2 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI Oleh : RATIA RATNASARI NIM
: 09210385
STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Penelitian ini mengangkat dua permasalahan yakni (1) Kemampuan siswa kelas V SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi dalam menentukan tema, judul, menggunakan tanda baca, menuangkan ide/gagasan, menggunakan ejaan yang baik dan benar pada menulis cerita pendek. (2) Efektivitas pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik Quantum Teaching pada siswa kelas V SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi. Untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan penelitan dengan metode deskriktif. Sebelumnya terlebih dahulu diberikan tes awal ( pretes ) yaitu uji coba pembelajaran menulis cerita pendek tanpa menggunakan teknik Quantum Teaching. Kemudian dilanjutkan uji coba pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik Quantum Teaching. Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, maka diberikan tes akhir ( postes ). Terakhir dilakukan pengolahan data hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan teknik Quantum Teaching berhasil dan efektif dilaksanakan dikelas V SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi daripada hasil pembelajaran menulis cerita pendek tanpa menggunakan teknik Quantum Teaching. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata hasil tes awal ( pretes ) dan tes akhir. Kata kunci: Quantum Teaching, SDN Wanasari 12 (vi+84+lampiran)
I.
PENDAHULUAN teknik Quantum teaching di kelas V SDN Wanasari 12 Kabupaten Bekasi.
Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Peningkatan potensi siswa tersebut bisa I mulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berfikir siswa seperti berfikir : kritis, kreatif, logis, sistematis dan argumentatif. Kemampuan berfikir itu merupakan sesuatu yang perlu dimiliki siswa sebagai bekal dalam menghadapi permasalahan yang kelak dihadapi.
Dalam mempelajari bidang bahasa Indonesia khususnya karya sastra, siswa dituntut untuk mampu menulis Cerita Pendek (cerpen) dengan baik artinya sesuai dengan unsur-unsur intrinsik yang ada dalam cerpen yang dibuatnya. Pembelajaran menulis dilingkungan sekolah hendaknya mampu membekali siswa serta memberikan pengalaman nyata kepada siswa dengan mengimplementasikan strategi Quantum Teaching dalam kegiatan menulis cerita pendek serta mengaitkan langsung dengan lingkungan sekitar.
Proses belajar atau mengajar adalah fenomena yang kompleks, segala sesuatunya berarti. Setiap kata, fikiran, tindakan dan asosiasi serta sejauh mana pendidik mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran maka sejauh itu pula proses belajar itu berlangsung. Tertarik dengan peranan guru sastra yang sangat penting bagi perkembangan sastra Indonesia tersebut, maka penulis bermaksud akan memberi isi dan peranan yang sangat penting itu, yaitu dengan mengadakan penelitian mengajarkan menulis cerita pendek. Materi menulis cerita pendek ini secara tersurat ada dalam garis-garis besar program pengajaran bahasa dan sastra Indonesia sekolah dasar kelas V untuk itu, tentu saja penulis juga akan mengadakan percobaan mengajar menulis cerpen dengan
Untuk mewujubkan kemampuan siswa tersebut, para pengajar atau guru hendaknya mampu mentransfer ilmu dengan berbagai cara dengan tujuan yang diharapkan. Dalam mengajarkan materi pelajaran, seorang guru tentu menggunakan cara penyampaian yang dianggapnya paling tepat. Cara penyampaian bahan atau materi pelajaran ini sering kali disebut teknik
2
Teaching. Dengan teknik tersebut, penulis bermaksud mengajak para siswa mengalami langsung proses pembuatan cerita pendek. Hal ini tidak berarti penulis ingin menjadikan para siswa sebagai penulis-penulis yang professional.
penyajian. Biasanya setiap guru tidak harus selalu sama dalam menggunakan teknik penyajian ini. Hal ini sangat tergantung dengan kesesuaian proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dalam mengadakan penelitian mengajarkan menulis cerita pendek ini akan menggunakan teknik Quantum II. KAJIAN TEORI DAN METODE 1. Kajian Teori Untuk menghindari adanya salah pengertian terhadaq judul penelitian maka penulis mendefinisikan istilah-istilah dalam judul sebagai berikut :
Siswa kelas V Sekolah Dasar adalah seluruh siswa kelas V yang dijadikan sebagai sumber data bagi penulis dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data penelitian yang berupa penelitian kemampuan menulis cerita pendek.
a. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah cara, gaya atau teknik yang telah diterapkan oleh guru untuk sebuah pembelajaran b. Menulis Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. (Tarigan : 1994: 21). c. Cerita Pendek Cerita pendek adalah cerita-cerita rekaan yang mengisahkan suatu peristiwa dalam suatu waktu dan terbatas hanya pada satu hal saja dan cerita ini mudah dinikmati tanpa memerlukan waktu lama dan dapat dibaca dalam sekali duduk tetapi menimbulkan rasa ingin tahu cerita selanjutnya. d. Teknik Quantum Teaching Teknik ini adalah strategi belajar mengajar yang meriah memanfaatkan segala hal yang ada disekitar siswa dan menyingkirkan segala hambatan belajar sehingga lebih mudah tersedianya fasilitas belajar. e. Siswa III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa uji coba model pembelajaran menulis cerita pendek dengan teknik Quantum Teaching adalah suatu proses belajar yang dilakukan secara sengaja untuk menilai kemampuan seseorang dalam menentukan tema judul. Penggunaan tanda baca dan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan ejaan yang baik dan benar serta menggunakan teknik yang meriah dengan menggunakan fasilitas belajar yang tersedia. 2. Metode Metode deskriptif analitik adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data analitik dan menganalisis data hasil model pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan teknik Quantum Teaching sebagai upaya meningkatkan kemampuan dan kreativitas siswa sehingga dapat mendukung hipotesis yang telah dirumuskan. Metode eksperimen adalah metode yang digunakan untuk menguji siswa mencoba dan mempraktekkan suatu proses demi keberhasilan dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan teknik Quantum Teaching.
Pada tahap awal penelitian, penulis terlebih dahulu mengadakan observasi dan wawancara awal untuk mengetahui masukan aktual dikelas, terutama pada kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis cerita pendek.
Pada penelitian ini penulis melakukan observasi terhadap siswa kelas V SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi dimulai dari pertengahan bulan April 2012. Setelah penulis mendapatkan permasalahan pokok tentang pembelajaran menulis cerita pendek, maka penulis mengadakan pengamatan,
2
wawancara dengan guru dan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran menulis cerita pendek. Setelah diperoleh catatan observasi, kemudian dikonfirmasi dengan guru. Guru mengaku bahwa penerapan metode dalam pembelajaran menulis cerita pendek belum optimal. Hal ini disebabkan guru belum mengetahui banyak tentang metode pengajaran yang tepat bagi siswa secara langsung sehingga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Dari hasil tes awal (pretes) diperoleh data sebagai berikut : 1 orang siswa ( 2,9 % ) yang mendapat nilai 44 4 orang siswa ( 11,4 % ) yang mendapat nilai 50 2 orang siswa ( 5,7 % ) yang mendapat nilai 56 13 orang siswa ( 37,1% ) yang mendapat nilai 6 7 orang siswa (20 % ) yang mendapat nilai 69 3 orang siswa (8,5 %) yang mendapat nilai 75 4 orang siswa ( 11,4 %) yang mendapat nilai 81 1 orang siswa ( 2,6 % ) yang mendapat nilai 88
Catatan hasil obeservasi awal secara garis besar memperlihatkan bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis Cerita Pendek di SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi masih ditemukan adanya beberapa kendala terutama kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide dan gagasan cerita dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam bentuk cerita yang sistematis. Kendala yang muncul bersumber dari keterbatasan kemampuan siswa yang dipengaruhi oleh kemampuan guru baik dalam pengolahan maupun pemanfaatan sumber belajar yang terbatas, serta pemanfaatan metode pembelajaran yang belum optimal dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga dalam pembelajaran menulis cerita pendek sebagaian besar siswa masih kurang mampu menuangkan ide dan gagasan ceritanya secara sistematis. Hal ini disebabkan karena siswa tidak memiliki gambaran tentang konsep cerita yang ditulisnya. Selain itu siswa belum mampu menulils cerita pendek menggunakan tanda baca dan menggunakan huruf kapital yang tepat. Bahasa pergaulan sehari-hari di daerah Bekasi yang banyak dipengaruhi bahasa Betawi, juga sangat berpengaruh dalam hasil karangan siswa.
Hari tes akhir siswa SDN Wanasari 12 kelas V dalam pembelajaran menulis cerita pendek setelah menggunakan teknik Quantum Teaching mengalami peningkatan yaitu 77, berarti sebanyak 34 siswa telah mencapai nilai KKM. Sedangkan dari hasil tes akhir (postes) diperoleh data sebagai berikut: 1 orang siswa ( 2,9 %) yang mendapat nilai 63 9 orang siswa ( 25,7 % ) yang mendapat nilai 69 12 orang siswa ( 34,3% ) yang mendapat nilai 75 5 orang siswa ( 14,3% ) yang mendapat nilai 81 5 orang siswa ( 14,3 % ) yang mendapat nilai 88 3 orang siswa ( 8,6 % ) yang mendapat nilai 94 Hasil analisis di atas membuktikan bahwa frekuensi pencapaian nilai terbanyak pada tes awal (pretes) adalah 63 sebanyak 13 siswa dan pada tes akhir (postes) adalah 75 masing-masing sebanyak 12 siswa. mengalami peningkatan yaitu 77, berarti sebanyak 34 siswa telah mencapai nilai KKM. Sedangkan dari hasil tes akhir (postes) diperoleh data sebagai berikut: 1 orang siswa ( 2,9 %) yang mendapat nilai 63 9 orang siswa ( 25,7 % ) yang mendapat nilai 69 12 orang siswa ( 34,3% ) yang mendapat nilai 75 5 orang siswa ( 14,3% ) yang mendapat nilai 81 5 orang siswa ( 14,3 % ) yang mendapat nilai 88 3 orang siswa ( 8,6 % ) yang mendapat nilai 94
Adapun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sehair-hari dalam pembelajaran menulis cerita pendek, guru hanya memberikan bentuk cerita yang termasuk ke dalam jenis cerita pendek. Dalam pembelajaran tersebut guru hanya menggunakan metode penugasan kepada siswa untuk membat cerita pendek, sehingga hasil tulisan siswa belum optimal.
Hasil analisis di atas membuktikan bahwa frekuensi pencapaian nilai terbanyak pada tes awal (pretes) adalah 63 sebanyak 13 siswa dan pada tes akhir (postes) adalah 75 masing-masing sebanyak 12 siswa.
Hari tes awal siswa SDN Wanasari 12 dalam pembelajaran menulis cerita pendek sebelum menggunakan teknik Quantum Teaching adalah 65. Kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan di sekolah tersebut untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 65, maka yang nilainya mencapai KKM yang berjumlah 9 orang.
Berdasarkan data di atas, tingkat keberhasilan dicapai 34 siswa atau 96% sedangkan sisanya sebanyak 1 orang atau 2%
1
4 diharapkan ada pembinaan dari guru agar siswa tersebut mencapai KKM di sekolah tersebut.
Kelas V SDN Wanasari 12 memberikan pencerahan tentang proses belajar mengajar yang baik yang diantaranya :
Angka korelasi yang diperoleh adalah 0,728 termasuk angka koefisien korelasi tinggi, menunjukkan ada pengaruh positif yang signifikan dari penggunaan teknik Quantum Teaching dalam pembelajaran menulis karangan fiksi di SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi. Hal ini juga dapat dilihat pada nilai rata-rata sebelum diberi perlakuan penelitian adalah 63, meningkat menjadi 76 setelah diberi perlakuan penelitian.
1. Segala sesuatu yang ada disekitar sekolah dapat dijadikan media pembelajaran, sehingga siswa diajarkan lebih mandiri, kreatif dan inovatif. 2. Selama pembelajaran berlangsung sering terjadi penyampaian ide yang kurang jelas hingga sukar ditangkap oleh siswa yang lain. Dalam hal ini tugas guru untuk membantu memperjelas pengembangan ide tersebut. 3. Guru harus memberi dukungan terhadap pendapat siswa dengan penuh perhatian. 4. Guru jangan mendominasi pembelajaran sehingga siswa tidak diberi kesempatan mengemukakan pendapat.
Dengan demikian penelitian tentang model pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik Quantum Teaching pada siswa.
IV. SIMPULAN Teaching (postes) terdapat 22,2% siswa memperoleh kategori nilai sangat baik, 61,1% kategori baik dan 16,7% termasuk kategori cukup.
Setelah memperhatikan seluruh uraian hasil analisis data dan pembahasannya pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran menulis cerita pendek dengan teknik Quantum Teaching sangat efektif diterapkan dikelas V SDN Wanasari 12 Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi. Hal ini terbukti dengan perbedaan nilai yang signifikan antara nilai pretes dan postes.
Pada waktu observasi, siswa mengalami kesulitan saat mengarang tanpa menggunakan teknik QuantumTeaching. Suasana kelas lebih tenang pada saat pelaksanaan menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik Quantum Teaching serta waktu penyelesaian lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran ini sangat efektif diterapkan dalam pelajaran bahasa Indonesia untuk pembelajaran menulis cerita pendek.
Dalam menulis cerita pendek tanpa menggunakan teknik Quantum Teaching terdapat 11,1% siswa memperoleh kategori nilai baik, 63,9% kategori cukup dan 25% kategori kurang. Sedangkan pada pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik Quantum DAFTAR PUSTAKA A'la, Mifltahul. 2010 Quantum Teaching ( Buku Pintar dan Praktis ), Jogjakarta. DIVA Press. All, Mohammad 2003. Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung. Angkasa. BNSP, 2006 Pengembangan Model Pembelajaran, Jakarta : BNSP. De Porter, Bobbi 2007. Quantum Teaching, Bandung . PT Mizan Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta. Balai Pustaka.
Depdiknas 2006. Standar Isi, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Jakarta.BNSP. Esten, Mursal 1993. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah, Bandung. Angkasa. KM, Saini. Sumardjo 2001. Apresiasi Kesusastraan, Jakarta. Gramedia. Kurikulum 2004. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta 2003. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta. Rineka Cipta. Nana, Moh 2009. Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia.
4
5 Soemanto, Wasty 1988. Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah) , Jakarta. PT Bumi Aksara. Sudjana, Nana 1999. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung : Sinar Baru Algesindo. Standar Isi Kurikulum KTSP, BNSP 2006.
5