OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAl TAHUN 2015 – 2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE BADAN KARANTINA PERTANIAN
1) Pendahuluan Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkup Badan Karantina Pertanian – Departemen Pertanian Republik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 yang berkedudukan di Ternate Provinsi Maluku Utara mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional
perkarantinaan
hewan
dan
tumbuhan,
serta
pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati, dengan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan b. Pelaksanaan
Pemeriksaan,
pengasingan,
pengamatan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan
media
perlakuan, pembawa
hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme penggaganggu tumbuhan karantina (OPTK) c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK d. Pelaksanaan pembuatan Koleksi HPHK dan OPTK e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati f. Pelaksanaan
pemberian
pelayanan operasional karantina hewan
dan
tumbuhan g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati
h. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan i.
Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati
j.
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate dalam melaksanakan tugas dan fungsinya seperti tersebut di atas perlu didukung dengan Penguatan Kelembagaan,Penguatan
SDM
dan
Pengembangan
Infrastruktur/Sarana/Prasarana. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara bertahap dan berkesinambungan Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate melakukan melakukan perencanaan untuk diusulkan ke Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian. Pertanggungjawaban penggunaan anggaran kegiatan operasional maupun infrastruktur yang telah dilakukan oleh BKP Kelas II Ternate Tahun Angaran 2015 dijabarkan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 sesuai dengan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
2) Tujuan Adapun tujuan dibuatnya Rencana Strategis operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate yaitu : a. Untuk menentukan sasaran kegiatan yang akan dilakukan secara bertahap dalam lima tahun kedepan. b. Untuk menetapkan indikator – indoikator kinerja yang akan dicapai.
c. Sebagai acuan dalam penyusunan anggaran sehingga sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
3) Profil Unit Pelaksana Teknis (UPT) : A. Karakteristik UPT 1. SEJARAH Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate merupakan penggabungan dari dua Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian, yaitu Stasiun Karantina Hewan Kelas II Ternate dan Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas II Ternate. Sejak tanggal 3 April 2008, kedua UPT tersebutbergabung dengan nama Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate berdasarkan Permentan Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian.Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternateberkedudukan di Ternate, Provinsi Maluku Utara, 2. VISI Visi Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate yaitu “Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya di Maluku Utara dalam Melindungi Kelestarian Sumber Daya
Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan
Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan” 3. MISI Misi Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate sebagai berikut. a. Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan di Propinsi Maluku Utara dari serangan Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). b. Mendukung terwujudnya keamanan pangan.
c. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian. d. Meningkatkan citra kualitas layanan publik.
4. STRUKTUR ORGANISASI Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternatedipimpin oleh Kepala Balai eselon III b yang membawahi Kepala Subbagian Tata Usaha, Kepala Seksi Karantina Hewan, Kepala Seksi Karantina Tumbuhan, dan Kelompok Jabatan Fungsional. Kepala Balai bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian. Berikut Bagan Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate berdasarkan Permentan Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 2008. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE
KEPALA BALAI
KASUBBAG TU
KASI TUMBUHAN
KASI HEWAN
JABATAN FUNGSIONAL : 1. 2. 3. 4.
MEDIK VETERINER PARAMEDIK VETERINER POPT AHLI POPT TERAMPIL
April
5. KEPEGAWAIAN Jumlah Pegawai Negeri Sipil lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate sampai awal tahun 2016, berjumlah 34 (tiga puluh empat) orang, terdiri atas : 1. Pejabat Struktural
: 4 orang
2. Fungsional Medik/Paramedik Veteriner
: 12 orang
3. Fungsional POPT Ahli / Terampil
: 12 orang
4. Fungsional umum
: 6 orang
Pegawai tersebut di atas ditempatkan pada Kantor Balai dan Wilayah Kerja sebagai berikut : 1. Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate
: 10 (sepuluh) orang
2. Wilker Pelabuhan Ahmad Yani
:
8 (delapan) orang
3. Wilker Bandara Sultan Babullah
:
7 (tujuh) orang
4. Wilker Pelabuhan Tobelo
:
3 (tiga) orang
5. Wilker Pelabuhan Sanana
:
3 (tiga) orang
6. Wilker Pelabuhan Laut Bacan
:
1 (satu) orang
7. Wilker Pelabuhan Laut Morotai
:
1 (Satu) orang
8. Wilker Kantor Pos Ternate
:
1 (satu) orang
Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate telah menempatkan petugas karantina di semua wilayah kerja. Distribusi pegawai berdasarkan jabatan, pendidikan, dan golongan dapat dilihat padaLampiran 1. 6. SARANA DAN PRASARANA Sarana dan prasarana yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate sebagai berikut: 6.1. Benda tidak bergerak 6.1.1. Tanah
Tanah yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate terdiri atas 9 (sembilan) persil tanah dengan nilai Rp. 3.704.655.400,-. Rincian tanah berdasarkan luas, alamat lokasi, status kepemilikan, dan peruntukannya sebagai berikut. Tanah seluas 600 m2 berstatus sertifikat hak milik di Jl. Facey No. 1, Kota Ternate Utara, digunakan untuk bangunan mess pegawai. Tanah seluas 1.200 m2 berstatus sertifikat hak milik di Jl Facey No. 1, Kota Ternate Utara, berbatasan dengan bangunan laboratorium Stasiun Karantina Ikan Kelas I Ternate, digunakan untuk mess pegawai. Tanah seluas 305 m2 di Kelurahan Toloko, Kota Ternate Utara, berstatus sertifikat hak milik digunakan untuk mess pegawai. Tanah seluas 505 m2, berstatus sertifikat hak milik di Jl. Ki Hajar Dewantara, Kota Ternate Tengah, digunakan untuk bangunan kantor. Tanah seluas 3.906 m2, berstatus sertifikat hak milik di Kelurahan Sasa, Kota Ternate Selatan, digunakan untuk
bangunan instalasi karantina hewan,
laboratorium, dan rumah jabatan kepala. Tanah seluas 814 m2, berstatus sertifikat hak milik di Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, digunakan untuk bangunan Kantor Wilker Tobelo. Tanah seluas 2.500 m2, berstatus pinjam pakai dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula, belum bersertifikat, dipakai untuk kantor Wilker Sanana. Tanah seluas 375 m2, berstatus sertifikat hak milik di Kabupaten Pulau Morotai, digunakan untuk kantor Wilker Morotai. Tanah seluas
1.362 m2, berstatus sertifikat hak milik di Kota Ternate,
digunakan untuk bangun kantor balai.
6.1.2.
Bangunan gedung
Bangunan gedung yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate sampai awal tahun 2016 sebanyak 30 unit, seluas 1.598 m2 dengan nilai keseluruhan
sebesar Rp. 6.133.928.220,-. Rincian gedung berdasarkan nama gedung termasuk pagar permanen, luas, alamat, dan peruntukannya sebagai berikut. Gedung Kantor seluas 299 m2,dibangun pada tahun 2008, bertempatdi Jl. Ki Hajar Dewantara Kota Ternate Tengah. Gedung Laboratorium seluas 40 m2, dibangun pada tahun 2008, bertempat di Jl. Facey Kota Ternate. Gedung Pos Pemeriksaan seluas 64 m2, dibangun pada tahun 2008, bertempat di Jl. Facey Kota Ternate Utara. Gedung Kantor Wilker Tobelo seluas 55 m2 dan 50 m2, dibangun pada tahun 2007, bertempat di Tobelo, Kab. Halmahera Utara. Rumah Jabatan Kepala Balai seluas 55 m2, bertempat di Kelurahan Sasa. Gedung Mess 2 unit seluas 72 m2, dibangun pada tahun 2007, bertempat di Jl. Facey Kota Ternate. Bangunan Instalasi Kandang Hewan Kecil seluas 25 m2, dibangun pada tahun 2007, bertempat di Jl. Ki Hajar Dewantara Kota Ternate Tengah. Bangunan Kandang Hewan Besar seluas 150 m2, dibangun pada tahun 2006, bertempat di Kelurahan Sasa Kota Ternate. Bangunan screen houseseluas 24 m2, dibangun pada tahun 2006, bertempat di Jl. Facey Kota Ternate. Bangunan Gudang seluas 45 m2, dibangun pada tahun 2006, bertempat di Kelurahan Sasa Kota Ternate. Gedung Kantor seluas 120 m2 yang kemudian digunakan sebagai mess pegawai, dibangun pada tahun 2006, bertempat di Jl. Facey Kota Ternate. Gedung Kantor seluas 40 m2, dibangun pada tahun 1997 kemudian direhab pada tahun 2006 sehingga luasnya menjadi 108 m 2di Jl. Batu Angus Lr. Oscar Kota Ternate. Gedung Kantor Wilker Sanana seluas 45 m2, dibangun pada tahun 2010, bertempat di Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula. Gedung Laboratorium Wilker Sanana seluas 36 m 2, dibangun pada tahun 2010, bertempat di Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula.
Gedung Laboratorium seluas 150 m2, dibangun pada tahun 2011, bertempat di Kelurahan Sasa Kota Ternate. Perluasan gedung kantor Wilker Tobelo seluas 30 m2 pada tahun 2011. Mess pegawai seluas 45 m2, dibangun pada tahun 2014. Pos jaga seluas 36 m2, dibangun pada tahun 2015. Pos jaga bandara seluas 36 m2, dibangun pada tahun 2015. Gedung kantor Wilker Morotai seluas 36 m2, dibangun pada tahun 2015.
Gambar 2. Sebagian gedung yang dimiliki BKP Kelas II Ternate
6.1.3.
Benda Bergerak
Sarana dan prasarana yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate sampai akhir tahun 2015sebagai berikut. Tabel 1. Sarana prasarana (benda bergerak) yang dimiliki BKP Kelas II Ternate hingga akhir tahun 2015 No.
Peralatan
Jumlah
Nilai
(unit)
(Rp.)
1.
Kendaraan roda 4 (empat)
6
1.289.928.000,-
2.
Kendaraan roda 2 (dua)
34
597.065.000,-
3.
Alat bengkel dan alat ukur
1
9.750.000,-
4.
Alat pertanian
9
26.541.400,-
5.
Alat kantor dan rumah tangga
396
1.100.957.684,-
6.
Alat studio komunikasi dan
30
158.687.162,-
14
73.609.383,-
pemancar 7.
Alat
kedokteran
dan
kesehatan 8.
Alat laboratorium
98
1.069.920.834,-
9.
Alat persenjataan
1
11.990.000,-
10.
Komputer suplies
51
577.534.910,-
11.
Alat keselamatan kerja
4
12.552.400,-
12.
Peralatan proses produksi
2
6.200.000,-
Geografis Propinsi Maluku Utara merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas 395 pulau besar dan kecil. Sebagian besar wilayah Maluku Utara merupakan perairan lepas. Secara geografis, Propinsi Maluku Utara berada pada 3° LU –3° LS dan 124° – 129° BT. Batas-batas wilayah Propinsi Maluku Utara yaitu:
Timur
: Laut Halmahera
Barat
: Laut Maluku
Utara
: Laut Samudera Pasifik
Selatan
: Laut Seram
Gambar 3. Propinsi Maluku Utara merupakan wilayah kepulauan
Propinsi Maluku Utara memiliki potensi pertanian, perkebunan, dan peternakan yang cukup besar. Sejak dahulu, Maluku Utara terkenal sebagai penghasil utama rempah, terutama pala dan cengkeh. Selain itu, komoditas kopra Maluku Utara juga sudah menembus pasar internasional.
Gambar 4. Hasil perkebunan Maluku Utara yang terkenal hingga mancanegara
Propinsi Maluku Utara merupakan salah satu wilayah yang dinyatakan masih bebas dari berbagai HPHK seperti flu burung dan flu babi. Untuk kasus flu burung, Maluku Utara merupakan satu-satunya propinsi di Indonesia yang secara
nasional masih dinyatakan bebas. Hal ini dikuatkan dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 393 Tahun 2007 tentang Pernyataan Berjangkitnya Wabah Penyakit Hewan Menular Influenza pada Unggas (Avian Influenza) di wilayah Indonesia. Status bebas penyakit flu burung untuk Propinsi Maluku Utara merupakan salah satu keberhasilan tugas dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate dalam melakukan pengawasan terhadap pemasukan media pembawa HPHK dan OPTK ke Provinsi Maluku Utara. Upaya tersebut mendapat dukungan dari pemerintah daerah propinsi dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur Propinsi Maluku Utara No. 17 Tahun 2007 tanggal 30 Juli 2007 tentang pelarangan masuknya unggas dewasa ke Propinsi Maluku Utara dan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Maluku Utara No. 153.1/KPTS/MU/2005 tanggal 23 Desember 2005 tentang larangan pengeluaran Hewan Pembawa Rabies (HPR) seperti anjing, kucing, dan kera, baik antar desa, kecamatan, kabupaten/kota dalam wilayah Maluku Utara maupun ke propinsi lain. Data Frekuensi/volume lalulintas A. Frekuensi dan Volume Tindakan 8P Karantina Hewan Tindakan 8P karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang telah dilakukan di seluruh wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate selama tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut. A.1 Frekuensi dan Volume Tindakan 8P Karantina Hewan untuk Antar Area (Domestik Masuk) Tahun 2015
DOMESTIK MASUK No.
1.
Tindakan 8P
Pemeriksaan
Ket Frekuensi
Volume
Satuan
630
469.732
ekor
1.017
6.157.275
Kg
2.
3.
4.
5.
Pengasingan
Pengamatan
Perlakuan
Penahanan
10
21
kms
1
40
koloni
76
89.890
ekor
165
1.767.699
Kg
76
89.890
ekor
165
1.767.699
Kg
76
89.888
ekor
165
1.767.699
Kg
55
215
ekor
3
15.126
Kg
6.
Penolakan
0
0
7.
Pemusnahan
70
254
ekor
Unggas dewasa
3
1.146
Kg
HABAH busuk
560
469.476
ekor
1.014
6.156.129
Kg
10
21
kms
1
40
koloni
8.
Pembebasan
A.2. Resume Frekuensi dan Volume Tindakan 8P Karantina Hewan untuk Antar Area (Domestik Keluar) Tahun 2015
DOMESTIK KELUAR No.
Tindakan 8P
Ket Frekuensi
Volume
Satuan
1.
Pemeriksaan
189
2.573
ekor
178
23.065
Kg
4
1.800
Lbr
4
5
kms
2
19
koloni
2.
Pengasingan
0
0
3.
Pengamatan
0
0
4.
Perlakuan
0
0
5.
Penahanan
0
0
6.
Penolakan
0
0
7.
Pemusnahan
0
0
8.
Pembebasan
189
2.573
ekor
178
23.065
Kg
4
1.800
Lbr
4
5
kms
2
19
koloni
B. Frekuensi dan Volume Tindakan 8P Karantina Tumbuhan B.1. Resume Frekuensi dan Volume Tindakan 8P Karantina Tumbuhan untuk Ekspor Tahun 2015
EKSPOR No.
1.
Tindakan 8P
Pemeriksaan
Ket Frekuensi
Volume
Satuan
7
18.213.097
Kg
2.
Pengasingan
-
-
-
3.
Pengamatan
-
-
-
4.
Perlakuan
7
18.213.097
Kg
5.
Penahanan
-
-
-
6.
Penolakan
-
-
-
7.
Pemusnahan
-
-
-
8.
Pembebasan
7
18.213.097
Kg
B.2. Resume Frekuensi dan Volume Tindakan 8P Karantina Tumbuhan untuk Antar Area (Domestik Masuk) Tahun 2015
DOMESTIK MASUK No.
1.
Tindakan 8P
Pemeriksaan
Ket Frekuensi
Volume
Satuan
2.748
27.521.650,5
Kg
474.893
Batang
2.
Pengasingan
-
-
-
3.
Pengamatan
-
-
-
4.
Perlakuan
-
-
-
5.
Penahanan
-
-
-
6.
Penolakan
-
-
-
7.
Pemusnahan
2
570
Kg
2
Batang
27.521.080,5
Kg
474.891
Batang
8.
Pembebasan
2.747
Busuk
B.3. Resume Frekuensi dan Volume Tindakan 8P Karantina Tumbuhan untuk Antar Area (Domestik Keluar) Tahun 2015
No.
1.
Tindakan 8P
Pemeriksaan
DOMESTIK KELUAR
Ket
Frekuensi
Volume
Satuan
1.385
95.080.767,8
Kg
836.035
Batang
5
Gram
4.027,092
m2
2.
Pengasingan
-
-
-
3.
Pengamatan
-
-
-
4.
Perlakuan
-
-
-
5.
Penahanan
-
-
-
6.
Penolakan
-
-
-
7.
Pemusnahan
-
-
-
8.
Pembebasan
1.385
95.080.767,8
Kg
836.035
Batang
5
Gram
4.027,092
m2
C. Permasalahan : a. Operasional Adapun Permasalahan operasional yang dihadapi oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate selama ini yaitu : 1. Kurangnya
Jumlah
SDM
sehingga
merangkap
jabatan
yang
menyebabkan kegiatan operasional kurang optimal. 2. Banyaknya pintu pemasukan dan pengeluaran yang belum ditempati oleh petugas karantina.
3. Beberapa kantor wilayah kerja yang belum memiliki tanah dan bangunan sehingga harus kontrak rumah masyarakat setempat. 4. Jumlah petugas karantina yang bertugas diwilayah kerja belum memenuhi standar teknis karena satu wilker hanya diawasi oleh satu orang petugas. 5. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan operasional di wilayah kerja masih sangat terbatas sehingga pelaksanaan tindakan karantina belum optimal. b. Non Operasional Permasalahan non operasional yang dihadapi oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate selama ini yaitu : 1. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap aturan karantina pertanian. 2. Propinsi Maluku Utara merupakan daerah kepulauan sehingga untuk melakukan
koordinasi
dan
pelaksanaan
tindakan
karantina
membutuhkan jarak tempuh yang cukup lama. 3. Sarana telekomunikasi dan informasi di wilayah kerja belum ada optimal. D. Analisa
Resiko
strengths, weaknesses, opportunities,
dan threats
(SWOT) Treangths /
Weaknesses /
Opportunities /
Kekuatan
Kelemahan
Ancaman
1. Maluku Utara
1. Membutuh
1.
Treats / Peluang
Penyebaran 1. Sebagai daerah
merupakan daerah
waktu
dan
HPHK
dan
pengembangan
kepulauan
jarak tempuh
OPTK
dari
peternakan.
sehingga bila
terlalu
daerah
lain
terjadi penularan
lamauntuk
karena
belum
HPHK dan OPTK
melakukan
adanya petugas
bisa di kendalikan.
tindak
karantina
karantina
akan menempati
diluar tempat
pintu
pemasukan /
pemasukan dan
yang
pengeluaran.
pengeluaran.
2. Sarana Taransportasi nya
sangat
terbatas. 3. Banyaknya pintu pemasukan dan pengeluaran yang
belum
ditetapkan
2. Propinsi Maluku
1.
Pengawasan
1. Masih adanya 1.Dapat dijadikan
Utara sampai saat
lalulintas
masyarakat
sebagai
ini masih bebas
media
yang
daerah sentra
Penyakit Avian
pembawa AI
memasukan
peternakan
Influenza
lebih
ungags
ungags
diperketat
dewasa
baik
daerah
dipintu
pemasukan
ke
daerah lain.
Maluku Utara.
dan pengeluaran yang
sdh
ditetapkan maupun yang belum ditetapkan.
3.Komoditas pertanian yang ada
1. Belum adanya alat
1.
Akan
adanya 1.Adanya
penolakan
dari
untuk
beberapa
di
Maluku
Utara
transportasi
Negara
tujuan
Eksportir yang
merupakan
langsung dari
terhadap
telah
komoditas andalan
Maluku Utara
Komoditas yang
melakukan
untuk eksport ke
ke Negara
akan kita eksport
kontrak
Negara lain.
tujuan.
kerjasama
2. Belum
dengan
lengkapnya
pemerintah
alat
daerah
laboratorium
melakukan
untuk
eksplorasi
melakukan
komoditas
pengujian
pertanian.
kandungan
untuk
2. Kwaltas produk
aflatoksin
pertanian
pada biji pala
akan
dan coklat.
meningkat
kita
sehingga Harga dipasar global
akan
naik
bila
sebelum diekport dilakukan
uji
laboraorium 4.
Propinsi Utara
Maluku
Masih 1.
Pengeluaran 1. ternak
tumpang tindih
potong tersebut
semakin
potong untuk pulau
aturan
tidak
disertai
menigkat
Sulawesi
pengeluaran
surat
izin
ternak
pengeluaran
papua.
sapi
dan
isin
sapi
potong antara
dari
sapi
Harga
adanya
sumber
sebagai
1.
pertanian
potong
sapi
dinas
dan peternakan
pertanian dan peternakan provinsi dengan dinas pertanian dan peternakan kabupaten kota.
E. Rencana Kerja sampai dengan 5 Tahun : Penguatan Kelembagaan (koordinasi) inline inspection/PSI
Adapun kegiatan yang akan dilakukan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate dalam rangka penguatan kelembagaan dalam waktu lima tahun kedepan yaitu : 1. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait 2. Melakukan sosialisasi tentang tugas dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate di Maluku Utara 3. Melakukan cooffe Morning 4. Melakukan pengawasan dan patrol bersama Polri dan TNI 5. Ikut Serta dalam pameran pembangunan daerah
Penguatan SDM (inhouse training)
Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan profesionalisme petugas karantina pertanian dalam melakukan tugas dan fungsinya, maka Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate akan mengikutkan pegawainya untuk diklat, workshop,
apresiasi,magang dan inhousetraining baik yang bersifat teknis maupun yang bersifat administrasi sesuai dengan kompetensinya masing – masing. Pengembangan Infrastruktur/Sarana/Prasarana
Untuk menunjang kelancaran tugas dan fungsi karantina pertanian di Maluku utara maka perlu diusulkan pengembangan infrastruktur/sarana/prasarana seperti : 1. Pemeliharaan gedung dan bangunan 2. Pemeliharaan peralatan dan mesin 3. Pemeliharaan peralatan dan mesin lainnya 4. Pemeliharaan sarana dan prasarana kantor lainnya 5. Pengadaan kendaraan operasional roda 4 6. Pengadaan kendaraan operasional roda 2 7. Pengadaan oalt pengolah data 8. pengadaan alat komunikasi 9. Pengadaan alat laboratorium 10. Pengadaan meubelair 11. Pengadadaan peralatan fasilitas gedung 12. Pengadaan peralatan dan fasilitas kantor lainnya 13. Pengadaan tanah lokasi kantor wilker sanana 14. Pengadaan tanah kantor wilker bacan 15. Pembangunan gedung kantor wilker Bacan 16. pembamngunan gedung kantor wilker sanan F. Lampiran Matrik Rencana Kerja 5 Tahun ( Tahun 2015-2019) N O 1
TAHUN
3 Pilar Karantina Pertanian
I
II
III
IV
V
Penguatan Kelembagaan : 1.Melakukan
koordinasi
Internal
perkarantinaan (Kegiatan) 2.Melakukan
koordinasi
perkarantinaan (Kegiatan)
Internal
2 keg
2 keg
2 keg
2 keg
2 keg
2 Keg
2 keg
2 keg
2 keg
2 keg
2 keg
12 keg
12 keg
12 keg
12 keg
12 Keg
12 Keg
12 Keg
12 Keg
12 Keg
2 Keg
2 Keg
2 Keg
2 Keg
2 Keg
2 Keg
2 Keg
2 Keg
2 Keg
2 Keg
6. Akreditasi Laboratorium
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
7. Menyusun SOP(Kegiatan)
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
12 OP
12 OP
12 OP
12 OP
12 OP
2.Mengikuti Workshop (OP)
8 OP
8 OP
8 OP
8 OP
8 OP
3.Mengikuti apresiasi (OP)
8 OP
8 OP
8 OP
8 OP
8 OP
4. Mengikuti magang (OP)
2 OP
2 OP
2 OP
2 OP
2 OP
6 KEG
6 KEG
6 KEG
6 KEG
6 KEG
4 OP
4 OP
4 OP
4 OP
4 OP
2 KEG
2 KEG
2 KEG
2 KEG
2 KEG
14 OP
14 OP
14 OP
14 OP
14 OP
1.380
1.598
1.670
2.660
2.660
M2
M2
M2
M2
M2
761 M2
1.100
2.000
2.250
2.500
M2
M2
M2
M2
3. Melakukan sosialisasi tentang tugas dan fungsi (Kegiatan) 3. Melakukan cooffe Morning (Kegiatan) 4.
Melakukan
pengawasan
dan
patrolibersama Polri dan TNI (Kegiatan) 5. Ikut Serta dalam pameran pembangunan daerah (Kegiatan)
2
Penguatan SDM 1. Mengikuti diklatTeknis dan administrasi (OP)
5.
Mengikuti
Inhousetraining
baik
yang
bersifat teknis maupun yang bersifat administrasi
sesuai
dengan
kompetensinya masing – masing. (Keg) 6. Mengikuti seminar (OP) 6.
Melakukan
pembinaan
mental
SDM
(Kegiatan) 7.
Menghadiri
Undangan
Barantan
Kementan (OP)
3
/
Pengembangan Infrastruktur/Sarana/Prasarana 1.Pemeliharaan gedung dan bangunan M2
2. Pemeliharaan Halaman gedung kantor M2
3. Pemeliharaan Pagar M2
352 M2
402 M2
402 M2
602 M2
602 M2
4. Pemeliharaan peralatan dan mesin
20 Unit
60 Unit
72 Unit
78 unit
85 unit
5. Pemeliharaan peralatan dan mesin lainnya
32 Unit
32 Unit
32 Unit
38 Unit
42 Unit
6.Pemeliharaan sarana dan prasarana kantor
113 unit
113 unit
113 unit
118 unit
125 unit
7. Pengadaan kendaraan operasional roda 4
-
1 Unit
-
1 Unit
-
8. Pengadaan kendaraan operasional roda 2
-
4 Unit
2 unit
2 unit
2 unit
9. Pengadaan alat pengolah data
6 Unit
19 Unit
12 unit
5 unit
8 unit
10. Pengadaan alat komunikasi
2
4 Unit
4 Unit
2 Unit
4 Unit
11. Pengadaan alat laboratorium
5 Unit
10 Unit
9 Unit
12 Unit
10 Unit
12. Pengadaan meubelair
1 paket
1 paket
1 paket
1 Paket
1 paket
13. Pengadadaan peralatan fasilitas gedung
12 Unit
17 Unit
26 Unit
30 unit
30 unit
14. Pengadaan peralatan dan fasilitas kantor
25 unit
8 unit
7 unit
5 unit
6 unit
15. Pengadaan tanah untuk kantor wilker
375 M2
750 M2
-
375 M2
-
16. pembamngunan gedung
36 M2
72 M2
-
36 M2
-
lainnya
lainnya
kantor wilker