PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING DIKELAS IX SMPN SATU ATAP CILINGGA Een Sumaryati Een
[email protected] ABSTRAK Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah dapat dipandang dari perspektif hakikat dan fungsi bahasa serta pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dari perspektif tersebut, secara pragmatis dapat dikatakan bahwa bahasa dan sastra merupakan suatu totalitas yang saling bersinergi, berkaitan, dan tidak dapat dipisahkan. Faktor mendasar untuk menulis cerpen yang baik adalah pemahaman yang baik tentang suatu cerita serta pemukiran yang imajinatif dari siswa itu sendiri. Sehubungan dengan hal itu penulis mengadakan penelitian terhadap siswa Kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Purwakarta tentang keterampilan mereka dalam menulis cerita pendek, dengan judul skipsi sebagai berikut : Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Metode Quantum Learning . Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan suatu data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dari serangkaian tes penelitian terhadap subjek, penulis memperoleh data dari kegiatan ini. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian dua prosedur tes, yaitu prates dan postes. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data positif untuk mendapatkan nilai to (perbedaan mean variabel X / eksperimen dan mean variabel Y / kontrol). Penentuan nilai to diperoleh melalui penggunaan langkahlangkah perhitungan sebagai berikut, (1) menyiapkan tabel distribusi frekuensi nilai postes kelompok eksperimen (X) dan nilai postes kelompok kontrol (Y), (2) menentukan mean (M), (3) menentukan standar deviasi (SD), (4) menentukan setandar error (SE), setandar error perbedaan mean variabel X dan variabel Y (SEM 1-SEM2), (5) menapsirkan nilai ”to” dengan harga kritik ”t”. Berdasarkan urutan perhitungan tersebut, akhirnya diketahui nilia to sebesar 3,23. Dengan menggunakan db (N2 + N2) – 2 sebesar 38 atau yang terdekatnya, yaitu 40, maka dapat diketahui nilai “tt“ pada harga kritik ”t” untuk dua taraf signifikasi 5% dan 1%, taitu sebesar 2,02 dan 2,71. Selanjutnya nilai to dibandingkan dengan nilai tt dalam upaya menguji hipotesis. Apabila to lebih besar daripada tt, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya Apabila to lebih kecil daripada tt, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Berdasarkan hal tersebut, ternyata hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan metode quantum learning terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 diterima ”, dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan kata lain, ada perbedaan yang signifikan (meyakinkan) tentang kemampuan menulis cerpen antara tanpa penerapan metode quantum learning. Kata Kunci : Menulis Cerpen, Metode Quantum Learning
Semi ( 1988: 8) mengatakan bahwa sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan mempergunakan bahasa sebagai mediator. Pembelajaran sastra memiliki peranan yang penting dalam proses pembentukan watak, nilai estetika serta nilai artistik bagi seseorang. Pengajaran sastra dipandang layak dan menduduki hal penting jika dalam pengajarannya dilakukan dengan cara cepat. Pengajaran sastra yang tepat, dapat memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit dipecahkan di dalam masyarakat. Sebagai contoh, kegiatan sastra yang baik dan tepat dapat mengasah sesorang atau siswa di sekolah untuk
PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah dapat dipandang dari perspektif hakikat dan fungsi bahasa serta pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dari perspektif tersebut, secara pragmatis dapat dikatakan bahwa bahasa dan sastra merupakan suatu totalitas yang saling bersinergi, berkaitan, dan tidak dapat dipisahkan. Pada satu sisi, bahasa mengemban fungsi utama sebagai instrumen komunikasi atau sebagai media berkreasi, berimajinasi, dan mengekspresikan realitas. Pada sisi lain, sastra merupakan “salah satu hasil budaya yang menggunakan bahasa sebagai sarana kreativitas” (Depdiknas,2004:2). 1
memahami jauh tentang hidup dan kehidupan, mempelajari nurani dan daya khayal, serta keindahan nilai – nilai. Penjabaran hal tersebut diatas salah satunya yaitu dengan menulis cerita pendek tercapai. Menulis cerpen yang baik dengan tidak melupakan struktur penulisan akan tercapai bila siswa tetap mendapatkan bimbingan dan arahan yang baik, terus menerus dan sistematis dari gurunya. Bimbingan dan arahan yang terus menerus akan melahirkan siswa - siswa yang terampil menulis khususnya dalam menulis cerita pendek. Faktor mendasar untuk menulis cerpen yang baik adalah pemahaman yang baik tentang suatu cerita serta pemukiran yang imajinatif dari siswa itu sendiri. Sehubungan dengan hal itu penulis mengadakan penelitian terhadap siswa Kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Purwakarta tentang keterampilan mereka dalam menulis cerita pendek, dengan judul skipsi sebagai berikut : Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Metode Quantum Learning . (Studi eksperimen pada siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta tahun pelajaran 2011/2012 ). Untuk membatasi ruang lingkup penelitian perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut :Pemahaman siswa terhadap struktur penulisan cerpen yang meliputi tema, latar, tokoh, nada, amanat dll , Kemampun siswa dalam menulis cerpen, Menemukan ada tidaknya pengaruh penggunaan metode quantum learning terhadap kemampuan siswa dalam menulis cerpen Penetapan fokus pembahasan masalah perlu dilakukan dengan cara merumuskan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah proses pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan metode quantum learning pada siswa IX SMPN Satu Atap Cilingga? 2) Effektifkah metode quantum learning digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa IX SMPN Satu Atap Cilingga? 3) Adakah pengaruh penggunaaan metode quantum learning terhadap pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas siswa IX SMPN Satu Atap Cilingga?
Adapun tujuan yang diharapkan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :1.Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan metode quantum learning ngdan Purwakarta tentang cerpen pada siswa Kelas siswa IX SMPN Satu Atap Cilingga 2. Untuk mengetahui Effektifitas metode quantum learning yang digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa Kelas siswa IX SMPN Satu Atap Cilingga. 3.Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan metode quantum learning terhadap kemampuan siswa dalam menulis sebuah cerpen pada siswa Kelas siswa IX SMPN Satu Atap Cilingga Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini, baik bagi penulis,guru,sekolah maupun pihak-pihak lainnya adalah sebagai berikut: 1) Bagi Penulis Menambah ilmu pengetahuan tentang metode pengajaran sastra yaitu dengan mengembangkan antara teori dengan praktek menulis,Hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada para guru tentang pengaruh penggunaan metode quantum learning terhadap kemampuan menulis cerpen, Memberikan satu motivasi bagi rekan guru untuk terus mencoba kemampuannya dalam upaya memberikan pembelajaran yang optimal 2) Bagi para peserta didik Melalui penelitian ini, diharapkan para siswa akan lebih tertarik dan termotivasi untuk menulis cerpen dengan semangat yang lebih baik, Diharapkan dengan penelitian ini akan lahir siswa-siswa yang terampil dan gemar menulis cerpen 3) Bagi Guru dan Sekolah Dapat menciptakan siswa-siswa yang kreatif dalam bidang sastra , khususnya dalam menulis cerita pendek, Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan acuan bagi kemajuan prestasi siwa siswinya di sekolah, Dapat dijadikan suatu tolok ukur keberhasilan siswa dalam bidang sastra terutama dalam menulis cerpen dengan membiasakan diri mengadakan kegiatan tentang penulisan cerpen Anggapan dasar / Hipotesis penelitian merupakan dugaan atau jawaban sementara tentang hasil penelitian yang kebenarannya masih harus dibutuhkan melalui penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan ke dalam dua pernyataan hipotesis, yakni hipotesis alternatif dan hipotesisi nihil. Perumusan dua hipotesis ini dimaksudkan 2
agar lebih objektif atau tidak berkecenderungan memihak kepada sebuah hipotesis. 1) Hipotesis kerja (Ha) Ada pengaruh penggunaan metode quantum learning terhadap keterampilan menulis cerpen pada Siswa Kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kec. Darangdan Purwakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. 2) Hipotesis nol (Ho) Tidak ada pengaruh penggunaan metode quantum learning terhadap keterampilan menulis cerpen pada Siswa Kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kec. Darangdan Purwakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Agar tidak terjadi salah penafsiran dalam penelitian ini, maka secara operasional variabel – variabel dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut 1. Pembelajaran berarti usaha yang diberikan seseorang yang dapat membentuk kemampuan seseorang. 2. Menulis adalah melahirkan atau menuangkan pikiran dan perasaan kedalam bentuk tulis yang berupa susunan huruf – huruf / angka – angka yang dapat dibaca / dipahami oleh orang lain. 3. Metode adalah cara atau upaya yang dilakukan dalam menyampaikan pembelajaran agar pelajaran yang diberikan dapat diterima, dimengerti dan dipahami oleh siswa atau pihak penerima pelajaran 4. Cerpen adalah Ekspresi hasil karya sastra yang konkrit dan imajinatif yang bersifat artistik dari pikiran manusia yang tertuang dalam bahasa tulisan.
tersebut baik pendidikan in formal, non formal, terlebih pendidikan formal, sejak mulai dari tingkat dasar (SD) sampai dengan tingkat perguruan tinggi, kesemuanya tidaklah akan terlepas dari proses belajar. Belajar adalah suatu proses rangkaian kegiatan respons yang terjadi dalam suatu rangkaian kegiatan belajar yang berakhir pada terjadinya perubahan tingkah laku jasmani maupun rohani, ( MD Arifin,1977:163 ). Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau kematangan. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, atau dalam tiga aspek lain yakni :Aspek pengetahuan (kognitif), Aspek sikap (afektip) dan Aspek keterampilan (psikomotor). Metode adalah cara yang strategi atau pendekatan kepada anak/peserta didik untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam kegiatan belajar mengajar . Berdasarkan hal tersebut diatas maka pemilihan metode dan media serta tersediannya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan hal yang mutlak dapat dimiliki oleh setiap guru, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan akan dapat mengahasilkan nilai akhir yang memuaskan. Tugas utama seorang guru adalah menciptakan suasana atau iklim belajar mengajar yang dapat memotivasi peserta didik untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat. Untuk itu, penerapan metode sebagai cara dalam menyampaikan pembelajaran hendaknya dapat digunakan secara bervareatif sehingga siswa tidak menjadi jenuh dalam mengikuti pembelajarannya, salah satunya yaitu dengan melalui penerapan metode quantum learning. Metode quantum learning berakar dari upaya Dr.Georgi Lozanov yaitu seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “ Suggestology”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif maupun negative. Metode quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neoroligualistik yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti tentang hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat diciptakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Metode quantum learning berarti merubah strategi pembelajaran yang dilakukan oleh lembaga pengajar, keterampilan guru harus ditingkatkan, interaksi antara guru dan siswa harus sinergis sehingga dapat mengubah
KAJIAN TEORI DAN METODE QUANTUM LEARNING Pembelajaran adalah salah satu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan proses komunikatif – interaktif antara sumber belajar, guru dan siswa yaitu dengan cara saling bertukar informasi. Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perubahan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar adalah sesuatu yang sangat penting dari semua proses kegiatan pendidikan, pendidikan 3
kemampuan serta bakat yang dimiliki oleh keduannya,baik guru maupun siswa. Tujuan utama dari metode quantum learning ini adalah benar-benar untuk mengubah system belajar mengajar yang telah mengakar di Indonesia. Hal yang harus disadari sebagai langkah penerapan metode quantum learning adalah lingkungan tempat belajar mengajar itu sendiri diadakan. Pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar berdampak pada berhasil atau tidaknya metode belajar quantum learning ini diterapkan. Metode Quantum learning ini berbasis pada cara pandang bahwa manusia memiliki potensi yang belum tergali. Untuk menggali potensi tersebut lingkungan harua mendukung agar proses belajar dapat berlangsung mudah dan menarik. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan suatu data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan ingin melihat pengaruh dari suatu perlakuan (treatment) dalam suatu perubahan pada sebuah kelompok subjek penelitian (kelompok eksperimen) dan membandingkannya dengan subjek kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan. Dengan perkataan lain, melalui penelitian ini, penulis ingin mengetahui hubungan sebab-akibat (kausalitas) dari setiap gejala yang ada pada variabel penelitian dengan cara memanipulasi suatu variabel pada suatu kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan satu kelompok kontrol. Karena itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dalam hal ini, Ali (1992:135) mendefinisikan metode eksperimen seperti berikut : Dalam penelitian pendidikan, metode eksperimental banyak memberi manfaat, terutama untuk menentukan bagaimana dan mengapa sesuatu kondisi atau peristiwa terjadi. Eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu, dan setiap gelaja yang muncul diamati dan dikontrol secermat mungkin, sehingga dapat diketahui hubungann sebab-akibat munculnya gelaja tersebut Riset eksperimental selalu melibatkan tiga hal, yaitu sampel, perlakuan dan kontrol, serta ukuran atau observasi. Ketiga komponen eksperimental ini menjadi dasar pelaksanaan penelitian eksperimen. Keterlaksanaan eksperimen banyak ditentukan oleh kecermatan penelitian dalam memperlakukan sampel dan melakukan observasi (pengukuran), sehingga diperlukan rancang bangun riset eksperimental yang cocok. Rancang bangun atau desain penelitian eksperimental memiliki banyak variasi. Dalam hal ini, penulis menetapkan sebuah rancang bangun penelitian yang lebih tepat dan relevan. Desain tersebut adalah Desain Kelompok Kontrol Pascates Beracak atau Randomized Posttest Only Control Grup Design.
(Sukmadinata, 2005:206). Berikut ini bagan desain yang dimaksud. Acak Acak
KELOMPOK
A (KE)
B (KK)
PERLAKUAN
X
PASCATES
O O
Keterangan : A ( KE) = Subjek kelompok eksperimen / variabel bebas (variabel X) B (KK) = Subjek kelompok kontrol / variabel terikat (variabel Y) X = Percobaan atau perlakuan (treatment) O = Observasi atau tes Berdasarkan bagan desain penelitian tersebut di atas, proses penelitian dapat dijelaskan seperti berikut. Seluruh sumber data yang berupa populasi dirandomisasi untuk memperoleh sampel penelitian. Kemudian, sampel tersebut diacak untuk dibagi menjadi dua kelompok, yaitu subjek kelompok eksperimen dan subjek kelompok kontrol. Setelah sampel dikelompokkan, penulis mengadakan percobaan terhadap kelompok eksperimen dan diikuti dengan observasi berupa tes (postes) kepada kelompok eksperimen untuk memperoleh data variabel X berupa pemahaman menulis cerpen dengan metode Quantum Learning. Selanjutnya, penulis mengadakan tes kepada subjek kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan untuk memperoleh data variabel Y berupa pemahaman menulis cerpen tanpa penggunaan metode Quantum Learning . Data mentah akan dianalisis guna mendapatkan data statistik berupa skor dan nilai. Skor penulisan puisi akan dianalisis untuk mencari perbedaan rata-ratanya dengan menggunakan teknik analisis t tes, sehingga diperoleh nilai hitung (to). Dengan diketahuinya nilai hitung (to) maka penulis dapat memberikan interprestasi atau penapsiran dan kesimpulan penelitian. Dari uraian di atas, penelitian eksperimen dengan desain tersebut diarahkan pada perhatian terhadap penelaahan efek-efek perlakuan khusus dan pembandingan yang ditunjukan kepada sampel penelitian. Jadi, hasil eksperimen dapat digunakan untuk keperluan analisis data dan pengujian hipotesis.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian terhadap 40 orang siswa sebagai sampel, diperoleh hasil penelitian yaitu berupa 40 buah cerpen. Hasil penelitian tersebut dijadikan sebagai sumber data, hasil penelitian diperoleh dengan melakukan serangkaian tes berupa kemampuan siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam menulis cerpen. Data tersebut dibagi dua kelompok yaitu hasil memahami menulis cerpen
4
penerapan metode Quantum learning terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 20011/2012”. Agar hasil yang diperoleh menjadi mendalam, selanjutnya penulis menggunakan perhitungan statistik untuk memperoleh data, dalam pengujian statistik yaitu untuk mencari nilai atau harga kritik “t”. Dengan demikian dapat diketahui ditolak atau diteriman hipotesis, tentang ada atau tidaknya perbedaan dua mean sampel secara signifikan, terhadap “t” (t tabel) diperoleh dari hasil perhitungan bisa disebut “to” (t observasi) selanjutnya diberikan interpretasi dengan menggunakan tabel harga kritik “t” yang sebelumnya terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan (db) atau degress of freedom (df) dengan rumus:
tanpa mendapatkan perlakuan yang dilakukan pada kelompok kontrol dan hasil memahami menulis cerpen yang mendapatkan perlakuan yang dilakukan pada kelompok eksperiman. Masing-masing jumlah cerpen kedua kelompok tersebut sebanyak 20 cerpen siswa. Data pertama adalah data hasil pelaksanaan pretes dan data kedua berupa data hasil pelaksanaan postes, kedua jenis data tersebut pada bagian ini akan penulis deskripsikan. Data prates adalah data berupa nilai pemberian metode quantum learning terhadap kemampuan menulis cerpen baik kelompok kontrol (Kk) maupun kelompok eksperimen (Ke). Data postes adalah data berupa skor kemampuan menulis cerpen, kelompok pembanding dan kelompok eksperimen. Dibawah ini penulis sajikan dalam bentuk tabel hasil pelaksanaan prates baik kelompok eksperimen (X) maupun kelompok kontrol berupa kemampuan penguasaan subjek terhadap menulis cerpen. Hasil prates adalah berupa nilai berstandar 1-10 yang melambangkan penguasaan subjek terhadap kemampuan menulis cerpen. Berkaitan dengan hasil prates tersebut, penulis menentukan tingkat keberhasilan kelompok maupun perorangan. Seseorang dikatakan berhasil jika memperoleh nilai 6 atau tingkat keberhasilan perorangan 60%, sementara itu tingkat keberhasilan kelompok jika mencapai 70% atau lebih mendapatkan nilai 6. Skor menulis cerpen diperoleh dengan cara menganilisis tulisan berdasarkan aspekaspek penilaian yang memiliki tingkat skala penilaian 1-5. Aspek-aspek penilaian menulis cerpen tersebut berjumlah 10, yaitu:Tema,Judul, Penokohan, Perwaatakan tokoh, Alur cerita, Setting/latar, Sudut pandang/fokus cerita,Gaya Bahasa, Kesesuaian cerita, Amanat. Analisis data merupakan bagian dari pengolahan data nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk menguji kebenaran hipotesis. Pelaksanaan analisis akan ditempuh dengan bersandar pada langkah-langkah pengujian statistik yang memiliki beberapa rumus perhitungan. Dalam konteks ini penulis menggunakan acuan perhitungan pada rumus-rumus tes “t” untuk dua sampel kecil yang ditulis oleh Sudijono (1992:291). Secara khusus, inti bahasan pada bagian ini adalah merumuskan kembali hipotesis, melakukan perhitungan untuk memperoleh nilai “t” dan “to”, menafsirkan “to” dengan berkonsultasi pada tabel nilai “t”. Selanjutnya diikuti pengujian hipotesis dan pembahasan hasil pengolahan data. Penulis merumuskan dua wujud hipotesis dalam penelitian ini, yaitu hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho). Hipotesis alternatif (Ha) berbunyi, “Ada pengaruh penerapan metode Quantum learning terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 20011/2012”. Adapun hipotesis nol (Ho) adalah: “Tidak ada pengaruh
df atau db = (N1 + N2) – 2 = (20 + 20) – 2 = 38 Setelah diketahui df atau db selanjutnya dilihat dalam “tt” jika tidak dijumpai maka menggunakan db yang terdekat. Selanjutnya penulis menggunakan harga “to” pada taraf signifikasi (kebermaknaan) 5% atau taraf kepercayaan 95% dan taraf signifikasi 1% atau taraf kepercayaan 99%. Jika “to” sama dengan atau lebih dari pada harga “tt” yang tercantum pada tabel maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Jika “to” lebih kecil dari pada “tt” maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis nihil (Ho) diterima. Untuk menguji diterima tidanya kedua hipotesis tesebut penulis membandingkan harga “to” dengan harga “tt” dengan perbedaan dua mean, rumus yang digunakan adalah: To = M1 – M2 SEM1 – SEM2 Keterangan : To = perbedaan dua mean. M1 = mean variabel X. M2 = mean variabel .Y SEM1 – SEM2 = standar error perbedaan dua mean. Dari serangkaian tes penelitian terhadap subjek, penulis memperoleh data dari kegiatan ini. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian dua prosedur tes, yaitu prates dan postes. Prosedur prates diberikan kepada subjek kontrol (tanpa pengetahuan pemahaman), sedangkan prosedur postes diberikan kepada subjek eksperimen (dengan pengetahuan pemahaman), jumlah data untuk setiap kelompok 20 orang. Hasil penganalisaan baik kelompok pengetahuan dan kelompok keterampilan diperoleh skor prates dan skor postes. Data prates dan data postes untuk kedua kelompok itu diinventarisasikan, sehingga hasilnya nilai prates kelompok eksperimen jauh lebih baik daripada kelompok kontrol. Prates pada kelompok eksperimen diperoleh jumlah subjek yang berhasil
5
secara individual sebanyak 16 atau sebesar 80% tingkat keberhasilan kelompoknya. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 8 subjak yang berhasil secara individual atau sebesar 40% tingkat keberhasilan kelompok. Sementara itu nilai postes juga menunjukan hal yang sama. Pada kelompok eksperimen terdapat 16 subjek sebesar 80% yang berhasil mencapai batas kelulusan purposif (70% atau lebih), dari 4 subjek atau 20% yang gagal. Adapun kelompok kontrol terdapat 11 orang atau sebesar 55% yang berhasil dan 9 subjek atau 45% yang gagal. Dengan demikian ada hubungan simetris dan kausalitas atau pemberian perlakuan terhadap prestasi subjek. Hal ini diketahui karena nilai kelompok eksperimen jauh lebih baik daripada nilai kelompok kontrol. Singkat kata, terdapat pengaruh penerapan metode quantum learning terhadap kemampuan menulis cerpen Perolehan nilai postes kelompok eksperimen (X) lebih baik daripada nilai prates kelompok kontrol (Y) bukan merupakan kesimpulan akhir, yang selanjutnya penulis mengolah data tersebut dengan pengujian hipotesis menggunakan statistik yaitu untuk mencari nilai ”to” (perbedaan dua mean) yang selanjutnya penulis membandingkan harga nilai ”to” dengan harga ”t t” ( t tebel ) yang selanjutnya menetapkan (db) derajat kebebasan (df) dengan rumus : df atau db = (N1 + N2) – 2 Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data positif untuk mendapatkan nilai to (perbedaan mean variabel X / eksperimen dan mean variabel Y / kontrol). Penentuan nilai to diperoleh melalui penggunaan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut, (1) menyiapkan tabel distribusi frekuensi nilai postes kelompok eksperimen (X) dan nilai postes kelompok kontrol (Y), (2) menentukan mean (M), (3) menentukan standar deviasi (SD), (4) menentukan setandar error (SE), setandar error perbedaan mean variabel X dan variabel Y (SEM 1-SEM2), (5) menapsirkan nilai ”to” dengan harga kritik ”t” Berdasarkan urutan perhitungan tersebut, akhirnya diketahui nilia to sebesar 3,23. Dengan menggunakan db (N2 + N2) – 2 sebesar 38 atau yang terdekatnya, yaitu 40, maka dapat diketahui nilai “tt“ pada harga kritik ”t” untuk dua taraf signifikasi 5% dan 1%, taitu sebesar 2,02 dan 2,71. Selanjutnya nilai to dibandingkan dengan nilai tt dalam upaya menguji hipotesis. Apabila to lebih besar daripada tt, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya Apabila to lebih kecil daripada tt, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Berdasarkan hal tersebut, ternyata hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan metode quantum learning terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 diterima ”, dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan kata
lain, ada perbedaan yang signifikan (meyakinkan) tentang kemampuan menulis cerpen antara tanpa penerapan metode quantum learning.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian, analisi data, dan pembahasan pada bab IV dimuka, dapat disimpulkan bahwa hipotesisi alternatif yang menyatakan “ada pengaruh yang signifikan antara penerapan metode quantum learning dengan kemampuan menulis cerpen dengan kemampuan menceritakan kembali isi dongeng siswa kelas IX SMP Negeri Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan tahun ajaran 2011/2012”, diterima. Sebaliknya, hipotesis nihil (Ho) ditolak, karena tidak terbukti kebenarannya. Berkaitan dengan pencapaian tujuan penelitian, kesimpulan hasil penelitian ini ialah sebagai berikut. 1. Prosedur prates diberikan kepada subjek kontrol (tanpa pengetahuan pemahaman), sedangkan prosedur postes diberikan kepada subjek eksperimen (dengan pengetahuan pemahaman), jumlah data untuk setiap kelompok 20 orang. 2. Perolehan nilai postes kelompok eksperimen (X) lebih baik daripada nilai prates kelompok kontrol (Y) bukan merupakan kesimpulan akhir, yang selanjutnya penulis mengolah data tersebut dengan pengujian hipotesis menggunakan statistik yaitu untuk mencari nilai ”to” (perbedaan dua mean) yang selanjutnya penulis membandingkan harga nilai ”to” dengan harga ”tt” ( t tebel ) yang selanjutnya menetapkan (db) derajat kebebasan (df) 3. Berdasarkan urutan perhitungan tersebut, akhirnya diketahui nilia to sebesar 3,23. Dengan menggunakan db (N2 + N2) – 2 sebesar 38 atau yang terdekatnya, yaitu 40, maka dapat diketahui nilai “tt“ pada harga kritik ”t” untuk dua taraf signifikasi 5% dan 1%, taitu sebesar 2,02 dan 2,71. Selanjutnya nilai to dibandingkan dengan nilai tt dalam upaya menguji hipotesis 4. Apabila to lebih besar daripada tt, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya Apabila to lebih kecil daripada tt, maka Ha ditolak dan Ho diterima. 5. Berdasarkan hal tersebut, ternyata hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan metode quantum learning terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 diterima ”, dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan kata lain, ada perbedaan yang signifikan (meyakinkan) tentang kemampuan menulis cerpen antara tanpa penerapan metode quantum learning. Hasil penelitian dan temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan ditindaklanjuti oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Adapun
6
Siliwangi (2009) Modul model-model pembelajaran. STKIP Siliwangi. Bandung Rahman.B .(2006). Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta : Kanisius. Sumito A.Sayuti (1997). Apresiasi Prosa Fiksi. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Saini,K.M. (1994). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : Gramedia. Tarigan, Djago. (1995). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Depedikbud.
rekomendasi atau saran–saran penulis adalah sebagai berikut. 1. Adanya pengaruh yang signifikan antara penerapan metode quantum learning dengan kemampuan siswa dalam menulis cerpen membuktikan bahwa kegiatan menulis cerpen perlu dibekali dengan pemahaman dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan mudah dimengerti siswa. 2. Kegiatan pembelajaran hendaknya ditindaklanjuti dengan evaluasi hasil belajar mengajar. Hal ini, selain untuk mengukur keberhasilan mengelola pembelajaran, juga berguna untuk mengetahui prestasi belajar siswa dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, sehingga dapat dipertimbangkan program perbaikan dan pengayaan. 3. Bagi para siswa hendaknya harus semakin disadari bahwa kemampuan menulis cerpen yang baik sangat penting dan bermanfaat. Siswa harus mengikuti pembelajaran menulis cerpen dengan penuh minat, motivasi, dan rasa senang agar hasil belajar lebih baik lagi. 4. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen yang cukup memuaskan harus menjadi dorongan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam kegiatan apresiasi dan ekspresi sastra yang baik. 5. Bagi sekolah, hasil penelitian ini hendaknya dijadikan masukan yang berharga untuk dievaluasi dan ditindaklanjuti dalam upaya meningkatkan kualitas belajar mengajar bahasa dan sastra Indonesia, khususnya pembelajaran menulis cerpen.
STKIP
Tarigan, Henry Guntur. (1981). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa Waluyo, Herman. ( 2010 ). Teori dan Apresiasi sastra Indonesia. Jakarta : Erlangga. Usman Husaini dan Purnomio Setiady Akbar. ( 2003 ). Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA Ali,M. (2003). Strategi penelitian pendidikan. Bandung : Angkasa Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta. Antar Semi, M. (1988). Anatomi Sastra. Padang : Angkasa Raya. Cucu Agus Hidayat et.al (2008).Apresiasi Prosa Fiksi.Purwakarta Depdiknas. (2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untyuik SMP. Jakarta : Depdiknas. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). KBBI. Jakarta : Balai Pustaka. Moeliono, M. Anton, peny. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (edisi ke-3) Jakarta : Depdiknas. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Skripsi. ( 2012 ) STKIP Siliwangi Bandung
7