RENCANA STRATEGIS
STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I ENTIKONG TAHUN 2015 – 2019
2015
STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I ENTIKONG
Daftar Isi
Rencana Strategis 2015 – 2019 1) Pendahuluan .....................................................................................................1
2) Tujuan ...............................................................................................................5
3) Profil Unit Pelaksana Teknis (UPT) ...................................................................5 ● Karakteristik UPT ...........................................................................................5 ● Geografis .......................................................................................................7
● Data Frekuensi/Volume lalulintas ...................................................................8
4) Permasalahan ...................................................................................................13 ● Operasional ....................................................................................................13
● Non Operasional ............................................................................................18
5) Analisis Resiko strengths, weaknesses,opportunities dan threts (SWOT) ........21 6) Rencana Kerja Sampai Dengan 5 Tahun ..........................................................22
● Penguatan Kelembagaan (koordinasi) inline inspection/PSI ...........................22 ● Penguatan SDM (inhause training) .................................................................22
● Pengembangan Infratruktur/Sarana/Prasarana ..............................................22
7) Lampiran Matrik Rencana Kerja 5 Tahun ( Tahun 2015 – 2019) ......................23
1. PENDAHULUAN Sesuai dengan arah kebijakan pembangunan nasional, kementerian pertanian
berada pada bidang pembangunan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (SDA-
LH). Kementan dalam posisi perencanaan nasional disepakati merupakan
komponen utama dalam pencapaian prioritas dalam Bidang SDA-LH yaitu
Peningkatan Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian. Salah satu fokus
pencapaian prioritas peningkatan Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian adalah peningkatan nilai tambah, daya saing, dan pemasaran produk pertanian. Barantan berperan penting dalam pencapaian target sukses “Nilai tambah, daya saing, dan ekspor”.
Pembangunan perkarantinaan ditempatkan pada upaya melindungi pertanian
Indonesia untuk mewujudkan kelestarian ketahanan dan keamanan pangan serta
sumber daya hayati. Berkaitan dengan upaya tersebut maka peranan karantina meliputi aspek pengamanan pelestarian sumber daya hayati, pencegahan masuk /tersebarnya HPHK/OPTK , kelestarian lingkungan, keamanan pangan yang sehat, utuh dan halal.
Dalam mendukung program pembangunan pertanian nasional, Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Entikong sebagai UPT Badan Karantina di daerah senantiasa melakukan pembenahan secara internal (lingkup SKP I Entikong)
maupun eksternal (instansi terkait baik lokal maupun regional) dalam rangka
optimalisasi tupoksi. Pembenahan-pembenahan tersebut erat kaitannya dengan kegiatan kegiatan yang telah dilakukan yang tercermin dalam program dan kegiatan tahun 2015.
Kinerja yang optimal yang dilakukan oleh SKP I Entikong dapat diukur
berdasar beberapa indikator kinerja sesuai tupoksi UPT sbb. :
1. Tercegah masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK dari luar Negeri. 2. Tercegahnya penyebaran HPHK dan OPTK antar area di dalam Wilayah RI. 3. Tercegahnya pemasukan pangan segar asal hewan dan asal tumbuhan yang tidak aman untuk dikonsumsi.
1|Page
4. Meningkatnya akses ekspor komoditas pertanian strategis yang semula terkena hambatan teknis/SPS
5. Meningkatnya pelayanan prima (cepat, efektif, transparan dan akuntabel ). 6. Meningkatnya kredibilitas laboratorium sesuai kapasitas UPT. 7. Diterapkannya sistem teknologi informasi karantina 8. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungan pertanian dan meningkatnya daya saing produk pertanian Indonesia.
1.1 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 22/Permentan/OT.140/4/2008
Tentang Organisasai dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian menetapkan Kedudukan , Tugas, Fungsi sebagai berikut : Kedudukan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satsiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong
adalah UPT di lingkungan Badan Karantina Pertanian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian. UPT Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong berkedudukan di Desa Entikong Kecamatan
Entikong Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor : 46/Permentan/HK.340/8/2010 tanggal. 4 Agustus 2010 tentang Tempat-Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, SKP I Entikong memiliki 4 wilayah Kerja yang berbatasan langsung dengan Sarawak Malaysia sebagai berikut :
1. PLBN Entikong - di Kabupaten Sanggau;
2. PPLB Nanga Badau - di Kabupaten Kapuas Hulu; 3. PPLB Aruk (Sajingan) - di Kabupaten Sambas;
4. PLB Jagoi Babang - di Kabupaten Bengkayang;
2|Page
Tugas Pokok UPT
Karantina
Pertanian
mempunyai
tugas
melaksanakan
kegiatan
operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani nabati. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tugas pokok tersebut di atas, UPT Karantina
Pertanian menyelenggarakan fungsi :
a. penyususunan rencana, evaluasi dan pelaporan; b. pelaksanaan pemeriksaaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan, dan pemebebasan media pembawa hama pennyekit hewan karantina (HPHK) dan (OPTK);
organisme penggangu tumbuhan karantina
c. pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK DAN OPTK; d. pelaksanaan pembuatann koleksi HPHK dan OPTK; e. pelakasanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati; f. pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan; g. pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
h. pengelolaan sistem informasi , dokumentasi, dan sarana teknis karantina hewan dan tumbuhan.
i. pelaksanaan pengawasann dan penindakan pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan kemanan hayati hewani dan nabti.
j. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
3|Page
1.2 Organisasi dan Tata Kerja
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi UPT Stasiun Karantina Karantina
Pertanian Kelas I Entikong memiliki struktur organisasi segagai berikut : 1. UPT dipimpin oleh seorang Kepala
2. Kepala UPT di bantu oleh seorang Kepala Sub Seksi Pelayan Operasional dan Seorang Kepala Urusan Tata Usaha.
3. Penyelenggaran operasional dilaksanakan oleh Kelompok Jabatan Fungsional. 1.3 Landasan Hukum
Undang-undang No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan
PP no. 14 TAHUN 2002 tentang karantina tumbuhan
Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2000 tentang Karantina Hewan
PP no. 49 tahun 2002 jo Permentan no. 7 Tahun 2003 tentang penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berlaku pada departemen pertanian;
Permentan No.22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasai dan Tata Kerja Unit Pelaksanan Teknis Karantina Pertanian.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 46/Permentan/HK.340/8/2010 tanggal. 4 Agustus 2010 tentang Tempat-Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media
Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina
Dan peraturan perundangan lainnya. *) Daerah: Peraturan Gubernur No. 26 tahun 2008 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Hewan/Ternak, Bahan Asal Hewan/ternak, Hasil Bahan Asal Hewan/ Ternak di Propinsi Kalimantan Barat
4|Page
2. Tujuan a. menyusun rencana kerja, evaluasi dan pelaporan; b. melaksanakan pengamatan,
perkarantinaan
perlakuan,
berupa
pemeriksaaan,
penahanan,penolakan,
pengasingan,
pemusnahan,
dan
pemebebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme penggangu tumbuhan karantina (OPTK);
c. melaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK; d. melaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
e. melakasanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
f. melaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan;
g. melaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
h. mengelolaan sistem informasi , dokumentasi, dan sarana teknis karantina hewan dan tumbuhan.
i. melaksanaan pengawasann dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan kemanan hayati hewani dan nabati.
j. melakasanakan urusan tata usaha dan rumah tangga. 3. Profil Unit Pelaksana Teknis (UPT) a) Karakteristik UPT
Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Entikong yang merupakan salah
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian dalam mengantisipasi
resiko masuknya OPTK dan HPHK dari Luar Negerikhususnya dari Negara Malaysia
(Sarawak) telah menetapkan dan mengawasi pintu-pintu pemasukan/pengeluaran yang ada di Kalimantan Barat. Dari pintu-pintu pemasukan/pengeluaran tersebut
telah ditetapkan 5 (lima) Wilayah Kerja UPT Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong yang terdiri dari 3 (tiga) PPLB (Pos Pemeriksaan Lintas Batas) yaitu PLBN
Entikong (Kab. Sanggau), PPLB Nanga Badau (Kab. Kapuas Hulu), PPLB Aruk
(Kab. Sambas), dan 2 (dua) PLB (Pos Lintas Batas) yaitu PLB Jagoi Babang (Kab.Bengkayang), dan PLB Jasa-Senaning (Kab.Sintang). Kelima wilayah kerja 5|Page
tersebut berada di kawasan garis perbatasan Kalimantan Barat (Indonesia) dan Negeri Sarawak (Malaysia) yang melintasi 98 desa, 14 kecamatan, 5kabupaten. Di sepanjang Perbatasan ini terdapat kurang lebih lebih 54 jalan tikus (jalan setapak/jalan
tidak resmi), merupakan pintu pemasukan dan pengeluaran yang menghubungkan 55 Desa di Kalbar dan 32 kampong di Sarawak.
Gambar 1 : Wilayah Kerja UPT Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong Dari lima wilayah kerja tersebut, empat Wilayah Kerja yang telah dijaga petugas
Karantina yaitu PPLB Entikong Kab. Sanggau, Sanggau, PPLB Aruk Kab. Sambas, PPLB Nanga Badau Kab. Kapuas Hulu dan PLB Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang.
Tabel 1 : Komposisi Pegawai Stasiun S Karantina Pertanian Kelas I Entikong per 31 Desember 2015
No
Pendidikan Terakhir
Program Pend/Jurusan
Jumlah
1
2
3
4
1. Sarjana (S2)
Kedokteran Hewan
4
2. Sarjana (S1)
Pertanian Jurusan Agronomi
3
Pertanian HPT
4
Kesehatan Ternak/Hewan
2
3. Diploma (D3)
6|Page
Peternakan/Produksi Ternak Unggas
1
Medis Veteriner
1
Peternakan
1
Manajemen Informatika/Komputer
1
4. Diploma (D2)
Pertanian / Karantina Hewan
1
5. SPP
Pertanian
2
Peternakan
2
Perkebunan
1
Tanaman Pangan & Hortikultura
1
6. SMT
Pertanian/Agronomi
1
7. SMK
BudidayaTanaman
1
8. SMA
IPS
1
Jumlah
29
b). Geografis
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong secara geografis terletak di Kecamatan Entikong – Kabupaten Sanggau – Propinsi Kalimantan Barat.
7|Page
c). Data Frekuensi/Volume Lalulintas.
Tindakan Karantina Hewan Pengeluaran (Ekspor) Stasiun Karantina Pertanian kelas I Entikong Pada Tahun 2010 s/d Tahun 2015
No. A.
Tindakan 8 P HEWAN HIDUP
EKSPOR 2010
2011
2012
2013
2014
2015
1
Pemeriksaan
2
-
-
-
2
-
2
Pengasingan
-
-
-
-
-
-
3
Pengamatan
-
-
-
-
-
-
4
Perlakuan
-
-
-
-
-
-
5
Penahanan
-
-
-
-
-
-
6
Penolakan
-
-
-
-
2
-
7
Pemusnahan
-
-
-
-
-
-
8
Pembebasan
2
-
-
-
-
-
B.
BAH
1
Pemeriksaan
-
-
-
-
-
-
2
Pengasingan
-
-
-
-
-
-
3
Pengamatan
-
-
-
-
-
-
4
Perlakuan
-
-
-
-
-
-
5
Penahanan
-
-
-
-
-
-
6
Penolakan
-
-
-
-
-
-
7
Pemusnahan
-
-
-
-
-
-
8
Pembebasan
-
-
-
-
-
-
8|Page
C.
HBAH
1
Pemeriksaan
-
-
-
-
-
-
2
Pengasingan
-
-
-
-
-
-
3
Pengamatan
-
-
-
-
-
-
4
Perlakuan
-
-
-
-
-
-
5
Penahanan
-
-
-
-
-
-
6
Penolakan
-
-
-
-
-
-
7
Pemusnahan
-
-
-
-
-
-
8
Pembebasan
-
-
-
-
-
-
D.
MP/B LAIN
1
Pemeriksaan
-
-
-
-
-
-
2
Pengasingan
-
-
-
-
-
-
3
Pengamatan
-
-
-
-
-
-
4
Perlakuan
-
-
-
-
-
-
5
Penahanan
-
-
-
-
-
-
6
Penolakan
-
-
-
-
-
-
7
Pemusnahan
-
-
-
-
-
-
8
Pembebasan
-
-
-
-
-
-
Kegiatan Impor Karantina Hewan 2015 NO
TANGGAL PERMOHONAN
1
04 Januari 2015
NN
2
09 Januari 2015
Mad Hudi
3
09 Januari 2015
Suhran
4
09 Januari 2015
Hasan
NAMA PEMILIK
MEDIA PEMBAWA Burung Perkutut Burung Kacer Burung Perkutut Burung Murai Batu Burung Perkutut
JENIS MP
Hewan
VOLUME
JENIS TKH DAN VOLUMENYA (KG/Ekor)
(Kg/Ek or)
PENAHANAN
PENOLAKAN
PEMUSNAHAN
5
-
5
-
1
Hewan
3
Hewan
1
Hewan
5
-
1
3
-
-
1
-
-
5
-
-
-
9|Page
5
21 Januari 2015
Harsono
Burung Kacer
Hewan
6
-
7
15 Maret 2015
Kasman
Ayam filipin
Hewan
3
27 Maret 2015
Marlon Stanis
Hewan
6
50
6
Hewan
4
4
6 8 9
10 11 12 13 14
17 Februari 2015 17 Maret 2015
Ardhi
Bong Sjak Liong
30 Maret 2015
Sarip
05 Mei 2015
Iyok
15 April 2015 08 Mei 2015
11 Mei 2015
Ahmadi Tinggal
Syamsuri
27 Mei 2015
Sari Rohmadiyah Jefri Gustianwan
17
08 Juni 2015
Mustika Arif
18
08 Juni 2015
Susanto
19
08 Juni 2015
Mustarim
21
19 Juni 2015
Darmadi
15 16
20
08 Juni 2015
08 Juni 2015
Junaidi Selonsi
Ahmad Marsudi
22
19 Juni 2015
Suriadi
23
26 Juni 2015
Dewi Anjani
24
05 Juli 2015
Tuki
25
14 Juli 2015
Ida
27
14 Juli 2015
26 28
14 Juli 2015
Arifin Darin Cute
14 Juli 2015
Supardi
14 Juli 2015
Ading
31
14 Juli 2015
Norsiah
32
10 Agustus 2015
Sarif
29 30
33 34 35
14 Juli 2015
10 September 2015 18 September 2015 18 September 2015
NN
Nasuki Ruspendi Busideh
Hendra Mustafa
37
18 September 2015 21 Oktober 2015
Muhadi
38
21 Oktober 2015
Refi Firawadi
39
24 Oktober 2015
Othman Bin Mahri
36
NN
Burung Kacer
Hewan
Ayam Filipin Burung Kacer Burung Perkutut
Hewan
Burung Beo Burung Perkutut Burung Murai
Hewan
Ayam Filipin
2
-
-
-
3 6
-
50 4 -
-
-
Hewan
7
2
2
Hewan
8
-
Burung Kacer Ayam Filipin Burung Perkutut Burung Tekukur Burung Tekukur Burung Perkutut Burung Kacer
Hewan
679
679
3
-
1
-
1
1
2
-
2
2
2 1
-
2 1
2
Ayam filipin Burung Kacer
Hewan
1
-
Ayam filipin
Murai Batu
Burung Kacer
Ayam Buras
Burung Kacer Burung Murai Batu Burung Perkutut Ayam Kate
Anjing
Ayam Potong Burung Tekukur Ayam Buras Daging Ayam Beku Daging Sapi Beku Bertulang
Burung Kacer Burung Murai Batu Burung Kacer Burung Kacer Ayam Filipin
Burung Kacer Sosis
Sosis ayam
Burung Kacer Burung Murai Borneo Ayam filipin
Hewan Hewan Hewan
Hewan Hewan Hewan Hewan
3 2
4
-
6
2
-
4
3
4
5
5
Hewan
2
4
Hewan
2
Hewan
2
5
50
2
Hewan
66
385
4
Hewan
3
1 385
Hewan
Hewan
8
1 385 50
1
2
8 1 2
1
4
-
50
7 -
613 2
3
1 4 -
4
-
4
-
-
-
2
-
2
2
-
4
4
4
8 -
1
-
1
1
-
-
BAH
160
160
BAH
480
480
-
480
Hewan
150
150
150
-
1
-
1
Hewan Hewan Hewan HBAH HBAH
Hewan Hewan
2
-
-
-
2
160
-
487
487
487
133
133
133
133
250
250
-
250
-
4
2
150 283 4
2
2
150
283 4 -
2
150 -
2
487 2
150
283 -
10 | P a g e
40 41 42 43 44 45 46 47
09 Nopember 2015 24 Nopember 2015 09 Desember 2015 10 Desember 2015 11 Desember 2015 16 Desember 2015 17 Desember 2015 22 Desember 2015
Ayam filipin
Sugiyanto
Daging Kerbau Beku Daging Kerbau Beku Kaki Ayam
NN
Novianto Bibit Nurrohman
Daging Kerbau Beku Daging Kerbau Beku Daging Kerbau Beku
NN NN Kasdi
2
2
2
-
BAH
120
120
-
120
BAH
1000
1000
-
1000
Hewan
10
10
10
-
BAH
640
640
-
640
BAH
20
20
-
20
BAH
20
20
-
20
Hewan
2
2
2
-
BAH
Burung Kacer
NN
Hewan
Burung Kacer
10
10
-
10
Pengeluaran (Ekspor) MP OPTK di Stasiun Karantina Pertanian kelas I Entikong Tahun 2015
No
1 2
Pemeriksaan
Komoditas
Volume
Gol. A
Bibit Durian
100
Bibit Langsat
JUMLAH A
Tindakan 8P (2015)
50
Penolakan Fek
Btg
1
Btg
1
Volume
100
Pemusnahan
Fek
50
Btg
Btg
1
150
Btg
2
Volume
Pembebasan
Fek
Volume
Fek
Ket
MP OPTK
1
MP OPTK
150
Btg
2
1.720
Kg
5
1.720
Kg
5
MP OPTK
2
Buah Jeruk Buah Jeruk Limau
100
Kg
1
100
Kg
1
MP OPTK
3
Buah Nanas
25
Kg
1
25
Kg
1
MP OPTK
4
Buah Pisang
292.659
Kg
68
Kg
68
MP OPTK
294.504
Kg
75
294.504
Kg
75
1
Gol. B
JUMLAH B
Gol. C
292.659
1
Arang Kayu
20.000
Kg
3
20.000
Kg
3
MP OPTK
2
Asam Keranji
2.500
Kg
3
2.500
Kg
3
MP OPTK
3
Bungkil Kelapa
490.000
Kg
35
Kg
35
MP OPTK
4
Gula Merah
300
Kg
1
300
Kg
1
MP OPTK
5
Kakao Biji
300
Kg
1
300
Kg
1
MP OPTK
6
Karet Lembaran
3.000
Kg
1
3.000
Kg
1
MP OPTK
7
Lada Biji Minyak Sawit Mentah
328.868,5
Kg
192
328.868,5
Kg
192
MP OPTK
74.952.110
Kg
304
74.952.110
Kg
304
MP OPTK
75.797.079
Kg
540
75.797.079
Kg
540
76.091.582,5
Kg
615
150
Btg
8
JUMLAH C
JUMLAH EKSPOR 2015
490.000
2
-
Kg
-
-
Kg
-
76.091.583
Kg
615
150
Btg
2
-
Btg
-
-
Btg
-
11 | P a g e
Pemasukan (Impor) MP OPTK di Stasiun Karantina Pertanian kelas I Entikong Tahun 2015
No
Komoditas
1
Gol. A
Pemeriksaan
Volume
Fek
Penahanan
Volume
Tindakan Fek
Penolakan
Volume
Fek
Pemusnahan
Volume
Fek
Ket
12
Btg
2
12
Btg
2
12
Btg
2
7
Btg
1
MP OPTK
52
Btg
1
52
Btg
1
52
Btg
1
-
Btg
-
MP OPTK
3
Bibit Akar Murbei Bibit Buah Naga Bibit Cempedak
10
Btg
1
10
Btg
1
10
Btg
1
-
Btg
-
MP OPTK
5
Bibit Durian
14
Btg
5
14
Btg
5
14
Btg
5
5
Btg
3
MP OPTK
7
Bibit Jambu Biji
3
Btg
1
3
Btg
1
3
1
3
Btg
1
9
Bibit Jeruk Limau Bibit Kelapa
2
Btg
1
2
Btg
1
2
Btg
1
2
Btg
1
2 4 6 8 10 11
Bibit Daun Kari
Bibit Jambu Air
Bibit Jeruk
1 5
5
Btg Btg
Btg
1 3
1
1
1
Btg
1
MP OPTK
3
Btg
2
3
Btg
2
3
Btg
2
2
Btg
1
MP OPTK
2
Btg
1
2
Btg
1
2
Btg
1
2
Btg
1
MP OPTK
Btg
8
56
Btg
7
57
Btg
8
30
Btg
5
3
53 -
2
Btg Btg
Btg
Btg
1
Btg
3
1 -
53
Btg
-
Btg
3
1
Bawang Daun
10
Kg
1
10
4
Bawang Merah
720
Kg
1
-
5
Sayuran Petsai
130
Kg
2
130
2040
Kg
Gol. C
1
Bambu
2
Cabe Kering
3
Jamur Kuping
1
Btg
3
1
53
-
Btg
-
Btg
3
Btg
36
Btg
2
227
3
6
MP OPTK
Btg
Btg
2
JUMLAH B
MP OPTK
Btg
2
Apple Fresh Bawang Bombai
Sayuran Wortel
MP OPTK
4
1
38
1
Btg
MP OPTK
2
Btg
Gol. B
5
2
1
230
Bibit Sirsak
Btg
MP OPTK
Btg
3
19
4
3
-
Btg
Btg
JUMLAH A
Btg
Btg
5
1
3
Btg
1
3
18
4
Btg
-
2
Bibit Rambutan
17
5
1
1
57
Bibit Mengkudu Bibit Nanas
Btg
2
Btg
1
Bibit Mangga
16
5
1
Btg
15
Bibit Leci
Btg
1
1
13 14
Btg
3
4
Bibit Kecombrang Bibit Kelengkeng Bibit Langsat
12
1
1
Btg
-
1 1
53
Btg
-
1.054
Btg
Btg
3
218
Btg
38
Kg
Btg
Btg
3
3
2
Btg
3
-
MP OPTK
MP OPTK
1
MP OPTK
1
MP OPTK
1
MP OPTK
Btg
3
1.175
Btg
27
1
75
Kg
1
MP PSAT
-
2.000
Kg
1
MP PSAT
-
MP PSAT
1
2
Btg
MP OPTK
1
MP OPTK
MP PSAT
75
Kg
1
75
Kg
1
75
2000
Kg
1
2000
Kg
1
-
Kg
1
10
Kg
1
-
-
-
Kg
-
720
Kg
1
MP PSAT
2
130
Kg
2
90
Kg
1
MP PSAT
1
MP PSAT
4.975
Kg
8
2
2040
4.255
Kg Kg
Kg
7
2
40
255
Kg
Kg
1
5
2.040
4.925
Kg
Kg
5
35
Kms
1
35
Kms
1
MP OPTK
1.340
Kms
2
1.340
Kms
2
MP PSAT
1
MP OPTK
122
Kms
JUMLAH C
1.497
Kms
4
JUMLAH IMPOR 2015
230
Btg
38
4.975 1.497
Kg
Kms
1
122
8
4.255
4
-
227
Kg
Btg
Kms
7
36 -
Kms
1.497
Kms
218
Btg
255
1.497
Kg
Kms
4
5
4.925
4
-
38
1.175
Kg
Btg
Kms
5
27 -
12 | P a g e
4. Permasalahan :
a. Operasional
Pelaksanaan Tindakan Karantina Pertanian di kawasan perbatasan secara umum belum optimal dan kegiatan masih tertumpu pada PLBN Entikong. Hal ini dikarenakan :
Pertama : Panjang garis perbatasan Kalimantan Barat-Serawak + 900 Km, terdapat kurang lebih 54 jalan setapak (jalan tikus). Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 64/Permentan/HK.340/8/2014 tentang Tempat-
tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Hama Penyakit Hewan dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, telah ditetapkan
ada 4
tempat pemasukan dan pengeluaran yang menjadi Wilayah Kerja SKP I Entikong. Ke empat pintu mepasukan dan pengeluaran sudah ditempatkan petugas karantina pertanian diantaranya : di PLBN Entikong, PPLB Aruk, PLB Jagoi Babang dan PPLB Badau.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong tahun 2015 telah membangun pagar kantor di PPLB Aruk, membangun pagar dan jalan masuk di PPLB
Badau guna mendukung operasionalisasi kedua Wilker tersebut. Untuk Wilker Jagoi Babang telah ditempatkan petugas Karantina Pertanian guna menjaga
dan mengawasi lalu lintas komoditi tumbuhan/hewan melalui pintu pemasukan dan pengeluaran tersebut
Kedua : sistem pemeriksaan barang yang dilalu-lintaskan melalui PLBN
Entikong belum dapat dilakukan secara maksimal. Pemeriksaan barang kargo
yang dimuat menggunakan truk yang syarat muatan tidak dilakukan pembongkaran muatan di gudang pembongkaran barang di PLBN Entikong.
Pengguna jasa angkutan memanfaatkan adanya kesepakatan Sosek Malindo antara Indonesia dan Malaysia yaitu adanya fasilitas penggunaan single documen, sehingga kendaraan bus, truk dan mobil dapat masuk/keluar melalui
PPLB tanpa harus membongkar muatan, dan kendaraan dapat digunakan di
kedua negara tersebut. Namun yang menjadi beresiko adalah tidak adanya keharusan membongkar muatan di border sehingga menyulitkan kegiatan pemeriksaan terhadap seluruh muatan alat angkut tersebut.
13 | P a g e
Ketiga : Banyaknya aparat selain CIQ yang terlibat dalam pengawasan dan
pemeriksaan di Pintu Pemasukan dan Pengeluaran di perbatasan baik resmi maupun tidak resmi. Pintu pemasukan dan pengeluaran PLB Jagoi Babang
merupakan salah satu Wilker Stasiun Karantina Pertanian kelas I Entikong
yang belum secara resmi dibuka oleh pemerintah. Sehingga secara resmi masih dinyatakan tertutup, namun di lapangan sangat berbeda, dimana di pintu ini dapat dilalui kendaraan jenis apapun sehingga kegiatan pemasukan dan pengeluaran orang dan barang secara illegal setiap saat bisa terjadi.
Di seberang Jagoi Babang terdapat pasar tradisional Serikin di Kec. Bau
(Malaysia). Pasar di Serikin ini merupakan pasar yang menjajakan hasil-hasil pertanian yang hampir seluruhnya berasal dari Indonesia yaitu dari Jagoi
Babang dan sekitarnya (Sanggau Ledo, Seluas dan Bengkayang). Sedikitnya tidak kurang dari 700 kios terdapat di Pasar ini yang menjajakan barang mulai
hasil pertanian hingga keperluan rumah tangga lainnya termasuk barang kelontong dan pakaian batik. Konon pasar ini merupakan pasar pindahan dari Pasar Tradisional di Entikong yang oleh karena di Entikong tidak kondusif maka mereka pindah ke Serikin Malaysia.
Kalau dulu pasar tradisional Entikong di kelola oleh Masyarakat di
Entikong, dimana kebijakan Imigrasi yang membolehkan orang Malaysia datang ke perbatasan Entikong tanpa dokumen guna berbelanja di pasar
tradisional dekat border PLBN Entikong. Namun oleh berbagai hal ataupun
alasan keimigrasian maka kebijakan Imigrasi berubah yaitu adanya penertiban keimigrasian maka orang asing ketakutan dan tidak berani ataupun enggan datang ke Entikong.
Sering muncul juga permasalahan dengan masyarakat perbatasan yang
masih beranggapan bahwa wilayah perbatasan (PLBN Entikong) masih milik
tanah adat mereka. Hal ini terjadi permasalahan hukum adat yang masih kental di wilayah perbatasan. Hukum adat sering menjadi momok bagi para petugas
di Lapangan yang sedang melaksanakan tugas. Bilamana petugas sedang menegakkan aturan atau sekedar menegur dan mengingatkan kepada pelintas batas tradisional yang tidak taat aturan maka akan ditakut-takuti dengan hukum adat.
14 | P a g e
Disamping itu ada aturan dari Kementerian Perdagangan melalui Border
Trade Agreement (BTA) Tahun 1970, bahwa masyarakat perbatasan diperbolehkan untuk berbelanja sebesar ±600 Ringgit Malaysia tanpa dikenai
cukai, sehingga hal ini dianggap oleh masyarakat perbatasan sama rata dimana persyaratan lain termasuk karantina sudah tidak diperlukan lagi. Guna mengurangi permasalahan ini telah ditempuh usaha pendekatan kepada
masyarakat melalui kegiatan sosialisasi karantina Pertanian melalui Road Show bulan Bhakti Karantina di Perbatasan tiap tahun sekali.
Permasalahan terjadi juga pada kondisi perbatasan itu sendiri. Dimana
beberapa sumber daya yang dimiliki pemerintah baik pusat maupun daerah yang ada di perbatasan belum seluruhnya berfungsi. Sebagai misal PLB (Pos Lintas Batas ) Jagoi Babang dan juga PLB yang lain pada awalnya adalah pos
perbatasan yang dijaga oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang selanjutnya akan dikembangkan oleh Pemerintah untuk dijadikan PPLB yaitu pintu pemasukan dan pengeluaran yang resmi sebagaimana PPLB (sebagai pintu perdagangan tradisonal dan internasional) Entikong.
Di Jagoi Babang, melalui Dephankam, pemerintah membangun Pos
Terpadu yang akan digunakan sebagai tempat pemeriksaan lintas batas secara terpadu oleh instansi terkait di perbatasan (CIQS). Dalam perjalanannya setelah bangunan selesai dibangun, ternyata belum juga dinaikan status menjadi PPLB. Dengan
Kondisi
ini
maka
Karantina
Pertanian
menyesuaikan
perkembangan yang ada dan belum banyak yang bisa dikerjakan. Namun sesuai dengan tujuan penempatan petugas karantina di Wilker Jagoi Babang dan sesuai himbauan pemerintah propinsi Kalimantan Barat tentang rencana pengembangan daerah perbatasan bahwa intansi vertikal di Perbatasan harus
mempersiapkan diri guna mendukung operasionalisasi pembukaan pintu pengeluaran dan pemasukan di perbatasan, maka Karantina Pertanian Entikong merasa terpanggil untuk segera menempatkan petugasnya di pintu-
pintu tersebut. Oleh karena itu penempatan petugas Karantina Pertanian tetap
dilanjutkan dengan menitikberatkan tugas pada kegiatan sosialisasi Karantina Pertanian dan Tugas Pengawasan Lalu lintas Tumbuhan dan hewan di 15 | P a g e
perbatasan khususnya pemasukan benih Kelapa Sawit dan bibit karet dari Luar
Negeri, serta melakukan pendataan lalu – lintas komoditi pertanian (hewan maupun tumbuhan).
Berdasar gambaran kondisi seperti di atas, maka praktek-praktek
pemasukan komoditi hewan maupun tumbuhan illegal sebagai misal benih Kelapa Sawit dan benih karet illegal sangat mungkin terjadi. Sebagaimana adanya bahwa di Kabupaten Bengkayang dan sekitarnya sedang marak-
maraknya pembuatan perkebunan Kelapa Sawit sebagaimana anjuran pemerintah Propinsi Kalbar. Perkebunan milik rakyat ada yang dibina oleh perusahaan perkebunan, namun ada juga yang murni milik rakyat. Untuk
perkebunan milik perusahaan relatif masih baru dan belum berproduksi, namun perkebunan milik rakyat sudah banyak yang berproduksi.
Berdasar informasi dari Dinas Perkebunan bahwa benih – benih Kelapa
Sawit milik perusahaan berasal dari Medan, namun benih kelapa Sawit milik
rakyat umumnya di peroleh dari Malaysia, karena memang umumnya para pekebun ini dibina dan dimodali oleh orang Malaysia. Dengan demikian potensi masuknya benih-benih tanaman yang tidak memenuhi prosedur Karantina sangat besar. Oleh karena itu masih banyak yang harus diperbuat oleh petugas
Karantina di perbatasan untuk mengawasi ancaman masuknya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina tersebut.
Kendala dan hambatan tersebut selalu di hadapi sebagai tantangan dan
peluang. Semangat pemerintah Propinsi Kalimantan Barat untuk menangkal masuknya hewan, produk hewan maupu produk bahan asal hewan secara illegal guna mencegah penyebaran flu burung, Flu Babi, PMK dan rabies, menambah tantangan karantina pertanian Entikong.
Pada tahun 2010 Pemerintah Kalbar telah mendapatkan sertifikat daerah
bebas Flu Burung. Usaha untuk mempertahankan daerah bebas Flu Burung masih banyak mendapat kendala karena adanya akses penyebaran hewan melalui perbatasan darat dengan Propinsi Lain yaitu Kalsel dan Kalteng, dimana daerah tersebut belum bisa dinyatakan bebas Flu Burung. Maka dari itu
tugas membebaskan Kalbar menjadi Daerah Bebas Flu Burung merupakan 16 | P a g e
tantangan yang harus dihadapi oleh Karantina Pertanian khusunya Karantina Pertanian Entikong.
Tantangan tersebut di atas semakin besar dikarenakan banyaknya pintu-
pintu pemasukan tidak resmi (jalan tikus) yang dapat dipergunakan oleh masyarakat secara illegal dan besarnya keinginan masyarakat perbatasan
yang secara ekonomi terdapat kesenjangan antara warga di perbatasan (pasokan kebutuhan sehari-hari tidak tercukupi dari dalam negeri) dan
ketersediaan komoditi di luar negeri (Malaysia). Menyikapi kondisi demikian
penyelenggaraan karantina di perbatasan dituntut bertindak tegas tetapi juga harus bijaksana dengan tetap mengacu kepada tugas pokok dan fungsinya.
Kepatuhan masyarakat terhadap peraturan – perundangan karantina
masih
rendah
terbukti
walaupun
pelanggaran
terhadap
prosedur
perkarantinaan sudah sering ditindak sesuai hukum yang berlaku, mulai dari penolakan, pemusnahan dan beberapa diantaranya sampai masuk ke sidang Pengadilan di Pengadilan Negeri Sanggau. Ketidakpatuhan masyarakat
terhadap peraturan perundangan di bidang perkarantina pertanian dapat
disebabkan banyak faktor, mulai dari kelangkaan dan kemahalan harga komoditi di dalam negeri juga disebabkan mulai sempitnya lapangan usaha perdagangan di perbatasan.
Guna mengatasi banyaknya pelanggaran di Border dan di wilayah
perbatasan, Karantina Pertanian Entikong senantiasa bekerjasama dengan instansi terkait CIQS, kepolisian, Pamtas TNI di kawasan perbatasan dan
Pemerintah baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Propinsi. Wujud
kerjasama ini adalah dengan saling berkoordinasi dalam penanggulangan
wabah, dalam tim penanggulangan pemasukan hewan dan produk hewan illegal, saling memberikan informasi dan berbagai bantuan penyidikan
termasuk menjadi saksi ahli dalam perkara pelanggaran dibidang kepabeanan dan perkarantinaan.
Khusus di PLBN Entikong saat ini sedang ada pembangunan PLBN yang
baru yaitu menggantikan bangunan yanglama sedang lokasi tetap serta pembangunan jalan menjadi empat lajur.
17 | P a g e
b. Non Operasional Infrastruktur/Sarana dan Prasarana. Stasiun
Karantina
Pertanian
Kelas
I
Entikong
memiliki
wilayah
operasional/layanan di 6 Kabupaten yaitu Kab. Sanggau, Kab. Bengkayang,
Kab. Sintang, Kab. Sekadau, Kab. Melawi dan Kab. Kapuas Hulu, yang memiliki 4 tempat pemasukan dan pengeluaran (Wilayah Kerja) yaitu PLBN Entikong, PPLB Badau, PPLB Aruk, PLB Jagoi Babang. Penyelenggaraannya
didukung oleh Kantor induk yang cukup memadai terdiri dua bangunan induk di Entikong yang menyatu di satu halaman. Permasalahan infrastruktur muncul di
pintu pemasukan dan pengeluaran di Wilker yang secara resmi telah ditetapkan sebagai Wilker namun belum lengkap bangunan pendukungnya.
Dengan dibukanya border secara resmi PPLB Aruk pada tanggal 1
Januari 2011 maka border telah difungsikan, namun infrastruktur jalan yang
belum memadai dari Kota Sambas ke Aruk maka lalu lintas orang, barang dan kendaraan masih kurang. Dengan demikian aktifitas petugas karantina juga belum berjalan optimal.
PPLB Badau Kab. Kapuas Hulu yang telah terbangun komplek
PPLB/CIQS Indonesia sejak tahun 2003, Kantor karantina yang sudah
dibangun tahun 2008 dan dibangun rumah dinas tahun 2010 sudah berfungsikan secara maksimal.
Kebutuhan dan pengembangan bidang SDM Permasalahan internal juga timbul di dalam UPT Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Entikong, yaitu keterbatasan jumlah sumber daya manusia,
sehingga terjadi perangkapan jabatan dan pekerjaan. Perangkapan jabatan menyebabkan pekerjaan tidak dapat dikerjakan dengan optimal.
Sumber Daya Manusia yang dimiliki Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Entikong sampai akhir Desember 2015 berjumlah 36 personil, terdiri 25 orang PNS dan 4 orang CPNS dan 7 orang tenaga kontrak. Pada akhir 2015 jumlah tenaga yang ada di SKP Kelas I Entikong dibanding beban kerja yang ada 18 | P a g e
kurang memadai, apalagi dilihat dari kualifikasinya jauh dari memadai, seperti dalam Tabel berikut ini :
Tabel 33 : Daftar Jumlah SDM berdasarkan jabatannya per 31 Desember 2015 No.
1. Struktural
Jabatan
2. Medik Veteriner Madya 3. Medik Veteriner Muda
Jumlah (Orang) 3 -
-
4. Medik Veteriner Pertama
1
6. POPT Ahli Muda
-
5. POPT Ahli Madya
-
7. POPT Ahli Pertama
4
9. Paramedik Veteriner Lanjutan
1
8. Paramedik Veteriner Penyelia
-
10. Paramedik Veteriner Pelaksana
4
12. POPT Terampil Lanjutan
-
11. POPT Terampil Penyelia
-
13. POPT Terampil Pelaksana
6
15. Calon Medik Veteriner
3
17. Calon Paramedik Veteriner
1
14. POPT Terampil Pemula 16. Calon POPT Ahli
18. Calon POPT Terampil 19. Administrasi Jumlah
-
2
1
3
29
Dari komposisi tersebut tampak tenaga Medik Veteriner Pertama 1 orang,
Calon Medik Veteriner 3 orang,Tenaga Paramedik Veteriner 4 Orang, calon 19 | P a g e
Medik
Veteriner
1
orang
sedangkan
penandatangan
dokumen
KH
mengharuskan seorang dokter hewan. Tenaga administrasi tiga orang dan Tenaga POPT Ahli 4 orang, Tenaga POPT Terampil Pelaksana 6 orang, Calon
POPT Ahli pertama 2 orang, calon POPT terampil Pemula 1 Orang. Dengan
telah diresmikannya PPLB Aruk dan untuk kesiapan wilker lainnya maka sangat dirasa kekurangan petugas.
Keterbatasan tenaga administrasi mengakibatkan pejabat fungsional baik
teknis operasional maupun tenaga teknis laboratorium merangkap masingmasing sebagai bendahara pengeluaran, bendahara penerima, kepegawaian, SAKBMN serta pejabat pengadaan barang dan jasa.
Tenaga Laboratorium baik Lab KT telah tertangani walaupun merangkap
sebagai tenaga pemeriksa di lapangan. Hal ini disebabkan disamping
kurangnya jumlah petugas khusus laboratorium, juga disebabkan kurangnya
kemampuan ilmu dan keterampilan petugas. Dengan bererapa kendala tersebut menyebabkan pemeriksaan laboratorium belum berjalan secara
optimal. Jika hal ini berlangsung lebih lama, maka tupoksi yang mendasari karantina tumbuhan yaitu mencegah masuknya OPTK ke dalam wilayah Indonesia, tidak dapat berjalan secara optimal.
Laboratorium Karantina Hewan sudah siap beroperasional dikarenakan
telah ada tenaga tampaban. Kurangnya media pembawa HPHK disebabkan
peraturan perundangan yang ada sehingga komoditi Hewan hampir seluruhnya
dilarang atau dibatasi masuk yang pada akhirnya tidak ada media yang diperiksa.
Aktifitas
Laboratorium
Karantina
Hewan
hanya
melakukan
pemeriksaan media Pembawa dari Hasil Pemantauan Daerah Sebar HPHK.
Permasalahan keterbatasan sumber daya manusia yang ada di SKP
Entikong menyebabkan belum semua wilker terisi petugas sesuai dengan
bidang tugasnya. Untuk antisipasi saat operasionalisasi Wilker di SKP Entikong terutama Wilker Badau sangat diperlukan tambahan tenaga. Diharapkan Badan Karantina Pertanian dapat memberikan penambahan tenaga administrasi dan tenaga teknis
guna
membantu kelancaran kegiatan administrasi dan
operasional sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Pada tahun 2015 UPT Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong 20 | P a g e
mendapatkan penagawai (CPNS) 4 orang yang terdiri 2 orang calon medik
veteriner dan 2 calon POPT Ahli. Empat orang CPNS langsung di tugaskan di Wilker 2 orang dan 2 di kantor SKP Entikong 5.
Analisa Resiko strenghts, weaknesses, opportunities, dan threats
(SWOT)
Stenghts:
1. Memfasilitasi kelancaran Perdagangan / pemasaran produk pertanian: PPLB Entikong PPLB Aruk PPLB Badau PLB Jagoi Babang Kualifikasi pegawai sesuai dengan yang dibutuhkan 2. Kesempatan mengikuti diklat untuk semua pegawai 3. Pegawai mempunyai kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang bersifat teknis dan administrasi “Multitasking”
Weaknesses :
Belum tersedianya aturan tentang barang tentengan bagi MP PSAT
Bongkar muat tidak di lakukan di PPLB Entikong, namun di lakukan di
Sarana dan prasarana belum cukup memadai
untuk kebutuhan masyarakat perbatasan Tebedu
Pola Rotasi Pegawai Belum Jelas menimbulkan kejenuhan bagi pegawai yang telah bertugas lebih dari 5 tahun
Opportunities :
Akselerasi ekspor/ Impor produk pertanian
Kebutuhan masyarakat perbatasan akan produk pertanian dari negara Malaysia
21 | P a g e
Peningkatan Pelayanan:
o o
Teknologi informasi yang semakin canggih
Metode pemeriksaan laboratorium yang semakin canggih dan cepat
Threats :
OPTK & HPHK:
o Tidak ada barrier alami
o Banyaknya tempat Masuk di sepanjang garis perbatasan
o Pengetahuan dan Kesadaran masyarakat masih rendah sehingga masih ditemukan usaha-usaha pemasukan Produk pertanian illegal ke dalam Wilayah RI
Tidak dilakukannya pergantian alat angkut antar negara sehingga rawan penyelundupan
Belum ada pertukaran data secara elektronik dengan instansi terkait 6). Rencana Kerja Sampai dengan 5 Tahun Penguatan Kelembagaan (koordinasi) Inline inspection / PSI Koordinasi
dengan
Instansi
terkait
pada
tahun
2015
–
2019
direncanakan 6 Kegiatan x 5 Tahun, menjadi 30 Koordinasi selama 5 Tahun.
Penguatan SDM (inhouse training)
Penguatan SDM pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong
direncanakan 15 Kegiatan pada Tahun 2015-2019 meliputi kegiatan Desiminasi, Diklat Teknis, dan Pemantauan.
Pengembangan Infrastruktur/Sarana/Prasarana
Perencanaan Pengembangan Infrastruktur, Sarana dan Prasarana pada
Tahun 2015-2019 meliputi Pengadaan Kendaraan Roda-2 sebanyak 10 Unit, Perawatan Kendaraan Roda-4 sebanyak 10 Unit, Pengadaan AC
gedung sebanyak 25 Unit, Pengadaan Tanah seluas 2000 M2, Pengadaan Gedung Kantor seluas 500 M2, dan ISO Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong.
22 | P a g e
7). Lampiran Matrik Rencana Kerja 5 Tahun (Tahun 2015-2019)
RINCIAN KEGIATAN DAN KELUARAN TA. 2015 - 2019
SATUAN KERJA : STASIUN KARANTINA PERTANIAN KKELAS I ENTIKONG LOKASI SATKER : KALIMANTAN BBARAT PROGRAM
: PENINGKATAN KUALITAS PERKARANTINAAN PERTANIAN DAN PENGAWASAN KEAMANAN HAYATI. TA. 2015
NAM A KEG
VOLU ME
URAIAN SUB KEGIATAN
JLH (1)
Sertifikasi Karantina Hewan
TA. 2016
JUMLAH
VOLUME JL H
SAT
SAT
Pemeriksaan KH & Pengawasan Kehani
1
THN
30.000.0 00
1
THN
012
Pengasingan dan pengamatan KH
1
THN
5.000.00 0
1
THN
014
Penahanan,Penolakan & Pemusnahan KH
1
THN
15.000.0 00
1
THN
1
THN
1
THN
Hayati Nabai.
VOLUME JLH
TA. 2018 JUMLAH
SAT
VOLUME JLH
TA. 2019 JUMLAH
SAT
VOLUME JLH
JUMLAH
SAT
002.001
011
Sertifikasi Karantina Tumbuhan dan Pengawasan
JUMLAH
TA. 2017
35.000.000
10.000.000
14.000.000
1
THN
1
THN
1
THN
1
THN
4
THN
1
OP
4
OP
1
THN
40.000.000
5.000.000
20.000.000
1
THN
1
THN
1
THN
1
THN
4
THN
1
OP
4
OP
1
THN
30.000.000
5.000.000
15.000.000
1
THN
1
THN
1
THN
1
THN
4
THN
1
OP
4
OP
1
THN
30.000.000
5.000.000
15.000.000
002.002
011
Pemeriksaan KT & Keamanan Hhayati
4
THN
91.000.0 00
4
THN
012
Pengasingan & Pengamatan KT
1
OP
1.000.00 0
1
OP
013
Perlakuan KH
4
OP
16.000.0 00
4
OP
014
Penahanan,Penolakan & Pemusnahan KT
1
THN
10.000.0 00
1
THN
95.000.000
1.000.000
16.000.000
10.000.000
100.000.000
1.000.000
20.000.000
10.000.000
91.000.000
1.000.000
16.000.000
10.000.000
91.000.000
1.000.000
16.000.000
10.000.000
23 | P a g e
Dukungan Teknis Operasional Pemantauan 011
012
014
Pemantauan (monitoring) Penyebaran HPHK
Pemantauan (survelensi) Penyebaran HPHK
Koordinasi Pengawasan dan PenindakanKP
002.003
1
THN
1
THN
3
KEG
2.500.00 0
3
KEG
1
PETA
1.000.00 0
1
PETA
11
OP
40.000.0 00
11
OP
60
KALI
3.300.00 0
60
KALI
5
KEG
18.500.0 00
5
KEG
16
OP
36.800.0 00
16
OP
30
LBR
30
LBR
30
ORG
4.500.00 0
30
ORG
12
BLN
9.000.00 0
12
BLN
216
KALI
11.880.0 00
216
KALI
96
OB
28.800.0 00
96
OB
114
OP
46.560.0 00
114
OP
6
KEG
13.000.0 00
6
KEG
12
LAP
6.000.00 0
12
LAP
150.000
2.500.000
1.000.000
40.000.000
3.300.000
18.500.000
36.800.000
150.000
4.500.000
9.000.000
11.880.000
28.800.000
46.560.000
13.000.000
6.000.000
1
THN
3
KEG
1
PETA
11
OP
60
KALI
5
KEG
16
OP
30
LBR
30
ORG
12
BLN
216
KALI
96
OB
114
OP
6
KEG
12
LAP
2.500.000
1.000.000
40.000.000
3.300.000
18.500.000
36.800.000
150.000
4.500.000
9.000.000
11.880.000
28.800.000
46.560.000
13.000.000
6.000.000
1
THN
3
KEG
1
PETA
11
OP
60
KALI
5
KEG
16
OP
30
LBR
30
ORG
12
BLN
216
KALI
96
OB
114
OP
6
KEG
12
LAP
2.500.000
1.000.000
40.000.000
3.300.000
18.500.000
36.800.000
150.000
4.500.000
9.000.000
11.880.000
28.800.000
46.560.000
13.000.000
6.000.000
1
THN
3
KEG
1
PETA
11
OP
60
KALI
5
KEG
16
OP
30
LBR
30
ORG
12
BLN
216
KALI
96
OB
114
OP
6
KEG
12
LAP
2.500.000
1.000.000
40.000.000
3.300.000
18.500.000
36.800.000
150.000
4.500.000
9.000.000
11.880.000
28.800.000
46.560.000
13.000.000
6.000.000
24 | P a g e
015
Penyebaran Informasi KP
Dukungan Menajemen UPT 011
012
Penyusunan Rencana Kerja Anggaran
Pengelolaan Keuangandan Perlengkapan
24
OK
2.300.00 0
24
OK
8
KEG
31.400.0 00
8
KEG
1
KALI
5.500.00 0
1
KALI
20
OJ
18.000.0 00
20
OJ
9
OP
34.500.0 00
9
OP
50
ORG
7.500.00 0
50
ORG
8
KEG
6.000.00 0
8
KEG
40
KALI
2.200.00 0
40
KALI
11
OP
50.600.0 00
11
OP
48
OP
37.200.0 00
48
OP
85
KALI
4.675.00 0
85
KALI
4
KEG
4.000.00 0
4
KEG
6
LAP
2.400.00 0
6
LAP
49
OP
130.800. 000
49
OP
2.300.000
31.400.000
5.500.000
18.000.000
34.500.000
7.500.000
24
OK
8
KEG
1
KALI
20
OJ
9
OP
50
ORG
8
KEG
40
KALI
11
OP
48
OP
85
KALI
4
KEG
6
LAP
49
OP
2.300.000
31.400.000
5.500.000
18.000.000
34.500.000
7.500.000
24
OK
8
KEG
1
KALI
20
OJ
9
OP
50
ORG
8
KEG
40
KALI
11
OP
48
OP
85
KALI
4
KEG
6
LAP
49
OP
2.300.000
31.400.000
5.500.000
18.000.000
34.500.000
7.500.000
24
OK
8
KEG
1
KALI
20
OJ
9
OP
50
ORG
8
KEG
40
KALI
11
OP
48
OP
85
KALI
4
KEG
6
LAP
49
OP
2.300.000
31.400.000
5.500.000
18.000.000
34.500.000
7.500.000
002.004
6.000.000
2.200.000
50.600.000
37.200.000
4.675.000
4.000.000
2.400.000
130.800.000
6.000.000
2.200.000
50.600.000
37.200.000
4.675.000
4.000.000
2.400.000
130.800.000
6.000.000
2.200.000
50.600.000
37.200.000
4.675.000
4.000.000
2.400.000
130.800.000
6.000.000
2.200.000
50.600.000
37.200.000
4.675.000
4.000.000
2.400.000
130.800.000
25 | P a g e
013
014
015
Pengelolaan Pengembengan SDM
Kegiatan Organisasi dan Ketatalaksanaan
Evaluasi dan Pelaporan
Penguatan Operasional Karantina Pertanian
105
KALI
5.775.00 0
105
KALI
3
KEG
56.000.0 00
3
KEG
10
OP
60.500.0 00
10
OP
8
OJ
5.600.00 0
8
OJ
9
KEG
10.200.0 00
9
KEG
60
KALI
3.300.00 0
60
KALI
12
OP
47.400.0 00
12
OP
24
BLN
12.000.0 00
24
BLN
26
LAP
12.800.0 00
26
LAP
4
KEG
6.100.00 0
4
KEG
70
KALI
3.850.00 0
70
KALI
5
OP
30.600.0 00
5
OP
1.000.00 0
1
OP
1
OP
5.775.000
56.000.000
60.500.000
5.600.000
10.200.000
3.300.000
47.400.000
12.000.000
12.800.000
6.100.000
3.850.000
30.600.000
105
KALI
3
KEG
10
OP
8
OJ
9
KEG
60
KALI
12
OP
24
BLN
26
LAP
4
KEG
70
KALI
5
OP
1
OP
1
OP
5.775.000
56.000.000
60.500.000
5.600.000
10.200.000
3.300.000
47.400.000
12.000.000
12.800.000
6.100.000
3.850.000
30.600.000
105
KALI
3
KEG
10
OP
8
OJ
9
KEG
60
KALI
12
OP
24
BLN
26
LAP
4
KEG
70
KALI
5
OP
1
OP
1
OP
5.775.000
56.000.000
60.500.000
5.600.000
10.200.000
3.300.000
47.400.000
12.000.000
12.800.000
6.100.000
3.850.000
30.600.000
105
KALI
3
KEG
10
OP
8
OJ
9
KEG
60
KALI
12
OP
24
BLN
26
LAP
4
KEG
70
KALI
5
OP
1
OP
1
OP
5.775.000
56.000.000
60.500.000
5.600.000
10.200.000
3.300.000
47.400.000
12.000.000
12.800.000
6.100.000
3.850.000
30.600.000
002.900
Dalam Mendukung Produksi Pangan. 911
Pengamatan MP HPH/HPHK
1
OP
912
Pengamatan MP OPT/OPTK
1
OP
1.000.00
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
26 | P a g e
0
1.000.000
921
Pemantauan Daerah Sebar HPH/HPHK
24
OP
72.000.0 00
24
OP
922
Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK
19
OP
76.000.0 00
19
OP
931
Koordinasi Karantina Pertanian
73
OP
200.000. 000
73
OP
1
THN
1.392.32 0.000
1
THN
12
BLN
1.495.37 3.000
12
BLN
2
UNIT
40.000.0 00
2
UNIT
2
UNIT
22.000.0 00
2
UNIT
3
UNIT
36.950.0 00
3
UNIT
Gaji dan Operasional Perkantoran 001
Pembayaran Gajji dan Tunjangan
002
Penyelenggaraan Operasional dan pemeliha
76.000.000
200.000.000
24
OP
19
OP
73
OP
1
THN
12
BLN
2
UNIT
3
UNIT
2
UNIT
1
UNIT
1
UNIT
72.000.000
76.000.000
200.000.000
1.000.000 24
OP
19
OP
73
OP
1
THN
12
BLN
2
UNIT
4
UNIT
2
UNIT
1
UNIT
1
UNIT
72.000.000
76.000.000
200.000.000
1.000.000 24
OP
19
OP
73
OP
1
THN
12
BLN
2
UNIT
4
UNIT
2
UNIT
1
UNIT
1
UNIT
72.000.000
76.000.000
200.000.000
994,001
raan Perkantoran. Pengadaan Kendaraan Bermotor Operasional Lapa
72.000.000
1.000.000
1.392.320.000
1.495.373.000
1.392.320.000
1.495.373.000
1.392.320.000
1.495.373.000
1.392.320.000
1.495.373.000
995.001
ngan Roda 4 012
Perbaikan Kend Bermotor Roda 4
Komputer dan Laptop 011
011
40.000.000
40.000.000
22.000.000
33.000.000
44.000.000
44.000.000
996.005
Stodio dan Alat Komunikasi
Alat Laboratoriun dan Pemeriksaan
40.000.000
996.001
Pengadaan Komputer dan Laptop
StUdio dan Alat Komunikasi
40.000.000
36.950.000
12.500.000
12.500.000
12.500.000
997.001
011
Pengadaan Alat Laboratorium
1
UNIT
14.000.0 00
1
UNIT
012
Pengadaan Alat Pemeriksa Lapangan
7
UNIT
14.500.0 00
7
UNIT
14.000.000
14.500.000
14.000.000
2.500.000
14.000.000
2.500.000
14.000.000
2.500.000
27 | P a g e
AC dan Penyejuk Lapangan Ruangan 012
997,003
Pengadaan AC
Gedung Pelayanan KP
5
UNIT
25.000.0 00
5
UNIT
Pembangunan Pagar Wilker Aruk
86
M
197.800. 000
86
M
012
Pembangunan Fasilitas Gedung Ppelayanan
93
M2
196.000. 000
93
M2
1
PKT
10.225.0 00
1
PKT
Bangunan Gedung KP
2
UNIT
86
M
93
M2
1
PKT
1
UNIT
10.000.000
2
UNIT
86
M
93
M2
1
PKT
10.000.000
2
UNIT
86
M
93
M2
1
PKT
10.000.000
998.001
011
013
25.000.000
197.800.000
196.000.000
10.225.000
197.800.000
196.000.000
10.225.000
197.800.000
196.000.000
10.225.000
197.800.000
196.000.000
10.225.000
700.000.000
Entikong,
Februari 2015
Kepala SKP Kelas Entikong
Drh. Faisyal Noer NIP.197511252003121001
28 | P a g e