PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING DIKELAS IX SMPN SATU ATAP CILINGGA Humaeroh
[email protected] ABSTRAK Faktor mendasar untuk menulis cerpen yang baik adalah pemahaman yang baik tentang suatu cerita serta pemukiran yang imajinatif dari siswa itu sendiri. Sehubungan dengan hal itu penulis mengadakan penelitian terhadap siswa Kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Purwakarta tentang keterampilan mereka dalam menulis cerpen, dengan judul skipsi sebagai berikut : Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Metode Contekstual Teaching and Learning . Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan suatu data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dari serangkaian tes penelitian terhadap subjek, penulis memperoleh data dari kegiatan ini. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian dua prosedur tes, yaitu prates dan postes. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data positif untuk mendapatkan nilai to (perbedaan mean variabel X / eksperimen dan mean variabel Y / kontrol). Penentuan nilai to diperoleh melalui penggunaan langkahlangkah perhitungan sebagai berikut, (1) menyiapkan tabel distribusi frekuensi nilai postes kelompok eksperimen (X) dan nilai postes kelompok kontrol (Y), (2) menentukan mean (M), (3) menentukan standar deviasi (SD), (4) menentukan setandar error (SE), setandar error perbedaan mean variabel X dan variabel Y (SEM 1-SEM2), (5) menapsirkan nilai ”to” dengan harga kritik ”t”. Berdasarkan urutan perhitungan tersebut, akhirnya diketahui nilia to sebesar 3,23. Dengan menggunakan db (N2 + N2) – 2 sebesar 38 atau yang terdekatnya, yaitu 40, maka dapat diketahui nilai “tt“ pada harga kritik ”t” untuk dua taraf signifikasi 5% dan 1%, taitu sebesar 2,02 dan 2,71. Selanjutnya nilai to dibandingkan dengan nilai tt dalam upaya menguji hipotesis. Apabila to lebih besar daripada tt, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya Apabila to lebih kecil daripada tt, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Berdasarkan hal tersebut, ternyata hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan metode Kontekstual Teaching and Learninterhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 diterima ”, dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan kata lain, ada perbedaan yang signifikan (meyakinkan) tentang kemampuan menulis cerpen antara tanpa penerapan metode Contekstual Teaching and Learning Kata Kunci : Menulis Cerpen, Metode Contekstual Teaching and Learning
banyak serta beragam. Ada tiga hal yang membedakan karya sastra dengan karya yang bukan sastra. Karya sastra memiliki sifat khayali (fictionaly) , adanya nilai seni (esthetic values) dan adanya cara penggunaan bahasa yang khas (special use of language) Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah dapat dipandang dari perspektif hakikat dan fungsi bahasa serta pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dari perspektif tersebut, secara pragmatis dapat dikatakan bahwa bahasa dan sastra merupakan suatu totalitas yang saling bersinergi, berkaitan, dan tidak dapat dipisahkan. Pada satu sisi, bahasa mengemban fungsi utama sebagai instrumen komunikasi atau sebagai media berkreasi, berimajinasi, dan
PENDAHULUAN Sebagai elemen kebudayaan, kesusastraan telah lama hadir dan berkembang seiring denyut nadi dan derap langkah kehidupan manusia, karya sastra lahir dan berkembang membawa warna dan nafas kebudayaan pada setiap kurun waktu. Karya sastra bersumber dari realitas objektif suatu kebudayaan yang direkonstruksi secara artistik dan imajinatif untuk dimanfaatkan sebagai konsumsi estetik, emotif, dan inteklektual. Sebagai suatu totalitas dari ekspresi hidup, karya sastra telah ada ketika manusia terdorong untuk mengungkapkan dirinya atau menaruh minat terhadap masalah manusia dan kemanusiaan atau dunia realitas yang melatarinya, karena itu, khasanah karya sastra di Indonesia telah lama keberadaannya dan cukup 1
mengekspresikan realitas. Pada sisi lain, sastra merupakan “salah satu hasil budaya yang menggunakan bahasa sebagai sarana kreativitas” (Depdiknas,2004:2). Semi ( 1988: 8) mengatakan bahwa sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan mempergunakan bahasa sebagai mediator. Pembelajaran sastra memiliki peranan yang penting dalam proses pembentukan watak, nilai estetika serta nilai artistik bagi seseorang. Pengajaran sastra dipandang layak dan menduduki hal penting jika dalam pengajarannya dilakukan dengan cara cepat. Pengajaran sastra yang tepat, dapat memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit dipecahkan di dalam masyarakat. Sebagai contoh, kegiatan sastra yang baik dan tepat dapat mengasah sesorang atau siswa di sekolah untuk memahami jauh tentang hidup dan kehidupan, mempelajari nurani dan daya khayal, serta keindahan nilai – nilai. Penjabaran hal tersebut diatas salah satunya yaitu dengan menulis cerita pendek Faktor mendasar untuk menulis cerpen yang baik adalah pemahaman yang baik tentang suatu cerita serta pemukiran yang imajinatif dari siswa itu sendiri. Sehubungan dengan hal itu penulis mengadakan penelitian terhadap siswa Kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Purwakarta tentang keterampilan mereka dalam menulis cerita pendek, dengan judul skipsi sebagai berikut : Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Metode Contekstual Teaching and Learning . (Studi eksperimen pada siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta tahun pelajaran 2011/2012 ). Adapun sebagai batasan penelitian perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah yng dimaksud adalah sebagai berikut : 1) Pemahaman siswa terhadap struktur penulisan cerpen yang meliputi tema, latar, tokoh, nada, dan amanat 2) Kemampun siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) 3) Menemukan ada tidaknya pengaruh penggunaan teknik contextual teaching and
learning terhadap kemampuan siswa dalam menulis cerpen Penetapan fokus pembahasan masalah perlu dilakukan dengan cara merumuskan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah pemahaman siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga tentang cerpen ? 2) Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis cerpen ? 3) Adakah pengaruh penggunaaan metode Contextual teaching and learning terhadap pembelajaran menulis cerpen pada siswa Kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Purwakarta ? Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui adak tidaknya pengaruh penerapan metode Contextual Teaching and Learning terhadap keterampilan menulis cerpen. Tujuan Secara Khusus 1) Untuk mengetahui pemahaman siswa Kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Purwakarta tentang cerpen 2) Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga dalam menulis cerpen 3) Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan teknik contextual teaching and learning terhadap kemampuan siswa dalam menulis sebuah cerpen Anggapan dasar / Hipotesis penelitian merupakan dugaan atau jawaban sementara tentang hasil penelitian yang kebenarannya masih harus dibutuhkan melalui penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan ke dalam dua pernyataan hipotesis, yakni hipotesis alternatif dan hipotesisi nihil. Perumusan dua hipotesis ini dimaksudkan agar lebih objektif atau tidak berkecenderungan memihak kepada sebuah hipotesis. 1) Hipotesis kerja (Ha) Ada pengaruh penggunaan metode Contekstual Teaching and Learning terhadap keterampilan menulis cerpen pada Siswa Kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kec. Darangdan Purwakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. 2) Hipotesis nol (Ho) Tidak ada pengaruh penggunaan metode Contekstual Teaching and Learning terhadap keterampilan menulis cerpen pada Siswa Kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kec. Darangdan Purwakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Agar tidak terjadi salah penafsiran dalam penelitian ini, maka secara operasional variabel – 2
variabel dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut 1. Pembelajaran berarti usaha yang diberikan seseorang yang dapat membentuk kemampuan seseorang. 2. Menulis adalah melahirkan atau menuangkan pikiran dan perasaan kedalam bentuk tulis yang berupa susunan huruf – huruf / angka – angka yang dapat dibaca / dipahami oleh orang lain. 3. Metode adalah cara atau upaya yang dilakukan dalam menyampaikan pembelajaran agar pelajaran yang diberikan dapat diterima, dimengerti dan dipahami oleh siswa atau pihak penerima pelajaran 4. Cerpen adalah Ekspresi hasil karya sastra yang konkrit dan imajinatif yang bersifat artistik dari pikiran manusia yang tertuang dalam bahasa tulisan.
dilaksanakan akan dapat mengahasilkan nilai akhir yang memuaskan. Tugas utama seorang guru adalah menciptakan suasana atau iklim belajar mengajar yang dapat memotivasi peserta didik untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat. Untuk itu, penerapan metode sebagai cara dalam menyampaikan pembelajaran hendaknya dapat digunakan secara bervareatif sehingga siswa tidak menjadi jenuh dalam mengikuti pembelajarannya, salah satunya yaitu dengan melalui penerapan metode Kontekstual Teaching and Learning Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan suatu data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan ingin melihat pengaruh dari suatu perlakuan (treatment) dalam suatu perubahan pada sebuah kelompok subjek penelitian (kelompok eksperimen) dan membandingkannya dengan subjek kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan. Dengan perkataan lain, melalui penelitian ini, penulis ingin mengetahui hubungan sebab-akibat (kausalitas) dari setiap gejala yang ada pada variabel penelitian dengan cara memanipulasi suatu variabel pada suatu kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan satu kelompok kontrol. Karena itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dalam hal ini, Ali (1992:135) mendefinisikan metode eksperimen seperti berikut : Dalam penelitian pendidikan, metode eksperimental banyak memberi manfaat, terutama untuk menentukan bagaimana dan mengapa sesuatu kondisi atau peristiwa terjadi. Eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu, dan setiap gelaja yang muncul diamati dan dikontrol secermat mungkin, sehingga dapat diketahui hubungann sebab-akibat munculnya gelaja tersebut Riset eksperimental selalu melibatkan tiga hal, yaitu sampel, perlakuan dan kontrol, serta ukuran atau observasi. Ketiga komponen eksperimental ini menjadi dasar pelaksanaan penelitian eksperimen. Keterlaksanaan eksperimen banyak ditentukan oleh kecermatan penelitian dalam memperlakukan sampel dan melakukan observasi (pengukuran), sehingga diperlukan rancang bangun riset eksperimental yang cocok. Rancang bangun atau desain penelitian eksperimental memiliki banyak variasi. Dalam hal ini, penulis menetapkan sebuah
KAJIAN TEORI DAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING Belajar adalah sesuatu yang sangat penting dari semua proses kegiatan pendidikan, pendidikan tersebut baik pendidikan in formal, non formal, terlebih pendidikan formal, sejak mulai dari tingkat dasar (SD) sampai dengan tingkat perguruan tinggi, kesemuanya tidaklah akan terlepas dari proses belajar. Belajar adalah suatu proses rangkaian kegiatan respons yang terjadi dalam suatu rangkaian kegiatan belajar yang berakhir pada terjadinya perubahan tingkah laku jasmani maupun rohani, ( MD Arifin,1977:163 ). Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau kematangan. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, atau dalam tiga aspek lain yakni :Aspek pengetahuan (kognitif), Aspek sikap (afektip) dan Aspek keterampilan (psikomotor). Metode adalah cara yang strategi atau pendekatan kepada anak/peserta didik untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam kegiatan belajar mengajar . Berdasarkan hal tersebut diatas maka pemilihan metode dan media serta tersediannya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan hal yang mutlak dapat dimiliki oleh setiap guru, sehingga kegiatan pembelajaran yang 3
rancang bangun penelitian yang lebih tepat dan relevan. Desain tersebut adalah Desain Kelompok Kontrol Pascates Beracak atau Randomized Posttest Only Control Grup Design. (Sukmadinata, 2005:206). Berikut ini bagan desain yang dimaksud. KELOMPO PERLAKU K AN Acak A (KE) X Acak
B (KK)
kegiatan belajar mengajar sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan. Beberapa metode pembelajaran kini mengacu kepada suatu sistem pendidikan yang menempatkan siswa pada tempat atau posisi diberdayakan secara maksimal yaitu mendidik siswa berdasarkan potensi dan kemampuan yang dimilikiny. Filosofi itulah yang mendasari pengembangan kurikulum yang berbasis kompetensi ( Competency base curriculum ). Salah satu hal yang penting dalam pengajaran dengan metode Contekstual Teaching And learning (CTL) adalah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan” pelatihan terbimbing”. Langkah –langkah Contekstual Teaching And learning (CTL) Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi yang baru atau penuh tekanan. Beberapa langkag-langkah CTL yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan adalah sebagai berikut : 1) Tugaskan pada siswa dengan melakukan latihan singkat dan bermakna 2) Berikan pelatihan sampai benar-benar mengerti dan menguasai konsep yang dipelajarinya 3) Hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan ( missed practice) dan latihan terdistribusi ( distributed practiced ) 4) Memperhatikan tahap-tahap awal pelatihan 5) Mengecek pemahaman dan melakukan umpan balik pada pengajaran 6) Upayakan umpan balik jelas dan spesifik 7) Konsentrasi pada tingkah laku 8) Memberikan pujian dan umpan balik pada kinerja siswa yang benar 9) Apabila siswa memberikan umpan balik yang negatif, maka berikan arahan bagaimana melakukan sesuatu dengan benar 10) Ajari siswa cara menilai kinerja dirinya sendiri
PASCATE S O O
Keterangan : A ( KE) = Subjek kelompok eksperimen / variabel bebas (variabel X) B (KK) = Subjek kelompok kontrol / variabel terikat (variabel Y) X = Percobaan atau perlakuan (treatment) O = Observasi atau tes Pendekatan Contekstual Teaching And learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang di milikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. dengan konsep ini,hasil pembelajaran di harapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam kelas kontekstual tugas guru membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada member informasi. Komponen Contekstual Teaching And learning (CTL)Pembelajaran dengan menggunakan metode Contekstual Teaching And learning (CTL) memiliki tujuh komponen utama yaitu : 1) Konstruktivisme / contructivism 2) Inquiry / menemukan 3) Questioning / bertanya 4) Learning Community / masyarakat belajar 5) Modelling / permodelan 6) Reflection / refleksi 7) Authentic assesement / Penilaian sebenarnya Dewasa ini, pembelajaran yang berorientasi pada potensi dan kebutuhan siswa menjadi perhatian utama dalam pendekatan pembelajaran. Pendekatan yang menerapkan guru sebagai sentral
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian terhadap 40 orang siswa sebagai sampel, diperoleh hasil penelitian yaitu berupa 40 buah cerpen. Hasil penelitian tersebut dijadikan sebagai sumber data, hasil 4
penelitian diperoleh dengan melakukan serangkaian tes berupa kemampuan siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam menulis cerpen. Data tersebut dibagi dua kelompok yaitu hasil memahami menulis cerpen tanpa mendapatkan perlakuan yang dilakukan pada kelompok kontrol dan hasil memahami menulis cerpen yang mendapatkan perlakuan yang dilakukan pada kelompok eksperiman. Masing-masing jumlah cerpen kedua kelompok tersebut sebanyak 20 cerpen siswa. Cara pengujian hipotesis adalah dengan membandingkan nilai to yang diperoleh melalui perhitungan dengan besarnya “t” yang tercantum pada tabel nilai “t”, dengan terlebih dahulu menetapkan degree of freedom (df) atau daerah kebebasannya (db) dengan rumus: df atau db = (N2 + N2) – 2 df atau db = (20 + 20) – 2 df atau db = 38 Berdasarkan acuan rumus tabel df di atas, maka df yang diketahui adalah 38, karena df sebesar 38 tidak dijumpai dalam tabel nilai “t”, maka dipergunakan db terdekat, yaitu 40. Pada tabel nilai tersebut diketahui bahwa pada taraf signifikasi 5% atau taraf kepercayaan 95% dengan db 40 bernilai 2,02. Adapun dengan db 40 pada taraf signifikasi 1% atau taraf kepercayaan 99% diketahui bernilai 2,71. Dengan demikian, to lebih besar daripada tt, yaitu :
ternyata menunjukkan adanya pengaruh terhadap kemampuan kemampuan menulis cerpen. Berdasarkan mean prates variabel X (treatment) yang lebih baik daripada mean prates variabel Y, ternyata hasil prates tersebut menimbulkan pengaruh terhadap perbedaan kemampuan melaksanakan postes (menulis). Jadi, ada atau terdapat pengaruh penerapan metode Contekstual Teaching And learning (CTL) terhadap kemampuan menulis cerpen Dari serangkaian tes penelitian terhadap subjek, penulis memperoleh data dari kegiatan ini. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian dua prosedur tes, yaitu prates dan postes. Prosedur prates diberikan kepada subjek kontrol (tanpa pengetahuan pemahaman), sedangkan prosedur postes diberikan kepada subjek eksperimen (dengan pengetahuan pemahaman), jumlah data untuk setiap kelompok 20 orang. Hasil penganalisaan baik kelompok pengetahuan dan kelompok keterampilan diperoleh skor prates dan skor postes. Data prates dan data postes untuk kedua kelompok itu diinventarisasikan, sehingga hasilnya nilai prates kelompok eksperimen jauh lebih baik daripada kelompok kontrol. Prates pada kelompok eksperimen diperoleh jumlah subjek yang berhasil secara individual sebanyak 16 atau sebesar 80% tingkat keberhasilan kelompoknya. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 8 subjak yang berhasil secara individual atau sebesar 40% tingkat keberhasilan kelompok. Sementara itu nilai postes juga menunjukan hal yang sama. Pada kelompok eksperimen terdapat 16 subjek sebesar 80% yang berhasil mencapai batas kelulusan purposif (70% atau lebih), dari 4 subjek atau 20% yang gagal. Adapun kelompok kontrol terdapat 11 orang atau sebesar 55% yang berhasil dan 9 subjek atau 45% yang gagal. Dengan demikian ada hubungan simetris dan kausalitas atau pemberian perlakuan terhadap prestasi subjek. Hal ini diketahui karena nilai kelompok eksperimen jauh lebih baik daripada nilai kelompok kontrol. Singkat kata, terdapat pengaruh penerapan metode Contekstual Teaching And learning (CTL) terhadap kemampuan menulis cerpen Perolehan nilai postes kelompok eksperimen (X) lebih baik daripada nilai prates kelompok kontrol (Y) bukan merupakan kesimpulan akhir, yang selanjutnya penulis mengolah data tersebut dengan pengujian hipotesis menggunakan statistik yaitu
2,02 < 3,23 > 2,71 ( 5 % : tt ) to ( 1 % : tt ) Setelah diketahui nilai to yang lebih besar dibandingkan dengan nilai tt, maka hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan diterima, sedangkan hipotesis nol (Ho) ditolak. Ini berarti adanya perbedaan yang signifikan (meyakinkan) tentang kemampuan menulis cerpen antara variabel X dan variabel Y atau kemampuan menulis cerpen antara tanpa penerapan metode Contekstual Teaching And learning (CTL) dan dengan penerapan metode Contekstual Teaching And learning (CTL). Dengan kata lain, terdapat penerapan metode Contekstual Teaching And learning (CTL) terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Keamatan Darangdan Purwakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil perhitungan atas penerapan metode Contekstual Teaching And learning (CTL) 5
untuk mencari nilai ”to” (perbedaan dua mean) yang selanjutnya penulis membandingkan harga nilai ”to” dengan harga ”tt” ( t tebel ) yang selanjutnya menetapkan (db) derajat kebebasan (df) dengan rumus : df atau db = (N1 + N2) – 2 Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data positif untuk mendapatkan nilai to (perbedaan mean variabel X / eksperimen dan mean variabel Y / kontrol). Penentuan nilai to diperoleh melalui penggunaan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut, (1) menyiapkan tabel distribusi frekuensi nilai postes kelompok eksperimen (X) dan nilai postes kelompok kontrol (Y), (2) menentukan mean (M), (3) menentukan standar deviasi (SD), (4) menentukan setandar error (SE), setandar error perbedaan mean variabel X dan variabel Y (SEM1-SEM2), (5) menapsirkan nilai ”to” dengan harga kritik ”t” Berdasarkan urutan perhitungan tersebut, akhirnya diketahui nilia to sebesar 3,23. Dengan menggunakan db (N2 + N2) – 2 sebesar 38 atau yang terdekatnya, yaitu 40, maka dapat diketahui nilai “tt“ pada harga kritik ”t” untuk dua taraf signifikasi 5% dan 1%, taitu sebesar 2,02 dan 2,71. Selanjutnya nilai to dibandingkan dengan nilai tt dalam upaya menguji hipotesis. Apabila to lebih besar daripada tt, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya Apabila to lebih kecil daripada tt, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Berdasarkan hal tersebut, ternyata hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan metode Contekstual Teaching And learning (CTL) terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 diterima ”, dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan kata lain, ada perbedaan yang signifikan (meyakinkan) tentang kemampuan menulis cerpen antara tanpa penerapan metode Contekstual Teaching And learning (CTL).
learning (CTL) dengan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMP Negeri Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan tahun ajaran 2011/2012”, diterima. Sebaliknya, hipotesis nihil (Ho) ditolak, karena tidak terbukti kebenarannya. Berkaitan dengan pencapaian tujuan penelitian, kesimpulan hasil penelitian ini ialah sebagai berikut. 1. Prosedur prates diberikan kepada subjek kontrol (tanpa pengetahuan pemahaman), sedangkan prosedur postes diberikan kepada subjek eksperimen (dengan pengetahuan pemahaman), jumlah data untuk setiap kelompok 20 orang. 2. Perolehan nilai postes kelompok eksperimen (X) lebih baik daripada nilai prates kelompok kontrol (Y) bukan merupakan kesimpulan akhir, yang selanjutnya penulis mengolah data tersebut dengan pengujian hipotesis menggunakan statistik yaitu untuk mencari nilai ”to” (perbedaan dua mean) yang selanjutnya penulis membandingkan harga nilai ”to” dengan harga ”tt” ( t tebel ) yang selanjutnya menetapkan (db) derajat kebebasan (df) 3. Berdasarkan urutan perhitungan tersebut, akhirnya diketahui nilia to sebesar 3,23. Dengan menggunakan db (N2 + N2) – 2 sebesar 38 atau yang terdekatnya, yaitu 40, maka dapat diketahui nilai “tt“ pada harga kritik ”t” untuk dua taraf signifikasi 5% dan 1%, taitu sebesar 2,02 dan 2,71. Selanjutnya nilai to dibandingkan dengan nilai tt dalam upaya menguji hipotesis 4. Apabila to lebih besar daripada tt, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya Apabila to lebih kecil daripada tt, maka Ha ditolak dan Ho diterima. 5. Berdasarkan hal tersebut, ternyata hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan metode Contekstual Teaching And learning (CTL) terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMPN Satu Atap Cilingga Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 diterima ”, dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan kata lain, ada perbedaan yang signifikan (meyakinkan) tentang kemampuan menulis cerpen antara tanpa penerapan metode Contekstual Teaching And learning (CTL)
KESIMPULAN DAN SARAN Setelah penulis melakuka penelitian maka berdasarkan deskripsi hasil penelitian, analisi data, dan pembahasan pada bab IV dimuka, dapat disimpulkan bahwa hipotesisi alternatif yang menyatakan “ada pengaruh yang signifikan antara penerapan metode Contekstual Teaching And 6
Hasil penelitian dan temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan ditindaklanjuti oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Adapun rekomendasi atau saran– saran penulis adalah sebagai berikut. 1. Adanya pengaruh yang signifikan antara penerapan metode Contekstual Teaching And learning (CTL) dengan kemampuan siswa dalam menulis cerpen membuktikan bahwa kegiatan menulis cerpen perlu dibekali dengan pemahaman dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan mudah dimengerti siswa. 2. Kegiatan pembelajaran hendaknya ditindaklanjuti dengan evaluasi hasil belajar mengajar. Hal ini, selain untuk mengukur keberhasilan mengelola pembelajaran, juga berguna untuk mengetahui prestasi belajar siswa dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, sehingga dapat dipertimbangkan program perbaikan dan pengayaan. 3. Bagi para siswa hendaknya harus semakin disadari bahwa kemampuan menulis cerpen yang baik sangat penting dan bermanfaat. Siswa harus mengikuti pembelajaran menulis cerpen dengan penuh minat, motivasi, dan rasa senang agar hasil belajar lebih baik lagi. 4. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen yang cukup memuaskan harus menjadi dorongan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam kegiatan apresiasi dan ekspresi sastra yang baik. 5. Bagi sekolah, hasil penelitian ini hendaknya dijadikan masukan yang berharga untuk dievaluasi dan ditindaklanjuti dalam upaya meningkatkan kualitas belajar mengajar bahasa dan sastra Indonesia, khususnya pembelajaran menulis cerpen.
Indonesia untyuik SMP. Jakarta : Depdiknas. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). KBBI. Jakarta : Balai Pustaka. Moeliono, M. Anton, peny. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (edisi ke-3) Jakarta : Depdiknas. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Skripsi. STKIP Siliwangi Bandung STKIP Siliwangi (2009) Modul model-model pembelajaran. STKIP Siliwangi. Bandung Rahman.B.(1988). Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta : Kanisius. Sumito A.Sayuti (1997). Apresiasi Prosa Fiksi. JakartaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan Saini,K.M.(1994). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : Gramedia. Tarigan, Djago. (1995). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Depedikbud. Tarigan, Henry Guntur. (1981). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa Waluyo, Herman. (1995). Teori dan Apresiasi sastra Indonesia. Jakarta : Erlangga. Usman Husaini dan Purnomio Setiady Akbar. (2003). Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta. Antar Semi, M. (1988). Anatomi Sastra. Padang : Angkasa Raya. Ali,M. (1992). Strategi penelitian pendidikan. Bandung : Angkasa Cucu Agus Hidayat dkk (2006).Apresiasi Prosa Fiksi.Purwakarta Depdiknas. (2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa 7