KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur
Triwulan III - 2010
Kantor Bank Indonesia Samarinda
KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan III-2010 dapat terselesaikan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kalimantan Timur. Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan III-2010, adalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan
ekonomi
pada
triwulan
III-2010
diperkirakan
mengalami
pertumbuhan yang positif sebesar 4,17% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,57% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut juga lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,8% (yoy). 2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan III-2010 mencapai 7,45% (yoy), menunjukkan peningkatan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 5,84% (yoy). Laju inflasi tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 5,05% (yoy). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, masing-masing sebesar sebesar 6,51% (yoy), 8,35% (yoy) dan 8,12% (yoy). 3. Kinerja
usaha
perbankan
Kaltim
masih
menunjukkan
perkembangan
yang
menggembirakan. a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se-Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 49.366 milyar, mengalami peningkatan sebesar 3,22%(qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan III-2010 mencapai sebesar Rp 29.994 milyar atau sebesar 6.61% (qtq) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada Triwulan II2010 sebesar 9,27%. Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 13,13%(qtq) dibandingkan dengan posisi kredit pada Triwulan sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 46.481 milyar pada triwulan III-2010 (s.d Agustus). c)
Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 94,16%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 60,76%.
d) Pembiayaan berskala mikro, kecil, dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 65,81% atau Rp 19.741 milyar dari total kredit sebesar Rp 29.994 triliun. Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami peningkatan 8,11% (qtq) atau memiliki arah yang sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang naik sebesar 6,61%.
i
4. Dengan mencermati berbagai faktor, perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Pertumbuhan positif perekonomian Kalimantan Timur pada akhir tahun 2010 ini berasal dari semakin meningkatnya perekonomian negara-negara di berbagai belahan dunia, yang kemudian sebagai implikasinya adalah meningkatnya kebutuhan akan energi. Kalimantan Timur sebagai daerah penghasil komoditas energi meraih keuntungan dari hal ini, yang menyebabkan perekonomiannya bergerak dan tumbuh lebih cepat. Namun ketergantungan perekonomian Kalimantan Timur pada sektor-sektor yang berbasi Sumber Daya Alam (SDA) tidak terbarui tersebut harus mendapatkan perhatian khusus dengan menyiapkan pengembangan pada sektor lainnya yang lebih sustainable dan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat secara luas. Oleh karena itu tepatlah bahwa prioritas pembangunan Kalimantan Timur diarahkan pada sektor-sektor yang terbarukan, dengan didukung oleh pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung iklim investasi yang memadai sebagai prasyarat utama percepatan pembangunan yang berkesinambungan. Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun serta umpan balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Samarinda, November 2010 BANK INDONESIA SAMARINDA
Androecia Darwis Pemimpin
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
……………………………………………………………..........................................
i
…………………………………………………………………............................................
iii
.....................………………………………………………....................................
vi
...............................................................................................
vii
DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………..……………………………………………………………. I.
Gambaran Umum ……………………….……………………………………………………………
1
II.
Asesmen Perekonomian ..................................................................
1
III.
Asesmen Inflasi ………………………………………………………………………………………
2
IV.
Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ....................................
2
1. Perbankan ..............................................................................
2
2. Sistem Pembayaran .................................................................
3
Perkiraan ………………………………………………………………………………………………..
3
PERKEMBANGA N EKONOMI MAKRO REGIONAL …………………………….…….
5
1.1 Gambaran Umum ............................................................................
5
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ...................................
5
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga .......................................................
6
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ..........................................................
7
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ……………………
8
1.2.4 Ekspor dan Impor ...……............................................................
8
V.
BAB I
1
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran ………………………………………
11
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ………………
12
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ……………………………………………….
13
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ………………………………………………………………
14
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………
14
1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………..................................
15
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………............................
15
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .........................................
16
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan .......................
16
1.3.9 Sektor Jasa-jasa ......................................................................
16
Boks. 1 Pembangunan PLTU Mulut Tambang Sangatta
BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI …………………………………………………………. 2.1
Gambaran Umum ……………………………………………………….………………………..
2.2. Inflasi Triwulanan (qtq)………………………………………………………………..…….. 2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)…….……………………………... 2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)……………………………………..
iii
20 20 22 22 23
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)……………………………………………
23
2.3. Inflasi Tahunan (yoy).............................………………………………………………
24
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ………..........................…………....
24
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan …..........................................
25
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ……………………………………………………..
25
BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH….…………………………………………………
27
3.1 Gambaran Umum ………………………………………………………………………………………
27
3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum …………………………………………………………
28
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ………………………………………………………
28
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat …………………………………………….….
29
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….
30
a.
Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….………………………….
30
b.
Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………
31
3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)…………………………
33
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………
36
a. Perkembangan Aset BPR ……………………………………………………………
36
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………
36
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………
36
3.5 Asesmen Risiko Perbankan ……………………………………….……………..…………..
37
3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………..
37
3.5.2 Risiko Likuiditas ....................................................................
38
3.5.3 Risiko Pasar .........................................................................
39
BAB IV KEUANGAN DAERAH …………………................………………… ........................... 4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………...... 4.2 Pendapatan .....................................................……………………………….... 4.3 Belanja …………………………………….……………………………………………………………….
40 40 41 43
Boks. 2 Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN …………………………………………………….
48
5.1 Gambaran Umum ……………………. ………………………………………………… ……………
48
5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….………………..
48
5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal …………………………………………… 5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai ………………………………………………………
48 49
5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring …………………………………………………….
49
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………
49
BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN …
52
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur ……………………………..
52
6.2 Kesejahteraan…………………………………………………………………………………………………
54
iv
BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ...................................... 7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I-2010 .................................... 7.2 Prospek Perkembangan Inflasi ............................................................ LAMPIRAN
55 55 55 57
v
DAFTAR TABEL Halaman 1.1
Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur ..........................
6
1.2
Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2010……………………
10
1.3
Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2010 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) .....................................
11
1.4
Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……........................
12
2.1
Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2011 …………………………………………..
20
2.2
Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda............................................
22
2.3
Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda…………………………………
22
2.4
Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan............................................
23
2.5
Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan………………………………
23
2.6
Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan …………………………………………………..
24
2.7
Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan………………………………………
24
2.8
Inflasi tahunan kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa…………
25
2.9
Inflasi tahunan kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa…………
25
2.10
Inflasi tahunan kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa…….………
26
2.11
Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim & Kota………………….
26
3.1
Perkembangan Jumlah aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum…………
28
3.2
Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum………………………………
29
3.3
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim………………………………
31
3.4
Jumlah kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim…………………………………
32
3.5
Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK Kab/Kota………………………………..
33
3.6
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit……………………………
34
3.7
Perkembangan Kredit MKM Bank Umum………………………………………………………
34
3.8
Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs)……………………….
35
3.9
Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur…………………………………………
37
3.10
Perkembangan Kolekbilitas Kredit Bank Umum……………………………………………
37
3.11
Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum…………..
38
3.12
Struktur Jangka Waktu DPK……………………………………………………………………………
39
4.1
Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Triwulan III-2010………………
41
4.2
Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Triwulan III-2010………………………
43
5.1
Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur…………………………………..
50
6.1
Perkembangan Ketenagakerjaan di kalimantan Timur…………………………………
52
6.2
Perkembangan Sex Ratio Kaltim Hasil Sensus Penduduk 2010……………………
53
vi
DAFTAR GRAFIK 1.1
Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (yoy)…………………………………………………..
5
1.2
Indeks Kenyakinan Konsumen......................................................................
6
1.3
Indeks Kondisi Ekonomi..........................................................................…...
7
1.4
Indeks Ekspektasi Konsumen ........................................................................
7
1.5
Kredit Konsumsi..........................................................................................
7
1.6
Pengeluaran Pemerintah...............................................................................
7
1.7
Realisasi Investasi & Konsumsi Listrik………………………………………………………………………
8
1.8
Kredit & Investasi........................................................................................
8
1.9
Nilai Ekspor Non Migas Kaltim…………………………………………………………………..………………
9
1.10
Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim …………………
9
1.11
Nilai Impor Non Migas Kaltim…………………………………………………………….…………………………
10
1.12
Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Kaltim…………………….
11
1.13
Indeks Produksi Padi………………………………………………………………………………………………………
12
1.14
Indeks Produksi Sawit.....................................................................................
12
1.15
Kredit Sektor Pertanian ...................................................................................
13
1.16
Indeks Produksi Pertambangan .................................................... ............……….
13
1.17
Kredit Sektor Pertambangan…………………………………………………………………………………………
13
1.18
Indeks Industri Pengolahan………………………………………………………………………………………
14
1.19
Produksi Kilang Minyak………………………………………………………………………………………………….
14
1.20
Kredit Sektor Listrik dan Air………………………………………………………………………………………
14
1.21
Kredit Sektor Bangunan………………………………………………………………………………………………..
15
1.22
Indeks Sektor Perdagangan………………………………………………………………………………………
15
1.23
Kredit Perdagangan……………………………………………………………………………………………………….
15
1.24
Indeks Jumlah Penumpang…………………………………………………………………………………………..
16
1.25
Perkembangan Kredit Kaltim………………………………………………………………………………………
16
1.26
Indeks Upah Gaji Pemerintah Umum…………………………………………………………………………
16
2.1
Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy)………………………………………………………………………
20
2.2
Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy)……………………………………………………..
21
2.3
Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm)……………………………………………………..
21
3.1
Kinerja Triwulan Kegiatan Usaha Perbankan (qtq)…………………………………………………
27
3.2
Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)………………
27
3.3
Perkembangan Simpanan Masyarakat…………………………………………………………………………
29
3.4
Suku Bungan Kredit………………………………………………………………………………………………………
30
3.5
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim…………………………………………
30
3.6
Perkembangan Kredit Lokasi Proyek…………………………………………………………………………
31
3.7
Perkembangan Aset BPR………………………………………………………………………………………………
36
3.8
Perkembangan DPK BPR………………………………………………………………………………………………
36
3.9
Perkembangan Kredit/Pembiayaan BPR……………………………………………………………………….
36
3.10
Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs………………………………………………………….
39
4.1
Pendapatan APBD Kalimantan Timur Triwulan III-2010…………………………………………
40
4.2
Belanja APBD Kalimantan Timur Triwulan III-2010…………………………………………………..
40
4.3
Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kalimantan Timur Triwulan III-2010……………………
42
4.4
Pendapatan Transfer Kalimantan Timur Triwulan III-2010………………………………………
42
4.5
Belanja Operasi (RP Miliar) Triwulan III-2010…………………………………………………………
44
vii
4.6
Belanja Modal (RP Miliar) Triwulan III-2010…………………………………………………………...
44
5.1
Peredaran Uang Kartal di Kaltim…………………………………………………………………………………
48
5.2
Perkembangan PTTB........................................................................................
49
5.3
Perkembangan Perputaran Kliring di Kaltim.........................................................
49
5.4
Perkembangan Transaksi RTGS di Kaltim............................................................
50
5.5
Perkembangan RTGS per wilayah kerja KBI........................................................
51
6.1
Perkembangan Jaminan Hari Tua Jamsostek.......................................................
53
6.2
Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan..................................................
54
7.1
Indeks Ekspektasi Konsumen............................................................................
55
7.2
Harga Komoditas Minyak dan Batubara..............................................................
55
7.3
Harga Komoditas Pangan Dunia........................................................................
56
7.4
Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1)....................
56
7.5
Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2)....................
56
vi ii
RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE TRIWULAN III-2010 I.
Gambaran Umum Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan III-2010 mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 4,17% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang sebesar 7,57%. Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan pada triwulan III-2010 dipengaruhi oleh peningkatan ekspor neto Kaltim karena masih tingginya permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas ekspor primer Kaltim yang dipicu oleh perekonomian global yang terus membaik. Berdasarkan
sisi
penawaran,
pertumbuhan
ekonomi
didorong
oleh
pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan III-2010. Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada periode laporan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan II2010. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor musiman berakhirnya masa liburan dan hari raya Idul Fitri. Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2010
mengalami
peningkatan
3,47%
(qtq)
dibandingkan
posisi
triwulan
sebelumnya dan penyaluran pinjaman baik kredit atas dasar lokasi kantor (27,48%) maupun kredit atas dasar lokasi proyek (36,06%). Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Oktober 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 147,50. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada di
atas level optimis, terutama disebabkan ekspektasi
membaiknya kondisi
perekonomian dan ketersediaan lapangan kerja. Dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didukung oleh perkembangan positif di sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan masih tinggi karena stabilnya permintaan dan harga komoditas unggulan Kaltim yaitu batubara dan minyak mentah di pasar internasional. Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya tren penurunan beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia seperti jagung
1
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
dan kedelai, meskipun harga gula mengalami peningkatan. Selain itu dari data pemantauan harga Disperindagkop Provinsi Kalimantan Timur mayoritas bahan makanan kebutuhan pokok mengalami penurunan. II.
Asesmen Perekonomian Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 tumbuh
secara
positif,
yaitu
sebesar
4,17%
(yoy),
namun
lebih
rendah
dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,57%(yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan laporan disumbangkan secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal dari ekspor neto sebesar 2,51%, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 0,73%, serta investasi sebesar 0,64% . Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada periode laporan ini berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,95%, diikuti oleh kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,92%, dan sektor pertanian 0,51%. Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor
yang
dipengaruhi
paling oleh
dominan
masih
dalam
tingginya
perekonomian
produksi
Kaltim
tambang
yang
(pangsa
49,91%)
disebabkan
oleh
meningkatnya harga beberapa komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan batubara di pasar internasional. Selain itu faktor cuaca juga masih cukup mendukung terhadap kegiatan operasional pertambangan pada triwulan-III 2010. III.
Asesmen Inflasi Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan III2010, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 7,45% (yoy); lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2010 sebesar 5,84% (yoy). Laju Inflasi Kaltim ini juga masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 5,05% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 13,66% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 11,69%, dan kelompok komoditas sandang sebesar 7,64%.
Sementara
kelompok
komoditas
transportasi,
komunikasi
dan
jasa
keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi terendah, yaitu sebesar 2,42%. Laju inflasi triwulanan di Kota Samarinda triwulan III-2010 mencapai 3,28% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II-2010 yang sebesar 0,74%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 7,68% (qtq), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan komoditas beras, cabe rawit, dan daging ayam; diikuti oleh kelompok komoditas sandang (2,90%) karena peningkatan harga emas perhiasan yang terjadi pada bulan September 2010.
2
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan III-2010 tercatat sebesar 4,14% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang sebesar 0,76%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga yaitu sebesar 17,59% (qtq) yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan SLTA, Akademi/Perguruan Tinggi, Sekolah Dasar, dan SLTP pada bulan Juli 2010 sebagai bulan pergantian tahun ajaran baru. Laju Inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan III-2010 mengalami kenaikan 5,23% (qtq), juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II2010 yang mengalami deflasi sebesar 1,77%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yang mencapai 11,19% (qtq) karena meningkatnya harga beberapa komoditas bahan makanan seperti cabe rawit, bawang merah, bawang putih, ikan layang, dan daging ayam ras, diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (4,68%) yang disebabkan oleh kenaikan harga rokok kretek dan rokok kretek filter di Tarakan. IV.
Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran 1. Perbankan Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan III-2010 dari sisi penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 14,94% (yoy) sehingga posisinya menjadi Rp 49,36 miliar. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada triwulan laporan berasal dari tabungan yang meningkat sebesar 5,12%; deposito tumbuh sebesar 4,68%; sedangkan giro mengalami kontraksi sebesar 1,12%. Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan laporan mencapai Rp 29.994 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 27,48% (yoy). Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 36,06% dibandingkan dengan triwulan yang
sama tahun
sebelumnya
(s.d
Agustus). Berdasarkan
perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 94,16%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 60,76%. Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 menunjukkan
perkembangan
yang
positif.
Perkembangan
jumlah
aset
dan
penghimpunan dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 18,68% dan 17,96% (yoy). Jumlah aset meningkat menjadi Rp 239,78 miliar dan DPK meningkat menjadi Rp 152,71 miliar. Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 13,02% (yoy); menjadi Rp 166,7 miliar.
3
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
2. Sistem Pembayaran Transaksi tunai antara perbankan di Kalimantan Timur dengan Kantor Bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan III-2010 mencapai Rp 7.517 milyar
atau
mengalami
pertumbuhan
yang
relatif
tajam
sebesar
160,88%
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 910 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp 6.606 miliar; sehingga pada triwulan III-2010 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net outflow sebesar Rp 5.696 miliar. Meningkatnya jumlah peredaran uang kartal di wilayah Kalimantan Timur pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas penggunaan uang kartal oleh masyarakat. Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 365 miliar atau naik 209,49% (yoy). Sedangkan jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur triwulan III-2010 tercatat sebesar Rp 4.755 miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 7,94% (yoy); dan transaksi RTGS mencapai Rp 45.603 miliar, atau mengalami
pertumbuhan
dibandingkan
dengan
periode
yang
sama
tahun
sebelumnya, yaitu sebesar 29,58% (yoy). V.
Outlook 1. Perekonomian Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Oktober 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 147,50. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada di
atas level optimis, terutama disebabkan ekspektasi
membaiknya kondisi
perekonomian dan ketersediaan lapangan kerja.
2. Inflasi Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya tren penurunan beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia seperti jagung dan kedelai, meskipun harga gula mengalami peningkatan. Selain itu dari data pemantauan harga Disperindagkop Provinsi Kalimantan Timur mayoritas bahan makanan kebutuhan pokok mengalami penurunan.
4
BAB I
1.1
PERK EM BA N G A N EK ON OM I M A K RO REGI ON A L
Gambaran Umum Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 tumbuh secara positif, yaitu sebesar 4,17% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,57% dan PDB Nasional yang tumbuh sebesar 5,8% (Grafik 1.1). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan III2010 tumbuh sebesar 0,38% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,74%. Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan pada triwulan III-2010 dipengaruhi oleh peningkatan ekspor neto Kaltim karena masih tingginya permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas ekspor primer Kaltim yang dipicu oleh perekonomian global yang terus membaik. Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan III-2010.
Kaltim
(% yoy)
Nasional
10 8 6 4 2 0 -2
QI
Q II
Q III Q IV
2006
QI
Q II
Q III Q IV Q I
2007
Q II
QIII
QIV
2008
QI
Q II
QIII
2009
QIV
QI
Q II
QIII
2010
Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan disumbangkan secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal dari ekspor neto sebesar 2,51%, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 0,73%, serta investasi sebesar 0,64% (Tabel 1.1).
5
Perkembangan Ekonomi M akro Regional
Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur Pertumbuhan (% yoy) Jenis Penggunaan
2009 Q IV
Kontribusi
2010 QI
QII
2010
2009 QIII
Q IV
QI
Q II
QIII
Konsumsi Rumah Tangga
3.22
3.72
4.93
5.40
0.41
0.47
0.63
0.73
Makanan
3.68
3.48
3.63
3.30
0.23
0.22
0.23
0.22
Non Makanan
2.77
3.97
6.21
7.47
0.18
0.25
0.40
0.51
14.15
6.33
6.24
5.21
0.03
0.01
0.01
0.01
Pengeluaran Pemerintah
5.12
3.93
3.07
3.64
0.28
0.20
0.16
0.20
Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto
4.12
4.34
4.14
4.45
0.56
0.58
0.57
0.64
Perubahan Stok
3.86
2.92
3.85
4.04
0.03
0.02
0.03
0.03
10.76
16.02
13.93
8.72
11.84
17.69
15.53
9.80
9.60
15.32
13.77
8.38
7.17
11.51
10.38
6.38
Ekspor Antar Daerah
13.43
17.63
14.30
9.48
4.76
6.22
5.15
3.43
Impor
15.44
24.11
18.81
14.34
6.60
10.29
8.33
6.68
Impor LN
21.32
31.47
22.57
15.19
4.97
7.33
5.46
3.83
Impor Antar Daerah
9.88
17.22
15.08
13.46
1.92
3.34
3.03
2.88
Ekspor Neto
6.75
9.45
9.73
3.81
4.55
6.41
6.54
2.51
5.65
7.30
7.57
4.17
5.65
7.30
7.57
4.17
Pengeluaran KLSN
Ekspor Ekspor LN
PDRB
Sumber : BPS Kaltim, diolah
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi
Rumah
Tangga
di
Kalimantan
Timur
pada
triwulan
III-2010
mengalami ekspansi sebesar 5,40% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 4,93%. Meningkatnya konsumsi rumah tangga pada periode laporan inii dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena bulan ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada triwulan III tahun 2010, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara rata-rata triwulanan masih berada diatas level optimis 100, yaitu sebesar 116,33 (Grafik 1.2). 160
Indeks Keyakinan Konsumen
Indeks Kondisi Ekonomi
Indeks Ekspektasi Konsumen
Garis 100
140 120 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2008
2009
2010
Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
Indeks keyakinan konsumen yang optimis pada periode laporan ini masih didudkung oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang berasal dari relatif stabilnya penghasilan saat ini, sedangkan dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) berasal dari relatif stabilnya ekspektasi terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan pekerjaan sebagaimana ditunjukkan pada Grafik 1.3 dan Grafik 1.4.
6
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Penghasilan Saat Ini
Pembelian Durable Goods
Ekspektasi Penghasilan
Ekspektasi Ekonomi
Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini
Garis 100
Ekspektasi KetersediaanLap.Kerja
Garis 100
160
180
140
160
120
140 120
100
100
80
80 60
60
40
40
20
20 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2008
2009
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2010
2008
2009
2010
Grafik.3 Indeks Ekspektasi Konsumen
Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi
Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen
Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
Peningkatan (Rp. Trilliun)
Kredit Konsumsi
12
kegiatan
konsumsi
ini
(YoY)
g Kredit Konsumsi
10
50%
didorong
40%
konsumsi pada triwulan III-2010 yang
8 30%
oleh
meningkatnya
kredit
mengalami peningkatan pertumbuhan secara tahunan sebesar 42,63%, atau
6 20%
meningkat
4 10%
2 -
0% 1
2
3
4
1
2007
2
3 2008
4
1
2
3
4
1
2009
2
dari
7,35
trilyun
pada
triwulan III-2009 menjadi 10,48 trilyun pada triwulan III-2010 (Grafik 1.5).
3
Pertumbuhan
2010
ini
lebih
tinggi
pertumbuhan
triwulan
Grafik 1.5 Kredit Konsumsi
dibandingkan
Sumber : LBU Bank Indonesia
sebelumnya yang sebesar 40,97%.
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah (Indeks) 200
Konsumsi Pemda (APBD)
(yoy) 60%
g Konsumsi Pemda
50%
160
40% 120
Pengeluaran triwulan
III-2010
pertumbuhan sedikit
Pemerintah
sebesar
meningkat
jika
pada
mengalami 3,64%
(yoy),
dibandingkan
30% 80 20% 40
10%
0
0% 1 2
3
4 5
6 7
8 9 10 11 12 1 2
2009
3 4
5 6
7 8
2010
Grafik 1.6 Pengeluaran Pemerintah Sumber : Prompt Indicator BPS
9
dengan pertumbuhan pada triwulan II2010 yang tercatat sebesar 3,07%. Hal ini
dipengaruhi
pertumbuhan daerah
meningkatnya
belanja
selama
sebagaimana
oleh
pemerintah
triwulan
dapat
dilihat
III-2010 pada
peningkatan konsumsi Pemda secara tahunan (Grafik 1.6) yang disebabkan oleh peningkatan realisasi belanja operasi dalam bentuk belanja pegawai dan belanja barang pada triwulan III-2010. Sedangkan belanja modal belum menunjukkan peningkatan realisasi keuangan dan fisik yang signifikan, yang disebabkan mayoritas kegiatan proyek pembangunan infrastruktur fisik yang dilakukan pada triwulan III-2010 baru memasuki tahap lelang pekerjaan dan persiapan pekerjaan lainnya.
7
Perkembangan Ekonomi M akro Regional
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 diperkirakan mengalami ekspansi sebesar 4,45% (yoy), setelah tumbuh 4,14% pada triwulan II-2010. Faktor positif yang turut menjadi pendorong pertumbuhan PMTDB pada periode berjalan ini dapat terlihat dari Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri yang menunjukkan tren peningkatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan realisasi investasi pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.7). Dari sisi pembiayaan perbankan, penyaluran kredit investasi perbankan pada triwulan III-2010 mencapai Rp 7,75 trilyun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 30,72 (yoy) dari Rp. 5,93 trilyun pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Akan tetapi pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan II-2010 yang meningkat sebesar 38,53% (yoy) (Grafik 1.7). Berbeda halnya dengan peran perbankan dalam pembiayaan investasi yang mengalami perlambatan, peran investasi yang dilakukan oleh swasta diperkirakan mengalami peningkatan diantaranya adalah pembukaan beberapa pabrik CPO serta pembangunan beberapa infrastruktur perhubungan yang melibatkan swasta nasional dan asing. 130
(Rp. Trilliun)
Kredit Investasi
9
(YoY)
g Kredit Investasi
70%
8
120
60%
7 50%
6
110 100
5
40%
4
30%
3
20%
2
90 Realisasi Investasi
Konsumsi Listrik Industri
10%
1 -
80 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 1
2
3
4
5
6
7
8
9
0% 1
2
3
4
1
2007
2009
2
3
4
2008
1
2
3
4
1
2009
2
3
2010
2010
Grafik 1.7 Realisasi Investasi dan Konsumsi Listrik
Grafik 1.8 Kredit Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia
Sumber : LBU Bank Indonesia
1.2.4 Ekspor dan Impor Laju
pertumbuhan
ekspor
Kalimantan
Timur
pada
triwulan
III-2010,
diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu 8,72% (yoy), tumbuh lebih rendah jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor triwulan II-2010 yaitu sebesar 13,93%. Perlambatan tersebut terlihat juga dari perkembangan ekspor Pelabuhan Samarinda, yang pada triwulan III-2010 tumbuh sebesar 41% (yoy) dengan volume ekspor pada triwulan laporan mencapai 13,97 juta ton atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 66% (yoy). Berdasarkan data ekspor non migas yang berasal dari Ditjen Bea dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan III-2010 mencapai USD 3.265 juta, mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 29,89% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 2.513 juta. Pertumbuhan ini mengalami perlambatan jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang mencapai 35,34% (yoy).
8
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
(Juta USD)
Nilai Ekspor
3,500
(yoy)
g Nilai Ekspor
140% 120%
3,000
100% 2,500
80%
2,000
60%
1,500
40% 20%
1,000 0% 500
-20%
0
-40% 1
2
3
4
1
2
2007
3
4
1
2
2008
3
4
1
2009
2
3
2010
Grafik 1.9 Nilai Ekspor Nonmigas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Share 30%
MALAYSIA
C. INDIA
C. R.R.C
C. SOUTH KOREA
C. TAIWAN
C.JAPAN
20%
10%
0% 1
2
3 2007
4
1
2
3 2008
4
1
2
3 2009
4
1
2
3
2010
Grafik 1.10 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan laporan, China memiliki pangsa terbesar yaitu 21,56%, diikuti oleh Korea Selatan (15,85%), dan Jepang (15,00%) (Grafik 1.10). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 90,19% dengan nilai USD 2.944 juta (Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas ini mengalami ekspansi sebesar 32,36% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga ekspansi ekspor komoditas ini memberikan kontribusi sebesar 29,19% terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kaltim pada triwulan laporan.
9
Perkembangan Ekonomi M akro Regional
Tabel 1.2 Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2010 (HS2 digit, dalam USD) Komodit as
Nil ai (USD)
27 - Mineral fuels, minaral oil products
Pangsa
Grow th (YoY)
Kont ribusi
2,944,841,518
90.19
32.36
44 - Wood and articles of wood
81,259,406
2.49
27.68
0.69
28 - Inorganic chemicals
67,945,727
2.08
-8.88
-0.18
15 - Animal or vegt. fats and oils
59,849,594
1.83
-7.87
-0.14
03 - Fish,crustaceans,moluscs,oth.invert
43,393,735
1.33
25.12
0.33
29 - Organic chemicals
30,469,886
0.93
8.58
0.08
lainnya
37,369,894
1.14
62.37
0.71
3,265,129,759
100
29.89
29.89
Total
29.19
Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 mengalami penurunan sebesar 14,34% (yoy); lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang mengalami penurunan sebesar 18,81% (yoy). Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama triwulan III-2010 berjumlah USD 394,37 juta, atau mengalami penurunan 26,70% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun 20,48%(yoy) (Grafik 1.11). Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur pada triwulan III-2010 adalah komoditas nuclear react., boilers, dan mechanical appl. (pangsa 29,47%) dengan impor sebesar USD 116,23 juta atau menurun 15,28% (yoy), diikuti oleh komoditas ships, boats, and floating structures dengan nilai 67,09 juta (pangsa 17,01%) atau turun 58,90% (yoy) (Tabel 1.3). Sementara berdasarkan negara asal impor, mayorita berasal dari Amerika Serikat yaitu sebesar USD 87,91 juta (pangsa 22,29%), diikuti oleh Singapura yaitu sebesar USD 73,68 juta (18,68%), dan Jepang sebesar USD 58,27 juta (14,78%) sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 1.12.
(Juta USD)
Nilai Impor
800
(yoy)
g Nilai Impor
250%
700
200%
600
150%
500 100% 400 50% 300 0%
200
-50%
100 0
-100% 1
2
3 2007
4
1
2
3 2008
4
1
2
3 2009
4
1
2
3
2010
Grafik 1.11 Nilai Impor Nonmigas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
10
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2010 (HS 2 Dijit, dalam USD) Ko mod it as
Nilai (USD)
Pan gsa
Gro w t h (YoY)
Ko ntribusi
84 - Nuclear react.,boilers,mech. appli.
116,232,631
29.47
-15.28
-4.50
89 - Ships,boats and floating structures
67,094,366
17.01
-58.90
-10.02
31 - Fertilizers
54,418,486
13.80
24.79
3.42
87 - Vehicles other than railw ay
35,119,873
8.91
-49.91
-4.44
73 - Articles of iron and steel
28,304,214
7.18
14.58
1.05
40 - Rubber and articles thereof
24,901,760
6.31
-4.60
-0.29
lainnya
68,300,562
17.32
-6.47
-1.12
394,371,892
100
-26.70
-26.70
Total
Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan II-2010 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kaltim melebihi besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD 1.244,3 juta, atau mengalami penurunan sebesar -5,05% (yoy). (Share) 60%
SINGAPORE
C. USA
C. JAPAN
C. R.R.C
GERMANY
40%
20%
0% 1
2
3
4
1
2
2006
3
4
2007
1
2
3
4
1
2008
2
3
4
1
2009
2
3
2010
-20%
Grafik 1.12 Perkembangan Share Negara2x Asal Utama Impor Nonmigas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi penawaran pada periode laporan ini berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,95%, diikuti oleh kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,92%, dan sektor pertanian 0,51%. Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor yang paling dominan dalam perekonomian Kaltim (pangsa 49,91%) dipengaruhi
oleh
masih
tingginya
produksi
tambang
yang
disebabkan
oleh
meningkatnya harga beberapa komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan batubara di pasar internasional. Selain itu faktor cuaca juga masih cukup mendukung terhadap kegiatan operasional pertambangan pada triwulan-III 2010.
11
Perkembangan Ekonomi M akro Regional
Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur Pertumbuhan (% yoy) LAPANGAN USAHA
2009 Q IV
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
QI
2009
Q II
QIII
2010
Q IV
QI
Q II
QIII
11.01
10.74
9.28
8.74
0.58
0.66
0.53
8.62
9.82
11.26
5.91
4.26
4.83
5.56
2.95
(1.58)
0.73
0.11
-3.52
(0.41)
0.18
0.03
-0.81
Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
Kontribusi
2010
Listrik, Gas, dan Air Bersih
0.51
7.65
5.95
5.36
5.36
0.02
0.02
0.01
0.01
12.11
12.11
10.00
8.78
0.31
0.32
0.27
0.24
6.60
11.11
11.83
11.14
0.50
0.83
0.92
0.92
Pengangkutan dan Komunikasi
10.38
9.82
10.00
9.38
0.37
0.35
0.37
0.36
Keuangan, Persewaan, dan Jasa-jasa Perusahaan
10.79
10.56
10.42
9.79
0.23
0.23
0.23
0.23
Jasa-jasa
6.34
7.45
7.86
8.46
0.22
0.25
0.27
0.31
PDRB
5.65
7.30
7.57
4.17
5.65
7.30
7.57
4.17
13.19
13.11
13.55
11.08
7.21
7.27
7.64
6.63
Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran
PDRB TANPA MIGAS
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kaltim, sektor industri pengolahan (pangsa 23,13%) mengalami penurunan pada triwulan III-2010 yaitu sebesar 3,52% (yoy), sehingga berkontribusi negatif terhadap terhadap pertumbuhan ekonomi dari sisi penawaran sebesar -0,81%. Beberapa hal penyebab penurunan kinerja pada sektor ini masih dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber gas, sehingga produksi LNG mengalami penurunan serta produksi kilang minyak yang juga mengalami penurunan produksi.
1.3.1 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan III-2010 diperkirakan
mengalami
pertumbuhan
sebesar
8,74%
(yoy),
lebih
rendah
jika
dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 9,28%. Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh menurunnya produktivitas pada sub sektor tanaman bahan makanan seperti padi sawah dan padi ladang (Grafik 1.13) dikarenakan terjadi penurunan luas panen karena bergesernya masa tanam yang biasa terjadi pada bulan Agustus dan September bergeser ke bulan November dan Desember dan alih fungsi lahan pertanian menjadi area kegiatan tambang. 120
200
110
180 160
100
140 90
120
80
100 Produksi Kelapa Sawit (TBS)
80
70
Padi Saw ah
Produksi Karet
Produksi Lada
Padi Ladang
60
60 1
2
3
4
5
6
7
2009
8
9 10 11 12 1
2
3
4
5
6
7
2010
Grafik 1.13 Indeks Produksi Padi Sumber : Prompt Indicator BPS
8
9
1
2
3
4
5
6
7
2009
8
9 10 11 12 1
2
3
4
5
6
7
8
9
2010
Grafik 1.14 Indeks Produksi Sawit Sumber : Prompt Indicator BPS
12
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Sementara itu dari subsektor perkebunan (Rp. Milyar)
Kredit Sektor Pertanian
g Kredit Sektor Pertanian
1,200
(YoY) 100%
1,000
80%
terjadi
peningkatan
produksi
Tandan
Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit. Hal ini
60%
800
40%
terlihat
pada
indeks
(Grafik
1.14).
produksi
sawit
600 20% 400
0%
200
-20%
0
-40% 1
2
3
4
1
2
2007
3
4
1
2
2008
3
4
1
2
2009
pertanian
Pertumbuhan
cukup
pembiayaan
3
sektor
didorong
dari
perbankan,
dimana
penyaluran kredit pada sektor pertanian
2010
Grafik 1.15 Pertanian Kaltim
di triwulan III-2010 mencapai Rp. 1.132
Grafik 1.15 Kredit Sektor Pertanian
miliar atau meningkat sebesar 7,81%
Sumber : LBU Bank Indonesia
dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu (Grafik 1.15).
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini pada triwulan III-2010 mengalami pertumbuhan yang melambat, yaitu mencapai 5,91% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 11,26% (yoy). Faktor pendorong pertumbuhan positif pada sektor pertambangan dan penggalian ini didukung oleh peningkatan produksi batubara dan minyak bumi yang dipengaruhi oleh masih tingginya harga dan permintaan komoditas pertambangan dan penggalian tersebut di pasar internasional. Hal ini sebagaimana terlihat dari Indeks Produksi Batubara yang menunjukkan adanya tren meningkat (Grafik 1.16). Faktor penghambat sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan laporan adalah curah hujan yang terus berada pada tingkat menengah level atas (201300mm) di kawasan Kaltim selama bulan Juli sampai dengan September 2010, sehingga mengganggu
aktivitas
perkembangan
sektor
atau ini
operasional
juga
kurang
kegiatan
didukung
pertambangan.
dengan
kinerja
Selain kredit
itu
sektor
pertambangan yang secara tahunan mencapai 34,32% (yoy) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan kredit pertambangan secara tahunan pada triwulan sebelumnya sebesar 65,84% (yoy) (Grafik 1.17). 160
Kredit Pertambangan
(Rp. Milyar)
g Kredit Pertambangan
(YoY) 160%
1,600
140
1,400 120%
1,200
120
1,000
80%
800
100
400
Produksi Minyak Mentah (kondensat)
0
60 2
3
4
5
6
7
2009
8
9 10 11 12 1
0%
200
Produksi Gas Bumi 1
40%
600
Produksi Batubara
80
2
3
4
5
6
2010
7
8
9
-40% 1
2
3
2007
4
1
2
3
2008
4
1
2
3
2009
4
1
2
3
2010
Grafik 1.16 Indeks Produksi Pertambangan
Grafik 1.17 Kredit Sektor Pertambangan
Sumber : Prompt Indicator BPS
Sumber : LBU Bank Indonesia
13
Perkembangan Ekonomi M akro Regional
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan Sektor ini diperkirakan tumbuh negatif pada triwulan III-2010, yaitu sebesar 3,52% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan yang terjadi pada triwulan II2010 yang sebesar 0,11%. Penurunan yang terjadi pada sektor ini terutama dipengaruhi oleh menurunnya produksi LNG, yang memiliki pangsa terbesar dalam industri pengolahan (pangsa 69% terhadap industri pengolahan), karena jumlah pasokan gas yang semakin terbatas. Selain itu produksi pengilangan minyak pada triwulan laporan ini juga mengalami penurunan produksi sebagaimana dialami oleh produksi kilang minyak Pertamina Balikpapan yang turun 9,7% (yoy). Penurunan sektor industri pengolahan ditunjukkan oleh penurunan Indeks Produksi LNG dan Perkembangan Produksi Kilang Minyak Pertamina Balikpapan (Grafik 1.18 dan Grafik 1.19).
Juta barrel 140
Vol.Produksi (barrel)
g. Produksi yoy
10
20%
130
8
120 110
10%
6
100
0%
90
4
80
2
70
Produksi Kilang Minyak
Produksi LNG
Produksi Pupuk
0
60 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 1
2
3
2009
4
5
6
-10%
7
-20% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
8
2010
2009
Grafik 1.18 Indeks Industri Pengolahan
2010
Grafik 1.19 Produksi Kilang Minyak
Sumber : Prompt Indicator BPS
Sumber : Pertamina UPV Balikpapan
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih Sektor listrik dan air bersih pada
periode
diperkirakan pertumbuhan
laporan mengalami
sebesar
5,36%
(yoy), masih relatif sama jika dibandingkan
(Rp. Milyar)
Kredit Sektor Listrik, Gas & Air
(YoY)
200
g Kredit Sektor Listrik, Gas & Air
500% 400%
160
300%
120
200% 80
100%
dengan 40
pertumbuhan
sektor
ini
0%
pada 0
triwulan
sebelumnya
yang
mampu tumbuh sebesar 5,36%. Faktor pendukung pada sektor ini
adalah
penyaluran
kredit
-100% 1
2
3
2007
4
1
2
3
2008
4
1
2
3
4
1
2009
2
3
2010
Grafik 1.20 Kredit Sektor Listrik dan Air Sumber : LBU Bank Indonesia
perbankan pada triwulan II-2010 mencapai Rp 163,71 miliar
atau mengalami
pertumbuhan secara tahunan sebesar 103,44%. Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 323,55% (yoy) (Grafik 1.20).
14
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.5 Sektor Bangunan Sektor bangunan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 8,78% (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang mampu (Rp. Milyar)
Kredit Konstruksi
tumbuh sebesar 10%. Perlambatan
(YoY)
g Kredit Konstruksi
3,500
50%
3,000
40%
pertumbuhan tersebut dapat terlihat dari
30%
2,500
20%
2,000
-10%
500
-20%
0
-30% 1
2
3
4
1
2007
2
3
4
1
2
2008
3
4
1
2009
2
dimana
kredit
kredit
sektor konstruksi yang
0%
1,000
penyaluran
perbankan,
10% 1,500
sisi
untuk
disalurkan
oleh perbankan di Kalimantan Timur triwulan III-2010 mencapai Rp 2.687
3
miliar, atau mengalami penurunan
2010
sebesar
Grafik 1.21 Kredit Sektor Bangunan Sumber : LBU Bank Indonesia
17,37%
secara
tahunan
(Grafik 1.21).
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan III-2010 mengalami pertumbuhan yang positif yaitu mencapai 11,14%, relatif sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 11,83%. Faktor pendorong pertumbuhan
sektor
perdagangan,
hotel,
restoran
pada
triwulan
ini
adalah
meningkatnya permintaan masyarakat terhadap perdagangan besar, hotel, dan restoran akibat faktor musiman berakhirnya masa liburan dan hari raya Idul Fitri. Peningkatan permintaan ini terlihat dari Indeks Sektor Perdagangan yang menunjukkan tren meningkat pada trwiulan III-2010 (Grafik 1.22). Selain itu beberapa even berskala nasional dan internasional di Kaltim seperti penyelenggaraan kejuaraan bulutangkis internasional Indonesia Grandprix Gold yang digelar di Kaltim pada periode triwulan laporan juga mendukung pertumbuhan pada sektor ini. Berdasarkan penyaluran kredit perbankan, penyaluran kredit untuk sektor perdagangan
pada
triwulan
III-2010
mencapai
Rp
6.084
miliar,
mengalami
pertumbuhan sebesar 16,19% (yoy) atau lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 7,07% secara tahunan (Grafik 1.23). 140
(Rp. Milyar)
Kredit Perdagangan
8,000
130
120
110 Indeks Harga Perdagangan Besar 100
Malam Kamar Terjual (Hotel)
(YoY)
g Kredit Perdagangan
40%
6,000
30%
4,000
20%
2,000
10%
Omzet Restoran
0
90 1
2 3
4
5
6
7
2009
8 9 10 11 12 1
2
3 4
5
6
7
8
9
2010
0% 1
2
3
2007
4
1
2
3
2008
4
1
2
3
4
1
2009
2
3
2010
Grafik 1.22 Indeks Sektor Perdagangan
Grafik 1.23 Kredit Perdagangan
Sumber : Prompt Indicator BPS
Sumber : LBU Bank Indonesia
15
Perkembangan Ekonomi M akro Regional
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor
140
pengangkutan
komunikasi
130
pada
triwulan
mengalami
&
III-2010
120
diperkirakan
pertumbuhan
110
sebesar 9,38% (yoy), relatif masih sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan
100 Jum lah Pen ump ang Angkutan Laut
pada
Jum lah Pen ump ang Angkutan Darat
90
Jum lah Pen ump ang Angkutan Udara
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 1
2
3
4
2009
5
6
7
8
sektor
Grafik 1.24 Indeks Jumlah Penumpang
ini
dipengaruhi
meningkatnya
Sumber : Prompt Indicator BPS
kegiatan
yang
sebesar
9
2010
meningkatnya
II-2010
10,00%. Faktor pendorong pertumbuhan
80 1
triwulan
masyarakat
perekonomian
di
Kaltim,
oleh
aktivitas yang
yang
semakin perjalanan
disebabkan
didukung
oleh
pula
oleh
perkembangan fasilitas perhubungan dan moda transportasi di Kaltim terutama moda transportasi udara. Perkembangan positif sektor pengangkutan dan komunikasi terlihat dari perkembangan Indeks Jumlah Angkutan Laut, Darat, dan Udara yang menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya (Grafik 1.24).
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan III-2010 ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 9,79% (yoy), relatif sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IKredit
(Rp. Milyar)
g Kredit
(YoY)
2010
sebesar
10,42%.
Pertumbuhan
40,000
40%
30,000
30%
20,000
20%
10,000
10%
yang cukup tinggi dibandingkan triwulan
0%
sebelumnya yaitu mencapai Rp 29.995
positif sektor ini pada triwulan III-2010 ini dipengaruhi oleh penyaluran kredit
0 1
2
3
4
1
2
2007
3
4
1
2008
2
3
4
1
2
2009
3
perbankan yang mengalami peningkatan
milyar, tumbuh secara tahunan sebesar
2010
Grafik 1.25 Perkembangan Kredit Kaltim
27,49%
atau
pertumbuhan
Sumber : LBU Bank Indonesia
lebih
tinggi
triwulan
dari
sebelumnya
sebesar 26,17% (yoy) (Grafik 1.25). 1.3.9 Sektor Jasa-jasa (Indeks)
(yoy) 7%
Upah gaji Pemerintahan Umum
110
g Upah Gaji Pemerintahan Umum
6%
105
1
2
3
4
5
6
7
2009
8
9 10 11 12 1
2
3
4
5
6
7
8
2010
Grafik 1.26 Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum
9
pada
periode
laporan
8,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
4%
pertumbuhan pada triwulan
2%
95
ini
5%
3% 100
Sektor
mengalami pertumbuhan positif sebesar
II-2010
sebesar 7,86%. Salah satu indikator
1%
pertumbuhan pada sektor ini adalah
0%
meningkatnya Pemerintahan
Indeks Umum
Upah
Gaji
terutama
pada
akhir triwulan III-2010 (Grafik 1.26).
Sumber : Prompt Indicator BPS
16
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Boks 1. PEMBANGUNAN PLTU MULUT TAMBANG SANGATTA
Tujuan dan Manfaat Pembangunan PLTU Mulut Tambang Bagi Masyarakat dan Daerah Kalimantan Timur –
Dengan adanya investasi baru akan memberikan nilai tambah atas pemanfaatan sumber daya alam dan meningkatkan pendapatan dan perekonomian daerah.
–
Meningkatkan pendapatan dan kualitas SDM khususnya penduduk setempat.
–
Membuka lapangan kerja baru selama masa konstruksi dan masa operasi.
–
Menumbuhkan dan mendukung industri baru dan bidang usaha lainnya yang akan menyerap tenaga kerja, terutama di daerah bagian utara.
Bagi Sektor Ketenagalistrikan dan Kepentingan Nasional –
Memenuhi kebutuhan dan menanggulangi kekurangan kebutuhan listrik.
–
Meningkatkan kualitas dan keandalan pasokan listrik.
–
Melaksanakan program diversifikasi energi nasional.
–
Mendukung sistem baru di Kalimantan Timur bagian utara dan memperkuat sistem kelistrikan di pulau Kalimantan melalui jaringan interkoneksi.
Kebutuhan dan Pertumbuhan Kelistrikan •
Kebutuhan listrik Kalimantan Timur pada saat ini 250 MW dan diperkirakan pada tahun 2013 sebesar 434 MW serta di tahun 2019 menjadi sebesar 810 MW
•
Pertumbuhan rata-rata sebesar 11% per tahun, tertinggi di tahun 2011 dan 2012 sebesar 20%.
•
Cadangan (reserve margin) yang dibutuhkan umumnya sebesar 20 – 25%
•
Dari tahun ini sampai 2013 dibutuhkan tambahan pembangkit sekitar 300 MW
•
Dari tahun 2013 sampai 2019 dibutuhkan tambahan pembangkit sekitar 450 MW
•
Dibutuhkan tambahan minimal 200 MW untuk mendukung pengembangan kawasan industri dan bidang usaha lainnya di Kalimantan Timur bagian utara.
Sistem Kelistrikan dan Interkoneksi •
Penyaluran daya dan energi listrik dari PLTU Mulut Tambang ke sistem jaringan;
•
Melalui transmisi 150 kV disalurkan ke pusat beban di Maloy, Bengalon
•
Disalurkan
ke
sistem
jaringan
melalui
Gardu
Induk
Sangatta,
yang
akan
terinterkoneksi dengan jaringan Kalimantan Timur, Selatan dan Tengah •
Pembangunan Pembangkit dan jaringan terkaitnya harus terintegrasi
Sinkronisasi Jadwal Pembangunan Pembangkit dan Jaringan Transmisi Terkait •
Jaringan transmisi 150 kV dari PLTU Mulut Tambang ke beban industri, pelabuhan, coal terminal diperlukan jadwal yang terintegrasi.
•
Interkoneksi jaringan 150 kV dari Samarinda–Bontang–Sangatta sangat diperlukan untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan energi listrik di Kalimantan Timur.
17
Perkembangan Ekonomi M akro Regional
Schedule Proyek PLTU •
Fase Pra-Konstruksi : 12 bulan
•
Feasibility Study, Engineering Design, Pemilihan dan penunjukan kontraktor EPC, Kontrak Supply Batubara, AMDAL, PPA dengan PLN dan Negosiasi dengan Bank
•
Fase Konstruksi : 36 bulan
•
Fase Operasi : umur ekonomis dari PLTU pada umumnya diperkirakan 30 tahun
Keunggulan Aspek Teknik •
Dekat dengan konsesi tambang batubara dengan cadangan yang cukup untuk menjalankan PLTU 2 x 100 MW selama 30 tahun
•
Dekat dengan pasokan air
•
Dihubungkan dengan jaringan 150 kV ke pusat beban dan bagian dari interkoneksi pulau Kalimantan
•
Transportasi peralatan PLTU dapat dilakukan melalui jalan darat yang ada atau sungai
•
Lokasi PLTU MT datar dan sesuai untuk konstruksi
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang •
Tipe Boiler : CFB atau PCB
•
Electrostatic Precipitators (ESP) untuk meminimalisasi emisi debu gas buang
•
Sistem pendinginan menggunakan cooling tower
•
Teknologi untuk PLTU low rank coal sudah terbukti dan tersedia
•
Kinerja pembangkit dapat diperkirakan bahkan dapat dijamin, serta dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan lingkungan
Pengendalian Dampak Lingkungan Dilakukan dengan cara sebagai berikut, antara lain: •
Debu, emisi gas buang dapat dikendalikan dengan elektrostatic precipitator
•
Sulphur pada emisi gas buang tidak berpengaruh karena menggunakan batubara dengan kandungan sulphur rendah
•
Temperatur air di Sungai Bengalon tidak terpengaruh dengan kenaikan suhu air pendingin PLTU karena menggunakan Cooling Tower
•
Debit air Sungai Bengalon relatif tidak terpengaruh karena pemakaian oleh PLTU hanya untuk make up water saja
Batubara Untuk PLTU Mulut Tambang Kaltim •
Kebutuhan untuk kapasitas 2x100 MW diperkirakan sebesar satu juta ton per tahun
•
Cadangan “low rank coal” dari tambang terdekat, diperkirakan sekitar 100 juta ton
•
Cadangan lebih dari cukup untuk operasi selama 30 tahun
•
Mempunyai potensi untuk memperbesar kapasitas PLTU
18
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Kualitas Batubara dan Air
Air untuk keperluan “make up” air pendingin, boiler dan keperluan lain diambil dari sungai Bengalon : •
Kebutuhan air : 600 m3/jam
•
Untuk antisipasi pada waktu debit sungai sangat rendah, dibuat reservoir sebesar 80 m x 50 m sedalam 6 m (± 20,000 m3)
Sumber Daya Manusia •
Dalam tahap pembangunan, 4 tahun proyek ini akan menyerap lebih dari 2000 orang tenaga kerja
•
Dalam tahap operasi selama 30 tahun proyek ini akan menyerap 150 orang tenaga untuk kegiatan operasi, pemeliharaan, technical services dan administrasi, serta 200 orang : jasa/kontrak lokal.
Skema PLTU
Gambar Skema PLTU M ulut Tambang Sumber: Rapat Kerja Gubernur Besert a Bupati/Walikot a, Inst ansi Vert ikal, SKPD Se Kalimant an Timur
19
BAB II
EV A LUA SI PERK EM BA N GA N I N FLA SI
2.1 Gambaran Umum Laju perkembangan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2010, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 7,45% (yoy); lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2010 sebesar 5,84% (yoy). Laju Inflasi Kaltim ini juga masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 5,05% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 13,66% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 11,69%, dan kelompok komoditas sandang sebesar 7,64%. Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi terendah, yaitu sebesar 2,42% (Tabel 2.1). Kaltim
% (YoY)
Nasional
16 14 12 10 8 6 4 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2007
2008
2009
2010
Grafik 2.1 Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah
Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan III-2010 In f l asi (Q1-2 010)
Inf lasi ( Q2-201 0)
Inf lasi (Q3 -2010)
Qt Q
YoY
Qt Q
YoY
Qt Q
YoY
BAHAN MAKANAN
5.54
7.43
0.36
8.33
8.20
13.66
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
3.31
10.39
-0.05
8.12
1.55
6.74
PERUMAHAN
0.83
3.27
0.68
3.00
2.02
3.97
SANDANG
1.23
3.91
1.93
7.43
2.46
7.64
KESEHATAN
1.05
5.10
1.02
5.52
1.59
4.91
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA
0.55
10.41
0.07
9.53
9.52
11.69
TRANSPORT & KOM UNIKASI
0.46
2.11
0.04
1.85
1.02
2.42
U M UM
2.38
5.96
0.39
5.84
3.89
7.45
KELOM POK
Sumber : BPS Kaltim, diolah
20
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
(% yoy)
Administered
Volatile Foods
Core
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Grafik 2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah
Identifikasi
awal
terhadap
peningkatan
laju
inflasi
tahunan
di
Kaltim
menunjukkan bahwa kelompok volatile food mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada triwulan III-2010, dengan laju inflasi secara tahunan 13,91%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi volatile food pada triwulan sebelumnya sebesar 8,57% (yoy) (Grafik 2.2). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food pada triwulan III, dipicu oleh kenaikan inflasi bulanan yang cukup tinggi pada bulan Juli 2010 yang mengalami peningkatan sebesar 5,07% atau lebih tinggi dibandingkan bulan Juni 2010 (akhir triwulan sebelumnya yaitu sebesar 1,44%(mtm) (Grafik 2.3). Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan harga cabe, bawang merah, dan beberapa komoditi ikan di kota Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan. (% mtm)
6
Core
Volatile Foods
Administered
5 4 3 2 1 0 -1 -2
Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm) Sumber : BPS Kaltim, diolah
Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan terjadi di Balikpapan yakni sebesar 8,35% (yoy), diikuti oleh kota Tarakan dan Samarinda masing-masing sebesar 8,12% (yoy) dan 6,51% (yoy). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan-III 2010 dari sisi permintaan dan penawaran, antara lain : Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang didorong oleh pola konsumsi musiman karena masa akhir musim liburan, tingginya konsumsi pada bulan puasa dan perayaan hari raya Idul Fitri pada triwulan III-2010. Selain itu pembayaran
21
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil, TNI, POLRI serta tahun ajaran baru pendidikan pada bulan Juli 2010 juga menambah tekanan inflasi dari sisi permintaan. Dari sisi penawaran, terbatasnya pasokan beberapa komoditas seperti bawang merah, cabe merah yang disebabkan oleh gagal panen akibat curah hujan yang tidak menentu dan banjir di beberapa daerah sentra penghasil komoditas tersebut di Jawa menyebabkan meningkatnya harga komoditas tersebut pada triwulan-III 2010. Selain itu kenaikan tarif dasar listrik (TDL) mulai Juli 2010 diperkirakan meningkatkan harga dari sisi supply terutama untuk biaya sewa rumah dan kenaikan harga beberapa komoditas makanan jadi produk manufaktur. 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) 2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada triwulan III-2010 mencapai 3,28% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II-2010 yang sebesar 0,74%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 7,68% (qtq), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan komoditas beras, cabe rawit, dan daging ayam; diikuti oleh kelompok komoditas sandang (2,90%) karena peningkatan harga emas perhiasan yang terjadi pada bulan September 2010 (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3). Sementara itu, kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, serta kelompok transportasi dan komunikasi merupakan kelompok komoditas yang mengalami laju inflasi terendah yaitu sebesar 0,88% (qtq). Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda In f l a si Qt Q (% )
KELOM POK
Q3 -09
Q4-09
Q1-10
Q2 -1 0
Q3-1 0
BAHAN MAKANAN
3.62
-0.60
2.98
1.50
7.68
M AKANAN JADI, M INUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
2.23
1.18
5.13
-0.74
0.88
PERUMAHAN
0.46
0.06
0.87
0.78
2.31
SANDANG
2.69
2.26
1.55
3.03
2.90
KESEHATAN
3.74
0.84
1.38
1.13
2.30
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA
0.52
0.12
0.51
0.05
2.86
TRANSPORT & KOM UNIKASI
0.39
0.14
0.60
0.07
0.88
U M UM
1.81
0.29
2.07
0.74
3.28
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Tabel 2.3 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
NO KOMODITI
ANDIL
KOMODITI
ANDI L
KOMODITI
ANDIL
1
BERAS
0.40
TARIP LISTRIK
0.36
DAGING AYAM RAS
0.26
2
BAW ANG PUTIH
0.22
SEWA RUMAH
0.07
LAYANG
0.18
3
JASA PERPANJANGAN STNK
0.14
CABE RAW IT
0.05
DAGING AYAM KAMPUNG
0.09
4
C ABE RAWIT
0.13
PASTA GIGI
0.05
EMAS PERHIASAN
0.08
5
U DANG BASAH
0.11
GULA PASIR
0.04
JAGUNG MANIS
0.07
6
BAW ANG MERAH
0.10
BERAS
0.04
BIAWAN
0.05
7
D AGING AYAM RAS
0.09
MIE KERING INSTANT
0.04
BAHAN BAKAR RMH TANGGA
0.04
8
C ABE MERAH
0.08
CABE MERAH
0.03
KEMBUNG/GEMBUNG
0.03
9
KEMBUNG/GEMBUNG
0.07
GABUS
0.03
GABUS
0.02
SLTP
0.06
SABUN DETERGEN BUBUK
0.02
BAWAL
0.02
10
Sumber : BPS Kaltim, diolah
22
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq) Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan III-2010 tercatat sebesar 4,14% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang sebesar 0,76%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga yaitu sebesar 17,59% (qtq) yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan SLTA, Akademi/Perguruan Tinggi, Sekolah Dasar, dan SLTP pada bulan Juli 2010 sebagai bulan pergantian tahun ajaran baru. Sub kelompok komoditas bahan makanan memiliki peningkatan inflasi terbesar kedua yaitu 7,73% (qtq) yang bersumber pada laju inflasi yang terjadi pada beberapa jenis komoditas ikan antara lain ikan layang, bandeng, tongkol, dan gembung pada bulan Agustus dan September akibat terbatasnya jumlah pasokan akibat cuaca yang tidak menentu sehingga mengurangi jumlah tangkapan nelayan (Tabel 2.4 dan Tabel 2.5). Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan Inf la si Qt Q (% )
KELOM POK
Q3-09
Q4-09
Q1-10
Q2 -10
Q3-10
BAHAN MAKANAN
1.29
-2.12
8.24
2.01
7.73
M AKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
2.56
2.37
1.47
0.46
1.26
PERUMAHAN
1.96
0.71
0.62
0.51
1.61
SANDANG
1.52
0.56
0.59
0.64
2.50
KESEHATAN
0.41
1.22
0.80
0.15
0.42
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA
16.44
2.64
0.76
0.09
17.59
TRANSPORT & KOMUNIKASI
0.75
2.09
0.35
0.00
1.10
U M UM
2.55
0.69
2.55
0.76
4.14
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Tabel 2.5 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan JU LI
AGUSTUS
SEPTEMBER
NO KOMODI TI
ANDIL
KOMODITI
ANDIL
KOMODITI
ANDIL
1
SLTA
0.40
TARIP LISTRIK
0.42
LAYANG
0.19
2
AKADEMI/PERGU RUAN T INGGI
0.36
LAYANG
0.20
DAGING AYAM RAS
0.11
3
SEKOLAH DASAR
0.32
BERAS
0.18
TONGKOL
0.10
4
D AGING AYAM RAS
0.30
BANDENG
0.07
BAJU KAOS/T-SHIRT
0.04
5
GULA PASIR
0.17
UDANG BASAH
0.06
BANDE NG
0.04
6
SLTP
0.16
CABE RAWIT
0.05
PASIR
0.03
7
BAW ANG PUTIH
0.12
GULA PASIR
0.05
KENTANG
0.02
8
KANGKUNG
0.12
JAGUNG MANIS
0.05
TRAKULU
0.02
9
BERAS
0.11
KEMBUNG/GEMBUNG
0.05
DAGING SAPI
0.02
JA SA PERPANJANGAN STNK
0.11
TELUR AYAM RAS
0.05
SELAR
0.02
10
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) Inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan III-2010 mengalami kenaikan 5,23% (qtq), juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan II-2010 yang mengalami deflasi sebesar 1,77%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yang mencapai 11,19% (qtq) karena meningkatnya harga beberapa komoditas bahan makanan seperti cabe rawit, bawang merah, bawang putih, ikan layang, dan daging ayam ras, diikuti oleh kelompok komoditas
23
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (4,68%) yang disebabkan oleh kenaikan harga rokok kretek dan rokok kretek filter di Tarakan. Sedangkan pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami deflasi sebesar 0.21% (qtq). Tabel 2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan Inf l asi Qt Q (% )
KELOM POK
Q3-09
Q4-09
Q1-10
Q2 -10
Q3-1 0
BAHAN M AKANAN
6.44
2.31
6.38
-7.15
11.19
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
6.06
2.27
2.16
0.93
4.68
PERUMAHAN
0.67
0.69
1.22
0.87
2.18
SANDANG
2.72
3.70
1.77
1.31
0.64
KESEHATAN
1.52
2.24
0.51
3.06
2.21
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA
0.64
0.63
-0.25
0.09
-0.21
TRANSPORT & KOMUNIKASI
-0.08
-0.03
0.25
0.07
1.29
U M UM
3.52
1.66
2.89
-1.77
5.23
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Tabel 2.7 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
NO KOMODI TI
ANDIL
KOMODITI
ANDI L
KOMODITI
ANDIL
1
JASA PERPANJANGAN STN K
0.12
TARIP LISTRIK
0 .46
CABE RAWIT
0.43
2
LAYANG
0.10
TELUR AYAM RAS
0 .26
ROKOK KRETEK FILTER
0.31
3
BERAS
0.08
CABE RAW IT
0 .25
LAYANG
0.12
4
TELUR AYAM RAS
0.07
BAWANG PUTIH
0 .19
ROKOK KRETEK
0.10
5
BAW AN G MERAH
0.05
ROKOK KRETEK FILTER
0 .17
KANGKUNG
0.09
6
BAW AN G PUTIH
0.04
BAWANG MERAH
0 .14
CABE MERAH
0.09
7
KENTANG
0.03
NASI
0 .13
DAGIN G SAPI
0.09
8
DAGIN G AYAM RAS
0.02
PEPAYA
0 .11
BAWANG MERAH
0.09
9
PAPAN
0.02
BANDENG
0 .10
KACANG PANJANG
0.09
KETIMUN
0.02
KANGKUNG
0 .09
BAWANG PUTIH
0.08
10
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.3 Inflasi Tahunan (yoy) 2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan III-2010 tercatat sebesar 6,51% (yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 4,99%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas bahan makanan (11,88%), diikuti kelompok komoditas sandang yaitu sebesar 10,09%, diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (6,52%). Laju inflasi pada bahan makanan dipengaruhi oleh meningkatnya harga beras yang disebabkan pergeseran musim
panen
padi,
serta
meningkatnya
harga komoditas
sayuran/tanaman
holtikultura dan bumbu-bumbuan yang disebabkan gagal panen pada beberapa sentra penghasil komoditas tersebut akibat cuaca yang kurang baik. Sementara itu, inflasi tahunan terendah terjadi pada kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga masingmasing sebesar 1,70% dan 3,57%.
24
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
Tabel 2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut Kelompok Barang & Jasa KELOM POK
In f l a si Yo Y ( % ) Q3-09
Q4 -09
Q1 -10
Q2 -1 0
Q3 -1 0
BAHAN M AKANAN
8.30
5.97
6.52
7.66
11.88
M AKANAN JADI, M INUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
10.71
7.57
9.86
7.95
6.52
PERUMAHAN
2.05
4.67
2.15
2.20
4.07
SANDANG
4.05
5.54
4.48
9.87
10.09
KESEHATAN
6.55
6.64
6.13
7.25
5.77
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA
2.35
1.35
2.24
1.21
3.57
TRANSPORT & KOMUNIKASI
-6.18
-2.99
1.47
1.21
1.70
U M UM
3.69
4.06
4.65
4.99
6.51
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 8,35% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan II-2010 yang mencapai 6,70%. Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional sebesar 5,05%. Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 21,72% (yoy), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan pada tahun ajaran baru 2010. Kelompok komoditas lainnya yang juga memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi pada triwulan III-2010 adalah kelompok komoditas bahan makanan (16,42%) dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (5,67%). Sementara itu, inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas kesehatan, yaitu sebesar 2,61%. Tabel 2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa KELOM POK
In f l asi Yo Y (% ) Q3 -09
Q4-0 9
Q1 -1 0
Q2-1 0
Q3-1 0
BAHAN M AKANAN
0.35
-3.06
5.81
9.46
16.42
M AKANAN JADI, M INUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
9.23
9.92
8.48
7.03
5.67
PERUMAHAN
4.55
5.08
4.55
3.85
3.50
SANDANG
3.77
3.22
1.97
3.35
4.35
KESEHATAN
2.77
3.07
3.02
2.60
2.61
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA
17.45
19.80
20.80
20.53
21.72
TRANSPORT & KOM UNIKASI
-6. 03
-1.55
3.23
3.21
3.57
U M UM
3.30
3.60
6.21
6.70
8.35
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan III-2010 mencapai 8,12% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan II-2010 yang sebesar 6,37%. Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok komoditas bahan makanan merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 12,37% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok & tembakau (10,38%). Faktor pendorong meningkatnya inflasi di Kota Tarakan secara
25
Evaluasi Perkembangan Inf lasi
tahunan masih dipengaruhi oleh ketergantungan terhadap suplai kebutuhan beberapa barang dari luar daerah dan tingginya tingkat permintaan masyarakat. Sementara inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas pendidikan rekreasi, dan olahraga yaitu sebesar 0,27% (yoy). Tabel 2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa I nf l asi Yo Y (% )
KELOM POK
Q3-09
Q4-09
Q1-10
Q2-10
Q3-10
BAHAN MAKANAN
10.70
9.89
14.69
7.57
12.37
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
15.28
15.93
18.04
11.85
10.38
PERUMAHAN
2.39
2.64
3.58
3.48
5.04
SANDANG
8.99
10.62
7.33
9.82
7.60
KESEHATAN
5.80
6.72
7.18
7.52
8.25
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA
3.09
3.51
3.26
1.12
0.27
TRANSPORT & KOMUNIKASI
-8.83
-3.28
1.11
0.21
1.58
U M UM
6.33
7.21
9.73
6.37
8.12
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Apabila dilihat inflasi tahun kalender (Tabel 2.11) pada triwulan III tahun 2010 inflasi kumulatif Kaltim telah mencapai 6,77%, lebih tinggi dari inflasi kumulatif tahun 2009 yang sebesar 3,64% (ytd). Dibandingkan dengan inflasi kumulatif nasional triwulan III tahun 2010 yang tercatat 5,28% (ytd), inflasi kumulatif Kaltim juga masih lebih tinggi. Dari ketiga kota di Kaltim, Kota Balikpapan memiliki laju inflasi tertinggi (7,61%), diikuti oleh laju inflasi Tarakan (6,36%), dan Samarinda (6,20%). Tabel 2.11 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim, dan Kota INFLASI KALENDER JANUARI-SEPTEMBER
INFLASI KALENDER JANUARI-DESEMBER
Smr
Bpp
Trk
Kaltim
Nas
Smr
Bpp
Trk
Kaltim
2006
5.85
4.42
-
5.18
4.06
6.5
5.52
-
6.04
6.6
2007
7.2
5.79
-
6.55
4.41
9.18
7.27
-
8.3
6.59
2008
12.7
8.14
20.68
12.76
10.47
12.69
11.3
19.85
13.06
11.06
2009
3.76
2.89
5.47
3.64
2.28
4.06
3.6
7.21
4.31
2.78
2010
6.2
7.61
6.36
6.77
5.28
-
-
-
-
-
TAHUN
Nas
Sumber : BPS Kaltim, diolah
26
BAB III
PERKEM BA NGA N PERBA NKA N DA ERA H
3.1. Gambaran Umum Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum masih menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun secara tahunan (yoy). Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan. -2%
0%
2%
4%
6%
0%
8%
3.47%
20%
13.23% As et
Kalt im
30%
N asional
N as ional
0.82% As et
10%
Kaltim
14.86%
13.30%
-0.16% DPK
DPK 14.94%
3.22%
20.10%
3.40% Kred i t
Kred it
27.58%
6.61% (Pertumbuh an yoy)
(Pertu m b u h an q tq )
Grafik 3.1 Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq) Sumber: LBU Bank Indonesia
Grafik 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) Sumber: LBU Bank Indonesia
Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Agustus 2010) menurut pertumbuhan
triwulanan (qtq),
indikator kegiatan usaha perbankan dari sisi
pertumbuhan aset dan penyaluran kredit di Kaltim dan nasional menunjukkan perkembangan yang searah. Jumlah aset dan kredit yang disalurkan bank umum secara nasional mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 0,82% dan 3,40%, dimana pada periode yang sama bank umum di Kaltim mengalami peningkatan aset dan pertumbuhan kredit masing-masing sebesar 3,47% dan 6,61%. Sementara itu dari sisi penghimpunan DPK secara nasional mengalami penurunan 0.16%, berbeda dengan penghimpunan DPK di Kaltim yang secara triwulanan mengalami kenaikan 3,22%. Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) menunjukkan perkembangan kinerja yang positif dan searah dimana jumlah aset, DPK dan kredit bank umum di Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar 14,86%, 14,94% dan 27,68%, lebih tinggi jika dibandingkan
27
Perkembangan Perbankan Daerah
dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 13,23%, 13,30% dan 20,10%. Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 18,68% (yoy). Demikian juga halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 17,96% (yoy), sementara kredit BPR juga mampu tumbuh sebesar 13,02% (yoy) meskipun mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu mencapai pertumbuhan sebesar 14,52%. Asesmen
terhadap
risiko-risiko
yang
dihadapi
perbankan
daerah,
memperlihatkan terjadinya peningkatan risiko kredit, begitu pula dengan risiko likuiditas dalam kondisi yang sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum 3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan III-2010 tercatat Rp 63.958 milyar, mengalami peningkatan 3,47% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan jumlah aset bersih yang cukup signifikan dialami oleh bank swasta, yakni sebesar 8,74%(qtq) sedangkan bank pemerintah mencatat peningkatan aset bersih sebesar 1,43%(qtq). Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-2009, total aset perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 19,76% (yoy). Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim Ket erangan
Posisi (dalam Rp miliar) Tw 1- 10
Tw 2-10
Komposisi
Tw 3-10
Tw 2- 10
Pert umb. Tw 3-10
Tw 3-10
qt q
yoy
Jum lah Aset Bersih
60,375
61,816
63,958
100.00%
100.00%
3.47%
19.76%
Bank Pemerintah
44,076
44,614
45,253
72.17%
70.75%
1.43%
13.46%
Bank Swasta
16,299
17,202
18,705
27.83%
29.25%
8.74%
38.34%
Akt iva Produkt if
34,216
35,931
37,897
100.00%
100.00%
5.47%
19.54%
Penempat an pada Bank Indonesia
1,183
5,936
5,840
16.52%
15.41%
-1.61%
-11.73%
Penempat an pada Bank Lain
6,138
1,102
1,413
3.07%
3.73%
28.19%
354.34%
Surat berharga yang dimiliki Kredit yang diberikan Lainnya
1,135
745
636
2.07%
1.68%
-14.61%
-56.05%
25,749
28,135
29,995
78.30%
79.15%
6.61%
28.63%
11
13
13
0.04%
0.03%
-1.75%
30.00%
Sumber : LBU Bank Indonesia
Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi oleh kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 79,15%, sedikit meningkat jika dibandingkan dengan triwulan-II 2010. Sementara itu penempatan pada Bank Indonesia sedikit mengalami penurunan sebesar 1,61% dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan pangsa sebesar 15,41% pada triwulan-III 2010.
28
Perkembangan Perbankan Daerah
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan III-2010 mencapai Rp 49.366 milyar, atau meningkat 3,22% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-2009, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 14,94% (yoy). Peningkatan triwulan
dana
laporan
pada
berasal
DPK (sumbu kiri)
dari
tabungan dan deposito, sementara giro
mengalami
Berdasarkan
pertumbuhan (qtq),
tabungan
mencatat
pertumbuhan
tertinggi
g (qtq) 40%
50
30%
) p R40 n u ilir 30 (t K P20 D
kontraksi.
triwulanan
g (yoy)
60
20%
10%
0%
10 0
-10%
1
2
3
4
1
2006
2
3
4
2007
1
2
3
4
2008
1
2
3
4
1
2009
2
3
2010
sebesar 5,12%, deposito tumbuh sebesar
4,68%;
mengalami
sedangkan
kontraksi
Grafik 3.3 Perkembangan Simpanan Masyarakat Sumber: LBU Bank Indonesia
giro
sebesar
1,12%. Menurut
kelompok
bank,
peningkatan
simpanan
terjadi
pada
bank
pemerintah, yaitu sebesar 2,19% dengan peningkatan terbesar pada deposito, sedangkan bank milik swasta meningkat sebesar 5,84% dengan peningkatan terbesar pada tabungan. Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim Jenis Simpanan
Posisi (dalam Rp Miliar) Tw 1-10
Tw 2-10
Kom posisi
tw 3-10
Tw 2-10
Pert .Tw 3-10
Tw 3-10
qtq
yoy
Tot al DPK
46,588
47,825
49,366
100.00%
100.00%
3.22%
Giro
14,428
13,456
13,305
28.14%
26.95%
-1.12%
5.80%
Tabungan
18,007
18,646
19,601
38.99%
39.71%
5.12%
21.98%
Deposit o
14,153
15,724
16,460
32.88%
33.34%
4.68%
15.08% 13.45%
Bank Pemerint ah
14.94%
33,226
34,341
35,094
100.00%
100.00%
2.19%
Giro
11,818
10,915
10,621
31.78%
30.26%
-2.69%
3.25%
Tabungan
12,343
12,814
13,275
37.32%
37.83%
3.60%
19.01%
Deposit o
9,065
10,611
11,198
30.90%
31.91%
5.53%
17.96%
13,363
13,485
14,272
100.00%
100.00%
5.84%
18.79%
Giro
2,610
2,541
2,684
18.84%
18.81%
5.63%
17.27%
Tabungan
5,664
5,831
6,326
43.24%
44.32%
8.48%
28.71%
Deposit o
5,088
5,113
5,262
37.91%
36.87%
2.92%
9.39%
Bank Sw asta
Sumber : LBU Bank Indonesia
29
Perkembangan Perbankan Daerah
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum Penyaluran
kredit
bank K. Inv
umum di Kaltim triwulan III-2010
K. Kons
KMK
BI-rate
20 18
menunjukkan
pertumbuhan
positif. Peningkatan pertumbuhan kredit
diperkirakan
disebabkan
oleh menurunnya tingkat bunga
) % ( 16 a g 14 n u B 12 u k u 10 S 8 6 Q1
pinjaman. Akan tetapi, penurunan
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2007
suku
bunga
pinjaman
bunga
Q4
Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2009
Q3
2010
tersebut Grafik 3.4 Suku Bunga Kredit Sumber: LBU Bank Indonesia
masih relatif kecil seiring dengan suku
Q3
2008
BI-rate
selama
triwulan laporan yang dipertahankan tetap sebesar 6.5% (Grafik 3.4). a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim Jumlah disalurkan
kredit
bank
berkantor
di
yang
umum Kaltim
yang pada
triwulan III-2010 mencapai Rp. 29.994
milyar
(tabel
3.3).
Secara triwulanan, pertumbuhan
Kredit
pada
triwulan
laporan
tercatat 6,61% (qtq) atau lebih rendah
jika
dibandingkan
dengan
pertumbuhan
pada
g (qtq) 40%
) p 30 R n u ilir 20 t( it d e r 10 K
30%
20%
10%
0
0% 1
kredit
g (yoy)
40
2
3
2006
4
1
2
3
2007
4
1
2
3
2008
4
1
2
3
2009
4
1
2
3
2010
Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Sumber: LBU Bank Indonesia
triwulan II-2010 sebesar 9,27%. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III2009, penyaluran kredit pada triwulan III-2010 telah tumbuh sebesar 27,48% (yoy) atau meningkat jika dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 26,46% (Grafik 3.5). Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp. 18.686 milyar (pangsa 62,30%) atau mengalami peningkatan 4,46% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada triwulan laporan mencapai Rp. 11.308 milyar atau meningkat sebesar 10,36% dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi mengalami pertumbuhan yang positif secara triwulanan (qtq). Kredit Modal Kerja (pangsa terbesar 39,22%) mencatat pertumbuhan triwulanan tertinggi yaitu sebesar 10,18% menjadi Rp 11.764 milyar. Selanjutnya kredit konsumsi (pangsa 34,96%) meningkat sebesar 6,59% menjadi Rp 10.484 milyar. Sementara itu kredit investasi (pangsa 27,09%) mengalami pertumbuhan terkecil yaitu sebesar 1,64% menjadi Rp 7.747 milyar. Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor pertanian (24,03%), diikuti sektor perdagangan (12,77%), sektor jasa dunia
30
Perkembangan Perbankan Daerah
usaha (12,49%) dan sektor angkutan (1,66%). Sementara itu kredit sektor perindustrian, sektor listrik, gas dan air, sektor pertambangan, serta sektor konstruksi mengalami penurunan masing-masing sebesar -4,66%, -4,64%, 2,97%, dan -2,50%. Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Posisi (dal am Rp M il iar)
Keterangan
Tw 1-10
Kredi t
Tw 2-10
Komposisi
Tw 3-10
Tw 2-10
Pert. Tw 3-10
Tw 3-10
q-t -q
25,749
28,135
29,994
100.00%
100.00%
16,546
17,889
18,686
63.58%
9,203
10,247
11,308
36.42%
Modal Kerja
9,983
10,677
11,764
Investasi
6,694
7,622
7,747
Konsumsi
9,072
9,836
y-o-y
6.61%
27.48%
62.30%
4.46%
21.40%
37.70%
10.36%
39.00%
37.95%
39.22%
10.18%
14.76%
27.09%
25.83%
1.64%
30.72%
10,484
34.96%
34.96%
6.59%
42.63%
Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swast a Jenis Penggunaan
Sekt or Ekonomi Pertanian
857
913
1,133
3.25%
3.78%
24.03%
7.80%
Pertambangan
1,209
1,274
1,236
4.53%
4.12%
-2.97%
34.32%
Perindustrian
1,056
1,119
1,067
3.98%
3.56%
-4.66%
31.32%
158
172
164
0.61%
0.55%
-4.64%
103.44%
Konstruksi
2,515
2,757
2,688
9.80%
8.96%
-2.50%
-17.37%
Perdagangan
5,162
5,396
6,085
19.18%
20.29%
12.77%
16.19%
Angkutan
1,423
1,589
1,615
5.65%
5.39%
1.66%
56.47%
Jasa Dunia Usaha
2,482
2,736
3,077
9.72%
10.26%
12.49%
-12.19%
883
1,511
1,496
5.37%
4.99%
-1.02%
448.31%
10,002
10,620
11,435
37.75%
38.12%
7.67%
55.28%
55.27%
58.77%
60.76%
Listrik, Gas dan Air
Jasa Sosial Lain-Lain LDR
Sumber : LBU Bank Indonesia
Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan positif dan cukup tinggi secara tahunan antara lain sektor listrik, gas, dan air (103,44%), sektor angkutan
(56,47%),
sektor
pertambangan
(34,32),
(31,32%), serta sektor perdagangan (16,19%).
sektor
perindustrian
Nisbah pinjaman terhadap
simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim sedikit meningkat dari 58,77% pada triwulan II tahun 2010 menjadi 60,76% pada triwulan III-2010. b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan Kredit (sb kanan)
g (yoy)
g (qtq) 50%
50
40%
) p 40 R n u ilir 30 t( ti d e r 20 K
30% 20% 10%
secara
nasional
untuk
proyek
yang
berlokasi
Kaltim
pada
periode
membiayai di
wilayah
laporan
(s.d
Agustus 2010) tercatat sebesar Rp
0% 10 -10% -20%
0 1
2
3
2006
4
1
2
3
2007
4
1
2
3
2008
4
1
2
3
2009
4
1
2 2010
3
46.481
milyar,
mengalami
peningkatan sebesar 13,13% (qtq) dibandingkan
dengan
posisi
kredit
Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek di Kaltim Sumber: LBU Bank Indonesia
31
Perkembangan Perbankan Daerah
pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.6). Begitu juga jika dibandingkan dengan triwulan
III
tahun
2009,
kredit
berdasarkan
lokasi
proyek
mengalami
pertumbuhan sebesar 36,06% (yoy) atau mengalami kenaikan pertumbuhan dibanding triwulan sebelumnya yang meningkat sebesar 33,50% (Grafik 3.6). Berdasarkan kelompok bank (Tabel 3.4), pertumbuhan secara triwulanan menunjukkan peningkatan yang cukup positif pada bank swasta yang mengalami peningkatan kredit sebesar 5,03%. Sedangkan bank pemerintah juga mengalami peningkatan meskipun relatif kecil sebesar 1,77%. Menurut sektor ekonomi, beberapa sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan kredit yang positif yaitu sektor pertanian sebesar 19,67%, sektor perdagangan (15,91%), sektor jasa sosial (11,27%), dan sektor angkutan (3,77%). Pertumbuhan negatif terjadi pada sektor perindustrian (-12,97%), sektor listrik, gas, dan air bersih (-8,49%), sektor konstruksi (-3,38%), serta sektor pertambangan (-1,04%). Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja memiliki pangsa yang tertinggi yaitu sebesar 48,32%, diikuti oleh kredit investasi sebesar 29,20%, dan kredit konsumsi 22,4%. Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah kredit pada sektor pertambangan dan perdagangan dengan pangsa masing-masing sebesar 19,79% dan 15,22%. Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Keterangan Kredit Lokasi Proyek
Posisi (dalam Rp Miliar) Tw 1-10
Tw 2- 10
Komposisi
Tw 3-10*
Tw 2-10
Pert . Tw 3-10*
Tw 3-10*
q-t -q
y-o-y
39,808
41,086
46,481
100.00%
100.00%
13.13%
36.06%
Bank Pemerintah
18,595
21,054
21,427
51.24%
46.10%
1.77%
20.79%
Bank Swast a
21,214
23,854
25,054
58.06%
53.90%
5.03%
52.56%
Modal Kerja
18,365
21,098
22,461
51.35%
48.32%
6.46%
43.54%
Investasi
12,271
13,862
13,574
33.74%
29.20%
-2.08%
21.79%
Konsumsi
9,172
10,000
10,446
24.34%
22.47%
4.46%
41.78%
Pertanian
4,031
4,410
5,278
10.73%
11.36%
19.67%
70.93%
Pertambangan
7,827
9,294
9,197
22.62%
19.79%
-1.04%
68.96%
Perindustrian
2,231
3,318
2,888
8.08%
6.21%
-12.97%
53.53%
362
302
276
0.73%
0.59%
-8.49%
-38.06%
Konstruksi
2,774
2,819
2,724
6.86%
5.86%
-3.38%
-24.63%
Perdagangan
5,798
6,105
7,076
14.86%
15.22%
15.91%
19.99%
Angkutan
2,314
2,482
2,576
6.04%
5.54%
3.77%
59.89%
Jasa Dunia Usaha
3,364
3,794
3,552
9.23%
7.64%
-6.37%
-21.77%
Kelompok Bank
Jenis Penggunaan
Sekt or Ekonomi
List rik, Gas dan Air
Jasa Sosial Lain-Lain LDR - lokasi proyek
876
1,503
1,672
3.66%
3.60%
11.27%
589.10%
10,231
10,933
11,241
26.61%
24.18%
2.81%
51.97%
85.45%
85.91%
94.16%
Sumber : LBU Bank Indonesia
32
Perkembangan Perbankan Daerah
Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim
Nominal * (Rp M)
Kabupat en/Kot a
Kredit
Pangsa
DPK
Kredi t
DPK
LDR
Kab. Kut ai
5,647.48
3,272.33
12.15%
6.63%
172.58%
Kab. Berau
1,773.40
2,047.31
3.82%
4.15%
86.62%
Kab. Pasir
1,325.26
1,074.43
2.85%
2.18%
123.35%
Kab. Bulungan
660.53
1,954.37
1.42%
3.96%
33.80%
Kab. Kut ai Barat
584.45
332.61
1.26%
0.67%
175.72%
Kab. Kut ai Timur
1,674.54
1,416.11
3.60%
2.87%
118.25%
Kab. Malinau
150.66
728.38
0.32%
1.48%
20.68%
Kab. Nunukan
335.36
543.15
0.72%
1.10%
61.74%
Kodya Samarinda
13,932.77
18,752.65
29.98%
37.99%
74.30%
Kodya Balikpapan
12,422.78
12,199.52
26.73%
24.71%
101.83%
Kodya Tarakan
1,355.64
4,158.91
2.92%
8.42%
32.60%
Kodya Bontang
6,618.22
2,886.37
14.24%
5.85%
229.29%
Sumber : LBU Bank Indonesia
Menurut
kabupaten/kota,
penyaluran
kredit
terkonsentrasi
untuk
membiayai proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp 13.932 milyar (pangsa 29,98%) dan di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara) sebesar Rp 12.422 milyar (pangsa 26,73%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Malinau sebesar Rp. 150,66 milyar (pangsa 0,32%).Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan
(LDR), nisbah tertinggi terjadi di kota Bontang sebesar
229,29%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat (175,72%), Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 172,58%, Kabupaten Pasir (123,35%) dan kota Balikpapan (101,83%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau, Bulungan dan Tarakan dengan nisbah masing-masing sebesar 20,68%, 33,80% dan 32,60% (Tabel 3.5).
3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim pada Triwulan III-2010 mencapai Rp 17.468 milyar atau dengan pangsa 58,23% terhadap total kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar -4,34% (qtq) atau memiliki arah yang berbeda jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang naik sebesar 6,61%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi kredit MKM terjadi pada kredit berskala menengah (Rp. 500 juta s.d Rp. 5 milyar) yang tumbuh sebesar 7,01%. Sedangkan kredit berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 500 juta) mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar -22,25%(qtq).
33
Perkembangan Perbankan Daerah
Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim Skala Kredit
Posisi (miliar Rp) TW1- 10
TW2-10
Komposisi Tw 3-10
TW2-10
Tw 3-10
Pert . Tw 3- 10 q-t -q
y-o-y
Mikro (s.d Rp 50 jt )
3,744
4,027
4,301
14.31%
14.34%
6.82%
Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt )
6,286
7,056
5,486
25.08%
18.29%
-22.25%
7.81%
Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar)
6,632
7,177
7,680
25.51%
25.60%
7.01%
21.90%
16,661
18,260
17,468
64.90%
58.23%
-4.34%
14.01%
9,088
9,875
12,528
35.10%
41.77%
26.86%
52.65%
25,749
28,135
29,995
100.00%
100.00%
6.61%
27.49%
Kredit MKM (s.d Rp 5 miliar) Besar (> Rp 5 miliar) Total
9.40%
Sumber : LBU Bank Indonesia
Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan laporan tercatat Rp 11.730 milyar atau mengalami peningkatan sebesar 6,20% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta yang tercatat Rp 8.012 milyar atau mengalami peningkatan sebesar 11,05% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7).
Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Kaltim Ket erangan
Kredit MKM
Posi si (dalam Rp m ili ar) Tw 1-10
Tw 2-10
Komposisi
Tw 3-10
Tw 2-10
Pert . Tw 3-10
Tw 3-10
16,661
18,260
19,742
100.00%
100.00%
10,146
11,045
11,730
60.49%
6,516
7,215
8,012
39.51%
Modal Kerja
6,069
6,434
7,126
Investasi
1,934
2,187
2,310
Konsumsi
8,658
9,639
Pertanian
164
Pertambangan
231
Perindustrian
q-t -q
y-o-y
8.11%
30.40%
59.41%
6.20%
25.27%
40.59%
11.05%
38.72%
35.24%
36.10%
10.75%
14.53%
11.98%
11.70%
5.63%
23.20%
10,306
52.79%
52.20%
6.92%
46.34%
176
227
0.96%
1.15%
28.92%
-56.50%
204
240
1.12%
1.22%
17.44%
30.53%
312
341
370
1.87%
1.88%
8.65%
99.21%
17
12
24
0.06%
0.12%
104.41%
-18.89%
916
981
1,075
5.37%
5.44%
9.58%
-15.79%
3,611
3,890
4,450
21.30%
22.54%
14.39%
15.99%
409
473
491
2.59%
2.49%
3.93%
40.18%
1,096
1,039
1,114
5.69%
5.64%
7.20%
-29.09%
Kelompok Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Jeni s Penggunaan
Sekt or Ekonomi
Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Angkutan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Lain-Lain
417
772
796
4.23%
4.03%
3.10%
564.38%
9,488
10,372
10,955
56.80%
55.49%
5.62%
55.07%
Sumber : LBU Bank Indonesia
Menurut jenis penggunaan, kredit modal kerja dan kredit investasi yang telah disalurkan masing-masing berjumlah Rp. 7.126 milyar (pangsa 36,1%) dan Rp. 2.130 milyar (pangsa 11,70%). Dilihat dari pertumbuhan secara triwulanan, kredit modal kerja tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 10,75%. Sedangkan kredit investasi mengalami peningkatan yang lebih kecil yaitu sebesar 5,63% (qtq).
34
Perkembangan Perbankan Daerah
Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 22,54%), sektor jasa dunia usaha
(pangsa
5,64%)
dan sektor
konstruksi (pangsa
5,44%).
Dilihat
dari
pertumbuhan secara triwulanan, pertumbuhan tertinggi pada sektor listrik, gas, dan air yang tumbuh sebesar 104,41%, diikuti oleh sektor pertanian (28,92%) dan sektor pertambangan (17,44%). Sedangkan sektor angkutan, sektor jasa sosial, dan sektor perindustrian mengalami pertumbuhan terkecil masing-masing sebesar 3,93%, 3,10%, dan 8,65% (qtq). Tabel 3.8. Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Sektor Ekonomi Kaltim Posisi (Rp miliar)
Ket erangan
Tw 1-10
NPLs Kredit UM KM
Tw 2-10
q-t -q
Tw 3-10
Tw 2- 10
402.261
482.67
520.602
19.99%
Nisbah NPL
Tw 3-10
Tw 2-10
Tw 3-10
7.86%
2.64%
2.64%
Sekt or Ekonomi Pertanian Pertambangan Perindustrian Listrik, Gas dan Air
8.512
5.967
9.082
-29.90%
52.20%
3.39%
4.00%
14.252
7.442
5.036
-47.78%
-32.33%
3.64%
2.10%
6.539
8.653
20.072
32.33%
131.97%
2.54%
-
-
-
-
-
-
5.42% -
Konstruksi
52.739
91.642
65.694
73.77%
-28.31%
9.34%
6.11%
Perdagangan
94.775
111.332
141.113
17.47%
26.75%
2.86%
3.17%
9.122
16.403
24.816
79.82%
51.29%
3.47%
5.05%
Jasa Dunia Usaha
23.655
28.072
34.342
18.67%
22.34%
2.70%
3.08%
Jasa Sosial
20.011
44.013
39.738
119.94%
-9.71%
5.70%
4.99%
Lain-Lain
172.656
169.146
180.709
-2.03%
6.84%
1.63%
1.65%
Angkutan
Sumber : LBU Bank Indonesia
Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan III 2010 menunjukkan kinerja yang tetap seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,64% atau tetap jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,64%. Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (6,11%), sektor perindustrian (5,42%) dan sektor angkutan (5,05%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5 % pada triwulan III-2010 (Tabel 3.8).
35
Perkembangan Perbankan Daerah
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
1
a. Perkembangan Aset BPR di Kaltim Jumlah Rp Milyar
Total Aset
YoY
growth (yoy)
300
aset
BPR
di
wilayah
Kalimantan Timur pada triwulan III-2010
50%
mengalami 250
pertumbuhan
sebesar
40%
18,68%
200 30% 150
QI
Q II
Q III
Q IV
QI
Q II
2008
Q III
Q IV
QI
2009
Q II
dengan
total
nilai
mencapai Rp. 239,78 milyar (Grafik 3.7).
20%
Pertumbuhan
10%
dibandingkan dengan pertumbuhan pada
0%
triwulan II-2010 yang sebesar 15,93%
100
50
(yoy),
QIII
(yoy).
2010
Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia
ini
lebih
Sementara
tinggi
secara
jika
triwulanan,
aset BPR sedikit meningkat dibandingkan dengan jumlah aset pada triwulan II-
2010 yang mencapai Rp. 234,23 milyar atau meningkat sebesar 2,37% (qtq).
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim Rp Milyar Deposito
180
Tabungan
Jumlah dana pihak ketiga (DPK)
yoy
growth DPK
40%
BPR di Kalimantan Timur pada triwulan
30%
III-2010
20%
sebesar 17,96% (yoy), dengan nilai Rp
10%
152,71 milyar (Grafik 3.8). Akan tetapi
160 140 120 100 80 60 40
mengalami
pertumbuhan
pertumbuhan ini mengalami perlambatan
20 -
0% QI
Q II
Q III
Q IV
QI
Q II
2008
Q III
Q IV
QI
2009
Q II
jika dibandingkan dengan pertumbuhan
QIII
2010
pada
Grafik 3.8 Perkembangan DPK BPR Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia
triwulan
sebesar
II-2010
yang
29,75%.
tumbuh
Perlambatan
pertumbuhan DPK pada triwulan III-2010 dipengaruhi
oleh
perlambatan
pertumbuhan
jumlah
deposito
yang
hanya
meningkat sebesar 23,52% menjadi Rp 97,82 milyar setelah triwulan sebelumnya tumbuh 33,09% (yoy), begitu pula tabungan yang tumbuh sebesar 9,19% (yoy) menjadi Rp 54,89 milyar setelah triwulan sebelumnya tumbuh 24,81% (yoy).
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR di Kaltim Inves tasi
Rp Milyar
Kons um si
Modal Kerja
Penyaluran kredit oleh BPR pada
growth
(yoy)
200
60%
160 40% 120
triwulan III-2010 mencapai Rp 166,17 milyar, sebesar
atau
mengalami
13,02%
(yoy)
pertumbuhan dibandingkan
80 20% 40
-
0% QI
Q II
Q III
2008
Q IV
QI
Q II
Q III
2009
Q IV
QI
Q II
QIII
2010
Grafik 3.9 Perkembangan Kredit BPR
triwulan
III-2009
Pertumbuhan
ini
(Grafik lebih
rendah
3.9). jika
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 14,52%.
Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia 1
Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)
36
Perkembangan Perbankan Daerah
Perlambatan pertumbuhan kredit ini terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan pada komponen kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 13,28% (yoy) menjadi Rp. 54,70 milyar, setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 22,23% (yoy) atau mencapai Rp. 56,09 milyar. Tabel 3.9. Perkembangan Usaha BPR di Kaltim 2009
INDIKATOR
2010
Q IV
QI
TW3-2010
Q II
QIII
qtq
yoy
Tot al Aset (Rp M ili ar)
222.44
220.48
234.23
239.78
2.37%
18.68%
DPK (Rp Miliar)
143.46
141.98
150.86
152.71
1.23%
17.96%
Tabungan
64.67
Giro
-
60.29 -
Deposit o
58.48 -
54.89 -
-6.15% -
9.19% -
78.79
81.69
92.38
97.82
5.89%
23.52%
Kredit (Rp Miliar)
147.93
155.47
163.49
166.17
1.64%
13.02%
Modal Kerja
83.25
85.18
90.51
94.01
3.87%
11.23%
Konsumsi
50.40
55.44
56.09
54.71
-2.46%
13.28%
Invest asi
14.27
14.85
16.89
17.46
3.36%
22.81%
18.00
19.00
17.62
17.78
1.03
1.10
1.08
1.09
Rasio NPL Gross (%) LDR
Sumber : Simwas BPR Bank Indonesia
3.5. Asesmen Risiko Perbankan 3.5.1 Risiko Kredit Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim meningkat karena terdapat sedikit peningkatan persentase kredit bermasalah bruto (Gross-NPLs) untuk jenis penggunaan kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi, serta sebagian sektor ekonomi yang dibiayai. Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan mengalami sedikit penurunan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan III-2010 sebesar 2,55% atau lebih tinggi jika dibandingkan nisbah NPLs triwulan II-2010 sebesar
2,44% (Tabel
bermasalah
tercatat
3.10). Dilihat
mengalami
dari pertumbuhannya,
peningkatan
sebesar
jumlah
11,18%
kredit
(qtq)
bila
dibandingkan dengan posisi triwulan II-2010. Tabel 3.10. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum di Kaltim Sekt or 1-Lancar 2-Dalam Perhat ian Khusus
Kolekt ibilit as (Rp Milliar) Tw 1-10
Tw 2- 10
Komposisi
Tw 3-10
Tw 2-10
Pert. Tw 3- 10
Tw 3- 10
qt q
yoy
22,987
25,045
26,636
89.02%
88.80%
6.35%
2,025
2,403
2,596
8.54%
8.66%
8.04%
25.12%
311
154
206
0.55%
0.69%
33.95%
109.13%
88
189
139
0.67%
0.47%
-26.28%
23.59%
3-Kurang lancar 4-Diragukan
30.38%
5-Macet
338
343
418
1.22%
1.39%
21.60%
-1.10%
NPLs (3+4+5)
737
687
763
2.44%
2.55%
11.18%
20.47%
25,749
28,135
29,995
100.00%
100.00%
6.61%
27.49%
Tot al Kr edit
Sumber : LBU Bank Indonesia
37
Perkembangan Perbankan Daerah
Risiko kredit menurut jenis penggunaan masih tercatat pada rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 3,49%. Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masing-masing sebesar 2,31% dan 1,66%. Namun kredit investasi mengalami peningkatan persentase NPLs jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 1,60%. Berdasarkan sektor ekonomi, nisbah NPLs tercatat relatif rendah (dibawah 5%), kecuali untuk sektor angkutan yang mencapai nisbah NPLs tertinggi prosentase sebesar 5,25% (Tabel 3.11). Tabel 3.11. Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum di Kaltim Ket erangan
Nominal NPL (Rp Miliar) Tw 1-10
Tw 2-10
Pert . Tw 3-10
Tw 3-10
+/- (Rp M)
Nisbah NPL (% )
qtq
Tw 2-10
Tw 3-10
Jenis Penggunaan Modal Kerja
466
396
411
14
3.65%
3.71%
3.49%
Invest asi
106
122
179
57
46.51%
1.60%
2.31%
Konsumsi
166
168
174
6
3.29%
1.71%
1.66%
Sekt or Ekonomi Pert anian
9
6
9
3
52.20%
0.65%
0.80%
88
50
47
-2
-4.84%
3.90%
3.82%
Perindustrian
7
9
20
11
131.97%
0.77%
1.88%
Listrik, Gas & Air
0
0
0
0.00%
0.00%
Pert ambangan
Konst ruksi
250
179
132
-46
-25.88%
6.48%
4.93%
Perdagangan
99
116
154
38
33.13%
2.15%
2.53%
Angkut an
42
41
85
44
106.85%
2.58%
5.25%
Jasa Dunia Usaha
43
52
71
20
38.01%
1.89%
2.32%
Jasa Sosial
20
51
56
5
10.23%
3.38%
3.77%
180
184
188
4
2.08%
1.73%
1.64%
737
687
764
77
11.18%
2.45%
2.55%
Lain-Lain Total
Sumber : LBU Bank Indonesia
3.5.2 Risiko Likuiditas Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan. Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 93,66% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Prosentase simpanan jangka pendek pada triwulan III-2010 ini masih relatif sama jika dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 93,15%.
38
Perkembangan Perbankan Daerah
Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim Posisi Nom inal (mi liar Rp)
Ket erangan
Tw 1- 10
Tw 2-10
Komposi si
Tw 3-10
Tw 1- 10
Tw 2-10
Tw 3-10
Jangka pendek Giro
14,428
13,456
13,307
30.97%
28.14%
26.96%
Tabungan
18,007
18,646
19,594
38.65%
38.99%
39.70%
Simpanan berjangka s.d 3 bulan
10,823
12,450
13,331
23.23%
26.03%
27.01%
43,258
44,552
46,232
92.85%
93.15%
93.66%
Tot al DPK s.d 3 bulan Jangka menengah panj ang Tot al DPK > 3 bulan Total DPK
3,330
3,274
3,127
7.15%
6.85%
6.34%
46,588
47,825
49,359
100.00%
100.00%
100.00%
Sumber : LBU Bank Indonesia
3.5.3 Risiko Pasar Berdasarkan analisis grafis yang menghubungkan antara suku bunga
18
8
16
7
kredit
14
dengan
rasio
NPLs
dalam
6
12
periode triwulan I-2006 s.d triwulan
5
10 4
8
III-2010
(Grafik
3.10),
terlihat
pergerakan yang searah antara nisbah NPLs dengan suku bunga kredit. Hal ini didukung oleh hasil penghitungan koefisien
korelasi2
kedua
variabel
tersebut yang hanya 0,6308. Oleh karenanya
dapat
dikatakan
3
6 4 2
Bunga Kredit (sumbu kiri)
2
Gross NPLs (sumbu kanan)
1
0
0 1
2
3
2006
4
1
2
3
2007
4
1
2
3
2008
4
1
2
3
2009
4
1
2
3
2010
Grafik 3.10 Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs Sumber: LBU Bank Indonesia
bahwa
persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan tingkat bunga kredit.
2
Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah
39
BAB IV
KEUA NGA N DA ERA H
4.1 Gambaran Umum Realisasi pendapatan daerah provinsi Kalimantan Timur Triwulan III-2010 secara total mencapai Rp. 5,24 trilyun atau secara prosentase sebesar 83,14% dari total keseluruhan pendapatan pada APBD Kaltim 2010. Dilihat dari realisasi pendapatan, kontribusi pendapatan tertinggi berasal dari pendapatan transfer dan pendapatan asli daerah dengan nilai realisasi masing-masing sebesar Rp. 3,28 trilyun dan Rp. 1,93 trilyun.
Grafik 4.1 Pendapatan APBD Kaltim TW III 2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
Realisasi Belanja APBD Kaltim Triwulan III-2010 mencapai Rp. 2,62 trilyun atau 39,03% dari total rencana belanja APBD Kaltim 2010. Realisasi belanja tertinggi berasal dari belanja operasi sebesar Rp. 1,36 trilyun atau mencapai 35,52%. Sedangkan belanja modal mencapai realisasi yang lebih rendah dari belanja operasi yaitu sebesar Rp. 0,60 trilyun atau 30,88% dari total APBD 2010.
Grafik 4.2 Belanja APBD Kaltim TW III 2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
40
Keuangan Daerah
4.2 Pendapatan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sampai dengan Triwulan III-2010 telah mencapai Rp. 1,93 trilyun atau 86,98% dari rencana PAD APBD Kaltim 2010 (Tabel 4.1). Dari jumlah tersebut kontribusi utama berasal dari komponen pendapatan pajak daerah sebesar Rp. 1,43 trilyun dengan tingkat prosentasi realisasi sebesar 86,41% dari total pendapatan pajak daerah pada rencana APBD Kaltim 2010 (Rp. 1,65 trilyun). Komponen pendapatan pajak daerah ini memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap total keseluruhan PAD yaitu sebesar 73,86%. Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah lain-lain PAD yang sah yang berasal dari optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah, pendapatan dari denda pajak, denda retribusi dan denda pengembalian, serta pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan dan Tarakan, dengan nilai realisasi sampai dengan TW III-2010 sebesar 362 milyar atau 75,05% dari rencana APBD 2010. Sedangkan komponen yang berasal dari Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar 107,94%.
Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim TW III 2010
Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
41
Keuangan Daerah
483 362
Lain-lain PAD
Rencana APBD 2010 Realisasi s.d. Tw 3-2010
Hasil Pengelolaan Kekayaan
127 137 13 7
Retribusi Daerah
1,657 1,432
Pajak Daerah
2,280 1,984 (Rp. Miliar)
PAD
0
1,000
2,000
3,000
Grafik 4.3 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kaltim s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
Rencana APBD 2010
34
DAK
Realisasi s.d.Tw 3-2010
10
3,352
Bagi Hasil SDA
2,789
630 486
Bagi Hasil Pajak
4,015
Pendapatan Transfer
3,285 0
1,000
2,000
3,000
(Rp. Miliar)
4,000
5,000
Grafik 4.4 Realisasi Pendapatan Transfer Kaltim s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah Realisasi komponen Pendapatan Transfer (Dana Perimbangan) APBD Kaltim sdampai dengan triwulan III-2010 tercatat sebesar Rp. 3,28 trilyun atau secara prosentase telah mencapai 81,81%. Dana perimbangan ini mayoritas berasal dari komponen dana Bagi Hasil Bukan Pajak (dana bagi hasil SDA) dengan nilai Rp. 2,78 trilyun atau prosentase kontribusi sebesar 84,88% dari total Dana Perimbangan realisasi sampai dengan triwulan III-2010. Bagi hasil pertambangan gas bumi/alam, bagi hasil pertambangan minyak bumi dan iuran eksploitasi-eksploitasi (royalti) memiliki kontribusi yang sangat dominan pada komponen dana Bagi Hasil SDA APBD Kaltim.
42
Keuangan Daerah
4.3 Belanja Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2010 menunjukkan nilai realisasi mencapai Rp. 2,62 trilyun atau prosentase realisasi sebesar 39,03%. Komponen belanja operasi, belanja modal, dan transfer yang menca[ai prosentase realisasi masing-masing sebesar 35,52%, 30,88%, dan 72,15%(Tabel 4.2).
Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim TW III 2010
Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah Komponen Belanja Operasi APBD Kaltim TW III-2010 mencapai realisasi sebesar Rp. 1,36 trilyun atau 35,52%. Jika dilihat per-komponen Belanja Operasi, Belanja Pegawai yang memiliki kontribusi terbesar (37,35%) dengan nilai realisasi sampai dengan triwulan III 2010 sebesar Rp. 509 milyar atau mencapai 48,80% dari total rencana Belanja Pegawai APBD Kaltim 2010. Belanja Barang memiliki kontribusi terbesar kedua setelah Belanja Pegawai, dengan realisasi sampai dengan triwulan III-2010 mencapai Rp. 387 milyar atau secara prosentase mencapai 37,36% dari total rencana Belanja Barang APBD Kaltim 2010. Jika dibandingkan dengan realisasi Belanja Operasi, realisasi komponen Belanja Modal APBD Kaltim TW III 2010 memiliki pencapaian realisasi yang lebih kecil yaitu sebesar Rp. 605 milyar atau hanya mencapai prosentase sebesar 30,88%. Belanja jalan, irigasi, dan jaringan memiliki kontribusi terbesar (49,37%) pada komponen belanja modal tersebut, dengan tingkat realisasi mencapai Rp.372 milyar atau hanya sebesar 38,42%. Kecilnya tingkat realisasi belanja modal pada triwulan III-2010 disebabkan karena beberapa proyek pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, dan fasilitas perhubungan besar di Kaltim masih dalam tahap lelang pekerjaan dan persiapan lainnya. Beberapa proyek infrastruktur
43
Keuangan Daerah
tersebut antara lain pembangunan jalan freeway Balikpapan-Samarinda yang diperkirakan akan menyerap anggaran Rp. 163 milyar pada APBD 2010, sampai dengan akhir triwulan III-2010 penyerapan keuangan baru mencapai 15,19% karena masih dalam lelang kontraktor tahap kedua yaitu survey lokasi untuk selanjutnya menyusun metode kerja. Realisasi keuangan yang cukup kecil juga ditunjukkan oleh pembangunan bentang pendek jembatan
pulau
Balang
yang
baru
mencapai
39,84%,
serta
realisasi
keuangan
pembangunan bandara Juwata Tarakan dan Pembangunan TPK Kariangau yang masih kecil.
B. Bantuan Keuangan
1,196
358
B. Bantuan Sosial
5
B. Hibah
Rencana APBD 2010 Realisasi s.d. Tw 3-2010
126
103
436
1,038
B. Barang
388
B. Pegawai
1,044
509
B. Operasi
3,839 (Rp. Miliar)
1,363 0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
Grafik 4.5 Belanja Operasi s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah
20 0
B. Aset Tetap lainnya
Rencana APBD 2010
B. Jalan, Irigasi, Jaringan
969
372
B. Bangunan dan Gedung
131
B. Peralatan dan Mesin
61
Realisasi s.d. Tw 3-2010
591
292
91 42
B. Tanah
B. Modal
606 0
1,000
1,962 (Rp. Miliar) 2,000
3,000
Grafik 4.6 Realisasi Belanja Modal s.d. Tw III-2010 Sumber: Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah
44
Boks.2 SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (SIPPD) Upaya Membangun APBD yang Akuntabel, Efisien, Efektif dan Transparan
Norma Anggaran Anggaran Daerah pada hakekatnya merupakan perwujudan amanat rakyat kepada eksekutif dan legeslatif untuk mewujudkan pelayanan dan kemakmuran rakyat. Anggaran Daerah harus mencerminkan kebutuhan riil masyarakat.
Perencanaan Pembangunan Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004. Dengan beberapa problema yang di hadapi adalah : 1. Lemahnya koordinasi perencanaan nasional, propinsi, kabupaten/kota 2. Kurangnya kesamaan pemahaman & persepsi Visi dan Misi Pembangunan 3. Perencanaan tidak didasarkan atas Visi dan Sasaran Pembangunan 4. Perencanaan tidak realistis dengan anggaran yang tersedia (result oriented) 5. Benturan ruang/wilayah dan kepentingan 6. Dokumen perencanaan tidak digunakan sebagai acuan
SIPPD Suatu sistem yang diharapkan mampu memaduserasikan dan mensinkronkan program prioritas Pembangunan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, konsistensi alokasi anggaran dan program prioritas, menjelaskan hubungan antara alokasi anggaran dengan output kegiatan dan outcome program, serta dapat digunakan untuk sebagai baseline dalam pengendalian dan evaluasi pembangunan dalam memastikan pencapaian sasaran pembangunan daerah, sehingga belanja negara/daerah efektif sebagai
instrumen fiscal untuk semata-mata pelayanan dan
kemakmuran rakyat.
Dasar Hukum 1. UU 25/2004: SPPN 2. PP 8/2008: Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 3. PP 39/2006: Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan 4. Permendagri 37/2010: Pedoman Penyusunan APBD 2011 5. Peraturan Bersama Nasional/Kepala
(Menteri Dalam Negeri 28/2010, Menteri Perencanaan Pembangunan
Bappenas
0199/M
PPN/2010
dan
Menteri
Keuangan
PMK
95/2010:
Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
Substansi Materi SIPPD 1. Usulan Program atau Kegiatan Kabupaten/Kota dan sumber pendanaannya (APBD Kab/Kota, APBD Prov, APBN/PHLN, dan lainnya) 2. Usulan Program SKPD Provinsi dan sumber pendanaannya (APBD prov, APBN/PHLN, dan lainnya) dan Bahan Rancangan Awal RKPD Prov. 3. Keselarasan Program/Kegiatan Kabupaten/Kota VS SKPD Provinsi untuk bahan Forum SKPD Prov, Rakor Bidang Pembangunan, Musrenbang RKPD dan Musrenbang Nasional, Bilateral Bappeda dengan SKPD Prov dan Kementerian/Lembaga 4. Bahan Rancangan Akhir RKPD, KUA dan PPAS 5. Hasil Akhir Pra RKA sebagai bahan input di SIMDA 6. Baseline dalam Sistem Pengendalian dan Evaluasi berbasis GIS dan WEB.
Mekanisme Proses SIPPD
APBD sebagai Refleksi Kebijakan dan Program Prioritas Pembangunan
Baseline dalam Sistem Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Sumber : Bahan Raker Gubernur bersama Bupati Walikota dan Kepala SKPD se Kaltim Sept 2010
BAB V
PERKEM BA NGA N SISTEM PEM BA YA RA N
5.1. Gambaran Umum Perkembangan sistem pembayaran pada triwulan III-2010, yang terdiri dari transaksi tunai melalui uang kartal dan transaksi non tunai melalui kliring dan RTGS menunjukkan menunjukkan perkembangan yang beragam. Transaksi tunai (uang kartal) mengalami peningkatan yang relatif tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dan mengalami net inflow karena meningkatnya jumlah setoran uang kartal dari perbankan di wilayah Kalimantan Timur. Sedangkan jumlah uang kartal yang termasuk dalam kategori Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) mengalami pertumbuhan yang negatif. Sementara itu, transaksi non tunai melalui kliring pada periode berjalan ini masih mengalami pertumbuhan yang positif, namun relatif melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, sedangkan transaksi melalui RTGS mengalami pertumbuhan yang positif.
5.2. Perkembangan Transaksi Tunai 5.2.1. Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Outflow
(Rp Milyar) 8,000
Inflow
Transaksi
Growth (yoy) 200%
perbankan dengan
di
tunai
antara
Kalimantan
Timur
Kantor
Bank
Indonesia
6,000 100%
Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan
4,000 0% 2,000
7.517
III-2010 milyar
pertumbuhan -
-100% Q I Q II Q III Q IV Q I
Q II Q III Q IV Q I
Q II Q III
sebesar
mencapai
atau yang
160,88%
Rp
mengalami relatif
tajam
dibandingkan
dengan periode yang sama tahun 2008
2009
2010
Grafik 5.1 Peredaran Uang Kartal di Kaltim Sumber: Bank Indonesia
sebelumnya. tinggi
jika
Transaksi dibandingkan
ini
lebih
dengan
pertumbuhan triwulan II-2010 yang mengalami penurunan 10,42%(yoy). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, perkembangan transaksi tunai di Kaltim Triwulan III-2010 mengalami peningkatan sebesar 363,43% (qtq). Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 6.606 milyar. Jumlah ini mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi sebesar 153,17% (y-o-y). Sedangkan uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 910 milyar atau naik sebesar 234,82% (y-o-y). Secara keseluruhan,
48
Perkembangan Sist em Pembayaran
pada triwulan III-2010, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah uang keluar lebih besar dibandingkan dengan uang yang masuk), yaitu sebesar Rp 5.696 milyar. (Rp Milyar)
PTTB
Dari jumlah uang kartal yang
Growth (yoy)
400 300
400%
masuk ke kas Bank Indonesia di
300%
wilayah Kalimantan Timur, terdapat
200%
uang
100%
kategori
0%
(UTLE), yaitu uang yang menurut
-100%
klasifikasi
200 100 0 QI
Q II Q III Q IV Q I 2008
Q II Q III Q IV Q I 2009
Q II Q III
tidak
kartal
yang
Uang
dalam
Layak
Indonesia
untuk
pembayaran
2010
Tidak
Bank
layak
masuk
sudah
menjadi
karena
Edar
alat
mengalami
kelusuhan atau rusak. Jenis uang
Grafik 5.2 Perkembangan PTTB
yang termasuk dalam UTLE tersebut
Sumber: Bank Indonesia
kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk dalam kategori PTTB ini pada triwulan III-2010 mencapai Rp 365 milyar atau mengalami pertumbuhan sebesar 209,49% (y-o-y) dibandingkan triwulan II-2010. Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB ini mengalami pertumbuhan sebesar 118,59%. 5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai 5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring Transaksi Kliring di Wilayah (Rp M i lyar )
Nilai
Kalimantan Timur pada Triwulan III-
Growth yoy
5,200 4,800 4,400
40%
2010 mencapai Rp 4.755 milyar, bila
30%
dibandingkan dengan triwulan yang
20%
sama tahun sebelumnya mengalami
10%
pertumbuhan
4,000
0%
3,600
-10%
QI
QII QIII QIV QI
QII QIII QIV QI
QII QIII
7,94%
(yoy).Volume
transaksi pada triwulan III-2010 yang mencapai
182,761
bilyet
dibandingkan dengan triwulan yang 2008
2009
2010
Grafik 5.3 Perkembangan Transaksi Kliring Sumber: Bank Indonesia
sama
tahun
pertumbuhan 0,39%
(yoy),
2009 transaksi namun
mengalami sebesar apabila
dibandingkan pada triwulan sebelumnya volume transaksi kliring di Kaltim pada triwulan III-2010 mengalami penurunan sebesar 2,13% (qtq).
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) di Kalimantan Timur pada Triwulan III 2010 mencapai Rp. 45.603 miliar dengan Volume 47.135 transaksi atau
49
Perkembangan Sist em Pembayaran
mengalami pertumbuhan sebesar 29,58% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan nilai transaksi RTGS periode berjalan dipengaruhi oleh peningkatan nilai transaksi yang masuk ke Kaltim sebesar 34,07%, dan pertumbuhan nilai transaksi keluar dari Kaltim yang mengalami peningkatan sebesar 24,92%.
Secara
volume,
transaksi
RTGS
pada
Triwulan
III-2010
mengalami
penurunan sebesar 7,87% (yoy), meskipun volume transaksi keluar dari Kaltim mengalami peningkatan sebesar 0,50%. Penurunan volume transaksi RTGS pada periode berjalan dipengaruhi oleh penurunan volume transaksi yang masuk ke Kaltim sebesar 13,30%. Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan III 2010 mengalami peningkatan sebesar 11,43%. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan nilai transaksi yang masuk ke Kaltim sebesar 7,99% dan Nilai transaksi keluar Kaltim sebesar 15,53%. Volume transaksi RTGS pada triwulan berjalan dibandingkan pada triwulan II 2010 mengalami penurunan 25,52%. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan volume transaksi yang masuk ke Kaltim sebesar 26,62% dan penurunan volume transaksi keluar Kaltim sebesar 24,01%. Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS Kaltim (Rp milyar)
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 5.4 Perkembangan Transaksi RTGS di Kaltim Sumber: Bank Indonesia
50
Perkembangan Sist em Pembayaran
Berdasarkan lokasi Kantor Bank Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur, di wilayah kerja KBI Samarinda pada periode Triwulan III 2010 mencapai Rp. 33.110 milyar atau tumbuh sebesar 25.95% (yoy) dibandingkan pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara nilai transaksi RTGS di wilayah kerja KBI Balikpapan tercatat sebesar Rp.12.493 milyar atau mengalami peningkatan 40.30% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Grafik 5.5 Perkembangan RTGS per Wilker KBI Sumber: Bank Indonesia
51
PERKEM BA NGA N KETENA GA KERJA A N DA ERA H
BA B VI
DA N KESEJA HTERA A N
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur Perkembangan jumlah penduduk usia di atas 15 tahun di Kaltim sampai dengan September 2010 mencapai 2.307.357 orang atau mengalami peningkatan sebesar 5,00% (yoy) dibandingkan posisi tahun 2009. Jumlah angkatan kerja dari penduduk berusia diatas 15 tahun tersebut berjumlah 1.460.996 orang, atau turun sebesar 2,79% dari posisi tahun 2009, sehingga tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 63.32% atau sedikit menurun dari periode sebelumnya yang sebesar 66,53%. Jumlah pengangguran di Kaltim mengalami penurunan sebesar 11,11% menjadi 158.224 orang, dan Tingkat Pengangguran Setengah Terbuka mengalami penurunan 2% dari 12% menjadi 10% (Tabel 6.1) .
Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Kaltim JENIS DATA
2008
2009
2010*
SATUAN
1
2
3
4
5
Penduduk 15 Tahun Keatas
2, 103,859
2,197,509
2,307 ,357
Orang
Angkatan Kerja
1, 335,071
1,502,875
1,460 ,996
Orang
Kesempatan Kerja
1, 168,047
1,324,878
1,302 ,772
Orang
167,024
177,997
158 ,224
Orang
13
12
10
Orang
31,576
4,912
114
Orang
Data Deportasi Lu ar Negeri
3,233
502
438
Orang
Laki-laki
2,591
392
323
Orang
642
110
115
Orang
Ju mlah Pengangguran* Pengangguran Setengah Terbu ka (%) TKI d i Luar Negeri
Perempuan Anak-anak Tenaga Kerja Wanita Tenaga Kerja Pria
-
-
-
Orang
9,342
1,023
Orang
22,234
3,889
Orang
PHK/Kasus
67
293
Orang
Kasus PHK
-
Orang terken a PHK Rata-rata kebutuhan Hidup Minimum Rata-rata upah Minimum Regional
-
Orang
758
715
Orang
1, 209,870
1,327,108
1,435 ,374
Orang
889,654
955,000
1,200 ,000
Orang
* Posisi September 2010 Sumber : Disnakertrans Kalimantan Timur Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 di Kaltim, diperoleh hasil pada seluruh kabupaten dan kota memiliki jumlah sex ratio laki-laki yang lebih banyak daripada perempuan (Tabel 6.2). Tingginya sex ratio laki-laki tersebut merupakan indikasi bahwa Kaltim merupakan tujuan migrasi penduduk dari luar Kaltim. Pada umumnya sex ratio berhubungan dengan tingkat urban suatu wilayah, dimana semakin menarik suatu wilayah
52
Perkembangan Ket enagakerjaan Daerah
dijadikan suatu tujuan urbanisasi, maka semakin banyak proporsi penduduk laki-laki di wilayah tersebut dibandingkan penduduk perempuan. Dengan tingginya sex ratio laki-laki hasil sensus penduduk 2010, menunjukkan Kaltim masih menjadi tempat yang cukup menarik
untuk
mencari
pekerjaan.
Hal
ini
didukung
oleh
perkembangan
sektor
pertambangan Batubara dan perkebunan Kelapa Sawit. Selain itu berjalannya otonomi daerah di Kaltim membuka peluang bagi penduduk antar kab/kota lainnya di Kaltim untuk mengisi kesempatan kerja yang diperkirakan masih terbuka.
Tabel 6.2 Perkembangan Sex Ratio Kaltim Hasil Sensus Penduduk 2010 No
Jumlah Penduduk
Kab/Kota
Laki-Laki
1 Berau 2 Bontang
Perempuan
Sex Ratio Total
L
Pertumbuhan Rata-rata per tahun 2000-2010 (%)
P
96,708 72,834
82,736 67,953
179,444 140,787
116.89 107.00
100 100
4.30 3.52
289,560
269,636
559,196
107.00
100
3.20
60,422
52,623
113,045
114.82
100
4.09
5 Kutai Timur
137,882
115,965
253,847
119.00
100
5.70
6 Kutai Barat
87,782
78,152
165,934
112.00
100
2.01
329,992
296,294
626,286
111.37
100
1.47
8 Malinau 9 Nunukan
33,660 75,247
28,763 65,595
62,423 140,842
114.00 114.00
100 100
5.47 5.87
10 Penajam Paser Utara
74,705
67,988
142,693
110.00
100
2.66
11 Samarinda
376,238
349,985
726,223
107.50
100
3.36
12 Tarakan
101,464
91,605
193,069
111.00
100
6.50
3 Balikpapan 4 Bulungan
7 Kutai Kartanegara
Sumber : Hasil Sensus 2010 BPS Kaltim Apabila ditinjau dari perkembangan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) kondisi ketenagakerjaan di Kaltim menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Indikasi ini terlihat dari pencairan JHT secara nominal yang mengalami sedikit penurunan dari Rp 11,95 milyar pada triwulan III-2009 menjadi Rp 11,74 milyar pada triwulan III-2010 atau mengalami penurunan sekitar 1,73% (yoy) (Grafik 6.1). JHT
(Rp. Juta) 20,000
yoy
(%) 300
16,000
200
12,000 100 8,000 0
4,000 0
-100 I
II
III 2008
IV
I
II
III 2009
IV
I
II
III
2010
Grafik 6.1 Perkembangan Jaminan Hari Tua Jamsostek Sumber : PT. Jamsostek Kantor Cabang Samarinda
53
Prospek perekonomian Daerah
6.2 Kesejahteraan Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Kaltim, meningkatnya jumlah penduduk, angka melek huruf dan tingginya kesempatan kerja di Kaltim menjadikan Kaltim sebagai salah satu tujuan para pencari kerja. Upah minimum Provinsi Kaltim di Tahun 2010 sebesar Rp. 1.002.000,- telah disetujui oleh dewan pengupahan Kaltim naik menjadi Rp. 1.084.000,pada tahun 2011. Dengan peningkatan UMP yang akan diikuti oleh peningkatan Upah Minimum Sektoral memberi harapan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Kaltim, dan akan mendukung peningkatan
daya beli masyarakat. Meskipun UMP tersebut
diperkirakan masih jauh untuk menutup biaya hidup di Kaltim tahun 2009 diatas Rp. 3.703.716,- (rata-rata di kota Samarinda, Balikpapan dan Tarakan), diharapkan akan mampu mengurangi tingkat kemiskinan Kaltim. Program-program dukungan pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota antara lain Jamkesmas, Raskin, Tunjangan Melahirkan, Tunjangan Kematian, Bantuan Operasional Sekolah, program beasiswa, dsb, diharapkan dapat meminimalkan gap antara tingkat penghasilan masyarakat Kaltim dan Tingkat kebutuhan biaya hidup minimal di Kaltim . Kondisi kesejahteraan masyarakat Kaltim pada triwulan III 2010 mengalami peningkatan, hal ini disebabkan adanya peningkatan penghasilan masyarakat saat ini. Kondisi tersebut tercermin dari indeks penghasilan saat ini yang sedikit meningkat sebesar dari 145,50 (akhir triwulan II-2010) menjadi 147 (Oktober 2010), begitu juga dengan tingkat ekspektasi penghasilan yang meningkat dari 155,50 (akhir triwulan II-2010) menjadi 156 (Oktober 2010) (Grafik 6.2). Penghasilan masyarakat yang meningkat didukung oleh inflasi yang terkendali sehingga memberikan ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi Kaltim yang positif dan meningkatnya ekspektasi penghasilan ke depan untuk meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat.
200 Penghasilan Saat Ini
Ekspektasi Penghasilan
160 120 80 40 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2008
2009
2010
Grafik 6.2 Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
54
BAB IV
PROSPEK PEREKONOM IA N DA ERA H
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV-2010 Perekonomian
Kalimantan
Timur
pada
triwulan
IV-2010
diperkirakan
akan
mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Oktober 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 147,50. Hal ini dipengaruhi oleh komponenkomponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada di atas level optimis (Grafik 7.1), terutama disebabkan ekspektasi membaiknya kondisi perekonomian dan ketersediaan lapangan kerja. Dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didukung oleh perkembangan positif di sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan masih tinggi karena stabilnya permintaan dan harga komoditas unggulan Kaltim yaitu batubara dan minyak mentah di pasar internasional (Grafik 7.2).
Ekspektasi Penghasilan
Ekspektasi Ekonomi
Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja
Garis 100
180
USD 160
minyak (per-barel)
batubara (per-mt)
140
160
120
140
100
120
80
100
60
80 60
40
40
20
20
1 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2008
2009
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2010
Grafik 7.1 Indeks Ekspektasi Konsumen
Grafik 7.2 Harga Komoditas Minyak dan Batubara
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya tren penurunan beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia seperti jagung dan kedelai, meskipun harga gula mengalami peningkatan (Grafik 7.2). Selain itu berdasarkan pemantauan harga di bulan Oktober, yang dilakukan oleh Disperindagkop Prov. Kalimantan Timur, beberapa komoditas utama atau bahan kebutuhan pokok di kota Samarinda mayoritas mengalami penurunan diantaranya cabe merah besar, bawang merah, daging ayam boiler dan telur ayam (Grafik 7.3 dan Grafik 7.4). Faktor pendorong inflasi pada triwulan depan antara lain belanja akhir tahun pemerintah daerah yang mulai meningkat untuk menambah realisasi
55
Prospek perekonomian Daerah
APBD dan faktor musiman perayaan beberapa hari besar nasional seperti hari raya Idul Adha,
Natal,
dan
Tahun
Baru
masyarakat, terutama akan
yang
diperkirakan
akan
meningkatkan
permintaan
menambah laju inflasi pada kelompok bahan makanan dan
kelompok sandang. (USD) 40
SUGAR
CORN
SOYB
WHEAT
30
20
10
0 1 3 5 7
9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1
2005
2006
3 5 7 9 11 1 3
2007
5 7 9 11 1 3 5
2008
2009
7 9
2010
Grafik 7.3 Harga Komoditas Pangan Dunia
(mtm) 80% 60%
Cabe Merah Besar
Minyak Goreng
Tepung Terigu
Beras Bengawan
Gula Pasir (DN)
Bawang Merah
40% 20% 0% n aJ
b eF
ra r p M A
-20%
ya M
n u J
lu J
gu A
p eS
tc O
vo N
ce D
n aJ
b eF
ra M
2009
rp A
ya M
lu J
n u J
gu A
tc O
p eS
2010
-40%
Grafik 7.4 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1) (mtm)
Daging Ayam Boiler
40%
Telur Ayam Boiler
Daging Sapi
30% 20% 10% 0% -10% -20%
n aJ
b eF
r r a p M A
ya n u M J 2009
l Ju
gu A
p eS
tc O
vo N
ce D
n aJ
b eF
r r a p M A
ya n u M J
l Ju
gu A
p eS
tc O
2010
Grafik 7.5 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2)
56
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH 1. Inflasi dan PDRB INDIKATOR
2009
2009
Total
Q III
2010 Q IV
QI
Q II
Q III
MAKRO EKONOMI Indeks Harga Konsumen (IHK)
121.65
120.88
121.65
124.54
125.03
129.89
Kota Samarinda
121.60
121.25
121.60
124.12
125.04
129.14
Kota Balikpapan
118.55
117.74
118.55
121.57
122.50
127.57
Kota Tarakan
131.39
129.25
131.39
135.19
132.80
139.74
5.96
5.84
7.45
Laju Inflasi Tahunan (yoy,%)
4.30
3.90
4.30
Kota Samarinda
4.06
3.69
4.06
4.65
4.99
6.51
Kota Balikpapan
3.60
3.30
3.60
6.21
6.70
8.35
Kota Tarakan
7.21
6.33
7.21
9.73
6.37
8.12
105,492.98
26,745
27,271
27,558
27,761
27,864
6,813.05
1,666
1,678
1,957
1,860
1,812
Pertambangan & Penggalian
42,859.74
10,902
11,328
11,343
11,462
11,546
Industri Pengolahan
31,447.28
8,013
7,884
7,794
7,822
7,731
PDRB - harga konstan (miliar Rp) Pertanian
Listrik, gas dan air bersih
337.90
86
87
87
88
90
Bangunan
3,901.43
987
1,025
1,040
1,059
1,073
Perdagangan, Hotel dan Restoran
8,877.30
2,245
2,335
2,363
2,427
2,495
Pengangkutan dan Komunikasi
5,851.54
1,484
1,525
1,542
1,581
1,623
Keuangan, Persewaan dan Jasa
3,252.36
824
851
862
882
904
Jasa
2,151.05
539
558
562
572
585
2.25
3.07
5.65
7.30
7.57
4.17
Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta)
9,809.18
2,513.72
2,937.15
2,847.50
3,221.59
3,265.13
Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton)
144,279
39,382
44,379
45,853
45,815
45,398
Nilai Impor Nonmigas (USD juta)
2,681.45
538.00
374.26
425.99
390.07
394.37
655.48
179.26
184.13
260.96
344.30
287.21
Pertumbuhan PDRB (yoy,%)
Volume Impor Nonmigas (ribu ton)
56
2. Perbankan INDIKATOR
2009
2009
Total
Q III
2010 Q IV
QI
Q II
Q III
PERBANKAN Bank Umum: Total Aset (Rp triliun)
53.15
55.68
53.15
60.38
DPK (Rp triliun)
43.70
42.95
43.70
46.58
47.83
49.37
Tabungan (Rp triliun)
18.92
16.07
18.92
18.01
18.65
19.60
Giro (Rp triliun)
12.60
12.58
12.60
14.43
13.46
13.31
Deposito (Rp triliun)
12.19
14.30
12.19
14.15
15.72
16.46
36.42
34.15
36.42
39.81
41.09
46.48
17.00
15.79
17.00
18.36
21.10
22.46
Konsumsi
7.89
7.46
7.89
9.17
10.00
10.45
Investasi
11.53
10.90
11.53
12.27
13.86
13.57
83.34%
79.52%
83.34%
85.46%
85.83%
94.16%
24.98
23.51
24.98
26.30
28.13
30.00
10.31
10.25
10.31
9.98
10.68
11.76
7.99
7.34
7.99
9.07
9.84
10.48
Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek * Modal Kerja
LDR Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab Modal Kerja Konsumsi Investasi LDR
6.68
5.92
57.15%
54.74%
6.68
6.69
57.15%
55.27%
61.81
7.62 58.77%
63.96
7.75 60.76%
Kredit MKM (Rp triliun) Kredit Mikro (
3.98
3.93
3.98
3.74
4.03
4.30
Kredit Modal Kerja
0.56
0.58
0.56
0.55
0.54
0.66
Kredit Investasi
0.14
0.12
0.14
0.09
0.10
0.06
Kredit Konsumsi
3.29
3.22
3.29
3.10
3.39
3.58
5.49
5.09
5.49
6.29
7.06
7.76
Kredit Modal Kerja
1.48
1.55
1.48
1.49
1.53
1.73
Kredit Investasi
0.61
0.57
0.61
0.47
0.52
0.54
Kredit Konsumsi
3.40
2.96
3.40
4.33
5.00
5.49
6.45
6.30
6.45
6.63
7.18
7.68
Kredit Modal Kerja
4.09
4.04
4.09
4.03
4.36
4.73
Kredit Investasi
1.33
1.33
1.33
1.38
1.57
1.71
Kredit Konsumsi
1.03
0.94
1.03
1.22
1.25
1.24
15.92
15.32
15.92
16.66
18.26
19.74
2.56
3.04
2.56
2.41
Total Aset (Rp mi liar)
222.44
202.04
222.44
220.48
234.23
239.78
DPK (Rp miliar)
143.46
129.46
143.46
141.98
150.86
152.71
Tabungan
64.67
50.27
64.67
60.29
58.48
54.89
-
-
-
-
-
78.79
79.19
78.79
81.69
92.38
97.82
Kredit (Rp miliar)
147.93
147.03
147.93
155.47
163.49
166.17
Modal Kerja
83.25
84.52
83.25
85.18
90.51
94.01
Konsumsi
50.40
48.29
50.40
55.44
56.09
54.71
Investasi
14.27
14.22
14.27
14.85
16.89
147.93
147.03
147.93
155.47
Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ? Rp 500 juta) (Rp triliun)
Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ? Rp 5 miliar) (Rp triliun)
Total Kredit MKM (Rp triliun) NPL MKM gross (%)
2.64
2.64
BPR:
Giro Deposito
Kredit UMKM (Rp miliar) Rasio NPL Gross (%) LDR
18.00
12.87
18.00
103.12%
113.57%
103.12%
19.00 109.50%
163.49
-
17.46 166.17
17.62
17.78
108.37%
108.81%
(*) : Data sampai dengan Agustus 2010
57
3. Sistem Pembayaran INDIKATOR
2009 Total
2009 Q III
2010 Q IV
QI
Q II
Q III
SISTEM PEMBAYARAN Posisi Kas Gabungan (Rp triliun)
10.45
2.88
3.62
1.10
Inflow (Rp triliun)
2.31
0.27
0.69
0.66
0.17
0.91
Outflow (Rp triliun)
8.15
2.61
2.93
0.44
1.45
6.606
Pemusnahan Uang (Rp miliar)
491.28
118.00
227.29
233.55
108.39
365.20
Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun)
138.68
35.19
40.57
33.14
40.92
45.603
199,592.00
51,162
56,325
59,876
63289
47135
0.58
0.59
0.68
0.55
0.68
0.76
831.63
853
939
998
1,055
786
Volume Transaksi RTGS (transaksi) Rata-rata harian nominal transaksi RTGS Rata-rata harian volume transaksi RTGS (transaksi) Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) Volume Kliring Kredit (transaksi) Rata-rata harian Nominal Kliring Kredit (Rp triliun) Rata-rata harian Volume Kliring Kredit (transaksi) Nominal Kliring Debet (Rp triliun) Volume Kliring Debet (transaksi) Rata-rata harian Nominal Kliring Debet (Rp triliun) Rata-rata harian Volume Kliring Debet (transaksi) Nominal Kliring Pengembalian (Rp triliun) Volume Kliring Pengembalian Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Volume Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong
1.62
7.52
1.98
0.35
0.65
0.56
0.53
0.55
170,201.00
31,524
50,187
48,089
45306
44083 0.01
0.01
0.006
0.011
0.01
0.01
709.17
525
836
801
755
735
18.18
4.56
4.81
4.74
4.89
4.927
697,674.00
131,839
188,627
190,841
191,645
187,878
0.08
0.076
0.080
0.079
0.082
0.082
2,906.98
2,197
3,144
3,181
3,194
3,131
0.66
0.16
0.18
0.18
16,309.00
3,218
4,840
5,067
4,910
0.01
0.003
0.003
0.003
0.004
0.002
271.82
54
81
84
82
85 0.134
0.22
0.15 5117
0.42
0.08
0.11
0.16
0.19
12,197.00
2,372
3,767
4,119
3824
0.01
0.001
0.002
0.003
0.003
0.002
203.28
40
63
69
64
69
4116
58