ISBN : 978-602-1276-03-7
Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul MENDUKUNG PROGRAM m-P3MI DI PROVINSI JAMBI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) JAMBI
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2013
TEKNOLOGI PEMBIBITAN KARET KLON UNGGUL MENDUKUNG PROGRAM m-P3MI DI PROVINSI JAMBI
Nur Asni Linda Yanti
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) JAMBI
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTRIAN PERTANIAN
2013 iii
ISBN : 978-602-1276-03-7
TEKNOLOGI PEMBIBITAN KARET KLON UNGGUL MENDUKUNG PROGRAM m-P3MI DI PROVINSI JAMBI Penanggung Jawab : Ir. Endrizal, M.Sc (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi) Dewan Redaksi Ketua: Rima Purnamayani, SP, M.Si Anggota: - DR. Desi Hernita - Endang Susilawati, S.Pt
Tata Letak & Desain Sampul: drh. Sari Yanti Hayanti Farida
Diterbitkan Oleh: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
Alamat : Jl. Samarinda Paal V Kotabaru Jambi 36128, Jl. Raya Jambi – Palembang KM16 Desa Pondok Meja, Kec. Mestong, Kab. Muaro Jambi Telepon: 0741-40174/7053525, Fax: 0741-40413 e-mail:
[email protected] /
[email protected] website:jambi.litbang.deptan.go.id
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya brosur Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul Mendukung Program m-P3MI di Provinsi Jambi. Tujuan penulisan buku ini untuk memberikan informasi praktis terkait pembibitan karet klon unggulan anjuran di Provinsi Jambi dan menambah wawasan serta ketrampilan bagi penyuluh dan petani di lapangan. Brosur ini memuat tentang proses pembibian karet klon unggul yang meliputi ; pembangunan batang bawah, pembangunan kebun entres, okulasi, produksi bahan tanaman dan aplikasi pembibitan klon karet unggul melalui m-P3MI di Kabupaten Batanghari. Brosur ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca. Jambi, Desember 2013 Kepala Balai,
Ir. Endrizal, M.Sc. NIP. 19580101 198503 1 005
i
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................... DAFTAR ISI ........................................................ DAFTAR TABEL ..................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................
i ii iii iv
I. PENDAHULUAN .........................................
1
II. PEMBANGUNAN BATANG BAWAH...................
2
Persiapan Lahan Pembibitan..................... Penyemaian Benih.................................. Pendederan Biji...................................... Penanaman Kecambah............................ Pemeliharaan di Pembibitan......................
3 3 3 5 5
III. PEMBANGUNAN KEBUN ENTRES......................
5
IV. OKULASI....................................................
7
A. B. C. D. E.
V. PRODUKSI BAHAN TANAMAN......................... VI. APLIKASI PEMBIBITAN KLON KARET UNGGUL MELALUI m-P3MI................................................ VII. PENUTUP..…….............................................. DAFTAR PUSTAKA ..................................................
10 11 12 13
ii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1.
Perbedaan antara okulasi dini, hijau dan coklat ...........
7
2.
Rekomendasi Pemupukan di Pembibitan .....................
11
iii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Pendederan Biji Karet ...........................................
4
2. Pendederan pada Barisan Secara Teratur.....................
4
3. Bibit Batang Bawah dengan Jarak tanam 40x40x50 cm
4
4. Kebun Entres........................................................
4
5. Panen Entres................................................................
6
6. Stum Mata Tidur yang Baru Dipindah ke Polybag............
7
7. Bibit Karet Umur 1 Bulan dalam Polybag........................
7
8. Pengirisan Batang.........................................................
8
9. Mata Okulasi ...............................................................
9
iv
I.
PENDAHULUAN
m-P3MI adalah suatu Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi, yang merupakan suatu modus kegiatan diseminasi melalui suatu percontohan kongkrit dilapang. Tujuan kegiatan m-P3MI untuk mempercepat arus diseminasi teknologi, memperluas spektrum atau jangkauan sasaran penggunaan teknologi berbasis kebutuhan pengguna dan meningkatkan kadar adopsi teknologi inovatif serta untuk memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik pengguna dan lokasi. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis kedalam tiga fase yang masing-masing terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, dimulai dari ; 1) fase
inisiasi
model
(penentuan
lokasi,
identifikasi
permasalahan,
perancangan model dan Implementasi model); 2) fase pengawalan teknologi (identifikasi komoditas unggulan, peningkatan IP dan nilai tambah, optimalisasi penggunaan sumberdaya pertanian,meningkatkan kelembagaan pendukung); dan 3) fase pengembangan. Kegiatan m-P3MI dilaksanakan di Desa Rantau Kapas Tuo Kecamatan Tembesi Kabupaten Batang Hari. Komoditas unggulan didesa ini selain padi rawa lebak adalah karet, Luas areal tanaman karet rakyat di Provinsi Jambi mencapai 650.634 Ha dengan produktivitas 864 Kg/Ha, sedangkan untuk Kabupaten Batang Hari luas tanaman karet mencapai 112.093 Ha dengan produktifitas sebesar 882 kg/ha (Dinas Perkebunan, 2012). Permasalahn pertanaman karet rakyat di Provinsi Jambi saat ini antara lain adalah penggunaan bibit unggul bermutu bersertifikat yang masih rendah, sehingga perlu dilakukan upaya pembibitan karet unggul dalam mendukung kegiatan m-P3MI di Kabupaten Batang Hari. Penggunaan bibit bermutu tinggi merupakan suatu keharusan bagi petani perkebunan karet rakyat untuk meningkatkan produktiviatas. Hasil 1
bibit yang optimal membutuhkan pengelolaan bibit yang baik pula di lapangan dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pada perkebunan karet. Sampai saat ini penyediaan bibit karet bermutu bersertifikat dalam jumlah banyak masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan bibit petani, sehingga
diperlukan penangkar bibit yang mampu menghasilkan bibit
karet yang bermutu tinggi sesuai dengan standar teknis yang berlaku (Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2006). Tahapan kegiatan pengelolaan pembibitan karet yang harus dipahami dengan benar antara lain: pengelolaan batang bawah dan kebun entres, serta teknik okulasi. Peremajaan karet yang dilaksanakan di provinsi Jambi sejak tahun 2005 telah dikenalkan kepada petani beberapa klon karet anjuran yang memiliki
produksi
tinggi.
Pengenalan
ini
sangat
diperlukan
untuk
melakukan pemurnian kebun entres. Teknik pengenalan klon dilakukan dengan pengamatan secara visual terhadap ciri-ciri morfologi yang khas pada masing-masing klon. Untuk penguasaan teknik ini diperlukan kemampuan pengenalan ciri tersebut melalui latihan yang intensif. II. PEMBANGUNAN BATANG BAWAH Pembibitan karet bertujuan untuk memperoleh batang bawah yang mempunyai perakaran kuat dan daya serap hara yang baik. Hal tersebut dapat dicapai dengan
pembangunan pembibitan batang bawah yang
memenuhi syarat teknis, mencakup persiapan lahan, penanganan banih, perkecambahan,
penanaman
kecambah,
serta
usaha
pemeliharaan
tanaman di pembibitan (Balai Penelitian Sembawa, 2006). Klon – klon anjuran untuk batang bawah seperti GT1, PR 300, PR 228, AVROS 2037, LCB 1320, PB 260, RRIC 100 dan BPM 24 (Balai Penelitian Sembawa, 2005). 2
A.
Persiapan Lahan Pembibitan Pengolahan tanah merupakan kunci awal untuk mendapatkan bibit bermutu baik. Pengolahan tanah yang kurang baik dapat menyebabkan terbentuknya akar yang tidak sempurna. Persyaratan lahan
untuk
dapat
dijadikan
tempat
pembibitan
baik
untuk
penanaman batang bawah dan kebun entres adalah ;
Mudah dijangkau.
Dekat dengan sumber air dan.
Bukan daerah penyebaran penyakit jamur akar (terutama JAP). Pengolahan tanah dilakukan pada kedalaman 40-50 cm. Kayu dan
sisa-sisa akar harus dibuang untuk mencegah penyebaran jamur akar putih. B.
Penyemaian Benih Benih karet didederkan pada media yang lembab dan tidak terkena sinar mata hari langsung untuk mempermudah proses perkecambahan. Bedengan pendederan diberi pasir atau serbuk gergaji, dan diberi naungan.
C.
Pendederan Biji Benih dapat didederkan dengan dua cara yaitu berjajar dengan jarak antar biji satu cm atau ditebar dengan posisi biji tengkurap. Keuntungan pendederan secara berjajar :
Pertumbuhan kecambah relatif lebih seragam.
Pemindahan kecambah mudah dilakukan.
Pemindahan bisa dilakukan sampai stadium pancing atu satu payung.
Sedangkan pada pendederan ditebar :
Pemindahan kecambah harus dilakukan pada stadium mentis atau stadium bintang. 3
Kalau pemindahan kecambah terlambat akan menghasilkan bibit yang berakar bengkok dan atau bercabang.
D.
Gambar 1. Pendederan biji karet
Gambar 2. Pendederan pada barisan secara teratur
Gambar 3. Bibit batang bawah
Gambar 4. Kebun entres dengan jarak tanam 40x40x50cm
Penanaman Kecambah
Kecambah yang baik adalah kecambah yang muncul 5-14 hari setelah pendederan.
Pencabutan kecambah dilakukan secara hati-hati agar
tidak
merusak bakal akar.
4
Pemindahan kecambah dilakukan pada stadia satu payung daun, daunnya digugurkan dan akar tunggang dipotong miring 10 cm dari laher akar.
E.
Kecambah diangkut dengan menggunakan ember berisi air.
Penanaman sebaiknya dilakukan pagi dan sore hari.
Pemeliharaan Tanaman Di Pembibitan Pemeliharaan tanaman di pembibitan terdiri atas empat kegiatan
yaitu:
penyulaman/penyisipan,
pengendalian
gulma,
pengendalian hama dan penyakit, serta pemupukan.
Penyulaman pembibitan paling lambat dilakukan pada umur satu bulan.
Lahan pembibitan harus bebas dari gulma.
Penyiangan bisa dilakukan dengan cara manual dan secara kimia dengan menggunakan herbisida pra dan purna tumbuh.
Pengendalian penyakit terutama diperlukan pada bibit yang baru berdaun muda dengan menggunakan fungisida, dosis dan interval tertentu. III. PEMBANGUNAN KEBUN ENTRES Klon – klon yang ditanaman pada kebun entres harus jelas asal
usulnya dan merupakan klon anjuran. Klon anjuran untuk entres antara lain: PB 260, GT 1, BPM 1, BPM 24, RRIC 100. Dalam pembangunan kebun entres, jumlah batang setiap klon minimal 100 batang agar dapat memenuhi kebutuhan untuk 1 ha. Bahan tanaman yang digunakan untuk entres dapat berupa stum tidur, stum mini atau bibit dalam polibag dengan jarak tanam 1 x 1 m. Dalam penanaman kebun entres, apabila menggunakan lebih dari satu 5
jenis klon, maka areal kebun diatur ke dalam petak – petak. Hal ini untuk menghindari tercampur diantara klon. Pemeliharaan kebun entres meliputi penyiangan, pemupukan, pewiwilan, pengendalian hama dan penyakit serta pemurnian. Penyiangan bertujuan
untuk
mengendalikan
gulma
dan
dilakukan
menjelang
pemupukan. Penyakit yang umum dijumpai di kebun entres adalah penyakit gugur daun Oidium dan Colletotrichum. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida seperti Bayleton 250 EC (0,25%) dan Dithane M 45 (0.25%). Pewiwilan dilakukan dengan membuang tunas – tunas palsu agar diperoleh tunas yang baik dan batang entres yang lurus. Pemurnian dilakukan pada saat tanaman berumur 8 12 bulan setelah tanam dengan berpedoman pada ciri dan diskripsi klon pada tanaman muda dan dilakukan oleh orang yang ahli. Tanaman yang tidak murni diganti dengan klon yang sesuai (Balai Penelitian Sembawa, 2006). Pemanenan entres pertama dilakukan pada ketinggian 30 cm dari pertautan okulasi dengan cara dipotong serong. Selanjutnya setiap tunas yang tumbuh dipelihara dua buah setiap batang. Pemanenan berikutnya dilakukan 10 cm dari posisi percabangan entres. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan gunting pangkas, pisau tajam atau gergaji entres. Setelah dipanen entres perlu dijaga kesegarannya dengan memberi lilin cair pada kedua ujungnya dan diberi tanda klon serta dibungkus dengan gedebog pisang. Untuk entres yang dikirim ketempat lain, enters hijau masih dapat bertahan 1 – 2 hari sedangkan entres coklat 3 – 5 hari.
Gambar 5. Panen entres 6
IV. OKULASI Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan menempelkan mata entres dari satu tanaman ke tanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat yang unggul. Teknik Okulasi Teknik okulasi pada tanaman karet ada tiga macam yaitu :
Okulasi dini.
Okulasi hijau.
Okulasi coklat.
Tabel 1. Perbedaan antara okulasi dini, hijau dan coklat Teknik okulasi Dini
Umur batang bawah 2 – 3 bulan
Hijau
4 – 6 bulan
Coklat
8 – 18 bulan
Gambar 6. Stum mata tidur
Umur, ukuran, warna entres 3-4 minggu, garis tengah 0,5 cm, warna hijau muda 3-4 bulan, garis tengah 0,5 -1 cm, warna hijau 1-2 tahun, garis tengah 2,5 - 4 cm, warna coklat
Gambar 7. Biibit karet yang baru dipindah ke polybag (umur + 1 bulan) 7
Okulasi dilakukan dengan beberapa tahap berikut ini, yaitu : penyiapan batang bawah, pembuatan jendela okulasi, penyiapan perisai mata
okulasi,
penempelan
perisai
mata
okulasi,
pembalutan
dan
pembukaan/pemerikasaan hasil okulasi. Batang bawah yang siap diokulasi memenuhi persyaratan berikut : 1. Lilit batang tanaman 5 – 7 cm yang diukur pada ketinggian 5 cm. 2. Tunas ujung dalam keadaaan tidur atau daun tua. Pembuatan jendela okulasi dilakukan dengan cara berikut ini: 1. Batang bawah dibersihkan dari kotoran dan diiris vertikal. 2. Irisan sejajar dibuat dua buah sebanyak 25 batang dengan ukuran
5 – 10 cm dengan
panjang 5 – 7 cm dan lebar 1/3 lilit batang. 3. Potongan melintang dibuat diatas irisansan vertikal dan dibawah irisan vertikal.
Gambar 8. Pengirisan Batang
4. Penempelan mata tunas. Pembuatan perisai mata okulasi dibuat dalam rangka pengambilan mata dari entres klon unggul. Perisai ini akan diokulasikan pada batang bawah yang sduah dibuat jendela okulasi. Tahap pembuatan perisai mata okulasi adlah sebagai berikut : 1.
Pilih mata oklasi yang berada di bekas ketiak daun (mata yang terbaik).
2.
Ukuran perisai mata okulasi dibuat dengan ukuran lebar 1 cm dan panjang 5 – 7 cm.
3.
Posisi mata okulasi pada kayu entres menghadap keatas untuk bukaan atas, dan menghadap kebawah untuk bukaan bawah.
8
4.
Penyayatan perisai mata okulasi dilakukan dengan mengikutsertakan sedikit bagian kayu.
5.
Pelepasan kulit dari kayu dilakukan secara hati – hati dan bagian dalam jangan sampai kotor dan terpegang.
6.
Perisa mata okulasi yang baik ditandai dengan adanya bintik putih yang menonjol pada kulit bagian dalam.
Gambar 9. Mata Okulasi Tahap selanjutnya dilakukan penempelan mata okulasi pada batang bawah dengan membuka jendela okulasi dan menempelkan mata okulasi. Selanjutnya dilakukan pembalutan dengan pita plastik okulasi agar telindung dari air dan kotoran. Untuk bukaan dari atas pembalutan dilakukan dari atas dan begitu juga sebaliknya untuk bukaan dari bawah. Pembukaan okulasi dilakukan setelah 2 – 3 minggu untuk melihat keberhasilannya. Balutan dibuka dengan cara mengiris plastik okulasi dari bawah ke atas. Selanjutnya jendela okulasi dibuka dengan cara memotong lidah jendela okukasi. Keberhasilan okulasi diketahui dengan cara membuat cukilan pada perisai mata okulasi diluar matanya. Adanya cukilan berwarna hijau berarti okulasi dinyatakan berhasil. Selanjutnya okulasi yang sudah berhasil ini diberi tanda dengan mengikatkan bekas potongan plastik okulasi pada bagian batang. 9
V. PRODUKSI BAHAN TANAMAN Bibit okulasi yang digunakan sebagai bahan tanaman terdiri dari beberapa macam yaitu : stum mata tidur, stum mini, bibit dalam polybag dan stum tinggi. Stum mata tidur adalah bibit okulasi yang mata okulasinya belum tumbuh. Sutm ini mempunyia kelebihan lebih mudah, cepat dan harganya relatif murah, hanya saja persentase kematian cukup tinggi (15 – 20%). Stum mata tidur yang baik, yaitu memilik akar tunggang lurus dengan panjang minimal 35 cm. Apabila akarnya bercabang dua atau tiga maka satu/dua akar yang kecil dipotong dan diolesi TB 192. Pencabutan bibit hasil okukasi untuk dijadikan stum mata tidur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan cangkul dan alat dongkrak bibit. Stum mini adalah bibit hasil okulasi yang ditumbuhkan di pembibitan selama 6 -8 bulan sebelum dibongkar. Bibit ini batangnya memiliki diameter 2 cm dan sudah berwarna coklat minimal 50 cm. Pemotongan dilakukan diatas karangan mata atau bekas tangkai daun. Stum mini memiliki mata lebih banyak dari stum mata tidur. Bibit dalam polibeg adalah stum mata tidur yang ditumbuhkan dalam polibeg sampai memiliki satu atau dua payung daun. Stum ini dapat dibuat dari batang bawah yang ditumbuhkan dan diokulasi dalam polybag. Keuntungan bibit okulasi dalam polybag antara lain prosentase kematian rendah, pertumbuhan seragam dan masa TBM lebih singkat dibanding stum mata tidur. Persiapan bibit dalam polybag disamping dilakukan dengan menggunakan mata tidur, dapat juga dilakukan dengan menggunakan bibit dalam polybag hasil okulasi langsung.
10
Stum tinggi adalah bibit hasil okulasi yang ditumbuhkan di pembibitan selama 2 – 3 tahun sebelum pembongkaran. Stum tinggi biasanya digunakan untuk penyulaman dan jarang diusahakan secara komersial. Tabel 2. Rekomendasi Pemupukan di Pembibitan Waktu pemupukan (bulan setelah ditanam di lapangan) 1 2 3 4 Selanjutnya setiap bulan sampai 1 bulan sebelum okulasi hijau dan sampai 3 bulan sebelum okulasi coklat Sumber : Balit Sembawa (2006)
Dosis pemupukan (kg/ha) Urea SP 36 KCl Kieserit 90 225 225 225 450
45 90 90 90 180
45 90 90 90 280
45 90 90 90 180
VI. APLIKASI PEMBIBITAN KLON KARET UNGGUL MELALUI MP3MI Pembibitan karet klon unggul pada kegiatan m-P3MI telah dilaksanakan dengan menerapkan Pembangunan batang bawah, kebun entres dan okulasi. Demplot percontohan
karet okulasi dilakukan pada
lahan seluas 2 ha yang terdiri dari ; 1) aplikasi pemupukan karet seluas 1 ha dan 2) penanaman batang bawah dan entres seluas 1 ha. Biji karet untuk dijadikan benih pada batang bawah yang digunakan berasal dari Balit Sembawa dengan menggunakan klon anjuran yaitu Pb 260. Perlakukan biji dilakukan pemilihan biji dengan merendam di dalam air, apabila 2/3 bagian biji terendam, maka benih tersebut dianggap baik. Dari hasil pembibitan dengan okulasi ini telah dihasilkan bibit karet klon unggul yang bermutu. 11
VII.
PENUTUP
Upaya untuk meningkatkan mutu karet rakyat di Provinsi Jambi saat ini antara lain dengan penggunaan bibit bermutu dari jenis
klon
unggul. Pada kegiatan m-P3MI dilakukan penerapan pembibitan karet klon anjuran yang sudah direkomendasikan oleh Balai Penelitian Karet Sembawa. Pembibitan karet klon unggul meliputi pembangunan batang bawah, kebun entres dan okulasi untuk memproduksi bahan tanaman karet unggul. Batang bawah yang mempunyai perakaran kuat dan daya serap hara yang baik dapat diperoleh dengan membangun pembibitan batang bawah yang memenuhi syarat teknis yang mencakup persiapan lahan, penanganan banih, perkecambahan, penanaman kecambah, serta usaha pemeliharaan tanaman pembibitan. Klon – klon anjuran untuk batang bawah seperti GT1, PR 300, PR 228, AVROS 2037, LCB 1320, PB 260, RRIC 100 dan BPM 24. Bahan tanaman yang digunakan untuk entres dapat berupa stum tidur, stum mini atau bibit dalam polibeg. Pemanenan entres pertama dilakukan pada ketinggian 30 cm dari pertautan okulasi dengan cara dipotong serong. Okulasi dilakuan melalui serangkaian tahap seperti: penyiapan batang bawah, pembuatan jendela okulasi, penyiapan perisai mata okulasi, penempelan perisai mata okulasi, pembalutan dan pembukaan hasil okulasi. Pada setiap tahap okulasi dilakukan dengan baik sesuai syarat teknis yang sudah ditentukan agar hasil okulasi menghasilkan bahan tanaman berkualitas. Pembibitan karet dengan menggunakan klon unggul anjuran sudah diaplikasikan pada lokasi kegiatan m-P3MI di Kabupaten Batang Hari. Biji 12
karet untuk dijadikan benih pada batang bawah yang digunakan berasal dari Balit Sembawa dengan menggunakan klon anjuran PB 260. DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian Sembawa. 2005. Pengelolaan Bahan Tanaman Karet. Pusat Penelitian Karet. Balai Penelitian Sembawa. 2006. Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat. Pusat Penelitian Karet. Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2006. Prospek Dan Potensi Komoditi Karet di Provinsi Jambi. Makalah disampaikan pada seminar Pengembangan Perkebunan Karet Sebagai Komoditi Unggulan Ekspor Provinsi Jambi. Tanggal 14 Desember 2006. Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2012. Statistik Tanaman Perkebunan Dians Perkebunan Provinsi Jambi.
13