PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DIALOG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ENVIRONMENT LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN I LEUWIANYAR BANDUNG Mulia Ardi Rusmana
[email protected] Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Pada dasarnya pembelajaran menulis teks dialog belum mencapai hasil maksimal, karena masih ada unsur-unsur keterbatasan baik dari unsur waktu, media, guru dan siswa sendiri. Hal ini terbukti dari kurangnya minat para siswa dalam menulis teks dialog dan kurangnya kesadaran akan manfaat pembelajaran menulis teks dialog. Terutama dalam penguasaan bahan masih memerlukan bimbingan guru yang optimal. Maka penulis mencoba menerapkan metode Environment Learning dalam pembelajaran menulis teks dialoh dengan harapan kemampuan siswa meningkat. Hasil penelitian pembelajaran menulis teks dialog terbukti mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penghitungan tes awal dan tes akhir. Diketahui thitung adalah 8,22 sedangkan harga ttabel = 1.67, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: nilai thitung = 8,22 dikonsultasikan dengan tabel t (db) = 49 – 1 = 48, tarap signifikan 5% atau tarap kepercayaan 95%. Karena db = 48 orang, maka harga ttabel dengan demikian thitung = 8,22 > dari ttabel = 1,67. Kata Kunci: pembelajaran, menulis, teks dialog, environment learning
Melihat permasalahan tersebut di atas, seorang guru harus memiliki strategi pembelajaran yang tepat guna menanggapi kelemahan minat siswa dalam menulis teks dialog terebut. Salah satu upaya penggunaan motode pembelajaran untuk menghadapi kondisi kemampuan menulis teks dialog siswa adalah pendekatan Environment Learning, yaitu metode pembelajaran yang membantu siswa untuk mengambil sebuah ide atau tema berdasarkan kejadian atau peristiwa yang ada di lingkungan sekitar, sehingga siswa dapat belajar dengan mengalami sendiri bahan atau materi yang akan dipelajarinya. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN 1 Leuwianyar Bandung dalam pembelajaran menulis teks dialog? (2) Efektifkah metode Environmetn Learning digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks dialog di kelas V SDN 1 Leuwianyar Bandung? (3) Adakah perbedaan nilai tes awal dan tes akhir sebelum dan sesudah menggunkan metode Environmentr Learning dalam pembelajaran menulis tek dialog di kelas V SDN I Leuwianyar Bandung? Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Upaya meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN 1 Leuwianyar Bandung dalam pembelajaran menulis teks dialog. (2) Cara menerapkan metode Environmetn Learning untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks dialog di kelas V SDN 1 Leuwianyar Bandung. (3) Mengupayakan perbedaan nilai tes awal dan tes akhir sebelum dan sesudah
PENDAHULUAN Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam kaitan untuk membekali keterampilan berkomunikasi, maka siswa harus dibiasakan dengan kegiatan membaca dan menulis. Jadi dari keempat aspek tersebut, aspek membaca dan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu mendapat porsi yang lebih dibandingkan dengan aspek yang lain. Dengan demikian, kemampuan membaca dan menulis itu perlu diberi makna yang dapat berguna bagi peningkatan kehidupannya. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang harus mendapat perhatian secara sungguhsungguh. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis masih rendah, padahal kemampuan menulis sangat penting. Menulis juga merupakan kemampuan puncak dari keterampilan berbahasa seseorangm karena orang tersebut telah mampu memilih kosa kata, menggunakan struktur kalimat, menerapkan tanda baca, serta mampu mengembangkan berbagai pola karangan. Ketidakmampuan para siswa dalam menuangkan ide, pikiran, perasaan, dan gagasannya menjadi bentuk teks dialog disebabkan karena kurang memahami konsep menulis teks dialog, yaitu bentuk teks dialog yang memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. 1
menggunkan metode Environmentr Learning dalam pembelajaran menulis tek dialog di kelas V SDN I Leuwianyar Bandung yang signifikan. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN 1 Leuwianyar Bandung dalam pembelajaran menulis teks dialog dengan menggunakan metode Environmetn Learning. (2) Untuk mengetahui efektif tidaknya menerapkan metode Environment Learning dalam pembelajaran menulis teks dialog di kelas V SDN 1 Leuwianyar Bandung. (3) Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai tes awal dan tes akhir sebelum dan sesudah menggunakan metode Environment Learning dalam pembelajaran menulis teks dialog di kelas V SDN 1 Leuwianyar Bandung. Definisi operasional dalm penelitian ini, yaitu: Pembelajaran adalah upaya mempengaruhi siswa agar belajar. Atau upaya mempelajarkan siswa, akibat dari tindakan pembelajaran adalah siswa akan: (1) belajar sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa tindakan pembelajar, (2) mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih efesien. Menulis mempunyai arti menuangkan atau melukiskan lambang-lambang garafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang garafik tersebut, serta mereka memahami bahasa dan lambang grafik itu. Teks dialog adalah karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih. Pengertian Umum, dialog adalah proses komunikasi antara 2 atau lebih agen, dalam dialog makna harus dipertimbangkan agar memenuhi kaidah semantis dan pragmatis. Dialog secara etimologi terdiri dari dua kata yang berasl dari bahasa yunani διά (dia) yang artinya jalan batu cara dan λόγος (logos) yang berarti kata sehingga dialog dapat diartikan sebagai bagimana cara manusia dalam mengunakan sebuah kata. Pendekatan Environment Learning, yaitu metode pembelajaran yang membantu siswa untuk mengambil sebuah ide atau tema berdasarkan kejadian atau peristiwa yang ada di lingkungan sekitar, sehingga siswa dapat belajar dengan mengalami sendiri bahan atau materi yang akan dipelajarinya. KAJIAN TEORI DAN METODE PENELITIAN Corey (1986) dalam Syaiful Sagala (2003:61) menyatakan bahwa: “Pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu”. Selanjutnya Syaiful Sagala (2003:63) menyatakan
2
bahwa pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu: “Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berpikir, Kedua, dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri”. Menurut Arief S. Sadiman, kata pembelajaran dan kata pengajaran dapat dibedakan pengertiannya. Kalau kata pengajaran hanya ada di dalam konteks guru-murid di kelas formal, sedangkan kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks gurumurid di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajarmengajar yang tak dihadiri oleh guru secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar. Dengan definisi tersebut, kata pengajaran lingkupnya lebih sempit dibanding kata pembelajaran. Di pihak lain ada yang berpandangan bahwa kata pembelajaran dan kata pengajaran pada hakekatnya sama, yaitu suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan (Cepi Riana, 2009). Darsono (2002:24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Sedangkan secara khusus pembelajaran dapat diartikan sebagai berikut: (a) Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru membentuk tingkah laku yangdiinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah danatau reinforcement (penguatan). (b) Teori Kognitif, menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. (c) Teori Gestalt, menguraikan bahwa pembelajaran merupakan usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadisuatu gestalt (pola bermakna). (d) Teori Humanistik, menjelaskan bahwa pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai minat dan kemampuannya. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, seorang penulis
harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan dimiliki seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik secara terus-menerus dan teratur. (Tarigan, 1982:3 - 4). Menulis menurut Mc Crimmon dalam St. Y. Slamet (2008:141) merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. St. Y. Slamet (2008:72) sendiri mengemukakan pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989:1) writing is one of the most important things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009:5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009:5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menurut Eric Gould, Robert dalam Yanni, dan Smith (1989:18) menyebutkan writing is a creative act, the act of writing is creative because its requires to interpret or make sense of something: a experience, a text, an event. Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam Slamet (2008:141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. Pengertian menulis diungkapkan juga oleh Barli Bram (2002:7) in principle, to write means to try to produce or reproduce writen message. Barli Bram mengartikan menulis sebagai suatu usaha untuk membuat atau mereka ulang tulisan yang sudah ada. Semi (2007:14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Nurgiantoro (1988:273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.
Tujuan menulis: (1) Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yangdapat maupun yang terjadi di muka bumi ini. (2) Membujuk; melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakannya. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dicerna. (3) Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional. (4) Menghibur; fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah seharian sibuk beraktifitas. Manfaat menulis: (1) Menghilangkan stress. (2) Sebagai media merencanakan target yang ingin dicapai. (3) Untuk menuliskan komitmen. (4) Sebagai pengontrol target. (5) Alat memformulasikan ide baru (6) Sebagai gudang inspirasi. (7) Alat penyimpan memori. (8) Alat memudahkan penyelesaian masalah (9) Sebagai media refleksi dan kebijkasanaan. Teks dialog adalah adalah karya tulis yang
disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih. Teknik menulis teks dialog sebagai
berikut: (1) Menulis kalimat singkat menyatakan kondisi atau situasi yang Anda ingin tanyakan. (2) Dapatkan terhubung dengan Orang-orang seperti dalam proses di atas. (3) Tulis: Halo, Folks. (Tidak ada tanda kutip untuk kata-kata Anda sendiri.). (4) Buatlah tanda kutip terbuka ("), menulis respon, dan kutipan tutup ("). (5) Dari sudut pandang Anda, menulis: Apakah baik untuk mengajukan beberapa pertanyaan? (6) Tulis tanda kutip terbuka ("), menulis respon, dan kutipan tutup ("). 3
Metode Environment Learning (Lingkungan) dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilakukan untuk pelajaran membaca, misalnya, bahan bacaan dapat diambil dari surat kabar. Di samping surat kabar yang berskala nasional yang banyak menyajikan isu-isu nasional, ada surat kabar lokal yang banyak menyajikan isu-isu daerah. Kedua jenis sumber ini dapat dimanfaatkan. Bahan bacaan yang mengandung muatan nasional dan global dapat diambil dari surat kabar berskala nasional, sedangkan bahan bacaan yang mengandung muatan lokal dapat diambil dari surat kabar daerah. Metode adalah suatu cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Penggunaan metode yang tepat dapat membantu memecahkan masalah dalam penelitian. Penulis menyadari memiliki keterbatasan kemampuan dalam melakukan penelitian dan pembahasan hasilnya. Maka metode yang digunakan adalah metode deskritif, yaitu metode penelitian yang mengungkapkan atau menuliskan permasalahan yang aktual serta berusaha memaparkan suatu gejala peristiwa atau kejadian apa adanya. Metode ini sesuai dengan masalah yang terdapat di dalam penelitian ini, karena dalam penelelitian ini memerlukan uji coba guna memperoleh gambaran kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks dialog. Teknik penelitian merupakan salah satu usaha bagaimana cara (prosedur) yang harus ditempuh dengan menggunakan metode tertentu, agar tujuan dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai.Berdasarkan pernyataan di atas, maka dalam penelitian ini digunakan teknik-teknik sebagai berikut: (a) Observasi penulis mengadakan kunjungan langsung dan dapat bertatap muka dengan objek yang akan diteliti. (b) Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh dan melengkapi pengetahuan mengenai masalah yang akan diteliti belalui buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. (c) Uji coba penelitian, penulis mengadakan uji coba penerapan pembelajaran menulis teks dialog dengan menggunakan metode Environment Learning pada siswa kelas V SDN Leuwianyar I Bandung.
(7) Setelah setiap respon, menulis: Terima kasih. (Atau) Terima kasih banyak. (8) Tulis pertanyaan pertama Anda, berakhir dengan tanda tanya (?). (9) Buatlah tanda kutip terbuka ("), menulis respon, dan kutipan tutup ("). (10) Tulis pertanyaan lanjutan, meminta lebih spesifik, dengan tanda tanya (?). (11) Buatlah tanda kutip terbuka ("), menulis tanggapan sumber, dan mengutip tutup ("). (12) Melanjutkan dialog, dan ketika selesai menulis: Terima kasih banyak. Metode Environment Learning (lingkungan) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan Metode Environment Learning (lingkungan) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik, jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungannya (Mulyasa, 2005:101). Dalam metode Environment Learning (lingkungan), pelajaran disusun sekitar hubungan dan faedah lingkungan yang meliputi: (1) Faktor-faktor fisik, biologi, sosio ekonomi, dan budaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung, dan berinteraksi dengan kehidupan peserta didik. (2) Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam suatu kelompok masyarakat. (3) Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan metode Environment Learning (lingkungan) dapat dilakukan dengan dua cara: (a) Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan metode karyawisata, metode pemberian tugas, dan lain-lain. (b) Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli. Seperti narasumber. Bisa juga sumber tiruan, seperti: model, dan gambar (Muslim, 2007:3). Guru sebagai pemandu pembelajaran dapat memilih lingkungan dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mendayagunakannnya dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan tema dan lingkungan yang akan didayagunakan hendaknya didiskusikan dengan peserta didik.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang akan dibahas adalah hasil tes awal dan tes ahkir. Penelitian pembelajaran menulis teks dialog dengan menggunakan metode Environment Learning terbukti mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut terlihat dari adanya peningkatan nilai hasil tes awal dan tes akhir yang diperoleh siswa. Pernyataan tersebut dapat dilihat melalui data pada tabel berikut: 4
Tabel 1 Distribusi Nilai Pretes dan Postes Kemampuan Pembelajaran Menulis Teks Dialog dengan Menggunakan Metode Environment Learning Tes Awal Tes Akhir Deviasi No. d² (X1) (X2) d 1. 65 75 10 100 2. 75 80 5 25 3. 65 75 10 100 4. 50 70 20 400 5. 50 70 20 400 6. 65 75 10 100 7. 70 85 10 100 8. 65 80 15 225 9. 65 75 10 100 10. 75 90 15 225 11. 50 70 20 400 12. 70 75 5 25 13. 75 85 10 100 14. 75 85 10 100 15. 65 75 10 100 16. 75 85 10 100 17. 75 85 10 100 18. 75 85 10 100 19. 70 80 10 100 20. 65 75 10 100 21. 70 80 10 100 22. 65 75 10 100 23. 50 70 20 400 24. 65 75 10 100 25. 70 80 10 100 26. 75 85 10 100 27. 65 75 10 100 28. 65 75 10 100 29. 75 85 10 100 30. 75 85 10 100 31. 50 70 20 400 32. 65 75 10 100 33. 50 70 20 400 34. 65 75 10 100 35. 65 75 10 100 36. 65 75 10 100 37. 70 80 10 100 38. 80 90 10 100 39. 65 75 10 100 40. 65 75 10 100 41. 75 85 10 100 42. 70 80 10 100 43. 65 75 10 100 44. 75 85 10 100 45. 65 75 10 100 46. 50 70 20 400 47. 65 75 10 100 48. 65 75 10 100
49.
65 3250
75 3815
10 560
100 4680
Dari data tersebut diperoleh hasil: Mean Tes Awal: M = ∑X1 N = 3250 49 = 66,27 2. Mean Tes Akhir M = ∑X2 N = 3815 49 = 77,86 3. Mean deviasi Md = ∑d N = 4680 49 = 560 49 = 11,43 4. Db = N–1 = 49 – 1 = 48 5. Menghitung tingkat kebebasan dengan menggunakan rumus uji t: t = Md √∑d² – (∑d)² n n(n – 1) 11,43 = √4680 – 130,64 2352 11,43 = √4549,36 2352 11,43 = √ 1,93 = 11,43 1,39 = 8,22 Dari hasil penghitungan tes awal dan tes akhir, diketahui thitung adalah 8,22 maka diajukan hipotesis. Untuk pencarian harus dicari ttabel dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Jika thitung < ttabel, maka hipotesis nol diterima atau hipotesis kerja ditolak. (b) Jika thitung > ttabel, maka hipotesis nol ditolak atau hipotesis kerta diterima. Nilai thitung = 8,22 dikonsultasikan dengan tabel t (db) = 49 – 1 = 48, tarap signifikan 5% atau tarap 1.
5
kepercayaan 95%. Karena db = 48 orang, maka harga ttabe = 1,67. Dengan demikian thitung = 8,22 > dari ttabel = 1,67.
http://Johnherf.wordpress.com/2007/03/15/ktsp-danpembelajaran-bahasa-indonesia/ diakses pada tanggal 01 April 2012. Roestiyah dan Yumiati Suharto. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Bina Aksara. Rosyadi, A. Rahmat. 2008. Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah. Bogor: Ghalia. Surayin. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya. Tarigan, Hendri Guntur. 1986. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan Environment Learning dalam pembelajaran menulis teks dialog dapat meningkatkan kemampuan siswa. Secara khusus simpulannya dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Hasil penelitian pembelajaran menulis teks dialog terbukti mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut terlihat dari adanya peningkatan nilai hasil tes awal dan tes akhir yang diperoleh siswa. (2) Metode Environment Learning efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks dialog. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penghitungan tes awal dan tes akhir. Diketahui thitung adalah 8,22 sedangkan harga ttabel = 1.67, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: nilai thitung = 8,22 dikonsultasikan dengan tabel t (db) = 49 – 1 = 48, tarap signifikan 5% atau tarap kepercayaan 95%. Karena db = 48 orang, maka harga ttabel dengan demikian thitung = 8,22 > dari ttabel = 1,67. (3) Ada perbedaan antara nilai tes awal dan tes akhir sebelum dan sesudah menggunakan metode Environment Learning. Sebelum menggunakan metode Environment Learning rata-rata nilai tes awal 66,27 yaitu berada pada kategori kurang. Sedangkan, setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan metode Environment Learning hasil tes akhir menunjukkan rata-rata nilai 77,86 dapat dikategorikan baik dengan selisih nilai 11,59. Dengan demikian terdapat perbedaan nilai tes awal dan tes akhir yang cukup signifikan. DAFTAR PUSTAKA AR, Syamsudin, Damianti, Vismaia S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung. Mulyasa, E. 2005. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya. ________. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muslim, M. Umar. 2007. KTSP dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. 6