Pembibitan Karet
PANDUAN
1
PA N D U A N
Pembibitan Karet
1
2
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan
INI YANG HARUS DIBACA TERLEBIH DULU Tantangan berat bagi semua orang dalam era globalisasi adalah persaingan yang ketat dalam hal mutu sumberdaya manusia, komoditas/produk serta mutu pelayanan. Persaingan tidak hanya pada tingkat lokal, nasional, tetapi internasional. Oleh karena itu setiap individu/organisasi harus melakukan upaya pembenahan atas kompetensi, usaha, atau bisnisnya secara proaktif supaya bisa dapat bertahan. Tidak terkecuali organisasi Petani. Organisasi Petani menempati posisi yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia pada umumnya dan Kalbar khususnya. Namun fakta di lapangan sampai saat ini, sektor pertanian/perkebunan belum secara menyeluruh mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas produknya. Organisasi Petani pada saat ini mesti menyiapkan diri mampu bersaing di era pasar global. Untuk bisa bertahan di era globalisasi, maka organisasi petani harus berani dan berkomitmen untuk berubah secara bertahap menjadi organisasi yang profesional. Perencanaan adalah ciri organisasi professional. GIZ – SREGIP Kalbar berinisiatif mengambil peran memberdayakan POKTAN Karet dan Lada. Buku Panduan Perencanaan Program Kerja POKTAN adalah salah satu kontribusi berharga yang diwariskan bagi POKTAN. Ada beberapa model Perencanaan yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga. Model Perencanaan yang dipilih, disesuaikan dengan bobot organisasi atau lembaga itu sendiri. Mengingat organisasi POKTAN di Indonesia pada umumnya dan di Kal Bar khususnya, masih sederhana dan pada tahap ditumbuhkan, maka model perencanaan tingkat dasar adalah model yang paling tepat untuk digunakan. Oleh karena itu buku Panduan Perencanaan Program Kerja bagi POKTAN ini diupayakan sangat sederhana supaya mudah dimengerti dan dipraktekkan. Buku Panduan Peserta Perencanaan Program Kerja POKTAN ini, merupakan bagian dari paket modul Perencanaan Program Kerja Bagi POKTAN. Modul sudah diujicobakan kepada satu kelompok POKTAN dengan feedback yang cukup optimis dari peserta bahwa modul bisa diterapkan karena dari sisi bahasa mudah dimengerti, penyajian cukup sederhana, namun perlu dipertimbangankan soal alokasi waktu. Semoga dapat membantu dan mempermudah peserta POKTAN dalam melakukan proses Perencanaan.
PEMBIBITAN TANAMAN KARET A. KEBUN ENTRES KLoN REKoMENDASI
• •
Klon penghasil lateks yang dianjurkan yaitu IRR 104, IRR 112, IRR 118, IRR 220, BPM 24, PB 260, PB 330, PB 340. Klon penghasil lateks-kayu yang dianjurkan yaitu IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR 107, IRR 119, RRIC 100.
3
4
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan
Kenapa harus menggunakan klon rekomendasi? Penanaman karet dengan menggunakan klon rekomendasi memberikan keseragaman dan keragaman yang lebih baik serta potensi produksi tinggi (gambar sebelah kiri) dibandingkan bahan tanam asal biji atau klon lokal (gambar kanan).
B. PENANAMAN ENTRES/BATANG ATAS 1. 2.
Olah tanah sedalam ±30 cm dengan cangkul atau bajak. Pola jarak tanam adalah 1 x 1 meter, sehingga dalam 1 ha memuat 8.000 tanaman entres.
3. 4. 5.
Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm3. Pada tiap lubang tanam diberi pupuk dasar rock phosphat (RP) 250 gram dan pupuk kandang 1 kg. Entres ditanam pada saat musim hujan.
6.
Bibit yang ditanam berupa bibit payung 2, maksimal payung
C. PEMELIHARAAN ENTRES Pengendalian manual dengan sabit dilakukan pada tanaman entres dengan ketinggian <1 m (kiri) dan pengendalian secara kimiawi dilakukan pada tanaman entres dengan ketinggian > 1 m (kanan). Dosis pupuk tanaman entres diberikan berdasarkan umur entres, yaitu:
Umur (tahun)
Aplikasi (gram/pohon) Urea
TSP
KCl
Kiserit
1
20
10
5
2
30
20
5
3-10
40
30
5
Tunas liar harus diwiwil/dipangkas, misalnya seperti pada gambar berikut:
5
6
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan
D. PENGECAMBAHAN BIjI
Bedeng pengecambahan biji: 1. 2. 3.
Bedeng pengecambahan harus siap sebelum biji tersedia. Lebar bedeng 1 meter, panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan. Media yang digunakan adalah pasir atau serbuk gergaji setebal ±10 cm. Setiap tepi bedeng diberi batang bambu atau kayu sebagai penahan agar tidak longsor.
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Tiap 1 m2 luas bedengan dapat memuat sekitar 800 butir biji GT 1 atau 500 butir biji LCB 1320. Bedengan dibuat membujur dari utara ke selatan dan diberi atap anyaman daun kelapa atau paranet. Posisi atap miring ke arah barat,dengan tinggi bagian timur 150 cm dan bagian barat 120 cm. Ukuran atap harus lebih besar dari ukuran bedengan agar terlindungi dari air hujan maupun sinar matahari. Lokasi bedeng sebaiknya dekat dengan sumber air agar mempermudah penyiraman. Apabila di sekitar bedeng pengecambahan banyak terdapat koloni serangga atau hama, bedeng pengecambahan ditaburi insektisida.
Seleksi dan pengecambahan biji: 1. 2.
3.
Benih yang dikecambahkan adalah benih yang kesegarannya > 70%. Benih direndam dalam air selama 12 jam, yang mengapung tidak ditanam. Benih yang kesegarannya < 70% perlu direndam dalam larutan atonik 2 ml/l atau larutan KNO3 2 g/l selama 12 jam. Benih yang mengapung setelah perendaman tidak dikecambahkan. Penataan di bedeng pengecambahan dilakukan dengan terlebih dahulu dibuat alur melintang sesuai baris sedalam 1 – 2 cm, baru kemudian benih dibenamkan dalam pasir.
7
8
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan
4. 5. 6.
Bila jumlah benih yang dikecambahkan sangat banyak maka penataan benih cukup disebar merata di atas media dengan posisi tidur, tidak berdiri. Benih dikecambahkan dalam posisi tengkurapdengan sekitar 2/3 bagian benih tertutup pasir dan lubang biji (mikrofil) menghadap ke satu arah yang sama. Batas waktu benih berkecambah adalah 21 hari setelah pengecambahan. Bila masih ada benih yang berkecambah lebih dari 21 setelah dikecambahkan, sebaiknya kecambah tersebut diafkir/tidak digunakan.
E. PINDAH TANAM KECAMBAH KE LAHAN PEMBIBITAN Syarat-syarat lahan pembibitan:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Areal lahan pembibitan dipilih yang relatif datar. Tanahnya subur dan kadar bahan organiknya tinggi Dekat sumber air agar memudahkan penyiraman. Tidak terlalu dekat dengan tanaman menghasilkan (TM). Jauh dari lokasi peternakan atau hutan. Dekat dengan sarana transportasi maupun lokasi penanaman.
Penyiapan bedeng lahan pembibitan: 1. Pengolahan tanah dilakukan paling tidak 3 bulan sebelum penanaman. 2. Pengolahan tanah dilakukan dengan dibajak atau dicangkul dengan kedalaman antara 30 – 50 cm dan diratakan.
3. 4. 5. 6. 7.
Tanah dibuat bedengan dengan ukuran tinggi 50 cm, lebar 5 m, dan panjang hingga 100 m. Bedengan dibuat membujur dari timur ke barat. Antar bedeng satu dengan lainnya dipisahkan oleh parit selebar 40 – 50 cm. Agar tanah tercukupi bahan organiknya maka diberi pupuk kandang 10 ton/ha dan pupuk super dolomit ± 400 kg/ha. Pola jarak tanam yang bisa digunakan yaitu : •
Baris tunggal 60 x 30 cm dengan kepadatan populasi (jumlah keseluruhan batang) ± 45.000 batang/ha
•
Baris ganda 60 x 40 x 40 cm dengan kepadatan populasi ± 40.000 batang/ha
•
Baris ganda 60 x 40 x 30 cm dengan kepadatan populasi ± 53.000 batang/ha
•
Baris ganda 35 x 35 x 50 cm dengan kepadatan populasi ± 61.000 batang/ha
Bila kelembapan setempat tinggi maka dipilih jarak tanam yang kepadatan populasinya rendah. Setiap lubang tanam diberi tanda berupa ajir (tiang pancang) yang ditancapkan tegak.
Pindahtanam kecambah ke bedeng batang bawah: 1. Kecambah yang dipindahtanam ke bedeng batang bawah adalah yang fasenya pancing atau jarum.
9
10
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan
2.
Pencabutan dilakukan dengan hati-hati, dengan cara dicongkel menggunakan bambu pipih. Biji dan perakaran tidak boleh ada yang tertinggal atau patah.
3. 4. 5.
Kecambah yang sudah dicabut direndam dalam ember dan harus segera ditanam. Kecambah yang sudah tumbuh lebih dari 21 hari dalam bedengan tidak boleh ditanam. Lubang tanam dibuat 1 – 2 cm sebelah timur ajir dengan kedalaman 10 cm.
6.
Sebagai penanda, ajir pada lubang yang sudah tertanami ditancapkan miring.
7.
Kecambah ditanam dalam lubang, akar tunggang tidak boleh terlipat dan bagian biji terbenam 1 – 2 cm di dalam tanah. 8. Lubang ditutup tanah dengan sedikit dipadatkan agar lubang tidak berongga. 9. Penyiraman dilakukan segera setelah penanaman agar tidak layu. 10. Penyulaman harus segera dilakukan apabila diketahui ada kecambah yang mati atau rusak terserang hama. 11. Periode penyulaman sebaiknya tidak lebih dari 2 minggu sejak kecambah ditanam agar pertumbuhan tanaman sama. 12. Ajir dicabut setelah bibit berumur satu bulan.
F. PEMELIHARAAN BIBIT BATANG BAwAH Penyiraman 1. 2.
Ketersediaan air selama satu bulan pertama harus selalu cukup,lahan tidak boleh kering. Teknik penyiraman pada satu bulan awal dilakukan dengan cara semprot atau springkle.
11
12
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan
3.
Bibit batang bawah yang sudah berumur lebih dari satu bulan frekuensi penyiramannya dapat dilakukan 1 – 2 kali per minggu, sesuai dengan kondisi lahan.Penyiraman dapat dilakukan dengan penggenangan namun tidak lebih dari 12 jam.
Penyiangan gulma 1. 2. 3.
Penyiangan gulma (tumbuhan yang kehadirannya akan menganggu proses produksi) dengan rotasi/perputaran 1 bulan sekali. Penyiangan gulma dilakukan secara manual menggunakan cangkul, sabit, garpu dan alat lain. Penyiangan gulma dengan menggunakan herbisida dilakukan setelah bibit berumur lebih dari 4 bulan dengan frekuensi penyiangan 2-3 bulan sekali atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma di lahan.
Pemupukan 1. 2. 3.
Pemupukan pertama kali dilakukan setelah bibit berumur satu bulan dan pemupukan terakhir dilakukan sebulan sebelum okulasi. Frekuensi pemupukan sebulan sekali. Sebelum dipupuk sebaiknya lahan diairi dan dibersihkan dari gulma.
Umur
Dosis Pupuk (g/ph Urea
SP36
KCI
Kieserit
1
5
3
1
1
2
5
4
2
1
3
5
4
2
2
4
5
4
5
2
5
10
5
5
2
6
10
5
10
2
7
10
5
10
2
Jumlah
50
30
35
12
Bibit batang bawah berumur 6-7 bulan yang telah siap untuk diokulasi.
13
14
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan
G. oKULASI Syarat batang bawah siap okulasi: 1. 2.
3. 4. 5. 6.
Okulasi yang dilakukan untuk pembibitan batang bawah adalah okulasi coklat. Okulasi coklat dilakukan ketika batang bawah berumur 8 bulan, lilit batang ± 1 cm pada ketinggian 5 cm di atas permukaan tanah dengan membuat irisan tegak sepanjang 5 – 7 cm. Batang atas (BA) yang digunakan ukurannya harus sesuai dengan ukuran batang bawah (BB). BA yang digunakan harus diambil dari kebun entres klon anjuran. Kondisi tanaman, baik BB maupun BA harus sehat, jagur, bebas penyakit, pucuk daun sedang dorman. Kulit batang BB dan BA mudah dikelupas, lapisan kambium tebal berwarna hijau, dan berlendir.
Alat dan Bahan Okulasi Pisau okulasi, plastik okulasi (lentur, tebal 0,2 mm, lebar 4,5 cm), kain lap 2 lembar, batu asah, spidol, gunting entres, dan parafin.
Penyiapan Entres 1. 2. 3. 4.
Entres diambil pada pagi hari, sebelum matahari terbit. Cabang entres dipotong hati-hati. Tangkai daun dipotong, namun pangkal tangkai daun disisakan. Ujung cabang tidak dipotong. Pangkal cabang ditutup parafin/lilin. Entres dikemas dengan pelepah pisang.
Teknik Okulasi 1.
Batang bawah dibersihkan dengan kain lap.
15
16
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan
2. 3. 4.
5.
Terlebih dahulu dilakukan penorehan batang bawah pada 10– 15 tanaman secara berurutan untuk membuat jendela okulasi. Penorehan jendela okulasi dibuat pada ketinggian 5 cm dari permukaan tanah, dengan lebar maksimal 1/3 lilit batang dan panjang irisan 4 cm. Lateks(getah karet)pada jendela okulasi yang keluar saat penorehan dibersihkan dengan kain lap.
Perisai mata okulasi disiapkan dari mata prima dengan ukuran sedikit lebih kecil dari ukuran jendela okulasi.
6.
Perisai disisipkan hati-hati pada jendela okulasi yang dibuka dari atas ke bawah.
7.
Kemudian diikat dengan plastik okulasi lentur. Pengikatan dimulai dari bawah ke atas hingga menutupi semua bagian perisai terpasang.
Pemeriksaan Hasil Okulasi 1.
Dua atau tiga minggu setelah okulasi, pembalut okulasi dibuka dan diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengerik tepi perisai mata.
17
18
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan
2. 3. 4.
5. 6.
Jika perisai yang ditempelkan masih hijau dan menempel dengan kuat maka okulasi berhasil, namun jika mata/perisai berwarna coklat/busuk berarti gagal. Okulasi yang gagal diberi tanda. Dua minggu setelah pemeriksaan pertama, dilakukan pemeriksaan kedua. Jika ada okulasi yang mati diberikan tanda seperti pada pemeriksaan pertama.
Satu-dua minggu setelah pemeriksaan kedua, dilakukan pemeriksaan ketiga. Okulasi yang berhasil kemudian ditandai dengan memberikan sapuan cat di atas jendela okulasi sesuai warna klon.
Penyerongan dan Pembongkaran Bibit 1. 2. 3. 4. 5.
Penyerongan (pemotongan bibit dengan arah serong/miring) dilakukan dua minggu sebelum bibit dibongkar. Bekas penyerongan diolesi parafin atau TB192. Penyerongan dilakukan 5 cm di atas jendela okulasi dengan arah berlawanan dari letak jendela okulasi. 2-4 minggu kemudian mata okulasi mulai bengkak dan mengembang (mlenthis). Saat inilah yang terbaik untuk dibongkar dan dipindah ke polibag. Untuk membongkar bibit, tanah di salah satu sisi bibit dengan jarak 10 cm digali sampai ujung akarnya terlihat, kemudian akar tunggang dipotong menyerong minimal sepanjang 40-45 cm dari leher akar. Setelah dicabut, akar-akar lateral dipotong dan disisakan sekitar 3 cm, bekas potongan akar dioles perangsang akar.
19
20
Modul 1: Pembibitan Karet - Buku Paduan
Pembibitan dalam Polybag 1. 2.
Setelah bibit stum okulasi mata tidur (OMT) dibongkar, bibit ditanam terlebih dulu di polibag yang telah disiapkan. Bibit dipelihara sampai 2 – 3 payung. Setelah itu bibit siap ditanam.
Hak Cipta 2016
Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia
Penerbit
Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Wisma Bakrie 2, Lt. 5 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920 - Indonesia Phone +62 21 5794 5740 Fax +62 21 5794 5740 Email
[email protected] Internet www.sregip.or.id
Reproduksi
Dilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ.
Disclaimer
Informasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/ kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.
Pembibitan Karet
SIL ABUS PRESENTASI
1
PRESENTASI
Pembibitan Karet
1
2
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi
Kebun Entres
Kebun Entres adalah kebun penghasil mata okulasi berkualitas untuk perbanyakan bahan tanam karet klonal
Mata okulasi yang berkualitas memiliki karakter genetis unggul, contohnya: 1. laju pertumbuhan baik 2. produksi getah karet tinggi 3. respon produksi terhadap input baik 4. relatif tahan cekaman biotik maupun abiotik Karakter fisiologis yang baik: Menerapkan kegiatan manajemen entres yang baik meliputi pemilihan klon unggul, pengaturan jarak tanam, pengaturan tunas, pemilihan mata okulasi, dan peremajaan kebun entres.
3
4
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi
Perbandingan Antara Klon Anjuran (Kiri) Dan Non Anjuran (Kanan)
Perbandingan Antara Klon Anjuran Dan Non Anjuran Benih
Uraian
Prima
Tidak Bermutu
Genetis
Monoklonal
Poliklonal
Mata tunas Pertumbuhan
klonal
seedling (biji) heterogen
Biaya pemeliharaan
homogen rendah
tinggi
Biaya pemanfaatan
rendah
tinggi
Masa TBM
4-5 tahun
6-7 tahun
Capaian produksi
2.000-2.500 kg
700-1.000 kg
Produktivitas
Tinggi
Rendah
Syarat Lokasi Kebun Entres 1.
lokasi relatif datar
2.
tanah subur
3.
drainase (pengairan) baik
4.
mempunyai akses jalan untuk memudahkan transportasi dan pengawasan, sebisa mungkin dekat dengan lokasi pembibitan
5.
bebas penyakit, terutama jamur akar putih (JAP), serta jauh dari gangguan hama
6.
terbebas dari gangguan alam (misal banjir, longsor, kebakaran)
Persiapan Lahan •
Pengolahan tanah sedalam ± 30 cm
•
Jarak tanam 1 x 1 m dengan kepadatan populasi 8.000 tanaman/ha
•
Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm, tiap lubang diberi pupuk dasar rock phosphate (RP) 250 g dan pupuk kandang (kompos) 1 kg
5
6
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi
Pengaturan tanaman dalam petak kebun entres
Penanaman Dan Pemeliharaan Kebun Entres Karet Penanaman 1.
Dilakukan pada musim penghujan
2.
Bahan tanam untuk tanaman entres berupa bibit polibag payung 2 (dua)
Penyiangan
Penyiangan secara manual pada tanaman entres tinggi kurang dari 1 m (kiri) dan penyiangan secara kimiawi pada entres yang tingginya lebih dari 1 m (kanan)
7
8
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi
Pemupukan
Aplikasi (gram/pohon) Umur (tahun)
Urea
TSP
KCl
Kieserit
1
20
20
10
5
2
30
20
20
5
3 - 10
40
30
30
5
Aplikasi 2x setahun, pada saat tanah lembap dan bebas gulma
Pewiwilan Pada tanaman yang tumbuh normal tidak akan tumbuh tunas samping. Jika tumbuh tunas samping maka harus segera diwiwil/dipangkas. Pewiwilan/ pemangkasan tunas liar dapat mempertahan mutu fisiologis mata okulasi lainnya.
Manajemen Tunas (Peremajaan) Tahapan:
Dilakukan dalam rangka mempertahankan mutu entres dan bibit yang dihasilkan
Pengecambahan
Jan – Maret (Jawa Kalimantan) Okt – Des (Sumatra)
Batang bawah
Okulasi
3-4 bulan (okulasi hijau) 7-9 bulan (okulasi coklat)
4 Bulan (2 payung)
Polibag
9
10
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi
Seleksi Biji
Benih/ Biji
Rendam 24 jam
Benih mengapung
Benih melayang dan tengelam
Dibuang
Dikencambahkan
Bedeng Pengecambahan 1.
Tanah media [dasar tempat bedengan] bersih dari gulma, batu – batuan, gumpalan tanah sisa akar
2.
Tepi bedengan diberi pembatas dan penguat dari papan/bambu
3.
Diberi pasir sungai hasil ayakan setebal ± 5 cm dan diratakan
4.
Apabila diperlukan, bagian depan dan belakang ditutup dengan plastik untuk menjaga kelembaban bedengan
Bedeng Pengecambahan
Menyusun benih dalam bedeng kecambah
11
12
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi
Stadia Kecambah
Mlentis
Bintang
Pancing
Mencabut Kecambah
Jarum berdaun
Pembibitan Lapangan •
Merupakan kelanjutan dari pengecambahan.
•
Syarat Pembibitan Batang Bawah: 1.
Areal datar, bebas rumput alang – alang maupun tunggul kayu.
2.
Lapisan tanah subur [Top Soil ] 0-10 cm bukan subur, kaya bahan organik, bekas sumber/hiaten Jamur Akar Putih.
3.
Dekat dengan lokasi penanaman/areal persiapan biaya transport.
4.
Dekat dengan sumber air
5.
Tidak terlalu dekat dengan blok Tanaman Menghasilkan (TM) penyakit daun.
6.
Tidak terlalu dekat dengan hutan hutan)
efisien tenaga dan
mudah dalam penyiraman. mencegah
mencegah serangan hama (misal babi
Persiapan Lahan Pembibitan Lapangan 1.
Lahan di perkebunan karet rakyat diolah dengan metode cangkul dalam (50-60 cm) sesuai dengan kondisi lahan, tenaga, dan dana yang tersedia.
2.
Mengatur jarak tanam dengan menancapkan ajir (bilah bambu) ± 25-30 cm sebagai tanda tempat kita menanam bibit hasil pengecambahan.
3.
Membuat lubang tanam dengan tugal (batang kayu yg ujungnya dibuat runcing).
13
14
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi
Jarak Tanam
Menanam kecambah
Ajir dan penanaman
Semai umur 3 bulan
15
16
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi
Dosis Pupuk Batang Bawah
Umur
Dosis Pupuk (g/ph) Urea
SP36
KCI
Kieserit
1
5
3
1
1
2
5
4
2
1
3
5
4
2
2
4
5
4
5
2
5
10
5
5
2
6
10
5
10
2
7
10
5
10
2
Jumlah
50
30
35
12
Bibit siap diokulasi (umur 6 – 12 bulan)
Okulasi •
Propagasi vegetatif (perbanyakan tanaman dari biji) untuk mempertahankan mutu genetik tanaman
•
Menempelkan mata tunas (scion) pada pangkal batang bawah (rootstock)
•
Merupakan metode propagasi bibit karet terbaik sampai dengan saat ini
Cara Memotong Entres
17
18
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi
Pengangkutan Entres
Perlengkapan Okulasi
Mata Entres
Cara Okulasi
2
3
19
20
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi
4
5
Okulasi Jadi Pemeriksaan: 2-3 minggu setelah okulasi
Kompatibilitas Batang Atas (Ba)/ Batang Bawah (Bb) •
Makin dekat hubungan kerabat ba & bb, kompatibilitas (penyesuaian) makin baik
•
Tidak semua biji karet cocok untuk bb
•
Tingkat (kompatibilitas) penyesuaian ditandai dg % okulasi jadi, kaki gajah, pertumbuhan
Cara Membongkar Bibit
21
22
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi
OMT baik
OMT jelek
Pembibitan Polybag •
Menyiapkan polibag ukuran 35 x 50cm3 atau 25 x 50cm3 yang dilubangi pada bagian samping dan bawah pengatusan air.
•
Tanah diayak dan dicampur dengan Rock Phosphate 50 g/polibag dan Biofungisida Triko Combi 25 g/polibag.
Dosis Pupuk Pembibitan Polibag Umur
Urea (g)
SP36 (g)
KCI (g)
Kieserit (g)
Jumlah
2
2
2
1
1
6
3
3
2
2
1
8
4
3
3
2
1
9
5
5
3
3
2
13
6
5
4
3
2
14
TOTAL
18
14
11
7
50
23
24
Modul 1: Pembibitan Karet - Presentasi
Catatan:
Hak Cipta 2016
Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia
Penerbit
Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Wisma Bakrie 2, Lt. 5 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920 - Indonesia Phone +62 21 5794 5740 Fax +62 21 5794 5740 Email
[email protected] Internet www.sregip.or.id
Reproduksi
Dilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ.
Disclaimer
Informasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/ kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.
Pembibitan Karet
SILABUS
1
SILABUS
Pembibitan Karet
1
10
Modul 1 : Pembibitan Karet - Silabus
PANDUAN FASILITATOR PEMBIBITAN KARET HARI/ WAKTU
SESSI/ BAHASAN
KEGIATAN FASILITATOR
08.00 – 08.20 (20’)
Pembukaan
• Fasilitator membuka acara dengan menyampaikan gambaran umum kegiatan/ pelatihan. • Sambutan dari GIZ dan Instansi Pemerintah terkait
08.20 – 08.50 (30’)
Perkenalan, Perumusan Harapan, dan Kontrak Belajar
• Fasilitator menjelaskan teknik perkenalan, memberi contoh, dan meminta satu persatu peserta memperkenalkan diri . • Jika semuanya sudah memperkenalkan diri, ajak peserta untuk bersama-sama mengulang nama semua peserta. • Fasilitator minta peserta untuk menulis harapan dan permasalahan yang selama ini dijumpai dalam mengelola kebun pada potongan kertas/metaplan kemudian ditempel di papan/sticky cloth. 1 potongan kertas berisi 1 harapan atau 1 masalah, ditulis dengan huruf yang besar. Sebelumnya di papan/sticky cloth ditulis judul “harapan” dan “masalah” dan peserta menempelkan kertasnya sesuai dengan judul di atasnya.
Pembahasan 1
Minta satu atau dua peserta untuk membaca potongan kertas tersebut dan mengelompokkannya sesuai tema/topik.
Pembahasan 2
• Fasilitator meminta tanggapan peserta. • Fasilitator menyimpulkan dan menjelaskan bahwa tidak semua harapan dan masalah dapat dicapai atau diselesaikan dalam pelatihan ini namun dengan mengenal peserta dari kelompok lain memungkinkan untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan di luar pelatihan
Pembahasan 3
• Fasilitator menayangkan jadwal dan meminta tanggapan peserta • Fasilitator menanyakan hal apa saja yang perlu disepakati selama pelatihan berlangsung sebagai kontrak belajar • Fasilitator menyimpulkan kesepakatan jadwal dan peraturan
KEGIATAN PESERTA
MEDIA/CATATAN
Peserta memperhatikan
Sound system
• Peserta memperkenalkan diri: Nama, asal, jabatan dalam Poktan • Peserta menulis harapan dan permasalahan, kemudian menempelkannya di tempat yang sudah disediakan
• • • •
Potongan kertas/metaplan Spidol Kain (sticky cloth) atau papan Spray month/dobel selotif/lakban kertas
• • • • • • •
Infokus Jadwal kegiatan Sticky cloth/papan Spray month/lakban kertas Spidol Metaplan Kertas plano
• Peserta yang ditunjuk membaca dan mengelompokkan sesuai tema/topik dengan bimbingan fasilitator. • Peserta lain menyimak proses • 2-3 peserta memberi tanggapan, yang lain memperhatikan.
• Peserta memberi tanggapan (waktu dan materi) • Peserta memberi tanggapan • Peserta menyepakati jadwal dan peraturan/ tata tertib selama pelatihan berlangsung
3
10
Modul 1 : Pembibitan Karet - Silabus
HARI/ WAKTU 08.50 – 09.10 (20’)
SESSI/ BAHASAN Pengisian kuesioner
Pre Test
KEGIATAN FASILITATOR • Fasilitator menjelaskan tentang kuesioner. • Fasilitator membagikan lembar kuesioner yang berisi identitas peserta, pemahaman peserta terhadap budidaya tanaman karet, dsb. • Fasilitator membagikan lembar pertanyaan berisi 20 soal pilihan ganda.
09.10 – 09.20 (10’)
Analisis singkat
• Fasilitator mengumpulkan lembar kuesioner yang telah diisi peserta. • Pada tahap awal, fasilitator menganalisis secara cepat dan singkat untuk mengetahui kondisi peserta. Pada tahap lanjutan, fasilitator menganalisis kuesioner untuk penyusunan bahan laporan kegiatan. • Fasilitator menilai hasil pre test dengan minimum passing grade adalah 12 soal dijawab dengan benar.
09.20 – 09.30 (20’)
Harapan fasilitator: hasil belajar
• Fasilitator menjelaskan hasil belajar yang diharapkan sehubungan dengan topik pelatihan. Selanjutnya fasilitator menanyakan pada peserta, “Apakah hal ini sudah pernah Anda lakukan atau sudah ada di Poktan Anda? Jika sudah ada, apa yang dilakukan?” • Fasilitator mencatat poin-poin tentang penjelasan peserta kemudian fasilitator menyimpulkan kondisi peserta dan memberikan pengantar untuk memasuki serangkaian kegiatan.
1. Materi Pembibitan 09.30 – 09.35 (5’)
Pendahuluan
• Fasilitator menjelaskan pentingnya pembibitan karet unggul dan tujuannya • Fasilitator menjelaskan pentingnya budidaya karet yang baik dan potensi hasilnya • Fasilitator mengajak peserta berdiskusi tentang kebun karet atau pembibitan yang dimiliki peserta
KEGIATAN PESERTA
MEDIA/CATATAN
Peserta mengisi lembar kuesioner
• Lembar kuesioner • Alat tulis untukpeserta • Soal pre test
Peserta menyerahkan lembar kuesioner kepada fasilitator
Kunci jawaban Pre Test
Peserta menjelaskan kegiatan di poktan Peserta menyimak
• • • • •
Peserta menyimak Peserta menceritakan kebun karet atau pembibitan yang dimiliki dan mendiskusikannya
Infokus Spidol Whiteboard Bahan presentasi/power point
In focus atau kertas plano Kertas plano, metaplan, spidol, papan/sticky cloth (kain dengan lem), lakban kertas/ spray month
5
10
Modul 1 : Pembibitan Karet - Silabus
HARI/ WAKTU
SESSI/ BAHASAN
KEGIATAN FASILITATOR
09.35 – 09.55 (20’)
Kebun Entres: Pengenalan klon, persiapan, pemeliharaan entres dan pengelolaan tunas, serta pemurnian entres
• Fasilitator mengenalkan klon dan sifat-sifat unggulnya • Fasilitator menjelaskan hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan kebun entres, termasuk persiapan lahan dan pemeliharaan tanaman entres • Fasilitator menjelaskan pengelolaan tunas di kebun entres dan tujuannya • Fasilitator menginformasikan pentingnya pemurnian entres
09.55 – 10.10 (15’)
Coffee break
10.10 – 10.25 (15’)
Pembibitan: Seleksi biji dan pembuatan bedeng pengecambahan
• Fasilitator menjelaskan cara menyeleksi biji dan kebun yang layak sebagai sumber biji • Fasilitator menjelaskan pembuatan bedeng pengecambahan
10.25 – 10.45 (20’)
Pembibitan lapang: Persiapan lahan, pengaturan jarak tanam, dan pemeliharaan
• Fasilitator menerangkan tahapan dalam menyiapkan lahan pembibitan • Fasilitator menjelasskan berbagai pilihan jarak tanam di pembibitan lapang • Fasilitator menjelaskan pemeliharaan tanaman agar tanaman tumbuh baik
10.45 – 11.15 (30’)
Okulasi
• Fasilitator menanyakan apakah peserta sudah pernah melakukan okulasi • Fasilitator memperkenalkan alat-alat untuk melakukan okulasi • Fasilitator menjelaskan tentang penyiapan mata okulasi (entres), jenis mata, dan caracara melakukan okulasi
11.15 – 11.25 (10’)
Penyesuaian batang atas dan batang bawah
• Fasilitator menjelaskan pentingnya penyesuaian antara batang atas dan batang bawah, ciri-ciri “kaki gajah”, serta faktor yang mempengaruhinya
11.25 – 11.45 (20’)
Pembibitan di polybag
• Fasilitator menjelaskan tentang persiapan media tanam dalam polybag dan seleksi stump mata tidur • Fasilitator menyampaikan tahapan kegiatan dalam pemeliharaan bibit di polybag hingga bibit di polybag siap tanam dan homogen
KEGIATAN PESERTA
MEDIA/CATATAN
Peserta menyimak
Bahan presentasi/power point
Peserta menyimak
Bahan presentasi/power point
Peserta menyimak
Bahan presentasi/power point
Peserta menyimak penjelasan fasilitator
Seperangkat alat okulasi, Kayu entres Bahan presentasi/power point PPT
Peserta menyimak penjelasan fasilitator
Bahan presentasi/power point
Peserta menyimak penjelasan fasilitator
Bahan presentasi/power point
7
10
Modul 1 : Pembibitan Karet - Silabus
HARI/ WAKTU
SESSI/ BAHASAN
KEGIATAN FASILITATOR
11.45 – 12.00 (15’)
Pengantar praktek
• Fasilitator menjelaskan kegiatan praktek, perlengkapan yang perlu dibawa, dan membagi kelompok
12.00 – 13.00 (60’)
ISHOMA
13.00 – 13.20 (20’)
Praktek pengenalan entres, mata okulasi, dan pengelolaan tunas
• Fasilitator menjelaskan dan menunjukkan jenis-jenis mata okulasi dan teknik pengelolaan tunas di kebun entres • Fasilitator meminta setiap kelompok untuk memilih dan menghitung jumlah mata prima untuk kegiatan okulasi karet
13.20 – 13.35 (15’)
Evaluasi
• Fasilitator mengevaluasi hasil praktek peserta
13.35 – 13.55 (20’)
Praktek pemilihan tanaman batang bawah
• Fasilitator meminta setiap kelompok untuk memilih tanaman batang bawah yang sehat dan memenuhi syarat untuk diokulasi
13.55 – 14.10 (15’)
Evaluasi
• Fasilitator mengevaluasi hasil praktek peserta
14.10 – 14.45 (35’)
Praktek okulasi
• Fasilitator meminta setiap kelompok untuk menyiapkan alat-alat okulasi, menyiapkan mata entres, dan melakukan okulasi pada tanaman batang bawah yang telah dipilih
14.45 – 15.00 (15’)
Coffee break
15.00 – 15.55 (55’)
Praktek okulasi (lanjutan)
• Fasilitator meminta setiap kelompok melakukan okulasi pada tanaman batang bawah yang telah dipilih
15.55 – 16.10 (15’)
Evaluasi
• Fasilitator mengevaluasi hasil praktek peserta
16.10 – 16.30 (20’)
Praktek pemeliharaan bibit polibag
• Fasilitator meminta setiap kelompok untuk melakukan wiwilan, pemadatan, dan pemilihan bibit prima
16.30 – 16.45 (15’)
Evaluasi
• Fasilitator mengevaluasi hasil praktek peserta
Post Test
• Fasilitator membagikan lembar post test (20 soal pilihan ganda). Soalnya sama dengan pre test hanya tampilannya yang berbeda. • Fasilitator juga melakukan scoring Post Test dengan minimum passing grade adalah 12 soal dijawab dengan benar.
KEGIATAN PESERTA
MEDIA/CATATAN
• Peserta menyimak • Peserta dibagi menjadi beberapa • kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3-5 orang.
Kertas Spidol Bahan presentasi/power point PPT
Peserta menyimak dan memilih mata prima untuk kegiatan okulasi karet
Kebun entres atau (minimal) kayu entres
Peserta menyimak dan mencatat kesalahan yang dilakukan Peserta memilih batang bawah yang layak okulasi sebanyak jumlah anggota kelompoknya
Kebun tanaman batang bawah, tali rafia untuk penanda
Peserta menyimak dan mencatat kesalahan yang dilakukan Peserta mempraktekkan okulasi
Kayu entres, bibit batang bawah, pisau okulasi, pengasah, plastik okulasi, kain lap
Peserta mempraktekkan okulasi
Peserta menyimak dan mencatat kesalahan yang dilakukan Peserta mempraktekkan wiwilan, pemadatan, dan pemilihan bibit prima
Pembibitan karet dalam polybag
Peserta menyimak dan mencatat kesalahan yang dilakukan Soal post test
9
10
Modul 1 : Pembibitan Karet - Silabus
CATATAN:
Hak Cipta 2016
Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia
Penerbit
Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Wisma Bakrie 2, Lt. 5 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920 - Indonesia Phone +62 21 5794 5740 Fax +62 21 5794 5740 Email
[email protected] Internet www.sregip.or.id
Reproduksi
Dilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ.
Disclaimer
Informasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/ kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.