PANORAMA PERDAGANGAN KARET PERANCIS RUBBER (40) Market Brief, Juni 2012
ITPC Lyon
19 Boulevard Eugene Deruelle 69003 Lyon, France Ph +33 4 78 60 62 78 Fx +33 4 78 60 63 14 Email :
[email protected] site: www.itpclyon.fr
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa, “Market Brief: HS 60 Karet” telah selesai disusun. Market brief ini berisi mengenai gambaran potensi pasar untuk Karet baik karet alam maupun karet olahan di Perancis. Tema karet atau rubber dipilih dengan memperhatikan posisi Indonesia sebagai pemasok utama kebutuhan karet di Perancis. Namun beberapa bulan terakhir terjadi fluktuasi perdagangan sehingga posisi Indonesia digantikan Thailand sehingga perlu kajian khusus yang menganalisis factor-faktor yang berpengaruh. Kebutuhan Perancis terhadap karet tergolong tinggi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya dibidang bangunan dan transportasi. Kegiatan industri yang memanfaatkan tehnologi tinggi telah mampu merangsang pertumbuhan industri besar dan industri menengah, termasuk industry yang bergerak dibidang pengolahan karet yang meliputi 160 industri menengah.
Dua
industri
pengolahan
karet
Perancis
merupakan
pengusaha yang mampu menguasai produksi ban dunia yaitu Michelin dan Hutchinson yang masuk dalam group bisnis Totalfina. Dalam perdagangan pengolahan karet, Perancis merupakan negara Uni Eropa terbesar ke dua yang menghasilkan olahan karet setelah Jerman. Usaha karet Perancis bergerak dalam dua cabang utama yaitu ban dan industri pengolahan karet sintetis yang banyak digunakan untuk sarung tangan baik seperti digunakan untuk sektor kedokteran, sektor transportai udara dan saat ini Perancis memproduksi karet olahan yang banyak digunakan dalam pengembangan nuklir. Pusat industri ban berada di Provinsi (Region) Clermont-Ferrand, yang dipiloti oleh Michelin sedangkan pusat industri pengolahan karet sintetis berada di provinsi Pays de la Loire, Bretagne dan Centre.
2
Untuk dapat memasuki pasar Perancis Indonesia harus menjaga kualitas karet yang akan di ekspor, karena kelemahan Indonesia terletak pada produsen karet yang lebih banyak dikelolala oleh rakyat atau PIR sehingga sulit untuk menyeragamkan kualitas karet yang dihasilkan. Memperhatikan dinamika kegiatan industry yang bergerak dibidang karet tersebut, kami tertarik untuk mengupas perdagangan dan industry pengolahan karet Perancis, terlebih Indonesia merupakan pemasok utama karet alam ke negeri Napoleon ini. Tentu kami menyadari pepatah yang mengatakan tiada gading yak tak retak, termasuk tulisan ini belum sempurna, masih terdapat kelemahan untuk itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik yang membangun guna perbaikannya kedepan. Terimakasih atas perhatiannya dan selamat membaca… bonne lecture
Lyon, 28 Juni 2012 ITPC LYON
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................... 2 DAFTAR ISI
.......................................................................................... 4
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... 6 DAFTAR TABEL ........................................................................................ 7 PETA PERANCIS ...................................................................................... 8 I.
PENDAHULUAN ................................................................................. 9 1.1 Pemilihan Negara ........................................................................ 9 1.2 Pemilihan produk ...................................................................... 10 1.3 Profil Perancis ........................................................................... 12
II. POTENSI PASAR KARET PERANCIS.............................................. 14 2.1 Karakteristik Pasar Karet Dunia ................................................ 15 a.
Bahan olah karet ........................................................................ 16
b.
Lateks Pekat................................................................................ 19
c.
Karet bongkah (Block Rubber) ................................................ 19
d.
Karet spesifikasi teknis (Crumb Rubber) .............................. 20
e.
Tyre rubber .................................................................................. 20
2.2 Karakteristik Perdagangan Karet Perancis................................ 21 2.2.1 Perdagangan karet alam .......................................................... 21 2.2.2 Penelitian Pemuliaan Tanaman Karet ................................... 22 2.2.3 Kegiatan pengolahan karet ...................................................... 25 2.3 Pola Produksi dan Konsumsi Karet Dunia................................ 30 2.4 Pola Produksi dan Eksport Karet Perancis................................ 32 2.4.1 Kinerja Ekspor Perancis ke Dunia.......................................... 32 2.4.2 Kinerja Ekspor Perancis ke Indonesia .................................. 40 2.5 Pola Konsumsi dan Impor Karet Perancis ................................. 42 2.5.1 Impor Perancis dari Dunia........................................................ 42 2.5.2 Impor Perancis dari Indonesia ................................................ 43
4
III. PELUANG DAN STRATEGI ............................................................... 49 3.1 Kondisi Umum : Tantangan dan peluang .................................. 49 3.1.1 Harga Karet ................................................................................. 49 3.1.2 Peluang Dan Tantangan Bagi Indonesia Dalam Perdagangan Karet Perancis .................................................. 52 IV. INFORMASI PENTING...................................................................... 59 4.1 Informasi Perwakilan Perancis di Indonesia .............................. 59 4.2 Informasi Perwakilan Indonesia di Perancis .............................. 60 4.3 Daftar Pameran Alas Kaki di Perancis ...................................... 60 4.4 Assosiasi, Perusahaan ekspor-Import Karet dan Produk Olahan Karet di Perancis .......................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 63
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Peta Perancis........................................................................ 8
Gambar 2
Peta Penyebaran Industri Karet berdasarkan Jumlah Tenaga Kerjanya .............................................................................. 28
Gambar 3
Peta Penyebaran Industri Ban berdasarkan Jumlah Tenaga Kerjanya .............................................................................. 30
Gambar 4
Grafik Konsumsi Karet Alam Dunia Periode Januari 2006 - Januari 2012 .................................. 31
Gambar 5
Grafik kondisi perdagangan karet Perancis masa sebelum dan saat krisis Eropa (dalam milyar euro) ........................... 34
Gambar 6
Grafik Perbandingan antara Produksi dan Impor Karet Sintesitis Perancis Tahun 2005 sampai 2012 ..................... 36
Gambar 7
Grafik Ekspor Perancis untuk HS 40................................... 39
Gambar 8
Grafik ekspor HS 40 Perancis ke Indonesia ....................... 41
Gambar 9
Grafik Impor Perancis terhadap kelompok HS 40 ............... 43
Gambar 10 Grafik Harga Karet Alam RSS3........................................... 51
6
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Kelompok Produk HS 40 ..................................................... 15
Tabel 2
Anggaran pembiayaan tenaga bidang sosial dan penelitian SNCP Tahun 2012 .............................................................. 24
Tabel 3.
Jumlah Perusahaan Karet Perancis Tahun 2008 ............... 27
Tabel 4
Hasil Produksi Karet Perancis Tahun 2010 ........................ 35
Tabel 5
Konsumsi Karet Perancis Tahun 2010................................ 42
Tabel 6
Impor Perancis dari Indonesia untuk 5 kelompok utama HS 40 Tahun 2009 – 2011 (dalam Juta US) ............................. 44
Tabel 7
Perbandingan Harga Minyak dengan Harga Karet ............. 49
Tabel 8.
Kontribusi Ekspor Karet Alam terhadap Ekspor Nonmigas . 52
7
PETA PERANCIS
Gambar 1 Peta Perancis Sumber : http://www.cartesfrance.fr
Letak astronomis Perancis metropolitan = 42 LU – 51 LU dan 5 BB – 8 BT. Jumlah penduduk = 65.350.000 jiwa pada Januari 2012 Luas Wilayah Perancis metropolitan (Eropa Barat) = 543 965 km² Luas total wilayah Perancis dan wilayah di seberang lautan (Les territoires français d’outre-mer) :=675 417 km²
8
I. PENDAHULUAN
1.1
Pemilihan Negara Perancis merupakan konsumen penting karet Indonesia, meskipun Perancis bukanlah tujuan utama ekspor karet Indonesia, namun Indonesia menjadi pemasok utama karet di Perancis. Perancis juga perlu mendapatkan perhatian khusus karena Eropa merupakan pasar potensial bagi perdagangan karet dunia sehingga krisis Eropa menjadi salah faktor fundamental global yang mempengaruhi perdagangan karet dunia. Perusahaan 5 besar dunia yang mengusai perdagangan karet sintetis dunia dan ban adalah perusahaan Perancis seperti Michelin. Perancis merupakan negara penghasil karet sintetis terbesar ke-7 dunia. Industri pengolahan karet Perancis didominasi oleh dua cabang industry olahan karet yaitu (1) industry homogen seperti industri ban yang meliputi ban baru dan daur ulang ban; (2) industry heterogen yang terdiri atas dua suku cabang industri, pertama adalah cabang industri yang menyediakan bahan baku bagi olahan lain atau industri karet setengah jadi seperti bahan campuran dan
lembaran karet, kedua merupakan hasil olahan
akhir karet yang digunakan untuk produksi peralatan bangunan seperti sambungan pipa, dan bahan yang akan digunakan untuk
9
memproduksi peralatan terkait kesehatan seperti sarung tangan dan kontrasepsi.
1.2
Pemilihan produk
Karet (Rubber) merupakan salah satu barang komoditi yang memiliki kegunaan penting dalam kehidupan manusia terutama terkait dengan mobilisasi. Peran penting karet dalam kehidupan sehari-hari
Nampak
pada
penggunaan
karet
pada
bidang
transportasi, conveyor belt, sabuk transmisi, dock fender, pelindung kabel, alat perakat, alat-alat rumah tangga dan bangunan, alat-alat kesehatan dan alas kaki. Kebutuhan akan karet dipenuhi oleh karet alam dan karet buatan (synthetic). Karet alam diperoleh dari hasil pengolahan getah yang disadap dari pohon karet yang memiliki nama latin para atau Hevea brasiliensis, oleh karena itu karet alam diperjualbelikan dalam kelompok komoditi hasil perkebunan. Harga karet dunia berbanding lurus dengan harga minyak mentah dunia.
Korelasi ini terkait erat dengan produksi karet sitesis
khususnya dalam industry petrokimia. Oleh karena itu jika harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan maka harga karet dunia juga mengalami kenaikan. Kenaikan harga ini mendatangkan keuntungan bagi sector hulu khususnya bagi petani karet namun
10
sebaliknya bagi industry hilir kenaikan harga akan mempengaruhi harga bahan baku yang berakibat terhadap kenaikan harga produk olahan karet. Disamping produk olahan karet dan karet alam dalam perdagangan karet sekarang mulai memperjualbelikan kayu karet. Pasar kayu karet mempunyai prospek yang cerah sebagai bahan baku industri untuk
menyubstitusi
kayu
hutan
alam
karena
kayu
karet
mempunyai sifat-sifat fisik, mekanis, dan kimia yang setara dengan kayu hutan alam. Pasar kayu karet seiring dengan konsep ekologi dunia dan sejalan dengan program peremajaan tanaman karet tua. Pemanfaatan kayu karet antara lain sebagai bahan baku industri meubel (furniture), kayu gergajian bahan bangunan, bahan baku industri bubur kertas (pulp), dan bahan baku arang. Dalam tulisan Market Brief ini kami akan memfokuskan pada perdagangan karet Perancis baik pada perdagangan karet alam dan karet sitetis dan tidak membahas perdagangan kayu karet. Dalam tulisan ini akan ditinjau pula karakteristik pasar karet selain dianalisis dari sudut pandang jenis-jenis produk juga diilustrasikan dari sudut pandang actor/ pelaku pasar yang memiliki peran penting dalam rantai perdagangan karet.
11
1.3
Profil Perancis
Profil Geografi Perancis terdiri dari daerah metropolitan yang terletak di Eropa Barat dengan luas 543 965 km² dan wilayah di seberang lautan (Les territoires français d’outre-mer) sehingga luas totalnya 675 417 km². Dari luas wilayah tersebut, Perancis metropolitan meliputi 96 departement dan memiliki garis pantai sepanjang 5.500 km yang terletak di tepian samudera Atlantik, laut Mediterania, dan Selat Inggris.1 Dengan bergabungnya Mayotte menjadi departement ke 101 Perancis pada tanggal 31 Maret 2011, Wilayah di seberang lautan terdiri dari 5 departement (departement d’outre-mer/ DOM) yaitu La Réunion, la Guadeloupe, la Martinique, la Guyane dan Mayotte. Secara astronomis, Perancis metropolitan terletak pada 42 LU – 51 LU dan 5 BB – 8 BT. Pemerintahan. Republik Perancis merupakan negara kesatuan dengan
sistem
pemerintahan
semi
presidensial.
Perancis
beribukota di Paris yang disebut kota Cahaya. Disamping Paris, kota-kota penting Perancis lainnya adalah Bordeaux, Lille, Lyon, Marseille, Nice dan Nantes. Masing-masing kota memiliki ciri khas yang kemudian mendorong pengembangan aktivitas lokal seperti kota Toulouse yang lebih banyak bergerak dalam usaha pesawat terbang, Bordeaux menjadi kota penghasil anggur terbesar
1
Situs resmi Pemerintah Perancis, http://www.france.fr diakses 6 Juli 2012
12
Perancis dan Nice merupakan kota pantai yang terkenal untuk dikunjungi. Ekonomi. Kegiatan ekonomi Perancis menempatkan negara Napoleon ini sebagai negara dengan PIB terbesar kelima dunia yakni mencapai 2 808 milyar dolar USA atau 44.401 $ per penduduk.2 Perekonomian Perancis ditopang oleh sektor produktif jasa, pertanian dan industri. Perancis merupakan negara yang dikunjungi lebih dari 75 juta wisatawan asing pertahunnya. Sektor Pariwisata merupakan sumber pendapatan pendapatan terbesar Perancis serta menempatkan Perancis dalam 3 negara di dunia dengan sumber pendapatan terbesar dari sektor pariwisata. Sektor jasa mampu menyerap tenaga kerja sebesar 70% dari penduduk usia. Sektor pertanian menempatkan Perancis sebagai negara produsen anggur dan spirtus terbesar dunia. Perindustrian Perancis berkembang pesat pada industri makanan, atomotif, bangunan, industri produk kimia, perkeretaapian, transportasi udara, energi, farmasi dan kosmetik.
2
Situs resmi Pemerintah Perancis, http://www.france.fr diakses 6 Juli 2012
13
II. POTENSI PASAR KARET PERANCIS
Titik awal kegiatan industry karet Perancis diawali oleh penemuan ban sepeda berbahan baku karet pada tahun 1888 yang kemudian diproduksi pertama kali oleh André dan Edouard Michelin pada 1892-1895. Produksi ban ini telah membawa revolusi dalam dunia transportasi.
Penggunaan
karet
untuk
dunia
transportasi
terus
berkembang baik untuk ban motor, mobil dan pesawat terbang. 3 Kegiatan industry karet Perancis mengalami kemajuan pesat pasca perang dunia kedua. Pada tahun 1946, Michelin melakukan launcing ban radial. Era ini juga menandai bangkitnya industrialisasi pengolahan karet sitesis Perancis yang kemudian berkembang pesat dengan salah satu hasil produknya elastomer. Sebagai orang yang menjadi poin kunci dalam industrialisasi karet, nama Goodyear di Amerika serikat dan
Michelin di Perancis, konsisten
digunakan dalam usaha karet khusunya ban kendaraan. Usaha karet seperti sifatnya maka perdagangan karet juga elastis terdapat fluktuasi harga maupun kebijakan serta kebutuhan pangsa pasar.
3
SNCP. Histoire : de l’objet de curiosité aux applications industrielles - quelques dates importantes de la saga du caoutchouc dipublikasikan pada http://www.lecaoutchouc.com/spip.php?page=rubrique-public&id_rubrique=105
14
2.1
Karakteristik Pasar Karet Dunia
Sumber utama karet dalam perdagangan internasional adalah pohon karet atau para (Hevea brasiliensis) termasuk komoditi karet yang
masuk dalam pasar
Perancis.
Komoditi
ini
menurut
nomenklatur perdagangan dunia yang dikeluarkan oleh DNSCE (2010) masuk dalam kelompok HS 40 yang terdiri atas 17 produk utama yaitu :
Tabel 1 Kelompok Produk HS 40 Kode produk
Rincian produk
4011
New Pneumatic Tires, Of Rubber
4002
Synthetic Rubber And Factice In Primary Forms Etc.
4016
Articles Nesoi, Of Unhardened Vulcanized Rubber
4001
Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, Guayule, Chi
4005
Compounded Rubber, Unvulcanized, In Primary Forms
4009
Tubes, Pipes And Hoses, Of Unhardened Vulcanized R
4010
Conveyor Or Transmission Belts Or Belting, Of Vulc
4008
Plates, Sheets, Strip, Rods And Profile Shapes Of
4015
Articles Of Apparel And Clothing Accessories (Incl
4012
Retreaded Or Used Pneumatic Tires Of Rubber; Solid
4014
Hygienic Or Pharmaceutical Articles, Of Unhardened
4013
Inner Tubes For Tires, Of Rubber
4006
Rods, Tubes, Profile Shapes And Other Forms Nesoi,
4017
Hard Rubber (For Example, Ebonite) In All Forms, I
4007
Vulcanized Rubber Thread And Cord
4003
Reclaimed Rubber In Primary Forms Or In Plates, Sh
4004
Waste, Parings And Scrap Of Rubber (Other Than Har
Sumber : DNSCE
15
Kelompok produk karet yang diperdagangkan dalam pasar internasional
merupakan
produk
yang
mengandung
polimer
hidrokarbon yang terdapat pada lateks beberapa jenis tumbuhan seperti para, beringin, getah perca dan sawo manila. Industri pengolahaan getah perca banyak dilakukan untuk memproduksi peralatan kedokteran (gutta-percha) dan pengolahan getah sawo banyak dipakai dalam industri permen karet.4 Pemasaran karet alam dilakukan dalam beberapa bentuk yakni berupa getah cair (lateks), bongkahan, lembaran, dan serpihan. Produk karet alam tersebut akandi perjualbelikan dalam komoditi yang menjadi bahan baku bagi industri hilir dalam kelompok bahan olah karet, lateks pekat, karet bongkah (block rubber), karet spesifikasi teknis atau karet remah (crumb rubber), dan tyre rubber. Sehingga secara garis besar pasar karet meliputi perdagangan karet cair dan karet padat. Penjelasan masing-masing produk adalah sebagai berikut : a. Bahan olah karet Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet Hevea brasiliensis. Bahan olah karet sering diproduksi dari bahan olahan karet rakyat dan bukan
4
Unpad. Prospek Pengembangan Industri Karet. http://blogs.unpad.ac.id/
16
dari perkebunan besar. Berdasarkan pengolahannya, bahan olah karet terdiri atas empat jenis, yaitu:
Lateks kebun, yaitu cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet. Cairan getah ini belum mengalami penggumpalan
baik
melalui
penambahan
atau
tanpa
penambahan antikoagulan (zat pemantap).
Sheet angin, yaitu bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan digumpalkan dengan asam semut, berupa karet sheet yang sudah digiling tetapi belum jadi.
Slab tipis, yaitu bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan dengan asam semut.
Lump segar, yaitu bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampung.
Dalam perdagangan karet, bahan olah karet umumnya dikenal sebagai karet alam konvensional yang terdiri dari golongan karet sheet
dan
crepe.
Jenis-jenis
karet
alam
yang
tergolong
konvensional adalah sebagai berikut:
Ribbed smoked sheet (RSS), yaitu jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan dengan baik.
White crepe dan pale crepe, yaitu jenis crepe yang berwarna putih atau muda, ada yang tebal dan ada pula yang tipis.
17
Estate brown crepe, yaitu jenis crepe yang berwarna coklat dan banyak dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar atau estate. Jenis ini juga dibuat dari bahan yang kurang baik seperti yang digunakan untuk pembuatan off crepe serta dari sisa lateks, lump atau kogulum yang berasal dari prakoagulasi, dan srap atau lateks kebun yang sudah kering di atas bidang penyadapan.
Compo crepe, yaitu jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon, potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah.
Thin brown crepe remilis, yaitu crepe coklat dan tipis karena digiling ulang.
Thick blanket crepes ambers, yaitu crepe banket yang tebal dan berwarna cokelat, biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses pengasapan dan lump serta srap dari perkebunan atau kebun rakyat yang baik mutunya, tetapi scrap tanah tidak boleh digunakan.
Flat bark crepe, yaitu karet tanah atau earth rubber, yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari scrap karet alam yang belum diolah, termasuk scrap tanah yang berwarna hitam.
Pure smoked blanket crepe, yaitu crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap yang khusus berasal dari RSS,
18
termasuk juga block sheet atau sheet bongkah, atau dari sisa pemotongan RSS. Jenis karet lain atau bahan bukan karet tidak boleh digunakan.
Off crepe, yaitu crepe yang tidak tergolong bentuk beku atau standar. Biasanya tidak dibuat melalui proses pembekuan langsung dari bahan lateks yang masih segar, melainkan dari contoh-contoh sisa penentuan kadar karet kering, lembaranlembaran RSS yang tidak baik menggilingnya sebelum diasapi, busa-busa
dari
lateks,
bekas air
cucian
yang
banyak
mengandung lateks serta bahan-bahan lain yang jelek.
b. Lateks Pekat Latek pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat dijual di pasaran ada yang dibuat melalui proses pendadihan atau creamed lateks dan melalui proses pemusingan atau centrifuged lateks. Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahanbahan karet yang tipis dan bermutu tinggi seperti sarung tangan karet untuk kesehatan.
c. Karet bongkah (Block Rubber) Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang telah
19
ditentukan. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri.
d. Karet spesifikasi teknis (Crumb Rubber) Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber atau juga dikenal sebagai karet remah adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga
terjamin
mutu
teknisnya.
Penetapan
mutu
juga
didasarkan pada sifat-sifat teknis. Penetapan mutu dan golongan crumb rubber tidak didasarkan atas penilaian visual seperti yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis jenis karet sheet, crepe maupun lateks pekat.
e. Tyre rubber Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen,
baik untuk pembuatan
ban atau
barang
yang
menggunakan bahan baku karet alam lainnya. 5
5
Maju bersama UKM. http://binaukm.com
20
2.2
Karakteristik Perdagangan Karet Perancis Perancis memfokuskan kegiatan dibidang karet secara garis besar meliputi 4 (empat) kelompok kegiatan yaitu (1) karet alam termasuk karet mentah,
(2) penelitian pemuliaan tanaman karet
(Hevea brasiliensis), (3) industri karet sintetis, dan (4) industri petrokimia.
Industri
karet
sintetis
dan
industri
petrokimia
digabungkan dan dikenal dengan kegiatan industry pengolahan karet.
2.2.1 Perdagangan karet alam Pasar karet alam memiliki prospek yang cerah di Perancis, mengingat karet alam tidak dapat digantikan posisinya oleh karet sintesis. Perancis membutuhkan karet alam untuk kebutuhannya dibidang transportasi dan bangunan.
Menurut wawancara kami
dengan salah satu peneliti CIRAD (Centre de Coopération Internationale en Recherche Agronomique pour le Développement), diperoleh informasi bahwa bahan karet yang digunakan untuk sector transportasi dan bangunan tersebut merupakan karet aseli dengan kandungan 90%, dikarenakan terdapat larangan untuk menggunakan karet dengan kadar 100%. Larangan tersebut merupakan salah satu upaya perlindungan ekologi dengan harapan tidak dilakukan pembukaan hutan untuk pembukaan lahan hutan
21
karet.
Perancis memiliki kebutuhan yang besar terhadap karet
alam dalam yaitu untuk produksi ban pesawat terbang, bantalan kereta api khususnya kereta api bawah tanah (métro). Perancis juga membutuhkan karet alam untuk pondasi bangunan pencakar langit
agar
menghindari
keruntuhan
akibat
pergerakan. 6
Pemenuhan kebutuhan karet alam dilakukan dengan impor dari negara-negara lain, terutama negara yang tanaman karetnya memiliki kualitas tinggi seperti Indonesia, Thailand, Malaysia dan Pantai Gading.
2.2.2 Penelitian Pemuliaan Tanaman Karet
Tanaman karet tumbuh dengan baik pada zone antara 150 LS dan 150 LU, dengan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Tanaman karet akan tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut dengan kemiringan tanah < 16% dan Permukaan air tanah < 100 cm. Tanaman karet juga membutuhkan Reaksi tanah dengan pH 4,5 pH 6,5.7 Dan suhu optimal diperlukan berkisar antara 25C sampai 6
CIRAD merupakan pusat kerjasama Perancis dengan negara-negara dunia berkembang dalam bidang aggronomi Wawancara dilakukan via telp pada tanggal 3 juli 2012.
7
PT Rimba Karet Strive. http://karetalam.com/article/plantationl
22
35C. Dengan persyaratan yang dibutuhkan untuk tanaman karet, letak astronomi Perancis yang berada pada 42 LU – 51 LU bukanlah tempat yang cocok untuk membudidayakan karet terlebih suhu pada musim dingin dapat berada suhu -100 celcius. Kebutuhan akan karet alam yang tinggi dan ketertarikan Perancis untuk melakukan penelitian ilmiah dibidang karet. Pemerintah mewajibkan para pengusaha karet untuk berpartisipasi dan memberikan dukungan dana dalam penelitian karet baik penelitian yang dilakukan oleh lembaga peneliti, oleh organisasi dan oleh pemerintah daerah seperti yang dilakukan perusahaan ban Michelin. Saat ini terdapat 4.000 insinyur dan tehnisi yang berdedikasi dalam divisi peneliti di Michelin. Perancis juga membentuk lembaga penelitian yang khusus meneliti karet atau menjadi salah satu cabang penelitian seperti yang di lakukan CIRAD. Organisasi yang mendapatkan mandat untuk melakukan kerjasama dalam penelitian karet adalah Le Syndicat National Du Caoutchouc Et Des Polymères (SNCP). Pada tahun 2011, SNCP memberikan dukungan terhadap penelitian karet kepada La CRIS (Commission Recherche et Innovation) atau komisi inovasi SNCP untuk melakukan kerjasama dengan le Comité Scientifique et Technique (CST) atau komisi imliah dan tehnik. Kerjasama ini bertujuan untuk
23
meningkatkan pengetahuan teknik terkait karet disamping itu penelitian juga dilakukan untuk tingkat keamanan penggunaan karet
dalam
pengemasan
makanan.
Disamping
mendirikan
kerjasama dalam penelitian, SNCP juga memberikan kursus untuk meningkatkan kemampuan bagi para actor yang bekerja dibidang karet. Dana yang dianggarkan SNCP untuk pembiayaan tenaga kerja yang melakukan kegiatan penelitian dan kegiatan sosial mereka pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Anggaran pembiayaan tenaga bidang sosial dan penelitian SNCP Tahun 2012 Kegiatan
Biaya per jam
Anggaran Total
Tenaga Profesional Kontrak
15 € / jam
600.000 €
Profesional Tetap
25 € / jam
312.500 €
Tenaga Ahli
45 € / jam
270.000 €
Sumber: SNCP, 2011
Provinsi yang menjadi pusat penelitian karet adalah Région Centre. Région Centre merupakan salah satu provinsi utama yang berperan dalam industri pengolahan karet Perancis, untuk mendukung industrinya
di
Provinsi
ini
melibatkan
350
peneliti
dan
24
mengkonsentrasikan penelitian karet pada pengembangan polimer, penelitian untuk formulasi dan konsepsi khususnya dalam disain global dari satuan-satuan karet, penelitian untuk proses pabrikasi termasuk didalamnya vulkanisasi, penggagungan dan termis, dan penelitian
untuk
lingkungan
serta
energi,
penelitian
ini
memfokuskan pada studi daur ulang karet, penggantian materi dasar karet dan memberikan kursus bagi pengusaha kecil dan menengah. Universitas dan lembaga penelitian yang melakukan yang melakukan studi dan memiliki jurusan khusus pengolahan karet diantaranya adalah (1) Centre de Recherche sur la Matière Divisée, (2) CETIM Bourges, (3) ENIVL Blois, (4) ENSI Bourges, (5) Lycée Jean Chaptal Amboise, (6) Universita Orléans dengan pusat studi pada UFR Sciences Orléans, Polytech’Orléans, dan IUT Orléans, Bourges, Chartres, Châteauroux (7). Universitas François Rabelais de Tours dengan pusat studi UFR Sciences Tours, Polytech’Tours, EIVL Blois dan IUT Blois, Tours (8) Ensi Bourges, (9) ICERMA, dan (10) CRESITT Industrie.
2.2.3 Kegiatan pengolahan karet
Untuk kelompok industrinya, Perancis memiliki dua kompok usaha utama yaitu produksi ban dan kelompok industry karet yang bergerak dalam produksi petrokimia dan karet sintesis.
25
a. Industri pengolahan karet Produk karet sitetis Perancis pertama kali dibuat pada tahun 1958. Saat ini, Perancis merupakan negara Uni Eropa penghasil karet sitetis terbesar kedua dan merupakan negara penghasil karet sintesis terbesar ke-7 dunia.
Produksi karet sintesis Perancis
memberikan share sebesar 5% dalam produksi karet sintesis dunia pada tahun 2008. Kegiatan perdagangan dan industri karet Perancis melibatkan 275 perusahaan, yang lebih bayak di dominasi oleh perusahaan besar.
Dari jumlah perusahaan yang bergerak
dibidang karet tersebut, kelompok perusahaan besar mampu memberikan kontribusi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja yang mencapai angka 86%, memberikan kontribusi sebesar 88% angka perdagangan karet Perancis dan menyumbang 92% ekspor karet
Perancis,
padahal
perusahaan
besar
tersebut
hanya
memprsentasikan 11% dari jumlah perusahaan.8 Berikut disajikan data Perusahaan yang bergerak dalam pengolahan karet:
8
Pemerintah Provinsi Centre (Région Centre ). La Filière Caoutchouc En Région Centre. Desember 2010
26
Tabel 3. Jumlah Perusahaan Karet Perancis Tahun 2008
Tipe Perusahaan
Industri Ban
Industri Pengolah Jumlah an Karet
Perusahaan kecil dengan tenaga kerja 1 – 20 orang
4
117
121
Perusahaan menengah dengan tenaga kerja 20-249 orang
8
116
124
Perusahaan besar dengan tenaga kerja lebih dari 250 orang
8
22
30
Total
20
255
275
Sumber: Pemerintah Provinsi Centre (Région Centre ), Desember 2010
Industri pengolahan karet Perancis menyerap sebanyak 51.640 tenaga kerja yang berkerja pada 505 lembaga yakni baik pada industri maupun lembaga penelitiannya.
Provinsi yang paling
banyak menyerap tenaga kerja dibidang industry karet adalah Auvergne yang mempekerjakan lebih dari 13.700 tenaga kerja atau 27% dari total pekerja yang bergerak dibidang karet, urutan selanjutnya adalah Région Centre dengan prosentase tenaga kerja dibidang karet mencapai 11,2%, selanjutnya dalah Pays de la Loire dan Picardie yang masing-masing menyumbang 10% dalam penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian keempat provinsi tersebut mampu menyerap 58% tenaga kerja dibidang industry
27
karet.
Penyebaran kegiatan industry karet berdasarkan jumlah
tenaga kerjanya di Perancis dapat dilihat pada peta berikut:
Gambar 2
Peta Penyebaran Industri Karet berdasarkan Jumlah Tenaga Kerjanya
Keterangan : -
Sumber: Pemerintah Provinsi Centre (Région Centre ), Desember 2010
28
b. Industri Ban Industri ban tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan industri karet Perancis. Industri ban mengalami pertumbuhan pesat pasca perang dunia ke-2. Industri ban Perancis mampu menyerap 27.730 tenaga kerja yang bekerja pada 75 perusahaan. Industri ban menyebar di Perancis dengan provinsi utama yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah Auvergne yang mencapai 12.800 pekerja atau 45% dari total tenaga kerja di industry ban Perancis. Kegiatan industry ban di Provinsi ini terkait erat dengan sejarah industri ban yang dimulai oleh pendirian perusahaan Michelin di ClermontFerrand9. Provinsi yang juga berperan penting dalam industri ban Perancis adalah La Picardie yang mampu menyerap 3.374 tenaga kerja. Industri ban di La Picardie dimotori oleh dua perusahaan ban yakni Goodyear dan Dunlop. Penyebaran kegiatan industry ban berdasarkan jumlah tenaga kerjanya di Perancis dapat dilihat pada peta berikut:
9
Pemerintah Auverne, DIRECCTE Auvergne, Januari 2010
29
Gambar 3
Peta Penyebaran Industri Ban berdasarkan Jumlah Tenaga Kerjanya
Keterangan : -
Sumber: Pemerintah Provinsi Centre (Région Centre ), Desember 2010
2.3
Pola Produksi dan Konsumsi Karet Dunia
Pasar
karet
memiliki
potensi
yang
cerah
dalam
dunia
perdagangan. Konsumsi dunia terhadap karet alam dan karet buatan terus meningkat, pada tahun 2010 konsumsi karet dunia mencapai 24.529 milyar ton yang terdiri dari karet alam sebesar
30
10.671 atau 44 % dari kebutuhan total karet dunia, sedangkan karet sintesis mencapai 13 858 atau memiliki nilai share 56 % terhadap konsumsi total dunia.10 Dan pada tahun 2011, kebutuhan karet dunia mendekati angka 26 milyar
ton.
11
Peningkatan
kebutuhan karet dunia yang cukup pesat merupakan imbas dari pertumbuhan industry karet dunia khususnya aktivitas ekonomi Cina dan India. Pertumbuhan kebutuhan karet di Asia merupakan dampak dari resesi Eropa yang sedang dalam usaha recovery. Konsumsi karet mentah dunia Nampak pada grafik berikut:
Gambar 4
Grafik Konsumsi Karet Alam Periode Januari 2006 - Januari 2012
Dunia
Sumber: SNCP, Mei 2012
10
Syndicat National de Caoutchouc et Polymère. Tableau de bord matières premières « caoutchouc ». Edisi Mei 2012 dipublikasikan pada http://www.lecaoutchouc.com/IMG/pdf/Tableau_de_bord_matieres_premieres_mai_201 2.pdf
11
SNCP. Intelligence caoutchouc France - Europe – Monde. Edisi 2011 dipublikasikan pada http://www.lecaoutchouc.fr/IMG/pdf/Intelligence_caoutchouc_2011__Doc_de_presentation.pdf
31
Dari grafik diatas nampak adanya fluktuasi permintaan karet dunia yang mengalami puncak tertinggi pada bulan januari 2011 dengan melampaui angka 450 milyar ton, angka tersebut kemudian mengalami penurun secara teratur hingga angka 299,3 milyar ton, yang kemudian ditengarai akan bangkit kembali pada tahun 2012. Menurut penelitian yang dilakukan Freedonia Group, pasar karet dunia akan meningkat mendekati 80 milyar dolar US dengan angka pertumbuhan sebesar 4,5% sehingga diperediksi akan mecapai nilai 110 milyar dolar US pada tahun 2013. Peningkatan ini merupaka imbas dari pembangunan industri dan peningkatan kebutuhan akan karet alam khususnya yang terjadi di Cina dan India. Daftar kebutuhan dan produksi karet didunia berdasarkan benua dapat dilihat pada lampiran 1.
2.4
Pola Produksi dan Eksport Karet Perancis
2.4.1
Kinerja Ekspor Perancis ke Dunia Perancis mengekspor 60% dari produksi karet olahannya namun krisis moneter yang menimpa eropa pada tahun 2008 telah membawa dampak bagi produksi dan ekpor karet Perancis. Volume produksi Perancis menglami penurunan sebesar 0,4%. Pertumbuhan industri olahan Perancis sebelum krisis khususnya tahun 2003 – 2007 mencapai angka 3,3% dengan nilai
32
perdagangan mencapai 8,1 milyar euro. Pada tahun 2009 perdagangan karet luar negeri Perancis masih terkena imbas dari resesi Eropa bahkan mengalami penurunan 25% dari produksi tahun 2007 sehingga pasar karet Perancis lebih terbuka pada kegiatan impornya dan kegiatan investasi perusahaan baru atau dengan kata lain kegiatan perdagangan dalam negeri Perancis lebih terbuka untuk menerima investasi perusahaan asing. Perusahaan yang paling menderita akibat krisis Eropa adalah industri pengolahan karet khususnya pada bidang otomotif. Pada tahun 2009, kegiatan industry karet olahan Perancis mencapai 300
juta
euro
atau
mengalami
penurunan
sebesar
58%
dibandingkan tahun 2008. Kegiatan perdagangan ban Perancis pada tahun 2009 mencapai nilai 2,4 milyar euro dan kegiatan impornya mencapai 2,3 milyar euro kegiatan perdagangan ini mengalami penurunan sebesar 7% dari tahun 2008. Meskipun demikian neraca perdagangan ban Perancis masih dalam kondisi positif 1,8 miyar euro dengan nilai impor yang meningkat sebesar 1,5
milyar
euro.
Gtafik berikut
menggambarkan
kondisi
perdagangan karet Perancis masa sebelum dan saat krisis Eropa.
33
Gambar 5
Grafik kondisi perdagangan karet Perancis masa sebelum dan saat krisis Eropa (dalam milyar euro)
Tidak ada data penduk ung
*Estimasi SNCP
Ban
Industri karet olahan
Sumber : SNCP
Kegiatan industri karet olahan mulai menunjukkan geliatnya pada tahun 2010 dengan berhasil memproduksi 442.000 ton elastomer (prototype polymer yang memiliki tingkat elastisitas tertinggi). Bahan baku yang digunakan dalam industri tersebut berasal dari 31% karet alam dan 69% karet sintetis. Hasil produksi tersebut 85% diserap oleh industri yang khusus bergerak dibidang pengolahan karet seperti transportasi dan industri lainnya seperti kabel dan sepatu. Dari produksi tersebut Perancis mampu menghasilkan barang olahan karet sebanyak 875.000 juta ton ban atau meningkat 0,9 juta ton dengan nilai total perdagangan karet Perancis mencapai 7,4 milliar euro pada tahun 2010. Nilai perdagangan tersebut mencakup 300 juta euro yang merupakan
34
hasil perdagangan perancis dengan Uni Eropa.
12
Dalam tabel
berikut disajikan hasil produksi hasil olahan karet perancis pada tahun 2010:
Tabel 4 Hasil Produksi Karet Perancis Tahun 2010
Cabang Industri
Jumlah produksi
Keterangan
(juta ton) Industri homogen
500
Produksi Ban
Industri heterogen
375
Industri olahan karet lainnya seperti sepatu, sarung tangan, alat kontrasepsi, cincin karet pipa, kabel dll
TOTAL
875
Sumber: Syndicat National de Caoutchouc et Polymère, Mei 2012
Pada tahun 2011, Perancis berhasil memproduksi 930.000 ton karet olahan dan melakukan ekspor karet dengan nilai 5,4 milliar euro atau mengalami peningkatan 11 % dari tahun sebelumnya.13 Meskipun terjadi pengingkatan produksi, jika dibandingkan dengan produksi Perancis pada tahun 2007 atau sebelum krisis eropa, maka
produksi
Perancis
pada
Oktober
2011
12
Ibid Syndicat National de Caoutchouc et Polymère, Mei 2012
13
Syndicat National de Caoutchouc et Polymère . Rapport d’activite 2011. http://www.lecaoutchouc.fr/IMG/pdf/Rapport_d_activite_SNCP_2011.pdf
mengalami
35
penurunan sebesar (-3%). Dengan hasil produksi tersebut, angka produksi karet sintetis Perancis lebih tinggi dibanding dengan nilai impornya. Perbandingan antara impor karet dan hasil produksinya digambarkan dalam grafik berikut:
Gambar 6
Grafik Perbandingan antara Produksi dan Impor Karet Sintesitis Perancis Tahun 2005 sampai 2012
Sumber: Syndicat National de Caoutchouc et Polymère, Mei 2012
Kinerja ekspor Perancis kedunia untuk kelompok Produk HS 40 pada tahun 2009mencapai nilai 6.784,848 juta USD, nilai ini memberikan share sebesar 1,43% dari seluruh kinerja ekspor Perancis pada tahun 2009 dengan nilai 476.060,199 juta USD. Pada tahun 2010 nilai ekspor perancis untuk kelompok produk HS
36
40 mencapai 7.963,771 juta USD dan memberikan share sebesar 1,54% dari total kinerja ekspor Perancis pada tahun 2010 yang mencapai 515.757,816 juta USD. Pada tahun 2011 nilai ekspor Perancis ke dunia untuk HS 40 mencapai 9.617,672 juta USD dengan share sebesar 1,65% dari total kinerja ekspor Perancis ke dunia tahun 2011 yang nilainya mencapai 581.990,412 juta USD. Nilai ekspor Perancis untuk Kelompok HS 40 adalah kelompok produk HS 4011 New Pneumatic Tires, Of Rubber yang mencapai nilai 3.166,637 juta USD pada tahun 2009, kelompok ini mencapai nilai 3.575,599 juta USD pada tahun 2010 atau mengalami kenaikan sebesar 12,91% dari tahun 2009. Kecenderungan kenaikan juga terjadi pada tahun 2011 dengan nilai yang mencapai 4.182,817 juta USD, kenaikan terjadi sebesar 16,98% dibandingkan tahun 2010 dan 32,09% jika dibandingkan dengan tahun 2009. Selanjutnya pada posisi kedua ditempati oleh kelompok produk HS 4016 Articles Nesoi, Of Unhardened Vulcanized Rubber yang mencapai nilai 959,225 juta USD pada tahun 2009, kelompok ini mencapai nilai 1.145,586 juta USD pada tahun 2010 atau mengalami
kenaikan
sebesar
24,20%
dari
tahun
2009.
Kecenderungan kenaikan juga terjadi pada tahun 2011 dengan nilai yang mencapai 1258,928 juta USD, kenaikan terjadi sebesar
37
46,74% dibandingkan tahun 2010 dan 82,25% jika dibandingkan dengan tahun 2009. Posisi ketiga ditempati oleh kelompok produk HS 4002 Synthetic Rubber And Factice In Primary Forms Etc. yang mencapai nilai 654,35 juta USD pada tahun 2009, kelompok ini mencapai nilai 812,67 juta USD pada tahun 2010 atau mengalami kenaikan sebesar 64,06% dari tahun 2009. Kecenderungan kenaikan juga terjadi
pada
tahun
2011
dengan
nilai
yang
mencapai
1.192,526415 juta USD, kenaikan terjadi sebesar 32,15% dibandingkan tahun 2010 dan 116,80% jika dibandingkan dengan tahun 2009. Posisi keempat ditempati oleh kelompok produk HS 4099 Rubber. Detail Unknown yang mencapai nilai juta 341,18 USD pada tahun 2009, kelompok ini mencapai nilai 559,74 juta USD pada tahun 2010 atau mengalami kenaikan sebesar 27,15% dari tahun 2009. Kecenderungan kenaikan juga terjadi pada tahun 2011 dengan nilai yang mencapai 739,69 juta USD, kenaikan terjadi sebesar 43,62% dibandingkan tahun 2010 dan 82,60% jika dibandingkan dengan tahun 2009. Posisi kelima besar terakhir ditempati oleh kelompok produk HS 4005 Compounded Rubber, Unvulcanized, In Primary Forms yang mencapai nilai juta 341,83 USD pada tahun 2009, kelompok ini
38
mencapai nilai 434,63 juta USD pada tahun 2010 atau mengalami kenaikan sebesar 13,97% dari tahun 2009. Kecenderungan kenaikan juga terjadi pada tahun 2011 dengan nilai yang mencapai 624,19 juta USD, kenaikan terjadi sebesar 31,22% dibandingkan tahun 2010 dan 49,55% jika dibandingkan dengan tahun 2009. Kegiatan Ekspor Perancis untuk HS 40 dan 5 kelompok produknya dapat dirangkum dalam tabel berikut:
Gambar 7 Grafik Ekspor Perancis untuk HS 40
12.000,00 10.000,00
HS 40 HS 4011 HS 4016 HS 4002 HS 4099 HS 4005
8.000,00 6.000,00 4.000,00 2.000,00 0,00 2009
2010
2011
Sumber : Hasil analisis data DNSCE, ITPC Lyon 2012
39
Kinerja ekspor Perancis tersebut dimotori oleh perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang ekspor ban dan produk olahan karet. 5 (lima) Eksportir ban terbesar Perancis adalah Michelin, Continental France, Goodyear Dunlop Tires France, Pneumatiques Kleber dan SNC Pneu Laurent. 5 (lima) Eksportir produksi karet olahan terbesar Perancis adalah Hutchinson SNC, Le Joint Français, Paulstra SNC, Freudenberg dan Trelleborg Industrie. Negara tujuan utama Perancis untuk produk HS 40 adalah Jerman dengan nilai 2323,38 juta USD pada tahun 2011 menduduki posisi utama. Posisi kedua ditempati Spanyol dengan nilai 886,505 juta USD. Negara ketiga yang menjadi tujuan utama ekspor Perancis adalah Italia dengan nilai ekspor mencapai 780,18 pada periode Januari-Desember 2011. Selanjutnya Inggris menjadi negara ke 4 tujuan ekspor HS 40 Perancis dengan nilai 608,64 juta USD pada tahun 2011 dan negara ke 5 besar selanjutnya adalah Amerika Serikat dengan nilai 553,22 pada tahun 2011.
2.4.2
Kinerja Ekspor Perancis ke Indonesia
Kinerja ekspor Perancis ke Indonesia untuk kelompok Produk HS 40 pada tahun 2009 mencapai nilai 20,238 juta USD, nilai ini memberikan share sebesar 0,30% dari seluruh kinerja ekspor
40
Perancis ke dunia untuk kelompok HS 40 pada tahun 2009. Pada tahun 2010 nilai ekspor perancis untuk kelompok produk HS 40 mencapai 20,080 juta USD atau mengalami penurunan sebesar (1%) dari tahun 2009 dan memberikan share sebesar 0,25% dari kinerja ekspor Perancis ke Indonesia untuk kelompok HS 40 pada tahun 2010. Pada tahun 2011 nilai ekspor Perancis ke Indonesia untuk HS 40 mengalami peningkatan sesebar 17% dari tahun 2010 atau 16,3% dari tahun 2009 dengan angka transaksi sebesar 23,539 juta USD dengan share sebesar 0,24% dari total kinerja ekspor Perancis ke dunia tahun 2011 untuk kelompok HS 40. Kegiatan tersebut dirangkum dalam grafik berikut :
Gambar 8 Grafik ekspor HS 40 Perancis ke Indonesia
24 23 22 21 20 19 18
HS 40
2009
2011
Sumber : Hasil analisis data DNSCE, ITPC Lyon 2012.
41
2.5
Pola Konsumsi dan Impor Karet Perancis
2.5.1
Impor Perancis dari Dunia Sebagai negara penghasil karet sintesis terbesar di Uni Eropa dunia, Perancis membutuhkan pasokan karet alam yang cukup besar. Konsumsi perancis terhadap karet pada tahun 2010 sebesar 442 juta ton dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 5 Konsumsi Karet Perancis Tahun 2010
Jenis Karet
Kebutuhan (Juta ton)
Share %
Karet Alam
136
31 %
Karet Sintetis
306
69 %
Total
442
100 %
Sumber: Syndicat National de Caoutchouc et Polymère, Mei 2012
Kebutuhan ini dipenuhi melalui impor dari beberapa negara. Impor Perancis dari dunia terhadap produk HS 40 tersebut didominasi oleh kelompok produk HS 4011 dengan nilai impor mencapai , HS 4002, HS 4001, HS 4016 dan 4005, dengan nilai pertahun nampak pada grafik berikut :
42
Gambar 9 Grafik Impor Perancis terhadap kelompok HS 40 10000 9000 8000 7000
40
6000 5000
4011
4000 3000
4001
2000 1000
4005
0
4002 4016
2009
2010
2011
Jan-April 2012
Sumber : Hasil analisis data DNSCE, ITPC Lyon 2012.
2.5.2
Impor Perancis dari Indonesia Nilai impor Perancis dari Indonesia tertinggi untuk kelompok HS 40 periode 2009-2011 merupakan nilai impor tertinggi ke-2, setelah kelompok HS 80
Tin + Articles Thereof yang nilainya
pada tahun 2011 sebesar 541,333 juta US. Posisi Indonesia pada import kelompok produk HS 40 Perancis dari dunia menempati urutan ke 7 dengan nilai 80,42 juta US dolar pada tahun 2009, dan mencapai nilai sebesar 208,73 juta US dolar pada tahun 2010 serta pada tahun 2011 mencapai 412,57 juta US dolar atau telah terjadi peningkatan sebesar 159,55% pada tahun 2010 dari nilai tahun 2009 dan kecenderungan peningkatan juga terjadi pada tahun 2011 sebesar 97,66% dari angka tahun 2010. Pada kwartal pertama tahun 2012, Indonesia menempati posisi ke 13 dalam
43
impor Perancis dari Indonesia untuk kelompok HS 40, dengan nilai sebesar 74,24 juta US dolar atau mengalami penurunan sebesar (-43,96%) dari impor pada periode Januari-April tahun 2011 yang nilainya mencapai 132,47 juta US dolar. Posisi Indonesia dan nilai impor Perancis dari Indonesia pada 5 utama impor HS 40 dapat dirangkum dalam tabel berikut adalah sebagai berikut:
Tabel 6
Impor Perancis dari Indonesia untuk 5 kelompok utama HS 40 Tahun 2009 – 2011 (dalam Juta US)
Kelompok Produk
JanDéc 2009
JanDéc 2010
JanDéc 2011
HS 4011
8,644
10,482
19,319
25
Jerman
HS 4002
0,222
0,002
0,000
50
Jerman
HS 4001
61,084 187,825 380,020
1
Indonesia
HS 4016
1,255
44
Jerman
Tidak masuk dalam 57 besar
Jerman
HS 4005
0,652
0,479
Posisi Negara Indonesia Pemasok Utama
Sumber : Hasil analisis data DNSCE, ITPC Lyon 2012.
Berdasarkan tabel di atas, nampak bahwa Indonesia mendominasi penjualan impor Perancis pada HS 4001 Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, Guayule, Chi,. Meskipun impor kelompok produk
44
HS 4001 Perancis dari Indonesia mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir, namun disayangkan, dengan nilai impor Perancis dari Indonesia untuk kelompok produk HS 4001 pada dua bulan terakhir yakni dengan nilai 14,36 juta USD pada bulan Maret dan sebesar 19,827 juta USD pada bulan April 2012, posisi Indonesia sebagai pemasok utama kelompok produk HS 4001 ke Perancis digeser oleh Thailand yang memiliki nilai transaksi sebesar 15,336, juta USD pada bulan Maret 2012 dan 19,82 juta USD pada bulan April 2012. Selain HS 4001, impor Perancis dari Indonesia juga mengalami kenaikan pada kelompok produk HS 4011 New Pneumatic Tires, Of Rubber.
Kecenderungan penurunan impor Perancis dari Indonesia terjadi pada kelompok HS 4002 Synthetic Rubber And Factice In Primary Forms Etc. penurunan sebesar
(-99%) terjadi pada tahun
2010 jika dibandingkan dengan tahun 2009 dan penurunan terjadi sebesar (-100%) pada tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2010. Kelompok HS lain yang mengalami penurunan adalah HS 4016 Articles Nesoi, Of Unhardened Vulcanized Rubber pada tahun 2010 penurunan sebesar (-48%) dari nilai ditahun 2009 dan pada tahun 2011 penurunan sebesar (-26%) dari nilai tahun 2010 atau pada tahun 2011 penurunan sebesar (-61,8%) dari nilai tahun 2009. Sedangkan untuk kelompok produk 4005 Compounded
45
Rubber, Unvulcanized, In Primary, impor Perancis dari Indonesia masih sangat kecil yaitu dibawah angka 00 juta dolar US sehingga Indonesia belum masuk dalam kelompok 57 besar.
2.6
Peraturan dan Kebijakan Perancis terkait Industri dan Perdagangan Karet Perancis, sebagai negara anggota Uni Eropa mematuhi peraturan perdagangan karet alam yang ditetapkan dalam Perjanjian Uni Eropa. Perjanjian Internasional Tahun 1995 tentang Karet Alam yang dimuat dalam Journal official nomor Desember
1996
halaman
0002
–
L 324 tanggal 13
003114
menuangkan
kesepakatan dibidang perdagangan karet, diantaranya sebagai berikut:
Negara-negara anggata Uni Eropa wajib memperhatikan fluktuasi harga karet dan membantu menstabilkan harga ketika terjadi fluktuasi dengan memperhatikan efek fkuktuasi terhadap negara produsen dan negara konsumen.
Karet alam yang dapat diperjual belikan adalah tipe elastomer dalam bentuk cair atau padat yang tidak di vulkanisasi. Getah karet dapat berasal dari tanaman Hevea Brasiliensis
dan
Komisi Eropa http://eurlex.europa.eu/LexUriServ/LexUriServ.do?uri=OJ:L:1996:324:0002:0031:FR:PDF 14
46
getah tanaman lain yang disetujui oleh Dewan komisi karet eropa. (pasal 2)
Anggota ekportir dan importir harus mendeklarasikan diri dan mendapatkan persetujuan dari dewan komisi karet eropa. (pasal 2)
Aggota Uni Eropa melakukan stok sebesar 550.000 ton sebagai bentuk kesepakatan pasal 26 Perjanjian Internasional tahun 1987. Jumlah tersebut terdiri dari Stok rutin reguler 400.000 ton dan Stok rutin urgensi 150.000 .
Peraturan
lain
yang
penting
untuk
diperhatikan
dalam
perdagangan dan industri karet Perancis adalah :
Undang-undang nomor 2004-391 tanggal 4 Mei 2004 tentang Pelatihan Profesional Seumur Hidup dan Dialoq Sosial, undang-undang ini mewajibkan bagi para pengusaha untuk memberikan kurus peningkatan kualitas pekerjanya melalui pelatihan profesional, pelatihan tersebut termasuk penggunaan tehnologi baru dibidang industri karet dan penggunaan bahasa dengan kosakata khusus dibidang karet.
47
Peraturan tanggal 9 November 1994 yang dirubah dengan Peraturan tanggal 19 desember 2006 dan Peraturan 9 agustus 2005 mengatur tentang bahan baku karet yang akan digunakan sebagai produksi yang bersinggungan dengan produk minuman dan makanan.
Undang-undang nomor 12-03 tentang Studi Dampak Lingkungan mewajibkan industry termasuk karet khususnya polymer untuk melakukan study dampak lingkungan dari produk yang dihasilkannya.
48
III. PELUANG DAN STRATEGI 3.1 3.1.1
Kondisi Umum : Tantangan dan peluang Harga Karet
Seperti sifatnya yang elastis, harga karet juga dengan mudah mengalami perubahan sehingga fluktuasi harga karet dunia menjadi tantangan tersendiri bagi perdagangan karet. Harga karet dunia berbanding lurus dengan harga minyak mentah dunia. Perbandingan harga karet Eropa dan Perancis serta harga minyak mentah dunia, disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 7 Perbandingan Harga Minyak dengan Harga Karet
Harga 2009
Harga 2010
Harga 2011
Harga Quartal ke-1 2012
Harga Karet Alam di Eropa TSR20 €/ton
1.331
2.600
3.330
2.874
Perancis,
1.499
1.803
2.453
2.582
Brent Crude oil, US$ per barrel
62,3
80,2
110,9
118,1
Butadiene, US cents per lb (3)
45.0
84.2
131.8
122.7
Uraian
SBR Export Value €/ton
Sumber: Bulletin Rubber Statistical, Edisi April-Juni 2012
49
Harga karet dunia berbanding lurus dengan harga minyak mentah dunia.
Korelasi ini terkait erat dengan produksi karet sitesis
khususnya dalam industry petrokimia. Oleh karena itu jika harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan maka harga karet dunia
juga
mengalami
kenaikan.
Kenaikan
harga
ini
mendatangkan keuntungan bagi sector hulu khususnya bagi petani karet namun sebaliknya bagi industry hilir kenaikan harga akan mempengaruhi harga bahan baku yang berakibat terhadap kenaikan harga produk olahan karet. 15 Melihat Eropa merupakan pasar potensial bagi perdagangan karet maka krisis Eropa menjadi salah faktor fundamental global yang mempengaruhi perdagangan karet dunia.
Akibat krisis yang
melandanya, Eropa yang merupakan salah satu tujuan ekspor utama tidak lagi menjadi kawasan impor yang kuat dalam jangka pendek ini. Negara-negara eksportir yang memiliki industri yang terkait
dengan
produksinya
penggunaan
seperti
otomotif
karet dan
sebagai
bahan
manufaktur
baku
memiliki
kekhawatiran yang besar terhadap kondisi perekonomian Eropa yang masih terbelit dengan krisis finansial khususnya bagi negara anggota Uni Eropa seperti Yunani, Spanyol dan Potugal.
15
Consommation et production de caoutchouc dipublikasikan melalui : http://www.planetoscope.com/entreprises/1325-production-mondiale-decaoutchouc.html
50
Seiring krisis Eropa, harga karet dunia terus mengalami perubahan ekstrim sejak tahun Januari 2008 yakni mencapai nilai terendah pada bulan Desember 2008 dengan angka 89,49 sen euro per kilogram dan mencapai nilai tertinggi pada bulan Februari 2011 yang mencapai nilai 462,15 sen euro per kilogram.16 Variasi harga karet alam dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 10 Grafik Harga Karet Alam RSS3
Sumber : SNCP, Mei 2012
16
Ibid. SNCP, Mei 2012
51
3.1.2
Peluang Dan Tantangan Bagi Indonesia Dalam Perdagangan Karet Perancis
Indonesia merupakan negara dengan luas lahan karet terbesar di dunia sehingga Indonesia memiliki kepentingan besar dalam pemasaran dan posisi penting dalam perdagangan karet dunia. Sumbangan karet alam terhadap devisa negara mengalami peningkatan dalam satu dasawarsa terakhir.
Tabel 8.
Kontribusi Ekspor Karet Alam terhadap Ekspor Nonmigas (Juta US$)
Persentase Ekspor Ekspor Karet Alam Thd Ekspor Karet Alam Non Migas
Tahun
Ekspor Nonmigas
2001
43 684,6
787
1,80%
2002
45 046,1
1 038
2,31%
2003
47 406,6
1 495
3,15%
2004
55 939,3
2 181
3,90%
2005
66 428,5
2 584
3,89%
2006
78 589,1
4 322
5,50%
2007
92 012,3
4 871
5,29%
2008
107 894,1
6 058
5,61%
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2009
52
Berdasarkan data Statistik BPS, Indonesia memiliki luas areal tanaman karet mencapai 3,4 juta hektare pada tahun 2009. Indonesia mengungguli areal karet Thailand dengan luas 2,67 juta hektare menduduki posisi kedua dan Malaysia dengan luas lahan karet 1,02 juta hectare menduduki posisi ketiga. Meskipun Indonesia menduduki peringkat pertama dalam luas lahan karet namun dalam produksi Indonesia yang mencapai 2,4 juta ton pada tahun berada dibawah Thailand yang mencapai 3,1 juta ton, sedangkan produksi karet Malaysia mencapai 951 ribu ton. Dengan produksi tersebut, Indonesia menjadi produsen kedua terbesar dunia dalam perdagangan karet alam. Krisis Eropa yang menyebabkan turunnya produksi karet Perancis telah meningkatkan impornya, hal ini memberikan peluang bagi Indonesia beberapa kelompok produk dalam HS 40 mengalami peningkatan impor Perancis dari Indonesia sebagaimana telah disajikan dalam Tabel 6 diatas yaitu terjadi peningkatan untuk HS 4001 Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, Guayule, Chi dan HS 4011 New Pneumatic Tires, Of Rubber. Tantangan
Indonesia
adalah
menghadapi
kecenderungan
penurunan impor Perancis dari Indonesia terjadi pada kelompok HS 4002 Synthetic Rubber And Factice In Primary Forms Etc dan tantangan menghadapi rendahnya impor Perancis dari Indonesia untuk
kelompok
produk
HS
4005
Compounded
Rubber,
53
Unvulcanized, In Primary, impor Perancis dari Indonesia masih sangat kecil yaitu dibawah angka 00 juta USD sehingga Indonesia belum masuk dalam kelompok 57 besar negara pemasok HS 4005 yang merupakan 5 besar kelompok HS 40 yang diimpor Perancis. Tantangan lain, Indonesia dalam perdagangan dengan Perancis saat ini adalah mengembalikan posisi sebagai pemasok utama karena posisi Indonesia sebagai pemasok utama kelompok produk HS 4001 Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, Guayule, Chi ke Perancis digeser oleh Thailand pada bulan Maret dan April 2012. Turunnya pembelian kelompok produk HS 4001 ditengarai akibat turunnya pasokan karet Indonesia ke Perancis, karena Perancis belum menjadi salah satu tujuan utama ekspor karet Indonesia. Berdasarkan International Trade Statistics, pasar utama ekspor karet alam Indonesia pada tahun 2010 tertuju ke Amerika Serikat yang mencapai 40% dan Singapura yang mencapai 30% selebihnya 30% lainnya ditujukan ke Jepang, Eropa Barat dan negara lainnya dalam porsi yang kecil. Dan saat ini Cina dan India menjadi salah satu konsumen karet alam Indonesia dengan permintaan yang tinggi. Tergesernya posisi Indonesia dalam perdagangan karet bukanlah untuk pertama kalinya karena Indonesia pernah menjadi negara penghasil karet alam terbesar di dunia pada periode sebelum Perang Dunia II hingga tahun 1956. Sejak tahun 1957, kedudukan
54
Indonesia sebagai produsen karet nomor satu digeser oleh Malaysia.
Menurut
Sumatera
Utara
hasil
(USU),
analisis salah
dalam satu
Tesis
Universitas
penyebabnya
adalah
rendahnya mutu produksi karet alam di Indonesia. Namun berasarkan hasil wawancara kami dengan Peneliti CIRAD Montpellier dapat diketahui bahwa sebenarnya varietas tanaman karet Indonesia mampu
menghasilkan
karet alam dengan kualitas karet
terbaik
karena Indonesia
kondisi sangat
didunia Alam cocok
untuk pengembangan karet. Meskipun pengusahaan tanaman karet di Indonesia baru memasuki siklus ke empat dalam masa tanamnya karena budidaya karet secara komersial dimulai tahun 1902 di Sumatera, Indonesia telah mampu menjadi produsen karet utama dunia. Keunggulan karet Indonesia diantaranya adalah tahan terhadap penyakit dan memiliki kualitas yang tinggi. Kemampuan menghadapi penyakit, varietas karet Indonesia memiliki daya tahan terhadap penyakit South American Leaf Blight (SALB) atau Penyakit Hawar Daun Amerika Selatan yang menjadi penyakit endemic karet di negara asalnya yakni Brazil. Peluang
55
perdagangan karet Indonesia juga didukung oleh kualitas yang baik karena curah hujan dan suhu udara Indonesia sangat cocok untuk karet. Budidaya karet Thailand banyak dilakukan dibagian utara Negeri Gajah Putih tersebut sehingga budidaya karet menghadapi suhu yang rendah saat musim dingin, hal ini menjadi salah satu sisi negatif dari karet Thailand karena kualitas karet menjadi menurun. Salah satu negara pesaing Indonesia dalam perdagangan karet pada tahun-tahun kedepan adalah Vietnam, saat ini memang kualitas dari tanaman karet Vietnam belum terlalu bagus karena tanaman karetnya masih berusia muda yaitu 10-12 tahun. Kualitas yang baik dari karet alam Indonesia tersebut sangat sesuai dengan kebutuhan Perancis.17 Pendapat tersebut sangat beralasan karena menurut IRSG 2012, negara produsen utama karet alam dunia saat ini adalah Thailande, Indonesia, Malaisia, Inda, China dan Vietnam. Dengan demikian negara pesaing Indonesia akan semakin bertambah dan bervariasi. Dengan melihat kualitas yang baik dari budidaya karet Indonesia, penurunan produksi karet perlu mendapatkan perhatian yang serius.
17
Ibid. wawancara dengan peneliti CIRAD
56
3.2
Distribusi
Produksi/ Pembelian Bahan Baku Produsen (Petani Karet alam, industri kimia untuk karet buatan) Pengumpul
Produksi/ Pembelian Peralatan Produsen peralatan dan perlengkapan industri (ex : pengaduk, pressing)
Formulasi/ Fabrikasi Pencampuran bahan-bahan baku menggunakan peralatan Produksi barang setengah jadi Pengolahan karet Produksi Barang Jadi Pengolahan karet Pembuatan Bak Sector pengolahan karet lainnya ex. Petrokimia
Penggunaan produk karet jadi Ban: mobil, pesawat dan kereta api Baranang-barang olahan karet lainnya : bangunan, peralatan industry, kesehatan, makanan, pertanian, elektronik, sepatu, mainan dll
Daur Ulang Pengolahan limbah
57
3.3
Rekomendasi 1.
Mengeluarkan
kebijakan
yang
mampu
merangkul
perkebunan karet rakyat, demi menjaga kualitas karet alam. 2.
Peningkatan daya saing
3.
Pelatihan
dan
pembudidayaan
karet
Perancis
dapat
membuka peluang pemasaran tenaga kerja terdidik dibidang karet dari Indonesia ke Perancis.
58
IV. 4.1
INFORMASI PENTING
Informasi Perwakilan Perancis di Indonesia KEDUTAAN BESAR PERANCIS UNTUK INDONESIA DAN TIMOR TIMUR / FRENCH EMBASSY Menara BCA – 40th floor Jl. M. H. Thamrin n°1 Jakarta Pusat 10310 Tel. : (62-21) 23 55 76 00 Faks : (62-21) 23 55 76 02 Surel :
[email protected] [email protected] Web. : http://www.ambafrance-id.org/
KONSULAT JENDERAL DENPASAR (BALI DAN LOMBOK) Jl. Mertasari Gg. II No. 08, Sanur Tel. : +62 361 285 485 Faks : +62 361 286 406 Surel :
[email protected] BAGIAN EKONOMI World Trade Center, Lt. 11 Jalan Jend Sudirman, n° 31 JAKARTA 12 920 Tel : (021) 570 16 68 Faks : (021) 570 04 78 Surel :
[email protected] Web : www.missioneco.org/indonesie KAMAR DAGANG PRANCIS-INDONESIA (IFCCI) Chase Plaza, Lt. 14 Jalan Jenderal Sudirman, n°21 JAKARTA 12910 Tel : (62 21) 520 82 61 Faks : (62 21) 520 82 71 Surel :
[email protected] Web : www.ifcci.com
59
4.2
Informasi Perwakilan Indonesia di Perancis KBRI UNTUK PERANCIS DAN KEPANGERANAN ANDORA 47-49 rue Cortambert 75116 Paris, France Tel : (33-1) 4503-0760 Faks : (33-1) 4504-5032, 4072-7063 Surel:
[email protected] Web : http://paris.kemlu.go.id atau www.amb-indonesie.fr
KONSULAT JENDERAL / KJRI MARSEILLE 25 Bd Carmagnole 13008, Marseille, France Tel. : + 33 491 230 160 Faks : +33 491 714 032 Surel:
[email protected] Web : www.deplu.go.id/marseille atau www.cons-indonesie.fr
INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER (ITPC) 19 Boulevard Eugene Deruelle 69003 Lyon, France Tel : +33 4 78 60 62 78 Faks : +33 4 78 60 63 14 Surel:
[email protected] Web : www.itpclyon.fr
4.3
Daftar Pameran Alas Kaki di Perancis CCG - Caoutchouc Caucho Gomma International Rubber and Polymers Exhibition
Tempat
:
Eurexpo Lyon
Waktu :
Bulan Mei (24-27 May 2011)
60
Periode
:
3 tahun sekali
Kategori Polymer
:
Pameran Karet dan
Plastics Meetings
Tempat Lyon
:
Parc de la Tete d’Or
103 Boulevard de Stalingrad 69100 Lyon-Villeurbanne Lyon, , France Tel: +33 (0)4 78 94 69 00 Fax: +33 (0)4 72 44 06 23 Waktu :
Bulan Maret (4-5 April 2012)
Kategori Plastik
:
Pameran Karet dan
JEC Composites Show Paris
Tempat : Versailles, Paris
Paris Porte de
1 place de la Porte de Versailles Paris 15 Paris, France Tel: 01.40.68.22.22 Fax: +33 (0)1 46 99 69 68 Waktu :
bulan Maret (27-29 Mar 2012)
Periode
:
setiap tahun
Kategori : Pameran internasional untuk plastic dan karet
61
F.I.P. Solution Plastique - The Plastics Industry Exhibition In France
Tempat : Eurexpo Lyon Avenue Louis Blériot - BP 190 69686 Chassieu Cedex Lyon, , France Tel: +33 (0)4 72 22 33 44 Fax: +33 (0)4 72 22 33 34 Waktu :
bulan Mei
Kategori : dan inovasi karet
4.4
Assosiasi, Perusahaan ekspor-Import Olahan Karet di Perancis
Pameran untuk karet
Karet
dan Produk
Kementrian Perindustrian Perancis Situs : www.industrie.gouv.fr Pelayanan penanaman :
[email protected] Pelayanan ekspor. :
[email protected] Pelayanan peraturan eropa : anne.rouban@ industrie.gouv.fr Pelayanan perdagangan :
[email protected] SNCP Syndicat national du caoutchouc et des polymères 60 rue Auber 94408 VITRY SUR SEINE Cedex Tél : + 33 (0)1 49 60 57 57 Fax : + 33 (0)1 45 21 03 50 Situs : www.lecaoutchouc.com surel :
[email protected] Bruno MAROSTEGAN Délégué général + 33 (0)1 49 60 57 57
62
[email protected] om Pusat Penelitian Karet Penelitian karet dan plastic IRSG Institut Pelatihan Karet
: www.lrccp.com : www.rubberstudy.com : www.ifoca.com
Persatuan Pengusaha Kecil Karet (UCAPLAST) Situs : www.ucaplast.fr Daftar perusahaan perancis yang bergerak di karet http://www.annuairefrancais.fr/caoutchouc/index.html
DAFTAR PUSTAKA
1. Consommation et production de caoutchouc dipublikasikan melalui : http://www.planetoscope.com/entreprises/1325-production-mondialedecaoutchouc.html 2. Komisi Eropa http://eurex.europa.eu/LexUriServ/LexUriServ.do?uri=OJ:L:1996:324:0 002:0031:FR:PDF 3. Maju bersama UKM. http://binaukm.com 4. Pemerintah Auverne, DIRECCTE Auvergne, Januari 2010 5. Pemerintah Provinsi Centre (Région Centre ). La Filière Caoutchouc En Région Centre. Desember 2010 6. PT Rimba Karet Strive. http://karetalam.com/article/plantationl 7. Situs resmi Pemerintah Perancis, http://www.france.fr diakses 6 Juli 2012
63
8. SNCP. Histoire : de l’objet de curiosité aux applications industrielles quelques dates importantes de la saga du caoutchouc dipublikasikan pada http://www.lecaoutchouc.com/spip.php?page=rubriquepublic&id_rubrique=105 9. SNCP. Intelligence caoutchouc France - Europe – Monde. Edisi 2011 dipublikasikan pada http://www.lecaoutchouc.fr/IMG/pdf/Intelligence_caoutchouc_2011__D oc_de_presentation.pdf 10. Syndicat National de Caoutchouc et Polymère . Rapport d’activite 2011. http://www.lecaoutchouc.fr/IMG/pdf/Rapport_d_activite_SNCP_2011.p df
11. Syndicat National de Caoutchouc et Polymère. Tableau de bord matières premières « caoutchouc ». Edisi Mei 2012 dipublikasikan pada http://www.lecaoutchouc.com/IMG/pdf/Tableau_de_bord_matieres_pr emieres_mai_2012.pdf 12. Unpad. Prospek Pengembangan Industri Karet. http://blogs.unpad.ac.id/
64
Lampiran 1. Data situasi kebutuhan dan produksi karet Dunia