PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
FORMULASI SEDIAAN EMULGEL EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) DENGAN MENGGUNAKAN CARBOPOL 940 SEBAGAI GELLING AGENT DAN GLISERIN SEBAGAI HUMECTANT
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi
Oleh: Andre Salim NIM : 118114068
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
FORMULASI SEDIAAN EMULGEL EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) DENGAN MENGGUNAKAN CARBOPOL 940 SEBAGAI GELLING AGENT DAN GLISERIN SEBAGAI HUMECTANT
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi
Oleh: Andre Salim NIM : 118114068
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tidak ada yang bisa didapatkan secara instan, maka dibutuhkan kesabaran untuk sukses.
Tidak ada yang namanya KEGAGALAN. Kadang Anda BERHASIL, kadang Anda BELAJAR. Anda hanya GAGAL jika Anda BERHENTI. Jika Anda berkomitmen untuk memberikan waktu, tenaga dan daya melakukan sesuatu tanpa meminta apapun sebagai imbalan, Anda pasti mendapatkan imbalan melebihi ekspektasi Anda. Where there is a will, there is a way.
Karya ini kupersembahkan untuk : Pahlawan dan sahabat sejatiku, Yesus Kristus, Papa dan Mama tercinta, Adik-adikku beserta keluarga tercinta, Teman-teman angkatan 2011, dan Almamaterku
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Formulasi Sediaan Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) dengan Menggunakan Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dan Gliserin sebagai Humectant” ini dengan baik. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Farmasi (S. Farm.). Sepanjang proses perkuliahan selama menempuh masa studi S1 sampai penyusunan tugas akhir ini selesai tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria. 2. Papa dan Mama beserta keluarga tercinta atas doa, kasih sayang, perhatian, kesabaran, motivasi, kritik, dan saran yang telah diberikan kepada penulis. 3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku Kaprodi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, diskusi, kritik, dan saran kepada penulis mulai dari penyusunan proposal, proses penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Tim penguji yang beranggotakan Bapak Septimawanto Dwi P., M.Si., Apt., Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt., Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt. atas kesediaannya dalam menyediakan waktu, serta memberikan pengarahan, kritik, saran kepada penulis. 7. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mengajar dan membimbing penulis selama perkuliahan. 8. Para laboran terutama pak Musrifin, pak Wagiran, serta seluruh karyawan atas segala bantuan selama penulis melakukan penelitian dan menempuh perkuliahan di Universitas Sanata Dharma. 9. Albertus Juannino Prabowo dan Vincentius Henry Susanto selaku teman kerja satu tim dalam proses penelitian ini. 10. Para sahabat dan teman-teman angkatan 2011 atas dukungan dan kebersamaan yang tidak terlupakan. 11. Seluruh pihak yang telah membantu selama proses penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis sadar bahwa penulis memiliki keterbatasan kemampuan dan pengetahuan pada pengerjaan tugas akhir ini walaupun penulis telah berusaha menyelesaikan tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 8 Juni 2015 Penulis
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv PRAKATA ..................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi INTISARI................................................................................................... xvii ABSTRACT ................................................................................................ xviii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 1. Perumusan masalah ............................................................................ 4 2. Keaslian penelitian ............................................................................. 4 3. Manfaat penelitian .............................................................................. 5 B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA............................................................ 7
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. Kencur (Kaempferia galanga L.) ............................................................ 7 B. Etil-p-metoksisinamat ............................................................................. 8 C. Sinar Ultraviolet ...................................................................................... 9 D. Sunscreen ................................................................................................ 9 E. Emulgel ................................................................................................. 11 F. Gelling Agent ........................................................................................ 11 G. Humektan .............................................................................................. 12 H. Surfaktan ............................................................................................... 13 I.
Desain Faktorial .................................................................................... 14
J.
Landasan Teori ...................................................................................... 15
K. Hipotesis ............................................................................................... 16 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 17 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 17 B. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ...................................... 17 C. Alat Dan Bahan Penelitian .................................................................... 20 D. Tata Cara Penelitian .............................................................................. 21 1. Pengumpulan, penyiapan, dan penyerbukan simplisia rimpang kencur ............................................................................................... 21 2. Determinasi tanaman ........................................................................ 21 3. Pembuatan ekstrak rimpang kencur ................................................. 21 4. Uji kualitatif EPMS dalam ekstrak kencur ....................................... 22 5. Penentuan nilai SPF ......................................................................... 22 6. Optimasi proses pembuatan emulgel................................................ 23
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Pengujian organoleptis ..................................................................... 25 8. Pengujian tipe emulgel dengan metode pengenceran....................... 25 9. Uji pH emulgel ................................................................................. 25 10. Uji sifat dan stabilitas fisik emulgel ekstrak etanol rimpang kencur ............................................................................................... 26 E. Analisis Data ......................................................................................... 26 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 28 A. Penyiapan Dan Determinasi Tanaman .................................................. 28 B. Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur ................................................... 28 C. Uji Kualitatif EPMS dalam Ekstrak Kencur ......................................... 30 D. Penentuan Nilai SPF ............................................................................. 31 E. Pembuatan Emulgel Ekstrak Kencur .................................................... 33 F. Pengujian Organoleptis ......................................................................... 35 G. Pengujian Tipe Emulgel ........................................................................ 35 H. Uji pH Emulgel Ekstrak Kencur ........................................................... 36 I.
Uji Sifat Fisik Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur .................... 37
J.
Efek Penambahan Carbopol 940 Dan Gliserin, Serta Interaksinya Dalam Menentukan Sifat Fisik Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur ................................................................................................... 40
K. Penentuan Area Komposisi Optimum Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur ................................................................................... 44 L. Validasi Persamaan Respon Dalam Area Komposisi Optimum ........... 46 M. Stabilitas Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur ............................ 47
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 51 A. Kesimpulan ........................................................................................... 51 B. Saran ..................................................................................................... 51 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 52 LAMPIRAN ................................................................................................. 55 BIOGRAFI PENULIS ................................................................................. 80
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I.
Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level ................................................................................................15
Tabel II.
Formula emulgel acuan ..................................................................23
Tabel III.
Formula emulgel ekstrak etanol rimpang kencur ...........................24
Tabel IV.
Hasil uji organoleptis (48 jam setelah pembuatan) ........................35
Tabel V.
Hasil uji organoleptis (satu bulan setelah pembuatan) ...................35
Tabel VI.
Hasil uji pH emulgel .......................................................................37
Tabel VII.
Jumlah penggunaan Carbopol 940 dan gliserin dalam formula ...38
Tabel VIII.
Sifat fisik emulgel ekstrak kencur (𝑥 SD) ....................................39
Tabel IX.
Uji normalitas data daya sebar dan viskositas ................................41
Tabel X.
Uji kesamaan varians data daya sebar dan viskositas ....................42
Tabel XI.
Efek Carbopol 940 dan gliserin serta interaksinya dalam menentukan respon viskositas ........................................................42
Tabel XII.
Efek Carbopol 940 dan gliserin serta interaksinya dalam menentukan respon daya sebar .......................................................43
Tabel XIII.
Validasi superimposed contour plot emulgel ekstrak kencur.........47
Tabel XIV.
Pergeseran viskositas formula 1 .....................................................48
Tabel XV.
Pergeseran viskositas formula a .....................................................48
Tabel XVI.
Pergeseran viskositas formula b .....................................................48
Tabel XVII.
Pergeseran viskositas formula ab ...................................................48
Tabel XVIII. Uji normalitas data pergeseran viskositas ......................................49
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel XIX.
Uji kesamaan varians data pergeseran viskositas ...........................49
Tabel XX.
Uji ANOVA data pergeseran viskositas .........................................50
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur etil-p-metoksisinamat ..................................................... 8 Gambar 2. Struktur Carbopol ....................................................................... 12 Gambar 3. Struktur gliserin .......................................................................... 13 Gambar 4. Analisis spot hasil uji kualitatif EPMS ...................................... 30 Gambar 5. Kurva contour plot respon viskositas ......................................... 45 Gambar 6. Kurva contour plot respon daya sebar........................................ 45 Gambar 7. Superimposed contour plot emulgel ekstrak kencur .................. 46
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat keterangan determinasi tanaman .................................... 55 Lampiran 2. Uji kualitatif etil-p-metoksisinamat ......................................... 56 Lampiran 3. Penetapan nilai SPF ................................................................. 59 Lampiran 4. Grafik hasil orientasi ............................................................... 62 Lampiran 5. Uji tipe emulsi ......................................................................... 65 Lampiran 6. Hasil uji sifat dan stabilitas fisik emulgel ekstrak kencur ....... 66 Lampiran 7. Hasil analisis menggunakan program R-3.1.1 ......................... 69 Lampiran 8. Dokumentasi ............................................................................ 77
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
INTISARI Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) yang mengandung etil-p-metoksisinamat sebagai senyawa sunscreen, dan dengan bentuk sediaan emulgel yang menggabungkan unsur gel dan emulsi, diharapkan ekstrak dapat terdispersi secara baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant terhadap sifat dan stabilitas fisik emulgel, serta mengetahui area komposisi optimum sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan desain faktorial menggunakan dua faktor yaitu Carbopol 940 (gelling agent) dan gliserin (humectant), dan dua level yaitu level rendah dan level tinggi. Sifat fisik emulgel yang diamati meliputi daya sebar, viskositas, lalu stabilitas fisik emulgel yang diamati dengan cara membandingkan viskositas 48 jam setelah pembuatan dan setelah 1 bulan penyimpanan. Analisa data menggunakan program R-3.1.1 untuk mengetahui signifikansi dari setiap faktor dan interaksinya dalam memberikan efek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Carbopol 940 dan gliserin memberikan efek yang signifikan terhadap daya sebar, tapi hanya Carbopol 940 yang memberikan efek yang signifikan terhadap viskositas, sedangkan interaksi keduanya tidak memberikan efek yang signifikan terhadap daya sebar dan viskositas. Emulgel yang dihasilkan stabil selama 1 bulan penyimpanan. Selain itu, area komposisi optimum yang diperoleh valid dan menunjukkan sifat fisik yang dikehendaki. Kata kunci : ekstrak etanol rimpang kencur, sunscreen, emulgel, carbopol 940, gliserin, desain faktorial.
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT This research used Kaempferia galanga L. rhizome ethanol extract containing ethyl-p-methoxycinnamate as sunscreen compound, and with emulgel dosage form that combines elements of gel and emulsion, it‟s expected that the extract can be dispersed well. This research was aimed to investigate the effect of Carbopol 940 as a gelling agent and glycerin as a humectant to the physical characteristics and stability of emulgel, and to investigate the optimum composition area of the Kaempferia galanga L. rhizome ethanol extract emulgel. This research was pure experimental study using a factorial design with two factors, Carbopol 940 (gelling agent) and glycerin (humectant), and two levels, low level and high level. The physical characteristics observed are spreadability and viscosity, while the stability of emulgel was observed by comparing the viscosity after 48 hours production and after 1 month storage. Analysis of data using R-3.1.1 program was used to determine the significance of each factor and their interactions in effect. The results showed that Carbopol 940 and glycerin provided significant effects on spreadability, but only Carbopol 940 provided a significant effect on viscosity, while their interactions did not provide significant effects on spreadability and viscosity. The produced emulgel was stable during 1 month storage. The obtained optimum composition area was valid and showed the desired physical characteristics. Keywords : kaempferia galanga L. rhizome ethanol extract, sunscreen, emulgel, carbopol 940, glycerin, factorial design.
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sinar ultraviolet sangat berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan kanker kulit. Dengan adanya pemanasan global, sinar matahari semakin dapat membahayakan yang ada di permukaan bumi. Pemanasan global adalah peningkatan dalam suhu atmosfer bumi, yang sebagian besar disebabkan oleh gas yang diproduksi ketika manusia membakar batubara, minyak, dan bahan bakar fosil lainnya, gas tersebut yang salah satunya adalah karbon dioksida menahan panas matahari di dalam atmosfer kita (Oxlade, 2003). Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm (Gandjar dan Rohman, 2007). Cahaya yang memiliki energi tinggi ini masuk tanpa halangan karena penipisan lapisan ozon, sehingga intensitas sinar ultraviolet meningkat lalu dipantulkan dengan energi rendah yang cuma bisa terjebak di atmosfer dan meningkatkan panas. Sinar matahari terasa semakin menyengat dan panasnya mampu membuat kulit menjadi merah. Oleh karena itu, ada beberapa usaha yang dilakukan untuk melindungi kulit dari bahaya sinar UV, salah satunya adalah penggunaan tabir surya (sunscreen). Menurut Asriani (2012), etil-p-metoksisinamat (EPMS) adalah salah satu senyawa hasil isolasi dari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu pelindung kulit dari sengatan matahari. Ekstrak kental dari rimpang tanaman kencur yang banyak tumbuh di
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Indonesia ini mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 37,9% dan etil-pmetoksisinamat tidak kurang dari 4,3%. EPMS memberikan perlindungan ultra (nilai Sun Protecting Factor (SPF) > 15) pada hasil penelitian nilai SPF senyawa dalam konsentrasi 40 mg/ml (Asriani, 2012). Salah satu bentuk sediaan semisolid yang banyak digunakan untuk sediaan topikal sunscreen adalah emulgel. Emulgel merupakan sediaan yang menggabungkan unsur gel dan emulsi. Emulgel digunakan karena memiliki kelebihan seperti memberikan daya sebar yang baik dan mudah dipakai. Emulgel memiliki stabilitas fisik yang lebih baik daripada krim dan salep (Priani, Humanisya, dan Darusman, 2014). Stabilitas tersebut dikarenakan ekstrak yang mengandung minyak atsiri dan EPMS tidak langsung dicampurkan ke dalam gel tetapi terdispersi secara baik sebagai fase minyak dalam emulsi M/A, kemudian emulsi yang stabil ini bisa dicampurkan ke dalam basis gel, sehingga pelepasan obatnya juga akan lebih baik daripada hanya langsung dicampurkan ke dalam basis gel. Sistem emulsi akan berfungsi sebagai emolien yang akan mencegah penguapan. Emulsi mengandung fase minyak sehingga diharapkan membuat sediaan sunscreen yang dihasilkan tidak mudah dibilas dengan air dan dapat berefek lebih lama untuk menjamin perlindungan sepanjang hari, namun adanya sistem gel memberikan sensasi dingin menyejukkan dan menutupi rasa oily dari emulsi sehingga emulgel tetap nyaman digunakan (Widyaningtyas, 2010). Basis gel yang ideal adalah yang bersifat inert dan non reaktif dengan komponen lain dalam formulasi. Salah satu jenis bahan pembentuk gel yang sering dipakai adalah Carbopol 940. Menurut Islam, Rodriguez-Hornedo, Ciotti,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
dan Ackermann (2004), Carbopol 940 merupakan gelling agent yang memiliki viskositas tinggi pada konsentrasi yang rendah. Carbopol 940 akan menyediakan matriks untuk menjebak droplet minyak sehingga akan meningkatkan stabilitas emulgel karena dengan adanya matriks dalam sistem emulgel maka akan meminimalkan pergerakan antar droplet dalam sistem tersebut dan terjadinya perubahan ukuran droplet ke arah yang lebih besar dapat diatasi. Carbopol 940 yang tersusun dari monomer asam akrilat merupakan gelling agent sintetik yang memiliki stabilitas yang baik karena menghasilkan dispersi yang homogen dan tidak menimbulkan iritasi. Gliserin merupakan humectant yang berasal dari lemak tumbuhan, sehingga gliserin aman digunakan pada sediaan topikal (AlvarezNunez dan Medina, 2009). Gliserin merupakan salah satu eksipien yang umum digunakan sebagai humectant karena tidak beracun dan tidak mengiritasi. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh Carbopol 940 dan gliserin terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak kencur. Komposisi Carbopol 940 dan gliserin akan memberikan efek yang dapat diukur kebermaknaannya dalam menentukan parameter-parameter sediaan emulgel kencur seperti sifat fisik yang meliputi daya sebar dan viskositas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Carbopol 940 dan gliserin terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur. Factorial design digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh signifikan dari faktor-faktor yang digunakan serta untuk menentukan area komposisi optimum dari sediaan. Diharapkan dengan komposisi Carbopol 940 dan gliserin yang optimum dapat menghasilkan sediaan emulgel ekstrak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
etanol rimpang kencur yang memiliki kualitas yang baik yang dapat dilihat dari sifat fisik dan stabilitas fisiknya sehingga dapat diaplikasikan di masyarakat sebagai sunscreen. 1. Perumusan masalah a. Bagaimana pengaruh Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur? b. Apakah dapat diperoleh area komposisi optimum Carbopol 940 dan gliserin untuk menghasilkan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur dengan sifat fisik yang dikehendaki? 2. Keaslian penelitian Penelitian mengenai penggunaan ekstrak kencur dan bentuk sediaan emulgel yang pernah dilakukan adalah: a. Penentuan Stabilitas Sediaan Krim Tabir Surya dari Bahan Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) yang dilakukan oleh Widji, Noor, dan Diana (2005). Didapatkan kesimpulan pada penelitian tersebut bahwa senyawa etil para metoksi sinamat dalam sediaan krim tabir surya dengan basis berfase air kurang stabil pada penyimpanan selama 70 hari pada suhu kamar dan mengalami penurunan kadar secara bermakna pada derajat kepercayaan 0,01. b. Optimasi Tween 80 dan Span 80 sebagai Emulsifying Agent serta Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dalam Sediaan Emulgel
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Photoprotector Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis L.): Aplikasi Desain Faktorial (Laverius, 2011). Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan peneliti, penelitian tentang formulasi sediaan emulgel ekstrak
etanol rimpang kencur
(Kaempferia galanga L.) dengan Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant belum pernah dilakukan. 3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur dan mengetahui faktor yang signifikan dalam mempengaruhi respon sifat dan stabilitas fisik yang dihasilkan. b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan memberi gambaran sifat fisik emulgel yang baik kepada masyarakat melalui parameter daya sebar, viskositas, dan menghasilkan formula optimum emulgel ekstrak kencur yang dapat diterima oleh masyarakat.
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Membuat sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur yang stabil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
2. Tujuan khusus a. Mengetahui pengaruh Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur. b. Mengetahui area komposisi optimum Carbopol 940 dan gliserin untuk menghasilkan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur dengan sifat fisik yang dikehendaki.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Kencur (Kaempferia galanga L.) 1. Klasifikasi tanaman Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Spermathophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Kaempferia
Spesies
: Kaempferia galanga L. (Rukmana, 1994)
2. Morfologi kencur Karakteristik morfologi tanaman kencur adalah sebagai berikut: pelepah daun berdaging, tidak berbulu, dan selalu tersembunyi di dalam tanah; ukuran rimpang pendek, bercabang-cabang, dan berbau harum; akar tanaman berdaging, beberapa ujung membentuk umbi sebesar kacang tanah atau sebesar telur burung merpati. Rimpang kencur sebagian lagi terletak di atas tanah. Bentuk rimpang umumnya bulat, bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya coklat-kekuningan dan berbau harum (Rukmana, 1994).
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
3. Kandungan kimia Kandungan kimia ekstrak kencur yaitu minyak atsiri dengan komponen utama etil-p-metoksisinamat dan etil sinamat. Rimpang kencur mengandung minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol (Rukmana, 2004). Etil-p-metoksisinamat (EPMS) termasuk dalam golongan senyawa ester yang mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar. Ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat, metanol, air, dan heksana. Suatu senyawa dalam ekstraksinya yang harus diperhatikan adalah kepolaran antara pelarut dengan senyawa yang diekstrak, keduanya harus memiliki kepolaran yang sama atau mendekati (Firdausi, 2009).
B. Etil-p-metoksisinamat
Gambar 1. Struktur etil-p-metoksisinamat (Gaud, Surana, Talele, Talele, dan Gokhale, 2008).
Etil para-metoksisinamat (EPMS) merupakan salah satu senyawa hasil isolasi rimpang kencur yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu pelindung kulit dari sengatan sinar matahari. Golongan sinamat memiliki konjugat tidak jenuh yaitu cincin aromatik dan gugus karbonil pada bagian asam karboksilat (ester). Konfigurasi dari gugus tersebut memungkinkan terjadinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
delokalisasi di sepanjang molekul. Energi yang digunakan untuk transisi elektron ini terjadi pada panjang gelombang sekitar 305 nm (Lowe, Shaath, dan Pathak, 1997).
C. Sinar Ultraviolet Sinar UV merupakan sinar elektromagnetis yang merupakan bagian dari spektrum sinar matahari. Berdasarkan panjang gelombang dan energi yang dimilikinya, sinar UV dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu UV-A, UV-B, dan UV-C. Sinar UV-A mempunyai energi yang relatif rendah, namun dapat menembus lapisan kulit sampai lapisan jangat dan lemak. Hal ini berdampak terhadap kerusakan pada jaringan jangat dan lemak. Hal yang nampak pada kulit jika lapisan lemak rusak adalah kulit menjadi keriput. Sinar UV-B memiliki energi yang relatif tinggi, hal ini berdampak terhadap lapisan kulit paling atas, yaitu lapisan kulit ari. Sinar UV-B mampu membakar dan merusak lapisan ari. Selain itu, sinar UV juga berperan dalam menimbulkan kelainan pigmentasi (Tranggono dan Latifah, 2007).
D. Sunscreen Tabir surya (sunscreen) digunakan untuk mengurangi efek buruk sinar matahari tersebut. Jenis sunscreen terbagi menjadi dua macam, yaitu yang bersifat sebagai penghalang kimiawi (contohnya PABA, salisilat, dan antranilat) yang dapat mengabsorpsi hampir 95% radiasi sinar UV-B yang dapat menyebabkan sunburn (eritema dan kerut) namun tidak dapat menghalangi UV-A penyebab
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
direct tanning, kerusakan sel elastin, dan timbulnya kanker kulit. Jenis sunscreen yang kedua adalah yang bersifat sebagai penghalang fisik (contohnya titanium dioksida, Mg silikat, ZnO, dan kaolin) yang dapat memantulkan sinar serta menahan UV-A maupun UV-B (Wasitaatmadja, 1997). EPMS termasuk dalam jenis sunscreen yang bersifat sebagai penghalang kimiawi yang bekerja dengan cara mengabsorpsi radiasi sinar UV. EPMS memiliki kromofor dan auksokrom yang diperkirakan memiliki daya proteksi terhadap radiasi sinar UV pada kulit. Dengan adanya gugus kromofor dan auksokrom inilah terjadi mekanisme chemical sunscreen yaitu mampu mengabsorpsi radiasi sinar UV (Widyaningtyas, 2010). SPF (Sun Protecting Factor) merupakan parameter efektivitas suatu sediaan sunscreen. Semakin besar SPF, semakin besar pula perlindungan yang diberikan. Nilai SPF suatu produk menyatakan perbandingan antara waktu yang dibutuhkan radiasi UV-B dan UV-A untuk menimbulkan eritema pada kulit yang terlindungi dengan waktu yang dibutuhkan oleh kulit yang tidak terlindungi untuk menyebabkan eritema dengan tingkatan yang sama (Stanfield, 2003). Penentuan aktivitas tabir surya berdasarkan nilai SPF. Nilai SPF dapat ditentukan secara in vitro dengan menggunakan metode spektrofotometri. Nilai SPF didapat dari perhitungan menggunakan persamaan sebagai berikut:
log 𝑆𝑃𝐹 =
𝐴𝑈𝐶 𝜆𝑛 − 𝜆1
……………………….....(1) (Asriani, 2012)
Produk dengan perlindungan matahari kategori „minimal‟ merupakan produk sunscreen yang memiliki nilai SPF 2 sampai di bawah 12. Produk dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
perlindungan matahari kategori „moderate‟ merupakan produk sunscreen yang memiliki nilai SPF 12 sampai di bawah 30. Produk dengan perlindungan matahari kategori „high‟ merupakan produk sunscreen yang memiliki nilai SPF 30 ke atas (U.S. Department of Health and Human Services, 2014). EPMS termasuk dalam kategori „moderate‟, karena pada hasil penelitian senyawa dalam konsentrasi 40 mg/ml memberikan nilai SPF > 15 (Asriani, 2012).
E. Emulgel Emulgel dibuat dengan mencampurkan emulsi dan gelling agent dengan perbandingan tertentu. Bahan tambahan yang biasa digunakan dalam pembuatan emulgel adalah gelling agent yang dapat meningkatkan viskositas, emulsifying agent untuk menghasilkan emulsi yang stabil, humektan, dan pengawet. Syarat sediaan emulgel sama seperti syarat untuk sediaan gel, yaitu untuk penggunaan dermatologi harus mempunyai syarat sebagai berikut: tiksotropik, mempunyai daya sebar yang baik, dan dapat bercampur dengan beberapa zat tambahan (Magdy, 2004).
F. Gelling Agent Gelling agent yang digunakan dalam bidang farmasi dan kosmetik harus inert, aman, dan non reaktif terhadap komponen formulasi lainnya. Gelling agent yang digunakan dalam formulasi cair harus dapat memberikan atau menyediakan bentuk matriks selama penyimpanan sediaan, dan matriks tersebut harus dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
pecah dengan mudah ketika diberikan shear forces pada saat penggojogan atau ketika diaplikasikan secara topikal (Zatz dan Kushla, 1996). Carbopol atau disebut juga carbomer (gambar 2) merupakan salah satu gelling agent untuk menghasilkan gel maupun emulgel dengan karakteristik tertentu. Secara kimia, carbomer merupakan polimer sintetik dengan bobot molekul tinggi dari asam akrilat. Carbopol dapat digunakan sebagai gelling agent pada konsentrasi 0,5% – 2% (Draganoiu, Rajabi-Siahboomi, dan Tiwari, 2009).
Gambar 2. Struktur Carbopol (Draganoiu dkk., 2009)
Carbomer
digunakan
secara
ekstensif
dalam
produk-produk
nonparenteral, terutama cairan topikal dan sediaan semisolid. Carbomer umumnya dianggap bahan yang pada dasarnya tidak beracun dan tidak mengiritasi. Tidak ada bukti reaksi hipersensitivitas terhadap carbomer yang digunakan secara topikal pada manusia (Draganoiu dkk., 2009).
G. Humektan Humektan merupakan bahan kosmetik yang dapat mempertahankan kandungan air pada lapisan kulit terluar. Humektan bersifat higroskopis sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
dapat mempertahankan kelembaban sediaan dan mendistribusikan lembab tersebut saat diaplikasikan di permukaan kulit. Humektan larut dalam air dan mudah hilang setelah dicuci air (Zocchi, 2001). Gliserin merupakan nama lain dari gliserol. Gliserin (gambar 3) bisa digunakan sebagai pengawet, emmolient, humectant, plasticizer, solvent, dan pemanis. Gliserin dapat digunakan sebagai humektan pada konsentrasi hingga 30%. Gliserin bersifat tidak berwarna, tidak berbau, higroskopis, rasanya manis, dan berupa cairan viscous. Umumnya dianggap sebagai bahan yang tidak beracun dan tidak mengiritasi (Alvarez-Nunez dan Medina, 2009).
Gambar 3. Struktur gliserin (Alvarez-Nunez dan Medina, 2009)
H. Surfaktan Surfaktan merupakan salah satu jenis emulsifying agent yang mengurangi tegangan antarmuka antara minyak dan air sehingga meminimalkan energi permukaan dari droplet yang terbentuk (Allen, 2002). Surfaktan merupakan suatu molekul yang mempunyai rantai hidrokarbon nonpolar dan polar pada tiap ujung rantai molekulnya. Molekul ini akan dapat menarik fase minyak dan fase air sekaligus dan akan menempatkan diri berada di antara kedua fase tersebut. Keberadaan surfaktan sebagai emulsifying agent akan menurunkan tegangan antarmuka fase minyak dan fase air (Friberg, Quencer, dan Hilton, 1996).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
I. Desain Faktorial Desain faktorial adalah aplikasi persamaan regresi di mana teknik ini memberikan model hubungan antara variabel respon dengan lebih dari satu variabel bebas. Desain faktorial digunakan untuk mencari efek dari berbagai faktor atau kondisi terhadap hasil penelitian. Desain faktorial merupakan desain untuk menentukan efek secara simultan dan interaksi dari efek tersebut (Bolton dan Bon,1997). Notasi dalam desain faktorial dua level (level tinggi dan level rendah) yaitu faktor yang berada di level tinggi dilambangkan dengan “+”, sedangkan yang berada di level rendah dilambangkan dengan “-“. Hal ini menjadi penting untuk penentuan interaksi antar faktor (Amstrong dan James, 1996). Optimasi campuran dua bahan (berarti ada dua faktor) dengan desain faktorial (two level factorial design) dilakukan berdasarkan rumus berikut: Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b12X1X2.................................................(2) Keterangan: Y
= respon hasil atau sifat yang diamati
X1, X2
= faktor uji
b0
= rata-rata respon hasil
b1, b2, b12 = koefisien setiap faktor yang dihitung dari hasil percobaan Desain faktorial dua level dan dua faktor memerlukan empat percobaan (2n = 4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor). Penamaan formula untuk empat percobaan adalah formula 1 untuk percobaan I,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
formula a untuk percobaan II, formula b untuk percobaan III, dan formula ab untuk percobaan IV (Bolton dan Bon, 1997). Rancangan percobaan desain faktorial sebagai berikut: Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi 1 + a + b + ab + + + Keterangan: (-)
= level rendah
(+)
= level tinggi
Percobaan 1
= Formula dengan faktor A level rendah, dan faktor B rendah
Percobaan a
= Formula dengan faktor A level tinggi, dan faktor B rendah
Percobaan b
= Formula dengan faktor A level rendah, dan faktor B tinggi
Percobaan ab = Formula dengan faktor A level tinggi, dan faktor B tinggi (Bolton dan Bon, 1997)
J. Landasan Teori Sunscreen merupakan salah satu upaya untuk melindungi diri dari paparan sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker kulit. Tanaman kencur telah diketahui memiliki kandungan kimia berupa minyak atsiri yang sebagian besar mengandung etil-p-metoksisinamat dan etil sinamat yang telah diketahui memiliki aktivitas sebagai senyawa yang mampu menyerap sinar ultraviolet (Firdausi, 2009). Bentuk sediaan emulgel diharapkan mampu membawa minyak atsiri dari ekstrak kencur karena EPMS terdispersi secara baik sebagai fase
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
minyak dalam emulsi M/A sedangkan gel dapat memberikan sensasi dingin pada kulit. Carbopol 940 merupakan gelling agent yang memiliki viskositas tinggi pada konsentrasi yang rendah (Islam dkk., 2004). Gliserin juga mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas sediaan karena sebagai humektan bersifat higroskopis, dapat mempertahankan kelembaban sediaan dan mendistribusikan lembab saat diaplikasikan di permukaan kulit (Zocchi, 2001). Ekstrak etanol rimpang kencur belum pernah diteliti apakah dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan emulgel. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan formulasi ekstrak etanol rimpang kencur dalam bentuk sediaan emulgel di mana diteliti juga komposisi dari gelling agent (Carbopol 940) dan humectant (gliserin) dengan metode desain faktorial sehingga dapat diperoleh komposisi optimum. Nilai sun protecting factor (SPF) dapat memberikan gambaran mengenai potensi zat aktif yang digunakan dalam menyerap sinar UV.
K. Hipotesis 1. Terdapat pengaruh dominan di antara faktor Carbopol 940 sebagai gelling agent, faktor gliserin sebagai humectant, atau interaksi antar kedua faktor terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur. 2. Area komposisi optimum Carbopol 940 dan gliserin untuk menghasilkan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur dengan sifat fisik yang dikehendaki dapat diperoleh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan menggunakan aplikasi desain faktorial dengan dua faktor dan dua level untuk melihat signifikansi model persamaan dalam memprediksi respon sifat dan stabilitas fisik emulgel dan melihat faktor yang dominan yang mempengaruhi sifat dan stabilitas fisik emulgel. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia dan Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian a. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi level gelling agent dan humectant, yaitu Carbopol 940 dan gliserin, masing-masing pada level rendah dan tinggi. b. Variabel tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat dan stabilitas fisik emulgel (viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas emulgel setelah penyimpanan selama satu bulan).
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
c. Variabel pengacau terkendali Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah alat dan bahan yang digunakan, asal dan umur tanaman, wadah dan lama penyimpanan, lama pengadukan, kecepatan pengadukan dalam pembuatan sediaan emulgel, dan kondisi penyimpanan. d. Variabel pengacau tak terkendali Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu penyimpanan, suhu ruangan, dan kelembaban ruangan. 2. Definisi operasional a. Ekstrak etanol rimpang kencur adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil ekstraksi serbuk rimpang kencur dengan cara maserasi menggunakan etanol 95% selama 2 hari dan remaserasi satu kali selama 2 hari, dilanjutkan dengan penguapan menggunakan rotary evaporator dan water bath sampai diperoleh ekstrak kental. b. SPF (Sun Protecting Factor) ekstrak kencur adalah kemampuan ekstrak sebagai zat aktif sunscreen untuk melindungi kulit dari eritema yang disebabkan oleh paparan radiasi sinar UV-A dan sinar UV-B. c. Sunscreen adalah sediaan yang dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan sinar UV. d. Emulgel adalah sediaan yang dibuat dengan mencampurkan emulsi tipe minyak dalam air dan gelling agent sebagai pembentuk gel dengan konsentrasi tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
e. Gelling agent adalah bahan pembentuk sediaan emulgel yang membentuk matriks tiga dimensi. Gelling agent yang digunakan dalam penelitian ini adalah Carbopol 940 dengan konsentrasi 1% dan 1,5%. f. Humectant adalah bahan yang membantu mempertahankan kelembaban sediaan dan permukaan kulit dengan cara menarik lembab dari lingkungan. Humectant yang digunakan pada penelitian ini adalah gliserin dengan konsentrasi 20% dan 30%. g. Sifat fisik emulgel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas fisik emulgel, meliputi viskositas dan daya sebar. Viskositas yang diinginkan adalah 200 – 300 d.Pa.s. Daya sebar yang diinginkan adalah 3 – 5 cm. h. Stabilitas fisik emulgel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui konsistensi kualitas fisik emulgel, yang diamati melalui pergeseran viskositas. i. Pergeseran viskositas adalah selisih viskositas emulgel setelah disimpan 1 bulan pada suhu kamar dibandingkan dengan viskositas awal. Rumus yang digunakan untuk pergeseran viskositas adalah : Pergeseran viskositas =
[ viskositas awal −viskositas setelah 1 bulan ] viskositas awal
𝑥100% ...(3)
Pergeseran viskositas dalam penelitian ini kurang dari 10%. j. Desain faktorial adalah desain penelitian yang dapat digunakan untuk mengetahui efek yang dominan dari penambahan Carbopol 940 dan gliserin dalam menentukan sifat dan stabilitas fisik emulgel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
k. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, dalam penelitian ini digunakan 2 faktor, yaitu penambahan Carbopol 940 dan gliserin. l. Level adalah tingkatan faktor yang diteliti. Terdapat dua level yaitu level rendah dan level tinggi. m. Respon adalah besaran yang diamati perubahan efeknya, besarnya dapat dikuantitatifkan. Respon dalam penelitian ini adalah sifat fisik emulgel (daya sebar dan viskositas) dan stabilitas fisik emulgel (pergeseran viskositas). n. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan oleh variasi level dan faktor. o. Contour plot adalah profil respon viskositas dan daya sebar emulgel. p. Contour plot superimposed adalah gabungan dari semua contour plot yang dapat digunakan untuk menentukan ada tidaknya prediksi komposisi formula optimum emulgel.
C. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas (PyrexGermany), pipet mikro, shaker (Innova 2100), oven, rotary evaporator (JankeKulken), mixer, Viscometer¸ Spectrophotometer UV-Vis SHIMADZU (UV mini 1240), lemari pendingin, stopwatch, indikator pH, waterbath, labu Erlenmeyer, dan tabung reaksi. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah serbuk kencur, etanol 95% (kualitas teknis), etanol (kualitas p.a), Carbopol 940 (kualitas farmasetis),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Span 20 (kualitas farmasetis), Tween 20 (kualitas farmasetis), gliserin (kualitas farmasetis), parafin cair (kualitas farmasetis), metil paraben dan propil paraben (kualitas farmasetis), trietanolamina (kualitas farmasetis), dan aquadest.
D. Tata Cara Penelitian 1. Pengumpulan, penyiapan, dan penyerbukan simplisia rimpang kencur Serbuk rimpang kencur didapat dari Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Serbuk yang dikehendaki adalah serbuk kering berwarna coklat. 2. Determinasi tanaman Determinasi tanaman dilakukan untuk membuktikan kebenaran tanaman kencur yang digunakan. Determinasi tanaman kencur telah dilakukan oleh bagian Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 3. Pembuatan ekstrak rimpang kencur Ekstrak rimpang kencur diperoleh dengan proses maserasi. Serbuk rimpang kencur ditimbang sebanyak 50 gram, ditempatkan dalam Erlenmeyer 750 mL, ditambahkan 500 mL etanol 95% ke dalam Erlenmeyer yang berisi serbuk rimpang kencur. Kemudian dilakukan maserasi selama 48 jam dengan menggunakan maserator, setelah dilakukan maserasi selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring dengan bantuan destilat vakum dan proses diulangi 1 kali lagi (maserasi selama 48 jam) dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Setelah tahap maserasi selesai maka dilakukan penguapan dengan rotary evaporator dan waterbath sampai ekstrak tampak pekat atau sedikit kandungan pelarut. 4. Uji kualitatif EPMS dalam ekstrak kencur Uji kualitatif dilakukan untuk memastikan bahwa ekstrak rimpang kencur yang sudah dibuat mengandung senyawa aktif yang diperlukan. Uji kualitatif EPMS telah dilakukan oleh bagian Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yaitu dengan metode KLT seperti pada lampiran 2. 5. Penentuan nilai SPF Penyiapan larutan sampel 10 ppm yaitu dengan menimbang 0,04 gram ekstrak kencur dilarutkan dalam 10 mL etanol dan diaduk sampai homogen. Kemudian larutan tersebut diencerkan dengan mengambil 5 mL larutan tersebut yang dilarutkan dalam 10 mL etanol dan diencerkan lagi dengan mengambil 5 mL larutan tersebut yang dilarutkan dalam 10 mL etanol. Lalu dari larutan tersebut diambil lagi 1 mL dilarutkan dalam 10 mL etanol dan diencerkan lagi dengan mengambil 1 mL dilarutkan dalam 10 mL etanol sehingga didapatkan konsentrasi larutan sampel ekstrak kencur 10,0 ppm. Ekstrak dengan konsentrasi 10 ppm kemudian dilakukan scanning pada panjang gelombang 290 nm – 330 nm menggunakan spectrophotometer UV-Vis, lalu diperoleh nilai absorbansi, dan nilai AUC bisa dihitung untuk menentukan nilai SPF seperti tercantum pada lampiran 3.
log 𝑆𝑃𝐹 =
𝐴𝑈𝐶 𝜆𝑛 − 𝜆1
……………………….....(4)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
ΣAUC merupakan total luas area dari peak yang dihasilkan pada masingmasing panjang gelombang yang digunakan dalam scanning, λn merupakan panjang gelombang terbesar dalam penelitian ini yaitu 330 nm, sedangkan λ1 merupakan panjang gelombang terkecil yaitu 290 nm. 6. Optimasi proses pembuatan emulgel a. Formula Formula emulgel acuan menurut Formulation and Evaluation of Optimized Clotrimazole Emulgel Formulations (Yassin, 2014) dapat dilihat pada tabel II. Tabel II. Formula emulgel acuan Formula (% b/b) Jumlah (g) Clotrimazole 1 Carbopol 934 1 Liquid paraffin 7,5 Tween 20 1 Span 20 1,5 Propylene glycol 5 Ethanol 2,5 Methyl paraben 0,03 Propyl paraben 0,01 Purified water to 100
Modifikasi dilakukan dengan mengganti zat aktif dan beberapa eksipiennya. Formula hasil modifikasi seperti pada tabel III.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Tabel III. Formula emulgel ekstrak etanol rimpang kencur Formula
F1 (g)
Fa (g)
Fb (g)
Fab (g)
Ekstrak rimpang kencur
4
4
4
4
Carbopol® 940
2
3
2
3
Gliserin
40
40
60
60
Span 20
3
3
3
3
Tween 20
2
2
2
2
TEA
3
3
3
3
Parafin Cair
10
10
10
10
Metil Paraben
0,6
0,6
0,6
0,6
Propil Paraben
0,2
0,2
0,2
0,2
Aquadest
125
125
125
125
Keterangan : F1 = Formula dengan Carbopol 940 level rendah dan gliserin level rendah Fa = Formula dengan Carbopol 940 level tinggi dan gliserin level rendah Fb = Formula dengan Carbopol 940 level rendah dan gliserin level tinggi Fab = Formula dengan Carbopol 940 level tinggi dan gliserin level tinggi
b. Pembuatan emulgel Carbopol 940 dikembangkan dengan menggunakan 90 mL aquadest dari formula selama 24 jam. Fase minyak dibuat dengan mencampur span 20, parafin cair, dan ekstrak kencur, dicampur dahulu di atas waterbath dengan suhu 60-700C. Fase air dibuat dengan mencampur tween 20 dengan gliserin yang sebelumnya telah dicampur metil paraben dan propil paraben di atas waterbath dengan suhu 60-700C. Fase minyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
dan fase air dicampur bersama dengan sisa aquadest dari formula, campuran di-mixer pada kecepatan skala 1 selama 5 menit. Emulsi selanjutnya dicampurkan ke dalam Carbopol 940 yang sebelumnya telah dikembangkan dengan aquadest dari formula dengan kecepatan putar mixer pada skala 1 selama 5 menit. Trietanolamina ditambahkan ke dalam campuran sampai pH 6, kemudian campuran diaduk kembali menggunakan mixer kecepatan skala 1 selama 5 menit. 7. Pengujian organoleptis Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, bau, dan homogenitas emulgel ekstrak kencur 48 jam setelah pembuatan dan 1 bulan penyimpanan. 8. Pengujian tipe emulgel dengan metode pengenceran Emulgel diletakkan di atas gelas arloji kemudian ditambahkan fase air (aquadest) dengan volume dua kali lipat volume emulgel, demikian juga dengan menggunakan fase minyak (parafin cair). Pengamatan dilakukan setelah emulgel selesai dibuat, dengan melihat apakah emulgel bercampur atau tidak. 9. Uji pH emulgel Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal, yaitu dengan memasukkan indikator pH universal (pH strips) ke dalam emulgel ekstrak kencur 48 jam setelah pembuatan dan 1 bulan penyimpanan. Kemudian nilai pH ditentukan dengan cara membandingkan warna yang dihasilkan dengan standar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
10. Uji sifat dan stabilitas fisik emulgel ekstrak etanol rimpang kencur a. Uji viskositas dan pergeseran viskositas Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscometer Rion seri VT 04 dengan cara: sediaan emulgel dimasukkan ke dalam wadah dan dipasang pada portable viscometer. Viskositas emulgel diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Viskositas yang dikehendaki pada penelitian ini antara 200 – 300 d.Pa.s. Pengujian viskositas dilakukan pada 48 jam, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 1 bulan setelah pembuatan emulgel untuk mengetahui prosentase pergeseran viskositas. b. Uji daya sebar Pengukuran daya sebar dilakukan 48 jam setelah pembuatan emulgel. Pengukuran dilakukan dengan cara: emulgel ditimbang 1 gram kemudian emulgel diletakkan di tengah lempeng kaca bulat berskala. Di atas emulgel diletakkan kaca bulat lain yang transparan dan anak timbang dengan berat total 125 gram. Lalu didiamkan selama 1 menit dan diukur diameter penyebarannya pada 4 titik (Garg dkk., 2002).
E. Analisis Data Analisis data utama meliputi viskositas dan daya sebar (sifat fisik), dan pergeseran viskositas (stabilitas fisik) menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan taraf kepercayaan 95% untuk menentukan normalitas distribusi data. Jika nilai p-value > 0,05 maka dapat disimpulkan data terdistribusi normal sedangkan jika p-value <
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Setelah data terdistribusi normal dilakukan uji Levene’s Test dengan taraf kepercayaan 95%, jika nilai p-value > 0,05 maka data dikatakan memiliki kesamaan varian (homogen). Apabila pada penelitian ini didapatkan data yang terdistribusi normal dapat dilanjutkan dengan melihat besarnya pengaruh antara Carbopol 940 dengan gliserin yang dianalisis secara statistik menggunakan uji two-way ANOVA. Analisis statistik dilakukan menggunakan software R-3.1.1. Berdasarkan analisis statistik ini, maka dapat diketahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dari Carbopol 940, gliserin, atau interaksi kedua faktor terhadap respon-respon yang diuji dalam penelitian ini, serta dapat ditentukan faktor yang paling dominan terhadap efek dari respon uji. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode desain faktorial, sehingga dapat diperoleh pengaruh efek komposisi Carbopol 940 dan gliserin terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur. Dari persamaan desain faktorial dibuat contour plot setiap sifat fisik sediaan dan kemudian digabungkan dalam contour plot superimposed. Dilakukan berdasarkan rumus: Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b12X1X2. Dengan Y = respon hasil atau sifat yang diamati. X1, X2 adalah faktor uji. b0 adalah rata-rata respon hasil. b1, b2, b12 = koefisien setiap faktor yang dihitung dari hasil percobaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penyiapan dan Determinasi Tanaman Serbuk simplisia rimpang kencur didapat dari Bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Mulai dari pengumpulan, penyiapan dan penyerbukannya dilakukan di laboratorium tersebut. Determinasi tanaman kencur dilakukan oleh Bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan dilakukan determinasi adalah untuk membuktikan kebenaran tanaman kencur (Kaempferia galanga L.) yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil determinasi tercantum di lampiran 1.
B. Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur Rimpang kencur dan serbuknya diperoleh dari satu sumber yaitu dari Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Ekstrak rimpang kencur diperoleh dengan cara ekstraksi dengan metode maserasi. Maserasi merupakan proses ekstraksi untuk simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Dilakukan dengan merendam 50 gram serbuk rimpang kencur dalam erlenmeyer 750 mL dengan 500 mL etanol 95%. Etanol 95% digunakan karena etil-p-metoksisinamat (EPMS) yang merupakan senyawa aktif yang diperlukan, mudah larut dalam etanol. Etanol merupakan pelarut universal yang dapat menarik hampir sebagian besar senyawa
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
kimia yang terkandung dalam tanaman. Etanol dipilih sebagai penyari karena lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh, tidak beracun, netral, dan panas yang dibutuhkan untuk pemekatan relatif sedikit (Departemen Kesehatan RI, 1986). Maserasi dilakukan dengan menggunakan maserator selama 48 jam, karena pada penelitian ini digunakan metode maserasi mekanis di mana dilakukan penggojogan secara kontinu selama proses maserasi sehingga dengan waktu 48 jam proses ekstraksi sudah optimal. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring dengan bantuan destilat vakum dan proses diulangi satu kali lagi dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Pengadukan menggunakan maserator akan meratakan cairan penyari untuk membasahi seluruh serbuk. Larutan hasil ekstraksi disaring sehingga terpisah dari serbuk. Tujuan penyaringan adalah untuk memisahkan sisa ampas serbuk rimpang kencur dengan hasil maserasi, sehingga didapatkan hasil maserasi yang murni bebas partikel serbuk, karena selanjutnya akan dilakukan penguapan. Proses maserasi tersebut diulangi satu kali lagi karena diharapkan setelah selesai penyaringan lalu direndam lagi dengan cairan penyari, akan diperoleh lagi sisa-sisa kandungan senyawa tabir surya yang diinginkan dalam serbuk tersebut. Setelah itu, hasil maserasi diuapkan dengan rotary evaporator dan waterbath. Prinsip kerja dari rotary evaporator adalah memindahkan pelarut dari sampel dengan menggunakan sistem evaporasi. Setelah didapatkan ekstrak kental dengan menggunakan rotary evaporator, ekstrak kental tersebut diuapkan di atas waterbath, sehingga diperoleh ekstrak kental yang diharapkan bebas dari etanol.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
C. Uji Kualitatif EPMS dalam Ekstrak Kencur Uji kualitatif dilakukan di bagian LPPT UGM. Uji ini dilakukan dengan tujuan memastikan adanya kandungan EPMS sebagai senyawa yang dikehendaki dalam ekstrak yang sudah diperoleh, dan hasilnya adalah ekstrak positif mengandung EPMS.
P
S
Gambar 4. Analisis spot hasil uji kualitatif EPMS Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4, spot yang lebih kecil merupakan spot EPMS pembanding, dan spot yang lebih besar merupakan spot EPMS dalam sampel ekstrak kencur yang diuji. Sampel yang duji di bagian LPPT UGM merupakan ekstrak kencur yang sudah diekstraksi dengan etanol 95%. Sampel tersebut diuji menggunakan TLC dengan fase diam silika gel 60 F254 yang bersifat polar dan dengan fase gerak heksan – etil asetat (4:1) yang bersifat non polar karena heksan yang bersifat non
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
polar lebih besar perbandingannya dengan etil asetat yang bersifat polar. Fase gerak digunakan untuk mengikat senyawa non polar yang utama yaitu EPMS. Untuk dapat mempertegas warna digunakan pereaksi semprot, dan vanillin asam sulfat dipilih karena ingin mendeteksi EPMS yang termasuk senyawa atsiri. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4, terdapat spot EPMS dari sampel yang memiliki warna dan nilai Rf yang sama dengan pembanding, yaitu berwarna biru violet pada Rf 0,72, menunjukkan secara kualitatif terdapat senyawa EPMS dalam sampel ekstrak kencur yang diuji. Senyawa EPMS bisa terdeteksi pada panjang gelombang 254 nm dan visibel dengan warna biru violet, tetapi pada panjang gelombang 365 nm tidak terdeteksi karena senyawanya tidak berpendar pada sinar dengan panjang gelombang tersebut.
D. Penentuan Nilai SPF EPMS termasuk dalam jenis sunscreen yang bersifat sebagai penghalang kimiawi yang bekerja dengan cara mengabsorpsi radiasi sinar UV. EPMS memiliki kromofor dan auksokrom yang diperkirakan memiliki daya proteksi terhadap radiasi sinar UV pada kulit. Dengan adanya gugus kromofor dan auksokrom inilah terjadi mekanisme chemical sunscreen yaitu mampu mengabsorpsi radiasi sinar UV. SPF merupakan parameter efektivitas suatu sediaan sunscreen. Semakin besar SPF, semakin besar pula perlindungan yang diberikan. Nilai SPF suatu produk menyatakan perbandingan antara waktu yang dibutuhkan radiasi UV-B dan UV-A untuk menimbulkan eritema pada kulit yang terlindungi dengan waktu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
yang dibutuhkan oleh kulit yang tidak terlindungi untuk menyebabkan eritema dengan tingkatan yang sama (Stanfield, 2003). Untuk penentuan nilai SPF senyawa sunscreen adalah panjang gelombang 250-400 nm karena merupakan panjang gelombang daerah serapan sinar UV-A dan UV-B. Pengukuran tidak dilakukan pada panjang gelombang sinar UV-C karena seluruh radiasi UV-C telah diabsorbsi oleh gas di atmosfer sehingga tidak sampai ke bumi. Penentuan nilai SPF untuk ekstrak etanol rimpang kencur ini dilakukan dengan scanning absorbansi pada panjang gelombang 290-330 nm, karena EPMS hanya menyerap pada panjang gelombang sinar UV-B. SPF ekstrak dalam konsentrasi 10 ppm yaitu 4,3772 (replikasi I); 2,6642 (replikasi II); dan 2,4977 (replikasi III). Berdasarkan perhitungan seperti tercantum dalam lampiran 3, diperoleh rata-rata nilai SPF sebesar 3,1797, yang menunjukkan terdapat potensi sunscreen dalam ekstrak, dan termasuk dalam perlindungan matahari kategori „minimal‟.
E. Pembuatan Emulgel Ekstrak Kencur Emulgel merupakan sediaan campuran antara emulsi dengan gel. Prinsip pembuatannya adalah dengan mencampurkan emulsi dan gelling agent dengan perbandingan tertentu. Ekstrak kencur berfungsi sebagai zat aktif yang mempunyai potensi tabir surya. Zat aktif yang digunakan memiliki sifat sukar larut dalam air, oleh karena itu akan dibuat sediaan tipe minyak dalam air (M/A). Setelah terbentuk emulsi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
kemudian gel menyerap droplet-droplet pada sistem emulsi sehingga mengurangi terjadinya penggabungan droplet-droplet minyak dan menjadikan sistem emulsi dalam bentuk lebih stabil. Emulgel yg diformulasikan akan diaplikasi secara topikal. Jumlah ekstrak yang digunakan adalah 4 gram, karena pertimbangan ekstrak yang belum terlalu murni dan terikatnya zat aktif dengan eksipieneksipien dalam formula sehingga bisa mengurangi efek tabir surya, maka jumlah ekstrak perlu dilebihkan, dan dari hasil orientasi dengan jumlah 4 gram menunjukkan sediaan emulgel dengan karakter sifat fisik yang diinginkan. Gelling agent yang digunakan pada pembuatan emulgel ini adalah Carbopol 940. Carbopol 940 digunakan karena dapat memberikan viskositas yang baik dan pelepasan zat aktif saat pengaplikasiannya juga baik. Gliserin digunakan
sebagai
humectant
untuk
menjaga
kelembaban
pada
saat
pengaplikasian, karena gliserin memiliki 3 gugus hidroksi (-OH) pada strukturnya sehingga dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Tween 20 dan span 20 digunakan sebagai emulsifying agent, yang menjembatani antara fase air dengan fase minyak dengan cara menurunkan tegangan antar muka pada kedua fase tersebut agar dapat bercampur. Formula yang dipakai terdapat dua jenis pengawet, untuk meningkatkan aktivitas antimikrobial karena basis dari emulgel ini kebanyakan berupa air, sehingga terjadinya kontaminasi mikroba pada proses penyimpanan perlu diminimalkan. Pengawet yang dipakai adalah metil paraben yang lebih larut di air, dan propil paraben yang lebih larut di minyak. Trietanolamin berfungsi sebagai basa untuk menetralkan pH asam Carbopol 940. Fase minyak dalam formula adalah parafin cair.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Formula yang digunakan pada pembuatan emulgel estrak kencur ini mengacu pada hasil orientasi yang dilakukan penulis (lampiran 4). Formula yang digunakan merupakan hasil modifikasi dari formula acuan berdasarkan penelitian dari Yassin (2014). Modifikasi yang dilakukan meliputi perubahan jumlah gelling agent dan jumlah humectant. Formula yang dimodifikasi ini selanjutnya digunakan dalam penelitian untuk memperoleh emulgel ekstrak kencur dengan karakter sifat fisik yang diinginkan, yaitu memiliki viskositas 200-300 d.Pa.s, daya sebar 3-5 cm, dan pergeseran viskositas kurang dari 10% (Widyaningtyas, 2010). Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant merupakan faktor yang akan dilihat pengaruhnya terhadap sifat fisik dan stabilitas emulgel. Jumlah Carbopol 940 yang digunakan dalam formula adalah 2 gram (level rendah) dan 3 gram (level tinggi), sedangkan jumlah gliserin adalah 40 gram (level rendah) dan 60 gram (level tinggi). Terdapat tahap emulsifikasi di awal dalam pembuatan emulgel ekstrak kencur ini. Pemanasan pada proses emulsifikasi dilakukan pada suhu 60-700C untuk mempermudah proses emulsifikasi karena suhu akan meningkatkan energi pada proses emulsifikasi, sehingga akan terbentuk droplet-droplet dengan ukuran yang lebih kecil. Fase air dan fase minyak dicampurkan menggunakan mixer dalam proses emulsifikasi ini. Setelah itu, dilakukan tahap penambahan gelling agent yaitu dengan menambahkan Carbopol 940 yang sudah dikembangkan di dalam aquadest selama 24 jam. Ketika Carbopol 940 didispersikan ke dalam air, molekul hidrat akan menyerap air dan meningkatkan viskositas (Chikhalikar dan Moorkath, 2002). Lalu dilakukan penambahan trietanolamin (TEA) untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
penetralan, di mana terjadi peningkatan viskositas karena akan terbentuk ion-ion bermuatan negatif yang kemudian akan menimbulkan gaya tolak-menolak dari ion-ion tersebut (Bluher dkk., 1995).
F. Pengujian Organoleptis Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, bau, dan homogenitas emulgel ekstrak kencur pada 48 jam dan 1 bulan setelah pembuatan. Ini merupakan suatu uji pendahuluan yang berfungsi untuk melihat kualitas dan stabilitas sediaan emulgel yang telah dibuat. Hasil pembuatan diperoleh emulgel ekstrak kencur yang baik berbentuk semisolid, homogen, berwarna kuning, berbau ekstrak kencur, dan tidak terjadi perubahan sifat organoleptis setelah 1 bulan penyimpanan, seperti yang ditunjukkan pada tabel IV dan V. Tabel IV. Hasil uji organoleptis (48 jam setelah pembuatan) Formula Bentuk Warna Bau Homogenitas F1 Semisolid Kuning Khas kencur Homogen Fa Semisolid Kuning Khas kencur Homogen Fb Semisolid Kuning Khas kencur Homogen Fab Semisolid Kuning Khas kencur Homogen Tabel V. Hasil uji organoleptis (satu bulan setelah pembuatan) Formula Bentuk Warna Bau Homogenitas F1 Semisolid Kuning Khas kencur Homogen Fa Semisolid Kuning Khas kencur Homogen Fb Semisolid Kuning Khas kencur Homogen Fab Semisolid Kuning Khas kencur Homogen
G. Pengujian Tipe Emulgel Pengujian tipe emulgel dilakukan dengan metode pengenceran. Emulgel akan ditambahkan atau dilarutkan ke dalam fase air (aquadest) dan fase minyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
(parafin cair). Pengujian ini dilakukan untuk memastikan kebenaran tipe emulsi dalam emulgel yang dibuat. Jika emulgel yang dimasukkan ke dalam wadah air dapat terencerkan dalam air tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tipe emulgel adalah M/A. Sedangkan jika emulgel yang dimasukkan ke dalam wadah minyak dapat terencerkan dalam minyak tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tipe emulgel adalah A/M. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian formula emulgel ekstrak kencur menunjukkan bahwa emulgel dapat terencerkan dalam air. Oleh karena itu, seperti tercantum dalam lampiran 5, dapat disimpulkan tipe emulgel ekstrak kencur yang dibuat adalah tipe M/A. Tipe emulsi yang dibuat dalam penelitian ini adalah M/A karena senyawa aktif yang digunakan bersifat non polar. Ekstrak kencur lebih larut dalam fase minyak. Dengan tipe emulsi M/A, diharapkan senyawa aktif dapat lebih stabil ketika dibuat dalam sediaan emulgel.
H. Uji pH Emulgel Ekstrak Kencur Uji pH bertujuan untuk memastikan pH sediaan pada 48 jam dan 1 bulan setelah selesai pembuatan. Sediaan yang memiliki pH sama dengan pH kulit adalah sediaan yang diinginkan. Jika pH sediaan tidak berada pada rentang pH kulit normal yang relatif memiliki sifat asam yaitu sekitar 4-6,5 (Tranggono dan Latifah, 2007), maka sediaan tersebut berpotensi mengiritasi kulit. Hasil uji pH yang dilakukan dengan menggunakan indikator universal (pH strips) tersaji dalam tabel VI.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Tabel VI. Hasil uji pH emulgel pH Formula 48 jam 1 bulan F1 6 6 Fa 6 6 Fb 6 6 Fab 6 6
Berdasarkan tabel VI dapat disimpulkan bahwa emulgel ekstrak kencur yang dibuat memiliki pH yang sudah sesuai karena memenuhi kriteria pH untuk kulit normal.
I. Uji Sifat Fisik Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur Sifat fisik dan stabilitas sediaan adalah parameter yang dapat diamati untuk memenuhi syarat sediaan farmasetis yang baik dan dapat diterima oleh masyarakat. Sifat fisik yang diukur dari sediaan emulgel tersebut adalah viskositas dan daya sebar, sedangkan untuk stabilitas fisik emulgel diamati dari pergeseran viskositas setelah penyimpanan selama satu bulan. Kriteria penerimaan yang diinginkan, yaitu memiliki viskositas 200-300 d.Pa.s, daya sebar 3-5 cm, dan pergeseran viskositas kurang dari 10%. Kriteria penerimaan tersebut diperoleh dari hasil orientasi peneliti dengan cara mencoba membuat sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur yang acceptable, untuk menentukan batas kriteria penerimaan setiap respon uji. Sediaan emulgel yang dibuat dapat dikatakan baik apabila memenuhi syarat tersebut. Faktor yang berperan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas emulgel dalam penelitian ini adalah Carbopol 940 dan gliserin. Jumlah dari kedua faktor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
tersebut dipilih berdasarkan hasil orientasi seperti yang ditunjukkan pada tabel VII dan lampiran 4. Tabel VII. Jumlah penggunaan Carbopol 940 dan gliserin dalam formula Faktor Gliserin Carbopol 940 Level rendah 2 gram 40 gram Level tinggi 3 gram 60 gram
1. Viskositas Viskositas merupakan pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin tinggi tahanannya. Jika viskositas sediaan terlalu tinggi (kental), sediaan akan susah untuk dikeluarkan dari kemasannya, sedangkan jika viskositas sediaan terlalu rendah (encer), sediaan tidak akan tinggal lama pada kulit saat digunakan. Semakin tinggi viskositas suatu emulgel, pergerakan droplet-droplet emulsi dalam emulgel menjadi terbatas, sehingga tidak akan berinteraksi satu sama lain dan menimbulkan fenomena instabilitas emulsi. Viskositas diukur dengan cara memasukkan emulgel ke dalam wadah dan dipasang pada portable viscotester lalu viskositas dapat diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Terdapat pemutar dengan skala tertentu untuk sediaan yang akan terbaca hasilnya pada layar. Tingkat kekentalan diperoleh dari kemampuan pemutar untuk menggerakkan sediaan emulgel. Emulgel yang baik memiliki kisaran viskositas 200-300 d.Pa.s. Pengukuran viskositas dilakukan setelah 48 jam pembuatan, dan tiap minggu selama satu bulan penyimpanan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
2. Daya sebar Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu sediaan saat diaplikasikan pada kulit. Uji ini penting dilakukan karena terkait dengan kemudahan pengaplikasian pada kulit dan penerimaan konsumen. Daya sebar yang baik untuk emulgel berada pada kisaran 3-5 cm. Semakin kecil diameter daya sebar, maka semakin kental sediaan emulgel. Pengukuran daya sebar dilakukan setelah 48 jam pembuatan, 1 gram emulgel di atas kaca bulat berskala dengan pemberian beban 125 gram dan didiamkan selama menit.
Tabel VIII. Sifat fisik emulgel ekstrak kencur (𝒙 SD) Formula Viskositas (d.Pa.s) Daya Sebar (cm) F1 210 10 4,23 0,076 Fa 280 10 4,05 0,132 Fb 233,33 15,275 4,06 0,052 Fab 273,33 15,275 3,96 0,052
Berdasarkan tabel VIII dapat dilihat bahwa semua hasil respon yang diperoleh dalam penelitian ini masuk rentang daya sebar maupun viskositas yang diinginkan. Penurunan daya sebar terjadi seiring dengan peningkatan viskositas. Formula a dengan komposisi Carbopol 940 level tinggi dan gliserin level rendah memiliki viskositas lebih tinggi dan daya sebar lebih rendah dibandingkan dengan formula 1, sedangkan pada formula b dengan komposisi Carbopol 940 level rendah dan gliserin level tinggi memiliki viskositas sedikit lebih tinggi dan daya sebar lebih rendah dibandingkan dengan formula 1. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan Carbopol 940 sangat meningkatkan viskositas dan menurunkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
daya sebar, sedangkan penambahan gliserin meningkatkan viskositas walaupun tidak besar pengaruhnya dan menurunkan daya sebar.
J. Efek Penambahan Carbopol 940 dan Gliserin, serta Interaksinya Dalam Menentukan Sifat Fisik Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur Efek adalah perubahan respon yang disebabkan oleh variasi level dan faktor. Untuk dapat mengetahui besar efek carbopol 940, gliserin, serta interaksi keduanya dalam menentukan daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas sebagai sifat fisik emulgel ekstrak kencur, maka dilakukan analisis data menggunakan R3.1.1 dengan uji two-way ANOVA pada taraf kepercayaan 95%. Selain itu juga dilakukan analisis secara statistik terhadap signifikansi faktor-faktor dalam memberikan efek. Faktor yang menentukan respon secara dominan ditunjukkan oleh nilai efek yang paling besar, sedangkan faktor yang berpengaruh namun tidak mendominasi dalam menentukan respon ditunjukkan oleh nilai efek yang paling kecil. Nilai efek berharga mutlak, adanya tanda positif atau negatif pada nilai efek menunjukkan pengaruh faktor yang diteliti terhadap respon. Nilai efek positif menunjukkan bahwa faktor meningkatkan respon, sedangkan nilai efek negatif menunjukkan bahwa faktor menurunkan respon. Rancangan penelitian yang dilakukan menggunakan aplikasi desain faktorial dengan dua faktor pada dua level, yaitu level tinggi dan level rendah. Rancangan formula dalam penelitian ini memiliki jumlah bahan yang sama pada tiap formula kecuali carbopol 940 dan gliserin. Hal ini dilakukan agar efek yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
terlihat hanyalah efek dari penambahan carbopol 940 dan gliserin pada level yang diteliti saja.
1. Uji normalitas data Pada penelitian ini, data yang didapatkan diuji kenormalannya menggunakan uji Saphiro-Wilk untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak. Hasil yang diperoleh tersaji dalam tabel IX.
Tabel IX. Uji normalitas data daya sebar dan viskositas Parameter Sifat Fisik p-value Viskositas F1 1 Fa 1 Fb 0,6369 Fab 0,6369 Daya Sebar F1 0,6369 Fa 0,3631 Fb 0,4633 Fab 0,4633
Dapat dilihat dari hasil tersebut bahwa masing-masing data memiliki nilai probabilitas (p) > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa daya sebar dan viskositas memiliki distribusi data normal karena memiliki nilai p > 0,05. 2. Uji kesamaan varians Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians pada populasi yang merupakan salah satu syarat dilakukannya uji ANOVA, uji ini dilakukan dengan menggunakan Levene’s Test, data memiliki kesamaan varians apabila memiliki nilai p lebih dari 0,05. Hasil yang diperoleh tersaji dalam tabel X.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Tabel X. Uji kesamaan varians data daya sebar dan viskositas Parameter Sifat Fisik p-value Viskositas 0,9159 Daya Sebar 0,7501
Berdasarkan tabel X, dapat dilihat bahwa pada uji daya sebar dan viskositas memiliki nilai p > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang didapat memiliki kesamaan varians dan dapat dilakukan uji parameterik. 3. Respon viskositas Hasil pengolahan data viskositas emulgel ekstrak etanol rimpang kencur yang diukur 48 jam setelah pembuatan tersaji dalam tabel XI. Tabel XI. Efek Carbopol 940 dan gliserin serta interaksinya dalam menentukan respon viskositas Faktor Efek p-value 130 7,77 x 10-5 Carbopol 940 Gliserin 4,1667 0,296 Interaksi -1,5 0,079
Berdasarkan data yang didapatkan dari analisis uji ANOVA yang terdapat di dalam program R-3.1.1, nilai efek paling besar ditunjukkan oleh Carbopol 940 dengan nilai efek 130. Nilai efek ini menunjukkan bahwa Carbopol 940 merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan respon viskositas yaitu meningkatkan viskositas karena bernilai positif. Gliserin juga berpengaruh walapun efeknya tidak dominan. Gliserin juga meningkatkan viskositas karena bernilai positif. Carbopol 940, gliserin, dan interaksi keduanya dapat dikatakan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap respon viskositas apabila memiliki nilai p < 0,05. Hasil analisis data pada tabel di atas menunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
bahwa Carbopol 940 memberikan efek yang signifikan terhadap respon viskositas karena memiliki nilai p < 0,05, sedangkan gliserin dan interaksi keduanya tidak memberikan efek yang signifikan karena memiliki nilai p > 0,05. Persamaan desain faktorial untuk respon viskositas adalah: Y = -96,6667 + 130X1 + 4,1667X2 - 1,5X1X2 dengan X1 adalah Carbopol 940, X2 adalah gliserin, dan X1X2 adalah interaksi Carbopol 940 dan gliserin.
4. Respon daya sebar Hasil pengolahan data daya sebar emulgel ekstrak etanol rimpang kencur yang diukur 48 jam setelah pembuatan tersaji dalam tabel XII. Tabel XII. Efek Carbopol 940 dan gliserin serta interaksinya dalam menentukan respon daya sebar Faktor Efek p-value -0,35 0,0201 Carbopol 940 Gliserin -0,017083 0,0261 Interaksi 0,004167 0,4194
Berdasarkan data yang didapatkan dari analisis uji ANOVA yang terdapat di dalam program R-3.1.1, nilai efek paling besar ditunjukkan oleh Carbopol 940 dengan nilai efek 0,35. Nilai efek ini menunjukkan bahwa Carbopol 940 merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan respon daya sebar yaitu menurunkan daya sebar karena bernilai negatif. Gliserin juga berpengaruh walapun efeknya tidak dominan. Gliserin juga menurunkan daya sebar karena bernilai negatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Carbopol 940 sebagai gelling agent akan membentuk jaringan struktural yang menyebabkan kenaikan viskositas sehingga merupakan faktor yang penting dalam sistem tersebut. Dengan adanya matriks untuk menjebak droplet minyak tersebut, Carbopol 940 bisa memberikan pengaruh dominan terhadap viskositas, dan dengan demikian juga memberikan pengaruh dominan terhadap daya sebar dengan menyebabkan penurunan daya sebar. Carbopol 940, gliserin, dan interaksi keduanya dapat dikatakan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap respon daya sebar apabila memiliki nilai p < 0,05. Hasil analisis data pada tabel di atas menunjukkan bahwa Carbopol 940 dan gliserin memberikan efek yang signifikan terhadap respon daya sebar karena keduanya memiliki nilai p < 0,05, sedangkan interaksi keduanya tidak memberikan efek yang signifikan karena memiliki nilai p > 0,05. Persamaan desain faktorial untuk respon daya sebar adalah: Y = 5,283333 - 0,35X1 – 0,017083X2 + 0,004167X1X2 dengan X1 adalah Carbopol 940, X2 adalah gliserin, dan X1X2 adalah interaksi Carbopol 940 dan gliserin.
K. Penentuan Area Komposisi Optimum Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur Persamaan untuk respon viskositas dan daya sebar yang diperoleh dapat digunakan untuk membuat kurva contour plot seperti yang tersaji pada gambar 5 dan 6, kemudian diperoleh superimposed contour plot seperti yang tersaji pada gambar 7.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Contour plot viskositas (d.Pa.s) emulgel ekstrak kencur 3
Carbopol 940 (gram)
2.8
2.6
200 225
2.4
250 275
2.2
300
2 40
45
50
55
60
Gliserin (gram)
Gambar 5. Kurva contour plot respon viskositas
Contour plot daya sebar (cm) emulgel ekstrak kencur
Carbopol 940 (gram)
3 2.8 3.8
2.6
3.9 4
2.4
4.1 4.2
2.2
4.3 2 40
45
50
55
Gliserin (gram)
Gambar 6. Kurva contour plot respon daya sebar
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Contour plot superimposed emulgel ekstrak kencur 3 Viskositas 200 d.Pa.s Carbopol 940 (gram)
2.8
Viskositas 225 d.Pa.s Viskositas 250 d.Pa.s
2.6
Viskositas 275 d.Pa.s Viskositas 300 d.Pa.s
2.4
Daya Sebar 3.8 cm Daya Sebar 3.9 cm
2.2
Daya Sebar 4 cm Daya Sebar 4.1 cm Daya Sebar 4.2 cm
2 40
45
50
55
60
Daya Sebar 4.3 cm
Gliserin (gram)
Gambar 7. Superimposed contour plot emulgel ekstrak kencur Daerah yang diarsir merupakan daerah optimum untuk mendapatkan emulgel dengan sifat fisik yang dikehendaki. Grafik tersebut berasal dari superimposed contour plot viskositas dan daya sebar. Selanjutnya, dipilih jumlah Carbopol 940 sebanyak 2,4 gram dan jumlah gliserin 50 ml yang ditandai dengan titik hitam seperti pada gambar 7 untuk melakukan validasi.
L. Validasi Persamaan Respon dalam Area Komposisi Optimum Validasi dilakukan setelah diperoleh area komposisi optimum. Ini dilakukan untuk menentukan apakah daerah optimum yang diarsir memiliki sifat fisik yang diharapkan, yaitu viskositas 200-300 d.Pa.s dan daya sebar 3-5 cm. Satu titik pada daerah optimum diambil secara acak, kemudian diformulasikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
dan diuji sifat fisiknya meliputi uji viskositas dan daya sebar. Hasil yang diperoleh tersaji dalam tabel XIII. Tabel XIII. Validasi superimposed contour plot emulgel ekstrak kencur Gliserin Hasil Perhitungan Hasil Uji Carbopol (gram) Viskositas Daya Viskositas Daya 940 (gram) (d.Pa.s) Sebar (cm) (d.Pa.s) Sebar (cm) 2,4 50 243,67 4,09 250 4,05 2,4 50 243,67 4,09 210 4,175 2,4 50 243,67 4,09 205 4,325 (𝑥 SD) 221,67 4,18 0,14 24,66
Berdasarkan hasil pada tabel XIII menunjukkan bahwa titik yang diambil adalah 2,4 gram Carbopol 940 dan 50 gram gliserin dan setelah dilakukan validasi hasilnya berada dalam rentang hasil teoritis viskositas dan daya sebar yang dihitung menggunakan model persamaan yang didapat. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan yang didapat bisa dikatakan valid.
M. Stabilitas Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur Stabilitas suatu sediaan dapat diamati melalui pergeseran viskositas selama penyimpanan. Stabilitas sediaan adalah hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam membuat suatu sediaan. Nilai pergeseran viskositas bisa diperoleh dengan membandingkan viskositas sediaan setelah 48 jam pembuatan dan viskositas sediaan setelah satu bulan penyimpanan. Jika sediaan yang dibuat semakin tidak stabil, nilai pergeseran viskositas yang ditunjukkan semakin besar, sehingga stabilitas dapat diketahui dari konsistensi nilai dari data yang diperoleh. Cara menghitung persen pergeseran viskositas emulgel ekstrak etanol rimpang kencur yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
% Pergeseran viskositas = Keterangan :
|𝑏−𝑎| 𝑎
48
× 100%..................................(5)
a = viskositas emulgel pada waktu pengamatan 48 jam b = viskositas emulgel pada waktu pengamatan 1 bulan
Replikasi 1 2 3
Replikasi 1 2 3
Replikasi 1 2 3
Replikasi 1 2 3
Tabel XIV. Pergeseran viskositas formula 1 Viskositas (d.Pa.s) % Pergeseran Viskositas 48 Jam 28 Hari 200 200 0 220 220 0 210 210 0 Rata-Rata SD 00
Tabel XV. Pergeseran viskositas formula a Viskositas (d.Pa.s) % Pergeseran Viskositas 48 Jam 28 Hari 290 290 0 270 270 0 280 280 0 Rata-Rata SD 00
Tabel XVI. Pergeseran viskositas formula b Viskositas (d.Pa.s) % Pergeseran Viskositas 48 Jam 28 Hari 250 250 0 220 220 0 230 230 0 Rata-Rata SD 00
Tabel XVII. Pergeseran viskositas formula ab Viskositas (d.Pa.s) % Pergeseran Viskositas 48 Jam 28 Hari 290 290 0 270 270 0 260 260 0 Rata-Rata SD 00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Rentang pergeseran viskositas yang diharapkan adalah kurang dari 10%, sehingga dapat diketahui bahwa pada semua formula di tabel-tabel XIV sampai XVII sudah masuk dalam rentang yang diharapkan atau stabil. Uji normalitas data pergeseran viskositas dilakukan untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak seperti pada tabel XVIII. Tabel XVIII. Uji normalitas data pergeseran viskositas Formula p-value 48 Jam 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari 1 1 1 1 1 1 a 1 1 1 1 1 b 0,6369 0,6369 0,6369 0,6369 0,6369 ab 0,6369 0,6369 0,6369 0,6369 0,6369
Tabel XVIII menunjukkan bahwa semua data memiliki nilai p > 0,05, dan itu berarti bahwa data pergeseran viskositas memiliki distribusi data normal. Selanjutnya, dilakukan uji kesamaan varians dengan menggunakan Levene’s Test, dan diperoleh data sebagai berikut: Tabel XIX. Uji kesamaan varians data pergeseran viskositas Formula p-value 1 1 a 1 b 1 ab 1
Tabel XIX menunjukkan bahwa semua data memiliki nilai p > 0,05, dan itu berarti bahwa data pergeseran viskositas memiliki varians yang sama. Itu menunjukkan respon pergeseran viskositas sesuai dengan kriteria uji parametrik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Tabel XX. Uji ANOVA data pergeseran viskositas Formula p-value 1 1 a 1 b 1 ab 1
Data pada tiap formula dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap respon pergeseran viskositas, karena memiliki nilai p > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan komposisi Carbopol 940 maupun gliserin tidak mempengaruhi stabilitas fisik dari emulgel yang dihasilkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Variasi jumlah Carbopol 940 dan gliserin memberikan pengaruh yang signifikan terhadap daya sebar, tapi hanya Carbopol 940 yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap viskositas, sedangkan interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap viskositas dan daya sebar emulgel ekstrak etanol rimpang kencur, lalu dihasilkan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur yang stabil dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari faktor terhadap respon pergeseran viskositas selama 1 bulan penyimpanan. 2. Area komposisi optimum Carbopol 940 dan gliserin untuk menghasilkan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur dengan sifat fisik yang dikehendaki dapat diperoleh.
B. Saran 1. Perlu dilakukan uji SPF dari emulgel ekstrak etanol rimpang kencur untuk mengetahui potensi sunscreen dari emulgel tersebut. 2. Perlu dilakukan uji in vivo untuk penentuan nilai SPF emulgel ekstrak etanol rimpang kencur untuk mengetahui efektivitas daya proteksi sunscreen yang dihasilkan. 3. Perlu dilakukan uji iritasi dari sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur.
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
DAFTAR PUSTAKA Allen, L.V, 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding, Second Edition, American Pharmaceutical Association, United States of America, hal. 263, 268, 274, 276. Alvarez-Nunez, F.A. dan Medina, C., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Pharmaceutical Press, London, hal. 283-286. Amstrong, N. A. dan James, K. C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design and Interpretation, Taylor&Francis Ltd., London, hal. 132-137. Asriani, A.D., 2012, Pengaruh Penambahan Sorbitol Terhadap Sifat Fisik dan Efektifitas Gel Tabir Surya Ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) Dalam Basis Hidroksi Propil Metil Selulosa, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto. Block, L.H., 1996, Pharmaceutical Emulsion, in Aulton, M.E., (Ed), Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd Ed., ELBS with Churchill Livingstone, New York, hal. 342, 344, 348. Bluher, A., Haller, U., Banik, G., dan Thobois, E., 1995, The Applications of Carbopol Poultices, Restaurator, 16, 234-247. Bolton, S. dan Bon, C., 1997, Pharmaceutical Statistics Practical and Clinical Application, 4th Edition, Marcel Dekker Inc., New York, hal. 265-275. Chikhalikar, K., dan Moorkath, S., 2002, Carbopol Polymers : a Versatile Range of Polymers for Pharmaceutical Application, PharmaBiz, http://saffron.pharmabiz.com/article/detnews.asp?articleid=16723§ion id=50, diakses tanggal 20 April 2015. Departemen Kesehatan RI, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 5-17. Draganoiu, E., Rajabi-Siahboomi, A., dan Tiwari, S., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth edition, Pharmaceutical Press, London, hal. 110-114. Firdausi, N.I., 2009, Isolasi Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat (EPMS) dari Rimpang Kencur Sebagai Bahan Tabir Surya Pada Industri Kosmetik, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang, Malang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Friberg, S.E., Quencer, L.G., dan Hilton, M.L., 1996, Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems, Volume 1, Second Edition, Marcel Dekker Inc., New York, hal. 57. Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 222. Garg, A., Aggrawal, D., Garg, S., and Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid Formulations: An Update, Pharmaceutical Technology, September 2002, hal. 84-105, http:// www.pharmtech.com, diakses tanggal 4 Mei 2014. Gaud, R.S., Surana, Talele, S.G., Talele, G.S., dan Gokhale S.B., 2008, Natural Excipients, Nirali Prakashan, Shivaji Nagar, hal. 479. Islam, M.T., Rodriguez-Hornedo, N., Ciotti, S., dan Ackermann, C., 2004, Rheological Characterization of Topical Carbomer Gels Neutralized to Different pH, Pharmaceutical Press, 21(7), 1192-1199. Laverius, M.F., 2011, Optimasi Tween 80 dan Span 80 sebagai Emulsifying Agent serta Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dalam Sediaan Emulgel Photoprotector Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis L.): Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Lowe, N.J., Shaath, N.A., dan Pathak, M.A., 1997, Sunscreen: Development, Evaluation, and Regulatory Aspects, Second editon, Marcel Dekker, Inc., New York, hal. 12. Magdy, I.M., 2004, Optimation of Chlorphenesin Emulgel Formulation. The AAPS Journal (serial on line) 2004;6(3):26. http://www.Aapspharm sci.org/, diakses 7 Mei 2014. Martin, A., Swarbrick, J., and Cammarata, A., 1993, Physical Pharmacy, 3rd Ed, Lea & Febiger, Philadelphia, hal. 522-537, 1077-1119. Oxlade, C., 2003, Global Warming, Capstone Press, USA, hal. 4. Priani, S.E., Humanisya, H., dan Darusman, F., 2014, Development of Sunscreen Emulgel Containing Cinnamomum Burmannii Stem Bark Extract, International Journal of Science and Research, 2338-2341. Rukmana, R., 1994, Kencur, Kanisius, Yogyakarta, hal. 13. Rukmana, R., 2004, Temu-temuan: Apotik Hidup di Pekarangan, Kanisius, Yogyakarta, hal. 32-34.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Stanfield, J.W., 2003, Sun Protectants: Enhancing Product Functionality with Sunscreens, Multifunctional Cosmetics, Marcell Decker, Inc., New York, hal. 145-148. Tranggono R.I., dan Latifah F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, PT Gramedia Pusaka Utama, Jakarta, hal. 81-82. U.S. Department of Health and Human Services, 2014, Sunscreen Drug Products For Over-The-Counter Human Use, FDA, http://www. accessdata.fda.gov/scripts/cdrh/cfdocs/cfcfr/CFRSearch.cfm?CFRPart=35 2&showFR=1&subpartNode=21:5.0.1.1.27.1, diakses tanggal 30 April 2015. Wasitaatmadja, M.S., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, UI Press, Jakarta, hal. 61. Widji, S., Noor, I., dan Diana, F., 2005, Penentuan Stabilitas Sediaan Krim Tabir Surya dari Bahan Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.), Indonesian Scientific Journal Database, 103-105. Widyaningtyas, Y., 2010, Optimasi Formula Emulgel Sunscreen Ekstrak Etil Asetat Isoflavon Tempe Dengan Carbopol 940 Sebagai Gelling Agent dan VCO Sebagai Fase Minyak: Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Widyastuti, P., 2002, Bahaya Bahan Kimia pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 121-122. Yassin, G.E., 2014, Formulation and Evaluation of Optimized Clotrimazole Emulgel Formulations, British Journal of Pharmaceutical Research, 4(9), 1014-1030. Zatz, J.L. dan Kushla, G.P., 1996, Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse System, Vol. 2, 2nd Ed., Marcel Dekker Inc, New York, hal. 413-414. Zocchi, G., 2001, Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcell Dekker, Inc., New York, hal. 406-407.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN Lampiran 1. Surat keterangan determinasi tanaman
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2. Uji kualitatif etil-p-metoksisinamat
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3. Penetapan nilai SPF a. Penimbangan ekstrak larutan induk Langsung ditara = 0,04 gram, dilarutkan dalam 10 mL etanol = 4000 mg/L b. Seri pengenceran Intermediet C1 x V1
= C2 x V2
4000 mg/L x 5 mL
= C2 x 10 mL
C2
= 2000 mg/L
Intermediet C1 x V1
= C2 x V2
2000 mg/L x 5 mL
= C2 x 10 mL
C2
= 1000 mg/L
Intermediet C1 x V1
= C2 x V2
1000 mg/L x 1 mL
= C2 x 10 mL
C2
= 100 mg/L
Sampel Uji C1 x V1
= C2 x V2
100 mg/L x 1 mL
= C2 x 10 mL
C2
= 10 mg/L = 10 ppm
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
c. Tabel perhitungan Panjang
Replikasi 1
Replikasi 2
Replikasi 3
Gelombang
Abs
AUC
Abs
AUC
Abs
AUC
290
0,6241
1,6095
0,4059
1,0541
0,3837
0,9917
292,5
0,6635
1,6933
0,4374
1,1212
0,4097
1,0500
295
0,6912
1,7580
0,4596
1,1723
0,4303
1,1000
297,5
0,7152
1,8091
0,4783
1,2141
0,4497
1,1396
300
0,7321
1,8517
0,4930
1,2495
0,4620
1,1728
302,5
0,7493
1,9006
0,5066
1,2891
0,4763
1,2112
305
0,7712
1,9561
0,5247
1,3326
0,4927
1,2517
307,5
0,7937
1,9840
0,5414
1,3550
0,5087
1,2726
310
0,7935
1,9571
0,5426
1,3350
0,5094
1,2555
315
0,7722
1,8680
0,5254
1,2687
0,4950
1,1921
312,5
0,7222
1,7166
0,4896
1,1616
0,4587
1,0866
317,5
0,6511
1,5161
0,4397
1,0162
0,4106
0,9478
320
0,5618
1,2858
0,3733
0,8440
0,3477
0,7853
322,5
0,4669
1,0413
0,3019
0,6621
0,2806
0,6133
325
0,3662
0,7922
0,2278
0,4776
0,2101
0,4375
327,5
0,2676
0,5612
0,1543
0,3047
0,1399
0,2728
330
0,1814
0,3472
0,0895
0,1446
0,0784
0,1213
(nm)
∑AUC
25,6478
17,0224
15,9018
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Replikasi 1 Log SPF =
25,6478 40
SPF = 4,3772 Replikasi 2 Log SPF =
17,0224 40
SPF = 2,6642 Replikasi 3 Log SPF =
15,9018 40
SPF = 2,4977 𝑥=
4,3772 +2,6642 +2,4977
SD = 1,0404
3
= 3,1797
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Lampiran 4. Grafik hasil orientasi 1. Orientasi Carbopol 940 a. Daya sebar
Orientasi Carbopol 940
Daya Sebar (cm)
6 5 4 y = -0.43x + 5.163 R² = 0.881
3 2 1 0 0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
3.5
4
Carbopol 940 (gram)
b. Viskositas
Orientasi Carbopol 940 Viskositas (d.Pa.s)
350 y = 67.71x + 61.81 R² = 0.898
300 250 200 150 100 50 0 0
0.5
1
1.5
2
2.5
Carbopol 940 (gram)
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Jumlah Carbopol 940 terhadap daya sebar dari yang 1 gram sampai 3,5 gram semuanya sudah sesuai daya sebar yang diinginkan yaitu dalam rentang 3-5 cm. Jumlah Carbopol 940 terhadap viskositas hanya yang 2 gram sampai 3,5 gram yang sudah sesuai viskositas yang diinginkan yaitu dalam rentang 200-300 d.Pa.s. Terdapat konsistensi pada titik 2 gram, 2,5 gram, dan 3 gram karena pada grafik menunjukkan viskositas semakin naik, dan daya sebar semakin menurun, sehingga 2 gram dipilih sebagai level rendah dan 3 gram dipilih sebagai level tinggi Carbopol 940.
2. Orientasi gliserin a. Daya sebar
Daya Sebar (cm)
Orientasi Gliserin 4.4 4.35 4.3 4.25 4.2 4.15 4.1 4.05 4 3.95 3.9 3.85
y = -0.008x + 4.433 R² = 0.964 0
10
20
30
40
Gliserin (gram)
50
60
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
b. Viskositas
Orientasi Gliserin
Viskositas (d.Pa.s)
300 y = 1.457x + 154 R² = 0.895
250 200 150 100 50 0 0
10
20
30
40
50
60
70
Gliserin (gram) Jumlah gliserin terhadap daya sebar dari yang 10 gram sampai 60 gram semuanya sudah sesuai daya sebar yang diinginkan yaitu dalam rentang 3-5 cm. Jumlah gliserin terhadap viskositas hanya yang 40 gram sampai 60 gram yang sudah sesuai viskositas yang diinginkan yaitu dalam rentang 200-300 d.Pa.s. Terdapat konsistensi pada titik 40 gram, 50 gram, dan 60 gram karena pada grafik menunjukkan viskositas semakin naik, dan daya sebar semakin menurun, sehingga 40 gram dipilih sebagai level rendah dan 60 gram dipilih sebagai level tinggi gliserin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5. Uji tipe emulsi
Emulgel ekstrak kencur terjadi pencampuran ketika dalam fase air (aquadest)
Emulgel ekstrak kencur tidak terjadi pencampuran ketika dalam fase minyak (parafin cair)
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6. Hasil uji sifat dan stabilitas fisik emulgel ekstrak kencur 1. Daya sebar (cm) Replikasi
F1
Fa
Fb
Fab
1
4,15
4,2
4,075
4,025
2
4,3
3,95
4
4,05
3
4,25
4
4,1
3,9
𝑥
4,23
4,05
4,06
3,96
SD
0,076
0,132
0,052
0,052
2. Viskositas (d.Pa.s) Replikasi
F1
Fa
Fb
Fab
1
200
290
250
290
2
220
270
220
270
3
210
280
230
260
𝑥
210
280
233,33
273,33
SD
10
10
15,275
15,275
3. Pergeseran viskositas (d.Pa.s) a. 48 jam Replikasi
F1
Fa
Fb
Fab
1
200
290
250
290
2
220
270
220
270
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
210
280
230
260
𝑥 SD
210 10
280 10
233,33
273,33
15,275
15,275
b. 7 hari Replikasi
F1
Fa
Fb
Fab
1
200
290
250
290
2
220
270
220
270
3
210
280
230
260
𝑥 SD
210 10
280 10
233,33
273,33
15,275
15,275
c. 14 hari Replikasi
F1
Fa
Fb
Fab
1
200
290
250
290
2
220
270
220
270
3
210
280
230
260
𝑥 SD
210 10
280 10
233,33
273,33
15,275
15,275
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d. 21 hari Replikasi
F1
Fa
Fb
Fab
1
200
290
250
290
2
220
270
220
270
3
210
280
230
260
𝑥 SD
210 10
280 10
233,33
273,33
15,275
15,275
e. 28 hari Replikasi
F1
Fa
Fb
Fab
1
200
290
250
290
2
220
270
220
270
3
210
280
230
260
𝑥 SD
210 10
280 10
233,33
273,33
15,275
15,275
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7. Hasil analisis menggunakan program R-3.1.1 1. Uji normalitas data a.
Daya sebar
Keterangan : F1, Fa, Fb, Fab memiliki p > 0,05
b.
Viskositas
data normal
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Keterangan : F1, Fa, Fb, Fab memiliki p > 0,05
c.
Pergeseran viskositas
data normal
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Keterangan : F1, Fa, Fb, Fab memiliki p > 0,05
data normal
2. Uji kesamaan varians a.
Daya sebar
Keterangan : Nilai p > 0,05 b.
Viskositas
Keterangan : Nilai p > 0,05 c.
memiliki kesamaan varians
Pergeseran viskositas
memiliki kesamaan varians
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Keterangan : Nilai p > 0,05
memiliki kesamaan varians
3. Nilai efek masing-masing terhadap respon a.
Daya sebar
Keterangan : Nilai p < 0,05
signifikan
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
Viskositas
Keterangan : Nilai p < 0,05
4. Hasil uji ANOVA a.
Daya sebar
b.
Viskositas
signifikan
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
Pergeseran viskositas
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8. Dokumentasi 1. Emulgel setelah 48 jam pembuatan.
Formula 1
Formula a
Formula b
Formula ab
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Emulgel setelah 1 bulan penyimpanan.
Formula 1
Formula a
Formula b
Formula ab
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Uji Daya Sebar
Uji Viskositas
Ekstrak Kencur
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
BIOGRAFI PENULIS
Penulis dengan nama lengkap Andre Salim dilahirkan pada tanggal 26 Juni 1993 di Pontianak sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Chamilus Salimbo dan Ibu Natasia Septiana. Penulis skripsi berjudul “Formulasi Sediaan Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Dengan Menggunakan Carbopol 940 Sebagai Gelling Agent dan Gliserin Sebagai Humectant” menempuh pendidikan formal di TK Karya Yosef (1997-1999), SD Karya Yosef (1999-2005), SMP St. Petrus (2005-2008), dan SMA St. Petrus, Pontianak (2008-2011). Pada tahun 2011, penulis melanjutkan studi di Program Studi S1 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama 4 tahun perkuliahan, penulis juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan kampus antara lain sebagai seksi acara panitia Aksi Hari Kesehatan dan Lingkungan Hidup (2012), koordinator seksi perlengkapan panitia Welcome Party dan Makrab Kompai (2012), anggota divisi Publikasi dan Informasi kepengurusan DPMF Farmasi (2013-2014), koordinator seksi humas panitia Donor Darah JMKI (2013), ketua panitia perencanaan makrab angkatan 2011 farmasi USD (2015).