PENDAHULUAN
Latar Belakang Krisis ekonomi yang mulai terjadi tahun 1997 lalu masih menyisakan banyak permasalahan, khususnya bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Usaha besar para konglomerat semakin berkembang, adapun usaha kecil semakin terpuruk karena keterbatasan akses terhadap modal. Pemerintah sudah berupaya memasyarakatkan kebijakan tentang ekonomi kerakyatan. Kredit dan pinjaman perbankan yang seharusnya ditujukan untuk meningkatkan ekonomi rakyat justru dimanfaatkan oleh konglomerat yang lebih mudah mengakses informasi. Begitu longgarnya tatanan kredit dan pinjaman perbankan, sehingga menyebabkan pembangunan ekonomi mudah terpengaruh oleh gejolak ekonomi (Zulkarnain 2005). Lembaga keuangan merupakan pelaku penting dalam perekonomian suatu negara. Prakteknya, lembaga keuangan dibagi menjadi bank (bank sentral, bank umum, bank perkreditan rakyat dan bank syariah) dan lembaga keuangan non bank (pasar modal, pasar uang, koperasi, pegadaian dan asuransi). Beberapa tahun terakhir, pihak pemerintah dan non pemerintah di negara berkembang memperkenalkan program kredit untuk masyarakat desa (Pitt et al. 2006). Hal ini diharapkan mampu membantu permodalan bagi masyarakat kecil yang selama ini terbentur pada agunan. Bank perkreditan rakyat (BPR) diharapkan dapat membantu usaha kecil meningkatkan usahanya melalui pemberian kredit sebagai tambahan modal. Bank perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang bergerak pada sektor mikro yang diharapkan mampu membantu peningkatan usaha kecil pedesaan. Meskipun porsi yang diperankan bank mikro relatif kecil, tetapi fleksibilitas dan mobilitasnya cukup tinggi dalam menjangkau pasar dibandingkan dengan bank komersial. Bank mikro menyentuh hal yang lebih sosial, disamping sebagai mediator keuangan juga harus memberikan pembelajaran bagaimana berhubungan dengan institusi keuangan formal (Supriadi 2003). Selama ini, masyarakat pedesaan cenderung belum akrab dengan perkreditan formal dan tidak berani untuk mengambil kredit di lembaga keuangan
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
2
formal. Karena dianggap prosedur peminjaman kredit yang rumit dan adanya agunan. Sehingga diperlukan sosialisasi yang mampu meningkatkan kepercayaan dan keberanian masyarakat khususnya di pedesaan untuk menggunakan fasilitas perkreditan. Sosialisasi fasilitas kredit bank perkreditan rakyat (BPR) bagi masyarakat diharapkan dapat menarik calon nasabah untuk menggunakan layanan perkreditan dan juga meningkatkan loyalitas nasabah sehingga menunjang kelancaran dan tepat waktu dalam pengembalian kredit. Adanya bank perkreditan rakyat (BPR) diharapkan memudahkan para pengusaha kecil dan menengah mendapatkan peluang kredit sehingga nantinya akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di pedesaan. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai harus dapat dinikmati oleh masyarakat seluas-luasnya. Namun perkembangan bank perkreditan rakyat (BPR) menjadi terkendala dengan adanya persaingan dengan bank umum yang membuka kredit mikro. Persaingan dengan lembaga keuangan lain menjadikan bank perkreditan rakyat (BPR) harus berusaha agar produk jasa perbankan yang diberikannya mampu menarik perhatian calon nasabah. Bank perkreditan rakyat (BPR) merupakan salah satu perusahaan jasa. Bagi perusahaan jasa dalam menetapkan strategi yang diperhatikan adalah 4P (product, price, place, promotion) ditambah dengan 3P yaitu people, physical evidence, dan process (Kotler et al. 2005). Perusahaan jasa menjual produk yang melalui pelayanan yang baik. Layanan dipengaruhi oleh beberapa elemen seperti lingkungan fisik dan kontak personal (Alma 2007). Sosialisasi dan promosi fasilitas kredit bank perkreditan rakyat (BPR) bagi masyarakat dapat menarik calon nasabah untuk menggunakan produk layanan bank dan juga menunjang kelancaran pengembalian kredit. Komunikasi yang baik diperlukan dalam melakukan sosialisasi tersebut. Hal ini dimaksudkan dapat memaksimumkan kepuasan nasabah melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah yang diharapkan dapat berdampak pada loyal masyarakat terhadap bank perkreditan rakyat (BPR). Lembaga keuangan mikro dalam hal ini BPR dalam menjalankan misinya terhadap pengusaha tidak hanya mendapatkan kredit akan tetapi juga mendampingi dan membina para nasabah untuk mengelola keuangan
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
3
keluarga dalam menjalankan usahanya dengan tertib dan terencana serta memanfaatkan produk bank sesuai kebutuhan. Menurut Hadi (2001), dalam penelitiannya mengenai komunikasi publik perusahaan, komunikasi berimplikasi terhadap terbentuknya sikap positif anggota komunitas dalam memandang keberadaan perusahaan. Hadi (2001) menyatakan bahwa perusahaan harus sudah melakukan komunikasi sejak awal konstruksi proyek. Dalam upaya menumbuhkan sikap positif tersebut, perusahaan membentuk suatu departemen khusus untuk menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan komunitas setempat. Departemen hubungan eksternal pada perusahaan ini memiliki beberapa seksi yaitu hubungan komunitas, public relation, hubungan pemerintah, hubungan lembaga swadaya masyarakat dan pengembangan komunitas. Adanya departemen ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi citra perusahaan (Hadi 2001). Adanya hubungan yang baik diharapkan akan memberikan dampak positif bagi citra perusahaan. Komunikasi merupakan sesuatu yang penting bagi setiap organisasi baik itu perusahaan ataupun organisasi nirlaba. Komunikasi adalah faktor yang amat penting untuk perusahaan dan organisasi nirlaba dan integrasi kelompok sosial, sebab dengan komunikasilah anggota kelompok sosial (publik) dapat saling mempengaruhi untuk mencapai keseragaman nilai-nilai dan kelakuan yang sama (Hadi 2001). Hubungan yang kuat dalam lembaga/organisasi dapat membawa keberhasilan dalam sutu program. Salah satu bentuk hubungan yang dilakukan adalah hubungan dengan publik eksternal (Nugraha dalam Ardianto 2009). Pola komunikasi yang baik diperlukan dalam hubungan dengan publik. Pola komunikasi tidak terlepas dari struktur yang sistematis tentang tingkah laku penerimaan dan pengiriman pesan diantara anggota kelompok, siapa yang berbicara kepada siapa dengan tingkat keseringan tertentu yang membentuk suatu kebiasaan (Goldberg & Larson 1985).
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
4
Perumusan Masalah Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu yang selanjutnya disebut Bank PD BPR Sarimadu merupakan satu-satunya bank perkreditan rakyat (BPR) di Provinsi Riau yang telah mampu melakukan ekspansi ke luar wilayah kerjanya. Selain di Kabupaten Kampar, Bank PD BPR Sarimadu telah mempunyai cabang di Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Pekanbaru. Pada tanggal 9 Juni 2010, Bank PD BPR Sarimadu berhasil meraih prestasi sebagai bank perkreditan terbaik pada penganugerahan Infobank awards. Dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun Bank PD BPR Sarimadu yang berbentuk tabungan masyarakat tumbuh 124 persen per tahunnya, sedangkan deposito tumbuh 200 persen. Jika di tahun 2004, tabungan masyarakat yang ada di Sarimadu hanya sekitar 15 milyar rupiah, empat tahun kemudian angkanya mencapai 90 milyar lebih. Begitu juga dengan jumlah deposito, lima tahun lalu deposito yang ada di Bank PD BPR Sarimadu hanya sebesar 304 juta rupiah, sedangkan pada akhir tahun 2008 jumlahnya meningkat menjadi 35 milyar rupiah. Hal ini tercapai karena banyaknya promosi yang dilaksanakan Bank PD BPR Sarimadu sehingga menumbuhkan kepercayaan masyarakat Kampar (Zuprianto 2009). Keberhasilan Bank PD BPR Sarimadu ini menimbulkan pertanyaan bagaimana pola komunikasi yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu dalam hal perkreditan. Maka permasalahan yang dipelajari dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pola komunikasi yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu dalam hal perkreditan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau? 2. Bagaimana hubungan pola komunikasi dengan tingkat pengembalian kredit Bank PD BPR Sarimadu di Kabupaten Kampar Provinsi Riau? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan pola komunikasi yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu dalam hal perkreditan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. 2. Menganalisis hubungan pola komunikasi dengan tingkat pengembalian kredit Bank PD BPR Sarimadu di Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/
5
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Bank PD BPR Sarimadu untuk meningkatkan pola komunikasi dan kualitas layanan kredit untuk masyarakat kecil. 2. Bagi masyarakat Kampar khususnya mengenai akses permodalan dari Bank PD BPR Sarimadu agar dapat mendukung permodalan usaha masyarakat.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/