KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi
Triwulan III - 2013
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
KATA PENGANTAR Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan III-2013 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah. Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 menunjukkan perlambatan pertumbuhan yaitu dari 8,32% (yoy) menjadi 7,59% (yoy). Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan perekonomian nasional yang tumbuh 5,62%. Perekonomian Jambi selama tahun III-2013 menghasilkan output Rp22,11 triliun atau 0,93% dari perekonomian Indonesia (Rp2.375,3 triliun. Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 7,95% (yoy) lebih tinggi dari triwulan lalu 5,24% (yoy) namun masih dibawah inflasi nasional 8,40% (yoy). Perkembangan perbankan juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor juga cukup baik yaitu sebesar 118,53% Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,25%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga serta Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto. Dalam penyusunan KER triwulan III-2013 kami banyak memperoleh support dari dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi. Jambi, November 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI
V. Carlusa Kepala Perwakilan
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
DAFTAR ISI Daftar Isi ... ............................................................................................... Daftar Tabel ......................................................................................... Daftar Grafik .........................................................................................
i iii v
Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... BAB I. Ekonomi Makro Regional .........................................................
1 5
A. Umum .............................................................................
5
B. PDRB Sisi Produksi ..............................................................
7
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan.................................................................. ...
8
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)............
11
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian....................... ...
12
4. Sektor Industri Pengolahan...........................................
13
5. Sektor-sektor Lain .................................................... ... C. PDRB Sisi Pengeluaran ........................................................
14 17
1. Pengeluaran Konsumsi ............................................. ...
18
2. Investasi ................................................................... ...
20
3. Perdagangan Eksternal.............................................. ...
22
3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ....................... ..
23
3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi......................... ..
25
Boks 1 Penguatan peran Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mendukung Dunia Usaha .............................................................................. BAB II.
27
Inflasi .......................................................................................
37
A. Kajian Umum
.................................................................
37
B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang .................................
39
1. Kelompok Bahan Makanan....................................... ...
41
2. Kelompok Makanan Jadi........................................... ...
45
3. Kelompok
Perumahan,
Air,
Listrik,
Gas
dan
Bahan
Bakar....................................................................... ....
45
4. Kelompok Sandang.................................................. ....
46
5. Kelompok Kesehatan ............................................... ...
46
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............ ..
46
7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
47
Boks 2. Permasalahan kedelai di Provinsi Jambi . ...........................................
43
BAB III.
Perbankan Dan Sistem Pembayaran ..........................................
51
A. Perkembangan Kelembagaan ..........................................
51
B. Bank Umum
52
...................................................................
i
1. Perkembangan Aset Bank ........................................ ...
52
2. Perkembangan Dana Masyarakat............................... ..
53
3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana........................ .
56
4. Undisbursed Loan...................................................... ..
58
5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi..............
BAB IV
6. Perkembangan Kredit UMKM ................................... ..
60
C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ...........................................
62
D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai ............................... 1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi....... .
62 63
2. Penyediaan Uang Layak Edar..................................... ..
63
3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan.. ..
64
4. Perkembangan Kliring Lokal...................................... ...
64
5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS).............. .
65
Keuangan Pemerintah Daerah
BAB V
BAB VI
..............................................
67
A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan III Tahun 2013 .........
67
B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan III Tahun 2013 ................
68
C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah ...............................
69
D. Keuangan Pemerintah Daerah ............................................
72
Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan
.........................
73
A. Ketenagakerjaan Daerah ...................................................
73
B. Kemiskinan ........................................................................
75
C. Kesejahteraan ............................................................... .... Prospek Perekonomian .............................................................
76 77
A. Pertumbuhan Ekonomi ......................................................
77
B. Proyeksi Inflasi ...................................................................
79
C. Rekomendasi Kebijakan .................................................. ..
81
Lampiran Glosary
ii
59
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
DAFTAR T ABEL 1.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q)
6
1.2
Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy)7
1.3
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang
14
1.4
Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (q-t-q)
18
1.5
Indeks Tendensi Konsumen
19
1.6
Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi
21
2.1
Perkembangan Inflasi Kota Jambi
39
2.2
Sumbangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa
2.3
40
Sumbangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode Triwulan III -2013
41
3.1
Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi
52
3.2
Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi
54
3.3
Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik
55
3.4
Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek
55
3.5
Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi
56
3.6
Perkembangan Kredit Bank Umum berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi
3.7
58
Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi
3.8
58
Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi
3.9
60
Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi
63
3.10
Perkembangan Transaksi RTGS
65
4.1
Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013
68
4.2
Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013
69
4.3
Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
70
4.4
Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
71
5.1
Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja
74
5.2
Pekerja berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama
74
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
iii
5.3
Pekerja berdasarkan status pada Lapangan Pekerjaan Utama (dalam ribuan)
75
5.4
Nilai Tukar Petani (NTP) Persub-sektor (2007=100)
76
6.1
Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha
78
iv
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
DAFTAR GRAFIK 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 1.12 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.18 1.19 1.20 1.21 1.22 1.23 1.24 1.25 1.26 1.27 1.28 1.29 1.30 1.31 1.32 1.33 1.34 1.35 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7
Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 6 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) 6 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun 2013 8 Produksi Padi 9 Produksi Jagung 9 Produksi Kedelai 9 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 9 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi 10 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 11 Tingkat Hunian Hotel 12 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 13 Lifting Minyak Bumi 13 Lifting Gas Alam 13 Perkembangan Produksi Karet Jambi 14 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 15 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 15 Perkembangan Indeks Air Bersih 15 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 16 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 16 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 16 Perkembangan Total Arus Barang 16 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulanan III Tahun 2013 18 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 20 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 20 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 20 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru 21 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 21 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 22 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 23 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 24 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 24 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 24 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 24 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 25 Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 25 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 37 Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y) 38 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau Sumatera per September 2013 38 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 42 Perkembangan Harga Jagung 44 Perkembangan Harga Daging 44 Perkembangan Harga Beras 44 TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
v
2.8 Perkembangan Harga Tepung Terigu 44 2.9 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 45 2.10 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 46 2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 47 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 53 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 53 3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi Jambi 59 3.4 Perkembangan Suku Bunga rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi 60 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 61 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 61 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 63 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring 58 4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 70 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi 70 4.3 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 71 4.4 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 72 5.1 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 75 6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d Oktober 2013 serta Perkiraan Nopember s.d Desember 2013 80 6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d Oktober 2013 serta Perkiraan Nopember s.d Desember 2013 80 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun kalender (y-o-d) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d Oktober 2013 serta Perkiraan Nopember s.d Desember 2013 81
vi
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR MAKRO Indeks Harga Konsumen Kota Jambi
1)
PDRB - Harga Konstan (Juta Rp) - Pertanian - Pertambangan dan Penggalian - Industri Pengolahan - Listrik, Gas, dan Air Bersih - Bangunan - Perdagangan Hotel dan Restoran - Pengangkutan dan Komunikasi - Keuangan, Persewaan dan Jasa - Jasa Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) Volume Impor Nonmigas (ribu ton)
menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku. Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit
TRW.II
2013 TRW.III
TRW.IV
TRW.I
TRW.II
TRW.III
133.90
137.41
138.68
139.12
142.02
144.61
149.71
4.22
3.90
6.80
4.43
4.22
6.06
5.24
7.95
20,373,533 6,004,284 2,713,435 2,532,924 172,609 1,031,629 3,673,985 1,473,275 1,172,817 1,598,574
4,867,497 1,451,187 632,818 602,129 41,538 232,286 879,489 352,177 282,678 393,196
5,010,243 1,491,500 664,546 621,508 42,222 241,825 899,172 361,214 290,388 397,868
5,174,524 1,518,732 691,806 645,624 43,115 263,095 939,087 375,484 295,250 402,330
5,321,268 1,542,865 724,265 663,663 45,734 294,423 956,236 384,400 304,502 405,179
5,274,524 1,561,623 629,830 655,488 46,271 300,356 979,292 382,249 308,798 410,617
5,378,068
5,567,055
1,587,832
1,642,790
638,582
711,230
667,585
664,068
1,290,820 5,313,927
330,267 1,507,099
379,947 1,561,561
285,237 872,828
295,369 1,372,439
107,610 107,841
34,070 10,440
16,962 33,658
26,040 24,426
30,537 39,317
Catatan Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000 2) Pengklasifikasian komoditi 1)
TRW.I
139.12
Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi
3)
2012
2012
46,979
47,410
307,980
314,196
1,006,408
1,038,019
392,716
406,808
314,292
321,116
415,693
421,418
261,826 814,244
295,320 1,161,680
237,408 845,955
16,689 41,980
39,052 32,722
82,238 48,091
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH b. Perbankan INDIKATOR
TAHUN 2012
Tw.I-1
TAHUN 2012 Tw.II-12 Tw.III-12
Tw.IV-12
TAHUN 2013 Tw.I-13 Tw.II-13
Tw.III-13
PERBANKAN A. Bank Umum : Total Aset (Rp Juta) DPK(Rp Juta) - Tabungan - Giro - Deposito
24,475,084 17,945,194 10,132,421 3,762,667 4,050,106
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1) - Modal Kerja - Konsumsi - Investasi - Dana - LDR
25,707,902 21,339,606 23,116,929 23,608,285 25,707,902 9,935,402 8,956,344 9,761,212 9,281,782 9,935,402 10,289,952 3,671,188 4,211,014 9,574,000 10,289,952 5,482,548 8,712,074 9,144,703 4,752,503 5,482,548 17,799,606 16,867,872 17,236,728 17,075,570 17,799,606 144.43 126.51 134.11 138.26 144.43
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang - Modal Kerja - Konsumsi - Investasi - LDR (%) - NPL Gross (%) - NPL Gross nominal
19,287,676 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 7,326,502 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326,502 7,484,277 7,365,449 7,453,703 8,237,555 6,534,233 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 3,723,619 2,693,215 2,846,175 3,251,684 3,723,619 4,033,494 5,481,736 5,752,786 107.48 91.05 95.64 100.19 107.48 109.72 116.02 118.53 328,384 274,616 301,173 319,845 328,384 454,021 473,625 521,247 1.70 1.75 1.79 1.78 1.70 2.25 1.93 2.25
Kredit MKM (Rp Juta) Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) - Kredit Modal Kerja - Kredit Investasi - Kredit Konsumsi Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) - Kredit Modal Kerja - Kredit Investasi - Kredit Konsumsi Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar) ((Rp Juta) - Kredit Modal Kerja - Kredit Investasi - Kredit Konsumsi Total Kredit MKM (Rp Juta) NPL MKM gross (%) - NPL MKM Gross Nominal B. BPR : Total Aset (Rp Juta) DPK (Rp Juta) - Tabungan (Rp Juta) - Deposito (Rp Juta) Kredit (Rp Juta) - Modal Kerja - Investasi - Konsumsi Kredit UMKM (Rp Juta) Rasio NPL Gross (%) - NPL Gross (Nominal) - PPAP Rasio NPL Net (%) LDR (%)
3,388,031 1,464,794 265,709 1,657,528 9,193,184 2,084,917 1,117,634 5,990,633
23,052,408 17,255,120 8,754,559 3,866,278 4,634,284
3,058,451 1,171,534 203,093 1,683,825 7,245,244 2,100,859 824,744 4,319,640
23,780,624 17,611,536 9,207,801 3,373,061 5,030,674
3,118,341 1,266,632 226,438 1,625,270 8,169,666 2,324,547 952,979 4,892,140
24,163,959 17,917,502 9,141,330 3,687,655 5,088,518
3,439,722 1,464,483 246,076 1,729,163 8,582,895 2,014,978 1,028,456 5,539,461
24,475,084 17,945,194 10,132,421 3,762,667 4,050,106
3,388,031 1,464,794 265,709 1,657,528 9,193,184 2,084,917 1,117,634 5,990,633
26,618,428 18,376,298 9,492,101 3,753,003 5,131,194
27,833,632 19,154,658 9,646,142 4,120,387 5,388,129
28,538,630 19,520,974 10,070,264 3,744,864 5,705,847
26,471,507 28,211,297 10,115,811 9,822,930 10,543,228 11,256,968 5,812,468 7,131,399 18,732,803 19,527,917 141.31 144.47
29,925,232 10,124,382 11,816,000 7,984,850 19,916,444 150.25
3,389,186 1,498,112 282,423 1,608,652 9,738,670 2,147,246 1,203,160 6,388,264
3,729,806 1,313,147 623,343 1,793,316 10,428,595 1,827,369 1,714,598 6,886,628
3,537,483 1,309,646 608,907 1,618,930 11,175,062 1,887,664 1,782,084 7,505,314
2,588,797 3,153,428 3,252,103 3,368,116 2,588,797 3,874,659 4,259,169 4,451,803 1,655,435 2,047,667 2,237,132 2,235,693 1,655,435 2,515,038 2,762,995 2,810,877 452,035 584,976 613,395 654,497 452,035 748,131 831,987 879,018 481,328 520,786 401,576 477,927 481,328 611,490 664,187 761,909 15,170,012 13,457,123 14,540,110 15,390,733 15,170,012 17,002,515 18,417,570 19,164,348 2.13 1.76 3.85 1.30 2.13 2.45 2.30 2.70 322,875 236,264 559,480 200,255 322,875 416,426 423,813 516,557
644,378 481,763 80,701 401,062 487,782 123,865 95,547 268,370 219,412 2.82 13,762 8,560 1.07 80.71
460,613 349,774 63,909 285,865 337,067 87,282 73,586 176,199 160,868 4.23 14,246 7,257 2.07 77.71
534,589 410,115 69,101 341,013 410,499 102,479 87,528 220,492 190,007 3.69 15,131 8,131 1.71 83.22
622,101 431,198 71,206 359,992 463,125 114,570 98,433 250,123 213,003 3.63 16,822 8,582 1.78 81.00
644,378 481,763 80,701 401,062 487,782 123,865 95,547 268,370 219,412 2.82 13,762 8,560 1.07 80.71
685,560 501,520 80,242 421,278 520,039 127,272 101,531 291,236 228,803 4.37 22,726 7,927 2.85 80.43
691,959 506,701 76,783 429,918 554,233 141,934 110,867 301,432 218,597 5.01 27,743 11,272 2.97 87.12
760,030 551,278 81,355 469,923 567,445 156,969 111,650 298,826 233,076 5.96 33,804 13,653 3.55 81.21
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH c. Sistem Pembayaran INDIKATOR
TAHUN 2012
Tw.I-12
Tahun 2012 Tw.II-12 Tw.III-12
Tw.IV-2012
Tw.I-13
Tahun 2013 Tw.II-13 Tw.III-13
SISTEM PEMBAYRAN Inflow (Rp Juta)
2,136,748
518,106
418,971
805,987
393,685
846,548 1,031,722
1,453,196
Outflow (Rp Juta)
4,913,017
771,960
1,187,425
1,387,811
1,565,822
964,637 1,682,989
2,605,130
Pemusnahan Uang (ribu lembar)
374,692
272,452
24,127
11,991
66,122
409,645
107,615
299,524
Nominal Transaksi RTGS (Rp miliar) *)
238,024
64,796
72,693
48,131
52,404
41,811
47,019
54,499
Volume Transaksi RTGS
176,968
39,368
44,630
44,319
48,651
38,804
43,318
42,356
9,810,791 2,534,615
Nominal Kliring Debet (Rp juta)
2,347,560
2,380,495
2,548,121
2,519,686
2,569,823
2,577,906
Volume Kliring Debet (lembar)
269,007
69,746
65,514
62,775
70,972
72,639
68,585
71,104
Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet
39,280
40,232
37,883
38,559
40,446
44,205
50,258
40,523
Rata-rata Harian Volume Kliring Debet
1,050
1,107
1,017
973
1,103
1,274
1,311
1,066
180,103
45,677
39,077
48,694
46,655
83,121
64,289
56,120
Nominal Kliring Pengembalian (Rp juta) Volume Kliring Pengembalian (lembar)
5,591
1,225
1,430
1,451
1,485
1,463
1,811
1,837
Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian
727
725
620
798
765
1,458
989
920
Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian
22
19
23
24
24
26
28
30
144,493
36,225
33,051
40,025
35,192
39,774
52,233
44,847
Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp juta) Volume Tolakan Cek/BG Kosong (lembar)
4,304
856
1,164
1,150
1,134
1,213
1467
1435
Rata-rata Harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong
583
575
525
656
577
698
804
735
Rata-rata Harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong
17
14
18
19
19
21
23
24
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI
I.
Ekonomi Makro Regional
Perekonomian Provinsi
Perekonomian Jambi pada Triwulan III-2013 tumbuh sebesar 7,59% (yoy),
Jambi triwulan III - 2013
melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya
mengalami perlambatan
(8,32%). Pertumbuhan ekonomi Jambi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan
yaitu dari 8,32 (yoy)
pertumbuhan ekonomi nasional (5,62%).
menjadi 7,59% (yoy)....
Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh perubahan stok yang mengalami perlambatan sebesar -5,69% (qtq), namun demikian masih pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi. Pertumbuhan terbesar pada sisi permintaan tercatat pada pertumbuhan komponen ekspor barang dan jasa sebesar 2,93% (qtq) dan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat sebesar 2,27% (qtq). Dari sisi penawaran, turunnya sektor industri pengolahan menjadi sumber utama perlambatan ekonomi. Namun demikian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tumbuh signifikan dari 15,88% pada triwulan II-2013 menjadi 16,91% pada triwulan III-2013 yang utamanya disebabkan oleh peningkatan peran sub sektor perdagangan besar dan eceran. Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output output Rp22,11 triliun atau 0,93% dari perekonomian Indonesia (Rp2.375,3 triliun). Pangsa perekonomian Jambi tersebut relatif stabil dari triwulan lalu yang juga 0,93%. Struktur perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 46,38%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,78% dan sektor sekunder sebesar 16,84%. II.
Inflasi
Pada triwulan III-2013,
Pada triwulan III-2013, inflasi kota Jambi tercatat 7,95% (yoy), lebih tinggi
Kota Jambi mengalami
dibandingkan triwulan sebelumnya (5,24%) serta rata-rata inflasi triwulan pertama
inflasi sebesar 7,95%
dalam tiga tahun terakhir (5,90%). Inflasi Jambi tersebut juga lebih rendah dari
(yoy) ..........
inflasi nasional (8,40%). Berdasarkan perhitungan triwulanan, perkembangan harga di triwulan laporan tercatat sebesar 3,53%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
1
RINGKASAN EKSEKUTIF
(1,82%) dan rata-rata inflasi triwulan III selama tiga tahun terakhir (2,53%). Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Juli, Agustus
dan
September 2013 masing-masing 3,25%, 1,20% dan -0,92%. Faktor utama penyebab naiknya inflasi kota Jambi adalah meningkatnya inflasi administered prices dan volatile foods masing-masing sebesar 16,57% (yoy) dan 9,73% (yoy). Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah meningkatnya harga BBM, tarif dasar listrik (TDL), tarif angkutan, dan tarif PDAM. Sedangkan inflasi volatile foods bersumber dari peningkatan permintaan sehubungan dengan hari lebaran yang tidak diimbangi dengan kecukupan pasokan komoditas khususnya bawang merah dan cabe merah akibat terjadinya gagal panen pada daerah pemasok komoditas tersebut. III. Perbankan dan Sistem Pembayaran Kinerja perbankan pada triwulan III-2013 secara umum menunjukkan peningkatan, baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit.
Kinerja perbankan
Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar
meningkat ditandai
251 bps menjadi 118,53%. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar
dengan meningkatnya
Rp28.538,63 miliar. Outstanding kredit bank umum meningkat 4,11% (qtq)
jumlah aset,
menjadi Rp23.138,26 miliar, sementara DPK meningkat 1,91% (qtq) menjadi
Rp19.520,97 miliar. Kualitas kredit yang diberikan masih relatif terjaga tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 2,25% yang masih di bawah ketentuan 5% lebih tinggi (memburuk) dibandingkan triwulan sebelumnya (1,93%). Pada
periode
triwulan
III-2013,
aktivitas
pembayaran
mengalami
peningkatan yang tercermin dari meningkatnya transaksi kas dan nilai kliring dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Aliran kas masuk Bank Indonesia Jambi mencapai Rp 1.453,20 miliar (meningkat 40,85%) sementara aliran kas keluar mencapai Rp 2.605,13 miliar (meningkat 54,79%). Dengan demikian terdapat net outflow Jambi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari Rp651,27 miliar (Triwulan II-2013) naik menjadi Rp 1.151,94 miliar (Triwulan III2013) atau naik sebesar 76,88% (qtq). Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring menurun sebesar 3,79% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp 2.472,45 miliar. Nilai RTGS dari, ke, serta dari dan ke Jambi mengalami peningkatan rata-rata sebesar 15,88% dibandingkan triwulan sebelumnya.
2
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
penghimpunan dana dan penyaluran kredit....
RI NGKASAN EKSEKUTIF
IV. Keuangan Pemerintah Daerah Realisasi pendapatan
Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan III-2013
triwulan III -2013
mencapai Rp2.145,17 miliar (terealisasi 81,62% dari APBD-P 2013), sementara itu
mencapai 81,62%
realisasi
belanja
mencapai
Rp1.637,84
miliar
(baru
terealisasi
50,11%).
dari APBD sementara
Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer
realisasi belanja
pemerintah pusat yang mencapai Rp1.394,62 miliar. Sementara itu, Pendapatan
mencapai 50,11%...
Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengeloalaan kekayaan daerah mencapai Rp749,54 miliar (34,94%). Dari sisi belanja, belanja terbesar masih ditunjukkan untuk belanja operasional yang mencapai Rp997,28 miliar (60,89%), khusunya belanja pegawai yang mencapai Rp369,04 miliar (37,00%) dan diikuti oleh belanja modal Rp384,89 miliar (23,50%). Realisasi belanja rutin meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya seiring dengan mulai selesainya pekerjaan dan pembayaran terhadap rekanan pelaksana.
Jumlah pengangguran
V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
September 2013
Pada bulan Agustus 2013, jumlah pekerja di Jambi mengalami penurunan
meningkat...
yaitu dari 1.424 ribu orang di Agustus 2012 menjadi 1.383 ribu orang di Agustus 2013. Sebaliknya, jumlah pengangguran menunjukkan peningkatan menjadi 70,3 ribu orang dibandingkan Agustus 2012 yang sebanyak 47,3 ribu, sehingga tingkat pengangguran terbuka naik menjadi 4,84% dari 3,22%.
Sementara itu
perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 87,56 dari 89,63 pada triwulan lalu. VI.Prospek Perekonomian Laju pertumbuhan PDRB
Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
triwulan IV-2013
Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 2,0%-2,5%(qtq),
diperkirakan berkisar 6,7%-7,2% (yoy).....
tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (2,58% qtq). Sementara itu, secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan mendatang diperkirakan melambat, yaitu pada kisaran 6,7
7,2% (yoy)
sedangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jambi tahun 2013 diperkirakan pada kisaran 7,5%-7,9%. Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama perekonomian di triwulan mendatang. Adanya hari besar keagamaan dan tahun baru yang diikuti dengan adanya pembayaran THR pada beberapa instansi serta pencairan tunjangan sertifikasi guru triwulan IV akan memberikan penghasilan
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
3
RINGKASAN EKSEKUTIF
tambahan
bagi
masyarakat
di
triwulan
mendatang
dan
berkontribusi
meningkatkan konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Di samping itu, mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah juga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, investasi diperkirakan akan melambat sejalan dengan kenaikan BI rate yang cenderung diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit. Inflasi pada triwulan IV-2013 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2013 mencapai 9,50%-10,00% (yoy) dari triwulan laporan 7,95% (yoy). Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya angka inflasi administered price, inti maupun volatile foods. Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Rencana Pertamina menaikkan harga elpiji kemasan 12 kg, 3) Realisasi APBD yang cukup tinggi di akhir tahun anggaran, 4.) Masih terus meningkatnya harga tarif tenaga listrik, serta 5.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan IV tahun 2013. Menyikapi kondisi perekonomian triwulan III triwulan IV
2013 serta proyeksi ekonomi
2013, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi Jambi, antara lain: Program ketahanan pangan melalui sinergi yang baik antara Pemerintah melalui dinas terkait dengan instansi-instansi lainnya untuk menggalakkan program ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pangan di lahan-lahan yang selama ini tidak produktif. Pembentukan TPID baru tingkat kota/kabupaten sekaligus penguatan fungsi TPID tersebut Mengupayakan pembangunan PLTU dan industri pengolahan yang menggunakan batu bara sebagai bahan baku sehingga batu bara dapat dimanfaatkan di Jambi (tidak perlu ekspor) dan memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih baik. Peguatan sektor riil di bidang pertanian dengan memberikan insentif yang tepat guna kepada petani. Pembinaan dan pendampingan UMKM Percepatan Realisasi Belanja Pemerintah
4
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL A. Umum Perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 tumbuh sebesar 2,58% (qtq) atau 7,59% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 2,89% (qtq) atau 8,32% (yoy), namun masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional (5,62%) (Grafik 1.1. dan 1.2.). Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh perubahan stok yang mengalami perlambatan sebesar -5,69% (qtq), namun demikian pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi terutama pertumbuhan komponen ekspor barang dan jasa sebesar 2,93% (qtq) yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya ekspor antar daerah serta pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 2,27% (qtq) seiring momen Hari Raya Idul Fitri dan tahun ajaran baru sekolah (Tabel 1.1.). Namun demikian, tumbuhnya konsumsi dan investasi dimaksud juga didukung oleh peningkatan impor yang mencapai 1,86% (qtq) sehingga andil net ekspor di triwulan laporan hanya sebesar 0,62%. Dari sisi penawaran, turunnya sektor industri pengolahan (-1,26% qtq) menjadi sumber utama perlambatan ekonomi (Tabel 1.1.). Namun demikian, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh signifikan dari 5,07% (qtq) pada triwulan II-2013 menjadi 7,14% (qtq) pada triwulan III-2013, yang utamanya disebabkan oleh peningkatan produksi pertambangan minyak dan gas bumi. Sektor lain yang mengalami peningkatan cukup besar pada triwulan laporan adalah sektor pengangkutan dan komunikasi (3,59% qtq) , sektor perdagangan, hotel dan restoran (3,03% qtq), serta sektor pertanian. Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output Rp22,11 triliun atau 0,93% dari perekonomian Indonesia (Rp2.375,3 triliun). Struktur perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 menunjukkan bahwa sektor
5
E KONOMIM AKRO REGIONAL
primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 46,38%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,78% dan sektor sekunder sebesar 16,84%. Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy) % 30
9.04
25
7.86
20
15.1 15.6
15
0
16.7
16.5
7.15
6.5
6.5
6.5 6.15
6.37
8.36
19.6
18.7
17.6
6.3
10 5
16.2
10
9.09
8.74
8.56
20.84
19.9
22.1
9 8
8.32
7.29
7.59
7 6
6.17
6.02
6.11
5.81
5.62 5 4 Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 6.5
Ouput Jambi (Rp Triliun)
Pertumbuhan Indonesia
Pertumbuhan Jambi
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (qtq) Rp triliun
Nominal (aksis kiri)
6 5
4.6
4.7
4.8 3.14
4.9
4.9
4 3 2
Pertumbuhan (aksis kanan) 5.4 5.3 5.3 5.2 2.89
5.0 2.93
3.28
2.84
2.58
1.97
1.39
1.15
1
5.6
(0.88) (0.22)
0
% 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 (0.5) (1.0) (1.5)
Q I-11 Q II-11 Q III-11 Q IV-11 Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12 Q I-13 Q II-13 Q III-13
Sumber: BPS (diolah)
Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq) LAPANGAN USAHA Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Air dan Gas Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan Jasa-Jasa PDRB
2012 I
2.38 (7.92) (1.42) 1.11 1.52 1.07 0.07 1.45 0.34 (0.22)
II 2.78 5.01 3.22 1.65 4.11 2.24 2.57 2.73 1.19 2.93
2013
III 1.83 4.10 3.88 2.12 8.80 4.44 3.95 1.67 1.12 3.28
IV
1.59 4.69 2.79 6.07 11.91 1.83 2.37 3.13 0.71 2.84
I
1.22 (12.76) (1.23) 1.17 2.02 2.41 (0.56) 1.41 0.85 (0.88)
Triwulan III - 2013
II 2.52 5.07 2.60 1.53 2.54 2.88 2.74 3.23 1.73 2.89
QTQ (%)
2.61 7.14 (1.26) 0.92 2.02 3.03 3.59 0.74 1.38 2.58
Andil
0.77 0.87 (0.16) 0.01 0.11 0.56 0.26 0.04 0.11 2.58
Sumber: BPS (diolah) JENIS PENGELUARAN Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Lembaga Swasta Nirlaba Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok Ekspor Impor PDRB
2012 I
0.47 (5.27) 1.63 1.21 0.54 -8.77 -8.17 (0.22)
II 1.06 2.68 1.97 4.22 2.28 11.58 8.99 2.93
2013
III 2.42 3.22 2.56 6.84 (2.01) -2.62 -2.25 3.28
IV
0.73 1.11 1.67 6.42 7.66 -0.22 -1.23 2.84
I
0.46 (7.15) 1.02 1.05 3.46 -5.66 -4.93 (0.88)
Triwulan II - 2013
II QTQ (%) 0.93 2.27 2.00 1.76 2.38 2.45 2.11 1.94 3.76 (5.69) 13.88 2.93 10.44 1.86 2.89 2.58
Sumber: BPS (diolah)
6
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
Andil
1.47 0.31 0.02 0.36 (0.19) 1.94 1.32 2.58
EKONOMI M AKRO REGIONAL
B.PDRB Sisi Produksi Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi di triwulan laporan utamanya disumbangkan oleh sektor bangunan/konstruksi serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor bangunan yang mampu tumbuh
19,42% (yoy) diikuti dengan sektor
perdagangan hotel dan restoran 10,53%. Tingginya pertumbuhan sektor bangunan tersebut terjadi karena adanya peningkatan investasi properti yang sangat signifikan, seperti pengembangan perumahan, pusat bisnis, dan perhotelan oleh perusahaan swasta berskala nasional/internasional termasuk juga peningkatan kapasitas bandara dan pembangunan beberapa proyek pemerintah lainnya. Sementara itu, pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang cukup signifikan utamanya disebabkan oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran. Pencairan gaji ketigabelas bagi PNS, TNI, dan POLRI serta THR mampu meningkatkan daya beli masyarakat dan momen hari raya Idul Fitri, serta maraknya penjualan mobil mendorong tumbuhnya sub sektor perdagangan. Tabel 1.2. Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy) LAPANGAN USAHA Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Air dan Gas Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan Jasa-Jasa PDRB
2012
2013
Triwulan III - 2013
6.22 1.57 6.51 4.11 7.54
II 7.72 1.98 8.16 4.90 10.21
III 7.56 1.68 8.19 5.97 17.54
8.85 5.39 8.65 11.32 28.68
7.61 (0.16) 8.86 11.39 29.30
7.34 (0.10) 8.21 11.27 27.36
8.17 2.81 2.86 9.96 19.42
2.40 0.38 0.36 0.09 0.99
10.21 5.06
10.30 6.42
9.54 7.91
9.89 9.22
11.35 8.54
12.05 8.72
10.53 8.34
1.91 0.61
6.64 4.34 6.15
7.80 4.32 7.15
7.45 3.39 7.29
9.28 3.39 9.09
9.24 3.92 8.36
9.77 4.48 8.32
8.76 4.74 7.59
0.50 0.37 7.59
I
IV
I
II
Growth
Andil
Sumber: BPS (diolah)
Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp22,11 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 30,03%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,91% serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar 16,35%. Dengan demikian, TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
7
E KONOMIM AKRO REGIONAL
struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3). Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun 2013 Jasa-jasa, 8.38 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, Pengangkutan 5.16
Pertanian, 30.03
dan Komunikasi, 6.33
Perdagangan, Hotel dan restauran, 16.91 Listrik, gas & air, 0.97 Bangunan, 5.50
Industri Pengolahan, 10.36
Pertambangan dan Penggalian, 16.35
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan menunjukkan kinerja yang baik dengan tumbuh 8,17% (yoy) atau 2,61% (qtq),meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan lalu (7,34% yoy dan 2,52% qtq). Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian secara triwulanan disebabkan oleh meningkatnya produksi tanaman bahan makanan terutama beras serta meningkatnya produksi tanaman perkebunan terutama karet. Namun demikian, melambatnya produksi pertanian dalam jangka panjang disebabkan oleh perlambatan produksi baik tanaman bahan makanan (tabama) maupun tanaman perkebunan. Tanaman bahan makanan yang cenderung tergantung akan kondisi musim sering mengalami kendala dalam penanaman. Adanya pergesaran musim akhir-akhir ini berdampak pada sulitnya petani memperkirakan kondisi cuaca. Sementara itu, melambatnya produksi tanaman perkebunan disebabkan oleh menurunnya harga jual komoditas sehingga menjadi disinsentif bagi petani untuk meningkatkan produksi. Produksi tabama di triwulan laporan menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,42% (qtq) dan 8,94%(yoy). Pertumbuhan ini terkonfirmasi dalam ARAM (angka ramalan) BPS yang menyatakan bahwa pada tahun 2013, produksi padi Jambi secara total diperkirakan akan mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun
8
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
2012 dengan luas panen mencapai 158.697 ha dibandingkan 149.369 ha pada tahun lalu. Grafik 1.4. Produksi Padi (ha) 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 2010
10,000
2011
2012
2013 (ARAM II)
0
Jan - Apr
Mei - Agt
Sep - Des
Grafik 1.5. Produksi Jagung (ha) 6,000 5,000
2010 2012
Grafik 1.6. Produksi Kedelai (ha) 4,000
2011 2013 (ARAM II)
2010 2012
3,000
4,000 3,000
2011 2013 (ARAM II)
2,000
2,000
1,000
1,000 0
0 Jan - Apr
Mei - Agt
Sep - Des
Jan - Apr
Mei - Agt
Sep - Des
Namun demikian, meningkatnya produksi tanaman bahan makanan di triwulan laporan tidak diikuti oleh peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Rata-rata NTP Triwulan III 2013 dibandingkan NTP Triwulan II 2013 turun 242 bps dari 89,73 menjadi 87,31. Menurunnya NTP tersebut disebabkan oleh melambatnya harga jual terutama pada tanaman perkebunan sementara indeks yang harus dibayar oleh petani mengalami kenaikan yang lebih tinggi. Salah satu yang harus diperhatikan terkait nilai tukar ini adalah para petani yang menggantungkan pendapatan hidupnya hanya dari satu sumber saja, misalkan hanya dari perkebunan. Penurunan harga komoditas yang disertai dengan penurunan tingkat produksi akan berdampak pada penurunan kesejahteraan mereka. Grafik 1.7. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 150
indeks terima
indeks bayar
NTP
125
100 1
2
3
4
5
6
7
2012
8
9 10 11 12 1
2
3
4
5
6
7
8
9
2013
75
Sumber: BPS (diolah)
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
9
E KONOMIM AKRO REGIONAL
Sub sektor perkebunan yang menyumbangkan output sebesar Rp3,61 triliun dengan pangsa 16,35% dari total PDRB Jambi mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,20% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan produksi perkebunan tumbuh relatif lebih tinggi yakni 2,82% (qtq) dibandingkan triwulan lalu (1,49% qtq). Namun, secara tahunan, pertumbuhan produksi perkebunan menunjukkan kecenderungan perlambatan. Perlambatan ini terutama disebabkan oleh belum normalnya harga jual komoditas. Harga kelapa sawit di Jambi walaupun sudah mengalami peningkatan, namun belum kembali ke level semula. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun Rp1.548,33/kg, meningkat 9,36% dari harga triwulan lalu. Sementara itu harga CPO di Jambi sebesar Rp6.984,12/kg atau meningkat 3,81%. Sebaliknya, di tingkat internasional, harga rata-rata kelapa sawit belum menunjukkan perbaikan yakni masih sebesar USD 721,98/metric ton (dibandingkan harga rata-rata triwulan lalu USD 755,31/metric ton). Jika dibandingkan dengan tahun 2012, harga TBS Jambi saat ini sedikit meningkat 0,51%, namun berbanding terbalik dengan harga CPO dunia yang turun sebesar 21,37%. Relatif meningkatnya harga kelapa sawit di Jambi disebabkan oleh beberapa hal: 1.) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD sehingga harga di dalam negeri menjadi meningkat, 2.) meningkatnya jumlah pabrik kelapa sawit (PKS) sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap TBS, 3.) menipisnya pasokan minyak kedelai dari negara-negara pengimpor. Grafik 1.8 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Harga (Rp)
10,000
CPO
INTI
TBS 10 TAHUN
CPO Int'l
8,000
6,000 4,000 2,000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2012
2013
Sumber: Disbun Provinsi Jambi
10
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Grafik 1.9 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi USD cent/Kg
Rp/Kg
35,000
500.00
30,000
400.00
25,000
300.00
20,000 15,000
10,000 5,000
200.00
Harga Bokar (Rp/kg) Harga Karet Internasional (USD cent/kg)
-
100.00 -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2012
2013
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
Sejalan dengan harga kelapa sawit, harga bokar di Jambi juga meningkat dari rata-rata Rp20.412/kg menjadi Rp20.867/kg (naik 2,23%(qtq)). Berbanding terbalik dengan harga di tingkat lokal, harga karet di tingkat internasional turun 11,73% menjadi USD 273,06/cent. Apabila dibandingkan dengan harga tahun 2012, harga bokar di Jambi turun lebih dalam dan mencapai 16,66% (yoy). Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh 5,27% (yoy), relatif sama dibandingkan triwulan lalu (5,28% (yoy)). Sejalan dengan itu, sub sektor kehutanan menunjukkan pertumbuhan yang melambat dari triwulan lalu sebesar 7,91% (yoy) menjadi 7,57% (yoy). Sementara itu, sub sektor perikanan tumbuh 6,24% (yoy), lebih tinggi dari triwulan lalu (5,35% yoy)). 2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbangkan output perekonomian sebesar Rp3,74 triliun (pangsa 16,91%) yang terdiri atas tiga sub yaitu perdagangan besar dan eceran (92,99%), hotel (1,25%) dan restoran (5,76%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 10,53% (yoy), dengan andil pertumbuhan 1,91% yang utamanya didukung oleh tingginya perkembangan perdagangan besar dan eceran di Jambi yang tumbuh 10,90% (yoy). Pencairan gaji ke-tiga belas dan pembayaran THR meningkatkan daya beli masyarakat. Maraknya penjualan mobil, momen hari raya Idul Fitri dan tahun ajaran barusmenjadi pendorong tumbuhnya sektor ini.
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
11
E KONOMIM AKRO REGIONAL
Sementara sektor
hotel
peningkatan (qtq)
itu,
menunjukkan sebesar
atau
1,41%
ataupun
intensitas
40,000
berdampak
pada
swasta tingginya
T. Hunian Hotel (RHS)
60
72,902
70,000
(yoy).
penyelenggaraan acara baik oleh pemerintah
Jumlah Tamu Menginap
80,000
60,000
7,90%
Meningkatnya
Grafik 1.10. Tingkat Hunian Hotel
sub
60,511 50,954
54,126
50,000
58,288
57,930
56,688 50,821
62,409
40
47,293
30
30,000
20
20,000 10
10,000
0
0 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
tingkat hunian hotel. Rata-rata
2011
2012
2013
tingkat hunian hotel di triwulan laporan sebesar 51,26%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan lalu (48,41%). Namun demikian, jumlah tamu menginap pada triwulan laporan turun sebesar 14,39% menjadi 62.409 orang. Penurunan jumlah tamu menginap terbesar terjadi pada bulan Juli dan Agustus bersamaan dengan datangnya bulan puasa.
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp3,62 triliun (16,35%), merupakan sektor ketiga terbesar di Jambi. Produksi pertambangan dan penggalian selama triwulan laporan meningkat cukup pesat yaitu 7,14% (qtq). Namun secara tahunan, produksi pertambangan dan penggalian meningkat sebesar 2,81% (yoy). Pertumbuhan pada sektor ini utamanya didorong oleh peningkatan produksi penggalian yang tumbuh sebesar 7,67% (yoy). Sementara dua sub sektor lainnya, yaitu pertambangan minyak bumi dan gas bumi serta pertambangan tanpa migas masing-masing tumbuh sebesar 2,15% (yoy) dan 3,13% (yoy). Kondisi ini juga terkonfirmasi oleh angka lifting migas oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jambi. Lifting migas selama triwulan III-2013 mencapai
12
50
55,338
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
1.453,88 Kbarrel, naik 15,08% dari periode yang sama tahun lalu, sementara lifting gas alam turun menjadi 12.341 BBTU (-3,48%).3 Produksi migas di Jambi menunjukkan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai gambaran, rata-rata produksi migas per triwulan tahun 2005 mencapai 1.983,95Kbarrel sementara rata-rata produksi tahun 2012 dan 2013 sebesar 1.524,42 Kbarrel dan 1.198,16Kbarrel Grafik 1.11. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi ribu barel 2,500
Persentase
25
Lifting Minyak Bumi Pertumbuhan PDRB
2,000
4.92 5.375.11 1.03
1,500
5.92
5.72 5.64
1,000
8.44 0
0.17
500
(14.97)
(14.25)
0 I
II
III
IV
I
2011
II
III
IV
I
II*
2012
-25 III*
2013
* Angka perkiraan Bank Indonesia untuk Bulan Septemberi 2013
Grafik 1.12. Lifting Minyak Bumi
Grafik 1.13. Lifting Gas Alam
K Barel
BBTU
1,923 1,512
1,400
1,263
12,305
12,979
12,786
12,374
12,238
I
II
III
IV
I
11,973
12,341
II
III*
1,454
1,219 921
I
II
III
IV
2012
I
II 2013
Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi bulan September 2013
III*
2012
2013
Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi bulan September 2013
4. Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan yang menyumbang output terhadap perekonomian Jambi sebesar Rp2,29 triliun (10,36%), meningkat sebesar 2,86% (yoy), dengan andil pertumbuhan 0,36%. Namun demikian, bila dilihat berdasarkan perhitungan triwulanan, sektor industri pengolahan mengalami penurunan 1,26% (qtq). Industri pengolahan di Jambi terdiri dari industri migas 3
Data bulan September 2013 merupakan data perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
13
E KONOMIM AKRO REGIONAL
dengan total output Rp208,46 miliar (9,10%) serta industri non migas dengan total output Rp2,08 triliun (90,90%). Berdasarkan data
Grafik 1.14. Perkembangan Produksi Karet Jambi 120,000
100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0
30 Volume Produksi Bokar (Ton) Pertumbuhan (%qtq) 25 94,647 92,488 88,713 85,867 20 81,805 75,165 77,418 15 76,065 74,563 68,679 74,585 10 5 0 -5 -10 -15 -20 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III 2011
2012
2013
Gapkindo
(Gabungan
Pengusaha
Indonesia) cabang Jambi, produksi
karet
triwulan
III
mencapai
Sumber: Gapkindo Cabang Jambi
Karet dalam 2013
92.488
ton,
turun 2,28% dibandingkan triwulan lalu.4 Berdasarkan data indeks produksi dari BPS, industri karet masih menunjukkan peningkatan mencapai 4,36% (qtq) dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 2,57%. Sejalan dengan hal tersebut, produksi CPO juga menunjukkan peningkatan 4,44% (qtq) dengan pertumbuhan tahunan sebesar 1,02% (yoy). Tabel 1.3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Pertumbuhan q-to-q
Jenis Industri
y-o-y
Trw III-12 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw III-12 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Industri Makanan
7.81
-8.06
2.09
4.44
7.76
17.55
4.05
1.02
Industri Minuman
0.59
0.30
3.80
-1.12
Industri Karet dan Barang dari Karet dan Barang dari Plastik IBS
5.56
2.25
0.32
4.36
7.64
0.72
9.97
7.68
6.66
15.49
3.37
2.57
6.48
-2.71
1.39
1.70
7.69
16.27
9.35
4.58
Sumber: BPS Provinsi Jambi
5. Sektor-sektor Lain Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 9,96% (yoy) dengan sumbangan pertumbuhan 0,08%, lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya (11,27% (yoy)). Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air bersih masing-masing sebesar 10,26% (yoy) dan 7,85% (yoy).
4
Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo 14
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar 4,28% (yoy) dan 2,97% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan laporan mencapai 341,83 MWH dengan jumlah pelanggan mencapai 500.833 rekening. Berdasarkan penggunanya, mayoritas pelanggan PLN di Jambi adalah kelompok rumah tangga yang mencapai 460.245 rekening (91,90%) dengan konsumsi daya listrik mencapai 228,01 MWH (66,70%).
KWH (dalam Juta)
400 350 300 250 200 150 100 50 -
282
301
I
II
328
III
319
IV
323
337
I
2012
ribu 510 500 490 480 470 461 460 450 440 430 I
342
II
III
itu,
pemakaian air bersih yang oleh
Mayang
PDAM
Tirta
menunjukkan
penurunan
483
486
II
III
di
triwulan
486
IV
I
2012
II
III
2013
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)
Grafik 1.16 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik
Grafik 1.15 Perkembangan Total Pemakaian Listrik
Sementara
501
496
2013
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)
dicatat
506
Grafik 1.17. Perkembangan Indeks Air Bersih ribu M3
900
5 Total Konsumsi Air (LHS)
880 861
872
860
858 1.33
Pertumbuhan (RHS)
867
863 852
857 1.34
3 854
853
1
1.69
840
-0.61 820
-0.68 -1.64
-1.49 (1)
-0.50 -0.73
800
laporan. Rata-rata konsumsi air bersih bulanan melalui
(3) Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 2011
2011
Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2013
PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 854,24 ribu M3, lebih rendah dari tahun lalu (867,18 ribu M3). Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan 8,34% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,61%, menurun dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (8,72% yoy). Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya sektor angkutan yang tumbuh 8,33% (yoy), meskipun relatif melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (8,74% yoy). TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
15
E KONOMIM AKRO REGIONAL
Grafik 1.18. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang ribu orang 200 Kedatangan Penumpang 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 I II III IV I
Grafik 1.19. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang ton 1500
Keberangkatan Penumpang
Jumlah Bongkar
Jumlah Muat
1000
500
0
II
2011
III
IV
I
II
2012
III
I
2013
II
III
IV
I
II
2011
Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi
III
IV
I
II
2012
III
2013
Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi
Jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari Bandara Sultan Thaha Jambi, menunjukkan peningkatan. Momen liburan sekolah dan hari rata Idul Fitri menjadi faktor utama peningkatan jumlah penumpang tersebut. Jumlah penumpang (total berangkat dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 343.733 orang, meningkat 8,34% dari tahun lalu. Secara umum, jumlah penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang datang ke Jambi. Sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 1,14%(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang mampu tumbuh 3,65% (yoy). Penurunan tersebut sejalan dengan jumlah kunjungan kapal di Jambi yang juga mengalami penurunan dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Pada triwulan III
2013,
jumlah kunjungan kapal sebanyak 1.200 unit, sementara tahun lalu sebanyak 1.220 unit. Jumlah arus barang perdagangan sebesar 1.503,35 kilo ton, jauh menurun dibandingkan tahun lalu (2.761,55 kilo ton)5 Seiring dengan penurunan volume impor alat berat. unit 2,000
Unit 101.74 76.23
1,500
persen(%) 150
Pertumbuhan (yoy)
unit 4,000
3,500 100 50
11.92 500
27.46
7.60
-0.51
-1.64 -15.95
123.60
II
III
IV
I
2011
II
III
2012
1,500 0
28.81
-30.40
IV
I
-50 II
III
2013
Sumber: Pelindo II Cabang Jambi
Grafik 1.20 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal
100
88.86
50
-3.28 25.20 39.24
1,000
-5.39
-50 -56.71-45.56
-31.98
I
II
III
IV
I
II
2011
III
IV
-100 I
2012
II
III
2013
Sumber: Pelindo II Cabang Jambi
Grafik 1.21 Perkembangan Total Arus Barang
5
Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat. 16
0
-17.57
500
-7.58
I
2,000
Pertumbuhan (yoy)
150
3,000 2,500
34.69
1,000
persen(%) 200
Jumlah Total Arus Barang
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Sub sektor komunikasi tumbuh 8,42% (yoy) yang didukung oleh pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 8,43% (yoy) dan jasa penunjang komunikasi sebesar 7,19% (yoy). Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar 8,76% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (9,77% yoy). Masih relatif tingginya pertumbuhan sektor ini terutama didukung oleh pertumbuhan sub sektor bank sebesar 11,64% (yoy). Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 4,74% (yoy), sedikit lebih tinggi daripada pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,48% yoy). Pertumbuhan sektor jasa didorong oleh tumbuhnya jasa pemerintah dan swasta masing-masing sebesar 4,58% (yoy) dan 5,52% (yoy). Sektor ini didukung oleh sub sektor jasa pemerintahan umum dengan output sebesar Rp1.579,36 miliar dan diikuti oleh sub sektor swasta sebesar Rp273,09 miliar. C. PDRB Sisi Pengeluaran Ditinjau dari sisi pengeluaran, melambatnya ekonomi Provinsi Jambi terutama disebabkan oleh menurunnya konsumsi pemerintah. Namun demikian, masih tingginya pertumbuhan investasi di Jambi yang mencapai 11,94% (yoy) dengan andil pertumbuhan 2,13% serta tetap terjaganya konsumsi rumah tangga dan mulai membaiknya kinerja ekspor menyebabkan pertumbuhan ekonomi Jambi masih mampu tumbuh tinggi di triwulan laporan. Berdasarkan strukturnya, 56,40% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi, diikuti dengan investasi fisik 18,33% dan konsumsi pemerintah 15,80%. Pangsa konsumsi rumah tangga dan pemerintah cenderung mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Pada tahun 2012, pangsa konsumsi rumah tangga dan pemerintah masing-masing sebesar 57,74% dan 17,76%.
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
17
E KONOMIM AKRO REGIONAL
Tabel 1.4. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (yoy) 2012
JENIS PENGELUARAN
2013
I
II
III
4.88
5.05
5.29
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Lembaga Swasta Nirlaba
10.55 11.72
9.27 11.31
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto Perubahan Stok Ekspor Impor PDRB
13.47 21.65 -9.61 -6.34 6.15
11.87 19.74 -1.14 -0.25 7.15
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
6
Triwulan III - 2013
I
II
4.75
4.74
4.60
4.45
2.96
5.50 6.92
1.52 8.05
(0.49) 7.41
(1.15) 7.84
(2.55) 7.73
(0.48) 0.05
15.53 14.49 -9.80 -8.48 7.29
19.93 8.47 -1.08 -3.37 9.09
19.75 11.63 2.28 0.04 8.36
17.32 13.25 4.39 1.37 8.32
11.94 9.00 10.34 5.64 7.59
2.13 0.28 6.70 4.06 7.59
IV
Growth
Andil
Grafik 1.22. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran 7 Triwulan III tahun 2013 Net Impor, -7.03
Perubahan Stok, 2.44 PMTDB, 18.33
Konsumsi rumah tangga , 55.78 Konsumsi Lembaga Swasta pemerintah , 15.80 Nirlaba, 0.62
1. Pengeluaran Konsumsi Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan harga berlaku mencapai Rp12,33 triliun atau 55,78% dari total PDRB Jambi. Mayoritas konsumsi masyarakat Jambi (61,53%) diperuntukkan untuk membeli makanan yaitu sebesar Rp7,59 triliun. Pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat 4,45% (yoy) dan 2,27% (qtq) meskipun sedikit lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,60% (yoy)). Menurunnya harga komoditas berdampak pada melambatnya konsumsi masyarakat. Namun tingginya aktivitas perdagangan seiring dengan bulan Ramadhan, puasa dan tahun ajaran baru menyebabkan konsumsi masyarakat masih tetap terjaga. 6
dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 7 Pangsa (share) net impor sebesar -,66% merupakan pengurangan dari total share PDRB sisi pengeluaran. 18
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Kondisi ini juga tercermin dari membaiknya angka indeks tendensi konsumen yaitu dari 106,70 menjadi 112,33.8. Angka indeks tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan mengalami peningkatan signifikan dari 104,16 pada triwulan II-2013 menjadi 116,8 pada triwulan laporan. Tabel 1.5 Indeks Tendensi Konsumen
Triwulan I - 2013
Triwulan II - 2013
Triwulan II - 2013
Pendapatan rumah tangga kini
101.7
106.85
112.21
Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi
106.87
108.46
109.09
Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan Indeks Tendensi Konsumen
100.72 102.89
104.16 106.7
116.8 112.33
Variabel Pembentuk
Masih baiknya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan laporan juga tercermin dari masih tingginya penjualan kendaraan bermotor. Penjualan kendaraan roda empat seperti sedan, jeep dan minibus meningkat 14,53% (yoy) dari tahun lalu menjadi rata-rata 557 unit/bulan. Meskipun di sisi lainnya penjualan sepeda motor mengalami penurunan 36,40% (yoy) menjadi rata-rata 5.904 unit/bulan, terutama sejak adanya kebijakan minimum down payment pembelian kendaraan bermotor pertengahan tahun lalu. Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat 33,44% (yoy) menjadi sebesar Rp3.630,19 miliar. Pangsa kredit real estate di Jambi mencapai 15,69% dari total kredit. Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan laporan mencapai Rp3,31 triliun. Pengeluaran tersebut turun 1,18% dari tahun lalu, namun masih lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Realisasi belanja APBD provinsi Jambi Triwulan III 2013 sebesar Rp1.637,84 miliar, lebih tinggi dari posisi
8
Angka yang masih diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memandang perekonomian Jambi.Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkanBadan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yangmenggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulanmendatang.
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
19
E KONOMIM AKRO REGIONAL
yang sama tahun lalu (Rp1.455,74 miliar). Namun demikian terjadi penurunan persentase realisasi yakni dari 52,62% menjadi 50,11%. Grafik 1.23. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor
Grafik 1.24. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru
unit
unit
5,000
70,000
Sedan, Jeep, Minibus 4,000
3,373
3,264
44,449
42,106 36,299
40,000
2,000 1,000
47,683
50,000
2,902
3,000
SEPEDA MOTOR
55,942
60,000
3,503
845
1,166
1,492
1,414
1,158
1,671
1,459
30,913
27,851
30,000
20,081 21,550 20,421
20,000
17,713
10,000 I
II
III
IV
I
II
2011
III
IV
2012
I
II
-
III*
I
2013
II
III
IV
I
2011
II
III
IV
I
II
2012
III*
2013
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
(*) data s.d. Agustus 2013
(*) data s.d. Agustus 2013
Rp Miliar
Grafik 1.25. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0
Kredit Real Estate
60
Pertumbuhan
49.79
50
40.13
33.44
40.30
30 27.11
16.52
40
11.27
16.80 16.04 15.44
20 10
5.16
Tw I
0
Tw II
Tw III Tw IV
2011
Tw I
Tw II
Tw III Tw IV
2012
Tw I
Tw II
Tw III
2013
2. Investasi Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) yang mencerminkan nilai investasi di Jambi mencapai Rp4,05 triliun (pangsa 18,33%). Pangsa investasi tersebut terus meningkat dibandingkan tahun 2012 (17,81%) sejalan dengan terakselerasinya investasi yang mengalami pertumbuhan 11,94% (yoy) dengan andil pertumbuhan mencapai 2,13%. Namun demikian, pesatnya pertumbuhan investasi dimaksud lebih disebabkan oleh tingginya akumulasi investasi pada triwulan sebelumnya, sementara jika dibandingkan triwulan lalu, investasi hanya tumbuh 1,94%. Sejak tahun 2012 lalu, investasi di Jambi terus menunjukkan peningkatan yang disebabkan oleh tingginya pembangunan fisik baik oleh pemerintah ataupun swasta. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan kredit investasi yang 20
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
mencapai 76,92% (yoy). Sementara menurut pendapat pengusaha melalui hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), optimisme pengusaha dalam memandang kondisi bisnis masih cukup baik meskipun sedikit melemah. Hal ini terlihat dari masih positifnya indeks situasi bisnis yaitu sebesar 16,67%9. Dari 150 responden yang disurvei, 88,11% responden menyatakan bahwa situasi bisnis kedepan relatif stabil, sementara 9,79% menyatakan akan baik dan hanya 2,10% yang menyatakan akan memburuk. Tabel 1.6 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi Keterangan
2012 Tw 2 Tw 3 96.41 5.34 228 466
Tw 1 48.95 356
PMA (USD juta) PMDN (Rp miliar)
Tw 4 5.63 395
2013 Tw 2 6.11 1,303
Tw 1 16.36 -
Tw 3 11.24 288
Jumlah investasi Jambi yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp288 miliar. Investasi tersebut turun 38,15% dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Namun sebaliknya, investasi asing melalui penanaman modal asing (PMA) meningkat 110,65% dari tahun lalu menjadi USD 11,24 juta. Investasi Jambi sebagian besar dialokasikan pada sektor pertanian.
unit
TRUCK/PICK UP
140 120 100 80 60 40 20 0 -20 -40 -60 -80
Pertumbuhan (qtq)
1,000 800
600 400 200 I
II
III
IV
I
2011
II
III 2012
IV
I
II
III*
Rp Triliun
Persen(%)
1,200
6
4 3 2 1
-
2013
9
Pertumbuhan (%)
92.60
2011
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
Grafik 1.26. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru
100 90 80 76.92 70 60 46.91 43.25 41.92 50 40 48.91 49.77 41.27 30 33.17 20 12.83 10 6.65 0 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III Kredit Investasi (juta Rp)
5
2012
2013
Grafik 1.27. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi
Indeks yang positif menandakan optimisme dunia usaha
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
21
E KONOMIM AKRO REGIONAL
KTon 160 140 120 100 80 60 40 20 -
Konsumsi Semen
(%) 50
Pertumbuhan (yoy)
40 37.89 20.02 10.26 11.95
1.84
30
12.36
20
12.84
10
8.80 (1.27) (4.83)
(10.45) I
II
III
IV
0 -10 -20
I
2011
II
III 2012
IV
I
II
III
2012
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah
Grafik 1.28. Konsumsi Semen Provinsi Jambi
Sementara itu, perubahan stok mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 9,00% , dengan andil sebesar 0,28%. 3. Perdagangan Eksternal Ekspor provinsi Jambi baik ke negara maupun daerah lain pada triwulan III 2013 mencapai Rp10,15 triliun. Perkembangan ekspor Provinsi Jambi (keluar daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan 10,34% (yoy) pada triwulan laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya ekspor antar daerah sebesar 4,82% dan ekspor luar negeri 16,01% (yoy). Berdasarkan tujuannya, ekspor Jambi masih didominasi oleh ekspor ke luar daerah yang mencapai Rp5,73 triliun (56,48%) sementara ekspor ke luar negeri sebesar Rp4,42 triliun (43,52%). Tingginya ekspor antar daerah salah satunya juga disebabkan oleh keterbatasan pelabuhan serta adanya kantor penjualan bersama sehingga kegiatan ekspor luar negeri dilaksanakan oleh provinsi lain. Impor provinsi Jambi pada triwulan III
2013 mencapai Rp8,59 trliun atau
lebih rendah dari ekspor provinsi Jambi. Dengan demikian, Provinsi Jambi mengalami net eskpor sebesar Rp1,56 triliun. Impor jambi didominasi oleh impor antar daerah yang mencapai Rp7,58 triliun (88,27%) sementara impor luar negeri sebesar Rp1,01 triliun (11,73%). Perkembangan impor Provinsi Jambi (keluar daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan 5,64% (yoy) pada triwulan laporan. Peningkatan impor tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya impor luar negeri 193,25% sementara impor antar daerah turun 1,28% (yoy).
22
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Berdasarkan pemberitahuan
dokumen
ekspor
barang
(PEB), ekspor luar negeri Provinsi Jambi sebesar USD 237,41 juta
Grafik 1.29. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi (dalam satuan juta USD) 800
Ekspor
700 600 500
561 539
sedangkan impor USD 82,24 juta. Dengan kondisi tersebut, Provinsi
100
Jambi
mengalami
net
398
21
Net Ekspor
83
28
380
330
462
359
200
Impor
489
467
400 300
550
39
295
285 296
34
363 17
259 26
295 262 237 265 245 256 155 82 39 31 17
0
ekspor
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III
2011
2012
2013
sebesar USD 155,17 juta. 3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi Ekspor ke luar negeri provinsi Jambi pada triwulan laporan mencapai USD 237,41 juta, turun 16,77% dari triwulan yang sama tahun 2012 (USD 285,24 juta). Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 133,98 juta atau 56,43% dari total ekspor non migas, diikuti oleh batu bara, Kokas dan Briket serta minyak nabati (fixed vegetable oil) masing-masing USD 27,48 juta dan USD 24,46 juta. Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk primer masih mendominasi baik untuk hasil perkebunan maupun pertambangan. Di sisi lain, ekspor batu bara tumbuh sebesar 10,87% (yoy) di triwulan laporan, namun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya nilai ekspor batubara turun 16,95% (qtq). Dari sisi volume, ekspor batubara juga mengalami penurunan sebesar 5,53% (yoy). Menurunnya permintaan global serta merosotnya harga batubara internasional menyebabkan penurunan kegiatan produksi pada perusahaan batubara. Selain itu, adanya peraturan mengenai distribusi batu bara di Jambi serta harga yang belum membaik menjadi disinsentif bagi pengusaha untuk mengembangkan produksi batu bara di Jambi. Rendahnya kualitas batu bara di Jambi yang memiliki kadar energi yang rendah turut menyebabkan terbatasnya harga jual. Adanya aturan jalur khusus untuk batu bara membuat margin keuntungan semakin menipis. Sementara dari sisi pemerintah, pendapatan yang didapatkan dari batu bara juga relatif rendah sementara biaya yang ditimbulkan akibat kerusakan jalan angkutan relatif lebih tinggi. TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
23
E KONOMIM AKRO REGIONAL
Selanjutnya, nilai ekspor minyak dan lemak sayur menunjukkan penurunan 33,07% sejalan dengan berkurangnya volume ekspor sebesar 50,64%. Produksi kelapa sawit Jambi sebenarnya cukup tinggi, namun untuk menyiasati dampak penurunan permintaan dunia dan rendahnya harga jual CPO dalam setahun terakhir ini, perusahaan kelapa sawit cenderung untuk menjual hasil produksi di dalam negeri. Grafik 1.30. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi juta USD
(%)
800
Lainnya Fixed Vegetable Oil G. Ekspor
700 600
148.90
150 100
42.75
500 400
50
77.89
300
-41.71-25.77 -20.72 -22.27-16.77 0 -41.10-30.95 -50
200 100 0
200
Batu Bara, Kokas dan Briket Crude Rubber
-20.30 Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III 2011
2012
-100
2013
Grafik 1.31. Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama Volume (ton)
2,000
Crude Rubber Batu Bara, Kokas dan Briket Pulp dan Paper
1,500
Fixed Vegetable Oil Lainnya
1,000 500 0 Trw I
Trw II Trw III Trw IV Trw I 2011
Grafik 1.32. Volume Ekspor Non Migras Provinsi Jambi
2012
Trw II Trw III 2013
Grafik 1.33. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 400
Lainnya 15.46%
Trw II Trw III Trw IV Trw I
juta USD
Lainnya Eropa Jepang
350 300 250
Batu bara, briket 11.58%
200 Karet Mentah 56.43%
Minyak, lemak sayur 10.30%
150 100 50 0
Pulp dan Kertas (25) 6.23%
24
India RRC Malaysia
Trw I
Trw II
Trw III
2012
Trw IV
Trw I
Trw II
2013
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
Trw III
EKONOMI M AKRO REGIONAL
Berdasarkan negara tujuan, ekspor Provinsi Jambi didominasi oleh negara Jepang yang mencapai USD 59,57 juta (11,43%) dan
diikuti oleh Amerika
Serikat USD 50,786 juta (9,91%). Menurunnya ekspor Jambi disebabkan oleh menurunnya ekspor ke Eropa, Amerika Serikat dan Malaysia terutama ekspor komoditas kelapa sawit. Infrastruktur pelabuhan dan terbatasnya muatan kapal di Jambi merupakan salah satu kendala
untuk dapat mengekspor secara langsung ke
negara tujuan. Adanya keterbatasan armada dalam beberapa waktu terakhir ini menyebabkan adanya pengalihan ekspor karet dari sebelumnya melalui Singapura menjadi melalui Palembang. 3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi Impor non migas provinsi Jambi tercatat sebesar USD 82,24 juta, meningkat sebesar 110,59% (qtq) dan 215,81% (yoy). Berdasarkan pangsanya, impor Jambi didominasi oleh mesin industri tertentu/khusus (USD 26,91 juta atau 32,72%). Grafik 1.34. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Impor (juta USD)
82
g. Impor (RHS)
134.00 110.59
53.52
34 26
-12.16 17
150 100 50
39
17.27 31
0 17
-50.21
-45.35
-50 -100
Trw I
Trw II
Trw III
Trw IV
Trw I
2012
Trw II
Trw III
2013
Grafik 1.35. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 90
80 70
Impor (juta USD) Lainnya Mesin Pembangkit Tenaga Besi dan Baja
Alat Pengangkutan Lainnya Mesi Industri dan Perlengkapannya Mesin Industri Tertentu/Khusus
60 50
40 30 20 10 0 Trw I
Trw II
Trw III 2012
Trw IV
Trw I
Trw II
Trw III
2013
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
25
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
Boks.1 PENGUATAN PERAN BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG DUNIA USAHA
Salah satu tujuan utama pembangunan yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan tingkat inflasi yang rendah. Dalam tataran makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan cara meningkatkan nilai tambah ekonomi3. Sementara 4 peningkatan nilai tambah ekonomi dapat dicapai dengan cara memperbanyak hasil produksi, memproduksi komoditas yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan menurunkan biaya produksi dan distribusi. 1. Memperbanyak hasil produksi Sebagai ilustrasi, Petani A memperluas lahannya menjadi 2 kali lipat dan menghasilkan panen 2 kali lebih banyak dibanding semula. Petani B, dengan luas lahan yang sama namun menerapkan teknologi bertani yang lebih baik dan menggunakan bibit unggul, dapat menghasilkan panen lebih tinggi dibandingkan jika ia bertani dengan cara lama dan menggunakan bibit yang kurang baik. Kedua petani ini berhasil menaikkan nilai tambah ekonomi, walaupun dengan cara yang berbeda. 2. Memproduksi produk/komoditas yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Produk pempek, tekwan atau kerupuk mempunyai nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi dibandingkan produk ikan mentah. Dengan sentuhan pengolahan dan teknologi, dapat diciptakan produk yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dan menambah lapangan pekerjaan. 3. Menurunkan biaya produksi dan distribusi Dengan menurunnya biaya produksi dan distribusi maka nilai tambah ekonomi akan semakin meningkat. Biaya produksi dan distribusi yang tinggi cenderung mubazir dan tidak memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian. Dari perspektif pelaku usaha, kesejahteraan pelaku usaha akan meningkat jika profit yang mereka dapatkan juga meningkat. Secara sederhana profit dapat dirumuskan sebagai :
( ( 3
4
) )
, dimana growth merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDB merupakan pendapatan domestik bruto yang dihitung berdasarkan nilai tambah ekonomi (value added) , dimana VA merupakan nilai tambah komoditas, P merupakan harga komoditas, Q merupakan banyaknya kuantitas komoditas yang diproduksi dan C merupakan total biaya yang dikeluarkan. , dimana =Biaya produksi dan = biaya distribusi
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
27
BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
(
)
Dimana : Total biaya = biaya produksi + biaya distribusi, jumlah/kuantitas produk yang dihasilkan bahan baku, biaya energi dll,
= harga jual produk,
=
= biaya produksi yang mencakup biaya
= biaya distribusi,
= biaya produksi per unit produk,
= biaya distribusi per unit produk. Dengan demikian untuk meningkatkan profit, beberapa hal yang bisa dilakukan pelaku usaha yaitu dengan cara meningkatkan produksi, menaikkan harga jual, menurunkan biaya produksi, menurunkan biaya distribusi. Peranan yang dapat dilakukan Bank Indonesia, Pemerintah, dan Instansi/Institusi lainnya dalam mendukung dunia usaha: 1. Peningkatan Q : Peningkatan hasil produksi dengan cara meningkatkan produktivitas/skala ekonomi. a. Inklusi keuangan : meningkatkan permodalan sehingga skala produksi/skala ekonominya dapat ditingkatkan (Q naik). Saat ini Bank Indonesia sedang menggalakkan kebijakan untuk meningkatan akses masyarakat terhadap perbankan (inklusi keuangan) dengan cara melakukan sosialisasi bekerjasama dengan perbankan untuk memperluas akses kredit para pelaku usaha. Hal yang telah dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai berikut: 1) Pengenalan perbankan ke masyarakat melalui sosialisasi dan pameran seperti: a) Sosialisasi tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR) bersama perbankan Provinsi Jambi dan hasilnya akses masyarakat terhadap kredit di Provinsi Jambi semakin meningkat tiap tahunnya. b) Sosialisasi kebanksentralan kepada anak sekolah dasar hingga dosen, Jambi Banking Expo dan Jambi Syariah Expo dimana perbankan bersama UMKM binaannya memperkenalkan produknya lebih dekat ke masyarakat. c) Gerakan Indonesia Menabung dalam bentuk Produk TabunganKu yang diluncurkan pada tanggal 20 Februari 2010 oleh Presiden Republik Indonesia. Produk TabunganKu didukung oleh 70 Bank Umum sebagai penerbit serta BPR dan BPRS yang tersebar diseluruh Indonesia. Di Jambi Gerakan Jambi Menabung diluncurkan 2 (dua) kali tahun 2010 yang diikuti semua bank di Provinsi Jambi. d) Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No. 14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 mengenai
28
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kewajiban minimum penyaluran kredit kepada UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) sebesar 20% dari total kredit akan berlaku secara bertahap. Selama tahun 2013 dan 2014, rasio kredit UMKM terhadap total kredit masih disesuaikan dengan kemampuan bank, dalam artian belum ada ketetapan rasio minimum penyaluran. Pada tahun 2015, rasio penyaluran kredit kepada UMKM sudah ditetapkan minimum 5% dan akan meningkat secara bertahap setiap tahunnya sehingga pada tahun 2018 mencapai minimum 20%. Berikut adalah data indikator penggunaan jasa keuangan di Provinsi Jambi yaitu:
Indikator Penggunaan Jasa Keuangan
INDIKATOR
2011
Prov. JAMBI JUMLAH REKENING DEPOSIT/JUMLAH PENDUDUK Kota Jambi
2012
Sep-13
33.70%
39.23%
44.99%
104.13%
119.75%
138.59%
JUMLAH REKENING DEPOSIT/ Prov. JAMBI ANGKATAN KERJA Kota Jambi
51.53%
60.37%
67.16%
229.65%
280.11%
314.63%
JUMLAH REKENING KREDIT/JUMLAH PENDUDUK
Prov. JAMBI
7.51%
8.25%
8.60%
Kota Jambi
21.89%
25.54%
28.41%
JUMLAH REKENING KREDIT/ANGKATAN KERJA
Prov. JAMBI
11.48%
12.69%
12.83%
Kota Jambi
48.28%
59.74%
64.49%
Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa persentase akses kredit angkatan kerja di Provinsi Jambi per September 2013 masih sangat kecil, yaitu sebesar 12,83%. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan persentase di Kota Jambi yang mencapai 64,49%. Dari perbandingan kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa penyaluran kredit kepada masyarakat masih terfokus di Kota Jambi, sedangkan di Kabupaten/Kota lainnya masih terbatas. Berangkat dari hal tersebut, Bank Indonesia bersama dengan perbankan Provinsi Jambi akan semakin intens untuk memperluas akses kredit masyarakat secara merata dengan tetap memperhatikan governance dan menjaga NPL tetap rendah. Pada tabel dibawah terlihat pemberian kredit kepada UMKM di Provinsi Jambi menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan penambahan jumlah jaringan kantor khususnya kantor fungsional yang menangani pemberian kredit mikro.
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
29
BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
2010
2011
2012
Bank Umum
4,761.8
6,582.5
7,814.5
8,760.4
Mikro
1,360.20
1,944.4
2,305.1
2,604.2
Kecil
2,045.14
2,522.0
2,715.6
3,153.5
Menengah
1,356.46
2,116.1
2,793.8
3,002.7
BPR
86.1
131.6
193.6
233.1
UMKM
Sep-13
Mikro
63.0
99.2
132.9
151.5
Kecil
22.9
28.3
53.9
70.4
0.3
4.1
6.8
11.2
Menengah
b. Melakukan pendampingan pelaku usaha sehingga dapat meningkatkan produksi/produktivitas. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bekerjasama dengan SKPD membentuk beberapa klaster yang tersebar di Provinsi Jambi yaitu: 1) Penyaluran Bantuan Bibit Jabon Hutan Tanaman Rakyat Penyaluran bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) tahun 2012 sebanyak 100.000 batang bibit jabon yang diberikan kepada para petani Hutan Tanaman Rakyat. Dari sejumlah bibit tersebut, yang sudah disalurkan sebanyak 25.000 bibit jabon kepada kelompok Mekar Bersatu, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Penyerahan bibit telah dilaksanakan 2 (dua) tahap, yaitu pada tanggal 8 Februari 2013 sebanyak 15.000 bibit dan tanggal 15 Maret 2013 sebanyak 10.000 bibit. Sementara itu, 75.000 batang bibit jabon direncanakan akan diserahkan kepada para petani di Kabupaten Sarolangun (Kawasan Bukit Bulan dan Desa Taman Bandung) akhir tahun 2013.
Pelatihan budidaya tanaman jabon
30
Replanting Kelapa Sawit di Sungai Bahar
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
2) Peremajaan Kelapa Sawit Program PSBI tahun 2012 peremajaan kelapa sawit di Sungai Bahar dipadu dengan teknik budidaya tanaman sela pada November 2012 yang diawali dengan penumbangan kelapa sawit tua diikuti dengan penanaman bibit baru. Selanjutnya, program ini diikuti dengan intercropping tanaman palawija dan holtikultura sebagai salah satu sumber penghasilan petani menjelang panen kelapa sawit. Selain itu kepada petani kelapa sawit diberikan pelatihan peningkatan nilai tambah petani sawit. 3) Peningkatan Kinerja Klaster Cabe Kelompok Tani Kaligawe II Klaster cabe berlokasi di Desa Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi oleh kelompok tani Kaligawe II yang beranggotakan 10 (sepuluh) orang. Ke depannya, lahan produksi cabe tersebut akan dijadikan suatu kawasan pertanian terpadu yang memadukan antara usaha pertanian, peternakan, dan perikanan yang dimulai dari PSBI tahun 2013 atas pembangunan balai pertemuan dan gapura, pembangunan rumah kompos dan pembangunan kandang sapi. Pada tanggal 11 September 2013 telah dilaksanakan panen bersama Gubernur Jambi yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Jambi, Bp. Erman Rahim bersama SKPD terkait. Selain meningkatkan produktivitas, klaster cabe berhasil menjaga harga cabe rendah dan stabil. Klaster cabe tersebut sukses memberikan suplai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jambi terutama pada bulan Agustus dan September sehingga harga cabe pun terjaga pada level rendah dan stabil, dan pada bulan September 2013 kota Jambi mengalami deflasi yang pendorong utamanya adalah deflasi dari komoditas cabe merah.
Panen Cabe Merah Kaligawe II
4) Peningkatan Kinerja Klaster Pinang dan Kopi Klaster pinang dan kopi berlokasi di Desa Parit Tomo, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Klaster ini terdiri atas 3 (tiga) kelompok
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
31
BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
tani (Sri Utomo I, II dan III) dengan total anggota 60 orang. Tujuan dari pengembangan klaster ini adalah untuk meningkatkan mutu produksi pinang dan kopi yang selama ini mengalami proses produksi yang kurang tepat sehingga harga jual menjadi lebih rendah dari yang seharusnya (lebih rendah Rp500 Rp1.000/kg). Mendukung hal tersebut, telah diserahkan PSBI berupa 60 (enam puluh) rumah pengering sebagai tempat pengeringan pinang belah kulit dan biji kopi kepada masingmasing anggota. Dengan adanya bantuan tersebut, pinang kering yang dihasilkan menjadi lebih bersih, tanpa jamur, dan lebih kering sehingga harga jual dapat meningkat.
Bantuan rumah pengering pinang kepada petani Kampung Parit Tomo, Tanjung Jabung Barat
5) Kelompok Tani Harapan Maju Klaster ikan patin berlokasi di Desa Teluk Ketapang, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari. Klaster ini terdiri atas satu kelompok tani Harapan Maju beserta istri yang tergabung dalam kelompok wanita tani Mawar Putih dengan total anggota 30 orang (termasuk istri). Untuk lebih memperkuat koordinasi dalam klaster ini, telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara KPwBI Provinsi Jambi dan Dinas Kelautan serta Perikanan Provinsi Jambi pada tanggal 30 Juli 2013 yang disaksikan oleh Gubernur Jambi. Sementara itu, dalam rangka meningkatkan kinerja klaster, telah dilaksanakan beberapa kali pelatihan yaitu: a) Pelatihan Peningkatan Nilai Tambah Petani. b) Sosialisasi akes keuangan c) Studi Banding kelompok tani Harapan Maju ke Kelompok Tani Mina Sukses di Tangkit Kec. Muara Jambi, Balai Budidaya Ikan Air Tawar (BBAT) dan Industri Rumah Tangga Kerupuk Ikan Patin di Kumpeh Kec. Muara Jambi.
32
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
Nota Kesepahaman antara KPwBI Provinsi Jambi dan Dinas Kelautan serta Perikanan Provinsi Jambi
Pengembangan klaster di atas diharapkan mampu meningkatkan produksi dan memberikan insentif positif bagi petani serta menjadi percontohan untuk pengembangan klaster cabe dan klaster lainnya. Peningkatan produktivitas bermanfaat tidak hanya bagi pelaku usaha melainkan juga terhadap masyarakat secara keseluruhan dan bermanfaat dalam mendukung program ketahanan pangan daerah. Ke depan, perlu adanya keterlibatan institusi lainnya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam mengembangkan produktivitas pelaku usaha. c. Peningkatan Pj : Peningkatan harga jual produk Tidak sejalan dengan inflasi yang rendah dan stabil. Selain itu, hal ini hanya akan bisa dinikmati dalam jangka pendek. Tingkat inflasi yang tinggi pada akhirnya akan meningkatkan biaya produksi dan distribusi sehingga dalam jangka panjang profit yang dihasilkan juga akan menurun. Sehubungan dengan hal tersebut, opsi ini adalah pilihan terakhir dari opsi-opsi yang lain. 2. Penurunan Pp : Penurunan biaya Produksi
Menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil Tingkat inflasi yang rendah dan stabil merupakan salah satu syarat penting untuk menjaga biaya produksi tetap berada di level yang rendah dan terjaga. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, bank Indonesia, Pemda dan dinas instansi terkait berkomitmen penuh dan bersinergi untuk menjaga inflasi yang rendah dan stabil melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). TPID Provinsi dan TPID kota secara rutin melakukan pertemuan baik itu secara internal maupun mengundang pihak eksternal (Kementrian Perdagangan,
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
33
BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
Aprindo, dsb) untuk membahas permasalahan terkait inflasi dan merumuskan solusi dan rekomendasi kebijakan.
Pertemuan Tim Kebijakan TPID Provinsi Jambi bersama dengan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO)
Rapat Koordinasi TPID Provinsi Jambi dengan Pokjanas TPID
Penyediaan bahan baku yang murah dan mudah didapat. Bahan baku yang murah dan mudah didapat dapat menurunkan biaya produksi. Selain itu, bahan baku yang murah dan berkualitas seperti bibit unggul, akan menghasilkan produk yang lebih baik dari sisi kualitas maupun kuantitas yang pada akhirnya akan memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi. Terhadap isu yang berkembang dan mempengaruhi perekonomian, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bersama pemerintah daerah melalui SKPD terkait dan pelaku usaha selalu melakukan diskusi untuk memperoleh informasi riil perekonomian Provinsi Jambi dan merekomendasikan hasil diskusi tersebut pada pemerintah daerah. Hasil diskusi terkait bahan baku kedelai dan karet dapat dilihat pada KER Triwulan III-2013 boks.2 tentang permasalahan kedelai yang mengalami kenaikan harga signifikan seiring dengan kenaikan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Dollar dan boks. 1 mengenai perkembangan usaha crumb rubber di Provinsi Jambi pada KER Triwulan I-2013.
Alat dan mesin produksi yang hemat energi Program konversi energi atau penggunaan metode dan alat dan mesin produksi yang hemat energi akan mengurangi biaya energi yang harus dikeluarkan dan terhindar dari pemborosan energi dan sumber daya. Opsi ini dapat dilakukan dengan mengkolaborasikan bersama opsi pendampingan pelaku usaha. Pemerintah bersama instansi/institusi yang memiliki dana CSR dapat bekerjasama dalam memberikan bantuan alat dan mesin produksi yang hemat energi bagi pelaku usaha sekaligus memberikan pelatihan penggunaan dan perawatannya5. Selain itu, program konversi
5
Dari hasil liaison diperoleh informasi bahwa terjadi penghematan biaya energi yang signifikan setelah perusahaan melakukan konversi energi dari listrik menjadi gas. Biaya investasi yang dikeluarkan mampu ditutupi oleh penghematan biaya energi bulanan dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun. Suatu perusahaan mempunyai biaya energi yang nyaris nol dengan cara memanfaatkan limbah produksi sebagai bahan bakar turbin. 34
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
energi ini perlu mendapat perhatian mengingat bagi pelaku usaha konversi energi tersebut membutuhkan investasi yang signifikan sehingga membutuhkan pihak perbankan dalam hal permodalan. Namun dalam jangka panjang, program ini akan bermanfaat mengurangi biaya produksi yang pada akhirnya akan berefek pada peningkatan produktivitas dan efisiensi ekonomi secara keseluruhan. Salah satu bentuk PSBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi dalam bentuk bantuan alat adalah bantuan berupa handtractor kepada Kelompok Tani Karya Abadi di Desa Teluk Pemayung, Batanghari.
Bantuan hand tractor kepada Kelompok Tani Karya Abadi di Desa Teluk Pemayung, Batanghari
Diskusi dengan Organda Provinsi Jambi dan perusahaan transportasi barang dan jasa
Sebagaimana pada opsi peningkatan produktivitas, pada opsi penurunan biaya produksi ini juga dapat dilakukan perluasan akses kredit oleh masyarakat terhadap pelaku usaha khususnya UMKM untuk menghindarkan mereka dari rentenir atau pihak lainnya yang memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi. Peran ini dapat dilakukan oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan industri perbankan dan Pemerintah Daerah. Di Provinsi Jambi, upaya yang dilakukan pemerintah daerah, Bank Indonesia dan PT. BPD Jambi terhadap kredit mikro adalah: 1) Kredit Usaha Penguatan Ekonomi Masyarakat (KUPEM) kepada semua usaha kecil yang disalurkan PT BPD Jambi dan SKPD terkait di Provinsi Jambi dengan sistem executing dan chanelling dengan tingkat suku bunga khusus. 2) Penyaluran kredit dengan sistem berbagi risiko Penyaluran kredit ini dilakukan terhadap sektor usaha kecil dimana risiko atas kredit tersebut ditanggung oleh pihak pemerintah daerah, bank dan perusahaan penjaminan. Kredit ini telah dilakukan PT BPD Jambi bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Batanghari dan Askrindo.
3. Menurunkan Pd : Penurunan biaya distribusi
Perbaikan infrastruktur jalan
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
35
BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
Infrastruktur jalan yang baik akan mengurangi waktu tempuh dan biaya transportasi. Selain bermanfaat dalam hal pengurangan biaya, infrastruktur yang baik akan memperlancar arus barang dan jasa dan meminimalkan gangguan pasokan. Perbaikan infrastruktur jalan ini selalu menjadi rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam setiap pertemuan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi, Kota Jambi dan Merangin yang sejalan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.027/1696/SJ tanggal 2 April 2013 tentang Menjaga Keterjangkauan Barang dan Jasa Di Daerah.
Penyediaan moda transportasi masal dan lebih murah. Moda transportasi masal yang murah dapat mengurangi biaya distribusi per unit barang dan jasa dan membuat ekonomi menjadi lebih efisien dan terhidar dari pemborosan energi.
Percepatan realisasi pembangunan pelabuhan Ujung Jabung untuk memperlancar kegiatan ekspor dan impor barang. Pelaku usaha Provinsi Jambi yang berorientasi ekspor dan berbahan baku impor mengalami kendala dalam hal transportasi melalui laut mengingat kondisi saat ini prosedur pengiriman dari Jambi harus transit di Singapura yang menyebabkan biaya ekspor dari Jambi menjadi lebih mahal dibandingkan ekspor dari Palembang, Medan dan Surabaya yang mempunyai pelabuhan langsung berbatasan dengan samudera. Pembangunan pelabuhan Ujung Jabung sekaligus kawasan industri diharapkan menghasilkan pelabuhan yang dapat disinggahi kapal besar sehingga menimbulkan efisiensi proses distribusi baik dari sisi waktu maupun biaya.
Mengurangi kelangkaan bahan bakar Kelangkaan bahan bakar menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya distribusi. Terjadi pemborosan waktu, tenaga dan energi dalam ekonomi.
Jadi, begitu banyak peran yang dapat Bank Indonesia dan Pemerintah lakukan untuk mendukung pelaku usaha. Bank Indonesia berkomitmen penuh untuk berperan aktif bersama pemerintah dan instansi terkait dalam menciptakan iklim ekonomi yang kondusif dan menjaga tingkat inflasi yang rendah serta melakukan program-program yang berkaitan dengan pengembangan sektor riil dan UMKM melalui kewenangan yang dimilikinya.
36
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
BAB II INFLASI
A. Kajian Umum Pada triwulan III-2013, inflasi kota Jambi tercatat 7,96% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian triwulan sebelumnya (5,24%) serta rata-rata inflasi triwulan III dalam tiga tahun terakhir (5,90%). Namun demikian, Inflasi Jambi tersebut masih lebih rendah dari inflasi nasional (8,4%) (gambar 2.1). Gambar 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi
Persen (%)
10
Kota Jambi
8.40 5.54
5
Nasional
7.99 6.80
5.31
6.65
3.79
4.45
4.53 2.76
2
3
4.30 4.31 4.22
5.90
7.96
5.90
5.24
3.90
0
1
4.43
3.97
4.61
6.06
4
1
2
2011
3
4
2012
1
2
3
2013
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, faktor utama meningkatnya inflasi kota Jambi disebabkan oleh meningkatnya inflasi administered prices dan volatile food masing-masing sebesar 16,57% (yoy) dan 9,73% (yoy). Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah meningkatnya harga BBM, tarif dasar listrik (TDL), tarif angkutan, dan tarif PDAM.13 Sedangkan inflasi volatile foods bersumber dari peningkatan permintaan sehubungan dengan hari lebaran yang tidak diimbangi dengan kecukupan pasokan komoditas khususnya bawang merah dan cabe merah akibat terjadinya gagal panen pada daerah pemasok komoditas tersebut. 13
Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.
37
I NFLASI
Gambar 2.2. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy) %(y-o-y) 20
Umum
Inflasi Inti
Volatile Foods
Administered Prices
15
10
7.96
6.80
6.06
3.91
5
4.43
4.22
Tw III
Tw IV
5.24
0 Tw I
Tw II
-5
Tw I
Tw II
2012
Tw III 2013
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Berdasarkan perhitungan triwulanan, perkembangan harga di triwulan laporan tercatat sebesar 3,53%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (1,82%) dan rata-rata inflasi triwulan III selama tiga tahun terakhir (2,53%). Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Juli, Agustus dan September 2013 masing-masing sebesar 3,25%, 1,20% dan -0,92%. Tingkat inflasi di Kota Jambi berada di urutan ke-7 (tujuh) dari daftar kota dengan tingkat inflasi tertinggi di Sumatera. Inflasi tertinggi terjadi di kota Padang, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh. (gambar 2.3).14 Gambar2.3. Perbandingan Inflasi (yoy) Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau Sumatera per September 2013 12.00
10.00 8.00 6.00 4.00 2.00
Banda Aceh
Lhokseumawe
Batam
Palembang
Pangkal Pinang
Padang Sidempuan
Dumai
Bandar Lampung
Pakanbaru
Jambi
Sibolga
Pematang Siantar
Medan
Bengkulu
Tanjung Pinang
Padang
-
Sumber :DSM Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jambi
14
Sumber: DSM, Bank Indonesia. 38
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
I NFLASI
B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang Berdasarkan kelompoknya, sumbangan terbesar pada triwulan ini bersumber dari kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan dengan kontribusi sebesar 1,64% (qtq) (tabel 2.1). Tingginya inflasi kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan tersebut (10,93%) disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan paska kenaikan harga BBM serta meningkatnya permintaan angkutan udara, angkutan antar kota sehubungan dengan liburan anak sekolah serta hari lebaran (tabel 2.2). Selain itu, sub kelompok bahan makanan dan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga memberikan sumbangan inflasi yang cukup besar masing-masing sebesar 2,35% dan 2,73%, seiring dengan peningkatan harga pada kedua sub kelompok tersebut pada bulan Ramadhan dan lebaran lalu. Sub sektor perumahan, air, listrik dan bahan bakar juga memberikan kontribusi sumbangan yang cukup besar terhadap inflasi (2,21%) karena sejalan dengan adanya kenaikan BBM, TDL dan tarif PDAM. Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi KELOMPOK
Triwulan III-2012 (q-t-q, %) Inflasi
I
Bahan Makanan
II
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
Smbgn
Triwulan I-2013 (q-t-q, %)
Triwulan II-2013 (q-t-q, %)
Inflasi
Inflasi
Smbgn
Smbgn
Triwulan III-2013 (q-t-q, %) Inflasi
Smbgn
-0.24
(0.07)
4.91
1.46
1.87
0.57
2.35
0.76
1.39
0.27
1.37
0.27
1.35
0.27
2.73
0.52
III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar
0.93
0.19
0.83
0.17
1.71
0.34
2.21
0.43
IV Sandang
1.84
0.11
-0.60
-0.04
-1.68
-0.10
2.01
0.11
V Kesehatan
0.58
0.02
0.44
0.02
0.42
0.02
0.44
0.02
VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
0.54
0.03
0.43
0.02
-0.07
0.00
0.92
0.05
VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
2.54
0.37
1.18
0.17
4.97
0.72
10.93
1.64
3.53
3.53
INFLASI
0.92
0.92
2.08
2.08
1.82
1.82
Sumber: BPS (diolah)
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
39
I NFLASI
Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa Triwulan III-2012
Triwulan I-2013
Triwulan II-2013
Triwulan III-2013
BAHAN MAKANAN PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA DAGING-DAN HASIL-HASILNYA IKAN SEGAR IKAN DIAWETKAN TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA SAYUR-SAYURAN KACANG-KACANGAN BUAH-BUAHAN BUMBU-BUMBUAN LEMAK DAN MINYAK BAHAN MAKANAN LAINNYA MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU MAKANAN JADI MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR BIAYA TEMPAT TINGGAL BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA SANDANG SANDANG LAKI-LAKI SANDANG WANITA SANDANG ANAK-ANAK BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA KESEHATAN JASA KESEHATAN OBAT-OBATAN JASA PERAWATAN JASMANI PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA JASA PENDIDIKAN KURSUS-KURSUS / PELATIHAN PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN REKREASI OLAHRAGA TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN TRANSPOR KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR JASA KEUANGAN
qtq -0.24 5.15 -10.55 1.65 1.05 4.13 26.98 14.52 16.95 -37.64 1.09 5.89 1.39 1.34 2.01 1.17 0.93 0.73 1.58 0.26 0.64 1.84 1.21 0.30 0.52 4.68 0.58 0.00 2.88 0.13 0.17 0.54 0.56 0.77 1.06 -0.11 0.06 2.54 3.82 0.00 0.00 0.70
yoy 1.96 11.52 -6.95 -4.82 5.22 7.22 5.06 12.73 5.27 -11.89 -1.72 9.35 7.44 5.77 11.55 9.03 7.93 9.24 7.99 0.15 6.57 1.80 0.52 -1.04 5.82 2.23 1.29 0.00 3.27 6.07 0.51 2.90 2.51 6.27 9.31 -2.54 1.05 3.34 4.79 0.06 1.26 0.70
qtq 4.91 -1.75 -4.29 -2.27 1.56 -1.48 2.16 0.30 14.61 65.49 0.34 0.74 1.37 1.59 0.79 1.19 0.83 0.13 1.94 0.61 1.98 -0.60 0.76 0.85 0.36 -3.54 0.44 0.00 1.15 0.00 0.64 0.43 0.00 0.00 1.81 0.92 0.00 1.18 1.76 0.00 0.00 0.41
yoy 11.59 5.85 2.20 3.27 4.14 3.43 28.35 22.94 20.95 59.05 -6.42 7.26 4.80 3.65 7.18 6.13 3.58 5.50 0.49 0.92 4.18 1.47 2.96 1.43 2.22 -0.25 1.64 0.00 4.26 5.58 1.05 1.95 1.73 3.45 3.74 0.70 0.06 4.91 6.64 0.00 4.24 1.12
qtq 1.87 0.41 16.15 -1.69 4.72 4.12 2.78 -0.23 -10.04 1.33 -1.24 3.11 1.35 1.64 0.34 1.27 1.71 0.43 4.84 0.03 1.03 -1.68 0.57 0.24 0.56 -6.85 0.42 0.00 0.49 1.84 0.46 -0.07 0.00 0.00 -0.32 -0.13 0.17 4.97 7.37 0.00 0.00 0.00
yoy 6.74 4.67 4.16 1.39 6.16 7.01 20.13 21.59 12.39 12.95 -5.95 8.81 4.61 5.07 2.21 4.96 3.86 2.86 6.50 0.87 4.08 -0.28 2.78 1.74 1.55 -5.87 2.07 0.00 4.56 7.52 1.64 0.99 0.56 0.76 2.36 1.46 0.23 9.58 13.90 0.00 2.94 1.12
qtq 2.35 4.60 8.38 3.21 -1.00 3.55 2.09 22.90 0.22 -14.94 3.33 0.57 2.73 3.97 0.24 1.31 2.21 1.52 4.21 1.34 0.57 2.01 0.64 1.11 0.17 5.58 0.44 0.00 0.13 2.78 0.43 0.92 1.11 4.02 -0.67 0.86 0.04 10.93 15.61 0.00 1.50 0.00
yoy 9.52 4.12 26.19 2.96 4.00 6.41 -3.42 30.48 -3.69 54.07 -3.86 3.34 5.99 7.80 0.45 5.11 5.17 3.67 9.26 1.96 4.00 -0.12 2.20 2.57 1.19 -5.05 1.92 0.00 1.77 10.37 1.90 1.37 1.11 4.01 0.61 2.45 0.21 18.55 26.84 0.00 4.49 0.41
INFLASI (UMUM)
0.92
4.43
2.08
6.06
1.82
5.24
3.53
7.96
KELOMPOK/SUBKELOMPOK I. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. II. a. b. c. III. a. b. c. d. IV. a. b. c. d. V. a. b. c. d. VI. a. b. c. d. e. VII a. b. c. d.
Sumber: BPS (diolah)
Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi terbesar adalah bensin; bawang merah; dan angkutan dalam kota (Juli 2013), bawang merah; angkutan udara; dan tarif listrik (Agustus 2013) serta daging ayam; tarif air minum PAM; dan tempe (September 2013).
40
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
I NFLASI
Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan III-2013 10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI
TW III-2013
10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI
Sumbangan JULI
TW III-2013 Sumbangan
JULI
1
Bensin
0.9283
1
Udang Basah
-0.0535
2
Bawang Merah
0.5373
2
Bawang Putih
-0.0413
3
Angkutan Dalam Kota
0.4129
3
Jeruk
-0.0401
4
Beras
0.1830
4
Emas Perhiasan
-0.0355
5
Cabe Merah
0.1532
5
Bahan bakar rumah tangga
-0.0349
6
Angkutan Antar Kota
0.1025
6
Petai
-0.0322
7
Nila
0.0946
7
Tomat Sayur
-0.0278
8
Telur Ayam Ras
0.0831
8
Kol Putih/Kubis
-0.0207
9
Daging Sapi
0.0791
9
Minyak Goreng
-0.0141
10
Kentang
10
Personal Komputer/Desktop
-0.0133
Sumbangan 10 Komoditas
-0.3134
Sumbangan 10 Komoditas
2.5740
AGUSUTUS
AGUSUTUS
1
Bawang Merah
0.1919
1
Daging ayam ras
-0.2119
2
Angkutan Udara
0.1634
2
Telur ayam ras
-0.0353
3
Tarif Listrik
0.1055
3
Bahan bakar rumah tangga
-0.0284
4
Beras
0.0817
4
Petai
-0.0225
5
Angkutan Antar Kota
0.0781
5
Bawang Putih
-0.0189
6
Kacang Panjang
0.0775
6
Nanas
-0.0155
7
Pepaya
0.0640
7
Apel
-0.0109
8
Sewa Rumah
0.0618
8
Cabe rawit
-0.0095
9
Udang Basah
0.0574
9
Pasir
-0.0085
10
Tomat Buah
0.0572
10
Batu bata/batu tela
-0.0084
Sumbangan 10 Komoditas
-0.3698
Sumbangan 10 Komoditas
0.9385
SEPTEMBER
SEPTEMBER
1
Daging Ayam Ras
0.3574
1
Bawang Merah
-0.8694
2
Tarif Air Minum PAM
0.2014
2
Cabe Merah
-0.4807
3
Tempe
0.1704
3
Nila
-0.0882
4
Tahu Mentah
0.0992
4
Udang Basah
-0.0842
5
Emas Perhiasan
0.0714
5
Angkutan Antar Kota
-0.0776
6
Gado-gado
0.0640
6
Kacang Panjang
-0.0766
7
Beras
0.0432
7
Pisang
-0.0639
8
Kontrak Rumah
0.0416
8
Angkutan Udara
-0.0589
9
Kue Kering Berminyak
0.0309
9
Petai
-0.0431
10
Lambak
0.0306
10
Jeruk
-0.0419
Sumbangan 10 Komoditas
-1.8845
Sumbangan 10 Komoditas
1.1101
Sumber : BPS (diolah)
1. Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 2,35%(qtq) dengan sumbangan inflasi mencapai 0,76%. Pada triwulan III-2013 trend harga bahan makanan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya permintaan selama puasa dan hari lebaran yang tidak diimbangi dengan cukupnya pasokan akibat gagal panen pada beberapa komoditas seperti bawang merah dan cabe merah (terutama pada bulan Juli dan Agustus). Namun demikian seiring dengan TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
41
I NFLASI
terjadinya panen, pada periode akhir triwulan laporan (September 2013), bawang merah dan cabe merah justru menjadi komoditas penyumbang deflasi tertinggi kota Jambi. Kelompok bahan makanan yang menjadi penyumbang inflasi pada bulan September tersebut berasal dari daging ayam ras, tahu, dan tempe. Kenaikan harga bahan baku kedelai yang sebagian besar berasal dari impor akibat terdepresiasinya nilai tukar rupiah menjadi pemicu kenaikan harga tahu dan tempe. Harga
komoditi
bumbu-bumbuan seperti bawang
merah
yang
Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan (Rp/kg) 60,000
Cabe Merah Keriting
50,000
meningkat bulan
semenjak
Juli
lalu,
mulai
menunjukkan penurunan
Cabe merah Biasa
Bawang Merah
40,000 30,000 20,000 10,000
harga di bulan September sejalan dengan masuknya periode
panen
pada
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 1
2012
2
3
4
5
6
7
8
9
2013
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
daerah penghasil bawang merah (Brebes) serta mulai masuknya bawang merah impor paska implementasi pembukaan keran impor oleh Pemerintah. Namun demikian, pembatasan jumlah impor dalam rangka menjaga produksi dalam negeri, menyebabkan penurunan harga tersebut belum mencapai harga awal sebelum terjadi kenaikan harga. Sebagai gambaran, sebelum terjadinya kenaikan (Januari), harga rata-rata bawang merah di kota Jambi mencapai Rp17.806/kg. Harga tersebut bergerak fluktuatif dan mencapai puncaknya pada bulan Juli dan Agustus yang meningkat menjadi Rp44.500/kg dan Rp46.433/kg. Setelah dibukanya keran impor dan datangnya musim panen pada daerah penghasil bawang merah (Brebes) serta turunnya jumlah permintaan paska puasa dan lebaran, harga bawang merah pada bulan September 2013 turun menjadi Rp23.667/kg namun belum kembali ke level sebelumnya. Sementara itu, pada awal triwulan laporan harga cabe merah meningkat tajam ke level Rp 34.100/kg sejalan dengan permintaan yang tinggi selama bulan puasa. Selain itu, perilaku pedagang yang memanfaatkan momen meningkatnya permintaan pada bulan puasa untuk mendapatkan margin keuntungan yang 42
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
I NFLASI
lebih besar serta keterlambatan pasokan di pelabuhan Merak karena faktor cuaca yang berimbas pada biaya distribusi turut menjadi pemicu naiknya harga cabe merah. Berdasarkan Penelitian yang pernah dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi pada tahun 2010 tentang supply chain komoditas penyumbang inflasi terbesar di kota Jambi, diketahui bahwa 78% kebutuhan cabe merah di kota Jambi dipasok dari wilayah lain terutama Jawa, dan didistribusikan ke daerah sekitar kota Jambi dan kabupaten tetangga. Sehubungan dengan hal tersebut serta dalam rangka pengendalian inflasi kota Jambi khususnya dari sektor fluktuasi harga cabe merah, maka sejak tahun 2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kota Jambi merintis pengembangan klaster sentra produksi cabe merah di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi. Hasilnya, pada bulan Agustus 2013, klaster cabe binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi tersebut berhasil melakukan panen raya sehingga mampu memberikan kontribusi positif bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat serta menurunkan harga cabe merah di pasaran. Meningkatnya harga daging-dagingan didorong oleh meningkatnya harga daging ayam ras dan daging sapi. Harga daging ayam ras pada awal triwulan tercatat pada level yang cukup tinggi, yakni Rp28.700/kg. Harga tersebut sempat turun pada bulan Agustus 2013 menjadi Rp 25.533/kg dan kembali meningkat pada bulan September 2013 menjadi Rp 28.267/kg. Keterbatasan pasokan DOC ayam menyebabkan harga jualnya cenderung meningkat. Sementara itu, kenaikan harga daging sapi yang terjadi sejak triwulan yang lalu masih berlanjut sampai dengan triwulan laporan, dan kenaikan tertinggi tercatat pada bulan Agustus 2013 yang mencapai Rp 108.667/kg.
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
43
I NFLASI
Grafik 2.5. Perkembangan Harga Jagung
Grafik 2.6. Perkembangan Harga Daging
(USD/Bushel) (Rp/Kg) 9 9000 8 8000 7 7000 6 6000 5 5000 4 4000 3 3000 Jagung internasional (aksis kiri) 2 2000 Jagung pipilan kering (aksis kanan) 1 1000 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9 2011
2012
(Rp/Kg) 60,000
(Rp/Kg) 120,000
50,000
110,000 100,000
40,000
90,000
30,000 80,000 20,000
70,000
10,000
Daging Ayam Broiler, LHS
60,000
Daging Sapi Murni, RHS
-
50,000 1
2013
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 1
2
3
2012
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
4
5
6
7
8
9
2013
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras (USD/CWT)
250
500
200
400
150
300 100
Beras internasional (aksis kiri)
200
Thousands
(Rp ribu/Kg)
600
Beras King (aksis kanan)
50
100
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2011
2012
2013
Sumber: Bloomberg, indexmundi.com & Disperindag Prov. Jambi
Harga beras di tingkat internasional menunjukkan penurunan sebesar 6,73%, sedangkan harga beras di Jambi pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,89%. Perkembangan
harga
tepung terigu merek Segitiga Biru
pada
relatif
triwulan
stabil
Rp10.000/kg. tingkat gandum bahan
di
level
Sementara
internasional, yang baku
laporan di
harga
merupakan
tepung
terigu
mengalami penurunan sebesar
Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu (Rp/Kg) 11000
(USD/Bushel) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
10000
9000 8000 7000 Wheat/Gandum (aksis kiri)
Tepung Terigu lokal (aksis kanan)
5000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2012
2013 Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
2,61% (qtq).15 15
Satu bushel setara dengan 27 kg. 44
6000
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
I NFLASI
Harga rata-rata Crude Palm Oil
(CPO)
internasional
di tingkat
pada
triwulan
laporan relatif stabil. Harga
Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng (Ringgit/Ton) 2000
(Rp/Kg) 12,000 11,000
1500
10,000 9,000
1000
rata-rata
CPO
internasional
mencapai USD 721,98/metric ton, menurun 4,55% (qtq) dari triwulan
sebelumnya
(USD
8,000
7,000
500
CPO internasional (aksis kiri)
6,000
Minyak goreng lokal (aksis kanan)
0
5,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2012
2013
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
756,37/metric ton). Berbanding terbalik dengan harga internasional, harga minyak goreng meningkat dari Rp9.122/liter triwulan lalu menjadi Rp9.689/liter di triwulan laporan.
2. Kelompok Makanan Jadi Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 5,99% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan 2,73% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok makanan jadi 3,97% (qtq) yang disebabkan oleh peningkatan ekspektasi inflasi pada level pedagang makanan jadi akibat kenaikan harga BBM. Selanjutnya sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami inflasi 0,24% (qtq)
akibat
meningkatnya permintaan minuman kaleng selama hari lebaran dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol mengalami inflasi 1,31% (qtq) yang dipicu oleh meningkatnya harga tembakau dan rokok.
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan III2013 mengalami inflasi sebesar 2,21% (qtq) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yaitu 1,71% (qtq), dengan laju inflasi tahunan 5,17% (yoy). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga pada sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 4,21% (qtq), biaya tempat tinggal 1,52% (qtq), perlengkapan rumah tangga sebesar 1,34% (qtq), serta penyelenggaraan rumah tangga 0,57% (qtq). Pemicu terjadinya inflasi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air adalah kenaikan tarif air PAM pada TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
45
I NFLASI
bulan September 2013 dan kenaikan tarif tenaga listrik pada awal triwulan laporan. Perubahan ketentuan kredit properti (Loan to Value (LTV)) turut menjadi pemicu inflasi pada sub kelompok biaya tempat tinggal. 4. Kelompok Sandang Kelompok
sandang
pada triwulan III-2013 secara tahunan mengalami deflasi sebesar 0,12%(yoy) setelah pada juga
triwulan
sebelumnya
mengalami
deflasi
sebesar 0,28%(yoy). Namun
Grafik 2.10. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional (USD/troy ounce) 2000
1500 1000 500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
demikian, secara triwulanan mengalami
inflasi
Sumber: Bloomberg
0 2012
sebesar
2013
2,01% (qtq). Terjadinya inflasi pada kelompok ini terutama disumbangkan oleh inflasi barang yang tergolong barang pribadi dan sandang lainnya (5,85%/yoy). Mulai meningkatnya harga emas di pasar internasional dan lokal pada bulan Agustus dan September menjadi rata-rata USD 1.350,51/troy ounce, serta depresiasi nilai tukar rupiah mendorong terjadinya peningkatan harga emas perhiasan di Jambi.16 5.
Kelompok Kesehatan Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan mengalami
inflasi sebesar 0,44%(qtq), meningkat dari triwulan sebelumnya (0,42% (qtq)). Inflasi yang terjadi utamanya bersumber dari meningkatnya harga jasa perawatan jasmani yang mencapai 2,78% (qtq) sejalan dengan meningkatnya tarif salon. 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar 0,92% (qtq), sementara pada triwulan yang lalu terjadi deflasi 0,07% (qtq). Peningkatan harga tersebut terjadi pada sub kelompok kursus-kursus/pelatihan
16
Sumber: Bloomberg.1 (http://en.wikipedia.org) 46
(satu)
troy
ounce
setara
dengan
31,1034768
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
gram
I NFLASI
dan jasa pendidikan sejalan dengan masuknya tahun ajaran baru sekolah pada triwulan laporan. 7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Perkembangan
harga
yang
terjadi
pada
kelompok
transportasi,
komunikasi dan jasa keuangan meningkat 10,93% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya,
inflasi
pada
kelompok
ini
utamanya
bersumber
dari
meningkatnya sub kelompok transpor sebesar 15,61% (qtq) atau 26,84% (yoy) dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 1,50% (qtq). Peningkatan harga BBM yaitu premium dari Rp4.500/l menjadi Rp6.500/l serta solar dari Rp4.500/l menjadi Rp5.500/l menjadi penyebab utama inflasi tersebut. Harga BBM yang meningkat per 22 Juni 2013 terasa dampaknya pada inflasi bulan Juli dan Agustus. Selanjutnya, kenaikan harga BBM menyebabkan adanya penyesuaian tarif angkutan dimana tarif angkutan dalam kota meningkat 50% sementara tarif angkutan luar kota dalam provinsi meningkat 27%.
Kenaikan harga angkutan
udara seiring
dengan
meningkatnya
permintaan pra dan paska lebaran turut memiliki andil yang cukup besar pada tekanan inflasi bulan Agustus. Namun demikian, pada bulan September, tekanan inflasi yang bersumber dari BBM dan angkutan mulai mereda seiring dengan mulai settle-nya ekspektasi masyarakat dengan harga BBM bersubsidi yang berlaku saat ini. Sejalan dengan kenaikan harga BBM di Indonesia, harga rata-rata minyak di pasar internasional juga menunjukkan peningkatan sebesar 12,33% dibandingkan periode triwulan II-2013 yaitu dari USD 94,17/barrel, menjadi USD 105,78/barrel. Grafik 2.11. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional Harga Minyak (USD/Barrel) 125.00 100.00
75.00 50.00 25.00 Sumber: Bloomberg
0.00 1
2
3
4
5
6
7
2012
8
9 10 11 12 1
2
3
4
5
6
7
8
9
2013
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
47
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
B OKS. 2 P ERMASALAHAN KEDELAI DI PROVINSI JAMBI
Boks.2
PERMASALAHAN KEDELAI DI PROVINSI JAMBI (Sumber: FGD Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian,Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BULOG, Distributor Kedelai, dan KOPTI pada tanggal 30 September 2013)
Kedelai, atau kacang kedelai merupakan jenis tanaman polong-polongan yang mengandung sumber protein nabati dan menjadi dasar pembuatan kecap, tahu dan tempe yang dominan dikonsumsi penduduk Indonesia. Kebutuhan kedelai pun meningkat setiap tahunnya berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi makanan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, produksi kedelai tahun 2012 (Angka Tetap) sebesar 3.516 ton biji kering atau mengalami penurunan produksi sebesar 2.153 ton biji kering 37,98 persen) dibanding tahun 2011. Pemenuhan kebutuhan kedelai di Provinsi Jambi dihasilkan oleh Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Tebo dan Bungo yang didominasi produksi Kabuapten Tanjung Jabung Timur sebesar 770 ton biji kering (21,905), Tanjung Jabung Barat 707 ton (20,12%) dan Tebo sebesar 619 ton (17,60%). Penurunan ini disebabkan oleh penurunan luas panen sebesar 1.754 hektar (38,44 %), sementara produktivitas hanya naik sebesar 0,10 kuintal/hektar (0,81%). Pada tahun 2013, produksi kedelai (Angka Ramalan I) diperkirakan akan meningkat menjadi 3.525 ton biji kering atau mengalami kenaikan sebesar 9 ton (0,26 persen). Namun demikian, tingkat produksi tersebut hanya dapat memenuhi 18,05% dari total kebutuhan kedelai sampai dengan Desember 2013 (19.529 ton) atau masih terdapat kekurangan pemenuhan kebutuhan kedelai sebesar 81,95%. Untuk memenuhi kekurangan suplai kedelai tersebut, dilakukan impor kedelai dari luar Provinsi Jambi yang notabene merupakan kacang kedelai yang diimpor dari luar Indonesia. Kondisi tersebut mengakibatkan harga kedelai di Provinsi Jambi sangat dipengaruhi oleh harga kedelai internasional dan nilai tukar rupiah. Untuk mengetahui permasalahan pemenuhan kebutuhan kedelai di Provinsi Jambi, KPw BI Provinsi Jambi melakukan diskusi dengan berbagai pihak yaitu distributor kedelai, SKPD terkait dan KOPTI (Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia) Kota Jambi. Dari hasil diskusi diperoleh beberapa informasi yaitu: 1. Kebutuhan kedelai di Provinsi Jambi hanya mampu dipenuhi oleh produsen lokal sebesar 45%, selebihnya menggunakan produk impor. 2. Masalah terkait produksi kedelai a. Alih fungsi lahan dari pertanian kedelai ke pertanian jagung/perkebunan kelapa sawit/perkebunan karet di beberapa kota dan kabupaten karena petani merasa keuntungan yang didapatkan dari bertanam kedelai lebih rendah dibandingkan menanam produk lainnya. b. Produktivitas kedelai lokal yang rendah menyebabkan petani kurang tertarik menanam kedelai dan disikapi pemerintah melalui Peraturan Presiden No.32/2013 tentang Penugasan Kepada Perum Bulog untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai. Tujuan peraturan ini adalah agar petani mendapat keuntungan yang layak, dan menjual kedelai kepada pengrajin tahu/tempe dengan harga tertentu sehingga harga jual produk terjangkau masyarakat. Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan ini, pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang Penetapan Harga Pembelian/Penjualan Kedelai Petani 49
49
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
B OKS. 2 P ERMASALAHAN KEDELAI DI PROVINSI JAMBI
melalui Permendag No.25/2013. Harga Pembelian Kedelai Petani (HBP) Kedelai adalah harga acuan pembelian kedelai di tingkat petani yang ditetapkan sebesar Rp 7.000/kg. c. Rendahnya kualitas kedelai lokal yang dijual di pasar akibat moral hazard petani kedelai untuk mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar dengan cara mengoplos kedelai dengan jagung atau tanah gambut. Namun demikian, praktek tersebut justru merugikan petani sendiri karena menurunkan harga jual kedelai tersebut padahal kualitas kedelai lokal sangat bagus. Permasalahan terkait distribusi yaitu: a. Keterbatasan infrastruktur pelabuhan di Provinsi Jambi yang menghambat kegiatan ekspor dan impor. Arus barang dari dan ke Jambi menggunakan pelabuhan di luar Provinsi Jambi sehingga menambah biaya distribusi yang pada akhirnya mempengaruhi harga pokok penjualan barang. b. Infrastruktur jalan yang kurang memadai sehingga menyebabkan jarak tempuh dan biaya distribusi meningkat. c. Belum terbentuknya KOPTI (Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia) di Kabupaten/Kota (kecuali Kota Jambi) sehingga mempersulit BULOG dalam mendistribusikan dan mengendalikan harga kedelai. Sebagian besar produsen merespon kenaikan harga kedelai seiring dengan melemahnya nilai tukar dengan cara menaikkan harga jual di pasaran dan atau mengecilkan ukuran produk. Namun demikian, untuk kenaikan harga kedelai yang tidak terlalu tinggi atau pada saat terjadi gejolak nilai tukar yang tidak terlalu besar, produsen cenderung mempertahankan harganya dan mengurangi margin keuntungannya.
3.
4.
Rekomendasi kepada pemerintah daerah atas permasalahan di atas adalah: 1. Menurunkan ketergantungan impor produk dan mengembangkan sentra produksi. Sentra produksi tersebut mendapat pendampingan dari instansi terkait sampai dengan penanganan pasca panen yang baik dan pembentukan pola pikir petani kedelai terhadap kelangsungan usahanya. Melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi lahan kedelai yang optimal. 2. Penguatan kelembagaan koperasi/gapoktan melalui sosialisasi oleh pihak terkait sehingga menjadi kelompok yang mandiri dan pembukaan jaringan KOPTI di kabupaten yang memudahkan BULOG dalam menjalankan tugasnya sesuai Perpres No.32/2013. 3. Penetapan tata ruang kota khusus hortikultura untuk mencegah alih fungsi lahan. 4. Mempercepat realisasi pembangunan pelabuhan samudera Ujung Jabung dan meningkatkan kualitas infrastruktur jalan terutama dari dan menuju daerah sentra produksi sehingga menghemat biaya produksi dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
50
50
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Kinerja perbankan pada triwulan III-2013 secara umum menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 251 bps menjadi sebesar 118,53%. Namun demikian peningkatan LDR tersebut diiringi dengan sedikit penurunan kualitas kredit yang tercermin dari peningkatan rasio NPL dari triwulan sebelumnya sebesar 1,93% menjadi 2,25%. A.Perkembangan Kelembagaan20 Secara kelembagaan, jumlah bank dan kantor bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi selama Triwulan III-2013 mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebanyak 376 kantor bank menjadi 378 kantor bank seiring dengan beroperasinya Bank Mestika dan Bank Artha Graha. Secara lebih rinci dari 378 kantor bank di Provinsi Jambi tersebut, 33 (tiga puluh tiga) di antaranya merupakan bank umum yang terdiri dari 352 kantor, serta 16 (enam belas) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang terdiri dari 26 kantor. Dari 33 (tiga puluh tiga) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi tersebut, 28 (dua puluh delapan) di antaranya merupakan bank konvensional, sedangkan 5 (lima) bank lainnya merupakan bank syariah. Meskipun kategori usahanya termasuk bank konvensional, namun 3 (tiga) dari 28 (dua puluh delapan) bank konvensional yang beroperasi di wilayah Jambi memiliki Unit Usaha Syariah. Ketiga bank tersebut adalah Bank Jambi Unit Usaha Syariah, Bank CIMB Niaga Unit Usaha Syariah, dan Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah.
20
Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat pada halaman lampiran.
51
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum dan BPR, sebagian besar yaitu 36,24% atau 137 (seratus tiga puluh tujuh) kantor dari seluruh kantor bank di Provinsi Jambi berada di kota Jambi, diikuti oleh Kabupaten Bungo dan Muara Jambi masing-masing sebanyak 36 (tiga puluh enam) kantor atau sebesar 9,52% (Tabel 3.1.). Sementara kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Kota Sungai Penuh, yaitu hanya sebanyak 5 (lima) kantor atau (1,32%). Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi JUMLAH BANK Kota Jambi Kerinci Bungo Muara Jambi Sarolangun Tebo Merangin Batanghari Tanjung Jabung Barat Tanjung Jabung Timur Sungai Penuh TOTAL
2012
2013
Trw 1
Trw 2
Trw 3
Trw 4
Trw 1
Trw 2
Trw 3
Pangsa (%)
125 22 31 31 26 19 22 20 22 7 4 329
125 23 32 31 27 19 24 20 22 7 5 335
127 23 33 33 29 19 26 21 22 8 5 346
132 23 36 36 31 22 31 23 22 10 5 371
133 23 36 36 31 23 31 24 22 10 5 374
135 23 36 36 31 23 31 24 22 10 5 376
137 23 36 36 31 23 31 24 22 10 5 378
36.24 6.08 9.52 9.52 8.20 6.08 8.20 6.35 5.82 2.65 1.32 100.00
Sumber: LBU Bank Indonesia
B.Bank Umum 1. Perkembangan Aset Bank Total aset bank umum di Provinsi Jambi tumbuh 2,53% dari Rp27.833,63 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi Rp28.538,63 miliar namun melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,57%) (Grafik 3.1.). Dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu, aset perbankan meningkat mencapai 18,10%. Kenaikan aset perbankan tersebut didorong oleh meningkatnya aset bank pemerintah, bank swasta, dan bank syariah, masing-masing sebesar Rp167,88 miliar (0,92%), Rp502,33 miliar (6,74%), dan Rp34,79 miliar (1,57%). Berdasarkan pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah Rp18.340,31 miliar (64,26%), diikuti oleh bank swasta Rp7.950,23 miliar (27,86%) dan bank syariah Rp2.248,09 miliar (7,88%).
52
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi (dalam satuan triliun rupiah) 30
Persen 30
27.67 25.94
23.61
25
24.38
23.12
20
21
20
24 19.20
23
21
27
24
24
16.80
16.54
15.48
19
15
29
17.04
18.10
25 20 15
9.76
8.64
10
28
8.76
7.65 3.71
5
10 4.57
3.17
1.51
1.61
2.53
1.29
-
5
0 Q1-11
Q2-11
Q3-11
Q4-11
Jumlah Aset (aksis kiri)
Q1-12
Q2-12
Q3-12
Q4-12
Pertumbuhan q-t-q (%)
Q1-13
Q2-13
Q3-13
Pertumbuhan y-o-y (%)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
2. Perkembangan Dana Masyarakat Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar Rp19,52 triliun, meningkat 1,91% (Rp366,32 miliar) dari triwulan sebelumnya (Rp19,15 triliun) (Grafik 3.2.). Secara tahunan, DPK mampu tumbuh sebesar 8,95%, meningkat dibanding pertumbuhan triwulan lalu (8,76%). Pertumbuhan DPK yang dalam setahun terakhir ini menunjukkan perlambatan kini mulai menunjukkan peningkatan seiring dengan naiknya suku bunga simpanan bank mengikuti kenaikan BI-rate.
Berdasarkan
komposisinya,
peningkatan
terbesar
disebabkan
oleh
meningkatnya penempatan pada deposito yang mencapai 12,13% (yoy). Sementara itu, tabungan dan giro tumbuh masing-masing sebesar 10,16% (yoy) dan 1,55% (yoy). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, penempatan giro turun cukup signifikan sejalan dengan dengan mulai terealisasinya Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) yang sebelumnya ditempatkan pada rekening giro. Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi Rp (dalam jutaan) 24,000
Tabungan 20,000
Simp Berjangka
Giro
DPK
19,155
19,521
9,492
9,646
10,070
4,050
5,131
5,388
5,706
3,688
3,763
3,753
4,120
3,745
Q3-12
Q4-12
Q1-13
Q2-13
Q3-13
17,945
17,255
17,612
8,755
9,208
9,141
10,132
4,634
5,031
5,089
3,866
3,373
Q1-12
Q2-12
17,918
18,376
16,000 12,000
8,000 4,000 -
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
53
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Berdasarkan kelompok bank, penghimpunan DPK mayoritas berasal dari bank pemerintah dan mencapai Rp12.809,16 miliar (65,62%), diikuti oleh bank swasta nasional Rp5.573,08 miliar (28,55%) dan bank syariah Rp1.138,73 miliar (5,83%) (Tabel 3.2). Bank Syariah mengalami akselerasi pertumbuhan penghimpunan DPK mencapai 46,53% (yoy), sementara bank pemerintah dan bank swasta nasional masing-masing sebesar 8,72% (yoy) dan 4,01%(yoy). Tabel 3.2 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
2012
URAIAN
Trw III
Bank Konvensional Bank Pemerintah
Trw IV
Trw I
2013 Trw II
Trw III
Pertumbuhan q-t-q y-o-y
11,782,102
11,521,957
12,281,783
12,922,185
12,809,164
-0.87%
8.72%
1 Giro
2,761,820
2,854,884
2,966,564
3,221,551
2,717,057
-15.66%
-1.62%
2 Tabungan
5,802,879
6,560,565
5,989,720
6,074,794
6,292,275
3.58%
8.43%
3 Simpanan Berjangka
3,217,403
2,106,508
3,325,500
3,625,840
3,799,833
4.80% 18.10%
5,358,250
5,584,108
5,203,578
5,097,258
5,573,083
9.33%
4.01%
782,894
690,317
613,758
660,092
750,965
13.77%
-4.08%
2 Tabungan
2,974,148
3,155,100
3,080,196
3,043,183
3,270,743
7.48%
9.97%
3 Simpanan Berjangka
1,601,209
1,738,691
1,509,624
1,393,983
1,551,375
11.29%
-3.11%
Bank Swasta Nasional 1 Giro
Bank Syariah
777,150
839,129
890,936
1,135,215
1,138,726
0.31% 46.53%
1 Giro
142,941
217,466
172,681
238,744
276,842
15.96% 93.68%
2 Tabungan
364,303
416,756
422,185
528,165
507,246
-3.96% 39.24%
3 Simpanan Berjangka
269,906
204,907
296,070
368,306
354,638
-3.71% 31.39%
Jumlah 1 Giro 2 Tabungan 3 Simpanan Berjangka
17,917,502 3,687,655 9,141,330 5,088,518
17,945,194 3,762,667 10,132,421 4,050,106
18,376,298 3,753,003 9,492,101 5,131,194
19,154,658 4,120,387 9,646,142 5,388,129
19,520,974 3,744,864 10,070,264 5,705,847
1.91% 8.95% -9.11% 1.55% 4.40% 10.16% 5.90% 12.13%
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Berdasarkan golongan pemilik, tumbuhnya DPK terutama berasal dari penempatan oleh pemerintah daerah dan perseorangan. DPK oleh pemerintah daerah meningkat Rp278,61 miliar dalam setahun ini menjadi Rp3.950,76 miliar (meningkat 7,59%). Tingginya pendapatan APBD serta adanya sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu (SILPA) menyebabkan terjadinya peningkatan simpanan pemerintah daerah di triwulan laporan. Namun demikian jumlah penempatan oleh pemerintah daerah tersebut lebih rendah dari triwulan sebelumnya karena mulai terealisasinya APBD.
54
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Sementara DPK milik perseorangan yang mendominasi DPK di Jambi dengan pangsa mencapai 65,23%, mengalami pertumbuhan 6,90% menjadi Rp12.729,28 miliar. Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah) No.
Golongan Pemilik
Trw.III-2012 Trw.IV-2012 Nominal
Trw.I-2013
Trw.II-2013
Nominal
Nominal
Nominal
Trw.III-2013 Nominal
Share
yoy
Penduduk/Residents 1
Pemerintah Pusat
2
Pemerintah Daerah (Pemda)
110,646
138,194
128,807
123,306
143,604
0.74
3,672,156
2,087,516
3,821,755
4,227,594
3,950,762
20.24
3
Badan Dan Lembaga Pemerintah
4
BUMN Atau Pemerintah Campuran
5
BUMD
6
Lembaga Keuangan Non Bank
7
Bukan Lembaga Keuangan
8
Sektor Swasta Lainnya
9
29.79% 7.59%
40,134
26,433
30,978
30,149
31,195
0.16
-22.27%
475,800
527,207
352,535
407,528
379,712
1.95
-20.19%
38,044
47,853
35,389
58,419
40,173
0.21
5.60%
117,708
121,675
134,383
161,774
173,501
0.89
47.40%
1,493,414
1,993,759
1,503,361
1,627,833
1,691,289
8.67
13.25%
57,217
69,194
80,742
329,109
375,263
1.92
555.86%
Perseorangan
11,907,155
12,925,202
12,278,358
12,184,119
12,729,279
65.23
6.90%
Jumlah
17,912,274
17,937,033
18,366,310
19,149,832
19,514,780
100
Bukan Penduduk/Non-Residents
5,228
8,160
9,988
4,826
6,193
18.44%
Penduduk dan bukan penduduk
17,917,502
17,945,194
18,376,298
19,154,658
19,520,972
8.95%
8.95%
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Berdasarkan lokasi proyek, jumlah penghimpunan dana masyarakat mengalami peningkatan sebesar Rp708,81 miliar. Berdasarkan lokasinya, peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya penghimpunan DPK di hampir seluruh wilayah
Jambi,
kecuali
Kabupaten
Batanghari
(Tabel
3.4.).
Pertumbuhan
penghimpunan DPK terbesar terjadi di wilayah Kabupaten Sarolangun serta Kabupaten Kerinci masing-masing sebesar Rp135,06 miliar (60,78%) dan Rp177,02 miliar (17,24%). Berdasarkan pangsanya, mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di Kota Jambi yang mencapai Rp13,18 triliun (67,49%) diikuti oleh Bungo sebesar Rp1,37 triliun (7,03%). Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek (dalam jutaan rupiah) No.
Kota/Kabupaten
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kab. Batanghari Kab. Sarolangun Kab. Kerinci Tanjung Jabung Barat Tanjung Jabung Timur Kab. Tebo Kab. Merangin Kab. Bungo Kota Jambi JUMLAH
Trw. III-12 Nominal 773,531 222,208 1,026,562 1,194,241 316,458 252,304 741,333 1,228,578 12,162,288 17,917,502
Trw. IV-12 Nominal 730,007 177,266 965,779 1,166,645 183,516 158,797 742,265 1,335,840 12,485,079 17,945,194
Trw. I-13 Nominal 785,137 307,734 1,108,471 1,268,320 319,517 290,326 715,083 1,357,670 12,224,040 18,376,298
Trw. II-13 Nominal 825,672 377,066 1,147,320 1,377,031 400,302 281,687 730,486 1,346,772 12,668,320 19,154,658
Trw. III-13 Nominal Share 660,154 3.38 357,268 1.83 1,203,577 6.17 1,357,655 6.95 362,735 1.86 263,216 1.35 767,783 3.93 1,372,958 7.03 13,175,628 67.49 19,520,974 100
Pertumbuhan (yoy) Nominal Persen (113,377) (14.66) 135,060 60.78 177,015 17.24 163,414 13.68 46,277 14.62 10,912 4.33 26,450 3.57 144,381 11.75 1,013,340 8.33 708,805 8.95
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
55
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi meningkat Rp914,33 miliar (4,11%) yaitu dari Rp22.223,93 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi Rp23.138,26 miliar (Tabel 3.5.). Pertumbuhan penyaluran kredit terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Dibandingkan posisi yang sama tahun lalu, penyaluran kredit mengalami pertumbuhan mencapai 28,90%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (27,68%). Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) URAIAN
TW II
2012 TW III
TW IV
2013 TW II
TW I
Pertumbuhan TW III
q-t-q
y-o-y
Kelompok Bank 1 Bank Pemerintah 2 Bank Swasta*) 3 Bank Syariah
16,843,087 10,757,293 4,635,731 1,450,063
17,951,066 11,528,848 4,846,380 1,575,838
19,287,676 12,358,995 5,230,708 1,697,973
20,162,558 12,768,570 5,560,810 1,833,179
22,223,927 14,129,012 6,152,437 1,942,478
23,138,260 14,694,069 6,436,729 2,007,462
4.11% 4.00% 4.62% 3.35%
28.90% 27.45% 32.82% 27.39%
Jenis Penggunaan 1 Modal Kerja 2 Investasi 3 Konsumsi
16,843,087 7,075,722 2,846,175 6,921,191
17,951,066 6,914,923 3,251,684 7,784,459
19,287,676 7,326,502 3,723,619 8,237,555
20,162,558 7,484,277 4,033,494 8,644,788
22,223,927 7,365,449 5,481,736 9,376,743
23,138,260 7,453,703 5,752,786 9,931,771
4.11% 1.20% 4.94% 5.92%
28.90% 7.79% 76.92% 27.58%
Sektor Ekonomi 1 Pertanian 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri 4 LGA 5 Konstruksi 6 Perdagangan Hotel dan Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan,Real estate dan Jasa 8 Perusahaan 9 Jasa-jasa 10 Bukan Lapangan Usaha
16,843,087 2,379,914 85,464 593,737 5,805 554,813 4,400,752 209,596
17,951,066 2,645,774 105,342 512,696 5,934 608,107 4,469,047 270,627
19,287,676 3,028,774 112,898 568,332 9,297 681,974 4,766,386 283,620
20,162,558 3,236,828 155,226 587,518 3,537 651,557 4,959,617 303,945
22,223,927 3,760,313 109,958 771,262 6,622 830,433 5,575,797 301,212
23,138,260 3,995,028 99,822 832,608 6,197 847,873 5,602,869 329,769
4.11% 6.24% -9.22% 7.95% -6.42% 2.10% 0.49% 9.48%
28.90% 51.00% -5.24% 62.40% 4.43% 39.43% 25.37% 21.85%
856,073 835,742 6,921,191
902,947 646,134 7,784,459
948,469 650,370 8,237,555
986,614 632,928 8,644,788
1,137,928 353,660 9,376,743
1,134,966 357,355 9,931,771
-0.26% 1.04% 5.92%
25.70% -44.69% 27.58%
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami baik oleh bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank konvensional membukukan pertumbuhan yang sedikit lebih tinggi (29,04% (yoy)) dibandingkan bank syariah (27,39% (yoy)). Pangsa kredit bank konvensional mencapai 91,32% sementara bank syariah sebesar 8,68%. Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang mencapai 42,92%, diikuti dengan kredit modal kerja 32,21% dan kredit investasi 24,86%.
Namun
demikian
kredit
investasi
masih
menunjukkan
akselerasi
pertumbuhan yang tinggi yaitu mencapai 76,92% (yoy) atau 4,94% (qtq). Kredit investasi di Jambi utamanya dialokasikan pada sektor pertanian yang share-nya 56
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
mencapai 50,64%. Pada triwulan laporan, kredit investasi pertanian menunjukkan peningkatan sebesar 5,54% (qtq) seiring denganmulai membaiknya harga komoditas. Meskipun masih sangat tergantung akan kondisi ekonomi global, para pengusaha berpendapat bahwa prospek perkebunan di Jambi masih akan baik ke depannya. Di samping itu, kredit investasi pada usaha turunan dari perkebunan yaitu industri pengolahan juga menunjukkan peningkatan sebesar 7,44% (qtq). Sementara itu, kredit modal kerja, yang menunjukkan perputaran kredit dalam jangka pendek, juga menunjukkan peningkatan dengan tumbuh 7,79% (yoy) atau 1,2% (qtq) menjadi Rp7,45 triliun. Mulai membaiknya harga komoditas berpengaruh juga terhadap peningkatan aktivitas ekonomi termasuk kebutuhan akan kredit modal kerja. Kredit konsumsi juga masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 27,58% (yoy) menjadi Rp9,93triliun atau meningkat sebesar 5,92% dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada sektor industri yang mencapai 62,40% dan diikuti oleh sektor pertanian (51,00%) serta sektor konstruksi (39,43%). Pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit kepada bukan lapangan usaha, yaitu sebesar 42,92%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (24,21%) dan sektor pertanian (17,27%). Dominasi penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut mencapai 84,4% dari total outstanding kredit. Berdasarkan lokasi Proyek, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi oleh perbankan sebesar Rp27,30 triliun, lebih tinggi dibandingkan kredit yang disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp23,14 triliun) dan menunjukkan bahwa terdapat Rp4,16 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar provinsi Jambi. Dibandingkan tahun lalu, kredit tersebut meningkat sebesar 11,64% dari sebelumnya Rp24,45 triliun (Tabel 3.6.). Kenaikan kredit tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya kredit di kota Jambi sebesar Rp1,23triliun (11,46%/yoy).
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
57
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) Sektor Ekonomi
2012 TW II
TW I
2013 TW III
TW IV
TW I
TW II
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih
3,482,590 397,867 1,622,870 18,865
3,929,061 822,360 1,560,744 18,238
4,471,662 820,193 1,473,118 34,915
4,812,579 882,807 1,591,661 35,738
5,050,026 934,232 1,422,625 206,162
5,099,845 943,891 1,605,259 205,195
Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha
514,849 4,333,842 310,341 554,308 1,392,000 8,712,074
557,021 4,776,178 322,683 682,563 1,303,379 9,144,703
622,002 4,888,460 365,593 711,972 1,153,939 9,908,066
685,138 5,155,566 375,842 701,746 1,176,874 10,289,952
668,028 5,321,382 449,349 669,082 1,207,393 10,543,228
822,654 5,468,751 452,264 694,033 1,192,307 10,994,940
TOTAL
21,339,606
23,116,929
24,449,920
25,707,902
26,471,507
27,479,140
Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (diolah)
4. Undisbursed Loan Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) sebesar Rp2.207,53 miliar atau meningkat sebesar Rp185,74 miliar (9,19%) dari triwulan sebelumnya (Rp2.021,79 miliar) (Tabel 3.7.). Meningkatnya undisbursed loan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya kelonggaran tarik kredit modal kerja sebesar Rp225,78 miliar (14,65% (qtq)). Kredit modal kerja yang meningkat serta tingginya kelonggaran tarik mencerminkan tingginya persetujuan kredit untuk jenis kredit ini selama triwulan laporan. Di samping itu, masih tingginya kelonggaran tarik menandakan masih berpeluangnya peningkatan kredit pada triwulan mendatang terutama untuk kredit modal kerja. Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) 2012
Kategori TW III
2013 TW IV
Pertumbuhan (qtq)
TW I
TW II
TW III
230,045
477,751
438,163
Nominal
%
Jenis Penggunaan 1 Investasi 2 Konsumsi 3 Modal kerja Total
189,242
178,824
(39,587)
(8.29)
89,719
18,590
14,883
2,543
2,099
(444)
(17.45)
1,504,962
1,392,690
1,527,558
1,541,494
1,767,269
225,775
14.65
1,783,923
1,590,104
1,772,485
2,021,788
2,207,531
185,744
9.19
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
58
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) gross Bank Umum di Provinsi Jambi Loan to Deposits Ratio (LDR)21 terus menunjukkan peningkatan sejalan dengan tingginya pertumbuhan kredit dan masih terbatasnya pertumbuhan penghimpunan DPK. LDR berdasarkan bank pelapor mencapai 118,53% meningkat 251 BPS dibanding triwulan lalu (Grafik 3.3.). Semenjak triwulan III tahun 2012 lalu, LDR bank umum sudah melebihi 100% yang menandakan lebih tingginya kredit yang disalurkan dibandingkan dengan penghimpunan dananya. Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi Rp triliun 25
118.53%
116.02% 20
91.05%
95.64%
107.48%
100.19%
140% 120%
109.72%
100%
15
80%
10
60% 40%
5
20%
0
0% Q1-12
Q2-12
Q3-12
Kredit Perbankan Jambi (Rp juta)
Q4-12
Q1-13
DPK Perbankan (Rp juta)
Q2-13
Q3-13
LDR Perbankan Jambi (persen)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 2,25% (di bawah ketentuan 5%), meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu (1,93%) (Tabel 3.8.). Berdasarkan
sektor
ekonomi,
NPL
tertinggi
dialami
oleh
sektor
pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 8,79%, lebih tinggi dibanding triwulan lalu (8,27%) dan di atas ketentuan 5% sejalan dengan kembali menurunnya harga jual sektor pertambangan, dalam hal ini batu bara, yang berdampak pada menurunnya kemampuan bayar debitur di sektor ini. 21
LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
59
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah) TW II-13 No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sektor Ekonomi
Kredit
TW III-13
Nominal NPL NPL (%)
Kredit
Nominal NPL
NPL (%)
Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri LGA Konstruksi
3,760,313 109,958 771,262 6,622 830,433
75,969 9,096 4,538 19 8,828
2.02 8.27 0.59 0.29 1.06
3,995,028 99,822 832,608 6,197 847,873
84,890 8,778 5,109 90 13,019
2.12 8.79 0.61 1.45 1.54
Perdagangan Hotel dan Restoran
5,575,797
190,667
3.42
5,602,869
225,501
4.02
301,212 1,137,928 353,660 9,376,743 22,223,927
1,380 24,670 7,708 106,419 429,294
0.46 329,769 2.17 1,134,966 2.18 357,355 1.13 9,931,771 1.93 23,138,260
2,264 35,263 7,792 138,543 521,247
0.69 3.11 2.18 1.39 2.25
7 Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 10. Bukan Lapangan Usaha JUMLAH
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin keuntungan perbankan di Provinsi Jambi mengalami penurunan. Margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito 3 (tiga) bulan menurun dari 8,02% menjadi 7,37% seiring dengan adanya trend peningkatan suku bunga simpanan dalam beberapa bulan terakhir mengikuti kenaikan BI Rate (Grafik 3.4.). Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam satuan %)
7.17
7.71
7.95
8.26
8.31
8.21
8.02
Trw IV
Trw I
Trw II
Trw III
Trw IV
Trw I
7.77
7.37
Trw III
7.18
Trw III
10.12
10
Trw II
15
Trw II
20
5
Trw I
0
2011 Margin
2012 Deposito
2013 Kredit
BI-rate
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
6.
Perkembangan Kredit UMKM Pertumbuhan kredit UMKM Jambi menunjukkan kecenderungan perlambatan
dalam beberapa waktu terakhir. Pertumbuhan kredit UMKM triwulan laporan menurun -0,08% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, namun demikian secara 60
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
tahunan, kredit UMKM tersebut meningkat 18,97% (yoy). Pertumbuhan tersebut berada di bawah angka pertumbuhan total kredit yang tumbuh 28,90% (yoy) (Grafik 3.5.).
Menurunnya
harga
komoditas
menyebabkan
melambatnya
aktivitas
perdagangan di masyarakat yang berdampak pada menurunnya penyaluran kredit UMKM.
Rp Triliun
Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi Mikro Menengah Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor yoy
10 9 8 7
Kecil Pertumbuhan UMKM (%) yoy
35.20
40 35
31.95
31.55 28.34
27.68
27.11
28.90
30
25.94
6
25.32
25
25.74 18.72
5
18.97
18.64
20
16.63
4
15
3 10 2 5
1 -
0
TW I
TW II
TW III
TW IV
TW I
2012
TW II
TW III
2013
Sejalan dengan itu, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jambi juga menunjukkan sedikit penurunan yaitu dari 39,45% di triwulan lalu menjadi 37,86% (Grafik 3.6.). Berdasarkan distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa terbesar yaitu 36,00%, lalu diikuti kredit menengah sebesar 34,28%, serta kredit mikro sebesar 29,73% dari total kredit UMKM. Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 100% 80% 57.07
55.37
13.66
15.10
15.68
15.19
13.60
TW I
58.98
59.48
60.31
60.55
62.14
14.36
14.49
13.92
14.18
12.98
14.24
14.08
13.89
13.84
13.63
14.35
12.42
11.95
11.89
11.43
11.25
TW II
TW III
TW IV
TW I
TW II
TW III
60% 40% 20% 0%
2012
Mikro
Kecil
2013
Menengah
Kredit Bukan UMKM
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
61
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
C.Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang mengalami pertumbuhan positif. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi sebesar Rp760,03 miliar
atau
meningkat
9,84%
(qtq)
dibanding
pada
triwulan
sebelumnya
(Rp691,96miliar). Sementara itu, jumlah penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh BPR di Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp44,58miliar (8,80% (qtq)) menjadi Rp551,28 miliar. Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami peningkatan sebesar Rp13,21miliar(2,38% (qtq)) menjadi Rp554,23 miliar. Secara umum fungsi intermediasi BPR berjalan dengan baik meskipun dari sisi LDR terjadi penurunan dari sebelumnya 109,38% menjadi 102,93%. Namun demikian, kualitas kredit menunjukkan penurunan yang ditandai dengan meningkatnya persentase Non Performing Loan (NPL) dari 5,01% menjadi 5,96%. Rasio NPL BPR pada triwulan laporan telah melampaui ketentuan maksimal NPL sebesar 5% sehingga memerlukan perhatian khusus. Salah satu faktor penyebab penurunan kualitas kredit tersebut yaitu kenaikan suku bunga kredit. D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai Pada periode triwulan III-2013, aktivitas pembayaran tunai mengalami peningkatan yang tercermin dari meningkatnya kas keluar dan kas masuk dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Untuk pembayaran non tunai, apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, nilai transaksi menggunakan media RTGS mengalami peningkatan, sedangkan transaksi menggunakan media kliring mengalami penurunan dengan rincian sebagai berikut: Nilai kliring menurun sebesar 3,79% dibandingkan triwulan sebelumnya
menjadi Rp 2.472,45 miliar (Tabel 3.9.). Nilai RTGS dari, ke, serta dari dan ke Jambi mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 15,88% dibandingkan triwulan sebelumnya.
62
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Tabel 3.9 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi 2012
Uraian
Tw I
Kliring Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat) Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) RTGS dari Jambi (miliar Rp) RTGS ke Jambi (miliar Rp) RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) Cek dan BG Kosong Lembar Nominal (juta Rp)
Tw II
Tw III
Tw IV
2013 Tw II
Tw I
Tw III
Pertumbuhan (qtq) Nominal Persen
2,488,938 70,971 518,106 771,960 (253,854) 10,339 51,804 2,653
2,347,560 65,514 418,971 1,187,425 (768,454) 15,139 54,010 3,543
2,380,495 62,775 805,987 1,387,811 (581,824) 15,677 29,104 3,350
2,548,121 70,972 393,685 1,565,493 (1,171,808) 18,270 29,431 4,702
2,519,686 72,639 846,548 1,034,718 (188,170) 15,535 22,244 4,032
2,569,823 68,585 1,031,722 1,682,989 (651,267) 19,666 22,658 4,695
2,472,448 67,530 1,453,196 2,605,130 (1,151,935) 20,189 26,876 7,422
(97,375) (1,055) 421,474 922,141 (500,668) 523 4,218 2,727
(3.79) (1.54) 40.85 54.79 76.88 2.66 18.62 58.08
856 36,225
1,164 33,051
1,150 40,025
1,134 35,192
404 12,481
1,612 57,933
1,739 53,895
127 (4,038)
7.88 (6.97)
D.1.Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan, untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp 2.605,13 miliar meningkat 54,79% dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara aliran kas masuk (cash inflow) sebesar Rp 1.453,20 miliar meningkat 40,85%. Tingginya peningkatan aliran kas keluar pada triwulan laporan tersebut menyebabkan net outflow Jambi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari Rp651,27 miliar (Triwulan II-2013) naik menjadi Rp 1.151,94 miliar (Triwulan II-2013) atau naik sebesar 76,88% (qtq) Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi Rp (juta) 3,000,000
2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 -
(500,000)
Tw I
Tw II Tw III Tw IV Tw I 2012
(1,000,000)
Tw II Tw III 2013
(1,500,000) Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp)
Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp)
Net Inflows/Net Outflows (juta Rp)
D.2.Penyediaan Uang Layak Edar Secara
berkala
Kantor
Perwakilan
Bank
Indonesia
Provinsi
Jambi
melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
63
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemberian tanda tidak berharga (PTTB) di Provinsi Jambi sebesar Rp 299,52miliar, mencapai 20,61% dari total inflow provinsi Jambi.
D.3.Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu yang beredar di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi. Dalam rangka mengantisipasi peredaran uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat. D.4.Perkembangan Kliring Lokal Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp 2.472,45 miliar atau turun 3,79% dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 3.8.). Sejalan dengan itu, volume kliring juga menunjukkan penurunan sebesar 1,54%, yaitu dari 68.585 menjadi 67.530 lembar warkat.
Perkembangan Transaksi Kliring 2,600,000
75,000
2,500,000
70,000
2,400,000
65,000
2,300,000
60,000
2,200,000
55,000 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III 2012
Nilai Kliring (juta Rp)
2013 Volume Kliring (lembar warkat)
Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring
Jumlah nominal cek dan BG kosong pada triwulan laporan juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp57,93 miliar menjadi Rp53,90 miliar. Namun demikian, jumlah lembar cek dan BG kosong pada triwulan
64
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
laporan mengalami kenaikan sejumlah 127 lembar (7,88%) yaitu dari 1.612 lembar menjadi 1.739 lembar. D.5.Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)22 Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara total (keluar dan masuk/dari dan ke) naik sebesar Rp6,36 triliun (13,21%) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu dari Rp 48,13 triliun menjadi Rp 54,49triliun (Tabel 3.10.). Aliran transfer masuk ke Provinsi Jambi merupakan yang terbesar dan mencapai Rp 26,88 triliun, diikuti oleh transfer ke luar Jambi Rp 20,19 triliun dan transfer di dalam provinsi Jambi Rp 7,42 triliun. Aliran RTGS menunjukkan bahwa uang masuk ke Jambi lebih tinggi daripada yang keluar. Tabel 3.10 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah) Dari Provinsi Jambi Periode
Nilai (Miliar Rp)
Ke Provinsi Jambi Nilai
Volume
(Miliar Rp)
Dari dan Ke Provinsi Jambi Nilai
Volume
(Miliar Rp)
TOTAL Nilai
Volume
(Miliar Rp)
Volume
Tw 1 - 11
12,383
16,923
23,289
19,391
2,756
5,487
38,428
41,801
Tw 2 - 11
11,499
17,064
19,826
19,311
2,768
5,570
34,093
41,945
Tw 3 - 11
14,353
1,884
22,515
20,637
3,291
6,009
40,159
28,530
Tw 4 - 11
14,986
21,865
23,761
21,639
3,723
6,665
42,470
50,169
Tw 1 - 12
10,339
16,644
51,804
17,758
2,653
4,966
64,796
39,368
Tw 2 - 12
15,139
19,391
5,401
19,519
3,543
5,720
24,083
44,630
Tw 3 - 12
15,677
19,313
29,104
19,344
3,350
5,662
48,131
44,319
Tw 4 - 12
1,827
2,158
29,431
20,622
4,702
6,449
35,960
29,229
Tw 1 - 13
15,535
16,648
22,244
17,183
4,032
4,973
41,811
38,804
Tw 2 - 13
19,666
18,860
22,658
18,685
4,695
5,773
47,019
43,318
Tw 3 - 13
20,189
18,663
26,876
17,988
7,422
5,691
54,487
42,342
22
Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang penyelesaian transaksi dilakukan secaraseketika (real time).
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
65
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan Triwulan III tahun 2013 mencapai Rp2.145,17 miliar (terealisasi 81,62% dari APBD-P 2013), sementara itu realisasi belanja mencapai Rp1.637,84 miliar (baru terealisasi 50,11%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, realisasi tersebut meningkat masing-masing sebesar 5,08% dan 12,51%. A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan III Tahun 2013 Pada triwulan III 2013, realisasi pendapatan Provinsi Jambi sebesar Rp2.145,17 miliar atau mencapai 81,62% dari APBD Perubahan tahun 2013 (Rp2.628,38 miliar). Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar (65,01%) masih tergantung dari transfer pemerintah pusat yang mencapai Rp1.394,62 miliar. Lebih lanjut, pendapatan transfer dari APBN tersebut utamanya dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) yang mencapai Rp697,15 miliar (49,99%). (Tabel 4.1.). Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengeloalaan kekayaan daerah mencapai Rp749,54 miliar (34,94%). Angka pendapatan tersebut lebih rendah 0,21% dibanding triwulan yang sama tahun 2012. Pajak daerah, yang merupakan sumber kemandirian suatu provinsi, menyumbangkan 29,09% (Rp623,94 miliar) dari total pendapatan Jambi. Melemahnya pendapatan masyarakat sejalan dengan menurunnya harga komoditas berpengaruh terhadap menurunnya pendapatan pajak.
67
Keuangan Pemerintah Daerah
Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013 (dalam miliar rupiah) URAIAN
PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pendapatan Transfer Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya Dana Penyesuaian Lain-lain Pendapatan yang Sah Pendapatan Hibah
APBD-P 2012
S.D TRW III-2012 Nominal
Persen
APBD-P 2013
S.D TRW III-2013 Nominal
Persen
2,181.29 753.37 645.32 11.16 9.61 87.28
2,041.56 751.13 609.81 9.42 29.98 101.92
93.59 99.70 94.50 84.38 312.12 116.77
2,628.38 902.55 762.44 15.15 28.72 96.25
2,145.17 749.54 623.94 9.91 26.88 88.81
81.62 83.05 81.83 65.43 93.60 92.27 #DIV/0!
1,426.76 1,085.73 152.54 168.56 731.95 32.67 341.03 341.03 1.16 1.16
1,289.25 1,046.02 97.38 253.18 670.96 24.50 243.23 243.23 1.18 1.18
90.36 96.34 63.84 150.20 91.67 75.00 71.32 71.32 101.26 101.26
1,724.82 1,385.83 218.99 279.22 836.58 51.04 338.99 338.99 1.00 1.00
1,394.62 1,152.18 170.00 246.75 697.15 38.28 242.44 242.44 1.01 1.01
80.86 83.14 77.63 88.37 83.33 75.00 71.52 71.52 101.42 101.42
Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)
B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan III Tahun 2013 Pada Triwulan III tahun 2013, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp1.637,84 miliar atau baru mencapai 50,11% dari APBD-P 2013 (Rp3.268,51 miliar). Namun demikian, realisasi tersebut meningkat Rp182,10 miliar atau 12,51% dibanding realisasi pada triwulan III tahun 2012 yang sebesar Rp1.455,74 miliar. Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar (60,89%) masih ditujukan untuk belanja operasional yaitu sebesar Rp997,28 miliar, sementara nilai realisasi untuk belanja modal masih relatif kecil yaitu sebesar Rp384,89 miliar atau sebesar 37,38 % (Tabel 4.2.). Komponen belanja operasional terbesar pada semester laporan adalah untuk belanja pegawai yang mencapai Rp369,04 miliar dan diikuti oleh belanja barang Rp275,15 miliar. Realisasi belanja rutin meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya seiring dengan mulai selesainya pekerjaan dan pembayaran terhadap rekanan pelaksana. Sementara itu, pada komponen belanja modal, realisasi terbesar (40,71%) berada pada belanja jalan, irigasi dan jaringan yang merupakan belanja modal yang paling berdampak pada kepentingan masyarakat yaitu sebesar Rp298,68 miliar. Dengan adanya peningkatan realisasi belanja jalan, irigasi, dan jaringan,
68
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
Keuangan Pemerintah Dareah
diharapkan akan mampu memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Provinsi Jambi terutama dalam efisiensi biaya distribusi barang dan jasa. Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013 (dalam miliar rupiah) URAIAN
BELANJA Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Belanja Modal Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya Belanja Tak Terduga Belanja Tak Terduga Transfer Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa Bagi Hasil Pajak
APBD-P 2012
S.D TRW III-2012 Nominal
Persen
APBD-P 2013
S.D TRW III-2013 Nominal
Persen
2,766.57 1,726.95 567.04 657.86 356.59 65.50 79.67 723.24 5.70 112.10 106.72 494.82 3.68 0.21 1.41
1,455.74 934.06 376.44 286.14 243.17 0.00 28.32 301.24 0.00 37.76 37.33 224.91 1.03 0.21
52.62 54.09 66.39 43.50 68.19 0.00 35.54 41.65 0.00 33.69 34.98 45.45 28.09 96.98
3,268.51 1,919.77 594.27 773.50 356.87 37.91 157.23 1,029.78 15.29 110.42 164.92 733.62 5.50 0.04 1.41
1,637.84 997.28 369.04 275.15 251.40 14.48 87.21 384.89 0.18 29.96 55.52 298.68 0.55 0.00
50.11 51.95 62.10 35.57 70.45 38.21 55.47 #DIV/0! 37.38 1.19 27.14 33.66 40.71 9.93 0.00 0.00
10.00 10.00 0.75
1.99 1.99 0.75
19.91 19.91
3.00 3.00 0.75
1.85 1.85
61.75 61.75 0.00
306.38 306.38 306.38
218.45 218.45 218.45
71.30 71.30 71.30
315.96 315.96 315.96
253.82 253.82 253.82
80.33 80.33 80.33
Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)
C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi selama triwulan III - 2013 mencapai Rp787,71 miliar, meningkat 3,92% dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu (Rp758,02 miliar) (Tabel 4.3.). Peningkatan tersebut sejalan dengan meningkatnya pendapatan pajak dalam negeri, terutama Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sementara itu, pendapatan pajak perdagangan internasional mengalami penurunan seiring dengan menurunnya pendapatan bea keluar sebagai akibat dari belum membaiknya ekspor Jambi (Gambar 4.1.).
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
69
Keuangan Pemerintah Daerah
Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam satuan Rupiah) KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH REALISASI PENDAPATAN I
II
Triwulan III 2012
Pajak Dalam Negeri PPh PPN PBB Lainnya Pajak Perdagangan Int'l
637,387,777,611 311,881,965,898 297,492,841,187 17,388,797,673 10,624,172,853 29,613,600,792
Triwulan I 2013 337,162,436,009 191,414,759,997 133,773,975,504 2,588,428,511 9,380,411,997 (2,511,236,688)
Triwulan II 2013 549,208,910,854 316,456,732,449 216,087,854,420 6,163,734,985 10,500,589,000 7,871,512,700
Triwulan III 2013 689,119,224,145 285,764,485,084 368,960,087,878 24,568,906,574 9,825,744,609 23,806,862,930
Pendapatan Bea Masuk 9,921,357,000 4,513,511,152 7,869,011,660 21,323,765,300 Pendapatan Bea Keluar 19,692,243,792 (7,024,747,840) 2,501,040 2,483,097,630 III Penerimaan SDA 2,458,771,519 3,171,534,731 3,919,588,758 6,373,675,967 Pendapatan Pertambangan Umum 2,447,185,971 3,171,534,731 3,919,588,758 6,358,383,585 Pendapatan kehutanan 11,585,548 15,292,382 IV PNPB Lainnya 88,560,460,475 77,491,525,330 35,586,283,429 68,408,176,143 Total Realisasi Pendapatan 758,020,610,397 415,314,259,382 596,586,295,741 787,707,939,185 Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah
Pertumbuhan (yoy) Nominal (%) 51,731,446,534 8.12 (26,117,480,814) (8.37) 71,467,246,691 24.02 7,180,108,901 41.29 (798,428,244) (7.52) (5,806,737,862) (19.61) 11,402,408,300 (17,209,146,162) 3,914,904,448
114.93 (87.39) 159.22
3,911,197,614 3,706,834 (20,152,284,332) 29,687,328,788
159.82 32.00 (22.76) 3.92
Berdasarkan komposisinya, penerimaan pajak terbesar adalah untuk pendapatan pajak dalam negeri yang mencapai Rp689,12 miliar (87,48%) dan diikuti oleh pendapatan PNPB lainnya sebesar Rp68,41 miliar (8,68%). Apabila dirinci lebih lanjut, pendapatan terbesar adalah untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp368,96 miliar (46,84%) diikuti oleh Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp 285,76 miliar (36,28%) (Gambar 4.2.). Pajak Dalam Negeri
Pajak Perdagangan Int'l
Penerimaan SDA
PNPB Lainnya
PPh
PPN
Lainnya
1.43%
0.81% 3.02%
PBB
3.57% 8.68%
41.47% 53.54% 87.48%
Gambar 4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%)
Gambar 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi (%)
Sementara itu, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan III 2013 terealisasi sebesar Rp1.261,38 miliar, meningkat Rp50,56 miliar (4,18%) dibanding triwulan III tahun lalu (Tabel 4.4.). Peningkatan belanja terbesar bersumber dari peningkatan belanja barang Rp30,26 miliar (10,94% (yoy)) dan peningkatan belanja modal sebesar Rp29,39 miliar (7,16% (yoy)). meningkatnya
70
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
Keuangan Pemerintah Dareah
realisasi belanja modal tersebut diharapkan dapat mendukung percepatan pembangunan di daerah. Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalamsatuan Rupiah) KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH REALISASI BELANJA
Triwulan III 2012
Triwulan I 2013
Triwulan II 2013
Pertumbuhan (yoy) Nominal (%) 144,206,104 0.03 679,343,838 0.17 (151,069,546) (1.47)
Triwulan III 2013
I
Belanja Pegawai 413,963,509,133 302,802,700,720 364,055,709,999 414,107,715,237 Belanja Gaji dan Tunjangan 403,967,854,420 298,192,456,868 357,074,895,098 404,647,198,258 Belanja Honorarium/Lembur/ 10,301,470,830 4,969,420,683 7,526,047,169 10,150,401,284 Vakasi/Tunj Khusus Belanja Kontribusi Sosial (305,816,117) (359,176,831) (545,232,268) (689,884,305) II Belanja Barang 276,648,526,719 63,981,878,532 264,286,585,352 306,907,420,115 Belanja Barang 170,807,722,974 35,427,707,973 158,629,762,956 188,318,369,785 Belanja Jasa 18,660,619,484 6,798,870,085 19,747,102,327 25,459,862,292 Belanja Perjalanan 39,568,072,517 12,875,526,052 43,020,675,931 47,408,849,543 Belanja Pemeliharaan 47,612,111,744 8,879,774,422 42,889,044,138 38,764,412,778 III Belanja Bantuan Sosial 107,654,956,142 471,303,297 112,579,486,149 100,471,223,455 Belanja Bantuan Sosial 107,654,956,142 471,303,297 112,579,486,149 100,471,223,455 Lembaga Pendidikan dan Peribadatan IV Belanja Lain-Lain 2,078,401,903 92,866,400 123,448,250 25,037,000 Belanja Lain-Lain 2,078,401,903 92,866,400 123,448,250 25,037,000 V Belanja Modal 410,482,360,014 79,203,419,488 254,028,928,247 439,871,831,046 Belanja Modal Tanah 335,420,000 933,200,000 2,749,740,000 Belanja Modal Peralatan dan 48,152,428,460 4,996,438,688 18,619,481,610 32,295,335,165 Mesin Belanja Modal Gedung dan 41,864,220,554 1,267,372,900 12,434,565,680 37,668,282,685 Bangunan Belanja Modal Jalan, Irigasi, 316,233,100,917 72,572,958,900 218,580,074,257 360,613,991,796 dan Jaringan Belanja Modal Fisik Lainnya 3,897,190,083 366,649,000 3,461,606,700 6,544,481,400 Total Realisasi Belanja 1,210,827,753,911 446,552,168,437 995,074,157,997 1,261,383,226,853 Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah
(384,068,188) 30,258,893,396 17,510,646,811 6,799,242,808 7,840,777,026 (8,847,698,966) (7,183,732,687) (7,183,732,687)
125.59 10.94 10.25 36.44 19.82 (18.58) (6.67) (6.67)
(2,053,364,903) (2,053,364,903) 29,389,471,032 2,414,320,000 (15,857,093,295)
(98.80) (98.80) 7.16 719.79 (32.93)
(4,195,937,869)
(10.02)
44,380,890,879
14.03
2,647,291,317 50,555,472,942
67.93 4.18
Gambar 4.3. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Lain-Lain
Belanja Modal
34.87%
7.97%
32.83%
24.33%
Berdasarkan pangsanya, belanja tertinggi pemerintah pusat sebagian besar untuk belanja modal Rp438,87 miliar (34,87%), terutama untuk komponen belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan yaitu sebesar Rp357,7 miliar, dan diikuti oleh belanja pegawai Rp414,11 miliar (32,83%) (Gambar 4.4.).
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
71
Keuangan Pemerintah Daerah
D. Keuangan Pemerintah Daerah Jumlah Pemerintah
simpanan Daerah
perbankan
Jambi
di pada
Gambar 4.4. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi (Rp triliun) 5 4
triwulan III - 2013 turun
3
sebesar
6,55%
2
triwulan
1
dibandingkan
sebelumnya menjadi Rp3,95
Giro 3.57
3.56
Deposito
Tabungan 3.82
3.67
4.23
3.95
2.09
0 Tw I-12
Tw II-12 Tw III-12 TW IV-12 Tw I-13
Tw II-13 Tw III-13
triliun seiring dengan mulai terealisasinya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Penurunan terbesar disebabkan oleh turunnya simpanan dalam bentuk kredit dari 2,01 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi 1,64 triliun pada triwulan laporan atau turun sebesar 18.51%.
72
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
Melambatnya perekonomian yang disertai dengan meningkatnya inflasi telah memberikan dampak pada ketenagakerjaan dan kesejahteraan. Pada bulan Agustus 2013, jumlah pekerja di Jambi mengalami penurunan yaitu dari 1.424 ribu orang di Agustus 2012 menjadi 1.383 ribu orang di Agustus 2013. Sebaliknya, jumlah pengangguran menunjukkan peningkatan menjadi 70,3 ribu orang dibandingkan Agustus 2012 yang sebanyak 47,3 ribu, sehingga tingkat pengangguran terbuka naik menjadi 4,84% dari 3,22%.
Sementara itu
perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 87,56 dari 89,63 pada triwulan lalu.
A. Ketenagakerjaan Daerah Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Jambi pada bulan Agustus 2013 menurun dibandingkan Agustus tahun lalu. Pada bulan Agustus 2013, TPAK mencapai 62,66% menurun dari periode sebelumnya yang sebesar 65,07%, seiring dengan menurunnya jumlah angkatan kerja. Melambatnya
perekonomian
berdampak
pada
meningkatnya
tingkat
pengangguran seiring dengan terjadinya penurunan penyerapan tenaga kerja. Tingkat pengangguran terbuka mengalami peningkatan menjadi 4,84% dari periode tahun sebelumnya (3,22%). Jumlah pengangguran Provinsi Jambi pada bulan laporan sebanyak 70,3 ribu orang lebih tinggi dari bulan Agustus 2012 (47,3 ribu orang). Jumlah pekerja mengalami penurunan yaitu dari 1.423,6 ribu orang di Agustus 2012 menjadi 1.382,5 ribu orang di Agustus 2013.
73
KETENAGAKERJAAN D AERAH DAN KESEJAHTERAAN
Tabel 5.1. Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja KEGIATAN UTAMA
2011
2012
2013
FEBRUARI
AGUSTUS
FEBRUARI
AGUSTUS
FEBRUARI
AGUSTUS
1
Penduduk 15+.
2,185
2,210
2,235
2,261
2,286
2,319
2
Angkatan Kerja
1,528
1,495
1,551
1,471
1,582
1,453
- Bekerja
1,469
1,435
1,494
1,424
1,536
1,383
58.8
60.2
56.6
47.3
45.9
70.3
- Penganggur 3
Bukan Angkatan Kerja
4
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)
5
Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
658
714
684
790
704
866
69.91
67.67
69.40
65.07
69.21
62.66
3.85
4.02
3.65
3.22
2.90
4.84
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Penurunan jumlah pekerja di bulan laporan terutama terjadi di sektor pertanian yaitu sebanyak 59,50 ribu pekerja (7,59%) dan sektor konstruksi sebanyak 2,20 ribu pekerja (3,54%) seiring dengan terjadinya perlambatan pertumbuhan kedua sektor tersebut. Sebaliknya, jumlah pekerja pada sektor jasa kemasyarakatan meningkat sebanyak 9,20 ribu pekerja (4,54%), diikuti dengan sektor transportasi & pergudangan & komunikasi sebanyak 7,60 ribu pekerja (16,96%), sektor industri sebanyak 5,3 ribu pekerja (11,21%) serta sektor perdaganagn sebanyak 1,5 ribu orang (0,65%) . Berdasarkan pangsanya, penyerapan tenaga kerja di Jambi masih didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 724,0 ribu orang (52,37%), diikuti oleh sektor perdagangan yang mencapai 231,4 ribu orang (16,74%) dan sektor jasa kemasyarakatan sebesar 211,9 ribu orang (15,33%) . Tabel 5.2. Pekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama
2011 2012 2013 FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS Pertanian 851.1 770.8 840.4 783.5 832.5 724.0 pertambangan dan Penggalian 14.0 21.5 18.4 27.8 23.4 26.4 industri 36.8 48.8 46.6 47.3 52.5 52.6 Listrik, gas dan air minum 2.6 4.5 5.0 2.8 1.6 1.5 Kontruksi 33.6 63.1 49.8 62.2 62.5 60.0 Perdagangan 262.1 231.2 235.7 229.9 246.8 231.4 Transportasi & Pergudangan & Komunikasi 55.0 57.6 44.3 44.8 50.0 52.4 Keuangan 16.7 22.8 27.6 22.6 24.9 22.3 Jasa Kemasyarakatan 196.7 214.6 226.6 202.7 242.0 211.9 TOTAL 1,468.6 1,434.9 1,494.4 1,423.6 1,536.2 1,382.5 Lapangan Pekerjaaan Utama
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sumber: BPS Provinsi Jambi
74
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
KETENAGAKERJAAN D AERAH DAN KESEJAHTERAAN
Berdasarkan statusnya pekerjaan utama yang terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan
sebesar 513,3 ribu orang (37,13%), pekerja yang berusaha
sendiri 329,3 ribu orang (23,82%), pekerja yang berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanya 199 ribu orang (14,39%) dan pekerja keluarga/tak dibayar sebanyak 188,1 ribu orang (13,61%). Jenis pekerja yang mengalami penurunan terbesar yaitu pekerja tak dibayar (54.7 ribu orang), pekerja yang berusaha dibantu buruh tidak tetap (23,3 ribu orang) dan pekerja bebas (12,2 ribu orang). Tabel 5.3. Pekerja Berdasarkan Status Pada Pekerjaan Utama (dalam ribuan) 2011 2012 2013 FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS Berusaha Sendiri 271.0 271.4 280.4 277.1 278.2 329.3 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 310.1 221.9 221.7 222.3 230.9 199.0 Berusaha dibantu buruh tetap 70.6 62.8 66.0 63.5 70.7 60.1 Buruh/karyawan/pegawai 405.6 518.2 554.7 512.9 543.0 513.3 Pekerja bebas 98.1 126.3 100.8 104.9 124.8 92.7 Pekerja tak dibayar 313.3 234.4 270.8 242.8 288.6 188.1 TOTAL 1468.7 1435.0 1494.4 1423.5 1536.2 1382.5 Lapangan Pekerjaaan Utama
1 2 3 4 5 6
Sumber: BPS Provinsi Jambi
B. Kemiskinan Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal penanggulangan kemiskinan, pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog Divre Jambi) secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar 10.761 ton, naik 16,11% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 9.268 ton. Ribu ton
Grafik 5.1. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi Pertumbuhan Raskin (%) 150.00 12.37 10.76 100.00 9.27
14 12 10
8 6
5.34 5.16
7.78
6.58 6.89 6.12 3.27
4
50.00 -
4.18
(50.00)
2 -
(100.00)
TW I TW II TW III TRW TW I TW II TW III TRW TW I TW II TW III IV IV 2011
2012
2013
Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah)
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
75 75
KETENAGAKERJAAN D AERAH DAN KESEJAHTERAAN
C. Kesejahteraan Untuk melihat kesejahteraan petani Jambi pada triwulan laporan, salah satu indikator yang dapat digunakan antara lain adalah Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Nilai Tukar Petani (NTP) kembali mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. NTP September 2013 turun 207 bps menjadi 87,56 dari sebelumnya 89,63 pada Juni 2013. Menurunnya NTP tersebut disebabkan oleh menurunnya semua indeks NTP yaitu tanaman padi dan palawija, hortikultura, perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan. Meningkatnya inflasi karena adanya kenaikan BBM, menyebabkan tingginya kenaikan biaya yang dibayar petani (5,99%) sementara kenaikan harga pada kelima komoditi tersebut masih relatif terbatas 2,32% Tabel 5.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100) 2012 KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK 1 Tanaman Padi Palawija a Indeks Diterima Petani
Des
2013 Mar
Juni
Sept
PERUBAHAN (%) ( Juni ke Septi)
122.76
123.31
122.50
125.62
3.12
b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-P) 2 Hortikultura
138.07 88.91
140.86 87.54
142.65 85.88
148.35 84.68
5.70 -1.20
a Indeks Diterima Petani
120.08
123.26
123.58
125.33
1.75
b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-H) 3 Tanaman Perkebunan Rakyat
136.34 88.07
138.95 88.71
140.70 87.83
146.38 85.62
5.68 -2.21
a Indeks Diterima Petani
125.40
129.09
129.57
131.12
1.55
b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 4 Peternakan a Indeks Diterima Petani
137.94 90.91
140.94 91.60
142.60 90.87
149.43 87.84
6.83 -3.03
130.44
130.88
133.06
136.87
3.81
b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 5 Perikanan
131.43 99.25
133.12 98.32
134.55 98.89
138.84 98.58
4.29 -0.31
a Indeks Diterima Petani
120.01
120.78
122.72
125.95
3.23
b Indeks Dibayar Petani Nilai Tukar Petani (NTP-Pi)
131.26 90.64
133.20 90.68
134.53 91.23
139.64 90.19
5.11 -1.04 0.00
PROVINSI JAMBI a INDEKS YANG DITERIMA (It) b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) c NILAI TUKAR PETANI (NTPp)
124.03 136.83 90.64
126.29 139.54 90.50
126.58 141.22 89.63
128.9 147.21 87.56
2.32 5.99 -2.07
Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)
76
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN
Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan IV-2013 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan triwulan III-2013. Pengeluaran konsumsi rumah tangga serta mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah diperkirakan masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Namun demikian, investasi diperkirakan mulai mengalami perlambatan dibandingkan triwulan laporan. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih akan didominasi sektor pertanian, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Inflasi pada triwulan IV-2013 diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan II-2013 dan mencapai 9,50%-10,00% (yoy) dari sebelumnya 7,96% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya angka inflasi administered price, inti maupun volatile foods. Penyebab utama meningkatnya harga-harga di triwulan mendatang diperkirakan berasal dari kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Masuknya musim penghujan berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra produksi tanaman bahan makanan yang pada akhirnya akan berdampak pada berkurangnya pasokan dan naiknya harga jual. Selain itu, mulai meningkatnya realisasi APBD dan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) secara bertahap juga akan berpotensi memberikan tekanan ke inflasi. A. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 2,0%-2,5%(qtq), tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (2,58%). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan melambat yaitu pada kisaran 6,7 7,2% (yoy) dibandingkan triwulan laporan yang mampu tumbuh 7,59% (yoy).
77
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2013 diperkirakan pada kisaran 7,5%-7,9%. Pengeluaran
konsumsi
rumah
tangga
menjadi
sumber
utama
perekonomian di triwulan mendatang. Adanya hari besar keagamaan dan tahun baru yang diikuti dengan adanya pembayaran THR pada beberapa instansi serta pencairan tunjangan sertifikasi guru triwulan IV akan memberikan penghasilan tambahan
bagi
masyarakat
di
triwulan
mendatang
dan
berkontribusi
meningkatkan konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Di samping itu, mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah juga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, investasi diperkirakan akan melambat sejalan dengan kenaikan BI rate yang cenderung diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit. Hasil SKDU triwulan III-2013 menyatakan bahwa responden optimis memandang perekonomian triwulan mendatang. Hal ini tercermin dari angka total saldo bersih tertimbang perkembangan dunia usaha sebesar 6,95% meningkat dari 0,05% pada triwulan III-2013.. Optimisme tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi yang tercermin dari saldo bersih tertimbang yang positif pada semua sektor. Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha Saldo Bersih Tertimbang No
Sektor/Subsektor
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik dan Air Minum
5
Bangunan
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7
Triwulan I-2013
Triwulan II-2013
Triwulan III-2013
Triwulan IV-2013*)
0.73
(0.73)
1.46
3.66
(3.13)
(1.04)
-
1.04
-
-
1.11
-
0.32
0.13
(0.16)
-
-
-
(0.69)
0.69
(0.85)
-
(0.85)
0.85
Pengangkutan dan Komunikasi
1.95
1.30
(0.65)
(0.65)
8
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
1.37
1.37
1.37
1.37
9
Jasa-jasa
(1.03)
-
(1.55)
-
(0.64)
1.05
0.05
6.95
Total Keterangan : *) Angka perkiraan
78
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
Sektor
pertanian
diperkirakan
menjadi
salah
satu
pendukung
pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang yang didukung oleh tumbuhnya sub sektor perkebunan. Produksi perkebunan kelapa sawit diperkirakan mencapai puncaknya pada triwulan mendatang. Di samping itu, harga yang diperkirakan semakin membaik dapat menjadi insentif bagi petani. Sebaliknya, produksi karet diperkirakan mengalami perlambatan sejalan mulai masuknya musim penghujan. Namun demikian, harga karet internasional yang semakin membaik dapat menjadi insentif bagi petani di triwulan mendatang. Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan belum dapat kembali menghasilkan produksi seperti sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan sektor bangunan di bulan mendatang masih akan meningkat yang didukung oleh meningkatnya perumahan rakyat, pusat bisnis dan perhotelan oleh perusahaan swasta
berskala
nasional/internasional
dan
investasi
pemerintah
daerah.
Sementara itu, meningkatnya produksi perkebunan kelapa sawit akan diikuti oleh peningkatan sektor industri pengolahan. Selanjutnya, tingginya konsumsi di triwulan mendatang dan adanya hari raya keagamaan serta tahun baru akan diikuti dengan meningkatnya perdagangan
dan
penggunaan
jasa
transportasi
sehingga
mendorong
pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan sektor pengangkutan dan komunikasi. B. Proyeksi Inflasi Inflasi pada triwulan IV-2013 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2013 dan mencapai 9,50%-10,00% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan laporan (7,96% (yoy)). Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya angka inflasi administered price, inti maupun volatile foods. Meningkatnya harga-harga di triwulan mendatang utamanya disebabkan oleh kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Masuknya musim penghujan berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra produksi tanaman bahan makanan yang pada akhirnya akan berdampak pada kurangnya pasokan dan
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
79
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
menaikkan harga jual. Selain itu, mulai meningkatnya realisasi APBD juga akan berpotensi memberikan tekanan ke inflasi. Beberapa komoditi yang berpeluang menjadi penyumbang utama inflasi di triwulan mendatang adalah bahan bakar rumah tangga, kontrak rumah, serta beberapa komoditas bahan makanan seperti cabe merah, beras, cabe hijau, dan udang basah. Di samping itu, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik) secara bertahap akan berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara langsung maupun melalui dampak lanjutannya. Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Oktober 2013 serta Perkiraan November s.d Desember 2013 m-t-m (%) 4 2010
2011
2012
2013
3
2 1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
-1 -2 -3 Catatan: Inflasi November - Desember 2013 adalah angka perkiraan
Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Oktober 2013 serta Perkiraan November s.d Desember 2013 y-o-y (%)
12
2010
2011
2012
2013
10 8 6 4 2 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Catatan: Inflasi November - Desember 2013 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%
80
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
Grafik 6.3. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Oktober 2013 serta Perkiraan November s.d Desember 2013 y-t-d (%)
12
2010
10
2011
2012
2013
8 6 4
2 0 -2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
-4 Catatan: Inflasi November - Desember 2013 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%
Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Rencana Pertamina menaikkan harga elpiji kemasan 12 kg, 3) Realisasi APBD yang cukup tinggi di akhir tahun anggaran, 4.) Masih terus meningkatnya harga tarif tenaga listrik, serta 5.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan IV tahun 2013. Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga beras. Selain itu penerapan kebijakan BULOG dalam menyalurkan raskin menjadi 13 (tiga belas) kali dalam setahun diharapkan dapat membantu masyarakat yang kurang mampu. C. Rekomendasi Kebijakan Menyikapi kondisi perekonomian triwulan III triwulan IV
2013 serta proyeksi ekonomi
2013 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:
1. Program ketahanan pangan Inflasi di Provinsi Jambi selama ini masih didominasi oleh tekanan inflasi volatile food. Ketergantungan yang besar akan bahan makanan dari daerah lain menyebabkan peluang bagi kartel-kartel besar untuk TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
81
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
membentuk harga pasar sesuai ekspektasi mereka. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sinergi yang baik antara Pemerintah melalui dinas terkait dengan
instansi-instansi
lainnya
untuk
menggalakkan
program
ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pangan di lahan-lahan yang selama ini tidak produktif. 2. Pembentukan TPID baru tingkat kota/kabupaten sekaligus penguatan fungsi TPID tersebut Sampai dengan triwulan laporan, di Provinsi Jambi telah terbentuk 5 (lima) TPID, yaitu TPID Provinsi Jambi, TPID Kota Jambi, TPID Kabupaten Merangin, TPID Kabupaten Bungo, dan TPID Kabupaten Tebo. Ke depan diharapkan
kabupaten/kota
lainnya
dapat
segera
melakukan
pembentukan TPID sesuai Inmendagri No. 27 Tahun 2013. Melalui TPID ini diharapkan setiap Kabupaten/kota akan concern terhadap pergerakan harga yang terjadi di daerahnya sekaligus melakukan langkah-langkah nyata dalam menjaga kestabilan harga . 3. Penurunan produksi batu bara Mengupayakan pembangunan PLTU dan industri pengolahan yang menggunakan batu bara sebagai bahan baku sehingga batu bara dapat dimanfaatkan di Jambi (tidak perlu ekspor) dan memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih baik. 4. Melambatnya produksi CPO Peremajaan tanaman kelapa sawit yang sudah tidak produktif lagi. 5. Menurunnya NTP Peguatan sektor riil di bidang pertanian dengan memberikan insentif yang tepat guna kepada petani. 6. Permasalahan distribusi barang a) Untuk menunjang kegiatan perdagangan antar daerah maka Provinsi Jambi diharapkan dapat memiliki data antara lain sebagai berikut: i. Neraca produksi dan konsumsi kebutuhan bahan makanan di Provinsi Jambi.
82
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH
ii. Produksi bahan makanan dan komoditas unggulan termasuk jalur distribusi, waktu produksi, pembeli serta kebutuhan dalam Provinsi Jambi. iii. Ketergantungan bahan makanan di Jambi terhadap daerah lain termasuk jalur distribusi, asal daerah produsen, serta kebutuhan di dalam Provinsi Jambi. iv. Peta produksi, distribusi dan konsumsi bahan makanan se- Provinsi Jambi. b) Peningkatan kualitas infrastruktur dan pengurangan biaya tak terduga. 7. Perbaikan kondisi pasar untuk efisiensi biaya serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar. Termasuk didalamnya mengenai modernisasi pasar tradisional sehingga spekulasi harga di pasar tradisional dapat berkurang 8. Kemudahan
kredit
dan
penurunan
suku
bunga
kredit
sehingga
menurunkan biaya dari produsen 9. Pembinaan dan Pendampingan UMKM Melakukan peningkatan pembinaan dan pendampingan yang nyata terhadap
UMKM
untuk
mempermudah
akses
keuangan
dan
pengembangan usahanya. 10. Percepatan Realisasi Belanja Pemerintah Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi, diperlukan percepatan realisasi belanja Pemerintah serta penyebaran yang merata pada masing-masing periode (triwulan atau semester). Selain itu, percepatan dan penyebaran merata realisasi belanja Pemerintah tersebut akan menjaga inflasi pada Triwulan IV tahun anggaran tetap rendah dan stabil.
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
83
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
LAMPIRAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2012
LAPANGAN USAHA 1
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. K e h u t a n a n e. P e r i k a n a n 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1). Pengilangan Minyak Bumi 2). Gas Alam cair b. Industri Tanpa Migas 1). Makanan, Minuman dan Tembakau 2). Tekstil, Brg.Kulit & Alas Kaki 3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya 4). Kertas dan Barang cetakan 5). Pupuk, Kimia & Brg. dari karet 6). Semen & Brg. galian bukan logam 7). Logam dasar Besi dan baja 8). Brg.dari Logam, Mesin & Peralatannya 9). Barang Lainnya 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. L i s t r i k b. G a s c. Air Bersih 5. B A N G U N A N 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar dan eceran b. H o t e l c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. P e n g a n g k u t a n 1). Angkutan Rel 2). Angkutan Jalan Raya 3). Angkutan Laut 4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 5). Angkutan Udara 6). Jasa Penunjang Angkutan b. K o m u n i k a s i 1). Pos & Telekomunikasi 2). Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN a. B a n k b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 2). Jasa Pemerintahan Lainnya b. S w a s t a 1). Sosial Kemasyarakatan 2). Hiburan dan Rekreasi 3). Perorangan dan Rumah Tangga PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO P D R B TANPA MIGAS Jumlah Migas
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I
2013 Tw II
Tw III
2
3
4
5
6
7
8
5,017,519.35 1,488,317.10 2,733,902.47 267,500.37 302,634.01 225,165.40 2,935,154.71 2,332,061.80 438,407.62 164,685.29 1,805,130.75 161,500.72 161,500.72 1,643,630.03 657,642.55 8,648.80 770,631.62 84,781.50 40,096.87 55,958.44 8,303.14 17,567.12 154,736.94 132,323.08 22,413.85 740,911.40 2,603,995.21 2,398,001.45 36,258.81 169,734.95 1,067,045.08 980,846.57 676,559.19 114,097.78 43,624.84 95,149.68 51,415.09 86,198.51 84,863.43 1,335.08 872,106.31 391,502.56 57,695.33 4,062.37 406,117.70 12,728.33 1,536,501.56 1,316,359.78 923,464.04 392,895.74 220,141.78 154,344.59 9,966.83 55,830.37 16,733,101 14,239,539 2,493,563
Keterangan: *angka sementara ** angka sangat sementara
5,315,494.69 1,588,754.20 2,898,991.92 277,128.02 316,348.28 234,272.27 3,034,593.08 2,409,027.70 453,857.56 171,707.82 1,923,125.81 169,733.29 169,733.29 1,753,392.53 702,597.51 9,525.38 825,932.08 86,950.04 43,399.10 58,194.94 8,805.37 17,988.09 160,324.36 137,209.46 23,114.90 807,599.30 2,751,169.47 2,533,184.76 38,316.91 179,667.80 1,113,783.59 1,024,306.75 706,652.40 118,145.33 44,186.13 101,738.58 53,584.32 89,476.84 88,088.49 1,388.34 914,231.16 415,728.13 60,969.28 4,256.01 420,213.85 13,063.90 1,586,501.82 1,360,850.41 957,392.98 403,457.43 225,651.41 158,243.64 10,307.00 57,100.76 17,606,823 15,028,062 2,578,761
5,606,135.46 1,650,528.27 3,080,312.24 300,515.43 329,476.68 245,302.84 3,245,437.92 2,624,181.78 440,730.24 180,525.91 2,039,002.81 178,000.68 178,000.68 1,861,002.13 760,450.57 10,165.68 861,532.53 92,019.44 46,232.48 62,463.26 9,263.57 18,874.60 169,588.09 144,809.39 24,778.70 893,463.74 2,972,192.36 2,743,300.22 40,338.37 188,553.77 1,197,357.40 1,103,333.24 753,972.50 121,442.26 44,452.13 127,525.70 55,940.64 94,024.16 92,581.09 1,443.07 958,069.53 443,397.29 66,147.63 4,585.93 430,545.20 13,393.48 1,638,020.93 1,401,344.46 983,235.65 418,108.82 236,676.46 166,285.45 10,938.37 59,452.64 18,719,268 15,917,086 2,802,182
5,736,268.60 1,688,077.47 3,134,775.37 312,898.36 350,662.21 249,855.18 3,411,489.41 2,754,472.08 468,001.07 189,016.27 2,156,261.53 187,314.17 187,314.17 1,968,947.36 810,168.68 10,363.53 912,456.49 94,268.28 46,583.82 66,347.81 9,525.61 19,233.15 184,615.34 158,058.92
6,041,773.00 1,797,770.00 3,296,856.00 332,875.00 355,399.00 258,871.00 3,068,263.00 2,422,412.00 446,195.00 199,656.00 2,172,087.00 183,328.00 183,328.00
26,556.42 1,050,667.26 3,132,381.05 2,896,370.48 42,318.81 193,691.77 1,243,347.42 1,145,998.00 786,783.27 123,969.35 44,739.56 133,492.23 57,013.59 97,349.43 95,856.24 1,493.19 1,004,025.23 479,823.74 68,972.92 4,766.54 436,675.01 13,787.02 1,675,915.91 1,430,047.24 998,307.85 431,739.39 245,868.67 174,513.61 11,167.10 60,187.96 19,594,972 16,653,186 2,941,786
27,493.00 1,095,113.00 3,314,541.00 3,070,246.00 41,891.00 202,403.00 1,252,502.00 1,151,503.00
6,303,875.04 1,907,424.70 3,418,269.66 344,505.33 366,836.69 266,838.66 3,184,610.93 2,506,741.08 472,808.69 205,061.16 2,261,908.33 188,330.74 188,330.74
6,639,244.93 2,003,281.71 3,614,425.67 362,074.73 376,599.81 282,863.01 3,615,169.45 2,914,671.15 486,689.75 213,808.55 2,291,059.68 208,463.51 208,463.51
2,073,577.59 841,375.63 11,274.45 964,935.40 98,986.66 52,071.48 74,663.41 9,934.58 20,335.97 206,297.99 178,363.66 27,934.33 1,164,460.17 3,517,359.19 3,262,163.67 44,893.11 210,302.40 1,319,243.93 1,215,526.91 843,612.07 125,810.75 45,752.76 138,527.30 61,824.03 103,717.01 102,121.60 1,595.41 1,100,958.73 533,072.73 75,441.55 5,134.08 472,557.24 14,753.14 1,782,578.22 1,518,446.71 1,060,773.49 457,673.22 264,131.50 188,802.93 11,980.05 63,348.52 20,841,293 18,146,221 2,695,072
2,082,596.17 844,470.51 11,376.11 969,402.60 99,316.86 50,517.81 75,472.38 10,086.44 21,953.45 215,004.86 185,987.32 29,017.54 1,216,655.98 3,737,606.36 3,475,753.61 46,599.70 215,253.04 1,399,242.22 1,290,672.72 903,824.42 124,558.91 46,448.37 151,592.01 64,249.01 108,569.50 106,902.60 1,666.90 1,141,165.14 551,418.57 80,595.51 5,422.42 488,614.95 15,113.69 1,852,455.96 1,579,361.73 1,118,184.66 461,177.07 273,094.23 196,420.44 12,315.47 64,358.32 22,107,605 18,984,470 3,123,135
1,988,760.00 806,626.00 10,689.00 928,380.00 93,397.00 49,870.00 70,330.00 9,718.00 19,750.00 195,380.00 167,887.00
808,949.00 121,379.00 45,060.00 116,107.00 60,009.00 100,998.00 99,446.00 1,552.00 1,044,375.00 496,969.00 71,651.00 4,911.00 456,482.00 14,362.00 1,718,010.00 1,465,921.00 1,024,118.00 441,802.00 252,090.00 179,224.00 11,548.00 61,317.00 19,902,044 17,296,304 2,605,740
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) LAPANGAN USAHA 1
Tw I
Tw II
2012 Tw III
Tw IV
Tw I
2013 Tw II
Tw III
2
3
4
5
6
7
8
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 1,451,186.57 a. Tanaman Bahan Makanan 532,026.15 b. Tanaman Perkebunan 702,512.85 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 95,456.39 d. K e h u t a n a n 64,936.63 e. P e r i k a n a n 56,254.56 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 632,817.93 a. Minyak dan Gas Bumi 462,989.81 b. Pertambangan Tanpa Migas 110,446.89 c. Penggalian 59,381.24 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 602,128.98 a. Industri Migas 33,678.54 1). Pengilangan Minyak Bumi 33,678.54 2). Gas Alam cair b. Industri Tanpa Migas 568,450.44 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 41,537.78 a. L i s t r i k 36,271.74 b. G a s c. Air Bersih 5,266.04 5. B A N G U N A N 232,285.95 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 879,489.33 a. Perdagangan Besar dan eceran 809,836.44 b. H o t e l 15,380.24 c. Restoran 54,272.65 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 352,177.09 a. P e n g a n g k u t a n 319,522.49 1). Angkutan Rel 2). Angkutan Jalan Raya 202,129.19 3). Angkutan Laut 43,026.37 4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 17,879.40 5). Angkutan Udara 36,365.42 6). Jasa Penunjang Angkutan 20,122.11 b. K o m u n i k a s i 32,654.60 1). Pos & Telekomunikasi 32,298.19 2). Jasa Penunjang Komunikasi 356.41 8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 282,677.58 a. B a n k 154,075.06 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 14,872.36 c. Jasa Penunjang Keuangan 1,549.81 d. Sewa bangunan 108,019.05 e. Jasa Perusahaan 4,161.30 9. JASA-JASA 393,196.05 a. Pemerintahan Umum 325,992.49 1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 210,188.92 2). Jasa Pemerintahan Lainnya 115,803.57 b. S w a s t a 67,203.56 1). Sosial Kemasyarakatan 43,251.78 2). Hiburan dan Rekreasi 3,755.93 3). Perorangan dan Rumah Tangga 20,195.85 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,867,497 P D R B TANPA MIGAS 4,370,829 Jumlah Migas 496,668
Keterangan: *angka sementara ** angka sangat sementara
1,491,500.03 545,148.73 725,854.91 96,459.78 66,745.15 57,291.46 664,546.24 489,491.91 114,365.25 60,689.08 621,508.05 34,590.07 34,590.07 586,917.98 42,221.57 36,925.09 5,296.48 241,824.86 899,172.48 827,576.34 15,888.05 55,708.09 361,213.60 327,861.55
1,518,732.27 541,828.02 751,429.73 98,481.08 68,202.32 58,791.11 691,806.04 517,084.93 111,902.99 62,818.11 645,624.17 35,713.38 35,713.38
1,561,623.00 550,767.00 779,128.00 100,715.00 71,552.00 59,461.00 631,830.00 459,862.00 106,265.00 65,703.00 655,488.00 36,015.00 36,015.00
1,600,976.02 576,307.19 790,735.90 101,556.19 72,021.82 60,354.93 663,860.12 487,065.48 110,214.77 66,579.87 672,554.98 36,241.09 36,241.09
1,642,790.29 590,278.38 813,013.24 103,672.99 73,364.72 62,460.97 711,230.37 528,184.91 115,406.96 67,638.50 664,067.51 39,495.13 39,495.13
619,473.00 46,271.00 40,515.00 5,756.00 300,356.00 979,292.00 903,418.00 16,375.00 59,499.00 382,249.00 346,530.00
636,313.89 46,979.14 41,202.85 5,776.29 307,979.73 1,007,493.90 929,714.61 17,317.72 60,461.57 392,716.44 356,529.80
624,572.37 47,410.20 41,585.53
5,400.47 263,095.05 939,087.21 865,079.09 16,276.04 57,732.09 375,484.18 341,287.30
1,542,865.25 543,671.66 768,966.73 99,710.99 71,814.36 58,701.52 724,265.28 540,846.09 119,013.97 64,405.22 663,662.58 37,079.35 37,079.35 626,583.23 45,734.43 40,062.65 5,671.78 294,422.77 956,235.86 881,149.06 16,877.10 58,209.70 384,400.33 349,732.30
5,824.67 314,195.58 1,038,019.15 959,381.64 17,562.37 61,075.15 406,808.35 369,732.32
208,254.26 43,653.82 17,962.09 37,566.59 20,424.78 33,352.05 32,990.95 361.10 290,388.04 160,109.54 15,233.60 1,581.31 109,258.77 4,204.82 397,868.41 329,898.89 212,765.30 117,133.59 67,969.52 43,753.04 3,796.16 20,420.32 5,010,243 4,486,161 524,082
214,552.84 44,232.08 18,006.22 43,416.58 21,079.58 34,196.88 33,829.07 367.81 295,249.61 162,965.44 15,799.13 1,643.40 110,592.95 4,248.68 402,330.21 332,812.45 213,973.78 118,838.67 69,517.76 44,776.97 3,893.68 20,847.12 5,174,524 4,621,726 552,798
221,067.56 44,760.25 18,075.94 44,610.77 21,217.78 34,668.03 34,295.59 372.43 304,502.14 170,696.98 16,017.25 1,665.75 111,803.39 4,318.77 405,179.46 334,914.83 215,015.72 119,899.11 70,264.63 45,240.45 3,963.74 21,060.44 5,321,268 4,743,343 577,925
224,062.00 44,242.00 18,163.00 38,032.00 22,032.00 35,719.00 35,337.00 382.00 308,798.00 172,941.00 16,195.00 1,689.00 113,565.00 4,409.00 408,617.00 337,487.00 216,216.00 121,271.00 71,130.00 45,854.00 4,007.00 21,268.00 5,274,524 4,778,647 495,877
226,597.48 45,247.66 18,282.07 43,983.81 22,418.78 36,186.64 35,800.43 386.21 318,769.03 181,224.95 16,518.91 1,724.75 114,841.98 4,458.45 415,693.10 343,451.14 219,810.41 123,640.72 72,241.97 46,373.58 4,063.63 21,346.20 5,427,022 4,903,716 523,307
236,937.46 44,736.85 18,439.89 46,633.85 22,984.28 37,076.03 36,681.76 394.27 321,115.57 181,928.21 17,056.46 1,779.71 115,844.02 4,507.17 421,417.92 348,061.75 224,421.03 123,640.72 73,356.16 47,594.98 4,148.92 21,612.27 5,567,055 4,999,375 567,680
609,910.79 43,115.20 37,714.74
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah) Komponen 1. Konsumsi Rumah Tangga 1.1. Makanan 1.2. Non Makanan 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3. Konsumsi Pemerintah 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5. Perubahan Stok 6. Ekspor Barang dan Jasa 6.1. Ekspor Luar Negeri 6.2. Ekspor Antar Daerah 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 7.1. Impor Luar Negeri 7.2. Impor Antar Daerah PDRB
I-2012
II-2012
III-2012
IV-2012
I-2013
II-2013
III-2013
9,990,279 6,307,122 3,683,157 108,741 3,055,002 2,927,706 455,403 7,860,365 4,061,251 3,799,114 7,664,394 310,932 7,353,463
10,249,899 6,417,265 3,832,634 113,045 3,172,848 3,090,877 475,637 8,825,487 4,938,357 3,887,130 8,320,970 218,818 8,102,152
10,741,320 6,691,116 4,050,203 118,368 3,303,815 3,336,979 473,567 8,941,910 3,664,390 5,277,520 8,196,690 330,367 7,866,324
10,965,458 6,775,869 4,189,589 121,908 3,372,018 3,587,142 505,644 8,865,571 3,873,300 4,992,271 7,822,770 388,670 7,434,100
11,290,422 6,959,477 4,330,945 125,668 3,195,439 3,697,774 531,668 8,514,807 3,270,770 5,244,038 7,453,734 215,261 7,238,473
11,627,325 7,210,065 4,417,259 130,729 3,308,439 3,841,367 559,834 9,621,196 4,241,050 5,380,146 8,247,598 381,682 7,865,916
12,331,042 7,587,242.18 4,743,800 137,699 3,492,798 4,051,221 540,113 10,146,579 4,415,733.43 5,730,845.93 8,591,848 1,007,555.51 7,584,292.26
16,733,101
17,606,823
18,719,268
19,594,972
19,902,043
20,841,293
22,107,605
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah) Komponen 1. Konsumsi Rumah Tangga 1.1. Makanan 1.2. Non Makanan 2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3. Konsumsi Pemerintah 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5. Perubahan Stok 6. Ekspor Barang dan Jasa 6.1. Ekspor Luar Negeri 6.2. Ekspor Antar Daerah 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 7.1. Impor Luar Negeri 7.2. Impor Antar Daerah PDRB
I-2012
II-2012
III-2012
3,325,263 2,170,556 1,154,707 33,059 928,533 830,605 158,221 3,086,957 1,846,286 1,240,671 3,495,140 127,848 3,367,292.48
3,360,579 2,186,117 1,174,462 33,712 953,418 865,690 161,820 3,444,416 2,224,049 1,220,366 3,809,390 89,566 3,719,824.95
3,441,819 2,231,223 1,210,596 34,574 984,147 924,886 158,560 3,354,256 1,655,821 1,698,435 3,723,719 132,424 3,591,295
3,467,011.76 2,240,359.79 1,226,651.97 35,149.54 995,088.87 984,300.06 170,711.44 3,346,976.68 1,757,540.35 1,589,436.33 3,677,970.24 153,841.22 3,524,129.01
4,867,497.26
5,010,243.28
5,174,523.97
5,321,268.11
Keterangan: *angka sementara ** angka sangat sementara
IV-2012
I-2013
II-2013
III-2013
3,482,976 2,248,046 1,234,930 35,508 923,965 994,613 176,618 3,157,381 1,479,711 1,677,670 3,496,538 84,793 3,411,744.56
3,515,299.35 2,263,389.29 1,251,910.05 36,355.02 942,489.77 1,015,599.42 183,262.62 3,595,738.35 1,895,313.59 1,700,424.76 3,861,722.08 149,119.37 3,712,602.71
3,594,996 2,309,314 1,285,682 37,246 959,093 1,035,282 172,835 3,701,185.98 1,920,898 1,780,288 3,933,583.21 388,328 3,545,256
5,274,523.75
5,427,022.46
5,567,054.94
Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi Tahun Dasar 2007=100 Uraian
JAN
FEB
MAR
APR
2013 MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
I UM UM
141.15
141.88
142.02
141.91
142.71
144.61
149.31
151.10
149.71
II BAHAN M AKANAN
162.00
162.64
162.65
162.29
162.70
165.70
173.77
177.51
169.60
III. M AKANAN JADI, M NM AN, ROKOK & TBK
164.77
165.50
166.29
166.40
168.12
168.53
169.76
170.54
173.14
IV. PERUM AHAN
129.52
130.42
130.56
130.77
132.74
132.79
133.23
134.18
135.72
V. SANDANG
136.44
135.96
135.28
134.15
132.75
133.01
132.66
133.79
135.69
VI. KESEHATAN
123.27
123.83
123.83
123.92
124.31
124.35
124.53
124.53
124.90
VII. PENDIDIKAN, REKREASI & OR
131.19
131.57
131.65
131.46
131.44
131.56
132.60
132.65
132.77
VIII. TRANSPORT & KOM UNIKASI
111.68
112.87
112.92
112.94
113.10
118.53
130.44
132.49
131.48
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Daftar Istilah Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil. Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil. PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian. PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya. Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI. Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan. Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito. Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional dengan pendapatan bunga operasional. Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun. Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia. Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu. Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu. Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya. Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.