150
Sulinarti, Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III...
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SDN 1 KENDALREJO KECAMATAN DURENAN TRENGGALEK DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA BIDANG STUDI PKN MATERI BANGGA SEBAGAI BANGSA INDONESIA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Sulinarti SD N 1 Kendalrejo, Durenan, Trenggalek
Abstrak. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SDN 1 Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 Semester II. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN 1 Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek pada semester II tahun ajaran 2014/2015 oleh guru kelas III SDN 1 Kendalrejo. Subyek dalam kegiatan penelitian ini adalah siswa Kelas III SDN 1 Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Semester II Tahun 2014/2015 dengan jumlah kelasnya 14 siswa. Penelitian dilakukan di Kelas III SDN 1 Kendalrejo dan dilaksanakan pada Semester II Tahun 2014/2015 selama dua bulan, dimulai bulan Maret sampai dengan bulan April 2015. Berdasarkan kepada hasil akhir dari penelitian tindakan ini, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya. Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata Kelas III SDN 1 Kendalrejo Kecamatan Durenan Trenggalek Tahun 2014/2015 Semester II muali dari sebelum siklus: 65,00 dengan persentase ketuntasan belajar 42,86%. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 76,43 dengan persentase ketuntasan belajar 78,57% dan siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 87,86 dengan persentase ketuntasan belajar 100%. Dengan tercapainya KKM maka penelitian ini dapat dikatakan telah berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Kata kunci: prestasi belajar, PKn, kontekstual
Pada tahun 1973 melalui MPR ditetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) ditegaskan bahwa: “Pendidikan Kewarganegaraan dimasukkan dalam kurikulum di semua tingkat pendidikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta”. (Tap. MPR. No. IV/MPR/1973). Maka sejak itu PKn dijadikan sebagai bidang studi tersendiri. “Tim Pembina PKn Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa: “Pendidikan Kewarganegaran adalah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terus menerus yang terjadi di dalam proses belajar mengajar yang diciptakan hubungan antara guru dengan siswa menurut aturan moral
Pancasila. Proses belajar mengajar menanamkan norma Pancasila dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa menurut tuntutan moral Pancasila”. (Tim Pembina PKn Depdikbud, 1983:24). Dari definisi di atas dapat diuraikan bahwa hakekat bidang studi PKn adalah pendidikan moral yang berlandaskan Pancasila. Dengan demikian penekanannya lebih menitik beratkan pada aspek moral (afektif) dan perbuatan (psikomotor) disamping secara integratif perlu diperhatikan aspek pengetahuan (kognitif). Sasaran akhir PKn adalah dihayati dan diamalkannya Pancasila oleh setiap anak didik di dalam kehidupan bermasyarakat dan
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
bernegara. Dalam pada itu D. Djamal mengemukakan bahwa: “Tujuan mempelajari PKn adalah untuk mengerti dan memahami tentang isi dan makna yang terkandung dalam Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warganegara yang baik dengan sikap moral dan perilaku yang berdasarkan falsafah negara dan UUD 1945”. (Djamal, D. 1979: 7). Pada buku lain dirumuskan tujuan PKn sebagai berikut: “Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan meneruskan dan mengembangkun jiwa semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan GBHN kepada generasi muda, dengan menekankan ranah sikap dan nilai yang mendorong semangat merangsang ilham dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik”. (GBPP, Depdikbud, 1994:3) Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi; (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Materi PKn mencakup semua unsur yang erat kaitannya dengan sejarah dan perkembangan PKn terutama tentang Pendidikan Masalah Moral.Dengan adanya materi yang disediakan itu diharapkan dihayati dan
151
diamalkan. Perintah yang ada dalam Pancasila yang berdasarkan UUD 1945 oleh setiap peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. PKn juga membentuk peserta didik yang sadar akan hak dan kewajibannya. Sebagai peserta didik yang taat akan peraturan kedisiplinan sekolah dan peraturan lainnya. Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Para guru PKn seharusnya mengenal, memahami dan dapat menerapkan berbagai metode penyajian yang bervariasi sesuai dengan perkembangan dunia metodologi pendidikan dewasa ini. Metode apapun yang kita pilih atau kita gunakan dalam pelaksanaan program pengajaran PKn hendaknya dapat menjamin pengembangan keseluruhan aspek, yakni Pengetahuan, sikap dan ketrampilan, terutama pengembangan sikap dan moral dan mental (penghayatan) nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945. (Prasdjo, 2003). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sering dianggap sebagai pembelajaran yang bersifat normatif sehingga dianggap tidak menarik dan membosankan. Padahal pelajaran PKn merupakan pelajaran penting dalam membelajarkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik serta mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral sehingga nantinya dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari. Berdasarkan observasi awal di lapangan bahwa terjadi permasalahan terkait dengan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas
151
152
Sulinarti, Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III...
III SDN 1 Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, yaitu mengenai rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah dan cenderung kurang aktif, sedangkan untuk nilai ulangan harian siswa masih banyak yang tidak tuntas dalam pembelajaran karena nilainya kurang dari KKM (Kriteria ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan agar hasil belajar siswa dapat meningkat. (Dimyati, 1999) Berdasarkan hasil temuan dan data di atas peneliti mencoba untuk melakukan penelitian untuk mendapat perbaikan dari suatu proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PKn yaitu dengan penerapan model pembelajaran kontekstual. Pembelajaran Kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalahmasalah yang disimulasikan. Pendekatan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan pendekatan tersebut hasil pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Proses belajar mengajar berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan, siswa bekerja, mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. (Depdiknas, 2004).
Suatu pembelajaran di kelas dikatakan melaksanakan Pembelajaran Kontekstual, jika terdapat indikator-indikator sbb: (1) Metode pembelajaran yang dipakai adalah pendekatan diagnostik Preskriptif, maksudnya adalah pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada kelompok siswa (kelas), tetapi mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa, sehingga pembelajaran memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal. (2) Peran guru harus intensif dalam mendorong keberhasilan siswa secara individual. Hal-hal yang dapat dilakukan guru, misalnya: (a) Menjabarkan/memecah KD ke dalam satuan-satuan yang lebih kecil; (b) Menata indikator berdasarkan cakupan serta urutan unit; (c) Menyajikan materi dalam bentuk yang bervariasi; (d) Memonitor seluruh pekerjaan siswa; (e) Menilai perkembangan siswa dalam pencapaian kompetensi Menyediakan sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi siswa yang menjumpai kesulitan. (3) Peran siswa lebih leluasa dalam menentukan jumlah waktu belajar yang diperlukan. Artinya siswa diberikan kebebasan dalam menetapkan kecepatan pencapaian kompetensi. Kemajuan siswa sangat tertumpu pada usaha serta ketekunan siswa secara individual. (4) Sistem penilaian menggunakan penilaian berkelanjutan, yang ciricirinya adalah: (a) Penilaian dengan sistem blok; (b) Tiap blok terdiri dan satu atau lebih kompetensi dasar; (c) Hasil penilaian dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial, program pengayaan, dan program percepatan; (d) Penilaian mencakup aspek kognitif dan psikomotor; (e) Aspek afektif dinilai melalui pengamatan dan kuesioner. (Bogdan, 1982).
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan prestasi belajar siswa Kelas III SDN 1 Kendalrejo Kecamatan Durenan Trenggalek Tahun 2014/2015 Semester II dengan Pendekatan Kontekstual; (2) Peningkatan pemahaman siswa Kelas IIISDN 1 Kendalrejo Kecamatan Durenan Trenggalek Tahun2014/2015Semester II terhadap mata pelajaran PKn materi bangga sebagai bangsa indonesia; (3) Sejauh mana efektifitas pembelajaran PKn menggunakan Pendekatan Kontekstual padamateri bangga sebagai bangsa indonesia.
153
nantinya untuk mengetahui tingkat prestasi siswa; (5) Daftar nilai, berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklusyang masingmasing meliputi:planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan replection (refleksi). Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan.Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan oleh peneliti, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Teknis analisis data dalam penelitian ini, adalah analisis data kualitatif yang bersifat linier (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Adapun teknik analisis data yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan dan menyimpulkan; (2) mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan mengkategorikan dan pengklasifikasian; (3) menyimpulkan dan memverifikasi. Dari kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan terakhir dan selanjutnya diikuti kegitan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian. Dalam penelitian tindakan ini, untuk mengecek keabsahan data yang diperoleh maka, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti.diantaranya: (1) Perpanjangan siklus kegiatan penelitian; (2) Ketekunan pengamatan; (3) Triangulasi.
METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN 1 Kendalrejo Desa Kasreman Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek pada semester II tahun ajaran 2014/2015 oleh guru kelas III SDN 1 Kendalrejo. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan, dimulai bulan Maret sampai dengan bulan April 2015, dengan jumlah siswa 14 siswa. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi, digunakan untuk meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran; (2) Lembar Tes Tertulis, digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran; (3) Dokumen Siswa, diperlukan dengan asumsi hahwa dokumen siswa yang baik menunjukkan minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi PKn yang berakibat prestasi belajar siswa meningkat; (4) Lembar Angket, digunakan untuk mengukur minat belajar siswa, yang berisi beberapa pernyataan yang diharapkan dapat mengukur besarnya minat belajar siswayang
153
154
Sulinarti, Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III...
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi Awal Dalam tahap ini peneliti (guru Kelas III) melakukan observasi awal di lapangan, dan menemukan hasil atau permasalahan yang ada di Kelas IIISDN 1 Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015Semester II. Permasalahan tersebut terkait dengan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III Semester II SDN 1 Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, yaitu mengenai rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah dan cenderung kurang aktif, sedangkan untuk nilai ulangan harian siswa masih banyak yang tidak tuntas dalam pembelajaran karena nilainya kurang dari KKM (Kriteria ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Perencanaan (Planning) Beberapa perencanaan yang dirancang oleh peneliti dalam melaksanakan pemberian tindakan perbaikan kelas adalah sebagai berikut: (a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Pendekatan Kontekstual; (b) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika metode tersebut diaplikasikan; (c) Membuat/mempersiapkan alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka memperlancar proses pembelajaran tersebut; (d) Mendesain alat evaluasi tes prestasi; (e) Mempersiapkan prosedur monitoring, kolaboratif kunjungan kelas, format/ bahan wawancara siswa, perangkat tes kuesioner, dan buku catatan lapangan.
Pelaksanaan (Action) Pelaksanaan dalam siklus I ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Apersepsi tanya jawab tentang materi pelajaran; (b) Siswa menyimak penjelasan guru tentang indikator yang akan dicapai; (c) Siswa membagi kelompok-kelompok dan menyiapkan bahan materi yang akan didiskusikan. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Siswa diberi tugas membaca materi dari buku teks; (b) Siswa mendiskusikan materi sesuai petunjuk guru secara kelompok; (c) Siswa membuat laporan hasil diskusi; (d) Laporan hasil kerja dari masing-masing kelompok; (e) Guru mengklarifikasi hasil kerja kelompok; (f) Membuat kesepakatan untuk menyimpulkannya. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Tanya jawab tentang materi pelajaran secara lisan; (b) Tindak lanjut memberikan tugas rumah. Pengamatan (Observation) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata, membuat rangkuman dan memberikan kesimpulan. Siswa selalu memperhatikan: (a) guru sedang memberi penjelasan, (b) Siswa yang mengemukakan pendapat, (c) Siswa yang sedang mengerjakan soal. Di samping itu siswa bersikap selalu: (a) Melaksanakan perintah, (b) Melakukan peragaan, dan (c) Bekerja sama dengan kelompoknya. Sedangkan kegiatan yang sering dilakukan oleh guru adalah: (a) Menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurang jelas, (b) Meminta Pendapat kelompok lain untuk memberi penegasan, dan (c) memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Dalam siklus I ini aktivitas guru memperoleh persentase sebesar 66,07%. Aktifitas siswa
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
yang sering dilakukan: (a) Menanyakan halhal yang kurang jelas tentang pokok bahasan, dan (b) Memperhatikan temannya yang sedang melakukan praktik pengukuran panjang. Dalam siklus I ini aktivitas siswa memperoleh persentase sebesar 68,75%.
Berdasarkan hasil pantauan observer maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif; (b) Guru sebagai peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran; (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, dan siswa dapat bekerja sama dalam kelompok dengan siswasiswa yang lain meskipun hanya sebagian siswa yang aktif dalam proses pembelajaran.
Tabel 1 Hasil Belajar Siswa Siklus I N o
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
M. Agung Wahyudi M.Dafa Rafian Balena Insan Faza Bangkit Ramadani Roy Brianiqno Ferdinan Roy Fauzan Zakki Pratama Gawe Ngastho Prabowo Ica Sabilah Anjani Larasati Arsy Balati M. Aldi Saputra Naza Rita Dwiki Fadillah Rizka Dwi Kusuma 12 Ningrum 13 Rizky Eko Susanto 14 Sintia Dwi Astuti Jumlah Rata-rata
Nilai 80 90 70 80 70 80 60 80 90 60 90 70
% Ketuntasan T TT T T T T T T TT T T TT T
Siklus Kedua Perencanaan (planning) Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yang dipaparkan di atas maka guru kelas sebagai peneliti merumuskan rencana tindakan untuk siklus II, dengan beberapa perubahan diantaranya: (a) Siswa diminta untuk mencari informasi tentang pokok bahasan hak anak dari berbagai sumber seperti di perpustakaan dan mencari contoh nyata dari anak di rumah dan di sekolah sekitar tempat tinggal; (b) Menunjukkan kepada setiap kelompok untuk bersiap-siap melakukan kegiatan belajar kegiatan sebagaimana yang petunjuknya ada di dalam buku paket serta hasil penemuan siswa dari berbagai sumber.
T
60 90 T 107 11 0 76.43 78.57
155
TT 3 21.43
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa adanya peningkatan prestasi belajar siswa, dari sebelum siklus siswa mendapatkan nilai rata-rata sebesar 65,00meningkat menjadi 76,43 pada Siklus I dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 78,57%. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan maka pada siklus I komponen-komponen minat masih di kriteria kurang, yaitu mempersiapkan buku PKn, berusaha menyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru, aktif berkumpul dengan anggota kelompoknya, memperhatikan arahan guru, berusaha mencari jawaban bila mendapat tugas dan belajar lebih intensif bila diberi tahu akan ada ulangan.
Pelaksanaan (Action) Pelaksanaan dalam siklus II ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Apersepsi tanya jawab tentang materi pelajaran; (b) Siswa menyimak penjelasan guru tentang indikator yang akan dicapai; (c) Siswa membagi kelompok-kelompok danmenyiapkan bahan materi yang akan didiskusikan. (2) Kegiatan
Refleksi
155
156
Sulinarti, Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III...
Inti, meliputi: (a) Siswa diberi tugas membaca materi dari buku teks; (b) Siswa mendiskusikan materi sesuai petunjuk guru secara kelompok; (c) Siswa membuat laporan hasil diskusi; (d) Laporan hasil kerja dari masingmasing kelompok; (e) Guru mengklarifikasi hasil kerja kelompok; (f) Membuat kesepakatan untuk menyimpulkannya. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Tanya jawab tentang materi pelajaran secara lisan; (b) Tindak lanjut memberikan tugas rumah. Pengamatan (Observation) Guru berhasil melaksanakan seluruh rencana tindakan dengan efektif. Pada siklus II ini aktivitas guru sebesar 82,81%. Ketika melakukan kegiatan belajar tindakan siswa lebih percaya diri dan kelihatan menyakinkan melalui Pendekatan Kontekstual ini. Aktivitas siswa pada siklus II ini memperoleh persentase sebesar 82,14%. Tabel 2 Hasil Belajar Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Siswa
M. Agung Wahyudi M.Dafa Rafian Balena Insan Faza Bangkit Ramadani Roy Brianiqno Ferdinan Roy Fauzan Zakki Pratama Gawe Ngastho Prabowo Ica Sabilah Anjani Larasati Arsy Balati M. Aldi Saputra Naza Rita Dwiki Fadillah Rizka Dwi Kusuma 12 Ningrum 13 Rizky Eko Susanto 14 Sintia Dwi Astuti Jumlah Rata-rata
Nilai 100 90 90 100 90 70 100 70 90 80 90 80
% Ketuntasan T TT T T T T T T T T T T T T
100 T 80 T 1230 14 0 87.86 100.00 0.00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa adanya peningkatan nilai rata-rata siswa dari Siklus I sebesar 76,43meningkat menjadi 87,86 pada Siklus II ini. Sedangkan
untuk persentase ketuntasannya mencapai nilai yang hampir sempurna yaitu sebesar 100%. Hasil Pengukuran minat pada siklus II berkriteria baik yaitu dalam mempersiapkan buku PKn, berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan guru, aktif berkumpul dengan anggota kelompoknya memperhatikan arahan guru, berusaha menjawab bila mendapat pertanyaan, dan lebih intensif jika diberitahukan akan ada ulangan. Berdasarkan pada kriteria minat belajar yang ditunjukan pada siklus II hal ini menunjukan bahwa minat belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, dengan demikian prestasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan. Refleksi Dari hasil pengamatan guru peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat diilustrasikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik; (b) Kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran dapat di atasi oleh guru peneliti; (c) Alur berfikir lebih menyeluruh dalam memahami suatu konsep, terlihat dari kemampuan siswa untuk mengkaitkan suatu pokok bahasan dengan materi PKn di Kelas III; (d) Hampir semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat bekerja sama dengan baik antara teman kelompoknya. Dari hasil data, prestasi belajar siswa dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas III SDN 1 Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015 Semester II mulai dari sebelum siklus: 65,00 dengan persentase ketuntasan belajar
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016
42,86%. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 76,43 dengan persentase ketuntasan belajar 78,57% dan siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 87,86 dengan persentase ketuntasan belajar 100%.
157
PENUTUP Kesimpulan Dalam pembelajaran PKn dengan pokok bahasan Bangga Sebagai Bangsa Indonesia menggunakan Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dibuktikan dari perolehan hasil belajar siswa yang meningkat dalam setiap siklus.Nilai rata-rata siswa sebelum Siklus sebesar 65,00, Siklus I 76,43 dan pada Siklus II 87,86. Sedangkan untuk persentase ketuntasannya juga mengalami peningkatan dari sebelum siklus 42,86%, Siklus I 78,57%, dan pada Siklus II menjadi 100%. Tingkat pemahaman siswa Kelas III SDN 1 Kendalrejo mengalami peningkatan setelah proses pembelajaran PKn dengan materi Bangga Sebagai Bangsa Indonesia dibelajarkan melalui Pendekatan Kontekstual. Pembelajaran PKn dengan materi Bangga Sebagai Bangsa Indonesia efektif digunakan dengan pembelajaran Pendekatan Kontekstual pada siswa Kelas III Semester II SDN 1 Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek.
Gambar 1 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Sedangkan untuk aktifitas guru setiap siklus juga mengalami peningkatan, dari siklus I sebesar 68,75% dan pada siklus II sebesar 82,81%. Untuk aktifitas belajar siswa pada siklus I mencapai 66,07% lalu pada siklus II mencapai 82,14%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas III Semester II SDN 1 Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian telah berhasil. Untuk dapat lebih jelasnya dalam peningkatan prestasi belajar ini peneliti sajikan dalam bentuk Gambar 2 sebagai berikut.
Saran Pembelajaran PKn Pendekatan Kontekstual yang telah diuraikan di atas, hendaknya didukung secara kontinyu mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan pengukuran panjang. Hendaknya pihak sekolah lebih banyak menyediakan media pembelajaran untuk pelajaran PKn yang bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran. Pendekatan Kontekstual bukan satu-satunya strategi yang harus digunakan dalam proses pembelajaran. Artinya guru perlu mengembangkan strategi belajar dengan teknik lain agar proses belajar siswa lebih variatif. Dengan peningkatan aktivitas
Gambar 2 Peningkatan Aktivitas Belajar
157
158
Sulinarti, Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III...
siswa dalam kegiatan belajar, maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar secara optimal. Anonim. 1994. GBPP SLTP Kurikulum 1994 edisi 99. Jakarta: Dikmenum. Bogdan, R.C., & Biklen, S.K. 1982. Qualitative Research In Education. Boston: Allyn & Bacon. Depdiknas. 2004. Pedoman CTL, Pedoman Penunjang Kurikulum 2004, Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamal, D. 1979. Pengantar Dasar- Dasar Kependidikan Nasional. Jakarta: Yudhistira
DAFTAR RUJUKAN Mulyasa, 2003. Kurikulum Berbasis kompetensi: Konsep, Karakreistik, dan Implementasi. Bandung: PT Temaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto, M. P. 1997, Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja, Rosdakarya. Prasdjo, Budi, dkk, 2003, Teori dan Aplikasi PKn Untuk kelas 1 SD, Jakarta: Yudhistira. Tap. MPR. No. IV/MPR/1973 Tim Pembina PKn. 1983. Kajian Kurikulum dan Model-model Pembelajaran PKn. Jakarta: Depdikbud.