I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Benua Afrika. Kelapa sawit banyak dijumpai di hutan hujan tropis Negara Kamerun, Pantai Gading, Ghana, Liberia, Nigeria, Sierra Leone, Togo, Angola, dan Kongo.
Penduduk
setempat menggunakan kelapa sawit untuk memasak dan bahan untuk kecantikan. Selain itu , buah kelapa sawit juga dapat diolah menjadi minyak nabati. Warna dan rasa minyak yang dihasilkan sangat bervariasi (Lubis dan Widanarko, 2010). Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Kebutuhan buah kelapa sawit meningkat tajam dengan meningkatnya kebutuhan CPO dunia. Oleh karena itu peluang perkebunan kelapa sawit dan perindustrian pengolahan kelapa sawit (PKS) masih sangat prospek baik untuk memenuhi pasar dalam dan luar negeri (Pardamean, 2011). Persaingan global semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan perkebunan yang ada di dunia. Dalam era globalisasi, perusahaan perkebunan dituntut untuk semakin efektif dan efisien agar tetap eksis di tengah persaingan usaha yang semakin ketat (Pardamean, 2011). Mengelola dan mengontrol bisnis kebun sawit yang luasnya sudah mencapai ribuan hektar, bahkan mencapai ratusan ribu hektar, buka hal yang mudah apalagi lokasi kebun-nya terpencar-pencar. Untuk itu, perencanaan dan pengawasan memegang peranan yang penting dan mutlak dilaksanakan. Dengan demikian, sektor perkebunan mampu menghasilkan produk yang efisien. Prinsip manajemen modern menyatakan bahwa efektivitas dan efisiensi usaha dapat dicapai apabila dilaksanakan melalui suatu proses perencanaan yang matang, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat. Para ahli berpendapat bahwa perencanaan yang matang sudah merupakan setengah dari keberhasilan. Perencanaan merupakan
1
tahapan awal yang sangat menentukan keberhasilan selanjutnya (Pardamean, 2011). Kebutuhan SDM di sektor industri kelapa sawit terus meningkat, kebutuhan SDM kelapa sawit nasional diperkirakan setiap tahunnya mencapai 1.000 orang, sementara itu kekuatan seluruh institusi pendidikan yang berorientasi kepada kelapa sawit di Indonesia diprediksi hanya mampu 500-800 per tahun. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Program Studi Manajemen Perkebunan, mempersiapkan peserta didik menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang kompleks, dengan dasar kemampuan yang professional di bidang perkebunan, termasuk keterampilan merencanakan, melaksanakan kegiatan, memecahkan masalah dengan tanggung jawab mandiri pada tingkat tertentu, memiliki keterampilan manajerial, serta mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi di dalam bidang perkebunan. Selain itu mahasiswa juga melaksanakan kegiatan PKPM 2 yang ditempatkan pada perusahaan perkebunan selama 2,5 bulan – 3 bulan.
Selama
pelaksanaan PKPM-2 mahasiswa akan dibimbing oleh pembimbing lapangan dan mematuhi segala ketentuan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi tempat pelaksanaan PKPM-2 serta melakukan tugas-tugas sesuai yang tertuang dalam buku panduan PKPM-2. 2.1 Tujuan Tujuan Umum PKPM – 2 PKPM – 2 bertujuan agar mahasiswa memperoleh pengalaman dan kondisi nyata pengelolaan perkebunan sebagai bekal untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.
2
Tujuan Khusus Tujuan Khusus PKPM – 2 Prgram Studi Manajemen Perkebunan (DIV) sebagai berikut : 1. Mengetahui aplikasi manajemen dan meningkatkan keterampilan manjerial mahasiswa dalam setiap kegiatan usaha perkebunan. 2. Memiliki kemampuan dalam menganalisis dan mengkaji secara mendalam suatu masalah serta memberikan solusi pemecahan masalah dibidang manajemen perkebunan.
3
II.
URAIAN MATERI
2.1 Manajemen Penyiapan Lahan (Replanting)
NO
URAIN MATERI
1
Membersihkan vegetasi di atasnya (tumbang,cincang/chipping, rumpuk dan pembuatan lubang secara mekanis)
2
Pembuatan teras
1. 2. 3. 4. 5.
KRITERIA YANG DIPERHATIKAN Perencanaan Organisasi Actuating Kontroling/pengawasan Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil
2.1 Manajemen Penyiapan Bahan Tanam (Double Stage) NO 1 2 3 4 5 6
URAIN MATERI Pembuatan Naungan Pengisian media Polybag Penanaman kecambah di prenursery Pemeliharaan prenursery Penanaman bibit di main nursery Pemeliharaan pembibitan
1. 2. 3. 4. 5.
KRITERIA YANG DIPERHATIKAN Perencanaan Organisasi Actuating Kontroling/pengawasan Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil
2.3 Manajemen Penanaman Tanaman Kelapa Sawit NO 1 -
URAIAN MATERI Perbanyakan LCC (marcutting) Penanaman LCC
2
Penanaman Tanaman Kelapa sawit - Pengajiran/pemancangan - Pembuatan lubang tanam - Pengeceran bibit - Penanaman
KRITERIA YANG DIPERHATIKAN 1. Perencanaan 2. Organisasi 3. Actuating 4. Kontroling/pengawasan 5. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil
4
2.4 Manajemen Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit A.
Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit
NO 1
URAIN MATERI Pemupukan di pembibitan - Penentuan jenis dan dosis pupuk (organik dan anorganik) - Periode pemupukan - Metode pemupukan
2
Pemupukan pada TBM - Penentuan jenis dan dosis pupuk (organik dan anorganik) - Periode pemupukan - Metode pemupukan
3
Pemupukan pada TM - Penentuan jenis dan dosis pupuk (organik dan anorganik) - Periode pemupukan - Metode pemupukan
KRITERIA YANG DIPERHATIKAN 1. Perencanaan 2. Organisasi 3. Actuating 4. Kontroling/pengawasan 5. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil
B. Manajemen Pengendalian Gulma pada Tanaman Kelapa Sawit NO 1
2
3
URAIN MATERI Pengendalian gulma pada pembibitan Secara manual Pengendalian gulma pada TBM - Pengendalian gulma secara manual dan kimia dipiringan
KRITERIA YANG DIPERHATIKAN 1. Perencanaan 2. Organisasi 3. Actuating 4. Kontroling/pengawasan 5. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil
Pengendalian gulma pada TM - Pengendalian gulma secara kimia dipiringan - Pengendalian gulma secara kimia digawangan
5
C. Manajemen Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Kelapa Sawit NO 1
URAIAN MATERI Pengendalian hama dan penyakit pada TBM - Secara kimia
KRITERIA YANG DIPERHATIKAN 1. Perencanaan 2. Organisasi 3. Actuating 4. Kontroling/pengawasan 5. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil
D. Manajemen Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit NO
URAIN MATERI
1
Pemeliharaan TBM - Kastrasi
KRITERIA YANG DIPERHATIKAN 1. Perencanaan 2. Organisasi 3. Actuating 4. Kontroling/pengawasan 5. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil
2.5 Manajemen Panen dan Pasca Panen NO
URAIN MATERI
1
Panen - Penetapan saat panen - Rotasi dan ancak panen
2
Pasca panen - Pengangkutan TBS ke TPH - Pengangkutan TBS ke PKS
KRITERIA YANG DIPERHATIKAN 1. 2. 3. 4. 5.
Perencanaan Organisasi Actuating Kontroling/pengawasan Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil
6
III.
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan PKPM di PT. Indri Plant Napal Estate. 3.2 Ruang Lingkup Kegiatan Melakukan dan mengkaji implementasi fungsi-fungsi manajemen dari salah kegiatan yang dilakukan di perusahaan perkebunan. 3.3
Metode Pelaksanaan
A. Bekerja Setiap kegiatan yang telah disepakati oleh Pembimbing lapangan diutamakan dapat dikerjakan oleh masing-masing mahasiswa serta ditentukan prestasi kerjanya. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan bergabung bersama karyawan setempat atau tersendiri sesuai dengan kondisi di Perusahaan serta atas persetujuan/perintah Pembimbing lapangan. B. Demonstrasi Kegiatan
demonstrasi
dilakukan
apabila
sesuai
dengan
kondisi
dan
pertimbangan Pembimbing lapangan suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa mengingat faktor keselamatan, ketersedian alat dan sebagainya. Kegiatan yang dilakukan melalui metode demonstrasi sebagai berikut: C. Pengamatan Kegiatan
pengamatan
dilakukan
apabila
sesuai
dengan
kondisi
dan
pertimbangan Pembimbing lapangan suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa mengingat faktor keselamatan, ketersediaan alat dan sebagainya.
7
D. Diskusi Kegiatan diskusi dilakukan khususnya untuk kegiatang-kegiatan yang tidak dilakukankan pada perusahaan tersebut pada saat pelaksanaan PKPM-2 atau kegitan-kegiatan lain yang dianggap perlu oleh Pembimbing lapangan untuk didiskusikan. 3.4 Pelaksanaan Kegiatan 1. Perencanaan Menjelaskan secara lengkap tentang bagaimana cara merencanakan suatu kegiatan, termasuk di dalamnya lokasi pelaksanaan kegiatan, luas lokasi, jumlah tanaman dan kondisi dari lokasi tersebut. Selain itu di dalam tahap perencanaan ini juga dijelaskan secara lengkap tentang: 1. Rencana penggunaan bahan dan bagaimana cara menghitung kebutuhannya untuk pelaksanaan tiap kegiatan pada luasan tertentu. 2. Rencana penggunaan alat dan bagaimana cara menghitung kebutuhannya untuk pelaksanaan tiap kegiatan pada luasan tertentu. 3. Rencana kebutuhan tenaga kerja, bagaimana mengelolanya (jumlah dan status tenaga kerja) dan hal-hal apa saja yang menjadi pertimbangan pihak kebun dalam menggunakan komposisi tenaga kerja harian, tenaga, tenaga kerja tetap. 2. Organisasi Menggambarkan struktur organisasi serta menyebutkan wewenang dan tanggung jawab masing-masing personil untuk masing-masing kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Actuating Menjelaskan mekanisme pelaksanaan struktur organisasi serta penggunaan alat keselamatan kerja, menjelaskan intensitas pekerjaan tersebut dilakukan untuk
8
setiap periode waktu, serta menjelaskan upaya keselamatan kerja yang diterapkan dalam melaksanakan setiap kegiatan. 4. Kontroling/ pengawasan Menguraikan mengenai pelaksanaan pengawasan kuantitas, kualitas, waktu dan biaya berdasarkan standar kerja yang dilakukan mahasiswa dan standar prestasi kerja yang digunakan perusahaan. 5. Kendala yang dihadapi Menguraikan
tentang
kendala/
masalah
apa
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut serta cara penanggulangannya. 6. Komentar terhadap Pelaksanaan Pekerjaan Memberikan tanggapan tentang pelaksanaan pekerjaan yang dilaksankan oleh perusahaan yang dikaitkan dengan efektifitas dan efisiensi serta dibandingkan dengan pelaksanaan dikampus.
9
IV.
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Manajemen Penyiapan Lahan ( Replanting)
4.1.1
Manajemen
Penumbangan,
cincang/Chipping,
Rumpuk
dan
Pembuatan dan Penutupan Lubang A. Perencanaan
Luas
: 25 Ha
Lokasi
: Blok 4
Kondisi lahan
: Berbukit dan bergelombang
Penggunaan Bahan
:
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
1.
Pokok sawit
-
-
No 1
No 1
Harga
Biaya -
-
Penggunaan alat : Nama Alat Excavator
Satuan
Jumlah
Buah
5
Penggunaan Tenaga Kerja Jenis Sub Kegiatan Operator Excavator
Waktu Pelaksanaan 07.00 WIB 17.00 WIB
Harga
Biaya
1.260.000.000
6.300.000.000
: Satuan
Jumlah
HK
5
Harga
Biaya -
-
10
B. Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasinya: Tim manajemen Manajer
Asisten Kepala
Asisten divisi
Mandor 1 dan mandor 2 Pekerja -
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil
a. Tim Manajemen : Merencanakan kegiatan penumbangan, chipping, rumpuk dan pembuatan lubang sesuai dengan karakteristik lahan dan ketersediaan tenaga kerja. Memerintahkan kepada manager untuk melakukan kegiatan penumbangan,
chipping, rumpuk dan pembuatan lubang sesuai dengan yang direncanakan. b. Manager : Bertanggung jawab atas semua kegiatan penumbangan, chipping, rumpuk dan pembuatan lubang yang telah di instruksikan oleh pihak manajemen. Memerintahkan kepada Asisten kepala untuk melakukan penumbangan,
chipping, rumpuk dan pembuatan lubang sesuai dengan yang direncanakan. c. Asisten Kepala : Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasil kerja setiap saat. Mempunyai
wewenang
menegur
langsung
karyawan
yang
melakukan
kesalahan.
11
Memerintahkan
kepada
asisten
divisi
untuk
melakukan
kegiatan
penumbangan, chipping, rumpuk dan pembuatan lubang sesuai dengan yang direncanakan. Melaporkan semua kegiatan kepada manager. d. Asisten Divisi : Memerintahkan kepada mandor 1 dan mandor 2 untuk melakukan dan mengawasi penumbangan, chipping, rumpuk dan pembuatan lubang sesuai dengan perintah asisten kepala. Memberikan laporan kepada asisten kepala tentang apa yang telah terlaksana dan apa yang belum terlaksana. Mengurus semua peralatan dan bahan yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Mempunyai
wewenang
menegur
langsung
karyawan
yang
melakukan
kesalahan. e. Mandor 1 dan mandor 2 : Menjalankan perintah dari asisten divisi tentang kegiatan penumbangan,
chipping, rumpuk dan pembuatan lubang Mengawasi dan mencek kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perintah asisten divisi. Melaporkan kepada asisten divisi tentang apa yang telah terlaksana dan apa yang belum terlaksana. f. Pekerja : Mengerjakan penumbangan, chipping, rumpuk dan pembuatan lubang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
C. Actuating Dalam kegiatan tumbang, ciping, rumpuk dan penutupan lubang ini di lakukan dengan menggunakan excavator.
Pertama kali masing – masing alat melakukan
kegiatan penumbangan batang sawit, setelah itu melakukan chipping atau pencincangan pokok sawit dengan ketebalan cincangan yaitu 10 cm, sesuai arah rumpukan yaitu arah barat timur dengan lebar rumpukan 3 m.
setelah selesai
12
melalukan kegiatan rumpukan dilakukan kegiatan pembongkaran dan pencincangan akar sawit serta dilakukan kegitan pembuatan lubang dengan ukuran panjang 1,25 m, lebar 1,25 m dan tinggi 1 m. Setelah 3 bulan pembuatan lubang, baru dilakukan kegiatan penutupan lubang. D. Kontrol/Pengawasan Pengawasan dilakukan setiap hari oleh Mandor 1, mandor 2, dan asisten divisi dengan melihat hasil kerja yang telah dilakukan oleh pekerja excavator. Untuk satu hari kerja alat excavator ini dapat melakukan kegiatan penumbangan, chipping, pembuatan lubang sebanyak 120 pokok pada wilayah terasan dan 135 pokok pada daerah datar. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Karena kondisi lahan 80 % berbukit menyebabkan excavator sulit untuk menelusuri pokok demi pokok dalam terasan tersebut sehingga membutuhkan waktu lama dan harus sangat berhati-hati. Untuk mengatasi kendala ini maka kegiatan ini harus
dilakukan
oleh
tenaga
kontraktor
yang
sudah
sangat
mahir
dan
berpengalaman. F. Komentar terhadap pelaksanaan kegiatan Kegiatan penumbangan, chipping, rumpuk dan pembuatan lubang ini dilakukan pada daerah berbukit, hal ini menyebabkan para pekerja mengalami kesulitan dan lama dalam melakukan pekerjaannya sehingga target 1 alat hanya 120 pokok/hari. Sedangkan pada lahan datar satu alat excavator bisa mencapai target 135 pokok/hari. Sehingga luas lahan yang bisa dikerjakan excavator dalam satu hari kurang dari 5 ha. Kegiatan yang dilakukan pada perusahaan ini sudah dilakukan dengan baik. Karena target dalam pelaksanaan replanting di perusahaan ini setiap tahunnya terpenuhi dan berjalan dengan baik. Hal ini tercapai karena menejemen dari perusahaan yang baik dan pengawasan yang bagus dari pimpinan perusahaan.
13
Gambar 1: penumbangan pokok
Gambar 2: chipping
Gambar 3: hasil chippingan
Gambar 4: Lubang pokok
Riau, 26,27 Maret dan 6 April 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala 14
4.1.2 Manajemen Pembuatan Teras A. Perencanaan
Luas
: 21 Ha
Lokasi
: Divisi IV, Blok 5
Kondisi lahan
: Berbukit
Penggunaan Bahan No 1 2 No 1 2 No 1 2
Nama Bahan Bambo Plastik
: Satuan Batang Meter
Jumlah 200 10
Harga 500 5000
Satuan Buah Buah
Jumlah 2 5
Harga 400.000 1.260.000
Biaya 100,000 50,000
Penggunaan alat : Nama Alat Waterpass Excavator
Penggunaan Tenaga Kerja Jenis Sub Kegiatan Pemancangan teras Pembuatan teras
Biaya 800.000 6.300.000.000
:
Waktu Pelaksanaan 07.00 WIB 17.00 WIB 07.00 WIB 17.00 WIB
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
HK
4
66,675
266,700
HK
2
66,675
133,350
15
B. Organisasi - Bentuk Struktur Organisasinya: Tim manjemen Manajer
Asisten Kepala
Asisten divisi
Mandor 1 dan mandor 2 Pekerja -
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil
a. Tim Manajemen : Merencanakan kegiatan pembuatan teras sesuai dengan karakteristik lahan dan ketersediaan tenaga kerja. Memerintahkan kepada manager untuk melakukan kegiatan pembuatan teras sesuai dengan yang direncanakan. b. Manager : Bertanggung jawab atas semua pembuatan teras yang telah di instruksikan oleh pihak manajemen. Memerintahkan kepada Asisten kepala untuk melakukan kegiatan pembuatan teras sesuai dengan yang direncanakan. c. Asisten Kepala : Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasil kerja setiap saat. Mempunyai
wewenang
menegur
langsung
karyawan
yang
melakukan
kesalahan.
16
Memerintahkan kepada asisten divisi untuk melakukan kegiatan pembuatan teras sesuai dengan yang direncanakan. Melaporkan semua kegiatan kepada manager. d. Asisten Divisi : Memerintahkan kepada mandor 1 dan mandor 2 untuk melakukan dan mengawasi kegiatan pembuatan teras sesuai dengan perintah asisten kepala. Memberikan laporan kepada asisten kepala tentang apa yang telah terlaksana dan apa yang belum terlaksana. Mengurus semua peralatan dan bahan yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Mempunyai
wewenang
menegur
langsung
karyawan
yang
melakukan
kesalahan. e. Mandor 1 dan mandor 2 : Menjalankan perintah dari asisten divisi tentang kegiatan pembuatan teras. Mengawasi dan mencek kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perintah asisten divisi. Melaporkan kepada asisten divisi tentang apa yang telah terlaksana dan apa yang belum terlaksana. f. Pekerja : Mengerjakan kegiatan pembuatan teras sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan C. Actuating o
Tentukan pancang kepala dengan kriteria dimulai dari lereng/bukit yang paling tinggi, mewakili kelerengan yang dominan, dan terletak pada daerah yang agak datar.
o
Beri ajir pada daerah yang telah sesuai.
o
Tarik meteran kebawah dari pancang kepala dengan jarak 9 m.
o
lakukan pancang teras dengan menggunakan alat Water pass dari pancang kepala sampai ditemukan titik datar kira-kira setinggi dada pemancang.
o
beri ajir pada titik tersebut
o
lakukan lagi pemancangan pada terasan berikutnya
17
o
Pada ajir tersebut diberi bendera dari plastik dengan warna yang berbeda disetiap terasan.
o
Pembuatan teras di mulai dari pinggir terasan paling atas.
o
lebar terasan 5 m.
o
jarak antar terasan 9 m.
o
kemiringan teras 50 arah kedinding teras .
o
pembuatan teras dengan menggunakan alat buldozer.
o
pembuatan teras dilakukan sampai teras tersebut datar dengan mengikuti kontur.
D. Kontrol/Pengawasan Pengawasan dilakukan setiap hari oleh Mandor 1, mandor 2, dan asisten divisi dengan melihat hasil kerja yang telah dilakukan oleh pekerja excavator. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Dalam pembuatan teras ini membutuhkan waktu yang agak lama karena kerja alat harus sangat hati-hati dan teliti dalam melihat pancang terasnya dan teras yang dibuat mengikuti keadaan topografi wilayah agar memudahkan kerja alat dan menghindari kecelakaan kerja. F. Komentar terhadap pelaksanaan kegiatan Kegiatan pembuatan teras yang dilakukan oleh perusahaan ini sudah berjalan dengan baik karena telah diawali dengan pancang teras oleh tenaga kerja yang sudah terbiasa melakukannya dan pembuatan terasnya sudah sangat bagus dengan menghasilkan bentuk terasan yang rapi dan siap ditanami kelapa sawit. Untuk daerah perbukitan seperti yang terdapat di PT. INDRI PLANT ini, terasan sangat diperlukan sekali sebagai salah satu bentuk konservasi terhadap tanah.
Dengan adanya terasan tersebut, mampu menahan laju erosi tanah dan
mencegah terjadinya longsor serta dapat memudahkan kegiatan pemeliharaan terhadap tanaman kelapa sawit nantinya.
18
Gambar 5: pemancangan teras
Gambar 6 : bentuk terasan
Riau, 28,31 Maret 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
19
4.2 Manajemen Pembibitan Kelapa Sawit (Double stage) 4.2.1 Pembuatan Naungan Pembibitan A. Perencanaan -
Luas
: 8 ha
-
Lokasi
: Pembibitan
-
Kondisi lahan
: Datar
-
Penggunaan bahan
:
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Kg
5
15,000
75,000
1
Paku
2
Bambu
Batang
280
10,000
2,800,000
3 4
Pelepahkelapa sawit Kawat
pelepah Meter
280 160
1,500
240,000
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
No
Penggunaan alat Nama alat
1
Cangkul
Buah
8
55,000
440,000
2
Parang
Buah
8
35,000
280,000
3
Gergaji
Buah
8
45,000
360,000
4
Martil
Buah
8
40,000
320,000
No 1
Penggunaan tenaga kerja Jenis sub kegiatan Pembuatan bedengan
Waktu pelaksanaan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
7 jam
HK
8
66,675
533,400
20
B. Organisasi Menejer
Asistent pembibitan
Mandor I
Mandor lapang
Pekerja
-
Menejer : berwewenang memberikan perintah kepada asistent pembibitan untuk pembuatan bedengan pembibitan.
-
Asistent pembibitan : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pembuatan bedengan pembibitan dan memperhitungkan berapa banyak bedengan yang diperlukan.
-
Mandor 1 : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan bertanggung
jawab
dalam
pelaksanaan
pembuatan
bedengan
serta
pekerja
untuk
mengatur keperluan alat dan bahan yang dibutuhkan. -
Mandor
lapang
:
memiliki
wewenang
mengarahkan
pelaksanaan pembuatan bedengan dan mengawasi pekerjaan para pekerja. -
Pekerja : melakukan pembuatan bedengan sesuai ukuran dan jumlah yang di perintahkan oleh mandor.
C. Actuating Penjelasan tentang penyiapan bedengan oleh Asisten Afdeling kepada mandor pembibitan.
21
Mandor menyiapkan bon untuk administrasi permintaan bahan. Mandor mengambil daftar hadir pekerja serta memberi pengarahan teknis pelaksanaan dalam melakukan kegiatan pembuatan bedengan. Pembersihan areal untuk pembuatan bedengan. Bedengan dibuat dengan lebar 1,25 m dan panjang 4,5 m dan tinggi 2,5. Pembuatan naungan disesuaikan dengan program pembibitan yang ada di perusahaan tersebut. Keselamatan kerja yang digunakan adalah : sepatu boot, sarung tangan dan topi. D. Control/ pengawasan
Standar prestasi kerja di perusahaan untuk kegiatan pembuatan bedengan adalah 1,5 bedeng/HK.
Membuat kerangka naungan 1,5 bedeng/HK.
Pasang plang kayu 4 bedeng/HK.
Pasang naungan pelepah sawit 2,25 bedeng/HK.
Prestasi mahasiswa tidak dihitung karena dalam kegiatan pembuatan bedengan hanya di lakukan dengan cara diskusi.
E.
Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembuatan bedengan hampir tidak
ada karena semua alat dan bahan serta tenaga kerja sudah tersedia. F.
Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pada Perusahaan ini, dalam membuat bedengan pembibitan kelapa sawit
sudah memperhatikan luas yang sesuai dengan jumlah kecambah yang akan dibibitkan. Kemudian penentuan areal pembibitan sudah di sesuaikan dengan luas kebun yang akan ditanami, sehingga dengan demikian pelaksanaan pembibitan akan efektif dan efisien dalam penggunaan areal. Bedengan sangat diperlukan sekali pada tahap pembibitan pre nursery karena pada tahap ini bibit belum bisa menerima cahaya matahari lansung sehingga membutuhkan naungan yang dapat menahan cahaya matahari .
22
Gambar 7 : naungan pembibitan pre nursery
Riau, 23 Maret 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
23
4.2.2
Pengisian media ke baby dan large polybag
A. Perencanaan -
Luas
: 8 ha
-
Lokasi
: Divisi 5
-
Kondisi lahan
: Datar
-
Penggunaan bahan
:
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
7
-
-
3
1
Tanah top soil
M
2
Baby bag
kg
70
55,000
3,850,000
3
Large bag
kg
210
30,000
6,300,000
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
No
Penggunaan alat Nama alat
1
Cangkul
Buah
4
55,000
220,000
2
Ayakan
Buah
1
80,000
80,000
3
Angkong
Buah
4
400,000
1,600,000
-
Penggunaan tenaga kerja
N o
Jenis sub kegiatan
Waktu pelaksanaan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Pengisian baby polibag Pengangkatan dan penyusunann baby polybag Pengisian large polybag Pengangkatan dan penyusunan large polybag
7 jam
HK
4
66,675
266,700
7 jam
HK
4
66,675
266,700
7 jam
HK
4
66,675
266,700
7 jam
HK
4
66,675
266,700
2
3 4
24
B. Organisasi Menejer
Asistent pembibitan
Mandor I
Mandor lapang
Pekerja
-
Menejer : berwewenang memberikan perintah kepada asistent pembibitan untuk menyediakan media pembibitan untuk program pembibitan yang akan di jalankan oleh perusahaan
-
Asistent pembibitan : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pengisian media tanam dalam polybag untuk tahap pre nursery dan main nursery dan memperhitungkan alat dan bahan serta tenaga kerja yang dibutuhkan
-
Mandor 1 : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengisian polybag serta mengatur keperluan alat dan bahan yang dibutuhkan serta memberikan laporan kepada asistent tentang pelaksanaan kegiatan
-
Mandor
lapang
:
memiliki
wewenang
mengarahkan
pekerja
untuk
pelaksanaan pembuatan bedengan dan mengawasi pekerjaan para pekerja serta memberikan laporan kepada mandor 1 tentang kegiatan yang dilakukan 25
-
Pekerja : melakukan pembuatan bedengan sesuai ukuran dan jumlah yang di perintahkan oleh mandor.
C. Actuating Menyediakan bon untuk pengambilan bahan pekerjaan pengisian media seperti baby polybag dan large bag oleh mandor. Persiapan bahan media berupa tanah top soil Mandor melakukan pengambilan daftar hadir untuk pekerja. Sebelum media tanah di isikan ke baby bag dan large bag terlebih dahulu tanah di ayak untuk memperkecil struktur media. Melakukan pengisisan media kedalam baby bag dan large bag. Kemudian melakukan pelangsiran,
baby bag dilangsir ke bedengan
penyemaian sedangkan large bag dilangsir di lahan pembibitan main nursery. Seluruh polybag disusun dengan rapi sesuai dengan
jumlah bibit setiap
bedengan untuk baby bag yaitu 500 polibag, sedangkan large bag disusun pada pancang yang telah dibuat dan sesuai blok yang telah ditentukan. Frekuensi pelaksanaan kegiatan ini berdasarkan program pembibitan yang dilaksanakan perusahaan Dan untuk keselamatan kerja yang digunakan yaitu pekerja menggunakan topi/helm dan sepatu boot D. Control/ pengawasan Standar prestasi kerja perusahaan untuk pengisian media baby bag 425 bag/HK dan untuk large bag 100 bag/HK. sedangkan prestasi kerja yang dilakukan oleh mahasiswa tidak ditentukan kerena kegiatan tidak dilakukan, yang dilakukan hanya diskusi. E.
Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu terbatasnya
ketersedian tanah top soil,sehingga solusi yang ada yaitu dengan menggunakan tanah topsoil yang ditambahkan dengan penggunaan pupuk MOP.
26
F.
Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pada Perusahaan ini, dalam penyediaan media bahan tanam telah dilakukan
secara baik karena sebelum kecambah datang mereka telah menyediakan medianya dan menyusun pada bedengan pada bibitan pre nursery dan pancang tanam pada bibitan main nursery.
Pada saat kecambah datang sudah siap untuk ditanami,
sehingga kecambah tersebut tidak menunggu waktu lama untuk ditanam yang mengakibatkan kematian atau kebusukan. Pada perusahaan ini telah menggunakan jenis bibit hasil riset sendiri yang diberi nama SAINS dengan jenis bibit yang digunakan yaitu jenis econa. Tentunya dengan adanya ketersediaan bibit sendiri maka perusahaan ini akan lebih mudah dalam pengadaan bibit.
Riau, 23 Maret 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
27
4.2.3
Penanaman Kecambah pada Pre Nursery
A. Perencanaan -
Luas
: 8 ha
-
Lokasi
: pembibitan
-
Kondisi lahan
: Datar
-
Penggunaan bahan
:
No 1
Nama bahan Kecambah sawit
No
kelapa
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Kecambah
20,000
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Penggunaan alat Nama alat
1
Gembor
Buah
10
25,000
250,000
2
Nampan
Buah
10
25,000
250,000
No 1 2
Penggunaan tenaga kerja Jenis sub kegiatan Penanaman kecambah Penyeleksian kecambah
Waktu pelaksanaan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
7 jam
HK
12
66,675
800,100
7 jam
HK
3
66,675
200,025
28
B. Organisasi Menejer
Asistent pembibitan
Mandor I
Mandor lapang
Pekerja -
Menejer : berwewenang memberikan perintah kepada asistent pembibitan untuk melakukan penanaman kecambah pada saat kecambah telah di datangkan dari sumbernya.
-
Asistent pembibitan : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam penanaman kecambah dan memperhitungkan alat dan bahan serta tenaga kerja yang dibutuhkan dan juga mencek pekerjaan penanaman kecambah.
-
Mandor 1 : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan bertanggung
jawab
dalam
pelaksanaan
penanaman
kecambah
dan
mengajarkan teknik penanaman kecambah yang baik serta mencek pekerjaan pada akhir kegiatan. -
Mandor lapang : mengarahkan pekerja untuk pelaksanaan
penanaman
kecambah dan mengawasi setiap pekerjaan para pekerja serta mencek kegiatan pekerja.
29
-
Pekerja : melakukan penanaman kecambah sesuai dengan teknik dan jumlah yang diperintahkan oleh mandor.
C. Actuating Pemesanan kecambah dari lembaga yang menyediakan kecambah yaitu PT. Sarana Inti Pratama (SAIN). Sebelum bibit datang persiapan bedengan, media tanam sudah siap. Penanaman kecambah oleh pekerja penanam ke dalam baby bag. Sebelum baby bag dibuat lubang terlebih dahulu baby bag disiram hingga jenuh air. Membuat lubang tanam kecambah menggunakan jari atau kayu sedalam 2 cm – 3 cm. Kemudian membenamkan kecambah radikula menghadap ke bawah dan plumula menghadap ke atas. Pelaksanaan penanaman kecambah ini sesuai dengan program pembibitan yang ada di perusahaan. Keselamatan kerja yaitu para pekerja menggunakan topi/helm dan sepatu boot. D. Control/ pengawasan a. Standar prestasi kerja di perusahaan untuk kegiatan penanaman kecambah adalah: Penanaman kecambah 1.100 kecambah/HK. Penyeleksian kecambah 7.500 kecambah/HK. b. Prestasi kerja yang dilakukan mahasiswa tidak dihitung karena dalam kegiatan penanaman kecambah hanya dilakukan diskusi. E.
Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembuatan bedengan tidak ada
karena semua alat dan bahan serta tenaga kerja sudah tersedia dan professional.
F.
Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pada perusahaan ini Penanaman kecambah di pembibitan telah dilakukan
dengan baik yaitu terlebih dahulu telah dilakukan
penyeleksian Kecambah yang 30
abnormal, patah, busuk harus dibuang. Hanya kecambah normal yang ditanam. Kecambah yang normal dapat dilihat pada diferensinya, yaitu bakal pucuk (plumula) dan bakal akar (radikula) dapat dibedakan dengan jelas. Plumula bentuknya meruncing sedangkan radikula agak tumpul, panjangnya 8 – 25 mm berwarna putih gading dengan posisi saling bertolak belakang. Untuk mengikuti perkembangan bibit di lapangan, penanaman kecambah yang dilakukan menurut nomor kelompoknya.
Hal tersebut telah diterapkan di
perusahaan kerena dengan adanya perlakuan-perlakuan dan etiket yang baik akan memudahkan dalam pemeliharaan.
Riau, 23 Maret 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
31
4.2.4
Pemeliharaan pada Pre Nursery
A. Perencanaan -
Luas
: 1468 m
-
Lokasi
: Divisi 5
-
Kondisi lahan
: Datar
-
Penggunaan bahan
:
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Pupuk Urea
Kg
13.5
7000
94,500
2
Pupuk MOP
Kg
2.5
6000
15,000
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
60,000
480,000
No
Penggunaan alat Nama alat
1
Cangkul
Buah
8
2
Pompa air
Unit
1
3
Slang kiriko
Unit
1
No
Penggunaan tenaga kerja Jenis sub kegiatan
Waktu pelaksanaan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Penyiangan
7 jam
HK
10
54,000
540,000
2
Penyiraman
7 jam
HK
20
54,000
1,080,000
3
Pemupukan
7 jam
HK
10
54,000
540,000
B. Organisasi Asistent pembibitan
Mandor I
Mandor lapang
Pekerja
32
-
Asistent pembibitan : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan pada pembibitan prenursery
-
Mandor 1 : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemeliharaan bibit pre nursery serta mengatur keperluan alat dan bahan serta tenaga kerja yang dibutuhkan
-
Mandor
lapang
:
memiliki
wewenang
mengarahkan
pekerja
untuk
pelaksanaan pemeliharaan dan mengawasi pekerjaan para pekerja -
Pekerja : melakukan kegiatan pemeliharaan sesuai yang di perintahkan oleh mandor
C. Actuating A. Penyiangan Mendengarkan instruksi dari mandor lapang. Melakukan pencabutan rumput dengan menggunakan tangan pada bibit pre nursery. Rumput yang dicabut adalah rumput yang ada diatas polibag yang mengganggu pada bibit. Pencabutan rumput ini dilakukan sampai benar – benar bersih tidak ada rumput yang tertinggal satupun di atas polibag. Untuk rumput yang ada di antara polibag atau ditanah dilakukan dengan menggunakan cangkul. B. Penyiraman Penyiraman dilakukan pada pagi hari pukul 06.00-09.00 wib dan sore hari pada pukul 15.00-18.00 wib. Menghidupkan mesin pompa air dengan kekuatan mesin 10 rpm, untuk memasukan air kedalam selang Kirco yang telah dipasang di areal pembibitan. Pembukaan kran selang utama
setiap blok pembibitan secara bergantian
dengan intensitas penyiraman 20 menit. Selanjutnya dilakukan penyiraman dengan menggunakan sistem kiriko.
33
Pekerja bertugas membuka kran air yang terhubung dari pipa utama ke pipa penyiraman. C. Pemupukan Asistent pembibitan memberi perintah kepada mandor agar melakukan pemupukan pada bibit pre nursery. Pemupukan dilakukan pada umur bibit 4 minggu setelah tanam. Pemupukan dilakukan setiap minggu. Dengan jenis pupuk Urea dan MOP. Frekuensi pelaksanaan setiap kegiatan dilakukan sesuai dengan program pembibitan di perusahaan.
Setiap pekerjaan menggunakan perlengkapan
keselamatan kerja seperti sepatu boot dan helem. D. Control/ pengawasan Pengawasan dalam kegiatan ini lansung di lakukan oleh asistent yang dibantu oleh mandor. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembuatan bedengan hampir tidak ada karena semua alat dan bahan serta tenaga kerja sudah tersedia. F.
Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pengendalian gulma dilakukan sesudah penanaman di pembibitan utama dan
dilakukan terus-menerus sampai bibit berumur 11 bulan, dimana pertumbuhan gulma sudah tertekan oleh pengaruh naungan bibit.
Pengendalian gulma secara
manual dilakukan 2 rotasi perbulan. Secara garis besar, pengendalian gulma dibagi menjadi dua bagian yaitu penyiangan di dalam kantong dan pengendalian di antara kantong. Hal tersebut sesuai yang dilakukan dalam kegiatan pengendalian gulma di PT. Indri Plant Kebun Napal Estate. Penyiraman dilakukan dua kali sehari agar kebutuhan air pada bibit pre nursery dapat terpenuhi yaitu 2-3 liter/hari. Untuk pemberian pupuk diberikan 4 minggu setelah tanam dan diberikan dalam bentuk cairan. Semua kegiatan
34
pemeliharaan ini telah dilakukan dengan baik pada PT. Indri Plant Kebun Napal Estate.
Riau, 24 Maret 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
35
4.2.5
Pemindahan Bibit PN ke MN
A. Perencanaan -
Luas
: 8 ha
-
Lokasi
: Divisi 5
-
Kondisi lahan
: Datar
-
Penggunaan bahan
:
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Bibit PN
-
-
2
Large bag
-
-
No
Penggunaan alat Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Buah
4
100,000
400,000
2
Besi pembuat lubang pisau
Buah
10
3,000
30,000
3
Angkong
Buah
4
400,000
1,600,000
1
-
Nama alat
Penggunaan tenaga kerja
No
Jenis sub kegiatan
1
Pembuatan lubang tanam Penanaman
2
Waktu pelaksanaa n 7 jam
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
HK
4
66,675
266,700
7 jam
HK
4
66,675
266,700
B. Organisasi Asistent pembibitan
Mandor I
Mandor lapang
Pekerja
36
-
Asistent pembibitan : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam kegiatan pemindahan bibit pre nursery ke main nursery dan memperhitungkan alat dan bahan serta tenaga kerja yang dibutuhkan.
-
Mandor 1 : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pemindahan bibit pre nursery ke main nursery serta mengatur keperluan alat dan bahan yang dibutuhkan serta memberikan laporan kepada asistent tentang pelaksanaan kegiatan.
-
Mandor
lapang
:
memiliki
wewenang
mengarahkan
pekerja
untuk
pelaksanaan kegiatan pemindahan bibit pre nursery ke main nursery dan mengawasi pekerjaan serta memberikan laporan kepada mandor 1 tentang kegiatan yang dilakukan. -
Pekerja : melakukan kegiatan pemindahan bibit pre nursery ke main nursery sesuai dengan yang diperintahkan oleh mandor.
C. Actuating Bibit yang akan dipindahkan adalah bibit yang sudah berumur 3 bulan. Frekuensi pelaksanaan kegiatan ini berdasarkan program pembibitan yang dilaksanakan perusahaan. Dan untuk keselamatan kerja yang digunakan yaitu pekerja menggunakan topi/helm dan sepatu boot. D. Control/ pengawasan Standar prestasi kerja perusahaan untuk kegiatan pemindahan bibit pre nursery ke main nursery yaitu. sedangkan prestasi kerja yang dilakukan oleh mahasiswa tidak ditentukan kerena kegiatan tidak dilakukan, yang dilakukan hanya diskusi. E.
Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu terkadang para
pekerja kurang hati-hati dalam pemindahan bibit sehingga tanah pada polybag pre nursery pecah saat pemindahan ke main nursery.
37
F.
Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pada Perusahaan ini, dalam kegiatan pemindahan bibit pre nursery ke main
nursery telah dilakukan dengan baik.
Dibuktikan dengan persiapan tempat dan
polybag pembibitan main nursery yang telah disediakan degan baik terlebih dahulu. Sehingga pada saat bibit pre nursery telah cukup umur untuk dipindahkan, bisa lansung segera dipindahkan.
Riau, 24 Maret 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
38
4.2.6 Pemeliharaan Bibit Main Nursery A. Perencanaan
:
-
Luas
: 1.468 m
-
Lokasi
: Divisi 5
-
Kondisi lahan
: Datar
-
Penggunaan bahan
:
No 1
Nama bahan
Bibit
Main
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Polybag
21,000
-
-
nursery 2
Pupuk Urea
Kg
13.5
7,000
94,500
3
Pupuk MOP
Kg
2.5
6,000
15,000
3
NPK 15.15.6.4
Kg
84
7,000
588,000
4
NPK 12.12.17.2
Kg
84
7,000
588,000
5
Tali Rafia
Gulung
1
12,000
12,000
No
Penggunaan alat Nama alat
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
60,000
480,000
40,000
40,000
1
Cangkul
Buah
8
2
Pompa air
Unit
1
3
Slang kiriko
Unit
1
4
Parang
Buah
10
No
Penggunaan tenaga kerja Jenis sub
Waktu
kegiatan
pelaksanaan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Penyiangan
7 jam
HK
8
66,675
666,750
2
Penyiraman
7 jam
HK
2
66,675
133,350
3
Pemupukan
7 jam
HK
10
66,675
666,750
4
Putar, ikat dan
7 jam
hk
10
66,675
pangkas
39
Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasinya: Asistent pembibitan
Mandor I
Mandor lapang
Pekerja
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil : a. Asistent pembibitan : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan pada pembibitan main nursery. b. Mandor 1 : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemeliharaan bibit main nursery serta mengatur keperluan alat dan bahan serta tenaga kerja yang dibutuhkan. c. Mandor lapang : memiliki wewenang mengarahkan pekerja untuk pelaksanaan pemeliharaan dan mengawasi pekerjaan para pekerja. d. Pekerja : melakukan kegiatan pemeliharaan sesuai yang di perintahkan oleh mandor.
C. Actuating 1. Penyiangan Mendengarkan instruksi dari mandor lapang. Melakukan pencabutan rumput dengan menggunakan tangan pada bibit main nursery.
40
Rumput yang dicabut adalah rumput yang ada diatas polibag yang mengganggu pada bibit. Pencabutan rumput ini dilakukan sampai benar – benar bersih tidak ada rumput yang tertinggal satupun di atas polibag. Untuk rumput yang ada di antara polibag atau ditanah dilakukan dengan menggunakan cangkul.
2. Penyiraman Penyiraman dilakukan pada pagi hari pukul 06.00-09.00 wib dan sore hari pada pukul 15.00-18.00 wib. Menghidupkan mesin pompa air dengan kekuatan mesin 10 rpm, untuk memasukan air kedalam selang Kirco yang telah dipasang di areal pembibitan. Pembukaan kran selang utama
setiap blok pembibitan secara bergantian
dengan intensitas penyiraman 20 menit. Selanjutnya dilakukan penyiraman dengan menggunakan sistem kiriko. Pekerja bertugas membuka kran air yang terhubung dari pipa utama ke pipa penyiraman.
3. Pemupukan Asistent pembibitan memberi perintah kepada mandor agar melakukan pemupukan pada bibit main nursery. Pemupukan dilakukan pada umur bibit 4 minggu setelah dipindahkan dari pre nursary. Pemupukan dilakukan setiap minggu oleh pekerja pemupukan. Dengan jenis pupuk Urea, MOP, NPK 15.15.6.4 dan NPK 12.12.17.2 Frekuensi pelaksanaan setiap kegiatan dilakukan sesuai dengan program pembibitan di perusahaan. Setiap pekerjaan menggunakan perlengkapan keselamatan kerja seperti sepatu boot dan hlem.
41
42
4. Putar, ikat dan pangkas bibit Asistent pembibitan memberi perintah kepada mandor agar melakukan kegiatan putar, ikat dan pangkas pada bibit main nursery. Untuk kegiatan pemeliharaan putar, ikat dan pangkas bibit dilakukan saat bibit siap ditanam dilapangan. Tujuannya agar bibit tersebut akar bisa terputus sehingga tidak lagi masuk kedalam tanah, agar memudahkan dalam melangsir bibit kelapangan. D. Control/ pengawasan Pengawasan dalam kegiatan ini lansung di lakukan oleh asistent yang dibantu oleh mandor. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemeliharaan bibit main nursary hampir tidak ada karena semua alat dan bahan serta tenaga kerja sudah tersedia. F. Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pengendalian gulma dilakukan sesudah penanaman di pembibitan utama dan dilakukan terus-menerus sampai bibit siap dipindaahkan kelapangan. Pengendalian gulma secara manual dilakukan 2 rotasi perbulan.
Hal tersebut sesuai yang
dilakukan dalam kegiatan pengendalian gulma di PT. Indri Plant Kebun Napal Estate. Penyiraman dilakukan dua kali sehari agar kebutuhan air pada bibit pre nursery dapat terpenuhi yaitu 4-5 liter/hari. Untuk pemberian pupuk diberikan 4 minggu setelah dipindahkan dar pre nursary dan diberikan dalam bentuk cairan. Kegiatan putar, ikat dan pangkas bibit harus dilakukan dengan hati – hati agar tidak menyebabkan bibit mati saat ditanam dilapangan.
Tujuan dari kegiatan ini yaitu
memudahkan dalam kegiatan pelangsiran bibit kelapangan.
43
Tanggal Pelaksanaan, 24 Maret 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
44
4.3 Manajemen Penanaman Tanaman Kelapa Sawit 4.3.1 Perbanyak LCC (Marcuting) A. Perencanaan
Luas
: 1 Ha
Lokasi
: Divisi 5
Kondisi lahan
: Datar
Penggunaan Bahan No 1. 2.
No 1
No 1
:
Nama Bahan
Satuan
Jumlah
Baby Polibag
Kg
200
Tanah Top soil
M
Harga
Biaya
3
Penggunaan alat : Nama Alat
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Koret
Buah
4
25,000
100,000
Penggunaan Tenaga Kerja Jenis Sub Kegiatan Markoting
Waktu Pelaksanaan 07.00 WIB 17.00 WIB
: Satuan
Jumlah
Harga
HK
4
66,675
Biaya 266,700
45
B. Organisasi - Bentuk Struktur Organisasinya: Asisten divisi
Asisten Pembibitan
Mandor Pembibitan
Karyawan Pembibitan
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil:
a. Asisten Divisi : Mempunyai
wewenang
menegur
langsung
karyawan
yang
melakukan
kesalahan. Merencanakan tentang Perbanyakan LCC yang akan dilakukan. Memerintahkan
kepada asisten
pembibitan untuk
melakukan kegiatan
perbanyakan LCC. Memonitor kelancaran perbanyakan LCC dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan. b. Asisten Pembibitan : Memerintahkan mandor pembibitan untuk melakukan perbanyakan LCC. Mempunyai
wewenang
menegur
langsung
karyawan
yang
melakukan
kesalahan. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan tugas pekerjaannya kepada asisten divisi sesuai dengan yang ditentukan. c. Mandor Pembibitan : Mengurus semua peralatan, bahan dan tenaga kerja yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Mengawasi dan memeriksa semua kegiatan perbanyakan LCC setiap hari.
46
d. Pekerja : Mengerjakan kegiatan penutup tanah LCC sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. C. Actuating Kegiatan marcutting adalah kegiatan perbanyakan tanaman LCC secara merunduk yang dilakukan dengan mengambil 2 ruas tanaman kacangan kemudian dimasukkan kedalam baby polibag yang sudah di isi tanah terlebih dahulu, setelah itu tutup kembali dengan tanah dan agak dipadatkan.
Ruas tanaman kacangan
tersebut tidak dipotong tetapi ditanam langsung kedalam baby polibag, setelah itu tunggu sampai 2 minggu marcuting tersebut sudah bisa dipindahkan kelapangan. Alat pelindung diri yang dipakai karyawan adalah sepatu boot, Topi dan sarung tangan. E.
Kontrol/Pengawasan Pengawasan dilakukan setiap hari oleh mandor pembibitan dan asisten
pembibitan dengan melihat hasil kerja yang telah dilakukan oleh karyawan pembibitan. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Dalam kegiatan penutup tanah LCC ini tenaga kerjanya terlalu sedikit sehingga hasil dari marcuting ini juga sedikit sedangkan lahan yang harus ditanam tanaman kacangnya sangat luas. Tindakan yang diambil yaitu dengan menambah jumlah tenaga kerja. F. Komentar terhadap pelaksanaan kegiatan Tanaman kacangan Mucunna bracteata di PT.Indri Plant Napal Estate ini diperbanyak dengan cara vegetative. Tentunya perbanyakan dengan cara ini lebih efektif dan efisien dalam pengangadaan bibit LCC.
Dengan cara ini kegiatan
perbanyakan LCC lebih cepat dan tidak membutukkan biaya yang besar untuk pengadaan bibitnya, hanya saja diperlukan tenaga kerja yang sedikit banyak dalam perbanyakannya.
47
Gambar 8 : Perbanyakan LCC ( marcutting)
Tanggal Pelaksanaan, 23 Maret 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
48
4.3.2 Penanaman LCC A. Perencanaan
Luas
: 28 Ha
Lokasi
: Divisi 4, Blok 14
Kondisi lahan
: Berbukit
Penggunaan Bahan No 1
No 1
No 1
:
Nama Bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Mucuna bracreata
-
-
-
Biaya -
Penggunaan alat : Nama Alat
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Cangkul
Buah
4
55.000
220,000
Penggunaan Tenaga Kerja Jenis Sub Kegiatan Penanaman Kacangan
:
Waktu Pelaksanaan 07.00 WIB 10.00 WIB
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
HK
4
66,675
266,700
B. Organisasi - Bentuk Struktur Organisasinya: Asisten divisi
Mandor Penanaman
Karyawan Penanaman
49
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil Asisten Divisi : Merencanakan tentang penanaman LCC yang akan dilakukan. Memerintahkan kepada mandor penanaman untuk melakukan kegiatan penanaman LCC. Memonitoring kelancaran penanaman LCC dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan. Mandor Penanaman : Mengurus semua peralatan, bahan dan tenaga kerja yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Mengawasi dan memeriksa semua kegiatan penanaman LCC setiap hari. Menegur karyawan penanaman apabila tidak sesuai dengan ketentuan. Melaporkan kepada asisten divisi tentang kegiatan penanaman tersebut. Pekerja : Mengerjakan kegiatan penanaman LCC sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
C. Actuating Kegiatan penanaman LCC ini diawali dengan pengambilan tanaman kacangan yang sudah tumbuh ditempat pembibitan. Setelah itu lakukan pelangsiran ketempat penanaman. Lakukan pembuatan lubang tanam sebesar 1 mata cangkul dengan kedalaman ± 20 cm, taburkan pupuk RP sebanyak 1 -2 gram per lubang tanam. Lakukan penanaman pada pinggir terasan dengan merobek bagian bawah polibag agar akar tanaman bisa bergerak dengan bebas, masukkan tanaman kacangan kedalam lubang tanaman, lalu tutup kembali dengan tanah. Lakukan kegiatan tersebut dengan jarak tanam 7 meter sampai semua blok tertanami tanaman kacangan. Alat pelindung diri yang dipakai karyawan adalah sepatu boot, Topi dan sarung tangan.
50
D. Kontrol/Pengawasan Pengawasan dilakukan setiap hari oleh mandor penanaman dan asisten divisi dengan melihat hasil kerja yang telah dilakukan oleh karyawan pembibitan. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi yaitu keterlambatan dalam penanaman LCC kelapangan ini disebabkan karena keterbatasan jumlah tenaga kerja pada kegiatan perbanyakan LCC dipembibitan.
Sehingga menyebabkan tanaman kacangan
dilapangan jadi terlambat dan ketersediaannya jadi terbatas. Tindakan yang diambil yaitu dengan cara menambah tenaga kerja perbanyakan LCC di pembibitan. F. Komentar terhadap pelaksanaan kegiatan Kegiatan yang dilakukan dilapangan sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Namun masih terdapat kendala yaitu
keterelambatan dalam penanaman LCC, dan juga penanaman tanaman kacangan ini dilakukan setelah penanaman kelapa sawit, sehingga fungsi tanaman ini sebagai mencegah pertumbuhan gulma terlambat. Selain itu fungsi dari tanaman LCC ini adalah untuk mencegah erosi daerah terasan sehingga mengurangi resiko longsor pada daerah terasan.
Tanggal Pelaksanaan, 30 Maret 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
51
4.3.3 Pancang Tanam dan Lubang Tanam A. Perencanaan
Luas
: 25 Ha
Lokasi
: Divisi 4, Blok D11
Kondisi lahan
: Berbukit
Penggunaan Bahan No 1.
:
Nama Bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Pancang
Buah
3,425
500
1,712,500
Penggunaan alat :
No
Nama Alat
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1.
Excavator
Buah
1
1,260,000,000
1,260,000,000
No 1. 2.
Penggunaan Tenaga Kerja Jenis Sub Kegiatan Pancang Tanam Lubang Tanam
:
Waktu Pelaksanaan 07.00 WIB – 17.00 WIB 07.00 WIB – 17.00 WIB
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Borongan
2
-
-
Borongan
2
-
-
B. Organisasi - Bentuk Struktur Organisasinya: Asisten divisi
Mandor 1
Karyawan Pemborong
52
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil a. Asisten Divisi : Mempunyai
wewenang
menegur
langsung
karyawan
yang
melakukan
kesalahan. Merencanakan tentang kegiatan pancang tanam dan lubang tanam. Memerintahkan kepada mandor untuk melaksanakan dan mengawasi kegiatan pembuatan pancang tanam dan lubang tanam. Memonitor kelancaran pancang tanam dan lubang tanam dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan. b. Mandor 1 : Mengurus semua peralatan, bahan dan tenaga kerja yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Mengawasi dan memeriksa semua kegiatan pancang tanam dan lubang tanam. Menegur karyawan penanaman apabila tidak sesuai dengan ketentuan. Melaporkan kepada asisten divisi tentang kegiatan pancang tanam dan lubang tanam tersebut. c. Karyawan Pemborong : Mengerjakan kegiatan pancang tanam dan lubang tanam sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. C. Actuating Kegiatan pancang tanam dan lubang tanam ini diawali dengan pengambilan alat dan bahan yang akan digunakan, Setelah itu lakukan kegiatan pancang lubang tanam. Lakukan dari terasan yang paling tinggi, ambil jarak dari jalan 3 meter. untuk jarak tanam yaitu 9 m x 9 m x 9 m, lakukan kegiatan tersebut pada terasan selanjutnya. Lakukan pembuatan lubang tanam berdasarkan pancang tanam dengan menggunakan excavator. Kedalaman lubang 60 cm dan diameter 50 cm. Alat pelindung diri yang dipakai karyawan adalah sepatu boot dan Topi.
53
D. Kontrol/Pengawasan Pengawasan dilakukan setiap hari oleh mandor 1 dan asisten divisi dengan melihat hasil kerja yang telah dilakukan oleh kontraktor. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi yaitu dalam kegitan pemancangan masih ada di temukan jarak pancang tanam yang tidak sesuai dengan ketentuan. Tindakan yang diambil adalah melakukan kegiatan pemancangan ulang. F.
Komentar terhadap pelaksanaan kegiatan Kegiatan ini dilakukan dengan demontrasi di lapangan bersama asisten
kepala dan asisten divisi.
Pancang tanam yang dilakukan diperusahaan ini telah
berjalan dengan baik, akan tetapi masih terdapat kesalahan-kesalahan karena para pekerja kurang teliti melihat kondisi dilapang yang berbentuk terasan. Untuk itu, apabila terjadi kesalahan dalam pemancangan maka harus dilakukan pemancangan ulang karena apabila pemancangan yang dilakukan terlalu rapat maka akan menimbulkan overlap saat tanaman telah besar nanti yang mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.
Sedangkan apabila penanamannya terlalu jarang,
maka populasi per hektar nya menjadi berkurang yang mengakibatkan berkurangnya produksi.
54
Gambar 9 : pembuatan lubang tanam
Gambar 10 : lubang tanam kelapa sawit
Tanggal Pelaksanaan, 11 April 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
55
4.3.4 Pengeceran bibit dan Penanaman A. Perencanaan
Luas
: 28 Ha
Lokasi
: Divisi 4, Blok 14
Kondisi lahan
: Berbukit
Penggunaan Bahan No
Nama Bahan
1
Bibit Kelapa Sawit Pupuk Rock phosphate
2
: Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Pokok
3,425
Kg
3,425
1,912
6,548,600
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Penggunaan alat :
No
Nama Alat
1
Cangkul
Buah
4
55,000
220,000
2
Pisau Cater
Buah
4
1,000
4,000
No 1.
Penggunaan Tenaga Kerja Jenis Sub
Waktu
Kegiatan
Pelaksanaan
Pemuat dan
: Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
07.00 WIB
HK
4
66,675
266,700
08.00 WIB
HK
14
75,000
1,050,000
pengecer bibit 2.
Penanaman
56
B. Organisasi - Bentuk Struktur Organisasi kegiatan penyisipan: Asisten kepala
Asisten divisi
asistent pembibitan
Mandor Penanaman Pemuat dan pengecer bibit Karyawan penanaman
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil
a. Asisten Kepala : Membuat rencana kerja untuk penanaman. Mengawasi pelaksanaan penanaman dan memeriksa hasilnya setiap hari Mempunyai wewenang memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak mengerjakan tugasnya. b. Asisten Divisi : Membuat rencana kerja dan mengatur kegiatan kerja setiap hari. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya tiap hari. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di lapangan. c. Mandor Penanaman : Mengatur transportasi pekerja, alat dan bahan kerja ke lokasi kerja. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya tiap hari. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di lapangan. d. asistent Pembibitan : menugaskan mandor pembibitan menyediakan dan memilih bibit yang sehat dan sesuai kriteria untuk ditanam. Mempunyai
wewenang
menegur
langsung
karyawan
yang
melakukan
kesalahan 57
e. Karyawan pemuat dan pengecer bibit : Memuat bibit dari pembibitan dan mengecernya ke areal yang akan dilakukan penanaman. f. Karyawan penyisipan : Melakukan penanaman tanaman kelapa sawit di lapangan sesuai dengan standar kerja perusahaan C. Actuating Pertama kali yang dilakukan adalah setelah bibit sampai dilapangan lakukan penanaman kelapa sawit. Masukkan Pupuk Rock phosphate kedalam lubang tanam sebanyak 1 kg/lubang taman.
Robek polibag dengan menggunakan pisau cater,
setelah itu baru dimasukkan kedalam lubang tanam dan tutup dengan tanah sampai ke leher batang sawit. Pastikan kondisi tanaman yang ditanam harus lurus tidak boleh condong. Kemudian baru letakkan polibag yang sudah dirobek tadi dipelepah sawit, sebagai bukti kalau polibag tidak ikut tertanam bersamaan dengan kelapa sawit. D. Kontrol/Pengawasan Pengawasan dilakukan setiap hari oleh mandor penanaman dan asisten divisi dengan melihat hasil kerja yang telah dilakukan oleh karyawan penanaman. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi adalah masih banyak pokok sawit yang ditanam oleh karyawan dalam kondisi condong. Tindakan yang harus di ambil adalah pokok yang condong tersebut harus diluruskan kembali. F. Komentar terhadap pelaksanaan kegiatan Kegitan penanaman yang dilakukan di kebun ini sudah berjalan dengan baik karena telah sesuai dengan prosedur yang sebenarnya yaitu pada saat penanaman di awali dengan pembukaan polybag yang bertujuan agar polybag tidak ikut dibenamkan yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan akar tanaman. Dan untuk menejemen penanaman yang dilakukan juga sangat baik karena untuk pengadaan bibit di pembibitan sampai bibit siap ditanam dilapangan di
58
koordinasikan oleh masing- masing anggota yang bertugas dibawah pengawasan dari pipimpinan.
Gambar 11: penanaman kelapa sawit
Tanggal Pelaksanaan, 30 Maret, 2 April 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
59
60
4. 4 Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit 4.4.1. Pemupukan Urea Pada TBM A. Perencanaan
:
-
Luas
: 25 Ha
-
Lokasi
: Divisi 1, blok 14
-
Kondisi lahan
: Berbukit
-
Penggunaan bahan
:
No 1
Nama bahan Pupuk Urea
No
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Kg
300
7,000
2,100,000
Penggunaan alat Nama alat
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Ember
Unit
8
15,000
120,000
2
Tapuk
Unit
8
2,000
16,000
Jenis sub
Waktu
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
kegiatan
pelaksanaan HK
8
66,675
533,400
No
1
Penggunaan tenaga kerja
Penabur Pupuk
7 jam
B. Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasinya : Asisten Divisi
Kepala Gudang
Mandor 1
Asisten Traksi
Karyawan Gudang
Mandor Lapangan
Operator Truk
Pekerja
61
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil : a. Asistent Divisi : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan pemupukan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Meminta pupuk ke kepala gudang untuk pemupukan besok hari. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya tiap hari. b. Mandor 1 : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan pekerja. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemupukan pada blok yang telah diperintahkan oleh asistent. c. Kepala Gudang : Bertanggung jawab atas semua barang yang masuk dan keluar dari gudang. Menyuruh Karyawan gudang untuk menguntil pupuk sesuai dengan permintaan. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di gudang. d. Asisten Traksi : Mengatur dump truck yang akan membawa pupuk ke lapangan. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di lapangan. e. Mandor lapang : Memiliki
wewenang
mengarahkan
pekerja
untuk
pelaksanaan
pemupukan dan cara pelaksanaan serta bertanggung jawab dalam pengawasan pekerja. Mengurus semua peralatan, bahan dan tenaga kerja yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. f. Karyawan Gudang : Melakukan penguntilan pupuk sesuai dengan perintah kepala gudang.
62
g. Operator Truk : membawa pupuk ke lapangan untuk diecer sesuai dengan perintah mandor lapang. h. Pekerja : Melakukan pemupukan. Bertanggung jawab dalam pelaksanaannya sesuai dengan instruksi dari mandor lapang. C. Actuating Pelaksanaan pemupukan diawali dengan penaburan untilan pupuk di lokasi yang telah ditentukan. Terlebih dahulu pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja yaitu menggunakan sepatu boot, sarung tangan dan topi. Setelah itu baru melakukan penaburan pupuk dengan dosis 1 kg / pokok. Penebaran pupuk dilakukan dengan cara melingkar tanaman sawit. Frekuensi pelaksanaan pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) ini yaitu 2 kali dalam 1 tahun. D. Control/ pengawasan Pengawasan kegiatan ini diawasi langsung oleh asisten divisi, mandor 1 dan mandor lapang.
Pengontrolan dilakukan dengan cara melihat aplikasi penaburan
pupuk dilapangan apakah dilakukan secara merata dipiringan, jika tidak mandor 1 atau mandor lapang akan memberikan arahan atau teguran bagi pekerja untuk proses sebaran pupuk haruslah merata dan jangan sampai ada yang menumpuk. Setelah proses pemupukan dilakukan bekas karung pupuk yang telah kosong itu dikumpulkan dan dibawa ke gudang untuk dihitung apakah pupuk telah teraplikasi keseluruhan tanaman, sesuai dengan jumlah karung pupuk yang telah di bawa ke lapangan. Prestasi kerja dalam pemupukan adalah 3,13 Hk/ha. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kegiatan pemupukan sangat tergantung pada cuaca pada hari tersebut, kalau pada pagi harinya hujan, maka kegiatan pemupukan tidak dilaksanakan. Selain itu, pada saat melakukan pemupukan pekerja sulit untuk mengaplikasikan pupuk karena kondisi gulma yang ada diterasan lumayan tinggi. 63
Tindakan yang diambil adalah menambah karyawan pemupukan agar waktu dapat diefisiensikan sehingga pemupukan yang dilakukan selesai pada waktunya. F. Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pelaksanaan pemupukan urea pada perusahaan ini telah berjalan dengan baik, karena kegiatan ini dilakukan 2 kali dalam 1 tahun. Tetapi yang menjadi masalahnya adalah kondisi gulma yang agak tinggi sehingga menyebabkan karyawan sulit dalam melakukan pemupukan dan membutuhkan waktu yang agak lama. Dalam kegiatan ini mahasiswa hanya melakukan pengamatan dilapangan mengingat faktor keselamatan mahasiswa.
Gambar 12 : Penaburan pupuk urea
Tanggal Pelaksanaan, 14 April 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
64
4.4.2. Pemupukan Janjang Kosong Pada TBM A. Perencanaan
:
-
Luas
: 24 Ha
-
Lokasi
: Divisi 1, blok 17
-
Kondisi lahan
: Berbukit
-
Penggunaan bahan
:
No 1
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Ton
33,6
-
-
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Unit
8
40,000
320.000
Jenis sub
Waktu
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
kegiatan
pelaksanaan
Penabur janjang kosong
7 jam
HK
8
66,675
533,400
Janjang kosong No
1
Penggunaan alat Nama alat Gancu
No
1
Penggunaan tenaga kerja
B. Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasinya : Asisten Divisi
Kepala Pabrik
Mandor 1
Asisten Traksi
Karyawan Pabrik
Mandor Lapangan
Operator Truk
Pekerja
65
66
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil : a. Asistent Divisi : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan aplikasi janjang kosong. Memberitahukan perencanaan kepada asisten traksi. Meminta pupuk ke kepala gudang untuk pemupukan besok hari. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya tiap hari. b. Mandor 1 : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan pekerja. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemupukan pada blok yang telah diperintahkan oleh asistent. c. Kepala Pabrik : Bertanggung jawab atas semua barang yang masuk dan keluar dari gudang. Menyuruh Karyawan pabrik untuk memuat janjang kosong ke dalam mobil sesuai dengan permintaan. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di gudang. d. Asisten Traksi : Mengatur dump truck yang akan membawa janjang kosong ke lapangan. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di lapangan. e. Mandor lapang : Memiliki
wewenang
mengarahkan
pekerja
untuk
pelaksanaan
penaburan janjang kosong dan cara pelaksanaan serta bertanggung jawab dalam pengawasan pekerja. Mengurus semua peralatan, bahan dan tenaga kerja yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan.
67
f. Karyawan pabrik : Memuat janjang kosong ke dalam mobil sesuai dengan perintah kepala gudang. g. Operator Truk : membawa janjang kosong ke lapangan untuk diecer sesuai dengan perintah mandor lapang. h. Pekerja : Melakukan penaburan janjang kosong. Bertanggung jawab dalam pelaksanaannya sesuai dengan instruksi dari mandor lapang.
C. Actuating Pelaksanaan pemupukan diawali dengan penaburan janjang kosong ke lokasi yang telah ditentukan. Terlebih dahulu pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja yaitu menggunakan sepatu boot, sarung tangan dan topi. Setelah itu baru melakukan penaburan janjang kosong dengan dosis 100 kg / pokok. Penaburan janjang kosong dilakukan dengan cara melingkar dengan jarak 0,5 meter dari pangkal batang. Frekuensi pelaksanaan pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) ini yaitu 1 kali dalam 1 tahun. D. Control/ pengawasan Pengawasan kegiatan ini diawasi langsung oleh mandor 1 dan mandor lapang.
Pengontrolan dilakukan dengan cara melihat aplikasi penaburan janjang
kosong dilapangan apakah dilakukan secara merata dipiringan, jika tidak mandor 1 atau mandor lapang akan memberikan arahan atau teguran bagi pekerja untuk proses penyebarab janjang kosong haruslah merata dan jangan sampai ada yang menumpuk. Norma dalam pengaplikasian janjang kosong ini adalah 0,28 Hk/ha.
68
E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala pada kegiatan penaburan janjang kosong ini adalah penaburannya tidak menggunakan angkong tetapi dengan cara estafet. Tindakan yang diambil adalah menambah karyawan penaburan janjang kosongnya agar waktu dapat diefisiensikan sehingga penebarannya dilakukan selesai pada waktunya. F. Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pengaplikasian janjang kosong pada perusahaan ini telah berjalan dengan baik, karena kegiatan ini dilakukan 1 kali dalam 1 tahun. Pengaplikasian janjang kosong ini dapat bermamfaat untuk menggantikan fungsi pupuk anorganik guna mendapatkan laju pertumbuhan tanaman dan produsi TBS yang maksimal. Tetapi yang menjadi masalahnya adalah dilakukan dengan cara estafet menyebabkan karyawan sulit dalam melakukan pengaplikasian dan membutuhkan waktu yang agak lama.
Dalam kegiatan ini mahasiswa melakukan pengamatan
dilapangan dan bekerja dilapangan, dengan waktu yang dibutuhkan dalam penaburan janjang kosong yaitu 25 menit sedangkan bagi pekerja 15 menit.
Gambar 13 : penaburan jangkos (pekerja)
Gambar 14 : penaburan jangkos
Tanggal Pelaksanaan, 17 April 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala 69
4.4.3. Pemupukan Urea Pada TM A. Perencanaan
:
-
Luas
: Ha
-
Lokasi
: Divisi II, blok 25
-
Kondisi lahan
: Berbukit
-
Penggunaan bahan
:
No 1
Nama bahan Pupuk Urea
No
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Kg
4,800
7,000
33,600,000
Penggunaan alat Nama alat
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Ember
Unit
12
15,000
180,000
2
Tapuk
Unit
12
2,000
24,000
No
1
Penggunaan tenaga kerja Jenis sub
Waktu
kegiatan
pelaksanaan
Penabur Pupuk
7 jam
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
HK
12
66,675
800,100
B. Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasinya : Asisten Divisi
Kepala Gudang
Mandor 1
Asisten Traksi
Karyawan Gudang
Mandor Lapangan
Operator Truk
Pekerja
70
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil : a. Asistent Divisi : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan pemupukan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Meminta pupuk ke kepala gudang untuk pemupukan besok hari. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya tiap hari. b. Mandor 1 : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan pekerja. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemupukan pada blok yang telah diperintahkan oleh asistent. c. Kepala Gudang : Bertanggung jawab atas semua barang yang masuk dan keluar dari gudang. Menyuruh Karyawan gudang untuk menguntil pupuk sesuai dengan permintaan. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di gudang. d. Asisten Traksi : Mengatur dump truck yang akan membawa pupuk ke lapangan. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di lapangan. e. Mandor lapang : Memiliki
wewenang
mengarahkan
pekerja
untuk
pelaksanaan
pemupukan dan cara pelaksanaan serta bertanggung jawab dalam pengawasan pekerja. Mengurus semua peralatan, bahan dan tenaga kerja yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. f. Karyawan Gudang : Melakukan penguntilan pupuk sesuai dengan perintah kepala gudang.
71
g. Operator Truk : membawa pupuk ke lapangan untuk diecer sesuai dengan perintah mandor lapang. h. Pekerja : Melakukan pemupukan sesuai arahan mandor. Bertanggung jawab dalam pelaksanaannya sesuai dengan instruksi dari mandor lapang. C. Actuating Pelaksanaan pemupukan diawali dengan penaburan untilan pupuk di lokasi yang telah ditentukan. Terlebih dahulu pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja yaitu menggunakan sepatu boot dan sarung tangan. Setelah itu baru melakukan penaburan pupuk dengan dosis 1,25 kg / pokok. Penebaran pupuk dilakukan dengan cara melingkar tanaman sawit. Frekuensi pelaksanaan pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) ini yaitu 2 kali dalam 1 tahun. D. Control/ pengawasan Pengawasan kegiatan ini diawasi langsung oleh asisten divisi, mandor 1 dan mandor lapang. Pengontrolan dilakukan dengan cara melihat aplikasi penaburan pupuk dilapangan apakah dilakukan secara merata dipiringan, jika tidak mandor 1 atau mandor lapang akan memberikan arahan atau teguran bagi pekerja untuk proses sebaran pupuk haruslah merata dan jangan sampai ada yang menumpuk. Setelah proses pemupukan dilakukan bekas karung pupuk yang telah kosong itu dikumpulkan dan dibawa ke gudang untuk dihitung apakah pupuk telah teraplikasi keseluruhan tanaman, sesuai dengan jumlah karung pupuk yang telah di bawa ke lapangan. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Selama kegiatan pemupukan yang telah kami ikuti adapun kendala yang kami temui dilapangan yaitu pupuk terlambat datang ke lapangan. Tindakan yang diambil adalah karyawan pupuk harus dapat menyelesaikan target dengan agak terlambat pulang dari jadwal yang telah ditentukan. 72
Penabur pupuk juga sulit dalam menaburkan pupuk karena pelepah sawit yang masih rendah, sehingga harus dilakukan dengan hati – hati agar tidak kena duri kelapa sawit tersebut. F. Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pelaksanaan pemupukan urea pada perusahaan ini telah berjalan dengan baik, karena kegiatan ini dilakukan 2 kali dalam 1 tahun. Tukang muat pupuk seharusnya lebih cepat sampai ke gudang untuk mengambil pupuk sehingga pupuk dapat sampai ke lapangan dengan cepat dan karyawan dapat bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Sebaiknya para pekerja memakai topi kerja agar tidak kena duri pelepah mengingat tanaman kelapa sawit yang masih rendah.
Dalam
kegiatan ini mahasiswa hanya melakukan pengamatan dilapangan dan melakukan pekerjaan pemupukan tetapi prestasi kerjanya tidak ditentukan.
Tanggal Pelaksanaan, 4 Mei 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
73
4.5 Manajemen Pengendalian Gulma pada Tanaman Kelapa Sawit 4.5.1 penyiangan gulma di pembibitan A. Perencanaan
:
-
Luas
: 8 Ha
-
Lokasi
: Divisi 5
-
Kondisi lahan
: Datar
-
Penggunaan bahan
:
No 1
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
-
-
-
-
Bibit PN dan MN -
Penggunaan alat
No 1
Nama alat
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Unit
8
30,000
240,000
Koret -
No
1
Penggunaan tenaga kerja Jenis sub
Waktu
kegiatan
pelaksanaan
Penyiangan
7 jam
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
HK
8
66,675
533,400
gulma
B. Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasinya : Asisten pembibitan
Mandor 1 Mandor Lapangan
Pekerja
74
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil : a. Asistent pembibitan : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan penyiangan gulma dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. b. Mandor 1 :
Memiliki
wewenang
untuk
mengarahkan
mandor
lapang
dan
bertanggung jawab dalam pelaksanaan pembuatan bedengan.
Mengatur keperluan alat dan bahan yang dibutuhkan.
c. Mandor lapang : Memiliki
wewenang
mengarahkan
pekerja
untuk
pelaksanaan
penyiangan gulma dan cara pelaksanaan serta bertanggung jawab dalam pengawasan pekerja. Mengurus semua peralatan, bahan dan tenaga kerja yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. d. Pekerja : Melakukan penyiangan gulma. Bertanggung jawab dalam pelaksanaannya sesuai dengan instruksi dari mandor lapang.
C. Actuating Pelaksanaan penyiangan dilakukan pada pagi hari. Terlebih dahulu pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja yaitu menggunakan sepatu boot, sarung tangan dan topi serta masker. Pekerja melakukan kegiatan penyiangan gulma pada bagian luar polibag menggunakan koret sedangkan pada bagian dalam polybag dengan menggunakan tangan saja agar tidak merusak polybag atau bibit. Frekuensi pelaksanaan penyiangan gulma ini yaitu 1 kali dalam 1 minggu. D. Control/ pengawasan Standar prestasi kerja yang diterapkan di perusahaan adalah 2.500 bibit/HK. Prestasi kerja untuk mahasiswa tidak dapat diukur karena metode yang digunakan
75
yaitu pengamatan di lapangan dan diskusi dengan asisten dan mandor. Pengawasan kegiatan ini diawasi langsung oleh asisten dan mandor lapang. E.
Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Pada kegiatan penyiangan gulma ini tidak adanya kendala yang dihadapi
karena kegiatan dilakukan setiap minggu sehingga gulma hanya sedikit pada bagian luar dan dalam polybag. F.
Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pelaksanaan penyiangan gulma pada perusahaan ini telah berjalan dengan
baik, karena kegiatan ini dilakukan 1 kali dalam 1 mingggu sehingga pertumbuhan gulma yang akan mengganggu bibit menjadi terhambat dan memudahkan pekerjaan pada kegiatan pemeliharaan lainnya.
Tanggal Pelaksanaan, 8 April 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
76
4.5.2
Chemist Piringan TBM
A. Perencanaan -
Luas
: 33 ha
-
Lokasi
: Divisi 1, blok 06
-
Kondisi lahan
: Berbukit
-
Penggunaan bahan
:
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
gramoxsone
Liter
3
150,000
450,000
2
Air
Liter
945
-
-
Nama alat
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Knapsek Sprayer
Unit
9
350,000
3,150,000
2
Gelas ukur
Unit
1
125,000
1,250,000
-
No
-
No
1
Penggunaan alat
Penggunaan tenaga kerja
Jenis sub
Waktu
Satua
kegiatan
pelaksanaan
n
7 jam
HK
Penyemprotan
Jumlah
Harga
Biaya
9
66,675
600,075
piringan B. Organisasi asistent
mandor 1
mandor lapang
Pekerja
77
-
Asistent Afdeling : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan
penyemprotan
piringan
dan
bertanggung
jawab
dalam
pelaksanaannya -
Mandor 1 : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan penyemprotan piringan pada pada blok yang telah diperintahkan oleh asistent
-
Mandor
lapang
pelaksanaan
:
memiliki
penyemprotan
wewenang piringan
mengarahkan dan
cara
pekerja
untuk
pelaksanaan
serta
bertanggung jawab dalam pengawasan pekerja -
Pekerja : melakukan penyemprotan piringan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya sesuai dengan instruksi dari mandor lapang
C. Actuating Pelaksanaan penyemprotan piringan diawali dengan pengisian air kedalam cap dan herbisida sebanyak 50 cc/15 liter air Setelah di aduk baru dilakukan penyemprotan piringan kelapa sawit yang berada di sekitar tajuk tanaman secara merata Setelah 1 kap habis, dilakukan pengisian larutan kembali kedalam kap sesuai konsentrasi awal Terlebih dahulu pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja
yaitu
menggunakan sepatu boot, sarung tangan dan topi serta masker Frekuensi pelaksanaan penyemprotan piringan pada TBM ini yaitu 4 kali dalam 1 tahun D. Control/ pengawasan Prestasi kerja dalam penyiangan secara chemist piringan adalah 0,5 hk / ha atau 6 kep untuk 1 hk. Sedangkan prestasi kerja untuk mahasiswa tidak dapat
diukur karena metode yang digunakan yaitu pengamatan di lapangan.
78
E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi pada saat chemist piringan yaitu adanya pertumbuhan LCC yang telah merambat bahkan sampai naik ke pokok sehingga menyulitkan pada saat pelaksanaan. Dan juga topografi pada area ini berbukit sehingga pekerja sulit menelusuri jalan pada saat melakukan penyemprotan. F. Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pelaksanaan chemist piringan pada perusahaan ini telah berjalan dengan baik, karena kegiatan ini dilakukan 4 kali dalam 1 tahun sehingga pertumbuhan gulma yang akan mengganggu tanaman pokok menjadi terhambat dan memudahkan pekerjaan pada kegiatan pemeliharaan tanaman TBM berikutnya. Gulma yang terdapat pada piringan pada tanaman TBM ini hanya sedikit karena masih adanya keberadaan LCC yang menghambat pertumbuhannya.
Tanggal Pelaksanaan, 10 April 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
79
4.5.3 Buka Piringan Manual A. Perencanaan
:
-
Luas
: 29 Ha
-
Lokasi
: Divisi 1, blok 11
-
Kondisi lahan
: Berbukit
-
Penggunaan bahan
:
No 1 -
No 1 No 1
Nama bahan Pokok sawit
Satuan Batang
Jumlah -
Harga -
Biaya -
Penggunaan alat
Nama alat Parang Babat
Satuan Unit
Jumlah 20
Harga 38,500
Biaya 770,000
Penggunaan tenaga kerja Jenis sub kegiatan Pekerja babat
Waktu pelaksanaan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
7 jam
Borongan
20
280,875
5,617,500
B. Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasinya : Asisten Afdeling
Mandor 1
Mandor Lapangan
Pekerja borongan
80
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil : a. Asistent Afdeling : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan buka piringan manual dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya tiap hari. b. Mandor 1 : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan pekerja. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan buka piringan manual pada blok yang telah diperintahkan oleh asistent. c. Mandor lapang : Memiliki wewenang mengarahkan pekerja untuk pelaksanaan buka piringan manual dan cara pelaksanaan serta bertanggung jawab dalam pengawasan pekerja. Mengurus semua peralatan, bahan dan tenaga kerja yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. d. Pekerja : Melakukan buka piringan manual. Bertanggung jawab dalam pelaksanaannya sesuai dengan instruksi dari mandor lapang.
C. Actuating Masing-masing pekerja melakukan kegiatan buka piringan manual pada setiap pokok Pelaksanaan buka piringan manual dilakukan dengan cara membabat gulma yang ada disekitar piringan sampai piringan terlihat bersih Terlebih dahulu pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja yaitu menggunakan sepatu boot, sarung tangan dan topi. Kegiatan buka piringan manual dilakukan 6 kali dalam 1 tahun D. Control/ pengawasan Pengawasan kegiatan ini diawasi langsung oleh asisten divisi, mandor 1 dan mandor lapang. Pengawasan dilakukan dengan cara melihat lansung hasil kerja yang
81
dilkukan oleh pekerja dan apabila terdapat kesalahan lansung dilakukan teguran agar pekerja melakukan sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan. Norma perusahaan dalam kegiatan ini yaitu 2 hk/ha. E.
Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi oleh pekerja yaitu dalam hal menyusuri pokok demi
pokok dalam terasan karena pekerja harus sangat hati-hati dalam melakukan pembabatan pada daerah terasan karena resiko kecelakaan kerja sangat tinggi. Tindakan yang diambil adalah para pekerja harus menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti sarung tangan sepatu boot dan topi agar dapat meminimalkan kecelakaan saaat bekerja. F.
Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pelaksanaan buka piringan manual pada perusahaan ini telah berjalan dengan
baik, karena kegiatan ini dilakukan 6 kali dalam 1 tahun.
Sehingga keberadaan
gulam dan juga LCC yang terdapat dipiringan dapat dikendalikan sehingga piringan tampak bersih maka dalam pelaksanaan pemeliharaan pada TBM
dapat berjalan
dengan baik dan lancer terutaman pada saat pemupukan.
Tanggal Pelaksanaan, 15 April 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
82
4.5.4 Chemis Piringan TM A. Perencanaan
:
-
Luas
: 28 Ha dan 36 Ha
-
Lokasi
: Divisi II, blok 03 dan blok 04
-
Kondisi lahan
: Berbukit
-
Penggunaan bahan
:
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Rondup 48 AS
Liter
32
80.000
2.560.000
2
Sterin
Liter
9,6
40.000
384.000
3
Air
Liter
945
-
-
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
No
Penggunaan alat Nama alat
1
Knapsek Sprayer
Unit
17
350.000
5.950.000
2
Gelas ukur
Unit
1
125.000
125.000
No
1
Penggunaan tenaga kerja Jenis sub
Waktu
kegiatan
pelaksanaan
Penyemprotan
7 jam
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
HK
17
66.675
1.133.475
piringan
B.
Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasinya : Asisten Afdeling
Mandor 1
Mandor Lapangan
Pekerja
83
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil : a. Asistent Afdeling : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan penyemprotan piringan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. b. Mandor 1 : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan pekerja. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan penyemprotan piringan pada blok yang telah diperintahkan oleh asistent. c. Mandor lapang : Memiliki
wewenang
mengarahkan
pekerja
untuk
pelaksanaan
penyemprotan piringan dan cara pelaksanaan serta bertanggung jawab dalam pengawasan pekerja. Mengurus semua peralatan, bahan dan tenaga kerja yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. d. Pekerja : Melakukan penyemprotan piringan. Bertanggung jawab dalam pelaksanaannya sesuai dengan instruksi dari mandor lapang. C. Actuating Pelaksanaan penyemprotan piringan diawali dengan pengisian air kedalam cap dan herbisida sebanyak 50 cc / 15 liter air. Setelah di aduk baru dilakukan penyemprotan piringan kelapa sawit yang berada di sekitar tajuk tanaman secara merata. Setelah 1 kap habis, dilakukan pengisian larutan kembali kedalam kap sesuai konsentrasi awal. Terlebih dahulu pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja yaitu menggunakan sepatu boot, sarung tangan dan topi dan masker. Frekuensi pelaksanaan penyemprotan piringan pada tanaman menghasilkan (TM) ini yaitu 4 kali dalam 1 tahun.
84
D. Control/ pengawasan Prestasi kerja dalam penyiangan secara chemis piringan adalah 1 hk / ha. Pengawasan kegiatan ini diawasi langsung oleh mandor 1 dan mandor lapang. Pengawasan dilakukan dengan melihat apakah pekerja sudah menyemprot sesuai dengan
yang
diperintahkan
mandor,
apabila
belum
sesuai
maka
mandor
memberikan arahan kepada pekerja. E.
Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi pada saat chemis piringan yaitu adanya pelepah sawit
yang rendah sehingga menyulitkan pekerja pada saat melaksanakan kegiatan. Dan juga topografi pada areal ini yang berbukit, sehingga pekerja sulit menelusuri jalan pada saat melakukan penyemprotan. F.
Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pelaksanaan chemis piringan pada perusahaan ini telah berjalan dengan baik,
karena kegiatan ini dilakukan 3 kali dalam 1 tahun sehingga pertumbuhan gulma yang ada dipiringan dan terasan bisa ditekan, sehingga akan memudahkan dalam kegiatan pemupukan dan kegitan pemanenan. Dan dalam pelaksanaannya juga telah diawasi dengan baik oleh mandor, sehingga setiap kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik
Gambar 15 : chemist piringan TM Tanggal Pelaksanaan, 29 April 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala 85
4.6 Manajemen Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Kelapa Sawit
4.6.1 Pengendalian hama tikus TBM A. Perencanaan
:
-
Luas
: 26 Ha
-
Lokasi
: Divisi 1, blok 23
-
Kondisi lahan
: Berbukit
-
Penggunaan bahan
:
No 1 -
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Klerat
kg
3,05
Harga
Biaya
Penggunaan alat
No
Nama alat
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
-
-
-
-
-
-
No
1
Penggunaan tenaga kerja Jenis sub kegiatan Pemberian Klerat
Waktu pelaksanaa n 7 jam
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
HK
1
66.675
66.675
B. Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasinya : Asisten Afdeling
Kepala Gudang
Mentri Hama Penyakit
Karyawan Gudang Pekerja
86
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil a. Asistent Afdeling : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan kastrasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Merencanakan tentang kegiatan kastrasi yang akan dilakukan. b. Mentri Hama Penyakit : Mumpunyai wewenang untuk mengarahkan pekerja Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengendalian hama pada blok yang telah diperintahkan oleh asistent. c. Kepala Gudang : Bertanggung jawab atas semua barang yang masuk dan keluar dari gudang. Menyuruh Karyawan gudang untuk memberikan bahan sesuai dengan permintaan. d. Karyawan Gudang : Mengeluarkan barang sesuai permintaan dan perintah kepala gudang. e. Pekerja : Melakukan kegiatan pengendalian hama dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya sesuai dengan instruksi dari mentri hama penyakit.
C. Actuating Pekerja melaksanakan pengendalian hama tikus dengan cara meletakkan klerat pada ketiak pelepah sebanyak 3 buah. Kegiatan pemberian klerat ini dilakukan pada semua pokok sawit. Pelaksanaan pengendalian hama tikus dilakukan 1 kali dalam sebulan. Keselamatan kerja yang digunakan yaitu menggunakan sepatu boot, sarung tangan dan topi D. Control/ pengawasan Prestasi kerja perusahaan yang diperoleh dalam melakukan pengendalian hama tikus ini adalah 0,037 hk/Ha. Untuk 1 orang harus menyelesaikan 27 Ha.
87
Pengawasan untuk kegiatan ini diawasi lansung oleh asisten dan mentri hama penyakit. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi yaitu adanya pertumbuhan LCC yang telah merambat dan pelepah yang masih rendah sehingga mengganggu pada saat pemberian klerat. Dan juga keadaan topografi areal yang berbukit menjadi kendala bagi pekerja. F. Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pelaksanaan pengendalian hama tikus pada perusahaan ini telah berjalan dengan baik, karena kegiatan ini dilakukan satu bulan sekali apabila terdapat serangan tikus pada pokok sawit, sehingga bisa mengurangi buah yang dimakan oleh tikus.
Tanggal Pelaksanaan, 17 April 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
88
4.6.2 Sensus hama ulat api dan ulat kantong A. Perencanaan
:
-
Luas
: Ha
-
Lokasi
: Divisi II, blok
-
Kondisi lahan
: Berbukit
-
Penggunaan bahan
:
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Kertas sensus
Lembar
6
500
3,000
2
Pena
Buah
2
2,500
5,000
No
Penggunaan alat Nama alat
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
-
-
-
-
1 No
1
Penggunaan tenaga kerja Jenis sub
Waktu
kegiatan
pelaksanaan
Petugas Sensus
7 jam
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
HK
2
66,675
133,350
B. Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasinya : Asisten Divisi
Mentri Hama Penyakit
Pekerja Sensus
89
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil a. Asistent Divisi : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan pengutipan ulat api dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Merencanakan tentang kegiatan pengutipan ulat api yang akan dilakukan. b. Mentri Hama Penyakit : Mumpunyai wewenang untuk mengarahkan pekerja Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengutipan ulat api pada blok yang telah diperintahkan oleh asistent. c. Pekerja :
Melakukan kegiatan pengutipan ulat api dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya sesuai dengan instruksi dari mentri hama penyakit.
C. Actuating Pekerja melaksanakan kegiatan sensus dengan sesuai yang diperintahkan oleh mentri hama penyakit. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan mengamati ulat pada titik sampel yang sudah dibuat sebelumnya. Pada tiap titik sampel yang diamati adalah pelepah no 17 dari pelepah baru yang daunnya sudah membuka sempurna. Pada pelepah tersebut hitung berapa jumlah stadia larva dan pupa ulat api dan ulat kantong, catat pada kertas sensus. Keselamatan kerja yang digunakan yaitu menggunakan sepatu boot, sarung tangan dan topi D. Control/ pengawasan Pengawasan untuk kegiatan ini diawasi lansung oleh mentri hama penyakit, prestasi kerjanya tidak ditentukan oleh perusahaan. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi yaitu keadaan topografi areal yang berbukit menjadi kendala bagi pekerja yang menyebabkan kecelakaan kerja. Tindakannya yaitu dengan cara bekerja dengan hati – hati.
90
F. Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pelaksanaan sensus hama ulat api dan ulat kantong pada perusahaan ini telah berjalan dengan baik, sehingga bisa meminimalisir serangan pada daun kelapa sawit. Dalam sensus hama ulat api dan ulat kantong ini harus benar – benar teliti karena Semakin banyak telur yang dihasilkannya, atau semakin besar daya konsumsinya, maka ambang batas kritis populasi hama ulat tersebut akan semakin rendah ditoleransi hingga harus dikendalikan. Kegiatan ini dilakukan dengan demonstrasi dan diskusi dilapangan.
Tanggal Pelaksanaan, 28 Mei 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
91
4.7 Manajemen Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit 4.7.1 Kastrasi A .Perencanaan
:
-
Luas
: 26 ha
-
Lokasi
: Divisi 1, blok 13
-
Kondisi lahan
: Berbukit
-
Penggunaan bahan
:
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Pokok sawit
pokok
-
-
-
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
Unit
12
200,000
2,400,000
-
No 1
Nama alat Dodos
-
No
1
Penggunaan alat
Penggunaan tenaga kerja
Jenis sub
Waktu
Satua
kegiatan
pelaksanaan
n
7 jam
HK
Pembuangan
Jumlah
Harga
Biaya
12
66,675
800,100
bunga betina B. Organisasi asistent
mandor 1
mandor lapang
Pekerja
92
-
Asistent Afdeling : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan kastrasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya
-
Mandor 1 : memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kastrasi pada pada blok yang telah diperintahkan oleh asistent
-
Mandor lapang : memiliki wewenang mengarahkan pekerja untuk pelaksanaan kastrasi dan cara pelaksanaan dan bertanggung jawab dalam pengawasan pekerja
-
Pekerja : melakukan kastrasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya sesuai dengan instruksi dari mandor lapang
C. Actuating Pekerja melaksanakan kastrasi dengan cara membuang bunga betina dan dibuang disekitar tanaman Pelaksanaan kastrasi dilakukan 1 kali dalam sebulan pada fase TBM Keselamatan kerja yang digunakan yaitu menggunakan sepatu boot, sarung tangan dan topi D. Control/ pengawasan Prestasi kerja perusahaan yang diperoleh dalam melakukan kastrasi adalah 0,5 hk / Ha. Sedangkan prestasi kerja yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu 0,3 hk / Ha E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi pada saat kastrasi yaitu adanya pertumbuhan LCC yang telah merambat sehingga mengganggu pada saat pembuangan bunga betina. Dan juga keadaan topografi areal yang berbukit menjadi kendala pekerja. F. Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pelaksanaan kastrasi pada perusahaan ini telah berjalan dengan baik, karena kegiatan ini dilakukan satu bulan sekali pada fase tanaman TBM yang bertujuan untuk meransang pertumbuhan buah yang seragam dan besar pada fase TM. Sehingga nantinya pada saat tanaman telah memasuki fase TM pertumbuhan bunga yang akan menjadi buah akan lebih seragam dan memiliki berat janjang yang tinggi.
93
Gambar 16 : pelaksanaan kastrasi
Tanggal Pelaksanaan, 09 April 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
94
4.8 Manajemen Panen dan Pasca Panen 4.8.1 Taksasi Produksi A. Perencanaan
:
-
Luas
: 33 Ha
-
Lokasi
: Divisi II, blok 04
-
Kondisi lahan
: Berbukit
-
Penggunaan bahan
:
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Formulir Taksasi
Lembar
1
300
300
2
Pulpen
Buah
1
2,000
2,000
-
Penggunaan alat
No
Nama alat
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
-
-
-
-
-
-
Penggunaan tenaga kerja
No
Jenis sub kegiatan
Waktu pelaksanaan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Pengamatan Taksasi Produksi
1 jam
Hk
1
66.675
66.675
B. Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasinya : Asisten Afdeling
Mandor 1
Mandor Panen
95
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil : a.
Asistent Afdeling : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan taksasi produksi.
b. Mandor 1 : Memiliki wewenang untuk mengarahkan dan memerintahkan mandor panen untuk melakukan taksasi produksi. Menghitung jumlah produksi dan transportasi untuk esok hari. c. Mandor Panen : Melakukan taksasi produksi pada blok yang sudah di perintahkan mandor 1. Menghitung dan melaporkan buah yang bisa dipanen esok hari kepada mandor 1. C. Actuating Pelaksanaan taksasi produksi ini dilakukan 1 hari sebelum panen besok hari, boleh dilakukan pagi hari dan boleh juga pada sore hari. Tentukan blok yang akan dipanen esok hari.
ambil sampel 10% dari luas areal yang akan dipanen.
lihat buah yang masak dengan cara mengelilingi pokok sawit tersebut.
bisa juga dilihat dari brondolan yang jatuh di piringan dengan kriterian 1 rondolan normal.
hitung berapa jumlah buah yang masak dalam 1 blok. Baru dilakukan penghitungan buah yang bisa di panen, tenaga kerja dan transportasi yang diperlukan untuk esok hari.
D. Control/ pengawasan Kegiatan ini langsung dilakukan oleh mandor panen sehingga tidak ada pengawasan dalam kegiatan ini.
96
E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi pada saat taksasi produksi ini adalah topografi pada areal ini yang berbukit, sehingga mandor panen sulit menelusuri jalan dan pokok sawit pada saat melakukan taksasi produksi. Tindakan yang diambil yaitu dengan cara berhati – hati dalam melakukan pengamatan. F. Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pelaksanaan taksasi produksi ini harus benar – benar dilakukan karena penentuan produksi yang didapat untuk esok hari, berguna untuk menentukan dan menghitung berapa banyak tenaga kerja dan berapa banyak transportasi yang diutuhkan untuk mengangkut tandan buah segar (TBS) ke parik kelapa sawit. Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa dengan bekerja dan diskusi bersama mandor panen. Pada perusahaan ini kegiatan taksasi
sudah berjalan dengan baik sekali
karena kegiatan ini telah dilakukan tiap hari oleh mandor panen agar memudahkan dalam penentuan tenaga pemanen dan transportasi panen untuk besok harinya.
Tanggal Pelaksanaan, 22 April 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
97
4.8.2 Panen A. Perencanaan -
Luas
: 33 Ha
-
Lokasi
: Divisi II, blok 04
-
Kondisi lahan
: Berbukit
-
Penggunaan bahan
:
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Buah Kelapa Sawit
janjang
-
-
-
2
Buku Produksi
Buah
3
10,000
30,000
3
Pena
Buah
3
2,000
6,000
-
Penggunaan alat
No
Nama alat
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Dodos
Unit
23
50,000
1,150,000
2
gancu
Unit
26
40,000
1,040,000
3
motor
Unit
3
9,000,000
27,000,000
4
kampak
unit
23
40,000
920,000
No
Penggunaan tenaga kerja Jenis sub kegiatan
Waktu pelaksanaan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Pemanen
7 jam
Hk
23
66,675
1,533,525
2
Tenaga langsir
7 jam
hk
3
66,675
200,025
98
B. Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasinya : Asisten Afdeling
Mandor 1
Kerani Panen
Mandor Panen
Pemanen -
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil : a. Asistent Afdeling : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan panen. b. Mandor 1 : Memiliki wewenang untuk mengarahkan dan memerintahkan mandor panen,kerani panen dan pemanen untuk melakukan panen. Mengawasi kegiatan panen. c. Kerani Panen : Menghitung dan mencatat buah yang telah dipanen dan telah disusun di TPH oleh pemanen. Menghitung gaji dan premi masing – masing pemanen. d. Mandor Panen : Memiliki wewenang untuk mengarahkan dan memerintahkan pemanen. Mengawasi kegiatan pemanenan setiap hari. Membagi ancak masing – masing pemanen. e. Pemanen :
99
Melakukan panen sesuai dengan yang diperintahkan oleh mandor panen. C. Actuating Pelaksanaan Apel pagi dengan asisten divisi, mandor 1,karani panen dan mandor panen. Mandor panen mengoreksi hasil kerja pemanen kemaren. Mandor panen melakukan pengancakan untuk pemanen hari itu. Pemanenan melakukan panen sesuai dengan ketentuan yang diperintahkan. Mandor 1 lakukan mutu ancak pemanen. Krani panen melakukan penghitungan buah yang telah di panen oleh masing – masing pemanen. Sebelum buah di muat kedalam truk krani transport melakukan penghitungan buah. Buah dikirim ke pabrik kelapa sawit. D. Control/ pengawasan Prestasi kerja untuk masing – masing pemanen adalah 3 Ha/Hk. Pengawasan kegiatan ini diawasi langsung oleh mandor 1 dan mandor panen. Pengontrolan dilakukan dengan cara melihat masing – masing ancak pemanen, apakah buah masak dipanen seluruhnya, apakah brondolan sudah dikutip bersih di piringan, apakah pelepah sudah disusun rapi. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi pada saat panen ini adalah pemanen agak sulit dalam melakukan kegiatan panen karena pelepah yang masih rendah sehingga panen harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Pada hari hujan banyak buah yang tidak bisa keluar dari lahan untuk diangkut ke pabrik karena kondisi jalan yang tidak bisa dilalui oleh mobil. Tindakan yang diambil yaitu dengan melangsir buah dengan motor sampai ke jalan yang bisa di lewati oleh mobil.
100
F. Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Pelaksanaan panen pada perusahaan ini sudah sesuai dengan yang ditetapkan perusahaan, yaitu melakukan pemanenan pada tandan-tandan yang telah memenuhi kriteria panen, akan tetapi ada juga ditemui pemanen yang masih memanen buah muda dan tidak melakukan pengutipan brondolan pada piringan. Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi pihak perusahaan agar menganjurkan pada tenaga pemanen untuk mengutip brondolan yang tertinggal di piringan.
Tanggal Pelaksanaan, 22,23, dan 27 April 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
101
4.8.3 Pengangkutan Buah ke PKS A. Perencanaan
:
-
Luas
: 33 Ha
-
Lokasi
: Divisi 1, blok 06
-
Kondisi lahan
: Berbukit
-
Penggunaan bahan
:
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
-
-
-
-
-
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
75.000
225.000
No
Penggunaan alat Nama alat
1
Tojok
Unit
3
2
Mobil
Unit
1
No 1
250.000.000 250.000.000
Penggunaan tenaga kerja Jenis sub kegiatan Pemuat buah
Waktu pelaksanaan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
7 jam
HK
3
66.675
200.025
B. Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasinya : Asisten Afdeling
Mandor 1
Mandor Lapangan
Krani Transport Pemuat Buah
102
-
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil : a. Asistent Afdeling : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor 1 dalam pelaksanaan pengangkutan
buah
ke
PKS
dan
bertanggung
jawab
dalam
pelaksanaannya. b. Mandor 1 : Memiliki wewenang untuk mengarahkan mandor lapang dan tenaga pemuat. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengangkutan buah ke PKS pada blok yang telah diperintahkan oleh asistent. c. Mandor lapang : Memiliki
wewenang
mengarahkan
pekerja
untuk
pelaksanaan
pengangkutan buah ke PKS dan bertanggung jawab dalam pengawasan pekerja. d. Krani Transportasi : Bertanggung
jawab
dalam
menyediakan
transportasi
untuk
pengangkutan buah ke PKS. e. Pemuat buah :
Memuat buah kedalam truk sesuai perintah.
C. Actuating Pelaksanaan pengangkutan buah ke PKS dilakukan jam 11.00 pagi. Mobil berhenti pada buah yang telah di langsir oleh tenaga langsir. Masing – masing tenaga pemuat memasukkan buah kedalam truk dengan menggunakan tojok. Lakukan kegiatan tersebut sampai semua buah masuk kedalam truk. Setelah truk penuh buah langsung angkut ke PKS. D. Control/ pengawasan Prestasi kerja tenaga pemuat untuk 1 hk adalah 3 ton. Sedangkan prestasi kerja untuk mahasiswa tidak dapat diukur karena metode yang digunakan yaitu pengamatan di lapangan. Pengawasan kegiatan ini diawasi langsung oleh mandor lapang dan krani buah.
103
E.
Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Kendala yang dihadapi saat pengangkutan buah ke pabrik kelapa sawit (PKS)
yaitu kondisi jalan yang licin pada saat hujan membuat truk susah untuk keluar masuk dari kebun ke pabrik kelapa sawit, sehingga membutuhkan waktu yang agak lama hingga buah sampai ke pabrik dan tiap hari terjadi buah restan. Tindakan yang di ambil yaitu buah yang tidak terangkut ke pabrik atau buah restan diangkut ke pabrik pada keesokan harinya karena mengingat kondisi jalan yang kadang tidak bisa dilalui oleh mobil. F.
Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Dalam pengangkutan buah ke pabrik sering terlambat karena kondisi jalan
yang kadang tidak bisa dilalui oleh mobil / truk, sehingga tiap hari pasti ditemukan buah restan. Sebaiknya jalan yang akan dilalui oleh truk benar – benar diperhatikan dan dipelihara dengan baik sehingga pengangkutan buah ke pabrik menjadi lancar.
Gambar 16 :Pemuat buah kedalam truk
Tanggal Pelaksanaan, 25 April, 7,22 Mei 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
104
4.8.4 Grading Buah A. Perencanaan
:
-
Luas
: 16 ha
-
Lokasi
: Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
-
Penggunaan bahan
:
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
1
Buah sawit
Ton
-
-
-
No
Penggunaan alat Nama alat
1
Gancu -
No
Jumlah
Harga
Biaya
Unit
6
40.000
240.000
Penggunaan tenaga kerja Jenis sub kegiatan
1
Satuan
Tenaga grading buah
Waktu pelaksanaan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
7 jam
HK
6
66.675
400.050
B. Organisasi -
Bentuk Struktur Organisasi : Asistent divisi
Tim grading -
Tanggung jawab dan Wewenang masing-masing personil : a. Asistent divisi : Memiliki wewenang untuk mengarahkan tim grading dalam pelaksanaannya b. Tim grading Melakukan kegiatan grading dan mengisi blangko penilaian
105
C. Actuating Pelaksanaan greding buah ini dilakukan pada siang hari. Tenaga greding melakukan greding buah dengan menggunakan gancu. Masing – masing tenaga greding memperhatikan dan memisahkan buah mentah, buah kurang matang, brondolan, janjang kosong, buah sedikit janjang, buah abnormal, janjang panjang, dan buah dimakan tikus. Setelah tenaga greding memisahkan buah tersebut maka mandor greding menghitung dan mencatan pada buku greding. Baru buah tersebut dimasukkan kedalam loding ram untuk diolah. D. Control/ pengawasan Prestasi kerja untuk mahasiswa tidak dapat diukur karena metode yang digunakan yaitu pengamatan dan diskusi. Pengawasan kegiatan ini diawasi langsung oleh mandor greding dan staf PKS. E. Kendala yang dihadapi dan tindakan yang diambil Pada kegitan greding ini tidak ditemukan kendala karena tenaga kerja yang tersedia sudah cukup dan buah yang di greding tidak terlalu banyak karena kegitan replanting. F. Komentar terhadap pelaksanaan pekerjaan Dalam kegiatan greding ini sudah bagus karena tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja yang sudah ahli dalam kegiatan greding buah, sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dalam pemisahan buahnya.
106
Gambar17 : Kegiatan grading buah
Tanggal Pelaksanaan, 6, 28 April, 7 Mei 2015 Disetujui oleh Pembimbing Lapang
Supriyanto, SP Asisten kepala
107