Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
2015
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO-HATTA
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR LAMPIRAN BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1
1.2 Keadaan Umum
2
1.3 Tugas dan Fungsi
4
1.4 Sumber Daya
5
KEGIATAN PENGELOLAAN 3 M 2.1 Perencanaan dan Keuangan
8
2.2 Realisasi Keuangan
12
2.3 Realisasi Penerimaan Bukan Pajak (PNBP)
15
2.4 Perlengkapan (Sarana dan Prasarana)
16
2.5 Kepegawaian dan Tata Usaha
18
2.6 Permasalahan dan Solusi
21
KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA HEWAN 3.1 Gambaran Umum
22
3.2 Kegiatan Operasional Bidang Karantina Hewan
24
A B C D
Impor Ekspor Domestik Masuk Domestik Keluar
25 32 37 43
3.4 Penyelenggaraan Laboratorium
52
3.5 Pemantauan HPH/HPHK
53
3.6 Kegiatan Lain-lain
61
A Akreditasi SNI ISO/IEC 17025 : 2008 B Studi Banding C Kalibrasi Alat Laboratorium
61 64 65
BAB IV KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA TUMBUHAN 4.1 Kegiatan Pemeriksaan Karantina Tumbuhan A Gambaran Umum Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
66 66
B Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan
67
C Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati
73
D Kegiatan Intersepsi OPT/OPTK
82
E Akreditasi laboratorium
85
4.2 Kegiatan Pemantauan OPT/OPTK
96
4.3 Kegiatan Operasional Lainnya
100
A Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan
100
B Surveilens PSAT
100
44 Permasalahan dan Solusi BAB V
101
KEGIATAN PENGAWASAN DAN PENINDAKAN A Kegiatan Pre-Emtif
105
B Kegiatan Preventif
106
C Kegiatan Represif Yustisial
107
5.1 Pelaksanaan Kegiatan
107
A Pelaksanaan kegiatan Pre-emtif
107
B Pelaksanaan kegiatan Preventif
111
C. Pelaksanaan kegiatan Represif
113
5.2 Pemusnahan
114
5.3 Permasalahan dan Solusi
114
DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK LAMPIRAN-LAMPIRAN
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1
Revisi DIPA Tahun 2015 : SP.DIPA-018.12.2.528860/2015 Tanggal 14 Nopember 2015
11
Tabel 2
Data Realisasi Anggaran Tahun 2015
14
Tabel 3
Perbandingan anggaran belanja DIPA Tahun 2011 s/d 2015
15
Tabel 4
Data Target dan Realisasi PNBP Tahun 2011 s/d 2015
16
Tabel 5
Data pelatihan/magang yang telah diikuti pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
19
Tabel 6
Data penggunaan dokumen utama karantina hewan TH 2015
24
Tabel 7
Kegiatan laboratorium karantina hewan Tahun 2015
52
Tabel 8
Rekapitulasi data dinas peternakan Propinsi Jawa Barat dan Balai Veteriner Tahun 2014
53
Tabel 9
Data Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat Tahun 2014
54
Tabel 10
Manajemen pemeliharaan DOC dalam skala peternakan
60
Tabel 11
Manajemen Transportasi DOC
61
Tabel 12
Daftar peserta validasi/verifikasi metode
62
Tabel 13
Hasil uji banding laboratorium karantina tumbuhan tahun 2015
76
Tabel 14
Partisipasi laboratorium karantina tumbuhan sebagai peserta Uji banding yang diselenggarakan laboratorium lain
77
Tabel 15
Rekapitulasi data pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan Tahun 2015
82
Tabel 16
Frekuensi penggunaan metode uji di laboratorium karantina Tumbuhan Tahun 2015
83
Tabel 17
Frekuensi temuan jenis OPT/K di laboratorium karantina Tumbuhan tahun 2015
84
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
Tabel 18
Tindakan perlakuan kegiatan impor karantina tumbuhan 2015
94
Tabel 19
Tindakan perlakuan kegiatan ekspor karantina tumbuhan 2015
95
Tabel 20
Tindakan perlakuan kegiatan antar area karantina tumbuhan 2015
96
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
DAFTAR GRAFIK Hal Grafik
1
Frekuensi Hewan Impor 2015
26
Grafik
2
Volume Hewan Impor 2015
27
Grafik
3
Frekuensi impor Bahan Asal Hewan Impor 2015
28
Grafik
4
Volume Bahan Asal Hewan Impor 2015
28
Grafik
5
Frekuensi Hasil Bahan Asal Hewan Impor 2015
29
Grafik
6
Volume Hasil Bahan Asal Hewan Impor 2015
30
Grafik
7
Frekuensi Benda Lain Impor 2015
31
Grafik
8
Volume Benda Lain Impor 2015
31
Grafik
9
Frekuensi Ekspor Hewan 2015
32
Grafik
10
Volume Ekspor Hewan 2015
33
Grafik
11
Frekuensi Bahan Asal Hewan Ekspor 2015
34
Grafik
12
Volume Ekspor Bahan Asal Hewan 2015
34
Grafik
13
Frekuensi Ekspor Hasil Bahan Asal Hewan 2015
35
Grafik
14
Volume Ekspor Hasil Bahan Asal Hewan 2015
36
Grafik
15
Frekuensi Ekspor Benda Lain 2015
36
Grafik
16
Volume Ekspor Benda Lain 2015
37
Grafik
17
Frekuensi Domestik Hewan masuk 2015
38
Grafik
18
Volume Domestik Hewan Masuk 2015
38
Grafik
19
Frekuansi Domestik Masuk Bahan Asal Hewan 2015
39
Grafik
20
Volume Domestik Masuk Bahan Asal Hewan 2105
40
Grafik
21
Frekuensi Hasil Bahan Asal Hewan Domestik Masuk 2015
41
Grafik
22
Volume Hasil Bahan Asal Hewan Domestik Masuk 2015
41
Grafik
23
Frekuensi Benda Lain Domestik Masuk 2015
42
Grafik
24
Volume Benda Lain Domestik Masuk 2015
42
Grafik
25
Frekuensi Domestik Keluar Hewan 2015
43
Grafik
26
Volume Domestik Keluar Hewan 2015
44
Grafik
27
Frekuensi Bahan Asal Hewan Domestik Keluar 2015
45
Grafik
28
Volume Bahan Asal Hewan Domestik Keluar 2015
45
Grafik
29
Frekuensi Hasil Bahan Asal Hewan Domestik Keluar 2015
46
Grafik
30
Volume Hasil Bahan Asal Hewan Domestik Keluar 2015
46
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
Grafik
31
Frekuensi Benda Lain Domestik Keluar 2015
47
Grafik
32
Volume Benda lain Domestik Keluar 2015
47
Grafik
33
Persentase kematian kasus AI Jawa Barat 2014
56
Grafik
34
Jumlah kematian kasus AI Jawa Barat
57
Grafik
35
Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan 2015
68
Grafik
36
Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan impor 2015
70
Grafik
37
Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan ekspor 2015
71
Grafik
38
Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan antar area masuk 2015
72
Grafik
39
Frekuensi kegiatan karantina tumbuhan antar area keluar 2015
73
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1 Data pelatihan pegawai BBKP Soekarno Hatta
1
Lampiran 2 Rekapitulasi kenaikan pangkat periode April Tahun 2016
3
Lampiran 3 Rekapitulasi kenaikan pangkat periode Oktober Tahun 2016
4
Lampiran 4 Rekapitulasi CPNS Tahun 2015
5
Lampiran 5 Data alat laboratorium Karantina Hewan yang telah di kalibrasi Tahun 2015
6
Lampiran 6 Matrik pemantauan status penyakit di Jawa Barat Tahun 2014
7
Lampiran 7 Matrik pemantauan data UPSUS
11
KATA PENGANTAR Bandar Udara Internasional Soekarno merupakan Bandar udara yang paling sibuk pada pelayanan lalu-lintas manusia maupun barang dengan tujuan domestik maupun ke manca negara. Seiring perkembangan lalu-lintas manusia dan barang yang yang semakin padat, maka disusunlah Grand Desain Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta untuk dapat melayani peningkatan lalu-lintas manusia dan
barang
yang
menggunakan
jasa
penerbangan
melalui Bandar
Udara
Internasional Soekarno Hatta, selain target ingin menjadi bandar udara terbaik no 2 se Asia Tenggaran setelah Bandara Changi Singapura. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta yang merupakan institusi pengemban tugas pelaksanaan sistem perkarantinaan di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta juga harus dapat mengantisipasi dan mengimbangi perkembangan tersebut agar pelaksanaan tugas dan fungsi karantina pertanian tidak terkendala. Oleh sebab itu, maka pada tahun 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta berusaha mengoptimalkan semua unsur sumber daya yang dimiliki untuk dapat melaksanakan fungsi pengawasan lalu-lintas media pembawa HPHK dan OPTK yang dilalu-lintaskan melalui Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma. Balai
Besar
Karantina
Pertanian
mengedepankan
prinsip
maximum
Penyelenggaraan
perkarantinaan
Soekarno
security
hewan
dan
Hatta
didalam tumbuhan
secara
konsisten
operasionalisasinya. selain
berlandaskan
peraturan perundang-undangan yang terkait, juga berdasarkan justifikasi ilmiah terkini. Hal ini secara kontinyu dilakukan untuk dapat merefleksikan profesionalitas perkarantinaan pertanian Indonesia dimata internasional. Operasionalisasi perkarantinaan pertanian Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta meliputi kegiatan utama dan kegiatan pendukung. Kegiatan utama adalah layanan sertifikasi kesehatan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati (hewani dan nabati), dan didukung penyelenggaraan pengawasan dan penindakan. Pengawasan dan penindakan ditujukan dalam upaya penciptaan pengetahuan dan pemahaman hingga kepatuhan publik terhadap penyelenggaraan perkarantinaan pertanian. Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
i
Disamping pelayanan uji laboratorium, kemudahan pelayanan karantina ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan pemanfaatan layanan permohonan pemeriksaan karantina (PPK) secara online baik pada E-QVet maupun E-plaq lingkup Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Laporan tahunan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan DIPA Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta sepanjang tahun 2015 yang bersumber dari APBN murni dan PNBP, laporan ini juga berisi penjelasan-penjelasan secara detail terhadap capaian output sesuai indikator kinerja yang telah ditetapkan, kendala-kendala yang dihadapi dalam rangka pencapaian kinerja termasuk serta solusi penyelesaian dan/atau antisipasi kendala tersebut.
Tangerang,
Januari 2016
Kepala Balai,
Dr. Ir. M. Musyaffak Fauzi, SH. M.Si. NIP. 19611231 199003 1 004
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta merupakan merupakan
gerbang utama masuk ke wilayah Indonesia. Sehingga keberadaan Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Soekarno Hatta sebagai salah satu institusi pemerintah yang membidangi perkarantinaan hewan dan tumbuhan dilingkup Bandar udara Internasional Soekarno Hatta mempunyai peranan penting dan strategis. Seiring dengan meningkatnya mobilitas barang dan manusia, maka ancaman masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK ke wilayah Republik Indonesia semakin tinggi pula.
Selain itu kebijakan pemerintah untuk
meningkatkan ekspor memberikan peran karantina pertanian menjadi sangat strategis terutama untuk memfasilitasi ekspor produk-produk pertanian berupa sertifikat karantina. Tantangan nyata yang dihadapi adalah peningkatan profesionalitas dan simplicity pelayanan perkarantinaan yang berazaskan maximum security. Hal ini merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh jajaran BBKP Soekarno Hatta, karena dapat dijadikan salah satu cerminan pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan di Indonesia bagi dunia internasional. BBKP Soekarno Hatta mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional
perkarantinaan
hewan
dan
tumbuhan,
serta
pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
22/Permentan/OT.140/4/2008.
Amanat
yang
diemban
tersebut
membawa konsekuensi untuk meningkatkan profesionalisme sehingga mampu dan handal serta menjadi barometer nasional dalam penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati di lingkup bandar udara.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
1
Bandara Soekarno Hatta saat ini berpacu dengan waktu agar target sebagai bandara terbaik ke 2 setelah Changi Singapura dapat tercapai pada tahun 2016, hal ini menuntut BBKP Soekarno Hatta untuk dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan. Terkait pengembangan terminal 3 Ultimate diperlukan antisipasi tersendiri BBKP Soekarno Hatta termasuk ketersediaan sarana prasarana pemeriksaan, ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dengan jumlah yang cukup memadai dan anggaran yang mencukupi. Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh BBKP Soekarno Hatta saat ini berjumlah 148 personil yang masih jauh dari jumlah ideal untuk melaksanakan operasional perkarantinaan di Bandara Soekarno Hatta.Sebagai perbandingan jumlah personil Bea Cukai yang hanya melakukan pengawasan impor dan ekspor barang saat ini diperkuat sebanyak 582 personil sedangkan petugas Imigrasi diperkuat oleh 600 personil.
Hal ini menyebabkan pelaksanaan
kegiatan operasional karantina pertanian di Bandara Soekarno Hatta tidak bisa dilaksanakan secara maksimal.
1.2
Keadaan Umum BBKP Soekarno Hatta mempunyai karakteristik yang spesifik. Kedudukan
dan wilayah kerja BBKP Soekarno Hatta meliputi Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, dan Kantor Pos Tukar Soekarno Hatta. BBKP Soekarno Hatta memiliki cakupan area pengawasan yang cukup banyak titik dalam rangka pelaksanaan tindakan karantina hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati. Area pengawasan dan tindakan karantina di kawasan Bandar Udara Soekarno Hatta ini berjumlah 29 titik, yang terdiri dari: Terminal I-A, I-B, dan I-C (Keberangkatan dan Kedatangan) Terminal II-D, II-E, dan II-F (Keberangkatan dan Kedatangan) Terminal III (Domestik Masuk, Domestik Keluar, Impor dan Ekspor), Kargo (DHL, FEDEX, Domestik GIA dan Non GIA, UNEX, Ekspor dan Impor Gapura, Impor GIA dan JAS), Kargo Rush Handling (RH), Kantor POS Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
2
Tukar Soekarno Hatta, dan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma (Terminal dan Kargo). Dengan segala keterbatasan yang dimiliki dan tantangan yang dihadapi, maka Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta perlu memiliki rancangan skala prioritas dan strategi sehingga fungsi perkarantinaan di Bandara Soekarno Hatta dapat berjalan secara optimal.
VISI DAN MISI Sejalan dengan visi Badan Karantina Pertanian, visi Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah “Menjadi Balai Besar Karantina Pertanian yang tangguh dan terpercaya dalam perlindungan kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan, lingkungan, dan keanekaragaman hayati serta keamanan pangan tahun 2019”. Upaya mewujudkan visi tersebut, Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta memiliki misi sebagai berikut: 1. Melaksanakan
pengawasan
terhadap
lalu-lintas
media
pembawa
hama/penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya alam hayati; 2. Melindungi masyarakat dari ancaman penyakit zoonosis dan menjamin keamanan pangan hayati dan nabati; 3. Mendukung
daya
saing
komoditas
hewan
dan
tumbuhan
dalam
perdagangan domestik dan internasional melalui sertifikasi; 4. Meningakatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan karantina pertanian; 5. Mengembangkan transparansi pelayanan melalui teknologi informasi; 6. Meningkatkan citra dan kualitas pelayanan.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
3
MOTTO Motto penyelenggaraan perkarantinaan pertanian di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta adalah pemberian pelayanan yang lebih cepat, lebih mudah, dan aman dilalulintaskan (we serve faster easier and safe). PROGRAM KERJA Berdasarkan visi dan misi, BBKP Soekarno Hatta menyusun program kerja sebagai berikut: 1.
Pengawasan secara intensif pada 29 area pengawasan di wilayah Bandar Udara Soekarno-Hatta termasuk wilayah kerja Bandar Udara Halim Perdana Kusuma;
2.
Pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum yang efektif bekerjasama dengan instansi terkait;
3.
Penggunaan E-QVet dan E-plaq serta pemanfaatan PPK online dan Indonesian National Single Window (INSW);
4.
Pelatihan dan magang teknis untuk fungsional khusus dan administrasi untuk fungsional umum;
5.
Penyempurnaan instalasi karantina, tata ruang laboratorium, dan perbaikan sarana operasional karantina pertanian;
6.
Sosialisasi karantina pertanian melalui kegiatan pertemuan dengan pengguna jasa karantina, mengikuti pameran dan penyebaran publikasi berupa booklet/leaflet.
1.3
Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22 Tahun 2008 maka
BBKP Soekarno Hatta menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan; b. Pelaksanaan
pemeriksaan,
pengasingan,
pengamatan,
perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa HPHK dan OPTK; Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
4
c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK; d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK; e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati; f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan; g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati; h. Pengelolaan sistem informasi,dokumentasi, dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan; i.
Pelaksanaan
pengawasan
dan
penindakan
pelanggaran
peraturanperundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan hayati hewani dan nabati; j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
1.4
Sumber Daya Upaya menjamin pelaksanakan tugas pokok dan fungsi berjalan dengan
baik, BBKP Soekarno Hatta dilengkapi dengan sumberdaya berupa anggaran, sumberdaya manusia, dan sarana-prasarana, serta fasilitas penunjang lainnya. Pada
tahun
2015
Anggaran
untuk
kegiatan
peningkatan
kualitas
perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati jumlah anggaran yang dialokasikan untuk BBKP Soekarno Hatta sebesar Rp. 22.733.593.000,- yang terdiri dari Rp.8.436.796.000,- belanja pegawai dan Rp.14.296.797.000,belanja barang yang diperuntukkan untuk keperluan sehari-hari perkantoran dan kegiatan operasional karantina pertanian. DIPA BBKP Soekarno Hatta pada tahun 2015 mengalami 6 kali revisi terkait dengan kebijakan pemerintah maupun dalam rangka memenuhi kegiatan mendesak dan harus segera dilaksanakan.
Akhir tahun anggaran
2015 alokasi anggaran BBKP Soekarno Hatta berjumlah Rp.23.930.190.000,yang terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp.9.098.577.000,- belanja barang untuk keperluan sehari-hari perkantoran dan kegiatan operasional karantina Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
5
pertanian
sebesar
Rp.13.950.113.000,-
dan
belanja
modal
sebesar
Rp.881.500.000,-. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki BBKP Soekarno Hatta terdiri dari perangkat struktural dan fungsional. Perangkat struktural terdiri atas 1 (satu) eselon IIb, 4 (empat) eselon IIIb dan (sembilan) eselon IVa. Perangkat fungsional terdiri dari fungsional khusus (Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner (MV), Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT Ahli dan Terampil),dan Paramedik Veteriner (PMV) serta fungsional umum. Total SDM BBKP Soekarno Hatta berjumlah 148 orang. Jumlah kelompok jabatan fungsional Medik Veteriner 20 orang , Paramedik Veteriner 26 orang, POPT Ahli 22 orang, POPT terampil 30 orang dan tenaga PMHP sebanyak 2 orang, total jumlah fungsional MV/PMV dan POPT Ahli dan Terampil sebanyak 98 orang tidak sebanding dengan 29 titik area pengawasan yang harus dijaga dimana kondisi Terminal Internasional beroperasi hampir 24 jam. Namun demikian, pengawasan tetap dilakukan ditempat-tempat pemasukan dan/atau pengeluaran dengan mempertimbangkan tingkat risiko/kerawanan terhadap pemasukan HPHK dan OPTK. Beberapa pegawai pada tahun 2015 masih menjalankan tugas belajar untuk memperoleh jenjang pendidikan S2 sebanyak 5 orang dan untuk S3 sebanyak 1 orang. Secara ideal BBKP Soekarno Hatta seharusnya diperkuat oleh SDM sebanyak minimal 640 orang, jumlah tersebut merupakan jumlah ideal yang masih minimal, karena kedepan BBKP Soekarno Hatta
berencana akan
meluaskan cakupan pengawasan secara intensif meliputi Bandara Halim Perdana Kusuma yang meliputi terminal keberangkatan dan kedatangan, Kantor Pos, Instalasi Karantina Hewan dan Tumbuhan dan petugas terbagi dalam 4 shift dan masih masing titik pengawasan terdiri dari 4 orang petugas. Sarana dan prasarana yang dimiliki BBKP Soekarno Hatta berupa infrastruktur gedung kantor seluas 2.832 m² yang merupakan asset Perum Angkasa Pura II yang diperuntukka kegiatan administrasi BBKP Soekarno Hatta, bangunan instalasi karantina hewan termasuk laboratorium seluas 3.836 m² dan bangunan instalasi karantina tumbuhan termasuk laboratorium seluas Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
6
868 m². bangunan merupakan asset BBKP Soekarno Hatta dan lahan seluas 14.097 M2 merupakan asset PT Perum Angkasa Pura II. Fasilitas penunjang lainnya berupa peralatan perkantoran, peralatan pelaksanaan tindakan karantina hewan dan tumbuhan termasuk peralatan laboratorium, perangkat manajemen informasi, serta kendaraan operasional roda-4 sebanyak 27 unit dan roda-2 sebanyak 41 unit. Namun demikian, untuk tujuan peningkatan kinerja dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi, perlu dilakukan penyempurnaan sarana pendukung yang telah ada. Penyempurnaan difokuskan untuk optimalisasi instalasi dan laboratorium baik untuk karantina hewan dan karantina tumbuhan. Penambahan peralatan laboratorium, dan penambahan kendaraan operasional juga mendapat perhatian untuk optimalisasi penyelenggaraan perkarantinaan.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
7
BAB II KEGIATAN PENGELOLAAN 3 M
2.1
Perencanaan dan Keuangan DIPA Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta pada anggaran tahun
2015 terbagi beberapa keluaran (output) : 1. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati (1823.002) Output Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Kemanan Hayati terdiri dari beberapa SubOutput antara lain : a. Sertifikasi Karantina Hewan dan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani b. Sertifikasi Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati c. Akreditasi Laboratorium d. Koordinasi, Pengawasan dan Penindakan Karantina Pertanian e. Dukungan Manajemen UPT f. Penguatan operasional karantina pertanian dalam mendukung peningkatan produksi pangan. Komponen kegiatan di output 1823.002 terdiri dari kegiatan utama seperti Sertifikasi Karantina Hewan dan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani dan Sertifikasi Karantina Tumbuhan dan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati, pemantauan HPHK dan OPTK serta kegiatan utama lainnya yang masuk pada kegiatan 8P, pengawasan
penindakan, sosialisasi dan kegiatan akreditasi
laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta serta kegiatan yang bersifat dukungan manajemen.
2. Layanan Perkantoran (1823.994) Kegiatan yang masuk pada output layanan perkantoran adalah kegiatan yang bersifat rutin, antara lain untuk pembayaran gaji pegawai, pemeliharaan gedung dan bangunan, pemeliharaan barang inverntaris peralatan dan mesin serta untuk kegiatan yang bersifat mendukung terselenggaranya operasional karantina pertanian di Bandara Soekarno Hatta. Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
8
3. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (1823.996) Kegiatan untuk pengadaan laptop
4. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (1823.997) Kegiatan antara lain pengadaan alat laboratorium, sarana kantor, meubelair, TV LED Monitor Display, alat pemadam api ringan, sarana kelengkapan laboratorium AC dan portal serta perbaikan panel listrik.
5. Gedung/Bangunan (1823.998) Kegiatannya berupa renovasi ruang pelayanan karantina hewan dalam rangka menambah kenyamanan pengguna jasa karantina hewan.
Pada Tahun Anggaran 2015 pagu anggaran yang diperoleh Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengalami beberapa revisi, sepanjang tahun 2015 tercatat sebanyak 6 kali revisi, revisi terkait dengan penyesuaian total pagu maupun revisi yang terkait dengan penyesuaian anggaran. Pagu DIPA awal yang diperoleh Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno sebesar Rp.22.733.593.000,- yang meliputi Belanja Pegawai Rp.8.436.796.000,belanja barang Rp.14.296,797.000,- sedangkan belanja modal pada tahun 2015 pada DIPA awal tidak teralokasikan. Rincian keluaran (output) terdiri dari: 1. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati alokasi anggaran sebesar Rp.7.164.810.000,2. Layanan Perkantoran alokasi anggaran sebesar Rp.15.568.783.000,Periode awal anggaran sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang penghematan anggaran, maka pada awal tahun anggaran 2015 dilakukan penghematan terutama untuk kegiatan perjalanan. Anggaran Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengalami penghematan belanja barang khususnya untuk belanja perjalanan sejumlah Rp.1.514.316.000,- sehingga belanja barang mengalami penurunan 10,66%, dengan adanya penghematan pagu belanja barang menjadi Rp.12.782.481.000,- dan total Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
9
pagu menjadi Rp.21.219.277.000,- sesuai DIPA Revisi ke 01 Tanggal 05 Januari 2015. DIPA revisi ke 02 tanggal 05 Februari 2015 Pagu anggaran Balai Besar Karantina
Pertanian
kembali
mengalami
penambahan
disebabkan
adanya
penambahan belanja barang sebesar Rp.47.632.000,- dan modal sebesar Rp.881.500.000, - sehingga pagu total menjadi Rp.22.148.409.000,-. Penambahan belanja modal antara lain dialokasikan untuk belanja Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi, Peralatan dan Fasilitas Perkantoran dan Gedung/Bangunan. DIPA revisi ke 03 tanggal 06 Maret 2015 Belanja Barang memperoleh penambahan sebesar Rp.1.120.000.000,- yang dialokasikan untuk memfasilitasi kegiatan
Penguatan
Operasional
Karantina
Pertanian
Dalam
Mendukung
Peningkatan Produksi Pangan dengan detil kegiatan antara lain perjalanan pengamatan media pembawa HPH/HPHK dan perjalanan pengamatan media pembawa OPT/OPTK. DIPA revisi ke 04 tanggal 15 April 2015 pagu anggaran belanja pegawai, berlanja barang dan belanja modal masih sama, revisi hanya dilakukan dalam rangka refocusing kegiatan kegiatan yang ada pada DIPA tahun 2015. DIPA revisi ke 05 tanggal 22 September 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta memperoleh penambahan alokasi anggaran belanja pegawai sebesar Rp.661.781.000,- untuk menutupi kekurangan alokasi anggaran belanja pegawai sebelumnya, sedangkan untuk belanja barang dan belanja modal tidak mengalami perubahan. DIPA revisi ke 06 tanggal 19 Nopember 2015 dilakukan revisi untuk memunculkan Akun baru yaitu Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811) untuk kegiatan pengadaan barang yang bersifat habis pakai. Setelah revisi ke 6 pagu anggaran Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengalami penambahan, sehingga total pagu menjadi Rp. 23.930.190.000,-. Apabila dibandingkan dengan alokasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp. 23.203.390.000 -, maka anggaran tahun 2015 hanya mengalami kenaikan sebesar Rp. 726.800.000 atau sebesar 3,13 % , hal ini belanja
belanja pegawai
untuk menambah pagu anggaran
yang tidak boleh terjadi minus anggaran. Terjadinya
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
10
penambahan anggaran belanja pegawai antara lain diperuntukkan
Kenaikan
pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala dan kenaikan jabatan fungsional, secara ringkas kegiatan revisi DIPA ke 01 s/d 06 dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 1 Revisi DIPA Tahun 2015 Nomor: SP DIPA-018.12.2.528860/2015 tanggal 14 Nopember 2014 PERUBAHAN ANGGARAN (Rp.000)
N O
REVISI DIPA KE
TGL REVISI
1
-
2 3
KETERANGAN
PEGAWAI
BARANG
MODAL
-
8.436.796
14.296.797
-
DIPA Awal
01
05 Januari 2015
8.436.796
12.782.481
-
02
05 Februari 2015
8.436.796
12.830.113
881.500
Penghematan belanja barang Penambahan belanja modal
4
03
06 Maret 2015
8.436.796
13.950.113
881.500
5
04
15 April 2015
8.436.796
13.950.113
881.500
6
05
22 Sept 2015
9.098.577
13.950.113
881.500
7
06
19 Nov 2015
9.098.577
13.950.113
881.500
Penambahan belanja barang dalam rangka Opsus Refocusing kegiatan Penambahan kekurangan belanja gaji pegawai Akun baru Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (521811)
Alokasi anggaran DIPA tahun 2015 yang bersumber dari PNBP pada tahun 2015 berjumlah Rp.1.500.000.000,- untuk membiayai belanja bahan dan perjalanan selama 1 tahun. Pada tahun anggaran 2015 ada 4 keluaran yakni : 1. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Keamanan Hayati (1823.002) volume kegiatan 12 bulan, dan alokasi anggaran sebesar Rp.6.770.494.000,2. Layanan Perkantoran (1823.994) volume kegiatan 12 bulan, dan alokasi anggaran sebesar Rp.16.278.196.000,3. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (1823.996) volume kegiatan 5 unit, dan alokasi anggaran sebesar Rp.75.000.000,4. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (1823.997) volume kegiatan 10 unit, dan alokasi anggaran sebesar Rp.706.500.000,5. Gedung dan Bangunan (1823.998) volume kegiatan 50 M2, dan alokasi anggaran sebesar Rp.100.000.000,Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
11
Belanja modal dialokasikan antara lain untuk pengadaan sarana dan prasarana seperti laptop, display TV, meubelir kantor, air conditioner, kelengkapan dan sarana laboratorium serta dalam rangka kenyamanan para pengguna jasa, maka pada tahun anggaran 2015 dialokasikan anggaran untuk melakukan renovasi ruang pelayanan khususnya pelayanan karantina hewan. Untuk ketertiban parkir dan keamanan kendaraan, maka pada tahun anggaran 2015 juga telah dialokasikan anggaran untuk pengadaan portal di pintu masuk parkir kendaraan, dan untuk mengantisipasi bahaya kebakaran maka pada tahun anggaran 2015 juga dialokasikan anggaran untuk pengadaan tabung pemadam kebakaran. Seluruh kegiatan belanja modal merupakan dana relokasi yang diperoleh dari anggaran Badan Karantina Pertanian karena DIPA awal BBKP
Soekarno Hatta
tidak teralokasi belanja modal.
2.2 Realisasi Keuangan Kegiatan BBKPSoekarno Hatta Tahun 2015 secara umum terdiri atas komponen, yaitu yang bersifat belanja rutin antara lain :
2
pembayaran gaji dan
tunjangan pegawai, pemeliharaan sarana dan prasarana, belanja barang keperluan sehari-hari perkantoran, belanja kegiatan operasional dan belanja modal. Anggaran belanja modal pada tahun anggaran 2015 antara lain dilaksanakan untuk: 1. Pengadaan alat pengolah data Dilaksanakan
untuk mendukung kegiatan pengolahan data operasional dan
pengelolaan administrasi keuangan,
berupa pengadaan laptop sebanyak 5
(lima) unit dengan pagu anggaran sebesar Rp.75.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 74.920.000,- atau sebesar 99,89 % 2. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran berupa 10 paket terdiri dari : a. Alat penunjang kegiatan laboratorium sebanyak 1 paket dengan pagu sebesar Rp. 200.000.000, realisasi sebesar Rp. 199.430.000 atau sebesar 99,72 %. Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
12
b. Sarana
kantor sebanyak 1 paket senilai Rp. 66.500.000,- dengan realisasi
sebesar Rp. 65.000.000 atau sebesar 97,74 %. c. Meubelair sebanyak 1 paket
dengan pagu anggaran sebesar Rp.
85.000.000,- realisasi sebesar Rp. 81.745.400,- atau sebesar 96,17 %. d. TV Led Monitor untuk keperluan informasi sebanyak 6 unit dengan nilai anggaran sebesar Rp. 60.000.000,- realisasi 59.202.000,- atau sebesar 98,67 %. 3. Pengadaan Peralatan Teknis Pengadaan peralatan teknis yang diadakan oleh BBKP Soekarno Hatta tahun 2015 berupa. a. Alat pemadam api ringan untuk keperluan pengamanan gedung kantor sebanyak 20 set dengan pagu anggaran sebesar Rp. 30.000.000,- realisasi sebesar Rp. 29.040.000, atau sebesar 96,8 %. b. Sarana kelengkapan laboratorium sebanyak 1 paket dengan pagu anggaran sebesar Rp. 70.000.000, realisasi sebesar Rp. 68.750.000,- atau sebesar 98,21 %. 4. Pengadaan AC Pengadaan ini untuk melengkapi ruangan yang masih memerlukan AC dialokasikan sebanyak 10 unit dengan nilai anggaran sebesar Rp. 65.000.000,realisasi sebesar Rp. 64.831.250,- atau 99,74 %. 5. Penambahan Jaringan Listrik Dilaksanakan penambahan jaringan listrik untuk mencukupi kebutuhan dengan adanya penambahan sarana peralatan kantor berupa komputer dan alat laboratorium , pagu anggaran untuk 1 paket sebesar Rp. 30.000.000 , realisasi sebesar Rp. 27.852.000,0 atau sebesar 92,84 %. 6. Portal Tempat Partkir Dalam rangka pengamanan gedung dan kendaraan pada areal gedung kantor, dilaksanakan pengadaan portal parkir sejumlah 2 paket dengan nilai sebesar Rp. 100.000.000,- realisasi sebesar Rp. 99.979.000, - atau sebesar 99,97 %. 7. Renovasi Ruang Pelayanan Karantina Pertanian Dalam rangka mendukung pelayanan terhadap para pengguna jasa karantina dilaksanakan renovasi ruang pelayanan yang lebih memadai sesuai dengan Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
13
standar pelayanan publik, kegiatan ini dialokasikan dana sebesar Rp. Rp. 200.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 98.072.370,- atau sebesar 98,07%
Secara keseluruhan realisasi Anggaran Tahun 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta sebesar Rp. 23.540.839.738,- atau 98,37 %, dengan rincian belanja pegawai sebesar Rp. 8.964.972.206,- (98,53%), belanja barang sebesar Rp. 13.707.045.512,- (98,26%), dan belanja modal sebesar Rp. 868.822.020,- (98,56%). Anggaran dan realisasi DIPA TA 2015 sebagaimana tercantum dalam Tabel. 2 Tabel 2. Realisasi Anggaran Belanja TA.2015 No
Uraian
1.
Belanja Pegawai
2.
Belanja Barang
3.
Belanja Modal
Pagu
Jumlah
Realisasi
%
9.098577.000
8.964.972.206
98,53
13.950.113.000
13.707.045.512
98,26
881.500.000
868.822.000
98,56
23.930.190.000
23.540.839.738
98,37
Pagu anggaran DIPA
BBKP Soekarno Hatta selama 4 tahun terakhir
mengalami fluktuatif . Hal ini terjadi adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan penghematan
anggaran
yang
berasal
dari
belanja
perjalanan
dinas
dan
pembangunan gedung baru. Namun demikian pada tahun 2015 untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional perkarantinaan, belanja modal berupa pengadaan alat laboratorium dan keperluan sarana teknis lainnya masih tetap dialokasikan anggarannya. Sedangkan Perbandingan
anggaran
tahun 2011-2015 seperti
ditunjukan dalam Tabel 3
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
14
Tabel 3. Perbandingan Anggaran Belanja antara DIPA TA.2011 s/d 2015) (dlm ribuan)
No
Uraian
Belanja
Belanja
Belanja
Pegawai
Barang
Modal
Jumlah
1.
DIPA TA.2011
5.750.795
10.841.322 6.718.440
23.310.557
2.
DIPA TA.2012
7.168.977
13.880.753 2.931.585
23.981.315
3.
DIPA TA. 2013
7.450.296
15.204.281 18.401.000 41.055.577
4.
DIPA TA. 2014
8.048.162
13.264.558 1.890.670
23.203.390
5.
DIPA TA.2015
9.098.577
13.950.113
23.930.190
2.3
881.500
Realisasi Penerimaan Bukan Pajak (PNBP) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada tahun 2015
sebesar Rp.
4.451.397.001,- yang terdiri atas penerimaan umum Rp. 41.732.180
dan
penerimaan fungsional Rp. 4.399.348.890,-. Hal ini menunjukan bahwa melampaui
target
1.399.348.890,-. Tahun 2014
PNBP yang berasal dari penerimaan fungsional
yang ditetapkan sebesar 147 % atau sejumlah Rp.
Jika dibandingkan dengan
Penerimaan Negara Bukan Pajak
sebesar Rp.4.563.117.173,- yang terdiri dari penerimaan umum
Rp.205.031.872,- dan penerimaan fungsional Rp. 4.328.511.731,- mengalami penurunan sebesar Rp. 234.605.442,- atau 5,42 %. Hal ini terjadi karena komoditas wajib periksa karantna yang dilalu lintaskan melalui pintu pemasukan dan pengeluaran Bandara Internasional Soekarno Hatta, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
15
Secara lebih rinci perkembangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) selama 5 tahun dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Target dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) TA.2011 s/d 2015 No
Uraian
Target
Realisasi
Persentase (%)
1.
TA.2011
1.700.000.000
2.820.776.612
165,93%
2.
TA.2012
2.000.000.000
3.794.677.765
189,73%
3.
TA.2013
2.050.000.000
4.544.124.907
221,67%
4.
TA.2014
2.100.000.000
4.563.117.173
206%
5
TA.2015
3.000.000.000
4.451.397.001
147%
2.4 Perlengkapan (Sarana dan Prasarana) Sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta saat ini untuk menunjang pelaksanaan tupoksi adalah: 1.
Kendaraan dinas Operasional Roda 4 sebanyak 27 unit dan Roda 2 sebanyak 36 unit, yang digunakan untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional perkarantinaan. Namun demikian dari segi umur teknis penggunaan kendaraan ada beberapa unit yang kondisi sudah mulai rusak, sehingga dari segi biaya pemeliharaan akan lebih besar biayanya dibandingkan dengan manfaatnya yang tidak optimal sehingga akan diusulkan untuk dilakukan penghapusan.
2.
Instalasi karantina hewan berfungsi untuk melakukan tindakan pemeriksaan hewan sampai dengan masa karantina selesai dan dinyatakan sehat. Fasilitas instalasi antara lain untuk anjing, kucing, unggas, reptil serta kuda.
Selain
Instalasi untuk karantina hewan, fasilitas lain yang tersedia adalah Incenerator
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
16
yang digunakan untuk
melaksanakan pemusnahan baik komoditas hewan
maupun tumbuhan yang tidak memenuhi persyaratan karantina pertanian. 3.
Instalasi karantina tumbuhan berupa Green House yang berfungsi tempat melakukan pemeriksaan karantina dan pengamatan sampai dengan selesainya masa karantina, selain itu instalasi karantina tumbuhan juga digunakan sebagai tempat penahanan sebelum dilakukan tindakan pemusnahan
4.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtangan Barang Milik
Negara, Balai Besar Karantina Pertanian
Soekarno Hatta telah melakukan usulan Penetapan Status Penggunaan (PSP) terhadap seluruh aset Barang Milik Negara pada Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Sampai dengan sekarang jumlah aset yang sudah mendapat status penggunaan sebesar Rp. 19.721.724.939,-, dalam proses pengusulan sebesar Rp. 26.560765.169,- sehingga jumlah aset yang sudah diusulkan dan dalam proses pengusulan sebesar Rp. 46.282.490.108 atau sekitar 57,23 %.
Sedangkan aset yang belum ditetapkan sebesar Rp.
34.592.514.705 atau sekitar 42,77 %. 5.
Hasil audit Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian yang dilakukan Tahun Anggaran 2014 dan 2015, terkait dengan Barang Milik Negara berdasarkan hasil pemeriksaan fisik
dan
administrasi
disarankan
untuk membentuk Tim
Penghapusan Barang Milik Negara. Saran tersebut telah ditindaklanjuti dengan dibuatnya Surat Keputusan Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta No. 20/Kpts/PL.160/L.8.A.1/2016 tanggal 05 Januari 2016. Tentang Pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Negara Pada Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
17
2.5 Kepegawaian dan Tata Usaha Jumlah pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta sampai akhir tahun 2015 tercatat sebanyak 148 orang dengan komposisi sebagai berikut : 1. Pejabat struktural
: 14 orang
2. Medik Veteriner (MV)
: 18 orang
3. Paramedik Veteriner
: 26 orang
4. POPT Ahli
: 20 orang
5. POPT Terampil
: 30 orang
6. PMHP
: 1 orang
7. Tenaga Administrasi
: 32 orang
8. Tugas Belajar S3 dan S2
: 6 orang
9. Atase Pertanian
: 1 orang
Tingkat pendidikan pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta sampai akhir tahun 2015 dapar digambarkan sebagai berikut: 1. Strata-3 (S3)
: 1 orang
2. Strata-2 (S2)
: 17 orang
3. Strata-1 (S1)
: 57 orang
4. Diploma 3 (D3)
: 18 orang
5. SLTA
: 52 orang
6. SLTP
: 1 orang
7. SD
: 2 orang
Dalam rangka peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM),
pada
tahun anggaran 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta telah melaksanakan
kegiatan
untuk
meningkatkan
kemampuan
pegawai
dengan
mengadakan kegiatan pelatihan yang bersifat In House Training maupun dengan cara mengirimkan pegawai untuk magang/berlatih di lingkup Badan Karantina Pertanian atau instansi lain. Pelatihan/magang yang diikuti pegawai pada tahun 2015 meliputi pelatihan yang bersifat teknis maupun administrasi. Adapun pelatihan/magang yang diikuti oleh pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah sebagai berikut :
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
18
Tabel.5 Pelatihan/magang yang telah diikuti pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta NO
Nama Pelatihan/magang
Tempat
Penyelenggaran
1
2
3
4
1
Pengujian Residu Hormon dan
Bogor
BPMPP
Antibiotik Karantina Hewan. 2
PCR Karantina Tumbuhan
3
Peningkatan
Kompetensi
Sumatera Utara
USU
Jakarta
Kementan
Cibitung
BUTTMKP
Jakarta
BBUS KP
Jakarta
BBUS KP
Jakarta
BBUS KP
Cibitung
BUTTMKP
Bogor
BBLITVET
Bogor
IPB
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 4
Pendeteksian produksi
OPTK
unggulan
pada padi,
jagung, kedele dan tebu 5
Analisis dan Pengolahan Data Pengujian
Residu
Pestisida
dan Logam Berat pada PSAT 6
Deteksi dan Identifikasi OPTK Virus dengan Real Time PCR
7
Isolasi Virus dengan Metode Kultur
Jaringan
Karantina
Hewan 8
Pengembangan Karakter
9
Pembinaan
Laboratorium
peserta uji profisiensi 10
Indonesia
Veterinery
Leadership 11
Latihan Dasar Perkarantinaan
Cibitung
BUTTMKP
Karantina Tumbuhan 12
Pengenalan Tugas Karantina
Yogyakarta
STPP
Pertanian 13
Pengujian dengan PCR Rabies
Banjarbaru
BVET
14
Pemeriksaan Logam Berat dan
Jakarta
BBUS
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
19
Cemaran Kimia pada sarang burung wallet 15
Cemaran
Microbiologi
pada
Jakarta
BBUS
Jakarta
BBUS
sarang burung wallet 16
PCR AI
Dalam rangka peningkatan kualitas SDM yang telah dimiliki, maka Balai Besar Karantina Pertanian juga mengirimkan pegawai yang memiliki kemampuan dan keinginan untuk menambah jenjang pendidikan untuk mengikuti pendidikan formal jenjang Strata-2 (S2) dan Strata-3 (S3). Sampai saat ini jumlah pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta yang mengikuti pendidikan formal Strata-2 (S2) sebanyak 5 orang di IPB Bogor dan UGM Jogyakarta serta Strata-3 (S3) 1 orang di IPB Bogor. Data secara detail pengawai yang telah mengikuti pendidikan formal, pelatihan dapat dilihat pada lampiran 1. Sepanjang tahun 2015 pegawai yang memperoleh kanaikan pangkat sebanyak 22 orang yang terdiri dari kenaikan pangkat regular dan fungsional. Penambahan pegawai karena mutasi pada tahun 2015 sebanyak 5 orang terdiri dari 2 orang Struktural, 2 orang POPT dan 1 orang Medik Veteriner. Pegawai mutasi tersebut berasal dari Barantan dan UPT SKP Kelas I Menado. Pegawai mutasi keluar sebanyak 4 orang terdiri dari 1 orang Struktural, 1 orang POPT, 1 orang Medik Veteriner dan 1 orang Fungsional umum. Ada pengurangan jumlah pegawai pada tahun 2015 disebabkan karena meninggal dunia pada tanggal 16 Juli 2015 an. Imma Himmatul Aliyah, SP NIP. 19820826 200912 2 006 pangkat/gol Penata Muda TK.I, III/b jabatan POPT Pertama. Sebagai upaya untuk meningkatkan disiplin pegawai dan motivasi kerja, maka pada tahun 2015 telah dilakukan kegiatan yaitu : 1.
Kegiatan peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama masing-masing
2.
Meningkatkan pengawasan kehadiran pegawai dengan menerapkan absensi deteksi wajah
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
20
Selama tahun 2015 banyak mahasiswa dari Perguruan Tinggi dan Siswa SMK yang melaksanakan magang/ Praktek Kerja Lapang untuk mengembangkan pengetahuannya.
2.6 Permasalahan dan Solusi Pengelolaan kegiatan-kegiatan yang bersifat umum pada dasarnya dapat dilakukan dengan lancar, namun demikian beberapa kendala yang dihadapi pada kegiatan tahun 2015 antara lain: 1. Terjadinya kekurangan alokasi belanja pegawai terutama belanja Gaji dan Tunjangan
karena
adanya
penambahan
jumlah
pegawai,
baik
dari
pengangkatan baru maupun mutasi. 2. SDM yang menangani tindak karantina tidak sebanding dengan area yang harus diawasi. 3. Kurangnya anggaran belanja modal pengadaan sarana dan prasarana untuk mendukung pelayanan tindakan karantina.
Atas permasalahan tersebut maka upaya solusi yang dilakukan pada tahun 2015 antara lain : 1. Dilakukan pergeseran antar Akun Belanja Pegawai dalam rangka menutupi kekurangan Gaji dan Tunjangan Pegawai. 2. Mengajukan kekurangan belanja Gaji dan Tunjangan ke Kantor Pusat. 3. Prioritas kegiatan-kegiatan yang bersifat Belanja Modal. 4. Mengusulkan penambahan pegawai.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
21
BAB III KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA HEWAN 3.1.
Gambaran Umum Bidang Karantina Hewan Selama Tahun 2015 telah melaksanakan kegiatan
sesuai tugas dan fungsi berdasarkan Peraturan Perundangan Karantina yang berlaku. Penyelenggaraan perkarantinaan hewan menggunakan sumber dana yang teralokasi dalam DIPA BBKP Soekarno Hatta Tahun Anggaran 2015. Bidang Karantina
Hewan
memiliki
program
kerja
berupa
peningkatan
kualitas
perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati hewani. Program kerja ini dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan kualitas pelayanan sertifikasi kesehatan hewan yang terdiri dari: Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Penyelenggaraan Laboratorium, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan atau pembebasan. Operasional karantina hewan tersebut dilandasi alasan ilmiah atau scientific base. Pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan oleh bidang karantina hewan terdiri dari : 1).Pemeriksaan fisik didalam ataupun diluar tempat tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, 2).Pemeriksaan laboratorium karantina hewan untuk peneguhan diagnosa klinis dan 3). Penilaian kelayakan instalasi milik pengguna jasa karantina sebagai tempat pemeriksaan fisik kesehatan hewan dan keamanan hayati hewani. Sedangkan pengasingan dan pengamatan dilaksanakan terhadap media pembawa HPHK yang dilakukan di Instalasi BBKP Soekarno Hatta. Bilamana pemeriksaan tidak dimungkinkan untuk dilaksanakan di Instalasi BBKP Soekarno maka pengasingan dan pengamatan dilakukan di instalasi karantina hewan/produk hewan di tempat pemilik. Penyelenggaraan Laboratorium Bidang Karantina Hewan BBKP Soekarno Hatta telah menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium (SMM laboratorium) sejak tahun 2012. Penerapan SMM laboratorium berdasarkan
ISO-IEC 17025 :
2008 dan telah menerima sertifikat akreditasi dari KAN sebagai
Laboratorium
Penguji. Sertifikat akreditasi Nomor : LP 646 IDN dengan ruang lingkup pengujian
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
22
serum darah anjing dan kucing melalui metode deteksi Titer Antibodi terhadap penyakit Rabies menggunakan metode ELISA Ab IndirectSynbiotic dan Pusvetma. Pelaksanaan Perlakuan di Instalasi Karantina Hewan telah dilakukan dengan pemberian pengobatan dan vaksinasi pada hewan selama masa pengamatan karantina. Pengobatan ditujukan pada hewan-hewan yang didiagnosa mengalami sakit. Disamping itu, perlakuan yang diberikan pada hewan-hewan yang berada di instalasi tidak terbatas pengobatan melainkan juga pemberian zat promotif untuk segera menstabilkan kondisi hewan setelah mengalami stress selama diperjalanan (penerbangan). Kegiatan Penunjang
yang dilakukan Bidang Karantina Hewan BBKP
Soekarno Hatta selama Tahun 2015 adalah telah melakukan vefikasi dokumen. Vefikasi lebih dikhususkan terhadap dokumen yang belum memenuhi persyaratan karantina yaitu dokumen pengeluaran, impor dan ekspor. Verifikasi dokumen dilakukan oleh Tim Verifikator yang terdiri dari Seksi Wasdak Hewan, Seksi Yanops KH dan Seksi Insartek KH. Kegiatan Verifikasi dilakukan setiap hari serta melaksanakan rapat verifikasi dokumen setiap awal bulannya dan melakukan pembuatan laporan verifikasi dokumen karantina hewan. Kegiatan lain adalah melakukan pencetakan segel karantina hewan
berupa stiker karantina check dan stiker karantina seal yang
digunakan untuk memudahkan identifikasi media pembawa HPHK lalu lintas antar area (domestik). Tindakan karantina hewan selain dilaksanakan di instalasi karantina hewan BBKP Soekarno Hatta dalam wilayah bandara, juga dilaksanakan di luar tempat pemasukan dan/atau pengeluaran. Pelaksanaan tindakan karantina terhadap hewan dan/atau
produk
hewan
diluar
tempat
pemasukan
dan/atau
pengeluaran
dilaksanakan di instalasi karantina untuk hewan(IKH) atau produk hewan (IKPH) milik perusahaan. Lokasi Instalasi lingkup BBKP Soekarno Hatta berada dibeberapa daerah antara lain : Bandung, Bogor, Cianjur, Cilacap, Cipelang, Jakarta, Jepara, Lampung, Lembang, Malang, Medan, Nganjuk, Palembang, Pare-Kediri, Pontianak, Purwakarta, Subang, Sukabumi dan Tangerang.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
23
Target pemeriksaan terhadap Media Pembawa Impor adalah mendeteksi adanya Hama Penyakit Hewan Karantina baik dari golongan I maupun golongan II. Hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap Media Pembawa Impor baik Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan yang masuk melalui Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah ditemukan adanya HPHK pada Media Pembawa berupa sapi perah impor asal Australia yang dinyatakan PI BVD. Terhadap MP tersebut kemudian dilakukan pemotongan bersyarat. 3.2 Kegiatan Operasional Bidang Karantina Hewan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 02/Kpts/OT.140/1/2007 tanggal 5 Januari 2007 tentang Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan dan Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007 tanggal 25 Juni 2007 tentang Petunjuk dan Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat KarantinaHewan. Penggunaan dokumen karantina hewan di BBKP Soekarno Hatta tahun 2015 sejalan dengan penyelenggaraan perkarantinaan hewan sebanyak 43. 323 dokumen.
Penggunaan ini turun dibanding tahun 2014 yang mencapai 49.458
dokumen karantina (KH 9, KH 10, KH 11 dan KH 12). Pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan hidup sebanyak 19.908 kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Bahan Asal Hewan sebanyak 11.536
kali. Pelayanan pemeriksaan
karantina terhadap Hasil Bahan Asal Hewan sebanyak 12.746 kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Benda Lain sebanyak 23.121 kali. Penggunaan dokumen karantina hewan di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno
Hatta
tahun
2015
dapat
dilihat
pada
tabel
di
bawah
Tabel 6 Pengggunaan Dokumen Utama Karantina Hewan Tahun 2015 No 1
Jenis Dokumen KH-9
Pemakaian
Batal
8.424
321
2
KH-10
11.503
337
3
KH-11
6.116
127
4
KH-12
17.280
266
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
24
ini.
Evaluasi penggunaan aplikasi Permohonan Pemeriksaan Karantina Hewan secara on line untuk pengguna jasa karantina pertanian yang melalui Balai Besar Karantina Pertanian selama tahun 2015 sebanyak 21.554 (50,46%) dari total 42. 715 permohonan yang diajukan. Secara prosentase meningkat dari tahun sebelumnya yang 17.163 kali (48%) dari total operasional sebanyak 35.186 kali. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 02/Kpts/OT.140/1/2007 tanggal 5 Januari 2007 tentang Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan dan Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007 tanggal 25 Juni 2007 tentang Petunjuk dan Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Hewan. Penggunaan dokumen karantina hewan di BBKP Soekarno Hatta tahun 2015 sejalan dengan penyelenggaraan perkarantinaan hewan sebanyak 43. 323 dokumen.
Penggunaan ini turun dibanding tahun 2014 yang mencapai 49.458
dokumen karantina (KH 9, KH 10, KH 11 dan KH 12). Pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan hidup sebanyak 19.908 kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Bahan Asal Hewan sebanyak 11.536
kali. Pelayanan pemeriksaan
karantina terhadap Hasil Bahan Asal Hewan sebanyak 12.746 kali. Pelayanan pemeriksaan karantina terhadap Benda Lain sebanyak 23.121 kali.
A. Impor Bandara Soekarno Hatta merupakan salah satu pintu masuk utama ke Indonesia, hal tersebut menjadikan Balai Besar Karantina soekarno Hatta menjadi salah satu UPT Karantina yang sibuk dalam menangani masuknya MP HPHK dari berbagai negara dengan macam yang cukup beragam. Berikut gambaran Frekuensi dan volume MP HPHK yang masuk melalui BBKP Soekarno Hatta pada tahun 2015 1. Hewan Hewan impor yang masuk merupakan hewan kesayangan dan hewan bibit. Satwa liar juga banyak masuk melalui Bandara Soekarno Hatta.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
25
Grafik 1. Frekwensi Impor Hewan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 2015
Pada Grafik 1 menunjukkan bahwa hewan yang sering masuk adalah anjing. Dimana anjing sering dibawa sebagai hewan kesayangan yang menyertai pemilik atau sebagai anjing kontes, begitu juga kucing. Sebanyak 546 kali pemasukkan anjing dari luar negeri terjadi selama tahun 2015 dengan volume sebanyak 784 ekor (Bagan 2).
Unggas bibit dalam hal ini adalah DOC GPS juga masuk melalui
Bandara Soekarno Hatta yang tujuannya bukan hanya di sekitar jawa tetapi juga luar Jawa. Pemasukkan DOC ini mencapai 257.994 ekor selama tahun 2015.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
26
Reptil dan Amphibia, 2388
Anjing, 784 Kucing, 439
Mamalia Lain, 3146
Unggas Liar, 7666.6 Unggas Bibit, 25799.4 Unggas Kesayangan, 1655
Grafik 2. Volume impor Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
2. Bahan Asal Hewan Bahan Asal Hewan yang masuk didominasi oleh daging sapi. Sebanyak 478 kali permohonan pemeriksaan karantina untuk daging sapi.
daging sapi impor
umumnya adalah daging sapi chilled yang diperuntukkan untuk konsumsi hotel, restoran dan katering. Semenjak ditutupnya Inggris, Jerman dan Belanda maka alternatif sarana produksi ternak untuk ayam dialihkan dari pemasukkan DOC menjadi pemasukkan telur tetas. Sebanyak 2.428.572 butir telur tercatat diimpor melalui Bandara Soekarno Hatta pada tahun 2015.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
27
Frekuensi 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
Daging Sapi
Daging Lainnya
Telur
Kulit
BAH Lain Pangan
478
71
94
3
13
Frekuensi
BAH Lain Non Pangan 29
Grafik 3. Frekwensi Impor Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
BAH Lain Pangan, BAH Lain Non 26837.7 Pangan, Kulit, 3191 15095.58 Daging Sapi, 893766.83
Telur, 2428572 Daging Lainnya, 70513.54
Grafik 4. Volume Impor Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
28
3. Hasil Bahan Asal Hewan
Frekuensi 700 600 500 400 300 200 100 0 Frekuensi
HBAH Daging
HBAH Susu
Kulit Jadi
23
266
632.4
HBAH untuk Industri 58
Grafik 5. Frekwensi Impor Hasil Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
Frekuensi impor untuk Hasil Bahan Asal Hewan terbesar adalah kulit jadi. Dimana tujuan importasi kulit tersebut dipergunakan untuk industri sepatu atau peralatan lain yang menggunakan kulit. Daerah tujuan pemasukkan bukan hanya disekitar Jakarta tetapi hingga Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebanyak 6.324 kali pemasukkan kulit jadi melalui BBKP Soekarno Hatta pada tahun 2015 dengan volume sebanyak 103.394.053 Kg. Media Pembawa yang tergolong HBAH yang masuk lainnya adalah hasil olahan susu, yang terdiri antara lain keju, yoghurt dan krim. Pemasukan HBAH susu sebanyak 266 kali dan volume 84.808.389 Kg.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
29
HBAH untuk Industri, 12764.08 HBAH Daging, 22824.8
Kulit Jadi, 103394.053
HBAH Susu, 84808.389
Grafik 6. Volume Impor Hasil Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
4. Benda Lain MP HPHK yang tergolong benda lain yang diimpor didominasi oleh importasi vaksin dengan 563 kali permohonan. Bahan biologik juga termasuk MP HPHK impor dan juga bahan diagnostik. Gambaran lengkapnya seperti terlihat pada Grafik 7 dan 8
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
30
Frekuensi 600 500 400 300 200 100 0 Frekuensi
Pakan Hewan
Vaksin
Bahan Biologik
3
563
150
bahan Diagnostik 87
Grafik 7. Frekwensi Impor Benda Lain BBKP Soekarno Hatta 2015
bahan Diagnostik, Pakan Hewan, 1121 533
Bahan Biologik, 31207 Vaksin, 37156.4809
Grafik 8. Volume Impor Benda Lain BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
31
B. Ekspor 1. Hewan Ekspor hewan masih didominasi oleh hewan kesayangan berupa anjing dan kucing. Hewan tersebut biasanya ikut bepergian dengan pemilik atau dalam rangka kontes hewan. Maraknya pemeliharaan reptil dan amphibia sebagai hewan kesayangan juga mebdorong tingginya frekuensi dan volume ekspor media pembawa ini ke luar negeri. Gambaran jumlah frekuensi dan volume dapat dilihat pada Grafik 9 dan 10
500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
Frekuensi
anjing
Kucing
Unggas dan Burung
Mamalia lainnya
494
422
46
58
Serangga dan invertebrat a 141
Reptil dan Amphibia
492
Grafik 9. Frekwensi Ekspor Hewan BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
32
Kucing, 422 Anjing, 674
Unggas dan Burung, 3816
Mamalia Lainnya, 2888
Reptile dan Amphibia, 84979
Serangga dan Invertebrata, 386892
Grafik 10. Volume Ekspor Hewan BBKP Soekarno HattaTahun 2015
2. Bahan Asal Hewan Sebagaimana tahun tahun sebelumnya, Bahan Asal Hewan yang diekspor melalui bandara soekarno Hatta didominasi oleh sarang burung walet. Pasar sarang burung walet ke Tiongkok yang telah dibuka kembali semakin membuka peluang ekspor sarang burung ke negara tersebut. Pada tahun 2015 juga dimulai eksportasi telur tetas dengan tujian Myanmar. Komoditi tetap yang diekspor dari tahun ke tahun adalah kulit reptil dan bulu bebek. Frekuensi dan volume lengkap dapat dilihat pada Grafik 11 dan 12
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
33
4000
3548
3500 3000 2500 2000 1500 1000 500
101
11
4
86
5
0 Sarang Burung
Kulit Sapi dan Kambing
Kulit Reptil
Telur Tetas
Bulu Bebek
Lainnya (Kuku, Madu, Tanduk)
Grafik 11. Frekwensi Eksport Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
Lainnya (Kuku, Madu, Tanduk), 12 Bulu Bebek, 33,765 Sarang Burung, 193,261
Telur tetas, 132,500
Kulit Reptil, 66,458
Kulit sapi dan Kambing, 313
Grafik 12. Volume Eksport Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
34
3. Hasil Bahan Asal Hewan Kulit jadi atau biasa disebut finished leathers adalah kulit hewan yang telah melalui proses lebih lanjut sehingga siap untuk dipergunakan.
Kulit sapi jadi
merupakan MP HPHK HBAH yang paling banyak diekspor melalui Bandara Soekarno Hatta, diikuti oleh kulit kambing jadi.
Sedangkan bulu bebek banyak
diekspor dalam bentuk jaket. Jumlah frekuebsi dan volume total untuk ekspor HBAH dapat dilihat pada Grafik 13 dan 14.
2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
Frekuensi
Kulit Sapi Jadi
Kulit Kambing Jadi
1964
159
Hasil Bahan Asal Hewan / Unggas Lainnya untuk Industri 53
Daging Unggas
1
Grafik 13. Frekuensi Ekspor Hasil Bahan Asal Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
35
Daging Unggas, 15
Hasil Bahan Asal Hewan / Unggas Lainnya untuk Industri, 28251
Kulit Kambing Jadi, 27545
Kulit Sapi Jadi, 80249
Grafik 14. Volume Ekspor HBAH BBKP Soekarno Hatta 2015
4. Benda Lain Selain mengimpor vaksin, Indonesia ternyata juga melakukan eksportasi vaksin, khusunya vaksin untuk ayam komersial. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi dan volume yang cukup tinggi terhadap ekspor vaksin. Jenis, frekuensi dan volume lebih lengkap tentang ekspor MP HPHK yang tergolong benda lain dapat dilihat pada Grafik 15 dan 16.
Frekuensi 200 150 100
192
50
7
2
2
0 Vaksin
Bahan Biologik Lainnya
Bahan diagnostik lainnya
Pakann Hewan Kesayang
Grafik 15. Frekuensi Ekspor Benda Lain BBKP Soekarno Hatta 2015 Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
36
Bahan Biologik Bahan diagnostik Lainnya, 12 lainnya, 4
Pakann Hewan Kesayang, 52
Vaksin, 1445
Grafik 16. Volume Ekspor Benda Lain BBKP Soekarno Hatta 2015 C. Domestik Masuk Bandara Soekarno Hatta merupakan salah satu Bandara Pengumpul yang ada di Indonesia, sehingga banyak penerbangan dari daerah yang menuju ataupun transit di Bandara ini. Tingginya frekuensi penerbangan dan penumpang secara langsung juga berdampak pada tingginya frekuensi dan volume MP HPHK yang harus diperiksa oleh BBKP Soekarno Hatta. 1.
Hewan Media Pembawa Hewan yang masuk melalui Bandara Soekarno Hatta pada
tahun 2015 tercatat paling banyak didominasi oleh unggas kesayangan. Frekuensi yang tinggi terjadi karena banyak dari hewan tersebut dibawa oleh penumpang pesawat sebagai barang bawaan penumpang. Anjing dan kucing juga merupakan MP HPHK yang banyak dilalulintaskan.
Grafik 17 dan 18 dapat memberikan
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
37
informasi frekuensi dan volume MP HPHK hewan yang melalui BBKP soekarno Hatta.
Frekuensi 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
Anjing dan Kucing
Unggas Bibit
114
282
Frekuensi
Unggas Kesayanga n 1772
Unggas Liar
Reptil dan serangga
Mamalia lainnya
831
177
17
Grafik 17. Frekuensi Domestik Masuk Hewan BBKP Soekarno Hatta2015
Reptil dan serangga, 2305
Mamalia lainnya, 475
Unggas Liar, 178303
Anjing dan Kucing, 160 Unggas Bibit, 21207.92
Unggas Kesayangan, 117847
Grafik 18. Volume Domestik Masuk Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015 Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
38
2. Bahan Asal Hewan Tempat pemrosesan sarang burung walet di sekitar jakarta banyak mendapat suplai dari daerah/provinsi lain di Indonesia. Hal ini membuat banyak kiriman sarang burung walet yang masuk dari daerah ke wilayah jakarta melalui Bandara Soekarno Hatta.
Selain sarang burung walet juga terdapat telur tetas dan daging yang
diperiksa oleh BBKP Soekarno Hatta. Info selengkapnya dapat dilihat pada Grafik 19 dan 20.
Frekuensi 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Frekuensi
Sarang Burung 453.2
BAH Daging 21
Telur Tetas 52
BAH Lainnya 19
Grafik 19. Frekuensi Domestik Masuk BAH BBKP Soekarno Hatta2015
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
39
BAH Lainnya, 1018
Telur Tetas, 102654 Sarang Burung, 130660
BAH Daging, 3239
Grafik 20. Volume Domestik Masuk BAH BBKP Soekarno Hatta 2015
3. Hasil Bahan Asal Hewan Hasil Bahan Asal Hewan yang masuk melalui bandara soekarno hatta adalah barang bawaan penumpang yang frekuensi dan volumenya tidak cukup banyak. Hal ini dapat dilihat dari Grafik 21 dan 22.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
40
frekuensi 100% 80% 60% 40% 20% 0%
frekuensi
Daging Sapi Olahan
1
Hasil Olahan Lainnya yang berasal dari Daging Hewan 1
Daging Unggas Olahan
Keju
1
1
Grafik 21. Frekuensi HBAH Domestik Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015
Keju, 1 Hasil Olahan Lainnya yang berasal dari Daging Hewan, 7
Daging Unggas Olahan, 10
Daging Sapi Olahan, 45
Grafik 22. Volume HBAH Domestik Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
41
4. Benda Lain Pakan hewan kesayangan merupakan salah jenis MP HPHK yang tergolong benda lain yang masuk melalui Bandara Soekarno Hatta. Secara lengkap variasi MP HPHK Benda Lain dapat dilihat pada Grafik 23 dan 24.
Frekuensi 200 150 100 50 0
Frekuensi
Pakan Hewan Ternak 3
Pakan Hewan Kesayangan 162
Vaksin
Anti Serum
2
2
Grafik 23. Frekuensi Benda Lain Domestik Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015
Anti Serum, 3
Pakan Hewan Ternak, 63
Vaksin , 2
Pakan Hewan Kesayangan, 5882
Grafik 24. Volume Benda Lain Domestik Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
42
D. Domestik Keluar Bandara Soekarno Hatta yang memiliki jaringan penerbangan ke seluruh wilayah Indonesia menjadi pilihan dalam melakukan pengiriman MP HPHK melalui udara. Daerah disekitar Jakarta banyak menggunakan fasilitas kargo bandara untuk melakukan pengiriman barangnya. 1. Hewan Hewan yang banyak dilalulintaskan selain anjing dan kucing adalah DOC. Banyak breeding farm yang berada di wilayah Jawa Barat dan Banten melakukan pengiriman melalui udara lewat kargo Bandara Soekarno Hatta. Pengiriman hewan hingga mencapai wilayah Indonesia Bagian Timur.
Frekuensi dan volume
pengiriman domestik dapat dilihat pada Grafik 25 dan 26.
Frekuensi 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Frekuensi
Anjing
Kucing
Unggas bibit
969
324
3341
Unggas kesayang an 1183
Unggas Liar 102
Reptil dan serangga 45
Mamalia Lainnya 105
Grafik 25. Frekuensi Domestik Keluar Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
43
Anjing, 1662 Reptil dan serangga, 1327
Mamalia Lainnya, 1609
Kucing, 521
Unggas Liar, 7295 Unggas bibit, 13949.731 Unggas kesayangan, 4654
Grafik 26. Volume Domestik Keluar Hewan BBKP Soekarno Hatta 2015
2. Bahan Asal Hewan Banyaknya tempat pemrosesan hewan menjadi bahan Asal Hewan di wilayah Jakarta dan sekitarnya dan pemasaran yang berada diluar jakarta membuat banyak pengirimabn dilakukan lewat Bandara Soekarno Hatta, disamping penumpang yang membawa sebagai barang bawaan penumpang. Daging ruminansia dan daging unggas banyak yang dilalulintaskan secara domestik.
Gambaran selengkapnya
dapat dilihat pada Grafik 27 dan 28.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
44
frekuensi
frekuensi
Sarang Burung
Daging Unggas
742
388
Daging Ruminan sia 903
Daging lainnya
Telur
Susu
Semen Beku
24
15
45
41
Grafik 27. Frekuensi BAH Domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015
Semen Beku, 59
Susu, 45712
Sarang Burung, 24748 Daging Unggas, 28054
Telur, 15310
Daging lainnya, 716
Daging Ruminansia, 80548
Grafik 28. Volume BAH Domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
45
3. Hasil Bahan Asal Hewan Hasil Bahan Asal Hewan yang merupakan hasil olahan lebih lanjut dari bahan asal hewan menjadi komoditi yang cukup banyak dilalulintaskan melalui bandara Soekarno Hatta. Hasil olahan daging baik berupa bakso, nuget dan sosis serta olahan susu berupa keju, es krim dan susu pasteurisasi merupakan contoh HBAH yang mengajukan permohonan pemeriksaan karantina.
Frekuensi dan volume
pengiriman domestik HBAH dapat dilihat pada Grafik 29 dan 30.
Frekuensi 2000 1500 1000 500 0
Frekuensi
Daging Sapi Olahan
Daging Unggas Olahan
1368
369
Olahan Daging Konsumsi dan pakan 67
Olahan dari Susu 1854
Grafik 29. Frekuensi HBAH Domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015
Olahan dari Susu, 22970.488 Olahan Daging Konsumsi dan pakan, 7076
Daging Sapi Olahan, 64897.88 Daging Unggas Olahan, 39014.4
Grafik 30. Volume HBAH Domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015 Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
46
4. Benda Lain Semakin tumbuhnya industri peternakan di berbagai wilayah di Indonesia juga mendorong permintaan terhadap sarana produksi, salah satunya adalah vaksin. Vaksin untuk peternakan khususnya peternakan unggas merupakan MP Benda lain yang banyak diperiksa oleh petugas BBKP Soekarno Hatta sebelum dikirim ke berbagai wilayah di Indonesia. Begitu juga bahan diagnostik dan bahan biologik. Frekuensi dan Volume selengkapnya dapat dilihat pada Grafik 31 dan 32.
Frekuensi 1000 800 600 400 200 0 Frekuensi
Pakan 21
Bahan Biologik dan diagnostik 164
Vaksin 816.6
Grafik 31. Frekuensi Benda Lain domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015
Pakan, 2622
Vaksin, 28316.96
Bahan Biologik dan diagnostik, 18847
Grafik 32. Volume Benda Lain domestik Keluar BBKP Soekarno Hatta2015 Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
47
3.2. Uraian Data Operasional Karantina Hewan 2015 1. Proporsi Jenis Pelaksanaan Penilaian Instalasi Karantina berdasarkan jenis Hewan dan Produk Hewan.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
48
2. Proporsi Jenis Media Permohonan Pemeriksaan Karantina
3. Jumlah Jenis Dokumen Tindakan Karantina Hewan Tahun 2015
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
49
4. Komposisi Jenis Permohonan Pemeriksaan Karantina Tahun 2015 Jenis Permohonan Pemeriksaan Karantina Berdasarkan Media Permohonan Tahun 2015
20,000
Dokumen
15,000 10,000
5,000 PPK Manual
E 4,106
I 2,019
K 7,152
M 1,949
PPK Online
3,054
7,009
11,477
14
5. Frekuensi & Volume Ekspor Media Pembawa berdasarkan Negara Tujuan Peringkat 6 Besar. Media Pembawa
Frekuensi
Sarang Burung
3.548
Volume
193.261
Singapore, Vietnam, Hong Kong, Taiwan, Thailand, China, Germany, Cambodia, Australia, Slovenia, Japan, kamboja, Malaysia, Niger, South Korea, South Africa, Canada, United States of America, Macau, Netherlands, Poland, Philippines
674
South Korea, Malaysia, Brazil, Philippines, Thailand, Japan, Switzerland, Germany, India, Singapore, United States of America, Denmark, Taiwan, Netherlands, France, Vietnam, Russian Federation, Spain, Myanmar, Belgium, Canada, Hungary, Italy, United Arab Emirate, Nepal, Bulgaria, South Africa, United Kingdom, Hong Kong, Latvia, Qatar, Cambodia, Sweden, Mexico, kamboja, Angola, China, Rwanda, Finland, Senegal, Portugal, Egypt, Greece, Norway, Czech Republic, Austria, Brunei Darussalam, Luxembourg, Romania, Serbia, Pakistan, Chile, Algeria, Bangladesh, Venezuela
422
Philippines, Italy, Germany, Malaysia, Angola, Brunei Darussalam, South Africa, India, China, Singapore, Turkey, Netherlands, Romania, Canada, Thailand, Switzerland, United States of America, Hungary, Vietnam, Cambodia, Myanmar, United Kingdom, Sweden, Russian Federation, United Arab Emirates, Belgium, Denmark, France, Japan, South Korea, Greece, Oman, Pakistan, Algeria, Saudi Arabia, Taiwan, Austria, Spain, Norway
Anjing
494
Kucing 255
Negara Tujuan
Reptil Kecil yang termasuk Satwa Liar Lainnya
168
41.984
Kulit Kambing
159
27.545
Hong Kong, Japan, Czech Republic, Kyrgyzstan, United States of America, Netherlands, South Korea, Germany, Canada, Thailand, United Kingdom, Taiwan, France, Malaysia, Belgium, Spain, Russian Federation, Pakistan, Philippines
Vietnam, China, Hong Kong, Philippines, Thailand, Italy, Germany, South Korea,
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
50
Jadi
Cambodia, India
Ular
Serangga
152
13.904
121
379.267
United States of America, Japan, Netherlands, Hong Kong, Canada, South Korea, France, Slovakia, United Kingdom, Czech Republic, Malaysia, Spain, Russian Federation, Germany, Thailand, Taiwan, Philippines, Kyrgyzstan Japan, Germany, Mexico, Czech Republic, Italy, United States of America
6. Frekuensi & Volume Impor Media Pembawa berdasarkan Negara Asal Peringkat 9 Besar.
Media Pembawa
Frekuensi
Volume
Kulit Sapi Jadi 6.010
963.716
Anjing
555
797
Vaksin 552
3.672.432
Daging Sapi
478
893.767
Kulit Kambing Jadi
314
70.225
Kucing
256
Unggas Kecil yang termasuk Satwa Liar Lainnya
446
Negara Asal
South Korea, Thailand, Vietnam, Taiwan, China, Hong Kong, Italy, United Kingdom, Turkey, United States of America, Pakistan, India, Portugal, Uruguay, Indonesia, France, Japan, Argentina, MESIR, Australia, New Zealand, Germany, Brazil, Virgin Islands (USA), North Korea, Spain, Israel, Poland, Slovakia, Bangladesh, Kenya, Virgin Islands (British), Ethiopia, Philippines Singapore, Malaysia, United States of America, United Kingdom, France, Indonesia, Thailand, South Korea, Germany, Slovakia, Czech Republic, Norway, Philippines, Spain, Lithuania, Australia, Japan, Vietnam, United Arab Emirates, Hungary, Italy, Netherlands, Hong Kong, Qatar, China, Egypt, India, Russian Federation, Poland, Serbia, Switzerland, Romania, Belarus, Taiwan, South Africa, Mexico, Brunei Darussalam, Canada, Cyprus, Portugal, Turkey, Finland, Kenya, Pakistan, Austria, Greece, Belgium, Ukraine, Slovenia, Kazakhstan, Croatia, Bulgaria, Bahrain, Brazil, Denmark, Bangladesh, Israel, Laos, Uganda, Myanmar France, India, Italy, United States of America, Netherlands, Singapore, Brazil, Malaysia, South Korea, Germany, Mexico, Czech Republic, Hungary, Spain, Venezuela, Denmark, Australia, Netherlands Antilles, Romania, Netherlands, Czech Republic, Hungary, United States of America, Italy, Spain, Brazil, Venezuela, Germany, France, Mexico, Singapore, South Korea, Malaysia, India, Japan Australia, United States of America, Austria, Japan South Korea, United Kingdom, Australia, Pakistan, India, Hong Kong, China, Italy, New Zealand, Malaysia, France, North Korea, Germany, Ethiopia, United States of America, Slovakia, Kenya, Uganda, Spain Australia, France, Saudi Arabia, Malaysia, Italy, Ukraine, Belgium, Uganda, Russian Federation, United States of America, Vietnam, Bahrain, China, Thailand, Japan, South Africa, Switzerland, Ireland, Poland, Brunei Darussalam, Brazil, Canada, Moldova, Spain, Germany, Belarus, Netherlands, Hungary, Czech Republic, India, United Kingdom, South Korea, Kazakhstan, Singapore, Jordan, Nigeria, Taiwan, United Arab Emirates, Norway, Oman, Myanmar, Iceland, Azerbaijan, Philippines, Hong Kong, Latvia, Venezuela, Mongolia Malaysia, Mali, Pakistan, Tanzania, Philippines, Belgium, Uganda, Turkey, Senegal
140
77.567
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
51
Ke33ju
Hasil Olahan Lainnya yang berasal dari Susu
134
216.645
111
602.044
Italy, Australia, Netherlands, France, Denmark, Switzerland, Japan, United States of America, New Zealand, Austria Switzerland, Australia, France, New Zealand, Netherlands, United States of America, Austria, Ireland, China, Brazil
3.4. Penyelenggaraan Laboratorium Kegiatan
penyelenggaraan
laboratorium
berupa
pemeriksaan
media
pembawa HPHK yang dilalulintaskan baik ekspor, impor maupun antar area. Sepanjang tahun 2015 laboratorium karantina hewan telah melakukan pemeriksaan terhadap media pembawa HPHK antara lain Anjing, Kucing, Unggas, Sapi, Kuda dan Burung.
Pengujian yang dilakukan meliputi Uji ELISA Rabies, ELISA EIA,
HA/HI, Uji PCR, RBT dan parasit darah. Secara ringkas hasil intersepsi terhadap sampel dari berbagai jenis
media pembawa HPH/HPHK selama tahun 2015
selengkapnya tercantum pada tabel dibawah ini. Tabel 7. Kegiatan Laboratorium Karantina Hewan BBKP Soekarno HattaTahun 2015 No
Jenis Pengujian
Jumlah Sampel
1
Elisa Rabies
1296
2
Elisa EIA
65
3
HA/HI AI
332
4
PCR
151
5
Parasit Darah
73
Keterangan
Akreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008
Secara detai kegiatan laboratorium karantina hewan sepanjang tahun 2015 terangkum pada laporan intersepsi HPH/HPHK bulanan laboratroium karantina hewan mulai bulan Januari s/d Desember 2015 lampiran 4.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
52
3.5. Pemantauan HPH/HPHK. Pemantauan daerah sebar HPHK yang dilakukan pada tahun 2015 ini menggunakan metode pengamatan status dan situasi HPHK secara tidak langsung dengan mengambil informasi dari instansi berwenang seperti BBVet/Balai Veteriner, dan Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di
Propinsi, Kabupaten
dan/atau Kota. Informasi status dan situasi HPHK yang telah diperoleh selanjutnya diverifikasi dan dikompilasi dalam bentuk Peta Status dan Situasi HPHK. Data yang diperoleh kemudian dilakukan tabulasi, verifikasi dan analisis kualitatif. Dari pengambilan data tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor, Kabupaten Subang dan BVet Subang hasil yang didapat data kasus kejadian penyakit Avian Influenza, Anthrax, Rabies, BVD, dan Brucellosis, sebagai berikut :
Tabel 8. Rekapitulasi Data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dan Balai Veteriner Subang Tahun 2014 2012 No
HPHK
2013
2014
Dinas Prov. Jabar
Bvet Subang
Dinas Prov. Jabar
Bvet Subang
Dinas Prov. Jabar
Bvet Subang
1
AI
0
18
8
27
69
267
2
Anthrax
0
31
1
20
0
167
3
Rabies
92
0
35
0
0
0
4
BVD
20
0
2
0
0
729
5
Brucellosis
0
8
49
0
236
243
Dari data diatas dapat dilihat untuk kasus penyakit Avian Influenza terjadi peningkatan kasus cukup signifikan dalam kurun waktu tahun 2012 sd 2014 baik kasus yang terjadi yang dilaporkan oleh Dinas Prov. Jabar maupun BVet. Subang. Menurut data kasus penyakit anthrax pada Dinas Prov. Jabar sudah tidak terdapat kasus penyakit anthrax di tahun 2014 namun data tersebut berbeda dengan data Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
53
kasus penyakit Anthrax pada Bvet Subang yang tercatat dalam jumlah cukup besar di tahun 2014 yaitu sejumlah 167 kasus. Hal ini berbeda dengan kasus penyakit Rabies yang sudah tidak terdapat kasus di tahun 2014. Penyakit BVD menduduki jumlah
kasus yang sangat besar di tahun 2014 sesuai data dari Bvet Subang
sejumlah 729 kasus. Sama halnya dengan penyakit Brocellosis sejumlah 236 kasus sesuai data Dinas Prov. Jabar dan 243 kasus pada data Bvet Subang. Hasil data yang diperoleh oleh tim pemantauan BBKP Soekarno Hatta khususnya penyakit Avian Influenza dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9. N O
Data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat tahun 2014
KABUPATE N/ KOTA
JUMLA H LOKASI KASUS
JENIS HEWAN MATI AK
1
BOGOR
1
17
2
SUKABUMI
10
724
3
CIANJUR
1
4
BEKASI
1
5
SUBANG
1
6
MAJALENG KA
7
AB
AA
AL
AB R
DIAGNOSA IT
ET
PY
METODA
HASIL
Rapid Test
Positif AI
Rapid Test
Positif AI
443
Rapid Test
Positif AI
1350
Rapid Test
Positif AI
1
Rapid Test
Positif AI
3
67
Rapid Test
Positif AI
KUNINGAN
10
856
Rapid Test
Positif AI
8
INDRAMAYU
29
338
Rapid Test
Positif AI
9
KAB. BANDUNG
1
21
Rapid Test
Positif AI
10
BANDUNG BARAT
6
1424
Rapid Test
Positif AI
11
KOTA BANDUNG
1
169
Rapid Test
Positif AI
12
GARUT
1
150
Rapid Test
Positif AI
120
14
17
99
791
1230
300
75
88
1100
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
54
13
TASIKMALA YA
1
14
CIAMIS
1
15
KOTA BANJAR
2
JUMLAH
69
JUMLAH TOTAL
20
1000
173
3877
14
17
10099
120
4114
358
Rapid Test
Positif AI
Rapid Test
Positif AI
Rapid Test
Positif AI
1100
15585
Persentase kasus AI Jawa Barat Tahun 2014 : AK : Ayam Kampung : 24,8% AB : Ayam Bangkok : 0,089% AA : Ayam Arab : 0,1% AL : Ayam Layer : 64,7% AB : Ayam Broiler : 0,77% IT : Itik : 26,3% ET : Entok : 2,29% PY : Puyuh : 7,05%
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
55
Persentase Kematian Kasus AI 70 60 50 40 30 20 10 0
Persentase Kematian Kasus AI
Grafik 33. Persentase Kematian Kasus AI Jawa Barat Tahun 2014 Berdasarkan informasi tabel data sekunder dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Barat selama kurun waktu tahun 2014, kita dapat melihat bahwa terdapat 69 kasus unggas mati di Jawa Barat pada tempat yang berbeda dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan Rapid Tes AI dengan hasil Positif. Dari masing masing kasus kematian unggas menggambarkan bahwa kasus kematian tertinggi di Jawa Barat terjadi pada ayam layer sebesar 64,7% hal ini menunjukkan bahwa virus AI sangat patogen terhadap ayam layer, selanjutnya Itik 26,3%, dan ayam kampung 24,8%. Sedangkan unggas lainnya persentase kematian cukup kecil diantaranya burung puyuh 7,05%, entok 2,29%, ayam broiler 0,77%, ayam arab 0,1%, dan ayam Bangkok 0,089%. Dinas melakukan pemeriksaan berdasarkan laporan kejadian dari penduduk setempat. Misalnya untuk kasus kejadian ayam yang mati mendadak pada suatu populasi kemudian petugas datang dan melakukan pemeriksaan dengan rapid test. Demikian juga dengan kasus penyakit lainnya diperiksa berdasarkan laporan penduduk.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
56
Jumlah Kasus Kematian Unggas Karena AI Pada Kabupaten/Kota 35 30 25 20 15 Jumlah Kasus Kematian Unggas Karena AI
10 5 0
Grafik 34. Jumlah kasus Kematian AI Jawa Barat Tahun 2014
Penyakit AI pada unggas masih endemik di Indonesia. Saat ini penyakit tersebar di 32 Provinsi. Kejadiannya terus berlangsung, mengakibatkan kematian pada unggas, untuk wilayah Jawa Barat kasus kematian unggas sudah menyebar ke suluruh wilayah kabupaten di Jawa Barat, kasus tertinggi berada di Kab. Indramayu yang tersebar pada 29 desa. Selanjutnya diikuti Kabupaten Sukabumi sejumlah 10 desa, Kabupaten Kuningan sejumlah 10 desa dan Kabupaten Bandung Barat sejumlah 6 desa. Berdasarkan dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat tahun 2012-2014 untuk kasus AI cenderung sama, tidak ada kenaikan kenaikan yang cukup signifikan.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
57
Peta I. Sebaran Avian Influenza di Jawa Barat Berdasarkan Pemeriksaan Rapid Tes Positif Tahun 2014
Gambar I. Sebaran Avian Influenza di Jawa Barat Berdasarkan Pemeriksaan Rapid Tes Positif Tahun 2014 Pada tahun anggaran 2015 Bidang Karantina Hewan memperoleh kegiatan dalam rangka Penguatan Operasional Karantina Pertanian dalam mendukung Peningkatan
Produksi
Pangan
berupa
kegiatan
Perjalanan
Pengamatan/Pemantauan Media Pembawa HPH/HPHK. Pengamatan/Pemantauan dilakukan terhadap pemasukan DOC (day old chicken) galur Grand Parent Stock/Parent Stock yang sedang menjalani masa karantina di instalasi milik swasta yang telah ditetapkan Kepala Badan Karantina Pertanian sebagai Instalasi Karantina. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pemantauan ini adalah ; Melihat ada/tidaknya indikasi keberadaan HPHK AI di daerah sebar karantina sehingga berdasarkan data penyakit AI yang terjadi di daerah sebar diharapkan dapat dibuat peta penyebaran penyakit AI dan mengetahui penerapan biosekuriti pada IKH DOC Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
58
BBKP Soekarno Hatta.
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan pemantauan ini
adalah dapat memberikan informasi tentang status dan situasi Penyakit High Pathogenic Avian Influenza (AI) dan penyebarannya dari Unggas Pedaging Impor yang melalui UPT Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta serta mengetahui penerapan biosekuriti pada IKH DOC BBKP Soekarno Hatta, sehingga memberikan gambaran untuk masyarakat umum dan pemegang kebijakan sehingga dapat dijadikan bahan rekomendasi. Pemantauan dilakukan oleh Balai Besar Karantina Hewan Soekarno-Hatta terhadap 14 IKH DOC BBKP Soekarno Hatta yang tersebar di Provinsi Jawa Barat. Pengumpulan
data-data
menggunakan
kuisioner
sebagai
perangkat
untuk
mengetahui penerapan terhadap biosecurity pada farm IKH dimaksud. Aspek yang ditanyakan dalam kuisioner meliputi isolasi, penerapan obat dan vaksin, kontrol lalu lintas dan sanitasi. Pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi lokasi IKH DOC BBKP Soekarno Hatta. Metode wawancara langsung terhadap manajer IKH DOC, dokter hewan, dan pekerja kandang. Serta observasi terhadap IKH DOC terkait kondisi biosekuriti IKH DOC. Pada saat kegiatan, dilakukan pengambilan sampel swab kloaka untuk selanjutkan dilakukan uji laboratorium PCR AI di Laboratorium milik BBKP Soekarno-Hatta. Disamping itu diamati pula situasi HPHK AI dan kondisi penerapan biosecurity secara tidak langsung dengan mengambil informasi dari manajemen farm dalam bentuk kuisioner. Informasi status dan situasi HPHK yang telah diperoleh selanjutnya dikompilasi dan dijelaskan secara deskriptif. Semua IKH yang digunakan dalam kegiatan merupakan instalasi milik perusahaan peternakan swasta yang aktif melaksanakan impor pada tahun 2104. Peternakan ayam yang digunakan sebagai IKH pada
kegiatan ini adalah tipe
grandparent stock (GPS) dan parent stock (PS). FAO (2004) menyatakan bahwa peternakan dengan sistem industri yang terintegrasi dan level biosekuriti yang tinggi termasuk dalam peternakan sektor satu. Peternakan tipe ini bertujuan untuk memproduksi ayam yang kemudian dipasarkan secara komersial. Perusahaanperusahaan swasta pemilik IKH ini merupakan pemasok utama bibit ayam (DOC) final stock (FS) yang kemudian akan dipelihara oleh peternak.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
59
Sumber informasi kuisioner yang digunakan untuk kegiatan ini adalah personel IKH. Satu IKH mempunyai personel yaitu manajer, dokter hewan, dan pekerja kandang. Pada beberapa sampel IKH yang diambil hanya terdapat satu dokter hewan untuk beberapa IKH, hal ini karena merupakan kebijakan perusahaan tersebut untuk menempatkan satu dokter hewan untuk beberapa IKH. Penilaian tingkat biosekuriti IKH dilakukan dengan menggunakan checklist yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai biosekuriti yang mencakup isolasi, kontrol lalu lintas, dan sanitasi. Terdapat total 21 pertanyaan yang mencakup isolasi, kontrol lalu lintas, dan sanitasi. Biosekuriti didefinisikan sebagai penerapan kontrol kesehatan dan usaha-usaha untuk mencegah tersebarnya agen infeksius baru ke dalam lingkungan. Isolasi merujuk kepada penempatan hewan di dalam lingkungan yang terkontrol. Kontrol lalu lintas sehubungan dengan biosekuriti mencakup lalu lintas keluar dari peternakan. Sanitasi merujuk kepada disinfeksi material maupun sarana prasarana di lingkungan peternakan. Berikut rekapitulasi hasil kuisioner kegiatan yang disampaikan dalam bentuk tabel :
Tabel 10. . Manajemen Pemeliharaan DOC dalam skala peternakan
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
60
Tabel 11. Manajemen Transportasi DOC
3.6. Kegiatan Lain-lain. A. Akreditasi SNI ISO/IEC 17025 ; 2008 Untuk mendukung terselenggaranya Sistem Manajemen Laboratorium perlu adanya sarana dan prasarana yang secara langsung berkaitan dengan Anggaran yang terencana dengan baik. Berdasarkan kegiatan ”Akreditasi SNI ISO/IEC 17025 : 2008” Laboratorium Karantina Hewan Soekarno telah melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan Akreditasi SNI ISO/IEC 17025 : 2008. Kegiatan Akreditasi SNI ISO/IEC 17025;2008 yang telah dilakukan Laboratorium Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah :
1. Validasi Metode Elisa Rabies Platelia Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta berketetapan untuk melaksanakan sistem manajemen mutu laboratorium yang berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008. Sesuai dengan persyaratan Komite Akreditasi Nasional bahwa laboratorium pengujian yang terakreditasi harus mampu menjamin unjuk kerja/ performa
laboratorium
yang
dapat
dibuktikan
dengan
melakukan
validasi
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
61
metode/verifikasi metode antar personel laboratorium. Laboratorium Karantina Hewan BBKP Soekarno Hatta akan melakukan penambahan ruang lingkup terhadap elisa Rabies dengan metode Elisa Rabies Platelia. Validasi metode/verifikasi metode antar personel laboratorium merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk mengetahui objektivitas hasil pengujian laboratorium dengan cara membandingkan hasil uji antar personel laboratorium dengan personel laboratorium lainnya dengan menggunakan contoh uji / spesimen dan metode uji yang sama serta waktu yang berbeda. Pada validasi /verifikasi metode tahun ini dilakukan untuk penambahan ruang lingkup pengujian yang akan diajukan yaitu ruang lingkup Elisa Rabies dengan Metode Elisa Rabies Platelia. Validasi/ Verifikasi Metode dilaksanakan oleh 5 personel Laboratorium . Adapun susunan peserta Validasi/ Verifikasi metode adalah sebagai berikut Tabel 12. Daftar Peserta Validasi/Verifikasi Metode No.
Peserta
Jabatan
1.
Drh Heny Sulistiyowati
Medik Veteriner
2.
Drh Sri Idealti Purba
Medik Veteriner
3.
Drh Evie Setyani
Medik Veteriner
4.
Endang Setyasih Y A, A.Md
Paramedik Veteriner
5.
Lusi Adriani, A.Md
Paramedik Veteriner
2. Uji Profisiensi Untuk memenuhi salah satu persyaratan SNI ISO/IEC 17025;2008, bahwa laboratorium harus melakukan uji profisiensi yang diselenggarakan oleh KAN sebagai bukti unjuk kerja laboratorium. Kegiatan profisiensi dilaksanakan minimal satu kali dalam setahun untuk semua parameter sesuai ruang lingkup pengujian selain itu bertujuan untuk pengendalian mutu
terkait dengan pemantauan
keabsahan pengujian. Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
62
Sehubungan dengan pentingnya kegiatan tersebut Laboratorium Karantina Hewan ikut berpartisipasi uji profisiensi dengan lingkup pengujian RBT Brucella pada tanggal 26 Agustus 2015 dan Mikrobiologi TPC pada tanggal 31 Agustus 2015 yang diselenggarakan oleh BBUSKP dan lingkup pengujian HA/HI AI pada tanggal 30 Juni 2015 dan HA/HI ND pada tanggal 1 Juli 2015 yang diselenggarakan oleh Bbalitvet, Bogor.
3. Uji Banding Uji banding antar laboratorium adalah pengelolaan, unjuk kerja dan evaluasi pengujian atas bahan yang sama atau serupa oleh beberapa laboratorium yang berbeda sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, sebagai unjuk kerja personel dan
memantapkan
performance
laboratorium
serta
memenuhi
salah
satu
persyaratan untuk mendapatkan akreditasi. 1. Sebagai Penyelenggara Uji Banding Pada tanggal 17-18 Februari 2015 Laboratorium Karantina Hewan Soekarno Hatta menyelenggarakan Uji Banding Elisa Rabies dengan metode Elisa Rabies Pusvetma dan Elisa Rabies Platelia yang diikuti oleh enam laboratorium veteriner lainnya yaitu, Laboratorium KH BBKP Surabaya, BKP Kelas I Cilegon, Dinas Pertanian dan Perikanan DKI Jakarta, BBUSKP, BBVet Subang. Hasil dari Uji Banding setelah dilakukan pengolahan data dinyatakan bahwa Laboratorium Karantina Hewan dengan laboratorium veteriner lainnya tidak berbeda nyata. Kegiatan ini menggunakan anggaran DIPA tahun 2015 dan diikuti oleh enam laboratorium termasuk laboratorium BBKP Soekarno-Hatta. 2. Sebagai Peserta Uji Banding
Elisa Rabies Pusvetma dan Pewarnaan Giemsa Terhadap Trypanosoma sp pada tanggal 12 November 2015 diselenggarakan oleh BBKP Makassar
RBT Brucella pada tanggal 5 November 2015 diselenggarakan oleh BKP kelas II Palangkaraya
HA/HI AI dan ND pada tanggal 19 November 2015 diselenggarakan oleh BKP Kelas I Palembang
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
63
Deteksi Mycobacterium avium subsp. Paratuberculosis dengan metode PCR pada tanggal 1-2 Desember 2015 diselenggarakan oleh BBUSKP
Elisa Rabies Pusvetma dan HA/HI AI pada tanggal 14-15 Desember oleh BKP Kelas I Balikpapan.
4. Audit Internal Laboratorium harus secara periodik, dan sesuai dengan jadwal serta prosedur yang telah ditetapkan melakukan audit internal untuk memverifikasi
kegiatan
berlanjut sesuai dengan persyaratan standard sistem manajemen mutu berdasarkan SNI ISO/IEC 17025;2008. Kegiatan audit internal laboratorium dilakukan bersamasama dengan laboratorium karantina tumbuhan dilaksanakan pada tanggal 19-21 Oktober 2015.
5. Kaji Ulang Manajemen Kaji ulang manajemen dilakukan untuk menentukan kesesuaian, kecukupan dan efektifitas penerapan sistem
manajemen mutu sehingga mencapai sasaran
yang ditetapkan. Agar sistem berjalan sesuai dengan panduan mutu yang telah ditetapkan, maka Laboratorium BBKP Soekarno Hatta melakukan Kaji Ulang Manajemen secara rutin setiap tahunnya. Pada tahun 2015 Kaji ulang Manajemen dilaksanakan pada tanggal 23-27 November 2015.
B. Studi Banding Dalam rangka meningkatkan referensi penerapan sistem manajemen mutu dan untuk mengaplikasikannya dalam kegiatan pengujian dilaksanakan kegiatan studi banding. Studi banding tahun 2015 dilaksanakan ke beberapa tempat yaitu: a. BBVet Denpasar dan BKP kelas I Denpasar pada tanggal 12-14 Agustus 2015 b. BBVet Wates pada tanggal 17-18 Agustus 2015 c. BBKP Surabaya pada tanggal 25-26 September 2015 d. BBVet Medan pada tanggal 5-7 Oktober 2015 Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
64
C. Kalibrasi Alat Semua peralatan untuk melakukan pengujian telah dilakukan kalibrasi guna menjamin akurasi atau keabsahan hasil pengujian. Data alat yang telah dikalibrasi ada pada lampiran 5.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
65
BAB IV KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA TUMBUHAN
4.1. Kegiatan Pemeriksaan Karantina Tumbuhan A. Gambaran Umum Bidang Karantina Tumbuhan telah melaksanakan tugasnya dalam pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati nabati, dan sarana teknik, serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi sesuai dengan
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku.
Penyelenggaraan
perkarantinaan tumbuhan menggunakan sumber dana yang teralokasi dalam DIPA BBKP Soekarno Hatta Tahun Anggaran 2015. Pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan yang meliputi pelayanan kegiatan karantina tumbuhan impor, ekspor dan antar area dilaksanakan di 28 tempat pemasukan dan pengeluaran. Pelaksanaan kegiatan operasional karantina tumbuhan dilaksanakan dengan tindakan 8 P yaitu Pemeriksaan, Penahanan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan. Dalam pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan, Bidang Karantina Tumbuhan sudah menerapkan standar pelayanan publik. Pengawasan keamanan hayati nabati dilakukan terhadap (1) pemasukan agensia
hayati
yang
mengacu
411/Kpts/TP.120/6/1995 tentang
pada
Keputusan
Menteri
Pertanian
No.
Pemasukan Agens Hayati Ke Dalam Wilayah
Negara Republik Indonesia dan (2) keamanan pangan segar asal tumbuhan yang mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No. 88/Permentan/PP.340/12/2011 tentang Pengawasan Keamanan Pangan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pangan Segar Asal Tumbuhan. Dalam rangka pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan dan Pengawasan keamanan hayati nabati tersebut, Bidang Karantina Tumbuhan didukung oleh jumlah sumberdaya manusia sebanyak 60 orang (3 struktural, 14 POPT Ahli dan 4 POPT Ahli Tugas Belajar, 30 POPT Terampil, 2 PMHP dan 7 tenaga Fungsional Umum), Laboratorium, instalasi karantina tumbuhan dan sarana pendukung lainnya. Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
66
Laboratorium Karantina Tumbuhan sudah dapat melakukan pengujian terhadap
organisme
pengganggu
tumbuhan
karantina
jenis
virus,
bakteri,
phytoplasma, cendawan, nematoda, moluska, gulma, serangga, dan tungau. Untuk dua ruang lingkup pengujian yaitu Elisa Test terhadap Clavibacter michiganensis pv. michiganensis (CMM) dan Pseudomonas syringae pv. syringae (PSS) sudah mendapat akreditasi dari KAN (Komite Akreditasi Nasional). Pada tahun 2015 ini Laboratorium Karantina Tumbuhan telah mengusulkan penambahan dua ruang lingkup pengujian yaitu Pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) pada Pseudomonas
syringae
pv.
syringae
(PSS),
dan
pengujian
nematoda
Aphelenchoides besseyii pada padi. Hasil intersepsi laboratorium karantina tumbuhan selama tahun 2015 telah menemukan sebanyak 11 jenis organisme pengganggu tumbuhan karantina pada 15 jenis media pembawa. Dewasa ini lalu-lintas media pembawa OPTK semakin meningkat baik jenis media pembawanya ataupun frekuensinya, perkembangan teknologi pengujian semakin meningkat, maka kemampuan pengujian laboratorium karantina tumbuhan harus selalu ditingkatkan.
B. Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan
Kegiatan sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan meliputi kegiatan Karantina Tumbuhan Impor, ekspor, Antar Area Masuk dan Antar Area Keluar. Data Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan tersaji dalam tabel 1. Pada tahun 2015 frekuensi kegiatan sertifikasi dan operasional pemeriksaan karantina tumbuhan di BBKP Soekarno Hatta adalah 55.309 kali. Frekuensi tersebut meningkat 29,86 % (12.717 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang lalu yaitu 42.592 kali. Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan di BBKP Soekarno Hatta paling banyak adalah Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar (28.855 kali), disusul secara berurut oleh Kegiatan Karantina Tumbuhan Ekspor (15.205 kali), Kegiatan Karantina Tumbuhan Impor (4.958 kali) dan Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk (11 kali).
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
67
Frekuensi Kegiatan Sertifikasi dan Operasional Pemeriksaan Karantina Tumbuhan tersaji dalam Grafik. Volume
impor
media
pembawa
OPTK
pada
tahun
2015
adalah
13.771.466,93 kilogram, 122.927.306 batang, 813.271,50 kemasan, 25.847,85 M3, 900.000 ekor dan 435 botol.
KALI
Grafik 35. Frekwensi Kegiatan Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta 2015.
30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0
28,855 5,130
13,359
24,086
15,205
4,958 17
11
Impor Ekspor Antar Area Masuk
Antar Area Keluar
Tahun 2014
Impor 5,130
Ekspor 13,359
Antar Area Masuk 17
Antar Area Keluar 24,086
Tahun 2015
4,958
15,205
11
28,855
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
68
1. Kegiatan Karantina Tumbuhan Impor
Pada tahun 2015 frekuensi pemasukan/impor media pembawa OPTK melalui BBKP Soekarno Hatta adalah sebanyak 4.958 kali. Frekuensi tersebut menurun 3,35 % (172 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang lalu yaitu 5.130 kali. Dalam kegiatan impor tersebut frekuensi media pembawa yang paling banyak masuk adalah hasil tanaman hidup (2.891 kali), kemudian disusul secara berurut oleh pemasukan hasil tanaman mati (1.829 kali), benih (236 kali) dan benda lain (2 kali) (Lihat Grafik 2.). Volume impor media pembawa OPTK pada tahun 2015 adalah 3.103.429,16 kilogram, 2.943.403 batang, 625,13 M3, 900.000 ekor dan 435 botol.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
69
3,500
3,015
2,891
3,000 2,500
1,808
KALI
2,000
1,829
1,500 1,000 500 0
304 Benih
236
2
3
Tahun 2014
304
Hasil Tanaman Hidup 3,015
Tahun 2015
236
2,891
Hasil Tanaman Mati 1,808
Benda Lain
1,829
2
3
Grafik 36. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Impor BBKP Soekarno Hatta 2015
2. Kegiatan Karantina Tumbuhan Ekspor Pada tahun 2015 frekuensi ekspor media pembawa OPTK ke luar negeri melalui BBKP Soekarno Hatta adalah sebanyak 15.205 kali. Frekuensi tersebut meningkat 3,35 % (1.846 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang lalu yaitu 13.359,00 kali. Dalam kegiatan ekspor tersebut frekuensi media pembawa yang paling banyak masuk adalah hasil tanaman hidup (13.115 kali), kemudian disusul secara berurut oleh pemasukan hasil tanaman mati (1.314 kali), benih (756 kali) dan benda lain (20 kali) (Lihat Grafik 3.). Volume
ekspor
media
pembawa
OPTK
pada
tahun
2015
adalah
8.941.856,30 kilogram, 113.508.206,00 batang, 0,50 kemasan, 25.222,72 M3.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
70
13,115
14,000 12,000 8,901
10,000
KALI
8,000 6,000
3,567
4,000 2,000 0
887
1,314
756
Benih
20
4
Tahun 2014
887
Hasil Tanaman Hidup 8,901
Tahun 2015
756
13,115
Hasil Tanaman Mati 3,567
Benda Lain
1,314
20
4
Grafik 37. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Ekspor BBKP Soekarno Hatta 2015
3. Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Pada tahun 2015 frekuensi kegiatan karantina tumbuhan antar area masuk media pembawa OPTK dari Area Lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia yang dilaporkan di BBKP Soekarno Hatta adalah sebanyak 11 kali. Frekuensi tersebut menurun 35,29 % (6 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang lalu yaitu 17 kali. Dalam kegiatan karantina antar area masuk tersebut frekuensi media pembawa yang paling banyak masuk adalah benih (8 kali), kemudian disusul secara berurut oleh pemasukan hasil tanaman mati (2 kali), dan hasil tanaman hidup (1 kali) (Lihat Grafik 37.). Volume kegiatan karantina tumbuhan antar area masuk
media pembawa
OPTK pada tahun 2015 adalah 1.228,60 kilogram dan 14,00 batang.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
71
10
KALI
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
8
4 3 2 1 0
Tahun 2014
4
Hasil Tanaman Hidup 3
Tahun 2015
8
1
Grafik 38.
Benih
0
Hasil Tanaman Mati 10
Benda Lain
2
0
0
Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk BBKP Soekarno Hatta 2015.
4. Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar Pada tahun 2015 frekuensi kegiatan karantina tumbuhan antar area keluar media pembawa OPTK ke Area Lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia melalui BBKP Soekarno Hatta adalah sebanyak 28.855 kali. Frekuensi tersebut meningkat 19,80 % (4.769 kali) dibandingkan dengan frekuensi tahun 2014 yang lalu yaitu 24.086,00 kali. Dalam kegiatan karantina tumbuhan antar area keluar tersebut frekuensi media pembawa yang paling banyak keluar adalah hasil tanaman hidup (17.093 kali), kemudian disusul secara berurut oleh pengeluaran hasil tanaman mati (9.361 kali), dan benih (2.401 kali) (Lihat Grafik 5.). Volume kegiatan karantina tumbuhan antar area keluar media pembawa OPTK pada tahun 2015 adalah
1.724.952,87 kilogram, 6.475.683,00 batang dan
31.109,00 kemasan
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
72
Grafik 5. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar 17,093
KALI
20,000
13,134 8,954
9,361
10,000 1,998 0
2,401
Benih
0
Tahun 2014
1,998
Hasil Tanaman Hidup 13,134
Tahun 2015
2,401
17,093
0
Hasil Tanaman Mati 8,954
Benda Lain
9,361
0
0
Grafik 39. Frekuensi Kegiatan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar BBKP Soekarno Hatta 2015 C. Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 1. Kegiatan Laboratorium OPTK Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta merupakan sarana kegiatan pengujian berupa deteksi, identifikasi dan diagnostik dimana hasil pelaksanaan pengujian tersebut merupakan tahapan penting dalam mendukung keputusan setiap pemasukan dan pengeluaran lalu lintas komoditas tumbuhan yang melalui Bandara Soekarno Hatta. Pengujian adalah penentuan satu atau lebih karakteristik dari suatu obyek penilaian menurut prosedur. Prosedur sendiri adalah cara
tertentu untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau proses. Pengujian biasanya berlaku untuk bahan, produk atau proses menurut prosedur. Kegiatan pelayanan pengujian dan laboratorium secara umum adalah untuk memenuhi standarisasi, dimana segala jenis bahan, produk, dan proses adalah sesuai dengan standar tertentu yang ditetapkan untuk menjaga kualitas dan keberterimaan suatu produk/jasa di masyarakat/konsumen.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
73
Dalam melaksanakan pengujian, Laboratorium BBKP Soekarno-Hatta selalu berusaha memberikan jaminan akurasi hasil uji, salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium SNI ISO/IEC 17025:2008. Beberapa kegiatan harus dilaksanakan oleh laboratorium guna memenuhi standar yang telah ditetapkan sesuai SMM Laboratorium 17025:2008. Adapun kegiatan – kegiatan dimaksud dan telah dilaksanakan oleh Laboratorium Karantina Tumbuhan adalah sebagai berikut: a. Verifikasi metode dan validasi personel. Validasi adalah konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan bukti yang obyektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus dipenuhi. Verifikasi metode dilakukan untuk memastikan bahwa metode pengujian dimaksud merupakan metode uji yang efektif digunakan dalam pengujian sedangkan validasi personel diperlukan untuk memastikan serta memelihara kompetensi personel dalam melakukan pengujian. Tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut:
Tahap persiapan dan penyusunan Tim pelaksana kegiatan.
Tahap persiapan antara lain meliputi : penyediaan sampel uji validasi yang seragam, penyediaan bahan uji validasi sesuai dengan metoda uji yang akan divalidasi .
Tahap pelaksanaan validasi: dilaksanakan pada masing-masing laboratorium pelaksana validasi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Tahap pengolahan data hasil validasi: data hasil
validasi metoda yang
diperoleh dari masing-masing laboratorium pelaksana, diolah dan dianalisis oleh pengelola
validasi kemudian di bahas dalam rapat internal untuk
menyimpulkan hasil validasi laboratorium Karantina Tumbuhan.
Tahap pelaporan : tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan validasi. Validasi/ verifikasi metode
dilaksanakan oleh personel laboratorium
Karantina Tumbuhan dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
Verifikasi metode PCR dan validasi personel untuk deteksi Pss dan Cmm
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
74
Verifikasi metode Baerman Funnel dan validasi personel untuk deteksi dan identifikasi nematoda Aphelenchoides besseyi
Validasi personel menggunakan Uji ELISA terhadap Pss menggunakan teknik Indirect ELISA dan
uji ELISA terhadap Cmm menggunakan teknik Direct
ELISA b. Uji Banding Uji banding merupakan rangkaian kegiatan untuk membandingkan hasil uji suatu sampel laboratorium yang satu dengan laboratorium sejenis lainnya dengan metode pengujian yang sama, setara, atau dengan metode yang lebih canggih, dalam rangka mendeteksi dan mengidentifikasi OPT/OPTK. Kegiatan ini dimaksudkan agar kompetensi personel laboratorium akan tetap terpelihara sehingga dapat melakukan pengujian dengan akurasi hasil yang dapat dipertanggungjawabkan Kegiatan ini meliputi unjuk kerja terhadap pengujian
OPTK Pss, Cmm
dengan menggunakan metode Elisa test dan PCR serta deteksi dan identifikasi Aphelenchoides besseyi dengan metode Baerman Funnel. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: Tahap persiapan antara lain meliputi : penyediaan sampel uji banding yang seragam, penyediaan bahan uji banding, dan uji homogenitas. Tahap pengiriman sampel dan bahan uji banding ke masing-masing laboratorium pelaksana. Tahap pelaksanaan uji banding : dilaksanakan pada masing-masing laboratorium pelaksana uji banding secara serentak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh laboratorium BBKP Soekarno Hatta sebagai penyelenggara uji banding. Tahap pengolahan data dan pelaporan hasil uji banding : data hasil uji banding yang diperoleh dari masing-masing laboratorium pelaksana, diolah dan dianalisis oleh pengelola uji banding kemudian di bahas dalam rapat internal untuk menyimpulkan hasil uji banding laboratorium
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
75
Kegitan
uji
banding
laboratorium
karantina
Tumbuhan
(
sebagai
penyelenggara) dilaksanakan pada bulan Pebruari 2015 dan diikuti oleh 7 (tujuh) laboratorium sebagai peserta. Hasil uji banding dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 13. Hasil Uji Banding Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta 2015. Waktu pelaksanaan (tgl. Bln, tahun) 12-17 Februari 2015
12-17 Februari 2015
Hasil
Parameter Uji Banding Aphelenchoides besseyi
Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis
Lab. Peserta
BBUSKP
Uji Banding Lab Peserta Memuaskan
BBKP Tanjung Priok
Memuaskan
BBKP Makasar
Memuaskan
BBKP Surabaya
Memuaskan
BKP Denpasar
Memuaskan
BKP Palembang
Memuaskan
BBUSKP
Memuaskan
BBKP Tanjung Priok
Memuaskan
BBKP Makasar
Memuaskan
BBKP Surabaya
Memuaskan
BKP Palembang
Memuaskan
BKP Denpasar
Memuaskan
BBKP Medan
12-17 Februari 2015
Pseudomonas syringae pv.syringae
BBUSKP
Memuaskan
BBKP Tanjung Priok
Memuaskan
BBKP Makasar
Memuaskan
BBKP Surabaya
Memuaskan
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
76
BKP Palembang
Memuaskan
BKP Denpasar
Memuaskan
BBKP Medan
Dari hasil kegiatan uji banding dapat disimpulkan bahwa unjuk kerja serta kompetensi personel laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta masih terpelihara dengan baik. Selain sebagai penyelenggara, laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno
Hatta
juga
berpartisipasi sebagai peserta
uji banding yang
diselenggarakan oleh laboratorium lain seperti tertera pada Tabel 3.
Tabel 14.
NO .
1
2
3
Partisipasi Laboratorium Karantina Tumbuhan sebagai Peserta Uji Banding yang Diselenggarakan Laboratorium Lain.
PENYELEN GGARA UJI BANDING BKP Kelas II Pangkalpinan g
BKP Kelas I Jambi
BBKP Tanjung priok
RUANG LINGK UP
METODE PENGUJIA N
WAKTU PELAKSA NAAN
ANALIS
PENYE LIA
Triboliu m castaneu m
Direct inspection
09-10 Pebruari 2015
S. Mona Astrid S., S.Si
Ratih K, SP. M.Si
Helminth osporiu m solani
Direct inspection
15-22 April 2015
Mila seri Rezeki, SP
Juwarti, SP
Araeceru s fascicula tus
Direct inspection
25-26 Nov 2015
Dewi Susanti, SP
Ratih K, SP. M.Si
Lalat buah
Direct inspection
25-27 Mei 2015
Ratih K, SP. M.Si
Iman Suryaman, SP, M.Si
Helmintos porium solani
Direct inspection
25-27 Mei 2015
Juwarti, SP
Dra. Endang Winarni
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
77
Direct inspection
25-27 Mei 2015
Davit Dariansyah, SP
Agusman Jaya, SP, M.Si
SLRSV
TAS ELISA
25-26 Mei 2015
Dewi Susanti, SP
Sri Setiyawati, S.Si, M.Si
Pantoea stewartii
Coumpound , ELISA
25-26 Mei 2015
S. Mona Astrid Sibarani, S.Si
Morisa Purba, SP, M.Si
Direct inspection
27 Agustus 2015
Aprilyani, SP
Ratih K, SP. M.Si
Aphelenc hoides besseyi
Direct inspection
14-17 September 2015
Davit Dariansyah, SP
Juwarti, SP
Panonychu s citri
Trogode rma granariu m 4
BBUSKP
(uji profisien si )
5
BKP Kelas I Mataram
Bactroce ra sp
Direct inspection
25-27 Mei 2015
Dewi Susanti, SP
Ratih K, SP. M.Si
6
BKP Kelas II Tanjung pinang
Triboliu m castaneu m
Direct inspection
05-06 Mei 2015
Dewi Susanti, SP
Ratih K, SP. M.Si
Direct inspection
10-11 September 2015
Mila seri Rezeki, SP
Ratih K, SP. M.Si
Parineal
10-11
Davit
Aprilyan
Araecerus fasciculatu s Hypothene mus hampei Sitophilus oryzae
7
BKP Kelas I Denpasar
Tribolium sp Rhizophert a domonica Oryzaephil us sp
Globode Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
78
ra rostochie nsis
September 2015
Dariansyah, SP
i, SP
Direct inspection
14-16 September 2015
Mila seri Rezeki, SP
Ratih K, SP. M.Si
Direct inspection
14-16 September 2015
Mila seri Rezeki, SP
Juwarti, SP
ELISA test
15-16 Oktober 2015
Aprilyani, SP
Sri Setiyawati, S.Si, M.Si
PCR
20-Nov-15
Sri Setiyawati, S.Si, M.Si
Dra. Endang Winarni
ELISA test
24-25 November 2015
Aprilyani, SP
Morisa Purba, SP, M.Si
pattern
Ahasverus advena Araecerusf asciculatus Cryptolest es ferrugineu s Carpophil us dimidiatus
8
BBKP Makassar
Oryzaephil us surriname nsis Tribolium castaneum Alternaria alternata Curvularia lunata Ephelis oryzae
9
BKP Kelas I Palembang
TuMV
10
BKP Kelas II Palagkaraya
Lethal Yellowing
11
BKP Kelas I Pontianak
Alfalfa mosaic virus (AMV)
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
79
c. Kalibrasi alat. Peralatan
laboratorium
merupakan
salah
satu
faktor
yang
dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Untuk itu alat perlu dipelihara dan dikalibrasi sacara teratur. Kalibrasi dalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik. Tahun 2015 alat – alat laboratorium KT telah dikalibrasi dan diutamakan alat-alat untuk pengujian yang termasuk dalam ruang lingkup akreditasi yaitu alat untuk pengujian dengan menggunakan metode ELISA test, PCR dan baerman funnel.
d. Bahan Pengujian Laboratorium. Selain alat uji, ketersediaan bahan pengujian di laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta juga merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pengujian. Pengadaan bahan laboratorium diharapkan dapat menjadi fasilitas dalam melakukan fungsi laboratorium dalam mendukung kegiatan pemeriksaan fisik dalam mendeteksi dan mengidentifikasi OPT/OPTK yang terbawa oleh media pembawa.
2. Kegiatan Laboratorium Keamanan Hayati Nabati Dewasa ini tuntutan mutu dan keamanan pangan seperti pangan yang berkualitas, pangan yang sehat untuk dikonsumsi, pangan yang tidak mengandung cemaran baik cemaran biologi ataupun cemaran kimia merupakan suatu kebutuhan.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
80
Keputusan yang diambil harus berdasarkan bukti ilmiah (Scientific Justification) yang kuat. Pengujian laboratorium dengan menggunakan peralatan yang mampu mendeteksi adanya cemaran dalam waktu cepat sangat diperlukan. Laboratorium Pangan Segar Asal Tumbuhan yang dimiliki oleh Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta sudah memiliki peralatan untuk deteksi residu pestisida, logam berat, mikotoksin dan cemaran biologi. Peralatan tersebut adalah: a) Atomic Absorption Spectrofotometer (Untuk Pengujian Logam Berat) b) High Performance Liquid Chromatography (Untuk Pengujian Logam Berat, Residu Pestisida, dan Formalin) c) Gas Chromatography (Untuk Pengujian Residu Pestisida) d) Polymerase chain reaction (PCR) untuk pengujian kandungan E.
coli dan
Salmonella spp Bahan uji yang dimiliki oleh Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta adalah 50 bahan standar untuk pengujian cemaran seperti yang tercantum dalam permentan 88 Tahun 2011. Sumber daya manusia yang mampu menjalankan laboratorium keamanan pangan segar asal tumbuhan 2 (dua) orang. Saat ini satu orang petugasnya sedang mengambil program Strata S2 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kegiatan laboratorium pangan segar asal tumbuhan di Laboratorium PSAT, Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta pada tahun 2015 tidak ada, karena tenaga pengujinya sedang pendidikan. Pengujian Pangan Segar Asal Tumbuhan yang masuk melalui BBKP Soekarno Hatta pada tahun ini, khususnya yang berasal dari negara-negara yang belum mendapatkan pengakuan dari Badan Karantina Pertanian menggunakan laboratorium pihak ketiga yaitu PT. Angler di Surabaya. Berdasarkan rekapitulasi data pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan tahun 2015 yang tertera pada Tabel 4. menunjukkan bahwa PSAT yang masuk melalui BBKP Soekarno Hatta lebih banyak dari negara-negara yang sudah mendapatkan pengakuan dari Badan Karantina Pertanian seperti Australia, USA, Selandia Baru dan Kanada dibandingkan dari negara yang belum mendapatkan pengakuan.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
81
D. Kegiatan intersepsi OPT/OPTK Laboratorium Karantina Tumbuhan terdiri dari delapan (8) unit laboratorium yaitu: laboratorium mikologi, laboratorium entomologi, laboratorium biomolekuler, laboratorium
virologi,
laboratorium
bakteriologi,
laboratorium
nematologi,
laboratorium Gulma. Masing – masing laboratorium melayani pengujian untuk deteksi dan atau identifikasi OPT/OPTK sesuai target pengujian. Dalam tahun 2015 ini Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta menerima 468 permohonan pengujian, jumlah ini meningkat sekitar 30 % dibanding penerimaan permohonan pengujian pada tahun 2014 sebanyak 320 permohonan pengujian. Jenis-jenis komoditas yang diuji di laboratorium Karantina Tumbuhan Tahun 2015 adalah: Padi, jagung, kedelai, strawberi, bibit krisan, bibit lilium, benih cabe, tomat, rasberi, tembakau, terong, tomat, bunga kol, dll. Pengujian untuk mendeteksi dan atau identifikasi dilakukan dengan menggunakan metode Blotter test, Washing test, Growing on test untuk identifikasi Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
82
target pengujian OPTK golongan cendawan; metode Elisa, metode PCR dan Diagnostik agar untuk target pengujian OPTK golongan Bakteri; metode Elisa, metode Growing on test dan metode PCR untuk target pengujian OPTK golongan Virus; metode Baerman Funnel untuk identifikasi OPTK golongan nematoda; Identifikasi secara morfologi untuk identifikasi target pengujian OPTK golongan serangga; dan metode analisa kemurnian untuk pengujian OPTK golongan gulma. Berdasarkan metode yang digunakan, laboratorium Karantina Tumbuhan telah menggunakan beberapa metode untuk pengujian. Frekuensi penggunaan metode uji selama tahun 2015 tersaji pada Tabel 5.
Tabel 16. Frekuensi Penggunaan Metode Uji di Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015.
Frekuensi No.
Metode Uji Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agts
Sep
Okt
Nov
Des
Jum
1
Baermann funnel
9
17
20
25
60
11
13
117
21
44
13
29
379
2
Blotter test
33
24
18
24
80
38
25
149
25
58
27
31
532
3
Direct inspection
31
51
49
59
139
61
25
69
41
82
61
29
697
4
ELISA test
31
25
20
35
123
27
12
144
18
26
18
16
495
5
PCR
37
20
23
39
131
45
21
188
37
48
25
34
648
6
Washing test
0
1
0
1
3
0
0
0
0
0
4
0
9
Sedangkan dari hasil pengujian, laboratorium Karantina Tumbuhan
telah
dapat mendeteksi dan mengidentifikasi adanya target pengujian. Frekuensi Temuan Jenis OPT/K Di Laboratorium Karantina Tumbuhan dapat dilihat pada Tabel 6.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
83
Tabel 17. Frekuensi Temuan Jenis OPT/K Di Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta 2015 Frekuensi Temuan Pada Bulan No.
Jenis OPT/K
Aphelenchoide
1
s besseyi Aphelenchoide
2
s fragariae
Jml Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
2
1
1
2
0
1
0
1
3
6
1
5
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
5
1
0
1
1
0
1
2
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
3
2
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
23
3
Pseudomonas syringae
3
pv.
11
syringae Burkholderia
4
glumae
3
Botrytis cinerea (anamorph
5
Botryotinia fuckeliana) Clavibacter michiganensis
6
subsp. michiganensis Pantoea
7
stewartii Pratylenchus
8
vulnus Pseudomonas
9
viridiflava
1
2
1
Erwinia 10
carotovora subsp. atroseptica
11
PNRSV
1 0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
84
0
1
Selama tahun 2015 Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta
telah menemukan sebanyak 11 Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina dengan jumlah frekuensi temuan sebanyak 53 kali. Frekuensi jenis OPTK dari yang paling sering ditemukan secara berurut adalah Aphelenchoides besseyi (23 kali), Pseudomonas syringae pv. syringae(11 kali), Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis (4 kali), Aphelencoides fragariae(3 kali), Burkholderia glumae (3 kali), Botrytis cinerea (anamorph Botryotinia fuckeliana)(3 kali), Pratylenchus vulnus (2 kali), Pantoea stewartii (1 kali), Pseudomonas viridivlava (1 kali), Erwinia carotovora subsp. atroseptica (1 kali), dan virus PNRSV (1 kali). E. Akreditasi Laboratorium Laboratorium BBKP Soekarno Hatta, telah menerapkan sistem manajemen manajemen mutu berdasarkan SNI ISO 17025 tahun 2008, terhitung tanggal 1 Oktober 2010. Selanjutnya pada bulan Oktober 2012 Laboratorium BBKP Soekarno Hatta telah mendapatkan akreditasi SNI 17025 dari Komite Akreditasi Nasional. Audit survelen pertama oleh Komite Akreditasi Nasional pada tanggal 26 september 2013 dengan hasil 23 Temuan Katagori 2 dan 9 Temuan katagori 3. Ketidakseuaian meliputi persyaratan manajemen 12 dan persyaratan teknis 12. Untuk menjaga status akreditasi dapat dipertahankan telah dilakukan perbaikan pada 12 Nopember 2013, hingga selesai pada April 2014.
Selanjutnya survelen KAN pada tanggal
tahun 2014. Tahun 2014 telah dilakukan survelen 28-29 Mei 2015 dengan 10 temuan dan 7 temuan penambahan ruang lingkup laboratorium nematologi BBKP Soekarno Hatta.
Hasil survelen yang telah dilakukan perbaikan dan tindakan
kesesuaian selesai sesuai dengan Surat KAN No. 5854/4.a2/LP/10/15 tanggal 15 Oktober
telah menetapan untuk mempertahankan status akreditasi laboratorium
BBKT Soekarno Hatta.
Tahun 2016 Laboratorium BBKP Soekarno Hatta akan
menjalani penilaian ulang atau reasesment sesuai dengan masa berlakunya akreditasi KAN bulan September 2016.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
85
1. Audit Internal Didalam penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan
SNI ISO/IEC
17025 tahun 2008, pelaksanaan audit internal merupakan salah satu kegiatan yang disyaratkan untuk dilaksanakanpada laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta, telah dilakukan survelens oleh KAN pada tanggal 5-8 Mei 2015, dimana dalam temuan 10 bidang yang ditinjau dan 7 bidang dalam Penambahan ruang lingkup. Audit internal tahun ini merupakan audit untuk menyempurnakan hasil survelen eksternal dengan harapan akan terpenuhinya pelaksanaan SMM Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Perbaikan audit internal dilakukan pada tanggal 17 s/d 28 Oktober 2015 dengan tengat waktu sampai dengan dilakukannya reiveu kaji ulang manajemen. Audit internal berdasarkan surat perintah Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta nomor 2672/KP.340/L.8.A/10/2015 tanggal 13 Oktober 2015. Maksud Audit Internal Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah memeriksa pemenuhan sistem manajemen mutu yang diterapkan terhadap SNI ISO 17025-2008 atau kriteria yang relevan; dengan sasaran adalah, memeriksa kesesuaian penerapan semua kebijakan dan prosedur yang terdokumentasi pada seluruh tingkatan kerja. Memenuhi persyaratan standar mutu dan merupakan alat manajemen untuk melakukan perbaikan;
Memonitor
pencapaian sasaran mutu terhadap sasaran mutu yang telah direncanakan; Monitoring pemeliharaan dan efektifitas sisitem mutu yang telah diterapkan; Mengumpulkan,
memecahkan
kendala pelaksanaan prosedur dalam rangka
perbaikan sistim mutu. Selain itu audit internal sebagai mata dan telinga manajemen yang membutuhkan kepastian bahwa kebijakan yang telah diterapkan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang, serta merupakan monitoring dari struktur manajemen organisasi yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen SMM dalam panduan mutu yang telah ditetapkan.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
86
2. Kaji Ulang Manajemen SNI ISO/IEC 17025 tahun 2008 Audit survelen 2015 telah dilaksanakan oleh KAN pada tanggal 28-29 Mei 2015 oleh asessor Drh. Tati Aryanti MP, Ir. Dewi Taliroso, MM, MSi.; juga telah memperbaiki sistim mutu laboratorium sebagai hasil dari perbaikan yang merupakan tindak lanjut survelen, demikian pula penambahan ruang lingkup laboratorium nematology karantina tumbuhan yang masih terus dalam perbaikan berikut dokumen mutu, teknis dan formulir yang berkaitan dengan ruang lingkup. Kaji Ulang manajemen merupakan rapat evaluasi tahunan, yang dipimpin oleh Manajer Puncak. Dalam Standar ISO/SNI 17025:2008 point 4.15 tentang kaji ulang manajemen adalah untuk memastikan kesinambungan kecocokan kebijakan prosedur, laporan staf manajerial dan penyelia, analis, hasil audit internal dan eksternal, hasil uji banding dan profisiensi, perubahan volume dan jenis pekerjaan, feed back customers, pengaduan, rekomendasi peningkatan, QC laboratory, sumberdaya dan pelatihan. Rapat Kaji Ulang Manajemen Sistim Manajemen Mutu Laboratorium BBKP Soekarno Hatta dilaksanakan di Hotel Batiqa Cirebon Jawa Barat pada tanggal 2325 Nopember 2015 yang menetapkan perihal perbaikan dalam rangka meningkatkan sistim manajemen mutu di BBKP Soekarno Hatta, adalah sbb: 1) Penyiapan peningkatan pemahaman SMM oleh Pegawai baru Calon PNS dan Pegawai/ Pejabat Baru karena mutasi pegawai, serta penetapan keputusan Kepala BBKP Soekarno Hatta tentang Personil Lab dan Manajemen SMM berkaitan dengan Mutasi Pegawai Badan Karantina Pertanian Tahun 2015. 2) Pengadaan Barang dan Bahan Pengadaan barang dan bahan laboratorium harus tepat pada waktunya, dan pada saat bahan telah datang harus segera di identifikasi untuk mengurangi risiko kerusakan dan ketepatan penyimpanan. Demikian pula dalam perbaikan alat dan kalibrasi alat laboratorium yang tepat waktu dan up date dan copy dokumen kalibrasi tersedia di dalam ruangan dimana peralatan lab berada.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
87
3) Metoda Uji Metoda uji yang digunakan harus sesuai dengan standar metode uji baku, apabila menggunakan metode yang tidak baku maka metode tersebut di validasi terlebih dahulu, tetapi apabila menggunakan metoda baku dilakukan verifikasi. 4) Pelayanan Publik Mengacu pada standar pelayanan publik bahwa kegiatan/palayanan laboratorium merupakan bagian dari pelayanan publik, namun demikian Komite Akreditasi Nasional masih menghendaki sistim mutu yang terpisah antara pelayanan publik dengan SMM Laboratorium. Untuk meningkatkan kualitas layanan segala bentuk pengaduan publik harus dikumpulkan, rekaman pengaduan lalu dianalisis dan dilakukan tindakan perbaikan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. 5) Personel (sumber daya manusia) Agar para SDM yang ada di BBKP Soekrno Hatta mengerti dan kompeten maka dilakukan sosialisi minimal 1 kali dalam 6 bulan secara rutin. 6) Uji Banding Minimal
dilakukan
1
tahun
sekali
dan
metoda
uji
harus
sesuai
standar/kompetensi/kalibrasi alat, personel dan bahan sudah disiapkan dengak baik. Dalam penambahan ruang lingkup tetap dapat langsung dilakukan dilakukan
walaupun
verifikasi
belum
maksimal,
namun
harus
mencantumkan/melampirkan bukti dari lembaga yang telah melakukan verifikasi seperti BBUSKP. 7) Penambahan Ruang Lingkup Rencana penambahan ruang lingkup Laboratorium Karantina Tumbuhan Adalah pada laboratorium Nematologi dengan deteksi taksonomi morfologi pada Aphelechoides besseyi Saat ini dalam taraf penilaian oleh KAN dan dalam proses perbaikan pada 7 temuan perbaikan yang sudah dilakukan dan sedang menunggu hasil dari verifikasi PRL KAN. Disamping itu kendala lain adanya mutasi pada tenaga kompeten lab.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
88
nematology karantina tumbuhan adalah mutasi ke SKP Cilegon dan tugas belajar S2. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penambahan ruang lingkup
Dilakukan Validasi atau bukti Validitas (BBUSKP)
Bukti Verifikasi
Kalibrasi Alat
Instruksi Kerja
Instruksi alat
3. Pemutahiran Dokumen Pemutahiran dokumen tahun 2015 Laboratorium BBKP Soekarno Hatta dilakukan dalam kaji ulang manajemen dan evaluasi dari hasil audit internal dan audit external yang mengakibatkan perubahan dalam penulisan SMM baik Level 1 Panduan Mutu, Level 2 Dokumen Prosedur, Level 3 Instruksi Kerja Dan Level 4 Formulir seperti tercantum dalam daftar berikut dibawah ini: 1. PM 2.0 Istilah dan Defenisi 2. PM 4.1 Organisasi 3. PM 4.2 Sistim Manajemen 4. PM 5.5 Peralatan 5. PM 4.11 Tindakan Perbaikan 6. PM 4.15 Kaji Ulang Manajemen 7. DP 4.6-1 Permohonan Pengadaan Jasa dan Perbekalan 8. DP 4.8-1 Penyelesaian Pengaduan 9. DP 5.8-1 Penanganan Sampel 10. DP 4.11-1 Tindakan Perbaikan 11. DP 4.15-1 Kaji Ulang Manajemen 12. DP 5.2-1 Personal 13. DP 5.3-1 Kondisi Akomodasi Dan Lingkungan 14. DP 4.5-1 Metoda Pengujian dan Validasi Metoda 15. DP 5.5-2 Peralatan Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
89
16. DP 5.5-3 Menjamin Peralatan yang rusak ditangani dengan benar 17. DP 5.7-1 Penerimaan Sampel 18. DP 5.9 Jaminan Mutu Hasil Pengujian 19. IKA 01H Pemeliharaan Waterbath 20. IKA 03H Pemeliharaan Mikroplate Shaker 21. IKA 04H Pemeliharaan Laminar Air Flow 22. IKA 05H Pemeliharaan Mikropipet 23. IKA 06H Pemeliharaan Pharmaceutical Refrigerator 24. IKA 07H Pemeliharaan Sentrifuse 25. IKA 09H Pemeliharaan Inkubator 26. IKA 01T Hot Plate Stirer 27. IKA 02T Timbangan Digital 28. IKA 03T Inkubator 29. IKA 04T Gelas Ukur 30. IKA 05T Biomedical Freezer 31. IKA 06T Shaker 32. IKA 07T Reader 33. IKA 08T Pipet Mikro 34. IKA 09T Sentrifuse 35. IKA 010T Sentrifuse Thermo 36. IKA 011T Autoclave 37. IKA 012T Autoclave otomatis 38. IKA 013T Pharmaceutical Refrigerator 39. IKK 02 Pengelolaan Bahan Pengujian dan Acuan 40. IKK 02A/DP 4.11 Investigasi Ketidaksesuaian Hasil 41. IKK 06/DP 5.3-1 Tata Tertib Laboratorium 42. IKK 08/DP 5.8-1 Persyaratan Sampel Uji Laboratorium 43. IKK 09/DP 5.8-1 Penanganan Sampel 44. IKK 10/DP 6.7-1 Tata Cara Mencuci Tangan 45. IKK 11/DP 5.3-1 Monitoring Laminar Air Flow 46. IKK 13/DP 5.2-1 Pengendalian Personel Laboratorium 47. IKK 14/DP 5.2-1 Pengendalian Mutu Personel Laboratorium Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
90
48. IKK 11H/DP 5.3-1 Monitorium Laminar Air Flow 49. IKK 14 Uji Banding 50. IKMH 01 Validasi Metoda 51. IKM 05T Deteksi Bakteri Pss Menggunakan Metode ELISA 52. IKM 05T Deteksi Bakteri Cmm Menggunakan Metode ELISA 53. FT 16/DP 5.5-2 Kartu Kendali Alat 54. FT 18/DP 5.5-3 Formulir Identifikasi Alat Rusak, Berbeban Lebih dan Salah Penggunaan 55. FT 19/DP 5.5-3 Formulir Usulan Perbaikan Alat 56. FT 22/DP 5.9-1 Formulir Identifikasi Alat Uji 57. FT 28/DP 5.4-3 Formulir Laporan Hasil Pengujian Laboratorium KT 58. FT 36/DP 5.5-2 Formulir Laporan Hasil Sterilisasi Autoclave 59. FA 08/DP 4.8-3 Pengaduan 60. FA 08/DP 4.8-1 Penyelesaian Pengaduan 61. FA 08/DP 4.8-3 Kop surat laboratorium 62. FM 09/DP 4.9-1 Formulir Pengendalian Pengujian yang tidak sesuai dan Tindakan Perbaikan yang dilakukan 63. FM 10/DP4.11-1 Formulir Identifikasi Ketidaksesuaian dan Tindakan Perbaikan 64. FM 14/DP 5.2-1 Formulir Program Pendidikan dan Pelatihan
4. Peningkatan Kompetensi Personel Peningkatan kompetensi personel laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan personel, sehingga laboratorium dapat meningkatkan kualitas hasil pengujian laboratorium karantina tumbuhan dan dapat memberikan jaminan mutu hasil pengujian yang semakin baik. Peningkatan kompetensi personel laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Soekarno Hatta dilakukan dengan melakukan Pelatihan/Magang/Inhouse training. Dalam usaha jaminan mutu hasil pengujian, Tahun 2015 laboratorium KT melaksanakan peningkatan kompetensi personel dengan cara Pelatihan/ magang yang dilaksanakan di lingkup Badan Karantina Pertanian atau institusi lain. Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
91
5. Kegiatan Studi Banding Kegiatan study banding dilaksanakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan personel laboratorium dengan cara menggali informasi dan tatacara pengelolaan serta
penerapan SMM laboratorium secara konsisten sehingga
pelaksanaan kegiatan di laboratorium dapat berjalan dengan lebih baik. Study banding telah dilaksanakan dengan laboratorium tujuan adalah sebagai berikut:
Laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar
Laboratorium Balai Pengujian Mutu Benih, Surabaya
Laboratorium Balai Pengujian Mutu Benih, Solo.
Laboratorium PT. Angler Biochem Laboratory, Surabaya
Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Belawan.
1.2. Perlakuan Karantina Tumbuhan Fasilitas perlakuan yang dimiliki BBKP Soekarno Hatta selain UV, Green house, dan perlakuan spraying atau perendaman air panas, bertambah dengan adanya peralatan oven kapasitas besar untuk melaksanakan perlakuan udara panas. Pemanasan dengan oven dilakukan salah satunya adalah untuk devitalisasi media pembawa.
Perlakuan pemanasan dilakukan 1 kali tahun 2015 yaitu
komoditas jagung. Kegiatan perlakuan pada tahun 2015 yang dilakukan
oleh
BBKP Soekarno Hatta berupa perlakuan penyinaran ultra violet umumnya media pembawa yang berasal dari Amerika Selatan, yaitu Brazil, Ekuador, Kostarika, Chile, Argentina dan Columbia. Komoditas yang di lakukan penyinaran dengan Ultra Violet berupa bunga potong, tembakau, buah naga, delima sebanyak total 433 kali dengan rincian, Buah Naga 23 kali, Delima 7 kali, Bunga Gypsophilla sejumlah 24 kali, Mawar merah frekwensi 150 kali sejumlah
Batang dan Bunga potong lainnya 84
kali, tembakau 70 kali. Total Perlakuan UV tahun 2014 sejumlah 387 kali;
tahun
2013 sejumlah 473 kali, dan perlakuan UV tahun 2012 sejumlah 332 kali, tahuni ini 2015 sebanyak 433 kali terjadi peningkatan 25 persen dari tahun lalu. Perlakukan lainnya yaitu dipping atau pelapisan dengan fungisida,
untuk
domestik keluar
tahun 2015 sebanyak 38 kali umumnya adalah bibit tanaman buah dan 2 kali impor Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
92
dengan komoditas padi dan strawberry karena ditemukan Aphelenchoides besseyi, A. fragarie dilakukan dengan perlakuan air panas. Perlakuan fumigasi oleh Fumigator PT Era Resik Hunian yang di bawah pengawasan karantina tumbuhan tahun 2015 sejumlah 8 kali fumigasi dengan volume 350 koli komoditas Mahoni ekpor ke Hongkong, Genetri dan Kenari.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
93
Tabel 18. Tindakan Perlakuan Kegiatan Impor Di BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
Media Pembawa BAHAN BAKU LAIN BIBIT AGLAONEMA
BUAH NAGA
BUAHBUAHAN BUNGA GYPSOPHILLA BUNGA MAWAR
Frekuensi
Alasan
1
Pencegahan SALB
1
Pencegahan SALB
29
Pencegahan SALB
2
Pencegahan SALB
1
Pencegahan SALB
151
Pencegahan SALB
20
Pencegahan SALB
3
Pencegahan SALB
83
Pencegahan SALB
BUNGA 7
MAWAR, BIBIT GYPSOPHILA
Metode
Penyinaran Ultraviolet Penyinaran Ultraviolet
Negara
BRASIL
KOSTARIKA
Penyinaran
EKUADOR,
Ultraviolet
KOLOMBIA
Penyinaran Ultraviolet Penyinaran Ultraviolet Penyinaran Ultraviolet
Penyinaran Ultraviolet
EKUADOR
EKUADOR
EKUADOR
EKUADOR
BUNGA 8
MAWAR, BUNGA
Penyinaran Ultraviolet
EKUADOR
GYPSOPHILLA BUNGA 9
POTONG SEGAR
10
DELIMA
7
Pencegahan SALB
11
DRAGON
23
Pencegahan SALB
Penyinaran Ultraviolet
EKUADOR
Penyinaran
MEXICO,
Ultraviolet
PERU
Penyinaran
EKUADOR,
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
94
FRUIT
12
13
TEMBAKAU DAUN TEMBAKAU KERING
41
Pencegahan SALB
30
Pencegahan SALB
Ditemukan 14
BENIH PADI
1
nematoda Aphelenchoides besseyi DITEMUKAN OPTK
15
BIBIT STRAWBERRY
1
A1 GOLONGAN 2 : Aphelenchoides fragraria
Ultraviolet
KOLOMBIA
Penyinaran
BRASIL,
Ultraviolet
MEXICO
Penyinaran
BRASIL,
Ultraviolet
MEXICO
HOT
WATER
TREATMENT,
57
PHILIPHINA
DERAJAT CELCIUS
DIPPING, CARBOSULFAN 0.5%, 10 MENIT
Dilakukan 16
JAGUNG
1
Devitalisasi dengan
BELANDA
Pemanasan (OVEN),
metode Pemanasan
AFRIKA SELATAN
Tabel. 19 Tindakan Perlakuan Kegiatan Ekspor Di BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
No
1
Media Pembawa
JERUK PURUT
Frekuensi
Alasan
Persyaratan 1
Metode
Negara
Dipping, Sodium Orthophenyl Phenate,
negara tujuan
BELANDA
100 g/L air Sumber : Data Operasional BBKP Soekarno-Hatta, 2015
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
95
Tabel 20. Tindakan Perlakuan Kegiatan Antar Area Di BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015
No
Media Pembawa
Frekuensi
1
Bibit Belimbing
1
2
Bibit Durian
3
3
Bibit Jambu Air
2
4
Bibit Mangga
27
5
Bibit Rambutan
2
6
Cengkeh
1
7
Jambu Bol
1
8
Srikaya
1
Alasan BERASAL DARI DAERAH ENDEMIK OPT/OPTK BERASAL DARI DAERAH ENDEMIK OPT/OPTK BERASAL DARI DAERAH ENDEMIK OPT/OPTK BERASAL DARI DAERAH ENDEMIK OPT/OPTK BERASAL DARI DAERAH ENDEMIK OPT/OPTK BERASAL DARI DAERAH ENDEMIK OPT/OPTK BERASAL DARI DAERAH ENDEMIK OPT/OPTK BERASAL DARI DAERAH ENDEMIK OPT/OPTK
Metode
DIPPING
DIPPING
DIPPING
DIPPING
DIPPING
DIPPING
DIPPING
DIPPING
Keterangan Marshal 0,2%/L Marshal 0,2%/L Marshal 0,2%/L Marshal 0,2%/L Marshal 0,2%/L Marshal 0,2%/L Marshal 0,2%/L Marshal 0,2%/L
Sumber : Data Operasional BBKP Soekarno-Hatta, 2015
4.2. Kegiatan Pemantauan OPT/OPTK Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian yang menelenggarakan salah satu fungsi pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
96
Tujuan dilaksanakannya pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Tahun 2015 adalah:
Mendeteksi OPT/OPTK pada tanaman pangan yaitu padi, jagung dan kedelai serta tanaman unggulan daerah dan jenis-jenis OPTK yang kemungkinan terbawa melalui benih/produk non benih impor
Melakukan verifikasi ulang terhadap temuan OPTK A1 dan/atau OPTK A2 yang pernah ditemukan di wilayah pemantauan masing-masing UPT sekaligus memantau keberadaan OPTK yang telah ditemukan oleh UPT/ instansi lain.
Hasil dari kegiatan ini diharapkan menjadi bahan masukan dan informasi bagi Badan Karantina Pertanian (Barantan) Khususnya adalah pemantauan dalam rangka upaya khusus swasembada tanaman pangan Padi, Jagung dan Kedele.
Tujuan identifikasi di Laboratorium : untuk menindaklanjuti hasil temuan pada sampel yang diambil di lapangan dan gudang-gudang oleh Tim Pemantauan hingga diketahui spesies dari OPT/OPTK yang menyerang. Sasaran OPTK yang harus dipantau terdiri dari OPTK A1 dan A2 menurut
Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. 28/ Kpts/HK.060/ 1/2009, khususnya
pada tanaman yang menjadi komoditas unggulan setempat
seperti
Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura dan jika ada tanaman perkebunan. a. Kegiatan surveilens daerah sebar OPT/OPTK bertujuan untuk mendeteksi keberadaan OPTK yang benihnya dimasukkan dari Negara-negara yang memiliki resiko bagi introduksi OPTK; b. Memverifikasi temuan bakteri Pantoea stewartii subsp. stewartii, Clavibacter michiganensis subsp.michiganensis,Pseudomonas syringae pv. lacchryman, dan Erwinia carotovora subsp. atrosepticadi wilayah surveylen BBKP Soekarno Hatta; c. Memantau keberadaan Trogoderma granarium di gudang-gudang penyimpanan, Pasar Modern dan Pasar Tradisionaldi wilayahsurveilens BBKP Soekarno Hatta; d. Memantau Nematoda Hirscmaniella oryzae pada Tanaman Padi; dan e. Hasil dari kegiatan ini diharapkan menjadi bahan masukan dan informasi bagi Badan
Karantina
Pertanian
(Barantan)
dalam
menentukan
kebijakan
perkembangan perkarantinaan di wilayan RI.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
97
Waktu pelaksanaan Pemantauan Daerah Sebar OPT/K dilaksanakan sebanyak 2 kali yakni pada Musim Pertaman bulan Mei 2015 dan Musim Kedua pada bulan Agustus 2015. Tempat pelaksanaan Pemantauan Daerah Sebar OPT/K dilakukan di Propinsi Banten
pada Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten
Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Pelaksana pemantauan OPTK
adalah Pejabat Fungsional POPT BBKP
Soekarno Hatta yang terbagi dalam dua kelompok pertama musim penghujan dan musim kedua kemarau. Kegiatan pemantauan daerah sebar OPTK Tahun 2015 diselenggarakan oleh Tim Pelaksana yang ditunjuk berdasarkan SK Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta Nomor :41/Kpts/KT.110/L.8.A/02/15 Tanggal 09 Februari 2015. Dari kegiatan
Pemantauan BBKP Soekarno Hatta Tahun 2015 di dapat
kesimpulan sebagai berikut a.
Kesimpulan terkait metode yang dipergunakan 1.
Berdasar analisa deskriptip di atas dapat disimpulkan bahwa target pengujian bakteri CMM positif dengan metode PCR terjadi pada komoditi tomat dan cabe dengan lokasi Majasari desa Sukaratu dan kecamatan Cimanuk desa Rocek
2.
Target bakteri PSS positif dengan metode PCR terjadi pada komoditi padi dan terjadi pada lokasi Kecamatan Majasari desa Sukaratu.
3.
Dengan metode PCR juga menghasilkan positif terjadi bakteri P.viridiflava dengan komoditi cabe di Kecamatan Labuhan desa Caringin.
4.
Dengan metode PCR pula menunjukan hasil positif terjadi juga pada bakteri Pantoea stewartii pada komoditi daun jagung (jagung) di Kecamatan Labuhan desa Caringin.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
98
b. Kesimpulan terkait dengan temuan lain 1. Temuan untuk Nematoda : Eucephalobus striatus, Eucephalobus oxyuroides, Hirschmanniella oryzae, Caenohabditis elegans, Heterodera avenae, Plectoid sp, Mononchus truncates, Mesodorylaimus pseudobastiani, Rhabditis sp 2. Temuan untuk Cendawan : 3.
Phoma sp., Nigrospora oryzae, Fusarium solani,
Fusarium semitectum, Colletotricum truncantum, Curvularia lunata, Cladosporium oxysporum, Acremonium macroclavatum, Drecshlera maydis,, Geotrichum candidum, Curvularia affinis, Glomerella cingulate, Cercospora apii,
Penicillium
sp,
Streptomyces
sp,
Acremonium
macroclavatum,
Cladosporium herbarum, Cercospora apii, Nigrospora sp, Alternaria alternate, Drecshlera sp 4. Temuan untuk Lalat Buah : Bactrocera umbrosa Adapun kesimpulan dari hasil pemantauan daerah sebar OPT/K di Kabupaten Tangerang : 1. Tanaman pisang di Desa Palasari Kecamatan Legok terdeteksi penyakit bunchi top yang disebabkan BBTV dengan metode Serologi. 2. Tanaman Padi di Desa Palasari (Kec. Legok), tanaman jagung di Desa Sindang Sono (Kec. Sindang Jaya) terdeteksi positif bakteri Pseudomonas syringae pv. syringae dengan metode Serologi, namun terdeteksi negatif dengan metode PCR. 3. Tanaman Jagung di Kp. Kadu, Desa Kadu (Kec. Curug) terdeteksi positif Pseudomonas syringae pv. syringae dengan metode PCR. 4. Tanaman Tomat di BPPT (Kec. Curug) dan tanaman cabe di Desa Sindang Sono (Kec. Sindang Jaya) terdeteksi Positif bakteri Clavibacter michiganensis sub.sp. michiganensis (CMM) dengan metode Serologi, namun terdeteksi negatif dengan metode PCR.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
99
4.3. Kegiatan Operasonal Lainnya A. Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Tindakan karantina tumbuhan tahun 2015 dilakukan terhadap pemasukan dilakukan penahanan dengan bergagai jenis media pembawa yang berasal dari kantor pos, terminal penumpang yang umumnya tidak melengkapi persyaratan administrasi karantina dari negara atau bandara asal dan ditemukannya OPTK tahun ini telah dilakukan 111 kali pemusnahan sejumlah182 koli, 5.327,4 kg dan 1.469 batang. Rincian pemusnahan yang disebabkan tidak bebas OPTK adalah Tomat dari India OPTK Cmm 30 koli 306 kg; Padi Phillipines OPTK Bg 1koli 1.5 kg; Canola Australia OPTK Pss 16 koli 400 Kg; pemusnahan yang dilakukan ditemukannya OPTK sebanyak 3 kali setelah hasil uji laboratorium karantina tumbuhan mengidentifikasi temuan positif OPTK yaitu: e. Clavibacter michiganensis subsp michiganensis f. Pseudomonas syringae pv. syringae g. Bulkhoderia glumae sebanyak 3 kali pemusnahan Dalam pelaksanaan tindakan karantina berupa penahanan, terhadap barang bawaan penumpang di Terminal II Bandara Soekarno Hatta tahun 2015 dilakukan penahanan sebanyak 60 kali penahanan barang penumpang yang umumnya dilanjutkan dengan pemusnahan karena barang bawaan penumpang tersebut tidak diurus lagi sehingga busuk dan rusak.
B. Surveilans PSAT Surveilans adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai tingkat kepatuhan Negara asal yang telah diakui sistem keamanan PSATnya oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui pengujian kandungan cemaran kimia, cemaran biologi dan bahan kimia yang dilarang. Kegiatan surveilans dilaksanakan secara berkala terhadap pemasukan pangan segar asal tumbuhan dari Negara – Negara yang telah sistem keamanan PSATnya oleh pemerintah Republik Indonesia yaitu Australia, Amerika Serikat, New Zealand dan Kanada. Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
100
Surveilans dimaksudkan untuk mengetahui kepatuhan negara atau tempat produksi yang telah diakui sistem keamanan pangan dan/atau negara yang memiliki perjanjian
ekivalensi
terhadap
pemenuhan
persyaratan
keamanan
pangan
Indonesia. Tujuan dilakukannya surveilans adalah untuk mengetahui pemasukan PSAT yang berasal dari negara-negara tersebut tidak mengandung cemaran kimia dan cemaran biologi melebihi batas maksimum yang ditetapkan serta tidak mengandung bahan kimia yang dilarang sehingga aman dikonsumsi masyarakat. Pelaksanan surveilen telah dilaksanakan pada bulan Juni 2015 sampai dengan
bulan November 2015 terhadap jenis – jenis PSAT sesuai Permentan
Nomor 88/Permentan/PP.340/12/2011 yaitu nektarin, selada daun, plum, blubery yang berasal dari Australia dan USA (Lihat Tabel 4). Tempat pelaksanaan pengambilan sampel uji dikenakan terhadap PSAT yang dilalulintaskan melalui pintu pemasukan BBKP Soetta untuk selanjutnya dikirim ke laboratorium penguji PSAT yang ditunjuk atau yang terakreditasi. Hasil pengujian laboratorium PSAT yang terakreditasi menunjukkan bahwa pada jenis PSAT tidak ditemukan cemaran kimia dan cemaran biologi melebihi batas maksimum yang ditetapkan serta tidak mengandung bahan kimia yang dilarang.
4.4
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan-permasalahan
yang
ditemui
dalam
penyelenggaraan
perkarantinaan tumbuhan di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta adalah sebagai berikut: 1. Buah manggis asal Indonesia belum bisa ekspor ke Negara China karena persyaratan negara tujuan yang sulit dipenuhi yaitu: a. Persyaratan Umum 1. Buah harus bebas dari OPT karantina China antara lain : Jenis Serangga (Planococcus sp., Dysmicoccus sp., Pseudococcus sp.,Exallomochulus
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
101
sp.). Jenis Cendawan (Colletottrichum sp., Geotrichum sp., tanah dan/atau bagian/ sisa tanaman lainnya. 2. Buah harus bebas dari zat beracun dan bahan berbahaya yang melebihi standar kesehatan dan peraturan keselamatan (Cadmium 0,05 mg/kg). 3. Kemasan buah harus mencantumkan nama buah, tempat asal, nama atau kode pabrik atau rumah dalam bahasa China atau bahasa Inggris.
b. Persyaratan Khusus 1. Buah Manggis harus bebas dari OPT karantina China, baik OPT yang berada di bagian bawah calyx, permukaan buah, maupun pada rongga di kedua ujungnya. 2. Pembersihan OPT lainnya jenis laba laba, kutu putih, dan semut harus dilakukan terhadap setiap buah hingga ke bagian bawah calyx. 3. Sebelum diekspor terhadap buah yang sudah dikemas harus diberi perlakuan fumigasi dengan (i) Metil Bromida pada dosis 32 g/m3 selama 2 jam pada 2loC atau lebih., atau (ii) Ethyl Format pada dosis 24 – 47 g/m3 selama 2 – 4 jam pada 21oC atau lebih. Terkait dengan ekspor buah manggis ke Negara China ini Ada indikasi buah manggis asal Indonesia di ekspor
ke China melalui negara
Malaysia,
Thailand, Hong Kong dan Vietnam. Solusi permasalahan tersebut adalah Perlu diplomasi yang lebih intensif di tingkat Kementerian Pertanian Indonesia dengan Otoritas Karantina China (AQSIQ).
2. Walaupun sudah disetujui ekspor buah manggis asal Indonesia ke Australia dan Selandia Baru, namun para eksportir belum percaya diri untuk melakukan ekspor ke negara tersebut karena adanya persyaratan perlakukan fumigasi (kulit manggis menjadi keras) sehingga mempengaruhi kualitas buah. Sedangkan apabila tidak dilakukan fumigasi masih ada kemungkinan masih ditemukan serangga hidup. Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
102
Solusi permasalahan ini adalah Perlu dilakukan diplomasi lebih intensif dengan
kedua negara
tersebut
(Australia
dan
lagi
Selandia Baru). Kalau
memungkinkan fumigasi dilakukan di negara tujuan. 3. Dalam Permentan
No.38 Th. 2014 Tindakan Karantina di Luar Tempat
Pemasukan dan Pengeluaran belum diatur tentang Penetapan/persetujuan untuk Instansi Pemerintah dan Perguruan Tinggi; dan Persetujuan “Tempat Lain” diluar wilayah layanan. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah Revisi Permentan tersebut.
4. Terkait dengan implementasi Peraturan Menteri Pertanian No. 04 Th.2015 yang sudah semakin dekat yaitu pada bulan Februari 2016, masih belum ada data Laboratorium luar negeri yang teregistrasi Badan Karantina Pertanian yang diinformasikan ke UPT. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah Barantan harus memberikan data Laboratorium Negara lain yang teregistrasi ke UPT.
5. Aplikasi e_Plaq belum terkoneksi secara online antara Gedung Utama dengan Gudang, Kantor Pos, Terminal 1,2,3, Ultimite dan Bandara Halim. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah BBKP Soekarno Hatta harus melakukan pemasangan jaringan Fiber Optic.
6. Aplikasi e_Plaq masih memiliki kelemahan antara lain: a. Entry data hasil tangkapan MP tidak dapat dilanjutklan ke DP-1 kecuali oleh ADMIN. b. Dalam pengisian data Transit (KT-1) tidak dapat ,dilanjutkan pengisian data Serah Terima (DP-6). Dan sebaliknya. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menyampaikan informasi ke Badan Karantina Pertanian agar melakukan penyempurnaan aplikasi e_Plaq dengan mengusulkan agar Entry Data dilakukan oleh level Fungsionisor dan Supervisor.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
103
7. Sistem Informasi Manajemen Laboratorium belum bisa diaplikasikan, karena tidak bisa terhubung dengan e_Plaq. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengusulkan ke Badan Karantina Pertanian agar melakukan penyempurnaan terhadap Sistem Informasi Manajemen Laboratorium tersebut.
8. Daya listrik Laboratorium Karantina Tumbuhan kurang,
akibatnya ruangan
panas, sehingga berpengaruh terhadap alat alat dan bahan laboratorium yang sensitive, serta kurangnya alat stabilizer untuk peralatan-peralatan yang memiliki tegangan tinggi. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan Penambahan daya listrik dan Stabilizer berdaya besar (UPS).
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
104
BAB V KEGIATAN PENGAWASAN DAN PENINDAKAN Kegiatan Pengawasan dan Penindakan merupakan kegiatan
Pembinaan
Kesadaran Masyarakat, Kerjasama dan Penindakan Pelanggaran Karantina Pertanian. Hal ini dilakukan dalam rangka mengawal dan menjalankan amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992, Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu Dan Gizi Pangan di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran, Ada 3 kegiatan strategis bidang Pengawasan dan Penindakan yaitu :
A. KEGIATAN PRE-EMPTIF; Kegiatan pre-emptif dilakukan untuk mencegah adanya niat melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan yang berlaku. Adapun kegiatan pre-emtif antara lain : 1. Melaksanakan sosialisasi kepada semua pihak yang terkait, baik internal maupun eksternal tentang pengawasan dan penindakan pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati dalam rangka meningkatkan efektifitas pencegahan masuknya HPHK dan OPTK serta keamanan hayati; 2. Melakukan koordinasi dan kerjasama internal maupun eksternal dengan instansi terkait
dalam
pelaksanaan
dan
evaluasi
kegiatan
pre-emptif
terhadap
pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; 3. Melakukan kompilasi dan mengelola peraturan perundangundangan yang terkait dengan pengawasan dan penindakan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; 4. Mengadministrasikan kegiatan pre-emptif terhadap pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
105
B. KEGIATAN PREVENTIF; Kegiatan preventif dilakukan untuk menutup/menghalangi adanya kesempatan untuk melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan yang berlaku. Adapun kegiatan preventif antara lain : 1. Membangun jejaring kerja (net working) untuk menggali informasi adanya dugaan pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; 2. Melakukan
tindakan
preventif
dalam
pengawasan
dan
penindakan
perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati terhadap sistem perkarantinaan dan keamanan hayati, media pembawa HPHK, media pembawa OPTK, PSAT, tindakan karantina, orang, alat angkut, peralatan, air, atau pembungkus yang diketahui atau diduga membawa HPHK atau OPTK, media pembawa lain (sampah), baik di tempat pemasukan dan pengeluaran yang tidak ditetapkan maupun di tempat pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan termasuk di luar tempat pemasukan dan pengeluaran, meliputi: a) kegiatan intelijen karantina; b) kegiatan patroli karantina; dan c) kegiatan monitoring dan evaluasi; 3. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi preventif terhadap pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati, baik di tempat pemasukan dan pengeluaran yang tidak ditetapkan maupun di tempat pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan termasuk di luar tempat pemasukan dan pengeluaran; 4. Melakukan koordinasi dan kerjasama internal maupun eksternal dengan instansi terkait dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan preventif terhadap pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati;
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
106
C. KEGIATAN REPRESIF YUSTISIAL. Kegiatan represif yustisial dilakukan sebagai upaya penegakan hukum terhadap tindakan pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan yang berlaku. Adapun kegiatan preventif antara lain : 1.
Melakukan penanganan pelanggaran dan tindak pidana melalui kegiatan penyidikan oleh PPNS sesuai bidangnya,
2.
Melakukan koordinasi dan kerjasama internal dan eksternal dengan instansi terkait dalam penanganan kasus pelanggaran dan tindak pidana di bidang karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati;
3.
Mengadministrasikan kegiatan represif terhadap pelanggaran di bidang karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati;
4.
Melakukan tindak lanjut atas pengaduan dari masyarakat dan informasi lainnya mengenai dugaan adanya pelanggaran di bidang karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati.
5.1. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Pelaksanaan kegiatan Pre-emtif : 1. Sosialisasi Karantina Pertanian/Sarasehan Sosialisasi ini bertujuan untuk mewujudkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya Melindungi Kelestarian Sumber Daya Pertanian Indonesia (quarantine minded) dan terbentuknya citra karantina sebagai instansi pelayanan publik yang berperan sebagai, barrier negara dalam mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit karantina
dan perlu
didukung oleh stakeholder , masyarakat umum, dan instansi lainnya. Kegiatan yang dilakukan salah satunya adalah penyelenggaraan bulan bakti karantina pertanian. BBKP Soekarno-Hatta saat ini didukung SDM, infrastruktur, kelembagaan dan perangkat hukum dalam menjalankan amanah perlindungan dan fasilitasi perdagangan global produk pertanian sehingga mengantarkan lembaga ini sebagai supporting institution yang strategis. Dukungan stakeholder yang terdiri atas masyarakat pemegang kebijakan, akademisi, pers, penggguna jasa/dunia usaha dan masyarakat umum Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
107
disadari sebagai komponen yang sangat penting dalam upaya perlindungan kekayaan alam hayati Indonesia serta meningkatkan akselerasi ekspor produk pertanian.
Beberapa kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan Balai
Besar Karantina Pertanian
Soekarno Hatta pada Tahun Anggaran 2015
adalah a.
Sosialisasi dengan Tema ”Penanganan Komoditas Pertanian Ilegal melalui Bandara International Soekarno Hatta” yang diselenggarakan pada tanggal 3 Februari 2015 dengan peserta berjumlah 50 (lima puluh orang) dari Ekspedisi, Karantina Ikan, BKSDA DKI Jakarta, Pejabat fungsional Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan, serta PPNS dan Intelejen Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta, dengan Narasumber dari Sub Direktorat I Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Mabes Polri. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta bagaimana penanganan kasus apabila menemukan kasus pelanggaran lalulintas Komoditas pertanian secara ilegal.
b.
Kegiatan sosialisasi yang kedua dengan tema ”Pengawasan Lalulintas Komoditas Pertanian melalui Bandara International Soekarno Hatta” yang diselenggarakan pada tanggal 4 Maret 2015 di ruang Rapat Kantor Otoritas Bandara Wilayah I Soekarno Hatta yang diikuti 50 (lima puluh) orang dari Regulated Agent dan Warehouse yang ada di Wilayah Bandara International Soekarno Hatta dengan narasumber dari Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi karantina dalam pengawasan lalulintas komoditas pertanian serta meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkepentingan di Lingkup Bandara International Soekarno Hatta.
c.
Kegiatan Sosialisasi yang ketiga dengan tema ”Penggunaan ID Card Karantina Pertanian dan Koordinasi Pengawasan Satwa Liar” yang dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2015 di restoran Bukit Randu Jl. Husein Sastranegara Tangerang dengan peserta 155 orang dari Instansi
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
108
terkait, Regulated Agent, Warehouse dan Pengguna Jasa Karantina Pertanian.
Sosialisasi
ini
bertujuan
untuk
mensosialisasikan
penggunakan ID Card bagi pengurus Jasa Karantina dalam rangka peningkatan pelayanan karantina seerta mempermudah identifikasi bila terjadi permasalahan dalam pelayanan, dan dalam rangka peningkatan kerjasama pengawasan lalulintas komoditas karantina terutama satwa liar. d.
Kegiatan Sosialisasi keempat dengan tema ”Peran Karantina dalam Mendukung Tersedianya Pangan Yang Asuh” yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2015 dengan peserta 150 (seratus lima puluh) orang dari Instansi terkait di bandara (Bea Cukai, Imigrasi, Otoritas Bandara, Penerbangan, Warehouse, Karantina Ikan, Pengguna Jasa dan Pegawai Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta), lokasi di Aula Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Sosialisasi ini bertujuan untuk
memberikan
pemahaman
tentang
peran
karantina
dalam
mendukung tersedianya pangan yang asuh yang akan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, sehingga diharapkan kerjasama dari instansi/ stakeholder lingkup Bandara Internasinal Soekarno Hatta dalam pengawasan lalulintas produk=produk pertanian. e.
Kegiatan Sosialisasi kelima dengan tema ”Penanganan Emergency Hewan di Bandara Soekarno Hatta” yang dilaksanakan pada Bulan 25 Agustus 2015, jumlah peserta 60 orang, dari pegawai Cargo Bandara, agent, Medik Veteriner, Paramedik veteriner dan Mahasiswa, dengan narasumber dari IPB dan Praktisi Dokter Hewan.
Sosialisasi ini
diadakan di Instalasi Karantina Hewan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memeberikan pengetahuan terhadap peserta dalam rangka menangani hewan apabila ditemukan kasus dalam keadaan emergency untuk mencegah terjadinya kematian hewan di lapangan serta meningkatkan kemampuan medik veteriner dan paramedik veteriner dalam menangani hewan terutama
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
109
hewan kesayangan dengan menggunakan peralatan yang dimiliki oleh Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. f.
Penyelenggaraan Bulan Bakti Karantina Pertanian yang dicanangkan setiap tanggal 8 Juni – 8 Juli merupakan momentum public awareness BBKP Soekarno-Hatta,
bertolak dari diundangkannya UU Nomor 16
tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Namun sebenarnya penyelenggaraan karantina pertanian di Indonesia sudah dimulai melalui terbitnya Ordonansi 19 Desember 1877 (Staatsblad No. 262). Pelaksanaan di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta dimulai dengan pemasangan spanduk dan umbul-umbul di Lingkungan Kantor Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta pada tanggal 1 Juni 2015 sampai dengan 8 Juli 2015 dan diisi dengan berbagai acara dalam rangka pengenalan Karantina ke Masyarakat di seputar Bandara International Soekarno Hatta.
2. Pameran Sebagaimana diamanahkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1992 pasal 28 bahwa pemerintah bertanggung jawab membina kesadaran masyarakat dalam perkarantinaan hewan, ikan dan tumbuhan. Selanjutnya pada pasal 29 dinyatakan bahwa peran serta rakyat dalam perkarantinaan hewan, ikan dan tumbuhan diarahkan dan digerakkan oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan yang berdayaguna dan berhasil guna Sarana pengenalan masyarakat terhadap tugas pokok dan fungsi karantina adalah melalui kegiatan public awareness. Kegiatan tersebut dapat berbentuk kampanye karantina, sosialisasi serta pameran tentang produk karantina pertanian. Salah satu kegiatan dalam rangka pengenalan kepada masyarakat
adalah
kegiatan
pameran.
Kegiatan
Pameran
yang
diikuti/dilaksanakan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta antara lain :
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
110
Pameran Produk Pertanian baik hewan maupun tumbuhan yang dilaksanakan pada saat kegiatan bulan bakti karantina pertanian tanggal 9 Juni 2015 yang memamerkan hasil produk pertanian : benih sayuran, bunga, reptile, burung, makanan hewan, dan produk makanan olahan. Pameran Indopet Expo 2015 yang berlokasi di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City pada tanggal 11-13 September 2015 yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI). Maksud dari tujuan mengikuti kegiatan ini untuk mensosialisasikan Tugas dan Fungsi
Karantina Pertanian kepada
masyarakat / pengunjung Indopet expo 2015. Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah dari berbagai organisasi pecinta binatang, pets shop, Perguruan Tinggi dan lembaga-lembaga konservasi. Selain pameran dalam kegiatan ini Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta juga diminta sebagai narasumber dalam acara talk show/ seminar edukasi mengenai Peraturan-peraturan Karantina Hewan mengenai lalulintas Media Pembawa melalui Bandar Udara.
B. Pelaksanaan Kegiatan Preventif 1. Patroli. Dalam rangka peningkatan pengawasan komoditi karantina hewan yang dilalulintaskan melalui Bandara Soekarno-Hatta dilaksanakanlah kegiatan Turjawali. Dimana dalam kegiatan ini dilakukan pelaksanaan patroli untuk mengetahui sejauh mana kesadaran pengguna jasa dan masyarakat untuk melaporkan
kepada
petugas
karantina
komoditas
pertanian
yang
dilalulintaskan melalui Bandara Sekarno-Hatta terutama komoditas impor. Pelaksanaan kesadaran
kegiatan
Pengguna
“PATROLI” Jasa
dan
dimaksudkan masyarakat
untuk
untuk
meningkatkan
melaporkan
dan
menyerahkan komoditas pertanian khususnya komoditas impor kepada petugas karantina untuk dilakukan tindakan karantina. Selama tahun 2015 dilaksanakan sebanyak 8 kali kegiatan.
Dalam
Pelaksanaan kegiatan ini masih banyak ditemukan pemasukan komoditas Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
111
karantina pertanian yang berasal dari luar negeri yang dibawa penumpang sebagai barang tentangan dan terhadap komoditas tersebut dilakukan penahanan dan terhadap pemilik dilaksanakan kegiatan pembinaan dengan mensosialisaikan tugas pokok dan fungsi karantina pertanian dalam rangka mencegah pemasukan dan penyebaran HPHK dan OPTK serta keamanan hayati. 2. Kegiatan Intelejen Kegiatan intelejen yang dilaksanakan pada tahun 2015 yang dilaksanakan yaitu melakukan pengumpulan data dan informasi terhadap pemasukan benih anggur yang dimasukkan secara illegal dari Ukraina dan Mesir. Lokasi penampungan benih tersebut berada di wilayah Bekasi, Tasikmalaya dan Karawang. Kegiatan ini dapat memperoleh informasi adanya pemasukan secara illegal bibit tanaman dari Ukraina dan Mesir, dan ditindaklanjuti dengan melakukan penyitaan dan pemusnahan terhadap bibit tanaman tersebut.
3. Kegiatan Koordinasi Kegiatan Koordinasi selama tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka peningkatan pelayanan di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno – Hatta. Kegiatan yang telah terlaksana diantaranya : Tugas pembinaan ke wilker halim perdanakusumah, koordinasi dengan Mabes Polri, Polda Metro Jaya, koordinasi dengan instansi Kelautan dan pertanian,
koordinasi
dengan
BBKP Tanjung Priok, BBKP Surabaya, BKP Kelas II Medan, BKP kelas II Yogyakarta, BKP kelas I Padang, BKP Kls I Banjarmasin , BKP Kelas I Mataram, SKP Kelas I Bandung, SKP Kelas I Aceh dan Mengikuti rapat neraca bahan makanan 2015 di Dinas Kelautan dan Pertanian Jakarta. Hasil kegiatan koordinasi yang telah dilaksanakan selama tahun 2015 dirasakan memberikan dampak dalam peningkatan pelayanan di BBKP Soekarno-Hatta, dengan adanya pelaksanaan kegiatan tersebut keterkaitan data anta Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno
Hatta dengan UPT
lainnya dapat lebih terkoneksi dengan baik dan dapat membangun
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
112
kesepahaman dengan instansi lainnya untuk meminimalisir kelolosan Media HPHK dan OPTK yang dilalulintaskan dari dan ke Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta.
C. Pelaksanaan Kegiatan Represif Penyidikan dan/atau Pelanggaran Peraturan Karantina Pertanian. Pada Tahun 2015 terdapat beberapa kegiatan penyidikan / Investigasi yang dilaksanakan olen Bidang Pengawasan dan Penindakan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta bekerjasam dengan Mabes Polri diantaranya adalah 1. Pada
Bulan
Februari
2015
telah
dilakukan
penyidikan
terhadap
penyelundupan Benih anggur asal Ukraina yang dilakukan oleh seorang berkewarganegaraan Indonesia yang berlokasi di Bekasi dengan putusan pengadilan 10 bulan percobaan 2. Pada Bulan Oktober 2015 telah dilakukan penanganan terhadap upaya penyelundupan Varanus Borneensis (kadal Kalimantan) sejumlah 8 ekor yang dilakukan oleh seorang berkewarganegaraan Jerman. Kasus ini dilakukan penyidikan di Direktorat Tindak Pidana Tertentu Mabes Polri dan telah sampai diterimanya berkas oleh Kejaksaan (P21); 3. Pada Bulan November 2105 dilakukan kegiatan repesif terhadap upaya penyelundupan Owa sejumlah 2 ekor yang dilakukan oleh seorang berkewarganegaraan Kuwait 4. Pada bulan
November 2015 dilakukan kegiatan repesif terhadap upaya
penyelundupan gigi harimau, tulang harimau dan empedu yang dilakukan oleh seorang berkewarganegaraan China 5. Pada bulan Desember 2015 dilakukan kegiatan repesif terhadap upaya penyelundupan yang dilindungi Varanus Borneensis 10 ekor, Malayopython timoriensis (Ular Sanca Timor) 3 ekor , Varanus indicus (biawak Maluku) 1 ekor, dan Varanus prasinus (Biawak Hijau)
3 ekor oleh seorang
berkewarganegaraan Arab Saudi
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
113
5.2. Pemusnahan. Selama
Tahun
2015
Bidang
Pengawasan
dan
Penindakan
telah
melaksanakan sebanyak 4 kali pemusnahan terhadap Media Pembawa HPHK dan OPTK. Pelaksanaan pemusnahan dilakukan karena komoditasnya tidak memenuhi persyaratan dokumen, dan pemusnahan karena ditemukan adanya bibit penyakit pada media HPHK dan OPTK. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar dengan incenerator. Kegiatan pemusnahan ini juga disaksikan oleh beberapa instansi lingkup Bandara Internasional Soekarno-Hatta antara lain Polres Bandara Soekarno Hatta, Otoritas Bandara Wilayah I Soekarno Hatta, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Bandara Soekarno Hatta, Kantor Pos Tukar Bandara Soekarno Hatta dan Aviation Security Bandara Soekarno Hatta.
5.3. Permasalahan dan Solusi Kegiatan Bidang Pengawasan dan Penindakan dalam pelaksanaannya mempunyai beberapa kendala dengan adanya target-target yang tidak tercapai dengan optimal. Kendala-kendala tersebut antara lain : Pelaksanaan sosialisasi dapat berjalan dengan baik akan tetapi tidak semua peserta yang diundang datang dan peserta yang mengikuti kegiatan
bukan
pemangku kepentingan sasaran kegiatan sosialisasi sehingga sosialisasi tidak tercapai dengan optimal. Pelaksanaan kegiatan Intelejen/Penyidikan belum berjalan dengan optimal karena keterbatasan Intelejen dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), selain itu Intelejen dan PPNS Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta merangkap sebagai Pejabat Fungsional di Bidang Keilmuan masing-masing yang mempunyai tugas cukup banyak dalam melaksanakan tindakan karantina. Solusi akan lebih mengoptimalkan kinerja PPNS yang ada. Masa Keanggotaan PPNS sudah tidak aktif. Hal ini disebabkan antara lain habis masa berlakunya, adanya mutasi pegawai dan pegawai yang telah mengikuti diklat PPNS belum dilakukan sumpah sebagai PPNS. Solusi segera melakukan permohonan ke Badan Karantina Pertanian dalam rangka pengaktifkan keanggotaan sebagai PPNS dan mengusulkan ke Kementerian Hukum dan Ham Wilayah Banten untuk mengikuti pelantikan PPNS. Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
114
Kurangnya anggaran dalam rangka pelaksanaan kegiatan, terutama dalam rangka
kegiatan
pencegahan
dan
penanganan
kasus
penyelundupan-
penyelundupan baik dengan kegiatan preventif maupun represif. Dalam rangka mencegah hal tersebut diperlukan perencanaan yang baik dalam hal pengusulan anggaran
disesuaikan
dengan
kegiatan
berdasarkan
permasalahan-
permasalahan yang dihadapi tahun sebelumnya sebagai data dukung rencana kerja tahun yang akan datang.
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
115
Lampiran 1 Data pelatihan pegawai BBKP Soekarno Hatta No
NAMA/NIP
TGL KEGIATAN
JENIS PELATIHAN
TEMPAT KEGIATAN
1
Drh.Marlefzena
27-29 Januari 2015
Ind Veterinary Leadership(IVL)
IPB-Bogor
12 Maret-16 Juni 2015
Teknis Dasar Perkarantinaan
Ciawi dan BUTTMKP,Bekasi
12 Maret-16 Juni 2015
Teknis Dasar Perkarantinaan
Ciawi dan BUTTMKP,Bekasi
23-27 Maret 2015
In House Lab
BBUSKP-Jakarta
13-17 April 2015
In House Lab KT
BBUSKP-Jakarta
13-17 April 2015
In House Lab KH
BBUSKP-Jakarta
10 Juni 2015
Bantuan Hidup Dasar
Hotel Padjajaran-Cengkareng
10 Juni 2015
Bantuan Hidup Dasar
Hotel Padjajaran-Cengkareng
23 Juli-19 Nov 2015
Teknis Dasar Perkarantinaan
BUTTMKP-Bekasi
23 Juli-19 Nov 2015
Teknis Dasar Perkarantinaan
BUTTMKP-Bekasi
23 Juli-19 Nov 2015
Teknis Dasar Perkarantinaan
BUTTMKP-Bekasi
23 Juli-19 Nov 2015
Teknis Dasar Perkarantinaan
BUTTMKP-Bekasi
23 Juli-19 Nov 2015
Teknis Dasar Perkarantinaan
BUTTMKP-Bekasi
24 Juli-6 Agustus 2015
Mengikuti Lan'Gaskara
STPP Magelang Yogyakarta
24 Juli-6 Agustus 2015
Mengikuti Lan'Gaskara
STPP Magelang Yogyakarta
24 Juli-6 Agustus 2015
Mengikuti Lan'Gaskara
STPP Magelang Yogyakarta
24 Juli-6 Agustus 2015
Mengikuti Lan'Gaskara
STPP Magelang Yogyakarta
24 Juli-6 Agustus 2015
Mengikuti Lan'Gaskara
STPP Magelang Yogyakarta
17-30 Agustus 2015
Pendeteksi OPTK
BUTTMKP-Bekasi
19-20 Agustus 2015
Peningkatan Kompetensi
Kementan-Jakarta
19-20 Agustus 2015
Peningkatan Kompetensi
Kementan-Jakarta
NIP.19820315 201101 2 014 2
Ahmad Sauqi,S.Si NIP.19820308 201403 1 001
3
Drh.Evie Setyani NIP.19800926 200912 2 002
4
Muhammad Dahlan,S.Si NIP.19811123 200912 1 004
5
Dra.Endang winarni NIP.19610920 198103 2 001
6
Drh.Sri Idealti Purba NIP.19790428 200912 2 001
7
Rinsa Katarina A,SE NIP.19680128 199803 2 001
8
Mydy Sesca Bidulang NIP.19670513 198602 2 001
9
Desiyeni Sembiring,A.Md NIP.19901219 201403 2 003
10
Dedi Prasetyono,A.Md NIP.19820708 201403 1002
11
Albani Maesturoh,A.Md NIP.19900810 201403 1 002
12
Deni NIP.19840610 201403 1 003
13
Toriq Abdul Kholiq NIP.19911231 201403 1 004
14
drh.RR.Mieke Sarah Ditya NIP.19880129 201503 2 003
15
drh.Amrie Muhammad NIP.19880116 201503 1 001
16
Adhi Pradhana,SP NIP.19890902 201503 1 001
17
Sandi Kristanto NIP.19861217 201503 1 001
18
Mulyadi NIP.19860610 201503 1 002
19
Davit Dariansyah,SP NIP.19851227 201101 1 006
20
Drh.Heny Sulistiyowati NIP.19760815 200812 2 003
21
Ir.Parlin Robert Sitanggang NIP.19641228 199203 1 002
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
1
22
Sandi Kristanto
23 Agust-30 Sept 2015
Prajabatan Gol II Thn 2015
PPMKP Ciawi
23 Agust-30 Sept 2015
Prajabatan Gol II Thn 2015
PPMKP Ciawi
7-14 September 2015
Peningkatan Kompetensi
ULP Kementan
7-14 September 2015
Peningkatan Kompetensi
ULP Kementan
26-30 okt 2015
Manajemen Koleksi Herbarium
LIPI-Cibinong
26-30 okt 2015
Manajemen Koleksi Herbarium
LIPI-Cibinong
26-30 okt 2015
Manajemen Koleksi Herbarium
LIPI-Cibinong
19-21 November 2015
Pengembangan Karakter
BUTTMKP-Bekasi
19-21 November 2015
Pengembangan Karakter
BUTTMKP-Bekasi
19-21 November 2015
Pengembangan Karakter
BUTTMKP-Bekasi
19-21 November 2015
Pengembangan Karakter
BUTTMKP-Bekasi
1 Desember 2015
Pemb Lab Peserta uji Profisiensi
Bblitvet-Bogogr
04 s/d 08 Mei 2015
Magang/pelatihan PCR
USU
04 s/d 08 Mei 2015
Magang/pelatihan PCR
USU
04 s/d 08 Mei 2015
Magang/pelatihan PCR
USU
04 s/d 08 Mei 2015
Magang/pelatihan PCR
USU
NIP.19861217 201503 1 001 23
Mulyadi NIP.19860610 201503 1 002
24
Drh.Raden Dedik Setiawan NIP.19760310 200312 1 002
25
Drh.Heny Sulistiyowati NIP.19760815 200812 2 003
26
Aprilyani,SP NIP.19840421 200912 2 009
27
Mila Seri Rejeki,SP NIP.19841121 201101 2 013
28
Andina Rizki NIP.19900405 200912 2 002
29
Drh.Hesti Ayu Nur Puspitowati NIP.19830207 200912 2 002
30
Davit Dariansyah,SP NIP.19851227 201101 1 006
31
Kurniasih,S.Sos,M.Si NIP.19650627 198503 2 003
32
Riky Yanuar AS,A.Md NIP.19860101 201101 1 016
33
Lusi Adriani,A.Md NIP.19830520 200912 2 005
34
35
36
37
38
39
40
41
42
42
Dra. Endang Winarni NIP.19610920 198103 2 001 Juwarti SP NIP. 19650216 198603 2 001 Morisa Purba SP.MSi NIP.19750223 200312 2 01 Sri Setyowati SSi.MSi NIP. 19800226 200501 2 001 Apriliani SP NIP. 19840421 200912 2 009 Mila Seri Rezeki SP NIP. 19841121 201101 1 013 Andina Rizki NIP 19900405 200912 2 02
26 s/d 30 Oktober 2015
26 s/d 30 Oktober 2015
26 s/d 30 Oktober 2015
Magang/pelatihan koleksi herbarium Magang/pelatihan koleksi herbarium Magang/pelatihan koleksi herbarium
Apriliani SP
09 s/d 13 Nopember
Magang/pelatihan kalibrasi massa,
NIP. 19840421 200912 2 009
2015
suhu dan volume
Adhi Pradana SSi
09 s/d 13 Nopember
Magang/pelatihan kalibrasi massa,
NIP. 19890902 201503 1 001
2015
suhu dan volume
Iman Suryaman SP.MSi
16 s/d 20 Nopember
NIP. 19641103 198903 1 001
2015
Magang/Pelatihan KT
LIPI
LIPI
LIPI
BBIA Bogor
BBIA Bogor
BBUS KP-Jakarta
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
2
Lampiran 2 Rekapitulasi kenaikan pangkat periode April Tahun 2015 NO
NAMA/NIP
JABATAN
PANGKAT/GOL. LAMA
PANGKAT/GOL. BARU
KETERANGAN
Medik Veteriner Muda
Penata, III/c
Penata TK.I, III/d
1.
Drh. Gigih Ikhtiari Erfianto, M.Si NIP. 19780911 200604 1 001
2.
Ariston Simarmata, SP NIP. 19670511 200212 1 001
Penatausaha Dokumen
Penata, III/c
Penata TK.I, III/d
KP. Reguler (Tugas Belajar S2) KP. Reguler
3.
Subiyanto, SE 19650719 198503 1 002
Penatausaha Dokumen
Penata, III/c
Penata TK.I, III/d
KP. Reguler
4.
Ricmond H Girsang, SP
Penatausaha Dokumen
Penata, III/c
Penata TK.I, III/d
KP. Reguler
5.
Drh. Zulfikar NIP. 19810123 200912 1 004
Medik Veteriner Pertama
Penata Muda TK.I, III/b
Penata, III/c
6.
R. Dina Rahmiyantina NIP. 19700507 200212 2 001
Penatausaha Dokumen
Pengatur, II/c
Pengatur TK.I, II/d
KP. Reguler (Tugas Belajar S2) KP. Reguler
7.
Toto Sugianto NIP. 19820101 201101 1 014
Penatausaha Dokumen
Pengatur Muda, II/a
Pengatur Muda TK.I, II/b
KP. Reguler
8.
Risdiyanto NIP. 19770801 201101 1 014
Penatausaha Dokumen
Pengatur Muda, II/a
Pengatur Muda TK.I, II/b
KP. Reguler
9.
Muhamad Dahlan, S.Si NIP. 19811123 200912 1 004
PMHP Pertama
Penata Muda. III/a
Penata Muda TK.I, III/b
KP Fungsional
10.
Drh. Hesti Ayu Nur Puspitowati NIP. 19830207 200912 2 002
Medik Veteriner Pertama
Penata Muda TK.I, III/b
Penata, III/c
KP Fungsional
11.
Drh. Evie Setyani NIP. 19800926 200912 2 002
Medik Veteriner Pertama
Penata Muda TK.I, III/b
Penata, III/c
KP Fungsional
12.
Drh. Nararya Adinata NIP. 19850613 200912 1 004
Medik Veteriner Pertama
Penata Muda TK.I, III/b
Penata, III/c
KP Fungsional
13.
Drh. Ike Wulandari NIP. 19850610 201101 2 024
Medik Veteriner Muda
Penata, III/c
Penata TK.I, III/d
KP Fungsional
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
3
Lampiran 3 Rekapitulasi kenaikan pangkat periode Oktober Tahun 2015 NO
NAMA/NIP
JABATAN
PANGKAT/GOL. LAMA
PANGKAT/GOL. BARU
KETERANGAN
1.
Iman Suryaman, SP, M.Si NIP. 19641103 198903 1 001
POPT Madya
Pembina, IV/a
Pembina TK.I, IV/b
KP Fungsional
2.
Ariny Prasetya, SP, M.Si NIP. 19670511 200212 1 001
POPT Muda
Penata, III/c
Penata TK.I, III/d
KP Reguler (Tugas Belajar S2)
3.
Sri Setiyawati, S.Si, M.Si 19800226 200501 2 001
POPT Muda
Penata, III/c
Penata TK.I, III/d
KP Fungsional
4.
Nurliana NIP. 19620628 198303 2 001
Paramedik Veteriner
Penata, III/c
Penata TK.I, III/d
KP Fungsional
5.
Davit Dariansyah, SP NIP. 19851227 201101 1 006
POPT Pertama
Penata Muda, III/a
Penata Muda TK.I, III/b
KP Fungsional
6.
Endang Setyasih Yuni Astuti, A.Md NIP. 19800612 200912 2 001
Paramedik Veteriner Pelaksana
Pengatur TK.I, II/d
Penata Muda, III/a
KP Fungsional
7.
Aldi Ismaya NIP. 19790221 200212 1 002
POPT Pelaksana
Pengatur, II/c
Pengatur TK.I, II/d
KP Fungsional
8.
Andina Rizki NIP. 19900405 200912 2 002
POPT Pelaksana
Pengatur Muda TK.I, II/b
Pengatur , II/c
KP Fungsional
9.
Purwadi, SE, MM NIP. 19780310 200212 1 001
Pengadministrasi dan Penyaji Data
Penata Muda, III/a
Penata Muda TK.I, III/b
KP Penyesuaian Ijazah
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
4
Lampiran 4 Rekapitulasi CPNS Tahun 2015 NO 1.
NAMA/NIP Drh. RR. Mieke Sarah Ditya
PANGKAT/GOL
JABATAN
Penata Muda TK.I, III/b
Calon Medik Veteriner
Penata Muda TK.I, III/b
Calon Medik Veteriner
Penata Muda, III/a
Calon POPT
Penata Muda, III/a
Calon POPT
Penata Muda, III/a
Calon POPT
Penata Muda, III/a
Calon POPT Calon POPT
NIP. 19880129 201503 2 003
2.
Drh. Amrie Muhammad NIP. 19880116 201503 1 001
3.
Adhi Pradhana, SP NIP. 19890902 201503 1 001
4.
Zulaekhah Rahmi, A.Md NIP. 19820702 201503 2 001
5.
Sandi Kristanto NIP. 19861217 201503 1 001
6.
Mulyadi NIP. 19860610 201503 1 002
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
5
Lampiran 5. Data alat laboratorium karantina hewan yang telah dikalibrasi Tahun 2015 No
1
2
3
4
5
Nama /Spesifikasi Alat
Lokasi Alat
Microplate Shaker/BIOSAN PST-60 HL Plus
Lab Virologi
Centrifuge/Fisher Centrific Model 228
Lab Mikrobiolog
Scientific
Waterbath/HH-S
1
Lab Virologi
Inkubator/WTC Binder
Jumlah
1
1
Lab Virologi
1
Elisa Washer/Thermo Scientific Weellwash Versa
Lab Virologi
Elisa Reader/Thermo scientific Multiskan FC
Lab Virologi
Pharmaceutical refrigerator/MPR-214 F
Lab Preparasi
8
Pharmaceutical MPR-214 F
Lab Parasitologi
1
9
Pharmaceutical refrigerator/MPR-214 F
Lab Parasitologi
10
Pharmaceutical refrigerator/MPR-215F
Ruang Bahan
11
Vortex/Thermolyne type 37600 mixer
Lab Virologi
Biosafety Cabinet Level II/Nuaire model NU 425-500 E
Lab Virologi
ThermoHygrometer
Lab Parasitologi
6
7
12
13
14
15
refrigerator/
Micropipet single 10-100 µl
Micropipet single 100-1000 µl /Eppendorf 356405Z
1
Waktu Pelaksanaan 16-09-2015
16-09-2015
16-09-2015
16-09-2015
22-9-2015
Keterangan Kalibrator (No. Sertifikat & Tgl) Balai
15.07888A
(25-09-
Kalibrasi
2015)
Balai Kalibrasi
15.07879 A (25-09-
Balai Kalibrasi
15.07886 A (25-09-
Balai Kalibrasi
15.07887 A (25-09-
PT GQI
9035/GQI/Sert/X/15(
2015)
2015)
2015)
08 Oktober 2015) 1
22-9-2015
PT GQI
9032/GQI/Sert/X/15( 08 Oktober 2015)
Stock
1
Balai Kalibrasi
15.07882 A (25-09-
16-9-2015
Balai Kalibrasi
15.07884 A (25-092015)
1
16-9-2015
Balai Kalibrasi
15.07885 A (25-092015
1
16-9-2015
Balai Kalibrasi
15.07883 A (25-092015
1
16-9-2015
Balai Kalibrasi
15.07880 A (25-09-
PT MGI
K.15.09.122(25-09-
1
16-9-2015
21-9-2015
2015)
2015
2015)
Lab Virologi
Lab Virologi
1
1
1
10-9-2015
10-10-2015
10-10-2015
Balai Kalibrasi
15.07498 A (21-09-
Balai Kalibrasi
15.07488 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07490 A (12-10-
2015)
2015)
2015)
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
6
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32
Micropipet single 100-1000 µl /Eppendorf 35626Z
Lab Virologi
Micropipet single 0,5-10 µl /Eppendorf 330122A
Lab Virologi
Micropipet single 20-200 µl /Eppendorf 360036A
Lab Virologi
Micropipet single 20-200 µl /Eppendorf 379694Z
Lab Virologi
Micropipet single 20-200 µl /Eppendorf 379981Z
Lab Virologi
Micropipet single 20-200 µl
Lab Virologi
Micropipet single 2-20 µl
Micropipet single 2-20 Eppendorf 359099Z
Lab Virologi
µl/
Lab Virologi
Micropipet single 10-100 µl/ Eppendorf 340529A
Lab Virologi
Micropipet multi 10-100 µl/ Finnpipette F2 HH81694
Lab Virologi
Micropipet multi 30-300 µl/ Finnpipette F2 HH97096
Lab Virologi
Micropipet multi 10-100 µl/ Eppendorf N27734B
Lab Virologi
Micropipet multi 0,5-10 /Eppendorf I38297C
µl
Lab Virologi
Micropipet multi 1 /Eppendorf O22318B
µl
Termometer gelas
Termometer gelas
-10
Lab Virologi
Lab Parasitologi
Lab Parasitologi
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10-10-2015
10-10-2015
10-10-2015
10-10-2015
10-10-2015
10-10-2015
10-10-2015
10-10-2015
10-10-2015
10-10-2015
10-10-2015
10-10-2015
10-10-2015
10-10-2015
03-09-2015
03-09-2015
Balai Kalibrasi
15.07489 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07489 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07483 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07491 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07487 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07485 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07484 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07482 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07486 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07492 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07496 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07495 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07497 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07494 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07499 A (21-09-
Balai Kalibrasi
15.07500 A (21-09-
2015)
2015)
2015)
2015)
2015)
2015)
2015)
2015)
2015)
2015)
2015)
2015)
2015)
2015)
2015)
2015)
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
7
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Centrifuge/ Biosan MSC 6000
Multispin
Lab Virologi
Micropipet single 0,1-2,5 ul/ Eppendorf 332893A
Lab Virologi
Micropipet single 0,25-2,5 ul/ Eppendorf 332825A
Lab Virologi
Elisa Reader/ BIO RAD Model 680
Lab Virologi
Biosafety Cabinet/ Kojair, Biowizard Silver SL 130 class II
Lab Mikrobiologi
Analitical Balance/O’Haus AR 1530
Lab Mikrobiologi
Incubator/ Carbolite
Lab Mikrobiologi
Incubator/ Carbolite
1
1
1
1
16-09-2015
10-10-2015
10-10-2015
22-09-2015
Balai Kalibrasi
15.07881 A (25-09-
Balai Kalibrasi
15.07480 A (12-10-
Balai Kalibrasi
15.07481 A (12-10-
PT.GQI
9031/GQI/Sert/X/15(
2015)
2015)
2015)
8-10-2015) 1
21-09-2015
PT. MGI
K.15.09.123(25-092015)
Lab Mikrobiologi
Biomedical Freezer/ Sanyo Biomedical Freezer MDF 136
Lab Parasitologi
Mikroskop Zeiss/ 3136001126
Lab Parasitologi
1
1
1
1
1
16-09-2015
16-09-2015
16-09-2015
16-09-2015
21-09-2015
Balai Kalibrasi
15.07889 A (25-09-
Balai Kalibrasi
15.07891 A (25-09-
Balai Kalibrasi
15.07892 A (25-09-
Balai Kalibrasi
15.07890
PT. MGI
K.15.09.124 (25-09-
2015)
2015)
2015) A(25-09-
2015)
2015) 43
44
45
46
47
Realtime PCR/ Applied Biosistem (AB), 7500 Fast Real Time PCR System
Lab Biomol
Micropipette single 0,5-10 ul
Lab Virologi
Micropipette single 0,1 – 2,5 ul
Micropipette multi 1250 ul
Micropipette multi 10-100 ul/ Eppendorf O22785B
1
22-09-2015
PT.GQI
9036/GQI/Sert/X/15 (8-10-2015)
Lab Virologi
Lab Virologi
Lab Virologi
1
1
1
1
27-10-2015
27-10-2015
27-10-2015
10-10-2015
Balai Kalibrasi
15.09845 A( 02-11-
Balai Kalibrasi
15.09846 A (02-11-
Balai Kalibrasi
15.09847 A (02-11-
Balai Kalibrasi
15.07493 A (12-10-
2015)
2015)
2015)
2015)
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
8
Lampiran 6. Matrik Pemantauan Status Penyakit di Jawa Barat TH.2014 No.
Provinsi
1
Jawa Barat
Kabupaten/Ko ta Bogor
Jenis HPHK Terindentifikasi
Status/Situ asi HPHK
Risiko Penyebaran HPHK
AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI dan ND memiliki resiko paling tinggi
AI (PCR)
Tertular
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
New Castle Disease Tertular (HAHI)
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI Untuk ND belum ada uji lab
2
Ciamis
AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI dan ND memiliki resiko paling tinggi
AI (PCR)
Tertular
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
New Castle Disease Tertular (HAHI) Rabies (Elisa) Bebas dengan vaksinasi
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI untuk Rabies, pada saat domestrik keluar dilakukan pemeriksaan klinis Untuk ND belum ada uji lab
3
Cianjur
AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI dan ND memiliki resiko paling tinggi
AI (PCR)
Tertular
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
New Castle Disease Tertular (HAHI)
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI Untuk ND belum ada uji lab
4
Cirebon
AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI dan ND memiliki resiko paling tinggi
AI (PCR)
Tertular
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
New Castle Disease Tertular (HAHI)
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI Untuk ND belum ada uji lab
5
Garut
6
Indramayu
AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI dan ND memiliki resiko paling tinggi
New Castle Disease Tertular (HAHI) Rabies (Elisa) Tertular
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
Rabies (FAT)
Tertular
untuk Rabies, pada saat domestrik keluar dilakukan pemeriksaan klinis Untuk ND belum ada uji lab
AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI dan ND memiliki resiko paling tinggi
AI (PCR)
Tertular
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
New Castle Disease Tertular (HAHI)
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI Untuk ND belum ada uji lab
7
Kota Bogor
AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI memiliki resiko tinggi untuk penyebaran (pengeluaran HPHK) Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI
8
Kota Bandung AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI memiliki resiko tinggi
AI (PCR)
Tertular
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
Rabies (Elisa)
Bebas dengan vaksinasi
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI Untuk rabies, pada saat domestic keluar dilakukan Pemeriksaan klinis
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
9
9
Kota Banjar
New Castle Disease Tertular (HAHI)
Penyakit ND memiliki resiko tinggi untuk penyebaran (pengeluaran HPHK) Untuk ND belum ada uji lab
10
Kuningan
AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI dan ND memiliki resiko paling tinggi
AI (PCR)
Tertular
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
New Castle Disease Tertular (HAHI)
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI Untuk ND belum ada uji lab
11
Majalengka
AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI dan ND memiliki resiko paling tinggi
AI (PCR)
Tertular
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
New Castle Disease Tertular (HAHI)
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI Untuk ND belum ada uji lab
12
Purwakarta
AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI dan ND memiliki resiko paling tinggi
AI (PCR)
Tertular
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
New Castle Disease Tertular (HAHI)
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI Untuk ND belum ada uji lab
13
Subang
14
Sukabumi
15
Sumedang
16
Tasikmalaya
AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI dan NDmemiliki resiko tinggi
AI (PCR)
Tertular
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
New Castle Disease Tertular (HAHI) Rabies (FAT) Bebas dengan vaksinasi
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI
AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI dan ND memiliki resiko tinggi
AI (PCR)
Tertular
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
untuk Rabies, pada saat domestrik keluar dilakukan pemeriksaan klinis
New Castle Disease Tertular (HAHI) Rabies (Elisa) Tertular
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI
AI (HAHI test)
Penyakit AI dan ND memiliki resiko tinggi
Tertular
untuk Rabies, pada saat domestrik keluar dilakukan pemeriksaan klinis
New Castle Disease Tertular (HAHI) Rabies (Elisa) Bebas dengan vaksinasi Rabies (FAT) Bebas dengan vaksinasi
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
AI (HAHI test)
Tertular
Penyakit AI dan ND memiliki resiko tinggi
Rabies (Elisa)
Tertular
untuk penyebaran (pengeluaran HPHK)
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI
untuk Rabies, pada saat domestrik keluar dilakukan pemeriksaan klinis
Periksaan Lab AI : Rapid Tes AI untuk Rabies, pada saat domestrik keluar dilakukan pemeriksaan klinis
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
10
Lampiran 7. Matrik Pemantauan Data UPSUS Anggaran Kesehatan Unggas
No .
Nama Perusahaan
Peruntuk an IKHS
Hasil Uji PCR AI BBKP Soekarno Hatta
Vaksinasi
Ada
1
2
3
PT. CPJF, Farm 1
PT. CPJF, Farm 4
PT. CPJF, Desa Jayasari
DOC GPS
DOC GPS
DOC GPS
Flu = Negatif H5 = Negatif
Flu = Negatif H5 = Negatif
Flu = Negatif H5 = Negatif
V
V
V
Tidak
Pengobatan
Pemberantas an Penyakit Unggas
Vaksinasi Rutin HPAI Seluruh Populasi
Ada
Ada
Ya
V
V
V
Tidak
V
V
V
Tidak
V
V
V
Tidak
Posisi Peternakan Di Dalam Wilayah Yang Mengalami Wabah AI
Sumber Air Peternakan
Ya
Air tanah
Tidak
V
V
V
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
11
V
V
V
PAM
Air sungai
Sistim Kandang
Close house
V
V
V
Semi close house
Perlakua n Unggas Sakit
Tindakan Terhadap Unggas Mati/Afkir
Terbuka Dikaranti na di tempat khusus di dalam kandang Di kandang karantina dan karyawa n lain tidak boleh masuk ke kandang tersebut Dipisahk an dari populasi, lalu diberikan pengobat an
Dibakar di tempat khusus Unggas mati dibakar. Yang afkir dipotong dan masuk ke kantin farm Dilakukan sampling, nekropsi. Ayam yang mati kemudian dibakar dan dikubur
4
5
6
7
PT. Bibit Indonesia, Farm I PT. Bibit Indonesia, Farm II PT. Bibit Indonesia, Farm IV PT. Taat Indah Bersinar
DOC GPS
Flu = Negatif H5 = Negatif
V
V
DOC GPS
Flu = Negatif H5 = Negatif
V
V
DOC GPS
Flu = Negatif H5 = Negatif
V
V
DOC GPS
Flu = Negatif H5 = Negatif
V
V
V
V
V
V
Tempat karantina /tindak penyemb uhan
Mati masuk lubang bangkai
Dikubur dan dibakar
8
PT. Japfa Comfeed Indonesia, Farm 2
DOC GPS
Flu = Negatif H5 = Negatif
V
V
V
V
V
V
V
Isolasi kandang, kirim sampel ayam ke laboratori um dan treatment
9
PT. Japfa Comfeed Indonesia, Farm 1
DOC GPS
Flu = Negatif H5 = Negatif
V
V
V
V
V
V
V
Pengoba tan
Dibakar
10
PT. Cibadak Indah Sari Farm
DOC GPS
Flu = Negatif H5 = Negatif
V
Isolasi, Pengoba tan, Pemusna han
Dibakar di incenerato r
V
Ditempat kan pada kandang karantina yang terpisah dari kandang utama
Dikubur
11
PT. Karya Indah Pertiwi
Telur Tetas
HA/HI 2º
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
12
V
V
12
PT. Hybro Indonesia
DOC GPS
Flu = Negatif H5 = Negatif
V
V
V
13
PT. Isa Indonesia
DOC GPS
Flu = Negatif H5 = Negatif
V
V
V
PT. CJ-PIA
DOC GPS
Flu = Negatif H5 = Negatif
14
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Dibakar
Dibakar
V
Dipisahk an
Unggas yang mati dibuatkan lubang lalu dibakar
V
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
pemeriksa an PA, bangkai didisinfeks i dan dibakar
Karantin a/isolasi dan pengobat an
13
V
No.
Nama Perusahaan
Desinfeksi Kandang Unggas Yang Dikeluarkan
Ya
Tidak
Type Kendaraan/Alat Angkut Unggas
Terbuka
Pelaksanaan Desinfeksi Truk Sebelum Keluar dari Area Kandang
Desinfeksi terhadap wadah/kotak unggas
Semi Terbuka/ Tertutup
Ya
V
V
V
V
V
Tidak
Ya
Penyortiran AyamAyam Sakit/Mati Sebelum Diangkut
Tidak
Ya
Tidak
Pemakaian Truk Yang Sama Untuk Mengambil Ayam Dari Kandang Yang Lain
Ya
Rute Perjalanan Truk Melewati Daerah Endemik AI
Tidak
Ya
Tidak
V
V
V
V
V
V
V
1
PT. CPJF, Farm 1
V
2
PT. CPJF, Farm 4
V
3
PT. CPJF, Desa Jayasari
4
PT. Bibit Indonesia, Farm I
V
V
V
V
V
V
V
5
PT. Bibit Indonesia, Farm II
V
V
V
V
V
V
V
6
PT. Bibit Indonesia, Farm IV
V
V
V
V
V
V
V
7
PT. Taat Indah Bersinar
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Hasilnya telur HE
9
PT. Japfa Comfeed Indonesia, Farm 2 PT. Japfa Comfeed Indonesia, Farm 1
10
PT. Cibadak Indah Sari Farm
V
V
V
V
V
V
V
11
PT. Karya Indah Pertiwi
V
V
V
V
V
V
V
12
PT. Hybro Indonesia
V
V
V
V
V
V
V
13
PT. Isa Indonesia
V
V
V
V
V
V
V
14
PT. CJ-PIA
V
V
V
V
V
V
8
V
Laporan Tahunan 2015 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta
14
V