PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE E-LEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN WANASARI 09 KABUPATEN BEKASI
Makalah
Disusun oleh : Santi Nirmala Sari NIM : 08210636
PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI BANDUNG
2012
PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN WANASARI 09 KABUPATEN BEKASI
Santi Nirmala Sari 08210636
[email protected] SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN STKIP SILIWANGI BANDUNG
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul ”Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Dengan menggunakan Metode E-Learning” ( Terhadap siswa kelas VI SDN Wanasari 09 Bekasi. Penelitian ini mengangkat dua permasalahan, yaitu efektifkah pembelajaran menulis cerpen dengan metode e-learning dan apakah metode e-learning berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen dengan populasi dan sampel berjumlah 37 siswa. Metode eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu yang dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai informasi dari subjek peneliti untuk dapat diakumulasikan sebagai suatu cara untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan metode e-learning. Perolehan nilai rata-rata tes awal adalah sebesar 54,32 dan perolehan nilai tes akhir siswa atau setelah mendapat pembelajaran dengan menggunakan metode e-learning yaitu sebesar 72,84. Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan metode e-learning dalam pembelajaran menulis cerpen cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Kata kunci : E-Learning PENDAHULUAN Komunikasi lisan dan tulis sangat erat berhubungan karena sifat penggunaannya yang saling berkaitan dalam bahasa. Dalam pernyataan tersebut dinyatakan bahwa komunikasi dalam bentuk tulisan sama pentingnya dengan komunikasi lisan. Namun dalam kenyataannya, keterampilan komunikasi lewat tulisan belum mencapai hasil yang menggembirakan.Anggapan tersebut timbul karena kegiatan menulis memang menyita banyak waktu, tenaga, serta perhatian yang sungguhsungguh.Disamping itu kegiatanmenulis menuntut keterampilan yang kadang tidak dimiliki seseorang. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan sekaligus.Tidaklah berlebihan jika dikatakan demikian karena dalam kegiatan menulis banyak persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya harus bermakna, jelas atau lugas, merupakan satu kesatuan, singkat dan padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan. Selain itu menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam penyampaian komunikasi yang tidak langsung ini dibutuhkan sekali penulis yang mampu menuangkan gagasan secara jelas, ringkas, dan tepat. Selama kegiatan pembelajaran siswa perlu disadarkan bahwa ada berbagai kemungkinan cara penataan atau penyusunan kata. Termasuk dalam kegiatan menulis adalah kegiatan menemukan kesalahan dalam menulis (tidak hanya ejaan dan tanda baca, tetapi kelengkapan atau kejelasan kalimat bahkan pemilihan kata). Siswa tidak hanya dilatih untuk menemukan sendiri, tetapi juga memperbaiki dan membenahinya.Untuk menuju kearah itu, pendidik harus memberi kesempatan kepada siswa berlatih menulis yang baik disertai dengan dorongandorongan yang dapat merangsang potensi dalam menulis sehingga itu tidak selalu dianggap sulit dan tidak menyenangkan.
Pada kesempatan ini peneliti ingin membantu siswa untuk merangsang siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis yaitu dengan menggunakan metode e-learning. Pemanfaatan teknologi informasi (internet) pada zaman sekarang sudah bukan hal baru lagi.Pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran diharapkan dapat melatih kemandirian para pelajar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.Dengan internet anak dapat mencari ide untuk membuat suatu tulisan atau cerita. Salah satu cara yang peneliti lakukan adalah dengan meminta siswa menjelajah internet (browsing), lalu dijadikan materi (bahan) untuk menulis ceritaberupa cerita pendek (cerpen) yang disebut karya penulisan kreatif (creative writing). Keterbatasan kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan menulis biasa dipengaruhi beberapa faktor, antara lain pembelajaran menulis di kelas yang belum maksimal, kemampuan guru dalam menyokong kemampuan menulis siswa, kesadaran siswa tentang manfaat pentingnya menulis dan sebagainya. Untuk itulah peneliti ingin mencoba menerapkan metode e-learning dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Maka peneliti mengajukan judul penelitian “ Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan Metode ELearning Pada Siswa Kelas VI SDN Wanasari 09 Kabupaten Bekasi ” KAJIAN TEORI DAN METODE Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran lainnya, misalnya tenaga terdiri dari siswa, guru, dan tenaga kerja lainnya, misalnya tenaga laboratorium.Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide, film, audio dan video tape.Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya (Hamalik Oemar,2001:57) Menulis dapat diartikan sebagain suatu kegiatan mengungkapkan fikiran, perasaan, dan kehendak dengan menggunakan simbol-simbol visual dan aturan-aturan tata tulis agar dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain. Untuk itu mengungkapkan fikiran dan perasaan secara tertulis, seseorang harus menguasai beberapa aturan kebahasaan yang berlaku, kemampuan untuk mengungkapkan tersebut dinamakan keterampilan menulis.
Salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis.Menulis adalah kegiatan mengungkapkan kegiatan ide, gagasan, perasaan, dan keinginan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Menulis merupakan kegiatan menulis lambang-lambang yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat disampaikan oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Tarigan (1994:21) bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa grafik itu. Menulis adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis dengan runtut, ekspresif, enak dibaca dan dipahami oleh orang. Berdasarkan pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa menulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sifatnya produktif, baik itu melahirkan lambang-lambang grafik, pikiran, dan perasaan. Menurut Stewart Beach “mengingat batasbatasnya maka cerita pendek termasuk bentuk palingsederhana dari fiction. Tetapi berbeda dengan buku roman, cerita pendek kurang tempat untuk memecahkan suatu keadaan yang ruwet”(Lubis,1960:12). Henry Scidel Camby, antara lain mengatakan bahwa “kesan yang satu dan hidup, itulah seharusnya hasil dari cerita pendek”(Lubis,1960:12) Ellery Sedgwick mengatakan bahwa “cerita pendek adalah penyajian suatu keadaan tersendiri atau suatu kelompok keadaan yang memberi kesan yang tunggal pada jiwa pembaca. Cerita pendek tidak boleh dipenuhi dengan hal-hal yang tidak perlu atau “a short-story must not be cluttered up with irrelevance”(Notosusanto 1957:29). Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa cerita pendek adalah cerita yang berbentuk narasi fiktif dari sekelumit lelakon kehidupan sehari-hari yang relatif pendek dan hanya berkonsentrasi pada satu peristiwa.Selanjutnya, pengertian cerpen yang peulis gunakan adalah pengertian yang merupakan kesimpulan tersebut.
Cerita pendek sebagai salah satu karya sastra memiliki dua unsur pembentuk, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Sesuai dengan kebutuhan penulis dalam penelitian ini, pembahasan unsur-unsur cerita pendek akan dipusatkan pada unsur-unsur intrinsiknya saja. Adapun unsur-unsur intrinsik itu adalah tema, alur cerita (plot), penokohan, latar(setting), sudut pandang (point of view), dan amanat. Menurut Sugiono (2008:2), “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Metode yang dipergunakan dalam penelitian, ditujukan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan.Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sejauh mana keberhasilan metode elearning dalam pembelajaran menulis cerita pendek pada siswa kelasVI SDN Wanasari 09 Kabupaten Bekasi.Oleh karena itu, metode yang dipergunakan ialah metode eksperimen.
serta dapat menunjukan bahwa karangan atau cerpen yang ditulisnya berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengalamannya masingmasing dapat menjadi sebuah cerita yang menarik. SIMPULANPeneliti menyadari bahwa masih harus memiliki waktu yang anjang untuk dapat membuat kesimpulan yang sempurna. Kesimpulan yang tersusun dalam skripsi ini hanyalah merupakan sebaian kecil dari sebuah kesimpulan yang utuh yang menghasilkan sebuah penelitian yang akurat. Namun, penelitian akan menjadi sebuah motivasi awal untuk melakukan banyak hal bagi perkembangan dunia siswa dalampembelajaran menulis cerita pendek (cerpen). Beberapasimpulanberdasarkanpenelitianiniadalah : 1.
Penerapan metode e-learning pada pembelajaran menulis cerita pendek dapat memperoleh hasil yang baik. Metode ini merangsang keinginan siswa dalam menulis sehingga siswa beranggapan bahwa menulis sangat menyenangkan sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek padasiswa cerita pendek pada siswa sekolah dasar..
2.
Hasil tulisan siswa berupa tulisan cerita pendek rata-rata mengalami kenaikan dari tes awal hingga tes akhir. Hal tersebut berarti perkembangan menulis siswa mengalami peningkatan.Meskipun dalam beberapa cerpen siswa banyak yang pemuatan unsurunsur cerpennya masih minim.Hal ini mungkin disebabkan keterbatasan kosakata yang mereka miliki.
3.
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar adalah faktor minat, melalui penerapan metode konsep minat siswa dalam belajar terlihat baik. Misalnya mereka lebih aktif dan dan lebih antusias dalam kegiatan belajar, Kesiapan dan perhatian siswa terhadap kegiatanbelajar yang terorganisir dan terfokuskan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari kedua data pembelajaran menulis cerpen baik sebelum menggunakan metode elearningmaupun setelah menggunakan metode elearning, dapat dianalisis hasilnya sebagai berikut: 1. Pembelajaran menulis cerpen akan lebih berhasil jika direncanakan dengan menggunakan media atau pun metode, dalam hal ini menggunakan metode e-learning. 2. Pembelajaran menulis cerpen sebelum menggunakan metode e-learning hanya mencapai target secara minimal yaitu nilai ratarata 54,32 masih berada di bawah nilai SKBM yang telah ditetapkan yaitu 60. Setelah menulis cerpen dengan menggunakan metode e-learning nilai rata-rata pembelajaran menulis cerpen meningkat menjadi 72,84. Pembelajaran menulis cerpen setelah menggunakan metode e-learning selain menggunakan nilai rata-rata juga menambah keterampilan dibidang : (1) Pemahaman dan pengembangan tema. (2) Melukiskan dan mengembangkan karakter tokoh dengan jelas dan wajar. (3) Dapat memadukan pertautan alur antar paragrap yang dikembangkan secara wajar dan logis. (4) Pelukisan lataranya sudah jelas, sesuai dengan isi karangan atau cerpen dan tidak membosankan. (5) Mampu menyampaikan amanat dengan jelas
DAFTAR PUSTAKA Effendy, Empy. 2005. E-Learning, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : ANDI Tjahjono, Liberatus Tengsoe. 1988. Sastra Indonesia Pengantar Teori danApresiasi.NTT : Nusa Indah Tarigan, Henry Guntur .1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra.Bandung : Angkasa