BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/05/53/Th. XX, 02 Mei 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2017 SEBESAR 101,18
Nilai Tukar Petani (NTP) bulan April 2017 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2012 (2012=100). Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
Pada bulan April 2017, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 101,18 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 104,20 untuk subsektor tanaman padi-palawija (NTP-P); 99,53 untuk subsektor hortikultura (NTP-H); 94,01 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR); 105,75 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 104,41 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).
Jika NTP April 2017 dibandingkan dengan NTP Maret 2016, terjadi peningkatan sebesar 0,34 persen.
Di daerah perdesaan terjadi Inflasi pada bulan April 2017 sebesar -0,03 persen. Sub kelompok kesehatan mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 0,78 persen dan sub kelompok perumahan mengalami inflasi terendah yaitu 0,09 persen. Terjadi deflasi sebesar 0,27 persen pada sub kelompok bahan makanan yang menyebabkan terjadi deflasi pada bulan April 2017.
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di NTT pada April 2017, NTP di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan dibandingkan Maret yaitu sebesar 0,34 persen. Hal ini disebabkan karena naiknya indeks harga hasil produksi pertanian dan terjadi penurunan pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP April dengan NTP Februari maka subsektor tanaman padi-palawija mengalami penurunan sebesar 1,15 persen, subsektor hortikultura mengalami peningkatan sebesar 0,33 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkatan sebesar 1,90 persen; subsektor peternakan mengalami peningkatan sebesar 0,86 persen dan subsektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,28 persen.
Berita Resmi Statistik No. 02/05/53/Th. XX, 02 Mei 2017 | 1 dari 6
2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada April 2017, indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,37 persen dibandingkan Maret 2017 yaitu dari 126,69 menjadi 127,16. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar di pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada April 2017 indeks harga yang dibayar petani dilaporkan mengalami peningkatan dibandingkan Maret 2017 yaitu dari 125,64 menjadi 125,67 atau meningkat sebesar 0,03 persen. Kecilnya peningkatan pada Ib menjadi penyebab naiknya NTP April. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Padi & Palawija NTP subsektor padi dan palawija di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan sebesar 1,15 persen pada April 2017. Hal ini disebabkan karena It mengalami penurunan sebesar 1,07 persen sedangkan Ib mengalami peningkatan sebesar 0,09 persen. Penurunan pada It dipengaruhi oleh penurunan pada semua subkelompok baik padi maupun palawija sebesar 1,20 persen dan 1,01 persen sedangkan naiknya Ib dipengaruhi oleh peningkatan BPPBM (biaya produksi dan penambahan biaya modal) sebesar 0,49 persen walaupun pada subkelompok konsumsi rumah tangga mengalami penurunan sebesar 0,01 persen. b. Subsektor Hortikultura NTP untuk subsektor hortikultura naik sebesar 0,22 persen pada April 2017. Hal ini karena It mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen sedangkan Ib naik sebesar 0,01 persen. Naiknya It dipengaruhi oleh naiknya subkelompok buah-buahan dan tanaman obat sebesar 0,60 persen dan 0,20 persen walaupun subkelompok sayur-sayuran turun sebesar 0,92 persen. Sementara terjadi penurunan pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,02 sedangkan BPPBM naik sebesar 0,19 persen pada Ib subsektor hortikultura. c. Subsektor Perkebunan Rakyat NTP subsektor perkebunan rakyat naik sebesar 1,90 persen dibandingkan periode Maret 2017. Hal ini karena terjadi peningkatan pada It sebesar 0,91 persen dan Ib tidak mengalami perubahan dibandingkan April 2017. Pada Ib subkelompok konsumsi rumah tangga mengalami penurunan sebesar 0,09 persen sedangkan indeks subkelompok BPPBM naik sebesar 0,55 persen. d. Subsektor Peternakan NTP subsektor peternakan mengalami peningkatan sebesar 0,86 persen pada April 2017. Hal ini disebabkan It naik 0,85 persen dan Ib mengalami tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan Maret 2017. Peningkatan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh naiknya subkelompok ternak besar, ternak Berita Resmi Statistik No. 02/05/53/Th. XX, 02 Mei 2017 | 2 dari 6
kecil dan hasil ternak masing-masing sebesar 1,43 persen, 0,12 persen dan 1,21 persen sedangkan subkelompok ungas turun 0,51 persen. Sementara, terjadi penurunan pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,04 persen dan BPPBM naik sebesar 0,08 persen pada Ib subsektor peternakan. Tabel 1. Nilai Tukar Petani NTT Per Subsektor Maret-April 2017 (2012=100) Bulan
Subsektor (1)
1. Tanaman Padi-Palawija a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5.1 Penangkapan Ikan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5.2 Budidaya Perikanan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani Gabungan/Nusa Tenggara Timur a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani
Maret 2017
April 2017
(2)
(3)
Persentase Perubahan (4)
133,36 126,50 105,42
131,93 126,61 104,20
-1,07 0,09 -1,15
125,02 125,89 99,31
125,32 125,91 99,53
0,23 0,01 0,22
117,85 127,75 92,25
120,10 127,76 94,01
1,91 0,00 1,90
128,50 122,56 104,85
129,60 122,55 105,75
0,85 0,00 0,86
128,53 123,45 104,12
128,94 123,50 104,41
0,33 0,05 0,28
131,90 123,66 106,66
132,41 123,69 107,05
0,38 0,02 0,36
120,09 122,90 97,72
120,29 123,03 97,78
0,16 0,10 0,06
126,69 125,64 100,84
127,16 125,67 101,18
0,37 0,03 0,34
e. Subsektor Perikanan NTP subsektor perikanan secara umum meningkat sebesar 0,28 persen pada April 2017. Hal ini disebabkan It naik sebesar 0,33 persen dan Ib naik sebesar 0,05 persen. Naiknya It disebabkan oleh naiknya subkelompok tangkap sebesar 0,38 persen dan subkelompok budidaya naik 0,16 persen, sedangkan naiknya Ib dipengaruhi oleh naiknya subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,10 sedangkan BPPBM turun sebesar 0,10 persen.
Subkelompok Penangkapan Ikan NTP subkelompok penangkapan ikan mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen dari 106,66 pada Maret menjadi 107,05 pada April 2017. Hal ini disebabkan naiknya It sebesar 0,38 persen dan Berita Resmi Statistik No. 02/05/53/Th. XX, 02 Mei 2017 | 3 dari 6
Ib
hanya naik sebesar 0,02 persen. Perubahan pada Ib disebabkan oleh turunnya subkelompok
BPPBM sebesar 0,18 persen dan subkelompok konsumsi rumah tanggan naik sebesar 0,11 persen.
Subkelompok Budidaya Perikanan NTP subkelompok budidaya perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen dari 97,72 pada Maret menjadi 97,78 pada April 2017. It mengalami peningkatan sebesar 0,16 persen sedangkan Ib mengalami penginkatan lebih kecil yaitu sebesar 0,10 persen. Kenaikan pada It adalah akibat naiknya subkelompok budidaya air tawar sebesar 1,61 persen. Peningkatan pada Ib dipengaruhi oleh subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,10 persen. Tabel 2. Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya April 2017 (2012=100) Indeks Gabungan Subsektor
Kelompok/Sub Kelompok
Maret 2017
(1)
(2)
1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 2.1.1. Bahan Makanan 2.1.2. Makanan Jadi 2.1.3. Perumahan 2.1.4. Sandang 2.1.5. Kesehatan 2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 2.2. BIAYA PRODUKSI & PENAMBAHAN BARANG MODAL
2.2.1. Bibit 2.2.2.Obat-obatan dan Pupuk 2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 2.2.4. Transportasi 2.2.5. Penambahan Barang Modal 2.2.6. Upah Buruh Tani 3. NILAI TUKAR PETANI 4. NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN
126,69 125,64 128,80 135,87 127,36 119,30 131,16 117,96 111,10 122,80 113,98 113,21 112,12 109,46 125,60 113,33 111,25 100,84 111,15
April 2017
Persentase Perubahan
(3)
(4)
127,16 125,67 128,76 135,50 127,58 119,41 131,40 118,88 111,24 123,10 114,37 113,72 112,31 109,88 125,33 113,95 112,23 101,18 111,19
0,37 0,03 -0,03 -0,27 0,17 0,09 0,18 0,78 0,12 0,24 0,34 0,46 0,17 0,38 -0,21 0,55 0,88 0,34 0,03
5. Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara umum di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Maret 2017 di daerah pedesaan mengalami deflasi sebesar 0,03 persen yang utamanya dipengaruhi oleh turunnya subkelompok bahan makanan sebesar 0,27 persen. Selanjutnya bila ditinjau menurut subsektor tampak bahwa subsektor padi palawija mengalami deflasi sebesar 0,01 persen, subsektor hortikultura mengalami deflasi sebesar 0,02 persen, subsektor TPR
Berita Resmi Statistik No. 02/05/53/Th. XX, 02 Mei 2017 | 4 dari 6
mengalami deflasi sebesar 0,09 persen, subsektor peternakan mengalami deflasi sebesar 0,04 persen dan subsektor perikanan mengalami inflasi yaitu sebesar 0,10 persen. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan April 2017 (2012=100) Subsektor
Kelompok Padi palawija
Hortikultura
TPR
NTT Peternakan
Perikanan
Umum/ KRT
-0,01
-0,02
-0,09
-0,04
0,10
-0,03
Bahan Makanan
-0,23
-0,22
-0,38
-0,28
-0,05
-0,27
Makanan Jadi
0,18
0,14
0,17
0,19
0,18
0,17
Perumahan
0,06
0,11
0,12
0,07
0,24
0,09
Sandang
0,24
0,15
0,21
0,12
-0,01
0,18
Kesehatan
0,74
0,73
1,00
0,63
1,12
0,78
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0,17
0,12
0,07
0,12
0,15
0,12
Transportasi dan Komunikasi
0,22
0,22
0,27
0,25
0,19
0,24
Pada bulan April 2017 terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,03 persen dengan inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok kesehatan sebesar 0,78 persen dan deflasi pada subkelompok bahan makanan. Sedangkan pada bulan Maret 2017 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,17 persen, dimana Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok perumahan sebesar 0,69 persen. Inflasi year on year sebesar 4,70 persen, sedangkan inflasi tahun kalender adalah 2,45 persen. Tabel 4, Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Periode Desember 2016 – April 2017 (2012=100) Kelompok Bulan
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga (7)
Transportasi & Komunikasi
Umum/KRT
(8)
(9)
2016 Desember
1,57
0,02
0,35
1,48
0,72
0,15
0,21
0,94
1,74 1,53 0,07 -0,27
0,48 1,28 0,04 0,17
0,92 0,40 0,69 0,09
0,91 0,21 0,40 0,18
1,03 0,56 0,23 0,78
0,87 0,75 0,06 0,12
0,30 -0,07 0,21 0,24
1,20 1,09 0,17 -0,03
2017 Januari Februari Maret April
Berita Resmi Statistik No. 02/05/53/Th. XX, 02 Mei 2017 | 5 dari 6
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Informasi lebih lanjut hubungi:
Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si Kepala BPS Nusa Tenggara Timur Telp (0380) 826289, 821755 e-mail :
[email protected],
[email protected]
Berita Resmi Statistik No. 02/05/53/Th. XX, 02 Mei 2017 | 6 dari 6