RENSTRA 2015-2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM
\
BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Rencana Strategis 2015 – 2019
KATA PENGANTAR
Rencana Strategis (Renstra) Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam merupakan acuan dan arahan dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam sesuai tugas dan fungsi Unit Pelaksana Teknis dari Badan Karantina Pertanian untuk melaksanakan perkarantinaan kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan untuk dapat memberikan hasil sesuai harapan guna tercapainanya Visi ” Menjadi Unit Pelaksana Teknis yang Tangguh dan Terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan” di Propinsi Kepulauan Riau”. Dalam rangka pencapaian terget terssebut dan sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 19/Permentan/HK.140/4/2015 tentang
Rencana Strategis
Kementerian Pertanian dan arahan dari Kepala Badan Karantina Pertanian UPT Satker diharuskan untuk membuat Renstra sebagai penjabaran lebih lanjut Renstra Badan Karantina Pertanian. Dengan arahan teknis perencanaan dan penganggaran Badan Karantina Pertanian, Rentra BKP Batam 2015-2019 disusun mengikuti langkah-langkah yang teah ditetapkan, sehingga memiliki keterkaitan yang lebih memadai dalam hubungannya dengan strategi Badan Karantina Pertanian Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Renstra BKP Batam
ini masih
terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran senantiasa kami harapkan demi untuk perbaikan dalam penyusunan laporan yang akan datang dan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Batam, Mei 2015 Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
Drh.Suryo Irianto Putro, MM, MH NIP. 19620607 198903 1 002 Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
i
Rencana Strategis 2015 – 2019
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
i
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
1) PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Rencana strategis (Renstra) Operasional Tahun 2015-2019 adalah dokumen perencanaan lima tahunan yang berisi visi, misi, nilai-nilai, tujuan dan strategi yang disusun sesuai sistematika paket pedoman reformasi dibidang perencanaan dan penganggaran yang dikeluarkan pemerintah dengan mempertimbangkan aspek-aspek internal dan eksternal yang mempengaruhi dan mungkin akan mempengaruhi keberhasilan mencapai tujuan yang ditetapkan. Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam ini disusun dalam rangka mendukung upaya implementasi reformasi perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja dengan perspektif jangka menengah sesuai dengan amanat UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) akan mengacu pula pada paradigma pertanian untuk pembangunan (agriculture for development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyuluruh mencakup aspek demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tata kelola pembangunan. Sasaran pembangunan pertanian ke depan yang disesuaikan dengan cakupan pembangunan pertanian yang lebih luas dan skala yang lebih besar guna mengungkit peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Dengan mencermati hasil evaluasi selama periode lima tahun terakhir dan perubahan paradigma sebagaimana tertuang dalam SIPP, maka sasaran strategis Kementerian Pertanian adalah: (1) peningkatanketahanan atau kedaulatan pangan; (2) peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor dan
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
1
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
subtitusi impor ; (3) penyediaan dan peningkatan bahan baku bioindustri dan bioenergi; serta (4) peningkatan kesejahteraan petani. Melalui Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan pemerintah Indonesia telah menentukan pilihan bahwa salah satu strategi untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati hewan,
ikan
dan
tumbuhan
adalah
melalui
penyelenggaraan
perkarantinaan. BKP Kelas I Batam ditetapkan sebagai UPT Satker yang melaksanakan tugas perkarantinaan pertanian sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Agar tujuan perkarantinaan hewan dan tumbuhan tercapai sesuai dengan harapan
pemberi
kewenangan,
kebutuhan
masyarakat,
dan
untuk
memenuhi kewajiban penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik dibidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan maka dibuatlah sebuah dokumen perencanaan jangka menengah (lima tahunan) yaitu Renstra BKP Keas I Batam Dokumen Rencana Strategis selanjutnya akan menjadi pedoman dalam: 1. Penyusunan rencana kinerja (performance plan); 2. Penyusunan rencana kerja dan anggaran (workplan and budget); 3. Menyusun penetapan kinerja (Performance agreement); 4. Pelaksanaan
tugas,
pelaporan,
dan
pengendalian
kegiatan
di
lingkungan BKP Kelas I Batam; dan 5. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) BKP Kelas I Batam.
1.2
TUJUAN Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
No.
22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden R.I Nomor 15 Tahun 2005 serta Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
2
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
menyatakan bahwa tugas pokok Badan Karantina Pertanian adalah melaksanakan perkarantinaan pertanian. Terkait dengan Sembilan Agenda Pembangunan Prioritas (NAWA CITA), keberadaan tugas, fungsi, dan peran Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) memiliki keterkaitan erat dengan agenda ke-6 “peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional” dan agenda ke-7 “mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik”. Dengan demikian, keberadaan Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) turut berkontribusi guna mendukung dan mewujudkan visi kepemimpinan nasional untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Tujuan Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan adalah: 1. Terjaganya Sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina. 2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan tumbuhan 3. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi komoditas pertanian 4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan 5. Mewujudkan Pelayanan Prima
3. PROFIL UNIT PELAKSANA TEKNIS BKP BATAM Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, BKP Kelas I Batam menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan b. Pelaksanaan Pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan
media
pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme penggaganggu tumbuhan karantina (OPTK) c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
3
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
d. Pelaksanaan pembuatan Koleksi HPHK dan OPTK e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati h. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan i.
Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati
j.
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Untuk melaksanakan fungsi dimaksud maka BKP Kelas I Batam dipimpin oleh Kepala Balai dengan struktur organisasi terdiri dari: 1. Subbagian Tata Usaha 2. Seksi Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani 3. Seksi Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 4. Seksi Pengawasan dan Penindakan 5. Koordinator Fungsional
Untuk melaksanakan tugas-tugas operasional maka sesuai Permentan Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Karantina Pertanian ditetapkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian BKP Kelas I Batam dengan wiayah kerjanya sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 46/Permentan/HK.340/8/2010 adalah sebagai berikut:
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
4
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
5
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
GAMBAR 1 : Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
KEPALA
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Karantina Hewan
Seksi Karantina Tumbuhan
Seksi Pengawasan Dan Penindakan
Kelompok Jabatan Fungsional
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
6
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
Keadaan SDM BKP Kelas I Batam Per Maret 2016 No 1.
Jabatan Struktural
Jumlah 5
2
Medik Veteriner Muda
2
3
Medik Veteriner Pertama
4
4
Paramedik Veteriner Penyelia
1
5
Paramedik Veteriner
5
6
POPT Muda
1
7
POPT Pertama
8
8
POPT Pelaksana
8
9
Fungsional Umum (Bend. Pengeluaran)
1
10
CPNS (Calon Medik,Paramedik, POPT Terampil)
6
11
Pegawai BP Kawasan (Otorita Batam)
8
JUMLAH
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
49
7
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
KARAKTERISTIK UPT BKP BATAM. Sesuai karateristik suberdaya alam hayati Indonesia yang beragam dan tersebar dibeberapa kepulauan, maka hal ini memberikan peluang bagi fungsi perlindungan dari sisi aspek penyebaran hama dan penyakit karena adanya barierr alam. Oleh karena itu dalam kurun waktu lima tahun kedepan prinsip pencegahan penyebaran hama dan penyakit perlu diarahkan pada implementasi prinsip ‘karantina kepulauan’. Selain manfaat tersendiri didalam pencegahan hama dan penyakit, karantina kepulauan dapat juga digunakan dalam mendukung prinsipprinsip penetapan area atau ‘zona’ sesuai ketentuan internasional, dan adanya barierr alam akan lebih memudahkan didalam pengembangan kawasan produksi pertanian. Kebijakan karantina kepulauan pada dasarnya merupakan cara pandang kedepan yang lebih baik bagi karantina pertanian di Indoesia karena telah selaras dengan kebijakan dibidang ‘Peternakan dan kesehatan Hewan’ sesuai penjelasan yang tertuang didalam Undang undang Nomor 18 Tahun 2009 Peternakan Dan Kesehatan Hewan, dimana yang dimaksud dengan “zona dalam suatu negara” adalah bagian dari suatu negara yang mempunyai batas alam. Status kesehatan populasi hewan, status epidemiologik penyakit hewan menular dan efektifitas daya kendali pelaksanaan otoritas veteriner yang jelas.
GEOGRAFIS. Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam terletak di Pulau Batam Propinsi Kepulauan Riau, Secara geografis provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga, yaitu Singapura, Malaysia, dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251.810,71 km² dengan 96 persennya adalah perairan dengan 1.350 pulau besar, dan kecil. Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut, dan udara yang strategis, dan terpadat pada tingkat internasional serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar, sehingga sangat besar kemungkinan masuknya berbagai hama dan penyakit
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
8
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
hewan dan tumbuhan melalui aktivitas lalu lintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari luar negeri maupun antar area didalam wilayah Republik Indonesia. menjadi
Maka keberadaan Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
sangat
penting
sebagai
garda
terdepan
dalam
mencegah
masuknya/keluar Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).
DATA FREKUENSI / VOLUME LALULINTAS NO.
Jenis Komoditas
Frekuensi
Vol.
Satuan
A. KARANTINA HEWAN 1 Bahan Asal Hewan 2 Hasil Bahan Asal Hewan 3 Unggas, DOC 4 Hewan Besar
2.309 8.871 1.786 537
10.657.656 128.210 5.264.392 20.643
Kg Kg Ekor Ekor
B. KARANTINA TUMBUHAN 1 Komoditas Buah dan sayur 2 Kayu Lapis 3 Kayu Palet 4 Bibit Tanaman
4086 703 169 36
71,907,750 7,939,420 1.572 64.543
Kg M3 Kemasan Batang
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
9
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
4). PERMASALAHAN. a. Operasional Secara geografis Pulau Batam merupakan wilayah kepulauan yang berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia, Singapura dan Vietnam, sehingga sangat besar kemungkinan menjadi pintu pemasukan berbagai Hama dan Penyakit Hewan dan Tumbuhan melalui aktivitas lalu lintas keluar masuknya produk pertanian baik dari luar negeri maupun antar area di wilayah Republik Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut maka keberadaan Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam menjadi sangat penting dalam mencegah masuknya/keluar Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dalam menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan. Globalisasi dalam kerangka perdagangan internasional, mendorong semakin meningkatnya arus lalulintas dan menurunnya secara bertahap hambatan tarif dalam perdangangan hasil pertanian antar negara.
Keadaan ini mendorong
masing-masing negara memperketat persyaratan jaminan kesehatan, mutu dan keamanan hasil pertanian sebagai instrumen pengendalian perdagangan antar area. Dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan sebagai dasar hukum penyelenggaraan karantina, diamanahkan bahwa perlunya kekayaan tanah air dan wilayah Negara Indonesia yang kaya akan
sumberdaya
alam
hayati
untuk
dijaga,
dilindungi
dan
dipelihara
kelestariannya dari ancaman dan gangguan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tanaman Karantina (OPTK). Ancaman kelestarian dan keamanan hayati akan menimbulkan dampak yang sangat luas pada stabilitas ekonomi, keberhasilan usaha agribisnis dan kestabilan ketahanan pangan nasional. Dengan demikian Pemerintah Indonesia telah menetapkan pilihan bahwa salahsatu strategi didalam melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan adalah melalui “Penyelenggaraan Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan b. Non Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
10
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
1.
Keterbatasan kemampuan dalam penyediaan pegawai baru;
2.
Sistem rekruitmen pegawai belum memperhatikan spesifikasi SDM karantina;
3.
Adanya perubahan kebijakan nasional maupun tingkat daerah (PEMDAOtonomi daerah) dibidang-bidang perdagangan dan lalu lintas komoditas Pertanian.
Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan pada beban
operasional Unit Pelaksana Teknis yang semula telah memiliki jumlah dan kompetensi SDM yang memadai; 4.
Kebijakan penetapan tempat-tempat pemasukan komoditas pertanian (media pembawa
HPHK
dan
kewenangan Barantan. merencanakan
OPTK)
tidak
sepenuhnya
berada
di
bawah
Hal ini merupakan salah satu kendala didalam
pengalokasikan
SDM
dalam
rangka
pelayanan
pemasukan/importasi komoditas pertanian, dilain pihak pelayanan karantina pertanian tetap harus dilaksanakan. 5.
Aspek kualitas dan kompetensi, telah dilakukan secara terus menerus peningkatannya melalui latihan-latihan teknis dan fungsional, namun masih memerlukan paket-paket latihan yang menunjukkan tingkat kompetensi tertentu dari petugas yang telah mengikutinya.
Dengan bertambahnya
komponen fungsi dari Barantan, yaitu pengawasan keamanan hayati, maka dengan sendirinya perlu dikembangkan paket paket latihan yang lebih luas sesuai
jenjang
kompetensi
petugas.
Perlu
dilakukan
standarisasi
penyelenggaraan pelatihan untuk memberikan jaminan memadai akan kualitas hasil yang standar pula.
5). Analisa Resiko strengths, weaknesses, opportunities dan threats (SWOT)
6). Rencana Kerja sampai dengan 5 Tahun A. Penguatan Kelembagaan (koordinasi) inline inspection/PSI.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
11
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
Rencana strategis Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam dalam rangka penguatan kelembagaan adalah sebagai berikut : 1. Terciptanya jaminan kesehatan media pembawa melalui sertifikasi karantina impor ditempat pemasukan yang telah ditetapkan. 2. Terciptanya jaminan kesehatan media pembawa melalui sertifikasi karantina antar area ditempat pemasukan yang telah ditetapkan. 3. Terciptanya jaminan kesehatan media pembawa melalui sertifikasi karantina antar area ditempat pengeluaran yang telah ditetapkan. 4. Menurunnya jumlah sertifikasi ekspor yang ditolak oleh negara tujuan melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan. 5.
Menurunnya
kasus
pelanggaran
perkarantinaan
dibanding
tahun
sebelumnya. 6. Meningkatnya Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat.
B. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM). Rencana strategis Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang dalam rangka Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sebagai berikut : Meningkatkan kualitas, kompetensi SDM melalui diklat/inhouse training.
C. Pengembangan Infrastruktur/Sarana/Prasarana. Rencana strategis Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam dalam rangka Pengembangan Infrastruktur/Sarana/Prasarana adalah sebagai berikut : 1. Jumlah dan jenis sarana, infrastruktur, teknologi informasi, dan peralatan laboratorium yang sesuai kebutuhan dan memadai. 2. Penambahan jumlah instalasi karantina hewan dan tumbuhan yang sesuai standar.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
12
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
BAB III PENUTUP Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam 2015-2019 (RENSTRA – BKP Batam) merupakan turunan Renstra Badan Karantina Pertanian 2015-2019 dan disusun berdasarkan paket acuan teknis reformasi
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
13
Rencana Strategis Operasional 2015 – 2019
perencanaan
dan
penganggaran
yang
ditetapkan
oleh
Bappenas
dan
Kementerian Keuangan. Berdasarkan tahapan
implementasi reformasi dibidang perencanaan dan
penganggaran maka tidak tertutup kemungkinan beberapa penyempurnaan akan dilakukan pada Renstra BKP Batam ini mengikuti dinamika strategis yang berkembang.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam
14
Lampiran 1. Matriks Kinerja dan pendanaan PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
LOKASI
TARGET 2015
2016
94
95
86
87
86
87
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERKARANTINAAN PERTANIAN DAN PENGAWASAN KEAMANAN HAYATI SASARAN PROGRAM 1. MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN RESIKO MASUK,TERSEBAR DAN KELUARNYA HPHK DAN OPTK
IKU.1
IKU.2
IKU.3
PERSENTASE MEDIA PEMBAWA YANG MEMENUHI SISTEM JAMINAN KESEHATAN MELALUI SERTIFIKASI KARANTINA IMPOR DITEMPAT PEMASUKAN YANG TELAH DI TETAPKAN (%) PERSENTASE MEDIA PEMBAWA YANG MEMENUHI SISTEM JAMINAN KESEHATAN MELALUI SERTIFIKASI KARANTINA ANTAR AREA DITEMPAT PEMASUKAN YANG YANG TELAH DITETAPKAN (%) PERSENTASE MEDIA PEMBAWA YANG MEMENUHI SISTEM JAMINAN KESEHATAN MELALUI SERTIFIKASI KARANTINA ANTAR AREA DITEMPAT PENGELUARAN YANG TELAH DI TETAPKAN (%)
SASARAN PROGRAM 2. MENINGKATNYA KUALITAS PELAYANAN TINDAKAN KARANTINA DAN PENGAWASAN KEAMANAN HAYATI TERHADAP EKSPOR MP HPHK DAN OPTK DAN KEAMANAN HAYATI.
IKU.4
PERSENTASE JUMLAH SERTIFIKASI EKSPOR YANG DITOLAK OLEH NEGARA TUJUAN MELALUI TEMPAT PENGELUARAN YANG DI TETAPKAN (%)
< 0,1
< 0,1
IKU.5
PENURUNAN PERSENTASE KASUS PELANGGARAN PERKARANTINAAN DIBANDING TAHUN SEBELUMNYA (%)
5
5
IKU.6
NILAI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ( IKM )
84
84
SASARAN PROGRAM 3. MENINGKATNYA KEPATUHAN DAN KEPUASAN PENGGUNA JASA KARANTINA PERTANIAN.
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KARANTINA PERTANIAN DAN PENGAWASAN KEAMANAN HAYATI SASARAN KEGIATAN 1 MENINGKATNYA TINDAKAN KARANTINA
IKK.01 JUMLAH SERTIFIKASI KARANTINA IMPOR, EKSPOR DAN ANTAR AREA TERHADAP MEDIA PEMBAWA OPTK DAN HPHK MELALUI PELAKSANAAN TINDAKAN KARANTINA (LAPORAN )
8,800
8,800
IKK.02 DUKUNGAN INTERNAL ADMINISTRASI PENGELOAAN SERTIFIKASI KARANTINA PERTANIAN DAN LABORATORIUM (BULAN).
12
12
12
12
SASARAN KEGIATAN 2 TERWUJUDNYA GOOD IKK.03 DUKUNGAN APARATUR PEGAWAI GOVERNANCE DAN CLEAN & LAYANAN PERKANTORAN GOVERNMENT (BULAN LAYANAN ) SASARAN KEGIATAN 3 SASARAN KEGIATAN TERSEDIANYA SARANA DAN PRASARANA PERKARANTINAAN YANG MEMADAI
IKK.04 JUMLAH DAN JENIS SARANA, INSFRASTRUKTUR, TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PERALATAN LABORATORIUM YANG SESUAI KEBUTUHAN DAN MEMADAI (UNIT) IKK.05 PENAMBAHAN JUMLAH INSTALASI KARANTINA HEWAN DAN TUMBUHAN YANG SESUAI STANDAR (INSTALASI)
250
0
327
0
TARGET 2017
2018
2019
96
97
98
88
89
90
88
89
90
< 0,1
< 0,1
< 0,1
5
5
5
85
85
85
2015
ALOKASI (Rp. JUTA) 2016 2017 2018
2019
7,774
8,846
9,700
11,065
12,109
2,192
2,630
3,156
527
580
638
6,417
6,737
7,074
515
618
741
8,800
8,800
8,800
1,635
1,827
12
12
12
344
479
12
12
12
5,584
6,111
350
1
360
1
365
1
211
0
429
0
50
500
500