39
METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Desain dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari objek dalam satu waktu tertentu, tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang. Waktu pengambilan data penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Juni 2012. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Lima Puluh Kota (perdesaan/rural) dan Kota Bukittinggi (perkotaan/urban). Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling) berdasarkan pertimbangan bahwa kabupaten dan kota tersebut merupakan sentra unit usaha industri kerajinan bordir dan sulaman yang ada di Sumatera Barat. Kabupaten Lima Puluh Kota terdiri atas tiga belas kecamatan, kemudian dipilih dua kecamatan secara purposive (sengaja) berdasarkan sentra unit usaha kerajinan bordir/sulaman yaitu Kecamatan Payakumbuh dan Harau. Kecamatan Payakumbuh terdiri atas tujuh desa/nagari, dan dipilih satu nagari yaitu Nagari Koto Tangah Simalanggang. Sedangkan Kecamatan Harau terdiri atas sebelas nagari, dan dipilih satu nagari yaitu Nagari Lubuk Batingkok. Kota Bukittinggi terdiri atas tiga kecamatan, kemudian dipilih dua kecamatan
secara
purposive
berdasarkan
sentra
unit
usaha
kerajinan
bordir/sulaman yaitu Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dan Guguk Panjang. Kecamatan Mandiangin Koto Selayan terdiri atas sembilan kelurahan, kemudian dipilih satu kelurahan yaitu Kelurahan Manggis Ganting. Sedangkan Kecamatan Guguk Panjang terdiri atas tujuh kelurahan, dan dipilih satu kelurahan yaitu Kelurahan Kayu Kubu. Proses pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan alasan sebagai berikut: 1. Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Bukittinggi dipilih secara purposive, yang mewakili satu daerah perdesaan dan satu daerah perkotaan. Penentuan
40
kabupaten/kota berdasarkan rekomendasi Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. 2. Kecamatan, nagari/kelurahan dilakukan secara purposive berdasarkan sentra unit usaha kerajinan bordir/sulaman atas rekomendasi dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota. 3. Pengambilan contoh tiap nagari dilakukan secara purposive dibantu oleh kader PKK atas rekomendasi kepala nagari setempat, dengan cara mendatangi rumah keluarga yang menjadi contoh. Sedangkan pengambilan contoh tiap kelurahan dilakukan secara purposive dibantu oleh kader pengrajin bordir/sulaman (Kelompok
Usaha Bersama/KUB)
atas
rekomendasi
Dinas
Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan Kota Bukittinggi dengan mendatangi rumah keluarga yang menjadi contoh.
Teknik Penarikan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki istri sebagai pengrajin bordir dan sulaman yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Dalam penelitian ini keluarga yang ada di Sumatera Barat dibedakan atas dua kelompok, yaitu kelompok keluarga perdesaan/rural dan perkotaan/urban. Responden penelitian adalah istri (ibu) dengan kriteria berasal dari keluarga lengkap yang memiliki anak usia sekolah (SD sampai SMA) dan bersedia untuk dijadikan contoh. Pembagian
populasi
ke
dalam
dua
kelompok
dilakukan
untuk
membandingkan karakteristik keluarga, peran gender dalam keluarga, manajemen keuangan keluarga, dan tingkat kesejahteraan keluarga subjektif antara keluarga perdesaan dan perkotaan. Teknik penarikan contoh yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan metode purposive sampling. Penentuan jumlah contoh mengikuti rumus Slovin sebagai berikut: n =
N (1 + Ne2)
Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Error (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan contoh yang bisa ditolerir yaitu 10%)
41
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga pengrajin bordir/sulaman yang tinggal di empat nagari/kelurahan terpilih. Jumlah keluarga pengrajin yang ada di empat nagari/kelurahan terpilih tersebut adalah sebagai berikut : 1. Nagari Koto Tangah Simalanggang : 203 keluarga 2. Nagari Lubuk Batingkok : 127 keluarga 3. Kelurahan Manggis Ganting : 195 keluarga 4. Kelurahan Kayu Kubu : 211 keluarga Sehingga jumlah populasi adalah 736 keluarga dan jumlah contoh menurut rumus Slovin adalah sebagai berikut : n =
= 88 ≈ 100
N = 736 (1 + Ne2) (1 + 736x10%2)
Berdasarkan rumus Slovin tersebut, jumlah minimal contoh dengan jumlah populasi sebanyak 736 keluarga dan error 10 persen adalah 88 keluarga. Guna menghindari adanya kekurangan data, maka diambil contoh sebanyak 100 keluarga. Dari setiap nagari/kelurahan diambil contoh sebanyak 25 keluarga, sehingga jumlah seluruh contoh dalam penelitian ini adalah 100 keluarga.
Provinsi Sumatera Barat
12 Kabupaten
Sumber Data : BPS Prov. Sumatera Barat 2011 7 Kota
Kabupaten Lima Puluh Kota (13 Kecamatan)
Purposive mewakili daerah perdesaan dan perkotaan
Kota Bukittinggi (3 Kecamatan)
Purposive Kec. Payakumbuh (7 Nagari)
Kec. Harau (11 Nagari)
Kec. Mandiangin Koto Selayan (9 Kelurahan)
Kec. Guguk Panjang (7 Kelurahan) Purposive
Nagari K.T. Simalanggang
Nagari L. Batingkok
Kel. Manggis Ganting
n=25
n=25
n=25
Kel. Kayu Kubu
n=25
Gambar 3 Skema Penarikan Contoh
Total : 100 keluarga
42
Jenis dan Teknik Pengambilan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi: 1) Karakteristik usaha kerajinan bordir dan sulaman. 2) Karakteristik keluarga yang terdiri dari umur suami dan istri, pendidikan suami dan istri, pekerjaan utama/sampingan suami dan istri, besar keluarga, jumlah anak, pendapatan keluarga, dan kepemilikan aset keluarga. 3) Pengetahuan dan penerapan budaya matrilineal dalam keluarga. 4) Peran gender dalam keluarga yang berkaitan dengan pembagian peran dalam pengambilan keputusan dan pembagian kerja pada aktivitas domestik, publik/ekonomi dan social. 5) Penerapan dan peran gender dalam manajemen keuangan keluarga yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan/implementasi dan monitoring/ evaluasi. 6) Aliran kas keluarga/cash flow. 7) Pengeluaran pangan dan non pangan. 8) Tingkat kesejahteraan keluarga subjektif (Subjective Quality of Live). Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara: 1) Wawancara terstruktur kepada responden (istri/ibu) dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai instrumen pengumpul data; 2) Wawancara mendalam (indepth interview) kepada responden terpilih sebanyak 4 orang yang merupakan informan kunci untuk memperoleh informasi lebih mendalam mengenai aliran kas keluarga. Data sekunder diperlukan untuk menunjang data primer. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi keadaan geografis, sosial ekonomi, karakteristik lingkungan masyarakat, keadaan usaha kerajinan bordir dan sulaman di Sumatera Barat. Data sekunder diperoleh dari beberapa sumber yaitu : Badan Pusat Statistik (BPS),
Dinas
Koperasi
Perindustrian
dan
Perdagangan
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota serta Kantor Desa di lokasi penelitian. Secara rinci jenis data, variabel, skala, dan teknik pengambilan data disajikan pada Tabel 3.
43
Tabel 3. Jenis, Variabel, Skala dan Cara Pengumpulan Data No.
1
Jenis Data
Primer
Variabel
Karakteristik keluarga : - Umur suami dan istri - Pendidikan suami dan istri - Pekerjaan - Jumlah anggota keluarga - Pendapatan keluarga - Kepemilikan aset
Skala
Cara Pengumpul data Wawancara
Primer
Pengetahuan terhadap sistem matrilineal (struktur keluarga sistem matrilineal, perkawinan, sumberdaya materi, pengasuhan, dan komunikasi)
Ordinal
Wawancara
3
Primer
Penerapan sistem matrilineal dalam keluarga (perkawinan, sumberdaya materi, pengasuhan, dan komunikasi)
Ordinal
Wawancara
4
Primer
Peran gender dalam pengambilan keputusan 1. Peran dalam aktivitas domestik 2. Peran dalam aktivitas publik/ekonomi a. Usaha kerajinan b. Usaha non kerajinan 3. Peran dalam aktivitas sosial
6
7
8
Primer
Primer
Primer
Primer
Peran Gender dalam Pembagian Kerja 1. Peran dalam aktivitas domestik 2. Peran dalam aktivitas publik/ekonomi a. Usaha kerajinan b. Usaha non kerajinan 3. Peran dalam aktivitas social Penerapan Manajemen Keuangan Keluarga: - Perencanaan - Pelaksanaan/implementasi - Monitoring dan evaluasi Peran Gender dalam Manajemen Keuangan Keluarga: - Perencanaan - Pelaksanaan/implementasi - Monitoring dan evaluasi
Ordinal Ordinal
Ordinal Ordinal
Ordinal Ordinal Ordinal
* Recode : 1=1; 2=2; 3=3; 4=2;5=1
0,791
35 (1-3)
0,950
38 (1-3)
0, 791
Wawancara Ordinal Ordinal Ordinal
Wawancara
Data gambaran umum lokasi penelitian (Nagari/Kelurahan, Kab./Kota, dan Provinsi)
35 (1-3)
Wawancara
Ordinal
Sekunder
0,922
Ordinal
Deskriptif
10
33 (1-5)*
Wawancara
Wawancara mendalam (Indepth interview)
Kesejahteraan keluarga subjektif (subjective quality of life)
0,948
Ordinal
Deskriptif Rasio
Primer
38 (1-5)*
Wawancara
- Aliran kas keluarga/cashflow - Pengeluaran (pangan dan non pangan) - Karakteristik lingkungan masyarakat dan keadaan usaha bordir/sulaman
9
Cronbach α
Rasio Rasio Nominal Rasio Rasio Nominal
2
5
Jumlah Item Pertanyaan
44
Kontrol Kualitas Data Instrumen penelitian disebarkan setelah melakukan tahap uji coba terhadap butir-butir pernyataan dalam kuesioner penelitian. Uji coba kuesioner dilakukan sebagai kontrol kualitas data yang dilakukan untuk mengevaluasi kesulitan pengisian kuesioner dan mengetahui reliabilitas butir pertanyaan yang diajukan, dengan tujuan menjamin data yang dikumpulkan dalam penelitian. Uji coba instrumen dilakukan terhadap 20 keluarga pengusaha kerajinan bordir dan sulaman di Kabupaten Lima Puluh Kota. Pada penelitian ini analisis reliabilitas menggunakan koefesien Alpha Cronbach. Menurut Babbie (1989), suatu instrumen dianggap sudah cukup reliabel bilamana nilai koefesien alpha > 0,6. Butir pernyataan yang dilakukan analisis Alpha Cronbach meliputi pernyataan tentang pengetahuan dan penerapan budaya matrilineal, peran gender pada pengambilan keputusan dan pembagian kerja dalam keluarga, penerapan dan peran gender dalam manajemen keuangan keluarga, dan tingkat kesejahteraan keluarga subjektif.
Pengukuran Variabel Penelitian Pengukuran variabel penelitian dilakukan berdasarkan tujuan penelitian yang mengacu pada kerangka pemikiran. Bentuk pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian sebagai berikut : 1. Karakteristik keluarga meliputi beberapa aspek yaitu : 1) Umur suami dan istri yang digolongkan menjadi 3 kategori menurut Feldman (1996) yaitu masa dewasa awal 20-39 tahun, masa sewasa pertengahan 40-65 tahun, dan masa dewasa lanjut/tua 65 tahun ke atas; 2) Pendidikan suami dan istri adalah lamanya pendidikan berdasarkan jenjangnya yang dibedakan menjadi 4 kategori yaitu 1-6 tahun (SD), 7-9 tahun (SMP), 10-12 tahun (SMA), dan 13-17 tahun (PT); 3) Pekerjaan suami dan istri adalah pekerjaan utama dan pekerjaan tambahan; 4) Jumlah anggota keluarga digolongkan menjadi 3 kategori menurut BKKBN (1998) yaitu keluarga kecil (<4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar (>7 orang);
45
5) Jumlah anak digolongkan menjadi 3 kategori menurut BKKBN (1998) yaitu kecil (<2 orang), sedang (3-5 orang), dan besar (>5 orang); 6) Pendapatan keluarga adalah jumlah pendapatan utama/tambahan suami dan istri, ditambah pendapatan anak, dan pendapatan keluarga lainnya. Pendapatan dan pengeluaran total keluarga per bulan dibagi kedalam empat kategori berdasarkan interval kelas. Pengakategorian pendapatan dan pengeluaran per kapita per bulan berdasarkan Garis Kemiskinan Provinsi Sumatera Barat 2011, yang dikategorikan rendah apabila lebih kecil dari Rp.261.719, sedang antara Rp.261.719-Rp. 523.438 dan dan tinggi apabila lebih besar Rp.523.438; 7) Kepemilikan aset terdiri atas tidak ada, bawaan istri, bawaan suami, dan bersama. 2. Pengetahuan terhadap sistem matrilineal terdiri atas 5 kelompok, yaitu pengetahuan tentang keluarga sistem matrilineal (7 pernyataan), pengetahuan tentang perkawinan (7 pernyataan), pengetahuan tentang sumberdaya materi (10 pernyataan), pengetahuan tentang pengasuhan (6 pernyataan), dan pengetahuan tentang komunikasi antar keluarga besar (6 pernyataan). Setiap butir pernyataan disediakan 2 jawaban yaitu betul dan salah. Jawaban yang benar/tertinggi diberi skor 1 dan jawaban yang salah/terendah diberi skor 0. Oleh karena tiap-tiap aspek memiliki jumlah pernyataan yang tidak sama, maka masing-masing skor ditransformasikan ke dalam bentuk indeks dengan rumus sebagai berikut: Indeks = skor yang dicapai – skor terendah X 100 skor tertinggi – skor terendah Selanjutnya indeks pengetahuan terhadap sistem matrilineal dikategorikan menjadi tiga interval kelas yaitu pengetahuan matrilineal rendah (<60), sedang (60-80), dan tinggi (>80). Jawaban yang seharusnya dari tiap butir soal tentang pengetahuan matrilineal selengkapnya disajikan pada Lampiran 2. 3. Penerapan terhadap sistem matrilineal dalam keluarga diukur dengan banyaknya aktivitas sistem matrilineal yang telah dilaksanakan oleh keluarga responden. Penerapan terhadap sistem matrilineal dalam keluarga terdiri atas 4 kelompok, yaitu penerapan dalam perkawinan (6 pernyataan), penerapan dalam
46
sumberdaya materi (10 pernyataan), penerapan dalam pengasuhan (6 pernyataan) dan penerapan dalam komunikasi antar keluarga besar (6 pernyataan). Setiap butir pernyataan disediakan 2 jawaban yaitu “ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor 0. Oleh karena tiap-tiap aspek memiliki jumlah pernyataan yang tidak sama, maka masing-masing skor ditransformasikan ke dalam bentuk indeks. Indeks penerapan budaya matrilineal dalam keluarga dikategorikan menjadi tiga interval kelas yaitu penerapan matrilineal rendah (<60), sedang (60-80), dan tinggi (>80). 4. Peran gender dalam keluarga (pengambilan keputusan, pembagian kerja, dan manajemen keuangan) terdiri atas beberapa aspek pernyataan. Setiap butir pernyataan disediakan 5 jawaban, yaitu (1) suami saja, (2) suami dominan, (3) suami dan istri, (4) istri dominan, dan (5) istri saja diberi. Selanjutnya dilakukan recode skor menjadi : suami saja dan istri saja diberi skor 1, suami dominan dan istri dominan diberi skor 2, suami dan istri diberi skor 3. Diberi skor 1 apabila jawaban pernyataan peran gender dilakukan oleh istri seorang diri tanpa melibatkan suami dan sebaliknya suami seorang diri tanpa melibatkan istri, diberi skor 2 apabila jawaban pernyataan peran gender dilakukan secara bersama oleh suami istri tetapi dengan pengaruh yang lebih besar dari istri atau suami, dan diberi skor 3 apabila jawaban pernyataan peran gender dilakukan bersama dan senilai oleh suami dan istri (Puspitawati 2008). Oleh karena tiap-tiap aspek memiliki jumlah pernyataan yang tidak sama, maka masing-masing skor ditransformasikan ke dalam bentuk indeks. Indeks peran gender dalam keluarga dikategorikan menjadi tiga interval kelas yaitu sebagai berikut : 1) Rendah : dengan indeks (0%– 33,3%) 2) Sedang : dengan indeks (33,4% – 66,6%) 3) Tinggi : dengan indeks (66,7% – 100%) 5. Aktivitas manajemen keuangan keluarga terdiri atas 3 kelompok yaitu perencanaan (11 pernyataan), pelaksanaan (17 pernyataan), dan evaluasi (7 pernyataan). Setiap butir pertanyaan disediakan tiga jawaban, yaitu tidak pernah diberi skor 1, kadang-kadang diberi skor 2, dan sering diberi skor 3. Oleh karena ketiga kelompok memiliki jumlah pernyataan yang tidak sama,
47
maka masing-masing skor ditransformasikan ke dalam bentuk indeks. Indeks manajemen keuangan keluarga dikategorikan menjadi tiga interval kelas yaitu penerapan rendah (<33,3), sedang (33,4-66,6), dan tinggi (>66,6). 6. Kesejahteraan keluarga subjektif terdiri atas 3 aspek yaitu bidang domestik (22 pernyataan), publik/ekonomi (11 pernyataan), dan sosial (5 pernyataan). Setiap butir pernyataan disediakan tiga jawaban yaitu, tidak puas diberi skor 1, cukup puas diberi skor 2, dan sangat puas diberi skor 3. Oleh karena ketiga kelompok memiliki jumlah pernyataan yang tidak sama, maka masing-masing skor ditransformasikan ke dalam bentuk indeks. Indeks kesejahteraan keluarga subjektif dikategorikan menjadi tiga interval kelas yaitu kesejahteraan subjektif rendah (<33,3), sedang (33,4-66,6), dan tinggi (>66,6).
Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan melalui wawancara, pengukuran dan observasi diolah melalui beberapa tahapan, seperti editing, coding, scoring, entry data, cleaning data dan kemudian dilanjutkan dengan analisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1.
Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan: karakteristik lingkungan masyarakat dan keadaan usaha bordir/sulaman, serta aliran kas keluarga/cash flow melalui wawancara mendalam (indepth interview).
2.
Analisis
deskriptif
kuantitatif
digunakan
untuk
menggambarkan:
karakteristik usaha kerajinan bordir dan sulaman keluarga contoh, karakteristik keluarga yang meliputi umur suami dan istri, lama pendidikan suami dan istri, pekerjaan suami dan istri, status sosial masyarakat, jumlah anggota keluarga, pendapatan keluarga per bulan, pengeluaran keluarga per bulan, kepemilikan aset, pengetahuan dan penerapan sistem matrilineal dalam keluarga. Skor pengetahuan contoh tentang budaya sistem matrilineal dan penerapan budaya matrilineal dalam keluarga dikelompokkan menjadi tiga kategori menurut Khomsan (2000), yaitu kurang (<60%), sedang (60-80%), dan baik (>80%). 3.
Peran gender dalam keluarga (peran dalam pengambilan keputusan dan pembagian kerja pada aktivitas domestik, publik/ekonomi dan sosial),
48
aktivitas manajemen keuangan keluarga, dan kesejahteraan keluarga subjektif yang merupakan variabel skala ordinal dikompositkan, dari rata-rata skor masing-masing kelompok diperoleh skor total. Selanjutnya dari hasil skoring dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi dengan menggunakan rumus interval kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Interval Kelas (IK) = (Skor Maksimum – Skor Minimum)* Jumlah Kategori Keterangan : 4.
*)
Skor maksimum dan minimum berdasarkan skala pertanyaan di kuesioner.
Uji-t dua sampel indenpenden (indenpenden sample t test) digunakan untuk melihat perbedaan antara Kabupaten (perdesaan) dan Kota (perkotaan) dalam hal pengetahuan dan penerapan budaya matrilineal, peran gender dalam pengambilan keputusan dan pembagian kerja, penerapan dan peran gender dalam manajemen keuangan keluarga, dan kesejahteraan keluarga subjektif.
5.
Uji Korelasi Pearson untuk menganalisis hubungan antar variabel. Rumus Korelasi Pearson yang digunakan untuk menguji hubungan variabel dalam penelitian, yaitu : n ∑xy – (∑x)( ∑y)
r=
√ {n∑x2 – (∑x)2}{n∑y2(∑y)2} Keterangan : r x y n 6.
= = = =
Sigma kapital untuk menyatakan penjumlahan Variabel indenpenden Variabel dependen Banyak elemen sampel
Uji Regresi Linier Berganda digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga objektif dan subjektif. Persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Y1 =
α+β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 3 +β 4 X 4 +β 6 X 6 +β 7 X 7 +β 8 X 8 +β 9 X 9 +β 10 X 10 +Y 1 D 1 + Y 2 D 2 +€
49
Y2 =
α+β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 3 +β 5 X 5 +β 6 X 6 +β 7 X 7 +β 8 X 8 +β 9 X 9 +β 10 X 10 +Y 1 D 1 + Y 2 D 2 +€
Keterangan : Y1 Y2 α β 1-10 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Y 1-2 D1 D2 €
= = = = = = = = = = = = = = = = = =
Kesejahteraan keluarga objektif (Rp/kapita/bulan) Indeks kesejahteraan keluarga subjektif (skor) Konstanta Koefesien regresi Umur istri (tahun) Pendidikan istri (tahun) Jumlah anak (orang) Pendapatan usaha perempuan (Rp/bulan) Pendapatan keluarga (Rp/bulan) Pengetahuan matrilineal (skor) Peran gender dalam pengambilan keputusan (skor) Peran gender dalam pembagian kerja (skor) Penerapan manajemen keuangan keluarga (skor) Peran gender dalam manajemen keuangan keluarga (skor) Koefesien dummy Status kepemilikan usaha (0=pengusaha, 1=pekerja) Lokasi (0=perdesaan, 1=perkotaan) Error
Definisi Operasional Keluarga adalah suatu subsistem dalam sistem masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak; ayah dan ibu; ayah dan anak; maupun ibu dan anak yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Karakteristik keluarga adalah ciri-ciri demografis yang dimiliki keluarga, yang meliputi umur, jumlah anak, jumlah anggota keluarga. Pendapatan keluarga adalah sejumlah uang yang diterima anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup yang berasal dari anggota keluarga yang bekerja yang dinyatakan dalam rupiah per bulan Aset keluarga adalah kekayaan dan ruang milik keluarga yang berupa rumah, lahan (sawah, kebun, pekarangan, dan kolam), ternak dan barang berharga lainnya yang dapat ditukarkan dengan uang ketika dibutuhkan. Peran gender adalah pembagian peran antara suami istri dalam pola pengambilan keputusan dan pola pembagian tugas dalam keluarga.
50
Budaya matrilineal adalah suatu adat budaya masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu. Pengetahuan matrilineal adalah pengetahuan responden terhadap budaya matrilineal dalam hal struktur keluarga, perkawinan, sumberdaya materi, pengasuhan dan komunikasi. Penerapan matrilineal adalah penerapan keluarga contoh terhadap budaya matrilineal dalam hal perkawinan, sumberdaya materi, pengasuhan dan komunikasi. Peran gender dalam pengambilan keputusan adalah keikutsertaan atau partisipasi suami dan istri dalam memberikan pengaruh pada saat pengambilan keputusan dalam aspek keuangan, pangan, pendidikan, kesehatan, keperluan keluarga lainnya dan strategi memenuhi kebutuhan hidup. Peran gender dalam pembagian kerja adalah keikutsertaan atau partisipasi suami dan istri dalam melaksanakan pekerjaan dalam aktivitas keuangan, aktivitas domestik, aktivitas publik/ekonomi dan aktivitas sosial. Manajemen keuangan keluarga adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi keuangan yang dimiliki oleh keluarga untuk mencapai kesejahateraan keluarga Aliran kas keluarga/cash flow adalah aliran uang yang mengalir mulai mendapatkan uang, menyimpan, mengembangkan, dan mengeluarkannya secara teratur, bijak dan disiplin. Kesejahteraan keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik materiil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan ksejahteraan kebahagiaan lahir dan batin (UndangUndang Nomor 52 Tahun 2009) Kesejahteraan subjektif adalah kesejahteraan keluarga yang diukur berdasarkan kepuasan istri terhadap pemenuhan kebutuhan hidup di dalam masyarakat, dimana semakin puas perasaan istri maka akan semakin sejahtera.