PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Stepani Ni Made Dwijayanti NIM. 121134041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Stepani Ni Made Dwijayanti NIM. 121134041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tangan Tuhan sedang merenda suatu karya yang agung mulia, saatnya kan tiba nanti, kau lihat pelangi kasihNya. -Maria Shandi- Pelangi Kasih-
Janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. -Matius 6: 34-
Apakah saya gagal atau sukses bukanlah perbuatan orang lain. Sayalah yang menjadi pendorong diri sendiri. -Elaine Maxwell-
Karya ilmiah, peneliti persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan menyertai setiap langkahku, memberikanku kesehatan, mendengarkan, dan mengabulkan doaku. 2. Kedua orang tua yang sungguh luar biasa. 3. Kakakku yang selalu mendukung dan menghiburku. 4. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan dan bantuan. 5. Universitas Sanata Dharma almamaterku yang kubanggakan.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar refrensi sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Januari 2016 Penulis,
Stepani Ni Made Dwijayanti
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Nama
: Stepani Ni Made Dwijayanti
Nomor Mahasiswa
: 121134041
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENGARUH
PENERAPAN
METODE
INKUIRI
TERHADAP
KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN
IPA
KELAS
V
SD
KANISIUS
SOROWAJAN
YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sederhana.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 15 Januari 2016 Yang menyatakan,
Stepani Ni Made Dwijayanti
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Dwijayanti, Stepani Ni Made. (2016) Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: metode inkuiri, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menganalisis, pelajaran IPA. Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya prestasi IPA di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan oleh PISA 2009 dan 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen jenis quasi experimental tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta sebanyak 53 siswa. Sampel penelitian ini adalah kelas VA sebanyak 26 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebanyak 27 siswa sebagai kelompok kontrol. Analisis data menggunakan IBM SPSS Statistic 20 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig, (2-tailed) < 0,05, yaitu 0,00 dengan df = 51 dan t = -7,250. Rerata skor kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol yaitu M = 2,58; SD = 0,65; SE = 0,12 untuk kelompok eksperimen, M = 0,95; SD = 0,94; SE = 0,18 untuk kelompok kontrol. Besarnya effect size adalah r = 0,71 atau 50% yang setara dengan efek besar. (2) Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig, (2-tailed) < 0,05, yaitu 0,00 dengan z = -5,53; U = 44,000. Rerata skor kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol yaitu n = 26; Mdn = 1,67 untuk kelompok eksperimen, n = 27; Mdn = 0,33 untuk kelompok kontrol. Besarnya effect size adalah r = -0,75 atau 56% yang setara dengan efek besar.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Dwijayanti, Stepani Ni Made. (2016) The effect of applying inquiry method on the ability to apply and analyse Science at 5th grade class in Kanisius Sorowajan Primary School Yogyakarta. Essay. Yogyakarta: Primary School Teaching Program, Sanata Dharma University. Key Words: inquiry method, apply ability, analyse ability, Science. The background of this study was directed to the concern about low the rank owned Indonesia of science according to PISA research in 2009 and 2012. This reseach aimed to understanding the effect of applying inquiry method on the ability to apply and analyse in Science. This reseach used quasi experimental method type non-equivalent control group design. The population of this research was all of 53 students of the 5th grade class in Kanisius Sorowajan Primary School Yogyakarta. The sample of this reseach was 26 students from 5th grade A class and 27 students from 5th grade B class as control group. IBM SPSS Statistic 20 for Windows was used to analyse the data. This research showed that (1) the application of inquiry method influence the apply ability. It was showed with Sig, (2-tailed) < 0,05, which was 0,00 with df = 51 and t = -7,250. The average score of experiment group was bigger than control group which was M = 2,58; SD = 0,65; SE = 0,12 for experiment group, M = 0,95; SD = 0,94; SE = 0,18 for control group. The effect size was r = 0,71 or 50% which equaled to big effect. (2) the application of inquiry method influence the analyse ability. It was showed with Sig, (2-tailed) < 0,05, which was 0,00 with z = -5,53; U = 44,000. The average score of experiment group was bigger than control group which was n = 26; Mdn = 1,67 for experiment group, n = 27; Mdn = 0,33 for control group. The effect size was r = -0,75 or 56% which equaled to big effect.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PRAKATA Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma
Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memotivasi dengan penuh sabar dan bijaksana. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma
Yogyakarta. 4. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Dosen pembimbing II yang telah membimbing kami dengan penuh perhatian dan kesabaran. 5. Suwardi, S.Pd. Kepala SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian. 6. Vitus Gading Sasongko, S.Pd. Guru mitra SD peneliti yang telah membantu pelaksanaan penelitian. 7. Guru-guru
SD
Kanisius
Sorowajan
yang
telah
membantu
terlaksananya penelitian, Bu Tri, Bu Maria, Pak Yanuar, Bu Hartini, Bu Nuki, Bu Mardiani, Bu Agnes, Bu Kristi, Bu Sandra, dan Bu Wulan. 8. Siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi. 10. Keluargaku tercinta, Filipus I Wayan Lipus, Victoria Ni Wayan Astuti, Rufina Ni Luh Wiwik Handayani yang sungguh luar biasa dalam memberikan dukungan berupa doa, nasihat, dan materiil. 11. Andreas Putu Dio Rizki Kornea yang selalu memberikan semangat, dan doa. 12. Teman-temanku penelitian kolaboratif payung Inkuiri IPA Agnes, Andan, Desti, Vega, Ami, Wikan, Tira, Dewi, Nindya, Adi, Dea, dan Bayu yang telah memberikan semangat dan bantuan selama menyelesaikan skripsi. 13. Teman-temanku di kelas VII A, sahabat seperjuangan selama kuliah yang sungguh luar biasa. 14. Sahabat-sahabat di Bali, Adelina, Iis, Edo, Berli, Kristo, Melan, Rai, Siska, Adhi, Aris, Sambu, dan Anton. 15. Teman-teman kos Odilia tercinta, Veni, Momo, Yovie, Yuyun, Raras, Mitha, Mega, Vita, Fani, Mbak Lina, Indri yang telah memberikan keceriaan, semangat dan bantuan. 16. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu namun telah banyak membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Segala masukan berupa saran dan kritik yang membangun akan peneliti terima dengan senang hati. Peneliti juga berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dunia pendidikan.
Peneliti
Stepani Ni Made Dwijayanti
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................... vi ABSTRAK ................................................................................................. vii ABSTRACT ................................................................................................ viii PRAKATA ................................................................................................ ix DAFTAR ISI .............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4 1.4.1 Bagi Guru........................................................................................... 4 1.4.2 Bagi Siswa ......................................................................................... 4 1.4.3 Bagi Sekolah ...................................................................................... 4 1.4.4 Bagi Peneliti....................................................................................... 5 1.5 Definisi Operasional ............................................................................ 5 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 6 2.1 Kajian Pustaka ..................................................................................... 6 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ............................................................. 6 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Menurut Piaget dan Perkembangan Psikologi dari Vygotsky ................................................................. 6 2.1.1.2 Proses Kognitif ............................................................................... 10 1. Proses Kognitif Benjamin S. Bloom ...................................................... 10 2. Kemampuan Mengaplikasi ..................................................................... 11 3. Kemampuan Menganalisis ..................................................................... 12 2.1.1.3 Metode Inkuiri ................................................................................. 13 1. Pengertian Metode Inkuiri ................................................................. 13 2. Macam-macam Metode Inkuiri .............................................................. 13 3. Langkah-langkah Metode Inkuiri ........................................................... 14 4. Prinsip-prinsip Metode Inkuiri ............................................................... 15 5. Keunggulan Metode Inkuiri ................................................................... 16 2.1.1.4 Hakikat IPA ..................................................................................... 17 2.1.1.5 Materi IPA: “Sifat Bahan Tali-temali Berdasarkan Bahan Penyusunnya” ................................................................................. 17 1. Bahan Tali-temali: Serat, Benang, dan Tali ........................................... 18 2. Sifat Bahan Benang terhadap Penyerapan Air ...................................... 21 3. Kekuatan Bahan Benang dan Tali Berdasarkan Struktur Penyusunnya ........................................................................................... 21
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.2 Penelitian yang Relevan .................................................................... 21 2.1.2.1 Penelitian tentang Metode Inkuiri ................................................... 21 2.1.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis ................................................................................... 23 2.1.2.3 Literature Map ............................................................................... 25 2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................ 26 2.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 26 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 28 3.1 Jenis Penelitian..................................................................................... 28 3.2 Setting Penelitian ................................................................................. 29 3.1.1 Lokasi Penelitian ............................................................................... 29 3.1.2 Waktu Penelitian................................................................................ 30 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 31 3.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 31 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 32 3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................ 33 3.7 Teknik Pengujian Instrumen ................................................................ 34 3.7.1 Uji Validitas ....................................................................................... 34 3.7.1.1 Validitas Isi ..................................................................................... 35 3.7.1.2 Validitas Konstruk........................................................................... 35 3.7.2 Uji Reliabilitas ................................................................................... 36 3.8 Teknik Analisis Data ............................................................................ 37 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data .......................................................... 37 3.8.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ..................................................... 38 3.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ................................................. 39 3.8.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ........................................................... 40 3.9 Analisis Lebih Lanjut ........................................................................... 42 3.9.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ..... 42 3.9.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I................. 42 3.9.3 Uji Korelasi Rerata Pretest dan Posttest I ......................................... 43 3.9.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ........................................................ 44 3.10 Dampak Pengaruh Perlakuan ............................................................. 45 3.11 Pembahasan Lebih Lanjut .................................................................. 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 48 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 48 4.1.1 Implementasi Penelitian..................................................................... 48 4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian .......................................................... 48 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ............................................ 49 1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol .................... 50 2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen ............. 51 4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I Kemampuan Mengaplikasi ............. 54 4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data ........................................................ 55 4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ................................................... 56 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .............................................. 57 4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan......................................................... 59 4.1.3 Analisis Lebih Lanjut ........................................................................ 60 4.1.3.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .. 60 4.1.3.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .............. 62
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.3.3 Uji Korelasi Rerata Pretest dan Posttest I....................................... 63 4.1.3.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ..................................................... 64 4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II Kemampuan Menganalisis ............ 65 4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data ....................................................... 66 4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ................................................... 67 4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .............................................. 68 4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan......................................................... 70 4.1.5 Analisis Lebih Lanjut ........................................................................ 70 4.1.5.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .. 70 4.1.5.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .............. 72 4.1.5.3 Uji Korelasi Rerata Pretest dan Posttest I....................................... 73 4.1.5.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ..................................................... 75 4.2 Pembahasan .......................................................................................... 76 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi ........ 77 4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis ........ 78 4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ............................................................. 80 4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut.................................................................. 82 BAB V PENUTUP ..................................................................................... 84 5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 84 5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 85 5.3 Saran .................................................................................................... 85 DAFTAR REFRENSI ............................................................................... 87 LAMPIRAN ............................................................................................... 91 CURRICULUM VITAE ............................................................................. 155
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Materi Pembelajaran .................................................... 18 Gambar 2.2 Bagan Penelitian yang Relevan ............................................... 25 Gambar 3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 29 Gambar 3.2 Variabel Penelitian ................................................................. 32 Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal ................................... 41 Gambar 3.4 Rumus Besar Efek Untuk Data Tidak Normal ........................ 41 Gambar 3.5 Rumus Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .. 42 Gambar 3.6 Rumus Persentase Uji Retensi................................................. 45 Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengaplikasi...................................................... 59 Gambar 4.2 Grafik Perbedaan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengaplikasi ..................................................... 61 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi ............................. 65 Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Menganalisis ...................................................... 69 Gambar 4.5 Grafik Perbedaan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Menganalisis ..................................................... 71 Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menganalisis .............................. 76
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ........................................................... 30 Tabel 3.2 Pengumpulan Data Pretest dan Posttest .................................... 33 Tabel 3.3 Matrik Pengembangan Instrumen ............................................... 34 Tabel 3.4 Uji Validitas Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis ...... 36 Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis ... 37 Tabel 3.6. Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ............................................ 41 Tabel 3.7 Pedoman Koefisien Korelasi ....................................................... 44 Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen ................. 46 Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru Sesudah Perlakuan ......................... 47 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasi ....................... 56 Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Mengaplikasi ............................................................................. 57 Tabel 4.3 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi ............................................................................. 58 Tabel 4.4 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Mengaplikasi ......................................................... 59 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengaplikasi .................................... 60 Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengaplikasi .................................... 62 Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengaplikasi ......................................................... 63 Tabel 4.8 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi .............................................................................. 64 Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis ....................... 66 Tabel 4.10 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Menganalisis............................................................................... 67 Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis............................................................................... 68 Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Menganalisis ......................................................... 70 Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Menganalisis..................................... 70 Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Menganalisis .................................... 72 Tabel 4.15 Hasil Uji Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Menganalisis .................................... 73 Tabel 4.16 Hasil Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Menganalisis ......................................................... 74 Tabel 4.17 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis............................................................................... 75
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian .............................................................. 92 Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrumen .............................................. 93 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol ................................................... 94 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen ............................................ 99 Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol ............................................................... 108 Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ........................................................ 113 Lampiran 3.1 Soal Esai ............................................................................... 119 Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ...................................................................... 122 Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ................................................................... 124 Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement.................................... 125 Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ........................................ 126 Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas .................................... 129 Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi .................................................. 129 4.1.1 Resume Rerata Kelompok Kontrol dan Eksperimen ......... 129 4.1.2 Rincian Kelompok Kontrol ............................................... 130 4.1.3 Rincian Kelompok Eksperimen ......................................... 131 Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menganalisis ................................................. 132 4.2.1 Resume Rerata Kelompok Kontrol dan Eksperimen ........ 132 4.2.2 Rincian Kelompok Kontrol ............................................... 133 4.2.3 Rincian Kelompok Eksperimen ........................................ 134 Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data .......................................... 135 4.3.1 Uji Normalitas Data Mengaplikasi .................................... 135 4.3.2 Uji Normalitas Data Menganalisis .................................... 135 Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Rerata Pretest ............................ 136 4.4.1 Uji Perbedaan Rerata Pretest Kenampuan Mengaplikasi .............................................................................. 136 4.4.2 Uji Perbedaan Rerata Pretest Kenampuan Menganalisis............................................................................... 136 Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ................ 137 4.5.1 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi ............................................................................. 137 4.5.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis............................................................................... 137 Lampiran 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan .................................... 138 4.6.1 Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Mengaplikasi .............................................................................. 138 4.6.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Menganalisis............................................................................... 138 Lampiran 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .................................................................... 139 4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Mengaplikasi .......................... 139
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.7.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Menganalisis .......................... 139 4.7.3 Gain Score Kemampuan Mengaplikasi ............................. 140 4.7.4 Gain Score Kemampuan Menganalisis ............................. 140 Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ..................................................................................... 141 4.8.1 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Mengaplikasi .......................... 141 4.8.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Menganalisis ......................... 143 Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest I ........... 145 4.9.1 Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Mengaplikasi .......................................... 145 4.9.2 Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Menganalisis .......................................... 145 Lampiran 4.10 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ..................... 146 4.10.1 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Mengaplikasi ......................................................... 146 4.10.2 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Menganalisis ........................................................ 147 Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara ........................................................ 148 4.11.1 Transkrip Wawancara Siswa ........................................... 148 4.11.2 Transkrip Wawancara Guru............................................. 151 Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran ........................................ 152 Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian .................................................. 154
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini peneliti membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu keadaan ketika komunikasi terjadi antara guru dan siswa, di mana guru menanamkan nilai luhur yang hidup dalam masyarakat kepada siswa (Satori, 2007: 115). Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menerangkan bahwa pendidikan adalah usaha terencana untuk mencapai pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya (Sanjaya, 2006: 2). Setiap anak berhak menempuh pendidikan untuk dapat mengembangkan potensinya karena pendidikan dasar merupakan hak asasi bagi semua anak Indonesia, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dikelas adalah ciri dari pendidikan dasar yang ideal (Daryanto & Rahardjo, 2012: 249). PISA (Programme of International Student Assessment) menunjukkan Indonesia mengalami penurunan peringkat dalam bidang matematika, membaca, dan sains. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PISA, Indonesia mengalami penurunan kualitas pendidikan, dan tentu saja ini menjadi sebuah keprihatinan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2009 Indonesia memperoleh peringkat 57 dari 65 negara (OECD, 2010: 8). Pada tahun 2012 Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara (OECD, 2013: 232). Usaha pemerintah dalam memperbaiki pendidikan melalui sertifikasi dan gaji dua kali lipat bagi guru pada kenyataannya tidak berpengaruh terhadap peningkatan pembelajaran di kelas (Chang, dkk, 2014: 117). Jumlah guru yang meningkat justru tidak tersebar merata di wilayah Indonesia sehingga masih banyak sekolah yang kekurangan guru dan ini membuat sistem pendidikan kurang berhasil (Chang dkk, 2014: 177). Usaha memperbaiki kualitas pembelajaran dapat dimulai dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan usia anak (Suyono dan Hariyanto, 2011: 212). Pembelajaran sebaiknya dapat memfasilitasi siswa dalam
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
membangun pengetahuannya sendiri, sehingga guru perlu menggunakan metode pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Djamarah & Zain, 2010: 323). Berdasarkan ungkapan dari kedua ahli, pemilihan metode pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Satu prinsip yang paling penting tentang pendidikan dalam teori konstruktivisme adalah guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, dan harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya (Trianto, 2009: 28). Agar siswa benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuannya, siswa harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha susah payah dengan ide-ide (Slavin dalam Trianto 2009: 28). Sanjaya (2006: 193) memaparkan bahwa, belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan memupuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir. Kemampuan berpikir siswa tidak hanya sampai pada mengingat dan memahami saja, tetapi dapat dikembangkan juga pada level yang lebih tinggi yaitu mengaplikasi dan menganalisis. Berdasarkan taksonomi Bloom, proses kognitif dibagi menjadi enam
tahap
yaitu
mengingat,
memahami,
mengaplikasi,
menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta (Anderson & Krathwhol, 2010: 99). Kemampuan mengaplikasi diharapkan dapat mencapai aspek mengeksekusi dan menggunakan, sedangkan kemampuan
menganalisis diharapkan dapat mencapai
aspek
membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap proses pembelajaran IPA di suatu sekolah, masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Metode ceramah tidak merangsang kemampuan berpikir siswa, karena siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan ide-ide untuk memecahkan masalah. Hal ini tentu saja membuat siswa menjadi tidak aktif dan pembelajaran tidak berpusat pada siswa. Salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah metode inkuiri. Sanjaya (2006: 194) mengemukakan metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dipertanyakan. Piaget (dalam Mulyasa, 2007: 108) menjelaskan bahwa metode inkuiri menyiapkan siswa dalam belajar dengan percobaan atau eksperimen sendiri. Melalui kegiatan eksperimen siswa tidak hanya sampai kemampuan mengingat dan memahami namun sampai pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis karena siswa dapat memecahkan sebuah permasalahan yang terdapat pada materi pembelajaran. Metode pembelajaran inkuiri dianggap sebagai metode paling tepat dalam pembelajaran IPA (Susanto, 2013: 172). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Samatowa, 2011: 3). Berdasarkan pendapat dari para ahli metode inkuiri sesuai digunakan dalam pelajaran IPA. Beberapa penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan siswa, baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik (Sochibin, Dwijananti, & Marwoto, 2009; Putra, Garminah, & Japa, 2014; Anggareni, Ristiati, & Widiyanti, 2013). Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA, materi sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Kelas yang diuji coba dalam penelitian ini adalah kelas VA sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelas VB sebagai kelompok kontrol. Peneliti memilih SD Kanisius Sorowajan sebagai tempat melaksanakan penelitian karena peneliti ingin mengetahui kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa pada kelas yang menggunakan metode tradisional dan pada kelas yang menggunakan metode inkuiri.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA, materi sifat bahan tali-temali
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berdasarkan bahan penyusunnya pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016? 1.2.2 Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA, materi sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA, materi sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. 1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA, materi sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi guru Sebagai guru harus bisa mengelola kelas dengan baik dalam proses pembelajaran, maka guru harus cermat dalam memilih metode pembelajaran salah satunya dengan menerapkan metode inkuiri. Guru dapat mengetahui perkembangan kognitif siswa dengan menerapkan metode pembelajaran. 1.4.2
Bagi Siswa Siswa mampu mengungkapkan ide-ide, dan mampu memecahkan masalah, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.
1.4.3
Bagi Sekolah Sekolah dapat memperbaiki kualitas pendidikan dengan menggunakan metode inkuiri yang selanjutnya diharapkan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.4.4
Bagi Peneliti Peneliti diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang metode yang baik digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai bekal untuk menjadi guru profesional.
1.5 1.5.1
Definisi Operasional Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang digunakan untuk mendorong siswa merumuskan permasalahan yang bermakna yang menggunakan tujuh langkah pembelajaran yaitu orientasi, merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik
kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi. 1.5.2
Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri yang mengarahkan dan membimbing siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
1.5.3
Kemampuan
mengaplikasi
adalah
kemampuan
yang
melibatkan
penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan. 1.5.4
Kemampuan menganalisis adalah kemampuan yang melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan atara bagian-bagian tersebut. Kategori proses menganalisis
meliputi
membedakan,
mengorganisasi,
dan
mengatribusikan. 1.5.5
Ilmu Pegetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
1.5.6
Serat adalah bagian dasar benang dan tali. Serat merupakan untaianuntaian bahan yang tidak dapat dipisahkan lagi dengan tangan.
1.5.7
Benang adalah gabungan dari serat-serat.
1.5.8
Tali adalah gabungan dari beberapa benang.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II ini, peneliti akan membahas tentang kajian pustaka, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka terdiri dari tiga bagian yaitu teori-teori yang melandasi penelitian, penelitian yang relevan, dan literature map. Teori-teori yang melandasi penelitian terdiri dari teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget dan perkembangan psikologi dari Vygotsky, metode inkuiri, kemampuan mengaplikasi dan menganalisis, hakikat IPA, materi IPA: “Sifat Bahan Tali-temali Berdasarkan Bahan Penyusunnya”. Penelitian relevan berisi tentang penelitian dengan menggunakan metode inkuiri dan kemampuan menganalisis serta mengaplikasi. Hipotesis berisi mengenai dugaan sementara dari rumusan masalah yang telah disusun.
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak menurut Jean Piaget dan Perkembangan Psikologi dari Vygotsky Salah satu tokoh yang mengembangkan teori perkembangan kognitif adalah Jean Piaget (1896-1980). Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu
teori
yang
menjelaskan
bagaimana
anak
beradaptasi
dengan
menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian disekitarnya (Desmita, 2007: 46). Piaget (dalam Suyono & Hariyanto, 2011: 82 ) mengemukakan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf. Perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalamanpengalaman dan interaksi-interaksi mereka (Triyanto, 2010: 29). Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas (Desmita, 2007: 46). Seorang anak akan belajar lebih baik jika mereka dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata mereka, karena mereka lebih mudah untuk belajar melalui
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pengalaman yang didapatkan dalam kehidupannya sehari-hari. Jika anak dapat dengan baik belajar melalui sebuah pengalaman yang mereka punya maka dia akan lebih mudah untuk mengingat hasil yang akan mereka capai, sehingga pembelajaran tersebut akan memberikan makna tersendiri bagi seorang anak. Piaget memaparkan setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahapan yang teratur (Suyono & Hariyanto, 2011: 82 ). Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau periodeperiode yang terus bertambah kompleks (Desmita, 2007: 46). Tahap demi tahap akan dilalui setiap individu untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada dirinya. Secara garis besar, Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap diantaranya yaitu tahap sensorimotor (dari lahir sampai 2 tahun), tahap praoperasional (2 sampai 7 tahun), tahap operasional konkret (7 sampai 11 tahun), tahap operasi formal (11 tahun ke atas) (Suparno, 2001: 24). 1. Tahap sensorimotor (0-2 tahun) Pada dua tahun pertama kehidupannya, bayi dapat memahami lingkungannya dengan melihat, meraba, memegang, mengecap, mencium dan mendengarkan dan menggerakkan anggota tubuh. Dengan kata lain mereka mengandalkan kemampuan sensorik dan motoriknya. Anak mulai memahami bahwa perilaku tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya. Kemampuan yang dimiliki anak-anak pada tahap ini yaitu: (a) melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek disekitarnya; (b) suka memperhatikan sesuatu lebih lama. 2. Tahap praoperasional (2-7 tahun) Pada tahap ini kecenderungan anak untuk selalu mengandalkan dirinya pada persepsinya tentang realitas sangatlah menonjol. Dengan adanya perkembangan bahasa dan ingatan, anak pun dapat mengingat banyak hal tentang lingkungaannya. Intelektual anak dibatasi oleh egoisentrisnya, yaitu bahwa ia dapat menyadari jika orang lain dapat berpandangan berbeda dengannya tentang suatu objek atau fonomena yang sama, sehingga sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik anak pada tahap praoperasional antara lain: (a) tidak mampu memusatkan perhatian kepada
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
objek-objek yang berbeda; (b) dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan antarderetan. 3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun) Pada tahap operasional konkret, anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan mengaklasifikasikan bendabenda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Dalam usahanya mengerti tentang alam sekelilingnya mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datang dari pancaindera tetapi dengan menggunakan pengalaman-pengalaman mereka. 4. Tahap operasional formal (11 tahun keatas) Tahap ini menandakan anak sudah mampu berpikir abstrak, yaitu berpikir mengenai ide, mereka sudah mampu memikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah. Anak mampu menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesis. Sehingga pada tahap ini anak sudah dapat bekerja secara efektif dan sistematis, secara proporsional, serta menarik generalisasi secara mendasar. Dari penggolongan perkembangan kognitif menurut Piaget, anak kelas V yang berada pada tahap operasional konkret yaitu usia 7 sampai 11 tahun, pada usia ini anak sudah mulai dengan penggunaan aturan logis yang jelas. Tahap operasional konkret merupakan tahap anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit, mereka juga mengerti tentang alam sekelilingnya, mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datang dari pancaindera tetapi dengan menggunakan pengalamanpengalaman mereka. Teori
perkembangan
Piaget
mewakili
konstruktivisme,
yang
memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif
membangun
sistem
makna
dan
pemahaman
realitas
melalui
pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka (Trianto, 2009: 29). Berdasarkan teori konstruktivisme, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan yaitu bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuannya,
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sedangkan guru dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri (Trianto, 2009: 28). Terdapat beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami teori perkembangan Piaget diantaranya intelegensi, skema, asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi (Suparno, 2001: 19-23). Intelegensi adalah cara yang memungkinkan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Skema adalah struktur mental seseorang di mana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Asimilasi adalah proses kognitif di mana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, atau pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema yang lama. Sedangkan equilibrasi adalah pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Tudge dan Svrimsher (dalam Schunk, 2012: 337) menjelaskan teori Vygotsky menempatkan lebih banyak penekanan pada lingkungan sosial sebagai fasilitator perkembangan dan pembelajaran. Vygotsky memaparkan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya, atau tugas-tugas tersebut berada dalam zone of proximal development (Susanto, 2013: 97). Zone of proximal development (ZPD) adalah perbedaan antara apa yang dapat dilakukan sendiri oleh anak-anak dan apa yang dapat mereka lakukan dengan bantuan orang lain (Schunk, 2012: 341). Interaksi dengan orang-orang dewasa dan teman-teman sebaya dalam ZPD mendorong perkembangan kognitif. Ada dua aplikasi utama teori Vygotsky dalam pembelajaran sains, pertama, dikehendakinya suasana kelas, berbentuk pembelajaran kooperatif antarsiswa, sehingga siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing zone of proximal development mereka. Kedua, dalam pembelajaran menekankan scaffolding (bantuan sementara) sehingga siswa semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri (Susanto, 2013: 97). Berdasarkan paparan dari para ahli, dapat disimpulkan
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bahwa teori Piaget mengemukakan teori perkembangan kognitif dan Vygotsky mengemukakan teori tentang psikologi perkembangan. Penelitian ini menggunakan teori perkembangan kognitif dari Piaget dan teori psikologi perkembangan dari Vygotsky sebagai pedoman untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan usia anak Sekolah Dasar. Kedua teori tersebut sangat berkaitan dan mendukung karena setiap anak berkembang baik secara kognitif maupun psikologinya, sehingga mampu berinteraksi dan dapat membangun pengetahuannya.
2.1.1.2 Proses Kognitif 1.
Proses Kognitif Benjamin S. Bloom Berdasarkan taksonomi Bloom, proses kognitif dibagi menjadi enam tahap
yaitu
mengingat,
memahami,
mengaplikasi,
menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta (Anderson & Krathwhol, 2010: 99). a. Mengingat Proses
mengingat
adalah
proses
dimana
seseorang
mengambil
pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan meyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugastugas yang lebih kompleks. Proses mengingat dibagi 2 kategori yaitu mengenali dan mengingat kembali. b. Memahami Proses memahami yaitu ketika seseorang dapat mengkontruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar komputer. Proses memahami dibagi dalam tujuh kategori yaitu menafsirkan, mencontohkan, menklasifikasikan merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. c. Mengaplikasi Proses mengaplikasi melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latian atau menyelesaikan masalah. Kategori
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif yaitu mengeksekusi dan menggunakan. d. Menganalisis Proses menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan atara bagianbagian tersebut. Kategori proses menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. e. Mengevaluasi Proses mengevalusi membuat keputusan atau memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditentukan atau berlaku. Kategori mengevalusi mencakup memeriksa dan mengkritik. f. Mencipta Proses mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan dalam mencipta adalah meminta siswa membuat sebuah produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola yang tidak pernah ada sebelumnya. Kategori mencipta meliputi merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. 2.
Kemampuan Mengaplikasi Penelitian ini difokuskan hanya pada kemampuan mengaplikasi dan
menganalisis. Proses mengaplikasi melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif yaitu mengeksekusi dan menggunakan (Anderson & Krathwhol, 2010: 116). Proses mengeksekusi melibatkan siswa secara rutin menerapkan prosedur ketika menghadapi tugas yang sudah familier. Proses ini lebih sering diasosiasikan dengan penggunaan keterampilan. Dalam mengeksekusi, siswa diberi tugas yang familier dan dapat dikerjakan dengan prosedur yang telah diketahui (Anderson & Krathwhol, 2010: 116). Jadi, siswa bukan hanya menemukan jawabannya saja, namun langkah-langkah pengerjaannya (Anderson & Krathwhol, 2010: 116). Nama lain dari mengeksekusi adalah melaksanakan.
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Proses kognitif yang kedua pada kategori
mengaplikasi adalah
mengimplementasi. Mengimplementasi berlangsung saat siswa memilih dan menggunakan sebuah prosedur untuk menyelesaikan tugas yang tidak familier (Anderson & Krathwhol, 2010: 118). Dalam mengimplementasi siswa harus memahami jenis masalahnya dan alternatif-alternatif prosedur yang tersedia. Mengimplementasikan lebih diasosiasikan dengan penggunaan teknik dan metode. Dalam mengimplementasikan prosedurnya mula-mula dipilih sesuai dengan situasi baru (Anderson & Krathwhol, 2010: 119). Nama lain dari mengimplementasikan adalah menggunakan. 3.
Kemampuan Menganalisis Proses menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi
bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan atara bagian-bagian tersebut. Kategori proses menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan (Anderson & Krathwhol, 2010: 120). Proses kognitif yang pertama dalam kemampuan menganalisis adalah membedakan. Membedakan melibatkan proses memilah-milah bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah struktur. Proses kognitif ini terjadi ketika siswa mendiskriminasikan informasi yang relevan dan tidak relevan, yang penting dan tidak penting, dan kemudian memerhatikam informasi yang relevan atau penting. Membedakan melibatkan proses kognitif secara struktural dan menentukan bagaimana bagian-bagian sesuai dengan struktur keseluruhannya. Kemampuan membedakan dapat dinilai dengan soal-soal jawaban singkat atau pilihan (Anderson & Krathwhol, 2010: 121). Proses kognitif yang kedua dalam kemampuan menganalisis adalah mengorganisasikan. Mengorganisasikan melibatkan proses megidentifikasi elemen-elemen komunikasi atau situasi dan proses mengenali bagaimana elemen-elemen ini membentuk sebuah struktural yang koheren. Dalam proses ini siswa membangun hubungan-hubungan yang sistematis dan koheren atar potongan informasi (Anderson & Krathwhol, 2010: 122). Proses kognitif yang ketiga dalam kemampuan menganalisis adalah mengatribusikan. Proses kognitif mengatribusikan terjadi ketika siswa dapat menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan di balik komunikasi.
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dalam mengatribusikan siswa menentukan tujuan pengarang suatu tulisan yang diberikan oleh guru (Anderson & Krathwhol, 2010: 124). Jadi, siswa dapat menentukan tujuan atau sudut pandang dari penulis atau pengarang. 2.1.1.3 Metode Inkuiri 1.
Pengertian Metode Inkuiri Piaget (dalam Mulyasa, 2007 : 108) menjelaskan bahwa metode inkuiri
menyiapkan siswa dalam belajar dengan percobaan atau eksperimen sendiri. Sanjaya (2006: 194) mengemukakan metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa maupun antarsiswa. Schmidt (dalam Putra, 2012: 85) menyatakan bahwa inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Dari berbagai pengertian inkuiri menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, membuat siswa menjadi aktif bekerja di dalam kelompok untuk menemukan dan memecahkan suatu masalah melalui kegiatan eksperimen yang bertujuan untuk mencari jawaban dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. 2.
Macam-macam Metode Inkuiri Herdian (dalam Putra, 2012: 96) mengemukakan tiga macam metode
inkuiri adalah (1) inkuiri terbimbing (guided inquiry approach), (2) inkuiri bebas (free inquiry approach), dan (3) inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry approach). a. Inkuiri terbimbing (guided inquiry approach) Inkuiri terbimbing digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan metode inkuiri. Dengan metode ini, siswa belajar lebih berorientasi kepada bimbingan dan petunjuk dari guru sehingga siswa mampu memahami
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
konsep-konsep pelajaran. Rumusan masalah pada metode inkuiri terbimbing menggunakan kata tanya “Apakah..” yang dengan jawaban “ya” atau “tidak”. b. Inkuiri bebas (free inquiry approach) Siswa diberikan kebebasan dalam menentukan permasalahan yang akan diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara sendiri. Sebab, dalam metode inkuiri bebas, siswa seolah-olah bekerja sebagai seorang ilmuan. c. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry approach) Guru memberikan permasalahan, dan siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan secara mandiri. Namun apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan akan diberikan secara tidak langsung. Dari ketiga macam metode inkuiri di atas, peneliti menggunakan metode inkuiri terbimbing (guided inquiry approach). Inkuiri terbimbing adalah langkah-langkah pembelajaran memberikan bimbingan ataupun petunjuk kepada siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang membimbing dengan tujuan agar siswa mampu menemukan sendiri jawaban ataupun mampu memecahkan suatu masalah (Mulyasa, 2007: 109). Inkuiri terbimbing merupakan langkah pembelajaran di mana siswa belajar lebih berorientasi kepada bimbingan dan petunjuk dari guru sehingga siswa mampu memahami konsep-konsep pelajaran (Putra, 2012: 96). Berdasarkan pendapat dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa inkuiri terbimbing adalah pembelajaran dengan memberikan pertanyaanpertanyaan yang membimbing siswa untuk menemukan sendiri jawaban atas suatu permasalahan. 3.
Langkah-langkah Metode Inkuiri Trianto (2009: 114) mengemukakan terdapat empat langkah kegiatan
inkuiri yaitu merumuskan masalah, melakukan observasi, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Sanjaya (2006: 199) berpendapat bahwa ada enam langkah kegiatan dalam metode inkuiri, enam langkah tersebut yaitu orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Berdasarkan pendapat dari para ahli, peneliti menggunakan tujuh langkah pembelajaran dalam metode inkuiri yaitu 14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi. a. Orientasi adalah langkah untuk mempersiapkan suasana pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan siswa untuk siap melaksanakan proses pembelajaran. b. Merumuskan masalah merupakan langkah untuk mengajak siswa masuk pada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang diberikan kepada siswa haruslah persoalan yang menantang mereka untuk mau memecahkan masalah itu. c. Merumuskan hipotesis adalah mengajukan jawaban sementara yang akan diuji kebenarannya melalui sebuah eksperimen atau observasi. d. Melakukan eksperimen adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan kegiatan uji coba atau melakukan eksperimen. e. Menarik kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. f. Mempresentasikan hasil adalah mengkomunikasikan hasil atau jawaban yang ditemukan. g. Melakukan refleksi. Refleksi dapat dilakukan dengan cara menempelkan gambar pada akhir pembelajaran. 4.
Prinsip-prinsip Metode Inkuiri Penggunaan metode inkuiri, terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh setiap guru (Majid, 2014: 174) diantaranya (1) berorientasi pada pengembangan intelektual, (2) prinsip interaksi, (3) prinsip bertanya, (4) prinsip belajar untuk berpikir, (5) prinsip keterbukaan. Berikut ini merupakan penjelasan dari prinsip- prinsip metode inkuiri. a. Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama metode inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, metode pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Prinsip interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. c. Prinsip bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan metode ini adalah guru sebagai penanya. Kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. d. Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukan hanya mengingat fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses pengambangan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksima. e. Prinsip keterbukaan Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan
sebagai
hipotesis
yang
harus
dibuktikan
kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan. 5.
Keunggulan Metode Inkuiri Metode inkuiri memiliki empat keunggulan bagi siswa (Sanjaya, 2006:
206). Keunggulan yang pertama adalah metode inkuiri menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran menggunakan metode inkuiri lebih bermakna. Kedua, metode inkuiri memberi ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar siswa. Ketiga, metode inkuiri dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Keempat, metode inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.1.4 Hakikat IPA Ilmu Pengetahun Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu nature science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) (Samatowa, 2011: 3). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Samatowa, 2011: 3). Fungsi dan tujuan IPA menurut Depdiknas tahun 2003 (dalam Trianto 2010: 138) adalah sebagai berikut 1) menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2) mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah, 3) mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi, 4) menguasai konsep sains untuk bekal hidup masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Laksmi (dalam Trianto, 2010: 142) menyatakan bahwa pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut 1) memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap, 2) menanamkan sikap hidup ilmiah, 3) memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan, 4) mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya, 5) menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.
2.1.1.5
Materi
IPA:
“Sifat Bahan Tali-temali
Berdasarkan
Bahan
Penyusunnya” Standar Kompetensi yang diambil oleh peneliti adalah “4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses”. Kompetensi dasar yang diambil oleh peneliti yaitu “4.1. Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan tali-temali dengan bahan penyusunnya, misalnya tali bahan serat, benang, tali rafia, nilon dan tambang”. Adapun materi dalam pembelajaran ini yaitu sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya. Pada penelitian ini materi yang diajarkan lebih dikhususkan pada sifat bahan benang terhadap penyerapan air dan kekuatan bahan benang dan tali berdasarkan struktur penyusunnya. Materi dibatasi pada sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya, berikut bagan materi:
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sifat Bahan Tali-temali Berdasarkan Bahan Penyusunnya
Bahan Talitemali: Pengertian Serat, Benang, dan Tali
Sifat Bahan Benang terhadap Penyerapan Air
Kekuatan Bahan Benang dan Tali Berdasarkan Struktur Penyusunnya
Gambar 2.1 Bagan Materi Pembelajaran
1. Bahan Tali - temali: Serat, Benang, dan Tali Terdapat banyak jenis tali yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti tali sepatu, tali tambang, benang layangan, dan benang jahit. Bendabenda tersebut biasa kita gunakan untuk mengikat, menggantung, menarik, maupun menyambung benda lain. Berdasarkan bahan penyusunnya, terdapat tiga tingkatan bahan tali-temali yaitu serat, benang, tali. Serat berasal dari tumbuhan atau buatan pabrik. Serat dipintal menjadi benang, benang digabung dan dipilin menjadi tali (Yousnelly, dkk, 2010: 56). a. Serat Serat merupakan bagian dasar benang dan tali. Serat merupakan untaian-untaian bahan yang tidak dapat dipisahkan lagi dengan tangan. Terdapat dua macam serat yaitu serat alam dan serat sintesis. Serat alam merupakan serat yang berasal dari tumbuhan atau hewan. Contoh serat alam adalah serat kapas, serat ijuk, serat wol, dan serat sutra. Serat kapas diperoleh dari bunga tanaman kapas. Serat ijuk diperoleh dari pangkal pelepah pohon enau. Serat wol diperoleh dari bulu-bulu domba. Serat sutra diperoleh dari kepompong ulat sutra. Sedangkan serat sintesis berasal dari pengolahan minyak bumi, logam, dan lain-lain. Contoh serat sintesis adalah serat nilon, serat baja, dan berbagai jenis serat plastik lainnya (Yousnelly, dkk, 2010: 57).
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(a)
(b)
(c) Gambar 1: (a) serat wol, (b) serat kapas, (c) serat baja (sumber: https://www.google.co.id/search)
b. Benang Benang adalah gabungan dari serat serat-serat. Serat-serat disatukan dengan cara tertentu sehingga dihasilkan benang. Benang jauh lebih kuat dibandingkan dengan serat karena tersusun dari banyak serat. Benang jahit tersusun dari serat kapas, benang sutra tersusun dari serat sutra, benang wol tersusun dari serat bulu domba, sedangkan benang nilon tersusun dari serat nilon. Contoh-contoh benang diantaranya, benang jahit, benang sutra, dan benang nilon (Yousnelly, dkk, 2010: 57).
(a)
(b)
Gambar 2: (a) benang jahit, (b)benang wol (sumber: https://www.google.co.id/search)
19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Tali Tali adalah gabungan dari beberapa benang. Bentuk susunan tali menunjukkan cara penggabungan benang-benangnya. Bentuk pilinan pada tali tambang, bentuk anyaman pada tali sepatu, dan bentuk lurus pada tali rafia menunjukkan cara penggabungannya (Yousnelly, dkk, 2010: 57).
(a) Tambang berbentuk tali yang sangat besar. Tambang banyak sekali digunakan untuk berbagai keperluan, seperti menambat kapal agar tidak lepas ke laut. Adapun tambang plastik digunakan untuk tali jemuran, mendirikan tenda, menaikkan bendera, dan lain sebagainya. Tambang baja untuk menambat kapal laut dan benda-benda berat lainnya harus kuat dan besar (Hermana, 2009: 88).
(b)
(c)
Gambar 3: (a) tali rafia, (b) tambang baja, (c) tambang plastik (sumber: https://www.google.co.id/search)
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Sifat Bahan Benang terhadap Penyerapan Air Benang nilon atau bahan plastik bersifat tidak menyerap air. Bahan yang menyerap air umumnya berasal dari bahan kapas, bulu domba, dan rami. Benang dari bahan plastik digunakan sebagai benang layang-layang, senar gitar, tali pancing, dan lain sebagainya (Hermana, 2009: 88). 3. Kekuatan Bahan Benang dan Tali Berdasarkan Struktur Penyusunnya Benang dan tali memiliki kemampuan dan kekuatannya sendiri-sendiri. Kekuatan ini bergantung pada faktor jenis bahan dan ukurannya. Kekuatan benang atau tali juga ditentukan oleh tegangan maksimum yang sanggup ditahannya (Hermana, 2009: 89). Selengkapnya silabus dapat dilihat pada Lampiran 2.1 dan 2.2 sedangkan RPP dapat dilihat pada Lampiran 2.3 dan 2.4.
2.1.2 Penelitian yang Relevan 2.1.2.1 Penelitian tentang Metode Inkuiri Sochibin, Dwijananti, & Marwoto (2009), meneliti pembelajaran IPA pokok bahasan air dan sifatnya, dengan menggunakan metode inkuiri terpimpin dengan tujuan untuk meningkatan pemahaman konsep siswa terhadap pokok bahasan air dan sifatnya, dan mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa SD. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan sampel dan populasi yaitu, siswa kelas IV semester gasal SDN Sekaran 01 Kec. Gunungpati Semarang tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 40 siswa. Hasil penelitian dilakukan dengan 2 siklus, yaitu tes siklus I dan tes siklus II. Tes siklus I menunjukkan nilai rata-rata 7.93 dengan ketuntasan klasikal 81,82%. Tes siklus II menunjukkan nilai rata-rata 8,35 dengan ketuntasan klasikal mencapai 88,64%. Pada tahap terakhir dilakukan perbandingan antara siklus I dan siklus II. Berdasarkan analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terpimpin dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas IV SDN Sekaran 01 Gunungpati Semarang pada pokok bahasan air dan sifatnya. Putra, Garminah, & Japa (2014), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hasil belajar siswa kelas IV SD di Gugus 4 Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng yang diajarkan dengan menggunakan model
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran konvensional, (2) hasil belajar siswa kelas IV SD di Gugus 4 Kecamatan
Busungbiu
Kabupaten
Buleleng
yang
diajarkan
dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan bantuan media grafis, (3) perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dengan motode konvensional pada siswa kelas IV SD di Gugus 4 Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu, rancangan eksperimen yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan rancangan noneequivalent posttest-only control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD di Gugus 4 Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng yang berjumlah 144 siswa. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri Titab yang berjumlah 19 orang dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Telaga yang berjumlah 14 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen tergolong sangat tinggi dengan rata-rata 21,45, sedangkan hasil belajar siswa kelompok kontrol tergolong tinggi rata-rata 15,79. Terdapat perbedaan hasil belajar Matematika yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar menggunakan metode inkuiri terbimbing berbantuan media grafis dengan kelompok siswa yang melajar menggunakan model konvensional (thitung > ttabel, thitung = 5,411 dan ttabel = 2,201). Dengan demikian, metode pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media grafis berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika siswa. Anggareni, Ristiati, & Widiyanti (2013) tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan metode pembelajaran inkuiri dibadingkan kelompok siswa yang belajar dengan metode pembelajaran langsung. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan rancangan the pretest post-test nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kintamani tahun ajaran 2012/2013. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan MANOVA satu jalur. Berdasarkan analisis, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan kemampuan
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berpikir kritis dan pemahaman konsep antara kelompok siswa yang belajar dengan metode pembelajaran inkuiri dibandingkan kelompok siswa yang belajar dengan metode pembelajaran langsung (F= 68,151; p < 0,05); (2) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelompok siswa yang belajar dengan metode pembelajaran inkuiri dibandingkan kelompok siswa yang belajar dengan metode pembelajaran langsung (Fhitung= 85,601 > Ftabel= 3,94; p < 0,05); (3) terdapat perbedaan pemahaman konsep antara kelompok siswa yang belajar dengan metode pembelajaran inkuiri dibandingkan kelompok siswa yang belajar dengan metode pembelajaran langsung (Fhitung= 88,474 > Ftabel= 3,94; p < 0,05). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri.
2.1.2.2 Penelitian tentang kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis Susilawati (2012) meneliti pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengaplikasi dan mencipta pada pelajaran IPA di Kanisius Wirobrajan Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Materi mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengaplikasi dan mencipta pada pelajaran IPA. Metode yang digunakan adalah quasi experimental design tipe non-equivalent control group design. Populasinya adalah seluruh siswa kelas V SDK Wirobrajan. Sampelnya adalah kelas VB sebnyak 35 siswa sebagai kelompok control dan kelas VA sebanyak 32 siswa sebagai kelompok eksperimen. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh metode mind map terhadap kemampuan mengaplikasi siswa yang ditunjukan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0.036 (atau < 0,05). 2) dan mencipta siswa yang ditunjukan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0.000 (atau < 0,05). Lestari (2014) meneliti perbedaan penggunaan media pembelajaran time line terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sorowajan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan media time line terhadap kemampuan mengaplikasi
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pada mata pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sorowajan, (2)
mengetahui
perbedaan penggunaan media time line terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sorowajan. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimental
tipe non-equivalent
control design.
Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan. Sampel penelitian ini adalah kelas VB sebagai kelompok kontrol dan kelas VA sebagai kelompok eksperimen yang masing-masing kelas berjumlah 30 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan yang signifikan dalam penggunaan media time line terhadap kemampuan mengaplikasi ditunjukkan dengan sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,012 dan (2) terdapat perbedaan yang signifikan
dalam
penggunaan
media
time
line
terhadap
kemampuan
menganalisis dengan sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000 untuk kemampuan menganalisis. Sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima dengan kata lain terdapat perbedaan yang
signifikan
dalam penggunaan media time line terhadap
kemampuan mengaplikasi dan perbedaan yang signifikan dalam penggunaan media time line terhadap kemampuan menganalisis. Pramono, D. (2014) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan interpretasi dan analisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. Sampel terdiri dari kelas VA sebanyak 31 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebanyak 31 siswa sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi, dibuktikan dengan Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 1,01, SE = 0,12, SD =0,66 untuk kelompok eksperimen dan M = 0,31, SE = 0,11, SD = 0,62 untuk kelompok kontrol. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t = 4,28 dan df = 60. Metode mind map berengaruh besar terhadap kemampuan interpretasi berdasarkan harga r = 0,84 dengan persentase sebesar 70%. 2) Metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan analisis. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,002 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 0,78, SE = 0,11, SD = 0,58 untuk
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelompok eksperimen dan nilai M = 0,28, SE = 0,11, SD = 0,62 untuk kelompok kontrol. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t = 3,25 dan df = 60. Metode mind map berpengaruh besar terhadap kemampuan analisis berdasarkan harga r = 0,80 dengan persentase sebesar 64%. Dapat disimpulkan bahwa metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi dan analisis. Berdasarkan penelitian-penelitian yang sebelumnya, terdapat penelitian yang menggunakan map, time line dan banyak menggunakan metode inkuiri. Meskipun demikian belum ada yang meneliti tentang penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Maka dari itu peneliti berinisiatif untuk membuat penelitian ini karena belum ada yang membahas tentang pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan.
2.1.2.3 Literature Map Literature map dari penelitian-penelitian terdahulu adalah sebagai berikut: Metode Inkuiri
Kemampuan Kognitif
Sochibin, Dwijananti & Marwoto (2009)
Susilawati (2012) Mind Map-
Metode inkuiri terpimpin- peningkatan pemahaman konsep
kemampuan mengaplikasi dan mencipta
Putra, dkk (2014)
Lestari (2014) Timeline –
Metode pembelajaran inkuiri terbimbing- media grafis-hasil belajar Matematika
kemampuan mengaplikasi dan menganalisis
Pramono, D. (2014) Mind Map-
Anggraeni, dkk (2013) Metode inkuiri- kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep IPA
kemampuan interpretasi dan analisis
Yang perlu diteliti: Metode inkuiri- kemampuan mengaplikasi & menganalisis Gambar 2.2 Bagan Penelitian yang Relevan
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2 Kerangka Berpikir Berdasarkan teori Piaget, penggolongan perkembangan kognitif anak kelas V yang berada pada tahap operasional konkret yaitu usia 7 sampai 11 tahun, pada usia ini anak sudah mulai dengan penggunaan aturan logis yang jelas. Teori Vygotsky merupakan teori perkembangan sosial sehingga sesuai dengan metode pembelajaran inkuiri. Siswa kelas V membutuhkan bantuan (scaffolding) dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga penerapan metode pembelajaran yang tepat adalah metode inkuiri terbimbing (guided inkuiri). Metode inkuiri terbimbing adalah langkah-langkah pembelajaran yang yang membantu siswa untuk menemukan sendiri pemecahan masalah dengan menggunakan pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Perkembangan kognitif siswa dapat ditentukan dari proses kognitif yaitu mengingat,
memahami,
mengaplikasi,
menganalisis,
mengevaluasi
dan
mencipta. Kemampuan mengaplikasi dan menganalisis merupakan kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan kemampuan mengingat dan memahami. Mengaplikasi merupakan menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu, sedangkan menganalisis merupakan memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian-bagian tersebut. Penerapan metode inkuiri merupakan metode yang mengajak siswa untuk untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan menemukan sendiri melalui kegiatan eksperimen melalui beberapa langkah diantaranya orientasi, merumuskan
masalah,
hipotesis,
eksperimen,
menarik
kesimpulan,
mempresentasikan dan refleksi .Metode inkuiri dianggap sebagai metode paling tepat dalam pembelajaran IPA karena siswa harus menemukan jawaban sendiri dari kegiatan eksperimen. Jika metode inkuiri diterapkan pada mata pelajaran IPA, maka metode ini akan berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa.
2.3 Hipotesis Penelitian 2.3.1 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA, materi sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penyusunnya pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. 2.3.2 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA, materi sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III ini akan membahas beberapa hal yaitu, jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen (validitas dan reliabilitas), teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe nonequivalent control group design karena kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random. Quasi-experimental design merupakan jenis penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2014: 114). Tipe non equivalent control group design adalah penelitian yang dalam penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara random (Sugiyono, 2014: 116). Quasiexperimental design tipe nonequivalent control group design digunakan dalam penelitian ini karena peneliti tidak mempunyai otoritas untuk mengubah kelas, sehingga peneliti menggunakan kelas yang sudah terbentuk secara klasikal. Setelah penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka dilakukanlah
pretest. Pretest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa pada kedua kelompok. Setelah mengetahui kemampuan awal kedua kelompok, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode inkuiri, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Pada proses pembelajaran kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Setelah guru memberikan perlakuan, guru memberikan posttest pada kedua kelompok untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis yang berupa penerapan metode inkuiri kepada kelas eksperimen dan metode ceramah pada kelompok kontrol. Pengaruh perlakuan dihitung dengan menggunakan tiga langkah yaitu (1) skor posttest dikurangi skor pretest pada kelompok eksperimen menghasilkan
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
skor 1, (2) posttest dikurangi skor pretest pada kelompok kontrol menghasilkan skor 2 dan, (3) skor 1 dikurangi skor 2 (Cohen, 2007: 276). Pengaruh perlakuan dihitung dengan cara (O2 - O1) – (O4 - O3). Desain penelitian sebagai berikut.
Experimental
O1
Kontrol
O3
X
O2 O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian (sumber : Cohen, 2007: 283)
Keterangan: X = perlakuan dengan menggunakan metode inkuiri O1 = skor hasil pretest pada kelompok eksperimen O2 = skor hasil posttest pada kelompok eksperimen O3 = skor hasil prettest pada kelompok kontrol O4 = skor hasil posttest pada kelompok kontrol Garis putus-putus pada gambar desain penelitian berfungsi sebagai pemisah antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang disebut dengan nonequivalent control group design (Cohen, 2007: 276). Garis putus-putus di antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa kedua kelompok yang ditetapkan tidak dipilih secara random (Setyosari, 2010: 158).
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta yang beralamatkan di Jln. Sorowajan, No. 111 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. SD Kanisius Sorowajan terletak di segitiga emas antara Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kotamadya Yogyakarta. SD Kanisius Sorowajan merupakan salah satu sekolah yang terakreditasi A, dengan prestasi sebagai sekolah Adiwiyata. Kebersihan dan kerindangan di lingkungan SD Kanisius Sorowajan mampu menciptakan kenyamanan dalam kegiatan belajar mengajar. Kebersihan dan kerindangan di lingkungan SD, menjadikan SD ini juara I sekolah berbasis Adiwiyata tingkat Kabupaten pada tahun 2013 dan tingkat Provinsi pada tahun
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2014. Proses pembelajaran di SD Kanisius Sorowajan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). SD Kanisius Sorowajan merupakan SD yang mempunyai kelas paralel, dalam satu kelasnya terdapat dua kelas yaitu kelas A dan B, sehingga jumlah keseluruhan kelas ada 12 ruangan, sebuah ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang UKS, ruang perpustakaan. Terdapat banyak kegiatan ekstrakurikuler di SD ini diantaranya pramuka, paduan suara, karate, melukis, karawitan, menggambar, dan Madas. Jumlah tenaga pendidik di SD Kanisius Sorowajan adalah 14 guru, 1 tenaga administrasi, 1 satpam. Jumlah siswa di SD Kanisius Sorowajan sebanyak 324 siswa. Siswa-siswa di SD Kanisius Sorowajan memiliki prestasi yang baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang non akademik. Peneliti memilih SD Kanisius Sorowajan sebagai tempat melakukan penelitian karena SD ini memiliki kelas yang paralel sehingga tepat digunakan untuk penelitian eksperimen. Latar belakang ekonomi orang tua siswa di SD Kanisius Sorowajan adalah menengah dan berpendidikan, diantaranya bekerja sebagai karyawan swasta, wiraswasta, guru, PNS, jaksa, dan polisi. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SMA, D1, D2, D3, S1, dan S2.
3.2.2
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai bulan Oktober
2015. Waktu pengambilan data dimulai pada tanggal 15 September 2015. Pengambilan data penelitian eksperimental sebaiknya dilakukan dalam waktu yang relatif singkat untuk mengurangi ancaman terhadap validitas penelitian karena efek seleksi, maturitas, dan mortalitas di samping biaya penelitian yang besar (Krathwohl, 2004: 547). Waktu yang digunakan untuk pengambilan data pretest dan posttest yaitu dalam rentang waktu dua minggu. Berikut adalah jadwal pengambilan data yang dilakukan peneliti di SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Kelompok Kontrol Hari, Tanggal Pertemuan Kegiatan 15 September 2015 Pretest 16 September 2015 I Pembelajaran biasa 17 September 2015 II Pembelajaran biasa 23 September 2015 III Pembelajaran biasa 26 September 2015 Posttest I
Alokasi Waktu 2 X 35 menit 2 X 35 menit 2 X 35 menit 2 X 35 menit 2 X 35 menit
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10 Oktober 2015 Hari, Tanggal 15 September 2015 18 September 2015 19 September 2015 25 September 2015 26 September 2015 10 Oktober 2015
Posttest II Kelompok Eksperimen Pertemuan Kegiatan Pretest I Pembelajaran inkuiri II Pembelajaran inkuiri III Pembelajaran inkuiri Posttest I Posttest II
2 X 35 menit Alokasi Waktu 2 X 35 menit 2 X 35 menit 2 X 35 menit 2 X 35 menit 2 X 35 menit 2 X 35 menit
3.3 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Trianto, 2010: 255). Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V (VA dan VB) di SD Kanisius Sorowajan yang berjumlah 53 siswa. Sugiyono (2014: 118) menjelaskan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel menggunakan desain non probability sampling tipe convenience sampling. Teknik convenience sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang pemilihannya melibatkan orang terdekat untuk membantu sebagai responden dan melanjutkan proses sampai ukuran sampel yang diperlukan telah diperoleh atau orang-orang yang kebetulan tersedia dan dapat diakses pada saat itu (Cohen, 2007: 114). Kelas tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pembagian kelompok dilakukan secara undi oleh guru kelas. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol dan eksperimen dilakukan oleh guru yang sama. Hasil undi menunjukkan bahwa kelas VB sebagai sampel untuk kelompok kontrol dan kelas VA sebagai sampel untuk kelompok eksperimen. Kelas VB berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Kelas VA berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. 3.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas disebut juga variabel independen yang artinya variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen 31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(Sugiyono, 2010: 61). Variabel independen dalam penelitian ini adalah metode inkuiri. Variabel terikat disebut juga variabel dependen. Variabel dependen adalah variabel yang terjadi atau muncul atau berubah karena mendapat pengaruh atau disebabkan oleh variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.
Variabel Independen
Variabel Dependen Kemampuan Kognitif Mengaplikasi
Metode Inkuiri Kemampuan Kognitif Menganalisis Gambar 3.2 Variabel Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes. Tes adalah cara mengukur tingkat pencapaian siswa setelah menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu yang berbentuk pertanyaanpertanyaan atau perintah, sehingga dapat dihasilkan harga yang melambangkan tingkah laku atau prestasi siswa (Sudijono, 2011: 67). Arikunto (2012: 67) memaparkan bahwa tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Berdasarkan pendapat dari kedua ahli, dapat disimpulkan bahwa tes merupakan tenkik untuk mengukur tingkat kemampuan siswa setelah menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest. Pretest dilakukan sebelum kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberikan pembelajaran, bertujuan untuk untuk mengetahui kondisi awal kedua kelompok. Kelompok kontrol menggunakan metode ceramah, sedangkan kelompok eksperimen menggunakan metode inkuiri saat pembelajaran. Pada pertemuan terakhir, kedua kelompok diberikan soal posttest II. Hasil posttest II lebih sensitif untuk mengukur pengaruh perlakuan daripada posttest I. Proses pengumpulan data
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dilakukan selama dua minggu untuk menghindari bias selama pelaksanaan penelitian (Krathwohl, 2004: 547). Tabel 3.2 Pengumpulan Data Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol Variabel Data Instrumen Mengaplikasi Skor pretest Soal esai nomor 3a dan 3b Skor posttest I Skor posttest II Menganalisis Skor pretest Soal esai nomor 4 Skor posttest I Skor posttest II Kelompok Eksperimen Variabel Data Instrumen Mengaplikasi Skor pretest Soal esai nomor 3a dan 3b Skor posttest I Skor posttest II Menganalisis Skor pretest Soal esai nomor 4 Skor posttest I Skor posttest II
3.6 Instrumen Penelitian Sugiyono (2014: 148) menjelaskan instrumen penelitian adalah suatu yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen dalam penelitian ini berupa soal esai. Arifin (2009: 125) mengungkapkan esai adalah bentuk tes yang menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-kata sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ciri pertanyaan dalam tes esai selalu didahului dengan kata-kata seperti, uraikan, jelaskan, bandingkan, mengapa, bagaimana, simpulkan (Arikunto, 2012: 162). Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata (Arikunto, 2012: 177). Jumlah soal untuk enam kemampuan yaitu 12 butir soal. Soal yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan mengaplikasi terdapat pada soal nomor 3a dan 3b, sedangkan untuk mengukur kemampuan menganalisis terdapat pada soal nomor 4. Soal tes esai diberikan kepada dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Soal esai dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini menggunakan Standar Kompetensi: 4. Memahami hubungan antara sifat bahan
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil
suatu proses.
Kompetensi Dasar: 4.1 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan tali-temali dengan bahan penyusunnya, misalnya tali bahan serat, benang, tali rafia, nilon dan tambang. Selengkapnya soal dapat dilihat pada Lampiran 3.1, kunci jawaban dapat dilihat pada Lampiran 3.2 dan rubrik dapat dilihat pada Lampiran 3.3. Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen No Variabel Aspek Indikator Menjelaskan hal yang mempengaruhi Mengeksekusi kekuatan tali. 3 Mengaplikasi Menyebutkan kegunaan dari benang Menggunakan dan tali yang terbuat dari bahan plastik. Membedakan Membedakan kekuatan benang wol, benang nilon, dan benang jahit. Mengorganisasikan benang yang Mengorganisasi akan digunakan untuk menerbangkan 4 Menganalisis layang-layang. Mengatribusi alasan terhadap tali Mengatribusi yang digunakan untuk menerbangkan layang-layang.
No soal 3a 3b
4
3.7 Teknik Pengujian Instrumen Sebelum diberikan kepada responden yang akan digunakan untuk penelitian, instrumen penelitian perlu diujicobakan untuk kelayakan instrumen dan terhindar dari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas atau ambigu. Teknik pengujian instrumen menggunakan teknik pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
3.7.1 Uji Validitas Validitas adalah kemampuan suatu tes untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 173). Widoyoko (2015: 141) mengemukakan bahwa instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut tepat mengukur apa yang hendak diukur, maka validitas berkaitan dengan ketepatan dengan alat ukur. Validitas instrumen secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal dibedakan menjadi dua yaitu validitas isi dan validitas konstruk, sedangkan validitas eksternal meliputi validitas kesejajaran dan validitas prediksi (Widoyoko, 2015: 141). Validitas
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
internal instrumen yang berupa tes harus dipenuhi pengujian construct validity (validitas konstruk) dan content validity (validitas isi) (Sugiyono, 2010: 176).
3.7.1.1 Validitas Isi Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur (Siregar, 2013: 46). Widoyoko (2015: 143) memaparkan bahwa untuk menyusun instrumen tes yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah dipelajari siswa atau kompetensi yang akan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Menguji validitas isi dapat digunakan pendapat dari para ahli (expert judgement) yaitu instrumen yang dikonstruksi tentang aspek yang diukur dilandaskan pada teori tertentu yang selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli (Widoyoko, 2012: 129). Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti (Sugiyono, 2010: 177). Validitas isi tes dalam penelitian ini diperoleh dari dosen mata kuliah IPA, guru SD kelas V, dan guru SMA. Validator 1, 2, dan 3 berpendapat bahwa soal nomor 3a, 3b, sudah baik. Komentar validator 3 untuk soal nomor 3b adalah “Mengapa memilih bahan dari plastik?”. Pendapat dari validator 1, 2, 3 mengenai soal nomor 4 adalah sudah baik. Validator 3 memberikan saran untuk menambah jenis benang yang lain. Peneliti memperbaiki soal nomor 4 dengan menambahkan benang jahit pada soal (selengkapnya lihat Lampiran 3.4).
3.7.1.2 Validitas Konstruk Validitas konstruk dicapai dengan uji empiris untuk memastikan adanya keterkaitan dari item tes (Cohen, 2007: 163). Instrumen tersebut diujicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Jumlah anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang (Sugiyono, 2010: 177). Pengujian empiris dalam penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Sengkan yang berjumlah 42 siswa. Uji empiris dilakukan pada tanggal 28 Mei 2015. Peneliti memilih SD Kanisius Sengkan karena memiliki kelas paralel untuk setiap tingkat kelas. Sekolah ini juga memiliki prestasi belajar yang kurang lebih sama dengan siswa di SD Kanisius Sorowajan. Latar belakang keluarga siswa di SD Kanisius Sengkan
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kurang lebih sama yaitu menengah ke atas. Jumlah responden dalam uji empiris ini adalah 42 orang. Validitas soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Pearson karena data berupa interval yang diberi skor 1 sampai 5 (Field, 2009: 177). Uji validitas dihitung dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05, item tersebut dikatakan valid, sedangkan jika harga Sig. (2tailed)> 0,05, item tersebut dikatakan tidak valid (Priyatno, 2012: 101). Hasil uji validitas dari dua variabel dapat dilihat pada tabel berikut. (Lengkapnya lihat lampiran 3.5). Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Mengaplikasi dan Menganalisis No Variabel Aspek Nomor Pearson
3
Mengaplikasi
Mengeksekusi Menggunakan
Soal
Correlation
tailed)
3a
0,678**
3b
Membedakan 4
Menganalisis
Mengorganisasi Mengatribusi
Sig. (2-
4
Keterangan
0,000
Valid
0,363
*
0,018
Valid
0,678
**
0,000
Valid
0,479
**
0,001
Valid
0,584
**
0,000
Valid
Berdasarkan tabel 3.5, hasil uji validitas variabel mengaplikasi dan menganalisis dinyatakan valid dengan nilai Sig. (2-tailed)< 0,05.
3.7.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas memiliki sebutan lain seperti keterpercayaan, keterandalan, konsistensi, dan kestabilan. Reliabilitas adalah sejauh mana suatu hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2008: 4). Setyosari (2010: 180) mengungkapkan bahwa realibilitas instrumen menunjukkan bahwa berapa kali pun data tersebut diambil akan memberikan hasil yang sama atau konsisten dan adanya keterandalan suatu tes. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen yang reliabel adalah instrumen yang menghasilkan data yang sama dalam beberapa kali pengukuran objek yang sama. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan soal esai dengan pemberian skor menggunakan rentang skor 1 sampai dengan 5. Priyatno (2012: 25) memaparkan bahwa metode yang digunakan untuk menghitung
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
reliabilitas teknik pengujian untuk memeriksa internal consistency yaitu dengan Alpha Cronbach karena metode ini cocok digunakan pada skor berbentuk skala. Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) menjelaskan bahwa instrumen dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen. (selengkapnya lihat Lampiran 3.6).
Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Mengaplikasi dan Menganalisis Cronbach’s Alpha Keterangan Based on Cronbach’s Alpha Standardized items 0,667 0,651 Reliabel
Berdasarkan uji reliabilitas di atas, nilai Alpha Cronbach > 0,60 yaitu 0,667, sehingga instrumen yang dibuat dapat digunakan dan sudah memenuhi syarat instrumen yang valid dan reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data Analisis data adalah kegiatan menghitung data agar dapat disajikan secara sistematis dan dapat dilakukan interpretasi (Priyatno, 2012: 1). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Priyatno (2012: 11) memaparkan bahwa analisis parametrik adalah analisis yang mempertimbangkan distribusi data untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Jika data tidak terdistribusi normal, maka data dianalisis dengan metode statistik non parametrik. Langkah-langkah teknik analisis data sebagai berikut.
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data Field (2009: 144) memaparkan uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis statistik selanjutnya. Data berasal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data dianalisis dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika data terdistribusi normal, maka uji statistik selanjutnya adalah statistik parametrik misalnya dengan Independent samples t-test atau Paired samples t-test (Field, 2009: 326). Jika data terdistribusi tidak normal, maka uji statistik selanjutnya adalah uji statistik non
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
parametrik yaitu Mann-Whitney U-test atau Wilcoxon (Field, 2009: 345). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Analisis hipotesis statistik adalah sebagai berikut. Hi
= Ada deviasi dari normalitas
Hnull
= Tidak ada deviasi dari normalitas
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: a.
Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya berdistribusi tidak normal.
b.
Jika harga Sig. (2- tailed) > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya berdistribusi normal.
3.8.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Tujuan melakukan uji perbedaan kemampuan awal ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal yang sama atau tidak pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data skor yang digunakan dalam analisis ini adalah data skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data pretest berasal dari dua kelompok yang berbeda. Jika distribusi data normal, maka uji perbedaan rerata pretest menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test (Field, 2009: 326), sedangkan jika distribusi data tidak normal maka, uji perbedaan rerata pretest menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney Utes (Field, 2009: 345). Sebelum melakukan uji terhadap perbedaan rerata pretest, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sedangkan jika harga Sig.< 0,05, maka tidak terdapat homogenitas varians pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 150). Sesudah dilakukan uji asumsi homogenitas varians, teknik analisis data selanjutnya menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. Hi
: Ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hnull
: Tidak ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: a.
Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan antara skor pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.
b.
Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan antara skor pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama. Kondisi yang ideal untuk dilakukan penelitian eksperimen adalah jika kedua
kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama.
3.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk melihat perbedaan selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga dapat diketahui pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Uji signifikansi pengaruh perlakuan diperoleh dengan cara mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 276-277). Data rerata selisih skor yang diuji berasal dari kelompok yang berbeda, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah jika distribusi data normal, maka uji signifikansi pegaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test (Field, 2009: 326), sedangkan jika distribusi data tidak normal maka, uji signifikansi pegaruh perlakuan menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney U-test (Field, 2009: 345). Sebelum melakukan uji signifikansi pengaruh perlakuan, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
test (Field, 2009: 340). Apabila harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Apabila harga Sig.< 0,05, maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data dari kelompok yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama Equal variances assumed output SPSS jika variansnya homogen, sedangkan jika variansnya tidak homogen maka data yang diambil adalah data pada baris kedua (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: a.
Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya penerapan metode inkuiri
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis. b.
Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya penerapan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.
3.8.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Uji besar pengaruh metode inkuiri dapat diketahui dengan mencari effect size. Effect size adalah suatu ukuran objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang dihasilkan (Field, 2009: 56-57). Jika data
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
terdistribusi normal maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson (Field, 2009: 332).
Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal
Keterangan: r = besar pengaruh (effect size) perlakuan dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson t = harga uji t df = harga derajad kebebasan (degree of freedom) Jika data terdistribusi tidak normal, digunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 550).
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal
Keterangan: r = besar pengaruh (effect size) perlakuan Z = harga konversi dari standar deviasi (dilihat dari uji statistik MannWhitney) N = dua kali jumlah responden yang bersangkutan Kriteria untuk mengetahui besar pengaruh dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Field, 2009: 57). Tabel 3.6 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan r (effect size) Kriteria Efek 0,10 Kecil, setara dengan 1% pengaruh perlakuan 0,30 Menengah, setara dengan 9% pengaruh perlakuan 0,50 Besar, setara dengan 25 % pengaruh perlakuan
Untuk mengetahui persentase pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis digunakan koefisien determinasi atau
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
R2 (Field, 2009: 179), yaitu dengan mengkuadratkan harga r (koefisien korelasi Pearson) kemudian dikalikan 100%.
3.9 Analisis Lebih Lanjut 3.9.1
Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen, menggunakan data dari uji normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui persentase peningkatan rerata dari pretest ke posttest I. Data yang diambil yaitu Mean pretest, Mean posttest I. Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575).
Gambar 3.5 Rumus Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi selisih pretest ke posttest I kedua kelompok yaitu dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Frekuensi gain score menunjukkan frekuensi distribusi nilai pretest ke posttest I. Gain score bertujuan untuk mengetahui nilai pretest ke posttest I yang lebih dominan dan mengetahui metode yang lebih menguntungkan yang digunakan dalam pembelajaran (Fraenkel, 2011: 250). 3.9.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I dari kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Field (2009: 325) memaparkan jika data yang diuji berasal dari kelompok yang sama dan distribusi data normal maka uji statistik menggunakan Paired samples t-test. Jika data berasal dari kelompok yang sama dan distribusi data tidak normal maka uji statistik menggunakan Wilcoxon (Field, 2009: 345). Teknik analisis data
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. Hi
: Ada perbedaan yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull
: Tidak ada perbedaan yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: a.
Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya, tidak terdapat peningkatan atau penurunan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.
b.
Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya, terdapat peningkatan atau penurunan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.
3.9.3 Uji Korelasi Rerata Pretest dan Posttest I Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pretest dan posttest I. Analisis korelasi Pearson adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan secara linier antara dua variabel (Priyatno, 2012: 39). Arikunto (2013: 313) menjelaskan bahwa koefisien korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara dua variabel tersebut. Priyatno menambahkan, analisis korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui apakah korelasi pretest dan posttest I positif atau negatif, dan signifikan atau tidak. Positif berarti semakin tinggi pretest semakin tinggi pula posttest I. Signifikan berarti hasil korelasi dapat digeneralisasikan ke populasi. Uji korelasi rerata pretest dan posttest I menggunakan rumus bivariate correlations yaitu untuk mengetahui korelasi antara dua variabel. Apabila data 43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
terdistribusi normal maka uji korelasi menggunakan rumus Pearson’s corelations coefficient (Field, 2009: 177). Apabila data terdistribusi tidak normal maka uji korelasi menggunakan rumus Spearman’s correlation coefficient (Field, 2009: 179) Priyatno (2012: 44) memaparkan pedoman untuk analisis korelasi, jika nilai koefisien korelasi mendekati 1 atau -1 maka hubungannya semakin erat atau kuat, jika mendekati 0 maka hubungannya semakin lemah. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut. Tabel 3.7 Pedoman Koefisien Korelasi Rentang Nilai Korelasi Keputusan 0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
(Sumber: Sugiyono, 2008)
Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. Hi
: Ada korelasi yang positif dan signifikan antara skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull
: Tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: a.
Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 dan harga r tidak positif, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
b.
Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 dan harga r positif maka, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada korelasi yang positif dan signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
3.9.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Field (2009: 325) memaparkan jika data yang diuji berasal dari kelompok yang sama dan
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
distribusi data normal maka uji statistik menggunakan Paired samples t-test. Jika data berasal dari kelompok yang sama dan distribusi data tidak normal maka uji statistik menggunakan Wilcoxon (Field, 2009: 345). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. Hi
: Ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull
:
Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I
ke
posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: a.
Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya tidak terdapat penurunan atau peningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
b.
Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya terdapat penurunan atau peningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Persentase peningkatan skor posttest I ke posttest II dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575).
Gambar 3.6 Rumus Persentase Uji Retensi
3.10
Dampak Pengaruh Perlakuan Penelitian eksperimen sebaiknya dilengkapi dengan elemen penelitian
kualitatif untuk membantu menyingkapkan penilaian atau persepsi subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian terhadap proses pembelajaran yang dilakukan (Krathwohl, 2004: 546). Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber 45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
data yang telah ada (Sugiyono, 2014: 330). Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian (Widoyoko, 2015: 46). Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen selama pembelajaran. Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara pewawancara dengan responden dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti (Widoyoko, 2015: 40). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru dan 3 siswa dari kelompok eksperimen yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi, sedang dan rendah. Dokumen adalah catatan suatu peristiwa yang sudah berlalu dan dapat berupa tulisan, gambar, atau karya (Sugiyono, 2008: 240). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai siswa dan foto-foto siswa saat pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari hasil pretest, posttest I, dan posttest II. Berikut ini merupakan pedoman wawancara untuk guru dan tiga siswa dari kelompok eksperimen yang sudah diberikan perlakuan. Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Siswa Eksperimen Sesudah Perlakuan No Pertanyaan 1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama 2 ini? P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar 3 IPA? P : Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan 4 menyenangkan? 5 P : Materi apa yang paling kamu sukai di pelajaran IPA? P : Apakah dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan dapat 6 membantu kamu dalam belajar IPA? 7 P : Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan percobaan? P : Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam 8 mengenal kekuatan benang berdasarkan jenis bahannya dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan? P : Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran menggunakan 9 metode inkuiri/percobaan? P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3a dengan 10 mudah? P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3b dengan 11 mudah? P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan 12 mudah?
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13 14
P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest I? P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest II?
Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru Sesudah Perlakuan No Pertanyaan 1 Apakah metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA sebelum penerapan metode inkuiri? 2 Apakah Bapak pernah menerapkan / mengamati pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri? 3 Bagaimana pendapat Bapak mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri? 4 Bagaimana pendapat Bapak mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri di kelas eksperimen? 5 Bagaimana pendapat Bapak dengan pembelajaran di kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah?
3.11
Pembahasan Lebih Lanjut Pembahasan lebih lanjut bertujuan untuk melihat pengaruh metode inkuiri
apakah memiliki efek yang besar, menengah atau kecil terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Efek tersebut dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest. Pembahasan lebih lanjut juga bertujuan untuk melihat apakah hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas atau tidak.
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada pelajaran IPA. Hasil penelitian berisi deskripsi implementasi penelitian dan analisis data yang telah diperoleh. Pada bagian pembahasan dijelaskan pengaruh perlakuan dengan diikuti dampak pengaruh perlakuan.
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Implementasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas tentang kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas kelompok kontrol dan kelas kelompok eksperimen. Penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan cara undi oleh guru kelas. Sebelum melaksanakan penelitian, guru melakukan pengundian untuk menentukan kelas yang akan digunakan sebagai kelompok kontrol dan kelompok ekspreimen. Hasil undi menunjukkan bahwa kelas VB sebagai kelompok kontrol dan VA sebagai kelompok eksperimen. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak mendapatkan
perlakuan, hanya mendapatkan metode ceramah. Sedangkan
kelompok eksperimen adalah kelompok yang mendapatkan perlakuan yaitu dengan menggunakan metode inkuiri. Berikut ini akan dideskripsikan populasi penelitian dan pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Populasi terdiri dari dua kelas yang berjumlah 53 siswa, yang memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda, diantaranya dari kalangan ekonomi menengah dan berpendidikan. Hasil wawancara terhadap guru kelas pada hari Selasa, 4 Agustus 2015 menjelaskan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan akademik yang seimbang. Kemampuan akademik yang seimbang
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
karena, pembagian kelas dari awal diacak baik dari segi prestasi maupun latar belakang keluarga. Sampel pertama penelitian adalah kelas VB sebagai kelompok kontrol. Kelompok ini berjumlah 27 siswa, yang diantaranya terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Siswa pada kelompok kontrol berasal dari latar belakang ekonomi menengah dan berpendidikan, diantaranya bekerja sebagai karyawan swasta, wiraswasta, PNS, dan polisi. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SMA, D1, D2, D3, S1, dan S2. Sampel kedua penelitian adalah kelas VA sebagai kelompok eksperimen. kelompok ini berjumlah 26 siswa. Terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Siswa kelompok eksperimen berasal dari latar belakang keluarga ekonomi menengah dan berpendidikan. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa kelompok eksperimen adalah karyawan swasta, wiraswasta, guru, PNS, dan jaksa, dengan latar belakang pendidikan orang tua yaitu SMA, D1, D2, D3, S1, dan S2.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Implementasi
pembelajaran
di
kelompok
kontrol
dan
kelompok
eksperimen dilakukan selama 6 kali pertemuan yang sudah termasuk pretest dan posttest. Guru melaksanakan pembelajaran 2 x 35 menit setiap pertemuannya. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol dan eksperimen dilakukan oleh guru yang sama. Selama pembelajaran di kelas kontrol, peneliti berperan sebagai pengamat selama kegiatan pembelajaran berlangsung, mendokumentasikan kegiatan pembelajaran, sedangkan pada kelompok eksperimen, peneliti berperan sebagai pengamat, mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan membantu guru menyiapkan alat dan bahan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Materi IPA dalam penelitian ini adalah “Sifat Bahan Tali-temali Berdasarkan Bahan Penyusunnya”. Pelaksanaan penelitian di kelompok kontrol dan eksperimen dimulai dengan pretest yang dilaksanakan pada hari Selasa, 15 September 2015. Tujuan dilakukannya pretest adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan eksperimen. Saat pretest, siswa mengerjakan soal dengan
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menjawab beberapa pertanyaan pada lembar jawab yang telah disediakan. Soal berupa esai yang berjumlah 12 butir soal. Waktu yang diberikan kepada siswa untuk mengerjakan soal pretest adalah 2 x 35 menit. Sebelum mengerjakan soal pretest, siswa terlebih dahulu mendengarkan penjelasan dari guru tentang cara atau langkah-langkah mengerjakan soal dan maksud dari setiap butir soal. Selain itu, siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru tentang soal yang belum dipahami. Deskripsi implementasi pembelajaran di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut.
1.
Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol Pretest pada kelompok kontrol dilaksanakan pada tanggal 15 September
2015. Pretest dilakukan sebelum kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Pembelajaran dengan menggunakan matode ceramah pada kelompok kontrol dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan yang pertama dilakukan pada tanggal 16 September 2015 dengan pokok bahasan yaitu “sifat bahan benang terhadap penyerapan air”, pertemuan yang kedua dilakukan pada tanggal 17 September 2015 dengan pokok bahasan yaitu “kekuatan bahan benang dan tali berdasarkan struktur penyusunnya”, dan pertemuan yang ketiga dilakukan pada tanggal 23 September 2015 dengan pokok bahasan yaitu “kekuatan benang dan tali berdasarkan struktur penyusunnya”. Setting kelas untuk kelompok kontrol adalah konvensional yaitu tempat duduk siswa tidak diubah, tetap berbanjar seperti semula. Pertemuan yang pertama dilakukan pada tanggal 16 September 2015 dengan pokok bahasan yaitu “sifat bahan benang terhadap penyerapan air”. Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai macam-macam benang yang sudah siswa ketahui, beserta dengan bahan pembuat benang tersebut. Pada kegiatan inti, guru mulai menjelaskan beberapa benang yang terbuat dari bahan-bahan yang mampu menyerap air. Pembelajaran pada pertemuan pertama diakhiri dengan guru bersama dengan siswa menyimpulkan benang-benang apa saja yang mampu menyerap air.
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pertemuan yang kedua dilakukan pada tanggal 17 September 2015 dengan pokok bahasan yaitu “kekuatan bahan benang dan tali berdasarkan struktur penyusunnya”. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan yang kedua ini diawali dengan guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai pokok bahasan IPA yang dipelajari pada pertemuan yang pertama. Pada kegiatan inti, guru mulai menjelaskan kekuatan benang dan tali berdasarkan struktur penyusunnya. Pada kegiatan penutup, siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan. Selain itu siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya jika ada penjelasan dari guru yang kurang jelas tentang materi yang telah diajarkan pada pertemuan kedua ini. Pertemuan yang ketiga dilakukan pada tanggal 23 September 2015 dengan pokok bahasan yaitu “kekuatan benang dan tali berdasarkan struktur penyusunnya”. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan yang kedua ini diawali dengan guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai pokok bahasan IPA yang telah dipelajari pada pertemuan kedua. Pada kegiatan inti, guru mulai menjelaskan kekuatan benang dan tali berdasarkan struktur penyusunnya. Pada kegiatan penutup, siswa bersama dengan guru membuat rangkuman tentang materi yang telah diajarkan. Selain itu siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya jika ada penjelasan dari guru yang kurang jelas tentang materi yang telah diajarkan pada pertemuan ketiga ini. Setelah melakukan tiga kali pertemuan, pada tanggal 26 September 2015 siswa kelompok kontrol mengerjakan soal posttest I. Soal Posttest I sama dengan soal yang diberikan saat pretest. Posstest I diberikan dengan tujuan untuk mengetahui
pemahaman
siswa
setelah
menerima
pembelajaran
dengan
menggunakan metode ceramah. Pemberian posttest II dilakukan 2 minggu setelah posttest I yaitu hari Sabtu, 10 Oktober 2015. Soal posttest II merupakan soal yang sama dengan soal pretest dan posttest I.
2.
Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen Pretest pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal 15
September 2015. Pretest dilakukan sebelum kelompok eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Pembelajaran dengan
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memberikan treatment berupa matode inkuiri
pada kelompok eksperimen
dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan yang pertama dilakukan pada tanggal 18 September 2015 dengan pokok bahasan yaitu “sifat bahan benang terhadap penyerapan air berdasarkan bahan penyusunnya”, pertemuan yang kedua dilakukan pada tanggal 19 September 2015 dengan pokok bahasan yaitu “kekuatan benang dan tali berdasarkan struktur penyusunnya”, dan pertemuan yang ketiga dilakukan pada tanggal 25 September 2015 dengan pokok bahasan yaitu “kekuatan benang dan tali berdasarkan struktur penyusunnya”. Setting kelas untuk kelompok eksperimen adalah berkelompok. Mulai dari awal pembelajaran siswa sudah dikondisikan belajar dalam kelompok. Siswa dibagi menjadi lima kelompok, sehingga masing-masing kelompok terdiri dari lima sampai enam siswa. Kegiatan pada setiap pertemuan dibagi menjadi tiga yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup. Pada kegiatan inti dilakukan langkah-langkah metode inkuiri. Adapun langkah-langkah metode inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil dan melakukan refleksi. Pada kegiatan awal guru membimbing siswa untuk mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Kegiatan inti yang pertama adalah orientasi yang diawali guru dengan melakukan tanya jawab tentang macam-macam benang yang pernah dilihat oleh siswa. Siswa mencoba untuk menyebutkannya. Kegiatan orientasi diakhiri dengan pembagian pada kelompok eksperimen, penjelasan eksperimen dan pembagian LKS kepada siswa. Setelah melakukan orientasi, guru memberikan petunjuk awal untuk menulis rumusan masalah dan hipotesis. Guru membimbing siswa dalam membuat rumusan masalah karena siswa belum pernah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri sehingga perlu adanya bimbingan dari guru. Rumusan masalah berupa pertanyaan yang jawabannya “ya” atau ”tidak”. Setelah siswa membuat rumusan masalah, siswa mencoba membuat hipotesis atau jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat. Siswa bersama dengan kelompok saling berdiskusi untuk membuat hipotesis pada LKS. Selanjutnya siswa bersama dengan kelompok melakukan eksperimen.
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Eksperimen dilakukan sebanyak tiga kali. Eksperimen pada pertemuan yang pertama dilakukan pada tanggal 18 September 2015. Eksperimen yang pertama ini adalah membuktikan apakah beberapa benang diantaranya benang wol, benang jahit, benang nilon dapat menyerap air. Peneliti menyediakan alat dan bahan yang kemudian dibagikan kepada masing-masing kelompok. Siswa melakukan eksperimen di dalam kelas dengan pengawasan guru dan peneliti. Pada eksperimen yang pertama ini, siswa mengambil air dengan menggunakan wadah berupa baskom. Siswa memasukkan 3 jenis benang benang ke dalam wadah yang berisi air. Setelah selama 5 menit, siswa mengambil benang di dalam air, kemudian mengamati apakah semua benang dapat menyerap air atau tidak. Siswa mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang terdapat pada LKS. Eksperimen pada pertemuan yang kedua dilakukan pada tanggal 19 September 2015. Eksperimen yang kedua yaitu menguji kekuatan benang dan tali ketika digunakan untuk menggantung beban. Siswa mengambil alat dan bahan yang sudah disediakan oleh peneliti. Siswa mengikat plastik dengan menggunakan benang dan tali, kemudian memasukkan satu persatu batu yang memiliki ukuran yang hampir sama kedalam plastik sambil menghitung jumlah batu yang dimasukkan kedalam plastik. Apabila benang dan tali terputus, siswa menghitung jumlah batu yang dimasukkan kedalam plastik yang menyebabkan benang dan terputus. Setelah selesai melakukan percobaan, siswa mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang terdapat pada LKS. Eksperimen pada pertemuan yang ketiga dilakukan pada tanggal 25 September 2015. Eksperimen yang ketiga ini yaitu membuktikan kekuatan benang dan tali ketika digunakan untuk menarik meja. Siswa mengambil alat dan bahan yang sudah disediakan oleh peneliti. Siswa mengikat benang dan tali pada meja kemudian menarik meja. Kekuatan benang dan tali dapat dilihat dari jarak perpindahan meja. Semakin jauh perpindahan meja dari semula, semakin kuat benang dan tali tersebut. Siswa mencatat hasil eksperimen pada tabel hasil eksperimen pada LKS. Setelah selesai melakukan eksperimen dan menulis hasil eksperimen pada tabel hasil eksperimen, siswa menarik kesimpulan. Siswa bersama kelompok saling berdiskusi tentang hasil eksperimen untuk menarik kesimpulan. Siswa
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menuliskan kesimpulan di LKS dengan berpedoman pada rumusan masalah dan hipotesis. Pada kegiatan ini, siswa dapat mengetahui apakah hipotesis yang telah dibuat sebelum melakukan eksperimen sesuai dengan hasil eksperimen. Setelah menyimpulkan hasil eksperimen, siswa bersama kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil eksperimen. Siswa membacakan hasil eksperimen secara urut yaitu yang pertama membacakan rumusan masalah, hipotesis, membacakan hasil eksperimen dan yang terakhir yaitu membacakan kesimpulan hasil eksperimen. Langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi. Refleksi dilakukan dengan cara siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang eksperimen yang telah dilakukan. Guru menanyakan perasaan siswa selama melakukan eksperimen. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan melakukan tanya jawab antara siswa bersama guru tentang hal-hal yang belum dipahami. Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Kemudian guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalahan jawaban siswa. Pada
tanggal
26
September
2015
siswa
kelompok
eksperimen
mengerjakan soal posttest I. Soal Posttest I sama dengan soal yang diberikan saat pretest. Posstest I diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Pemberian posttest II dilakukan 2 minggu setelah posttest I yaitu hari Sabtu, 10 Oktober 2015. Soal posttest II merupakan soal yang sama dengan soal pretest dan posttest I.
4.1.2
Hasil Uji Hipotesis Penelitian I Kemampuan Mengaplikasi Hipotesis penelitian I adalah pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap
kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan. Variabel dependen pada hipotesis penelitian I adalah kemampuan mengaplikasi, sedangkan variabel independennya adalah penerapan metode inkuiri. Instrumen pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 2 item soal esai pada nomor 3a dan 3b. Setiap item soal mengandung satu indikator yaitu pada soal esai nomor 3a mengandung indikator mengeksekusi, sedangkan pada soal esai nomor 3b mengandung indikator menggunakan.
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hasil analisis statistik pada penelitian ini menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Langkah- langkah analisis data sebagai berikut: 1) Uji normalitas data, untuk mengetahui jenis uji statistik yang digunakan, apakah parametrik atau non parametrik. 2) Uji perbedaan rerata pretest, untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan, untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kedua kelompok. 4) Uji besar pengaruh perlakuan, untuk mengetahui besar pengaruh penggunaan metode inkuiri. 5) Uji persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada setiap kelompok, untuk mengetahui persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada setiap kelompok. 6) Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest I pada setiap kelompok. 8) Uji retensi pengaruh perlakuan, untuk mengetahui apakah pada posttest II pengaruh perlakuan masih sekuat posttest I.
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data pada kemampuan mengaplikasi diuji dengan menganalisis skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Data berasal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis uji statistik selanjutnya. Uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1) Jika nilai signifikansi atau harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka distribusi data dikatakan normal dan uji statistik selanjutnya adalah statistik parametrik. 2) Jika nilai signifikansi atau harga Sig. (2- tailed) < 0,05, maka distribusi data dikatakan tidak normal dan uji statistik selanjutnya adalah uji statistik non parametrik. Berdasarkan kriteria, hasil uji normalitas kemampuan mengaplikasi kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.3).
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasi No Aspek Sig. (2-tailed) 1 Pretest mengaplikasi kelompok 0,357 kontrol 2 Posttest I mengaplikasi kelompok 0,755 kontrol 3 Posttest II mengaplikasi kelompok 0,755 kontrol 4 Rerata selisih skor pretest-posttest I 0,145 mengaplikasi kelompok kontrol 5 Pretest mengaplikasi kelompok 0,60 eksperimen 6 Posttest I mengaplikasi kelompok 0,175 eksperimen 7 Posttest II mengaplikasi kelompok 0,731 eksperimen 8 Rerata selisih skor pretest-posttest I 0,256 mengaplikasi kelompok eksperimen
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Data hasil uji normalitas kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada tabel 4.1, menunjukkan bahwa harga Sig. (2tailed) > 0,05, maka distribusi data normal dan analisis statistik lebih lanjut menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik menggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan untuk analisis dari kelompok yang sama menggunakan Paired samples t-test.
4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Setelah melakukan uji normalitas, maka dilakukanlah uji perbedaan kemampuan awal. Uji perbedaan ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal yang sama atau tidak pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji ini menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan berasal dari dua kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Sebelum melakukan uji ini dengan menggunakan Independent samples ttest, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sedangkan jika harga Sig.< 0,05, maka tidak terdapat homogenitas varians pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 150). Hasil Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa harga F = 0,74 dan Sig = 0,395. Dapat
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians data. Jika variansnya homogen, data uji statistik menggunakan Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama Output SPSS (Field, 2009: 340). Sesudah uji asumsi homogenitas varians, teknik analisis data selanjutnya menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2- tailed) < 0,05. Berikut adalah tabel hasil uji perbedaan rerata pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lengkapnya lihat Lampiran 4.4) Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Mengaplikasi Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan Independent samples t-tes 0,104 Tidak ada perbedaan
Hasil skor rerata pretest pada kelompok kontrol lebih besar dari pada kelompok eksperimen yaitu dengan nilai M = 2,14; SD = 0,96; SE = 0,18; n = 27 dan df = 51, sedangkan hasil skor pada kelompok eksperimen yaitu M = 1,75; SD = 0,76; SE = 0,15; n = 26 dan df = 51. Berdasarkan tabel 4.2, uji statistik menggunakan Independent samples t-test diperoleh harga Sig, (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,104, maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan antara skor pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi. Data pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdistribusi normal. Jika distribusi data normal, maka uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kemampuan mengaplikasi menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test (Field, 2009: 326). Hasil pengaruh perlakuan pada kemampuan mengaplikasi yang dihitung menggunakan rumus (O2-O1)-(O4-O3) = 2,58-0,95 menunjukkan hasil 1,63 ( > 0) maka ada pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, maka dilakukan analisis statistik untuk membantu menjawab permasalahan. Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan, dilakukan uji asumsi
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
terhadap homogenitas varians dengan Levene’s test. Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 1,679 dan harga Sig. = 0,201. Harga Sig > 0,05, maka terdapat homogenitas varians (Field, 2009: 150). Analisis selanjutnya, data diuji dengan menggunakan statistik Independent sample t-test. Data uji statistik Independent sample t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS, karena variansnya homogen (Field, 2009: 340) (lengkapnya lihat Lampiran 4.5) Tabel 4.3 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi Uji Statistik Kelompok Sig. (2-tailed) Keterangan Independent samples tKontrol dan 0,00 Ada perbedaan tets Eksperimen
Analisis selisih skor pada kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol. Selisih skor kelompok kontrol yaitu M = 0,95; SD= 0,94; SE= 0,18; n = 27 dan df= 51, sedangkan selisih skor pada kelompok eksperimen yaitu M = 2,58; SD = 0,65; SE= 0,12; n = 26 dan df = 51. Berdasarkan tabel 4.3, uji signifikansi pengaruh perlakuan kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan Independent samples t-test diperoleh harga Sig, (2-tailed) yaitu 0,00 dan harga t = -7,250. Harga Sig, (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima, sehingga ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi. Dapat disimpulkan penggunaan metode inkuiri berpengaruh
terhadap
kemampuan
mengaplikasi.
Diagram
berikut
ini
menunjukkan hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest kePosttest I Kemampuan Mengaplikasi
Pada diagram, dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 0,95, sedangkan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 2,58. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00. 4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi. Data yang diperoleh terdistribusi normal, maka digunakan rumus koefisien Pearson (Field, 2009: 179). Analisis uji besar pengaruh perlakuan (effect size) mengambil data dari uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan Independent sample t-test. Kriteria r = 0,01 (efek kecil) yang setara dengan 1 %, r = 0,30 (efek menengah) yang setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek besar) setara dengan 25% (Field, 2009: 179). Tabel berikut ini menunjukkan hasil uji besar pengaruh perlakuan (effect size) kemampuan mengaplikasi. Tabel 4.4 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Mengaplikasi Variabel t t2 df r R2 % Efek Mengplikasi -7,25 52,56 51 0,71 0,50 50% Besar
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan tabel 4.4, besar pengaruh perlakuan pada kemampuan mengaplikasi yaitu r = 0,71 atau 50% yang setara dengan efek besar. Dapat ditarik kesimpulan bahwa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi sebesar 50 %. Uji besar pengaruh perlakuan, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.6. 4.1.3
Analisis Lebih Lanjut
4.1.3.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok menggunakan data dari uji normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya persentase peningkatan pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data yang diambil yaitu Mean pretest, Mean posttest I. Pada kelompok kontrol M PreKonApl = 2,15; M PostKonApl = 3,10, sedangkan pada kelompok eksperimen M PreEksApl = 1,75; M PostEksApl = 4,33. Analisis ini menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Analisis ini juga menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test untuk dapat mengetahui harga Sig. (2-tailed), sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.7) Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengaplikasi No Kelompok Rerata Peningkatan Sig. (2Keterangan (%) tailed) Pretest Posttest I 1 Kontrol 2,15 3,10 44,31 0,00 Ada perbedaan 2 Eksperimen 1,75 4,33 147,60 0,00 Ada perbedaan
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa persentase peningkatan rerata pretest ke postest pada kelompok kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 44,31 %, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 147,60%.
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dengan kata lain kelompok kontrol mengalami peningkatan rerata pretest ke posttest I sebesar 44,31% dengan menggunakan metode ceramah, sedangkan kelompok eksperimen mengalami peningkatan rerata pretest ke posttest I sebesar 147,60% dengan menggunakan metode inkuiri. Pada kelompok kontrol harga Sig.(2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan antara skor pretest ke posttest I kelompok kontrol pada kemampuan mengaplikasi. Sedangkan pada kelompok eksperimen, harga Sig.(2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan antara skor pretest ke posttest I kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi. Jadi, kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor rerata pretest ke posttest I terhadap kemampuan mengaplikasi
pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Seperti dijelaskan pada tabel 4.5, bahwa ada perbedaan antara pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selisih pretest ke posttest I (gain) yang dominan pada kelompok kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Hal ini dapat ditunjukkan pada grafik dibawah ini. 10
Frekuensi
8 Kelompok Kontrol Mengaplikasi
6 4
Kelompok Eksperimen Mengaplikasi
2 0 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
Gain
Gambar 4.2 Grafik Perbedaan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengaplikasi
Nilai gain score yang dijadikan sebagai pijakan didapatkan dari nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dari kedua kelompok kemudian dari hasil pengurangan tersebut diambil 50%. Nilai gain score yang menjadi titik pijak pada grafik diatas adalah 1,75. Pada kelompok ekperimen siswa yang mendapatkan gain score ≥ 1,75 sebanyak 23 siswa atau 88,46% dari seluruh jumlah siswa di kelompok eksperimen. Sedangkan untuk kelompok kontrol siswa
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang mendapatkan gain score ≥ 1,75 sebanyak 5 siswa atau setara dengan 18,52%. Hal ini dapat diartikan bahwa metode yang lebih menguntungkan dan berguna untuk siswa adalah metode inkuiri.
4.1.3.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I dari kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data terdistribusi normal, maka uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I menggunakan Paired samples t-test karena data terdistribusi normal dan kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini (lengkapnya lihat lampiran 4.8). Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengaplikasi Kelompok t t2 df r R2 % Sig. (2Efek (effect tailed) size) Kontrol 5,21 27,14 26 0,71 0,5 50 0,00 Besar Eksperimen 20,05 402 25 0,97 0,94 94 0,00 Besar
Skor rerata kelompok kontrol yaitu M = 0,95; SD = 0,95; SE = 0,18; n = 27; dan df = 26, sedangkan skor rerata kelompok eksperimen yaitu M = 2,58; SD = 0,66; SE = 0,13; n = 26; dan df = 26. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,00, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dapat diartikan bahwa adanya peningkatan yang signifikan antara skor pretest ke skor posttest I pada kemampuan mengaplikasi kelompok kontrol. Sedangkan hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,00, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dapat diartikan bahwa ada peningkatan yang signifikan antara skor pretest ke skor posttest I pada kemampuan mengaplikasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kriteria r = 0,01 (efek kecil) yang setara dengan 1 %, r = 0,30 (efek menengah) yang setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek besar) setara dengan 25% (Field, 2009: 179). Berdasarkan analisis data tersebut, persentase peningkatan skor kelompok kontrol sebesar r = 0,71 atau 50% yang setara dengan efek besar, sedangkan kelompok eksperimen sebesar r = 0,97 atau 94% setara dengan efek besar. Penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki pengaruh yang lebih besar dari pada penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengaplikasi.
4.1.3.3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen bertujuan untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara nilai pretest dan posttest I pada masing-masing kelompok itu bersifat positif atau negatif. Data terdistribusi normal sehingga analisis lebih lanjut yaitu uji korelasi antara rerata pretest dan posttest 1 menggunakan Pearson Correlations pada program IBM SPSS Statistic 20 for Windows. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima yang artinya terdapat korelasi (hubungan) antara pretest dan posttest I, sedangkan jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak yang artinya tidak terdapat korelasi antara pretest dan posttest I. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I adalah 95% (Field, 2009: 53). Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.9) Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Kontrol Rerata Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest 0,41 0,03 Ada hubungan Posttest I 0,41 0,03 Kelompok Eksperimen Rerata Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest 0,52 0,00 Ada hubungan Posttest I 0,52 0,00
Berdasarkan hasil analisis, Pearson Correlations pada kelompok kontrol sebesar 0,412 dan bertanda positif, sedangkan pada kelompok eksperimen, uji korelasi rerata skor pretest dan posttest I yang dihitung menggunakan Pearson
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Correlations sebesar 0,523 dan bertanda positif. Positif artinya semakin tinggi skor pretest yang diperoleh siswa, semakin tinggi pula skor posttestnya. Hasil uji korelasi rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,03. Artinya terdapat korelasi (hubungan) antara pretest dan posttest I. Hasil uji korelasi rerata pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,00 yang artinya terdapat korelasi (hubungan) antara pretest dan posttest I.
4.1.3.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan atau penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji retensi juga digunakan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan masih sekuat posttest I. Posttest II dilakukan 2 minggu setelah postest I. Uji retensi pengaruh perlakuan menggunakan Paired Samples Test, karena data terdistribusi normal dan data berasal dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk uji retensi pengaruh perlakuan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.10) Tabel 4.8 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Kontrol Peningkatan Sig. (2Variabel Posttest I Posttest II Keterangan % tailed) Ada Mengaplikasi 3,10 2,48 -20 0,00 perbedaan Kelompok Eksperimen Peningkatan Sig. (2Variabel Posttest I Posttest II Keterangan % tailed) Ada Mengaplikasi 4,33 3,70 -14 0,00 perbedaan
Rerata pada kelompok kontrol lebih rendah dari pada kelompok eksperimen menunjukkan M = -0,62; SD = 0,79; SE= 0,15; t = -4,08; n = 27 dan df = 26 sedangkan pada kelompok eksperimen menunjukkan M = -0,62; SD = 0,87; SE= 0,17; t = -3,67; n = 26 dan df = 25. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan mengaplikasi pada kelompok
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,00 maka Hnull ditolak dan Hi diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II. Pada kelompok eksperimen harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,00 maka Hnull ditolak dan Hi diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol mengalami penurunan yang lebih besar dari pada kelompok eksperimen. Penurunan ditunjukkan dengan persentase penurunan kelompok kontrol yaitu sebesar 20 %, sedangkan pada kelompok eksperimen yaitu sebesar 14 %. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami penurunan yang signifikan pada skor posttest I ke posttest II. Perbandingan rerata pretest, posttest I, dan posttest II secara keseluruhan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut.
Rerata
Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
4.33
3.1
3.7 Kontrol 2.48
2.14 1.75
Pretest
Posttest I
Eksperimen
Posttest II
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi
4.1.4
Uji Hipotesis Penelitian II Kemampuan Menganalisis Hipotesis penelitian II adalah pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap
kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan. Variabel dependen pada hipotesis penelitian II adalah kemampuan menganalisis, sedangkan variabel independennya adalah penerapan metode inkuiri. Instrumen pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel dependen 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
terdiri dari 1 item soal esai pada nomor 4. Item soal mengandung tiga indikator yaitu membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusi. Hasil analisis statistik pada penelitian ini menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Langkah- langkah analisis data sebagai berikut: 1) Uji normalitas data, untuk mengetahui jenis uji statistik yang digunakan, apakah parametrik atau non parametrik. 2) Uji perbedaan rerata pretest, untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan, untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kedua kelompok. 4) Uji besar pengaruh perlakuan, untuk mengetahui besar pengaruh penggunaan metode inkuiri. 5) Uji persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kedua kelompok, untuk mengetahui persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kedua kelompok. 6) Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest I pada setiap kelompok. 8) Uji retensi pengaruh perlakuan, untuk mengetahui apakah pada posttest II pengaruh perlakuan masih sekuat posttest I.
4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data pada kemampuan menganalisis diuji dengan menggunakan skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Data berasal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis uji statistik selanjutnya. Uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1) Jika nilai signifikansi atau harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka distribusi data dikatakan normal dan uji statistik selanjutnya adalah statistik parametrik. 2) Jika nilai signifikansi atau harga Sig. (2- tailed) < 0,05, maka distribusi data dikatakan tidak normal dan uji statistik selanjutnya adalah uji statistik non parametrik. Berdasarkan kriteria, hasil uji normalitas kemampuan menganalisis kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.3).
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengalisis Kelompok Kontrol No Aspek Sig. (2-tailed) Pretest menganalisis kelompok 1 0,00 kontrol Posttest I menganalisis kelompok 2 0,97 kontrol Posttest II menganalisis kelompok 3 0,24 kontrol Rerata selisih skor pretest-posttest I 4 0,00 menganalisis kelompok kontrol Kelompok Eksperimen No Aspek Sig. (2-tailed) Pretest menganalisis kelompok 5 0,06 eksperimen Posttest I menganalisis kelompok 6 0,46 eksperimen Posttest II menganalisis kelompok 7 0,37 eksperimen Rerata selisih skor pretest-posttest I 8 0,16 menganalisis kelompok eksperimen
Keterangan Tidak Normal Normal Normal Tidak Normal Keterangan Normal Normal Normal Normal
Data hasil uji normalitas kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada tabel 4.9, menunjukkan bahwa terdapat dua data yang tidak normal dari kelompok kontrol yaitu pada skor pretest dan rerata selisih skor pretest-posttest. Skor pretest pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00 dan skor rerata selisih skor pretest-posttest menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,06. Artinya distribusi data pretest dan rerata selisih skor pretest-posttest I dari kelompok kontrol terdistribusi tidak normal. Oleh karena itu analisis statistik uji perbedaan rerata pretest, uji signifikansi pengaruh perlakuan dan uji besar pengaruh perlakuan menggunakan statistik non parametrik.
4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Setelah melakukan uji normalitas data maka dilakukan uji kemampuan awal pada kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen. Tujuan melakukan uji perbedaan rerata pretest ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal yang sama atau tidak pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan rerata pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan uji statistik non parametrik yaitu Mann- Whitney Test karena hasil pretest kelompok kontrol terdistribusi tidak normal. Kriteria yang digunakan 67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
adalah jika harga Sig. (2- tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak yang artinya ada perbedaan, sedangkan jika harga Sig. (2- tailed) > 0,05, maka Hnull diterima, yang artinya tidak ada perbedaan (Field, 2009: 53). Berikut adalah tabel hasil uji perbedaan rerata pretest kemampuan menganalisis (lengkapnya lihat Lampiran 4.4). Tabel 4.10 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Menganalisis Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan Mann- Whitney Test 0,90 Tidak ada perbedaan
Hasil uji perbedaan rerata pretest dengan menggunakan Mann-Whitney Test dengan tingkat kepercayaan 95%. Kelompok kontrol menunjukkan nilai n = 27; Mdn = 3,00. Sedangkan n kelompok eksperimen = 26; Mdn = 3,00; z = -0,12; U = 344, 500 dan harga Sig. (2- tailed) > 0,05 yaitu 0,90. Hnull diterima dan Hi ditolak yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor rerata pretest kelompok kontol dan kelompok eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama, dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada skor pretest kemampuan menganalisis.
4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis. Pada kelompok kontrol, data selisih pretest ke posttest I terdistribusi tidak normal, sedangkan pada kelompok eksperimen data selisih pretest ke posttest I terdistribusi normal. Sehingga uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kemampuan menganalisis menggunakan Mann-Whitney Test. Hasil pengaruh perlakuan pada kemampuan menganalisis yang dihitung menggunakan rumus (O2-O1)-(O4-O3) = 1,81-0,47 menunjukkan hasil 1,34 maka ada pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, maka dilakukan analisis statistik untuk membantu menjawab permasalahan. Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan Mann-Whitney Test dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan adalah jika harga Sig. (2tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok 68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
eksperimen, sedangkan jika harga Sig. (2- tailed) > 0,05, maka Hnull diterima, yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan kemampuan menganalisis (lengkapnya lihat Lampiran 4.5). Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan Mann-Whitney Test. 0,000 Ada perbedaan
Rerata skor kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol. Kelompok kontrol menunjukkan n = 27; Mdn = 0,33, sedangkan pada kelompok eksperimen menunjukkan n = 26; Mdn = 1,67; z = -5,53; dan U = 44,000. Berdasarkan tabel 4.11, harga Sig. (2- tailed) < 0,05 yaitu 0,000. Hnull ditolak dan Hi diterima yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dapat disimpulkan penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Diagram berikut ini menunjukkan hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Menganalisis
Pada diagram, dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 0,47, sedangkan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 1,81. 4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis. Data diambil dari uji signifikansi pengaruh perlakuan yang menggunakan Mann-Whitney Test karena data selisih dari kelompok kontrol terdistribusi tidak normal. Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Menganalisis Variabel z N r R2 % Efek Menganalisis -5,53 53 -0,75 0,56 56 Besar
Berdasarkan tabel 4.12, besar pengaruh perlakuan pada kemampuan menganalisis yaitu r = -0,75 atau 56% yang setara dengan efek besar. Dapat ditarik kesimpulan bahwa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis sebesar 56 %. Uji besar pengaruh perlakuan, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.6.
4.1.5
Analisis Lebih Lanjut
4.1.5.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, menggunakan data dari uji normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen data yang diambil yaitu Mean pretest, Mean posttest I. Kelompok kontrol menunjukkan M PreKonLisis = 2,74; M PostKonLisis = 3,21 sedangkan kelompok eksperimen menunjukkan M PreEksLisis = 2,69; M
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PostEksLisis = 4,50. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel berikut ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.7). Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Menganalisis Rerata No Kelompok Peningkatan (%) Pretest Posttest I 1 Kontrol 2,74 3,21 17,22 % 2 Eksperimen 2,69 4,50 67,12 %
Tabel diatas menunjukkan bahwa persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan terjadi peningkatan sebesar 17,22 % pada kelompok kontrol, sedangkan pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan sebesar 67,12%. Dengan kata lain kelompok kontrol mengalami peningkatan rerata pretest ke posttest I sebesar 17,22% dengan menggunakan metode ceramah, sedangkan kelompok eksperimen mengalami peningkatan rerata pretest ke posttest I sebesar 67,12% dengan menggunakan metode inkuiri. Selisih pretest ke posttest I (gain) yang dominan pada kelompok kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Hal ini dapat ditunjukkan pada grafik dibawah ini. 16 14
Frekuensi
12 10 8
kelompok kontrol
6
kelompok eksperimen
4 2 0 0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
Gain
Gambar 4.5 Grafik Perbedaan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Menganalisis
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nilai gain score yang dijadikan sebagai pijakan didapatkan dari nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dari kedua kelompok kemudian dari hasil pengurangan tersebut diambil 50%. Nilai gain score yang menjadi titik pijak pada grafik diatas adalah 2,00. Pada kelompok ekperimen siswa yang mendapatkan gain score ≥ 2,00 sebanyak 8 siswa atau 30,77 % dari seluruh jumlah siswa di kelompok eksperimen. Sedangkan untuk kelompok kontrol siswa yang mendapatkan gain score ≥ 2,00 sebanyak 1 siswa atau setara dengan 3,70%. Hal ini dapat diartikan bahwa metode yang lebih menguntungkan dan berguna untuk siswa adalah metode inkuiri.
4.1.5.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I dari kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol menggunakan statistik non parametrik Wilcoxon karena data pretest pada kelompok kontrol terdistribusi tidak normal. Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen menggunakan Paired samples ttest karena data terdistribusi normal dan kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini. Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Menganalisis Aspek Kelompok Sig. (2-tailed) Keterangan Kontrol 0,000 Ada peningkatan Pretest-Posttest I yang signifikan Eksperimen 0,000 Ada peningkatan yang signifikan
Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol yang diuji dengan menggunakan statistik non parametrik Wilcoxon yaitu z = -4,47; n = 27. Sedangkan hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan menggunakan
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired samples t-test yaitu M = 1,81; SD = 0,82; SE = 0,16; n = 26; t = 11,26 dan df = 25. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,00, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dapat diartikan bahwa adanya peningkatan yang signifikan antara rerata pretest ke posttest I pada kemampuan menganalisis kelompok kontrol. Sedangkan hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,000, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dapat diartikan bahwa ada peningkatan yang signifikan antara rerata pretest ke posttest I pada kemampuan menganalisis kelompok eksperimen (lengkapnya lihat lampiran 4.8). Tabel 4.15 Hasil Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Menganalisis Kelompok Kontrol Aspek r (effect z n R2 % Efek size) Pretest-Posttest I -4,47 27 -0,61 0,37 37 Besar Kelompok Eksperimen Aspek r (effect t t2 df R2 % Efek size) Pretest-Posttest I 11,26 126,69 25 0,91 0,83 83 Besar
Kriteria r = 0,01 (efek kecil) yang setara dengan 1 %, r = 0,30 (efek menengah) yang setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek besar) setara dengan 25% (Field, 2009: 179). Berdasarkan tabel 4.15, persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode ceramah terhadap kemampuan menganalisis adalah r = -0,61 atau 37% yang setara dengan efek besar. Sedangkan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan menggunakan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis sebesar r = 0,91 atau 83% yang setara dengan efek besar. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode ceramah lebih kecil dari pada peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan menggunakan metode inkuiri.
4.1.5.3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen bertujuan untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara 73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
nilai pretest dan posttest I pada masing-masing kelompok itu bersifat positif atau negatif. Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest 1 pada kelompok kontrol menggunakan Spearman-Correlation Coefficient karena data pretest pada kelompok kontrol tidak normal, sedangkan uji korelasi antara rerata pretest dan posttest 1 pada kelompok eksperimen menggunakan Pearson Correlations karena data terdistribusi normal. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima yang artinya terdapat korelasi (hubungan) antara pretest dan posttest I, sedangkan jika harga Sig. (2tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak yang artinya tidak terdapat korelasi (hubungan) antara pretest dan posttest I. Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.9). Tabel 4.16 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Menganalisis Kelompok Kontrol Aspek Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest 0,56 0,002 Ada hubungan Posttest I 0,56 0,002 Kelompok Eksperimen Aspek Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest 0,19 0,333 Tidak ada Posttest I 0,19 0,333 hubungan
Berdasarkan hasil analisis, Correlation Coefficient pada kelompok kontrol sebesar 0,560 dan bertanda positif, sedangkan pada kelompok eksperimen, uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I yang dihitung menggunakan Pearson Correlations sebesar 0,198 dan bertanda positif. Positif artinya semakin tinggi skor pretest yang diperoleh siswa, semakin tinggi pula skor posttestnya. Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00 yang artinya terdapat korelasi (hubungan) antara pretest dan posttest I. Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05, yaitu 0,333, artinya tidak terdapat korelasi (hubungan) antara pretest dan posttest I.
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.5.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan atau penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji retensi juga digunakan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan masih sekuat posttest I. Uji retensi pengaruh perlakuan menggunakan Paired Samples Test, karena data terdistribusi normal dan data berasal dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk uji retensi pengaruh perlakuan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05, artinya (Field, 2009: 53) Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan menganalisis dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 10). Tabel 4.17 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis Kelompok Kontrol Peningkatan Sig. (2Variabel Posttest I Posttest II Keterangan % tailed) Ada Menganalisis 3,21 2,64 -18 0,00 perbedaan Kelompok Eksperimen Peningkatan Sig. (2Variabel Posttest I Posttest II Keterangan % tailed) Ada Menganalisis 4,50 3,26 -27 0,00 perbedaan
Rerata pada kelompok kontrol lebih rendah dari pada kelompok eksperimen. Kelompok kontrol menunjukkan besar M = 0,57; SD = 0,39; SE= 0,08; t = 7,51; n = 27 dan df= 26. Kelompok eksperimen menunjukkan besar M = 1,24; SD = 0,49; SE= 0,09; t = 12,67; n = 26 dan df= 25. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,00 maka Hnull ditolak dan Hi diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II. Pada kelompok eksperimen harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,00 maka Hnull ditolak dan Hi diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi perbedaan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelompok kontrol mengalami penurunan yang lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Penurunan ditunjukkan dengan persentase kelompok kontrol yaitu sebesar 18 %, sedangkan pada kelompok eksperimen yaitu sebesar 27 %. Disimpulkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami penurunan yang signifikan pada skor posttest I ke posttest II. Penurunan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I dan posttest II kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut. Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II 5
4.5
4 Rerata
3.21 3 2
3.26
2.74 2.69
2.63
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
1 0 Pretest
Postest I
Postest II
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menganalisis
4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian data diketahui bahwa penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Melalui pengamatan yang peneliti lakukan, kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol berbeda dengan kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol, pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan tidak ada media yang membantu siswa untuk lebih memahami materi
pembelajaran.
Saat
pembelajaran
siswa
hanya
diminta
untuk
memperhatikan penjelasan guru, mencatat dan mengerjakan LKS, media yang digunakan dalam pembelajaran berupa buku paket IPA, papan tulis, kapur. Sani (2013: 159) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah hanya menggunakan interaksi satu arah dari sumber belajar yaitu guru.
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sedangkan
pada
kelompok
eksperimen,
kegiatan
pembelajaran
menggunakan metode inkuiri. Siswa di kelompok eksperimen memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis Suasana pembelajaran di kelompok eksperimen berbeda dengan kelompok kontrol, siswa saling bekerja sama di dalam kelompok untuk melakukan eksperimen dengan menggunakan alat dan bahan yang mendukung materi sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya. Alat dan bahan juga membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran. Dengan menggunakan metode inkuiri siswa juga belajar untuk membuat rumusan masalah dan hipotesis sehingga siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif melakukan proses berpikir melalui kegiatan percobaan dan interaksi dengan guru, teman, serta lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199).
4.2.1
Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi Hipotesis I penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh
terhadap
kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran siswa kelas V SD
Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai signifikansi yaitu 0,00 sehingga dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengaplikasi. Dapat disimpulkan penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi. Metode inkuiri memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan mengaplikasi yaitu sebesar 50 %, sedangkan yang 50 % merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Pengaruh penerapan metode ceramah terhadap kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol yaitu sebesar 50%, sedangkan 50% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen yaitu sebesar 94 %, sedangkan yang 6% merupakan pengaruh dari variabel lain diluar variabel
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang diteliti. Variabel lain tersebut berasal dari dalam diri siswa misalnya konsentrasi, kesehatan, dan semangat. Selain itu faktor lingkungan seperti latar belakang keluarga, teman, suasana kelas juga merupakan variabel lain di luar variabel yang diteliti. Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar tersebut merupakan sebuah diagram yang menggambarkan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada diagram, dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 0,95, sedangkan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 2,58. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan. Pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol dan penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen tidak sekuat posttest I sesudah dua minggu perlakuan yang artinya terjadi penurunan. Penurunan pada kelompok kontrol lebih besar dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Hal ini dikarenakan saat pembelajaran kelompok eksperimen pernah mengalami proses memecahkan masalah dengan melakukan berbagai eksperimen, sedangkan pembelajaran di kelompok kontrol guru hanya menggunakan metode ceramah yang cenderung membuat siswa tidak aktif karena siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan guru yang pada akhirnya membuat siswa menjadi bosan.
4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis Hipotesis II penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap
kemampuan menganalisis pada mata pelajaran siswa kelas V SD
Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai signifikansi yaitu 0,00 sehingga dapat diartikan terdapat
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan menganalisis. Dapat disimpulkan penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis. Metode inkuiri memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan menganalisis yaitu sebesar 56 %, sedangkan yang 44 % merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Pengaruh penerapan metode ceramah terhadap kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol yaitu sebesar 37%. Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen yaitu sebesar 83 %. Sehingga dapat dikatakan bahwa metode ceramah memberikan pengaruh besar 37% terhadap kemampuan menganalisis, sedangkan 63% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 83% terhadap kemampuan menganalisis, sedangkan yang 17% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain tersebut berasal dari dalam diri siswa misalnya konsentrasi, kesehatan, dan semangat. Selain itu faktor lingkungan seperti latar belakang keluarga, teman, suasana kelas juga merupakan variabel lain di luar variabel yang diteliti. Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.4. Gambar tersebut merupakan sebuah diagram yang menggambarkan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada diagram, dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 0,47, sedangkan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 1,81. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan. Pengaruh penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol dan penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen tidak sekuat posttest I sesudah dua minggu perlakuan, yang artinya terjadi penurunan. Penurunan pada kelompok kontrol lebih besar dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Hal ini
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dikarenakan saat pembelajaran kelompok eksperimen pernah mengalami proses memecahkan masalah dengan melakukan berbagai eksperimen, sedangkan pembelajaran di kelompok kontrol guru hanya menggunakan metode ceramah yang cenderung membuat siswa tidak aktif karena siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan guru yang pada akhirnya membuat siswa menjadi bosan.
4.2.3
Dampak Pengaruh Perlakuan Analisis dampak pengaruh perlakuan dilakukan oleh peneliti dengan dua
teknik pengumpulan data diantaranya tes dan non tes. Teknik tes dilakukan dengan menjawab soal berupa esai yang berjumlah 12 butir soal. Sedangkan teknik non tes dilakukan dengan cara triangulasi metode kualitatif untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif. Triangulasi dilaksanakan dengan menggunakan tiga cara yaitu observasi pembelajaran di kelompok eksperimen, wawancara dengan guru yang menjadi mitra dalam pelaksanaan penelitian serta tiga siswa dari kelompok eksperimen dan dokumentasi kegiatan pembelajaran yang berupa foto selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa sesudah diberikan perlakuan. Wawancara dengan guru dan siswa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak pembelajaran sesudah menggunakan metode inkuiri. Dalam wawancara kepada siswa, peneliti memilih satu siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi, satu siswa yang memiliki kemampuan akademik yang sedang, dan satu siswa yang memiliki kemampuan akademik yang rendah dari masing-masing kelompok. Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan. Observasi dilakukan selama pembelajaran di kelas eksperimen pada tanggal 18 September 2015 dengan pokok bahasan yaitu sifat bahan benang terhadap penyerapan air berdasarkan bahan penyusunnya. Siswa terlihat sangat bersemangat, senang, dan ingin mengetahui kegunaan benda-benda yang peneliti siapkan dalam percobaan hari ini. Ada salah satu siswa bertanya “Mbak wadawadah, sama benang itu untuk apa ?” (komunikasi pribadi, 18 September 2015). Karena merasa penasaran, siswa yang lain ikut mengajukan pertanyaan. Kemudian guru menuntun siswa untuk membuat rumusan masalah yang
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
jawabannya akan ditemukan dalam eksperimen yaitu “Apakah benang jahit dan benang wol dapat menyerap air?” (Komunikasi pribadi, 18 September 2015). Kemudian ada siswa yang menambahkan “Apakah benang nilon dapat menyerap air?” (Komunikasi pribadi, 18 September 2015). Selama bekerja kelompok, siswa juga aktif berdiskusi di dalam kelompok untuk membuat hipotesis. Pada awalnya siswa bingung membuat hipotesis, namun dengan bimbingan guru, siswa bisa membuat hipotesis. Siswa aktif menggunakan alat dan bahan percobaan. Siswa juga aktif bertanya kepada guru, teman dalam satu kelompok maupun teman kelompok lain. Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 15 Oktober 2015 kepada tiga siswa yang berasal dari kelompok eksperimen. Selengkapnya lihat lampiran 4.11. Hasil wawancara siswa pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa siswa merasa senang dengan pelajaran IPA karena materinya tidak terlalu susah untuk dihafal (SA1, SB1). Salah satu siswa dari kelompok eksperimen mengungkapkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan melakukan percobaan membuat pembelajaran tidak terlalu membosankan, menyenangkan, alasannya karena disitu kita tidak hanya mendengarkan penjelasan tetapi juga ikut mempraktekkan dan dapat bekerjasama dengan teman sekelompok (SA7, SA9). Ada pula siswa yang menyatakan bahwa tidak bosan melakukan percobaan karena ada bercandanya dan menyenangkan (SB7, SA9 dan SC7, SC9). Wawancara dilakukan untuk mengetahui kemampuan mengaplikasi siswa setelah
pembelajaran
menggunakan
metode
inkuiri.
Hasil
wawancara
menunjukkan bahwa salah satu siswa dapat mengerjakan soal 3a karena sudah melakukan percobaan sehingga siswa sudah cukup menguasai materi (SA10). Namun ada pula siswa yang tidak yakin atau ragu-ragu terhadap jawabannya (SB10), dan ada pula siswa yang tidak bisa mengerjakan karena merasa agak bingung (SC10).
Pada soal no 3b, ada siswa yang tidak terlalu bisa
mengerjakannya, karena merasa masih ragu dengan jawaban yang telah dibuat (SA11, SB11). Wawancara berikutnya adalah kemampuan siswa dalam menganalisis setelah
pembelajaran
menggunakan
metode
inkuiri.
Hasil
wawancara
menunjukkan bahwa ada siswa yang bisa mengerjakan dan tidak bisa
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengerjakan soal no 4 yaitu tentang membedakan kekuatan benang wol, benang nilon, benang jahit, mengorganisasikan benang yang akan digunakan untuk menerbangkan layang-layang dan mengatribusi alasan terhadap tali yang digunakan untuk menerbangkan layang-layang. Siswa mengungkapkan bahwa siswa bisa mengerjakan soal nomor 4 karena siswa menganggap soal tersebut merupakan pengetahuan umum, dan juga siswa pernah bermain layang-layang menggunakan benang nilon (SA12). Peneliti juga menanyakan pendapat siswa mengenai pelaksanaan posttest I dan posttest II. Siswa berpendapat bahwa pelaksanaan posttest I dan posttest II membosankan karena soal yang sama diulang berulang kali (SA13, SA14) ada pula siswa yang berpendapat bahwa pelaksanaan posttest I dan posttest II menyenangkan karena mudah dan soal yang sama diulangi lagi (SB13, SB14) serta salah satu siswa menganggap soal posttest I dan posttest II sulit sehingga susah dikerjakan (SC13, SC14). Wawancara juga dilakukan kepada guru yang menjadi mitra dalam pelaksanaan penelitian. Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, 17 Oktober 2015. Berdasarkan wawancara dengan guru mitra, guru mengungkapkan bahwa sebelumya pernah menggunakan metode inkuiri, namun guru lebih sering menggunakan diskusi, pengamatan, mencongak, dan ceramah dalam kegiatan pembelajaran (G1,2). Metode inkuiri membuat pembelajaran menarik bagi siswa, siswa berminat dan aktif dalam belajar. Berikut ungkapan guru mengenai hal tersebut. “Sangat diminati siswa, memudahkan siswa memahami materi, siswa menjadi aktif tetapi butuh alokasi waktu yang banyak” (G3). “Pembelajaran menarik bagi anak, anak memahami materi dengan cepat, butuh penguasaan kelas yang baik agar langkah dan tujuan pembelajaran sesuai rencana” (G4). Guru juga mengungkapkan bahwa metode ceramah membuat anak kurang semangat, karena siswa-siswa cenderung bosan dan pemahaman siswa terhadap materi dangkal (G5).
4.2.4
Pembahasan Lebih Lanjut Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for
Economic Cooperation and Development atau OECD) menyatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA (Program of International Student
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Assessment) menunjukkan Indonesia mengalami penurunan peringkat dalam bidang matematika, membaca dan sains. Pada tahun 2009 Indonesia memperoleh peringkat 57 dari 65 negara (OECD, 2010: 8), sedangkan pada tahun 2012 menduduki peringkat 64 dari 65 negara (OECD, 2013: 232). Usaha pemerintah dalam memperbaiki pendidikan melalui sertifikasi dan gaji dua kali lipat bagi guru pada kenyataannya tidak berpengaruh terhadap peningkatan pembelajaran di kelas (Chang, dkk, 2014 : 117). Salah satu usaha untuk memperbaiki pendidikan yaitu dengan penggunaan metode pembelajaran yang membuat siswa aktif dan mampu membangun pengetahuannya sendiri, yaitu salah satunya dengan menggunakan metode inkuri. Piaget (dalam Mulyasa, 2007: 108) menjelaskan bahwa metode inkuiri menyiapkan siswa dalam belajar dengan percobaan atau eksperimen sendiri. Sanjaya (2006: 194) mengemukakan metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa maupun antarsiswa. Penelitian ini serupa dengan penelitian terdahulu yang menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran, namun penelitian ini difokuskan untuk meneliti pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA, materi sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Dari hasil pengujian data, dapat diketahui bahwa metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Metode inkuiri memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan mengaplikasi sebesar 50% dan terhadap kemampuan menganalisis sebesar 56%.
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab ini membahas kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. Kesimpulan menunjukkan hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian. Keterbatasan berisi tentang kekurangan yang dialami selama melakukan penelitian. Saran berisikan saran kepada peneliti untuk penelitian berikutnya.
5.1 Kesimpulan 5.1.1 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA, materi sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis terhadap data penelitian mengafirmasi hipotesis penelitian. Hasil uji statistik perbedaan selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengaplikasi menggunakan Independent sample t-test diperoleh harga Sig, (2-tailed) < 0,05, yaitu 0,00, maka Hnull ditolak dan Hi diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi. Analisis selisih skor pada kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol. Selisih skor kelompok kontrol yaitu M = 0,95; SD= 0,94; SE= 0,18; n = 27 dan df= 51, sedangkan selisih skor pada kelompok eksperimen yaitu M = 2,58; SD = 0,65; SE= 0,12; n = 26 dan df = 51. Besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi yaitu r = 0,71 atau 50 % yang setara dengan efek besar. 5.1.1 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA , materi sifat bahan tali-temali berdasarkan bahan penyusunnya pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis terhadap data penelitian mengafirmasi hipotesis penelitian. Hasil uji statistik perbedaan
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan menganalisis menggunakan MannWhitney Test. Kelompok kontrol menunjukkan nilai n = 27; Mdn = 3,00, sedangkan kelompok eksperimen menunjukkan nilai n = 26; Mdn = 3,00; z = -0,12; U = 344, 500 dan harga Sig. (2- tailed) > 0,05 yaitu 0,90, maka Hnull diterima dan Hi ditolak yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor rerata pretest kelompok kontol dan kelompok eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama. n kelompok kontrol = 27; n kelompok eksperimen = 26; Z = -5,53. Besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis sebesar r = 0,75 atau 56 % yang setara dengan efek besar.
5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1 Waktu pelaksanaan pembelajaran di kelompok eksperimen dengan menggunakan metode inkuiri membutuhkan waktu yang cukup lama dalam melakukan percobaan atau eksperimen. 5.2.2 Posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan pada siang hari dengan kondisi siswa yang mulai lelah, cuaca yang panas, dan siswa bosan mengerjakan soal yang sama dari pretest hingga posttest II. 5.2.3 Keterbatasan dalam penerapan metode inkuiri, karena penelitian ini hanya dilakukan di SD Kanisius Sorowajan, sehingga penelitian ini belum dapat digeneralisasikan pada SD lainnya.
5.3 Saran 5.3.1 Peneliti sebaiknya melakukan koordinasi secara rutin kepada guru sebagai mitra penelitian untuk menyesuaikan waktu pelaksanaan penelitian. 5.3.2 Peneliti sebaiknya melaksanakan posttest II pada pagi hari karena keadaan siswa masih segar dan konsentrasi siswa masih baik agar diperoleh hasil posttest II yang maksimal.
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.3.3 Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya dapat mengadakan penelitian serupa yang fokus meneliti kemampuan mengaplikasi dan menganalisis dengan menambah atau menggunakan metode inkuiri sebagai treatment pada SD lainnya.
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR REFRENSI Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan asesmen: Revisi taksonomi pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anggareni, Ristiati, & Widiyanti (2013). Implementasi strategi pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep IPA siswa SMP. e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3. Diakses pada 1 Desember 2015, dari http://www.undana.ac.id/jsmallfib_top/JURNAL/PENDIDIKAN/PENDI DIKAN_2013/IMPLEMENTASI%20STRATEGI%20PEMBELAJARA N%20INKUIRI.pdf Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Reneka Cipta. Chang, M. C., Shaeffer, S., Al-Samarrai, S., & Andrew B. Ragatz. (2014). Teacher reform in indonesia the role of politics and evidence in policy making. Washington DC: The World Bank. Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research method in education (sixth edition). New York: Routledge. Daryanto., & Rahardjo, M. (2012). Model pembelajaran inovarif. Yogyakarta: Gava Media. Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS (third edition). Los Angeles: SAGE. Frankel, J. R. (2011). How to design and evaluate research in education. Americas: McGraw-Hill. Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Gunawan, A. (2006). Buku pintar sekolah dasar. Jakarta: Lima Bintang.
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hermana, D. (2009). Ayo belajar ilmu pengetahuan alam kelas 5 SD. Yogyakarta: Kanisius. Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research, an integreted approach (second edition). Illinois: Waveland Press. Lestari. (2014). Perbedaan penggunaan media pembelajaran timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sorowajan. Skripsi, tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Majid, A., (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa. (2007). Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. OECD. (2010). PISA 2009 result. Jerusalem: PISA, OECD Publishing. OECD. (2013). PISA 2012 results: What students know and can do-student performance in mathematics,reading and science (Volume I),. Turkey: PISA, OECD Publishing. Pramono, D. (2014). Pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan interpretasi dan analisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. Skripsi, tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis: simple, praktis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah. Yogyakarta: Gava Media. Putra, S. (2012). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta: DIVA Press. Putra, Garminah, & Japa (2014). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media grafis terhadap hasil belajar matematika kelas IV SD di gugus 4 Kecamatan Busungbiu. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2, 1. Diakses 7 April 2015, dari http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/2037/1777
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: Indeks. Sani, R. A. (2013). Inovasi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana. Satori, D. (2007). Profesi keguruan. Jakarta: UT. Schunk, D. (2012). Learning theories and educational perspective. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Setyosari. (2010). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana. Siregar,
S. (2013). Metode penelitian kuantitatif: Dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Rajawali Pers.
Sochibin, A., Dwijananti, P., & Marwoto, P. (2009, Juli). Penerapan model pembelajaran inkuiri terpimpin untuk peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa SD. Jurnal Pendidikan Fisika, 5, 96101. Diakses pada 7 April, 2015, dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/view/1017/927 Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2008). Statistika untuk penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sunarto, H., & Hartono, A. (2008) Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Renika Cipta. Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Susanto, A. (2013). Teori belajar & pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Susilawati. (2012). Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengaplikasi dan mencipta pada pelajaran IPA di Kanisius Wirobrajan Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Skripsi, tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran: teori dan konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inofatif-progresif konsep, landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Paramedia Group. Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara. Trianto. (2010). Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan profesi pendidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Grup. Widoyoko, S. & Eko, P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Widoyoko, S. & Eko, P. (2015). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Yousnelly, P., dkk (2010). IPA Ilmu Pengetahuan Alam SD kelas V. Bandung: Yudistira.
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrumen
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kontrol
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.1 Soal KASUS Di hari Minggu pagi, Tifani sedang membereskan kamar tidurnya yang berantakan. Ketika membereskan kamar Tifani ingin menggantungkan beberapa barang kesukaannya dengan sebuah tali. Dengan cepat Tifani bertanya kepada ayahnya, tali apa saja yang dipunyai di lemari perkakas. Ayahnyapun mengeluarkan bermacam-macam tali seperti senar, tali tambang, benang wol, benang jahit dan tali rafia. Tifani memilih tali yang kira-kira kuat untuk menggantungkan barang kesukaannya sehingga kamar Tifani tampak lebih rapi dan nyaman untuk tidur. Jawablah soal di bawah ini berdasarkan kasus di atas pada tempat jawaban yang telah disediakan! 1a. Berilah keterangan pada gambar sesuai dengan nama talinya!
.....................................................
.................................................
......................................................
.................................................
.............................................
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1b. Tuliskan bahan penyusun masing-masing tali temali pada soal 1a? ........................................................................................................................ ....................................................................................................................... 2a. Tuliskan 4 bahan penyusun tali-temali yang telah kamu ketahui beserta 2 contohnya! a. ........................................................................................................................ Contoh:................................................................................................................. b. ........................................................................................................................ Contoh:................................................................................................................. c. ........................................................................................................................ Contoh:................................................................................................................. d. ........................................................................................................................ Contoh:................................................................................................................. 2b. Kelompokkanlah contoh-contoh tali-temali pada kolom sebelah kiri sesuai dengan tingkat kekuatannya pada kolom sebelah kanan dengan cara menarik garis sesuai jawaban yang tepat ! Benang Wol Benang Jahit Tali Rafia Tali Tampar
Lemah Kuat Sangat Kuat
Nilon Layang-layang
3a Jelaskanlah dua hal yang mempengaruhi kekuatan tali! Jawab: …………………………………….………………………………………... ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3b. Sebutkanlah masing-masing 3 kegunaan dari benang dan tali yang terbuat dari bahan plastik! Jawab: …………………………………….………………………………………... ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Apabila saat bermain layang-layang kamu membawa benang wol, benang nilon, dan benang jahit. Benang manakah yang paling baik digunakan untuk menerbangkan layang-layang? Jawab: ………………………………………………………………………………… Jelaskan alasanmu! …………………………………….…………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 5. Lebih kuat mana, menggantung benda menggunakan tali-temali yang berbahan serat, benang, atau tali? Jawab: ………………………………………………………………………………… Jelaskan alasanmu! …………………………………….…………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 6. Buatlah rancangan percobaan yang membuktikan kekuatan benang wol, benang jahit, tali rafia, benang nilon dan tali tambang dalam mengikat benda dengan menuliskan pertanyaan, jawaban sementara, 4 jenis alat dan bahan, serta langkah percobaannya dengan jawaban yang benar dan tepat! Buatlah 1 pertanyaan menggunakan kata tanya “Manakah”! 1) ………………………………………………………………………… …………………………………………………………….…………… b. Tuliskan 1 jawaban dari pertanyaan yang kamu buat! 1) ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… c. Tuliskan alat dan bahan yang diperlukan! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… d. Buatlah langkah percobaan! ……………………………………………………………………………… ………………….……..…………………………………………………… …………………………………………………..…………………………. ……………………………………………….…………………………….. a.
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban No 1a
Soal Berilah keterangan pada gambar sesuai dengan nama talinya!
Jawaban
benang wol
tali tambang
tali rafia
benang nilon benang jahit (Yousnelly, 2010: 56-57) 1b
Tuliskan bahan penyusun masing-masing tali temali pada soal 1a?
Benang wol => serat bulu domba, tali tambang => serat plastik, tali rafia => serat plastik, benang nilon => serat nilin/ plastik, dan benang jahit => serat kapas (Yousnelly, 2010: 57).
2a
Tuliskan 4 bahan penyusun tali-temali yang telah kamu ketahui beserta 2 contohnya!
a. Bahan serat, contohnya serat wol, serat bulu domba, serat sutra. b. Bahan benang, contohnya benang jahit, benang wol, benang nilon. c. Bahan tali, contohnya tali rafia, tali tambang d. Bahan tambang, contohnya tambang plastik dan tambang baja
2b
Kelompokkanlah contoh contoh tali-temali pada kolom sebelah kiri sesuai dengan tingkat kekuatannya pada kolom sebelah kanan dengan cara menarik garis sesuai jawaban yang tepat!
Benang jahit termasuk lemah; benang wol, tali rafia dan nilon layang-layang termasuk kuat; dan tali tampar atau tali tambang tergolong tali yang paling kuat.
3a
Jelaskanlah dua hal yang mempengaruhi tali!
(Hermana, 2009: 88-89) Kekuatan tali dipengaruhi oleh bahan baku penyusun tali, ukuran tali serta tegangan maksimum yang sanggup ditahannya.
3b
Sebutkanlah masing-masing 3 kegunaan dari benang dan tali yang terbuat dari bahan plastik!
Salah satu benang yang terbuat dari plastik adalah benang nilon. Kegunaan benang yang terbuat dari plastik/ nilon adalah sebagai benang layangan, benang pancing, senar gitar, selain itu juga digunakan untuk merangkai atau membuat aksesoris. Sedangkan tali yang terbuat dari plastik yaitu tali rafia dan tali tambang. Tali yang terbuat dari plastik biasanya digunakan untuk mengikat dan menggantung barang, mendirikan tenda, menaikan bendera, tali jemuran (Hermana, 2009: 88-89).
4
Apabila saat bermain layang-layang kamu membawa benang wol, benang nilon, dan benang jahit. Benang manakah yang
Benang nilon merupakan benang yang terbuat dari serat sintetis yaitu serat plastik yang salah satu kegunaannya yaitu sebagai benang layang-layang. Benang nilon bersifat tidak menyerap air, sehingga tidak mudah rapuh. Sedangkan benang wol dan
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
paling baik digunakan untuk menerbangkan layanglayang?
benang jahit merupakan benang yang terbuat dari serat alam yaitu serat bulu domba dan serat kapas. Serat alam mudah menyerap air, dan pada umumnya kurang kuat atau mudah putus jika digunakan untuk menerbangkan layang-layang (Hermana, 2009: 8889).
Lebih kuat mana, menggantung benda menggunakan tali-temali yang berbahan serat, benang atau tali? Jelaskan alasanmu!
Percobaan menggantung plastik berisi batu dengan berbagai tali-temali. Lebih kuat menggantung benda menggunakan tali yang berbahan tambang. Alasan: Karena tambang terbuat dari beberapa tali yang digabungkan. Percobaan menarik meja dengan berbagai tali-temali. Lebih kuat menarik meja menggunakan tali yang berbahan tambang. Alasan: Karena tambang terbuat dari beberapa tali yang digabungkan.
6
Buatlah rancangan percobaan yang membuktikan kekuatan bahan wol, benang jahit, tali rafia, nilon, dan tambang dalam menggantung benda dengan menuliskan pertanyaan, jawaban sementara, alat dan bahan, serta langkah percobaan dengan jawaban yang lengkap dan tepat! a. Buatlah 1 pertanyaan menggunakan kata tanya “manakah”! b. Tuliskan 1 jawaban dari pertanyaan yang kamu buat! c. Tuliskan alat dan bahan yang diperukan! d. Buatlah rancangan percobaan!
Percobaan menggantung plastik berisi batu dengan berbagai tali-temali. a. Manakah diantara tali-temali berbahan serat, benang, tali, atau tambang yang paling kuat untuk menggantungkan benda? b. Tali yang paling kuat untuk menggantung benda adalah tali yang berbahan tambang. c. Benang wol, benang jahit, tali rafia, tali nilon, tali tambang, kantung plastik kresek, pulpen, beberapa batu/beban,alat tulis, LKS. d. Langkah-langkah percobaan: 1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2) Mengikatkan salah satu ujung tali pada plastik kresek. 3) Mengikatkan ujung tali yang satunya pada pulpen. 4) Mengisi plastik kresek dengan beberapa batu. 5) Batu terus dimasukkan hingga tali sudah tidak kuat menahan beban. 6) Mencatat banyak batu yang dimasukkan dalam plastik kresek pada LKS. 7) Mengulangi langkah 2-6 dengan tali yang berbeda. 8) Setelah semua tali dicoba, lalu membandingkan banyak batu yang dapat digantung pada setiap tali. 9) Menuliskan kesimpulan tentang tali yang paling kuat dalam menggantung batu/beban. Percobaan menarik meja dengan berbagai tali-temali. a. Manakah diantara tali-temali berbahan serat, benang, tali, atau tambang yang paling kuat untuk menarik meja? b. Tali yang paling kuat untuk menarik meja adalah tali yang berbahan tambang.
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. d.
Benang wol, benang jahit, tali rafia, tali nilon, tali tambang, meja, penggaris, alat tulis, LKS. Langkah-langkah percobaan: 1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2) Mengikatkan salah satu ujung tali pada meja. 3) Memegang ujung tali yang satunya lagi. 4) Menarik tali hingga meja dapat bergerak dari tempat semula. 5) Menarik meja dan merasakan seberapa kuat tali dapat menggerakkan meja tersebut. 6) Mengukur jarak pergerakan meja dengan penggaris. 7) Mencatat jarak pergerakan tali pada LKS. 8) Mengulangi langkah 2-7 dengan tali yang berbeda. 9) Setelah semua tali dicoba, lalu membandingkan jarak pergerakan meja pada setiap tali yang juga dengan perasaan. 10) Menuliskan kesimpulan tentang tanli yang paling kuat dalam menarik meja.
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian No 3
Variabel Mengaplikasi
Indikator Menjelaskan hal yang mempengaruhi kekuatan tali.
Menyebutkan kegunaan dari benang dan tali yang terbuat dari bahan plastik.
4
Menganalisis
Membedakan kekuatan benang wol, benang nilon, dan benang jahit.
Kriteria Jika menjelaskan 2 jawaban dengan sangat tepat. Jika menjelaskan 2 jawaban dengan tepat. Jika menjelaskan 1 jawaban dengan sangat tepat. Jika menjelaskan 1 jawaban dengan tepat. Jika menjelaskan namun tidak tepat atau tidak menjawab Jika menyebutkan maksimal 6 jawaban dengan tepat. Jika menyebutkan 5-4 jawaban dengan tepat. Jika menyebutkan 3-2 jawaban dengan tepat. Jika menyebutkan 1 jawaban dengan tepat. Jika menyebutkan jawaban namun salah atau tidak menjawab. Jika membedakan kekuatan benang dengan sangat tepat dan sangat lengkap. Jika membedakan kekuatan benang dengan tepat dan lengkap. Jika membedakan kekuatan benang dengan kurang lengkap dan tepat. Jika membedakan kekuatan benang dengan kurang lengkap dan kurang tepat.
124
skor 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5
4 3 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mengorganisasikan benang yang akan digunakan untuk menerbangkan layang-layang.
Mengatribusi alasan terhadap benang yang digunakan untuk menerbangkan layang-layang.
Jika membedakan kekuatan benang namun salah atau tidak menjawab. Jika mengorganisasi benang yang akan digunakan untuk menerbangkan layang-layang dengan sangat lengkap dan tepat. Jika mengorganisasi benang yang akan digunakan untuk menerbangkan layang-layang dengan tepat dan lengkap. Jika mengorganisasi benang yang akan digunakan untuk menerbangkan layang-layang dengan tepat tetapi kurang lengkap. Jika mengorganisasi benang yang akan digunakan untuk menerbangkan layang-layang dengan kurang tepat dan kurang lengkap. Jika mengorganisasi benang yang akan digunakan untuk menerbangkan layang-layang namun salah atau tidak menjawab. Jika mengatribusi alasan terhadap benang yang digunakan untuk menerbangkan layang-layang dengan sangat tepat dan sangat lengkap. Jika mengatribusi alasan terhadap benang yang digunakan untuk menerbangkan layang-layang dengan tepat dan lengkap. Jika mengatribusi alasan terhadap benang yang digunakan untuk menerbangkan layang-layang dengan kurang lengkap dan tepat. Jika mengatribusi alasan terhadap benang yang digunakan untuk menerbangkan layang-layang dengan kurang lengkap dan kurang tepat. Jika mengatribusi alasan terhadap tali yang digunakan untuk menerbangkan layang-layang dengan salah atau tidak menjawab.
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert judgement No. Soal 3a
5
5
3b
5
5
3
4
5
5
5
1
2
Validator 3 Rerata 5
Komentar Validator 3 Sudah baik Validator 3 Kenapa memilih bahan dari plastik? Validator 3 Ditambahkan satu jenis benang yang lain.
125
1 5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas 3.5.1 Uji Validitas Semua Kemampuan Correlations Kemampuan
Total
Item 1a Mengenali Mengingat
Item 1b Mengingat kembali
Item 2a1 Menerjemahkan
Memahami
Item 2a2 Mencontohkan
Item 2b Mengklasifikasikan
Item3a Mengeksekusi Mengaplikasi
Item 3b Menggunakan
Item 4a Membedakan
Menganalisis
Item 4b Mengorganisasi
Item 4c Mengatribusi
Item 5a Memeriksa Mengevaluasi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total 1
42 0,378* 0,014 42 0,574** 0,000 42 0,662** 0,000 42 0,664** 0,000 42 0,370* 0,016 0,678** 0,000 42 0,363* 0,018 42 0, 678** 0,000 42 0,479** 0,001 42 0,584** 0,000 42 0,391* 0,011 42
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item 5b Mengkritik
Item 6a Merumuskan
Item 6b Membuat Hipotesis Mencipta
Item 6c Merencanakan
Item 6d Memproduksi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
0,352* 0,022 0,355* 0,021 42 0,405** 0,008 42 0,548** 0,000 42 0,459** 0,002 42
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
3.5.1 Uji Validitas Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis Correlations Kemampuan
Total
Item3a Mengeksekusi Mengaplikasi
Item 3b Menggunakan
Item 4a Membedakan
Menganalisis
Item 4b Mengorganisasi
Item 4c Mengatribusi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total 1
0,678** 0,000 42 0,363* 0,018 42 0, 678** 0,000 42 0,479** 0,001 42 0,584** 0,000 42
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas 3.6.1 Reliabilitas Semua Kemampuan Case Processing Summary N % Valid 42 100,0 a Cases Excluded 0 ,0 Total 42 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
3.6.2 Reliabilitas Mengaplikasi dan Menganalisis Case Processing Summary N % Valid 42 100,0 a Cases Excluded 0 ,0 Total 42 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Cronbach's
N of
Cronbach's
Cronbach's
N of
Alpha
Alpha Based on
Items
Alpha
Alpha Based on
Items
,804
Standardized
Standardized
Items
Items ,803
16
,667
,651
5
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi 4.1.1 Resume Rerata Kelompok Kontrol dan Eksperimen No 1
PreKon Apl 1,00
Kelompok Kontrol PostKon Post2Kon Apl Apl 2,00
2,00
SelKon Apl
No
PreEks Apl
Kelompok Eksperimen PostEks Post2Eks SelEks Apl Apl Apl
1,00
1
3,00
5,00
5,00
2,00
2
1,00
3,00
2,48
2,00
2
1,00
4,50
4,50
3,50
3
2,50
3,10
2,00
0,60
3
2,00
5,00
4,00
3,00
1,50
4
2,50
5,00
5,00
2,50
0,50
5
1,00
4,00
2,00
3,00
0,50
6
1,50
4,00
3,00
2,50
0,50
7
2,00
4,00
3,71
2,00
1,00
8
2,50
5,00
5,00
2,50
3,50
9
1,00
4,00
5,00
3,00
4 5 6 7 8 9
1,00 3,50 2,00 1,50 2,00 1,00
2,50 4,00 2,50 2,00 3,00 4,50
2,50 4,50 2,50 1,50 2,50 2,00
10
2,00
4,50
2,48
2,50
10
1,00
4,00
4,50
3,00
11
2,00
2,50
1,00
0,50
11
2,50
4,50
3,00
2,00
0,00
12
1,00
4,00
2,00
3,00
0,00
13
1,00
3,00
2,00
2,00
1,00
14
1,00
4,50
5,00
3,50
1,00
15
2,50
4,00
5,00
1,50
1,00
16
1,00
4,00
2,50
3,00
2,50
17
2,50
5,00
3,71
2,50
12 13 14 15 16 17
3,50 2,50 1,00 1,00 2,00 1,00
3,50 2,50 2,00 2,00 3,00 3,50
3,50 1,50 1,00 1,50 2,00 2,50
18
2,50
2,50
3,50
0,00
18
1,50
4,33
3,50
2,83
19
2,00
3,00
3,00
1,00
19
1,00
4,00
3,00
3,00
0,00
20
1,00
4,50
3,00
3,50
1,50
21
3,00
4,00
4,00
1,00
0,00
22
1,50
4,33
3,00
2,83
0,00
23
3,00
4,50
4,00
1,50
0,10
24
1,00
4,00
4,00
3,00
1,00
25
2,50
4,50
3,50
2,00
26
2,00
5,00
3,50
3,00
20 21 22 23 24 25
3,00 2,50 4,00 4,00 3,00 2,50
3,00 4,00 4,00 4,00 3,10 3,50
3,00 3,50 3,00 3,00 3,00 1,50
26
3,00
3,00
2,50
0,00
27
1,00
3,50
3,50
2,50
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2 Rincian Kelompok Kontrol No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Pretest Soal 3a Soal 3b Rerata Eksekusi Gunakan 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 3,00 2,00 2,50 1,00 1,00 1,00 5,00 2,00 3,50 3,00 1,00 2,00 1,00 2,00 1,50 1,00 3,00 2,00 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 2,00 1,00 3,00 2,00 5,00 2,00 3,50 3,00 2,00 2,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 3,00 2,00 2,50 1,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 2,50 5,00 3,00 4,00 5,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00 4,00 1,00 2,50 3,00 3,00 3,00 1,00 1,00 1,00
Kelompok Kontrol Posttest I Posttest II Soal 3a Soal 3b Rerata Soal 3a Soal 3b Eksekusi Gunakan Eksekusi Gunakan 2,00 2,00 1,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,10 2,00 3,00 3,00 2,00 2,50 5,00 3,00 5,00 4,00 4,00 3,00 2,00 3,00 2,00 2,50 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 5,00 4,00 1,00 3,00 4,50 5,00 4,00 4,50 2,00 3,00 1,00 1,00 2,50 5,00 2,00 5,00 2,00 3,50 3,00 2,00 1,00 2,00 2,50 2,00 2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 3,00 3,00 1,00 3,00 3,00 3,00 4,00 1,00 4,00 3,50 3,00 2,00 5,00 2,00 2,50 2,00 4,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 5,00 3,00 5,00 2,00 4,00 5,00 3,00 3,00 3,00 4,00 5,00 3,00 5,00 1,00 4,00 3,00 3,00 3,10 4,00 3,00 1,00 2,00 3,50 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 4,00 3,00 4,00 3,50
Rerata 2,00 2,48 2,00 2,50 4,50 2,50 1,50 2,50 2,00 2,48 1,00 3,50 1,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,50 3,00 3,00 3,50 3,00 3,00 3,00 1,50 2,50 3,50
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.3 Rincian Kelompok Eksperimen
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Pretest Soal 3a Soal 3b Rerata Eksekusi Gunakan 5,00 1,00 3,00 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 2,00 3,00 2,00 2,50 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 1,50 1,00 3,00 2,00 3,00 2,00 2,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 3,00 2,00 2,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 3,00 2,00 2,50 1,00 1,00 1,00 3,00 2,00 2,50 1,00 2,00 1,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 3,00 3,00 3,00 2,00 1,00 1,50 3,00 3,00 3,00 1,00 1,00 1,00 3,00 2,00 2,50 1,00 3,00 2,00
Kelompok Eksperimen Posttest I Posttest II Soal 3a Soal 3b Rerata Soal 3a Soal 3b Eksekusi Gunakan Eksekusi Gunakan 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 4,00 5,00 5,00 4,00 4,50 5,00 5,00 5,00 3,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 3,00 2,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 4,00 4,00 5,00 5,00 4,00 5,00 3,00 5,00 4,00 4,00 4,00 5,00 3,00 3,00 4,50 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 4,00 5,00 5,00 5,00 4,50 4,00 4,00 5,00 5,00 4,00 4,00 4,00 2,00 3,00 4,00 5,00 5,00 5,00 3,00 4,00 4,33 5,00 3,00 3,00 3,00 4,00 5,00 4,00 3,00 3,00 4,50 4,00 4,00 3,00 5,00 4,00 3,00 3,00 4,33 5,00 4,00 3,00 5,00 4,50 5,00 3,00 5,00 3,00 4,00 5,00 4,00 3,00 4,00 4,50 5,00 5,00 3,00 4,00 5,00
Rerata 5,00 4,50 4,00 5,00 2,00 3,00 3,71 5,00 5,00 4,50 3,00 2,00 2,00 5,00 5,00 2,50 3,71 3,50 3,00 3,00 4,00 3,00 4,00 4,00 3,50 3,50
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menganalisis 4.2.1 Resume Rerata Kelompok Kontrol dan Eksperimen No
PreKon Lisis
Kelompok Kontrol PostKon Post2Kon Lisis Lisis
SelKon Lisis
No
PreEks Lisis
1
3,00
3,33
0,33
1
3,33
4,67
4,33
1,34
3,00
Kelompok Eksperimen PostEks Post2Eks SelEks Lisis Lisis Lisis
2
3,00
3,33
2,64
0,33
2
3,67
4,00
2,33
0,33
3
2,67
3,21
2,67
0,54
3
1,00
5,00
3,67
4,00
2,67
4
1,00
4,67
3,00
3,67
0,33
5
2,33
4,00
3,00
1,67
0,67
6
3,33
4,67
3,33
1,34
0,33
7
3,00
4,33
3,26
1,33
0,34
8
3,00
4,67
2,67
1,67
0,67
9
3,00
4,67
3,33
1,67
4 5 6 7 8 9
1,00 3,00 3,00 3,00 3,33 2,33
3,67 3,33 3,67 3,33 3,67 3,00
2,33 3,00 3,00 3,33 3,00 2,33
10
2,00
3,33
2,64
1,33
10
2,67
4,33
3,33
1,66
11
3,00
3,33
3,00
0,33
11
3,00
4,33
3,67
1,33
0,33
12
1,67
4,00
3,00
2,33
0,34
13
1,67
4,00
3,33
2,33
0,33
14
3,33
5,00
3,33
1,67
0,67
15
4,33
5,00
4,33
0,67
0,34
16
2,67
4,67
3,00
2,00
0,33
17
3,33
4,33
3,26
1,00
12 13 14 15 16 17
3,00 3,33 3,00 2,33 2,33 3,00
3,33 3,67 3,33 3,00 2,67 3,33
2,33 2,33 2,33 1,67 2,33 3,00
18
3,00
3,33
2,33
0,33
18
2,67
4,50
3,67
1,83
19
3,00
3,33
3,00
0,33
19
2,67
4,33
3,00
1,66
0,00
20
2,67
4,67
3,33
2,00
0,33
21
3,00
4,67
2,33
1,67
0,00
22
3,00
4,50
4,00
1,50
0,33
23
3,00
5,00
3,33
2,00
0,21
24
1,00
4,33
2,67
3,33
0,33
25
3,00
4,33
2,67
1,33
26
2,67
4,33
3,67
1,66
20 21 22 23 24 25
3,00 2,00 3,00 2,67 3,00 2,67
3,00 2,33 3,00 3,00 3,21 3,00
2,67 2,00 3,00 2,67 2,33 2,67
26
2,33
2,67
2,67
0,34
27
3,00
3,33
3,00
0,33
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.2 Rincian Kelompok Kontrol
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Pretest Soal nomor 4 Beda Organis Atri 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 4,00 1,00 5,00 1,00 1,00 3,00 2,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 4,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 1,00 1,00 3,00 3,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 3,00 1,00 3,00 2,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 2,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 2,00 1,00 5,00 1,00 1,00 5,00 3,00
Rerata 3,00 3,00 2,67 1,00 3,00 3,00 3,00 3,33 2,33 2,00 3,00 3,00 3,33 3,00 2,33 2,33 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,67 3,00 2,67 2,33 3,00
Beda 2,00 2,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00
Kelompok Kontrol Posttest I Soal nomor 4 Rerata Organis Atri 5,00 3,00 3,33 5,00 3,00 3,33 3,21 5,00 3,00 3,67 5,00 3,00 3,33 5,00 4,00 3,67 5,00 3,00 3,33 5,00 4,00 3,67 5,00 2,00 3,00 5,00 4,00 3,33 5,00 3,00 3,33 5,00 3,00 3,33 5,00 4,00 3,67 5,00 3,00 3,33 5,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,67 5,00 3,00 3,33 5,00 3,00 3,33 5,00 3,00 3,33 5,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,33 5,00 3,00 3,00 5,00 3,00 3,00 3,21 5,00 3,00 3,00 5,00 2,00 2,67 5,00 3,00 3,33
Posttest II Soal nomor 4 Beda Organis Atri 1,00 5,00 3,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 5,00 5,00 5,00 5,00 3,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
2,00 1,00 3,00 3,00 4,00 3,00 1,00 3,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,00 2,00 3,00 2,00 1,00 2,00 2,00 3,00
133
Rerata 3,00 2,64 2,67 2,33 3,00 3,00 3,33 3,00 2,33 2,64 3,00 2,33 2,33 2,33 1,67 2,33 3,00 2,33 3,00 2,67 2,00 3,00 2,67 2,33 2,67 2,67 3,00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.3 Rincian Kelompok Eksperimen
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Pretest Soal nomor 4 Beda Organis Atri 1,00 5,00 4,00 3,00 5,00 3,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 5,00 1,00 1,00 5,00 4,00 2,00 5,00 2,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 2,00 1,00 5,00 3,00 1,00 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 1,00 5,00 4,00 4,00 5,00 4,00 1,00 5,00 2,00 1,00 5,00 4,00 1,00 3,00 4,00 1,00 5,00 2,00 1,00 5,00 2,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 3,00 1,00 1,00 1,00 1,00 5,00 3,00 1,00 5,00 2,00
Rerata 3,33 3,67 1,00 1,00 2,33 3,33 3,00 3,00 3,00 2,67 3,00 1,67 1,67 3,33 4,33 2,67 3,33 2,67 2,67 2,67 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 2,67
Kelompok Eksperimen Posttest I Soal nomor 4 Rerata Beda Organis Atri 4,00 5,00 5,00 4,67 3,00 5,00 4,00 4,00 5,00 5,00 5,00 5,00 4,00 5,00 5,00 4,67 3,00 5,00 4,00 4,00 4,00 5,00 5,00 4,67 4,00 5,00 4,00 4,33 4,00 5,00 5,00 4,67 4,00 5,00 5,00 4,67 3,00 5,00 5,00 4,33 4,00 5,00 4,00 4,33 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 4,00 5,00 5,00 4,67 3,00 5,00 5,00 4,33 4,50 3,00 5,00 5,00 4,33 4,00 5,00 5,00 4,67 4,00 5,00 5,00 4,67 4,50 5,00 5,00 5,00 5,00 3,00 5,00 5,00 4,33 4,00 5,00 4,00 4,33 3,00 5,00 5,00 4,33
Beda 4,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 4,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 5,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Posttest II Soal nomor 4 Organis Atri 5,00 4,00 3,00 2,00 5,00 4,00 5,00 2,00 5,00 2,00 5,00 3,00 3,00 3,00 5,00 3,00 5,00 3,00 5,00 4,00 5,00 2,00 5,00 3,00 5,00 3,00 5,00 4,00 5,00 2,00 5,00 4,00 5,00 2,00 5,00 3,00 3,00 2,00 5,00 2,00 5,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 5,00 4,00
134
Rerata 4,33 2,33 3,67 3,00 3,00 3,33 3,26 2,67 3,33 3,33 3,67 3,00 3,33 3,33 4,33 3,00 3,26 3,67 3,00 3,33 2,33 4,00 3,33 2,67 2,67 3,67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data 4.3.1 Uji Normalitas Data Mengaplikasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
PreKon
PreEks
Apl
Apl
PostKon PostEks Apl
Apl
SelKon Apl
27
26
27
26
2,1481
1,7500
3,1000
,96889
,76485
Absolute
,178
Positive Negative
SelEks Post2Kon Apl
Apl
sApl
26
27
26
4,3331
,9519 2,5831
2,4800
3,7085
,74679
,48305
,94883 ,65691
,84898
,98911
,260
,130
,216
,221
,199
,130
,135
,178
,260
,130
,216
,221
,147
,120
,109
-,118
-,183
-,113
-,207
-,158
-,199
-,130
-,135
Kolmogorov-Smirnov Z
,926
1,324
,674
1,103
1,146
1,013
,674
,688
Asymp. Sig. (2-tailed)
,357
,060
,755
,175
,145
,256
,755
,731
SelKon
SelEks
Post2Kon
Post2Ek
Lisis
Lisis
Lisis
sLisis
Mean
Normal a,b
Parameters
Most Extreme Differences
Std. Deviation
27
Post2Ek
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
4.3.2 Uji Normalitas Data Menganalisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
a,b
Parameters
Most Extreme Differences
PreEks
Lisis
Lisis
PostKon PostEks Lisis
Lisis
27
26
27
26
2,7404
2,6927
3,2122
,50077
,82069
Absolute
,328
Positive Negative
Mean
Normal
PreKon
Std. Deviation
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
27
26
27
26
4,5000
,4719 1,8073
2,6396
3,2631
,31873
,31384
,50214 ,81868
,38060
,51598
,258
,237
,168
,381
,220
,199
,179
,228
,142
,208
,168
,381
,220
,162
,179
-,328
-,258
-,237
-,168
-,278
-,165
-,199
-,113
1,702
1,317
1,230
,854
1,982
1,124
1,031
,914
,006
,062
,097
,459
,001
,160
,238
,374
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Rerata Pretest 4.4.1 Uji Perbedaan Rerata Pretest Kenampuan Mengaplikasi Group Statistics Kelompok
PreKonEksApl
N Kelompok Kontrol Mengaplikasi Kelompok Eksperimen Mengaplikasi
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
27
2,1481
,96889
,18646
26
1,7500
,76485
,15000
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F Sig.
Pre Kon Eks Apl
Equal variances assumed Equal variances not assumed
,736
,395
t-test for Equality of Means
t
df
1,656
Sig. (2tailed)
Mean Std. Error Difference Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
51
,104
,39815
,24038
-,08443
,88073
1,664 49,138
,103
,39815
,23931
-,08273
,87902
4.4.2 Uji Perbedaan Rerata Pretest Kenampuan Menganalisis Ranks Kelompok
PreKonEksLisis
N
Kelompok Kontrol Menganalisis Kelompok Eksperimen Menganalisis Total
Mean Rank
Sum of Ranks
27
26,76
722,50
26
27,25
708,50
53
a
Test Statistics
PreKonEksLisis Mann-Whitney U 344,500 Wilcoxon W 722,500 Z -,121 Asymp. Sig. (2-tailed) ,904 a. Grouping Variable: Kelompok
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan 4.5.1 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi Group Statistics Sel Kon Eks Apl
Kelompok Kelompok Kontrol Mengaplikasi Kelompok Eksperimen Mengaplikasi
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
27
,9519
,94883
,18260
26
2,5831
,65691
,12883
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F Sig.
Sel Kon Eks Apl
Equal variances assumed Equal variances not assumed
1,679
,201
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
Std. Error Differen ce
51
,000
-1,63123
,22499
-2,08292
-1,17953
-7,299 46,376
,000
-1,63123
,22348
-2,08096
-1,18149
-7,250
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
4.5.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis Ranks
SelKonEks Lisis
Kelompok Kelompok Kontrol Menganalisis Kelompok Eksperimen Menganalisis
N
Total
27
Mean Rank 15,63
Sum of Ranks 422,00
26
38,81
1009,00
53
a
Test Statistics Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
SelKonEksLisis 44,000 422,000 -5,532 ,000
a. Grouping Variable: Kelompok
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan 4.6.1 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan
4.6.2 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Kemampuan Mengaplikasi
Kemampuan Menganalisis
r = - 0,75
x 100 = 0,56 x 100 = 56%
x 100
Besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis sebesar 56 %.
= 0,50 x 100 = 50% Besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi sebesar 50 %.
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I 4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengaplikasi
Kelompok kontrol mengalami peningkatan rerata pretest ke posttest I terhadap kemampuan mengaplikasi sebesar 44,31% dengan menggunakan metode ceramah.
Kelompok eksperimen mengalami peningkatan rerata pretest ke posttest I terhadap kemampuan mengaplikasi sebesar 147,60% dengan menggunakan metode inkuiri.
4.7.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Menganalisis
Kelompok kontrol mengalami peningkatan rerata pretest ke posttest I terhadap kemampuan menganalisis sebesar 17,22% dengan menggunakan metode ceramah.
Kelompok eksperimen mengalami peningkatan rerata pretest ke posttest I terhadap kemampuan menganalisis sebesar 67,12% dengan menggunakan metode inkuiri.
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.7.3 Gain Score Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Kontrol Selisih Frekuensi 0,00 7 0,10 1 0,50 4 0,60 1 1,00 7 1,50 2 2,00 1 2,50 3 3,50 1 N = 27
Kelompok Eksperimen Selisih Frekuensi 1,00 1 1,50 2 2,00 5 2,50 4 2,83 2 3,00 9 3,50 3
Gain Score
Gain Score
3,50 : 2 = 1,75
Frekuensi 5 5: 27 = 0,1851 0,1851 x 100 = 18,52%
N = 26
3,50 : 2 = 1,75
Frekuensi 23 23 : 26 = 0,8846 0,8846 x 100 = 88,46%
4.7.4 Gain Score Kemampuan Menganalisis Kelompok Kontrol Selisih Frekuensi 0,00 2 0,21 1 0,33 14 0,34 4 0,54 1 0,67 3 1,33 1 2,67 1
N = 27 Gain Score 4,00 : 2 = 2,00
Frekuensi 1 1 : 27 = 0,0370 0,0370 x 100 = 3,7%
Kelompok Eksperimen Selisih Frekuensi 0,33 1 0,67 1 1,00 1 1,33 3 1,34 2 1,50 1 1,66 3 1,67 5 1,83 1 2,00 3 2,33 2 3,33 1 3,67 1 4,00 1 N = 26 Gain Score 4,00 : 2 = 2,00
Frekuensi 8 8 : 26 = 0,3077 0,3077 x 100 = 30,77%
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I 4.8.1 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Mengaplikasi Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
Mean 3,1000 2,1481 4,3331 1,7500
PostKonApl PreKonApl PostEksApl PreEksApl
N 27 27 26 26
Std. Deviation ,74679 ,96889 ,48305 ,76485
Std. Error Mean ,14372 ,18646 ,09473 ,15000
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
PostKonApl & PreKonApl
27
,412
,033
Pair 2
PostEksApl & PreEksApl
26
,523
,006
Paired Samples Test Mean
Pair 1 Pair 2
PostKonApl PreKonApl PostEksApl PreEksApl
Paired Differences Std. Std. 95% Confidence Deviation Error Interval of the Mean Difference Lower Upper
,95185
,94883 ,18260
,57651
2,58308
,65691 ,12883
2,31774
1,32720
t
df
Sig. (2tailed)
5,213
26
,000
2,84841 20,050
25
,000
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelompok Kontrol
= 0,50
Kelompok Eksperimen
= 0,94
Persentase = = = 50 % Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode ceramah terhadap kemampuan mengaplikasi adalah 50% yang setara dengan efek besar.
Persentase = =
= 94 % Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan menggunakan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi adalah 94% yang setara dengan efek besar.
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.8.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Menganalisis 4.8.2.1 Kelompok Kontrol Ranks N PreKonLisis - PostKonLisis
a
Negative Ranks Positive Ranks Ties
25 b 0 c 2
Total
Mean Rank 13,00 ,00
Sum of Ranks 325,00 ,00
27 a
Test Statistics
PreKonLisis PostKonLisis b -4,468 ,000
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks.
4.8.2.2 Kelompok Eksperimen Paired Samples Statistics
Pair 1
PostEksLisis PreEksLisis
Mean 4,5000 2,6927
N
Std. Deviation ,31384 ,82069
26 26
Std. Error Mean ,06155 ,16095
Paired Samples Correlations N Pair 1
PostEksLisis & PreEksLisis
26
Correlation ,198
Sig. ,333
Paired Samples Test Mean
Pair 1
PostEksLisis PreEksLisis
1,80731
Paired Differences Std. Std. 95% Confidence Deviation Error Interval of the Mean Difference Lower Upper ,81868 ,16056
1,47663
t
2,13798 11,256
df
25
Sig. (2tailed)
,000
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
= - 0,613
Persentase = = = 37 % Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode ceramah terhadap kemampuan menganalisis adalah 37% yang setara dengan efek besar.
= 0,83 Persentase = = = 83 % Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan menggunakan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis sebesar 83% yang setara dengan efek besar.
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest I 4.9.1 Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Mengaplikasi 4.9.1.1 Kelompok Kontrol Correlations PreKonApl 1
Pearson Correlation PreKonApl
PostKonApl
PostKonApl * ,412
Sig. (2-tailed)
,033
N Pearson Correlation
27 * ,412
Sig. (2-tailed)
,033
27 1
N 27 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
27
4.9.1.2 Kelompok Eksperimen Correlations
PreEksApl
PostEksApl
PreEksApl 1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
26 ** ,523 ,006 26
PostEksApl ** ,523 ,006 26 1 26
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4.9.2 Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Menganalisis 4.9.2.1 Kelompok Kontrol Correlations
PreKonLisis Spearman's rho
PostKonLisis
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
PreKonLisis 1,000 . 27 ** ,560 ,002 27
PostKonLisis ** ,560 ,002 27 1,000 . 27
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4.9.2.2 Kelompok Eksperimen Correlations Pearson Correlation PreEksLisis
PostEksLisis
PreEksLisis 1
Sig. (2-tailed)
PostEksLisis ,198 ,333
N Pearson Correlation
26 ,198
Sig. (2-tailed)
,333
N
26
26 1 26
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.10 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan 4.10.1 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Mengaplikasi Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
Post2KonApl PostKonApl Post2EksApl PostEksApl
Mean 2,4800 3,1000 3,7085 4,3331
N 27 27 26 26
Std. Deviation ,84898 ,74679 ,98911 ,48305
Std. Error Mean ,16339 ,14372 ,19398 ,09473
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2
Post2KonApl & PostKonApl Post2EksApl & PostEksApl
27 26
Correlation ,517 ,481
Sig. ,006 ,013
Paired Samples Test Mean
Pair 1 Pair 2
Post2KonApl PostKonApl Post2EksApl PostEksApl
Paired Differences Std. Std. 95% Confidence Deviation Error Interval of the Mean Difference Lower Upper
t
df
Sig. (2tailed)
-,62000
,78916 ,15187
-,93218
-,30782
-4,082
26
,000
-,62462
,86746 ,17012
-,97499
-,27424
-3,672
25
,001
Kelompok kontrol mengalami peningkatan skor posttest I ke posttest II terhadap kemampuan mengaplikasi sebesar -20% atau dengan kata lain mengalami penurunan sebesar 20%.
Kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor posttest I ke posttest II terhadap kemampuan mengaplikasi sebesar -14% atau dengan kata lain mengalami penurunan sebesar 14%.
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.10.2 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Menganalisis Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
PostKonLisis Post2KonLisis PostEksLisis Post2EksLisis
Mean 3,2122 2,6396 4,5000 3,2631
N 27 27 26 26
Std. Deviation ,31873 ,38060 ,31384 ,51598
Std. Error Mean ,06134 ,07325 ,06155 ,10119
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
PostKonLisis & Post2KonLisis
27
,369
,058
Pair 2
PostEksLisis & Post2EksLisis
26
,362
,069
Paired Samples Test Mean
Pair 1 Pair 2
PostKonLisis Post2KonLisis PostEksLisis Post2EksLisis
Paired Differences Std. Std. 95% Confidence Deviation Error Interval of the Mean Difference Lower Upper
,57259
,39600
,07621
,41594
1,23692
,49758
,09758
1,03594
Kelompok kontrol mengalami peningkatan skor posttest I ke posttest II terhadap kemampuan menganalisis sebesar -18% atau dengan kata lain mengalami penurunan sebesar 18%.
,72925
t
df
Sig. (2tailed)
7,513
26
,000
1,43790 12,675
25
,000
Kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor posttest I ke posttest II terhadap kemampuan menganalisis sebesar -27% atau dengan kata lain mengalami penurunan sebesar 27%.
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara 4.11.1 Transkrip Wawancara Siswa Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal : Kamis, 15 Oktober 2015 Keterangan : SA = Siswa A SA1-SA14 Wawancara I P : Apakah kamu senang belajar IPA? SA1 : Lumayan, karena materinya tidak terlalu susah untuk dihafal. P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? SA2 : Dengan ceramah P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? Sebutkan! SA3 : Belum pernah. P : Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? SA 4 : Tidak terlalu, karena jika ceramah terlalu lama bisa membosankan. P : Materi apa yang paling kamu sukai di pelajaran IPA? SA 5 : Pernafasan. Karena tidak serumit materi pencernaan yang banyak istilah-istilah yang sulit dihafalkan. P : Apakah dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan dapat membantu kamu dalam belajar IPA? SA6 : Ya, karena apa yang dimaksudkan dalam buku dapat lebih mudah dipahami. P : Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan percobaan? SA7 : Tidak terlalu bosan, karena disitu kita tidak hanya mendengarkan penjelasan tetapi juga ikut mempraktekkan. P : Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam mengenal kekuatan benang berdasarkan jenis bahannya dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan? SA8 : Ya P : Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran menggunakan metode inkuiri/percobaan? SA9 : Senang karena bisa bekerjasama dengan teman sekelompok. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3a dengan mudah? SA10 : Ya, karena saya sudah melakukan percobaan, dan saya cukup menguasai materi. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3 b dengan mudah? SA11: Tidak terlalu karena masih ada jawaban yang ragu-ragu. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? SA12 : Ya, saya bisa mengerjakannya karena itu sudah pengetahuan umum, dan saya pernah bermain layanglayang menggunakan benang nilon. P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest 1? SA13: Sedikit bosan, karena diulang-ulang.
Keterangan Lumayan senang (SA1)
Tidak terlalu bosan (SA7)
Senang (SA9)
Menguasai materi (SA10)
Masih ragu-ragu (SA11)
Bisa (SA12)
Sedikit bosan (SA13)
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
P
: Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest 2? SA14 : Sudah sangat bosan, karena diulangi lagi.
Sangat bosan (SA14)
Hari/Tanggal : Kamis, 15 Oktober 2015 Keterangan : SB = Siswa B SB1-SB14 Wawancara 2 P : Apakah kamu senang belajar IPA? SB1 : Senang, karena mudah sekali P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? SB2 : Dengan menggunakan ceramah. P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? SB3 : Belum pernah, hanya terpaku pada buku pelajaran. P : Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? SB4 : Ya, pelajaran IPA menyenangkan karena mudah dimengerti. P : Materi apa yang paling kamu sukai di pelajaran IPA? SB5 : Hewan, karena mudah pahami. P : Apakah dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan dapat membantu kamu dalam belajar IPA? SB6 : Ya sangat membantu karena ada media. P : Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan percobaan? SB7 : Tidak, karena ada bercandanya. P : Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam mengenal kekuatan benang berdasarkan jenis bahannya dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan? SB8 : Ya, saya mendapatkan pengetahuan baru. P : Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran menggunakan metode inkuiri/percobaan? SB9 : Pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak bosan. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3a dengan mudah? SB10 : Tidak terlalu, karena masih ada jawaban yang ragu-ragu. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3b dengan mudah? SB11 : Tidak terlalu, karena masih ada jawaban yang ragu-ragu. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? SB12 : Dapat, karena cukup mudah. P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest 1? SB13 : Senang, karena mudah. P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest 2? SB14 : Senang, karena diulangi lagi.
Keterangan Senang (SB1)
Tidak bosan (SB7)
Menyenangkan (SB9)
Masih ragu-ragu (SB10)
Masih ragu-ragu (SB11)
Cukup mudah (SB12) Senang (SB13) Senang (SB14)
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hari/Tanggal : Kamis, 15 Oktober 2015 Keterangan : SC = Siswa C SC1-SC14 Wawancara 3 P : Apakah kamu senang dengan pelajaran IPA? SC1 : Senang. P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? SC2 : Menggunakan metode ceramah. P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? Sebutkan! SC3 : Jarang. P : Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu? SC4 : Ya, karena mudah dimengerti. P : Materi apa yang paling kamu sukai di pelajaran IPA? Apa alasanmu? SC5 : Organ tubuh manusia, benda dan sifatnya. P : Apakah dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan dapat membantu kamu dalam belajar IPA? Apa alasanmu? SC6 : Ya, karena mudah dimengerti P : Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan percobaan? Apa alasanmu? SC7 : Tidak bosan, karena melakukan percobaan menyenangkan. P : Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam mengenal kekuatan benang berdasarkan jenis bahannya dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan? SC8 : Ya. P : Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran menggunakan metode inkuiri/percobaan? SC9 : Senang, karena mudah dilakukan. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3a dengan mudah? SC10 : Tidak, karena agak bingung. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3b dengan mudah? SC11 : Tidak, karena agak bingung. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? SC12 : Tidak, karena agak bingung. P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest I? SC13 : Sulit, karena soal yang dikerjakan susah. P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan posttest II? SC14 :Sulit, karena soal yang dikerjakan susah.
Keterangan Senang (SC1)
Menyenangkan (SC7)
Pengetahuan baru (SC8)
Menyenangkan (SC9)
Membingungkan (SC10)
Membingungkan (SC11)
Membingungkan (SC12)
Sulit (SC13)
Sulit (SC14)
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.11.2 Transkrip Wawancara Guru Keterangan G1 = jawaban guru baris ke 1 G1-G4 Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Oktober 2015 Wawancara I : Apakah metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA sebelum penerapan metode inkuiri? G1 : Diskusi, pengamatan, mencongak, dan ceramah. P : Apakah Bapak pernah menerapkan / mengamati pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri? G2 : Pernah.
Keterangan
P
: Bagaimana pendapat Bapak mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri? G3 : Sangat diminati siswa, memudahkan siswa memahami materi, siswa menjadi aktif berdiskusi, tetapi membutuh alokasi waktu yang banyak. P : Bagaimana pendapat Bapak mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri di kelas eksperimen? G4 : Pembelajaran menarik bagi siswa, anak memahami materi dengan cepat, butuh penguasaan kelas yang baik agar langkah dan tujuan pembelajaran sesuai rencana. P : Bagaimana pendapat Bapak dengan pembelajaran di kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah? G4 : Anak kurang bersemangat, siswa cenderung bosan dan pemahaman anak terhadap materi dangkal atau mudah lupa.
Pengalaman sebelumnya (G2)
P
Berminat, aktif (G3)
Menarik (G4)
Kurang bersemangat, bosan (G5)
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran 5.1.1 Kelompok Kontrol
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.1.2 Kelompok Eksperimen
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
CURRICULUM VITAE Stepani Ni Made Dwijayanti merupakan anak kedua dari pasangan Filipus I Wayan Lipus dan Victoria Ni Wayan Astuti. Lahir di Padang Tawang pada tanggal 10 Januari 1994. Pendidikan awal dimulai dari TK Katolik Thomas Aquino Tuka, Badung, Bali tahun 1999-2000. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Katolik Thomas Aquino Tuka, Badung, Bali pada tahun 2000-2006. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Katolik Thomas Aquino Padang Tawang, Badung, Bali pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Katolik Thomas Aquino Tangeb, Mengwi, Badung, Bali pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma pada tahun 2012. Berikut ini daftar kegiatan yang pernah diikuti penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Sanata Dharma. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Kegiatan Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II Penguasaan Bahasa Inggris Aktif English Club Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) Inisiasi Fakultas (Infisa) Inisiasi Sanata Dharma (Insadha) Week-end Moral Parade Gamelan Anak 2012 se- DIY Kuliah Umum dengan tema: “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Curriculum Cambridge” Seminar Generale: “Family Problems and Children’s Motivation to Learn”. UNA Seminar and Workshop On Anti Bias Curriculum and Teaching Seminar Bedah Buku Spiritual Guru Kristiani “ROH SANG GURU”
Tahun 2013 2013 2015 2012 2013 2012 2012 2013 2012 2014
Peran Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Dampok Peserta
2014
Peserta
2012
Peserta
2013
Peserta
155