27
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah penelitian yang mengambil contoh dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Data yang terkumpul meliputi data primer dan sekunder baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian ini difokuskan pada proses komunikasi yang menghasilkan output berupa Sistem Usahatani Intensifikasi dan Diversifikasi (SUID) dan penerapannya. Oleh karena itu, penelitian ini mendeskripsikan peubah peubah seperti karakteristik individu petani, komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Prima Tani dan efektivitas komunikasi model usahatani terpadu padi, sapi dan ikan serta menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Itik Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Pontianak Propinsi Kalimantan Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja ( purposive ). Alasan pemilihan lokasi karena Desa Sungai Itik merupakan wilayah yang pertama kali ditetapkan
sebagai lokasi
Prima Tani. Sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2005, Prima Tani di Desa Sungai Itik telah dapat berjalan baik dan telah memasuki tahun ke tiga. Selain itu juga, sesuai dengan tujuan penelitian Desa ini memenuhi persyaratan untuk dilakukan penelitian yaitu mengembangkan model usahatani terpadu padi, sapi dan ikan. Waktu yang digunakan untuk pengumpulan data selama 3 bulan, terhitung mulai dari bulan Juni 2007 sampai dengan Agustus 2007. Populasi Populasi (Riduwan, 2004), merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Terkait dengan tujuan penelitian, maka populasi dalam penelitian adalah seluruh petani yang tergabung dalam kelompok tani berjumlah 17 kelompok dengan jumlah keseluruhan anggota 502 orang serta berdomisili di
28
Desa Sungai Itik. Keseluruhan jumlah kelompok tani dan anggotanya di Desa Sungai Itik dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah Populasi Petani yang Mengikuti Prima Tani di Desa Sungai Itik Kecamatan Sungai Kakap Tahun 2007 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16 17.
Nama kelompok Jumlah anggota (orang) Flamboyan 22 Gemar usaha 24 Baru sepakat 29 Maju bersama 30 Usaha Tani I 30 Usaha Tani II 23 Abdi Tani 30 Sadar 24 Kenangan 29 Bhakti Karya 27 Jaya Tani 29 Dandan setia I 22 Dandan Setia III 31 Bina Tani 40 Usaha Tani III 32 Dandan Setia II 40 Taruna 40 Jumlah Total 502 Sumber : UPTD Pertanian Kec. Sei Kakap, 2007 Sampel Penelitian Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anggota kelompok tani. Jumlah responden yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah sebanyak 100 orang. Untuk objektivitas informasi yang diperoleh dari sumber sekunder, maka beberapa sumber yang dianggap dapat mewakili untuk dijadikan sumber informasi, yaitu: (a) tokoh kunci informal dan formal masyarakat setempat, kepala desa (b) penyuluh, (c) UPTD Pertanian Kecamatan dan (d) BPTP yang secara fungsional menangani prima tani. Teknik Penarikan Sampel Didasarkan pada besarnya populasi penelitian, dan kemampuan peneliti baik dana, waktu maupun tenaga maka untuk keperluan penelitian dilakukan penarikan sampel. Pemilihan kelompok tani dan anggota kelompok tani dilakukan secara “simple random sampling”. Pengambilan sampel dan anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam populasi
29
tersebut. Berdasarkan cara tersebut terpilih 10 kelompok tani untuk dijadikan sampel penelitian. Pemilihan anggota kelompok tani dilakukan secara acak dengan mengambil paling sedikit sepuluh orang anggota kelompok tani dari tiap kelompok dengan ketentuan sekurang kurangnya dua orang pengurus kelompok dan yang lainnya adalah anggota kelompok, sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah 100 orang petani. Hal ini didasarkan pada pendapat Arikunto (1998), bahwa apabila subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehinga hasil penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar, maka dapat diambil antara 10 persen - 15 persen atau 20 persen - 25 persen atau lebih. Jumlah sampel pada setiap kelompok tani disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Jumlah Sampel Kelompok dan Petani Nama Kelompok
Jumlah Sampel (orang)
Baru sepakat Maju bersama Usaha Tani I Abdi Tani Sadar Kenangan Jaya Tani Dandan Setia 3 Bina Tani Dandan Setia 2
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
Total Data dan Instrumen Sumber data penelitian
Sumber data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Data Primer, yang meliputi: a. Data atau informasi yang diperoleh dari responden yang meliputi pengurus kelompok tani dan anggota kelompok tani b. Hasil observasi di lapangan.
30
2. Data Sekunder, yaitu data atau informasi yang diperoleh: a. Kantor Pemerintah yang menangani Prima Tani. b. Kantor Desa di lokasi Prima Tani. c. Petugas lapangan dan penyuluh dalam Prima Tani. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode (Arikunto, 1998). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Kuesioner, sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden berkaitan dengan topik penelitian.
2.
Interviu, dialog yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari responden.
3.
Observasi, kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah:
1. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi terhadap laporan-laporan yang berkaitan dengan sumber data sekunder. 2. Wawancara tertutup dengan menggunakan kuesioner 3. Wawancara berstruktur (setengah terbuka), yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan berbagai pertanyaan-pertanyaan secara mendalam kepada responden secara tatap muka dengan pedoman wawancara yang sebelumnya telah disediakan, diarahkan guna memperoleh data yang belum terungkap dengan kuesioner. 4. Survei dan observasi berstruktur, yaitu bentuk pengumpulan data melalui pengamatan langsung di lapangan dengan melihat secara langsung kenyataan yang ada di masyarakat Definisi Operasional Definisi operasional variabel adalah penjelasan pengertian mengenai beberapa variabel yang diukur. Variabel-variabel tersebut diukur dengan cara meminta pendapat dan respons dari para responden tentang beberapa hal yang berhubungan dengan variabel variabel tersebut. Pada penelitian ini, variabel variabel yang diukur terdiri atas (1) Variabel bebas berupa karakteristik individu
31
petani (2) Variabel terikat yaitu efektivitas komunikasi model usahatani terpadu sapi, padi dan ikan (3) Variabel antara yaitu komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Prima Tani Variabel
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
dibatasi
dengan
menggunakan definisi operasional sebagai berikut: Karakteristik Individu Karakteristik individu adalah ciri ciri yang melekat pada seseorang yang meliputi: (a)
Usia, yaitu umur responden
pada waktu penelitian dilaksanakan yang
diukur dalam satuan tahun dengan pembulatan ke ulang tahun terdekat. (b)
Pendidikan Formal, adalah tingkat pembelajaran tertinggi yang pernah dicapai responden, dikatagorikan dalam
SD atau Madrasah Ibtidaiyah,
SLTP atau Madrasah Tsanawiyah, SLTA atau Madrasah Aliyah, DIII atau Diploma, dan Sarjana. (c)
Pendidikan non formal, adalah kegiatan pembelajaran di luar sekolah yang pernah diperoleh melalui kursus, pelatihan dan penataran dalam bidang pertanian, peternakan ataupun perikanan.
(d)
Pengalaman berusahatani, adalah lamanya (tahun) responden terlibat langsung dalam mengolah lahan, khususnya dalam usahatani, diukur dalam tahun kerja, mulai dari awal sampai saat wawancara dilakukan.
(e)
Motivasi adalah alasan yang mendorong petani untuk melakukan usahataninya, diukur berdasarkan hierarkhi kebutuhan petani dalam pengelolaan usahataninya.
(f)
Luas pemilikan lahan adalah luas lahan garapan yang dikelola oleh petani dalam usahataninya, dinyatakan dalam satuan Meter ( m2 ).
(g)
Tingkat pendapatan, adalah penghasilan yang diperoleh petani dalam mengelola lahan usahataninya rata rata setiap bulan, dihitung selama sebulan terakhir.
(h)
Keanggotaan dalam kelompok tani adalah kedudukan responden dalam kelompok tani, pengalamannya dalam berkelompok.
32
Komunikasi Partisipatif Komunikasi partisipatif adalah komunikasi yang dilaksanakan
antara
penyuluh (Tim Prima Tani) dengan petani, dimana terjadi proses komunikasi dua arah dan dialogis sehingga menghasilkan suatu pemahaman yang sama terhadap program yang akan di diseminasikan dalam Prima Tani. (a) Penumbuhan ide, adalah kegiatan mensosialisasikan dan memperkenalkan Prima Tani kepada petani, untuk memperoleh masukan dan keinginan serta dukungan terhadap program Prima Tani yang akan dilaksanakan. (b) Perencanaan program, adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan antara Tim Prima Tani dengan Petani untuk mengidentisifikasi wilayah dan permasalahannya dalam usahatani padi, tanaman perkebunan, hortikultura/ sayuran, ternak dan ikan serta peluang dan solusinya dalam rangka menemukan model usahatani yang tepat untuk meningkatkan pendapatan petani. (d) Pelaksanaan program yang dihasilkan, adalah komunikasi yang dilakukan antara Tim Prima Tani dengan petani dalam melaksanakan komponen teknologi inovatif model usahatani terpadu padi, sapi dan ikan yang didiseminasikan dalam Prima Tani baik melalui pelatihan, model percontohan maupun pendampingan oleh penyuluh. (e) Penilaian terhadap pelaksanaan program yang dihasilkan, Kegiatan komunikasi yang dilakukan antara Tim Prima Tani dengan petani, dimana petani diberikan kebebasan untuk menilai model usahatani terpadu yang dilaksanakan. Definisi operasional tersebut dijabarkan menjadi indikator. Selanjutnya indikator tersebut dijabarkan dalam bentuk parameter. Penilaian dilakukan dengan skala Likert dimana nilai-nilai pertanyaan mempunyai lima kemungkinan jawaban yaitu; - Sangat setuju dengan skor = 5 - Setuju skor = 4 - Ragu-ragu atau netral skor = 3 - Tidak setuju dengan skor = 2 - Sangat tidak setuju dengan skor = 1
33
Efektivitas Komunikasi Model Usahatani Terpadu Padi, Sapi dan Ikan Peubah efektivitas komunikasi model usahatani terpadu padi, sapi dan ikan adalah proses perubahan yang terjadi setelah melalui proses komunikasi partisipatif mulai dari penumbuhan ide, perencanaan program, pelaksanaan program yang dihasilkan, penilaian terhadap pelaksanaan program. Perubahan yang terjadi mencakup perubahan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan konatif (penerapan) terhadap model usahatani terpadu padi, sapi dan ikan dilokasi Prima Tani. Pengukuran efektivitas komunikasi dilakukan dengan tiga indikator sebagai berikut : a.
Aspek kognitif, yaitu tingkat pengetahuan responden tentang teknologi inovatif berupa model usahatani terpadu padi, sapi dan ikan yang didiseminasikan dalam Prima Tani.
b.
Aspek afektif, yaitu sikap dan pendapat responden terhadap teknologi inovatif model usahatani terpadu padi, sapi dan ikan yang didiseminasikan dalam Prima Tani.
c.
Aspek konatif, yaitu penerapan teknologi inovatif model usahatani terpadu padi, sapi dan ikan oleh responden. Penerapan diukur berdasarkan dilaksanakan atau tidak teknologi inovatif model usahatani terpadu dalam Prima Tani. Indikator tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk parameter. Untuk
tingkat pengetahuan (kognitif) penilaian dilakukan dengan skoring skala guttman dimana nilai-nilai pertanyaan mempunyai tiga kemungkinan jawaban, dari ketiga jawaban tersebut hanya satu jawaban yang benar. Apabila jawaban yang diberikan benar maka skornya adalah 1 dan apabila jawaban yang diberikan salah maka skornya adalah 0. Sedangkan untuk aspek afektif dan konatif penilaian dilakukan dengan skala Likert dimana nilai-nilai pertanyaan mempunyai lima kemungkinan jawaban yaitu: - Sangat setuju dengan skor = 5 - Setuju skor = 4 - Ragu-ragu atau netral skor = 3 - Tidak setuju dengan skor = 2 - Sangat tidak setuju dengan skor = 1
34
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas Instrumen Pengujian validitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan suatu data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Uji validitas instrumen yang dilakukan adalah membangun suatu pengertian (Construct Validity) yang berkenaan dengan kesanggupan alat ukur untuk mengukur pengertian yang terkandung dalam materi yang diukur (Sudjana dan Ibrahim, 1989). Metode yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah dengan menetapkan indikator suatu konsep dengan cara: 1. Menggunakan pemahaman dan logika berpikir atas dasar teori ilmiah. 2. Memperhatikan saran saran para ahli. 3. Menyesuaikan daftar pertanyaan sesuai dengan judul dan masalah penelitian. Reliabilitas Instrumen Menurut Arikunto (1998), reliabilitas menunjukkan keterpercayaan suatu alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Lebih lanjut dikatakan suatu instrumen dikatakan baik bila instrumen tersebut tidak akan bersifat tendensius yang mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Untuk mencapai reliabilitas alat ukur yang maksimal maka akan dilakukan penyempurnaan instrumen melalui pengujian terhadap 20 responden dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (Riduan, 2004) sebagai berikut:
⎡ k ⎤⎡ = r 11 ⎢⎣ (k − 1)⎥⎦ ⎢⎢1 − ⎣ di mana:
∑ s ⎤⎥ s ⎥⎦ i
t
r11
=
Nilai Reliabilitas
k
=
Jumlah item
∑Si
=
Jumlah varian skors tiap tiap item
St
=
varian total
Untuk melihat apakah instrumen yang digunakan reliabel atau tidak, maka nilai r11
yang diperoleh dikonfirmasikan dengan nilai t tabel pada taraf
signifikansi 0,05. Jika nilai r11 tehitung lebih besar dari t tabel, maka instrumen
35
yang digunakan dinyatakan reliabel, jika sebaliknya maka instrumen dinyatakan tidak reliabel. Uji coba kuesioner dilakukan pada 20 petani responden yang tergabung dalam kelompok tani karya tani di Desa Jeruju Besar Kecamatan Sungai Kakap. Lokasi Desa ini bersebelahan dengan Desa Sungai Itik. Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa pada signifikansi α = 0,05 dengan jumlah responden 20 orang responden petani diperoleh koefisien reliabilitas untuk 7 peubah sebesar 0,631 apabila dibandingkan dengan r tabel (r tabel 0,05; 20 = 0,456). Berdasarkan ketentuan uji statistik, kuesioner sudah valid dan reliabel untuk digunakan. Hasil analisis reliabilitas kuesioner untuk masing masing peubah selengkapnya disajikan pada Lampiran 1. Analisis Data Berdasarkan pada tujuan penelitian, model teoritis yang dikembangkan dan hipotesis yang diajukan, maka untuk keperluan deskripsi penelitian dipergunakan interpretasi data dari masing masing variabel. Dengan demikian pada penelitian ini dilakukan beberapa analisis: 1. Hasil perhitungan skor untuk melihat sebaran pada masing-masing variabel. Interpretasi data dilakukan atas hasil perhitungan skor dengan menggunakan kriteria interpretasi skor sebagai berikut: a. Angka
0 - 1
= Sangat rendah
b. Angka 1,1 - 2
= Rendah
c. Angka 2,1 - 3
= Sedang
d. Angka 3,1 - 4
= Tinggi
e. Angka 4,1 - 5
= Sangat tinggi
2. Analisis tabulasi silang dipergunakan untuk melihat proporsi dari masing masing variabel kategori. 3. Untuk melihat hubungan antar variabel karakteristik individu yang meliputi data usia, pendidikan, pendidikan non formal, pengalaman berusahatani, motivasi, tingkat pendapatan dan luas pemilikan lahan dengan komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Prima Tani serta variabel komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan Prima Tani dengan variabel efektivitas
36
komunikasi model usahatani terpadu padi, sapi dan ikan dianalisis dengan menggunakan Rank Spearman (Riduan, 2004) dengan rumus seperti berikut : 6
r
s
= 1 −
n
∑ d
(n
i=1
n
2
i
2
− 1)
Keterangan : rs = Nilai korelasi di2 = Selisih antara peringkat 2 n = Pasangan data 4. Hubungan antara keanggotaan dalam kelompok tani dengan komunikasi partisipatif yang meliputi penumbuhan ide, perencanaan program, pelaksanaan program dan penilaian program dianalisis berdasarkan metode khi kuadrat (Riduwan, 2004) dengan rumus: 2 χ2 = Σ (fo – fe) fe
Keterangan : χ2 = Nilai Khi-kuadrat fo
= Frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris)
fe
= Frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)