RUBBER TECHNOLOGY (TEKNOLOGI KARET) Intisari dari buku (Science and technology of Rubber, edited by James E. Mark ) dengan tambahan referensi dari berbagai sumber By. Muhammad Akhsin Muflikhun
2015/10/19
Pengertian dari karet/rubber • Adalah material yang memiliki sifat elastis dengan bentuk rantai carbon yang disebut polymer. Penggabungan antara elastis dan polymer ini disebut elastromer. Dalam bahasa umum elastromer disebut dengan Rubber.
2015/10/19 Source: Engineering with Rubber. How to design rubber components. Edited by Alan N. Gent, 1992
2
Klasifikasi Rubber • Natural Rubber Disebut dengan Latex, merupakan sari dari getah pohon Hevea brasiliensis dengan rumus Poly isoprene (C5H8). • Synthetic Rubber Rekayasa teknologi untuk membentuk rantai carbon dengan sifat seperti Rubber. Memiliki banyak varian. Source: Engineering with Rubber. How to design rubber components. Edited by Alan N. Gent, 1992 2015/10/19
3
Natural Rubber • Bahan dari Latex. Pada teknologi modern, latex alami dalam proses pembuatan produk lanjutan dicampur dengan diberi tambahan komponen untuk menambah sifat baru didalam sifat aslinya, seperti*; a) b) c) d) e) f)
Thickning agent Vulcanizing agent Fillers Dispersing agents Emulsifying agents Compounding agents
2015/10/19 Source: Polymer Science; Introducing to Fibre Science and Rubber Technology , by Utpal Kumar Niyogi, 2007
4
a) b) c) d) e) f) g) h) i) j)
k) l) m) n) o) p) q)
SYNTHETIC RUBBER Styrene – Butadiene Rubber (SBR) : Anti abrasi dan mampu memberi kestabilan pada roda karet saat di campur dengan Latex. Polybutadiene : Sebagai ban Truck berat saat dicampur dengan Latex dan SBR. Nitrile Rubber (NBR) : automotive industri, resistan terhadap Oli, Bensin, dan senyawa kimia. Chloroprene Rubber (CR) : Kuat secara mekanis, tahan terhadap tekanan, tahan api, awet, kualitas standard untuk seal di oli atau bahan bakar. Ethylene- Propylene Rubber : Bahan campuran Latex dan SBR pada ban sebagai penahan saat tekanan tinggi dan mampu lentur. Butyl Rubber (IIR) : Digunakan dalam proses vulkanisir. Chlorobutyl Rubber : Seal pada tabung oksigen atau gas. Polysulfide Rubber (TR) : Campuran cat agar cepat kering. Liquid Polysulfides : Sebagai seal di pesawat terbang atau kapal selam. Silicone Rubber (SI) : cocok dipakai di kondisi/temperatur eksterm dengan kelemahan di tensile strength yang rendah. Dipakai di rudal. Fluorocarbon Elastomers : Gasket dan O-ring pada pesawat terbang. Thermoplastic Elastomers (TPE) : Wire insulation. Thermoplastic Polyurethanes : Rantai mobil salju. Styrene thermoplastic elastomers : Penyaring UV dan tempearatur udara. Ethylene - propylene copolymers (EPM) : Penyaring UV. Polyether – polyester TPE : Komponen mesin mobil Polyether- polyamide copolymers : Gear dan kabel.
2015/10/19 Source: Polymer Science; Introducing to Fibre Science and Rubber Technology , by Utpal Kumar Niyogi, 2007
5
Penggunaan Rubber
2015/10/19 Source: Polymer Science; Introducing to Fibre Science and Rubber Technology , by Utpal Kumar Niyogi, 2007
6
Styrene – Butadiene Rubber (SBR) SBR adalah jenis yang paling banyak digunakan sebagai campuran Latex karena: Harga murah, Good abrasion, memiliki struktur lebih homogen dibanding Latex. Struktur SBR adalah copolymer dengan nama styrene (CH2CHC6H5) dan 1,3-butadiene (CH2CHCHCH2) Komposisi dari Styrene adalah 23.5% total dengan perbandingan (1 styrene dilingkari dengan 6 atau 7 butadine) SBR dapat di buat dengan emulsion polymerization dan solution polymerization. SBR dapat dibuat dalam kondisi panas (±50°C) atau dalam kondisi dingin (±4°C).
2015/10/19 Source: Polymer Science; Introducing to Fibre Science and Rubber Technology , by Utpal Kumar Niyogi, 2007
7
Styrene – Butadiene Rubber (SBR)
2015/10/19 Source: Polymer Science; Introducing to Fibre Science and Rubber Technology , by Utpal Kumar Niyogi, 2007
8
Polybutadiene
•Proses pembuatan Polybutadiene berasal dari : polymerization recipe yielding 90% in 2 hours at 50°C is, benzene 85 ml; butadiene 15 ml; (i-C4H9)3Al 50 mg and TiI4 25 mg. •Glass transmision dari Polybutadiene dalam range temperature (-70° to - 100°C). •Vulkanisasi Polybutadiene menggunakan sulphur levels (1.0 to 2.5 phr). •Polybutadine memiliki angka kekenyalan yang lebih baik di temperature ruangan. Kompensasi dari sifat itu, polybutadiene memiliki nilai tear resistance, tack, dan tensile strength yang kecil. •Perbandingan sifat baik dan jelek ini membuat polybutadiene jarang digunakan dalam wujud yang independen tetapi selalu di gabung dengan elastomer yang lain. 2015/10/19 9 Source: Polymer Science; Introducing to Fibre Science and Rubber Technology , by Utpal Kumar Niyogi, 2007
Polybutadiene
2015/10/19 Source: Polymer Science; Introducing to Fibre Science and Rubber Technology , by Utpal Kumar Niyogi, 2007
10
•
•
•
2015/10/19
Ethylene- Propylene Rubber (EPR) Merupakan gabungan dari Ethylene dan Propylene dengan proporsi (50/50 sampai 65/35).
Ada 2 jenis The Standard Binary Copolymers (EPM) dan unsaturated ternary copolymers (EPDM). EPM dapat di gabung dengan peroxide, sedangkan EPDM dapat digabung dengan sulphur dan rubber accelerators biasa seperti tetramethyl thiuramdisulphide (TMTDS) dengan diaktifasi dengan mercaptobenzothiazole (MBT).11
Source: Polymer Science; Introducing to Fibre Science and Rubber Technology , by Utpal Kumar Niyogi, 2007
• •
•
•
Butyl Rubber (IIR) Pertama kali di temukan dan diproduksi tahun 1942. Butyl Rubber secara komersial di pasarkan dengan rumus copolymerizing isobutylene dengan campuran sejumlah kecil isoprene 1-3% dari keseluruhan rantai monomer.
Cara pembuatan Butyl Rubber adalah menggunakan metode polymerisasi di larutan solvents seperti methyl chloride. Persenyawaan ini dilakukan dalam kondisi dingin (± -100°C) dengan menggunakan katalis Friedel-Crafts seperti AlCl3 dan BF3. Pada proses manufaktur, kemurnian senyawa sangat penting agar didapatkan berat molekular yang tinggi kuantitasnya. Ciri terbaik dari Butyl Rubber adalah jumlah N-butene harus kurang dari 0.5% dan kemurnian isoprene harus lebih dari 95%.
2015/10/19 Source: Polymer Science; Introducing to Fibre Science and Rubber Technology , by Utpal Kumar Niyogi, 2007
12
Mechanical Properties of Rubber 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. – 1. 2. 3.
Tear Strength Ultimate Tensile Strength Modulus Elasticity Elongation Impact Thoughness Density water absorption viscosity process temperature melt flow index (MFI) Specific Gravity Hardness Thermal Properties
1. 2. 3. 4. 1. 2. 3.
Maximum Use Temperature Glass Transition Temperature Thermal Conductivity Coefficient of Thermal Expansion (CTE) Electrical Properties Electrical Resistivity dielectric strength relative permittivity
2015/10/19 Source: Zorge, Rubber Precision Parts
13
TEAR STRENGTH TEST
VIDEO
2015/10/19 Source: Zorge, Rubber Precision Parts
14
2015/10/19 Source: Clifton Rubber
15
MECHANICAL PROPERTIES (TENSILE STRENGTH) OF VARIOUS ELASTOMER
2015/10/19 Source: Clifton Rubber
16
MECHANICAL PROPERTIES
2015/10/19 Source: Characteristic Properties of Silicone Rubber Compounds, Shin-Etsu Sillicone, 2005
17
MECHANICAL PROPERTIES
2015/10/19 Source: Characteristic Properties of Silicone Rubber Compounds, Shin-Etsu Sillicone, 2005
18
MECHANICAL PROPERTIES (Pembesaran)
2015/10/19 Source: Characteristic Properties of Silicone Rubber Compounds, Shin-Etsu Sillicone, 2005
19
MECHANICAL PROPERTIES (Thermal Conductivity)
2015/10/19 Source: Characteristic Properties of Silicone Rubber Compounds, Shin-Etsu Sillicone, 2005
20
Polarity
Source: Rubber Compounds, A Market Opportinity Study, R. Brentin and P. Sarnacke, OMNI Tech International. 2011 2015/10/19
21
MECHANICAL PROPERTIES OF VARIOUS ELASTOMER
2015/10/19
22
Kebutuhan akan RUBBER
Source: Rubber Compounds, A Market Opportinity Study, R. Brentin and P. Sarnacke, OMNI Tech International. 2011 2015/10/19
23
Harga RUBBER
2015/10/19 Source: Rubber Compounds, A Market Opportinity Study, R. Brentin and P. Sarnacke, OMNI Tech International. 2011
24
Pabrik RUBBER Dunia
2015/10/19 Source: Rubber Compounds, A Market Opportinity Study, R. Brentin and P. Sarnacke, OMNI Tech International. 2011
25
Riset Terkini
2015/10/19 Source: Rubber Compounds, A Market Opportinity Study, R. Brentin and P. Sarnacke, OMNI Tech International. 2011
26
Polymerization • Polymerization RUBBER adalah reaksi kimia, dimana molekul carbon yang kecil bergabung dengan molekul yang lebih besar untuk membentuk rantai karbon. • Pada umumnya, rubber yang ada dipasaran terdiri dari elastomer dan zat penambah. Zat penambah ini bisa menjadi zat pengisi ruang kosong diantara molekul rubber atau sebagai alat vulkanisir. Tujuan ditambahkan zat penambah adalah untuk memberikan nilai lebih dari physical properties sebuah rubber. 2015/10/19 Source: Yokohama Rubber , 2008
27
POLIMERISATION
VIDEO 1
2015/10/19 Source: Yokohama Rubber , 2008
VIDEO 2
RODA KARET
2015/10/19
Komposisi Tire
2015/10/19 Source: Yokohama Rubber , 2008
TEKNOLOGI RODA KARET • Roda sudah dikenal sejak 5000 tahun yang lalu • Roda sebagai elemen penting kendaraan untuk mempermudah bermanuever
• Friction Force Roda karet 2015/10/19 Source: Tire modeling, Lateral and Longitudinal Tire Force, G. Erdogan, 2009
Roda Ideal dan Aktual
Ideal
2015/10/19 Source: Tire modeling, Lateral and Longitudinal Tire Force, G. Erdogan, 2009
Aktual
Effective Radius
2015/10/19 Source: Tire modeling, Lateral and Longitudinal Tire Force, G. Erdogan, 2009
Bagian-bagian Roda
2015/10/19
Proses Pembuatan Roda Karet 1. Mencampur carbon blacks, elastomers dan penambahan campuran kimiawi dengan e ggu aka Ba ur Mi er . 2. Mencampur antara benang baja dan benang karet dan kemudian di coating dengan campuran rubber 3. Proses penekanan antara Treads dan componen Sidewall. 4. Perakitan manual dari componen dalam roda karet dengan menggunakan tire building a hi es . Dalam proses ini ada 4 tahap: Inner liner, Beads, Tread, dan Tire Building. 5. Vulcanizing atau mencetak Ban Karet dengan Memberikan tekanan dan Heat Treatment. 6. Penyelesaian Final, meliputi; Inspeksi, Storage, dan pengiriman. Termasuk proses inspeksi adalah perbaikan jika ada bagian yang cacat. 2015/10/19 Source: Tire manufacturing process, http://tirefailures.com
VULCANIZATION of RUBBER
2015/10/19 Source: Tire manufacturing process, http://tirefailures.com
Tire Manufacturing
2015/10/19 Source: Tire manufacturing process, http://tirefailures.com
Proses Pembuatan Roda Karet
VIDEO
2015/10/19
Kerusakan pada saat pembuatan Ban Karet • Proses pembuatan ban yang tidak clean dan terstandard dengan baik dapat mengakibatkan cacat pada Ban Karet, antara lain: 1. Kontaminasi dari bahan diluar komponen ban, antara lain; Pecahan besi, kayu, kaca. 2. Cacat produksi yang diakibatkan adanya ruang udara antar Ikatan baja diakibatkan sulitnya proses pelapisan antara ikatan benang baja dengan Karet. 2015/10/19 Source: Tire manufacturing process, http://tirefailures.com
Pengetesan Roda
2015/10/19 Source: Tire modeling, Lateral and Longitudinal Tire Force, G. Erdogan, 2009
Pengetesan Roda
2015/10/19 Source: Tire Testing & Evaluation, Nevada Automotive Test Center (NATC)
Pengetesan Roda
2015/10/19 Source: Flat-trac Tire Test System, MTS USA, 2014
42
Pengetesan Roda Pengukuran Statis 1. Pengukuran berat dari casing roda. 2. Pengukuran Ketebalan . 3. Pengukuran tread hardness. 4. Pengukuran ukuran roda secara manual. 5. Pengukuran statik stiffness dalam proses radial. 6. Pengukuran dan menganalysa jejak dari ban. • Pengukuran kontak yang terjadi antara distribusi tekanan pada roda bagian bawah yang menempel dengan lantai. 1. Pengukuran kekuatan dengan keretakan yang terjadi pada puncak ban. • Menentukan kehandalan casing dengan memberikan tekanan melalui air. 1. Pengukuran kekuatan dari casing ban tubeless terhadap friksi dengan rem • Pengukuran dari kedalaman dan ketinggian dari wear indikator. 1. Pengukuran dari luasan yang tertekan pada tyre bead. 2. Pengukuran terhadap tekanan roda. 3. Pengukuran terhadap resistansi pada permukaan listik. Dynamic Test • Speed Test 1. Endurance Tyre Test 2. Special Dynamic Measurement Tes Roda Pada Kondisi Nyata 1. Wearing Test 2. Spesial Test, terdiri dari a. Subjective Test b. Objective Test
2015/10/19 Source: Tire modeling, Lateral and Longitudinal Tire Force, G. Erdogan, 2009
Tire Force Test
VIDEO 1 2015/10/19
Materi Tambahan Standardisasi Rubber Proses standardisasi Rubber berdasarkan pada Parts per hundred parts of rubber (phr). Rumusannya adalah sebagai berikut: Material
phr
Raw rubber
100
Sulphur
0-4
Zinc oxide
5
Stearic acid
2
Accelerator
0.5-3
Antioxidant
1-3
Filler
0-150
Plasticizer
0-150
Other additives
0-
2015/10/19 Source: Virtual Education in Rubber Technology, Elastomeric Materials, M. Poikelispää2007
Perbedaan ThermoPlastic Elastomer (TPE) dengan Rubber TPE
Rubber
Belum melewati fase Transisi Temperatur Glass
Sudah melewati Fase Transisi Temperatur Glass
Mechanical dan Physical Properties tidak berubah
Mechanical dan Physical Properties berubah
Proses lebih simple
Proses lebih rumit
Proses menggunakan temperature lebih rendah (< 130 - 160°C)
Proses menggunakan temperatur lebih tinggi (> 160°C)
Proses lebih sederhana tanpa vulcanization (Setelah proses pencairan atau pemanasan temperatur langsung dimasukkan dalam cetakan dan didinginkan)
Proses dimulai dengan pencampuran elastomer dengan zat additves diikuti dengan vulcanization untuk merubah properties dari Rubber.
Viscositas lebih kecil
Viscositas lebih besar
2015/10/19 Source: Virtual Education in Rubber Technology, Elastomeric Materials, M. Poikelispää2007
Perbedaan ThermoPlastic Elastomer (TPE) dengan Rubber
2015/10/19 Source: Virtual Education in Rubber Technology, Elastomeric Materials, M. Poikelispää2007
Thermoplastic Elastomer vs Thermosetting Elastomer
VIDEO 1 2015/10/19
VIDEO 2
Proses Recycle Dari Rubber Kind of Recovery Repair
Recovery Process Retreading Regrooving Use as weight
Product Reuse Physical Reuse
Use of form Use of properties Use of volume Tearing apart
Physical Material Reuse
Processing to crumb Chemical Thermal
Energy Reuse 2015/10/19
Cutting Reclamation Pyrolysis Combustion Incineration
Source: Virtual Education in Rubber Technology, Elastomeric Materials, M. Poikelispää2007
Terimakasih