Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
PENERAPAN TEKNOLOGI MIKOTRIDERM BERBASIS 3 in 1 DALAM PEMBIBITAN KARET RAKYAT Elis Kartika, Arzita, Wilma Yunita dan Gusniwati Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRAK Desa Mujahirin adalah salah satu desa di Kecamatan Jaluko yang mempunyai areal perkebunan karet rakyat yang sangat luas, namun sebagian besar adalah pohon karet tua. Pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Muhajirin sangat kecil. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan hidup kepada kebun karet rakyat yang sudah tua dan kurang produktif karena banyak terserang penyakit terutama Jamur Akar Putih (JAP). JAP ini dapat menurunkan produksi karet secara drastis. Petani di Desa Muhajirin menggunakan pestisida sintetik untuk mengatasi JAP dan pemupukan menggunakan pupuk anorganik. Dengan meningkatnya harga pestisida sintetik dan pupuk anorganik serta semakin luasnya serangan penyakit, dan juga harga pupuk yang mahal serta ketersediaannya tidak teratur menyebabkan petani enggan untuk menyemprot dan memupuk sehingga produksi karet semakin menurun. Oleh karena itu, perlu dilakukan bimbingan, penyuluhan dan demplot untuk mengatasi masalah-masalah penyakit jamur akar putih pada karet, dimulai dari pembibitan.serta mengurangi ketergantungan pestisida sintetik dan pupuk anorganik di pasaran. Metoda pendekatan yang dilakukan adalah melalui bimbingan, penyuluhan dan demonstrasi plot (demplot). Hasil pengabdian menunjukkan bahwa respon dari mitra sangat positif, di mana mitra memberikan antusias dan mau menerima inovasi teknologi yang diberikan serta memiliki minat yang tinggi dan bersedia untuk menerapkan teknologi yang diberikan dan akan terus melanjutkan semua kegiatan –kegiatan nyang sudah diberikan selama pengabdian ini berlangsung. Lebih dari 70% anggota petani karet Sukamaju I dan II di Desa Muhajirin mengikuti semua kegiatan pengabdian. Kata Kunci : Trichokompos, Jamur Akar Putih, Mikoriza, Trichoderma PENDAHULUAN Desa Muhajirin adalah salah satu Desa di Kecamatan Jambi Luar Kota, berada pada posisi jalan alternatif menuju Kabupaten Batanghari dan merupakan daerah ekstransmigrasi yakni PIR NES II Bajubang, dengan luas wilayah 3.400 Ha, jumlah Kepala Keluarga 808 dengan jumlah penduduk 3.226 Jiwa, yang terdiri dari 3 Dusun, yakni Dusun Sinar Harapan, 4 Dusun Suka Rame dan Dusun Suka Makmur, terdapat 21 RT dan 10 RW. Perkembangan Penduduk pertahun adalah 1 %. Mayoritas Penduduknya bermata pencaharian sebagai Petani dengan komoditas utama adalah karet (80 persen). Masyarakat di Desa Muhajirin adalah masyarakat majemuk, terdiri dari berbagai suku, Jambi, Jawa dan Medan. Hal ini merupakan suatu dinamika dalam masyarakat untuk dapat lebih maju lagi. Di Desa Muhajirin terdapat 15 Kelompok Tani, pada umumnya adalah
kelompok Tani Karet Rakyat, ada yang campuran Karet dan Perikanan. Yang terpilih menjadi mitra adalah Kelompok Tani Suka Maju I dan Suka Maju II, pemilihan ini didasarkan karena semua anggotanya adalah petani karet rakyat. Pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Muhajirin sangat kecil. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan hidup kepada kebun karet rakyat yang sudah tua, kurang produktif karena banyak terserang penyakit terutama Jamur Akar Putih. Jamur akar putih ini dapat menurunkan produksi karet karena berkurangnya getah karet pada alur sadapan karena akar pohon sudah tidak maksimal untuk menyerap zat hara dari dalam tanah. Lama-kelamaan pembusukan pada akar sampai pangkal batang. Jika seluruh akar batang sudah terserang maka pohon tersebut akan roboh dengan sendirinya secara bergantian. Keadaan ini akan menurunkan hasil karet secara drastis. Sebagian besar petani
Penerapan Teknologi Mikrotriderm Berbasis 3 in 1 Dalam Pembibitan Karer Rakyat
54
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
kurang memperhatikan adanya penyakit jamur akar tersebut, karena tidak mengetahui bagaimana caranya. Keadaan ini lama-kelamaan menyebabkan meningkatnya tanaman karet yang terserang jamur akar putih, situasi ini menjadi lebih buruk karena tanaman kurang dipupuk. Petani hanya menggunakan pupuk kandang ayam dan kotoran sapi seadanya. Keadaan ini menyebabkan rendahnya produksi tanaman. Peremajaan tanaman sudah dilakukan namun terkendala oleh jamur akar putih Petani mengatasi penyakit ini dengan penggunaan pestisida sintetik Bayleton. Dengan meningkatnya harga pestisida sintetik dan semakin luasnya serangan 5 penyakit ini menyebabkan petani akhirnya tidak menyemprot tanaman karet yang terserang dan hanya membiarkan saja. Pemupukan pada tanaman karet dilakukan dengan menggunakan pupuk sintetik. Dengan menurunnya produksi maka kemampuan petani untuk membeli pupuk semakin kurang. Selain hal tersebut juga karena harga pupuk yang mahal dan ketersediannya tidak teratur. Keberadaan pupuk di pasaran sulit diperoleh, harus melalui GAPOKTAN dan sangat dibatasi, pada waktu tertentu terutama bulan Maret sampai Mei, suplai pupuk mulai tidak teratur, akibatnya petani tidak memberi pupuk. Sebagian besar petani kurang memperhatikan adanya penyakit jamur akar tersebut, karena tidak mengetahui bagaimana caranya. Keadaan ini lamakelamaan menyebabkan meningkatnya tanaman karet yang terserang jamur akar putih, situasi ini menjadi lebih buruk karena tanaman kurang dipupuk. Petani hanya menggunakan pupuk kandang ayam dan kotoran sapi seadanya. Keadaan ini menyebabkan rendahnya produksi tanaman. Peremajaan tanaman sudah dilakukan namun terkendala oleh jamur akar putih. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan bimbingan, penyuluhan dan
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
demplot untuk mengatasi masalahmasalah penyakit jamur akar putih pada karet, dimulai dari pembibitan serta ketergantungan pada ketersediaan pupuk dan pestisida anorganik di pasaran. Tujuan dari pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani melalui pendampingan, penyuluhan dan demonstrasi teknologi Mikotriderm, dan bibit karet 3 in1 supaya dapat mengantisipasi penyakit JAP sejak di pembibitan sehingga dapat meingkatkan perekonomian petani karet di Desa Muhajirin. METODE PELAKSANAAN 1. Persiapan. Persiapan program dilakukan selama empat minggu. Proses persiapan meliputi administrasi dan surat-menyurat ke desa, persiapan alat dan bahan serta tempat untuk melakukan demonstrasi dan pembentukan panitia pelaksana program. 2. Pelaksanaan Program. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program ini adalah pendidikan kepada masyarakat melalui: 1. Mengadakan ceramah tentang Teknologi MIKOTRIDERM, yaitu inovasi baru, yang memanfaatkan perananan mikroorganime dan ekstrak tanaman. Mikroorganisme yang digunakan berperan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit ( induksi ketahanan) dan produktivitas tanaman. Mikoriza dapat digunakan sebagai komponen pengendali hayati, yang diharapkan dapat meningkatkan produksi tanaman. Akar tanaman yang mengandung mikoriza dapat terhindar dari serangan hama dan patogen akar. Infeksi penyakit akan terhambat karena mikoriza akan menggunakan semua kelebihan karbohidrat dan eksudat akar, sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok bagi pertumbuhan patogen.
Penerapan Teknologi Mikrotriderm Berbasis 3 in 1 Dalam Pembibitan Karer Rakyat
55
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
2.
3.
4. 5.
6.
Mikotriderm mengandung Cendawan Mikoriza Arbuskullar ( CMA) dan Trichoderma sp. Trichoderma berfungsi sebagai biodekomposer (Trichokompos) dan biofungisida. Mengadakan penyuluhan dan demontrasi cara perbanyakan mikoriza dan biodekomposer Trichoderma sp. Mengadakan penyuluhan dalam bentuk ceramah dan demonstrasi tentang cara mempersiapkan bibit karet 3 in 1, yaitu bibit karet dengan akar tungang tiga. Mengadakan diskusi dan tanya jawab tentang materi yang diberikan. Demonstrasi dilakukan untuk setiap petani yang mengikuti penyuluhan tentang cara memperbanyak Mikoriza yang berasal dari mikofer sebagai starter. Pemantauan secara berkala, dengan site visited ke lokasi demplot setiap dua minggu sekali.
- Kontribusi Partisipasi Mitra 1. Mengumpulkan seluruh anggota Kelompok Tani Suka Maju I dari Dusun Sinar Harapan dan Kelompok Tani Suka Maju II dari Dusun Suka Rame. 2. Mempersiapkan tempat untuk bimbingan dan penyuluhan (bisa bersamaan dengan DEMPLOT) 3. Mempersiapkan lahan untuk demonstrasi plot. 4. Mempersiapkan bahan dan peralatan untuk demonstrasi. - Keterkaitan Kegiatan ini ikut mendukung ; - Dalam merealisasikan RPJM Kabupaten Muaro Jambi, untuk mendukung kegiatan Bina Kelompok Tani/ Karang Taruna agar mandiri dalam berusaha tani. - Merealisasikan Program Dinas Perkebunan dalam Program Peningkatan hasil tanaman Perkebunan - Merealisasikan program Dinas Tanaman Perkebunan dalam
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
penerapan Teknologi Mikotriderm untuk mengatasi Jamur akar putih. - Rancangan Evaluasi - Evaluasi dilakukan sejak awal kegiatan, kriteria evaluasi adalah jumlah kehadiran dan persentase keaktifan petani pada waktu ceramah, diskusi, demonstrasi, mau menerapkan di pembibitan karet mereka, tetap melanjutkan perbanyakan CMA dan Trichoderma sp. dan menerapkan di pembibitan karet. - Indikator pencapaian tujuan adalah: Hadir ketika ceramah dan demostrasi dilaksanakan. Aktif atau tidak aktifnya setiap petani ketika berdiskusi dan tanya jawab. Petani mau mempersiapkan tempat, alat, bahan, untuk perbanyakan CMA dan membuat pupuk Trichokompos . Setiap petani mau mencoba sendiri melakukan teknologi yang diajarkan. Hadir dan aktif pada waktu demonstrasi di lapangan. Memelihara kelanjutan setiap kegiatan sampai siap digunakan. Bersedia untuk melakukan peyusuan sendiri sampai berhasil memperoleh bibit karet dengan akar tunggang tiga. Tolak ukur dari keberhasilan penerapan IPTEKS adalah 70 persen dari jumlah peserta hadir dan mau aktif dari awal kegiatan yaitu dari penyuluhan dalam bentuk ceramah sampai demonstrasi dan tetap memelihara kegiatan sampai selesai, dan melanjutkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Penerapan Teknologi Mikrotriderm Berbasis 3 in 1 Dalam Pembibitan Karer Rakyat
telah
56
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksankan selama pengabdian di Desa Muhajirin ini adalah sebagai berikut : 1. Penyuluhan tentang perbanyakan mikoriza dan pupuk padat Trikokompos serta mikotriderm. 2. Penyiapan bibit karet 3. Demplot dan pelatihan pembuatan Trichokompos 4. Pembuatan pupuk cair 5. Demplot dan perbanyakan mikoriza 6. Penyuluhan tentang pembuatan dan perbanyakan Trichderma sp 7. Demplot dan pelatihan perbanyakan Trichderma sp. 8. Pemeliharaan bibit karet dan mikoriza 9. Penyuluhan tentang penyusuan dengan sistem 3 in 1 10. Demplot Penyusuan Respon Kelompok Sasaran Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Tani Sukamaju I dan II di Desa Muhajirin sangat menyambut positif kegiatan-kegiatan yang ada pada program pengabdian Ipteks bagi Masyarakat ini. Selama ini perekonomian masyarakat Desa Muhajirin sangat kecil dan sangat tergantung pad hasil kebun karet rakyat yang sudah tua dan kurang produktif karena banyak terserang penyakit terutama Jamur Akar Putih. Jamur akar putih ini dapat menurunkan produksi karet secara drastis. Jamur akar putih (JAP) disebabkan oleh Rigidoporous microporus merupakan salah satu penyakit yang banyak menyerang tanaman karet di desa ini. Penyakit JAP bukan hanya menyerang tanaman muda tetapi juga tanaman yang sudah mulai menua. Infeksi penyakit akar putih terjadi karena persinggungan akar sehat dengan sisa-sisa akar tanaman lama yang mengandung spora cendawan ini. Penyebarannya bisa dengan bantuan angin yang menerbangkan spora ini. Spora yang jatuh di tunggul atau sisa tanaman yang mati akan membentuk koloni. Dari tunggul ini jamur menjalar ke akar dan akhirnya menginfeksi akar tanaman yang sehat di sekitarnya.
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
Selama ini petani di Desa ini menggunakan Bayleton untuk mengatasi JAP, dan dengan meningkatnya harga pestisida sintetik dan semakin luasnya serangan 5 penyakit ini menyebabkan petani akhirnya tidak menyemprot tanaman karet yang terserang dan hanya membiarkan saja. Pemupukan pada tanaman karet dilakukan dengan menggunakan pupuk sintetik. Dengan menurunnya produksi maka kemampuan petani untuk membeli pupuk semakin kurang. Selain hal tersebut juga karena harga pupuk yang mahal dan ketersediannya tidak teratur. Keberadaan pupuk di pasaran sulit diperoleh, harus melalui GAPOKTAN dan sangat dibatasi, pada waktu tertentu terutama bulan Maret sampai Mei, suplai pupuk mulai tidak teratur, akibatnya petani tidak memberi pupuk. Dengan adanya kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini mulai ada kesadaran dari anggota kelompok untuk ikut berpatisipasi terhadap program yang diberikan. Lebih dari 70% anggota kelompok tani mengikuti kegiatan ini dari awal hingga selesai, bahkan mereka berjanji akan terus melanjutkan kegiatan ini. Para petani begitu antusias mengikuti dan melaksanakan semua kegiatan yang diberikan. Mereka yakin dengan mulai melaksanakan kegiatan-kegiatan pengabdian ini, mereka akan dapat mengatasi penyakit JAP dan juga dapat memproduksi sendiri pestisida organik, pupuk padat dan cair Trichokompos, mikoriza serta bibit unggul hasil okulasi yang memiliki akar tunggang tiga. Para petani yakin bahwa jika kegiatan ini terus dilaksanakan akan dapat mengatasi kesulitan yang selama ini mereka hadapi yaitu penyakit JAP, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan produksi lateks. Jika produksi lateks sudah meningkat maka secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian mereka.
Penerapan Teknologi Mikrotriderm Berbasis 3 in 1 Dalam Pembibitan Karer Rakyat
57
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Daya Terima Masyarakat Terhadap Inovasi Baru Dalam menerima inovasi baru, petani karet Desa Muhajirin telah dapat menerapkan teknologi yang diberikan berupa teknologi perbanyakan mikoriza, pupuk padat dan cair Trikokompos, pembuatan bibit karet berakar tunggang melalui teknologi penyusuan, dan pengokulasian bibit karet. Hampir 90% petani karet mulai menerapkan semua kegiatan yang diberikan. Kemampuan Petani Karet dalam Menerapkan Teknologi yang Diberikan Petani karet mempunyai kemampuan (90%) dalam menerapkan teknologi yang diberikan. Petani karet terpilih merupakan petani yang ulet dan bersedia menerima dan menerapkan inovasi-inovasi baru. Hal ini dibuktikan dengan mulai mencoba menerapkan teknologi yang diberikan di rumahnya masing-masing. Peluang Peningkatan Pendapatan Peluang peningkatan pendapatan petani karet cukup tinggi dengan dihasilkan pupuk padat dan cair organik, pertisida organik dan mikoriza serta bibit karet unggul hasil okulasi, sehingga para petani dapat mengatasi penyakit JAP dengan pestisida dan pupuk organik buatan sendiri. Dengan pemakaian pestisida dan pupuk organik tersebut secara kontinyu, maka diharapkan produksi lateks akan meningkat dan para petani karet akan dapat meningkatkan pendapatannya yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
petani karet Sukamaju I dan II di Desa Muhajirin mengikuti semua kegiatan pengabdian. Saran Dalam kegiatan pelaksanaan program berikutnya, sebaiknya dilanjutkan dan diteruskan kegiatan pengembangan dan pembinaan kepada kelopmpok petani karett yang sudah mulai berkembang, sehingga tercipta program yang berkelanjutan dan terarah yang dibina oleh LPM UNJA. DAFTAR PUSTAKA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. 2009. Pemanfaatan Trichokompos pada Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi, Jambi. Bapeda Kabupaten Muaro Jambi. 2012. Laporan Tahunan Kabupaten Maro Jambi tahun 2012. BPS. 2010. Kabupaten Muaro Jambi Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi Dinas
Pertanian, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Muaro Jambi. 2007. Data Base Potensi Produksi Pertanian (Statistik Pertanian. Distankannak Muaro Jambi).
Yovita. 2001. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Respon dari mitra sangat positif, di mana mitra memberikan antusias dan mau menerima inovasi teknologi yang diberikan serta memiliki minat yang tinggi dan bersedia untuk menerapkan teknologi yang diberikan dan akan terus melanjutkan semua kegiatan –kegiatan nyang sudah diberikan selama pengabdian ini berlangsung. Lebih dari 70% anggota Penerapan Teknologi Mikrotriderm Berbasis 3 in 1 Dalam Pembibitan Karer Rakyat
58