PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI – MEI 2015
A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Mei 2015 tercatat defisit sebesar US$ 13,98 miliar, turun 78,84% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat defisit sebesar US$ 66,07 miliar. Total perdagangan Jepang-Dunia pada periode Januari-Mei 2015, tercatat sebesar US$ 537,67 miliar, atau turun 15,22% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 634,22 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Dunia sebesar US$ 261,85 miliar, atau turun 7,82% dibanding periode yang sama tahun 2014 yang tercatat sebesar US$ 284,07 miliar, dan impor sebesar US$ 275,82 miliar, atau turun 21,23% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 350,14 miliar. 2. Ekspor Jepang ke Dunia periode Januari-Mei 2015 terbesar ditujukan ke Amerika Serikat sebesar US$ 52,15 miliar, atau turun 0,23% dibanding periode yang sama tahun 2014, dan merupakan 19,92% dari total ekspor Jepang ke Dunia. Kemudian, ke China sebesar US$ 44,43 miliar, atau turun 13,09% dibanding periode yang sama tahun 2014. Korea Selatan sebesar US$ 19,37 miliar (-11,18%); Taiwan sebesar US$
15,25 miliar (-8,56%); Hongkong
US$ 14,44 miliar (-2,58%); Thailand
US$ 11,86 miliar (-8,68%), dan Singapura US$ 8,66 miliar (+1,09%). Sedangkan, Indonesia di peringkat ke-11, setelah Australia, dengan nilai sebesar US$ 5,24 miliar (-17,24%). 3. Komoditi ekspor non-migas utama Jepang ke Dunia, yang meningkat periode JanuariMei 2015 adalah Special HS, Chile, Japan, Korea, Mexico, Norway (HS 0000) sebesar US$ 15,50 miliar (9,40%); dan Diodes, Transistors And Similar Devices; Photosens (HS 8541) sebesar US$ 3,46 miliar (0,70%). Sementara itu, Motor Cars & Oth Motor Vehicles (HS 8703) sebesar US$ 32,63 miliar, mengalami penurunan 8,11% dibanding periode yang sama tahun 2014, juga merupakan komoditi ekspor non migas Jepang dengan nilai tertinggi pada periode ini, dan pangsanya sebesar 12,46%; Selanjutnya, Parts and Accessories Of The Motor Vehicles Of Headings 8 (HS 8708) sebesar US$ 11,84 miliar (-11,64%); dan Electronic Integrated Circuits And Microassemblies (HS 8542) sebesar US$ 9,77 miliar (-1,90%). 4. Impor Jepang pada periode Januari - Mei 2015 terbesar berasal dari China sebesar US$ 65,80 miliar, atau turun 13,35% dibanding periode yang sama tahun 2014, dan
merupakan 23,86% dari total impor Jepang dari Dunia. Kemudian, dari Amerika Serikat US$ 28,46 miliar (-4,39%); Australia sebesar US$ 15,75 miliar (-23,26%); Korea Selatan sebesar US$ 11,73 miliar (-18,50%); Saudi Arabia sebesar US$ 10,80 miliar (-49,27%); Malaysia sebesar US$ 10,21 miliar (-22,35%); United Arab Emirates sebesar US$ 10,09 miliar (-44,02%), dan Taiwan sebesar US$ 9,49 miliar (-7,28%). Sementara itu, impor dari Indonesia sebesar US$ 8,64 miliar, mengalami penurunan sebesar 24,12%. Pada periode ini, Indonesia menduduki peringkat ke-9 sebagai negara asal impor Jepang, dan Malaysia berada di peringkat ke-6. 5. Beberapa komoditi impor non migas utama Jepang dari Dunia, yang mengalami peningkatan, pada periode Januari-Mei 2015 antara lain adalah:
Medicaments (Except Vaccines Etc., Bandages Or Pha (HS 3004) sebesar US$ 5,97 miliar, meningkat sebesar 2,39% dibanding periode yang sama tahun 2014;
Aluminium, Unwrought (HS 7601) sebesar US$ 2,56 miliar (8,29%) .
Sedangkan, komoditi yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain :
Electric Apparatus For Line Telephony, incl Curr Line System (HS 8517) sebesar US$ 8,86 miliar, turun 5,50% dibanding periode yang sama tahun 2014, juga merupakan komoditi impor non migas Jepang dengan nilai tertinggi pada periode ini;
Coal; Briquet, Ovoid & Sim Solid (HS 2701) sebesar US$ 6,99 miliar (-19,63%);
Electronic Integrated Circuits (HS 8542) sebesar US$ 6,66 miliar (-4,91%).
B. Perdagangan bilateral Jepang dengan Indonesia 1. Selama periode Januari-Mei 2015, neraca perdagangan Jepang dengan Indonesia surplus bagi Indonesia sebesar US$ 3,40 miliar, turun 32,73% dibanding surplus periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 5,06 miliar. Total perdagangan periode Januari-Mei 2015 tercatat sebesar US$ 13,88 miliar, atau turun 21,66% dibanding periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 17,72 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia sebesar US$ 5,24 miliar, atau turun sebesar 17,24% dibanding
periode yang
sama tahun
2014, yang
tercatat sebesar
US$ 6,33 miliar, dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 8,64 miliar, atau turun sebesar 24,12% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 11,39 miliar .
2. Beberapa komoditi ekspor non migas utama Indonesia ke Jepang yang meningkat nilai ekspornya pada periode Januari-Mei 2015 adalah :
Copper Ores & Concentrates (HS 2603) sebesar US$ 408,83 juta, atau meningkat 191,38% dibanding periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 140,30 juta;
Ash and Residues (Except From Iron Or Steel Manufa) (HS 2620) sebesar US$ 406,12 juta (29,35%);
Tin, Unwrought (HS 8001) sebesar US$ 96,85 juta (0,28%).
Sementara itu, komoditi ekspor non migas utama Indonesia yang turun nilai ekspornya ke Jepang, antara lain:
Coal, Briquettes, Ovoids and Similar Solid Fuels Man (HS 2701) sebesar US$ 1.114,87 juta, turun 22,63% dibanding tahun 2014, dan merupakan 12,90% dari total impor Jepang pada periode ini;
Nickle Mattes, Nickle Oxide Sinters & Other (HS 7501) sebesar US$ 294,78 juta (-12,76%);
Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, etc (HS 4001) sebesar US$ 288,02 juta (-19,96%) , dan
Plywood, Veneered Panels And Similar Laminated Wood (HS 4412) sebesar US$ 258,53 juta (-18,51%).
3. Beberapa komoditi impor utama Indonesia dari Jepang, yang nilai impornya meningkat, selama periode Januari-Mei 2015, adalah :
Flat - Rolled Iron Or Nonalloy Steel Products, 600 M (HS 7208) sebesar US$ 157,17 juta, atau meningkat 7,24% dibanding periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 146,57 juta;
Machines and Mechanical Appliances Having Individu (HS 8479) sebesar US$ 124,54 juta (29,68%);
Special HS,
Chile,
Japan,
Korea, Mexico, Norway (HS 0000) sebesar
US$ 121,42 juta (10,62%);
C. Informasi Lainnya 1. Perkembangan indikator kuartal II tahun 2015 & kebijakan ekonomi Jepang tahun 2016. Perkembangan nilai tukar Japan Yen terhadap mata uang US Dollar (US$) dan Euro (€), bulan Juli 2015 dapat digambarkan sebagai berikut : - JPY 123,23 per US Dollar (US$) 1, dan
- JPY 135,78 per Euro (€) 1. Pemerintah Jepang memulai program Junior New Individual Savings Account (Junior NISA) pada tahun 2016. Program ini mengijinkan setiap anak/remaja berusia 0-19 tahun untuk membeli saham sampai dengan sebesar JPY 800.000 per tahunnya, dan setiap dividen maupun keuntungan dari penjualan yang diperoleh, tidak dikenakan pajak penghasilan. Sehingga, setiap orang tua dapat membuka account dengan nama anak mereka, namun uang yang ada di dalam account tersebut tidak dapat diambil sebelum anak tersebut berusia 18 tahun. Nomura Asset Management memperkirakan, jumlah account program Junior NISA akan mencapai 1,5 juta pada tahun 2016. Pada 31 Juli 2015, Ministry of Internal Affairs and Communications (MIC) mengumumkan nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga bulan Juni 2015 sebesar JPY 268.652, atau turun 2,0% dibanding bulan Juni 2014. Sejak kenaikan pajak konsumsi menjadi 8% bulan April tahun 2014, nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan kembali dibanding tahun sebelumnya. 2. Berbagai keuntungan yang diperoleh negara-negara anggota TPP. Pertemuan tingkat menteri perundingan TPP berlangsung tanggal 28-31 Juli 2015 di Hawaii. Dalam pertemuan, pemerintah Jepang mulai membuka diri terhadap proposal Selandia Baru untuk memberikan kuota tarif bea masuk rendah untuk produk butter dan skimmed milk powder. Pemerintah Jepang bersedia memberikan kuota yang setara dengan 75.000 ton susu mentah. Namun, pihak Selandia Baru masih menuntut agar kuota dinaikkan sampai setara dengan 90.000 ton susu mentah. Dalam perundingan dengan Amerika Serikat, Jepang bersedia menurunkan tarif bea masuk daging sapi dalam 3 tahap. Pada tahun pertama setelah perjanjian TPP berlaku, tarif bea masuk diturunkan dari 38,5% menjadi 27,5%. Sebagai safe guard bila volume impor bertambah terlalu banyak, diberlakukan tarif bea masuk sebesar 38,5%. Untuk tahap kedua, tarif bea masuk diturunkan pada tahun ke-10 perjanjian TPP, dari 27,5% menjadi 20%. Sebagai safe guard, tarif yang berlaku sebesar 30%. Tahap ketiga berlaku pada tahun ke-15 perjanjian TPP, dimana tarif bea masuk diturunkan menjadi 9% dan sebagai safe guard, tarif yang berlaku sebesar 18%. Sementara itu, untuk produk daging babi dengan harga rendah dikenakan tarif bea masuk yang cukup tinggi oleh pemerintah Jepang, yaitu JPY 482/kg. Jepang bersedia menurunkan tarif bea masuk daging babi dengan harga rendah dari Amerika Serikat, juga dalam 3 tahap. Pada tahun pertama TPP, tarif beamasuk diturunkan menjadi JPY 125/kg, sementara untuk safe guard, tarif bea masuk sebesar
JPY 482/kg. Pada tahap kedua, pada tahun ke-5 TPP, tarif bea masuk turun menjadi JPY 70/kg, sementara untuk safe guard, tarif bea masuk sebesar JPY 100/kg. Pada tahap ketiga, mulai tahun ke-10 TPP, tarif bea masuk diturunkan menjadi JPY 50/kg, sementara untuk safe guard, tarif bea masuk sebesar JPY 70/kg. Di sisi lain, Amerika Serikat bersedia memberikan kuota bebas bea cukai untuk daging sapi Jepang (Wagyu) sebesar 3.000 ton/tahun, dan seluruh produk daging sapi dari Jepang menjadi bebas tarif bea masuk pada tahun ke-10 TPP. Saat ini, daging sapi dari Jepang memiliki kuota tarif bea masuk rendah (US$ 4,4/kg) sebesar 200 ton/tahun. Ekspor Jepang ke Amerika Serikat pada tahun 2014, mencapai 153 ton. Pertemuan TPP tingkat menteri, belum berhasil mencapai persetujuan bersama antar seluruh anggota perundingan. Pertemuan tingkat menteri berikutnya, direncanakan diadakan pada akhir Agustus 2015 di Malaysia. 3. Peningkatan hubungan dagang antara Indonesia dengan Jepang.
Pertemuan dengan Mitsui Corporation. Pertemuan dengan Mitsui Corporation pada 1 Juli 2015 di Lantai 7 KBRI Tokyo. Pertemuan dihadiri Dubes RI, Yusron Ihza Mahendra, Kepala Bidang Ekonomi, Bambang Suharto dan Atase Perdagangan, Julia Silalahi. Sedangkan, dari pihak Mitsui Corporation dihadiri Mr. Yukio Takebe & Mr. Hisashi Onozuka, Corporate Planning & Strategy Division. Mitsui Corporation merupakan perusahaan dagang besar (Sogo sosha) sejak tahun 1947 yang mempunyai 142 kantor dalam dan luar negeri termasuk di Indonesia, dengan jumlah karyawan sebanyak 48.090 karyawan (11.000 karyawan di Indonesia). Di Indonesia, Mitsui Corporation memiliki cabang di Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar, Medan, Palembang dan Padang. Sektor bisnis di Indonesia adalah chemical/ stell industries, sewing industries, power
plant, steel industries, LNG Production, Logistics, Motorcycle & finance, telecomunication, industrial machinery dan beberapa grup perusahaan saat ini sedang melakukan berbagai kegiatan utama yaitu PT. Paiton Energy, Tangguh LNG Proyek (West Papua), PT. Kaltim Pasifik Amoniak, PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing dan lainnya. Pada pertemuan tersebut dibahas berbagai kegiatan Mitsui Corporation yang sedang berjalan antara lain pelaksanaan pembuatan Jakarta MRT, dimana Mitsui Corporation ikut membangun dalam bidang electrical &
mechanical system. Pada saat pertemuan ini, KBRI dan Atdag
menyampaikan program peningkatan ekspor tiga kali lipat produk Indonesia ke pasar Jepang, dan rencana KBRI Tokyo memberikan apresiasi kepada Mitsui Corporation berupa pengajuan sebagai nominator pada ajang Primaduta Award 2015.
Pertemuan dengan Ministry of Health, Labor and Welfare (MHLW) Japan Pada 14 Juli 2015, Atase Perdagangan (Atdag) melakukan pertemuan dengan Ms. Yukiko Moriyama, Deputy Director Office of Import Food
Safety, Inspection and Safety Division, Department of Food Safety, Pharmaceutical and Food Safety Bureau, Ministry of Health, Labor and Welfare (MHLW) Japan di kantor instansi tersebut di Kasumigaseki Tokyo. Pada
pertemuan
disampaikan
surat
mengenai
pelanggaran
Food
Sanitation Act, yaitu ditemukannya zat sodium cyclamate produk kecap buatan Indonesia, 27 April 2015. Berdasar surat itu, disampaikan agar dilakukan tes kandungan sodium cyclamate pada produk makanan yang diproduksi PT. HEINZ ABC INDONESIA. Jika masih ditemukan zat
sodium cyclamate, maka pemeriksaan ditingkatkan menjadi monitoring inspection atau random inspection. Selanjutnya, pihak MHLW Japan juga menyampaikan beberapa pertanyaan ke produsen Kecap ABC mengenai asal usul penggunaan zat pemanis sodium cyclamate, alasan pemakaian, sejak kapan dipakai zat sodium cyclamate, usaha-usaha perbaikan yang telah dilakukan sampai saat ini, dan hal-hal lain yang terkait. Zat pemanis sodium cyclamate dilarang pemerintah Jepang karena hasil eksperimen FDA (Amerika) ke tikus tahun 1969, zat ini sebagai salah satu penyebab kanker. Adapun negara yang melarang penggunaan zat
additive ini adalah Amerika Serikat dan Jepang. Sehingga, zat pemanis pada kecap produksi PT Heinz Indonesia untuk Jepang harus diperiksa.
4. Pelayanan Inquiries Pelayanan Inquiries bulan Juli 2015, Atdag Tokyo menerima 15 inquiries yang terdiri dari 8 Inquiries Offer to buy dari pengusaha/ importir Jepang dan 7 Inquiries Offer to sell dari pengusaha Indonesia. Semua permintaan Inquiries dari pengusaha Indonesia maupun importir Jepang telah ditindak lanjuti. (bth)
Sumber : Laporan Atdag Tokyo, Jepang, Juli 2015