PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI PADA SISWA SMP (Analisis Evaluatif Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa Berdasarkan Urutan Kelahiran di SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 dan Implikasinya terhadap Penyusunan Silabus & Modul Bimbingan)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh: Clara Reny Puspitasari NIM 111114021
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN “Jika kita mempunyai mimpi untuk bahagia ayo bersama-sama berjuang meraih mimpi itu”
“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Amsal 17:22)
“Hidup adalah sebuah pilihan” (Clara Reny)
Skripsi ini saya persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus Program Studi Bimbingan dan Konseling Alm. Babe Robertus Suntoro yang bersama Bapa di Surga Ibuku tercinta Agnes Agustin Kakakku PertamaFX. Rendy Danu Hermantoro Kakakku Kedua D. Rudy Yanto N. Adikku Theresia Rhyma Octa Sari Tim Stranas Teman-teman Mahasiswa BK Angkatan 2011 Kekasihku Dewantoro
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI PADA SISWA SMP (Analisis Evaluatif Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa Berdasarkan Urutan Kelahiran di SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 dan Implikasinya terhadap Penyusunan Silabus & Modul Bimbingan)
Clara Reny Puspitasari Universitas Sanata Dharma 2015 Tujuan penelitian ini adalah untuk (1)Menganalisis hasil pendidikan karakter terintergrasi pada siswa SMP N 13 Yogyakarta, (2) Mengidentifikasi nilai karakter apa saja yang belum optimal hasilnya dalam implikasinya terhadap penyusunan silabus dan modul bimbingan karakter, (3) Menganalisis perbedaan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa sulung, tengah, bungsu, dan tunggal di SMP N 13 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Instrumen penelitian yang dipakai adalah kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Siswa SMP dengan jumlah 38 butir item. Aspek-aspek pendidikan karakter siswa di SMP dalam skala ini adalah nilai berhubungan dengan Tuhan (religious), nilai berhubungan dengan diri sendiri, nilai berhubungan dengan sesama, nilai berhubungan dengan lingkungan, dan nilai kebangsaan. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII dan VIII di SMP N 13 Yogyakarta sejumlah 126 dari empat kelas yaitu VII B sejumlah 35 siswa, VII D sejumlah 29 siswa, VIII B sejumlah 29, VIII D sejumlah 33 siswa. Dari beberapa jumlah siswa tersebut ada yang termasuk anak sulung berjumlah 45 siswa, anak tengah sejumlah 25 siswa, anak bungsu sejumlah 46 siswa, anak tunggal sejumlah 10 siswa. Hasil penelitian menunjukkan (1) ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa SMP N 13 Yogyakarta adalah (0,79%) pada kategori sangat baik, (4,76%) pada kategori baik, (76,2%) pada kategori cukup, (17,46%) pada kategori buruk dan (0,79%) pada kategori sangat buruk. Dapat disimpulkan bahwa hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa yang dilaksanakan di SMP N 13 Yogyakarta cukup baik, namun belum optimal. (2) Teridentifikasi pencapaian skornya kurang optimal, 8 butir pendidikan karakter yang termasuk kategori buruk dan 3 butir yang termasuk kategori sangat buruk yang digunakan untuk penyusunan silabus dan modul bimbingan. (3) Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal. Hasil perhitungan uji beda menggunakan analisis varian (ANOVA satu arah) diperoleh hasil F= 0,302 pada pv 0,824. Kata kunci: Pendidikan Karakter, Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi, Urutan Kelahiran.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE RESULTS OF AN INTEGRATED CHARACTER EDUCATION PROGRAM FOR JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS (An Evaluative Analysis of the Results of an Integrated Character Education Program for Junior High School Students Based on Birth Order in SMP Negeri 13 Yogyakarta Academic Year 2013/2014 and its Implication on Syllabus Development and Guidance Module)
Clara Reny Puspitasari Universitas Sanata Dharma 2015 The objectives of this research are to (1) analyze the result of an integrated character education in SMP N 13 Yogyakarta, (2) identify the character values that need to be developed and its implication on the syllabus development and character guidance module, (3) analyze the differences of the results of the integrated character education among the firstborn, middle, last-born and only child of SMP N 13 students in Yogyakarta. This research was a descriptive research. The research instrument was a 38-item questionnaire of the students’ result after joining a character education program. The aspects of character education in junior high school were religious value, self value, societal value, survival value, and nationality value. The subjects in this research were seventh grade students and eighth grade students of SMP N 13 Yogyakarta. The 126 students came from 4 classes, namely 35 students from class VII B, 29 students from class VII D, 29 students from class VIII B, and 33 students from VIII D. From the data there were 45 students categorized as the first-born child in the family, 25 students as middle child, 46 students as last-born child, and 10 students the only child. The result of this research were (1) the achievement outcome of the integrated character education in SMP N 13 Yogyakarta was 0.79 %, or categorized as very good, (4.76%) categorized as good, (76.2%) in fair category, (17.46%) in poor category, and (0.79%) in very poor category. It can be concluded that the result of the integrated character education in SMP N 13 Yogyakarta was in fair category and not yet maximum. (2) The unsatisfying score of the measurement items was identified, in which 8 items were categorized as bad and 3 items were categorized as very bad, and later will be used as the basis for syllabus development and guidance module (3) There were not significant differences of the result of integrated character education on the first-born, middle, last-born and only child. The result of test using One-way ANOVA F= 0,302 pv was 0.824. Keywords: Character Education, The Result of an Integrated Character Education, Birth Order.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas perlindungan, pendampingan, dan doa dalam persiapan, pelaksanaan
serta
penyelesaian penelitian dalam bentuk skripsi ini. Penulis menyadari tanpa ada dukungan, bimbingan dan doa dari banyak pihak maka penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis megucapkan terima kasih yang tulus iklas dari hati yang paling dalam kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M. Si., sebagai Kepala Program Studi
Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan kesabaran hati, menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan memberikan masukan serta dukungan kepada penulis hingga skripsi ini bisa sampai selesai. 2. Bapak dan Ibu Dosen serta Tim Peneliti Stranas Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan motivasi dan membekali berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berarti bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Kepala Sekolah dan guru BK SMP Negeri 13 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan uji coba penelitian bersama Tim Peneliti Stranas. 4. Para Siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta yang telah berpartisipasi dan meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner dalam pengumpulan data. 5. Bapak, Ibu, Kakak dan Adik tercinta Alm. Robertus Suntoro, Agnes Agustin, FX. Rendy Danu Hermantoro, Dominicus Rudy Yanto Neswantoro, Th. Rhyma Octa Sari atas dukungan, doa, perhatian, kasih sayang yang luar biasa serta biaya yang diberikan selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma. 6. Simbah Kakung dan Simbah Uti yang telah memberikan semangat dan doa sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu guru SMK Leonardo Klaten, Pak Pras dan Bu Netty yang selalu memberikan dukungan, semangat yang luar biasa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 8. Ibu Indri yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dalam membimbing statistika dengan lancar. 9. Mas Moko yang telah memberikan pelayanan yang begitu ramah, sabar, humoris selama penulis menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling. 10. Teman-teman angkatan 2011 yang telah memberikan dukungan dan motivasi, secara khusus Dewi, Ocha, Tata, Tika, Pipit, Melani, Arum, Sugeng, Adven,
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................
iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..............
vi
ABSTRAK .........................................................................................................
vii
ABSTRACT ..........................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................
ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xviii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
xix
Bab I PENDAHULUAN .....................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................
8
C. Pembatasan Masalah...........................................................................
9
D. Rumusan Masalah ..............................................................................
10
E. Tujuan Penelitian ................................................................................
10
F. Manfaat Penelitian ..............................................................................
11
G. Definisi Operasional Variabel dan Batasan Istilah .............................
12
Bab II LANDASAN TEORI ...............................................................................
14
A. Hakikat Pendididikan Karakter ..........................................................
14
1. Pengertian Karakter ......................................................................
14
2. Pengertian Pendidikan Karakter ...................................................
15
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Tujuan Pendidikan Karakter .........................................................
16
4. Prinsip – prinsip Pendidikan Karakter ..........................................
16
5. Nilai – nilai Pendidikan Karakter .................................................
17
6. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter ...............................
21
7. Pendidikan Karakter Secara Terpadu di SMP ..............................
23
8. Penyelenggaraan Pendidikan Karakter di SMP ............................
26
9. Faktor – faktor yang mempengaruhi Pendidikan Karakter ..........
30
B. Hakikat Siswa dan Urutan Kelahiran ......................................................
31
1. Definisi Siswa atau Peserta Didik ................................................
31
2. Karakteristik Remaja ....................................................................
32
3. Karakter Siswa atau Peserta Didik SMP ......................................
33
4. Urutan Kelahiran ..........................................................................
34
a. Definisi ..................................................................................
34
b. Anak Sulung ..........................................................................
34
c. Anak Tengah .........................................................................
35
d. Anak Bungsu .........................................................................
36
e. Anak Tunggal ........................................................................
37
5. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Karakter ..............................
38
C. Hakikat Evaluasi Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi.....................
40
1. Definisi Evaluasi Hasil dan Tujuan .............................................
40
2. Ciri-ciri atau Persyaratan Evaluasi Program ................................
41
3. Manfaat Evaluasi Program ...........................................................
42
4. Evaluasi Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi .........................
44
D. Penyusunan Silabus dan Modul Bimbingan ...........................................
45
1. Silabus ..........................................................................................
45
2. Modul Bimbingan .........................................................................
46
E. Hasil Penelitian Relevan .........................................................................
49
F. Kerangka Pikir ........................................................................................
49
G. Hipotesis..................................................................................................
52
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bab III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................
53
A. Jenis Penelitian ........................................................................................
53
B. Subyek Penelitian ....................................................................................
53
C. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ............................
54
1. Cara Pemberian Skor Item ................................................................
55
2. Konstruk Intrumen ............................................................................
55
3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner .................................................
56
a. Validitas .....................................................................................
56
b. Reliabilitas .................................................................................
57
D. Uji Empirik Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter di SMP ...................
59
1. Validitas Kuesioner ...........................................................................
59
2. Reliabilitas Kuesioner .......................................................................
60
E. Prosedur Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data .........................
60
1. Persiapan dan Pelaksanaan ................................................................
60
2. Teknik Analisis Data .........................................................................
61
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................
67
A. Hasil Penelitian .......................................................................................
67
1. Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 ....................
67
2. Mengidentifikasi butir-butir skor hasil pendidikan karakter Terintegrasi yang buruk frekuensi kemunculannya pada siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta dalam implikasinya untuk penyusunan Silabus dan Modul bimbingan ..........................................................
71
B. Analisis Data ...........................................................................................
72
1. Uji Normalitas ...................................................................................
72
2. Uji Homogenitas ...............................................................................
73
3. Uji Hipotesis Penelitian ....................................................................
74
C. Pembahasan Hasil ...................................................................................
76
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Implikasi Hasil Penelitian: Penyusunan Silabus dan Modul Bimbingan ............................................................................
83
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
85
A. Kesimpulan ............................................................................................
85
B. Saran ........................................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
88
LAMPIRAN ........................................................................................................
91
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Pada Siswa Berdasarkan Urutan Kelahiran Di SMP Negeri 13 Yogyakarta .........................................................
xvi
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian Subyek Penelitian Siswa..........................................................
54
Tabel 2. Kriteria Guilford .................................................................................
59
Tabel 3. Koefisien Reliabilitas Instrumen ..........................................................
60
Tabel 4. Kategorisasi PAP Tipe I.......................................................................
63
Tabel 5. Norma Kategori Tingkat Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter.....
64
Tabel 6. Data Urutan Kelahiran .........................................................................
65
Tabel 7. Kategorisasi Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi ..........................
67
Tabel 8. Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Berdasarkan Urutan Kelahiran .............................................................
69
Tabel 9. Kategori Skor Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi ................
71
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Pendidikan Karakter Terintegrasi ....................
73
Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas .......................................................................
74
Tabel 12. Rata-rata Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi .............................
75
Tabel 13. Perbedaan Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Berdasarkan Urutan Kelahiran ............................................................
xvii
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa SMP N 13 Yogyakarta.....................................................
68
Grafik 2. Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Berdasarkan Urutan Kelahiran pada Siswa SMP N 13 Yogyakarta.....................................................
xviii
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter .............................................
91
Lampiran 2 Konstruk Instrument Pendidikan Karakter Terintegrasi .................. 101 Lampiran 3 Tabulasi Data Hasil Pendidikan Karakter Siswa SMP N 13 Yogtakarta .......................................................... 103 Lampiran 4 Data Hasil Uji Validitas Butir Item Pendidikan Karakter ............... 113 Lampiran 5 Penggolongan Item Valid dan Tidak Valid ..................................... 122 Lampiran 6 Tabulasi Penggolongan Item Valid sesudah Uji Coba .................... 124 Lampiran 7 Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Buruk dan Sangat Buruk ........................................ 126 Lampiran 8 Silabus Bimbingan dan Konseling Kelas VII dan VIII ................... 128 Lampiran 9 Modul Bimbingan ............................................................................ 134 Lampiran 10 Surat Ijin Peneliti ........................................................................... 154
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu sehat dan berakhlak mulia seperti yang telah di tuliskan dalam Pasal 3 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sistem Pendidikan Nasional
menegaskan
bahwa
“Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Suyadi, 2013). Pendidikan nasional mengemban misi untuk membangun manusia sempurna untuk membangun bangsa dan jati diri yang utuh dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki materi holistik, serta ditopang oleh pengelolaan dan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
pelaksanaan yang baik. Demikian, pendidikan nasional harus bermutu dan berkarakter. Karakter seseorang terbentuk sejak lahir dan dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan sekitar. Pembentukan karakter terjadi secara sengaja maupun tanpa disengaja oleh diri seseorang yang tercermin dalam perilakunya. Karakter atau watak seseorang dapat dibentuk, dapat dikembangkan dengan pendidikan nilai. Pendidikan nilai akan membawa pada pengetahuan nilai, pengetahuan nilai akan membawa pada proses internalisasi nilai, dan proses internalisasi nilai akan mendorong seseorang untuk mewujudkannya dalam tingkah laku, dan akhirnya pengulangan tingkah laku yang sama akan menghasilkan karakter atau watak seseorang. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan dasar, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan tanggung jawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang, termasuk SMP sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Karakter atau watak itu penting, dapat disimak dari hasil penelitian di Harvard University Amerika Serikat yang memaparkan bahwa kesuksesan hidup seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) yang diperoleh lewat pendidikan, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri yang di dalamnya termasuk karakter dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, bahwa kesuksesan seseorang hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisinya 80% oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill dari pada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk dikembangkan (Adisusilo, 2012). Pendidikan karakter saat ini sudah diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal yaitu sekolah. Berbagai sekolah sudah mencanangkan pendidikan karakter. Sekolah merupakan tempat proses belajar mengajar untuk mendidik, melatih, membimbing peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan serta mengembangkan nilai-nilai karakter yang menjadikan pribadi yang bermartabat. Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Maka dari itu Pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
perlu
dikembangkan
secara
lebih
operasional
4
sehingga mudah
diimplementasikan di sekolah. Pendidikan karakter di sekolah pada dasarnya dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan seharihari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Pendidikan karakter di sekolah juga diintegrasikan pada kegiatan pembinaan kesiswaan. Kegiatan ini merupakan salah satu media yang potensial untuk pendidikan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana dikendalikan
pendidikan dalam
karakter
direncanakan, dilaksanakan,
kegiatan-kegiatan pendidikan
di
sekolah
dan secara
memadai. Namun selama ini pelaksaanaan pendidikan karakter di SMP saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Selain hanya berhenti dalam tataran kognitif, muatan nilai-nilai karakter yang diintegrasikan ke berbagai mata pelajaran sifatnya hanya “tempelan” semata. Nilai-nilai karakter sekedar di tulis di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tanpa menampakkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
dalam proses pembelajarannya. Mengingat begitu penting karakter, maka institusi pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menanamkannya melalui proses pembelajaran. Penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi saat ini. Krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan seks bebas, maraknya angka kekerasan anakanak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek,
dan
penyalahgunaan
obat-obatan,
pornografi,
perkosaan,
perampasan menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum diatasi secara tuntas. Perilaku remaja juga diwarnai dengan gemar menyontek, kebiasaan bullying di sekolah dan tawuran. Akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat lagi dianggap sebagai suatu persoalan sederhana karena tindakan ini telah menjurus kepada tindakan kriminal. Berdasarkan survey nasional yang dilakukan oleh The Ethics of American Youth, dari Josephson Institue of Ethics, diketahui bahwa perilaku siswa dalam jangka waktu 12 bulan yaitu: 82% mengakui bahwa mereka berbohong kepada orang tua, 62% mengakui bahwa mereka berbohong kepada seorang guru, 33% menjiplak tugas dari internet, 60% menipu selama pelaksanaan ujian sekolah, 23% mencuri sesuatu dari seorang teman, dan 28% mencuri sesuatu dari toko (Zubaedi, 2011). Hal tersebut menunjukkan pentingnya pendidikan karakter di sekolah khusus SMP banyak kasus-kasus yang terjadi berkaitan dengan karakter
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
mereka yang perlu dikembangkan dengan baik melalui menanamkan pendidikan karakter, selama ini pendidikan karakter yang di berikan di sekolah baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Perlu dilakukan evaluasi komprehensif tentang efektivitas pendidikan karakter yang telah berlangsung dengan sistem terintegrasi di SMP. Maka sasaran pendidikan karakter di sekolah yaitu siswa SMP. Dilihat dari perkembangannya siswa SMP tergolong ke dalam fase remaja awal, remaja merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Masa remaja ini merupakan masa menemukan jati diri, jadi sangat rawan sekali untuk terpengaruh pergaulan remaja, kenakalan remaja, serta berbagai masalah yang berkaitan dengan karakter karena masa remaja ini mereka akan melakukan banyak pemberontakan dan mencari kesenangan sesuai yang diinginkan. Siswa sebagai pelajar di SMP terdiri dari berbagai macam status urutan kelahiran anak dalam keluarga dan karakteristik yang berbeda-beda. Status urutan anak sulung, anak sulung merupakan anak pertama dari sebuah keluarga mempunyai karakteristik yang unik karena anak sulung merupakan anak yang ditunggu-tunggu oleh keluarga yang menjadi harapan bagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
keluarga. Anak sulung mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang penuh dari orang tua dan keluarga, maka karakter yang dimiliki anak sulung unik. Maka ada anggapan bahwa anak sulung mempunyai karakteristik lebih baik daripada adik-adiknya (Fikriawati, 2007) Anak tengah merupakan anak yang lahir diantara anak sulung dan anak bungsu pada keluarga. Kedudukan anak tersebut berada pada kedudukan terjepit. Anak tengah lebih mudah membina relasi dibanding anak sulung dan bungsu. Anak bungsu merupakan anak terakhir pada keluarga. Anak bungsu mempunyai karakteristik sebagai anak manja karena menjadi pusat perhatian orang tua, kakak-kakaknya maupun orang lain. Dengan mendapatkan perhatian terus menerus mengakibatkan sifat-sifat anak ini menjadi kekanakkanakan, cepat putus asa dan emosi. Anak bungsu biasanya lucu dan menarik perhatian orang lain. Mengenai anak tunggal yang pada umunya merupakan anak satu-satunya dalam keluarga menjadikan anak yang manja kepada orang tuanya karena hanya ia yang menjadi pusat perhatian dari orang tua. Melihat urutan kelahiran siswa dapat berpengaruh terhadap pendidikan karakter di sekolah. Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter diberikan di sekolah lewat mata pelajaran, kegiataan pembinaan kesiswaan, manajemen sekolah yang telah di sampaikan pihak sekolah. Menjadikan tolok ukur untuk melihat efektivitas hasil pendidikan karakter yang ada di sekolah apakah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
efektivitas hasil pendidikan itu sudah mencapai hasil yang maksimal atau malah belum mencapai hasil?. Oleh sebab itu, SMP Negeri 13 Yogyakarta adalah salah satu sekolah yang menjadi penelitian pendidikan karakter terintegrasi secara nasional. Berdasarkan penelitian sewaktu melakukan penelitian pendidikan karakter peneliti melihat gambaran mengenai evaluasi hasil pendidikan karakter di SMP Negeri 13 Yogyakarta apakah ada perbedaan hasil pendidikan karakter dilihat dari urutan kelahiran siswa di sekolah. Setelah melihat semua hal di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat
judul
“HASIL
PENDIDIKAN
KARAKTER
TERINTEGRASI PADA SISWA SMP” (Analisis Evaluatif Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa Berdasarkan Urutan Kelahiran di SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 dan Implikasinya terhadap Penyusunan Silabus & Modul Bimbingan)” dalam penelitian skripsi ini.
B. Identifikasi Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan efektivitas hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut: 1. Fungsi pendidikan nasional menyangkut pembentukan watak belum teruji. 2. Pendidikan watak di sekolah belum efektif dalam pelaksanaannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
3. Pendidikan nilai di sekolah kurang nampak dan sangat minim. 4. Proses pendidikan karakter belum berjalan sebagaimana mestinya di sekolah. 5. Nilai-nilai pendidikan karakter hanya di pahami secara kognitif sampai ada penghayatan afektif tanpa ada penerapan langsung di sekolah. 6. Pelaksanaan pendidikan karakter belum menunjukkan hasil
yang
memuaskan. 7. Ada indikasi perbedaan efektifitas hasil pendidikan karakter pada siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal di SMP Negeri 13 Yogyakarta. 8. Perbedaan hasil pendidikan karakter pada siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal di SMP Negeri 13 Yogyakarta.
C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada menjawab masalahmasalah yang termuat pada butir nomer 6, 7, 8 yang teridentifikasi di atas khususnya masalah mengenai seberapa efektif hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal di SMP Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
D. Rumusan Masalah Adapun rumusah masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Seberapa baik hasil pencapaian pendidikan karakter terintegrasi pada siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta? 2. Butir-butir pendidikan karakter mana yang terindikasi belum optimal hasilnya yang berdampak implikatif terhadap penyusunan silabus dan modul bimbingan? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal di SMP Negeri 13 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu: 1. Menganalisis hasil pendidikan karakter terintergrasi pada siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta. 2.
Mengidentifikasi nilai karakter apa saja yang belum optimal hasilnya dalam implikasinya terhadap penyusunan silabus dan modul bimbingan karakter.
3. Menganalisis perbedaan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal di SMP Negeri 13 Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
F. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap pengembangan pengetahuan mengenai pendidikan karakter terintegrasi pada siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Serta sebagai wacana untuk membuat silabus dan modul bimbingan mengenai cara yang dapat digunakan oleh sekolah dalam meningkatkan pendidikan karakter. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kepala sekolah dan para guru SMP Negeri 13 Yogyakarta Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur yang dapat digunakan oleh sekolah untuk melihat seberapa efektif pencapaian hasil pendidikan karakater terintegrasi pada siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal yang ada di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Selain itu, sekolah juga dapat menentukan langkah-langkah yang dapat diberikan kepada siswa untuk dapat meningkatkan pendidikan karakter yang ada dalam diri siswa tersebut. b. Bagi siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta Para siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta ini dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk melihat seberapa efektif hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
pendidikan karakter terintegrasi pada siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal yang ada dalam diri mereka dan memikirkan kiat-kiat untuk mengatasinya. c. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui dan memahami bagaimana efektivitas hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal di SMP Negeri 13 Yogyakarta dan dapat mengusulkan penyusunan silabus dan modul bimbingan yang sesuai bagi mereka.
G. Definisi Operasional Variabel dan Batasan Istilah Adapun definisi operasional variabel dan batasan istilah dalam penelitian ini yaitu: 1. Karakter adalah nilai-nilai universal perilaku atau sikap manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat. 2. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. 3. Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi adalah pencapaian karakter atau watak yang dihasilkan dari pendidikan karakter di sekolah yang dipadukan didalam mata pelajaran saat proses pembelajaran yang diterima oleh siswa, sehingga dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat menunjukkan perilaku sesuai dengan nilai karakter yang diharapkan. 4. Evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi adalah upaya menilai, mengukur, dan menakar seberapa jauh capaian indikator keberhasilan pendidikan karakter sebagaimana dipaparkan dalam pedoman pendidikan karakter yang dicanangkan oleh Direktorat Kementerian Pendidikan Nasional. 5. Siswa atau Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 6. Urutan Kelahiran adalah posisi anak dalam keluarga yaitu anak sulung, anak tengah, anak bungsu dan anak tunggal. 7. Anak sulung adalah anak pertama dalam keluarga. 8. Anak tengah adalah anak yang lahir ditengah antara anak sulung dan anak
bungsu dalam keluarga. 9. Anak bungsu adalah anak urutan terakhir dalam keluarga. 10. Anak Tunggal adalah anak satu-satunya yang ada dalam keluarga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dipaparkan hakikat pendidikan karakter, hakikat siswa serta status urutan kelahiran, hakikat evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi dan penyusunan silabus serta modul bimbingan. A. Hakikat Pendidikan Karakter 1. Pengertian Karakter Kata “character” berasal dari bahasa Yunani charassein, yang berarti to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas. Character kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan melahirkan suatu pandangan bahwa karakter adalah pola perilaku yang bersifat individual, keadaan moral seseorang. Secara etimologis, kata karakter bisa berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang. Orang berkarakter berarti orang yang memiliki watak, kepribadian, budi pekerti atau akhlak. Seperti ini berarti karakter identik dengan kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri atau karakteristik atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari proses alamiah sebagai hasil yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan sejak lahir. Setelah melewati tahap anak-anak, seseorang memiliki karakter dengan perilaku yang ada di sekitar dirinya (Daryanto dan Darmiatun, 2013).
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Karakter
15
menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati,
jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
watak”.
Adapun
berkarakter
adalah
berkepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan
negara
serta
dunia
internasional
pada
umumnya
mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai
dengan dengan
kesadaran, emosi dan motivasi perasaannya (Suyanto, 2010). Berdasarkan dari uraian pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa karakter adalah pola perilaku yang bersifat individual yang membentuk watak atau kepribadian yang bersifat khas yang membedakan seseorang dengan orang yang lain. 2. Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Sudrajat (2010), pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. 3. Tujuan Pendidikan Karakter Pendidikan
karakter
bertujuan
untuk
meningkatkan
mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan
dan
menggunakan
pengetahuannya,
mengkaji
dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Suyanto, 2010). 4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan Nasional (2010), menyatakan bahwa pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter; b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku; c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter; d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik; f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses; g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik; h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama; i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter; j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter; k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter posisitf dalam kehidupan peserta didik. 5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Menurut Suyanto (2010),
ada 20 nilai
karakter
utama
yang
disarikan dari butir-butir SKL SMP (Permen Diknas nomor 23 tahun 2006) dan SK/KD (Permen Diknas nomor 22 tahun 2006) yaitu: a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (Religius) Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri 1) Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain. 2) Bertanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME. 3) Bergaya hidup sehat Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. 4) Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5) Kerja keras Perilaku yang mengatasi
menunjukkan
berbagai
hambatan
upaya
sungguh-sungguh dalam
guna menyelesaikan
(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
tugas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
6) Percaya diri Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya. 7) Berjiwa wirausaha Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali
produk
baru,
menentukan
cara produksi
baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. 8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki. 9) Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 10) Ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 11) Cinta ilmu Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama 1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain. Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain. 2) Patuh pada aturan-aturan sosial Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum. 3) Menghargai karya dan prestasi orang lain Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang
berguna
bagi
masyarakat, dan
mengakui
dan
menghormati keberhasilan orang lain. 4) Santun Sifat yang halus dan baik
dari sudut pandang tata bahasa
maupun tata perilakunya ke semua orang. 5) Demokratis Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat
yang
membutuhkan. e. Nilai kebangsaan Cara
berpikir,
bertindak,
dan
wawasan
yang
menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 1) Nasionalis Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
dan
penghargaan
yang
tinggi terhadap
bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. 2) Menghargai keberagaman Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama. 6. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter Keberhasilan
program
pendidikan
karakter
dapat
diketahui
terutama melalui pencapaian butir-butir Standar Kompetensi Lulusan oleh peserta didik yang meliputi sebagai berikut: a. Mengamalkan
ajaran
agama
yang
dianut
perkembangan remaja; b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri; c. Menunjukkan sikap percaya diri;
sesuai
dengan tahap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
d. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas; e. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional; f. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif; g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif; h. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri
sesuai dengan
potensi yang dimilikinya; i. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; j. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial; k. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab; l. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia; m. Menghargai karya seni dan budaya nasional; n. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya; o. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik; p. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun; q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat; r. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana; s. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana; t. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah; u. Memiliki jiwa kewirausahaan. 7. Pendidikan Karakter Secara Terpadu di SMP Berdasarkan pedoman Kementerian Pendidikan Nasional (2010), pendidikan karakter secara terpadu di SMP dilaksanakan melalui proses pembelajaran, manajamen sekolah, dan kegiatan pembinaan kesiswaan. a. Pendidikan karakter secara terpadu dalam pembelajaran Pendidikan karakter secara terpadu di dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikan perilaku. Pada struktur kurikulum SMP, dasar setiap mata pelajaran memuat materi-materi yang berkaitan dengan karakter. Secara subtantif, setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kedua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilainilai. Integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran di SMP mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. b. Pendidikan karakter secara terpadu melalui manajemen sekolah Pada konteks dunia pendidikan, yang dimaksud dengan manajemen pendidikan sekolah adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dalam upaya untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan itu sendiri. Penyelenggaraan pendidikan karakter memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan yang dimaksudkan adalah bagaimana pembentukan karakter dalam pendidikan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan secara
memadai.
Unsur-unsur
pendidikan
karakter
yang
akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan tersebut antara lain meliputi: (1) nilai-nilai karakter kompetensi lulusan, (2) muatan kurikulum nilai-nilai karakter, (3) nilai-nilai karakter dalam pembelajaran, (4) nilai-nilai karakter pendidik dan tenaga kependidikan, dan (5) nilainilai karakter pembinaan kepesertadidikan. Beberapa contoh bentuk kegiatan pendidikan karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah antara lain: (1) pelanggaran tata tertib yang berimplikasi pada pengurangan nilai dan hukuman/pembinaan, (2) penyediaan tempat-tempat pembuangan sampah, (3) penyelenggaraan kantin kejujuran, (4) penyediaan kotak saran, (5) penyediaan sarana ibadah dan pelaksanaan ibadah, misalnya: shalat dhuhur berjamaah, (6) Salim-taklim (jabat tangan) setiap pagi saat siswa memasuki gerbang sekolah, (7) pengelolaan dan kebersihan ruang kelas oleh siswa, dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya. c. Pendidikan karakter secara terpadu melalui kegiatan pembinaan kesiswaan Kegiatan pembinaan kesiswaan adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Visi kegiatan pembinaan kesiswaan adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi kegiatan pembinaan kesiswaan adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengeskpresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok. 8. Penyelenggaraan Pendidikan Karakter di SMP Berdasarkan pedoman pendidikan karakter Kementerian Pendidikan Nasional (2010), penyelenggaraan pendidikan karakter di SMP dilakukan secara terpadu melalui 3 (tiga) jalur, yaitu: Pembelajaran, Manajemen Sekolah, dan Kegiatan pembinaan kesiswaan. Langkah pendidikan karakter meliputi: Perancangan, Implementasi, Evaluasi, dan Tindak lanjut. a. Perancangan Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahap penyusunan rancangan antara lain: 1) Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan karakter, yaitu nilai-nilai/perilaku yang perlu dikuasai, dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan karakter peserta didik direalisasikan dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu (a) terpadu dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
pembelajaran pada mata pelajaran; (b) terpadu dengan manajemen sekolah; dan (c) terpadu melalui kegiatan pembinaan kesiswaan. 2) Mengembangkan materi pendidikan karakter untuk setiap jenis kegiatan di sekolah. 3) Mengembangkan rancangan pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah (tujuan, materi, fasilitas, jadwal, pengajar/fasilitator, pendekatan pelaksanaan, evaluasi). 4) Menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah. Perencanaan kegiatan program pendidikan karakter di sekolah mengacu pada jenis-jenis kegiatan, yang setidaknya memuat unsur-unsur: tujuan, sasaran kegiatan, substansi kegiatan, pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, mekanisme pelaksanaan, keorganisasian, waktu dan tempat, serta fasilitas pendukung. b. Implementasi 1) Pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada semua mata pelajaran. Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan) diimplementasikan dalam pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang terkait, seperti Agama, PKn, IPS, IPA, Penjas Orkes, dan lain-lainnya. Hal ini dimulai dengan pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, akhirnya ke
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
pengamalan nilai secara nyata oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. 2) Pembentukan karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah . Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan lain-lain) diimplementasikan dalam aktivitas manajemen sekolah, seperti pengelolaan: siswa, regulasi/peraturan sekolah, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keuangan, perpustakaan, pembelajaran, penilaian, dan informasi, serta pengelolaan lainnya. 3) Pembentukan karakter yang terpadu dengan Kegiatan pembinaan kesiswaan. Beberapa kegiatan pembinaan kesiswaan yang memuat pembentukan karakter antara lain: a) Olah raga (sepak bola, bola voli, bulu tangkis, tenis meja, dan lain-lain), b) Keagamaan (baca alkitab, ibadah, dan lain-lain), c) Seni budaya (menari, menyanyi, melukis, teater), d) KIR, e) Kepramukaan, f) Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta didik (LDKS), g) Palang Merah Remaja (PMR), h) Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA), i) Pameran, Lokakarya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
j) Kesehatan, dan lain-lainnya. c. Monitoring Monitoring merupakan serangkaian kegiatan untuk memantau proses pelaksanaan program pembinaan pendidikan karakter. Fokus kegiatan monitoring adalah pada kesesuaian proses pelaksanaan program pendidikan karakter berdasarkan tahapan atau prosedur yang telah ditetapkan. Evaluasi cenderung untuk mengetahui sejauhmana efektivitas program pendidikan karakter berdasarkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Hasil monitoring digunakan sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses pelaksanaan program pendidikan karakter. Monitoring
dan
evaluasi
secara
umum
bertujuan
untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas program pembinaan pendidikan karakter sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Secara rinci tujuan monitoring dan evaluasi pembentukan karakter adalah sebagai berikut: 1) Melakukan
pengamatan
dan
pembimbingan
secara
langsung
keterlaksanaan program pendidikan karakter di sekolah. 2) Memperoleh gambaran mutu pendidikan karakter di sekolah secara umum. 3) Melihat kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program dan mengidentifikasi masalah yang ada, dan selanjutnya mencari solusi yang komprehensif agar program pendidikan karakter dapat tercapai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
4) Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk menyusun rekomendasi terkait perbaikan pelaksanaan program pendidikan karakter ke depan. 5) Memberikan masukan kepada pihak yang memerlukan untuk bahan pembinaan dan peningkatan kualitas program pembentukan karakter. 6) Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program pembinaan pendidikan karakter di sekolah. d. Tindak lanjut Hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program pembinaan pendidikan karakter digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan program, mencakup penyempurnaan rancangan, mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekolah yang terkait dengan implementasi program (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010). 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter Menurut Zubaedi (2011) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter, yaitu: a. Insting (naluri) Aneka corak refleksi sikap, tindakan, dan perbuatan manusia dimotivasi oleh potensi kehendak yang dimotori oleh naluri seseorang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
b. Adat atau kebiasaan Adat atau kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan secara berulangulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, berolahraga, dan lain sebagainya. c. Keturunan Secara langsung atau tidak langsung keturunan sangat mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. d. Lingkungan Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan di mana seseorang berada. B. Hakikat Siswa dan Urutan Kelahiran Anak 1. Definisi Siswa atau Peserta Didik Menurut Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Desmita, 2012). Dalam persektif pedagogis, peserta didik di artikan sebagai sejenis makhluk “homo educandum”, makhluk yang menghajat pendidikan. Dalam pengertian ini, peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten, sehingga di butuhkan binaan dan bimbingan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
mengaktualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap (Desmita, 2012). Menurut Sardiman (2014), siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Siswa didiklah yang menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih citacita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapai secara optimal. 2. Karakteristik Remaja Masa remaja sering dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erikson disebut dengan identitas ego (Hartinah, 2011). Hal tersebut terjadi karena masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anakanak dan masa kehidupan orang dewasa. Karakteristik remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga seringkali ingin mencoba-coba, menghayal, dan merasa gelisah, serta berani melakukan pertentangan jika dirinya merasa disepelekan atau “tidak dianggap”. Oleh karena itu, remaja sangat memerlukan keteladanan, konsistensi, serta komunikasi yang tulus dan empatik dari orang dewasa. Seringkali remaja melakukan perbuatan-perbuatan menurut normanya sendiri karena terlalu banyak menyaksikan ketidakkonsistenan di masyarakat yang dilakukan oleh orang dewasa/orang tua, antara apa yang sering dikatakan dalam berbagi forum dengan kenyataan nyata dilapangan. Kata-kata moral
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
didengungkan di mana-mana, tetapi kemaksiatan juga disaksikan dimanamana oleh remaja (Hartini, 2011). 3. Karakteristik Siswa atau Peserta Didik SMP Setiap peserta didik memiliki ciri dan sifat atau karakteristik yang diperoleh lingkungan. Agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal guru perlu memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik yang dimiliki sejak lahir baik menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Menurut Desmita (2012), anak usia sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun). Terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu: a. Terjadi ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan. b. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder. c. Kecenderungan ambivalensi, antara keingiann menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keiginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua. d. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa. e. Mulai mempertanyakan secara skeptik mengenai eksistensi dan sigat kemurahan dan keadilan Tuhan. f. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
g. Mulai mengembangkan standard dan harapan terhadap perilaku dari sendiri yang sesuai dengan dunia sosial. h. Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas. 4. Urutan Kelahiran a. Definisi Kehadiran anak sangat penting bagi keluarga dan anak menduduki posisi tertentu berdasarkan urutan kelahiran serta mempunyai pengaruh dalam perkembangan selanjutnya. Menurut Adler (Semiun, 2013) mengemukakan beberapa hipotesis umum mengenai urutan kelahiran. Adler menunjukkan perbedaan-perbedaan antara anak sulung, tengah anak bungsu dan anak tunggal. Urutan kelahiran adalah posisi anak dalam keluarga yaitu anak sulung, anak bungsu, anak tengah dan anak tunggal. b. Anak Sulung Anak sulung merupakan anak yang lahir pertama. Anak sulung menempatkan posisi yang istimewa, karena kelahirannya ditunggutunggu oleh anggota keluarga. Keistimewaan posisinya membuat karakter anak sulung unik. Anak sulung mendapatkan kasih sayang, perhatian yang cukup banyak dari ayah dan ibunya. Anak sulung juga memiliki beban yang cukup berat dari orang tuanya karena menaruh harapan dan tanggung jawab yang besar kepada anak sulung (Semiun, 2013).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Kepribadian anak sulung atau anak pertama yaitu: 1) Berperilaku secara matang karena berhubungan dengan orang-orang dewasa dan memikul tanggung jawab. 2) Cenderung mengikuti kehendak dan tekanan kelompok dan mudah dipengaruhi untuk mengikuti kehendak orang tua. 3) Mengembangkan kemampuan memimpin sebagai akibat dari harus memikul tanggung jawab. Tetapi ini sering disanggah dengan kecenderungan untuk menjadi “bos”. 4) Berprestasi tinggi karena tekanan dan harapan orang tua. 5) Kurang agresif atau kurang berani karena perlindungan orang tua yang berlebihan. 6) Mandiri dan Tepat waktu. (Hurlock, 1980) c. Anak Tengah Anak tengah merupakan anak yang lahir di antara anak sulung dan bungsu. Anak tengah yang terkenal dengan keterampilan mereka bernegosiasi. Karena posisi yang "terjepit" maka mereka ingin mendapatkan perhatian dari orang tua atau orang-orang lain di sekitarnya. Anak tengah cukup sulit untuk dijabarkan, namun mereka cenderung kebalikan dari saudara mereka yang lebih tua (Semiun, 2013).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Kepribadian anak tengah yaitu: 1) Cenderung lebih mandiri sehingga dapat membentuk karakternya
sendiri. 2) Karena terabaikan, anak kedua atau tengah cenderung mempunyai
motivasi tinggi, bisa dalam hal prestasi maupun sosialisasi. 3) Mempunyai tanggung jawab yang lebih sedikit dibanding tanggung
jawab anak pertama. 4) Aturan yang diterapkan lebih longgar. Anak tengah umurnnya
diperbolehkan melakukan hal-hal tertentu dengan sedikit batasan. 5) Berjiwa petualang. Suka berteman dan hidup berkelompok. 6) Cenderung lebih ekspresif. Berambisi untuk melampaui kakaknya,
terlebih bila jarak usianya berdekatan. 7) Fleksibel dan cinta damai. 8) Memiliki bakat seni. 9) Lebih mudah menyesuaikan diri dibandingkan kakaknya. 10) Cenderung merasa tidak disayang orang tua dan merasa tidak bisa
lebih baik daripada kakaknya. (Hurlock, 1980) d. Anak Bungsu
Anak bungsu adalah urutan terakhir kelahiran anak dalam keluarga. Menurut Adler (Semiun, 2012) anak bungsu sering merupakan anak yang sangat dimanjakan dan akibatnya menghadapi risiko tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
untuk menjadi anak yang bermasalah. Anak bungsu memiliki perasaan inferioritas yang kuat dan tidak memiliki perasaan independensi. Anak bungsu sangat termotivasi untuk mengungguli saudara kandungnya yang lebih tua. Kepribadian anak bungsu atau terakhir yaitu : 1) Cenderung keras dan banyak menuntut sebagai akibat dari kurang ketatnya disiplin dan dimanjakan oleh anggota keluarga. 2) Kerap merasa inferior (rendah diri), tidak sehebat kakak-kakaknya. 3) Cenderung tidak dewasa dan kurang bertanggung jawab. 4) Dianggap sebagal “anak kecil” terus menerus. 5) Hanya diberi sedikit tanggung jawab dalam keluarga. 6) Mengalami hubungan sosial yang baik dan biasanya popular tetapi jarang menjadi pemimpin karena kurangnya kemauan untuk memikul tanggung jawab. (Hurlock, 1980) e. Anak Tunggal Anak Tunggal berada dalam posisi unik dalam hal daya saing, yaitu tidak bersaing dengan saudara-saudaranya. Hidup dalam dunia bersaing dewasa, mereka sering membentuk rasa superioritas yang tinggi dan konsep diri yang besar. Menurut Adler (Feist dan Feist, 2010) bahwa bisa saja anak tunggal kurang memiliki sifat kerjasama, bersikap parasit, serta mengharapkan orang lain untuk memanjakan dan melindungi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
mereka. Akan tetapi sifat positif yang dimiliki oleh anak bungsu yaitu matang secara sosial bagaimana mereka bisa menjalin relasi dengan teman sebanyak mungkin. Dari berbagai kepribadian yang telah diungkapkan diatas ada berbagai macam pembentukan karakter pada anak sulung, tengah, bungsu dan tunggal terkait dengan penanaman nilai-nilai karakter yang ada di sekolah. Anak sulung sebagai anak pertama yang mempunyai jiwa memimpin, bertanggung jawab, mandiri. Anak tengah mempunyai keterampilan dalam bernegoisasi serta anak tengah cenderung mandiri, jiwa berpetualangan, cinta damai. Anak bungsu sebagai anak terakhir yang dimanjakan oleh orang tua serta mempunyai karakteristik percaya diri. Serta anak tunggal yang mempunyai sifat positif matang secara sosial. 5. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Karakter Orang tua sangat berperan penting pada pembentukan karakter anak dalam keluarga. Keluarga merupakan tempat utama anak mendapatkan pendidikan yang pertama. Orang tua berkewajiban untuk memberikan contoh atau teladan, memberitahu atau mengingatkan, mengajar, membiasakan, berperan serta atau terlibat dan memberikan wewenang dan tanggung jawab pada anak. Cara orang tua dalam mendidik anaknya agar dapat mencapai tujuan
yang
diharapkan
seperti
mengantarkan
anak
pada
tahapan
perkembangan sesuai dengan pertambahan usia dan tugas perkembangannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
secara utuh dan optimal dipengaruhi oleh pola asuh. Pola asuh orang tua menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak dalam keluarga. Pola asuh merupakan interaksi antara pengasuhan dan anak, yang meliputi pemeliharaan (memberi makan, membesarkan, melindungi) dan melatih bersosialisasi, mengajarkan perilaku yang umum dan dapat diterima oleh masyarakat. Dalam mengasuh anak, terkadang orang tua memperlakukan anak-anaknya secara berbeda dipengaruhi oleh urutan kelahiran anak tersebut, pola perlakuan yang khas terhadap anak sulung, anak tengah, anak bungsu dan anak tunggal (Fikriawati, 2007). Menurut Hurlock (1980), orang tua sebagai pangkal keluarga tentunya sangat berperan dalam pembentukkan dasar-dasar kepribadian, karena orang tua merupakan model identifikasi bagi sang anak, menyatakan bahwa model atau cara orang tua mengasuh yang terkenal dengan pola asuh. Ada 3 macam pola asuh yaitu: a. Pola Asuh Autoritarian /Otoriter, yaitu gaya pola asuh yang membatasi dan bersifat menghukum yang mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk orang tua dan untuk menghormati pekerjaan dan usaha. Orang tua yang bersifat autotarian membuat batasan dan kendali yang tegas terhadap remaja dan hanya melakukan sedikit komunikasi verbal. Pola asuh autotarian berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang tidak cakap (Santrock, 2003).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
b. Pola Asuh Autoritatif/Demokratis, yaitu pola asuh orang tua yang mendorong
remaja
untuk
bebas
tetapi
memberi
batasan
dan
mengendalikan tindakan-tindakan mereka. Komunikasi verbal timbal balik bisa berlangsung dengan bebas, dan orang tua bersikap hangat dan bersifat membesarkan hati remaja. Pola asuh autoritatif berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang kompeten (Santrock, 2003). c. Pola Asuh Permisif, ada 2 macam yaitu 1) Pola asuh permisif tidak peduli, yaitu suatu pola di mana si orang tua sangat tidak campur dalam kehidupan remaja. Hal ini berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang tidak cakap, terutama kurang pengendalian diri. 2) Pola asuh permisif-memanjakan, yaitu suatu pola di mana orang tua sangat terlibat dengan remaja tetapi sedikit sekali menuntut atau mengendalikan mereka. Pola asuh seperti ini cenderung membiarkan remaja melakukan hal-hal apa saja yang ia inginkan dan akibatnya remaja tidak bisa mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu mengharapkan agar semua keinginan dituruti. C. Hakikat Evaluasi Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi 1. Pengertian Evaluasi Hasil dan tujuan Evaluasi merupakan kegiataan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas program pendidikan karakter berdasarkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi hasil merupakan jenis evaluasi program yang paling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
tua. Pada mulanya yang dimaksud evaluasi identik, ialah evaluasi hasil. Evaluasi hasil dimaksud sebagai hasil belajar dalam pengertian pengetahuan yang dapat diserap oleh peserta didik. Jumlah pengetahuan yang dimiliki peserta didik merupakan indikator keberhasilan suatu program pembelajaran. Makin banyak pengetahuan yang dimiliki peserta didik makin tinggi tingkat keberhasilan suatu program pembelajaran (Arikunto, S. & Jabar. C. P., 2014). 2. Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program Arikunto, S. & Jabar. C. P. (2014) menjelaskan evaluasi evaluatif memiliki ciri-ciri dan persyaratan sebagai berikut: a. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi penelitian pada umumnya. b. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara sistematis, yaitu memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjang keberhasilan kinerja dari objek yang dievaluasi. c. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dari objek yang dievaluasi, perlua adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan program. d. Menggunakan standar, kriteria, atau tolok ukur sebagai perbandingan dalam menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
e. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata lain, dalam melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada tujuan program kegiatan sebagai standar, kriteria, atau tolok ukur. f. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci untuk mengetahui bagaimana dari program yang belum terlaksana, maka perlu ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen, sampai pada indikator dari program yang dievaluasi. g. Standar kriteria, atau tolok ukur diterapkan pada indikator, yaitu bagian yang paling kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan dari proses kegiatan. h. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat. 3. Manfaat Evaluasi Program Dalam organisasi pendidikan, evaluasi program dapat disamaartikan dengan kegiatan supervisi. Secara singkat, supervisi dapat diartikan sebagai upaya mengadakan peninjauan untuk memberikan pembinaan, maka evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yakni mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberikan pembinaan yang tepat pula.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Berdasarkan pengertian di atas, supervisi sekolah yang diartikan sebagai evaluasi program, dapat disamartikan dengan validasi lembaga dan akreditasi. Evaluasi program merupakan langkah awal dari proses akreditasi dan validasi lembaga. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi program pendidikan adalah supervisi pendidikan dalam pengertian khusus, tertuju pada lembaga secara keseluruhan. Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dari kebijakan lanjutan program, karena dari masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan. Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendari dari evaluator untuk pengambil keputusan. Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu: a. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan. b. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan (terdapat kesalahan, tetapi hanya sedikit). c. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
d. Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempat-tempat lain atau mengulangi program di lain waktu), karena program tersebut berhasil dengan baik, maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain (Arikunto. S. & Jabar C. P., 2014). 4. Evaluasi Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi), juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikan perilaku (Suyanto, 2010). Evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi adalah upaya menilai, mengukur, dan menakar seberapa jauh capaian indikator keberhasilan pendidikan karakter sebagaimana dipaparkan dalam pedoman pendidikan karakter yang dicanangkan oleh Direktorat Kementerian Pendidikan Nasional. Evaluasi program pendidikan karakter terintegrasi dilakukan untuk mengetahui apakah program yang dilakukan itu sesuai dengan tujuan dan pedoman pendidikan karakter. Ketika hasil pencapaian pendidikan karakter kurang optimal maka dilakukan suatu cara untuk meningkatkan hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
pendidikan karakter yang melibatkan semua warga sekolah dari kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa-siswi (Suyanto, 2010). D. Penyusunan Silabus dan Modul Bimbingan Melalui hasil penelitian ini, peneliti akan menyusun silabus dan modul bimbingan yang akan dapat membantu siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal mencapai pendidikan karakter yang sesuai dan optimal. Silabus dan Modul bimbingan ini akan memuat topik-topik bimbingan yang termuat dalam butirbutir nilai-nilai karakter yang dirasa nilai-nilai karakter itu perlu dikembangkan oleh siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal. 1. Silabus Silabus dikembangkan dengan rujukan utama Standar Isi (Permen Diknas nomor 22 tahun 2006). Silabus memuat SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dirumuskan di dalam silabus pada dasarnya ditujukan untuk memfasilitasi peserta didik menguasai SK/KD. Agar juga memfasilitasi terjadinya pembelajaran yang membantu peserta didik mengembangkan karakter, setidak-tidaknya perlu dilakukan perubahan pada tiga komponen silabus berikut: a. Penambahan dan/atau modifikasi kegiatan pembelajaran sehingga ada kegiatan pembelajaran yang mengembangkan karakter.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
46
Penambahan dan/atau modifikasi indikator pencapaian sehingga ada indikator yang terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal karakter.
c. Penambahan dan/atau modifikasi teknik penilaian sehingga ada teknik penilaia yang dapat mengembangkan dan/atau mengukur perkembangan karakter 2. Modul Bimbingan a. Pengertian Modul Modul (Afiantin dkk, 2013) yaitu sebuah panduan yang berisi tentang pokok bahasan, materi, kegiatan, dan prosedur untuk sebuah pelatihan atau bimbingan. b. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan modul sebagai berikut: 1) Menyusun Pokok Bahasan Menentukan pokok bahasan yang sesuai dengan tujuan pelatihan. 2) Membuat Materi Langkah kedua adalah membuat materi sesuai pokok bahasan yang disusun dari bahan ajar, tulisan-tulisan dari media, buku-buku, pengalaman dan intuisi fasilitator, serta dari sumber lain yang relevan. Materi disusun singkat, padat, dan mampu memancing rasa ingin tahu dan kreativitas peserta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
3) Menentukan Kegiatan Langkah ketiga yaitu menentukan kegiatan yang sesuai dan selaras dengan materi yang telah disusun. 4) Menentukan Tujuan Umum/Khusus Menentukan tujuan adalah menentukan hal-hal yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan umum adalah hal besar/umum yang ingin diwujudkan, sedangkan tujuan khusus adalah pencapaian secara spesifik/khusus. 5) Menentukan Alat dan Bahan Langkah kelima adalah menentukan alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan secara terperinci. 6) Menentukan Objek Menentukan siapa objek yang ingin diberikan suatu layanan. 7) Waktu Menentukan lamanya waktu kegiatan yang akan dilakukan. Sebaiknya waktu disesuaikan dengan jumlah yang telah ditentukan dalam jadwal, tidak kurang dan tidak lebih. Jadwal yang semakin detail akan sangat membantu fasilitator menjalankan kegiatan. 8) Menentukan Alur Kegiatan (prosedur) Menentukan alur kegiatan yang dimaksudkan merinci tahapan kegiatan secara terstruktur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
9) Menentukan Metode Metode merupakan penggambaran umum terhadap cara kegiatan dijalankan. 10) Evaluasi Evaluasi menegaskan cara melakukan penilain terhadap indikator keberhasilan kegiatan. Di sini, dituliskan tentang apa dan bagaimana evaluasi dilakukan. 11) Catatan Catatan fasilitator merupakan bagian terakhir yang menjadi tambahan bila saja ada hal-hal penting yang belum masuk dalam bagian lain di modul
atau
ada
hal-hal
lain
yang
bisa
digunakan
untuk
mengembangkan modul agar menjadi lebih baik dan kontekstual dari waktu ke waktu. c. Komponen Modul 1) Pedoman guru 2) Lembar kegiatan siswa 3) Lembar kerja 4) Kunci lembaran kerja 5) Lembaran tes 6) Kunci lembaran tes
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
E. Hasil Penelitian Relevan Berdasarkan penelitian yang telah dikemukakan oleh Eldyaka Putra tentang “Kemandirian remaja ditinjau dari urutan kelahiran” berdasarkan hasil uji hipotesis yaitu tidak ada perbedaan kemadirian pada remaja ditinjau dari urutan kelahiran anak sulung, anak tengah dan anak bungsu. Kemandirian remaja termasuk dalam nilai-nilai pendidikan karakter terkait pada aspek nilai karakter yang berhubungan dengan diri sendiri. Penelitian lain lain yang dilakukan oleh Fikriawati tentang “Perbedaan tingkat kreativitas anak berdasarkan urutan keluarga”. Pada penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan tingkat kreativitas anak berdasarkan urutan kelahiran, pada subjek yang diteliti hasilnya sebagaian besar berada pada kategori sedang dan lainnya berada pada kategori rendah dan tinggi. Hal itu membuktikan bahwa tingkat kreativitas anak itu berbeda-beda tergantung kepada pola asuh orang tua serta orang tua dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berkreatif sesuai dengan minat dan bakatnya. Kreativitas anak juga termasuk dalam pendidikan karakter pada aspek yang berhubungan dengan diri sendiri. F. Kerangka Pikir Pendidikan karakter merupakan suatu penanaman nilai-nilai karakter kepada semua warga sekolah meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Maka pendidikan karakter di sekolah itu penting bagi siswa dalam penanaman nilai luhur yang baik. Oleh karena itu, pada tingkat SMP dipilih 20 nilai karakter utama yang disarikan dari butir-butir SKL SMP (Permen Diknas nomor 23 tahun 2006) dan SK/KD (Permen Diknas nomor 22 tahun 2006). Pendidikan karakter di sekolah diintegrasikan pada mata pelajaran, nilainilai karakter termuat di dalam RPP yang terintegrasi pada setiap mata pelajaran. Guru mata pelajaran berperan penting dalam mengintegrasikan pendidikan karakter dikaitkan dengan mata pelajaran yang disampaikan saat proses pembelajaran. Kegiatan pembinaan kesiswaan yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pendidikan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan
yang dimaksud
direncanakan, dilaksanakan, pendidikan
di
sekolah
adalah
bagaimana
dan
dikendalikan
secara
memadai.
pendidikan
dalam
karakter
kegiatan-kegiatan
Hal itu semua merupakan
penyelenggaraan pendidikan karakter terintegrasi di sekolah melihat komponen yang ada di sekolah. Apakah Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi dapat terwujud tidak pada sikap atau perilaku siswa di sekolah
dalam
menerapkan nilai karakter pada kehidupan sehari-hari. Pencapaian hasil pendidikan karakter di sekolah dilihat berdasarkan urutan kelahiran siswa. Perbedaan urutan kelahiran siswa yang berbeda-beda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
karakteristiknya akan berpengaruh terhadap hasil pencapaian nilai-nilai karakter di sekolah. Dugaan sementara dari peneliti adalah ada perbedaan evaluatif hasil pendidikan karakter terintegrasi berdasarkan urutan kelahiran. Urutan Kelahiran mempunyai peran penting dalam menentukan perilaku atau watak seseorang. Perbedaan karakteristik urutan kelahiran bisa saja diakibatkan oleh pola asuh orang tua dalam pembentukan karakter anak dirumah. Di uraikan pada bagan berikut ini:
20 Nilai karakter dalam butir-butir SKL SMP(Permen Diknas nomor 23 tahun 2006
Anak Sulung
Pola Asuh Orang Tua
Anak Tengah
Anak Bungsu Anak Sulung
Pendidikan Karakter Terintegrasi
1. 2. 3.
Mata Pelajaran Manajemen Sekolah Kegiatan Pembinaan Kesiswaan
Siswa di sekolah Berdasarkan Urutan Kelahiran
Hasil Pendidikan Terintegrasi pada Siswa Berdasarkan Urutan Kelahiran 1. 2. 3. 4. 5.
Sangat Baik Baik Cukup Buruk Sangat Buruk
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa Berdasarkan Urutan Kelahiran di SMP Negeri 13 Yogyakarta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
G. Hipotesis Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Ha = Ada perbedaan capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Ho = Tidak ada perbedaan capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran di SMP Negeri 13 Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian, yaitu: jenis penelitian, subyek penelitian, metode dan instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif evaluatif dengan menggunakan pendekatan survei. Menurut Best (Sukardi, 2003), penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Teknik deskriptif pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal di SMP Negeri 13 Yogyakarta. B. Subyek Penelitian Subyek penelitiannya adalah Siswa sulung, tengah, bungsu dan tunggal kelas VII ( B, D) dan VIII (B, D) di SMP Negeri 13 Yogyakarta berjumlah 126 siswa. Berikut rincian subyek penelitian yang disajikan pada Tabel 1.
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Tabel 1. Rincian Subyek Penelitian Siswa Kelas VII (B, D) dan VIII (B, D) di SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Kelas
Jumlah Anak
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah siswa
Sulung
anak
Anak
anak
perkelas
Tengah
Bungsu
Tunggal
VII B
10
12
10
3
35
VII D
12
4
12
1
29
VIII B
15
3
10
1
29
VIII D
8
6
14
5
33
JUMLAH
45
25
46
10
126
C. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disusun bersama oleh tim peneliti payung di bawah koordinasi dosen pembimbing dengan mengacu pada prinsip-prinsip skala Semantic
Defferensial.
Sugiyono
(2010)
menegaskan,
skala
Semantic
Defferensial digunakan untuk mengukur sikap, hanya saja bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya “sangat positif” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Kuesioner ini memiliki dua jenis pernyataan yang bersifat favorable (positif) dan unfavorable (negatif). Pernyataan favorable (positif) merupakan pernyataan yang sesuai atau mendukung dengan jenis variabel yang akan diukur. Pernyataan yang bersifat unfavorable (negatif) merupakan pernyataan yang tidak sesuai atau tidak mendukung variabel yang akan diukur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
1. Cara Pemberian Skor Item Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dilengkapi dengan nilai skala interval dari 1 sampai 9 dengan titik tengah yang dapat diartikan netral untuk item favorable, jika responden memberikan penilaian pada nilai skala 1, maka diartikan sebagai jawaban yang “sangat negatif”, sedangkan jika memberikan penilaian pada nilai skala 9 maka diartikan sebagai jawaban yang “sangat positif” dan ketika memberikan jawaban ditengah atau pada nilai skala 5, maka jawaban tersebut diartikan netral. Berikut ini adalah bentuk atau model pemberian jawaban dengan menggunakan skala Semantic Defferensial: Saya berdoa secara rutin atas kemauan diriku sendiri. 1
5
9
V Tidak pernah
Selalu
2. Konstruk Instrumen Konstruk
instrumen
ini
dibuat
berdasarkan
rambu-rambu
indikator
keberhasilan pendidikan karakter berdasarkan pedoman pendidikan karakter SMP (Kemendiknas, 2010). Berdasarkan nilai-nilai karakter untuk sekolah menengah pertama yang disarankan oleh Kemendiknas, ditetapkan 20 nilai karakter yang bersumber dari 5 aspek. Konstruk Instrumen disajikan di lampiran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner a. Validitas Validitas adalah taraf sampai di mana suatu alat tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995). Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh (2007) validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Menurut Azwar (2005) validitas menunjuk pada sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara professional judgement (Azwar 2004). Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh (2007) validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka namun pengesahannya berdasarkan pertimbangan yang diberikan oleh ahli (expert judgement). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada ahli (dosen pembimbing). Hasil telaah ahli dilengkapi dengan uji empirik untuk memeriksa keterpenuhan kriteria konsistensi internal setiap item terhadap aspeknya. Teknik uji yang digunakan adalah dengan cara mengkorelasikan skor-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
skor item terhadap skor-skor tabel aspek melalui pendekatan analisis korelasi Product Moment, yang disusun oleh Pearson. Formula; rXY =
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
Keterangan :
rXY = korelasi skor-skor butir kuesioner dengan total aspek N = jumlah subyek X = skor butir kuesioner Y = skor total aspek kuesioner yang memuat X XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y Pemeriksaan konsistensi internal dalam uji menggunakan program komputer SPSS, karena di sana sudah tersedia nilai probabilitas (Probability values) maka penentuan keterpenuhan indeks konsistensi internal ditetapkan berdasarkan Pv itu, yaitu : Pv yang > 0, 25 dianggap memenuhi; apabila Pv < 0, 25 item tersebut tidak memenuhi konsistensi internal, maka di drop. b. Reliabilitas Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran (Azwar, 2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar, 2007). Sukardi (2003) mengatakan bahwa pengukuran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
yang menggunakan instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur. Perhitungan
indeks
reliabilitas
kuesioner
penelitian
ini
menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α). Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut: α =2[1-
Sx 2 + Si 2 Sx 2
]
Keterangan rumus : S12 dan S22
: varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2
: varians skor skala Sedangkan untuk mengetahui varians butir itu sendiri dapat
diketahui dengan menggunakan rumus berikut:
σ
: Varians butir pertanyaan ke-n
∑X1 : Jumlah skor jawaban subjek untuk butir pertanyaan ke-n Untuk mengetahui tinggi rendahnya koefisien reliabilitas dan validitas instrumen dapat mengacu pada daftar indeks kualifikasi reliabilitas menurut Guilford (Masidjo, 1995). Kriteria kualifikasi reliabilitas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 1. 2. 3. 4. 5.
59
Tabel 2. Kriteria Guilford Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91 - 1,00 Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0.41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0.40 Rendah Negatif – 0,20 Rendah Sekali
D. Uji Empirik Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter di SMP 1. Validitas Kuesioner Setelah dilakukan uji coba terhadap instrumen (uji empirik) kepada siswa kelas VII dan VIII di SMP Negeri 13 Yogyakarta, diperoleh hasil perhitungan konsistensi internal butir pada setiap aspek dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment dengan jumlah subjek (N) 40. Hasil
perhitungan
tersebut
diperiksa
konsistensinya
dengan
menggunakan program komputer SPSS ditetapkan berdasarkan Pv, yaitu Pv yang > 0,25 dianggap memenuhi; apabila Pv < 0,25 maka item tersebut tidak memenuhi konsistensi internal, maka didrop. Dari hasil pemeriksaan konsistensi butir terhadap aspek, didapat bahwa 12 dari 50 butir pada kuisioner dinyatakan gugur atau tidak valid sehingga didrop karena hasil perhitungan korelasi menunjukkan Pv < 0,25. Akan diketahui hasil penggolongan item valid dan tidak valid, sedangkan data hasil uji konsistensi internal disajikan pada lampiran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
2. Reliabilitas Kuesioner Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dan telah dihitung dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 16.0 for Window, diperoleh perhitungan reliabilitas seluruh instrumen dengan menggunakan rumus koefisien alpha (α), yaitu 0, 808. Tabel 3. Koefisien Reliabilitas Instrumen Koefisien Alpha Cronbach
N Item
N Subyek
0, 808
50
40
Setelah diketahui hasil alpha 0, 808 selanjutnya dianalisis dengan mengacu pada tabel kriteria daftar indeks kualifikasi reliabilitas menurut Guilford (Masidjo, 1995), maka dapat diambil keputusan bahwa reliabilitas kuesioner termasuk tinggi. E. Prosedur Pengumpulan dan Teknik Analisis Data 1. Persiapan dan pelaksanaan Berikut ini adalah tahap-tahap yang ditempuh dalam pengolahan data : a. Menyusun kuesioner / skala Hasil Pendidikan Karakter di SMP. b. Menentukan responden, yaitu para siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta. c. Pengujian instrumen oleh ahli, yang dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi pada saat bimbingan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
d. Pengujian empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner yang dilakukan kepada siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta. e. Menganalisis data uji empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner. f. Pengambilan data yang dilakukan kepada para siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta dengan membagikan kuesioner kepada responden. g. Melakukan analisis data yang terkumpul. 2. Teknik Analisis Data Sugiyono (2010) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti untuk menganalisi data adalah sebagai berikut: a. Memeriksa keabsahan administratif hasil kuesioner jawaban responden untuk diolah lebih lanjut. b. Memberi skor setiap alternatif jawaban. Alternatif jawaban dengan interval 1 sampai 9, ketika responden memberikan jawaban untuk item favorable pada nilai skala 1 dapat di artikan ”sangat negatif” sedangkan jika responden memilih nilai skala 9 dapat diartikan ”sangat positif”, sebaliknya berlaku untuk item unfavorable. Ada juga responden memilih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
nomor 5 atau di tengah-tengah, maka jawaban dari responden diartikan netral. c. Membuat tabulasi data, menghitung skor total dari masing-masing item kuesioner dan skor rata-rata subjek maupun rata-rata butir. d. Memeriksa validitas dan reliabilitas kuesioner (uji coba terpakai) para siswa (N = 40) dengan cara : 1) Menghitung validitas koefisien korelasi skor item dengan skor total aspek dengan menggunakan teknik Product Moment dari Pearson dengan menggunakan program komputer SPSS. 2) Menghitung koefisien reliabilitas kuesioner dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan program komputer SPSS. e.
Mengkategorisasikan subjek menurut kriteria Masidjo (1995), dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I. Alasan Peneliti menggunakan PAP tipe I ini dikarenakan peneliti melihat bahwa karakter merupakan suatu hal yang dipandang ideal, berisi moral, dan nilai-nilai yang harus dikembangkan, sehingga pencapaian nilai karakter harus tinggi. Pada tipe kategorisasi PAP I tergolong menjadi 5 kategori. Norma Kategorisasinya PAP tipe I adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Tabel 4. Kategorisasi PAP tipe I Tingkat Penguasaan Kompetensi Nilai Huruf 90% - 100 % A 80% - 89% B 65% - 79% C 55% - 64% D Dibawah 55% E
Penghitungan hasil nilai kategorisasi menggunakan PAP tipe I dapat di hitung hasilnya sebagai berikut: Penghitungan
Nilai Huruf
90% x 9 = 8, 1 dibulatkan menjadi 8, 1
=A
80% x 9 = 7, 2 dibulatkan menjadi 7, 2
=B
65% x 9 = 5, 85 dibulatkan menjadi 5, 9
=C
55% x 9 = 4, 95 dibulatkan menjadi 5, 0
=D
Dibawah 55%
=E
5, 0
Maka penggolongan subjek dimasukkan ke dalam 5 kategori diagnosis pencapaian hasil pendidikan karakter, maka keenam nilai rata-rata dibagi ke dalam 5 bagian pada tabel berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Tabel 5. Norma Kategori Tingkat Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Tingkat Penguasaan Skor Nilai Kategori Kompeten Huruf 90% - 100 % 8, 1 – 9,0 A Sangat Baik 80% - 89% 7, 2 – 8, 0 B Baik 65% - 79% 5, 9– 7, 1 C Cukup 55% - 64% 5, 0 – 5, 8 D Buruk Dibawah 55% 0,0 – 4, 9 E Sangat Buruk
Berdasarkan norma kategori pada tabel, di tetapkan pengelompokkan baik buruk skor butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran hasilnya sama pada perhitungan kategorisasi tingkatkan ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi yang mencari skor dari rata-rata pada setiap jumlah item dan dilihat kategori sesuai dengan hasil yang di dapat hasil rata-rata. f.
Uji Hipotesis Penelitian Peneliti melakukan uji hipotesis, yaitu ada tidaknya perbedaan efektivitas hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran siswa dengan cara: 1) Mentransformasi data urutan kelahiran (anak sulung, anak tengah, anak bungsu dam anak tunggal) yang sudah para siswa isi ke dalam bentuk data angka. Hal tesebut peneliti lakukan supaya dalam menghitung rata-rata analisis varian satu arah dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2) Sebelum
melakukan
subtitusi
data,
peneliti
terlebih
65
dahulu
memisahkan urutan kelahiran siswa. Lalu selanjutnya peneliti melakukan perubahan data. Subtitusi data tersebut disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini: Tabel 6. Data Urutan Kelahiran Data Tertulis Data Angka Anak Sulung 1 Anak Tengah 2 Anak Bungsu 3 Anak Tunggal 4
3) Jika
dalam
kuesioner
terdapat
satu
atau
dua
siswa
tidak
mencantumkan urutan kelahiran, maka peneliti dalam mengisi data tersebut dengan melihat rata-rata urutan kelahiran di kelas. 4) Teknik uji yang digunakan adalah pendekatan analisis Varian (ANOVA satu arah) yaitu untuk membandingkan apakah ada perbedaan capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran (anak sulung, anak tengah, anak bungsu, dan anak tunggal).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Rumus dari ANOVA satu arah adalah
F= Dimana: F
: Indeks Perbedaan
RKant
: Rerata
Kuadrat Antar
RKdal
: Rerata
Kuadrat dalam kelompok
Komputasi uji hipotesis menggunakan program komputer SPSS, karena di sana sudah tersedia nilai probabilitas (Probability values) maka penentuan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis ditetapkan berdasarkan Pv itu, yaitu : Pv yang < 0,05 dianggap Ho ditolak, ada perbedaan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran namun, apabila Pv > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan. Penyajian hasil penelitian di dasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan penelitian. A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner hasil pendidikan karakter terintegrasi dan dilakukan mengkategorisasi PAP tipe I sebagai patokan hasil pendidikan karakter dan presentase yang disajikan dalam tabel dan dalam grafik. Tabel 7. Kategorisasi Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 Kriteria Skor Kategori Frekuensi Persentase %
8,1 ≤ X 7,2 ≤ X 5,9 ≤ X 5,0 ≤ X X ≤ 4,9
≤ ≤ ≤ ≤
9 8 7,1 5,8
Sangat Baik Baik Cukup Buruk Sangat Buruk
1 1 6 5 96 76 22 17 1 1 Total 126 100 Dalam perspektif grafis, komposisi dan sebaran hasil pendidikan
karakter terintegrasi tergambar sebagai berikut:
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1; 1% 1; 1%
68
Frekuensi 6; 5%
22; 17%
Sangat Baik Baik Cukup 96; 76%
Buruk Sangat Buruk
Grafik 1. Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta
Pengamatan Tabel maupun grafik menunjukkan: a. Terdapat 1 siswa (1%), yang memiliki hasil pendidikan karakter terintegrasi sangat baik. b. Terdapat 6 siswa (5%), yang memiliki hasil pendidikan karakter terintegrasi baik. c. Terdapat 96 siswa (76%), yang memiliki hasil pendidikan karakter terintegrasi cukup. d. Terdapat 22 siswa (17%), yang memiliki hasil pendidikan karakter terintegrasi buruk. e. Terdapat 1 siswa (1%), yang memiliki hasil pendidikan karakter terintegrasi sangat buruk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Jadi pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi di SMP Negeri 13 Yogyakarta dalam kategori cukup berhasil. Hal ini nampak terlihat pada tabel maupun grafik dalam pengambilan hasil pendidikan karakter terintegrasi kepada siswa kelas VII dan VIII yang hasilnya cukup. Adapun terdapat 1 siswa yang pencapaian hasil pendidikan karakter sangat baik, 6 siswa hasil pendidikan karakter baik, 22 siswa yang pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori buruk dan 1 siswa pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi sangat buruk. Namun kenyataannya SMP Negeri 13 Yogyakarta dalam pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi yaitu cukup berhasil. Tabel 8. Hasil Pendidikan Karakter Terintegarasi Berdasarkan Urutan Kelahiran Hasil Pendidikan Karakter
Sangat Baik Baik Cukup Buruk Sangat Buruk Jumlah
Anak Sulung
Anak Tengah
Anak Bungsu
Anak Tunggal
4 (9%) 30(67%) 11(24%) 45 (100%)
21(84%) 3(12%) 1(4%) 25 (100%)
1(2%) 1(2%) 36(78%) 8(18%) 46 (100%)
1(10%) 9(90%) 10 (100%)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
70
36
35
30
30 25
21
Anak Sulung
20
Anak Tengah
15 9
10 5
4 1
Anak Bungsu
11 8 3
11
Anak Tunggal 1
0 Sangat Baik
Baik
Cukup
Buruk
Sangat Buruk
Grafik 2. Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Berdasarakan Urutan Kelahiran pada Siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta
Pengamatan pada tabel dan grafik menunjukkan: a. Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori sangat baik hanya terdapat 1 anak yaitu anak bungsu. b. Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori baik ada 6 anak diantaranya yaitu 4 anak sulung , 1 anak bungsu dan 1 anak tunggal. c. Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori cukup ada 96 anak diantaranya yaitu 30 anak sulung, 21 anak tengah, 36 anak bungsu dan 9 anak tunggal. d. Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori buruk ada 22 anak diantaranya yaitu 11 anak sulung, 3 anak tengah, 8 anak bungsu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
e. Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori sangat buruk terdapat 1 anak yaitu anak tengah. Jadi dapat disimpulkan bahwa urutan kelahiran sama rata dalam pencapaian hasil pendidikan karater terintegrasi. Terlihat pada tabel di atas bahwa hasil pendidikan karakter berdasarkan urutan kelahiran hampir sama rata berada pada kategori cukup. 2. Mengidentifikasi butir-butir skor hasil pendidikan karakter terintegrasi yang buruk frekuensi kemunculannya pada siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta dalam implikasinya untuk penyusunan silabus dan modul bimbingan. Berdasarkan analisis skor butir/item hasil pengukuran pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 9. Kategori Skor Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 Rentang Skor 8, 1 – 9,0 7, 2 – 8, 0
Kategori Sangat Baik Baik
5, 9– 7, 1
Cukup
5, 0 – 5, 8 0,0 – 4, 9
Buruk Sangat Buruk
No. Item 2, 5, 8, 9, 17, 22, 23, 24, 25, 28, 34 1, 3, 4, 6, 7, 12, 14, 15, 18, 26, 29, 30, 31, 32, 33, 38 10, 11, 13, 16, 20, 21, 36, 37 19, 27, 35 Total
Jumlah 0 11 16 8 3 38
Data yang terdapat dalam tabel di atas menunjukkan bahwa item dengan skor yang berada dalam kategori sangat baik tidak ada satupun item yang ada, item yang berada dalam kategori baik berjumlah 11 item, item yang berada dalam kategori cukup berjumlah 16 item, item yang berada dalam kategori buruk berjumlah 8 item, item yang berada dalam kategori sangat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
buruk berjumlah 3 item. Item-item skor yang berada dalam kategori buruk dan sangat buruk menunjukkan bahwa pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi belum optimal. Oleh karena itu, item-item yang teridentifikasi dalam kategori buruk dan sangat buruk, digunakan menjadi dasar untuk penyusunan silabus dan modul bimbingan, khususnya dalam upaya pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi. Item-item yang masuk dalam kategori buruk dan sangat buruk, diuraikan pada lampiran. Berdasarkan butir-butir item yang terindikasi kemunculnya buruk dan sangat buruk pada aspek nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri (jujur, displin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, cinta ilmu, ingin tahu), Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama (Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, Menghargai karya dan prestasi orang lain), Nilai kebangsaan (Nasionalis, Menghargai keberagaman). Adapun Silabus dan modul bimbingan yang implikatif dapat di usulkan untuk hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 disajikan pada lampiran. B. Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Model statistik yang digunakan untuk mengetahui normalitas dengan menggunakan tes one sample kolmogorov smirnov. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normalitas data adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
pv > 0.05 dianggap normal atau jika pv < 0.05 maka dianggap tidak normal. Hasil uji normalitas di sajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi N
126
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
Mean
241.0111
Std. Deviation
21.60307
Absolute
.049
Positive
.048
Negative
-.049
Kolmogorov-Smirnov Z
.552
Asymp. Sig. (2-tailed)
.921
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan uji normalitas hasil dari output SPSS 16.0 for windows untuk skala hasil pendidikan
karakter terintegrasi, didapat angka sig,
Kolmogorov-Smirnov 0,921 lebih besar dari taraf signifikan yang ditetapkan yaitu (0,05), (0,921>0,05) maka dapat dikatakan bahwa distribusi data skala hasil pendidikan karakter terintegrasi normal.
2. Uji Homogenitas Pada prinsipnya uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sebuah kelompok data kategori mempunyai varians yang sama diantara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
anggota kelompok tersebut. Dari tabel output didapat angka signifikansi hasil pendidikan karakter sebesar 0,151. Oleh karena angka signifikansi (sig) lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan data homogen (sama). Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Levene Statistic 1.798
df1
df2 3
122
Sig. .151
3. Uji Hipotesis Penelitian Uji hipotesis disajikan untuk menjawab hipotesis yang telah di ajukan Hipotesis Alternatif (Ha) pada penelitian ini menyatakan: ada perbedaan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran. Sedangkan Hipotesis Nol (Ho) pada penelitian ini menyatakan: tidak ada perbedaan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran. Hasil analisis data dengan melakukan perhitungan statistik dengan rumus ANOVA satu arah menggunakan SPSS 16,0 for wondow diperoleh hasil sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Tabel 12. Rata-rata hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Berdasarkan Urutan Kelahiran Report Hasil Pedidikan Karakter Urutan Kelahiran
Mean
Anak Sulung
238.713
45
23.9229
Anak Tengah
241.336
25
18.6823
Anak Bungsu
242.385
46
22.3829
Anak Tunggal
244.220
10
14.1571
Total
241.011
126
21.6031
N
Std. Deviation
Tabel 13. Perbedaan Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Pada Siswa Berdasarkan Urutan Kelahiran ANOVA Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Sum of Squares Between Groups
Df
Mean Square
429.999
3
143.333
Within Groups
57906.605
122
474.644
Total
58336.604
125
F .302
Sig. .824
Berdasarkan tabel di atas di peroleh nilai p- value (Sig) sebesar 0,824. Karena p-value > Alpha (O,O5), maka HO diterima. Artinya tidak ada perbedaan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran di SMP Negeri 13 Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
C. Pembahasan Hasil Berdasarkan hasil pengkategorisasian pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi, populasi data tersebar menjadi 5 kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, buruk dan sangat buruk. Untuk mempermudah peneliti dalam memberikan pembahasan dan menghindari pengulangan maka pembahasan ini hasil pendidikan karakter terintegrasi yang sangat baik, baik dan cukup disatukan menjadi cukup baik. Sedangkan hasil pendidikan karakter yang buruk dan sangat buruk, dalam penelitian ini dimaknai sebagai hasil pendidikan terintegrasi yang belum optimal. Berdasarkan fakta hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil pendidikan karakter terintegrasi belum optimal diketahui dari hasil pendidikan karakter pada kategori cukup, maka perlu adanya peningkatan yang lebih baik. Pihak sekolah harus berperan penting untuk memberikan perhatian khusus dalam meningkatkan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil pendidikan karakter terintegrasi secara umum di SMP Negeri 13 Yogyakarta yaitu cukup berhasil. Pada kategori cukup merupakan kategori nilai yang berada ditengah-tengah diantara posisi nilai diatas dan posisi nilai dibawah. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter terintegrasi di SMP Negeri 13 Yogyakarta memiliki hasil pendidikan karakter yang sedang-sedang saja atau cukup. Hasil pendidikan karakter yang hasilnya cukup kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
yang mempengaruhinya. Kemungkinan di pengaruhi oleh faktor siswa sendiri, siswa SMP berada pada masa remaja. Masa remaja sering dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erikson disebut dengan identitas ego (Hartinah, 2011). Hal tersebut terjadi karena masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Serta karakteristik remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga seringkali ingin mencoba-coba, menghayal, dan merasa gelisah, serta berani melakukan pertentangan jika dirinya merasa disepelekan atau “tidak dianggap”. Oleh karena itu, remaja sangat memerlukan keteladanan, konsistensi, serta komunikasi yang tulus dan empatik dari orang dewasa. Di sekolah siswa sebenarnya mengetahui nilai karakteristik yang harus dimiliki akan tetapi seringkali para siswa melakukan perbuatan-perbuatan menurut normanya sendiri dan seringkali mengikuti perilaku teman-temannya yang kurang baik tapi dianggap hal yang baik. Faktor lain terkait dengan pencapaian pendidikan karakter yaitu pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. Berdasarkan pedoman Kementerian Pendidikan Nasional (2010), pendidikan karakter secara terpadu di SMP dilaksanakan melalui melalui proses pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan pembinaan kesiswaan. Kemungkinan terjadi dalam pencapaian hasil pendidikan karakter ketiga hal tersebut belum optimal dan kurang teraplikasi nyata dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa. Pertama, pendidikan karakter yang terintegrasi pada proses pembelajaran, nilai-nilai karakter termuat di semua mata pelajaran. Integrasi pendidikan karakter pada mata pelajaran belum sepenuhnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari akan tetapi, nilai-nilai karakter itu hanya tertempel pada RPP tanpa ada penghayatan secara nyata maka, guru mata pelajaran sangat berperan penting, untuk membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif dan pengalaman nilai secara nyata pada kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun dirumah. Kedua, pendidikan karakter terpadu melalui manajemen sekolah, kemungkinan program yang telah dirancang sekolah terkait dengan manajemen sekolah sudah memadai akan tetapi, pengelolaan dan penerapannya di sekolah kurang mendukung dengan baik. Sekolah mempunyai visi dan misi akan tetapi itu hanya tempelan semata tanpa diterapkan. Peraturan tata tertib yang telah di buat dan di sepakati oleh sekolah masih banyak yang melanggar. Serta seringnya siswa melakukan pelanggaran yang hanya sepele namun, pihak sekolah hanya diam saja. Hal itu akan membuat penyakit siswa yang menganggap bahwa pelanggaran itu merupakan hal yang biasa dilakukan siswa. Jadi ketegasan pada manajemen sekolah sangat dibutuhkan dalam pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi di sekolah. Ketiga, pendidikan karakter terpadu melalui kegiatan pembinaan kesiswaan. Kegiatan pembinaan kesiswaan ini yang diadakan diluar jam pelajaran, kegiatan yang dilakukan di sekolah memuat nilai-nilai karakter. Kemungkinan penanaman nilai-nilai karakter kurang optimal dalam penghayatan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Penyelenggaraan pendidikan karakter di SMP Negeri 13 Yogyakarta sudah membuat perencanaan kegiatan program pendidikan karakter di sekolah serta sudah diimplementasi melalui proses pembelajaran, manajemen sekolah, kegiatan pembinaan kesiswaan akan tetapi dalam perencanaan dan implementasi yang sudah dilakukan oleh pihak sekolah kemungkinan, sekolah belum memantau proses pelaksanaan program pembinaan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan. Serta belum ada tindak lanjut untuk menyikapi program hasil pendidikan karakter terintegrasi di sekolah. Sejalan dengan pendapat Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai
secara kognitif, penghayatan
nilai
secara
afektif,
dan
akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Maka sebab itu baik pihak sekolah maupun siswa di sekolah hendaknya saling bekerja sama untuk meningkatkan pencapaian hasil pendidikan karakter di sekolah melakukan perbaikan-perbaikan guna mencapai hasil yang lebih baik. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Ternyata perbedaan urutan kelahiran tidak membedakan keberhasilan pendidikan karakter. Anak dari status urutan kelahiran apapun sama-sama memiliki peluang untuk mencapai keberhasilan dan kegagalan pendidikan karakter di sekolah. Adapun urutan anak dalam keluarga memiliki karakteristik masing-masing yang menonjol. Seperti yang telah di ungkapkan Adler (Semiun, 2013), anak sulung merupakan anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
pertama dalam keluarga yang menjadikan kebanggaan oleh orang tuanya. Karena anak sulung merupakan anak kebanggaan maka anak sulung mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup banyak dari orang tuanya. maka dari itu orang tua menaruh harapan dan tanggung jawab yang besar kepada anak sulung. Perilaku yang telah dibangun oleh orang tua dapat terwujud dalam perilaku anaknya saat di sekolah maupun di masyarakat. Anak tengah merupakan anak yang terjepit diantara kakak dan adiknya membuat anak tengah ingin mendapatkan perhatian dari orang tua, serta karena orang tuanya berbagi perhatian untuk kakak dan adiknya maka anak tengah lebih mandiri tidak ketergantungan dengan orang tuanya. Anak bungsu merupakan anak yang sangat dimanja oleh orang tua. Seringnya dimanja oleh orang menjadikan anak ia kurang bertanggung jawab. Serta anak tunggal yang merupakan anak satu-satunya dalam keluarga. Orang tua yang memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup membuat ia merasa di sayangi dam merasa banyak orang yang melindungi menjadikan anak ini kurang mandiri, serta kurang memiliki sifat kerjasama namun segi positifnya ia mudah menjalin relasi dengan teman. Namun, dalam pengaplikasiannya di sekolah urutan kelahiran sama-sama mempunyai peluang untuk mencapai keberhasilan pendidikan karakter serta guru dalam memperlakukan siswa sama di sekolah, tanpa membedakan satu dengan yang lain. Akan tetapi, karakteristik anak yang utama tergantung pada pola asuh yang diterapkan oleh orang tuanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Orang tua sangatlah berperan penting pada pembentukan karakter anak dalam keluarga. Keluarga merupakan tempat utama anak mendapatkan pendidikan yang pertama. Cara orang tua dalam mendidik anaknya agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan seperti mengantarkan anak pada tahapan perkembangan sesuai dengan pertambahan usia dan tugas perkembangannya secara utuh dan optimal dipengaruhi oleh pola asuh. Pola asuh orang tua menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak dalam keluarga. Keluarga yang mendidik anaknya dengan pola asuh autoritarian/otoriter, maka, karakteristik anak menjadi pendiam, penakut. Hal ini dikarenakan orang tua membatasi anaknya serta memaksakan kehendak kepada anak mengakibatkan anak menjadi tidak bebas. Orang tua yang mendidik anaknya dengan pola asuh otoritatif/demokratis akan membentuk karakteristik anak menjadi bertanggung jawab, mandiri, dapat mengontrol dan mengendalikan dirinya. Dikarenakan orang tua yang menerapkan pola asuh ini orang tua memberikan kebebasan kepada anak akan tetapi juga memberi batasan kepada anak. Orang tua yang mendidik anaknya dengan pola asuh permisif tidak peduli akan berdampak negatif kepada anak. Anak diberikan kebebasan tanpa orang tua peduli pada diri anak menjadikan kurang pengendalian diri. Apalagi anak usia remaja jika orang tuanya mendidik dengan pola asuh ini akan mengarah kepada perilaku negatif seperti merokok, minum-minuman beralkohol, terlibat tindakan kriminal. Orang tua menerapkan pola asuh permisif memanjakan anak akan membentuk karakter anak kurang bertanggung jawab dan bertindak semaunya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
sendiri. Maka, orang tua juga perlu menggunakan kombinasi pola asuh untuk membentuk karakter anak. Orang tua juga penting bersikap lebih permisif dalam situasi tertentu, dan lebih bersifat otoriter pada situasi yang lain, namun lebih autoritatif juga pada situasi yang lain lagi. Jadi orang tua bisa mempunyai cara untuk mendidik anaknya dalam keadaan atau posisi anak dalam pembentukan karakter anak. Dalam pencapaian hasil pendidikan karakter tidak terlepas dengan dukungan dari masyarakat maupun lingkungan. Lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap pencapaian hasil pendidikan karakter. Sejalan dengan Zubaedi (2011), bahwa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan proses pendidikan karakter yaitu faktor lingkungan. Faktor lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi dalam menentukan tingkah laku seseorang baik dilingkungan tempat tinggal maupun lingkungan sekolah. Pada masa remaja merupakan masa pencarian jati diri dan rasa ingin tahu yang tinggi menjadikan kadang remaja meniru orang yang lebih dewasa maupun temannya sendiri. Jika lingkungannya orang-orang yang berkarakter baik maka ia akan baik tetapi jika sebaliknya maka karakter yang diterima kurang baik. Contohnya di lingkungan dalam rumah, bapak dan ibu mengajarkan untuk sopan santun kepada orang lain maupun orang yang lebih tua. Lingkungan tempat tinggal, jika lingkungannya pemudanya kecanduan rokok, maka ia pun ikut-ikutan merokok. Lingkungan sekolah, melihat temannya membuang sampah sembarangan ikut-ikutan buang sampah sembarangan, pergaul dengan teman yang sering bolos sekolah ikut-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
ikutan bolos sekolah. Maka, lingkungan atau masyarakat mempunyai pengaruh besar dalam pencapaian hasil pendidikan karakter. Maka dari itu peran orang tua dan lingkungan sangat berguna untuk meningkatkan pencapaian hasil pendidikan karakter supaya penanaman nilai-nilai karakter benar-benar tersampaikan kepada siswa serta dapat membentuk karakter menjadi manusia yang bermartabat, yang menjunjung tinggi nilai-nilai karakter yang terwujud pada perilaku sehari-hari. Upaya meningkatkan pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi yang optimal tidak hanya tanggung jawab siswa sendiri maupun pihak orang tua serta lingkungan. Akan tetapi, pihak sekolah yang berperan penting guna memperbaiki proses penyelenggaraan pendidikan karakter menjadi optimal. Penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut dilakukan terpadu melalui 3 (jalur), yaitu proses pembelajaran, manajemen sekolah, dan pembinaan kesiswaan. Pada setiap penyelenggaraan pendidikan karakter perlu diperhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai hasil yang optimal yaitu perencanaan, implementasi, evalusi, dan tindak lanjut. Dengan memperhatikan langkah tersebut, maka pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi akan optimal menjadikan diri siswa berkembang menjadi pribadi yang utuh dan berakhlak mulia. D. Implikasi Hasil Penelitian: Penyusunan Silabus dan Modul Bimbingan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, menunjukkan bahwa dari keseluruhan indikator yang menjadi tolok ukur peneliti dalam pembuatan kuesioner, terdapat 11 butir item yang termasuk dalam 10 indikator
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
nilai karakter yang terindikasi belum optimal. Melihat ada 10 indikator nilai karakter yang masih belum optimal pencapaiannya, maka peneliti menyusun silabus dan modul bimbingan karakter kepada kepala sekolah SMP Negeri 13 Yogyakarta. Silabus dan 2 contoh Modul bimbingan yang diambil dari 10 indikator nilai karakter terdapat di lampiran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini dikemukakan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran terhadap hasil pendidikan karakter terintegrasi. A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian adalah: 1. Hasil pendidikan karakter terintegrasi di SMP Negeri 13 Yogyakarta belum menunjukkan hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan bahwa masih ada siswa yang tergolong pada kategori buruk dan sangat buruk dalam pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi. 2. Teridentifikasi ada 11 butir item pendidikan karakter yang belum optimal yang terkait pada nilai-nilai karakter untuk siswa SMP. Nilai-nilai karakter yang belum optimal yaitu Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri, seperti: jujur, displin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, cinta ilmu, ingin tahu. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama, seperti: sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, menghargai karya dan prestasi orang lain. Nilai kebangsaan, seperti: nasionalis dan menghargai keberagaman.
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
3. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis varians ANOVA satu arah menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa berdasarkan urutan kelahiran. B. Saran Agar dalam pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi lebih optimal lagi hasilnya, maka peneliti menyarankan: 1. Bagi Sekolah Seluruh warga sekolah hendaknya ikut berperan aktif dalam memberikan perhatian kepada peserta didik dengan melihat visi dan misi sekolah terkait dengan pendidikan karakter. Sekolah juga mampu untuk dapat berkolaborasi dengan orang tua terkait dalam penanaman pendidikan karakter. Bukan hanya pihak sekolah saja yang meningkatkan pendidikan karakter akan tetapi orang tua juga berperan peting dalam meningkatkan pendidikan karakter pada saat dirumah. 2. Guru Pembimbing Guru pembimbing diharapkan lebih teliti dalam melihat kebutuhan para siswa di sekolah dalam pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi. Agar guru pembimbing dapat memberikan bimbingan klasikal terkait dalam meningkatkan hasil pendidikan karakter terintegrasi. 3. Orang Tua Orang tua merupakan orang yang utama berperan penting dalam kehidupan siswa terkait dengan pola asuh. Oleh karena itu orang tua ikut membantu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
dalam meningkatkan pendidikan karakter pada saat dirumah dan bekerja sama kepada pihak sekolah terkait dengan pencapaian hasil pendidikan karakter anaknya saat disekolah. Orang tua tidak hanya menyerahkan tanggungjawab anaknya saat di sekolah akan tetapi orang tua juga ikut berperan berkolaborasi baik kepada pihak sekolah. 4. Peneliti Lain a. Alangkah baiknya peneliti lain memperkaya tentang evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi berdasarkan urutan kelahiran. Serta melakukan analisis dengan teori yang baru terkait pada pencapaian evaluasi hasil pendidikan karakter. b. Alangkah baiknya instrumen yang digunakan mudah dipahami oleh siswa serta peneliti juga bisa menggunakan instrumen lain seperti wawancara untuk mengetahui hasil yang optimal terkait dengan pendidikan karakter terintegrasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
DAFTAR PUSTAKA Adisusilo, Sutarjo. (2012). Pembelajaran Nilai Karakter (Konstruktivime dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Afiantin, Tina. & Sonjaya, Jajang A. & Pertiwi, Yopina. (2013). Mudah & Sukses Menyelenggarakan Pelatihan.Yogyakarta: Kanisius. Arikunto, S. & Jabar. C. P. (2014). Evaluasi Program Pendidikan Karakter (Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara. Ary D., Jacobs, L.C., dan Razavieh, A. (2007). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Diterjemahkan oleh Arief Furchan, judul buku asli tidak disebutkan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifudin. (2004). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ---------------------- . (2005). Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ---------------------- . (2007). Sikap Manusia Ed.2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ahkmad, Sudrajat. (2011). Pendidikan Karakter dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.
Diambil
pada
tanggal
26
September
2014,
dari
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/10/07/pendidikan-karakterdalam-pelayanan-bimbingan-dan-konseling/. Daryanto & Darmiatun, Suyatri. (2013). Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media. Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fathurrohman, Pupuh., Suryana & Fatriani, Feni. (2013). Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama. Feist, Jess & Feist, Gregory J. (2010). Teori Kepribadian edisi 7. Jakarta: Salemba Humanika Fikriawati. (2007). Perbedaan Tingkat Kreativitas Berdasarkan Urutan Kelahiran. http: repository.uinjkt.ac.id. Di unduh pada tanggal 13 Maret 2015.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Hartinah, Sitti. (2011). Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama. Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga Irham. (2012). Kepribadian Anak Berdasarkan Urutan. Diambil pada tanggal 13 Januari 2015 Pukul 19.07 WIB, dari http://irhamkun.blogspot.com/2012/kepribadian-anak-berdasarkanurutan.html. Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mochtar, Buchori. (2007). “Character Buliding” dan Pendidikan Kita. Diambil pada tanggal 26 September 2014, dari http://paramadina.Wordpress.com/2007/03/04/character-building-danpendidikan-kita/. Novitaningtyas, R. (2011). Hubungan antara Pola Asuh dengan Delinkuensi Remaja. Diambil pada tanggal 24 November2014, dari http://www.academia.edu/7311052/hubungan_antara_pola_asuh_dengan_d elinkuensi_remaja. Permana, Johar., Triana, Cepi & Dharma Kusuma. (2011). Pendidikan karakter (Kajian teori dan praktik di sekolah). Bandung: Remaja Rosdakarya. Putra, Eldyka. (2014). Kemandirian pada Remaja Ditinjau Dari Urutan Kelahiran. http:eprints.unika.ac.id_16010_1_08_40_0168. Diunduh pada tanggal 13 Maret 2015. Santrock, J.W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Jakarta: Erlangga. Sardiman. (2014). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Semiun, Yustinus OFM. (2013). Teori-teori Kepribadian Psikoanalitik Kontemporer Jilid 1. Yogyakarta: Kanisius. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: Bumi Aksara. Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Suyanto. (2010). Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Ditjenmandikdasmen. Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Lampiran 1. Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter A. Pengantar Hallo adik-adik remaja yang budiman, perkenankanlah kami dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta meminta kesediaanmu untuk sejenak mengisi kuesioner berikut ini. Masukan-masukan yang kamu berikan secara jujur, obyektif, dan apa adanya akan sangat berguna bagi kami untuk membantu merancang model pendidikan karakter yang lebih sesuai dengan keadaan dan harapan adik-adik remaja seusiamu. Jadi sumbanganmu sangat besar manfaatnya bagi perbaikan pelaksanaan pendidikan karakter bagi sekolahsekolah SMP di seluruh Indonesia. Oleh sebab itu, mohon kesediaanmu menjawab semua pertanyaan-penyataan secara serius dan sejujur-jujurnya. Kami menjamin kerahasiaan data akan sangat kami jaga. Oleh sebab itu, adikadik remaja tidak perlu khawatir, maka juga tidak perlu kamu tuliskan identitasmu. Untuk semua bantuan dan keikhlasanmu, kami mengucapkan banyak terima kasih. Yogyakarta, Juni 2014 Tim Peneliti Universitas Sanata Dharma
B. Petunjuk Umum Pengisian Kuesioner 1. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian A, B, dan C. Bagian A memuat 50 butir, bagian B memuat 30 butir, dan bagian C memuat 23 butir pernyataan. 2. Kerjakan semua bagian kuesioner ini pada lembar-lembar kuesioner secara langsung, untuk ini tidak disediakan lembar jawab. 3. Bacalah petunjuk khusus cara pengisian kuesioner untuk setiap bagian. 4. Apapun jawabanmu untuk semua butir tidak akan dianggap salah, sejauh sesuai dengan keadaanmu yang sesungguhnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
C. Identitas Responden (Mohon dituliskan beberapa data berikut ini) Kelas : __________
Status urutan anak :anakke____dari ____bersaudara
Jenis Kelamin :__________Pendidikanayah:__________ibu:____________ Agama: ____________Suku/Etnis
:______________________________
BAGIAN A Petunjuk Pengisian: Untuk menjawab pertanyaan/pernyataan pada kuesioner bagian A ini, Berilah tanda centang ( ) pada garis skala yang tersedia untuk setiap pertanyaan/pernyataan sesuai dengan sikap dan hati nuranimu. Tanda centang bisa kamu berikan satu saja di sepanjang garis skala tersebut, tidak harus tepat pada garis perpotongan untuk setiap garisnya. Yang harus kamu perhatikan adalah bunyi pernyataan/pertanyaan yang tertulis di atas setiap garis skala dan jawablah sesuai dengan pilihan jawaban pada ujung kanan dan kiri di setiap garis skala tersebut. Contoh: Kedisiplinan saya datang ke sekolah… 1
5
Tidak pernah terlambat
9
Selalu
terlambat Pernyataan-Pertanyaan 1. Saya berdoa secara rutin atas kemauan diriku sendiri. 1
Tidak pernah
5
9
Selalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
2. Apakah penting bagi saya untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan saya?
1
5
Sangat tidak penting
9
Penting
3. Saya tetap menjaga rahasia teman saya, walaupun ia telah menyakiti saya. 1
5
Tidak pernah
9
Selalu
4. Walaupun kesalahan yang saya lakukan itu kecil, saya harus mengakui kesalahan itu. 1
5
Tidak pernah
9
Selalu
5. Mengerjakan semua tugas dari guru dengan baik adalah kewajiban seorang siswa. 1
5
Tidak setuju
9
Setuju
6. Saya menyesal jika melanggar tata tertib sekolah, tapi jika dalam keadaan terdesak saya melakukan hal itu (melanggar tata tertib). 1
Tidak pernah
5
9
Sering
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
7. Keteraturan saya berolahraga setiap hari 1
5
Sangat tidak teratur
9
Sangat teratur
8. Beberapa remaja seusiaku sudah mencoba-coba merokok, sedangkan saya sendiri… 1
5
9
Tidak pernah melakukan
Sering
9. Sesekali saya terpaksa terlambat masuk sekolah, dan saya merasa… 1
5
Tidak menyesal
9
Menyesal
10. Meski belum punya SIM, saya mengendari sepeda motor di lingkungan rumah dan sekolah. 1
5
Tidak pernah
9
Sering
11. Saya sudah mengerjakan tugas saya sendiri tanpa bantuan orang lain. 1
Tidak pernah
5
9
Selalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
12. Daripada saya tinggal kelas, pada saat ulangan lebih baik saya menyontek saja. 1
5
Tidak pernah
9
Sering
13. Apakah saya sudah berani tampil di depan kelas? 1
5
Tidak pernah
9
Selalu
14. Apakah saya mengungkapkan pendapat saya kepada teman saat belajar bersama? 1
5
Tidak pernah
9
Selalu
15. Beranikah saya membuka pembicaraan dalam kelompok tanpa harus orang lain meminta? 1
5
Sangat takut
9
Sangat berani
16. Pernahkah saya mengunjungi suatu bazaar, pameran, atau suatu perusahaan? 1
Tidak pernah
5
9
Selalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
17. Saya berpikir sebelum mengambil keputusan. 1
5
9
Tidak pernah
Selalu
18. Membereskan kamar pribadiku adalah kewajibanku. 1
5
Tidak pernah melakukan
9
Selalu melakukan
19. Saya merasa harus bertanya kepada teman. 1
5
Sangat tidak setuju
9
Sangat Setuju
20. Apakah saya mengajari teman saya yang kesulitan dalam belajar? 1
5
Tidak pernah
9
Selalu
21. Apakah saya mengingatkan teman saya yang beragama lain untuk melaksanakan ibadahnya? 1
Tidak pernah
5
9
Selalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
22. Tawuran merupakan wujud solidaritas antar teman satu sekolah. 1
5
Sangat salah
9
Sangat benar
23. Mencoret-coret (jalan, tembok, halte, tiang) dengan kata-kata kurang pantas merupakan tindakan yang biasa dilakukan oleh kaum muda untuk mencurahkan perasaan. 1
5
Sangat salah
9
Sangat benar
24. Apakah saya memilah sampah sebelum dibuang di tempat sampah (organik, non organik)? 1
5
Tidak pernah
9
Selalu
25. Saya memanfaatkan waktu belajar di rumah ketika malam hari (19.00-22.00)? 1
5
Tidak pernah
9
Selalu
26. Saya memberi pujian kepada teman yang berprestasi. 1
Tidak pernah
5
9
Selalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
27. Saya menggunakan barang-barang handmade buatan orang lain? 1
5
9
Tidak pernah
Selalu
28. Saya menyapa dan memberi salam terlebih dahulu kepada orang yang lebih tua. 1
5
9
Tidak pernah
Selalu
29. Saya berbicara menggunakan bahasa yang sopan kepada semua orang. 1
5
Tidak pernah
9
Selalu
30. Saya mendengarkan pendapat orang lain yang sedang berbicara. 1
5
Tidak pernah
9
Selalu
31. Bagiku mengikuti kegiatan kerja bakti di lingkungan rumah merupakan kewajibanku. 1
Sangat tidak wajib
5
9
Sangat wajib
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
32. Karena tidak tersedia tong sampah di sekitar saya, sesekali saya membuang sampah di sembarang tempat. 1
5
Tidak pernah
9
Selalu
33. Bagiku menjaga dan merawat tanaman yang ada di sekolah adalah kewajibanku. 1
5
Sangat salah
9
Sangat benar
34. Bagiku mengikuti upacara bendera meskipun hanya di hari Senin dan upacara peringatan Hari Nasional (contohnya: hari Kemerdekaan, Hardiknas, Pramuka) merupakan kewajiban.
1
5
Sangat salah
9
Sangat benar
35. Bagiku menghafalkan 5 sila dalam Pancasila tanpa menerapkan sila-sila tersebut sudah cukup. 1
Sangat salah
5
9
Sangat benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
36. Bagiku mengenal budaya dari daerah sendiri sudah cukup. 1
5
Sangat salah
9
Sangat benar
37. Walaupun jam beribadah dari orang yang tidak seagama dengan saya belum dimulai, saya bisa mengobrol dan berbicara di sekitar tempat ibadah tersebut. 1
5
Sangat salah
9
Sangat benar
38. Saya malas kenal dan berteman dengan teman yang tidak se”tipe” (misalnya dalam hal sifat, status sosial, jenis kelamin, agama) dengan saya. 1
Sangat salah
5
9
Sangat benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Lampiran 2. Konstruk Instrument Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta No.
Aspek-aspek
1.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (religius) Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri a. Jujur
2.
3.
Item Fav 1, 2
Item Unfav
Memahami kekurangan dan kelebihan diri
4
3
Indikator Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja
b.
Bertanggungjawab
Menunjukkan sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana yang seharusnya dilakukan
5, 6
7
c.
Bergaya hidup sehat
Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik
8, 9
10
d.
Disiplin
Menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
11,12
13
e.
Kerja keras
Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
14
15
f.
Percaya Diri
Menunjukan sikap percaya diri
g.
Berjiwa wirausaha
Memiliki jiwa kewirausahaan
16,17 , 18 19,20
h.
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumbersumber lain secara logis-kritis dan kreatif
Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
21
22, 23
i.
Mandiri
Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya
25
24
j.
Ingin tahu
Menguasai pengerahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menegah
27
26
k.
Cinta ilmu
Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana dalam
29
28
Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sederhana
Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesame a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
b.
Patuh pada aturanaturan sosial
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan dimasyarakat
Menghargai adanya perbedaan pendapat
Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih
30, 31
34,35
32, 33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Luas c.
4.
5
Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya
36,37
d.
Menghargai karya dan prestasi orang lain Santun
Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun
38,39
e.
Demokratis
Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia
41,42
40
Mendiskripsikan gejala alam dan sosial
43,45
44
Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab
46
47, 48 49, 50
Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan Nilai kebangsaan a. b.
Nasionalis Menghargai keberagaman
Menghargai karya seni dan budaya nasional Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103 LAMPIRAN 3. TABULASI DATA HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA
NO
KLS.
Status Urutan
1
VIII D
2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
2/2
4.5
7.4
5.4
6.3
7.5
5.7
8.4
6.5
8.4
7.7
5.5
7.6
6.6
5.3
4.7
5.2
7.2
8.4
4.5
6.4
5.4
8.6
8.5
VIII D
2/3
5.4
8.2
5.3
6.3
7.3
5.6
6.2
8.7
4.6
5.3
5.1
6.7
6.4
5.4
7.3
4.3
6.4
5.2
3.7
8.3
5.4
8.7
8.6
VIII D
1/2
7.3
8.5
6.3
6.4
3.4
3.6
6.7
8.6
6.3
3.7
4.3
3.7
8.7
6.4
6.4
1.3
7.6
1.2
2.4
6.7
7.3
8.7
8.3
4
VIII D
1/1
5.6
8.6
7.6
8.4
8.5
4.6
8.6
8.6
8.4
6.7
5.4
6.5
4.8
6.4
7.4
5.4
8.6
4.6
1.6
6.4
8.5
1.5
8.6
5
VIII D
1/1
4.4
8.4
8.3
5.3
8.4
8.6
4.3
8.6
8.3
5.6
4.4
8.6
4.5
4.3
4.6
5.1
8.3
8.4
5.7
1.4
4.6
8.7
8.6
6
VIII D
1/2
5.4
8.3
5.5
8.3
5.3
1.7
8.4
1.6
8.4
4.6
8.6
1.5
8.6
8.3
8.4
1.4
8.4
7.3
2.7
8.4
1.4
4.5
1.7
7
VIII D
1/1
8.4
8.6
5.3
8.5
8.7
5.6
8.4
8.5
8.6
4.6
5.5
8.6
5.5
5.6
8.6
5.6
8.5
8.4
1.6
4.4
4.5
8.6
8.5
8
VIII D
2/2
4.3
7.6
4.5
6.5
5.3
5.3
7.5
8.5
7.3
7.4
7.4
7.5
5.6
4.4
4.5
5.2
7.3
4.6
5.2
4.6
4.4
6.2
8.3
9
VIII D
1/2
8.5
8.4
8.4
8.5
8.5
2.6
8.4
8.5
8.4
2.5
5.2
4.8
5.4
7.4
5.4
5.4
8.4
7.6
2.7
5.5
5.4
8.5
8.6
10
VIII D
2/2
8.6
8.6
8.6
8.5
7.4
7.4
8.5
8.4
8.6
5
5
7.4
5
5
5
7.3
8.4
3.6
2.5
5
8.4
8.4
8.7
11
VIII D
3/3
8.4
8.5
8.5
5.1
5.5
5
8.4
8.6
6.6
1.4
4.9
4.6
7.6
5
5.4
5.6
6.3
5.1
5
4.6
5.1
8.6
8.6
12
VIII D
2/2
8.5
6.5
6.4
6.4
8.6
5.5
8.5
8.8
5.4
1.7
5.4
6.7
5.3
8.5
4.3
6.4
7.4
8.5
4.5
6.6
5.3
7.7
8.6
13
VIII D
1/2
8.5
8.6
5.4
8.6
7.6
5.4
8.3
8.7
5.4
1.7
5.3
4.7
5.5
5.2
4.9
1.4
8.4
7.4
5.4
5.4
5.4
8.6
8.6
14
VIII D
2/5
6.3
8.4
6.2
5.4
8.4
3.8
8.3
8.6
7.2
6.6
5.7
4.8
5.2
4.6
5.3
6.2
7.5
6.3
3.8
5.4
4.5
8.6
8.4
15
VIII D
2/2
5.3
8.3
5.6
4.4
5.4
4.7
7.3
8.7
6.2
4.7
5.7
4.7
4.5
5.3
5.2
4.4
6.3
4.4
4.5
5.3
5.3
8.7
8.7
16
VIII D
3/3
8.4
8.5
4.5
8.4
6.4
5.6
7.3
8.6
7.3
3.6
3.3
6.5
3.3
4.4
5.4
5.3
4.4
6.3
5.7
7.3
4.4
7.7
7.7
17
VIII D
3/3
4.3
8.3
4.4
4.4
8.3
5.7
8.2
8.8
4.5
1.8
4.5
8.4
4.6
4.3
4.6
4.2
4.4
4.6
5.5
5.7
8.6
8.9
8.5
18
VIII D
1/2
6.4
8.4
5.3
6.5
8.5
5.4
8.5
8.6
8.3
8.5
5.6
4.5
6.6
6.6
6.5
6.5
8.4
8.4
4.6
5.3
8.4
8.4
8.7
19
VIII D
2/2
6.3
8.3
8.4
8.5
7.4
4.6
8.4
8.7
5.4
5.7
4.4
5.4
4.4
7.4
8.4
4.4
5.3
7.7
7.5
4.4
7.4
8.7
8.4
20
VIII D
2/3
3.4
7.4
3.5
7.5
5.4
5.7
7.7
8.6
6.3
5.5
8.6
7.7
5.3
4.3
4.1
6.6
7.6
6.6
5.4
4.3
2.4
8.4
8.4
21
VIII D
1/1
7.4
8.5
5.6
6.5
5.6
5.6
6.7
8.6
8.6
5.4
4.4
4.4
8.4
6.8
8.7
5.4
8.3
1.6
5.3
6.4
8.6
8.5
8.5
22
VIII D
2/3
8.5
8.5
8.4
7.5
8.4
2.6
8.5
8.5
8.5
1.5
5.6
7.7
8.5
7.5
7.4
7.4
8.5
3.5
4.5
8.3
8.4
8.5
8.4
23
VIII D
2/2
8.7
8.4
8.6
8.4
8.4
5.3
8.6
8.6
4.7
1.6
5.4
5.4
8.6
8.4
8.4
4.6
8.4
8.5
1.6
8.5
8.5
1.6
1.6
24
VIII D
2/2
5.5
8.6
8.6
8.5
6.4
6.3
8.6
8.5
7.6
2.5
5.4
6.6
8.5
8.4
8.5
5.4
8.6
8.5
4.6
6.3
8.5
6.6
8.7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104 25
VIII D
1/2
8.7
8.4
4.5
6.4
7.4
5.6
8.6
8.7
4.7
8.4
4.4
8.6
4.5
4.4
2.3
4.5
8.5
8.3
5.6
4.6
8.4
8.5
8.5
26
VIII D
2/4
8.4
8.4
7.3
7.6
7.3
5.5
8.2
1.6
7.4
2.6
5.5
5.5
3
6.3
6.6
1.6
8.5
7.3
5.3
5.6
5.3
8.6
8.5
27
VIII D
2/2
8.4
8.4
4.5
4.3
6.7
4.8
8.4
8.9
5.4
1.5
5.3
4.7
5.2
5.2
5.3
6.5
5.6
5.6
5.6
6.8
8.6
5.6
5.7
28
VIII D
1/3
8.9
8.8
8.8
8.8
8.8
4.9
8.6
8.9
8.7
7.2
5.2
8.9
5.8
7.1
5.1
6.1
7.1
8.1
1.1
8.1
8.1
8.9
8.8
29
VIII D
1/2
5.2
7.3
8.5
6.6
5.5
4.6
8.4
8.7
5.3
7.7
4.3
5.3
4.3
5.3
6.3
2.3
5.3
5.3
3.5
5.3
4.7
8.6
8.6
30
VIII D
2/2
6.4
8.3
5.1
4.7
8.4
6.7
7.5
8.6
8.3
6.7
5.4
7.6
5.3
7.5
8.4
5.3
8.2
7.3
5.7
5.3
4.3
8.6
8.7
31
VIII D
2/3
7.1
8.6
5.1
8.8
7.8
1.2
8.8
8.9
6.7
8.8
6.8
8.9
5.7
7.4
8.7
1.2
8.8
8.7
4.8
7.4
5.6
8.4
6.3
32
VIII D
2/2
5.4
8.3
8.3
8.4
7.4
6.7
8.3
8.8
7.4
2.7
5.2
6.7
8.2
8.3
8.3
5.4
8.3
7.3
4.7
6.3
8.3
6.9
8.6
33
VIII D
1/1
6.3
5.3
8.4
5.4
6.4
5.6
8.3
5.7
5.3
2.7
5.1
7.3
8.6
8.5
7.5
3.4
6.5
6.3
4.7
8.5
8.3
1.6
5.6
34
VII D
1/2
8.5
6.4
7.4
7.4
5.5
6.6
8.4
7.4
7.5
6.4
2.6
7.4
5.8
6.7
4.7
8.5
7.5
4.5
8.8
8.5
8.4
8.5
35
VII D
1/2
7.3
8.5
6.5
7.5
7.5
4.5
5.5
8.5
5.6
3.2
4.5
5.5
4.5
6.6
6.5
3.5
5.8
5.5
3.5
5.6
6.5
8.5
6.5
36
VII D
2/3
4.4
8.5
4.4
4.5
7.4
4.7
7.4
7.7
8.4
4.5
4.4
6.5
7.4
6.4
5.3
6.5
6.5
5.4
5.5
4.4
5.4
7.6
7.6
37
VII D
1/2
5.6
5.4
5.4
6.3
6.3
8.4
8.4
8.5
8.5
2.5
7.4
7.5
3.5
8.3
7.5
6.5
8.5
5.4
4.8
5.5
4.5
8.5
8.5
38
VII D
2/2
8.3
8.3
5.2
6.5
8.5
4.7
8.5
1.5
8.5
6.3
5.3
5.5
7.5
8.3
6.5
1.8
8.6
7.5
4.7
5.2
7.3
8.5
8.5
39
VII D
1/2
5.5
5.5
5.5
5.5
7.5
4.5
8.5
8.6
4.5
8.5
5.5
5.5
8.5
5.4
5.5
6.5
8.5
3.5
5.5
5.4
5
8.5
8.5
40
VII D
1/2
7.5
8.5
1.7
1.5
8.4
6.5
8.7
8.5
8.8
4.5
5.5
4.5
6.5
8.8
8.8
5.5
8.5
2.6
3.4
1.5
5.5
7.5
8.5
41
VII D
2/2
5.4
8.5
6.4
7.4
7.4
5.5
8.5
8.5
7.4
7.5
6.4
2.8
6.4
5.4
6.5
4.4
8.5
2.5
4.5
6.5
7.5
4.5
3.8
42
VII D
1/2
7.3
8.3
8.3
6.3
5.3
4.7
8.5
7.5
8.5
1.5
4.5
4.5
8.3
6.3
6.5
4.5
5.5
4.6
3.6
8.5
8.5
8.5
8.5
43
VII D
2/3
7.3
8.5
4.2
6.3
6.2
5.5
8.4
7.5
7.4
1.5
7.5
4.6
6.3
5.5
7.2
7.3
6.3
1.4
6.5
6.3
2.3
4.6
4.6
44
VII D
1/2
5
8
5
5
5
5
7.5
8.5
5
5
3
5
8
5
5
5
5
2
3
3
5
8
5
45
VII D
2/2
7.4
8.5
4.5
8.4
7.4
5.6
8.5
8.5
7.4
2.6
4.3
8.5
7.3
3.5
6.4
7.3
8.5
7.3
4.5
8.3
8.3
6.5
4.6
46
VII D
2/2
7.4
7.4
8.5
8.4
8.5
7.5
8.5
8.6
7.3
4.7
5.3
5.5
5.4
5.4
6.4
5.4
8.5
1.5
7.5
4.5
4.5
8.5
8.5
47
VII D
2/2
8.4
8.5
8.4
8.4
8.5
8.8
8.4
8.5
8.4
8.6
8.4
8.5
8.4
8.4
8.5
8.3
8.5
6.5
8.7
7.4
8.4
8.8
8.7
48
VII D
2/2
6.6
6.6
7.5
6.5
6.5
5.5
5.5
6.5
5.5
3.5
6.5
4.5
5.5
5.5
5.5
5.5
5.5
6.5
4.5
7.6
6.4
8.5
6.5
49
VII D
2/2
7.5
7.5
7.4
7.4
7.5
7.4
7.4
7.5
7.5
7.4
7.5
7.5
7.4
7.4
7.4
6.5
3.4
6.5
3.5
6.4
3.4
3.5
7.5
50
VII D
2/3
4.5
8.5
7.5
7.5
3.5
8.5
7.5
8.5
8.5
4.5
5.5
8.5
6.5
7.5
6.5
7.5
8.5
6.7
5.5
8.5
1.5
4.5
8.5
51
VII D
2/2
6.3
6.3
5.4
5.4
6.4
5.5
7.4
8.5
7.4
5.5
4.5
6.5
5.5
5.5
5.5
6.4
5.4
7.4
5.8
5.5
2.5
6.5
8.5
52
VII D
1/2
7.5
8.4
4.5
5.5
7.5
6.5
5.4
5.5
5.5
4.6
4.5
5.5
4.5
4.5
4.5
6.5
5.4
5.5
4.5
5.5
5.5
8.5
8.4
5.60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105 53
VII D
1/2
8.8
8.8
8.7
8.7
8.7
8.8
8.5
8.7
8.5
8.7
8.5
8.7
1.5
8.5
8.5
8.5
8.5
6.5
3.5
8.5
8.5
8.8
8.5
54
VII D
1/2
6.4
7.4
7.4
6.4
6.5
5.6
6.5
7.5
6.5
3.5
3.5
7.5
6.5
6.5
6.5
6.5
6.5
2.5
7.4
6.5
7.5
7.5
7.5
55
VII D
1/2
3.5
8.5
6.5
7.5
8.5
4.5
8.5
8.5
5
3.5
3.5
4.5
6.6
7.4
5.5
6.5
7.5
8.5
6.5
6.5
5.5
8.5
8.5
56
VII D
2/2
5.5
8.5
5.5
7.5
6.5
6.5
8.5
8.5
8.5
8.5
5.5
8.5
8.5
5.4
5.4
4.5
8.5
8.5
8.6
5.4
1.4
8.6
8.7
57
VII D
1/3
8.6
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
7.3
4.5
7.4
4.8
8.5
8.4
6.4
5.5
8.5
1.7
4.7
7.4
5.5
8.7
8.5
58
VII D
2/2
5.4
8.5
2.3
7.4
8.4
6.6
7.3
8.8
8.4
2.8
6.4
5.8
5.3
7.4
8.5
7.4
7.4
5.4
5.5
6.4
4.3
8.7
7.6
59
VII D
3/4
6.2
6.2
7.3
5.4
7.4
4.8
7.4
8.5
8.3
6.5
4.4
3.4
5.5
6.5
7.4
5.5
8.5
5.5
5.6
6.4
6.4
8.5
8.5
60
VII D
2/2
7.4
8.4
3.5
6.5
7.4
6.5
6.5
5.7
5.5
3.6
4.4
5.6
4.6
4.6
4.6
6.4
5.6
4.5
5.5
3.6
5.5
8.5
7.4
61
VII D
3/3
7.5
8.5
4.5
7.5
8.5
7.5
7.6
8.5
7.5
7.5
7.5
6.5
5.5
6.5
5.5
3.5
7.5
2.5
6.5
5.4
5.5
8.5
8.5
62
VII D
1/1
5
8
5
5
8
8
8
5
8
8
5
8
3
5
5
2
8
7
5
5
8
8
8
63
VII B
1/2
2.3
8.4
8.5
4.5
8.6
6.4
8.5
1.6
8.4
4.5
6.4
6.3
6.3
8.4
8.4
6.6
8.4
4.6
3.5
5.5
5.5
1.8
1.6
64
VII B
2/2
8.7
8.5
4.4
5.5
8.5
8.6
6.4
8.6
8.5
7.5
6.5
8.4
3.5
6.5
5.5
6.4
7.8
6.4
5.5
3.4
5.4
7.8
7.6
65
VII B
2/3
7.5
8.5
4.7
5.5
8.5
8.4
4.5
8.5
8.5
8.5
6.5
8.5
4.6
7.5
5.5
6.4
7.5
5.7
4.3
3.8
7.6
7.5
6.5
66
VII B
3/3
9
9
8
9
9
9
6
9
9
9
9
9
8
8
8
7
9
7
5
8
8
9
9
67
VII B
1/2
9
9
6.5
6.4
9
9
4.4
9
5.5
9
1
9
1
6.5
6.5
9
9
9
4.6
5.5
9
9
9
68
VII B
2/3
7.5
8.7
6.5
6.5
8.5
3.6
6.5
7.5
8.4
3.6
6.5
7.6
8.3
8.4
8.5
7.5
8.6
6.5
2.5
4.5
3.5
8.5
7.8
69
VII B
1/2
5.3
8.8
2.6
8.5
8.8
8.7
8.6
7.4
8.8
1.4
8.7
7.6
2.5
7.4
5.5
6.3
7.7
3.5
3.5
2.3
1.3
8.7
1.7
70
VII B
1/1
6.3
7.4
5.5
6.5
5.5
8.5
8.5
8.7
5.6
5.5
8.5
5.5
2.4
3.5
6.4
5.5
5.6
5.6
5.5
5.5
5.8
7.6
1.6
71
VII B
1/2
8.8
8.7
7.7
5.4
8.8
7.8
7.4
8.6
8.4
2.8
4.7
7.8
2.2
6.4
5.4
5.5
8.5
7.4
2.8
6.5
8.5
5.5
3.5
72
VII B
2/2
8.8
8.8
7.5
7.5
8.5
8.4
5.6
8.4
8.5
5.5
5.5
7.4
2.5
4.5
6.5
6.4
7.5
7.5
2.4
6.8
8.8
5.5
3.5
73
VII B
2/3
2.2
8.2
3.2
2.2
8.2
2.8
2.2
8.8
7.2
1.8
3.2
6.8
2.2
3.2
3.2
2.2
2.2
4.2
2.8
2.2
2.2
6.8
6.8
74
VII B
2/2
7.5
7.5
8.4
5.4
6.4
7.6
5.5
8.6
8.4
8.5
5.5
7.6
8.4
6.5
7.4
7.5
7.5
7.6
6.5
7.5
5.5
8.6
8.5
75
VII B
1/2
8.4
7.4
7.4
8.4
7.5
8.5
5.6
8.5
8.5
8.5
6.5
7.4
5.5
7.4
6.5
6.5
7.5
4.6
4.5
5.4
3.5
8.5
8.5
76
VII B
2/5
8.5
8.5
4.3
6.8
8.5
6.4
5.5
8.6
8.5
2.4
4.6
4.3
2.4
6.4
2.4
7.5
6.5
8.5
2.4
6.6
7.4
8.5
8.5
77
VII B
7/9
8.6
8.6
4.6
6.5
8.5
8.5
5.5
8.5
8.5
8.5
5.5
7.6
6.5
7.6
7.5
5.5
7.5
8.5
6.5
6.5
5.5
8.4
8.5
78
VII B
1/4
6.5
8.4
6.5
6.4
5.5
4.5
5.5
8.5
5.5
4.4
5.4
5.5
5.6
5.5
5.6
5.5
5.5
5.5
4.8
5.6
5.5
8.4
8.5
79
VII B
1/1
8.5
8.5
8.4
8.4
8.5
5.5
7.3
8.6
8.5
5.5
5.5
8.5
8.4
8.4
6.5
6.6
8.5
8.5
4.5
7.4
7.5
8.5
4.5
80
VII B
3/4
8.5
8.5
7.6
8.5
8.5
8.5
4.5
8.5
8.5
8.5
4.5
7.5
5.5
5.5
4.5
5.5
5.5
8.5
5.8
5.6
8.5
3.5
4.5
81
VII B
1/2
6.4
6.4
5.3
5.3
6.5
4.8
4.3
5.7
5.4
5.5
4.5
5.5
4.4
4.4
1.4
5.3
8.4
5.4
4.8
5.2
4.4
8.5
8.6
82
VII B
3/3
7.3
8.4
4.2
6.4
8.4
5.5
6.2
8.8
8.4
3.8
5.3
7.7
8.3
5.4
5.2
7.4
8.6
8.4
3.5
4.3
2.5
4.6
5.8
83
VII B
2/2
5.4
8.4
5.3
7.3
8.4
8.6
4.3
7.5
8.4
8.7
5.4
5.7
3.3
2.3
5.3
5.3
5.3
4.3
5.7
2.4
3.3
8.8
8.8
84
VII B
2/3
8.6
8.6
4.5
5.5
8.5
8.8
5.2
8.7
8.6
4.8
4.7
5.5
5.5
5.4
4.5
5.3
8.5
5.5
4.5
4.7
5.3
8.6
8.6
85
VII B
2/4
5.6
6.2
4.5
7.5
7.5
6.5
5.5
3.5
8.5
4.6
6.5
6.5
6.4
8.6
8.7
3.4
6.6
8.4
1.5
5.4
8.6
8.5
8.5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106 86
VII B
2/2
7.4
8.6
4.8
7.5
8.5
2.6
7.5
4.4
8.5
3.5
7.4
4.5
7.3
7.3
7.4
5.5
8.3
7.5
2.5
5.5
4.4
4.5
3.2
87
VII B
1/3
7.4
8.5
8.4
4.4
8.4
6.6
5.3
3.5
8.5
4.5
6.6
6.5
6.5
8.4
8.4
3.4
6.4
8.5
1.5
5.5
8.5
8.8
8.7
88
VII B
2/2
6.5
8.5
8.5
8.5
8.5
7.3
6.5
8.4
8.6
8.5
6.5
7.5
4.5
8.5
4.5
6.5
5.5
8.5
3.5
5.6
1.6
8.5
1.6
89
VII B
3/3
8.9
1.8
4.1
4.9
8.9
5.2
4.9
8.9
8.9
9.8
4.9
5.2
4.9
4.8
4.8
4.8
8.8
4.8
3.2
4.8
4.8
8.8
8.8
90
VII B
1/2
8.5
1.5
4.6
5.5
8.5
5.5
5.5
8.5
8.5
5.5
4.5
5.5
4.5
4.5
4.5
8.5
8.5
4.5
3.5
4.5
4.5
8.5
8.5
91
VII B
2/4
6.4
8.6
8.5
8.5
8.5
7.5
7.5
8.5
7.5
1.5
4.5
8.5
4.5
7.5
4.5
7.5
7.4
7.5
5.5
6.4
4.5
8.5
4.5
92
VII B
2/2
8.5
8.5
8.8
4.7
8.8
6.4
5.4
3.7
8.4
4.4
6.4
6.7
6.4
8.6
8.8
3.5
6.5
8.8
1.4
5.7
8.6
8.8
8.8
93
VII B
2/4
8.5
8.5
8.5
4.5
8.6
6.5
5.5
3.6
8.5
4.6
6.5
6.5
6.5
8.5
8.7
3.5
6.6
8.7
1.6
5.5
8.7
8.5
8.4
94
VII B
3/4
8.5
7.5
8.5
8.5
8.5
8.7
8.5
8.7
8.5
7.5
6.5
3.5
4.5
5.5
8.5
5.5
8.5
7.3
3.5
8.4
3.5
8.5
8.5
95
VII B
1/2
8.6
8.6
4.4
5.3
8.7
8.8
5.3
8.8
8.5
5.6
4.5
5.5
5.4
5.4
4.5
5.3
8.5
5.3
4.7
4.5
5.4
8.5
8.7
96
VII B
1/1
8.5
7.5
7.4
7.5
8.5
7.5
5.5
8.5
8.5
5
5.5
7.5
2.5
4.5
6.5
6.5
7.5
7.5
2.5
6.5
8.5
5.5
6.5
97
VII B
2/3
6.6
8.4
6.4
4.5
4.7
5.5
5.5
6.5
5.5
4.8
4.5
5.7
4.6
5.3
6.4
6.4
6.4
7.4
4.6
4.5
4.5
7.5
8.5
98
VIII B
1/1
6.5
8.5
7.4
6.5
8.6
6.5
6.5
8.5
8.5
8.5
6.5
5.4
5.5
4.5
3.5
5.5
7.5
8.6
4.7
4.5
1.5
8.5
8.5
99
VIII B
2/2
8.4
8.4
8.5
6.5
7.5
3.5
8.2
8.5
8.5
6.7
4.3
5.5
5.5
3.5
5.6
7.5
8.5
6.3
6.3
6.3
6.3
6.3
6.3
100
VIII B
3/3
8.5
8.5
6.3
7.3
8.4
4.5
5.5
8.5
5.5
4.5
5.4
4.6
4.5
6.5
5.5
8.5
8.5
8.4
4.6
6.5
5.5
8.5
8.5
101
VIII B
1/3
8.5
8.5
4.4
5.5
8.5
3.7
1.5
6.5
6.6
2.6
3.5
8.5
3.6
5.5
4.6
6.5
7.5
7.4
6.6
4.5
1.5
8.6
7.5
102
VIII B
1/2
6.3
3.3
6.3
5.2
5.6
4.6
4.5
5.4
5
4.4
4.5
5.5
5.5
4.5
8.5
8.5
8.4
8.4
4.5
8.8
5.3
1.5
1.6
103
VIII B
3/3
5.4
5.4
5.5
5.5
5.5
4.4
5.5
5.7
5.4
5.5
5.6
5.5
5.5
5.6
5.5
5.5
5.5
5.4
4.5
5.4
4.4
8.5
8.3
104
VIII B
1/2
7.4
8.7
7.4
5.3
5.3
4.5
4.3
8.6
8.4
8.6
5.3
8.6
7.4
6.5
5.4
7.2
8.3
7.3
4.5
5.5
6.4
8.7
8.5
105
VIII B
1/3
8.5
8.4
5.5
6.3
6.4
4.8
8.5
8.6
5.6
5.7
5.3
5.4
5.4
5.4
5.4
5.3
8.4
8.5
4.6
4.5
4.5
8.6
8.6
106
VIII B
1/3
7.5
7.5
7.6
5.8
5.8
4.3
4.6
7.4
5.5
4.4
5.6
4.5
5.4
5.7
5.6
4.7
6.6
7.5
5.5
5
5.6
5.5
6.4
107
VIII B
3/4
8.5
8.5
6.5
5.5
6
5.4
7.5
8.5
7.6
4.5
4.5
4.5
5.5
5.6
5.6
5.5
5.5
5.4
4.5
5.5
5.5
8.6
8.5
108
VIII B
2/2
5.4
8.5
4.6
4.5
5.4
3.6
4.5
8.5
3.4
2.5
4.4
3.7
7.5
8.5
8.5
6.4
7.5
3.5
4.5
6.5
4.5
8.5
5.5
109
VIII B
1/2
7.6
9
5.7
6.8
7.5
3.6
5.3
9
5
7
5
4.2
7.7
7.8
7
7
7.8
7
5
5
5
6
9
110
VIII B
2/2
4.6
8.4
1.6
8.4
8.5
5.5
8.5
8.5
8.5
4.6
4.5
8.5
8.4
8.5
8.4
1.4
8.4
8.6
3.5
8.5
8.5
8.5
8.5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107 111
VIII B
1/2
5.5
8.5
5.6
6.5
8.4
4.5
4.4
5.5
5.5
3.6
5.5
4.5
5.5
6.5
6.6
6.5
6.5
5.5
4.5
8.5
5.2
4.8
4.8
112
VIII B
3/4
7.4
8.5
7.5
7.5
8.5
7.8
4.5
8.4
7.5
3.6
5.4
5.5
5.5
6.5
6.5
6.5
7.5
6.5
3.5
7.4
4.5
8.5
8.5
113
VIII B
1/2
8.3
8.7
8.2
8.2
8.2
1.8
4.4
8.5
4.5
1.3
8.5
8.5
1.6
5.2
1.3
8.5
8.5
8.4
1.8
5.6
1.5
1.6
1.8
114
VIII B
2/2
8.5
6.5
5
5.4
7.6
6.5
8.5
8.5
8.5
4.5
6.7
6.5
6.3
4.8
8.4
6.2
4.5
1.6
5.6
8.5
4.6
8.4
7.7
115
VIII B
1/2
3.5
8.6
7.3
7.2
6.6
3.8
4.3
3.8
6.3
4.6
6.3
3.7
7.4
6.3
6.4
6.7
6.5
7.4
2.6
6.5
7.4
3.6
3.5
116
VIII B
3/3
5.5
8.5
5.6
6.7
8.5
4.5
4.6
5.5
5.5
3.4
5.5
4.3
5.5
6.5
6.5
6.6
6.5
5.6
4.5
5.3
5.4
4.5
4.5
117
VIII B
1/2
8.4
4
8.5
8.5
8.5
8.5
5.5
8.5
8.5
8.5
4.5
8.5
5.5
8.5
7.5
8.5
7.5
8.4
4.6
7.5
7.5
8.5
8.5
118
VIII B
1/2
8.5
8.5
8.5
8.5
7.5
8.5
5.5
8.5
8.5
8.5
4.5
8.5
7.5
8.5
6.5
6.5
8.5
5.5
4.5
7.5
7.5
5
8.5
119
VIII B
2/3
5.4
5.5
5.4
8.5
8.5
5.5
8.5
5.5
5.5
5.5
4.5
5.5
4.5
8.5
8.5
8.4
8.5
8.5
1.5
8.4
8.5
4.9
8.5
120
VIII B
1/2
8.3
9
8.3
7.5
8.4
4.6
8.4
9
8.3
4.8
5.3
5
8.3
7.5
8.5
8.4
8.4
8.5
5.8
5.5
5
8.5
8.5
121
VIII B
1/2
5.5
8.5
5.4
5.4
8.5
4.4
4.5
6.5
5.5
5.5
3.5
4.5
6.5
5.5
5.5
6.5
4.5
6.5
4.5
4.5
4.5
2.6
8.5
122
VIII B
1/2
6.5
8.5
7.5
7.5
8.5
5.5
5.5
8.5
7.5
5.5
6.5
8.5
4.5
4.5
5.5
5.4
7.6
7.5
4.5
7.5
6.5
7.5
8.5
123
VIII B
2/1
7.5
8.5
4.5
5.5
8.5
5.5
4.5
8.5
8.5
5
6.5
5.5
4.5
4.5
5.5
5.5
5.5
7.5
5.5
4.5
3.5
5.5
8.5
124
VIII B
4/4
8
9
8.5
8
9
5
1
9
7
4.7
5.7
5
4.5
4
4.5
1.5
5
4
6
5
6
9
9
125
VIII B
1/3
7.3
8.4
8.5
8.5
5
7.5
3.4
8.5
8.5
7.8
7.3
7.8
7.3
7.3
7.3
7.3
8.3
7.3
3.6
6.5
7.5
8.8
8.5
126
VIII B
4/4
5.5
8.5
8.5
8.5
5.5
5.4
4.5
5
5.5
4.5
5.5
4.8
4.8
5.5
5.5
5.5
5.5
5.5
4.5
5.5
5.5
4.5
1.7
6.9
8.0
6.3
6.7
7.5
5.9
6.7
7.7
7.3
5.2
5.5
6.3
5.7
6.3
6.2
5.7
7.3
6.3
4.4
5.9
5.8
7.4
7.3
C
B
C
C
B
C
C
B
B
D
D
C
D
C
C
D
B
C
E
C
D
B
B
Rata-rata Butir kurang optimal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108
NO
KLS.
Status Urutan
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
TOTAL
Ratarata
1
VIII D
2/2
5.5
4.6
8.4
4.6
7.6
5.4
8.4
7.3
5.4
5.6
7.5
8.6
8.5
6.5
8.6
332.3
6.6
2
VIII D
2/3
6.3
5.3
6.3
4.5
7.4
5.3
6.4
5.4
4.7
5.5
1.7
3.7
3.6
5.6
3.6
283
5.7
3
VIII D
1/2
4.2
1.6
7.3
6.2
6.4
3.3
6.6
3.4
7.7
3.2
7.3
2.7
3.5
6.7
8.6
275.6
5.5
4
VIII D
1/1
1.4
4.5
6.6
4.5
6.6
6.7
7.3
8.4
5.5
6.7
8.4
3.3
4.8
7.7
1.5
309.2
6.2
5
VIII D
1/1
4.4
4.6
5.2
4.3
5.3
8.4
4.5
4.6
8.6
4.4
5.2
8.6
5.7
5.8
8.6
296.7
5.9
6
VIII D
1/2
8.3
8.4
8.4
5.6
8.5
8.4
8.3
8.5
8.7
8.3
8.4
1.5
1.8
4.8
1.7
276.3
5.6
7
VIII D
1/1
8.5
5.3
8.5
1.4
8.4
8.6
0.4
8.4
5.6
8.6
8.3
8.7
1.6
5.5
1.3
329.1
6.6
8
VIII D
2/2
3.4
3.3
6.1
2.6
6.3
5.4
5.3
5.2
4.4
4.9
7.3
3.5
4.9
4.8
5.3
282.5
5.7
9
VIII D
1/2
5.3
8.6
8.4
5.4
8.5
8.4
8.4
8.5
4.5
8.3
8.3
1.6
8.6
8.7
8.4
326
6.5
10
VIII D
2/2
8.6
6.5
8.4
5
8.5
8.4
8.5
8.5
6.6
7.6
8.4
8.4
1.6
8.6
8.7
340.1
6.8
11
VIII D
3/3
2.6
3.5
4.3
4.9
5
6.3
5.1
5.1
6.7
5.1
8.6
5
5
6.5
7.7
287.1
5.7
12
VIII D
2/2
3.4
5.3
5.3
7.5
8.6
8.5
8.5
8.3
6.7
5.5
6.4
1.6
3.5
3.6
3.7
312.4
6.2
13
VIII D
1/2
1.5
5.2
6.4
5.3
8.6
8.5
8.4
5.3
4.8
5.3
8.6
5.5
4.8
4.6
4.6
299.1
6.0
14
VIII D
2/5
7.3
5.4
7.3
4.4
8.4
7.3
5.5
6.5
6.6
8.5
8.4
1.7
4.7
4.6
8.7
305.6
6.1
15
VIII D
2/2
4.4
5.4
5.4
4.4
7.4
8.4
5.4
5.4
4.5
3.5
8.4
7.7
7.7
5.4
5.7
285.9
5.7
16
VIII D
3/3
7.2
6.3
6.3
4.3
7.3
8.3
6.2
6.4
3.7
3.3
8.5
7.7
7.7
5.7
5.8
298.4
6.0
17
VIII D
3/3
8.8
4.6
4.4
4.6
4.5
4.5
4.4
4.6
5.8
4.3
4.3
5.4
5.4
5.6
5.6
280.9
5.6
18
VIII D
1/2
8.4
6.6
6.5
5.4
8.3
6.6
6.4
6.4
4.8
5.5
8.3
3.3
5.6
5.4
8.6
329.7
6.6
19
VIII D
2/2
2.4
6.3
8.3
5.3
8.3
6.5
8.4
6.3
1.7
3.4
6.2
5.5
4.7
7.5
1.8
304.9
6.1
20
VIII D
2/3
2.5
4.3
6.4
3.2
6.5
5.4
5.6
5.4
6.6
5.3
8.4
5.5
4.7
5.7
5.6
284
5.7
21
VIII D
1/1
5.4
5.3
7.4
5.7
7.6
7.4
6.4
5.4
6.7
6.5
8.4
5.6
5.7
6.7
8.4
325.41
6.5
22
VIII D
2/3
1.6
8.4
8.5
4.5
8.5
8.4
8.5
5.6
8.6
5.4
8.3
5.6
1.7
7.6
1.6
322.32
6.4
23
VIII D
2/2
8.4
8.4
8.5
1.6
8.4
4.6
8.4
8.3
5.5
8.5
8.6
8.6
1.7
5.4
8.4
317.93
6.4
24
VIII D
2/2
5.2
6.5
8.5
3.3
8.4
8.5
8.4
5.3
8.7
6.4
8.4
5.5
1.7
1.5
1.6
332.34
6.6
25
VIII D
1/2
8.6
4.4
8.6
4.6
8.7
8.6
8.5
8.6
8.4
8.3
8.5
8.7
5.5
8.3
8.5
345.85
6.9
26
VIII D
2/4
4.4
6.7
6.4
4.6
8.3
7.4
7.5
7.5
5.6
6.5
8.2
7.6
7.6
5.7
5.7
312.46
6.2
27
VIII D
2/2
2.2
4.6
4.6
2.6
2.7
6.3
5.6
3.3
5.3
2.7
2.4
8.5
8.4
4.7
7.6
271.77
5.4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109 28
VIII D
1/3
4.2
5.2
8.1
6.1
8.1
8.2
8.1
8.8
4.8
8.1
8.1
8.9
1.9
8.9
1.9
350.68
7.0
29
VIII D
1/2
1.4
4.5
6.5
3.4
8.7
8.7
8.8
4.8
4.4
5.4
7.4
5.6
5.6
5.7
4.8
294.29
5.9
30
VIII D
2/2
4.4
6.3
7.3
6.2
8.4
7.2
7.6
7.4
6.7
6.5
8.2
8.4
7.6
6.7
6.7
341.5
6.8
31
VIII D
2/3
6.5
7.5
5.7
6.7
7.7
8.7
6.7
7.7
6.3
8.7
6.7
6.2
6.3
6.3
6.3
343.61
6.9
32
VIII D
2/2
6.3
6.4
8.4
3.4
8.4
8.3
8.3
6.4
8.6
6.4
8.3
6.9
8.7
1.7
6.9
344.12
6.9
33
VIII D
1/1
8.2
4.2
8.2
5.3
4.4
8.3
7.3
7.3
5.3
5.1
5.3
1.7
3.7
5.7
8.5
296.03
5.9
34
VII D
1/2
5.5
6.5
5.5
6.5
5.6
7.3
6.6
6.5
4.4
7.5
8.5
5.6
4.5
5.5
5.5
311.7
6.2
35
VII D
1/2
5.5
5.6
5
4.6
8.5
5.6
7.5
6.6
8.5
5.5
4.5
3.6
6.4
6.5
8.6
302.4
6.0
36
VII D
2/3
4.5
4.5
4.5
4.4
5.4
5.4
5.4
5.4
5.5
5.5
6.4
4.6
5.6
5.6
7.6
284.3
5.7
37
VII D
1/2
8.5
6.4
6.4
5.4
5.4
5.5
6.4
5.4
6.5
7.5
8.4
7.6
6.5
4.4
8.6
319
6.4
38
VII D
2/2
2.3
4.5
8.4
4.3
8.5
8.4
8.3
7.3
5.7
7.3
8.5
8.3
1.4
5.5
8.5
316.3
6.3
39
VII D
1/2
7.5
5.5
7.5
4.5
7.5
7.5
6.5
6.4
7.6
8.5
8.4
1.6
3.5
4.5
8.5
314.7
6.3
40
VII D
1/2
5.5
1.8
8.5
8.5
7.5
8.5
8.5
8.5
4.4
5.4
8.5
1.5
4.5
4.5
8.4
311.6
6.2
41
VII D
2/2
5.5
6.4
5.5
6.4
5.5
6.4
6.4
6.4
4.6
7.4
5.3
4.6
3.7
4.7
4.4
282.3
5.6
42
VII D
1/2
7.5
3.5
6.5
4.5
8.3
8.3
8.5
6.4
4.6
5.4
8.5
6.8
4.6
5.5
5.4
319.8
6.4
43
VII D
2/3
5.4
1.3
7.3
5.3
8.5
7.4
5.3
4.3
7.7
5.3
7.3
5.8
7.3
5
8.8
293.4
5.9
44
VII D
1/2
3
3
5
5
5
5
7
5
5
5
5
5
5
5
5
262
5.2
45
VII D
2/2
3.4
3.5
8.5
3.5
8.5
7.5
7.5
8.5
5.5
8.3
8.4
3.4
5.7
7.5
4.5
314.3
6.3
46
VII D
2/2
2.5
2.5
8.5
4.5
7.5
5.4
7.2
7.3
4.5
6.4
6.2
6.2
6.2
6.2
6.2
310
6.2
47
VII D
2/2
8.4
8.4
8.4
1.4
8.4
8.4
8.3
8.3
8.7
8.3
8.3
8.7
8.6
8.7
8.6
369.2
7.4
48
VII D
2/2
4.5
8.5
8.5
5.6
8.4
7.5
8.5
7.5
8.5
8.5
8.5
8.5
6.6
7.5
6.5
315.3
6.3
49
VII D
2/2
7.4
7.4
6.5
3.6
7.5
6.6
6.5
6.5
6.8
6.5
7.5
2.5
6.4
6.5
7.4
310.8
6.2
50
VII D
2/3
4.5
5.5
5.5
1.5
4.5
5.5
8.5
7.5
8.5
5.6
8.5
4.5
5.6
6.5
8.5
317.4
6.3
51
VII D
2/2
1.5
6.4
7.5
5.4
5.5
6.4
7.4
5.4
5.5
5.5
6.3
5.5
7.4
6.5
8.4
298.9
6.0
52
VII D
1/2
3.5
7.4
5.3
6.6
5.3
5.5
6.5
5.5
6.5
5.3
5.5
4.5
3.4
6.4
4.5
284.8
5.7
53
VII D
1/2
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
1.5
1.5
8.5
1.5
351.7
7.0
54
VII D
1/2
3.4
7.4
7.4
3.4
7.4
7.3
7.4
2.7
6.6
7.3
6.3
6.5
6.5
6.5
6.5
305.8
6.1
55
VII D
1/2
2.5
5.5
7.5
2.5
6.5
8.5
8.5
6.5
6.5
5.5
8.5
4.5
5.5
4.5
8.5
311.2
6.2
56
VII D
2/2
8.5
5.3
8.5
1.4
8.5
8.5
6.5
5.5
6.7
5.5
8.5
5.5
5.5
6.7
5.8
340.8
6.8
57
VII D
1/3
8.5
7.6
7.5
5.5
8.5
8.5
8.5
8.5
7.5
8.5
8.5
1.5
4.5
7.6
8.5
361.2
7.2
58
VII D
2/2
7.3
5.3
8.3
4.3
7.3
5.4
7.5
8.3
6.8
8.3
8.5
7.5
8.6
7.8
1.5
324.9
6.5
59
VII D
3/4
6.6
4.5
5.4
5.4
7.5
6.7
6.4
7.4
5.6
6.3
8.5
1.7
7.5
4.6
8.5
317.3
6.3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110 60
VII D
2/2
1.6
5.6
6.7
5.6
6.5
5.5
6.5
5.5
6.3
5.5
6.5
4.5
3.5
6.5
4.5
280.5
5.6
61
VII D
3/3
4.5
5.5
7.4
5.5
6.5
6.5
6.5
4.5
4.6
5.4
8.5
5.6
7.5
3.5
8.5
313.4
6.3
62
VII D
1/1
5
5
8
5
8
8
5
8
8
8
8
2
2
2
5
304
6.1
63
VII B
1/2
5.4
8.4
8.5
5.5
8.4
8.3
8.4
8.4
8.8
6.4
8.4
2.6
3.8
1.5
3.5
302.2
6.0
64
VII B
2/2
4.5
6.4
6.4
3.6
6.6
6.4
2.4
6.5
4.5
5.5
8.5
3.4
7.7
6.5
6.5
306.3
6.1
65
VII B
2/3
4.6
6.6
6.6
3.8
8.5
5.8
2.5
7.6
3.5
7.5
8.5
1.4
8.4
4.4
7.4
307.4
6.1
66
VII B
3/3
6
9
6
3
9
8
9
9
7
9
9
9
3
9
9
380
7.6
67
VII B
1/2
1
9
6.3
1
9
7.4
5.3
5.4
4.6
4.5
9
2.5
1
2.5
9
304.4
6.1
68
VII B
2/3
5.3
3.5
7.5
6.4
8.4
7.4
7.4
7.4
5.5
8.5
7.5
4.6
4.8
3.5
8.6
328.4
6.6
69
VII B
1/2
1.3
8.6
8.7
5.5
6.8
2.4
7.5
6.5
3.5
8.5
8.5
6.5
4.4
4
8.8
288.4
5.8
70
VII B
1/1
5.8
5.6
6.6
5.5
7.5
7.5
7.6
7.5
8.5
8.5
8.5
2.5
6.7
7.6
7.6
306.3
6.1
71
VII B
1/2
5.5
1.4
6.4
5.2
6.3
5.3
7.3
7.3
6.8
5.5
5.5
5.5
6.5
4.6
7.8
298.8
6.0
72
VII B
2/2
5.4
6.5
7.5
5.5
6.6
6.5
7.7
7.4
6.4
7.6
8.5
1.4
5.6
4.5
7.6
317.2
6.3
73
VII B
2/3
3.2
3.2
3.2
5.2
4.2
6.6
7.2
8.2
6.8
7.2
6.2
5.8
6.8
6.8
5.8
244.6
4.9
74
VII B
2/2
2.5
5.4
7.4
4.5
6.4
7.4
5.5
7.5
7.5
8.5
8.4
4.5
4.5
4.5
4.5
323
6.5
75
VII B
1/2
5.5
6.4
6.5
4.6
7.5
6.4
7.5
8.5
8.4
5.3
8.5
5.5
7.4
6.5
8.5
343
6.9
76
VII B
2/5
1.5
6.5
8.5
5.4
8.5
8.5
6.6
8.5
4.4
5.5
8.5
5.4
4.8
8.5
8.5
317.7
6.4
77
VII B
7/9
2.5
7.5
8.5
6.4
6.4
5.5
7.8
5.5
8.5
4.5
8.5
8.5
2.5
5.5
1.5
315.4
6.3
78
VII B
1/4
5.4
5.5
5.6
4.6
8.6
8.6
7.4
7.4
5.5
6.4
8.4
2.7
8.4
5.4
8.5
304.5
6.1
79
VII B
1/1
5.5
6.5
7.5
6.5
8.5
8.5
8.5
8.5
4.5
8.5
8.5
4.7
7.6
5.5
8.4
339.8
6.8
80
VII B
3/4
7.5
7.5
8.5
6.5
5.8
6.5
8.4
8.4
8.5
8.5
8.5
5.4
4.7
4.8
8.4
332.6
6.7
81
VII B
1/2
4.5
6.4
6.4
2.3
6.5
6.5
5.4
6.3
7.6
6.4
7.4
1.6
8.5
5.8
5.8
282.9
5.7
82
VII B
3/3
8.2
6.3
8.4
5.4
8.4
7.3
6.3
5.4
4.8
8.5
8.4
8.6
8.6
5.7
8.5
328.2
6.6
83
VII B
2/2
4.7
6.4
5.3
5.3
5.3
5.3
5.3
5.4
4.8
8.5
8.7
8.8
8.8
5.8
8.8
305.4
6.1
84
VII B
2/3
4.7
3.4
6.8
1.4
5.4
5.4
8.5
8.5
6.8
4.5
8.4
1.6
4.6
5.6
8.7
292
5.8
85
VII B
2/4
8.6
2.5
8.5
3.4
8.6
7.5
8.6
8.4
4.5
6.4
8.5
5.5
2.5
6.5
5.5
310.8
6.2
86
VII B
2/2
6.5
8.4
6.4
3.5
8.5
7.2
8.5
8.4
3.7
7.4
8.5
6.4
2.7
6.4
5.5
305.6
6.1
87
VII B
1/3
8.5
2.5
8.5
3.5
8.6
7.5
8.8
8.5
4.5
6.5
8.5
5.5
2.7
6.6
5.4
330.6
6.6
88
VII B
2/2
6.4
5.5
7.4
7.5
7.5
5.5
6.5
5.5
8.5
5.5
8.5
7.5
5.5
8.4
8.4
327.7
6.6
89
VII B
3/3
4.8
4.8
4.8
4.8
8.8
4.8
8.8
8.8
5.2
8.8
8.8
1.2
8.9
8.8
8.9
309.4
6.2
90
VII B
1/2
4.5
4.5
4.5
4.5
8.5
4.6
8.5
8.5
5.5
8.5
8.5
1.5
8.5
8.5
8.5
301.6
6.0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111 91
VII B
2/4
7.5
6.4
7.5
8.5
8.5
7.5
3.5
8.4
7.6
8.4
8.5
7.5
7.5
8.5
8.5
343.2
6.9
92
VII B
2/2
1.3
2.7
8.8
3.7
8.7
8.8
8.6
8.7
5.7
8.8
8.8
8.6
6.8
1.4
93
VII B
2/4
8.5
2.7
8.8
3.4
8.5
7.5
8.8
8.8
4.5
6.4
8.5
5.5
2.5
6.4
6.3
322
6.4
5.5
321.9
6.4
94
VII B
3/4
2.5
3.4
4.5
5.5
6.5
7.5
8.8
7.4
6.4
5.5
8.5
8.5
8.5
4.5
1.5
328
6.6
95
VII B
1/2
4.5
3.5
6.4
1.3
5.3
5.3
8.5
8.5
6.5
4.4
8.4
1.7
4.7
5.5
8.5
300.2
6.0
96
VII B
1/1
5.5
6.5
7.5
5.5
6.5
6.5
7.5
7.5
6.5
7.4
8.5
1.6
5.5
4.5
7.5
312.4
6.2
97
VII B
2/3
5.4
5.3
6.4
6.5
8.4
5.4
6.4
8.4
7.6
7.6
7.4
1.5
3.5
4.6
5.4
288.4
5.8
98
VIII B
1/1
6.4
6.5
7.5
6.6
7.5
7.5
8.5
6.5
3.6
3.6
8.5
4.5
1.6
5.4
8.5
318.3
6.4
99
VIII B
2/2
4.3
6.7
6.7
4.4
5.5
8.5
7.5
5.6
4.5
5.9
8.4
1.4
4.7
8.5
4.7
316.4
6.3
100
VIII B
3/3
4.3
5.4
7.5
4.5
8.5
8.5
8.4
101
VIII B
1/3
1.6
3.5
6.4
1.6
4.7
5.5
7.3
7.5
4.8
7.3
8.3
8.6
8.5
5.7
8.5
330.6
6.6
3.5
6.5
4.5
6.5
3.6
6.8
6.4
8.5
280.1
5.6
102
VIII B
1/2
5.6
5.5
8.3
8.2
6.5
8.4
4.3
8.4
4.5
8.6
4.4
1.7
1.5
1.4
8.5
276.1
5.5
103
VIII B
3/3
8.4
8.4
8.4
8.4
8.4
8.5
8.5
8.5
1.4
8.6
8.5
1.6
1.5
1.5
1.5
281.6
5.6
104
VIII B
1/2
4.5
5.5
6.5
5.4
7.4
6.4
6.4
6.3
7.5
6.3
8.3
1.7
1.5
4.7
5.6
305
6.1
105
VIII B
1/3
4.5
5.5
7.5
1.4
7.4
6.4
6.4
7.4
5.4
6.5
8.5
8.5
8.5
5.5
5.5
313.4
6.3
106
VIII B
1/3
4.4
5.7
5.6
4.7
5.6
5.8
5.5
5.6
5.5
5.6
5.6
4.5
4.4
4.4
5.3
264.9
5.3
107
VIII B
3/4
4.5
5.5
5.5
5.5
8.5
8.6
8.5
5.7
4.3
5.5
8.7
8.5
5.5
5.5
8.4
304.3
6.1
108
VIII B
2/2
109
VIII B
1/2
1.5
4.5
5.5
6.5
6.4
4.5
6.4
4.5
2.5
4.5
7.5
4.5
6.3
5.4
6.4
278.9
5.6
5.3
2
6
3
6
6
5
9
5
6
9
1
4
6
8
300.6
6.0
110
VIII B
2/2
8.5
8.5
8.5
6.4
8.4
8.4
8.5
1.6
5.4
8.4
8.4
2.5
1.5
2.8
6.5
321
6.4
111
VIII B
1/2
6.3
6.3
6.4
5.4
5.2
5.3
5.2
6.3
5.3
7.4
5.4
4.5
2.6
4.5
3.5
272.7
5.5
112
VIII B
3/4
6.5
6.5
7.5
5.5
7.4
7.4
7.5
7.5
6.5
7.5
8.4
1.5
2.5
3.5
2.5
301.9
6.0
113
VIII B
1/2
8.3
1.5
1.5
1.5
8.3
8.3
8.4
3.5
1.6
4.5
5.5
1.7
1.5
1.6
8.5
270
5.4
114
VIII B
2/2
6.4
6.4
7.4
5.5
7.3
7.2
7.4
7.5
6.5
7.4
8.3
1.5
2.5
3.5
2.5
284.5
5.7
115
VIII B
1/2
6.5
6.5
6.7
6.4
6.5
6.5
6.7
6.5
3.7
5.5
6.4
3.6
3.7
3.5
4.4
276.4
5.5
116
VIII B
3/3
6.5
6.5
6.4
5.5
5.6
5.6
5.5
6.4
5.5
7.5
5.5
4.5
2.5
4.5
3.5
270.1
5.4
117
VIII B
1/2
6.4
7.5
7.5
4.5
7.3
8.4
8.5
6.4
6.7
6.5
8.5
7.5
7.5
4.5
8.5
361
7.2
118
VIII B
1/2
5.5
7.5
8.5
4.5
8.5
9.9
8.4
7.5
7.5
6.5
8.5
7.5
7.5
4.5
8.5
360.2
7.2
119
VIII B
2/3
1.4
8.5
8.5
4.5
8.3
8.3
8.5
8.5
8.5
8.5
8.5
1.8
1.3
7.7
8.5
324.1
6.5
120
VIII B
1/2
5.5
8.5
5
5.3
8.3
8.5
8.5
8.5
5
8.5
8.4
1.6
5
5.3
8.7
346.4
6.9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112 121
VIII B
1/2
2.6
3.5
6.5
3.5
5.6
4.5
5.5
7.3
4.7
4.5
6.6
2.5
5.5
5.5
8.5
263.8
5.3
122
VIII B
1/2
5.5
7.5
5.5
5.5
6.5
6.5
5.5
7.4
8.5
6.4
8.4
2.7
4.5
7.5
7.5
328
6.6
123
VIII B
2/1
4.5
6.5
6.5
3.5
6.5
6.5
6.5
4.5
5.5
5.5
6.5
6.5
6.5
5.5
6.5
291.5
5.8
124
VIII B
4/4
3.8
3.8
5
5
8
6
5
7
5
5
9
6
7
5
8
289.8
5.8
125
VIII B
1/3
3.4
7.4
7.4
6.3
7.3
8.4
7.4
7.3
6.8
6.7
7.3
8.5
2.8
7.7
1.7
332.4
6.6
126
VIII B
4/4
4.5
4.5
5.5
5.5
8.5
5.5
5.5
5.5
4.5
5.5
5.5
4.5
4.5
4.5
6.5
266
5.3
5.1
5.6
6.9
4.7
7.3
7.0
7.1
6.8
6.0
6.5
7.7
4.8
5.1
5.6
6.5
D
D
C
E
B
C
C
C
C
C
B
E
D
D
C
Rata-rata Butir kurang optimal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Data Hasil Uji Validitas Uji Validitas Butir Item Pendidikan Karakter Terintegrasi Aspek 1
Correlations No. Hasil Item Parameter Hitung Keputusan Item Pearson 1 Correlation .858** Sig. (2Valid tailed) .000 N 40 Item Pearson 2 Correlation .421** Sig. (2Valid tailed) .007 N 40 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Uji Validitas Butir Item Pendidikan Karakter Terintegrasi Aspek 2 No. Item Item 3
Correlations Hasil Parameter Hitung Pearson Correlation .165 Sig. (2tailed) .308 N 40
Keputusan
Gugur
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item 4
Pearson Correlation
.458**
Sig. (2tailed) .003 N 40 Item 5
Item 6
Item 7
Item 8
Item 9
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
Valid .000 40 . .313* Valid
Pearson Correlation
.086
Sig. (2tailed) N
.598 40
Sig. (2tailed) Item 10
.683**
Sig. (2tailed) .049 N 40 Pearson Correlation .670** Sig. (2tailed) .000 N 40
Pearson Correlation
Valid
Valid
Gugur
.341* Valid
.031 N 40
Pearson Correlation .296 Sig. (2tailed) .063 N 40
Valid
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item 11
Item 12
Pearson Correlation .579** Sig. (2tailed) .000 N 40 Pearson Correlation
.134
Sig. (2tailed)
.411
Gugur
N Item 13
Item 14
Item 15
40
Pearson Correlation Sig. (2tailed)
Pearson Correlation .409** Sig. (2tailed) .009 N 40 Pearson .562** Correlation
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Item 17
.628**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Valid
.000 N 40
Sig. (2tailed) N Item 16
Valid
Valid
Valid
.000 40 .322*
Valid
.043 40 .719** .000 40
Valid
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item 18
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Item 19
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Item 20
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Item 21
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Item 22
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Item 23
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Item 24
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.508**
Valid
.001 40 .082
Gugur
.614 40 .474**
Valid
.002 40 .606**
Valid
.000 40 .130
Gugur
.425 40 .121
Gugur
.458 40 -.452** Gugur .003 40
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item 25
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Item 26
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Item 27
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Item 28
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Item 29
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.511** Valid .001 40 .314*
Valid
.048 40 .222
Gugur
.169 40 .011
Gugur
.944 40 .480**
Valid
.002
40 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Uji Validitas Butir Item Pendidikan Karakter Terintegrasi Aspek 3
No. Item Item 30
Item 31
Item 32
Item 33
Item 34
Item 35
Correlations Hasil Parameter Hitung Keputusan Pearson .646** Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.000
Valid
40 .076 .642
Gugur
40 .435** .005
Valid
40 .359* .023
Valid
40 .260 .106
Valid
40 .643** .000 40
Valid
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item 36
Item 37
Item 38
Item 39
Item 40
Item 41
Item 42
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.653** .000
Valid
40 .396* Valid .011 40 .658** .000
Valid
40 .569** .000
Valid
40 -.081 .617
Gugur
40 .488** .001
Valid
40 Gugur .220 .173 40
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
Uji Validitas Butir Item Pendidikan Karakter Terintegrasi Aspek 4 No. Item Item 43
Item 44
Item 45
Correlations Hasil Parameter Hitung Keputusan Pearson .737** Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation
.000
Valid
40 .818** .000
Valid
40 .773**
Valid Sig. (2.000 tailed) N 40 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Uji Validitas Butir Item Pendidikan Karakter Terintegrasi Aspek 5 No. Item Item 46
Item 47
Correlations Hasil Parameter Hitung Pearson .442** Correlation
Keputusan
Sig. (2-tailed)
Valid
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Item 48
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Item 49
N Pearson ** Correlation .596
Item 50
Sig. (2.000 tailed) N 40 Pearson ** Correlation .673
.004 40 .669** .000
Valid
40 .859** .000
Valid
40
Sig. (2.000 tailed) N 40 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Valid
Valid
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Lampiran 5. Penggolongan Item Valid dan Tidak Valid No.
Aspek-aspek
1.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (religius) Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri a. Jujur b. Bertanggungjawab
2.
Indikator Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja
c.
Bergaya hidup sehat
d.
Disiplin
e.
Kerja keras
f.
Percaya Diri
Memahami kekurangan dan kelebihan diri Menunjukkan sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana yang seharusnya dilakukan Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik Menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari Menunjukan sikap percaya diri
g.
Berjiwa wirausaha
Memiliki jiwa kewirausahaan
h.
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
i.
Mandiri
j.
Ingin tahu
k.
Cinta ilmu
Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesame a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain b. Patuh pada aturanaturan sosial c. Menghargai karya dan prestasi orang lain
Item Tidak Valid
Item Unfav
4 5, 6
3 7
4 5, 7, 6
3
8, 9
10
9, 10
8
11, 12 14
13
11, 13
12
15
14, 15
16, 17, 18 19, 20 21
1, 2
16, 17, 18 20
19
22, 23
21
22, 23
25
24
25
24
27
26
26
27
Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana dalam Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sederhana
29
28
29
28
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan dimasyarakat Menghargai adanya perbedaan pendapat Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya
30, 31
30
31
Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis-kritis dan kreatif Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya Menguasai pengerahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menegah
3.
Item Valid
Item Fav. 1, 2
34, 35 36, 37
32, 33
32, 33, 34, 34 36, 37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
5
d.
Santun
e.
Demokratis
Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan Nilai kebangsaan a. Nasionalis b.
Menghargai keberagaman
Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia Mendiskripsikan gejala alam dan sosial Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab
38, 39 41, 42
Menghargai karya seni dan budaya nasional Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional
123
38, 39 40
41
43, 45
44
43, 44, 45
46
47, 48
46, 47, 48 49, 50
49, 50
40, 42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Lampiran 6. Tabulasi Penggolongan Item valid sesudah uji coba No.
Aspek-aspek
Indikator
1.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (religius)
Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja
2.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri a. Jujur b.
Bertanggungjawab
c.
Bergaya hidup sehat
d.
Disiplin
e.
Kerja keras
f.
Percaya Diri
g. h.
Berjiwa wirausaha Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
i.
Mandiri
j.
Ingin tahu
k.
Cinta ilmu
Memahami kekurangan dan kelebihan diri Menunjukkan sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana yang seharusnya dilakukan Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik Menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari Menunjukan sikap percaya diri Memiliki jiwa kewirausahaan Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis-kritis dan kreatif Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya Menguasai pengerahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menegah Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana dalam Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sederhana
Item Fav. 1, 2
Item Unfav.
3 4, 5
6
7
8
9
10
11
12
13, 14, 15 16 17
18
19
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesame a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
b.
Patuh pada aturan-aturan sosial
c.
Menghargai karya dan prestasi orang lain
d.
Santun
e.
Demokratis
4.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
5
Nilai kebangsaan a. Nasionalis b.
Menghargai keberagaman
125
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan dimasyarakat Menghargai adanya perbedaan pendapat Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia Mendiskripsikan gejala alam dan sosial Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab
21
31, 33
32
Menghargai karya seni dan budaya nasional Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional
34
35, 36
24, 25
22, 23
26, 27
28, 29 30
37, 38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
Lampiran 7. Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam kategori Buruk dan sangat buruk No. 1
Aspek-aspek Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri d.Disiplin
Skor Item
Rank.
10. Tidak masalah jika saya mengendarai sepeda motor hanya untuk di lingkungan rumah dan sekolah. 11. Apakah saya sudah mengerjakan tugas saya sendiri tanpa bantuan orang lain?
5,2
5
5,5
6
f.Percaya Diri
Menunjukan sikap percaya diri
13. Apakah saya sudah berani tampil di depan kelas?
5,7
8
g.Berjiwa wirausaha
Memiliki jiwa kewirausahaan
16. Pernahkah saya mengunjungi suatu bazaar, pameran, atau suatu industry?
5,7
9
j.Ingin tahu
Menguasai pengerahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menegah Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana dalam Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sederhana
19. Gengsi rasanya untuk bertanya kepada teman.
4,4
1
20. Apakah saya mengajari teman saya yang kesulitan dalam belajar?
5,9
11
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan dimasyarakat Menghargai adanya perbedaan pendapat Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya
21. Apakah saya mengingatkan teman saya yang beragama lain untuk melaksanakan ibadahnya?
5,8
10
27. Apakah saya menggunakan barangbarang handmade buatan orang lain?
4,7
2
Menghargai karya seni dan budaya nasional
35. Menghafalkan 5 sila dalam Pancasila sudah cukup.
4,8
3
36. Mengenal budaya dari daerah sendiri sudah cukup.
5,1
4
k.Cinta ilmu
Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesame a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
c.Menghargai karya dan prestasi orang lain 3.
No. Item dan Pernyataan
Menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
e.Kerja keras
2..
Indikator
Nilai kebangsaan a.Nasionalis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.Menghargai keberagaman
Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional
37. Mengobrol dan berbicara saat ada orang yang beribadah adalah hal yang wajar.
5,6
127
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128
Lampiran 8. SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING KELAS VII DAN VIII SMP N 13 YOGYAKARTA No. 1.
No.Item/
Nilai
Topik
Rujukan Item
Karakter
Bimbingan
10. Tidak
Disiplin
Takut kena
Siswa dapat
masalah jika
tilang
memahami dan
saya
Polisi!
mengembangkan sikap
Tujuan Layanan
Bidang
Jenis
Fungsi
Bentuk
Alokasi
Layanan
Layanan
Pelayanan
Kegiatan
Waktu
Pribadi
Bimbingan
Pemahaman
Siswa diajak
40
klasikal
dan
untuk
menit
pengembangan
menonton film
mengendarai
displin dan taat
tentang
sepeda motor
peraturan lalu lintas
bahaya
hanya untuk di
demi keselamatan diri.
mengendari
lingkungan
sepeda
rumah dan
montor. Serta
sekolah.
memberikan contoh dampak dari mengendarai montor yang ugal-ugalan di jalan. Hukuman bagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129
pengendara sepeda motor tanpa SIM. 2.
11. Apakah Kerja saya sudah Keras mengerjakan tugas saya sendiri tanpa bantuan orang lain?
Ayo kerja
Siswa dapat
keras!
memahami dan
Pribadi
Bimbungan Pemahaman
Siswa diajak
40
klasikal
dan
untuk
menit
pengembangan
berdinamika
mengembangkan keterampilan dirinya
dengan
dalam berdaya juang.
permaiann benang dan bola, kemudian sharing dan merefleksikan
3.
13.
Apakah Percaya saya sudah Diri berani tampil di depan kelas?
Aku PeDe
Siswa mampu
Pribadi
Bimbingan
Pemahaman
Siswa diajak
40
Loh!
mengembangkan
Sosial
Klasikal
dan
untuk
menit
Pengembangan
dinamika
kepercayaan dirinya di depan umum.
tentang story teling, kemudian sharing dan refleksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130
4.
16. Pernah-kah Berjiwa saya wirausaha mengunjun gi suatu bazaar, pameran, atau suatu industry?
Ber-
Siswa mampu
Karier
Bimbingan
Informasi dan
Siswa
40
wirausaha,
menumbuh dan
Klasikal
Pemahaman
membuat
menit
Siapa
mengembangkan jiwa
proyek usaha
Takut?
wirausaha/wiraswasta
mandiri
sebagai salah satu
bersama
pilihan karier di masa
kelompok,
depan.
menonton film tentang kecilkecil punya bisnis, sharing dan refleksi
5.
19.
Gengsi Ingin rasanya Tahu untuk bertanya kepada teman.
Aku Berani
Siswa dapat
Bertanya
mengembangkan sikap berani bertanya
Pribadi
Binbingan
Pemahaman
Siswa diajak
40
Klasikal
dan
untuk
Menit
Pengembangan
berdinamika
sebagai upaya
menggunakan
memperdalam
Games
informasi yang belum
“Bingo” yang
diketahui.
bertujuan agar siswa aktif bertanya tentang infor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131
masi kepada temannya, kemudian sharing dan refleksi. 6.
20.
Apakah Cinta Ilmu saya mengajari teman saya yang kesulitan dalam belajar?
Mencari
Agar siswa mampu
banyak
menemukan stategi
ilmu tak akan sia-sia
Pribadi
Bimbingan
Informasi
Siswa diminta
40
Klasikal
,Pemahaman
untuk mencari
menit
untuk mendapatkan
dan
buku di
banyak ilmu dari hal
Pengembangan
perpustakaan,
yang sederhana siswa
lalu siswa di
dapatkan dari sekolah,
ajak untuk
lingkungan, maupun
menuliskan
keluarga.
inti dari buku tersebut.
7.
21.Apakah saya mengingatkan teman saya yang beragama lain untuk melaksanakan ibadahnya?
Sadar
Saling
Agar siswa
akan hak
mengingat-
mempunyai jiwa
dan
kan satu
kewajiban
sama lain
Pribadi
Bimbingan
Informasi
Siswa diajak
40
Klasikal
,Pemahaman
untuk
Menit
tegang rasa yang tinggi
dan
menonton
kepada teman yang
Pengembangan
film, lalu
diri dan
berbeda agama serta
diberi tebak-
orang lain
saling menghargai satu
tebak kan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 132
sama lain.
tentang contoh-contoh agama di Indonesia.
8.
27.
Apakah saya menggunak -an barangbarang handmade buatan orang lain?
Meng-
Cintailah
Siswa mampu
Pribadi
Bimbingan
Pemahaman
Siswa di
hargai
produk
menghargai dan
Sosial
Klasikal
dan
berikan tugas
karya dan
Indonesia
memberikan apresiasi
Pengembangan
mencari hasil
prestasi
atas karya orang lain
karya seniman
orang lain
dan bangga terhadap
Indonesia lalu
hasil karya orang
merefleksikan.
Indonesia 9.
35.Menghafalk Nasionalis an 5 sila dalam Pancasila sudah cukup. 36.Mengenal budaya dari daerah sendiri sudah cukup.
Cinta
Siswa mampu
Pribadi
Bimbingan
Pemahaman
Siswa
40
Tanah Air
mengetahui,
Sosial
Klasikal
dan
diputarkan
menit
Pengembangan
film tentang
memahami, sikap menghargai dan
cinta tanah air,
mencintai tanah airnya.
kemudian sharing dan refleksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 133
10.
37. Mengobrol
Meng-
Toleransi
Siswa mampu
Pribadi-
dan berbicara
hargai
Beragama
mengetahui,
Sosial
saat ada orang
keberaga
memahami, sikap
yang beribadah
man
toleransi beragama.
Informasi
Pemahaman
Siswa di
40
dan
putarkan film
menit
Pengembangan
tentang toleransi
adalah hal yang
beragama
wajar.
kemudian sharing dan refleksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Lampiran 9. Modul Bimbingan
BERWIRAUSAHA, SIAPA TAKUT? No 1 2
Topik/Nilai karakter Tugas Perkembangan
3 4 5 6 7
Bidang Bimbingan Jenis Layanan Fungsi Bimbingan Sasaran Standar Kompetensi
8
Kompetensi Dasar
9
Indikator
10
Materi
11
Metode
12 13 14 15 16 17
Waktu Tempat Media Mitra Kolaboratif Prosedur Penilaian/ Evaluasi
18
Rencana Tindak Lanjut
Keterangan Berwirausaha, Siapa Takut?/Berjiwa Wirausaha Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi Karier Bimbingan kelas/kelompok Informasi dan Pemahaman Siswa SMP Peserta didik mengenal gambaran dan sikap tentang wirausahawan/wiraswastawan. Peserta didik mampu menumbuh dan mengembangkan jiwa wirausaha/wiraswasta sebagai salah satu pilihan karier di masa depan. 1. Menjelaskan pengertian wirausahawan/wiraswastawan. 2. Menemukan ciri-ciri orang berjiwa wirausaha/wiraswasta 3. Secara mandiri menemukan sikap mental yang harus dijauhi oleh wirausahawan/wiraswastawan. 4. Mengkritisi hikmah yang dapat diambil dari pengalamanpengalaman tokoh yang diceritakan dalam bahan-bahan layanan. 5. Menggali nilai-nilai karakter yang tercermin dalam bagian-bagian layanan bimbingan (muatan film, diskusi kelompok, cerita bergambar, kisah tokoh idola). 1. Pengertian wirausahawan/wirswastawan 2. Ciri-ciri orang berjiwa wirausaha/wiraswasta. 3. Sikap mental yang harus dijauhi oleh wirausahawan/wiraswastawan. 4. Mengkritisi pengalaman tokoh inspiratif 5. Penggalian nilai-nilai karakter Tanya jawab, diskusi antar siswa,presentasi hasil kerja kelompok dalam dalam bentuk powerpoint sederhana. 2x40’ Ruang Kelas/aula (tempat-tempat yang kondusif untuk layanan) Spidol, kertas gambar A3 Guru Mata Pelajaran IPS Ikuti skenario layanan 1. Laiseg : Pertanyaan/pernyataan refleksi, Inventori self assessment 2. Laipen :Kelompok-kelompok dalam kelas diberi penugasan untuk merencanakan suatu proyek yang memberi kesempatan menerapkan jiwa kewirausahaan/kewiraswastaan, misalnya kunjungan wisata, camping bimbingan,week end, dan program-program BK atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
135
program-program sekolah yang terencana. 1. Suwardi. (2010). Bimbingan dan Konseling 3 (Untuk SMA/MA Kelas XII). Jakarta: Yudhistira. 2. http://www.inspirasidaily.com/ diakses pada Rabu 10 September 2014, pukul 11:11 WIB 3. http://www.inspirasional.com/ diakses pada Rabu, 10 September 2014, pukul 11:16 4. http://didiknazaruddinprambudi.blogspot.com/2013/04/5wirausahawan-sukses-indonesia.html, diakses pada Rabu, 10 September 2014, pukul 11:36
Sumber Pustaka
Skenario Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif
NO 1.
KEGIATAN Pengantar
a.
b. c. d.
Pembimbing (Guru BK) Pembimbing bersama mitra (Guru mapel terkait) memberi salam kepada siswa Menjelaskan topik bimbingan yang akan dilaksanakan kepada siswa Mengungkapkan tujuan layanan Meminta salah satu siswa membuka layanan bimbingan dengan doa.
2.
Ice Breaking
Pembimbing mengajak siswa untuk bernyanyi menggunakan lagu “Kacang Mangga Jeruk”, nada lagu Caca Marica
3.
Pemberian Materi
4.
Diskusi
Pembimbing memberikan materi topik bimbingan “Berwirausaha, Siapa Takut?” dan atau mengintegrasikannya dengan pokok bahasan mapel tertentu yang menjadi mitra layanan ini. a. Pembimbing bersama mitra kolaboratif
Binimbing (Siswa)
WAKTU
a. Siswa memberi salam kepada guru pembimbing dan guru mapel terkait b. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru pembimbing mengenai topik dan tujuan layanan c. Salah seorang siswa membuka layanan bimbingan dengan doa Siswa Mengikuti arahan dari guru pembimbing untuk bernyanyi dan bergerak menggunakan lagu “Kacang Mangga Jeruk”, nada lagu CacaMarica. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru pembimbing
5 menit
a. Siswa
18
5 menit
10 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI kelompok
mengarahkan dan membagikelas menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan maksimal 3-4 orang. b. Pembimbing membagikan kepada setiap kelompok “Surat Tugas” yang di dalamnya berisi tugas untuk setiap kelompok berdiskusi merencanakan sebuah proyek usaha mandiri. c. Setelah selesai, Hasil kerja kelompok dipresentasikan secara singkat Alat: Spidol, kertas gambar ukuran A3, laptop, screen, viewer
136
mendengarkan arahan yang diberikan oleh guru pembimbing. b. Siswa mengerjakan “Surat Tugas” bersama dengan kelompok.
menit
Siswa mengikuti arahan dan penjelasan dari guru Siswa menonton video “Kecil-kecil Punya Bisnis” Pembimbing mengajak siswa untuk Siswa membaca cerita membaca cerita “Toples Tutup” “Toples Tutup” Pembimbing mengajak siswa merefleksikan Siswa merefleksikan dan dan mengambil makna dari cerita “Toples mengambil makna dari Tutup” cerita “Toples Tutup” Pembimbing mengajak siswa untuk mengisi Siswa mengisi lembar lembar pernyataan diri pernyataan diri a. Pembimbing menegaskan materi dari Siswa mendengarkan pertemuan pertama sampai akhir. menegaskan materi b. Pembimbing memberikan kata-kata yang disampaikan guru bijak pembimbing
20 menit
Tujuan: Agar siswa dapat mulai merencakan suatu bentuk usaha yang mereka bangun sendiri.
5.
Presentasi Kelompok
6.
Menonton video
7.
Percikan Inspirasi Refleksi
8.
9. 10.
Pernyataan Diri Penegasan dan Penutup
Prosedur: a. Masing-masing kelompok yang sudah terbentuk mendapat spidol, satu lembar kertas gambar ukuran A3, dan “Surat Tugas” dari pembimbing. b. Setiap kelompok membaca dengan seksama isi dari “Surat Tugas” tersebut. c. Kelompok dapat mengerjakan “Surat Tugas” dalam waktu 15 menit. d. Setelah selesai, pembimbing menujuk satu per satu kelompok untuk mempresentasikan hasil “Surat Tugas” Pembimbing mengarahkan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang proyek usaha mandiri Pembimbing mengajak siswa untuk menonton video “Kecil-kecil Punya Bisnis”
5 menit
5 menit 5 menit
10 menit 7 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
ICE BREAKING KACANG MANGGA JERUK JERUK KACANG MANGGA MANGGA JERUK KACANG ADA DI POHON WARU JERUK KACANG MANGGA MANGGA JERUK KACANG KACANG MANGGA JERUK ADA DI POHON WARU CACA MARICA HOHO CACA MARICA HOHO KACANG MANGGA JERUK ADA DI POHON WARU
SURAT TUGAS
HAI KAUM MUDA NAN SEMANGAT BUATLAH SEBUAH RENCANA USAHA BARU BERSAMA KELOMPOKMU PIKIR DAN TULISKAN: A. B. C. D. E.
USAHA YANG AKAN KALIAN BUAT MODAL YANG DIBUTUHKAN PERALATAN YANG DIBUTUHKAN PEMASARAN ..... (tambahkan jika ada yang lain)
SILAHKAN KALIAN BERKREASI DENGAN BEBAS.... HASIL DISKUSI DITULIS PADA KERTAS YANG TELAH DISEDIAKAN
-Selamat berwirausaha-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
Percikan Ispirasi
Topless Tutup
Jika kamu memasukkan sekumpulan belalang kecil kedalam toples yang ditutup plastik, belalang-belalang itu akan melompat-lompat keatas dan menabrak tutupnya berulang-ulang. Setelah didiamkan beberapa lama, belalang-belalang itu akan terus melompat, tapi tidak setinggi sebelumnya. Belalang itu mulai melompat agar tidak menabrak tutup plastik toples tersebut. Jika hal itu telah terjadi sekalipun kita membuka tutup plastik toples, tidak akan ada belalang yang melompat keluar. Belalang itu tidak melompat keluar bukan karena tidak sanggup, tapi karena mereka terkondisikan untuk melompat hanya setinggi it. Manusia mengalami hal yang sama. Pada awalnya, mimpi dan ambisi itu tak ada batasnya. Tetapi sepanjang kehidupan yang kita lewati, kepala kita menabrak “tutup toples” dan kaki kita tersandung beberapa kali. Kondisi ini diperkuat
dengan
komentar-komentar
negatif
yang
kita
serap
pada
lingkungan. Yang membuat kita mengondisikan diri sendiri untuk “tidak melompat terlalu tinggi”. Bukan karena kita tidak mampu, tapi karena kita telah dikondisikan seperti itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
Mari kita bersama-sama merefleksikan hidup dan diri kita, apakah selama ini kita sudah memberikan lompatan yang paling tinggi yang bisa kita lakukan?Karena
pribadi-pribadi
sukses
adalah
orang-orang
yang
terus
melompat sekuat tenaga mereka, kendatipun terantuk batas. Sehingga jika saatnya “tutup toples” itu dibuka, mereka yang akan melompat keluar dari toples dan menikmati kebebasan.
Dikutip dari:
http://www.inspirasional.com/ diakses pada Rabu, 10 September 2014
“Saya bisa mendapatkan teori itu bukan karena saya sangat jenius, tapi karena saya bergumul dengan permasalahan
itu
lebih
lama
daripada orang lain” -Albert Einstein -
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
Tokoh Kita Belajar dari Meity Amelia “Berawal dari hobi, Meity Amelia sukses sebagai pengusaha bakery dan cake.”
Gambar diambil dari : www.google.com
Meity Amelia lahir di kota kecil di Gorontalo, 50 tahun lalu. Waktu itu daerahnya sepi dan tidak banyak orang yang menjual makanan. Setiap sore, Sang Mama selalu membut kue-kue untuk kedua anaknya. Awalnya ia hanya bisa melihat dan membantu mengambilkan alat atau bahannya saja. Tapi lama-kelamaan, ia ikut mengaduk adonan, mencetak dan membakar atau menggorengnya. Karena seringnya membantu, sejak masuk sekolah dasar (SD), ia sudah bisa membuat puding dan roti goreng sendiri. “Rasanya puas bisa membuat roti goreng sendiri dan dinikmati sendiri,” jelas Meity. Jadi ketika teman-teman sebayanya senang bermain-main di luar rumah, ia berada di dapur membantu mamanya memasak atau membuat kue sendiri. Selain belajar membuat aneka cake dan masakan, ia juga sudah diajari bisnis oleh orang tuanya. Ketika menginjak kelas 3 SD, ia sudah berani menjual permen dari gula merah di sekolahnya. Karena rasanya enak dan murah, dagangannya selalu habis dibeli teman-temannya. ”Permen gula merah saya buat sendiri, jadi keuntungannya jadi lebih besar,” jelas ibu 6 anak ini. Keahlian membuat cake makin bertambah ketika ia menginjak sekolah menengah pertama (SMP). Ia suka membeli majalah atau buku tentang resep dan masakan. Tidak hanya dibaca saja, tetapi ia juga senang mempraktikannya di rumah. Hasilnya, ia sering sekali menghadiahi teman-teman atau ponakan dengan tart. ”Kalau pas ada perayaan atau ada teman atau keponakan ulang tahun, saya sering memberi hadiah kue atau tart buatan sendiri,” jelas istri Suryo Hadisantoso ini. Ia juga pernah membantu usaha kakak iparnya membuat kue kering. Proses belajar yang panjang, serta pengalaman yang banyak membuat kue dan cake, ternyata sangat berguna ketika ia menjalankan bisnis cake di Jakarta. Tahun 1993, ia membuka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
Grandville Island, Bakery dan Cake Shop di komplek pertokoan Greenville, Jakarta Barat. Waktu itu modalnya hanya 1 mikser kecil, 1 oven biasa, 1 meja dan 1 lemari pendingin. Perlahan tapi pasti, ia mulai mendapatkan pelanggan. ”Motto kami adalah kualitas di atas kuantitas,” jelasnya. Untuk itu ia benar-benar memperhatikan kualitas bahan, penampilan, dan rasa. Kelebihan dari cake atau kue buatannya adalah ia selalu memperhatian detail dan membuatnya lebih artistis. Kalau pelukis menuangkan ide atau gagasannya melalui kain atau kertas, Meity menuangkannya lewat cake atau kue yang ia buat. ”Saya selalu berusaha membuat cake atau kue menjadi lebih cantik dan indah,” jelas Meity yang memang jago menghias cake ini. Karena makin lama pesanan makin banyak, ia mengambil karyawan untuk membantunya. Sekarang ini ia dibantu 13 karyawan. ”Tapi kalau mendekati Lebaran, Natal atau hari raya lainnya, saya bisa dibantu 30 karyawan,” jelas Meity yang sampai sekarang masih rajin ikut kursus membuat cake dan kue. Baginya, belajar merupakan keharusan jika ingin produknya terus didatangi pelanggan. Selain kue kering, ia juga menerima pesanan aneka tart untuk segala keperluan, aneka snack, dan roti. Lebih dari 60 jenis cake yang ia produksi antara lain: blackforest, tiramisu, havana cake, sultana butter, caramel nut, cruncy drop’s dan masih banyak lagi. Beberapa pejabat dan artis pernah merasakan kelezatan cake buatannya. ”Taufik Hidayat pernah pesan tart untuk ulang tahun anaknya,” jelas Bendahara Asosiasi Bakery Indonesia ini. Ada beberapa tips untuk mereka yang ingin memulai usaha makanan. Pertama, kerjakan dengan kesungguhan hati dan ikhlas. Jangan pernah menggerutu dengan apa yang ia kerjakan. Kedua, jangan malas belajar entah dengan mengikuti kursus atau membaca buku. ”Ketiga, terus jaga kualitas dan selalu buat inovasi baru,” tegas Meity.
Kisah dikutip dari: http://didiknazaruddinprambudi.blogspot.com/2013/04/5wirausahawan-sukses-indonesia.htm, pada tanggal 10 September 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENILAIAN DIRI
No 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10
Peryataan Saya tahu pasti apa hobi saya. Saya tidak percaya diri dalam berwirausaha Jika saya berwirausaha, saya dapat mengembangkan usaha saya. Saya adalah orang yang mampu membaca peluang sebagai modal memperluas usaha saya. Saya akan berhasil saat memulai berwirausaha Saya tidak takut untuk bersaing jika membuka usaha Dengan berwirausaha, masa depan saya akan cerah Saya akan merasa kesulitan membuka usaha karena saya kurang mengetahuan tentang wirausaha. Saya dengan mudah dapat mengembangkan usaha saya. Saya takut gagal saat memulai berwirausaha. TOTAL
Tidak
Ragu-
Setuju
ragu
Setuju
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN HASIL BELAJAR Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan kelas dan mengisi pernyataan diri, saya menjadi tahu dan sadar bahwa, -
…..
-
…..
-
.....
NIATKU Belajar dari hikmah yang dapat saya petik dari pengalamanku mengikuti bagian-bagian layanan bimbingan ini aku berniat : -
………
-
………
-
........
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PESAN MORAL
Pegawai itu tetaplah pegawai, setinggi apapun jabatannya...!! Pemilik usaha mandiri itu adalah Boss Sekecil apapun usahanya...!
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
AKU BERANI BERTANYA No
Keterangan
1 2
Topik/Nilai karakter Tugas Perkembangan
3 4 5 6 7 8
Bidang Bimbingan Jenis Layanan Fungsi Bimbingan Sasaran Standard Kompetensi Kompetensi Dasar
9
Indikator
10
Materi
11
Metode
12 13
Waktu Tempat
14 15 16 17
Media Mitra Kolaboratif Prosedur Penilaian/ Evaluasi
Aku Berani Bertanya/ “ Ingin Tahu” Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok. Pribadi-sosial. Bimbingan kelas/kelompok Pemahaman dan pengembangan Siswa SMP Peserta didik mampu mengembangkan sikap berani bertanya sebagai upaya meperdalam informasi yang belum diketahui. Peserta didik dapat mengaplikasikan dan menjelaskan sikap berani bertanya kepada orang yang lebih mengetahui informasi. 1. Menjelaskan pengertian sikap berani bertanya. 2. Menemukan faktor penghambat untuk bersikap berani bertanya. 3. Menemukan manfaat dari sikap berani bertanya. 4. Mengkritisi hikmah yang dapat diambil dari pengalaman-pengalaman tokoh yang diceritakan dalam bahan-bahan layanan. 5. Menggali nilai-nilai karakter yang tercermin dalam bagian-bagian layanan bimbingan (muatan film, dinamika kelompok, cerita bergambar, kisah tokoh idola). 6. Pengertian sikap berani bertanya. 7. Manfaat sikap berani bertanya. 8. Faktor Penghambat bersikap berani bertanya. 9. Mengambil hikmah pengalaman tokoh inspiratif 10. Penggalian nilai-nilai karakter Bermain bingo(menjawab pertanyaan-pertanyaan), sharing, tanya jawab. 2x40’ Ruang Kelas/aula (tempat-tempat yang kondusif untuk layanan) Alat tulis Guru Mapel Bahasa Indonesia, Penjaskes, Kesenian. Ikuti skenario layanan 1. Laiseg : Pertanyaan/pernyataan refleksi, Inventori self assessment 2. Laipen : Memonitor kebiasaan-kebiasaanberani bertanya
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Rencana Tindak Lanjut
19
Sumber Pustaka
146
siswa dalam aktivitas pembelajaran maupun dalam kegiatan-kegiatan di sekolah. Siswa dalam kelas diberi penugasan untuk merencanakan suatu proyek yang memberi kesempatan menerapkan berperilaku berani bertanya, misalnyamenyelesaikan sebuah tugas yang membutuhkan keberanian untuk mau bertanya kepada yang lebih bisa, camping bimbingan, live in, weekend dan program-program BK atau program-program sekolah yang terencana. 1) http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F ciricara.com%2Fwp-content%2Fuploads%. Diakses pada tanggal 10 September 2014. Pukul 20.20. 2) http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F images6.fanpop.com. Diakses pada tanggal 10 September 2014. Pada pukul 21.30. 3) http://aputriastari10.wordpress.com. Diakses pada tanggal 10 September 2014. Pada pukul 21.57. 4) https://www.google.co.id/. Diakses pada tanggal 10 September 2014. Pada pukul 22.06.
Skenario Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif NO KEGIATAN 1. Pengantar
2.
Ice Breaking
3.
Pemberian Materi
5.
Dinamika Kelompok
GURU Guru Pembimbing bersama mitra (Guru mapel terkait) memberi salam , menjelaskan topik bimbingan yang akan dilaksanakan kepada siswa, mengungkapkan tujuan layanan dan membuka layanan dengan doa. Guru pembimbing menjelaskan petunjuk cara bernyanyi “Senang Hati” Pembimbing memberikan materi topik bimbingan “Berani Bertanya”.
Pembimbing dan mitra kolaboratif memberikan penjelasan cara bermain “BINGO” dan membagikan
SISWA Memberi salam kepada guru pembimbing dan guru mitra(guru mapel terkait), siswa mendengerkan penjelasan pembimbing tentang tujuan layanan dan dilanjutkan berdoa. Menyanyikan bersama lagu “Senang Hati”.
WAKTU 5 menit
Siswa memperhatikan penjelasan materi dari pembimbing dan mitra kolaboratif tentang “Berani Bertanya”. Siswa memperhatikan penjelasan dari pembimbing dan memainkan permainan
10 menit
5 menit
15 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Penilaian Diri
5.
Percikan Inspiratif
8.
Kisah Bergambar
9.
Sharing
10.
Niatanku
11.
Peneguhan
kertas kerja “BINGO” Pembimbing beserta mitra kolaboratif membagikan lembar Penilain Diri kepada siswa yang berisikan tentang penilaian diri siswa terhadap perilaku sehari-hari apakah sudah berani bertanya dalam hal memperdalam informasi. Pembimbing memberikan penjelasan kepada siswa untuk membaca dan memahami cerita tokoh inspiratif tentang “Evan Dimas Darmono” Pembimbing dan mitra kolaboratif memberikan penjelasan kepada siswa untuk memahami cerita bergambar. Pembimbing mempersilahkan siswa untuk sharing tentang nilai-nilai yang dapat dipetik dari “Percikan Inspiratif dan Kisah Bergambar”. Pembimbing membagi lembar kertas yang berisi “Pernyataan Hasil belajar dan Niatan setelah mengikuti bimbingan kepada setiap siswa. a. Pembimbing menegaskan materi dari pertemuan pertama sampai akhir. b. Pembimbing memberikan kata-kata bijak
“BINGO”. Siswa mengerjakan lembar penilaian diri yang dibagikan oleh pembimbing sesuai dengan keadaan dirinya masing-masing.
147
5 menit
Siswa membaca Percikan Inspiratif tentang cerita seorang tokoh yang bernama “Evan Dimas Darmono”
10 menit
Siswa membaca dan memaknai cerita dari kisah bergambar.
5 menit
Siswa bergantuan sharing 10 menit tentang nilai yang didapatkan dari “Percikan Inspiratif dan Kisah Bergambar”. Siswa menjawab 5 menit “Pernyataan Hasil belajar dan Niatan setelah mengikuti bimbingan kepada setiap siswa Siswa memperhatikan peneguhan dari materi bimbingan Berani Bertanya.
10 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
Uraian Dinamika Kelompok BINGO
1. Cari 3 orang teman yang
2. Cari 3 orang teman yang
memiliki hobi memasak! a. ......... b. ......... c. .........
memiliki hewan peliharaan di rumah! a. ......... b. ......... c. .........
3. Cari 4 orang teman yang
4. Cari 4 orang teman yang lahir
memiliki koleksi piala di rumah!
di bulan Oktober!
a. ......... b. ......... c. ......... d. .........
a. .......... b. .......... c. .......... d. ..........
Tujuan : Setiap anggota kelompok mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh pembimbing dengan cara mau bertanya dengan teman yang lain tanpa rasa sungkan untuk memperoleh informasi untuk menjawab soal-soal yang disediakan. Bahan : Lembar kertas kerja “BINGO”. Petunjuk Peramianan : 1. Pembimbing membagikan lembar kertas kerja “ BINGO” yang berisikan pertanyaanpertanyaan. 2. Kemudian peserta diminta untuk mencari jawaban tersebut dengan alokasi waktu 15 menit. 3. Setelah selesai mengerjakan soal siswa diharap berakata “BINGO” karena sudah menyelesaikan tugas yang terdapat pada kolom-kolom kertas kerja yang dibagikan tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
Percikan Ispirasi
Evan Dimas Darmono sumber : https://www.google.co.id/
APA kunci kegemilangan penampilan kapten timnas U-19 Indonesia Evan Dimas Darmono sejauh ini? Salah satunya, ternyata, karena dia Berani Bertanya. Rahasia itu dibeberkan kepada Mario Karlovic, gelandang sekaligus rekan setim Evan di Persebaya. Mario adalah sosok yang paling sering diajak diskusi pemain didikan Mitra Surabaya, salah satu klub internal di lingkup Persebaya tersebut. "Saya salut dengan Evan (Dimas). Meski di level U-19 dia sudah tenar, dia masih mau belajar, mau tanya, dan minta masukan dari kami yang lebih senior. Menurut Karlovic, Evan selalu aktif bertanya tentang penampilannya setelah Indonesia bertanding. Misalnya, terkait penempatan posisi, cara mengambil bola, maupun memberikan umpan silang kepada para pemain striker yang telah diplot menjadi tukang gedor Indonesia. Evan bertanya bagaimana seharusnya posisinya saat tim menyerang atau saat dalam keadaan diserang. Begitu juga dengan posisi idealnya yang harus berada di depan atau hanya bergerak di sektor tengah sebagai penyuplai bola saja. Bahkan, diskusi seperti itu juga terjadi sesaat sebelum Indonesia biasa bertanding melawan tim lawan. Dalam tiap diskusi, Karlovic menyarankan agar Evan bermain layaknyaknya Taufiq, gelandang Persebaya yang juga penggawa timnas senior Indonesia. Itu karena Evan punya mental yang kuat untuk mengatur dan mengondisikan ritme pertandingan. Menurut Evan, Karlovic termasuk salah seorang pemain yang banyak memberikan inspirasi bagi dia dalam merintis karir dalam lapangan . Baginya gaya bermain Karlovic, tenang tapi membahayakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Cerita Bergambar
http://www.google.co.id
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENILAIAN DIRI
Berilah tanda cek (V) pada pernyataan dibawa ini, sesuai perilaku Berani Bertanya yang telah anda lakukan dalam hidup sehari-hari! No
Perilaku Berani Bertanya
1.1. Berani bertanya kepada guru saat di kelas. 2.2. Bertanya saat tidak mengetahui arah jalan. 3.3. Bertanya untuk menambah informasi. 4.4. Malu ketika harus bertanya. 5. 5. Takut di ejek teman saat bertanya. 6.
Takut bertanya karena anggapan banyak bertanya itu bodoh.
7.
Bertanya kepada teman tentang informasi yang belum jelas.
8.
Mau bertanya jika di suruh teman.
9.
Bertanya adalah hal yang memalukan.
10.
Bertanya kepada orang butuh keberanian.
Ya
Tidak
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
PERNYATAAN HASIL BELAJAR
Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan tentang “Berani Bertanya”, saya menjadi tahu dan sadar bahwa, -
…..
-
…..
-
....
NIATKU Belajar dari hikmah yang saya petik dari pengalamanku mengikuti bagian-bagian layanan bimbingan ini aku berniat : -
………
-
………
-
.......
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PEPATAH BIJAK
“CARA TERBAIK MENJADI CERDAS ADALAH DENGAN BERANI BERTANYA TANPA RASA SUNGKAN”
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI