PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERAN KONFORMITAS DALAM HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN IMPULSIVE BUYING PADA REMAJA PUTRI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Bernadeta Feni Marettha 099114008
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Setiap pilihan yang ada dalam hidup selalu ada tantangannya, tinggal kita yang memilih siap menerima tantangan itu atau tidak.
Buatlah yang terbaik dari dirimu, berserah kepada Bapamu, dan percayakan semua dalam kemuliaan Tuhan karena dalam nama-Nya kamu yang akan memenangkan pertarungan hebat dalam hidupmu.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan bagi, Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang menjadi sahabat terbaikku disetiap situasi senang maupun sulit sekalipun. Orang-orang terkasihku yang sudah berkorban banyak untukku dan memberikan dukungan serta cintanya yang tulus Bapak, Ibu, Mas Leo, Sinta dan Christian Ajie. Serta teman-teman terbaik dalam hidupku.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Juli 2013 Penulis
Bernadeta Feni Marettha
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERAN KONFORMITAS DALAM HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN IMPULSIVE BUYING PADA REMAJA PUTRI
Bernadeta Feni Marettha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperjelas struktur hubungan antara harga diri, konformitas dan impulsive buying pada remaja putri, dengan cara mencari tahu peran konformitas dalam struktur hubungan tersebut apakah sebagai mediator atau sebagai moderator. Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah apa peran konformitas dalam struktur hubungan antara harga diri dan impulsive buying pada remaja putri? Pengambilan sampel dilakukan di pusat perbelanjaan di Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah remaja putri yang berusia 12 – 21 tahun, berjumlah 160 orang. Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling sehingga subjek yang menjadi sampel penelitian adalah remaja putri yang sedang berada pada situasi dan waktu yang sama dengan pelaksanaan penelitian berlangsung. Teknik analisis data adalah analisis regresi dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Hasil analisis penelitian ini ditemukan bahwa peran konformitas dalam hubungan antara harga diri dan impulsive buying pada remaja putri adalah sebagai moderator (B = 0,047, p = 0,003). Ini menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya tingkat harga diri remaja putri tidak mempengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat konformitas mereka terhadap tingkat pembelian impulsif.
Kata kunci : harga diri, konformitas, impulsive buying, moderator, mediator
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE ROLE OF CONFORMITY IN RELATION BETWEEN SELFESTEEM AND IMPULSIVE BUYING ON FEMALE ADOLESCENT
Bernadeta Feni Marettha ABSTRACT The research is aimed to clarify the related structure between self-esteem, conformity, and impulsive buying on female adolescent, by finding out the role of conformity in the structure relationships whether as mediator or moderator. The question of research was what is the role of conformity in the structure relationship between self-esteem and impulsive buying on female adolescent? Research sampling was conducted on a shopping center in Yogyakarta. The subject of this research were female adolescent who aged 12 – 21 years old. The amount of subject were 160 people. The research used a correlation design. Techniques used to collect the population sample was incidental sampling, so that the subject in the research were female adolescent who are occurred at the same time and situation when the research was conducted. The data was analyzed using regression analysis by SPSS 16.0 for Windows. The result shown that the role of conformity in a structure relationship between self-esteem and impulsive buying was as moderator (B = 0,047, p = 0,003). It means that high or low level of self-esteem on female adolescent do not affect the level of conformity to impulsive buying.
Keyword : self-esteem, conformity, impulsive buying, moderator, mediator
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama
: Bernadeta Feni Marettha
Nomor Mahasiswa : 099114008 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Peran Konformitas dalam Hubungan Antara Harga Diri dan Impulsive Buying pada Remaja Putri beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 15 Juli 2013 Yang menyatakan,
(Bernadeta Feni Marettha)
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan berkat yang melimpah sehingga Skripsi dengan judul “Peran Konformitas dalam Hubungan Antara Harga Diri dan Impulsive Buying pada Remaja Putri” ini dapat diselesaikan dengan baik. Selama menulis Skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak pihak yang telah berkontribusi besar dalam proses pengerjaan Skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak C. Siswa Widyatmoko, S.Psi., M.Psi sebagai dekan Fakultas Psikologi. 2. Bapak Agung Santoso, S.Psi., M.A selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih atas bimbingan, kerjasama, ilmu, perhatian, dan support yang telah diberikan hingga Skripsi ini selesai pada waktu yang telah ditentukan-Nya. 3. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi dan Bapak Dr. T. Priyo W, M.Si selaku dosen penguji yang telah membagikan ilmunya. 4. Mas Gandung, Ibu Nanik, Mas Doni, dan Mas Muji, Pak Gie, terima kasih atas keramahan dan pelayanan yang begitu hangat selama empat tahun menimba ilmu di Fakultas Psikologi 5. Pimpinan Pusat Perbelanjaan Galeria Yogyakarta yang sudah memberikan ijin untuk melakukan penelitian selama tiga hari, terima kasih banyak atas bantuan dan kerjasama yang diberikan. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Bapak dan Ibu yang tidak pernah hentinya mendoakan dan mengupayakan seluruh tenaga dan jiwanya untuk mendukung penulis sampai masa studi ini selesai, terima kasih. Semua pengorbanan jarak dan waktu yang kita hadapi dapat kupertanggung jawabkan hanya untukmu, Bapak dan Ibu. I proud of you, you are my everything, and I love you so much. 7. Kakak dan adikku yang paling hebat, Mas Leo dan Sinta yang selalu menghiburku dalam keadaan yang menjenuhkan sekalipun. Terima kasih atas kegokilan kalian yang selalu membuatku rindu. 8. Sahabat seperjuanganku, Vivin. Terima kasih untuk dinamika pertemanan kita dari awal sampai sekarang ini yang luar biasa. Mulai dari senang, sedih, kesel, jauh, dekat, cinta, kasih, sayang, sampai perjuangan satu bimbingan dengan Pak Agung, semua kita lalui bersama and we are great, I love you. 9. Seseorang yang selalu mendampingiku, yang menjadi sumber semangatku, yang selalu menghiburku, sabar dan mengerti aku, selalu memberikan cinta, dan perhatian yang tulus dalam setiap hariku, Yohanes Christian Aji. Thanks so much for all, dear. 10. Teman-teman centilku, Manik, Brigit, Vivin, Okvi, dan Jeanet. Terima kasih girls atas pertemanan kita selama ini. Kalian super duper heboh dalam hidupku dan aku sangat bersyukur berteman dengan kalian. I will miss you, guys. 11. Teman-teman Psikologi, Gusbay, Angel, Awie, Xyannie, Yustia, Riris, Gretong, Parto, Leo, Adi, Wayan, Tjok, Gaby, Dani Putri, Kak Rimpi, Kak xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nina, Kak Krinyol, dan teman-teman angkatan 2009 khususnya kelas A, terima kasih buat sharing dan dukungannya selama ini. 12. Keluarga besar P2TKP, Pak Adi, Pak Toni, Anju, Efrem, Lito, Tuti, Dara, Marlina, Novi, Pingkan, Sherlot, Riri, Rinta, Mbak Vista, Bella, Marta, Raisa, Alvia, Jeje dan Vivin. Terima kasih atas dukungan dan perhatiannya. 13. Teman-teman kos, Mbak Sum, Kak Bohen, Mbak Ndit, Kak Liza, Ori, Maria, Cilla, Angel, Helen, Indah, Epong, Agnes, Devina, Rosa, Mbak Aik, Cilla Bongsor, Novia, Kak Icha, terima kasih dukungannya. 14. Teman-teman yang jauh atau pun dekat tetap istimewa, Kak Under, Kak Aya, Osi, Kak Dion, Kak Koco, Kak Fika, Kak Adit, Alfons. Thank you for this friendship. 15. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini, terima kasih.
Saya menyadari dalam pembuatan skripsi ini ada kesalahan yang saya perbuat. Oleh karena itu saya mengucapkan maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan. Penelitian ini juga masih jauh dari kata sempurna sehingga besar harapan saya untuk mendapatkan kritik dan saran yang membangun demi perkembangan penelitian selanjutnya. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 15 Juli 2013 Penulis xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING........................................ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii HALAMAN MOTTO............................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................... vi ABSTRAK............................................................................................................ vii ABSTRACT......................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.......................... ix KATA PENGANTAR............................................................................................ x DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL............................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG................................................................................ 1 B. RUMUSAN MASALAH............................................................................ 6 C. TUJUAN PENELITIAN............................................................................. 6 D. MANFAAT PENELITIAN......................................................................... 6 1. Teoretis................................................................................................. 6 2. Praktis.................................................................................................. 6 xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................ 8 A. REMAJA PUTRI........................................................................................ 8 1. Definisi Remaja Putri............................................................................ 8 2. Tahap Perkembangan Remaja Putri.................................................... 10 3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja Putri.......................................... 13 B. IMPULSIVE BUYING (PEMBELIAN IMPULSIF)................................. 16 1. Definisi Pembelian Impulsif............................................................... 16 2. Aspek-aspek dalam Pembelian Impulsif............................................ 17 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif.................... 20 4. Pembelian Impulsif pada Remaja Putri.............................................. 24 C. KONFORMITAS..................................................................................... 25 1. Definisi Konformitas.......................................................................... 25 2. Aspek – aspek Konformitas............................................................... 26 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas............................... 27 4. Konformitas pada Remaja Putri......................................................... 33 D. HARGA DIRI.......................................................................................... 36 1. Definisi Harga Diri.............................................................................. 36 2. Aspek-aspek yang Ada dalam Harga Diri.......................................... 37 3. Harga Diri pada Remaja Putri............................................................ 39 E. HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI, KONFORMITAS, DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF................................... 41 1. Konformitas sebagai Mediator........................................................... 41 2. Konformitas sebagai Moderator......................................................... 43 xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. PERTANYAAN PENELITIAN............................................................... 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 51 A. JENIS PENELITIAN................................................................................ 51 B. IDENTIFIKASI VARIABEL................................................................... 51 C. DEFINISI OPERASIONAL..................................................................... 51 1. Impulsive Buying (Pembelian Impulsif)............................................. 51 2. Konformitas........................................................................................ 52 3. Harga Diri.......................................................................................... 53 D. SUBJEK PENELITIAN.......................................................................... 53 E. METODE PENGAMBILAN DATA........................................................ 54 1. Skala Pembelian Impulsif................................................................... 55 2. Skala Konformitas............................................................................... 56 3. Skala Harga Diri.................................................................................. 57 F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR................................ 58 1. Validitas Skala.................................................................................... 58 2. Seleksi Item......................................................................................... 58 3. Reliabilitas.......................................................................................... 61 G. METODE ANALISIS DATA.................................................................. 62 1. Model Konformitas sebagai Mediator................................................ 62 2. Model Konformitas sebagai Moderator.............................................. 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................
65
A. PERSIAPAN PENELITIAN.................................................................... 65 1. Uji Coba Alat Ukur............................................................................. 65 xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Perizinan............................................................................................. 66 B. PELAKSANAAN PENELITIAN............................................................. 66 C. HASIL PENELITIAN.............................................................................. 68 1. Model Konformitas sebagai Mediator
69
2. Model Konformitas sebagai Moderator.............................................. 78 D. PEMBAHASAN....................................................................................... 81 E. KETERBATASAN PENELITIAN........................................................... 85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 87 A. KESIMPULAN......................................................................................... 87 B. SARAN..................................................................................................... 88 1. Bagi Remaja Putri............................................................................... 88 2. Bagi Institusi Pendidikan.................................................................... 88 3. Bagi Orangtua..................................................................................... 88 4. Bagi Peneliti Berikutnya..................................................................... 89 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 90 LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................... 98
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel Spesifikasi Skala Harga Diri.......................................................... 39 Tabel 2 Blue Print Skala Pembelian Impulsif....................................................... 55 Tabel 3 Blue Print Skala Konformitas.................................................................. 56 Tabel 4 Blue Print Skala Harga Diri..................................................................... 57 Tabel 5 Distribusi Item Skala Pembelian Impulsif............................................... 59 Tabel 6 Distribusi Item Skala Konformitas.......................................................... 60 Tabel 7 Distribusi Item Skala Harga Diri............................................................. 60
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Model Konformitas sebagai Mediator............................................. 43
Gambar 2
Model Konformitas sebagai Moderator.......................................... 48
Gambar 3
Framework Penelitian Konformitas sebagai Mediator................... 49
Gambar 4
Framework Penelitian Konformitas sebagai Moderator................. 50
Gambar 5.
Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Harga Diri dan Konformitas....................................................................... 69
Gambar 6.
Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Konformitas dan Pembelian Impulsif............................................. 70
Gambar 7.
Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Harga Diri dan Pembelian Impulsif............................................................ 70
Gambar 8.
Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Harga Diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif.......................... 71
Gambar 9.
Scatterplot Harga Diri dan Konformitas.......................................... 72
Gambar 10. Scatterplot Konformitas dengan Pembelian Impulsif....................... 72 Gambar 11. Scatterplot Harga Diri dan Pembelian Impulsif................................73 Gambar 12. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif............................................................................................ 73 Gambar 13. Scatterplot Harga Diri dengan Konformitas.................................... 74 Gambar 14. Scatterplot Konformitas dengan Pembelian Impulsif...................... 75 Gambar 15. Scatterplot Harga Diri dengan Pembelian Impulsif......................... 75
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 16. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif…...................................................................................... 76 Gambar 17. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Model Moderator......................................................................................... 78 Gambar 18. Scatterplot Model Moderator............................................................79 Gambar 19. Scatterplot Model Moderator............................................................79
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Skala Pengukuran............................................................................ 99 Lampiran B. Skala Harga Diri............................................................................. 101 Lampiran C. Skala Konformitas.......................................................................... 104 Lampiran D. Skala Pembelian Impulsif.............................................................. 107 Lampiran E. Reliabilitas...................................................................................... 110 Lampiran F. Hasil Regresi Model Mediator....................................................... 121 Lampiran G. Hasil Regresi Model Moderator.................................................... 126 Lampiran H. Surat Ijin Penelitian Galleria Mall................................................. 128
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Studi yang dilakukan oleh Nielsen di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar, dan Medan, menunjukkan bahwa jumlah pembelanja di Indonesia semakin meningkat. Kondisi tersebut terbukti dari orang-orang yang tidak membuat rencana sebelum belanja semakin banyak. Peningkatan ini terjadi hampir dua kali lipat dari kondisi tahun 2003 (Industrial Post, 2011). Konsumen Indonesia cenderung lebih tertarik dengan promosi yang dapat memberikan keuntungan, salah satunya adalah diskon atau potongan harga (Intisari, 2009). Penelitian lain di Indonesia menunjukkan bahwa pembelian impulsif banyak terjadi pada remaja putri dibandingkan remaja putra (Utami & Sumaryono, 2008; Mulyono, 2012). Ditemukan bahwa, 20,9 % dari 1.074 responden yang berstatus sebagai pelajar yang berdomisili di Jakarta dan Surabaya mengaku pernah menggunakan uang spp-nya untuk membeli barang incarannya ataupun hanya sekedar untuk bersenang-senang (Jawa Pos dalam Sihotang, 2009). Tingkat konsumsi remaja untuk kebutuhan yang sifatnya kesenangan lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan pengeluaran siswa untuk kebutuhan belajar yang merupakan investasi bagi masa depan. Hal ini menyebabkan munculnya
kecenderungan
yang 1
rendah
pada
remaja
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
menabung (Nurasyiah & Budiwati dalam Setyawati, 2010). Beberapa fenomena ini sangat jelas menyatakan bahwa pembelian impulsif tidak hanya terjadi pada orang-orang yang berpenghasilan saja, melainkan sudah memasuki kehidupan remaja saat ini dan berdampak negatif pada remaja. Pembelian impulsif pada remaja sering kali menjadi bagian terpenting dalam marketing karena remaja adalah target mereka dalam pemasaran (Lin & Chuang, 2005; Lin and Chen, 2012). Sasaran yang dijadikan target utama adalah remaja putri karena remaja putri lebih sering melakukan pembelian impulsif dibandingkan remaja putra (Dittmar & Wood dalam Verplanken & Herabadi, 2001; Utami & Sumaryono, 2008; Lin & Lin, 2005). Pembelian impulsif memiliki konsekuensi negatif terhadap pelaku. Konsekuensi yang harus diterima oleh pembeli yang melakukan pembelian secara impulsif antara lain mendapatkan kesulitan keuangan setelah melakukan pembelian impulsif, mengalami kekecewaan terhadap barang yang sudah dibeli, dan mendapat ketidaksetujuan mengenai barang yang dibeli dari orang-orang di lingkungan sekitar seperti teman ataupun orang tua (Rook, 1987). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif. Faktor – faktor tersebut terbagi menjadi faktor personal dan faktor lingkungan. Faktor personal terdiri dari harga diri (Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012 Djudiyah, 2002), mood (Verplanken & Herabadi, 2001), kontrol diri (Baumeister, 2002). Sedangkan faktor lingkungan terdiri dari konformitas (Zebua & Nurdjayadi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
2001; Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009), penilaian negatif dari orang lain (Lin & Chen, 2012), harga yang rendah (Stern,1962), store display (Hadjali, Salimi & Ardestani, 2012) Remaja yang berbelanja bersama teman-temannya cenderung akan mengunjungi banyak toko dan melakukan pembelian impulsif (Mowen & Minor, 2002). Remaja percaya bahwa pembelian impulsif yang mereka lakukan dapat diterima secara sosial sehingga mereka akan bertindak atas kecenderungan impulsif yang dimiliki (Rook & Fisher dalam Kacen & Lee, 2002). Kecenderungan remaja putri melakukan pembelian secara impulsif dipengaruhi oleh konformitas (Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009) dan ketergantungan yang kuat pada kelompok teman sebaya (Affif, 1993). Biasanya tekanan yang dihasilkan oleh pihak mayoritas akan menimbulkan konformitas sehingga pendapat yang sudah disetujui oleh sebagian besar dari anggota kelompok akan diikuti oleh semua anggota kelompok lainnya (Sears, Freedman & Peplau, 1985). Konformitas lebih mudah terjadi pada remaja putri karena remaja putri pada umumnya memiliki sifat yang penurut, pasif, tunduk pada otoritas, mengalah, dan enggan memunculkan konflik (Tapiheru dalam Astasari & Sahrah, 2009; Utami & Sumaryono, 2008). Dapat dikatakan dampak negatif yang diperoleh dari konformitas adalah dapat menghambat kreativitas dan berpikir kritis. Ketika bersama kelompok, orang akan cenderung menyangkal kepercayaan pribadi dan sepakat akan pemahaman yang bertentangan dengan nilai-nilai pribadi (Wade & Tavris, 2008).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
Penelitian terdahulu menyatakan konformitas berhubungan positif dengan pembelian impulsif. Semakin tinggi konformitas terhadap kelompok teman sebaya maka semakin tinggi pembelian impulsif pada remaja. Sebaliknya semakin rendah konformitas terhadap kelompok teman sebaya maka semakin rendah pembelian impulsif pada remaja (Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009). Demi suatu pengakuan, remaja seringkali bersedia melakukan berbagai upaya meskipun bukan sesuatu yang dibutuhkan atau berguna jika dilihat dari kacamata orangtua atau orang dewasa lainnya (Zebua & Nurdjayadi, 2001). Konformitas adalah hasil interaksi antara faktor-faktor situasional dan faktor personal. Faktor situasional adalah faktor yang mempengaruhi konformitas dari luar seperti ukuran kelompok (Baron & Byrne, 2005) dan tekanan kelompok (Sears, Freedmen, Peplau, 1985). Sedangkan salah satu faktor personal yang erat kaitannya dengan konformitas adalah harga diri (Cipto & Kuncoro, 2010; Sulistyowati, 2009; Nashihin, 2012). Remaja yang memiliki harga diri yang rendah, biasanya akan cenderung mengikatkan dirinya pada kelompok sebayanya dengan tujuan agar dapat dianggap dan diakui oleh lingkungan (Cipto & Kuncoro, 2010). Sedangkan remaja yang memiliki harga diri yang tinggi, cenderung tidak melakukan konformitas karena memiliki keinginan untuk menunjukkan keberhasilan sebagai kualitas dan usaha pribadi (Marsh, 1990 ; Sulistyowati, 2009). Dalam hal ini dapat dikatakan remaja yang melakukan konformitas adalah mereka yang memiliki harga diri yang rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
Selain karena harga diri memiliki korelasi dengan konformitas, harga diri juga memiliki korelasi dengan pembelian impulsif. Ditemukan beberapa penelitian yang mengkorelasikan antara harga diri dan pembelian impulsif. Penelitian tersebut menunjukkan adanya korelasi negatif mengenai harga diri dengan pembelian impulsif, bahwa semakin tinggi harga diri yang dimiliki seseorang, maka semakin rendah pembelian impulsif yang dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah harga diri seseorang, maka semakin tinggi tingkat pembelian impulsif yang dilakukan (Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012; Djudiyah, 2002). Rendahnya harga diri remaja, banyak ditemui pada remaja putri dibandingkan remaja putra (Coopersmith, 2007; Baron, Byrne & Branscombe, 2006; Santrock, 2012). Remaja putri dikatakan akan lebih cenderung melakukan pembelian impulsif dibandingkan remaja putra (Dittmar & Wood dalam Verplanken & Herabadi, 2001; Lin & Lin, 2005). Harga diri dijadikan variabel independen dalam penelitian ini dikarenakan syarat untuk mengetahui peran dari konformitas adalah variabel X (harga diri) harus signifikan dengan variabel Y (pembelian impulsif). Berdasarkan penelitian yang sudah dijelaskan, ketiga variabel selalu menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara harga diri dengan konformitas, konformitas dengan pembelian impulsif, serta harga diri dengan pembelian impulsif. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa harga diri menjadi variabel independen dari konformitas dan pembelian impulsif. Selain itu, konformitas juga menjadi variabel independen terhadap pembelian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
impulsif. Namun demikian, belum ditemukan penelitian yang menjelaskan peran dari konformitas dalam struktur hubungan ketiga variabel tersebut. Penelitian ini dirasa penting karena melalui penelitian ini dapat diketahui secara jelas apakah konformitas berperan sebagai mediator atau moderator dalam hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif ? B. RUMUSAN MASALAH Apa peran konformitas dalam struktur hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif pada remaja putri ? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mencari tahu lebih jelas mengenai struktur hubungan antara harga diri, konformitas, dan pembelian impulsif. Selain itu, menegaskan peran dari konformitas dalam struktur hubungan antara harga diri dan pembelian impulsif pada remaja putri. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Teoretis Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah hasil dari penelitian dapat menyumbangkan dan menegaskan peran dari konformitas dalam struktur hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif, apakah konformitas berperan sebagai mediator atau moderator ? 2. Praktis Informasi dari penelitian ini dapat digunakan untuk mengurangi pembelian impulsif pada remaja putri dengan memperhatikan tingkat harga diri dan konformitasnya. Pengetahuan mengenai struktur hubungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
antara harga diri, konformitas, dan pembelian impulsif dapat dijadikan dasar untuk melakukan tritmen/pelatihan secara tepat khususnya pelatihan peningkatan harga diri. Pelatihan kepribadian remaja putri dapat dilakukan oleh institusi pendidikan dengan meningkatkan harga diri remaja agar dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial. Ketika remaja putri memiliki harga diri yang tinggi mereka dapat memilih konformitas yang positif sehingga dapat menekan pembelian impulsifnya. Berdasarkan penelitian ini, remaja putri dapat menilai tingkat pembelian impulsif dan tingkat konformitas mereka. Penilaian diri tersebut sebagai dasar pengetahuan mengenai diri mereka sendiri sehingga mereka mampu melakukan evaluasi diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. REMAJA PUTRI 1. Definisi Remaja Putri Masa remaja merupakan bagian dari perkembangan yang dilihat dari aspek genetik, biologis, lingkungan dan pengalaman berinteraksi, baik dengan orang tua, teman sebaya, dan guru. Beberapa peneliti lain juga menambahkan bahwa perkembangan masa remaja melibatkan perubahan besar pada aspek biologis atau fisik, kognitif, dan sosial emosi yang berlangsung sejak awal remaja hingga masa remaja berakhir (Santrock, 2002, 2003, 2007; Papalia, Old, & Feldmen, 2009). Peralihan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan ini, dilalui oleh peristiwa panjang yang disebut dengan masa remaja (adolescene). Pengertian lain menjelaskan bahwa remaja merupakan suatu periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa, ketika remaja harus dapat berdiri sendiri secara mandiri (DeBrun dalam Jahja, 2011; Neidhart dalam Gunarsa & Gunarsa, 1981; WHO dalam Sarwono, 2007). Masa remaja bukan lagi masuk dalam golongan anak-anak, tetapi juga belum pantas dikatakan dewasa. Salah satu organisasi seperti WHO (World Health Organization) menjelaskan bahwa remaja mengalami perkembangan psikologis dan proses identifikasi diri dari kanak-kanak menjadi dewasa (dalam Sarwono, 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
2007). Fenomena ini yang membuat remaja merasa bingung untuk menentukan identitasnya sehingga remaja cenderung menunjukkan suatu kepekaan dan labilitas yang meningkat pada tindakannya (Remplein dalam Monks & Knoer, 2002). WHO mengkategorikan usia remaja berkisar 11 tahun sampai 20 tahun (Sarwono, 2009). Tidak jauh berbeda dengan WHO, Paplia dan Olds
menambahkan
bahwa
masa
remaja
adalah
masa
transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia belasan atau awal dua puluhan tahun (Monks & Knoers, 2002). Erickson (dalam Santrock, 2007) menambahkan batasan usia pada masa remaja mulai dari usia 10 tahun hingga 20 tahun. Sedangkan, Santrock berpendapat bahwa rentang usia remaja bervariasi sesuai dengan budaya dan sejarah sehingga Santrock mengkategorikan usia remaja mulai dari usia 10 tahun sampai 21 tahun dan membagi masa tersebut menjadi dua yaitu, masa remaja awal (early adolescene) dan masa remaja akhir (late adolescene). Masa remaja awal berlangsung antara usia 10 tahun sampai 13 tahun, sedangkan masa remaja akhir berkisar antara 18 tahun sampai 21 tahun (Santrock, 2007; 2008). Tidak jauh berbeda dengan Santrock, Sullivan juga membagi remaja menjadi dua, yaitu masa remaja awal yang diawali pada usia 12 tahun – 16 tahun dan masa remaja akhir dari 16 tahun – 20 tahunan (Alwisol, 2004). Beberapa ahli di Indonesia juga membagi masa remaja menjadi dua masa yaitu masa remaja awal yang berkisar antara12 atau 13 tahun sampai 17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
tahun dan masa remaja akhir dengan rentang usia 17 sampai 21 tahun (Rochmah, 2005; Soesilowindradini, 1996). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah suatu masa peralihan individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang mencakup perubahan perkembangan biologis atau fisik, kognitif, dan sosial-emosi. Masa remaja diawali dari usia 12 tahun sampai 21 tahun yang dibagi menjadi dua masa yaitu masa remaja awal dan remaja akhir. 2. Tahap Perkembangan Remaja Putri Tahap
perkembangan
remaja
putri
sama
seperti
tahap
perkembangan remaja pada umumnya. Remaja putri yang memasuki usia remaja akan mengalami perubahan pada perkembangan fisik, kognisi, dan sosial-emosinya (Santrock, 2002, 2003, 2007; Papalia, Old, & Feldmen, 2009) Ada beberapa pembagian tahap perkembangan remaja. Beberapa ahli membagi masa remaja berdasarkan usia. Berdasarkan usia, masa remaja dibagi menjadi masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja tengah 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 (Monks & Knoers, 2002; Sarwono, 2007). Beberapa ahli lain seperti Santrock (2003; 2007) dan Sullivan (dalam Alwisol, 2004) membagi remaja dengan dua masa yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Mereka tidak menjelaskan kategori masa remaja tengah secara khusus seperti ahli lain karena karakteristik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
yang dimiliki oleh remaja tengah dapat digolongkan pada masa remaja awal dan masa remaja akhir (Santrock, 2003, 2007; Papalia dkk, 2008; Alwisol, 2004; Rochmah, 2005; Soesilowindradini, 1996) sehingga penelitian ini mengacu pada dua pembagian masa tersebut. a. Masa Remaja Awal Masa remaja awal sama dengan masa sekolah menengah pertama dan mencakup perubahan pubertas (Santrock, 2003). Masa remaja awal diawali dari usia 12 tahun sampai 16 atau 17 tahun Alwisol, 2004; Rochmah, 2005; Soesilowindradini, 1996; Sarwono, 2009). Remaja pada masa ini merupakan masa awal untuk bertumbuh tidak hanya secara fisik, melainkan juga dalam kompetensi kognitif dan sosial, otonomi, harga diri, dan keintiman (Papalia dkk, 2009). Pada masa ini remaja perlu mendapatkan perhatian secara khusus terlebih ketika mereka menghadapi perubahan secara bersamaan dan membutuhkan bantuan orang lain dalam mengatasi masalah. Perhatian secara khusus akan memberikan bantuan pada remaja sehingga membuat remaja merasa lebih aman (Papalia dkk, 2009). Sullivan (dalam Feist & Feist, 2009; Alwisol, 2004) percaya bahwa masa remaja awal merupakan masa perkembangan kepribadian. Remaja mulai menunjukkan pribadinya ketika menghadapi suatu permasalahan yang serius atau ketika berhubungan dengan orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
Sullivan juga menambahkan bahwa keintiman merupakan proses antar pribadi pada remaja awal untuk mendapatkan kebutuhan afeksi dan penghargaan dari teman-teman sebaya meskipun dengan pergaulan dapat memunculkan masalah. b. Masa Remaja Akhir Remaja yang dikategorikan sebagai remaja akhir adalah remaja yang berusia 17 atau 18 sampai 21 tahun (Santrock, 2007; 2008; Monks
&
Knoers,
2002;
Sarwono,
2007;
Rochmah,
2005;
Soesilowindradini, 1996). Pada masa ini, remaja cenderung meniru perilaku orang dewasa karena remaja ingin menunjukkan bahwa mereka telah memasuki masa dewasa (Rochmah, 2005). Kriteria khusus yang dimiliki oleh remaja akhir adalah sudah memiliki kestabilan dalam menentukan apa yang baik untuk dirinya, lebih matang dalam menghadapi suatu permasalahan, memiliki ketenangan emosi, dan lebih realistis. Karakteristik pada masa remaja akhir terbentuk demikian berdasarkan tempat lingkungannya (Rochmah, 2005; Soesilowindradini, 1996). Di samping itu, remaja akhir memiliki karakteristik cemas karena remaja merasa tidak memiliki kemampuan pada dirinya. Ketika remaja mengalami kecemasan, mereka berusaha menghindar dari sumber kecemasan karena mereka tidak ingin menunjukkan ketidakmampuannya (Soesilowindradini, 1996). Minat remaja akhir cenderung mengarah pada masa depan, pasangan, dan mengeksplorasi identitas dirinya agar lebih nyata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
menunjukkan siapa dirinya (Santrock, 2003). Remaja akhir memiliki tugas perkembangan untuk belajar menjalankan kewajiban, menerima hak, dan bertanggung jawab atas setiap tindakannya di lingkungannya (Sunaryo, 2004) Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja putri memiliki tahap perkembangan yang sama dengan remaja pada umumnya. Tahapan tersebut terbagi menjadi dua masa yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. 3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja Putri a. Perkembangan Fisik Pada umumnya, permulaan masa remaja ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang disebut pubertas. Bagi remaja putri, perubahan fisik yang dialami seperti, penambahan berat badan, tinggi badan, tumbuh payudara, tumbuh rambut halus pada bagian tubuh, pertumbuhan tubuh, menstruasi,
peningkatan mintak atau keringat
kelenjar produksi yang dapat menyebabkan jerawat (Gunarsa, 1981; Papalia, Old & Feldmen, 2008). Perkembangan fisik tersebut menyebabkan remaja putri lebih memperhatikan penampilan fisik dibanding aspek lain dalam dirinya sehingga mereka merasa tidak yakin pada dirinya ketika mengalami perubahan yang cepat (Rosenblim & Lewis dalam Papalia, dkk, 2009; Jahja, 2011). Perkembangan fisik pada remaja putri terjadi lebih awal dari pada remaja putra sehingga remaja putri lebih mudah jatuh dalam perilaku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
yang bermasalah dan tidak mudah menyadari dampak jangka panjang dari tindakannya (Santrock, 2002). b. Perkembangan Kognitif Remaja memiliki proses berpikir yang menyatakan bahwa dirinya unik dan tidak terkalahkan sehingga remaja meyakini dirinya menarik bagi orang lain. Ketika remaja mulai berpikir demikian, remaja mencoba untuk memproses informasi yang diterimanya agar memperoleh pengetahuan yang lebih kompleks. Setelah memproses informasi, remaja mencoba mengartikan informasi itu berdasarkan perspektif yang dimilikinya sehingga remaja dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan pilihannya (Santrock, 2011; 2007). Akan tetapi, pada masa ini, remaja cenderung belum memiliki pemikiran yang matang ketika mendapatkan suatu informasi atau stimulus. Oleh karena itu, ketika remaja memiliki permasalahan yang harus dipecahkan, mereka cenderung gegabah dalam penyelesaiannya (Santrock, 2002). Masa remaja juga menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis, misalnya adanya peningkatan menangkap informasi dan memprosesnya untuk dijadikan pengetahuan yang lebih luas. Ada pula peningkatan pada kemampuan remaja dalam mengkombinasikan berbagai pengetahuan dan memiliki strategi serta spontan mempertimbangkan berbagai alternatif dan perencanaan (Santrock, 2011).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
c. Perkembangan Sosial dan Emosi Perkembangan berelasi sosial pada remaja berbeda dari masa perkembangan sebelumnya. Remaja memiliki hubungan dengan teman sebaya yang lebih intim dibandingkan hubungannya dengan orang tua (Santrock, 2002). Keintiman remaja dengan teman sebaya diperkuat ketika remaja memasuki usia remaja awal, misalnya dengan berkumpul di mal bersama teman-temannya seperti orang dewasa muda pada umumnya (Sarwono, 2009). Pada masa ini, remaja tidak lagi hanya berhubungan dengan individu yang sama jenis saja, melainkan juga dengan lawan jenis (Jahja, 2011; Rochmah, 2005). Perkembangan aspek emosional pada remaja terjadi ketika mereka dihadapkan pada situasi yang menuntutnya untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab pada situasi yang berbeda dengan masa perkembangan
sebelumnya
(Jahja,
2011).
Remaja
memiliki
pengalaman emosional pada dirinya yang mengandung perasaan senang, sedih, khawatir, adanya dorongan atau keinginan
untuk
melakukan sesuatu, dan memliki pengamatan tertentu. Remaja dikatakan kurang stabil dalam mengolah emosinya. Ketika sedang gembira tiba-tiba bisa menjadi sedih, ketika memiliki rasa percaya diri dapat berubah menjadi meragukan diri sendiri (Rochmah, 2005). Selain itu, remaja cenderung mengambil keputusan berdasarkan situasi emosinya. Remaja mampu membuat keputusan secara bijaksana ketika dalam situasi emosi yang tenang. Sedangkan bagi remaja yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
membuat keputusan tidak bijaksana dikarenakan situasi emosinya tidak tenang (Paus, Steinberg dalam Santrock, 2011). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa aspek fisik, aspek kognitif, dan aspek sosial – emosi merupakan aspek yang melekat pada masa perkembangan remaja putri. Setiap aspek memiliki hubungan dengan perilaku remaja putrid di masa perkembangannya baik secara intrapersonal maupun secara interpersonal. B. IMPULSIVE BUYING (PEMBELIAN IMPULSIF) 1. Definisi Pembelian Impulsif Beberapa ahli mengartikan pembelian impulsif (impulsive buying) sama dengan pembelian tidak terencana (unplanned purchase) (Rook, 1987; Stern, 1962). Pembelian impulsif adalah pembelian yang dilakukan secara spontan atau tiba-tiba karena adanya daya tarik terhadap stimulus sehingga pembeli melakukan keputusan untuk membeli secara cepat. Selain itu, pembelian impulsif terjadi tanpa melakukan pertimbangan dan tidak berdasarkan pada penilaian atau evaluasi tertentu terhadap produk atau manfaat dari produk yang dibeli (Davis & Sajtos, 2009; Rook & Fisher, 1995). Pembelian impulsif bersifat kuat atau powerful karena membuat pembeli bersemangat ketika dihadapkan pada stimulus dan langsung membuat keputusan untuk membeli (Rook, 1987; Kacen & Lee, 2002; Verplanken & Herabadi, 2001). Biasanya, pembeli yang melakukan pembelian impulsif mengalami konsekuensi yang negatif misalnya, mengalami permasalahan keuangan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
merasa kecewa atau menyesal dengan produk yang dibeli, merasa bersalah, dan tidak mendapatkan persetujuan mengenai produk yang sudah dibeli oleh orang di sekitarnya (Rook, 1987). Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan, maka pembelian impulsif dapat disimpulkan sebagai suatu pembelian yang dilakukan secara spontan atau tiba-tiba tanpa adanya perencanaan atau pertimbangan sebelumnya. Biasanya pembelian impulsif terjadi karena adanya stimulus tertentu sehingga pembeli dapat melakukan pembelian secara cepat dan biasanya berujung pada penyesalan. 2. Aspek-aspek dalam Pembelian Impulsif Pembelian impulsif memiliki dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Kedua aspek ini merupakan komponen yang dialami oleh pembeli sehingga menciptakan suatu perilaku pembelian impulsif. Pembelian impulsif dapat terjadi berdasarkan dua aspek secara bersamaan, tetapi dalam dinamikanya, terdapat salah satu aspek yang lebih dominan (Herabadi, Verplanken, van Knippenberg, 2009; Verplanken, Herabadi, Perry & Silvera, 2004). a. Aspek Kognitif Pada aspek ini, individu yang melakukan pembelian impulsif, kurang mampu mempertimbangkan dan merencanakan sesuatu ketika melakukan pembelian (Verplanken & Herabadi, 2001). Pembeli terfokus pada harga dari suatu produk dan keuntungan yang diperoleh ketika membeli produk tersebut. (Herabadi, Verplanken, van
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
Knippenberg, 2009). Contohnya, ada suatu produk branded yang memiliki harga yang tinggi tetapi mendapatkan diskon sebesar 70%. Proses kognitif pada individu yang impulsif akan bekerja ketika pembeli melihat produk tersebut, ada keinginan secara tiba-tiba untuk memiliki produk tersebut tanpa adanya pemikiran yang matang sehingga secara cepat pembeli memutuskan untuk memilikinya (Coley & Burgess, 2003) maka terjadilah pembelian. Pembelian terjadi tidak berdasarkan kebutuhan atau perencanaan sebelumnya sehingga dapat dikatakan pembelian impulsif. Sedangkan pembeli yang tidak impulsif cenderung tidak mudah terpengaruh akan diskon atau harga yang miring pada produk branded tersebut karena pembeli merasa tidak berencana dan tidak memiliki kebutuhan untuk membelinya. b. Aspek Afektif Mayoritas pembeli melakukan pembelian secara impulsif didominasi oleh aspek afektif. Aspek ini menjelaskan bahwa pembeli melakukan pembelian impulsif karena memiliki perasaan senang dan gembira ketika menginginkan suatu barang untuk dibeli serta memiliki kesulitan untuk meninggalkan keinginannya itu (Coley & Burgess, 2003). Tetapi, setelah melakukan pembelian, biasanya muncul rasa penyesalan (Rook, 1987; Verplanken & Herabadi, 2001). Pada aspek ini, pembeli akan melakukan pembelian
ketika pembeli melihat
produk dan memiliki perasaan senang terhadap produk, bersemangat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
untuk memilikinya, serta merasa harus membeli produk itu untuk memuaskan diri (Coley & Burgess, 2003). Hirschman & Holbrook dan Lai (dalam Herabadi, dkk, 2009; Lai, 2010) menjelaskan bahwa aspek afektif merupakan aspek paling kuat yang melekat pada diri pembeli ketika melakukan pembelian impulsif. Beberapa peneliti juga menjelaskan bahwa kekuatan aspek afektif ini dikarenakan pembeli memiliki mood yang positif. Mood positif dapat mendorong seseorang untuk melakukan pembelian impulsif. Mood positif meliputi perasaan suka atau tertarik, senang, loyal, bersemangat dan merasa berharga ketika melakukan pembelian impulsif (Rook, 1987; Rook & Gardner dalam Herabadi dkk, 2009; Coley & Burgess, 2003). Selain itu, pembeli dapat memanjakan diri dan seperti mendapatkan hadiah ketika melakukan pembelian impulsif (Rook, 1987). Berdasarkan
aspek-aspek
yang
telah
disampaikan,
dapat
disimpulkan bahwa pada aspek kognitif, individu melakukan pembelian impulsif berdasarkan kurangnya perencanaan sebelumnya dan hanya menekankan pada harga dan keuntungan yang diperoleh. Sedangkan aspek afektif adalah aspek paling kuat pada individu dalam melakukan pembelian impulsif. Individu melakukan pembelian impulsif berdasarkan emosi, perasaan tertarik, bersemangat dan memiliki hasrat harus memiliki produk tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif Secara umum, pembelian impulsif dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor lingkungan dan personal. a. Faktor Lingkungan Sebuah penelitian menyatakan bahwa penilaian negatif pada remaja dapat mempengaruhi pembelian impulsif. Remaja memiliki ketakutan tersendiri ketika mendapatkan penilaian negatif dari teman sebayanya. Kecemasan secara sosial ini, dapat mempengaruhi remaja untuk melakukan pembelian impulsif (Lin & Chen, 2012). Penelitian lain menyebutkan bahwa konformitas adalah prediktor atau variabel independen dari variabel pembelian impulsif (Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009). Penelitian ini menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat konformitas seseorang, maka semakin tinggi pula pembelian impulsif yang dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat konformitas seseorang, maka semakin rendah tingkat pembelian impulsif seseorang Pengaruh kelompok tergolong besar dalam pemberian norma tingkah laku sehingga apabila kelompok dalam situasi membeli impulsif, maka anggotanya akan cenderung berperilaku sama (Ewert dalam Monks 2002). Harga merupakan bentuk nyata yang sering kali dijadikan patokan
individu
melakukan
pembelian.
Harga
juga
dapat
menimbulkan pembelian yang tidak diharapkan karena harga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pembelian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
impulsif. Individu yang impulsif cenderung menyukai harga yang rendah dan mendapatkan keuntungan dari hasil pembeliannya (Stern, 1962). Misalnya, awalnya pembeli hanya ingin membeli 2 buah baju. Harga dua buah baju Rp 200.000,-.Akan tetapi individu menemukan harga spesial di toko baju tersebut yang menuliskan “buy 3 get 1 free”. Individu akan mendapatkan baju sebanyak empat buah dengan menambahkan uang Rp 50.000,- saja. Contoh tersebut merupakan contoh pembelian impulsif berdasarkan harga. Pembelian dua baju yang tidak direncanakan semua adalah hasil dari pembelian impulsif. Pelayanan yang dilakukan sendiri oleh pembeli seperti swalayan dapat meningkatkan kesempatan pembelian impulsif daripada pelayanan yang dilakukan oleh petugas. Pembelian impulsif terjadi karena pembeli dapat mengambil produk secara bebas dan cepat sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan jika dilayani oleh petugas, pembeli tidak leluasa memilih produk yang akan dibeli (Stern, 1962). Lingkungan toko dapat mempengaruhi pembelian impulsif karena stimulus yang diberikan oleh toko beraneka ragam, seperti penampilan produk, aroma, suara music, dan warna yang menarik (Verplanken & Herabadi, 2001; Virvilaite, Saladiene & Zvinklyte, 2011). Store Display yang menarik dapat meningkatkan daya tarik pembeli dan berpeluang untuk melakukan pembelian impulsif. Posisi rak, mempromosikan produk spesial atau new arrival (Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012), dan kemasan yang berbeda dari produk-produk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
lainnya merupakan hal-hal yang dapat membuat store display menarik (Stern, 1962; Hoyer & MacInnis dalam Lin & Lin 2005). b. Faktor Personal Faktor personal berasal dari dalam diri individu yang dapat mempengaruhi
pembelian
impulsif.
Berdasarkan
gendernya,
perempuan cenderung memiliki tingkat pembelian impulsif yang lebih tinggi dibandingkan pria (Wu & Huan, 2010; Gasiorowska, 2011; Lin & Lin, 2005; Pantecost & Andrews, 2010) dan melihat-lihat produk lain selama berbelanja (Gasiorowska, 2011). Hal tersebut dikarenakan kesenangan berbelanja dianggap perilaku yang wajar secara sosial dilakukan oleh perempuan dibandingkan laki-laki (Gasiorowska, 2011). Seperti yang sudah dijelaskan bahwa mood pembeli dapat mempengaruhi pembelian impulsif. Seseorang yang memiliki mood positif biasanya lebih mudah tertarik, senang, loyal, bersemangat, dan merasa berharga ketika melakukan pembelian secara impulsif (Verplanken & Herabadi, 2001) daripada seeorang yang memiliki mood negatif (Rook, 1987; Rook & Gardner dalam Herabadi dkk, 2009). Selain itu, motivasi untuk mendapatkan kesenangan dengan memiliki emosi yang positif pada individu dapat mempengaruhi pembelian impulsif (Virvilaite, Saladiene & Zvinklyte, 2011). Kontrol diri juga dapat mempengaruhi pembelian impulsif. Individu yang memiliki kontrol diri yang rendah, kurang dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
menahan setiap stimulus yang mendukung pembelian impulsif, mudah dipengaruhi dan tidak dapat mengelola dirinya, maka pembelian impulsif dapat terjadi. Sedangkan orang yang memiliki kontrol diri yang baik akan membeli produk sesuai kebutuhan jangka panjang (Baumeister, 2002) Sebuah penelitian menghubungkan kecerdasan emosi dengan pembelian impulsif. Penelitian tersebut menyatakan bahwa orang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, pembelian impulsifnya lebih rendah dibandingkan orang yang memiliki kecerdasan emosi yang rendah (Lin & Chuang, 2005). Harga diri juga menjadi salah satu faktor yang dapat menciptakan pembelian impulsif pada individu. Penelitian (Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012; Djudiyah, 2002) menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat harga diri seseorang maka semakin tinggi pembelian impulsif dilakukan. Sebaliknya, semakin tinggi tingkat harga diri seseorang, maka semakin rendah tingkat pembelian impulsif. Jadi dapat disimpulkan, faktor yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif yaitu faktor situasional yang terdiri dari penilaian negatif, konformitas, harga, pelayanan, dan lingkungan toko. Sedangkan faktor personalnya adalah gender, mood, kontrol diri, dan kecerdasan emosi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
4. Pembelian Impulsif pada Remaja Putri Remaja merupakan bagian yang penting bagi marketing karena remaja sering menghabiskan waktunya untuk berbelanja (Lin & Chang, 2005; Lin & Chen, 2012). Biasanya remaja berbelanja dengan temanteman sebayanya. Interaksi sosial dengan teman-teman sebaya dapat meningkatkan pembelian impulsif karena remaja memiliki ketakutan untuk dinilai negatif oleh teman sebayanya (Lin & Chen, 2012). Remaja putri cenderung lebih impulsif daripada remaja pria (Lin & Lin, 2005; Pantecost & Andrews, 2010) karena remaja putri memiliki intensitas kegiatan yang dekat dengan pembelian lebih tinggi. Misalnya, remaja putri lebih sering menemani ibunya berbelanja mulai dari kebutuhan makanan sampai asesoris kecantikan (Loudon & Bitta dalam Utami & Sumaryono, 2008). Remaja putri lebih signifikan melakukan pembelian impulsif dan melihat-lihat produk lain selama berbelanja daripada remaja putra. Tindakan tersebut dikarenakan remaja putri cenderung menganggap wajar bahwa kesenangan dalam berbelanja wajar dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki (Gasiorowska, 2010). Biasanya remaja putri melakukan pembelanjaan bersifat impulsif hanya karena ingin mencari sensasi dibandingkan dengan remaja pria (Gasiorowska, 2011). Dapat disimpulkan bahwa remaja putri melakukan pembelian cenderung
bersama
teman-temannya.
Kebersamaan
inilah
yang
meningkatkan pembelian impulsif karena remaja putri takut dicela oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
taman-teman sebayanya dan hanya mencari sensasi semata. Remaja putri memiliki aktivitas membeli lebih dekat daripada remaja putra karena mereka lebih sering menemani ibunya berbelanja C. KONFORMITAS 1. Definisi Konformitas Sebagai makhluk sosial, manusia mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup. Keadaan ini dapat dilakukan dengan cara melakukan segala sesuatu sesuai dengan norma sosial serta dapat diterima secara sosial atau dapat disebut juga dengan konformitas (Hafiyah, 2009). Konformitas menampilkan suatu perilaku tertentu berdasarkan tindakan yang dilakukan oleh orang lain dan juga adanya tekanan dari kelompok acuan. Tindakan menjadi selaras dengan kelompok akan dilakukan individu yang konform meskipun bertentangan dengan prinsip yang dimiliki individu tersebut (Sears, Freedman, & Peplau, 1985). Terkadang, konformitas juga terjadi pada individu yang ingin berperilaku sama dengan kelompok meskipun sebelumnya belum pernah melakukan tindakan tersebut (King, 2010). Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya pernyataan lain bahwa individu yang melakukan konformitas cenderung berperilaku berbeda dari biasanya ketika individu tersebut berada dalam keadaan sendiri (Asch dalam Gerungan, 2009; Myers, 2012). Berdasarkan definisi yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa konformitas adalah tindakan yang dilakukan atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
diyakini seseorang berdasarkan norma sosial agar dapat diterima secara sosial. Konformitas tetap dilakukan meskipun bertentangan dengan keyakinan yang dimilikinya. Konformitas biasa terjadi dikarenakan adanya tekanan dari kelompok acuan. 2. Aspek – aspek Konformitas Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan di atas, terdapat poin penting bahwa konformitas merupakan suatu keyakinan individu terhadap perilaku atau aturan dari kelompok dan tindakan mengikutinya agar menjadi sama dengan kelompok. Ini bertujuan agar individu tersebut dapat diterima oleh kelompok acuan meskipun tindakannya bertentangan dengan keyakinannya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, konformitas yang berdasarkan keyakinan terhadap orang lain seperti memilih ide atau gagasan berdasarkan banyaknya suara mayoritas (Wade & Tavris, 2008). Sedangkan contoh konformitas yang berupa tindakan meliputi mengolok-olok orang lain (Levianti, 2008), mengikuti gaya berpakaian yang sama dengan kelompok acuan, belajar bersama dan berorganisasi, (Santrock, 2002), pembelian aksesoris (Natalia, 2009), dan melakukan pembelian impulsif bersama teman-teman (Lin & Chen, 2012). Berdasarkan paparan yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek konformitas dalam penelitian ini adalah keyakinan seseorang pada orang lain dan menunjukkan perilaku yang sama dengan orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konformitas yaitu faktor personal dan faktor situasional. Faktor situasional terdiri dari : a. Kejelasan Situasi Penelitian
Sherif
menunjukkan
bahwa,
semakin
tidak
terstruktur dan tidak jelas situasi yang dihadapi, maka semakin besar kecenderungan orang untuk mengikuti kelompoknya (Rakhmat, 2008). Biasanya seseorang akan ikut serta untuk konform ketika kebanyakan orang melakukan sesuatu pada situasi tertentu (Baron & Byrne, 2005) b. Kesepakatan Pendapat atau keputusan yang sudah dibuat dan ditetapkan oleh kelompok memiliki tekanan yang kuat sehingga konformitas dapat meningkat. Remaja harus dapat menyesuaikan pendapatnya dengan kelompok jika ingin meningkatkan konformitas. Nilai-nilai yang ada pada kesepakatan yaitu: 1)
Kepercayaan
sangat
penting
untuk
membentuk
suatu
kesepakatan dalam kelompok. Tingkat kepercayaan akan menurun ketika di dalam kelompok terjadi perbedaan pendapat sehingga berdampak pada menurunnya tingkat
konformitas
dalam kelompok tersebut. 2)
Persamaan pendapat akan meningkatkan konformitas yang ada di dalam kelompok. Sebaliknya, apabila di dalam suatu kelompok tidak memiliki persamaan pendapat, maka konformitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
akan menurun. Pendapat satu individu yang tidak sama dengan pendapat kelompok akan menunjukkan perbedaan yang berakibat pada berkurangnya kesepakatan kelompok. 3)
Penyimpangan terhadap pendapat kelompok. Remaja yang menyimpang akan menyebabkan penurunan kesepakatan dan akan berdampak pada berkurangnya tingkat konformitas pada suatu kelompok. Remaja dikatakan menyimpang ketika orang tersebut memiliki pendapat atau pandangan yang tidak sesuai atau berbeda dengan kelompok. Dampak dari penyimpangan tersebut adalah dikucilkan dan ditolak dari kelompok.
c. Ukuran Kelompok Aturan atau norma kelompok terbentuk berdasarkan atas penilaian dari ukuran mayoritas kelompok. Semakin besar ukuran kelompoknya, maka semakin tinggi tingkat konformitasnya (Rakhmat, 2008; Taylor, Peplau & Sears, 2009). Pernyataan ini diperkuat oleh Asch, Gerrard, Wilhelmy & Conolley yang menyatakan bahwa konformitas meningkat karena adanya peningkatan jumlah anggota kelompoknya (Baron & Byrne, 2005). d. Norma Deskriptif dan Norma Injungtif / Perintah Norma deskriptif dapat mempengaruhi tingkah laku individu dengan cara memberikan informasi mengenai apa yang sebagian orang lakukan pada situasi tertentu. Norma deskriptif juga menginformasikan perilaku yang dianggap efektif dan adaptif ketika menghadapi situasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
itu. Sedangkan norma injungtif dapat mempengaruhi individu dengan cara sudah menetapkan perilaku yang diterima atau tidak diterima kelompok pada situasi tertentu (Baron & Byrne, 2005). e. Tekanan Kelompok Tekanan dalam kelompok dapat berupa pemberian ganjaran, ancaman atau hukuman pada anggota kelompok akan meningkatkan ketaatan remaja. Semakin besar tekanan dalam kelompok maka semakin besar ketaatan remaja untuk konform dengan kelompok (Sears, Freedmen, & Paplau, 1985). f. Informational influence (pengaruh informasi) Informasi yang diberikan orang lain akan bermanfaat bagi individu yang belum mengetahui informasi. Informasi yang diterima berguna untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kesesuaian tersebut bergantung pada dua aspek situasi, yaitu seberapa besar keyakinan kepada kelompok dan seberapa besar keyakinan pada diri sendiri. Keyakinan individu pada informasi yang disampaikan kelompok memungkinan untuk menyesuaikan diri dengan kelompok tersebut, terutama pada situasi penilaian yang ambigu atau tidak jelas. Oleh karena itu, meningkatnya konformitas seseorang dikarenakan adanya peningkatan kepercayaan pada informasi yang diberikan oleh kelompok yang bersangkutan. Beberapa
hal
yang
membuat
seseorang
cenderung
menyesuaikan diri dengan penilaian kelompok, mungkin dikarenakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
kurangnya keyakinan terhadap penilaiannya sendiri. Hal lain yang ditemukan bisa dikarenakan kurangnya kompetensi diri atau terlalu minimnya informasi yang diketahui mengenai suatu topik (Baron & Byrne, 2005; Taylor, Peplau, & Sears, 2009; King, 2010). g. Normative influence (pengaruh normatif) Pengaruh normatif adalah pengaruh yang berasal dari orang lain agar individu dapat disukai dan diterima secara sosial. Pengaruh normatif dapat menjadikan individu rela mengubah perilakunya untuk menyesuaikan diri dengan standar kelompok seperti menggunakan pakaian yang menjadi cirri khas dari kelompok, menggunakan katakata gaul yang sama, dan perilaku lain yang sama dengan kelompok (King, 2010). Biasanya, pasca konformitas, terjadi perubahan pada keyakinan orang tersebut karena ada proses ketika pelaku melakukan pemahaman terhadap perspektif kelompok dan melakukan interpretasi baru sehingga memunculkan penyesuaian diri di kelompoknya (Buehler & Griffin, 1994 dalam Taylor et al, 2009). Sedangkan faktor personal terdiri dari : a. Usia dan jenis kelamin Usia remaja sangat rentan terjadinya konformitas terutama pada remaja awal karena pada tahap perkembangannya remaja memiliki keintiman dengan teman-teman sebayanya. Remaja putri secara khusus memiliki ketakutan dinilai negatif oleh teman-temannya sehingga mereka cenderung memilih untuk konform pada kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
yang dianggap memiliki status sosial yang lebih tinggi (Santrock, 2012; Alwisol, 2004; Sarwono, 2009). Selain itu, remaja putri pada umumnya memiliki sifat yang penurut, pasif, tunduk pada otoritas, mengalah, dan enggan memunculkan konflik (Tapiheru dalam Astasari & Sahrah, 2009). b. Ketaatan Ketaatan merupakan perilaku patuh pada aturan yang berkuasa (King,
2010).
Ketaatan
remaja
pada
suatu
kelompok
akan
meningkatkan konformitas pada kelompok. Remaja rela melakukan tindakan sesuai dengan kesepakatan kelompok meskipun tidak sesuai dengan keinginannya. Kerelaan tersebut dikarenakan adanya tekanan atau tuntutan dari kelompok sehingga remaja memiliki ketaatan pada kelompok itu. Remaja yang melakukan penyimpangan akan ditolak dan diasingkan dalam kelompok. Anggota kelompok yang konform akan memperhatikan setiap tindakan kelompoknya (Sears, Freedmen, & Paplau, 1985). c. Kohesivitas Kohesivitas adalah intensitas ketertarikan individu terhadap suatu kelompok. Individu yang mengagumi atau menyukai suatu kelompok dan bersedia melakukan apa saja untuk menjadi sama dengan kelompok yang disukai, maka dapat dikatakan individu tersebut memiliki kohesivitas yang tinggi (Baron & Byrne, 2005). Kohesivitas menjadi pengaruh dalam penilaian juga merupakan faktor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
yang mempengaruhi konformitas. Jika karakter sumber pengaruh memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk terjadinya konformitas, maka konformitas akan terbentuk. Akan tetapi, jika pengaruhnya tidak cukup kuat, maka konformitas tidak akan terbentuk (Rakhmat, 2008). d. Kekompakan Remaja menyukai suatu kelompok yang memiliki kekuatan di dalamnya sehingga mereka tertarik untuk menjadi bagian dari kelompok tersebut. Ketertarikan remaja dengan kelompok yang diinginkan membuat remaja berharap untuk memperoleh manfaat dari keanggotaannya.
Semakin
besar
ketertarikan
dan
harapan
mendapatkan manfaat pada suatu kelompok, maka semakin besar pula kekompakan kelompok dan konformitasnya. Kekompakan yang terbentuk pada suatu kelompok mempengaruhi anggota kelompok tersebut untuk semakin konform satu sama lain. Remaja cenderung menyesuaikan diri dengan keadaan kelompok apabila ingin menjadi bagian dari kelompok tersebut. Remaja yang ingin diterima dalam kelompok akan mengikuti tindakan kelompok ketika kelompok melakukan sesuatu (Sears, Freedmen, & Paplau, 1985). e. Harga diri Berdasarkan hasil penelitian, harga diri merupakan salah satu faktor personal yang mempengaruhi terjadinya konformitas. Semakin tinggi harga diri yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin rendah tingkat konformitas yang dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah harga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
diri yang dilakukan, maka semakin tinggi tingkat konformitasnya (Cipto & Kuncoro, 2010; Sulistyowati, 2009; Nashihin, 2012). Seseorang yang memiliki harga diri yang rendah akan merasa takut untuk ditolak sehingga mereka memilih untuk konform (Asch dalam Aronson, Wilson, & Akert, 2005) Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas yaitu faktor situasional dan faktor personal. Faktor situasional terdiri dari kejelasan situasi, ukuran kelompok, norma deskriptif dan norma injungtif, pengaruh informasi, dan pengaruh normatif. Sedangkan faktor personalnya meliputi usia dan jenis kelamin, kohesivitas, harga diri. 4. Konformitas pada Remaja Putri Pengaruh lingkungan cukup kuat dalam menentukan perilaku pada diri remaja, terutama tekanan dari kelompok. Remaja menganggap bahwa kelompok teman sebaya merupakan pedoman hidup yang berkaitan dengan gaya (Conger dalam Jahja, 2011). Konformitas biasa terjadi pada remaja berkaitan dengan cara berpakaian, pilihan hidup, dan ide-ide yang muncul untuk menunjukkan kesamaan (Wade & Tavris, 2008). Remaja juga ingin sekali menjadi populer dan disenangi oleh teman-teman sebayanya sehingga remaja berusaha mengikuti norma-norma yang dibentuk oleh kelompoknya (Rochmah, 2005). Remaja lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya dibandingkan bersama orang tua sehingga mereka mencoba untuk mencari keamanannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
tersendiri bersama teman sebayanya. Rasa aman yang dimiliki bersama kelompok menimbulkan keberanian melakukan sesuatu secara bersamaan dibandingkan sendiri (Gunarsa & Gunarsa, 2009). Selain itu, pada usia remaja, remaja masih dalam masa perkembangan mencari identitas sehingga banyak hal yang dilakukan remaja untuk membentuk pengetahuan dalam dirinya (Santrock, 2002). Proses perkembangan mencari identitas dan menciptakan situasi aman pada remaja, membuat remaja melakukan konformitas (Santrock, 2002; Hafiyah, 2009; Taylor dkk, 2009). Beberapa ahli meyakini bahwa remaja yang sering melakukan konformitas adalah remaja putri daripada remaja putra karena remaja putra cenderung memiliki pemikiran yang mandiri daripada remaja putri. Sedangkan remaja putri cenderung lebih ingin mempertahankan hubungan daripada mengendalikan relasi dengan orang lain (Timmers, Fischer & Manstead dalam Baron & Byrne, 2004). Pada umumnya, remaja mengikuti perilaku konformitas yang bersifat negatif, akan tetapi ada pula remaja yang melakukan konformitas secara positif (Santrock, 2002; King, 2010). Konformitas yang negatif biasanya meliputi, menggunakan kata-kata yang kasar, mencuri, merusak, mengolok-olok orang lain (Santrock, 2002), pembelian impulsif (Lin & Chen, 2012), berkelahi (Rambe dalam Hafiyah, 2009), minum minuman beralkohol, geng motor (King, 2010). Sedangkan konformitas yang bersifat positif meliputi meluangkan waktu berkumpul bersama anggota kelompok untuk belajar bersama atau berorganisasi, berpakaian yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
serupa dengan kelompok (Santrock, 2002), berhenti saat lampu lalu lintas berwarna merah, mengemudi pada jalur yang tepat (King, 2010), mengantri saat membeli tiket (Baron & Byrne, 2005). Remaja melakukan konformitas agar dapat diterima secara sosial dan terhindar dari ejekan atau penolakan dari teman-temannya dan memuncaknya konformitas remaja terjadi pada kelas delapan dan sembilan (Berndt, 1979; Berndt & Perry, 1990; Leventhal, 1994 dalam Santrock, 2002; 2012). Tekanan sosial biasa terjadi pada remaja putri dibandingkan remaja putra karena remaja putri lebih terampil dalam bersosial (Margalit & Eysenck dalam Baron & Byrne, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Prinstein (dalam Santrock, 2012) menambahkan bahwa remaja yang tidak yakin akan identitas diri di lingkungan sosialnya, memiliki kecenderungan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya yang dianggap memiliki status lebih tinggi. Di samping itu, remaja yang melakukan konformitas biasanya berdampak negatif pada dirinya (Constanzo dalam Worchel & Cooper, 1979) dan memiliki harga diri yang rendah (Stang dalam Worchel & Cooper, 1979). Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa konformitas memiliki dua sifat yaitu positif dan negatif. Konformitas positif merupakan perilaku sama dengan kelompok yang bertujuan baik, sedangkan konformitas negatif adalah perilaku yang sama dengan kelompok dengan tujuan yang tidak baik. Sebagian remaja putri melakukan konformitas berdasarkan dari tingginya status sosial yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
dimiliki oleh kelompok tersebut. Konformitas juga biasa terjadi pada remaja putri dibandingkan remaja putra karena remaja putri dianggap sebagai pribadi yang lebih mempertahankan hubungan. D. HARGA DIRI 1. Definisi Harga Diri Harga diri merupakan penilaian yang dilakukan oleh seseorang yang berkaitan dengan dirinya. Penilaian tersebut menunjukkan sikap penerimaan atau penolakan pada dirinya sendiri, percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan, menganggap dirinya penting, berhasil, dan berharga (Coopersmith, 1967). Sikap yang dimiliki individu dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari seperti dengan diri sendiri, teman sebaya, orang tua, sekolah, dan kegiatan berelasi sosial lainnya seperti kegiatan akademis, olahraga, serta berhubungan interpersonal (Coopersmith, 1967; Deaux, Dane, & Wrightsman, 1992 dalam Pelupessy, 2009; Baron & Byrne, 2005). Harga diri juga didefinisikan sebagai evaluasi diri secara keseluruhan dan juga sebagai penghargaan terhadap diri atau kesan terhadap dirinya sendiri. Perilaku sosial seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan mengenai dirinya. Pengetahuan tersebut juga berdasarkan penilaian atau evaluasi terhadap dirinya, baik secara positif maupun negatif (Myers, 2012). Berdasarkan paparan definisi mengenai harga diri, maka dapat disimpulkan bahwa harga diri merupakan suatu sikap penerimaan individu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
terhadap kemampuan, keberhargaan, dan keberhasilan dirinya sendiri baik secara positif maupun secara negatif. 2. Aspek-aspek yang Ada dalam Harga Diri Berdasarkan definisi yang telah disampaikan oleh Coopersmith (1967), secara implisit dapat disimpulkan bahwa harga diri merupakan sikap seseorang terhadap dirinya sendiri melalui penilaian. Oleh karena itu, peneliti mengidentifikasi aspek harga diri dengan mengidentifikasi aspek dari sikap dan aspek-aspek dari objek sikapnya yaitu diri sendiri. Sikap merupakan suatu konstrak yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang terdiri dari kognisi, afeksi, dan konasi. Aspek kognisi dilihat sebagai suatu respon berupa persepsi dan pernyataan mengenai apa yang diyakini. Aspek afeksi merupakan respon secara otomatis dan menyatakan tentang perasaan. Sedangkan aspek konatif dilihat sebagai suatu respon berupa tindakan atau perilaku (Azwar, 1988). Sementara aspek-aspek dari diri sendiri yang menjadi objek sikap terdiri dari kemampuan (capable), keberhasilan (successful), penting (significant) dan berharga (worthy) (Coopersmith, 1967). a. Kemampuan (Capable) Individu yang memiliki harga diri tinggi merasa dapat menerima kritik dengan baik, mengekspresikan diri dengan baik, merasa yakin untuk mewujudkan tujuan dan keinginannya. Selain itu, individu juga tidak mudah terpengaruh dengan perkataan orang lain mengenai penilaian tentang dirinya baik secara positif maupun negatif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
(Coopersmith, 1967). Sedangkan, individu yang memiliki harga diri rendah kurang mengekspresikan diri dan tidak mampu bertanggung jawab atas hasil negatif yang dilakukannya dan tidak memiliki keyakinan untuk melakukan sesuatu. Individu juga lebih memilih mengeluh dibandingkan berusaha mengatur apa yang harus dilakukan (Baron, Byrne & Branscombe, 2006). b. Keberhasilan (Successful) Individu yang memiliki harga diri cenderung berhasil dengan cara mandiri, dapat menunjukkan keberhasilannya, aktif, berhasil dalam bidang akademis maupun berhubungan secara sosial, dan dapat menyelesaikan permasalahan di lingkungannya. Selain itu, individu mampu melakukan sesuatu sesuai dengan aturan masyarakat sehingga dapat dijadikan panutan oleh masyarakat lainnya (Coopersmith, 1967; Santrock, 2007; 2012). Sedangkan individu yang memiliki harga diri yang rendah cenderung terfokus pada kelemahan mereka (Dodgson & Wood dalam Baron & Byrne, 2004), mudah tergantung pada lingkungan dan memiliki ketakutan dalam membangun hubungan sosial (Coopersmith, 1967). Selain itu individu cenderung lebih inferior atau merasa bersalah sehingga terlihat seperti orang putus asa dan depresi (Coopersmith, 1967; Santrock, 2007; 2012). c. Penting (Significant) dan berharga (Worthy) Pada aspek ini, individu yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung memiliki arti bagi orang lain dan cenderung menunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
diri. Individu mendapatkan rasa peduli, perhatian, dan mengungkapkan kasih sayang dari orang lain. Selain itu, individu melakukan sesuatu sesuai dengan aturan masyarakat sehingga individu diterima oleh lingkungannya (Coopersmith, 1967; Santrock, 2007; 2012). Sedangkan bagi individu yang memiliki harga diri yang rendah tidak memiliki arti secara tertentu bagi orang lain. Individu tersebut dinilai tidak berharga, dan tidak memiliki keberartian bagi orang lain. Individu yang rendah harga dirinya biasanya akan merasa ditolak dan merasa terasingkan dari lingkungan sosial (Coopersmith, 1967). Biasanya juga individu kurang dijadikan sebagai panutan bagi lingkungan (Brown dalam Passer & Smith, 2007) Menurut paparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat aspek di dalam harga diri seseorang, yaitu kemampuan, keberhasilan, penting, dan berharga. Tabel 1 Tabel Spesifikasi Skala Harga Diri Kemampuan Keberhasilan
Penting dan Berharga
Kognitif Afektif Konatif
3. Harga Diri pada Remaja Putri Dalam penilaian diri, remaja menemukan dua sisi penilaian mengenai dirinya, yakni penilaian dengan harga diri yang tinggi dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
penilaian dengan harga diri yang rendah (Baron & Byrne, 2004; 2005). Remaja dengan harga diri yang tinggi dapat menguntungkan bagi dirinya sendiri. Banyak hal-hal positif yang dapat diterima baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang (Baron & Byrne, 2005; Passer & Smith, 2007). Sedangkan bagi remaja dengan harga diri yang rendah akan banyak memunculkan dampak negatif pada dirinya karena mereka tidak dapat menilai atau mengenal dirinya sendiri dan kemampuan dalam dirinya (Baron & Byrne, 2005). Individu mengalami penurunan harga diri ketika memasuki masa remaja. Akan tetapi, remaja putri cenderung mengalami penurunan yang cukup tinggi dibandingkan remaja putra (Santrock, 2012) sehingga beberapa peneliti menyatakan bahwa remaja putri berpotensi memiliki harga diri yang rendah dibandingkan remaja putra (Kling, Hyde, Showers & Buswell, 1999; Baron, Byrne & Branscombe, 2006). Remaja putri lebih rendah harga dirinya dibanding remaja putra karena remaja putri cenderung memiliki prasangka buruk akan suatu hal. Selain itu, remaja putri juga lebih suka menerima hasil tindakan yang diberikan dari orang lain daripada memulai tindakan sendiri (Baron, Byrne, & Branscombe, 2006). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga diri remaja putri dapat dievaluasi dalam dua bagian, penilaian harga diri tinggi dan penilaian harga diri rendah. Harga diri yang tinggi dapat memberikan keuntungan bagi remaja putri sedangkan harga diri yang rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
memberikan dampak negatif karena remaja putri cenderung berprasangka buruk sehingga kurang berani menunjukkan tindakannya. E. HUBUNGAN
ANTARA
HARGA
DIRI,
KONFORMITAS,
DAN
KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF 1. Konformitas sebagai Mediator Beberapa penelitian mengkorelasikan antara harga diri dengan konformitas (Cipto & Kuncoro, 2010; Sulistyowati, 2009; Nashihin, 2012), konformitas dengan pembelian impulsif (Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009), dan harga diri dengan pembelian impulsif (Hadjali, Salimi & Ardestani, 2012; Djudiyah, 2002). Berdasarkan ketiga hubungan tersebut, harga diri memiliki korelasi negatif dengan konformitas dan juga pembelian impulsif, sedangkan konformitas memiliki korelasi yang positif dengan pembelian impulsif. Remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi, maka tingkat melakukan konformitas akan rendah karena remaja putri cenderung memiliki pribadi yang tidak mudah terpengaruh dengan orang lain mengenai pernyataan negatif maupun positif tentang dirinya. Mereka juga dapat mengekspresikan dirinya secara mandiri dan memiliki keyakinan untuk mewujudkan keinginannya sendiri (Coopersmith, 1967). Tindakan tidak melakukan konformitas dengan kelompok atau orang lain, maka kemungkinan untuk terjadinya pembelian impulsif semakin rendah. Sedangkan remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah cenderung mudah bergantung pada lingkungan, tidak memiliki keberartian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
sebagai individu, kurang dapat mengekspresikan diri, kurang yakin akan kemampuan dirinya, mudah terpengaruh dengan perkataan temantemannya, mudah terasingkan (Coopersmith, 1967), dan mudah mengeluh ketika tidak dapat melakukan sesuatu, serta lebih suka menerima hasil perilaku orang lain daripada memulai tindakan sendiri (Baron, Byrne & Branscombe, 2006). Remaja putri yang memiliki harga diri rendah cenderung melakukan konformitas agar dirinya tidak mengalami penolakan (Asch dalam Aronson, Wilson & Akert, 2005) dan dinilai negatif (Lin & Chen, 2012) oleh kelompok acuan. Remaja putri bersedia melakukan apapun yang menjadi aturan dari kelompok tersebut (Sears dkk, 1985). Konformitas yang dilakukan oleh remaja putri pada kelompok acuan dapat bersifat positif maupun negatif, tergantung dari tujuan kelompok acuan. Konformitas positif seperti meluangkan waktu berkumpul bersama anggota kelompok untuk belajar bersama atau berorganisasi, berpakaian yang serupa dengan kelompok (Santrock, 2002), membeli aksesoris bersama (Natalia, 2009). Sedangkan konformitas negatif meliputi menggunakan kata-kata yang kasar, mencuri, merusak (Santrock, 2002), mengolok-olok orang lain (Levianti, 2008), pembelian impulsif (Lin & Chen, 2012), berkelahi (Rambe dalam Hafiyah, 2009), minum minuman beralkohol, geng motor (King, 2010). Namun demikian, biasanya remaja yang melakukan konformitas cenderung melakukan tindakan negatif (Santrock, 2002; King, 2010). Oleh karena itu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
meningkatnya konformitas pada remaja yang memiliki harga diri yang rendah, maka kemungkinan untuk melakukan pembelian impulsif juga meningkat. Pembelian impulsif rentan terjadi saat remaja putri berbelanja bersama teman-temannya di sebuah toko karena remaja putri lebih sering menghabiskan waktu berbelanja (Lin & Chuang, 2005; Lin & Chen, 2012) bersama teman-temannya. Remaja putri cenderung membeli secara impulsif karena takut dinilai negatif oleh kelompoknya (Lin & Chen, 2012) Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung tidak melakukan konformitas sehingga pembelian impulsif rendah. Sedangkan remaja putri dengan harga diri yang rendah cenderung melakukan konformitas sehingga pembelian impulsif meningkat. Pembelian Impulsif
Harga Diri
Konformitas
Gambar 1 Model Konformitas sebagai Mediator 2. Konformitas sebagai Moderator Berdasarkan struktur hubungan antara harga diri, konformitas, dan pembelian impulsif, kerangka kerja konformitas sebagai moderator menunjukkan bahwa pembelian impulsif terjadi dikarenakan adanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
interaksi antara harga diri dan konformitas. Oleh karena itu, hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif dimoderasi oleh konformitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rambe (dalam Hafiyah, 2009) menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara bentuk konformitas dengan tingkat harga diri yang dimiliki oleh individu. Tidak selalu pelajar dengan harga diri rendah menampilkan konformitas, begitu juga tidak selalu pelajar dengan harga diri tinggi tidak menampilkan konformitas (Hafiyah, 2009). Oleh karena itu remaja dengan harga diri yang tinggi maupun rendah dapat memiliki konformitas yang tinggi maupun rendah juga. Remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi dan melakukan konformitas, maka perilaku pembelian impulsifnya menjadi rendah. Hal tersebut dikarenakan remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung mampu membangun relasi secara sosial sehingga dapat melakukan penyesuaian yang baik dalam bersosial, mengikuti dan menyesuaikan aturan yang telah dibuat oleh lingkungan sehingga dapat dijadikan panutan oleh lingkungannya. Tidak hanya itu, remaja putri yang memiliki harga diri tinggi dapat menunjukkan identitas dirinya ketika bersama teman-temannya, merasa yakin pada dirinya, tidak mudah terpengaruh dengan orang lain, dan dapat menyelesaikan permasalahan (Coopersmith, 1967; Santrock, 2007; 2012). Oleh karena itu, remaja putri dengan harga diri yang tinggi memiliki kesempatan untuk memilih konformitas mana yang akan dipilih sehingga mereka tidak akan selalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
mengikuti konformitas yang negatif. Dalam hal ini, contoh konformitas yang positif seperti belajar bersama kelompok, berorganisasi (Santrock, 2002), membeli aksesoris bersama teman-teman (Natalia, 2009) atau pergi berkumpul dengan teman. Oleh karena itu, pembelian impulsif yang rendah bukan berdasarkan tingkat konformitas yang tinggi, melainkan berdasarkan tingkat harga diri yang tinggi pada remaja putri tersebut. Remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi dan memilih untuk tidak melakukan konformitas. Remaja putri ini memiliki pribadi yang tidak mudah terpengaruh dengan orang lain mengenai pernyataan negatif maupun positif tentang dirinya. Mereka juga dapat menerima kritik dengan baik, mengekspresikan diri sendiri secara mandiri, aktif, mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang sekitar (Coopersmith, 1967). Berdasarkan pribadi yang telah disampaikan tersebut, maka kemungkinan untuk terjadinya pembelian impulsif semakin rendah. Hal tersebut didukung dengan adanya penelitian yang menjelaskan bahwa semakin rendah tingkat konformitas seseorang maka pembelian impulsif juga akan rendah (Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009). Pembelian impulsif yang rendah bukan hanya karena tingkat konformitas yang rendah saja, melainkan juga dikarenakan remaja putri memiliki tingkat harga diri yang tinggi. Sedangkan remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah dapat memilih untuk melakukan konformitas. Remaja-remaja putri ini cenderung mudah bergantung pada lingkungan, tidak memiliki keberartian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
sebagai individu, kurang dapat mengekspresikan diri, kurang yakin akan kemampuan dirinya, mudah terpengaruh dengan perkataan temantemannya, mudah terasingkan (Coopersmith, 1967), dan mudah mengeluh ketika tidak dapat melakukan sesuatu, serta lebih suka menerima hasil perilaku orang lain daripada memulai tindakan sendiri (Baron, Byrne & Branscombe, 2006). Remaja putri seperti ini cenderung akan melakukan konformitas agar dirinya mendapatkan kenyamanan bersama temantemannya sehingga cenderung lebih berani melakukan suatu hal (Gunarsa & Gunarsa, 2009). Biasanya, remaja yang melakukan konformitas cenderung melakukan tindakan negatif (Santrock, 2002; King, 2010) dan berdampak negatif (Constanzo dalam Worchel & Cooper, 1979) terlebih pada mereka yang memiliki harga diri rendah karena mereka tidak ingin mengalami penolakan secara sosial (Asch dalam Aronson, Wilson & Akert, 2005) dan dinilai negatif (Lin & Chen, 2012) oleh kelompok acuan. Remaja putri bersedia melakukan apapun yang menjadi aturan dari kelompok tersebut (Sears dkk, 1985). Oleh karena itu, dengan meningkatnya konformitas pada remaja yang memiliki harga diri yang rendah, maka kemungkinan untuk melakukan pembelian impulsif juga meninggi. Pembelian impulsif meningkat tidak hanya dikarenakan tingginya konformitas saja melainkan rendahnya harga diri remaja putri juga meningkatkan pembelian impulsif. Sedangkan remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah dapat memilih untuk tidak melakukan konformitas sehingga pembelian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
impulsif yang dilakukan juga akan rendah. Hal tersebut dikarenakan remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah cenderung tidak yakin akan diri sendiri, kurang yakin dalam melakukan sesuatu, kurang dapat bertanggung jawab ketika melakukan tindakan yang yang berdampak negatif, selalu mengeluh (Baron, Byrne & Branscombe, 2006), cenderung lebih inferior, memiliki ketakutan dalam berelasi dengan sosial, kurang dapat mengekspresikan diri, kurang berarti dimata orang lain, kurang dijadikan panutan dan adanya penolakan dari lingkungan (Coopersmith, 1967; Brown dalam Passer & Smith, 2007) sehingga mereka memilih untuk tidak melakukan konformitas dan pembelian impulsif kemungkinan tidak terjadi. Selain itu, beberapa penelitian konformitas dan pembelian impulsif menunjukkan korelasi yang positif. Dalam hal ini berarti jika konformitas seseorang rendah maka pembelian impulsif akan rendah juga (Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009). Berdasarkan penjelasan mengenai konformitas sebagai moderator, maka dapat disimpulkan bahwa remaja putri dengan harga diri yang tinggi, tingkatan konformitasnya tidak memiliki pengaruh terhadap pembelian impulsif sehingga pembelian impulsifnya rendah. Di sisi lain, remaja putri dengan harga diri yang rendah, tingkatan konformitasnya dapat mempengaruhi meningkat.
pembelian
impulsif
sehingga
pembelian
impulsif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
Harga Diri
Konformitas
Pembelian Impulsif
Harga Diri * Konformitas
Gambar 2 Model Konformitas sebagai Moderator F. PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan penjelasan dinamika penelitian, maka muncul pertanyaan apa peran konformitas dalam struktur hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif pada remaja putri ?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
Harga Diri Tinggi
Konformitas Rendah
Pembelian Impulsif Rendah
Konformitas Tinggi
Pembelian Impulsif Tinggi
Harga Diri
Harga Diri Rendah
Gambar 3 Framework Penelitian Konformitas sebagai Mediator
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
a.
Harga Diri Tinggi Pembelian Impulsif Rendah Konformitas Tinggi
b.
Harga Diri Rendah Tinggi Pembelian Impulsif Tinggi Konformitas Tinggi
c.
Harga Diri Tinggi Pembelian Impulsif Rendah Konformitas Rendah
d.
Harga Diri Rendah
Konformitas Rendah
Pembelian Impulsif Rendah
Gambar 4 Framework Penelitian Konformitas sebagai Moderator
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen. Peneliti ingin melihat korelasi dari harga diri dengan konformitas, konformitas dengan pembelian impulsif, dan harga diri dengan pembelian impulsif. Berdasarkan struktur hubungan tersebut, peneliti juga ingin mengetahui peran dari konformitas dalam hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif. B. IDENTIFIKASI VARIABEL Variabel dependen
: Impulsive Buying (Pembelian impulsif)
Variabel independen
: Harga diri dan Konformitas
C. DEFINISI OPERASIONAL 1.
Impulsive Buying (Pembelian Impulsif) Pembelian impulsif adalah suatu pembelian yang dilakukan secara spontan atau tiba-tiba tanpa adanya perencanaan atau pertimbangan sebelumnya. Biasanya pembelian impulsif terjadi karena adanya stimulus tertentu sehingga pembeli dapat melakukan pembelian secara cepat dan biasanya berujung pada penyesalan. Aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek kognisi dan afeksi. Pada aspek kognisi, individu yang melakukan pembelian
impulsif,
kurang 51
mampu
mempertimbangkan
dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52
merencanakan sesuatu ketika melakukan pembelian. Sedangkan aspek afeksi menjelaskan bahwa pembeli melakukan pembelian impulsif karena memiliki perasaan senang dan gembira ketika menginginkan suatu barang untuk dibeli serta memiliki kesulitan untuk meninggalkan keinginannya itu. Tetapi, setelah melakukan pembelian, biasanya muncul rasa penyesalan Pembelian
impulsif
akan
diukur
menggunakan
skala
kecenderungan pembelian impulsif seseorang yang dibuat oleh peneliti berdasarkan aspek dari pembelian impulsif. Kecenderungan yang dimaksudkan adalah seberapa sering pembelian impulsif remaja putri dilakukan. Semakin tinggi skor pembelian impulsif yang dimiliki, maka semakin tinggi kemungkinan terjadinya pembelian impulsif. Sebaliknya, semakin rendah skor pembelian impulsif, maka kemungkinan melakukan pembelian impulsif semakin rendah. 2. Konformitas Konformitas ialah tindakan yang dilakukan atau diyakini seseorang berdasarkan norma sosial agar dapat diterima secara sosial. Konformitas tetap
dilakukan
meskipun
bertentangan
dengan
keyakinan
yang
dimilikinya. Konformitas biasa terjadi dikarenakan adanya tekanan dari kelompok acuan. Aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah keyakinan seseorang pada orang lain dan menunjukkan perilaku yang sama dengan orang lain agar dapat diterima secara sosial. Aspek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
konformitas ditentukan berdasarkan poin penting dari berbagai definisi mengenai konformitas. Konformitas akan diukur dengan menggunakan skala konformitas yang dibuat berdasarkan aspek yang telah ditentukan oleh peneliti. Semakin tinggi skor konformitas yang dimiliki, maka kemungkinan terjadinya konformitas semakin tinggi dan semakin rendah skor konformitas, maka semakin rendah pula tingkat konformitasnya. 3. Harga Diri Harga diri merupakan suatu sikap penerimaan individu terhadap kemampuan, keberhasilan, merasa penting dan berharga pada dirinya sendiri baik secara positif maupun secara negatif. Aspek-aspek harga diri ditentukan berdasarkan poin-poin penting dari definisi harga diri. Masing-masing aspek dibuat berdasarkan komponen sikap yaitu kognisi, afeksi, dan konasi. Harga diri akan diukur menggunakan skala yang dibuat berdasarkan aspek-aspek dari harga diri oleh peneliti. Semakin tinggi skor harga diri maka semakin tinggi pula harga diri yang dimiliki seseorang, sebaliknya jika skor harga dirinya rendah, maka harga dirinya semakin rendah pula. D. SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah remaja putri berjumlah 160 orang. Kriteria sampel yang dipilih adalah remaja putri yang memiliki usia berkisar antara 12 tahun sampai 21 tahun dan minimal memiliki teman dekat. Kriteria memiliki teman dekat dapat diketahui dengan cara menyediakan formulir identitas diri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
yang harus diisi oleh subjek pada lembar awal skala penelitian, seperti inisial, usia, apakah memiliki teman dekat atau tidak, dan berapa jumlah teman dekat yang dimiliki. Jenis pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non- probability sampling yang berarti tidak semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel (Purwanto & Sulistyastuti, 2007). Pengambilan sampel dilakukan di pusat perbelanjaan yang ada di Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling yaitu sampel yang terpilih dikarenakan memiliki kriteria yang sesuai dengan penelitian dan berada pada situasi dan waktu yang tepat (Prasetyo & Jannah, 2005). E. METODE PENGAMBILAN DATA Metode pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala yang tersusun menjadi tiga skala yaitu skala harga diri, konformitas, dan pembelian impulsif. Dalam penyajian ketiga skala tersebut, alternatif jawaban netral (N) tidak diberikan karena peneliti ingin meminimalisir kemungkinan responden menjawab netral. Jika alternatif jawaban netral diberikan, tidak semua responden akan memilih pernyataan netral sebagai karakteristik pribadinya melainkan sebagai penolakan atau pertahanan diri dari item-item yang disediakan (Friedenberg, 1995). Oleh karena itu peneliti mengkhawatirkan adanya center disarable effect yang mana semakin banyak pilihan netral yang dipilih, maka data akan semakin tidak informatif (Azwar, 2012). Ketiga skala
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55
tersebut disajikan menjadi satu kesatuan booklet skala. Adapun perincian skala yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut 1. Skala Pembelian Impulsif Skala ini berisi 28 pernyataan yang terbagi atas pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Dalam penelitian ini, subjek akan diminta untuk memberikan tanda pada empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Tidak Sesuai” (STS), “Tidak Sesuai” (TS), “Sesuai” (S), dan “Sangat Sesuai” (SS). Penilaian untuk jawaban STS adalah 1, TS adalah 2, S adalah 3, SS adalah 4. Sedangkan item unfavorable diberikan skor 4 untuk STS, 3 untuk TS, 2 untuk S; dan 1 untuk SS. Jumlah item yang dipakai pada aspek kognitif dan afektif berbeda satu sama lain. Aspek afektif memiliki jumlah item yang lebih banyak dibandingkan aspek kognisi. Hal tersebut dikarenakan pembeli yang melakukan pembelian impulsif lebih didominasi oleh aspek afeksi daripada aspek kognisinya (Verplanken & Herabadi, 2001). Berikut distribusi blue print skala pembelian impulsif : Tabel 2 Blue Print Skala Pembelian Impulsif Aspek Item Favorable
Total
%
Unfavorable
Afeksi
8
8
16
55,6
Kognisi
6
6
12
44,4
14
14
28
100
Total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56
2. Skala Konformitas Skala ini berisi 40 pernyataan yang terbagi atas pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Dalam penelitian ini, subjek akan diminta untuk memberikan tanda pada empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Tidak Sesuai” (STS), “Tidak Sesuai” (TS), “Sesuai” (S), dan “Sangat Sesuai” (SS). Penilaian untuk jawaban STS adalah 1, TS adalah 2, S adalah 3, SS adalah 4. Sedangkan item unfavorable diberikan skor 4 untuk STS, 3 untuk TS, 2 untuk S; dan 1 untuk SS. Dalam pemberian jumlah item pada blue print skala konformitas, jumlah item yang diberikan pada tiap komponen sama banyak karena tiap komponen tidak memiliki sesuatu yang dominan untuk menunjukkan tingkat konformitas seseorang. Berikut distribusi blue print skala konformitas : Tabel 3 Blue Print Skala Konformitas Item Komponen Favorable Unfavorable Keyakinan terhadap orang lain
Total
%
10
10
20
50
Menunjukkan tindakan yang sama dengan orang lain
10
10
20
50
Total
20
20
40
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
3. Skala Harga Diri Skala ini berisi 54 pernyataan yang terbagi atas pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Dalam penelitian ini, subjek akan diminta untuk memberikan tanda pada empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Tidak Sesuai” (STS), “Tidak Sesuai” (TS), “Sesuai” (S), dan “Sangat Sesuai” (SS). Penilaian untuk jawaban STS adalah 1, TS adalah 2, S adalah 3, SS adalah 4. Sedangkan item unfavorable diberikan skor 4 untuk STS, 3 untuk TS, 2 untuk S; dan 1 untuk SS. Dalam pemberian jumlah item pada blue print skala harga diri, tiap komponen objek sikap memiliki jumlah item yang sama disetiap aspek sikap (kognisi, afeksi, dan konasi). Persamaan jumlah item ini dikarenakan setiap komponen objek sikap tidak memiliki dominansi tertentu dalam menunjukkan harga diri seseorang. Berikut distribusi blue print skala harga diri : Tabel 4 Blue Print Skala Harga Diri Komponen Objek Kognisi 6 Kemampuan
Sikap Afeksi 6
Total
%
Konasi 6
18
33,3
Keberhasilan
6
6
6
18
33,3
Penting dan Berharga Total
6
6
6
18
33,3
18
18
18
54
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR 1. Validitas Skala Validitas tes adalah tingkat kemampuan tes mengukur atribut yang hendak diukur (Sarwono, 2006). Alat ukur yang memiliki validitas yang tinggi berarti alat ukur tersebut dapat menjalani fungsi ukur atau akurat dalam melakukan pengukuran yang ingin diukur (Azwar, 1999). Kategori validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity) yang memiliki kemampuan untuk menilai isi skala yang terdiri dari beberapa aspek dan komponen objek untuk mendukung konstrak teoritik yang hendak diukur (Azwar, 2012). Penilaian item mengalami proses penilaian yang kompeten dengan menggunakan metode expert judgement (Azwar, 2012) melalui dosen pembimbing skripsi. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian item dengan apa yang ingin diukur. 2. Seleksi Item Seleksi item dilakukan berdasarkan daya diskriminasi item yang menghasilkan koefisien korelasi item total (rix). Item yang akan dipilih adalah item yang memiliki kualitas yang baik, yaitu ≥ 0,30 sedangkan item yang memiliki kualitas yang tidak baik, tidak dapat digunakan dalam skala atau digugurkan. Akan tetapi, jika jumlah item yang lolos seleksi tidak sesuai dengan yang diinginkan, peneliti dapat menurunkan kriteria menjadi 0,25 asalkan tidak ≤ 0,20 (Azwar, 2012).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59
a. Skala Pembelian Impulsif Berdasarkan hasil uji coba terhadap 102 responden, skala pembelian impulsif memiliki 20 item yang lolos seleksi dari 28 item awal dengan koefisien korelasi item total (rix) ≥ 0,25. Distribusi item dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 5 Distribusi Item Skala Pembelian Impulsif ASPEK ITEM
TOTAL
FAVORABEL
UNFAVORABEL
Afeksi
1, 2*, 5*, 6, 11, 15, 19, 24
3*, 4*, 7, 9, 13*, 18, 22, 26*
16
Kognisi
8, 14, 16*, 20, 25, 27
10*, 12, 17, 21, 23, 28
12
28
28
28
Total
Keterangan: item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item yang gugur. b. Skala Konformitas Berdasarkan hasil uji coba terhadap 102 responden, skala konformitas memiliki 20 item yang lolos seleksi dari 40 item awal dengan koefisien korelasi item total (rix) ≥ 0,230. Distribusi item dapat dilihat sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60
Tabel 6 Distribusi Item Skala Konformitas ASPEK
ITEM
TOTAL
FAVORABEL
UNFAVORABEL
Keyakinan terhadap org lain
1, 5, 9, 13*, 17*, 21, 25*, 29, 33, 37*
2*, 6*, 10*, 14*, 18, 22*, 26, 30, 34, 38*
10
Menunjukkan tindakan yang sama dengan orang lain
3*, 7*, 11, 15, 19*, 23, 27*, 28, 31, 35
4*, 8, 12*, 16*, 20, 24*, 32*, 36, 39*, 40
10
20
20
40
Total
Keterangan: item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item yang gugur. c. Skala Harga Diri Berdasarkan hasil uji coba terhadap 102 responden, skala harga diri memiliki 37 item yang lolos seleksi dari 54 item awal dengan koefisien korelasi item total (rix) ≥ 0,25. Distribusi item dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 7 Distribusi Item Skala Harga Diri KOMPONEN ASPEK
TOTAL KOGNITIF AFEKTIF
KONATIF
F
10, 27*, 36
4, 22, 30*
7, 16*, 25
U
1, 19*, 45
13*, 39, 48
33*, 42, 51
F
11, 20, 28
5, 14*, 23*
8, 17*, 34
31, 40, 49
43*, 52, 54
Kemampuan
Keberhasilan U
2*, 37*,46
18
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
F Penting dan berharga
U
TOTAL
3, 12, 21
6, 15, 24
35, 44*, 53
29, 38, 47
32, 41, 50*
9*, 18*, 26*
18
18
18
18
54
Keterangan: item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item yang gugur.
3. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas nilai hasil suatu skala pengukuran (Sarwono, 2006). Koefisien reliabilitas (rxx’) berada dalam rentang angka antara 0 – 1,00 yang berarti semakin mendekati angka 1,00 maka alat pengukuran tersebut semakin reliabel (Azwar, 2012). Reliabilitas yang digunakan dalam skala ini adalah koefisien Alpha Cronbach melalui penghitungan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. a. Skala Harga Diri Koefisien skala harga diri sebelum dipilih item yang baik α = 0,862 sedangkan koefisien skala setelah dipilih 37 item yang baik menghasilkan α = 0,885 ini dikatakan reliabel karena konsistensi nilai skala mendekati 1,00 b. Skala Konformitas Koefisien skala konformitas sebelum dipilih item yang baik α = 0,754 sedangkan koefisien skala setelah dipilih 20 item yang baik menghasilkan α = 0,765 ini dikatakan masih reliabel karena konsistensi nilai skala ≥ 0,700
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
c. Skala Pembelian Impulsif Koefisien skala pembelian impulsif sebelum dipilih item yang baik α = 0,799 sedangkan koefisien skala setelah dipilih 20 item yang baik menghasilkan α = 0,838 ini dikatakan reliabel karena konsistensi nilai skala mendekati 1,00 G. METODE ANALISIS DATA Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi karena penelitian ini memiliki dua variabel prediktor yaitu harga diri dan konformitas yang dikaitkan dengan variabel terikat yaitu pembelian impulsif. Adapun tahapan analisis yang digunakan untuk membuktikan model mana yang lebih sesuai dengan data adalah sebgai berikut : 1. Model Konformitas sebagai Mediator a. Meregresikan variabel konformitas pada harga diri Harga Diri
Konformitas
b. Meregresikan variabel pembelian impulsif pada konformitas Konformitas
Pembelian Impulsif
c. Meregresikan variabel pembelian impulsif pada harga diri Harga Diri
Pembelian Impulsif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
d. Meregresikan variabel terikat pada dua variabel prediktor
Harga Diri Pembelian Impulsif Konformitas
Pada model ini, konformitas dikatakan mediator apabila hasil regresi dari harga diri dan konformitas, konformitas dengan pembelian impulsif, harga diri dengan pembelian impulsif, dan kedua prediktor dengan pembelian impulsif harus signifikan (p ≤ 0,05). Jika hasil regresi menunjukkan signifikansi terhadap semua tahapan, maka dapat dikatakan model penelitian adalah mediator (Baron & Kenny, 1986). 2. Model Konformitas sebagai Moderator Pada model moderator, tahapan yang dilakukan tidak sebanyak mediator, akan tetapi ada satu langkah yang harus dilakukan pada model ini yaitu mengalikan variabel harga diri dengan konformitas. Setalah itu, lakukan regresi pada keseluruhan variabel prediktor, termasuk variabel baru (hasil perkalian harga diri dan konformitas) dengan variabel terikat yaitu pembelian impulsif secara bersamaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
Harga Diri
Konformitas
Pembelian Impulsif
Harga Diri * Konformitas
Konformitas dikatakan moderator apabila keseluruhan variabel prediktor dan variabel terikat diregresikan menghasilkan signifikansi p ≤ 0,05 . Selain itu, perlu juga diperhatikan secara khusus mengenai hasil regresi bagian coefficients table pada SPSS bahwa hasil variabel perkalian antar variabel prediktor harus menunjukkan signifikansi (p ≤ 0,05). Apabila dari hasil regresi tersebut menunjukkan adanya nilai yang signifikan, maka dapat disimpulkan model penelitian adalah moderator (Baron & Kenny, 1986) Peneliti akan melihat mana diantara kedua model ini yang memenuhi persyaratan mediator atau moderator menurut Baron dan Kenny (1986). Jika keduanya memenuhi syarat, peneliti akan melakukan analisis structural equation modeling untuk memperoleh nilai Akaike pada tiap modelnya. Model yang lebih baik adalah model yang memiliki nilai Akaike lebih kecil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN PENELITIAN Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan blue print penelitian untuk menentukan jumlah item pada skala penelitian. Setelah itu, peneliti membuat item untuk setiap variabel berdasarkan definisi operasional yang sudah disiapkan. Peneliti melakukan konsultasi pada professional judgement yaitu dosen pembimbing skripsi agar alat ukur layak untuk diuji coba (try out). 1. Uji Coba Alat Ukur Setelah melakukan beberapa kali revisi, alat ukur siap diuji coba. Uji coba dilakukan pada tanggal 23 - 30 April 2013 dan dilakukan secara insidental yaitu mencari subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian. Adapun kriteria penelitiannya adalah subjek remaja putri yang berusia 12 sampai 21 tahun. Subjek uji coba alat ukur sebanyak 120 subjek tetapi 18 subjek gugur karena tidak menjawab semua pernyataan skala penelitian. Setelah mendapatkan 102 subjek uji coba, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas alat ukur menggunakan alpha cronbach. Berdasarkan uji validitas item yang dilakukan, skala harga diri memiliki 17 item yang gugur dari 54 item sehingga terdapat 37 item yang lolos seleksi untuk dijadikan skala penelitian. Skala konformitas memiliki 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
15 item yang gugur dari 40 item, akan tetapi untuk mengimbangi tiap komponennya ada 5 item digugurkan sehingga terdapat 20 item yang lolos seleksi. Sedangkan skala pembelian impulsif memiliki 8 item yang gugur dari 28 item sehingga terdapat 20 item yang lolos seleksi. 2. Perizinan Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti meminta surat perizinan penelitian pada Fakultas Psikologi untuk melakukan penelitian di berbagai pusat perbelanjaan di Yogyakarta. Setelah itu, peneliti melakukan perizinan penelitian pada beberapa pusat perbelanjaan di Yogyakarta. Akan tetapi, setelah 3 minggu menunggu dan melakukan follow up, hanya Galeria Mall yang memberikan tanggapan dan ijin untuk melakukan penelitian. Pihak Galeria Mall memberikan ijin penelitian di setiap lantai Galeria Mall tetapi tidak masuk ke dalam beberapa store yang ada di Galeria Mall. Pelaksanaan penelitian diijinkan tiga hari mulai tanggal 17 – 19 Mei 2013 pukul 14.00 – 19.00 WIB. B. PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di sebuah pusat perbelanjaan Galeria Yogyakarta pada tanggal 17 – 19 Mei 2013 pukul 14.00 – 17.00 WIB. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti dibantu oleh beberapa rekan yang tersebar di setiap lantai gedung Galeria Mall. Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah beberapa pengunjung yang tergolong remaja putri dan berusia 12 sampai 21 tahun. Peneliti memberikan skala pada subjek yang dirasa memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
kriteria yang sesuai dan berada pada situasi serta waktu yang bersamaan dengan pelaksanaan penelitian. Pada hari pertama pelaksanaan penelitian, peneliti menghampiri subjek yang dirasa sesuai dengan kriteria penelitian. Setelah itu, peneliti mencoba menanyakan hal seperti usia atau tingkatan pendidikan calon subjek. Ketika kriteria yang dimiliki subjek sesuai dengan kriteria penelitian, maka langkah selanjutnya adalah peneliti meminta izin pada subjek untuk mengisi skala penelitian. Jika subjek setuju maka subjek mulai mengisi skala penelitian dari awal sampai akhir dengan diberi panduan terlebih dahulu. Akan tetapi, jika subjek tidak bersedia, maka peneliti tidak memberikan skala penelitian. Setelah tiga jam melakukan penelitian pada hari pertama, jumlah subjek yang didapatkan sebanyak 112 subjek. Akan tetapi, peneliti mencoba menggolongkan berapa banyak skala yang diisi oleh subjek remaja putri awal dan subjek remaja putri akhir. Hasilnya, peneliti mendapatkan 35 subjek remaja awal putri dan 77 subjek remaja akhir putri. Berdasarkan penggolongan skala yang didapatkan di hari pertama, peneliti melakukan penelitian di hari kedua dengan memfokuskan subjek penelitian pada remaja awal yang berusia 12 sampai 16 tahun. Prosedur penelitian sama seperti pelaksanaan penelitian hari pertama. Setelah berjalan tiga jam, peneliti mendapatkan 33 subjek. Akan tetapi ketika digolongkan ke dalam kelompok masa remaja, hanya 15 subjek yang tergolong remaja awal putri dan 3 tergolong remaja akhir putri. Subjek penelitian secara keseluruhan sebanyak 50 subjek remaja awal putri dan 80 subjek remaja akhir putri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
Jumlah tersebut masih kurang seimbang tiap penggolongannya. Oleh karena itu, di hari ketiga, peneliti mencoba mencari remaja putri awal sebanyak 30 subjek untuk mengimbangi jumlah subjek remaja akhir putri. Pada hari ketiga, peneliti hanya melakukan penelitian pada remaja putri awal untuk mengimbangi jumlah remaja putri akhir agar terjadi keseimbangan jumlah subjek antara remaja awal dan remaja akhir. Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan prosedur yang sama dengan hari pertama dan kedua. Setelah melakukan penelitian selama tiga jam, peneliti memperoleh 30 subjek remaja putri awal. Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada tanggal 17 – 19 Mei 2013 pukul 14.00 – 17.00 peneliti memperoleh 180 subjek, akan tetapi 20 subjek dianggap gugur karena tidak memberikan jawaban secara penuh pada skala penelitian. Alhasil, subjek penelitian yang dianggap memenuhi kriteria dan menjawab semua pernyataan dari skala penelitian sebanyak 160 subjek. C. HASIL PENELITIAN Seluruh jawaban subjek di-input ke dalam program Ms. Excel 2007 dan diubah menjadi skor yang sudah ditentukan berdasarkan pernyataan favorable dan unfavorable. Hasil skor yang diperoleh dimasukkan dalam program SPSS 16.0 untuk dilakukan analisis regresi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
1. Model Konformitas sebagai Mediator a.
Uji Normalitas Uji normalitas yang dilakukan bertujuan untuk melihat sebaran data normal atau tidak. Uji normalitas dilihat dari gambar normal p-p plots of regression standardized residual pada program SPSS 16.0. Uji normalitas perlu dilakukan sesuai tahapan regresi antara variabel terikat pada variabel prediktor. Berikut pembagian, gambar beserta penjelasannya : 1. Harga diri dengan Konformitas
Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Harga Diri dan Konformitas
Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini terpenuhi atau dapat dikatakan data berdistribusi normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
2. Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Gambar 6. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Konformitas dan Pembelian Impulsif
Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini terpenuhi atau dapat dikatakan data berdistribusi normal. 3. Harga diri dengan Pembelian Impulsif
Gambar 7. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Harga Diri dan Pembelian Impulsif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini terpenuhi atau dapat dikatakan data berdistribusi normal. 4. Harga diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Gambar 8. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Harga Diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Berdasarkan grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini terpenuhi atau dapat dikatakan data berdistribusi normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
b. Uji Homogenitas 1. Harga diri dengan Konformitas
Gambar 9. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai dari variabel independen. 2. Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Gambar 10. Scatterplot Konformitas dengan Pembelian Impulsif Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai dari variabel independen. 3. Harga diri dengan Pembelian Impulsif
Gambar 11. Scatterplot Harga Diri dan Pembelian Impulsif Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai dari variabel independen. 4. Harga diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Gambar 12. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai dari variabel independen. c. Uji Linearitas 1. Harga diri dengan Konformitas
Gambar 13. Scatterplot Harga Diri dengan Konformitas
Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah pola data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil dari data antara variabel harga diri dengan konformitas adalah linier yang berarti terdapat korelasi antara harga diri dengan konformitas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
2. Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Gambar 14. Scatterplot Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah pola data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil dari data antara variabel konformitas dengan pembelian impulsif adalah linier yang berarti terdapat korelasi antara variabel konformitas dengan pembelian impulsif. 3. Harga diri dengan Pembelian Impulsif
Gambar 15. Scatterplot Harga Diri dengan Pembelian Impulsif
Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
pola data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil dari data antara variabel harga diri dengan pembelian impulsif adalah linier yang berarti terdapat korelasi antara harga diri dengan pembelian impulsif. 4. Harga diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Gambar 16. Scatterplot Harga Diri dan Konformitas dengan Pembelian Impulsif
Berdasarkan gambar scatterplot di atas, sebaran data menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah pola data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil dari data antara variabel harga diri dan konformitas terhadap pembelian impulsif adalah linier yang berarti terdapat korelasi antara kedua prediktor dengan pembelian impulsif. d. Analisis Regresi Konformitas sebagai Mediator Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan sesuai tahapan menunjukkan bahwa harga diri menjadi prediktor yang tidak baik bagi konformitas (F(1,158) = 2,279, p = 0,133). Selain itu, perlu juga dilihat pada tabel coefficients terdapat korelasi negatif yang tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
signifikan antar kedua variabel ini (B = -0,041, p = 0,133). Hasil regresi variabel pembelian impulsif pada konformitas menunjukkan bahwa konformitas dapat dijadikan prediktor yang baik bagi pembelian impulsif (F(1,158) = 21,154, p = 0,000). Selain itu, perlu juga dilihat pada tabel coefficients terdapat korelasi positif yang signifikan antar kedua variabel ini (B = 0,725), p = 0,000. Di samping itu, harga diri menjadi prediktor yang tidak baik pula bagi pembelian impulsif (F(1,158) = 0,187, p = 0,666) dan perlu juga dilihat pada tabel coefficients terdapat korelasi negatif yang tidak signifikan antar kedua variabel ini (B = -0,025, p = 0,666). Sedangkan untuk hasil regresi dari harga diri dan konformitas dengan pembelian impulsif, harga diri dan konformitas dapat menjadi prediktor yang baik bagi pembelian impulsif (F(2,157) = 10,515, p = 0,000) dan perlu juga dilihat pada tabel coefficients terdapat korelasi antara harga diri dan pembelian impulsif yang menunjukkan adanya korelasi yang tidak signifikan (B = 0,005, p = 0,930). Sedangkan korelasi antara konformitas dan pembelian impulsif menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan (B = 0,726, p = 0,000). Pada syarat model mediasi, semua tahapan regresi yang dilakukan harus menghasilkan parameter yang signifikan (p ≤ 0,05) kecuali hubungan harga diri dan pembelian impulsif ketika terdapat variabel konformitas dalam persamaan regresinya. Pada penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
ini, satu-satunya parameter yang signifikan hanya terdapat pada korelasi antara konformitas dan pembelian impulsif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model mediasi dianggap tidak memenuhi syarat sehingga penelitian ini tidak menunjukkan peran konformitas sebagai mediator. 2. Model Konformitas sebagai Moderator a. Uji Normalitas
Gambar 17. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Model Moderator
Berdasarkan
grafik
Normal
P-P
Plot
of
Regression
Standardized Residual, data tersebar mendekati garis normal yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi ini terpenuhi atau dapat dikatakan data berdistribusi normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
b. Uji Homogenitas
Gambar 18. Scatterplot Model Moderator
Berdasarkan Scatterplot di atas menunjukkan adanya sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk suatu pola megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai dari variabel independen. c. Uji Linearitas
Gambar 19. Scatterplot Model Moderator Berdasarkan gambar
scatterplot
di
atas, sebaran data
menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah pola data yang menunjukkan pola U atau S. Oleh karena itu, hasil dari data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
antara variabel harga diri, konformitas dan hasil perkalian dari harga diri dan konformitas dengan pembelian impulsif adalah linier yang berarti terdapat korelasi antara variabel prediktor dengan pembelian impulsif. d. Analisis Regresi Konformitas sebagai Moderator Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan variabel prediktor (harga diri, konformitas, dan harga diri*konformitas) dengan variabel terikat (pembelian impulsif) menunjukkan bahwa variabel prediktor dapat menjadi variabel yang baik bagi variabel pembelian impulsif (F(3,156) = 10,514, p = 0,000). Setelah itu, perlu juga dilihat pada kolom coefficients secara khusus untuk melihat efek
variabel
perkalian harga diri dan konformitas pada variabel dependen. Hasil analisis menunjukkan korelasi yang signifikan (B = 0,047, p = 0,003). Hasil analisis antara variabel harga diri dan pembelian impulsif menunjukkan korelasi negatif yang signifikan (B = -2,338, p = 0,003). Sedangkan hasil analisis dari variabel konformitas dan pembelian impulsif menunjukkan korelasi negatif dan signifikan pula (B = -4,525, p = 0,009). Berdasarkan hasil regresi variabel pembelian impulsif pada haga
diri*konformitas
tersebut
menunjukkan
parameter
yang
signifikan karena hubungan antara harga diri dengan pembelian impulsif ketika harga diri dikalikan dengan konformitas. Pada penelitian ini, hasil parameter yang signifikan dianggap memenuhi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
syarat moderator. Oleh karena itu, penelitian ini menunjukkan peran konformitas sebagai moderator dalam struktur hubungan harga diri dan pembelian impulsif. D. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini menunjukkan bahwa syarat moderasi lebih terpenuhi dalam penelitian ini daripada model mediator karena nilai regresi pada variabel hasil perkalian dengan variabel pembelian impulsif signifikan sedangkan pada model mediasi, parameter yang signifikan hanya korelasi antara konformitas dengan pembelian impulsif. Hasil parameter model mediator, harga diri memiliki korelasi negatif yang tidak signifikan dengan konformitas. Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cipto dan Kuncoro (2010), Sulistyowati (2009), dan Nashihin (2012) yang menunjukkan semakin tinggi tingkat harga diri seseorang maka semakin rendah tingkat konformitasnya dan sebaliknya, semakin rendah tingkat harga diri seseorang maka semakin tinggi tingkat konformitasnya. Sedangkan ada penelitian lain yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara harga diri dan konformitas. Rambe (dalam Hafiyah, 2009) menunjukkan tidak selalu harga diri yang tinggi tidak menampilkan korformitas dan tidak selalu harga diri yang rendah menampilkan konformitasnya. Jadi, hasil penelitian ini lebih mendukung hasil penelitian Rambe.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
Peran konformitas sebagai moderator menunjukkan interaksi antara harga diri yang dimiliki remaja putri dengan tingkat konformitasnya untuk menghasilkan pembelian impulsif yang tinggi ataupun rendah. Melihat penelitian ini berkiblat pada hasil penelitian Rambe, maka dapat disimpulkan bahwa remaja putri dengan harga diri yang tinggi ataupun rendah dapat memiliki konfomitas yang tinggi maupun rendah pula. Remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi dan juga melakukan konformitas, kemungkinan pembelian impulsif yang dimunculkan rendah. Remaja putri dengan harga diri yang tinggi cederung mampu membina dan menciptakan suatu relasi sosial sehingga mereka mudah melakukan penyesuaian dengan baik dengan lingkungan sosialnya. Ketika lingkungan tempat mereka bersosial memiliki aturan yang disepakati, remaja putri dengan harga diri tinggi ini dapat mengikuti aturan yang berlaku sehingga keberhasilannya dapat dijadikan panutan atau contoh oleh teman-teman disekitarnya (Coopersmith, 1967). Disisi lain, remaja putri dengan harga diri yang tinggi juga memiliki keyakinan akan dirinya dalam menyelesaikan masalah sehingga mampu menunjukkan siapa dirinya (identitas diri) dan tidak mudah terpengaruh oleh arus atau orang lain (Santrock, 2007; 2012). Jadi, rendahnya pembelian impulsif tidak berdasarkan tingginya konformitas melainkan juga karena tingginya tingkat harga diri yang dimiliki oleh remaja putri. Ketika remaja putri memiliki harga diri yang tinggi, mereka memiliki kesempatan untuk memilih konformitas mana yang akan dipilih sehingga tidak semua konformitas yang dipilih selalu mengikuti konformitas negatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
Remaja putri dengan harga diri yang tinggi dapat memilih untuk tidak melakukan konformitas karena mereka memiliki pribadi yang tidak mudah terpengaruh dengan orang lain dan arus baik positif maupun negatif. Selain itu, remaja putri ini banyak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang-orang disekitarnya (Coopersmith, 1967). Berdasarkan pribadi tersebut, kecil kemungkinan untuk melakukan konformitas sehingga kemungkinan terjadinya pembelian impulsif juga rendah. Jadi, rendahnya pembelian impulsif bukan karena tingkat konformitas yang rendah melainkan juga karena remaja putri memiliki harga diri yang tinggi. Sedangkan remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah dapat melakukan konformitas karena pribadi mereka cenderung tidak memiliki keberartian diri dan sulit mengekspresikan diri, mudah bergantung pada lingkungan dan kurang yakin pada kemampuannya sendiri sehingga mudah terpengaruh oleh perkataan atau tindakan dari teman-temannya (Coopersmith, 1967). Rendahnya harga diri juga mampu membuat remaja putri lebih menyukai perilaku yang sudah ditentukan oleh orang lain daripada memulai tindakan sendiri (Baron, Byrne & Branscombe, 2006). Oleh karena itu mereka yang memiliki harga diri yang rendah memilih untuk melakukan konformitas agar dapat diterima atau tidak terasingkan dari lingkungannya (Hafiyah, 2009) dan menghindari penilaian negatif tentang dirinya (Lin & Chen, 2012) Kenyamanan yang diciptakan oleh remaja putri melalui konformitas dapat menciptakan keberanian dalam melakukan suatu hal (Gunarsa &Gunarsa, 2009), biasanya melakukan tindakan yang negatif (Santrock, 2002; King,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
2010). Remaja putri bersedia melakukan apapun yang menjadi rules dari suatu kelompok tertentu (Sears, Freedman & Peplau, 1985) terlebih ketika mereka memiliki mood positif saat bersama teman-temannya maka pembelian impulsif dapat terjadi atau meningkat (Coley & Burgess, 2003). Remaja putri yang mudah terpengaruh oleh lingkungannya, memiliki kenyamaanan atas konformitas serta memiliki mood positif akan lebih mudah terbawa arus keadaan suasana di toko sehingga dapat meningkatkan kecenderungan pembelian impulsifnya (Coley & Burgess, 2003). Rendahnya harga diri remaja putri dan tingginya konformitas yang dimiliki, memunculkan kemungkinan kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi pula. Namun, pada remaja yang memiliki harga diri yang rendah dan memilih untuk menarik diri atau tidak konform dengan teman-temannya, pembelian impulsif yang muncul cenderung lebih rendah. Pada remaja seperti ini, mereka cenderung merasa tidak cukup yakin akan potensi atau keyakinan pada dirinya sendiri sehingga mereka kurang yakin pula dalam melakukan suatu hal (Baron, Byrne & Branscombe, 2006). Remaja putri seperti ini juga memiliki kekhawatiran ketika harus berelasi dengan orang lain sehingga mereka kurang mendapatkan perhatian dari teman-teman sosialnya dan kurang dijadikan panutan. Di samping itu, remaja dengan harga diri yang rendah mendapatkan penolakan dari lingkungannya sehingga ketika mereka melakukan suatu tindakan yang berdampak negatif, mereka cenderung inferior (Coopersmith, 1967; Brown dalam Passer & Smith, 2007) dan kemungkinan pembelian impulsif tidak terjadi. Hal tersebut didukung oleh beberapa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
penelitian yang menunjukkan adanya korelasi positif antara konformitas dengan pembelian impulsif, semakin rendah konformitas seseorang maka pembelian impulsif akan semakin rendah juga (Sihotang, 2009; Astasari & Sahrah, 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konformitas berperan sebagai variabel moderator. Dengan ini, implikasi dari penelitian ini adalah dengan melakukan tritmen peningkatan harga diri remaja putri. Tritmen penting diperhatikan pada remaja putri yang memiliki harga diri rendah dan memilih untuk konform karena dengan memperhatikan sasaran tritmen secara tepat maka pembelian impulsif dapat ditekan. Tritmen dapat dilakukan dengan cara melakukan pengembangan kepribadian untuk meningkatkan tingkat harga diri mereka sehingga mereka lebih dapat mengenal pribadinya dan dapat menyesuaikan diri untuk tidak mengikuti arus pergaulan yang sifatnya merugikan diri mereka (Rohmah, 2004). Tritmen lain yang dapat dijadikan alternatif adalah melakukan peningkatan harga diri remaja putri yang sudah memiliki tingkat konformitas yang rendah dan pembelian impulsif yang rendah. Tujuannya agar mereka lebih memiliki keyakinan pada diri mereka sendiri bahwa mereka berarti dan berharga sehingga mereka dapat menunjukkan identitas dirinya secara positif. E. KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini juga memiliki keterbatasan, yakni dalam pengambilan sampel penelitian. Peneliti hanya mengambil satu tempat pusat perbelanjaan sebagai tempat pengambilan sampel. Hal ini dikarenakan waktu pengambilan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
data yang terbilang singkat. Keterbatasan ini dapat mengakibatkan pengambilan sampel kurang meluas ke berbagai daerah untuk mewakili populasi remaja putri di Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini menjawab pertanyaan penelitian peneliti bahwa peran konformitas dalam struktur hubungan antara harga diri dan pembelian impulsif adalah sebagai moderator. Hasil tersebut dibuktikan dengan adanya korelasi positif yang signifikan pada parameter variabel hasil perkalian antara variabel harga diri dan konformitas terhadap variabel pembelian impulsif. Dengan kata lain, harga diri yang tinggi maupun rendah pada remaja putri tidak memiliki pengaruh pada rendah atau tingginya konformitas pada tingkat pembelian impulsif. Jadi, remaja putri yang memiliki harga diri tinggi dapat memilih untuk konform pada suatu hal yang positif dengan teman sebayanya, tetapi tingkat pembelian impulsif akan rendah. Di sisi lain, remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah dan memilih untuk konform dengan teman sebayanya, maka pembelian impulsifnya akan tinggi. Berbeda halnya dengan remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi dan memilih untuk tidak konform dengan teman sebayanya, maka pembelian impulsif akan rendah. Sedangkan remaja putri dengan harga diri yang rendah dan tidak melakukan konformitas, maka pembelian impulsifnya juga rendah.
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
B. SARAN 1. Bagi Remaja Putri Bagi remaja putri yang memiliki harga diri yang rendah disarankan untuk meningkatkan harga diri yang dimiliki agar dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik. Sedangkan bagi remaja putri yang memiliki harga diri yang tinggi disarankan untuk mempertahankan tingkat harga dirinya agar dapat membawa pengaruh untuk berperilaku yang positif (Rohmah, 2004). Remaja putri yang memiliki harga diri tinggi memiliki peluang lebih besar untuk memilih konformitas yang tidak dapat merusak pergaulannya, sehingga mereka dapat mengurangi kecenderungan pembelian impulsifnya. 2. Bagi Institusi Pendidikan Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan perhatian khusus pada remaja putri dengan harga diri yang rendah dan remaja putri yang memiliki konformitas tinggi. Sekolah dapat memfasilitasi remaja putri dengan memberikan pelatihan khusus mengenai peningkatan harga diri sehingga dapat menciptakan penilaian positif mengenai diri mereka sendiri (Rohmah, 2004). Ketika remaja putri dapat meningkatkan harga dirinya, mereka dapat berpikir positif ketika bertindak. 3. Bagi Orangtua Orangtua disarankan lebih memperhatikan anaknya khususnya remaja putri dalam pendampingan kepribadiannya. Pendampingan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
dimaksudkan adalah memperhatikan harga diri yang dimiliki remaja putri agar mereka dapat berkembang sebagai pribadi yang positif 4. Bagi Peneliti Berikutnya Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengambil sampel lebih luas lagi untuk mewakili populasi yang ada di daerah Yogyakarta, misalnya melakukan penelitian di berbagai pusat perbelanjaan lebih dari satu tempat. Selain itu, peneliti selanjutnya disarankan juga melakukan pengkategorian sampel dengan menunjukkan seberapa besar remaja putri dalam penelitian memiliki harga diri, konformitas, dan pembelian impulsif yang rendah atau tinggi. Tujuannya agar dapat menjadi informasi tambahan mengenai seberapa buruk atau baik harga diri, konformitas dan pembelian impulsif yang dimiliki remaja putri sehingga tingkat penanganan atau tritmennya dapat disesuaikan. Di samping itu, peneliti juga dapat mempertimbangkan variabel lain yang dapat mempengaruhi remaja dalam melakukan pembelian impulsif seperti peluang tertipu oleh produk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
DAFTAR PUSTAKA
Affif. F. 1993. Psikologi Penjualan. Bandung: Angkasa Astasari, A. R., Sahrah, A. 2009. Hubungan antara Konformitas dengan Perilaku Membeli Impulsif pada Remaja Putri. Fakultas Psikologi. Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baron, R. A., Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh. Editor: Wisnu C. Kristiaji, Ratri Medya. Jakarta: Erlangga _____________2005. Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh. Editor: Wisnu C. Kristiaji, Ratri Medya. Jakarta: Erlangga Baron, R. A., Byrne, D., Branscombe, N. R.
2006. Social Psychology.
Eleventh Edition. United States of America Baron, R. M., Kenny, D. A. 1986. The Moderator-Mediator Variable Distinction
in
Social
Psychological
Research:
Conceptual,
Strategic, and Statistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 51, No. 6, 1173 – 1182 Baumeister, R. F. 2002. Yielding to Temptation: Self-Controi Failure, Impulsive Purchasing, and Consumer Behavior. Journal of Consumer Research. Vol. 28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
Cipto., Kuncoro, J. 2010. Harga Diri dan Konformitas terhadap Kelompok dengan Perilaku Minum Minuman Beralkohol pada Remaja. Vol 5 (1), 75-85 Coley, A., Burgess, B. 2003. Gender Differences in Cognitive and Affective Impulsive Buying. Journal of Fashion Marketing and Management. Vol. 7 No. 3 pp 282 – 295 Coopersmith, S. 1967. The Antecedents of Self Esteem. W. H. Freeman and Company: San Frasisco Davis, R., Sajtos, L. 2009. Anytime, Anywher: Measuring the Ubiquitous Consumer’s Impulse Purchase Behavior. Vol. 4 No. 1 Djudiyah. 2002.
Hubungan antara Pemantauan Diri, Harga Diri,
Materialisme, dan Uang Saku dengan Perilaku Pembelian Impulsif pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Feist, J. Feist, G. J. 2009. Theories of Personality. Seventh Edition. New York: McGraw-Hill Friedenberg, L. 1995. Psychological Testing. Design, Analysis, and Use. Massachusetts: United States Gasiorowska, A. 2011. Gender as a Moderator of TemperamentalCauses of impulse Buying Tendency. Journal of Costumer Behavior. Vol. 10. No. 2 Gerungan, W. A. 2009. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
Gunarsa, Ny. S. D., Gunarsa, S. D. 2009. Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia Hadjali, H. R., Salimi, M., Ardestani, M. S. 2012. Exploring Main Factors Affecting on Impulsive Buying Behaviors. Journal of America Science 8 (1) Herabadi, A. G., Verplanken, B., van Knippenberg, A. 2009. Consumption Experience of Impulsive Buying in Indonesia: Emotional Arousal and Hedonistic Considerations. Asian Journal of Social Psychology 12, 20 – 31 Kacen, J. J., Lee, J. A. 2002. The Influence of Culture on Consumer Impulsive Buying Behavior. Journal of Counsumer Psychology, 12(2), 163– 176 King, L. A. 2010. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika Kling, K. C., Hyde, J. S., Showers, C. J., Buswell, B. N. 1999. Gender Differences in Self-Esteem: A
meta-analysis. Psychological
Bulletin, Vol 125(4) Lai, C. W. 2010. How Financial Attitudes and Practices Influence the Impulsive Buying Behavior of College and University Students. Society for Personality Research. 38(3). 373 – 380 Levianti, L. 2008. Konformitas dan Bullying pada Siswa. Jurnal Psikologi. Vol 6, No. 01
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
Lin, C. H., Lin, H. M. 2005. An Exploration of Taiwanese Adolescents’ Impulsive Buying Tendency. Spring. Vol. 40. No. 157 Lin, C. H., Chuang, S. C. 2005. The Effect of Individual Differences on Adolescents’ Impulsive Buying Behavior. Vol. 40. No. 159 Lin, Y. H. Chen, C. Y. 2012. Adolescent’s Impulse Buying: Susceptibility to Interpersonal Influence and Fear of Negative Evaluation. Social Behavior and Personality: 40, 3; ProQuest Sociology Monks, F. J., Knoers. 2002. Psikologi Perkembangan. Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Penerjemah: Haditono, S. R. Cetakan 14. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Mowen, J. C. Minor, M. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 2. Jakarta: Erlangga Mulyono, F. 2012. Faktor Demografis dalam Perilaku Pembelian Impulsif. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 8, No. 1: Hal 88 – 105 Myers, David G. 2012.
Psikologi Sosial Edisi 10. Jakarta: Salemba
Humanika Nashihin, S. A. 2012. Hubungan antara Harga Diri dengan Konformitas pada Aktivis Dakwah Kampus di Universitas Negeri Malang. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Jurusan Psikologi, Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang Natalia, D. 2009. Perilaku Membeli Aksesoris pada Remaja Ditinjau dari Konformitas Teman Sebaya. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Soegijapranata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
Pantecost, R., Andrews, L. 2010. Fashion Retailing and The Bottom Line : The Effects of Generaional Cohorts, Gender, Fashion Fanship, Attitudes and Impulse Buying on Fashion Expenditure. Journal of Retailing and Consumer Services, 17(1). pp. 43-52 Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R. D. 2008. Human Development. Jakarta: Salemba Humanika _____________2009. Human Development. Jakarta: Salemba Humanika Passer, M. W. Smith, R. E. 2007. Psychology: The Science of Mind and Behavior. Third Edition. New York: McGraw-Hill Pelupessy, D. C. 2009. Editor: Sarwono, S. W & Meinarno, E. A. Psikologi Sosial. Tim Penulis Fakultas Psikologi UI. Jakarta: Salemba Humanika. Hal. 57 – 59 Post, Industrial Vol 02. No. 07 Prasetyo, B., Jannah, L. M. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Purwanto, Ph.D. E. A., Sulistyastuti, M.Si. D. R. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media Rakhmat, Drs. Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Rochmah, E. Y. 2005. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta Rohmah, F. A. 2004. Pengaruh Pelatihan Harga Diri terhadap Penyesuaian Diri pada Remaja. Indonesian Psychologycal Journal. Vol 1, No. 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
Rook, D. W. 1987. The Buying Impulse. Journal of Consumer Research,14, 189-199 Rook, D. W., Fisher, R. J. 1995. Normative Influences on Impulsive Buying Behavior. Journal of Consumer Reasearch. Vol. 22 Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa hidup. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga _____________2003. Adolescene Perkembangan Remaja. Editor: Wisnu C, Kritiaji, Yati Sumiharti. Jakarta: Erlangga _____________2007. Remaja. Edisi Kesebelas. Editor: Wibi Hardani. Jakarta: Erlangga _____________2008. Life - Span Development. Twelfth Edition. New York: McGraw-Hill _____________2011. Life – Span Development. Thirteen Edition. New York: McGraw-Hill _____________2012. Life – Span Development. Edisi Ketigabelas. Jakarta: Erlangga Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu Sarwono, S. W. 2004.
Psikologi
Remaja. Jakarta:
PT. RajaGrafindo
Persada _____________2007.
Psikologi
RajaGrafindo Persada
Remaja.
Edisi
Revisi.
Jakarta:
PT.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
_____________ 2009. Pengantar Psikologi Umum. Editor: Eko. A. Meinarno. Jakarta: Rajawali Pers Sears, D. O. Freedman, J. L. Peplau, L. A. 1985. Psikologi Sosial. Jilid II. Michael Adryanto. (Penerjemah). Jakarta: Erlangga Setyawati, N. 2010. Hubungan antara Harga Diri dengan Perilaku Konsumtif pada
Remaja.
Skripsi
(Tidak
diterbitkan).
Universitas
Muhammadiyah Surakarta Sihotang, A. 2009. Hubungan antara Konformitas terhadap Kelompok Teman Sebaya dengan Pembelian Impulsif. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang Soesilowindradini, Dra.,MA. 1996. Psikologi Perkembangan (Masa Remaja): Surabaya : Usaha Nasional Stern, H. 1962. The Significance of Impulse Buying Today. Journal of Marketing Sulistyowati, B. D. 2009. Hubungan antara Harga Diri dengan Konformitas pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Sunaryo, Drs. M.Kes. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Taylor, S. E., Peplau, L. A., Sears. 2009. Psikologi Sosial. Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
Utami, F. A., Sumaryono. 2008. Pembelian Impulsif Ditinjau dari Kontrol Diri dan Jenis Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi. Vol. 3 No. 1 Verplanken, B. Herabadi, A. 2001. Individual Differences in Impulsive Buying Tendency: Feeling and no Thinking. European Journal of personality. 15: S71-S83 Wade C. Tavris, C. 2008. Psikologi. Edisi ke 9. Jakarta: Erlangga Widyasmoro, T. T. 2009. Intisari. Jakarta: Kompas Gramedia Zebua, A. Nurdjayadi, R. 2001. Hubungan Antara Konformitas dan Konsep Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri. Phronesis. 3, 6, 72-82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
Yogyakarta, 18 Mei 2013
Lampiran A. Skala Pengukuran SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Kepada Yth. Teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini Dengan Hormat, dengan ini saya
Disusun oleh :
Nama
: Bernadeta Feni Marettha
NIM
: 099114008
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma memohon bantuan kepada teman-teman untuk memberikan tanggapan terhadap beberapa pernyataan
Bernadeta Feni Marettha
yang telah disusun. Adapun kegunaan data ini untuk membantu menyelesaikan tugas akhir (SKRIPSI) saya. Semua tanggapan yang
099114008
diberikan oleh teman-teman akan terjaga kerahasiaannya. Oleh karena itu, saya berharap agar teman-teman dapat memberikan tanggapan benar-benar
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Terima kasih atas kesediaannya untuk mengisi skala penelitian ini. Hormat saya,
2013 Bernadeta Feni Marettha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini
IDENTITAS DIRI INISIAL
: ______________
idak dalam keadaan terpaksa dari pihak manapun akan tetapi dengan sukarela demi membantu erlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya mengijinkan bahwa dengan tidak mencanumkan nama sebenarnya maka jawaban saya ersebut dapat dipergunakan sebagai daa untuk peneliian ilmiah ini.
Menyetujui,
(……………………)
USIA : ______ tahun MEMILIKI TEMAN DEKAT / TIDAK MEMILIKI TEMAN DEKAT (coret salah satu) JUMLAH TEMAN DEKAT : ______ orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101
(ketika ada kesalahan dalam menjawab, bisa memberikan tanda sama
Lampiran B. Skala Harga Diri
dengan (=) pada jawaban sebelumnya, lalu memberikan tanda silang (X)
PETUNJUK SKALA A Pilihlah dan tentukanlah jawaban mana yang paling sesuai dengan diri teman-teman yang sebenarnya pada setiap pernyataan. Usahakan semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda (X) pada
pada jawaban yang baru)
No.
salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah ini : SS
: apabila teman-teman Sangat Setuju dengan pernyataan
1.
Saya meyakini bahwa kemampuan yang dimiliki teman-teman lebih baik dari saya
2.
Banyak teman meminta pendapat saya ketika mereka mengalami kesulitan
3.
Saya senang memperjuangkan sesuatu yang menjadi tujuan hidup saya
4.
Saya bangga terhadap diri saya sendiri karena mampu menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kehidupan saya
tersebut S
: apabila teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut
TS
: apabila teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS
: apabila teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Teman-teman bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri teman-teman sendiri, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena jawaban ini mencerminkan diri teman-teman sendiri. Berikut contoh cara menjawab pernyataan : No.
Pernyataan
1.
Saya akan membicarakan kejelekan orang yang telah berbuat jahat dengan saya
STS
TS
S
SS
X
Pernyataan
5.
Saya merasa diri saya populer dibandingkan teman-teman lain
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
No.
Pernyataan
STS
TS
S
SS 12.
Saya akan maju ke depan kelas 6.
untuk menjadi orang yang pertama presentasi
13.
Saya berani menjadi pemimpin 7.
8.
dalam suatu perkumpulan 14.
Saya puas dengan kemampuan saya sekarang ini
15.
Saya dibutuhkan oleh temanteman
16.
Saya akan berjuang keras untuk sesuatu yang saya impukan
17.
Saya adalah orang yang dapat diandalkan
18.
Pendapat saya kurang didengarkan dalam sebuah diskusi kelompok
mewujudkan segala sesuatu yang diinginkan Kebaradaan saya dianggap
10.
penting oleh teman-teman dan keluarga
11.
Saya percaya bahwa keberadaan saya dapat diterima oleh temanteman
Saya adalah orang yang kreatif Saya percaya bahwa saya dapat
9.
Saya yakin bahwa saya dapat menjadi pemimpin bagi temanteman
Saya merasakan kasih sayang dari teman-teman dan keluarga
19.
Saya malu memulai pembicaraan dengan orang lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103
No.
20.
21.
Pernyataan
STS
TS
S
SS
No.
Pernyataan
Saya disepelekan oleh temanteman
26.
Saya memiliki kekurangan lebih banyak dari pada kelebihan
Teman-teman mengikuti pendapat saya
27.
Saya merasa teman lain lebih disukai daripada saya
Kehadiran saya diharapkan oleh 22.
teman-teman jika ada suatu
28.
perayaan
mengerjakan tugas-tugas sebaik
29.
24.
30.
menyayangi teman lain dibandingkan saya
25.
Saya merasakan banyak kekurangan pada diri saya
tidak dapat menunjukkan potensi yang ada dalam diri
yang dikerjakan orang lain Saya berpikir teman-teman lebih
saya tidak kunjung selesai Saya merupakan orang yang
Saya pikir, saya mampu 23.
Saya mengeluh jika pekerjaan
Saya adalah orang yang bergantung pada orang lain Ada atau tanpa saya, tidak
31.
mengubah keputusan temanteman
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104
No.
Pernyataan
STS
TS
S
SS
Lampiran C. Skala Konformitas PETUNJUK SKALA B
32.
Saya mudah putus asa ketika tidak dapat menyelesaikan permasalahan
Pilihlah dan tentukanlah jawaban mana yang paling sesuai dengan diri teman-teman yang sebenarnya pada setiap pernyataan. Usahakan semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda (X) pada
33.
34.
35.
Saya takut masa depan saya suram
salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah ini : SS
Saya memilih ditunjuk daripada mengajukan diri untuk maju presentasi di depan kelas
tersebut
Saya diandalkan dalam segala situasi
37.
Saya akan meninggalkan permasalahan yang ada pada diri saya daripada saya harus bersusah-susah menyelesaikannya
S
: apabila teman-teman Sesuai dengan pernyataan tersebut
TS
: apabila teman-teman Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut
Bila saya gagal dalam meraih sesuatu yang diimpikan, saya sulit untuk bangkit kembali
36.
: apabila teman-teman Sangat Sesuai dengan pernyataan
STS
: apabila teman-teman Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut
Teman-teman bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri teman-teman sendiri, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena jawaban ini mencerminkan diri teman-teman sendiri. Berikut contoh cara menjawab pernyataan : No. 1.
Pernyataan Teman-teman saya tidak menguntungkan bagi saya
STS
X
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105
(ketika ada kesalahan dalam menjawab, bisa memberikan tanda sama
No.
Pernyataan
dengan (=) pada jawaban sebelumnya, lalu memberikan tanda silang (X)
Saya takut berbeda dengan teman-
pada jawaban yang baru)
No.
1.
Pernyataan
STS
TS
S
SS
6.
saya setuju pada sebuah keputusan Saya yakin pendapat banyak orang adalah yang terbaik Saya berani melakukan tindakan
3.
benar Saya menolak pembelian-
8.
pembelian asesoris yang tidak sesuai perencanaan ketika
teman tidak menyukainya
bersama teman-teman
9.
orang lain ketika membeli suatu barang
5.
Pendapat mayoritas tidak selalu
yang berbeda meskipun teman-
Saya lebih yakin dengan pendapat 4.
mengikuti apa yang teman-teman lakukan
Pendapat teman-teman membuat 7.
2.
teman lainnya sehingga saya
Saya meniru gaya teman yang dianggap menarik penampilannya
Pendapat teman-teman dapat mewakili pendapat saya Ketika pergi bersama teman-
10.
teman ke mall, saya membeli barang yang disukai oleh kebanyakan teman-teman saat itu
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106
No.
11.
Pernyataan
STS
TS
S
SS
No.
Saya dapat mendapatkan temanteman baru dengan mudah
Pernyataan Saya tidak percaya dengan
17.
pekerjaan yang dilakukan temanteman
Saya memilih diam dan 12.
sependapat dengan suara terbanyak
Saya mengikuti suatu kegiatan 18.
karena kebanyakan teman juga mengikutinya
Saya suka belajar bersama karena 13.
pengetahuan teman-teman lebih banyak daripada saya
Saya memiliki gaya sendiri yang 19.
berbeda dengan teman-teman lainnya
14.
Saya tidak yakin dengan pendapat teman-teman
Saya berani memilih barang yang 20.
Saya membeli baju yang dianggap 15.
bagus bagi orang lain meskipun saya tidak menyukainya Saya lebih nyaman jika bersama
16.
teman-teman dekat saya karena mereka melindungi saya
ingin dibeli meskipun temanteman tidak mendukung
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107
(ketika ada kesalahan dalam menjawab, bisa memberikan tanda
Lampiran D. Skala Pembelian Impulsif
sama dengan (=) pada jawaban sebelumnya, lalu memberikan tanda
PETUNJUK SKALA C Pilihlah dan tentukanlah jawaban mana yang paling sesuai dengan diri teman-teman yang sebenarnya pada setiap pernyataan. Usahakan semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda (X) pada
silang (X) pada jawaban yang baru)
No.
salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah ini : SS
Suasana toko yang nyaman
: apabila teman-teman Sangat Sesuai dengan pernyataan
1.
tersebut S
: apabila teman-teman Sesuai dengan pernyataan tersebut
TS
: apabila teman-teman Tidak Sesuai dengan pernyataan
membuat saya semakin senang membeli barang yang tidak terpikirkan sebelumnya
tersebut STS
Pernyataan
Saya sangat bersemangat ketika
: apabila teman-teman Sangat Tidak Sesuai dengan
2.
pernyataan tersebut
melihat produk yang berdiskon dan membelinya
Teman-teman bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri teman-teman sendiri, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena jawaban ini mencerminkan diri teman-teman sendiri. Berikut contoh cara:
No. 1.
Pernyataan
STS
TS
S
4.
membuat daftar belanja
X
Saya tidak mudah tergiur dengan barang diskonan atau promo Ketika sudah berada di sebuah
SS
Saya senang berbelanja sesuai dengan yang saya lihat di toko daripada harus
3.
toko, saya membeli suatu produk diluar perencanaan saya sebelumnya
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108
No.
Pernyataan
STS
TS
S
SS
No.
Saya dapat meninggalkan barang 5.
6.
yang menarik di toko dengan
Pernyataan Saya membeli produk hanya
10.
yang sesuai dengan kebutuhan
mudah tanpa harus membelinya
saya
Ketika di toko, saya tertarik pada
Saya tidak mudah jatuh cinta
produk yang belum pernah ada
11.
sebelumnya dan saya akan
pada produk yang bagus sekalipun
membelinya Saya mudah tergiur untuk Barang-barang yang saya beli 7.
perhatian saya
sebelumnya
Saya akan membeli produk saat 13.
Saya segera membeli produk
itu juga ketika melihat produk yang menarik dengan potongan
miliki tidak memiliki manfaat
harga spesial
yang besar
9.
membeli produk yang menarik
ada dalam perencanaan saya
Kebanyakan barang yang saya 8.
12.
Saya akan menghindari barang14.
barang yang tidak ada dalam
yang saya sukai saat berada di
perencanaan saya ketika berada
toko
di sebuah toko
STS
TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109
No.
Pernyataan Saya dapat menahan keinginan
15.
saya untuk membeli produk yang disukai saat berada di toko
16.
Saya membuat daftar perencanaan sebelum berbelanja Saya merasa kecewa jika tidak
17.
dapat membeli produk yang menarik perhatian saya Berapapun harganya, jika saya
18.
ingin memiliki produk yang menarik hati saya saat itu, saya akan membelinya
19.
20.
Saya membeli produk secara tiba-tiba atau spontan Saya berpikir panjang sebelum membeli produk
STS
TS
S
SS ---Terima Kasih dan Tuhan Memberkati---
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110
Lampiran E. Reliabilitas 1.
Skala Pembelian Impulsif Tahap 1
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 102
100.0
0
.0
102
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .799
28
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
A1
63.04
48.474
.412
.788
A2
62.77
51.820
.138
.799
A3
63.56
52.190
.028
.808
A4
63.71
51.774
.125
.800
A5
63.12
51.847
.090
.802
A6
63.01
49.277
.305
.793
A7
63.36
49.263
.341
.792
A8
63.27
47.449
.598
.780
A9
63.56
49.714
.396
.790
A10
64.10
53.198
-.051
.807
A11
63.31
49.128
.397
.789
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111
A12
63.75
49.816
.397
.790
A13
64.18
52.582
.027
.803
A14
63.78
49.735
.317
.793
A15
63.42
49.375
.396
.789
A16
63.46
51.696
.076
.805
A17
63.71
50.685
.252
.795
A18
63.39
48.993
.371
.790
A19
63.29
47.398
.530
.782
A20
63.34
47.079
.527
.782
A21
63.42
48.523
.434
.787
A22
63.69
49.584
.408
.789
A23
63.58
49.197
.329
.792
A24
63.27
47.231
.514
.783
A25
63.87
49.558
.321
.792
A26
63.33
50.719
.209
.797
A27
63.47
47.578
.532
.782
A28
63.99
49.020
.380
.790
Tahap 2 Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 102
100.0
0
.0
102
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .799
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
A1
63.04
48.474
.412
.788
A2
62.77
51.820
.138
.799
A3
63.56
52.190
.028
.808
A4
63.71
51.774
.125
.800
A5
63.12
51.847
.090
.802
A6
63.01
49.277
.305
.793
A7
63.36
49.263
.341
.792
A8
63.27
47.449
.598
.780
A9
63.56
49.714
.396
.790
A10
64.10
53.198
-.051
.807
A11
63.31
49.128
.397
.789
A12
63.75
49.816
.397
.790
A13
64.18
52.582
.027
.803
A14
63.78
49.735
.317
.793
A15
63.42
49.375
.396
.789
A16
63.46
51.696
.076
.805
A17
63.71
50.685
.252
.795
A18
63.39
48.993
.371
.790
A19
63.29
47.398
.530
.782
A20
63.34
47.079
.527
.782
A21
63.42
48.523
.434
.787
A22
63.69
49.584
.408
.789
A23
63.58
49.197
.329
.792
A24
63.27
47.231
.514
.783
A25
63.87
49.558
.321
.792
A26
63.33
50.719
.209
.797
A27
63.47
47.578
.532
.782
A28
63.99
49.020
.380
.790
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113
2.
Skala Konformitas
Tahap 1 Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 102
100.0
0
.0
102
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .754
40
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
A1
92.08
47.023
.478
.741
A2
92.97
48.207
.158
.753
A3
92.10
49.357
.040
.758
A4
93.13
48.964
.119
.754
A5
92.43
47.178
.293
.746
A6
92.63
49.523
.038
.757
A7
93.35
48.666
.153
.752
A8
92.54
46.944
.296
.746
A9
92.72
47.869
.233
.749
A10
91.92
51.578
-.237
.768
A11
93.09
47.131
.370
.743
A12
92.86
47.803
.195
.751
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114
A13
92.34
48.861
.094
.756
A14
91.85
49.533
.054
.756
A15
93.11
47.364
.314
.745
A16
92.47
47.618
.211
.750
A17
92.94
48.947
.169
.752
A18
92.95
47.473
.239
.749
A19
92.47
47.915
.214
.750
A20
92.70
46.847
.287
.746
A21
92.43
46.248
.433
.740
A22
92.24
48.855
.143
.753
A23
92.98
45.267
.566
.733
A24
93.02
48.732
.229
.750
A25
91.99
48.247
.195
.751
A26
92.87
46.786
.330
.744
A27
92.91
47.764
.194
.751
A28
92.77
46.968
.387
.743
A29
92.13
47.459
.293
.746
A30
92.07
48.144
.278
.748
A31
93.21
47.116
.378
.743
A32
92.42
47.474
.250
.748
A33
91.75
47.850
.257
.748
A34
91.97
48.861
.230
.750
A35
92.89
46.473
.377
.742
A36
93.00
47.465
.332
.745
A37
91.64
49.996
-.030
.761
A38
92.79
48.165
.191
.751
A39
92.40
47.094
.247
.749
A40
92.95
46.800
.372
.743
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115
Tahap 2
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 102
100.0
0
.0
102
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .754
40
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
A1
92.08
47.023
.478
.741
A2
92.97
48.207
.158
.753
A3
92.10
49.357
.040
.758
A4
93.13
48.964
.119
.754
A5
92.43
47.178
.293
.746
A6
92.63
49.523
.038
.757
A7
93.35
48.666
.153
.752
A8
92.54
46.944
.296
.746
A9
92.72
47.869
.233
.749
A10
91.92
51.578
-.237
.768
A11
93.09
47.131
.370
.743
A12
92.86
47.803
.195
.751
A13
92.34
48.861
.094
.756
A14
91.85
49.533
.054
.756
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116
A15
93.11
47.364
.314
.745
A16
92.47
47.618
.211
.750
A17
92.94
48.947
.169
.752
A18
92.95
47.473
.239
.749
A19
92.47
47.915
.214
.750
A20
92.70
46.847
.287
.746
A21
92.43
46.248
.433
.740
A22
92.24
48.855
.143
.753
A23
92.98
45.267
.566
.733
A24
93.02
48.732
.229
.750
A25
91.99
48.247
.195
.751
A26
92.87
46.786
.330
.744
A27
92.91
47.764
.194
.751
A28
92.77
46.968
.387
.743
A29
92.13
47.459
.293
.746
A30
92.07
48.144
.278
.748
A31
93.21
47.116
.378
.743
A32
92.42
47.474
.250
.748
A33
91.75
47.850
.257
.748
A34
91.97
48.861
.230
.750
A35
92.89
46.473
.377
.742
A36
93.00
47.465
.332
.745
A37
91.64
49.996
-.030
.761
A38
92.79
48.165
.191
.751
A39
92.40
47.094
.247
.749
A40
92.95
46.800
.372
.743
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117
3.
Skala Harga Diri
Tahap 1 Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 102
100.0
0
.0
102
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .862
54
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
A1
148.01
127.495
.305
.860
A2
148.01
128.485
.198
.862
A3
147.60
129.134
.260
.861
A4
147.09
127.368
.334
.859
A5
147.39
125.330
.418
.858
A6
148.44
126.982
.336
.859
A7
148.31
127.326
.285
.860
A8
147.98
124.693
.487
.857
A9
147.75
132.588
-.087
.866
A10
147.67
125.353
.426
.858
A11
147.51
126.866
.365
.859
A12
147.50
127.955
.294
.860
A13
148.47
130.133
.049
.866
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118
A14
147.56
129.120
.153
.862
A15
147.06
126.808
.333
.859
A16
147.58
131.454
.011
.863
A17
147.91
128.121
.191
.862
A18
147.72
132.146
-.057
.865
A19
148.60
130.045
.091
.863
A20
147.92
124.588
.543
.856
A21
147.52
127.618
.350
.859
A22
147.96
125.107
.383
.858
A23
147.85
129.038
.158
.862
A24
147.67
127.135
.442
.858
A25
147.13
126.964
.342
.859
A26
147.93
130.263
.093
.863
A27
147.80
130.397
.071
.864
A28
147.77
126.394
.485
.858
A29
147.65
127.755
.357
.859
A30
147.91
129.527
.118
.863
A31
147.81
125.480
.380
.858
A32
147.50
125.540
.467
.857
A33
148.09
127.547
.228
.861
A34
147.98
128.158
.289
.860
A35
147.71
127.952
.328
.860
A36
147.60
127.411
.333
.859
A37
147.87
127.221
.230
.861
A38
147.75
126.187
.456
.858
A39
148.48
125.381
.414
.858
A40
147.98
122.871
.562
.855
A41
147.91
125.071
.475
.857
A42
148.35
125.538
.340
.859
A43
148.12
129.768
.110
.863
A44
147.65
128.963
.241
.861
A45
147.67
123.512
.595
.855
A46
147.82
124.820
.432
.857
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119
A47
147.93
127.985
.277
.860
A48
147.90
124.426
.428
.857
A49
148.14
120.892
.463
.856
A50
147.33
127.987
.227
.861
A51
148.13
125.716
.352
.859
A52
147.62
127.466
.316
.860
A53
148.07
124.560
.516
.856
A54
147.54
127.380
.254
.861
Tahap 2 Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 102
100.0
0
.0
102
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .885
37
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
A1
101.82
92.998
.280
.884
A3
101.41
94.086
.268
.884
A4
100.90
92.644
.332
.883
A5
101.21
90.581
.444
.881
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120
A6
102.25
92.152
.349
.883
A7
102.13
92.627
.281
.884
A8
101.79
90.363
.485
.880
A10
101.48
90.826
.433
.881
A11
101.32
92.142
.370
.882
A12
101.31
92.396
.368
.882
A15
100.87
91.875
.356
.883
A20
101.74
90.256
.544
.879
A21
101.33
92.323
.406
.882
A22
101.77
90.414
.403
.882
A24
101.48
92.212
.470
.881
A25
100.94
92.412
.329
.883
A28
101.59
91.809
.485
.881
A29
101.46
92.825
.373
.883
A31
101.63
91.206
.363
.883
A32
101.31
90.732
.499
.880
A34
101.79
93.333
.286
.884
A35
101.52
92.609
.386
.882
A36
101.41
92.641
.335
.883
A38
101.57
91.357
.484
.881
A39
102.29
90.883
.417
.882
A40
101.79
88.977
.547
.879
A41
101.73
90.577
.483
.880
A42
102.17
91.071
.337
.883
A45
101.48
89.599
.572
.879
A46
101.64
91.283
.364
.883
A47
101.75
92.806
.311
.883
A48
101.72
90.503
.397
.882
A49
101.95
87.809
.419
.883
A51
101.94
91.145
.356
.883
A52
101.43
92.921
.296
.884
A53
101.88
90.303
.510
.880
A54
101.35
92.171
.288
.884
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121
Lampiran F. Hasil Regresi Model Mediator 1. Konformitas pada Harga diri
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
HARGADIRI
b
Method
a
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: KONFORMITAS
b
Model Summary
Model
R
1
.119
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.014
.008
3.564
a. Predictors: (Constant), HARGADIRI b. Dependent Variable: KONFORMITAS b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
28.955
1
28.955
Residual
2007.445
158
12.705
Total
2036.400
159
F
Sig.
2.279
.133
t
Sig.
a
a. Predictors: (Constant), HARGADIRI b. Dependent Variable: KONFORMITAS Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) HARGADIRI
Std. Error 53.550
2.961
-.041
.027
a. Dependent Variable: KONFORMITAS
Coefficients Beta
-.119
18.084
.000
-1.510
.133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
48.00
50.07
49.10
.427
160
-11.953
12.503
.000
3.553
160
Std. Predicted Value
-2.577
2.275
.000
1.000
160
Std. Residual
-3.353
3.508
.000
.997
160
Residual
a. Dependent Variable: KONFORMITAS
2. Pembelian Impulsif pada Konformitas Variables Entered/Removed Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
b
Method
KONFORMITAS
. Enter
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING b
Model Summary
Model 1
R .344
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.118
.112
7.108
a. Predictors: (Constant), KONFORMITAS b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1068.948
1
1068.948
Residual
7983.827
158
50.531
Total
9052.775
159
a. Predictors: (Constant), KONFORMITAS b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
F 21.154
Sig. .000
a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
12.714
7.755
.725
.158
KONFORMITAS
t
.344
Sig.
1.639
.103
4.599
.000
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
39.52
56.91
48.29
2.593
160
-18.736
22.060
.000
7.086
160
Std. Predicted Value
-3.381
3.325
.000
1.000
160
Std. Residual
-2.636
3.103
.000
.997
160
Residual
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
3. Pembelian Impulsif pada Harga Diri Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
HARGADIRI
b
Method
a
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
b
Model Summary
Model 1
R .034
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.001
a. Predictors: (Constant), HARGADIRI b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
-.005
7.565
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
10.722
1
10.722
Residual
9042.053
158
57.228
Total
9052.775
159
F
Sig. .187
.666
a
a. Predictors: (Constant), HARGADIRI b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model
B
1
(Constant) HARGADIRI
Std. Error
Coefficients Beta
50.995
6.285
-.025
.058
t
-.034
Sig.
8.114
.000
-.433
.666
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
47.62
48.88
48.29
.260
160
-23.198
27.079
.000
7.541
160
Std. Predicted Value
-2.577
2.275
.000
1.000
160
Std. Residual
-3.067
3.580
.000
.997
160
Residual
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
4. Pembelian Impulsif pada Harga Diri dan Konformitas Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
KONFORMITAS, HARGADIRI
a
b
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125
b
Model Summary
Model
R
1
.344
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.118
.107
7.131
a. Predictors: (Constant), KONFORMITAS, HARGADIRI b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1069.343
2
534.671
Residual
7983.432
157
50.850
Total
9052.775
159
F
Sig.
10.515
.000
a
a. Predictors: (Constant), KONFORMITAS, HARGADIRI b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Beta
12.108
10.379
HARGADIRI
.005
.055
KONFORMITAS
.726
.159
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
Coefficients t
Sig.
1.167
.245
.007
.088
.930
.344
4.563
.000
a
Mean
Std. Deviation
N
39.52
57.00
48.29
2.593
160
-18.812
21.978
.000
7.086
160
Std. Predicted Value
-3.382
3.360
.000
1.000
160
Std. Residual
-2.638
3.082
.000
.994
160
Residual
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126
Lampiran G. Hasil Regresi Model Moderator 5. Harga Diri*Konformitas dengan Pembelian Impulsif Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
b
Method
MODERAT, KONFORMITAS,
. Enter
a
HARGADIRI
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING Model Summary
Model
R
1
.410
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.168
.152
6.948
a. Predictors: (Constant), MODERAT, KONFORMITAS, HARGADIRI b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1522.574
3
507.525
Residual
7530.201
156
48.271
Total
9052.775
159
F 10.514
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), MODERAT, KONFORMITAS, HARGADIRI b. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
273.124
85.780
HARGADIRI
-2.338
.766
KONFORMITAS
-4.525 .047
MODERAT
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
Coefficients Beta
t
Sig.
3.184
.002
-3.192
-3.050
.003
1.721
-2.146
-2.630
.009
.015
3.819
3.064
.003
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
34.98
62.76
48.29
3.095
160
-22.289
21.695
.000
6.882
160
Std. Predicted Value
-4.299
4.678
.000
1.000
160
Std. Residual
-3.208
3.123
.000
.991
160
Residual
a. Dependent Variable: IMPULSIVEBUYING
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128
Lampiran H. Surat Ijin Penelitian Galleria Mall