PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 1 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA PADA MATERI SISTEM HORMON MANUSIA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : Natalia Setitit NIM : 111434028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 1 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA PADA MATERI SISTEM HORMON MANUSIA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : Natalia Setitit NIM : 111434028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Halaman Persembahan Karya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus Bunda Maria Papa Hendrikus Setitit, Mama Gergonia Hungan dan Victorina Mayabubun Yang Selalu Mencintai, Mendukung dan Mendoakan Aku. Karya Ini Ku Persembahkan Sebagai Tanggung Jawab Sebagai Seorang Anak Yang Selalu Ingin Membuat Kalian Bangga dan Bahagia. Keempat Adik Ku Tercinta Yohana Meyke Setitit, Yohanes Berti Setitit, Maria Angelina Setitit dan Wilhelmus Mario Setitit, Yang Selalu Mencintai, Mendukung, dan Mendoakanku, Serta Selalu Menjadikan Aku Sebagai Panutan dalam Keluarga. Semua Keluargaku Yang Selalu Mendukung dan Mendoakan Aku Almamater Tercinta Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Apakah Saya Gagal atau Sukses Semua Itu adalah Hasil Perbuatan Saya Sendiri Bukanlah Hasil Perbuatan Orang Lain Saya Yang Menjadi Pendorong dan Kekuatan Bagi Diri Sendiri. -Elaine Maxwell-
Therefore I Tell You, Whatever You Ask For In Prayer, Believe That You Have Received It and It Will Be Yours Apa Saja Yang Kamu Minta dan Doakan, Percayalah Bahwa Kamu Telah Menerimanya, Maka Hal Itu Akan Diberikan Kepadamu -MARK 11:24-
Jangan Mencari Ketakutanmu Melainkan Carilah Harapan dan Mimpimu. Jangan Berpikir Tentang Putus Asa, Tapi Tentang Potensimu Yang Belum Terpenuhi. Perhatikan Dirimu Bukan dengan Apa Yang Telah Kamu Coba dan Gagal, Tapi Dengan Apa Yang Masih Mungkin Bagimu Untuk Melakukan Sesuatu. -Paus Yohanes XXIII-
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 1 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA PADA MATERI SISTEM HORMON MANUSIA
Natalia Setitit Universitas Sanata Dharma 2015 Hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta, dapat diketahui bahwa siswa kelas XI IPA 3 memiliki kemampuan pemahaman dan motivasi yang rendah dalam mata pelajaran Biologi. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta pada materi sistem hormon manusia dengan penerapan model pembelajaran tipe snowball throwing. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang mencakup perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam II siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Cara pengumpulan data diperoleh dari hasil posttest, lembar observasi, lembar kuisioner dan wawancara. Hasil Belajar yang diperoleh pada siklus I, siswa yang mencapai KKM sebesar 73,52% dengan nilai rata-rata kelas adalah 73. Sedangkan pada siklus II, siswa yang mencapai KKM sebesar 85,29% dengan nilai rata-rata kelas adalah 79. Sedangkan untuk motivasi siswa dapat diketahui dari hasil observasi yang diisi oleh observer dan kuisioner yang diisi oleh siswa. Untuk persentase motivasi siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 94%. Hasil penelitian yang diperoleh sudah mencapai target indikator keberhasilan yang diinginkan dengan persentase untuk motivasi minimal tinggi sebesar 75% dan persentase untuk hasil belajar sebesar 70%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: Motivasi, Hasil Belajar, Sistem Hormon, Snowball Throwing, Pembelajaran kooperatif.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING WITH SNOWBALL THROWING METHOD TO IMPROVE MOTIVATION AND LEARNING OUTCOMES IN XI IPA 3 CLASS OF SMA NEGERI 1 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA IN HUMAN HORMONE SYSTEM SUBJECT
Natalia Setitit Sanata Dharma University 2015 The result of observation and interview with the teachers of Biology class XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta it’s known that the class XI IPA 3 have the capability of understanding and low motivation in Biology. This research aims to determine the increase motivation and learning outcomes of students of class XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta in human hormone system subject with the application of learning models of type snowball throwing. This research is a Classroom Action Research, which includes planning, action, observation, and reflection. This research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of three meetings. System of data collection obtained from the results of the posttest, observation sheets, questionnaires and interview. Study results obtained in the first cycle , students who achieve KKM amounted to 73.52 % with an average value of 73. While on the second cycle, students who achieve KKM amounted to 85.29 % with an average grade is 79. As for the motivation of students can be seen from the observation that filled by observer and questionnaires filled out by students. The percentage of student motivation in the first cycle and the second cycle of 94 %. The result obtained are reaching the target indicators of the success desired with minimal motivation high percentage to 75% and the percentage for learning outcomes by 70 % . Based on research that has been done can be concluded that the application of cooperative learning with snowball throwing method can improve motivation and student learning outcomes.
Keywords : Motivation, Learning Outcomes, Hormone system, Snowball Throwing, Cooperative learning.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, atas berkat, rahmat, perlindungan, penyertaan dan bimbingan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian penelitian dan penyususnan skripsi dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe
Snowball
Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta Pada Materi Sistem Hormon Manusia”. Adapun penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, di program studi pendidikan biologi Universitas Sanata Dharma. Dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari keterlibatan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada. 1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan FKIP dan Bapak Dr. Marcellinus Andi Rudhito, S.Pd., selaku ketua jurusan JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis. 2. Bapak Drs. Antonius Tri Priyantoro, M.For, Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi yang telah memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis selama menempuh studi di universitas sanata dharma. 3. Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan motivasi, bimbingan, masukan, saran dan arahan dengan sabar dan teliti kepada penulis selama penyusunan dan penyelesaian skripsi. 4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang dengan tulus dan segenap hati membagikan ilmu dan pengalaman yang mereka miliki kepada penulis saat perkuliahan. 5. Para Karyawan dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma. 6. Bapak Drs. Maskur, selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. 7. Bapak Drs. Agus Sartono, selaku guru bidang studi Biologi yang telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Segenap Guru dan karyawan di SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta yang telah membantu penulis ketika melaksanakan penelitian sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar. 9. Siswa-siswi kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta selaku subyek dalam penelitian ini, yang telah membantu dan berpartisipasi selama pelaksanaan penelitian. 10. Ketiga orang tua tercinta, Papa Hendrikus Setitit, Mama Gergonia Hungan dan Victorina Mayabubun dan yang selalu mendoakan, memberi cinta dan kasih sayang yang sangat berlimpah kepada penulis, memberi nasehat, selalu menyemangati penulis, dan memberikan dukungan baik secara moral dan finansial kepada penulis selama menempuh perkuliahan maupun dalam menyelesaikan skripsi. 11. Keempat adik tercinta, Yohana Meyke Setitit, Yohanes Berti Setitit, Maria Angelina Setitit dan Wilhelmus Mario Setitit yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis. 12. Tua Pastor Tercinta Celcus Mayabubun atas Doa dan Dukungan secara moril maupun Finansial selama penyelesaian skripsi. 13. Sepupu tersayang Martinus Setitit dan Philipus Basten Inuhan atas Doa, dukungan, nasehat, canda-tawa, semangat yang telah diberikan kepada penulis selama penelitian hingga penyelesaian skripsi ini. 14. Seluruh keluarga besar setitit, mayabubun, hungan, kirwelakubun, welikin dan selitubun yang telah mendoakan dan mendukung penulis baik secara moral maupun finansial. 15. Sahabat-sahabat tercinta Maria Benigna, Fara Deni dan Ditya Intan Kusuma, yang telah mendoakan, membantu, mengarahkan, memberikan motivasi, kritik, saran, canda-tawa, kegilaan, kebersamaan, menyemangati serta mendukung penulis selama menempuh studi maupun penelitian dan dalam menyelesaikan skripsi ini. 16. Teman-teman Virion 11: Henny Anggita Taru, Sisilia Kadek Mita dan Maria Antonia yang telah membantu serta mendukung penulis selama penelitian skripsi. 17. Teman-teman tersayang Laskar Intan : Ni Kadek Yunika Hadiningsih, Elyn Prameswari, Pradnya Dirga P.T, Nella Rusliman dan Mbak Wahyu yang telah mendukung, membantu, memberi semangat, canda-tawa, kegilaan, kritik dan sarannya.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......... vii ABSTRAK.......................................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK ............................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................
7
C. Batasan Masalah ..........................................................................................
7
D. Tujuan Penelitian .........................................................................................
8
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran............................................................................. 10 B. Prinsip-prinsip Belajar ............................................................... ................ 11 C. Prinsip-prinsip Mengajar............................................................................. 13 D. Motivasi Belajar .......................................................................................... 15 E. Hasil Belajar................................................................................................. 18 F. Model Pembelajaran Kooperatif .................................................................. 27
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G. Metode Pembelajaran Snowball Throwing ................................................ 28 H. Analisis Hubungan Karakteristik Materi Sistem Hormon pada Manusia dengan Snowoball Throwing........................................................................ 33 I.
Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 34
J.
Kerangka Berpikir Penelitiam ..................................................................... 36
K. Hipotesis Tindakan ..................................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian............................................................................................. 39 B. Setting Penelitian ......................................................................................... 39 C. Variabel Penelitian ....................................................................................... 40 D. Rancangan Penelitian ................................................................................... 40 E. Instrumen Penelitian .................................................................................... 49 F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 52 G. Indikator Keberhasilan ................................................................................ 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian................................................................. 60 B. Hasil Penelitian ........................................................................................... 64 C. Analisis Data ...................................................... ........................................ 75 D. Pembahasan ................................................................................................. 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................ ..................... 92 B. Saran ............................................................................. .............................. 93
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 94
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. : Kisi-kisi Penskoran Kuisioner ..................................................................... 54 Tabel 3.2. : Kisi-kisi Item Kuisioner .............................................................................. 55 Tabel 3.3. : Kisi-kisi Penskoran Observasi ..................................................................... 55 Tabel 3.4. : Kisi-kisi Item Observasi ...................................................................... ...... . 56 Tabel 3.5. : Kategori Motivasi Siswa ...................................................................... ...... . 57 Tabel 3.6. : Indikator Keberhasilan ................................................................................ 59 Tabel 4.1. : Hasil Nilai Pretest ...................................................................... ................ . 65 Tabel 4.2. : Hasil Nilai Posstest Siklus I dan Siklus II ................................................... 77 Tabel 4.3. : Hasil Wawancara ......................................................................................... 79
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK
Bagan 2.1. .......................................................................................................... 37 Grafik 4.1. .......................................................................................................... 75
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. : Siswa Berdiskusi Mengerjakan LKS ........................................ 66 Gambar 4.2. : Siswa Mengerjakan Post-test .................................................... 69
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20 Lampiran 21 Lampiran 22 Lampiran 23 Lampiran 24 Lampiran 25 Lampiran 26 Lampiran 27 Lampiran 28
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Silabus Pembelajaran ....................................................................... 98 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ........................ 100 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ....................... 113 Handout Materi ................................................................................ 120 LKS Siklus I ..................................................................................... 129 LKS Siklus II .................................................................................... 134 Kunci Jawaban LKS Siklus I .......................................................... 138 Kunci Jawaban LKS Siklus II ......................................................... 143 Kisi-kisi Soal Pre-test dan Pendoman Skoring ................................ 147 Soal Pre-test beserta Kunci Jawaban................................................ 150 Kisi-kisi Soal Post-test dan Pendoman Skoring Siklus I ................. 157 Kisi-kisi Soal Post-test dan Pendoman Skoring Siklus II................. 160 Soal Post-test Siklus I beserta Kunci Jawaban ................................ 163 Soal Post-test Siklus II beserta Kunci Jawaban............................... 171 Kuisioner Motivasi Siswa Siklus I dan Siklus II ............................. 178 Kisi-kisi dan Lembar Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II ......... 180 Pedoman Wawancara ....................................................................... 182 Scan Soal Snowball Throwing Siklus I ........................................... 183 Scan Soal Snowball Throwing Siklus II .......................................... 186 Daftar Nilai Posstest Siklus I dan II ................................................ 190 Daftar Hasil Motivasi Siswa Siklus I dan II .................................... 191 Hasil Wawancara Siswa .................................................................. 193 Scan Posstest Siklus I dan II ............................................................ 195 Scan Kusioner................................................................................... 228 Scan Observasi ................................................................................ 240 Scan Surat Izin Penelitian dari Universitas ..................................... 246 Scan Surat Izin Penelitian Bapeda ................................................... 247 Scan Surat Keterangan Selesai Penelitian ....................................... 248
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat di era modern ini telah menyentuh pada semua aspek kehidupan manusia, tak terkecuali bidang pendidikan. Pemerintah dewasa ini khususnya Departemen Pendidikan Pendidikan Nasional berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai ke tingkat perguruan tinggi (Arikunto, 2006). Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan sarana yang paling tepat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesa dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat. Upaya peningkatan kualitas pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia antara lain peningkatan mutu pendidik dan peserta didik, perbaikan
kurikulum dan
peningkatan sarana dan prasarana (Hamalik, 2005). Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan menggunakan pembelajaran aktif dimana siswa dapat berpartisipasi dalam pembelajaran. Siswa menggunakan kemampuannya untuk mempelajari berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Dari hal tersebut
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
siswa dituntut untuk mendengar, melihat, menyampaikan ide / pendapat dan mendiskusikannya dengan orang lain, sehingga dapat memecahkan masalah sendiri dan melaksanakan tugas berdasarkan pada pengetahuan yang telah mereka miliki. Secara tidak langsung siswa dapat mencapai optimalisasi perkembangannya baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor (Wiraatmaja, 2008). Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran (Wenno, 2008). Dalam pelaksanaannya, membangkitkan
diperlukan motivasi
strategi
siswa
untuk
pembelajaran belajar.
yang
Pembelajaran
mampu secara
konvensional dewasa ini dinilai tidak efisien untuk meningkatkan hasil belajar. Walaupun tidak secara menyeluruh dihapuskan, namun akan lebih baik jika dikolaborasikan dengan model pembelajaran terbaru yang inovatif. Selain untuk membuat siswa menjadi lebih bergairah untuk belajar, siswa juga dipacu untuk menjadi pembelajar yang mandiri dan dapat memecahkan masalah dengan memberi solusi atau ide-ide yang cemerlang. Dengan demikian, siswa dapat mengapresiasikan kompetensi yang dimiliki. Saat ini para ilmuan dan praktisi pendidikan semakin gencar untuk memproklamirkan strategi dan model-model pembelajaran yang dianggap dapat mendongkrak hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri adalah model pembelajaran kooperatif snowball throwing. Selain itu berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa hasil belajar Biologi, tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
jarang ditemukan adanya keluhan dari guru karena siswa sulit untuk memahami materi pelajaran yang disajikan secara utuh oleh guru. Hal itu ditinjau berdasarkan hasil belajar siswa pada 1 tahun terakhir dalam materi sistem koordinasi manusia. Di kelas XI IPA 3 pada standar kompetensi tertentu, guru menemui kesulitan dalam membentuk konsep pikir dan wawasan siswa, misalnya pada materi sistem koordinasi manusia. Berdasarkan hasil wawancara bersama guru, ia mengatakan bahwa untuk materi sistem hormon manusia memang sulit karena materi tersebut banyak istilah ilmiah yang sulit untuk dipahami, materinya cukup banyak sehingga siswa sulit untuk mengerti atau memahami materi tersebut selain itu siswa juga kurang suka dengan materi biologi karena bersifat hafalan. Hasil belajar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 76 pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dalam materi sistem regulasi atau koordinasi berjumlah 12 orang siswa dari 34 orang siswa dengan rata-rata nilai 56,73. Sedangkan ketuntasan belajar yang diperoleh yaitu sebesar 30,57%. Rendahnya hasil belajar siswa-siswi kelas XI IPA 3 pada semester genap disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: pada saat proses belajar mengajar metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru Biologi hanyalah metode konvensional yaitu ceramah sehingga siswa merasa jenuh, diskusi kurang menarik karena bersifat teoritis, faktor keterlibatan siswa yang belum optimal disebabkan karena terbatasnya waktu kegiatan pembelajaran. Selain itu juga karena kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran biologi di kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena factor intrinsic, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita (Uno, 2007). Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak guru masih menggunakan
pembelajaran
konvensional
(ceramah).
Siswa
hanya
mendengar dan mencatat. Oleh karena itu penggunaan model dan strategi pembelajaran yang tepat dan bervariasi diharapkan akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada siswa, model pembelajaran kooperatif cocok untuk siswa-siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dimana siswa pada model pengajaran ini para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang saling bekerja sama satu dan lainnya dalam mempelajari materi pelajaran sehingga suasana kelas lebih aktif. Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat bebagai tipe yang dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas. Salah satu tipe pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa adalah snowball throwing. Snowball throwing merupakan suatu inovasi baru dalam tipe pembelajaran yang penggunaannya dilandasi dari hasil belajar dan motivasi siswa yang tidak meningkat pada saat menggunakan tipe-tipe pembelajaran sebelumnya. Penggunaan snowball throwing
dikarenakan tingkat kesulitan pada materi sistem koordinasi
manusia terutama pada submateri sistem hormon cukup tinggi sehingga dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
memahami materi dibutuhkan kerjasama antar siswa untuk saling mendukung satu sama lain. Keterkaitan materi dengan model pembelajaran snowball throwing adalah materi sistem hormon merupakan materi yang tidak dapat dilihat secara kasat mata proses terjadinya. Snowball throwing merupakan model pembelajaran kooperatif yang lebih mengaktifkan siswa dalam membentuk pola pikir secara mandiri. Dalam pembelajaran, kerjasama antara siswa dapat dibentuk dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dengan membentuk kelompok-kelompok belajar dan setiap siswa bertanggung jawab akan pemahaman dirinya sendiri dan teman dalam satu kelompoknya. Iklim kelas yang terbentuk pada saat proses pembelajaran juga akan mendukung siswa agar lebih termotivasi untuk belajar karena mereka berada pada lingkungan kompetisi positif dan dituntut untuk menjadi yang terbaik serta memberikan yang terbaik untuk kelompoknya. Hal ini ditinjau dari terbentuknya interaksi antar siswa yang semakin meningkat dengan adanya model pembelajaran. Interaksi siswa dengan guru juga akan meningkat, karena guru bertindak sebagai wasit yang akan membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang ditemukan saat proses pembelajaran. Sehingga materi yang memiliki kesulitan yang cukup tinggi dapat dipahami oleh siswa dengan mudah dalam diskusi kelompok. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Soetomo (1993) yang menjelaskan bahwa pembelajaran dengan diskusi dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuan masing-masing termasuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
kemampuan mengemukakan ide-ide baru, membantu siswa untuk dapat menilai dirinya sendiri, teman-temannya dan juga melalui diskusi siswa dapat dilatih untuk menghargai pendapat teman. Proses belajar mengajar pada SMA Negeri 1 Depok, Yogyakarta, saat ini telah mengalami perubahan dan menunjukkan apresiasi yang baik terhadap kualitas belajar di kelas. Namun, pihak sekolah terus berusaha untuk mengoptimalisasi seluruh potensi yang dimiliki oleh sekolah, misalnya dengan transformasi secara kontinyu terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru dalam perannya sebagai pengajar selain memperhatikan pencapaian kriteria ketuntasan minimal sebagai salah satu syarat akademik, juga memprioritaskan kebutuhan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disajikan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis perlu untuk menerapkan model pembelajaran snowball throwing
pada materi sistem
hormon manusia. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi dan penguasaan konsep terhadap materi yang telah ada sebagai pengetahuan dasar mereka. Dengan demikian, permasalahan ini diangkat dengan judul “ Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Snowball throwing
untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta pada Materi Sistem Hormon Manusia”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing
dapat
meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta pada materi sistem hormon manusia”?
C. Batasan Masalah Batasan Masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah hasil belajar dari segi kognitif dan motivasi. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang dapat dilihat dari hasil test. Sedangkan motivasi adalah melihat dorongan dari dalam diri siswa untuk berusaha menguasai materi dan keseriusan dalam pembelajaran serta dalam mengikuti permainan ditunjukan dengan hasil observasi dan angket. 2. Materi Pokok Materi pokok yang akan dikenai tindakan adalah Sistem Hormon pada : a. Standar Kompetensi (SK) 3. Menjelaskan struktur dan
fungsi organ manusia dan hewan
tertentu, kelainan/ penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
b. Kompetensi Dasar (KD) 3.6. Menjelaskan keterkaitan antara struktur,
fungsi, proses serta
kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin dan penginderaan).
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta pada materi Sistem Hormon Manusia dengan penerapan model pembelajaran Tipe Snowball throwing.
E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi siswa Agar dapat meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan aspek motivasi dalam kegiatan belajar mengajar dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi Biologi pada umumnya, khususnya materi Sistem Hormon.
2.
Bagi guru Agar dapat memahami berbagai masalah yang terkait dengan proses belajar mengajar, bagaimana mengkaji dan mencari solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut dan sebagai bahan masukan bagi guru dalam memperbaiki serta meningkatkan hasil belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
dan penguasaan konsep dengan model pembelajaran tipe snowball throwing. 3.
Bagi Sekolah Referensi bagi sekolah untuk menentukan kebijakan dalam penerapan model pembelajaran dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sekolah.
4.
Bagi Peneliti Menambah ilmu dan keterampilan peneliti sebagai calon guru dalam menindaklanjuti permasalahan dalam pembelajaran dan menemukan solusinya. Setelah melakukan penelitian tindakan kelas peneliti dapat mengembangkan potensi dan mengasah profesionalisme sebagai guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Rosyada, 2004). Sukmadinata (2004) menyatakan bahwa
belajar
merupakan
perubahan
dalam
kepribadian,
yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru dan berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi
melalui
pengalaman,
dan
bukan
karena
pertumbuhan
atau
perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir (Slavin, 2012). Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan pemahaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar disini diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri (Slavin, 2012). Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini terlihat jelas bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya (Subiyanto, 1998).
B. Prinsip-prinsip Belajar Belajar bukanlah sekadar mengumpulkan pengetahuan. Belajar merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktifitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari (Sanjaya, 2006). Situasi dan kondisi dari lingkungan yang berbeda dan berkolaborasi dengan
siswa secara individual, mengharuskan guru untuk menyusun
prinsip-prinsip belajar. Menurut Slameto (2006), terdapat 4 prinsip belajar yaitu : 1.
Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar. Prasyarat tersebut antara lain: (1) dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional (2) belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional (3) belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif (4) belajar perlu interaksi siswa dengan lingkungannya. 2.
Sesuai hakikat belajar. Prinsipnya bahwa (1) belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannnya (2) belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery (3) belajar adalah proses kontinyuitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respons yang diharapkan.
3.
Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari mengandung pengertian bahwa : (1) belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya (2) belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
4.
Syarat keberhasilan belajar bahwa : (1) belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang (2) repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ keterampilan/ sikap itu mendalam pada siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
C. Prinsip-prinsip Mengajar Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Guru harus berhadapan dengan siswa yang memerlukan bimbingan, dan pembinaan untuk menuju kedewasaan, dan diharapkan kelak menjadi manusia dewasa yang sadar tanggung jawab terhadap diri sendiri, berpribadi, dan bermoral. Ada
dua
pendapat
tentang
prinsip-prinsip
mengajar
yang
dikemukakan disini (Slameto, 2006). Pendapat yang pertama, menyimpulkan sepuluh prinsip seperti berikut; (1) perhatian, (2) aktivitas, (3) apersepsi, (4) peragaan, (5) repetisi, (6) korelasi, (7) konsentrasi, (8) sosialisasi, (9) individualisasi, dan (10) evaluasi. Pendapat yang kedua oleh Mursel dalam Slameto (2006), disimpulkan enam prinsip, yaitu (1) konteks, (2) fokus, (3) sosilisasi, (4) individulisasi, (5) sekuense dan (6) evaluasi. Prinsip-prinsip
mengajar tersebut di atas kemudian dirumuskan
secara umum, yang harus dijadikan pegangan guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar menurut Uno (2006) adalah sebagai berikut: 1.
Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan. Tingkat kemampuan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung harus diketahui guru. Tingkat kemampuan semacam ini disebut entry behavior, yang dapat diketahui diantaranya dengan melakukan pre-test.
2.
Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis. Bahan pelajaran yang bersifat praktis berhubungan dengan situasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
kehidupan. Hal ini dapat menarik minat, sekaligus dapat memotivasi belajar. 3.
Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa. Setiap individu mempunyai kemampuan potensial seperti bakat dan intelegensi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
4.
Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar. Kesiapan adalah kapasitas (kemampuan potensial) baik bersifat fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu. Apabila siswa siap
untuk melakukan proses belajar, hasil belajar dapat diperoleh
dengan baik. Sebaliknya, jika tidak siap, tidak akan diperoleh hasil yang baik. Oleh karena itu, pengajaran dilaksanakan kalau individu mempunyai kesiapan. 5.
Tujuan pengajaran harus diketahui siswa. Tujuan pengajaran merupakan rumusan tentang perubahan perilaku apa yang diperoleh setelah proses belajar mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, siswa termotivasi untuk belajar, dan agar mudah diketahui maka harus dirumuskan secara khusus.
6.
Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar. Para ahli psikologi berpendapat belajar itu harus bertahap dan meningkat. Oleh karena itu, dalam mengajar haruslah mempersiapkan bahan yang bersifat gradual, yaitu (a) dari sederhana kepada yang kompleks, (b) dari konkrit kepada yang abstrak, (c) dari umum/general kepada yang kompleks, (d) dari yang sudah diketahui/fakta kepada yang tidak diketahui (konsep
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
yang bersifat abstrak), (e) dengan menggunakan prinsip induksi kepada deduksi atau sebaliknya, (f) sering menggunakan reinforcement (penguatan).
D. Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan, dan motivasi. Motive sendiri berarti alasan, sebab, dan daya penggerak (Echols, dkk, 2005). Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryobroto, 2005). Secara serupa Winkel (2008) mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula. Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin keberlangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan (Winkel, 2008). Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi sangat sedikit yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya (Palardy, 1975). Secara garis besar, motiasi dapat dibedakan menjadi dua (2) yaitu motivasi intrinsik dan motivassi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu tanpa ada ransangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar individu. Motivasi belajar secara intrinsik memandang bahwa segala tindakan manusia termasuk belajar karena terdapat tanggungjawab internal pada diri manusia
itu.
Manusia
termasuk
makhluk
yang
baik
:
tinggi
tanggungjawabnya, suka bekerja termasuk belajar, selalu ingin berprestasi. Berarti dalam diri manusia sebenarnya terdapat dorongan-dorongan yang kuat untuk belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik perlu diberikan tak lain karena seorang senantiasa berada dalam keadaan menetap. Bisa terjadi, seorang yang mempunyai motivasi belajar intrinsik yang demikian tinggi tiba-tiba melemah. Supaya melemahnya motivasi intrinsik ini tidak sampai berada pada tingkatan yang sangat rendah, perlu dikontrol dengan menggunakan motivasi ekstrinsik (Surya, 2008). Secara konseptual, motivasi berkaitan erat dengan prestasi atau hasil belajar. Pembelajar yang tinggi motivasi, umumnya baik dalam perolehan hasi belajar. Sebaliknya, Pembelajar yang rendah motivasinya rendah pula perolehan hasil belajarnya (Sudirman, 2011). Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (Suprijono, 2009) . Indikator motivasi
belajar menurut Uno (2007) dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : 1.
Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2.
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3.
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4.
Adanya penghargaan dalam belajar
5.
Adanya kegiatan menarik dalam belajar
6.
Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik. Suprijono (2009) mengungkapkan motivasi berhubungan erat dengan
tujuan belajar. Terkait dengan hal tersebut motivasi mempunyai fungsi: 1.
Mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong atau motor dari setiap kegiatan belajar.
2.
Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Motivasi belajar memberikan arah dan kegiatan harus
dikerjakan
sesuai
dengan rumusan
tujuan
pembelajaran. 3.
Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran
dengan
menyeleksi
kegiatan-kegiatan
yang
18
tidak
menunjang bagi pencapaian tujuan belajar tersebut.
Pada hakikatnya motivasi belajar adalah dorongan yang muncul dari dalam diri siswa maupun dari orang lain yang bisa membuat siswa untuk berusaha mendapat pencapaian yang lebih dari sebelumnya, perubahan itu tercermin dari perubahan tingkah laku siswa. Dengan memberikan dorongan kepada siswa maka akan menumbuhkan kepercayaan diri, semangat, dan bisa membuat siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik dan terkontrol. Motivasi merupakan hal penting dalam memelihara dan mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan (Surya, 2004).
E. Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil belajar siswa yang diperoleh setelah belajar. Menurut Mudjiono dan Dimyati (2009) proses kognitif menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap dan strategi kognitif. Selanjutnya menurut Sudjana (2009), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami pengalaman belajarnya. Pada dasarnya hasil belajar adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar menyangkut bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar sebagai tingkat keberhasilan seorang murid dalam mempelajari materi pelajaran dalam hal ini adalah prestasi belajar dalam mata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
pelajaran yang diperoleh dari skor test materi pelajaran. Untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dapat digunakan aspek kognitif menurut Taksonomi Bloom yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (2001) yakni: mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). 1.
Mengingat (Remember) Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling). Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia, sedangkan memanggil kembali (recalling) adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.
2.
Memahami/mengerti (Understand) Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
(classification) dan membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu. Mengklasifikasikan berawal dari suatu contoh atau informasi yang spesifik kemudian ditemukan konsep dan prinsip umumnya. Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih obyek, kejadian, ide, permasalahan, atau situasi. Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif menemukan satu persatu ciri-ciri dari obyek yang diperbandingkan. 3.
Menerapkan (Apply) Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
4.
Menganalisis (Analyze) Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis merupakan jenis kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah. Berbagai mata pelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
menuntut siswa memiliki kemampuan menganalisis dengan baik. Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis sering kali cenderung lebih penting daripada dimensi proses kognitif yang lain seperti mengevaluasi dan menciptakan. Kegiatan pembelajaran sebagian besar mengarahkan siswa untuk mampu membedakan fakta dan pendapat, menghasilkan kesimpulan dari suatu informasi pendukung. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan (organizing). Memberi atribut akan muncul apabila siswa menemukan permasalahan dan kemudian memerlukan kegiatan membangun ulang hal yang menjadi permasalahan. Kegiatan mengarahkan siswa pada informasi-informasi asal mula dan alasan suatu hal ditemukan dan diciptakan. Mengorganisasikan menunjukkan identifikasi unsur-unsur hasil komunikasi atau situasi dan mencoba mengenali bagaimana unsur-unsur ini dapat menghasilkan hubungan
yang
baik.
Mengorganisasikan
memungkinkan
siswa
membangun hubungan yang sistematis dan koheren dari potonganpotongan informasi yang diberikan. Hal pertama yang harus dilakukan oleh siswa adalah mengidentifikasi unsur yang paling penting dan relevan
dengan
permasalahan,
kemudian
melanjutkan
dengan
membangun hubungan yang sesuai dari informasi yang telah diberikan. 5.
Mengevaluasi (Evaluate) Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. 6.
Menciptakan (Create) Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsurunsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total
berpengaruh
pada
kemampuan
siswa
untuk
menciptakan.
Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Untuk dapat menentukan tercapainya tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga serta nilai berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kegunaan hasil belajar bukan saja untuk mengetahui sejauhmana kemajuan siswa dalam menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi lebih penting lagi adalah sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa untuk lebih giat belajar baik secara individu maupun kelompok. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Tiga (3) hasil belajar yaitu: 1. Keterampilan dan kebiasaan 2. Pengetahuan dan pengertian 3. Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2009). Gagne mengemukakan lima macam hasil belajar, tiga di antaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif dan satu lagi bersifat psikomotorik (Dahar, 2011). Sejalan dengan pendapat Gagne dengan Benjamin S. Blomm berpendapat bahwa pengelompokan tujuan pendidikan harus mengacu pada tiga hal ; 1) ranah proses berfikir (cognitive), 2) ranah nilai atau sikap (affective), dan 3) ranah ketrampilan (psychomotor). Setiap kontek hasil belajar dan evaluasi tiga ranah tersebut yang harus menjadi sasaran, dalam hal ini untuk mengetahui pemahaman peserta didik pada materi pelajaran, aplikasi dan penerapan peserta didik terkait materi yang dipelajari (Sudijono, 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing ranah tersebut : 1. Ranah kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu 1) pengetahuan atau ingatan (knowledge), 2) pemahaman (comphrehension) 3) aplikasi atau penerapan (application) 4) analisis (analysis) 5) sintesis (synthesis) 6) evaluasi atau penilaian (evaluation) (Sudjana, 2009). 2. Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap atau perilaku, ciri-ciri dari hasil belajar afektif akan tampak dalam perilaku peserta didik. Ranah afektif oleh Krathwohl dalam Sudijono (2011) dibagi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu : 1) penerimaan 2) jawaban atau reaksi 3) penilaian 4) organisasi dan 5) internalisasi. 3. Ranah Psikomotorik Simpson dalam Sudjana (2009) menyatakan bahwa ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan atau kemampuan bertindak individu. Ada enam (6) aspek ranah psikomotoris, yakni 1) gerakan refleks, 2) ketrampilan gerak dasar, 3) kemampuan perceptual, 4) keharmonisan atau ketepatan, 5) gerakan ketrampilan kompleks, 6) gerakan ekspresif dan interpretative.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Ketiga ranah tersebut menjadi objek hasil belajar. Dalam tujuan pembelajaran ketiga ranah tersebut harus ada dalam rancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Ranah kognitif yang biasanya menjadi konsentrasi utama karena berkaitan dengan kemampuan siswa, namun kemampuan softskill lain yang selalu diupayakan perkembangannya adalah kemampuan afektif. Hasil belajar psikomotorik merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, jika siswa sudah memahami materi yang diajarkan yang kemudian tampak dalam kecenderungan berperilaku sesuai dengan ranah kognitif dan afektif maka akan muncul kemampuan motoriknya. Penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut kemampuan (Gagne, 1988). Menurut Gagne, ada lima (5) kategori hasil belajar yaitu: 1. Keterampilan intelektual, dalam tipe ini termasuk belajar diskriminasi, belajar konsep dan belajar kaidah. Belajar diskriminasi yaitu kesanggupan membedakan beberapa obyek berdasarkan ciri-ciri tertentu, sedangkan belajar konsep yaitu kesanggupan menerangkan obyek yang sama menjadi satu kelompok tertentu. 2. Informasi verbal, pada umumnya berlangsung melalui informasi yang diinginkan seperti membaca, mengarang dan lain-lain. 3. Strategi kognitif, tipe belajar ini menekankan pada aplikasi kognitif dalam memecahkan masalah. 4. Sikap merupakan kesanggupan dan kesediaan untuk menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Keterampilan
motorik,
banyak
berhubungan
dengan
26
kesanggupan
menggerakkan anggota badan, seperti memiliki rangkaian urutan gerakan yang teratur, luwes, tepat, cepat dan lancar. Hasil belajar setiap siswa dapat diukur melalui penelitian oleh gurunya, yaitu melalui penilaian proses ataupun penilaian akhir (test). Menurut Ratumanan (2006) test adalah suatu alat prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keteranganketerangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan tepat. Selain itu juga test hasil belajar merupakan sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan utnuk mengukur kemajuan belajar. Test hasil belajar (achievement test) juga memiliki pengertian sebagai test yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-murid atau dosen kepada mahasiswanya dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar bermanfaat ganda, yakni bagi siswa dan bagi guru, penilaian dapat dilaksanakan setelah proses belajar mengajar. Penilaian ini disebut penilaian formatif. Kedua, tahap jangka panjang, yakni penilaian yang dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berlangsung beberapa kali atau setelah menempuh periode tertentu misalnya penilaian tengah semester atau penilaian akhir semester atau sering disebut penilaian sumatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
F. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok–kelompok kecil (biasanya dua hingga lima orang) yang bisa diikuti semua orang didalam tugas yang jelas (Slavin, 2005). Slavin (2008) mengemukakan , “In cooperative learning methods, student work together in four member team to master material initially presented by the teacher.” Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana dalam sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur (Sugandi, 2004). Pada dasarnya pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok (Solihatin dan Rahardjo, 2007).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Menurut Slavin (2008) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciriciri: 1) untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif, 2) kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3) jika dalam kelas terdapat siswasiswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan 4) penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
G. Model Pembelajaran Snowball Throwing Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball throwing secara keseluruhan dapat diartikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
melempar bola salju. Dalam pembelajaran snowball throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab. Menurut Mohib (2010), snowball throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannya pembelajaran. Menurut Widodo (2009) “Model Pembelajaran snowball throwing disebut juga model pembelajaran gelundungan bola salju”. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Pembelajaran dengan model snowball throwing, menggunakan tiga penerapan pembelajaran antara lain: (1) pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas melalui pengalaman nyata (constructivism), (2) pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri (inquiry), (3) pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari “bertanya” (questioning). Dari bertanya siswa dapat menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. Di dalam model pembelajaran snowball throwing strategi memperoleh dan pendalaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan tersebut. Model pembelajaran snowball throwing merupakan pengembangan dari model pembelajaran diskusi dan merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. Hanya saja, pada model ini kegiatan belajar diatur sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lebih menyenangkan. Dengan penerapan metode ini, diskusi kelompok dan interaksi antar siswa dari kelompok yang berbeda memungkinkan terjadinya saling sharing pengetahuan dan pengalaman dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang mungkin timbul dalam diskusi yang berlangsung secara lebih interaktif dan menyenangkan. Salah satu permasalahan serius yang sering terjadi dalam proses belajar adalah perasaan ragu pada diri siswa untuk menyampaikan permasalahan yang dialaminya dalam memahami materi pelajaran. Guru sering mengalami kesulitan dalam menangani masalah ini. Tapi, melalui penerapan model pembelajaran snowball throwing
ini, siswa dapat
menyampaikan pertanyaan atau permasalahannya dalam bentuk tertulis yang nantinya akan didiskusikan bersama. Dengan demikian, siswa dapat mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dialaminya dalam memahami materi pelajaran. Manfaat lain yang dapat diperoleh dengan menerapkan metode snowball throwing yaitu guru dapat melatih kesiapan siswa dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah (Shoimin, 2014).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
31
Langkah – Langkah pembelajaran menggunakan Snowball Thowing Langkah-langkah model Snowball Throwing menurut Suprijono (2009) Adalah: a. Penyampaian materi oleh guru. b. Pembentukan kelompok, pemanggilan ketua kelompok untuk memberikan penjelasan materi. c. Penjelasan materi dari ketua kelompok kepada anggota kelompok. d. Pemberian lembar kertas kerja kepada siswa untuk menuliskan pertanyaan mengenai materi. e. Pembuatan kertas berisi pertanyaan menjadi bola dan pelemparan bola kertas dari satu siswa ke siswa lain. f. Siswa mendapat bola kertas, menjawab pertanyaan dalam kertas secara bergantian. g. Evaluasi. h. Penutup.
2.
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Snowball Throwing Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran snowball throwing dalam Safitri (2011) sebagai berikut : a. Kelebihan Model Pembelajaran Snowball Throwing 1) Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
2) Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok. 3) Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. 4) Melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik. 5) Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut. 6) Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru. 7) Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah. 8) Siswa akan memahami makna tanggung jawab. 9) Siswa
akan
terus
termotivasi
untuk
kemampuannya. b.
Kekurangan Model Pembelajaran Snowball Throwing 1) Terciptanya suasana kelas yang kurang kondusif. 2) Adanya siswa yang bergantung pada siswa lain.
meningkatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
H. Analisis Hubungan Karakteristik Materi Sistem Hormon Pada Manusia dengan Snowball throwing Materi sistem hormon merupakan salah satu materi yang diajarkan di bangku SMA kelas XI. Materi sistem hormon manusia bertujuan agar siswa mampu menjelaskan tentang pengertian, struktur, fungsi, sistem kerja, macam-macam kelenjar endokrin, keterkaitan sistem hormon dan saraf serta kelainan dan/ penyakit pada sistem hormon. Adanya tujuan tersebut menunjukkan karakteristik materi sistem hormon manusia yang terdiri dari konsep-konsep abstrak dengan adanya keterkaitan struktur dan fungsi. Konsep-konsep ini dikatakan abstrak karena tidak dapat dilihat atau diamati secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Konsep abstrak antara lain mekanisme kerja hormon dan keterkaitan antara sistem hormon dan saraf. Keadaan karakteristik materi sistem hormon manusia demikian dapat menyebabkan kesulitan untuk memahami konsep dan merasa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing diharapkan dapat membantu siswa memahami materi dan menumbuhkan motivasi siswa. Hal ini dicapai melalui kerja kelompok-kelompok belajar dengan cara berdiskusi dan keberhasilan siswa akan diukur berdasarkan skor kelompok-kelompok belajar pada saat menjawab pertanyaan yang digunakan dalam metode snowball throwing. Dalam kegiatan snowball throwing masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap pemahaman dirinya sendiri dan teman dalam satu kelompok dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
keberhasilan timnya dalam menjawab pertanyaan pada saat bermain snowball throwing.
I.
Hasil Penelitian yang relevan 1.
Endarwati (2011) dalam penelitiannya dengan judul “upaya peningkatan motivasi dan keaktifan berkomunikasi siswa dengan strategi snowball throwing pada pembelajaran Biologi di Kelas X3 SMAN 1 Sukoharjo” menemukan
bahwa
ada
peningkatan
motivasi
siswa
dengan
menggunakan model pembelajaran snowball throwing pada pembelajaran Biologi Kelas X3 SMAN 1 Sukoharjo. 2.
Sukantari (2014) dalam penelitiannya dengan judul “penerapan model pembelajaran jigsaw disertai snowball throwing untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar kimia siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Surakarta pada materi termokimia” menemukan bahwa ada peningkatan motivasi dan prestasi belajar. Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I diperoleh motivasi siswa sebesar 56% dan pada siklus II meningkat menjadi 78%. Sedangkan untuk ketuntasan prestasi belajar yang diperoleh pada siklus I sebesar 34,37% dengan nilai rata-rata 64 dan pada siklus II ketuntasan prestasi belajar meningkat menjadi 84,37% dengan nilai rata-rata 80. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa dengan menggunakan
model
pembelajaran
Snowball
throwing
dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar kimia pada siklus II lebih besar dari siklus I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
35
Rusman (2012) dalam penelitiannya dengan judul “pemanfaatan model snowball throwing untuk meningkatkan keaktifan belajar ipa pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 22 Purworejo”
menemukan bahwa ada
pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar IPA dengan mengunakan model pembelajaran snowball throwing. Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 65,31 dan ketuntasan hasil belajar sebesar 50,00% sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 70,93 dan ketuntasan hasil belajar sebesar 71,86%.
Hasil
dari
penelitian
ini
disimpulkan
bahwa
dengan
menggunakan model pembelajaran Snowball throwing hasil belajar IPA silkus II lebih besar dari siklus I. 4.
Marza (2013) dalam penelitiannya dengan judul “pengaruh penerapan model pembelajaran snowball throwing terhadap kecakapan komunikasi dan hasil belajar siswa SMP Negeri 45 palembang pada kompetensi dasar sistem gerak pada manusia” menemukan bahwa ada pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Biologi pada materi sistem gerak manusia dengan mengunakan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 26,40 dan ketuntasan hasil belajar sebesar 59,82% sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 79,66 dan ketuntasan hasil belajar sebesar 72,5%. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Snowball throwing hasil belajar Biologi silkus II lebih besar dari siklus I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
J.
36
Kerangka Berpikir Penelitian Pokok pikiran yang mendasari penelitian ini dalam pembelajaran materi sistem hormon adalah : (1) bagaimana cara terbaik yang ditempuh agar kompetensi materi sistem hormon dapat dicapai (2) bagaimana cara tepat untuk mengetahui bahwa kompetensi materi sistem hormon telah berhasil? Untuk meraih apa yang diinginkan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) harus memiliki kesiapan perencanaan dalam KBM. Sehingga kondisi pendidikan sekarang sangatlah berkembang dengan adanya berbagai cara atau metode yang diterapkan untuk meraih kualitas akhir serta tipe penilaian yang baik dalam KBM. Salah satu model yang baik digunakan untuk keberhasilan kegiatan belajar, tentunya dengan materi yang sesuai adalah model pembelajaran snowball throwing. Model pembelajaran snowball throwing dapat diterapkan dengan materi sistem hormon karena model pembelajaran ini pada dasarnya sangat baik digunakan untuk konsep mata pelajaran yang membutuhkan cara berpikir cepat dan membimbing siswa untuk bagaimana bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas yang diberikan, sehingga diharapkan adanya motivasi siswa dalam belajar yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, sehingga ke depannya diharapkan adanya peningkatan kualitas pendidikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Observasi
Hasil Belajar dan Motivasi Siswa Rendah
Model Pembelajaran
Sarana media pembelajaran
kurang bervariasi
kurang memadai
Dibutuhkan Model Pembelajaran yang Tepat
Tipe Pembelajaran
Metode
Proses
Menyenangkan
Tidak Menyenangkan
Snowball Throwing
Kerjasama, Percaya Diri, Persaingan Sehat
Hasil Belajar dan Motivasi Meningkat Bagan 2.1. Alur Pikir Penelitian
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
K. Hipotesis Penelitian Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada materi sistem hormon dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode kooperatif tipe snowball throwing. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis Dan Mc Taggart ini merupakan pengembangan dari Kurt Lewin yang menjadi dasar bagi penelitian tindakan dalam bentuk lain. Model Kurt Lewin hampir sama dengan model Kemmis dan Mc. Taggart karena sama-sama dalam satu siklus yang terdiri dari empat komponen yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta di Jln. Catur Tunggal, Depok, Sleman, DI. Yogyakarta.
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
2. Subyek Penelitian Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 34 siswa. 3. Obyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa berupa nilai kognitif dan motivasi siswa terkait dengan permasalahan yang ditemukan. 4. Waktu Penelitian Waktu untuk penelitian tindakan kelas ini dimulai pada awal bulan Maret – awal bulan April 2015, yang meliputi observasi, perencanaan, tindakan hingga refleksi.
C. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Variabel Bebas
: Model pembelajaran snowball throwing
2.
Variabel Terikat
: Motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Sistem Hormon.
D. Rancangan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model dari Kemmis dan Mc Tanggart. Penelitian dilakukan dalam dua (2) siklus, pada masing-masing siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, mengingat keterbatasan waktu dalam pelaksanaan penelitian ini. Siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan sedangkan siklus II dilakukan juga dalam 3 kali pertemuan. Maka berikut ini merupakan tahapan masing-masing siklusnya : 1. Rancangan Penelitian Siklus 1 a. Perencanaan (Planning) 1) Peneliti mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran biologi di sekolah dan menetapkan menggunakan metode snowball throwing. 2) Peneliti menentukan materi pokok pada kompetensi dasar yang bermasalah. 3) Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau skenario pembelajaran dengan metode snowball throwing 4) Peneliti
menentukan
tujuan
pembelajaran
dan
indikator
ketercapaian berdasarkan observasi yang dilakukan pada awal penelitian. 5) Membuat instrumen penelitian untuk mengetahui pengaruh digunakannya metode snowball
throwing dalam pembelajaran.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen pedoman penilaian test, angket atau kuisioner serta lembar observasi. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui penerapan snowball throwing dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
pada siklus I dan II. Sedangkan angket atau kuisioner diberikan pada akhir siklus I dan II. 6) Mempersiapkan LKS dan media pembelajaran yaitu powerpoint yang akan digunakan dalam membantu penyampaian materi pembelajaran 7) Menyampaikan media dan instrumen yang digunakan kepada guru bidang studi biologi.
b. Tindakan (Acting) Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan. 2) Skenario pelaksanaan penerapan snowball throwing adalah sebagai berikut: a) Guru membuka proses belajar mengajar. b) Mengecek kesiapan siswa mengikuti pelajaran c) Menciptakan
situasi
pembelajaran
yang
kondusif
untuk
membangkitkan motivasi siswa dengan memberikan apersepsi pada siswa. d) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai. e) Guru memberikan pre-test kepada siswa. f)
Guru menyampaikan bahwa materi yang akan dipelajari adalah tentang pengertian, struktur dan fungsi hormon pada sistem hormon manusia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
g) Guru menyampaikan bahwa metode pembelajaran
43
yang
digunakan pada materi hormon ini adalah model pembelajaran snowball throwing. h) Guru Membagi siswa ke dalam 8 tim yang masing-masing beranggotakan 4-5 siswa. i)
Di dalam kelompok siswa mengerjakan LKS, berdiskusi, mencari dan menggali informasi materi sistem hormon yang berkaitan dengan sistem koordnasi serta saling membantu satu dengan yang lainnya dalam memahami materi.
j)
Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
k) Presentasi kelas berupa diskusi kelas oleh guru dengan materi difokuskan pada penerapan snowball throwing, siswa dihimbau untuk serius dan fokus memperhatikan pelajaran sehingga saat mengerjakan LKS bisa menjawab dengan benar dan berdiskusi dengan lancar. l)
Memulai tahap-tahap metode snowball throwing: Siswa dibagi dalam kelompok Guru memanggil masing-masing ketua kelompok dan menyampaikan materi/ topik pembelajaran. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian
memberitahu
disampaikan sekelompoknya.
oleh
tentang guru
topik
kepada
materi
yang
teman-teman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Kemudian masing-masing siswa diberi satu lembar kerja, untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut topik materi yang sudah diberitahu oleh ketua kelompok dan membuat kunci jawabnya. Kemudian diberi tanda pemain yang satu dipasang di dada ketua kelompok, sedang yang satu dimasukkan dalam “ bola”.
Kelompok yang bertanda sama berdampingan (Misalnya : Kelompok Kuning) dan kelompok yang
yang bertanda
beda (Misalnya : Kelompok Pink) menempatkan diri dihadapannya. Permainan dimulai dengan guru melempar “bola” pada salah satu kelompok. Kelompok yang mendapat lemparan menjawab pertanyaan Bila jawabannya benar maka: -
Tanda dari guru disematkan di dada siswa
-
Kelompok memilih salah satu soal yang dibuat untuk dimasukkan dalam ”bola”, dan dilemparkan pada kelompok yang bertanda berbeda
Bila kelompok belum bisa menjawab/ belum sempurna, maka “bola” beserta isi yang diterima dilemparkan pada kelompok lain yang bertanda sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selanjutnya
secara
bergantian
ketua
45
kelompok
melemparkan “bola” pada salah satu wakil kelompok yang bertanda berbeda yang tandanya masih 1 macam. Soal yang dilempar harus berbeda satu sama lain, sehingga setiap kelompok perlu merumuskan beberapa soal. Penilaian dilakukan dengan cara kelompok mana yang sudah memiliki 2 tanda yang berbeda warnanya. m) Guru memberikan kesimpulan n) Evaluasi pembelajaran dengan test tertulis, test tertulis dilakukan dalam bentuk soal plihan ganda dan soal uraian singkat. Test tertulis berfungsi untuk mengukur kemampuan hasil belajar kognitif siswa. Pelaksanaan post-test dilaksanakan pada pertemuan ke II akhir dari siklus I. o) Guru mengajak siswa untuk merefleksikan hasil belajarnya. p) Guru menutup kegiatan proses belajar mengajar.
c. Observasi (Observing) Dalam model Kemmis & Mc Taggart tindakan dan observasi dilakukan secara bersamaan. Observasi dilakukan oleh peneliti dan observer sejawat pada saat pembelajaran guna memantau proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran materi sistem hormon dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
penerapan model pembelajaran kooperatif snowball throwing. Hal-hal yang diobservasi meliputi : 1) Kondisi atau suasana belajar pada saat proses belajar mengajar. 2) Keaktifan siswa saat proses belajar mengajar. 3) Ketertarikan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar Dalam tindakan ini peneliti berperan sebagai partisipan aktif. Peneliti berperan secara aktif dalam proses pembelajaran sebagai observer, peneliti mencatat kondisi proses pembelajaran, hambatan dan/ atau masalah yang muncul. Observasi tidak hanya dilakukan oleh peneliti saja namun juga dibantu oleh observer sejawat lainnya. Penelitian menggunakan observasi terstruktur yaitu melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan catatan lapangan untuk memperoleh data secara obyektif, yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi,
seperti
aktivitas
siswa
selama
penelitian
tindakan
berlangsung, reaksi dan petunjuk-petunjuk lain yang dapat digunakan sebagai bahan menganalisis dan refleksi.
d. Refleksi (Reflecting) Refleksi dilakukan setelah selesai tahap observasi. Refleksi dilakukan dengan tujuan meninjau kembali proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, menemukan kelebihan dan kekurangannya sehingga dapat diperbaiki dan ditingkatkan di siklus II. Refleksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
dilakukan oleh peneliti bekerjasama dengan guru sebagai kolaborator. Guru sebagai pelaku tindakan dapat memberikan saran dan masukkan dalam penerapan metode dan pelaksanaan proses pembelajaran, sedangkan peneliti bisa menyimpulkan dari hasil analisis observasi. 2. Rancangan Penelitian Siklus 2 a. Perencanaan (Planning) 1) RPP dan Silabus yang sudah dibuat diperbaiki berdasarkan dari refleksi siklus I 2) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa dan soal-soal test. 3) Mempersiapkan media pembelajaran presentasi powerpoint yang akan digunakan dalam membantu penyampaian materi pembelajaran. 4) Memberikan media pembelajaran dan LKS kepada guru pelaksanaan tindakan.
b. Tindakan (Acting) Pada pelaksanaan tindakan tahap pada siklus II secara keseluruhan hampir sama dengan tindakan siklus I , yang membedakan adalah materi pelajaran. Materi pelajaran pada siklus I adalah pengertian, struktur dan fungsi hormon dalam sistem hormon pada manusia. Materi pelajaran dalam siklus II adalah Kelainan atau gangguan pada hormon yang berkaitan dengan sistem koordinasi. Personil kelompok siswa siklus I dan siklus II berbeda agar semua siswa dalam kelas dapat bekerjasama dengan baik dengan semangat dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
saling memberi motivasi. Pemilihan kelompok pada siklus II berdasarkan hasil post-test pada siklus I. c. Observasi (Observing) Kegiatan observasi yang dilakukan pada siklus II sama dengan yang dilakukan pada siklus I. Observer melakukan pengamatan proses pembelajaran dan kegiatan diskusi, memberikan penilaian berdasarkan pada lembar observasi. Pada observasi siklus II observer juga mengamati tentang kondisi atau suasana belajar pada proses pembelajaran, keaktifan siswa saat proses belajar mengajar, ketertarikan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan motivasi belajar siswa pada saat proses belajar mengajar.
d. Refleksi (Reflecting) Refleksi dilakukan setelah selesai tahap observasi dilakukan sebagai evaluasi atas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Refleksi dilakukan dengan tujuan meninjau kembali apa yang sudah dilakukan terkait dengan berhasil atau tidaknya tindakan pada siklus II dan siklus I dan mengidentifikasi ketercapaian target penelitian berdasarkan hasil tindakan yang diperoleh. Refleksi dilakukan oleh peneliti bekerjasama dengan guru sebagai kolaborator. Refleksi dilakukan dengan mengolah data hasil observasi siklus II dan menganalisisnya sehingga diketahui keberhasilan penerapan metode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
serta kelemahannya. Guru sebagai pelaku tindakan dapat memberikan saran dan masukkan dalam penerapan metode dan pelaksanaan proses pembelajaran, sedangkan peneliti bisa menyimpulkan dari hasil analisis observasi. Diharapkan pada siklus II ini, target capaian yang ditetapkan dalam indikator penelitian sudah tercapai. 3. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses penilaian yang dilakukan pada seluruh siklus guna melihat keberhasilan penerapan metode dan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mengukur peningkatan motivasi siswa menggunakan angket/ kuisioner respon siswa, penilaian dari lembar observasi dan untuk mengukur hasil belajar kognitif menggunakan post-test. Selain itu dilakukan wawancara agar memperoleh informasi secara langsung kepada siswa terkait proses pembelajaran.
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari dua macam, yaitu perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Instrumen pembelajaran digunakan untuk menunjang proses pembelajaran sedang instrumen pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
50
Instrumen Pembelajaran a. Silabus kelas XI pada K.D 3.6. (Lampiran 1) b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dan siklus II. (Lampiran 2 dan 3) c. Lembar Kerja Siswa (LKS). (Lampiran 5)
2.
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen test yang berupa test kemampuan kompetensi siswa, dan instrumen non test yang berupa lembar observasi, angket/kuisioner yang digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap materi sistem hormon. a.
Instrumen Test Instrumen test digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa (kognitif). Instrumen test berupa test tertulis dengan model soal pilihan ganda (PG) dengan jumlah soal 15 butir dan uraian dengan jumlah soal 5 butir. Test diberikan pada pertemuan pertama sebagai pre-test dan pada akhir pertemuan setiap siklus sebagai post-test. Pre-test merupakan test yang diberikan kepada siswa sebelum proses belajar dimulai. Test ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dari materi yang akan dipelajari. Soal pretest berupa pilihan ganda (PG) dan uraian singkat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Post-test merupakan test yang diberikan setelah akhir pembelajaran. Test ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman menggunakan
siswa model
setelah
mendapatkan
pembelajaran
perlakuan
kooperatif
tipe
dengan snowball
throwing. Soal post-test berupa pilihan ganda (PG) dan uraian.\
b.
Instrumen Non Test Instrumen non test digunakan untuk mengetahui motivasi siswa terhadap pembelajaran. Alat non test yang sering digunakan antara lain adalah kuisioner, observasi atau pengamatan dan wawancara. 1) Kuesioner adalah alat pengumpulan data secara tertulis yang berisi daftar pertanyaan (questions) atau pernyataan (statement) yang disusun secara khusus dan digunakan untuk menggali dan menghimpun keterangan dan/atau informasi sebagaimana dibutuhkan dan cocok untuk dianalisis. Data respon siswa terhadap model pembelajaran dan motivasi terhadap pelajaran Biologi pada materi sistem hormon manusia diperoleh dengan bantuan angket/kuisioner. Angket terdiri dari 9 pernyataan positif dan 6 pertanyaan negatif yang akan diisi oleh masingmasing siswa. 2) Lembar observasi Lembar observasi digunakan untuk mengetahui motivasi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Lembar penilaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
motivasi diperoleh dari penilaian observer terhadap kegiatan siswa dan proses pembelajaran serta penilaian aktifitas di dalam kelas selama mengikuti proses pembelajaran
di dalam
kelompok. Observasi dilakukan dengan terbuka, dimana dalam penelitian kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya ditengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka. Interaksi antara peneliti terjadi secara wajar. 3) Wawancara Pada teknik ini peneliti berhadapan langsung dengan responden atau narasumber. Pada wawancara ini peneliti menanyakan informasi yang ingin diperoleh dari responden secara sepihak. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas atau tidak berstruktur, yaitu responden (siswa) tidak diberikan pilihan jawaban, sehingga responden bebas mengemukakan jawabanya. Dasar pemilihan responden berdasarkan hasil post-test dengan kategori nilai tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara yang digunakan sebagai data tambahan dalam penelitian dan dilakukan diakhir siklus kedua.
F. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data nilai hasil post-test, observasi terhadap proses pembelajaran dan motivasi siswa, dan angket/kuisioner motivasi siswa. Analisis data dilakukan dengan analisis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
kuantitatif dan analisis kualitatif kemudian diolah menjadi data deskriptif. Analisis data yang diolah terdiri dari : 1.
Analisis Kuantitatif a. Analisis Hasil Test Kognitif 1) Test diadakan pada setiap siklus untuk mengetahui dan mengukur kemampuan pemahaman siswa terhadap materi. Adapun teknik penskoran test tersebut adalah : Nilai =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑥 100
2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep dapat diketahui dari persentasi hasil post-test pada tiap siklus, yang dilakukan dengan menggunakan rumus perbandingan jumlah siswa yang menjawab benar/mencapai KKM (X) dengan jumlah siswa keseluruhan (N) dikalikan 100%. Perhitungan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM : %𝐾𝐾𝑀 =
𝑋 𝑥 100% 𝑁
X = Jumlah siswa yang mencapai KKM N = Jumlah seluruh siswa 3) Skor rata-rata kelas dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut : Skor rata-rata =
∑ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 ∑ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
b. Hasil Angket/Kuisioner dan Observasi Motivasi Siswa a) Pemberian Skor Data respon dari angket/ kuisioner siswa dianalisis menggunakan satuan persentase : Motivasi : Observasi
: 40 %
Angket
: 60 %
Skor observasi 40% diberikan karena tingkat obyektifitas dan cara penilaian menurut peneliti masih kurang, hal ini dikarenakan observer yang mengobservasi siswa berbeda-beda sehingga
penilaiannya
juga
berbeda.
Sedangkan
Untuk
angket/kuisioner dengan skor 60% lebih besar dari pada persentase observasi karena kuisioner atau angket ini di isi/ dijawab langsung oleh siswa dalam bentuk pernyataan positif dan negatif. Angket atau kuisioner yang diisi oleh siswa dibuat berdasarkan skala Likert dengan empat alternatif jawaban. Terdapat dua jenis pernyataan di dalam angket yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif dengan penskoran dapat dilihat pada Tabel 3.1. dibawah ini : Tabel 3.1. Kisi-kisi Penskoran kuisioner Pernyataan
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Jawaban
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Skor
4
3
2
1
1
2
3
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Tabel 3.2. Kisi-kisi item kuisioner Aspek
Nomor Item
Nomor Item
Skor
(+)
(-)
Maksimal
1,2, 10
7, 9, 11
Indikator Penelitian Adanya hasrat dan keinginan berhasil
32 Motivasi
Adanya dorongan dan
4, 5, 12
3,6
8,13,15
14
Kebutuhan dalam belajar Adanya kegiatan menarik dalam belajar
Tabel 3.3. Kisi-kisi Penskoran observasi Skor
Keterangan
1
Tidak baik
2
Cukup baik
3
Baik
4
Sangat baik
Observasi delakukan secara Individu dengan kriteria sebagai berikut : Skor 1 (tidak baik)
: Jika motivasi peserta didik tidak aktif/kurang aktif dalam belajar
Skor 2 (cukup baik)
: Jika motivasi peserta didik cukup baik dan cukup aktif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
dalam belajar Skor 3 (baik)
: Jika motivasi peserta didik baik dan aktif dalam belajar
Skor 4 (sangat baik)
: Jika motivasi peserta didik sangat baik dan aktif dalam Belajar.
Tabel 3.4. Kisi-kisi item observasi Aspek
Nomor
Nomor
Skor
Item (+)
Item (-)
Maksimal
Indikator Penelitian Kondisi atau suasana belajar pada
saat
proses
belajar
1A
mengajar. Keaktifan
siswa
saat
proses 1B, 1D, 1C
belajar mengajar.
1E, 2C
Motivasi Ketertarikan mengikuti
siswa proses
dalam belajar 2A, 2B,
mengajar
dengan
metode
2D 2E
snowball throwing
Motivasi siswa dilihat dari kuisioner dan observasi. Skor yang diperoleh dari kuisioner dan observasi di gabungkan dengan proporsi 40% untuk observasi dan 60% untuk kuisioner, dengan perhitungan sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Persentase kuisioner siswa = Persentase observasi siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑢𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
57
𝑥 100 %
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑥 100 %
Skoring motivasi total : = ( 40% 𝑥 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖) + (60% 𝑥 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑢𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
b) Mengkategorikan Motivasi Siswa dari Kuisioner dan Observasi Menurut Arikunto dalam Bawuk T. (2006) parameter persentase sikap dan perilaku siswa (motivasi) dan pedoman untuk melihat kategori siswa dapat dilihat dari table 3.5. berikut ini :
Tabel 3.5. Kategori Motivasi Siswa
c)
Kualifikasi Skor yang diperoleh
Kategori
81% - 100%
Sangat tinggi
61% - 80%
Tinggi
41% - 60%
Cukup
21% - 40%
Rendah
0-20%
Sangat Rendah
Menghitung persentase motivasi siswa Selain menggunakan perhitungan satuan persentase, data respon siswa dianalisis menggunakan perhitungan respon motivasi siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
perindividu, yaitu jumlah skor (%) yang dicapai oleh siswa yang termotivasi kategori tinggi sampai sangat tinggi (M) dibagi jumlah skor seluruh siswa (N). Bila dituliskan dalam persamaan matematisnya adalah sebagai berikut : %=
∑M ∑N
2. Analisisis Kualitatif a)
Analisis Data Test Data kuantitatif berupa angka yang diperoleh dari penelitian berupa nilai, persentase KKM dan nilai rata-rata diinterpretasikan dan dijabarkan secara deskriptif dengan analisis kualitatif.
b) Analisis Data Kuisioner Data kuantitatif berupa persentase tingkat motivasi akan dideskripsikan secara kualitatif selanjutnya diperoleh data kesimpulan. c)
Analisis Data Observasi Data kuantitatif
berupa angka yang diperoleh dari penelitian
diinterpretasikan dan dijabarkan secara deskriptif dengan analisis kualitatif. d) Analisis Data Wawancara Data hasil wawancara harus dianalisis terlebih dahulu sehingga diketahui pokok – pokok jawaban yang jawaban yang dinginkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
G. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi hasil belajar (hasil test) dan motivasi. Indikator keberhasilan dapat dilihat pada Tabel 3.6. dibawah ini :
Tabel 3.6. Indikator Keberhasilan Indikator
Target
Skor rata-rata kelas
76
% capaian KKM
70% siswa mencapai KKM
Motivasi
75% siswa termotivasi minimal tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan
menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dalam pembelajaran materi sistem hormon manusia ini telah dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Yogyakarta pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat pada tanggal 6 Maret sampai 2 April 2015. Data pada penelitian ini merupakan data kuantitatif yang kemudian diolah menjadi data deskriptif. Data diperoleh dari hasil lembar kuisioner, observasi dan hasil test akhir (post-test) yang berkaitan dengan materi sistem hormon manusia. Skor yang diperoleh dikonversi menjadi nilai yang kemudian diolah menjadi data deskriptif. Penelitian ini dilandasi hasil observasi dan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan guru di kelas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, maka peneliti melakukan perancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Observasi Observasi dilakukan 2 kali yaitu pada saat siswa berada di kelas XI IPA 3. Observasi dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Januari 2015 dan hari Kamis, 29
Januari 2015. Observasi dilakukan untuk meninjau
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
kembali hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran. Guru mitra dalam penelitian ini adalah Pak Drs. Agus Sartono sebagai guru biologi. Dalam penelitian ini jumlah siswa kelas XI IPA 3 pada tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 34 orang dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 8 orang dan perempuan sebanyak 26 orang. Dalam observasi ini ada 3 hal yang di observasi yaitu guru, siswa dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil observasi : a. Observasi Guru Observasi guru pada observasi pertama, guru memberikan salam dan memeriksa kesiapan siswa. Selanjutnya guru memberi pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tanya jawab yang dilakukan merupakan apersepsi yang bertujuan untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya dan merangsang perhatian siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru menjelaskan materi dengan metode ceramah. Selama menjelaskan materi pembelajaran, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang siswa untuk mencari jawaban di sumber belajar dan untuk merangsang pengetahuan mereka. Namun demikian hanya beberapa siswa yang mau menjawab pertanyaan guru tersebut. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa guru kurang memotifasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
b. Observasi Siswa Observasi siswa ditinjau dari perilaku siswa selama proses pembelajaran baik pada observasi pertama maupun kedua tampak bahwa ada siswa mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian namun ada pula siswa yang tidak memperhatikan. Hal ini ditinjau selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat guru memasuki kelas banyak siswa yang masih sibuk sendiri dan tidak memberi salam. Setelah ketua kelas memberi komando semua siswa siap memberi salam.
Sebelum
mempersiapkan
pembelajaran diri
untuk
dimulai mengikuti
siswa
terlebih
pembelajaran.
dahulu Setelah
mempersiapkan diri, siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang diajarkan. Pada saat penjelasan materi, terdapat siswa yang mendengarkan penjelasan dengan baik namun ada pula yang kurang fokus terhadap materi yang diajarkan, misalnya terdapat siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri dan berbicara sendiri dengan teman sebangkunya bahkan ada beberapa siswa yang tidur pada saat proses pembelajaran. Pada saat guru memberikan pertanyaan tidak semua siswa menanggapi dengan antusias, sehingga yang menanggapi pertanyaan guru hanya siswa “itu-itu saja”. Pada pembelajaran siswa cenderung pasif. Hal ini dikarenakan siswa merasa jenuh dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang digunakan guru. Pada saat siswa diminta untuk menuliskan jawaban terkait pertanyaan yang diberikan guru siswa cenderung diam. Selain itu, tidak semua siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
mencatat hal-hal penting sewaktu diberikan penjelasan. Sehingga halhal tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki keinginan dan kebutuhan akan belajar. Menurut peneliti kondisi seperti ini dikarenakan siswa merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran dan metode ceramah yang dilakukan guru tersebut. Dengan kata lain tidak ada kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diketahui selama ini guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, diskusi dan latihan soal. Selain itu penggunaan metode ceramah dirasa guru dapat membuat penyelesaian materi pembelajaran yang harus disampaikan pada siswa menjadi lebih cepat. Sehingga pola pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah guru memberikan penjelasan materi kepada siswa, kemudian untuk menguji pemahaman terhadap pembelajaran guru memberikan soal kepada siswa. Akan tetapi metode yang diterapkan guru dirasa masih belum begitu membantu siswa untuk memahami materi sistem hormon manusia. Hal ini dikarenakan materi sistem hormon manusia memiliki konsep-konsep yang abstrak dengan adanya tuntutan agar siswa memahami keterkaitan struktur, fungsi, cara kerja serta proses regulasi dan kelainan/ penyakit pada sistem hormon. Konsep-konsep ini dikatakan abstrak dikarenakan tidak dapat diamati secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan melihat dari sikap siswa yang cenderung tidak fokus memperhatikan pembelajaran dan sibuk sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
c. Observasi kelas Observasi kelas pada pertemuan pertama dan kedua secara fisik ruang kelas XI IPA 3 sangat memadai untuk proses belajar mengajar dengan jumlah siswa 34 anak. Fasilitas yang disediakan di kelas adalah papan tulis, meja guru, kursi guru, kursi siswa, meja untuk siswa, papan mengumuman, LCD dan viewer. Selain itu, di dalam kelas juga disediakan buku untuk mencatat kemajuan kelas. Pencahayaan kelas juga sudah cukup baik dengan adanya lampu dan banyaknya jendela yang dapat dimasuki oleh sinar matahari. Lingkungan kelas sudah cukup kondusif untuk pembelajaran karena terletak cukup jauh dari jalan raya. Ruangan kelas memiliki sirkulasi udara dan ruang gerak yang agak leluasa. Hal ini membuat siswa menjadi nyaman dalam belajar.
B. Hasil Penelitian 1. Siklus I Siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari empat bagian yaitu rancangan kegiatan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan (Planning) Pada rencana yang dilakukan oleh peneliti pada siklus pertama yaitu menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal pre-test dan post-test serta kunci jawabannya dan lembar observasi untuk siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
b. Pelaksanaan (Acting) Penelitian pada siklus pertama dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 6, 17 dan 19 Maret 2015 di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1, Depok, Sleman, Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa. Pertemuan pertama diikuti oleh seluruh siswa, pertemuan kedua diikuti oleh 32 siswa karena 2 orang siswa sedang mengikuti olimpiade biologi dan pada perteman ketiga diikuti oleh 34 siswa. Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa, mengecek kesiapan siswa sebelum pembelajaran, siswa mengerjakan soal pre-test dengan bentuk pilihan ganda dan essay untuk mengetahui pemahaman awal siswa terhadap materi yang yang dipelajari. Hasil pre-test dapat dilihat pada Tabel 4.1. dibawah ini : Tabel 4.1. Hasil Pre-test siswa No.
Hasil Pre-test
Nilai
1.
Nilai Rata-rata
21,88
2.
Nilai Tertinggi
47
3.
Nilai Terendah
4
Setelah mengerjakan soal pre-test, kemudian peneliti memberi apersepsi dengan menanyakan beberapa pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari. Pada tahap inti pembelajaran berlangsung peneliti membagikan siswa dalam kelompok diskusi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah pembagian kelompok, peneliti membagikan LKS pada setiap kelompok dan
siswa
mengerjakan LKS secara berkelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
kerjasama
antar
anggota
kelompok.
Siswa
mengerjakan berdiskusi dan mengerjakan LKS dapat dilihat pada Gambar 4.1. dibawah ini :
Gambar 4.1. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS
Setelah berdiskusi kemudian peneliti meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menanggapi, setelah itu peneliti memberikan tugas untuk membaca materi yang akan di pelajari dipertemuan selanjutnya. Pada pertemuan pertama waktu pembelajaran sangat singkat yaitu hanya 1 jam 30 menit sehingga pembelajaran berlangsung cepat. Pada
pertemuan
snowball throwing
kedua
siswa
melakukan
kegiatan
secara berkelompok yang bertujuan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
menimbulkan motivasi siswa dengan cara bersaing secara positif. Setelah melakukan snowball throwing peneliti memberikan tanggapan mengenai kegiatan yang telah dilakukan dan memberi materi sebagai bentuk klarifikasi terhadap model pembelajaran snowball throwing yang telah dilakukan. Pada pertemuan ketiga yaitu akhir siklus pertama siswa mengerjakan soal post-test dengan bentuk soal pilihan ganda dan essay sama seperti bentuk soal pretest. Soal post-test bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran yang akan dikonversi menjadi hasil belajar. c. Observasi (Observing) Selama pelaksanaan pembelajaran, diskusi kelompok, bermain snowball throwing dan selama mengerjakan soal, peneliti sekaligus melakukan observasi. Selain itu, pengamatan dilakukan dengan bantuan observer. Tugas yang dilakukan oleh observer adalah memantau apakah peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran atau tidak dan mengamati aktivitas siswa. Hasil observasi ditulis di lembar observasi siswa. Observasi siswa dilakukan secara individu. Pada lembar observasi terdapat 8 aspek kategori afektif kemudian skor yang harus diisi observer dan peneliti dalam rentang skala 1,2,3,4. Skala tersebut diisi sesuai dengan pernyataan pada lembar observasi. Berdasarkan skala tersebut didapatkan total maksimal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
adalah 32. Pada siklus I terdapat 3 kali pertemuan namun lembar observasi hanya dilakukan sekali tetapi pada 2 kali pertemuan. Hasil observasi terdapat di Lampiran 25. Observasi ini dilakukan sebagai bahan refleksi dalam pelaksanaan selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dapat ditinjau kelebihan selama pengamatan pada siklus pertama adalah siswa memperhatikan peneliti selama menyampaikan materi, mencatat apa yang disampaikan peneliti dan siswa aktif dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti maupun aktif bertanya pada peneliti. Sedangkan kekurangan siswa selama peneliti melakukan observasi adalah dari pihak siswa masih ada beberapa siswa yang tidak fokus dan tidak aktif pada saat guru menyampaikan materi. Sedangkan dari pihak peneliti, nada bicara peneliti masih terlalu cepat dan kurang memanfaatkan papan tulis. d. Refleksi (Reflecting) Refleksi dilakukan dengan melihat hasil test siklus pertama, peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa sudah mencapai target 70% siswa mencapai KKM, karena pada siklus 1 yang lulus adalah 73,52%. Meskipun sudah mencapai target namun nilai rata-rata kelas belum mencapai KKM yang sudah ditentukan oleh sekolah. Dimana dapat dilihat dari nilai ratarata post-test siklus pertama adalah 73. Adapun kesulitan yang dialami siswa yaitu dalam mengerjakan soal pilihan ganda dimana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
pada soal pilihan ganda terdapat banyak nama ilmiah yang membuat siswa kesulitan untuk membedakan 1 dan lainnya, fungsi dari masing-masing hormon, serta memahami bentuk soal essay. Sedangkan untuk hasil kuisioner dan observasi pada siklus I terlihat bahwa siswa termotivasi saat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dengan hasil motivasi untuk kategori sangat tinggi dan tinggi dapat dilihat persentase motivasi sebesar 94% termotivasi kategori sangat tinggi dan tinggi. Dari hasil tersebut terlihat bahwa siswa sangat termotivasi dengan pembelajaran yang dilakukan sehingga motivasinya tinggi. Siswa saat mengerjakan Post-test dapat dilihat pada Gambar 4.2. dibawah ini :
Gambar 4.2. Siswa Saat Mengerjakan Post-test
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
2. Siklus II Siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari empat bagian yaitu rancangan kegiatan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan (Planning) Pada rencana yang dilakukan oleh peneliti pada siklus kedua yaitu menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal post-test serta kunci jawabannya dan lembar observasi untuk siswa. b. Pelaksanaan (Acting) Pada siklus kedua dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 20 dan 31 Maret serta 2 April 2015 di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1, Depok, Sleman, Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa. Pertemuan pertama diikuti oleh 33 siswa karena 1 orang siswa sedang sakit. Pada pertemuan kedua dan ketiga diikuti oleh 34 siswa. Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa, mengecek kesiapan siswa sebelum pembelajaran,
kemudian
guru
memberi
apersepsi
dengan
menanyakan beberapa pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan materi yang akan dipelajari pada siklus II. Pada tahap inti pembelajaran berlangsung dengan siswa mengerjakan LKS secara berkelompok yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah berdiskusi kemudian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menanggapi, setelah itu guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan dipelajari dipertemuan selanjutnya. Pada pertemuan pertama yang bertepatan dengan hari ulang tahun yogyakarta dimana seluruh siswa maupun guru dan peniliti memakai kebaya sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung sangat singkat dengan waktu pembelajaran
yaitu
hanya
1
jam
sehingga
pembelajaran
berlangsung cepat. Pada pertemuan kedua siswa melakukan kegiatan snowball throwing secara berkelompok yang bertujuan untuk menimbulkan motivasi siswa dengan cara bersaing secara positif. Setelah melakukan snowball throwing guru memberikan tanggapan mengenai kegiatan yang telah dilakukan dan memberi materi sebagai bentuk klarifikasi terhadap model pembelajaran snowball throwing yang telah dilakukan. Pada pertemuan ketiga yaitu akhir siklus pertama siswa mengerjakan soal post-test dengan bentuk soal pilihan ganda dan essay. Soal post-tes pada siklus kedua berbeda dengan siklus pertama dimana pada siklus pertama materi yang diajarkan adalah tentang pengertian, perbedaan sistem hormon dan sistem saraf, struktur, jenis-jenis kelenjar endokrin, fungsi masing-masing kelenjar endokrin, letak kelenjar endokrin, cara kerja hormon dan proses regulasi sistem hormon sedangkan pada siklus kedua materi yang disampaikan peneliti adalah tentang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
kelainan dan atau penyakit-penyakit yang terjadi pada kelenjar endokrin beserta hormon yang dihasilkan dari masing-masing kelenjar tersebut. Sama seperti pada siklus I post-test pada siklus II juga bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran yang akan dikonversi menjadi hasil belajar. c. Observasi (Observing) Selama pelaksanaan pembelajaran, diskusi kelompok, bermain snowball throwing dan selama mengerjakan soal, peneliti sekaligus melakukan observasi. Selain itu, pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan bantuan observer. Tugas yang dilakukan oleh observer adalah memantau apakah peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran atau tidak dan mengamati aktivitas siswa. Hasil observasi ditulis di lembar observasi siswa. Sama seperti pada siklus I, siklus II juga terdapat 3 kali pertemuan namun lembar observasi hanya dilakukan sekali tetapi pada 2 kali pertemuan. Hasil observasi terdapat di Lampiran 25. Observasi ini dilakukan sebagai bahan refleksi dalam pelaksanaan selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dapat ditinjau kelebihan selama pengamatan pada siklus pertama adalah siswa memperhatikan peneliti selama menyampaikan materi, mencatat apa yang disampaikan peneliti dan siswa aktif dalam menanggapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti maupun aktif bertanya pada peneliti. Sedangkan kekurangan selama peneliti melakukan observasi baik dari pihak siswa maupun dari pihak peneliti adalah dari pihak siswa masih ada beberapa siswa yang tidak fokus dan tidak aktif pada saat guru menyampaikan materi. Sedangkan dari pihak peneliti, nada bicara peneliti masih terlalu cepat. d. Refleksi (Reflecting) Kesulitan siswa pada siklus II sudah berkurang, siswa lebih terlihat antusias untuk mengikuti proses pembelajaran. Dalam diskusi kelompok kecil siswa dapat saling berbagi pengetahuan. Berdasarkan
hasil
test
siswa
pada
siklus
kedua
peneliti
menyimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa sudah menyapai target 70% karena pada siklus 2 yang tuntas mencapai KKM sebesar 85,29%. Dimana dilihat dari nilai rata-rata post-test pada siklus kedua adalah 79, ada peningkatan sebesar 11,77 % dan sudah
mencapai target yang ditentukan, yaitu sebesar 70%.
Adapun kesulitan yang dialami siswa yaitu dalam mengerjakan soal essay terutama soal analisis dan penerapan. Sedangkan hasil lembar kuisioner menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi terhadap materi sistem hormon manusia yang menggunakan model pembelajaran tipe snowball throwing. Meningkatnya motivasi dan hasil belajar siswa karena adanya ketertarikan dan rasa senang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
siswa terhadap pembelajaran dengan model snowball throwing. Selain itu siswa juga merasa percaya diri dan berusaha untuk menjawab soal snowball throwing dengan benar agar mendapat point
sebanyak-banyaknya,
sehingga
kelompok
diskusinya
menang. Kemudian meningkatnya motivasi siswa juga karena adanya kompetisi dalam kelompok saat melakukan pembelajaran dengan menggunakan snowball throwing. Penelitian yang dilakukan di akhir di siklus kedua karena sudah mencapai target yang ditentukan yaitu 70% siswa mencapai KKM dengan nilai rata-rata kelas adalah 79, selain hasil motivasi siswa juga sudah melebihi target yang ditentukan. Penelitian yang dilakukan sudah berhasil karena telah memenuhi target yang diharapkan. Sedangkan untuk hasil kuisioner dan observasi pada siklus
II terlihat
bahwa
rata-rata
siswa
termotivasi
saat
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dengan hasil motivasi untuk kategori sangat tinggi dan tinggi dapat dilihat persentase motivasi sebesar 94% dengan termotivasi kategori tinggi. Siswa sangat termotivasi dengan pembelajaran yang dilakukan sehingga motivasinya meningkat menjadi sangat tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
C. Analisis Data 1.
Motivasi Belajar Siswa Motivasi siswa ditinjau dari respon siswa terhadap materi sistem hormon manusia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada setiap pernyataan didalam angket/ kuisioner dan observasi. Kuisioner dilakukan setiap akhir siklus dan untuk observasi dilakukan saat diskusi dan kegiatan snowball throwing. Dimana pada penelitian yang dilakukan ini persentase untuk kuisioner siswa adalah 60% ditambah persentase observasi siswa 40%. Data diperoleh dari hasil kuisioner dengan mengetahui respon siswa secara individu pada siklus I dan siklus II dan data hasil observasi yang diisi oleh observer pada siklus I dan siklus II.
Persentase Motivasi Siswa 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 -
88%
59% 35%
Siklus I Siklus 2
6%
6% 6% Cukup
Tinggi
Sangat Tinggi
Kategori Motivasi Grafik 4.1. Persentase Motivasi Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Dari Grafik 4.1. diatas dapat di lihat bahwa ada peningkatan motivasi dengan kategori sangat tinggi, dimana pada siklus I yang termotivasi kategori sangat tinggi adalah 6% siswa sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 35% siswa, pada kategori tinggi terjadi penurunan dimana pada siklus I yang termotivasi kategori tinggi adalah 88% siswa sedangkan pada siklus II menurun menjadi 59% siswa hal ini dikarenakan ada peningkatan pada motivasi kategori sangat tinggi, dan pada kategori cukup tidak ada perubahan karena pada siklus I maupun II siswa yang termotivasi dengan kategori cukup adalah 6%. Hasil motivasi dengan kategori sangat tinggi dan tinggi pada siklus I maupun siklus II dapat dilihat persentase motivasi sebesar 94% pada setiap siklusnya. Hal ini sudah sesuai dengan target indikator keberhasilan yang diharapkan dimana target pada motivasi siswa sebesar 75% dengan kategori minimal termotivasi tinggi. Hasil motivasi siswa terdapat pada Lampiran 21. 2.
Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Siklus I dimulai pada tanggal 6, 17 dan 19 Maret sebanyak 3 kali pertemuan. Hasil belajar siswa berupa hasil post-test siswa setelah pembelajaran siklus pertama dalam penelitian ini menunjukkan terjadinya perubahan pemahaman siswa tentang materi sistem hormon manusia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Peningkatan pemahaman 34 orang siswa di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta memiliki tingkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
yang bervariasi. Berikut ini disajikan Tabel 4.2. yaitu hasil post-test siklus I dan siklus II.
Tabel 4.2. Hasil Post-test Siklus I dan II No.
Hasil Post-test
Siklus I
Siklus II
1.
Nilai Rata-rata
73
79
2.
Nilai Tertinggi
92
95
3.
Nilai Terendah
31
36
25
29
9
5
Jumlah siswa yang mendapat nilai 4. >76 Jumlah siswa yang mendapat nilai 5. <76 6.
Persentase Ketuntasan
73,52%
85,29%
7.
Persentase Ketidaktuntasan
26,48%
14,71%
Hasil perhitungan siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 73,52%. Hasil didapat dengan menghitung jumlah siswa yang mencapai KKM dibagi total siswa dikali 100%. Sedangkan target peningkatan pemahaman yang telah ditentukan adalah sebesar 70%. Namun hasil pencapaian nilai rata-rata kelas belum mencapai KKM yang telah ditetapkan karena skor nilai rata-rata siswa setelah post-test I adalah 73. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus pertama ini, peneliti memutuskan untuk melanjutkan tindakan pada siklus kedua.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Meskipun penelitian yang dilakukan pada siklus pertama ini dapat dikatakan bahwa penelitian yang dilakukan berhasil hal ini dikarenakan hasil yang telah dicapai oleh siswa sudah mencapai target yang ditetapkan. Namun karena nilai rata-rata kelas belum mencapai KKM maka peneliti ingin melanjutkan tindakan pada siklus kedua. Sedangkan pada hasil belajar siklus II data
hasil post-test
siswa setelah pembelajaran pada siklus kedua dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa pada materi sistem hormon manusia dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Peningkatan pemahaman dari 34 siswa di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Yogyakarta memiliki tingkat pemahaman yang bervariasi. Hasil perhitungan siswa yang mencapai KKM pada siklus II adalah 85,29 %. Dari hasil tersebut dapat dilihat adanya peningkatan sebesar 11,77 % dari siklus pertama. Sedangkan untuk target peningkatan pemahaman yang telah ditentukan adalah sebesar 70%. Dari hasil perhitungan post-test siklus kedua ini didapatkan nilai rata-rata kelas sudah mencapai KKM dimana nilai ratarata kelas adalah 79. Hal ini berarti ada peningkatan yang cukup baik dari hasil belajar pada siklus pertama. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus pertama dan kedua ini, peneliti dapat mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan berhasil sehingga penelitian ini diakhiri pada siklus II. Hal ini dikarenakan hasil yang telah dicapai oleh siswa sudah mencapai target yang ditetapkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
79
Hasil Wawancara Wawancara pewawancara
dilakukan
(peneliti)
dan
dengan orang
tanya
yang
jawab
dari
diwawancarai
pihak (siswa).
Wawancara terhadap siswa dilakukan terhadap 3 orang siswa yang memiliki nilai tertinggi, sedang dan rendah. Penentuan nilai siswa yang diwawancarai dilakukan dari melihat hasil posttest pada siklus I dan siklus II yang kemudian dirata-rata. Siswa yang dipilih adalah siswa A nilai tertinggi, B dengan nilai sedang, dan C dengan nilai terendah. Wawancara terhadap siswa terdiri dari 6 pertanyaan. Hasil wawancara siswa dapat dilihat pada Tabel 4.3. dibawah ini : Tabel 4.3. Hasil Wawancara Siswa No. 1.
Jawaban
Pertanyaan Apa yang anda rasakan ketika A. Dengan
menggunakan
mengikuti proses pembelajaran
pembelajaran
snowball
dengan menggunakan model
throwing
pembelajaran snowball
tertantang untuk menjawab
throwing?
setiap
saya
merasa
pertanyaan
dari
teman-teman, karena itu tu membuat
saya
sendiri
terbuka wawasannya untuk berusaha
bisa
menjawab
soal-soal yang sudah di buat oleh
teman-teman
dan
membuat kelompok saya menjadi menang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
80
Jawaban
Pertanyaan
B. Seru, soalnya jadi lebih tertantang karena kita harus belajar
dulu
sebelum
pelajaran. C. Pertama : karena belum pernah mengenal metode snowball, jadi kaget apa sih snowball itu ? ternyata itu sebuah metode yang cukup lumayan efektif buat saya karena kita dituntut untuk selalu belajar dan membaca supaya
bisa
menjawab
pertanyaan yang berada di bola salju.
2.
Hal-hal atau nilai apa saja yang
A. Kerjasama
dan
anda dapatkan pada saat anda
untuk
mengikuti diskusi kelompok ?
dengan benar.
berusaha
menjawab
soal
B. Sportivitas dan pembagian kerja. C. Mendapat
ilmu
baru,
kerjasama, saling sharing sesama teman berbagi ilmu tentang biologi, terutama tentang hormon. 3.
Nilai-nilai apa saja yang anda
A. Rasa percaya diri,
dapatkan setelah mengikuti
kerjasama semakin
pembelajaran dengan model
meningkat dan berusaha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
81
Jawaban
Pertanyaan snowball throwing ?
menjawab soal dengan benar. B. Lebih tertantang untuk belajar biologi, lebih rajin belajar sebelum pembelajaran biologi di sekolah. C. Kerjasama, kreativitas dalam membuat pertanyaan dan termotivasi untuk menang.
4.
Menurut anda, dari banyaknya
metode
sekian A. Kuis yang B. Snowball throwing
digunakan guru, metode apa C. Guru mengajak berfikir yang membuat anda semangat
muridnya, menanamkan
dan
mainset dalam
termotivasi
mengikuti
kegiatan pembelajaran
pembelajaran.
disekolah ? 5.
Ketika anda mengerjakan test, A. Senang mengerjakan apakah
anda
mengerjakan
senang
sendiri
sendiri.
atau B. Senang mengerjakan sendiri
bertanya kepada teman ?
dan bertanya kepada guru kalau ada yang kurang jelas. C. Senang mengerjakan bersama teman.
6.
Apakah ketika
anda guru
termotivasi A. Sangat termotivasi karena memberikan
itu bisa membuat siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Jawaban
Pertanyaan penghargaan
kepada
82
yang
mendapat nilai baik ? Alasan?
menjadi bersemangat lagi. B. Sangat, aku juga pengen kayak orang itu jadi aku harus menang. C. Sangat termotivasi, karena penghargaan pemicu untuk semangat untuk mendapatkan penghargaan.
D. Pembahasan 1.
Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Grafik 4.1. dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mencapai dalam kategori motivasi sangat tinggi pada siklus I adalah 6%, kategori tinggi adalah 88% dan kategori cukup adalah 6%. Jika dijumlahkan motivasi sangat tinggi dan tinggi pada siklus I adalah sebesar 94%. Sedangkan pada siklus II yang termotivasi dengan kategori sangat tinggi adalah 35%, kategoeri tinggi adalah 59% dimana pada kategori tinggi pada siklus II terjadi penurunan karena adanya peningkatan pada kategori sangat tinggi. Jika dijumlahkan motivasi sangat tinggi dan tinggi pada siklus I sebesar 94%. Berdasarkan data diatas dapat dikatakan sudah melebihi dengan target indikator keberhasilan yang diharapkan dengan motivasi minimal tinggi sebesar 75%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Data hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
motivasi ini merupakan gabungan hasil motivasi dari kuisioner yang diisi langsung oleh siswa dan hasil observasi siswa yang diisi oleh observer. Dimana terlihat bahwa kategori sangat tinggi dan tinggi lebih besar dari kategori cukup, hal ini disebabkan karena adanya dorongan dari dalam diri siswa maupun dari orang lain. Seperti yang tercantum pada bab II menurut Surya (2004) menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri siswa maupun dari orang lain yang bisa membuat siswa untuk berusaha mendapat pencapaian yang lebih dari sebelumnya, perubahan itu tercermin dari perubahan tingkah laku siswa. Dengan memberikan dorongan kepada siswa maka akan menumbuhkan kepercayaan diri, semangat, dan bisa membuat siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik dan terkontrol. Dengan lingkungan sekolah yang cukup efektif, peneliti menarik kesimpulan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa dikarenakan adanya keseriusan siswa dalam belajar berkelompok. Selama penelitian berlangsung peneliti mengamati sebagian besar siswa memiliki motivasi dalam kategori tinggi, hal ini disebabkan siswa lebih senang belajar berkelompok karena dapat meningkatkan pengetahuan dengan berdiskusi dan saling mensharingkan ilmu yang mereka ketahui kepada teman sekelompoknya, selain itu siswa menunjukan sikap yang positif dalam pembelajaran yang dilaksanakan seperti memperhatikan dan serius saat proses pembelajaran berlangsung, bertanggung-jawab atas tugasnya dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
memiliki ketertarikan serta rasa ingin tahu terhadap materi yang diajarkan. Hal tersebut sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing yang menekankan pada pembelajaran secara berkelompok. Dari hasil tersebut menurut peneliti pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing mampu meningkatkan motivasi siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. Snowball throwing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena
pembelajaran
dengan
menggunakan
snowball
throwing
mengajarkan rasa tanggung jawab pada siswa untuk bertanggung jawab atas pemahaman dirinya sendiri dan kelompok. Kemudian
motivasi
belajar dapat meningkat karena adanya perasaan senang, ketertarikan, keaktifan, kerjasama, dan interaksi antar siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu snowball throwing dapat meningkatkan motivasi siswa, hal ini terlihat saat pelaksanaan snowball throwing di kelas berlangsung, dimana model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing ini, mengharuskan masing-masing siswa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan terkait dengan topik materi yang diberikan. Setiap kelompok memiliki topik yang berbeda-beda untuk membuat pertanyaan, sehingga hal ini menjadi tantangan bagi seluruh siswa untuk mengusai setiap materi pada masing-masing siklus agar bisa memecahkan atau menjawab setiap pertanyaan yang dibuat oleh teman-temannya sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar agar bisa memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan snowball throwing tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
85
Hasil Belajar Siswa Peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif pada materi sistem hormon dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing diukur melalui nilai post-test siklus I dan post-test siklus II. Setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat dilihat berdasarkan hasil belajar pada aspek kognitif pada post-test I dan post-test II yang diperoleh siswa selama siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 6,0 untuk rerata kelas dan persentase ketuntasan mencapai 11,77% pada siklus II. Setelah pelaksanaan pada siklus siklus I, hasil belajar pada aspek kognitif siswa dengan nilai rata-rata kelas 73 dan siswa yang tuntas mencapai KKM sebesar 73,52%. Dari data hasil yang diperoleh siswa pada siklus I dapat dikatakan belum mencapai target KKM yaitu 76 namun sudah mencapai target ketuntasan yaitu 70%. Berdasarkan hasil nilai rata-rata kelas yang belum mencapai KKM, maka peneliti meneruskan untuk melanjutkan pelaksanaan pada siklus II untuk dapat memenuhi target yang diharapkan. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata post-test adalah 79 dan untuk jumlah siswa yang tuntas mencapai KKM sebesar 85,29%. Dari data hasil siklus I hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas serta peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM. Dimana hasil akhir dari siklus II ini telah melebihi target yang ditentukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
yaitu 70% dan siswa yang tuntas mencapai KKM dengan nilai rata-rata kelas 79. Berdasarkan hasil tersebut, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat
meningkatkan hasil belajar
siswa. Dimana hasil belajar pada aspek kognitif siswa mengalami peningkatan dan telah memenuhi target indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peningkatan hasil belajar siswa dikarenakan adanya perubahan motivasi siswa terhadap hasil test yang diperoleh pada siklus I. Dimana pada awal siklus II, peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa nilai rata-rata yang mereka peroleh belum mencapai KKM, peneliti juga memberitahukan bahwa 70% mencapai KKM dan 30% tidak mencapai KKM. Peneliti memberitahukan beberapa siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM agar semangat dan lebih tekun dalam mengikuti pembelajaran sehingga pada post-test di siklus II nilai mereka bisa meningkat. Dari hasil post-test pada siklus II masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM, bahkan ada yang nilainya menurun dibandingkan pada siklus I, hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor seperti yang sudah dijabarkan pada bab II yaitu adanya faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi fisiologis, psikologi, sikap, motivasi, kebiasaan, kebutuhan, konsep diri dan emosional. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kelompok. Faktor internal berpengaruh terhadap hasil belajar siswa karena faktor internal berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, beberapa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
faktor internal yang diamati peneliti saat penelitian yaitu faktor adalah sikap, motivasi, konsep diri, dan emosional. Berdasarkan pengalaman selama mengajar di kelas XI IPA 3, sikap siswa saat mengikuti pembelajaran cukup baik hal ini terjadi karena pada saat mengikuti pembelajaran terlihat adanya kerjasama antara siswa satu dan lainnya, siswa merasa senang dan tertarik saat mengikuti pembelajaran, kemudian siswa aktif saat bertanya serta tidak malu memberikan pendapat pada teman-teman sekelompoknya, dan sikap saling menghargai pendapat atau gagasannya dengan teman saat proses pembelajaran berlangsung, untuk motivasi dapat dilihat dari perasaan senang, keaktifan siswa dan ketertarikan siswa saat peneliti menjelaskan materi maupun saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan snowball throwing dimana siswa aktif bertanya pada peneliti saat menjelaskan materi dan bertanya pada teman-teman kelompok lain saat kegiatan snowball throwing, kemudian untuk konsep diri siswa pada saat mengikuti pembelajaran terlihat siswa mampu menyesuaikan diri saat peneliti menjelaskan materi, saat diskusi kelompok
maupun
kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan
snowball throwing, dan untuk emosional terjadi saat proses pembelajaran dengan menggunakan snowball throwing dimana siswa sangat aktif dan ingin selalu bisa menjawab pertanyaan, sehingga pada saat waktu untuk menjawab pertanyaan sudah berakhir siswa terlihat kecewa saat pertanyaan tersebut harus dilemparkan kepada kelompok lain selain itu siswa juga sering teriak-teriak didalam kelas saat kegiatan snowball
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
throwing. Sedangkan untuk faktor eksternal juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Faktor eksternal berdasarkan pengalaman mengajar yang ditemui yaitu faktor kelompok. Saat pembelajaran berlangsung sebagian besar kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan berkelompok. Hal ini dapat membantu siswa untuk semakin bersemangat saat diskusi kelompok berlangsung dan saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing terlihat siswa saling bekerjasama dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kemudian saling mensharingkan ilmu yang diketahui kepada teman sekelompoknya. Selain itu saat berdiskusi kelompok dan saat kegiatan snowball throwing terlihat adanya Interaksi antarsiswa, tidak hanya terjadi saat membuat pertanyaan namun juga terjadi saat pelaksanaan model pembelajaran snowball throwing dimana ketika ada siswa yang salah dalam menjawab maka siswa lainnya yang sekelompok tanpa ragu langsung mengacungkan tangan untuk membantu memperbaiki jawaban temannya. Selain meningkatkan interaksi antarsiswa, secara tidak langsung tindakan tersebut juga mampu meningkatkan keaktifan siswa baik selama pembelajaran berlangsung maupun keaktifan dalam mengungkapkan pendapat atau gagasannya. Secara umum nilai rata-rata siswa dan persentase pencapaian KKM telah memenuhi target indikator yang ingin dicapai. Hal ini diperkuat oleh Solihatin dan Rahardjo (2007) yang mengatakan bahwa pada dasarnya pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tujuan pendekatan terhadap siswa tersebut adalah
model pembelajaran
kooperatif tipe snowball throwing dimana siswa diajarkan untuk berpikir mandiri dan bertanggung-jawab pada pemahaman dirinya sendiri dan kelompok, menghargai jawaban teman dan saling membantu, sehingga tercapainya peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok. Kegiatan tanya-jawab juga membantu dalam meningkatkan rasa percaya diri dalam menjawab maupun menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Snowball throwing dapat mempengaruhi hasil belajar siswa karena siswa tidak hanya menerima materi yang diberikan oleh peneliti, namun siswa juga aktif
dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan snowball throwing sehingga secara tidak langsung konsentrasi
siswa
dalam
belajar
akan
bertambah
dan
dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan snowball throwing mengajarkan rasa tanggungjawab pada siswa untuk bertanggung jawab atas pemahaman dirinya sendiri dan kelompok. Selain itu
hasil belajar dapat meningkat karena adanya motivasi, perasaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
senang, ketertarikan, kerjasama, keaktifan dan interaksi antarsiswa saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pada paparan tersebut, penelitian ini sesuai dengan teori mengenai model pembelajaran snowball throwing yang dapat menumbuhkan sikap-sikap positif dalam diri siswa salah satunya keberanian mengemukakan pendapat maupun tampil di depan kelas. Dibuktikan dari ranah afektif yang terdiri dari keaktifan siswa baik selama penerapan model pembelajaran snowball throwing maupun keaktifan saat mengemukakan pendapat ataupun gagasan mengalami peningkatan dan peningkatan tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang relevan yang menyatakan bahwa model pembelajaran snowball throwing mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
3.
Hasil Wawancara Wawancara yang dilakukan ini berdasarkan nilai tertinggi, sedang dan terendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa terkait dengan proses pembelajaran yang sudah dilakukan menurut siswa mereka merasa senang dan tertantang dengan model pembelajaran snowball throwing karena dapat membuka wawasan untuk dapat menjawab setiap pertanyaan yang dilemparkan pada kelompoknya dan harus belajar sebelum pembelajaran dimulai. Selain itu dengan adanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan kerjasama, sportivitas, rasa percaya diri, tanggungjawab, kreativitas dan pengalaman bagi siswa saat proses pembelajaran. Dari 3 orang siswa yang diwawancarai tentang metode pembelajaran yang membuat mereka termotivasi dan semangat ada yang menjawab metode kuis, snowball throwing, dan metode yang lebih mengarahkan siswa untuk berpikir secara mandiri. Kemudian menurut siswa model pembelajaran snowball throwing sangat membantu menambah pengetahuan mereka dari pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing cukup efektif digunakan saat proses pembelajaran karena model pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk bertanggungjawab, percaya diri dan kreatif, dan saling bekerjasama
dalam
membuat
pertanyaan-pertanyaan
yang
akan
dilemparkan kepada kelompok lain sehingga jika kelompok lain tidak dapat menjawab maka kelompok yang membuat pertanyaan akan mendapat point yang pada akhirnya akan menang dan penghargaan yang membuat
mereka
semangat
kembali
untuk
tetap
belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta pada materi sistem hormon. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase motivasi siswa yang sangat tinggi dan tinggi sudah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 75%. Sedangkan untuk hasil belajar juga sudah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70%.
B. SARAN Untuk dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing sebagai salah satu metode pembelajaran. Materi yang akan dibahas juga harus dipertimbangkan kondisi dan tingkat kesulitan yang dihadapi oleh siswa.
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
2. Guru harus menciptakan relasi yang baik dengan siswa terutama pada siswa yang pasif dan kurang percaya diri dalam berpendapat, sehinggga siswa merasa nyaman dan berani saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Untuk Penelitian selanjutnya, sebaiknya jumlah siswa dalam kelas tidak lebih dari 25 siswa, hal ini dikarenakan semakin banyak siswa maka suasana kelas akan kurang kondusif dan efektif saat proses pembelajaran. 4. Dalam proses pembelajaran hendaknya guru menggunakan bahasa yang lebih sederhana atau bahasa yang digunakan sehari-hari, agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., dan Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan ke-7. Jakarta: Bumi Aksara.
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.
Echols, John M. dan Shadily, Hassan. 2005. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Endarwati, Hardani. 2011. Upaya Peningkatan Motivasi Dan Keaktifan Berkomunikasi Siswa Dengan Strategi Snowball Throwing Pada Pembelajaran Biologi Di Kelas X3 SMAN 1 Sukoharjo. Universitas Sebelas Maret.
Gagne, RM. 1988. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
Marza, Ayu Fitria. 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Kecakapan Komunikasi Dan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 45 Palembang Pada Kompetensi Dasar Sistem Gerak Pada Manusia. Universitas Sriwijaya Palembang.
Mohib, Asrori. 2010. Penggunaan Model Belajar Snowball Throwing dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Mujiono dan Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Palardy, J. Mikhael. 1975. Teaching Today, Task and Challenge. New York : MacMillan Pub.Co.
Ratumanan, T. Gerson. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unuversitas Negeri Surabaya Press
Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis, Sebuah Model Perlibatan Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta : Prenata Media
Rusman, Arif Maftukhin, Nurhidayati. 2012. Pemanfaatan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 22 Purworejo. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Safitri, Diyan Tunggal. 2011. “Metode Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika,” Jurnal MIPA.
Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Stándar Proses Pendidikan Cetakan ke-5 Jakarta : Kencana.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : AR-RUZZ Media.
Solihatin Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara.
Slameto. 2006. Prinsip-Prinsip Mengajar. Bumi Aksara : Jakarta
Slavin, R.E. 2005. Cooperative Learning Teori,Riset Dan Praktik. Bandung : Nusa Media
Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Slavin, R.E. 2012. Educational Psychology: Theory and Practice. Bandung: Nusa Media.
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Cetakan Ke-1. Surabaya: Usaha Nasional.
Subiyanto. 1998. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam : Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo
Sudirman. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugandi, A. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES
Sukantari, Rahayu. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Disertai Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Kimia Siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Surakarta pada materi termokimia. Universitas Negeri Surakarta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma Karya. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning “ Teori dan Aplikasi Paikem”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Surya, Dharma. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Direktur Tenaga Kependidikan PMPTK
Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Suryobroto, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UGM-Pers
Uno, Hamzah B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Cetakan Pertama. Jakarta, PT Bumi Aksara
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.
Wenno. I. H. 2008. Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta : Inti Media.
Widodo, Rachmad. 2009. Model Pembelajaran Snowball Throwing. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel. 2008. Psikologi Pengajaran. Jakarta :Gramedia
Wiraatmadja, R. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan ke-5. Remaja Rosdakarya:Bandung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
Lampiran 1 SILABUS Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu Kompetensi Dasar
: SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta : Biologi : XI/IPA :2 : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. : 10 x 45 Menit (6 Kali Pertemuan) Indikator
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
3.6 menjelaskan 1. Menjelaskan 1. Pengertian 1. Mendiskusikan 1. Post-test keterkaitan antara pengertian, Hormon. materi 2. Lembar struktur, fungsi, dan struktur dan fungsi 2. Perbedaan sistem pembelajaran Observasi proses serta kelainan (saraf, endokrin, hormon dan saraf. secara 3. Kuisioner dan/atau penyakit yang dan penginderaan). 3. Jenis-jenis kelenjar berkelompok. terdapat pada sistem 2. Menjelaskan endokrin. 2. Mempresentasikan regulasi manusia (saraf, proses bekerjanya 4. Fungsi masinghasil diskusi endokrin, dan saraf, endokrin, masing kelenjar kelompok didepan penginderaan). dan penginderaan. endokrin. kelas. 3. Mendeskripsikan 5. Organ target proses regulasi 6. Cara kerja hormon. 3. Melakukan tanya (saraf, endokrin, 7. Proses regulasi jawab mengenai dan penginderaan). sistem hormon. materi
Alokasi Waktu (Menit)
Alat, Media dan Sumber Belajar
10 X 45 menit 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Laptop LCD Proyektor Papan Tulis Spidol Buku Biologi SMA kelas XI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pembelajaran
4. Menjelaskan 8. Kelainan dan/atau penyebab penyakit yang terjadinya kelainan terjadi pada sistem dan/atau penyakit hormon. yang terjadi pada 9. Cara mencegah saraf, endokrin, terjadinya penyakit dan penginderaan. pada sistem hormon. 10. Penyebab terjadinya penyakit pada sistem hormon.
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu (Menit)
Alat, Media dan Sumber Belajar
pembelajaran
Yogyakarta, 9 Februari 2015 Peneliti,
Natalia Setitit NIM : 111434028
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah
: SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: XI (Sebelas) / 2
Pertemuan ke
: 1, 2 & 3
Alokasi Waktu
: 5 x 45 menit ( 3 x pertemuan )
A. Standar Kompetensi
:
3. Menjelaskan Struktur dan Fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. B. Kompetensi Dasar
:
3.3 menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses kelainan / penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan). C. Indikator Kognitif Produk 1.
Menjelaskan pengertian hormon
2.
Menjelaskan struktur dan fungsi hormon
3.
Menjelaskan proses kerja hormon
4.
Mendeskripsikan proses regulasi pada sistem hormon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Kognitif Proses 1.
Menganalisis perbedaakan struktur dan fungsi masing-masing hormon
2.
Menganalisis tahapan-tahapan proses kerja hormon
3.
Menganalisis proses regulasi pada sistem hormon
Afektif Karakter 1.
Serius dalam diskusi kelompok
2.
Bertanggung jawab dalam mengikuti snowball throwing
3.
Berani dalam memberikan pendapat
4.
Percaya diri dalam presentasi dan tanya jawab
5.
Jujur dalam mengerjakan soal posstest
Afektif Sosial 1.
Berdiskusi dengan semangat kerja dan
saling menghargai pendapat
teman 2.
Melakukan snowball throwing dengan semangat kerjasama dan saling menghargai.
D. Tujuan Pembelajaran Kognitif Produk 1. Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa dapat menjelaskan pengertian hormon 2. Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa dapat menjelaskan struktur hormon. 3. Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa dapat menjelaskan fungsi hormon.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
4. Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa dapat menjelaskan proses kerja hormon. 5. Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa dapat mendeskripsikan proses regulasi pada hormon. Kognitif Proses 1. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat mendeskripsilan struktur hormon. 2. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat membedakan fungsi masing-masing hormon. 3. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat menjelaskan secara berurutan proses kerja hormon. 4. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat menganalisis proses regulasi pada hormon. Afektif Karakter 1. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat serius dalam diskusi kelompok 2. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat berani dalam memberikan pendapat 3. Secara pribadi dan berkelompok siswa dapat percaya diri dalam presentasi dan tanya jawab 4. Melalui posttest siswa dapat jujur dalam mengerjakan soal posstest. Afektif Sosial 1. Melalui kegiatan diskusi dan mengerjakan LKS siswa dapat saling menghargai pendapat teman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
2. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat saling menghargai dan semangat bekerjasama dalam kelompok.
E. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Hormon 2. Struktur dan Fungsi Hormon 3. Sistem kerja hormon 4. Proses regulasi pada sistem hormon
F. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Cooperative Learning
Metode Pembelajaran
: Snowball Throwing, Diskusi dan Ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I (2 x 45 menit) Kegiatan Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu) Menyiapkan
Kondisi 1. Berdoa
Belajar
2. Memberikan
checking
persiapan kelas.
Pendahuluan (35 Menit)
salam,
Melakukan
Pre-test, 3. Melakukan pretest
apersepsi, Menyampaikan 4. Mengajukan pertanyaan : Tujuan dan
Motivasi
Guru mengajukan pertanyaan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
siswa
meminta siswa menuliskan jawaban di papan tulis: Apa yang terlintas dipikiran kalian jika mendengar kata hormon? 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Menyampaikan Masalah
6. Apa yang kalian ketahui tentang hormon ? Dari semua yang kalian sebutkan tadi, apa yang paling menarik untuk diteliti? “Topik : Masing-masing Kelenjar endokrin menghasilkan hormon apa saja, bagaimana struktur, fungsi,
Inti Mengasosiasi Siswa
proses kerja hormon dan proses
(50 Menit) regulasi pada hormon” Setiap siswa yang memberikan jawaban. Membimbing siswa
7. Siswa diorganisasikan untuk duduk secara berkelompok dan wakil tiaptiap kelompok mengambil 1 LKS. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
8. Siswa
dibimbing
untuk
mengerjakan LKS. 9. Guru menanyakan kesulitan apa saja
yang
dialami
dalam
mengerjakan LKS. 10. Guru meminta 2 kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. 11. Siswa kelompok lain memberikan tanggapan
atau
masukan
atas
pertanyaan untuk menyempurnakan jawaban kelompok. 12. Guru
memberi
tanggapan
dan
masukan dari presentasi yang telah dilakukan. 13. LKS
yang
sudah
dikerjakan
dikumpulkan untuk dinilai. 14. Melakukan Evaluasi
evaluasi
dengan
menanyakan kembali materi yang telah dipelajari. 15. Memberi tugas membaca materi yang
akan
dibahas
minggu
Penutup berikutnya yaitu tentang Struktur, (5 Menit) fungsi, proses kerja dan proses regulasi pada sistem hormon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Pertemuan II (2 x 45 menit) Kegiatan Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu) Menyiapkan
1. Memberikan salam, checking persiapan kelas
Kondisi Belajar Melakukan
2. Mengajukkan pertanyaan :
Apersepsi,
Guru mengajukan pertanyaan dan
Menyampaikan
meminta siswa menuliskan jawaban di papan
Pendahuluan Tujuan
dan
tulis:
(10 Menit) Motivasi siswa
Apa itu kelenjar? 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4. Membagikan siswa duduk dalam kelompok dan wakil tiap-tiap kelompok mengambil 1 LKS.
Mengorganisasikan 5. Guru menginstruksi siswa untuk berkumpul siswa
dalam
kelompok belajar
dalam kelompok yang sudah dibagi. 6. Guru menjelaskan selanjutnya akan melakukan permainan Snowball Throwing
Inti (30 Menit)
7. Guru menjelaskan aturan permainan 8.
Guru
memanggil
masing-masing
ketua
kelompok dan menyampaikan materi/ topik pembelajaran. 9.
Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian memberitahu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
tentang materi/topik yang disampaikan oleh guru kepada teman-teman sekelompoknya. 10. Kemudian masing-masing siswa dalam tiap kelompok membuat/ menulis 1 soal dan bertanggung jawab atas soal dan pemahaman kelompok terhadap soal yang dibuatnya. 11. Kemudian diberi
tanda pemain yang satu
dipasang di dada ketua kelompok, sedang yang satu dimasukkan dalam “ bola”. 12. Guru melempar “ bola” yang sudah berisi soal didalamnya
kepada
salah
1
kelompok.
Kelompok yang mendapat “ bola” tersebut bertugas untuk menjawab pertanyaan, jika kelompok tidak bisa menjawab atau jawannya salah dapat dilemparkan ke kelompok lain yang memiliki tanda sama seperti kelompok sebelumnya. Permainan dilanjutkan seperti yang sudah dijelaskan diatas. 13. Kelompok yang menjawab pertanyaan paling banyak mendapat poin. 14. Permainan selesai, guru bersama siswa membahas soal dan menghitung jumlah poin yang
diperoleh
masing-masing
kelompok
dengan cara melihat kelompok mana yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
sudah
memiliki
2
tanda
yang
berbeda
warnanya. 15. Kelompok yang mendapat poin terbanyak diberikan reward. 16. Melakukan
evaluasi
dengan
menanyakan
Evaluasi kembali materi yang telah dipelajari. 17. Memberikan penghargaan bagi kelompok yang bagus. 18. Membimbing siswa merangkum butir-butir Penutup
pembelajaran. Penghargaan
(5 Menit)
19. Mengajak siswa mereflesikan hasil belajarnya 20. Memberi tugas membaca materi yang akan dibahas minggu berikutnya yaitu tentang gangguan atau kelainan pada sistem hormon.
Pertemuan III (1 x 45 menit) Kegiatan Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu) Pendahuluan Menyiapkan (5 Menit)
Belajar
Kondisi 1. Memberikan
salam,
checking
menanyakan
kembali
persiapan kelas
Inti POSSTEST (30 Menit) Penutup
Evaluasi
2. Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
(10 Menit)
apakah ada kesulitan pada materi di siklus 1 ? 3. Guru mengklarifikasi beberapa pertanyaan yang masih kurang jelas. 4. Mengajak siswa mereflesikan hasil Belajarnya. 5. Guru memberi tugas untuk membaca materi yang akan diajarkan pada siklus kedua yaitu tentang kelainan dan atau penyakit pada sistem hormon.
H. Media Pembelajaran Snowball throwing, Papan tulis, Powerpoint dan LKS.
I.
Sumber Belajar 1. Priyadi ,Arif. 2009. Biologi SMA kelas XI. Jakarata: Yudhistira 2. Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi 2B Semester II. Jakarta : Erlangga 3. LKS 1 & 2 dilengkapi dengan kunci jawaban.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
J.
PENILAIAN Jenis Penilaian
:
1. Ranah Kognitif
: Soal post-test (bentuk soal pilihan ganda dan
uraian singkat) 2. Ranah Afektif
: Lembar observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran dan Lembar Kuisioner
Instrumen Penilaian
: Soal, Kunci jawaban, Rubrik Penilaian dan Pedoman Skoring (Terlampir).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Sekolah
: SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: XI (Sepuluh) / 2
Pertemuan ke
: 1, 2 & 3
Alokasi Waktu
: 5 x 45 menit ( 3 x pertemuan )
A. Standar Kompetensi
:
3. Menjelaskan Struktur dan Fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
B. Kompetensi Dasar
:
3.3 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses kelainan / penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan).
C. Indikator Kognitif Produk 1. Menyebutkan kelainan dan atau penyakit pada sistem hormon 2. Menyebutkan gejala-gejala kelainan dan atau penyakit pada sistem hormon 3. Menjelaskan penyebab terjadinya kelainan dan atau penyakit pada sistem hormon 4. Menjelaskan cara pencegahan penyakit-penyakit pada sistem hormon.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Kognitif Proses 1. Menganalisis perbedaan kelainan dan atau penyakit pada sistem hormon 2. Menganalisis perbedaan gejala-gejala kelainan dan atau penyakit pada sistem hormon 3. Menganalisis penyebab terjadinya kelainan dan atau penyakit pada sistem hormon 4. Menganalisis cara pencegahan penyakit-penyakit pada sistem hormon Afektif Karakter 1. Serius dalam diskusi kelompok 2. Bertanggung jawab dalam mengikuti snowball throwing 3. Berani dalam memberikan pendapat 4. Percaya diri dalam presentasi dan tanya jawab 5. Jujur dalam mengerjakan soal posstest Afektif Sosial 3.
Berdiskusi dengan semangat kerja dan
saling menghargai pendapat
teman 4.
Melakukan snowball throwing dengan semangat kerjasama dan saling menghargai
D. Tujuan Pembelajaran Kognitif Produk 1. Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa dapat menyebutkan kelainan dan atau penyakit pada sistem hormon. 2. Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa dapat menyebutkan gejalagejala kelainan dan atau penyakit pada sistem hormon. 3. Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa dapat menjelaskan penyebab terjadinya kelainan dan atau penyakit pada sistem hormon. 4. Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa dapat menjelaskan cara pencegahan penyakit-penyakit pada sistem hormon.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Kognitif Proses 1. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat menyebutkan berbagai kelainan dan atau penyakit pada sistem hormon. 2. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat membedakan gejalagejala kelainan dan atau penyakit pada sistem hormon. 3. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat menganalisis penyebab terjadinya kelainan dan atau penyakit pada sistem hormon. 4. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat mendeskripsikan cara pencegahan penyakit-penyakit pada sistem hormon. Afektif Karakter 1. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat serius dalam diskusi kelompok 2. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat berani dalam memberikan pendapat 3. Secara pribadi dan berkelompok siswa dapat percaya diri dalam presentasi dan tanya jawab 4. Melalui posttest siswa dapat jujur dalam mengerjakan soal posstest. Afektif Sosial 1. Melalui kegiatan diskusi dan mengerjakan LKS siswa dapat saling menghargai pendapat teman. 2. Melalui kegiatan snowball throwing siswa dapat saling menghargai dan semangat bekerjasama dalam kelompok.
E. Materi Pembelajaran Kelainan/ gangguan pada sistem hormon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
F. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran
: Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, Diskusi dan Ceramah.
G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I (2 x 45 menit) Kegiatan
Fase
(Waktu)
Menyiapkan
Kegiatan Guru dan Siswa Kondisi 1. Memberikan salam, checking persiapan
Belajar Melakukan
Pendahuluan
kelas. apersepsi, 2. Mengajukkan pertanyaan :
Menyampaikan Tujuan dan
Guru mengajukan pertanyaan dan
Motivasi siswa
meminta siswa menuliskan jawaban di papan tulis:
(35 Menit)
Apa yang terlintas dipikiran kalian jika mendengar kata gangguan penyakit? Apa itu penyakit? 3. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yang akan dicapai. Mengasosiasi Siswa
4. Siswa
diorganisasikan
untuk
duduk
secara berkelompok dan wakil tiap-tiap kelompok mengambil 1 LKS. Setiap Membimbing Siswa Inti
kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa.
(50 Menit) 5. Siswa dibimbing untuk mengerjakan LKS. 6. Guru menanyakan kesulitan apa saja yang dialami dalam mengerjakan LKS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
7. Guru
meminta
2
kelompok
untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. 8. Siswa
kelompok
lain
memberikan
tanggapan atau masukan atas pertanyaan untuk
menyempurnakan
jawaban
kelompok. 9. Guru memberi tanggapan dan masukan dari presentasi yang telah dilakukan. 10. LKS
yang
sudah
dikerjakan
dikumpulkan untuk dinilai. 11. Melakukan
evaluasi
dengan
menanyakan kembali materi yang telah
Evaluasi
dipelajari. 12. Memberi tugas untuk membaca materi Penutup
tentang Gangguan atau kelainan pada
(10 Menit)
sistem hormon yang akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya
Pertemuan II (2 x 45 menit) Kegiatan
Fase
(Waktu)
Menyiapkan
Kegiatan Guru dan Siswa Kondisi 1. Memberikan salam, checking persiapan
Belajar Pendahuluan Melakukan (15 Menit)
kelas Apersepsi, 2. Mengajukkan pertanyaan :
Menyampaikan Tujuan dan
Guru mengajukan pertanyaan dan
Motivasi siswa
meminta siswa menuliskan jawaban di papan tulis:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
apa itu penyakit addison? 3. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yang akan dicapai. 4. Membagikan
siswa
duduk
dalam
kelompok dan wakil tiap-tiap kelompok mengambil 1 LKS. Mengorganisasikan
siswa 5. Guru
dalam kelompok belajar
menginstruksi
siswa
untuk
berkumpul dalam kelompok yang sudah dibagi. 6. Guru menjelaskan selanjutnya akan melakukan
permainan
Snowball
Throwing 7. Guru menjelaskan aturan permainan. 8. Guru memanggil masing-masing ketua kelompok dan menyampaikan materi/ Inti
topik pembelajaran.
(60 Menit) 9. Masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya,
kemudian
memberitahu tentang materi/topik yang disampaikan oleh guru kepada temanteman sekelompoknya. 10. Kemudian masing-masing siswa dalam tiap kelompok membuat/ menulis 1 soal dan bertanggung jawab atas soal dan pemahaman kelompok terhadap soal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
yang dibuatnya. 11. Kemudian diberi
tanda pemain yang
satu dipasang di dada ketua kelompok, sedang yang satu dimasukkan dalam “ bola”. 12. Guru melempar “ bola” yang sudah berisi soal didalamnya kepada salah 1 kelompok. Kelompok yang mendapat “ bola” tersebut bertugas untuk menjawab pertanyaan, jika kelompok tidak bisa menjawab atau jawannya salah dapat dilemparkan ke kelompok lain yang memiliki tanda sama seperti kelompok sebelumnya.
Permainan
dilanjutkan
seperti yang sudah dijelaskan diatas. 13. Kelompok yang menjawab pertanyaan paling banyak mendapat poin. 14. Permainan selesai, guru bersama siswa membahas soal dan menghitung jumlah poin yang diperoleh masing-masing kelompok
dengan
cara
melihat
kelompok mana yang sudah memiliki 2 tanda yang berbeda warnanya. 15. Kelompok yang mendapat poin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
terbanyak diberikan reward. 16. Melakukan Evaluasi
evaluasi
dengan
menanyakan kembali materi yang telah dipelajari. 17. Memberi tugas membaca materi kembali
Penutup
materi yang tetah dipelajari yaitu tentang
(15 Menit)
kelainan/
penyakit
dan
cara
pencegahannya.
Pertemuan III (1 x 45 menit) Kegiatan Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu) Pendahuluan (5 Menit)
Menyiapkan Belajar
Kondisi 1. Memberikan
salam,
checking
persiapan kelas
Inti POSSTEST (30 Menit) 2. Guru menanyakan kembali apakah ada kesulitan pada materi di siklus 1 ? 3. Guru Evaluasi Penutup (10 Menit)
mengklarifikasi
beberapa
pertanyaan yang masih kurang jelas. 4. Mengajak siswa mereflesikan hasil Belajarnya. 5. Guru memberi ucapan terima kasih atas bantuan dan keaktifan siswa selama penelitian yang dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
H. Media Pembelajaran Snowball Throwing, Papan tulis, Powerpoint dan LKS.
I.
Sumber Belajar 1. Priyadi ,Arif. 2009. Biologi SMA kelas XI. Jakarata: Yudhistira 2. Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi 2B Semester II. Jakarta : Erlangga 3. LKS 1 & 2 dilengkapi dengan kunci jawaban
J.
PENILAIAN Jenis Penilaian
:
1. Ranah Kognitif
: Soal post-test (bentuk soal pilihan ganda dan uraian singkat)
2. Ranah Afektif
: Lembar observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran dan lembar kuisioner/angket
Instrumen Penilaian
: Soal, Kunci jawaban, Rubrik Penilaian dan Pedoman Skoring (Terlampir).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
Lampiran 4 HANDOUT MATERI SISTEM HORMON
A. Hormon Hormon merupakan senyawa
organik yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin disebut pula kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran tersendiri. Sekresi kelenjar endokrin disebut sebagai sekresi internal. Hormon yang dihasilkan dikembalikan ke darah dan beredar mengikuti aliran darah. Hormon tersebut akan mempengaruhi jaringan dan organ sasaran atau organ target. Dengan demikian sistem endokrin dapat berkomunikasi dengan jaringan atau organ-organ target yang letaknya jauh dari kelenjar. Selain dihasilkan dari kelenjar endokrin , hormon adapula yang dihasilkan dari selsel saraf tertentu yang disebut neurosekretori. Hormon yang dihasilkan disebut neurohormon. Hormon siproduksi berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon lain.
Tabel 1. Perbedaan Sistem Saraf Dan Sistem Hormon
No. 1. 2.
Sistem Saraf Sinyal yang dibawa berupa impuls saraf Impuls saraf berjalan cepat karena dihantarkan melalui serabut saraf
3.
Organ target biasanya khusus, misalnya jika kaki terkena paku, impuls khusus dari kaki akan kembali ke kaki
4.
Tanggapan organ berlangsung cepat
target
Sistem Hormon Sinyal yang dibawa berupa cairan hormon Efek hormon berjalan lambat karena dihantarkan melalui sistem peredaran darah Organ target ada yang khusus ada pula yang umum. Misalnya hormon vasopressin berpengaruh pada penyerapan air di ginjal, sedangkan hormon pertumbuhan berpengaruh ke seluruh tubuh Tanggapan organ target ada yang cepat, ada yang lambat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
Mekanisme kerja hormon yang demikian itu dikenal sebagai homeostasis. Homeostasis berarti “penyeimbangan” berdasarkan cara kerja umpan balik. Mekanisme Homeostasis berlaku bagi semua kegiatan kelenjar hormon. Di dalam tubuh manusia terdapat 9 kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipotalamus, putuitari, pineal, tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, ovarium (pada wanita) dan testis (pada laki-laki.
1.
Hipotalamus Hipotalamus terletak di otak depan dan berfungsi penting dalam pengaturan homeostasis. Hipotalamus mempunyai sel-sel saraf khusus yang memproduksi neorohormon. Neorahormon ada yang berfungsi sebagai hormon penggiat (faktor penggiat) dan adapula yang berfungsi sebagai faktor penghabat.
Tabel 2. Hormon dan fungsinya pada Hipotalamus No. 1.
Hormon yang dihasilkan Hormon
penggiat
Fungsi
kortikotropic Merangsang lobus anterior hipofisis
atau cocticotrophic releasing factor agar (CRF)
mensekresi
adrenococtricotrophic
hormon
(ACTH) 2.
Hormon penggiat hormon tumbuh Merangsang pengeluaran hormon atau
growth
hormon
releazing tumbuh
factor (GRF) 3.
somatotrophic
hormon
(STH)
Hormon penggiat tirotrofik atau Merangsang lobus anterior hipofisis thyrophic releazing factor (TRF)
agar mensekresi thiroid stimulating hormon (TSH)
4.
Hormon penggiat hormon FSH Merangsang atau folicle stimulating hormon mensekresi releazing factor (FRF)
lobus folicle
anterior, stimulating
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
hormon (FSH) 5.
Hormon penggiat hormon LH atau Merangsang Luteinizing
Hormon
releazing mensekresi
factor (LRF)
lobus Luteinizing
(LH)
Neorohormon yang bekerja sebagai faktor penghambat, misalnya prolactin inhibiting factor (PIF) yang berfungsi menghambat pengeluaran prolaktin. Hipotalamus juga menghasilkan hormon yang bukan faktor penggiat. Hormon ini diangkut oleh neurit sel-sel neorosekresi ke dalam hipofisis bagian belakang. Hormon-hormon tersebut adalah vasopresin (mempengaruhi pengeluaran air pada urin) dan oksitosin (mempengaruhi kontraksi uterus).
2.
Kelenjar Putuitary Atau Hipofisis Kelenjar hipofisis terletak didasar otak besar. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi 3 bagian (lobus ) yaitu bagian anterior, tengah dan posterior. Lobus tengah terdapat dalam kelenjar hipofisis bayi tetapi pada orang dewasa hanya merupakan sisa. Meskipun berukuran kecil kelenjar hipofisis berperan penting dalam koordinasi kimia tubuh. Kelenjar ini sering disebut “ master of glands” atau kelenjar raja karena sekresi digunakan untuk mengontrol kegiatan kegiatan kelenjar endokrin lainnya. Hipofisis bagian anterior disebut adenohipofisis. Hipofisis bagian tengah hanya aktif dimasa bayi dan menghasilkan hormon melanocyte stimulating hormon (MSH) yang berfungsi untuk mensintesis melanin. Melanin adalah pigmen kulit yang berwarna hitam pada kulit.
anterior Hormon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Tabel. Hormon Dan Fungsi Hormon Yang Dihasilkan Hipofisis Anterior Hormon yang Dihasilkan
Fungsi
Hipofisis anterior :
Mengendalikan pertumbuhan tubuh.
Somatotriphic Hormone (STH)
Kelebihan
hormon
ini
mengakibatkan
pertumbuhan raksasa dan kekurangan dapat mengakibatkan kekerdilan Thyrotrophic Hormone (TH) Mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid untuk atau hormon perangsang tiroid
menghasilkan hormon tiroksin
Adrenocorticotrophic hormone Mengendalikan kegiatan kelenjar adrenal (ACTH)
dalam menghasilkan hormon glukokortiroid
Follicle stimulating hormone Wanita: mengatur perkembangan ovarium, (FSH)
berarti
hormon berpengaruh
perangsang pembentuk folikel
terhadap
pemasakan
folikel
(calon pembentuk gamet). Pria: mengatur perkembangan testis dan spermatogenesis
Luteinizing Hormone (LH)
Wanita: mempengaruhi terjadinya ovulasi dan membentuk korpus luteum (badan kuning pada pembentukan ovum) dari folikel pada ovarium. Pria: mengatur sekresi dari hormon testoteron dan oldesteron pada testis
Prolactin Hormone (PRL)
Mempengaruhi pertumbuhan kelenjar air susu dan memelihara korpus luteum, dan mengatur produksi
hormon
progesteron
dikeluarkan korpus luteum. Hipofisis bagian tengah: Melanocyte
Stimulating
Mensintesis melanin (pigmen warna)
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Hormon yang Dihasilkan
Fungsi
Hormone (MSH) Hipofisis posterior:
Mencegah pengeluaran urin terlalu banyak,
Antidiuretic Hormone (ADH)
menimbulkan kontraksi otot usus, kandng kemih, dan kantong empedu. Menyempitkan pembuluh darah.
Oksitosin
Mempengaruhi kontraksi
pengeluaran
uterus
membantu
pada
transpor
saat
air
susu,
melahirkan,
sperma,
dan
mempengaruhi pengeluaran hipofisis anterior.
Hipofisis bagian posterior disebut neorohipofisis. Lobus posterior dari kelenjar hipofisis menghasilkan 2 jenis hormon yaitu hormon antidiuretic (ADH) dan hormon oksitosin.
Kelainan hormon Pertumbuhan (STH) a.
Hipersekresi hormon pertumbuhan selama masa pertumbuhan dapat menimbulkan pertumbuhan raksasa. Keadaan ini disebut gigantisme. Hipersekresi setelah masa pertumbuhan dapat menimbulkan pertumbuhan pada bagian tertentu yaitu pada bagian tulang rawan yang membentuk tulang sejati. Misanya terjadi pemanjangan ujung jari tangan, kaki, muka dan rahang. Kondisi ini disebut akromegali.
b.
Hiposekresi hormon pertumbuhan selama masa anak-anak dapat menimbulkan tubuh cebol. Ini dikenal sebagai putuitary drawfism.
3.
Kelenjar pineal Kelenjar pineal terletak pada otak tengah. Kelenjar ini menghasilkan melanonin. Konsentrasi melatonin dalam darah naik turun sesuai siklus diurnal. Kadar melatoni paling tinggi terjadi dimalam hari sehingga membuat kita menjadi mengantuk sedangkan di siang hari kadarnya hanya sedikit. Kelenjar pineal diduga membantu mengatur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
siklus proses fisiologi siang dan malam sehingga mempengaruhi pola tidur, selera makan, dan suhu tubuh.
4.
Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang terletak disebelah kanan dan kiri trakea. Sekresi kelenjar tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis yaitu hormon tirotropik. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi mengatur reaksi metabolisme karbohidrat, mengartur penggunaan O2 dan CO2, mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental. Kekurangan hormon tiroksin pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan kretinisme yaitu terjadinya pertumbuhan kerdil dan kemunduran mental. Kekurangan hormon tiroksin pada orang dewasa mengakibatkan
mixudema,
dengan
gejala
proses
metabolisme
menurun,berat tubuh bertambah, gerakan lamban, berbikir dan berbicara lamban, kulit tebal dan rambut rontok. Kelebihan tiroksin pada orang dewasa
dapat
menyebabkan
penyakit
grave
disease
(gondok
eksoftalmus). Tanda-tanda penyakit tersebut adalah mata menonjol, mudah gugup, denyut nadi bertambah, mata lebar, nadi dan napas cepat serta tidak teratur dan insomnia. Selain nafsu makan meningkat tetapi diiringi menurunnya berat badan karena meningkatnya metabolisme dan gangguan pencernaan. Tiroksin mengandung banyak iodin. Kekurangan iodin dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar tiroid. Pembengkakan ini terjadi karena kelenjar harus bekerja keras agar produksi tiroksi terjamin. Akibatnya kelenjar gondok mengembang dan munculah penyakit gondok. Penyakit ini sering dijumpai di daerahdaerah yang kekurangan iodin misalnya didaerah pegunungan atau perbukitan. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup iodin misalnya ikan laut atau menggunakan garam beriodin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
5.
Kelenjar anak gondok (Paratiroid) Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat sepasang kelenjar kecil yaitu kelenjar anak gondok atau paratiroid. Kelenjar ini menghasilkan hormon paratiroid yang berfungsi mengatur kandungan ion fosfat (PO4) dan ion kalsium (Ca) dalam darah dan tulang. Kerja hormon ini dibantu oleh vitamin D. Kekurangan hormon ini mengakibatkan tetani dengan gejala kejang pada tangan dan kaki, gelisa, sukar tidur dan kesemutan. Apabila kelenjar ini bekerja terlalu berlebihan mengakibatkan kalsium dan fosforus dalam tulang dikeluarkan dan dimasukkan kembali ke dalam serum darah. Akibatnya tulang penderita muda sekali patah dan di dalam urin banyak mengandung kapur dan fosforosus sehingga dapat menimbulkan batu ginjal dan kekegalan ginjal.
6.
Kelenjar anak ginjal (adrenal) atau suprarenalis Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal atau suprarenalis) terletak di kutub sebelah atas setiap ginjal. Kelenjar ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian luar yang berwarna kekuningan yang disebut korteks dan sebelah bagian dalam yang disebut medula. Setiap bagian tersebut menghasilkan hormon yang berbeda. Salah satu hormon yang dihasilkan adalah hormon adrenalin. Hormon adrenalin berfungsi mengubah gula otot (glikogen) menjadi gula darah (glukosa). Hormon adrenalin bekerja berlawanan dengan hormon insulin. Namun tujuannya sama, yaitu untuk mengatur kadar gula dalam darah agar tetap normal atau stabil.
Tabel 3. Hormon pada Kelenjar Adrenal Nama Kelenjar
Hormon
Adrenal (medula)
Adrenal (epinefrin)
Fungsi Hormon Mempercepat menaikkan
kerja
jantung,
tekanan
darah,
mempercepat pengubahan glikogen menjadi menaikkan
glukosa gula
pada
hati,
darah,
dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot. Noradrenalin epinefrin)
(nor Menurunkan tekanan darah dan denyut jantung. Biasanya hormon adrenalin dan nonadrenalin
bekerja
secara
antagonis. Adrenal (korteks)
Glukokortikoid
Menurunkan metabolisme protein
(kortisol,
dan
kortikosteron)
kekebalan.
lemak,
Na+
Aldosteron (mineral Regulasi kortikoid)
serta
mengurangi
dan
K+
,
meningkatkan metabolisme hidrat arang, menahan Na+ dan Cl- dalam tubuh, dan regulasi air.
Hormon adrenalin diedarkan ke seluruh tubuh untuk mengubah glikogen menjadi glukosa. Selain itu hormon adrenalin juga mengakibatkan saluran bronkiolus melebar, pupil mata melebar, kelopak mata terbuka lebar dan diikiuti dengan rambut berdiri. Hipofungsi
(kurang
berfungsi)
kelenjar
adrenal
mengakibatkan penyakit addison dengan gejala timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah, terasa sakit di dalam tubuh, dan meningkatnya pigmen melanin pada kulit. Hiperfungsi kelenjar adrenal mengakibatkan tumor kelenjar adrenal yang menyebabkan penyakit sindrom cushing dengan gejala yang terlihat badan gemuk, anggota gerak kurus, wajah seperti “bulan purnama” adanya “punuk lembu” di punggung, dan perutnya mengantung. Selain itu kulit wajah memerah, kulit yang menutup perut membentuk garis-garis, hipertensi dan mudah stres.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
7.
Pankreas Pada pankreas terdapat kelompok sel yang dikenal sebagau pulau langerhans. Pulau langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini membantu mengubah gula menjadi glikogen pada hati dan otot lurik. Kekurangan hormon ini mengakibatkan gula darah tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga menyebabkan timbulnya kencing manis (diabetes melitus). Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang berfungsi menaikkan gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa.
8.
Kelenjar ovarium Ovarium berbentuk seperti buah kenari dan terletak di kanan dan kiri uterus. Selain menghasilkan ovum (sel telur), ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan yaitu hormon estrogen dan progesteron. a.
Estrogen, dihasilkan oleh folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi hormon estrogen adalah merangsang pertumbuhan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita dan perilaku seksual.
b.
Progesteron,
dihasilkan
oleh
korpus
luteum.
Pembentukan
progesteron dirangsang oleh LH. Fungsi hormon ini adalah untuk memelihara kehamilan, perkembangan, dan pertumbuhan kelenjar air susu.
9.
Testis Testis adalah organ reproduksi laki-laki. Testis berfungsi sebagai penghasil spermatozoa dan hormon testoteron. Sekresi hormon ini dirangsang oleh LH. Sekresi hormon testoteron akan bertambah pada masa pubertas. Hormon testoteron berpengaruh terhadap perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria dan perilaku seksual.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA
A. Judul
: Sistem Hormon
B. Tujuan
: Menjelaskan pengertian, fungsi, komponen serta membedakan sistem saraf dan sistem hormon.
C. Alat dan Bahan Bolpoint dan Kertas
D. Pertanyaan 1. Jelaskan pengertian dari hormon 2. Jelaskan fungsi dari hormon 3. Sebutkan komponen penyusun hormon ! 4. Isilah tabel dibawah ini berdasarkan hasil diskusi tentang perbedaan sistem saraf dan sistem hormon. No 1.
2.
3.
4.
Sistem Saraf
Sistem Hormon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
5.
5. Jelaskan system kerja hormon 6. Presentasikan hasil diskusi tersebut!
E. Hasil Diskusi 1. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
5. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
F. Kesimpulan ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………..
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA
A. Judul
: Sistem Hormon
B. Tujuan
: Menyebutkan dan menjelaskan fungsi dari masingmasing 9 kelenjar endokrin
C. Alat dan Bahan Bolpoint dan Kertas
D. Pertanyaan 1. Isilah tabel dibawah ini berdasarkan hasil diskusi tentang 9 kelenjar endokrin dan Fungsi dari masing-masing kelenjar endokrin tersebut. No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama Kelenjar Endokrin
Fungsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
7.
8.
9.
2. Presentasikan hasil diskusi tersebut!
E. Kesimpulan ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………..
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Lampiran 6 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA
A. Judul
: Sistem Hormon
B. Tujuan
: Menyebutkan dan Menjelaskan pengertian serta kelainan/ penyakit yang terdapat pada sistem hormon.
C. Alat dan Bahan Bolpoint
D. Pertanyaan 1. Jelaskan apa itu penyakit ! 2. Mengapa penyakit dapat menyerang tubuh manusia? 3. Sebutkan dan jelaskan 3 penyakit dalam sistem hormon manusia serta penyebabnya! 4. Presentasikan hasil diskusi tersebut!
E. Hasil Diskusi 1. …………………………………………………………………………….. …………………………………………….……………………………… …..………………………………………………………………………… ……..……..…………………………………..…………………………… …………………………………………………..………………………… ……………..……………………………………………………………… ………………..………………………………………..…………………… …………………………………………………………..………………… ……………………..………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………… ..……………………………………………………………………………..
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
…………………………………………….……………………………… …..…….…………………………………………………………………… ……..……………………………………………….……………………… …………..………………………………………………………………… ……………..……………………………………..………………………… ……………………………………………………..……………………….
3. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
F. Kesimpulan ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………..
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS II PERTEMUAN KEDUA
A. Judul
: Sistem Hormon
B. Tujuan
: Melalui kegiatan diskusi kelompok dan mengerjakan LKS, siswa dapat menjelaskan cara pencegahan/ pengobatan yang dapat dilakukan penyakit pada sistem hormon.
C. Alat dan Bahan Bolpoint dan Kertas
D. Pertanyaan 1. Sebutkan 5 cara yang anda ketahui untuk mencegah terjadinya penyakit dalam tubuh manusia ! 2. Jelaskan cara mencegah penyakit tiroid! 3. Jika seseorang yang telah mengalami sindrom cushing bagaimana cara pengobatan penyakit tersebut. Jelaskan! 4. Presentasikan hasil diskusi tersebut!
E. Hasil Diskusi 1.
………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
2.
………………………………………………………………………… ……..…………………………………………………………………… …………..……………………………………………………………… ………………..………………………………………………………… ……………………..…………………………………………………… …………………………..……………………………………………… …………………………………………………………………………..
3.
………………………………………………………………………… ……..…………………………………………………………………… …………..……………………………………………………………… ………………..………………………………………………………… ……………………..…………………………………………………… …………………………..……………………………………………… ………………………………..………………………………………… ……………………………………..…………………………………… …………………………………………..……………………………… ………………………………………………..………………………… ………………………………………………………………………….
F. Kesimpulan ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………..
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
Lampiran 7
PEDOMAN KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN PERTAMA SIKLUS I
1. Pengertian Hormon : adalah cairan atau getah berupa senyawa kimia yang ada dalam darah dengan kadar yang sangat rendah, fungsinya pengatur metabolisme jaringan agar homeostatis . Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin 2. Fungsi Hormon : a. Mengontrol pertumbuhan tubuh, b. Mengatur reproduksi, yang meliputi perkembangan sifat kelamin sekunder pada laki-laki dan perempuan, c. Mempertahankan homeostasis (keseimbangan keadaan tubuh dengan lingkungan sekitar), dan d. Mengintegrasikan dan mengoordinasikan kegiatan antara sistem hormon dan saraf. 3. Komponen Penyusun Hormon a. Sel Neurosekretori b. Sel endokrin 4. Perbedaan Sistem saraf dan sistem hormon No. 1.
Sistem Saraf
Sinyal yang dibawa berupa impuls Sinyal yang dibawa saraf
2.
Sistem Hormon
berupa cairan hormon
Impuls saraf berjalan cepat karena Efek hormon berjalan dihantarkan melalui serabut saraf
lambat dihantarkan
karena melalui
sistem peredaran darah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
3.
Organ
target
biasanya
khusus, Organ target ada yang
misalnya jika kaki terkena paku, khusus ada pula yang impuls khusus dari kaki akan kembali umum. ke kaki
hormon
Misalnya vasopressin
berpengaruh
pada
penyerapan ginjal,
air
di
sedangkan
hormon pertumbuhan berpengaruh
ke
seluruh tubuh 4.
Tanggapan organ target berlangsung Tanggapan cepat
organ
target ada yang cepat, ada yang lambat.
5. Mekanisme kerja hormon dikenal sebagai homeostasis Kerja hormon berdasarkan konsep klasik: a. Pencernaan dan berfungsi metabolik yang terkait , hormon yang mengendalikan pencernaan ini adalah hormon sekretin, gastrin, insulin,glukagon,tiroksin,dan hormon dari korteks adrenal. b. Osmoregulasi, pengeluaran dan metabolisme air dan garam, hormon yang mengendalikan prolaktin, vasopresin, aldosteron dan ADH (antidiuretikk hormon). c. Metabolisme kalsium, hormon yang mengendalikan yaitu hormon dari paratiroid berupa parathormon dan hormon kalsitonin dari adrenal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
PEDOMAN KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN KEDUA SIKLUS I
1. 9 kelenjar endokrin dan Fungsi dari masing-masing kelenjar endokrin tersebut. No 1.
Nama Kelenjar Endokrin Hipotalamus
Fungsi Berfungsi
penting
dalam
pengaturan homeostasis. Mengatur sebagian besar sekresi kelenjar lain (disebut Master Endokrin
Glands)
Mengatur
hipofisis 2.
Pituitari atau Hipofisis
Berfungsi
penting
dalam
koordinasi kimia tubuh. Anterior
hipofise
Adenohipofisis,
/
menghasilkan:
hormon oksitosin, prolaktin, dll. Hipofisis bagian tengah berfungsi menghasilkan
Melanocyte
Stimulating Hormon. Posterior
hipofise
/Neurohipofisis, menghasilkan 2 hormon
yaitu:hormon
antidiuretik (ADH) dan hormon oksitosin. Hormon
Oksitosin,
berfungsi
untuk kontraksi otot uterus dan merangsang produksi air susu ibu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
3.
Kelenjar Pineal
Berfungsi
menghasilkan
hormon
melatonin. 4.
Kelenjar Tiroid
Berfungsi mengahasilkan hormon tiroksin. Yang berfungsi mengatur reaksi
metabolisme
karbohidrat,
mengatur penggunaan O2 dan Co2 dan mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental. 5.
Kelenjar Paratiroid
Menghasilkan
Parathormon
yang
berfungsi untuk mengatur kadar kalsium dan fosfat dalam darah dan tulang. 6.
Kelenjar Adrenal
Bagian kulit menghasilkan kortison yang
berfungsi
metabolisme keseimbangan
mengatur
dan air
mengatur dan
garam.
Sedang bagian sumsum (medulla) menghasilan adrenalin (epinefrin) yang
berfungsi
mempengaruhi
denyut jantung, mengatur otot-otot kandung kencing juga mengatur kadar
gula
mengubah
darah
dengan
glikogen
cara
menjadi
glukosa. 7.
Pankreas
Bagian pulau-pulau Langerhans menghasilkan hormon insulin. Fungsi hormon ini mengatur kadar gula darah dengan cara mengubah glikogen.
glukosa
menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
8.
Ovarium
Berfungsi
menghasilkan
hormon
Estrogen dan Progesteron. 9.
Testis
Berfungsi
sebagai
penghasil
spermatozoa dan hormon testoteron
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
Lampiran 8
PEDOMAN KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN PERTAMA SIKLUS II
1. Penyakit adalah keadaan tidak normal pada badan atau minda yang menyebabkan ketidakselesaan, disfungsi, atau tekanan/stres kepada orang yang terbabit atau berhubung rapat dengannya. 2. Mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor antaralain: penyebab penyakit (agen), induk semang (hospes), danlingkungan yang dikenal dengan penyebab majemuk suatu penyakit (multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebabtunggal (single causation of disease). Sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang yang dapat melewatkan atau menyebabkan penyakit pada orang lain. Sumber penyakit ini mencakup juga reservoar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.Sumber
penularan
ialah
induk
semang penyakit baik
manusiaatau hewan yang dapat mengeluarkan benih-benih penyakit danmenularkan penyakit-penyakit tersebut kepada orang lain.Sumber penularan harus dibedakan dari sumber penyakit. 3. Penyakit – penyakit dalam sistem hormon manusia serta penyebabnya a. Hipersekresi hormon (Gigantisme) yaitu pertumbuhan yang selama masa pertumbuhan dapat menimbulkan pertumbuhan raksasa b. Hiposekresi hormon (Drafisme) yaitu pertumbuhan yang selama masa pertumbuhan dapat menimbulkan tubuh menjadi cebol atau kerdil. c. Kretinisme yaitu trrjadinya pertumbuhan kerdil dan kemunduran mental. Iasanya terjadi pada masa kanak-kanak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
d. Mixudema yaitu terjadinya penurunan metabolisme, berat tubuh bertambah, gerakan lamban, berpikir dan berbicara lamban, kulit tebal dan rambut rontok. e. Penyakit Gondok : adalah penyakit yang terjadi akibat kekurangan iodin dalam waktu yang lama yang mengakibatkakan pembengkakan pada kelenjar tiroid. Akibatnya kelenjar gondok membengkak dan muncullah penyakit gondok. f. Penyakit addison terjadi karena hipofungsi pada kelenjar adrenal. g. Sindrom cushing terjadi karena hiperfungsi pada kelenjar adrenal yang mengakibatkan tumor pada kelenjar adrenal. h. Diabetes melitus adalah penyakit karena kekurangan hormon insulin yang mengakibatkan gula darah tidak dapat diubah menjadi glikogen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
PEDOMAN KUNCI JAWABAN LKS PERTEMUAN KEDUA SIKLUS II
1. Cara mencegah penyakit a. Selalu menjaga kebersihan diri. Ini adalah langkah awal yang harus dilakukan dalam pencegahan penyakit. Menjaga kebersihan diri bisa dilakukan dengan cara mandi minimal 2x sehari dengan menggunakan sabun dan air bersih. b. Menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan tempat tinggal kita merupakan area yang sangat rawan dalam penularan berbagai macam penyakit. Bila kita tinggal di lingkungan yang kotor serta sistem sanitasi yang buruk, sudah bisa dipastikan bahwa kita menjadi rentan tertular berbagai macam penyakit. Langkah konkrit dalam menjaga kebersihan lingkungan adalah dengan cara membuang sampah pada tempatnya, tidak buang air besar dan kecil di sembarang tempat, menjaga kualitas air yang digunakan untuk mandi, memasak, dan mencuci. c. Selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi. Makanan yang bergizi tidak harus selalu makanan yang mahal. Yang penting makanan tersebut mengandung gizi serta vitamin yang baik bagi tubuh kita. d. Imunisasi. Walaupun pendapat masyarakat Indonesia mengenai imunisasi sampai saat ini masih terbelah menjadi 2, antara yang pro dan kontra dengan imunisasi, namun dari sudut pandang ilmu kedokteran, imunisasi merupakan langkah yang tepat dalam pencegahan penyakit terutama penyakit - penyakit yang berbahaya dan sifatnya fatal bagi kesehatan manusia. e. Menghindari lingkungan yang menjadi endemi suatu penyakit. Sebisa mungkin kita menghindari untuk tinggal di wilayah yang menjadi endemi bagi penyakit, terlebih bila penyakit tersebut telah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
ditetapkan sebagai wilayah dengan KLB (kasus luar biasa) suatu penyakit. f. Memeriksakan kesehatan secara rutin. Ini sangat penting untuk dilakukan sebagai langkah pencegahan penyakit. Semakin dini suatu penyakit bisa diketahui, maka akan semakin mudah proses penyembuhannya. 2. Pencegahan penyakit tiroid dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup iodin, misalnya ikan laut, atau menggunakan garam beriodin.
3. Cara pengobatan penyakit sindrom cushing Pengobatan bergantung pada apakah masalah pada kelenjar adrenal, kelenjar pituitary, atau daerah lain. Operasi atau terapi radiasi kemungkinan dibutuhkan untuk mengangkat atau menghancurkan tumor pituitary. Tumor pada kelenjar adrenalin (biasanya adenomas) bisa seringkali bisa diangkat dengan cara operasi. Kedua kelenjar adrenalin bisa diangkat jika pengobatan ini tidak efektif atau jika tidak terdapat tumor. Orang yang kedua kelenjar adrenalinnya diangkat, dan banyak orang yang memiliki bagian pada kelenjar adrenalinnya diangkat, harus menggunakan kortikosteroid untuk hidup. Tumor diluar pituitary dan kelenjar adrenalin yang mengeluarkan hormon berlebihan biasanya diangkat dengan cara operasi. Obat-obatan tertentu, seperti metyrapone atau ketoconazole, bisa menurunkan kadar kortisol dan bisa digunakan ketika menunggu pengobatan yang lebih pasti seperti operasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
Lampiran 9 KISI-KISI SOAL PRE-TEST
Menjelaskan pengertian hormon B1 Menjelaskan struktur dan fungsi hormon A1, A2 Menjelaskan proses kerja hormon Mendeskripsikan proses regulasi A8 pada sistem hormon Memprediksi penyebab terjadinya kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem endokrin.
A4, A13 A12 A3, A9, A11
A10
A5, A14
A6, A7, A15
Keterangan : Simbol A untuk Soal Pilihan Ganda (PG) Simbol B untuk Soal Uraian
B3, B5
B2, B4
Evaluasi
Sintesis
Analisis
Penerapan (aplikasi)
Pemahaman
Indikator
Ingatan (Pengetahuan )
Aspek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
PEDOMAN PENSKORAN PRE-TEST
A. Pilihan Ganda Setiap soal masing-masing diberi skor maksimal 1 (satu) dengan ketentuan : Skor 0, jika salah atau tidak menjawab Skor 1, jika jawaban benar
B. Uraian Singkat Setiap soal memiliki masing-masing skor dengan ketentuan : 1.
Skor soal no. 1 adalah : Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 5, jika sebagian dari jawaban benar Skor 10, jika jawaban benar
2.
Skor soal no. 2 adalah : Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 7, jika sebagian jawaban benar Skor 15 , jika jawaban benar
3.
Skor soal no. 3 adalah : Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 7, jika sebagian jawaban benar Skor 15 , jika jawaban benar
4.
Skor soal no. 4 adalah : Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 15, jika sebagian jawaban benar Skor 25 , jika jawaban benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
5.
Skor soal no. 5 adalah : Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 10, jika sebagian jawaban benar Skor 20 , jika jawaban benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
Lampiran 10
Nama : SOAL PRE-TEST
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat ! 1. Hormon yang dihasilkan dari sel-sel saraf disebut.... a. Neuronhormon b. Neurohormon c. Oktositosin hormon d. Antidiurek hormon e. Neurosekretori 2. Hormon dihasilkan oleh …… a. Kelenjar pineal b. Neurohormon c. Kelenjar endokrin d. Kelenjar neurosekretori e. Kelenjar hipotalamus
3. Hormon yang dikeluarkan hipofisis disebut..... a. Follicle Stimulating Hormon Releazing (FSH) b. Corticotropic Stimulating Hormon (CSH) c. Melanocyte Stimulating Hormon (MSH) d. Thyrotrophic releazing faktor (TRF) e. Tyroid Stimulating Hormon (TSH)
4. Jika produksi hormon tiroksin sudah terlalu banyak, maka produksinya dapat dihambat dengan cara mengurangi produksi... a.
Prolactin inhibiting faktor (PIF)
b.
Thyrotrophic releazing faktor (TRF)
c.
Melanocyte Stimulating Hormon (MSH)
d.
Follicle Stimulating Hormon Releazing (FSH)
e.
Tyroid Stimulating Hormon (TSH)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
5. Kekurangan hormon tiroksin pada orang dewasa akan mengakibatkan …. a. Kretinisme b. Addison c. Mixudema d. Sindrom cushing e. Grave’s diase
6. Joko mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup iodin seperti ikan laut atau menggunakan garam beriodin. Hal yang dilakukan joko merupakan salah satu pencegahan pada penyakit..... a. Penyakit tulang b. Penyakit gondok c. Penyakit diabetes d. Penyakit addison e. Penyakit gondong
7. Jika orang dewasa kekurangan hormon tiroksin maka orang tersebut akan mengalami hal-hal berikut ini, kecuali.... a. Metabolisme menurun b. Rambut rontok c. Berat tubuh bertambah d. Kulit tebal e. Pertumbuhan menjadi kerdil
8. Hipofisis bagian anterior disebut... a. Neurohipofisis b. portahipotalamohipofisis c. Adenohipofisis d. Oksitosinhipofisis e. Glukokortiroid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
9. Hipofisis bagian tengah hanya aktif di masa bayi dan menghasilkan hormon MSH... apa fungsi dari hormon tersebut... a. Mensintesis melanin b. Mensisntesis melatonin c. Menghasilkan melanin d. Menghasilkan melatonin e. Mensintesis dan menghasilkan melanin
10. Kelenjar ini membantu mengatur siklus proses fisiologi pada siang dan malam hari sehingga mempengaruhi pola tidur, selera makan, dan suhu tubuh. Nama Kelenjar ini adalah.... a. Kelenjar paratiroid b. Kelenjar pineal c. Pankreas d. Ovarium e. Hipofisis 11. Kelenjar adrenal terdiri atas 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut...... dan bagian dalam yang disebut... a. Anterior dan posterior b. Anterior dan medula c. Korteks dan posterior d. Korteks dan medula e. Korteks dan anterior 12. Hormon yang bekerja berlawanan dengan hormon insulin adalah... a. Hormon estrogen b. Hormon progesteron c. Hormon tiroksin d. Hormon vasopresin e. Hormon adrenalin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
13. Fungsi dari hormon glukagon adalah... a. Menaikkan gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa b. Menaikkan gula darah dengan mengubah glukosa menjadi glikogen c. Menurunkan gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa d. Menurunkan gula darah dengan mengubah glukosa menjadi glikogen e. Menaikkan dan menurunkan gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa
14. Bila kelenjar paratiroid hiperaktif, maka tubuh akan berpotensi menjadi …. a.
Batu ginjal
b.
Kretinisme
c.
Akromegali
d.
Obesitas
e.
Gigantisme
15. Yanto berusia 7 tahun mengalami hipofungsi pada hormon tiroksin sehingga pertumbuhan tubuhnya kerdil dan mengalami kemunduran mental. Yanto menderita penyakit.... a. Prolaktin b. Mixudema c. Grave’ disease d. Kretinisme e. Drafisme
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
B. Uraian Singkat 1. Jelaskan pengertian dari hormon! 2. Joko berusia 25 tahun dan setelah melakukan pemeriksaan diketahui bahwa tulang joko mudah patah dan ada batu didalam ginjalnya. Berdasarkan kondisi tersebut jelaskan hubungan antara kelenjar endokrin dengan gangguan kesehatan yang dialami joko ! 3. Sebutkan dan Jelaskan fungsi dari 2 hormon yang bukan faktor penggiat dalam hipotalamus! 4. Terdapat hubungan erat antara kelenjar paratiroid dan pankreas dalam menjaga homeostatis tubuh, khususnya berkaitan dengan kadar gula darah. Jelaskan hubungan antara kedua kelenjar tersebut berkaitan dengan pengaturan kadar gula darah ! 5. Sebutkan dan jelaskan fungsi dari hormon adrenalin dan noradrenalin pada kelenjar adrenal !
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
PEDOMAN KUNCI JAWABAN PRE-TEST A. Pilihan Ganda 1. B 2. C 3. E 4. D 5. C 6. B 7. E 8. C 9. A 10. B 11. D 12. E 13. A 14. A 15. D
B. Uraian Singkat 1. Pengertian Hormon : adalah cairan atau getah berupa senyawa kimia yang ada dalam darah dengan kadar yang sangat rendah, fungsinya pengatur metabolisme jaringan agar homeostatis . Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin 2. Kelenjar endokrin adalah kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu yang berfungsi untuk menghasilkan hormon. Jika Kelenjar endokrin yang bekerja tidak normal maka dapat menyebabkan peningkatan kadar kalsium darah, yang menyebabkan pembentukan batu ginjal dan kadang gagal ginjal. bahakan kerapuhan tulang seperti kondisi yang dialami Joko.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
3. a. Hormon vasopresin yang berfungsi mempengaruhi pengeluaran air pada urin) b. hormon oksitosin yang berfungsi mempengaruhi kontraksi uterus.
4. Hubungan kedua kelenjar tersebut berkaitan dengan pengaturan kadar gula darah. Kelenjar paratiroid berfungsi menghasilkan Parathormon dan Kalsitonin hormon. Parathormon berfungsi meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel –sel tulang osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah. Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga fungsinya menurunkan kalsium darah. Sedangkan kelenjar Pankreas berfungsi menghasilkan hormon insulin yang dapat membantu mengubah glukosa menjadi glikogen. Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa ada keterkaitan atau hubungan antara kelenjar paratiroid dan pankreas dalam pengaturan kadar gula darah karena memiliki fungsi yang sama dalam pengaturan kadar gula darah.
5. Fungsi Hormon Adrenalin dan noradrenalin Hormon Adrenalin (Epinefrin)
Fungsi Hormon Mempercepat menaikan
kerja
jantung,
tekanan
darah,
mempercepat pengubahan glikogen menjadi glukosa pada hati, menaikan gula darah, dan mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot Noradrenalin (norepinefrin)
Menurunkan
tekanan
darah
dan
denyut jantung. Biasanya adrenalin dan noradrenalin bekerja antagonis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
Lampiran 11 KISI-KISI SOAL POST-TEST SIKLUS I
Menjelaskan pengertian hormon Menjelaskan struktur dan fungsi sistem A1, A10, A15 hormon Menjelaskan kerja hormon
proses
Mendeskripsikan proses regulasi pada sistem hormon
B1 A2, A9, A11, B2
A8, B3
A6, A13, A14 A3, B4, B5
A5, A4, A7, A12
Keterangan : Simbol A untuk Soal Pilihan Ganda (PG) Simbol B untuk Soal Uraian
B5
Evaluasi
Sintesis
Analisis
Penerapan (aplikasi)
Indikator
Pemahaman
Ingatan (Pengetahua n)
Aspek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
PEDOMAN PENSKORAN SIKLUS I
A. Pilihan Ganda Setiap soal masing-masing diberi skor maksimal 1 (satu) dengan ketentuan : Skor 0, jika salah atau tidak menjawab Skor 1, jika jawaban benar
B. Uraian Singkat Setiap soal memiliki masing-masing skor dengan ketentuan : 1. Skor soal no. 1 adalah : Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 5, jika sebagian dari jawaban benar Skor 10, jika jawaban benar
2.
Skor soal no. 2 adalah : Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 3, jika sebagian jawaban benar Skor 5, jika jawaban benar
3.
Skor soal no. 3 adalah : Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 7,5, jika benar 1 Skor 15, jika benar 2 Skor 23, jika benar 3 Skor 30, jika jawaban benar
4.
Skor soal no. 4 adalah : Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
Skor 5, jika benar 1 Skor 10, jika benar 2 Skor 15, jika benar 3 Skor 20, jika benar 4 Skor 25 , jika jawaban benar
5.
Skor soal no. 5 adalah : Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 7,5, jika benar 1 Skor 10, jika sebagian jawaban benar Skor 15 ,jika jawaban benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
Lampiran 12 KISI-KISI SOAL SIKLUS II
Memprediksi penyebab terjadinya kelainan/ penyakit yang terjadi pada sistem endokrin.
A5, A11
A1, A2, A3, A4, A6, A7 A8, A12, A9, A10, B3, B4 A13, A14, A15, B1, B2
Keterangan : Simbol A untuk Soal Pilihan Ganda (PG) Simbol B untuk Soal Uraian
B5
Evaluasi
Sintesis
Analisis
Penerapan (aplikasi)
Pemahaman
Indikator
Ingatan (Pengetahuan)
Aspek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
PEDOMAN PENSKORAN SIKLUS II
A. Pilihan Ganda Setiap soal masing-masing diberi skor maksimal 1 (satu) dengan ketentuan : Skor 0, jika salah atau tidak menjawab Skor 1, jika jawaban benar
B. Uraian Singkat Setiap soal memiliki masing-masing skor dengan ketentuan : 1. Skor soal no. 1 adalah Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 2, jika benar menyebutkan 1 Skor 4, jika benar menyebutkan 2 Skor 6, jika benar menyebutkan 3 Skor 8, jika benar menyebutkan 4 Skor 10, jika jawaban benar
2.
Skor soal no. 2 adalah Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 10, jika sebagian jawaban benar Skor 15 , jika jawaban benar
3.
Skor soal no. 3 adalah Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 5, jika sebagian jawaban benar Skor 10 , jika jawaban benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
4.
Skor soal no. 4 adalah Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 5, jika menjelaskan pengertian sindrom cushing Skor 2,8 , jika benar menyebutkan 1 gejala kelainan dan/ penyakit Skor 5,6, jika benar menyebutkan 2 gejala kelainan dan/ penyakit Skor8,4, jika benar menyebutkan 3 gejala kelainan dan/ penyakit Skor 11, jika benar menyebutkan 4 gejala kelainan dan/ penyakit Skor 14, jika benar menyebutkan 5 gejala kelainan dan/ penyakit Skor 17, jika benar menyebutkan 6 gejala kelainan dan/ penyakit Skor 20, jika benar menyebutkan 7 gejala kelainan dan/ penyakit Skor 25 , jika jawaban benar
5.
Skor soal no. 5 adalah Skor 0, jika tidak menjawab Skor 2, jika salah Skor 5, jika hanya menjelaskan tentang menopause Skor 10, jika hanya menjelaskan tentang menopause dan hormon estrogen Skor 15, jika sebagian jawaban benar Skor 20, jika jawaban meendekati sempurna Skor 25 , jika jawaban benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
Lampiran 13 SOAL POST-TEST SIKLUS I
Nama :
A. Pilihan Ganda 1. Hormon selain dihasilkan dari kelenjar endokrin, hormon ada pula yang dihasilkan dari sel-sel saraf tertentu disebut sel.......... a. Neuron b. Neurohormon c. Neusekretori d. Neusektori e. Sekretin
2. Hormon yang berfungsi merangsang lobus anterior hipofisis agar mensekresi Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) disebut.... a. Luteining Hormon releasing factor (LRF) b. Corticotropic Releazing Factor (CRF) c. Thyrotrophic releazing faktor (TRF) d. Follicle Stimulating Hormon Releazing (FSH) e. Growth Hormon releasing factor (GRF)
3. Kelenjar yang memiliki peranan penting dalam koordinasi kimia tubuh disebut.... a. Kelenjar hipofisis b. Kelenjar Hipotalamus c. Kelenjar pineal d. Kelenjar paratiroid e. Kelenjar tiroid
4. Dibawah ini adalah yang termasuk fungsi dari hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian anterior, kecuali.....
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
a. Mensintesis melanin b. Mengendalikan kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid c. Mengendalikan kegiatan kelenjar adrenal dalam menghasilkan hormon glukokortikoid d. Mengendalikan pertumbuhan tubuh e. Mempengaruhi pertumbuhan kelenjar air susu
5. Kadar melatonin paling tinggi terjadi pada malam hari sehingga membuat kita mengantuk, sedangkan pada siang hari kadarnya hanya sedikit. Hormon melatonin dihasilkan oleh kelenjar..... a. Kelenjar pineal b. Kelenjar adrenal c. Kelenjar Pankreas d. Kelenjar hipotalamus e. Kelenjar paratiroid
6. Kerja hormon yang dibantu oleh vitamin D adalah..... a. Hormon oksitosin b. Hormon adrenalin c. Hormon insulin d. Hormon tiroksin e. Hormon paratiroid
7. Jika hasil tes urin menunjukkan kadar glukosa darah yang tinggi, kemungkinan orang tersebut kekurangan hormon.... a. Glukagon b. Aldosteron c. Adrenalin d. Insulin e. Oksitosin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
8. Setiana setelah melakukan pemeriksaan, diketahui bahwa dia sedang hamil dan waktu kehamilannya sudah memasuki usia 4 minggu. Untuk memelihara kehamilan setiana, maka diperlukan sekresi hormon... a. Progesteron b. Testoteron c. Estrogen d. Oksitosin e. Antidiuretik
9. Kelenjar endokrin yang berfungsi sebagai pengendali metabolisme kalsium dan fosfat dalam darah adalah kelenjar …. a.
Pineal
b.
Tiroid
c.
Paratiroid
d.
Hipofisis
e.
Hipotalamus
10. Dibawah ini yang merupakan fungsi dari melanin adalah…. a.
memberi warna putih pada kulit
b.
memberi warna kuning pada mata
c. Sebagai penghasil hormon MSH d. Memberi warna coklat pada kulit e. Memberi warna hitam pada kulit
11. Kelenjar hipofisis pada lobus posterior menghasilkan dua jenis hormon yaitu.... a. Antidiuretic hormon dan hormon oksitosin b. Melanocyte stimulating hormon dan hormon prolaktin c. Hormon oksitosin dan hormon prolaktin d. Antidiuretic hormon dan melanocyte stimulating hormon e. Hormon oksitosin dan melanocyte stimulating hormon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
12. Anak laki-laki yang telah berada pada usia pubertas, mengalami perubahan suara, tumbuh kumis, dan jambangnya. Perubahan ini dipengaruhi oleh hormon.... a.
Estrogen
b.
Progesteron
c.
Paratiroid
d.
Testoteron
e.
Adrenalin
13. Hormon yang mengatur sekresi dari lobus anterior pada kelenjar hipofisis adalah.... a. Kortikotropin b. Tirotropik c. Adrenocorticotrophic d. Somatotrophic e. Prolaktin
14. Faktor penghambat dalam kerja neurohormon adalah.... a. Corticotropic Releazing Factor (CRF) b. Corticotropic Stimulating Hormon (CSH) c. Follicle Stimulating Hormon Releazing (FSH) d. Luteining Hormon releasing factor (LRF) e. Prolactin Inhibiting Faktor (PIF)
15. Hormon estrogen dihasilkan oleh.... a. Langerhans b. Folikel graaf c. Melatonin d. Folikel stimulating e. Ovarium
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
B. Soal Uraian 1. Jelaskan pengertian dari hormon ! (10) 2. Jelaskan fungsi dari neurohormon ! (5) 3. Jelaskan perbedaan antara sistem saraf dan sistem endokrin dalam mengkoordinasi tubuh. Buat dalam bentuk tabel ! (30) 4. Jelaskan 5 fungsi dari masing-masing kelenjar endokrin yang anda ketahui ! (25) 5. Setiap wanita memiliki ovarium, dimana ovarium menghasilkan 2 hormon yang dihasilkan oleh folikel graaf dan korpus luteum, pembentukan hormon tersebut dirangsang oleh Oleh FSH dan LH. Sebutkan dan Jelaskan 2 hormon tersebut beserta fungsinya ! (15)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
PEDOMAN KUNCI JAWABAN POST-TEST SIKLUS I A. Pilihan Ganda 1. C 2. B 3. A 4. D 5. A 6. E 7. D 8. C 9. C 10. E 11. A 12. D 13. B 14. E 15. B
B. Uraian Singkat 1. Pengertian Hormon : adalah cairan atau getah berupa senyawa kimia yang ada dalam darah dengan kadar yang sangat rendah, fungsinya pengatur metabolisme jaringan agar homeostatis . Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin 2. Neurohormon berfungsi sebagai hormon penggiat ada juga yang berfungsi sebagai faktor penghambat.
3. Perbedaan Sistem Saraf dan Sistem Hormon : No. 1.
2.
Sistem Saraf
Sistem Hormon
Sinyal yang dibawa berupa impuls
Sinyal yang dibawa
saraf
berupa cairan hormon
Impuls saraf berjalan cepat karena
Efek hormon berjalan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
No.
Sistem Saraf
Sistem Hormon
dihantarkan melalui serabut saraf
lambat karena dihantarkan melalui sistem peredaran darah
3.
Organ target biasanya khusus,
Organ target ada yang
misalnya jika kaki terkena paku,
khusus ada pula yang
impuls khusus dari kaki akan kembali
umum. Misalnya
ke kaki
hormon vasopressin berpengaruh pada penyerapan air di ginjal, sedangkan hormon pertumbuhan berpengaruh ke seluruh tubuh
4.
Tanggapan organ target berlangsung
Tanggapan organ
cepat
target ada yang cepat, ada yang lambat.
4. Fungsi 9 Kelenjar Endokrin a. Kelenjar
hipotalamus
berfungsi
penting
dalam
pengaturan
homeostasis b. Kelenjar Pituitari atau hipofisis berfungsi dalam koordinasi kimia dalam tubuh c. Kelenjar pineal berfungsi menghasilkan melatonin d. Kelenjar tiroid berfungsi menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi mengatur reaksi metabolisme karbohidrat, mengatur penggunaan O2 dan CO2, mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental. e. Kelenjar paratiroid berfungsi mengatur kandungan ion fosfat (PO4) dan ion kalsium (Ca) dalam darah dan tulang. f. Kelenjar adrenal (anak ginjal) berfungsi menghasilkan hormon adrenalin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
g. Pankreas terdapat kelompok sel yang dikenal sebagai pulau langerhand, yang berfungsi menhasilkan hormon insulin. h. Ovarium berfungsi menghasilkan hormon estrogen dan dan progesteron i. Testis berfungsi sebagai penghasil spermatozoa dan hormon testoteron
5. Ada 2 hormon yang dihasilkan di ovarium yaitu hormon estrogen dan progesteron a. Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan cicri-ciri kelamin sekunder pada wanita dan perilaku seksual. b. Hormon progesteron berfungsi untuk memelihara kehamilan, perkembangan dan pertumbuhan kelenjar air susu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
Lampiran 14 SOAL POST-TEST SIKLUS II
Nama
:
No. Absen
:
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat ! 1. Kekurangan hormon antidiuretik (ADH) dapat mengakibatkan penyakit.... a. Akromegali b.
Batu Ginjal
c. Gondok eksoftalmus d.
Diabetes Melitus
e. Diabetes Inspidus
2. Hiposekresi growth hormon selama masa anak-anak dapat menyebabkan tubuh menjadi kerdil. Hal tersebut dikenal dengan istilah.... a. Gigantisme b. Grave’s disease c. Diabetes melitus d. Kretinisme e. Pituitary dwarfism
3. Kekurangan hormon tiroid pada masa anak-anak dapat menyebabkan pertumbuhan kerdil dan kemunduran mental. Penyakit ini disebut... a. Kretinisme b. Mixudema c. Gigantisme d. Antidiuretik e. Dwarfisme 4. Grave’s disease adalah salah satu penyakit pada kelenjar tiroid. Nama lain dari penyakit tersebut adalah....
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
a. Insomia b. Gondok dwarfism c. Gondok cushing d. Gondok eksoftalmus e. Gondong eksoftalmus
5. Pembengkakan kelenjar tiroid diakibatkan oleh... a. Tidak adanya iodin dalam tubuh b. Kelebihan iodin dalam waktu yang lama c. Kekurangan iodin dalam waktu yang lama d. Kelebihan glukosa e. Kekurangan glukosa
6. Dibawah ini merupakan gejala akibat kekurangan hormon paratiroid, Kecuali... a. Mengakibatkan tetani b. Gelisah c. Kesemutan d. Rambut rontok e. Sukar tidur
7. Jika seseorang kekurangan hormon insulin maka orang tersebut akan mengalami .... a. Diabetes inspidus b. Diabetes melitus c. Gigantisme d. Dwarfisme e. Kretinisme
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
8. Raden mengalami gejala dimana napsu makan berkurang, mual, muntah, timbul kelelahan, dalam tubuhnya terasa sakit dan meningkatnya pigmen melanin pada kulitnya. Gejala diatas terdapat pada penyakit.... a. Akromegali b. Addison c. Sindrom cushing d. Grave’s disease e. Kretinisme
9. Penyakit Addison dan sindrom cushing merupakan penyakit yang disebabkan oleh malfungsi dari kelenjar.... a. Kelenjar hipofisis b. Kelenjar adrenal c. Kelenjar pankreas d. Kelenjar paratiroid e. Kelenjar Pankreas 10. Hormon paratiroid menyebabkan peningkatan.... a. Kadar gula darah b. Badan dalam mengatasi stress c. Kadar kalsium darah d. Permeabilitas tubulus ginjal terhadap air e. Absorbsi asam amino
11. Di bawah ini yang termasuk gejala Tetani adalah.... a. Hipertensi, Kejang pada tangan dan kaki, kadar kapur dalam darah menurun b. Hipertensi, Kejang pada tangan dan kaki, gelisah c. Kesemuatn, gelisah, kadara kapur menurun, darah rendah d. Kesemutan, Kejang pada tangan dan kaki, darah rendah, pusing dan mual e. Kejang pada tangan dan kaki, gelisah, kesemutan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
12. Wahyu
mengalami
hipersekresi
growth
hormon
selama
masa
pertumbuhan yang menimbulkan pertumbuhan tubuhnya menjadi raksasa. Keadaan yang dialami wahyu disebut... a. Pituitary dwarfism b. Gigantisme c. Mixudema d. Grave’s disease e. Sindrom cushing
13. Bila kelenjar paratiroid tidak berfungsi, dapat berakibat pada timbulnya…. f. Batu ginjal g. Kretinisme h. Akromegali i. Obesitas j. Gondok
14. Penyakit diabetes melitus disebabkan karena... a. Gula darah yang tidak dapat diubah menjadi glikogen b. Glikogen yang tidak dapat di ubah menjadi gula darah c. Tidak adanya gula darah dalam tubuh d. Kalsium darah meningkat e. Kalsium darah menurun
15. Penyakit Akromegali disebabkan oleh hiperfungsi hormon.... a. Tiroksin b. Kalsitonin c. Parathormon d. Pertumbuhan e. Adrenalin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
B. Soal Uraian 1. Sebutkan
tanda-tanda seseorang yang terkena penyakit grave’s
disease! (10) 2. Jika kelenjar paratiroid bekerja terlalu berlebihan maka akan mengakibatkan.... jelaskan! (15) 3. Jelaskan cara pencegahan penyakit gondok ! (10) 4. Jelaskan apa itu sindrom cushing dan bagaimana gejala dari sindrom tersebut! (25) 5. Jelaskan mengapa osteoporosis banyak diderita wanita terutama setelah mengalami menopouse! (25)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
PEDOMAN KUNCI JAWABAN POST-TEST SIKLUS II
A. Pilihan Ganda 1. E 2. E 3. A 4. C 5. C 6. D 7. D 8. B 9. B 10. C 11. E 12. B 13. A 14. A 15. D
B. Uraian Singkat 1.
Penyakit grave’s disease atau gondok eksoftalmus memiliki gejala seperti mata menonjol, mudah gugup, denyut nadi bertambah, mata lebar, nadi dan napas cepat serta tidak teratur dan insomia. Selain itu nafsu makan meningkat tetapi diiringi menurunnnya berat badan karena meningkatnya metabolisme dan gangguan pencernaan.
2.
Jika kelenjar paratiroid bekerja terlalu berlebihan maka akan mengakibatkan kalsium dan fosforosus dalam tulang dikeluarkan dan dimasukkan kembali dalam serum darah. Akibatnya tulang penderita mudah sekali patah, dan di dalam urin banyak mengandung kapur dan fosforus sehingga dapat menimbulkan batu ginjal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
3.
Pencegahan penyakit gondok dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup iodin, misalnya ikan laut atau menggunakan garam beriodin.
4.
Sindrom cushing adalah penyakit yang terjadi akibat hiperfungsi pada kelenjar adrenal yang mengakibatkan terjadinya tumor pada kelenjar adrenal. Gejala penyakit ini yaitu : badan terlihat gemuk, anggota gerak kurus, perutnya menggantung, selain itu kulit wajah memerah, kulit yang menutup perut membentuk garis-garis, hipertensi, dan mudah stress.
5.
Menopause terjadi karena hormon estrogen yang dihasilkan rendah (hiposekresi). Osteoporosis adalah penyakit keropos tulang, yaitu penyakit dimana tulang menjadi rapuh, mudah retak dan patah akibat masa tulang yang rendah. Osteoporosis terjadi karena hiposekresi estrogen (hormon utama
pada
wanita),
yang
membantu
mengatur
pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Osteoporosis selain bergantung pada fungsi hormone estrogen juga ditengarai berkaitan dengan jumlah kalsium yang kurang pada tubuh, misalnya jarang minum susu. Osteoporosis diderita terutama pada wanita yang memasuki masa menopause atau berusia di atas 40 tahun dimana pada usia tersebut puncak massa tulang sudah menurun karena kurang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
Lampiran 15
LEMBAR KUISIONER PENGGUNAAN METODE SNOWBALL THROWING TERHADAP MOTIVASI MATERI SISTEM HORMON MANUSIA
No. Absen
:
Kelas
: XI IPA 3
1. Tulislah No. absen pada bagian yang telah disediakan. 2. Berikut adalah pernyataan yang dimana anda diminta untuk memberikan jawaban yang paling sesuai dengan diri anda dengan memberi tanda checklis (√) pada kolom yang tersedia SS = Sangat setuju, S = Setuju, TS = Tidak setuju, STS = Sangat tidak setuju 3. Baca setiap pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan. 4. Setiap jawaban anda adalah benar, oleh karena itu jangan terpengaruh dengan jawaban teman anda, jawaban anda tidak mempengaruhi nilai anda. 5. Setelah selesai dikumpulkan.
No
Pernyataan
1. 2.
Pelajaran Biologi menarik bagi saya Pelajaran biologi menyenangkan bagi saya Saya tidak mempersiapkan diri sebelum mengikuti pelajaran materi sistem hormon Saya mengikuti pelajaran biologi pada materi sistem hormon manusia tanpa adanya paksaan Saya selalu memperhatikan guru saat proses belajarmengajar pelajaran biologi pada materi sistem hormon manusia dengan metode Snowball Throwing Saya tidak serius mengikuti pelajaran biologi pada materi sistem hormon manusia dengan metode Snowball Throwing Metode Snowball Throwing tidak bisa menambah motivasi saya dalam mengikuti pelajaran sistem hormon Saya selalu aktif dalam mengikuti proses belajarmengajar dengan materi sistem hormon manusia dengan metode Snowball Throwing Belajar dengan metode Snowball Throwing membuat saya lelah sehingga tidak konsentrasi dalam mengikuti
3. 4. 5.
6.
7.
8. 9.
SS
Jawaban S TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
10. 11. 12.
13. 14. 15.
pelajaran. Saya mengerjakan tugas materi sistem hormon manusia yang diberikan oleh guru dengan sungguhsungguh Saya tidak menginginkan hasil belajar yang bagus karena saya tidak suka pelajaran biologi Saya berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok materi sistem hormon manusia dengan metode Snowball Throwing yang diberikan guru Pelajaran biologi pada pada materi sistem hormon manusia dengan metode Snowball Throwing menarik bagi saya Saya merasa bosan dan tidak tertarik pada pelajaran karena metode Snowball Throwing Pelajaran biologi pada pada materi sistem hormon manusia dengan metode Snowball Throwing menyenangkan bagi saya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
Lampiran 16 Kisi-kisi Penskoran observasi Skor
Keterangan
1
Tidak baik
2
Cukup baik
3
Baik
4
Sangat baik
Dengan kriteria sebagai berikut : Skor 1 (tidak baik)
: Jika motivasi peserta didik tidak aktif/kurang aktif dalam belajar
Skor 2 (cukup baik) : Jika motivasi peserta didik cukup baik dan cukup aktif dalam belajar Skor 3 (baik)
: Jika motivasi peserta didik baik dan aktif dalam belajar
Skor 4 (sangat baik) : Jika motivasi peserta didik sangat baik dan aktif dalam belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
181
LEMBAR OBSERVASI SISWA Sekolah Kelas Mata Pelajaran Materi Hari, tanggal Siklus No. Absen
: SMA NEGERI 1 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA : XI IPA 3 : Biologi : Sistem Hormon : : :
PETUNJUK : 1. Amati aktivitas kelompok siswa di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar! 2. Tuliskan tanda cheklist (√) yang sesuai dengan keadaan yang Anda amati!
ASPEK YANG DIAMATI No. 1. Fase diskusi kelompok a. Siswa mempersiapkan diri sebelum mengikuti proses pembelajaran b. Siswa melakukan diskusi kelompok dalam menjawab pertanyaan dan hasil kegiatan dalam LKS c. Siswa bertanya hal yang belum jelas di LKS pada guru d. Siswa kelompok menanggapi jawaban LKS yang disampaikan kelompok lain. 2. Fase permainan snowball throwing a. Siswa tertarik dan antusias mengikuti model pembelajaran snowball throwing b. Siswa mengikuti model pembelajaran snowball throwing dengan dengan semangat c. Siswa berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan dengan sungguh-sungguh d. Siswa memperhatikan guru dalam mengarahkan model pembelajaran snowball throwing
Skor 1
2
3
Yogyakarta,
4
2015
Observer
(…………………………)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
Lampiran 17 PANDUAN WAWANCARA
1. Apa yang anda rasakan ketika mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing? 2. Hal-hal atau nilai apa saja yang anda dapatkan pada saat anda mengikuti diskusi kelompok ? 3. Nilai-nilai apa saja yang anda dapatkan setelah mengikuti pembelajaran dengan model snowball throwing ? 4. Menurut anda, dari sekian banyaknya metode yang digunakan guru ,metode apa yang membuat anda semangat dan termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran disekolah ? 5. Ketika anda mengerjakan tes, apakah anda senang mengerjakan sendiri atau bertanya kepada teman ? 6. Apakah anda termotivasi ketika guru memberikan penghargaan kepada yang mendapat nilai baik ? Alasan?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
Lampiran 18 Soal Snowball Throwing Siklus I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
Lampiran 19 Soal Snowball Throwing Siklus II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
Lampiran 20
DAFTAR NILAI POSTTEST SIKLUS I DAN SIKLUS II No. Absen 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Rerata
Siklus I
Ketuntasan KKM
Siklus II
Ketuntasan KKM
85 70 76 77 76 81 76 79 86 80 76 92 76 51 85 77 60 92 31 81 85 53 91 78 77 51 43 76 48 57 77 80 78 76 73
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
68 90 80 77 78 83 90 78 77 89 80 76 82 80 68 77 77 95 78 90 88 36 77 88 86 79 77 51 67 83 76 90 80 80 79
Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 191
Lampiran 21 DAFTAR HASIL MOTIVASI SISWA DARI KUISIONER/ ANGKET DAN OBSERVASI SIKLUS I DAN SIKLUS II No. Absen 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kuisioner (60%) 73,3 56,6 73,3 86,6 75 75 53,3 73,3 80 71,6 56,6 78,3 75 70 75 65 75 81,5
Siklus Observasi (40%) 75 81,2 75 75 87,5 87,5 75 75 75 81,2 81,2 84 65,6 59,3 78,1 81,2 59,3 93,7
I Skor Total 73,98 66,44 73,98 81,96 80 80 61,98 73,98 78 75,44 66,44 80,58 71,24 65,72 76,24 71,48 68,72 86,38
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
Kuisioner (60%) 90 78,3 75 55 76,6 73,3 63,3 75 91,6 75 76,6 75 55 48,3 75 61,6 71,6 91,6
Siklus II Observasi Skor (40%) Total 81,2 86,48 81,2 79,46 81,2 77,48 81,2 65,48 93,7 83,44 93,7 81,46 84 71,58 84 78,6 87,5 89,96 84 78,6 90,6 82,2 78,1 76,24 68,7 60,48 84 62,58 87,5 80 90,6 73,2 87,5 77,96 100 94,96
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 192
No. Absen 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Rerata
Kuisioner (60%) 45 75 75 66,6 70 83,3 73,3 60 58,3 76,6 51,6 76,6 56,6 68,3 65 71,6 69,6
Siklus Observasi (40%) 53,1 81,2 81,2 68,7 68,7 65,6 65,6 68,7 81,2 71,8 62,5 81,2 68,7 68,7 81,2 81,2 74,6
I Skor Total 48,24 77,48 77,48 67,44 69,48 76,22 70,22 63,48 67,46 74,68 55,96 78,44 61,44 68,46 71,48 75,44 71,64
Kategori Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Kuisioner (60%) 61,6 90 90 70 66,6 88,3 78,3 65 68,3 75 68,3 95 70 75 91,6 86,6 74,9
Siklus II Observasi Skor (40%) Total 59,3 60,68 87,5 89 93,7 91,48 78,1 73,24 75 69,96 71,8 81,7 71,8 75,7 75 69 81,2 73,46 75 75 68,7 68,46 87,5 92 75 72 75 75 84 88,56 93,7 89,44 82 77,78
Kategori Cukup Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
Lampiran 22 HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA TERKAIT DENGAN METODE PEMBELAJARAN No. 1.
Jawaban
Pertanyaan
Apa yang anda rasakan ketika A. Dengan menggunakan pembelajaran mengikuti dengan
proses
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran snowbal throwing ?
snowball
throwing
saya
merasa
tertantang untuk menjawab setiap pertanyaan dari teman-teman, karena itu tu membuat saya sendiri terbuka wawasannya untuk berusaha bisa menjawab soal-soal yang sudah di buat oleh teman-teman dan membuat kelompok saya menjadi menang. B. Seru, soalnya jadi lebih tertantang karena
kita
harus
belajar
dulu
sebelum pelajaran. C. Pertama : karena belum pernah mengenal metode snowball, jadi kaget apa sih snowball itu ? ternyata itu sebuah metode yang cukup lumayan efektif buat saya karena kita dituntut untuk selalu belajar dan membaca supaya bisa menjawab pertanyaan yang berada di bola salju. 2.
Hal-hal atau nilai apa saja yang A. Kerjasama anda dapatkan pada saat anda mengikuti diskusi kelompok ?
dan
berusaha
untuk
menjawab soal dengan benar. B. Sportivitas dan pembagian kerja. C. Mendapat ilmu baru, kerjasama, saling sharing sesama teman berbagi ilmu
tentang
biologi,
terutama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
No.
Jawaban
Pertanyaan
tentang hormon. 3.
Nilai-nilai apa saja yang anda A. Rasa dapatkan
setelah
pembelajaran
mengikuti
dengan
model
snowball throwing ?
percaya
diri,
kerjasama
semakin meningkat dan berusaha menjawab soal dengan benar. B. Lebih
tertantang
untuk
belajar
biologi, lebih rajin belajar sebelum pembelajaran biologi di sekolah. C. Kerjasama,
kreativitas
dalam
membuat pertanyaan dan termotivasi untuk menang. 4.
Menurut
anda,
dari
sekian A. Kuis
banyaknya metode yang digunakan B. Snowball throwing guru, metode apa yang membuat C. Guru mengajak berfikir muridnya, anda semangat dan termotivasi
menanamkan
mengikuti kegiatan pembelajaran
pembelajaran.
mainset
dalam
disekolah ? 5.
Ketika
anda
mengerjakan
test, A. Senang mengerjakan sendiri.
apakah anda senang mengerjakan B. Senang mengerjakan sendiri dan sendiri atau bertanya kepada teman
bertanya kepada guru kalau ada yang
?
kurang jelas. C. Senang mengerjakan bersama teman.
6.
Apakah anda termotivasi ketika A. Sangat termotivasi karena itu bisa guru
memberikan
penghargaan
kepada yang mendapat nilai baik ? Alasan?
membuat
siswa
menjadi
bersemangat lagi. B. Sangat, aku juga pengen kayak orang itu jadi aku harus menang. C. Sangat
termotivasi,
karena
penghargaan pemicu untuk semangat untuk mendapatkan penghargaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
Lampiran 23 Post-test Siklus I dan Siklus II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
201
Post-test Siklus I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
206
Post-test Siklus I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
207
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
208
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
209
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
211
Post-test Siklus II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
212
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
215
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
216
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
217
Post-test Siklus II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
219
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
220
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223
Post-test Siklus II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
224
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
225
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
228
Lampiran 24 Kuisioner Siklus I dan Siklus II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
229
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
230
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
231
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
232
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
233
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
235
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
236
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
237
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
238
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
239
Lampiran 25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
240
Observasi Siklus I dan Siklus II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
241
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
243
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
244
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
245
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
246
Lampiran 26 Surat Izin Penelitian Universitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
247
Lampiran 27 Surat Izin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
248
Lampiran 28 Surat Keterangan Selesai Penelitian