial menurut Festinger (dalam Ginintasasih, 2012) adalah anak akan merasa tidak mampu dan gagal jika tidak mampu memenuhi tuntutan kelompok demi diterimanya diri anak didalam kelompok, sehingga mengakibatkan munculnya pola memaksa dalam memenuhi tuntutan
kelompok
tersebut.
Keterpaksaan
ini
akan
berakibat
pada
kecenderungan perilaku yang tidak sehat, seperti misalnya kasus ketidakapuasan tubuh pada anak yang akan menimbulkan perilaku mengurangi makan dan diet yang ekstrim demi terpenuhinya tuntutan kelompok terhadap standar tubuh ideal. Penelitian tentang ketidakpuasan tubuh pada anak-anak yang dijabarkan oleh penulis, merupakan penelitian yang dilakukan di luar negeri dengan latar belakang budaya yang berbeda. Dari sinilah muncul ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian tentang hubungan social comparison dan kecenderungan ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan usia 8- 11 tahun di Indonesia. Penelitian tentang pengaruh social comparison terhadap ketidakpuasan tubuh sudah banyak dilakukan di Indonesia akan tetapi terfokus pada usia remaja dan dewasa. Penelitian yang dilakukan oleh Na’imah dan Rahardjo (2008) tentang komparasi sosial pada public figure dimedia masa terhadap body image remaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
Lalu, ada penelitian oleh Sunatrio dkk (2012) tentang social comparison pada dewasa awal. Dari situ muncul ketertarikan peneliti untuk mengembangkan penelitian
ini
pada
anak-anak
dan
dampaknya
pada
kecenderungan
ketidakpuasan tubuh. Hasil penelitian dan fakta lapangan yang ditemukan dan telah dijabarkan penulis, menunjukkan mulai banyaknya kasus ketidakpuasan dan citra tubuh negatif yang dialami oleh anak-anak, membuat peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian ini terhadap anak-anak usia 8 hingga 11 tahun. Pertimbangan lain adalah karena masa anak-anak adalah masa yang penting dalam pembentukan kepribadian, dimana masa ini juga menentukan menjadi apa anak kedepannya, apalagi usia 8 hingga 11 tahun merupakan usia transisi anak menuju remaja. Peneliti juga beranggapan, terlalu dini mengkonsumsi obat diet pada anak-anak, akan mengganggu kesehatan anak baik jangka panjang maupun jangka pendek. Padahal Santrock (2011) mengatakan bahwa usia menjelang remaja adalah usia dimana anak harus menjaga kesehatan tubuhnya, agar dapat ikut bergerak aktif memenuhi tugas perkembangannya. Penelitian ini bisa dilakukan di Indonesia, karena Indonesia termasuk dalam kategori negara industri baru. Penelitian epidemologi yang dikutip dalam (Mond, 2013) menunjukkan bahwa hampir semua perempuan dinegara industri tidak cukup puas dengan tubuhnya. Indonesia juga merupakan negara yang multi etnis, dan memiliki keragaman budaya. Saat ini Indonesia juga sedang mengalami pertumbuhan ekonomi, akibatnya masyarakat memiliki sosial ekonomi status yang beragam, sehingga menurut penulis penelitian ini relevan dilakukan di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
Indonesia, karena penelitian Robinson, Chang, Haydel dan Killen (2000) mengungakap bahwa faktor etnis, budaya dan SES (social ekonomi status) pada perempuan mempengaruhi ketidakpuasan tubuh. Penelitian ini akan mengungkap social comparison dan kecenderungan ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan usia 8- 11 tahun.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan deskripsi masalah yang telah dijabarkan diatas, pertanyaan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara social comparison tubuh dan kecenderungan ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan usia 811 tahun?. C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh social comparison tubuh dan kecenderungan ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan usia 811 tahun. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dari hasil penelitian dapat membantu mengembangkan penelitian tentang ketidakpuasan tubuh anak dan perempuan, terutama dalam ruang lingkup Indonesia, dimana penelitian terkait body image anak-anak masih sedikit sekali. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang social comparison dan kecenderungan ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan usia 8- 11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
tahun. Khususnya pada anak-anak menjelang remaja serta dapat dijadikan refrensi dalam melakukan penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada anakanak yang mengalami ketidakpuasan tubuh tentang kepuasan tubuhnya, sehingga
mampu
memandang
dan
menerima
tubuhnya
dengan
pemahaman yang baik. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi konsekuensi negatif terkait ketidakpuasan pada tubuh, yang dapat diantisipasi sedini mungkin. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan wawasan kepada pembaca mengenai pentingnya memahami dengan baik dan mensyukuri keadaan tubuh yang dimiliki.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Tahap Perkembangan Anak Usia 8 hingga 11 tahun adalah usia yang dapat digolongkan memasuki tahap preadolescence atau usia menjelang remaja. Pada usia ini, perkembangan sosial anak disibukkan dengan aktifitas bermain dan bersekolah, sehingga disebut dengan anak usia sekolah dasar. Sekolah adalah tempat
pembentukan
pengalaman,
diantaranya
adalah
pembentukan
pengetahuan, keterampilan, kemampuan sosial, mengembangkan tubuh dan otak anak, serta mempersiapkan kehidupan remaja (Papalia, 2006). Pada usia ini waktu anak banyak dihabiskan bersama teman-teman bermain dan lingkungan sosial dibandingkan dengan keluarga, hal ini dapat dilihat berdasarkan waktu interaksi anak dengan teman sebaya pada usia ini mencapai 40 % dibandingkan usia ketika masa awal anak-anak (Barker dan Weight, dalam Santrock, 2002). Hurlock (1978) menjelaskan bahwa karakteristik utama perkembangan anak pada usia sekolah dasar adalah berkelompok sehingga penerimaan dan penghargaan dari teman bermain menjadi hal penting bagi anak pada usia ini. Anak cenderung mencari kepopuleran di lingkungan bermainnya, sehingga anak-anak sering memikirkan bagaimana cara menyesuaikan diri agar mendapatkan teman yang banyak dan mendapatkan penghargaan tertinggi dari teman-teman bermainnya (Hurlock, 1978). Anak yang mendapatkan teman
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
yang banyak adalah anak-anak yang cenderung disukai oleh komunitasnya, mereka adalah anak-anak yang popular. Anak yang tidak disukai adalah anakanak yang ditolak dan diabaikan oleh teman-temannya. Santrock (2005) menjelaskan anak popular adalah anak yang memiliki kepercayaan diri, menarik perhatian dan pintar menjalin komunikasi dengan teman-temannya serta bersifat penolong dan pemberi semangat kepada teman-temannya. Anak yang tidak popular adalah anak yang ditolak dan anak yang diabaikan dan sebagian dari mereka memiliki sifat agresif, anak-anak ini akan memiliki gangguan penyesuaian diri dikemudian hari. Anak kemungkinan akan mencontoh dan melakukan evaluasi pada dirinya lalu menyesuaikan diri dengan pola kelompok untuk tidak menjadi anak yang tidak populer anak. Santrock (2011) menjelaskan pada perubahan dan perkembangan emosi anak, terjadi peningkatan pemahaman emosi yang kompleks seperti kebanggaan dan rasa malu. Anak menjadi mampu mendeteksi bahwa lebih dari
satu
emosi
dapat
dialami
dalam
situasi
tertentu
dengan
mempertimbangkan keadaan yang mengarah ke reaksi emosional, peningkatan kemampuan untuk menekan dan menyembunyikan emosi negatif, dan menggunakan strategi insisiatif diri untuk mengarahkan perasaan (Santrock, 2011). Saat anak-anak yang lebih tua, mereka menggunakan lebih banyak variasi strategi coping dan strategi kognitif yang beragam (Santrock, 2011). Pada masa pertengahan dan akhir anak-anak, pemahaman diri anak berubah secara pesat, menurut Harter, Livesly & Bromley (dalam Santrock, 2011), usia ini anak mulai membentuk identitas diri, yang dipengaruhi oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
aspek sosial dan pendapat kelompok. Pada perkembangan kongitifnya, pemikiran anak usia sekolah dasar mulai mengarah kepada dirinya sendiri, sehingga self esteem pada anak muncul dalam 3 bentuk yaitu fisik, akademis dan sosial yang diperoleh anak dari adanya proses evaluasi (Santrock, 2011). Anak-anak cenderung menilai diri dan mendefinisikan diri dari segi kepribadian dan anak-anak sekolah dasar juga cenderung mendefinisikan dirinya sendiri berdasarkan karakterisik sosial dan social comparison (Santrock, 2006). Anak-anak mampu mendefiniskan kemampuan mereka dan menggambarkan karakteristik fisik mereka, apakah mereka menarik atau tidak menarik, popular atau tidak dilingkungan sosialnya (Santrock, 2006). Perkembangan kognitif anak pada usia ini berada pada tahap perkembangan kognitif Piaget yaitu operasional konkrit yang berada pada rentang usia 7 hingga 11 tahun (Nurishan dan Agustin, 2011). Tahap perkembangan kognitif ini terdiri dari operasi-operasi tindakan mental yang memungkinkan anak melakukan secara mental apa yang telah dilakukan sebelumnya secara fisik. Tahap operasional konkrit memungkinkan anak untuk mengkoordinasikan beberapa karakteristik dan bukan berfokus pada suatu properti tunggal suatu objek dengan kata lain, anak mampu menggunakan logikanya secara lebih memadai (Santrock, 2006). Pemikiran logis dan tindakan operatif menggantikan pemikian intuitif asalkan pemikiran tersebut dapat di aplikasikan menjadi contoh-contoh yang konkrit dan spesifik (Santrock, 2007).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Pada tahap perkembangan kognitif ini, anak lebih memahami konsep ruang dan sebab akibat. Secara khusus anak dapat memahami 1) keterhubungan antara kumpulan dan sub kumpulan, 2) seriation, dan 3) transitivity, yang akan membantu anak berfikir secara logika seperti kemampuan mengurutkan sebuah dimensi ukuran seperti berat, dari ringan ke sangat berat, lalu kemampuan memahami hubungan antara dua objek atau tiga objek. Anak memahami sesuatu dengan penalaran induktif, sehingga anak akan memahami setiap dimensi dan objek kehidupan melalui observasi, lalu membuat gambaran kesimpulan secara umum tentang hal tersebut. Berkaitan dengan pola penyesuaian tersebut, Harter (dalam Papalia, 2006) mengatakan bahwa pada usia 7-8 tahun anak memasuki tahap ketiga dari neoPiagetian yaitu tahap representational systems. Neo-Piagetian merupakan kolaborasi teori Piaget oleh para ahli perkembangan yang memiliki keyakinan bahwa dalam berbagai aspek perkembangan kognitif, perkembangan anak lebih spesifik dari pada pemikiran Piaget (Case, dalam Santrock, 2006). Tahap repretational systems menjelaskan saat menilai diri anak akan lebih memiliki kesadaran yang tinggi, anak menjadi realistis, seimbang, dan konprehensif, sebab anak telah menyadari bahwa dirinya lebih unggul dalam hal lain dan tidak unggul dalam hal lainnya, misalnya menjadi populer lebih penting dari pada ahli matematika. Saat mendeskripsikan diri anak akan mampu melihat perbedaan antara real self dan ideal self, dan menilai kemampuannya dalam mencapai standar sosial dengan melakukan perbandingan sosial dengan temannya, yang berkonstribusi pada self esteem anak. (Papalia, 2006).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Pada masa inilah, kemungkinan anak akan memulai membentuk gambaran baru tentang ideal atau tidak idealnya diri mereka sendiri, dan aspek sikap dan tampilan fisik. Anak-anak membedakan diri mereka dari orang lain secara komparatif daripada absolut (Santrock, 2006), misalnya melihat kemampuan dirinya yang menyamai kemampuan orang lain. Kecenderungan membandingbandingkan ini mengakibatkan anak membentuk perbedaan-perbedaan seseorang dengan orang lain. Saat memahami diri, anak cenderung menyadari secara sadar terhadap perspektif orang lain yang mempengaruhi pandangan diri dan orang satu sama lain, sehingga usia ini anak masuk dalam kategori pengambilan keputusan diri reflektif menurut pembagian Selman (dalam Santrock, 2006). Pada masa ini, anak akan menempatkan dirinnya sebagai orang lain, untuk menilai dan memahami maksud, tujuan, dan tindakan orang lain. Anak menggunakan perspektif orang lain dalam menyesuaikan dirinya, sehingga anak yang berkompeten dalam pengambilan perspektif akan lebih mampu memahami kebutuhan teman-temannya dan lebih mampu berkomunikasi dengan baik (Santrock, 2006). Menurut teori perkembangan sosioemosional Erikson (dalam Papalia, 2006) pada usia ini anak memasuki tahap industry vs inferiority, anak terdorong untuk bisa mempelajari nilai keterampilan yang berlaku di lingkungan sosialnya demi mendapatkan sebuah harga diri. Untuk itu anak akan membutuhkan kepercayaan diri yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Kepercayaan diri yang tinggi tidak akan diperoleh jika anak tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
mampu menerima keadaan dirinya, sehingga hal ini akan berakibat pada rasa rendah diri pada anak. Perkembangan dan perubahan fisik pada anak akan mengalami perubahan yang cukup signifikan terhadap bentuk tubuhnya, terkait perubahan itu anak menjadi peduli terhadap kemampuan fisik, dan membangun kemampuan kognitif yang baru (Santrock, 2011). Saat memasuki usia tersebut, Santrock (2011) mengatakan bahwa anak-anak pada usia ini, akan mengalami pertambahan berat 5 hingga 7 pound dalam setahun kenaikan berat dikarenakan peningkatan ukuran tulang, kenaikan masa otot dan beberapa organ lainnya. Santrock (2011) menambahkan bahwa perubahan fisik biasanya sangat terlihat jelas pada usia ini, perubahan ukuran lingkar kepala, dan ukuran pinggang menjadi lebih kecil (Hockenberry & Wilson dalam Santrock, 2011). Pada usia ini, anak laki-laki lebih kuat secara fisik dibandingkan anak perempuan (Santrock, 2011), hal ini dikarenakan perkembangan fisik anak laki-laki cenderung pada pertumbuhan otot sedangkan anak perempuan adalah bertambahnya masa lemak tubuhnya (McDermott dan Jaffa, 2006). Memasuki tahapan usia ini, Hurlock (1978) menjelaskan bahwa anak-anak memiliki minat yang cukup besar terhadap tubuhnya karena anak mulai bermain dengan lingkungan sosialnya. Hurlock (1978) juga menjelaskan anakanak mulai perduli terhadap bentuk tubuh dan bagaimana bentuk tubuh mereka bisa berbeda dengan tubuh teman sebaya. Usia ini anak mulai membandingkan tubuh gendut yang dinilai lambat dengan tubuh kurus yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
terlihat lincah. Anak-anakpun berminat mengetahui tentang perubahan fisik teman dan bagimana organ dalam mampu menciptakan air liur, darah dan keringat (Hurlock, 1978). Minat terhadap tubuh, juga berkaitan dengan minat anak terhadap penampilan. Hurlock (1978) menjelaskan minat terhadap penampilan mulai muncul ketika anak memasuki usia akhir anak-anak dan menjadi obsesi ketika memasuki remaja. Anak-anak mulai melihat apakah mereka rapih atau tidak dalam berpakaian, apakah gigi mereka bersih ketika mereka tersenyum. Minat terhadap penampilan ini muncul karena beberapa faktor, diantaranya adalah kritik dan komentar positif atau negatif dari teman sebaya mengenai penampilan menarik dan tidak menarik, kesadaran sikap lingkungan yang postif terhadap orang yang berpenampilan menarik, tekanan kelompok untuk berpenampilan sesuai jenis kelamin, dan kesadaran terhadap fungsi pakaian sebagai identitas diri. Bertambahnya usia membuat bertambahnya berat dan ukuran tubuh, untuk mengimbangi perubahan fisik dan tidak menimbulkan penyakit seperti obesitas, olahraga adalah cara terbaik pada usia ini (Fahey, Insel dan Roth dalam Santrock, 2011). Anak yang gemar menonton televisi dan bermain game akan rentan mengalami obesitas pada usia ini (Wells dkk dalam Santrock, 2011). Untuk menghindari obesitas sejak dini pada anak, penelitian Fahey, Insel dan Roth (dalam Santrock, 2011) menjelaskan orang tua dan sekolah memiliki peran penting dalam tingkat latihan anak-anak. Orang tua yang rajin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
berolahraga secara teratur mempengaruhi dan memberikan dampak positif pada anak-anaknya (Crawford, dll dan Loprinzi dan Trost dalam Santrock, 2011). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Davis dkk dalam Santrock (2011) menemukan bahwa latihan pada anak-anak dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak. Penelitian Hilman, dkk (dalam Santrock, 2011) menambahkan anak perempuan usia 9 tahun yang aktif berlatih fisik memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan anak perempuan usia 9 tahun yang tidak berlatih fisik. Pada usia pertengahan dan akhir masa anak-anak masalah kesehatan yang sangat sering dialami adalah obesitas, hal ini dikarenakan tubuh anak sedang mengalami proses perkembangan dan anak dituntut untuk memiliki aktifitas yang tinggi pula untuk mereduksi terjadinya obesitas. Obesitas dapat terjadi pada anak laki-laki ataupun anak perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh Sweeting (dalam Santrock, 2011) menemukan bahwa anak perempuan lebih rentan obesitas dibandingkan anak laki-laki dan perbedaan gender terkait obesitas ini merata hingga diberbagai negara (Santrock, 2011). Selain itu Griff dalam (Santrock, 2011) mengatakan bahwa obesitas dapat menyebabkan masalah psikologis dan kesehatan pada anak-anak yang mengalaminya, masalah kesehatan terkait dengan diabetes, kolesterol dan tekanan darah tinggi, sedangkan masalah psikologis terkait masalah harga diri yang rendah (Amed dan Genovesi dalam Santrock, 2011).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Berdasarkan uraian teori diatas, disimpulkan bahwa anak usia 8-11 tahun adalah usia anak memasuki masa transisi menuju remaja. Usia ini didukung oleh perubahan fisik, kognitif dan lingkup sosial anak.
B. KETIDAKPUASAN TUBUH 1. Citra Tubuh Pandangan seseorang mengenai penampilan dan aspek tubuhnya didasarkan oleh persepsi mereka terhadap dirinya sendiri, kepercayaan dan perasaan ini mengarah pada bagaimana orang lain melihat dia. Inilah yang disebut
dengan
citra
tubuh
(body
image).
Thompson
(2002)
mendefinisikan citra tubuh sebagai gambaran internal seseorang terhadap penampilan luar, dan persepsi seseorang terhadap tubuhnya. Body Image atau citra tubuh diartikan sebagai sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa penilaian postif dan penilaian negatif (Cash dan Pruzinsky, 2002). Sikap individu tersebut mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang berkesinambungan yang telah dimodifikasi oleh pengalaman terbaru saat ini pada setiap individu (Stuart dan Sudeen, dalam Keliat, 1992). Dengan demikian, menurut Waldman dkk (2013) citra tubuh terdiri dari dua komponen yaitu persepsi (sensorik persepsi) dan sikap (kognitif dan faktor-faktor afektif). Pada prosesnya citra tubuh merupakan cara seseorang mempersepsikan tubuhnya dengan konsep ideal yang dimiliki pada pola kehidupan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
setempat dan berhubungan dengan cara orang lain menilai tubuhnya (Hurlock dalam Melliana, 2006). Akan tetapi, perspesi seseorang terhadap tubuh juga dipengaruhi oleh sikap, keyakinan dan pikiran serta kesediaan mereka untuk melihat apakah diri mereka tergambar secara normal atau telah terdistorsi saat mengestimasi ukuran tubuh (Thompson, 2002). Oleh sebab itu, citra tubuh juga tergantung pada pandangan unik individu dan kepribadiannya, karena kepribadian seseorang bisa memusatkan perhatian pada tubuh dengan cara mendistorsi realitas. Kepribadian juga dapat menciptakan bias penilaian tentang ukuran bentuk tubuh dan memiliki konsekuensi kepada harga diri (Thompson, 2002). Sikap terhadap tubuh bisa saja positif dan negatif, tergantung bagaimana individu tersebut menghayatinya. Citra tubuh yang positif akan menimbulkan kepuasan tubuh yang tinggi, sedangkan individu yang memiliki citra tubuh negatif akan memiliki kepuasan tubuh yang rendah (Cash dan Femming dalam Cash dan Pruzinsky, 2002). Gangguan citra tubuh merupakan pemikiran dan perasaan negatif seseorang mengenai tubuhnya. Gangguan citra tubuh biasanya juga dikenal dengan istilah body image disturbance. Ada dua jenis gangguan citra tubuh yaitu persepsi dan sikap (Pallan, Hiam, Duda, Adab, 2011). Gangguan persepsi biasanya melibatkan ketidakmampuan untuk menilai ukuran tubuh seseorang secara akurat, sedangkan sikap merupakan ketidakpuasan tubuh berupa persepsi afektif atau sikap seseorang terhadap tubuh (Garner & Garfinkel dalam Massidda, 2010). Garner dan Grafinkel (dalam Massidda, 2010) juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
mengatakan bahwa gangguan citra tubuh merupakan dua aspek yang terpisah yang dapat bekerja independen atau bersama-sama, sehingga dapat saling mempengaruhi. Walaupun tidak ada definisi yang dapat diterima dan secara universal mengenai citra tubuh, tetapi Hsu dan Sobkiewicz (dalam Massidda, 2010) mengatakan bahwa perbedaan antara gangguan persepsi dan gangguan ketidakpuasan tubuh dijelaskan sebagai berikut : 1) Dimensi perseptual mempresentasikan mental dari bentuk dan ukuran tubuh misalnya seseorang mempersepsikan dirinya memiliki tubuh yang gendut padahal BMI menunjukkan individu tersebut memiliki berat ideal, sedangkan 2) Dimensi kognitif dan Emosional (ketidakpuasan tubuh) mempresentasikan sikap, keyakinan, harapan dan perasaan terhadap tubuh, misalnya seseorang merasa tidak menyukai tubuh atau bagian tubuhnya karena tidak sesuai dengan standar yang berlaku dimasyarakat. Berdasarkan penjabaran teori diatas, disimpulkan bahwa citra tubuh merupakan suatu sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara positif maupun secara negatif, adapun sikap individu tersebut berkaitan dengan persepsi dan perasaan individu terhadap ukuran, bentuk, fungsi dan potensi tubuhnya yang berkaitan juga terhadap pengalaman-pengalaman individu. Konsep positif dan negatif terhadap tubuh sangat bergantung pada sikap, keyakinan, pikiran, kepribadian serta kesediaan individu melihat dirinya secara normal yang menciptakan citra tubuh positif atau terdistorsi yang menciptakan citra tubuh negatif. Gangguan citra tubuh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
bisa saja terjadi pada gangguan persepsinya mengenai ukuran dan bentuk tubuh, gangguan citra tubuh juga dapat berupa ketidakpuasan terhadap bentuk dan ukuran tubuh yang mengakibatkan perasaan kecewa terhadap bentuk dan ukuran tubuh yang tidak sesuai dengan standar ideal masyarakat. 2. Ketidakpuasaan Bentuk Tubuh Rosen & Reiter (dalam Bestina, 2012), mengatakan ketidakpuasan pada bentuk tubuh adalah keterpakuan pikiran karena ada penilaian yang negatif terhadap tampilan fisik dan adanya perasaan malu dengan keadaan fisik ketika berada di lingkungan sosial. Grogan (1999) mendefinisikan ketidakpuasan tubuh sebagai pikiran dan perasaan yang negatif oleh seseorang terhadap tubuhnya. Ketidakpuasan
tubuh
berawal
dari
seseorang
yang
merasakan
ketidaknyamanan pada tubuhnya, lalu membangun gambaran negatif tentang tubuhnya secara terus menerus (Maggie, Christopher, dan Jody, 2010). Ketidakpuasan bentuk tubuh disebabkan adanya kesenjangan antara bentuk tubuh ideal yang didasarkan budaya atau bentuk tubuh aktual dengan tubuh yang dimiliki (Asri dan Setasih 2004). Menurut Ogden dalam Adlard (2006) ketidakpuasan tubuh adalah perbedaan antara penilaian individu mengenai ukuran tubuh ideal dan ukuran tubuh mereka yang sebenarnya, yang muncul ketika individu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
menginternalisasi bentuk tubuh deal dalam suatu budaya kemudian melakukan perbandingan dengan bentuk tubuh sebenarnya. Sunartio dkk (2012) menjelaskan bahwa ketidakpuasan tubuh merupakan distorsi persepsi terhadap bentuk tubuh sendiri, meyakini bahwa orang lain lebih menarik merasa ukuran tubuh dan bentuk tubuh adalah penyebab kegagalan personal, merasa malu, cemas terhadap tubuh, serta merasa tidak nyaman dan aneh dengan tubuh yang dimiliki. Ketidakpuasan tubuh berkaitan erat dengan kerapuhan dan juga kepercayaan diri yang buruk, depresi, kecemasan sosial (Thompson 1996). Mond (2013) juga menambahkan rendahnya kualitas hidup berasosiasi dengan ketidakpuasan tubuh. Menurut Rodin dkk dalam Thompson (1996), kehawatiran mengenai berat tubuh dan ketidakpuasan terhadap tubuh telah menjadi hal yang begitu umum dan normatif di masyarakat atau disebut dengan normative content. J.C Rosen (dalam Thompson, Heinberg, Altabe & Tantleff-Duff , 2000) menemukan 19 kategori dari pengalaman kritikal dengan contoh yang menurutnya dapat memprediksi gejala dari ketidakpuasan bentuk tubuh jika individu mengalami sebagian besar dari 19 kategori ini. Adapun kategori-kategori tersebut adalah self esteem, social comparison, media, diperhatikan secara seksual oleh orang lain, keterlibatan dalam aktifitas fisik, penerimaan atau penolakan dari orang lian, ukuran dan berat tubuh, pakaian, umpan balik verbal mengenai penamilan, penampilan fisik orang tua, pengalaman diet, ejekan, kondisi fisik pernah mengalami kecelakaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
atau operasi, penyiksaan atau penyerangan dan hambatan arasitektur (Thompson, Heinberg, Altabe & Tantleff-Duff, 1999). Pengukuran ketidakpuasan bentuk tubuh juga dapat dilakukan melalui beberapa konsep yang terdapat dalam definisi ketidakpuasan bentuk tubuh menurut (Ogden dalam Adlard dalam Gannis, 2010), yaitu: Ketidakpuasan bentuk tubuh merupakan gangguan penilaian ukuran tubuh, yaitu persepsi bahwa tubuhnya lebih besar dari ukuran sebenarnya. Ketidakpuasan bentuk tubuh muncul ketika individu menginternalisasikan bentuk
tubuh
ideal
dalam
suatu
budaya,
kemudian
melakukan
perbandingan dengan bentuk tubuh mereka sebenarnya. Dimana hasilnya adalah sebuah respon negatif terhadap tubuh, yaitu perasaan dan pemikiran negatif terhadap tubuh. Sehingga, berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan bahwa ketidakpuasan tubuh adalah suatu pikiran dan perasaan negatif yang dialami seseorang terhadap tubuhnya karena adanya kesenjangan bentuk tubuh ideal berdasarkan budaya dengan bentuk tubuh yang dimiliki. 2.1 Ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan Kasus ketidakpuasan tubuh pada anak-anak bukan menjadi hal yang baru di Negara barat, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya hasil penelitian yang mengungkap kasus ketidakpuasan tubuh pada anakanak usia menjelang remaja. Wood (dalam Ann Gallini, 2007) mengatakan bahwa hampir separuh dari anak perempuan dan sepertiga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
dari anak laki-laki sekitar usia 8 hingga 10 tahun mengalami ketidakpuasan tubuh. Ketidakpuasan tubuh, mungkin merupakan hal yang tidak lazim di usia anak-anak, tetapi meskipun begitu evaluasi negatif dan afektif yang negatif terhadap tubuh dapat dikategorikan sebagai ketidakpuasan tubuh (Cash dan Thompson dalam Ann Gallini, 2007). Cash dan Smolak (2011) mengatakan untuk menggambarkan ketidakpuasan tubuh pada anak, hal yang perlu dibahas adalah kaitannya dengan citra tubuh anak-anak. Pertama yang harus diperhatikan adalah perkembangan dan perubahan mental anak-anak. Isu ketidakpuasan tubuh pada anak usia menjelang remaja, wajar jika dikaitkan dengan perkembangan pada anak. Ricciardelli & McCabe (dalam, Holmqvist dkk 2014) mengatakan bahwa isu body image menjadi semakin jelas ketika anak berada dalam transisi menuju remaja. McDermott dan Jaffa (2006) mengatakan dengan adanya perubahan fisik anak pada usia ini, sehingga memungkinkan banyak terjadi kasus obesitas pada usia ini, ketidakpuasan tubuh umumnya terjadi pada anak-anak yang mengalami obseitas. Selain itu, perubahan fisik juga berkaitan dengan pubertas, juga mendukung adanya isu ketidakpuasan tubuh pada anak. Pubertas dapat mempengaruhi citra tubuh anak perempuan dan anak laki-laki, pubertas pada anak perempuan membuat tubuh mereka jauh dari kata ideal karena penambahan
volume
lemak
tubuh
sehingga
mengakibatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
kecenderungan citra tubuh negatif pada anak perempuan. Pubertas pada anak laki-laki cenderung mengarah kepada pembentukan masa otot, sehingga citra tubuh yang terbentuk cenderung postif (Smolak, dalam Holmqvist dkk, 2014). Peningkatan kapasitas kognitif dan timbulnya kepentingan romatis juga memperkuat fungsi penampilan fisik dan mempengaruhi isu ketidakpuasan tubuh pada anak usia menjelang remaja (Holmqvist dkk, 2014). McDermott dan Jaffa (2006) menambahkan, terdapat isu etnis yang mendukung ketidakpuasan tubuh pada anak, pada beberapa penelitian anak Amerika dan Eropa serta Asia lebih mengkhawatirkan tubuhnya dibandingkan anak-anak Afrika. Citra tubuh pada anak tidak hanya soal tubuh dan ukuran tubuh, tapi juga berkaitan degan warna kulit (lopez dalam Holmqvist dkk, 2014), bentuk rambut (LaFlesh dalam Holmqvist dkk, 2014). Aspek ini tentunya ditentukan oleh bentuk budaya setempat (lopez dalam Holmqvist dkk, 2014). Grogan (2008) mengatakan bahwa anak perempuan dan laki-laki menjadi kritis mengenai tubuhnya ketika masa menjelang remaja. Anak perempuan cenderung sering membicarakan tentang tubuh ideal seperti perempuan dewasa, yang mengakibatkan munculnya keinginan untuk menjadi langsing. Chernin (dalam Grogan, 2008) melaporkan bahwa anak perempuan menjelang remaja, sudah mengekspresikan ketidakpuasan tubuhnya dan memiliki kekhawatiran berlebihan pada berat tubuh. Mulai adanya kekhawatiran yang berlebihan terhadap tubuh, dijelaskan oleh Grogan (2008), ia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
mengungkap bahwa ada perasaan tertekan dari lingkungan sosial anak untuk menjadi langsing pada usia ini. Penelitian ini juga menemukan bahwa anak usia 8 tahun setuju ingin menjadi langsing, sekarang atau ketika mereka besar. Mereka mengatakan memiliki kehawatian untuk menjadi gendut. Penelitian yang dilakukan oleh Collins (dalam Pine, 2001) menemukan anak perempuan usia 6 atau 7 tahun sudah terpengaruh bias terhadap standar tubuh langsing, hal ini dikarenakan anak belajar sebelum memasuki puber tentang dimensi aturan gender feminine. Mendukung temuan Collins, penelitian Pine (2001) mengungkap bahwa anak laki-laki dan perempuan usia 5 hingga 11 tahun memiliki persepsi yang berbeda terhadap standar ideal, anak perempuan menunjukkan kesukaan pada figure gambar perempuan yang langsing, tetapi pada anak laki-laki ini tidak berpengaruh. Penelitian ini juga mengungkap bahwa pada usia tersebut anak sudah mampu memikirkan tentang sifat feminim yang digambarkan dengan memiliki tubuh yang kurus dan langsing. Beberapa hasil penelitian itu, menjelaskan bahwa fokus tubuh anak ditentukan oleh adanya kekuatan untuk mengutamakan penampilan dan bentuk fisik sebagai suatu hal yang penting dalam penilaian dan penerimaan anak di lingkungan. Perasaan ini disebut dengan objektifikasi diri. Penelitian yang dilakukan oleh (Helena dan Aditomo, 2007) mengungkap bahwa social comparison terhadap tubuh berkaitan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
dengan objektifikasi diri pada perempuan. Objektifikasi diri perempuan dimedia masa berkaitan dengan ketidakpuasan tubuh yang dialami oleh perempuan. Teori objektifikasi menjelaskan tentang tubuh perempuan yang dinilai berdasarkan bagaimana penampilannya bukan berdasar kepada siapa mereka. Objektifikasi ini, akan membuat perempuan lebih mementingkan penampilannya dibandingkan kemampuannya sebagai manusia (Helena dan Aditmo, 2007). 3. Aspek- Aspek Ketidakpuasan Bentuk Tubuh Untuk mengukur ketidakpuasan tubuh pada anak pra remaja, Hill (dalam cash, 2012) ,mengatakan aspek-aspek pengukuran yang digunakan bagi remaja dan dewasa relevan jika digunakan terhadap anak-anak. Terdapat beberapa aspek ketidakpuasan tubuh diantaranya adalah menurut Rosen, Orosan dan Reiter (1995): a. Penilaian negatif terhadap bentuk tubuh, yaitu selalu menilai negatif tubuh, baik secara keseluruhan atau hanya bagian tubuh tertentu. b. Perasaan malu terhadap bentuk tubuh ketika berada di lingkungan sosial, mereka yang mengalami ketidakpuasan tubuh akan merasa malu berada dalam lingkungan sosial. Hal ini disebabkan individu merasa orang lain selalu memperhatikan tampilannya. c. Body checking, individu yang mengalami ketidakpusan tubuh sering mengecek atau memeriksa tampilan fisik mereka, intensitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
menimbang berat dan bercermin lebih tinggi dari pada mereka yang tidak mengalami ketidakpuasan tubuh d. Kamuflase tubuh, hampir semua yang mengalami ketidakpuasan tubuh sering menyamarkan bentuk tubuhnya dari keadaan sebenarnya, hal ini dilakukan untuk menyenangkan hati, seperti menggunakan pakaian yang lebih besar dari ukuran tubuhnya. e. Menghindari aktifitas sosial dan kontak fisik dengan orang lain, individu yang mengalami ketidakpusan tubuh malas untuk mengikuti kegiatan social yang berhubungan dengan orang lain. Berdasarkan aspek-aspek yang telah disebutkan diatas, aspek-aspek dari ketidakpuasan tubuh adalah penilaian negatif terhadap bentuk tubuh, perasaan malu terhadap bentuk tubuh ketika berada di lingkungan sosial, Body checking, kamuflase tubuh, menghindari aktifitas social dan kontak fisik dengan orang lain. 4. Dampak Dari Ketidakpusan Tubuh Ketidakpuasan pada tubuh, memiliki konsekuensi negatif untuk kualitas hidup seseorang, karena dapat menganggu fungsi dari kesehatan mental
dan
psikososial.
Ketidakpuasan
tubuh
berkaitan
dengan
bagaimana seseorang merasakan dirinya sendiri dan bagaimana seseorang menilai dirinya sendiri. Dampak dari ketidakpuasan tubuh berdasarkan beberapa hasil penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Harga diri yang rendah dan turunnya kualitas hidup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Ketidakpuasan pada bentuk tubuh dapat menyebabkan seseorang merasa tidak percaya diri, memiliki konsep diri yang kurang baik dan harga diri yang rendah (Asri dan Setiasih (2004); Harlock (2006) dalam Gannis 2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mond dkk (2013)
mengungkap
bahwa
tingkat
yang
lebih
tinggi
dari
ketidakpuasan tubuh berelasi positif dengan rendahnya kualitas hidup, rendahnya kualitas hidup ini akan mempengaruhi fungsi kesehatan yang mengakibatkan individu memiliki banyak beban penyakit. Selain itu, ketidakpuasan tubuh pada anak akan berdampak kepada terhambatnya tugas psikososial anak, sehingga akan mengembangkan gangguan depresi pada saat remaja (Killen dkk, Mendelson dkk, Stice dkk dalam, Pinhero dan Giugliani 2006). b. Gangguan makan Individu yang mengalami ketidakpuasan tubuh akan selalu merasa bahwa memiliki kelebihan berat tubuh, sehingga individu tersebut akan berusaha untuk mengurangi berat tubuhnya dengan cara apapun (Rolland dkk dalam Krahnstoever dkk, 2008). Krahnstoever dkk (2008) menambahkan banyak individu yang mengalami ketidakpuasan tubuh akan mengalami gangguan makan dan juga melakukan diet yang tidak sehat seperti berpuasa, binge eating, dan purging (Goodrick, Poston & Foreyt dalam Krahnstoever dkk, 2008). Perilaku diet pada anak dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hospital For Sick Children di Toronto dalam sebuah artikel online, menjelaskan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
bahwa 30% anak perempuan di Toronto melakukan diet pada usia 10 hingga 14 tahun. Penelitian McVey, Tweed dan Blackmore (2004) yang dilakukan di Kanada, juga mengungkap hal yang serupa, mereka menemukan bahwa perilaku diet tidak sehat sudah ditemukan pada anak perempuan usia 10 tahun dan memiliki kemungkinan mengalami gangguan makan ketika remaja. Berdasarkan uraian tentang akibat yang ditimbulkan oleh ketidakpuasan tubuh, dapat disimpulkan bahwa ketidakpuasan tubuh dapat menganggu fungsi kehidupan seseorang, seperti depresi, harga diri rendah, kesehatan mental dan gangguan makan. 5. Faktor-faktor
pembentuk
ketidakpuasan
tubuh
pada
anak
perempuan adalah : a) Faktor sosiokultural (peran budaya) Teori sosiokultural mengenai ketidakpuasan tubuh, berkaitan dengan hal-hal yang dianggap ideal yang mempengaruhi individu. Thompson
(1996)
mengatakan
bahwa
dampak
terkuat
dari
berkembangnya ketidakpuasan citra tubuh dimasyarakat barat adalah faktor
sosiokultural.
Menurut
Thompson
(1996)
masyarakat
mengihlami suatu pernyataan terkait keindahan adalah sebuah kebaikan, dimana sinonim dari keindahan adalah kecantikan. Hal ini terbukti bahwa masyarakat lebih menghargai menjadi kurus dan menghindari menjadi gendut (Thompson, 1996).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Ketidakpuasan tubuh juga dipengaruhi faktor sosial masyarakat atau di konstruksikan oleh masyarakat. Matz , Foster , Faith & Wadden, (2002) mengatakan bahwa kesadaran dan internalisasi dari standar kelompok berkontribusi terhadap ketidakpuasan tubuh. Grogan (2010) menjelaskan masyarakat menetapkan standar bentuk tubuh ideal bagi masing-masing jenis kelamin, karena terdapat stigma terkait bentuk tubuh ideal, yang selalu mencerminkan kebahagiaan, kesuksesan, awet muda dan penerimaan sosial yang baik b) Media Masa Faktor media masa memiliki peranan yang penting dalam mengkomunikasikan standar berat tubuh kurus pada wanita (Thompson, 1996). Morisson dan Hopkins dalam Maggie (2010) mengatakan
bahwa
media
merupakan
faktor
kunci
dalam
pembentukan gambaran ketidakpuasan bentuk tubuh, karena media mengkonsepkan
sebuah
tampilan
yang
sempurna.
Penelitian
Hofschire dan Greenberg (2002) menjelaskan bahwa identifikasi anak terhadap karakter di televisi berkorelasi secara positif terhadap ketidakpuasan tubuh. Biasanya anak perempuan mengidentifikasi dengan model perempuan dan anak laki-laki mengidentifikasi bentuk tubuhnya dengan atlet. Untuk mendukung penjelasan terkait media yang berkorelasi dengan ketidakpuasan tubuh, Lakof dan Scherr dalam Kusumah (2007) mengatakan bahwa televisi dan majalah memiliki efek negatif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
karena model dalam media ini dilihat sebagai perwakilan realistis dari orang yang sebenarnya, bukan sebagai gambar yang sudah dimanipulasi dan dikembangkan secara hati-hati dan artifisial. hampir semua perempuan gagal untuk bisa melihat bahwa model dan perawatan rambut untuk sesi pemotretan juga melalu proses editing secara ketat, dan wanita selalu melihat tersebut sebagai suatu perbandingan yang realistis dan pantas untuk dijadikan perbandingan (Thompson, 1996). Perubahan dan perkembangan mental ini didukung oleh media yang sering anak gunakan, selain televisi media lainnya adalah mainannya. Salah satu contohnya Barbie, anak perempuan lebih perduli dengan penampilan dibandingkan anak lakilaki karena mainan mereka, sehingga mereka memiliki keinginan untuk menyamai. Selain itu, anak perempuan memiliki banyak panutan seperti ibu, kakak, mainan, dan karakter idola di televisi. Selain itu Thompson (1996) menambahkan bahwa media memiliki peran yang besar dalam mengkomunikasikan harapan dari masyarakat. Teori Self Discrepancy menjelaskan bahwa individu memiliki kecenderungan untuk membandingkan persepsi mengenai penampilan mereka sendiri dengan bayangan ideal atau juga orang lain yang dianggap memiliki penampilan ideal (Thompson, 1996). Diskrepansi antara persepsi mengenai diri dan diri yang dianggap ideal dan bisa menghasilkan sebuah ketidakpuasan dikarenakan proses perbandingan tadi. Semakin besar diskrepansi antara persepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
seseorag dan persepsi ideal, maka semakin besar ketidakpuasan yang dialami (Thompson, 1996). Seiring berkembangnya zaman, media sosial anak mulai memberikan dampaknya kepada citra tubuh anak, seperti penggunaan facebook, Satu studi dari anak perempuan remaja menemukan bahwa pengguna Facebook yang secara signifikan lebih mungkin dibandingkan pengguna non-Facebook memiliki konsep tubuh ideal yang langsing dan untuk terlibat dalam pengawasan tubuh (Tiggemann & Slater, dalam Paid dan Schryver, 2015) c) Gender Tingkat ketidakpuasan tubuh, yang diindikasi oleh tingkat perilaku diet dan laporan subyektif mengenai kehawatiran terhadap penampilan, juga dihasilkan oleh adanya perbedaan jenis kelamin. Penelitian yang dilakukan oleh Brennan, Lalonde dan Bain (2010) terhadap 98 laki-laki dan 98 perempuan usia 17-40 tahun, mengungkap bahwa kekhawatiran berat tubuh dan ketidakpuasan tubuh lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki, tetapi juga memiliki kecenderungan terjadi pada anak laki-laki. Penelitian yang dilakukan Phares, Steinberg, dan Thompson (2004) terhadap 141 anak perempuan dan laki-laki usia 8-11 tahun mengungkap bahwa anak perempuan lebih peduli pada berat tubuh dan perilaku diet, dari pada anak laki-laki. Kasus ketidakpusaan tubuh pada perempuan banyak terjadi dikarenakan faktor tekanan sosial budaya, dan lebih cenderung terjadi pada perempuan muda (Esnola,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Rodriguez dan Goni, 2010), sehingga ketidakpuasan tubuh cenderung berkembang sesuai dengan siklus hidup perempuan. (Montepare JM, 1996). Atwater dan Duffy (1999) mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki konsep ideal yang berbeda terkait tubuhnya, sehingga terdapat diskrepansi pada masing-masing jenis kelamin. Perempuan memiliki anggapan bahwa laki-laki menginginkan perempuan yang memiliki tubuh yang kurus dan ukuran payudara yang besar, walaupun sebenarnya tidak demikian (Atwater dan Duffy, 1999).
d) Teman sebaya Bagi anak-anak dan remaja, teman merupakan agen sosial yang penting. Melalui percakapan, bermaian, dan social comparison serta peilaku imitasi menjadi hal penting dalam pembentukan identitas (Holmqvist dkk, 2014). Standar tentang penampilan, bentuk tubuh dan standar kecantikan ditularkan melalui perakapan, komentar tentang penampilan yang menarik, dan social comparison (Holmqvist dkk, 2014). e) Massa Tubuh Massa tubuh merupakan karakteristik biologis yang paling berhubungan dengan ketidakpuasan tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu dengan masa tubuh yang lebih besar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
menyatakan tingginya ketidakpuasan tubuh (Jones, 2004). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Calzo, Sonneville, Haines, Blood, Field dan Austin (2012) pada subjek penelitian anak usia 9-18 tahun menemukan bahwa anak perempuan yang memiliki BMI diatas 50% memiliki ketidakpuasan tubuh yang lebih besar dari pada anak perempuan yang memiliki BMI dibawah 50%. Individu yang memiliki kelebihan berat tubuh sering mengalamai pengalaman yang negatif pada interaksi sosialnya, seperti komentar yang menyakitkan atau ejekan yang sengaja diarahkan kepada invididu tersebut dan juga penghindaran sosial (Thompson, Heinberg, Altabe dan Stacey, 1999).
C. Social Comparison Social comparison adalah hakekat dan perilaku sosial (Locke, 2014). Social comparison adalah kecenderungan umum individu untuk menggunakan orang lain sebagai sumber untuk evaluasi diri (Festinger dalam Patrick dkk, 2004). Festinger (1954) mengatakan bahwa social comparison adalah sebuah proses evaluasi, yang mencangkup pencarian informasi dan melakukan penilaian tentang dirinya terhadap orang lain, untuk mengetahui standar dari luar diri mereka yang digunakan untuk menilai kemampuan dan pendapat mereka (White, Langer, Yariv dan Welch, 2006). Festinger (dalam Chardon, 2012) menjelaskan yang dievaluasi dalam social comparison adalah aribut. Atribut-atribut yang dibandingkan dapat berupa atribut fisik (misalnya bentuk tubuh, wajah) dan atribut abstrak (misalnya kecerdasan, perilaku sosial).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Penelitian ini memberikan batasan pengukuran atribut perbandingan pada atribut fisik. Tujuan dari individu melakukan social comparison adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti evaluasi diri, meningkatkan diri (self enchacement), dan perbaikan diri (Kruglanski dan Mayseless dalam Corcoran dkk, 2011). Selain itu, Diener dan Fujita (dalam White dkk, 2006) menunjukkan bahwa social comparison tidak hanya sebagai strategi koping atau menghindari dampak negatif, tetapi untuk meningkatkan kesejahteraan, seperti kebahagiaan dan merasakan kepuasan dengan hidupnya. Dengan demikian, social comparison digambarkan sebagai proses strategis, yang digunakan untuk mencapai motif dan tujuan tertentu (Taylor, dalam Corcoran dkk, 2011). Akan tetapi Gilbert, Geister dan Morris (dalam Guimond, 2006) mengatakan proses social comparison bersifat spontan, tanpa usaha, dan tidak disengaja karena perbandingan pada saat saat tertentu datang secara spontan dan natural. 1. Social Comparison tubuh pada anak usia 8- 11 tahun Social comparison bagi anak-anak adalah sesuatu yang penting sebagai landasan evaluasi diri pada anak, untuk mengukur kemampuan inelektualnya di sekolah (Dweek, Elliot dan Festinger, dalam Aboud, 1985). Ruble dan Frey (dalam Chayer dan Bouffard, 2010) mengatakan bahwa social comparison sudah dimulai sejak usia pertengahan sekolah dasar, sekitar usia 8 tahun. Social comparison kemungkinan dapat membantu mereka menentukan tujuan dan aspirasi terutama yang berhubungan dengan sekolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
karena dalam melakukan perbandingan anak akan memadukan norma dan ekspektasi dalam hal perilaku dan kemampuan (Chayer dan Bouffard, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Buunk dkk (dalam Chayer dan Bouffard, 2010), menemukan bahwa anak usia 12 dan 13 tahun, membandingkan kemampuanya menggunakan tipe perbandingan upward comparison untuk meningkatkan performansinya dan memiliki acuan untuk mencapai target mereka. Upward comparison adalah perbandingan yang dilakukan oleh individu yang bertujuan untuk menaikan derajat diri dan memperbaiki diri, agar menjadi unggul dibandingkan dengan rekan-rekan lain. Kegagalan dalam memperbaiki diri akan berdampak kepada gangguan harga diri (Blechert, dkk 2009). Buunk (dalam Chayer dan Bouffard, 2010) juga menemukan bahwa banyak anak yang menggunakan tipe perbandingan upward comparison yang mengalami frustasi, malu dan cemburu ketika tidak mampu mencapai target mereka. Anak-anak tidak terus menggunakan upward comparison, Buunk dan Ybema (dalam Chayer dan Bouffard, 2010) juga menemukan, terkadang anak menggabungkan upward comparison dan downward comparison dalam suatu social comparison. Sebagai contoh, anak membandingkan kemampuannya dengan teman yang lebih pintar dikelas, sekaligus juga membandingkan dirinya dengan teman yang tidak pintar dikelas. Will (1981) mengungkap downward comparison adalah ketika seseorang melihat orang lain atau kelompok yang dianggap lebih buruk dari diri mereka dengan tujuan agar individu merasa lebih baik tentang dirinya . Blechert (2009) menjelaskan bahwa umumnya orang yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
menggunakan tipe downward comparison, memiliki tujuan melindungi diri, sebab downward dapat meningkatkan harga diri dan efek postif pada diri individu. Wills (1981) menjelaskan kecenderungan membandingkan dengan “target” yang lebih buruk dari individu karena ada efek ketakutan, proyeksi, permusuhan daya tarik terhadap orang lain, prasangka sosial, agresi bermusuhan dan humor sehingga cenderung mengkambing hitamkan dan mencari rasa aman. Dampak dari downward comparison lebih banyak postif, sebab anak akan merasa bahagia dan bangga pada dirinya, tetapi juga bisa berdampak negatif seperti kekhawatirannya menjadi seperti target pembandingnya (Buunk dan Ybema, dalam Chayer dan Bouffard, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Santrock, Smith, dan Bourbeau (dalam Santrock 2011) pada anak-anak berkulit hitam usia 4 dan 5 tahun, mengungkap bahwa social comparison merupakan faktor yang menentukan perilaku agresi dan regresi pada anak. Social comparison pada anak usia akhir masa anak-anak tidak selalu mengenai kemampuan intelektual dikelas saja, tetapi juga terdapat pada kemampuan fisik dan penampilan fisiknya Smolak (dalam Cash 2011). Smolak (dalam, Cash 2011) juga mengatakan bahwa kemampuan fisik dan penampilan fisik terkait dengan body image anak. Pada usia ini Smolak (dalam Cash 2011) menjelaskan bahwa bentuk kehawatiran anak terhadap tubuhnya, tidak terlalu terfokus soal berat dan bentuk tubuhnya, tetapi terkait rambut dan penampilannya. Hal ini dipengaruhi oleh, perilaku anak yang membandingkan diri mereka dengan mainan seperti boneka Barbie dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
lainnya Smolak (dalam Cash 2011). Selain itu, anak perempuan cenderung membandingkan dan menjadikan model peniruan bagi diri mereka dengan karakter ditelevisi, teman, saudara, dan orang tua. Penelitian Jones (2002) mengungkap bahwa anak laki-laki dan perempuan usia 7 hingga 10 tahun melakukan social comparison dengan selebriti untuk atribut fisik dan perbandingan atribut pribadi dan sosial kepada teman-teman. Perbandingan kedua atribut pada anak laki-laki dan perempuan berkorelasi kepada ketidakpuasan tubuh. Jones (2002) juga melaporkan bahwa bentuk perbandingan yang dilakukan oleh anak perempuan adalah perbandingan wajah dan anak perempuan lebih cenderung sering membandingkan atribut wajah dan sosial dari pada anak laki-laki. Social comparison terhadap tubuh merupakan proses membandingkan tubuhnya dengan tubuh orang lain (Schutz, Paxton dan Wetheim dalam Berg dkk, 2007). Social comparison terhadap tubuh (body social comparison) membuat individu memahami makna dari sebuah penampilan yang mengharuskan
mereka
berpenampilan,
perilaku
membandingkan
penampilan bertujuan untuk menyamai dirinya dengan lingkungannya. Perbandingan penampilan fisik dan kemampuan fisik berkaitan dengan perbandingan bentuk dan fungsi tubuh. Sehingga, terlalu sering melakukan social comparison terahadap tubuh akan berdampak kepada evaluasi diri yang negatif yang memiliki kecenderungan kearah ketidakpuasan tubuh (Jones, dalam Berg dkk, 2007).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Faktor-faktor yang mendorong individu melakukan perbandingan terhadap tubuh menurut Berg, Paxton, Keery, Wall, Guo dan Neumark (2007) adalah karena perilaku social comparison yang dilakukan individu sudah menjadi hakekat dan perilaku sosial setiap individu, selain itu terdapat tekanan dari masyarakat tentang standar ideal tubuh dan adanya evaluasi dari lingkungan dan media. Sehingga, ada hubungan antara media, keluarga, lingkungan dan ketidakpuasan tubuh yang dimediasi oleh kecenderungan perbandingan tubuh (Thompson, Heinberg, Altabe dan Tantleff , Dunn dalam Berg dkk 2007). Semakin berkembangnya zaman, tekanan terhadap kompetisi dan prestasi membuat perilaku mengobeservasi dan membandingkan diri antar individu kemungkinan sudah terjadi sejak kecil. Pada saat membandingkan, diperlukan target pembanding sebagai acuan. Jika dikaitkan dengan citra tubuh, individu biasanya memilih target perbandingan yang dekat dengan dirinya, seperti teman sebaya atau individu yang memiliki standar ideal seperti yang ditawarkan media. Harter (dalam Martin dan Gentry, 1997) mengatakan saat ini banyak tekanan yang dihadapi anak perempuan usia menjelang remaja dan remaja untuk fokus menyenangkan orang lain melalui kecantikan fisik, sehingga self esteem yang rendah lebih banyak ditemukan pada anak perempuan menjelang usia remaja dan remaja dibandingkan lakilaki. Dengan demikian, Martins dan Kennedy (2006) mengatakan untuk memenuhi tuntutan lingkungan, perempuan dewasa, remaja, dan perempuan menjelang remaja membandingkan daya tarik fisik mereka dengan model di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
iklan. Faktor-faktor pendorong seseorang melakukan social comparison, adalah karena adanya motivasi untuk mengevaluasi diri, adanya kebutuhan mempertahankan citra diri yang positif dan adanya kebutuhan untuk meningkatkan diri (Corcoran, Crusius, Mussweiler (2011). Berdasarkan penjabaran diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa social comparison tubuh adalah, kecenderungan individu untuk menggunakan orang lain sebagai objek pembanding untuk mengevaluasi kemampuan dan pendapat individu terkait tubuhnya dengan tujuan mencapai dan memenuhi kebutuhan dasar seperti meningkatkan diri dan perbaikan diri terkait tubuhnya. 2. Aspek -aspek dari social comparison 1. Aspek social comparison oleh Festinger (1954) : a) Aspek pendapat (opinion), yaitu pendapat yang menjadi tolak ukur perbandingan.
Seorang
individu
dapat
membandingkan
pendapatnya sendiri dengan pendapat orang lain. Apabila pendapat seseorang terkait penampilan menarik dan citra dirinya berbeda dengan pendapat orang lain, hal ini memiliki kecenderungan orang tersebut merubah pendapatnya agar mendekati pendapat orang lain atau melakukan sebaliknya, pendapat orang lain berubah mendekati pendapatnya. Perbandingan ini bersifat dua arah. b) Aspek kemampuan (ability), yaitu adanya dorongan searah menuju keadaan
yang
lebih
baik.
Individu
membandingkan
kemampuannya dengan orang lain. Apabila kemampuan individu berbeda dengan orang lain, individu akan memiliki dorongan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
meningkatkan kemampuannya sehingga mencapai keadaan dimana perbedaan antara dirinya dengan orang lain menjadi sedikit dan tidak berjarak. Dorongan ini bersifat searah, sehingga sehubungan dengan itu perubahan pendapat relatif mudah terjadi dari pada perubahan kemampuan. 2. Aspek social comparison menurut Jones (2002) : a) Aspek tinggi tubuh (height), yaitu individu membandingkan tinggi dirinya dengan tinggi rekan-rekannya (seperti, tinggi / pendek/ tinggi sedang) b) Aspek berat tubuh (weight), yaitu individu membandingkan ukuran tubuhnya (seperti, langsing ideal, kurus, gendut, tidak gendut, berat rata-rata) c) Aspek bentuk tubuh (shape), yaitu individu membandingkan bentuk tubuhnya dengan rekan rekannya (seperti proporsi tulang yang pas, bertubuh bongsor, bertubuh lebar, dan bertubuh kecil) d) Aspek wajah (face), yaitu membandingkan fitur wajah (seperti, cantik, good looking, kulit wajah bagus, tidak berjerawat, dagu runcing atau tumpul) e) Aspek gaya (style), yaitu membandingkan dengan kemampuan berdandan dan berpakaian, serta atribut yang digunakan
dan
terlihat pada teman (seperti, keren, berpakaian bagus, pandai berpakaian)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Pada penelitian ini, aspek-aspek yang digunakan adalah aspek social comparison Festinger (1954) karena menurut festinger social comparison mencangkup pencarian informasi dan melakukan penilaian tentang dirinya terhadap orang lain, untuk mengetahui standar dari luar diri mereka yang digunakan untuk menilai kemampuan dan pendapat mereka, sehingga menurut festinger (1945) kemampuan dan pendapat merupakan dasar dari sebuah perbandingan. Aspek yang kedua adalah aspek physical attractiveness oleh Jones (2002), karena Fisher, Dunn dan Thompson (2002) mengatakan bahwa umpan balik yang negatif, rasa rendah diri yang ditimbulkan dari standar masyarakat terhadap attractiveness merupakan alasan banyak kasus ketidakpuasan tubuh yang dimunculkan dari adanya perbandingan. Berdasarkan aspek-aspek tersebut, disimpulkan bahwa aspek pada social comparison yang digunakan oleh peneliti adalah berupa gabungan dari dua aspek yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian, adapun aspekaspek tersebut adalah sebagai berikut: A. Aspek kemampuan a) Aspek kemampuan tinggi tubuh, yaitu perbandingan yang dilakukan oleh invidu terhadap rekan-rekannya dalam hal kemampuan dan usaha untuk mendapatkan tinggi tubuh . b) Aspek kemampuan berat tubuh, yaitu perbandingan yang dilakukan individu terhadap rekan-rekannya dalam hal menjaga berat tubuhnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
c) Aspek kemampuan bentuk tubuh, yaitu perbandingan yang dilakukan oleh individu terhadap rekan-rekannya dalam hal kemampuan membentuk tubuh. d) Aspek kemampuan merawat bentuk wajah, yaitu perbandingan terhadap rekan-rekannya dalam hal kemampuan merawat wajah. e) Aspek kemampuan berpenampilan (gaya), yaitu perbandingan yang dilakukan oleh individu terhadap rekan-rekannya dalam hal berpenampilan (atribut yang digunakan dan terlihat pada teman (seperti, keren, pandai berdandan, pandai berpakaian). B. Aspek pendapat a) Aspek pendapat tentang tinggi tubuh, yaitu pendapat individu dalam
menilai
dirinya
dan
temannya
serta
melakukan
perbandingan terhadap pendapat dirinya dengan pendapat rekanrekannya dalam hal tinggi tubuh (seperti memiliki tubuh yang tinggi, pendek atau tinggi sedang). b) Aspek pendapat tentang berat tubuh, yaitu pendapat individu dalam menilai dirinya dan temannya serta melakukan perbandingan terhadap pendapat dirinya dengan pendapat rekan-rekannya dalam hal ukuran tubuhnya (seperti langsing ideal, kurus, gendut dan tidak gendut). c) Aspek pendapat tentang bentuk tubuh, yaitu pendapat individu dalam
menilai
dirinya
dan
temannya,
serta
melakukan
perbandingan pendapat dirinya dengan pendapat rekan-rekannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
dalam hal bentuk tubuh (seperti tubuh bongsor, tubuh lebar, dan tubuh kecil). d) Aspek pendapat tentang wajah, yaitu pendapat individu dalam menilai dirinya dan temannya serta melakukan perbandingan pendapat dirinya dengan pendapat rekan-rekannya dalam hal merawat wajah (seperti cantik, good looking, kulit wajah bagus, dagu runcing, atau tumpul). e) Aspek pendapat tentang gaya, yaitu pendapat individu dalam menilai dirinya dan temannya, serta melakukan perbandingan pendapat dirinya dengan pendapat rekan-rekannya dalam hal berpenampilan atau atribut yang digunakan dan terlihat pada teman (seperti, keren, pandai berdandan, pandai berpakaian) 3. Dampak dari social comparison adalah sebagai berikut : Dampak dari social comparison terhadap diri individu adalah evaluasi diri yang mempengaruhi persepsi, reaksi afektif, motivasi dan perilaku individu. Seseorang yang sering melakukan social comparison akan merasakan tidak bahagia dengan hidupnya (Lyubomirsky dan Rose dalam White dkk, 2006). Kebahagiaan ini menurut White (dkk, 2006) tergantung dari tipe perbandingan yang dilakukannya, jika seseorang melakukan perbandingan Downward maka dia akan merasa mendapatkan respon positif, tetapi ketidakmampuan mencapai standar pada perbandingan upward akan membuat individu merasa kecewa karena mendapat respon negatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gibbons
dan
Bunk
(dalam
White
dkk,
2006)
48
mengungkap
kecenderungan individu untuk melakukan social comparison berkorelasi dengan harga diri rendah, depresi dan neurotisisme. Hal ini sesuai dengan pendapat Festinger (1954) yang mengatakan bahwa ada dorongan menuju keseragaman yang memunculkan asimilasi, sehingga orang akan mengevaluasi diri menjadi lebih baik setelah membandingkan dengan standar yang lebih rendah. Individu juga akan memiliki evaluasi yang negatif ketika dihadapkan dengan perbandingan ke standar yang lebih tinggi. Penafsiran yang dilakukan ini, hasilnya akan dipengaruhi dari bagaimana
seseorang
memandang
dirinya
sebelum
perbandingan (Corcoran, Crusius, Mussweiler, 2011).
melakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D.
Dinamika
Hubungan
Antara
Social
Comparison
Tubuh
49
Dan
Kecenderungan Ketidakpuasan Tubuh Anak Perempuan Usia 8-11 Tahun Memasuki usia 8 hingga 11 tahun, anak dikategorikan memasuki tahap Preadolesence atau usia menjelang remaja. Usia ini adalah usia dimana anak akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berada diluar rumah dan lingkungan bermainnya, seperti di sekolah, dan lingkungan masyarakat. Pada usia ini, anak akan disibukkan dengan tugas-tugas perkembangan berupa pembentukan
pengetahuan,
keterampilan,
kemampuan
sosial,
mengembangkan tubuh dan otak serta mempersiapkan kehidupan remajanya (Papalia, 2006). Hurlock (1978) mengatakan bahwa karakteristik utama perkembangan anak usia sekolah dasar adalah berkelompok, pada usia ini penerimaan dan penghargaan dari teman bermain menjadi hal penting bagi anak sehingga anak cenderung mencari kepopuleran di lingkungan bermainnya. Dengan demikian, anak-anak sering memikirkan bagaimana cara menyesuaikan diri agar mendapatkan teman yang banyak dan mendapatkan penghargaan tertinggi dari teman-teman bermainnya (Hurlock, 1978). Untuk mampu memahami lingkungannya, anak akan melakukan evaluasi terhadap dirinya melalui kemampuan dan pendapatnya berdasarkan kemampuan dan pendapat teman-temannya. Santrock (2011), mengatakan anak akan membentuk identitas dirinya dipengaruhi oleh aspek sosial dan pendapat kelompok, karena saat memahami diri, anak cenderung sadar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
terhadap perspektif orang lain yang mempengaruhi pandangan diri dan orang satu sama lain (Santrock, 2006). Santrock (2011) juga menambahkan bahwa pemikiran anak usia sekolah dasar mulai terfokus pada dirinya sendiri, sehingga self esteem anak muncul dalam tiga bentuk yaitu, fisik, akademis, dan sosial yang dipengaruhi oleh adanya proses evaluasi. Pada masa inilah, anak mulai mampu menggambarkan karakteristik fisik mereka, dan mulai membentuk gambaran baru tentang ideal atau tidak ideal dirinya sendiri pada aspek sikap dan tampilan fisik berdasarkan proses evaluasi yang berasal dari social comparison dengan lingkungannya. Proses ini berkaitan dengan bagaimana proses perkembangan kognitif anak dalam menangkap informasi yang masuk, sebab pada masa ini anak lebih memahami konsep ruang dan sebab akibat. Penilaian tentang diri menjadi lebih realistik dan komperhensif yang mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan, hal ini dikarenakan anak
memiliki kemampuan untuk
membedakan real self dan ideal self. Perkembangan anak, tidak terlepas dari adanya perubahan fisik pada anak yang menimbulkan minat anak terhadap perubahan tubuhnya. Minat terhadap tubuh ini muncul karena anak mulai bermain dengan lingkungan sosialnya (Hurlock, 1978). Usia ini anak mulai membandingkan tubuh gemuk yang dinilai lambat dengan tubuh kurus yang terlihat lincah. Selain itu, minat terhadap tubuh juga berkaitan dengan minat anak terhadap penampilan yang muncul ketika memasuki usia akhir anak-anak dan menjadi obsesi ketika memasuki remaja. Anak mulai melihat apakah mereka terlihat rapih dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
berpakaian atau tidak, apakah gigi mereka bersih atau tidak. Hurlock (1978) mengatakan bahwa minat terhadap penampilan muncul karena beberapa faktor, diantaranya adalah kritik dan komentar positif atau negatif dari teman sebaya mengenai penampilan menarik dan tidak menarik, kesadaran sikap lingkungan yang postif terhadap orang yang berpenampilan menarik, tekanan kelompok untuk berpenampilan sesuai jenis kelamin, dan kesadaran terhadap fungsi pakaian sebagai identitas diri. Pada proses inilah anak sering melakukan
perbandingan
dengan
teman-temannya,
kecenderungan
membandingkan bisa saja kepada anak yang dinilai baik dan bagus oleh lingkungan atau membandingkan kepada anak yang dinilai buruk atau jelek dilingkungannya. Seperti yang telah dijelaskan, social comparison bagi anak penting sebagai sarana evaluasi diri, sehingga perilaku membandingkan pada anak dapat membantu mereka untuk mencapai tujuan dan aspirasi terutama yang berhubungan dengan sekolah yaitu kemampuan dan pendapat mereka dikelas terkait intelektual dan sosial, selain itu menurut Kruglanski dan Mayseless (dalam Corcoran dkk, 2011) perbandingan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti meningkatkan diri (self enchacement), dan perbaikan diri. Smolak (dalam Cash 2011) menjelaskan social comparison pada anak usia ini, juga terjadi pada kemampuan fisik dan penampilan fisiknya. Kemampuan fisik dan penampilan fisik adalah atribut yang terkait dengan body image anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Ketidakpuasan tubuh pada anak menurut Cash dan Smolak (2011) berkaitan dengan citra tubuh yang dipengaruhi oleh perkembangan dan perubahan mental anak-anak. Anak usia akhir mulai mengalami pubertas, pubertas dapat mempengaruhi ukuran dan volume tubuh. Fase inilah banyak anak perempuan mulai merasakan kakhwatiran terhadap perubahan tubuhnya karena pubertas meningkatkan masa lemak tubuh pada anak perempuan sehingga citra tubuh yang dimunculkan kemungkinan negatif (Smolak, dalam Holmqvist dkk, 2014). Selain itu, Holmqvist dkk (2014) mengatakan bahwa perkembangan juga menimbulkan peningkatan kapasitas kognitif dan timbulnya kepentingan romantis yang memperkuat fungsi penampilan fisik dan berkaitan dengan isu ketidakpuasan tubuh. Collins (dalam Pine, 2001) mengungkap anak perempuan usia 6 atau 7 tahun sudah terpengaruh bias terhadap standar tubuh langsing, hal ini dikarenakan anak belajar sebelum memasuki puber tentang dimensi aturan gender feminine. Mendukung hal tersebut, penelitian Pine (2001) mengungkap bahwa anak laki-laki dan perempuan usia 5 hingga 11 tahun memiliki persepsi yang berbeda terhadap standar ideal, anak perempuan menunjukkan kesukaan pada figur gambar perempuan yang langsing, tetapi pada anak laki-laki ini tidak berpengaruh. Penelitian ini juga mengungkap
bahwa pada usia tersebut anak sudah
mampu memikirkan tentang sifat feminine yang digambarkan dengan memiliki tubuh yang kurus dan langsing. Beberapa hasil penelitian itu, menjelaskan bahwa fokus tubuh anak ditentukan oleh adanya kekuatan untuk mengutamakan penampilan dan bentuk fisik sebagai suatu hal yang penting
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
dalam penilaian dan penerimaan anak di lingkungan. Perasaan ini disebut dengan objektifikasi diri. Helena dan Aditomo (2007) mengatakan bahwa social comparison terhadap tubuh berkaitan dengan objektifikasi diri pada perempuan. Objektifikasi diri perempuan dimedia masa berkaitan dengan ketidakpuasan tubuh yang dialami oleh perempuan. Teori objektifikasi menjelaskan tentang tubuh perempuan yang dinilai berdasarkan bagaimana penampilannya bukan berdasar kepada siapa mereka. Objektifikasi ini, akan membuat perempuan lebih mementingkan penampilannya dibandingkan kemampuannya sebagai manusia (Heelena dan Aditmo, 2007). Mengutamakan penilaian dan penerimaan pada penampilan dan bentuk fisik oleh anak, tentunya sebagai bentuk dari adanya perbandingan penampilan fisik dan kemampuan fisik yang juga berkaitan dengan perbandingan bentuk dan fungsi tubuh. Schutz, Paxton dan Wetheim (dalam Berg dkk, 2007) mengatakan social comparison terhadap tubuh adalah proses membandingkan tubuhnya dengan tubuh orang lain. Dengan demikian perbandingan ini akan menciptakan citra tubuh, yaitu pandangan individu mengenai penampilan dan aspek tubuhnya yang didasari oleh persepsi individu terhadap dirinya. Pandangan ini berbentuk kepercayaan dan perasaan yang mengarah pada bagaimana orang lain melihatnya. Seperti yang dijelaskan, Smolak (dalam Cash, 2011) mengatakan bahwa pada citra tubuh anak, bagian yang sering dibandingkan anak adalah kemampuan fisik dan penampilan fisik. Evaluasi terhadap kemampuan fisik dan penampilan fisik yang terjadi pada anak inilah yang memungkinkan terdapat kecenderungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
pada anak untuk membentuk konsep perbandingan terhadap tubuhnya dengan orang lain. Anak yang membandingkan penampilan fisik dan kemampuan fisiknya dengan orang yang memiliki standar dibawah standarnya (downward comparison ) umumnya memiliki dampak positif sebab dia akan bangga pada kemampuannya yang melebihi objek pembandingnya, tetapi juga akan mengalami dampak negatif jika anak terlalu
mengkhawatirkan dirinya
menjadi seperti target pembandingnya sehingga mengakibatkan anak terus mendorong dirinya untuk menghindari terjadinya persamaan dengan objek pembanding yang memungkinkan menimbulkan kecemasan yang berlebihan terhadap penilaian orang pada kemampuan fisik dan penampilan fisiknya. Konsep perbandingan lain, yaitu kecenderungan anak membandingkan kemampuan fisik dan penampilan fisik dengan orang yang memiliki kemampuan dan penampilan melebihi standarnya (upward comparison), perbandingan ini memberikan dampak positif, jika anak berusaha memperbaiki dirinya dan meningkatkan dirinya. Perbandingan ini juga akan memberikan dampak negatif jika perbandingan ini memiliki kecenderungan timbulnya distorsi persepsi tubuh yang mengakibatkan ketidakpuasan tubuh, karena pada umumnya objek perbandingan merupakan orang yang mendapatkan banyak feedback positif dan penerimaan dari lingkungannya yang berhubungan dengan penampilan fisik dan kemampuan fisik. Berdasarkan penjabaran tersebut, tipe perbandingan yang dilakukan oleh anak-anak
umumnya
memiliki
kecenderungan
negatif
yang
dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
menimbulkan kecemasan serta distorsi persepsi pada kemampuan dan penampilan fisik yang mengakibatkan ketidakpuasan tubuh, sehingga dapat disimpulkan bahwa kecenderungan untuk melakukan social comparison dengan
intensitas
yang
tinggi
kemungkinan
dapat
menimbulkan
ketidakpuasan tubuh.
E. HIPOTESIS Berdasarkan uraian diatas, peneliti memiliki hipotesis yaitu terdapat hubungan positif antara social comparison tubuh dengan kecenderungan ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan usia 8-11 tahun. Semakin tinggi social comparison tubuh pada anak maka semakin tinggi kecenderungan ketidakpuasan tubuh. sebaliknya semakin rendah social comparison tubuh pada anak , maka semakin rendah kecenderungan ketidakpuasan tubuh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
F. Bagan Dinamik Hubungan Antara Social Comparison Tubuh Dengan Kecenderungan Ketidakpuasan Tubuh Anak melakukan evaluasi : dengan tujuan memahami dan menyamai kelompok, agar mendapatkan penerimaan dan penghargaan dari kelompok dalam hal fisik
Anak perempuan Usia 8 – 11 tahun melakukan social comparison fisik untuk mencapai tujuan tersebut.
Kemampuan Akademik
Kemampuan dan penampilan fisik (citra tubuh anak)
Kemampuan Sosial
Upward comparison
Downward comparison, Perilaku social comparison fisik menghasilkan Standar Ideal penampilan fisik dan kemampuan fisik
Anak menemukan adanya ketidaksesuaian keadaan diri dengan harapan sosial
Anak menemukan adanya kesesuaian keadaan diri dengan harapan sosial
Menimbulkan ketidakpuasan tubuh
Menimbulkan kepuasan tubuh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan Kuantitatif, dengan metode penelitian korelasional. Metode penelitian korelasional adalah penelitian yang melibatkan hubungan satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lain. Kedua variabel dihubungkan pada satu kelompok responden (Purwanto, 2012).
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Pada penelitian ini, varibel penelitian yang akan diteliti ada dua macam yaitu : 1. Variabel bebas (independen)
: Social comparison tubuh
2. Variabel tergantung (dependen)
: Ketidakpuasan tubuh
C. DEFINISI OPERASIONAL Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Social comparison tubuh Social comparison tubuh adalah, kecenderungan individu untuk menggunakan orang lain sebagai objek pembanding untuk mengevaluasi kemampuan dan pendapat individu terkait tubuhnya dengan tujuan mencapai dan memenuhi kebutuhan dasar seperti meningkatkan diri dan perbaikan diri terkait tubuhnya. Social comparison tubuh pada anak akan
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
diukur dengan menggunakan skala Social comparison tubuh, semakin tinggi skor yang diperoleh, semakin sering melakukan perbandingan sosial, semakin rendah hasil skor yang diperoleh semakin tidak sering melakukan perbandingan sosial. 2. Ketidakpusan tubuh Ketidakpuasan tubuh adalah suatu pikiran dan perasaan negatif yang dialami seseorang terhadap tubuhnya karena adanya kesenjangan bentuk tubuh ideal berdasarkan budaya dengan bentuk tubuh yang dimiliki. Ketidakpuasan tubuh akan di ukur dengan menggunakan skala ketidakpuasan tubuh. semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin memiliki ketidakpuasan tubuh. sebaliknya, semakin rendah hasil skor yang diperoleh semakin memiliki kepuasan tubuh.
D. Subjek Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan subjek atau sampling menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan pada suatu sampel yang terdefinisi dengan jelas Clark-Carter (2004). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah : 1. Berjenis kelamin Perempuan 2. Berada dalam rentang usia akhir anak-anak, yaitu 8 – 11 tahun Peneliti membuat batasan usia dengan tujuan memberikan batasan dalam menentukan subjek penelitian. Selain itu, pada usia ini anak-anak akan sangat perduli terhadap sikap maupun penampilan fisik yang akan memperkuat posisi mereka di lingkungan sosial. Jika terjadi ketidaksesuaian maka tekanan dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
lingkungan sosial akan mempengaruhi kesehatan mental dan perkembangan anak kedepannya. Pengambilan sample dilakukan dengan cara mendatangi subjek kerumah, membuat kelompok kecil dan pengambilan data juga dilakukan di Sekolah Dasar Pangudi Luhur Yogyakarta. Dalam Penelitian ini, peneliti akan mengambil sample subjek minimal 60 orang anak perempuan yang berusia antara 8 tahun sampai dengan 11 tahun atau berada antara kelas 3, 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar.
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan skala yang stimulusnya berisi pernyataan-pernyataan yang akan mengungkap indikator-indikator dari atribut yang bersangkutan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala social comparison dan skala ketidakpuasan tubuh. Kedua skala tersebut disusun dengan menggunakan metode penskalaan Likert. Metode ini meminta kepada subjek untuk mengindifikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan pada setiap pernyataan (Taniredja dan Mustafidah, 2011). Berikut ini akan dijelaskan masing-maisng variabel yang diukur. 1. Skala Social Comparison Penyusunan skala social comparison berdasarkan pada 10 aspek yang telah digabungkan oleh peneliti berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Festinger (1954) dan Jones (2002). Adapun aspek-aspek tersebut yaitu, aspek kemampuan tinggi badan, aspek kemampuan berat badan, aspek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
kemampuan bentuk tubuh, aspek kemampuan merawat wajah, aspek kemampuan berpenampilan dan aspek pendapat tentang tinggi badan, aspek pendapat tentang bentuk tubuh, aspek pendapat tentang berat tubuh, aspek pendapat tentang wajah, aspek pendapat tentang penampilan. Setiap item berisi pernyataan yang mana masing-masing itemnya mengandung empat jenis pilihan untuk merespon, yaitu “SS (Sangat Setuju)”, “S (Setuju)”, “TS (Tidak Setuju)”, dan “STS (Sangat Tidak Setuju)”. Nilai skor bergerak dari angka 1 sampai dengan angka 4, dihapuskannya respon netral dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan subjek memilih jawaban tengah dan agar subjek tegas dalam memilih jawaban (Hadi, 2004). Pada skala social comparison, skala terdiri dari dua bentuk yaitu pernytaan favorable dan pernyataan unfavorable. Pernyataan favorable terdiri
dari
pernyataan
yang
isinya
mendukung,
memihak
dan
menunjukkan aspek-aspek dari variabel yang hendak di ukur, yaitu social comparison. Sedangkan, pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan aspek-aspek dari variabel tersebut (Azwar, 2012). Penentuan skor pada penelitian ini, untuk pernyataan favorable dan unfavorable adalah sebagai berikut : Tabel 1. Pemberian Skor Skala Social Comparison Alaternatif Jawaban
Pernyataan Favorable
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4 3 2 1
Pernyataan Unfavorable 1 2 3 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Pada skala Social Comparison, peneliti membuat 80 item yang terdiri dari 8 item aspek kemampuan tinggi badan, 8 item aspek kemampuan menjaga berat tubuh, 8 item aspek kemampuan merawat wajah, 8 item aspek kemampuan tentang bentuk tubuh, 8 item aspek tentang kemampuan berpenampilan/ gaya, 8 item aspek tentang pendapat tentang tinggi badan, 8 item aspek pendapat tentang berat badan, 8 item aspek tentang bentuk tubuh, 8 item aspek pendapat tentang wajah, dan 8 item aspek pendapat tentang gaya/ penampilan. Table 2. Blue Print dan Dsistribusi Item Skala Social Comparison (Sebelum Uji Coba) Aspek Aspek kemampuan tinggi badan Aspek kemampuan menjaga berat tubuh Aspek kemampuan merawat wajah Aspek kemampuan membentuk tubuh Aspek kemampuan berpenampila n (gaya) Aspek pendapat tentang tinggi badan Aspek
Item Favorabel
7, 22, 76, 66
Jumlah 4
Unfavorabel
35, 33, 50, 28
4
Favorabel
77, 78, 79, 19
4
Unfavorabel
41, 13, 14, 32
4
Favorabel
67, 16, 63, 62
4
Unfavorabel
18, 73, 29, 49
4
Favorabel
70, 57, 25, 71
4
Unfavorabel
54, 36, 51, 52
4
Favorabel
10, 2, 58, 59
4
Persentase 10%
10%
10%
10%
10% Unfavorabel
1, 37, 65, 11
4
Favorabel
3, 47, 26, 72
4
Unfavorabel
12, 39, 30, 40
4
Favorabel
38, 56, 21, 20
4
10% 10%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pendapat tentang berat tubuh Aspek pendapat tentang bentuk tubuh Aspek pendapat tentang wajah, Aspek pendapat tentang gaya.
Unfavorabel
45, 5, 48, 44
4
Favorabel
9, 69, 34, 68
4
62
10% Unfavorabel
55, 60, 6, 61
4
Favorabel
64, 27, 75, 31
4
Unfavorabel
8, 4, 15, 80
4
Favorabel
24, 23, 17, 46
4
10%
80
100%
Jumlah
10%
2. Skala Ketidakpuasan Tubuh Penyusunan skala ketidakpuasan tubuh, berdasarkan pada lima aspek ketidakpuasan tubuh yang telah dikemukakan oleh Rosen, Orosan dan Reiter (1995), yaitu aspek penilaian negatif terhadap tubuh, aspek perasaan malu terhadap bentuk tubuh, aspek body checking, aspek kamuflase tubuh, dan aspek menghindari aktifitas sosial. Setiap item berisi pernyataan yang mana masing-masing itemnya mengandung empat jenis pilihan untuk merespon, yaitu “SS (Sangat Setuju)”, “S (Setuju)”, “TS (Tidak Setuju)”, dan “STS (Sangat Tidak Setuju)”. Nilai skor bergerak dari angka 1 sampai dengan angka 4, dihapuskannya respon netral dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan subjek memilih jawaban tengah dan agar subjek tegas dalam memilih jawaban (Hadi, 2004). Pada skala ketidakpuasan tubuh, skala terdiri dari dua bentuk yaitu pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Pernyataan favorable terdiri dari pernyataan yang isinya mendukung, memihak dan menunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
aspek-aspek dari variabel yang hendak di ukur, yaitu ketidakpuasan tubuh. Sedangkan, pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan aspek-aspek dari variabel tersebut (Azwar, 2012). Penentuan skor pada penelitian ini, untuk pernyataan favorable dan unfavorable adalah sebagai berikut : Tabel 3. Pemberian Skor Ketidakpuasan tubuh
Alaternatif Jawaban
Pernyataan Favorable
Pernyataan Unfavorable
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4 3 2 1
1 2 3 4
Pada skala ketidakpuasan tubuh ini, peneliti membuat 50 item yang terdiri dari 10 item pada aspek penilaian negative terhadap tubuh, 10 item pada aspek perasaan malu terhadap bentuk tubuh, 10 item pada aspek body checking, 10 item pada aspek kamuflase tubuh, dan 10 item pada aspek menghindari aktifitas sosial. Table 4. Blue Print Skala dan Distribusi Item Skala Ketidakpuasan tubuh (Sebelum Uji Coba) Aspek Item Penilaian Favorabel 35, 47, 26, 23, 20 negatif terhadap Unfavorabel 45, 12, 22, 2, 42 tubuh Perasaan malu terhadap bentuk Favorabel 32, 11, 14, 5, 48 tubuh ketika berada dilingkungan Unfavorabel 43, 41, 34, 44, 1 sosial Body Checking Favorabel 30, 18, 40, 16, 38
Jumlah 5 5
Persentase 20%
5 20% 5 5
20%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kamuflase tubuh Menghindari aktifitas sosial
Unfavorabel 9, 28, 4, 36, 49 Favorabel 8, 46, 50, 10, 6 Unfavorabel 29, 7, 13, 15, 31 Favorabel 19, 3, 25, 27, 39 Unfavorabel 24, 33, 17, 37, 21 Jumlah
5 5 5 5 5 50
64
20% 20% 100%
F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Azwar (1992) mengatakan bahwa validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2011) . Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau berdasarkan professional judgment untuk melihat apakah item dalam mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur. Pada penelitian ini, peneliti mengkonsultasikan item-item yang kepada Dosen Pembimbing. 2. Seleksi Item Seleksi item dilakukan untuk memilih item-item yang berkualitas. Azwar (2012) mengatakan, bahwa tujuan dilakukannya daya diskriminasi item atau seleksi item bertujuan untuk melihat sejauh mana item yang dibuat mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang diukur. Daya diskriminasi item di uji dengan cara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor total itu sendiri dan menghasilkan koefisian korelasi item-total (rix). Menurut Azwar (2012), sebagai batasan kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total, biasanya digunakan riX ≥ 0, 30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memiliki daya beda yang memuaskan. Sedangkan, item yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya beda rendah. Akan tetapi, apabila jumlah item yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang di inginkan, dapat dipertimbangkan untuk menurunkan batas kriteria menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang di inginkan dapat tercapai. Pada hasil analisis item pada skala social comparison, peneliti menggunakan batasan koefisien korelasi 0,25. Hal ini dilakukan karena peneliti menghindari hilangnya salah satu aspek dari skala Social Comparison. Berdasarkan hasil analisis item dengan batasan koefisien korelasi 0,25 pada skala Social Comparison menunjukkan bahwa dari 80 item yang diuji, terdapat 36 item yang gugur sehingga tersisa 44 item. Untuk menyeimbangkan bobot aspek pada skala, 4 item tambahan digugurkan. Tabel 5.Blue Print dan Distribusi Item Skala Social Comparison (setelah Uji Coba) Aspek Aspek kemampuan tinggi badan Aspek kemampuan
Item Favorabel Unfavorabel Favorabel
7, 22*, 76, 66 35, 33*, 50, 28* 77, 78, 79, 19*
Jumlah Item Baik 3 2 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menjaga berat tubuh Aspek kemampuan merawat wajah Aspek kemampuan membentuk tubuh Aspek kemampuan berpenampilan (gaya) Aspek pendapat tentang tinggi badan Aspek pendapat tentang berat tubuh Aspek pendapat tentang bentuk tubuh Aspek pendapat tentang wajah, Aspek pendapat tentang gaya.
Unfavorabel
41, 13, 14*, 32
3
Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel
67, 16, 63*, 62 18*, 73*, 29*, 49* 70, 57, 25, 71 54*, 36, 51, 52*
3 0 4 2
Favorabel
10*, 2*, 58, 59
2
Unfavorabel Favorabel
1*, 37*, 65*, 11* 3*, 47, 26, 72
0 3
Unfavorabel
12*, 39, 30, 40*
2
Favorabel Unfavorabel Favorabel
38, 56, 21*, 20* 45, 5, 48, 44* 9*, 69*, 34*, 68
2 3 1
Unfavorabel
55, 60*, 6*, 61
2
Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel Jumlah
64*, 27*, 75*, 31 8*, 4*, 15*, 80 24*, 23*, 17*, 46 42, 74*, 53, 43*
1 1 1 2 40
66
Keterangan : *) Item Gugur Tabel 6. Blue Print dan Distribusi Item Skala Social comparison (setelah di acak sesuai skala) Aspek Aspek kemampuan tinggi badan Aspek kemampuan menjaga berat tubuh Aspek kemampuan merawat wajah Aspek kemampuan membentuk tubuh
Total
Item Favorabel Unfavorabel Favorabel
3, 30, 36 14, 33 24, 37, 38
3 2 3
Unfavorabel
1, 10, 5
3
Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel
7, 19, 31 2, 9, 18, 23 20, 32
3 4 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aspek kemampuan berpenampilan (gaya) Aspek pendapat tentang tinggi badan Aspek pendapat tentang berat tubuh Aspek pendapat tentang bentuk tubuh Aspek pendapat tentang wajah, Aspek pendapat tentang gaya.
Favorabel
16, 26
2
Unfavorabel Favorabel
6, 17, 35
3
Unfavorabel
4, 13
2
Favorabel Unfavorabel Favorabel
12,39 11, 8, 29 21
2 3 1
Unfavorabel
28, 34
2
Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel Jumlah
25 40 27 15, 22
1 1 1 2 40
67
Keterangan : *) Item Gugur
Sedangkan, berdasarkan hasil analisis item dengan batasan koefisien korelasi 0,30 pada skala ketidakpuasan tubuh menunjukkan bahwa dari 50 item yang diuji, terdapat 19 item yang gugur karena memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,30, sehingga tersisa 31 item. Untuk menyeimbangkan bobot aspek pada skala, 1 item tambahan digugurkan. Tabel 7. Blue Print dan Distribusi Item Skala Ketidakpuasan tubuh (Setelah Uji Coba)
Aspek Penilaian negatif terhadap tubuh Perasaan malu terhadap bentuk tubuh
Item
Jumlah Item yang baik
Favorabel
35, 47, 26, 23, 20
5
Unfavorabel
45,12*, 22*, 2*, 42
2
Favorabel
32, 11, 14, 5, 48
5
Unfavorabel
43, 41*, 34*, 44*, 1*
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Body Checking Kamuflase tubuh Menghindari aktifitas sosial
Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel Jumlah
30, 18, 40*, 16*, 38* 9, 28*, 4, 36, 49* 8*, 46, 50*, 10*, 6 29*, 7, 13, 15*, 31 19, 3, 25*, 27*, 39 24, 33, 17, 37*, 21
68
2 3 2 3 3 4 30
Keterangan: *) Item Gugur Tabel 8. Blue Print dan Distribusi Item Skala Ketidakpuasan tubuh (Setelah diacak sesuai skala)
Aspek Penilaian negatif terhadap tubuh Perasaan malu terhadap bentuk tubuh Body Checking Kamuflase tubuh Menghindari aktifitas sosial
Item
Total
Favorabel
1, 13, 21, 29, 30
5
Unfavorabel
17, 19
2
Favorabel
3, 7, 16, 20, 23
5
Unfavorabel Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel Jumlah
27 5, 22 2, 11, 10 15, 26 8,12, 28 6, 14, 25 4, 24, 9, 18
1 2 3 2 3 3 4 30
3. Reliabilitas Reliabilitas adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya (Azwar, 2011). Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek
yang sama diperoleh
hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
belum berubah (Azwar, 2011). Relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliable. Estimasi terhadap reliabilitas hasil pengukuran ini dilakukan dengan cara menghitung koefisien Alpha-Cronbach dari program SPSS for mac versi 22.0. Pada umumnya reliabilitas dianggap memuasakan apabila koefisiennya telah mencapai minimal 0,90. Akan tetapi, koefisien reliabilitas yang mendekati angka tersebut sudah dapat dikatakn cukup memuasakan (Azwar,2012). Koefisien relibilitas yang diperoleh dari skala Social Comparison tubuh adalah sebesar 0,865 dari 80 item, Setelah dilakukan seleksi item, koefisien reliabilitas skala social comparison tubuh menjadi 0,921 dari 44 item. Sedangkan, koefisien reliabilitas yang diperoleh dari skala ketidakpuasan tubuh adalah sebesar 0,873 dari 50 item. Setelah dilakukan seleksi item, koefisien reliabilitas skala ketidakpuasan tubuh menjadi 0,915 dari 31 item. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kedua skala tersebut reliabel.
G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Menurut Santoso (2010) uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak. Pengujian ini perlu dilakukan karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov Z Test dengan program SPSS for mac versi 22.0. Distribusi data penelitian dikatakan normal jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Sebaliknya, distribusi data penelitian dikatakan tidak normal jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). b. Uji Linearitas Menurut Santoso (2010) uji linearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antar variabel yang akan dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak. Jadi, peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya. Uji linearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Test for Linearity program SPSS for mac versi 22.0. Dua variabel dikatakan bersifat linear jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05). Sebaliknya, dua variabel dikatakan bersifat tidak linear jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05). c. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment dengan program SPSS for mac versi 21.0.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
d. Uji Anova Latan
(2014)
mengatakan
analisis
varian
digunakan
untuk
membandingkan dua atau lebih variabel. Anova hanya dapat digunakan dengan satu variabel dependen dan banyak variabel indipenden. Anova diuji dengan menggunakan program SPSS for mac versi 21.0. Pada penelitian ini, uji Anova yang digunakan adalah uji One-way Anova terhadap kategori berat tubuh dan kategori usia. Kategori berat tubuh diukur menggunakan standar Indeks Masa Tubuh (IMT), karena banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang memiliki masa tubuh (IMT) yang lebih tinggi memiliki ketidakpuasan tubuh yang lebih besar dari pada anak dengan masa tubuh yang lebih rendah (Jones, 2004). Selain itu, yang diuji adalah kategori usia, banyak hasil penelitian yang ditemukan bahwa kecenderungan ketidakpuasan tubuh sudah ditemukan pada anak usia sekolah dasar, seperti penelitian Tiggemann & Pennington (dalam Grogan, 1999) yang menemukan anak usia 9 tahun sudah menunjukkan ketidakpuasan tubuhnya.
H. Pelaksanaan Uji Coba Uji coba skala dilakukan pada tanggal 9-27 februari 2015 terhadap anak perempuan usia 8 tahun hingga 11 tahun yang berada di Yogyakarta. Pemberian skala diberikan langsung oleh peneliti kepada subjek. Peneliti membuat janji kepada anak-anak untuk berkumpul lalu memberikan instruksi pengerjaan secara langsung. Pada saat pelaksanaan uji coba subjek sempat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
membacakan kuesioner kepada dua orang anak di waktu yang bebeda. Anak yang pertama berusia 8 tahun, pada subjek ini peneliti tidak membacakan secara penuh skala sebab pada soal ke 6 subjek meminta untuk mengerjakan sendiri. Anak yang kedua berusia 10 tahun, pada subjek ini peneliti membacakan semua isi kuesioner sampai selesai. Akan tetapi, subjek tetap memilih jawaban berdasarkan hasil pendapatnya sendiri. Selain itu, peneliti juga menitipkan sebanyak 12 skala kepada salah satu guru kelas 5. Secara keseluruhan total skala yang disebar oleh peneliti berjumlah 60 dan kembali dengan jumlah yang sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2015 hingga 27 Maret 2015. Peneliti melaksanakan penelitian di kota Yogyakarta. Peneliti menitipkan skala kepada guru yang mengajar di sekolah-sekolah dasar swasta yang sebelumnya telah meminta izin kepada pihak sekolah. Sekolah pertama adalah SD Kanisius Kota baru, peneliti memberikan sebanyak 24 angket yang diberikan kepada murid perempuan kelas 4, 5 dan 6 (yang berusia 9, 10 dan 11 tahun). Sekolah kedua adalah SD Kanisius Kumendaman, peneliti memberikan sebanyak 35 angket yang diberikan kepada murid perempuan kelas 4 dan 5 (yang berusia 9, 10 dan 11 tahun). Peneliti juga menitipkan angket kepada guru les dan guru sekolah dasar yang peneliti kenal. Pengambilan data juga dilakukan, dengan menemui subjek dirumah dan membuat kelompok kecil untuk mengisi skala. Dari 130 skala yang disebar oleh peneliti, terdapat 127 angket yang layak untuk dianalisis. Hal ini dikarenakan sebanyak 2 skala diisi oleh anak laki-laki dan 1 skala tidak dikembalikan.
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 127 orang anak perempuan yang memiliki rentang usia 8 – 11 tahun. Keseluruhan data
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
yang terkumpul dapat diproses dan dianalisis lebih lanjut karena sesuai dengan karakteristik subjek yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penyebaran skala penelitian, deskripsi subjek penelitian dapat dilihat pada table berikut: Tabel 9. Deskripsi Subjek Penelitian Tinggi Badan Usia 8 th 9 th 10 th 11 th
118-125 cm 2 5 4 2
126-135 cm 8 14 9 3
136-145 cm 3 4 11 21
Berat Badan 146-161 cm 1 1 12 27
20-40 kg 42-80 kg 14 0 24 0 30 6 29 24
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN Peneliti melakukan analisis deskriptif untuk mengetahui deskripsi umum dari tiap variabel penelitian. Selain itu, melalui deskripsi data penelitian ini, peneliti membandingkan mean teoritis dan mean empiris untuk memperoleh informasi mengenai skor yang diperoleh pada tiap variabel penelitian. Nilai empiris diperoleh dari rata-rata skor data penelitian dengan menggunakan program SPSS for mac versi 21.0. Sedangkan, perhitungan mean teoritis dilakukan secara manual, yaitu penjumlahan skor minimal teoritis dan skor maksimal teoritis, kemudian dibagi dua. Jika nilai mean empiris lebih
besar daripada nilai mean
teoritis, maka dapat dikatakan bahwa subjek penelitian melakukan social comparison dengan intensitas yang cukup tinggi. Sebaliknya, jika nilai mean teoritis lebih besar daripada nilai mean empiris, maka subjek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
penelitian dikatakan melakukan social comparison dengan intensitas yang rendah. Demikian pula pada variabel Ketidakpuasan tubuh, subjek penelitian dapat dikatakan memiliki kecenderungan ketidakpuasan tubuh jika mean empiris lebih besar daripada mean teoritis. Sebaliknya, jika nilai mean empiris lebih kecil daripada nilai mean teoritis, maka dapat disimpulkan
bahwa
subjek
penelitian
memilliki
kecederungan
ketidakpuasan tubuh yang rendah. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel. 10. Deskripsi data penelitian Skala
N
SC
40
BD
30
Teoritis Min Max Mean
Sig (p) 0 0
Emipiris Min Max Mean 104,6 78 123 6
SD
40
160
100
9.56
30
120
75
10.45
43
94
64,38
SD 9,56 10,4 5
Berdasarkan hasil perhitungan pada table diatas, diketahui bahwa nilai mean teoritis pada skala social comparison sebesar 100 dan nilai mean empiris sebesar 104,66 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 yang berarti terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara mean teoritis dan mean empiris pada variabel social comparison. Berdasarkan hasil tersebut, nilai mean empiris lebih besar dari pada nilai mean teoritis, sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata subjek melakukan social comparison
dengan
intensitas
yang
cukup
tinggi.
Pada
skala
ketidakpuasan tubuh, diketahui bahwa nilai mean teoritis sebesar 75 dan nilai mean empiris sebesar 64,38 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
yang berarti terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara mean teoritis dan mean empiris pada variabel ketidakpuasan tubuh. berdasarkan hasil tersebut, nilai mean empiris lebih kecil dari pada nilai mean teoritis, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata subjek penelitian memiliki kecenderungan ketidakpuasan tubuh yang rendah.
D. HASIL PENELITIAN 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji Normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk memeriksa apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebenarnya normal atau tidak (Santoso, 2010), pengujian ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran. Uji normalitas digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov Z Test dengan program SPSS for mac versi 21.0. Distribusi data dikatakan normal jika memiliki nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (p >)0,05). Sebaliknya, jika distribusi data penelitian dikatakan tidak normal jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Tabel 11. Hasil Uji normalitas Variabel
Kolmogov –Smirnov
Asymp. Sig. (2
Z Test
tailed)
Social Comparison
0.056
0.200
Ketidakpuasan tubuh
0.071
0.200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai signifikansi (p) pada variabel social comparison sebesar 0,056 dan variabel ketidakpuasan tubuh sebesar 0,071. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebaran data pada kedua variabel tersebut berdistribusi normal (p>0.05). b. Uji Linearitas Uji Linearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel yang akan di analisis mengikuti garis lurus atau tidak. Jadi, peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya (Santoso, 2010). Pada penelitian ini, uji linearitas yang digunakan adalah Test for Linearity program SPSS for mac
versi 21.0. Dua variabel
dikatakan bersifat linear jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05). Sebaliknya, dua variabel dikatakan bersifat tidak linear jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Tabel 12. Hasil Uji Linearitas F
Sig.
Social
Between
(Combined)
1.103
0.348
Comaparison
Groups
Linearity
11.382
0.001
*ketidakpuasan
Deviation
0.800
0.765
tubuh
From Linearity
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
Berdasarkan perhitungan diatas, variabel social comparison dan ketidakpuasan tubuh memiliki nilai F sebesar 11.382 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.001. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel social comparison dan ketidakpuasan tubuh bersifat linear karena memiliki nilai signifikansi (p) kurang dari 0,05. c. Uji hipotesis Pengujian Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Korelasi Pearson Product Moment dengan program SPSS for mac versi 21.0. Table 13. Hasil Uji Hipotesis
Social
Pearson
Compariso
Correlation
n
Sig. (l-Tailed)
Social
Ketidakpuasan
Comparison
tubuh
1
0.296**
0.000
N
127
127
Ketidakpu
Pearson
0,296**
1
asan tubuh
Correlation Sig. (l-Tailed)
0.000
N
127
127
**Correlation is significant at the 0,01 level (l-tailed)
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi (r) variabel social comparison dan ketidakpuasan tubuh sebesar 0,296 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara social comparison
dan ketidakpuasan tubuh.
Dengan demikian, dapat disimpulkan semakin rendah social comparison, maka semakin rendah kecenderungan ketidakpuasan tubuh. Sebaliknya, semakin tinggi social comparison, maka semakin tinggi kecenderungan ketidakpuasan tubuh.
E. ANALISIS TAMBAHAN Analisis
tambahan
dilakukan
untuk
membuktikan
adanya
perbedaan ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan usia 8 hingga 11 tahun, seperti yang telah dikemukakan oleh teori. Oleh karena itu peneliti melakukan beberapa pengujian. 1. One-way
ANOVA
(Perbedaan
ketidakpuasna
tubuh
anak
berdasarkan kategori Berat Badan) Latan (2014) mengatakan analisis varian digunakan untuk membandingkan dua atau lebih variabel. One-Way Anova digunakan untuk menguji satu variabel independen berbentuk kategorial / non metrik dan satu variabel berbentuk continuous-interval / metrik. Dengan
kata
lain,
one-way
ANOVA
digunakan
untuk
membandingkan rata-rata dari sebuah variabel untuk populasi yang dihasilkan dari sebuah klasifikasi dari satu variabel lain yang disebut faktor. Jika nilai signifikansi >0.05 menunjukkan bahwa varian antar grup sampel adalah sama dan sebaliknya jika berbeda didapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
signifikansi <0.05 dan disebut dengan heterokedastisitas. Variabel yang diukur dalam perhitungan ini adalah variabel ketidakpuasan tubuh dan kategori Berat badan. Kategori berat badan diukur berdasarkan perhitungan IMT (Indeks massa tubuh) yaitu, sebuah ukuran berat terhadap tinggi badan yang telah disetujui oleh WHO. Menggunakan perhitungan ini, kisaran berat badan menjadi lebih realistis. IMT telah dihitung secara manual dan dikategorisasikan sesuai dengan Pengukuran standar status gizi Nasional, yang dibagi menjadi lima kategori yaitu pada table berikut Tabel 14. Tabel kategorisasi IMT
Kurus
Kategori Kekurangan berat badan tingkat berat Kekurangan berat badan tingkat ringan
IMT < 17,0 17,0 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0 Adapun rumus menghitung IMT adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengelompokkan anak berdasarkan kategori berat badan (IMT) diketahui hasil sebagai berikut: Tabel 15. Hasil pengkategorisasian berdasarkan berat badan (IMT) N Kurang berat badan berat
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
Kurang berat badan ringan
20
Normal
36
Kelebihan berat badan berat
3
Kelebihan berat badan ringan
10
Total
127
Untuk analisis ANOVA one-way diuji dengan menggunakan program SPSS for mac versi 21.0. berdasarkan hasil perhitungan di peroleh hasil sebagai berikut: Tabel 16. Hasil Uji One-Way ANOVA kategori ketidakpuasan tubuh – berat badan Sig. Between Groups
Combined Unweighted Linear Term Weighted Deviation Deviation
0.041 0.242 0.295 0.031
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh bahwa nilai signifikansi (p) sebesar 0.041 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel ketidakpuasan tubuh dengan kategori berat badan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
Gambar. 1. Diagram hasil uji ANOVA one-way kategori ketidakpuasan tubuh – berat badan
Berdasarkan hasil uji tersebut, anak dengan kelebihan berat badan tingkat berat berada pada taraf 78%, anak dengan kelebihan berat badan tingkat ringan berada pada level terendah yaitu sebesar 63%, anak dengan berat badan normal memiliki presentasi cukup tinggi yaitu berada pada taraf 68% dan anak dengan kurang berat badan tingkat berat dan tingkat ringan terletak pada taraf sejajar yaitu sebesar 64%. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa kecenderungan ketidakpuasan tubuh pada rata-rata subjek penelitian tidak terlalu tinggi, walaupun secara garis besar terlihat perbadaan yang cukup signifikan. Perbedaan yang terlihat jika diperhatikan secara detil adalah pada subjek dengan kategori kelebihan berat badan tingkat berat dan kategori berat badan normal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rata-rata subjek penelitian memiliki
kecenderungan
ketidakpuasan
tubuh
yang
rendah,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
kecenderungan ketidakpuasan tubuh yang tinggi terletak pada subjek dengan kelebihan berat badan tingkat berat dan berat badan normal. 2. One-way
ANOVA
(Perbedaan
ketidakpuasan
tubuh
anak
berdasarkan kategori usia) Latan (2014) mengatakan analisis varian digunakan untuk membandingkan dua atau lebih variabel. One-Way Anova digunakan untuk menguji satu variabel independen berbentuk kategorial / non metrik dan satu variabel berbentuk continuous-interval / metrik. Dengan
kata
lain,
one
way
ANOVA
digunakan
untuk
membandingkan rata-rata dari sebuah variabel untuk populasi yang dihasilkan dari sebuah klasifikasi dari satu variabel lain yang disebut faktor. Jika nilai signifikansi >0.05 menunjukkan bahwa varian antar group sampel adalah sama dan sebaliknya jika berbeda didapat signifikansi <0.05 dan disebut dengan heterokedastisitas. Variabel yang diukur dalam perhitungan ini adalah variabel ketidakpuasan tubuh yang dan kategori usia. Anak dikategorikan berdasarkan usia yang dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel. 17. Hasil pengkategorian berdasarkan Usia Usia
N
8 tahun
14 orang
9 tahun
24 orang
10 tahun
36 orang
11 tahun
53 orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
Total
127 orang
Untuk analisis ANOVA one-way diuji dengan menggunakan program SPSS for mac versi 21.0. berdasarkan hasil perhitungan di peroleh hasil sebagai berikut: Tabel 18. Hasil Uji One-Way ANOVA kategori Ketidakpuasan tubuh-Usia Between
Sum of
Groups
Squares 1134.599
df
Mean
F
Sig.
3.683
.014
Square 3
378.200
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh bahwa nilai signifikansi (p) sebesar 0.014 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel Ketidakpuasan tubuh dengan kategori usia. Gambar. 2 Diagrma hasil Uji ANOVA one- way kategori Ketidakpuasan tubuh-Usia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
Hasil analisis tersebut menujukkan bahwa anak yang berusia 8 tahun lebih memiliki kecenderungan ketidakpuasan tubuh lebih tinggi yaitu sebesar 71%, sedangkan kecenderungan ketidakpuasan tubuh terendah terlihat pada anak usia 10 tahun dengan presentase sebesar 62%, sedangkan anak yang berusia 9 tahun juga memiliki tingkat kecenderungan ketidakpuasan tubuh yang cukup tinggi yaitu sebesar
68%
dan
anak
yang
berusia
11
tahun
memiliki
kecedenrungan ketidakpuasan tubuh yang sedang yaitu sebesar 63%.
F. PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara social comparison dan ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan usia 8 – 11 tahun. Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment dengan program SPSS for mac versi 21.0, diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara social comparison dan ketidakpuasan tubuh, yaitu nilai koefisien korelasi ( r ) sebesar 0.296 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000. Hasil dari analisis tersebut menjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan positif antara social comparison dan ketidakpuasan tubuh anak perempuan usia 8 hingga 11 tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi social comparison, maka semakin tinggi kecenderungan ketidakpuasan tubuh. begitu juga sebaliknya, semakin rendah social comparison, maka semakin rendah kecenderungan ketidakpuasan tubuh yang dialami.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jones (2001) yang mengungkap bahwa anak laki-laki dan perempuan usia 7 hingga 10 tahun melakukan perbandingan sosial dengan selebriti untuk atribut fisik dan
perbandingan
atribut
pribadi
dan
sosial
kepada
teman-teman.
Perbandingan kedua atribut pada anak laki-laki dan perempuan berkorelasi kepada ketidakpuasan tubuh. Jones (2001) juga melaporkan bahwa bentuk perbandingan yang dilakukan oleh anak perempuan adalah perbandingan wajah. Martin dan Kennedy (2006) menjelaskan bahwa anak perempuan usia pra-remaja dan remaja memiliki kecenderungan untuk membandingkan diri seiring perkembangan usia mereka, selain itu anak yang cenderung memiliki perilaku ini adalah anak yang memiliki harga diri dan konsep diri yang rendah. Penelitian Blowers dkk (2003) menjelaskan ada hubungan antara tekanan sosial terhadap tubuh langsing dan ketidakpuasan tubuh sebagian dipengaruhi oleh adanya social comparison. Martin dan Kennedy (2006) menjelaskan dari hasil penelitiannya bahwa gambar iklan kecantikan pada anak perempuan usia menjelang remaja dan remaja, menimbulkan adanya perilaku perbandingan dalam hal daya tarik fisik. Perilaku perbandingan itu menurut Field dkk (1996) disebabkan oleh perilaku orang tua dan media yang mempengaruhi perkembangan dari kekhawatiran terhadap berat badan dan kontrol terhadap berat badan yang dilakukan anak usia menjelang remaja dan anak remaja, karena anak perempuan cenderung akan terdorong untuk membandingkan tubuh
mereka dengan
orang-orang
yang
digambarkan
media
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
menginsprirasi mereka untuk terlihat seperti model realistis yang dibicarakan lingkungan sekitarnya. Individu yang melakukan social comparison akan mengalami evaluasi diri yang mempengaruhi persepsi, reaksi afektif, motivasi dan perilaku individu. Seseorang yang sering melakukan perbandingan sosial akan merasakan tidak bahagia dengan hidupnya (Lyubomirsky, Rose dalam White, 2006). Kebahagiaan ini menurut White (2006) tergantung dari tipe perbandingan yang dilakukannya, jika seseorang melakukan perbandingan Downward maka dia akan merasa mendapatkan respon positif, tetapi ketidakmampuan mencapai standar pada perbandingan Upward akan membuat individu merasa kecewa karena mendapat respon negatif. Downward comparison tidak selalu memberikan
hasil
yang
membahagiakan,
tipe
perbandingan
dapat
menimbulkan kekhawatiran anak menjadi target pembandingnya yang dapat menimbulkan kecemasan (Bunk, dkk 2010). Sehingga, kedua jenis tipe perbandingan akan membawa dampak postif dan negatif tergantung kepada tujuan perbandingannya. Anak perempuan usia 8 hingga 11 tahun melakukan perbandingan sosial atau social comparison sebagai landasan evaluasi diri pada anak, dimana perbandingan sosial digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual disekolah (Dweek dkk, dalam Aboud 1985), kemampuan fisik dan penampilan fisik (Smolak, dalam Cash 2011). Festinger (dalam Chardon, 2012) mengatakan bahwa aspek-aspek yang dievaluasi dalam perbandingan sosial adalah atribut yang terdiri dari atribut fisik (bentuk tubuh dan wajah) dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
atribut abstrak (kecerdasan dan perilaku sosial). Atribut fisik, kemampuan fisik dan penampilan fisik terkait dengan body image pada anak Smolak, (dalam Cash 2011). Perbandingan sosial terhadap tubuh akan membuat individu memahami makna dari sebuah penampilan yang mengharuskan mereka berpenampilan, perilaku membandingkan penampilan bertujuan untuk menyamai dirinya dengan lingkungan. Perbandingan penampilan fisik dan kemampuan fisik berkaitan dengan perbandingan bentuk dan fungsi tubuh. Sehingga, terlalu sering melakukan perbandingan sosial terhadap tubuh akan berdampak kepada evaluasi diri yang negatif yang memiliki kecenderungan kearah ketidakpuasan tubuh Jones (dalam Berg, 2007). Menurut J.C Rosen (dalam Thompson dkk) mengatakan bahwa perbandingan sosial merupakan salah satu dari 19 kategori gejala ketidakpuasan tubuh yang dialami oleh individu. Kecenderungan ketidakpuasan tubuh pada anak berkaitan erat terhadap proses perkembangan anak. Anak melakukan evaluasi diri berbentuk perbandingan sosial pada usia 8 hingga 11 tahun, sebagaimana dijelaskan anak usia 8 hingga 11 tahun dikategorikan memasuki tahap preadolescence atau usia menjelang remaja. Usia ini adalah usia dimana anak akan menghabiskan waktu berada diluar rumah dan lingkungan sosialnya yang lebih luas mencakup medisa sosial. Hurlock (1978) menjelaskan bahwa usia menjelang remaja karakteristik utama perkembangan anak usia sekolah dasar adalah berkelompok, pada usia ini penerimaan dan penghargaan dari teman bermaian menjadi hal yang penting, sehingga anak akan mengupayakan dirinya agar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
mendapatkan banyak teman dan mendapatkan penghargaan tertinggi dari teman-temannya
(Hurlock,
1978).
Untuk
mendapatkan
teman
dan
penghargaan yang tinggi dari lingkungan sosialnya anak akan melakukan perbandingan sosial. Perbandingan sosial yang dilakukan anak berkaitan dengan perubahan dan peningkatan kapasitas kognitif anak pada usia ini, yang kemungkinan
juga
dapat
mempengaruhi
isu
ketidakpuasan
tubuh.
Perkembangan kognitif pada anak usia ini menjelaskan bahwa dalam menilai dan memahami diri anak akan lebih memiliki kesadaran yang tinggi, anak mampu fokus kepada lebih dari satu dimensi pada dirinya, anak akan lebih realistis, seimbang, dan komprehensif untuk melihat apakah dirinya unggul atau tidak pada suatu kemampuan tertentu. Pada usia ini anak menjadi mampu untuk membedakan real self dan ideal self diberbagai aspek kehidupannya, sehingga anak akan mengukur standar sosial dengan melakukan perbandingan dengan temannya, hal ini akan berkonstribusi pada self esteem nya (Papalia, 2006). Perkembangan dan perubahan mental pada anak menjelang remaja berkaitan dengan isu ketidakpuasan tubuh. Ricciardelli dan McCabe (dalam Holmqvist dkk 2014) mengatakan bahwa isu body image semakin jelas ketika anak berada dalam transisi menuju remaja. McDermott dan Jaffa (2006) mengatakan dengan adanya perubahan fisik anak pada usia ini, perubahan fisik juga berkaitan dengan pubertas, juga mendukung adanya isu ketidakpuasan tubuh pada anak. Pubertas dapat mempengaruhi citra tubuh anak perempuan dan anak laki-laki, pubertas pada anak perempuan membuat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
tubuh mereka jauh dari kata ideal karena penambahan volume lemak tubuh sehingga memungkinkan terjadinya kecenderungan citra tubuh negatif pada anak perempuan. Timbulnya kepentingan romatis juga memperkuat fungsi penampilan fisik dan mempengaruhi isu ketidakpuasan tubuh pada anak usia menjelang remaja (Holmqvist dkk, 2014). Grogan (2010) mengatakan bahwa anak perempuan dan laki-laki menjadi kritis mengenai tubuhnya ketika masa menjelang remaja. Anak perempuan cenderung sering membicarakan tentang tubuh ideal seperti perempuan dewasa, yang mengakibatkan munculnya keinginan untuk menjadi langsing. Chernin (dalam Grogan, 2008) melaporkan bahwa anak perempuan menjelang remaja, sudah mengekspresikan ketidakpuasan tubuhnya dan memiliki kekhawatiran berlebihan pada berat badan. Mulai adanya kekhawatiran yang berlebihan terhadap tubuh, dijelaskan oleh Grogan (2008), ia mengungkap bahwa ada perasaan tertekan dari lingkungan sosial anak untuk menjadi langsing pada usia ini. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa anak melakukan perbandingan dirinya dengan orang-orang yang berada di lingkungan sekitar, lalu membentuk sebuah gambaran atau kesimpulan yang akan di jadikan sebagai dasar untuk mengevaluasi dirinya agar mendapatkan tempat dan penghargaan dari lingkungannya, sehingga penjabaran tersebut mendukung hasil penelitian ini dimana social comparison memiliki hubungan yang signifikan dengan ketidakpuasan tubuh. Dari hasil peneleitian-penelitian yang telah dilakukan dan dijabarkan, dapat dilihat bahwa perbandingan sosial memberikan pengaruh yang cukup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
kuat terhadap kecenderungan ketidakpuasan tubuh, perbandingan sosial merupakan sarana mengevaluasi diri anak untuk menjadikan dirinya dapat diterima lingkungan sosialnya. Perbandingan sosial terhadap tubuh yang dilakukan oleh anak tidak terlepas dari respon dan standar tentang tubuh yang ada disekitar lingkungan anak. Anak mempelajari standar tentang tubuh ideal, dan kecantikan berdasarkan perbandingan sosial, sehingga semakin tinggi standar ideal yang di jadikan dasar perbandingan dan tidak dapat dicapai oleh anak maka semakin besar kecenderungan ketidakpuasan tubuh anak. Kecenderungan anak dengan berat badan berlebih untuk mengalami ketidakpuasan tubuh didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh J.C Rosen (dalam Thompson, Heinberg, Altabe & Tantleff-Duff , 2000) yang menemukan bahwa untuk memprediksi gejala dari ketidakpuasan bentuk tubuh jika individu mengalami sebagian besar dari 19 kategori ini. Salah satu kategori yang mendukung adalah ukuran dan berat badan, sehingga anak yang memiliki berat badan dan ukuran badan yang lebih besar cenderung mengalami ketidakpuasan tubuh. Ketidakpuasan tubuh yang dialami dikarenakan distorsi persepsi terhadap bentuk tubuh sendiri, meyakini bahwa orang lain lebih menarik, merasa ukuran tubuh dan bentuk tubuh adalah penyebab kegagalan personal, merasa malu, cemas terhadap tubuh, serta merasa tidak nyaman dan aneh dengan tubuh yang dimiliki (Sunartio dkk, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh McDermott dan Jaffa (2006) juga mendukung hasil temuan ini yang mengatakan bahwa ketidakpuasan tubuh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
umumnya terjadi pada anak-anak yang mengalami obseitas. Masa tubuh merupakan
karakteristik
biologis
yang
paling
berhubungan
dengan
ketidakpuasan tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu dengan masa tubuh yang lebih besar menyatakan tingginya ketidakpuasan tubuh (Jones, 2004). Seseorang yang memiliki kelebihan berat badan sering mengalami pengalaman yang negatif pada interaksi sosialnya, seperti komentar yang menyakitkan atau ejekan yang sengaja diarahkan kepada invididu tersebut dan juga penghindaran sosial (Thompson, Heinberg, Altabe dan Stacey, 1999). Sedangkan untuk anak dengan berat badan normal juga memiliki kecenderungan ketidakpuasan tubuh, hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa ketidakpuasan bentuk tubuh merupakan gangguan penilaian ukuran tubuh, yaitu persepsi bahwa tubuhnya lebih besar dari ukuran sebenarnya.
Ketidakpuasan
bentuk
tubuh
muncul
ketika
individu
menginternalisasikan bentuk tubuh ideal dalam suatu budaya, kemudian melakukan perbandingan dengan bentuk tubuh mereka sebenarnya. Dimana Ogden dalam Adlard (dalam Gannis, 2010) mengatakan hasilnya adalah sebuah respon negatif terhadap tubuh, yaitu perasaan dan pemikiran negatif terhadap tubuh. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Asri dan Setasih (2004) yang mengatakan
bahwa ketidakpuasan bentuk tubuh disebabkan
adanya kesenjangan antara bentuk tubuh ideal yang didasarkan budaya atau bentuk tubuh aktual dengan tubuh yang dimiliki. Teori Self Discrepancy juga mendukung hasil temuan ini, teori tersebut menjelaskan bahwa individu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
memiliki
kecenderungan
untuk
membandingkan
persepsi
mengenai
penampilan mereka sendiri dengan bayangan ideal atau juga orang lain yang dianggap memiliki penampilan ideal (Thompson, 1996). Diskrepansi antara persepsi mengenai diri dan diri yang dianggap ideal dan bisa menghasilkan sebuah ketidakpuasan dikarenakan proses perbandingan tadi. Semakin besar diskrepansi antara persepsi seseorag dan persepsi ideal, maka semakin besar ketidakpuasan yang dialami (Thompson, 1996). Penelitian lain yang sesuai dengan hasil penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Tiggemann & Pennington (dalam Grogan, 1999) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa anak perempuan usia 9 tahun sudah menunjukkan ketidakpuasan pada tubuhnya. Penelitian lain yang mendukung hasil temuan penelitian ini adalah penelitian longitudinal oleh Krahnstoever, Markey, Brich (2008) mereka menemukan bahwa anak perempuan mulai cenderung memiliki masalah berat badan dan ketidakpuasan pada usia 5 sampai 9 tahun. Penelitian ini juga menemukan korelasi positif antara perubahan fisik dengan kekhawatiran berat badan dan ketidakpuasan tubuh dengan berat badan yang terjadi pada usia 7 sampai 9 tahun. Ketidakpuasan tubuh dapat terbentuk dari adanya faktor sosiokultural (Thompson, 1996). Menurut Thompson (1996) masyarakat mengihlami suatu pernyataan terkait keindahan adalah sebuah kebaikan, dimana sinonim dari keindahan adalah kecantikan. Hal ini terbukti bahwa masyarakat lebih menghargai menjadi kurus dan menghindari menjadi gemuk (Thompson, 1996). Ketidakpuasan tubuh juga dipengaruhi faktor sosial masyarakat atau di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
konstruksikan oleh masyarakat. Matz , Foster , Faith & Wadden, (2002) mengatakan bahwa kesadaran dan internalisasi dari standar kelompok berkontribusi terhadap ketidakpuasan tubuh. Grogan (2008) menjelaskan masyarakat menetapkan standar bentuk tubuh ideal bagi masing-masing jenis kelamin, karena terdapat stigma terkait bentuk tubuh ideal, yang selalu mencerminkan kebahagiaan, kesuksesan, awet muda dan penerimaan sosial yang baik. Selain itu media masa, memiliki peranan yang penting dalam mengkomunikasikan standar berat badan kurus pada wanita (Thompson, 1996). Morisson dan Hopkins dalam Maggie (2010) mengatakan bahwa media merupakan faktor kunci dalam pembentukan gambaran ketidakpuasan bentuk tubuh, karena media mengkonsepkan sebuah tampilan yang sempurna. Lakof dan Scherr (dalam Kusumah, 2007) mengatakan bahwa televisi dan majalah memiliki efek negatif karena model dalam media ini dilihat sebagai perwakilan realistis dari orang yang sebenarnya, bukan sebagai gambar yang sudah dimanipulasi dan dikembangkan secara hati-hati dan artifisial. Hampir semua perempuan gagal untuk bisa melihat bahwa model dan perawatan rambut untuk sesi pemotretan juga melalu proses editing secara ketat, dan wanita selalu melihat tersebut sebagai suatu perbandingan yang realistis dan pantas untuk dijadikan perbandingan (Thompson, 1996). Perubahan dan perkembangan mental ini didukung oleh media yang sering anak gunakan, selain televisi media lainnya adalah mainannya. Salah satu contohnya Barbie, anak perempuan lebih perduli dengan penampilan dibandingkan anak laki-laki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
karena mainan mereka, sehingga mereka memiliki keinginan untuk menyamai. Selain itu, anak perempuan memiliki banyak role model seperti ibu, kakak, mainan, dan karakter idola di televisi, hal ini juga dikarenakan media memiliki peran yang besar dalam mengkomunikasikan harapan dari masyarakat (Thompson, 1996). Ketidakpuasan tubuh anak juga bisa terbentuk karena pengaruh teman, Bagi anak-anak dan remaja, teman merupakan agen sosial yang penting. Melalui percakapan, bermaian, dan perbandingan sosial serta peilaku imitasi menjadi hal penting dalam pembentukan identitas (Holmqvist dkk, 2014). Standar tentang penampilan, bentuk tubuh dan standar kecantikan ditularkan melalui perakapan, komentar tentang penampilan yang menarik, dan perbandingan sosial (Holmqvist dkk, 2014). Dengan demikian penjabaran yang telah dijelaskan diatas, dapat dilihat bagaiamana proses ketidakpuasan tubuh pada anak dapat terjadi, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketidakpuasan tubuh anak dapat terjadi dikarenakan banyak faktor-faktor, oleh karena itu butuh penelitian lebih dalam lagi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara social comparison dan ketidakpuasan tubuh pada anak perempuan usia 8 hingga 11 tahun. Hal ini berarti semakin sering melakukan social comparison, maka semakin tinggi kecenderungan ketidakpuasan tubuh yang dialami. Begitu sebaliknya, semakin rendah intensitas melakukan social comparison
maka semakin rendah
kecenderungan ketidakpuasan tubuh.
B. SARAN 1.
Bagi Penliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang memiliki minat dengan penelitian sejenis atau ingin mengembangkan penelitian ini lebih jauh disarankan untuk melihat faktor budaya dan etnis, serta meninjau status ekonomi subjek yang dapat mempengaruhi ketidakpuasan tubuh subjek, karena Indonesia memiliki banyak suku bangsa dan masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi yang beragam, sehingga faktor-faktor tersebut dapat dijadikan tinjauan untuk melihat dampaknya kepada ketidakpuasan tubuh. Peneliti juga dapat melakukan penelitian untuk melihat bagaimana ketidakpuasan tubuh anak laki-laki di Indonesia, karena ketidakpuasan
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
tubuh dapat dialami oleh siapa saja, sehingga memungkinkan dapat terjadi pada anak laki-laki. Pada penelitian ini masih terdapat kekurangan dalam hal kurang dalamnya penggalian informasi terkait body image anak sehingga data yang didapat kurang dapat dieksplorasi lebih dalam. Kekurangan lain dalam penelitian ini adalah kurangnya perhatian peneliti dalam hal menentukan kriteria subjek pada anak perempuan usia 8 hingga 11 tahun, sebab akan terdapat perbedaan perkembangan pada tiap-tiap usia, terutama pada anak perempuan yang sudah mengalami menstruasi yang tentunya tidak dapat dikategorikan sebagai anak-anak walaupun masih berada pada rentang usia 8 hingga 11 tahun. Anak perempuan yang sudah mengalami menstruasi, sudah dapat dikategorikan memasuki usia remaja. Selain itu pentingnya untuk mempertimbangkan kemampuan anak dalam memahami informasi dan membaca jika menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data, karena setiap tingkatan usia anak memiliki perbedaan dalam memahami dan mencerna informasi.
2.
Bagi Anak-anak Bagi anak-anak perempuan diharapkan mampu bersikap positif dan menghargai tubuhnya agar mampu menghargai kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri dengan cara lebih percaya diri dan tidak mudah terpengaruh terhadap informasi-informasi tentang tubuh ideal dan meyakini diri berdasar kepada kemampuan diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
98
Bagi Orang tua dan Guru Orang tua dan guru dalam hal ini dapat membantu anak untuk mengembangkan pikiran yang lebih positif dalam menilai keadaan tubuhnya. orang tua dan guru diharapkan mampu memberikan arahan dan bimbingan serta memberikan pendampingan kepada anak untuk memahami dengan baik masalah tubuh dan penampilannya. Sehingga diharapakan anak-anak mampu memahami dengan baik tubuhnya dan tidak mudah dipengaruhi oleh media dan faktor-faktor lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
DAFTAR PUSTAKA Anastasia. M, S. 2006. Menjelajah Tubuh Perempuan dan Kecantikan, LkiS Ann G, S.M . 2007. The Relationship of Children Body Dissatisfaction With Five Domains of Life Satisfaction. Indiana University. Aboud, Frances E. 1985. Children’s Application of Atributtion Principles to Social Comparisons. McGill University. Society for Research in Child Development Inc. Adlard, L. 2006. The relationship between body dissatisfaction of mother and body dissatisfaction of their adolescent daughter. Disertasi, Universitas Pretoria. Asri, D & Setiasih. 2004. Penerapan Metode Akupuntur pada Wanita Penyandang Obesitas. Anima, Indonesian Psychological Journal, Vol.19 No.3, 286-296. Atwater, Eastwood, Duffy, Karen, Grover. 1999. Psychology for living : Adjusment, Growth, and Behaviour Today (Ed. 6th). New Jersey : Prentice Hall. Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Azwar, S. 2011. Sikap dan Perilaku. Dalam : Sikap Manusia dan Pengukurannya. Ed.2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 1992. Reliabilitas dan Validitas Seri Pengukuran Psikologi, Yogyakarata: Sigma Alpha Berg P.V.D. Paxton S.J. Keery H. Wall M. Guo J. Sztainer D.N. (2007). Body Dissatisfaction and Body Comparison with media images in males and females. ELSEIVER. Bestina D. 2012. Citra tubuh dan Konspe Tubuh Ideal Mahasiswi FISIP Universitas Airlangga Surabaya. AntroUnairDotNet, Vol.1/No.1/JuliDesember .hal 1. Blechert J. Nickert T. Caffier D. Caffier B.T. 2009. Social Comparison And Its Relations To Body Dissatisfaction In Bulimia Nervosa : Evidence From Eye Movements. Blowers L.C, Loxton N.J, Flesser M.G, Occhipint S, Dawe S. (2003). The relationship between sociocultural pressure to be thin and body
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
dissatisfaction in preadolescent girls. Elsevier. Volume 4, Issue 3. Calzo, Sonneville, Haines, Blood, Field dan Austin. 2012. The development of Associations among body mass index, body dissatisfaction, and weight and shape concern in adolescent bodys and girls. Diakses dari : www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/23084175/ Cash.F.T, & Fleming, E.C. 2002. The impact of body-image experiences: Development of the Body Image Quality of Life Inventory. International Journal of Eating Disorders, 31, 455-460. Cash F.T. 2012. Encyclopedia : Body Image and Human Appearance. Elseiver. Academic Press.USA. Cash F.T. 2004. Body Image : Past, Present And Future., Elseiver. Cash. F.T, Maikkula L. Cheryl., Yamamiya Yuko. 2004. Baring the Body in The Bedroom : Body Image, Sexual Self Schemas, and Sexual Functioning among College Women and Men. Electronic journal of Human Sexuality, Volume 7, June 29. Cash.T & Pruzinsky (Eds.). 2002. Body Images: A Handbook of Theory, Research, and Clinical Practice (pp. 277-286). NY:Guilford Press. Cash. T & Fleming, E.C. 2002. Body image and social relations. In T.F. Cash & T. Pruzinsky (Eds.), Body Images: A Handbook of Theory, Research, and Clinical Practice (pp. 277-286). NY:Guilford Press. Cash. T. F & Smolak. L 2011. Body Image, Second Edition_ A Handbook of Science, Practice, and Prevention - Second Edition -The Guilford Press. Chardon L.M. 2012. Change in First-Year Women’s Body Dissatisfaction in Relation to Drive for Thinness and Social Body Comparison. Honor’s These 129. Chayer MH. Bouffard T. 2010. Relationship Between Impostor Feeling and Upward and Downward Identification and contrast among 10 to 12 years old students. Spinger. Journal of Psychology of Education, Vol. 25 No. 1 March, Page 125-140. Clark. C, David. 2004. Quantitative Psychological Research : A Student Handbook. New York : Psychology Press Taylor and Francis Group. Corcoran K. Crusius J. Mussweiler T. 2011. Social Comparison : Motives, Standards and Mechanisms. In D. Chadee (Ed). Theories in social psychology. Page 119-139. Oxford, UK: Willey- Blackwell.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Evahani L. 2012. Hubungan antara Body Dissatisfaction Ibu dan Body Dissatisfaction Anak Perempuan. Journal Online Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol 1 No 1. Evra J.V. 2004. Television and Child Development. Ed. 3. Library of Congress Catloging in Publication Data. Esnaola I. Rotriguez A. Godi A. 2010. Body dissatisfaction and perceived sociocultural pressure : Gender and age differences. Salud Mental . 33: 21-29. Festinger L. 2011. A Theory Of Social Comparison Procesess. Sangepub. Festinger, L. 1954. A theory of social comparison processes, Human Relations 7, 117-40 Field A.E. Camargo C.A. Taylor C.B. Berkey C.S. Roberts S.B. Colditz G.A. 2001. Peer, Parent, and Media Influences on the Development of Weight Concerns and Frequent Dieting Among Preadolescent and Adolescent Girls and Boys. PEDIATRICS Journal Of The American Academy of Pediatrics. Fisher E. Dunn M. Thompson J.K. 2002. Social Comparison And Body Image: An Investigation Of Body Comparison Processes Using Multidimensional Scaling. Jurnal of Social and Clinical Psychology, vol 21, No.5. Gannis E.P.S, 2010.. Skripsi, Perbedaan Ketidakpuasan Terhadap Bentuk Tubuh Ditinjau Dari Strategi Koping Pada Remaja Wanita Di Sma Negeri 2 Ngawi. Page 22. Ginintasasi, R. 2014. Social Comparison. Universitas Pendidikan Indonesia. Diambil 11 september 2014. dari : http://file.upi.edu/direktori/ fip/jur._psikologi/195009011981032rahayu_ginintasasi/social_compariso n_%5bcompatibility_mode%5d.pdf. Grogan, S. 2008. Body Image: Understanding Body Dissatisfaction in Men, Women, and Children. New York: Routledge. Grogan, S. 1999. Body Image: Understanding Body Dissatisfaction in Men, Women, and Children. London : Routldege. Guimond, S. 2006. Social comparison and social psychology : Understanding cognition, intergroup relations, and culture. Cambridge, England : Cambridge University Press. (Ed.)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Gunarsa.S. 1983. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Helena., S.M., Aditomo.A,.2007. Aku dan Dia, Cantik Mana? Perbandingan Sosial, body dissatisfaction dan objektivikasi diri. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol 22, No. 2, 186-191. Holmqvist K. Frisen A. Anderson F.E. 2014. Body Image and Child Well-being. Departement of Psychology, University Of Gothenburg. Sweden. Diakses tanggal 5 November 2014. Hurlock, E.B. 2006. Psikologi Perkembangan , Erlangga, Jakarta. Hurlock, E.B . 1980.”Psikologi Perkembangan”. Erlangga. Jakarta. Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan anak Ed.2. Erlangga. Jakarta Janis H. (Ed); Tennenbaum, Daniel L. (Ed); Hobfoll, Stevan E. (Ed); Stephens, Mary Ann Parris (Ed). 1992. The etiology of bulimia nervosa: The individual and familial context. Series in applied psychology: Social issues and questions., (pp. 157-177). Washington, DC, US: Hemisphere Publishing Corp, xiv, 252 pp. Jones D.C. 2002. Social Comparison And Body Image : Attractiveness Comparison To Model And Peers Among Adolescent Girls And Boys. Sex Role, vol 45. Kelliat, B.A 1992. Gangguan Konsep diri. Jakarta. : EGC Krahnstoever K.D, Charlotte N. Markey dan Leann L.B. 2008. A Longitudinal Examination of Patterms in Girls’ Weight Concerns and body Dissatisfaction from Age 5-9 Years. NIH public Access. Hal- introduction -2 Kulick, Kulick D, Meneley. 2005. A. Fat: the anthropology of an obsession. New York: Jeremy P Tarcher/Penguin. Kusumah, T. 2007. Ketidakpuasan terhadap citra tubuh pada homoseksual studi kasus di Indonesia dan spanyol. Skripsi. Universitas Indonesia. Latan, H. 2014. Aplikasi Analisis Data Statistik untuk Ilmu Sosial Sains dengan IBM SPSS. Alfabeta. Bandung. Locke, K.D. 2014. Agency and communion in social comparison. In Z. Krizan & F.X. Gibbons (Eds). Communal Functions of social comparison. (pp 11-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
38). Cambridge University Press. Maggie A.B, Lalonde C.E, Bain. J.L. 2010. Body Image Perception : Do gender Difference Exist?, Universitas Of Victoria, PSI CHI Journal of Undergraduate Research : (Vol 15 No.3/ ISSNN 1089-4136). Matz, P.E.; Foster, Gary D.; Faith, Myles S.; Wadden, Thomas A. 2002. Correlates of body image dissatisfaction among overweight women seeking weight loss. Journal of Consulting and Clinical Psychology. Vol 70(4), Aug, 1040-1044 Martin M.C. Gentry J.W. 1997. Stuck in the model trap : the effects of beautiful models in ads on female preadolescents and adolescents. Taylor & Frances Group. JSTOR. Martin M.C, Kennedy P. F. 2006. Advertising and Social Comparison : Consequences for female Preadolescents and Adolescents. Psychology and Marketing. Willey Company. McDermott B. Jaffa T. 2006. Eating Disorders in Children and Adolescents. Cambridge University Press. McKinley, N. M., & Hyde, J. S. 1996. The objectified body consciousness scale: Development and validation. Psychology of Women Quarterly, 20, Abstract. Diakses pada tanggal 10 November 2014. McVey G, Tweed S & Blackmore E. 2004. Dieting among preadolescent and young adolescent females. CMAJ. Mond JM. Berg V.D.P. Boutelle K. Neumark-Stainer D, Hannan Pj. 2013. : Obesity, Body Dissatisfaction, And Psycho-Social Functioning In Early And Late Adolescence :Finding From The Project EAT Study. J Adolesc Health .48:373-378 Mond J. Mitchison D. Latner J. Hay P. Owen C. & Rodgers B. 2013. Quality Of life Impairment associated with body dissatisfaction ina general population sample of women. Background. Mosrrison, T.G.,Kallin & Morrison, M.A. 2004. Body Image evaluation and investment among adolescent : A Tes of Sociocultural and social comparison Theories, Adolescence, 39, 571-579. Montepare JM. 1996. An assessment of adult’s perceptions of their psychological, physical and social age. J Clin Gerops;2:117-128. Mukhlis, A. 2013. Berfikir positif pada ketidakpusan terhadap citra tubuh (body
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
image dissatisfaction). JPI vol 10. Malang. Na’imah dan Rahardjo. 2008. Pengaruh Komparasi sosial pada Public Figure di Media Massa Terhadap Body Image Remaja di Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas. Thesis. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Nurishan A.J. Agustin M. 2011. Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja. Refika Aditama. Bandung. Papalia, D. E. Olds, S.W Feldman. Ruth D. A. 2006. child’s World : Infancy Through Adolesence. 9th. New york : Mc Graw Hill. Patrick H. Neighbors C. Knee C.R. 2004. Appearance- Related Social Comparison : The role of contingent self-esteem and self perception of attractiveness. PSPB.Vol 30. No. 4. Phares V. Steinberg R. Ari. Kevin J. Thompson. 2004. Gender Differences in Peer and Parental Influences : Body Image Disturbance, Self Worth and Psychological Functioning in Preadolesences Children. Journal of Youth and Adolesence Vol. 33 Issue 5 Page 421. 429. Oktober. Abstarct
Pinheiro A.P., Giugliani Justo E.R,.2006. Who Are The Children With Adequate Weight Who Feel Fat?. Journal de Pediatria. Pine J.K. 2001. Children’s Perception of Body Shape: A Thinness bias in preadolescent girls and Associations with feminity. Clinical Child Psychology and Psychiatry. Purwanto, M.Pd. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Robinson T.N,. Chang Y.J, Haydel K.F, Killen J.D. 2000. Overweight concerns and body dissatisfaction among third-grade children: The impacts of ethnicity and socioeconomic status. Department of Pediatrics and the Stanford Center for Research in Disease Prevention, Department of Medicine, Stanford University School of Medicine, Palo Alto, California. Rodin J. Silberstein L,. Striegell-Moore RH. 1985. Women and weigth, a normative discontent in psychology and gender. Edited by Sonderegger TB. Lincoln: University Of Nebraska Press: 267-307 Rosen,.J.C., Reiter.J., Orosan.P,. 1995. Assesment Of body image in eating disorder with the bpdy dysmophic disorder examination. Departement of
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Psychology, university of Vermont, Burlington, VT 05405, U.S.A Pregmon. Santoso, A. 2010. Statistik Untuk Psikologi : Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Santrock, J. W.. 2002. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta : Erlangga. Santrock, John W. Adolescence. 2003. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Santrock. J.W. 2005. Life-Span Developmnet Ed: 13th . USA., Mc Graw Hill. Humanites Social. Santrock, J.W. 2007. Perkembangan Anak Ed: 11 Jilid: 1. Jakarta. Erlangga. Santrock. J.W .2011. Life-Span Developmnet Ed: 13th . USA., Mc Graw Hill. Schur A. Ellen, Banders Mary & Sterner Hans. 2000. Body dissatisfaction and dieting in young children. Volume 27 Issue 1. Page 74-82. International Journal Of Eating Disorders. Smolak, L. (2002). Body image a handbook of theory, research, and clinical practice. New York: The Guilford Press. Sunartio L. S. Elizabeth Monique. Dianovinina Ktut. Social Comparison dan Body Dissatisfaction pada Wanita Dewasa Awal. Humanitas, Vol IX No.2 Agustus. 2012 Taniredja T. Mustafidah H,.2011. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Alfabeta. Bandung. Thomas N. Robinson, MD,MPH, Jeannie Y.Chang, K. Farish Haydel, & Joel D. Killen, phD,. 2000. Overwight Concerns and body dissatisfaction among third-grade children : the impacts of ethnicity and socioeconomic status. Department of Pediatrics and the Stanford Center for Research in Disease Prevention, Department of Medicine, Stanford University School of Medicine, Palo Alto, California Thompson, J.K (ED). 1996. Body Image, Eating Disorder, And Obesity. An Integrative Guide For Assessment And Treatment. Washington, Dc: American Psychologuical Association. Thompson, J.K. Heinberg J. Leslie. Altabe Madeline & Dunn T. Stacy (ED). 2002. Exating Beauty : Theory, Assesment, and Treatment of Body Image Disturbance. Dc: American Psychologuical Association.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Turby H & Paxton J.S. 2008. The Children Body Image Scale : Reliability and Use with International Standars for body mass index. Brithis Journal of Clinical Psychology (2008) 47. Hal 119-124. Waldman, Amanda. Loomes, Rachel. Mountford, a Victoria dan Tchanturia, Kate. 2013. Attitudinal and perceptual factors in body imagedistortion: an exploratory study in patients with anorexia nervosa. JED. Biomed Central. Wade, D. Tracey. Tiggeman Marika. 2013. The Role of Perception in Body dissatisfaction. Journal of Eating Disorders. 1:2 Biomed Central. White J.B. Langer E.J. Yariv L. Welch C.J. 2006. Frequent social comparison and Destructive Emotions and Behaviours : The dark side of social comparisons. Journal of Adult Development, Vol. 13 No. Wills, T. A. 1981. Downward comparison principles in social psychology. Psychological bulletin, 90(2), 245
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108
Lampiran I Skala Social Comparison dan Ketidakpuasan Tubuh
Halo adik-adik. Perkenalkan nama saya Indah Nova Susanti. Saat ini saya salah seorang mahasiswi Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang sedang melakukan penelitian tentang anak-anak perempuan. Oleh karena itu, saya mohon kesediaan adik-adik untuk meluangkan waktu sejenak untuk berpartisipasi dalam mengisi angket ini. Pengisian angket ini bertujuan untuk kepentingan ilmiah yang pada akhirnya diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan anak perempuan pada umumnya. Pada angket ini, tidak ada jawaban benar atau salah, sehingga saya mengharapkan adik-adik untuk dapat mengisi angket ini dengan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan kondisi adik-adik saat ini, apa adanya dan tidak dipengaruhi oleh orang lain. Saya juga mengharapkan agar adik-adik mengusahakan agar jangan sampai ada jawaban yang terlewatkan. Saya menjamin kerahasiaan dari identitas dan jawaban adik-adik dalam mengisi angket ini. Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kesediaan waktu adik-adik untuk mengisi angket ini.
Hormat saya, Peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109
Identitas Diri dan Pernyataan kesediaan
Nama / Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Kelas
:
Berat badan
:
Tinggi badan
:
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi angket penelitian dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhya pada diri saya.
Tanda Tangan
(
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan yang menggambarkan kondisi adikadik. Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga kerahasiaanya. Oleh sebab itu, adik-adik dimohon mengisi sesuai dengan keadaan adik-adik yang sebenarbenarnya. Semua orang akan memiliki jawaban yang berbeda namun semua jawaban dianggap BENAR dan tidak akan ada jawaban yang dianggap SALAH. Jawaban yang paling benar adalah jawaban yang sesuai dengan diri adik-adik.
Pilihan jawabannya adalah :
Jika adik-adik sangat setuju dengan pernyataan
Jika adik-adik setuju dengan pernyataan
Jika adik-adik tidak setuju dengan penyataan
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS) Jika adik-adik sangat tidak setuju dengan pernyataan
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama kemusian pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda centang () pada jawaban yang menurut adik-adik paling sesuai.
Contoh Pengisian: No
Pernyataan
PILIHAN SS
1.
Saya senang merawat tubuh saya
S
TS
STS √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111
Jika adik-adik ingin mengganti jawaban, berilah tanda sama dengan (=) pada jawaban yang tidak sesuai, lalu berilah tanda centang () pada jawaban yang lebih sesuai dengan diri adik-adik.
Contoh koreksi: No
Pernyataan
PILIHAN SS
1.
Saya senang merawat
S √
TS
STS √
tubuh saya Perhatian : Adik-adik diminta untuk mengisi semua pernyataan yang ada, pastikan semua jawaban terisi dan tidak ada yang terlewati
****SELAMAT MENGERJAKAN**
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112
BAGIAN 1
No
Pernyataan
PILIHAN SS
1. Saya tidak terlalu memperhatikan berat badan saya 2. Saya lebih memilih olahraga senam agar bentuk tubuh saya bagus 3. Agar menjadi tinggi dari temanteman, saya suka meminum susu berkalsium 4. Kepercayaan
diri
saya
tidak
ditentukan oleh tinggi badan 5. Saya tidak setuju kepada teman-teman saat mengajak saya untuk berdiet 6. Bagi saya bertubuh tinggi dapat membuatnya terlihat lebih menarik daripada orang yang bertubuh pendek 7. Agar tidak berjerawat dan kotor saya sering membersihkan dan merawat wajah saya 8. Berat badan ideal adalah seperti artis di televisi 9. Agar bentuk tubuh saya bagus saya senang ikut senam bersama temanteman 10. Saya tidak menimbang berat badan saya seminggu sekali 11. Teman-teman saya mengatakan bahwa anak perempuan tidak boleh bertubuh
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113
gemuk SS 12. Saya setuju jika seorang perempuan harus menjaga berat badan 13. Tinggi
badan
tidak
menentukan
kesehatan seseorang 14. Saya meminum susu bukan untuk meninggikan badan 15. Saya tidak suka membahas pakaian yang sedang tren dengan teman saya 16. Saya
diajarkan
ibu
dan
kakak
bagaimana cara berpakian yang rapi 17. Anak
perempuan
seharusnya
memiliki tubuh yang tinggi 18. Agar memiliki bentuk tubuh yang bagus saya sering menari 19. Saya
sering
membaca
majalah
tentang tips merawat wajah. 20. Saya tidak mengerti tentang cara membentuk tubuh 21. Saya percaya bahwa teman-teman, ayah dan ibu lebih menyukai bentuk tubuh yang kurus 22. Saya tidak selalu memperhatikan pakaian yang saya gunakan 23. Saya lebih rajin berolahraga untuk membentuk tubuh dari pada temanteman 24. Karena takut dibilang gemuk, saya
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114
mulai memperhatikan
berat badan
saya SS 25. Bagi saya kebersihan wajah dan bentuk wajah adalah hal yang penting 26. Saya mengikuti cara berpakaian dari majalah agar terlihat keren 27. Saya selalu membahasa soal pakaian yang trendi dengan teman-teman saya 28. Saya merasa bentuk tubuh tidak harus dipermasalahkan 29. Menurut saya berat badan bukan sesuatu
masalah
besar
dalam
kehidupan ini 30. Saya mengikuti saran teman saya untuk rajin berenang dan meminum susu
agar
tinggi
badan
saya
bertambah 31. Ibu
dan
kakak
dirumah
sering
mengajarkan saya bagaimana cara menggunakan bedak 32. Saya tidak pernah bertanya kepada teman
saya
bagaimana
menjaga
bentuk tubuh 33. Saya merasa tidak harus minum obat peninggi badan. 34. Saya tidak perduli dengan bentuk tubuh saya dan tubuh teman-teman saya
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115
35. Teman-teman
saya
yang
cantik
adalah mereka yang bertubuh tinggi. 36. Saya meminum obat-obatan peninggi badan 37. Saya senang menimbang berat badan seminggu sekali 38. Agar tidak menjadi gemuk, saya senang makan buah dan sayur setiap hari 39. Sesuai dengan usia saya dan temanteman berat badan ideal adalah berat antara 35-40 kg 40. Saya
tidak
bentuk wajah
memikirkan
urusan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116
BAGIAN 2
NO
PERNYATAAN
PILIHAN SS
1.
Saya merasa tubuh saya tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan
2.
Jika baju-baju saya mulai terasa sempit menandakan saya sedang dalam masa pertumbuhan
3.
Saya sering merasa bahwa orang lain menilai bentuk tubuh saya jelek
4.
Saya percaya diri dengan apa adanya saya
5.
Saya sering menimbang berat badan saya hampir setiap hari
6.
Saya
sering
menolak
ajakan
teman-teman saya untuk bermain 7.
Saya tidak cukup percaya diri jika berhadapan dengan orang lain
8.
Saya menyadari bahwa tubuh saya semakin membesar, tetapi saya tidak malu
9.
Saya tidak khawatir jika orang lain menilai bentuk tubuh saya.
10.
Saya
merasa
tidak
harus
memeriksa penampilan dan tubuh saya setiap waktu
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117
SS 11.
Saya
tidak
mengkhawatirkan
bentuk tubuh saya 12.
Saya cukup percaya diri dengan pakaian yang saya kenakan
13.
Saya merasa bahwa perut saya yang buncit membuat saya terlihat jelek
14.
Saya jarang keluar rumah untuk bermaian karena saya merasa gemuk
15.
Saya tidak suka jika bentuk tubuh saya terlihat jelas oleh orang lain
16.
Saya merasa malu dengan bentuk tubuh saya yang tidak bagus
17.
Saya merasa puas terhadap tubuh saya
18.
Menjalin
pertemanan
lebih
penting dari pada memikirkan urusan berat badan 19.
Saya tidak merasa malu dengan bentuk tubuh saya
20.
Saya benci dengan tubuh saya karena saya merasa terlalu gemuk.
21.
Saya
mengkhawatirkan
tubuh
saya yang semakin gemuk 22.
Saya mulai khawatir terhadap badan saya ketika baju saya mulai terasa sempit
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118
SS 23.
Saya selalu khawatir jika orang lain memperhatikan saya
24.
Saya
senang
berteman
dan
berkenalan 25.
Saya takut dibandingkan dengan orang yang lebih kurus daripada saya
26.
Saya berkeinginan menggunakan korset agar tubuh saya terlihat kecil.
27.
Saya percaya diri dengan bentuk tubuh saya saat ini
28.
Bagi saya kita tidak harus malu dan menutupi kekurangan yang ada pada diri kita
29.
Tubuh
saya
membuat
saya
menjadi tidak percaya diri 30.
Saya
sering
mengkhawatirkan
bentuk tubuh saya
TERIMAKASIH
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119
Lampiran 2 Hasil seleksi item skala Social Comparison dan Ketidakpuasan Tubuh
1. Hasil Seleksi Item Skala Social Comparison Item-Total Statistics Scale
Scale
Corrected
Cronbach'
Mean if
Variance
Item-Total
s Alpha if
Item
if Item
Correlatio
Item
Deleted
Deleted
n
Deleted
x1
194.1500
336.909
.085
.866
x2
194.3667
338.270
.057
.866
x3
194.4167
332.112
.321
.863
x4
194.2667
349.826
-.385
.870
x5
194.2667
330.334
.376
.862
x6
194.6000
335.736
.139
.865
x7
193.5167
323.339
.524
.860
x8
194.3667
339.219
.026
.866
x9
194.0000
340.034
-.005
.867
x10
194.2500
337.818
.079
.866
x11
194.1500
337.147
.116
.865
x12
194.3667
337.050
.087
.866
x13
193.9667
331.592
.312
.863
x14
193.6500
331.960
.266
.863
x15
194.1500
344.435
-.182
.868
x16
193.3500
328.096
.450
.861
x17
194.0500
341.574
-.058
.868
x18
193.6167
334.139
.185
.865
x19
193.4000
338.142
.058
.866
x20
194.4667
334.219
.209
.864
x21
194.4167
332.959
.247
.864
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120
x22
193.4167
335.874
.137
.865
x23
194.3167
330.762
.285
.863
x24
193.8667
339.338
.013
.867
x25
193.4833
326.017
.490
.861
x26
194.1667
326.073
.424
.861
x27
194.2833
342.681
-.106
.868
x28
193.4167
335.806
.140
.865
x29
193.4833
335.508
.164
.865
x30
194.6333
329.660
.322
.863
x31
193.7500
329.174
.301
.863
x32
194.2000
325.959
.369
.862
x33
195.1500
340.299
-.009
.866
x34
194.1000
340.634
-.028
.867
x35
194.0667
330.063
.290
.863
x36
193.8500
330.536
.313
.863
x37
193.5833
334.552
.204
.864
x38
193.4833
326.593
.517
.861
x39
194.5000
330.763
.288
.863
x40
194.4667
334.762
.151
.865
x41
194.0500
327.981
.442
.861
x42
194.2833
330.918
.320
.863
x43
194.7667
337.334
.122
.865
x44
193.9000
343.346
-.127
.868
x45
194.6500
325.113
.465
.861
x46
194.5000
327.068
.472
.861
x47
194.3667
326.846
.431
.861
x48
194.6000
325.498
.543
.860
x49
193.9000
332.600
.280
.863
x50
194.9000
325.549
.452
.861
x51
194.3167
327.203
.400
.862
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121
x52
193.3333
336.429
.142
.865
x53
193.7500
329.445
.370
.862
x54
194.8333
351.260
-.418
.871
x55
194.3167
322.356
.490
.860
x56
194.1833
325.169
.443
.861
x57
193.6667
326.124
.489
.861
x58
194.5333
326.118
.522
.860
x59
193.1500
331.858
.382
.862
x60
193.7333
346.097
-.217
.869
x61
194.4667
324.829
.543
.860
x62
194.1500
326.604
.494
.861
x63
194.0500
333.811
.216
.864
x64
194.8000
335.214
.170
.865
x65
194.7167
339.529
.026
.866
x66
193.8333
329.497
.351
.862
x67
193.8833
328.410
.392
.862
x68
194.4167
321.773
.560
.859
x69
194.0667
341.080
-.042
.867
x70
194.1833
323.271
.461
.860
x71
194.0833
327.129
.473
.861
x72
194.6000
329.193
.433
.862
x73
194.5500
332.760
.239
.864
x74
194.3167
336.356
.151
.865
x75
194.6833
347.034
-.314
.869
x76
195.0000
329.966
.432
.862
x77
193.6667
324.734
.524
.860
x78
193.9500
320.319
.602
.858
x79
193.9500
325.506
.512
.860
x80
194.3000
325.875
.421
.861
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122
2. Hasil Seleksi Item Skala Ketidakpuasan Tubuh Item-Total Statistics Scale
Scale
Corrected
Cronbach'
Mean if
Variance
Item-Total
s Alpha if
Item
if Item
Correlatio
Item
Deleted
Deleted
n
Deleted
x1
104.0392
201.038
.291
.872
x2
103.6471
200.593
.189
.873
x3
103.0196
197.140
.340
.871
x4
103.2549
196.794
.334
.871
x5
103.0588
196.096
.343
.871
x6
103.3725
196.038
.387
.870
x7
103.4706
198.494
.321
.871
x8
102.5882
206.047
-.112
.879
x9
102.8039
190.561
.514
.867
x10
102.8235
197.828
.231
.873
x11
103.4118
194.327
.465
.869
x12
103.8627
199.561
.321
.871
x13
103.0392
193.598
.474
.869
x14
103.1765
190.268
.666
.866
x15
102.5490
201.173
.074
.876
x16
102.7451
205.914
-.102
.879
x17
103.1569
194.415
.484
.869
x18
102.6863
193.260
.484
.868
x19
103.3529
191.353
.531
.867
x20
103.2353
190.864
.559
.867
x21
103.2941
190.732
.449
.869
x22
103.2549
199.994
.158
.874
x23
103.1569
188.975
.588
.866
x24
103.7451
193.634
.560
.868
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123
x25
103.1373
197.401
.257
.872
x26
102.8824
192.466
.471
.868
x27
102.9804
200.900
.100
.875
x28
102.6667
204.667
-.056
.877
x29
102.5490
208.133
-.206
.880
x30
103.0980
203.290
-.004
.877
x31
103.4902
191.175
.661
.866
x32
102.8431
191.935
.564
.867
x33
103.4706
196.414
.380
.870
x34
102.8431
198.615
.215
.873
x35
102.8627
188.521
.625
.865
x36
103.1176
196.786
.358
.870
x37
102.7059
199.372
.168
.874
x38
102.3922
200.843
.135
.874
x39
102.9020
193.290
.508
.868
x40
102.9608
199.878
.147
.874
x41
102.8039
196.521
.307
.871
x42
103.2549
193.034
.644
.867
x43
103.2745
192.683
.585
.867
x44
103.1373
199.441
.200
.873
x45
103.0980
191.970
.518
.868
x46
102.8627
193.041
.474
.868
x47
102.7843
192.013
.451
.869
x48
102.6667
193.427
.541
.868
x49
103.1569
198.615
.235
.872
x50
102.9608
199.678
.156
.874
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124
Lampiran 3 Reliabilitas Skala Social Comparison dan Ketidakpuasan Tubuh
1. Reliabilitas Skala Social Comparison
Case Processing Summary N Case Valid s
Excluded a
Total
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's
N of
Alpha
Items
.865
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125
2.
Reliabilitas Skala Ketidakpuasan Tubuh
Case Processing Summary N Case Valid s
Excluded a
Total
% 51
85.0
9
15.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's
N of
Alpha
Items
.873
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126
Lampiran 4 Uji Deksriptif Mean Empirik
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
SC
127
104.6614
9.55869
.84820
One-Sample Test Test Value = 100 t
df
Sig. (2-
Mean
95% Confidence
tailed)
Difference
Interval of the Difference Lower
SC
5.496
126
.000
4.66142
Upper
2.9829
6.3400
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
BD
127
64.3858
10.45174
.92744
One-Sample Test Test Value = 75 t
df
Sig. (2-
Mean
95% Confidence
tailed)
Difference
Interval of the Difference Lower
BD
-11.445
126
.000
-10.61417
-12.4496
Upper -8.7788
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127
Lampiran 5 Uji Normalitas
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
VAR00001
.056
127
.200*
.981
127
.080
VAR00002
.071
127
.200*
.983
127
.123
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128
Lampiran 6 Uji Linearitas
ANOVA Table Sum of
df
Mean
Squares (Combined) BD
4098.856
35
117.110
1208.893
Groups
2889.963
34
84.999
9665.239
91
106.211
Deviation
Within Groups Total
1.103 .348
1 1208.893 11.382 .001
from Linearity
SC
Sig.
Square
Between Linearity *
F
13764.094 126
.800 .765
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129
Lampiran 7 Uji Hipotesis
Correlations SC Pearson Correlation SC
1
Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation
BD
BD .296** .000
127
127
.296**
1
Sig. (1-tailed)
.000
N
127
127
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130
Lampiran 8 Uji One-way Anova (ketidakpuasan tubuh – IMT)
ANOVA BD Sum of
df
Mean
Squares (Combined) Between Groups
Linear Term
F
Sig.
Square
1070.126
4 267.532 2.571 .041
Unweighted
143.949
1 143.949 1.383 .242
Weighted
115.088
1 115.088 1.106 .295
Deviation
955.038
3 318.346 3.060 .031
Within Groups
12693.968
122 104.049
Total
13764.094
126
Multiple Comparisons Dependent Variable: BD (I) berat (J) berat
Mean
Std.
Sig.
Differenc
Error
95% Confidence
e (I-J)
Interval Lower
Upper
Bound Bound kurang kurang Bonferro berat ni
badan berat
berat
.05345 2.6450 1.00 7
- 7.6157
0 7.5088
badan ringan -3.86877 2.1643 .763 normal
0
- 2.3189 10.056 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131
kelebiha n berat badan
- 6.0396 .130 15.2298
1
- 2.0373 32.497
9
0
berat kelebiha
2.10345 3.4926 1.00
n berat
8
- 12.089
0 7.8821
0
badan ringan kurang
-.05345 2.6450 1.00
berat
7
- 7.5088
0 7.6157
badan berat -3.92222 2.8447 1.00 kurang berat badan ringan
normal
7
- 4.2109
0 12.055 4
kelebiha n berat badan
- 6.3154 .170 15.2833
9
- 2.7726 33.339
3
2
berat kelebiha n berat
2.05000 3.9506 1.00 1
- 13.344
0 9.2447
7
badan ringan kurang normal
berat badan berat
3.86877 2.1643 .763 0
- 10.056 2.3189
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 132
kurang
3.92222 2.8447 1.00
berat
7
- 12.055
0 4.2109
4
badan ringan kelebiha n berat badan
- 6.1297 .662 11.3611
0
- 6.1636 28.885
1
8
berat kelebiha
5.97222 3.6462 1.00
n berat
5
- 16.396
0 4.4523
8
badan ringan kurang berat
15.2298 6.0396 .130 9
1
- 32.497 2.0373
0
badan berat kurang kelebiha berat n berat
badan
badan
ringan
berat
normal kelebiha n berat badan ringan
15.2833 6.3154 .170 3
9
11.3611 6.1297 .662 1
0
17.3333 6.7147 .110 3
5
- 33.339 2.7726
2
- 28.885 6.1636
8
- 36.530 1.8640
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 133
kurang
-2.10345 3.4926 1.00
berat
8
- 7.8821
0 12.089
badan
0
berat kurang kelebiha n berat badan ringan
-2.05000 3.9506 1.00
berat
1
- 9.2447
0 13.344
badan
7
ringan -5.97222 3.6462 1.00 normal
5
- 4.4523
0 16.396 8
kelebiha n berat badan
- 6.7147 .110 17.3333
5
- 1.8640 36.530
3
7
berat kurang
.05345 2.5772 1.00
berat
5
- 7.5146
0 7.4077
badan ringan kurang Games-
berat
Howell
badan
-3.86877 2.3586 .478 normal
9
- 2.7622 10.499 7
berat kelebiha n berat badan berat
- 6.3475 .364 15.2298 9
4
- 29.666 60.125 9
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 134
kelebiha
2.10345 2.4544 .908
n berat
9
- 9.6361 5.4292
badan ringan kurang
-.05345 2.5772 1.00
berat
5
- 7.4077
0 7.5146
badan berat -3.92222 3.0296 .696 kurang berat badan ringan
normal
5
- 4.6828 12.527 2
kelebiha n berat badan
- 6.6262 .361 15.2833
1
3
- 24.561 55.127
1
7
berat kelebiha n berat
2.05000 3.1048 .963 2
- 11.155 7.0554
4
badan ringan kurang berat
3.86877 2.3586 .478 9
- 10.499 2.7622
7
badan normal
berat kurang berat badan ringan
3.92222 3.0296 .696 5
- 12.527 4.6828
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 135
kelebiha n berat badan
- 6.5442 .541 11.3611
9
1
- 29.724 52.446
5
8
berat kelebiha
5.97222 2.9259 .275
n berat
3
- 14.521 2.5768
3
badan ringan kurang berat
15.2298 6.3475 .364 9
4
badan
- 60.125 29.666
9
1
berat kurang kelebiha n berat badan berat
berat
15.2833 6.6262 .361 3
1
badan
- 55.127 24.561
7
1
ringan 11.3611 6.5442 .541 normal
1
9
- 52.446 29.724
8
5 kelebiha n berat
17.3333 6.5794 .293 3
3
badan
- 57.935 23.268
1
5
ringan kelebiha kurang n berat
berat
badan
badan
ringan
berat
-2.10345 2.4544 .908 9
- 5.4292 9.6361
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 136
kurang
-2.05000 3.1048 .963
berat
2
badan
- 7.0554 11.155 4
ringan -5.97222 2.9259 .275 normal
3
- 2.5768 14.521 3
kelebiha n berat badan berat
- 6.5794 .293 17.3333 3
3
- 23.268 57.935 1
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 137
Lampiran 9 Uji One-way Anova (ketidakpuasan tubuh – Usia) ANOVA BD Sum of
df
Mean
Squares Between
F
Sig.
Square
1134.599
3
378.200
Within Groups
12629.496
123
102.679
Total
13764.094
126
3.683
.014
Groups
Multiple Comparisons Dependent Variable: BD (I)
(J)
Mean
Std.
ku
ku
Difference
Error
Sig.
95% Confidence Interval
(I-J)
Lower
Upper
Bound
Bound
9
3.05952 3.40771
.806
-5.8159
11.9349
10
8.89286* 3.19161
.031
.5803
17.2054
11
7.56739 3.04492
.067
-.3631
15.4979
8
-3.05952 3.40771
.806 -11.9349
5.8159
10
5.83333 2.67029
.133
-1.1215
12.7881
Tukey
11
4.50786 2.49311
.274
-1.9855
11.0012
HSD
8
-8.89286* 3.19161
.031 -17.2054
-.5803
9
-5.83333 2.67029
.133 -12.7881
1.1215
11
-1.32547 2.18850
.930
-7.0254
4.3745
8
-7.56739 3.04492
.067 -15.4979
.3631
9
-4.50786 2.49311
.274 -11.0012
1.9855
10
1.32547 2.18850
.930
7.0254
8
9
10
11
-4.3745
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 138
8
9
3.05952 3.40771 1.000
10
8.89286* 3.19161
11
7.56739 3.04492
8 9 Bonferroni 10
11
-6.0786
12.1976
.037
.3342
17.4515
.086
-.5979
15.7326
-3.05952 3.40771 1.000 -12.1976
6.0786
10
5.83333 2.67029
.185
-1.3273
12.9940
11
4.50786 2.49311
.438
-2.1777
11.1934
*
8
-8.89286 3.19161
.037 -17.4515
-.3342
9
-5.83333 2.67029
.185 -12.9940
1.3273
11
-1.32547 2.18850 1.000
8 9
-7.1941
4.5432
-7.56739 3.04492
.086 -15.7326
.5979
-4.50786 2.49311
.438 -11.1934
2.1777
10
1.32547 2.18850 1.000
-4.5432
7.1941
9
3.05952 3.39348
.804
-6.0870
12.2060
10
8.89286* 2.77419
.016
1.3331
16.4526
11
7.56739* 2.54911
.033
.5030
14.6318
8
-3.05952 3.39348
.804 -12.2060
6.0870
10
5.83333 3.07964
.246
-2.4064
14.0730
Games-
11
4.50786 2.87854
.411
-3.2579
12.2736
Howell
8
-8.89286* 2.77419
.016 -16.4526
-1.3331
9
-5.83333 3.07964
.246 -14.0730
2.4064
11
-1.32547 2.11341
.923
-6.8855
4.2346
8
-7.56739* 2.54911
.033 -14.6318
-.5030
9
-4.50786 2.87854
.411 -12.2736
3.2579
10
1.32547 2.11341
.923
6.8855
8
9
10
11
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
-4.2346