PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) OF EQUITY DAN SALES GROWTH TEHADAP RETURN ON INVESTMENT (Sensus Pada Perusahaan Subsektor Farmasi yang terdaftar di BEI Pada Tahun 2014) Oleh : YULI GUNTARI 123403109 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
[email protected] ABSTRACT THE INFLUENCE OF INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) OF EQUITY AND SALES GROWTH ON THE RETURN ON INVESTMENT (Sensus on Companies Farmasi SubSector listing on the Indonesia Stock Exchange) By YULI GUNTARI 123403109 Guidance : Dr. H. Dedi Kusmayadi S.E., M.Si., Ak., CA Iwan Hermansyah S.E., M.Si., Ak., CA The purpose of this research is to examine the influence of the Investment Opprtunity Set (IOS) and Sales Growth on the Return On Investment (ROI), and influence between Investment Opprtunity Set (IOS) on the Sales Growth. The sampel which is used in this research consists of 10 manufacturing companies subsector Farmasi listed at Indonesian Stock Exchange on period of 2014. The analysis which used in this research is path analysis. The research result shows Investment Opprtunity Set (IOS) significant influence on the Sales Growth. The partialyl effect only Investment Opprtunity Set which have significant influence on the Return On Investment (ROI). But, Investment Opprtunity Set (IOS) and Sales Growth simultaneously significant influence on the Return On Investment (ROI). Keywords: Investment Opprtunity Set (IOS), Sales Growth, Return On Investment (ROI).
ABSTRAK
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) OF EQUITY AND SALES GROWTH TEHADAP RETURN ON INVESTMENT (Sensus Pada Perusahaan Subsektor Farmasi yang terdaftar di BEI) Oleh :
YULI GUNTARI 123403109 Pembimbing :
Dr. H. Dedi Kusmayadi S.E., M.Si., Ak., CA Iwan Hermansyah S.E., M.Si., Ak., CA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Investment Opprtunity Set (IOS) dan Sales Growth terhadap Return On Investment (ROI), dan pengaruh antara Investment Opprtunity Set (IOS) terhadap Sales Growth pada perusahaan subsektor Farmasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2014. Sampel penelitian ini terdiri dari 10 perusahaan manufaktur subsektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukan bahwa Investment Opprtunity Set (IOS) berpengaruh signifikan terhadap Sales Growth. Secara parsial hanya Investment Opprtunity Set (IOS) yang berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment (ROI). Namun, secara simultan Investment Opprtunity Set (IOS) dan Sales Growth berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment (ROI). Kata kunci: Investment Opprtunity Set (IOS), Sales Growth, Return On Investment (ROI).
PENDAHULUAN Kemajuan teknologi dan informasi dimasa sekarang ini menciptakan persaingan yang tajam diantara perusahaan. Persaingan tersebut tidak hanya dengan perusahaan di luar negeri. Pada umumnya tiap-tiap perusahaan mempunyai tujuan pokok yaitu dapat memaksimumkan nilai perusahaan demi kelangsungan usahanya. Tujuan memaksimumkan nilai perusahaan berkaitan dengan keuntungan jangka panjang dari perusahaan. Untuk itu perusahaan membutuhkan
modal
yang
cukup
besar
untuk
mempunyai
kegiatan
operasionalnya. Usaha peningkatan modal dapat dilakukan salah satunya dengan cara menarik dana dari luar yaitu melalui pasar modal. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan penting yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan
seperti investor dan kreditor. Pertumbuhan diharapkan dapat
memberikan aspek yang positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan kesempatan investasi diperusahaan tersebut. Pertumbuhan perusahaan akan menciptakan banyak pilihan investasi yang dapat dilakukan perusahaan dimasa yang akan datang. Untuk melakukan investasi, perusahaan membutuhkan kesempatan, suatu rencana atau proyek yang bisa dipilih untuk mewujudkan tujuannya untuk menghasilkan laba yang optimal. Kumpulan kesempatan investasi (investment opportunity set) merupakan pilihan-pilihan investasi yang tersedia untuk masa yang akan datang. Opsi investasi masa depan tidak hanya ditunjukan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga kemampuan perushaan dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibanding dengan perusahaan sejenis dalam kelompok industrinya. Pada penelitian sebelumnya Kallapur dan Trombley ditindaklanjuti oleh Sami et al, pada tahun 1999, Tettet Fijrijanti dan Jogiyanto Hartono (2000) serta Adi Prasetyo (2000). Bahwa penting sekali menilai suatu perusahaan terutama mengenai struktur modalnya. Dari struktur modal tersebut dapat melihat nilai
buku dan nilai pasarnya. Dari sinilah dapat diketahui apakah perusahaan tersebut bertumbuh atau tidak bertumbuh. Informasi ini dapat digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Asosiasi antara IOS dan kinerja manajemen tercermin pada pertumbuhan nilai perusahaan yang dikelola manajemen (Subekti dan Kusuma, 2001). Realisasi pertumbuhan ini ditunjukan melalui pertumbuhan nilai buku aktiva, penjualan, laba dan nilai buku perusahaan (Kallapur dan Trombley, 1999 dalam Utami, 2007). Pertumbuhan penjualan (sales growth) mencerminkan manifestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan juga merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam mendanai kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang. Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keungan tidak akan memberikan makna apa-apa tanpa dianalisis lebih dahulu. Analisis ROI merupakan salah satu analisis yang mampu menguraikan secara rinci hal-hal yang mempengaruhi terhadap efisiensial dan operasi perusahaan. Return On Investment (ROI) merupakan salah satu rasio profitabilitas. ROI sendiri adalah rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Munawir, 2012: 89). Penjualan tercipta dari suatu proses penukaran barang dan atau jasa antara penjual dan pembeli. Melalui proses inilah laba atau keuntungan dapat diperoleh. Dalam lingkup lebih luas, di dalam perusahaan fungsi pemasaran sangat berperan penting dalam peningkatan penjualan. Oleh karena itu, diperlukan suatu alat yang dapat mengefektifkan pengelolaan perusahaan. Apabila laba yang diperoleh tinggi maka profit margin yang diperoleh akan meningkat, sehingga mengakibatkan
semakin besar ROI yang diperoleh. Oleh karena itu, penjualan memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya ROI. Pertumbuhan indsutri farmasi di Indonesia berpotensi membaik kedepan. Hal ini didukung dari pertumbuhan ekonomi kelas menengah yang penduduknya ingin lebih sehat sehingga pertumbuhan pasar farmasi akan lebih baik lagi. Selain itu, daerah-daerah juga kian memberi jaminan kesehatan kepada penduduknya. Sektor
farmasi
memiliki
prospek
cemerlang
sebagai
dampak
pengimplementasian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Walau demikian, pelaku pasar tetap harus mencermati perkembangan nilai tukar rupiah. Pelemahan rupiah bisa menekan kinerja harga saham. Kerap disaat terjadi pelemahan rupiah terhadap US dolar, saham-saham sektor farmasi juga mengalami pelemahan yang serupa. Hal itu disebabkan karena sebagian besar bahan baku pembuatan obat mayoritas masih impor, yaitu sekitar 80%. Naiknya kurs dollar membuat biaya produksi farmasi membengkak. Sementara itu daya beli masyarakat kian tertekan akibat kenaikan harga BBM. Jadi, tidak heran apabila kinerja beberapa emiten farmasi di kuartal III-2013 kurang mengkilap. Meskipun industri farmasi terpukul oleh kenaikan kurs dolar, ternyata ada beberapa produsen yang kinerjanya cukup baik. Salah satunya adalah PT Kalbe Farma (KLBF). Di tengah tekanan pelemahan rupiah, perusahaan ini masih mampu membukukan laba bersih Rp 1,37 triliun pada kuartal III-2013. Hebatnya lagi, sepanjang 2013 harga saham KLBF di bursa melesat hingga 17,92%. Akibatnya, PT Kalbe Farma mampu membagikan dividen tunai sebesar Rp 797 miliar, tentu hal ini sejalan dengan komitmen Kalbe untuk memberikan hasil yang optimal bagi pemegang saham. Pembagian dividen ini setara dengan rasio sebesar 40% atas laba bersih tahun buku 2013. Di tahun berikutnya, perseroan berencana membagikan dividen lebih besar dari tahun ini yaitu mencapai 50% dari laba bersih, dengan mempertimbangkan rencana pengembangan dan kebutuhan dana perseroan. (Dewi Rachmat Satria, 2014)
Pada sub sektor Farmasi terdapat 10 perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
yang
masing-masing
berlomba
untuk
membuat
dan
mengembangkan produk-produk farmasi yang baru di pasaran, berimbas pula pada fluktuasi
penjualan produk masing-masing perusahaan. Kemajuan
perusahaan dapat dilihat dari tingkat profitabilitas atau keuntungan perusahaan, tingkat risiko maupun kesehatan dari perusahaan itu sendiri. Salah satu jenis dari rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur capaian profit perusahaan adalah Return On Investment (ROI). Ketika ROI tinggi, maka hal ini akan menjadi pertimbangan bagi para investor untuk melakukan investasi. METODE PENELITIAN OPERASIONALISASI VARIABEL Dalam penelitian ini terdapat dua variabel Independen (X) dan satu variabel dependen (Y). Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No
Variabel
Definisi
Indikator
Skala
1. Total Ekuitas (jumlah modal yang menggambarkan hak kepemilikan seseorang atas aset perusahaan) 2. Jumlah Lembar Saham Beredar (jumlah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan dan dipegang oleh investor) 3. Harga Penutupan Saham (harga jual penutupan saham pada akhir tahun). 1. merupakan pendapatan hasil penjualan bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada
Rasio
1
Investment Opportunity Set (IOS) (MVEBVE) X1
Investment Opportunity Set (IOS) merupakan suatu keputusan investasi dalam bentuk kombinasi dari aktiva yang dimiliki (assets in place) dan opsi investasi dimasa yang akan datang (Myers dalam Sukardi dan Herdinata, 2009: 132). Market to book value of equity (MVEBVE) sebagai proksi IOS.
2
Sales Growth X2
Pertumbuhan atas penjualan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan atau jasa perusahaan tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan
Rasio
dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan. (Swastha dan Handoko, 2001).
3
Return On Investment (ROI) Y
Return On Investment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Munawir, 2012:89).
tahun t. 2. merupakan pendapatan hasil penjualan bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada tahun t-1 atau pada tahun sebelumnya. 1. Laba Setelah Pajak (laba bersih setelah dikurangi berbagai biaya, termasuk dikurangi berbagai pajak). 2. Total Assets (keseluruhan dari sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang diharapkan memberi manfaat usaha dikemudian hari).
Rasio
TEKNIK PENGUMPULAN DATA JENIS DATA Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah
data yang dinyatakan dalam bentuk numerik atau angka,
menunjukan nilai terhadap besaran variabel yang diwakilinya. Semua variabel yang digunakan dalam penelitianini dinyatakan dalam bentuk rasio. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Data sekunder merupakan merupakan data yang tidak didapatkan secara langsung oleh penulis tetapi diperoleh dari data yang dimilki oleh perusahaan,
studi
kepustakaan, literatur, jurnal penelitian terdahulu yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, dan data yang diperoleh melalui fasilitas internet.
POPULASI SASARAN Populasi adalah objek penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu yang telah dipilih dengan pertimbangan tertentu pula. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor Industri Barang Konsumsi sub sektor
Farmasi pada tahun 2014 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 10 perusahaan.
PROSEDUR PENGUMPULAN DATA Dalam memperoleh data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumendokumen atau catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang jelas. Data sekunder tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Pojok BursaFakultas Ekonomi Universitas Siliwangi dan dengan mengakses website resmi BEI di alamat http://www.idx.co.id. PARADIGMA PENELITIAN Model
atau
paradigma
penelitian
merupakan
pola
pikir
yang
mneghubungkan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistik yang digunakan. (Sugiyono, 2004: 8) . Konsep
model
atau
paradigma
penelitian
dalam
penelitian
ini
menggunakan paradigma tiga variabel penelitian. Adapun struktur hubungan antara variabel independen dan variabel dependen menurut Sugiyono (2004: 39) mengenai paradigma tiga variabel adalah sebagai berikut:
(X1)
Y (X2) Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (Path Analysis) selanjutnya akan diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 for windows. Investment Opportunity Set, Sales Growth dan Return On Investment pada Perusahaan Subsektor Farmasi Untuk melihat bagaimana Investment Opportunity Set, Sales Growth dan Return On Investment
pada Perusahaan Subsektor Farmasi, berikut disajikan
tabel mengenai perhitungan dari masing-masing variabel. Tabel 4.4 Investment Opportunity Set, Sales Growth dan Return On Investment pada Perusahaan Subsektor Farmasi No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Perusahaan
PT. Darya Varia Laboratoria PT. Indofarma PT. Kimia Farma PT. Kalbe Farma PT. Merck PT. Pyridam Farma PT. Merck Sharp Dohme Pharma PT. Sido Muncul PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia PT. Tempo Scan Pacifik
IOS (%) 195,96 185,86 449,25 873,76 647,29 74,81 -238,04 347,29 26,38 312,8
Sales Growth (%) 0,19 3,29 3,98 8,54 -27,7 15,45 137,25 -7,35 16,66 9,59
ROI (%) 6,5 0,09 7,99 17,07 25,32 1,54 -4,74 14,72 35,88 10,45
(Data yang diolah penulis)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bagaimana variabel X1 (Investment Opportunity Set pada perusahaan subsektor Farmasi. Investment Opportunity Set (IOS) dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui kesempatan investasi di masa yang akan datang. Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat nilai IOS dari masing-masing perusahaan subsektor Farmasi tahun 2104, yaitu 9 dari 10 perusahaan yang menjadi objek penelitian memiliki nilai MVEBVE positif. Semakin rendah nilai dari raio IOS semakin tinggi nilai dari IOS. Untuk nilai dari sales growth pada perusahaan subsektor Farmasi pada tahun 2014 diperoleh hasil yaitu 8 dari 10 perusahaan subsektor Farmasi pada tahun 2014 yang mengalami
peningkatan penjualan dari tahun 2013 ke tahun 2014. Dan Hasil perhitungan dari ROI pada perusahaan subsektor Farmasi pada tahun 2014 seperti dilihat pada tabel 4.4, hasilnya adalah 9 dari 10 perusahaan subsektor Farmasi tahun 2014 yang dijadikan objek penelitian memiliki ROI yang positif, hal tersebut mencerminkan bahwa kinerja dari perusahaan-perusahaan tersebut baik. Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Sales Growth pada Perusahaan Subsektor Farmasi Tahun 2014 Untuk mengetahui besarnya pengaruh Investment Opportunity Set (X1) terhadap Sales Growth (X2) digunakan analisis jalur (Path Analysis) versi 16.0 for windows. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 for windows diperoleh data mengenai diperoleh data mengenai R (koefisien korelasi) dan R Square/R 2 (koefisien determinasi). Nilai R menunjukan besarnya hubungan atau korelasi antara Investment Opportunity Set dengan Sales Growth dinyatakan dalam koefisien beta (β) atau koefisien standar (standardized coefficients). Berdasarkan tabel tersebut diperoleh rX1X2 sebesar 0,816 (terlampir). Sedangkan koefisien determinasinya (R²) menunjukan besarnya pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Sales Growth sebesar 0,665 atau 66,5% artinya bahwa variabel X2 (sales growth) dipengaruhi oleh variabel X1 (Investment Opportunity Set). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa nilai Investment Opportunity Set (IOS) pada perusahaan akan dapat mempengaruhi pertumbuhan penjualan pada perusahaan tersebut. Sedangkan faktor residu atau pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti sebesar 0,335 atau 33,5%. Hasil tersebut menunjukan bahwa hubungan Investment Opportunity Set (IOS) dengan Sales Growth
termasuk ke dalam
kategori kuat. Berdasarkan perhitungan SPSS versi 16,0 for windows diperoleh nilai thitung sebesar 3,993 (terlampir) sedangkan ttabel dimana α=5% yaitu df=10-2=8 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,306 yang berarti bahwa thitung (3,993) > ttabel (2,306) dengan nilai signifikasi sebesar 0,004 yaitu lebih kecil dari α=5% (0,05). Dengan demikian, hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa Hipotesis diterima dan kaidah Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu Investment Opportunity Set (IOS)
berpengaruh signifikan terhadap Sales Growth. Perusahaan yang bertumbuh memiliki kebijakan yang berfokus pada pertumbuhan perusahaan. Porter (1980) dalam Utami (2007) menyatakan bahwa perusahaan bertumbuh memiliki pertumbuhan margin, laba dan penjualan yang tinggi. Hal ini merupakan berita baik bagi investor, sehingga perusahaan bertumbuh akan direspon positif oleh pasar (Utami, 2007). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Susi Susilawati (2014) yang mengemukakan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh terhadap Sales Growth. Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Return On Investment Secara Parsial pada Perusahaan Subsektor Farmasi Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 for windows diperoleh hasil dari koefisien beta (β) atau standardized coefficients yaitu sebesar 0,901 (terlampir) dan diperoleh nilai pengaruh langsung sebesar 0,811 atau 81,1% yang artinya bahwa variabel X1 (Investment Opportunity Set) berpengaruh terhadap variabel Y (Return On Investment) sebesar 81,1%. Dan sisanya sebesar 18,9% adalah faktor residu atau pengaruh dari variabel yang tidak diteliti. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai dari Return On Investment (ROI) dipengaruhi oleh nilai Investment Opportunity Set (IOS). Berdasarkan perhitungan SPSS versi 16,0 for windows dengan koefisien beta (β) sebesar 0,901 diperoleh nilai thitung sebesar 10,859 (terlampir) sedangkan nilai dari ttabel dimana α = 5% yaitu df= 10-2=8 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,306 sehingga thitung (10,859) > ttabel (2,306) atau jika dibandingkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α=5% yang berarti hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa hipotesis diterima dan kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternatif diterima yaitu Investment Opportunity Set (IOS) secara parsial berpengaruh sigifikan terhadap Return On Investment (ROI). Selain didistribusikan kepada para pemegang saham, sebagian sisa laba yang diperoleh oleh perusahaan akan digunakan untuk membiayai investasi.
Apabila perusahaan mempunyai banyak aliran kas bebas, maka perusahaan cenderung untuk meningkatkan penggunaan kas untuk keuntungan perusahaan atau dengan kata lain perusahaan lebih memilih untuk melakukan investasi yang mempunyai nilai positif. Maka, apabila perusahaan mempunyai Investment Opportunity Set yang besar, profitabilitas pada perusahaan juga mengalami pertumbuhan (Arief Rachman, 2009). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosa Kurnia Widharatna (2014) yang mengemukakan bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap profitabilitas.
Pengaruh Sales Growth Terhadap Return On Investment Secara Parsial pada Perusahaan Subsektor Farmasi Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 16.0 for windows diperoleh diperoleh hasil dari koefisien beta (β) atau Standardized Coefficients pada tabel Coefficients sebesar 0,109 (terlampir) dan diperoleh pengaruh langsungnya sebesar 0,012 atau 1,2%. Yang berarti bahwa variebel X2 (Sales Growth) berpengaruh terhadap variabel Y (Return On Investment) sebesar 1,2% dan sisanya sebesar 98,8% merupakan faktor residu, yaitu pengaruh dari variabel yang tidak diteliti. Hasil tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan penjualan akan dapat mempengaruhi besar kecilnya ROI. Berdasarkan perhitungan SPSS versi 16,0 for windows dengan koefisien beta (β) sebesar 0,109 diperoleh nilai thitung sebesar 1,315 (terlampir) sedangkan nilai dari ttabel dimana α = 5% yaitu df=10-2=8 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,306 sehingga thitumg (1,315) < ttabel (2,306) dan nilai signifikansi sebesar 0,320 lebih besar dari α = 5%. Dengan demikian, dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis ditolak dan kaidah keputusan Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti pada tingkat keyakinan 95% Ha ditolak, artinya bahwa secara parsial Sales Growth berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap Return On Investment (ROI). Hasil pengujian ini menunjukan bahwa semakin meningkat pertumbuhan penjualan maka profitabilitas yang diperoleh perusahaan akan menurun. Pengaruh tidak signifikan ini menunjukan bahwa pertumbuhan penjualan bukan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi profitabilitas. Penjualan harus dapat
menutupi biaya sehingga dapat menghasilkan keuntungan. (Sari, 2014). Namun, yang terjadi pada perusahaan subsektor Farmasi tahun 2014 ini pertumbuhan penjualan perusahaan disertai dengan peningkatan biaya yang lebih besar seperti biaya bahan baku, pemasaran serta depresiasi nilai tukar rupiah akibat kenaikan biaya bahan baku impor sehingga peningkatan profitabilitas yang diharapkan tidak dapat tercapai karena pertumbuhan penjualan (Sales Growth) tidak dapat menutupi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitan yang dilakukan oleh Sunarto dan Budi (2009), Nugroho (2011) dan Wela (2015) yang mengungkapan hal yang serupa, yaitu perutmbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Pengaruh Investment Opportunity Set dan Sales Growth Terhadap Return On Investment Secara Simultan pada Perusahaan Subsektor Farmasi Perhitungan nilai Investment Opportunity Set, Sales Growth dan Return On Investment dapat dilakukan dengan mengolah data yang dapat dilihat dari indikator masing-masing variabel dan dengan menggunakan analisis jalur (path analysis). Pengujian hipotesis secara simultan tersebut menggunakan uji F yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara besarnya Investment Opportunity Set, Sales Growth dan Return On Investment, dengan hasil dan pengolahan data melalui SPSS versi 16.0 for windows. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 for windows diperoleh hasil dari variabel X1 (Investment Opportunity Set), X2 (Sales Growth) dan Y (Return On Investment). Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 16.0 for windows (Tabel ANOVAa: terlampir ) diperoleh nilai Fhitung sebesar 213,925 dimana kriteria penolakan Ho jika Fhitung> Ftabel dengan taraf signifikan α = 5% maka dari tabel distribusi F-Snedecor diperoleh F;k; (n-k-1) = 10-2-1 = 7 adalah sebesar 4,74 sehingga Fhitung (213,925)>Ftabel (4,74) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari α = 5%. Karena Fhitung> Ftabel dan nilai sig 0,000 lebih kecil dari α = 5%, hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa hipotesis diterima dan kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternatif diterima artinya Investment
Opportunity Set (X1) dan Sales Growth (X2) pada perusahaan subsektor Farmasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment (Y) dengan pengaruh langsung sebesar 0,984 atau 98,4% dan sisanya sebesar 0,016 atau 1,6% adalah faktor residu yang merupakan pengaruh dari variabel yang tidak diteliti. Berdasarkan hasil dari pengujian tersebut maka, Investment Opportunity Set (IOS) dan Sales Growth secara simultan berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI) pada perusahaan Subsektor Farmasi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya nilai IOS adalah ekuitas. Ekuitas diperlukan untuk meningkatkan penjualan, karena dengan adanya pertumbuhan penjualan perusahaan harus memiliki dana untuk membiayai aktiva lancar. Sehingga dengan adanya peningkatan penjualan maka profitabilitas perusahaan meningkat pula. Karena salah satu yang mempengaruhi profitabilitas adalah kegiatan penjualan. (Yoyon, 2012). Maka dapat disimpulkan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) dan Sales Growth berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment (ROI). Semakin tinggi nilai dari IOS dan Sales Growth maka akan meningkatkan nilai dari ROI. PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, berikut kesimpulan yang dapat diberikan: 1. Investment Opprtunity Set (IOS), Sales Growth dan Return On Investment (ROI) pada perusahaan subsektor Farmasi tahun 2014 memiliki keragaman nilai yang berbeda-beda. Nilai IOS tertinggi terdapat pada PT. Kalbe Farma, Tbk (Kalbe) dan terendah pada PT. Merck Sharp Dohme Pharma, Tbk (SCPI). Nilai Sales Growth tertinggi terdapat pada PT. Merck Sharp Dohme Pharma, Tbk (SCPI) dan terendah pada PT. Sido Muncul, Tbk (SIDO). ROI tertinggi terdapat pada PT. Thaiso Pharmaceutical Indonesia, Tbk (SQBB) dan terendah pada PT. Merck Sharp Dohme Pharma, Tbk (SCPI).
2. Investment Opprtunity Set (IOS) berpengaruh signifikan terhadap Sales Growth. 3. Secara parsial Investment Opprtunity Set (IOS) berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment (ROI), dan Sales Growth berpengaruh tidak signifikan terhadap Return On Investment (ROI). 4. Secara simultan Investment Opprtunity Set (IOS) dan Sales Growth berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment (ROI). SARAN 1. Bagi Perusahaan Sebaiknya perusahaan mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja perusahaannya, agar dapat menciptakan nilai tambah (Value added) bagi pemilik modal untuk memaksimumkan nilai perusahaannya dan diharapkan mampu menjaga tingkat kestabilan pertumbuhan perusahaanya, pertumbuhan perusahaan diharpkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Yang dapat dilakukan dengan cara seperti penambahan modal, meningkatkan nilai laba perusahaan dengan cara meningkatkan pendapatan dan menekankan biaya. Meningkatkan laba bukan berarti menaikkan setinggi-tingginya harga jual produk, karena akan menurunkan daya beli konsumen. Peningkatan pendapatan bisa dicapai dengan meningkatkan kualitas produk, pemberian better service kepada konsumen dll. Sedangkan dalam hal penekanan biaya tidak dilakukan dengan menurunkan biaya menjadi serendah-rendahnya, namun lebih pada cost efficiency. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menggunakan sampel perusahaan yang tidak hanya pada perusahaan manufaktur saja, tetapi dapat dikembangkan dengan menggunakan sampel dari kelompok perusahaan lain yang listed di Bursa Efek Indonesia.
Menambah jumlah variabel dan memperpanjang tahun yang diteliti, tidak hanya 1 periode.
DAFTAR PUSTAKA Akhamd, Adi Saputro. 2003. Analisis Pengaruh Kebijakan Pendanaan, Dividen dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Set Kesempatan Investasi. Jurnal Akuntansi Dan Investasi, Vol. 8, No. 1, Januari, 2003. Anthi, Dwi Putriani. 2008. Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Manufaktur. Universitas Gunadarma. Aprilia, Setyarini. 2006. Korelasi Investment Opportunity Set Perusahaan Tumbuh dan Tidak Tumbuh Terhadap Abnormal Return Perusahaan. Universitas Islam Indonesia. Bambang, Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi ke-4 Cetakan ke-8. Yogyakarta: BPFE. Dewi, Rachmat Kusuma. 15 Juni 2016. Kalbe Farma Sebar Dividen Rp 797 Miliar ke Pemegang Saham. www.detik.com Elfianto, Nugroho. 2011. Analisis Pengaruh Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Modal Kerja, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Profitabilitas. Universitas Diponegoro Semarang. Faisal, Abdullah. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Malang: UMM. Khairunnisa, Indah Ningrum. 2011. Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Return Saham Perusahaan. Universitas Sebelas Maret. Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran: Terjemahan Hendra Teguh & Rony A Rusli, edisi millenium, Penerbit PT. Indeks, Jakarta. Munawir, 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke-4 Cetakan ke-13. Yogyakarta: Liberty. Nirwana SK, Sitepu. 1994. Analysis Jalur (Path Analysis), Unit Pelayanan Statistika, Jurusan Statistika. Bandung: FMIPA UNPAD
Norpratiwi, M.V. Agustina. 2004. Analisis Korelasi Investment Opportunity Set Terhadap Return Saham (Pada Saat Pelaporan Keuangan Perusahaan). STIE YKPN. Yogyakarta. Sufi, Fajrotus Syifa. 2015. Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Kepemilikan Konstutisional, Komisaris Independen, Dan Return On Investment (ROI) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas NegeriYogyakarta. Sugiyono, 2004. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan ke-2. Bandung: Alfabeta. Syarief, Dienan. 2015. Pengaruh IOS terhadap Profitabilitas.Universitas Hasanuddin Makassar. Tita, Deitiana. 2011. “Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan Dan Dividen Terhadap Harga Saham”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 13, Nomor 1. Tita, Komalasari. 2014. Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Yunita, Retno Widiarti. 2009. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Return On Investment (ROI). Universitas Negeri Semarang.